PERILAKU ASUPAN NUTRISI BALITA BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN STATUS GIZI DARI BALITA KURANG GIZI YANG MENDAPAT PROGRAM PMT-P, PUSKESMAS KAWANGU SUMBA TIMUR
Maria Kareri Hara
Abstract Ekstra feeding for malnourished children in East In2012, in Eastern Sumba 21% of children under 5 were malnourished, at Kawangu Community Health Centre (KCHC) it was reported that 3.4% of children were underweight. This study investigated relationships between feeding behavior of child carers and nutritional status changes of children from KCHC. Research was crosssectional using 80 samples matching the inclusion criteria. Variables were feeding behaviors, and change in nutritional status. Data anthropometric measurements were taken to assess changes in nutritional status of children. Analysis used univariate and bivariate chi-square tests. Results indicated respondents were aged 26-35 (56,0%), had elementary school education (75,0%), although there was an increase in improvement in nutritional status (63.8%). There was an association between feeding behavior (p = 0.032) with changes in nutritional status. Feeding practices impacted positively upon improvements in child nutritional status. Future recommendations include upscaled health education as well as encouragement of use of local food sources Keywords: Daily nutritional intake, children under 5, East Sumba
2010, 2011, dan akhir bulan Juli 2012
Pendahuluan Wilayah
kerja
Kecamatan
Pandawai Kabupaten Sumba Timur merupakan penyumbang terbesar angka kejadian gizi kurang dan gizi buruk. Data
Puskesmas
menunjukkan prevalensi
adanya
setiap
Kawangu peningkatan
tahunnya.
*) Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang
Tahun
prevalensi balita gizi buruk dijumpai sebanyak
3,7%; 4,8%
dan
4.9%;
sedangkan gizi kurang berturut-turut sebesar 4,9%; 4,1% dan 3,4%.1 Salah satu bentuk
intervensi
pemerintah setempat dalam mengatasi gizi kurang adalah pemberian makanan
Maria Kareri Hara, Perilaku Asupan Nutrisi Balita Berhubungan dengan Perubahan Status Gizi dari Balita Kurang Gizi yang 760 Mendapat Program PMT-P, Puskesmas Kawangu Sumba Timur
tambahan pemulihan (PMT-P) yang
kurang gizi. Penelitian dilaksanakan
dilaksanakan oleh Program Nasional
sejak bulan
Pemberdayaan
(PNPM)
Sampel dalam penelitian yaitu; 1) anak
diberikan intervensi untuk anak gizi
balita gizi kurang yang menerima
kurang selama 45 hari, berupa beras,
makanan tambahan di posyandu. 2)
2
telur, kacang merah dan susu skim.
responden dalam penelitian ini adalah
Pelaksanaan PMT-P melibatkan kader
ibu atau pengasuh balita gizi kurang
posyandu untuk mendampingi keluarga
yang
selama
serta
Puskesmas Kawangu dan tercatat dalam
ibu
laporan puskesmas. Variabel dalam
balita gizi kurang saat masak bersama.3
penelitian ini adalah perilaku asupan
Dampak dari PMT-P yang tidak efektif
nutrisi dan perubahan status balita
atau penanganan yang kurang baik pada
kurang
balita gizi kurang akan meningkatkan
dilakukan
angka
terstruktur
Masyarakat
mendapat
PMT-P
pemberian penyuluhan
status
gizi
kepada
buruk.
Telah
Pebruari–
tinggal
di
gizi.
Mei 2013.
wilayah
Pengumpulan dengan
dan
kerja
data
wawancara
pengukuran.
Data
dilakukan penelitian tentang Hubungan
perilaku asupan balita gizi kurang
perilaku
diperoleh
asupan
balita
dengan
dari
wawancara
dengan
perubahan status gizi dari balita gizi
menggunakan format Recall 24 Jam
kurang yang mendapat program PMT-P
pada
di
Kawangu
Pengukuran berat badan dilakukan pada
Kabupaten
balita gizi kurang yang sudah menerima
wilayah
Kecamatan
Puskesmas Pandawai
Sumba Timur.
ibu
PMT-P
atau
dengan
pengasuh
balita.
menggunakan
timbangan gantung (dacin) 20 kg, mikrotoa untuk mengukur tinggi badan
Metode Penelitian Rancangan
yang
digunakan
anak umur >2 tahun, papan pengukur
dalam penelitian ini adalah cross
panjang badan untuk mengukur panjang
sectional yang menghubungkan antara
badan anak≤2 tahun dengan tingkat
perilaku asupan nutrisi balita dengan
ketelitian
Penilaian
Z-score
perubahan status gizi dari anak balita
panjang badan dan berat
badan
0,1.
761 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014
dihitung
dengan
software
WHO
energi >80% AKG, dan kurang bila ≤ 80% AKG.4
anthtro, 2005. Status gizi awal anak
konsumsi energi
balita
Pengukuran status gizi balita saat
sebelum
mendapat
PMT-P
diperoleh dari data sekunder yang ada
penelitian
di puskemas dan di posyandu. Untuk
mengukur berat badan, tinggi badan
mengukur perubahan status gizi balita,
(BB/TB), dikatakan
dihitung status gizi setelah diberikan
berada pada rentang -2SD s/d +2SD,
PMT-P dikurangi status gizi awal.
kurus dan sangat kurus (burkur) < -2
Dengan demikian pengukuran hanya
SD. Perubahan
dilakukan satu kali saja pada akhir
diketahui dari hasil pengurangan status
intervensi PMT-P.
gizi saat penelitian dengan status gizi
Perilaku asupan adalah jumlah
dilakukan
dengan
gizi baik
status
gizi
cara
bila
balita
awal.
kalori rata-rata yang diterima anak dari
Analisis
univariat
untuk
makanan dengan menggunakan recall
mendiskripsikan perilaku asupan balita
24
dengan
dan perubahan status gizi kurang pada
menggunakan daftar konsumsi bahan
balita. Analisis bivariat uji chi-square
makanan
untuk
jam
yang
dihitung
(DKBM)
dibandingkan dengan
dan
hasilnya
AKG
2004.
Asupan dikatakan cukup bila konsumsi
melihat
hubungan
perilaku
asupan balita dengan perubahan status gizi dari balita kurang gizi.
Hasil Karakteristik sampel dan responden dalam penelitian ini disajikan pada tabel dibawah ini. Balita gizi kurang Jenis kelamin anak balita Perempuan Laki-laki Kelompok umur anak balita 12 – 24 bulan 25 – 59 bulan Karakteristik responden
Frekuensi (f)
Persentase (%)
39 41
48,75 51,25
38 42 Frekuensi (f)
47,5 52,5 Persentase (%)
Maria Kareri Hara, Perilaku Asupan Nutrisi Balita Berhubungan dengan Perubahan Status Gizi dari Balita Kurang Gizi yang 762 Mendapat Program PMT-P, Puskesmas Kawangu Sumba Timur
Kelompok umur responden 15-25 Tahun 26-35 Tahun 36-45 Tahun 46 Pendidikan responden SD SMP SMA
7 52 20 1
8,8 65,0 25,0 1,2
60 17 3
75,0 21,2 3,8
Tabel 1 terdiri dari karakteristik
berumur
25-59
dan
sebagian
besar
responden ( ibu atau pengasuh balita
berumur
gizi kurang). Tabel diatas menunjukkan
pendidikan SD.
sampel
balita
gizi
kurang
26-35
bulan. petani, tahun
Ibu
balita
mayoritas dengan
balita sebagian besar laki-laki dan
Tabel 2. Karakterik Perilaku asupan nutrisi balita serta perubahan status gizi balita
Perilaku Asupan Kurang (≤ 80% AKG) Cukup (> 80% AKG) Perubahan Status Gizi Kurus dan sangat kurus (Gizi Kurang dan buruk) Gizi Baik
Frekuensi (f)
Persentase (%)
37
46,2
43
53,8
29
36,2
51
63,8
Hasil analisis pada tabel 2.
dengan yang memiliki perilaku asupan
Perilaku asupan anak balita gizi kurang
kurang. Perubahan status gizi lebih
lebih banyak yang mencapai perilaku
banyak balita dengan status gizi kurang
cukup
yang berubah menjadi status gizi baik
>80%
AKG
dibandingkan
763 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014
dibandingkan dengan yang tetap dan
PMT-P sebesar -2,43 ±0,27 SD dan
atau turun ( gizi kurang dan gizi buruk).
hasil pengukuran saat penelitian terjadi
Berdasarkan data sekunder rata-rata
perubahan rata-rata -1,91 ±0,59 SD.
status gizi awal anak balita sebelum
Tabel 3. Perilaku asupan balita dengan perubahan status gizi kurang pada balita di wilayah Kecamatan Pandawai Perilaku Asupan ≤80% AKG >80%
Status Gizi Kurang Baik F % F % 18 48, 19 51,4 6 11 25, 32 74,4
AKG
RP 4,60 7
P
0,03 2
6
Tabel 3 menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku asupan dengan perubahan status gizi dari anak balita gizi kurang p=<0,05.
balita
Pembahasan
gizi
kurang
nilai
p=0,032
Perilaku asupan merupakan pola
(p<0,05). Penelitian ini diperkuat oleh
asuh makan yang mempunyai peranan
penelitian terdahulu yang dilakukan
5
sangat besar dalam asupan gizi anak.
oleh Cica Yulia, tahun 2008,7 bahwa
Tujuan memberian makan kepada anak
pola asuh makan dan kesehatan yang
adalah untuk memenuhi kebutuhan zat
diberikan para wanita pemetik teh di
gizinya
hidup,
kebun Malabar berhubungan positif dan
aktivitas,
signifikan dengan status gizi anak
perkembangan.6
balita, hasil penelitian menunjukan
Dalam penelitian ini ada hubungan
bahwa semakin baik pola asuh makan
yang bermakna antara perilaku asupan
dan kesehatan maka semakin baik pula
balita dengan perubahan status gizi dari
status gizi anak balita. Hasil penelitian
demi
pemulihan pertumbuhan
kelangsungan kesehatan, dan
Maria Kareri Hara, Perilaku Asupan Nutrisi Balita Berhubungan dengan Perubahan Status Gizi dari Balita Kurang Gizi yang 764 Mendapat Program PMT-P, Puskesmas Kawangu Sumba Timur
kualitatif,
analisis
pola
asuh
ibu
banyak dikonsumsi sebagai sumber
terhadap balita KEP yang mendapat
energi adalah nasi yang berasal dari
PMT dari puskesmas dilakukan oleh
padi rata-rata frekuensi perhari adalah
8
Veriyal, tahun 2010 memperoleh hasil
3 kali makan. Untuk frekuensi jenis
bahwa,
yang
makanan yang mengandung protein
balitanya tidak mengalami peningkatan
paling banyak dikonsumsi adalah ikan
status gizi, selalu memberikan makanan
basah yaitu 2 kali konsumsi dalam satu
dengan porsi dan frekuensi yang kurang
minggu. Untuk meningkatkan status
mencukupi kebutuhan balita yaitu rata-
gizi perlu didukung oleh ketersediaan
rata 10 gram nasi dengan frekuensi 2-3
pangan yang cukup pada keluarga anak
kali sehari. Sebagian informan lagi
balita. Mengingat bahwa di Sumba
selalu
Timur
sebagian
membiarkan
informan
balitanya
jajan
umumnya
dan
di
daerah
makanan ringan dan bergizi rendah,
penelitian khususnya memiliki curah
dengan frekuensi 2-4 kali sehari serta
hujan yang pendek dan tidak merata,
jarang
kepada masyarakat perlu ditanamkan
memberikan
PMT
yang
diberikan dari Puskesmas, berupa susu
kebiasaan
dan
besar
pertanian yang tahan terhadap panas
dikonsumsi oleh anggota keluarga lain.
atau kekeringan, seperti bahan pangan
Dalam penelitian ini ditemukan hal
lokal yang berasal dari berbagai jenis
yang sama bahwa anak balita masih
ubi-ubian, pisang, sukun dan lain-lain.
mendapatkan
Bahan makanan ini dapat dipergunakan
biskuit
yang
sebagian
makanan dengan porsi
dan frekuensi yang masih
kurang.
memelihara
produk
sebagai penukar nasi yang merupakan
Rata-rata frekuensi konsumsi energi
sumber
perhari sebanyak 811 Kkal, sedangkan
kebutuhan energi dapat terpenuhi sesuai
jumlah
yang
anjuran angka kecukupan gizi terutama
dianjurkan untuk orang Indonesia per
dipergunakan pada musim paceklik.
4
Dengan beraneka ragam makanan akan
energi
dan
protein
hari berdasarkan AKG tahun 2004
karbohidrat,
kebutuhan
sehingga
adalah untuk anak balita adalah 1000-
memenuhi
gizi
dalam
1550 Kkal. Jenis makanan yang paling
mempertahankan kesegaran tubuh dan
765 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 13, NOMOR 2 DESEMBER 2014
meningkatkan kesehatan balita6. Selain menggunakan
beraneka
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba
ragam
Timur Profil Kesehatan Kabupaten
makanan pola asuh kesehatan juga penting
untuk
diperhatikan,
sebab
Sumba Timur NTT. 2010. 2.
PNPM-GSC
Pandawai;
Surat
walaupun perilaku asupan baik tetapi
Perjanjian Pemberian Bantuan dan
kalau anak tidak sehat atau sering
Rencana Anggaran Biaya. PNPM-
mengalami sakit akan menyebabkan
GSC. 2012.
penurunan status gizi. Kesehatan dan status
gizi
anak
tergantung
pada
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur. Juknis Program Perbaikan
pengasuhan yang tepat, perilaku makan
gizi
dan ketahanan pangan yang memadai,
Dinkes Sumba Timur, 2012.
ketiga faktor ini memiliki hubungan yang kuat dengan status gizi balita.9
masyarakat
Sumba
Timur.
4. Kemenkes, Angka kecukupan Gizi, 2004. Jakarta. 2012 5. Adriani. M. dan Bambang W. Pengantar
Simpulan dan saran Perilaku asupan yang cukup memiliki peluang 3 kali peningkatan
Gizi
Masyarakat.
Kencana Prenada Media Group: Jakarta, 2012.
status gizi kurang menjadi status gizi
6. Suhardjo, Perencanaan Pangan dan
baik dibandingkan balita yang memiliki
Gizi. Bumi Aksara: Jakarta, 2003.
perilaku asupan yang kurang. Perlu
7. Cica Yulia, Pola Asuh Makan Dan
peningkatan
pengetahuan
melalui
kesehatan Anak Balita pada keluarga
penyuluhan gizi dan praktek pembuatan
Wanita Pemetik the di PTPN VIII
makanan lokal dari berbagai dinas
Pangalengan
terkait untuk meningkatkan perilaku
Bogor, 2008.
Institut
Pertanian
asupan yang berdampak pada perbaikan
8.Veriyal, Analisis Pola Asuh Gizi Ibu
status gizi masyarkat khususnya anak
terhadap Balita KEP yang mendapat
balita kurang gizi.
PMT-P di Puskesmas Pagedangan,
Daftar Pustaka
Kabupaten
Tangerang
(tesis)
Maria Kareri Hara, Perilaku Asupan Nutrisi Balita Berhubungan dengan Perubahan Status Gizi dari Balita Kurang Gizi yang 766 Mendapat Program PMT-P, Puskesmas Kawangu Sumba Timur
Universitas
Islam
Negeri
Hidayatullah Jakarta, 2010. 9. Bloos E. Wainaina F & Bailey R.C. 2004. “ Prevalence and Predictors Of
Underweight,
Stunting,
and
Wasting Among Children Aged 5 and Under in Western Kenya. “Journal Of Tropical Pediatrics, Vol. 50 (5): 70 -260.