Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Jakarta Pusat) Viory Sabila Shifa, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone +62.21 53696969 - +62.21 53696999
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan Penelitian, ialah untuk mengetahui penerimaan pajak kendaraan bermotor pada Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Jakarta Pusat dengan melihat tata cara pemungutan pajak kendaraan bermotor, hambatan-hambatan yang dihadapi dalam peningkatan pajak kendaraan bermotor serta upaya-upaya dalam menghadapi hambatan pada periode 2011-2012. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah analisis kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara dengan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Jakarta Pusat. Hasil yang dicapai bahwa pencapaian target dan realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor pada SAMSAT Jakarta Pusat selama periode 2011-2012 tidak mencapai target yang ditetapkan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ketidakpatuhan wajib pajak merupakan penyebab tidak tercapainya target yang ditetapkan. (VSS) Kata Kunci Target dan Realisasi, Pajak Kendaraan Bermotor, Jakarta Pusat, dan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT).
Pendahuluan Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang paling besar. Hal tersebut terjadi karena salah satu fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Pajak di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat memiliki 8 jenis pajak. Sedangkan Pajak Daerah memiliki 10 jenis pajak yang dibagi menjadi 4 pajak Propinsi dan 6 pajak Kabupaten/ Kota. Tidak hanya pajak pusat yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan. Akan tetapi pajak daerah juga mempunyai peranan penting, karena pajak daerah menjadi salah satu sumber pembiayaan dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dalam rangka meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Penerimaan pajak daerah berasal dari berbagai sumber, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor dan atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah sesuatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alatalat besar yang bergerak. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Pajak kendaraan bermotor dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan produksi dan jumlah kendaraan bermotor. Jadi dapat dikatakan hampir setiap satu keluarga bisa memiliki lebih dari 1 motor, karena jumlah kendaraan bermotor yang bertambah meningkat setiap tahunnya. Dengan banyaknya jumlah kendaraan bermotor tentunya akan membuat potensi penerimaan pajak kendaraan bermotor Provinsi DKI Jakarta yang semakin meningkat. Salah satunya di daerah Jakarta Pusat. Dalam wilayah Jakarta Pusat nilai jual beli kendaraan bermotor semakin lama juga semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan wilayah Jakarta Pusat juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan pajak kendaraan bermotor Provinsi DKI Jakarta. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan studi ini ditujukan untuk menganalisis seberapa besar tingkat penerimaan pajak kendaraan bermotor khususnya didaerah Jakarta Pusat dalam kurun waktu 2011-2012. Dengan ini, maka dibuatlah karya tulis dengan judul “Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Periode 2011-2012 (Studi Kasus Samsat Jakarta Pusat)” untuk diteliti lebih lanjut.
Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian yaitu dengan melakukan pengumpulan data dan metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis risetnya adalah eksploratoria 2. Dimensi waktunya yaitu menggunakan banyak waktu 3. Kedalaman riset ini yaitu studi kasus 4. Metode Pengumpulan data dilakukan dengan a) Observasi b) Wawancara c) Kepustakaan d) Dokumentasi 5. Unit analisanya yaitu instansi Hasil dan Bahasan Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu pajak daerah yang memiliki potensi yang besar dalam menaikan pendapatan asli daerah DKI Jakarta. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan pajak kendaraan bermotor menjadi pajak yang potensial, yaitu: 1. Tingginya tingkat jumlah Kendaraan Bermotor dan industri otomotif Produksi kendaraan bermotor yang terus meningkat dan Industri otomotif yang terus melakukan inovasi-inovasi dalam teknologi mesin membuat para konsumen ingin memiliki kendaraan bermotor tersebut. Dengan begitu tingkat pembelian kendaraan bermotor juga ikut meningkat. Sehingga dengan banyaknya pengguna kendaraan bermotor maka dapat dikatakan pajak kendaraan bermotor akan ikut terkena dampak yang positif. 2. Meningkatnya pendapatan per kapita penduduk Dengan meningkatnya pendapatan per kapita penduduk, menyebabkan timbulnya dorongan dalam dinamika masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi. Sehingga dinamika ini ikut mendorong meningkatnya potensi penerimaan pajak kendaraan bermotor. 3. Fasilitas kredit kepemilikan kendaraan yang mudah DKI Jakarta adalah kota dengan jumlah kendaraan yang banyak. Hal ini disebabkan pengkreditan kendaraan bermotor yang mudah. Dengan tingkat uang muka yang terjangkau, tingkat bunga yang rendah, dan angsuran kredit yang tidak terlalu besar membuat para pengguna kendaraan bermotor banyak melakukan kredit kendaraan bermotor. Dengan kemudahan kredit kendaraan bermotor maka jumlah subjek pajak kendaraan bermotor akan bertambah. Dengan begitu potensi penerimaan pajak kendaraan bermotorpun akan meningkat. 4. Sarana transportasi umum yang kurang memadai Dengan tingkat aktivitas yang tinggi yang terjadi di kota jakarta, maka dibutuhkan pula transportasi yang seharusnya memadai. Akan tetapi, DKI Jakarta sepertinya belum mampu untuk mewujudkan transportasi yang aman dan nyaman. Sehingga membuat para warga DKI Jakarta lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum. Dari faktor-faktor diatas dapat dilihat bahwa pajak kendaraan merupakan pajak yang potensial dalam penerimaan pendapatan asli daerah DKI Jakarta. Oleh karena itu, pajak
kendaraan bermotor sangat berperan penting dalam pendapatan asli daerah maupun pajak daerah. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan kekayaan, dan Lain-lain PAD yang sah. Dari semua hal tersebut, pajak daerah memberikan kontribusi yang paling besar bagi pendapatan asli daerah. Dalam pajak daerah terdapat salah satu pajak yang juga ikut memberikan peran atas meningkatnya pendapatan asli daerah, yaitu pajak kendaraan bermotor. Pajak kendaraan bermotor ini merupakan pajak daerah yang menjadi primadona diantara pajak daerah yang lain. Dikarenakan pajak ini termasuk pajak yang bernilai besar. Untuk itu kita dapat melihat kontribusi yang diberikan oleh pajak kendaraan bermotor kepada pendapatan asli daerah seperti yang akan ditunjukan pada grafik dibawah ini Grafik 4.4 Peranan PKB Terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta
Sumber: BPKD dan Dinas Pelayanan Pajak Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Pajak Kendaraan Bermotor juga ikut turut serta dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Dapat dilihat dalam tabel berikut kontribusi yang diberikan oleh sektor pajak daerah khusunya pajak kendaraan bermotor. Mekanisme Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pelayanan pemungutan pada Samsat Jakarta pusat terdapat enam pelayanan yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pelayanan Pendaftaran Kendaraan Baru Pelayanan Kendaraan Bermotor Tukar Nama Pendaftaran Kendaran Bermotor Khusus Pendaftaran Pengesahan STNK Setiap Tahun Pendaftaran Perpanjangan STNK Setelah 5 Tahun Pendaftaran Ranmor Pindah Keluar Daerah
Secara garis besar pelayanan dalam melakukan pemungutan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor sama saja yang mebedakaannya yaitu setiap pelayanan memiliki persyaratan yang berbeda-beda. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Jakarta Pusat Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Jakarta Pusat dipengaruhi oleh jumlah kendaraan yang ada di Jakarta Pusat.
Sumber: SAMSAT Jakarta Pusat Dari grafik 4.6 dapat dikatakan bahwa penerimaan pajak kendaraan bermotor berfluktuasi setiap bulannya. Pada bulan-bulan awal realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor meningkat secara signifikan, bahkan melampaui rencana anggaran yang telah ditentukan. Akan tetapi pada bulan-bulan akhir, penerimaan yang diterima tidak meningkat seperti pada bulan-bulan awal dan realisasi penerimaannya belum dapat mencapai anggaran yang telah ditentukan. Pada tahun 2011, realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor hanya terjadi sebesar 93.6% dari rencana yang telah ditetapkan. Berarti terjadi ketidak tercapaian target. Hal ini terjadi akibat adanya kurangnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Pada tahun 2011 banyak kendaraan yang belum daftar ulang sehingga menyebabkan realisasi penerimaan tidak tercapai target. Grafik 4.7. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Wilayah Jakarta Pusat Tahun 2012
Sumber: SAMSAT Jakarta Pusat Dari grafik diatas kita dapat melihat penerimaan tahun 2012 terjadi secara berfluktuasi sama seperti tahun 2012. Tapi ada yang berbeda, yaitu penerimaan tertinggi terjadi pada bulan oktober. Pada tahun 2012 penerimaan pajak kendaraan bermotor sama dengan tahun 2011 terjadi ketidaktercapaian target. Realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor wilayah Jakarta Pusat hanya mencapai 97.5% dari target. Hal ini terjadi akibat banyaknya kendaraan yang mutasi keluar daerah. Seperti yang kita ketahui pada tahun 2012 memang pajak kendaraan bermotor DKI Jakarta tidak mencapai target dikarenakan banyaknya kendaraan bermotor yang melakukan mutasi keluar daerah dan itu juga dialami oleh wilayah Jakarta Pusat. Hambatan Dalam Peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam melakukan pungutan pajak tentunya akan terdapat hambatan-hambatan dalam mencapai target yang diinginkan. Begitu pula dengan Samsat Jakarta Pusat dalam memungut pajak kendaraan bermotor. Hambatan yang terjadi antara lain yaitu : 1. Kurangnya kepatuhan wajib pajak 2. Penghindaraan tarif pajak progresif 3. Kendaraan yang mutasi keluar daerah Upaya Dalam Peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam meningkatkan penerimaan pajak kendaraan bermotor maka Dinas Pelayanan Pajak bersama Samsat Jakarta Pusat melakukan upaya-upaya yang antara lain yaitu : 1. Peningkatan Sistem Pelayanan Sistem pelayanan yang dibuat oleh Dinas Pelayanan Pajak ada 3 yaitu:
2. 3. 4. 5. 6.
A. Samsat Drive Thru B. Gerai Samsat C. SAMLING Pemberian Surat Panggilan Penagihan BDU Pemberian Keringanan Denda Pemeriksaan Harian Pemberian Informasi Melalui Media
Simpulan dan Saran Simpulan 1. Samsat Jakarta Pusat merupakan wilayah DKI Jakarta yang memiliki penerimaan pajak kendaraan bermotor paling kecil. Hal ini dapat dilihat dari total jumlah kendaraan bermotor yang paling kecil dari tahun 2011-2012 yaitu 1.716.674 dan peranan pajak kendaraan bermotor Jakarta Pusat terhadap pendapatan pajak kendaraan bermotor DKI Jakarta hanya senilai 17.09% 2. Penerimaan pajak kendaraan bermotor Jakarta Pusat selama tahun 2011-2012 mengalami penurunan dan tidak mencapai target. Hal ini terjadi akibat banyaknya kendaraan yang belum daftar ulang dan jumlah kendaraan yang mutasi keluar daerah lebih banyak daripada kendaran yang mutasi kedalam daerah. 3. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor tidak dapat ditetnukan pada bulan-bulan apa saja, penerimaan akan tinggi. Berbeda dengan pajak penghasilan yang dapat ditentukan bahwa bulan April/Maret penerimaannya akan tinggi. Karena penerimaan pajak kendaraan bermotor tergantung dari jatuh tempo pembayaran masing-masing pajak kendaraan bermotor itu sendiri. 4. Dalam melakukan peningkatan pajak kendaraan bermotor tentunya banyak sekali hambatan yang akan dihadapi. Begitu juga yang dialami Samsat Jakarta Pusat. Hambatannya antara lain yaitu kurangnya kepatuhan wajib pajak, penghindaran tarif pajak progresif dan banyak kendaraan yang mutasi keluar daerah. 5. Pada Samsat Jakarta Pusat upaya dalam meningkatkan pajak kendaraan bermotor antara lain melakukan peningkatan sistem pelayanan seperti gerai Samsat pada tahun 2013 dan samling dari tahun 2008. Samsat Jakarta Pusat belum memiliki sistem pelayanan Samsat drive thru dikarenakan Samsat Jakarta Pusat masih menumpang gedung dengan Samsat Jakarta Utara. Saran 1. Dalam meningkatkan penerimaan pajak kendaraan bermotor Samsat Jakarta Pusat, diharapkan Samsat Jakarta Pusat dapat memiliki gedung sendiri. Karena sampai saat ini Samsat Jakarta Pusat masih bergabung dengan Samsat Jakarta Utara. Jadi Samsat Jakarta Pusat dapat mengelola pemasukan pajaknya dengan lebih baik dan Samsat Jakarta Pusat juga dapat memiliki sistem pelayanan Samsat drive thru. Sehingga upaya dalam meningkatkan pajak dapat lebih terbantu lagi dengan adanya Samsat drive thru. 2. Dinas Pelayanan Pajak harus meningkatkan sanksi administrasi yang dikenakan kepada wajib pajak yang tidak patuh. Dengan sanksi administrasi yang lebih tinggi
akan membuat wajib pajak mematuhi kewajiban peraturan pajak yang berlaku. Sehingga pembayaran pajak dapat dilakukan tepat waktu. 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Samsat Jakarta Pusat dalam melakukan pemeriksaan jumlah kendaraan yang mutasi keluar daerah. Maksudnya adalah para fiskus diminta untuk lebih teliti tentang jumlah kendaraan yang mutasi keluar daerah. Sehingga penetapan target pajak kendaraan bermotor dengan jumlah kendaraan bermotor sesuai dengan realita yang ada. 4. Diperlukan pengkajian ulang oleh Dinas Pelayanan Pajak mengenai peraturan pajak progresif saat ini. Peraturan pajak progresif mengenai kepemilikan kendaraan dengan nama dan alamat yang sama sudah tidak efektif lagi. Seharusnya pengenaan pajak progresif disamping kepemilikan kendaraan bermotor dengan nama dan alamat yang sama harus ditambah dengan kartu keluarga. Sehingga sangat sulit bagi pemilik kendaraan untuk menghindari pajak progresif.