PERAN PENDIDIKAN GIZI KOMPREHENSIF UNTUK MENGATASI MASALAH ANEMIA DI INDONESIA Siti Zulaekah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstract Anemia is the major health problem for half of the children in the developing countries including in Indonesia. It is expected that by giving nutrition education to the anemic school age children, their nutritional knowledge and their diet pattern improve. Their better food intake especially higher iron intake will then increase their hemoglobin levels. The combination of nutrition education comprehensively with iron and vitamin C supplementation improved the hemoglobin levels of the anemic school children better than nutrition education or supplementation in isolated provision. Keywords : Nutritional education comprehensively, Anemic, School children
PENDAHULUAN Anemia
rendahnya asupan atau bioavaibilitas merupakan
masalah
besi dari makanan, dan ketiga infeksi
kesehatan utama yang menimpa hampir
dan parasit seperti malaria, HIV dan
separuh
kecacingan (Beaton et al, 1999; Allen et al,
anak-anak
di
negara
berkembang, termasuk di Indonesia.
2001;
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah
Kesehatan
Tangga (SKRT) 2001, prevalensi anemia
bahwa
pada anak usia sekolah dan remaja
defisiensi
adalah
rendah, ekonomi rendah dan status
26,5
%.
Jenis
dan
besaran
Arisman, RI
selain
2004). (1996)
Departemen menyebutkan
defisiensi
mikronutrien,
besi
dan
pendidikan
masalah gizi di Indonesia 2001 hingga
sosial
2003 menunjukkan bahwa terdapat 8,1
merupakan sebab mendasar terjadinya
juta anak sekolah yang mengalami
anemia di Indonesia.
anemia gizi.
rendah
dari
masyarakat
Terdapat beberapa upaya yang
Penyebab
anemia
dibedakan
dapat dilakukan untuk mencegah dan
menjadi dua, pertama defisiensi besi dan
menanggulangi
kedua karena defisiensi mikronutrien
kekurangan
lain di luar besi.
Defisiensi besi pada
pertama meningkatkan konsumsi besi
anak sekolah dapat terjadi karena tiga
dari sumber alami melalui pendidikan
hal,
atau
pertama
kebutuhan
besi
yang
meningkat pada pertumbuhan, kedua Peran Pendidikan Gizi Komprehensif Untuk…..(Siti Z)
anemia
konsumsi
penyuluhan
besi.
gizi
akibat Upaya
kepada
masyarakat, terutama makanan sumber 169
hewani
yang
juga
lebih baik. Dengan asupan besi yang
makanan yang banyak mengandung
lebih baik, maka kadar hemoglobin anak
vitamin
akan meningkat.
C
membantu membantu
mudah
dan
vitamin
penyerapan proses
hemoglobin. fortifikasi
diserap,
besi
untuk dan
pembentukan
Kedua bahan
A
melakukan
makanan
PENDIDIKAN GIZI KOMPREHENSIF DAN PERILAKU MAKAN Pendidikan
yaitu
atau
penyuluhan
menambah besi, asam folat, vitamin A
gizi adalah pendekatan edukatif untuk
dan asam amino essensial pada bahan
menghasilkan perilaku individu atau
makanan yang dimakan secara luas oleh
masyarakat
kelompok sasaran. Ketiga melakukan
meningkatkan perbaikan pangan dan
suplementasi besi folat secara rutin
status gizi (Suhardjo, 1989; Madanijah,
kepada penderita anemia selama jangka
2004).
waktu tertentu untuk meningkatkan
pendidikan
kadar
perilaku yang kurang sehat menjadi
hemoglobin
penderita
secara
yang
Pada gizi
diperlukan
dasarnya bertujuan
dalam
program merubah
perilaku yang lebih sehat terutama
cepat (Depkes, 1996). penyuluhan
perilaku makan (Sahyoun et al, 2004).
gizi adalah pendekatan edukatif untuk
Beberapa penelitian di berbagai negara
menghasilkan perilaku individu atau
menemukan bahwa pendidikan gizi
masyarakat
sangat
Pendidikan
yang
atau
diperlukan
dalam
efektif
untuk
merubah
meningkatkan perbaikan pangan dan
pengetahuan dan sikap anak terhadap
status gizi (Suhardjo, 1989; Madanijah,
makanan, tetapi kurang efektif untuk
2004). Harapannya adalah orang bisa
merubah praktek makan (Februhartanty,
memahami pentingnya makanan dan
2005).
dan
Pengetahuan merupakan hasil
bertindak mengikuti norma-norma gizi
proses penginderaan terhadap objek
(Suhardjo, 1989). Pendidikan gizi secara
tertentu. Proses penginderaan terjadi
komprehensif yaitu pada anak anemia,
melalui panca indera manusia, yakni
guru dan orang tua diberikan dengan
indera
harapan pengetahuan gizi anak, guru
penciuman
dan orang tua serta pola makan makan
Pengetahuan
anak akan berubah sehingga asupan
dominan yang sangat penting untuk
makan terutama asupan besi anak akan
terbentuknya
gizi,
170
sehingga
mau
bersikap
penglihatan, rasa
dan
pendengaran, melalui
merupakan tindakan
kulit. faktor
seseorang
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 169-178
(Notoatmodjo,
2003).
Pendapat
menyebutkan
bahwa
lain
berpengaruh positif
terhadap asupan
pengetahuan
zat gizi. Remaja putri yang mendapat
adalah segala sesuatu yang diketahui
pengetahuan gizi mempunyai asupan
karena mempelajari ilmu, mengalami,
vitamin A dan vitamin C yang cukup
melihat
tinggi.
dan
(Poerwadarminta,
mendengar 1999).
Para
ahli
Pendidikan
gizi
di
sekolah
mengemukakan beberapa faktor yang
mempunyai
beberapa
keuntungan
berpengaruh
antara
anak-anak
mempunyai
seseorang,
terhadap pengetahuan meliputi:
pendidikan,
pekerjaan, informasi, dan pengalaman. Pengetahuan merupakan
hasil
kesehatan investasi
dari
lain
pemikiran
yang
terbuka
dibanding
orang dewasa dan pengetahuan yang diterima dapat merupakan dasar bagi pembinaan
kebiasaan
makan
anak.
pendidikan kesehatan dalam jangka
Melalui pendidikan gizi di sekolah
pendek. Pengetahuan kesehatan akan
diharapkan
berpengaruh terhadap perilaku sebagai
pengetahuan, sikap dan cara praktek
hasil investasi jangka menengah dan
yang baik tentang konsumsi pangan.
selanjutnya perilaku kesehatan akan
Selain itu diharapkan anak juga dapat
berpengaruh
mempengaruhi
terhadap
peningkatan
anak
mempunyai
keluarga
dan
indikator kesehatan masyarakat sebagai
anggotanya untuk merubah kebiasaan
keluaran dari pendidikan kesehatan
yang salah menjadi kebiasaan yang
(Notoatmojo, 1993). Menurut Suharjo
mengikuti
(1989)
Menurut Suhardjo (1989) pendidikan
pengetahuan
gizi
merupakan
syarat-syarat
gizi
gaya
samping
mungkin, dimulai dari anak masuk
seperti
sekolah dasar kemudian diteruskan di
seseorang
variabel-variabel pengetahuan
lain
kesehatan,
di
pendapatan,
sekolah-sekolah
diberikan
gizi.
salah satu variabel yang mempengaruhi hidup
sebaiknya
ilmu
lanjutan.
sedini
Pendidikan
pekerjaan, pendidikan, suku, lokasi atau
gizi bisa merupakan bagian dari mata
tempat tinggal, agama dan karakteristik
ajaran yang sudah ada atau merupakan
psikologis. Gaya hidup ini kemudian
mata
akan menentukan perilaku individu
memungkinkan. Pendidikan gizi bisa
dalam
diberikan di dalam kelas atau di luar
mengkonsumsi
makanan.
ajaran
sendiri
Selanjutnya penelitian Suhardjo (1989)
kelas
menunjukkan bahwa pengetahuan gizi
(Suhardjo, 1989).
Peran Pendidikan Gizi Komprehensif Untuk…..(Siti Z)
sebagai
jika
kegiatan
keadaan
praktikum
171
Hasil
penelitian Lytle et al
tentang garam beryodium dengan cara
(2000) menyimpulkan bahwa keluarga,
metode ceramah, tanya jawab, slide dan
sekolah dan lingkungan masyarakat
VCD dapat meningkatkan pengetahuan
berpengaruh
dan
terhadap
pengetahuan,
penggunaan
garam
beryodium
keterampilan dan sikap anak, sehingga
berkualitas di daerah endemik gondok.
sangat
Sejalan
dibutuhkan
dalam
rangka
dengan
penelitian-penelitian
mempromosikan pola makan yang sehat
tersebut Hiswani (2002) menunjukkan
dan pemilihan makan dan pola makan
bahwa pendidikan kesehatan dengan
yang sehat. Hasil evaluasi program
metode
pendidikan gizi pada anak sekolah usia
meningkatkan pengetahuan dan sikap
8-10 tahun di Irlandia menunjukkan
serta menurunkan kadar gula darah
terjadinya perubahan yang positif pada
pasien diabetes mellitus tipe II.
diskusi
dapat
lebih
perilaku makan dan tingkat penerimaan makanan yang lebih sehat (Friel et al,
PENDIDIKAN GIZI KOMPREHENSIF
1999). Hasil penelitian Manios et al
DAN ANEMIA Beberapa
(2002) menunjukkan terjadi perubahan
penelitian
tentang
ke arah gaya hidup yang lebih sehat dan
pendidikan gizi terutama tentang besi
pengurangan
dan
faktor
risiko
penyakit
kadar
hemoglobin
melaporkan
kronis pada anak sekolah dasar setelah
bahwa pendidikan gizi memberikan
dilakukan
pengaruh
pendidikan
gizi
dan
yang
pengetahuan
penelitian Brug et al (2004) pada pasien
hemoglobin.
paru-paru kronis, yang menunjukkan
menunjukkan bahwa pendidikan gizi
hasil yang positif setelah dilakukan
pada
pendidikan gizi.
pengetahuan, sikap dan praktek gizi
Penelitian Widajant et al (2000 )
besi
terhadap
kesehatan. Demikian pula dengan hasil
suami
gizi
positif
Penelitian dapat
dan
kadar
Jamil
(2001)
meningkatkan
suami. Kepatuhan minum pil besi dan
peningkatan
kadar hemoglobin ibu hamil kelompok
pengetahuan dan sikap anak SD tentang
yang diberikan pendidikan gizi lebih
GAKI
intervensi
tinggi dibandingkan kelompok yang
pendidikan dengan komik Ayo Berantas
tidak diberikan pendidikan gizi. Sarwa
GAKI. Demikian pula dengan hasil
(2003) menunjukkan bahwa intensifikasi
penelitian
(2001)
penyuluhan gizi dalam pemberian tablet
menunjukkan bahwa pendidikan gizi
besi merupakan determinan terhadap
menunjukkan
172
setelah
terjadi dilakukan
Kanayana
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 169-178
pencapaian nilai hemoglobin harapan
hemoglobin di kedua kelompok, yaitu
ibu hamil. Hasil serupa terlihat pada
pendidikan gizi ditambah tablet besi dan
penelitian Rojhani et al
kelompok
tablet
perbedaan
peningkatan
pendidikan
gizi
(2004) bahwa
pada
ibu
efektif
besi
saja.
Terjadi
pengetahuan
meningkatkan pengetahuan gizi besi
dan sikap yang bermakna di antara
dan mengurangi prevalensi anemia pada
kedua
anak
peningkatan kadar hemoglobin antara
usia
1-5
terdapat
tahun.
Selanjutnya
perbedaan
bermakna
kedua
kelompok
perlakuan
kelompok
tidak
tetapi berbeda
pengetahuan gizi besi ibu dan kadar
bermakna (Sakti et al, 2003). Penelitian
hemoglobin anak antara kelompok yang
Widiyaningsih et al, (2006) menunjukkan
mendapatkan pendidikan gizi dengan
bahwa pemberian pendidikan gizi hanya
kelompok yang tidak mendapatkan .
pada anak SD yang anemia dipadukan
Pendidikan anemia
di
sekolah
gizi
pada
dasar
anak
diberikan
dengan
suplementasi
besi
selama
delapan minggu dapat menurunkan
dengan harapan pengetahuan gizi anak
prevalensi anemia
sebesar 15,38 %,
dan pola makan anak akan berubah
namun
perbedaan
sehingga
terutama
bermakna perubahan kadar hemoglobin
asupan besi anak akan lebih baik.
anak antara kelompok suplementasi besi
Dengan asupan besi yang lebih baik,
dan pendidikan gizi dengan kelompok
maka kadar hemoglobin anak akan
suplementasi besi saja dan kelompok
meningkat.
pendidikan saja.
asupan
makan
Ada
kecenderungan
peningkatan rerata kadar hemoglobin,
tidak
ada
Pemberian
tambahan
yang
materi
pengetahuan, sikap dan praktek pada
pengetahuan gizi dan kesehatan pada
anak sekolah yang mendapatkan model
anak sekolah dasar dapat meningkatkan
Komunikasi
Edukasi
pengetahuan gizi dan kesehatan dari 50
(KIE) dengan pemberian buku tentang
% menjawab benar menjadi 70 % .
anemia (Kartini et al, 2001).
Selanjutnya
Informasi
Pemberian
dan
pendidikan
gizi
metode
penyampaian
tambahan materi gizi dan kesehatan
dengan metode partisipasi, ditambah
yang
suplementasi tablet besi satu minggu
penyampaian secara khusus, yaitu dapat
dua kali selama 12 minggu dapat
meningkatkan prosentase anak yang
meningkatkan pengetahuan, sikap siswi
menjawab benar dari 56,97 menjadi 92,31
SLTP
% (Irawati et al,1998).
tentang
anemia
dan
kadar
Peran Pendidikan Gizi Komprehensif Untuk…..(Siti Z)
paling
baik
adalah
melalui
173
Penelitian
yang
dilakukan
semuanya mengarah pada perubahan
penulis tahun 2007 menunjukkan bahwa
positif menuju hidup sehat, menghindari
intervensi
pendidikan
gizi
secara
dan
anak,
orang
dideritanya. Pemberian pendidikan gizi
pada
secara komprehensif ini juga membawa
terhadap
pengaruh yang positif pada sekolah, hal
peningkatan kadar hemoglobin anak.
ini ditunjukkan dengan dipantaunya
Walaupun
tidak
jenis jajanan yang dijual di sekolah
berpengaruh terhadap asupan zat gizi
setelah guru mendapatkan pendidikan
terutama asupan besi anak, namun hasil
gizi.
komprehensif tua/wali
pada
dan
mempunyai
guru
kelas
peran pendidikan
gizi
mengobati
wawancara terhadap anak dan orang
Hasil
anemia
yang
penelitian
juga
tua/wali menunjukkan bahwa setelah
menunjukkan bahwa intervensi pada
anak
kelompok
mendapatkan
pendidikan
gizi
besi,
vitamin
dan
tentang anemia dua minggu sekali di
pendidikan
sekolah didukung oleh pengetahuan
peningkatan kadar hemoglobin relatif
orang tua tentang anemia yang sudah
lebih
bertambah
kelompok
dengan
diberikannya
besar
gizi
C
memberikan
dibandingkan yang
tidak
dengan diberikan
pendidikan gizi satu bulan sekali, maka
pendidikan gizi. . Hal ini menunjukkan
kebiasaan
bahwa kombinasi suplementasi besi,
hidup
anak
berubah.
Perubahan kebiasaan hidup anak yang
vitamin
terjadi adalah kebiasaan sarapan pagi,
memberikan
kebiasaan
menurunkan prevalensi anemia pada
mencuci
tangan
sebelum
C
pendidikan
efek
terbaik
untuk
anak
alas kaki.
kelompok suplementasi besi vitamin C
kebiasaan
umum
sarapan
dibandingkan
gizi
makan dan kebiasaan selalu memakai Secara
SD
dan
dengan
perubahan
dan kelompok pendidikan gizi vitamin
kebiasaan
C. Secara umum terdapat peningkatan
pagi,
mencuci tangan sebelum makan dan
kadar
kebiasaan selalu memakai alas kaki pada
kelompok dengan peningkatan rata-rata
kelompok
mendapatkan
2,53 g/dL ± 1,12, peningkatan minimal
pendidikan gizi lebih baik dibandingkan
sebesar 0,01 g/dL dan peningkatan
dengan
yang kelompok
mendapatkan
pada
semua
yang
tidak
maksimal 5,01 g/dL. Kenaikan kadar
pendidikan
gizi.
hemoglobin relatif lebih tinggi terjadi
Perubahan-perubahan
174
hemoglobin
yang
terjadi
pada
kelompok
suplementasi
besi,
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 169-178
vitamin C dan pendidikan gizi disusul
ketiga kelompok mengalami penurunan
oleh kelompok suplementasi besi dan
proporsi anemia dengan penurunan
vitamin
kelompok
status anemia secara keseluruhan adalah
suplementasi vitamin C dan pendidikan
dari 100 % anemia menjadi 36,45 %
gizi. Penelitian yang sama menunjukkan
anemia.
kemudian
setelah
dilakukan
Kadar HB (g/dL)
bahwa
C
14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
intervensi 12.47
12.73
12.16
9.99
9.93
1
9.85
2
3
Kelompok Intervensi HB awal
HB akhir
Gambar 1. Diagram kadar hemoglobin sebelum dan sesudah intervensi
Beberapa penelitian
tentang
bahwa pelayanan informasi yang dititik-
pendidikan gizi memberikan indikasi
beratkan
bahwa meskipun pendidikan gizi tidak
kesehatan dipadukan dengan pelayanan
berpengaruh terhadap asupan zat gizi,
medis yang sudah ada merupakan suatu
namun
kombinasi
pendidikan
gizi
secara
pada
penyuluhan
pelayanan
yang
gizi
sudah
komprehensif dengan melibatkan anak,
selayaknya mulai direncanakan dalam
orang
mewujudkan
tua/wali
dipadukan
dan
dengan
guru
kelas
pemberian
suplementasi besi pada anak anemia
tercapainya
tujuan
kebijakan pemerintah (Husaini et al, 2001).
akan memberikan hasil kenaikan kadar hemoglobin
yang
paling
efektif
dibandingkan dengan pendidikan gizi saja atau suplementasi saja. Hal ini sejalan dengan Paradigma Sehat 2010, Peran Pendidikan Gizi Komprehensif Untuk…..(Siti Z)
175
PENUTUP
alternatif
1. Dalam rangka penanganan masalah
besi bagi anak anemia yang sulit
anemia
yang
Indonesia
cukup
sebaiknya
besar
di
kegiatan
suplementasi besi dipadukan dengan kegiatan
pendidikan
gizi
yang
pengganti
suplementasi
menerima besi dan peka terhadap efek samping dari besi. 3. Pendidikan gizi bisa diterapkan di sekolah
dasar
melalui
program-
komprehensif yaitu pada anak yang
program yang sudah ada misalnya
anemia, guru dan orang tuanya.
dipadukan dengan program PMTAS
2. Suplementasi pendidikan
vitamin gizi
bisa
C
dan
dijadikan
maupun
kegiatan
rutin
yang
dilakukan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Allen, L., Casterline, S. 2001. Prevalence and Causes of Nutritional Anemias. in Nutritional Anemias. Edited by Usha Ramakrishnan. CRC Press: 7-17. Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC: Jakarta Beaton, GH., Cabe, GP. 1999. Efficiency of Intermitten Iron supplementation in the Control of Iron Deficiency Anaemia in Developing Countries. An analysis of experience. Final Report to The Micronutrient Initiative. Ontario: Canada. Brug, J., Schols, A., Mesters, I. 2004. Dietary Change, Nutrition Education and Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Patient Educ. Couns. 52(3):249-57. Departemen Kesehatan RI. 1996. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi di Indonesia . Direktorat Bina Gizi Masyarakat: Jakarta Februhartanty, J. 2005. Nutrition Education: It Has Never Been an Easy Case for Indonesia. Food and Nutrition Bulletin. 26(2): S267-S274 Friel, S., Kelleher, C., Campell, P., Nolan, G. 1999. Evaluation of the Nutrition Education at Primary School (NEAPS) Programme. Public Health Nutr. 2(4): 549-55. Hiswani. 2002. Pendidikan Kesehatan dengan Metode Ceramah dan Diskusi dalam meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perubahan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe-II Rumah Sakit Umum Dokter Pirangan Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada : Yogyakarta Husaini, JK., Widodo, Y., Salimar. 2001. Strategi Baru Penyuluhan Gizi dan Kesehatan dalam Meningkatkan Perilaku Sehat Ibu Selama Hamil dan Menyusui. Penelitian Gizi dan Makanan (Food and Nutrition Reseach). Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi : Bogor. 176
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 169-178
Irawati, A., Tjukarni, T., Puspitasari, DS. 1998. Penelitian Pemberian Tambahan Pengetahuan Gizi dan Kesehatan pada Murid Sekolah Dasar. Penelitian Gizi dan Makanan (Food and Nutrition Reseach. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi : Bogor Jamil, MD. 2000. Pengaruh Pendiidkan Gizi pada Suami terhadap Kepatuhan Minum Pil Besi dan Kadar Haemoglobin (Hb) Ibu Hamil di Wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada: Yogyakarta Kanayana, AAGR. 2001. Pengaruh Pendidikan Gizi tentang Garam Beryodium terhadap Pengetahuan, Sikap dan Penggunaan Garam Beryodium Berkualitas di Daerah Gondok Endemik di Propinsi Bali. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada: Yogyakarta. Kartini, A., et al . 2001. Uji Coba Model KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) Dalam Upaya Penanggulangan Anemia Anak Sekolah. Laporan Akhir. Bappeda Kota Semarang Kerjasama dengan Pusat penelitian Kesehatan. Lembaga Penelitian Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang. Lytle, LA., et al. 2000. How do Children’s Eating Patterns and Food Choices Change Over Time? Results from a cohort study. Am J. Health Promot. 14(4):222-8. Madanijah, S. 2004. Pendidikan Gizi. Dalam Baliwati,YF., Khomsan, A., Dwiriani,CM. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya: Jakarta Notoatmodjo, S . 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta Purwodarminto, WJS. 1999. Kamus umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta. Rojhani, A., Niewiadomska, B. 2004. Nutrition and Anaemia Outcome in Inner City Black Children. Journal of Family Ecology ang Consumer Sciences. 32 : 116-127 Sahyoun, NR., Pratt, CA., Anderson, A. 2004. Evaluation of Nutrition Education Intervensions for Older Adults: a Proposed Framework. J. Am. Diet Assoc.104(1):58-69 Sakti, H., Rachmawati, B., Rahfiludin, MZ. 2003. Pengaruh Suplementasi Tablet Besi dan Pendidikan Gizi terhadap Pengetahuan, Sikap, Praktek tentang Anemi dan Kadar Hemoglobin (Hb) pada Remaja Putri. Media Medika Indonesiana. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Sarwa. 2003. Pengaruh Intensifikasi Penyuluhan Gizi dalam Pemberian Tablet Besi pada Ibu Hamil terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi dan Pencapaian nilai Hemoglobin Harapan. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang. Suharjo. 1989. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Petunjuk Laboratorium Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. PAU-IPB: Bogor.
Peran Pendidikan Gizi Komprehensif Untuk…..(Siti Z)
177
Widajanti, L., Kartini, A., Widjasena, B. 2000. Pengaruh Komik Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak SD/MI di Kabupaten Temanggung. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Kerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan: Semarang Widiyaningsih, EN., Zulaekah, S., Suprapto. 2006. Prediksi Peningkatan Kadar Hb pada Anak Sekolah yang anemia Setelah mendapat Pendidikan Gizi dan Suplementasi Fe di Kabupaten Sukoharjo. Laporan Penelitian. Fakultas Ilmu Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
178
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 169-178