MANAJEMEN GULMA DI KEBUN KELAPA SAWIT BANGUN BANDAR PT SOCFINDO INDONESIA: ANALISIS VEGETASI DAN SEEDBANK GULMA
ADITYA WIRA TANTRA
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SIKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Manajemen Gulma di Kebun Kelapa Sawit Bangun Bandar PT Socfindo Indonesia: Analisis Vegetasi dan Seedbank Gulma” adalah benar karya saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2015 Aditya Wira Tantra NIM A24110184
ABSTRAK ADITYA WIRA TANTRA. Manajemen Gulma di Kebun Kelapa Sawit Bangun Bandar PT Socfindo Indonesia: Analisis Vegetasi dan Seedbank Gulma. Dibimbing oleh EDI SANTOSA. Manajemen gulma di kelapa sawit merupakan salah satu kegiatan penting yang menentukan keberhasilan produksi sawit. Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen pengendalian gulma dilaksanakan dan aspek-aspek yang mempengaruhinya. Kegiatan magang dilaksanakan di kebun Bangun Bandar, PT Socfindo, Medan, Sumatera Utara, pada bulan Februari - Juni 2015. Secara khusus, keragaan gulma pada berbagai umur tanaman dan simpanan biji gulma (seedbank) merupakan aspek khusus yang dikaji. Secara umum, kegiatan pengendalian gulma di kebun telah dilaksanakan dengan baik yakni di bawah ambang ekonomi. Hasil analisis vegetasi diketahui bahwa dari 39 jenis gulma yang ada, empat jenis gulma yakni Ottochloa nodosa, Paspalum conjugatum, Muccuna bracteata, dan Cyperus killingia merupakan gulma paling dominan dengan nilai SDR di atas 10%. Terdapat variasi seedbank antara lahan TBM, TM muda dan TM tua. Pada areal TBM densitas simpanan biji gulmanya lebih tinggi (584 individu/m2) dibandingkan dengan areal TM muda (204 individu/m2) dan TM tua (47 individu/m2). Seedbank terbanyak diperoleh 0-10 cm. Secara keseluruhan, seedbank yang berhasil tumbuh: daun lebar (199 individu/m2), rumput (74 individu/m2), paku-pakuan (0 individu/m2), dan teki (562 individu/m2). Kata kunci: gulma, kelapa sawit, simpanan biji gulma
ABSTRACT ADITYA WIRA TANTRA. Weed Manajemen in Oil Palm Plantation of Bangun Bandar PT Socfindo Indonesia: Weed species and Seedbank. Supervised by EDI SANTOSA. Weed management in oil palm plantation is one of important activities determined bunch production. Aim of current internship was to study weed management and factors determined the success of weed control. Internship was carried out in oil palm plantations of Bangun Bandar Farm, PT Socfindo, Medan, North Sumatera in Februari to June 2015. Aspect of weed vegetation among palm plantation ages and its seedbank were evaluated during internship as a special topic. Result showed that generally, weed management had been conducted based on standard released by company. There were 39 weed species in the plantation, four of them, i.e., Ottochloa nodosa, Paspalum conjugatum, Muccuna bracteata, and Cyperus killingia were dominant (SDR value > 10%) High weed seedbank was found in young plantation (TBM) than other ages. TBM areas had 584 individuals/m2, while young TM was 204 individuals/m2 and old TM was 47 individuals/m2). Dense weed seeds was found in 0-10 below soil. Overall weed seedbank were : broadleaf (199 individuals/m2), grass (74 individuals/m2), and sedges (562 individuals/m2). Keywords: Oil palm plantation, seedbank, weed
MANAJEMEN GULMA DI KEBUN KELAPA SAWIT BANGUN BANDAR PT SOCFINDO INDONESIA: ANALISIS VEGETASI DAN SEEDBANK GULMA
ADITYA WIRA TANTRA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Manajemen Gulma di Kebun Kelapa Sawit Bangun Bandar PT Socfindo Indonesia: Analisis Vegetasi dan Seedbank Gulma”. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dr. Edi Santosa, SP, MSi. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran selama proses penulisan laporan magang. 2. Ir. Andri Ernawati MAgrSc. selaku dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan dorongan dan motivasi, baik secara moril maupun materil. 3. Ir. Sofyan Zaman MP. dan Siti Marwiyah SP, MSi. selaku dosen penguji dalam ujian sidang yang telah memberikan saran yang sangat baik. 4. Ir. Hugo RPM Napitupulu selaku Manajer kebun, H. Riky Irawan selaku Asisten Kepala (Askep), Sigit Octa Syahbuana selaku Asisten Afdeling I dan keluarga besar Kebun Bangun Bandar PT. Socfin Indonesia, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. 5. Kedua Orang Tua yang selalu mendukung, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini tepat pada waktunya. 6. Rekan – rekan magang S1 Achmad Hamdani, Hendra Maga Sitepu, rekan magang Diploma, dan serta keluarga besar Agronomi dan Hortikultura khususnya untuk angkatan 48 dan rekan-rekan Kingdom Of Berlin yang terlibat dalam penyusunan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat. Bogor, September 2015 Aditya Wira Tantra
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
2
TINJAUAN PUSTAKA
2
Botani Kelapa Sawit
2
Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit
3
Faktor Penentu Keberhasilan Pengendalian Gulma
4
Seedbank Gulma
4
METODE
5
Tempat dan Waktu Magang
5
Pelaksanaan Magang
5
Aspek Khusus
6
Analisis Data
6
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
7 7
Pelaksanaan Aspek Teknis
10
Aspek Manajerial
18
Aspek Khusus
20
SIMPULAN DAN SARAN
26
Simpulan
26
Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
29
RIWAYAT HIDUP
40
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Data curah hujan tahunan Perkebunan Bangun Bandar Rincian luas Kebun Bangun Bandar berdasarkan tahun tanam Produksi TBS, CPO, dan PK Perkebunan Bangun Bandar Data jumlah staff dan nonstaff Perkebunan Bangun Bandar Standard tunas berdasarkan umur tanaman Jenis hebisida, dosis, rotasi, dan ouput kerja kegiatan pengendalian gulma secara semprot kimia di Afdeling 1, Kebun Bangun Bandar Basis borong semprot pengendalian gulma Kebun Bangun Bandar 2015 Dominansi gulma di Afdeling 1 pada lahan tanaman belum menghasilkan (TBM) di Kebun Bangun Bandar Dominansi gulma di Afdeling 1 pada lahan tanaman menghasilkan muda (TM Muda) di Kebun Bangun Bandar Dominansi gulma di Afdeling 1 pada lahan tanaman menghasilkan tua (TM Tua) di Kebun Bangun Bandar Data pengamatan seedbank gulma di Afdeling I, Kebun Bangun Bandar
7 8 9 10 11 17 18 21 22 23 25
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6
(a) Bentuk sprinkle mata tiga (b) dan saat beroperasi pada pagi hari Karyawan sedang menebar pupuk (a) Cara pengeboran pokok (b) dan cara pengisian insektisida (a) Bentuk mesin HPS (b) Drum insektisida Tanda serangan kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) (a) Bentuk knapsack sprayer dan noozle buatan (b) dan pelaksanaan menyemprot dilengkapi alat bantu seperti jaring ikan dari bahan bambu 7 Bentuk knapsack sprayer tipe SA-15/ GS-16 8 (a) Bentuk alat semprot micron herby (b) dan cara membawa alat micron herby ke lapangan 9 Media persemaian biji gulma pengamatan seedbank
10 12 14 14 15 16 16 17 24
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7
Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten Peta Kebun Bangun Bandar Curah hujan dan hari hujan Kebun Bangun Bandar 2006-2014 Struktur organisasi Kebun Bangun Bandar Foto pertumbuhan gulma per blok dan asal kedalaman seedbank
29 30 32 35 36 37 38
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) telah dibudidayakan di Indonesia sejak 1848, dan mulai dibudidaya secara komersil dalam bentuk perusahaan perkebunan pada tahun 1911. Pada saat ini, kelapa sawit telah menyebar pada sebagian besar wilayah Indonesia dan menjadi penggerak pertumbuhan dan ekonomi wilayah. Keberhasilan budidaya kelapa sawit ditentukan oleh keberhasilan dalam mengendalikan faktor produksi. Pada umumnya, faktor produksi ditentukan oleh interaksi antara genetik, lingkungan dan teknologi budidaya yang digunakan. Pengendalian faktor genetik tanaman cukup jelas yakni dipengaruhi oleh kualitas bibit, kemurnian genetik, dan potensi produksi yang ada. Terdapat dua faktor lingkungan yang penting yakni faktor tanah dan faktor iklim. Teknologi budidaya meliputi proses penanaman, pemeliharaan hingga panen. Keberhasilan dalam mengendalikan faktor-faktor tersebut akan menentukan keberhasilan budidaya tanaman. Pengendalian gulma penting dilakukan dalam budidaya kelapa sawit karena dapat menurunkan hasil dan mempersulit panen. Menurut Direktur Jendral Perkebunan pada tahun 2013, gulma pada kelapa sawit dapat menurunkan produktivitas, seperti pada gulma Mikania micrantha dapat menurunkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 20%. Dinamika gulma yang ada pada kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah umur tanaman, jenis tanah, teknologi pengendalian yang digunakan, faktor iklim dan keberadaan seedbank. Faktor-faktor tersebut selain mempengaruhi dinamika gulma juga akan menentukan tingkat keberhasilan atau efektivitas dalam kegiatan pengendalian. Penelitian pada tanaman kelapa sawit di Jambi menunjukkan bahwa komposisi gulma terdiri 20 famili, 47 genus, 56 spesies, dan 3934 individu (Adriadi et al., 2012). Secara umum kegiatan pengendalian gulma dilakukan secara manual, secara kimia dan secara kultur teknis sehingga keberadaannya berada di bawah ambang ekonomi. Pengendalian gulma manual adalah menggunakan alat cangkul dan sebagainya, sedangkan pengendalian secara kimia adalah menggunakan herbisida. Herbisida yang digunakan ada yang bersifat kontak dan ada yang bersifat sistemik. Selain itu, ada herbisida yang memiliki spektrum luas dan spektrum sempit. Pengendalian gulma secara kultur teknis antara lain dengan menanam LCC atau menggunakan agensi hayati untuk menekan pertumbuhan gulma. Namun demikian, strategi yang digunakan dalam kegiatan pengendalian dapat berbeda-beda antar kebun (spasial) dan antar waktu (temporal). Oleh karena itu, penting untuk dikaji bagaimana pemilihan kegiatan pengendalian gulma tersebut dilakukan. Seedbank gulma adalah simpanan biji gulma atau propagul yang ada dalam tanah, dan ketika faktor pertumbuhan memungkinkan akan berkembang menjadi individu gulma. Keberadaan seedbank gulma dapat diketahui dengan cara melihat adanya individu gulma yang tumbuh kembali (regrowth) setelah dilakukan
2 kegiatan pengendalian gulma. Pada kegiatan magang ini, seedbank gulma yang ada di berbagai kedalaman tanah akan diamati sebagai aspek khusus. Tujuan Tujuan kegiatan magang adalah untuk mempelajari, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja pada perkebunan kelapa sawit khususnya aspek pengendalian gulma. Selama kegiatan magang, juga diamati dinamika gulma antar umur kebun dan seedbank gulma sebagai aspek khusus yang dipelajari lebih mendalam.
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang Utara dan 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-2.500 mm tahun-¹ dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam hari-¹ dan suhu optimum berkisar 24°-38°C. Ketinggian di atas permukaan laut yang optimum berkisar 0-500 meter (Setyamidjaja, 2006). Di daerah-daerah yang musim kemaraunya tegas dan panjang, pertumbuhan vegetatif kelapa sawit dapat terhambat, yang pada gilirannya akan berdampak negatif pada produksi buah. Suhu berpengaruh pada produksi melalui pengaruhnya terhadap laju reaksi biokimia dan metabolisme dalam tubuh tanaman. Sampai batas tertentu, suhu yang lebih tinggi menyebabkan meningkatnya produksi buah. Suhu 200°C disebut sebagai batas minimum bagi pertumbuhan vegetatif dan suhu rata-rata tahunan sebesar 22°-23°C diperlukan untuk berlangsungnya produksi buah (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Kelapa sawit dapat tumbuh baik pada sejumlah besar jenis tanah di wilayah tropika. Persyaratan mengenai jenis tanah tidak terlalu spesifik seperti persyaratan faktor iklim. Hal yang perlu ditekankan adalah pentingnya jenis tanah untuk menjamin ketersediaan air dan ketersediaan bahan organik dalam jumlah besar yang berkaitan dengan jaminan ketersediaan air (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Tanah yang sering mengalami genangan air umumnya tidak disukai tanaman kelapa sawit karena akarnya membutuhkan banyak oksigen. Drainase yang jelek dapat menghambat kelancaran penyerapan unsur hara dan proses nitrifikasi akan terganggu, sehingga tanaman akan kekurangan unsur nitrogen (N). Karena itu, drainase tanah yang akan dijadikan lokasi perkebunan kelapa sawit harus baik dan lancar, sehingga ketika musim hujan tidak tergenang (Sunarko, 2008). Tanaman kelapa sawit dibedakan menjadi 2 fase dalam budidaya. Fase tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Tanaman belum menghasilkan adalah tanaman kelapa sawit yang belum dipanen tandan buah segar (TBS). TBM dibagi menjadi 3, yaitu (1) TBM 1 yaitu tanaman pada tahun ke I (0 - 12 bulan), (2) TBM 2 yaitu tanaman pada tahun ke II (13 - 24 bulan), dan (3) TBM 3 yaitu tanaman pada tahun ke III (25 - 30 atau 36 bulan).
3 Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit Menurut Pahan (2012), terdapat tiga jenis gulma yang harus dikendalikan, yaitu alang-alang di piringan dan gawangan, rumput di piringan, dan anak kayu di gawangan. Alang-alang di gawangan dan piringan efektif dikendalikan secara kimia dengan teknik sesuai dengan populasi alang-alang yang ada. Gulma rumput di piringan dapat dikendalikan secara manual maupun kimia. Gulma berkayu dapat dikendalikan dengan metode dongkel anak kayu. Pada perkebunan kelapa sawit umumnya pengendalian gulma yang dilakukan adalah pengendalian gulma campuran pada piringan dan pasar pikul pada kelapa sawit (Barus 2003). Pengertian piringan adalah pekerjaan membasmi dan membersih rumput (gulma) yang tumbuh di piringan pokok termasuk tunggul dan kayu (Risza 2010). Piringan dilakukan di sekitar lahan tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk agar efisien diserap tanaman. Piringan juga merupakan daerah jatuhnya buah kelapa sawit sehingga kondisi piringan senantiasa bersih dari gangguan gulma. Piringan merupakan daerah yang berada di sekitar pokok kelapa sawit yang berbentuk lingkaran dengan diameter ± 4 m. Pasar pikul merupakan akses masuk kebun dan pengiriman tandan buah segar (TBS) ke tempat pengumpulan hasil (TPH) maupun pengangkutan dari TPH ke pabrik. Sastrosayono (2008), menjelaskan bahwa pembuatan pasar pikul sistem 2 : 1 adalah dari 2 gawangan terdapat 1 pasar pikul dengan uraian satu sebagai pasar pikul dan satu lagi sebagai gawangan mati, lebar pasar pikul antara1 – 1.5 m. Pemeliharaan yang dilakukan yaitu dengan mendongkel seluruh anak kayu dan keladi – keladi yang tumbuh di gawangan. Kegiatan dongkel anak kayu dilakukan untuk mencegah persaingan penyerapan unsur hara antara tanaman inti dengan gulma pengganggu. Dalam kegiatan mendongkel diharuskan akar benar- benar terangkat agar mati. Jalan pikul pada lahan berlereng memiliki kekhususan yaitu berupa tangga-tangga. Tangga-tangga ini tidak mengikuti arah lereng tetapi dibuat dengan cara zig-zag untuk mematahkan aliran air permukaan (run-off) dan untuk menghindari terjadinya alur pada musim hujan serta menghindarkan agar jalannya tidak terlalu menanjak. Oleh karena itu jalan pikul ini dapat berfungsi mempermudah pelaksanaan kegiatan rutin dan merupakan tangga-tangga panen yang menghubungkan teras yang satu dan lainnya sehingga mobilitas panen lebih lancar (Purba 1998). Gawangan merupakan areal yang berada diantara barisan pokok kelapa sawit. Gawangan terbagi dua, yaitu gawangan dan gawangan mati. Gawangan mati merupakan gawangan yang tidak digunakan sebagai jalan bagi kegiatan kebun, biasanya gawangan tersebut dijadikan tempat untuk merumpuk buangan pelepah sawit atau yang lainnya. Tiga jenis gulma yang sering terdapat pada gawangan kelapa sawit yaitu gulma jenis teki, rumput-rumputan dan jenis anak kayu. Adapun jenis gulma berkayu antara lain Chromolaena odorata (putihan), Melastoma malabathrichum (karamunting), Clidemia hirta (senduduk). Jenis gulma teki Cyperus killingia (udelan), Cyperus rotundus (teki lading), Fimbristylis littoralis (babawangan). Jenis gulma pakis Dicrapnoteris linearis (pakis udang atau akar paku), Stenochlaena palustris (pakis gajah atau resam jalur, Nephrolepis sp. (pakis). Namun pada gulma pakis masih dapat di toleransi
4 karena pada tanah yang gundul (bebas dari vegetasi) tidak diinginkan karena dapat mendorong terjadinya erosi yang sangat merugikan (Pahan 2013). Faktor Penentu Keberhasilan Pengendalian Gulma Kelapa sawit mempunyai masalah gulma yang tinggi sebab salah satu faktornya adalah jarak tanam tanaman ini lebih lebar, sehingga penutupan tanah oleh kanopi lambat membuat cahaya matahari leluasa mencapai permukaan tanah yang kaya dengan potensi gulma (Hakim 2007). Kerugian yang ditimbulkan gulma di perkebunan kelapa sawit pada umumnya adalah persaingan dalam perebutan unsur hara dan air sehingga mengurangi kandungan unsur hara dan air pada tanaman pokok yang berakibat pada hasil produksi, menyulitkan pengawasan dan pekerja di lapangan, serta menurunkan estetika kebun. Pada umumnya biaya pemeliharaan kelapa sawit per hektar per tahun yaitu pada lahan tanaman belum menghasilkan (TBM) mencapai Rp. 1.106.417,00 ; pada lahan tanaman menghasilkan muda (TM muda) mencapai Rp. 1.116.817,00 ; pada lahan tanaman menghasilkan tua (TM tua) mencapai Rp. 1.129.500,00 (Panggabean et all. 2013). Pada tahun 2010, di Provinsi Jambi tercatat kerugian hasil pada komoditi kelapa sawit yang disebabkan oleh Mikania micrantha sebesar Rp. 38.110.500,00 dengan luas serangan 757.5 Ha, Imperata cylindrica sebesar Rp. 59.971.500,00 dengan luas serangan 1086 Ha, Paspalum conjugatum sebesar Rp.43.416.599,00 dengan luas serangan 1149,9 Ha (Ditjenbun 2013). Pengendalian gulma secara kimia telah umum dilakukan di perkebunan. Dengan pengaplikasian herbisida maka gulma yang mati disekitar tanaman tidak terbongkar keluar sehingga bahaya erosi dapat ditekan sekecil mungkin dan juga dapat dihindari kerusakan perakaran akibat alat-alat mekanis disamping pekerjaan pengendalian dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat dibanding membabat atau mengkikis (Purba et all. 2004). Menurut Sastrosayono (2006) gulma di perkebunan kelapa sawit harus dikendalikan supaya secara ekonomi tidak berpengaruh terhadap produksi. Adanya gulma di perkebunan kelapa sawit akan merugikan, karena menghambat jalan pekerja, mempersulit pengawasan, gulma menjadi pesaing tanaman kelapa sawit dalam memperoleh air dan unsur hara, serta kemungkinan menjadi inang hama dan penyakit. Jenis – jenis gulma di perkebunan kelapa sawit adalah krisan, Mikania scandens, Euphathorium (kirinyuh), Melastoma (harendong), pakis kawat, pakis gajah, keladi, dan alang – alang (Satrosayono 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengendalian gulma di perkebunan pada umumnya meliputi iklim, kondisi lapangan dan alat. Keberhasilan pengendalian gulma secara kimia sangat didukung oleh tenaga kerja yang terampil dan tim kerja yang berpengalaman (Tjandrahusada 2004). Seedbank Gulma Simpanan biji gulma di dalam tanah atau biasa disebut dengan seedbank gulma merupakan deposit biji gulma di dalam tanah yang dapat tersimpan dan bertahan hidup selama puluhan tahun dalam kondisi dorman, dan akan
5 berkecambah ketika kondisi lingkungan untuk tumbuh terpenuhi. Menurut Arenloveu (2007), biji spesies gulma semusim (annual spesies) dapat bertahan di dalam tanah selama bertahun – tahun sebagai cadangan benih hidup atau viableseeds. Pada umumnya seedbank gulma mempunyai kebutuhan yang sama dengan tumbuhan lain untuk berkecambah, seperti cahaya, air, suhu, oksigen, dan kelembaban. Terangkatnya biji gulma ke lapisan atas permukaan tanah maka akan mendapatkan cahaya dan oksigen, serta tersedianya kelembaban yang sesuai untuk perkecambahan mendorong gulma untuk tumbuh dan berkembang (Barus 2003). Faktor yang paling penting dalam suatu populasi gulma di suatu daerah pertanian atau habitat-habitat lainnya adalah biji-biji gulma yang berada dalam tanah yang dihasilkan oleh gulma yang tumbuh sebelumnya. (Espinar et all. 2005) menyatakan bahwa seedbank umumnya paling banyak berada dipermukaan tanah, tetapi adanya retakan tanah dapat menyebabkan perubahan ukuran seedbank (seedbank size) menurut kedalaman tanah. Pada kebanyakan lahan pertanian terdapat biji-biji gulma yang sewaktu-waktu dapat berkecambah dan tumbuh apabila keadaan lingkungan menguntungkan.
METODE Tempat dan Waktu Magang Pelaksanaan magang dilaksanakan pada tanggal 9 Februari sampai dengan 9 Juni 2015 di Perkebunan Kelapa Sawit Bangun Bandar, PT. Socfindo, Medan, Sumatera Utara. Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan. Kegiatan magang pada bulan pertama adalah menjadi Karyawan Harian Lepas (KHL). Penulis juga melakukan observasi ke pabrik dan melakukan ekstraksi buah kelapa sawit di laboratorium pabrik. Kegiatan magang pada bulan kedua adalah menjadi pendamping mandor dan mengumpulkan data sekunder kebun. Pengumpulan data sekunder kebun dilakukan di kantor besar Bangun Bandar. Kegiatan selama menjadi pendamping mandor adalah mengawasi pekerjaan karyawan di lapangan serta membuat laporan kerja harian. Kegiatan magang pada bulan ketiga dan keempat adalah menjadi pendamping asisten dan melakukan administrasi, serta pengambilan sampel gulma secara khusus. Kegiatan yang dilaksanakan selama menjadi pendamping asisten adalah melakukan pengecekan pekerjaan karyawan serta melakukan administrasi di Kantor Divisi. Bersamaan dengan kegiatan magang, juga dilakukan kegiatan pengamatan aspek khusus terkait pengelolaan gulma. Pengumpulan data terkait pengendalian gulma dilakukan dengan melakukan analisis vegetasi dan analisis seedbank. Pengumpulan data lain dilakukan melalui wawancara dengan petugas yang ada, serta mempelajari data arsip kebun.
6
Aspek Khusus Terdapat dua data gulma yang dikumpulkan dalam aspek khusus yakni data pengendalian gulma dan seedbank. Data gulma pertama diperoleh dengan cara melakukan analisis vegetasi gulma. Analisis vegetasi dilakukan dengan menggunakan kuandran ukuran 50 cm x 50 cm secara acak pada gawangan. Pengamatan dilakukan pada seluruh blok di afdeling 1 Kebun Bangun Bandar. Seedbank gulma diamati pada TBM (umur 0 – 3 tahun), TM muda (umur 3 – 8 tahun) dan TM tua (14 – 20 tahun setelah tanam). Tanah dari umur tanam tersebut digali secara acak pada gawangan dengan membuat lubang berbentuk persegi dan diambil ukuran panjang x lebar adalah 20 cm x 20 cm. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 4 April 2015 – 11 April 2015. Pada setiap kedalaman 10 cm, tanah dipisahkan dalam tray tersendiri. Kedalaman 10 cm pertama diletakkan pada tray plastik A, lalu 10 cm kedua diletakkan pada tray B dan 10 cm ketiga diletakkan pada tray C. Setiap lokasi umur tanaman kelapa sawit diulang 3 kali. Pengamatan gulma dimulai pada tanggal 16 Mei 2015. Alat bantu yang digunakan yaitu cangkul, karung, dan penggaris. Gulma yang tumbuh lalu diamati jenis dan jumlahnya. Jumlah gulma yang muncul dihitung sebagai jumlah seedbank untuk species tertentu. Analisis Data Analisis yang dilakukan untuk mengolah data gulma yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit tersebut adalah dengan cara analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap kematian dan pertumbuhan kembali. Analisis kuantitatif yang dilakukan adalah dengan menggunakan matematika sederhana seperti rata-rata dan persentase. Analisis tersebut digunakan untuk menghitung perbandingan target dan realisasi pengendalian gulma secara kimia dan mekanis. Perhitungan yang digunakan untuk menganalisis vegetasi gulma yang tumbuh dominan menggunakan summed dominance ratio (SDR) (Moenandir 1993). Nilai SDR menunjukan dominansi suatu gulma yang tumbuh di perkebunan kelapa sawit Bangun Bandar. Jika nilai SDR suatu gulma tinggi, maka dominansi gulma tersebut tinggi. Begitupun sebaliknya, jika nilai SDR suatu gulma rendah, maka dominansinya rendah. Perhitungan nilai penting dan penentuan SDR dilakukan dengan rumus berikut : KN FN NP SDR
= Kerapatan jenis gulma Kerapatan mutlak semua jenis gulma = Frekuensi jenis gulma Frekuensi mutlak semua jenis gulma = KN + FN = NP 2
7
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Letak Wilayah Administratif Kebun Bangun Bandar terletak di Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Letak geografis Kebun Bangun Bandar adalah 03° 21’ 1.00” Lintang Utara (LU) sampai 99° 04’ 1.00” Bujur Timur (BT). Jarak antara Kebun Bangun Bandar dengan Ibukota Sumatera Utara yaitu kota Medan berkisar ± 70 km, dan dapat ditempuh melalui jalan darat dengan waktu tempuh ± 1.5 Jam. Kebun Bangun Bandar berbatasan dengan : Sebelah Barat : Silau Dunia Estate, PT PN III Sebelah Utara : Desa Pekan Kamis Sebelah Timur : Desa Sumber Mari Sebelah Selatan : Desa Dolok Sagala Menurut peta kerja Bangun bandar Afdeling I mempunyai jumlah blok sebanyak 22 blok dengan luas lahan total 1 059.84 ha. Peta kerja Bangun Bandar Afdeling I bisa dilihat (pada Lampiran 4). Batas-batas wilayah afdeling I adalah sebagai berikut : Sebelah Barat : Afdeling II, Kebun Bangun bandar Sebelah Utara : Desa Aras Panjang Sebelah Timur : Desa Banten Sebelah Selatan : Desa Bandar Maria Keadaan Iklim dan Tanah Dari data curah hujan lima tahun terkhir 2010-2014, perkebunan Bangun Bandar mempunyai hari hujan rata-rata sebesar 132 hari/tahun dengan curah hujan rata-rata sebesar 2 273 mm/tahun (Data curah hujan bulanan pada Lampiran 5). Data curah hujan tahunan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Data curah hujan tahunan Perkebunan Bangun Bandar Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata
Hari hujan/tahun 131 143 132 141 111 132
Curah hujan/tahun 2 215 2 683 2 267 2 374 1 828 2 273
Sumber : Administrasi Perkebunan Bangun Bandar, 2015
Menurut Klasifikasi Schmidt dan Ferguson, Perkebunan Bangun Bandar masuk dalam klasifikasi Iklim B, yaitu daerah basah. Kondisi topografi pada Kebun Bangun Bandar merupakan lahan datar hingga bergelombang dengan ketinggian tanah tertinggi mencapai 201 m dan ketinggian terendah mencapai 187 m di atas permukaan laut.
8 Luas Areal dan Tata Guna Lahan Total luas areal tertanam sampai tahun 2013 Kebun Bangun Bandar adalah seluas 3020.24 ha, pada Divisi 1 luas areal tertanam mencapai 944.31 ha. Sedangkan total luas areal konsesi sampai tahun 2013 adalah seluas 3076.81 ha, pada Divisi 1 luas areal konsesi yaitu 583.18 ha. Berikut adalah rincian luas areal Kebun bangun bandar berdasarkan tahun tanam : Tabel 2 Rincian luas Kebun Bangun Bandar berdasarkan tahun tanam Tahun tanam 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 TOTAL AREAL TERTANAM Emplacement Nursery Bamboo Effluent PLN line RSPO (HCV) Isolation drainage TOTAL AREAL KONSESI
Div. I 38.85 32.00 79.87 82.05 23.26 73.20 45.20 139.85 95.00 24.00 30.75 89.05 34.29 156.90 -
Kelapa sawit Div. II Div. III 178.00 156.00 72.12 67.00 43.33 19.95 78.74 27.80 35.00 95.80 85.41 0.74 136.00 24.98 54.02 17.85 137.37 113.74 40.57 50.87 83.00 -
Div. IV 37.26 250.93 125.49 34.59 70.23 45.24
944.31
804.60
717.49
553.54
23.60 3.70 4.31 4.85 2.41
2.85 0.52 5.82 1.89 1.65
4.72 0.25 -
583.18
817.33
722.46
Sumber : Kantor Pengurus Kebun Bangun Bandar (2013)
553.84
Total (ha) 178.00 156.00 111.00 67.00 32.00 123.00 102.00 102.00 101.00 39.00 141.00 226.00 95.00 136.00 24.00 83.00 394.00 315.00 189.00 278.00 128.24 3 020.24 31.17 3.70 0.52 4.31 5.82 6.99 4.06 3 076.81
9 Keadaan Tanaman dan Produksi Pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Bangun Bandar merupakan varietas tenera. Benih varietas yang digunakan adalah Tenera Deli-Lame dan Tenera Deli Yangambi. Tanaman kelapa sawit afdeling I terdiri dari beberapa umur tanam yang masing-masing seluas 107.1 ha lahan tanaman baru (TB), lahan tanaman belum menghasilkan TBM seluas 51.89 ha, dan lahan TM seluas 906.46 ha sehingga total luasan tanam mencapai 1066.45 ha. Perkebunan Bangun Bandar memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit yang telah berdiri sejak tahun 1926. Pabrik ini dapat mengolah Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) dengan kapasitas 25 ton TBS/jam. Data produksi Tandan Buah Segar (TBS), Crude Palm Oil (CPO), dan Palm Kernel (PK) dari Perkebunan Bangun Bandar pada tahun 2009-2015 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Produksi TBS, CPO, dan PK Perkebunan Bangun Bandar Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Total
TBS 53 628.01 52 884.94 54 740.61 58 444.40 59 646.74 279 344.70
Produksi (ton) CPO 12 721.79 12 821.71 13 305.67 14 192.79 14 480.99 67 522.95
PK 2 418.29 2 525.85 2 187.31 2 732.32 2 745.24 12 609.01
Sumber : Administrasi Perkebunan Bangun Bandar, 2015
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Sistem ketenagakerjaan di Kebun Bangun Bandar dibagi menjadi pekerja staff, dan nonstaff. Pekerja staff terdiri dari Pengurus (Manajer), Asisten Kepala, Asisten Divisi, Tekniker I, dan Tekniker II. Pekerja nonstaff terdiri dari Karyawan Harian Tetap, Mandor, dan Pegawai. Pelaksanaan pekerjaan Pengurus dibantu oleh Asisten Kepala (Askep), Asisten Divisi, Tekniker I (Kepala Pabrik), dan Tekniker II, untuk urusan administrasi Pengurus dibantu oleh Kepala Tata Usaha (KTU) Struktur organisasi kebun Bangun Bandar dapat dilihat pada lampiran 4. Asisten Kepala (Askep) bertugas mengkordinasikan asisten Divisi, membantu pengurus, mengontrol produksi, dan pemeliharaan dilapangan. Dalam melaksanakan tugas, Askep bertanggung jawab kepada Manajer kebun. Setiap afdeling dipimpin oleh seorang asisten afdeling. Asisten afdeling secara teknis dibantu oleh mandor produksi yang dibawahnya dibantu juga oleh mandor dan krani potong buah, mandor perawatan yang dibantu oleh mandor perawatan di bawahnya, serta krani keliling. Data pekerja di Kebun Bangun Bandar dapat dilihat pada Tabel 4.
10 Tabel 4 Data jumlah staff dan nonstaff Perkebunan Bangun Bandar -
Status Manajer Asisten Kepala Asisten Divisi Kepala Pabrik Pegawai Nonstaff Karyawan Total
Jumlah(orang) 1 1 4 4 117 616 743
Sumber : Administrasi Perkebunan Bangun Bandar
Penyediaan fasilitas untuk menunjang produktivitas dan kesejahteraan pekerja, Perkebunan Bangun Bandar menyediakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS), satu unit kantor pengurus untuk mengelola kegiatan administrasi, kantor divisi pada setiap divisi, gudang pupuk, gudang material, dan gudang pembantu di setiap divisi, Poliklinik di divisi I, sarana olah raga (lapangan sepak bola, voli, tenis, dan bulu tangkis), sarana ibadah (Masjid dan Gereja), Tempat Penitipan Anak (TPA) dan air. Pelaksanaan Aspek Teknis Aspek teknis merupakan kegiatan yang dilakukan penulis secara langsung di lapangan selama menjalani magang. Beberapa aspek teknis yang penulis lakukan adalah pembibitan di main nursery, penunasan, pemupukan, pengendalian hama, pengendalian gulma, dan pengamatan seedbank gulma. Pembibitan di main nursery Pembibitan pada kebun Bangun Bandar merupakan salah satu faktor utama dalam mengawali seluruh perawatan tanaman kelapa sawit dari benih hingga menjadi pokok siap tanam. Kegiatan perawatan pembibitan yang dilakukan pada kebun Bangun Bandar meliputi penyiraman yang dilakukan selama 40 menit setiap pagi dan sore hari. Penyiraman menggunakan alat sprinkler yang biasa disebut sprinkler mata tiga, yang berjarak 3 m – 6 m – 9 m. Pipa saluran air diletakkan di tengah bibit, jarak antar pipa sekitar 12 m.
a
b
Gambar 1 (a) bentuk sprinkle mata tiga (b) dan saat beroperasi pagi hari
11 Pengendalian gulma pada pembibitan bertujuan mengurangi terjadinya persaingan pertumbuhan antara bibit kelapa sawit dengan organisme tanaman pengganggu (OPT) atau biasa disebut gulma. Kegiatan ini dilakukan secara kimia dan manual. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan menggunakan fungisida manzate® 82 WP berbahan aktif mankozeb 83%, sedangkan secara manual pencabutan gulma yang terdapat di dalam polybag langsung dengan tangan. Pemupukan menggunakan pupuk urea dan pupuk NPK. Pupuk urea dengan dosis 10 gram pokok-¹ yang pusingannya 2 kali setiap bulan. Pupuk NPK 15-15-6-4 dengan dosis 5 gram pokok-¹ yang kemudian disesuaikan dengan umur bibit. Penunasan Penunasan merupakan pengelolaan tajuk yang tepat sehingga pemangkasan daun sesuai dengan umur tanaman. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah berkurangnya hasil disebabkan buah (tandan) serta berondolan yang tertinggal di pokok, mempermudah dalam melihat kematangan buah dan pemotongan buah. Kebun Bangun Bandar memiliki ketetapan dalam penunasan pelepah berdasarkan umur tanaman (Tabel 5). Tabel 5 Standard tunas berdasarkan umur tanaman Umur Tanaman (Tahun) 3-4
Lingkaran pelepah 7
Jumlah Pelepah/pohon 56
Rotasi Tunas/tahun ⁄
5-8
6
48-52
⁄
9-12
5
40-44
⁄
>12
4
32-36
⁄
Sumber : Administrasi Perkebunan Bangun Bandar
Pemupukan Kegiatan pemupukan pada Kebun Bangun Bandar terdiri dari penguntilan pupuk, pengambilan pupuk di gudang, pelangsiran pupuk, pengeceran pupuk, dan penebaran pupuk. Jumlah karyawan pemupukan di kebun Bangun Bandar sebanyak 23 orang. Jumlah pekerja pemupukan dalam sehari ditentukan dari luasan yang akan dilakukan pemupukan dan jumlah pupuk yang akan diaplikasikan pada hari tersebut.
12
Gambar 2 Karyawan sedang menebar pupuk Penguntilan pupuk terjadi atas permintaan pupuk dari perusahaan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan kebun. Penguntilan adalah kegiatan menakar kembali pupuk dari karung sak ke dalam karung untilan sehingga pupuk tepat dosis sesuai kebutuhan yang kemudian disimpan di dalam gudang PKS kebun. Pengambilan pupuk di gudang harus menunjukkan bon SIR yang bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis pupuk yang dibutuhkan dan telah ditandatangani asisten serta pengurus. Pengangkutan pupuk dari gudang ke lapangan yang akan dilakukan kegiatan pemupukan disebut pelangsiran pupuk. Pelangsiran pupuk menggunakan dump truck yang pada saat di lapangan akan ditempatkan di tempat penampungan hasil (TPH) sesuai dengan jumlah dosis pohon-¹ dan jumlah pohon jalan rintis-¹. Pengangkutan pupuk dari TPH ke dalam jalan rintis disebut pengeceran pupuk. Pengeceran pupuk dilakukan oleh satu tenaga tukang ecer yang bertujuan mempermudah penabur dalam aplikasi serta efisien terhadap waktu. Penebaran pupuk dilakukan menggunakan mangkuk yang telah tepat takaran sesuai rekomendasi perusahaan. Penebaran pupuk berdasarkan konsep 5T, yaitu tepat waktu, tepat dosis, tepat jenis, tepat cara, dan tepat tempat. Jenis pupuk yang digunakan kebun Bangun Bandar terdiri dari dua jenis yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yang digunakan adalah kompos. Bahan pembuat kompos meliputi tandan kosong, limbah cair (POME), solid, dan urea. Aplikasi kompos dilakukan secara manual dan mekanis. Aplikasi kompos secara manual dilakukan pada umur tanaman yang berbeda-beda dan dosis yang berbeda. Pada lahan tanaman baru (N0) dosis yang diberikan ± 50 kg pokok-¹ atau setara dengan 7 ton ha-¹. Pada lahan umur 1 tahun (N1) dosis yang diberikan ± 100 kg pokok-¹ atau setara dengan 14 ton ha-¹. Penebaran kompos dilakukan melingkari pokok. Aplikasi kompos secara mekanis menggunakan pemuat (loader) yang berfungsi untuk memuat kompos ke penebar (giltrap) dan penebar (giltrap) berfungsi untuk menebar kompos di gawangan mati. Kapasitas penebar (giltrap) adalah 6 ton atau setara ± 55 pokok, untuk memenuhi kapasitas penebar dibutuhkan 6 – 7 muatan dari pemuat (loader). Dosis yang diberikan adalah 15 – 20 ton ha-¹. Premi pemborong berdasarkan jumlah ton yang dikerjakan yaitu 1 ton sebesar Rp 20.000,00.
13 Pupuk anorganik yang digunakan ada dua yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal meliputi Urea dengan dosis 0.5 kg pohon-¹, Rock Phosphate (RP) dengan dosis 0.5 kg pohon-¹, Kieserite dengan dosis 0.5 kg pohon-¹, Dolomite dengan dosis 0.5 kg pohon-¹, dan Borax dengan dosis 0.01 kg pohon-¹. Pupuk majemuk meliputi NPK 10-10-25 dengan dosis 2.25 kg pohon-¹, dan NPK 15-15-15 dengan dosis 0.5 kg pohon-¹. Premi pemupuk diberikan berdasarkan basis yang telah ditentukan oleh perusahaan. Basis yang diterapkan tergantung dari dosis yang diberikan pohon-¹. Dosis ≤ 1kg maka basis yang harus dicapai oleh pemupuk 5 ha HK-¹, apabila lebih basis akan diberikan premi yaitu 1 ha = Rp 5.000,00. Dosis ≥ 1kg maka basis yang harus dicapai oleh pemupuk 400 kg HK-¹, apabila lebih basis akan diberikan premi yaitu 1 ton = Rp 10.000,00. Pengendalian Hama Hama adalah hewan yang keberadaan populasinya sudah pada tingkatan yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman sehingga menghambat pertumbuhan tanaman dan dapat menurunkan produksi (menyebabkan kerugian ekonomis). Kegiatan pengendalian hama diawali dengan kegiatan sensus ulat. Secara teknis sensus ulat dilakukan dengan memeriksa titik sensus (TS), barisan sensus (BS), dan pokok sensus (PS) yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Pelaksanaan sensus ulat dilakukan dengan cara memotong satu pelepah yang ditaksir terbanyak ulatnya atau yang terdapat ulatnya. Untuk tanaman muda pelepah cukup dirundukkan saja. Hitung semua ulat, kepompong dan tumpukan telur (semua harus yang hidup). Sensus ulat dilakukan jika adanya serangan (tidak ada pusingan). Hama utama yang menyerang tanaman kelapa sawit di Kebun Bangun Bandar adalah ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) yaitu ulat api, ulat kantong dan ulat bulu. Pengendalian UPDKS diawali dengan kegiatan sensus ulat yang dilakukan 3-4 hari sebelum pengendalian dan pengecekan ulat yang mati dilakukan 3-4 hari setelah kegiatan pengendalian hama. Hama yang sangat berpengaruh pada tanaman kelapa sawit yaitu ulat api. Pengendalian UPDKS terbagi 3 yaitu secara manual yang dilakukan bersamaan dengan melakukan sensus ulat. Hama ulat dibersihkan dan dibunuh menggunakan tangan. Secara hayati dilakukan dengan memanfaatkan penanaman beneficial plant yang dapat menghasilkan nektar sehingga menjadi sumber makanan bagi hama parasitoid dan predator yang merupakan musuh alami bagi serangga kelapa sawit. Jenis beneficial plant yang dikembangkan di kebun Bangun Bandar adalah Cassia cobanensis. Secara kimia dilakukan dengan injeksi batang dan semprot High Power Sprayer (HPS). Injeksi batang merupakan kegiatan pengeboran pada pokok kelapa sawit dengan menggunakan mesin bor, kemudian memasukkan cairan insektisida ke lubang pokok dengan menggunakan corong plastik. Pengeboran dilakukan pada batang kelapa sawit dengan ketinggian 0.4 – 1 m dari permukaan tanah dengan membentuk sudut 45° ke arah bawah.
14
b a . . Gambar 3 (a) Cara pengeboran pokok (b) dan cara pengisian insektisida High power sprayer (HPS) bertujuan untuk memudahkan karyawan melakukan pengendalian ulat pada tanaman yang tinggi (tanaman dewasa). Kegiatan HPS menggunakan mesin semprot seperti pompa air dengan bahan bakar bensin. Untuk 1 ha dibutuhkan bensin sebanyak 1.6 liter. Selang yang digunakan untuk penyemprotan disambungkan dengan bambu/galah kayu agar penyemprotan mencapai pelepah tanaman yang tinggi. Satu team terdiri dari 3 orang yaitu penyemprot, pelangsir air, dan pemindah mesin. Pengendalian hama ulat api dengan HPS menggunakan insektisida jenis santador 25 EC dengan dosis 150 cc berbanding 200 liter air (untuk 1 drum) yang berbahan aktif lamda sikalotrin 25 gram liter-¹.
a
b Gambar 4 (a) Bentuk mesin HPS (b) drum insektisida
Hama pada tanaman kelapa sawit lainnya yaitu hama Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros). Hama kumbang tanduk biasanya menyerang pelepah tanaman muda (pupus) dengan gejala yang terlihat patahnya pupus dan adanya sisa serangan berupa serbuk dari pupus tersebut. Kumbang tanduk hidup pada sisa tanaman yang mengalami dekomposisi. Hama ini meletakkan larvanya pada tumpukan pelepah kering, janjang kosong, dan batang pokok kelapa sawit yang sudah mati. Pengendalian menggunakan insektisida dengan merk dagang Cymbush 50 EC berbahan aktif sipemetrin atau Santador 25 EC berbahan aktif lamda sihalotrin, serta zat perekat insektisida yaitu Agristick 400 L berbahan aktif alkilaril poliglikol eter sebanyak 7.5 ml agristick 7.5 liter-¹ air. Alat yang digunakan yaitu knapsack sprayer dengan noozle buatan. Hasil serangan dari hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) dapat dilihat pada gambar 5.
15
Gambar 5 Tanda serangan kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) Pengendalian hama kumbang tanduk dilakukan pada tanaman muda dengan lama penyemprotan 3 detik pokok-¹ dengan dosis 100 ml pohon-¹, sedangkan pada tanaman tua penyemprotan dilakukan selama 6 detik pokok-¹ dengan dosis 200 ml pohon-¹. Sebanyak 75 – 80 pokok yang disemprot untuk menghabiskan satu knapsack sprayer. Dengan rotasi kerja sebanyak 3 kali dalam setahun. Pengendalian Gulma Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Gulma mudah tumbuh pada tempat yang kaya nutrisi maupun miskin nutrisi. Umumnya, gulma mudah melakukan regenerasi sehingga unggul dalam persaingan dengan tanaman budidaya. Secara fisik, gulma bersaing dengan tanaman dalam hal perolehan ruang, cahaya, air, nutrisi, gas-gas penting, serta zat kimia (alelopati) yang dikreasikan (Pahan 2013). Pada Kebun Bangun Bandar pengendalian gulma terdiri dari pengendalian gulma secara kimia dan manual. Pengendalian gulma secara kimia meliputi pengendalian gulma di gawangan (selektif), pengendalian gulma di piringan, pasar rintis, dan TPH. Pengendalian gulma di gawangan (selektif) secara teknis dilakukan dengan teliti oleh penyemprot karena penyemprotan dilakukan hanya pada gulma berkayu dan pakis. Untuk lahan replanting penyemprot menggunakan alat bantu seperti jaring ikan yang terbuat dari bahan bambu bertujuan menutupi tanaman kacangkacangan yang dibudidayakan dan pada nozzle diberi tambahan bola plastik yang dibelah agar lebar semprotan lebih terfokus. Alat semprot yang digunakan adalah knapsack sprayer SA-15/ GS - 16 dengan kapasitas 15 liter. Pengendalian menggunakan herbisida Gramoxone 276 SL dan Ally 20 WG. Berbahan aktif paraquat dichlorida 276 gram liter-¹ konsentrasi 0.33-0.50% (50-75 ml / 15 L larutan) + metil metsulfuron 0.01-0.02% (2.5-3.0 gr / 15 L larutan) pada gulma anak kayu dan pakis, atau bisa juga dengan metil metsulfuron 0.02-0.03% (2.5-5.0 gr / 15 L larutan) dengan pusingan 2 kali dalam setahun.
16
a
b
Gambar 6 (a) Bentuk knapsack sprayer dan nozzle buatan, (b) dan pelaksanaan menyemprot dilengkapi alat bantu seperti jaring ikan dari bahan bambu Pengendalian gulma di piringan, pasar rintis, dan TPH menggunakan alat semprot yang berbeda berdasarkan umur tanaman. Pengendalian gulma di piringan, pasar rintis, dan TPH (N1-N5) menggunakan alat semprot knapsack sprayer SA-15/ GS-16 dengan kapasitas 15 liter. Herbisida yang digunakan adalah Roundup 486 SL dan Starane 290 EC. Kedua herbisida tersebut mengandung bahan aktif isopropilamina glifosat 486 gram liter-¹ dengan konsentrasi 0.33-0.50% (50-75 ml / 15 L larutan) + metil metsulfuron 0.01-0.02% (2.5-3 gr / 15 L larutan), atau bisa juga dengan fluroksipir metil heptil ester 0.040.07% (8-10 m/15 L larutan). Kegiatan ini dilakukan dengan rotasi 6 kali dalam setahun.
Gambar 7 Bentuk knapsack sprayer tipe SA-15/ GS-16 Pengendalian gulma piringan, pasar rintis, dan TPH (≥ N6) menggunakan alat semprot bernama micron herby dengan kapasitas 10 liter dengan nozzle model atomizer. Herbisida yang digunakan adalah herbisida Roundup 486 SL dan Dacomin 865 SL. Herbisida Roundup 486 SL berbahan aktif isopropilamina glifosat 486 gram liter-¹ dengan konsentrasi 2.5 – 3.0% (25 – 30 ml / L larutan) dan Dacomin dengan bahan aktif 2.4- D dimethyl amine 865 gram liter-¹ konsentrasi 1.0 – 1.5% (10-15 ml / L larutan). Kegiatan ini dilakukan dengan
17 rotasi 3 kali dalam setahun. Secara teknis untuk beroperasi alat semprot micron herby ini dibantu dengan penggunaan baterai aki (baterai pada sepeda motor).
b
a
Gambar 8 (a) Bentuk alat semprot micron herby (b) dan cara membawa alat micron herby ke lapangan Jenis pekerjaan pengendalian gulma dengan penyemprotan, dan norma kerja atau basis borong dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Jenis hebisida, dosis, rotasi, dan ouput kegiatan pengendalian gulma secara kimia di Afdeling 1, Kebun Bangun Bandar Jenis Pekerjaan
Herbisida/Bahan Aktif
Roundup 486 SL/ isopropilamina Semprot piringan, glifosat 486 g/l pasar rintis, dan TPH (pokok ≥ N6) Dacomin 865 SL/ 2.4- D dimethyl amine 865 g/l Gramoxone 276 SL/ paraquat dichlorida 276 g/l
Dosis (cc)
300 3 100
100
Semprot gawangan
2 Ally 20 WG/ metil metsulfuron
Semprot piringan, pasar rintis, dan TPH (pokok N1 - N5)
Rotasi (kali/tahun)
Roundup 486 SL/ isopropilamina glifosat 486 g/l
100 180 6
Starane 290 EC/ fluroksipir metil heptil ester 295 g/l
Sumber : Divisi I Kebun Bangun Bandar
30
18 Tabel 7 Basis borong semprot pengendalian gulma Kebun Bangun Bandar 2015 Jenis Alat Knapsack Sprayer
Micron Herby
Uraian Piringan Rintis N0-N1 Piringan Rintis N2 Piringan Rintis N9 Spot Spraying N0 Spot Spraying N1-N2, N9 Piringan Rintis
Basis Borong (ha) 3.0 2.5 2.5 0.5 1.5 4.0
Sumber : Divisi I Kebun Bangun Bandar
Pengendalian gulma secara manual terbagi 2 yaitu bongkar tumbuhan pengganggu (BTP), dan garuk piringan dan pasar rintis. BTP adalah pengendalian gulma menggunakan parang dan cangkul pada areal gawangan, pasar rintis, dan TPH. Rotasi BTP 2 kali setahun. Pengendalian gulma garuk piringan dan pasar rintis yaitu memberantas semua gulma yang terdapat di piringan dan pasar rintis. Kegiatan ini hanya dilakukan untuk tanaman baru atau N0. Pengendalian gulma garuk piringan dan pasar rintis bertujuan untuk mempermudah pemupukan serta menghambat persaingan gulma dengan tanaman baru. Alat bantu yang digunakan sama dengan kegiatan BTP yaitu parang dan cangkul. Rotasi garuk piringan dan pasar rintis dilakukan sekali dalam rentang waktu 3 bulan. Aspek Manajerial Aspek manajerial merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penulis mengikuti prosedur pekerjaan di PT. Socfindo Afdeling I Kebun Bangun Bandar. Kegiatan yang dilakukan penulis yaitu sebagai Karyawan Harian Lepas pada bulan pertama, menjadi pendamping mandor pada bulan kedua dan sebagai pendamping asisten pada bulan ketiga dan keempat. Jurnal kegiatan disampaikan pada Lampiran 1, 2, dan 3. Karyawan Harian Lepas (KHL) Karyawan harian lepas bertugas mengikuti semua prosedur yang telah ditentukan oleh kebun. KHL bertanggung jawab kepada asisten afdeling. KHL tidak mengikuti antrian pagi atau apel, sehingga langsung ke lapangan sesuai perintah mandor. Jam kerja KHL hanya setengah hari. Tetapi pada kegiatan magang yang dilakukan di kebun Bangun Bandar penulis mengikuti antrian pagi atau apel pagi dan mengikuti arahan dari asisten afdeling untuk rencana kerja harian dengan tujuan tidak menggangu jalannya kegiatan lain di kebun. Pendamping Mandor Pada divisi I Kebun Bangun Bandar terbagi dua posisi di bawah asisten afdeling yaitu mandor produksi dan mandor perawatan yang biasa disebut sebagai mandor 1. Mandor 1 bertugas membantu asisten afdeling dalam melanjutkan arahan kepada mandor-mandor dibawahnya, serta membantu asisten dalam perencanaan kerja.
19 Pendamping Mandor Produksi Mandor panen buah dan krani buah merupakan bagian dari mandor produksi. Mandor panen bertugas membuat rencana kerja untuk areal akan dipanen sesuai dengan persetujuan asisten afdeling. Mandor panen melakukan pembagian ancak panen, serta memberikan pengarahan kepada karyawan potong buah, serta mengawasi selama kegiatan panen pada setiap ancak untuk mengetahui jika ada buah tidak dipanen maupun brondolan yang tertinggal. Mandor panen juga melakukan taksasi panen yang bertujuan untuk mengetahui perkiraan TBS yang akan diperoleh esok hari dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Krani buah bertugas memeriksa mutu buah yang telah dipanen dan dikumpulkan di TPH oleh karyawan. Buah yang telah diperiksa diberi cap pada bagian cangkem buah yang biasa disebut cangkem kodok, kemudian diberi tanda yang biasa disebut field docket. Pendamping Mandor Perawatan Mandor perawatan terbagi dari mandor pembibitan, mandor penunasan, mandor pemupukan, mandor pengendalian hama, dan mandor pengendalian gulma. Semua mandor perawatan bertugas bertanggung jawab terhadap setiap kegiatannya masing-masing sesuai pengarahan dari mandor 1 dan asisten afdeling. Pendamping Mandor Pembibitan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di pembibitan. Penulis membantu mengawasi kegiatan yang terdapat di pembibitan contohnya penyemprotan fungisida dan penanaman Mucuna bracteata. Pada penanaman Mucuna bracteata yaitu yang menggunakan benih masih terdapat hasil yang kurang memuaskan dimana kecambah yang tumbuh tidak sesuai dengan yang diharapkan, masih banyak mucuna yang dorman. Pendamping Mandor Penunasan bertanggung jawab terhadap pengelolaan pelepah kelapa sawit. Penulis membantu mengawasi kegiatan dan pembagian ancak serta memastikan penunasan dalam songgoh 1 serta dilakukan dengan sistem “timbang air” yaitu pemotongan dilakukan rata kiri-kanan seperti membentuk lingkaran. Pendamping Mandor Pemupukan bertanggung jawab dalam pengangkutan pupuk dari gudang sampai ke lapangan serta mengawasi penebaran pupuk dengan tujuan meminimalisir kehilangan pupuk sehingga pemupakan yang tepat dapat tercapai. Penulis membatu kegiatan pemupukan dalam menghitung jumlah untilan pupuk pada setiap TPH serta mengawasi sistem 5T yaitu tepat dosis, tepat waktu, tepat jenis, tepat cara, dan tepat tempat. Penulis juga membantu mandor dalam memastikan penabur atau karyawan sudah sesuai dengan SOP perusahan. Pendamping Mandor Pengendalian Hama bertanggung jawab atas ketersediaan herbisida, alat penyemprotan (knapsack dan noozle) dan pembagian ancak pekerja dengan tujuan mengurangi hilangnya herbisida secara percuma. Penulis juga mambantu mandor mengawasi penyemprotan yang tepat letak dan lama penyemprotannya. Pendamping Mandor Pengendalian Gulma bertanggung jawab atas ketersediaan herbisida, alat penyemprotan (knapsack dan noozle) dan pembagian ancak pekerja dengan tujuan mengurangi hilangnya herbisida secara percuma. Penulis juga mambantu mandor mengawasi penyemprotan yang tepat letak dan lama penyemprotannya. Penulis mengikuti penyemprot guna memastikan dosis yang digunakan setiap tangki sudah sesuai dengan rekomendasi dan membantu pencampuran herbisida.
20 Pendamping Asisten Afdeling Asisten afdeling merupakan pimpinan yang bertanggung jawab atas sebuah divisi kebun. Asisten afdeling setiap paginya (antrian atau apel) memberikan pengarahan kepada mandor 1 dan mandor lainnya dan memeriksa buku laporan kerja dan kebutuhan kebun. Kemudian bertugas membuat rencana kerja harian, bulanan, dan tahunan sesuai dengan persetujuan dari pengurus. Asisten afdeling juga mengurus administrasi serta pencapaian target yang telah ditentukan. Pemeriksaan administrasi kebun meliputi memeriksa buku laporan kerja mandor, dan mengurus kebutuhan kebun seperti racun herbisida, insektisida, kebutuhan pupuk, dan barang-barang lain yang diperlukan di afdeling. Asisten afdeling juga melakukan supervisi yaitu pengecekan ke seluruh kebun atau seluruh kegiatan baik itu produksi maupun perawatan yang bertujuan untuk mengetahui capaian kinerja sehingga dapat mencegah pengeluaran biaya yang tinggi dan mencegah kehilangan buah di kebun. Aspek Khusus Vegetasi Gulma Analisis vegetasi dilaksanakan pada tanggal 30 Maret – 1 Mei 2015 menggunakan alat kuadran berukuran 50 cm x 50 cm. Pengamatan dilakukan di semua blok afdeling 1 Kebun Bangun Bandar yang berjumlah 23 blok pada semua kategori tanaman TBM, TM muda dan TM tua. Sampel diambil sebanyak 8 titik untuk blok dengan kategori tanaman hanya satu (TM) atau blok yang masih belum ditanam, dan 16 titik untuk blok yang memiliki dua kategori tanaman (TBM dan TM). Jumlah titik lemparan kuadran sebanyak 208 titik yang tersebar pada 23 blok. Setiap titik lemparan diamati jenis-jenis gulmanya dan dihitung banyak gulma secara manual. Perhitungan yang digunakan untuk menganalisis vegetasi gulma yang tumbuh dominan menggunakan summed dominance ratio (SDR) (Moenandir 1993). SDR menggambarkan dominansi gulma pada suatu areal tertentu dalam menguasai sarana tumbuh yang didapatkan dari besaran kerapatan mutlak (KM), frekuensi mutlak (FM), kerapatan nisbi (KN), frekuensi nisbi (FN), dan nilai penting (NP). Kerapatan dihitung dengan satuan individu. Nilai SDR menunjukan dominansi suatu gulma yang tumbuh di perkebunan kelapa sawit Bangun Bandar. Jika nilai SDR suatu gulma tinggi, maka dominansi gulma tersebut tinggi. Begitupun sebaliknya, jika nilai SDR suatu gulma rendah, maka dominansinya rendah.
21 Hasil pengamatan jenis-jenis gulma dominan melalui analisis vegetasi gulma metode kuadrat dapat dilihat pada Tabel 8, 9, dan 10. Tabel 8 Dominansi gulma di Afdeling 1 pada lahan tanaman belum menghasilkan (TBM) di Kebun Bangun Bandar NO.
Nama Gulma
Jenis Gulma
SDR (%)
1
Ottochloa nodosa
Rumput
18.75
2
Muccuna bracteata
Daun Lebar
16.03
3
Panicum sp.
Rumput
10.8
4
Eleusine indica
Rumput
8.91
5
Paspalum conjugatum
Rumput
8.71
6
Cyperus killingia
Teki
8.68
7
Stenotaphrum secundatum
Rumput
8.05
8
Cleome rutidosperma
Daun Lebar
4.47
9
Ageratum conyzoides
Daun Lebar
2.52
10 Dactyloctenium aegypthum
Rumput
2.4
11 Nephrolepis bisserata
Pakis
1.95
12 Displazium esculentum
Pakis
1.95
13 Axonopus compressus
Rumput
1.83
14 Euphorbia hirta
Daun Lebar
1.72
15 Oldenlandia corymbosa
Daun Lebar
1.61
16 Setaria plicata
Rumput
1.49
Sumber : Hasil pengamatan penulis di lapangan
22 Tabel 9 Dominansi gulma di Afdeling 1 pada lahan tanaman menghasilkan muda (TM muda) di Kebun Bangun Bandar NO.
Nama Gulma
Jenis Gulma
SDR (%)
1
Ottochloa nodosa
Rumput
14.50
2
Cyperus killingia
Teki
12.01
3
Paspalum conjugatum
Rumput
11.19
4
Eleusine indica
Rumput
6.63
5
Ageratum conyzoides
Daun Lebar
6.13
6
Peperomia pellucida
Daun Lebar
5.00
7
Stenotaphrum secundatum
Rumput
4.71
8
Nephrolepis bisserata
Pakis
4.05
9
Curculigo villosa
Daun Lebar
3.46
10 Setaria plicata
Rumput
3.25
11 Clidemia hirta
Daun Lebar
3.21
Rumput
3.17
Daun Lebar
2.59
14 Digitaria adscendens
Rumput
2.33
15 Axonopus compressus
Rumput
2.24
16 Displazium esculentum
Pakis
2.17
Daun Lebar
2.00
Pakis
1.87
19 Euphorbia hirta
Daun Lebar
1.83
20 Colocasia sp.
Daun Lebar
1.48
21 Melastoma malabatrichum
Daun Lebar
1.24
22 Cleome rutidosperma
Daun Lebar
1.01
23 Colopogonium mucunoides
Daun Lebar
0.96
24 Asystasia gangetica
Daun Lebar
0.66
25 Borreria alata
Daun Lebar
0.62
26 Cyperus cyperoides
Teki
0.43
27 Phyllanthus niruri
Daun Lebar
0.40
Rumput
0.40
Daun Lebar
0.38
12 Panicum sp. 13 Muccuna bracteata
17 Mikania micrantha 18 Pteredium sp.
28 Stenochlaena palustris 29 Solanum sp.
Sumber : Hasil pengamatan penulis di lapangan
23 Tabel 10 Dominansi gulma di Afdeling 1 pada lahan tanaman menghasilkan tua (TM Tua) di Kebun Bangun Bandar NO. Nama Gulma Jenis Gulma SDR (%) 1
Ottochloa nodosa
Rumput
18.88
2
Paspalum conjugatum
Rumput
9.38
3
Ageratum conyzoides
Daun Lebar
7.22
4
Stenotaphrum secundatum
Rumput
6.77
5
Nephrolepis bisserata
Pakis
6.38
6
Colopogonium mucunoides
Daun Lebar
5.95
7
Cyperus killingia
Teki
5.51
8
Clidemia hirta
Daun Lebar
3.77
9
Panicum sp.
Rumput
3.69
10 Axonopus compressus
Rumput
3.59
11 Displazium esculentum
Pakis
3.37
12 Setaria plicata
Rumput
2.63
13 Phyllanthus niruri
Daun Lebar
2.54
14 Curculigo villosa
Daun Lebar
2.47
15 Mimosa invisa
Daun Lebar
2.22
16 Euphorbia hirta
Daun Lebar
2.14
17 Peperomia pellucida
Daun Lebar
2.14
18 Melastoma malabatrichum
Daun Lebar
2.06
19 Mikania micrantha
Daun Lebar
1.22
20 Selaginella willdenowii
Pakis
1.22
21 Colocasia sp.
Daun Lebar
1.02
22 Eleusine indica
Rumput
0.98
23 Chantella asiatica
Daun Lebar
0.76
24 Drimaria cordata
Daun Lebar
0.76
25 Pteris sp.
Pakis
0.73
26 Caladium bicolor
Daun Lebar
0.53
27 Euphorbia prunifolia
Daun Lebar
0.53
28 Pteredium sp.
Pakis
0.53
29 Borreria alata
Daun Lebar
0.46
30 Digitaria adscendens
Rumput
0.46
Sumber : Hasil pengamatan penulis di lapangan
24 Nilai SDR pada masing-masing spesies gulma menunjukkan bahwa gulma tersebut menguasai sebanyak persen sarana tumbuh yang ada. Secara umum gulma yang menguasai areal Kebun Bangun bandar di afdeling 1 adalah golongan rumput Ottochloa nodosa, golongan teki Cyperus killingia, serta golongan daun lebar pada lahan TBM Muccuna bracteata, dan pada lahan TM Muda dan TM Tua yaitu Ageratum conyzoides. Pengamatan Seedbank Gulma Seedbank gulma merupakan simpanan biji gulma di dalam tanah yang akan menjadi sumber populasi gulma di masa yang akan datang. Pengamatan seedbank gulma dilakukan dengan pengambilan sample tanah yang termasuk kedalam 3 kategori yang setiap kategorinya terdiri dari 3 blok yaitu tanaman belum menghasilkan (TBM) di blok 61 (2015), blok 57, dan blok 46; tanaman menghasilkan muda (TM muda) di blok 52, blok 53, dan blok 54; dan tanaman menghasilkan tua (TM tua) di blok 61 (2000), blok 59, dan blok 58. Pengambilan tanah dilakukan pada tanggal 4 April 2015 – 11 April 2015. Setiap blok sample tanah yang diambil dengan kedalaman 0 – 10 cm, 10 – 20 cm, dan 20 – 30 cm. Ukuran contoh tanah yang diambil 20 cm x 20 cm.
Gambar 9 Media persemaian biji gulma pengamatan seedbank Media yang digunakan untuk penempatan sample tanah yang diambil dari kebun terbuat dari potongan bambu sebagai tiang, dan karung sebagai alas. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan simpanan biji gulma pada perkebunan kelapa sawit yang berbeda umur tanam dan kedalaman tanahnya. Pertumbuhan individu gulma pada media pengamatan dilakukan pengecekan setiap minggunya. Gulma mulai tumbuh pada tanggal 18 April 2015. Species yang tumbuh terlebih dahulu adalah Ottochloa nodosa. Pengamatan terakhir dilakukan pada tanggal 16 Mei 2015. Saat pengamatan pada tanggal tersebut, species Ottochloa nodosa telah mencapai dewasa. Gambar pertumbuhan gulma pada setiap blok dan kedalamannya dapat dilihat pada Lampiran 5.
25 Hasil perhitungan terhadap pertumbuhan individu gulma pada lahan yang berbeda umur tanam dan kedalamannya menunjukkan adanya perbedaan banyaknya simpanan biji gulma (densitas seedbank gulma). Densitas seedbank gulma dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Data pengamatan seedbank gulma di Afdeling I Kebun Bangun Bandar Densitas seedbank ( Jumlah individu / m2) Lahan Total Daun lebar Rumput Paku Teki TBM 0 cm – 10 cm 50 17 0 141 208 10 cm – 20 cm 46 22 0 163 231 20 cm – 30 cm 39 11 0 95 145 584 TM Muda 0 cm – 10 cm 12 5 0 46 63 10 cm – 20 cm 27 3 0 42 72 20 cm – 30 cm 10 6 0 53 69 204 TM Tua 0 cm – 10 cm 7 3 0 7 17 10 cm – 20 cm 5 4 0 6 15 20 cm – 30 cm 3 3 0 9 15 47 Sumber : Hasil pengamatan penulis di lapangan
Berdasarkan pada Tabel 11, simpanan biji gulma secara kesuluruhan lebih banyak pada lahan kelapa sawit TBM yaitu 584 individu/m2. Pada lahan kelapa sawit TM Muda tidak mencapai setengah dari jumlah simpanan biji gulma di TBM yaitu sebanyak 204 individu/ m2. Pada lahan kelapa sawit TM Tua jumlah seedbank yang dihasilkan sebanyak 47 individu/m2. Perbedaan yang terjadi pada umur tanaman kelapa sawit karena persaingan untuk tumbuh pada lahan baru sangat kecil bagi gulma sehingga gulma tumbuh dengan sangat mudah. Maka dari itu pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan herbisida gramoxone yang diketahui sangat cepat mematikan pertumbuhan gulma. Tetapi itu hanya bekerja pada permukaan tanah, simpanan biji gulma di dalam tanah tidak ikut terhambat secara keseluruhan. Sehingga masih tingginya densitas seedbank gulma pada lahan kelapa sawit TBM. Pertumbuhan individu gulma pada lahan TM muda dan TM tua lebih kecil dari lahan TBM karena persaingan tumbuh bagi gulma dengan pokok kelapa sawit sangat besar, sehingga simpanan biji gulma di dalam tanah lebih sulit berkembang. Pengendalian yang dilakukan juga berbeda, TM muda biasanya menggunakan herbisida jenis Roundup dengan dosis 300 ml ha-¹ dan Starane dengan dosis 100 ml ha-¹ sedangkan TM tua menggunakan herbisida jenis Roundup dengan dosis 100 ml ha-¹ dan Dacomin dengan dosis 30 ml ha-¹.
26 Perbedaan jumlah simpanan biji gulma di dalam tanah terhadap kedalaman tanah juga terlihat pada Tabel 11. Untuk gulma jenis daun lebar pada kedalaman 0 cm – 10 cm di lahan kelapa sawit TBM sebanyak 30 individu/ m2. Terjadi penurunan pada kedalaman 10 cm – 20 cm sebanyak 4 individu. Pada kedalaman 20 cm – 30 cm jumlah individu juga terbatas sebanyak 7 individu. Hal ini menunjukkan semakin dalam kedalaman tanah maka jumlah individu biji gulma semakin berkurang. Terjadi perbedaan pada lahan TM muda yaitu pada kedalaman 10 cm – 20 cm jumlah individu biji gulma lebih banyak 15 individu gulma daripada di kedalaman 0 cm – 10 cm. Kemungkinan terjadinya karena adanya legume penutup tanah (LCC) yang dapat menghambat perkecambahan gulma melalui penutupannya sehingga seedbank gulma tertahan pada kedalaman 10 cm – 20 cm. Tetapi secara keseluruhan jumlah simpanan biji gulma lebih banyak terakumulasi pada permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. Untuk jumlah simpanan biji gulma jenis rumput dan teki pada lahan TBM lebih banyak individunya pada kedalaman 10 cm – 20 cm, berbeda dengan lahan TM Muda lebih banyak pada kedalaman 20 cm – 30 cm walaupun dalam jumlah perbedaan yang sedikit, pada lahan TM Tua secara keseluruhan jumlah individu gulmanya merata. Untuk gulma jenis teki mendominasi pertumbuhan biji gulma dalam tanah yaitu sebanyak 562 individu/ m2, diikuti dengan gulma jenis daun lebar sebanyak 199 individu/ m2, kemudian gulma jenis rumput sebanyak 74 individu/ m2. Untuk gulma jenis paku tidak ditemukan pertumbuhannya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Terdapat 30 jenis gulma pada Kebun Bangun Bandar, 4 diantaranya yang mendominasi yakni ; golongan rumput Ottochloa nodosa, golongan teki Cyperus killingia, serta golongan daun lebar pada lahan TBM Muccuna bracteata, dan pada lahan TM Muda dan TM Tua yaitu Ageratum conyzoides. Terdapat perbedaan seedbank antar umur tanaman. Lahan kelapa sawit di TBM menunjukkan densitas simpanan biji gulma dalam tanah yang lebih tinggi (584 individu/m2) dibandingkan dengan lahan kelapa sawit di TM muda (204 individu/m2) dan TM tua (47 individu/m2). Densitas simpanan biji gulma dalam tanah terbanyak pada permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. Lahan kelapa sawit di TBM seedbank gulma terdiri dari gulma daun lebar (135 individu/m2), gulma rumput (50 individu/m2), dan gulma teki (399 individu/m2). Lahan kelapa sawit di TM muda terdiri dari gulma daun lebar (49 individu/m2), gulma rumput (14 individu/m2), dan gulma teki (141 individu/m2). Lahan kelapa sawit di TM tua terdiri dari gulma daun lebar (15 individu/m2), gulma rumput (10 individu/m2) dan gulma teki (22 individu/m2). Gulma jenis paku tidak terdapat di semua jenis lahan kelapa sawit.
27 Saran Penanaman legum penutup tanah pada lahan TBM perlu lebih intensif, karena keberadaanya membantu dalam penekanan perkembangan seedbank gulma. Pemanfaatan LCC selain dapat memberikan tambahan nutrisi kepada kelapa sawit juga dapat mengurangi penggunaan herbisida.
DAFTAR PUSTAKA Adriadi, A., Chairul dan Solfiyeni. 2012. Analisis Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kilangan, Muaro Bulian, Batang Hari. Jurnal Biologi Universitas Andalas 1(2): 108-115 Arenloveu. 2007. Kendala Pertanian Lahan Kering Masam Daerah Tropika. (http://www.arenloveu.blogspot.com). Diakses pada 25 April 2013. Arsyad, A., Junaedi, H., Farni, Y., 2012. Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Potensi Produksi Untuk Meningkatkan Hasil Tandan Buah Segar (Tbs) Pada Lahan Marginal Kumpeh. Penelitian Universitas Jambi Seri Sains 14 (1): 29-36. Barus E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan, Efektivitas dan Efisiensi Aplikasi Herbisida. Yogyakarta (ID) : Kanisius. Direktorat Jendral Perkebunan. 2013. Pengelolaan Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit. http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/berita-196pengelolaan-gulma-pada-perkebunan-kelapa-sawit.html. Espinar, J.L., K. Thompson, L. V. García. 2005. Timing of seed dispersal generates a bimodal seed bank depth distribution. Amer. J. Bot. 92 : 17591763. Hakim, M. 2007. Agronomis dan Manajemen Kelapa Sawit : Buku Pegangan Agronomis dan Pengusaha Kelapa Sawit. Lembaga Pupuk Indonesia. Jakarta. 305 hal. Mangoensoekarjo,S. dan H. Semangun. 2000. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 605 Hal. Moenandir, J.1993.Ilmu Gulma. Raja Grafindo Persada. 181 hal. Pahan I. 2013. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Panggabean RM, Sihombing L, Salmiah. 2013. Analisis pengaruh biaya pemeliharaan terhadap pendapatan agribisnis kelapa sawit. J Universitas Sumatera Utara 2 (10) (2013). Purba, P. 1998. Optimalisasi Produk Kelapa Pada Lahan Berlereng Curam. Warta PPKS. Vol. 6 (3) : 109-113. Purba, R.Y., Arsyad, D.K dan P, Purba. 2004. Kerugian Akibat Sanitasi Buruk Pada Kultur Tehnis Tanaman Kelapa Sawit, Warta PPKS 12 (1) : 9-13 Risza S. 1994. Kelapa Sawit, Upaya Peningkatan Produktivitas. Yogyakarta (ID) : Kanisius. Risza S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Yogyakarta (ID) : Kanisius. Sastrosayono, S. 2008. Budi Daya Kelapa Sawit. Jakarta: PT Agromedia Pustaka. Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.
28 Sudarmo. 2001. Pengndalian Serangga, Hama Penyakit, dan Gulma Padi. Penerbit Kanisius Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Tjandrahusada S. 2004. Corporate Agronomy Buku ke-7. Jakarta (ID): PT Matahari Kahuripan Indo.
29
LAMPIRAN Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di PT Socfindo, Bangun Bandar Tanggal 09/02/2015 10/02/2015 11/02/2015 12/02/2015 13/02/2015 14/02/2015 15/02/2015 16/02/2015 17/02/2015 18/02/2015 19/02/2015 20/02/2015 21/02/2015 22/02/2015 23/02/2015 24/02/2015 25/02/2015 26/02/2015 27/02/2015
Uraian Kegiatan Tiba di lokasi magang Pengangkutan acasia Pemanenan Pemanenan Semprot Selektif dan BTP Semprot Micron herby Libur Semprot Micron herby Semprot Piringan Rintis Semprot Selektif dan BTP Libur Pengangkutan acasia Semprot Oryctes Libur Semprot Oryctes Semprot Piringan Rintis Semprot Piringan Rintis Semprot Piringan Rintis Semprot Selektif dan BTP
Penulis 18 tandan 12 tandan 3 tangki 1 Ha 1 Ha 5 Ha 5 tangki 1 tangki 1 tangki 5 tangki 5 tangki 4 tangki 5 tangki
Prestasi Kerja Karyawan 235 tandan 188 tandan 9 tangki 6 Ha 6 Ha 18 Ha 9 tangki 2 tangki 2 tangki 9 tangki 9 tangki 10 tangki 10 tangki
Standar 220 tandan 220 tandan 12 tangki 6.5 Ha 6.5 Ha 20 Ha 12 tangki 2 tangki 2 tangki 12 tangki 12 tangki 12 tangki 12 tangki
Lokasi Kantor ADM Socfindo Blok 57 Blok 66 Blok 58 Blok 60, 61, dan 65 Blok 47 Blok 39 Blok 57 Blok 65 Blok 57 Blok 26 Blok 17 Blok 57 Blok 57 pringgan 59 Blok 57 Blok 62
30
Lampiran 1 (lanjutan) 28/02/2015 Pemupukan NPK 01/03/2015 Libur 02/03/2015 Semprot Oryctes 03/03/2015 Dongkel Anak Kayu 04/03/2015 Kastrasi 05/03/2015 Penyiraman 06/03/2015 Sensus Ulat 07/03/2015 Pemupukan NPK 08/03/2015 Libur
90 kg 1 tangki 0.5 Ha 1 Ha 12 Ha 90 kg -
600 kg 2 tangki 1.2 Ha 2 Ha 20 Ha 653 kg -
2 tangki 1.3 Ha 3 Ha 20 Ha 700 kg -
Blok 53 Blok 61 Blok 66 Blok 57 (N0) Blok 61 Blok 49 Blok 52 -
Lampiran 2. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor/mandor besar di PT Socfindo, Bangun Bandar
Tanggal 09/03/2015 10/03/2015 11/03/2015 12/03/2015 13/03/2015 14/03/2015 15/03/2015 16/03/2015
Uraian Kegiatan Penunasan Pemupukan Dolomit Semprot HPS Penyisipan Pokok Semprot HPS Semprot Micron herby Libur Sensus Ulat
Jlh KHL yg diawasi (orang) 9 orang 6 orang 6 orang 1 orang 11 orang 6 orang 2 orang
Prestasi Kerja Luas Areal Lama Kegiatan yg diawasi (Jam) (Ha) 3.2 Ha 6 jam 25 Ha 6 jam 6 Ha 6 jam 4 jam 7.7 Ha 7 jam 39 Ha 7 jam 40 Ha 7 jam
Lokasi Blok 58 Blok 61 dan 57 Blok 49 Blok 49 Blok 49 Blok 65 Blok 49
31
Lampiran 2 (lanjutan) 17/03/2015 Pemupukan NPK Skarifikasi & Penanaman 18/03/2015 Mucuna bracteata Kalibrasi Sprinkel di 19/03/2015 Pembibitan 20/03/2015 Injeksi 21/03/2015 Libur 22/03/2015 Libur 23/03/2015 Pemanenan 24/03/2015 Semprot Piringan Rintis 25/03/2015 Semprot Piringan Rintis 26/03/2015 Semprot HPS 27/03/2015 Penguntilan NPK 28/03/2015 Pemupukan NPK 29/03/2015 Libur 30/03/2015 Semprot Selektif dan BTP 31/03/2015 Pemupukan NPK pada HCV 01/04/2015 Semprot Oryctes 02/04/2015 Pengenalan SSPL 03/04/2015 Libur Pengambilan Sampel Tanah 04/04/2015 Pengamatan 05/04/2015 Libur 06/04/2015 Semprot Oryctes
2 orang
-
6 jam
Blok 57
4 orang
-
5 jam
Blok 57
3 orang
-
4 jam
Blok 57
8 orang 10 orang 13 orang 12 orang 9 orang 3 orang 8 orang 7 orang 4 orang 6 orang -
14 Ha 5 Ha 45.5 Ha 40 Ha 8 Ha 26 Ha 20 Ha 25 Ha -
5 jam 7 jam 7 jam 7 jam 7 jam 5 jam 5 jam 7 jam 7 jam 7 jam -
Blok 56 Blok 67 Blok 48 Blok 52 Blok 61 Gudang Pupuk Blok 64 Blok 46 Blok 53 Blok 61 dan 48 -
-
-
-
-
6 orang
24 Ha
7 jam
Blok 53
32
Lampiran 2 (lanjutan) 07/04/2015 Semprot Selektif dan BTP 08/04/2015 Pemupukan NPK Manual
9 orang 2 orang
20 Ha 2.32 Ha
7 jam 5 jam
Blok 55 Blok 50
Lampiran 3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten/kepala Afdeling di PT Socfindo, Bangun Bandar
Tanggal 09/04/2015 10/04/2015 11/04/2015 12/04/2015 13/04/2015 14/04/2015 15/04/2015 16/04/2015 17/04/2015 18/04/2015 19/04/2015 20/04/2015 21/04/2015 22/04/2015
Uraian Kegiatan Aplikasi Kompos Supervisi Dosen IPB Replanting Libur Aplikasi Kompos BTP Manual Pembibitan Pre Nursery Administrasi Sensus Buah Pemupukan NPK dan Borax Libur Pemupukan Borax Pemupukan Borax Penunasan
Jlh Mandor yg diawasi (orang) 1 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
Prestasi Kerja Luas Areal yg diawasi Lama Kegiatan (Ha) (Jam) 3 Ha 6 jam 3.5 Ha 5 jam 4 Ha 5 jam 13.5 Ha 5 jam 7 jam 6 jam 6 jam 5 jam 6 jam 1.72 Ha 6 jam
Lokasi Blok 61 Blok 61 Blok 61 Blok 49 Pembibitan Kantor Afdeling 1 Blok 48 Blok 46 dan 57 Blok 53 Blok 53 Blok 58
33
Lampiran 3 (lanjutan) 23/04/2015 Pemupukan Kieserite 24/04/2015 Pemupukan NPK 25/04/2015 Penunasan 26/04/2015 Libur 27/04/2015 Pemupukan NPK 28/04/2015 Semprot Oryctes 29/04/2015 Semprot BTP Kimia 30/04/2015 Semprot HPS 01/05/2015 Libur 02/05/2015 Penunasan 03/05/2015 Libur 04/05/2015 Penunasan 05/05/2015 Injeksi 06/05/2015 Aplikasi Kompos 07/05/2015 Penunasan 08/05/2015 Pemupukan Urea dan Borax 09/05/2015 Semprot Selektif 10/05/2015 Libur 11/05/2015 Semprot Selektif 12/05/2015 Semprot Selektif 13/05/2015 Semprot Selektif 14/05/2015 Libur 15/05/2015 Semprot Selektif 16/05/2015 Libur
1 orang 1 orang 1 0rang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang -
13 Ha 6 Ha 0.5 Ha 1.5 Ha 6.5 Ha 3 Ha 2.1 Ha 40 Ha 6.15 Ha 9.44 Ha 4 Ha 7.5 Ha 5 Ha -
5 jam 3 jam 5 jam 6 jam 6 jam 6 jam 6 jam 6 jam 6 jam 6 jam 7 jam 6 jam 6 jam 6 jam 6 jam 6 jam 6 jam 5 jam -
Blok 50 dan 51 Blok 49 Blok 58 Blok 57 Blok 54 Blok 63 Blok 61 Blok 52 Blok 52 Blok 57 Blok 61 Blok 52 Blok 61 Blok 61 Blok 60 Blok 60 Blok 60 Blok 60 -
34
Lampiran 3 (lanjutan) 17/05/2015 Libur 18/05/2015 Semprot Selektif 19/05/2015 Semprot Selektif 20/05/2015 Semprot Micron herby 21/05/2015 Semprot Micron herby 22/05/2015 Semprot Selektif 23/05/2015 Semprot Oryctes 24/05/2015 Libur 25/05/2015 Semprot Oryctes 26/05/2015 Semprot Oryctes 27/05/2015 Semprot Oryctes 28/05/2015 Analisa Daun 29/05/2015 Semprot Oryctes 30/05/2015 Semprot Oryctes 01/06/2015 Semprot Oryctes 02/06/2015 Presentasi Laporan Magang 03/06/2015 Semprot Oryctes 04/06/2015 Semprot Oryctes 05/06/2015 Semprot Oryctes 06/06/2015 Perpisahan dengan Afdeling 1 07/06/2015 Libur 08/06/2015 Berangkat ke Medan
1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang -
6 Ha 5.5 Ha 30 Ha 36 Ha 5 Ha 5 Ha 3.6 Ha 3 Ha 3.2 Ha 64.48 Ha 6 Ha 6.2 Ha 4.4 Ha 9.2 Ha 6 Ha 5 Ha -
6 jam 6 jam 6 jam 6 jam 5 jam 6 jam 6 jam 6 jam 6 jam 6 jam 6 jam 5 jam 6 jam 6 jam 6 jam 5 jam 3 jam 2 jam
Blok 60 Blok 60 Blok 59 Blok 49 Blok 60 Blok 55 Blok 60 dan 48 Blok 48 Blok 48 Blok 58 Blok 60 dan 61 Blok 61 dan 55 Blok 54 dan 57 Gedung SSPL Blok 57 Blok 46 dan 61 Blok 61 dan 55 Kantor Afdeling 1 -
35
Lampiran 4 Peta Kebun Bangun Bandar De s a Ba n te n
blok 52 blok 54
Do l o k M a s i h u l
blok 53 blok 49
blok 51
blok 50
blok 55
blok 48 blok 44 blok 47 blok 45
blok 64
blok 43 blok 56
blok 61
blok 65
blok 36 blok 66 blok 57
De s a Ke ra p u h
blok 67 blok 37
blok 68
blok 42
blok 33 blok 29
blok 34
blok 58
blok 32
blok 35
blok 26 blok 38
blok 34
blok 70
blok 30 De s a Id u n g s ilau
blok 27
blok 21 blok 31
blok 30
blok 28
blok 28 De s a Si n a s i h blok 26
blok 24 De s a Ka ra n g Pu a h
blok 29
blok 25 blok 21
blok 17 blok 31 blok 18
blok 87
blok 32
blok 24
blok 19
blok 23
blok 17
= Kebun Afdeling I
blok 20 blok 13
blok 33 blok 21
blok 15
blok 14
= Kebun Afdeling II
De s a Ko n g s i L i m a
blok 9
blok 10 blok 15
Si l a u Du n i a Es ta te
blok 23
blok 19
blok 14
blok 33
blok 12
blok 10
blok 75
blok 40 blok 30
blok 25
blok 77
blok 80
blok 8
blok 89
blok 16 b l o k 11
blok 8 blok 6
blok 93
blok 91
= Kebun Afdeling III = Kebun Afdeling IV Sawit
blok 7 blok 09 blok 07 blok 05
= Kantor Afdeling = Pabrik Kelapa Sawit Bangun Bandar = Pabrik Karet Bangun Bandar
blok 99 De s a Do l o k Sa g a l a
= Pusat Seleksi Bangun Bandar
blok 100
= Kebun Afdeling IV Karet blok 102
36
Lampiran 5 Curah hujan dan hari hujan Kebun Bangun Bandar 2006-2014 Tahun Rata-rata Bulan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH Januari 93 6 144 7 84 5 114 6 101 6 123 12 47 4 173 10 47 7 103 7 Februari 53 7 32 2 0 0 84 2 64 3 102 6 51 7 52 9 47 3 54 4 Maret 69 7 24 4 272 18 259 15 161 10 367 15 159 8 58 7 88 3 162 10 April 159 13 329 12 150 7 215 12 96 7 134 8 364 16 324 13 37 5 201 10 Mei 350 16 378 19 159 13 239 12 131 9 171 8 256 13 170 11 274 16 236 13 Juni 276 10 126 9 163 6 96 5 258 14 211 13 56 4 84 8 32 4 145 8 Juli 91 7 260 11 206 12 217 8 222 15 240 9 277 10 166 10 120 6 200 10 Agustus 262 15 187 13 175 12 115 8 246 14 365 16 210 11 325 17 174 13 229 13 September 226 13 243 15 357 16 318 14 199 13 301 14 258 18 158 12 274 13 259 14 Oktober 505 18 209 16 339 14 252 11 218 11 348 20 162 16 412 21 210 13 295 16 November 251 17 275 14 290 12 218 13 286 17 136 11 312 14 218 11 296 15 254 14 Desember 303 14 82 8 135 12 155 7 233 12 185 11 115 11 234 12 229 13 186 11 Jumlah 2638 143 2289 130 2330 127 2282 113 2215 131 2683 132 2267 132 2374 141 1828 111 2323 114 BB 8 9 10 10 10 12 9 9 7 9.34 BK 1 2 1 0 0 0 3 2 4 1.45 BL 3 1 1 2 2 0 0 1 1 1.23 Sumber : Kantor Pengurus Kebun Bangun Bandar (2015) Q = (Rata-rata BK : Rata-rata BB) x 100 % Keterangan : BB = Bulan Basah (>100 mm) = (1.45 : 9.34) x 100 % BK = Bulan Kering (< 60 mm) = 15.52 %, iklim di Kebun Bangun Bandar menurut SchmidtBL = Bulan Lembab (60-100 mm) Ferguson termasuk Tipe B CH = Curah Hujan (mm) HH = Hari Hujan (hr)
37
Lampiran 6 Struktur organisasi Kebun Bangun Bandar Pengurus
Mantri Tanaman
Mantri-Mantri
Karyawan
Mantri Recolte
Mandor l Produksi
Mandor Potong Buah
Krani Potong Buah
Karyawan
Asisten Kepala
Tekniker 1
Asisten Divisi
Tekniker 2
Mandor l Perawatan
Krani Keliling
Mandor- Mandor
Karyawan
Opas Kantor
38
Lampiran 7 Foto pertumbuhan gulma per blok dan asal kedalaman seedbank Blok 46
0 cm – 10 cm
10 cm – 20 cm
20 cm – 30 cm
0 cm – 10 cm
Blok 61 (2015)
0 cm – 10 cm
10 cm – 20 cm
10 cm – 20 cm
10 cm – 20 cm
20 cm – 30 cm
Blok 52
20 cm – 30 cm
0 cm – 10 cm
Blok 53
0 cm – 10 cm
Blok 57
10 cm – 20 cm
20 cm – 30 cm
Blok 54
20 cm – 30 cm
0 cm – 10 cm
10 cm – 20 cm
20 cm – 30 cm
39
Lampiran 7 (lanjutan) Blok 58
0 cm – 10 cm
10 cm – 20 cm
Blok 59
20 cm – 30 cm
Blok 61 (2000)
0 cm – 10 cm
10 cm – 20 cm
20 cm – 30 cm
0 cm – 10 cm
10 cm – 20 cm
20 cm – 30 cm
RIWAYAT HIDUP Aditya Wira Tantra dilahirkan di Kota Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 27 Juli 1993. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara keluarga Bapak Agus Purwanto dan Ibu Nani Zulaini. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar SD Negeri 088083, Kota Medan, Sumatera Utara pada tahun 2005, pendidikan menengah pertama penulis selesaikan di SMPN 1 Medan, Kota Medan, Sumatera Utara pada tahun 2008, kemudian pendidikan menengah atas penulis selesaikan di SMAN 15 Medan, Kota Medan, Sumatera Utara pada tahun 2011. Pada tahun 2011 juga penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor sebagai mahasiswa Agronomi dan Hortikultura melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) perusahaan PT Socfindo. Selama masa studi di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di Lembaga Kemahasiswaan HIMAGRON (Himpunan Mahasiswa Agronomi) dan Organisasi Daerah Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan pada periode tahun 2012 – 2014.