Peran Masyarakat Dalam Pendidikan di Indonesia Hety Mustika Ani Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ) Jalan. Kalimantan 10, Jember 68121 E-mail
[email protected] Abstrak: Pendidikan berperan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan dapat diwujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga terpeliharanya kelangsungan pembangunan untuk menuju kejayaan, keluar dari kebodohan dan kemiskinan.Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu unsur yang tidak boleh ditinggalkan adalah peran serta masyarakat. Fungsi, tujuan, serta mutu pendidikan akan lambat tercapai dan tidak sesuai dengan yang diinginkan apabila tidak ada peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat menjadi penting karena pendidikan merupan kegiatan yang berlangsung di tengah masyarakat itu sendiri, bahkan dilakukan oleh masyarakat dan dimanfaatkan pula oleh masyarakat. Berhasil atau tidaknya pendidikan dapat dipengaruhi oleh masyarakat dan sebaliknya hasil pendidikan akan mempengaruhi masyarakat. Pengaruh masyarakat terhadap pendidikan tidak saja terhadap lembaga pendidikaan, tetapi juga terhadap individu perserta didik. Pendidikan dan masyarakat merupakan suatu pertalian yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan berasal dari masyarakat dan masyarakat berasal dari pendidikan. Jadi untuk memajukan pendidikan, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan. Kata kunci: Peran Masyarakat, Pendidikan.
167
168 Abstract: Education has important role in the process of improving human resources. By education, vision in educating national lifes can be realized so it can maintain continuity of development to reach its triumph, out of idiocy and poverty. In order to achieve the goal, an element which mustn’t be ignored is the participation of society. Function, purpose, and quality of education will be slowly achieved and as not as expected if there is no the participation of society. The participation of society is very important because education is activity which happens in the middle of society itself, evenmore do by society, and be used by society. The success or failure of education can be affected by society and in contrast the result of education will affect the society. The effect of society in education not only for educational instances, but also for individual learners. Education and society are related to each other which can’t be separated. Education is derived from society and society is derived from education. So, to develop education, the participation of society is truly needed. Keywords: The participation of society, Education
PENDAHULUAN Manusia sebagai mahluk sosial selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut sering disebut sebagai tripusat pendidikan, yang akan mempengaruhi manusia dalam kehidupanya. Lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi peserta didik adalah keluarga. Semakin bertambahnya usia seseorang/ peserta didik, peranan lingkungan pendidikan lainnya (sekolah dan masyarakat) semakin penting
meskipun pengaruh
169 lingkungan keluarga masih tetap berlanjut. Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik, lingkungan budaya maupun lingkungan sosial. Oleh karena itu diperlukan usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan sedemikian rupa agar dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang optimal. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan (keluarga, sekolah dan masyarakat) adalah membantu peserta didik berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial dan budaya) utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan dapat diwujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga terpeliharanya kelangsungan pembangunan untuk menuju kejayaan, keluar dari kebodohan dan kemiskinan. Fungsi dan tujuan pendidikan tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 3 yang bunyinya: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
170 Menurut Hamalik (2004:196) lingkungan belajar/ pembelajaran/ pendidikan terdiri dari berikut ini: 1.
Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kelompok kecil.
2.
Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.
3.
Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.
4.
Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yangdapat dijadikan sumber belajar dan dapat dijadikan faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasan. Penataan lingkungan pendidikan penting dilakukan agar proses
pendidikan dapat berkembang efektif dan efisien karena proses pertumbuhan dan perkembangan manusia terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. Proses ini akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpang dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu perlu berbagai usaha untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar dapat mencapai tujuan secara optimal dan dalam waktu serta daya dan dana seminimal mungkin. Diharapkan nantinya mutu sumberdaya manusia semakin lama semakin meningkat.
171 Untuk mencapai fungsi dan tujuan pendidikan tersebut selain pentingnya lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, unsur yang tidak dapat ditinggalkan adalah peran serta masyarakat. Unsur masyarakat merupakan unsur yang penting karena pendidikan merupakan kegiatan yang berlangung di tengah masyarakat, bahkan dilakukan oleh masyarakat dan dimanfaatkan pula oleh masyarakat nantinya. Sehingga berhasil atau tidaknya pendidikan dipengaruhi oleh masyarakat dan sebaliknya hasil pendidikan akan mempengaruhi masyarakat. Pendidikan dan masyarakat merupakan suatu pertalian yang tidak dapat dipisahkan. Masyarakat akan dapat berfungsi sebaik-baiknya jika setiap individu belajar berbagai hal, yakni belajar tentang pola perilaku umum dan peranan yang berbeda-beda. Untuk itu proses pendidikan harus berfungsi mengajarkan perilaku umum dan menyeleksi atau mempersiapkan individu untuk peranan-peranan tertentu dalam masyarakat. Pendidikan atau sekolah mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat karena saling membutuhkan satu sama lain (Pidarta, 2007: 182). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan pendidikan mempunyai kepentingan
terhadap
masyarakat
dan
masyarakat
mempunyai
kepentingan terhadap pendidikan. Selain berkepentingan terhadap hasil pendidikan,
masyarakat
juga
berkepentingan
terhadap
lembaga
pendidikan seperti sekolah yang merupakan tempat untuk mewariskan kebudayaan masyarakat kepada peserta didik. Selain itu peran masyarakat adalah pada dukungan dana, pengambilan keputusan,
172 pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas. Jadi untuk memajukan pendidikan, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan. Istilah masyarakat dalam UU No. 20 Tahun 2003 diartikan sebagai kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan. Menurut Sihite (dalam Rohman 2012:146) peran serta adalah berbagai aktivitas yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam suatu program atau kegiatan tertentu, sehingga bermakna dalam pencapaian tujuan. Menurutnya wujud dari peran serta yang diberikan dapat berupa pemikiran, tindakan, sumbangan dana atau barang yang berguna bagi program ataupun pencapaian tujuan. Jadi peran serta masyarakat dalam pendidikan adalah aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam pendidikan dengan tujuan untuk memajukan pendidikan dengan cara-cara tertentu. Selanjutnya menurut Tirtarahardja (2010:178) kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni: 1.
Masyarakat
sebagai
penyelenggara
pendidikan,
baik
yang
dilembagakan (jalur sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar sekolah) 2.
Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/ atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung ataupun tidak langsung, ikut mempuyai peran dan fungsi edukatif.
173 3.
Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (utility). Perlu pula di ingat bahwa manusia bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya untuk meningkatkan dirinya. Manusia selalu berupaya mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul dan sebagainya. Dari tiga hal di atas, yang kedua dan ketiga yang terutama
menjadi kajian masyarakat sebagai pusat pendidikan. Tiga hal tersebut di atas dapat dibedakan, tetapi dalam kenyataannnya sering sukar untuk dipisahkan. Peran masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat beserta sumber-sumber belajar didalamnya. Di Indonesia perkembangan masyarakat sangat bervariasi, sehingga wujud sosial kebudayaan dalam masyarakat Indonesia dewasa ini menurut Koentjaraningrat (dalam Wayan Ardana, 1986: 71) paling sedikit dapat dibedakan enam tipe sosial-budaya, sebagai berikut: 1.
Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana, hidup dengan berburu, dan belum mempunyai kebiasaan menanam padi. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa desa terpencil tanpa diferensiasi dan stratifikasi berarti. Masyarakat ini tidak mengalami kebudayaan perunggu, kebudayaan Hindu, dan agama Islam.
174 2.
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau
sawah
dengan
tanaman
pokok
padi.
Sistem
dasar
kemasyarakatannya adalah komunikasi petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial sedang, dan yang merasakan diri sebagai bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar. Gelombang pengaruh kebudayaan Hindu dan Agama Islam tidak di alami. Arah orientasinya
adalah
masyarakat
kota
dengan
peradaban
kepegawaian. 3.
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di ladang atau sawah dengan tanaman pokok padi. Sistem dasar dan stratifikasi sosial sedang, gelombang pengaruh kebudayaan Hindu tidak di alami atau sangat kecil, sehingga terputus oleh pengaruh agama Islam. Arah orientasinya adalah masyarakat kota yang mewujudkan peradaban bekas kerajaan,
berdagang dengan
pengaruh Islam, bercampur dengan peradaban kepegawaian. 4.
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di sawah
dengan
tanamam
pokok
padi.
Sistem
dasar
kemasyarakatannya adalah komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks. Masyarakat ini mengalami semua gelombang pengaruh kebudayaan asing, seperti kebudayaan Hindu, agama Islam, dan Eropa. Arah orientasinya adalah masyarakat kota yang mewujudkan peradaban kepegawaian.
175 5.
Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan sektor perdagangan dan industri lemah. Tipe masyarakat
metropolitan
yang
mengembangakn
sektor
perdagangan dan industri, tapi masih didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintahan dengan suatu sektor kepegawaian yang luas dan kesibukan politik di tingkat daerah ataupun pusat. Ada beberapa lembaga kemasyarakatan dan/ atau kelompok sosial mempunyai peran dan fungsi edukatif yang besar, antara lain: kelompok sebaya, organisasi kepemudaan (pramuka, karang taruna, remaja mesjid, dan sebagainya), organisasi keagamaan, organisasi ekonomi, organisasi politik, organisasi kebudayaan, media massa, dan sebagainya. Lembaga/ kelompok sosial tersebut pada umumnya memberikan kontribusi bukan hanya dalam proses sosialisasi, tetapi juga dalam peningkatan pengetahuan dan ketrampilan anggotanya. Kelompok sebaya mungkin paling besar pengaruhnya setelah keluarga terhadap pembentukan kepribadian terutama saat anak berusaha melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan orang tua. Peralihan dari dominasi pengaruh keluarga kea arah dominasi pengaruh kelompok sebaya seringkali disertai adanya konflik dan ketegangan yang bersumber dari pihak anak maupun pihak orang tua. Yang dimaksud kelompok teman sebaya disini adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang usianya sama, antara lain: kelompok bermain pada masa kanakkanak, kelompok anak-anak yang hanya beranggotakan laki-laki, dan
176 sebagainya. Dampak edukatif dari keanggotaan kelompok sebaya itu antara lain karena interaksi sosial yang intensif dan dapat terjadi setiap waktu, dan dengan peniruan (model) serta mekanisme penerimaan/ penolakan kelompok. Beberapa fungsi kelompok sebaya terhadap anggotanya (Ardana, 1986:5) antara lain: 1.
Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain
2.
Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas
3.
Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa
4.
Memberikan
kepada
anggota-anggotanya
cara-cara
untuk
membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan otoritas 5.
Memberikan pengalaman untuk
mengadakan
hubugan
yang
didasarkan pada prinsip persamaan hak 6.
Memberikan pengetahuan yang tidak bias diberikan oleh keluarga secara memuaskan (pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, music, jenis tingkah laku tertentu, dan lain-lain
7.
Memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks. Organisasi kepemudaan pada umumnya mempunyai prinsip dasar
yang sama yakni menyalurkan hasrat kelompok dari pemuda kepada hal-
177 hal yang berguna. Organisasi ini mempunyai berbagai jenis dengan latar yang berbeda, seperti sosial-edukatif (OSIS, Pramuka, Palang Merah Remaja, Patroli Keamanan Sekolah, dan sebagainya), sosial keagamaan, sosial politik, dan sebagainya. Selain penambahan pengetahuan dan keterampilan, organisasi kepemudaan tersebut terutama sangat bermanfaat dalam membantu proses sosialisasi serta mengembangkan aspek afektif dari kepribadian (kejujuran, disiplin, tanggung jawab dan kemandirian) (Tirtarahardja, 2010: 182). Peranan organisasi keagamaan pada umumnya sangat pentig
karena
berkaiatan dengan keyakinan
agama.
Organisasi
keagamaan mempunyai keingian untuk melestarikan keyakinan agama anggota-aggotanya, maka organisasi tersebut menyediakan program pendidikan bagi anggotanya yakni: 1.
Mengajarkan keyakinan serta praktek-praktek keagamaan dengan cara memberikan penglaman-pengalaman yang menyenangkan bagi mereka.
2.
Mengajarkan kepada mereka tingkah laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan keyakinan-keyakinan agamanya
3.
Memberikan model-model bagi perkembangan watak (Ardana, 1986:5)
178 Organisasi-organisasi keagamaan ini memiliki anggota yang terdiri dari berbagai kelompok sosial atau kelompok etnis, sehingga akan berperan mengembangkan toleransi dan kerjasama antar kelompok sosial tersebut. Media massa merupakan salah satu faktor dalam lingkungan masyarakat yang semakin penting peranannya. Media massa mempunyai tiga fungsi yaitu, informasi, edukasi dan rekreasi. Media massa sebagai alat komunikasi dan rekreasi yang menjangkau banyak orang menjadi kekuatan pendorong yang besar dalam kehidupan masyarakat. Media massa mempunyai sumbangan yang besar dalam mengintegrasikan kebudayaan serta mensosialisasikan pendidikan bagi masyarakat. Karena biayanya tidak mahal, mudah diperoleh, serta menarik, media massa mempunyai arti penting terutama dalam kehidupan anak dimana anakanak menggunakan waktu yang lebih banyak dalam menonton televisi, mendengarkan radio,
menonton bioskop,
membaca
komik
dan
sebagainya. Ardhana (1986: 23) menyatakan media massa memiliki tiga macam pengaruh yaitu: 1.
Pengaruh sosialisasi dalam arti luas, utamanya tentang sikap dan nilai-nilai dasar masyarakat serta model tingkah laku dalam berbagai bidang kehidupan
179 2.
Pengaruh
khusus
jangka
pendek,
media
massa
mungkin
menyebabkan orang membeli produk tertentu ataupun memberi suara/ pendapat dengan cara tertentu. 3.
Media massa memberikan pendidikan dalam pengertian yang lebih formal, yaitu dalam memberikan informasi atau menyajikan pengajaran dalam suatu bidang tertentu. Ketiga fungsi ini diluar dari fungsi memberikan rekreasi dan
hiburan. Melalui fungsi rekreasi media massa juga dapat mempengaruhi perilaku masyarakat. Peranan media massa sangat menentukan dimasa depan, karena kemajuan teknologi komunikasi sehingga media massa dapat diterima langsung ke rumah-rumah atau bahkan ke individu. Peran serta/ partisipasi masyarakat dalam Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 BAB III pasal 4 dapat berbentuk: 1.
pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah, pada semua jenis pendidikan kecuali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang pendidikan di jalur pendidikan sekolah;
2.
pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan untuk melaksanakan
atau
membantu
melaksanakan
pembimbingan dan/atau pelatihan peserta didik;
pengajaran,
180 3.
pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dan/atau penelitian dan pengembangan;
4.
pengadaan dan/atau penyelenggaraan program pendidikan yang belum diadakan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah untuk menunjang pendidikan nasional;
5.
pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa wakaf, hibah, sumbangan, pinjaman, beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis;
6.
pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung, dan tanah untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar;
7.
pengadaan dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar;
8.
pemberian kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja;
9.
pemberian bantuan manajemen bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dan pengembangan pendidikan nasional;
10.
pemberian pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan dan/atau penyelenggaraan pengembangan pendidikan;
11.
pemberian bantuan dan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan; dan
181 12.
keikutsertaan dalam program pendidikan dan/atau penelitian yang diselenggarakan oleh Pemerintah di dalam dan/atau di luar negeri. Menurut Suratni (2011) ada bermacam-macam tingkatan peran
serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Peran serta tersebut dapat diklasifikasikan dalam 7 tingkatan, yang dimulai dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi. Tingkatan tersebut terinci sebagai berikut: 1.
Peran serta dengan menggunakan jasa yang tersedia. Jenis PSM ini merupakan jenis paling umum. Masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah dengan memasukkan anak ke sekolah;
2.
Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga.
Masyarakat
berpartisipasi
dalam
perawatan
dan
pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana, barang dan atau tenaga; 3.
Peran serta secara pasif. Artinya menyetujui dan menerima apa yang diputuskan oleh sekolah (komite sekolah), misalnya komite sekolah memutuskan agar orang tua membayar iuran bagi anaknya yang bersekolah dan orangtua menerima keputusan tersebut dengan mematuhinya;
4.
Peran serta melalui adanya konsultasi. Orangtua datang ke sekolah untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya;
182 5.
Peran serta dalam pelayanan. Orangtua/masyarakat terlibat dalam kegiatan sekolah, misalnya orangtua ikut membantu sekolah ketika ada studi banding, kegiatan pramuka, kegiatan keagamaan, dan lain sebagainya;
6.
Peran
serta
sebagai
didelegasikan/dilimpahkan. orangtua/masyarakat
pelaksana Misalnya,
kegiatan sekolah
yang meminta
untuk memberikan penyuluhan tentang
pentingnya pendidikan, masalah gender, gizi dan lain sebagainya. 7.
Peran serta dalam pengambilan keputusan. orangtua/masyarakat terlibat dalam pembahasan masalah pendidikan (baik akademis maupun non akademis) dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam rencana pengembangan sekolah. Menurut Sihite (dalam Rohman, 2012: 147) ada tujuh peran serta
masyarakat dalam pendidikan yaitu: 1.
Sebagai sumber pendidikan
2.
Sebagai pelaku pendidikan
3.
Pelaksana pendidikan
4.
Pengguna hasil pendidikan
5.
Perencanaan pendidikan
6.
Pegawasan pendidikan
7.
Evaluasi program pendidikan.
183 Pendapat diatas menggambarkan lingkup peran serta masyarakat secara menyeluruh mulai dari perencanaan sampai evaluasi. Masyarakat dan pendidikan saling terkait dan saling menopang sehingga keberhasilan pendidikan bukan saja tanggung jawab penyelenggara pendidikan tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah. Masyarakat dan pemerintah terjun langsung dalam dunia pendidikan, masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan sedangkan pemerintah memberikan dorongan berupa peraturan atau perundang-undangan. Masyarakat merupakan sumber belajar, dapat diartikan bahwa banyak hal yang dapat diambil dari masyarakat untuk kepentingan pendidikan. Misalkan suatu masyarakat itu telah punah, tetapi peninggalan-peninggalan mereka masih dapat diambil dan dimanfaatkan, baik dari segi ilmunya, kebudayaannya dan sebagainya. Peninggalanpeninggalan tersebut berguna bagi pendidikan dan pengetahuan juga bagi seorang sejarahwan atau arkeolog. Masyarakat terdiri dari berbagai tingkat maupun golongan dengan berbagai profesi dan keahlian, berbagai suku, bangsa, adat isiadat dan agama. Keberadaan masyarakat ini juga segala aktivitasnya dalam kehidupan merupakan fenomena yang unik yang kompleks dan penuh dengan persoalan menarik yang dapat dijadikan sumber pembelajaran bagi semua orang. Masyarakat berperan juga dalam pelaksanaan pendidikan, dimana masyarakat melakukan kegiatan penyelenggara dan pembina pendidikan
184 serta sebagai pelaksana pendidikan. Penyelenggara dan Pembina pendidikan
bertugas
membuat
peraturan
perundang-undangan,
merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan dibidang pendidikan.
Ini adalah tugas Departemen
Pendidikan Nasional
(Depdiknas). Hal-hal yang di atur Depdiknas selanjutnya menjadi acuan bagi penyelenggara pendidikan di Provinsi dan Kabupaten/ kota di Indonesia.
Sedangkan
pelaksana
pendidikan
melakukan
tugas
penyelenggaraan kegiatan proses belajar baik pada lembaga formal atau nonformal. Dalam dua lembaga inilah masyarakat dapat berpartisipasi dalam dunia pendidikan. Lulusan pendidikan nantinya akan terjun ke masyarakat, dan masyarakat yang akan menggunakan hasil dari pendidikan. Para lulusan akan menerapkan ilmu yang mereka dapatkan di bangku sekolah di lingkungan masyarakat. Mereka beraktivitas dalam dunia kerja baik di sektor pemerintah, pasar (industri), dan masyarakat. Apabila hasil dari pendidikan tidak bermutu maka yang akan menerima dampaknya adalah masyarakat juga sebagai pengguna hasil pendidikan. Sehingga perlu adanya kesesuian antara program pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya perlu adanya kerja sama antara lembaga pendidikan
dengan
masyarakat
agar
kualitas
pendidikan
dapat
meningkat. Masyarakat sebagai perencana pendidikan dapat memberikan ide atau gagasan pemikiran yang bermakna untuk mendukung perencanaan
185 pendidikan yang baik. Masyarakat dapat berperan aktif dalam penyampaian informasi atau diskusi-diskusi perencanaan pendidikan sehingga terjadi kesesuian antara kebutuhan masyarakat dan program pendidikan. Keberadaan dewan pendidikan dan komite sekolah sangat diperlukan. Dewan pendidikan baik di tingkat kabupaten/ kota, provinsi dan nasional diharapkan menjadi wadah untuk menyerap aspirasi masyarakat yang menjadi bahan penyusunan kebijakan strategis dan operasional. Komite sekolah diharapkan memberikan masukan dalam penyusunan program-progam teknis di tingkat sekolah. Pengawasan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat dimaksudkan unuk mengendalikan agar pelaksanaan program dapat terjamin sesuai dengan perencanaan. Pengawasan ini dilakukan oleh dewan pendidikan dan komite sekolah. Dewan pendidikan dan komite sekolah hendaknya mampu bekerja dengan sebaik-baiknya dalam menyalurkan aspirasi masyarakat. Evaluasi program pendidikan yang dilakukan masyarakat dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program dan manfaat program bagi pencapaian tujuan pendidikan. Masyarakat baik orang tua ataupun pengguna lulusan tersebut hendaknya memberikan masukan dalam evaluasi tersebut. Salah satu contoh pengukurannya adalah dengan mengetahui berapa banyak lulusan suatu sekolah diterima di perguruan tinggi atau berapa banyak yang dapat diterima di dunia kerja.
186 Pentingnya peran serta masyarakat dapat dilihat dengan banyaknya bahasan tentang hal tersebut dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: 1.
Pendidikan
diselenggarakan
dengan
memberdayakan
semua
komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan, logika, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia (Bab III, pasal 4 ayat 6). 2.
Setiap warga Negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan (Bab IV, pasal 6 ayat 2).
3.
Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. (Bab IV, pasal 6 ayat 7).
4.
Masyarakat
berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi program pendidikan (Bab IV, pasal 6 ayat 8). 5.
Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan (Bab IV, pasal 6 ayat 9).
6.
Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelengaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan (Bab XV, pasal 54 ayat 1).
187 7.
Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksanan, dan pengguna hasil pendidikan ( Bab XV, pasal 54 ayat 7)
8.
Ketentuan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud poin 6 dan 7 diatur dengan peraturan pemerintah (Bab XV pasal 54 ayat 3)
9.
Masyarakat
berhak
menyelenggarakan
pendidikan
berbasis
masyarakat pada pendidikan formal dan non formal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat (Bab XV, bagian II pasal 55 ayat 1-5)
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Bab XV Bagian Ketiga Pasal 56 ayat
1-4 dikemukakan fungsi Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah/Madrasah sebagai berikut. 1.
Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah.
2.
Dewan Pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan
mutu
pelayanan
pendidikan
dengan
memberikan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan
pendidikan
pada
tingkat
nasional,
provinsi,
dan
kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hirarkis. 3.
Komite Sekolah/Madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan
188 pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta penmgawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. 4.
Ketentuan mengenai pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud ayat 1, 2 dan 3 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah
Selain itu, menurut Trimo (dalam Rohman, 2012:152) peranan komite sekolah adalah sebagai berikut: 1.
Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
2.
Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan,
3.
Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
4.
Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan (Kepmendiknas no. 044/U/2002). Peran masyarakat dalam pengembangan pendidikan Indonesia,
perlu ditumbuhkan dengan adanya kemauan dan kemampuan warga atau kelompok masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan. Sebaliknya pihak pemerintah atau Negara juga memberikan ruang atau kesempatan kepada warga atau kelompok masyarakat untuk berpartisipasi seluas mungkin sehingga bisa mencetuskan ide-ide yang
189 kreatif
dan
imajinatif
dalam
pengembangan
pendidikan.
Agar
kemampuan untuk berpartisipasi dimiliki oleh masyarakat, maka perlu peningkatan SDM dengan cara meningkatkan 3 jenis pendidikan masyarakat baik formal, nonformal maupun informal. Akses yang luas terhadap 3 jenis pendidikan tersebut akan mempercepat laju tingginya tingkat pendidikan dan selanjutnya akan membuat masyarakat mampu untuk ikut serta berperan dalam pengembangan pendidikan. DAFTAR RUJUKAN Ardhana, Wayan. 1986. Dasar-Dasar Kependidikan. Malang: FIP IKIP Malang. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Rahman, Muhamad. 2012. Kurikulum Berkarakter. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Tirtarahardja, Umar dan La Sulo, S.L. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahastya. Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional http://edukasi.kompasiana.com/2012/11/17/partisipasi-masyarakatdalam-pendidikan-509635.html (diakses 24 September 2013) http://sayuketutsuratni.blogspot.com/2011/08/tingkatkan-mutupendidikan-di-indonesia.html (diakses 24 September 2013)