2 Manfaat Penelitian ini memiliki manfaat yaitu untuk memberikan data normal berupa sonogram lambung, duodenum, dan pankreas pada kucing kampung (Felis catus). Manfaat lain yang diharapkan dari penelitian ini yaitu sebagai data pembanding ukuran lambung, duodenum, dan pankreas pada kucing dengan ras lain.
TINJAUAN PUSTAKA Kucing Kampung (Felis catus) Kucing merupakan karnivora kecil dari famili Felidae yang telah dijinakkan selama ribuan tahun (Suwed dan Budiana 2006). Kucing adalah salah satu hewan kesayangan yang sering dijadikan sebagai hewan peliharaan. Manusia juga sering membutuhkan kucing untuk mengontrol yang merusak tanaman (Lipinski et al. 2007). Menurut Fowler (1993) kucing diklasifikasikan ke dalam: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub Filum : Vertebrata Kelas : Mamalia Ordo : Carnivora Sub Ordo : Conoidea Famili : Felidae Sub Famili : Felinae Genus : Felis Spesies : Felis catus Gambar 1 adalah contoh kucing kampung yang digunakan dalam penelitian ini.
Gambar 1 Kucing kampung (Felis catus)
Kucing yang sehat cenderung terlihat lincah, mempunyai rambut yang cerah, sikap berdiri dan kondisi fisik yang baik. Menurut Widodo et al. (2011) kucing sehat memiliki suhu tubuh berkisar antara 38.0 oC – 39.3 oC, frekuensi pernapasan 26-48 kali/menit, dan frekuensi nadi 110-130 kali/menit.
3 Anatomi Lambung, Duodenum, dan Pankreas Lambung kucing dapat dibagi menjadi dua daerah, yaitu kranial dan kaudal. Berdasarkan regionya lambung terbagi menjadi 4 bagian diantaranya kardia, fundus, korpus pada daerah kranial dan pilorus pada daerah kaudal. Kardia merupakan daerah sempit perbatasan antara lambung dengan esofagus. Fundus merupakan bagian pada lambung yang biasa terlihat adanya gas pada saat radiografi abdomen dan terlihat hiperekhoik pada pemeriksaan ultrasonografi (USG). Fundus merupakan bagian lambung setelah kardia dan berada di bagian kiri lambung. Korpus merupakan bagian terbesar dari lambung yang menghubungkan fundus dengan pilorus (Suchodolski 2008). Menurut Steiner et al. (2008) batas pilorus ditandai dengan penebalan otot sirkuler. Usus halus terdiri dari 3 bagian yang dimulai dengan duodenum, jejunum, dan ileum. Duodenum dimulai setelah pilorus, berukuran pendek, dan terfiksasi pada bagian dorsal dari abdomen oleh mesoduodenum. Jejunum dan ileum merupakan bagian usus halus yang tidak terfiksasi dengan baik. Secara umum, kedua usus tersebut berada pada posisi ventral dari abdomen (Dyce et al. 2002). Saluran usus pada dasarnya adalah tabung berotot dengan berbagai diameter dan struktur mukosa yang berbeda di setiap bagian dari saluran tersebut (duodenum, jejunum, ileum). Variasi diameter, struktur mukosa dan fungsi berhubungan dengan peran fisiologis yang berbeda dari masing-masing daerah (Steiner et al. 2008). Dinding usus dan lambung dibagi menjadi empat lapisan yaitu mukosa, submukosa, tunika muskularis, dan serosa. Lapisan ini bisa terlihat dalam pemeriksaan USG berdasarkan perbedaan ekhogenitasnya (Steiner et al. 2008). Menurut Suchodolski (2008) dinding lambung bagian mukosa dan submukosa yang kosong akan menjadi lipatan-lipatan. Pankreas merupakan kelenjar berukuran relatif kecil dan berhubungan dengan duodenum di dorsal rongga abdomen, pankreas terdiri dari dua lobus panjang, lobus kanan terletak di dorsal duodenum dan kemudian berjalan ventral dari ginjal kanan dan lobus kaudatus hati. Lobus kiri berjalan antara antrum lambung dan kolon transversal, sebelah dorsal limpa. Bagian lobus yang lebih tipis dari pankreas memanjang pada permukaan kaudal lambung yang berhadapan dengan limpa di dalam omentum (Dyce et al. 2002). Skema anatomi organ dalam abdomen dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Skema anatomi organ dalam abdomen. a: kardia; b: fundus; c: korpus; d: pilorus; e & f: duodenum desenden & asenden; g & h: pankreas lobus kanan & kiri; i: jejunum; j: ileum; k: kolon asenden; l: sekum; m: kolon transversal; n: kolon desenden; o: limpa (Noviana 2012).
4 Pemeriksaan Darah Pemeriksaan darah merupakan salah satu pemeriksaan laboratoris yang penting untuk mengetahui status kesehatan bagi setiap individu. Pengujian darah bertujuan untuk pemeriksaan kesehatan secara umum, penunjang diagnosis terhadap pasien, pemeriksaan kemampuan tubuh melawan infeksi dan mengevaluasi perkembangan dari status penyakit tertentu. Pemeriksaan darah perlu dilakukan untuk meyakinkan bahwa kucing yang digunakan dalam kondisi sehat. Pemeriksaan darah yang dilakukan yaitu pemeriksaan hematologi rutin dan kimia darah. Pemeriksaan hematologi lengkap meliputi pemeriksaan hemoglobin, leukosit, trombosit, eritrosit, hematokrit, dan diferensiasi sel darah putih (Jain 1993). Pemeriksaan kimia darah berupa SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transminase) dan SGOT (Serum Glutamat Oksaloasetat Transminasi). Keduanya merupakan enzim transaminase yang dihasilkan terutama oleh sel–sel hati. Keadaan sel–sel hati yang rusak akan diikuti dengan peningkatan kadar kedua enzim tersebut. Enzim SGPT berperan dalam deaminasi asam amino, pengeluaran gugus amino dari asam amino (Guyton dan Hall 1997; Hayes 2007). Adanya kerusakan sel-sel parenkim hati atau permeabilitas membran akan mengakibatkan enzim GOT (Glutamat Okasaloasetat Transminase) dan GPT (Glutamat Piruvat Transminase), arginase, laktat dehidrogenase dan Gamma Glutamil Transminase bebas keluar sel, sehingga enzim masuk ke pembuluh darah melebihi keadaan normal dan kadarnya dalam darah meningkat (Girindra 1986). Indikator yang lebih baik untuk mendeteksi kerusakan jaringan hati adalah SGOT dan SGPT, karena kedua enzim tersebut akan meningkat terlebih dahulu dan peningkatannya lebih drastis bila dibandingkan dengan enzim-enzim lainnya (Amin 1995; Calbreath 1982). Adanya kerusakan pada hati, otot jantung, pankreas, otak, ginjal dan otot rangka bisa dideteksi dengan mengukur kadar SGOT. Kadar SGOT bisa menjadi tinggi pada kasus seperti hepatitis, radang pankreas, malaria, infeksi hati stadium akhir, dan adanya penyumbatan pada saluran empedu. Kadar SGPT menjadi tinggi pada kerusakan hati kronis dan hepatitis. Kadar SGPT dan SGOT dianggap abnormal jika nilai yang didapat 2-3 kali lebih besar dari nilai normalnya. Melalui hasil tes laboratorium, keduanya dianggap memberi gambaran adanya gangguan pada hati. Gangguan pada hati seperti perlemakan memperbesar kemungkinan terjadinya pankreatitis yang merupakan indikasi bahwa pankreas dalam kondisi tidak normal atau tidak sehat (Amin 1995). Hubungan antara kesehatan hati dan pankreas juga disebabkan karena kesamaan pada awal tahap perkembangan embrional. Hati dan pankreas merupakan perkembangan dari kelenjar usus yang pada tahap dewasa akan membentuk saluran yang bermuara di duodenum.
Ultrasonografi (USG) Aplikasi USG pertama pada hewan digunakan untuk mengukur ketebalan pada ternak potong seperti sapi potong dan babi, berikutnya mulai digunakan untuk mendiagnosis kebuntingan pada domba dan kambing serta estimasi ketebalan lemak pada kuda. Aplikasi USG dewasa ini digunakan sebagai alat
5 bantu diagnostik suatu penyakit dengan melihat gambaran organ dalam hewan (Noviana et al. 2012).
Prinsip Kerja Ultrasonografi Prinsip kerja USG menggunakan prinsip yang disebut pulse-ekho. Ultrasound pulse ditransmisikan melalui transduser dan berpindah menembus jaringan tubuh yang lebih profundal. Ekho akan terjadi jika ultrasound pulse mengenai permukaan struktur tertentu atau organ interface di dalam tubuh hewan, ekho yang terjadi akan dikembalikan ke transduser dan disebut gelombang ekho (Noviana et al. 2012). Gelombang ekho atau suara yang kembali ke transduser bertanggung jawab untuk memproduksi gambar. Semakin besar jumlah ekho/suara yang kembali ke transduser semakin terang gambar yang ditampilkan pada layar (Mannion 2006).
Karakteristik Transduser Mannion (2006) menyatakan bahwa di dalam sebuah transduser terdapat kristal piezoelectric yang menentukan frekuensi gelombang suara yang keluar. Transduser memiliki tujuan ganda yaitu mengubah energi listrik menjadi energi suara dan energi suara menjadi energi listrik kembali. Diameter kristal bervariasi tergantung tujuan penggunaan transduser. Kristal pada transduser memproduksi gelombang suara dengan karakteristik semakin tinggi frekuensi ultrasound yang dihasilkan oleh transduser maka resolusi gambar yang dihasilkan akan semakin tinggi, tetapi atenuasi yang dihasilkan juga semakin besar sehingga daya penetrasinya rendah. Transduser dengan frekuensi yang tinggi biasanya digunakan untuk superficial imaging.
Prinsip Interpretasi Gambar Prinsip interpretasi gambar USG berdasarkan kepada derajat atau intensitas ekho yang kembali menuju transduser. Menurut Widmer et al. (2004) ada tiga jenis ekho yang dapat dilihat pada sonogram, antara lain hiperekhoik atau echogenic, hipoekhoik atau echopoor dan anekhoik. Hiperekhoik menunjukkan ekhogenitas tinggi, artinya ekho yang dihasilkan terang sehingga terlihat warna putih pada hasil sonogram. Hiperekhoik menunjukkan highly-reflective interface, contohnya tulang, udara, kolagen dan lemak. Hipoekhoik menunjukkan ekhogenitas rendah, artinya ekho yang dihasilkan sedikit sehingga terlihat warna abu-abu pada hasil sonogram. Hipoekhoik menunjukkan intermediate reflection/transmission, contohnya semua jaringan lunak. Menurut Arambulo dan Wrigley (2003) jaringan lunak mampu melemahkan sebagian gelombang suara USG yang di transmisikan. Anekhoik menunjukkan tidak ada ekho yang dihasilkan sehingga terlihat warna hitam pada hasil sonogram. Anekhoik menunjukkan gelombang suara yang ditransmisikan seluruhnya, contohnya cairan,
6 urin dan darah. Cairan termasuk anekhoik walaupun kehadiran suatu partikulat didalamnya akan menyebabkan terbentuknya ekho (Noviana et al. 2012).
Ultrasonografi Lambung, Duodenum, dan Pankreas Normal Kucing Gas di saluran pencernaan biasanya mengganggu transmisi gelombang ultrasound dan dapat memproduksi artefak. Pengisian air ke dalam lambung yang kosong harus dilakukan sebelum pemeriksaan ultrasonografi. Hal ini bertujuan agar lambung menggelembung dan gas dapat berpindah. Dinding lambung dan usus memiliki struktur lapisan yang dapat ditembus dengan tranduser resolusi tinggi. Terdapat empat lapisan saluran pencernaan yang bisa diidentifikasi melalui ultrasonografi dari lumen sampai serosa. Permukaan mukosa terlihat hiperekhoik karena berdekatan dengan lumen, lapisan mukosa terlihat hipoekhoik, submukosa terlihat hiperekhoik, muskularis mukosa terlihat hipoekhoik, dan serosa terlihat hiperekhoik. Lapisan mukosa sering terlihat lebih tebal daripada lapisan muskularis mukosa, tetapi terlihat sama tebal saat terjadi gerakan peristaltik (Penninck dan d’Anjou 2008). Sonogram lambung dan duodenum normal menurut Penninck dan d’Anjou (2008) dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Sonogram lambung, duodenum, dan pankreas; A: sonogram pankreas berbentuk seperti kait di bagian paling distal dari lobus kiri, B dan C: sonogram lambung dengan posisi hewan dorsal recumbency pada posisi transduser transversal dan sagital, D: keberadaan gas dan feses dalam saluran pencernaan seringkali membuat accoustic shadowing (S), E dan F: sonogram duodenum dengan posisi hewan dorsal recumbency pada posisi transduser transversal dan sagital (Penninck dan d’Anjou 2008).
Menurut Penninck dan d’Anjou (2008) ketebalan dinding, lapisan, dan motilitas saluran pencernaan dapat di evaluasi dengan ultrasonografi. Ukuran dinding saluran pencernaan akan berubah jika terjadi kerusakan. Ketebalan saluran pencernaan dipengaruhi oleh tingkat distensi dan ukuran hewan. Menurut Kealy dan McAllister (2000) saat relaksasi dinding lambung berukuran tebal 2-3 mm. Dinding duodenum memiliki tebal maksimal 5 mm (Penninck dan d’Anjou 2008). Variasi ketebalan dinding tiap segmen saluran pencernaan normal di anjing dan kucing dapat dilihat pada Tabel 1.
7 Tabel 1. Ketebalan dinding pada tiap segmen saluran pencernaan normal di anjing dan kucing Organ Anjing (mm) Kucing (mm) Lambung
2-5
1.7-3.6
Doudenum
3-6
2.0-2.5
Jejunum
2-5
2.0-2.5
Ileum Colon
2-4 2-3
2.5-3.2 1.4-2.5
Sumber : Penninck et al. (1989); Newell et al. (1999); Goggin et al. (2000); dan Delaney et al. (2003)
Pankreas merupakan kelenjar yang relatif berukuran kecil dan berhubungan dengan duodenum di dorsal rongga abdomen. Pemeriksaan pankreas cukup sulit untuk dilakukan. Kedekatan posisi anatomi pankreas dengan lambung dan duodenum mempersulit pencitraan jika terdapat akumulasi gas di saluran pencernaan tersebut. Sonogram yang menunjukkan pankreas yang mengalami pembesaran akan terlihat tidak beraturan dan hiperekhoik (Noviana et al. 2012). Sonogram pankreas normal menurut Penninck dan d’Anjou (2008) dapat dilihat pada Gambar 3 (A).
METODE Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Juli 2012 di Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Hewan Penelitian Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 4 ekor kucing kampung jantan (Felis catus) yang berumur 3-5 tahun dengan bobot badan 3.0-4.0 kg. Kucing berasal dari lingkar Kampus IPB Dramaga
Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas : 1 set peralatan ultrasonografi tipe dua dimensi merk Sonodop S8®, transduser frekuensi 7.5 MHz, sarung tangan, pencukur rambut, tabung penampung darah/ vacutainer, cooler box, kandang kucing, alas kandang, spoit 1 ml, 3 ml dan 20 ml, tourniquet, stetoskop, termometer, stopwatch, gunting, kapas, stomach tube, flash disk, dan kamera digital untuk mendokumentasikan hasil penelitian.