MANAJEMEN PROSES DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Fauziah Zainuddin* Abstrak: Lembaga Pendidikan Agama sebagai suatu organisasi pendidikan memerlukan pengelolaan yang profesional dengan pelaksanaan proses managemen sebagai suatu upaya pencapaian tujuan organisasi (lembaga). Managemen sebagai suatu proses sangat menentukan keberhasilan suatu kegiatan organisasi untuk kelancaran dan kesuksesan pencapaian tujuan melalui aktivitas orang lain. Upaya peningkatan kualitas hasil (luaran/out put) lembaga pendidikan itu, khususnya lembaga pendidikan Islam memerlukan pengelolaan lembaga dengan pelaksanaan managemen sebagai suatu proses dalam rangka pencapaian tujuan lembaga pendidikan yang diharapkan.
Kata-kata Kunci : Manajemen, Proses dan pendidikan Islam Pendahuluan Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tidak ada pilihan lain kecuali pelaksanaan pendidikan yang kontinue dan intensif pada berbagai jenjang dan jenis pendidikan, termasuk pada lembaga pendidikan islam. Pelaksanaan pendidikan di negara ini, bertujuan: Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu: manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan. Dalam proses penyelenggaraan pendidikan, selain pendidikan umum, juga pendidikan Islam dengan jenjang yang sama yaitu: SDMadrasah Ibtidaiyah, SMP-Madrasah Tsanawiyah dan SMA-Madrasah Aliyah. *
Fauziah Zainuddin, Dosen tetap STAIN Palopo memperoleh gelar Magister Agama di UMI Makassar.
51
52
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010
Dari segi kuantitas lembaga, antara pendidikan umum dan pendidikan Islam khususnya pada tingkat lanjutan pertama, menunjukkan jumlah yang tidak berbeda jauh, umumnya pada tingkat lanjutan pertama yang paling menonjol perbedaannya adalah status lembaga pendidikan tersebut. Pada tingkat lanjutan pertama (SMP-Tsanawiyah); lembaga pendidikan umum sebahagian besar berstatus “negeri”, sementara lembaga pendidikan Islam sebahagian besar berstatus “swasta”. Akan tetapi yang lebih menonjol lagi adalah perbedaan kualitas out put (luaran) lembaga pendidikan tersebut. Kondisi ini merupakan suatu realitas yang nampak dalam dunia kependidikan pada umumnya. Tentunya hal itu memerlukan upaya yang lebih intensif dengan perbaikan pada berbagai sisi pembinaan dan pengembangan pendidikan agama khususnya, termasuk managemen lembaga pendidikan agama itu. .Lembaga Pendidikan Agama sebagai suatu organisasi pendidikan memerlukan pengelolaan yang profesional dengan pelaksanaan proses managemen sebagai suatu upaya pencapaian tujuan organisasi (lembaga). Oleh Mary Marker Follet (Stoner,1986), yang dikutip oleh Nanang Fattah dalam bukunya “Landasan Managemen Pendidikan” menyatakan bahwa: Managemen sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang (The art of getting things done through people)”. (Nanang Fattah, 2000:3). Maka dari uraian ini, nampak bahwa managemen sebagai suatu proses sangat menentukan keberhasilan suatu kegiatan organisasi untuk kelancaran dan kesuksesan pencapaian tujuan melalui aktivitas orang lain Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas hasil (luaran/out put) lembaga pendidikan itu, memerlukan pengelolaan lembaga dengan pelaksanaan managemen sebagai suatu proses dalam rangka pencapaian tujuan lembaga pendidikan tersebut. Managemen Lembaga Pendidikan Islam Suatu lembaga formal, baik lembaga pemerintah, lembaga pendidikan maupun perusahaan, akan melakukan berbagai kegiatan untuk pencapaian tujuan lembaga tersebut. Kegiatan yang dilakukan organisasi itu sebagai suatu lembaga formal, selain kegiatan administratif untuk menfasilitasi segenap kegiatan yang dilakukan, juga dilakukan kegiatan substantif yang menjadi ciri kegiatan organisasi tersebut. Lembaga Pendidikan Islam, sebagai suatu organisasi pendidikan Islam akan melakukan berbagai aktivitas pendidikan, sebagai usaha sadar
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010
53
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa datang . Selain hal di atas, pendidikan itu adalah: (a) proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup, (b) proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum .(Nanang Fattah, 2000). Kegiatan tersebut merupakan tugas substantif lembaga pendidikan yang akan berlangsung dalam proses belajar-mengajar. Keberhasilan kegiatan ini akan menjadi tolak ukur keberhasilan tenaga kependidikan dalam mengembang tugas dan fungsi pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya, sekaligus menjadi indikator kinerja lembaga pendidikan itu. Dalam proses pembinaan dan pengembangan organisasi/lembaga pendidikan Islam, akan dilakukan berbagai upaya pendayagunaan segenap sumber-sumber organisasi yang ada. Pendayagunaan yang optimal dari sumber-sumber organisasi ini, baik sumber daya manusia, sumber daya material, dana dan sumber daya lainnya, menjadi penentu keberhasilan lembaga itu dalam pencapaian tujuannya. Nanang Fattah, dalam bukunya Landasan Manajemen Pendidikan, tentang kerangka konsep dasar managemen, mengemukakan: Sumbersumber daya : 1. Manusia, 2. Sarana, 3. Biaya, 4. Teknologi, 5.Informasi. (Nanang Fattah, 2000:10). Sumber-sumber daya ini sangat menentukan keberadaan suatu lembaga pendidikan, dan antara lain sumber daya dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Keberadaan organisasi (lembaga) pendidikan Islam, dikaitkan dengan penyediaan sumber daya tersebut di atas, baik kuantitas maupun kualitas relatif sangat kurang dibanding dengan kebutuhan. Sumber daya manusia berupa tenaga managemen maupun tenaga pendidik yang ada, pada dasarnya dapat memenuhi kebutuhan untuk mendukung kegiatan managemen dan kegiatan belajar-mengajar. Namun karena terbatasnya kuantitas sumber daya manusia itu, maka alternatif kegiatan juga berlangsung seadanya, dan selanjutnya sangat mempengaruhi kualitas output lembaga pendidikan Islam itu. Dari segi sarana dan prasarana pada lembaga pendidikan Islam, yang menjadi pendukung utama kegiatan belajar-mengajar maupun
54
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010
kegiatan penunjang pendidikan, juga relatif terbatas. Hal ini juga berpengaruh bagi kualitas out put lembaga itu. Keadaan pendanaan lembaga, juga relatif terbatas. Keadaan ini, banyak ditentukan oleh kemampuan masyarakat setempat, penyelenggara pendidikan. Sementara itu, managemen dan tenaga kependidikan yang profesional hanya dapat diperoleh dengan dukungan dana dan pembiayaan yang memadai. Menyangkut dukungan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar dan managemen, organisasi juga terbatas. Keterbatasan ini sangat ditentukan oleh sumber pendanaan dan pembiayaan yang juga relatif terbatas. Adapun keadaan sumber daya informasi yang diharapkan untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar sebagai kegiatan substantif dari lembaga pendidikan Islam ini, juga terbatas. Demikian pula halnya dengan sumber daya informasi yang akan mendukung kegiatan managemen. Walaupun penulis belum mampu menyajikan data konkrit mengenai keberadaan sumber-sumber daya lembaga pendidikan Islam di daerah, akan tetapi hal tersebut merupakan realitas dalam penyelenggaraan pendidikan Islam tersebut. Tentunya dengan kenyataan-kenyataan tersebut, kurang memberikan dukungan yang optimal dalam proses managemen di sekolah/lembaga pendidikan Islam. Proses Managemen Lembaga Pendidikan Islam Lembaga pendidikan Islam sebagai suatu organisasi, merupakan wadah tempat berlangsungnya kegiatan administrasi dan managemen. (Burhanuddin, 994:21). Dalam uraian di atas, dikemukakan term administrasi dan managemen. Keduanya sering digunakan dengan konsep yang sama, akan tetapi dapat pula dikemukakan dalam konsep yang berbeda. Burhanuddin, dalam bukunya, Analisis Administrasi dan Managemen dan Kepemimpinan Pendidikan, menyatakan bahwa: Konsep administrasi dan managemen, pada intinya mempunyai kesamaan dari segi operasionalnya, karena fungsi-fungsi kedua bidang tersebut juga tidak berbeda. Selain itu, dikemukakan pula bahwa: administrasi merupakan kulit daripada managemen. Managemen merupakan inti administrasi, sedangkan inti dari pada managemen adalah kepemimpinan. (Burhanuddin, 1994:14).
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010
55
Dalam konteks lain, Prajudi Atmosudirjo, menyatakan; Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan tata usaha (office work), merupakan pekerjaan pengendalian data dan informasi. (Prajudi Atmosudirjo, 1997:52). Untuk memperoleh pemahaman yang menjelaskan konsep administrasi dan managemen, dapat ditelaah pengertian managemen bahwa, yaitu: Management is getting things, as determinet by administration,done through the team effort of people. Artinya: managemen adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh administrasi, tercapai melalui daya upaya orang-orang yang bekerja sama secara team/organisasi. (Prajudi Atmosudirjo, 1997). Dengan menelaah pengertian managemen tersebut di atas, nampak bahwa managemen adalah aktifitas operasional untuk mencapai tujuan melalui orang lain yang bekerja sama dalam suatu team atau organisasi. Hal itu diperjelas lagi oleh Harold Koontz dan CO. Donnel yang dikutip oleh Burhanuddin, mendefinisikan managemen: as the accoumplismen of desired objectives by establishingan and environment favorable to (erformance by people operating in organized group), artinya: managemen sebagai usaha pencapaian tujuan yang diinginkan dengan membangun suatu lingkungan/suasana yang favorable terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang dalam kelompok terorganisir. (Burhanuddin,1994:15). Oleh sebab itu, managemen adalah suatu aktifitas yang menentukan bagi terlaksananya suatu misi organisasi untuk pencapaian tujuan, termasuk organisasi/lembaga pendidikan. Tanpa dukungan managemen, organisasi itu akan mengalami kesulitan untuk hidup dan berkembang serta menghasilkan out put yang berkualitas. Demikian penting hal tersebut, sehingga “Tanpa managemen yang baik, sukar diperoleh suatu koordinasi usaha dan kerja sama individu”. (Burhanuddin, 1994). Dan “managemen sangat dibutuhkan oleh setiap usaha yang membutuhkan kerja sama antara individu, kelompok, maupun antar organisasi. (Burhanuddin, 1994). Oleh Harold Koontz dan CO. Donnel yang dikutip oleh Burhanuddin, lebih memperkuat hal tersebut, dengan menyatakan bahwa:Perhaps there is no more important area of human activity than managing,for it is the task of all managers at all levels and in all kinds of enterprises to design and maintain an environtment in wich individuals,working together in groups,can accomplish selected mission and objectives in other words,manager are charged with the responsibility of taking actions that will make it possible for individuals to
56
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010
make their best contributions to group objectives.Artinya: barangkali tidak ada yang lebih penting dalam aktivitas manusia dari pada managemen, yang merupakan tugas pokok semua manager pada semua jenjang dan jenis organisasi untuk merancang dan memelihara suatu lingkungan sehingga individu yang bekerja di dalamnya dapat menyelenggarakan misi-misi dan mencapai tujuan yang ditentukan secara kooperatif. Dengan kata lain, menekankan pada tanggung jawab manager dalam mengusahakan individu yang dipimpinnya agar dapat memberikan sumbangan-sumbangan yang sebaik-baiknya bagi pencapaian tujuan kelompok. Upaya peningkatan kualitas out put lembaga pendidikan Islam, tidak boleh tidak harus dilakukan melalui proses managemen,yang mendukung keberlangsungan segenap aktifitas organisasi yang menjadi dinamik keterlibatan orang-orang yang bekerja sama secara team dalam organisasi pendidikan tersebut. Proses managemen sangat dinamik, karena merupakan kegiatan yang berkesinambungan dengan pelaksanaan fungsifungsi managemen dalam aktivitas organisasi melalui orang-orang yang tergabung dalam lembaga itu. Dan proses itu adalah: 1). Connected series of actions,changes,etc.Especially such as are involuntary or unconscious, 2).Series of operations deliberately undertaken. Berarti, rangkaian kegiatan yang saling berhubungan atau sejumlah tindakan atau usaha yang dilaksanakan dengan tujuan tertentu”. (Burhanuddin, 1994:50). Proses managemen yang dinamik dan berkesinambungan, pelaksanaannya dalam bentuk fungsi-fungsi managemen dengan uraian yang berbeda-beda menurut para ahli. Untuk pembahasan ini, akan dikemukakan salah satu di antaranya sebagai landasan pembahasan selanjutnya. Harold Koontz, dalam bukunya “Managemen”, mengemukakan fungsi-fungsi pokok managemen, sebagai berikut : a. Plannning; b. Organizing; c. Staffing; d. Leading; e.Controlling”. (Burhanuddin, 1994:33). Fungsi-fungsi managemen itu, mulai dari Planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), Staffing (pengaturan personil), Leading(kegiatan memimpin pelaksanaan tugas) dan controlling (pengawasan).
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010
57
Dengan kegiatan managemen tersebut di atas, dengan upaya pendayagunaan segenap sumber-sumber organisasi dan managemen seoptimal mungkin, maka hal tersebut akan mendukung pencapaian tujuan organisasi/lembaga pendidikan Islam itu. Upaya Peningkatan Kualitas Out Put Lembaga Pendidikan Islam Sebagai suatu organisasi pendidikan, maka lembaga pendidikan Islam itu akan melakukan berbagai kegiatan baik kegiatan substantive (kegiatan belajar-mengajar), kegiatan managemen (penataan dan pengaturan) segenap sumber-sumber organisasi dan managemen, maupun kegiatan ketata usahaan/office work untuk mendukung kedua kegiatan utama yang disebutkan di atas. Kegiatan managemen sebagai suatu proses dengan pelaksanaan fungsi-fungsi managemen terhadap sumber-sumber organisasi dan managemen yang relatif terbatas, mulai dari tenaga managemen, tenaga pengajar dan tenaga administrasi, tentunya akan memberikan hasil akhir berupa produk out put yang kualitasnya juga relatif rendah. Oleh sebab itu, untuk memperoleh kualitas out put yang mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya yang memiliki sumbersumber organisasi dan managemen yang memadai;maka tidak boleh tidak harus dilakukan usaha agar lembaga pendidikan Islam itu juga memiliki kualitas sumber-sumber daya organisasi dan managemen yang memadai. Dalam arti kata memenuhi kuantitatif maupun kualitatif. Penutup Dari uaraian yang lalu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Keadaan lembaga pendidikan Islam sebahagian besar berstatus swasta, mengalami berbagai kekurangan dan kualitas out put yang relatif rendah. 2. Suatu organisasi/lembaga, akan banyak didukung oleh sumbersumber organisasi dan managemen yang dimilikinya dalam upaya pencapaian tujuan lembaga itu. 3. Segala upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan Islam, seyogianya dilakukan dengan proses managemen yakni pelaksanaan fungsi-fungsi managemen, mulai dari perencanaan sampai pengawasan.
Volume 12, Nomor 2, Juni 2010
58
4. Upaya yang dilakukan untuk peningkatan kualitas out put dapat memberikan hasil yang optimal, kalau lembaga pendidikan Islam mendayagunakan maksimal segenap sumber daya yang ada, baik ketenagaan, sarana dan prasarana maupun instrumen yang ada. Daftar Rujukan Arifin, M. 1991. Ilmu Pendidikan Islam (suatu tinjauan teoritis praktis berdasarkan pendekatan interdisipliner), Jakarta: Bumi Aksara. Atmosudirjo, Prajudi. 1997. Dasar-dasar Manajemen dan office managemen, Jakarta: tp. Burhanuddin, 1994. Analisis Administrasi Managemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Fattah,Dr.Nanang. 2000. Landasan Managemen Pendidikan, cet .llbandung; pt. remaja rosda karya. Kootz, harold. 1991. manajemen, edisi \/lll, jilid l. Jakarta: pt. gelora aksara pratama. Undang-undang nomor 2 tahun 1989.