ISSN No. 2088-4818
Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia
Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014
Editor Priana Sudjono Bambang Suharto Bambang Rahadi November 2014
ISSN 2088481-8
Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Lingkungan Indonesia 9 772088 481002
10
ISSN No. 2088-4818
2014 Buku 1
Editor Priana Sudjono Bambang Suharto Bambang Rahadi
Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Lingkungan Indonesia
ISSN 2088-4818 Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014
Daftar Isi Panitia Indeks Nama Pemakalah Kata Pengantar Buku 1 MANAJEMEN SUMBERDAYA BERKELANJUTAN
Halaman
ANALISIS VARIASI MUSIMAN KADAR UAP AIR DAN KONSENTRASI CO2 SEBAGAI KOMPONEN UTAMA GRK BERBASIS DATA AIRS AQUA Arief Suryantoro
1-11
PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS SEBAGAI BIOINDIKATOR EKOLOGI PERAIRAN SUNGAI DENGAN POLA EKOHIDROLIK DAN HIDROLIK MURNI (STUDI KASUS SUNGAI BLORONG DAN SUNGAI GLODOK KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH) Lianah, Elina dan Khasanah
13-24
STUDI PEMANFAATAN DAERAH RAWA DENGAN URBAN AGRICULTURE MELALUI COMMUNITY DEVELOPMENT DI KELURAHAN SIDODAMAI, KECAMATAN SAMARINDA ILIR, KOTA SAMARINDA Tatang Wahyudi
25-32
TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN PENGGUNAAN AIR ASAM TAMBANG SEBAGAI KOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR RUN OFF PERTAMBANGAN BATU BARA DENGAN KOAGULASI DUA TAHAP Ulinnuha Yuri dan Welly Herumurti
33-43
PERENCANAAN UNIT ALUM RECOVERY DARI LUMPUR ALUM IPAM TAMAN TIRTA SIDOARJO Satwika Desantina Muktiningsih dan M. Razif
45-54
PEMANFAATAN SAMPAH KEBUN DI KAWASAN KAMPUS TERPADU UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA SEBAGAI BRIKET BIOARANG Ismie Alfa Nugraheni, Kasam, dan Hijrah Purnama Putra
55-64
ANALISIS JERAMI PADI UNTUK PEMBUATAN MIKROMEMBRAN UNTUK PROSES DAUR AIR LIMBAH RUMAH TANGGA Nur Aini Febriyana, Zakiyatul Mirfada, Nurul Jamila, Ach. Afif Wijayanto, Novan Pradana, dan Eddy Setiadi S.
65-72
vii
PEMANFAATAN LIMBAH SERUTAN KAYU UNTUK PERKUATAN TANAH GAMBUT KALIMANTAN SELATAN Muhammad Afief Ma’ruf dan Chandra Satria Utama R.
73-85
PENYEHATAN LINGKUNGAN PENELITIAN PENDAHULUAN UJI TOKSISITAS AKUT (LC50) IKAN MAS (Cyprinus carpio) TERHADAP PAPARAN GAS HIDROGEN SULFIDA Indra Pranata Rizal Ramadan, Ardeniswan, dan Rusvirman Muchtar TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DI TPS DAN TPA DI WILAYAH UTARA KABUPATEN SIDOARJO Duhita Anindita, I D A A Warmadewanthi, dan Arseto Yekti Bagastyo TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DI TPS DAN TPA DI WILAYAH SELATAN KABUPATEN SIDOARJO Cici Minarwati, I D A A Warmadewanthi, dan Arseto Yekti
87-94
95-105
107-118
INFRASTRUkTUR RAMAH LINGKUNGAN KINERJA KELEMBAGAAN KAITANNYA DENGAN PRODUKSI DAN PENDISTRIBUSIAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT DI WILAYAH PROVINSI RIAU Bambang Winarso
119-128
POTRET SANITASI DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA PERMUKIMAN TIPE KECIL DI JAWA TIMUR Titiek Winanti, Nanik Estidarsani, Indiah Kustini, dan Didiek Purwadi
129-135
LINGKUNGAN DAN SISTEM SOSIAL POTENSI EKONOMI SAMPAH ORGANIK SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DI KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO Muhammad Afif Ma’any dan Susi Agustina Wilujeng
137-147
KOMPUTASI, PERANGKAT LUNAK, DAN PEMODELAN LINGKUNGAN MODEL DAYA TAMPUNG KEBUTUHAN OKSIGEN BIOKIMIA (BOD) SUNGAI LESTI KABUPATEN MALANG Evy Hendriarianti dan Kustamar
149-159
ESTIMASI KUALITAS AIR SUNGAI CILIWUNG DAN CISADANE DI KOTA BOGOR BERDASARKAN BEBAN DAN INDEKS PENCEMARAN Allen Kurniawan, Yanuar Chandra Wirasembada, dan Muhammad Ihsan
161-169
MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN UKM TEKSTIL (BATIK) DI KOTA PEKALONGAN Zaenuri dan Fathur Rokhman
171-179
viii
POTENSI PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO Rizki Ramadhani Ferina dan Susi Agustina Wilujeng
181-193
PENERAPAN MODEL WRF DAN CALPUFF UNTUK ANALISIS SEBARAN UAP AIR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI Bramudya Rifki Mukti dan Mamad Tamamadin
195-205
POLA TRANPORTASI TERNAK DAN HASIL TERNAK SAPI POTONG DI INDONESIA Bambang Winarso
207-216
TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DI KECAMATAN GUBENG, SURABAYA Elita Nurfitriyani S., I D A A Warmadewanthi, dan Welly Herumurti
217-227
ix
Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)
ESTIMASI KUALITAS AIR SUNGAI CILIWUNG DAN CISADANE DI KOTA BOGOR BERDASARKAN BEBAN DAN INDEKS PENCEMARAN ESTIMATION WATER QUALITY OF CILIWUNG AND CISADANE RIVER IN BOGOR BASED ON LOAD AND POLLUTION INDEX Allen Kurniawan 1), Yanuar Chandra Wirasembada 2), dan Muhammad Ihsan 3) Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Dramaga, Bogor, Indonesia Email: 1)
[email protected]; 2)
[email protected] Abstrak: Seiring dengan meningkatnya beban air limbah yang dibuang ke sungai, upaya pengawasan dan monitoring kualitas air sungai perlu semakin ditingkatkan secara intensif. Penelitian ini bertujuan mengukur kualitas air berdasarkan konsentrasi Dissolved Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD), dan Chemical Oxygen Demand (COD); menentukan indeks pencemar,serta menganalisis beban pencemar Sungai Ciliwung dan Cisadane di Kota Bogor. Penelitian ini mengambil contoh uji pada lima belas titik sampling untuk menentukan status mutu air berdasarkan indeks dan tingkat beban pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi parameter COD di beberapa titik sampling telah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan dengan nilai maksimum sebesar 27.3 mg/L. Status mutu air menunjukkan Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane berada pada kondisi tercemar ringan pada beberapa titik sampling. Beban pencemaran total untuk parameter DO, BOD dan COD untuk sungai Ciliwung berturut-turut sebesar 42,776 kg/hari, 4,231 kg/hari dan 99,243 kg/hari. Untuk Sungai Cisadane, beban pencemaran total dengan urutan yang sama sebesar 26,571 kg/hari, 8,780 kg/hari dan 42,286 kg/hari. Walaupun Sungai Ciliwung dam Cisadane di Kota Bogor berada di hulu, tingkat pencemaran air telah terdeteksi karena akumulasi limbah cair dan padat yang masuk ke badan air secara tidak terkendali. Akibatnya, kemampuan proses pemulihan secara alami (natural self purification) tidak berjalan optimal. Kata kunci: beban pencemaran, indeks pencemaran, kualitas air, dan purifikasi.
Abstract: The effort of controlling and monitoring river water quality was needed to increase intensively within the increasing of load pollution. The purposes of this research was to measure water quality based on Dissolved Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD) and Chemical Oxygen Demand (COD) concentration, to determine load pollution index and to analyze load pollution in Ciliwung and Cisadane River in Bogor, West Java. This research took eight specimens in fifteen sampling point to determine water quality status based on load and pollution index. The results showed COD concentrations on some specimens exceeded government standard with the value of COD 27.3 mg/l. Water quality status showed that Ciliwung and Cisadane River in slight-polluted condition on some sampling points. Total load pollution for DO, BOD, and COD in Ciliwung River was 42,776 kg/day; 4,231 kg/day;and 99,243 kg/day respectively, Cisadane River was 26,571 kg/day, 8,780 kg/day dan 42,286 kg/day respectively. Although Ciliwung and Cisadane River in Bogor was located in the upstream, the level of water pollution was detected because liquid and solid waste accumation which has been coming in to river uncontrolled. Consequently, the ability of natural self purification in the river was not work optimally. Keywords: load pollution, pollution index, natural self purification, and water quality.
161
Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014: 161-169
PENDAHULUAN Pemanfaatan sumberdaya air berpotensi menghasilkan limbah yang dapat merusak perairan sehingga menimbulkan permasalahan penurunan kualitas air sungai. Pemanfaatan lahan untuk pertanian, permukiman, industri maupun kebutuhan mandi cuci kakus (MCK) di kawasan sekitar sungai merupakan permasalahan umum penurunan kualitas air sungai. Selain itu, pembuangan air limbah industri dan domestik ke sungai, baik yang telah diolah maupun yang belum diolah, mempunyai potensi sebagai penyebab pencemaran bagi sungai. Kondisi tersebut disebabkan setiap beban air limbah yang dibuang ke sungai mengandung parameter-parameter fisik, kimiawi dan biologis sehingga dapat merubah kualitas air sungai atau mempengaruhi besar nilai oksigen terlarut di dalam sungai (Slamet dan Karnaningroem, 2003). Kemampuan sungai untuk menerima beban polutan di setiap titik dan waktu bervariasi akibat perbedaan debit pada aliran sungai. Pada bagian hulu sungai, pencemaran relatif terjadi dalam jumlah sedikit. Hal ini disebabkan ekosistem di bagian hulu relatif belum mengalami kerusakan. Pencemaran pada bagian tengah sungai akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan pemukiman. Pada bagian ini, kerusakan dan pencemaransungai mulai terlihat. Umumnya, bagian hilir merupakan kondisi terparah mengalami kerusakan dan pencemaran karena sebagian besar aktivitas dan pusat kegiatan ekonomi berada di hilir sungai. Seiring dengan meningkatnya beban air limbah yang dibuang ke sungai, upaya pengawasan dan monitoring kualitas air sungai juga perlu semakin ditingkatkan. Sungai merupakan sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources) sehingga pemanfaatan air di hulu akan menghilangkan peluang di hilir. Pencemaran di hulu sungai akan menimbulkan biaya sosial di hilir dan pelestarian di hulu memberikan manfaat di hilir (Azwir, 2006). Sungai Ciliwung dan Cisadane merupakan salah satu sungai lintas Provinsi pada wilayah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten yang berfungsi sebagai sumber air minum, air baku industri, pertanian dan sumber air wilayah permukiman. Pemantauan kualitas air Sungai Ciliwung dan Cisadane sangat penting dilakukan untuk menilai kondisi kualitas air saat ini dari adanya beban pencemar yang masuk ke badan air. Perkembangan kependudukan di DAS Ciliwung dan Cisadane di Bogor mendorong peningkatan kebutuhan hidup sehingga bermunculan berbagai macam industri dan peternakan. Kegiatan pembangunan di DAS Ciliwung dan Cisadane, baik di hulu maupun di hilir tergolong sangat intensif dengan pertambahan penduduk yang tinggi, sebagai dampak tingginya dinamika pembangunan di wilayah Jabodetabek. Sungai Ciliwung dan Cisadane sebagai ekosistem terbuka menerima beban pencemaran melalui saluran-saluran air dari berbagai sumber pencemar seperti limbah rumah tangga, industri, peternakan dan pertanian. Di samping itu, pemanfaatan air sungai Ciliwung dan Cisadane oleh masyarakat juga menyebabkan penurunan kualitas dan mutu air sungai (Trofisa, 2011). Apabila penurunan kualitas dan mutu air sungai dibiarkan, permasalahan terkait dengan pengelolaan sumberdaya air sungai akan semakin kompleks. Permasalahan tidak hanya timbul pada aspek lingkungan, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah pada aspek lain seperti aspek sosial dan kesehatan masyarakat. Peranan ilmu lingkungan harus dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh polutan dari masyarakat. Jika permasalahan tersebut tidak dapat diatasi, maka perlu dilakukan upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh polutan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengukur kualitas air berdasarkan parameter Dissolved Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD), serta Chemical Oxygen Demand (COD); menentukan indeks pencemar dan menganalisis beban pencemar Sungai Ciliwung di Kota Bogor. Hasil penelitian ini akan dilanjutkan sebagai kajian lanjutan dalam memperkirakan kemampuan pemulihan alami (natural self-purification) melalui permodelan matematis menggunakan Persamaan Streeter-Phelps serta kaitannya dengan beberapa nilai parameter pendukung dan menentukan alternatif lokasi pengambilan air baku ideal untuk pengolahan air minum Kota Bogor.
162
Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)
METODE Pengambilan contoh uji air dilakukan pada tanggal 25 September 2013 di delapan titik sampling pada tujuh segmen Sungai Ciliwung, sedangkan di Sungai Cisadane sebanyak tujuh titik sampling dengan 6 segmen. Pengambilan sampling dilakukan dalam waktu satu hari mulai dari pagi hingga sore hari. Lokasi seluruh titik sampling disajikan pada tabel 1. Penentuan debit sungai dilakukan dengan membuat kalkulasi antara kecepatan aliran sungai menggunakan alat current meter dan luas penampang sungai dengan menghitung lebar dan kedalaman sungai. Persamaan yang digunakan untuk menghitung debit adalah sebagai berikut.
(1) (2) (3) Dengan: Q = Debit aliran sungai (m3/s) V = Kecepatan aliran (m/s) A = Luas penampang sungai (m2)
N = Jumlah putaran per waktu b = Lebar sungai (m) d = Kedalaman sungai (m)
Penentuan lokasi sampling didasarkan pada kemudahan akses dan kegiatan masyarakat di daerah tersebut. Hampir sebagian besar titik sampling berada pada kawasan padat penduduk dan pusat kegiatan ekonomi setempat seperti pasar, lingkungan kampus, dan industri. Penentuan jarak titik sampling dimulai pada titik pertama sebagai basis awal kemudian dilanjutkan ke daerah hilir. Pengukuran dan pengambilan sampling dilakukan secara berurutan mulai dari titik sampling pertama hingga titik sampling terakhir. Pengambilan contoh uji air dan pengukuran debit menggunakan botol winkler, botol contoh uji plastik, tapping, current meter, dan DO meter. Prosedur analisis dilaksanakan di Laboratorium Limbah Padat dan B3, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor. Analisis COD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 6989.73-2009 tentang Cara Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD) dengan Refluks Tertutup Secara Titrimetri. Analisis BOD sesuai dengan SNI Nomor 6989.72-2009 tentang Cara Uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) berdasarkan konsentrasi DO pada saat sampling dan konsentrasi DO pada hari ke lima. Tabel 1. Deskripsi lokasi masing-masing titik sampling Sungai Ciliwung dan Cisadane. Titik Sampling
Lokasi Sungai Ciliwung
1 2 3 4 5 6
Bendung Katulampa Jl. Pajajaran Jl. Otista Jl. Jalak Harupat Lapangan Sempur Jl. Ciremai Jl. Jendral Ahmad Yani Jl. KH Soleh Iskandar
7 8
Jarak kumulatif (km) 0 3,4 5,8 7 7,5 9,6
Jl. Cipaku Bogor Nirwana Residence Jl. Empang Jl. Gunung Batu Jl. Darul Quran Jl. KH R. Abdullah bin Nuh
Jarak kumulatif (km) 0 2,2 3,75 6,7 9 12,2
10,4
Lingkar Kampus IPB
21,7
11,2
-
-
Lokasi Sungai Cisadane
Hasil analisis air dibandingkan dengan baku mutu kualitas air sungai sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran. Penentuan status mutu air sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air menggunakan Metode Indeks Pencemaran. Nilai Indeks Pencemaran (IP) dihitung menggunakan persamaan:
163
Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014: 161-169
⁄ √(
)
( ⁄
)
IPj menyatakan indeks pencemaran bagi peruntukkan (j), Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air, Lij menyatakan konsentrasi parameter kualitas air pada baku mutu peruntukkan air (j), (Ci/Lij)M menyatakan nilai Ci/Lij maksimum, dan (Ci/Lij)R menyatakan nilai Ci/Lij rata-rata. Nilai IPj menunjukkan mutu air pada setiap segmen yang diuji sesuai dengan tabel 2. Beban pencemar dihitung berdasarkan hubungan antara konsentrasi masing-masing pencemar dan debit air sungai. Tabel 2. Evaluasi terhadap nilai IPj. Indeks Pencemaran
Mutu Air
0 ≤ IPj ≤ 1.0
Memenuhi baku mutu (kondisi baik)
1.0 ≤ IPj ≤ 5.0
Cemar ringan
5.0 ≤ IPj ≤ 10.0
Cemar sedang
IPj ≥ 10.0
Cemar berat
PEMBAHASAN Kualitas air Sungai Ciliwung dan Cisadane di Kota Bogor pada penelitian ini diwakili oleh tiga parameter, yaitu DO, BOD, dan COD. Parameter DO dan BOD menentukan kondisi terkini kemampuan badan air untuk memulihkan beban pencemar secara alami. Menurut Tchobanoglous et al., (2003), konsentrasi BOD menunjukkan jumlah konsentrasi oksigen terlarut (DO) yang digunakan oleh mikroorganisme dalam aktivitas pembakaran zat organik, dan diukur setelah lima hari pengujian (BOD5). COD digunakan untuk mengukur oksigen ekuivalen dari material organik pada air yang dapat dioksidasi secara kimiawi. Parameter DO, BOD, dan COD merupakan parameter umum yang bisa dijadikan sebagai standar untuk menentukan kriteria kualitas air. Kandungan bahan organik di dalam badan air juga dapat dinyatakan dengan peubah BOD dan COD. BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi dalam air, sedangkan COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter air dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (Alerts dan Santika, 2005). Hasil konsentrasi DO, BOD, COD, termasuk data temperatur (T), kecepatan, dan debit aliran (Q) disajikan pada tabel 3.
164
Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)
Tabel 3. Data pengukuran kualitas air Sungai Ciliwung (CLW) dan Cisadane (CSD). Titik Sampling
Suhu (°C)
Kecepatan (m/dtk) CLW CSD
Debit (m3/dtk) CLW CSD
Konsentrasi CLW (mg/L) DO BOD COD
Konsentrasi CSD (mg/L) DO BOD COD
CLW
CSD
1
29,4
26,3
1,3
0,4
28,71
11,2
6,8
0,3
6,8
7,2
2,5
7,5
2
28,0
27,7
0,3
0,5
4,79
6,2
6,5
1,2
27,3
6,8
1,8
3,8
3 4
29,5 29,5
28,1 28,5
0,6 0,75
0,35 0,25
13,02 14,57
9,3 0,2
6,3 6,3
1,8 0,2
10,2 27,3
7,7 6,9
2,7 2,4
11,3 3,8
5 6
29,9 29,9
29,4 30,5
0,2 0,1
0,1 0,7
1,81 0,39
1,5 11,1
6,3 6,2
0,8 0,7
10,2 3,4
6,9 7
1,6 2,5
7,5 22,5
7 8
29,7 29,6
33,8 -
0,2 0,6
0,5 -
1,57 11,61
3,95 -
5,8 6,2
0,7 0,7
22,2 20,4
6 -
1,7 -
3,8 -
Konsentrasi DO (mg/L)
Hasil analisis parameter DO, BOD, dan COD dibandingkan dengan baku mutu air kelas I untuk peruntukkan air minum. Berdasarkan baku mutu yang tercantum di PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran, baku mutu yang ditetapkan untuk air kelas I adalah 6 mg/L untuk DO, 2 mg/L untuk BOD, dan 10 mg/L untuk COD. 8 7.5 7 6.5 6 5.5 5 0
4
8
12
16
20
24
Jarak (km) Baku mutu
Contoh uji Sungai Ciliwung
Contoh uji Sungai Cisadane
Gambar 1. Konsentrasi contoh uji dan baku mutu DO.
Konsentrasi BOD (mg/L)
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0
4
8
12
16
20
Panjang sungai (km) Baku mutu
Contoh uji Sungai Ciliwung
Contoh uji Sungai Cisadane
Gambar 2. Konsentrasi contoh uji dan baku mutu BOD.
165
24
Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014: 161-169
Konsentrasi COD (mg/L)
30 25 20 15 10 5 0 0
4
8
12
16
20
24
Jarak (km) Baku mutu
Contoh uji Sungai Ciliwung
Contoh uji Sungai Cisadane
Gambar 3. Konsentrasi contoh uji dan baku mutu COD. Konsentrasi DO pada Sungai Ciliwung menujukkan nilai di atas batas minimum baku mutu kelas 1 (peruntukkan air minum) PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran sebesar 6 mg/L, kecuali pada titik sampling 7 (gambar 1). Walaupun demikian, nilai-nilai tersebut dapat meningkatkan kerentanan tekanan lingkungan apabila proses oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik secara aerobik terhambat sehingga konsentrasi DO berada di bawah 6 mg/L. Untuk Sungai Cisadane, konsentrasi DO tidak ada nilai di atas batas minimum baku mutu pada seluruh titik yang diamati. Konsentrasi DO berada pada kondisi relatif tinggi yang disebabkan kondisi aliran Sungai Cisadane dititik yang diamati berada pada kondisi turbulen. Aliran turbulen memberikan jalan terjadinya pertukaran udara dari luar menuju ke dalam badan air dan sebaliknya. Konsentrasi BOD pada seluruh titik sampling di Sungai Ciliwung menunjukkan nilai di bawah batas maksimum baku mutu kelas 1 PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran sebesar 2 mg/L (gambar 2). Pada Sungai Cisadane, terdapat konsentrasi BOD yang melewati batas maksimum baku mutu, yaitu pada titik sampling 1, 3, 4, dan 6. Hal ini disebabkan pada keempat titik sampling tersebut terdapat peningkatan konsentrasi limbah yang dibuang ke badan sungai dari pemukiman warga, pasar tradisional dan rumah potong hewan (RPH) Kota Bogor. Konsentrasi COD pada Sungai Ciliwung di titik sampling 2, 3, 4, 5, 7, dan 8 menunjukkan nilai di atas baku mutu. Hal ini disebabkan nilai COD umumnya lebih besar dari nilai BODkarena tidak semua material organik pada air dapat dioksidasi secara biologis, namun lebih banyak teroksidasi secara kimiawi (APHA, 1989).Konsentrasi COD tertinggi terletak pada titik sampling 2 dan titik 4 dengan nilai sebesar 27.3 mg/L. Hal ini disebabkan akumulasi beban pencemaran limbah cair dari permukiman padat, kawasan pertokoan, pasar, pusat perbelanjaan dan pusat kuliner. Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada Sungai Cisadane. Titik sampling 2 dan 6 menunjukkan nilai COD di atas baku mutu. Hal ini disebabkan akumulasi beban pencemaran limbah cair dari pemukiman padat di sekitar Jalan Empang dan RPH kota Bogor yang letaknya tidak jauh dari lokasi sampling titik 6. Selain itu, sampah yang dibuang langsung ke sungai turut berperan dalam meningkatkan konsentrasi COD. Berdasarkan pengamatan Yulaswati et al., (2004), timbulan sampah di Kota Bogor memiliki laju 0.634 kg/orang/hari dan meningkat pada setiap tahunsehingga perbandingan antara daya tampung sampah dengan lahan yang digunakan sebagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS) tidak seimbang. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat membuang sampah ke badan sungai. Tingkat pencemaran air sungai juga dapat disebabkan perubahan tata guna lahan dari ruang terbuka hijau menjadi terbangun sehingga tingkat erosi dan sedimentasi tinggi (Erwin et al., 2011). Penentuan status mutu air menggunakan metode IP sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Nilai IP ditentukan dari parameter BOD dan COD melalui Persamaan 4 sehingga diperoleh hasil pada tabel 4. Perbandingan Indeks Pencemaran (IP) Sungai Ciliwung dan Cisadane terhadap standar evaluasi nilai IP pada tabel 2 tersaji pada gambar 4.
166
Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)
Tabel 4. Data nilai IP Sungai Ciliwung dan Cisadane di Kota Bogor. Titik Sampli ng 1 2 3 4 5 6 7 8
D O 0,2 0,5 0,7 0,7 0,7 0,8 1,2 0,8
BO D 0,1 0,6 0,9 0,1 0,4 0,3 0,3 0,3
Ci/Lij Ciliwung CO Ma Rera D ks ta 0,7 0,7 0,3 2,7 2,7 1,3 1,0 1,0 0,9 2,7 2,7 1,2 1,0 1,0 0,7 0,3 0,8 0,5 2,2 2,2 1,3 2,0 2,0 1,1
IP
DO
0,5 2,1 0,9 2,1 0,9 0,7 1,8 1,6
0,4 0,6 0,15 0,55 0,55 0,5 1,0 -
Ci/Lij Cisadane BO CO Mak D D s 1,3 0,8 1,3 0,9 0,4 0,9 1,4 1,1 1,4 1,2 0,4 1,2 0,8 0,8 0,8 1,3 2,3 2,3 0,9 0,4 1,0 -
Rerat a 0,8 0,6 0,9 0,7 0,7 1,3 0,7 -
IP 1,0 0,8 1,1 1,0 0,8 1,8 0,9 -
Berdasarkan gambar 4, status mutu air dapat diketahui dari delapan lokasi pengambilan contoh uji air di Sungai Ciliwung dan tujuh lokasi di Sungai Cisadane. Pada Sungai Ciliwung, titik 1, 5, dan 6 memiliki nilai IP di bawah 1, sedangkan pada Sungai Cisadane di titik 2 dan 5 sehingga kriteria status mutu air adalah baik untuk air kelas I. Titik 2, 3, 4, 7, dan 8 pada Sungai Ciliwung dan titik 1, 3 dan 6 pada Sungai Cisadane memiliki nilai IP di atas 1 dan di bawah 5 sehingga kriteria status mutu air adalah tercemar ringan. Nilai IP Sungai Ciliwung mengalami penurunan drastis pada segmen 2 (antara titik sampling 2 dan 3) dan segmen 4 (antara titik sampling 4 dan 5), sedangkan Sungai Cisadane terjadi pada segmen 6 (antara titik sampling 6 dan 7). Keadaan tersebut diakibatkan sungai masih memiliki kemampuan secara alami untuk melakukan proses pemulihan diri sendiri (self purification) terutama terhadap bahan limbah organik.
Indeks Pencemaran
2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 0.0
5.0
10.0 15.0 Jarak kumulatif (km)
Sungai Ciliwung
20.0
25.0
Sungai Cisadane
Gambar 4. Perbandingan IP Sungai Ciliwung dan kriteria mutu air pada kondisi baik. Kemampuan self purification dipengaruhi oleh proses reaerasi yang dialami oleh badan air tersebut. Proses reaerasi merupakan peristiwa yang terjadi di badan air ketika kandungan oksigen di dalam air menerima tambahan akibat adanya turbulensi sehingga terjadi difusi oksigen dari udara ke air (Agustiningsih et al., 2012). Turbulensi atau olakan yang terjadi pada sungai sangat berkaitan dengan profil kemiringan lahan sungai. Apabila sungai memiliki profil kemiringan tanah yang tinggi dan tidak stabil maka turbulensi pada aliran sungai sangat mudah terjadi. Nilai IP Sungai Ciliwung pada segmen 1 (antara titik sampling 1 dan 2), segmen 3 (antara titik sampling 3 dan 4), dan segmen 6 (antara titik sampling 6 dan 7) mengalami kenaikan, sedangkan Sungai Cisadane pada segmen 2 dan 5. Keadaan tersebut diakibatkan sulitnya sungai untuk melakukan proses self purification karena beban pencemaran dari kegiatan mandi, cuci, kakus (MCK), dan buangan air limbah dari aktivitas industri di sekitar bantaran sungai tanpa melalui proses pengolahan. Profil kemiringan lahan yang relatif datar menyebabkan turbulensi sulit terjadi dan proses reaerasi terhambat. 167
Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014: 161-169
Analisis kualitas air Sungai Ciliwung di Kota Bogor juga harus mempertimbangkan nilai beban pencemaran yang dihitung berdasarkan besarnya konsentrasi parameter kualitas air dan debit aliran air. Hasil perhitungan beban pencemaran delapan titik pengambilan contoh uji disajikan melalui tabel 4. Berdasarkan hasil perhitungan beban pencemaran Sungai Ciliwung pada tabel 4, COD merupakan parameter yang signifikan dalam memberikan beban pencemaran ke badan Sungai Ciliwung maupun Cisadane dengan total sebesar 99.243 kg/hari dan 42.286 kg/hari. Titik sampling 4 dan 8 pada Sungai Ciliwung merupakan titik sampling yang memiliki beban pencemaran COD yang sangat tinggi sehingga aliran sungai sebelum titik tersebut diduga mengalami pencemaran dan proses self purification tidak berjalan optimal. Hal yang sama juga terjadi pada titik 3 dan 6 pada Sungai Cisadane. Kandungan zat organik menunjukkan adanya pencemaran di dalam air tersebut. Zat organik tergantung dari sifat fisik tanah dan sumber air. Semakin tinggi kandungan zat organik di dalam air, tingkat tercemarnya air semakin meningkat. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, lokasi sungai berada di area pemukiman yang padat penduduk. Laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya secara langsung telah menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan. Industri yang berkembang pesat dan kehidupan manusia yang diiringi dengan peningkatan gaya hidup secara nyata telah menurunkan kualitas lingkungan karena semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka potensi dihasilkannya limbah pun semakin besar. Selain itu, belum adanya pengawasan yang ketat akan pembuangan limbah industri maupun domestik ke lingkungan juga menjadi hal perlu diperhatikan. Tabel 4. Beban pencemaran Sungai Ciliwung(CLW) dan Cisadane (CSD) di Kota Bogor. Titik Sampling
Debit (m3/dtk)
Beban Pencemaran CLW (kg/hari)
Beban Pencemaran CSD (kg/hari)
CLW
CSD
DO
BOD
COD
DO
BOD
COD
1
28,71
11,2
16.868
620
16.907
6.967
2.419
7.258
2
4,79
6,2
2.690
480
11.283
3.643
964
2.036
3
13,02
9,3
7.087
1.991
11.501
6.187
2.170
9.080
4
14,57
0,2
7.931
214
34.321
119
41
66
5
1,81
1,5
985
128
1.599
894
207
972
6
0,39
11,1
209
23
115
6.713
2.398
21.578
7
1,57
3,95
787
92
3.005
2.048
580
1.297
8
11,61
-
6.219
682
20.511
-
-
-
42.776
4.231
99.243
26.571
8.780
42.286
Total
Penurunan konsentrasi COD dan BOD dapat dilakukan dengan cara membangun sistem bioremediasi buatan dengan menggunakan bioreaktor (Jackson et al., 2007). Selain itu, fotodegradasi katalis lapis tipis juga dapat digunakan untuk menurunkan nilai COD dan BOD. Adsorpsi karbon aktif, oksidasi kimiawi, serta degradasi fotokatalitik merupakan berbagai cara untuk mengurangi kadar COD dan BOD. Pengelolaan daerah aliran sungai harus dilakukan secara terpadu meliputi bagian hulu, tengah, dan hilir sungai tanpa terhambat oleh batas administrasi. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan kualitas air. Pemantauan kualitas air juga berguna sebagai inventarisasi dan dapat menentukan penyebab maupun akibat dari suatu kegiatan terhadap kualitas air. Nilai beban pencemaran DO berbanding terbalik dengan BOD dan COD. Pada konsentrasi DO, semakin tinggi nilai DO maka semakin baik kualitas air. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4, titik sampling 6 pada Sungai Ciliwung dan titik sampling 4 pada Sungai Cisadane mempunyai beban pencemaran yang paling rendah dibandingkan titik lainnya. Namun, bukan berarti kandungan DO pada titik ini mempunyai nilai yang rendah. Beban pencemaran DO pada kedua titik tersebut disebabkan
168
Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)
debit yang mengalir pada kedua titik tersebut sangat rendah. Nilai debit berbanding lurus dengan nilai beban pencemaran. Semakin besar debit maka semakin besar beban pencemaran.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil peneltian ini, kualitas air Sungai Ciliwung dari delapan titik sampling dan tujuh titik sampling di Sungai Cisadane yang diamati belum memenuhi kriteria mutu PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran. Parameter COD pada enam titik sampling berkisar 10,2-27,3 mg/L sehingga tidak memenuhi baku mutu nilai maksimum sebesar 10 mg/L sedangkan pada Sungai Cisadane pada dua titik berkisar 11-23 mg/L. Status mutu air pada empat titik sampling di Sungai Ciliwung dan tiga titik sampling di Sungai Cisadane menunjukkan kriteria tercemar ringan. Beban pencemaran untuk parameter DO, BOD dan COD di Sungai Ciliwung berturut-turut sebesar 42,776 mg/L, 4,231 mg/L dan 99,243 mg/L sedangkan pada Sungai Cisadane dengan urutan yang sama sebesar 26,571 mg/L; 8,780 mg/L; 42,286 mg/L. Kondisi tersebut mengindikasikan proses self purification tidak berjalan optimal sehingga tingkat pencemaran air semakin meningkat.
Daftar Pustaka Agustiningsih, D., Sasongko, S. B., dan Sudarno. “Analisis kualitas air dan beban pencemaran berdasarkan penggunaan lahan di Sungai Blukar Kabupaten Kendal”. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (2012): 517-524. Alerts, G., dan Santika, S. S. “Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS dan MPN Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk”. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2,1 (2007): 97-110. American Public Health Association (APHA). Standard Methods For The Examination of Water and Waste Water, 17thed., Washington D.C: American Water Work Association (AWWA) dan Water Pollution Control Federation (WPCF). 1989. Azwir. “Analisa pencemaran air Sungai Tapung Kiri oleh limbah industri kelapa sawit PT. Peputra Masterindo di Kabupaten Kampar”. Tesis., Unversitas Diponegoro Semarang, (2006). Erwin, Arwin, Kridasantausa I., dan Ariesyady H. D. “Analisis status mutu air sungai bagian hulu dalam upaya pengelolaan waduk berkelanjutan (Studi Kasus Sungai Cimanuk Das Cimanuk Hulu)”. Prosiding Seminar Nasional Hari Lingkungan Hidup (2011): 121-130. Jackson, V. A., Paulse A. N., Bester A. A., Neethling J. H., Du Plessis, K. R., Khan W. “The application of bioremediation: reduction of metal concentration in river water and COD in distillery effluent”. Water Science Technology. 55(2007): 183-186. Slamet, A., Karnaningroem, N. “Pengaruh hidrodinamika pada penyebaran polutan di sungai dengan aliran horizontal dua dimensi”. Skripsi., Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, (2005). Tchobanoglous, G. Wastewater Engineeenring Treatment and Reuse, 4th ed. New York: McGraw-Hill, 2003. Trofisa, Dany. “Kajian Pencemaran dan Daya Tampung Pencemaran Sungai Ciliwung di Segmen Kota Bogor”. Skripsi., Institut Pertanian Bogor, (2011). Yulaswati, V., Sasongko A. R., Kartika, N., Nugraha, A., Showan, M., Darmawan, I., Marizi, N., Primana, R., Ishak, H., Hermawan, T., Santoso, H., Sunari, A., Haryana, A., Rusono, N., dan Indarto, J. Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2004.
169