HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PASCA IMUNISASI DENGAN MOTIVASI IBU MEMBERIKAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK USIA 0-12 BULAN DI PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN
Manuscript
Oleh :
Dyah Sulistyani NIM: G2A212007
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2014
16 Februari 2014
Hubungan tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi dengan motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Dyah Sulistyani 1, Siti Aisah2, Mariyam3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS,
[email protected] 2 Dosen Keperawatan Komunnitas Fikkes UNIMUS,
[email protected] 3 Dosen Keperawatan Anak Fikkes UNIMUS,
[email protected] Abstrak Imunisasi dasar lengkap memegang peranan penting dalam mengurangi angka kesakitan dan kematian anak. Imunisasi juga telah berhasil mengurangi secara nyata beberapa penyakit menular. Pemberian imunisasi seringkali menimbulkan dampak bagi anak seperti panas, bengkak, kemerahan bahkan abses pada bekas suntikan vaksin. Kalau hal ini terjadi dapat menimbulkan kecemasan pada ibu sehingga ibu enggan untuk mengimunisasikan anaknya. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi dengan motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 0-12 bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling sebanyak 84 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Zung Self –Rating Anxiety Scale. Analisa data menggunakan uji sperman rank. Hasil uji statistik diperoleh ρ value sebesar 0,000 < 0,05 berarti ada hubungan tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi dengan motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 0-12 bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disarankan pada petugas kesehatan untuk memberikan informasi yang lengkap tentang imunisasi dasar lengkap dan efek samping yang ditimbulkan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kecemasan pada ibu pasca imunisasi sehingga ibu termotivasi untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 0-12 bulan. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Motivasi, Imunisasi Dasar Lengkap Abstract Basic immunization complete an important role in reducing morbidity and mortality. Immunizations also have reduced significantly several infectious diseases. Immunization for children often have an impact such as heat, swelling, redness at the injection site abscesses even vaccines. If this happens it can cause anxiety in mothers so mothers are reluctant to immunize their children. This aims of study to determine the relationship of maternal anxiety levels after immunization with maternal motivation are fully immunized in children aged 0-12 months at Kedungwuni I Public Heath Center Pekalongan Residence in 2013. Descriptive research design using correlative with cross sectional approach. Using sample proportional random sampling as many as 84 people. The instrument research used questionnaires Zung Self-Rating Anxiety Scale. Analysis of the data using the Spearman rank test. Statistical test results obtained ρ value
of 0.000 <0.05 means that there is a relationship maternal anxiety levels after immunization with maternal motivation are fully immunized in children aged 0-12 months in Kedungwuni I Public Heath Center Pekalongan Residence. Based on these results it can be suggested on health workers to provide information complete about the full basic immunizations and side effects to reduce anxiety and prevent the occurrence of post-immunization in mothers so mothers are motivated to provide basic immunization complete in children aged 0-12 months. Keywords : Anxiety Level, Motivation, Complete Basic Immunization PENDAHULUAN Angka kematian anak 0-12 bulan di Indonesia tahun 2011 mencapai 34 kasus per 1.000 kelahiran. Jumlah tersebut lebih tinggi dari angka Millenium Development Goals (MDG's) yakni 25 kasus per 1.000 kelahiran bayi. Jumlah balita meninggal sebelum mencapai usia lima tahun sebanyak 150.000 setiap tahun
(Depkes,
2012). Angka infeksi pada anak umur 0-12 bulan di Indonesia relatif tinggi ini disebabkan anak 0-12 bulan rentan terhadap penyakit sehingga mudah sekali terkena penyakit bila kekebalan tubuhnya menurun, maka anak 0-12 bulan perlu sekali
mendapat perlindungan untuk mencegah suatu penyakit. Beberapa
penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar lengkap antara lain TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis, Polio, Campak.
Penyakit tersebut
dapat menyebabkan kematian pada anak maka anak perlu diberikan imunisasi untuk melindungi dari berbagai penyakit (Human, D. R, 2010). Imunisasi memegang peranan utama dalam pencapaian Millenium Develompment Goal dan sasaran jangka panjang Departemen Kesehatan RI untuk menurunkan angka kematian balita dua per tiga antara tahun 2009 sampai dengan 2015 (Cahyono, 2010). Imunisasi merupakan salah satu usaha memberikan kekebalan pada anak dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh. Tujuan imunisasi adalah agar tubuh terlindung dari beberapa penyakit berbahaya, sehingga
terhindar dari perkembangan penyakit yang menyebabkan cacat atau meninggal dunia saat anak sakit. Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit menular. Program imunisasi pada anak telah berhasil mengurangi secara nyata beberapa penyakit menular seperti difteri, pertusis, tetanus, polio, hepatitis, campak dan lain-lain (Djauzi, 2009). Pemberian imunisasi seringkali menimbulkan dampak bagi bayi. Reaksi yang timbul setelah pemberian imunisasi disebut Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau adverse events following immunization yaitu semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Pada keadaan tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari (arthritis kronik pasca vaksinasi rubella), atau bahkan 42 hari (infeksi virus campak vaccine-strain pada pasien imunodefisiensi pasca vaksinasi campak, dan polio paralitik serta infeksi virus polio vaccine-strain pada resipien non imunodefisiensi atau resipien imunodefisiensi pasca vaksinasi polio) (Cahyono, 2010). Salah satu KIPI dalam kegiatan imunisasi, seperti timbul bengkak bahkan abses pada bekas suntikan vaksin yang disebabkan jarum tidak steril. Contoh lain adalah kelenjar limfe misalnya di daerah ketiak, atau lipat paha membengkak dan terasa sedikit nyeri. Ini akibat aktivitas sistem kekebalan tubuh yang menerima vaksin tersebut (Depkes, 2007). Kondisi tersebut dapat menimbulkan kecemasan pada ibu sehingga ibu enggan untuk mengimunisasikan bayinya, maka dibutuhkan motivasi baik dari dalam maupun dari luar ibu seperti tenaga kesehatan atau keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian
Maimuna
(2010) diketahui bahwa terdapat
hubungan antara dampak pasca pemberian imunisasi DPT dengan tingkat kecemasan ibu. Kecemasan adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan merupakan kekuatan yang besar yang menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku normal maupun tingkah laku yang menyimpang, yang terganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan dan penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu (Gunarsa, 2008). Ibu dalam mengimunisasikan balitanya membutuhkan keamanan. Hal ini sesuai dengan Hierarki Kebutuhan Manusia Maslow yaitu kebutuhan keamanan dan kebutuhan cinta dan memiliki. Kebutuhan keamanan mencakup rasa aman, kestabilan, keteraturan, keamananan fisik, bebas dari rasa takut, perlindungan dan terkadang ketergantungan. Kebutuhan cinta dan memiliki, yaitu kebutuhan yang penuh dengan kasih sayang. Kebutuhan ini diekspresikan melalui kontak dengan orang terdekat, kelembutan hati, afeksi dan keakraban saat berbagi waktu bersama (Christensen & Kenney, 2009). Program imunisasi dasar lengkap pada anak dapat sukses dengan adanya motivasi ibu dalam mengimunisasikan bayinya. Motivasi adalah sesuatu kekuatan dasar yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat untuk memenuhi adanya kebutuhan agar tercapai keseimbangan (homeostatis) (Sunaryo, 2004). Motivasi mengarahkan pada pembelajaran antara lain, penguat perilaku, pemuas kebutuhan, pengurang ketidakkonsistenan yang tidak enak akibat disonansi kognitif, pencarian faktor penyebab yang dikenal sebagai atribusi, kepribadian dimana motivasi ternyata merupakan karakteristik
tetap (Bastable, 2002). Motivasi yang kuat dapat menumbuhkan keyakinan serta menghilangkan keragu-raguan, kecemasn dan rasa takut (Armala, 2011). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2010 diketahui imunisasi dasar lengkap pada anak 0-12 bulan adalah 91,1% (Depkes, 2010). Cakupan imunisasi dasar lengkap Propinsi Jawa Tengah Tahun 2010 terdiri dari HB 0 (78%), BCG (80%), DPT1-HB1 (79,9%), DPT-HB3 (78%), Polio 1 (77,5%), Polio 4 (72%) dan campak (78%) (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2012). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupten Pekalongan diketahui target imunisasi dasar tahun 2009 di Puskesmas Kedungwuni I sebanyak 877 sudah tercapai target (118,7%), tahun 2010 target 868 anak (112%) dan tahun 2011 target 813 anak (110,6%). Dari data tersebut diketahui setiap tahun terjadi penurunan hasil pencapaian imunisasi anak usia 0-12 bulan. di wilayah Puskesmas Kedungwuni I pada bulan Juni 2012 sebanyak 835 anak dan yang dropt out (DO) DPT 1/ HB 3 sebanyak 1,7%, DPT/HB1-campak sebanyak 3% dan polio 1-4 sebanyak 15,8%. Hal ini menggambarkan angka droup out (DO) semakin meningkat karena ibu tidak melakukan imunisasi dasar lengkap pada bayinya. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu Pasca Imunisasi dengan Motivasi Ibu Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap pada Anak Usia 0-12 bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013.” Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan ibu pasca
imunisasi dengan motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 0-12 bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013. METODE Rancangan penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni I. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua anak usia 012 bulan di wilayah Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan pada bulan Mei 2013 sebanyak 835 orang. Sampel penelitian ini adalah orang tua anak usia 012 bulan di wilayah Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan pada bulan Mei 2013 sebanyak 84 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan wawancara. Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data, Teknik korelasi yang digunakan korelasi product moment (r). Hasil uji reliabilitas diperoleh alfa cronbach’ s sebesar 0,924 > 0,6 sehingga kuesioner dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai kuesioner dalam penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari penelitian Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan diketahui tingkat pendidikan responden sebagian besar pendidikan dasar 55 (65,5%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 (n= 84) Tingkat Pendidikan
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Pendidikan dasar Pendidikan menengah Pendidikan tinggi Jumlah
55 24 5 84
65,5 28,6 6 100 %
Dan dari penelitian karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan Orang Tua diketahui sebagian besar pekerjaan responden adalah buruh 45 (53,6%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 (n= 84) Pekerjaan
Frekuensi (n)
Buruh Pedagang/ wiraswasta Pekerja swasta PNS Jumlah
Persentase (%)
45 31 6 2 84
53,6 36,9 7,1 2,4 100
Hasil penelitian Analisis Univariat Tingkat Kecemasan Ibu Pasca Imunisasi yang telah dilakukan pada orang tua anak usia 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni Kabupaten Pekalongan didapatkan nilai mean sebesar 39,21, median sebesar 41,00, nilai minimum sebesar 23, nilai maksimum sebesar 55 dan standar deviasi sebesar 8,335. Hasil pengkategorian tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi adalah sebagian besar 47 (56%) ibu mengalami kecemasan ringan pasca imunisasi
dengan
keluhan
sakit
kepala/nyeri
leher
saat
anak
akan
diimunisasi23,8%,mimpi buruk memikirkan akibat yang ditimbulkan dari imunisasi28,6%,merasa jantung berdebar sangat cepat pada saat anak terjadi kejang52,4%. Hasil kategori tingkat kecemasan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Pasca Imunisasi di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 (n=84) Tingkat Kecemasan
Frekuensi (n)
Tidak ada kecemasan Kecemasan ringan Kecemasan sedang Kecemasan berat Total
37 47 0 0 84
Persentase (%) 44 56
100 %
Hasil penelitian motivasi ibu memberi imunisasi dasar lengkap didapatkan nilai mean: 12,27, median: 12,00, nilai minimum: 6,
maksimum: 17 dan standar
deviasi 3,250. Setelah dikategorikan dengan cut off point menggunakan nilai media (12) maka hasil penelitian memberi imunisasi dasar lengkap adalah sebagian besar 43 (51,2%) motivasi ibu dalam memberikan imunisasi dasar lengkap adalah rendah pada responden dengan jawaban ibu tahu manfaat imunisasi setelah mendapat penyuluhan dari perawat kesehatan 81%,ibu mengimunisasikan anak secara rutin agar mendapat piagam penghargaan dari pemerintah 56%,ibu tetap mengimunisasikan anaknya walaupun sudah diberi tahu efek samping imunisasi54,8%,ibu mengimunisasikan agar dihargai orang lain50%,anak ibu diimunisasi rutin setiap bulannya50%. Hasil kategori motivasi ibu memberi imunisasi dasar lengkap dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Motivasi Ibu Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 (n=84) Motivasi Ibu Tinggi Rendah Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
41 43 84
48,8 51,2 100 %
Hasil Analisis Bivariat korelasi sperman rank diperoleh nilai r sebesar -0,432. Hal ini berarti antara terdapat hubungan yang sedang antara tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi dengan motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada
anak usia 0-12 bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan dan mempunyai arah hubungan yang negatif. Hal ini berarti semakin ibu tidak mengalami kecemasan pasca imunisasi maka semakin tinggi motivasi ibu untuk memberikan imunisasi pada anak usia 0-12 bulan dan dapat dilihat pada diagram tebar berikut ini : Diagram 4.1 Diagram Tebar Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu Pasca Imunisasi dengan Motivasi Ibu Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 (n=84)
15.0
Motivasi
12.5
10.0
7.5
30
40
50
Kecemasan
Hasil uji statistik diperoleh value sebesar 0,000< 0,05. Hasil penelitian dikatakan ada hubungan tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi dengan motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 0-12 bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan seperti pada tabel 4.5. Tabel 4. 5. Distribusi Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu Pasca Imunisasi dengan Motivasi Ibu Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 (n= 84)
Tingkat Kecemasan Tidak ada kecemasan Kecemasan ringan Total
Motivasi Ibu dalam Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap Tinggi Rendah Total F % f % f % 9 24,3 28 75,7 37 44 32 68,1 15 31,9 47 56 41 43 84 100
ρ value
rs
0,000
-0,432
Berdasarkan tabel silang, diketahui dari 47 orang yang mengalami kecemasan ringan, terdiri dari 32 orang (68,1%) mempunyai motivasi tinggi dan 15 orang (31,9%) motivasi rendah. Dari 37 orang yang tidak mengalami kecemasan, terdiri dari 9 orang (24,3%) mempunyai motivasi tinggi dan 15 orang (31,9%) motivasi rendah. Hal ini menggambarkan bahwa ibu yang mengalami kecemasan ringan mempunyai motivasi yang rendah untuk memberikan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan. Hasil tabulasi silang tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi diketahui sebagian besar (35,7%) ibu yang tidak mengalami kecemasan adalah ibu dengan pendidikan dasar. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Karkteristik Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Pasca Imunisasi di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 (n=84)
Tingkat Pendidikan Pendidikan dasar Pendidikan menengah Pendidikan tinggi Total
Tingkat Kecemasan Tidak ada Kecemasan Ringan kecemasan F % f % 30 35,7 25 29,8 7 8,3 17 20,2 0 0 5 6,0 37 44 47 56
Tabulasi silang pekerjaan dengan tingkat kecemasan
Total f 55 24 5 84
% 65,5 28,6 6,0 100
ibu pasca imunisasi
diketahui sebagian besar (31%) ibu yang tidak mengalami kecemasan adalah ibu yang bekerja sebagai buruh . Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Karkteristik Pekerjaan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Pasca Imunisasi di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 (n=84)
Buruh
Tingkat Kecemasan Tidak ada Kecemasan Ringan kecemasan F % f % 26 31 19 22,6
f 45
% 53,6
Pedagang/ wiraswasta
10
11,9
21
25
31
36,9
Pekerja swasta
1
1,2
5
6
6
7,1
PNS
0
0
2
2,4
2
2,4
Total
37
44
47
56
84
100
Pekerjaaan
Tabulasi silang tingkat pendidikan dengan motivasi ibu dalam
Total
memberikan
imunisasi dasar lengkap diketahui sebagian besar (44%) ibu yang mempunyai motivasi yang rendah berpendidikan dasar. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4. 8 Distribusi Frekuensi Karakteristik Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Ibu dalam Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 (n=84)
Pendidikan dasar
Motivasi Ibu dalam Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap Tinggi Rendah F % f % 18 21,4 37 44
f 55
% 65,5
Pendidikan menengah
18
21,4
6
7,1
24
28,6
Pendidikan tinggi
5
6
0
0
5
6,0
Total
41
48,8
43
51,2
84
100
Tingkat Pendidikan
Tabulasi silang tingkat pendidikan dengan motivasi ibu dalam
Total
memberikan
imunisasi dasar lengkap diketahui sebagian besar (40,4%) ibu yang mempunyai motivasi yang rendah adalah ibu yang bekerja sebagai buruh. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pekerjaan dengan Motivasi Ibu dalam Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 (n=84)
Buruh
Motivasi Ibu dalam Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap Tinggi Rendah F % f % 11 13,1 34 40,9
f 45
% 53,6
Pedagang/ wiraswasta
22
26,2
9
10,7
31
36,9
Pekerja swasta
6
7,1
0
0
6
7,1
PNS
2
2,4
0
0
2
2,4
Total
41
44,8
43
51,2
84
100
Pekerjaaan
Total
Berikut pembahasan hasil penelitian yang dilakukan pada 84 responden, mengenai tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi dengan motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 0 – 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan. 1. Tingkat Kecemasan Ibu Pasca Imunisasi Hasil penelitian menujukkan bahwa sebagian besar (56%) ibu mengalami kecemasan ringan pasca imunisasi dan sebagian kecil (44%) tidak ada kecemasan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Naim (2010) analisis didapatkan hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dan kecemasan ibu. Ibu yang berpendidikan dasar sebagian besar (32,1%) tidak mengalami kecemasan, sedangkan yang berpendidikan menengah sebagian besar (20,2%) mengalami kecemasan ringan dan yang berpendidikan tinggi semuanya mengalami kecemasan ringan. Kecemasan ibu yang berpendidikan tinggi dikarenakan ibu merasa takut terjadi sakit yang berkelanjutan karena ibu mengetahui tentang efek samping imunisasi seperti panas, nyeri atau bahkan abses, sehingga ibu merasa khawatir. Hal ini sesuai dengan Suliswati (2005)
yang menyatakan bahwa respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Respon responden terhadap kecemasan ditunjukkan dengan jantung berdebar sangat cepat saat anak mengalami kejang. Hal ini dapat dilihat dari distribusi frekuensi bahwa 44 orang (52,4%) responden sering mengalami jantung berdebar saat anak mengalami kejang dikarenakan ada 2orang ibu trauma karena ibu pernah mengalami pada anak yang pertama sedangkan bagi ibu yang lain hanya membayangkan seandainya terjadi kejang pada anaknya. terdapat sebagian kecil responden yaitu 1 orang (1,2%) yang menunjukkan respon tangan dingin dan sering basah saat memikirkan anak akan diimunisasi. Trauma pasca imunisasi seperti bengkak, nyeri pada bekas suntikan, demam dapat menimbulkan traumatik pada ibu sehingga timbul kecemasan ibu untuk memberikan imunisasi pada anaknya. Hal ini sesuai dengan penelitian Maimunah (2010) menyatakan bahwa salah satu faktor predisposisi terjadinya kecemasan adalah peristiwa traumatik. Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional. Ibu yang bekerja sebagai buruh tani sebagian besar (31%) tidak mengalami kecemasan. Hal ini disebabkan ibu tidak akan terganggu aktivitas di luar rumah setelah bayi ibu mengalami efek samping dari imunisasi terutama DPT dan campak dan ibu dapat dengan mudah mengatur waktu bekerja yang tidak terjadwal. Hal ini sesuai hasil penelitian Ali (2010) yang menyatakan bahwa
sikap dan perilaku tentang imunisasi pada ibu tidak bekerja lebih baik daripada ibu bekerja. 2. Motivasi Ibu dalam Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar (51%) motivasi ibu dalam memberikan imunisasi dasar lengkap adalah rendah dan sebagian kecil (48,8%) mempunyai motivasi yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ignatyas (2012) yang mengindikasikan bahwa diperlukan motivasi yang lebih meningkat. Sedangkan Motivasi adalah sesuatu kekuatan dasar yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat untuk memenuhi adanya kebutuhan agar tercapai keseimbangan (homeostatis) (Sunaryo, 2004). Ibu yang berpendidikan dasar , sebagian besar (41,7%) mempunyai motivasi rendah karena ibu tidak mudah untuk menerima informasi karena keterbatasan pengetahuan dan sumber daya manusia yang dimiliki sedangkan ibu yang berpendidikan akademi/ perguruan tinggi semuanya mempunyai motivasi tinggi. Ibu yang mempunyai pendidikan akademi/ perguruan tinggi lebih termotivasi untuk memberikan imunisasi dasar lengkap karena imunisasi sudah menjadi kebutuhan akan rasa aman. Ibu yang bekerja sebagai pekerja swasta dan pegawai negeri sipil (PNS) semuanya mempunyai motivasi yang tinggi. Ibu yang bekerja lebih mudah memperoleh informasi tentang manfaat imunisasi dasar lengkap pada bayi sehingga ibu termotivasi untuk memberikan bayinya imunisasi dasar lengkap.
Motivasi ibu dalam memberikan imunisasi dasar lengkap dipengaruhi salah satu kebutuhan manusia yaitu kebutuhan rasa aman tidak mengalami trauma pasca imunisasi dan aman dari infeksi penyakit lain sebagai akibat adanya kekebalan yang ditimbulkan setelah diberikan imunisasi. Abraham Maslow dalam Notoatmojo (2007) menyebutkan bahwa ketika kebutuhan fisiologi (dasar) manusia sudah tercukupi maka individu mempunyai kebutuhan rasa aman yaitu jaminan kebutuhan yang berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas perlindungan bebas dari rasa takut, cemas dan sebagainya, karena adanya kebutuhan inilah manusia membuat peraturan undang-undang mengembangkan kepercayaan, membuat sistim, sama halnya kebutuhan rasa aman pada jaminan kesehatan pada anak. Maslow menggunakan piramida tersebut sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasan mengenai teori hirarki kebutuhan, sehingga manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dari distribusi frekuensi dapat diketahui motivasi ibu yang tinggi untuk memberikan imunisasi dasar lengkap yaitu terdapat 80 orang (95,2%) yang tetap akan mengimunisasikan anaknya walaupun terjadi panas setelah diimunisasi dan 76 orang (90,5%) mengimunisasikan
karena sudah tahu
manfaatnya. Hasil penelitian Ade Lestari,dkk (2012) menunjukan bahwa ibu bekerja termotivasi secara ekstrinsik dengan intergrited regulation sebagai level motivasi yang dominan karena nilai kepercayaan dan keyakinan. Hal ini menggambarkan bahwa ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi karena sudah tahu manfaat dan efek samping yang ditimbulkan imunisasi.
Motivasi ibu yang rendah untuk memberikan imunisasi dasar lengkap yaitu terdapat 47 orang (56%) memberikan imunisasi karena ibu ingin mendapatkan piagam penghargaan dari pemerintah saja tapi kesadaran dari dalam diri pribadi ibu belum sepenunya termotivasi Hal ini menggambarkan ibu termotivasi untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada anaknya karena faktor ekstrinsik yaitu mendapatkan pujian dan bangga bila dapat dijadikan contoh tauladan bagi ibu yang lain. 3. Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu Pasca Imunisasi dengan Motivasi Ibu Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap pada Anak Usia 0-12 bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Berdasarkan hasil sperman rank diperoleh value sebesar 0,000< 0,05. yang berarti ada hubungan tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi dengan motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 0-12 bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan, dengan nilai r sebesar 0,432. Hal ini berarti terdapat hubungan yang sedang antara tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi dengan motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 0-12 bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan dan mempunyai arah hubungan yang negatif. Hal ini berarti semakin ibu tidak mengalami kecemasan pasca imunisasi maka semakin tinggi motivasi ibu untuk memberikan imunisasi pada anak usia 0-12 bulan. Ibu tidak mengalami kecemasan dan mempunyai motivasi rendah untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayinya, ibu khawatir dengan efek
samping yang ditimbulkan setelah pemberian imunisasi. Hal tersebut menyebabkan ibu mengalami trauma pasca imunisasi karena anaknya mengalami demam, bengkak atau nyeri pada bekas suntikan akan mengalami kecemasan terhadap keadaan anaknya bila dilakukan imunisasi lanjutan. Efek samping yang ditimbulkan imunisasi merupakan suatu peristiwa traumatik yang membekas sehingga menimbulkan kecemasan. Keadaan ini menyebabkan kebutuhan ibu akan rasa aman tidak terpenuhi, sehingga ibu tidak termotivasi untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi ibu. Hal ini merugikan bagi ibu dan anaknya karena anaknya tidak akan mendapatkan kekebalan tubuh yang akan melindungi anak dari penyakit menular dan ibu dihadapkan pada suatu kondisi kecemasan yang terus menerus karena keadaan anak yang rentan terhadap penyakit menular. Upaya yang dapat digunakan sebagai media dalam memotivasi ibu untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-12 bulan adalah meningkatkan upaya promosi kesehatan dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang imunisasi dan dijelaskan indikasi dan efek samping dari imunisasi tersebut sehingga ibu atau orang tua tidak akan timbul kecemasan terhadap anaknya setelah diimunisasi. Upaya ini diharapkan dapat mencegah penyakit menular dan menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak usia 0 – 12 bulan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni I. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Maryam (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan dengan kekuatan korelasi
lemah antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan ketaatan kunjungan imunisasi bayi. KETERBATASAN PENELITIAN Kualitas data dalam pengumpulan data penelitian, ada satu responden merasa bingung dalam mengisi kuesener menjawab pertanyaan
yang
sehingga ada kemungkinan dalam
yang tidak dimengerti apa yang dimaksud mungkin
hasilnya kurang mewakili secara kualitatif. Instumen penelitian menggunakan Zung Anxiety Rating Scale yang pertanyaan
berisi
gejala fisiologis maupun psikologis yang sebenarnya untuk
mengetahui respon terhadap suatu peristiwa yang sedang dihadapi bukan waktu yang lampau. PENUTUP Penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu Pasca Imunisasi dengan Motivasi Ibu Memberikan Imunisasi Dasar Lengkap pada Anak Usia 0-12 bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan” dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat kecemasan ibu diketahui sebagian besar (56%) mengalami kecemasan ringan pasca imunisasi,motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap diketahui sebagian besar (51%) mempunyai motivasi yang rendah,terdapat hubungan tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi dengan motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 0-12 bulan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan dengan ρ value sebesar 0,000 dan korelasi spearman rank sebesar 0,432, yang berarti antara tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi dengan motivasi ibu memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak
usia 0-12 bulan adalah hubungan yang sedang. saran untuk petugas kesehatan, sebaiknya memberikan informasi yang lengkap tentang imunisasi dasar lengkap dan efek samping yang ditimbulkan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kecemasan pada ibu pasca imunisasi sehingga ibu termotivasi untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-12 bulan. Untuk Ibu yang mempunyai anak usia 0-12 bulan,ibu sebaiknya mengimunisasikan bayi usia 0-12 secara lengkap untuk memberikan perlindungan kekebalan tubuh dan memanfaatkan fasilitas konseling di posyandu untuk memperoleh informasi selengkaplengkapnya tentang imunisasi dan efek samping yang ditimbulkan sehingga ibu tidak mengalami kecemasan akibat efek samping yang ditimbulkan pasca imunisasi .Bagi peneliti yang lain,disarankan perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang kecemasan dengan pendekatan yang berbeda dan sampel yang diteliti spesifik (pasien yang mengalami kecemasan berat atau panik) sehingga kecemasan lebih terlihat dan variabel (keluarga, interpersonal, dan behaviour) lebih tergali lagi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan petugas kesehatan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan tentang imunisasi agar ibu memperoleh informasi tentang manfaat dan efek samping imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan dan mencegah kecemasan ibu tentang efek samping imunisasi. Petugas kesehatan lebih memotivasi ibu untuk tetap memberikan imunisasi dasar bagi bayi usia 0-12 bulan. Bagi pelaksana program imunisasi Puskesmas Kedungwuni I diharapkan mengagendakan kegiatan penyuluhan rutin tentang imunisasi kepada masyarakat
terutama pada calon pengantin dan ibu hamil, serta orang tua yang mempunyai anak usia 0-12 bulan agar tidak ada lagi anak usia 0-12 bulan yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan bahkan drop out (DO). KEPUSTAKAAN Ade Lestari dkk (2012). Motivasi Ibu Bekerja dalam memberikan ASI Eksklusif di PT. Dewhirst Men’s Wear Indonesia. Bandung : Universitas Padjadjaran. Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: Penerbit EGC. Bastable, S. (2002). Perawat sebagai Pendidik. Jakarta: Penerbit EGC. Cahyono. (2010). Vaksinasi. Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Djauzi, S. (2009). Raih Kembali Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Depkes,RI. (2010). Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Direktorat Jendral PP&PL. ________. (2007). Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. www.depkes.go.id, diunduh tanggal 27 Agustus 2012 ________. (2012). Riset Kesehatan Dasar Nasional. www.depkes.go.id, diunduh tanggal 27 Agustus 2012 Gunarsa, S.D. (2008). Psikologi Perawatan. Jakarta: Penerbit Gunung Mulia. Human,D.R. (2010). Angka Kematian Bayi di Indonesia Masih Tinggi. http://www.kabarbisnis.com, diunduh tanggal 27 Agustus 2012 Ignatyas, P. I. (2012). Hubungan Motivasi Ibu balita dengan Frekuensi kunjungan Posyandu di Kelurahan Lamper Tengah Kecamatan Semarang. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang. Mahmudah, A.S. (2007). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio dengan Tingkat Kecemasan Pasca Imunisasi Polio pada Anaknya di Posyandu Margasari Tasikmalaya. Yogyakarta: Stikes Surya Medika.
Maryam, V. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Ketaatan Kunjungan Imunisasi Bayi di Posyandu Ngudi Luhur. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret. Nurjannatunna’im. (2010). Hubungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dalam Menghadapi Persalinan di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. www.scribd.com diunduh tanggal 1 September 2012. Maimunah,S.( 2010). Hubungan Dampak Pasca Pemberian Imunisasi DPT dengan Tingkat Kecemasan Ibu di Posyandu Keboan Sikep. Wilayah Kerja Puskemas Gedangan.Vol.III.No. 2 Agustus. 2012. www.jurnal.pdii.lipid, diunduh tanggal 1 September 2012 Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Penerbit EGC. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit EGC. Zung,W.W.K.1997.Rating Anxiety for Anxiety Disorder Physchosomatic.USA: Mosby Company.