Manajemen Kepemimpinan Kepala KUA Yang Efektif (Kajian Pengembangan Materi Diklat Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan Kepala KUA)
Oleh Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd (Widyaiswara Muda Balai Diklat Keagamaan Manado) Abstrak Manajemen adalah menjalankan fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan kebutusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala sumber daya secara efisien disertai penetapan cara pelaksanaannya oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, Oleh karena itu, dalam praktiknya, manajemen puncak seharusnya memiliki perspektif yang dibutuhkan untuk memahami implikasi dari keputusan organisasi, serta wewenang untuk mengalokasikan sumber daya organisasi. Kantor Urusan Agama atau KUA merupakan bagian paling bawah dari struktur Kementerian agama yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam satu wilayah kecamatan, sebagaimana ditegaskan dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 517 Tahun 2001.Dengan menjadi pemimpin yang baik dan efektif akan membawa kita pada keberhasilan tujuan dari apa yang selama ini kita semua harapkan. Semua kebutuhan akan terakomodir, masalah dapat diminimalisasi, dan tujuan yang jelas dapat dicapai. Memimpinlah dengan pikiran dan hati sanubari. Dengan begitu,keberhasilan memimpin akan selalu ada di tangan kita semua. Kata Kunci : Manajemen, Kepala KUA
Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Dalam kepemimpinandibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan dan kelebihan tertentu manusia. Dilingkungan masyarakat, dalam organisasi formal maupun non formal selalu ada seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lain. Biasanya orang seperti itu disebut pemimpin atau manajer. Dari kata pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan setelah melalui proses yang panjang. Dalam praktik, seseorang yang seharusnya menjalankan fungsi kepemimpinan lebih tamipl sebagai seorang manajer, namun, ada pula seseorang yang memiliki sebagai posis manajer.Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003), Pemimpin yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup Manajemen Kepemimpinan Kepala KUA Yang Efektif
Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd
Page 1
mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan bagian dari struktur Kementerian agama, bertugas menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang agama.KUA merupakan bagian paling bawah dari struktur Kementerian agama yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam satu wilayah kecamatan, sebagaimana ditegaskan dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 517 Tahun 2001.Kepemimpinan Kepala KUA paling tidak dapat dilihat dari aspek kepemimpinanpemerintahan (formal leader) dan kepemimpinan sosial (non formal leader). Kepemimpinan pemerintah adalah proses kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mengikuti proses kegiatan pemerintah, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Kepemimpinan sosial adalah kepemimpinan yang dipatuhi masyarakat karenamempunyai wibawa atau memiliki pengetahuan, ketrampilan atau perilaku terpuji, sehingga mampu menggerakkan dan mengarahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan Kepemimpinan Kepala KUA yang berfungsi ganda di atas dapat dipakai untuk menyukseskan program pelaksanaan tugas KUA di tengah-tengah masyarakat. Disamping itu diperlukan internalisasi nilai-nilai kepemimpinan yang berciri khas akan nilai-nilai seperti ;keimanan dan ketaqwaan, ikhlas, semangat sebagai pejuang, sederhana, pantang menyerah, terbuka, merakyat, pelayan masyarakat, semangat bekerja sebagai ibadah. Disamping itu dalam penerapannya dapat meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.yaitu sifat : Sidiq (Jujur), Amanah (terpercaya), Tabligh (Menyampaikan),Fatonah (Cerdas), maupun yang tercermin dalam akhlak kepemimpinan para sahabat. Diantaranya 7 (tujuh) macam akhlak kepemimpinan dalam pidato kenegaraan Abubakar Siddiq : rendah hati, terbuka, amanah dan jujur, adil, tegar dan konsisten penuh rasa pengabdian dan rasa tanggung jawab, dan semuanya merupakan hasil dari ketaqwaan kepada Allah. Dengan menjadi pemimpin yang baik dan efektif akan membawa kita pada keberhasilan tujuan dari apa yang selama ini kita semua harapkan. Semua kebutuhan akan terakomodir, masalah dapat diminimalisasi, dan tujuan yang jelas dapat dicapai. Memimpinlah dengan pikiran dan hati sanubari. Dengan begitu, keberhasilan memimpin akan selalu ada di tangan kita semua. PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Manajemen sebagai suatu proses yang khas menurut Terry (1964) terdiri atas tindakan tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia. Mengacu pada prinsip tersebut, maka keefektifan kegiatan manajeme dapat ditegaskan melingkupi keefektipanperencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan.Untuk lebih memberikan pemahaman terhadap arti manajemen perlu diketahui beberapa definisi yang dikemukana para ahli dari manajemen antara lain : a. Menurut Frederick Winslow Taylor, “ Manajemen adalah mengetahui secara tepat apa yang anda ingin kerjakan dan kemudian anda melihat bahwa mereka mengerjakan dengan cara yang terbaik dan murah” b. Menurut Mary Parker Follett, “ Manajemen yaitu kiat atau seni dalam mencapai suatu tujuan atau menyelsaikan sesuatu melalui bantuan orang lain” c. Menurut James A. Stoner, “ Manajemen adalah proses dari perencanaan, pengorganisasian, pemberi pemimpin, dan pengendalian dari suatu usaha dari anggota yang menggunakan sumber sumber daya organisatoris untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan” d. Daft dan Steers, “Manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan” e. Longenecker dan Pringgle, “ Manajemen sebagai proses pengadaan dan pengkombinasian sumber daya manusia, finansial dan fisik untuk mencapai tujuan pokok organisasi”
Manajemen Kepemimpinan Kepala KUA Yang Efektif
Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd
Page 2
f.
Luther Gulick, “ Sebagai seni manajemen telah berkembang menjadi ilmu pengetahuan (science) Dari berbagai pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa prinsip dasar Manajemen adalah menjalankan fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan kebutusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala sumber daya secara efisien disertai penetapan cara pelaksanaannya oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, Oleh karena itu, dalam praktiknya, manajemen puncak seharusnya memiliki perspektif yang dibutuhkan untuk memahami implikasi dari keputusan organisasi, serta wewenang untuk mengalokasikan sumber daya organisasi B. Prinsip Dasar Manajemen Perkantoran terkait erat dengan manajemen yang baik, demikian pula Kantor Urusan Agama yang juga harus menerapkan prinsip dasar manajemen, diantaranya: a. Planning: Yaitu adanya proses pemikiran dan penentuan secara matang dari berbagai hal yang akan dikerjakan hari ini dan hari mendatang dalam rangka pencapaian tujuan akhir yang telah direncanakan . Dalam surat Anfaal ayat 60 , dijelaskan “ Dan siapakanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda kuda yang ditambat untuk berperang ( yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.Yaitu harus SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya.Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya.Achievable artinya dapat dicapai.Jadi bukan anggan-angan.Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada.Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.Tapi tetap ada tantangan.Time artinya ada batas waktu yang jelas.Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi. b. Organizing: Yaitu proses pengelompokan orang-orang, sarana-prasarana, tugas dan tanggungjawab serta wewenang, sehingga tercapai tujuan organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Dalam Q.S Ash Shaff ayat 4 dijelaskan “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian.Dalam organisasi biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi.Yang kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan.Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job Description).Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.Biasanya juga semakin besar penghasilannya.Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing. c. Actuating: Yaitu proses berjalannya sebuah tanggungjawab dan kewenangan yang harus dilaksanakan dalam pelayanan sehari-hari, Dalam Q.S. At Taubah 105, dijelaskan “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. ”Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja.Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama.Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun.Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan
Manajemen Kepemimpinan Kepala KUA Yang Efektif
Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd
Page 3
d. Controlling: Yaitu proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah digariskan, Dalam QS Al Qaaf 16-18 dijelaskan :“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan.Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit.Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman. Ke-empat prinsip tersebut harus dijalankan dalam sebuah organisasi termasuk Kantor Urusan Agama karena dengan manajemen yang baik dan benar maka apa yang menjadi tugas-tugas pokoknya akan dapat dilaksanakan sesuai harapan. C. Fungsi Manajemen Organisasi apapun ternyata semuanya membutuhkan manajemen.Dengan demikian manajemenbersifat universal. Sifat ini terlihat karena fungsi manajemen terlihat sama dimana saja dan kapan saja. Perbedanya terletak pada siapa yang menerapkan, dimana diterapkan dan bagaimana cara menerapkanya. Perbedaan ini terjadi karena tergantung pada beberapa factor seperti tipe organisasi, budaya organisasi, orang orang dibelakang organisasi serta visi & misi yang dijalankan organisasi. Satu definisi yang amat terkenal tentang manajemen dinyatakan oleh James Stoner bahwa “ manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemberi pemimpin, dan pengendalian dari suatu usaha dari anggota yang menggunakan sumber sumber daya organisatoris untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Hal yang menarik dari definisi ini adalah penggunaan kata “ proses”. Suatu proses mencerminkan serangkaian upaya dan bukan menekankan pada hasil aspek. Tetapi kaitan antara proses dan hasil amat kuat hubunganya. Semakin baik manajemen yang dilakukan, akan semakin sistematis sistem manajemenya. Dengan pendayagunaan sumber daya yang maksimal, artinya system manajemen telah menjjalankan peranya dengan efisien dan efektif.Dengan penerapan system demikian hasil yang diperileh dijamin lebih baik. Definisi Marry Parker Follet lain lagi. Ia mengatakan bahwa “manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan tugas pekerjaan melalui orang lain”. Gagasan Mary Parker lebih menekankan kaitan antara manajemen dengan manejer. Para manejer dituntut lebih aktif dalam mengambil berbagai inisiatif untuk memecahka persoalan demi tercapainya tujuan organisasi.Sebaliknya staf berada dalam posisi pasif. Bawahan seolah olah bekerja secara mekanis saja, sesuai dengan system, format dan job yang telah ada. Inisiatif menjadi hal sekunder bagi bawahan.Over inisiatif yang dilakukan manajer, tanpa sadar menafikan keterlibatan bawahan.Dalam kondisi ini tidak terjadi proses pendewasaan yang sehat dalam tubuh organisasi. Maka jika terjadi halangan pada atasan, dampaknya akan menyulitkan karena tak pernah dilatih untuk menyelesaikan masalah. Luther Gulick menyatakan bahwa sebagai seni manajemen telah berkembang menjadi ilmu pengetahuan (science).Dalam hal ini manajemen telah memenuhi persyaratan untuk dapat dimasukkan kedalam ilmu pengetahuan.Sebab ilmu pengetahuan telah dipelajari dalam waktu lama dan telah dirangkum sedemikian rupa menjadi kumpulan teori. Meskipun berbagai teori tersebut masih terlampau umum dan subyektif, Namun hinggi kini, teori manajemen terus teruji dalam praktek hingga sebagai tuntutan ilmu pengetahuan, manajemen akan terus berbenah dan berkembang. Diantara sekian banyak definisi manajemen, kita coba tinjau definisi menurut pendapat dalam negeri. Menurut Hani Handoko “ manajemen adalah bekerja dengan orang orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan tujuan organisasi dengan
Manajemen Kepemimpinan Kepala KUA Yang Efektif
Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd
Page 4
pelaksanaan fungsi fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia atau kepegawaian, pengarah dan kepemimpinan serta pengawasa “ Definisi manajemen diatas hanya merupakan bagian dari contoh terminology manajemen.Conto contoh tersebut dapat menjelaskan lebih utuh tentang konsep manajemen.Sementara dari sekian banyak definisi manajemen, yang begitu uat pengauhnya pada berbagai organisasi khususnya di Indnesia berasal dari pendapat Stoner.Bahkan Hani Handoko dalam merumuskan definisinya pun mengacu pada pendapat stoner. D. Karakteristik Pemimpin Ideal Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah: a. Pemimpin bekerja dengan orang lain Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi. b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas). Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. c. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugastugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif. d. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain. e. Manajer adalah seorang mediatorKonflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator. f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya. g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah. Menurut hasil survey Lembaga Leadership internasional bernama "The Leadership Challenge" di enam benua yaitu: Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa dan Australia, responden (para CEO) diminta untuk menilai dan memilih tujuh karakter pemimpin ideal. 1) Honest (jujur) 2) Forward looking (berpikiran maju) 3) Competent (kompeten) 4) Inspiring (dapat memberi inspirasi) 5) Intelligent (cerdas) 6) Fair-minded (adil) 7) Broad-minded (berpandanganluas) 8) Supportive (mendukung) 9) Straight Forward (terus terang/jujur) 10) Dependale (bisa diandalkan) 11) Cooperative (bekerjasama) 12) Determined (tegas) 13) Imaginative (berdaya Imajinasi) 14) Ambitious (ambisi) 15) Courageous (berani) 16) Caring (perhatian) 17) Mature (matang/dewasa dalaberfikir dan bertindak) 18) Looyal (setia) 19) Self-controlled (penguasaan diri) 20) Independent (mandiri) Manajemen Kepemimpinan Kepala KUA Yang Efektif
Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd
Page 5
Karakter pemimpin ideal (Sumber The Leadership Challenge by James M. Kouzes dan Barry Z. Poster ). Dari data tabel diatas, karakter jujur menduduki peringkat teratas dan tidak tergeserkan. Dapat dipahami hasil penelitian ini membuka mata kita akan pentingnya internalisasi nilai dan makna spritualitas dalam ajaran agama dapat dipakai dalam perilaku budaya kerja untuk keberhasilan pelaksanan tugas maupun pencapaian visi dan misi organisasi. Dalam Buku You Are a Leader yang dituliskan oleh Arvan Pradiansya menjelaskan bahwa semua manusia adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya. Setiap orang adalah pemimpin, namun banyak yang kurang menyadarinya kalau dirinya seorang pemimpin.Mereke sedang “tertidur” dan hanya menjadi pengekor dan bukan pelopor.”Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (Nabi Muhammad SAW).Untuk membangunkan mereka sebetulnya tidaklah sulit.Anda hanya perlu memperkenalkan satu kata kunci, yaitu “choice” yang berarti pilihan. Siapapun anda begitu sadar bahwa anda mempunyai pilihan, seketika itu juga anda akan memegang kendali hidup anda. Anda akan langsung berubah dari obyek menjadi subjek. Dari seorang korban menjadi pemimpin.Dari seorang pengekor menjadi pelopor. Salah satu upaya untuk membangunkan dan menyadarkan kita akan potensi terbesar yang anda miliki dalam hidup ini. Kekuatan itu adalah kekuatan memilih.Menjadi pemimpin adalah fitrah setiap manusia.Namun banyak yang masih tertidur dan menggantungkan hidupnya kepada orang lain.Setiap pilihan pastilah memiliki konsekwensi.Sikap menerima konsekuensi inilah yang disebut sebagai tanggungjawab (responsibility).Inilah hakekat pemimpin yang sebenarnya.Kepemimpinan tidak ditentukan oleh faktor eksternal tetapi merupakan perjalanan diri sendiri untuk menumbuhkan kekuatan pilihan dan tanggungjawab. E. Kepemimpinan Kepala KUA Kepemimpinan Kepala KUA paling tidak dapat dilihat dari aspek kepemimpinan pemerintahan (formal leader) dan kepemimpinan sosial (non formal leader). Kepemimpinan pemerintah adalah proses kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mengikuti proses kegiatan pemerintah, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Kepemimpinan sosial adalah kepemimpinan yang dipatuhi masyarakat karenamempunyai wibawa atau memiliki pengetahuan, ketrampilan atau perilaku terpuji, sehingga mampu menggerakkan dan mengarahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan. Kepemimpinan Kepala KUA yang berfungsi ganda di atas dapat dipakai untuk menyukseskan program pelaksanaan tugas KUA di tengah-tengah masyarakat. Disamping itu diperlukan internalisasi nilai-nilai kepemimpinan yang berciri khas akan nilai-nilai seperti :keimanan dan ketaqwaan, ikhlas, semangat sebagai pejuang, sederhana, pantang menyerah, terbuka, merakyat, pelayan masyarakat, semangat bekerja sebagai ibadah. Disamping itu dalam penerapannya dapat meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.yaitu sifat; Sidiq (Jujur), Amanah (terpercaya), Tabligh (Menyampaikan),Fatonah (Cerdas), maupun yang tercermin dalam akhlak kepemimpinan para sahabat. Diantaranya 7 (tujuh) macam akhlak kepemimpinan dalam pidato kenegaraan Abubakar Siddiq : rendah hati, terbuka, amanah dan jujur, adil, tegar dan konsisten penuh rasa pengabdian dan rasa tanggung jawab, dan semuanya merupakan hasil dari ketaqwaan kepada Allah. Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan bagian dari struktur Kementerian agama, bertugas menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang agama. KUA merupakan bagian paling bawah dari struktur Kementerian agama yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam satu wilayah kecamatan, sebagaimana ditegaskan dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 517 Tahun 2001 bahwa Kantor Urusan Agama bertugas melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian agama Kabupaten/Kabupaten di bidang Urusan Agama Islam di wilayah kecamatan. Jabatan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA), adalah sebuah amanah dari Tuhan danjuga amanah dari Negara. Tugas ini menyangkut permasalahan ibadah, yang dapat dipahamidalam dua dimensi, yakni dimensi vertikal dan dimensi horizontal.Artinya pertanggung jawabannya tidak sekedar didunia tapi juga diakhirat. Sebagaimana sabda NabiMuhammad Saw yang artinya ”Setiap Manajemen Kepemimpinan Kepala KUA Yang Efektif
Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd
Page 6
kamu adalah pemimpin, dan kelak akan dimintaipertanggungjawaban tentang segala yang dipimpin. Pimpinan adalah penggembalabawahannya dan kelak akan diminta pertanggungjawaban tentang gembalanya."(H.R.Bukhari Muslim).. Oleh karena bahwa meminta jabatan yang berkaitan dengan hukum adalah makruh. Termasuk dalam lingkup imarah adalah Peradilan, hasbah dan lain sebagainya. Al-HafidzAhmad bin Ali bin Hajar al-’Asqalaniy ( 773-852 H) Ibnu Hajar memberikan argumentasi dasar larangan meminta jabatan kepada seseorang yang ambisi atas suatu jabatan adalah, karena sesungguhnya seseorang yang tidak memperoleh pertolongan Allah dalam melaksanakan pekerjaannya, maka tidak akan diperoleh perlindungan untuk pekerjaan itu untuk itu tidak perlu dipenuhi permintaannya. Seperti diketahui bersama bahwa setiap jabatan tidak akan terlepas dari berbagai hambatan atau kesulitan. Oleh karena itu yang berakal tidak akan meminta suatu jabatan F. Menjadi Pemimpin yang baik dan efektif Pemimpin yang baik dan ideal yang layak mendapat dukungan, digariskan Quran hanyalah pemimpin yang memiliki karakter seorang Khalifah, Imam, Malik, dan Ulil Amri.Sebab empat istilah untuk menyebut pemimpin sebagaimana termaktub dalam Quran itu, sesungguhnya merupakan pernik-pernik pesan yang ingin disampaikan Allah SWT lewat firman-Nya untuk umat manusia dalam memilih pemimpinnya.Allah menunjukkan, bahwa masyarakat hendaknya memilih pemimpin yang berkarakter Khalifah sebagaimana dalam Surat Al-Baqoroh ayat 30 dan Shad ayat 26.Kata Khalifah dalam bentuk Mufrod (tunggal), menurut Quraish Shihab dalam buku “Membumikan Alquran” terbitan Mizan, disebut sebanyak dua kali.Sedangkan dalam bentuk jamak (plural), alquran menggunakan dua bentuk.Pertama kata khalaif yang terulang sebanyak empat kali.Dan kata Khulafa’ yang ditulis sebanyak tiga kali. Semua kata kata tersebut berakar dari kata Khulafa’ yang pada awalnya berarti “ Di belakang “. Dari pengertian ini, kata Khalifah seringkali diartikan sebagai “ Pengganti “, karena yang menggantikan selalu berada atau datang di belakang, sesudah yang digantikannya, demikian tulis Quraish Shihab. Sedangkan isi Al-Baqoroh ayat 30 yang menunjukkan tentang yang menyebut pemimpin dengan istilah Khalifah adalah: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : ”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi. Mereka berkata : ”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? ”Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Adapun dalam Shad ayat 26, istilah Khalifah kembali tersebut sebagai berikut: Hai Dawud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu Khalifah di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) diantara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Berdasaran Surat Al-Baqoroh dan Surat Shad itu, Allah telah meminta umat manusia untuk memilih pemimpin dengan latar belakang yang steril dari perilaku membuat kerusakan di atas bumi, tidak menumpahkan darah, berbuat adil, dan tidak mengikuti hawa nafsu. Artinya, berdasarkan ayat ayat di atas, seorang pemimpin ideal sebaiknya adalah mereka yang memiliki sikap mental yang tersebut di atas. Karakteristik seorang pemimpin yang baik dan efektif dengan mencontoh Rasulullah sesuai pemahaman para salafus sholih, dimana seorang pemimpin yang baik adalah memiliki beberapa sifat diantaranya : Beriman, Adil, Perhatian, Amanah, Sabar, Beberapa faktor yang perlu kita cermati dalam mengenal gaya kepemimpinan yang efektif antara lain sebagai berikut ; a. Kepedulian seorang pemimpin.Orang yang kita pimpin tidak akan mempedulikan apa yang kita ketahui sebelum kita mengetahui apa saja yang kita pedulikan dari orang yang kita pimpin. Memimpin bukan berarti kita dengan seenaknya menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu hal. Orang akan mau untuk kita pimpin apabila kita juga mengerti tentang apa yang mereka butuhkan. Sehingga, mereka akan yakin jika kita mampu dan mau untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. Kita tidak hanya berkumpul dan masuk ke ranah mereka, tapi kita juga harus bisa meyakinkan mereka jika kita juga merupakan bagian dari mereka. b. Kerendahan hati seorang pemimpin.Pemimpin yang baik tidak akan memimpin karena ego. Jadi, kita sebagai pemimpin harus dapat bersikap rendah hati dan tidak memandang rendah orang yang kita pimpin. Orang yang memimpin dengan ego akan memerintah dengan penuh Manajemen Kepemimpinan Kepala KUA Yang Efektif
Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd
Page 7
c.
d.
e.
f.
g.
amarah, emosional, dan menciptakan suasana yang serba ketakutan. Memang saat dia memimpin akan ada banyak yang menaatinya, tapi setelah masa kepemimpinannya selesai maka tidak akan ada lagi orang yang bersedia untuk mengikutinya. Dengan kata lain, pengaruhnya terhadap orang yang sebelumnya pernah dipimpin akan lenyap. Karena itu, bagi kita sebagai pemimpin jadi lah pemimpin yang menjadi pemimpin karena dipercaya untuk memimpin, bukan semata karena usaha keras kita untuk bisa mendapatkan gelar sebagai seorang pemimpin. Kita tidak boleh menempatkan diri sebagai orang yang terbaik semata, tapi kita harus menempatkan diri sebagai orang yang lebih bersedia memimpin daripada orang lain dan bersedia melakukan segala hal yang dipercayakan oleh mereka. Memimpin dengan sederhana, jelas, dan langsung.Bagaimana mungkin seseorang akan menjalankan perintah yang ngawur, ruwet, dan membingungkan? Karena itu, kita harus membuat sebuah penyederhanaan.Perintah kita harus sederhana untuk menghindari kerumitan berpikir dan bertindak, jelas agar mudah dipahami maksudnya, dan mengarah langsung pada fokus tujuan yang ingin dicapai.Kita sebagai pemimpin juga tidak boleh terlalu kaku ataupun bimbang dalam mengkoordinir pengikut kita. Yang dibutuhkan di sini adalah gaya yang fleksibel, artinya keputusan kita pun dapat berubah seiring dengan desakan kebutuhan dari orang yang kita pimpin. Akan tetapi, kita juga harus tetap memelihara jika perubahan ini tetap dalam ranah yang logis dan masuk akal. Sikap menghormati kawan maupun lawan.Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak pernah meremehkan orang lain. Jika kita sebagai pemimpin terbiasa untuk meremehkan kinerja orang lain, maka itu artinya kita sama saja tidak menunjukan kalau diri kita hebat dan penting, tapi menunjukan betapa kerdilnya diri kita sendiri. Kita harus bersikap hormat dan menghargai orang lain, karena dengan begitu kita akan memiliki kharisma yang luar biasa di mata orang lain. Kita tidak membuat kawan maupun lawan takut kepada kita, tapi membuatnya segan kepada kita. Pemimpin yang besar itu tidak pernah mengemis untuk mendapatkan kepercayaan dari orang yang dipimpinnya, tetapi berusaha bagaimana untuk menunjukan kepada mereka cara mempercayai diri mereka sendiri. Tidak memimpin dengan ambisius.Memimpin secara ambisius erat kaitannya dengan emosional dan berujung pada kepentingan pribadi.Kita sebagai pemimpin seharusnya bisa untuk bersikap membedakan kepentingan pribadi dan kelompok.Jangan pernah mencampur adukan di antara keduanya. Pemimpin yang ambisius bisa saja mendapat kepercayaan, tapi tidak akan mungkin mendapatkan pengikut! Kalau sudah tidak ada lagi yang mau mengikuti kita, lalu siapa yang kita pimpin? Memimpin dengan emosi yang stabil.Emosi tidak berarti selalu dikaitkan dengan hal yang buruk. Emosi merupakan gejolak sebagai indikator terhadap apa yang sedang kita rasakan. Emosi merupakan alat yang memberitahu kita apa yang seharusnya kita lakukan sebagai tindak lanjut atas apa yang kita rasakan. Memiliki emosi yang kurang stabil itu tidak baik, apalagi jika digunakan untuk memimpin seseorang. Jangan pernah meneriakan sebuah hal di depan umum, karena hal tersebut dapat mengurangi wibawa kita sebagai pemimpin. Pentingnya partisipasi orang yang kita pimpin.Kita sebagai pemimpin ada untuk merealisasikan kebutuhan dari mereka yang kita pimpin. Sebagai manusia biasa, kita hanya akan tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan saat mereka mau menyampaikan apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan harapkan dari kepemimpinan kita. Aturlah partisipasi aktif dari mereka dalam mempengaruhi kepemimpinan kita. Akan tetapi, partisipasi ini muncul saat kita benarbenar tidak mengetahui apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Kita juga harus pandai mengatur frekuensi peran aktif orang yang kita pimpin agar tidak terlalu berlebihan maupun tidak terlalu kurang.Tetap jaga stabilisasi agar kepemimpinan kita tidak terlalu demokrasi yang berlebihan atau diktator yang berlebihan. Ungkapan bijak pakar management ~ Peter Drucker~ Leadership is lifting a person’s vision to
high sights, the raising of a person’s performance to a higher standard, the building of a personality beyond its normal limitations. “Inti dari pemimpin dan kepemimpinannya adalah mengangkat visi seseorang pada tempat yang lebih tinggi, meningkatkan performa seseorang pada standar yang lebih baik, membangun kepribadian seseorang melebihi batas batas normalnya”.Semoga kita dapat menemui pemimpin dengan kriteria yang disebutkan oleh Pak Manajemen Kepemimpinan Kepala KUA Yang Efektif
Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd
Page 8
Peter Drucker.Dengan menjadi pemimpin yang baik dan efektif akan membawa kita pada keberhasilan tujuan dari apa yang selama ini kita semua harapkan. Semua kebutuhan akan terakomodir, masalah dapat diminimalisasi, dan tujuan yang jelas dapat dicapai. Memimpinlah dengan pikiran dan hati sanubari. Dengan begitu, keberhasilan memimpin akan selalu ada di tangan kita semua. PENUTUP Kesimpulan: Manajemen adalah menjalankan fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan kebutusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala sumber daya secara efisien disertai penetapan cara pelaksanaannya oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, Oleh karena itu, dalam praktiknya, manajemen puncak seharusnya memiliki perspektif yang dibutuhkan untuk memahami implikasi dari keputusan organisasi, serta wewenang untuk mengalokasikan sumber daya organisasi.Prinsip dasar manajemen adalah menjalankan fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan kebutusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala sumber daya secara efisien disertai penetapan cara pelaksanaannya oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, Oleh karena itu, dalam praktiknya, manajemen puncak seharusnya memiliki perspektif yang dibutuhkan untuk memahami implikasi dari keputusan organisasi, serta wewenang untuk mengalokasikan sumber daya organisasiKepermimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, baik dalam organisasi maupun luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu, untu itu Pemimpin yang baik dan ideal yang layak mendapat dukungan, digariskan Quran hanyalah pemimpin yang memiliki karakter seorang Khalifah. Disamping itu dalam penerapannya dapat meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yaitu sifat : Sidiq (Jujur), Amanah (terpercaya), Tabligh (Menyampaikan), Fatonah (Cerdas), maupun yang tercermin dalam akhlak kepemimpinan para sahabat. Diantaranya 7 (tujuh) macam akhlak kepemimpinan dalam pidato kenegaraan Abubakar Siddiq : rendah hati, terbuka, amanah dan jujur, adil, tegar dan konsisten penuh rasa pengabdian dan rasa tanggung jawab, dan semuanya merupakan hasil dari ketaqwaan kepada Allah. Rekomendasi: Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan bagian dari struktur Kementerian agama, bertugas menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang agama. Tugas ini menyangkut permasalahan ibadah, yang dapat dipahamidalam dua dimensi, yakni dimensi vertikal dan dimensi horizontal.Pemimpin yang efektif adalah jujur, taqwa terhadap Tuhan yang maha esa, integritas, vitalitas fisik dan mental, kecerdasan, kearifan, bertanggung jawab, kompeten, memahami kebutuhan pengikutnya, ketrampilan interpersonal, kebutuhan untuk berprestasi, mampu memotivasi dan memberikan semangat, mampu memecahkan masalah, meyakinkan, memiliki kapasitas untuk menang, memiliki kapasitas untuk mengelolamemutuskan-menentukan prioritas , mampu memegang kepercayaan, memiliki pengaruh, mampu beradabtasi atau memiliki fleksibilitasi. Menjadi pemimpin adalah fitrah setiap manusia.Namun banyak yang masih tertidur dan menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Setiap pilihan pastilah memiliki konsekwensi.Sikap menerima konsekuensi inilah yang disebut sebagai tanggungjawab (responsibility).Inilah hakekat pemimpin yang sebenarnya.Kepemimpinan tidak ditentukan oleh faktor eksternal tetapi merupakan perjalanan diri sendiri untuk menumbuhkan kekuatan pilihan dan tanggungjawab.Dengan menjadi pemimpin yang baik dan efektif akan membawa kita pada keberhasilan tujuan dari apa yang selama ini kita semua harapkan. Semua kebutuhan akanterakomodir, masalah dapat diminimalisasi, dan tujuan yang jelas dapat dicapai. Memimpinlah dengan pikiran dan hati sanubari.Dengan begitu,keberhasilan memimpin akan selalu ada di tangan kita semua.
Manajemen Kepemimpinan Kepala KUA Yang Efektif
Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd
Page 9
DAFTAR PUSTAKA : Arvan Pradiyansah, 2010, You Are A Leader !, Menjadi Pemimpin dengan memanfaatkan potensi terbesar yang anda miliki, Kaifa Bandung Handoko, T. Hani, 1999, Manajemen. BPFE Yogyakarta Harianja. Marihot Tua Effendi, Drs., M.Si. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.Grasindo, Bandung Hasibuan. Melayu SP, 1998, ,Manajemen Sumber Daya Manusia, Bina Aksara,Jakarta. KMA No. 517 Tahun 2003 Tentang Tata Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan KMA No. 477 Tahun 2004 Tentang Pencatatan Nikah Maskur Ali, Imam, Pembinaan Profesionalisme Penghulu, 2005,TOT Widyaiswara Rumpun Urusan Agama lslam, Jakarta Massie, J.L., 1983, Dasar dasar manajemen ( Essentials of management) terjemahan Ignatius H, Erlangga, Jakarta Stoner, James A.F. 1982, Management. Pretince – Hall international, Inc. Engliewood Cliffs, New York Saiful Sagala, 2006, Manajemen berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi memenangkan persaingan mutu , PT Nimas Multima, Jakarta
Manajemen Kepemimpinan Kepala KUA Yang Efektif
Hj. Irma Djanapa Bulow, M.Pd
Page 10