MAKNA DZIKIR BAGI JAMAAH THORIQOH DI DUSUN TAKAN KIDUL DESA PABELAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh: SITI SINTIYAH NIM: 11108166
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
MAKNA DZIKIR BAGI JAMAAH THORIQOH DI DUSUN TAKAN KIDUL DESA PABELAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh: SITI SINTIYAH NIM: 11108166
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Wibseite: www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama
: Siti Sintiyah
NIM
: 11108116
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: Makna Dzikir Bagi Jamaah Thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2012
Telah k ami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 13 Juni 2012 Pembimbing
Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag NIP. 19541002 198403 1 001
SKRIPSI
MAKNA DZIKIR BAGI JAMAAH THORIQOH DI DUSUN TAKAN KIDUL DESA PABELAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012
DISUSUN OLEH SITI SINTIYAH NIM : 11108166
Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 31 Juli 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji : ____________________ Penguji III
: Prof. Dr. H. Budiharjo, M.Ag ____________________
Salatiga, 31 Juli 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP19580827 198303 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: SITI SINTIYAH
NIM
: 11108166
Jurusan
: TARBIYAH
Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode et ik ilmiah.
Salatiga, 09 Juni 2012 Yang Menyatakan
SITI SINTIYAH NIM. 11108166
MOTTO
# ﻊﻓ ﺭﻩﻘﹶﺎﺩﺘ ﺍﻋﺏﺴﺍﻟﹾﻔﹶﺘﹶﻰ ﺤﺫﺍ ﻊﻨﹾﺘﹶﻔ ﻴ ﻟﹶﻡﺩﺘﹶﻘﻌ ﻴ ﻟﹶﻡﻥل ﻤ ﻜﹸ ﱡﻭ “Pemuda/i yang optimis (dialah) yang akan sukses dan Pemuda/i yang pesimis dia tidak akan sukses”
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih baik dari pada lidah dan hati jika keduanya dalam penjagaan yang baik, dan tidak ada yang lebih busuk dari keduanya jika ia membusuk”
Persembahan Hasil karya tulis ini penulis persembahkan: Untuk kedua orang tua dan mertuaku, Suami tercintaku Muhammad Zainal Arifin, Putraku tercinta Muhammad ‘Ainul Yaqin, Kakak-kakakku, para dosenku, Teman-teman senasib seperjuanganku, Lembaga Thoriqoh dan kampusku.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memilmpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Makna Dzikir bagi Jamaah Thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2012” ini di ajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada jurusan tarbiyah STAIN Salatiga. Dalam menyusun skripsi ini penulis, telah menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan
kesempatan pads penulis untuk belajar di STAIN Salatiga. 2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. ketua program studi Pendidikan Agama Islam
yang telah memberikan arahan dan ijin judul skripsi. 3. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. pembantu ketua bidang akademik yang telah
memberikan kemudahan dalam perijinan penelitian. 4. Prof. Dr. H. Budihardjo M.Ag, dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan pengertian sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 5. K.H. Nur Hadi, pengurus jamaah Thoriqoh Dusun Takan Kidul yang telah
memberikan izin penelitian. 6. Segenap pengurus jamaah Thoriqoh Dusun Takan Kidul yang telah
membantu dalam pencarian data.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah mendorong dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan amal semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu dengan terbuka dan senang hati penulis menerima saran dan kritik dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Salatiga, 09 Juni 2012
Penulis
ABSTRAK
Sintiyah, Siti. 2012. Makna Dzikir bagi Jamaah Thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan Kabuoaten Semarang Tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Pembimbing: Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. Kata kunci: Dzikir, Jama’ah. Thoriqoh Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apa makna dzikir yang diajarkan untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, bagi anggota jamaah Thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2012. Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan penelitian diantaranya untuk mengetahui makna dzikir bagi anggota jamaah Thoriqoh di Dusun Takan Kidul dan untuk mengetahui pengaruh dzikir bagi anggota jamaah Thoriqoh di Dusun Takan Kidul. Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Sedagkan metode yang penulis gunakan adalah metode observasi, metode interview, dan metode dokumentasi. Sebagai analisis data penelitian ini penulis menggunakan analisa data kualitatif dengan menggunakan tiga tahap kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Kesimpulan dari penelitian ini menggambarkan adanya berbagai macam makna dzikir menurut anggota jamaah Thoriqoh berdasarkan sudut pandang yang berbeda dan pada akhirnya memberikan pengaruh yang hampir sama yaitu ketenangan dan ketentraman hati.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................
i
LOGO ...................................................................................................
ii
HALAMAN JUDUL ..............................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii KATA PENGANTAR............................................................................ viii ABSTRAK ............................................................................................
x
DAFTAR ISI .........................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................
1
B. Rumusan Masalah .............................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..............................................................
5
D. Manfaat Penelitian.............................................................
5
E. Penegasan Istilah ...............................................................
6
F. Metode Penelitian ..............................................................
7
G. Telaah Pustaka .................................................................. 10 H. Sistematika Penulisan ........................................................ 12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Thoriqoh ................................................................................. 13
1. Pengertian Thoriqoh .......................................................... 13 2. Macam-Macam Thoriqoh .................................................. 19 3. Tingkatan Thoriqoh ....................................................... 20 B. Dzikir ..................................................................................... 21 C. Hubungan Antara Dzikir dengan Thoriqoh.......................... 28
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sejarah Thoriqoh ................................... 31 B. Data Penduduk yang Mengikuti Thoriqoh di Dusun
Takan Kidul ...................................................................... 38 C. Makna Dzikir Bagi Jamaah Thoriqoh ................................. 40 D. Pengaruh Dzikir Bagi Jamaah Thoriqoh.............................. 46
BAB IV PEMBAHASAN A. Minat Masyarakat dalam Mengikuti Pengajian Thoriqoh ..... 49 B. Persepsi Anggota Jamaah tentang Makna Dzikir .................. 51 C. Implementasi Dzikir dalam Kehidupan Sehari-hari.............. 58
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 60 B. Saran-Saran ............................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara makhluk-makhluk yang lain. Manusia juga makhluk yang paling sempurna. Kesempurnaan ini ditujukan dengan adanya akal yang berada pada diri manusia dengan akal manusia bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk. Dengan akal pula manusia berkedudukan lebih tinggi daripada hewan dan makhluk lainnya. Akan tetapi, jika manusia tidak bisa menggunakan akalnya maka kedudukannya akan bergeser dibawah hewan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. At-Tiin ayat 4: ÇÍÈ 5O ƒÈqø)s? Ç` |¡ ôm r&þ’Îûz` »|¡ SM} $# $uZø)n=y{ ô‰ s)s9 Artinya: Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (DEPAG, 2002: 903). Setiap manusia hendaknya menjalin hubungan yang baik terhadap Tuhannya setiap saat. Sebab bagi muslim, setiap gerakan anggota badan, panca indra bahkan hati adalah rangkaian untuk beribadah kepada Allah dan semuanya besok di akhirat akan dimintai pertanggungjawabannya. Allah berfirman dalam surat al-Isra ayat 36: çm÷Ytã tb %x. y7 Í´¯»s9'ré&‘@ ä. yŠ#xsàÿø9$#ur uŽ|Ç t7ø9$#ur yì ôJ ¡ 9$# ¨b Î)4íO ù=Ïæ ¾ÏmÎ/ y7 s9 }§ øŠs9 $tB ß# ø)s? Ÿw ur ÇÌÏÈ Zw qä«ó¡ tB
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (DEPAG, 2002: 389) Dalam beribadah hendaknya manusia dengan sungguh-sungguh seakanakan melihat Allah walaupun tidak benar-benar melihatnya sebagaimana hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Bukhori: َ اَنْ ﺗَﻌْﺒُﺪَ اﷲَ ﻛَﺄَﻧَﻚَ ﺗَﺮَاهُ ﻓَﺈِنْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺗَﺮَاهُ ﻓَﺈِﻧﱠﮫُ ﯾَﺮَا.... ك Artinya: “Hendaklah engkau beribadah atau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat Allah, lalu jika engkau tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu” (Bukhori, t.t: 46). Banyak jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah diantaranya dengan tasawuf yang artinya membersihkan hati dan anggota-anggota baik lahir maupun batin dari dosa-dosa, kesalahan, dan kekhilafan (http//kawansejati.org/tasawuf). Bersih dari dalam berarti membersihkan diri dari riya’, ujub, pendendam, madzmumah, syirik, dan sebagainya. Bersih dari luar berarti membersihkan diri dari perbuatan yang haram, pakaian yang haram, berbicara yang haram, melihat yang haram, mendengarkan yang haram dan sebagainya. Pada dasarnya Allah adalah dzat yang suci, maka apabila manusia ingin mendekati-Nya maka dia harus membersihkan dirinya dahulu dari perbuatanperbuatan yang tercela, sehingga dengan begitu dia bisa merasakan keberadaan Allah sangat dekat dengannya sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 186: ’Í<(#qç6‹Éf tGó¡ uŠù=sù (Èb $tã yŠ #sŒÎ)Æí #¤$!$#nouqôã yŠ Ü= ‹Å_ é&(ë= ƒÌs% ’ÎoTÎ*sù ÓÍh_tã “ ÏŠ$t6Ïã y7 s9r'y™ #sŒÎ)ur ÇÊÑÏÈ šc
r߉ ä© ötƒ öN ßg¯=yès9 ’Î1(#qãZÏB÷sã‹ø9ur
Artinya:“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (DEPAG, 2002: 35). Untuk mencapai tujuan akhir para sufi berbeda dalam menempuh jalan atau thariqah yang digunakan. Salah satu bagian yang terpenting dalam thoriqoh yang hampir selalu kelihatan dikerjakan adalah berdzikir (Abu Bakar Aceh, 1993: 278). Dzikir merupakan jalan alternatif untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan berdzikir sunguh-sungguh manusia dapat meningingat akan keberadaan Allah yang sangat dekat dengan-Nya dan pastinya Allah akan meningatnya. Allah berfirman dalam surat Al –Baqaroh ayat 152: ÇÊÎËÈ Èb rãàÿõ3 s? Ÿw ur ’Í<(#rãà6 ô© $#ur öN ä.öä.øŒr&þ’ÎTrãä.øŒ$sù Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”(DEPAG, 2002: 29). Dengan berdzikir manusia lebih dapat menjaga dirinya dari perbuatan keji dan mungkar. Dia juga bisa menjaga lidahnya dari perkataan yang tidak baik dan menimbulkan maksiat seperti, adu domba, fitnah, mengejek orang bahkan hal kecil seperti hibah. Akan tetapi dengan masuk thoriqoh dan berdzikir ternyata belum memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan pada anggota jama’ah thoriqoh Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan. Dan secara praktek belum bisa mengubah prilaku para jama’ah secara keseluruhan karena kebanyakan dari mereka masih melakukan
perbuatan yang tidak baik dan tidak terpuji seperti hibah, dholim, dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap anggota jamaah thoriqoh yang ada di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan, Kecamatan Pabelan. Untuk itu penulis menulis sebuah judul: Makna Dzikir Bagi Jamaah Thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2012.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil beberapa pokok permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut antara lain: 1. Apa makna dzikir menurut anggota jamaah thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan? 2. Bagaimana pengaruh dzikir bagi jamaah thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan? C. Tujuan Penelitian Dengan mengungkapkan uraikan diatas maka tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui makna dzikir bagi jamaah thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan 2. Untuk mengetahui pengaruh dzikir bagi jamaah thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan
D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dalam dunia pendidikan b. Menambah khasanah keilmuan khusunya dalam bidang penelitian lapangan 2. Praktis a. Bagi penulis penelitian ini diharapkan menjadi pedoman untuk meningkatkan amaliah yang lebih baik b. Bagi anggota jamaah thoriqoh, penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat introspeksi diri sehingga dalam mengamalkan thoriqoh bisa sesuai dengan yang diharapkan.
E. Penegasan Istilah 1. Makna Makna adalah arti atau maksud (WJS. Poerwodarminto, 1976:624) 2. Dzikir Dzikir berasal dari kata َ ذَﻛَﺮyang artinya mengingat (Ahmad Zuhdi Mudhor, 1999: 933). Yang dimaksud dengan dzikir ialah ucapan yang dilakukan dengan lidah atau mengingat akan Tuhan dengan hati, dengan ucapan atau ingatan yang mempersucikan Tuhan dan membersihkannya dari pada sifat-sifat yang sempurna, sifat-sifat yang menunjukkan kebesaran dan kemurnian (Abu Bakar Aceh, 1993: 276). Dzikir juga diartikan sebagai suatu bentuk kesadaran yang dimiliki oleh seorang makhluk akan hubungan yang menyatukan seluruh kehidupannya dengan sang pencipta (Subandi, 2009: 33). 3. Thariqoh Thariqoh berasal dari kata ٌ ﻃَﺮِﯾْﻖyang artinya jalan, metode, cara (Ahmad Zuhdi Mudhor, 1999: 1231). Thariqah adalah jalan, petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW dan dikerjakan oleh sahabat dan tabiin turun temurun sampai kepada guru-guru sambung menyambung dan rantai berrantai. (Abu Bakar Aceh, 1993:67)
Thariqoh juga diartikan sebagai jalan atau cara untuk mencapai tingkatan-tingkatan (maqamat) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah (Muhsin Jamil, 2005: 47). 4. Jamaah Jamaah berasal dari kata َ ﺟَﺎﻣَﻊyang artinya mengumpuli (Ahmad Zuhdi Mudhor, 1999: 646). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Jamaah” sama dengan “Jemaah” yang artinya kumpulan atau rombongan orang beribadah (DEPDIKNAS, 2007: 466). 5. Jamaah Thoriqoh Sekumpulan orang yang secara bersama-sama melakukan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui jalan yang diajarkan oleh seorang guru/ mursyid.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam melaksanakan peneletian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek secara alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan demikian dalam penelitian ini yang akan diamati adalah anggota jamaah thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang.
3. Populasi dan Sampel a. Populasi, adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang. b. Sampel, adalah sebagian atau wakil populasi. Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis sampel area probability (Arikunto, 2010:174). 4. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber data yang berbeda, yaitu: a. Sumber data primer Sumber data ini berasal dari sumber data yang utama yaitu jamaah thoriqoh Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan. b. Sumber data sekunder Sumber data ini berasal dari sumber data tambahan seperti bahan-bahan pustaka, buku-buku, dokumen-dokumen yang tertulis dan bersinggungan terhadap objek penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan sumber data dokumen untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan.
5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Di dalam pengertian psikologi, observasi atau disebut juga pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sebuah objek dengan menggunakan seluruh indra. (Arikunto, 2002: 133) Dalam penelitian ini dengan mengadakan pengamatan secara langsung mengenai apa yang terjadi pada objek penelitian yaitu jamaah thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang, kemudian melakukan pencatatan dari hal-hal yang diselidiki. b. Wawancara Interview yang sering juga disebutkan dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2002: 133). Disini penulis mengumpulkan data dengan cara mengadakan wawancara dengan anggota jamaah thoriqoh yang ada di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang c. Dokumentasi Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah-majalah,
dokumen-dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2002: 135). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data anggota jamaah thoriqoh dan hal-hal yang berkatian dengan thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang.
G. Telaah Pustaka Soepono dalam jurnalnya At-Tahrir tahun 2009 mengatakan kritik Hanafi terhadap sufisme yang pertama tampak adalah kegitan mengisolasi diri (zuhd) dengan memperbanyak zikir, wirid, ibadah dan doa sama artinya dengan meninggalkan dunia atau historis. Hal bertentangan dengan sejarah mencatat bahwa terkait sebagai pengembangan dari sufirme pernah melakukan kegitan-kegiatan yang politis, bahkan dalam kasus-kasus tertentu tarekat menjadi kekuatan umat Islam. Pada abad klasik misalnya kekutan politik yang dimainkan oleh para suki berbentuk protes bisu terhadap penguasa yang dzalim, sementara pada abad pertengahan protes bisu tersebut berkembang menjadi gerakan dan pemberontakan terhadap penguasa atau penjajah. Konteks Indonesia modern, relevan kita menyebut Abah Anom dari jawa barat sebagai guru tarekat sekaligus pemimpin Pondok Pesantren Suryalaya. Ia melakukan semacam gerakan kultural yang wujudnya berkaitan dengan soal pertanian, koperasi, lingkungan hidup, kegiatan non medis bagi para cacat jiwa pengobatan dengan menggunakan formula dzikrullah. Maka
kesimpulan Hanafi bahwa dengan sufisme islam berubah dari suatu gerakan horizontal dalam sejarah menjadi gerakan vertikal yang keluar dari kehidupan dunia dan islam yang semula menjadi cita-cita persejarahan berubah menjadi cita-cita historis tak terbukti secara signifikan (Soepono, 2009 : 215). Rahmad Maulid dalam At-Tahrir tahun 2006 juga mengatakan keberadaan tarekat (wahana penempaan rohani) di satu sisi memang eksesif tetapi sesungguhnya mengalamatkan kesalahan pada tarekat dan tasawuf tidak sepenuhnya bias diterima, sebab tasawuf turut memberikan kontribusi pada kemajuan misalnya Agd Al-Rauf al-Sinkili, penganut sufisme berjuang melawan penjajah ini bukti bahwa tasawuf menginpirasi pada kemajuan dan pembebasan. Dalam sejarah dinasti saljuk kita juga membela sumbangsih tasawuf dalam kesustraan, kaligrafi, dan seni arsiteletur. Gagasan Nasr tentang positif sufisme memberikan dimensi baru dalam tasawuf. Keterpadan antara aspek lahir dan batin adalah ciri khas sufisme islam. Rasul adalah tipologi manusia ideal yang mampu mengharmonisasikan kehidupan kontepletif dan kehidupan aksi karena itu, seorang sufi tidak musti harus meninggalkan gelanggang dunia wujud penekanan dalam sufisme adalah keagamaan secara esoterik secara lahiriah. Ia masih berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat (Rohman Maulid, 2006: 207). Berdasarkan tulisan-tulisan yang telah ada maka penulis ingin mengadakan penelitian tentang makna dzikir sebagai jamaah thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
H. Sistematika Penulisan Dalam melakukan menyelesaikan penelitian ini, maka penulis mencoba memberikan gambaran seluruh penelitian dengan sistematika penulisan, yakni: Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini penulis kemukakan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, telaah pustaka, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka. Dalam bab ini penulis paparkan tentang: Pengertian thoriqoh, macam-macam thoriqoh, tingkatan thoriqoh, pengertian dzikir, hubungan antara dzikir dengan thoriqoh. Bab III Hasil Obervasi Pada Jama’ah Thoriqoh Di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan. Dalam bab ini penulis kemukakan tentang gambaran umum mengenai sejarah thoriqoh di Indonesia, sejarah thoriqoh Qodiriyah dan Naqsabandiyah, sejarah thoriqoh Dusun Takan Kidul Desa Pabelan Kecamatan Pabelan, data penduduk yang mengikuti thoriqoh, makna dzikir bagi jamaah thoriqoh dan pengaruh dzikir bagi jamaah thoriqoh. Bab IV Analisis. Berisi analisis pertama terdiri dari analisis tentang minat masyarakat dalam mengikuti pengajian Thoriqoh, analisis kedua persepsi anggota jamaah tentang makna dzikir dan yang ketiga analisis tentang implementasi dzikir dalam kehidupan sehari-hari. Bab V Penutup. Terdiri dari kesimpulan, saran, daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Thoriqoh 1. Pengertian Thoriqoh Thoriqoh berasal dari kata ٌ ﻃَﺮِﯾْﻖyang berarti jalan, metode, cara, (Ahmad Zuhri Mudhor, 1993: 1231) dimaknai sebagai cara atau metode yakni cara atau metode untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui amalan yang ditentukan. Thoriqoh mengalami perkembangan makna yang dari makna aslinya jalan yaitu jalan menuju Allah SWT guna mendapatkan ridlo-Nya dengan menaati ajaran-Nya. Menjadi cara atau metode, yaitu metode psikologis yang dilakukan oleh seorang guru sufi (mursyid) kepada muridnya untuk mengenal Tuhan secara mendalam. Selanjutnya berkembang menjadi organisasi yaitu organisasi sejumlah orang yang berusaha mengikuti kehidupan tasawuf. Dari sini di dunia Islam dikenal beberapa thariqoh besar seperti Qodiriyah, Naqsabandiyah, Syatariyah, Syamaniyah, Kholwatiyah, Tijaniyah, Idrisiyah, Rifa’iyah dan sebagainya. (Sokhi Huda, 2008: 70) Abu Bakar Aceh mengatakan bahwa tarekat (Thoriqoh) berarti jalan, petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan
tabi’in dan turun temurun sampai kepada guru-guru, sambung menyambung dan rantai merantai (Abu Bakar Aceh, 1993: 67). Thoriqoh (tarekat) digambarkan sebagai jalan yang berpangkal dari syareat, sebab jalan utama disebut syar’ sedangkan anak jalan disebut thariq. Kata turunan ini menunjukkan bahwa menurut anggapan para sufi, pendidikan mistik merupakan cabang dari jalan utama yang terdiri dari hukum Ilahi, tempat berpijak bagi setiap muslim. Tidak mungkin ada jalan tanpa ada jalan utama tempat ia berpangkal. Pengalaman mistik tidak mungkin didapat bila perintah syariat yang mengikat itu tidak ditaati terlebih dahulu dengan seksama (Annemarie Schimmel, 2000: 123). Hamzah Fansuri dalam puisinya mengatakan tarekat (thariqah) tiada lain adalah hakekat, karena Thoriqoh adalah permulaan hakekat seperti syariat permulaan tarekat (thariqoh), seperti sabda Rasulullah SAW : “Althariqu af’ali” yang artinya thariqoh itu perbuatanku (Abdul Hadi W. M, 1995: 69). Istilah thariqoh dalam tasawuf sering dihubungkan dengan dua istilah lain yaitu syariah (syariat) dan haqiqoh (hakekat). Ketiga istilah tersebut dipakai untuk menggambarkan peringkat penghayatan keagamaan seorang muslim. Penghayatan keagamaan peringkat awal tersebut syariat, peringkat kedua disebut tarekat, sementara peringkat tertinggi adalah hakekat. Syariat merupakan jenis penghayatan eksotis, sedangkan tarekat merupakan jenis penghayatan keagamaan esoteris. Adapun hahikat ialah pengetahuan yang hakiki tentang Tuhan yang
diawali dengan pengalaman syariat dan tarekat secara seimbang (Sokhi Huda, 2008: 62). Thoriqoh dan haqiqoh sufi tunduk pada syariat. Keduanya adalah cara untuk menimbulkan ketulusan (ikhlas) yang merupakan salah satu dari tiga bagian syariat, yang kedua lainnya adalah iman dan amal.(Muhammad Abd. Haq Ansari, 1990: 271) Adapun komponen tarekat (thariqoh) terdiri dari (1) guru tarekat yang disebut mursyid atau syaikh (2) salik atau murid, (3) sulk yaitu amalan dan wirid, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh salik berdasarkan perintah syaikh, (4) zawiyah yaitu majelis tempat para salik mengamalkan sulk, (5) bay’ah (baiat), pentahbisan formal (Rahmah Maulida, 2006: 202). Seorang mursyid mempunyai tanggungjawab yang berat dalam mengemban tugas diantaranya: a. Dia harus ‘alim dan ahli dalam memberikan tuntunan-tuntunan kepada murid-muridnya, dalam ilmu fiqih, ‘aqoid, dan tauhid. b. Dia mengenal segala sifat kesempurnaan hati, adab-adabnya, kegelisahan jiwa, dan penyakitnya serta cara menyembuhkannya c. Mempunyai belas kasihan terhadap orang Islam, khusus terhadap murid-muridnya. d. Sekali-kali tidak menyuruh dan memerintah murid-muridnya dengan suatu perintah kecuali yang demikian itu layak dan pantas dikerjakan olehnya sendiri.
e. Hendaknya ingat sungguh-sungguh, tidak terlalu banyak bergaul, apalagi bercengkrama, bersenda gurau dengan murid-muridnya. f. Mengusahakan segala ucapan bersih dari pengaruh nafsu dan keinginan. g. Selalu berlapang dada, ikhlas, tidak ingin member perintah kepada murid apa yang tidak sanggup, tidak memerintah sesuatu amal yang kelihatan kurang digemari atau disanggupinya. h. Jika melihat kebesaran dan ketinggian hati seorang murid, maka ia segera memerintahkan pergi berkhalwat. i.
Jika melihat kehormatan dirinya yang sudah berkurang segera ia mengambil siasat untuk mencegah yang demikian, karena itu merupakan musuh terbesar baginya.
j.
Jangan lupa member petunjuk-petunjuk tertentu pada waktu-waktu tertentu.
k. Memperhatikan kebanggaan rohani yang sewaktu-waktu timbul pada muridnya yang masih dalam didikan. l.
Melarang murid-muridnya banyak berbicara dengan teman-temannya kecuali dalam hal-hal yang penting.
m. Menyediakan tempat berkhalwat bagi perseorangan murid-muridnya. n. Hendaklah dijaga agar muridnya tidak melihat segala gerak-geriknya. o. Mencegah muridnya memperbanyak makan, karena banyak makan itu memperlambat tercapainya latihan-latihan yang diberikan mursyid. p. Melarang murid-muridnya berhubungan dengan syaikh tarekat lain.
q. Melarang muridnya bolak balik kepada raja-raja atau orang-orang besar tanpa alasan tertentu. r. Selalu berkhutbah dengan kata-kata yang bijak bukan ancaman dan kecaman. s. Apabila di undang dia menerima dengan penuh kehormatan dan penghargaan serta merendahkan diri. t. Duduk dengan tenang jika berada diantara murid-muridnya. u. Jangan memalingkan muka jika muridnya datang. v. Suka menanyakan murid yang tidak kelihatan atau tidak hadir (Abu Bakar Aceh, 1993: 80-84) Demikian tugas-tugas mursyid (syaikh) yang sangat banyak dan berat. Seorang mursyid (syaikh) dalam Thoriqoh tidak boleh sembarang orang. Dia harus mendapatkan ijazah terlebih dahulu dari gurunya baru diperbolehkan mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Walaupun ada seseorang yang sangat pandai pengetahuannya tentang Thoriqoh tetapi dia tidak mendapatkan ijazah dari seorang guru maka dia tidak boleh mengajarkan ilmunya, karena yang paling penting sebagai mursyid adalah mempunyai kebersihan hati dan pikiran. Seseorang apabila ingin menjadi murid dalam Thoriqoh maka dia harus di baiat terlebih dahulu. Baiat berarti sumpah janji setia untuk menjalankan segala amalan yang diajarkan oleh syaikh/mursyid, tidak meninggalkannya walau sedikit.
Tarekat merupakan media yang penting untuk dakwah dan pembinaan agama Islam. Aggota-anggota sekte merasakan dirinya tenggelam dalam situasi masyarakat yang tampak mengalami demoralisasi (kemerosotan moral). Karena itu mereka berusaha untuk menarik diri dari lingkungan, karena gerakan ini memberikan jalan pelarian, yaitu melalui ajaran mistisme yang penuh kerahasiaan. Dengan kata lain gerakangerakan ini menampilkan suatu sistem kepercayaan yang bulat, lengkap dengan kepemimpinan para kiyai, dan haji, mereka menjadi pegangan kehidupan yang sedang goncang. (http://etd.eprints.ums.ic.id/7019/1/O000030025.pdf) Dalam kehidupan Thoriqoh ada dua jenis baiat yaitu (1) baiat shuwariyah yaitu kandidat salik tidak perlu meninggalkan keluarganya untuk menetap di dalam zawiyyah, (2) baiat ma’nawiyah yaitu kandidat salik bersedia di didik menjadi seorang sufi dan harus meninggalkan keluarganya untuk menetap di zawiyyah (Sokhi Huda, 2008: 65). Manfaat yang diperoleh dari kepercayaan dan pengamalan dengan jalan mengikuti Thoriqoh adalah dilihat dalam penglihatan yakni kebenaran teologi yang sama sebagaimana yang diketahui melalui argumen, dan menemukan bahwa pelaksanaan tugas syariah amatlah mudah dan merasa bahwa halangan yag disebabkan oleh gangguan syaitan telah sepenuhnya hilang. (Muhammad Abd. Haq Ansari,1990:274) Beberapa kalimat yang termasuk dalam lingkungan Thoriqoh diantaranya:
a. Ikhlas, yaitu yang suci murni. b. Muroqobah, yaitu senantiasa mengintip dan mengintai dari dekat apaapa kemestian yang harus dilakukan menuju Tuhan. c. Muhasabah, yaitu memperhitungkan keadaan diri sendiri supaya mendengar kelayakan menjadi murid. d. Tajarrud, yaitu melepaskan segala ikatan apapun yang akan merintangi diri dalam menuju jalan itu. e. ‘Isyqt, yaitu rindu kepada Tuhan. f. Hubb, yaitu cinta kasih kepada Tuhan (Hamka, 1984: 111). 2. Macam-macam Thoriqoh Perkembangan tasawuf yang begitu berpengaruh di dunia Islam telah melahirkan sejumlah Thoriqoh yang tersebar di seluruh penjuru negeri ini, Thoriqoh-Thoriqoh tersebut ada yang sudah diakui keberadaannya dan ada yang belum diakui keberadaannya. Adapun Thoriqoh yang sudah diakui keberadaannya disebut Thoriqoh mu’tabaroh. Dr. Syaikh H. Jalaluddin menerangkan ada 41 macam Thoriqoh mu’tabaroh yaitu Qodiriyah, Naqsabandiyah, Syaziliyah, Rifa’iyah, Ahmadiyah, Dasukiyah, Akbariah, Maulawiyah, Qurobiyah, Suhrowadiyah, Khalwatiyah, Jalutiyah, Bakdasiyah, Ghozaliyah, Rumiyyah, Jastiyyah, Sya’baniyah, ‘Alawiyah, ‘Usyaqiyyah, Bakriyah, Umariyah, Usmaniyah, ‘Aliyyah, Abbasiyah, Haddadiyah, Maghribiyyah, Ghoibiyyah, Hadiriyyah, Syattariyyah, Bayyu (Abu Bakar Aceh, 1993: 303).
Adapun Thoriqoh yang paling terkenal di negeri ini ada dua yaitu Thoriqoh Qodiriyah dan Thoriqoh Naqsabandiyah. Thoriqoh Qodiriyah didirikan oleh Syaikh Abdul Qodir al Jailani dan Thoriqoh Naqsabandiyah didirikan oleh Syaikh Khwaja Bahauddin Naqsaband dari Bukhori. 3. Tingkatan tarekat (Thoriqoh) Dalam belajar ilmu tarekat atau tasawuf untuk mencapai ma’rifat kepada Allah, harus melalui beberapa tahapan atau yang disebut tingkatan (maqomat). Adapun tingkatan Thoriqoh menurut beberapa ulama’ dan ahli berbeda-beda. Perdebatan tersebut disebabkan adanya pemahaman yang bermacam-macam. Menurut Abu Nasr as-Sarraj tingkatan Thoriqoh terdiri dari 7 tahapan yaitu: tingkatan taubat, tingkatan wara’, tingkatan zuhud, tingkatan faqir, tingkatan sabar, tingkatan tawakal dan yang terakhir adalah tingkatan ridho (Muhsin Jamil, 2005: 62). Menurut Sokhi Huda, tingkatan (maqomat) Thoriqoh 7 yaitu : taubat, zuhud, sabar, tawakal, ridho, cinta (mahabbah), dan ma’rifat. Pendapat tersebut berdasarkan pada kajian Asep Usman Isma’il dalam ensiklopedi tematis dunia Islam “tasawuf” (Sokhi Huda, 2008: 69). Sedangkan menurut Abu Bakar Kalabazi tingkatan (maqomat) Thoriqoh terbagi menjadi 10 bagian yang terdiri dari taubat, zuhud, sabar, faqir, tawadhu’ (redah hati), tawakal, ridho, mahabbah dan ma’rifat (Muhsin Jamil, 2005: 62).
Semua pendapat di atas pada dasarnya bertumpu pada satu tujuan yaitu mendekatkan diri kepada Allah Swt sebagai dzat yang telah menciptakan alam semesta ini. Dalam mengamalkan ilmu Thoriqoh berarti harus bisa menjaga diri dari segala hal yang dilarang oleh Allah SWT, salah satunya dengan berpuasa, yaitu puasa berbicara, puasa mendengarkan dan puasa melihat. Menurut Sayyid Haidar Amuli, puasa pada tingkat Thoriqoh harus mengendalikan diri lahir dan batin. Secara lahir pengendalian indera lahir seperti lidah dengan puasa bicara, telinga dengan puasa mendengar, mata dengan puasa melihat, contohnya: sebagaimana Mariam berpuasa bicara, Tuhan menjadikan bayi dalam buaiannya berbicara dengan sangat jelas (Jalaluddin Ahmad, 2001: 135).
B. Dzikir Dzikir secara bahasa berarti mengingat, sedangkan menurut istilah dzikir berarti suatu bentuk kesadaran yang dimiliki oleh seorang makhluk akan hubungan yang menyatukan seluruh kehidupannya dengan sang pencipta (Subandi, 2009: 33). Dzikir adalah menyebut atau ingat, dzikir pada Allah berarti ingat bahwa segala sesuatu adalah atas kehendak-Nya, dibawah kekuasaan-Nya dan milik-Nya. Bukan sekedar ingat atau menyebut tanpa punya nilai apapun. Dzikir dalam ilmu thoriqoh adalah mengingat atau menghadirkan Allah dalam hati. Dengan perasaan selalu disertai Allah, kehidupan ini terasa tidak
ada yang perlu dikhawatirkan, karena Allah adalah yang memiliki, mengatur dan menguasai. Dzikir yang demikian inilah yang membuat hati tenang, bebas dari beban yang dialami, karena dengan ingat Allah tahu bahwa semua adalah atas kehendak-Nya, maka tidak ada yang perlu disesalkan (http://nanunguae.multiply.com/reviews/item/10). Dzikir juga dartikan sebagai ucapan yang dilakukan dengan lidah atau mengingat akn Tuhan dengan hati, dengan ucapan atau ingatan yang mempersucikan Tuhan dan membersihkannya daripada sifat-sifat yang sempurna, sifat-sifat yang menunjukkan kebesaran dan kemurnian.(Abu Bakar Aceh,1993:276) Manusia hendaknya selalu mengingat Allah Swt kapanpun dan dimanapun berada, karena apabila seorang hamba mengingat Tuhannya Allah maka sudah pasti Allah akan mengingatnya pula. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 152: ÇÊÎËÈ Èb rãàÿõ3 s? Ÿw ur ’Í<(#rãà6 ô© $#ur öN ä.öä.øŒr&þ’ÎTrãä.øŒ$sù Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (DEPAG, 2002: 29). Dengan berdzikir maka secara tidak langsung telah menepuh jalan dalam meneladani Rasulullah saw. Allah Swt berfirman dalam Surat al-Ahzab ayat 21: ©! $#tx.sŒur tÅz Fy $#tPöqu‹ø9$#ur ©! $#(#qã_ ötƒ tb %x. ` yJ Ïj9 ×puZ|¡ ym îouqó™ é&«! $# ÉA qß™ u‘ ’ÎûöN ä3 s9 tb %x. ô‰ s)©9 ÇËÊÈ #ZŽÏVx. Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (DEPAG, 2002:595) Allah Swt memerintahkan setiap muslim untuk bertasbih, bertakbir dan membaca al-Qur;an dalam sholat, juga diperintahkan untuk membaca sholawat dan salam kepada Rasullah saw, membaca takbir, tahmid, istighfar, dan doa. Semua itu merupakan dzikir. Perlu diperlihatkan bahwa pada keadaan tertentu dzikir dan doa bergabung menjadi satu, setiap dzikir adalah doa amaliah (praktis) dan setiap doa adalah dzikir kepada Allah, karena di dalamnya terhimpun pengakuan, pengenalan, pengaduan, permohonan kepada Allah, oleh sebab itu doa adalah inti ibadah (Said Hawa, 1995: 329). Dengan berdzikir kepada Allah, maka dapat menyelamatkan dri manusia dari siksaan Allah karena dengan berdzikir yang sungguh-sungguh secara otomatis diri manusia akan terjaga dari perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. Adapun ayat-ayat dzikir dalam al Qur’an diantaranya sebagai berikut: 1. Surat al a’raf ayat 205: ÉA $|¹ Fy $#ur Íir߉ äóø9$Î/ ÉA öqs)ø9$#z` ÏB Ìôgyf ø9$#tb rߊur Zpxÿ‹Åz ur %Yæ •Ž|Ø n@šÅ¡ øÿtR ’Îûš/§‘ ä.øŒ$#ur ÇËÉÎÈ tû,Î#Ïÿ»tóø9$#z` ÏiB ` ä3 s? Ÿw ur Artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (DEPAG, 2002: 239)
2. Surat Al Ahzab ayat 41:
ÇÍÊÈ #ZŽÏVx. #[ø.ÏŒ ©! $#(#râè0øŒ$#(#qãZtB#uä tûïÏ%©!$#$pkš‰r'¯»tƒ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (DEPAG, 2002: 599) 3. Surat al Ahzab ayat 35 $VJ ‹Ïà tã #·ô_ r&ur ZotÏÿøó¨B M çlm; ª! $#£‰ tã r&ÏN ºtÅ2 º©%!$#ur #ZŽÏVx. ©! $#šú
ïÌÅ2 º©%!$#ur
Artinya: laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (DEPAG. 2002: 597). 4. Surat Yunus 101 tb qãZÏB÷sムžw 7Q öqs% ` tã â‘ä‹ –Y9$#ur àM »tƒFy $# ÓÍ_øóè? $tBur 4ÇÚ ö‘F{ $#ur ÅV ºuq»yJ ¡ 9$#’Îû#sŒ$tB (#rãÝà R$# È@ è% ÇÊÉÊÈ Artinya: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".(DEPAG, 2002: 295). 5. Surat an Nisa ayat 103 öN çGYtRù'yJ ôÛ $# #sŒÎ*sù 4öN à6 Î/qãZã_ 4’n?tã ur #YŠqãèè%ur $VJ »uŠÏ% ©! $#(#rãà2 øŒ$sù no4qn=¢Á 9$# ÞO çFøŠŸÒ s% #sŒÎ*sù ÇÊÉÌÈ $Y?qè%öq¨B $Y7»tFÏ. šú
üÏZÏB÷sßJ ø9$# ’n?tã ôM tR%x. no4qn=¢Á 9$#¨b Î)4no4qn=¢Á 9$#(#qßJ ŠÏ%r'sù
Artinya: Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (DEPAG, 2002: 124)
Sedangkan hadis nabi tentang dzikir diantaranya: 1. Haidts Riwayat Thirmidzi ﺣﺪ ﺛﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺣﺪ ﺛﻨﺎ ا ﺳﻤﺎ ﻋﯿﻞ ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ ﻋﻦ اﻟﻌﻼء ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺮ ﺣﻤﻦ اﻧﮫ د ﺧﻞ ﻋﻠﻰ ا ﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎ ﻟﻚ ﻓﻰِ دَ ا رِ هِ ﺑِﺎ ﻟﺒَﺼَﺮَةِ ﺣِﯿْﻦَ ا ﻧْﺼَﺮَ فَ ﻣِﻦَ اﻟﻈُﮭْﺮِ وَدَ ارُهُ ﺑِﺠَﻨْﺐِ اﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﻘَﺎ ل ﻗُﻮْ ﻣُﻮْ ا ْﻓَﺼَﻠُﻮْ اﻟﻌَﺼْﺮِ ﻗَﺎ لَ ﻓَﻘُﻤْﻨِﺎ ﻓَﺼَﻠَﯿْﻨَﺎ ﻓَﻠَﻤَﺎ اُ ﻧْﺼَﺮَ ﻓْﻨَﺎ ﻗَﺎ لَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ رَﺳُﻮْ لَ اﷲِ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﯾَﻘُﻮ لُ ﺗِﻠْﻚَ ﺻَﻼ ةُ ا ﻟﻤُﻨَﺎ ﻓِﻖِ ﯾَﺠِْﻠﺲُ ﯾَﺮْ ﻗُﺐُ اﻟﺸَﻤْﺲَ ﺣَﺘَﻰ اِذَا ﻛَﺎ ﻧَﺖْ ﺑَﯿْﻦَ ﻗَﺮْ ﻧَﻰ اﻟﺸَﯿْﻄَﺎ نِ ﻗﺎَ مَ ﻓَﻨَﻘَﺮَ اَ رْ ﺑَﻌًﺎ ﻟَﺎ ﯾَﺬْ ﻛُﺮُ اﷲَ اِﻟَﺎ ﻗَﻠِﯿْﻼ Artinya: Menceritakan kepadaku Ali Bin Hujr,menceritakan kepadaku Ismail Bin Ja’far dari ‘Ulai Bin Abdirrohman sesungguhnya dia mengetahui Anas Bin Malik dirumahnya ketika habis waktu dzuhur dan rumahnya terletak didekat Masjid, maka dia berkata berdirilah dan sholatlah ashar, maka saya berdiri dan kemudian sholat ketika waktu hampir habis. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda itu adalah sholatnya orang munafik sehingga berada diantara temen syetan. Tidak mengingat Allah kecuali hanya sedikit. (Tirmidzi, t.t: 301) 2. Hadis Riwayat Muslim ﺣَﺪَ ﺛَﻨﺎَ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺎ د و ا ﺑﻦ ا ﺑﻰ ﻋﻤﺮ ﻗﺎ ل ﺣﺪ ﺛﻨﺎ ﻣﺮ وان ﻋﻦ ﯾﺰ ﯾﺪ )و ھﻮ ا ﺑﻦ ﻛﯿﺴﺎ ن( ﻋﻦ اﺑﻰ ﺣﺎ زم ﻋﻦ ا ﺑﻰ ھﺮ ﯾﺮ ه ﻗﺎ ل ﻗﺎ ل ر ﺳﻮ ل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﻟِﻌَﻤﱢﮫِ ﻋِﻨْﺪَ اﻟْﻤَﻮْ تِ )ﻗُﻞْ ﻻ َا ﻟَﮫَ اِ ﻻ اﷲُ اَ ﺷْﮭَﺪُ ﻟَﻚَ ﺑِﮭَﺎ ﯾَﻮْ مَ اﻟْﻘِﯿَﺎ ﻣَﺔِ( ﻓَﺎ َﺑَﻰ ا ﻓَﺎَ ﻧْﺰَ لَ اﷲُ اِ ﻧَﻚَ ﻻَ ﺗَﮭْﺪِ ى ﻣَﻦْ اَ ﺣْﺒَﺒْﺖ Artinya: Menceritakan kepadaku Muhammad Bin Ibad dan Ibnu Abi Umar berkata menceritakan kepadaku Marwan dari Yazid (anak Khaisan) dari Abi Hasim dari Abi Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda kepada pamannya ketika akan meninggal (ucapkanlah Laaillaaha illallah Asyhadu laka biha yaumal qiyamah) sesungguhnya kamu tidak bisa menunjukkan orang yang lebih engkau cintai.(Muslim, t.t: 55) 3. Hadis riwayat Imam Bukhori ﻋَﻦْ اَﺑﻰِ ﻣُﻮْﺳَﻰ،َ ﻋَﻦْ اَﺑﻰِ ﺑُﺮْدَة،ِ ﻋَﻦْ ﺑُﺮَﯾْﺪِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ اﷲ،َ ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ اَﺑُﻮْ اُﺳَﺎﻣَﺔ،ِﻼء َ َﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪُ ﺑْﻦُ اﻟْﻌ ُ ))ﻣَﺜَﻞُ اﻟﱠﺬِى ﯾَﺬْﻛُﺮُ رَﺑﱠﮫُ وَاﻟﱠﺬِيْ ﻻَ ﯾَﺬْﻛُﺮُ ﻣَﺜَﻞ: َ ﻗَﺎلَ اﻟﻨﱠﺒِﻰ ﺻَﻠَﻰ اﷲ ُﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢ:َرَﺿِﻰَ اﷲ ُﻋَﻨْﮫُ ﻗَﺎل .((ِاﻟْﺤَﻲِّ وَاﻟْﻤَﯿِّﺖ Artinya: Menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Alaq, menceritakan kepadaku Abu Usmah dari Buraid bin Abdillah dari Abi Burdah dari Abi Musa ra berkata. Bersabda Nabi Muhammad SAW perumpamaan orang yang dzikir kepada Tuhan-Nya dengan orang yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dengan yang mati. Ada beberapa dzikir yang dianjurkan diantaranya: 1. Membaca Tasbih َﺳُﺒْﺤَﺎنَ اﷲ
Artinya: “Maha suci Allah”. 2. Mambaca Tahmid. ِ ُاَﻟﺤَﻤْﺪ ﷲ Artinya: “Segala puji bagi Allah”. 3. Membaca Tahlil. ِ ﻻَإِﻟَﮫَ اِﻻَ ا ﷲ Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah”. 4. Membaca Takbir. اﷲ ُ أَﻛْﺒَ ُﺮ Artinya: “Allah maha besar”. 5. Membaca Hauqolah. ِ ﻻَ ﺣَﻮْلَ وَﻻَ ﻗُﻮﱠةَ إِﻻَ ﺑِﺎ ﷲ Artinya: “Tidak ada daya upayadan kekuatan kecuali kepunyaan Allah.” 6. Membaca Hasbalah. ُ ْﺣَﺴْﺒِﻲَ اﷲ ُ وَﻧِﻌْﻢَ اﻟْﻮَﻛِﯿ ﻞ Artinya: “Cukuplah Allah dan sebaik-baiknya pelindung.” 7. Membaca Istighfar. أَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ اﷲ َ اْﻟﻌَﻈِﯿْ َﻢ Artinya: “Saya mohon ampun pada Allah yang maha Agun.” 8. Membaca Lafadz Baaqiyaatush Shaalihat. ﺳُﺒْﺤَﺎنَ اﷲِ وَاﻟْﺤَﻤْﺪُ ﷲِ وَﻻَ إِﻟَﮫَ اِﻻﱠ اﷲ ُوَاﷲ ُ أَﻛْﺒَ ُﺮ Artinya: “Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Allah maha besar.”(Dadang Hawari, 1998: 2830). Dzikir membawa harapan bagi manusia yang mengamalkannya sebagaimana kutipan dari karya sufi kuno dari Persia, yaitu Kasyf al-Mahjub
dari Hujwiri:” Masih Sari al- Saqoti yang pernah berkata, wahai Tuhan apapun hukuman yang Engkau timpakan kepadaku, namun janganlah Engkau hukum aku dengan memasang tabir pemisah antara Engkau dan aku.Karena jika tiada tabir antara-Mu dengan ku, maka siksa dan hukuman yang ku sandang tetap disinari oleh dzikir dan ingatku kepada-Mu. Tetapi apabila Kau pasang penghalang, maka kasih sayang pun akan mematikanku. Dan tidak akan ada siksa yang lebih berat dari neraka yang sukar ditanggung kecuali apabila terpasang hijab (penutup) antara Engkau dan Aku. Apabila Tuhan berkehendak menampakkan diri di neraka, maka orang-orang beriman yang berdosa tidak akan lagi memikirkan surge, karena pandangan Tuhan akan segera mengisi mereka dengan kebagahiaan, sehingga tidak lagi dirasakan pedihnya tubuh. Dan di surga, tiada kebahagiaan yang lebih tinggi, melainkan tiadanya jarak antara insan dengan Tuhan (Reynold Nicholson, 1997: 53). Dengan berdzikir dan selalu mengingat Allah, berarti manusia telah bisa melindungi dirinya dari godaan setan karena pada dasarnya setan selalu menghalangi manusia untuk berdizkir kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-An’am ayat 68 : $¨BÎ)ur 4¾ÍnÎŽöxî B] ƒÏ‰ tn ’Îû(#qàÊ qèƒs† 4Ó®Lym öN åk÷]tã óÚ Íôã r'sù $uZÏF»tƒ#uä þ’Îûtb qàÊ qèƒs† tûïÏ%©!$# |M ÷ƒr&u‘ #sŒÎ)ur tûüÏHÍ>»©à 9$# ÏQ öqs)ø9$#yì tB 3“ tò2 Éj‹ 9$#y‰ ÷èt/ ô‰ ãèø)s? Ÿx sù ß` »sÜ ø‹¤± 9$# y7 ¨ZuŠÅ¡ YムArtinya: “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayatayat kami, Maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu)” (DEPAG, 2002: 182) Dan surat Al Mujadilah ayat 19:
z> ÷“Ïm ¨b Î)Iw r&4Ç` »sÜ ø‹¤± 9$#Ü> ÷“Ïm y7 Í´¯»s9'ré&4«! $#tø.ÏŒ öN ßg9|¡ Sr'sù ß` »sÜ ø‹¤± 9$#ÞO ÎgøŠn=tæ sŒuqós tGó™ $# ÇÊÒÈ tb rçŽÅ£ »sƒø:$# æLèe Ç` »sÜ ø‹¤± 9$# Artinya: “Syaitan Telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi” (DEPAG, 2002: 795)
C. Hubungan Antara Dzikir dengan Thoriqoh Dalam menempuh tujuan akhir para sufi berbeda dalam menempuh jalan (Thoriqoh). Salah satu amalan yang terpenting dalam Thoriqoh yang selalu dikerjakan adalah berdzikir. (Abu Bakar Aceh,1993:278) Dengan berdzikir yang sungguh-sungguh maka akan menjaga dzikir (orang yang berdzikir) dari nafsu-nafsu yang dimilikinya, sehingga dengan demikian akan menjadikan hatinya tenteram. Allah berfirman dalam surat ArRad ayat 28: ÇËÑÈ Ü> qè=à)ø9$#’ûÈõyJ ôÜ s? «! $#Ìò2 É‹ Î/ Ÿw r&3«! $#Ìø.É‹ Î/ O ßgç/qè=è% ’ûÈõuKôÜ s?ur (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (DEPAG, 2002: 341) Tarekat melestarikan dirinya dalam dzikir yang praktek regulernya mengantarkan sang arif yang ditakdirkan menuju keadaan ketenggelaman (istighroq) dalam Tuhan. Oleh sebab itu dzikir membentuk kerangka tarekat (Muhsin Jamil, 2005: 67). Ada dua macam dzikir yaitu dzikir jali dan dzikir khoffi (Dr. Mirvaliddin, 1997: 121). Dzikir jali yaitu dzikir yang dilakukan dengan suara keras dan dzikir khoffi adalah dzikir yang dilakukan dengan diam atau sir.
Dan telah berkata Al Hasan, dzikir itu ada dua macam: berdzikir mengingat Allah dalam diri betapa indahnya hal itu dan betapa besar pahalanya. Namun yang paling utama dari itu adalah berdzikir kepada Allah setiap kali berhadapan dengan apa yang diharamkan oleh-Nya. (Al Ghozali, 1995:18) Para ahli tarekat memilih ungkapan tahlil sebagai formulasi dzikir karena ia mengandung suatu pernyataan yang lengkap bagi seorang muslim, yaitu penegasan tuhan-tuhan selain Allah. Dengan pengucapan kalimat laa ilaaha illa Allah maka dapat dipastikan bahwa orang yang mengucapkannya adalah muslim (Sokhi Huda, 2008: 66). Pada dasarnya manusia apabila ingin melakuka dzikir khoffi (dzikir sir) maka dia harus melakukan tahapan dengan mengamalkan dzikir jali (keras) dengan lisan. Sebagaimana diagram di bawah ini:
Dzikir Lisan Kecerdasan fisik (PQ)
Power : biasa
Dzikir pikiran dan perbuatan Kecerdasan IQ dan EQ
Power : lebih kuat
Dzikir hati Kecerdasan SQ dan MaQ
Power : Sangat dahsyat
BAB II KAJIAN PUSTAKA
D. Thoriqoh 4. Pengertian Thoriqoh Thoriqoh berasal dari kata ٌ ﻃَﺮِﯾْﻖyang berarti jalan, metode, cara, (Ahmad Zuhri Mudhor, 1993: 1231) dimaknai sebagai cara atau metode yakni cara atau metode untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui amalan yang ditentukan. Thoriqoh mengalami perkembangan makna yang dari makna aslinya jalan yaitu jalan menuju Allah SWT guna mendapatkan ridlo-Nya dengan menaati ajaran-Nya. Menjadi cara atau metode, yaitu metode psikologis yang dilakukan oleh seorang guru sufi (mursyid) kepada muridnya untuk mengenal Tuhan secara mendalam. Selanjutnya berkembang menjadi organisasi yaitu organisasi sejumlah orang yang berusaha mengikuti kehidupan tasawuf. Dari sini di dunia Islam dikenal beberapa thariqoh besar seperti Qodiriyah, Naqsabandiyah, Syatariyah, Syamaniyah, Kholwatiyah, Tijaniyah, Idrisiyah, Rifa’iyah dan sebagainya. (Sokhi Huda, 2008: 70) Abu Bakar Aceh mengatakan bahwa tarekat (Thoriqoh) berarti jalan, petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan
tabi’in dan turun temurun
sampai kepada
guru-guru,
sambung
menyambung dan rantai merantai (Abu Bakar Aceh, 1993: 67). Thoriqoh (tarekat) digambarkan sebagai jalan yang berpangkal dari syareat, sebab jalan utama disebut syar’ sedangkan anak jalan disebut thariq. Kata turunan ini menunjukkan bahwa menurut anggapan para sufi, pendidikan mistik merupakan cabang dari jalan utama yang terdiri dari hukum Ilahi, tempat berpijak bagi setiap muslim. Tidak mungkin ada jalan tanpa ada jalan utama tempat ia berpangkal. Pengalaman mistik tidak mungkin didapat bila perintah syariat yang mengikat itu tidak ditaati terlebih dahulu dengan seksama (Annemarie Schimmel, 2000: 123). Hamzah Fansuri dalam puisinya mengatakan tarekat (thariqah) tiada lain adalah hakekat, karena Thoriqoh adalah permulaan hakekat seperti syariat permulaan tarekat (thariqoh), seperti sabda Rasulullah SAW : “Althariqu af’ali” yang artinya thariqoh itu perbuatanku (Abdul Hadi W. M, 1995: 69). Istilah thariqoh dalam tasawuf sering dihubungkan dengan dua istilah lain yaitu syariah (syariat) dan haqiqoh (hakekat). Ketiga istilah tersebut
dipakai
untuk
menggambarkan
peringkat
penghayatan
keagamaan seorang muslim. Penghayatan keagamaan peringkat awal tersebut syariat, peringkat kedua disebut tarekat, sementara peringkat tertinggi adalah hakekat. Syariat merupakan jenis penghayatan eksotis, sedangkan tarekat merupakan jenis penghayatan keagamaan esoteris. Adapun hahikat ialah pengetahuan yang hakiki tentang Tuhan yang
diawali dengan pengalaman syariat dan tarekat secara seimbang (Sokhi Huda, 2008: 62). Thoriqoh dan haqiqoh sufi tunduk pada syariat. Keduanya adalah cara untuk menimbulkan ketulusan (ikhlas) yang merupakan salah satu dari tiga bagian syariat, yang kedua lainnya adalah iman dan amal.(Muhammad Abd. Haq Ansari, 1990: 271) Adapun komponen tarekat (thariqoh) terdiri dari (1) guru tarekat yang disebut mursyid atau syaikh (2) salik atau murid, (3) sulk yaitu amalan dan wirid, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh salik berdasarkan perintah syaikh, (4) zawiyah yaitu majelis tempat para salik mengamalkan sulk, (5) bay’ah (baiat), pentahbisan formal (Rahmah Maulida, 2006: 202). Seorang mursyid mempunyai tanggungjawab yang berat dalam mengemban tugas diantaranya: w. Dia harus ‘alim dan ahli dalam memberikan tuntunan-tuntunan kepada murid-muridnya, dalam ilmu fiqih, ‘aqoid, dan tauhid. x. Dia mengenal segala sifat kesempurnaan hati, adab-adabnya, kegelisahan jiwa, dan penyakitnya serta cara menyembuhkannya y. Mempunyai belas kasihan terhadap orang Islam, khusus terhadap murid-muridnya. z. Sekali-kali tidak menyuruh dan memerintah murid-muridnya dengan suatu perintah kecuali yang demikian itu layak dan pantas dikerjakan olehnya sendiri.
aa. Hendaknya ingat sungguh-sungguh, tidak terlalu banyak bergaul, apalagi bercengkrama, bersenda gurau dengan murid-muridnya. bb. Mengusahakan segala ucapan bersih dari pengaruh nafsu dan keinginan. cc. Selalu berlapang dada, ikhlas, tidak ingin member perintah kepada murid apa yang tidak sanggup, tidak memerintah sesuatu amal yang kelihatan kurang digemari atau disanggupinya. dd. Jika melihat kebesaran dan ketinggian hati seorang murid, maka ia segera memerintahkan pergi berkhalwat. ee. Jika melihat kehormatan dirinya yang sudah berkurang segera ia mengambil siasat untuk mencegah yang demikian, karena itu merupakan musuh terbesar baginya. ff. Jangan lupa member petunjuk-petunjuk tertentu pada waktu-waktu tertentu. gg. Memperhatikan kebanggaan rohani yang sewaktu-waktu timbul pada muridnya yang masih dalam didikan. hh. Melarang murid-muridnya banyak berbicara dengan teman-temannya kecuali dalam hal-hal yang penting. ii. Menyediakan tempat berkhalwat bagi perseorangan murid-muridnya. jj. Hendaklah dijaga agar muridnya tidak melihat segala gerak-geriknya. kk. Mencegah muridnya memperbanyak makan, karena banyak makan itu memperlambat tercapainya latihan-latihan yang diberikan mursyid. ll. Melarang murid-muridnya berhubungan dengan syaikh tarekat lain.
mm.
Melarang muridnya bolak balik kepada raja-raja atau orang-orang
besar tanpa alasan tertentu. nn. Selalu berkhutbah dengan kata-kata yang bijak bukan ancaman dan kecaman. oo. Apabila di undang dia menerima dengan penuh kehormatan dan penghargaan serta merendahkan diri. pp. Duduk dengan tenang jika berada diantara murid-muridnya. qq. Jangan memalingkan muka jika muridnya datang. rr. Suka menanyakan murid yang tidak kelihatan atau tidak hadir (Abu Bakar Aceh, 1993: 80-84) Demikian tugas-tugas mursyid (syaikh) yang sangat banyak dan berat. Seorang mursyid (syaikh) dalam Thoriqoh tidak boleh sembarang orang. Dia harus mendapatkan ijazah terlebih dahulu dari gurunya baru diperbolehkan mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Walaupun ada seseorang yang sangat pandai pengetahuannya tentang Thoriqoh tetapi dia tidak mendapatkan ijazah dari seorang guru maka dia tidak boleh mengajarkan ilmunya, karena yang paling penting sebagai mursyid adalah mempunyai kebersihan hati dan pikiran. Seseorang apabila ingin menjadi murid dalam Thoriqoh maka dia harus di baiat terlebih dahulu. Baiat berarti sumpah janji setia untuk menjalankan segala amalan yang diajarkan oleh syaikh/mursyid, tidak meninggalkannya walau sedikit.
Tarekat merupakan media yang penting untuk dakwah dan pembinaan agama Islam. Aggota-anggota sekte merasakan dirinya tenggelam dalam situasi masyarakat yang tampak mengalami demoralisasi (kemerosotan moral). Karena itu mereka berusaha untuk menarik diri dari lingkungan, karena gerakan ini memberikan jalan pelarian, yaitu melalui ajaran mistisme yang penuh kerahasiaan. Dengan kata lain gerakangerakan ini menampilkan suatu sistem kepercayaan yang bulat, lengkap dengan kepemimpinan para kiyai, dan haji, mereka menjadi pegangan kehidupan yang sedang goncang. (http://etd.eprints.ums.ic.id/7019/1/O000030025.pdf) Dalam kehidupan Thoriqoh ada dua jenis baiat yaitu (1) baiat shuwariyah yaitu kandidat salik tidak perlu meninggalkan keluarganya untuk menetap di dalam zawiyyah, (2) baiat ma’nawiyah yaitu kandidat salik bersedia di didik menjadi seorang sufi dan harus meninggalkan keluarganya untuk menetap di zawiyyah (Sokhi Huda, 2008: 65). Manfaat yang diperoleh dari kepercayaan dan pengamalan dengan jalan mengikuti Thoriqoh adalah dilihat dalam penglihatan yakni kebenaran teologi yang sama sebagaimana yang diketahui melalui argumen, dan menemukan bahwa pelaksanaan tugas syariah amatlah mudah dan merasa bahwa halangan yag disebabkan oleh gangguan syaitan telah sepenuhnya hilang. (Muhammad Abd. Haq Ansari,1990:274) Beberapa kalimat yang termasuk dalam lingkungan Thoriqoh diantaranya:
g. Ikhlas, yaitu yang suci murni. h. Muroqobah, yaitu senantiasa mengintip dan mengintai dari dekat apaapa kemestian yang harus dilakukan menuju Tuhan. i.
Muhasabah, yaitu memperhitungkan keadaan diri sendiri supaya mendengar kelayakan menjadi murid.
j.
Tajarrud, yaitu melepaskan segala ikatan apapun yang akan merintangi diri dalam menuju jalan itu.
k. ‘Isyqt, yaitu rindu kepada Tuhan. l.
Hubb, yaitu cinta kasih kepada Tuhan (Hamka, 1984: 111).
5. Macam-macam Thoriqoh Perkembangan tasawuf yang begitu berpengaruh di dunia Islam telah melahirkan sejumlah Thoriqoh yang tersebar di seluruh penjuru negeri ini, Thoriqoh-Thoriqoh tersebut ada yang sudah diakui keberadaannya dan ada yang belum diakui keberadaannya. Adapun Thoriqoh yang sudah diakui keberadaannya disebut Thoriqoh mu’tabaroh. Dr. Syaikh H. Jalaluddin menerangkan ada 41 macam Thoriqoh mu’tabaroh yaitu Qodiriyah, Naqsabandiyah, Syaziliyah, Rifa’iyah, Ahmadiyah, Suhrowadiyah,
Dasukiyah, Khalwatiyah,
Akbariah, Jalutiyah,
Maulawiyah,
Qurobiyah,
Bakdasiyah,
Ghozaliyah,
Rumiyyah, Jastiyyah, Sya’baniyah, ‘Alawiyah, ‘Usyaqiyyah, Bakriyah, Umariyah, Usmaniyah, ‘Aliyyah, Abbasiyah, Haddadiyah, Maghribiyyah, Ghoibiyyah, Hadiriyyah, Syattariyyah, Bayyu (Abu Bakar Aceh, 1993: 303).
Adapun Thoriqoh yang paling terkenal di negeri ini ada dua yaitu Thoriqoh Qodiriyah dan Thoriqoh Naqsabandiyah. Thoriqoh Qodiriyah didirikan oleh Syaikh Abdul Qodir al Jailani dan Thoriqoh Naqsabandiyah didirikan oleh Syaikh Khwaja Bahauddin Naqsaband dari Bukhori. 6. Tingkatan tarekat (Thoriqoh) Dalam belajar ilmu tarekat atau tasawuf untuk mencapai ma’rifat kepada Allah, harus melalui beberapa tahapan atau yang disebut tingkatan (maqomat). Adapun tingkatan Thoriqoh menurut beberapa ulama’ dan ahli berbeda-beda. Perdebatan tersebut disebabkan adanya pemahaman yang bermacam-macam. Menurut Abu Nasr as-Sarraj tingkatan Thoriqoh terdiri dari 7 tahapan yaitu: tingkatan taubat, tingkatan wara’, tingkatan zuhud, tingkatan faqir, tingkatan sabar, tingkatan tawakal dan yang terakhir adalah tingkatan ridho (Muhsin Jamil, 2005: 62). Menurut Sokhi Huda, tingkatan (maqomat) Thoriqoh 7 yaitu : taubat, zuhud, sabar, tawakal, ridho, cinta (mahabbah), dan ma’rifat. Pendapat tersebut berdasarkan pada kajian Asep Usman Isma’il dalam ensiklopedi tematis dunia Islam “tasawuf” (Sokhi Huda, 2008: 69). Sedangkan menurut Abu Bakar Kalabazi tingkatan (maqomat) Thoriqoh terbagi menjadi 10 bagian yang terdiri dari taubat, zuhud, sabar, faqir, tawadhu’ (redah hati), tawakal, ridho, mahabbah dan ma’rifat (Muhsin Jamil, 2005: 62).
Semua pendapat di atas pada dasarnya bertumpu pada satu tujuan yaitu mendekatkan diri kepada Allah Swt sebagai dzat yang telah menciptakan alam semesta ini. Dalam mengamalkan ilmu Thoriqoh berarti harus bisa menjaga diri dari segala hal yang dilarang oleh Allah SWT, salah satunya dengan berpuasa, yaitu puasa berbicara, puasa mendengarkan dan puasa melihat. Menurut Sayyid Haidar Amuli, puasa pada tingkat Thoriqoh harus mengendalikan diri lahir dan batin. Secara lahir pengendalian indera lahir seperti lidah dengan puasa bicara, telinga dengan puasa mendengar, mata dengan puasa melihat, contohnya: sebagaimana Mariam berpuasa bicara, Tuhan menjadikan bayi dalam buaiannya berbicara dengan sangat jelas (Jalaluddin Ahmad, 2001: 135).
E. Dzikir Dzikir secara bahasa berarti mengingat, sedangkan menurut istilah dzikir berarti suatu bentuk kesadaran yang dimiliki oleh seorang makhluk akan hubungan yang menyatukan seluruh kehidupannya dengan sang pencipta (Subandi, 2009: 33). Dzikir adalah menyebut atau ingat, dzikir pada Allah berarti ingat bahwa segala sesuatu adalah atas kehendak-Nya, dibawah kekuasaan-Nya dan milik-Nya. Bukan sekedar ingat atau menyebut tanpa punya nilai apapun. Dzikir dalam ilmu thoriqoh adalah mengingat atau menghadirkan Allah dalam hati. Dengan perasaan selalu disertai Allah, kehidupan ini terasa tidak
ada yang perlu dikhawatirkan, karena Allah adalah yang memiliki, mengatur dan menguasai. Dzikir yang demikian inilah yang membuat hati tenang, bebas dari beban yang dialami, karena dengan ingat Allah tahu bahwa semua adalah atas kehendak-Nya, maka tidak ada yang perlu disesalkan (http://nanunguae.multiply.com/reviews/item/10). Dzikir juga dartikan sebagai ucapan yang dilakukan dengan lidah atau mengingat akn Tuhan dengan hati, dengan ucapan atau ingatan yang mempersucikan Tuhan dan
membersihkannya daripada sifat-sifat yang
sempurna, sifat-sifat yang menunjukkan kebesaran dan kemurnian.(Abu Bakar Aceh,1993:276) Manusia hendaknya selalu mengingat Allah Swt kapanpun dan dimanapun berada, karena apabila seorang hamba mengingat Tuhannya Allah maka sudah pasti Allah akan mengingatnya pula. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 152: ÇÊÎËÈ Èb rãàÿõ3 s? Ÿw ur ’Í<(#rãà6 ô© $#ur öN ä.öä.øŒr&þ’ÎTrãä.øŒ$sù Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (DEPAG, 2002: 29). Dengan berdzikir maka secara tidak langsung telah menepuh jalan dalam meneladani Rasulullah saw. Allah Swt berfirman dalam Surat al-Ahzab ayat 21: ©! $# tx.sŒur tÅz Fy $# tPöqu‹ø9$#ur ©! $# (#qã_ ötƒ tb %x. ` yJ Ïj9 ×puZ|¡ ym îouqó™ é& «! $# ÉA qß™ u‘ ’Îû öN ä3 s9 tb %x. ô‰ s)©9 ÇËÊÈ #ZŽÏVx. Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (DEPAG, 2002:595) Allah Swt memerintahkan setiap muslim untuk bertasbih, bertakbir dan membaca al-Qur;an dalam sholat, juga diperintahkan untuk membaca sholawat dan salam kepada Rasullah saw, membaca takbir, tahmid, istighfar, dan doa. Semua itu merupakan dzikir. Perlu diperlihatkan bahwa pada keadaan tertentu dzikir dan doa bergabung menjadi satu, setiap dzikir adalah doa amaliah (praktis) dan setiap doa adalah dzikir kepada Allah, karena di dalamnya terhimpun pengakuan, pengenalan, pengaduan, permohonan kepada Allah, oleh sebab itu doa adalah inti ibadah (Said Hawa, 1995: 329). Dengan berdzikir kepada Allah, maka dapat menyelamatkan dri manusia dari siksaan Allah karena dengan berdzikir yang sungguh-sungguh secara otomatis diri manusia akan terjaga dari perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. Adapun ayat-ayat dzikir dalam al Qur’an diantaranya sebagai berikut: 6. Surat al a’raf ayat 205: ÉA $|¹ Fy $#ur Íir߉ äóø9$Î/ ÉA öqs)ø9$# z` ÏB Ìôgyf ø9$# tb rߊur Zpxÿ‹Åz ur %Yæ •Ž|Ø n@ šÅ¡ øÿtR ’Îû š/§‘ ä.øŒ$#ur ÇËÉÎÈ tû,Î#Ïÿ»tóø9$#z` ÏiB ` ä3 s? Ÿw ur Artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (DEPAG, 2002: 239)
7. Surat Al Ahzab ayat 41:
ÇÍÊÈ #ZŽÏVx. #[ø.ÏŒ ©! $#(#râè0øŒ$#(#qãZtB#uä tûïÏ%©!$#$pkš‰r'¯»tƒ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (DEPAG, 2002: 599) 8. Surat al Ahzab ayat 35 $VJ ‹Ïà tã #·ô_ r&ur ZotÏÿøó¨B M çlm; ª! $#£‰ tã r&ÏN ºtÅ2 º©%!$#ur #ZŽÏVx. ©! $#šú
ïÌÅ2 º©%!$#ur
Artinya: laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (DEPAG. 2002: 597). 9. Surat Yunus 101 tb qãZÏB÷sムžw 7Q öqs% ` tã â‘ä‹ –Y9$#ur àM »tƒFy $# ÓÍ_øóè? $tBur 4ÇÚ ö‘F{ $#ur ÅV ºuq»yJ ¡ 9$#’Îû#sŒ$tB (#rãÝà R$# È@ è% ÇÊÉÊÈ Artinya: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".(DEPAG, 2002: 295). 10. Surat an Nisa ayat 103 öN çGYtRù'yJ ôÛ $# #sŒÎ*sù 4öN à6 Î/qãZã_ 4’n?tã ur #YŠqãèè%ur $VJ »uŠÏ% ©! $# (#rãà2 øŒ$sù no4qn=¢Á 9$# ÞO çFøŠŸÒ s% #sŒÎ*sù ÇÊÉÌÈ $Y?qè%öq¨B $Y7»tFÏ. šú
üÏZÏB÷sßJ ø9$# ’n?tã ôM tR%x. no4qn=¢Á 9$#¨b Î)4no4qn=¢Á 9$#(#qßJ ŠÏ%r'sù
Artinya: Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (DEPAG, 2002: 124)
Sedangkan hadis nabi tentang dzikir diantaranya: 4. Haidts Riwayat Thirmidzi ﺣﺪ ﺛﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺣﺪ ﺛﻨﺎ ا ﺳﻤﺎ ﻋﯿﻞ ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ ﻋﻦ اﻟﻌﻼء ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺮ ﺣﻤﻦ اﻧﮫ د ﺧﻞ ﻋﻠﻰ ا ﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎ ﻟﻚ ﻓﻰِ دَ ا رِ هِ ﺑِﺎ ﻟﺒَﺼَﺮَةِ ﺣِﯿْﻦَ ا ﻧْﺼَﺮَ فَ ﻣِﻦَ اﻟﻈُﮭْﺮِ وَدَ ارُهُ ﺑِﺠَﻨْﺐِ اﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﻘَﺎ ل ﻗُﻮْ ﻣُﻮْ ا ْﻓَﺼَﻠُﻮْ اﻟﻌَﺼْﺮِ ﻗَﺎ لَ ﻓَﻘُﻤْﻨِﺎ ﻓَﺼَﻠَﯿْﻨَﺎ ﻓَﻠَﻤَﺎ اُ ﻧْﺼَﺮَ ﻓْﻨَﺎ ﻗَﺎ لَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ رَﺳُﻮْ لَ اﷲِ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﯾَﻘُﻮ لُ ﺗِﻠْﻚَ ﺻَﻼ ةُ ا ﻟﻤُﻨَﺎ ﻓِﻖِ ﯾَﺠْﻠِﺲُ ﯾَﺮْ ﻗُﺐُ اﻟﺸَﻤْﺲَ ﺣَﺘَﻰ اِذَا ﻛَﺎ ﻧَﺖْ ﺑَﯿْﻦَ ﻗَﺮْ ﻧَﻰ اﻟﺸَﯿْﻄَﺎ نِ ﻗﺎَ مَ ﻓَﻨَﻘَﺮَ اَ رْ ﺑَﻌًﺎ ﻟَﺎ ﯾَﺬْ ﻛُﺮُ اﷲَ اِﻟَﺎ ﻗَﻠِﯿْﻼ Artinya: Menceritakan kepadaku Ali Bin Hujr,menceritakan kepadaku Ismail Bin Ja’far dari ‘Ulai Bin Abdirrohman sesungguhnya dia mengetahui Anas Bin Malik dirumahnya ketika habis waktu dzuhur dan rumahnya terletak didekat Masjid, maka dia berkata berdirilah dan sholatlah ashar, maka saya berdiri dan kemudian sholat ketika waktu hampir habis. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda itu adalah sholatnya orang munafik sehingga berada diantara temen syetan. Tidak mengingat Allah kecuali hanya sedikit. (Tirmidzi, t.t: 301) 5. Hadis Riwayat Muslim ﺣَﺪَ ﺛَﻨﺎَ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺎ د و ا ﺑﻦ ا ﺑﻰ ﻋﻤﺮ ﻗﺎ ل ﺣﺪ ﺛﻨﺎ ﻣﺮ وان ﻋﻦ ﯾﺰ ﯾﺪ )و ھﻮ ا ﺑﻦ ﻛﯿﺴﺎ ن( ﻋﻦ اﺑﻰ ﺣﺎ زم ﻋﻦ ا ﺑﻰ ھﺮ ﯾﺮ ه ﻗﺎ ل ﻗﺎ ل ر ﺳﻮ ل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﻟِﻌَﻤﱢﮫِ ﻋِﻨْﺪَ اﻟْﻤَﻮْ تِ )ﻗُﻞْ ﻻ َا ﻟَﮫَ اِ ﻻ اﷲُ اَ ﺷْﮭَﺪُ ﻟَﻚَ ﺑِﮭَﺎ ﯾَﻮْ مَ اﻟْﻘِﯿَﺎ ﻣَﺔِ( ﻓَﺎ َﺑَﻰ ا ﻓَﺎَ ﻧْﺰَ لَ اﷲُ اِ ﻧَﻚَ ﻻَ ﺗَﮭْﺪِ ى ﻣَﻦْ اَ ﺣْﺒَﺒْﺖ Artinya: Menceritakan kepadaku Muhammad Bin Ibad dan Ibnu Abi Umar berkata menceritakan kepadaku Marwan dari Yazid (anak Khaisan) dari Abi Hasim dari Abi Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda kepada pamannya ketika akan meninggal (ucapkanlah Laaillaaha illallah Asyhadu laka biha yaumal qiyamah) sesungguhnya kamu tidak bisa menunjukkan orang yang lebih engkau cintai.(Muslim, t.t: 55) 6. Hadis riwayat Imam Bukhori ﻋَﻦْ اَﺑﻰِ ﻣُﻮْﺳَﻰ،َ ﻋَﻦْ اَﺑﻰِ ﺑُﺮْدَة،ِ ﻋَﻦْ ﺑُﺮَﯾْﺪِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ اﷲ،َ ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ اَﺑُﻮْ اُﺳَﺎﻣَﺔ،ِﻼء َ َﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪُ ﺑْﻦُ اﻟْﻌ ُ ))ﻣَﺜَﻞُ اﻟﱠﺬِى ﯾَﺬْﻛُﺮُ رَﺑﱠﮫُ وَاﻟﱠﺬِيْ ﻻَ ﯾَﺬْﻛُﺮُ ﻣَﺜَﻞ: َ ﻗَﺎلَ اﻟﻨﱠﺒِﻰ ﺻَﻠَﻰ اﷲ ُﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢ:َرَﺿِﻰَ اﷲ ُﻋَﻨْﮫُ ﻗَﺎل .((ِاﻟْﺤَﻲِّ وَاﻟْﻤَﯿِّﺖ Artinya: Menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Alaq, menceritakan kepadaku Abu Usmah dari Buraid bin Abdillah dari Abi Burdah dari Abi Musa ra berkata. Bersabda Nabi Muhammad SAW perumpamaan orang yang dzikir kepada Tuhan-Nya dengan orang yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dengan yang mati. Ada beberapa dzikir yang dianjurkan diantaranya: 9. Membaca Tasbih
َﺳُﺒْﺤَﺎنَ اﷲ Artinya: “Maha suci Allah”. 10. Mambaca Tahmid. ِاَﻟﺤَﻤْﺪُ ﷲ Artinya: “Segala puji bagi Allah”. 11. Membaca Tahlil. ِﻻَإِﻟَﮫَ اِﻻَ اﷲ Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah”. 12. Membaca Takbir. ُاﷲ ُ أَﻛْﺒَﺮ Artinya: “Allah maha besar”. 13. Membaca Hauqolah. ِﻻَ ﺣَﻮْلَ وَﻻَ ﻗُﻮﱠةَ إِﻻَ ﺑِﺎﷲ Artinya: “Tidak ada daya upayadan kekuatan kecuali kepunyaan Allah.” 14. Membaca Hasbalah. ُﺣَﺴْﺒِﻲَ اﷲ ُ وَﻧِﻌْﻢَ اﻟْﻮَﻛِﯿْﻞ Artinya: “Cukuplah Allah dan sebaik-baiknya pelindung.” 15. Membaca Istighfar. َأَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ اﷲ َ اْﻟﻌَﻈِﯿْﻢ Artinya: “Saya mohon ampun pada Allah yang maha Agun.” 16. Membaca Lafadz Baaqiyaatush Shaalihat. ُﺳُﺒْﺤَﺎنَ اﷲِ وَاﻟْﺤَﻤْﺪُ ﷲِ وَﻻَ إِﻟَﮫَ اِﻻﱠ اﷲ ُوَاﷲ ُ أَﻛْﺒَﺮ Artinya: “Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Allah maha besar.”(Dadang Hawari, 1998: 2830).
Dzikir membawa harapan bagi manusia yang mengamalkannya sebagaimana kutipan dari karya sufi kuno dari Persia, yaitu Kasyf al-Mahjub dari Hujwiri:” Masih Sari al- Saqoti yang pernah berkata, wahai Tuhan apapun hukuman yang Engkau timpakan kepadaku, namun janganlah Engkau hukum aku dengan memasang tabir pemisah antara Engkau dan aku.Karena jika tiada tabir antara-Mu dengan ku, maka siksa dan hukuman yang ku sandang tetap disinari oleh dzikir dan ingatku kepada-Mu. Tetapi apabila Kau pasang penghalang, maka kasih sayang pun akan mematikanku. Dan tidak akan ada siksa yang lebih berat dari neraka yang sukar ditanggung kecuali apabila terpasang hijab (penutup) antara Engkau dan Aku. Apabila Tuhan berkehendak menampakkan diri di neraka, maka orang-orang beriman yang berdosa tidak akan lagi memikirkan surge, karena pandangan Tuhan akan segera mengisi mereka dengan kebagahiaan, sehingga tidak lagi dirasakan pedihnya tubuh. Dan di surga, tiada kebahagiaan yang lebih tinggi, melainkan tiadanya jarak antara insan dengan Tuhan (Reynold Nicholson, 1997: 53). Dengan berdzikir dan selalu mengingat Allah, berarti manusia telah bisa melindungi dirinya dari godaan setan karena pada dasarnya setan selalu menghalangi manusia untuk berdizkir kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-An’am ayat 68 : $¨BÎ)ur 4¾ÍnÎŽöxî B] ƒÏ‰ tn ’Îû(#qàÊ qèƒs† 4Ó®Lym öN åk÷]tã óÚ Íôã r'sù $uZÏF»tƒ#uä þ’Îûtb qàÊ qèƒs† tûïÏ%©!$# |M ÷ƒr&u‘ #sŒÎ)ur
tûüÏHÍ>»©à 9$# ÏQ öqs)ø9$#yì tB 3“ tò2 Éj‹ 9$#y‰ ÷èt/ ô‰ ãèø)s? Ÿx sù ß` »sÜ ø‹¤± 9$# y7 ¨ZuŠÅ¡ YムArtinya: “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayatayat kami, Maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan
pembicaraan yang lain. dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu)” (DEPAG, 2002: 182) Dan surat Al Mujadilah ayat 19: z> ÷“Ïm ¨b Î) Iw r& 4Ç` »sÜ ø‹¤± 9$# Ü> ÷“Ïm y7 Í´¯»s9'ré& 4«! $# tø.ÏŒ öN ßg9|¡ Sr'sù ß` »sÜ ø‹¤± 9$# ÞO ÎgøŠn=tæ sŒuqós tGó™ $#
ÇÊÒÈ tb rçŽÅ£ »sƒø:$# æLèe Ç` »sÜ ø‹¤± 9$# Artinya: “Syaitan Telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi” (DEPAG, 2002: 795)
F. Hubungan Antara Dzikir dengan Thoriqoh Dalam menempuh tujuan akhir para sufi berbeda dalam menempuh jalan (Thoriqoh). Salah satu amalan yang terpenting dalam Thoriqoh yang selalu dikerjakan adalah berdzikir. (Abu Bakar Aceh,1993:278) Dengan berdzikir yang sungguh-sungguh maka akan menjaga dzikir (orang yang berdzikir) dari nafsu-nafsu yang dimilikinya, sehingga dengan demikian akan menjadikan hatinya tenteram. Allah berfirman dalam surat ArRad ayat 28: ÇËÑÈ Ü> qè=à)ø9$#’ûÈõyJ ôÜ s? «! $#Ìò2 É‹ Î/ Ÿw r&3«! $#Ìø.É‹ Î/ O ßgç/qè=è% ’ûÈõuKôÜ s?ur (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (DEPAG, 2002: 341) Tarekat melestarikan dirinya dalam dzikir yang praktek regulernya mengantarkan sang arif yang ditakdirkan menuju keadaan ketenggelaman
(istighroq) dalam Tuhan. Oleh sebab itu dzikir membentuk kerangka tarekat (Muhsin Jamil, 2005: 67). Ada dua macam dzikir yaitu dzikir jali dan dzikir khoffi (Dr. Mirvaliddin, 1997: 121). Dzikir jali yaitu dzikir yang dilakukan dengan suara keras dan dzikir khoffi adalah dzikir yang dilakukan dengan diam atau sir. Dan telah berkata Al Hasan, dzikir itu ada dua macam: berdzikir mengingat Allah dalam diri betapa indahnya hal itu dan betapa besar pahalanya. Namun yang paling utama dari itu adalah berdzikir kepada Allah setiap kali berhadapan dengan apa yang diharamkan oleh-Nya. (Al Ghozali, 1995:18) Para ahli tarekat memilih ungkapan tahlil sebagai formulasi dzikir karena ia mengandung suatu pernyataan yang lengkap bagi seorang muslim, yaitu penegasan tuhan-tuhan selain Allah. Dengan pengucapan kalimat laa ilaaha illa Allah maka dapat dipastikan bahwa orang yang mengucapkannya adalah muslim (Sokhi Huda, 2008: 66). Pada dasarnya manusia apabila ingin melakuka dzikir khoffi (dzikir sir) maka dia harus melakukan tahapan dengan mengamalkan dzikir jali (keras) dengan lisan. Sebagaimana diagram di bawah ini:
Dzikir Lisan Kecerdasan fisik (PQ)
Power : biasa
Dzikir pikiran dan perbuatan Kecerdasan IQ dan EQ
Power : lebih kuat
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sejarah Thoriqoh 1. Gambaran umum sejarah thoriqoh di Indonesia Mengupas sejarah thoriqoh di Indonesia, sama halnya dengan mengupas sejarah tasawuf di Indonesia, karena thoriqoh merupakan bentuk praktis dari tasawuf. Sedangkan sejarah tasawuf sendiri tidak bisa lepas dari sejarah masuknya Islam di Indonesia. Menurut catatan sejarah Islam masuk pertama kali berada di wilayah Aceh, karena Aceh merupakan daerah yang strategis untuk persinggahan para gujarat, para pedagang dan para tokoh ulama muslim yang datang dari berbagai manca negara termasuk dari Arab. Dengan demikian Aceh memegang peranan penting dalam menyebarkan agama Islam sekaligus menyebarkan tasawuf ke seluruh wilayah nusantara ini. Tasawuf yang singgah pertama kali di Aceh memiliki corak filsafi dengan tokoh utamanya Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani (M. Sholihin, 2005: 329). Kehadiran tasawuf yang bercorak filsafi di Aceh kemudian di susul oleh tasawuf yang bercorak sunni (Sokhi Huda, 2008: 79). Munculnya Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani tersebut kemudian disusul oleh Al-Paniri, Abd. Rouf al-Sinkili, Abd. Shomad al Palimbani, wali songo, Abd. Muhyi Pamijahan, Muhammad Aidrus,
Syaikh Yusuf al-Makassari, munculnya tokoh sufi pasca Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani ini lebih menampakkan ajaran tasawuf yang tipikal al-Ghozali (Sunni), bahkan kemudian menjadi dominan di nusantara hingga kini (M. Solihin, 2005: 330). Kehadiran tasawuf yang bercorak sunni tersebut ikut mewarnai pemahaman-pemahaman dan aliran-aliran tasawuf yang berada di Indonesia, sehingga menjadikan banyak pemahaman yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Para ahli sufi dalam mengajarkan ilmu tasawufnya selalu berdasarkan pada thoriqoh yang dibawa dari para guru mereka masingmasing baik yang berasal dari Arab langsung maupun mereka yang belajar dengan gurunya di Indonesia. Oleh sebab itu muncul bermacam-macam thoriqoh di Indonesia, seperti Qodiriyah, Naqsabandiyah, Syaziliyah dan lainnya. J. Spencer Trimingham dalam bukunya, “The Sufi Orders in Islam” mencermati
proses
kemunduran
tarekat
melalui
tiga
babak
perkembangannya. Tarekat pada umumnya adalah metode gradual kontempolatif
dan
mengelilingi
guru.
penyucian Seorang
diri. guru
Kelompok sufi
murid
terkemuka,
berkumpul
bersama-sama
menempuh pelatihan nurani, namun sama sekali tidak dengan bentuk baiat apapun. Pada periode selanjutnya, sekitar abad kedua belas, pelatihan ruhani itu kemudian mengalami pelembagaan berdasarkan garis silsilah guru dan kewajiban baiat. Akibatnya pada periode ketiga, sekitar abad ke
lima belas, tarekat berubah menjadi struktur organisasi yang hirarkis atau taifah (Rahmah Maulida, 2006: 203). 2. Gambaran umum Thoriqoh Qodiriyah dan Naqsabandiyah Di Indonesia, thoriqoh yang paling terkenal adalah thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah. Thoriqoh ini merupakan thoriqoh terbesar, terutama di pulau Jawa. Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah yang ada di Indonesia didirikan Ahmad Khatib Sambas ibn Abd Ghaffar al-Sambasi al-Jawi. Ia wafat di Mekah pada tahun 1878 M. Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah, merupakan gabungan dari dua tarekat yang berbeda yaitu Thoriqoh Qodiriyah dan Thoriqoh Naqsabandiyah. Thoriqoh Qodiriyah didirikan Syekh Abd al-Qadir al-Jailani (W.561/ 1166M). Syekh Abd al-Qadir al-Jailani selalu menyeru kepada muridmuridnya agar bekerja keras dalam kehidupan sebagai bekal untuk memperkuat ibadah yang dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Ia juga melarang kepada muridnya menggantungkan hidup kepada masyarakat. Pada Thoriqoh Qodiriyah menekankan ajarannya pada dzikir Jahr nafi isbat yaitu melafalkan kalimat “Laailaha Illallah” dengan suara keras. Sedangkan Thoriqoh Naqsabandiyah didirikan oleh Muhammad ibn Muhammad Bahaudin al-Naqsabandi yang hidup antara tahun 717-791 H/ 1317-1389 M. ia dilahirkan di desa yang bernama Qashrul Arifin yang terletak beberapa kilometer dari kota Bukhara, Rusia. Thoriqoh Naqsabandiyah menekankan pada zikir siri ismu dzat yaitu melafalkan kalimat Allah dalam hati. Thoriqoh Naqsabandiyah yang terdapat di
Indonesia bukanlah hanya merupakan suatu penggabungan dari dua thoriqoh yang berbeda yang diamalkan bersama-sama. Thoriqoh ini menjadi sebuah thoriqoh yang baru dan berdiri sendiri, yang di dalamnya unsur-unsur pilihan dari Qodariyah dan Naqsabandiyah telah dipadukan menjadi sesuatu yang baru. Penggabungan inti dari kedua ajaran ini atas dasar pertimbangan logis dan strategis bahwa kedua ajaran inti itu bersikap saling melengkapi terutama dalam hal jenis zikir dan metodenya. Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah adalah termasuk thoriqoh zikir. Sehingga zikir menjadi ciri khas yang mesti ada dalam thoriqoh. Dalam suatu thoriqoh zikir dilakukan secara terus-menerus (istiqomah), hal ini dimaksudkan sebagai suatu latihan psikologis (Riyadah al-Nafs) agar seseorang dapat mengingat Allah di setiap waktu dan kesempatan. Dalam ajaran Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah terdapat 2 (dua) jenis zikir yaitu: 1) Zikir Nafi Isbat yaitu zikir kepada Allah dengan menyebut kalimat “lailahaillallah”. Zikir ini merupakan inti ajaran Thoriqoh Qodiriyah yang dilafalkan secara jahr (dengan suara keras). 2) Zikir Ismu Dzat yaitu zikir kepada Allah dengan menyebut kalimat “Allah” secara sirr atau khafi (dalam hati). Zikir ini disebut juga dengan zikir latifah dan merupakan ciri khas dalam Thoriqoh Naqsabandiyah. Mengenai tata cara zikir, ketika melaflkan kata La digambarkan sebagai pikiran, ditarik dari pusar ke otak dengan dengan dipanjangkan bacaannya, kemudian disambung dengan lafal ilaaha ke arah kanan. Dan disambungkan kata illallah yang dipukulkan dengan sangat kuat diarah
kiri tepat di sanubari (jantung) agar kalimat “al-Musyarofah” ini dengan serta merta kekelima lathaif (latifah al-qalb, latifah ar-ruh, latifah as-sir, latifah al-khafiy dan latifah al akhfa). Di samping itu supaya hati teringat dengan makna tayyibah tersebut yaitu la maqsudu ill Allah (tiada dzat yang dituju dengan haq kecuali Allah). 3. Gambaran umum sejarah Thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan a. Sejarah perkembangan Thoriqoh di Dusun Takan Kidul Dusun Takan Kidul merupakan suatu dusun yang banyak penduduknya, tetapi hanya memiliki satu orang alim alamah yang bernama
K.
Fadhil.
Karena
kealim
alamahannya
tersebut
menjadikannya seorang yang sangat disegani dan terpandang di masyarakat Dusun Takan Kidul. Setelah itu semakin lama banyak orang yang berguru kepada beliau tentang thoriqoh. Thoriqoh di Dusun Takan Kidul didirikan K. Fadhil pada tahun 1960. Beliau dikaruniai empat orang putri dan satu putra, yaitu: Alfiah, Naimah, Ni’matin, Nur Hadi dan Hidayah. Beliau menjadi mursyid (guru) dalam thoriqoh ini selama duapuluh lima tahun (25 tahun). Beliau meninggal pada tahun 1985. Setelah itu K. Fadhil meninggal, kedudukan sebagai mursyid (guru) dalam thoriqoh ini digantikan oleh putra satu-satunya beliau yaitu KH. Nur Hadi, yang merupakan putra keempat dari lima bersaudara. Beliau memulai tugas mulianya ini sejak tahun 1986 sampai sekarang sebagai pejuang.
Thoriqoh yang berada di Dusun Takan Kidul adalah thoriqoh Qodiriyah dan Thoriqoh Naqsabandiyah. Thoriqoh Qodiriyah menurut K.H. Nur Hadi adalah thoriqoh yang berasal dari Nabi Muhammad SAW yang kemudian diteruskan melewati sahabat Umar bin Khattab sedangkan Thoriqoh Naqsabandiyah adalah thoriqoh yang berasal dari Nabi Muhammad SAW yang kemudian diteruskan melalui sahabat Ali bin Abi Tholib. Kedua thoriqoh ini lebih condong pada corak sunni atau tipikal al-Ghozali. Perkembangan anggota jamaah thoriqoh Qodiriyah dan Naqsabandiyah Dusun Takan Kidul ini dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dari anggota jamaah yang hanya 20 orang saja sekarang pada tahun 2012 ini jumlah anggota jamaah menjadi 76 orang. Adapun sililah guru (mursyid) yang diketahui sebagaimana yang disampaikan oleh KH. Nur Hadi adalah sebagai berikut: Kyai Muslih Mranggen, Demak, Kab Demak
Kyai Tolhah Tegalsari, Bringin Kab. Semarang
Kyai Fadhil Takan Kidul, Pabelan Kab. Semarang
KH. Nur Hadi Takan Kidul, Pabelan Kab. Semarang
b. Masjid di Dusun Takan Kidul Masjid pada dasarnya adalah sebagai pusat kegiatan umat Islam baik dalam kegiatan duniawi maupun ukhrowi. Masjid selain untuk beribadah juga berfungsi sebagai tempat untuk musyawarah dan menuntut ilmu, melatih para murid terutama dalam menjalankan tata cara beribadah. Di Dusun Takan Kidul terdapat dua buah masjid yang keduanya sama-sama digunakan masyarakat setempat. Yang pertama yaitu masjid Al-Wustho yang letaknya sesuai dengan namanya yaitu berada di tengah-tengah perkampungan atau rumah warga dusun Takan Kidul. Dan yang kedua masjid Al-Mujahidin, yang terletak di tepi Dusun Takan Kidul, tepatnya berada di depan rumah mursyid thoriqoh saat ini, KH. Nur Hadi. Walaupun keduanya sama-sama digunakan oleh masyarakat setempat, tetapi masing-masing masjid mempunyai fungsi yang berbeda. Selain sebagai tempat ibadah, masjid Al-Wustho juga digunakan sebagai tempat musyawarah dan tempat pengajian ibu muslimat yang diadakan pada setiap hari Jum’at Kliwon. Sedangkan pada masjid Al-Muhajidin, selain sebagai tempat ibadah fungsi utama lainnya adalah sebagai tempat untuk mengajarkan ilmu thoriqoh oleh KH. Nur Hadi kepada para muridnya, yang biasa dilaksanakan pada setiap hari Rabu atau satu minggu sekali dan tempat pengajian Khaul
Thoriqoh Syaikh Abdul Qodir Al Jilani, yang rutin dilaksanakan satu tahun sekali.
B. Data Penduduk yang Mengikuti Thoriqoh Di Dusun Takan Kidul Masyarakat dewasa ini sudah tidak diasingkan lagi dengan kata thoriqoh di Dusun Takan Kidul. Sebaliknya mereka berbondong-bondong bergabung menjadi anggota thoriqoh satu-satunya yang berada di kelurahan Pabelan ini. Adapun niat anggota thoriqoh ini berbeda-beda satu sama lain. Ada yang berniat agar besok di akhirat mendapatkan pertolongan Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani, kemudian berniat agar besok ketika meninggal bebas dari pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, dan biar hatinya menjadi tenteram, bahkan ada yang berniat daripada nganggur tidak ada kerjaan lebih baik mengikuti thoriqoh dan bergabung bersama orang banyak. Akan tetapi kebanyakan dari mereka berniat untuk menuntut ilmu serta menambah amalan wirid dalam kehidupan sehari-hari. Adapun data penduduk yang mengikuti thoriqoh di Dusun Takan Kidul adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Kastamah Nur Shodiq Siti Ngaisatun Siti Maryam Nasori Maryatun Karminah Siam Jamil Ahmad Nayiri Layem
Dusun Ploso Ploso Ploso Ploso Ploso Ploso Ploso Ploso Ploso Ploso Ploso
Kecamatan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
Sumyani Bikah Kasmudi Kasimah Maonah Sofiyah Arbain Surui Murni Kadariyah Karsinah Muh Sholih Khomsatun Saudah Sailatun Ni’matin Khotimah Maryatun Siti Maryam Sumirah Sunarti Muniri Jamal Tasdiqoh Mari Srinah Himmatun Juminah Fauzan Sholihah Juni Khasanah Suwarti Wagiyem Siti Zubaidah Suntiyanah Sati Mukaromah Surti Dilem Makmuri Shoimah Zinatun Sapuan
Ploso Ploso Ploso Ploso Ploso Karang Rejo Karang Rejo Karang Rejo Karang Rejo Karang Rejo Karang Rejo Karang Rejo Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Kidul Takan Lor Takan Lor Takan Lor Takan Lor Takan Lor Takan Lor Takan Lor Takan Lor Takan Lor Takan Lor Takan Lor Takan Lor Takan Lor Tlawongan
Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Pabelan Tuntang
56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
Mardi Khotimatun Badriyah Watini Nadun Syaifuddin Ngatman Jainu Harni Sumi Giono Taqim Mutmainah Sabar Diyem Sumini Salamatun Sulaiman Daliyem Parji Yasmin
Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Tlawongan Beran Beran Beran
Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang Tuntang
C. Makna Dzikir bagi Jamaah Thoriqoh 1. Amaliah Dzikir Dalam
pengajian
thoriqoh
seorang
guru
(mursyid)
selalu
mengajarkan dzikir kepada murid-muridnya. Begitu pula yang dilakukan oleh KH. Nur Hadi sebagai seorang mursyid beliau selalu mengajarkan amalan-amalan dzikir kepada para pengikutnya, yaitu anggota jamaah thoriqoh Qodiriyah dan Naksabandiyah. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran biasanya calon murid di baiat terlebih dahulu sebagai bukti bahwa dia sudah resmi menjadi murid dalam thoriqoh dan harus melakukan atau mengamalkan semua yang akan diajarkan oleh KH. Nur Hadi.
Seperti yang dikemukakan di depan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan di masjid Al-Mujahidin yang terletak di depan rumah KH. Nur Hadi. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada setiap hari Rabu. Dalam melaksanakan tugasnya, KH. Nur Hadi dibantu oleh salah satu putrinya yang bernama Nunuk dan suaminya. Sebelum kegiatan dzikir bersama dimulai, Mbak Nunuk ini membuka acara dengan membaca Ibris dan para jamaah mendengarkan. Selain itu, dia juga membaca al-Qur’an (semaan). Bacaan-bacaan ini selain sebagai ibadah juga sebagai acara untuk mengisi kekosongan sambil menunggu para jamaah yang belum hadir di masjid Al-Mujahidin. Adapun tata cara urutan berdzikir dalam Thoriqoh Qodiriyah dan Naqsabandiyah ini adalah sebagai berikut: a. Sebelum memulai berdzikir, seorang dzakir harus mengucapkan syahadatain sebanyak 3x. ٣x اَﺷْﮭَﺪُ اَنْ ﻻَ اِﻟَﮫَ اِﻻﱠ اﷲ وَاَﺷْﮭَﺪُ اَنﱠ ﻣُﺤَﻤﱠﺪً رَﺳُﻮْلُ اﷲ b. Kemudian membaca ُ اﻟﺼﱠﻼَةُ وَاﻟﺴﱠﻼَم.َ اﻟﺤَﻤْﺪُ ِﷲِ رَبِّ اْﻟﻌَﺎﻟﻤَِﯿْﻦ.َ وَاﻓْﺘَﺤْﻠِﻰ ﺑِﻔُﺘُﻮْحِ اﻟْﻤُﺤِﺒِّﯿْﻦ.َاَﻟﻠﱠﮭُﻢﱠ اﻓْﺘَﺤْﻠِﻰ ﺑِﻔُﺘُﻮْحِ اﻟْﻌَﺎرِﻓِﯿْﻦ اﻟﻠﱠﮭُﻢﱠ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﯿِّﺪِﻧَﺎ.ِﻋَﻠَﻰ ﺳَﯿِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪٍ اْﻟﮭَﺎدِى اِﻟﻰَ ﺻِﺮَاطٍ ﻣُﺴْﺘَﻘِﯿْﻢِ اَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ اﷲ ﻏَﻔُﻮْرُ اﻟﺮﱠﺣِﯿْﻢ .ْﻣُﺤَﻤﱠﺪٍ اﻻُﻣِﯿِّﻰ وَﻋَﻠَﻰ اَﻟِﮫِ وَﺻَﺤْﺒِﮫِ وَﺑَﺎرِكْ وَﺳَﻠِّﻢ c. Kemudian membaca hadhoroh kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga nabi, sahabat nabi, para tabi’in-tabi’in, para ulama’, para wali, syaikh Abdul Qodir al-Jailani, Syaikh Bahauddin an Naqsabandi, dan seterusnya sesuai yang diinginkan dzakir.
d. Membaca ﻻاﻟﮫ اﻻ اﷲsebanyak 200 x, adapun bacaan ini adalah bacaan dzikir jahr atau keras. e. Membaca surat ikhlas sebanyak 3 x ini juga termasuk dzikir jahr. f. Membaca sholawat sebanyak 3 x ٣ × ... اَﻟﻠﱠﮭُﻢﱠ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﯿِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪ وَﻋَﻠَﻰ اَلِ ﺳَﯿِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪ ٣× ... ِﻛَﻤَﺎ ﺻَﻠﱠﯿْﺖَ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﯿِّﺪِﻧﺎَ اِﺑْﺮَاھِﯿْﻢ g. Membaca اﷲsebanyak 500 x yaitu dzikir latifatul qolbi yang letaknya dibawah payudara kiri. h. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir ruh yang terletak di bawah payudara kanan. i.
Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir sir yang terletak di atas payudara kiri.
j.
Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir khofi yang terletak di atas payudara kanan.
k. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir akhfa yang terletak di tengah dada. l.
Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir nafsi yang terletak di tengah jidad (batuk).
m. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir qolab yang terletak di seluruh badan. 2. Makna dzikir Setiap segala sesuatu pasti mempunyai maksud, arti atau makna tertentu yang terkandung di dalamnya. Begitu pula dengan dzikir yang terdapat dalam thoriqoh Qodiriyah dan Naqsabandiyah Dusun Takan
Kidul. Anggota jamaah memandang dzikir sebagai suatu aktivitas yang mempunyai makna tersendiri dan berbeda-beda antara satu individu dengan individu lain. Bapak Nasori, salah satu anggota jamaah yang berasal dari dusun Ploso beliau mempunyai tiga orang anak yaitu Masykur, Istiqomah, dan Muhammad Qosim, ketiganya sudah berumah tangga. Pekerjaan bapak Nasori adalah sebagai petani beliau termasuk orang yang cukup mengetahui tentang agama. Bapak Nasori yang baru saja bergabung dengan pengajian thoriqoh Qodiriyah dan Naqsabandiyah di Dusun Takan Kidul memaknai aktivitas dzikir yang diajarkan dalam thoriqoh adalah suatu perbuatan amaliyah yang bertujuan meniru atau mencontoh tingkah laku Syaikh Abdul Qodir al-Jilani dan Syaikh Bahauddin an-Naqsabandi. Walaupun tidak bisa mencontoh tingkah laku beliau semuanya, tetapi minimal ada beberapa amaliyah yang hampir sama dengan beliau. Hal senada diungkapkan oleh Bapak Mardi yang berasal dari Dusun Tlawongan dia mempunyai satu orang putra dan satu oang putri, pekerjaannya sebagai petani dan termasuk orang yang cukup mempunyai pengetahuan tentang agama. Beliau menambahkan, “untuk meniru atau mencontoh sama tingkah laku Syaikh Abdul Qodir al-Jilani dan Syaikh Bahauddin an-Naqsabandi itu sangat sulit. Oleh karena itu kegiatan amalan dzikir ini dijadikan sebagai suatu latihan bagi dirinya sendiri yang disebut latihan jiwa atau riyadhotun nafs daripada tidak ada kegiatan (ngganggur)” katanya.
Amaliah dzikir merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mida’i nafsu-nafsu yang berada pada diri manusia. Kata mida’i berarti menebus nafsu-nafsu. Dan kegiatan tersebut dianggap sudah selesai apabila sudah sampai pada qolab. Keterangan ini disampaikan oleh Ibu Khotimah yang mempunyai 4 putra dan 1 putri yang masih sekolah SMP, beliau juga merawat 1 cucunya yang ditinggal oleh kedua orang tuanya. Para anggota jamaah thoriqoh biasanya meneruskan dzikir yang disebut mida’i
tersebut 2 kali setiap minggu. Dzikir untuk fida’ ini
biasanya dibaca sebanyak 10.000 kali. Begitu pula yang disampaikan oleh Bapak Fauzan bahwa dzikir berarti mempunyai makna menyebut nama Allah SWT, amalan tersebut bertujuan untuk mengurangi nafsu yang berada pada diri manusia yang bertempat pada tujuh anggota badan, yaitu dibawah payudara kiri yang dinamakan dzikir latifatul qolbi, dibawah payudara kanan yang dinamakan dzikir latifatul ruh, diatas payudara kiri yang dinamakan dzikir latifatul sir, diatas payudara kanan yang dinamakan dzikir latifatul khoffi, ditengah dada dinamakan dzikir akhfa, ditengah jidad yang dinamakan dzikir latifatul nafsi dan qolab yaitu dzikir yang terletak diseluruh badan. Ketika dzikir sampai pada qolab dengan demikian proses dzikir sudah selesai Berbeda dengan penuturan di atas, Ibu Maryatun yang mempunyai tiga putra dan semuanya sudah menikah. Pekerjaan beliau bertani dan berdagang di MI Dusun Ploso. Suatu pagi beliau menyatakan bahwa melaksanakan dzikir berarti mengirim Syaikh Abdul Qodir al-Jilani dan
Syaikh Bahauddin an-Naqsabandi pada setiap selesai shalat fardhu. Setelah selesai shalat dzikir tersebut sudah tidak dibaca atau diamalkan lagi. Demikian penuturan para anggota jamaah thoriqoh termasuk Ibu Wagiyem yang sudah berusia lanjut, yang memiliki 5 putra dan semuanya sudah berkeluarga, jadi beliau sudah tidak mempunyai beban lagi dalam mencari rizki untuk menafkahi putra-putranya. Dalam kehidupan seharihari beliau hanya beribadah karena kebutuhan ekonomin sudah dicukupi oleh putra-putranya. Dalam memaknai dzikir thoriqoh beliau menerangkan bahwa Dzikir dalam thoriqoh itu berarti mengirim Syaikh Abdul Qodir Al Jaelani pada setiap selesai sholat fardhu. Setelah selesai dzikir tersebut tidak dibaca atau diamalkan lagi. Kebanyakan dari anggota jamaah thoriqoh desa takan kidul memiliki pengetahuan agama yang cukup. Tetapi ada juga yang berpengetahuan tentang agama yang luas, dengan demikian dapat mempengaruhi pendapat mereka tentang makna dzikir, sehingga antara yang satu dengan yang lain berbeda.
D. Pengaruh Dzikir bagi Jamaah Thoriqoh 1. Perspektif hati nurani Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa anggota jamaah, dzikir dalam segala bentuknya memberikan atsar (pengaruh) di hati para anggota jamaah thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan. Bapak
Nasori dan Ibu Wagiyem mengatakan bahwa dzikir yang diajarkan dalam thoriqoh telah menjadikan hati mereka tenang dan tenteram begitu juga yang dilontarkan oleh Ibu Khotimah, “Dengan dzikir yang diajarkan dalam thoriqoh alhamdulillah menjadikan hati saya tentrem dan ayem. Contohnya sebelum mengikuti thoriqoh apabila saya makan selalu berporsi satu piring penuh dan rasanya ingin menghabiskan semua makanan yang tersedia, tetapi sekarang setelah mengamalkan dzikir yang diajarkan dalam thoriqoh, saya makan cukup satu centong dan tidak ada keinginan untuk menghabiskan semua makanan yang tersedia”. Hal lain diungkapkan oleh Bapak Mardi, “Dengan berdzikir maka dapat menenangkan hati, lebih sabar dan tawakal apalagi ketika menghadapi cobaan seperti tahun kemarin. Anak saya meninggal dalam kecelakaan, padahal dia masih muda dan baru mempunyai anak satu yang berusia delapan belas bulan”. Bapak Fauzan menambahkan bahwa dengan berdzikir menyebut nama Allah SWT, maka pengaruh yang dirasakan adalah nafsu jelek yang berada pada dirinya semakin lama semakin berkurang dan semakin bertambah pula keyakinannya kepada Allah SWT. Bu Maryatun mengatakan bahwa Dzikir itu menjadikan hati saya tenag dan tentram tidak meri / iri denga tetangga, tidak rakus terhadap harta walaupun hidup dengan cukup tetapi rasanya tenang 2. Perspektif amaliyah yaumiyah
Pengaruh dzikir dilihat dari amalnya para anggota jamaah thoriqoh ini merupakan hasil observasi peneliti yang berhasil menemukan bahwa beberapa tingkah laku para jamaah thoriqoh di Dusun Takan Kidul Desa Pabelan. Meskipun sudah banyak amal perbuatan baik yang dilakukannya akan tetapi ada beberapa tingkah laku yang masih parlu diperbaiki sedemikian mungkin. Dalam kehidupan sehari-hari Bapak Nasori adalah seorang yang dipandang pandai ilmu agama dan termasuk anggota jamaah thoriqoh. Walaupun sudah mengikuti jamaah thoriqoh tetapi dalam kehidupan sehari-hari beliau sering melakukan tindakan yang tidak wajar dan tidak baik. Beliau sering menyakiti kambing peliharaannya. Sudah menjadi hal yang wajar apabila hewan itu mengeluarkan suara jika dirinya merasa lapar atau tidak nyaman, akan tetapi Bapak Nasori merasa terganggu dengan suara tersebut dan akhirnya marah, kemudian memukuli kambing tersebut. Hal ini tentunya bertentangan dengan apa yang dikatakannya sendiri yang menyatakan bahwa sebagai manusia dan telah masuk dalam thoriqoh maka disitu diajarkan untuk saling mengasihi, begitu juga dengan hewan harus dikasihi, jangan menyiksa hewan karena hewan juga makhluk Allah, apabila disakiti pasti akan merasa kesakitan. Akan tetapi ada suatu amal kebaikan yang selalu dikerjakan oleh bapak Nasori yaitu membaca al-Qur’an setiap pagi hari dan amal tersebut masih berjalan sampai sekarang.
Ibu Khotimah yang masih menyia-nyiakan mertuanya yang sudah lumpuh, Ibu Maryatun, Ibu Sofiyah dan Ibu Wagiyem yang masih suka dan hobi sekali dengan berghibah (ngrasani) orang lain, baik yang dikatakan itu benar atau salah, tidak diperdulikan. Padahal mereka sadar bahwa perbuatan yang mereka lakukan adalah salah bahkan dilarang oleh agama. Tetapi kenyataannya mereka masih saja melakukannya meskipun setiap mengikuti pengajian sudah dijelaskan bahwa ghibah itu tidak baik dan tidak boleh dikerjakan. Berbeda dengan Bapak Fauzan yang memiliki dua anak ini mempunyai pengetahuan tentang agama yang luas, karena beliau adalah alumni pondok pesantren al-Ittihad Poncol dan menjadi tokoh agama di dusunnya. Dengan begitu agamanya sudah matang, sehingga dengan mengikuti thoriqoh lebih memantapkan ibadahnya. Begitu pula Bapak Mardi yang dulunya berkepribadian keras akan tetapi setelah mengikuti pengajian thoriqoh sedikit demi sedikit kepribadian tersebut berubah menjadi pribadi yang lembut dan lebih baik.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Minat Masyarakat dalam Mengikuti Pengajian Thoriqoh Tarekat merupakan media yang penting untuk dakwah dan pembinaan agama Islam. Aggota-anggota sekte merasakan dirinya tenggelam dalam situasi masyarakat yang tampak mengalami demoralisasi (kemerosotan moral). Karena itu mereka berusaha untuk menarik diri dari lingkungan, karena gerakan ini memberikan jalan pelarian, yaitu melalui ajaran mistisme yang penuh kerahasiaan. Dengan kata lain gerakan-gerakan ini menampilkan suatu sistem kepercayaan yang bulat, lengkap dengan kepemimpinan para kiyai, dan haji, mereka menjadi pegangan kehidupan yang sedang goncang. (http://etd.eprints.ums.ic.id/7019/1/O000030025.pdf). Hakekat manusia adalah qolbun (hati). Adapun keistimewaan dan kelebihan manusia dari makhluk-makhluk lainnya, memiliki potensi untuk ma’rifat kepada Allah. Ma’rifat kepada Allah yang Maha Tinggi di dunia adalah keagungan dan kesempurnaannya, bagi kehidupan akhirat, ma’rifat kepada Allah merupakan perbendaharaan dan kemuliaannya. Tangga untuk mencapai ma’rifat Allah adalah dengan qolbunnya. Dan bukan dengan panca indra serta anggota badannya. Qolbun atau hati dalam arti rohani sering disebut akal, nafsu, dan ruh. Qolbun atau hati ini merupakan hakekat manusia yang berwujud dzat halus bersifat Ilahi (rabbaniyah). Dengan hati inilah manusia mampu menangkap
baik alam kebendaan ataupun alam kerohanian dan bahkan alat untuk ma’rifat pada Dzat Tuhan sendiri. Di era globalisasi seperti sekarang ini dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih mendorong masyarakat Desa Pabelan dan sekitarnya untuk berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai upaya untuk mencari ketenangan jiwa dari kehidupan dunia yang semakin glamor. Dari tahun ke tahun jumlah anggota jamaah thoriqoh Dusun Takan Kidul selalu mengalami peningkatan. Pada awal berdirinya thoriqoh ini hanya berjumlah 20 orang. Untuk perkembangan selanjutnya pada tahun 2012 ini jumlah anggota thoriqoh meningkat menjadi 76 orang. Masyarakat berbondong-bondong masuk menjadi anggota jamaah thoriqoh dengan berlatar belakang niat yang hampir sama yaitu untuk menuntut ilmu, mencari ketentraman hati, serta menambah amalan wirid dalam keseharian. Mencari ilmu pada dasarnya tidak hanya ketika masih kecil atau remaja saja, akan tetapi mencari ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap manusia sejak dari bandulan (kecil) sampai tua bahkan ketika manusia meninggal pun masih membutuhkan ilmu. Hal ini dibuktikan dengan adanya talqin bagi mayit. Meskipun para anggota jamaah thoriqoh ini rata-rata sudah tua dan berusia lanjut serta berasal dari dusun yang jauh, akan tetapi niat dan tekad
mereka datang ke Dusun Takan Kidul untuk menuntut ilmu tidak surut dan pudar. Mereka beramai-ramai berangkat dan pulang bersama-sama. Keramaian pengajian thoriqoh semakin ditunjukkan pada acara sebelasan.
Sebelasan
adalah
sebutan
nama
untuk
menandai
hari
meninggalnya Syaikh Abdul Qodir al-Jilani yang dilaksanakan 35 hari sekali. Pada hari itu anggota jamaah membawa beras yang kemudian dikumpulkan dan dimasak bersama. Setelah kegiatan dzikir bersama di masjid al-Mujahidin selesai, masakan tersebut dihidangkan dan dimakan bersama.
B. Persepsi Anggota Jamaah tentang Makna Dzikir Tarekat melestarikan dirinya dalam dzikir yang praktek regularnya mengantarkan sang arif yang ditakdirkan menuju keadaan ketenggelaman (istighroq) dalam Tuhan. Oleh sebab itu dzikir membentuk kerangka tarekat (Muhsin Jamil, 2005: 67). Begitu juga dengan thoriqoh Qodiriyah dan Naqsabandiyah Dusun Takan Kidul, KH. Nur Hadi sebagai mursyid selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada para muridnya untuk mengamalkan dzikir. Dzikir adalah menyebut atau ingat, dzikir pada Allah berarti ingat bahwa segala sesuatu adalah atas kehendak-Nya, dibawah kekuasaan-Nya dan milik-Nya. Bukan sekedar ingat atau menyebut tanpa punya nilai apapun. Dzikir dalam ilmu thoriqoh adalah mengingat atau menghadirkan Allah dalam hati. Dengan perasaan selalu disertai Allah, kehidupan ini terasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena Allah adalah yang memiliki, mengatur
dan menguasai. Dzikir yang demikian inilah yang membuat hati tenang, bebas dari beban yang dialami, karena dengan ingat Allah tahu bahwa semua adalah atas kehendak-Nya, maka tidak ada yang perlu disesalkan (http://nanunguae.multiply.com/reviews/item/10). Di dalam thoriqoh ada yang disebut talqinudz-dzikr, yakni mendekte kalimat dzikir la ilaaha illallah dengan lisan (diucapkan) atau mendekte ismudz-dzat lafadz Allah secara batiniyah dari seorang guru (mursyid) kepada muridnya. Dalam melaksanakan dzikir thoriqoh seseorang harus mempunyai sanad (ikatan) yang mustail (bersambung) dari guru (mursyidnya) yang terus bersambung sampai kepada Rasulullah SAW. Penisbatan (pengakuan adanya hubungan) seorang murid dengan seorang guru mursyidnya hanya bisa melalui talqin dan ta’lim dari seorang guru yang telah memperoleh izin untuk memberikan ijazah yang sah dan bersandar sampai pada guru mursyid shohibuth thoriqoh, yang terus bersambung sampai kepada Rasulullah SAW. Karena dzikir tidak akan memberikan faedah secara sempurna kecuali melalui talqin dan izin dari seorang guru mursyid. Bahkan mayoritas ulama thoriqoh menjadikan talqin dzikir ini sebagai salah satu syarat dalam berthoriqoh. Karena isi rahasia di dalam thoriqoh sesungguhnya adalah keterikatan antara satu hati dengan hati yang lainnya sampai kepada Rasulullah SAW, yang bersambung sampai kehadirat yang Maha Haqq, Allah Azza wa Jalla.
Dan seseorang yang telah memperoleh talqin dzikir yang juga lazim disebut bai’at dari seorang guru (mursyid), berarti dia telah masuk silsilahnya para kekasih Allah yang Agung. Jadi, jika seseorang berbai’at thoriqoh berarti dia telah berusaha untuk turut menjalankan perkara yang telah dijalankan oleh mereka. Para anggota jamaah thoriqoh berbeda dalam memahami makna dzikir yang diajarkan dan diamalkan dalam keseharian. Ibu Wagiyem, Ibu Khotimah dan Bapak Fauzan menuturkan bahwa brdzikir berarti menyebut nama Allah untuk mengurangi dan membunuh nafsu-nafsu yang berada pada diri manusia yang bertempat pada latifalul qolbi, latifalul ruh, latifatul sir, latifatul khofi, latifatul akhfa, latifatul nafsi dan qolab. Berbeda dengan dzikir yang dipahami oleh Bapak Mardi dan Bapak Nasori bahwa amalan dzikir dalam thoriqoh merupakan amalan untuk mencontoh tingkah laku Syaikh Abdul Qodir al-Jilani meskipun tidak bisa mencontoh keseluruhan tingkah laku beliau, akan tetapi minimal ada beberapa amalan yang hampir sama dengan beliau. Kemudian Ibu Maryatun menambahkan dengan berdzikir berarti mengirim Syaikh Abdul Qodir al-Jilani setelah selesai shalat fardhu. Sedangkan menurut Ibu Sofiyah, dengan berdzikir maka besok di hari kiamat diharapkan mendapatkan pertolongan Syaikh Abdul Qodir al-Jilani. Dzikir menurut Ibu Kastamah dibagi menjadi dua. Pertama lafadz ﻻإﻟﮫ إﻻ اﷲyang diucapkan secara jahr (keras) dan lafadz اﷲyang diucapkan secara sir (rahasia). Pernyataan ini sesuai dengan teori yang ditulis oleh Dr.
Mirvaluddin bahwa ada dua macam dzikir yaitu dzikir jali dan dzikir khofi. Dzikir jari adalah dzikir yang dilakukan dengan suara keras dan dzikir khofi adalah dzikir yang diucapkan dengan diam atau sir (Dr. Mirvaluddin, 1997: 121). Meskipun ada banyak lafadz dzikir yang dianjurkan, akan tetapi dalam thoriqoh Qodiriyah dan Naqsabandiyah ini kalimat dzikir yang diajarkan adalah lafadz ﻻإﻟﮫ إﻻ اﷲdan lafadz اﷲyang diucapkan dan diamalkan ketika sudah selesai shalat fardhu. Para ahli tarekat memilih ungkapan tahlil sebagai formulasi dzikir karena ia mengandung suatu pernyataan yang lengkap bagi seorang muslim, yaitu penegasan tuhan-tuhan selain Allah. Dengan mengucapkan kalimat laa illaha illallah maka dapat dipastikan bahwa orang yang mengucapkannya adalah muslim (Sokhi Huda, 2008: 66). Pada dasarnya, apabila ingin melakukan dzikir khofi (sir) maka dia harus melakukan tahapan dengan mengamalkan dzikir jali (keras) terlebih dahulu sebagaimana diagram di bawah ini:
Dzikir Lisan Kecardasan fisik (PQ) à power biasa
Dzikir Pikiran dan Perbuatan Kecardasan IQ dan EQ à power lebih kuat
Dzikir Hati Kecardasan SQ dan MAQ à power sangat dahsyat
Dzikir Sir (Suyadi, 2008: 46)
Dalam setiap aktivitas kehidupan, rintangan selalu ada karena dalam ciptaan Allah selalu saling berpasangan dan bertentangan. Sifat yang bertentangan/ berbeda inilah yang menjadi hambatan di saat ingin mencapai sebuah tujuan. Niat baik, tidak semua menganggap itu baik, karena bagi yang mempunyai kepentingan berbeda akan menganggap itu sebagai rintangan, bahkan terkadang kebaikan diartikan oleh sekelompok orang sebagai kejahatan. Dalam kehidupan demikian ini, menanamkan naluri kebaikan modal utama untuk mencapai kebahagiaan. Naluri kebaikan ini bisa ditanamkan lewat pelajaran yang diberikan sejak usia dini dan pendidikan lingkungan
dalam
setiap
pergaulan.
Makanan
yang
bergizi
akan
mencerdaskan daya tangkap dan makanan yang halal akan menjernihkan wawasan ke depan. Seorang akan merasa berat menjalankan ibadah jika
nalurinya penuh dengan benih kejahatan sehingga perlu untuk membersihkan diri. Pembersihan diri bukan berarti mengkonsumsi segala bentuk merk kosmetik yang ditawarkan dalam iklan tayangan televisi, namun pembersihan diri adalah membersihkan hati dari segala bentuk sifat al-amarah bissu’, sifat amarah yang cenderung mengajak ke arah kemungkaran, sifat ini Allah titipkan pada setiap diri manusia dan nampaknya tidak akan bisa dibersihkan sepenuhnya. Karena kebaikan manusia akan bisa diukur dengan seberapa mampu orang tersebut mengendalikan sifat amarah yang ia miliki. Dengan demikian yang benar adalah mengendalikan sifat tersebut bukan dengan menghilangkannya. Siapapun yang ma’rifatnya hidup, hatinya hidup, akan resah dengan apa yang ada dalam hatinya kalau-kalau ada penyakit bathiniyah. Bagi orang yang kesadarannya tinggi itu sangat meresahkan. Ketahuilah, manusia itu tempatnya kekurangan. Siapapun mempunyai sifat kekurangan. Cara menutupi kekurangan bisa dengan cara berdzikir, berdzikir itu dapat menenangkan hati. Jika hati tenang insyaallah akan lebih mudah mengendalikan keinginan untuk berbuat maksiat. Di saat yang ramai berebut kekayaan, hati yang ingat pada allah tidak akan terpengaruh dan ikut ambil bagian karena ia sadar bahwa materi dunia bukan segalanya dalam usaha untuk mencapai kebahagiaan sehingga tidak perlu menghalalkan berbagai cara yang tidak benar. Di saat orang berlomba dalam kemegahan, hati yang ingat pada Allah sadar akan kemegahan tersebut
hanyalah sementara, syukur dengan apa yang ia miliki memanfaatkan pada kebutuhan sewajarnya bisa membuat suasana lebih tentram. Di saat orangorang sedang ramai berebut kekuasaan, kedudukan, ia sadar bahwa Allah diatas segala-galanya, di hadapan Allah adalah sama. Dan hati yang sadar atas kebesaran Tuhan akan menyadari keberadaan dirinya yang hanya sebagai hamba yang bisa memohon dan berusaha. Dengan berusaha berarti ia sadar akan posisi dirinya sebagai hamba yang tidak pantas hanya berpangku tangan. Dan dengan berdo’a memohon berarti ia sadar bahwa dirinya tidak dapat menentukan nasibnya sendiri. Allahlah yang menghendaki sehingga kegagalan tidak diartikan kegagalan, namun sebagai kehendak dan pilihan Allah atas dirinya. Orang yang tidak mau berusaha dan berdoa berarti tidak menyadari posisi dirinya sebagai hamba yang lemah. Demikian besar peran dzikir dalam kehidupan ini untuk menyeimbangkan perasaan dan pengaruh kehidupan yang tidak stabil, besar juga godaan dan rintangan yang harus dihadapi dalam berdzikir. Allah adalah Dzat yang tidak bisa diindra dan juga tidak ada yang menyerupai. Tidak boleh bagi kita menyerupakan Allah dengan sesuatu yang lain. Disinilah taruhan bagi seorang yang berdzikir dalam aktivitas thoriqoh yang diikuti orang dengan pengetahuan terbatas. Di satu sisi dzikir bisa menjanjikan untuk bisa segera mencapai kedekatan diri dengan Allah, mendapat ketenangan batin, tetapi di sisi lain ia dapat menimbulkan jurang kesesatan yaitu kesalahan yang berakibat kufur karena menyerupakan Allah dengan sesuatu yang lain. Sudah barang tentu apabila itu tidak diilmui secara
benar, ilmu pengetahuan dan bimbingan seorang guru mutlak dibutuhkan dalam berdzikir agar bisa mengarahkan dan menunjukkan aturan dzikir yang benar sehingga akan terhindar dari berbagai bentuk godaan yang menyesatkan, mengingat bahaya kufur yang ditimbulkan oleh kesalahan dalam berdzikir.
C. Implementasi Dzikir dalam Kehidupan Sehari-hari Allah SWT telah berfirman dalam surat Ar-Rad ayat 28 ÇËÑÈ Ü> qè=à)ø9$#’ûÈõyJ ôÜ s? «! $#Ìò2 É‹ Î/ Ÿw r&3«! $#Ìø.É‹ Î/ O ßgç/qè=è% ’ûÈõuKôÜ s?ur (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram (DEPAG, 2002: 341). Ayat di atas senada dengan apa yang disampaikan oleh beberapa anggota jamaah thoriqoh bahwa dengan berdzikir hati mereka menjadi tenang dan tentram. Pernyataan tersebut memang benar akan tetapi secara praktek dalam kehidupan sehari-hari dzikir yang dilakukan oleh anggota jamaah ternyata belum bisa memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan, seperti yang dilakukan oleh Bapak Nasori terhadap binatang peliharaannya. Ibu Khotimah yang sampai detik ini masih menyia-nyiakan mertuanya yang sudah lumpuh, Ibu Maryatun, Ibu Sofiyah dan Ibu Wagiyem yang masih suka dan hobi sekali dengan berghibah (ngrasani) orang lain, baik yang dikatakan itu benar atau salah, tidak diperdulikan.
Semua perbuatan yang dilakukan oleh beberapa anggota jamaah thoriqoh tersebut sebenarnya merupakan tipu daya setan. Setan selalu menghalangi manusia agar tidak mengingat Allah, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mujadilah ayat 19: z> ÷“Ïm ¨b Î) Iw r& 4Ç` »sÜ ø‹¤± 9$# Ü> ÷“Ïm y7 Í´¯»s9'ré& 4«! $# tø.ÏŒ öN ßg9|¡ Sr'sù ß` »sÜ ø‹¤± 9$# ÞO ÎgøŠn=tæ sŒuqós tGó™ $#
ÇÊÒÈ tb rçŽÅ£ »sƒø:$# æLèe Ç` »sÜ ø‹¤± 9$# Artinya: “Syaitan Telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi”. (DEPAG, 2002: 795). Apabila anggota jamaah thoriqoh mengamalkan dzikirnya dengan sungguh-sungguh dan tidak hanya berdzikir setelah selesai sholat saja akan tetapi juga berdzikir di luar waktu sholat bahkan setiap hembusan nafasnya maka tipu daya setan tidak akan mempan terhadapnya dan tentunya tidak akan melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Sebagaimana tingkah laku yang ditunjukkan oleh Bapak Mardi dan Bapak Fauzan yang menjadi lebih baik dari sebelumnya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dalam penyusunan skripsi ini baik dari penelitian lapangan maupun kajian pustaka yang ada kaitannya dengan judul yang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dzikir dalam thoriqoh Qodiriyah dan Naqsabandiyah di Dusun Takan Kidul memiliki makna sebagai berikut: a. Menyebut nama Allah yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu b. Mengucapkan kalimat اﷲsebagai bentuk dzikir jahr dan kalimat ﻻاﻟﮫ اﻻ اﷲsebagai bentuk dzikir khoffi. c. Mencontoh tingkah laku Syaikh Abdul Qodir al-Jilani. d. Menyebut nama Allah untuk mengingat segala sesuatu adalah kehendaknya, dibawah kekuasaannya dan miliknya. e. Amalan untuk melatih diri sendiri f. Suatu amalan untuk mengurangi nafsu-nafsu yang berada pada diri manusia, seperti: 1) Latifatul qolbi 2) Latifatul ruh 3) Latifatul sir 4) Latifatul khoffi 5) Latifatul akhfa
6) Latifatul nafsi 7) Qolab 2. Dzikir sedikit banyak telah memberikan pengaruh kepada dzakir, diantaranya: a. Hati lebih tenang dan tenteram b. Sabar menghadapi cobaan c. Tawakal d. Nafsu-nafsu jelek yang berada pada diri mereka berkurang e. Bertambahnya keyakinan kepada Allah SWT Meskipun ada beberpa amalan yang harhus diperbaiki karena pengaruh sifat amarah bissu’. sifat amarah yang cenderung mengajak ke arah kemungkaran, sifat ini Allah titipkan pada setiap diri manusia dan nampaknya tidak akan bisa dibersihkan sepenuhnya. Karena kebaikan manusia akan bisa diukur dengan seberapa mampu orang tersebut mengendalikan sifat amarah yang ia miliki. Dengan demikian yang benar adalah mengendalikan sifat tersebut bukan dengan menghilangkannya.
B. Saran-saran Dengan selesainya penelitian ini diharapkan: 1. Dzikir hendaknya dilakukan dengan kesungguhan hati agar mendapatkan manfaat dan keutamaan dzikir. 2. Dzikir hendaknya diamalkan dengan cara yang benar.
3. Untuk mengikuti thoriqoh hendaknya harus berdasarkan niat sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain agar mendapatkan ridho Allah. 4. Bagi para anggota jamaah hendaknya dapat mengamalkan thoriqoh dengan baik dan mempertahankannya.
DAFTAR PUSTAKA Aceh, Abu Bakar. 1993. Pengantar Ilmu Tarekat Uraian tentang Mistik. Solo: Ramadhani Al-Ghozali. 1995. Rahasia Dzikir dan Doa. Bandung: Karisma Ansari, Abd. Haq. 1990. Antara Sufisme dan Syariah. Jakarta: Rajawali Pers Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Bukhori. Tanpa Tahun. Sohihul Bukhori. Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: CV. Pustaka Agung Harapan Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Hadi, Abdul. 1995. Hamzah Fansuri Risalah Tasawuf dan Puisi-puisinya. Bandung: Mizan Hamka. 1984. Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya. Jakarta: Pustaka Panji Mas Hawa, Said. 1995. Jalan Ruhani Bimbingan Tasawuf Untuk Para Aktifis Islam. Bandung: Mizan Hawari, Dadang. 1998. Do’a dan Dzikir Sebagai Pelengkap Terapi Medis. Jakarta: Ana Bhakti Prima Yasa http://etd.eprint.ums.ic.id/7019/110000030025.pdf diakses pada tanggal 23 Mei 2012 pukul 10.00 PM http://Kawansejati.Org/Tasawuf. Diakses pada hari Senin tanggal 05 April 2012 pukul 09.00 PM. http://nanunguane.multiply.com/reviews/item/10 diakses pada tanggal 23 Mei 2012 Pukul 09.30 PM http://www.muryanawaludin.co.cc/2009/07/tarekat-qodiiyah.htm. diakses pada tanggal 24 Mei 2012 pukul 08.15 PM Huda, Sokhi. 2008. Tasawuf Kultural Fenomena Shalawat Wahdaniyah. Pustaka Firdaus Jamil, Muhsin. 2005. Tarekat dan Dinamika Sosial Politik Tafsir Sosial Sufi Nusantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Maulidia, Rahmah. 2006. At-Tahir Jurnal Pemikiran Islam, Tasawuf Positif Sebagai Solusi Kekeringan Spiritual Manusia Modern. STAIN Ponorogo Mudhor, Ahmad Zuhdi. 1999. Kamus Kontemporer Arab Indonesia. Yogyakarta: Multi Karya Grafika Muslim. Tanpa Tahun. Sohihul Muslim. Indonesia: Maktabah Rikhlan Nicholson, Reynold. A. 1997. Aspek Rohaniah Peribadatan Islam di dalam Mencari Keridhoan Allah. Jakarta: Raja Grafindo Persada Poerwodarminto, WJS. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka Rahmat, Jalaluddin. 2001. Meraih Cinta Ilahi, Pencerah Sufistik. Bandung: Remaja Rosdakarya Soepoo. 2009. At-Tahir Jurnal Pemikiran Islam, Kritik Hasan Hanafi tentang Sufisme. STAIN Ponorogo
Solihin, M. 2005. Melacak Pemikiran Tasawuf di Nusantara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Subandi. 2009. Psikologi Dzikir Studi Fenomenologi Pengalaman Transformasi Religius. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suyadi. 2008. Quantum Dzikir. Yogyakarta: Diva Press Tirmidzi. Tanpa Tahun. Jami’ Shohih Sunan at-Tirmidzi. Beirut: Darul Kutub AlIlmiah Valiuddin, Mir. 1997. Zikir dan Kontemplasi dalam Tasawuf. Bandung: Pustaka Hidayah Wawancara dengan Bapak KH. Nur Hadi di Takan Kidul pada tanggal 26 Mei 2012 pukul 10.35 PM
PEDOMAN WAWANCARA
A. Gambaran Umum Thoriqoh di Dusun Takan Kidul 1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya? 2. Letak geografis! 3. Pendiri dan penerus! 4. Silsilah mursyid thoriqoh! 5. Pembantu mursyid dalam mengelola pengajian thoriqoh! 6. Kegiatan rutinitas pengajian thoriqoh! 7. Perkembangan jurnal murid thoriqoh!
B. Gambaran Umum Anggota Jamaah Thoriqoh 1. Mengapa mengikuti pengajian thoriqoh? 2. Amalan apa saja yang diajarkan? 3. Bagaimana cara melakukan dzikir? 4. Dilaksanakan pada waktu apa saja? 5. Berapa kali dzikir diucapkan? 6. Apa makna dzikir? 7. Bagaimana pengaruh dzikir?
Nama
: Informen I
Tanggal wawancara : 23 Mei 2012 Waktu
Peneliti
: 10. 30 WIB
: Assalamu’alaikum wr.wb
Informen : wa’alaikumussalam wr.wb Peneliti
: maaf pak saya ganggu
Informen : oh tidak apa-apa, bagaimana? Ada perlu apa kiranya ada yang bisa saya bantu? Peneliti
: ya pak terimakasih sebelumnya. Ini saya mau tanya sedikit tentang thoriqoh yang bapak pimpin ini.
Informen : oh ya begitu? Kalau menurut sepengetahuan saya thoriqoh itu pada dasarnya
adalah
jalan
yaitu
jalan
yang
digunakan
untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, untuk beribadah. Thoriqoh yang ada di sini adalah thoriqoh Qodiriyah dan Naqsabandiyah. Thoriqoh qodiriyah itu didirikan oleh syaikh Abdul Qodir al-Jailani yang silsilahnya dari Nabi Muhammad turun melalui sahabat Ali dan thoriqoh Naqsabandiyah adalah thoriqoh yang didirikan oleh Syaikh Bahauddin an-naqsabandi yang silsilahnya dari Nabi Muhammad saw turun melalui sahabat Umar. Peneliti
: untuk sejarah berdirinya thoriqoh di dusun ini bagaimana?
Informen : thoriqoh di dusun ini didirikan oleh bapak saya yang bernama K. Fadhil pada tahun ± 60an.dahulu sebenarnya tidak didirikan pondok akan tetapi karena K. Fadhil merupakan seorang yang alim ulama maka murid itu berdatangan dengan sendirinya Peneliti
: dusun Takan Kidul ini secara geografis letaknya bagaimana?
Informen : sebelah timur dibatasi oleh persawahan sebelah sebelah selatan juga persawahan, sebelah barat makam, dan sebelah utara dibatasi oleh sungai kecil yang menerobos di bawah jalan Peneliti
: setelah K.Fadhil meninggal kemudian penerusnya siapa?
Informen : penerusnya adalah saya karena saya adalah putra satu-satunya beliau
Peneliti
: untuk silsilah mursyid dalam thoriqoh ini bagaimana?
Informen : silsilah yang saya ketahui saat ini adalah bahwa saya (K.H. Nurhadi) meneruskan perjuanagn K. Fadhil beliau berguru pada K.tolhah sendiri berguru kepada k. Muslih Mranggen Demak. Peneliti
: siapa saja yang membantu dalam mengelola pengajian thoriqoh ini?
Peneliti
: yang membantu dalam mengelola pengajian ini adalah putrid saya Menuk dan suaminya dengan membaca al-Qur’an semaan atau membaca Ibris pada saat acara dzikir belum dimulai
Peneliti
: kegiatan dalam pengajian thoriqoh yang rutin dilaksanakan apa?
Informen : setiap hari rabu atau satu minggu sekali selalu diadakan pengajian thoriqoh yang disebut rebon sedangkan setiap selapan sekali diadakan sebelasan yaitu untuk memperingati hari meninggalnya syekh Abdul Qodir Jailani. Peneliti
: bagaimana perkembangan jumlah murid dalam thoriqoh ini?
Informen : Alhamdulillah jumlah murid dalam thoriqoh ini semakin meningkat dari 20 sekarang menjadi 76 orang yang berasal dari dusun yang berbeda. Peneliti
: kalo begitu terima kasih banyak pak tentang informasinya
Informen : iya sama-sama Peneliti
: Assalamualaikum
Informen : Waalaikumsalam
JAM'IYAH AHLITH THORIQOH AL MU'TABAROH AN NAHDLIYAH KAB. SEMARANG DUSUN TAKAN KIDUL DESA PABELAN KEC. PABELAN
No
Tahun
Nama
Alamat
masuk 1
Kastamah
Ploso Pabelan
2
Nur Shodiq
Ploso Pabelan
3
Karminah
Ploso Pabelan
4
Ahmad Nayiri
Ploso Pabelan
5
Sururi
Karangrejo
6
Arbain
Karangrejo
7
Diyem
Tlawongan
Wagiyem
Takan Lor
9
Khasanah
Takan Lor
10
Daliyem
Beran
11
Siti Maryam
Takan Kidul
12
Layem
Ploso
13
Sumyani
Ploso
14
Tasdiqoh
Takan Kidul
15
Sofiyah
Karangrejo
16
Bikah
Ploso
17
Kasmudi
Ploso
18
Kasminah
Ploso
19
Maonah
Ploso
20
Siam
Ploso
21
Jamil
Ploso
Sumirah
Takan Kidul
8
19911995
22
19962000
23
Mari
Takan Kidul
24
Dilem
Takan Lor
25
Sumi
Tlawongan
26
Muh Sholih
Karangrejo
27
Jamal
Takan Kidul
28
Maryatun
Takan Kidul
29
Parji
Beran
30
Jainu
Tlawongan
31
Giono
Tlawongan
32
Sati
Takan Lor
33
Zinatun
Takan Lor
34
Himmatun
Takan Kidul
35
Sailatun
Takan Kidul
36
Murni
Karangrejo
Kadariyah
Karangrejo
38
Khomsatun
Takan Kidul
39
Saudah
Takan Kidul
40
Juni
Takan Lor
41
Syaifuddin
Tlawongan
42
Surti
Takan Lor
43
Suwarti
Takan Lor
44
Sumini
Tlawongan
45
Sunarti
Takan Kidul
46
Ni'matin
Takan Kidul
47
Fauzan
Takan Kidul
48
Siti Zubaidah
Takan Lor
49
Takim
Tlawongan
50
Watini
Tlawongan
Salamatun
Tlawongan
37
20012005
51
2006-
2010 52
Makmuri
Takan Lor
53
Solikhah
Takan Kidul
54
Suntiyanah
Takan Lor
55
Mardi
Tlawongan
56
Khotimatun
Tlawongan
57
Harni
Tlawongan
58
Sulaiman
Tlawongan
59
Ngatman
Tlawongan
60
Badriyah
Tlawongan
61
Juminah
Takan Kidul
62
Siti Ngaisatun
Ploso
63
Siti Maryam
Ploso
64
Maryatun
Ploso
65
Nasori
Ploso
66
Karsinah
Karangrejo
67
Khotimah
Takan Kidul
68
Maryatun
Takan Kidul
69
Muniri
Takan Kidul
70
Mukaromah
Takan Lor
71
Madun
Tlawongan
72
Sabar
Tlawongan
Shoimah
Takan Lor
74
Sapuan
Tlawongan
75
Mutmainah
Tlawongan
76
Srinah
Takan Kidul
73
20112012
DAFTAR SKK Nama NIM
1
2
3 4 5
6 7 8
9 10 11 12 13
14
: Siti Sintiyah : 11108166
Nama Kegiatan SK Pengajar Madrasah Diniyah Nurul Hidayah Ploso Pabelan SK Pengajar TPA Nurul Huda Karang Tengah Kec. Tuntang OPSPEK 2008 Perjumpaan Indah dengan Ramadhan Penuh Berkah Aktualisasi Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dalam Dakwah Islam Seminar Nasional Ekonomi Syari’ah Praktikum Kepramukaan Seminar Regional Peran Lembaga Publik Sebagai Alat Kontrol Pemerintah demi Terciptanya Good Governance Dauroh Marhalah 2 LDK STAIN Bedah Buku “Jalan Cinta Para Pejuang” Sarasehan Nasional Simpul Budaya Indonesia Public Hearing Seminar Regional “Peran Pendidikan Islam dalam Membentuk Jati diri Mahasiswa Seminar Nasional Pendidikan “Aktualisasi Nilai-Nilai Pendidikan dalam Upaya
Jurusan/Progdi Dosen PA
: Tarbiyah/PAI : Drs.Djoko Sutopo
Waktu Kegiatan Mulai tahun 2006
Status Ustadzah
32
Mulai tahun 2008
Ustadzah
24
25-27 Agustus 2008 15 September 2008
Peserta Peserta
3 2
5 September 2009
Peserta
2
9 November 2009
Peserta
6
17 Pebruari 2010 22 Maret 2010
Peserta Peserta
3 4
27 Maret 2010
Peserta
2
24 April 2010
Peserta
2
8 Mei 2010
Peserta
6
15 Mei 2010 17 Mei 2010
Peserta Peserta
2 4
2 Juni 2010
Peserta
6
Membentuk Karakter dan Budaya Bangsa 15 Praktikum Telaah Kurikulum PAI 16 Praktikum Metodologi PAI 17 Praktikum BTA 18 Piagam Menwa “Meningkatkan Nasionalisme di tengah Goncangan Disintegrasi dan Pengikisan Ideologi Nasional 19 PHBI Maulud Nabi Muhammad SAW di Masjid At-Taqwa 1344 H Jumlah
25 November 2010
Peserta
3
1 Desember 2010 22 Juni 2011 26 Oktober 2011
Peserta Peserta Peserta
3 3 4
6 Februari 2012
Panitia
2
Salatiga, 18 Juni 2012 Mengetahui, Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan
Dr. H. Agus Waluyo, M.Ag NIP.19750211 200003 1 001
Nama : Ibu Khotimah Tanggal Wawancara : 28 Mei 2012 Waktu
: 17.00 WIB
Peneliti
: Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Khotimah
: Wa’alaikum Salam wr. Wb., oh mbak Sintiyah tho, ayo mbak mari masuk sini, bagaimana kabarnya?
Peneliti
: Ya bu, Alhamdulillah saya sekeluarga baik – baik sehat wal afiat. Maaf bu sebelumnya saya mengganggu, pertama saya kesini silaturrohim, kedua saya ingin minta tolong kepada ibu untuk menjelaskan hal sekitar thoriqoh, begitu bu.
Khotimah
: Oh begitu, iya mbak tidak apa – apa, apa yang bisa saya bantu, silahkan diutarakan
Peneliti
: Ibu sudah lama mengikuti pengajian thoriqoh?
Khotimah
: Alhamdulillah saya sudah agak lama ya lumayan lah mbak, tapi saya lupa tahun berapa dulu masuknya ya maklum lah saya ini kan pelupa sudah tua
Peneliti
: mengapa dulu ibu mengikuti pengajian toriqoh?
Khotimah
: saya mengikuti pengajian dulu itu karena untuk mencari ilmu karena saya sudah tua biar dosanya bisa kurang
Peneliti
: Dalam Thoriqoh itu diajarkan amalan apa?
Khotimah
: Dalam thoriqoh diajarkan amalan yaitu berdzikir kepada Allah
Swt
Peneliti
: Bagaiman cara melakukan Dzikir?
Khotimah
: Dzikir dilakukan dengan cara dzikir Jahr sebanyak 500 kali dan dzikir khoff sebanyak 600 kali.
Peneliti
: Dilaksanakan pada waktu apa saja?
Khotimah
: Dzikir salam thoriqoh tersebut dilaksanakan setelah selesai sholat fardhu wajib dikerjakan
Peneliti
: kemudian makna dzikir itu sendiri apa?
Khotimah
: Dzikir dalam thoriqoh adalah suatu kegitan amalan yang dilakukan untuk midai nafsu – nafsu yang berada pada diri manusia, kegiatan tersebut dianggap sudah selesai apabila sudah sampai pada qolab.
Peneliti
: kemudian pengaruh apa yang dirasakan oleh ibu?
Khotimah
: Dengan dzikir yang diajarkan dalam thoriqoh alhamdulillah menjadikan hati saya tentrem dan ayem. Contohnya sebelum mengikuti thoriqoh apabila saya makan selalu berporsi satu piring penuh dan rasanya ingin menghabiskan semua makanan yang tersedia, tetapi sekarang setelah mengamalkan dzikir yang diajarkan dalam thoriqoh, saya makan cukup satu centong dan tidak ada keinginan untuk menghabiskan semua makanan yang tersedia”.
Peneliti
: kalau begitu terima kasih atas informasinya ya bu,,
Khotimah
: Iya mbak, sama sama
Peneliti
: Assalmu’alaikum wr. Wb.
Khotimah Nama
: Wa’alaikum salam wr. Wb. : Bapak Fauzan
Tanggal Wawancara : 29 mei 2012 Waktu
: 06.45 WIB
Peneliti
: Assalmu’alaikum wr. Wb.
Fauzan
: Wa’alaikum salam wr. Wb.
Peneliti
: Maaf pak mengganggu
Fauzan
: Oh tidak apa – apa mbak, mari sini silahkan duduk
Peneliti
: begini pak, bapak kan termasuk anggota jamaah thoriqoh didusun Takan kidul, maaf bapak bila bisa menceritakan mengapa bapak mengikuti thoriqoh?
Fauzan
: Saya dulu mengikuti thoriqoh itu dulu biar bisa mengendalikan nafsu yang ada pada diri saya
Peneliti
: Amalan apa saja yang diajarkan dalam thoriqoh?
Fauzan
: Yang diajarkan dalam thoriqoh adalah berdzikir menyebut nama Allah SWT
Peneliti
: Bagaimana cara melakukan dzikir?
Fauzan
: a. Sebelum memulai berdzikir, seorang dzakir harus mengucapkan syahadatain sebanyak 3x. ٣x اَﺷْﮭَﺪُ اَنْ ﻻَ اِﻟَﮫَ اِﻻﱠ اﷲ وَاَﺷْﮭَﺪُ اَنﱠ ﻣُﺤَﻤﱠﺪً رَﺳُﻮْلُ اﷲ b. Kemudian membaca
ُ اﻟﺼﱠﻼَةُ وَاﻟﺴﱠﻼَم.َ اﻟﺤَﻤْﺪُ ِﷲِ رَبِّ اْﻟﻌَﺎﻟﻤَِﯿْﻦ.َ وَاﻓْﺘَﺤْﻠِﻰ ﺑِﻔُﺘُﻮْحِ اﻟْﻤُﺤِﺒِّﯿْﻦ.َاَﻟﻠﱠﮭُﻢﱠ اﻓْﺘَﺤْﻠِﻰ ﺑِﻔُﺘُﻮْحِ اﻟْﻌَﺎرِﻓِﯿْﻦ اﻟﻠﱠﮭُﻢﱠ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﯿِّﺪِﻧَﺎ.ِﻋَﻠَﻰ ﺳَﯿِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪٍ اْﻟﮭَﺎدِى اِﻟﻰَ ﺻِﺮَاطٍ ﻣُﺴْﺘَﻘِﯿْﻢِ اَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ اﷲ ﻏَﻔُﻮْرُ اﻟﺮﱠﺣِﯿْﻢ .ْﻣُﺤَﻤﱠﺪٍ اﻻُﻣِﯿِّﻰ وَﻋَﻠَﻰ اَﻟِﮫِ وَﺻَﺤْﺒِﮫِ وَﺑَﺎرِكْ وَﺳَﻠِّﻢ c. Kemudian membaca hadhoroh kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga nabi, sahabat nabi, para tabi’in-tabi’in, para ulama’, para wali, syaikh Abdul Qodir al-Jailani, Syaikh Bahauddin an Naqsabandi, dan seterusnya sesuai yang diinginkan dzakir. d. Membaca ﻻاﻟﮫ اﻻ اﷲsebanyak 200 x, adapun bacaan ini adalah bacaan dzikir jahr atau keras. e. Membaca surat ikhlas sebanyak 3 x ini juga termasuk dzikir jahr. f. Membaca sholawat sebanyak 3 x ٣ × ... اَﻟﻠﱠﮭُﻢﱠ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﯿِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪ وَﻋَﻠَﻰ اَلِ ﺳَﯿِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪ ٣× ... ِﻛَﻤَﺎ ﺻَﻠﱠﯿْﺖَ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﯿِّﺪِﻧﺎَ اِﺑْﺮَاھِﯿْﻢ g. Membaca اﷲsebanyak 500 x yaitu dzikir latifatul qolbi yang letaknya dibawah payudara kiri. h. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir ruh yang terletak di bawah payudara kanan. i. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir sir yang terletak di atas payudara kiri. j. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir khofi yang terletak di atas payudara kanan. k. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir akhfa yang terletak di tengah dada.
l. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir nafsi yang terletak di tengah jidad (batuk). m. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir qolab yang terletak di seluruh badan. Peneliti
: Dzikir dilaksanakan pada waktu apa saja ?
Fauzan
: Dzikir dalam thoriqoh itu dilaksankan setelah selesai sholat
fardhu Peneliti Fauzan
: berapa kali dzikir diucapkan? : Dzikir dilaksanakan sebanyak 10100 kali yanh terdiri dari dzikir jahr dan dzikir khoffi
Peneliti
: apa makna dzikir tersebut?
Fauzan
: Dzikir berarti mempunyai makna menyebut nama Allah SWT, amalan tersebut bertujuan untuk mengurangi nafsu yang berada pada diri manusia yang bertempat pada tujuh anggota badan, yaitu dibawah payudara kiri yang dinamakan dzikir latifatul qolbi, dibawah payudara kanan yang dinamakan dzikir latifatul ruh, diatas payudara kiri yang dinamakan dzikir latifatul sir, diatas payudara kanan yang dinamakan dzikir latifatul khoffi, ditengah dada dinamakan dzikir akhfa, ditengah jidad yang dinamakan dzikir latifatul nafsi dan qolab yaitu dzikir yang terletak diseluruh badan. Ketika dzikir sampai pada qolab dengan demikian proses dzikir sudah selesai
Peneliti
: kalau begitu pengaruh apa yang dirasakan oleh bapak dengan berdzikir ?
Fauzan
: Dengan berdzikir Alhamdulillah pengaruh yang dirasakan adalah nafsu jelek yang berada pada diri saya semakin lama semakin berkurang dan semakin bertambah pula keyakinan kepada Allah SWT
Peneliti
: kalau begitu terima kasih atas informasinya pak
Fauzan
: iya sama – sama
Peneliti
: Assalmu’alaikum wr. Wb.
Fauzan
: Wa’alaikum salam wr. Wb.
Nama
: Ibu Wagiyem
Tanggal Wawancara : 29 Mei 2012 Waktu
: 17.15 WIB
Peneliti
: Assalmu’alaikum wr. Wb.
Wagiyem
: Wa’alaikum salam wr. Wb.
Peneliti
: Bagaimana kabarnya ibu?
Wagiyem
: Alhamdulillah baik mbak, sudah lama tidak kelihatan kemana?
Peneliti
: Dirumah saja bu, begini bu pertama saya kesini untuk silaturrohim dan yang kedua saya mau minta tolong kepada ibu untuk menjelaskan beberapa hal seputar thoriqoh
Wagiyem
: O ya mbak tidak apa – apa, nanti kalau bisa tak bantu yang dibutuhkan informasinya apa?
Peneliti
: Ibu kan tyermasuk anggota jamaah thoriqoh yang sudah lama, ibu bisa menjelaskan mengapa mengikuti thoriqoh?
Wagiyem
: Saya mengikuti thoriqoh itu untuk menuntut ilmu dan berguru kepada Kyai Nur Hadi biar bisa membimbing saya
Peneliti
: Amalan apa yang diajarkan dalam thoriqoh?
Wagiyem
: Dalam thoriqoh itu selalu diajarkan dzikir kepada Allah SWT sebagai dzat yang maha besar
Peneliti
: Bagaimana cara melaksanakan dzikir?
Wagiyem
: Cara melaksanakan Dzikir dengan dzikir khofi dan dzikir jahr yaitu sebanyak 10100
kai dengan pengucapkan kalimat
Lailahaillallah dan kalimat Allah dan dikerjakan setelah selesai sholat fardu Peneliti
: yang dimaksud dengan dzikir itu sendiri apa?
Wagiyem
: Dzikir dalam thoriqoh itu berarti mengirim Syaikh Abdul Qodir Al Jaelani pada setiap selesai sholat fardhu. Setelah selesai dzikir tersebut tidak dibaca atau diamalkan lagi
Peneliti
: untuk pengaruh dzikir yang dirasakan ibu bagamana?
Wagiyem
: Alhamdulillah dengan berdzikir menyebut nama Allah telah menjadikan hati saya tenang
Peneliti
: kalau begitu terima kasih atas informasinya ya bu
Wagiyem
: iya mbak, sama – sama semoga sukses
Peneliti
: Amin. Assalmu’alaikum wr. Wb.
Wagiyem
: Wa’alaikum salam wr. Wb.
Nama
: Bapak Nasori
Tangga Wawancara
: 25 Mei 2012
Waktu
: 11.30 WIB
Peneliti
: Assalmu’alaikum wr. Wb.
Nasori
: Wa’alaikum salam, Oh mbak SIntyah mari sini mbak, bagaimana kabarnya mbak?
Peneliti
: Alhamdulillah baik
Nasori
: Ada perlu apa ini kira – kira mbak?
Peneliti
: ini pak saya mau silaturrohim dan mau bertanya sedikit dengan bapak
Nasori
: Oh ya, tidak apa – apa, anggap bisaa saja jangan sungkan – sungkan, siapa tahu saya bisa bantu
Peneliti
: Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan tentang thoriqoh pak. Bapak mengikuti thoriqoh sudah lama?
Nasori
: Saya mengikuti thoriqoh Alhamdulillah sudah sejak tahun 2009 bersamaan dengan mbah Kasmudi Blali
Peneliti
: Mengapa dulu bapak itu mengikuti pengajian thoriqoh?
Nasori
: karena saya ini termasuk orang bodoh ya, niat saya adalah untuk ngudi ilmu dengan Pak Nur Hadi, beliau satu – satunya guru thoriqoh disini.
Peneliti
: Amalan apa saja yang diajarkan dalam thoriqoh?
Nasori
: Yang diajarkan adalah dzikir kepada Allah SWT
Peneliti
: Bagaimana cara melakukan dzikir tersebut?
Nasori
: Cara melakukannya dilaksankan setelah shalat 5 waktu yaitu setelah sholat dhuhur, sholat asar, sholat maghrib dan sholat isya’
Peneliti
: dilaksankan pada waktu apa saja?
Nasori
: pokoknya setelah sholat, selain itu tidak diucapkan
Peneliti
: berapa kali dzikir di lafadzkan?
Nasori
: Sebanyak 10100 kali yang terdiri dari dzikir Sir dan Dzikir Jahr
Peneliti
: Dzikir sendiri dimaknai bagaimana?
Nasori
: Dzikir dalam thoriqoh berarti melakukan amalan untuk mencontoh tingkah laku Syeikh Abdul Qodir al Jaelani dengan demikian kita bisa meniru kegiatan beliau dalam hal beribadah
Peneliti
: kalau begitu pengaruh dzikir yang sirasakan bagaimana?
Nasori
: Dzikir dengan menyebut nama Allah bisa membuat hati tenang dan tentram
Peneliti
: kalau begitu terima kasih atas informasinya pak
Nasori
: iya sama – sama
Nama
: Bapak Mardi
Tanggal Wawancara : 27 Mei 2012 Waktu
: 16.30 WIB
Peneliti
: Assalamu’alaikum
Mardi
: Wa’alaikum salam
Peneliti
: Bagaimana kabarnya pak? Baru apa ini?
Mardi
: Alhamdulillah kabar saya baik sehat wal afiat, ini baru momong putu, bagaimana kabarnya mbak Sintiyah?
Peneliti
: Alhamdulillah kabar saya juga baik pak, sehat. Ini begini pak, saya dating kesini pertama untuk silaturrohim dan kedua kalinya saya ingin minta tolong kepada bapak untuk menjelaskan sedikit tentang thoriqoh.
Mardi
: Oya mbak, tidak apa – apa silahkan kalau bisa nanti saya jawab
Peneliti
: Bapak duli mengikuti thoriqoh itu alasanya apa pak?
Mardi
: Niat saya dulu untuk mencari ilmu mbak, karena saya orang bodoh, jadi biar dibimbing oleh kyai
Peneliti
: Amalan apa yang diajarkan dalam thoriqoh itu?
Mardi
: amalan yang diajarkan adalah dzikir yang dilakukan dengan cara duduk setelah sholat fardhu dengan melafaldkan dzikir jahr dan dzikir khoffi
Peneliti
: Berapa kali dzikir itu diucapkan?
Mardi
: sebanyak 10100 kali yaitu dzikir keras dan dzikir sir
Peneliti
: Dzikir itu maknanya bagaimana?
Mardi
: Menurut saya dzikir itu meniru perbuatan Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani, tapi karena untuk meniru semuanya sangat sulit jadi dzikir tersebut dijadikan latihan untuk diri sendiri dari pada nganggur tidak punya kerjaan lebih baik berkumpul dengan orang banyak
Peneliti
: Kalau begitu pengaruh dzikir yang dirasakan bagaimana?
Mardi
: Alhamdulillah dzikir tentram
telah menjadikan hati saya tenang,
dan menjadikan saya lebih sabar atas cobaan yang
diberikan oleh Allah SWT, apalagi ketika anak saya meninggal bulan Desember kemarin karena kecalakaan padahal dia masih muda dan baru mempunyai satu anak yang berusia 1,5 tahun / 18 bulan. Peneliti
: kalau begitu terima kasih atas informasinya ya pak
Mardi
: iya sama – sama mbak
Peneliti
: Assalmu’alaikum wr. Wb.
Mardi
: Wa’alaikum salam wr. Wb.
Nama
: Ibu Maryatun
Tanggal Wawancara : 30 Mei 2012 Waktu
: 09.45 WIB
Peneliti
: Assalamu’alaikum wr.wb
Maryatun
: Wa’alaikum salam wr. Wb
Peneliti
: Maaf bu, saya mengganggu
Maryatun
: tidak apa – apa mbak silahkan masuk
Peneliti
: Bu sudah lama mengikuti thoriqoh?
Maryatun
: Saya baru saja mbak sekitar tahun 2010 kalau tidak lupa
Peneliti
: Ibu mengikuti thoriqoh itu alasannya mengapa bu?
Maryatun
: Saya ikut thoriqoh itu jika meninggak biar besok mendapatkan pertolongan Syeih Abdul Qodir Al Jaelani
Peneliti
: Amalan apa saja yang diajarkan dalam thoriqoh?
Maryatun
: Yang diajarkan dalam thoriqoh adalah berdzikir kepada Allah SWT yang telah menciptakan kita semua
Peneliti
: Bagaimana cara melakukan dzikir?
Maryatun
: a. Sebelum memulai berdzikir, seorang dzakir harus mengucapkan syahadatain sebanyak 3x. ٣x اَﺷْﮭَﺪُ اَنْ ﻻَ اِﻟَﮫَ اِﻻﱠ اﷲ وَاَﺷْﮭَﺪُ اَنﱠ ﻣُﺤَﻤﱠﺪً رَﺳُﻮْلُ اﷲ b. Kemudian membaca ُ اﻟﺼﱠﻼَةُ وَاﻟﺴﱠﻼَم.َ اﻟﺤَﻤْﺪُ ِﷲِ رَبِّ اْﻟﻌَﺎﻟﻤَِﯿْﻦ.َ وَاﻓْﺘَﺤْﻠِﻰ ﺑِﻔُﺘُﻮْحِ اﻟْﻤُﺤِﺒِّﯿْﻦ.َاَﻟﻠﱠﮭُﻢﱠ اﻓْﺘَﺤْﻠِﻰ ﺑِﻔُﺘُﻮْحِ اﻟْﻌَﺎرِﻓِﯿْﻦ اﻟﻠﱠﮭُﻢﱠ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﯿِّﺪِﻧَﺎ.ِﻋَﻠَﻰ ﺳَﯿِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪٍ اْﻟﮭَﺎدِى اِﻟﻰَ ﺻِﺮَاطٍ ﻣُﺴْﺘَﻘِﯿْﻢِ اَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ اﷲ ﻏَﻔُﻮْرُ اﻟﺮﱠﺣِﯿْﻢ .ْﻣُﺤَﻤﱠﺪٍ اﻻُﻣِﯿِّﻰ وَﻋَﻠَﻰ اَﻟِﮫِ وَﺻَﺤْﺒِﮫِ وَﺑَﺎرِكْ وَﺳَﻠِّﻢ
c. Kemudian membaca hadhoroh kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga nabi, sahabat nabi, para tabi’in-tabi’in, para ulama’, para wali, syaikh Abdul Qodir al-Jailani, Syaikh Bahauddin an Naqsabandi, dan seterusnya sesuai yang diinginkan dzakir. d. Membaca ﻻاﻟﮫ اﻻ اﷲsebanyak 200 x, adapun bacaan ini adalah bacaan dzikir jahr atau keras. e. Membaca surat ikhlas sebanyak 3 x ini juga termasuk dzikir jahr. f. Membaca sholawat sebanyak 3 x ٣ × ... اَﻟﻠﱠﮭُﻢﱠ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﯿِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪ وَﻋَﻠَﻰ اَلِ ﺳَﯿِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪ ٣× ... ِﻛَﻤَﺎ ﺻَﻠﱠﯿْﺖَ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﯿِّﺪِﻧﺎَ اِﺑْﺮَاھِﯿْﻢ g. Membaca اﷲsebanyak 500 x yaitu dzikir latifatul qolbi yang letaknya dibawah payudara kiri. h. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir ruh yang terletak di bawah payudara kanan. i. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir sir yang terletak di atas payudara kiri. j. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir khofi yang terletak di atas payudara kanan. k. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir akhfa yang terletak di tengah dada. l. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir nafsi yang terletak di tengah jidad (batuk).
m. Membaca اﷲsebanyak 100 x yaitu dzikir qolab yang terletak di seluruh badan. Peneliti
: Dzikir tersebut dilaksanakan pada waktu apa saja?
Maryatun
: Dzikir itu dilaksanakan setelah shalat fardu dan setelah itu tidak dilakukan lagi
Peneliti
: Berapa kali dzikir diucapkan?
Maryatun
: sebanyak 10100 kali
Peneliti
: Apa makna dzikir tersebut?
Maryatun
: Dzikir dalam thoriqoh itu berarti mengirim Syaikh Abdul Qodir Al Jaelani pada setiap selesai sholat fardhu. Setelah selesai dzikir tersebut tidak dibaca atau diamalkan lagi.
Peneliti
: Kalau begitu apa pengaruh dzikir yang ibu rasakan ?
Maryatun
: Dzikir itu menjadikan hati saya tenag dan tentram tidak meri / iri denga tetangga, tidak rakus terhadap harta walaupun hidup dengan cukup tetapi rasanya tenang
Peneliti
: Kalau begitu terima kasih atas informasinya ya bu
Maryatun
: ya sama – sama
Peneliti
: Assalmu’alaikum wr. Wb.
Maryatun
: Wa’alaikum salam wr. Wb.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Siti Sintiyah
Tempat, tanggal lahir : Kab. Semarang, 16 Januari 1986 Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Ploso RT 01/03 Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang
Pendidikan
:
1. MI Pabelan
(Lulus Tahun 1999)
2. MTs Al-Manar Bener Tengaran
(Lulus Tahun 2001)
3. MAK Al-Manar Bener Tengaran
(Lulus Tahun 2004)
4. STAIN Salatiga
(Masuk Tahun 2008)
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya, kemudian bagi yang berkepentingan harap maklum adanya.
Salatiga, 13 Juni 2012 Penulis
SITI SINTIYAH NIM 11108166