“Manajemen Isu dan Manajemen Krisis” Modul ke:
09
Strategi pengelolaan hubungan dengan para stakeholder di saat krisis: a. Pengenalan publik internal dan eksternal suatu organisasi b. Pengelolaan hubungan dengan publik internal utama pada saat krisis: karyawan & investor / pemegang saham c. Pengelolaan hubungan dengan publik eksternal utama pada saat krisis: konsumen, pemerintah dan komunitas
Fakultas
Ilmu Komunikasi Program Studi
Public Relations
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pertemuan 9 Strategi pengelolaan hubungan dengan para stakeholder di saat krisis
Sasaran Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan strategi mengelola hubungan dengan stakeholder internal dan eksternal suatu organisasi pada saat krisis
Strategi pengelolaan hubungan dengan stakeholder di saat krisis Stakeholders adalah para pihak yang berada di dalam (internal) dan di luar (eksternal) perusahaan yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan.
1.1. Pengertian Stakeholders Jeff Madura : Suatu perspektif tanggung jawab sosial dari organisasi maju memandang lingkungan internal & eksternal sebagai suatu keragaman dari pihak-pihak yang berkepentingan. Orang yang menanggung akibat karena bisnis dan mereka yang mempunyai kepentingan di dalamnya. Freeman : Pihak-pihak yang berkepentingan secara langsung dengan organisasi- organisasi, diantaranya pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok atau suplier, para pemberi pinjaman dan masyarakat.
Rhenald Kasali : Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan dengan aktifitas organisasi-organisasi, karena memiliki kepentingan maka kelompok- kelompok tersebut mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan. Gugup Kismoro : Semua pihak yang dipengaruhi oleh aktifitas bisnis baik secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak atau kelompok-kelompok yang dipengaruhi oleh “aktifitas basis kedua” perusahaan.
Defining Stakeholders and Publics The terms stakeholder and public are often used interchangeably, but they shouldn’t be. Stakeholders have been identified in the business literature according to their relationships to organizations. Publics, in the public relations and other mass media literature, are often identified according to their relationship to messages. Prioritizing Stakeholders for Public Relations
By Brad L. Rawlins Copyright © 2006, Institute for Public Relations www.instituteforpr.org
Dari berbagai definisi tersebut di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa definisi stakeholders adalah; Para pihak baik internal maupun eksternal perusahaan yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung.
Publik dalam Public Relations Kata publik dalam Public Relations adalah khalayak sasaran dari kegiatan Public Relations. Publik itu disebut Stakeholders, yakni; kumpulan dari orangorang atau pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan (Kasali:2003). Unsur-unsur dalam stakeholders menurut Kasali (2003) antara lain: Pemegang saham, karyawan dan manajemen, keluarga karyawan, kreditor, konsumen, pemasok, komunitas, dan pemerintah.
1.2. Pentingnya Stakeholders Relations Tidak ada perusahaan yang dapat mencapai tujuan bisnisnya tanpa berhubungan dengan pihak-pihak lain, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, media sampai komunitas (Estaswara, 2010:2-4). Perusahaan yang mengabaikan hubungan baik dengan stakeholders akan banyak menemui kesulitan, sehingga sulit mencapai tujuan yang telah direncakan.
2. Pengenalan Publik Internal dan Eksternal Organisasi Bahwa yang dimaksud dengan pubic dalam kegiatan PR adalah audiences sasaran kegiatan PR, atau disebut stakeholders. Pada dasarnya sasaran audiences kegiatan PR terdiri dari stakeholders internal dan stakeholders external.
INTERNAL
PR
PUBLIC
1. Perusahaan Induk (bila ada) 2. Anak perusahaan/Cabang bila ada 3. Investor 4. Pemegang saham 5. Manajemen (Direksi & Komisaris) 6. Karyawan yang ada 7. Serikat pekerja di dalam 8. Keluarga karyawan/anggota 9. Calon karyawan
EKSTERNAL 1. Konsumen/pelanggan 2. Media massa & sosial 3. Pemasok (mitra usaha) 4. Distributor 5. Retailer 6. Pesaing 7. Pemerintah 8. Komunitas 9. Masy. Perbankan 10. Opinion leader 11. Kelompok penekan 12. Serikat pekerja di luar 13. Masyarakat umum
2.1. Jenis Stakeholders a. Internal Stakeholders (Publik internal) Adalah publik yang berada di dalam perusahaan, yang mempunyai kepentingan dan berhubungan langsung dengan perusahaan, serta lebih mudah dikendalikan.
a. Internal Stakeholders (Publik internal) Publik Internal terdiri dari: 1. Perusahaan Induk/Prinsipal (bila ada) 2. Anak Perusahaan/Perusahaan Cabang/Sister Company 3. Para Investor 4. Para Pemegang Saham 5. Dewan Direksi/Komisaris 6. Para Karyawan Perusahaan yang sudah ada 7. Serikat Pekerja/SPSI (terutama perwakilan yang ada dalam perusahaan/organisasi) 8. Keluarga dari para karyawan/anggota organisasi 9. Calon Karyawan perusahaan/anggota organisasi
b. External Stakeholders (Publik eksternal) Adalah publik yang berada di luar perusahaan, yang mempunyai kepentingan dan tururt menentukan keberhasilan perusahaan. Meski keberadaan mereka diluar perusahaan, publik eskternal mempunyai kepentingan dan kontribusi yang tidak kecil dalam turut menentukan kesuksesan perusahaan.
b. External Stakeholders (Publik eksternal) Publik Eksternal terdiri dari: 1. Pelanggan/Konsumen/Pengguna produk & jasa perusahaan/organisasi 2. Media Massa (pers cetak, radio, televisi, internet) & Media Sosial 3. Mitra Usaha/Pemasok jasa dan berbagai macam barang (supplier) 4. Para Distributor 5. Retailer 6. Pesaing 7. Pemerintah 8. Komunitas 9. Masyarakat Keuangan/Perbankan 10.Kelompok Penekan (Pressure Groups) 11.Para Pembentuk Opini (Opinion Leaders) 12.Organisasi Pekerja diluar perusahaan, Asosiasi 13.Masyarakat Umum
3. Pengelolaan Hubungan dengan Publik Internal Utama Pada Saat Krisis Publik Internal Utama yang dimaksud dalam hal ini adalah; publik PR yang mempunyai hubungan langsung dengan perusahaan, dan biasanya berada di dalam perusahaan.
3.1. Pengelolaan Hubungan dengan Investor dan Pemegang Saham Di kebanyakan negara yang baru memulai pembangunan industrinya, pemegang saham memiliki kekuasaan yang sangat besar terutama bila perusahaan tersebut belum go public. Namun bila perusahaan tersebut sudah go public dan tidak ada lagi konsentrasi kepemilikan saham pada pihak tertentu, manajemen akan dapat lebih berkuasa (Kasali, 2003:66-67).
PR perlu merencanakan dan menjalankan program komunikasi keuangan untuk menjalin hubungan yang baik dengan para investor & pemegang saham serta menjaga kepercayaan mereka terhadap perusahaan Jika suatu perusahaan gagal memberi informasi yang baik dan teratur kepada para investor & pemegang saham sehingga hubungannya menjadi tidak harmonis, maka harga sahamnya bisa merosot tajam atau investor menarik sahamnya dalam perusahaan, yang dapat mengancam kelangsungan perusahaan tersebut.
Menurut Beard (2004:11) dalam Effendy (2002:110-111) program komunikasi keuangan biasanya bertolak dari ‘kalender keuangan’ yang meliputi: 1. Produksi laporan dan catatan keuangan perusahaan 2. Pengumuman hasil periode awal dan pertengahan masa kerja 3. Dokumen-dokumen untuk pertemuan dengan para pialang dan pemegang saham 4. Pengorganisasian pertemuan tahunan dan kegiatan lain yang berhubungan dengannya. 5. Pertemuan berupa tatap muka dengan para investor dan perjalanan keliling para pemegang saham perorangan 6. Presentasi kepada para kreditor dan pihak media 7. Majalah/buletin perusahaan untuk publik eksternal 8. Laporan tahunan yang lebih berisi mengenai kegiatan perusahaan secara umum dan semua aspek dalam kehidupan perusahaan (bukan laporan keuangan)
3.2. Pengelolaan hubungan dengan para investor dan pemegang saham pada saat krisis Para investor & pemegang saham adalah stakeholder internal yang sangat penting setelah karyawan. Kesalahan dalam mengelola hubungan dengan para investor & pemegang saham pada saat krisis menyerang perusahaan bisa berakibat fatal. Tidak ada alasan yang kuat bagi perusahaan atau manajemen perusahaan untuk tidak mengelola hubungan baik dengan para investor dan pemegang saham, apalagi pada saat krisis
Pengelolaan hubungan dengan para investor dan pemegang saham pada saat krisis dapat dilakukan dengan berbagai upaya, diantaranya: 1. Segera memberitahukan situasi krisis yang menimpa perusahaan 2. Jangan sampai investor dan pemegang saham mendapat informasi terlebih dulu dari pihak luar 3. Melakukan pertemuan secara periodik 4. Memberitahukan secara tertulis yang disertai data-data tentang perkembangan perusahaan dalam menangani krisis 5. Memberitahukan pada saat RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) 6. Melakukan survey terhadap pemegang saham
Hubungan yang harmonis dengan para investor dan pemegang saham dengan manajemen, akan menimbulkan saling pengertian dan soliditas dengan perusahaan.
3.3. Pengelolaan Hubungan dengan Karyawan Dimaksud dengan karyawan adalah orang-orang dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural ¾ Suatu perusahaan/organisasi harus menyelenggarakan komunikasi internal yang baik ¾ Komunikasi internal bukan hanya memperlancar kegiatan saja, tapi justru yang menggerakkan perusahaan/organisasi tersebut kea rah tujuan yang telah ditetapkan.
Komunikasi berlangsung secara vertikal, horizontal dan diagonal.
a. Komunikasi Vertikal b. Komunikasi Horizintal c. Komunikasi Diagonal
a. Komunikasi Vertikal atau Vertical Communication merupakan komunikasi yang dilakukan oleh pegawai bawahan kepada atasan maupun sebaliknya b. Komunikasi Horisontal atau Horizontal Communication adalah komunikasi antara seorang pegawai dengan pegawai lain yang sama kedudukannya c.
Komunikasi Diagonal atau Diagonal Communication atau komunikasi silang ialah komunikasi yang berlangsung antara seorang pegawai dari sebuah departemen dengan pegawai dari departemen lainnya dalam kedudukan yang berbeda
3.4. Pengelolaan hubungan dengan karyawan pada saat krisis Pada saat krisis menyerang perusahaan/organisasi, sangatlah vital untuk terus mengelola dan menjaga hubungan baik dengan karyawan ¾ Pers umumnya sangat bersimpati pada karyawan yang hakhaknya dilanggar oleh pihak manajemen. ¾ Peristiwa PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang tidak adil dapat merusak citra perusahaan bila diangkat oleh pers dan menjadi berita utama.
Beberapa langkah pengelolaan hubungan dengan karyawan pada saat krisis diantaranya adalah: 1. Memberikan informasi yang benar kepada seluruh karyawan tentang situasi dan perkembangannya. 2. Manajemen harus jujur kepada karyawan 3. Membekali karyawan tentang bagaimana caranya menghadapi wartawan, pihak luar atau keluarga 4. Memberikan informasi tentang rencana penanggulangan krisis yang akan ditempuh perusahaan. 5. Buka emphaty karyawan
Terima Kasih Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM