MANAJEMEN OPERASI SAR Rapat Kordinasi ORARI Sabtu, 20 Februari 2016
STRUKTUR ORGANISASI BASARNAS Ketentuan Internasional Indonesia sebagai anggota
• United Nations (UN) • International Civil Aviation Organisation (ICAO) • International Maritime Organisation (IMO)
Wajib menyediakan layanan jasa SAR
Ketentuan Nasional UU 29/ 2014 Pasal 5 (1) Negara bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan. (2) Penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah.
Pasal 36 UU 29/ 2014 • Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan berwenang untuk mengerahkan dan mengendalikan Potensi Pencarian dan Pertolongan dalam Pelaksanaan Operasi Pencarian dan Pertolongan.
BASARNAS • Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas merupakan Lembaga Pemerintahan Nonkementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pencarian dan Pertolongan, • berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Presiden
Visi “Mewujudkan Badan SAR Nasional yang andal, terdepan, dan unggul dalam pelayanan jasa SAR di wilayah NKRI”
Misi 1. Menyelenggarakan siaga SAR terus menerus 2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/ organisasi Nasional/ Internasional dalam penyelenggaraan SAR. 3. Menyelenggarakan peningkatan kemampuan teknis dan menajerial organisasi dan senantiasa tumbuh 4. Melaksanakan pembinaan kemampuan dan kesiapan SDM serta koordinasi berkelanjutan 5. Menyediakan sarpras operasi, palkom dan sistem informasi SAR sesuai kebutuhan
Tugas
Menyusun dan menetapkan norma, standar, prosedur, kriteria penyelenggaraan operasi SAR
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait;
Menyelenggarakan sistem informasi dan komunikasi;
Menyampaikan informasi penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan kepada masyarakat;
Melakukan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan; dan
Melakukan pemasyarakatan Pencarian dan Pertolongan.
Struktur Organisasi Basarnas
34 Kantor SAR & Wilayah SAR Indonesia
34 Kantor SAR (UPT) BASARNAS 13 Kantor SAR Kelas A: Aceh, Medan, Padang, Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar, Menado, Ambon, Biak 21 Kantor SAR Kelas B: - Pekanbaru, Bengkulu, Jambi, Palembang, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Yogyakarta, Mataram, Kupang, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Kendari, Palu, Gorontalo, Ternate, Sorong, Manokwari, Jayapura, Timika, Merauke.
Manajemen Operasi SAR Penyelenggaraan Operasi Pencarian dan Pertolongan/ Operasi SAR Sesuai UU 29/2014 Pasal 14, dilakukan terhadap: a. Kecelakaan kapal dan pesawat udara; b. Kecelakaan dengan penanganan khusus; c. Bencana pada tahap tanggap darurat; dan/atau d. Kondisi Membahayakan Manusia.
Operasi SAR Operasi Pencarian dan Pertolongan adalah serangkaian kegiatan meliputi Pelaksanaan Operasi Pencarian dan Pertolongan dan penghentian Pelaksanaan Operasi Pencarian dan Pertolongan. Pelaksanaan Operasi Pencarian dan Pertolongan adalah upaya untuk mencari, menolong, menyelamatkan, dan mengevakuasi Korban sampai dengan penanganan berikutnya
Operasi SAR… lanjutan Unsur-unsur yang terlibat: - Basarnas - Potensi SAR dalam negeri - Bantuan unsur negara lain Keberhasilan operasi SAR sangat tergantung pada koordinasi dan pengerahan unsur yang dimiliki oleh Basarnas maupun Potensi SAR;
Potensi SAR Potensi SAR adalah sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, informasi dan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan penyelenggaraan Operasi Pencarian dan Pertolongan
Siapa Potensi SAR 1. 2. 3. 4. 5.
Instansi Pemerintah / Daerah TNI – POLRI Instansi Swasta Organisasi Sosial / Hobby / Kepemudaan Organisasi Kemanusian
Pasal 38 1) Setiap Orang yang memiliki Potensi Pencarian dan Pertolongan wajib memenuhi dan membantu dalam Pelaksanaan Operasi Pencarian dan Pertolongan atas permintaan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan. 2) Setiap Orang yang memenuhi dan membantu atas permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi penggantian biaya oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan.
SISTEM SAR
3 TINGKAT KEADAAN DARURAT (EMERGENCY PHASES)
MERAGUKAN
(INCERFA)
5 TAHAP GIAT (SAR STAGES)
5 KOMPONEN SAR (SAR COMPONENT)
MENYADARI
ORGANISASI
TINDAK AWAL
FASILITAS
PERENCANAAN
KOMUNIKASI
OPERASI
RAWAT DARURAT
AKHIR TUGAS
DOKUMENTASI
MENGKHAWATIRKAN
(ALERFA)
DARURAT (DETRESFA)
OPERASI SAR DIBUKA/DIAKTIFKAN Segera setelah diketahui adanya kecelakaan atau diketahui telah terjadi keadaan darurat
OPERASI SAR DITUTUP/DIHENTIKAN psl40 Bila korban telah berhasil diselamatkan Telah diyakini keadaan darurat tak terjadi Dari hasil evaluasi bahwa harapan untuk menyelamatkan korban sudah tidak ada lagi
ORGANISASI TUGAS OPERASI SAR SAR COORDINATOR SC SAR MISSION COORDINATOR SMC ON SCENE COORDINATOR OSC
SAR UNIT SRU
SAR UNIT SRU
STAF SMC
SAR UNIT SRU
Kembali
FASILITAS • Adalah komponen berupa unsur, peralatan, perlengkapan, serta fasilitas pendukung lainnya yang dapat digunakan dalam operasi SAR.
ASSETS BASARNAS 2015
SARANA SAR LAUT SARANA
Rescue Boat RB Katamaran TOTAL
UKURAN
JUMLAH
12 m (Fiberglass Reinforced Plastic)
5 Unit
20 m & 22 m (FRP)
3 Unit
28 m (FRP)
7 Unit
36 m (FRP)
20 Unit
40 m (ALLU)
5 Unit
59 m (Alluminum)
2 Unit 42 Unit
Coverage Area Rescue Boat 28M, 36M & 40M dan SRR Indonesia SEASTATE 3 (MAX. 1.25 METER) – RESPONSE TIME 3 JAM
Sintete TB. Karimun
BIAK
TIMIKA
Merak SEMARANG
MERAUKE
Kemampuan: Speed: Asumsi Sea State: OSE: Response time: Radius:
23-25 Knots 3 (Max. Gelombang 1,25 M) 4 Jam 3 Jam 100 Nm
RB 40 M = 5 UNIT RB 36 M = 21 UNIT RB 28 M = 10 UNIT
Rigid Inflatable Boat (RIB) SARANA Rigid Inflatable Boat (RIB) Amphibious Boat (RIB) TOTAL RIB
UKURAN 5.4 m (FRP) 8.5 m (FRP) 9 m (FRP) 12 m (FRP)
JUMLAH 18 Unit 17 Unit 25 Unit 25 Unit
6,1 dan 7,1 m
6 Unit
91 Unit
Perahu Karet Dan Hover Craft SARANA
Rubber Boat Total Rubber Boat Hover Craft Air Boat
UKURAN
JUMLAH
4.65 meter
48 Unit
5 .00 meter
64 Unit
5.25 meter
59 Unit 171 UNIT 2 Unit 3 Unit
SARANA SAR DARAT JENIS
VOLUME
RESCUE TRUCK
28 unit
RESCUE CAR TYPE I
68 unit
RESCUE CAR TYPE 2
166 Unit
TRUCK PERSONIL
78 unit
AMBULANCE
5 unit
Rescue Truk
Rescue Car Type 1
Truk Personil
Rescue Car Type2
SARANA SAR DARAT JENIS
VOLUME
RESCUE CARRIER VEHICLE
25 unit
MOTOR TRAIL
146 unit
MULTI PURPOSE VEHICLE
1 unit
MULTIROLE VEHICLE (HAGGLUND)
1 unit
ATV
24 unit
Multi Purpose Vehicle
Motor Trail
ATV
SARANA SAR UDARA SRU
TIPE
JUMLAH
HELIKOPTER
BO – 105
6 UNIT
Dauphin AS365 N3+ TOTAL
2 UNIT
LOKASI 1 UNIT
ATS BOGOR
1 UNIT
LANUDAL TJ PINANG
1 UNIT
LANUDAL JUANDA SBY
1 UNIT
LANUDAL PONDOK CABE
1 UNIT
MEDAN
1 UNIT
DENPASAR
1 UNIT
LANUDAL PONDOK CABE
1 UNIT
LANUDAL JUANDA SBY
8 UNIT
KOMUNIKASI Adalah komponen penyelenggaraan komunikasi sebagai sarana untuk melakukan fungsi deteksi terjadinya musibah, fungsi komando dan pengendalian operasi, membina kerjasama/ koordinasi selama operasi SAR berlangsung
JARING PENYAMPAIAN MUSIBAH
EPIRB
ELT
SATELIT COSPAS SARSAT
PESAWAT LAIN
RCC/MRCC/MCC (LUAR NEGERI) PESAWAT UDARA
PLLU/ATC PLLU/ATC
TNI POLISI
BASARNAS
TNI
MASYARAKAT
POLISI
INSTANSI PEM ORARI & RAPI
MASYARAKAT
KANTOR SAR
INSTANSI PEM ORARI & RAPI SROP
SROP KAPAL LAUT
KAPAL LAUT LAIN
VISUAL, SAKSI MATA KOMUNIKASI
Kembali
Keterlibatan ORARI dengan BASARNAS 1. ORARI Dalam Operasi SAR 2. Kegiataan Diklat Operator Komunikasi SAR 3. Kegiataan Latihan Operasi SAR
PERAWATAN GAWAT DARURAT
FASILITAS PERAWATAN DARURAT YANG BERSIFAT SEMENTARA, SAMPAI KETEMPAT PENAMPUNGAN/ FASILITAS PERAWATAN YANG LEBIH MEMADAI
DOKUMENTASI
BERUPA PENDATAAN LAPORAN/KEGIATAN, ANALISA SERTA DATA KEMAMPUAN YANG AKAN MENUNJANG EFISIENSI PELAKSANAAN OPERASI SAR
UU Pelayaran no.17/ 2008 Bagian Kelima Pencarian dan Pertolongan Pasal 258 (1) Pemerintah bertanggung jawab melaksanakan pencarian dan pertolongan terhadap kecelakaan kapal dan/atau orang yang mengalami musibah di perairan Indonesia. (2) Kapal atau pesawat udara yang berada di dekat atau melintasi lokasi kecelakaan, wajib membantu usaha pencarian dan pertolongan terhadap setiap kapal dan/atau orang yang mengalami musibah di perairan Indonesia. (3) Setiap orang yang memiliki atau mengoperasikan kapal yang mengalami kecelakaan kapal, bertanggung jawab melaksanakan pencarian dan pertolongan terhadap kecelakaan kapalnya
UU Penerbangan no.1/2009 Pasal 352 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab melakukan pencarian dan pertolongan terhadap setiap pesawat udara yang mengalami kecelakaan di wilayah Republik Indonesia. (2) Pencarian dan pertolongan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan dengan cepat, tepat, efektif, dan efisien untuk mengurangi korban. (3) Setiap orang yang mengoperasikan pesawat udara wajib membantu usaha pencarian dan pertolongan terhadap kecelakaan pesawat udara.
UU 34 tahun 2004 tentang TNI pasal 7 ayat (2) disebutkan bahwa tugas pokok TNI dalam ayat (1) dilakukan dengan: Operasi militer untuk perang Operasi militer selain perang Yang termasuk dalam operasi militer selain perang (OMSP) salah satunya adalah membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).
Penyelenggaraan Operasi Pencarian dan Pertolongan dilakukan melalui: • Siaga Pencarian dan Pertolongan; • Operasi Pencarian dan Pertolongan; dan • pelibatan Potensi Pencarian dan Pertolongan
OPERASI SAR
BERHASIL
Bila: Cepat dlm berikan respon Tepat dlm menentukan lokasi musibah Berhasil menyelamatkan korban Harus didukung dengan: SDM SAR yang profesional Sarana & peralatan yg cukup memadai Protap operasi SAR yg mantap
SAR COORDINATOR (SC) Pejabat yang bertanggung jawab membentuk dan mengelola sistim SAR, termasuk dukungan hukum dan dana bagi berlangsungnya ops SAR SC dijabat oleh Kabasarnas atau pejabat lain yang ditunjuk, mis : Gubernur, Pangdam, Kapolda, dll.
SAR MISSION COORDINATOR (SMC) Pejabat yang bertugas mengkoordinasikan, merencanakan & melaksanakan ops SAR hingga ops SAR dihentikan. SMC dijabat oleh Kakansar atau pejabat lain yang ditunjuk. Syarat: mampu melaksanakan ops SAR, ditunjuk oleh Kabasarnas, bersertifikat SMC.
TUGAS & TANGGUNG JAWAB SMC 1.
Mencari & mengevaluasi BRA musibah (data korban, cuaca, life-saving equip, lokasi musibah, dll)
2.
Menyusun & memodifikasi rencana ops SAR (area pencarian, kom, SRU, pola penc, fas & log, dll)
3.
Memberangkatkan & mengembalikan SRU
4.
Melapor perkembangan harian ops SAR kpd Kabasarnas
5.
Merekomendasikan penundaan/penghentian ops SAR
6.
Melaporkan hasil akhir ops kepada Kabasarnas
Akhir Penugasan (Mission Conclusion) Operasi-operasi SAR memasuki tahap ini ketika: target ditemukan / para survivor diselamatkan; -
-
-
-
distress beacon ditemukan dan para survivor diselamatkan ATAU, kalau tidak ada distress, beacon dimatikan; diterima informasi bahwa target tidak lagi berada dalam distress; semua POB telah dievakuasi, atau diputuskan bahwa tidak ada lagi kemungkinan ada yang hidup (survive); atau Operasi tidak lagi efektif dan tidak ada kemungkinan hasil yang signifikan karena itu Operasi pencarian ditunda atau dihentikan..