“MASALAH KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA”
Disusun oleh : Nama : Tunas Asa Roestianto Nim : 11.12.5861 Kelompok : I ( BANGSA ) Jurusan : Sistem Informasi Dosen : Drs. Muhammad Idris P , MM
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Jl. Ringroad utara Condongcatur,Depok, Sleman,Yogyakarta Telp (0274) 884 201-204,www.amikom.ac.id
“MASALAH KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA”
Disusun oleh : Nama : Tunas Asa Roestianto Nim : 11.12.5861 Kelompok : I ( BANGSA ) Jurusan : Sistem Informasi Dosen : Drs. Muhammad Idris P , MM
BAB I
PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan budaya,adat hingga kualitas pendidikan masing-masing daerah di Indonesia. Pendidikan yang seharusnya menjadi hak wajib bagi setiap warga negara Indonesia hingga kini masih belum bisa dirasakan secara merata bagiwarganya. Hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas pendidikan dari tahun ketahuan untuk seluruh Indonesia. Walaupun tidak semua daerah menurun tetapi hal ini menjadikan pendidikan di Indonesia tidak merata. Ketidak merataan ini akan menjadi masalah kompleks yang akan menjadi sulit jika tidak segera diselesaikan oleh tiap-tiap Individu. Indonesia adalah negara berkembang yang masih dalam proses pembanguna , tapi porsi di bidang pendidikan masih kurang dari cukup, terutama untuk daerah tertinggal. Masyarakat di daerah tersebut masih terbengkalai dalakm urusan Pendidikan wajib yang diprogramkan oleh pemerintah Indonesia sendiri. Dalam masalah ini mutu pendidikan akan mengakibatkan turunnya kualitas SDM masyarakat Indonesia. Di era Globalisasi ini gelombang arus kemajuan teknologi yang kuat menempatkan Indonesia tidak lagi berdiri sendiri, Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain. Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan, mutu pendidikan yang rendah, kualitas pendidikan yang jauh dari kata memuaskan, hal ini ditambah lagi dengan minimnya sarana dan prasarana pendidikan yang layak bagi setiap warganya. Bahakan di daaerah tertentu terlihat jelas masih banyak warga Indonesia yang belum mendapatkan pendidikan sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan Tujuan Negara yang tercamtum di dalam UndangUndang Dasar 1945. Sistem pendidikan di indonesia selalu masih disesuaikan dengan kondisi politik dan sistem birokrasi yang ada, padahal hal itu bukanlah masalah utama, yang terpenting adalah bagaimana bukti terealisasinya di kehidupan pendidikan yang nyata termasuk kurangnya pemerataan pendidikan dan mutu pendidikan di daerah-daerah trertinggal yang masih jauh dari kata standar nasional yang telah di nberlakukan di daerahdaerah kawasan pendidikan yang sudah sangat maju, di bandingkan daerah tersebut.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa penyebab ketidakmerataan mutu pendidikan di Indonesia? 2. Bagaimana Kualitas Pendidikan di Indonesia sekarang ini? 3. Bagaimana solusi dalam mengatasi permasalahan-permasalahan kualitas pendidikan di indonesia?
3. PENDEKATAN - SECARA HISTORIS Asal mula pancasila secara lahir merupakan bagian dari perjuangan negara Indonesia, yaitu berupa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. nilai-nilai Pancasila bermula dari tradisi hidup-berdampingan(antar-yang-berbeda agama), toleransi umat beragama, persamaan haluan politik yang anti-penjajahan untuk mencita-citakan kemerdekaan, gerakan nasionalisme, dan sebagainya. Yang kesemuanya telah hidup dalam adat, kebiasaan, kebudayaan, dan agama-agama bangsa Indonesia. -
SECARA SOSIOLOGIS
Pancasila sebagai pedoman dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan yang tercantum dalam pembukaan undang-undang dasar negara indonesia. Implementasi nilai-nilai pancasila dalam hal ini seperti : Mementingkan kepentingan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan Memperdulikan dampak yang akan di timbulkan dari setiap pengambilan keputusan yang ada Dalam
mencapai
tujuan
negara
„mencerdaskan
kehidupan
bangsa‟
harus
memperhatikan semua aspek yang terkandung dalam niilai-nilai pancasila. Hal tersebut juga perludi sosialisasikan dan dimplementasikan sepada masyarakat Indonesia agar nantinya di era global seperti sekarang ini dapat memiliki Visi dan Misi untuk mencapai tujuan tersebut. -
SECARA YURIDIS
Untuk mengatur sistem pendidikan di indonesia, dan masyarakat mendapatkan hak yang sesuai dan sama dalam pendidikan, yang diatur dalam : Pasal 31 (1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang. (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilainilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Dengan adanya aturan yang memuat itu, secara tidak langsung masyarakat akan mendapatakan hak yang sama dan memiliki kewajiban untuk mendapatkan pendidikan yang setara.
BAB II PEMBAHASAN
A. PENYEBAB KETIDAKMERATAAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA A.1 FAKTOR GREOGRAFIS Faktor geografis di indonesia sangat memungkinkan terjadinya banyak perbedaan antara daerah satu dengan daerah lainnya, dan dalam hal ini adalah perbedaan standar kualitas di daerah. Wilayah Indonesia sangat luas terjajar oleh berbagai pulau yang terhubung dengan lautan mengakibatkan Indonesia memiliki daerah yang maju di pendidikan maupun ada daerah yang tertinggal di dunia pendidikan seperti yang kita lihat sekarang ini. Daerah Indonesia tidak semuanya mempunyai standar pendidikan
yang sama, sehingga
mengakibatkan turunnya mutu pendidikan setiap SDM satu sama lainnya. Hal ini tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila, yang mewajibkan setiap warga negara indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang sama. Masalah geografis menjadi kendala yang cukup signifikan, karena sikap pemerintah sendiri yang kurang memeratakan standar pendidikan antara daerah satu dengan yang laennya. Faktor geografis juga menghasilkan budaya dan adat yang berbeda dari dulunya sehingga masyarakat yang menempati daerah tersebut mempunyai daya pikir, adat, dan budaya yang mempengaruhi kualitas pendidikan di daerah yang mereka tinggali, imbasnya adalah negara kita yang memiliki SDM yang tidak merata akibat dari perbedaan strata pendidikan yang dimiliki oleh SDM yang ada di berbagai daerah. Indonesia adalah negara kestuan yang berpedoman dengan pancasila yang memililki nilai-nilai pancsila yang sesuai di kehidupan ini, akan tetapi masih jauh dari kata terealisasi apa yang menjadi pedoman bangsa ini terutama apabilamenyangkut masalah pendidikan. Masalah geografis yang sekiranya tidak menjadi masalah kini menjadi satu permasalahan yang kompleks, yang menjadikan turunnya kualitas pendidikan di Indonesia, karena hingga detik ini lembaga yang engatur sistem pendidikan di negara kita masih kurang peka terhadap potensi-potensi yang ada di daerah yang kurang terexplore sehingga hanya daera-daerah tertentu yang sudah maju yang dapat memiliki standar yang berkompeten. Dan masyarakat di daerah yang merasa kurang harus jauh-jauh menuntut ilmu ke daerah yang memiliki standar yang sesuai.
A.2 KURANGNYA SARANA PRASARANA YANG MEMADAI Dalam hal ini sudah terlihat dengan jelas,bahkan tidak hanya di kota kecil akan tetapi di kota besar saja masih banyak sarana prasarana yang masih jauh dari kata memadai. Minimnya fasilitas penunjang kualitas pendidikan di Indonesia, rendahnya kualitas fisik sekolah membuat ketidaknyamanan proses belajar mengajar dan hal ini sangat berpengaruh dengan hasil yang dihasilkan proses belajar mengajar tersebut sehingga menjadi kurang dan turunnya mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Berbagai sarana prasarana yang sangat membantu proses belajar-mengajar masih kurang perhatian oleh banyak khalayak. Banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya. A.3 MAHALNYA BIAYA PENDIDIKAN Pendidikan bermutu itu mahal. Ya, kalimat ini sering muncul di tempat pendidikan yang mempunyai fasilitas dan mut pendidikan yang baik. Mahalnya biaya seolah-olah untuk mengganti biaya kelengkapan fasilitas, dan harus dibayarkan oleh masyarakat yang menggunakannya. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Hal ini mengakibatkan perbedaan derajat dan perbedaan kualitas setiap Individu yang berimbas dengan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia karena faktor Individu yang tidak dapat mengikuti pendidikan sesuai standar yang ditentukan. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Kebijakan ini mengakibatkan setiap sekolah mempunyai kebebasan dalam pencarian modal untuk memajukan mutu pendidikannya, berbagai pungutan dilakukan untuk mendapatkan hal tersebut, yang terkadang memberatkan banyak masyarakat dalam pembayaran yang mempunya hukum wajib harus membayar hanya untuk mendapatkan kesetaraan mutu, kualitas, dan fasilitas yang sama.
A.4 RENDAHNYA KUALITAS PRESTASI SISWA Dengan keadaan yang demikian itu (faktor geografis,rendahnya sarana fisik,mahalnya biaya pendidikan) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Anak-anak Indonesia menjadi turun kualitasnya karena berbagai kendala yang ditimbulkan. Dari tingkat dini anakanak indonesia kurang mendapatkan porsi pendidikan yang sesuai dengan standar internasinal yang kedepannya di harapkan akan mendapatkan SDM yang mampu bersaing dengan dunia luar. Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda. Sistem yang demikian di Indonesia diterapkan sejak mereka masuk sekolah dasar dan hingga ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga menghambat proses dan cara berfikir anak-anak indonesia yang menjadi memililki kecenderungan berfikirdengan menghapal dan jarang menggunakan penalaran.
B. KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA SAAT INI Di jaman sekarang ini, kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata memuaskan. Maish banyak daerah tertinggal dan masyarakat tertinggal bahkan tak pelak hampir 25% masyarakat di Indonesia tidak dapat membaca dan menulis. Ironi memang jika mendengar kata itu, akan tetapi juga tidak bisa menyalahkan sepihak saja, karena masalah ini sudah menjadi kompleks. Banyak halangan yang menghambat meningkatnya mutu. Dari berbagai hal kecil baik dari masyarakat itu sendiri hingga lembaga yang menyediakan sarana yang memadai untuk pendidikan di indonesia, kurang peduli dengan potensi anak-anak penerus bangsa yang bisa terkubur potensinya karena kurang mendapat pendidikan yang standar atau sesuai dengan yang laena. Hal tersebut mengingatkan akan tujuan negara yang terdapat di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 45 “mencerdaskan kehidupan bangsa”, akan tetapi hingga saat ini belun dapat tercapai sepenuhnya dan masih dalam proses peningkatan mutu dan kesetaraan pendidikan yang dari tahun ketahun masih berjalan lambat dan belum setara antara satu dengan yanng laennya.
C. SOLUSI DALAM MENGATASI PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Secara garis besaruntuk solusi mengatasi permasalahan pendidikan indonesia dapat disimpulsan menjadi 2 solusi besar : Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan. Maka, solusi untuk masalah-masalah yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan, berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara. Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa. Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya. Pemerintah sebagai lembaga tertinggi dalam hal ini juga tak hanya tinggal diam untuk memajukan mutu pendidikan di negara ini. Berbagai program telah di laksanakan demi tercapainya tujuan negara tersebut. Contohnya : Program wajib belajar 9th, standarisasi
sekolah yang memiliki minimal standar nasional. Program-program inilah yang diharapkan dapat membantu meningkatnya pendidikan yang ada di indonesia. Masyarakat secara tidak langsung dituntut untuk mendapatkan pendidikan seminimal 9th atau setara Sekolah Menengah/sederajat. Dengan ditetapkannya program itu, masyarakat juga dapat bekal untuk kedepannya, sehingga tercapai masyarakat yang bermutu dan berkualitas diatas rata-rata. Pemerintah juga memikrkan dalam masyarakat yang kurang dalam pencapaian program tersebut sehingga diluncurkan berbagai beasiswa untuk memudahkan masyarakat yang kurang mampu dalam bidang ekonomi untuk mendapatkan kesempatan yang sama, sehingga setiap warga negara memiliki mutu yang sesuai standar minimal yang ditetapkan, yang dapat membuat negara ini mampu bersaing dengan negara lain yang memiliki SDM yang mumpuni.
BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Kualitas pendidikan di Indonesia hingga detik ini masih tergolong buruk. Berbagai faktor kendala yang menghambat meningkatnya mutu pendidikan di indonesia. Faktor-faktor penghalang ini sudah menjadi masalah yang kompleks. Contoh faktor penghambat kualitas pendidikan di indonesia antara lain : 1. Faktor geografis Indonesia yang mengakibatkan terhambatnya berbagai hal sebgai pendorong kemajuan mutu pendidikan itu sendiri. 2. Kurangnya sarana prasarana yang memadai yang mengakibatkan kurang lancarnya proses belajar-mengajar. 3. Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia menjadi masalah yang sanagt umum terjadi di berbagai kalangan masyarakat indonesia yang menghambat untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai 4. Rendahnya kualitas prestasi siswa yang terkendala oleh hambatan diatas sehingga menjadi turunnya mutu pendidikan di Indonesia Adapun untuk mengatasi berbagai masalah di atas belum dapat dilakukan dengan penuh maksimal sehingga keadaan pendidikan di indonesia masih buruk hingga sekarang ini. Kendala seperti halnya diatastersebut kurang mendapatkan perhatian khusus, masih mementingkan daerah yang sudah maju, dan hanya fokus pada satu titik sehingga daerahdaerah yang harusnya mempunyai potensi yang bagus menjadi kurang terexplorisasi dan kurang memiliki standar yang sesuai seperti daerah-daerah yang sudah memiliiki standar yang berkompeten. 2. SARAN Perkembangan pendidikan di era globalisasi ini menuntut kita menjadi pribadi yang peka terhadap standar dunia luar. Di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang
terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional. Dan untuk masyarakat yang menghuni di negara ini sepatutnya menanamkan pendiidikan sebagai acuan nomor 1, sehingga masyarakat berlomba-lomba untuk mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga dapat tercapainya kualitas pendidikan dan kualitas SDM yang baik dan mampu bersaing. Tetapi tidak hanya fokus di satu titik itu akan tetapi tetap berpedoman pada nilai-nilai pancasila karena pancasila sebagai paradigma pembangunan di segala bidang termasuk di bidang pendidikan. Pendidikan tanpa sebuah pedoman atau landasan seperti pancasila tidak akan maju karena fungsi pedoman dapat menjadikan panutan untuk menuju tujuan yang akan dicapai.
3. REFERENSI
Suwarno, P.J., 1993, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Yogyakarta: Kanisius.
http://meilanikasim.wordpress.c lprasaja.web.ugm.ac.id/... pustaka.unpad.ac.id