LATAR BELAKANG Permasalahan sanitasi di Kabupaten Mamasa merupakan
masalah
mendapatkan
yang
perhatian
harus
serius
segera
baik
oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh melalui survey serta data dari SKPD, permasalahan sanitasi di Kabupaten
Mamasa,
diindikasikan
terjadi
disebabkan oleh masih kurangnya penanganan sanitasi
yang
meliputi
sektor
Drainase,
Persampahan dan Air Limbah, serta PHBS (Prohisan) hal ini tergambar dari permasalahanpermasalahan sanitasi yang terjadi seperti berikut ini :
Masih adanya 84.8% masyarakat Kabupaten Mamasa
yang
melakukan
praktek
BABS
(Buang Air Besar Sembarangan)
Akses layanan air limbah yaitu kepemilikan jamban berseptik tank 39%.
Belum tertanganinya dengan baik masalah persampahan di Kabupaten Mamasa.
Masih kurangnya kesadaran masyarakat melakukan pemilahan sampah langsung dari sumbernya (3R skala RT)
Kurangnya sarana dan prasarana persampahan (pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan skala lingkungan)
Masih terbatasnya kemampuan pendanaan/penganggaran pemerintah Kabupaten terkait sanitasi.
Mengacu pada Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yang mencanangkan minimal 59.1 % penduduk Indonesia di Kota dan Desa sudah memperoleh pelayanan sanitasi yang memadai (Status Millenium Development Goal Indonesia 2009). Hal tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten Mamasa untuk ikut serta dan berkomitmen mensukseskan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Program ini mempunyai tujuan
1
mensinergikan dan memberdayakan unsur-unsur pemerintah (SKPD terkait), masyarakat dan swasta (CSR) dalam mengatasi masalah-masalah sanitasi di Kabupaten Mamasa. Sebagai output/keluaran dari program tersebut maka Pokja Sanitasi Kabupaten Mamasa menghasilkan program kegiatan percepatan pembangunan sektor sanitasi jangka menengah (5 tahunan), yang mana diharapkan dalam implementasinya mengharapkan dukungan masyarakat dan swasta. Dukungan sektor swasta (CSR) dalam pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Mamasa mulai memiliki trend positif dalam beberapa tahun terakhir ini, kondisi ini diharapkan dapat berlanjut dan mendukung pengembangan sektor sanitasi yang menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Mamasa.
MAKSUD & TUJUAN Tujuan umum :
Meningkatkan akses layanan sanitasi (air limbah, persampahan dan Pola Hidup Bersih dan Sehat) masyarakat di Kabupaten Mamasa.
Mendapatkan dukungan pihak swasta (CSR) dalam peningkatan akses layanan sanitasi , melalui : 1.
Bantuan pendanaan pemenuhan sarana air limbah (Pengadaan MCK Umum dan MCK Keluarga)
2.
Bantuan pendanaan pembangunan/pengadaan sarana pengelolaan persampahan seperti pengangkutan (truck sampah, motor sampah), pewadahan (tong sampah 3R) dan pengolahan sampah skala lingkungan (TPST 3R)
3.
CSR dapat turut serta mengsosialisasikan Pola Hidup Bersih dan Sehat dan penyehatan lingkungan melalui event-event skala kabupaten seperti program CTPS di sekolah-sekolah, kabupaten sehat, dsb.
ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH KONDISI EKSISTING
Kepemilikan jamban di Kabupaten Mamasa adalah 84,8% dengan rincian 76,4% merupakan jamban pribadi dan 8,4% MCK/WC umum, sedangkan sisanya ke sungai, selokan, kebun dan lubang galian. Masyarakat yang mempunyai jamban pribadi 2
dengan tanki septik suspect aman hanya sekitar 26,5% dan sekitar 73,5% yang bukan suspect aman namun langsung mengalirkan air buangan (limbah domestik) ke sungai.
Terbatasnya kemampuan pendanaan daerah. Untuk peningkatan akses layanan setempat (onsite) dan skala komunal (of site) .
Tidak adanya keterlibatan sektor swasta/badan usaha/ koperasi bidang air limbah, dan lainnya.
SKENARIO PEMENUHAN
Dari hasil pengamatan pembuangan akhir tinja masyarakat di Kabupaten Mamasa dari 84,8% kepemilikan jamban (pribadi dan jamban umum) 39% terhubung ke tangki septik, 38,4 % ke cubluk/lubang tanah, 10,9 % langsung ke sungai, 1,9 % langsung ke drainase, 1,0 % ke kolam/sawah, 0,8 % ke kebun/tanah lapang, 0,7 % ke pipa sewer dan 7,2 % tidak mengetahui kemana buangan air tinjanya.
3
Skenario Pemenuhan akses -
Pembangunan IPAL Komunal Perkotaan Pembg. IPAL Komunal Bantaran S. Mamasa Pembangunan MCK Komunal bagi MBR Pengadaan Truck Sampah & Konteiner sampah Pembangunan MCK++ Pembangunan Septik Tank / IpalKomunal Pemicuan/CLTS/STBM Total Akses Funding Gap *)
= = = = = = = = = =
20 Unit ............... 2 Unit ............... 10 Unit ............... 6 & 8 Unit ............ 20 Unit .............. 12 Unit .............. 20 Unit ............... 74540 Jiwa 3726 Jiwa 745 Unit MCK
APBN APBN APBN APBN APBN/APBD APBN (DAK) APBN/APBD
* ) Keterbatasan anggaran pemerintah untuk pendanaan sanitasi menyebabkan adanya “gap” pendanaan yang harus dicarikan solusi dengan mengakses sumber-sumber non pemerintah untuk menutup “funding gap” tersebut agar target dan sasaran pengembangan/pelayanan sanitasi dapat tercapai sesuai yang diharapkan.
PERSAMPAHAN KONDISI EKSISTING
Praktek Pengolahan sampah 3R pada skala kawasan permukiman di perkotaan masih kurang, praktek 3R khususnya composting lebih banyak dilakukan oleh instansi/kantor/sekolah/perumahan.
Pada skala kabupaten rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan sampah yang aman terhadap lingkungan.
Sarana Pengangkutan sampah yang ada saat ini masih sangat kurang, dan yang sedang beroperasi saat ini tidak semua dalam kondisi baik.
Direncanakan pada Tahun 2014 Jumlah Penduduk Perkotaan di kabupaten Mamasa sebesar ..... Jiwa(Mamasa, Mambi, dan Sumarorong (wilayah kajian EHRA)). Dengan target cakupan pelayanan 70% di Kawasan perkotaan pada tahun 2015, maka Proyeksi Kebutuhan Penambahan Sarana Persampahan :
Jumlah
Kapasitas per Unit (m3)
Truck Sampah Besar
8 Unit
4
Truck Sampah Kecil
10 Unit
2
Motor Sampah 2R
10 Unit
1,5
TPST 3R
3 Unit
21
Jenis Alat Angkut
TPS Pemilah Umum
100
1
TPS Pemilah Individual
544
40 Liter
4
SKENARIO PEMENUHAN AKSES Berdasarkan estimasi kebutuhan sarana dan prasarana air limbah dan persampahan, dan adanya funding gap yang merupakan kegiatan yang belum mendapatkan komitmen pendanaan , kami mengusulkan kegiatan-kegiatan dibawah ini untuk menjadi bahan pertimbangan pendanaan :
SEKTOR AIR LIMBAH Pembangunan MCK Keluarga (Jamban berseptik tank), designnya sebagai berikut :
Desain MCK Keluarga di desain sederhana 5 Juta Rupiah/Unit Menggunakan Tangki Septink Tank Komunal per 5 unit rumah. Dibutuhkan sekitar 745 Unit Jamban Keluarga Sehat
SEKTOR PERSAMPAHAN Pengadaan Tempat Sampah Pemilah individual (RumahTangga)
Tempat Sampah Pemilah Kapasitas 40 Liter untuk melayani 1 Rumah , terbuat dari plastic dan didesain untuk mewadahi sampah basah dan sampah kering, dengan biaya 350 Ribu Rupiah per unit Dibutuhkan 544 Unit.
Pengadaan Motor Sampah
Alat pengumpul sampah dari pewadahan 3R dan pewadahan tercampur untuk dikumpulkan di TPST Dibutuhkan 5 Unit Motor Sampah
5
PengadaanPick UpSampah
Alat pengumpul / Pengangkut sampah dari pewadahan 3R dan pewadahan tercampur untuk dikumpulkan di TPST Diberi bin (tempat sampah) untuk mewadahi sampah dari TPS pemilah. Dibutuhkan 2 Unit Motor Sampah
Pembangunan TPST 3R
6
Tempat Pengolahan SampahTerpadu (TPST) 3R yang melayani skala kawasan/lingkungan (pemukiman, kantor, pasar, dsb) Proses yang dilakuka n berupa, pemilahan, pencacahan sampah organic, pengomposan.
1. SEKTOR PHBS Berpartisipasi dalam Kampanye CTPS, Program Kabupaten Sehat,dsb.
LOKASI KEGIATAN
LOKASI KEGIATAN
Lokasi Tersebar di Desa/Keluarahan yang memiliki Indeks Resiko Sanitasi (IRS) Tinggi (IRS 4 & 3), Terkhusus untuk Penyediaan Saranadan Prasarana Persampahan diprioritaskan pada daerah Perkotaan (Watan.........., CabengE, Batu-Batu, Takalala)
7
PENERIMA PROYEK DAN MANFAAT
PROYEK
Penerima proyek ini adalah masyarakat Kabupaten Mamasa terkhusus di perkotaan dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di daerah Rawan Sanitasi: 1. Pembangunan MCK Keluarga merupakan upaya peningkatan akses layanan air limbah yang sehat kepada masyarakat yang nantinya akan berpengaruh pada penyehatan lingkungan permukiman 2. Pengadaan Wadah sampah akan membantu masyarakat dalam menyediakan fasilitas bagi kebersihan lingkungannya, 3. Wadah 3R dapat membantu “pemulung dan pemilah sampah” mendapatkan sampah yang dapat di daur ulang 4. Pengadaan armada pengangkut sampah dapat meningkatkan layanan pengangkutan sampah dari permukiman dan lokasi komersillainnya. Bagi pemerintah Kabupaten Mamasa, manfaat proyek ini banyak diantaranya: 1. Membantu / Memperlancar tugas Dinas Kebersihan 2. Mengurangi Beban TPA melalui program 3R di tingkat Rumah Tangga 3. Membantu beban pendanaan pemda terhadap pemenuhan Infrastruktur Sanitasi 4. Membantu pemerintah dalam upaya penyehatan Lingkungan Permukiman Bagi perusahaan pemberi dan CSR: 1. Memberikan kesempatan kepada CSR untuk berkontribusi terhadap usaha peningkatan kulitas kebersihan dan kesehatan lingkungan di Kabupaten Mamasa 2. Sebagai “Ajangpromosi” bagi CSR dengan menempatkan logo CSR pada tiap Infrastruktur air limbah dan persampahan. 3. Disetiap adanya acara sosialisasi, pendampingan, dan pertemuan –pertemuan yang berkaitan dengan program pengadaan tempat sampah tersebut diatas, nama perusahaan pemberi dana CSR akan selalu disebutkan. Proyek ini apabila dikelola dengan baik akan dapat berlanjut pada proyek pemeliharaan dan perluasan (penambahan titik–titik baru). Oleh karena itu peranan kegiatan penyuluhan Sangat besar bagi ke berlangsungan proyek.
PENGELOLA PROYEK PASCA KONSTRUKSI Penanggung jawab proyek atau supervisor proyek ádalah Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Mamasa, Namun pengelolaannya dapat diserahkan kepada pihak lain: 1. MCK Keluarga akan diberikan kepada masyarakat sebagai penerima hibah 2. Sarana Pewadahan , pengangkutan dan pengolahan sampah akan dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
8