ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA SAMSAT KOTA BEKASI DAN SAMSAT JAKARTA TIMUR
Muhammad Rizky Email :
[email protected] Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok
ABSTRAK Dalam kehidupan sehari – hari kata antrian sangat sering kita jumpai. Antrian – antrian yang sangat panjang dan lama memang sangat membosankan dan merugikan.. Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis antrian yang terjadi pada Samsat Kota Bekasi dan untuk mengetahui kepuasan para wajib pajak dalam melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan, apabila dioperasikan dengan 1 fasilitas / loket di Samsat Kota Bekasi akan terjadi antrian rata – rata 4 wajib pajak dan waktu rata – rata wajib pajak dalam antrian 9,612 detik. Hal ini pun menunjukan banyaknya pengunjung dalam antrian.Dan apabila dioperasikan dengan 2 fasilitas / loket di Samsat Kota Bekasi akan terjadi antrian rata – rata 0 wajib pajak dan waktu rata – rata wajib pajak dalam antrian 2,904 detik Hal ini pun menunjukan tidak adanya pengunjung dalam antrian. Sedangkan apabila dioperasikan dengan 1 fasilitas / loket di Samsat Jakarta Timur akan terjadi antrian rata – rata 27 wajib pajak dan waktu rata – rata wajib pajak dalam antrian 605 detik. Hal ini pun menunjukan begitu banyaknya pengunjung dalam antrian.Dan apabila dioperasikan dengan 2 fasilitas / loket di Samsat Kota Bekasi akan terjadi antrian rata – rata 0 wajib pajak dan waktu rata – rata wajib pajak dalam antrian 2,32 detik Hal ini pun menunjukan tidak adanya pengunjung dalam antrian Sistem pelayanan agar tidak terjadi antrian yang terlalu 1 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
panjang penulis memberi saran agar jumlah fasilitas / Loket yang disediakan Kantor Samsat Jakarta Timur khususnya pada bagian Pemberkasan akan sangat optimal bila ditambah sebanyak 2 fasilitas / loket sehingga hal ini akan meningkatkan kepuasan konsumen / masyarakat karena wajib pajak tidak perlu menunggu terlalu lama untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).Sedangkan pada Samsat Kota Bekasi tidak diperlukan penambahan fasilitas / Loket karena pelayanan Yang Sudah efektif dan sudah melakukan penambahan Loket sebelumnya menjadi 2 Loket.Berdasarkan data di atas kinerja antrian di Samsat Kota Bekasi cukup efektif khususnya pada saat jam sibuk. Maka wajib pajak akan merasakan kepuasan untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor dan tidak perlu mengantri terlalu lama.
Kata Kunci : Pengukuran Kinerja Keuangan ( xi + 78 + lampiran ) Daftar Pustaka (2000-2009)
2 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Sistem antrian di dalam kehidupan nyata akan dapat kita temui, seperti :
mobil-mobil yang antri di lampu merah, deretan mobil yang mengantri di loket pintu tol, antrian nasabah Bank, antrian di loket Kereta Api, antrian para pengunjung taman hiburan, antrian di kasir Mini market, antrian Pom bensin dan pasien yang menunggu di klinik rawat jalan dan sebagainya yang sangat menyita waktu apalagi jika harus mengantri dengan jumlah antrian yang sangat panjang dan melelahkan. Seperti antrian pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di SAMSAT Bekasi dan Jakarta Timur. Merupakan satu-satunya tempat pembayaran pajak kendaraan bermotor di wilayah Bekasi, dan SAMSAT Jakarta timur merupakan tempat pembayaran pajak kendaraan bermotor masyarakat Jakarta timur, dimana setiap harinya begitu banyaknya masyarakat yang melakukan pembayaran pajak karena sudah adanya jatuh temponya pembayaran, sehingga banyaknya antrian terjadi, maka perlu dilakukan pelayanan yang ekstra atau penambahan loket sehingga antrian dan pembayaran pun dapat lancar dan terkendali. Berdasarkan hal tersebut di atas, mendorong penulis untuk membuat Penulisan Ilmiah dengan judul : “ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA SAMSAT KOTA BEKASI DAN SAMSAT JAKARTA TIMUR “
1.2
Rumusan dan Batasan Masalah rumusan masalah dalam penulisan ilmiah ini adalah bagaimana cara untuk meningkatkan pelayanan agar dapat meminimalkan waktu rata – rata wajib pajak menunggu dalam antrian dan sistem pelayanan agar tidak terjadi antrian yang terlalu lama.Dalam penulisan ilmiah ini penulis membatasi 3
Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
masalah
hanya pada Antrian Loket Bagian Pemberkasan dengan
menggunakan Metode Multi Channel – Single Phase yang diamati mulai tanggal 11 Mei 2009 – 22 Mei 2009 untuk pengamatan pada Samsat Jakarta timur, dan Tanggal 01 Juni 2009 – 12 Juni 2009 untuk pengamatan pada Samsat Kota Bekasi antara jam 07.00 – 15.00 WIB. 1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak agar dapat meminimalkan waktu rata – rata wajib pajak yang menunggu dalam antrian. 2. Perbaikan sistem pelayanan agar tidak terjadi antrian yang terlalu lama dan panjang.
1.4
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Sebagai sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan berpikir, sebagai bahan informasi ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang pengaruh pelayanan terhadap Antrian. 2. Manfaat Praktis Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas ekonomi jurusan manajemen dan sebagai bahan referensi dalam penyusunan Penulisan Ilmiah bagi mahasiwa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi. 3. Bagi Samsat Dengan hasil penelitian dapat memberi masukan pada Kantor Samsat Kota Bekasi
dalam
pengambilan
keputusan
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan pelayanan jasa terhadap masyarakat. 1.5
Metode Penelitian Penulis menggunakan beberapa langkah sebagai berikut : 1.5.1
Objek penelitian 4
Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
Di ambil dari Antrian Loket bagian Pemberkasan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang berlokasi di Jln. Kebun Nanas Jakarta timur dan Jln. Jend. Ahmad Yani no.09 Bekasi. 1.5.2
Data / Variabel Di peroleh secara langsung yang berupa jumlah loket. banyaknya para
wajib pajak yang datang waktu pelayanan dari masuk sampai keluar dari Loket Pemberkasan SAMSAT Jakarta timur dan SAMSAT Kota Bekasi. 1.5.3
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan Metode antara lain :
1.Wawancara Dengan melakukan wawancara langsung dengan Kepala Unit Pelayanan Pendapatan yang mempunyai kewenangan memimpin SAMSAT tersebut. 2. Field Research ( Riset Lapangan ) Pengamatan yang dilakukan secara langsung ke Samsat guna memperoleh data yang diperlukan. 3. Library Research ( Riset Perpustakaan ) Penelitian yang digunakan dengan berbagai Literatur, dengan mengambil data yang diperlukan dan mempunyai hubungan dengan penelitian. 1.5.4
Alat Analisis yang Digunakan Mekanisme penelitian penulisan ilmiah ini menggunakan Antrian
dengan model Multi Channel – Single Phase (MCSP).
5 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori 2.1.1. Konsep - Konsep Teori Antrian Teori Antrian atau sering disebut sebagai waiting line theory, atau queuing theory diketemukan dan dikembangkan oleh ahli matematika dan Insinyur berkebangsaan Denmark yang bernama A.K Erlang pada tahun 1909. dia mengembangkan model antrian untuk menentukan jumlah yang optimal dari fasilitas telephone switching yang digunakan untuk melayani permintaan yang ada. Penggunaan model ini makin meluas tepatnya mulai sejak akhir perang dunia ke-II. Sampai saat ini, waiting line theory mempunyai aplikasi yang luas untuk alat operasi perusahaan atau manajemen. Persoalan-persoalan yang dapat diselesaikan dengan teori antrian adalah meliputi bagaimana perusahaan dapat menentukan waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat melayani konsumen atau langganan dengan efisien. Di dalam hal ini tentu saja diperhitungkan antara ekstra biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menambah fasilitas service baru dengan kerugian-kerugian konsumen karena harus menunggu apabila tidak diadakan penambahan fasilitas service yang baru. 2.1.2
Sistem dan Struktur Antrian
(a) Sistem Antrian Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut : 1). Sistem pelayanan komersial contohnya : restaurant, cafeteria, toko-toko, salon,dll 2). Sistem pelayanan bisnis – industri contohnya : mencakup lini produksi, sistem material – handling, sistem penggudangan, dll 6 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
3). Sistem pelayanan transportasi contohnya : kereta api, bus, pesawat terbang, dll 4). Sistem pelayanan sosial contohnya : pelayanan yang dikelola oleh kantor dan jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor tenaga kerja, kantor regristasi SIM dan STNK, kantor pos, dll (b)
Struktur Antrian Menurut Pangestu Subagyo, Marwan Asri dan T. Hani Handoko (2000;271) terdapat 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian : 1
Single Channel – Single Phase
Sistem ini adalah sistem yang paling sederhana. Single Channel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase menunjukan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan atau sekumpulan tunggal operasi yang dilaksanakan. Setelah menerima pelayanan, individu – individu keluar dari sistem. Contoh untuk model struktur ini adalah seorang tukang cukur, , seorang pelayan toko, dan sebagainya.
Sistem Antrian Sumber Populasi
Keluar
M
S
Gambar 2.1.4.1 Sistem antrian Single Channel – Single Phase Keterangan :M = Antrian
2
S = Fasilitas Pelayanan
Single Channel – Multi Phase 7
Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
Istilah Multi Phase menunjukan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phase – phase). Sebagai contoh, lini produksi massa, pencucian mobil, tukang cat mobil, dan sebagainya.
Sistem Antrian Sumber Keluar populasi
M
S
M
S
Gambar 2.1.4.2 Sistem antrian Single Channel – Multi Phase
3
Multi Channel – Single Phase Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja dua atau lebih
fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Sebagai contoh model ini adalah pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket pelayanan, potong rambut oleh beberapa tukang potong, dan sebagainya. Sistem Antrian Sumber
S Keluar
M Populasi
S
Gambar 2.1.4.3 Sistem antrian Multi Channel – Single Phase
8 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
4
Multi Channel – Multi Phase
simulasi lebih sering digunakan untuk menganalisa sistem ini. Sebagai contoh registrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran.
Sistem Antrian Sumber
S
M
S Keluar
M Populasi
S
M
S
Gambar 2.1.4.4 Sistem antrian Multi Channel – Multi Phase
9 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
Tabel 2.3.2 Rumus yang digunakan NOTASI
PENJELASAN UKURAN - Tingkat kedatangan ratarata - Tingkat pelayanan rata-rata - Jumlah wajib pajak Jumlah wajib pajak Unit rata-rata dalam antrian
λ μ n λ μ (λ/μ)2
_ nq =
Po (S-1)!(Sμ-λ)2
_ _ nt = nq + λ/μ
Jumlah wajib pajak dalam sistem total (antrian dan fasilitas pelayanan)
Unit
Waktu rata-rata dalam antrian
Jam
_ _ tt = tq + 1/μ
Waktu rata-rata dalam sistem total
Jam
S
Jumlah fasilitas pelayanan (channels)
Unit pelayanan
Tingkat kegunaan fasilitas pelayanan
Ratio
P = λ/μ . S
_ tq =
Po (λ/μ)s 2
μ S (S!) (1-(λ/Sμ)
1 Po = S-1
(λ/μ)n
n=0
(λ/μ)s
Probabilitas tidak ada wajib pajak dalam sistem
Frekuensi relative
+ n!
S!(1-(λ/S.μ))
10 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
Po Pw = (λ/μ)s S! [1- (λ/Sμ)]
Probabilitas menunggu dalam antrian
Sumber : Pangestu Subagyo, 2000
11 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian Pada penelitian ilmiah ini, menggunakan obyek penelitian Samsat Bekasi khususnya hanya pada bagian Pemberkasan saja, yang merupakan Kantor yang bergerak di bidang jasa pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).Kantor Samsat ini berada di Kota Bekasi yang tepatnya terletak di Jln. Jend. Ahmad Yani No.09 Bekasi dan Kantor Samsat Jakarta Timur yang tepatnya di Jln. Kebun Nanas Jakarta Timur. 3.2. Variabel Penelitian Di peroleh secara langsung yang berupa jumlah loket. banyaknya para wajib pajak yang datang waktu pelayanan dari masuk sampai keluar dari SAMSAT . -
λ = Tingkat kedatangan rata-rata wajib pajak yang datang.
-
μ = Tingkat pelayanan rata-rata yang di berikan Pada Samsat tsb.
-
n
-
p = Tingkat kegunaan karyawan yang ada pada Samsat tersebut
= Jumlah wajib pajak
3.3. Alat Analisis yang Digunakan 3.3.1
Analisis Deskriptif Penulis
menganalisis
masalahnya
dengan
cara
mendeskriptifkannya
menggunakan tabel. 3.3.2 Analisis Kuantatif Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan Komputer melalui Program QSB sehingga hasil perhitungan lebih valid.
12 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan alat Analisis Kuantitatif yaitu : Multi Channel – Single Phase Multi channel single phase (infinite) = antrian tidak dibatasi
Sistem Antrian Sumber S M Populasi
Keluar
S
Gambar 3.4.3. Sistem antrian Multi Channel – Single Phase
Keterangan : M = Antrian S = Fasilitas Pelayanan (server)
13 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
BAB IV PEMBAHASAN
4.3.
Rangkuman Hasil Penelitian Berikut ini adalah rangkuman dari pembahasan yang telah dilakukan : 1. Analisis Kinerja Antrian Pada Jam Sibuk dengan Menggunakan 1 Loket adalah : Tabel 4.3.1 Tingkat kedatangan wajib pajak pada jam sibuk pada Samsat Kota Bekasi
Hari
Tanggal
Jam
N
Loket 1
Senin
11 Mei 2009
8
1
1376
Selasa
12 Mei 2009
8
1
1183
Rabu
13 Mei 2009
8
1
1129
Kamis
14 Mei 2009
8
1
1137
Jumat
15 Mei 2009
8
1
1022
Senin
18 Mei 2009
8
1
1285
Selasa
19 Mei 2009
8
1
1217
Rabu
20 Mei 2009
8
1
1154
Kamis
21 Mei 2009
8
1
1162
Jumat
22 Mei 2009
8
1
1021
8
1
11686
Total
14 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
Tabel 4.3.2 Hasil Kinerja Antrian Pada Jam Sibuk Pada Samsat Kota Bekasi
Hasil No
Keterangan 1 Loket
2 Loket
1.
Tingkat kegunaan Karyawan (p)
0,849 = 84,9% 0,425= 42,5 %
2.
Probabilitas tidak ada Wajib Pajak dalam
0,151 = 15,1% 0,404 = 40,4 %
sistem(po)
4,070 wjb pjk
0,187 wjb pjk
3.
Jumlah Rata-rata Wajib Pajak dalam antrian (nq)
0,873 Wjb pjk
0,850 wjb pjk
4.
Jumlah Rata-rata Wajib Pajak dalam sistem (nt)
0,00267 Jam
0,000806 Jam
5.
Waktu Rata-rata dalam antrian (tq)
0,160
Menit
0,0484 Menit
9,612
Detik
2,904
6.
7.
Waktu Rata-rata dalam sistem Total (tt)
Probabilitas menunggu dalam antrian (pw)
Detik
0,00951 Jam
0,00765 Jam
0,570
Menit
0,459 Menit
34,236 Detik
27,54 Detik
0,849 = 84,9 % 0,277 = 27,7%
Jadi berdasarkan hasil survei dari Samsat Kota Bekasi dan dari hasil perhitungan pada jam sibuk dengan menggunakan satu Loket tersebut dapat dikatakan bahwa rata – rata wajib pajak yang menunggu dalam antrian jam sibuk, apabila di operasikan dengan 1 fasilitas / loket akan terjadi antrian rata – rata 4 wajib pajak dan waktu rata – rata wajib pajak dalam antrian 9,612 detik. Hal ini pun menunjukan adanya antrian wajib pajak yang mengantri. Sementara berdasarkan hasil survei dan dari hasil perhitungan pada jam sibuk dengan menggunakan satu Loket tersebut dapat dikatakan bahwa rata – rata wajib pajak yang menunggu dalam antrian jam sibuk, apabila di 15 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
operasikan dengan 2 fasilitas / loket akan terjadi antrian rata – rata 0 wajib pajak dan waktu rata – rata wajib pajak dalam antrian 2,904 detik. Hal ini pun menunjukan hampir tidak adanya antrian wajib pajak dalam antrian Tabel 4.3.3 Tingkat kedatangan wajib pajak pada jam sibuk pada Samsat Kota Jakarta timur
Hari
Tanggal
Jam
N
Loket 1
Senin
01 Juni 2009
8
1
1345
Selasa
02 Juni 2009
8
1
1252
Rabu
03 Juni 2009
8
1
1238
Kamis
04 Juni 2009
8
1
1265
Jumat
05 Juni 2009
8
1
1223
Senin
08 Juni 2009
8
1
1324
Selasa
09 Juni 2009
8
1
1289
Rabu
10 Juni 2009
8
1
1263
Kamis
11 Juni 2009
8
1
1250
Jumat
12 Juni 2009
8
1
1221
8
1
12670
Total
16 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
Tabel 4.3.4 Hasil Kinerja Antrian Pada Jam Sibuk pada Samsat Jakarta timur
Hasil No
Keterangan 1 Loket
2 Loket
1.
Tingkat kegunaan Karyawan (p)
0,965 = 96,5 %
0,483 = 48,3 %
2.
Probabilitas tidak ada Wajib Pajak dalam sistem(po)
0,035 = 3,5 %
0,349 = 34,9 %
3.
Jumlah Rata-rata Wajib Pajak dalam antrian (nq)
26,792 Wjb pjk
0,293 wjb pjk
4.
Jumlah Rata-rata Wajib Pajak dalam sistem (nt)
1,129 Wjb pjk
0,967 wjb pjk
5.
Waktu Rata-rata dalam antrian (tq)
0,168
Jam
0,000646 Jam
10,08
Menit
0,0387 Menit
605
Detik
2,32
6.
7.
Waktu Rata-rata dalam sistem Total (tt)
Probabilitas menunggu dalam antrian (pw)
Detik
0,174
Jam
10,47
Menit
0,417
Menit
626,4
Detik
25,02
Detik
0,965 = 96,5 %
0,00695 Jam
0,314 = 31,4%
Sementara berdasarkan hasil survei dan dari hasil perhitungan pada jam sibuk dengan menggunakan 2 Loket tersebut dapat dikatakan bahwa rata – rata wajib pajak yang menunggu dalam antrian jam sibuk, apabila di operasikan dengan 2 fasilitas / loket akan terjadi antrian rata – rata 0 wajib pajak dan waktu rata – rata wajib pajak dalam antrian 2,32 detik. Hal ini pun menunjukan hampir tidak adanya antrian wajib pajak dalam antrian Dengan demikian, yang menjadi tujuan utama teori antrian ini adalah mencapai keseimbangan antar ongkos pelayanan dengan ongkos yang di sebabkan oleh adanya waktu menunggu, dengan kata 17 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
lain tujuan dasar teori antrian adalah meminimumkan total dua biaya, yaitu biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena para konsumen menunggu untuk di layani. Dan berdasarkan hasil survey dari kantor Samsat Jakarta timur dan dari hasil perhitungan di atas pada jam sibuk dengan 1 Loket memerlukan
adanya
penambahan
loket
/
fasilitas
pelayanan
dikarenakan sangat padatnya antrian yang terjadi. Akan tetapi dengan menggunakan 2 loket pada jam sibuk pada samsat Jakarta timur dari hasil survey dan melalui perhitungan di atas tidak memerlukan penambahan loket karena sudah mendekati keefektifan. Sementara itu berdasarkan hasil survey dari kantor Samsat Kota bekasi dan dari hasil perhitungan di atas pada jam sibuk dengan 1 Loket memerlukan adanya penambahan Loket / fasilitas pelayanan dikarenakan padatnya antrian yang terjadi. Dan dengan menggunakan 2 loket pada jam sibuk pada samsat Kota Bekasi dari hasil survey dan melalui perhitungan di atas sudah mendekati keefektifan dan efisien. Sehingga tidak memerlukan penambahan loket menjadi 3 Loket karena jika melakukan penambahan Loket menjadi 3 Loket / fasilitas pelayanan serta pegawainya akan menambah ongkos yang di akibatkan karena penambahan Loket / fasilitas dan pegawai , sehingga tidak efektif dan efisien. Sehingga
untuk melakukan penambahan Loket / fasilitas
pelayanan. Pihak ke Dua Samsat tersebut harus mempertimbangkan biaya-biay yang dikeluarkan untuk biaya langsung seperti pembuatan Loket / fasilitas pelayanan dan gaji pegawai maupan biaya tidak langsung yang ditimbulkan karena para konsumen / wajib pajak yang menunggu untuk di layani apakah efektif dan efisien. 18 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dlakukan maka penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1.
Sistem pelayanan agar tidak terjadi antrian yang terlalu panjang adalah dengan menambah jumlah fasilitas / loket yang disediakan Kantor Samsat khususnya pada bagian pemberkasan akan sangat optimal bila ditambah sebanyak 2 fasilitas / loket, sehingga hal ini akan meningkatkan kepuasan konsumen / Masyarakat serta pelayanan menjadi lebih efektif, karena wajib pajak tidak perlu menunggu terlalu lama dan panjang untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
5.2 Saran Saran yang di berikan oleh penulis adalah untuk kepuasaan para wajib pajak agar tidak terlalu lama menunggu dan antrian tidak panjang maka diperlukan adanya penambahan Loket menjadi 2 fasilitas / loket pada Samsat Jakarta timur dikarenakan padatnya antrian yang terjadi , pada Samsat Kota Bekasi tidak diperlukannya Loket baru, karena Antrian pada Samsat tersebut efektif dan efisien ,serta untuk Kantor yang bergerak di bidang jasa pelayanan yang baik, akan menambah citra yang baik untuk kedua Kantor tersebut. Tetapi perlu di pertimbangkan dengan adanya penambahan Loket dapat menambah biaya pengeluaran untuk pembuatan 1 unit Loket dan Gaji Pegawai. Jadi jika Kantor Samsat tidak ingin menambah fasilitas / loket , maka harus menggunakan fasilitas / loket yang ada sekarang secara lebih efektif dan efisien.
19 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
5.3 Keterbatasan Penelitian Dalam penulisan ilmiah ini penulis memiliki beberapa keterbatasan dalam melakukan penelitian salah satunya adalah sbb : 1. Keterbatasan dalam mencari informasi / data – data Kantor Samsat Bekasi dan Kantor Samsat Jakarta Timur yang dibutuhkan oleh penulis. 2. Kesulitan dalam meminta surat izin dari Kantor Samsat Bekasi Jln. Jend. Ahmad Yani No.09 dan Kantor Samsat Jakarta Timur Jln. Raya Kebun Nanas tersebut yang digunakan untuk mencari informasi serta data-data yang diperlukan penulis. 3. Keterbatasan waktu penulis dalam mencari bahan – bahan penulisan ilmiah ini.
20 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur
DAFTAR PUSTAKA 1. Johannes Supranto. Riset Operasi untuk Pengambilan Keputusan, edisi Revisi, Jakarta :Penerbit Universitas Indonesia, 2006
2. Pangestu Subagyo,.,M Asri , dan T.H. Handoko. Dasar-dasar Operation Research.,Edisi Kedua Revisi. Yogyakarta : BPFE, 2000
3. Sri Mulyono Riset Operasi ( Operation Research ), Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002.
4. T.Tarliah,.D, dan A. Dimyati. Operations Research Model-model Pengambilan Keputusan. Jakarta : Penerbit Sinar Baru Al Gesindo, cetakan kedelapan, 2006.
5. Thomas.J.Kakilay. Dasar Teori Antrian untuk Kehidupan Nyata, Edisi Revisi, Yogyakarta, Penerbit Andi, cetakan ke tujuh, 2007.
6. www.Google.com . Model Teori-teori Antrian, 23April, 2009.
21 Analisis Antrian Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Pada Samsat Kota Bekasi Dan Samsat Jakarta Timur