PENGARUH PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN NENAS Oleh : La Ode Safuan2), Roedhy Poerwanto3), Anas D. Susila3), Sobir3)
I e
ABSTRACT The aims of the research were to prove that nitrogen fertilizer aplication influence the N, P and K absorption, growth and production of pineapple. ln this research also aimed to determine an optimum dosage of nitrogen fertilization for growth and fruit production of pineapple and critical level of nitrogen in the pineapple leaves. The research was conducted using block randomized design with three replications. The treatment consist of five nitrogen dosage were: N0: no fertilization, Nl : 150 kg N ha-r, N2:300 kg N ha-' , N3 : 450 kg N ha-r, and N4 = 600 kg N ha-t. The research showed that growth and fruits production was affected by nitrogen. Nitrogen and potassium absorption was increased by nitrogen application, but phosphor absorption was decreased. The optimum dosage of nitrogen fertilization in the soil wich has 0. 14% N nutrient was obtained at 578 kg N har for optimum fruits production. The critical level of N was 0.707o of dry matter. Key words : fertilizer, nitrogen, pineapple
PEIIDAHULUAN
a
Nitrogen (N) merupakan salah satu unsur hara yang menjadi faktor pembatas utama produksi tanaman, baik di daerah tropis maupun di daerah-daerah beriklim sedang. Hal ini disebabkan karena nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang banyak oleh tanaman, sedangkan keberadaannya di dalam tanah selalu kurang tersedia karena sifatnya yang mobil. Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman nenas dalam jumlah I'ang lebih banyak dari pada hara lainnya kecuali kalium (Malazieux dan Bartholomew 2003), tetapi pemberian N yang berlebihan dapat
menurunkan produksi dan kualitas buah nenas.
Pemberian nitrogen mempengaruhi pertumbuhan tanaman, tidak hanya terhadap
I
produksi biomasa tetapi juga ukuran dan proporsi dari organ-organ dan strukturnya. Perkembangan setiap bagian tanaman juga dipengaruhi. Meskipun demikian, ada perbedaan kebutuhan N dan efisiensi penggunaan N oleh tanaman yang berbeda (Lawlor et al., 2001). Tanaman nenas membutuhkan nitrogen sekitar 250 sampai 700 kg ha-r atau 4 sampai l0 g per tanaman,
penting bagi tanaman, karena
selain
dibutuhkan dalam jumlah yang banyak oleh
juga mempengaruhi penyerapan unsur hara yang lain. Pada tingkat
tanaman,
ketersediaan hara N yang optimal, total masa akar dan kedalaman perakaran meningkat.
Perluasan akar ini akan memfasilitasi penyerapan air dan nutrisi lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Menurut Olson dan Kurtz (1985) bahwa penyerapan pupuk fosfor meningkat terutama ketika NFIr* tersedia. Pemberian N yang tinggi, juga meningkatkan serapan hara C4 Mg, }l{.n, Zn, tetapi menurunkan penyerapan K pada tanaman apel (Fallahi dan Mohan, 2000).
Kompetisi antara NFIa* dengan ion-
ion di dalam tanah, akan
menyebabkan
rendahnya. penyerapan hara-hara tersebut
pada pemberian N yang berlebihan. Penggunaan pupuk N yang berlebihan
merupakan salah satu penyebab terjadinya defisiensi K (Weinbaum et ol., 1992). Sedangkan menurut Nommik dan Vahtras
Staf Pengaiar pada Jurusan Budidcya Pertanian Fabrlns Pertanian (Jniversitas Haluoleo, Kendari Staf Pengaiar Departemen Agronomi dan Hortlkultwa Faladtas Perlanian IPB. Bogor.
.'z)
r)
tergantung kondisi tanah dan lingkungan, populasi tanaman, berat buah yang dinginkan dan berbagai faktor pengelolaan lainnya (Malezieux dan Bartholomew, 2003 ). Nitrogen merupakan unsur hara
lt
t2
(1982), pemberian kalium dan amonium
BAHAN DAN METODE
bersamaan dapat menurunkan persentase K
yang
terfiksasi.
Amonium
dapat
menurunkan kapasitas fiksasi K karena kation ini akan memenuhi ruang interlayer sehingga mencegah fiksasi K dari larutan tanah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa: l. Pemberian berbagai dosis pupuk nitrogen mempengaruhi serapan hara N, P dan K serta
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian IPB, Sawah Baru, Darmaga dari Maret 2004 sampai Januari 2006. Analisis tanah dan jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Departemerr llmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB, Bogor. Jenis tanah yang digunakan adalah Inceptisol. Data hasil analisis beberapa sifat fisik dan kimia tanah disajikan pada Tabel l.
pertumbuhan dan produksi tanaman nenas, 2.
Menentukan dosis pupuk nitrogen yang optimal untuk pertumbuhan dan produksi tanaman nenas serta batas kritis hara N pada
a
I
daun tanaman nenas.
Tabel
I Hasil analisa beberapa sifat fisik dan kimia tanah Inceptisol Darmaga Kebun Percobaan Sawah Baru Fakultas Pertanian Sifat Tanah
IpB Bogor.
Nilaiu
pH Flzo
pH kct C-org(%) N total(%) P-Bray-l (ppm) P-KCI 25% (ppm)
Metode/ekstraktan
5.29 4.37 2.00 0.14 13.10
531.9
pH meter pH rneter
Kunlries Kjelddhl Bay -1 KCl250/,
Ca (me/100 g) Mg (me/100 g) K (me/100 g) Na (me/I00 g)
6.79 2.50 0.30
KTK
15.38
1
Al(me/I00 g)
3.62
H (me/l00 g)
0.31
INKCI INKCI
1.96
0.05 N HCI
0.92 4.96 38.84
0.05 N HCI 0.05 N HCr
Fe (ppm) Cu (ppm) Zn (ppm) Mn (ppm)
0.45
I N Nl-LoAc pH z.o I N ilrll40Ac Htl z.o I N NlioAc pH 7.0 r N Nl{4oAc blt z.o
NNlLoAc
0.05
O
pH 7.0
N HCI
Tekstur: Pasir (%)
r
Debu (%)
30.73 58.1 6
Liat(%)
t.l
I
Pipet Pipet Pipet
Dihitung berdasarkan contoh kering 105'C
AGRIPLUS,VoIume 18 Nomor LlJanuad 2Mg, ISSN09S4-012|
g
l3
Penanaman dan Pemeliharaan
Rancangan Percobaan
Penelitian
o
ini
disusun
Rancangan Acak Kelompok, yang terdiri atas
lima taraf perlakuan dosis pupuk nitrogen:
N0 : Tanpa pupuk N, Nl : 150 kg N ha-', N2 = 300 kg N ha-r, N3 :450 kg N har, N4 : 600 kg N har. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga jumlah unit perlakuan adalah 15 unit.
Tanah terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan gulma, selanjutnya
dilakukan pengolahan tanah
dengan
menggunakan cangkul sebanyak dua kali. Pengolahan pertama dilakukan untuk
membuat bongkahan-bongkahan
tanah,
selanjutnya dilakukan pengolahan kedua
untuk menghaluskan tanah
dan
tanaman 75 cm x 30 cm.
Untuk
menghindari terjadinya kompetisi antara
tanaman dengan gulma,
dilakukan
sekali. Untuk
mengendalikan serangan
patogen yang merusak akar, setiap lubang tanaman diberi Furadan-3G 2 g per lubang tanaman sebelum penanaman. Tanaman juga
disemprot dengan Diazinon
untuk mengendalikan penyakit dengan volume seprotan 400 liter har dengan konsentrasi 1.5 ppm. Pengamatan
Pengapuran dan Pemupukan
paling muda yang sudah
Pengapuran dilakukan pada saat 2 dengan
menggunakan kapur dolomit (CaMg(CO)2) sebanyak I x Al-dd. Kapur diberikan secara
merata pada seluruh permukaan
tanah
kemudian dicampur secara merata dengan tanah dengan menggunakan cangkul sampai kedalaman 30 cm.
Pemupukan dilakukan dengan cara larikan, sejajar barisan tanarnan padajarak l5 cm pada kiri kanan barisan tanaman sedalam l0 cm. Dosis pupuk N yang diberikan
D
digunakan adalah anakan tanaman nenas varietas Smooth Cayenne yang telah mencapai tinggi kurang lebih 30 cm. Bibit tanaman nenas ditanam dengan jarak
membersihkan tanah dari sisa-sisa akar tanaman. Setelah pengolahan tanah selesai, maka dilakukan pembuatan petak-petak percobaan dengan ukuran 3 m x 2 m dengan tinggi 20 cm. Jarak antar petak percobaan adalah 30 cm dan jarak antar ulangan 50 cm.
minggu sebelum tanam
yang
penyiangan terhadap gulma setiap satu bulan
Pengolahan Tanah
o
Bahan tanaman nenas
berdasarkan
dalam bentuk Urea (46% N) disesuaikan dengan dosis perlakuan pupuk N yang diuji. Pupuk dasar berupa SP-36 (36% PzOs) dan KCI (60% KzO) diberikan dengan dosis masing-masing 200 kg P2O5, dan 400 kg K2O per hektar. Waktu pemberian pupuk dilakukan tiga kali. Pernupukan pertama dilakukan bersamaan dengan waktu tanam,
pemupukan kedua pada saat tanaman berumur 6 bulan dan pemupukan ketiga pada saat tanaman berumur 9 bulan setelah tanam. Setiap kali pemupukkan diberikan sepertiga dari dosis masing-masing pupuk.
Parameter yang diamati meliputi tiga aspek yaitu hara, pertumbuhan dan produksi tanaman sebagai berikut : (l) Kadar hara N,
P,
K
daun dilakukan satu kali pada saat tanaman mulai berbunga. Sampel helai daun yang dianalisis adalah daun "D" yaitu daun mencapai
pertumbuhan maksimal, biasanya juga merupakan daun yang paling panjang. Bahagian dasar daun yang putih yang tidak mengandung klorofil dibuang (Jones et al.
l99l). (2)
:
Kadar hara x berat kering daun "D" tanaman nenas. (3) Jumlah daun pada saat tanaman beiumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanam dan pada saat tanaman berbunga. (4) Tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanam dan pada saat tanaman berbunga. (5) Panjang buah dan diameter buah. (6) Berat buah, dan berat mahkota per tanaman, serta produksi buah per hektar, dan (7) Kadar padatan terlarut total buah nenas Serapan hara
dianalisis setelah panen dengan
Hand
refraktor meter. Analisis Data
Data hasil pengamatan
dianalisis dengan sidik ragam. Apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf nyata 0.05, dilakukan uji ortogonal untuk mengetahui pola respon tanaman terhadap
pemberian berbagai dosis pupuk N.
AGRIPLUS,VoIUne 18 Nomot 0llanuad 2M8, ISSN0854-0U8
14
Sedangkan untuk mengetahui dosis pupuk N tanaman nenas dilakukan analisis regresi.
2 ). Hasil uji orrhogonal menunjukkan bahwa pemberian pupuk N memberikan pengaruh yang bersifat kuadratik terhadap jumlah daun tanaman nenas pada saat tanaman berumur 6 bulan sesudah tanam. Pemberian pupuk dengan dosis 300 kg N ha-' memberikan p"ngu*h terbaik terhadap pertambahan jumlah daun tanaman nen:ts tetapi peningkatan dosis pupuk N sampai 600 kg N ha-r telah menurunkan jumlah daun tdnaman nenas. Pemberian pupuk N dengan dosis yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun pada saat tanaman berumur 9 bulan sesudah tanam dan pada saat tanaman berbunga. Namun demikian, pemberian pupuk N dengan dosis 300 kg ha-' masih tetap cinderung menghasilkan jumlah daun yang lebih berbunga (Tabel
yang optimal terhadap produksi
HASIL DAN Pf,MBAIIASAN Jumlah Daun dan Tinggi Tanaman Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa pemberian berbagai dosis pupuk N berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada saat tanaman berumur 6 bulan sesudah tanam, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada saat tanaman berumur 9 bulan dan pada saat berbunga. Sedangkan hasil sidik ragam pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk N terhadap tinggi tanaman menunjukkan pengaruh yang nyata pada saat tanaman berumur 9 bulan sesudah tanaman, tetapi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata pada saat tanaman berumur 6 bulan dan pada saat tanaman Tabel
2
Pen
(kg N ha' 0 150
Pola Keterangan:
Jumlah Daun helai 6 Bulan 9 Bulan 18.33
300 450 600 F test
banyak.
daun dan
Dosis Pupuk
21.17 20.50
t8.26
**
34.50 38.75 40.17
35.58 36.67
tll L* F test digunakan untuk r"ns"tu
**
:
44.67
46.58 49.17 46.42 46.25
tn
pupuk
N
yang diberikan, menyebabkan serapan hara P semakin menurun (Tabel 3).
Hal ini
menyebabkan tanaman nenas mengalami kekurangan unsur hara p
sehingga pertumbuhannya terhambat termasuk pembentukan daun dan perkembangan daun.
tanaman nenas. Tinesi Tanaman (cm 6 Bulan 9 Bulan 64.52 83.04 t06.67 65.33 90.94 104.50 68.32 9l.55 109.r I 66.07 91.94 I r 1.88 61.94 85.90 r04.33
**
tn
L'
respon
q
:
kuadraiik. **
I
tn
*
Lm(
tanaman. Pola respon L Linier, dan Pola nyata 0.01, tn : tidak nyata.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa walaupun unsur hara N sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bahagian vegetatif tanaman terutama pertambahan jumlah daun, tetapi pemberian N dengan dosis yang tinggi dapat menghambat pertambahan jumlah daun tanaman nenas, karena semakin tinggi dosis
o
Ltn Otn
:
nyata paOa
Terry dan Ulrich
tfrf
(1993)
mengemukakan bahwa, karena fosfor
berfungsi dalam pertumbuhan
dan
metabolisme tanaman, maka kekurangan fosfor mengindikasikan pada pengurangun secara umum sebahagian besar proses metabolisme seperti pembelahan dan pembesaran sel, respirasi dan fotosintesis.
Dengan demikian dapat
menyebabkan
hambatan pertumbuhan seluruh bahagian tanaman nenas termasuk hambatan terhadap
pertambahan jumlah daun dan tinggi tanaman. Hal ini disebabkan karena fosfor
merupakan komponen struktural dari
AGRTPLUS'volume 78 Nomor L|lanuad 200& rssNhgs4-hus
I
t5
sejumlah senyawa penting;
molekul pentransfer energi ADP dan ATP (adenosis
o
di- dan trifosfat), NAD, NADPH, dan senyawa sistem informasi genetik DNA dan
RNA.
Fosfor juga merupakan
bahan
penyusun fosfolipid seperti lesitin dan kolin, yang memegang peranan penting dalam hal integritas membran (Gardner et al., 1985). Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa pemberian berbagai dosis pupuk nifiogen memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman nenas pada saat tanaman berumur 9 bulan sesudah tanam, tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata
o
terhadap tinggi tanaman nenas pada saat tanaman berumur 6 bulan setelah tanam dan pada saat tanaman berbunga. Hasil uji orthogonal menunjukkan bahwa pemberian pupuk N terhadap tinggi tanaman nenas pada saat umur 9 bulan sesudah tanaman bersifat kuadratik. Pemberian pupuk N sampai 450 kg N ha-r masih diikuti oleh pertambahan tinggi tanaman nenas, tetapi peningkatan dosis pupuk N sampai 600 kg N ha-' sudah menurunkan tinggi tanaman nenas. Tanaman nenas membutuhkan unsur hara N untuk memacu pertumbuhan vegetatif seperti pertambahan tinggi tanaman, tetapi dosis
pupuk N yang dibutuhkan bervariasi
tergantung pada fase pertumbuhan tanaman. Pada fase awal pertumbuhan, tanaman nenas
membutuhkan unsur hara N yang lebih rendah. Pemberian pupuk dengan dosis 300 kg N ha'' sudah mencukupi untuk mencapai pertambahan tinggi tanaman nenas yang lebih tinggi(Tabel2). Malezieux dan Bartholomew (2003) mengemukakan bahwa tanaman nenas membutuhkan sedikit hara N selama awal pertumbuhan, oleh karena itu hubungan antara N tanah dan pertumbuhan awal adalah
sedikit. Tetapi pada
g
pertumbuhan
selanjutnya, tanaman nenas membutuhkan hara N yang lebih banyak. Untuk memperoleh pertambahan tinggi tanaman yang lebih tinggi pada saat tanaman nenas berumur 9 bulan setelah tanam dan pada saat tanaman berbunga, dibutuhkan pupuk nitrogen sebanyak 450 kg ha-'. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan hara N pada
tanaman nenas meningkat dengan semakin
bertambahnya umur tanaman. Namun demikian pemberian pupuk N sebanyak 600 kg har sudah melampaui kebutuhan optimal untuk pertumbuhan tanaman nenas, sehingga dapat menghambat pertambahan tinggi tanaman.
Kadar Hara dan Serapan Hara N, P dan K
Hasil sidik ragam
menunjukkan
bahwa pemberian berbagai dosis pupuk N memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar hara dan serapan hara N, P dan K daun"D" tanaman nenas. Untuk mengetahui bentuk renspon pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk nitrogen terhadap kadar hara dan serapan hara N, P dan K daun"D" tanaman
nenas, dilakukan u.ii orthogonal disajikan pada Tabel 3.
Pemberian
seperti
pupuk N
selain mempengaruhi kadar hara dan serapan hara
N juga mempengaruhi kadar dan serapan hara P dan K daun tanaman nenas. Peningkatan dosis pupuk N selain
meningkatkan serapan hara dan kadar hara N,
juga meningkatkan serapan hara dan kadar hara K, tetapi menurunkan serapan hara dan kadar hara P daun tanaman nenas (Tabel 3). Pemupukan N dapat rneningkatkan ketersediaan hara N tanah, dengan demikian maka tanaman nenas dapat menyerap hara N dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya baik untuk perturnbuhan
maupun untuk produksi. Pada 'tingkat
ketersediaan hara N yang optimat, total masa akar dan kedalaman perakaran meningkat. Perluasan akar ini akan memfasilitasi penyerapan air dan nutrisi lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Hal ini disebabkan karena ketersediaan hara N yang cukup dapat meningkatkan pertumbuhan daun dan tinggi tanaman nenas (Tabel 2) dalam kondisi demikian karbohidrat hasil fotosintesis akan semakin meningkat untuk digunakan bagi perkembangan berbagai organ tanaman, karena selain luas daun yang meningkat akibat pemberian N, kandungan klorofil daun juga akan meningkat karena N merupakan unsur penyusun klorofil.
AGRIPLUS,Volume 18 Nomor OlJanuari 2M8, ISSN0854-0U8
t6
3.
Tabel
Pengaruh pupuk N terhadap kadar hara dan serapan hara N, p dan K daun..D,, tanaman nenas
Kadar Hara(Yo bobot kering)
Dosis Pupuk (kg N ha-r)
N
0 150
0.6
300 450 600
0.95 rt*
F test
Pola
resoon
L*1
serapan hara
K
N
0.29 0.22 0.17
0.54
5t.97 6t.38
0. t5 0. t4
0.71
t
0.66 0.84 0.89
Serapan Hara (mg/helai daun)
0.64 0.65
**
Qtn L** e** L** e,,, L*
N, P dan K tanaman.
kuadratik. ** = nyata nyata.
46.12 59.03 54.39
20.65
70.14 85.69 79.80
0.87
*:|
24.70
t3.86 14.52
67.99 73.80
r2.00 *:*
e'"___
Folirespon
o
{* e,,,
L*
e,,,
p kadar
L:
dan
Linier, aan pota respon e = pada taraf nyata 0.01, * = nyata pada taraf nyata 0.05, dan tn = tidak
Penurunan kadar hara dan serapan
P
menurunkan
pengambilan anion seperti akibat penambahan dosis N disebabkan HrPoorkarena terjadi kompetisi dengan No.,l karena amonium yang diberikan dalam a"l"r p""verapannya oleh tanaman. Hal ini bentuk urea ke dalam tanah telah berubah .";td;;i"n tanaman nenas
kekurangan maka ,"hi;;;;-" menyebabkan hambatan' tanaman nenas akan mengambil hara N pertuiiurran dan rendahnya produksi buah. I -"J bentuk NO3-. Menlet dan Kirkby 9:!ry (1987) melaporkan bahwa ,.*uu amoni menjadi nitrat (No3-), dengan demikian
yang diberikan ke dalam ranah akan
b"rrfjil Produksi Tanaman Nenas Hasil sidik ragam menuniukka' 14 hari. Selanjutnya Jones (1998) menyatakan pemberian herbagai dosis pupuk bahw" pengambilan No.,- merangsang pengambila" -91*a membe-rikan pengaruh yang nyata :lTgen berat buah -tanaman kation. Hal ini akan -r""i"urll"" terhadap per maupun pengambilan kalium akan meningkat prod.uksi tanaman per hektar, karena teiapi tanaman mengambil kalium dalam bentuk ::jlSdrp menLrnjukkan pengaruh yang nyara :loln , ion K' (Ahn t993). Sebatiknya ;k;; terhadap bg.ul mahioti. po,,jun[ biratr. . menjadi nitrat dalam waktu
Tabel
4'
Pengaruh pu.p:k
N
e,
diameter buah dan total padatan terlarut.
terhadap berat buah, mahkota, panjang buah, diameter buah, padatan
n"n*
Dosis Pupuk (kg N
ha-r) buah*r mahkota buah "
t50 300 450 _600
F test
rcctera'ganiF
t716 293 1778 292 1905 303 t829 304
t8.54 t8.63 18.44 t8.44 ,"
rEiloffi"\."
tuj'-
Buahrt
n.qo 68.65 t3.t8 7t.t0 t3.45 . 76.20 t3.31 73.t5 1r,, gl,r
L** O*
totat
16.08 15.70
-
t5. I I r5.3e
,
,n
rq*il"b.yd"'""#; nenas. pora rcsp.n r. = i.ini.,. rran r,ora l;nj';Y*;::l;fl-,f'lT:.:::1i.1"^. patra tiuar nvo'.,.0r. . = nyoro
fJo;i"",[i:l;.;i}jl';til,lrli
liXll"o;;;g',#;ff#::a
AGRIPLIJS, Volume IB
N
5
t7
Hasil uji orthogonal o
pengaruh
menurunkan produksi tanaman nenas. Kelly
pemberian berbagai dosis pupuk N terhadap berat buah tanpa mahkota dan produksi buah (ton ha') menunjukkan respons yang bersifat linier dan kuadratik. Hal ini menunjukkan
(1993) mengemukakan bahwa rendahnya kadar hara pada tanaman nenas dapat menjadi penyebab kehilangan hasil yang berat, dan untuk memenuhi kebutuhan
bahwa peningkatan dosis pupuk N akan diikuti oleh peningkatan berat buah dan produksi buah (ton har;, tetapi pemberian
pupuk N yang lebih tinggi
akan buah
menyebabkan penurunan produksi tanaman nenas. Untuk mengetahui dosis pupuk N yang memberikan pengaruh yang optimal terhadap produksi tanaman nenas maka dilakukan analisis regresi. Hasil analsis regresi pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk N terhadap hasil relatif tanaman nenas adalah bersifat kuadratik (Gambar l). 85
-80 c
irs 9
nitrogen tanaman nenas diperlukan sekitar
400 sampai 600 kg N ha-r. Aplikasi
pemupukan nitrogen yang diberikan dalam jumlah yang berlebihan selain merupakan pemborosan, juga dapat . menyebabkan tingginya kadar nitrat dalam buah kaleng, dan mengurangi kualitas buah.
Kritis Hara N Daun Tanaman Nenas Untuk menentukan batas kritis kadar hara N daun tanaman nenas dilakukan dengan metode Cate dan Nelson (1971). Pengelompokan dengan Cate dan Nelson akan menghasilkan dua kelas status hara yaitu cukup dan kurang. Cukup apabila terdapat di atas nilai kritis dan kurang apabila nilainya lebih rendah dari nilai kritis (Waugh et al., 1973; Leiwakabessy dan Sutandi, Batas
2004).
Jzo 6 = a65 a
o
!eo 9
r00
o
iss
90
50 150
0
450
Doch pgrk nifogen 0q il tu{)
Gambat
I
Kurva respons pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk
a
*m
lc
a
*ru 360 t
N terhadap produksi buah. 50
€'
Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut, diperoleh bahwa dosis pupuk nitrogen yang optimum untuk tanaman nenas adalah 578 kg N ha-r. Pada dosis pemupukan tersebut diperoleh produksi sebesar 74.83 ton ha-'. Hal ini menunjukkan bahwa untuk memperoleh produksi yang maksimal maka tanaman nenas yang ditanam pada tanah Inceptisol yang mempunyai kadar hara N sebesar 0.14% perlu dilakukan pemupukan N dengan dosis 578 kg N har, tetapi pemberian pupuk nitrogen melebihi dosis tersebut akan
40
0,5 0.0 0.7 0.8 0.9 1
1.1
l0drl{fiQ&un'lf Gambar
2
Hubungan antara kadar hara N . daun "D" dengan hasil relatif
Berdasarkan
hasil
pengelompokan
menurut metode Cate dan Nelson, hubungan
antara kadar hara
N
dengan hasil relatif
(Gambar 2), maka batas kritis kadar
AGRIPLUS, Voluae 18 Nomor 0ltanuari 2(n8, ISSN 0854-0128
N
daun
l8
pada tanaman nenas adalah 0.70% bobot kering daun. Hal ini menunjukkan bahwa pemupukan N akan memberikan pengaruh apabila kadar hara N daun lebih rendah dari 0.70% bobot kering, sedangkan menurut Jones el al. (1991), status hara N pada daun tanaman nenas dinyatakan rendah apabila kadar hara N daun lebih kecil dari 1.5% dan status hara cukup berkisar antara 1.5-l.7yo, sedangkan status hara tinggi adalah lebih besar dari
1.7%o.
Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa apabila kadar hara N daun tanaman nenas lebih rendah dari 0.70Yo bobot kering,
perlu dilakukan pemupukan N agar kadar hara daun meningkat sampai di atas kadar hara kritis karena apabila tanaman nenas kekurangan hara N akan menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat produksi yang rendah. Malezieux
Berdasarkan hasil dan pembahasan
maka dapat disimpulkan bahwa: (l) pemberian pupuk nitrogen memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan
menjadi faktor pembatas
pertumbuhan Karena nitrogen terdapat
tanaman nenas. dalam demikian banyak senyawa penting, tidak mengherankan kalau pertumbuhan tanaman akan lambat tanpa nitrogen. Tumbuhan yang mengandung cukup nitrogen akan
menunjukkan gejala kekahatan (Salisbury dan Ross, 1992). Dalam jaringan tumbuhan nitrogen merupakan komponen penyusun dari banyak senyawa esensial bagitumbuhan, misalnya asam-asam amino. Karena setiap molekul protein tersusun dari asam-asam amino dan setiap enzim adalah protein, maka nitrogen juga merupakan unsur penyusun protein dan enzim. Selain itu nitrogen juga terkandung dalam klorofil, hormon sitokinin, dan auksin (Lakitan, 2004).
o
dan
produksi tanaman nenas; (2) pemberian pupuk nitrogen dapat meningkatkan kadar
dan serapan hara N dan K, tetapi menurunkan kadar dan serapan hara P tanaman nenas; (3) untuk memperoleh produksi buah tanaman nenas yang maksimal sebesar 74.83 ton ha-l pada tanah Inceptisol yang mempunyai kadar
hara N
sebesar 0.l4yo, dibutuhkan
pemupukan nitrogen dengan dosis 578 kg N
har; dan (4) batas kritis hara N daun iD" tanaman nenas adalah 0.70% bobot kering.
dan dan
Bartholomew (2003) mengemukakan bahwa nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak dari pada unsur hara lainnya kecuali kalium. Pemberian N yang cukup akan menyebabkan pertumbuhan tanaman yang cepat dan hasil yang tinggi. Tanaman yang kekurangan N akan menghasilkan jumlah daun dan ukuran daun serta buah yang kecil, sehingga menyebabkan produksi buah menurun, dan apabila kadar hara N lebih rendah dari 1%o bobot kering daun, maka N
untuk sekedar tumbuh saja
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA Ahn, P.M. 1993. Tropical Soil and Fertilizer Use Intermediate Tropical Agriculture
Series. Scientific &
Technical.
Longman. England.
and Mitchell RL. 1985. Fisiologi Tqnaman Budidoya.
Gardner, F.P, Pearce RB,
Susilo H, penerjemah. Terjemahan dari
Physiologt
of Crop Plant. LJI
:
Press.
G'
Jakarta. Jones,
J.B. 1998. Plqnt Nutrition Manual. CRC Press. New York.
Jones, J.B, Wolf B, and
Mills HA. 199'1. plant
Analysis Hanbook, a Practical Sampling, Preparation, and Interpretation Guide. Macro-Micro pub. lnc. USA.
Analysis,
Kelly, D.S. 1993. Nutritional disorders. Di dalam: Broadley RH, Wasman III RC, and Sinclair EC Editor. Pineapple Pests and Disordes. Hlm 33
of
Primary Industries.
-
42. Dept. eueensland.
Australia-
Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo persada. Jakarta.
Lawlor, D.W, Lemaire, G., and Gastal, F. 2001. Nitrogen, plant growth and crop yield.' Di dalam: Lea PJ, Jean F, MorotGaudry. Editor. Plant Nitrogen. Hlm. 343 - 367. INRA. Paris.
AGRIPLUS,Volume 18 Nomor Lllanuari z(n1, ISSN0g54-0129
tr
t9
F.M, dan A. Sutandi. 2044. Pupuk dqn Pemupukan. Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan,
Leiwakabessy,
c
Salisbury, F.B, and Ross, C.W. 1992. Fisiologi
Tumbuhan. Diah R. Lukman dan Sumaryono. penerjemah. Terjemahan dari:. Plant Plrysiolog,t.
Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
Malezieux, E. and Bartholomew, D.P. 2003. Plant Nutrition. di dalam: Bartholomew DP, Paul RE and Rohrbach KG. Edited. The Pineapple Botany, Production and Uses. Hlm. 143-166. CABI Pulising. New York. USA. Mengel, K. and Kirkby,
E.A. 1987. Principles of
Plant Nutrition. 4 th Edition. Intemational Potash Institute. Switzerland.
Olson, R.A, and Kurtz,
L.T. 1985. Crop nitrogen
requirements, utilization,
and
fertilization. Di dalam: F.J. Stevenson.
editor. Nitrogen in Agricultural Soils. 567-604. American Society of
Hlm
Agronomy, Inc. Crop Science Society America, Inc. Soil Science Society
of of
America, lnc. Publisher. Madison,
ITB
Bandung.
Bandung.
Terry, N., and Ulrich, A. 1993. Effect of phosphorus diviciency on the photosinthesis and respiration of leaves in sugar beet. Plant Physiol. 5l: 43-47.
Waugh,
D.L, Cate, R.B Jr and Nelson, L.A. 1973. Discontinuorr,s Model for Correlation, Interprestasi, and Utilization
of Soil Analysis and Fertilizer
Respons 7.
Data. Teknical Buletin No.
International Soil Fertility Evaluation
and Improvement Program.
Nort
Carolina State University at Raleigh. Weinbaum, S.A, Johnson, R.S, and DeJong, T.M. 1992. Causes and consequences of
overfertilization
in orchards.
Technology 2:112-121
Wisconsin. USA.
o
o
AGRIPLUS, Volume 18 Nomor QTJanuari 2008, ISSN 0854-0128
Hort