PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA KELURAHAN YOSODADI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2012
SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas-Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH
MARIATUN NPM. 10210206.K JURUSAN : TARBIYAH PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MA’ARIF
METRO LAMPUNG 1433 H / 2012 M
iii
LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MA’ARIF METRO-LAMPUNG Status : Terakreditasi SK. BAN PT DEPDIKNAS RI Nomor 022/BAN-PT/Ak XIII/S.I/X/2010 Alamat : Jl. RA. Kartini 28 Purwosari, PO BOX. 124 Telp. (0725) 7000740 Metro Utara Kota Metro
HALAMAN PERSETUJUAN Judul Skripsi
: PENGARUH
PENDIDIKAN
AGAMA
ISLAM
DALAM
KELUARGA
TERHADAP AKHLAK REMAJA KELURAHAN YOSODADI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2012 Nama Mahasiswa
: MARIATUN
NPM
: 10210206.K
Jurusan
: Tarbiyah
Program Study
: Pendidikan Agama Islam
Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Haiatin Chasanatin, MA
Miftahul Huda, M.Pd.I
Mengetahui Ketua Jurusan Tarbiyah
Ahmad Ahwan, S.Ag.MAg
iv
LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MA’ARIF METRO-LAMPUNG Status : Terakreditasi SK. BAN PT DEPDIKNAS RI Nomor 022/BAN-PT/AK XIII/S.I/X/2010 Alamat : Jl. RA. Kartini 28 Purwosari, PO BOX. 124 Telp. (0725) 7000740 Metro Utara Kota Metro [
NOTA DINAS Metro, Desember 2012 Nomor Lampiran Perihal
: Istimewa : 4 (empat) Eksemplar : Mohon di Munaqosyahkan Skripsi An. Sdr. MARIATUN KepadaYth : Bapak Ketua STAI Ma’arif Metro di Metro Assalamu’alaikum Wr.Wb Setelah membaca, mengadakan perbaikan dan memberikan bimbingan seperlunya, maka kami berpendapat bahwa Skripsi saudara: Nama NPM Jurusan Program Studi Judul Skripsi
: : : : :
MARIATUN 10210206.K TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA KELURAHAN YOSODADI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2012 Dapat diajukan untuk di munaqosahkan oleh Tim Munaqosah STAI Ma’arif Metro, dan bersamaan ini kami sampaikan skripsi mahasiswa tersebut sebanyak 4 (empat) eksemplar. Demikian permohonan ini kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih Wassalamu’alaikum Wr.Wb Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Haiatin Chasanatin, MA Mengetahui Ketua Jurusan Tarbiyah
v
Miftahul Huda, M.Pd.I
Ahmad Ahwan S.Ag. M.Ag
LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MA’ARIF METRO-LAMPUNG Status : Terakreditasi SK. BAN PT DEPDIKNAS RI Nomor 022/BAN-PT/AK XIII/S.I/X/2010 Alamat : Jl. RA. Kartini 28 Purwosari, PO BOX. 124 Telp. (0725) 7000740 Metro Utara Kota Metro
HALAMAN PENGESAHAN No.
/
/STAI/LPM/
/2013
Setelah membaca, mengoreksi dan memperbaiki seperlunya, maka Skripsi saudara : Nama NPM Program Studi Jurusan Judul Skripsi
: : : : :
MARIATUN 10210206.K Pendidikan Agama Islam (PAI) Tarbiyah PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA KELURAHAN YOSODADI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2012
Telah diterima dan di munaqosah yang dilaksanakan pada: Hari/Tanggal Waktu Tempat
: Minggu, 30 Desember 2012 : 09.00 WIB s.d. Selesai : Ruang Sidang STAI Ma’arif Metro
TIM MUNAQOSAH Ketua
: Dra. Haiatin Chasanatin, MA
(………………………..)
Sekretaris
: Miftahul Huda, M.Pd.I
(………………………..)
Penguji I
: Ahmad Ahwan, S.Ag.M.Ag
(………………………..)
Penguji II
: Drs. Maksum, M.Pd.I
(………………………..)
Mengetahui/Mengesahkan Ketua STAI Ma’arif Metro
Drs. Muhammad Zaini, M.Pd.I vi
RIWAYAT HIDUP
Mariatun dilahirkan di Jepara pada tanggal 02 April 1986, anak ke-3 dari 4 bersaudara dari Bapak Karsono dan Ibu Yatiyem. Riwayat pendidikan penulis yaitu : 1. TK Aisiyah ABA Kauman Metro lulus pada tahun 1991 dan berijazah 2. Madrasah Ibtidaiyah Metro lulus pada tahun 1998 dan berijazah 3. SMP Yapisa Bekasi lulus lulus pada tahun 2001 dan berijazah 4. Madrasah Aliyah (MA) Negeri Metro lulus pada tahun 2004 dan berijazah 5. Diploma II (D2 PGTK) STIT Agus Salim Metro lulus pada tahun 2007 dan berijazah. 6. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ma’arif Metro Lampung Fakultas Tarbiyah Strata Satu (S1) Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada tahun 2010.
50
51
MOTTO
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia Perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim : 6) 1
1
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, CV. Dipenogoro, Bandung, 2005,
hal.448
51
52
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada: 1. Ibunda dan Ayah tercinta yang tiada henti mendo’akan dan memberikan kekuatan dalam menghadapi hidup dengan penuh kasih sayang. 2. Suamiku dan anakku yang selalu mendoakan keberhasilanku 3. Saudara-saudaraku yang selalu mendorong tercapainya cita-citaku 4. Rekan-rekan seperjuangan yang bisa memahami dalam suka dan duka serta dukungan dan bantuannya yang aku banggakan 5. Almamaterku tercinta STAI Ma’arif Metro Lampung
52
53
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA KELURAHAN YOSODADI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2012” ini tanpa ada halangan suatu apapun. Rahmat dan salam mudah-mudahan senantiasa Allah tetapkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah menghantarkan umatnya kealam yang penuh barokah. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak akan selesai tanpa ada bantuan dan bimbingan serta dorongan yang penulis terima. Oleh sebab itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moral maupun material terutama kepada: 1. Bapak Drs. Muhammad Zaini, M.Pd.I selaku ketua STAI Ma’arif Metro Lampung 2. Bapak Ahmad Ahwan, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAI Ma’arif Metro Lampung 53
54
3. Ibu Dra. Haiatin Chasanatin, MA selaku dosen pembimbing I dan Bapak Miftahul Huda, M.Pd.I selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini. 4. Semua dosen yang telah turut membantu dan mendorong penyelesaian penulis skripsi ini. 5. Bapak Dedi Haryadi, S.Sos selaku Lurah Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian. 6. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap mudah-mudahan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dana khususnya pada penulis.
Metro, Desember 2012 Penulis
MARIATUN NPM. 10210206.K
54
55
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................
i
ABSTRAK ..............................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................
iii
NOTA DINAS ........................................................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................
v
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................
vi
MOTTO ................................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN ...................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................
1
A. Penegasan Judul .............................................................................
1
B. Alasan Memilih Judul .....................................................................
4
55
56
BAB II
C. Latar Belakang Masalah .................................................................
5
D. Identifikasi Masalah .......................................................................
11
E. Batasan Masalah ............................................................................
11
F. Rumusan Masalah ..........................................................................
11
G. Hipotesis .........................................................................................
12
H. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................
13
I.
Metodologi Penelitian ....................................................................
14
LANDASAN TEORI .................................................................................
21
A. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga ....................................
21
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga ...........
21
2. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam ......................................
25
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ..............................................
28
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .................................
32
5. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga ..............................
32
B. Akhlak Remaja ................................................................................
36
1. Pengertian Akhlak Remaja .......................................................
36
2. Macam-macam Akhlak .............................................................
39
3. Tujuan Akhlak ...........................................................................
43
C. Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja............................................................................................
56
44
57
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN ................................................................
50
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian .............................................
50
1. Sejarah singkat Kelurahan Yosodadi ........................................
50
2. Letak geografis Kelurahan Yosodadi ........................................
56
3. Keadaan Penduduk Kelurahan Yosodadi .................................
57
4. Keadaan Sarana dan Prasarana Kelurahan Yosodadi...............
60
5. Struktur Organisasi Kelurahan Yosodadi..................................
62
B. Data Variabel Penelitian ................................................................
63
1. Data Tentang Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga di Kelurahan Yosodadi ...................................................................................
63
2. Data Tentang Akhlak Remaja di Kelurahan Yosodadi .............
65
BAB IV
ANALISA DATA ......................................................................................
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................
77
A. Kesimpulan ....................................................................................
77
B. Saran...............................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
57
58
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Prasurvey Pendidikan Agama Islam di keluarga terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012......................................................................................................... 8 Tabel 2 Jumlah Penduduk Kelurahan Yosodadi Menurut Agama ....................... 49 Tabel 3 Jumlah Penduduk Kelurahan Yosodadi Menurut Kelompok Umur ........ 50 Tabel 4 Jumlah Penduduk Kelurahan Yosodadi Menurut Tingkat Pendidikan .... 50 Tabel 5 Jumlah Penduduk Kelurahan Yosodadi Menurut Mata Pencaharian ..... 51 Tabel 6 Daftar Skor dan Jumlah Angket Tentang Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012......................................................................................................... 58 58
59
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 .................. 60 Tabel 8 Data Angket Tentang Akhlak Remaja Di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 .................................................... 61 Table 9 Distribusi Frekuensi tentang Akhlak Remaja Di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 ................................. 63 Table 10 Data Hasil Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012.............................................................................................. 66 Tabel 11 Perhitungan Memperoleh Harga Chi Kuadrat ........................................ 66 DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1
: Angket Tentang Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
Lampiran 2
: Angket Tentang Akhlak
Lampiran 3
: Tabel Chi Kuadrat
Lampiran 4
: Surat Keputusan pembimbing
Lampiran 5
: Izin Risearch
Lampiran 6
: Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 7
: Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi
59
60
ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA KELURAHAN YOSODADI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2012 OLEH MARIATUN NPM : 10210206.K Dalam kehidupan sehari-hari pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam membentuk generasi mendatang. Di lingkungan keluarga orang tua mempunyai kedudukan dan peran sangat penting bagi kehidupan masa depan remaja, terutama dalam mendidik remaja karena remaja sangat membutuhkan pendidikan terutama dalam bidang keagamaan, agar menjadi dasar ketika mereka bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan sekitar, orang tua juga yang membuat remaja menjadi seorang muslim atau non muslim dan membuat remaja berakhlak baik atau buruk. Dalam penelitian ini penulis mengambil rumusan masalah Adakah Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Metro Timur Kota Metro Tahun 2012? Dengan hipotesis yang penulis ajukan adalah Ada Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi. Sedangkan tujuan dan kegunaan penelitian diantaranya adalah : Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja yang berusia 14-19 tahun di RT 009 RW 004 Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur yang berjumlah 40 orang. Untuk meperoleh data-data yang diperlukan penulis menggunakan beberapa metode diantaranya adalah Metode angket, metode observasi, metode wawancara, dan dokumentasi. Setelah memperoleh data yang diperlukan penulis menganalisa data tersebut dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat yaitu: f f h 2 X2 o fh Berdasarkan analisa data sebagai hasil penelitian, ternyata Ada Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012. Hal ini terbukti dengan diperolehnya Karena nilai X2 yang diperoleh dalam penelitian ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai r interpretasi yang ada pada tabel baik pada taraf 60
61
signifikansi 5 % maupun taraf signifikansi 1 %, maka dengan demikian dapat disederhanakan menjadi 5.991 < 30,025 > 9.210. BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul Penegasan judul ini akan mempertegas pokok persoalan yang menjadi objek pembahasan selanjutnya, oleh karenanya penulis akan mempertegas terlebih dahulu apa pengertian yang terkandung dalam istilah judul agar dapat menghilangkan pengertian yang salah dalam mengambil kesimpulan bagi para pembaca. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA KELURAHAN YOSODADI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2012”. Adapun istilah yang terdapat dalam judul yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”.2 Jadi yang dimaksud dengan pengaruh disini adalah efek yang ditimbulkan agama Islam yang ada dalam keluarga terhadap akhlak remaja. 2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal. 849
61
62
2. Pendidikan Agama Islam Menurut Zakiah Daradjat dkk, pendidikan agama Islam adalah “ usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).3 Jadi yang dimaksud pendididkan agama Islam disini adalah bidang studi yang di berikan kepada murid sekolah terutama yang berhubungan dengan hasil belajar dan kemudian setelah anak tersebut telah keluar dari lembaga pendidikan dapat memahami dan mengamalkan serta menjadikan sebeagai jalan kehidupan di tengah keluarga dan masyarakat. 3. Keluarga Keluarga adalah “wadah yang sangat penting di antara individu dan grup, dan merupakan kelompok social yang pertama di mana anak-anak menjadi anggotanya.”4 Yang penulis maksud keluarga adalah sebuah wadah social yang terdiri dari orang tua yang mempunyai remaja di Kelurahan Yosodadi Metro Timur khususnya di RT 009 RW 004. 4. Akhlak
3 4
Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hal. 86 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, ha. 108
62
63
Dari segi bahasa, akhlak berarti “perbuatan spontan”. Adapun menurut istilah, akhlak berarti aturan tentang perilaku lahir dan batin yang dapat membedakan antara perilaku lahir dan batin yang dapat membedakan antara perilaku yang terpuji dan tercela, antara yang salah dan benar, antara yang patut dan tidak patut (sopan) dan antara yang baik dan buruk.5 Yang dimaksud dengan akhak di sini adalah perbuatan seorang remaja yang dapat membedakan antara perilaku yang terpuji dan tercela, antara yang salah dan benar, antara yang patut dan tidak patut (sopan) dan antara yang baik dan buruk. 5. Remaja Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”.6 Remaja yang penulis maksud di sini adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan pada usia 14-19 tahun di RT 009 RW 004 Kelurahan Yosodadi Metro Timur. Dengan demikian yang dimaksud dari judul ini adalah sebuah penelitian yang mengungkap pengaruh pendidikan agama Islam dalam keluarga terhadap akhlak remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro timur tahun 2012. 5
Zaky Mubarok,dkk., Akidah Islam, UII Press, Jogjakarta, 2006, hal. 80 Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), PT, Bumi Aksara, Jakarta, 2010, Cet. Ke 6, hal. 9 6
63
64
B. Alasan Memilih Judul Judul merupakan suatu tema dimana di dalamnya terdapat suatu permasalahan tertentu yang ingin di pecahkan. Oleh karena itu dalam pengangkatan sebuah judul suatu penelitian harus di dasarkan pada alasan-alasan tertentu yang melatar belakangi penting tidaknya suatu judul diangkat ke dalam penelitian atau pembahasan. Dengan segenap petimbangan dan pemikiran, sehingga penulis dapat mengutarakan beberapa alasan sebagai berikut: 1. Masih banyak remaja yang akhlaknya kurang baik, terutama dalam bidang moral dan ibadahnya. Para remaja mudah terpengaruh oleh bujukan temanteman pergaulan untuk melakukan perbuatan-perbuatan negative. 2. Para orang tua sudah menerapkan pendidikan agama Islam dalam hal akhlak dan ibadahnya dengan baik, tetapi akhlak remaja kurang berkembang dengan baik. Orang tua kurang memantau pergaulan anak anaknya dalam beraul dengan teman temannya di luar. Masalah ini perlu di teliti dan di pandang perlu mendapat perhatian khusus dari pihak orang tua. 3. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga.
64
65
C. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam membentuk generasi mendatang. Dengan pendidikan di harapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi masa depan, pendidikan seperti pendidikan agama Islam sangatlah di perlukan karena sebagai pedoman hidup manusia agar tidak menyimpang dari syariat agama Islam. Di lingkungan keluarga orang tua mempunyai kedudukan dan peran sangat penting bagi kehidupan masa depan remaja, terutama dalam mendidik remaja karena remaja sangat membutuhkan pendidikan terutama dalam bidang keagamaan, agar menjadi dasar ketika mereka bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan sekitar, orang tua juga yang membuat remaja menjadi seorang muslim atau non muslim dan membuat remaja berakhlak baik atau buruk. Masa remaja merupakan masa pancaroba yaitu masa transisi dari kanakkanak menjadi dewasa. Ini di tandai dengan emosi yang labil dan berusaha untuk menunjukkan identitas diri, bimbingan dan perhatian orang tuan sangatlah diperlukan, agama di lingkungan keluarga adalah salah satu contoh perhatian orang tua terhadap remaja agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang bermoral (berakhlak).
65
66
Islam memandang bahwa keluarga bukan hanya persekutuan terkecil saja, akan tetapi lebih dari itu sebagai lemaga hidup umat manusia yang dapat menentukan kemungkinan celaka dan bahagia anggota keluaraganya baik di dunia dan akhirat sebagai mana Firman Allah SWT dalam surat At Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. 7 Rasulullah SAW bersabda :
وﺳﻠﻢ () :
7
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, CV. Dipenogoro, Bandung, 2005,
hal.448
66
67
Artinya : “Rasulullah SAW tidaklah keji dan tidak pula menjadi keji. Beliau pernah bersabda, “Sungguh termasuk orang-orang pilihan di antara kalian adalah yang berbudi pekertinya.” (HR. Bukhari)8 Dengan demikian jelas bahwa lingkungan keluarga, orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi remaja yang mempunyai tugas untuk dapat membimbing dan mengarahkan fitrah yang ada pada diri remaja tersebut agar dapat berkembang secara optimal, dalam rangka membimbing dan menarahkan fitrah tersebut orang tua hendaknya memberikan pendidikan agama islam sedini mungkin kepada remaja sehingga potensi (fitrah) tersebut dapat berkembang secara wajar yang pada akhirnya remaja menjadi baik. Tetapi pada kenyataannya sering terjadi masih banyak yang akhlakniya kurang baik sebagaimana yang terdapat di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur tahun 2012 masih banyak remaja Islam yang akhlaknya kurang berkembang dengan baik terutama di bidang moral dan ibadahnya. Dalam bidang moralnya banyak remaja yang ketika berbicara bohong, suka berkelahi, tidak patuh kepada orang tua, tidak sopoan dalam berbicara maupun berpakaian dan dalam bidang ibadah masih banyak remaja tidak melaksanakan shalat fardu. Hal ini nencerminkan kepribadian yang tidak sesuai dengan norma agama. Dari uraian tersebut maka asumsi dasar penulis ambil adalah apa bila pengaruh di terapkannya pendidikan agama Islam yang dilakukan di lingkungan
8
Achmad Sunarto dan Syamsuddin Noor, Himpunan Hadits Shahih Bukhari, An Nur, Jakarta, 2009, hal. 286
67
68
keluarga itu baik, maka akhlak remaja akan berkembang dengan baik. Begitu pun sebaliknya apa bila pengaruh pendidikan agama islam dilakukan di lingkuangan keluarga kurang baik, maka akhlak remaja juga kurang berkembang dengan baik. Berdasarkan hasil prasurvei yang penulis lakukan di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur di peroleh data bahwanya di lingkungan keluarga orang tua telah menerapkan pendidikan agama Islam kepada anak remajanya dengan baik, akan tetapi masih banyak remaja yang akhlaknya kurang berkembang dengan baik. Menurut hasil wawancara yang penulis adakan, bahwa penerapan pendidikan Agama Islam di lingkungan keluarga terhadap akhlak remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 masih kurang dalam pemahaman agama Islam, untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam table berikut: Tabel 1 Tabel Prasurvey Pendidikan Agama Islam di keluarga terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 Nama No. PAI Akhlak Remaja Orang tua Remaja M. Bajuri A. Ardianto S. 1 Baik Baik 2
Wadiki
Alfin Septiadiputra
Baik
Cukup
3
Dedi Pramono
Abellia Novitriani
Baik
kurang
4
Tugino
Agsella Pramugari
Cukup
Kurang
5
Eko Prasetyo
Ajeng Tri Rahayu
Kurang
Kurang
6
Sukisno
Farid Panggih S.
Baik
Baik
68
69
7
pujiono
M. Irfan Alifianto
cukup
cukup
8
Parno
Anggi Saputra
Baik
Cukup
9
Kadwadi
Yogi Pratama
Cukup
Kurang
10
Jamal
Jauhari Komarudin
Baik
Cukup
Sumber: Hasil Prasurvey di Lingkungan 11 Yosodadi Metro Timur Kriteria penerapan Agama Islam di lingkungan keluarga Baik
: Membantu pembentukan akhlak yang mulia, mempersiapkan untuk kehidupan dunia akherat, membentuk pribadi yang utuh sehat jasmani
dan
rohani,
menumbuhkan
ruh
ilmiah,
sehingga
memungkinkan anak mengkaji ilmu semata untuk ilmu itu sendiri, menyiapkan anak agar mempunyai profesi tertentu sehingga dapat melaksanakan tugas mulia dengan baik, atau persiapan untuk mencari rizki Cukup
: Membantu pembentukan akhlak yang mulia, mempersiapkan untuk kehidupan dunia akherat, membentuk pribadi yang utuh sehat jasmani
dan
rohani,
menumbuhkan
ruh
ilmiah,
sehingga
memungkinkan anak mengkaji ilmu semata untuk ilmu itu sendiri. Kurang
: Membantu pembentukan akhlak yang mulia, mempersiapkan untuk kehidupan dunia akherat, membentuk pribadi yang utuh sehat jasmani dan rohani.
Kriteria akhlak bagi remaja:
69
70
Baik
: Shiddiq (benar atau jujur), Al-manah (menyampaikan atau terbuka), Tabligh (menyampaikan atau terbuka), Fathana (cerdas dan cakap), Istiqamah (teguh pendirian), Ikhlas berbuat atau beramal, Syukur (menerima baik), Sabar (teguh), Iffah (perwira), Tawadhu’, adalah sikap sabar yang tertanam dalam jiwa untuk dapat mengendalikan hawa nafsu, Syaja’ (berani), Hikmah (bijaksana), Tasamuh (toleransi), Lapang dada, Adil, Qana’ah, Intiqad atau mawas diri, AlAfwu atau pemaaf, Anisatun atau bermuka manis, Khusyu’ atau tenang dala beribadah, Wara’, adalah sikap batin yang tertanam dalam jiwa yang selalu menjaga dan waspada dari segala bentuk perbuatan yang mungkin mendatangkan dosa, baik itu dosa kecil atau dosa besar, Belas kasihan, Beriman kepada Allah, Ta’awun atau tolong menolong, Tadarru atau merendah, Shalihah (shaleh), Sakhaa’ (pemurah), Nadhief (bersih), Ihsan, Malu (haya), Uswatun hasanah (teladan yang baik), Hifdu Al-Lisan (menjaga ibadah), Hub alwathan (cinta tanah air)
Cukup
: Shiddiq (benar atau jujur), Al-manah (menyampaikan atau terbuka), Tabligh (menyampaikan atau terbuka), Fathana (cerdas dan cakap), Istiqamah (teguh pendirian), Ikhlas berbuat atau beramal, Syukur (menerima baik), Sabar (teguh), Iffah (perwira), Tawadhu’, adalah sikap sabar yang tertanam dalam jiwa untuk dapat mengendalikan
70
71
hawa nafsu, Syaja’ (berani), Hikmah (bijaksana), Tasamuh (toleransi), Lapang dada, Adil, Qana’ah, Intiqad atau mawas diri. Kurang
: Shiddiq (benar atau jujur), Al-manah (menyampaikan atau terbuka), Tabligh (menyampaikan atau terbuka), Fathana (cerdas dan cakap), Istiqamah (teguh pendirian), Ikhlas berbuat atau beramal, Syukur (menerima baik).
Berdasarkan hasil prasurvey di atas, dapat di ketahui bahwa pendidikan agama Islam yang diberikan di dalam keluarga sudah baik, tetapi banyak remaja yang masih mempunyai akhlak yang kurang. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikanagama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012.
D. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa permasalahan yang timbul dari pendidikan agama Islam yang diterima lingkungan keluarga. Masalah yang timbul dapat penulis identifikasi sebagai berikut: 1. Pendidikan agama Islam yang diterima remaja terutama dalam lingkungan keluarga masih sangat minin. 2. Akhlak remaja di Lingkungan 11 Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro masih ada yang kurang. E. Batasan Masalah 71
72
Bertitik tolak dari identifikasi dan latar belakang masalah di atas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Pendidikan agama Islam yang diterima remaja dalam lingkungan keluarga di RT 009 RW 004 Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro. 2. Akhlak remaja yang berusia 14-19 tahun di RT 009 RW 004kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro. F. Rumusan Masalah Suharsimi
Arikunto
berpendapat
bahwa
“agar
penelitian
dapat
dilaksanakan sebaik-baiknya peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa.”9
Berdasarkan latar belakang masalah serta pembatasan masalah seperti yang telah di kemukakan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Adakah Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Metro Timur Kota Metro Tahun 2012.
G. Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto, “sebuah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan
penelitian,
sampai
terbukti
melalui
data
yang
terkumpul.”10 9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal. 63
72
73
Sedangkan menurut S. Nasution adalah “pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memehaminya”.11 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Hipotesis adalah dugaan sementara yang mengkin benar dan juga bisa salah. Berdasarkan keterangan dan pemikiran di atas maka penulis merumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: Ada Pengaruh Penelitian agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012.
H. Tujuan dan Kegunaan Penelitia a. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012. 2. Untuk mengetahui Akhlak remaja di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Meto Tahun 2012.
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebsagai Pendekatan praktik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006, Hal. 71 11 S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hal. 39
73
74
3. Untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012. b. Kegunaan penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis Dengan diketahuinya bahwa penerapan metode pendidikan agama Islam di lingkngan keluarga dalam hal akhlak dan ibadah shalat berpengaruh pada perkembangan jiwa keagamaan terutama dalam hal moral (akhlak) dan ibadah shalat. 2. Secara praktis Memberikan kontribusi pemikiran orang tua dalam mendidik putraputrinya agar menjadi remaja yang soleh dan solehah.
I. Metodologi Penelitian 1. Sifat dan Jenis Penelitian a. Sifat Penelitian Penulis menggunakan penelitian Deskriptif Kuantitatif yaitu “sesuatu dengan namanya, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.”12 12
Suharsimi arikunto, Op.Cit, hal.12
74
75
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa penelitian deskritif kualitatif adalah sebuah penelitian yang di lakukan pada populasi, baik itu populasi besar maupun kecil yang bertujuan untuk memberi gambaran jelas tentang situasi penelitian. b. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, penelitian lapangan adalah “ Sesuai dengan bidangnya, maka kancah penelitian akan berbeda-beda tempatnya. Penelitian pendidikan mempunyai kancah bukan saja di sekolah tetapi dapat di keluarga, di masyarakat, di pabrik, di rumah sakit, asal semuanya mengarah terciptanya tujuan pendidikan.”13 Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro.
2. Definisi Operasional Verbal Dalam penelitian yang dilakukan ini terhadap dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas atau sering disebut sebagai Variabel yang mempengaruhi, Variabel ini diturunkan dari: “pendidikan agama Islam dalam keluarga” dengan indikator sebagai berikut : 13
Membantu pembentukan akhlak yang mulia, Mempersiapkan untuk kehidupan dunia akherat,
Ibid, hal. 10
75
76
Membentuk pribadi yang utuh sehat jasmani dan rohani, Menumbuhkan ruh ilmiah, sehingga memungkinkan anak mengkaji ilmu semata untuk ilmu itu sendiri, Menyiapkan anak agar mempunyai profesi tertentu sehingga dapat melaksanakan tugas mulia dengan baik, atau persiapan untuk mencari rizki14
2. Variabel terikat, Variabel ini dapat pula disebut sebagai variabel yang dipengaruhi variabel terikat dalam penelitian ini adalah dijabarkan dari “akhlak remaja” dengan indikator sebagai berikut : -
-
Shiddiq (benar atau jujur) Al-manah (menyampaikan atau terbuka) Tabligh (menyampaikan atau terbuka) Fathana (cerdas dan cakap) Istiqamah (teguh pendirian) Ikhlas berbuat atau beramal Syukur (menerima baik) Sabar (teguh) Iffah (perwira) Tawadhu’, adalah sikap sabar yang tertanam dalam jiwa untuk dapat mengendalikan hawa nafsu. Syaja’ (berani) Hikmah (bijaksana) Tasamuh (toleransi) Lapang dada Adil Qana’ah Intiqad atau mawas diri Al-Afwu atau pemaaf Anisatun atau bermuka manis Khusyu’ atau tenang dala beribadah Wara’, adalah sikap batin yang tertanam dalam jiwa yang selalu menjaga dan waspada dari segala bentuk perbuatan yang mungkin mendatangkan dosa, baik itu dosa kecil atau dosa besar. Belas kasihan Beriman kepada Allah
14
Ulwam Abdullah Nasih. Pendidikan Anak dalam Islam. alih bahasa. Jamaludin M, Tarbiyatul Aulad fil Islam. Jakarta: Pustaka Amani. 1999, hal. 142
76
77
-
Ta’awun atau tolong menolong Tadarru atau merendah Shalihah (shaleh) Sakhaa’ (pemurah) Nadhief (bersih) Ihsan Malu (haya) Uswatun hasanah (teladan yang baik) Hifdu Al-Lisan (menjaga ibadah) Hub al-wathan (cinta tanah air)15
3. Populasi Menurut Sugiyono, populasi adalah “mulanya generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertetu yang ditetapkan
oleh
penelitian
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulan”.16 Dari pendapat di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja yang berusia 14-19 tahun di RT 009 RW 004 Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur yang berjumlah 40 orang. 4. Alat Pengumpul Data a. Metode Angket Angket atau kuesioner (questionnaire) adalah “penyelidikan mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak) dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan, deajukan secara tetulis kepada sejumlah subjek, untuk mendapatkan jawaban (tanggapan, respons) tertulis seperlunya.”17 Di tinjau cara penyampaian metode ini di bagi menjadi dua yaitu: 15 16
hal. 80
17
A. Mustofa, Alkhlak Tasawuf, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hal. 53 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2009, Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1996, hal.217
77
78
1. Kuesioner berstruktur. Kuesioner ini disebut juga kuesioner tertutup, berisi pertanyaanpertanyaan yang disertai sejumlah alternatif jawaban yang disediakan. 2. Kuesioner tak berstruktur. Kuesioner ini disebut juga kuesioner terbuka, dimana jawaban responden terhadap setiap pertanyaan kuesioner bentuk ini dapat diberikan secara bebas menurut pendapat sendiri. 3. Kuesioner kombinasi berstruktur dan tak berstruktur. Sesuia dengan namanya, maka pertanyaan ini disatu pihak member alternatif jawaban yang harus dipilih. 4. Kuesioner semi terbuka. Kuesioner yang memberikan kebebasan kemungkinan menjawab selain dari alternatif jawaban yang sudah tersedia.18 Dari
segi
penyampaian
quesioner,
penulis
menggunakan
metodologi quesioner berstruktur ang quesioneryang berisi pertanyaan sekaligus jawaban yang diberikan kepada remaja yang dijadikan sampel utuk mengetahui pendididkan agama Islam yang di terima dalam keluarga dan akhlak remaja.
b. Metode Dokumentasi Suharsimi Arikunto mengatakan dokumentasi adalah “Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.”19
18 19
S. Margono, Op. Cit, hal. 168 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hal. 231
78
79
Dalam penelitian metode ini penulis gunakan untuk mengambil data tentang sejarah keluahan Yosodadi, kadaaan geografis serta keadaaan penduduk di kelurahan Yosodadi dan lain-lain. c. Metode Observasi Metode observasi menurut Sutrisno Hasi dalam Sugiyono adalah “suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun daru perbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah prose-proses pengamatan dan ingatan.”20 “Dari segi proses pelaksanaaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation.”21 Dalam penelitian ini penulis menggunakan non participant observation, karena penulis tidak berperan langsung terhadap objek yang diteliti. Metode ini penulis pergunakan untuk memperoleh data tentang sarana dan prasarana Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro. d. Metode Interview Metode interview merupakan salah satu teknik pengumplan data yang di lakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.
20 21
Ibid, hal. 145 Ibid, hal. 145
79
80
Hal ini dijelaskan oleh S. Margono sebagai berikut: “Interview merupakan alat penumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.”22 Metode ini adalah metode pokokk dalam penelitian metode ini penulis tunjukkan keopada remaja, orang tua dan lurah Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro. Metode ini penulis gunakan untuk melengkapi data-data yang masih diperlukan. 5.
Metode Analisa Data Setelah mengadkan penelitian, dan semua data yang di perlukan telah terkumpul, maka langkah selanjutnya penulis menoglah data tersebut dengan menggunakan rumus statistik, yaitu dengan mencari koefisien kontigensi. Rumus yangdipeergunakan untuk mencari koefisien kontigensi Chi Kuadrat, dan rumusnya yaitu: 2
X
f o f h 2 fh
Keterangan : : Chi Kuadrat X2 fo : Frekuensi yang diperoleh dari (diobservasi dalam) sampel. fh : Frekuensi yang diharapkan dalam sample sebagai pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi.23 BAB II LANDASAN TEORI
22 23
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hal.165 Sutrisno Hadi, Statistika 2, Yogyakarta, Andi, 2004, hal. 259
80
81
A. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Sebelum membahas pengertian pendidikan Agama Islam, penulis akan terlebih dahulu mengemukakan arti pendidikan pada umunya. Istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan” mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti bimbingan yang di berikan kepada anak. Istilah ini kemudian di terjemahakan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah pendidikan islam ini sering di terjemahkan dengan “tarbiyah islamiyah”.24 Pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik25 Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
24 25
Zakiyah Derajat, Ilmu Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2011,hal. 25 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hal. 13
81
82
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tinginya.”26 Dari semua definisi itu dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang di laksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya insan kamil. Pendidikan yang di maksud dalam pembahasan ini adalah pendidikan agama Islam. Adapun data Islam dalam istilah pendidikan Islam menunjukkan sikap pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang memiliki warna-waran Islam. Untuk memperoleh gambaran yang mengenai pendidikan agama Islam, berikut ini beberapa definisi mengenai pendidikan agama Islam. Menurut hasil seminar pendidikan agama Islam se Indonesia tanggal 7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor menyatakan: Pendidikan agama Islam adalah “bimbingan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.27 Menurut kurikulum Pendidikan Agama Islam, pengertian Pendidikan Agama Islam adalah “upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam
26
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011, Cet
ke-4, hal. 4 27
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2003, Cet ke-III, hal.
11
82
83
dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.”28 Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah “suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.”29 Pendidikan Agama merupakan “bagian pendidikan yang amat penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai, antara lain akhlak dan keagamaan. Oleh karena itu pendidikan agama juga menjadi tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.”30 Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Agama Islam adalah: Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak. 31 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang
28 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, hal. 130 29 Ibid, hal. 130 30 Zakiah Daradjat, dkk, Op.Cit, hal. 87 31 Zakiah Daradjat, Op. Cit.,, hal. 86
83
84
berlandaskan ajaran
Islam dan
dilakukan
dengan
kesadaran
untuk
mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam. Sedangkan pengertian dari keluarga adalah “sebagai sebuah institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan”.32 Dengan pengertian lain dijalaskan keluarga adalah “wadah yang sangat penting di antara individu dan group, dan merupakan kelompok social yang pertama di mana anak-anak menjadi
anggotanya”.33
Lingkungan
keluarga
merupakan
lingkungan
pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluaga. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai pelatak dasar bagi pendidikan akhlak dan pendangan hidup keagamaan. Dengan demikian fungsi keluarga dalam pembbinaan akhlak remaja yaitu untuk menciptakan manusia yang beraklakuk karimah atau sesuai dengan ajaran agama islam.
32
Syaiful Bahri Djaramah, Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga (Sebuah Persepektif Pendidikan Islam), PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2004, Cet. Ke 1, hal.16 33 Abu ahmadi, Sosiologi Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2007, Cet Ke 2. hal. 108
84
85
Sedangkan fungsi keluarga adalah “berkaitan langsung dengan apekaspek keagamaan, budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan”.34 Factor yang mempengaruhi pembinaan pendidikan agama islam pada generasi muda atau remaja adalah sebagai berikut: a. Keseimbangan yang tidak cukup antara kemajuan teknologi dan perekmbangan serta perubahan social yang cepat dan luas dengan kesipan keluarga sebagai lembaga Pembina utama untuk menghadapi hal-hal tersebut. b. Kewibawaan dan perhatian orang tua yang minim terhadap anak, sehingga anak merasakan kekurangan kasih saying, pengertian dan pemahaman orang tua terhadap perkembangan tingkah laku anak. c. Ekonomi keluarga yang relative lemah sehingga tak cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan dan perlengkapan-perlengkapan bagi pendidikan dan pembinaan anak atau generasi muda. d. Factor-faktor intern pada diri si anak, seperti rendahnya tingkat intelegensi anak, terlalu sensitive terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan yang ditrima anak melalui berbagai macam media, yang kenyataannya seting menunjukkan nilai-nilai dan norma-norma social yang kontrdiksi, seperti perkawinan muda dan keketatan nilai-nilai tradisional di satu pihak dengan kebebasan pergaulan dan kemewahan-kemewahan hidup di lain pihak.35 Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa factor yang mempengaruhi Pembinaan pendidikan agama dalam keluarga adalah factor perhatian, ekonomi. Dengan perhatian yang diberikan oleh keluaga terutama kedua orang tua maka remaja merasa diperhatikan dengan perhatian inilah maka remaja akan merasa nyaman.
34 35
Syaiful Bahri Djaramah, Op.Cit, hal. 19 Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2008, Cet. Ke 1,
hal. 90
85
86
2. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam Dasar atau fundamen dari suatu bangunan adalah bagian dari bangunan yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan tetap berdirinya bangunan itu. Pada suatu pohon dasar itu adalah akarnya. Fungsinya sama dengan fundamen tadi, mengeratkan berdirinya pohon itu. Demikian fungsi dari bangunan itu. Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu : a. Dasar Yuridis/Hukum. Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. b. Segi Religius Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. c. Aspek Psikologis Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dkk bahwa : Semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama.36 Dasar pendidikan agama Islam ada dalam Al-Qur’an dan As Sunnah. Di dalam ayat Al Quran yang pertama kali turun adalah berkenaan di samping masalah keimanan juga pendidikan. Allah berfirman :
36
Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit., hal. 132-133
86
87
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”37 (QS. Al Alaq : 1-5)
Dari ayat di atas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa seolah-olah Tuhan berkata hendaklah manusia meyakini adanya Tuhan Pencipta manusia (dari segumpal darah), selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan memeliharannya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Dalam sebuah hadits pun diriwayatkan bahwa :
(ﻚ طَ ِﺮ ْﯾﻘًﺎ ﯾَ ْﻠﺘَ ِﻤﺲُ ﻓِ ْﯿ ِﮫ ِﻋ ْﻠ ًﻤﺎ َﺳﮭﱠ َﻞ ﷲُ ﻟَﮫُ طَ ِﺮ ْﯾﻘًﺎ إِﻟَﻰ ْاﻟ َﺠﻨﱠ ِﺔ )رواه ﻣﺴﻠﻢ َ ََو َﻣ ْﻦ َﺳﻠ Artinya : ”Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah
akan memudahkan baginya jalan ke syorga.” (H.R. Muslim)38
37
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, CV. Dipenogoro, Bandung, 2005,
38
Hussein Bahreisj, Hadits Shahih Bukhari Muslim, CV. Karya Utama, Surabaya, tt, hal. 30
hal.479
87
88
Dari hadits di atas menunjukkan bahwa barang siapa saja yang berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Jadi menuntut ilmu itu wajib bagi siapa saja. Semua manusia yang hidup di dunia ini selalu membutuhkan pegangan hidup yang di sebut agama, mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa, tempat untuk berlindung, memohon dan tempat merekan memohon pertolongan. Mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya apa bila mereka dapat mendekatkan dirinya kepada Yang Maha Kuasa. Dari uraian di atas jelaslah bahwa untuk membuat hati tenang dan tentram ialah dengan jalan mendekatkan diri kepada Tuhan. 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah kepada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak di benarkakn merupakan etika sosial dan morall sosial. Penaneaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan di akhitar kelak. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mencapai suatu tujuan, tujuan pendidikan akan menetukan kearah mana peserta didik akan di bawa. Tujuan pendidikan juga dapat membentuk perkembangan anak untuk mencapai tingkat kedewasaan, baik biologis maupun pedagogis.
88
89
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.39 Tujuan pendidikan Islam adalah ”menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam.”40 Fungsi tujuan adalah pertama, sebagai standar mengakhiri usaha, kedua mengarahkan usaha, ketiga merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, keempat membatasi ruang gerak usaha agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang di cita-citakan, kelima mempengaruhi dinamika dari usaha itu, keenam memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu.41 Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu pendidikan Islam, yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang saleh, teguh imannya, taat beribadah dan berakhlak terpuji. Jadi, tujuan pendidikan agama Islam adalah berkisar kepada
39
Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit., hal. 135 H .M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009. hal. 29 41 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2010, hal. 148 40
89
90
pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan social. Tujuan yaitu saasaran yang akan diciptakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu pendidikan Islam, yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam. Tim penyusun buku Ilmu pendidikan Islam mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam ada 4 macam, yaitu: 1. Tujuan Umum Tujuan umum ialah tujuan yangakan di capai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainnya. Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan seperti: sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berada pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan keangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa kepada allah harus tergambar dalam pribadi seseorang yang sudah terdidik, walaupun dalam ukutan kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkah-tingkah tersebut. 2. Tujuan Akhir Pendidikan Islam ini berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Tujuan umum yang berbentuk Insan kamil dengan pola takwa dapat mengalami naik turrun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. 3. Tujuan Sementara Tujuan sementara ialah tujuan yang adan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang di rencanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan instruksional yang di kembangkan menjadi Tujuan Instruksional Umum terjadi dan tujuan Instruksional Khusus (TIU dan TIK) dapat dianggap tujuan sementara dengan sifat yang agak berbeda. 4. Tujuan Operasional 90
91
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional. Dalam pendidikan formal, tujuan ini di sebut juga tujuan instruksional yang selanjutnya di kembangkan menjadi Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus (TIU dan TIK). Tujuan instruksional ini merupakan tujuan pengajaran yang di rencanakan dalam unit kegiatan pengajaran.42 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang saleh, tegar imannya, taat beribadah dan berkarakter terpuji. Jadi, tujuan pendidikan agama Islam adalah berkisar kepada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan social. Atau lebih jelas lagi, ia berkisar pada pembinaan warga Negara muslim yang baik, yang percaya pada Tuhan dan agamanya, berpegang teguh pada ajaran agamanya, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak di benarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak-anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.
42
Nur Uhbyati, Op .Cit, hal.58-61
91
92
Dengan demikian tujuan pendidikan merupakan pengamalan nilai-nilai Islami yang hendak di wujudkan dalam pribadi muslim melalui proses akhir bertakwa dan berilmu pengetahuan. 4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Pendidikan Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena di dalamnya banyak pihak terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun ruang lingkup pendidikan Islam adalah sebagai berikut: 1. Tarbiyah Jismiyah, yaitu segala rupa pendidikan yang wujudnya menyuburkan dan menyehatkan tubuh serta menegakkannya, supaya dapat merintangi kesukaran yang dihadapi dalam pengalamannya. 2. Tarbiyah Aqliyah, yaitu sebagaimana rupa pendidikan dan pelajaran yang akibatnya mencerdaskan akal menajamkan otak semisal ilmu berhitung. 3. Tarbiyah Adabiyah, yaitu segala rupa praktek maupun berupa teori yang wujudnya meningkatkan budi dan meningkatkan perangai. Tarbiyah adabiyah atau pendidikan budi pekerti/akhlak dalam ajaran Islam merupakan salah satu ajaran pokok yang mestinya diajarkan agar umatnya memiliki/melaksanakan akhlak yang mulia yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.43 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pendidikan Islam itu sangat luas, sebab meliputi segala asapek yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan Islam. 5. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Keluarga merupakan pendidikan pertama dan yang utama bagi anak. Karena dalam keluargalah anak mengawali perkembangannya. Baik itu perkembangan jasmani maupun perkembangan rohani. Peran keluarga dalam 43
Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit., hal. 138
92
93
pendidikan bagi anak yang paling utama ialah dalam penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat, serta pembinaan kepribadian. Adapun yang bertindak sebagai pendidik dalam pendidikan agama dalam keluarga ialah orang tua yaitu ayah dan ibu serta semua orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak itu seperti kakek, nenek, paman, bibi dan kakak. Namun yang paling utama ialah ayah dan ibu. Orang tua harus memperhatikan perkembangan jasmani, akal, dan rohani anak-anaknya, dengan tujuan agar anak dapat berkembang secara maksimal. Perlu disadari pula bahwa anak dilahirkan dengan membawa bakat, potensi, kemampuan serta sikap dan sifat yang berbeda untuk itu orang tua sebagai pendidik dalam keluarga perlu memahami perkembangan jiwa anak, agar dapat menentukan metode yang sepatutnya diterapkan dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya. Orang tua harus bersikap lemah lembut serta tidak boleh memaksakan metode yang tidak sesuai dengan perkembangan jiwa anak. “Setiap anak adalah individu yang tidak dapat diibaratkan sebagai tanah liat yang bisa”dibentuk” sesuka hati oleh orang tua. Namun harus disesuaikan dengan perkembangan jiwa dan potensi anak sebagai tanda kasih sayang dan tanggungjawab moral orang tua yang secara konsisten dilandasi oleh sikap dipercaya dan mempunyai suatu pola relasi hubungan antara kesadaran kewajiban dengan kepatuhan terhadap orang tua atas kesadaran tersebut.” (Samiawan, 2002:57). Pendidikan yang paling utama dalam keluarga ialah yang mencakup pendidikan ruhani anak atau pendidikan agama. Pendidikan agama dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual anak agar menjadi 93
94
manusia yang beriman, bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Menurut Prof. Ahmad tafsir dalam bukunya ilmu pendidikan dalam persfektif islam (2007: 157), “Ada dua arah mengenai kegunaan pendidikan agama dalam keluarga. Pertama, penanaman nilai dalam arti pandangan hidup yang kelak mewarnai perkwembangan jasmani akalnya. Kedua, penanaman sikap yang kelak menjadi basis dalam menghargai guru dan pengetahuan di sekolah.”44 Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan berbagai perubahan tata nilai, maka anak harus disiapkan sedini mungkin dari hal-hal yang dapat merusak mental dan moral anak, yaitu dengan dasar pendidikan agama dalam keluarga. Sehingga anak diharapkan mampu menyaring dan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat. Menurut Al-Ghazali, bahwa anak adalah amanat dari Alloh dan harus dijaga dan dididik untuk mencapai keutamaan dalam hidup dan mendekatkan diri pada Alloh. Semuanya bayi yang dilahirkan ke dunia bagaikan sebuah mutiara yang belum diukur dan belum berbentuk tapi amat bernilai tinggi. Maka kedua orang tuanyalah yang akan mengukir dan membentuknya menjadi mutiara yang berkualitas tinggi dan disenangi semua orang.
44
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Angkasa, Bandung, 2007, hal. 157
94
95
Dari uraian diatas jelaslah bahwa tanggung jawab orang tua terhadap anaknya sangatlah besar, terutama dalam pendidikannya. Pendidikan agama dalam keluarga telah disyariatkan oleh Alloh dalam Al-qur’an dan diinterpretasikan melalui hadits Nabi Muhammad Saw. Dalam pandangan Islam, pendidikan dimulai dalam keluarga jauh sebelum anak lahir, yaitu dengan terlebih dahulu memilih pasangan hidup. Calon ayah harus memilih calon ibu yang baik, begitupun sebaliknya. Karena ayah dan ibu akan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak-anaknya. Ayah dan ibu yang tidak baik, tidak akan mampu mendidik anaknya untuk menjadi baik. Pendidikan anak sebelum anak lahir sebenarnya dilakukan bukan terhadap anak itu, melainkan terhadap ayah dan ibunya yang secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan anak, terutama saat proses kehamilan. Kedua belah pihak yaitu ayah dan ibu diharapkan hidup tenang, banyak berdoa dan beribadah pada Alloh agar diberi anak yang cerdas, luhur budi pekertinya dan rupawan. Setelah anak lahir, barulah pendidikan itu dilakukan secara langsung pada anak tersebut. Ada beberapa upaya dalam pandangan Islam yang semestinya dilakukan orang tua dalam pendidikan anak diantaranya sebagai berikut: 1. Melakukan azan dan iqamah, azan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri. Hal ini menurut Ibn al-doyyin al-Jaujiyah dimaksudkan agar getarangetaran pertama yang didengar oleh manusia adalah kalimat panggilan agung yang mengandung kebesaran Alloh dan kesaksian pertama masuk Islam. 95
96
2. Mencukur rambut pada saat bayi berusia 7 hari, dan melakukan Aqiqah, sebagai sunnah Rasululloh Saw. 3. Memberi nama yang baik 4. Melakukan khitan 5. Menyusui bayi45 Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa “Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak akan menjadi bagian dari unsur-unsur kepribadiannya, yang dapat menjadi pengendali dalam menghadapi keinginan dan dorongan yang timbul. Keyakinan terhadap agama akan mengatur sikap dan tingkah laku seseorang secara.” 46 Pendidikan agama yang ditanamkan orang tua sejak dini pada anak berperan penting dalam kehidupan anak. Karena nilai-nilai agama yang terinternalisasi sejak kecil akan menjadi benteng moral yang kokoh, dan mampu mengontrol tingkah laku dan jalan kehidupan anak, serta menjadi obat bagi jiwa anak.
B. Akhlak Remaja 1. Pengertian Akhlak Remaja “Akhlak bersal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.”47 Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya dapat di jumpai didalam al-Qur’an, sebagai berikut: 45
Ulwam Abdullah Nasih. Pendidikan Anak dalam Islam. alih bahasa. Jamaludin M, Tarbiyatul Aulad fil Islam. Jakarta: Pustaka Amani, 1999. Hal. 142 46 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 2003, hal. 58 47 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, Pustaka setia, Bandung, 2012, hal. 11
96
97
Artinya : “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al Qalam : 4)48 Sedangkan menurut pendekatan secara terminologi, berikut ini beberapa pakar mengemukakan pengeertian akhlak sebagai berikut: a. Ibn Miskawaih memberikan definisi sebagai berikut :
ﺲ َدا ِﻋﯿَﺔٌ ﻟَﮭَﺎ اِﻟَﻰ اَ ْﻓ َﻌﺎﻟِﮭَﺎ ِﻣ ْﻦ َﻏﯿ ِْﺮ ﻓِ ْﻜ ٍﺮ َور ُِوﯾﱠ ٍﺔ ِ َﺣﺎ ٌل ﻟِﻠﻨﱠ ْﻔ
keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatanperbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran. b. Imam Al-Ghozali mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut :
ُ ُاَ ْﻟ ُﺨﻠ ﺲ َرا ِﺳ َﺨ ٍﺔ َﻋ ْﻨﮭَﺎ ﺗَﺼْ ُﺪ ُر ْاﻷَ ْﻓ َﻌﺎ ُل ِ ﻖ ِﻋﺒَﺎ َرةٌ َﻋ ْﻦ ھَ ْﯿﺌَ ٍﺔ ﻓِﻰ اﻟﻨﱠ ْﻔ ْﺮ ِﻣ ْﻦ َﻏﯿ ِْﺮ َﺣﺎ َﺟ ٍﺔ اِﻟَﻰ ﻓِ ْﻜ ٍﺮ َور ُِوﯾ ﱠ ٍﺔ ٍ ﺑِ ُﺴﮭ ُْﻮﻟَ ٍﺔ َوﯾُﺴ
akhlak ialah suatu sikap yang mengakar dala jiwa yang dirinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan peertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’, maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut di sebut akhlak yang buruk. c. Prof. Dr. Ahmad Amin
ْ ﻀﮭُ ُﻢ ْاﻟ ُﺨﻠُﺔَ ﺑِﺄَﻧﱠﮫُ َﻋﺎ َدةُ ْا ِﻻ َرا َد ِة ﯾَ ْﻌﻨِﻲ أَ ﱠن ْا ِﻹ َرا َدةَ ِا َذا ا ْﻋﺘَﺎ َد ت ُ ﱠف ﺑَ ْﻌ َ َﻋﺮ ﻖ َ َﺷﯿْﺄ ً ﻓَ َﻌﺎ َدﺗُﮭَﺎ ِھ ِ ُﻲ ْاﻟ ُﻤ َﺴ ﱠﻤﺎةُ ﺑِ ْﺎﻟ ُﺨﻠ
sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang di biasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuat, kebiasaan itu dinamakan akhlak.49 Menurutnya kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah imbang, sedang kebiasaan merupakan perbutan yang di ulang-ulang sehingga mudah melakukannya, masing-masing dari kehendak
dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari kekuatan itu 48 49
Departemen Agama RI, Op. Cit., hal. 451 A. Mustofa, Op. Cit., hal. 12
97
98
menimbulkan kekuatan
yang lebih besar. Kekuatan besar inilah yang
bernama akhlak. Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”.50 Jika diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa seluruh definisi akhlak sebagaimana tersebut di atas tidak ada yang saling bertentangan, melainkan saling melengkapi, yaitu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakaukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikian lagi dan sudah menjadi kebiasaan. Jika dikaitkan dengan kata Islami, maka akan berbentuk akhlak Islami, secara sederhana akhlak Islami di artikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran Islam atau akhlak yangbersifat Islami. Kata Islam yang berada dibelakang katakan dalam menemati posisi sifat. Dengan demikian akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya berdasarkan pada ajaran Islam. Di lihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak Islami juga bersifat universal. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menjabarkan akhlak universal diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral.
50
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), PT, Bumi Aksara, Jakarta, 2010, Cet. Ke 6, hal. 9
98
99
Menghormati kedua orang tua misalnya adalah akhlak yang bersifat mutlak dan universal. Sedangkan bagaimana bentuk dan cara menghormati orang tua itu dapat di manifestasikan oleh hasil pemikiran manusia. Jika, akhlak Islam bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit sosial dari jiwa dan mental, serta tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan demikian akhlak Islami itu jauh lebih sempurna dibandingkan dengan akhlak lainnya. Jika akhlak lainnya hanya berbicara tentang hubungan dengan manusia, maka akhlak Islami berbicara pula tentang cara berhubungan dengan binatang, tumbuh-tumbuh, air, udara dan lain sebagainya. Dengan cara demikian, masing-masing makhluk merasakan fungsidan eksistensinya di dunia ini. 2. Macam-macam Akhlak a. Akhlak Terpuji (Akhlak Mahmudah) Akhlak merupakan ilmu yang mengajarkan manusia untuk berbuat baik dan buruk. Salah satu dari akhal itu adalah akhlak terpuji : Akhlak Terpuji (al-mahmudah) merupakan “salah satu tanda kesempurnaan iman seseorang. Hujjatul islam, imam Ghazali dalam kitab ihya’ ulumudin-nya bagi rubu’ munjiyat (seperempat kitab yang menyelamatkan) menerangkan gejala-gejala hati yang sehat merupakan cermin dari akhlak yang terpuji, yaitu takut dan berhatap kepada allah, tauhid, tawakal, sabar, syukur, tobat zuhud, kasih sayang,
99
100
rindu, tamah, rida, niat yang benar, ikhlas, muroqobah, muhasabah, tafakur dan ingat akan kematian”.51 Akhlak mulia suatu sikap atau sifat yang terpuji yang pantas melekat pada diri setiap Muslim, sehingga menjadi orang yang berbudi baik atau luhur dan memiliki karakter yang baik pula. Bentuk-bentuk dalam akhlak mulia terbagi menjadi berbagai macam di antaranya adalah:
Bersifat sabar Bersifat benar (istiqomah) Memelihara amanah Bersifat adil Bersifat kasih sayang Bersifat hemat Bersifat berani Bersifat kuat (al-qawwah) Bersifat malu (al-hayi’) Memelihara kesucian diri (al-‘ifafah) Menepati janji.52 Dalam hal ini ada beberapa akhak yang dipandang dari segi
objeknya:
Takut dan berharap kepada Allah Tobat dan nadam (menyesal) Sabar dan syukur Tawadhu, rida dan tawakal serta ikhlas Taat dan cinta kepada Rasulullah Akhalak terhadap keluarga Akhlak terhadap diri sendiri Akhlak terhadap sesame manusia Akhlak terhadap lingkungan alam. 53
51
Zainudin dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 (Muamalah dan Akhlak) CV. Pustaka Setia, Bandung, 1999, cet ke 1, hal. 78 52 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Persepektif Al-Qur’an, Amzah, Jakarta, 2008, Cet. I, hal. 41-46
100
101
Seluruh sikap dan perilaku serta adab sopan santun terhadap semua ciptaan Allah sudah termuat dan tercantum dalam Al-Quran dan Hadist. Tinggal bagaimana kita bisa mempelajarinya secara benar dan teliti serta mengamalkannya Pembahasan masalah Akhlak adalah pembahasan yang sangat luas, sama luasnya dengan seluruh aspek kehidupan manusia serta variasivariasinya. b. Akhlak yang Tercela (Akhlak Mazmumah) Akhlak tercela (Akhlak Mazmumah) adalah “tingkah laku tercela yang merusak iman seseorang yang menjatuhkan martabat manusia”.54 Jenis akhlak tercela (akhlak mazmumah) yang di maksudkan adalah sebagai berikut:
Sifat Dengki. Dengki ialah rasa benci dalam hati terhadap kenikmatan orang lain dan disertai maksud agar nikmat itu hilang atau berpindah kepadanya. Sifat Iri Hati Kata iri menurut bahasa (etimologi) artinya merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain, kurang senang melihat orang lain beruntung, cemburu dengan keberuntungan orang lain, tidak rela apabila orang lain mendapatkan nikmat dan kebahagiaan. Iri hati termasuk perbuatan yang tercela, hukumnya haram. Sifat Angkuh (Sombong) Sombong yaitu menganggap dirinya lebih baik yang lain sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau mengakui kekurangan dirinya, selalu merasa lebih besar, lebih kaya, lebih pintar, lebih dihormati, lebih mulia, dan lebih beruntung dari yang lain. Sifat Riya 53 54
Zainudin dan Muhammad Jamhari, Op.Cit, hal. 79-99 Ibid, hal. 100
101
102
Riya ialah amal yang dikerjakan dengan niat tidak ikhlas, variasinya bisa bermacam-macam. Riya yaitu beramal kebaikan karena didasarkan ingin mendapat pujian orang lain, agar dipercaya orang lain, agar dicintai orang lain, karena ingin dilihat oleh orang lain.55 Dalam keterangan lain disebutkan, bentuk-bentuk dari akhak tercela (akhlak madzmumah) yaitu :
Kufur, artinya tidak percaya. Syirik, artinya kepercayaan kepada sesuatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu. Nifaq dan fasiq, menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terkandung di dalam hati. Ujub dan takabu, ujub artinya membangkan diri sendiri, membanggakan yang ia miliki dan ia lupa bahwasannya manusia dicitakan Allah dengan segala kelebihan dan kekurangannya, yang seharusnya disyukuri. Takabur artinya sombong. Riya dan sum’ah. Riya adalah pamer atau menampilkan diri dalam beramal agar dilihat orang dengan maksud mendapat pujian. Fitnah dan dusta, fitnah adalah menyebarkan perkataan bohong dengan maksud menjelekkan orang lain.56 Sebagaimana diuraikan di atas maka akhlak dalam wujud
pengamalannya di bedakan menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak yang tercela. Jika sesuai dengan perintah Allah dan rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan yan baik, maka itulah yang dinamakan akhlak yang terpuji, sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya dan melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk, maka itulah yang di namakan akhlak yang tercela.
55 56
M. Yatimin Abdullah, Op.Cit, hal. 62-68 Zainudin dan Muhammad Jamhari, Op.Cit, hal. 100-105
102
103
Hidup manusia terkadang mengarah kepada kesempurnaan jiwa dan kesuciannya,tapi kadang pula mengarah kepada keburukan.hal tersebut bergantung kepada beberapa hal yang mempengaruhinya. Keburukan akhlak (dosa dan kejahatan) disebabkan karena kesempitan pandangan dan pengalamannya,serta besarnya ego. Akhlak yang tercela ini dikenal dengan sifat-sifat muhlikat,yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang tentu saja bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan. 3. Tujuan Akhlak Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk manusia yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan,mulia dalam tingkah laku perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki keutamaan (al-fadhilah). Berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat, keadaan, pelajaran, aktifitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap pendidik harus memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak di atas segala-galanya.
103
104
Rosihon Anwar dalam bukunya akidah akhlak menyebutkan bahwa tujuan berakhlak adalah “agar setiap muslim berbudi pekerti, bertingkah laku berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai dengan ajaran islam.”57 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhlak pada prinsipnya adalah untuk mencapai kebahagiaan dan keharmonisan dalam berhubungan dengan Allah SWT, di samping berhubungan dengan sesama makhluk dan juga alam sekitar, hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna serta lebih dari makhluk lainnya.
C. Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Remaja adalah aset berharga untuk menggapai sebuah Negara yang kuat. Ada peribahasa Arab yang mengatakan “Remaja adalah pemimpin di masa depan”. Engan itu kita ketahui bahwa kunci masa depan terletak di tangan remaja. Sebagai calon pemimpin, remaja dituntut memiliki pemikiran yang cerdas serta sikap atau akhlak yang baik. Pendidikan agama Islam adalah “pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbinan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ini dapat memahami, menghayati,
57
Rosihon Anwar, Akidah Akhlak, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2008. Cet ke 1, hal. 211
104
105
mengamalkan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akherat.”58 Pendidikan diinterprestasikan dengan makna untuk mempertahankan individu dengan kebutuhan-kebutuhan yang senantiasa bertambah dan merupakan suatu harapan untuk dapat mengembangkan dii agar berhasil serta untuk memperluas, megintensifkan ilmu pengetahuan dan memahami elemen-elemen yang ada di sekitarnya. Pendidikan juga mencakup segala perubahan yang terjadi sebagai akibat dari partisipasi individu dalam pengalaman-pengalaman dan belajar. Akhlak dapat ditafsirkan sebagai budi pekerti dan sifat-sifat mulia. Setiap orang seharusnya mempunyai akhlak atau sifat-sifat yang baik dan mulia karena dengan berbudi pekerti manusia akan dapat hidup dengan aman dan bahagia dan sudah semestinya kebagahiaan perlu dimiliki oleh semua orang karena keadaan itu adalah fitrah manusia itu sendiri. Ruang di antara iman, ilmu, akhlak dan amal mestilah ada pada semua manusia karena keemat perkara tesebut saling berkaitan di antara satu sama lain. Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ketinggian ilmu tidak memadai karena terapat ramai orang yang berilmu tetapi akhlaknya rendah. Begitu juga dengan iman dan amal. Keemat-empat perkara ini mesti digabungkan dan gendakah mempunyai nilai kualiti yang tinggi. Akhlak merupakan sala satu ajaran asas
58
Zakiah Daradjat, Op. Cit, hal.86
105
106
agama Islam sehingga Rasulullah s.a.w. pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlak yang baik. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan sesuatu perbuatan,yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar,hilang ngatan,tidur atau gila. Pada saat yang bersangkutan melakukan suatu perbuatan ia tetap sehat akal pikirannya dan sadar.Oleh karena itu perbuatan yang dilakukan oleh sseorang dalam keadaan tidur,hilang ingatan,mabuk atau perbuatan reflek seperti berkedip, tertawa dan sebagainya bukan lah perbuatan akhlak.Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang yang sehat akal fikirannya. Islam menjadikan akhlak yan baik sebagai bukti dan hasil dari pada ibadah kepada Allah SWT. seperti sholat, pusa, zakat dan haji. Peran akhlak dalam menentukan priadi seseorang tidak boleh di ragukan lagi. Proses pembentukannya adalah selaras dengan perkembangan jiwa seseorng itu. Utnuk membentuk akhlak yang baik memang sulit tetapi seteiap muslim itu seharusnya berusaha ke arah membentuk kesempurnaan akhlak seperti yang di tuntut oleh agama Isalam. Faktor yang mempengaruhi akhlak Remaja yaitu: Faktor keluarga, keluarga merupakan kunci utuma dari pembentukan akhlak remaja. Menurut Zakiah Derajat dkk bahwa “orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam
106
107
kehidupan kelaurga.”59 Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masi muda, kerena pada usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikan (orang tua dan anggota lain). Kurangnya pendidikan dan pemahaman terhadap ajaran agama. Sebagai model seharusnya orang tua memberikan contoh yang terbaik bagi anak dalam keluarga. Sikap dan perilaku orang tua harus mencerminkan akhlak yang mulia. Oleh karena itu Islam mengajarkan kepada orang tua agar selalu mengajarkan sesuatu yang baik-baik saja kepada anak mereka. Faktor lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar tempat remaja tumbuh dan menyerap segala bentuk aktifitas yang di lakukan. Apa bila llingkungan tempat tumbuh itu sudah tercemar oleh hal-hal negatif yang bisa merusak akhlak remaja, maka tentu akahlalk remaja tersebut tidak akan menjadi baik karena pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Faktor Teman sebaya. Manusia di kenal dengan siapa dia bergaul atau berteman. Maka teman sebaya adalah cermin dari diri kita sendiri. Remaja aka mudah di pengaruhi oleh teman sebaya, karena yang sering mereka temui dalam keiatan sehari-hari adalah teman sebaya. Selain itu, teman sebaya merupakan tempat para renaja berkeluh kesah (curhat), saling berbagai pengalaman. Faktor Media Masa atau tekhologi. Dewasa ini tekhologi menjadi tren atau sebuah mode, orang yang tidak mengenal tekhnologi di anggap gaptek. Dan tekhnologi ini juga sangat berpengaruh terhadap akhlak remaja. 59
Ibid, hal.35
107
108
Dalam Pendidikan Agama Islam, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk mengmbangkan intelektualitas dalam arti bukan hanya meningkatkan decerdasan saja, melainkan juga mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia, yang mecakup aspek keimanan, moral atau mental, prilaku dan sebagainya. Pembinaan kepribadian atau jiwa utuh hanay mungkin di bentuk melalui pengaruh lingkungan khususnya pendididkan. Sasaran yang di tempuh atau dituju dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang mulia dan tingkat kemulian akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Dalam pembentukan akhlak remaja, hendaknya setiap orang tua menyadari bahwa dalam pembentukan akhlak sangat diperlukan pembinaan dan latihan-latihan akhlak pada siswa bukan hanya di ajarka secara teoritis, tetapi harus diajarkan ke arah kehidupan praktis. Agama sebagai unsur esensi dalam kepribadian manusia dapat meberi peranan positif dalam perjalanan kehidupan manusia, selain kebenarannya masih dapat diyakini secara mutlak. Dalam hal pembentukan akhlak remaja, pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupannya. Pendidikan agama berperan sebagai pengendali tingkah lakua atau perbuatan yang terlahir dari sebuah keinginan yang bedarah emosi. Jika ajaran agam sudah terbiasa di jadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari dan sudah di tanamkannya sejak
108
109
kecil, maka tingkah lakunya akan lebih terkendali dalam menghadapi segala keinginan-keinginannya yang timbul. Pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak, tidak dalam pengetian Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendididkan agama. Sebab yang baik adalah yang dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh agama. Sehingga nilai-nilai akhlak. Keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam adalah akhlak da keutamaan yang diajarkan oleh agama. Akhlak yang dikehendaki Islam ialah tingkah laku atau budi pekerti yang tetap, bukan tingkah laku yang kadang muncul kadang menghilang. Misalnya jujur. Tatkala lapang ia jujur, tatkala sempit ia jujur, tatkala sehat jujur, tatkala sempit kejepit ia jujur. Jadi, ia tetap jujur. Jujur itu telah menetap menjadi perangainya. Budi pekerti yang tetap seperti itulah yang disebut akhlakdalam Islam. Kita mengatakan: jujur telah menjadi akhlaknya. Pendidikan adalah kebutuhan primer selain sandang, pangan, dan papan. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan yang benar manusia mampu menjalani hidup ini dengan lebih berkualitas. Terutama pendidikan agama karena agama adalah pondasi utama untuk membentuk karakter, watak atau kepribadian seseorang. Agama yang benar selalu mengajarkan kebenaran itu sendiri, kebajikan dan prilaku yang santun sesuai dengan etika dan norma-norma yang berlaku dalam tatanan suatu masyarakat. 109
110
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Sejarah Singkat Kelurahan Yosodadi Pada tahun 1937 datang rombongan kolonisasi dari Pulau jawa yang ditempatkan di bedeng 21 polos sejumlah 91 KK dan bedeng 21.A sejumlah 86 KK sehingga jumlah seluruhnya 177 KK. Rombongan kolonisasi tersebut berasal dari Yogyakarta dan Ponorogo (Jawa Timur) yang kemudian ditempatkan di tengah-tengah hutan, tepatnya di sebelah Timur Kota Metro (±3 km dari Kota Metro sekarang). Rombongan tersebut sebelum ditempatkan di daerah yang baru, terlebih dahulu dipondokkan di daerah yang sudah dibuka/digarap guna untuk mencarii
penghasilan
dengan
cara
derep/bawon,
kemudian
setelah
memperoleh bekal pangan lalu dipindahkan dari pondok menuju tempat yang baru yaitu bedeng No. 21 A dan 21 Polos yang dipimpin saudara Kadiman. Setelah ditempatkan yang baru, mereka mengadakan gotong royong menebang hutan guna dijadikan lahan pekarangan dan ditanami tanaman pangan, kemudian desa baru tersebut penduduknya berjumlah sekitar 177 KK. Pada tahun 1938 datang lagi rombongan kolonisasi yang kedua yaitu dari Wonogiri, Sragen, Boyolali yang ditempatkan di bedeng No. 21 B sejumlah 88 KK dipimpin oleh saudara Rais. Di bedeng 21 C sejumlah 150 110
111
KK dipimpin oleh saudara Atmosentono dan di bedeng 21 D sejumlah 151 KK dipimpin oleh saudara Abdurrahman. Setelah menetap kurang lebih 3 (tiga) bulan, lalu rombongan itu dipekerjakan untuk membuat ledeng/saluran irigasi tanpa upah, hanya sekedar diberi satu kilogram beras sebagai bahan makanannya. Setelah dipekerjakan membuat saluran tersebut hingga selesai, maka rombongan tersebut diberi bagian hutan sebagai calom lahan-lahan pekarangan dan sawah, selanjutnya penebangan hutan dilakukan secara gotong royong. Pada tahun 1938 belum dibentuk/ditunjuk pamong desa hanya baru dibentuk/ditunjuk pimpinan bedeng (kepala bedeng) dan dibantu tenaga administrasi serta Jagabaya. Kondisi sarana transportasi perhubungan masih cukup sulit, sedangkan jalan-jalan darurat yang ada baru jalan rute Metro ke Tanjung Karang. Jadi wilayah ini masih merupakan umbul tertutup. Tahap demi tahap rombongan kolonisasi mengalir terus sehingga bedeng No. 21 menjadi luas wilayahnya. Kemudian pada tahun 1940 setelah memenuhi syarat untuk dijadikan desa dibentuklah susunan desa. Menjelang menjadi Desa Vak. J No. 21 masing-masing Kepala Bedeng diangkat menjadi Kepala Desa yang terdiri dari : a. Bedeng No. 21 menjadi Desa Yosodadi b. Bedeng No. 21 A menjadi Desa Yosorejo c. Bedeng No. 21 B menjadi Desa Yosomukti d. Bedeng No. 21 C menjadi Desa Yosomulyo 111
112
e. Bedeng 21 D menjadi Desa Yosoasri Masing-masing Kepala Desa tersebut mempunyai tenaga pembantu yaitu seorang Carik dan Kebayan serta seorang Jagabaya. Kemudian setelah terbentuk/ditentukan Kepala Desanya maka mulailah merintis jalan untuk melancarkan hubungan lalu lintasnya. Sejarah berjalan terus, pertambahan pendidikan semakin meningkat dan Desa pun mulai menunjukkan adanya kemajuan. Sesuai dengan langkah Pemerintah Belanda pada waktu itu semua pamong desa diganti yaitu Vak. J No. 21 diganti menjadi Desa Yosodadi No. 21 dipimpin oleh Saudara Cipto Wiyono yang membawahi wilayah Yosodadi, Yosorejo dan Yososari dengan susunan Pamong Desa sebagai berikut : a. Kepala Desa
: Cipto Wiyono
b. Kami Tua
: Kadiman Rais Atmo Sentono Abdurrahman
c. Carik
: Cipto Sudarmo Sarip Yoso Sumarmo Prawiro Sumarmo Darmo Suwito Sarjo Prawiro Sukarto
d. Dibantu 7 orang bayan dan dua (2) orang Polisi Desa 112
113
Setelah memangku jabatan kurang lebih 5 tahun 3 bulan Kepala Desa Cipto Wiyono meningga dunia karena sakit tepatnya tanggal 27 Agustus 1946. Untuk mengisi jabatan Kepala Desa tersebut maka saudara Cipto Sudarmo (Sekdes) diangkat menjadi Kepala Desa. Pada tahun 1948 saudara Cipto Sudarmo meletakkan jabatan atas permintaan sendiri, pucuk pimpinan mengalami kekosongan kemudian diadakan pemilihan Kepala Desa, sebagai hasil pemilihan tersebut terpilih saudara Sumardi Marto Pawiro (dalam sejarah pembentukan desa Yosodadi baru pertama kali diadakan pemilihan Kepala Desa dan yang terpilih Sdr. Sumardi Marto Pawiro). Saudara Sumardi Marto Pawiro belum lama memangku jabatan Kepala Desa, pada tahun 1949 (Agresi Belanda ke II) yang bersangkutan diculik oleh tentara Belanda hingga sampai wafatnya. Untuk
mengisi
kekosongan
jabatan
Kades
tersebut
saudara
Atmosentono ditunjuk sebagai Pjs Kades sambil meninggu keputusan dari atasan. Sejarah berkembang terus, desapun berkembang pula sesuai dengan pertambahan penduduk, maka pada tangggal 2 Februari 1950 masa jabatan Kepala Desa berakhir. Kemudian diadakan pemilihan Kepala Desa maka terpilih Sdr. R. Sumali Wiryohartono menjadi Kades Yosodadi 21 yang kelima. Setelah 15 tahun berjalan, Desa Yosodadi mulai timbul perpecahan akibat permainan para tokoh pollitik, akibatnya Desa Yosodadi mengalami 113
114
kemunduran. Pada tahun 1965 maka diadakan peremajaan pamong desa dan hasil peremajaan tersebut masih tetap Sdr. R. Sumali Wiryohartono dipilih kembali oleh rakyat sehingga tetap menjabat Kepala Desa Yosodadi 21. Bertepatan dengan saat peremajaan desa tersebut Bangsa Indonesia memasuki Orde Baru. Dalam Orde Lama masyarakat selalu diombangambingkan oleh tokoh Parpol sehingga tidak memikirkan keadaan social ekonomi. Maka sejak memasuki Orde Baru warga masyarakat Yosodadi mulai menyusun ekonomi yang teratur atau dengan kata lain alam pikiran masyarakat yang tadinya berorientasi pada politik kini berubah pada alam pikiran yang berorientasi pada pembangunan. Pada tahun 1938 sejak dibukanya bedeng-bedeng tersebut telah disediakan beberapa hektar tanah untuk persiapan rencana pembangunan Balai Desa dan Sekolah Dasar (SD). Pada tahun 1939 telah terbangun sebuah Sekolah Dasar di Yosodadi bagian ujung timur, karena dirusak oleh binatang buas dan gajah, maka dibangun lagi Sekolah Dasar berlokasi di tengah-tengah kampong yang struktur bangunannya lebih ditingkatkan. Kita ketahui bahwa perkembangan penduduk semain lama semakin meningkat sehingga bangunan SD yang ada tidak dapat menampung lagi pertambahan murid, maka pada tahun 1952 dibangunlah sebuah SD bagian utara Yosodadi yang merupakan Sekolah Dasar ke-2. Sesuaid engan kemajuan zaman yang diimbangi dengan kemajuan pembangunan tentunya membawa perubahan di segala bidang. Begitu pula 114
115
dengan kondisi desa Yosodadi yang perkembangan pembangunannya sudah cukup maju, jumlah penduduknya cukup padat, kondisi ekonominya cukup mantap dan letaknya dekat dengan perkotaan. Maka pada tahun 1981 desa Yosodadi berubah statusnya menjadi Kelurahan yang berpedoman pada Undang-undang Nomor 5 tahun 1979. Nama-nama Kepala Desa / Kelurahan yang pernah menjabat di Desa / Kelurahan Yosodadi sebagai berikut : 1. Tahun 1937 s/d 1946 dipimpin oleh Cipto Wiyono 2. Tahun 1946 s/d 1948 dipimpin oleh Pjs. Cipto Sudarmo 3. Tahun 1948 s/d 1949 dipimpin oleh Sumardi Marto W. 4. Tahun 1949 s/d 1950 dipimpin oleh Pjs. Atmo Sentono 5. Tahun 1950 s/d 1981 dipimpin oleh R. Sumali WH. 6. Tahun 1981 s/d 1995 dipimpin oleh Lurah Nasi TJ. G 7. Tahun 1995 s/d 1999 dipimpin oleh Lurah Wagiyo 8. Tahun 1999 s/d 2011 dipimpin oleh Asrori 9. Tahun 2011 s/d sekarang dipimpin oleh Dedi Haryadi, S.Sos60 Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro No. 25 Tahun 2000 Tanggal 16 Desember 2005 Kelurahan Yosodadi dimekarkan menjadi 3 kelurahan yaitu : a. Kelurahan Yosodadi b. Kelurahan Yosorejo 60
Asrori, Kepala Kelurahan Yosodadi, Interview, Tanggal 28 November 2012
115
116
c. Kelurahan Yosomulyo Pemekaran
kelurahan
ini
memperhatikan
perkembangan
dan
pertumbuhan penduduk Kelurahan Yosodadi serta didasarkan sebagai suatu kebutuhan yang mendesak dan telah memenuhi persyaratan untuk dimekarkan di samping itu mempermudah jangkauan pelayanan pada masyarakat dan untuk mempercepat pemerataan pembangunan diresmikan tanggal 11 Januari 2011.
2. Letak Geografis Kelurahan Yosodadi Setelah disempurnakan susunan Pamong Desa Yosodadi No. 21 kemudian disempurnakan dengan batas-batas desa sebagai berikut: a. Sebelah utara dengan Desa Karangrejo b. Sebelah timur dengan Desa Adirejo c. Sebelah selatan dengan Desa Metro dan Batanghari d. Sebelah barat dengan Desa Hadimulyo dan Metro Luas kelurahan Yosodadi sekitar 315 ha dengan kondisi geografis yaitu ketinggian tanah dari permukaan laut 120 m, banyaknya curah hujan 2264-2860 mm/th, topografi (dataran rendah, tinggi, dll) yaitu dataran rendah dengan suhu udara rata-rata 200-300 C. Kelurahan Yosodadi jika dari Pusat Kemerintahan Kecematan terletak 2 km, jarak dari pusat pemerintahan Kota yaitu 3 km dan jarak dari Ibukota Propinsi yaitu 50 km. 116
117
3. Keadaan Penduduk Kelurahan Yosodadi Jumlah penduduk di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro berdasakan jenis kelamin terdiri dari 3.235 orang laki-laki dan 3.608 orang perempuan dengan jumlah seluruhnya yaitu 6.843 orang terbagi menjadi 1.808 KK. Tabel 2 Jumlah Penduduk Kelurahan Yosodadi Menurut Agama No
Agama
L
P
Jumlah (Orang)
2.539
2.905
5.446
a.
Islam
b.
Kristen
267
284
551
c.
Khatolik
332
356
688
d.
Hindu
42
44
86
e.
Budha
34
38
72
3.214
3.604
6.843
Jumlah
Sumber : Dokumentasi Kelurahan Yosodadi Tanggal 29 November 2012
Tabel 3 Jumlah Penduduk Kelurahan Yosodadi Menurut Kelompok Umur No
Kelompok Umur (Tahun)
117
L
P
Jumlah (Orang)
118
1
00-04
148
146
300
2
05-06
214
237
451
3
07-12
467
417
884
4
13-15
413
544
957
5
16-18
458
520
978
6
19-26
309
320
629
7
27-40
305
347
652
8
41-55
241
266
507
9
56-60
172
255
427
10
60 tahun ke atas 3.214
3.604
6.843
Jumlah
Sumber : Dokumentasi Kelurahan Yosodadi Tanggal 29 November 2012 Tabel 4 Jumlah Penduduk Kelurahan Yosodadi Menurut Tingkat Pendidikan No
Kelompok Umur (Tahun)
L
P
Jumlah (Orang)
a.
Lulusan Pendidikan Umum 1) Taman Kanak-kanak
69
58
127
2) SD
317
383
700
3) SMP/SLTP
885
1.065
1.950
4) SMU/SLTA
1.286
1.385
2.671
98
102
200
5) Akademi /DI-DIII
118
119
6) Sarjana (S1-S3) a.
47
73
120
1) Pondok Pesantren
78
107
185
2) Madrasah
48
72
10
3) Pendidikan Keagamaan
28
37
65
4) Sekolah Luar Biasa
-
-
-
5) Kursus / Keterampilan
-
-
-
3.214
3.604
6.843
Lulusan Pendidikan Khusus
Jumlah
Sumber : Dokumentasi Kelurahan Yosodadi Tanggal 29 November 2012 Tabel 5 Jumlah Penduduk Kelurahan Yosodadi Menurut Mata Pencaharian No
Kelompok Umur (Tahun)
L
P
Jumlah (Orang)
1
Pegawai Negeri / Karyawan 1) PNS
57
78
135
2) TNI / Polri
46
6
52
3) Karyawan
307
560
867
2
Wiraswasta / Pedagang
80
110
190
3
Tani
965
625
1.590
4
Pertukangan
67
-
67
5
Buruh
415
713
1.128
6
Pensiunan
46
27
73
119
120
7
Industri Kecil/Rumah Tangga
8
Sector Informal
9
Jasa Jumlah
40
56
96
-
-
-
38
15
53
2.061
2.190
4.251
Sumber : Dokumentasi Kelurahan Yosodadi Tanggal 29 November 2012 4. Keadaan Sarana dan Prasarana Kelurahan Yosodadi Kelurahan Yosodadi memiliki berbagai sarana dan prasarana yaitu sebagai berikut : A. Agama 1) Masjid
: 4 buah
2) Mushola
: 8 buah
B. Kesehatan 1) Rumah Sakit Swasta
: 1 buah
C. Pendidikan 1) Taman Kanak-kanak
: 2 buah
2) SD
: 3 buah
3) SLTP
: - buah
4) SMU
: 1 buah
5) Kursus Bengkel Mobil/Motor
: 1 buah
6) Kursus Setir Mobil
: 1 buah
120
121
D. Sarana Olahraga 1) Lapangan Sepakbola
: 1 buah
2) Lapangan basket
: 1 buah
3) Lapangan Volly
: 4 buah
4) Lapangan Bulu Tangkis
: 2 buah
5) Lapangan Tenis Meja
: 1 buah
6) Lapangan Tenis
: 1 buah
E. Industri 1) Besar
: - buah
2) Sedang
: 1 buah
3) Kecil
: 15 buah
4) Rumah Tangga
: 25 buah
121
122
5. Struktur Organisasi Kelurahan Yosodadi Struktur Organisasi Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur LURAH Dedi Haryadi, S.Sos
KELOMPOK FUNGSIONAL
SEKSI PEMERINTAHAN Wiyadi, S.Ip.MM Tri Wahyuni
SEKRETARIS LURAH Muslim, S.Sos
SEKSI PEMBANGUNAN Supardi, S.Ip Rijanto
SEKSI PEREKONOMIAN Rori Koryani, SE.MM Ismanto
122
SEKSI KESRA Hermanto, SE Gimin Haryono
1
B. Data Variabel Penelitian 1. Data Tentang Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga di Kelurahan Yosodadi a. Deskripsi Data Tentang Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga di Kelurahan Yosodadi Setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang berkembang secara sempurna. Untuk mencapai tujuan itu maka orang tualah menjadi pendidik pertama, orang tualah yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian pada anaknya. Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan
faktor penting dalam perkembangan pribadi anak Suasana
pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan. Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain, karena ia adalah darah dagingnya. Namun karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki orang tua maka sebagian tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain yaitu sekolah. Mengingat pentingnya pendidikan agama, khususnya pendidikan agama Islam bagi pembentukan akhlak dan kepribadian anak maka partisipasi 1
2
orang tua sangat diharapkan. Artinya orang tua di rumah harus lebih memfungsikan peranannya sebagai pendidik utama, agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal yang meliputi seluruh aspek perkembangan anaknya yaitu jasmani, akal dan rohani. Dengan mengetahui fungsi tersebut maka perlu ditumbuhkan kesadaran tanggung jawab mendidik dan membina anak secara kontinyu kepada setiap orang, sehingga pendidikan dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua tapi telah didasari teori-teori pendidikan, yang sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderung selalu berubah. Keluarga adalah satu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki tempat tinggal dan ditandai oleh kerjasama ekonomi, berkembang, mendidik, melindungi, merakyat, dan sebagainya, sedangkan inti keluarga adalah ayah, ibu dan anak. Berdasarkan interview yang penulis lakukan dengan orang tua remaja dapat diketahui bahwa ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi rumah tangga masing-masing: a. Pendidikan anak prenatal Dimulai sejak saat memilih pasangan hidup ini adalah masalah ilmiah. Sifat orang tua besar kemungkinan diturunkan kepada anaknya. Jadi jika orang tua tidak ingin sulit mendidik anak, maka pilihlah jodoh yang tidak nakal. b. Memperdengarkan azan dan iqamat saat kelahiran anak 2
3
c. Mendidik anak dengan cara memberi nama yang baik d. Memilih teman bermain e. Mengisi waktu luang anak-anak dengan kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangannya. f. Pembinaan dan mencontohkan Penanaman iman kepada anak-anak dapat dilakukan dengan pembiasaan. Pembiasaan
tidak
memerlukan
keterangan
atau
argument
logis.
Maksudnya biasakanlah anak-anak itu dan tidak perlu dijelaksan berulangulang mengapa harus begitu. Dengan demikian, pembiasaan itu datang dari kebiasaan itu sendiri. g. Hindari konflik ibu-bapak di depan anak h. Melaksanakan peribadatan dengan teratur i. Orang tua menyeru anaknya ikut aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan. b. Hasil Angket Tentang Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga di Kelurahan Yosodadi Dalam pelaksanaan pengumpulan data penulis membagikan angket kepada remaja, kemudian setelah terkumpul jawaban angket, penulis memasukkan kepada table dengan menggunakan skor penilaian dan rincian sebagai berikut : 1. Untuk yang memilih alternative jawaban a skor 3 2. Untuk yang memilih alternative jawaban b skor 2 3
4
3. Untuk yang memilih alternative jawaban c skor 1 Tabel 6 Daftar Skor dan Jumlah Angket Tentang Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 No
Nama Siswa
01
Item Soal
Jml
Ket
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor
A. Ardianto Saputra
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
27
Baik
02
Alfin Septiadiputra
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
27
Baik
03
Abellia Novitriani
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
29
Baik
04
Agsella Pramugari
3
2
2
2
2
1
2
2
2
3
19
Kurang
05
Ajeng Tri Rahayu
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
29
Baik
06
Farid Panggih S.
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
23
Sedang
07
M. Irfan Alifianto
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
27
Baik
08
Anggi Saputra
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
24
Sedang
09
Yogi Pratama
2
2
2
3
2
2
1
1
2
3
20
Kurang
10
Jauhari Komarudin
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
22
Sedang
11
A. Faja Aulia
3
2
2
3
3
3
2
2
2
3
23
Sedang
12
Edi Santoso
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
29
Baik
13
Gilang Ramadhan
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
27
Baik
14
Aris Saputra
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
28
Baik
15
Candra Widi S.
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
27
Baik
16
M. Iqbal Yuristio
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
27
Baik
17
Ayunda Khoirunnisa 3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
28
Baik
18
Intan Serly A.
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
24
Sedang
19
Desta Silfia Ningsih
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
23
Sedang
20
Intan Ade Mutia
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
28
Baik
4
5
21
Puspita Pertiwi
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
28
Baik
22
Fikri Pratama
2
2
3
2
2
1
2
2
2
2
22
Sedang
23
Prasetio
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
28
Baik
24
M. Zildan K.
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
29
Baik
25
Galih Saputra
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
29
Baik
26
Lion Pratama
3
2
2
2
2
1
2
2
2
3
19
Kurang
27
Wawan Setiawan
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
29
Baik
28
Dwi Riski Syarini
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
29
Baik
29
Risyi Syakira
2
2
1
3
1
2
2
2
1
1
23
Sedang
30
Erna Wati
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
18
Kurang
31
Khoirunnisa
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
28
Baik
32
Alda Maulidya
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
29
Baik
33
Lia Yuningsih
3
2
3
3
3
3
2
2
2
1
23
Sedang
34
Citra Kharisma
2
3
3
2
3
3
2
2
2
1
23
Sedang
35
Lita Silfia N.
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
22
Sedang
36
Nila Ermawati
2
3
2
3
2
3
2
2
2
2
24
Sedang
37
Nadia Uliana
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
24
Sedang
38
Kurnia Agustin
3
3
3
3
3
2
3
3
2
1
25
Baik
39
Nopitasari
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
28
Baik
40
Dewi Lestari
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
28
Baik
Sumber : Hasil Penarikan Angket Pada Tanggal 29 November 2012 Dari hasil angket di atas, kemudian dicari panjang kelas intervalnya. Untuk mengetahui panjang kelas interval digunakan rumus sebagai berikut, yaitu : Panjang kelas Interval Panjang kelas Interval =
=
Rentang Banyak Kelas
29 17 12 4 3 3
5
6
Dengan demikian, panjangkelas interval untuk variabel bebas (pendidikan agama Islam dalam Keluarga) adalah 4. setelah diketahui nilai intervalnya, maka data dari tabel di atas dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi, yaitu sebagai berikut : Tabel 7 Distribusi Frekuensi Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 No
Interval Kelas
Frekuensi
Kategori
Persentase (%)
1
25-29
23
Baik
57,5 %
2
20-24
13
Sedang
32,5 %
3
15-19
4
Kurang
10 %
Jumlah
40
100 %
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat penulis jelaskan sebagai berikut : 1) Jumlah sampel yang memperoleh skor nilai 25-29 sebanyak 23 orang atau mencapai 57,5 % 2) Jumlah sampel yang memperoleh skor 20-24 sebanyak 13 orang atau mencapai 32,5 % 3) Jumlah sampel yang memperoleh skor 15-19 sebanyak 4 orang atau mencapai 10%
6
7
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam dalam keluarga yang termasuk kategori baik ada 23 orang atau 57,5 %, yang termasuk kategori cukup ada 13 orang atau 32,5 % dan yang termasuk kategori kurang ada 4 orang atau 10 %.
2. Data Tentang Akhlak Remaja di Kelurahan Yosodadi Untuk mengetahui data mengenai akhlak yang dimiliki oleh remaja di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro maka penulis membagikan anget kepada responden yaitu remaja. Berikut ini penulis kemukakan hasil nilai angket dalam sebuah tabel berikut ini: Tabel 8 Data Angket Tentang Akhlak Remaja Di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012
No
Responden
Item Jawaban 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah Kriteria
1
A. Ardianto S.
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
21
Kurang
2
Alfin Septiadiputra
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
21
Kurang
3
Abellia Novitriani
2
2
3
3
3
2
2
3
2
2
24
Cukup
4
Agsella Pramugari
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
21
Kurang
5
Ajeng Tri Rahayu
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
Baik
6
Farid Panggih S.
2
2
3
3
3
1
1
2
2
2
18
Kurang
7
M. Irfan Alifianto
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
26
Cukup
8
Anggi Saputra
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
21
Kurang
9
Yogi Pratama
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
Tinggi
10
Jauhari Komarudin
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
29
Baik
7
8
11
A. Faja Aulia
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
21
Kurang
12
Edi Santoso
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
Baik
13
Gilang Ramadhan
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
21
Kurang
14
Aris Saputra
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
28
Baik
15
Candra Widi S.
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
21
Kurang
16
M. Iqbal Yuristio
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
27
Baik
17
Ayunda Khoirunisa 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
Baik
18
Intan Serly A.
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
28
Baik
19
Desta Silfia N.
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
22
Kurang
20
Intan Ade Mutia
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
21
Kurang
21
Puspita Pertiwi
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
Baik
22
Fikri Pratama
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
27
Baik
23
Prasetio
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
Baik
24
M. Zildan K.
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
27
Baik
25
Galih Saputra
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
28
Baik
26
Lion Pratama
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
Baik
27
Wawan Setiawan
2
2
3
2
3
3
2
2
2
2
23
Cukup
28
Dwi Riski Syarini
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
27
Baik
29
Risyi Syakira
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
28
Baik
30
Erna Wati
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
21
Kurang
31
Khoirunnisa
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
Baik
32
Alda Maulidya
2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
23
Cukup
33
Lia Yuningsih
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
Baik
34
Citra Kharisma
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
21
Kurang
35
Lita Silfia N.
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
21
Kurang
36
Nila Ermawati
2
2
3
2
3
3
2
3
2
3
25
Cukup
37
Nadia Uliana
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
Baik
8
9
38
Kurnia Agustin
2
3
3
2
3
3
2
3
2
2
25
Cukup
39
Nopitasari
1
3
3
1
3
3
3
3
2
2
24
Cukup
40
Dewi Lestari
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
21
Kurang
Sumber : Hasil Penarikan Angket Pada Tanggal 29 November 2012 Berdasarkan data di atas kemudian dicari interval kelasnya dengan rumus : I
NT NR = 30 18 = 12 4 K
I NT NR K
3
: : : :
3
Interval Nilai Tertinggi Nilai Terendah Kategori/Kelas Tabel 9
Distribusi Frekuensi tentang Akhlak Remaja Di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 No.
Interval
Frekuensi
Kategori
Persen
1.
27-30
18
Baik
45 %
2.
23-26
7
Cukup
15,5 %
3.
18-22
15
Kurang
37,5 %
40
-
100 %
JUMLAH
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat penulis jelaskan sebagai berikut : 1) Jumlah sampel yang memperoleh skor nilai 27-30 sebanyak 23 orang atau mencapai 57,5 % 2) Jumlah sampel yang memperoleh skor 23-26 sebanyak 13 orang atau mencapai 32,5 %
9
10
3) Jumlah sampel yang memperoleh skor 18-22 sebanyak 4 orang atau mencapai 10%. Jadi dapat disimpulkan bahwa akhlak remaja yang termasuk kategori baik ada 23 orang atau 57,5 %, yang termasuk kategori cukup ada 13 orang atau 32,5 % dan yang termasuk kategori kurang ada 4 orang atau 10 %
10
11
BAB IV ANALISA DATA
Di dalam bab ini telah dikemukakan bahwa data untuk melihat ada tidaknya Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 ini dengan menggunakan rumus Chi Kwadrat dengan rumus : X2
f o f h 2 fh
Keterangan :
X2
: Chi Kuadrat
fo
: Frekuensi yang diperoleh observasi dalam sample
fh
: Frekuensi yang diharapkan dalam sample pencerminan dari frekuensi yang dharapkan dalam populasi. Dengan berdasarkan tabel pendidikan agama Islam dalam keluarga terhadap
akhlak remaja, maka dapat diperoleh data frekuensi yang diobservasi (fo) yaitu :
11
12
Tabel 10 Data Hasil Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 No
Variabel Penelitian
1
Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
2
Akhlak Remaja Jumlah
Kategori
Total
Baik
Cukup
Kurang
23 Baik 18 41 = CN
13 Cukup 7 20 = CN
4 Kurang 15 19 = CN
40 = rN 40 = rN 80
Langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-angka di atas dalam sebuah tabel untuk memperoleh harga Chi Kuadrat hitungnya. Adapun tabel tersebut adalah : Tabel 11 Perhitungan Memperoleh Harga Chi Kuadrat No
fo
fh
C N rN N
f o f h 2
f o f h 2
12,5
156,25
fh 14,8
( fo - fh )
1
23
41 40 10.5 80
2
13
20 40 10 80
3
9
0,9
3
4
19 40 8 80
-4
16
2
4
18
41 40 10.5 80
7,5
56,25
5,3
5
7
20 40 10 80
-3
9
0,9
12
13
6
15
Jumlah
80
7
19 40 8 80
49
6,125
f 0 f h 2
fh 30,025
Dari perhitungan di atas, diperoleh harga Chi Kuadrat hitung ( X 2 hit) sebesar 30,025. Kemudian Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai r Product Moment Ha
: Ada Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012.
Ho
: Tidak ada Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012. Setelah diketahui harga Chi Kuadrat hitungnya, maka harga Chi Kuadrat
hitung tersebut dikonsultasikan dengan harga Chi Kuadrat tabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Db
= (c-1) (r-1) = (3 – 1) (2 – 1) = (2) (1) = 2 Dengan menggunakan db sebesar 2, maka dapat diperoleh harga Chi
Kuadrat tabel ( X 2 tab) sebagai berikut : 13
14
-
pada taraf signifikan 5 % diperoleh harga Chi Kuadrat ( X 2 tab) = 5.991
-
pada taraf signifikan 1 % diperoleh harga Chi Kuadrat ( X 2 tab) = 9.210 2 Karena nilai X hit yang diperoleh dalam penelitian ini lebih besar jika
dibandingkan dengan nilai Chi Kuadrat yang ada pada tabel baik pada taraf signifikansi 5 % maupun taraf signifikansi 1 %, maka dengan demikian dapat disederhanakan menjadi 5.991 < 30,025 > 9.210. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa ada Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012, dengan demikian hipotesis alternative diterima dan hipotesis nihil ditolak.
14
15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Setelah penulis memperhatikan kondisi di lapangan, meneliti, menganalisa dan mengolah data, sebagai bukti diterima dan ditolaknya hipotesa penulis, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 termasuk kategori baik. Hal ini didasarkan pada hasil angket yang menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam dalam keluarga yang termasuk kategori baik ada 23 orang atau 57,5 %, yang termasuk kategori cukup ada 13 orang atau 32,5 % dan yang termasuk kategori kurang ada 4 orang atau 10 %. 2. Akhlak remaja di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Meto Tahun 2012 menunjukkan hasil yang baik. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa anak yang memiliki hasil belajar yang baik berjumlah 18 orang atau 45 %, anak yang memiliki hasil belajar yang cukup berjumlah 7 orang atau 17,5 % dan anak yang memiliki hasil belajar yang kurang berjumlah 15 orang atau 37,5 %. 3. Berdasarkan analisa data sebagai hasil penelitian, ternyata Ada Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012. Hal 15
16
ini terbukti dengan diperolehnya Karena nilai X2 yang diperoleh dalam penelitian ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai r interpretasi yang ada pada tabel baik pada taraf signifikansi 5 % maupun taraf signifikansi 1 %, maka dengan demikian dapat disederhanakan menjadi 5.991 < 30,025 > 9.210. B. Saran-Saran 1. Bagi para orang tua di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 hendaknya selalu aktif dalam memberikan pendidikan agama Islam dalam keluarga dengan cara bersikap yang baik, disiplin, tekun dan mematuhi aturan dalam keluarga, serta berusaha untuk meningkatkan akhlak sebagaimana yang menjadi harapan para orang tua di rumah. 2. Bagi para remaja di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012 hendaknya lebih dapat menjaga sikap dalam kehidupan seharihari. Maka sebagai pendalaman pengetahuan agama dengan kegiatan dilakukan di luar maupun di dalam rumah akan dapat meningkatkan akhlak remaja. 3.
Dukungan dari semua unsur keluarga hendaknya turut serta
dalam menciptakan suasana keluarga yang kondusif dan dukungannya kepada sremaja sehingga dapat meningkatkan pengamalan ajaran agama Islam untuk menjadi seorang muslim yang kaffah.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet ke-1 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2007 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Rajawali Pers, Jakarta, 2009 Achmad Sunarto dan Syamsuddin Noor, Himpunan Hadits Shahih Bukhari, An Nur, Jakarta, 2009 Arifin, H .M. Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, CV. Dipenogoro, Bandung, 2005 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Roja Grafindo Persada, 2005, Cet ke-4 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1996 Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: PT. Hidayah Agung, 2003 Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2009 Mustofa, A. Alkhlak Tasawuf, Pustaka setia, Bandung, 2012 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2003 Ramayullis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004 Cat ke-4 Sudjana, Metoda Statistika, Tarsito, Bandung, 2001
17
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2009 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebagai Pendekatan praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 2006 Sutrisno Hadi, Statistika 2, Yogyakarta, Andi, 2004 Syamsu Yusuf LN., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006 Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009 Zaky Mubarok,dkk., Akidah Islam, UII Press, Jogjakarta, 2006 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992. Cet ke-2 Zuhairini, dkk. Filasafat Pendidikan Islam, Rineka Cipta, Jakarta, 2008.
18