Manajemen Pusat Data (Studi Kasus: PT.X Jakarta) Ayu Wulandari Harjono, Suhardi Kelompok Keahlian Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
[email protected] Abstraksi Pusat Data merupakan pusat pemrosesan data yang didukung dengan perangkat (keras dan lunak) untuk pengolahan data, dikenal juga sebagai pusat komputerisasi. Pengadaan Pusat Data perlahan menjadi kebutuhan bagi perusahaan/organisasi dengan skala tertentu, dimana Pusat Data akan mendukung sistem informasi organisasi/perusahaan. Hingga saat ini belum ditemukan arsitektur dan panduan standar yang dapat dijadikan acuan dalam proses perencanaan pembangunan suatu Pusat Data. Biro konsultan Teknologi Informasi, yang melayani permintaan pembangunan suatu Pusat Data, biasanya memiliki pola masing-masing dalam proses perencanaan pembangunan dan pengelolaan Pusat Data. Hal-hal tersebut memicu dilakukannya penelitian tentang Pusat Data yang akan difokuskan pada bagaimana pembangunan dan pengelolaan suatu Pusat Data, tahapan dan komponen apa saja yang terlibat didalamnya.. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini berupa panduan/pedoman standar yang dapat digunakan dalam pengelolaan Pusat Data. Untuk melakukan validasi hasil penelitian maka diadakan studi kasus di PT. X Jakarta, dimana PT.X merupakan lembaga penyedia jasa kustodian (pemelihara) sentral dan penyelesaian transaksi efek di Pasar Modal Indonesia yang telah memanfaatkan Pusat Data guna mendukung pengelolaan sumber daya informasi yang dimiliki.
Kata Kunci : Data, Pusat Data, Pengelolaan Pusat Data, Panduan Standar Pengelolaan Pusat Data
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data yang dikelola dan dimanfaatkan dengan baik dapat menghasilkan informasi yang merupakan salah satu sumber daya strategis bagi suatu organisasi. Peran informasi menjadi sangat penting dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Standar acuan yang tepat dalam pengelolaan data, dengan memperhitungkan perangkat keras dan/atau perangkat lunak pendukung (faktor lojik dan fisik), dapat menjadi salah satu kunci sukses untuk menghasilkan dan mendistribusikan informasi yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pelaku organisasi.
yang dimiliki, PT. X telah membangun Pusat Data (Data Center). Pengelolaan sumber daya informasi dapat dikatakan sudah dilakukan dengan baik, meski belum optimal
1.2 Teori 1.2.1 Pusat Data Data Center (Pusat Data) merupakan pusat pemrosesan data yang didukung dengan perangkat (keras dan lunak) untuk pengolahan data, dikenal juga sebagai pusat komputerisasi [7] Perangkat keras yang dimaksud berupa sejumlah besar peralatan elektronik, khususnya komputer dan perangkat komunikasi [8].
PT.X Jakarta merupakan lembaga penyedia jasa kustodian (pemelihara) sentral dan penyelesaian transaksi efek di Pasar Modal Indonesia. Sebagai suatu lembaga penyedia jasa, PT.X memiliki visi menjadi depositori sentral unggulan tingkat dunia dan organisasi yang menjadi acuan bagi Pasar Modal Indonesia, serta berperan aktif dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, PT. X membutuhkan pengelolaan sumber daya informasi yang baik, serta pengembangan sistem informasi organisasi yang baik. Guna mendukung pengelolaan sumber daya informasi
Pusat Data dapat dikatakan sebagai aset penting suatu perusahaan., karena optimasi aset Pusat Data memungkinkan perusahaan meningkatkan efektifitas pemeliharaan bisnis. Optimasi yang dimaksud adalah Pusat Data harus mengurangi biaya dan meningkatkan kemampuannya untuk merespon perubahan di lingkungan bisnis. Pendekatan yang dilakukan untuk optimasi ini adalah pendekatan siklus-hidup untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya bisnis demi perubahan ke arah yang lebih baik.
e-Indonesia Initiative 2007 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 25-26 April 2007, Jakarta
1
Sebelum membangun suatu Pusat Data, hal yang mutlak diketahui adalah elemen apa saja yang harus dimiliki oleh suatu Pusat Data. Elemen kunci pada suatu Pusat Data adalah: power generator, battery backup/flywheel, switch gear, chiller, UPS, jaringan, perlindungan gempa, pemadam api, keamanan, pengawasan dan kendali [7]. Elemen dasar perancangan dititikberatkan pada skalabilitas, redudansi, dan resiliency. Penggunaan kendali pencegahan tergolong sebagai elemen tambahan. Pada implementasinya dimungkinkan ditemui beberapa macam arsitektur untuk suatu Pusat Data, bergantung pada jasa biro konsultan Teknologi Informasi yang digunakan. Cisco menetapkan arsitektur Pusat Data saat ini lebih mempertimbangkan infrastruktur [1]. Perhatikan gambar 1.
Gambar 1 Arsitektur Pusat Data Saat Ini
Gambar 3 Siklus PDCA Adapun tahapan pada PDCA, yaitu: 1. Plan Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis masalah.
Gambar 2 Arsitektur Pusat Data Virtual
Tantangan Pusat Data saat ini lebih kepada penggunaan sumber komputasi dan penyimpanan rendah, manajemen multiple points, kebijaksanaan keamanan yang tidak konsisten, dan konsekuensi biaya yang mahal sebanding dengan skala Pusat Data yang diinginkan. Perkembangan ke arah infrastruktur yang berorientasi layanan akan mengubah arsitektur di atas menjadi arsitektur yang dapat dilihat pada gambar 2 [1]. Manfaat yang didapat dari Pusat Data ini antara lain: utilisasi yang lebih baik, biaya administrasi yang lebih rendah, reduksi asset, ketersediaan layanan tambahan, dan penyebaran layanan baru menjadi lebih cepat.
1.2.2 PDCA (Plan-Do-Check-Act) PDCA (Plan-Do-Check-Act) merupakan serangkaian proses sederhana yang digunakan sebagai alat bantu pendukung pelaksanaan perubahan berkelanjutan (terusmenerus) yang bersifat dinamis [3,9]. Ide tentang siklus PDCA pertama kali dikemukakan oleh Walter Shewhart pada bukunya "Statistical Method From the Viewpoint of Quality Control“ pada tahun 1939. Ide tersebut dimodifikasi dan dipopulerkan oleh W. Edwards Demming, sehingga kemudian dikenal sebagai siklus Demming.
e-Indonesia Initiative 2007 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 25-26 April 2007, Jakarta
1.3
2.
Do Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah mengembangkan dan menguji solusi potensial.
3.
Check Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah mengevaluasi hasil yang didapat pada tahap ke-2, mengukur efektifitas solusi yang diterapkan, dan menganalisis apakah dibutuhkan improvisasi atau tidak sebagai penanganan masalah tersebut.
4.
Act Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan implementasi solusi sepenuhnya
Formulasi Masalah
Penelitian ini pada akhirnya akan menghasilkan: life-cycle (siklus hidup), arsitektur standar dan standar panduan (guideline) pengelolaan pusat data sebagai sumber daya informasi organisasi. Formulasi masalah untuk mendapatkan hasil akhir tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melakukan studi pustaka & pengkajian Pusat Data, 2. Melakukan pengumpulan data, 3. Meng-analisis data, 4. Mem-formulasikan hasil analisis, 5. Mem-validasi hasil.
2 PEMBAHASAN 2.1 Usulan Arsitektur Standar Pusat Data Selain untuk, arsitektur pusat data dapat memudahkan dalam rangkaian proses pembangunan suatu pusat data dan menjadi bahan acuan atau bahan pertimbangan ketika pusat data yang sudah ada akan dikembangkan. Sebelumnya tidak ditemukan arsitektur standar yang dapat dijadikan acuan oleh para pihak pengembang. Karena, secara fisik suatu pusat data dapat segera dibangun dan difungsikan ketika elemen-elemen standar yang menjadi 2
prasyarat pembangunan pusat data terpenuhi. Pihak konsultan memilih untuk menjadikan infrastruktur pusat data yang hendak dibangun sebagai bahan pertimbangan utama dalam penetapan arsitektur. Selain itu, ciri khas yang membedakan dari berbagai arsitektur tersebut, masing-masing biro konsultan menetapkan perangkat keras yang berbeda yang merupakan produk dari produsen tertentu dengan spesifikasi tertentu.
2.
Sistem komputer Adapun yang termasuk dalam kelompok sistem komputer adalah: o Perangkat keras komputasi, o sistem operasi, dan o perangkat penyimpanan (storage) .
3.
Infrastruktur Infrastruktur yang dimaksud di sini adalah: o Infrastruktur jaringan, o Infrastruktur data, dan o Infrastruktur telekomunikasi.
Usulan arsitektur standar dari suatu pusat data, yang tergambarkan dalam bentuk diagram blok pada gambar 3, tidak mengabaikan keseluruhan elemen penting pusat data. Masing-masing blok mewakili beberapa bagian/elemen, baik itu yang berada di internal pusat data maupun eksternal pusat data. Arsitektur ini dapat diterapkan dengan syarat ruangan yang akan digunakan telah ditetapkan sebelumnya, dan ruangan tersebut sesuai dengan kriteria minimum.
yang digunakan sebagai mediator antara pusat data dengan pihak luar pusat data, yaitu: user yang berada dalam lingkungan perusahaan/organisasi, user internal yang mengakses pusat data dari luar area perusahaan, user eksternal yang sekedar membutuhkan informasi umum tentang perusahaan/organisasi.
Users
Aplikasi
Sistem Komputer
4.
Fasilitas pendukung Data Center (pusat data) Perangkat yang dimaksud sebagai fasilitas pendukung pusat data antara lain: o Power, backup power (power generator), pendukung kualitas power o UPS (Uninterruptible Power Supplies) o Sistem pendingin dan HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) o Sistem pendeteksi air (kebocoran, banjir) & sistem pelindung air o Sistem pencegahan (termasuk: sistem pendeteksi api dan asap) dan pemadam kebakaran o Sistem pemadam api non-konvensional o Sistem perlindungan gempa o Sistem penangkal petir o Sistem pengamanan (kamera, petugas keamanan) o Sistem monitoring & control
5.
Ruangan Data Center * (opsional) Ruangan yang dimaksud adalah ruang fisik yang memenuhi persyaratan, atau setidaknya persyaratan minimum dengan kekuatan lantai mampu menahan bobot keseluruhan perangkat di dalam pusat data.
6.
Gedung * (opsional) Untuk beberapa kasus, ruangan yang digunakan sebagai pusat data berada di gedung yang sama dengan lokasi utama perusahaan/organiasi. Ada juga perusahaan yang menempatkan pusat data di gedung yang berbeda (baik dengan atau tanpa pertimbangan), namun masih dalam area yang sama.
DATA CENTER
Gambar 4 Usulan ArsitekturInfrastruktur Standar Pusat Data Berikut ini merupakan penjelasan gambar di atas: Fasilitas Pendukung Data Center 1. Aplikasi Aplikasi akan menjadi mediator antara user dengan pusat data. Perusahaan/organisasi ada kalanya menggunakan lebih dari *Gedung satu aplikasi *Ruangan pada pusat data, dengan kebutuhan. Datadisesuaikan Center Aplikasi yang dimaksud di sini adalah: o aplikasi (sistem) utama, o basisdata, dan o aplikasi-aplikasi pendukung lainnya: aplikasi penyimpanan (storage fabric applications) • replikasi, • server-less backup, • point in time copy, • proteksi data kontinu, • manajemen volume
aplikasi sistem pertahanan (adaptive threat defense) • layanan firewall virtual • pencegahan gangguan virtual • DoS (Denial of Services) guard • Anti-virus jaringan • Proteksi Host aplikasi untuk optimasi • virtual server balancing • web, video & file caching • wide area optimization • SSL offload • TCP offload
e-Indonesia Initiative 2007 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 25-26 April 2007, Jakarta
3
2.2
Usulan Siklus Hidup Pusat Data
Bergerak dari siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act) dan kajian atas beberapa referensi tentang pusat data, maka dibuatlah usulan siklus hidup yang bersesuaian untuk suatu Pusat Data. Perhatikan gambar di bawah ini!
DC Plan
DC Evaluatio
DC Developmen t&
DC Operation &
Gambar 5 Usulan Siklus Hidup Pusat Data Siklus yang terlihat pada gambar 4 ini bergerak dari proses perencanaan (DC Plan). Sebelum membangun pusat data, maka ada baiknya jika mengetahui terlebih dahulu pusat data seperti apa yang diinginkan oleh perusahaan/organisasi (apakah pusat data yang standar, atau ada kebutuhan lain yang sifatnya spesifik yang diperlukan untuk kelengkapan pusat data tersebut nantinya). Hal ini tentunya dikaitkan dengan strategi TI (Teknologi Informasi) dan bisnis, serta visi teknologi yang selaras dengan kebutuhan bisnis saat ini dan kebutuhan bisnis di masa datang. Dalam proses ini pihak pengelola akan bekerja sama dengan pihak manajemen dan divisi yang berkepentingan. Kemudian akan didefinisikan kebutuhan-kebutuhan (spesifikasi ruang, power, perangkat keras, perangkat lunak, dsb) dan batasan-batasan pusat data yang akan dibangun. Hasil pendefinisian tersebut selanjutnya akan menjadi acuan dalam pembangunan arsitektur pusat data. Spesikasi kebutuhan tersebut nantinya akan dikombinasikan dengan analisis proses dan perkiraan kemampuan. Selanjutnya pembangunan dan penggunaan Pusat Data (DC Development & Deployment) dapat dilakukan segera setelah tahapan perencanaan selesai dilaksanakan. Hasil perencanaan diimplementasikan; Serangkaian proses instalasi peralatan, uji coba, konfigurasi, uji konektivitas dan uji inter-operabilitas dilakukan. Ketika pusat data telah selesai dibangun, maka tahapan berikutnya yang dilakukan adalah pengoperasian dan perawatan pusat data (DC Operation & Maintenance). Pusat data digunakan untuk kepentingan sistem perusahaan/organisasi secara penuh, diuji sekeligus dimonitoring. Nantinya akan diketahui apakah tujuan yang diinginkan sudah tercapati atau belum, apakah pusat data e-Indonesia Initiative 2007 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 25-26 April 2007, Jakarta
sudah sesuai dengan yang direncanakan atau belum, apakah ada masalah lain yang ditemukan (bug). Hasil dari tahap ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan perubahan sistematis dan kebutuhan training. Selanjutnya, untuk kepentingan perbaikan/peningkatan kualitas pusat data dan/atau pengembangan pusat data, proses yang akan berperan penting adalah proses evaluasi (DC Evaluation). Hasil evaluasi pusat data ini (apakah dalam bentuk modifikasi parameter tertentu, teridentifikasinya masalah baru, atau adanya perubahan lain) nantinya akan menjadi bahan acuan proses analisis, namun kali ini lebih ke arah pengembangan pusat data yang sudah dibangun (sudah ada sebelumnya).
2.3
Usulan Guideline Manajemen Pusat Data
(Panduan)
Usulan siklus hidup yang dihasilkan pada sub bab 3.2 selanjutnya akan digunakan untuk menurunkan poin-poin usulan panduan (guideline) yang dapat digunakan dalam proses manajemen pusat data. 1. DC Plan a. Identifikasikan tujuan pembangunan pusat data; b. Analisis pilihan ukuran/skala pusat data; c. Analisis kebutuhan pusat data (disesuaikan dengan kebutuhan organisasi/perusahaan); d. Analisis kapasitas pusat data (baik untuk penyimpanan dan distribusi data); e. Analisis biaya kebutuhan pusat data i. Akuisisi perawatan software dan perawatan; ii. Pengembangan software dan perawatan; iii. Personil (permanen, tidak tetap, kontrak, dll.); iv. Integrasi sistem; v. Persediaan; vi. Pelatihan; vii. Operasional; viii. Dokumentasi; ix. Pembelian hardware/fasilitas pendukung, sewa, upgrade, perawatan; x. Sistem telekomunikasi dan layanan; xi. Layanan professional; xii. Biaya tak terduga. f.
g. h. i.
Analisis hasil evaluasi (dilakukan setelah pembangunan pusat data, siklus pertama selesai); Dokumentasikan hasil identifikasi dan analisis Buat perencanaan pengembangan pusat data; Buat penjadwalan pengembangan pusat data; 4
j.
Buat struktur untuk pengendalian pengembangan pusat data; k. Tentukan skala pusat data; l. Definisikan standar konfigurasi untuk: i. Aplikasi; ii. Sistem komputer; iii. Infrastruktur; iv. Fasilitas pendukung; v. Setting keamanan untuk sistem operasi & aplikasi; vi. Setting keamanan fisik.
t. u.
m. Petakan ruang lokasi pusat data sesuai fungsi; n. Tentukan area sirkulasi dan area kosong (yang tidak digunakan); o. Definisikan titik-titik komunikasi; p. Tentukan distribusi kabel dan infrastruktur; q. Definisikan prosedur-prosedur ( = SOP) yang berlaku dalam pusat data: i. Prosedur keamanan (fisik/lojik); ii. Prosedur instalasi dan konfigurasi (aplikasi, sistem komputer, infrastruktur, fasilitas pendukung); iii. Prosedur pengoperasian (aplikasi, sistem komputer, infrastruktur, fasilitas pendukung); iv. Prosedur kontrol password & sistem keamanan (fisik & lojik); v. Prosedur distribusi data; vi. Prosedur penyimpanan data; vii. Prosedur disposal data; viii. Prosedur backup data; ix. Prosedur kebersihan ruang; x. Prosedur akses ruangan pusat data; xi. Prosedur pengujian (testing); xii. Prosedur maintenance; xiii. Prosedur monitoring; xiv. Prosedur dokumentasi; xv. Prosedur dan indikator evaluasi. r. Tetapkan penanggungjawab pusat data dan pihak-pihak yang memiliki akses terhadap pusat data, tetapkan otoritas dan tugas masing-masing; s. Tetapkan klasifikasi data/informasi dalam pusat data: i. Public Data/informasi dapat digunakan bebas oleh umum (internal/eksternal perusahaan). ii. Proprietary Data/informasi hanya dapat di-rilis sesuai kebijakan pihak manajer, dengan dukungan ISO dan pihak manajemen senior. iii. Confidential Data/informasi tidak berlaku untuk umum. e-Indonesia Initiative 2007 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 25-26 April 2007, Jakarta
2.4
Definisikan rencana ekspansi pusat data untuk beberapa waktu ke depan; Dokumentasikan hasil perencanaan.
2.
DC Development & Deployment a. Implementasikan solusi pusat data yang telah dipilih dan dirancang pada trial basis atau pilot basis; i. Lakukan instalasi dan konfigurasi (aplikasi, sistem komputer, infrastruktur, fasilitas pendukung); ii. Lakukan pengujian konektivitas dan interoperabilitas; b. Dokumentasikan hasil pengimplementasian.
3.
DC Operation & Maintenance a. Lakukan pengoperasian sesuai SOP yang sudah ditetapkan pada tahap “DC Plan”; b. Lakukan pengujian terhadap pusat data sesuai prosedur; c. Lakukan monitoring terhadap pusat operasi jaringan; d. Lakukan monitoring terhadap perangkat keras (sistem komputer, infrastruktur, fasilitas pendukung); e. Lakukan monitoring terkait dengan kebersihan internal pusat data; f. Maintenance terhadap sistem komputer, infrastruktur & fasilitas pendukung dilakukan berkala (sesuai jadwal telah yang didefinisikan); g. Dokumentasikan dalam bentuk log book operation & maintenance.
4.
DC Evaluation a. Lakukan evaluasi sesuai prosedur dan menggunakan indikator yang telah ditetapkan pada tahap “DC Plan” i. Review kondisi dan kemampuan eksisting pusat data; ii. Review prosedur-prosedur (termasuk prosedur evaluasi dan indikatorindikatornya); iii. Evaluasi personil pendukung. b.
Definisikan pertimbangan: i. upgrade Data Center (acuan: kebutuhan, trend); ii. perubahan prosedur-prosedur; iii. upgrade personil pendukung;
c.
Dokumentasikan hasil evaluasi
Studi Kasus PT. X
5
Hasil observasi lapangan dan dokumen menunjukkan bahwa arsitektur pusat data yang dimiliki oleh PT.X telah memenuhi standar yang diusulkan sebagai hasil penelitian ini. Jika dilihat dari segi pemenuhan kebutuhan infrastruktur dan performansi pusat data, PT. X termasuk dalam kategori baik. Ketersediaan perangkat (komputasi dan penyimpanan) dengan kemampuan handal menjadi perhatian utama PT. X sehubungan dengan efek yang ditimbulkan apabila terjadi kegagalan proses transaksi. Meski pusat data yang dimiliki PT. X bukan termasuk kategori pusat data besar dan kompleks, namun pihak PT. X tetap memperhatikan kondisi fisik dan fasilitas pendukung ruang pusat data (pendukung jaringan, saluran udara, raised-floor, pemadam api, sistem pendingin, suhu ruangan, power, dll). Kebiasaan baik dengan memberikan label pada perangkat juga diterapkan oleh pihak PT. X. Selain itu, PT. X juga telah membangun DRC (Disaster Recovery Center) untuk mengantisipasi bila terjadi gangguan besar terhadap pusat data utama (status DRC aktif, sudah berfungsi). Bobot perhatian pada DRC tersebut sama dengan bobot perhatian PT. X pada pusat data utama. Keamanan pusat data, baik itu keamanan secara fisik (pusat data) maupun keamanan data yang dimiliki (baca: yang menjadi tanggungjawab PT. X), berada dalam taraf terjamin. Untuk keamanan fisik, pihak PT. X diuntungkan dengan sistem pengamanan fisik oleh pihak BEJ. Sehingga PT. X dapat berkonsentrasi penuh pada pengamanan data yang keluar-masuk sistem utama. Hal yang patut menjadi perhatian (poin kritis) pihak PT.X dalam pengelolaan pusat datanya adalah: 1. Dokumentasi Sejak awal pembangunan pusat data, pihak PT.X tidak mendokumentasikan apa-apa yang berkaitan dengan perancangan pusat data. Dokumentasi hasil test life antara pusat data dan DRC yang dilakukan mulai tahun 2006 dinilai sebagai proses pendokumentasian yang terlambat mengingat DRC telah diakftifkan beberapa tahun sebelumnya. Namun, proses pendokumentasian yang terlambat itu dapat dijadikan awal membudayakan kebiasaan pendokumentasian apa-apa yang berkaitan dengan pusat data dan DRC. Hasil dokumentasi dapat menjadi bahan acuan yang sangat membantu dalam proses evaluasi dan pengembangan pusat data. 2. Perencanaan Kapasitas Pihak PT.X sangat memperhatikan ketersediaan sumber daya, secara teratur memeriksa ketersediaan dan kondisinya yang tercatat dalam daftar sumber daya. Monitoring & pelaporan dilakukan berkala. Adanya kalanya insiden terjadi, berkaitan dengan masalah kapasitas (capacity planning), dimana pihak PT.X disulitkan dengan tidak diketahuinya e-Indonesia Initiative 2007 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 25-26 April 2007, Jakarta
kebutuhan minimum untuk aplikasi utama yang digunakan. Hal tersebut menyebabkan tidak mudahnya pihak PT.X menentukan kapan proses perhitungan kembali sumber daya perangkat komputasi, penyimpanan, dan komunikasi harus dilakukan. Hingga kini penyelesaian untuk masalah ini adalah dengan pengadaan sumber daya baru dengan spesifikasi setinggi-tingginya untuk menaikkan performansi, tanpa memperhitungkan bahwa sumber daya yang dimiliki sebelumnya sudah memadai. Kedua poin kritis tersebut kemudian dijadikan acuan untuk melakukan perubahan/perbaikan. Berpatokan pada panduan (guideline) yang diusulkan, maka hal-hal yang perlu dilakukan oleh pengelola pusat data PT.X adalah sebagai berikut: 1. Sebagai hasil evaluasi kondisi pusat data saat ini (setelah observasi lapangan dan dokumen), maka ditetapkan tujuan perubahan/perbaikan pusat data, yaitu: a. prosedur dokumentasi, b. jadwal pendokumentasian, c. template dokumen, d. prosedur asesmen kapasitas, e. jadwal asesmen kapasitas. 2. Melakukan analisis kebutuhan biaya yang dibutuhkan sepanjang masa perubahan/perbaikan. 3. Mendokumentasikan hasil analisis. 4. Mendefinisikan prosedur dokumentasi, jadwal pendokumentasian, template dokumen (yang akan digunakan seterusnya), dan prosedur asesmen kapasitas (hasil pelaksanaannya akan digunakan dalam tahap perencanaan kapasitas di siklus berikutnya) serta jadwal pelaksanaan asesmen kapasitas. 5. Menetapkan penjadwalan pengembangan dengan target yang sudah ditentukan. 6. Menetapkan pihak-pihak yang bertugas sebagai penanggung jawab penyelesaian masingmasing target. 7. Mendokumentasikan hasil perencanaan. 8. Mengimplementasikan solusi yang telah dipilih dan dirancang. 9. Mendokumentasikan hasil pengimplementasian. 10. Melaksanakan prosedur dokumentasi dan prosedur asesmen kapasitas sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 11. Melakukan pengujian terhadap kedua prosedur di atas. 12. Mencatat hasil pelaksanaan dan pengujian dalam bentuk log-book. 13. Melakukan evaluasi terhadap prosedur dokumentasi dan prosedur asesmen kapasitas, jadwal yang ditetapkan untuk pelaksanaan keduanya, serta evaluasi terhadap template dokumen yang disepakati. 14. Mendokumentasikan hasil evaluasi. 6
3
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis arsitetur-arsitektur pusat data yang telah ada sebelumnya, maka penulis mengusulkan bentuk arsitektur standar dari suatu pusat data yang mengabaikan faktor produk dari produsen tertentu dengan spesifikasi tertentu, dan menurunkan masing-masing elemennya tanpa mengabaikan tiga faktor perangkat yang terdapat dalam suatu pusat data secara umum (yaitu: perangkat komputasi, perangkat penyimpanan, dan perangkat jaringan). Siklus hidup yang diturunkan dari siklus PDCA (Plan-DoCheck-Act) menjadi usulan untuk digunakan sebagai siklus hidup pusat data secara umum. Penamaan proses menyesuaikan dengan tujuan penerapan siklus, yaitu untuk mengelola suatu pusat data. Usulan siklus hidup pusat data kemudian diturunkan untuk mendapatkan usulan guideline (panduan) untuk Manajemen Pusat Data. Penggunaan panduan yang diusulkan sebagai pendukung proses manajemen pusat data penyelenggara jasa kustodian di PT.X dapat dikatakan sebagai tahap uji coba terhadap panduan tersebut, dan hasilnya akan menjadi salah satu acuan untuk perubahan/perbaikan panduan hingga mencapai status “panduan-valid” dan “panduanstandar”
4
Daftar Pustaka [1] Cicso, “Cisco Business Ready Data Center”, Cisco System Inc., 2005 [2] “Ensiklopedi Teknologi Informasi “, 2005, http://www.total.or.id. [3] Heizer, Jay, Render, Barry, “Manajemen Operasi - Edisi Ketujuh”, Penerbit Salemba Empat, 2005 [4] Jayaswal, Kailash, “Administering Data Centers: Servers, Storage, and Voice Over IP”, Wiley Publishing Inc., 2006. [5] Menasce, Daniel & Almeida, Virgilio A.F., “Capacity Planning for Web Performance: Metrics, Models, and Methods”, Prentice Hall, 1998. [6] Menasce, Daniel, Almeida, Virgilio A.F., & Dowdy, Lawrence W. “Performance by Design: Computer Capacity Planning by Example”, Prentice Hall, 2004. [7] Patel, Chandrakant D., Shah, Amip J.,” Cost Model for Planning, Development and Operation of a Data Center”, Hewlett-Packard Development Company, L.P., 15 Maret 2006, http://www.hpl.hp.com. [8] Snevely, Rob, “Enterprise Data Center Design and Methodology” , Prentice Hall, 2002. [9] Wikipedia, 2005, http://en.wikipedia.org.
e-Indonesia Initiative 2007 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 25-26 April 2007, Jakarta
7