PENGARUH FAKTOR KESUKSESAN IMPLEMANTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PRODUKTIFITAS TERHADAP MANFAAT ORGANISASIONAL (Kolaborasi model De Lone dan Mc Lean 2003 dan Cooper 2001) Dedy Ardiansyah1, Dewi Puspitasari 2 Manajemen Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta 2 Sistem Informasi STMIK El Rahma Yogyakarta 1 Email:
[email protected], 2
[email protected] 1
ABSTRACT Based on Minister of Research and Technology of Higher Education (Higher Education permenristek) No. 44 in 2015 on National Education Standards High in article 36 paragraph 1 letter e that the elements of the standard means of learning among them is the information and communication technology. Furthermore, the financing standards outlined in article 40 paragraph 1 that the standard components of the financing consists of the amount of investment costs and operating costs. Higher education should have a financial management information system. Objectives to be achieved in this research is to analyze:1. The quality system of influence on user satisfaction and productivity2. The quality of information influence on user satisfaction and productivity3. The quality of service affect the user satisfaction and productivity4. User Satisfaction affect the organizational benefits5. User Productivity affect the organizational benefits A total of 45 samples distributed to all employees STMIK El Rahma who use accounting information systems. The results of data processing using Partial Least Square 2.0 are as follows: The results achieved from 8 hypothesis that 7 hypothesis meets statistics. system quality, information quality, service quality accounting information systems affect the user satisfaction and productivity. effect on organizational productivity benefits. while user satisfaction accounting information system. Keywords: Accounting Information Systems, Productivity, Net Benefits
PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Dikti ( permenristek dikti) no 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi pada pasal 36 ayat 1 huruf e bahwa unsur standar sarana pembelajaran diantara nya adalah adanya teknologi informasi dan komunikasi. Selanjutnya pada standar pembiayaan dijelaskan pada pasal 40 ayat 1 bahwa komponen standar pembiayaan terdiri atas besaran biaya investasi dan biaya operasional. Penjelasan biaya investasi pada ayat 2, merupakan bagian dari biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi. Sedangkan biaya operasional dijelaskan pada ayat 3 dan 4, merupakan bagian dari biaya pendidikan tinggi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup biaya dosen, biaya tenaga kependidikan, biaya bahan operasional pembelajaran, dan biaya operasional tidak langsung, kemudian ditetapkan per mahasiswa per tahun yang disebut dengan standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi memiliki kebutuhan adanya sistem informasi untuk mengelola komponen pembiayaan yang terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Dalam prakteknya sistem informasi pengelolaan pembiayaan perguruan tinggi disebut dengan berbagai istilah, seperti sistem informasi akuntansi, sistem informasi keuangan. Substansi dari sistem informasi akuntansi
sebagaimana standar nasional pendidikan adalah pengelolaan pembiayaan pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan, biaya bahan operasional pembelajaran, dan biaya operasional tidak langsung. Institusi pendidikan tinggi STMIK El Rahma pada saat ini telah mengelola keuangan terbatas pada biaya operasional yang meliputi penerimaan mahasiswa, pembayaran pelayanan akademik, penggajian dosen dan karyawan serta operasional tidak langsung. Sedangkan untuk biaya investasi yang meliputi pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi belum terdapat pengelolaan secara khusus. Sistem informasi akuntansi memiliki nilai strategis karena berkaitan dengan pengelolaan organisasi secara keseluruhan. Sehingga semakin berkualitas sistem informasi akuntansi diharapkan semakin positif dampaknya terhadap produktifitas dan institusi pendidikan tinggi yang bersangkutan. Hasil penelitian Indralesmana (2014) menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja individu. Variabel sistem informasi akuntansi sebesar 34,5% berpengaruh terhadap variabel kinerja individu. Artinya penerapan sistem informasi akuntansi dapat berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai[1]. Sedangkan penelitian Ismail (2012) menyimpulkan bahwa besarnya pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi penjualan terhadap efektivitaspengendalian internal penjualan PT INTI (Persero) adalah sebesar 59,9%, sedangkan sisa sebesar 40,1% dipengaruhi oleh faktor lain.Penerapan sistem informasi akuntansi dapat berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi.Oleh karena itu dapat di asumsikan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi pada pendidikan tinggi berdampak terhadap pegawai, dosen dan organisasi secara keseluruhan [2]. Berdasarkan model kesuksesan sistem informasi De Lone dan Mc Lean[3], bahwa implementasi sistem informasi akan berdampak pada pemakai dan organisasi seperti gambar model dibawah ini
Model kesuksesan sistem informasi D & M ( 1992 ) Menurut Seddon ( 1997 ) model kesuksesan sistem informasi yang dikembangkan De Lone dan Mc Lean ( 1992 ) memiliki masalah karena mencoba menggabungkan proses dan penjelasan kausal dari 6 dimensi yang terdapat pada model. Seddon ( 1997 ) mencoba melakukan spesifikasi ulang dan mengembangkan versi dari model D & M dengan tetap mempertahankan fitur-fitur didalamnya tetapi menghilangkan kebingungan yang disebabkan oleh kotak-kotak dan arah panahnya. Spesifikasi ulang ini dilakukan dengan memecah model D & M menjadi dua submodelsubmodel varian, yaitu use dan success. Spesifikasi ini juga menghilangkan interprestasi mengenai model proses (Jogiyanto, 2006).[4] De Lone dan Mc Lean (2003) setuju dengan kritik yang dilakukan Seddon (1997) ini. Terdapat kritik yang ditolak oleh De Lone dan Mc Lean (2003), yaitu untuk menghilangkan variabel
pemakaian (use) karena terdapat banyak penelitian yang masih menggunakannya di riset-riset empiris dan berlanjut dikembangkan oleh peneliti-peneliti sistem informasi. De Lone dan Mc Lean (2003) mencoba melakukan pembaharuan model kesuksesan sistem informasinya setelah menerima berbagai kritik dan berdasarkan perkembangan sistem informasi beserta lingkungan pemakaiannya (Jogiyanto, 2006). Kontribusi dari penelitian penelitian sebelumnya De Lone dan Mc Lean (2003) melakukan perubahan model kemudian menyebutnya dengan kesuksesan sistem informasi D & M diperbaharui (Updates D&M IS Success Model). Beberapa perubahan yang dilakukan antara lain : 1. Memasukkan variabel kualitas layanan Sistem teknologi informasi tidak hanya berperan sebagai penyedia informasi saja tetapi memberikan layanan terhadap pemakai sistem informasi tersebut. De Lone dan Mc Lean (2003) menambahkan variabel kualitas layanan (service quality) sebagai pengukur kualitas layanan yang diberikan kepada pemakai. 2. Merubah variabel dampak individual dan dampak organisasional menjadi manfaat- manfaat bersih. Pemakaian sistem informasi tidak hanya berdampak pada pemakai individual dan organisasi saja, tetapi juga berdampak pada grup pemakai, ke antar organisasi, konsumer, pemasok, sosial, bahkan ke negara. Banyaknya dampak yang diberikan sistem membuat De Lone dan Mc Lean mengusulkan untuk menjadikan semua manfaat menjadi manfaat tunggal yang disebut manfaatmanfaat bersih (net benefits). Gambar model baru yang diusulkan De Lone dan Mc Lean (2003) ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :
Gambar 2.2. Model De Lone & Mc Lean diperbaharui ( 2003 ) Penelitian yang dilakukan oleh Cooper, et.al (2001) [5]menemukan bahwa salah satu faktor yang menyebankan stress adalah teknologi. Konsekuensi dari stres meliputi produktivitas rendah , ketidakpuasan di tempat kerja , kurangnya keterlibatan kerja , dan kinerja pekerjaan yang buruk (Kahn, et.al, 1964; Jex and Beehr, 1991). Berdasarkan penjelasan fakta tersebut diatas penulis melihat terdapat kebutuhan untuk mengadopsi alat ukur keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi. Alat ukur tersebut digunakan untuk evaluasi kebijakan pengelola sekaligus untuk mengetahui dampak terhadap produktivitas dan manfaat bagi institusi.
KERANGKA ANALISIS DAN HIPOTESIS Mengacu pada model kesuksesan sistem informasi De Lone dan Mc Lean (2003) dan penelitian yang dilakukan oleh Cooper, et.al (2001) maka kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan informasi akuntansi, berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dan produktifitas. Selanjutnya produktifitas berpengaruh terhadap manfaat organisasional. bila digambarkan dalam model hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
KUALITAS SISTEM KEPUASAN PEMAKAI KUALITAS INFORMASI
MANFAAT ORGANISASIONAL PRODUKTIVITAS
KUALITAS LAYANAN
Gambar 1. Model Hipotesa Penelitian Berdasarkan pada sejumlah kajian pustaka dan model konsepsual pada gambar 1, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Kualitas sistem berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dan produktifitas 2. Kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dan produktifitas 3. Kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dan produktifitas 4. Kepuasan pemakai berpengaruh terhadap manfaat organisasional 5. Produktifitas pemakai berpengaruh terhadap manfaat organisasional . METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksplanatoris (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksplanatoris yaitu penelitian yang berupaya menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 1995). Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ( Sugiyono, dalam hasibuan, 2007,h 126)[6]. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini menganalisis bukti data yang dikumpulkan dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Ilmu Komputer El Rahma Yogyakarta. 3. Populasi dan Sampel 3.1. Populasi Populasi penelitian ini adalah semua individu yang menggunakan Sistem Informasi Akuntansi STMIK El Rahma Yogyakarta yaitu pegawai yang berjumlah 50 orang. Metode pemilihan sampel adalah dengan metode purposive sampling, yang merupakan metode pengambilan sampel dengan didasarkan pada kriteria tertentu[7].
3.2. Sampel Penentuan jumlah sampel berdasarkan rumus Slovin[8] =
1+ . Dimana : n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi e 2 : Batas toleransi kesalahan 0,10 (10% error tolerance). Berdasarkan keyakinan 90%, jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan minimal 45 sampel. Kriteria pemilihan sampel responden adalah pegawi yang aktif . 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dikenal beberapa cara yaitu kuesioner (angket), wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan wawancara. 5. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek atau sering juga sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel eksogen (exogenous variable). Variabel eksogen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah kualitas sistem (system quality), produktivitas (productivity). Sedangkan variabel endogen (endogenous variable) dalam penelitian ini adalah manfaat bersih (net benefits). 6. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional menggambarkan elemen elemen konstruk atau variabel yang digunakan. Penggambaran elemen konstruk dijabarkan menjadi item-item yang digunakan dalam kuesioner. Item-item kesioner dibuat dengan memakai skala Likert 5. Tabel 1. Operasionalisasi Variabel No. 1
Variabel Laten Kualitas Sistem
2
Kualitas Informasi
3
Kualitas Layanan
Indikator 1. User friendly 2. Kemudahan digunakan 1. Ketepatan 2. Isi sesuai kebutuhan 3. Informasi handal 4. Informasi up to date 1. Minat yangtulus memecahkan masalah pemakai 2. Siap untukmembantu pemakai 3. Pemakai merasa amandalam bertransaksidengan layanan 4. Sistem memiliki pengetahuanuntuk menjawabpertanyaan pemakai 5. Memberi perhatian individu 6. Memahamikebutuhan spesifik pemakai
Sumber Yi-Shun Wang (2007, h 557)[9] Yi-Shun Wang (2007, h 557) Yi-Shun Wang (2007, h 557)
4
Kepuasan Pemakai
1. Kepuasan individu 2. Kepuasan terhadap kualitas sistem 3. Sistem memenuhi harapan pemakai
Yi-Shun Wang (2007, h 557)
2
Produktivitas
1. Teknologi ini membantu meningkatkan kualitas pekerjaan saya. 2. Teknologi ini membantu meningkatkan produktivitas saya. 3. Teknologi ini membantu saya untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan daripada yang akan mungkin.
Torkzadeh and Doll, 1999
3
Manfaat Bersih
Teknologi ini membantu melakukan pekerjaan lebih baik. Penghematan biaya Perluasan pasar Peningkatan penjualan Pengurangan biaya pencarian Penghematan waktu
saya DeLone dan Mc Lean (2003, h 26)
1. Metode Analisa Data Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan software Partial Least Square 2.0, dengan langkah langkah sebagai berikut ; Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model.Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan : 1. Inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten ( structural model ) 2. Outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifest nya ( measurement model ) 3. Weight relation dalam mana nilai kasus variabel laten dapat di estimasi [10] ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pembahasan berdasarkan output smart PLS 2.0 dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengujian hipotesis 1 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif antara kualitas sistem terhadap kepuasan pemakai. Dari data yang diolah didapatkan bahwa nilai koefisien path antara kualitas sistem dengan kepuasan pemakai adalah sebesar 0.483183dengan nilai t-statistik sebesar 3.931674. Pada tingkat siginifikansi 0,05 (t-statistik > t-tabel 1,64) maka hipotesis 1 yang menyatakan bahwa kualitas sistem positif mempengaruhi kepuasan pemakai adalah terdukung.
2. Pengujian hipotesis 2 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif antara kualitas informasi terhadap kepuasan pemakai. Berdasarkan data yang diolah didapatkan bahwa nilai koefisien path antara kualitas informasi dengan kepuasan pemakai adalah sebesar 0.190958dengan nilai t-statistik sebesar 2.353421. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa t-statistik lebih besar daripada t-tabel pada tingkat siginifikansi 0,05 (t-statistik>t-tabel 1,64). Sehingga hipotesa 2 bahwa kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pemakai, terdukung secara statistik oleh data yang ada. 3. Pengujian hipotesis 3 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif antara kualitas layanan terhadap kepuasan pemakai. Berdasarkan data yang diolah didapatkan bahwa nilai koefisien path antara kualitas layanan dengan kepuasan pemakai adalah sebesar 0.485149dengan nilai t-statistik sebesar 7.702536. Berdasarkan data tersebut maka diketahui bahwa nilai t-statistik lebih besar daripada t-tabel pada tingkat siginifikansi 0,05 (t-statistik>t-
tabel 1,64). Sehingga hipotesis 3 bahwa kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pemakai terdukung secara statistik oleh data yang ada. 4. Pengujian hipotesis 4 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif antara kualitas sistem berpengaruh terhadap produktivitas. Berdasarkan data yang diolah didapatkan bahwa nilai koefisien path antara produktifvitas dengan kualitas sistem adalah sebesar 0.129636dengan nilai t-statistik sebesar 1.214071. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa nilai t-statistik lebih kecil daripada nilai t-tabel pada tingkat siginifikansi 0,05 (t-statistik>ttabel 1,64). Sehingga hipotesis 4 bahwa kualitas sistem berpengaruh terhadap produktivitas tidak terdukung secara statistik oleh data yang ada. 5. Pengujian hipotesis 5 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif antara kualitas informasi terhadap produktivitas. Dari data yang diolah didapatkan bahwa koefisien path antara kualitas informasi dengan produktivitas adalah sebesar 0.062893dengan nilai tstatistik sebesar 1.073089. Berdasarkan data tersebut maka diketahui bahwa nilai t-statistik lebih kecil daripada nilai t-tabel pada tingkat siginifikansi 0,05 (t-statistik > t-tabel 1,64) maka hipotesis 5 yang menyatakan terdapat pengaruh kualitas informasi terhadap produktivitas tidak terdukung secara statistik oleh data yang ada. 6. Pengujian hipotesis 6 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif antara kualitas layanan terhadap produktivitas. Berdasarkan data yang diolah didapatkan bahwa nilai koefisien path antara kualitas layanan dengan kepuasan pemakai adalah sebesar 0.585149dengan nilai t-statistik sebesar 6.702536. Berdasarkan data tersebut maka diketahui bahwa nilai t-statistik lebih besar daripada t-tabel pada tingkat siginifikansi 0,05 (t-statistik>ttabel 1,64). Sehingga hipotesis 6 bahwa kualitas layanan berpengaruh terhadap produktivitas terdukung secara statistik oleh data yang ada. 7. Pengujian hipotesis 7 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif antara kepuasan pemakai berpengaruh terhadap manfaat organisasional. Berdasarkan data yang diolah didapatkan bahwa nilai koefisien path antara produktifvitas dengan kualitas sistem adalah sebesar 0.329636dengan nilai t-statistik sebesar 1.214071. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa nilai t-statistik lebih kecil daripada nilai t-tabel pada tingkat siginifikansi 0,05 (t-statistik>t-tabel 1,64). Sehingga hipotesis 7 bahwa kepuasan pemakai berpengaruh terhadap manfaat organisasional tidak terdukung secara statistik oleh data yang ada. 8. Pengujian hipotesis 8 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif antara produktivitas berpengaruh terhadap manfaat organisasional. Berdasarkan data yang diolah didapatkan bahwa nilai koefisien path antara produktifvitas dengan kualitas sistem adalah sebesar 0.329636dengan nilai t-statistik sebesar 3.214071. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa nilai t-statistik lebih kecil daripada nilai t-tabel pada tingkat siginifikansi 0,05 (t-statistik>t-tabel 1,64). Sehingga hipotesis 8 bahwa produktivitas berpengaruh terhadap manfaat organisasional terdukung secara statistik oleh data yang ada. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pengujian hipotesis, hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian hipotesa 1 bahwa kualitas sistemberpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas pegawai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Indikator-indikator dalam kualitas sistem berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pemakai. Artinya kualitas sistem akuntansi akan mempengaruhi kepuasan pemakai.
2. Hasil pengujian hipotesa 2 bahwa kualitas informasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pemakai. Indikator indikator dalam kualitas informasiberpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pemakai. 3. Hasil pengujian hipotesa 3 bahwa kualitas layananberpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pemakai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Indikator-indikator dalam kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pemakai. Artinya kualitas layanan sistem informasi akuntansi akan mempengaruhi kepuasan pemakai. 4. Hasil pengujian hipotesa 4 bahwa kualitas sistemberpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Indikator-indikator dalam kualitas sistem berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Artinya kualitas sistem akuntansi akan mempengaruhi produktivitas. 5. Hasil pengujian hipotesa 5 bahwa kualitas informasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produktivitas. Indikator indikator dalam kualitas informasi berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. 6. Hasil pengujian hipotesa 6 bahwa kualitas layananberpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Indikator-indikator dalam kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Artinya kualitas layanan sistem informasi akuntansi akan mempengaruhi kepuasan pemakai. 7. Hasil pengujian hipotesa 7 bahwa kepuasan pemakaiberpengaruh positif dan signifikan terhadap manfaat organisasional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Indikator-indikator dalam kepuasan pemakai berpengaruh secara signifikan terhadap manfaat organisasional. Artinya kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi akan mempengaruhi manfaat organisasional. 8. Hasil pengujian hipotesa 8 bahwa produktivitasberpengaruh positif dan signifikan terhadap manfaat organisasiona. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Indikator-indikator dalam produktivitas berpengaruh secara signifikan terhadap manfaat organisasional. Artinya produktifitas pemakai sistem informasi akuntansi akan mempengaruhi manfaat organisasional. 2. Saran Berdasarkan hasil analisis, pembahasan dan kesimpulan dari penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dikemukakan sebagai berikut : 1. Bagi Puskom sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pengembangan sistem informasi akuntansi (SIA), hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan agar tim pengembangan SIA bahwa berdasarkan persepsi pemakai, faktor faktor kesuksesan implementasi SIAberpengaruh terhadap kepuasan pemakai, produktivitas dan selanjutnya memberi manfaat secara organisasional. 2. Bagi pihak manajemen STMIK El Rahma, bahwa perlu diadakan pelatihan kepada pemakai SIA, agar dapat meningkatkan pemahamanpemakai terhadap SIA, dan meningkatkan perasaan berpartisipasi, serta meningkatkan komunikasi petugas operator SIA dengan pemakai. Pelatihan tersebut dapat dilakukan secara periodik, terutama bagi pegawai baru. 3. DAFTAR PUSTAKA [1] Indralesmana, Kadek Wahyu; Suaryana, I.G.N. Agung, 2014, Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individu Pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Nusa Penida. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.1 (2014): 14-26, ISSN: 2302-8556.
[2] Ismail, Moch Nurdin; Pratomo, Dudi, 2012, Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan Studi Kasus PT INTI, Tugas Akhir, Akuntansi, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom. [3] De Lone, W., and Mc Lean,E.R..2003. The De Lone and Mc Lean Model of Information System Success : A Ten Year Update,”Journal of Management Information Systems. Volume 19, Nomor 4.M.E.Sharpe.Inc. [4] HM, Jogiyanto. 2006. Analisa Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Yogyakarta : Andi. [5] Cooper, C.L.; Dewe, P.J.; and O’Driscoll, M.P. 2001. Organizational Stress: A Review and Critique of Theory, Research, and Applications.Thousand Oaks, CA: Sage [6] Sugiyono.(2006). Metode Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta [7] Hasibuan, Zaenal, A., Phd. 2007. Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, konsep , teknik dan Aplikasi., Fakultas Ilmu Komputer., Universitas Indonesia. [8] Sugiyono.(2006). Metode Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta [9] Yi-Shun Wang. 2007.Assessing E-Commerce Systems Success: A Respecification and Validation of The DeLone and McLean Model of IS Success. Journal compilation © Blackwell Publishing Ltd, Information Systems Journal 18, 529–557 [10]Ghozali, I. 2008. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi Modelmodel Rumit dalam Penelitian untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor. Semarang: Penerbit UNDIP