BAB I PENDAHULUAN Perkembangan penerapan fungsi audit internal pada organisasi telah berlangsung dengan sangat cepat di dunia. Fungsi audit internal yang awalnya hanya berfokus pada fraud, terutama pencurian kas dan aset lainnya sekarang telah berkembang menjadi suatu sarana verifikasi terhadap seluruh transaksi finansial yang dilakukan oleh organisasi. Pendekatan yang dilakukan
dalam
beberapa
evolusi.
audit
internal
Pertama,
bukan
pun lagi
mengalami “audit for
management” tetapi telah bergeser menjadi “audit of management” (Reeve, 1986). Kedua, pergeseran yang awalnya hanya menjadi “pengawas” yang memberikan assurance kepada para stakeholders, sekarang juga merangkap sebagai consulting agent, yang bertujuan untuk menambah nilai perusahaan (Anderson, 2003). Perkembangan audit internal yang cepat ini juga tak bisa lepas dari tuntutan para stakeholders suatu organisasi yang menginginkan adanya peningkatan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas (Ahmad, et al., 2009). Peningkatan kegiatan perekonomian, baik dalam skala maupun dalam jenis, menyebabkan resiko yang meningkat pada setiap entitas bisnis, tidak terkecuali lembaga sektor publik, dan hal ini dapat mengancam 1
proses
pencapaian
tujuan
lembaga sektor
publik.
Bertambahnya resiko-resiko di dalam mencapai tujuantujuan organisasi tersebut menyebabkan lembagalembaga publik ini pada akhirnya harus melakukan pembenahan diri dan peningkatan kinerja (Vijayakumar & Nagaraja, 2012), meskipun lembaga-lembaga ini tidak bersifat profit oriented. Kebutuhan akan adanya perbaikan yang berkelanjutan pada setiap organisasi dan
lembaga
mekanisme
memunculkan
kontrol.
Audit
kebutuhan internal
akan
merupakan
mekanisme kontrol yang tidak dapat dilepaskan baik pada sektor privat maupun pada sektor publik (Cohen &
Sayag,
peningkatan
2010).
Selain
kinerja
itu,
didalam
diperlukan
melakukan
adanya
penilaian
terhadap hasil yang dicapai oleh lembaga-lembaga publik ini. Salah satu sarana paling efektif yang digunakan untuk melakukan penilaian dalam upaya melakukan peningkatan kinerja dalam sektor publik ini adalah audit internal (Unegbu & Kida, 2011). Selanjutnya Bastian (2006) menyatakan bahwa suatu lembaga sektor publik, didirikan dan beroperasi terutama terkait dengan beberapa hal berikut. Pertama, bertujuan
menyejahterakan
masyarakat
secara
bertahap, baik dalam kebutuhan dasar, dan kebutuhan lainnya baik secara jasmani maupun rohani. Kedua, memiliki aktivitas melakukan pelayanan publik (public 2
services) seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, penegakan hukum, transportasi publik, dan penyediaan pangan. Ketiga, sumber pembiayaannya berasal
dari
antara
lain
dana
masyarakat
yang
berwujud pajak dan retribusi, laba perusahaan negara, pinjaman pemerintah, serta pendapatan lain-lain yang sah dan tidak bertentangan dengan perundangan yang berlaku. Dari hal-hal yang telah diungkapkan tersebut, dapat dilihat bahwa universitas dapat digolongkan ke dalam lembaga sektor publik. Universitas merupakan suatu lembaga milik masyarakat luas yang bertujuan menyejahterakan masyarakat, terutama dalam bidang keilmuan, pendidikan, dan riset. Selain itu universitas sebagai suatu lembaga yang mendapatkan pemasukan dari
pihak-pihak
bertanggungjawab
tertentu
terhadap
harus
pihak
dapat
pemberi
dana
tersebut (Montondon & Fischer, 1999). Hal tersebut berkaitan dengan akuntabilitas yang harus dimiliki oleh universitas
negeri
(public
university),
maupun
universitas swasta (private university). Audit internal diterapkan dan terus mengalami perkembangan di dalam
universitas-universitas
untuk
kepentingan
evaluasi kinerja dalam kaitannya dengan akuntabilitas tersebut.
3
Melihat perkembangan audit internal yang sangat cepat, di dalam proses penilaian kinerjanya, universitas (sebagai lembaga publik) harus melakukan fungsinya dengan seoptimal mungkin. Hal ini sangat penting terutama
berhubungan
dengan
kecepatan
dan
ketepatan implementasi ide-ide yang didapat dari hasil rekomendasi audit internal yang dapat digunakan untuk peningkatan mutu organisasi secara luas. Di dalam fungsi audit internal itu sendiri banyak faktorfaktor yang dapat mendukung maupun faktor-faktor yang dapat menghambat fungsi tersebut. Untuk dapat menilai
apakah
dilaksanakan dilakukan
fungsi
secara
tidak
dengan
direncanakan
oleh
pada
internal
telah
memadai,
evaluasi
harus
hanya
ditandingkan merujuk
audit
berdasarkan
audit
yang
telah
juga
harus
(perencanaan
audit,
tujuan-tujuan
organisasi,
proses
hasil
audit
namun
eksekusi sampai pelaporan dan implementasi hasil), dan sumber daya manusia yang berkaitan dengan independensi dan kompetensi auditor (Beckmerhagen, et al., 2004). Dengan penelitian
perkembangan
pada
bermunculan
dan
fungsi
yang
audit
penelitian
cepat
internal
mengenai
pula, mulai
efektivitas
internal audit lebih banyak dilakukan pada ranah organisasi
privat
yang
merupakan 4
profit-oriented
organizations. Namun ada pula penelitian yang telah dilakukan terkait dengan audit internal pada sektor publik. Penelitian Ahmad, et al. (2009) yang dilakukan pada sektor publik di Malaysia, yaitu pada dinas-dinas pemerintahan,
baik
memperlihatkan menghambat publik,
adanya
audit
baik
organisasional.
pusat
maupun
daerah,
faktor-faktor
internal
pada
faktor-faktor Penelitian
yang
lembaga
personal tersebut
sektor
maupun
memberikan
pengetahuan tentang berbagai macam faktor yang dapat
mempengaruhi
fungsi
internal
audit
pada
lembaga sektor publik. Namun penelitian tersebut belum
menjelaskan
bagaimana
faktor-faktor
itu
berdampak pada efektivitas audit internal dalam suatu lingkungan organisasi sektor publik yang spesifik. Oleh karena itu, perlu dilakukan riset untuk mengeksplorasi bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi fungsi audit
internal
dalam
lingkungan
organisasi
yang
spesifik. Melihat minimnya literatur yang terkait dengan audit internal universitas, dapat dipahami bahwa universitas, sebagai lembaga sektor publik dan non profit, selama ini belum menjadi kajian para peneliti fenomena
audit
internal,
terutama
di
Indonesia.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan literatur audit internal di sektor yang khusus dapat diperkaya. 5
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
bagaimana fungsi audit internal di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) selama ini berlangsung apabila dilihat dari kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi audit internal pada UKSW, sebagai suatu lembaga yang spesifik, sehingga dapat diketahui upayaupaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja fungsi audit internal di UKSW. Selanjutnya hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mendorong pihak-pihak yang terkait dengan fungsi
audit
internal
UKSW
untuk
memberikan
dukungan dan melakukan perbaikan-perbaikan yang berujung pada optimalnya kinerja dari fungsi audit internal UKSW.
6