Daftar ISi PERUSAHAAN BERKELANJUTAN BERBASIS KINERJA LlNGKUNGAN Masnellyarti Hilman'), Sulistyowati Hanafi2) 1) Deputi VII-KLH 2) Asdep Urusan Pengawasan Lingkungan Hidup-KLH
PENDAHULUAN Isu lingkungan sapt ini menjadi perhatian para pelaku bisnis dan telah menjadi isu global. Kesadaran masyarakat akan pentingnya produk yang aman bagi kesehatan dan ling kung an serta maraknya sertfikasi dan program yang berkaitan dengan "akrab lingkungan" seperti ekolabel, ISO 14000, produk bersih, minimasi limbah, pollution prevention, dan lain-lain mendorong pelaku bisnis berpaya untuk dapat memenuhinya. Hal ini dipandang sebagai suatu peluang untuk memperluas pasar sasaran dari suatu bisnis. Sebagaimana kita ketahui banyak sekali permasalahan lingkungan di masa lalu mapun saat ini yang mengakibatkan dampak secara local dan global, seperti hujan asam, pencemaran laut, kerusakan hutan, pemanasan global, menipisnya lapisan ozon dan sebagainya. Belajar dari pengalaman masa lalu yang pada akhirnya menimbulkan biaya yang sang at besar untuk penanggulangan dan pengendalian permasalahan linhkungan tersebut maka strategi pengelolaan lingkungan berkembang terus agar supaya upaya pengelolaan lingkungan dapat memberikan hasil yang maksimal. Pada awalnya strategi pengelolaan lingkungan didasarkan pada pendekatan carrying capacity approach, akibat terbatasnya daya dukung lingkungan alamiah untuk menetralisir pencemaran yang terus meningkat, maka upaya untuk
SUSTAINABLE BUSINESS DEVELOPMENT Interaksi antara bisnis dan lingkungan adalah dalam penggunaan sumber daya alam pada setiap tahapan aktivitas seperti produksi, distribusi, pemasaran dan konsumsi akhir dari barang dan jasa. Interaksi ini dapat dilihat sebagai simbiosa yang akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak apabila dilakukan aktivitas positif, yaitu tidak hanya lingkung an yang menjadi sumber eksploitasi tetapi juga bagaimana mengelola dampak lingkungan yang terbentuk akibat aktivita bisnis. Lingkungan merupakan suatu tantangan bagi dunia bisnis, dimana bank, asuransi dan investor dapat diyakinkan apabila perusahaan telah mempunyai surat keterangan yang menyatakan tentang risiko lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh
mengondallkan
SUl'.1tu aktlvlt8s
pencemaran
pengelolaan lingkungan, bahkan dengan meningkatnya kesadaran industri akan pentingnya pengelolaan lingkungan, mereka bertindak proaktif didalam mengupayakan pengendalian pencemaran. Dengan berkembangnya strategi pollution prevention maka dilakukan beberapa upaya pendekatn untuk mengimplemantasikan strategi tersebut, yang tujuan akhirnya adalah menghasilkan suatu produk aman dan ramah lingkungan, dimana salah satu pendekatan tersebut adalah konsep greening business.
borubah
dengan pendekatan end of pipe treatment. Pendekatan tersebut ternyata tidak efektif karena pada kenyataannya mengolah limbah hanyalah mengubah bentuk limbah serta memindahkannya dari satu media ke media lainnya dan pada kenyataannya masalah pencemaran dan kerusakan lingkung an masih terus terjadi. Hal itu terjadi karena mahalnya instalasi pengolahan· limbah dan sulitnya pemerintah untuk selalu melakukan pengawasan. Pada era tahun 1990 strategi pengelolaan lingkungan berubah menjadi pollution prevention, dimana pelaku industri dituntut untuk melakukan peran aktif dalam
blsnlenya. Untuk
mencapal
keunggulan bersaing, maka dunia bisnis harus mmpertimbangkan factor lingkungan disamping factor ekonomi dan sobial. Eksploitasi yang berlebihan dari sumber daya alam akan mengakibatkan terganggunya rantai penyediaan bahan baku suatu aktivitas bisnis yang selanjutnya akan menghambat pembangunan berkelanjutan. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan maka strategi bisnis harus difokuskan pad a pengelolaan ekosistem dan menciptakan perekonomian yang berwawasan lingkungan (eco-efficiency).
1
Suatu korporasi/bisnis dapat berkelanjutan apabila hal-hal yang berkaitan dengan visi, input, proses dan output dapat meminimalkan dampak yang terjadi terhadap lingkungan dan kesehatan. Dengan demikian suatu bisnis harus dapat memainkan peranan penting dalam konservasi sumber daya alam dan bertangung jawab dalam melindungi sumber daya alam tersebut. Beberapa aspek yang perlu dikembangkan untuk mencapai korporasi/bisnis yang berkelanjutan adalah sebagai berikut : 1. Memperluas mlSI dari kinerja berwawasan ekonomi menjadi klnerJa berwawasan ekologi sehingga menjadi suatu bisnis berkelanjutan secara ekologi. 2. Memperkenalkan program pengelolaan ling kung an yang komprehensif dan terintegrasi yaitu strategi, produk, system produksi dan pelaksanaan pengelolaan limbah yang aman lingkungan, selanjutnya ditetapkan sebgai pioritas utama korporat. 3. Berperan aktif dalam menyelesaikan masalah lingkungan global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, yang meliputi keamanan produk yang dikonsumsi manusia (makanan), proteksi ekosistem, mengurangi populasi dan konservasi energi dan sumber daya alam. 4. Meningkatkan kebijaksanaan, program dan kinerja yang berwawasan lingkungan untuk dapat memenuhi keinginan konsumen dan masyarakat yang telah sadar lingkung an. 5. Mengedukasi seluruh karyawan agar mempunyai motivasi bertanggung jawab terhadap lingkungan dalam melaksanakan setiap aktivitasnya. 6. Membuat penilaian tentang dampak lingkungan yang akan ditimbulkan oleh suatu proyek baru sebelum aktivitas berjalan. 7. Mengembangkan produk dan jasa yang aman bagi lingkungan, efisien dalam penggunaan energi dan sumber daya alam dan dimungkinkan untuk di daur ulang atau dibuang secara aman. 8. Mengembangkan fasilitas dan operasi dengan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, meminimalkan dampak dan limbah ya dihasilkan serta merencanakan
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
pembuangan akhir residu limbah yang aman lingkungan. Melakukan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan bahan baku, proses, prod uk, kemasan, pengelolaan limbah, transpotasi, distribusi dalam rangka ecoefficiency. Melakukan modifikasi proses, pemasaran, atau penggunaan prdduk yang dapat mencegah kerusakan lingkungan. Mendorong kontraktor dan suplaier dalam mengembangkan bisnis berwawasan lingkungan. Mengembangkan dan mencegah terlepasnya 83 ke lingkungan dengan menerapkan chemical management. MengkOntribusikan teknologi dan metode manajemen berwawasan lingkungan melalui industri dan sector publik. Mengkontribusikan pengembangan kebijakan dan program-program bisnis untuk meningkatkan kesadaran dan proteksi terhadap lingkungan. Menjadi mediator dalam dialog dengan mayarakat dan karyawan dalam mengantisipasi dan merespon hal-hal yang berkaitan dengan bahan baku yang berpotensi 83 serta dampaknya terhadap operasi, produk, limbah dan perpindahan lintas batas. Mantaati semua peraturan yang berkaitan dengan aspek lingkungan dan secara rutin membuat laporan pelaksanaan- nya untuk disampaikan pada institusi yang berwenan!).
Tantangan yang dihadapi oleh bisnis/korporat saat ini adalah bagaimana merealisasikan ke 16 butir diatas agar keberlanjutan/kesinambungan bisnisnya dapat tercapai dan hal tersebut sangat erat kaitannya dengan respon suatu perusahaan terhadap masalah lingkungan. Dengan demikian sangatlah penting bagi pelaku bisnis untuk mengubah perhatiannya terhadap pengelolaan sumber daya alam dan ekosistem serta menciptakan ekonomi yang berwawasan Hngkungan. Pendekatan yang dilakukan oleh pelaku bisnis untuk mempertahankan kesinambungan dalam aktivitasnya yang berwawasan lingkungan dikenal dengan "bisnis hijau". Untuk dapat merealisasikan bisnis berkesinambungan yang berwawasan lingkungan maka perusahaan harus segera menciptakan suatu rencana aksi yang meliputi :
2
Mengedukasi karyawan dan masyarakat sekitar perusahaannya dan secara rutin melakukan dialog terbuka tentang masalah-masalah social, lingkungan dan ekonomi.
4.
KepKa Bapedal no. 056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. 5.. KepKa Bapedal no. 105 tahun 1997 tentang Panduan Pemantauan Pelaksanaa Rencana Pengelofaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). 6. Surat edaran MenNeg. LH no. B1234/MENLH/08/1999 tentang Kegiatan Wajib UKL dan UPL. 7. KepMen. LH no. 3 tahun 2000 tentang jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL. 8. KepKa Bapedal no. 08 tahun 2000 tentang keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL. 9. Peraturan pemerintah nO.18 tahun 1999 jo.no. 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3. 10. Keppres no. 61 tahun 1993 tentang Rativikasi Konvensi Basel. 11. KepKa Bapedal no. 68 tentang tatacara memperoleh ijin pengelolaan limbah B3. 12. KepKa Bapedal no. 01 sid 05 tahun 1995 tentang Pengelolaan Limbah B3. 13. KepKa Bapedal no. 255 tahun 1996 tentang tatacara dan persyaratan penyimpanan dan pengumpulan minyak pelumas bekas. 14. Peraturan pemerintah no. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air. 15. KepMen. LH no 51 tahun 1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri. 16. KepMen. LH no. 58 tahun 1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit. 17. Ken Men. LH no. 42 tahun 1996 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak, gas dan panas bumi. 18. KepMen. LH no. 03 tahun 1998 tentang baku mutu limbah bagi kawasan industri. 19. Peraturan pemerintah no. 19 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan laut. 20. Peraturan pemerintah no. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara. 21. KepMen. LH no. 35 tahun 1993 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor. 22. KepMen. LH no 48 tahun 1996 tentang baku tingkat kebisingan. 23. KepMen. LH no. 49 tahun 1996 ten tang bau tingkat getaran.
Perusahaan secara agresif harus melakukan energi konservasi dan melakukan pengelolaan dan pengawasan terhadap limbah dan emisi yang dhasilkan, dengan cara menetapkan target yang harus dicapai untuk setiap periode dan dilakukan pemantauan secara rutin untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai. Perusahaan bertanggung jawab terhadap bahan baku dan produk sejak awal sampai dengan proses pembuangan akhirnya.
PENGELOLAAN L1MBAH Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa strategi dalam pengelolaan limbah saat ini adalah pollution prevention yang menuntut peran aktif dari pelaku bisnis dalam upaya pengelolaan lingkungan. Namun demikian strategi end-off pipe treatment dengan pendekatan command and control belum sepenuhnya ditinggalkan, sebagaimana masih diterapkan di Indonesia. Pendekatan command and control dimana pemerintah menetapkan baku mutu limbah yang akan dibuang ke lingkung an dan penghasil limbah diwajibkan untuk mentaatinya serta adanya sanksi apabila tidak mentaatinya ternyata tidak sepenuhnya dapat diimplemantasikan. Hal ini disebabkan kurangnya informasi dan kurang tepatnya system yang digunakan dalam penentuan baku mutu maupun analisis yang dilakukan oleh lab. Sejak dibentuknya institusi yang mempunyai tanOQuno jawob dalam bidang pngelolaan lingkungan pada tahun 1978, maka telah ditetapkan beberapa peraturan termasuk baku mutu (standars) dan petunjuk teknis yang harus dipenuhi oleh pelaku bisnis didalam mengelola lingkungan adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. Peraturan pemerintah no. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 3. KepMen LH no. 42 tahun 1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan.
3
Selama ini pelaku bisnis menganggap biaya pengelolaan lingkungan yang harus ditanggung oleh perusahaan tidak ada (zero cost), hal ini disebabkan limbah yang dihasilkan dari aktivitasnyadibuang langsung ke lingkungan tanpa pengelolaan yang mengikuti kaidah-kaidah lingkungan. Dengan adanya ketentuan tentang baku mutu, tentu saja membuat pelaku bisnis belum sepenuhnya dapat menerima dikarenakan adanya biaya yang harus dikeluarkan untuk pengolahan limbah yang berarti akan menambah biaya produksi yang pada akhirnya akan mengurangi keuntungan perusahaan. Oleh karena kurangnya informasi dan rendahnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah, sampai dengan saat ini jumlah industri yang taat terhadap ketentuan baku mutu limbah di Indonesia relatif masih sangat rendah. Beberapa negara maju dan sebagian negara berkembang telah mengembangkan pendekatan baku mutu (standard) dengan pendekatan instrumen ekonomi terhadap kebijakan lingkungan. Diharapkan dengan pendekatan tersebut akan mengubah pola piker pelaku bisnis dalam memandang perlunya pengelolaan lingkungan dalam aktivitasnya dan utamanya menyadarkan mereka akan kondisi pasar yang saat ini menuntut produk yang berwawasan lingkungan. Selanjutnya diharapkan pelaku bisnis segera menetapkan produksi bersih pada aktivitas bisnisnya. Sampai dengan saat ini tipe-tipe instrumen ekonomi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut : Material levy, yaitu pajak yang dikenakan pad a bahan baku (proses dan/atau kemasan) yang bersifat B3. Product charge, yaitu pajak yang dikenakan pada produk yang kemasannya mempunyai dampak lingkungan yang potensial sehingga memerlukan pembuangan akhir yang khusus.
24. KepMen. LH no. 50 tahun 1996 tentang baku tingkat kebauan. 25. KepKa Bapedal no. 203 tahun 1996 tentang pedoman teknis pengendalian pencemaran udara sumber tidak bergerak. Sejak adanya baku mutu limbah cair dan emisi untuk berbagai kegiatan industri, seharusnya kondisi lingkungan di Indonesia sudah lebih membaik, ternyata hal ini belum sepenuhnya dapat dirasakan. Hal ini disebabkan implementasi peraturan tersebut tidak mudah dikarenakan adanya beberapa kendala yang dihadapi oleh pelaku bisnis maupun pemerintah sebagai institusi pengawas. Kendala-kendala tersebut antara lain: Adanya prinsip bahwa baku mutu limbah diberlakukan sama bagi setiap kegiatan yang menghasilkan limbah, tidak ad pengecualian bagi industri keci!. Perlakuan terhadap semua limbah sama, tidak ada pengecualian bagi volume limbah yang sangat besar ataupun lokasi kegiatan yang sangat sulit terjangkau. Tingkat kesadaran pelaku bisnis yang menghasilkan limbah masih rendah, yang menganggap pengelolaan limbah berakibat langsung (mengurangi) terhadap profit yang akan diterima. Para stakeholder belum memiliki komitmen yang mendorong pelaku bisnis untuk segera mentaati peraturan pengelolaan lingkungan. Lab yang memadai dalam melakukan analisis parameter-parameter yang terdapat dalam baku mutu limbah cair maupun emisi udara masih sangat terbatas. Lemahnya law enforcement dari pemerintah terhadap pelanggarpelanggar pelaku bisnis. Sasaran sosialisasi peraturan pemerintah sering kali tidak tepat, sehingga substansi peraturan hanya menjadi tambahan pengetahuan tanpa adanya upaya untuk diimplematasikan oleh pelaku bisnis. Institusi yang bertanggung jawab dalam pengendalian dampak lingkungan tidak mempunyai kewenangan dalam menutup/memberhentikan aktivitas pelaku bisnis yang melanggar baku mutu limbah.
Waste disposal charge, yaitu pajak yang harus dikenakan pada pengelolaan fasilitas landfill yang akan digunakan oleh pemerintah untuk membiayai masalah social dan pemantauan yang berkaitan dengan pengoperasian landfill. Deposit-refund, yaitu kombinasi antara pajak dan subsidi biasanya diberikan pada pelaku bisnis yang melakukan daur ulang atau penimbunan yang aman lingkungan.
4
pengelolaan bahan baku, pengolahan limbah, penggunaan sumber daya alam yang efektif, penggunaan teknologi produksi yang menghasilkan limbah minimal serta menetapkan komitmen kesadaran lingkungan bagi seluruh karyawan dalam organisasinya. Berdasarkan pengalaman dari beberapa indusrtri maka ada 4 alasan yang menjadi penyebab industri meletakkan masalah lingkungan sebagai aspek yang penting dalam usahanya, yaitu :
Pengelolaan limbah industri (terintegrasi terpisah) di Indonesia saat ini masih sangat rendah presentasinya dibandingkan dengan jumlah total industri yang ada. Industri dengan status PMA (USA, Australia, Jepang dan Eropa) tingkat ketaatannya dalam pengelolaan limbah dan lingkungan pada umumnya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan industri PMA (India, Korea, Taiwan dan Cina) dan industri PMDN. Karena lemahnya penegakan hukum di Indonesia maka banyak industri yang pada awalnya mengabaikan masalah pengelolaan limbah pada khususnya dan pengelolaan lingkungan pada umumnya, setelah adanya keluhan masyarakat akibat dampak dari aktivitasnya biasanya pelaku bisnis baru menyadari perlunya pengelolaan limbah (PT. Acidatama, Indo Barat Rayon, Inti Indo Rayon, Maspion dll.). Namun demikian banyak pia industri yang berusaha mentaati peraturan pengelolaan lingkungan meskipun industri sejenisnya belum melakukan hal tersebut (PT. Jawa Power, PEC, Semen Tonasa, Nasional Gobel dll.). Selain itu ada pula aktivitas yang berdampak penting terhadap lingkungan, tetapi karena volume limbah yang dihasilkan sangat besar dan lokasi sang at sulit terjangkau maka pengelolaan limbah belum sepenuhnya memenuhi ketentuan yang ada, untuk hal ini harus ditetapkan solusi nterbaiknya agar pengelolaan limbah tetap dilaksanakan (kegiatan pertambangan). dan/atau
1. Lingkungan dan efisiensi Dengan adanya kesadaran bahwa sumber daya alam (materi dan energi) sangat terbatas, maka apapun juga harus dilakukan untuk mengurangi penggunaannya. Oleh sebab itu industri harus mengupayakan daur ulang dan melakukan efisiensi dalam penggunaan setiap material dan energi dalam proses produksinya, yang mana hal tersebut mempunyai implikasi pad a pengurangan biaya produksi. Program "produk bersih" harus segera dicanangkan, sehingga jumlah limbah yang dihasilkan seminimal mung kin, dan jika dimungkinkan zero emission. Hal lain yang cukup efektif adalah dengan menempelkan slogan-slogan yang mengingatkan hubungan antara efisiensi dengan lingkungan seperti: SMART (save money and reduce toxic), WOW (wipe out waste).
2. Image lingkungan BISNIS HIJAU Serba hijau menjadi trendmasa kini, mulai dari green label, green product, green consumer, green business, green packaging dan sebagainya. Semua ini sangat erat kaitannya dengan masalah pengelolaan lingkungan yang telah menjadi tuntutan pasar demi keselamatan dan kelestarian IIngkungan, Jika dibundingkan dengan 10 tahun yang lalu, dimana isu lingkungan hanya tanggung jawab staf lingkungan maka saat ini setiap karyawan dalam suatu aktivitas bisnis sudah mulai memahami apa dan mengapa perlunya pengelolaan lingkungan dan ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Green business management adalah strategi pengelolaan lingkungan yang terpadu yang meliputi pengembangan struktur organisasi, system dan budaya dalam suatu kompetensi hijau dengan cara menetapkan dan mentaati seluruh peraturan tentang pengelolaan lingkungan, termasuk
Mempunyai sikap positif terhadap lingkungan merupan suatu hal yang baik untuk dapat menumbuhkan image yang selanjutnya untuk memperbesar market share. Memperluas pasar dengan greening image akan tercapai apabila konsumen telah bernuansa "hijau" pula. Hal ini dapat dimulai dengan meng"hijau"kan karyawan dari perusahaan itu tJendiri, sahingga muncul image "perusahaan hijau", kemudian mensosialisasikan kepada masyarakat dengan memasarkan "produk hijau".
3. Lingkungan dan peluang pasar Dengan adanya tuntutan pasar terhadap pelaku bisnis dan dunia usaha dalam hal system manajemen lingkungan (SML) yang selanjutnya dikembangkan menjadi pemberian sertifikasi ISO 14001, maka hal ini memberikan dampak positif pada dunia usaha. Bisnis dalam bidang instalasi pengolahan limbah, peralatan pengendalian pencemaran udara, teknologi aur ulang,
5
desain container kemasan merupakan suatu peluang pada masa transisi pengelolaan lingkungan dan strategi end-off pipe treatment menjadi waste reduction at source.
Menyebar luaskan teknologi dan manejemen berwawasan lingkungan pada seluruh perusahaannya diseluruh dunia terutama pad a negar-negara berkembang. Menciptakan safety zone yang dilengkapi dengan fasilitas infrastruktur untuk mendukung operasi perusahaan.
peraturan Ketaatan terhadap lingkungan Meskipun law enforcement pemerintah masih lemah, namun demikian apabila terjadi pelanggaran dalam pengelolaan lingkungan ataupun adanya pengaduan masyarakat akibat dampak dari suatu aktivitas industri, maka akan berdampak negatif terhadap reputasi industri tersebut. Selain itu organisasi lingkungan local dan internasional akan bereaksl keras apablla terJadl pelanggaran terhadap peraturan lingkungan. Hal in! terjadi pada kasus PT. Freeport Indonesia, PT. Newmont dll. Oleh sebab itu ketaatan terhadapsetiap peraturan lingkungan secara productif sang at dianjurkan agar peluang untuk memperluas pasar sasaran dari bidang usaha tidak terganggu. Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa bisnis hijau adalah trend saat ini, yang mana untuk mencapai hal tersebut harus ada interaksi antara ekonomi dan ekologi. Hal ini disebabkan karena adanya dampak terhadap sumber daya alam dan sumber daya manusia dari setiap aspek dari suatu aktivitas perusahaanJindustri. Untk mencapai tujuannya, maka suatu perusahaan harus menciptakan system input, process dan output yang terintegrasi sehingga memungkinkan tercapainya suatu perusahaan hijau secara komprehensif. Untuk menjadi perusahaan hijau, maka beberapa hal dibawah ini perlu mendapat perhatian, yaitu : mengembangkan produk, keasan dan system operasi sesuai dengan sumber daya alam yang tersedia. Melakukan pemilihan lokasi fasilitas produksi yang dapat meminimalkan transportasi dalam setiap aktivitasnya serta mengupayakan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable). Menggunakan teknologi yang dapat daya alam menggunakan sumber energi serta setempatdan hemat menghasilkan seminimal mung kin limbah. Mengimplementasikan standar lingkungan, keselamatan kerja dan kesehatan yang biasa digunakan secara internasional maupun local.
4.
Bisnis hijau ini apabila dilakukan dengan benar akan merupakan investasi yang memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan bisnis konvensional. Keuntungan dari "bisnis hijau" adalah : Mengurangi biaya operasi dengan mengefislensikan eksploltasl sumber daya alam yaitu dengan mengurangi jumlah limbah yang terbentuk, meminimalkan konservasi energi, melakukan daur ulang dan memperpanjang siklus bahan baku yang digunakan. Menciptakan keunggulan bersaing da dapat mempertahankan kesetiaan pelaggan, karena dapat memenuhi keinginan pelanggan akan produk dan kemasan yang ramah lingkungan. Dapat menciptakan strategi lingkungan yang umik dan sukar ditiru sehingga menjadi perusahaan yang berbeda dan menjadi pemimpin dalam perusahaan berwawasan lingkungan. Membantu perusahaan melakukan ekspansi ke pasar global. Meningkatkan image perusahaan dan hubungan baik dengan masyarakat. Memperkecil resiko Ijngkungan jangka panjang yang berkaitan dengan kerusakan sumber daya alam, konservasi energi dan pengendalian pencemaran serta pengelolaan limbah. Memberikan keuntungan bagi ekosistem dan komunitas dimana perusahaan itu beroperasi. Jika dipandang dari sudut etika merupakan sesuatu yang sangat diinginkan dan tudak dapat dihindari. Menjadikan perusahaan selangkah lebih maju dalam mentaati peraturan lingkungan. Contoh-contoh perusahaan yang te!ah memperoleh predikat "bisnis hijau":
1. The Body Shop Perusahaan telah menyadari perlunya proteksi lingkungan dan kesinambungan
6
meliputi konsumen, suplaier, distributor dan pemerintah. Menetapkan sasaran zero pollution dengan melakukan peningkatan kinerja dalam hal, pengelolaan lingkungan dan selalumengukur setiap kemajuan kinerja.
yang berwawasan lingkungan, oleh sebab itu kedua hal tersebut menjadi bagian dari misi dan visi perusahaan. Adanya konsistensi yang tinggi terhadap nilai-nilai lingkungan yang meliputi seluruh aspek yang ada dalam perusahaan (pengembangan produk, poduksi, pengelolaan energi da limbah, proteksi konsumen, kebijakan lingkungan dan social). Komitmen dari seluruh karyawan akan tanggung jawab lingkungan harus terus didukung oleh pimpinan yang karismatik. Keuntungan perusahaan dialihkan menjadi program program social dan lingkungan. Menggunakan teknologi sederhana yang menggunakan sumber daya yang dapat diperbaharui. "bisnis hijau" merupakan keunggulan bersaing yang efektif dan telah menjadikan perusahaan sukses secara global.
2. Protect
&
3. Loblow International Mercants Sebagai suatu perusahaan retail, maka strategi yang digunakan untuk membangun "bisnis hijau" melalui pendekatan product line yaitu perusahaan menetapkan sejumlh produk yang ramah lingkungan sebanyak 15% dari total produk yang dipasarkan. Strategi ini berdampak langsung terhadap peningkatan keuntungan dan market share dalam bisnis retail. Atribut lingkungan pada produk dan kemasan merupakan keunggulan dalam strategi bersaing. Secar umum variable-variabel marketing (produk, kemasan, harga, promosi, distribusi) dan jenis manejemen yang dipakai merupakan suatu alat yang unggul dalam mengimplementasikan program lingkungan. Mengupayakan supplier menciptakan produk dan kemasan yang ramah lingkungan. Mengembangkan orientasi vendor agar memiliki kebijakan yang berwawasan lingkungan, sehingga kebijaksanaan-kebijaksanaanya dapat mempengaruhi antara lain: penggunaan sumber daya energi, spesifikasi produk dan kemasan serta program pengelolaan limbah. Untuk meningkatkan kredibilitas peusahaan di mata konsumen, diadakan diskusi interaktif dengan masyarakat.
Gamble Inc.
Strategi perusahaan untuk menjadi"bisnis hijau" melalui total system approach yaitu melakukan perubahan system pad a seluruh bagian yang ada meliputi penggunaan sumber daya alam, desain produk, kemasan, produksi, transportasi dan pengolahan limbah. Filosofi yang digunakan adalah Total Quality Environment Management, dan hal ini menjadi kerangka kerja yang terintegrasi pad a seluruh asosiasi perusahaan. Kunci sukses dalam menyelesaikan masalah lingkungan adalah melakukan inovasi teknologi dan penelitian ilmiah mengenai pencemaran prod uk, kemasan dan proses produksi. Untuk memulai pro[]ram linokuncan perusahaan memberlkan kesempatan, insentif dan penghargaan pada setiap karyawannya yang melakukan upaya pengelolaan lingkungan. Mulai dari karyawan terendah sampai dengan top manejemen bertanggung jawab atas keberhasilan program lingkungan. Secara terus menerus berupaya menetapkan standar dan sistematika operasi untuk meningkatkan efsiensi dalam kaitannya dengan pnyelesaian masalah lingkungan. Melibatkan seluruh stake holder dalam upaya pengelolaan lingkungan yang
4. The 3M Company Tema cost effective green technology menjembatani perusahaan untuk berwawasan lingkungan. Perusahaan mengembangkan teknologi baru ang dapat meminimalkan penggunaa sumber daya alam, mengurangi polusi, minimalisasi limbah dan daur ulang limbah. Memperkenalkan program 3P (pollution prevention pays) yaitu mencegah polusi pada sumbernya, untuk menghindari biaya pengelolaan limbah yang relatif besar. Dalam 15 tahun pertama, perusahaan berhasil mengurangi 123000 ton limbah ke udara, 16400 ton limbah
7
cairo 409000 ton limbah padat dan hal ini identik dengan perusahaan dapat menghemat biaya sebesar $500 juta. Perusahaan memotivasi seluruh karyawannya untuk terJibat dalam pengelolaan lingkungan dan memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi. Mendirikan 2 divisi yang terpisah untuk menangani masalah pengelolaan Environmental Jingkungan. yaitu dan Pollution Engineering Division Control Division.
manejemen sampai dengan karyawan yang langsung terlibat dalam aktivitas bisnis sehari-hari. 4. Pendekatan command and control dalam hal memenuhi kualitas efluen dan emisi yang dikeluarkan oleh aktivitas industri sudah harus ditinggalkan dan beraJih ke pendekatan pollution prevention. 5. Mengeliminasi limbah pada sumbernya adalah lebih baik dari pada mengolahn limbah untuk memenuhi standar. Untuk mencapai hal tersebut dapat dilakukan dengan menetapkan program-program pencegahan encemaran dan pengembangan produk dan kemasan yang ramah lingkungan. 6. Untuk mencapai bisnis berkelanjutan, perusahaan harus menciptakan suatu system berwawasan lingkungan yang komprehensif dalam hal penggunaan/pemilihan bahan baku, proses/teknologi yang digunakan. produk yang aman bagi mahluk hidup pada khususnya dan aman bagi lingkungan pad a umumnya serta pengelolaan limbah yang dihasilkan. 7. Bisnis hijau akan berhasil apabila masalah pengelolaan lingkung an tercakup dalam visi dan misi perusahaan.
KESIMPULAN 1. Kunci sukses pelaku bisnis untuk dapat bersaing dalam pasar global adala menempatkan isu lingkungan pad a kegiatan bisnisnya dengan menghasilkan produk yang aman bagi konsumen dan lingkungan. 2. Untuk mencapai bisnis yang berkesinambungan. maka masalah ekonomi harus dikaitkan dengan masalah social dan lingkungan. dan merupakan proteksi dan kesinambungan Jingkungan sebagi bagian dari vis; dan misi perusahaan. 3. Masalah lingkungan harus menjadi tanggung jawab semua pihak. dalam dunia bisnis menjadi tanggung jawab top
Daftar ISi
8