Market Brief: Furniture ITPC Los Angeles 2013
Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………….………...…………………………...
4
Peta Amerika Serikat ………………………………...……………………………...
5
Bab I. Pendahuluan …………………………….………...………….………………
6
1.1. Pemilihan Negara …………………………….…..……………….……………. 6 1.2. Pemilihan Produk …………………………………...………………………….. 7 1.3. Profil Amerika Serikat ………………………………………..………………..
8
Bab II. Potensi Pasar Amerika Serikat ………………….………….………….…….. 11 2.1. Ekspor Impor Furniture Amerika Serikat – Dunia ……………………………..... 13 2.2. Potensi Pasar Ekspor Furniture di Amerika Serikat ………………...…………… 19 2.3. Kebijakan Impor Furniture di Negara Amerika Serikat ………...…………........... 21 2.4. Pemasaran Produksi ……………...…………...……………...……………...….. 22 Bab III. Peluang dan Strategi ……………………………………………………… ... 25 3.1. Peluang ……….…………………………………………………………………. 25 3.2. Strategi ………………………………………………………………………....... 27 Bab IV. Informasi Penting ………………………………………………………….... 31 4.1. Kedutaan Negara Amerika Serikat di Indonesia …..………...……....................... 31 4.2. Kamar Dagang Amerika Serikat .…………...……………...……………...…...... 31 4.3. Daftar Pameran Furniture di Amerika Serikat ……...………..……………......... 33 4.4. Perwakilan Indonesia di Amerika Serikat …......……………...……………......... 34 4.5. Daftar Importir Furniture di Amerika Serikat .......................................................... 36 Daftar Pustaka .....................................................................................……………...… 46
2
Daftar Tabel dan Gambar
Tabel 1.1.
Grafik 5 Negara Utama Eksportir Furniture Dunia 1999-2008 .............. 7
Tabel 1.2.
Pie Chart Produksi Furniture Dunia Tahun 2008 ................................... 8
Tabel 2.1.
Perkembangan Impor Furniture Amerika Serikat Berdasarkan HS 94 Periode: 2010 – 2012 .............................................................................. 15
Tabel 2.2.
Perkembangan Impor Furniture Amerika Serikat Berdasarkan HS 94 Periode: Januari - Juli 2013......................................................................16
Tabel 2.3.
Perkembangan Eskpor Furniture Amerika Serikat Berdasarkan HS 94 Periode: 2010 – 2012 .............................................................................. 17
Tabel 2.4.
Perkembangan Ekspor Furniture Amerika Serikat Berdasarkan HS 94 Periode: Januari-Juli 2013 .......................................................................18
Tabel 2.5.
Tabel Kondisi dan Proyeksi Industri Furniture Amerika Serikat Periode: 2004 – 2018 .............................................................................. 25
Tabel 3.1.
Gambaran Pasar Furniture AS ................................................................ 26
Gambar 2.1.
Pangsa Pasar Negara Importer Furniture di AS Tahun 2012 .................. 18
Gambar 2.2.
Segmentasi Pemasaran Produk Furniture di AS Mei 2013 .................... 24
Gambar 2.3.
Segmentasi Konsumen Produk Furniture di AS Tahun Mei 2013 ......... 25
Gambar 3.1.
Grafik Pergerakan dan Perkiraan Disposable Income dan Homeownership Amerika Serikat 2004-2018 ......................................... 28
3
Kata Pengantar
Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles (ITPCLA) secara berkala melalukan laporan Market Brief sebagai kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar komoditi di Amerika Serikat (AS). Pada Market Brief kali ini edisi bulan Juni 2013 berjudul “Market Brief: Produk Furniture Indonesia”. Adapun hasil kajian berikut dibuat berdasarkan berbagai data dari US Department of Commerce (DOC) AS, sekaligus berbagai institusi-institusi lainnya. Di samping itu, Market Brief disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di Negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar, dan informasi penting lainnya. Sehingga Market Brief diharapkan dapat menjadi informasi pendukung yang efektif dalam meningkatkan keunggulan produk furniture Indonesia untuk bersaing di pasar AS. Akhir kata, ITPCLA berharap kiranya laporan dan informasi berikut dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan, berikut para pelaku usaha dalam menentukan strategi ekspor produk furniture ke AS.
Los Angeles, 9 Agustus 2013
4
Peta Amerika Serikat
5
Bab I. Pendahuluan
1.1. Pemilihan Negara
Sebagai mitra dagang strategis, Amerika Serikat (AS) menduduki peringkat ketiga setelah Cina dan Jepang dalam peringkat ekspor nonmigas Indonesia. Hal ini didukung oleh data US Department of Commerce (DOC) AS, dimana Indonesia menduduki urutan ke-34 sebagai negara terbesar tujuan ekspor AS, dengan jumlah nominal sebesar US$ 8,01 milyar (2012), naik 8,10% (US$ 7,4 milyar) dari tahun 2011. Di samping itu, Indonesia menduduki urutan ke-27 sebagai negara terbesar pengekspor barang ke AS, dengan jumlah nominal sebesar US$ 26,01 milyar (2012), turun 1,94% (US$ 26,52 milyar) dari tahun 2011. Berdasarkan data tersebut, Indonesia berhasil mensuplai berbagai komoditi utama, seperti tekstil, karet, mesin, dan sepatu. Dari sekian banyak komoditi Indonesia yang diekspor ke AS, 10 komoditi utama adalah (berdasarkan HS 2 digit): Knit Apparel (US$ 2,8 milyar), Rubber (US$ 2,7 milyar), Woven Apparel (US$ 2,1 milyar), Electrical Machinery (US$ 1,6 milyar), Footwear (US$ 940 juta), Fish And Seafood (US$ 901,9 juta), Machinery (US$ 680,5 juta), Spices,Coffee And Tea (US$ 651,4 juta), Textile And Bedding (US$ 649,8 juta), dan Prepared Meat,Fish, (US$ 372,2 juta). Sedangkan 10 komoditi utama AS yang dieskpor ke Indonesia adalah (berdasarkan HS 2 digit): Aircraft, Spacecraft (US$ 1,4 milyar), Misc Grain,Seed,Fruit (US$ 1,02 milyar), Machinery (US$ 1 milyar), Food Waste; Animal Feed (US$ 398,3 juta), Electrical Machinery (US$ 363,7 juta), Cereals (US$ 242,2 juta), Plastic (US$
6
230,2 juta), Iron And Steel (US$ 212,5 juta), Cotton and Yarn,Fabric (US$ 194,1 juta), Optic,Nt and Med Instrument (US$ 190,2 juta).
1.2. Pemilihan Produk
Latar belakang ITPC Los Angeles memilih produk furniture dalam pembahasan Market Brief Edisi Juli 2013 adalah ITPC Los Angeles bermaksud untuk berfokus kepada produk furniture, dimana berdasarkan United Nation Statistics Data (UNSD) untuk negara yang memproduksi furniture di dunia pada tahun 1998 s/d 2008, kedudukannya pada saat tersebut dikuasai oleh China, Italia, Jerman, Polandia, dan Amerika Serikat. Tabel 1.1. Grafik 5 Negara Utama Eksportir Furniture Dunia 1999-2008
7
Tabel 1.2. Pie Chart Produksi Furniture Dunia Tahun 2008
Pada Tabel 1.1.diatas dapat dilihat bahwa 5 negara eksportir furniture tersebut terus mengalami peningkatan, khususnya China yang semakin menguasai pasar furniture dunia. Dari tabel 1.2. juga dapat dilihat bahwa di tahun 2008 produksi furniture di dominasi oleh China, AS, Italia, dan Jerman.
1.3. Profil Amerika Serikat
1.3.a. Geografi
AS terletak di tengah-tengah benua Amerika Utara, dibatasi oleh Kanada di sebelah utara dan Meksiko di sebelah selatan. Negara AS terbentang dari Samudera Atlantik di pesisir timur hingga Samudera Pasifik di pesisir barat, termasuk kepulauan 8
Hawaii di lautan Pasifik, negara bagian Alaska di ujung utara benua Amerika, dan beberapa teritori lainnya (Wikipedia).
1.3.b. Pemerintahan
AS terbentuk pada tahun 1787 dan terdiri dari 50 negara bagian. AS merupakan sebuah negara Republik Federal yang menganut sistem pemerintahan Presidensial dimana Presiden berperan sebagai badan eksekutif dan Kongres berperan sebagai badan legislatif. Sedangkan Majelis Tinggi ada di tangan Senate dan Majelis Rendah berada di tangan House of representative (Dewan Perwakilan Rakyat). Di AS terdapat pemisahan kekuasaan yang tegas antara Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Pemisahaan ini terdiri dari pemisahan bagian pelaksana maupun fungsi serta kekuasaan dari badan-badan tersebut yang membatasai satu sama lain dengan menggunakan asas checks and balances yang berarti saling mengawasi untuk menjaga keseimbangan). Sedangkan keadilan ditegakkan melalui Badan Yudikatif atau Mahkamah Agung (Supreme Court) yang bebas dari pengaruh badan Legislatif dan Eksekutif serta menjamin hak-hak kebebasan dan kemerdekaan individu serta menjamin tegaknya hukum (Carapedia).
1.3.c. Demografi
Jumlah penduduk di AS kini sebanyak lebih dari 308 juta jiwa setelah mengalami pertambahan hampir 10 persen sejak satu dekade lampau. Demikian hasil sensus yang
9
diumumkan Biro Sensus AS, Selasa 21 Desember 2010, dan dikutip kantor berita Associated Press (AP). Menurut hasil sensus, jumlah populasi di AS per 1 April 2010 sebanyak 308.745.538 jiwa. Jumlah itu menandakan pertambahan penduduk sebanyak 9,7 persen dari data sepuluh tahun lalu, yaitu sebanyak 281,4 juta jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk tiap sepuluh tahun ini merupakan yang terendah sejak Era Depresi Besar di akhir dekade 1920-an. Jumlah penduduk AS dari 1990 hingga 2000 meningkat 13,2 persen (VIVAnews).
1.3.d. Ekonomi
AS menjalankan sistem ekonomi kapitalis. Pertumbuhan ekonomi negara ini kokoh di permukaannya, pengangguran dan inflasi rendah, dan defisit perdagangan yang rendah. Ekonomi AS ialah salah satu yang terpenting di dunia. Banyak negara telah menjadikan dollar AS sebagai tolok ukur mata uangnya. Bursa saham AS dipandang sebagai indikator ekonomi dunia. Negara ini memiliki banyak sumber daya mineral, seperti emas, minyak, batu bara dan endapan uranium. Pertanian membuat negara ini berada di antara produsen utama, di antara lainnya, jagung, gandum, gula dan tembakau. AS memproduksi mobil, pesawat terbang dan benda elektronik (Wikipedia).
10
Bab II. Potensi Pasar Amerika Serikat
Industri furniture diperkirakan akan terus meningkat pada 2013 setelah mengalami kemunduran selama lima tahun hingga 2013. Meningkatnya sentimen konsumen dan pertumbuhan pendapatan per kapita mendorong konsumen untuk kembali belanja barang rumah tangga tahun 2013 ini. Sebelum 2010, hampir seluruh penjualan toko furniture mengalami penurunan permintaan karena kondisi perekonomian, ini lebih didorong karena belanja konsumen berkurang. Seperti kebanyakan retailer produk rumah tangga, toko furniture mengalami pertumbuhan permintaan sebelum tahun 2008. Setelah itu, permintaan menurun ketika resesi ekonomi dimulai. Namun, pada tahun 2010 penjualan mulai secara bertahap mengambil sebagai konsumen mendapatkan kepercayaan sedikit lebih dalam perekonomian. Perubahan-perubahan dan pemulihan ekonomi memberikan dampak peningkatan pendapatan hingga naik 2,1 % pada tahun 2013 aatau US$ 64,6 milyar, menyusul pertumbuhan 3,4 % pada tahun 2012. Namun demikian, selama resesi terjadi berbagai keadaan perekonomian seperti penurunan harga kepemilikan rumah, keterbatasan pendapatan rumah tangga, dan persaingan eksternal atau dari negara impor, ini semua memberikan dampak negative yang kuat bagi industri furniture AS. Akibatnya, perusahaan telah mengubah model bisnis mereka. Selama lima tahun hingga 2013, pendapatan stagnan pada tingkat rata-rata diperkirakan sebesar 0,0 % per tahun. Industri ini dinilai terfragmentasi, dan tidak ada pemain tunggal yang memiliki pangsa pasar yang lebih besar dari 5,0 %. Banyak perusahaan adalah perusahaan swasta
11
dengan kurang dari sembilan karyawan di setiap toko. Jumlah lokasi toko diperkirakan meningkat pada tingkat yang lebih lambat dari perusahaan industri karena banyak perusahaan besar akan berkonsentrasi pada upaya perbaikan pada toko yang ada. Jumlah toko furniture diperkirakan akan meningkat menjadi 41.258 pada tahun 2018. Selama lima tahun hingga 2018, pendapatan yang lebih tinggi dan sentimen konsumen yang kuat akan membantu meningkatkan permintaan produk furniture. Juga peningkatan kepemilikan rumah, pemilik rumah akan membeli lebih banyak barangbarang rumah tangga. Pada saat yang sama, persaingan industri dari outlet lain, seperti department store dan mass merchandiser, akan terus tumbuh, yang akan menekan margin keuntungan dan mengimbangi beberapa pertumbuhan pendapatan. Kompetisi eksternal akan menyebabkan banyak perusahaan untuk meningkatkan layanan pelanggan, kesadaran merek dan kemampuan pembiayaan mereka untuk membedakan diri dari pemain eksternal atau importir. Dalam lima tahun hingga 2018, pendapatan industri diproyeksikan tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 2,2 % atau US$ 72,1 milyar. Kondisi lain yang dapat digambarkan disini adalah sepanjang 2008 hingga 2013, peningkatan rata-rata toko furniture tidak terlalu menggimbarakan, yakni ada di tingkat rata-rata 1,1% atau sekitar 40.810 toko. Begitu juga tenaga kerja di sektor industri ini yang mengalami peningkatan pada angka rata-rata 0,1% atau 281,515 pekerja. Dapat dipastikan bahwa salah satu faktor peningkatan pertumbuhan penjualan produk furniture adalah dari faktor disposable income, sentimen konsumen dan tingkat kepemilikan rumah mengurangi permintaan selama resesi. Selain itu, meningkatnya persaingan eksternal dari department store telah mengakibatkan hilangnya pendapatan ke outlet lain. Pada tahun 2010 dan 2011, perekonomian mulai menguat dan konsumen
12
mulai melakukan pembelian atas produk furniture. Tren ini, tidak lebih besar daripada penurunan pendapatan selama tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya, selama lima tahun hingga 2013, pendapatan industri telah mengalami stagnasi pada tingkat tahunan rata-rata 0,0% menjadi US$ 64,6 milyar Pada 2013, industri ini diperkirakan akan menguat setelah bertahun-tahun pendapatan mengalami penurunan yang drastis atau volatile. Analis memperkirakan pendapatan retailer furniture akan tumbuh 2,1% pada 2013. Disposable income akan meningkat 0,8% sepanjang tahun, dan konsumen yang ragu-ragu untuk menghabiskan sebelum perlahan-lahan akan mulai membeli. Selain itu, sejumlah perusahaan diharapkan menurunkan harga mereka untuk menarik lebih banyak konsumen.
2.1.Ekspor dan Impor Furniture Amerika Serikat – Dunia
Pasar domestik furniture AS memiliki daya tarik yang sangat kuat. Dari jumlah dan keragaman penduduk menjadi salah satu ketertarikan tersebut. Banyak pilihan dan juga keragaman produk furniture yang hadir di pasar AS, memberikan gambaran akan menjanjikannya pasar produk furniture AS untuk terus berkembang.
Impor Masuknya perabot rumah tangga impor ke AS telah dengan signifikan mengubah pasar domestik selama lima tahun terakhir. Terutama, biaya produksi sebagian besar telah dipengaruhi oleh biaya overhead yang rendah di China dan Vietnam. Karena saat ini, negara-negara berkembang mampu memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah
13
dari negara maju. Dengan demikian, Negara-negara berkembang telah menjadi sumber manufaktur yang sangat penting untuk produk perabot rumah. Sebagai tanggapan, perusahaan dalam negeri outsource produksi mereka ke luar negeri untuk memanfaatkan biaya produksi yang lebih rendah. Hal ini telah menyebabkan ledakan impor, yang akhrinya menyebabkan harga rata-rata furniture rumah jatuh. Sebagai dari permintaan domestik, impor furniture telah meningkat dari 40.5% pada tahun 2008 menjadi 47.9% pada tahun 2013. Bila dilihat per negara, China mencakup bagian terbesar dari impor furniture di 2013 dengan pangsa 64.0% dari total impor industri. Vietnam menempati posisi kedua dengam 10.2% dari total impor furniture, diikuti oleh Kanada pada 4.2% dan Meksiko pada 3.6%. Nilai impor perabot rumah tangga telah meningkat pada tingkat tahunan rata-rata 0.2% dalam lima tahun hingga 2013, mencapai US$ 20 milyar. Hal ini merupakan hasil dari pemulihan ekonomi, yang dimana konsumen meningkatkan pengeluaran. Selain itu, kenaikan tren offshoring dan outsourcing telah mengubah tatanan kompetitif untuk industri dengan mengurangi biaya overhead pabrik, sehingga membuat lebih menarik dan penting bagi pesaing untuk mengikutinya. Berdasarkan faktor-faktor ini, impor diperkirakan akan meningkat 7.1% hingga 2018.
Ekspor Dalam lima tahun terakhir hingga 2013, ekspor furnitur rumah tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 2.5% menjadi US$ 2,7 milyar. Persentase ekspor dari keseluruhan pendapatan telah meningkat pesat selama lima tahun terakhir, dari 7.5% pada tahun 2008 menjadi sekitar 10.9% pada tahun 2013. Hal ini terjadi karena didorong
14
oleh dollar yang terus terdepresiasi. Kanada dan Meksiko, yang berbatasan dengan AS dan mendapat kondisi yang menguntungkan perdagangan dari perjanjian North American Free Trade Alliance, mencakup bagian terbesar dari ekspor industri, masing-masing pada 56.8% dan 7.9%. Namun meskipun Kanada dan Meksiko adalah negara tujuan ekspor yang paling umum, pertumbuhan ekspor juga telah didorong oleh Inggris dan China, yang masing-masing mencakup 2.9% dan 1.5% dari ekspor industri. Dengan nilai dollar AS yang terus jatuh, AS mengambil keuntungan dari impor, yang dimana harga lebih murah namun berkualitas tinggi. Diperkirakan bahwa ekspor akan tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 7.3% menjadi US$ 3,8 milyar dari 2013-2018. Tabel 2.1. Perkembangan Impor Furniture Amerika Serikat Berdasarkan HS 94 Periode: 2010 – 2012
World
2010 37,821,166,238
2011 39,791,414,457
2012 44,363,477,088
2010 100.00
2011 100.00
2012 100.00
% Change 2012/2011 11.49
1
China
19,955,925,871
20,493,241,810
22,442,930,610
52.76
51.50
50.59
9.51
2
Mexico
5,647,805,714
6,288,591,423
7,838,897,524
14.93
15.80
17.67
24.65
3
Canada
3,502,673,537
3,800,222,933
3,906,675,398
9.26
9.55
8.81
2.80
4
Vietnam
1,826,263,777
1,845,109,960
2,315,201,509
4.83
4.64
5.22
25.48
5
Taiwan
777,858,516
844,724,085
952,128,561
2.06
2.12
2.15
12.71
6
Malaysia
787,129,425
738,804,834
807,591,677
2.08
1.86
1.82
9.31
7
Italy
648,034,280
719,702,732
780,558,892
1.71
1.81
1.76
8.46
8
Indonesia
582,328,592
567,377,072
649,955,259
1.54
1.43
1.47
14.55
9
Germany
470,586,810
571,444,388
571,695,920
1.24
1.44
1.29
0.04
10
United Kingdom
365,163,786
467,388,508
538,229,290
0.97
1.17
1.21
15.16
291,157,833
246,986,123
237,647,415
0.77
0.62
0.54
- 3.78
Rank
Partner Country
ASEAN 16 Thailand
United States Dollars
% Share
18
Philippines
140,489,788
139,680,734
152,232,379
0.37
0.35
0.34
8.99
37
Singapore
19,233,522
18,541,089
26,616,521
0.05
0.05
0.06
43.55
63
Cambodia
1,081,346
1,738,644
3,666,977
0.00
0.00
0.01
110.91
125
Laos
3,039
15,555
20,814
0.00
0.00
0.00
33.81
152
Brunei Darussalam
-
-
2,413
0.00
0.00
0.00
0.00
15
Tabel 2.2. Perkembangan Impor Furniture Amerika Serikat Berdasarkan HS 94 Periode: Januari - Juli 2013 Rank
Partner Country
January-July 2012
% Change
January-July 2013
World
25,573,415,907
26,903,643,139
2013/2012 5.20
1
China
12,992,067,627
13,583,747,015
4.55
2
Mexico
4,497,001,496
4,839,365,382
7.61
3
Canada
2,256,768,397
2,226,723,611
- 1.33
4
Vietnam
1,288,286,304
1,407,503,376
9.25
5
Taiwan
552,265,674
551,999,788
- 0.05
6
Italy
445,922,366
508,461,530
14.02
7
Malaysia
476,878,147
429,693,183
- 9.89
8
Indonesia
376,973,317
425,676,399
12.92
9
Germany
331,385,627
370,056,210
11.67
10
United Kingdom
308,431,078
295,873,398
- 4.07
ASEAN 16 Thailand
130,110,968
144,753,178
11.25
18
Philippines
79,189,425
90,769,590
14.62
38
Singapore
14,850,479
12,375,543
- 16.67
41
Cambodia
1,076,880
9,997,329
828.36
74
Myanmar
-
631,501
0.00
121
Laos
20,364
13,142
- 35.46
173
Brunei Darussalam
2,413
-
- 100.00
Tabel 2.1 menampilkan kegiatan impor AS dari dunia selama tiga tahun terakhir (2010-2012). Pada periode tersebut terlihat pertumbuhan impor AS dari dunia dengan nilai di tahun 2010 sebesar US$ 39,8 milyar hingga pada tahun 2012 mencapai US$ 44,3 milyar, atau peningkatan sebesar 11,49%. Apabila kita telusuri, pasar impor furniture di AS terus mengalami peningkatan. Pada tabel 2.2. juga terlihat bahwa terjadi peningkatan yang signifikan atas impor produk furniture dari Indonesia sebesar 12,9%, yakni dari US$ 376,97 juta untuk periode Januari-Juli 2012, menjadi US$ 425,68 juta untuk periode Januari-Juli 2013.
16
Tabel 2.3 Perkembangan Eskpor Furniture Amerika Serikat Berdasarkan HS 94 Periode: 2010 – 2012
Rank
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Partner Country World Canada Mexico Japan United Kingdom China Saudi Arabia Australia Germany United Arab Emirates Venezuela
10 ASEAN 18 Singapore 35 Thailand 36 40 47 69 150 159 196
Indonesia Philippines Malaysia Vietnam Cambodia Brunei Darussalam Laos
2010 8,591,937,170 4,418,352,237 1,096,283,882 281,314,497 222,244,788
2011 9,546,273,295 4,860,340,578 1,318,504,809 337,355,725 227,223,980
2012 10,623,843,251 5,452,051,200 1,605,399,598 325,726,253 245,794,689
2010 100.00 51.42 12.76 3.27 2.59
2011 100.00 50.91 13.81 3.53 2.38
2012 100.00 51.32 15.11 3.07 2.31
% Change 2012/2011 11.29 12.17 21.76 - 3.45 8.17
191,957,010 183,369,330 103,944,033 114,414,772 107,251,731
221,747,413 170,909,667 132,076,584 133,646,889 105,543,883
218,966,149 191,380,007 148,567,084 147,199,510 122,412,217
2.23 2.13 1.21 1.33 1.25
2.32 1.79 1.38 1.40 1.11
2.06 1.80 1.40 1.39 1.15
- 1.25 11.98 12.49 10.14 15.98
81,514,588
111,422,782
116,615,786
0.95
1.17
1.10
4.66
57,433,317 24,059,426
49,931,323 24,287,847
59,377,100 30,973,191
0.67 0.28
0.52 0.25
0.56 0.29
18.92 27.53
14,248,295 16,238,776 19,035,553 7,129,279 249,585 236,784
21,907,072 14,597,225 14,721,487 10,208,407 105,209 182,243
29,372,754 25,531,859 17,702,517 9,278,157 346,873 234,991
0.17 0.19 0.22 0.08 0.00 0.00
0.23 0.15 0.15 0.11 0.00 0.00
0.28 0.24 0.17 0.09 0.00 0.00
34.08 74.91 20.25 - 9.11 229.70 28.94
49,702
30,773
22,560
0.00
0.00
0.00
- 26.69
United States Dollars
% Share
Gambar 2.1 memberikan visualisasi mengenai pangsa pasar Negara importer Furniture di AS pada tahun 2011 dalam pie chart. Terlihat bahwa Meixco mendominasi hampir pasar Furniture AS sebesar 15%. Dari chart juga dapat dilihat bahwa Indonesia mempunyai pangsa sebesar 0.24%, dimana angka tersebut cukup kecil dibandingkan dengan Mexico.
17
Tabel 2.4 Perkembangan Eskpor Furniture Amerika Serikat Berdasarkan HS 94 Periode: Januari-Juli 2013
Rank
Partner Country
January-July 2012
January-July 2013
% Change
World
6,058,266,618
6,218,891,132
2013/2012 2.65
1
Canada
3,126,109,688
3,016,327,050
- 3.51
2
Mexico
905,165,098
1,045,495,216
15.50
3
Japan
189,865,276
173,986,031
- 8.36
4
United Kingdom
148,307,452
141,740,459
- 4.43
5
Saudi Arabia
107,709,104
132,429,266
22.95
6
China
126,065,426
125,035,042
- 0.82
7
Australia
75,578,328
105,580,679
39.70
8
Germany
83,982,212
78,489,237
- 6.54
9
United Arab Emirates
72,158,852
69,978,466
- 3.02
10
Trinidad & Tobago
14,784,127
64,689,012
337.56
21
Singapore
34,078,672
38,801,104
13.86
35
Thailand
17,534,149
17,945,356
2.35
38
Indonesia
17,631,934
15,473,231
- 12.24
39
Philippines
14,287,279
13,773,971
- 3.59
43
Malaysia
11,007,460
10,650,959
- 3.24
ASEAN
59
Vietnam
4,440,457
6,997,153
57.58
136
Brunei Darussalam
89,869
345,082
283.98
162
Myanmar
23,847
121,391
409.04
181
Cambodia
296,425
38,405
- 87.04
Gambar 2.1. Pangsa Pasar Negara Importer Furniture di AS Tahun 2012
18
2.2 Potensi Pasar Ekspor Furniture di Amerika Serikat
Faktor perubahan pada Disposable Income dan tingkat kepemilikan rumah menjadi faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan pasar furniture di AS. Semakin meningkatnya Disposbale Income masyarakat AS, maka semakin besar kemungkinan bahwa konsumen akan dapat membeli produk furniture baru. Sama halnya dengan kepemilikan rumah, semakin tumbuhnya tingkat kepemilikan rumah baru, maka semakin memperluas tumbuhnya industri furniture. Pemilik rumah cenderung menghabiskan lebih banyak pada barang rumah tangga dari penyewa karena tempat tinggal mereka lebih permanen. Oleh karena itu, sejumlah besar pemilik rumah menciptakan peningkatan permintaan untuk perabotan baru. Ketika ekonomi melambat setelah tahun 2008, mengakibatkan pendapatan masyarakat AS menurun dan banyak konsumen kehilangan rumah mereka. Angka kepemilikan rumah merosot 67,4 % pada tahun 2009 dibandingkan dengan puncaknya dari 69,0 % pada tahun 2004. Akibatnya permintaan furniture menurun tajam dan menyebabkan pendapatan industri ikut menurun pada tingkat rata-rata 6,4 % per tahun antara 2008 dan 2009. Pada tahun 2010, ekonomi mulai pulih dan Disposable Income naik. Kepercayaan dan pengeluaran konsumen kembali meningkat, sehingga perlahanlahan mulai memperbaharui furnitur mereka. Presentasi keuntungan dari pendapatan industri furniture berfluktuasi sejak tahun 2008, memuncak pada 1,7 % dari pendapatan tahun 2008, ketika disposable income yang
19
meningkat. Ketika ekonomi mulai menurun pada tahun 2008, perusahaan menurunkan harga untuk bersaing dengan produk impor. Seiring dengan turunnya pendapatan dan kepemilikan rumah, persaingan dari produk impor eksternal lebih memberikan pengaruh negatif bagi industri. Toko furniture dan retailer besar seperti Walmart dan Costco, bersaing dengan toko furniture menengah, terutama pada barang-barang yang lebih kecil seperti meja, kursi, lemari, kasur, dan perabotan ruang tamu. Toko-toko yang lebih besar dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif karena daya beli yang signifikan dan efesien. Dengan kenyamanan Onestop shopping dan harga yang lebih rendah, retailer besar dan department store telah menarik lebih banyak pelanggan dari pada toko furniture tradisional dan menengah. Penjualan produk furniture secara online juga menarik bagi para konsumen. Website seperti Overstock.com dan Furniture.com memungkinkan pengguna untuk menelusuri berbagai pilihan dan membeli produk furniture secara lebih nyaman. Penjualan online ini mendapatkan keuntungan dari biaya yang lebih rendah karena mereka tidak harus membayar untuk ruang showroom besar. Sebaliknya, mereka menyimpan furniture di gudang besar dan menggunakan gambar untuk menampilkan produk mereka. Semakin rendah biaya penjualan furniture online memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk menawarkan harga rendah untuk konsumen . Dengan persaingan produk impor yang kuat, beberapa perusahaan belum mengalami perubahan dalam produksi industri. Perusahaan kecil telah meninggalkan industri, sementara yang lain telah menutup banyak toko mereka. Antara 2008 dan 2013, jumlah toko telah menurun pada tingkat tahunan rata-rata 1,1 % menjadi 40.810 lokasi. Tenaga kerja naik sedikit 0,1 % menjadi 281.515 pekerja. Kenaikan ini disebabkan
20
perusahaan staf setiap toko dengan lebih asosiasi untuk meningkatkan layanan pelanggan mereka.
2.3. Kebijakan Impor Furniture di Amerika Serikat
Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan industri ritel furnitur pada umumnya ditangani oleh masing-masing Negara bagian. Kongres dan masing-masing negara
bagian
memberlakukan
regulasi
perdagangan
dengan
tujuan
untuk
mengembangkan ekonomi yang bersifat bebas dan kompetitif. Kongres AS telah mengeluarkan peraturan-peraturan seperti, Sherman Act, Wilson Act, Clayton Act dan Robinson-Patman Act untuk mencegah terjadinya persaingan tidak sehat. Bersama, peraturan-peraturan tersebut membentuk hukum antitrust pemerintahan federal AS. Sherman Act (1890) menentang terbentuknya monopoli yang dapat menghambat persaingan. Wilson Act (1895) melarang konspirasikonspirasi yang membatasi perdagangan impor. Clayton Act (1914) melarang berbagai bentuk diskriminasi harga. Akhirnya, Robinson-Patman Act (1936) memberikan perlindungan kepada pedagang kecil dan pemasok mereka dari persaingan yang tidak sehat dari toko dan retailer yang terintegrasi secara vertikal. Masing-masing negara bagian telah memberlakukan peraturan antitrust mereka sendiri untuk memastikan bahwa masyarakat disediakan toko-toko yang memberikan harga dan kualitas terbaik, ditambah dengan persaingan antara perusahaan yang sehat.
21
2.4. Pemasaran Produksi
Toko furniture telah bergeser model bisnis mereka untuk dapat bertahan akibat perubahan belanja konsumen dan persaingan eksternal (produk impor). Untuk bersaing dengan merchandiser besar, perusahaan telah menurunkan harga eceran mereka dan memberikan potongan harga. Sebagai contoh, Ashley Furniture telah membuka jaringan lebih dari 300 tokok, dan mengoperasikan toko furniture yang menawarkan barang dagangan low-end. Toko-toko menjual furniture dengan harga tunggal, sebagai contoh, semua sofa biaya US$ 399, dan karpet biaya US$ 99. Beberapa perusahaan tidak bersedia untuk menurunkan harga mereka dan memilih taktik dan strategi lain untuk mencoba menarik pelanggan. Beberapa seperti Haverty Furniture, menghindari menurunkan harga karena mereka khawatir akan menurunkan nilai produk mereka. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan ini memberikan kemudahan kredit pembelian bagi konsumen mereka untuk memungkinkan lebih banyak konsumen untuk membeli furniture. Sejak 2008, toko furniture tersebut telah melakukan perjanjian kredit pembiayaan bagi konsumen dengan perusahaan swasta, seperti GE Money. Dengan menggunakan perusahaan kartu kredit swasta, pengecer dapat menawarkan pembiayaan lebih lunak dan resiko kredit dibebankan kepada perusahaan swasta tersebut. Karena terdapat beberapa furniture yang relatif mahal, banyak pelanggan membeli dan menggunakan fasilitas kredit murah tersebut yang bisa meringankan pengeluaran mereka.
22
Perusahaan lain telah mulai menerapkan dan memperluas segmen desain interior mereka untuk lebih membantu pelanggan mereka dalam pembelian furnitur . Ethan Allen, sebuah toko furniture high-end yang memiliki jaringan luas, memiliki banyak perancang ruang (interior designer) yang mengunjungi rumah pelanggan untuk membantu merencanakan kamar baru. Perusahaan ini juga baru saja menciptakan sebuah program yang menyediakan kesempatan bagi para afiliasi perancang ruang dari Ethan Allen untuk bekerja secara independen, dimana hal tersebut adalah untuk meningkatkan basis pelanggan mereka yang menggunakan produk furniture dari Ethan Allen.
Gambar 2.2. Segmentasi Pemasaran Produk Furniture di AS Mei 2013
23
Gambar 2.3. Segmentasi Konsumen Produk Furniture di AS Tahun Mei 2013
Tabel 2.5. Tabel Kondisi dan Proyeksi Industri Furniture Amerika Serikat Periode: 2004 – 2018
24
Bab III. Peluang dan Strategi
3.1 Peluang
Tabel 3.1. Gambaran Pasar Furniture AS
25
Dengan perkiraan bahwa para konsumen akan mulai dan telah melanjutkan belanja produk furniture, pendapatan untuk industri furniture akan meningkat. Pada tahun 2014, pendapatan diperkirakan untuk bertambah sekitar 2,9%. Namun margin keuntungan akan tetap kecil karena toko furniture menjaga harga terendah dengan harapan memikat lebih banyak konsumen. Peningkatan pendapatan akan mendorong pertumbuhan lebih lanjut, tapi persaingan produk impor dan pertumbuhan kepemilikan rumah yang masih lambat, akan sedikit memberikan dampak tren positif bagi pertumbuhan pasar furniture AS. Karena sentimen konsumen terus meningkat, konsumen akan sekali lagi merasa yakin pembelian produk furniture. Selama lima tahun hingga tahun 2018, pendapatan diperkirakan akan meningkat pada tingkat rata-rata 2,2% per tahun menjadi US$ 72,1 milyar. Melihat tanda-tanda pemulihan ekonomi, konsumen akan kembali ke membeli produk furniture. Dari analisa IBISWorld, Disposable Income per kapita diperkirakan akan hingga 2018. Selain itu, sentimen konsumen diperkirakan akan meningkat juga. Mirip dengan 2012 dan 2013, konsumen akan mulai membelanjakan uangnya pada produk furniture karena mereka merasa perekonomian terasar stabil dan adanya peningkatan disposable income. Kepemilikan rumah diantisipasi untuk meningkatkan selama lima tahun sampai 2018 juga. Perkiraan IBISWorld bahwa jumlah pemilik rumah akan meningkat menjadi 67,0% pada 2018, dibandingkan dengan perkiraan 66,1% pada tahun 2014. Selain itu, IBISWorld memperkirakan perumahan mulai tumbuh pada angka sebesar 20,2% pertahun antara tahun 2013 dan 2018. Karena semakin banyak rumah dibangun dan lebih banyak konsumen sudah memiliki rumah, permintaan mebel akan meningkat.
26
Keuntungan para pelaku sektor furniture diharapkan akan rebound secara perlahan. Banyak toko furniture menurunkan harga mereka selama resesi untuk menarik pelanggan. Untuk mempertahankan belanja konsumen di tahun-tahun mendatang, perusahaan tidak akan menaikkan harga kecuali mereka merasa permintaan sangat kuat. Oleh karena itu, laba diperkirakan akan mencapai 1,6% dari pendapatan tahun 2018, masih lebih rendah dari industri 1,7% pada tahun 2008.
Gambar 3.1. Grafik Pergerakan dan Perkiraan Disposable Income dan Homeownership Amerika Serikat 2004-2018
3.2 Strategi
Terdapat peluang bagi pemain baru untuk memasuki pasar domestik AS, baik pada segmen pasar produk furniture outdoor maupun indoor. Segmen produk terbesar
27
dari industri toko furniture adalah produk ruang tamu, yang menyumbang sekitar 43,7 % dari pendapatan tahun 2013 (Gambar 2.2.). Segmen ini termasuk meja kopi, meja sofa, akhir tabel, sofa, kursi cinta, kursi, rak buku, bangku, lemari pajangan, konsol, dan furniture berlapis kulit, seperti sofa dan kursi santai. Harga untuk produk di segmen ini bervariasi tergantung pada merek, design, kualitas, dan bahan. Furniture berlapis kulit, termasuk sofa dan kursi santai, produk ini lebih banyak adalah furniture ruang tamu. Segmen ini menyumbang sekitar 31,1 % dari pendapatan industri. Furnitur berlapis kulit sebagai persentase dari pendapatan mengalami penurunan pada tahun 2008 dan 2009 karena rendahnya disposable income. Pada 2013, segmen ini diharapkan rebound dan meningkat dalam lima tahun sampai 2018. Untuk furniture kamar tidur, termasuk tempat tidur, sandaran kepala, meja rias, lemari, tempat tidur bangku, rak buku, kursi, dan meja sisi, dan diperkirakan akan meningkat sekitar 29,4%. Untuk produk tempat tidur, penjualannya mencapai 13% dari seluruh dari pendapatan furniture kamar tidur. Peralatan tidur termasuk kasur, dipan, dan waterbeds. Namun furniture kamar tidur telah penurunan dalam lima tahun terakhir dan diperkirakan penurunan ini akan terus berlanjut. Untuk furniture ruang makan mencakup berbagai macam set peralatan makan, termasuk meja dan kursi. Ini juga mencakup barang-barang lainnya seperti lemari, kursi tinggi, dan rak penyimpanan anggur. Produk furniture ruang makan menguasai sekitar 14,6 % dari pendapatan industri pada data bulan Mei 2013. Furniture ruang makan juga bervariasi dalam harga tergantung pada gaya, kualitas, bahan, dan merek. Pemilik rumah dan konsumen antara usia 35 dan 44 cenderung untuk memberikan perhatian lebih pada pemilihan produk furniture ruang makan yang sesuai dengan gaya rumah mereka. Pola
28
konsumen tersebut memperhatikan harga dan kepraktisan ketika memilih furniture ruang makan. Sehingga banyak toko yang berusaha untuk memenuhi permintaan akan keseimbangan antara furniture berkualitas tinggi dan rendah agar menghasilkan harga yang terjangkau. Pada produk furniture perabot lainnya, mencakup furniture berkaitan dengan komputer dan outdoor furniture, mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. Selama resesi, gedung perkantoran dan perusahaan manajemen properti telah mengurangi pengeluaran mereka pada furniture baru. Pada 2013, segmen ini menyumbang 7,3 % dari pendapatan dan diperkirakan akan meningkat ketika ekonomi memperkuat dan manajer properti meningkatkan belanja mereka . Sedangkan untuk outdoor furniture dan perabot lainnya untuk memiliki share masing-masing 3,1 % dan 1,9 % dari penjualan industri furniture. Penjualan outdoor furniture meningkat sebagai akibat dari konsumen lebih memilih berlibur di rumah atau "staycations", bukannya mengambil liburan keluar. Furniture lainnya termasuk karpet, lampu, cermin dan barang dekoratif lainnya, selama lima tahun terakhir berfluktuasi karena konsumen cenderung membeli produk ini sebagai pelengkap. Dari analisa pasar, terdapat beberapa kunci kesuksesan dari industri manufaktur furniture di AS:
a.
Pasokan yang terjamin. Adalah penting bahwa pengusaha furniture grosir memiliki akses ke produsen atau importir yang handal dan dapat dipercaya.
29
b.
Memiliki jaringan distribusi yang luas. Pedagang harus memiliki gudang dam sistem distribusi di tempat yang efisien, untuk memastikan pengiriman yang cepat dan meminimalkan biaya transportasi.
c.
Memiliki koneksi dengan pasar-pasar utama. Pedagang dapat memanfaatkan hubungan yang dibangun dengan sejumlah pengusaha retail. Lebih baik bahwa mereka berurusan dengan banyak retailer dan tidak hanya memiliki satu atau dua pemasok untuk sebagian besar bisnis mereka.
30
Bab IV. Informasi Penting
4.1. Kedutaan Negara Amerika Serikat di Indonesia
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Duta Besar : Scot Marciel Jl. Medan Merdeka Selatan No. 3 - 5 Jakarta 10110, Indonesia Phone: (+62)(21) 3435-9000 Fax: (+62)(21) 386-2259 Website: http://jakarta.usembassy.gov/
4.2. Kamar Dagang Amerika Serikat
Kamar dagang AS bertujuan untuk membangun sebuah komunitas bagi pebisnis sehingga suara dan kebutuhan mereka dapat didengar oleh pemerintah pusat yang berada di Washington, D.C. Kamar dagang AS pada dasarnya dibagi ke dalam 3 kategori: kantor pusat (Washington, D.C.), kantor regional, dan kantor negara bagian serta lokal. Berikut merupakan kamar dagang AS berdasarkan kantor regional: 1. Great Lakes Region Ben Taylor, Director 300 South Wacker Dr. STE 1600, Chicago, IL 60606 P: (312) 983-7113 F: (312) 386-7822 Illinois, Indiana, Kentucky, Michigan, Ohio, Pennsylvania 2. Northwest Region Christopher Strow, Executive Director
31
3.
4.
5.
6.
7.
3400 188th Street SW, Suite 403, Lynnwood, WA 98037 P: (425) 774-8094 F: (425) 778-8341 Alaska, Idaho, Montana, Oregon, Washington, Wyoming Western Region Dick Castner, Executive Director 21243 Ventura Blvd. Suite 135, Woodland Hills, CA 91364 P: (818) 884-0702 F: (818) 884-2511 Arizona, California, Hawaii, Nevada, Utah Southwest & South Central John Gonzales, Senior Manager 222 W Las Colinas Blvd, Suite 1560, Irving, TX 75039 P: (972) 387-1099 ex 4252 F: (972) 409-0453 Arkansas, Colorado, Kansas, Louisiana, Missouri, New Mexico, Oklahoma, Texas Southeastern Region Moore Hallmark, Executive Director 501 Village Trance, NE, Building 9A – STE 201, Marietta, GA 30067 P: (770) 951-8864 F: (770) 956-1216 Alabama, Florida, Georgia, N Carolina, S Carolina, Tennessee, Virginia, Mississippi Eastern Region Geoffrey O’Hara , Executive Director One Davol Square, Suite 310, Providence, RI 02903 P: (401) 831-8885 F: (401) 831-1711 Connecticut, Delaware, Maine, Maryland, Massachusetts, New Hampshire, New Jersey, New York, Rhode Island, Vermont, West Virginia Midwest Region Doug Loon, Vice President 11010 Prairie Lakes Drive, Suite 125, Eden Prairie, MN 55344 Cell: (612) 840-6953 Iowa, Minnesota, Nebraska, North Dakota, South Dakota, Wisconsin
32
4.3.
Daftar Pameran Furniture di Amerika Serikat
International Home and Housewares Show Pameran International Home and Housewares Show dilaksanakan di Chicago, IL, pada tanggal 2-5 Maret 2013. Pameran ini menampilkan berbagai macam produk furniture dan perlengkapan. Pameran ini memfokuskan pada manufaktur dan suplai industri furniture AS dan dunia. Pameran ini adalah pameran yang diselenggarakan oleh Furniture and Home Accesories. Website pameran ini adalah www.housewares.org.
High Point Market Pameran High Point Market dilaksanakan di kota High Point, Negara Bagian North Carolina (NC). Dalam setahun, pameran High Point Market dilaksanakan 2 kali dalam setahun, yakni pada musim Spring (20-25 April 2013) dan pada musim Fall (19-24 Oktober 2013). Pameran ini adalah pameran furniture ternama di dunia yang diikuti lebih dari 50 negara produsen furniture dunia. Pengunjung setiap tahunnya bisa mencapai 40 ribu orang, dan merupakan pameran furniture terbesar di AS. Pameran ini juga menyelenggarakan seminar dan kegiatan lainnya yang memberikan banyak manfaat bagi seluruh pelaku industri furniture di AS dan di dunia. Website pameran ini adalah www.highpointmarket.org.
International Contemporary Furniture Fair Pameran International Contemporary Furniture Fair dilaksanakan di New York, NY, pada tanggal 18-21 Mei 2013. Pameran ini memamerkan berbagai hasil produk furniture
33
dari berbagai industri dan negara. Pameran ini lebih mengkhususkan kepada furniture yang bercitarasa tinggi dan kontemporer. Pameran ini dihadiri sekitar seribu peserta yang menyajikan produk furniture yang khusus produk high-end. Website pameran ini adalah www.icff.com.
Las Vegas Market Pameran Las Vegas Market yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juli-2 Agustus 2013 ini dilaksanakan di Las Vegas, NV. Pameran ini merupakan pameran yang bersinergi dengan pameran High Point Market. Berbagai macam produk furniture dipamerkan pada pameran ini. Para peserta pameran mencakup perusahaan dari AS dan juga dunia. Sekitar 2 ribu peserta dari AS dan dunia hadir pada pameran Las Vegas Market ini. Mereka melihat peluang yang besar dengan partisipasi pada pameran Las Vegas Market untuk mendapatkan
pasar
di
wilayah
barat
AS.
Website
pameran
ini
adalah
www.lasvegasmarket.com.
4.4. Perwakilan Indonesia di Amerika Serikat Kedutaan / Konsulat di Amerika Serikat Permanent Mission of the Republic of Indonesia to the United Nations Ambassador : H.E. Mr. Dr. Desra Percaya. Address : 325 East 38th Street, New York, NY 10016, United States of America Phone : (1- 212) 972-8333 Fax : (1-212) 972-9780 Email :
[email protected] Website : http://newyork-un.kemlu.go.id Embassy of the Republic of Indonesia in Washington D.C. Ambassador : H. E. Mr. Dr. Dino Patti Djalal, M.A. Address : 2020 Massachusetts Avenue, N.W. Washington D.C. 20036, United States of America Phone : (1-202) 775-5200 Fax : (1-202) 775-5365
34
Email :
[email protected] Website : http://www.embassyofindonesia.org / washington.kemlu.go.id (new) Consulate General of the Republic of Indonesia in Houston Consul General : H.E. Mr. Al Busyra Basnur Address : 10900 Richmond Avenue, Houston, Texas 77042, United States of America Phone : (1-713) 785-1691 Fax : (1-713) 780-9644 Email :
[email protected] Website : http://houston.kemlu.go.id/ www.indonesiahouston.net. Consulate General of the Republic of Indonesia in Los Angeles Consul General : H.E. Mr. Hadi Martono Address : 3457 Wilshire Boulevard, Los Angeles, C.A. 90010, United States of America Phone : (1-213) 383-5126 Fax : (1-213) 487-3971 Email :
[email protected] Website : http://losangeles.kemlu.go.id (new) Consulate General of the Republic of Indonesia in New York Consul General : H.E. Mr. Ghafur Akbar Darma Putra Address : 5, East 68th Street, New York, NY 10065 USA, United States of America Phone : (1-212) 879-0600 to 15 Fax : (1-212) 570-6206 Email :
[email protected] Website : http://newyork.kemlu.go.id Consulate General of the Republic of Indonesia in San Fransisco Consul General : Mr. Asianto Sinambela, S.H., L.L.M Address : 1111 Columbus Avenue, San Francisco, CA 94133-1707, United States of America Phone : (1-415) 474-9571 Fax : (1-415) 441-4320 Email :
[email protected] Website : www.indonesia-sanfrancisco.net / sanfrancisco.kemlu.go.id(new) Consulate General of the Republic of Indonesia in Chicago Consul General : H.E. Mr. Andriana Supandy Address : 211 West Wacker Drive, 8th Floor, Chicago, Illinois 60606, United States of America Phone : (1-312) 920-1880 Fax : (1-312) 920-1881 Email :
[email protected] Website : www.indonesiachicago.org / chicago.kemlu.go.id (new) Honorary Consulate of the Republic of Indonesia in Hawaii Honorary Consul : H.E. Mr. Patrick K. Sullivan Address : 1001 Bishop Street, ASB Tower, Suite 2970, Honolulu, HI 96813, United States of America Phone : (1-808) 531-3017 Fax : (1-808) 531-3177 Email : --Website : ---
35
4.5. Daftar Importir Furniture di Amerika Serikat.
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Daftar Pustaka
http://www.ers.usda.gov/data-products/us-furniture-imports.aspx http://www.usimportsdata.com/usa_furniture_import.html http://www.bps.go.id/aboutus.php?news=1&nl=1 http://www.census.gov/foreign-trade/statistics/product/enduse/imports/c5600.html http://www.intracen.org/trade-support/trade-statistics/ http://www.housewares.org http://www.highpointmarket.org http://www.icff.com http://www.lasvegasmarket.com http://www.embassyofindonesia.org http://www.losangeles.kemlu.go.id http://www.houston.kemlu.go.id http://www.newyork.kemlu.go.id http://www.sanfrancisco.kemlu.go.id http://www.chicago.kemlu.go.id
46