MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA DESA SANGGUNG KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016
ADITYA AGUNG NUGRAHA NIM : 14.401.1.001
Tesis Ditulis untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar Magister Manajemen Keuangan & Perbankan Syari’ah
PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SURAKARTA TAHUN 2016
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA DESA SANGGUNG KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016 Aditya Agung Nugraha ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai manajemen kepemimpinan kompetensi kewirausahaan. Hambatan dalam manajemen kepemimpinan kewirausahaan. Solusi untuk mengatasi hambatan manajemen kepemimpinan kewirausahaan kepala desa Sanggung, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016. Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Setting penelitian dilakukan di Desa Sanggung pada bulan April sampai dengan Juni 2016. Subjek, Kepala Desa Sanggung. Informan, Sekretaris Desa, Kaur Pemerintahan, Kaur Kesra, BPD, dan tokoh Masyarakat serta BKM. Pengumpulan data menggunakan wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian ini: 1) Kepala desa dalam menyelengarakan manajemen kepemimpinan berkompetensi kewirausahaan yang ditunjukkan dengan program membangun desa berorientasi kewirausahaan. Program kewirausahaan desa terdeskripsi dalam perencanaan jangka pendek dan jangka menengah. Manajemen kepemimpinan berkompentensi kewirausahaan mengikuti tahapan; perencanaan program kerja, pengorganisasian, pelaksanaan, pemfasilitasan dan monitoring evaluasi. 2) Dalam kepemimpinan kepala desa berkompetensi kewirausahaan terdapat beberapa hambatan, di antaranya: a) tidak mempunyai tenaga ahli, b) terbatasnya pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat, anggaran untuk pelaksanan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan juga sangat minim; c) pada umumnya masyarakat bergantung modal kerja, wirausaha dimaknai dengan besarnya modal kerja bukan semangat bekerja untuk menghadapi tantangan dalam menghasilkan produk sesuai kebutuhan pasar. 3) Terdapat tiga solusi yang telah diprogramkan oleh kepala desa, yaitu: a) kerjasama dengan pakar kewirausahaan sehingga konsekuensi logis dapat dijangkau. Pemerintah desa sedang melakukan pendekatan yang ditempuh oleh kepala desa untuk menjembatani kerjasama dengan expert kewirausahaan; b) melakukan pemetaan prioritas instruktur sesuai dengan materi pendidikan dan pelatihan; c) motivasi terus menerus diberikan kepada masyarakat untuk melakukan kewirausahaan dengan semangat, siap menghadapi tantangan, bisa untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kata kunci: manajemen, kepemimpinan dan kompetensi kewirausahaan
ii
LEADERSHIP MANAGEMENT OF ENTREPRENEURIAL COMPETENCY OF THE LEADER AT SANGGUNG, GATAK, SUKOHARJO IN 2016 Aditya Agung Nugraha ABSTRACT The purpose of this study is to obtain information on the management of entrepreneurial leadership competency, the obstacles in the management of entrepreneurial leadership, and solutions to overcome barriers of entrepreneurial leadership management of the leader at Sanggung, Gatak, Sukoharjo in 2016. This research approach used qualitative research. This research was conducted at Sanggung village in April until June 2016. Subject of this research was the leader of Sanggung village, while the informants were Secretary, Head of Government Affairs, Head of Public Welfare Affairs, BPD, Public Figure, and BKM. Technique of collecting data used interviews, observation and documentation. Data analysis used an interactive model. The results of the research are: 1) the leader of Sanggung in conducting leadership management of entrepreneurship competency is shown by village building program of entrepreneurship-oriented. This program is described in short-term and middle-term planning. Leadership management of entrepreneurial competency has the following stages: planning of work program, organizing, implementing, facilitating, and monitoring of evaluation. 2) there are several obstacles in the leader of Sanggung in conducting leadership management of entrepreneurship competency including: a) lack of expert, b) limited entrepreneurship education and training for the community, the budget for the implementation of education and training for entrepreneurship is also very minimal; c) generally, the society depends on working capital, entrepreneurship defined by the amount of working capital is not the spirit to work to face the challenges in producing products according to market needs. 3) There are three solutions that have been programmed by the leader, there are: a) cooperation with entrepreneurial experts so that the logical consequence is reachable. Recently, the regional government represented by the leader is approaching to bridge cooperation with entrepreneurial expert; b) mapping instructor in accordance with the priorities of education and training materials; c) continuous motivation given to the public to do the entrepreneurial spirit, to get ready to face the challenge, and to meet the needs of the market.
Keywords: management, leadership, and entrepreneurial competency
iii
القيادة اإلداريت المختصت ريادة األعمال زعين سعغوع) (SANGGUNGدون المىطقت غاتاك) (GATAKكبوفته سوكوهرجو) (SUKOHARJOعام 2016
أديتيا أغوع ووغراها
الملخص اٌغشض ِٓ ٘زٖ اٌذساعخ ٌٍحصٛي ػٍِ ٝؼٍِٛبد حٛي إداسح اٌىفبءاد اٌم١بد٠خ اٌش٠بد٠خ. اٌمٛ١د ف ٟإداسح اٌم١بدح اٌش٠بد٠خ .حٍٛي ٌٍزغٍت ػٍ ٝاٌحٛاجض إلداسح ل١بدح اٌّشبس٠غ صػُ١ عؼغٛع ) (sanggungد ْٚإٌّطمخ غبربن ) (gatakوجٛفزٓ عٛو٘ٛشج(sukoharjo) ٛ ػبَ .2016 ٠غزخذَ ٘زا إٌٙج اٌجحٛس دساعخ ٚصف١خ إٌٛػ١خ .اٌذساعبد اٌزخط١ط١خ اٌز ٟأجش٠ذ فٟ اٌمش٠خ عؼغٛع ف ٟاثش١ٔ ً٠غبْ ٌِٛ .2016 ٛ١ٔٛ١ضٛع صػ ُ١عؼغٛع اٌّخجش .اٌّخجش, اٌحىِٛخ وٛس ,وٛس إٌفغ اٌؼبَ , BPD, ،ثشِ١ِٛ٠ ً١بٚ ،اٌّجزّغ .BKMجّغ اٌج١بٔبد ثبعزخذاَ اٌّمبثالد ٚاٌّالحظخ ٚاٌزٛص١ك .رحٍ ً١اٌج١بٔبد ثبعزخذاَ ّٔٛرج رفبػٍ.ٟ ٔزبئج ٘زٖ اٌذساعخ ] 1 :سئ١ظ اٌمش٠خ ف ٟرٕظٚ ُ١إداسح ل١بدح اٌّشبس٠غ اٌّزٕبفغخ اٌز ٟأظٙش٘ب ثشٔبِج ٌجٕبء لش٠خ اٌّٛجٙخ اٌّشبس٠غ .اٌٛصف ثشٔبِج س٠بدح األػّبي اٌش٠ف١خ ف ٟرخط١ط ػٍ ٝاٌّذ ٜاٌمص١ش ٚاٌّزٛعط األجً .إداسح اٌم١بدح اٌش٠بد٠خ ٌّزبثؼخ ِشاحً :رخط١ط ثشٔبِج ] 2ف ٟسأعٗ لش٠خ ٌٍزٕبفظ ل١بدح رٕظُ١ اٌؼًّٚ ،رٕظٚ ُ١رٕف١ز ٚر١غ١ش ٚسصذ ٚرم.ُ١١ اٌّشبس٠غٕ٘ٚ ،بن اٌؼذ٠ذ ِٓ اٌؼمجبد ِٓ ،ثٕٙ١ب :أ] ٌُ ٠ىٓ ٌذ٠ه اٌخجشح ,ة] رؼٍ ُ١س٠بدح األػّبي اٌّحذٚدح ٚاٌزذس٠ت ٌٍّجزّغ١ِٚ ،ضأ١خ ٌزٕف١ز اٌزؼٍٚ ُ١اٌزذس٠ت ٌٍش٠بدح األػّبي ٟ٘ أ٠ضب ضئٍ١خ جذا ,ج] اٌّجزّؼبد اٌز ٟرؼزّذ ػبدح سأط اٌّبي اٌؼبًِٚ ،رؼشف س٠بدح األػّبي ِٓ خالي حجُ سأط اٌّبي اٌؼبًِ ٌ١ظ ٘ ٛسٚح اٌؼًّ ٌّٛاجٙخ اٌزحذ٠بد ف ٟإٌّزجبد إٌّزجخ ٚفمب الحز١بجبد اٌغٛقٕ٘ ] 3 .بن صالصخ اٌحٍٛي اٌز ٟرُ ثشِجزٙب ِٓ لجً سئ١ظ اٌمش٠خّ٘ٚ ,ب :أ] ثبٌزؼبِ ْٚغ خجشاء س٠بدح األػّبي ثح١ش إٌز١جخ إٌّطم١خ ّ٠ىٓ اٌٛصٛي إٌٙ١ب .اٌحىِٛخ اٌمش٠خ رم َٛثٗ إٌٙج صػ ُ١اٌمش٠خ اٌّزخزح ٌشأة ثبٌزؼبِ ْٚغ خج١ش س٠بدح األػّبي ,ة] ِذسط سعُ اٌخشائط ٚفمب ٌأل٠ٌٛٚبد ِٛاد اٌزؼٍٚ ُ١اٌزذس٠ت؛ ,ج] اٌذافغ اٌّغزّش ٔظشا ٌٍجّٛٙس أْ رفؼً ِغ سٚح اٌّجبدسحٚ ،ػٍ ٝاعزؼذاد ٌّٛاجٙخ ٘زا اٌزحذ،ٞ ّ٠ىٓ ٌزٍج١خ احز١بجبد اٌغٛق. وٍّبد اٌجحش :اإلداسح ٚاٌم١بدح ٚس٠بدح األػّبي اٌىفبءاد
iv
LEMBAR PENGESAHAN TESIS MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA DESA SANGGUNG, KECAMATAN GATAK, KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016 Disusun Oleh : Aditya Agung Nugraha NIM. 144011001 Telah dipertahankan di depan Majelis Dewan Penguji Tesis Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta pada hari senin tanggal dua puluh sembilan bulan agustus tahun 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Magister Ekonomi (M.E)
Sekretaris Sidang, (Pembimbing II)
Surakarta, Agustus 2016 Ketua Sidang (Penguji I/Pembimbing I)
Dr. R. Lukman Fauroni, S.Ag., M.Ag NIP. 19730902 199903 1 003
Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd., Ph.D NIP. 19600910 199203 1 003
Penguji Utama,
Dr. H. Baidi, M.Pd NIP. 19640302 199603 1 001 Direktur Pascasarjana,
Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd., Ph.D NIP. 19600910 199203 1 003
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta seluruhnya merupakan hasil karya sendiri. Adapun bagian – bagian tertentu dalam penulisan Tesis yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan seluruhnya atau sebagian Tesis ini bukan asli karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian – bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi – sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Surakarta, Agustus 2016 Yang Menyatakan,
Aditya Agung Nugraha
vi
MOTTO
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (Q.S. Al Jumu’ah: 10) Urip Iku Urup “Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain” (Sunan Kalijaga)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan
selalu
menyebut
dan
mengharap
kehadiran-Mu ya Allah, Kupersembahkan tesis ini untuk : 1. Pembimbing tesisku yang terhormat. 2. Orangtuaku yang selalu memotivasiku. 3. Saudaraku dan keluargaku yang kubanggakan. 4. Teman – teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu penulis panjatkan kahadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan taufiq-Nya sehingga Tesis ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam kepada rasulullah SAW yang senantiasa kita harapkan syafaatnya di yaumil akhir.Amin. Terselesainya Tesis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik materil maupun spiritual, untuk itu penulis menghaturkan rasa terimakasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Dr. Mudofir, S.Ag., M.Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta. 2. Bapak Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd., Ph.D, Direktur Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta dan sekaligus sebagai pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan kearifan telah memberi bimbingan dan pengarahan. 3. Dr. R. Lukman Fauroni, S.Ag., M.Ag, selaku pembimbing
yang telah
memberikan saran, wacana dan gagasan yang berkaitan dengan judul penulis yang dilakukan dengan sabar dan penuh keihklasan. 4. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana Institusi Agama Islam Negeri Surakarta. 5. Staff dan Karyawan Institut Agama Islam Negeri Surakarta khususnya Pascasarjana. 6. Kepala Desa Sanggung yang telah memberi ijin penelitian.
ix
7. Pemerintah, Pemerintahan serta seluruh Masyarakat Desa Sanggung yang telah membantu terselesaikannya penulisan tesis ini. 8. Bapak, Ibu, Kakak dan Keluarga tercinta yang selalu memberi motivasi dalam perkuliahan serta dalam penyelesaian tesis ini. 9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tesis ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermafaat bagi penulis dan masyarakat pada umumnya.
Surakarta, 19 Agustus 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
ABSTRAK .........................................................................................................
ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iii ABSTRACT ARAB ............................................................................................... iv LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .............................................. vi MOTTO ............................................................................................................. vii PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ..
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... .... xi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 11 C. Tujuan ........................................................................................... 12 D. Manfaat ......................................................................................... 12 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori .............................................................................. 14 1. Manajeman............................................................................... 14 2. Kepemimpinan Manajeman..................................................... 20 3. Kewirausahaan ........................................................................ 39 4. Kompetensi Kewirausahaan .................................................... 44 5. Kewirausahaan Sosial ............................................................. 47 6. Kepala Desa ............................................................................. 53 B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian .............................................................. 63 B. Setting Penelitian .......................................................................... 63
xi
C. Subyek dan Informan .................................................................... 64 D. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 64 E. Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................................... 67 F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 68 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ............................................................................... 70 1. Topografi Lokasi Penelitian .................................................... 70 2. Kondisi Kependudukan ........................................................... 71 3. Visi dan Misi ........................................................................... 72 4. Struktur Organisasi .................................................................. 73 5. Kelembagaan Desa Sanggung ................................................. 74 6. Potensi Kewirausahaan Desa .................................................. 76 B. Analisis Data ................................................................................. 88 C. Pembahasan ................................................................................... 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 100 B. Rekomendasi ................................................................................. 101 C. Implikasi ........................................................................................ 102 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 103 LAMPIRAN ...................................................................................................... 107
xii
DAFTAR GAMBAR 3.1 Model Analisis Data .................................................................................... 69 4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Sanggung ..................................... 73
xiii
DAFTAR TABEL a. Pola Penggunaan Tanah ........................................................................ 71 b. Kondisi Kependudukan ......................................................................... 72 c. Kelembagaan Desa Sanggung ................................................................ 74
xiv
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA DESA SANGGUNG KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016 Aditya Agung Nugraha ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai manajemen kepemimpinan kompetensi kewirausahaan. Hambatan dalam manajemen kepemimpinan kewirausahaan. Solusi untuk mengatasi hambatan manajemen kepemimpinan kewirausahaan kepala desa Sanggung, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016. Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Setting penelitian dilakukan di Desa Sanggung pada bulan April sampai dengan Juni 2016. Subjek, Kepala Desa Sanggung. Informan, Sekretaris Desa, Kaur Pemerintahan, Kaur Kesra, BPD, dan tokoh masyarakat serta BKM. Pengumpulan data menggunakan wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian ini: 1) Kepala desa dalam menyelengarakan manajemen kepemimpinan berkompetensi kewirausahaan yang ditunjukkan dengan program membangun desa berorientasi kewirausahaan. Program kewirausahaan desa terdeskripsi dalam perencanaan jangka pendek dan jangka menengah. Manajemen kepemimpinan berkompentensi kewirausahaan mengikuti tahapan; perencanaan program kerja, pengorganisasian, pelaksanaan, pemfasilitasan dan monitoring evaluasi. 2) Dalam kepemimpinan kepala desa berkompetensi kewirausahaan terdapat beberapa hambatan, di antaranya: a) tidak mempunyai tenaga ahli, b) terbatasnya pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat, anggaran untuk pelaksanan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan juga sangat minim; c) pada umumnya masyarakat bergantung modal kerja, wirausaha dimaknai dengan besarnya modal kerja bukan semangat bekerja untuk menghadapi tantangan dalam menghasilkan produk sesuai kebutuhan pasar. 3) Terdapat tiga solusi yang telah diprogramkan oleh kepala desa, yaitu: a) kerjasama dengan pakar kewirausahaan sehingga konsekuensi logis dapat dijangkau. Pemerintah desa sedang melakukan pendekatan yang ditempuh oleh kepala desa untuk menjembatani kerjasama dengan expert kewirausahaan; b) melakukan pemetaan prioritas instruktur sesuai dengan materi pendidikan dan pelatihan; c) motivasi terus menerus diberikan kepada masyarakat untuk melakukan kewirausahaan dengan semangat, siap menghadapi tantangan, bisa untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kata kunci: manajemen, kepemimpinan dan kompetensi kewirausahaan
ii
LEADERSHIP MANAGEMENT OF ENTREPRENEURIAL COMPETENCY OF THE LEADER AT SANGGUNG, GATAK, SUKOHARJO IN 2016 Aditya Agung Nugraha ABSTRACT The purpose of this study is to obtain information on the management of entrepreneurial leadership competency, the obstacles in the management of entrepreneurial leadership, and solutions to overcome barriers of entrepreneurial leadership management of the leader at Sanggung, Gatak, Sukoharjo in 2016. This research approach used qualitative research. This research was conducted at Sanggung village in April until June 2016. Subject of this research was the leader of Sanggung village, while the informants were Secretary, Head of Government Affairs, Head of Public Welfare Affairs, BPD, Public Figure, and BKM. Technique of collecting data used interviews, observation and documentation. Data analysis used an interactive model. The results of the research are: 1) the leader of Sanggung in conducting leadership management of entrepreneurship competency is shown by village building program of entrepreneurship-oriented. This program is described in short-term and middle-term planning. Leadership management of entrepreneurial competency has the following stages: planning of work program, organizing, implementing, facilitating, and monitoring of evaluation. 2) there are several obstacles in the leader of Sanggung in conducting leadership management of entrepreneurship competency including: a) lack of expert, b) limited entrepreneurship education and training for the community, the budget for the implementation of education and training for entrepreneurship is also very minimal; c) generally, the society depends on working capital, entrepreneurship defined by the amount of working capital is not the spirit to work to face the challenges in producing products according to market needs. 3) There are three solutions that have been programmed by the leader, there are: a) cooperation with entrepreneurial experts so that the logical consequence is reachable. Recently, the regional government represented by the leader is approaching to bridge cooperation with entrepreneurial expert; b) mapping instructor in accordance with the priorities of education and training materials; c) continuous motivation given to the public to do the entrepreneurial spirit, to get ready to face the challenge, and to meet the needs of the market.
Keywords: management, leadership, and entrepreneurial competency
iii
القيادة اإلداريت المختصت ريادة األعمال زعين سعغوع) (SANGGUNGدون المىطقت غاتاك) (GATAKكبوفته سوكوهرجو) (SUKOHARJOعام 2016
أديتيا أغوع ووغراها
الملخص اٌغشض ِٓ ٘زٖ اٌذساعخ ٌٍحصٛي ػٍِ ٝؼٍِٛبد حٛي إداسح اٌىفبءاد اٌم١بد٠خ اٌش٠بد٠خ. اٌمٛ١د ف ٟإداسح اٌم١بدح اٌش٠بد٠خ .حٍٛي ٌٍزغٍت ػٍ ٝاٌحٛاجض إلداسح ل١بدح اٌّشبس٠غ صػُ١ عؼغٛع ) (sanggungد ْٚإٌّطمخ غبربن ) (gatakوجٛفزٓ عٛو٘ٛشج(sukoharjo) ٛ ػبَ .2016 ٠غزخذَ ٘زا إٌٙج اٌجحٛس دساعخ ٚصف١خ إٌٛػ١خ .اٌذساعبد اٌزخط١ط١خ اٌز ٟأجش٠ذ فٟ اٌمش٠خ عؼغٛع ف ٟاثش١ٔ ً٠غبْ ٌِٛ .2016 ٛ١ٔٛ١ضٛع صػ ُ١عؼغٛع اٌّخجش .اٌّخجش, اٌحىِٛخ وٛس ,وٛس إٌفغ اٌؼبَ , BPD, ،ثشِ١ِٛ٠ ً١بٚ ،اٌّجزّغ .BKMجّغ اٌج١بٔبد ثبعزخذاَ اٌّمبثالد ٚاٌّالحظخ ٚاٌزٛص١ك .رحٍ ً١اٌج١بٔبد ثبعزخذاَ ّٔٛرج رفبػٍ.ٟ ٔزبئج ٘زٖ اٌذساعخ ] 1 :سئ١ظ اٌمش٠خ ف ٟرٕظٚ ُ١إداسح ل١بدح اٌّشبس٠غ اٌّزٕبفغخ اٌزٟ أظٙش٘ب ثشٔبِج ٌجٕبء لش٠خ اٌّٛجٙخ اٌّشبس٠غ .اٌٛصف ثشٔبِج س٠بدح األػّبي اٌش٠ف١خ فٟ رخط١ط ػٍ ٝاٌّذ ٜاٌمص١ش ٚاٌّزٛعط األجً .إداسح اٌم١بدح اٌش٠بد٠خ ٌّزبثؼخ ِشاحً :رخط١ط ثشٔبِج اٌؼًّٚ ،رٕظٚ ُ١رٕف١ز ٚر١غ١ش ٚسصذ ٚرم ] 2 .ُ١١ف ٟسأعٗ لش٠خ ٌٍزٕبفظ ل١بدح رٕظُ١ اٌّشبس٠غٕ٘ٚ ،بن اٌؼذ٠ذ ِٓ اٌؼمجبد ِٓ ،ثٕٙ١ب :أ] ٌُ ٠ىٓ ٌذ٠ه اٌخجشح ,ة] رؼٍ ُ١س٠بدح األػّبي اٌّحذٚدح ٚاٌزذس٠ت ٌٍّجزّغ١ِٚ ،ضأ١خ ٌزٕف١ز اٌزؼٍٚ ُ١اٌزذس٠ت ٌٍش٠بدح األػّبي ٟ٘ أ٠ضب ضئٍ١خ جذا ,ج] اٌّجزّؼبد اٌز ٟرؼزّذ ػبدح سأط اٌّبي اٌؼبًِٚ ،رؼشف س٠بدح األػّبي ِٓ خالي حجُ سأط اٌّبي اٌؼبًِ ٌ١ظ ٘ ٛسٚح اٌؼًّ ٌّٛاجٙخ اٌزحذ٠بد فٟ إٌّزجبد إٌّزجخ ٚفمب الحز١بجبد اٌغٛقٕ٘ ] 3 .بن صالصخ اٌحٍٛي اٌز ٟرُ ثشِجزٙب ِٓ لجً سئ١ظ اٌمش٠خّ٘ٚ ,ب :أ] ثبٌزؼبِ ْٚغ خجشاء س٠بدح األػّبي ثح١ش إٌز١جخ إٌّطم١خ ّ٠ىٓ اٌٛصٛي إٌٙ١ب .اٌحىِٛخ اٌمش٠خ رم َٛثٗ إٌٙج صػ ُ١اٌمش٠خ اٌّزخزح ٌشأة ثبٌزؼبِ ْٚغ خج١ش س٠بدح األػّبي ,ة] ِذسط سعُ اٌخشائط ٚفمب ٌأل٠ٌٛٚبد ِٛاد اٌزؼٍٚ ُ١اٌزذس٠ت؛ ,ج] اٌذافغ اٌّغزّش ٔظشا ٌٍجّٛٙس أْ رفؼً ِغ سٚح اٌّجبدسحٚ ،ػٍ ٝاعزؼذاد ٌّٛاجٙخ ٘زا اٌزحذ،ٞ ّ٠ىٓ ٌزٍج١خ احز١بجبد اٌغٛق. وٍّبد اٌجحش :اإلداسح ٚاٌم١بدح ٚس٠بدح األػّبي اٌىفبءاد
iv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, masyarakat di pedesaan hidup dalam lingkungan kemiskinan dan keterbelakangan. Beberapa penyebab antaranya mencakup keterbatasan akses penduduk terhadap sumber daya alam maupun pengabaian partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan pembangunan, dan pembatasan hak-hak masyarakat desa dalam berorganisasi. Selain tiga penyebab tersebut, kemiskinan pedesaan di Indonesia semakin kronis akibat
digerogoti
oleh
dampak
yang
ditimbulkan
dari
krisis
multideminsional (Khotib, 2011: 3). Fenomena perpindahan masyarakat desa ke kota menarik perhatian para ahli lantaran implikasinya yang sangat penting bagi perkembangan masyarakat pedesaan. Salah satu implikasi yang sangat terasa ditujukkan oleh desa menjadi semakin terbelakang akibat ditinggal oleh penduduknya yang berbondong-bondong menuju sumber ekonomi (kota). Dengan demikian, aktivitas ekonomi yang berbasis pedesaan tidak dapat berjalan secara maksimal. Tentu saja, faktor utama bagi penduduk yang melakukan urbanisasi adalah sulitnya meraih akses ekonomi dan minimnya keterampilan yang dimiliki oleh penduduk setempat. Untuk menghadapi kenyataan itu, upaya pemberdayaan dan penguatan seyogyanya menjadi pemikiran dan usaha tersendiri dalam
1
2
agenda pemerintahan. Salah satu upaya untuk memberdayakan potensi ekonomi di pedesaan serta membangun masyarakat yang mandiri mampu melahirkan sebanyak-banyaknya usahawan baru dan memanajemen/ mengelola potensi yang dimiliki. Pemahaman ilmu manajemen diharapkan dapat mendudukan konsep the right man and the right place. Seorang pemimpin harus berusaha melihat jauh ke depan, dan mampu memahami suatu persoalan sebelum persoalan itu timbul. Pemimpin yang bijak mengerti secara dalam tentang kapasitas dan kompetensi yang dimiliki oleh bawahan secara keseluruhan
(Irham
Fahmi,
2012:
310).
Manajemen
merupakan
penggunaan sumber daya atau untuk mencapai susunan/ tujuan. Arti lainnya adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan manusia dan alam untuk mencapai tujuan tertentu (Ibnu, 1983). Menurut Kasmir (2006: 141) manajemen dipahami sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui orang lain. Hal ini dapat
dikatakan,
manajemen
sebagai
proses
dari
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk mencapai suatu tujuan tertentu, termasuk manajemen kewirausahaan. Dalam manajemen kewirausaan (entrepreneurship) pada dasarnya merupakan usaha ke arah kemandirian, terutama kemandirian ekonomis dan kemandirian keberdayaan. Upaya pembentukan bagi usahawan muda sangatlah tidak mudah, tetapi bisa dikerjakan. Ini dimungkinkan kewirausahaan memuat nilai-nilai yang diwujudkan dalam perilaku
3
seseorang sebagai dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan tujuan hasil yang diharapkan (Suryana dalam Winarno, 2011: 17). Sadikin (2015: 11) menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan terapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan permasalahan dan memanfaatkan
peluang
yang
dihadappi
masyarakat
sehari-hari.
Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan menyejahterakan masyarakat. Inovatif adalah melakukan hal-hal baru. Perkembangan kewirausahaan suatu bangsa memberikan dampak serius
terhadap
pembebasan
pengangguran,
putus
sekolah,
keterbelakangan, dan kemiskinan. Pengalaman berbagai negara memacu kewirausahaan bangsanya mendekati 2-5% dari jumlah penduduknya. Sedang Indonesia hanya memiliki kurang 1% usahawan dari jumlah penduduk (Rohmat, 2013: 18). Sehubungan dengan hal tersebut, pemimpin diharapkan dapat memiliki jiwa kewirausahaan sosial agar dapat mengidentifikasi permasalahan sosial yang terjadi, dengan menggunakan
kemampuan
kewirausahaan
untuk
menghantarkan
masyarakatnya kepada perbaikan sosial ekonomi. Seperti yang telah dikemukakan oleh Setyanto P. Santoso (2007) social entrepreneur
4
merupakan
seseorang
yang
mengerti
permasalahan
sosial
dan
menggunakan kemampuan kewirausahan untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (helath care). Jika kewirausahaan mengukur keberhasilan
dari
kinerja
keuangan
(keuntungan)
maka
social
entrepreneur keberhasilannya di ukur dari manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Nur Sa’adah (2013) menyatakan social enterprise refers to the organizational forms and entrepreneurial approaches that prioritize social innovation and responsibility to society. Kewirausahaan sosial adalah bentuk organisasi dan pendekatan kewirausahaan yang memprioritaskan inovasi sosial dan tanggungjawab pada masyarakat. Sejalan dengan itu Nur Sa’adah (2013) juga menyatakan social entrepreneurship as a value creating process by combining resources in innovative ways, which are intended mainly to create social value by exploring and exploiting opportunities. Kewirausahaan sosial merupakan terciptanya suatu proses dengan menggabungkan inovasi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang bertujuan untuk menciptakan nilai sosial dengan mencari dan membuat kesempatan. Pemimpin perlu memiliki jiwa kewirausahaan. Pemimpin yang berwawasan kewirausahaan diharapkan dapat menjadi agen perubahan (change agent), yang mampu untuk memperbaiki beberapa nilai seperti yang dituliskan oleh Setyanto P. Santoso (2007: 5), yaitu:
5
1.
Melaksanakan cita-cita mengubah dan memperbaiki nilai-nilai sosial.
2.
Menemukan berbagai peluang untuk melakukan perbaikan.
3.
Selalu melibatkan diri dalam proses inovasi, adaptasi, pembelajaran yang terus menerus.
4.
Bertindak tanpa menghiraukan berbagai hambatan atau keterbatasan yang dihadapi.
5.
Memiliki akuntabilitas dalam mempertanggungjawabkan hasil yang dicapainya kepada masyarakat. Dalam konteks ini, jiwa social entrepreneurship juga harus
diimbangi dengan kompetensi kewirausahaan agar perbaikan yang dijalankan dapat berjalan maksimal. Dengan adanya kompetensi kewirausahaan seseorang diharapkan dapat mengembangkan sikap dan keterampilan untuk mampu menghasilkan kinerja terbaik dalam mengelola usahanya. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Muzakar Isa (2011: 161) kompetensi
kewirausahaan
merupakan
pengetahuan,
sikap
dan
keterampilan yang terhubung satu dengan lainnya, yang diperlukan pengusaha untuk dilatih dan dikembangkan agar mampu menghasilkan kinerja terbaik dalam mengelola usahanya. Terdapat beberapa kompetensi kewirausahaan yang dimiliki menurut Anwar (2014: 48), yaitu: (1) managerial skill, mengharuskan seorang
wirausahawan
mampu
menjelaskan
fungsi
perencanaan,
penggerakan dan pengawasan agar usaha yang dijalankan dapat mencapai tujuan yang diinginkan; (2) conceptual skill, merupakan kemampuan
6
untuk merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi usasa yang menjadi landasan utama menuju wirausaha sukses; (3) human skill, merupakan sikap supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain; (4) decision making skill, merupakan kemampuan untuk menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan alternatif pemecahan; (5) time managerial skill, merupakan keterampilan mengelola waktu yang dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana yang telah disusun. Nilai – nilai perbaikan seperti dikemukakan itu, seorang pemimpin diharapkan memiliki kopetensi kewirausahaan yang di butuhkan untuk mengelola sumber daya yang dimiliki. Seterusnya, dapat dikatakan syarat mutlak pemimpin adalah harus memiliki jiwa kewirausahaan. Dengan demikian, seorang pemimpin tersebut terbentuk keberanian, keutamaan dan keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta mampu memecahkan permasalahan. Perhatian tentang kewirausahaan berkenaan dengan semua aspek kehidupan manusia, tidak hanya terbatas pada kehidupan ekonomi. Melainkan juga semua aspek-aspek kehidupan lainnya, termasuk manajemen kepemimpinan kewirausahaan. Rohmat (2013: 54) mengungkapkan bahwa kepemimpinan merupakan proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Dipihak lain, Jacob & Jacques (1990) menyatakan kepemimpinan merupakan sebuah proses
7
memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran. Rohmat (2013: 54), mengungkapkan kepemimpinan berarti mempengaruhi orang lain untuk mengambil tindakan artinya seorang pemimpin harus berusaha mempengaruhi pengikutnya dengan berbagai cara seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman, restrukturisasi organisasi dan mengkomunikasikan sebuah visi. Menurut Irham Fahmi (2012:11) kepemimpinan merupakan suatu ilmu
yang
mengarahkan,
mengkaji
secara
mempengaruhi,
komprehensif dan
mengawasi
tentang orang
bagaimana lain
untuk
mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan. Usahawan yang hebat ditunjukkan dengan kemampuan mengubah debu menjadi emas, dan pemimpin yang hebat mampu mengubah padang pasir menjadi tanah subur. Seorang usahawan berfikir untuk keuntungan, dan seorang pemimpin berfikir untuk menyejahterakan rakyatnya (Irham Fahmi, 2013: 300). Kepemimpinan kewirausahaan merupakan suatu pemahaman kegiatan memimpin dengan memfokuskan wawasan kewirausahaan (Rohmat, 2013: 57). Kombinasi keduanya, dari kepemimpinan dan kewirausahaan memuat makna melakukan kepemimpinan bersandar kewirausahaan berorientasi kepada pengembangan kegiatan usaha dalam
8
menangkap peluang untuk mencapai kesuksesan dalam kepemimpinannya. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Muhammad Azam Roomi bahwa entrepreneurship is leadership is a fusion of these two constructs: having and communicating the vision to engage temas to identify, develop and take advantage of opportunity in order to gain competitive advantage. Kepemimpinan kewirausahaan merupakan perpaduan dari dua konsep: memiliki dan mengkomunikasikan visi untuk ikut serta dalam tim, mengidentifikasi, mengembangkan dan memanfaatkan peluang untuk mendapatkan keunggulan tertentu. Kepemimpinan kewirausahaan memerlukan keterlibatan proses kognitif dan metakognitif untuk mengembangkan pemahaman manajemen yang lebih canggih dari esensi dan pengalaman kepemimpinan sebagai salah satu renungan baik kesederhanaan dan kompleksitas kepemimpinan dan terlibat dalam pemikiran keputusan sebagai seorang pemimpin. Penelitian
ini
dilakukan
di
desa
Sanggung
dengan
mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya pernah dilakukan penelitian sejenis oleh Rohmat (2015) yang dilakukan di desa Sanggung dengan hasil penelitian Pemerintah desa Sanggung mempunyai program kerja mengembangkan pemberdayaan masyarakat wirausaha; terdapat peluang yang diisi dengan memberdayakan masyarakat khususnya bagi yang belum memperoleh pekerjaan/ pengangguran; Kepala desa Sanggung sebagai pemimpin formal bersinergi dengan pemimpin non formal (tokoh
9
masyarakat) melakukan hubungan 2 arah dalam melaksanakan pembinaan masyarakat membangun desa. Dari hasil penelitian tersebut, maka perlu adanya penelitian untuk mengetahui manajemen
perkembagan
kewirausahaan
kepemimpinan
yang
yang
diterapkan
berkenaan dan
dengan
kompetensi
kewirausahaan yang dimiliki oleh Kepala Desa Sanggung. Keberhasilan atau kegagalan peningkatan pembangunan ekonomi terutama pada sektor kewirausahaan di desa sangat ditentukan oleh kinerja kepemimpinan Kepala Desa. Kepala Desa perlu memiliki jiwa kepemimpinan kewirausahaan untuk dapat mengelola masyarakatnya supaya dapat meningkatkan perekonomian desa termasuk kepemimpinan Kepala Desa Sanggung. Kepemimpinan Kepala Desa Sanggung nampaknya terdapat tanda – tanda
menjalankannya dengan manajemen kepemimpinan
kewirausahaan. Manajemen Kepemimpinan Kepala Desa Sanggung, memulai kinerja dengan ; Perencanaan, menggerakkan, memotivasi, mengarahkan, mengkomunikasikan, dan memonitoring yang berkaitan dengan kegiatan kewirausahaan dalam meningkatkan penghasilan masyarakat. menumpukan
Orientasi kepada
kepemimpinan penumbuhan
Kepala
ekonomi
Desa kerakyatan
Sanggung melalui
kewirausahaan. Manajemen kepemimpinan kewirausahaan kepala desa Sanggung dimulai dengan membuat program pembangunan ekonomi kerakyatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi masyarakat memiliki peluang luas dengan dikembangkannya jenis – jenis kewirausahaan.
10
Hal itu nampak dengan adanya perkembangan usaha-usaha masyarakat yang berbasis home industry baik individu maupun kelompok di kawasan Desa Sanggung. Perkembangan kewirausahaan dimulai dengan digerakkannya potensi – potensi yang dimiliki oleh masyarakat. Adapun potensi masyarakat seperti; dibagun fasilitas infrastruktur kewirausahaan untuk mendukung berkembangnya kewirausahaan masyarakat desa. Selain itu,
sejalan
dengan
program
pembangunan
desa,
manajemen
kepemimpinan kewirausahan Kepala Desa Sanggung juga memiliki program pendidikan dan pelatihan (diklat tentang keterampilan menjahit bagi pemuda/ pemudi, diklat pengembangan usaha perniagaan, diklat pengembangan usaha jasa, diklat pemanfaatan sumber air bersih dan diklat peningkatan kemajuan, kesejahteraan dan keamanan, serta diklat pembinaan mental umat beragama di Desa Sanggung). Manajemen kepemimpinan kewirausahaan kepala desa Sanggung memungkinkan berkembangnnya pembangunan kewirausahaan desa. Hal ini, nampak berbagai stand – stand usaha baik stand usaha perniagaan seperti ; usaha perniagaan makanan ringan, warung makan, mainan anak – anak, usaha penitipan sepeda, usaha klontong, usaha pengembangan perikanan, pertanian dan usaha jasa pendidikan TPA, berdirinnya SMK, serta usaha jahitan termasuk juga usaha sembako dan lain sebagainnya. Keadaan itu tidak sedikit memberi kontribusi kepada peningkatan kesejahtraan masyarakat desa. Kemajuan pembangunan bertumpu kepada manajemen kepemimpinan kewirausahaan kepela desa Sanggung bukan
11
tidak ada hambatan. Adapun gejala hambatan seperti; belum dijumpai warga yang memiliki spesialisasi bidang kewirausahaan, belum kongkret alokasi sumber pendukung nyata, terbatasnnya jaringan, minimnya fasilitas kewirausahaan dan lemahnya dorongan dari tokoh masyarakat termasuk pemuka agama. Seterusnya, tanda – tanda memberi solusi mengenai hambatan itu belum dilakukan secara jelas. Lain pihak, kondisi tersebut belum pernah dilakukan apa lagi ada mengenai pertumbuhan ekonomi kerakyatan dengan kewirausahaan yang dipimpin oleh kepala desa Sanggung sebelumnnya. Terlepas keunikan pada manajemen kepemimpinan kewirausahaan kepala desa Sanggung. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilaksanakan penelitian mengenai Manajemen Kepemimpinan Kompetensi Kewirausahaan Kepala Desa Sanggung, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016.
B. Rumusan Masalah Dari uraian di atas pada latar belakang permasalan, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut; 1. Bagaimana manajemen kepemimpinan kompetensi kewirausahaan kepala desa Sanggung, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016? 2. Apa
hambatan
dalam
manajemen
kepemimpinan
kompetensi
kewirausahaan kepala desa Sanggung, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016?
12
3. Apa solusi untuk mengatasi hambatan manajemen kepemimpinan kompetensi kewirausahaan kepala desa Sanggung, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016?
C. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang; 1. Manajemen kepemimpinan kewirausahaan Kepala Desa Sanggung Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016. 2. Hambatan dalam manajemen kepemimpinan kewirausahaan kepala Desa Sanggung, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016. 3. Solusi
untuk
mengatasi
hambatan
manajemen
kepemimpinan
kewirausahaan kepala desa Sanggung, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Keilmuan a. Untuk pengembangan keilmuan sesuai bidang. b. Menjadikan nilai tambah sebagai pengayaan bahan rujukan ilmiah. c. Pijakan penelitian lanjut. 2. Bagi Masyarakat a. Menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran.
13
b. Memotivasi bekerja mandiri dan tidak terikat dengan institusi negeri ataupun swasta. c. Mengembangkan potensi demi meningkatkan penghasilan. 3. Bagi Pemerintah Desa a. Mengembangkan manajemen kepemimpinan kewirausahaan demi peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat. b. Menjadikan Desa terampil, maju, dan mandiri.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teori 1. Manajemen a. Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui orang lain. Manajemen juga diartikan sebagai proses dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Kasmir, 2006: 141). Pengertian lain dari manajemen adalah proses pengelolaan suatu kegiatan atau usaha dari awal hingga perusahaan tersebut berjalan atau bangkrut. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan dengan melalui suatu proses. Kemudian proses ini di lakukan oleh berbagai pihak yang terlibat dalam manajemen tersebut. Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage yang artinya mengatur.
Manajemen dan organisasi bukan
merupkan tujuan, tetapi hanya alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin dicapai itu adalah pelayanan dan atau laba (profit) Malayu S.P Hasibuan (2009:1). Walaupun manajemen dan organisasi hanya perupakan ”alat dan wadah” saja tetapi harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen
14
15
dan organisasi ini baik maka tujuan optimal perusahaan dapat di wujudkan, pemborosan terhindari dan semua potensi yang di miliki akan lebih bermanfaat. Manajemen menurut Malayu S. P. Hasibuan (2009: 1-2) adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan tertentu.
b. Fungsi Manajemen Proses untuk mencapai tujuan itu kemudian dituangkan menjadi fungsi manajemen. Ada beberapa fungsi manajemen menurut Kasmir (2006: 145), yaitu: 1. Planning perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini di tentukan tentang apa yang hrus dilakukan, kapan dikerjakan atau dimulai, bagaimana melakukannya, dengan apa hal tersebut dilaksanakan, dan siapa yang akan melakukan pekerjaan tersebut. Proses tersebut pada akhirnya akan menghasilkan suatu rencana. 2. Organizing Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan berbagai kegiatan atau pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah
16
supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang, dan tanggungjawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing. Hasil dari pengorganisasian ini adalah terbentuknya struktur organisasi sesuai dengan rencana yang telah disusun. 3. Actuating Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk mejalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pimpinan atau manajer harus menggerakkan bawahannya untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah,
memberi
petunjuk,
dan
memberi
motivasi.
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan berpedoman pada rencana yang telah disusun. 4. Controlling Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera di kendalikan sesuai dengan rencana yang disusun. Dengan adanya pengendalian di harapkan tujuan dapat dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak
17
terbatas. Dengan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama dan keterkaitan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai. Manajemen selalu terdapat dan sangat penting untuk mengatur semua kegiatan dalam rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintah dan lain-lain sebagainya. Sedang Zaidan Nawawi (2103) menjabarkan fungsi manajemen menjadi 10 fungsi, yaitu: 1) Forecasting
(ramalan)
yaitu
kegiatan
meramalkan,
memproyeksikan terhadap kemungkinan yang akad terjadi bila sesuatu di kerjakan. 2) Planning (perencanaan) yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang di harapkan. 3) Organizing (organisasi) yaitu pengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan, termasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas, dan fungsinya. 4) Staffing (penyusunan personalia) yaitu penyusunan personalia sejak dari perekrutan tenaga kerja baru, latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi.
18
5) Directing atau commanding (pengarahan atau pengomando) yaitu usaha memberi bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. 6) Leading yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. 7) Coordinating (koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan dengan jalan di hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan. 8) Motivating (motivasi) yaitu pemberian semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah di tetapkan secara suka rela. 9) Controlling (pengawasan) yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjain bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan. 10) Reporting (pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan.
c. Manajemen Kepemimpinan Manajemen kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif bagaimana seesorang melaksanakan kepemimpinan dengan mempergunakan seluruh sumber daya yang
19
dimiliki serta dengan selalu mengedepankan konsep dan aturan yang berlaku dalam ilmu manajemen (Irham Fahmi, 2012). Dengan memahami ilmu manajemen secara utuh seseorang diharapkan mengerti bagaimana mendudukan konsep the right man and the right place. Di beberapa organisasiprofit dan nonprofit serta lembaga pemerintahan sering terjadi, seorang pemimpin berusaha melihat jauh ke depan, dan pemimpin yang baik adalah yang mampu memahami suatu persoalan sebelum persoalan itu timbul, serta pemimpin yang bijaksana adalah yang mengerti secara dalam tentang kapasitas dan kompetensi yang dimiliki oleh seorang bawahan secara keseluruhan (Irham Fahmi, 2012: 301).
d. Manajemen Kepemimpinan yang Sistematis Setiap pemimpin dipilih karena di anggap memiliki visi dan misi yang jelas, dan sebaliknya seseorang sulit untuk menjadi pemimpin jika dianggap tidak memiliki visi dan misi yang jelas. Kejelasan visi dan misi mampu memberi arah bagi keberlanjutan suatu organisasi di masa yang akan datang. Kemampuan visioner adalah
kemampuan
pemimpin
untuk
menciptakan
dan
mengartikulasikan suatu visi yang realistis, dapat dipercaya, atraktif tentang masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasional yang terus bertumbuh dan meningkat sampai saat ini (Robbins, 2001: 249).
20
Secara lebih dalam Wahyudi dalam Irham (2012) menyatakan kepemimpinan visioner adalah kemmapuan pemimpin untuk mencetuskan ide atau gagasan suatu visi selanjutnya melalui dialog yang kritis dengan unsur pimpinan lainnya merumuskan masa depan organisasi yang di cita-citakan yang harus dicapai melaui komitmen semua anggota organisasi melalui proses sosialisasi, transformasi, implementasi gagasan-gagasan ideal oleh pemimpin organisasi.
2. Kepemimpinan a. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan
adalah
fenomena
kompleks
yang
melibatkan, pemimpin, para pengikut, dan situasi (Richard L. Hughes, 2012: 5). Beberapa peneliti mengenai kepemimpinan memusatkan perhatiannya pada kepribadian, karakter fisik, atau perilaku si pemimpin, sementara yang lain mempelajari hubungan antara pemimpin dan pengikutnya. Kepemimpinan adalah ilmu pengetahuan dan seni, yang menyatakan kepemimpinan sebagai ilmu pengetahuan sekaligus seni menegaskan bahwa persoalan kepemimpinan dapat ditilik kembali dari segi teoritis maupun segi praktisnya. Kepemimpinan adalah rasional dan emosional, menyatakan kepemimpinan melibatkan sisi rasional dan emosional dalam pengalaman hidup manusia, kepemimpinan meliputi sejumlah tindakan dan pengaruh yang di dasari oleh alasan dan
21
logika serta inspirasi dan panggilan jiwa (Richard, Robert & Gordon, 2012: 7). Dunia usaha selalu menuntut adanya inovasi dan perubahan agar bisa bertahan di dalam lingkungan usaha yang kompetitif, membuat perusahaan atau organisasi membutuhkan kepemimpinan yang hebat, menciptakan visi masa depan, memberikan inspirasi kepada para anggota organisasi, dan mengarahkan mereka agar mampu mencapai visi tersebut. Kepemimpinan (leadership) merupakan perilaku pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi perilaku bawahan. Dari pengertian tersebut terungkap bahwa apa yang dilakukan oleh atasan mempunyai pengaruh terhadap perilaku bawahan, yang dapat membangkitkan semangat dan kegairahan kerja maupun sebaliknya Menurut Jack Gordon (2011: 6), kepemimpinan adalah seni membuat orang melakukan satu tugas dengan senang hati. Seni menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah kombinasi dari bakat dan keterampilan. Tugas berarti bawa kepemimpinan tidak terjadi dalam kekosongan (harus ada pemimpin dan pengikut), tugas berorientasi kerja seperti membuat sebuah produk, menyelesaikan masalah atau merancang suatu perangkat baru. Senang hati berarti bahwa kepemimpinan menghindari penggunaan ancaman atau paksaan sebagai sarana untuk membuat tugas itu terlaksana.
22
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang dalam suatu orgnisasi agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan mencapai tujuan (Bangun Wilson, 2012:339), Menurut Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2006:194) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yang relevan. Organisasi membutuhkan kepemimpinan yang baik dan tepat untuk meraih efektivitas yang optimal. Menurut Irham Fahmi (2012) kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan. Wirausahawan yang hebat adalah yang mampu mengubah debu menjadi emas, dan pemimpin yang hebat adalah yang mampu mengubah padang pasir menjadi tanah subur. Seorang wirausaha berfikir untuk keuntungan, dan seorang pemimpin berfikir untuk menyejahterakan rakyatnya (Irham Fahmi, 2013: 299). Pemimpin adalah bagaikan burung elang. Burung elang itu terbang lebih tinggi di banding burung yang lain (Irham, 2013: 300). Seorang pemimpin yang hebat memiliki visioner yang jauh ke depan dan ia tidak bekerja mengenal kata menyerah, karena cita-citanya menjadi target yang harus di wujudkan.
23
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu (Masykur, 2001: 173). Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama: (a) berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran, merencanakan dan mencapai sasaran; dan (b) berorientasi pada orang, yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi (Masykur, 2001: 174). Pemimpin yang kadar orientasi tugasnya rendah cenderung menjadi tidak aktif dalam mengarahkan perilaku yang berorientasi pada tujuan, seperti perencanaan dan penjadwalan, maka cenderung bekerja seperti karyawan lain dan tidak membedakan peranan mereka sebagai pemimpin organisasi secara jelas. Seorang pemimpin
yang berorientasi
pada
tugas,
cenderung
akan
melakukan hal-hal berikut: 1) Merumuskan secara jelas peranannya sendiri maupun peranan stafnya. 2) Menetapkan tujuan yang sukar tetapi dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang yang diharapkan dari mereka. 3) Menentukan prosedur-prosedur untuk kemajuan tujuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakni tujuan yang dirumuska secara jelas dan khas.
24
4) Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan,
mengarahkan,
membimbing,
dan
mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan. 5) Berminat mencapai peningkatan produktivitas. Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam hubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan ketimbang kerjasama, serta tidak mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab (Maskur, 2001: 175). Pemimpin yang kuat dalam orientasi orang cenderung menunjukkan pola-pola berikut: 1) Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan ketegangan, jika timbul. 2) Menunjukkan perhatian pada orang sebagai manusia bukan sebagai alat produksi saja. 3) Meunjukkan pengertian dan rasa hormat pada kebutuhankebutuhan, tujuan-tujuan, keinginan-keinginan, perasaan dan ide-ide karyawan. 4) Mendirikan komunikasi timbal balik yang baik dengan staf. 5) Menerapkan prinsip penekanan ulang untuk meningkatkan prestasi karyawan. Prinsip ini menyatakan bahwa perilaku yang diberi imbalan akan bertambah dalam frekuensinya dan
25
bahwa perilaku yang tidak diberi imalan akan dalam berkurang frekuensinya. 6) Mendelegasikan
kekuasaan
dan
tanggungjawab,
serta
mendorong inisiatif. 7) Menciptakan suatu suasana kerja sama dan gugus kerja dalam organisasi. b. Gaya Kepemimpinan Menurut Rivai (2002) menyebutkan beberapa gaya kepemimpinan, diantaranya: 1) Gaya kepemimpinan otoriter Gaya kepemimpinan yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang di ambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggungjawab d pegang pemimpin, sedang bawahan hanya melaksanakan tugas yang diberikan. 2) Gaya kepemimpinan demokratis Gaya kepemimipinan yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Selalu mengikutkan bawahan sebagai tim yang utuh. Pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggungjawab para bawahan.
26
3) Gaya kepemimpinan bebas Pemimpin ahanya terlibat dalam kuantitas yang kecil di mana para bawahan yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
c. Pendekatan Kepemimpinan Masykur (2001: 175) menyebutkan bahwa kepemimpinan merupakan bagian dari manajemen. Pengelolaan (manage) adalah bidang yang lebih luas dibandingkan memimpin dan dipusatkan pada
masalah
kepemimpinan
perilaku ditekanka
maupun pada
isu
non
perilaku.
perilaku.
Sedang
Pendekatan-
pendekatan dalam kepemimpinan dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Pendekatan sifat (trait) kepemimpinan Pendekatan perilaku kepemimpinan menganggap bahwa pemimpin yang baik adalah dilahirkan dan bukannya diciptakan. Pemimpin yang berhasil cenderung memiliki karakteristikkarakteristik berikut: a.
Kecerdasan, termasuk kemampuan menilai dan verbal
b.
Prestasi di masa lalu dalam bidang pendidikan dan olahraga
c.
Kematangan dan stabilitas emosional
d.
Ketergantungan,
kematangan,
dan
dorongan
untuk
mencapai prestasi yag berkesinambungan e.
Keterampilan
untu
berpartisipasi
beradaptasi dengan berbagai kelompok
secara
sosial
dan
27
f.
Kinginan untuk menggapai status dan posisi sosial ekonomi
2. Pendekatan situasi (situasional) kepemimpinan Penekanan kepemimpinan telah bergeser dari pendekatan sifat
(trait)
ke
pendekatan
situasi.
Pendekatan
situasi
kepemimpinan yang lebih modern didasarkan pada asumsi bahwa semua contoh kepemimpinan yang berhasil agak berbeda dan membutuhkan kombinasi yang unik dari pemimpin, pengikut, dan situasi kepemimpinan. Interaksi ini umumnya diungkapkan dalam rumusan SL= f (L, F, S). Dalam rumusan ini, SL adalah kepemimpinan yang berhasil. F adalah fungsi dari, dan L, F, dan S adalah pemimpin, pengikut, dan situasi. Terjemahan dari rumusan ini adalah bahwa kepemimpinan yang berhasil merupakan fungsi dari pemimpin, pengikut, dan situasi. Dengan kata lain, pemimpin, pengikut, dan situasi harus sesuai satu dengan lainnya jika usaha kepemimpinan diharapkan untuk berhasil. d. Jenis-jenis Perilaku Kepemimpinan Seorang pemimin menunjukkan tiga tipe perilaku utama ketika menyelesaikan tugas kewajiban mereka. Tipe perilaku pertama
dinamakan
merupakan
suatu
perilakuk
struktur.
Perilaku
aktivitas
kepemimpinan
struktur
yang
(1)
menggambarkan hubungan antara pemimpin dan pengikut dari pemimpin tersebut, atau (2) menetapkan prosedur yang terdefinisi
28
baik yang harus dipatuhi oleh pengikut dalam melakukan tugas. Secara keseluruhan, perilaku struktur membatasi pengarahan diri dari perngikut dalam melakukan tugas-tugas. Tipe kedua dari perilakuk kepemimpinan adalah perilaku pertimbangan, yaitu perilaku kepemimpinan yang mencerminkan persahabatan, saling percaya, rasa hormat, dan kehangatan dalam hubungan diantara pemimpin dengan pengikut. Perilaku pertimbangan umumnya ditujukan pada pengembangan dan pemeliharaan suatu hubungan kemanusiaan antara pemimpin dan pengikut (Masykur, 2001: 180) Ada beberapa jenis perilaku kepemimpinan menurut J. Kaloh (2009: 151), yaitu: 1) Perilku menyebarkan informasi Perilaku menyebarkan informasi, yaitu perilaku atau tindakan pemimpin dalam menyebarkan informasi yang relevan seperti keputusan dan rencana, memberi informasi teknis yang dibutuhkan bawahan tentang kemajuan yang dicapai organisasi secara keseluruhan. Organisasi pemerintahan mempunyai peranan penting dalam memberi pelayanan sebaik-baiknya kepeda masyarakat, selain itu pimpinan organisasi pemerintah terikat dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku sehingga untuk menyebarkan informasi yang berhubungan dengan kebijaksanaan maupun rencana kerja organisasi, cenderung menutupi diri. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi
29
pemerintahan bersifat hati-hati dalam setiap informasi yang di berikan, baik terhadap staf maupun masyarakat. 2) Perilaku konsultasi dan delegasi Perilaku atau tindakan pemimpin untuk membahas bersama pihak lain sebelum membuat keputusan, memberikan saran yang dapat mendorong kemajuan, memberikan kesempatan atau keleluasaan kepada bawahan untuk mengambil keputusan secara mandiri, menampung ide dan saran dari bawahan sebelum mengambil keputusan serta memberi kesempatan kepada bawahan untuk melaksanakan tanggungjawab atas pelaksanaan tugas pokok. 3) Perilaku perencanaan dan pengorganisasian Perilaku atau tindakan pemimpin dalam wujud merumuskan tujuan dan strategi untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan
lingkungan,
merumuskan
bagaimana
mengalokasikan dan memanfaatkan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan, merumuskan bagaimana mengembangkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, dan bagaimana melakukan koordinasi yang baik dengan pihak lain. 4) Perilaku pemecahan masalah Perilaku atau tindakan pemimpin dalam mengidentifikasi masalah-masalah
yang
berhubungan
dengan
pekerjaan,
menganalisis masalah secara sistematis dan terus menerus,
30
mengidentifikasi penyebab dan menemukan pemecahannya, konsekuen melaksanakan keputusan dan tegas dalam mengatasi masalah atau krisis yang dihadapi organisasi. 5) Perilaku merumuskan peranan dan tujuan Perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin dalam wujud meruuskan tugas-tugas, menetapkan arah pekerjaan, memberi pengertian tentang tanggungjawab yang diemban sehubungan dengan jabatan, merumuskan tujuan yang akan dicapai, menentukan batas waktu penyelesaian tugas, dan mengarahkan bawahan dalam penyelenggaraan tugas-tugas organisasi. 6) Perilaku pemantauan Perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin guna memperoleh informasi tentang kegiatan kerja, melakukan pengecekan tentang kemajuan dan kualitas pekerjaan, evaluasi kinerja bawahan dan unit instansi di lingkungan organisasi dan melkukan pengamatan untuk mengetahui berbagai peluang dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas-tugas dan program organisasi. 7) Perilaku motivasi Perilaku
atau
sikap
dan
tindakan
pemimpin
untuk
mempengaruhi emosi bawahan dengan menggunakan nilainilai serta logika guna mendorong antusiasme atau semangat kerja pegawai, menumbuhkan komitmen terhadap tujuan dan
31
tugas, bersedia melakukan kerja sama, memberi bantuan dan dukungan. 8) Perilaku pengakuan dan penghargaan Perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin untuk menyediakan hadiah, pengakuan dan penghargaan kepada bawahan yang kecakapannya baik, dan yang memberikan kontribusi bagi keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas di lingkungan organisasi. 9) Perilaku dukungan Perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin yang terungkap dalam bentuk sifat bersahabat, baik budi, suka membantu, selalu menunjukkan dukungan dan simpati kepada bawahan dan melakukan sesuatu untuk mendorong bawahan agar skillnya meningkat dan kariernya berkembang. 10) Perilaku mencegah konflik dan mengembangkan kelompok Perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin untuk mendorong dan menyediakan fasilitas yang konstruktif dalam pemecahan masalah; dan mendorong atau mengembangkan kerja sama kelompok yang cocok dalam penyelenggaraan tugas-tugas atau progam organisasi. 11) Perilaku membuat jaringan Perilaku atau sikap dan tindakan pemimpinn dalam wujud membaur serta informal, membangun hubungan dengan orang yang memiliki sumber informasi dan dukungan, memantapkan
32
hubungan dengan semua pihak yang terkait secara periodik melalui kunjungan, telepon, surat menyurat dan kehadiran dalam rapat serta even-even sosaial lainnya.
e. Kepemimpinan Kewirausahaan Kepemimpinan kewirausahaan adalah suatu pemahaman kegiatan
memimpin
dengan
memfokuskan
wawasan
kewirausahaan. Kombinasi keduanya, dari kepemimpinan dan kewirausahaan
memuat
makna
melakukan
kepemimpinan
bersandar kewirausahaan berorientasi kepada pengembangan kegiatan usaha dalam menangkap peluang untuk mencapai kesuksesan
dalam
kepemimpinannya
(Rohmat,
2013:
57).
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhammad Azam dan Pegram Harrison (2011), entrepreneurship leadership is a fusion of these two construct: having and communicating the vision to engage teams to identify, develop and take advantage of opportunity
in
order
to
gain
competitive
advantage
(Kepemimipinan kewirausahaan merupakan perpaduan antara dua konsep: memiliki dan mengkomunikasikan visi untuk ikut serta dalam tim, mengidentifikasi, mengembangkan, danmemanfaatkan peluang untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Ahmad Multazam dalam Rohmat (2013: 58) juga menyatakan bahwa kepemimpinan kewirausahaan adalah proses
33
mengarahkan perilaku orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu.
f. Nilai-nilai Kepemimpinan Kewirausahaan Rohmat (2013: 72) menuliskan bahwa sebagai seorang pemimpin melaksanakan kepemimpinannya, berwawasan kewirausahaan perlu memperhitungkan nilai-nilai murni kewirausahaan. Nilainilai kewirausahaan itu meliputi: 1) Commitment, niat yang kuat tidak menyerah menghadapi tantangan. 2) Confidence, percaya diri mengambil keputusan, dan bersedia mengambil risiko. 3) Cooperative, bekerjasama untuk mengembangkan diri. 4) Care, perhatian kepada apapun sekalipun kepada hal-hal kecil. 5) Creativei, selalu mencari hal baru dan tidak mudah puas. 6) Challenge, permasalah dilihat untuk maju bukan sebagai hambatan. 7) Calculation, semua yang diputuskan berasaskan objektif yang sesuai dengan pemikiran dan faktual. 8) Communications,
dalam
pengembangan
usaha
perlu
menjalinkan komunikasi, memperbanyak jaringan kerja. 9) Competitiveness, persaingan dapat mengetahui posisi usaha, keadaan pasaran dan dapat belajar dari pesaingnya. 10) Change, memiliki semangat untuk berubah.
34
g. Kepemimpinan dan Kaderisasi dalam Bisnis Pemimpin dan kaderisasi adalah dua kata yang sulit untuk bisa dipisahkan, dalam arti bisa di kaji secara terpisah namun harus selalu dilihat sebagai satu kesatuan. Para pemimpin di seluruh dunia ini selalu berusaha memikirkan kader pengganti dirinya, baik itu yang dilakukan oleh pemimpin yang bijaksana maupun yang berjiwa otoriter. Pemimpin
yang
bijaksana
cenderung
memikirkan
perubahan yang lebih baik pasca kekuasaannya. Ia menginginkan pengganti dirinya yang lebih baik. Karena kemajuan dan perubahan itu akan dapat diperoleh jika pemimpin selanjutnya mampu memahami setiap perjalanan masa lalu sebagai pondasi pengalaman dalam mendukung setiap keputusannya. Kejayaannya masa lalu adalah bukti dari kesuksesan pemimpin di masa itu, kejayaan itu akan bisa di rah kembali bahkan lebih besar jika para pemimpin di tempat tersebut mau mengerti dengan benar hakekat kepemimpinan sebagai bentuk amahah.
h. Kepemimpinan Dengan Kinerja Dalam suatu organisasi fungsi dan peran pemimpin dalam mendorong pembentukan organisasi yang diharapkan menjadi dominan. Pada era globalisasi kepemimpinan yang di butuhkan adalah yang memiliki nilai kompetensi yang tinggi, dan
35
kompetensi itu bisa di peroleh jika pemimpin tersebut telah memiliki experience (pengalaman) dan science (ilmu pengetahuan) yang maksimal (Irham Fahmi, 2013: 309). Perolehan semua ini baru akan terjadi dalam waktu yang panjang dan sifatnya berorasi. Sebagaimana yang di katakan Irham (2013: 309) bahwa penguasaan kompetensi baru akan terjadi jika pemimpin mengalami proses rotasi untuk mengerjakan tugas yang berbeda, sehingga ia terus belajar. Seorang
pemimpin
harus
mampu
mengarahkan
bawahannya untuk memiliki kompetensi dalam bekerja. Karena dengan kepemilikan kompetensi bawahan akan mampu mendorong peningkatan kualitas kinerja keuangan organisasi. Untuk itu setiap pemimpin bukan hanya dituntut untuk mampu bekerja secara maksimal namun juga mengerti di mana permaslahan yang dimiliki oleh setiap bawahan selama ini. Termasuk permasalahan dalam mengembangkan bakat yang dimiliki oleh seorang bawahan. Memahami bakat dan keahlian dengan kesesuaiannya, adalah menempatkan bawahan tersebut sesuai dengan tempatnya atau diterapkannya konsep the right man and the right place. Ada adagium yang berlaku dalam dunia kepemimpinan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang paling sedikit memimpin, tetapi seorang pemimpin yang tidak baik adalah pemimpin yang terlalu banyak memimpin. Artinya jika seorang
36
pemimpin terlalu banyak mengurusi berbagai urusan setiap keputusan sangat bergantung pada diri pemimpin tersebut maka artinya
pemimpin
tersebut
telah
menciptakan
kondisi
ketergantungan yang begitu tinggi pada dirinya. Setiap bawahan tidak pernah bisa berinisiatif dalam mengambil keputusan karena ia takut keputusan yang diambil adalah salah di mata pimpinan, kondisi seperti itu menyebabkan setiap ada masalah selalu harus ditanyakann kepada pemimpin. Lebih jauh harus di pahami seorang pemimpin yang baik adalah mampu mengkaderisasi para bawahan untuk suatu saat menjadi pemimpin yang akan menggantikan posisisnya dikemudian hari termasuk mendidik bawahan menjadi lebih baik dari dirinya. Oleh karena itu salah satu syarat pemimpin yang baik adalah memahami sepuluh hukum human relation dengan baik. Dengan tujuan agar pemimpin tersebut mampu memahami dan menempatkan dirinya, bawahan, dan organisasi secara satu kesatuan yang terkelola secara baik dan berkesinambungan. Menurut Irham Fahmi (2013: 315) sepuluh hukum human relation adalah: 1) Adanya sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan. 2) Suasana dan iklim kerja yang menyenangkan dan penuh persahabatan.
37
3) Informalitas yang dipadu secara baik dengan formalitas dalam interaksi antara pimpinan dan bawahan. 4) Tidak memperlakukan manusia sama dengan mesin. 5) Pengembangan kemampuan bawahan sampai ke tingkat yang maksimal. 6) Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan, bukan yang bersifat rutin. 7) Pengakuan dan penghargaan atas tugas dengan baik. 8) Sarana dan prasarana kerja yang memadai. 9) Penempatan yang tepat berdasarkan keahlian, keterampilan dan pengalaman seseorang. 10) Balas jasa yang setimpal dengan jasa yang diberikan yang sekaligus dapat menjamin taraf hidup yang wajar. Dalam konteks hubungan antara pemimpin dan karyawan/ bawahan, sangat dipengaruhi oleh gaya pemimpin yang dimiliki. Ini disebabkan pemimpin memiliki kekuasaan dan otoritas lebih dalam usaha membentuk terwujudnya suatu model manajemen organisasi yang diharapkan. Dari berbagai literatur dalam konteks hubungan antara pemimpin dan bawahan ada dua gaya kepemimpinan yang di terapkan, yaitu: a) Pemimpin dengan gaya orientasi tugas (task-orientationi) b) Pemimpin dengan gaya orientasi pegawai (employee-oriented)
38
Pemimpin
dengan
gaya
kepemimpinan
yang
lebih
mengutamakan berorientasi tugas (task-oriented) adalah cenderung sangat megejar target atau pengerjaan project dengan hasil maksimal, dan menempatkan para bawahan serta seluruh sumber daya yang dimiliki demi tercapai target. Pada pemimpin dengan gaya orientasi tugas ini akan terlihat pada ciri-ciri sebagai berikut: 1) Menghindari sifat suka melalaikan tugas 2) Mengedepankan profesionalitas hasil kerja sesuai dengan target 3) Berusah memberikan kepuasan pada klien, mitra bisnis, birokrat, konsumen dan lainnya sesuai dengan permintaan 4) Menghindari cacat kerja atau produk yang tidak sempurna 5) Mengedepankan service purna jual kepada para konsumen, klien, dan lainnya 6) Menjujung tinggi terwujudnya reputasi perusahaan sesuai dengan amanat visi dan misi perusahaan/ organisasi, termasuk memberikan kepuasan kepada para pemegang saham Adapun pemimpin dengan gaya orientasi pegawai adalah pemimpin yang memiliki pandangan dan konsep kaderisasi. Terlihat dengan cara pemimpin berusaha membesarkan para bawahan yang dianggap memiliki potensi untuk di didik dan di beri pelatihan.
39
3. Kewirausahaan a. Pengertian Kewirausahaan Banyak sekali pengertian yang dikemukakan mengenai entrepreneurship atau kewirausahaan, diantaranya seperti yang diungkapkan oleh Gordon dalam Sadikin (2015: 11), entrepreneur is the strat-up and management of a business, with great intitiative and risk, for profit. Kewirausahaan adalah memulai dan mengelola bisnis dengan inisiatif dan risiko besar, untuk memperoleh keuntungan. Kewirausahaan adalah mereka yang berbicara tentang bagaimana menyelesaikan masalah dan memberi manfaat bagi orang lain, termasuk mampu membuka lapangan kerja (Irham Fahmi, 2013: 299). Winarno (2011: 10), mendefinisikan entrepreneurship is the attempt to create value trhough recognition of business opportunity, and trhough the communicative and management skill to mobilize human, financial, and material resource necessary to bring a project to fruitition. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai melalui pengenalan peluang usaha, memilih pengambilan risiko yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, kemudian
melalui
keahlian
komunikasi
dan
manajemen
menggerakkan sumber daya manusia, keuangan, dan bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan usaha.
40
Winarno (2011: 12) merangkum beberapa definisi dan pengertian kewirausahaan sebagai berikut, kewirausahaan adalah sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan eras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. (Peter F. Drucker, 1994) Kewirausahaan adalah menerapkan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan permasalahan dan memanfaatkan peluang yang dihadapi masyarakat sehari-hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan menyejahterakan masyarakat. Inovatif adalah melakukan hal-hal baru. Wirausaha akan berhasil apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang lama dengan cara baru, (Thomas W. Zimmerer, 1996: 11) Sedangkan
menurut
Suryana
sendiri
mendefinisikan
kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang di jadikan dasar, sumber daya, tenaga
41
penggerak, siasat, kiat, dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. Dari definisi-definisi di atas terkandung unsur penting dalam kewirausahaan, di antaranya: 1) Keberanian memulai Keberanian adalah kekuatan yang membisikkan dorongan semangat dan penghibur bagi wirausaha saat mengalami kesulitan. Keberanian merupakan kualitas penting bagi wirausaha karena membutuhkan tanggungjawab, bekerja keras, menghadapi masalah, mempertahankan nilai, menggapai mimpi, mengikuti hati nurani, memenuhi tujuan hidup, dan tidak terkecuali menyampaikan dan menjalankan gagasan baru dan berbeda. 2) Manajemen Wirausaha
harus
memahami
dan
menguasai
fungsi
manajemen, seperti planning, organizing, leading, dan controlling (Hitt, Black & Porter, 2012). Planning merupakan fungsi manajemen yang meliputi penetapan tujuan dan menentukan
sejumlah
tindakan
untuk
tujuan
tersebut.
Organizing meliputi pengembangan struktur organisasi dan mengalokasikan sumber daya manusia untuk menjamin pencapaian tujuan. Leading meliputi proses mempengaruhi orang lain, mitra kerja, pegawai agar bias mencapai tujuan
42
organisasi. Proses ini menuntut wirausaha memotivasi, berkomunikasi
secara
efektif
dengan
mereka,
dan
menggunakan kekuasaansecara efektif. Controlling adalah memastikan bahwa kinerja tidak menyimpang dari standar, yang terdiri dari tiga langkah: (1) menetapkan standat kinerja; (2) membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan standar; dan (3) melakukan tindakan korektif. 3) Inisiatif Mengambil inisistif dan segera memulai langkah awal untuk bergerak maju akan membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah. Seperti yang dikatakan Napoleon Hill dalam Sadikin (2015), bahwa jangan menunggu, waktu yang paling tepat tidak pernah ada, muaialh dari tempat kau berdiri, dan bekerjalah dengan peralatan apapun yang mungkin kau miliki, peralatan yang lebih baikakan kau temukan ketika di perjalanan. 4) Risiko Wirausaha menuntut keberanian menanggung risiko, bahkan tanpa keberanian menanggung risiko, kebanyakan bisnis, kewirausahaan
tidak
pernah
terwujud.
Keberanian
menanggung risiko terkait erat dengan zona kenyamanan. Jika seseorang berani mengambil risiko, dia akan mampu meninggalakan zona kenyamanan untuk bertemu dengan
43
gagasan, pribadi dan informasi baru yang akan melejitkan kreativitas, inovasi atau bisnis. 5) Keuntungan Keuntungan merupakan selisih penghasilan total perusahaan dan total biaya pada periode waktu tertentu. Keuntungan merupakan salah satu indicator yang paling penting sehatnya financial suatu usaha.keuntungan juga merupakan salah satu lini dasar terpenting suatu usaha, selain dampak sosial/ dampak lingkungan.
b. Hakikat Kewirausahaan Winarno
(2011:
14),
menuliskan
enam
hakikat
kewirausahaan yaitu: 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994). 2. Kewirausahan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1994). 3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer, 1996). 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan perkembangan usaha (Soeharto Prawiro, 1997).
44
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative)
yang
bermanfaat
memberikan
nilai
lebih
(Suryana, 2011). 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombnasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan (Suryana, 2011). Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru dalam rangka memberikan kepuasan terhadap konsumen.
4. Kompetensi Kewirausahaan Wirausahawan yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
kompetensi
yaitu:
seseorang
yang
memiliki
ilmu
pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/ kegiatan (Anwar, 2014: 46). Anwar (2014: 49-51) menyebutkan ada 10 kompetensi yang harus dimiliki wirausaha, yaitu:
45
1. Kwowing your business Seorang wirausaha harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan. 2. Knowing the basic business manajement Mengetahui
dasar-dasar
merancang
usaha,
perusahan,
termasuk
pengelolaan
mengorganisasikan dapat
bisnis, dan
memperhitungkan,
misalnya
cara
mengendalikan memprediksi,
mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien. 3. Having the proper attitude Memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati. 4. Having adequate capital Memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi, tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, uang, tenaga, tempat, dam mental.
46
5. Managing finances effectively Memiliki kemampuan mengatur/ mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta mengendalikannya secara akurat. 6. Mananging timen efficiently Kemampuan mengatur waktu seefisein mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya. 7. Managing people Kemampuan
merencanakan,
mengatur,
mengarahkan,
menggerakkan (memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan. 8. Satisfying customer by providing high quality product Memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan. 9. Knowing hozu to compete Mengetahui strategi/ cara bersaing . wirausaha, harus dapat mengungkap kekuatan (strenghts), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (treat) dirinya dan pesaing. 10. Copying with regulation and paperwork Membuat aturan/ pedoman yang jelas tersurat tidak tersirat Daryanto (2012: 79) menyebutkan beberapa konsep inti dalam kompetensi kewirausahaan, yaitu:
47
-
Kompetensi inti menggambarkan kemampuan kepemimpinan dalam serangkaian produk
-
Kompetensi merupakan sekumpulan keterampilan dan teknologi yang dimiliki perusahaan untuk bersaing
-
Kompetensi
merupakan
keterampilan
yang
memungkinkan
perusahaan memberikan manfaat fundamental kepada pelanggan -
Sumber-sumber kompetensi secara kompetitif merupakan suatu keunikan bersaing dan memberikan kontribusi terhadap nilai dan biaya konsumen
5. Kewirausahaan Sosial a. Pengertian Kewirausahaan Sosial Kewirausahaan
sosial
biasanya
digunakan
untuk
menjelaskan semua program ekonomi yang melayani misi sosial atau lingkungan hidup serta yang menginvestasikan ulang sebagian besar surplusnya dalam mendukung misinya. Kewirausahaa sosial merupakan jenis kewirausahaan yang berbeda yang bertujuan menciptakan nilai sosial, yaitu manfaat dalam skala besar bagi masyarakat (Ade Sadikin, 2015: 19). Wirausaha sosial mengidentifikasi peluang untuk mendorong perubahan di masyarakat agar dapat memecahkan masalah sosial baru, dengan memberikan gagasan baru dan meyediakan jenis-jenis jasa atau pelayanan baru dan dengan mencari perpaduan baru atau
48
yang lebih efisien dari sumber daya. Oleh karena itu, kewirausahaan sosial biasanya dikaitkan dengan inovasi sosial.
b. Karakteristik Kewirausahaan Sosial Menurut konsep Moss dan Lumpkin yang dikutip Wankel dan Pate dalam Ade Sadikin (2015), kewirausahaan sosial di deskripsikan
sebagai
berikut,
First,
we
view
social
entrepreneurship as a process of creating value by combining resources in new ways. Second, these resiurce combinations are intended primarily to explore and exploit opportunities to creat social value by simulating social change or meeting docial needs. And thrid, when viewed as a process, social entrepreneurship involves the offering of services and products but can also refer to creation of new organisations. Kewirausahaan memiliki sejumlah dimensi, diantaranya yang terpenting adalah: 1) proses penciptaan nilai, 2) pemaduan sumber daya, 3) mengeksplorasi dan mengeksploitasi peluang, 4) merangsang perubahan sosial/ pemenuhan kebutuhan sosial, 5) pemenuhan jasa dan produk, atau penciptaan organisasi baru. 1.
Proses penciptaan nilai Kewirausahaan sosial meibatkan proses penciptaanpenciptaansesuatu yang bernilai/ berharga. Penciptaan itu harus memiliki nilai bagi wirausaha itu sendiri dan juga orang/ pihak lain. Sebenarnya dalam pandangan Duchessi (2012),
49
keberhasilan dalam dunia bisnis, khususnya wirausaha sosial saat ini adalah: a. Kemampuan memahami apa yang membentuk nilai dalam pikirang pelanggan/ masyarakat, dan b. Kemampuan secara terus-menerus menyampaikan nilai yang lebih baik daripada kompetitor 2.
Pemaduan sumber daya Untuk menciptakan dan menyampaikan nilai tersebut diperlukan resources (sumber daya). Pemaduan diawali dengan melakukan penilaian terhadap sumber daya yang ada pada saat ini. Harus dibedakan antara sumber daya yang penting dan kritis dari sumber sumber daya yang sifatnya hanya
sebagai
pembantu.
Kehati-hatian
juga
harus
diperhatikan agar tidak meremehkan jumlah dan keragaman sumber daya yang tidak memadai dan tidak tepat perlu dievaluasi. 3.
Mengeksplorasi dan mengeksploitasi peluang Salah satu aspek penting dalam kewirausahaan sosial adalah kemampuan mengenali dan memanfaatkan peluang bisnis/ usaha. Yaitu mengubah peluang menjadi kenyataan. Mengenali peluang bukan pekerjaan yang mudah. Kebanyakan peluang tidak muncul dengan tiba-tiba, tetapi lebih sering dari kesadaran dan kewaspadaan terhadap berbagai kemungkinan.
50
4.
Merangsang perubahan sosial/ pemenuhan kebutuhan sosial Perubahan sosial bisa terjadi di seluruh masyarakat atau di dalam masyarakat atau di dalam masyarakat, seperti kelompok masyarakat, komunitas, atau wilayah. Perubahan sosial mungkin memiliki sejumlah penyebab, yang meliputi usaha-usaha individu dan/ atau kelompok yang menangani masalah soaial dan/ atau kebutuhan sosial (Parillo, 2008).
5.
Penawaran jasa dan produk, atau penciptaan organisasi baru Produk merupakan unsur kunci dalam penawaran dari kewirausahaan/ bisnis secara keseluruhan. Bauran pemasaran dalam suatu bisnis/ kewirausahaan diawali dengan membangun penawaran yang meberikan nilai-nilai kepada pelanggan/ masyarakat sasaran. Penawaran itu merupakan landasan dibangunnya hubungan yag menguntungkan antara wirausaha dengan pelanggan/ masyarakat. Penawaran tersebut berupa produk yang meliputi barang, jasa/ pelayanan, pengalaman atau yang lainnya.
c. Dimensi Kewirausahaan Sosial Menurut Ade Sadikin (2015: 30), ada lima dimensi utama dalam kewirausahaan sosial, yaitu: 1. Misi sosial Wirausaha sosial kerap sekali dgerakkan oleh emosi yang dipicu oleh pengalaman yang mengubah hidup, sejenis
51
inspirasi yang menggerakkan mereka menjalani misinya sekarang (Elkington & Hartigan dalam Wankel dan Pate, 2014). Lebih dari itu, wirausaha sosial percaya bahwa peran mereka adalah memenuhi tujuan yang lebih besar dari sekedar membangun nilai ekonomi dalam organisasi. Konsekuensinya mereka merumuskan visi yang berani untuk organisasi yang mengarah pada hasrat untuk memecahkan masalah-masalah penting masyarakat. Kerap kali, misi itu muncul dari pengalaman masa lalu berinteraksi dengan orang/ pihak lain dalam pertemuan yang penuh kesedihan atau pertemuan yang dingin, yang memberi titik baik dalam memandang dunia dalam cara yang berbeda yang akan menguntungkan orang/ pihak lain. 2. Inovasi sosial Inovasi yang sifatnya sosial baik dalam tujuannya maupun sarannya, gagasan baru (produk, pelayanan dan model) yang secara simultan memenuhi nilai sosial (lebih efektif dari pada alternatif-alternatifnya) dan menciptakan hubungan sosial baru atau kolaborasi. inovasi sosial adalah inovasi yang tidak hanya baik untuk masyarakat, tetapi juga meningkatkan kapasitas masyarakat untuk bertindak. Inovasi sosial terjadi lintas batas antara sector publik, sektor swasta, sektor ketiga, dan rumah tangga.
52
3. Perubahan sosial Ketika perubahan yang berarti tersebar dan mengalami percepatan, hal itu mencitakan sejenis dampak kecil. Dan esensi proses itu adalah inovasi biasanya terjadi secara bergelombang. Inovasi pola perubahan yang besar memicu bertahun-tahun perubahan berikutnya ketika inovasi semakin disesuaikan dengan sub sektor sosial dan ekonomi dan menyebar secara geografis (Praszkier &Nowak, 2012). 4. Semangat kewirausahan Semangat kewirausahan ditunjukkan melalui inovasi, kreatif kebaruan (novelty), menciptakan kekayaan bagi individu, dan menambah nilai bagi masyarakat. Semangat kewirausahaan diantaranya adalah inovasi. Peter F. Drucker (2002) menegaskan wirausaha melakukan inovasi yang merupakan instrumen khusus kewirausahan. 5. Kepribadian Menurut Elizabeth Cell (2008), ada 3 ciri kepribadian kewirausahaan
yang
menonjol,
yaitu
kebutuhan
untuk
berprestasi, lokus kontrol dan (berani) mengambil resiko. Kebutuhan berprestasi adalah dorongan unggul untuk mencapai sasaran dalam kaitannya seperangkat standar. Lokus kontrol internal adalah orang yang percaya kepada dirinya dalam mengendalikan nasibnya. Pengambil risiko adalah orang yang
53
dalam konteks usaha bisnis mengejar ide bisnis ketika kemungkinan berhasil kecil.
6. Kepala Desa a. Pengertian Kepala Desa Kepala Desa adalah pimpinan pemerintah desa yang secara langsung dicalonkan oleh masyarakat setempat ditetapkan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan, yaitu Bupati/Walikota atas nama Gubernur. Kepala Desa mempunyai tugas yang cukup berat dalam penyelenggaraan pemerintah desa. Berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa warga Negara Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur dengan Perda yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kepala
Desa
merupakan
pimpinan
penyelenggaraan
pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD. Kepala Desa merupakan unsur pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat. Kepemimpinan kepala desa sangatlah dibutuhkan untuk dapat mensukseskan pelaksanaan pembangunan
54
desa. Kepala desa mempunyai tugas penyelenggaraan desa yaitu a) Urusan
pemerintahan,
antara
lain
pengaturan
kehidupan
masyarakat sesuai dengan kewenangan desa seperti, pembuatan peraturan
desa,
pembentukan
lembaga
kemasyarakatan,
pembentukan badan usaha milik daerah, dan kerja sama antar desa, b) Urusan pembangunan, antara lain pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana fasilitas umum desa seperti, jalan desa, jembatan desa, irigasi desa, pasar desa. c) Urusan kemasyarakatan, yang meliputi pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya masyarakat, seperti bidang kesehatan, pendidikan serta adat istiadat. (Trisantono, 2011: 7).
b. Pemilihan Kepala Desa Pemilihan Kepala Desa ditetapkan berdasarkan indische staatsregeling pasal 128 menetapkan antara lain wewenang masyarakat desa untuk memilih kepala yang dikehendakinya yang pelaksanaannya ditetapkan dengan peraturan Bupati sesuai dengan adat kebiasaan setempat. Selain berdasarkan pilihan oleh warga desa yang bersangkutan sering kali pengangkatan Kepala Desa juga berdasarkan karena keturunan dari keluarga-keluarga yang berpengaruh secara tradisionil (Sumber Saparin, 1979: 32).
55
c. Hak, Wewenang dan Kewajiban Kepala Desa 1. Hak Kepala Desa A.W. Widjaja (1996: 43) menuliskaan ada lima hak Kepala Desa, yaitu: 1) mengajukan pencalonan Perangkat Desa kepada pejabat yang berwenang. 2) Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan. 3) Menunjuk seorang kuasa atau lebih untuk mewakili desanya. 4) Mengatur
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pembangunan desa. 5) Mewakili desanya dalam rangka kerja sama.
2. Wewenang Kepala Desa A.W. Widjaja (1996: 43) juga menuliskan wewenang Kepala Desa, yaitu: 1) Menyelenggarakan rapat Lembaga Musyawarah Desa. 2) Menggerakkan
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan. 3) Menumbuhkan dan mengembangkan serta membina jiwa gotong royong masyarakat. 4) Melaksanakan pembinaan dan pengembangan adat istiadat.
56
5) Menetapkan
keputusan
Kepala
Desa
sebagai
pelaksanaan dari Keputusan Desa.
3. Kewajiban Kepala Desa Sesuai yang telah dituliskan oleh Sumber Saparin (1979: 33), tugas dan kewajiban Kepala Desa ialah menjaga agar supaya Pemerintahan Desa berjalan dengan baik serta bertanggungjawab terhadap hak milik serta kepentingan rumah tangga desa. Ujud hak milik desa ialah misalnya tanah-tanah desa yang terdiri atas tanah kas desa, tanah titisara, tanah bengkok, tanah pangonan dan tanah kuburan. Bagunan desa ialah terdiri atas balai desa, lumbung desa, sekolah desa, pasar desa, saluran air, jembatan, jalan-jalan desa dan sebagainya. Lain dari pada itu Kepela Desa berkewajiban menjaga dan mengamankan keuangan desa, yang berasal dari hasil tanah kas desa serta dari pengumpulan pajak tanah dari warga desa. Kerugian materiil maupun finansiil, yang di akibatkan karena kelalaiannya, dalam menjalankan tugas dan kewajibannya harus di ganti oleh Kepala Desa yang bersangkutan. Sedangkan A.W. Widjaja (1996) merangkum kewajiban Kepala Desa menjadi sebelas pokok, yaitu: 1) Melaksanakan tertib administrasi Pemerintahan ditingkat desa. 2) Melaksanakan pembangunan dan pembinaan masyarakat.
57
3) Melaksanakan pembinaan terhadap organisasi-organisasi kemasyarakatan. 4) Menggali dan memelihara sumber-sumber pendapatan. 5) Bertanggungjawab
atas
jalannya
penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan masyarakat. 6) Melaksanakan keputusan-keputusan desa. 7) Menyelesaikan perselisihan-perselisihan yang terjadi di desa. 8) Menyusun rencana program kerja tahunan dan program kerja lima tahunan. 9) Menyusun APPKD. 10) Memberi pertanggungjawaban kepada Kepala Daerah Tingkat II. 11) Memberi keterangan pertanggungjawaban kepada Lembaga Musyawarah Desa. 7. Manajemen Kepemimpinan Kopetensi kewirausahaan Manajemen bermakna sebagai instrumen untuk mencapai tujuan melalui orang lain. Manajemen dipahami sebagai proses dari
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan,
dan
pengendalian untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen adalah proses pengelolaan suatu kegiatan atau usaha dari awal hingga mengalami kesulitan atau sebaliknya. Dengan demikian, seluruh aspek kehidupan dalam kepemimpinan dimasyarakat
58
dilakukan
dengan
program,
terencana,
terkoordinasi
yang
dilaksanakan dengan pengembangan dan pemantauan serta evaluasi, termasuk pada manajemen kepemimpinan berkopetensi kewirausahaan. Kepemimpinan merupakan tanda – tanda yang unik juga komplek diperankan oleh pemimpin, para pengikut, dan situasi. Kepemimpinan sebagai ilmu pengetahuan dan seni, yang menyatakan bahwa kepemimpinan menegaskan persoalan dapat ditilik kembali dari segi teoritis maupun segi praktisnya. Kepemimpinan memerlukan rasional dan emosional, dalam pengalaman hidup manusia, yang meliputi sejumlah tindakan dan pengaruh yang di dasari oleh alasan dan logika serta inspirasi panggilan jiwa. Demikian halnya, kepemimpinan sangat ditentukan oleh kopetensi pemimpin itu sendiri. Kopetensi kewirausahaan yang dimiliki oleh pemimpin memiliki peluang kepada kesuksesan. Pada umumnya yang memiliki kompetensi yaitu: yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/ kegiatan. Hal seperti itu, sangat perlu dikembangkan oleh kepemimpinan kepala desa. Untuk itu, kepemimpinan berkopetensi kewirausahaan bagi kepala desa menimbulkan tindakan membangun desa bertumpu kewirausahaan.
59
8. Hambatan
dan
Solusi
dalam
Manajemen
Kepemimpinan
Kopetensi kewirausahaan Berbagai kegiatan yang dikelola bukan tidak ada kendala, termasuk manajemen kepemimpinan kopetensi kewirausahaan mengalami hambatan. Dalam manajemen apa saja muncul hambatan.
Sekalipun
demikian,
manajemen
apapun
tentu
meminimalkan hambatan. Untuk kepemimpinan
mengantisipasi kopetensi
hambatan
dalam
manajemen
kewirausahaan
perlu
diperhatikan
berbagai faktor yang menjadikan kendala. Solusi yang diberikan sesuai dengan sifat hambatan, sehigga bisa diantisipasi untuk meminimalisir bahkan menghindari hambatan.
B. Penelitian Yang Relevan Berikut dikemukakan berbagai penelitian yang sebelumnya. Penelitian terdahulu memberi rujukan tentang kedudukan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Ziyad Faroh haqiqi (2009) tentang Manajemen Kewirausahaan (Studi Kasus di Pesantren Abdurrahman bin Auf Klaten menyimpulkan bahwa Pesantren Wirausaha Agrobisnis Abdurrahman bin Auf Klaten memanfaatkan potensi ekonomisnya dengan mendirikan kegiatan usaha peternakan sapi pedaging dan pembibitan, peternakan kambing, rumah potong ayam, Kuadran kanan Inspirational Training. Kedua, tahap-tahap pelaksanaan manajemen kewirausahaan di Pesantren Wirausaha Agrobisnis Abdurrahman bin Auf
60
Klaten
meliputi
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan,
pemfasilitasan, pemotivasian, pemberdayaan, pembelajaran, pembaharuan, pengawasan, dan evaluasi. Ketiga, nilai-nilai kewirausahaan yang diaplikasikan di Pesantren Wirausaha Abdurrahman bin Auf adalah social entrepreneurship di mana semua keuntungan usaha sepenuhnya di kembalikan lagi ke pesantren untuk membiayai program pendidikannya. Di samping itu juga menerapkan kembali nilai kepemimpinan yang unggul, inovasi terus menerus, cara pengambilan keputusan yang hati-hati, sikap tanggung jawab terhadap perubahan, bekerja secara ekonomis dan efisien, memiliki visi yang jauh ke depan, dan sikap hati-hati terhadap risiko. Penelitian
lain
dilakukan
oleh
Rohmat
(2015)
tentang
Kewirausahaan dalam Kepemimpinan Kepala Desa di Sanggung Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo, yang mempunyai hasil penelitian bahwa
Pemerintah
Desa
berkenaan
dengan
program
kerja
mengembangkan pemberdayaan masyarakat wirausaha; Adanya peluang yang diisi pengangguran; Kepala Desa sebagai pemimpin formal bersinergi dengan pemimpin non formal (tokoh masyarakat) melakukan hubungan dua arah dalam melaksanakan pembinaan masyarakat membangun
desa;
Melakukan
pendidikan
dan
pelatihan
(diklat)
kewirausahaan pemuda desa; motivasi, kreativitas dan inovasi bagi pemberdayaan masyarakat terus menerus disampaikan oleh Kepala Desa dalam
berbagai
kegiatan
pembinaan,
diklat
dan
pendampingan;
61
Pengembangan kewirausahaan yang dipimpin oleh Kepala Desa bagi masyarakat meliputi berbagai jenis usaha; dan Memulai untuk meraih keberhasilan berwirausaha selalu disampaikan oleh Kepala Desa untuk meraih keberhasilan sehingga hidup sejahtera. Penelitian yang dilakukan oleh Ray Septianis Kartika (2013) tentang Peluang Mengembangkan Kewirausahaan Desa Berbasis Potensi Desa (Studi Deskriptif di Desa Karang Rejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, Kampung Suka Jawa Kecamatan Bumi Ratu Kabupaten Lampung Tengah dan Desa Sidoasri Kecamatan Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Propinsi Lampung) yang mempunyai hasil penelitian bahwa peluang pengembangan kewirausahaan desa sangat besar dan dikategorikan sebagai usaha kecil. Produk unggulannya yaitu bidang pertanian, perkebunan dan adanya pemanfaatan sumber daya alam yang juga potensial. Kewirausahaan yang ada di desa memiliki prospek yang baik asalkan didukung oleh sarana prasarana, regulasi yang pro ke pelaku usaha dan adanya kepercayaan dari pihak lain untuk menjaring kemitraan kepada pelaku usaha. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Muzakar Isa (2011) mengenai Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi Kewirausahaan, dan Kinerja Industri Mebel. Berdasarkan hasil analisis data disipulkan bahwa kompetensi kewirausahaan (initiative dan enterprises, planning dan organizing, teknologi) serta orientasi kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja, ,dan orientasi kewirausahaan terbukti
62
memediasi hubungan antara kompetensi kewirausahaan dan kinerja usaha mebel di Klaten. Penelitian lain dilakukan oleh Fernando Anggra Kususma Negara (2013) tentang Kompetensi Kewirausahaan Peternak Kelinci di kabupaten Banyumas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kompetensi kewirausahaan yang dimiliki oleh peternak kelinci di Kabupaten Banyumas dikatakan dalam tingkay sedang,. Tidak ada korelasi yang nyata antara umur, pendidikan, dan pengalaman beternak dengan kompetensi kewirausahaan peternak kelinci di Kabupaten banyumas. Dari penelitian-penelitian di atas ada yang menunjukkan variabel sama antara penelitian satu dengan penelitian yang lain. Maka dapat di gunakan sebagai acuan dalam penelitian ini yang akan mengkaji tentang Manajemen Kepemimpinan Kewirausahaan Kepala Desa Sanggung Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Arikunto (2002: 206) berpendapat bahwa pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesa, sehingga dalam rangka penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Dalam penelitian ini peneliti mendidkripsikan data dengan kata-kata, kalimat dan mengurai bukan dengan angka. Maleong (2002: 2) menyatakan bahwa penelitian mengedepankan data dengan berlandaskan pada pengungkapan apa-apa yang diungkapkan oleh responden dari data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, sifat penelitian ini berkenaan dengan mendiskripsi secara kualitatif. B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sanggung, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April s.d Juni 2016.
63
64
C. Subyek dan Informan Subjek penelitian ini adalah Kepala Desa Sanggung. Informan awal dipilih dari orang yang bisa membukakan pintu untuk mengenali keseluruhan
medan
secara
luas,
berkecimpung
langsung
dalam
pemerintahan dan merupakan informan yang cerdas, sehinggan informan dalam penelitian ini yaitu Kepala Desa Sanggung. Sedangkan untuk mendapatkan data yang relevan lainnya dibutuhkan beberapa nara sumber, yaitu: Sekretaris Desa, Kepala Urusan Pemerintahan, Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat,
Badan Permusyawaratan Desa dan tokoh
masyarakat serta pemuka agama, BKM.
D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi/ Pengamatan Bahwasanya metode pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data sebagai data awal kemudian ditindak lanjuti dengan metode lain. Data yang dikumpulkan dengan metode pengamatan merupakan awal memperoleh informasi ilmiah. Sri Anitah (1994:1) menguraikan bahwa dalam
usaha
pengembangan
pengetahuan
ilmiah,
pengamatan
merupakan metode yang pertama-tama digunakan dalam penelitian ilmiah. Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai
65
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi, 2000: 136). Kegiatan ilmiah berlandaskan pada data. Nasution (1992: 59) menegaskan tentang data observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat, dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial, serta konteks dimana kegiatan-kegiatan itu terjadi. Selanjutnya, Haris Herdiansyah (2010: 3) mengemukakan bahwa beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang, pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Obyek observasi terdiri dari tiga komponen, yaitu: place, actor, dan activity. Penelitian ini dilakukan di Desa Sanggung, obyek observasi terdiri dari Kepala Desa Sanggung, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Pemerintahan, Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat, badan Permusyawaratan Desa da tokoh mayarakat. Sedang kegiatan yang akan diamati meliputi: diklat keterampilan usaha jahit, diklat pengembangan usaha perniagaan, diklat usaha jasa pendidikan, dan lain sebagainya dalam manajemen kepemimpinan kompetensi kewirausahaan Kepala Desa Sanggung Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016. b. Wawancara/ Interview Wawancara merupakan proses dialogis dari pelaku kegiatan dengan pewawancara. Suharsimi Arikunto (1993: 115) menyebutkan bahwa wawancara
merupakan
teknik pengumpulan
data
yang sesuai
berdasarkan laporan verbal di mana pada wawancara ini terdapat dialog
66
yang dilakukan oleh interviewer (pewawancara) untuk memperoleh informasi dari interviewe (orang yang diwawancarai). Wawancara yaitu suatu komunikasi verbal yang memerlukan kemampuan responden untuk merumuskan buah pikiran serta perasaannya dengan tepat (Nasution,
1992:
155).
Selanjutnya,
Margono
(2004:
165)
mengungkapkan bahwa interview adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara
lisan
pula.
Metode
wawancara
mencakup
cara
yang
dipergunakan untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan secara lesan dari seorang responden (Rohmat, 1994: 1). Dalam penelitian ini, menggunakan jenis wawancara terstruktur (structured interview), yaitu dengan menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan
tertulis
terlebih
dahulu
untuk
mengumpulkan data tentang manajemen kepemimpinan kompetensi kewirausahaan kepala Desa Sanggung Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016. c. Dokumentasi Selain metode pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara, dengan mengandalkan sumber manusia itu sendiri, terdapat metode pengumpul data dokumen. Data dokumen, merupakan wujud konkrit hal-hal berkaitan dengan kegiatan yang sudah terdokumentasi. Sebagaimana dinyatakan oleh (Nasution, 1992: 85) data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia melalui
67
observasi dan wawancara, akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, diantaranya dokumen, foto, dan bahan statistik. Dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Lexy J. Moleong, 2000: 161). Penelitian ini, metode pengumpulan data menggunakan dokumen, tentang
manajemen
kepemimpinan
kewirausahaan
kepala
desa
Sanggung Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016 E. Pemeriksaan Keabsahan Data Keabsahan data dapat dipahami menggunakan data yang diperoleh dari pengamatan merupakan data yang sesungguhnya dari kenyataan. Selanjutnya, data yang didapat dari wawancara, informasi yang diberikan, sesuai dengan fakta. Pandangan Nasution (1992:105) mengungkapkan bahwa keabsahan data membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan, dan penjelasan yang diberikan sesuai dengan yang sebenarnya. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu disebut triangulasi (Lexy J. Moleong, 2000: 178). Dalam penelitian ini, pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.
68
F. Teknik Analisis data Teknik analisis data menggunakan metode trianggulasi, yang diartikan sebagai teknik pengumpulan data bersifat menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2010: 397). Data yang sudah diperoleh, dianalisis dengan analisis interactive model. Sebagaimana dikuatkan oleh Miles dan Huberman (1994) menawarkan suatu teknik analisis yang biasa disebut interactive model. Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini, sejalan dengan pandangan Miles dan Huberman, sebagian dan satu kegiatan serta merupakan penyusunan/ konfigurasi menyeluruh. Hal ini, berkenaan dengan kompetensi kewirausahaan dalam manajemen kepemimpinan kewirausahaan kepala desa Sanggung, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016. Untuk lebih jelas, berikut dipaparkan pemahaman Diagram hubungan antar komponen model interaktif, analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data,
69
penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.
Komponen – komponen analisis data; Model Interaktif Sumber: Sugiyono (2013: 405)
70
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data 1. Topografi Lokasi Penelitian a. Batas Administratif Desa Sanggung Desa Sanggung terletak di ujung Barat Selatan Wilayah Kabupaten Sukoharjo, berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Boyolali di sebelah barat dan Kabupaten Klaten di sebelah selatan. Adapun batas wilayah administratif Desa Sanggung adalah : - Sebelah Utara
: Desa Tempel
- Sebelah Timur : Desa Kagokan - Sebelah Selatan : Sungai Gandul, Kec. Wonosari, Kab. Klaten - Sebelah Barat
: Wilayah Kec. Sawit, Kab.Boyolali
Luas wilayah Desa Sanggung adalah 96 ha terdiri atas 2 wilayah dusun, 2 RW dan 15 RT. Letak Desa Sanggung sangat strategis, karena wilayah desa ini berbatasan langsung dengan jalur transportasi regional Solo – Yogyakarta, selain itu Desa Sanggung juga berbatasan langsung dengan 3 wilayah Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali. b. Kondisi Fisik/ Lingkungan Desa Sanggung adalah daerah permukiman yang cukup padat. Kawasan wilayah ini memiliki luas wilayah 96 ha dengan rincian : - Sawah/ Pertanian
: 70 ha
70
71
- Pemukiman
: 23 ha
- Lainnya
: 3 ha
Pemanfaat pemukinan sangat bervariasi sesuai dengan kegiatan yang ada di Desa Sanggung. Di kawasan ini telah tumbuh kegiatan perdagangan dan jasa yang dapat memberikan rangsangan pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya. Karakter yang ada pada kawasan ini adalah meliputi: perdagangan, jasa, industri makanan, permukinan, perikanan, peternakan, tempat ibadah, lokasi pendidikan, lahan pertanian, dan pusat pemerintahan desa. Pola penggunaan tanah pada kawasan prioritas adalah : Tabel 4.1: Penggunaan tanah kawasan prioritas No
Penggunaan Ruang
Luas
%
1
Permukiman
12,15
83,83
2
Pertanian
1,23
8,49
3
Fasilitas Pendidikan
0,1029
0,71
4
Fasilitas Ibadah
0,04
0,28
5
Perdagangan/ Jasa
0,52
3,68
6
Fasilitas Kesehatan
0,01
0,07
7
Industri
0,3
2,06
8
Fasilitas Pemerintahan
0,06
0,41
9
Lapagan olahraga/ ruang terbuka
0,08
0,55
Jumlah
14,49
100
(sumber: dokumen laporan akhir PLPBK Desa Sanggung tahun 2015) 2. Kondisi Kependudukan Penduduk Desa Sanggung memiliki fluktuasi yang bervariasi, dapat dilihat dari tabel berikut:
72
Tabel 4.2: Kondisi Kependudukan Jumlah
Jumlah
Penduduk
KK
1369
2490
992
1139
1370
2509
997
2011
1109
1380
2489
1000
2013
1131
1389
2520
1010
2014
1140
1395
2535
1014
Tahun
Laki-laki
Perempuan
2009
1121
2010
(sumber: dokumen laporan akhir PLPBK Desa Sanggung tahun 2015) 3. Visi dan Misi Visi
: Warga Sanggung memiliki warga yang sehat, optimis yang patuh pada aturan, berkepribadian dan bertempat tinggal pada lingkungan aman, nyaman, dan ramah.
Misi
: 1. Menata lingkungan pemukiman yang sehat dan sesuai dengan standart kesehatan dan kondisi lingkungan. 2. Menciptakan rasa kebersamaan dan kepadulian terhadap masyarakat kurang mampu. 3. Menciptakan peluang usaha sesuai dengan potensi yang ada. 4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana. 5. Meningkatkan kualitas produk industri dengan kemasan dan promosi. 6. Mengembangkan pertanian menuju pertanian organik dengan mengurangi jumlah pemakaian bahan-bahan kimia untuk pertanian.
73
7. Pemanfaatan limbah ternak untuk pembuatan biogas dan pupuk organik. Tujuan : Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan lingkungan hunian yang sehat, produktif, berjati diri, dan berkelanjutan. 4. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sanggung BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA SANGGUNG
KEPALA DESA
BPD SEKRETARIS DESA
KAUR PEMERINTAHAN
KAUR UMUM
KAUR PEMBANGUNAN
KADUS I
KADUS II
Keterangan: ____________ : Garis tanggung jawab ........................ : Garis koordinasi Gambar 4.1. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sanggung
74
Kepala Desa
: Sri Hartini, SH
Sekteratis Desa
: Warjito, SE
Kaur Pemerintahan : Santoso, S.Sos Kaur Umum
: Joko Sasmito
Kaur Pembangunan : Sumarno Kadus I
: Widoyo
Kadus II
: Sariman
5. Kelembagaan Desa Sanggung Di Desa Sanggung terdapat beberapa lembaga kemayasarakatan baik yang sifatnya formal maupun yang informal. Pada umumnya lembaga-lembaga ini melakukan pertemuan setiap sebulan sekali. Kendala-kendala yang dialami dalam kegiatan kelembagaan diantaranya keterbatasan dana dan kurangnya keaktifan anggota maupun kesadaran masyarakat untuk menjadi anggota. Berikut dipaparkan dalam tabel lembaga dan fungsinya yang ada di Desa Sanggung. Tabel 4.3: Kelembagaan di Desa Sanggung Nama
Fungsi Lembaga
Lembaga BPD
Sebagai partner pemerintah Desa Sanggung dalam menentukan kebijakan pemerintahan Desa Sanggung
LPM
Membantu pemerintah Desa Sanggung dalam bidang pembangunan wilayah Desa Sanggung
PKK
Memberdayakan
keluarga
untuk
meningkatkan
kesejahteraan menuju keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia
75
dan berbudi luhur, sehat, sejahtera, mandiri, kesetaraan gender serta kesadaran hukum Karang
-
Taruna
Memberdayakan para remaja untuk seni, olahraga, budaya, dan sosial kemasyarakatan.
-
Mengarahkan kepada kegiatan yang bersifat positif dan berguna bagi para remaja di Desa Sanggung.
-
Membantu pemerintah Desa Sanggung di bidang seni, budaya, olahraga, dan kemasyarakatan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan sosial.
Gapoktan
-
Pemersatu kelompok tani agar tidak bekerja sendirisendiri.
-
Penyatuan bibit-bibit, pengadaan kebutuhan pupuk organik dan non-organik agar seimbang.
BKM
Penyatuan persepsi dibidang pertanian.
Membantu pemerintah Desa Sanggung di bidang: -
Pegentasan kemiskinan
-
Kesadaran sosial (kepedulian) bagi warga miskin.
-
Membantu pembangunan sosial, ekonomi, fisik, dan pendidikan.
RT/ RW
Membantu pemerintah Desa Sanggung di bidang sosial, keamanan, dan kemasyarakatan serta pembangunan.
Grup
-
Karawitan
Polindes/
Wadah untuk penyaluran hobi masyarakat Desa Sanggung
-
Melestarikan budaya Jawa
-
Membantu kepala desa dalam memberikan pelayanan
Bidan Desa
kesehatan kepada masyarakat -
Membantu kepala desa memberikan penyuluhan dan pembinaan kesehatan masyarakat
(sumber: dokumen laporan akhir PLPBK Desa Sanggung tahun 2015)
76
6. Potensi Kewirausahaan Desa Pemerintah desa Sanggung menjalankan roda pemerintahan desa dengan wawasan kewirausahaan. Kewirausahaan dalam kepemimpinan kepala desa sanggung ini telah menyusun program yang dilandasi oleh kewirausahaan. Keterlibatan pemerintah desa menjadi atensi yang sangat tinggi terhadap para pelaku usaha, apalagi pemerintah menganggap bahwa usaha-usaha yang ada di desa menjadi instrumen untuk mendongkrak bangkitnya masyarakat desa untuk merubah garis ekonomi kerakyatan (Ray, 2013: 289). Ekonomi kerakyatan dengan memberdayakan potensi masyarakat yang ada dalam rangka meningkatkan penghasilan masyarakat yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan mengurangi jumlah pengangguran. Potensi desa mencakup: 1) potensi geografis desa (aspek topologi dan aspek non biotik); 2) potnsi sumber daya alam di wilayah desa; 3) potensi sumber daya manusia (angkatan kerja dan pengangguran); 4) sumber daya ekonomi di pedesaan; 5) potensi sosial dan budaya; 6) potensi kelembagaan di desa; 7) sarana dan prasarana di desa. Kepala desa dalam menjalankan tugas berwawasan kewirausahaan terlebih dahulu menyusun program kewirausahaan yang sesuai dengan potensi masyarakat dengan melibatkan unsur yang ada di desa sanggung. Kepala desa menjalankan program kerja dengan cara memberdayakan masyarakat melalui sosialisasi, pelatihan dan juga arahan dengan mengarah pada sektor perekonomian masyarakat desa Sanggung yang terdiri dari: pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, jasa, produksi
77
rumahan, produk kreatif, kuliner dll. (wawancara dengan kepala desa dan observasi, Mei 2016). Bahwasanya program pemerintahan desa Sanggung dilaksanakan oleh kepala desa. Kepala desa (kades) telah membuat program kerja sesuai karakteristik desa, juga alokasi anggaran. Adapun program pemerintahan desa tertuang dalam program kerja desa. Program kerja pembangunan mencakup, bidang: pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), pemberdayaan ekonomi rakyat, bidang kewirausahaan bagi kesejahteraan masyarakat, bidang pendidikan, sosial, budaya, kesehatan, keamanan dan peduli lingkungan serta pemahaman keagamaan. Bidang fisik diantaranya: stan-stan kewirausahaan, tempat produksi kerajinan, gedung pertemuan/ alun-alun, infrastruktur jalan, gapura masuk desa, lampu penerangan jalan desa, dan lain sebagainya. (wawancara dengan kepala desa, Mei 2016) Kepala desa sebagai pemimpin pemerintahan di desa Sanggung memiliki upaya menggerakkan potensi masyarakat untuk berwirausaha sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masyarakat. Kepala Desa melakukan sosialisasi, memberikan motivasi dan mengadakan pelatihan kewirausahan, melakukan pendampingan serta dengan sudah adanya kegiatan usaha masyarakat berbasis rumahan yang telah berjalan sehingga menjadi perangsang bagi masyarakat untuk mendirikan usaha baik skala kecil maupun menengah bahkan usaha yang besar. (wawancara dengan kepala desa dan observasi, Mei 2016).
78
Kepala desa Sanggung sangat memahami peluang, baik secara internal
maupun
eksternal.
Pemberdayaan
kewirausahaan
bagi
pengembangan potensi masyarakat terus menerus dilakukan dengan harapan mengurangi anggota masyarakat yang belum memiliki pekerjaan/ pengangguran. Selain itu, juga untuk anggota masyarakat yang penghasilannya
tidak
menentu.
Peluang
yang
dipahami
untuk
berwirausaha bagi pengembangan potensi masyarakat lebih dimungkinkan kepada tercapainya hasil kerja sehingga bisa menambah penghasilan pada gilirannya meraih kesejahteraan. Kepala Desa secara langsung terjun ke lapangan sehingga mengetahui secara pasti apa yang menjadi peluang dan potensi serta hambatan dalam melaksanakan program kerja. Dalam menyusun dan melaksanakan program selalu melibatkan semua unsur yang ada di desa mulai dari perangkat desa, lembaga desa, tokoh masyarakat, PKK dan karang taruna. (wawancara dengan perangkat desa dan dokumentasi, Mei 2016) Kepala desa Sanggung melaksanakan program kerja bersama dengan perangkat desa yang sinergi juga dengan tokoh masyarakat dalam membangun desa. Bahwasanya kepala desa memahami karakteristik desa dan karakteristik tokoh masyarakat, kelompok dalam organisasi desa, juga kepada karakteristik individu warga masyarakat. Masyarakat Desa Sanggung memiliki berbagai karakteristik yang berbeda antara individu satu dengan individu yang lain. Dari berbagai karakteristik yang berbeda itu perlu diperhatikan untuk dipahami masing-masing dari karakteristik
79
supaya bisa berkembang, ini merupakan peluang bagi Kepala Desa Sanggung. Kepala
desa
Sanggung
dalam
melaksanakan
program
kewirausahaan dengan melibatkan seluruh perangkat desa, lembaga desa, unsur masyarakat, PKK dan karang taruna dengan gotong royong sebagai identitas masyarakat desa sanggung. Upaya konkrit mengembangkan kewirausahaan di desa sanggung, kepala desa membangun stan usaha/ warung kuliner yang diperuntukan bagi warga masyarakat dalam memasarkan hasil usahanya. Selanjutnya, untuk bisa menempati stan usaha/ warung kuliner masyarakat terlebih dahulu mendaftar dan diundi karena banyaknya warga masyarakat yang ingin memanfaatkan stan usaha/ warung kuliner untuk berjualan (wawancara dengan kepala desa, observasi dan dokumentasi, Juni 2016). Kepemimpinan kepala desa Sanggung berwawasan kewirausahaan dalam melaksanakan program pembangunan selalu berkoordinasi baik dengan pemerintah daerah, lembaga desa maupun masyarakat terutama berkaitan dengan bantuan dana dari program pemerintah. Bantuan pemerintah dalam pembangunan warung kuliner yang juga harus melibatkan peran serta dan partisipasi masyarakat. Namun, untuk permodalan bagi para pelaku usaha masih menjadi kendala karena belum adanya sentuhan permodalan baik dari pemerintah daerah maupun dari pihak lain (wawancara dengan kepala desa, Mei 2016).
80
Pemerintah desa Sanggung terutama kepala desa berusaha secara maksimal dan berkelanjutan. Dalam rangka memajukan kegiatan kewirausahaan masyarakat dengan upaya menggali dana baik dari pemerintah maupun lainnya dengan melibatkan masyarakat melalui program-program pembangunan pemerintah. Kepala desa mengajukan proposal kegiatan kepada pemerintah untuk dapat dibiyai, selain kepada kepada pemerintah kepala desa juga berupaya bekerja sama dengan pihakpihak lain untuk pembiayaan permodalan usaha bagi masyarakat (wawancara dengan kepala desa, Mei 2016) Sebagaimana telah bisa dilihat dan dinikmati oleh masyarakat sanggung dan sekitarnya, berbagai keberhasilan dari kepemimpinan kepala desa berwawasan kewirausahaan dengan adanya warung kuliner, berbagai usaha bersifat industri kecil, pembangunan alun-alun untuk kegiatan masyarakat, gapura masuk desa, lampu penerangan jalan, betonisasi jalan, pembangunan tower air, dll. Dari segi ekonomi adanya peningkatan pendapatan warga masyarakat sehingga banyak warga yang mampu menyekolahkan anaknya hingga bangku perguruan tinggi dan lulus sarjana, berkurang jumlah pengangguran warga masyarakat Sanggung. Kesemua itu menunjukkan meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan warga masyarakat (wawancara dengan kepala desa dan observasi, Mei 2016). Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) diharapkan dapat membentuk sikap masyarakat melakukan wirausaha. Selanjutnya, bagi
81
pemuda
berpeluang
mengembangkan
ketrampilan,
menambah
pengetahuan dan mempraktikkan berwirausaha. Dengan demikian, diklat membekali anggota masyarakat termasuk pemuda dalam hal ketrampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai melakukan kewirausahaan. Setelah mengikuti diklat maka kades mendorong kepada masyarakat untuk mengembangkan potensinya
dengan
memberdayakan diantaranya:
melakukan
masyarakat
pembinaan,
wirausaha.
pelaku
pelatihan,
usaha dan
Kepala dengan
Desa berbagai
pendampingan.
terus hal
Kegiatan
pembinaan dan pelatihan serta pendampingan mengenai pengembangan kewirausahaan warga dihadiri langsung oleh kepala desa. Dalam kesempatan
itu,
kepala
desa
semangat
memberikan
motivasi,
menunjukkan berbagai perilaku etos kerja untuk meningkatkan hasil kewirausahaanya (wawancara dengan kepala desa dan dokumentasi, Mei 2016). Di Desa Sanggung terdapat berbagai kegiatan ekonomi potensial untuk dikembangkan berupa kegiatan kewirausahaan dengan sifat industri kecil/ industri rumahan. Kegiatan kewirausahaan dengan sifat industri kecil ini menyebar disetiap lingkungan dengan ciri khas masing-masing. Kegiatan produksi tersebut berupa pembuatan batu bata, karak lele, plencing, tahu, tempe, kecambah, konveksi, ikan wader goreng, belut goreng, cabuk rambak, gethuk, pembuatan kijing, budidaya burung, ikan dan ayam, usaha penggilingan padi, ternak bebek, usaha pembuatan bronjong, usaha pertanian, pembibitan buah, usaha jasa bengkel,
82
pembuatan plat nomer, bordir, counter pulsa, agen gas, toko kelontong, dan lain-lain. Pemasaran hasil produksi berskala lokal dan regional di sekitar Kabupaten Sukoharjo, namun ada juga pemasarannya yang sudah menyebar lebih luas, seperti karak lele yang sudah dipasarkan sampai masuk ke swalayan di wilayah solo (observasi, Juni 2016). Kepala desa memberikan motivasi, kreativitas dan inovasi bagi pemberdayaan masyarakat terus menerus disampaikan dalam berbagai kegiatan pembinaan, diklat, dan pendampingan. Ini menunjukkan bahwa pemerintahan kades mempunyai perhatian sangat serius untuk membangun pengembangan masyarakat berwirausaha. Tidak hanya pada satu kesempatan kegiatan memberi motivasi, merangsang untuk menimbulkan kreatifitas dan menumbuhkan kemampuan melakukan inovasi, tetapi pada setiap kegiatan yang ada di desa selalu diungkapkan oleh kepala desa. Untuk
mendukung
pemasaran
hasil
produksi
masyarakat,
kepemimpinan kepala desa berwawasan kewirausahaan mengupayakan dengan membangun stan-stan usaha untuk memfasilitasi berbagai kegiatan usaha masyarakat Desa Sanggung. Kewirausahaan yang dikembangkan oleh kepemimpinan kepala desa dengan mendirikan stan wirausaha. Stan wirausaha yang diberi nama warung kuliner terdapat berbagai macam masakan kuliner yang dijual. Diantaranya: mie ayam, bakso, soto, sate, aneka masakan khas jawa, gudeg, rica-rica, warung HIK, serta makanan lain hasil kegiatan usaha masyarakat (observasi dan dokumentasi, Juni 2016)
83
Pengembangan kewirausahaan yang di pimpin oleh kepala desa bagi masyarakat meliputi berbagai jenis usaha diantaranya: pembuatan batu bata, karak lele, plencing, tahu, tempe, kecambah, konveksi, ikan wader goreng, belut goreng, cabuk rambak, gethuk, pembuatan kijing, budidaya burung, ikan dan ayam, usaha penggilingan padi, ternak bebek, usaha pembuatan bronjong, usaha pertanian, pembibitan buah, usaha jasa bengkel, pembuatan plat nomer, bordir, counter pulsa, agen gas, toko kelontong. Selain itu warga melakukan wirausaha dengan berbagai stan. Perkembangan kewirausahaan warga dengan stan atau warung kuliner tidak hanya untuk konsumsi masyarakat Sanggung melainkan juga berbagai masyarakat selain Desa Sanggung. (wawancara kepada konsumen, Mei 2016). Jenis stan diantaranya: mie ayam, bakso, soto, sate, aneka masakan khas jawa, gudeg, rica-rica, warung HIK, serta makanan lain hasil kegiatan usaha masyarakat. Warung kuliner itu berlangsung ada mulai jam 05.00 WIB, sebagian kecil mulai jam 06.00 WIB dan pada umumnya kurang lebih jam 08.00 WIB sampai dengan ada yang tutup lebih dari pada jam 20.00 WIB, sebagian kecil menjelang magrib dan sebagian besar sekitar jam 17.00 WIB. (Observasi, Mei 2016) Kewirausahaan dalam bentuk non materi misalnya kepala desa memberi motivasi kepada masyarakat untuk memiliki sikap pantang menyerah, kreatif, inovatif, tanggung jawab dan lain sebagainya. Sikap berwirausaha seperti itu dalam kewirausahaan perlu dikembangkan supaya
84
masyarakat lebih maju dalam kehidupannya, baik dari segi pola pikir maupun kesejahteraannya. (wawancara dengan kepala desa,Juni 2016) Kepala desa sangat memperhatikan kepada perilaku warga masyarakatnya, termasuk masyarakat yang telah memulai berwirausaha, mengembangkan kewirausahaannya, dan menjalankan kewirausahaan dengan keberhasilannya sampai dengan meningkat kesejahteraanya. Selanjutnya, kewirausahaan sebagai wawasan melakukan kepemimpinan kepala desa sanggung, dikarenakan kewirausahaan merupakan kebutuhan nyata pada masyarakat. Dalam mendukung perkembangan kewirausahaan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah desa sanggung terutama oleh kepala desa dalam rangka meningkatkan kualitas kewirausahaan di desa Sanggung.
Kepala
desa
mengadakan
berbagai
pelatihan
dan
pendampingan untuk meningkatkan kemampuan warga sanggung dalam berwirausaha. Pelatihan dilakukan bekerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun pihak swasta (wawancara dengan kepala desa, Mei 2016). Kepala desa menegaskan bahwa pada umumnya masyarakat bisa merasakan dari pemberdayaan potensi masyarakat dengan meningkatnya taraf kehidupan yang lebih sejahtera dan pengangguran berkurang. Sehingga banyak masyarakat yang mampu menyekolahkan anaknya hingga bangku kuliah dan mampu mandiri dari segi ekonomi (wawancara dengan kepala desa, Mei 2016).
85
Lebih lanjut, yang menjadi dasar pertimbangan kewirausahaan dalam kepemimpinan kepala desa sanggung adalah keadaan masyarakat di desa sanggung banyak yang menganggur dan belum termotivasi untuk melakukan usaha secara mandiri. Langkah selanjutnya yang dilakukan pemerintah desa sanggung dengan menyusun program kewirausahaan untuk diterapkan dalam masyarakat sesuai dengan potensi yang ada. Program
kewirausahaan
direalisasikan
dengan
sosialisasi
kepada
masyarakat, pelatihan kewirausahaan dan juga dibangunnya fasilitas untuk mendukung perkembangan wirausaha di desa sanggung (wawancara dengan kepala desa, Mei 2016). 7. Manajemen kepemimpinan kepala desa berkompetensi kewirausahaan Manajemen
kepemimpinan
kewirausahaan,
bahwasanya
kepemimpinan
dengan
kepala
kepala desa
manajemen
desa dalam
berkompetensi menyelengarakan
kepemimpinan
berkopentensi
kewirausahaan. Ini ditunjukkan dengan program membangun desa berorientasi kewirausahaan. Program kewirausahaan desa terdiskripsi dalam perencanaan jangka pendek dan jangka menengah. Program perencanaan jangka pendek seperti; perniagaan sembako, perniagaan gas elpiji, perniagaan minuman aqua, perikanan, peternakan ungas, produksi tahu & tempe, home industri. Selain itu, terdapat juga berbagai stand kuliner.
Untuk
program
perencanaan
jangka
menengah
seperti;
dibangunnya insfrastruktur pertanian, gapura, tower air, jasa pendidikan paud, jasa pelayanan pajak. Selanjutnya telah terbentuk program berupa
86
rancangan rencana kerja pemerintah desa tahun 2016-2017 yang dialokasikan untuk kompetesi kewirausahaan, seperti: pemberdayaan kuliner, pasar murah kuliner, pemberian bantuan stimulan untuk kelompok usaha bersama, penyertaan modal kepada Bumdes untuk peningkatan usaha, pengadaan bibit tanaman masyarakat, dan pembuatan kandang ternak komunal (wawancara dengan kepala desa, Juli 2016). Manajemen
kepemimpinan
berkopentensi
kewirausahaan
mengikuti tahapan; perencanaan program kerja, pengorganisasian, pelaksanaan, pemfasilitasan dan monitoring evaluasi. Perencanaan program kerja dilakukan oleh kepala desa beserta pemerintahan desa. Perencanaan program kerja yang ditetapkan oleh pemerintahan desa berwawasan
kewirausahaan.
Pengorganisasian
dalam
pelaksanaan
kepemimpinan berwawasan kewirausahan dilaksanakan oleh komponen masyarakat yang telah diarahkan oleh pemerintah desa. Pelaksanaan berbagai kegiatan kewirausahaan dijalankan oleh masyarakat baik secara individu maupun kerjasama, dalam kegiatan ini kepala desa mengambil peran dalam memotivasi masyarakat untuk terus berkembang. Untuk memperlancar kewirausahaan di desa sanggung, pemerintahan desa memberikan berbagai fasilitas berupa stan-stan kuliner dan melakukan beberapa pelatihan. Monitoring dilakukan oleh pemerintah desa agar pembinaannya dapat terpantau akhirnya, dievaluasi oleh pemerintah desa untuk
mengukur
keberhasilan
kewirausahaan
(wawancara dengan kepala desa, Juli 2016).
yang
dipimpinnya
87
8. Hambatan kepemimpinan kepala desa berkompetensi kewirausahaan Dalam melaksanakan kepemimpinan kepala desa berkompetensi kewirausahaan, terdapat beberapa hambatan, diantaranya: 1) tidak mempunyai tenaga ahli, tenaga ahli dalam bidang kewirausahaan sangat mahal untuk didatangkan sebagai narasumber; 2) terbatasnya pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat. Anggaran untuk pelaksanan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan juga sangat minim; 3) pada umumnya masyarakat bergantung modal kerja, wirausaha dimaknai dengan besarnya modal kerja bukan semangat bekerja untuk menghadapi tantangan
dalam
menghasilkan
produk
sesuai
kebutuhan
pasar.
(wawancara dengan kepala desa, Juli 2016) 9. Solusi kepemimpinan kompetensi kewirausahaan Terdapat beberapa solusi untuk mengatasi hambatan yang telah direncanakan oleh kepala desa, yaitu: 1) kerjasama dengan pakar kewirausahaan sehingga konsekuensi logis dapat dijangkau. Pemerintah desa sedang melakukan pendekatan yang ditempuh oleh kepala desa untuk menjembatani kerjasama dengan expert kewirausahaan; 2) melakukan pemetaan prioritas instruktur sesuai dengan materi pendidikan dan pelatihan; 3) motivasi terus menerus diberikan kepada masyarakat untuk melakukan kewirausahaan dengan semangat, siap menghadapi tantangan, bisa untuk memenuhi kebutuhan pasar.
88
B. Analisis Data Kepala desa Sanggung menjalankan roda pemerintahan desa dengan kompetensi kewirausahaan. Manajemen kewirausahaan dalam kepemimpinan kepala desa Sanggung ini dimulai perencanaan dengan menyusun program dilandasi kepada kewirausahaan. Kewirausahaan ini dipandang sebagai pembangun ekonomi kerakyatan. Program pemerintahan desa sanggung dilaksanakan oleh kepala desa. Kepala desa (kades) telah membuat program kerja sesuai karakteristik desa, juga alokasi anggaran. Adapun program pemerintahan desa tertuang dalam program kerja desa. Program kerja pembangunan mencakup, bidang: pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), pemberdayaan ekonomi rakyat, bidang kewirausahaan bagi kesejahteraan masyarakat, bidang pendidikan, sosial, budaya, kesehatan, keamanan dan peduli lingkungan serta pemahaman keagamaan. Bidang fisik diantaranya: stan-stan kewirausahaan, tempat produksi kerajinan, gedung pertemuan dan alun-alun, infrastruktur jalan, gapura masuk desa, lampu penerangan jalan desa, dan lain sebagainya. Data yang direduksi dapat dipahami bahwasanya pemerintah desa melakukan manajemen awal dengan program kerja mengembangkan pemberdayaan masyarakat wirausaha. Kepala desa Sanggung telah memberikan beberapa fasilitas bidang fisik yang bertujuan untuk memberikan dorongan semangat wirausaha bagi masyarakat.
Fasilitas
yang
telah
tersedia
diantaranya:
stan-stan
kewirausahaan, tempat produksi kerajinan, gedung pertemuan dan alun-alun,
89
infrastruktur jalan, gapura masuk desa, lampu penerangan jalan desa, dan lain sebagainya. Data yang direduksi dapat dipahami bahwasanya pemerintah desa melakukan manajemen kepemimpinan dengan memberikan fasilitas kepada masyarakat wirausaha. Kepala desa mengisyaratkan bahwa sangat memahami peluang baik secara internal maupun eksternal. Pemberdayaan kewirausahaan bagi pengembangan potensi masyarakat terus menerus dilakukan dengan harapan mengurangi
anggota
pengangguran.
Selain
masyarakat itu,
juga
yang untuk
belum
memiliki
anggota
pekerjaan/
masyarakat
yang
penghasilannya tidak menentu. Peluang yang dipahami untuk berwirausaha bagi pengembangan potensi masyarakat lebih dimungkinkan kepada tercapainya hasil kerja sehingga bisa menambah penghasilan pada gilirannya meraih kesejahteraan. Kepala Desa secara langsung terjun ke masyarakat sehingga mengetahui secara pasti apa yang menjadi peluang dan potensi serta hambatan dalam melaksanakan program kerja. Data-data yang telah direduksi menunjukkan bahwa kepala desa memahami Adanya peluang dengan memberdayakan masyarakat khususnya bagi yang belum memperoleh pekerjaan/ pengangguran. Dalam menyusun dan melaksanakan program kerja kepala desa selalu melibatkan semua unsur yang ada di desa mulai dari perangkat desa, lembaga desa, tokoh masyarakat, PKK dan karang taruna. Dalam kegiatan ini kepala desa sangat berhati-hati dalam membebankan suatu pekerjaan. Seleksi yang ketat berdasarkan prestasi dan kecakapan kerja menjadi prioritas penting
90
dalam mendelegasikan wewenang dan pembagian tugas. Untuk itu digunakan prinsip “right man in the right place”. Yaitu menempatkan orang yang tepat di tempat yang tempat untuk membantu manajemen dalam mensukseskan usaha yang dibangun. Data-data yang telah direduksi menunjukkan bahwa kepala
desa
melakukan
manajemen
pengorganisasian
untuk
mensukseskan pemberdayaan masyarakat wirausaha. Kepala desa melaksanakan program kerja bersama dengan perangkat desa yang sinergi juga dengan tokoh masyarakat dalam membangun desa. Bahwasanya kepala desa memahami karakteristik desa dengan karakteristik tokoh masyarakat, kelompok dalam organisasi desa, bahkan juga kepada karakteristik individu bagi warga masyarakat. Masyarakat Desa Sanggung memiliki berbagai karakteristik yang berbeda antara individu satu dengan individu yang lain. Dari berbagai karakteristik yang berbeda itu perlu diperhatikan untuk dipahami masing-masing dari karakteristik supaya bisa berkembang, ini merupakan peluang bagi Kepala Desa Sanggung. Reduksi data bisa dikemukakan bahwa kepala desa sebagai pemimpin formal bersinergi dengan pemimpin non formal (tokoh masyarakat) melakukan hubungan 2 arah dalam melaksanakan pembinaan masyarakat membangun desa. Pelaksanaan diklat diharapkan dapat membentuk sikap manusia melakukan
wirausaha.
mengembangkan
Selanjutnya,
ketrampilan,
bagi
menambah
pemuda
berpeluang
pengetahuan
dan
mempraktikkannya berwirausaha. Dengan demikian, diklat membekali
91
anggota masyarakat termasuk pemuda mencakup: ketrampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai melakukan kewirausahaan. Setelah mengikuti diklat maka kades mendorong kepada masyarakat untuk mengembangkan potensinya dengan melakukan wirausaha. Kepala Desa terus memberdayakan masyarakat pelaku usaha dengan berbagai hal diantaranya: pembinaan, pelatihan, dan pendampingan. Kegiatan pembinaan dan pelatihan serta pendampingan mengenai pengembangan kewirausahaan warga dihadiri langsung oleh kepala desa. Dalam kesempatan itu, kepala desa semangat memberikan motivasi, menunjukkan berbagai perilaku etos kerja untuk meningkatkan hasil kewirausahaanya. Sehingga kepada desa telah memberikan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, seperti menciptakan inovasi, kerja keras, memiliki motivasi, pantang menyerah dan mampu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala. Data yang telah dianalisis dapat pahami bahwa manajemen kepemimpinan kepala desa telah menyasar pada kompetensi kewirausahaan. Pemerintahan desa mempunyai perhatian sangat serius untuk membangun pengembangan masyarakat berwirausaha. Tidak hanya pada satu kesempatan kegiatan memberi motivasi, merangsang untuk menimbulkan kreatifitas dan menumbuhkan kemampuan melakukan inovasi, tetapi pada setiap kegiatan yang ada di desa selalu diungkapkan oleh kepala desa. Datadata yang telah direduksi memberi informasi tentang manajemen kepemimpinan kepala desa mampu memberdayakan sumber daya manusia dan memberikan motivasi wirausaha.
92
Pengembangan kewirausahaan yang di pimpin oleh kepala desa bagi masyarakat meliputi berbagai jenis usaha, diantaranya: pembuatan batu bata, karak lele, plencing, tahu, tempe, kecambah, konveksi, ikan wader goreng, belut goreng, cabuk rambak, gethuk, pembuatan kijing, budidaya burung, ikan dan ayam, usaha penggilingan padi, ternak bebek, usaha pembuatan bronjong, usaha pertanian, pembibitan buah, usaha jasa bengkel, pembuatan plat nomer, bordir, counter pulsa, agen gas, toko kelontong. Reduksi ini menunjukkan terdapat pengembangan kewirausahaan yang di pimpin oleh kepala desa bagi masyarakat meliputi berbagai jenis usaha. Kepala
desa
sangat
memperhatikan
kepada
perilaku
warga
masyarakatnya, termasuk masyarakat yang telah memulai berwirausaha, mengembangkan kewirausahaannya, dan menjalankan kewirausahaan dengan keberhasilannya sampai dengan meningkat kesejahteraanya. Selanjutnya, kewirausahaan sebagai wawasan melakukan kepemimpinan kepala desa sanggung, dikarenakan kewirausahaan merupakan kebutuhan nyata pada masyarakat. Dalam mendukung perkembangan kewirausahaan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah desa sanggung terutama oleh kepala desa dalam rangka meningkatkan kualitas kewirausahaan di desa sanggung. Kepala desa mengadakan berbagai pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kemampuan warga sanggung dalam berwirausaha. Pelatihan dilakukan bekerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun pihak swasta. Hasil analisis tentang kepala desa memperhatikan bagi masyarakat
yang
telah
memulai
untuk
meraih
keberhasilan
93
berwirausaha selalu disampaikan untuk meraih keberhasilan sehingga hidup sejahtera. Kepala
desa
dalam
menyelengarakan
kepemimpinan
dengan
manajemen kepemimpinan berkopentensi kewirausahaan. Ini ditunjukkan dengan program membangun desa berorientasi kewirausahaan. Program kewirausahaan desa terdiskripsi dalam perencanaan jangka pendek dan jangka menengah. Selanjutnya telah terbentuk program berupa rancangan rencana kerja pemerintah desa tahun 2016-2017 yang dialokasikan untuk kompetesi kewirausahaan, seperti: pemberdayaan kuliner, pasar murah kuliner, pemberian bantuan stimulan untuk kelompok usaha bersama, penyertaan modal kepada Bumdes untuk peningkatan usaha, pengadaan bibit tanaman masyarakat, dan pembuatan kandang ternak komunal. Manajemen kepemimpinan berkopentensi kewirausahaan mengikuti tahapan; perencanaan program kerja, pengorganisasian, pelaksanaan, pemfasilitasan dan monitoring evaluasi. Perencanaan program kerja dilakukan oleh kepala desa beserta pemerintahan desa. Perencanaan program kerja yang ditetapkan oleh pemerintahan desa berwawasan kewirausahaan. Pengorganisasian dalam pelaksanaan kepemimpinan berwawasan kewirausahan dilaksanakan oleh komponen masyarakat yang telah diarahkan oleh pemerintah desa. Pelaksanaan berbagai kegiatan kewirausahaan dijalankan oleh masyarakat baik secara individu maupun kerjasama, dalam kegiatan ini kepala desa mengambil peran dalam memotivasi masyarakat untuk terus berkembang.. Monitoring dilakukan oleh pemerintah desa agar pembinaannya dapat
94
terpantau akhirnya, dievaluasi oleh pemerintah desa untuk mengukur keberhasilan kewirausahaan yang dipimpinnya. Reduksi ini menunjukkan manajemen kepemimpinan kepala desa berkompetensi kewirausahaan Dalam kepemimpinan kepala desa berkompetensi kewirausahaan terdapat beberapa hambatan, diantaranya: 1) tidak mempunyai tenaga ahli, tenaga ahli dalam bidang kewirausahaan sangat mahal untuk didatangkan sebagai narasumber; 2) terbatasnya pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat, anggaran untuk pelaksanan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan juga sangat minim; 3) pada umumnya masyarakat bergantung modal kerja, wirausaha dimaknai dengan besarnya modal kerja bukan semangat bekerja untuk menghadapi tantangan dalam menghasilkan produk sesuai kebutuhan pasar. Reduksi ini menunjukkan bahwa terdapat hambatan
manajemen
kepemimpinan
kepala
desa
berkopetensi
kewirausahaan. Adanya
hambatan
dalam
kepemimpinan
berkompetensi
kewirausahaan ini mengharuskan adanya solusi yang harus diambil, diantaranya: 1) kerjasama dengan pakar kewirausahaan sehingga konsekuensi logis dapat dijangkau. Pemerintah desa sedang melakukan pendekatan yang ditempuh oleh kepala desa untuk menjembatani kerjasama dengan expert kewirausahaan; 2) melakukan pemetaan prioritas instruktur sesuai dengan materi pendidikan dan pelatihan; 3) motivasi terus menerus diberikan kepada masyarakat untuk melakukan kewirausahaan dengan semangat, siap
95
menghadapi tantangan, bisa untuk memenuhi kebutuhan pasar. Reduksi ini menunjukkan bahwa sudah adanya solusi untuk mengatasi hambatan.
C. Pembahasan Temuan penelitian mengenai kepala desa melakukan manajemen kepemimpinan dan memberikan fasilitas pemberdayaan bagi masyarakat wirausaha. Penelitian yang dilakukan oleh Reni Oktavia (2014: 600-831) tentang pengembangan sistem pegelolaan, maka seorang kepala/ pemimpin harus melengkapi sarana penunjang yang merupakan upaya atau kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki sistem pengelolaan yang telah ada dan disesuaikan dengan tuntutan yang belum terpenuhi. Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana ini meliputi: kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventaris dan penataan. Temuan penelitian ini tentang manajemen kepemimpinan kewirausahaan kepala desa, seperti program kerja kewirausahaan, pengadaan fasilitas, pengorganisasian, dan pengembangan kewirausahaan telah sejalan dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Reni Oktavia mengenai pengelolaan sarana/ prasarana yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventaris dan penataan tempat. Temuan penelitian ini berkenaan dengan potensi diantaranya peluang mengembangkan kewirausahaan desa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ray Septianis Kartika (2013: 281-300) tentang peluang mengembangkan kewirausahaan desa berbasis potensi desa, dengan hasil penelitian bahwa peluang pengembangan kewirausahaan desa sangat besar dan dikategorikan
96
sebagai usaha kecil. Produk unggulannya yaitu bidang pertanian, perkebunan, kuliner dan adanya pemanfaatan sumber daya alam yang potensial. Sejalan dengan hasil penelitian ini, bahwa kepala desa mampu mengenali potensi dan peluang sehingga masyarakat mampu menciptakan produk, bahkan setelah berjalannya manajemen kepemimpinan kompetensi kewirausahaan oleh kepala desa selama lebih dari setahun, sekarang telah banyak berkembang produk usaha yang dimiliki oleh masyarakat yaitu, kewirausahaan jangka pendek seperti; perniagaan sembako, perniagaan gas elpiji, perniagaan minuman aqua, perikanan, peternakan ungas, produksi tahu & tempe, home industri, berbagai stand kuliner. Dan kewirausahaan jangka menengah seperti: insfrastruktur pertanian, gapura, tower air, jasa pendidikan paud, jasa pelayanan pajak. Selanjutnya telah terbentuk program berupa rancangan rencana kerja pemerintah desa tahun 2016-2017 yang dialokasikan untuk kompetesi kewirausahaan, seperti: pemberdayaan kuliner, pasar murah kuliner, pemberian bantuan stimulan untuk kelompok usaha bersama, penyertaan modal kepada Bumdes untuk peningkatan usaha, pengadaan bibit tanaman masyarakat, dan pembuatan kandang ternak komunal. Penelitian ini menemukan adanya beberapa hambatan dalam kepemimpinan berkompetensi kewirausahaan, seperti: 1) tidak mempunyai tenaga ahli, tenaga ahli dalam bidang kewirausahaan sangat mahal untuk didatangkan sebagai narasumber; 2) terbatasnya pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat, anggaran untuk pelaksanan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan juga sangat minim; 3) pada umumnya masyarakat
97
bergantung modal kerja, wirausaha dimaknai dengan besarnya modal kerja bukan semangat bekerja untuk menghadapi tantangan dalam menghasilkan produk sesuai kebutuhan pasar. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andrianus Nurman (2013), bahwa mayoritas pelaku usaha masih menggunakan alat tradisional untuk menyelesaikan proses produksi, pengembangan kewirausahaan yang ada di desa masih pada kategorisasi usaha kecil
dalam
keluarga, minimnya
pengaplikasian
administrasi
pembukuan oleh para pelaku usaha, produk dan pengemasan untuk jenis usaha masih terbilang sederhana, pemasaran masih sebatas regional, serta kurang optimalnya dalam tahap pelatihan dan pendampingan oleh pemerintahan desa. Sehingga harus ditekankan lagi penggalian potensi masyarakat, sosialisasi pelatihan, pemberian bantuan sarana/ prasarana berbasis teknologi dan kemitraan dalam pemasaran. Penelitian ini menemukan mengenai manajemen kepemimpinan kepala desa telah menyasar pada kompetensi kewirausahaan. Hasil penelitian Muzakar
Isa
(2015:
159-168)
mengungkapkan
tentang
kompetensi
kewirausahaan yang terdiri dari inovasi, perencanaan, motivasi dan jiwa kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan kinerja usaha. Sejalan dengan hasil temuan dalam penelitian ini bahwa kepala desa telah mengajarkan kompetensi kewirausahaan kepada masyarakat dengan kegiatan pembinaan dan pelatihan serta pendampingan mengenai pengembangan kewirausahaan. Kepala desa semangat memberikan motivasi, menunjukkan berbagai perilaku etos kerja untuk meningkatkan hasil
98
kewirausahaanya. Sehingga kepada desa telah memberikan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, seperti menciptakan inovasi, kerja keras, memiliki motivasi, pantang menyerah dan mampu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala. Penelitian ini menemukan mengenai kepala desa sebagai pemimpin formal bersinergi dengan pemimpin non formal (tokoh masyarakat) melakukan hubungan 2 arah dalam melaksanakan pembinaan masyarakat membangun desa. Pemimpin formal dan non formal bersama-sama menopang terwujudnya program pembangunan fisik, adanya stan/ warung kuliner, alunalun untuk kegiatan warga, tower air, gedung pertemuan, gapura masuk desa, lampu penerangan jalan desa, dan lain sebagainya. Temuan hasil penelitian Frederick P. Morgeson, dkk (2010: 5–39) tentang pemimpin internal yang cocok untuk memberikan umpan balik atau mendukung iklim sosial dan melaksanakan fungsi kepemimpinan pada waktu yang paling tepat. Dengan demikian, kedua temuan penelitian itu terdapat kemiripan. Penelitian ini mengungkap berkenaan dengan kepala desa sebagai pemimpin formal bersinergi dengan pemimpin non formal (tokoh masyarakat) melakukan hubungan 2 arah dalam melaksanakan pembinaan masyarakat membangun desa. Pemimpin formal dan non formal
bersama-sama menopang
terwujudnya program pembangunan fisik, adanya stan/ warung kuliner, alunalun untuk kegiatan warga, tower air, gedung pertemuan, gapura masuk desa, lampu penerangan jalan desa, dan lain sebagainya. Sedangkan, hasil peneltian Frederick P. Morgeson tentang pemimpin internal yang cocok untuk
99
memberikan umpan balik atau mendukung iklim sosial dan melaksanakan fungsi kepemimpinan pada waktu yang paling tepat.
No
1 1
2
Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi Bidang dan Jenis Kegiatan
/Tahun
Volume
Manfaat
Sasaran
naan
Pelaksa
Waktu
RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA 2016
Sifat
:Sanggung : Gatak : Sukoharjo : Jawa Tengah
Lokasi
R L
Biaya dan
sumber
Sumber Biaya
Jumlah
(Rp)
107
Ket
13 Rutin
B
11 12 171.600.000 APBDesa
Rutin
Jenis
APBDesa
Bidang
10 2016
18.000.000
6
9 Meningkatkan kesejahteraan Kepala Desa & aparatur Desa
2016
5
4 Sanggung
7 8 V Kepala Desa 1 org /tahun
Meningkatkan Kesejah. Staf
2 Penyelenggaraan pemdes
V Aparatur 1 org
Rutin
Sanggung
APBDesa
2. Honorium staf Desa
45.000.000
15 RT /Tahun
2016
V
Meningkatkan kesejahteraan RT
Sanggung
Rutin
1.Intensif RT
3 1.Penghasilan tetap & tunjangan kepala Desa / Aparatur desa
Penyelenggaraan pemdes
APBDesa
V
6.000.000
Sanggung
2016
2. Intensif RW
4 Meningkatkan RW/Tahun kesehteraan RW
3
4
Penyelenggaraan pemdes
Penyelenggaraan pemdes
3 orang
1 orang
Adm.perkantoran 2016 lancar
Program dapat terlaksana
Meningkatkan kesejahteraan anggota BPD
Meningkatkan kesejahteraan Guru WB
Meningkatkan kesejahteraan Guru WB
Meningkatkan kesejahteraan Petugas SKD
2016
2016
2016
2016
2016
1.500.000
1.000.000
2.300.000
25.200.000
1.800.000
3.600.000
1.200.000
APBDes
APBDes
APBDesa
APBDesa
APBDesa
APBDesa
APBDesa
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
1.Tunj. Anggota
5. Honorarium Guru Paud
BPD
108
9 org/thn
V 2 orang
v
4kali/thn
2016
v
V
2kali/thn
Tertib Apembukuan
Sanggung
Sanggung
V
1kali/thn
3.Honorarium SKD
2.Rapat rutin BPD
Sanggung
V
Sanggung
Sanggung
v
V 12kali/thn
V 12kali/thn
Lancarnya roda Pemdes
Lancarnya roda Pemdes
Lancarnya roda Pemdes
2016
2016
2016
10.000.000
6.000.000
5.000.000
APBDesa
APBDesa
APBDesa
Rutin
Rutin
Rutin
Sanggung
Sanggung
Sanggung
3.ATK BPD
Sanggung
4. Honorarium Guru Wb ( TK )
4.Perjalanan Dinas
Sanggung
V
1.ATK Pemdes 2. Pemeliharaan Perlengkapan dan peralatan kantor 3. Pengadaan Peralatan Kantor (Genset )
Penyelenggaraan pemdes
2016
20.000.000
APBDes
APBDes
Rutin
berkala
109 V
Kelancaran pelaksanaan tugas
2.000.000
3.Pemeliharaan Sanggung gedung kantor dan balai desa
2016
Rutin
Meningktkan pelayanan kantor
APBDes
Rutin
V
3.000.000,-
APBDes
Rutin Rutin
Sanggung
2016
25.000.000
APBDes APBDes
Rutin
4. Pemeliharaan dan service perlengkapan dan perangkat kantor
2016
15.000.000 2.500.000
APBDes
berkala
V
2016 2016
5.000.000
APBDes
Rutin
Sanggung
V
Koordinasi pelaksanaan tugas
2016
4.950.000
APBDes
Rutin
5. Musyawarah Desa
V V
Berjalan nya organisasi secara lancar
2016
10.000.000
APBDes
10. Pakaian dinas Ketua RT, Ketua RW, BPD, pengurus harian LPM 11. Bayar Telepon dan Listrik
Sanggung
Sanggung
Sanggung Sanggung
V
Berjalan nya organisasi secara lancar
2016
1.200.000
6.Penyelenggaraan Rapat 7. Perjalanan Dinas 8. Monev
Sanggung
Komunikasi Lancar
2016
Sanggung
Meningkatkan disiplin
9. Pakaian dinas Kades dan Aparatur Desa
Sanggung
V
Mendapatkan informasi terbaru
Terencanannya program pembangunan desa
V
V 12kali/thn
13. Langganan Koran
5
Pembinaan kemasyarakatan
Sanggung
V
Data terdokumentasi
2016
2016
3.000.000
6.000.000,-
APBDes
APBDes
Rutin
Rutin
110 14. Cetak dan Penggandaan
Kelancaran transportasi
Rutin
V 12kali/thn
APBDes
Sanggung
3.000.000
16. Perawatan kendaraan inventaris
2016
Rutin
V 1kali/thn
APBDes
Sanggung
12.000.000
Lingkungan bersih kerja nyaman
2016
Rutin
Keamanan terjamin
APBDes
V 1 org/thn
2.000.000,-
APBdesa
Pembin aan Kemasy . Pembin aan
Sanggung
2016
25.000.000
APBDes
Pembin aan
18. Jasa penjaga kantor
Tersaji nya data secara lengkap
2016
5.000.000
APBDes
Pembin aan
1kali/thn
Meningkatkan kesejahteraan Perempuan
2016
5.000.000,-
APBDes
Sanggung
12 bulan
Meningkatkan kesehatan ibu dan anak
2016
5.000.000,-
19.Peny.Monograf i/Profil Desa
17. Pembelian alat kebersihan
v
12 bulan
Melestarikan budaya
2016
Sanggung
2 klp/thn
Meningkatkan minat baca anak
1.Biaya operasional & Pelaks. PKK Desa
V
1/thn
V
Sanggung
V
Sanggung
3. Biaya operasional seni dan budaya
Sanggung
2. Biaya operasional posyandu
4. Biaya operasional perpustakaan Desa
6.
Pemberdayaan masyarakat
5.000.000
APBDes
Pembin aan
Pembin aan
111 2016
APBDes
Pembin aan
Meningkatkan Kinerja LPM
5.000.000
APBDes
Pembin aan
V 1/thn
2016
5.000.000
APBDes
Pembin aan
Sanggung
2016
30.000.000
APBDes
5. Biaya operasional LPM
1/thn
Meningkatkan Kinerja Karang Taruna
2016
3.000.000
1/thn
1/thn
Meningkatkan Kinerja Sub Karang Taruna
2016
1/thn
Meningkatkan Kinerja Personil KST
APBdesa
2016
10.000.000
12 bulan
Sanggung
v
Pember dayaan masyara kat
Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dan pelaku kuliner
20.000.000
APBDes
2016
12 bulan
Meningkatkan Kinerja Linmas
Sanggung
Sanggung
Sanggung
Sanggung
V
6. Biaya operasional HANSIP dan LIMAS 7. Biaya operasional Karang Taruna 8. Pengadaan seragam sinoman untuk sub karang Taruna Desa Sanggung ( 6 karang taruna ) 8. Biaya operasional Kader Siaga Tramtib
1.Pemberdayaan Kuliner
2. Pasar murah kuliner
Pember dayaan masyara kat
Mengenalkan program kuliner kepada masyarakat umum
7
Pembangunan desa untuk Pelayanan dasar infrastruktur
3. Kelompok Ternak Kambing
1.Keruk Sedimen
2.Urug dan peninggian pondasi selatan balai karya 3.Rabat Beton
4.Normalisasi Saluran belakang Polindes 5.Gedung Pos Paud
6. Pembangunan / Penyempurnaan pendopo Desa Sanggung
Sanggung
RW 01 ( Pak sumadi s/d pak Masduki ) RT 03 RW 01 RT 03 RW 01 (barat balai karya ) RT 04 RW 01
Desa
Desa
2016
35.000.000
40.000.000
30.000.000
8.000.000
APBDes
APBDes
APBDes
APBDes
APBDes/ BHBK Kabupaten
Pemb. Desa
Pemb.D esa
Pemb.D esa
Pemb.D esa
Pember dayaan masyara kat
112
V
2016
15.000.000
Pemb. Desa
2016
V
2016
100.000.000 APBDes
Pemb. Desa
V
V
V
Meningkatkan kelancaran transportasi
2016
APBDes
Meningkatkan Kesejaheraan anggota kelompok
V
V
Memperlancar Pembuangan Air,menghindari banjir
2016
50.000.000
Mengurangi resiko banjir
V
V
Meningkatkan kenyamanan belajar mengajar
2016
V
v
Meningkatkan sarana pelalyanan masyarakat
7. Internet Desa
8.Sound System
9. Rabat Beton
10. Rabat Beton
11. Talud RT 02 RW 03 12 Pengembangan dan Penguatan Bumdes ( Pembuatan plafon Kain ) 14. Tanggul erosi
15. Aspal sheet ( Bu nik s/d Parji )
Desa
Memperlancar informasi kepada masyarakat
2016
2016
8.000.000
10.000.000
APBDes
APBDes
Pemb. Desa
113
Desa
Pemb. Desa
Pemb. Desa
APBDes
Pemb. Desa
Meningkatkan Saranaprasarana pemerintah Desa
APBDes
25.000.000
30.000.000
2016
2016
Memperlancar transportasi
Memperlancar transportasi
Pemb. Desa
APBDes
APBDes
50.000.000
10.000.000
2016 2016
RT 02 RW 02 (depan ibu wiro sarwi ke timur ) RT 03 RW 04 ( Pak Widoyo ke timur)
meningkatkan pelayanan
Pemb. Desa
Pemb. Desa Bumdes Lestari Jaya
2016
150.000.000 APBN/PRO V/BALAI BESAR BENGAW AN SOLO
Pemb. Desa
Memperlancar transportasi
Sungai gandul
Mencegah erosi di bantaran dan Pemukiman penduduk
275.000.000 APBDes
Memperlancar transportasi
2016
Desa
16. Aspal sheet (balai desa s/d Tk ) 17. Aspal sheet pelebaran kanan kiri (TK s/d lampu merah ) 18. Talud irigasi (warung soto p parno s.d Buk, Kanan/kiri 19. Talud irigasi ( Kanan/kiri, Kas desa kulon kendalan ke utara ) 20. Talud lungguh kadus I ( ke timur s/d pal ) Talud jalan pertanian 21. Rabat beton RT 05 RW 01 ( P ngadino kebarat s.d P joko (sukadi) Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Memperlancar transportasi
Memperlancar transportasi
Memperlancar transportasi
Memperlancar transportasi
Memperlancar transportasi
Memperlancar transportasi
2016
2016
2016
2016
2016
2016
50.000.000
50.000.000
70.000.000
45.000.000
APBDes
APBDes
APBDes
APBDes
100.000.000 APBDes /prov.
150.000.000 APBDes
Pemb. Desa
Pemb. Desa
Pemb. Desa
Pemb. Desa
Pemb. Desa
Pemb. Desa
114
Desa
Form
: F3
Lembaga 2
Masalah
3
Potensi
DAFTAR MASALAH DAN POTENSI DARI BAGAN KELEMBAGAAN DESA SANGGUNG
1 Pemerintahan Desa
Kepala desa & perangkat desa belum mendpt - Lembaga tunjangan - Pengurus lengkap
- Lembaga
- Pengurus lengkap
- Lembaga
- Tenaga potensial ada
- Pengurus lengkap
- Tenaga potensial ada
-Pengurus lengkap
- Pengurus lengkap
-Lembaga
Biaya operasional Pemerintahan desa msh rendah
Belum ada intensif RT RW
Anggota BPD belum ada tunjangan operasional BPD
Pemerintahan Desa BPD RT /RW Pemerintahan Desa Pemerintahan Desa
- Pengurus lengkap
PAUD/TK
Anak balita blm semua mendapatkan pendidikan -Anak balita PAUD dan TK -Lahan kosong
Aparatur desa blm mampu menyusun produk hukum, RPJMDes, RKP, APBDes, Keuangan Desa dan Administrasi Aparatur blm mampu membuat proposal kegiatan desa
POSYANDU/ POSKESDES
Masyarakat desa msh menggunakan MCK -Gotong royong sembarangan, anak balita blm mendapatkan gizi yg baik & anak masih kurang mendapatkan imunisasi dasar -Bidan desa
115
KUD & kelompok tani Siswa SD perlengkapan sekolah dan seragamnya sudah tidak layak pakai
Pada musim tanam kekurangan air, TTG dan pengadaan bibit
SD Organisasi masy. Adat kurang pembinaan
-Lahan tidur -Sumber air
-Gotong royong -Siswa SD
-Lembaga adat
-Pengurus lengkap
-Lembaga kemasy. desa
LPM
Sanggar seni & budaya
Pelaksanaan kegiatan KPM blm semua berjalan
Pelaksanaan kegiatan Karang taruna blm semua berjalan
Pelaksanaan kegiatan LPM blm semua berjalan
Pelaksanaan kegiatan sanggar seni dan budaya blm semua berjalan
Pelaksanaan kegiatan posyandu blm semua berjalan
Kegiatan PKK desa belum semuanya berjalan
-Pengurus hansip & linmas
-Pengurus KPM
-Pengurus karang taruna
-Pengurus LPM
-Pengurus sanggar seni dan budaya
-Pengurus posyandu
-Pengurus lengkap
Organisasi masy. Kurang pembinaan
Organisasi masy. adat Lembaga masy. desa
Karang Taruna
Pelaksanaan kegiatan Hansip dan linmas blm semua berjalan
-Pengurus TBM
-Pengurus lengkap
KPM
Pelaksanaan kegiatan TBM blm semua berjalan
-Pengurus perpustakaan
PKK Desa
TBM
Pelaksanaan kegiatan perpustakaan desa blm semua berjalan
Hansip desa linmas
POSYANDU
Perpustakaan Desa
116
Form
: F2
Masalah
Potensi
DAFTAR MASALAH DAN POTENSI DARI KALENDER MUSIM DESA SANGGUNG
No.
3 -Gotong royong
2 Pada musim hujan banyak masyarakat terserang penyakit
1 1.
-Sungai
- Selokan/parit
-Biaya dari swadaya
-Batu, pasir
-Mata air di luar desa
Di musim kemarau kekurangan air bersih
sebagian besar rumah penduduk tergenang air 1 m pada musim hujan
2.
3.
- Batu, pasir
- Gotong royong masyarakat
117
Form
Masa tanam Masa panen Banjir Kesehatan
Masalah/ Keadaan/ Kegiatan
- Penyakit malari -Penyakit diare - Penyakit campak Kekurangan pangan Kekurangan air
: F.l.3.1.b
Sept **
* **
Hujan Nov ***
***
***
Des *
Jan
Peb
****
Mar
*
Apr
***
*** ***
*** *
**
**
Pancaroba
KALENDER MUSIM DESA SANGGUNG
Okt *** **
**
**
***
Juni
Kemarau
Mei
***
**
**
****
***
Juli
*****
*****
****
Agst.
118
FORMAT SKETSA DESA
119
Panduan Wawancara 1 Wawancara dilaksanakan: Selasa, 3 Mei 2016 Kode: PW. 01 Kepala Desa
120
Penelitian Manajemen Kepemimpinan Kompetensi Kewirausahaan Kepala Desa Sanggung Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
Petunjuk : penelitian ini dimaksudkan untuk mendapat informasi tentang manajemen kepemimpinan kompetensi kewirausahaan Kepala Desa
Subjek
Untuk mensejahterakan masyarakat, mengurangi
Hasil Wawancara
dengan
Ket.
Sanggung. Oleh karena itu, Kepala Desa sebagai subjek penelitian diharapkan dapat memberikan jawaban sesuai dengan kenyataan
Pertanyaan
Kepala Desa
yang sebenarnya. No.
Apa yang menjadi landasan Kepala Desa dalam
kemiskinan, meningkatkan taraf hidup masyarakat
kewirausahaan
melaksanakan
dengan memberdayakan masyarakat melalui
kewirausahaan sehingga penghasilan masyarakat meningkat.
Dengan cara memberdayakan masyarakat melalui
dalam
Bagaimana
kewirausahaan
kepemimpinan kepala desa di Sanggung?
1
2.
dan
difasilitasi
untuk
pelatihan
yang
arahan
sosialisasi,
usaha
juga
kepemimpinan Kepala Desa di lakukan?
melakukan
dibangunnya warung kuliner untuk masyarakat
3
4
5
6
7
Apa dalam
pertimbangan kepemimpinan
mendasar
kewirausahaan Kepala Desa dilaksanakan?
pelaku usaha dengan sistem undian.
Yang menjadi pertimbangan adalah keadaan
masyarakat di desa sanggung banyak yang
menganggur dan belum termotivasi untuk melakukan
Kepala desa dalam menyusun program yang
usaha secara mandiri. Bagaimana
berkaitan dengan kewirausahaan dengan melihat
dalam
kepemimpinan Kepala Desa menyusun
potensi yang ada di masyarakat desa sanggung untuk
kewirausahaan
programnya?
Dalam menyusun program selalu melibatkan semua
dikembangkan. Apakah
unsur baik itu perangkat desa, lembaga desa, tokoh
programnya
melibatkan unsur-unsur di Desa ini (seperti
masyarakat dan juga perwakilan masyarakat serta
penyusunan
Sekdes, Kaur dan Kadus)?
kewirausahaan yang menjadi fokus di Desa
Apa kepemimpinan kepala Desa dengan
dengan kewirausahaan?
desa dalam melakukan kepemimpinannya
Program apa saja yang dibuat oleh kepala
dilakukan secara mandiri maupun kelompok oleh
masyarakat dengan berbagai kegiatan usaha yang
Fokus utama meningkatkan kesejahteraan
melaksanakan pelatihan usaha, dll.
memberdayakan kegiatan usaha masyarakat,
Program khusus adalah warung kuliner,
ibu-ibu PKK yang ada di desa sanggung.
ini?
masyarakat.
121
8
9
10
11
12
kewirausahaan?
adanya kepemimpinan kepala desa dengan
Bagaimana respont masyarakat dengan
kuliner telah ada 11 pedangang setelah dibangun
kuliner yang dahulu sebelum dibangun warung
Sangat antusias utamanya berkaitan dengan warung
warung kuliner yang terdiri 18 tempat, warga banyak
yang mendaftar untuk menempati warung kuliner
sehingga kepala desa harus melakukan sistem undian
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
partisipasi penuh masyarakat untuk
Dengan gotong royong bersama masyarakat dan
yang dirasa lebih adil bagi mansyarakat.
dengan kewirausahaan melakukan kinerja?
dengan kewirausahaan mendukung kepada
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
masyarakat memiliki penghasilan yang lebih baik
serta adanya warung kuliner membuka kesempatan
Dengan berbagai usaha yang dilakukan masyarakat
melaksanakannya.
peningkatan kesejahteraan masyarakat?
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
dalam bidang usaha yang riil serta dukungan lain
Dilakukan sosialisasi dan pelatihan kepada pemuda
sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
dengan kewirausahaan mendukung kepada
yang diperlukan.
kegiatan usaha masyarakat yang berbasis rumahan
yang sesuai dengan potensi, serta sudah adanya
munculnya kegiatan wirausaha pemuda
menumbuhkan
dapat
Kepala Desa melakukan sosialisasi dan pelatihan
dan
kewirausahaan
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa dengan
mengembangkan
122
13
14
15
16
home industry?
usaha-usaha masyarakat yang berbasis
perangsang untuk masyarakat lain mendirikan usaha
yang telah lama berlangsung sehingga menjadi
baik skala kecil maupun menengah bahkan usaha
dengan kewirausahaan dalam memasarkan
Apa hambatan kepemimpinan kepala Desa
bagi masyarakat Sanggung?
pembentukan situasi atau keadaan nyaman
dengan
berpeluang
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
banyak dikenal dari luar
mayoritas warga sanggung dan sekitarnya, belum
Adanya warung kuliner dengan pengunjung yang
royong.
sendirinya dengan tetap hidup rukun dan gotong
kehidupan masyarakat juga akan meningkat dengan
Apabila kesejahteraan masyarakat meningkat maka
yang besar.
hasil kegiatan wirausaha masyarakat?
Dampak yang paling dirasakan masyarakat adalah
kewirausahaan
Apa dampak dari adanya kepemimpinan
meningkatnya penghasila masyarakat pelaku usaha
mengakibatkan tidak mampu bertahan pada keadaan
ada di warung kuliner adalah modal, yang
Hambatan bagi pelaku usaha dengan skala kecil yang
ada yang sampai lulus sarjana.
sehingga mampu membiayai anaknya sekolah bahkan
kepala Desa dengan kewirausahaan?
untuk
Apa hambatan yang dialami masyarakat pelaku usaha dan apa solusi mengatasi hambatan tersebut?
sepi/ tidak laku sehingga usaha tutup. Sedangkan
solusi untuk mengatasi hambatan tersebut dengan
123
mengusulkan kepada pemerintah untuk bisa
memberikan pinjaman permodalan kepada pelaku usaha kecil yang ada.
124
Panduan Wawancara Kode: PW. 02 Sekretaris Desa
125
Penelitian Manajemen Kepemimpinan Kompetensi Kewirausahaan Kepala Desa Sanggung Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
Subjek
Hasil Wawancara
Melihat kondisi yang ada di desa sanggung dari
berbagai potensi dan permasalahan yang ada maka
Ket.
Petunjuk : penelitian ini dimaksudkan untuk mendapat informasi tentang manajemen kepemimpinan kompetensi kewirausahaan Kepala Desa
Pertanyaan
Sanggung. Oleh karena itu, informan menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
No.
Sekretaris Desa
dengan
Apa yang menjadi landasan Kepala Desa kepemimpinan
desa
kepala desa ingin memaksimalkan potensi yang
ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
masyarakat
Dengan
memberdayakan
Bagaimana kepemimpinan Kepala Desa
sanggung untuk berjualan di warung kuliner yang
kewirausahaan di Desa Sanggung?
melaksanakan
1
2.
dengan kewirausahaan di lakukan?
telah dibangun dan melalukan berbagai usaha
yang bersifat rumahan (home industry).
3
4
5
6
7
8
Apa
mendasar dengan
Untuk meningkatkan penghasilan masyarakat dan
mengurangi kemiskinan di desa sanggung.
Dalam menyusun program kewirausahaan dengan
Desa
Bagaimana kepemimpinan Kepala Desa
melihat potensi masyarakat dan mengajukan
Kepala
pertimbangan
kepemimpinan
dengan kewirausahaan dalam menyusun
bantuan kepada pemerintah yang berkaitan dengan
kewirausahaan?
programnya?
Semua dilibatkan dalam penyusunan program baik
pendanaannya. Apakah
program kewirausahaan maupun program yang
programnya
melibatkan unsur-unsur di Desa ini (seperti
lainnya mulai dari perangkat desa, kelembagaan
penyusunan
Sekdes, Kaur dan Kadus)?
desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan ibu-ibu
Program apa saja yang dibuat oleh kepala
usaha masyarakat, dll.
warung kuliner, pelatihan usaha, pameran hasil
PKK.
desa dalam melakukan kepemimpinannya
Bagaimana respont masyarakat dengan
ini?
kewirausahaan yang menjadi fokus di Desa
Apa kepemimpinan kepala Desa dengan
warung kuliner karena memberikan kesempatan
Masyarakat menyambut baik dengan adanya
masyarakat.
kepala desa untuk meningkatkan taraf hidup
Kewirausahaan menjadi bagian dari program
dengan kewirausahaan?
adanya kepemimpinan kepala desa dengan
126
9
10
11
12
kepada masyarakat untuk bisa berjualan di warung
Kepemimpinan kepala desa dengan
kewirausahaan?
kuliner yang ditentukan melalui undian karena
banyaknya pendaftar yang ingin berjualan di
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
kewirausahaan dilaksanakan dengan partisipasi
warung kuliner tersebut.
dengan kewirausahaan melakukan kinerja?
dengan kewirausahaan mendukung kepada
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
pendapatan meningkat sehingga berakibat kepada
masyarakat bisa berjualan sehingga bisa
Dengan adanya warung kuliner menjadikan
dari masyakat desa sanggung.
peningkatan kesejahteraan masyarakat?
peningkatan kesejahteraan masyarakat utamanya
dengan kewirausahaan mendukung kepada
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
kewirausahaan namun juga hal-hal lain seperti
menyalurkan kreatifitasnya tidak hanya dalam hal
Pemuda diberikan kesempatan yang luas untuk
pelaku usaha.
munculnya kegiatan wirausaha pemuda
Di desa sanggung sebenarnya telah lama terdapat
sosial dan kesenian. Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
macam usaha masyarakat namun belum tersentuh
kewirausahaan
dapat
dengan
dan terprogram sebelum kepemimpinan kepala
menumbuhkan
mengembangkan
desa periode ini. Kepala desa periode ini memiliki
dan
usaha-usaha masyarakat yang berbasis
127
13
14
15
16
home industry?
upaya untuk memberdayakan dan
mengembangkan berbagai usaha yang tekah dilaksanakan oleh masyarakat.
Tetap melaksanakan kepemimpinan dengan
mengedepankan gotong royong sebagai ciri khas
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa dengan
masyarakat desa, menjaga keamanan dan
Belum adanya promosi yang luas sehingga
berpeluang
pembentukan situasi atau keadaan nyaman
ketentraman desa yang melibatkan semua unsur
Apa hambatan kepemimpinan kepala Desa
keberadaan warung kuliner di desa sanggung
kewirausahaan
bagi masyarakat Sanggung?
dengan kewirausahaan dalam memasarkan
belum bisa dikenal luas baru sebatas lingkungan
masyarakat.
hasil kegiatan wirausaha masyarakat?
Meningkatnya penghasilan masyarakat dengan
sekitar sanggung saja. Apa dampak dari adanya kepemimpinan
dengan usaha yang dilakukan, sehingga mampu
Modal bagi pelaku usaha dan promosi.
pula yang hingga lulus sarjana.
menyekolahkan anak hingga SMA bahkan banyak
kepala Desa dengan kewirausahaan?
untuk
Apa hambatan yang dialami masyarakat pelaku usaha dan apa solusi mengatasi hambatan tersebut?
128
Panduan Wawancara Kode: PW. 03 Kaur
129
Penelitian Manajemen Kepemimpinan Kompetensi Kewirausahaan Kepala Desa Sanggung Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
Subjek
Hasil Wawancara
Kondisi masyarakat Desa Sanggung yang
membutuhkan peningkatan kesejahteraan dan
yang
Mengurangi jumlah pengangguran dan
Ket.
Petunjuk : penelitian ini dimaksudkan untuk mendapat informasi tentang manajemen kepemimpinan kompetensi kewirausahaan Kepala Desa
Pertanyaan
Sanggung. Oleh karena itu, informan menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. No.
Kaur
dengan
Apa yang menjadi landasan Kepala Desa kepemimpinan
kuliner
peningkatan penghasilan. warung
warga
kewirausahaan di Desa Sanggung?
membangun
oleh
Dengan
berjualan
mendasar
kemiskinan, meningkatkan penghasilan
masyarakat dengan sistem undian.
untuk
Bagaimana kepemimpinan Kepala Desa
pertimbangan
dimanfaatkan
Apa
dengan
masyarakat dan mensejahterakan masyarakat.
Kepala
kewirausahaan?
Program kepala disusun sesuai dengan kondisi
kepemimpinan
Bagaimana kepemimpinan Kepala Desa
Desa
dengan kewirausahaan di lakukan?
melaksanakan
1
2.
3
4
5
6
7
8
programnya?
dengan kewirausahaan dalam menyusun
atau program dari pemerintah Kabupaten
nyata desa sanggung dan sesuai dengan arahan
Dalam menyusun program diupayakan selalu
Sukoharjo. Apakah
melibatkan semua unsur yang ada di desa mulai
programnya
melibatkan unsur-unsur di Desa ini (seperti
dari perangkat desa, BPD, pengurus lembaga yang
penyusunan
Sekdes, Kaur dan Kadus)?
ada di desa dan tokoh masyarakat, serta ibu-ibu
desa dalam melakukan kepemimpinannya
Program apa saja yang dibuat oleh kepala
masyarakat, seperti: budidaya ikan, burung, ayam,
berbagai usaha kecil rumahan yang ada di
Dibangun warung kuliner dan memberdayakan
PKK.
dengan kewirausahaan?
pembuatan karak lele, gethuk, penggilingan padi,
pembuatan tahu dan tempe, peternakan, pertanian,
adanya kepemimpinan kepala desa dengan
Bagaimana respont masyarakat dengan
ini?
kewirausahaan yang menjadi fokus di Desa
Apa kepemimpinan kepala Desa dengan
yang digulirkan oleh kepala desa untuk
warung kuliner sebagai salah satu kegiatan usaha
Masyarakat menyambut dengan antusias adanya
lebih baik dan sejahtera.
meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi
Yang menjadi fokus kepala desa untuk
pembuatan batu bata, dll
kewirausahaan?
130
9
10
11
12
13
dengan kewirausahaan mendukung kepada
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
dengan kewirausahaan melakukan kinerja?
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
perekonomian menjadi berkembang yang
usaha yang dilakukan masyarakat kegiatan
Dengan adanya warung kuliner dan berbagai
selalu melibatkan masyarakat.
Dalam melaksanakan programnya kepala desa
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
peningkatan kesejahteraan masyarakat?
berakibat kepada peningkatan kesejahteraan
dengan kewirausahaan mendukung kepada
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
kesenian maupun kewirausahaan, dalam bidang
mengembangkan bakat dan minat baik dalam hal
Kesempatan luas diberikan kepada pemuda untuk
masyarakat.
munculnya kegiatan wirausaha pemuda?
Di desa sanggung sebenarnya telah lama terdapat
seni dibangun aula. Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
macam usaha masyarakat namun belum tersentuh
kewirausahaan
dapat
dengan
dan terprogram sebelum kepemimpinan kepala
menumbuhkan
mengembangkan
desa periode ini. Kepala desa periode ini memiliki
dan
usaha-usaha masyarakat yang berbasis
upaya untuk memberdayakan dan
Dengan gotong royong dalam melaksanakan
dilaksanakan oleh masyarakat.
mengembangkan berbagai usaha yang tekah
home industry?
Bagaimana kepemimpinan kepala Desa
131
14
15
16
program bersama masyarakat untuk menciptakan
berpeluang
dengan
kondisi nyaman dalam masyarakat.
kewirausahaan
pembentukan situasi atau keadaan nyaman
dengan kewirausahaan dalam memasarkan
Apa hambatan kepemimpinan kepala Desa
belum bisa dikenal luas baru sebatas lingkungan
keberadaan warung kuliner di desa sanggung
Belum adanya promosi yang luas sehingga
bagi masyarakat Sanggung?
hasil kegiatan wirausaha masyarakat?
Penghasilan masyarakat meningkat dan
sekitar sanggung saja. Apa dampak dari adanya kepemimpinan
berdampak kepada kesejahteraan masyarakat.
Modal bagi pelaku usaha dan promosi.
kendaraan, membangun rumah, dll
Anak bisa sekolah bahkan kuliah, membeli
kepala Desa dengan kewirausahaan?
untuk
Apa hambatan yang dialami masyarakat pelaku usaha dan apa solusi mengatasi hambatan tersebut?
132
133
134
Panduan Wawancara (diurutkan sesuai dengan kesimpulan) 1. Apa
wawasan
kepemimpinan
pemerintahan
desa
sanggung? 2. Mengapa kewirausahaan sebagai wawasan melakukan kepemimpinan pemerintahan di desa sanggung? 3. Apa
dasar
pertimbangan
kewirausahaan
dalam
kepemimpinan pemerintahan desa sanggung? 4. Apakah dalam menjalankan kepemimpinan pemerintahan desa sanggung telah menyusun program kewirausahaan? 5. Apa program kewirausahaan bagi masyarakat desa sanggung? 6. Bagaimana menggerakkan potensi masyarakat untuk berwirausaha? 7. Apa jenis/ macam kewirausahaan? 8. Apakah terdapat dukungan yang bersifat bantuan dana dari lembaga keuangan baik swasta maupun pemerintah? 9. Apakah pemerintah desa melakukan upaya dengan menggali dana baik dari pemerintah daerah maupun lainnya dengan melibatkan masyarakat? 10. Bagaimana
kepemimpinan
kepala
desa
melakukan
pembinaan kewirausahaan bagi warga sanggung? 11. Apa tolak ukur keberhasilan program kewirausahaan dalam kepemimpinan kepala desa?
135
Panduan Observasi 1. Wawasan kepemimpinan pemerintahan desa sanggung. 2. Pemberian wawasan kewirausahaan pada kepemimpinan kepala desa sanggung. 3. Dasar pertimbangan pemberian wawasan kewirausahaan dalam kepemimpinan kepala desa sanggung. 4. Program kewirausahaan kepemimpinan pemerintahan desa sanggung. 5. Program kewirausahaan bagi masyarakat desa sanggung. 6. Strategi
menggerakkan
potensi
masyarakat
untuk
berwirausaha. 7. Jenis/ macam kewirausahaan. 8. Wujud dukungan yang bersifat bantuan dana dari lembaga keuangan baik swasta maupun pemerintah. 9. Upaya pemerintah desa dalam menggali dana baik dari pemerintah daerah maupun lainnya dengan melibatkan masyarakat. 10. Pembinaan kewirausahaan bagi warga sanggung. 11. Tolak ukur keberhasilan program kewirausahaan dalam kepemimpinan kepala desa.
136
Panduan Dokumen Ko
Dokumen
de
tasi
PD. Profil 01
Desa
Indikator
1. ........................................................................................................... T opografi
Sanggung 2. ........................................................................................................... S truktur Pemerintah Desa 3. ........................................................................................................... V isi, Misi dan Tujuan Desa 4. ........................................................................................................... K eadaan Penduduk 5. ........................................................................................................... F oto usaha masyarakat 6. ........................................................................................................... F oto kegiatan perekonomian 7. ........................................................................................................... F oto stan usaha PD. Program 02
1. ........................................................................................................... P
Pembang
rogram kerja kepala desa sekarang dan kepala desa
unan
sebelumnya 2. ........................................................................................................... P rogram pembangunan fisik 3. ........................................................................................................... P rogram pembangunan ekonomi 4. ........................................................................................................... P rogram kewirausahaan
PD. Kepemim 1. ........................................................................................................... P 03
pinan Kepala Desa
elaksanaan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan 2. ........................................................................................................... P embangunan stan usaha
137
PD. Kewiraus 04
ahaan dalam kepemim pinan Kepala Desa
1. ........................................................................................................... K epemimpinan terbuka dan tertutup 2. ........................................................................................................... G aya kepemimpinan Kepala Desa
138
139
140
141
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan dalam penelitian ini dapat diperoleh hasil yang disimpulkan sebagai berikut: 1. Manajemen kepemimpinan kepala desa berkompetensi kewirausahaan ditunjukkan
dengan
kewirausahaan.
program
Program
membangun
kewirausahaan
desa
desa
berorientasi
terdiskripsi
dalam
perencanaan jangka pendek dan jangka menengah. Program perencanaan jangka pendek seperti; perniagaan sembako, perniagaan gas elpiji, perniagaan minuman aqua, perikanan, peternakan ungas, produksi tahu tempe dan stand kuliner. Program perencanaan jangka menengah seperti; dibangunnya insfrastruktur pertanian, gapura, tower air, jasa pendidikan paud dan jasa pelayanan pajak. Selanjutnya telah terbentuk program berupa rancangan rencana kerja pemerintah desa tahun 2016-2017 yang dialokasikan untuk kompetesi kewirausahaan, seperti: pemberdayaan kuliner, pasar murah kuliner, pemberian bantuan stimulan untuk kelompok usaha bersama, penyertaan modal kepada Bumdes untuk peningkatan usaha, pengadaan bibit tanaman masyarakat, dan pembuatan kandang ternak komunal. 2. Hambatan
manajemen
kepemimpinan
kepala
desa
berkopetensi
kewirausahaan, Tidak mempunyai tenaga ahli, tenaga ahli dalam bidang kewirausahaan sangat mahal untuk didatangkan, terbatasnya pendidikan
100
101
dan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat, anggaran untuk pelaksanan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan juga sangat minim, pada umumnya masyarakat bergantung modal kerja, wirausaha dimaknai dengan besarnya modal kerja bukan semangat bekerja untuk menghadapi tantangan dalam menghasilkan produk sesuai kebutuhan pasar. 3. Solusi untuk mengatasi hambatan; kerjasama dengan pakar kewirausahaan sehingga konsekuensi logis dapat dijangkau, Pemerintah Desa sedang melakukan pendekatan
yang ditempuh
oleh kepala
desa
untuk
menjembatani kerjasama dengan expert kewirausahaan, melakukan pemetaan prioritas instruktur sesuai dengan materi pendidikan dan pelatihan, motivasi terus menerus diberikan kepada masyarakat untuk melakukan kewirausahaan dengan semangat, siap menghadapi tantangan dan bisa untuk memenuhi kebutuhan pasar.
B. Rekomendasi Hasil penelitian ini direkomendasikan kepada: 1. Pada umumnya Kepala Desa hendaknya menjalankan kepemimpinannya berwawasan kewirausahaan sehingga mampu menggerakkan potensi Desa. 2. Masyarakat desa hendaknya berwirausaha tidak semata-mata bergantung pada modal kerja melainkan tekad, semangat, siap menghadapi tantangan, meraih kesuksesan. 3. Pemerintah termasuk para ahli hendaknya terus menerus munumbuhkan jiwa wirausaha desa.
102
C. Implikasi Hasil penelitian ini berimplikasi kepada: 1. Peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. 2. Pemberian peluang berkarya mencipta pekerjaan bukan pencari pekerjaan. 3. Peningkatan mutu kehidupan masyarakat sejahtera.
103
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Anwar. 2014. Pengantar Kewirausahaan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Prenadamedia Group Bambang Trisantoso Soemantri. 2011. Pedoman Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Jatinagor: Fokusmedia Daryanto. 2012. Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media Drucker, F Peter. 1994. Inovation and Entrepreneurship, Practice and Principles. Jakarta: Gelora Aksara Pratama Fatchiya. 2007. Analisis Kepemimpinan Pada Kelompok Usaha Ikan Hias (KUIH) Telaga Biru Desa Parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Buletin ekonomi perikanan Vol. 7 No. 2 Fernando Anggara Kusuma Negara, krismawati Muatip & Sugiarto. 2013. Kompetensi Kewirausahaan Peternak Kelinci di Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1064-1070 Frederick P. Morgeson, dkk. 2010. Leadership in Teams: A Functional Approach to Understanding Leadership Structures and Processes. Journal of Management,
Vol.
36
No.
1,
January
2010
10.1177/0149206309347376 Irham Fahmi. 2012. Manajemen Kepemimpinan. Bandung: Alfabeta
5-39
DOI:
104
Jack Gordon. 2011. Pengembangan Manajer Berprestasi. Jakarta: PT Indeks Kaloh, J. 2009. Kepemimpinan Kepala Daerah. Jakarta: Sinar Grafika Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Malayu S. P. Hasibuan. 2009. Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara Masykur Wiratmo. 2001. Pengantar Kewiraswastaan: Kerangka Dasar Memasuki Dunia Bisnis. Yogyakarta: BPFE Muzakar
Isa.
2011.
Analisis
Kompetensi
Kewirausahaan,
Orientasi
Kewirausahaan, dan Kinerja Industri Mebel. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Volume 15 No. 2 Nasution. 1992. Metode Research. Bandung: Jemmars Numan Andrianus. 2013. Peran Kepala Desa Dalam Pembangunan Di Desa Timpuk Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau. Jurnal Nur Sa’adah. 2013. Social Entrepreneurship as Transformative Service for Societal Well-Being. Jurnal Meleong, lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Ray Septianis. 2013. Peluang Megembangkan Kewirausahaan Desa Berbasis Potensi Desa (Studi Deskriptif Desa Karang Rejo Kecamatan Negri Katon Kabupaten Pesawaran, kampung Suka Jawa Kecamatan Bumi Ratu
105
kabupaten Lampung Tengah dan Desa Sidoasri Kecamatan Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Propinsi lampung. Jurnal Reni Oktavia. 2014. Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan. Vol. 2, No. 1 Richard L. Hughes, Robert C Ginnet & Gordon J. Curphy. 2012. Leadership: Memperkaya Pelajaran dari Pengalaman. Jakarta: Salemba Humanika Robbins & Timothy. 2011. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat Rohmat. 2013. Manajemen Kepemimpinan Kewirausahaan. Yogyakarta: Cipta Media Aksara Setyanto P. Santoso. 2007. Peran Social Entrepreneurship dalam Pembangunan. Jurnal Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta Sumber Sapirin. 1979. Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa. Jakarta: Ghalia Indonesia Tarsono. 2012. Pengaruh Kompetensi Manajerial, Supervisi dan Kewirausahaan Terhadap Kinerja Kepala MI Negeri Se-Kabupaten Brebes. Jurnal of Economic Education, Vol. 1 No. 1
106
Wahyu Purhantara. 2010. Kepemimpinan Bisnis Indonesia Di Era Pasar Bebas. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 7 No. 1 Widjaja. 1996. Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa. Jakarta: PT Raja Grafindo Winarno. 2011. Pengembangan Sikap Entrapreneurship dan Intrapreneurship. Jakarta: PT Indeks Zaidan Nawawi. 2013. Manajemen Pemerintahan. Jakarta: PT Raja Grafindo Zimmerer, W. Thomas & Norman M. Scarborough. 1996. Entrepreneurship and The New venture Formation. New Jersey: Prentice Hall International Inc Ziyadh Faroh Haqiqi. 2009. Manajemen Kewirausahaan (Studi Kasus di Pesantren Abdurrahman bin Auf Klaten). Tesis