Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009 - ISSN 1411 - 397X
daftar isi index warna Dokumentasi = Jati Diri ____________________________1
berita utama Sosok Mahasiswa Luar Biasa _______________________2
berita khusus Lahan Ekspresi Mahasiswa _________________________3
“curious boy, intersting”
what’s up?
fokus Memilih Maba Calon Guru Profesional _________________6
sorot Unesa Menuju Penyelenggara PPG __________________7
Tahun 2009 merupakan tahun terakhir pelaksanaan renstra 20052009. Rembuk Nasional Pendidikan telah ditutup Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. pada Februari 2009 lalu. Dikti bersama stakeholder pendidikan tinggi yang diundang telah melakukan evaluasi program dan capaian kinerja pembangunan pendidikan tinggi tahun 2008 serta telah menghimpun berbagai masukan untuk penyempurnaan draft renstra Depdiknas 2010-2014, terutama bagian Dikti. Apa saja yang dibicarakan? Simak di berita utama halaman 3.
tri dharma
Dias Agata, mahasiswa Sastra Inggris 2006 ini berhasil menjadi finalis Miss Indonesia 2009. Di antara finalis dari daerah lain, ia memiliki keunggulan pada rambutnya yang indah. Pada malam grandfinal, ia mendapatkan suplemen predikat dari sponsor sebagai miss rambut terindah. Bagaimana mahasiswa yang juga sedang mengemban tugas sebagai Miss Speedy Telkom 2008 ini memandang keberhasilannya dan berbagai masalah di Indonesia. Apa yang membuat gadis cantik peraih prestasi gemilang ini bersinar? Simak di wawancara halaman 12.
unesa on demand
Dalam rangka menegaskan keinginan pemerintah untuk menghasilkan guru yang profesional, maka pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan melalui Pendidikan serta Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan. Unesa mengemban tugas sebagai penyelenggara program pengadaan guru berkualifikasi akademik S-1/D4. Apa saja yang di bicarakan dalam Program Pendidikan Profesi Guru ini? Simak di sorot halaman 7.
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
Komitmen Unesa Kembangkan Lesson Study ___________9
profil Pendidikan Sepanjang Hayat _______________________10
info data Prestasi Mahasiswa Dari Masa ke Masa ______________11
wawancara Prestasi Unesa __________________________________12 Dias Agata, Finalis Miss Indonesia 2009 ______________12
Realti Milk: Susu Anak Autis _________________________14
seputar unesa Tiga Mahasiswa Unesa Berangkat ke Serbia ___________14 Menpera Bayar Hutang pada Unesa __________________15 Demo Robot Dewo Ramaikan HUT RI Ke-64 ___________16 Dunia Pendidikan: Wajib Melek Teknologi _____________17 Seminar Internasional Bahasa Mandarin _____________ 18 Peluang Usaha Mahasiswa Rekk ___________________19 Kiat Sukses English Debaters Unesa di MTQMN 2009 _____20 SMM Jogja Manggung di Unesa ____________________21 Unesa Kalahkan UB, Siap Hadapi UGM ________________22
suara stakeholders Dari PLS Menjadi Dosen Entrepreneurship _____________23
info unesa Pagelaran Kreasi Seni Guru Sertifikasi ________________23
info sehat Sembilan Manfaat Berjalan Kaki ____________________25 sampul depan: Ifada dan Safa (mahasiswa UNY) serta Ariantono (mahasiswa Unesa) bangga foto bersama prestasi Unesa, sang Eliminator. sampul belakang: Jejak Rekam PIMNAS XXII 2009 di Universitas Brawijaya Malang.
warna PELINDUNG Prof. Dr. H. Haris Supratno. (Rektor) PENASIHAT Dr. Budi Djatmiko, M.Pd. (Pembantu Rektor I) Prof. Dr. I Nyoman Adika, M.S. (Pembantu Rektor III) PENANGGUNG JAWAB Dr. Nurhasan, M.Kes. (Pembantu Rektor II) PEMIMPIN UMUM Drs. Budiarso, S.H., M.M. (Kepala BAU & K) PEMIMPIN REDAKSI Drs. Heru Siswanto, M.Si. SEKERTARIS REDAKSI Drs. H. Didik Purnomo M.M. REDAKTUR AHLI Dr. Suhartono, M.Pd Warju, S.Pd., M.T. REDAKTUR PELAKSANA Sudiarto Dwi Basuki, S.H. Dwi Sudarmanto, S.E., M.M. DISAIN DAN TATA LETAK Wahyu Rukmo Sulistyo, S.T. FOTOGRAFER Jarot Budi Jatmoko, S.Sos. REPORTER Bayu Dwi Nurwicaksono. (FBS) Herlina M. Arief. (FBS) Fithri Amaliyah (FMIPA) Wahyu Nurul Hidayati (FIS) Putri Diyanti (FIP) Alfanita Zuraida (FBS) ADMINISTRASI Supi’ah, SE. Hibowo DISTRIBUTOR Sutiyono, S.H. DITERBITKAN OLEH Humas Universitas Negeri Surabaya ISSN 1411 - 397X Alamat Redaksi : Humas Universitas Negeri Surabaya Gedung F4 - Kampus Ketintang Surabaya - 60231 Telp : (031) 8280009 Psw 124 Fax : (031) 8280804 Website: http://www.unesa.ac.id Blog: http://seputarunesa.blogspot.com Email:
[email protected]
Dokumentasi adalah bukti identitas atau jati diri kehidupan. Rekam jejak perjalanan hidup mahasiswa dalam suatu institusi dapat direkonstruksi melalui dokumentasi. Hidup memang harus memilih. Menjadi mahasiswa pun sebuah pilihan, namun pilihan hidup tak berhenti di situ. Mahasiswa masih harus memilih dimensi kehidupannya dalam menapaki dunia perguruan tinggi. Memilih menjadi student oriented, organisatoris, gaul abis, atau ilmiah adalah sebuah pilihan. Yang jelas prestasi mahasiswa dalam bidang apa pun memang harus diakui dan dihargai institusi. Dokumentasi kiprah mahasiswa Unesa dalam kompetisi tingkat nasional dan internasional empat tahun terakhir membuktikan dan menggambarkan sebagian identitas atau jati diri mahasiswa Unesa. Mahasiswa Unesa memang luar biasa. Berbagai lahan ekspresi yang telah dijajaki dan prestasi yang telah diraih membuktikan bahwa mahasiswa Unesa pun bisa berkiprah di tingkat nasional. Di tingkat internasional pun pasti bisa. Pimnas, Pomnas, Peksiminas, KRCI, dan MTQMN merupakan ajang bergengsi bagi mahasiswa di Indonesia dalam bidang ilmiah, olahraga, seni, teknologi, dan agama. Hasil kompetisi mahasiswa Unesa pada lima ajang bergengsi itu membuktikan bahwa kualitas mahasiswa Unesa tak kalah dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain. Bahkan pada bidang olahraga dan teknologi, tim mahasiswa Unesa berhak maju membawa nama Indonesia ke tingkat dunia, yakni Universiade dan KRC-Internasional. Potensi mahasiswa brilian ini harus diapresiasi tinggi. Siapa lagi kalau bukan institusi sendiri yang mengakui kelebihan dan bakat anak negeri. Jangan sampai potensi ini diambil oleh pihak luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan China yang dapat dengan mudah memberikan kewarganegaraan untuk misi tertentu. Sebagaimana kita ketahui saat ini, Singapura, Malaysia, dan China sedang mencari peserta didik berprestasi dalam segala bidang. Tiga negara ini berambisi tetap mempertahankan kemenangan dalam ajang kompetisi ilmu pengetahuan dan teknologi serta olahraga. Salah satunya, Olimpiade Beijing. Singapura telah mendidik dan melatih beberapa warga negara asing untuk menjadi atlet olahraga. Singapura tidak memedulikan berapa biaya yang harus dikeluarkan guna mewujudkan impian menjadi negara Asia Tenggara yang kuat dalam bidang olahraga. Karena itu, mahasiswa berprestasi ini harus diapresiasi dan dikembangkan bakat dan potensinya oleh institusi dan negeri ini. Jangan sampai mereka dibeli pihak asing. Mereka adalah generasi emas yang siap mengharumkan nama institusi dan bangsa di kancah internasional. Merekalah yang akan mengibarkan bendera merah putih dan menggaungkan Indonesia Raya di ajang internasional. Patutlah Unesa sebagai institusi pendidikan di negeri ini mengapresiasi kemampuan mahasiswa. Keluar, keluarlah, dan buktikan bahwa Unesa pun bisa! Redaksi Majalah Unesa menerima artikel, reportase, foto, berita, kritik, saran, dan seluruh materi tulisan yang tersedia di rubrik majalah ini. Tulisan yang dikirim disertai file dan print out. Redaksi berhak menyunting tulisan yang dikirim dan yang dimuat akan mendapat imbalan.
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
1
berita utama
Kebiasaannya Cowok/Cewek: biasanya memakai aksesories ala artis (kacamata, anting besar, etc.) tas backpack ukuran besar + laptop/ cangklong casual bermerek baju polo/ t-shirt warna cerah bermerek biasanya harum sampai malam
Ketika masuk perguruan tinggi terbayang dalam ingatan mahasiswa baru bahwa inilah jalan menuju kesuksesan masa depan. Mahasiswa berharap suatu saat ijazah sarjana yang akan dimiliki merupakan kertas sakti yang menjaminnya diterima untuk bekerja. Pada masa Ospek (nama legendaris untuk kegiatan masa orientasi mahasiswa baru di Indonesia) semua mahasiswa berada dalam satu dimensi. Setelah Ospek berlalu dan perkuliahan mulai berjalan, muncul empat dimensi perilaku mahasiswa, yakni mahasiswa gaul, mahasiswa study oriented, mahasiswa organisatoris, dan mahasiswa ilmiah.
rias wajah perawatan
jacket diikat/ british cardigan handphone High end user
celana jins belel/ pencil-standard style sepatu casual/ kets up to date
Ciri Mahasiswa Gaul: 1. Selalu mengutamakan model pakaian, rambut, dan aksesoris lainnya. 2. Doyan nongkrong di kafe berkelompok. 3. Memiliki kelebihan dalam penguasaan teknologi, seperti internet, laptop, handphone. 4. Mudah diterima dalam semua kelompok mahasiswa karena tipikal humoris dan disenangi teman.
Ciri Mahasiswa Ilmiah: 1. Dari penampilan mencerminkan keintelektualan yang bersahabat. 2. Mampu berinteraksi interaktif dengan berbagai kelompok. 3. Struktur kata teratur dengan bahasa simple namun berbobot sebagai sebuah kalimat. 4. Berbicara dilengkapi dengan data dan fakta ilmiah sehingga kontrol kebenarannya sangat tinggi. 5. Low profile. 6. Tempat yang paling mudah menemui mereka di perpustakaan terutama di kelompok jurnal dan dalam forum seminar.
?
2
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
rias biasa biasanya berkacamata
hem/polo motif un-matching
handphone medium level
tas cangklong/backpack ukuran besar + laptop biasanya memakai pengharum badan
celana jins/kain warna un-matching sepatu pantofel/casual
Kebiasaannya Cowok/Cewek:
rias standar
hem/polo warna cerah jas almamater handphone medium level tas cangklong/ ransel besar celana jins/kain warna gelap
?
Kebiasaannya Cowok/Cewek:
sepatu pantofel/ casual
Ciri Mahasiswa Organisatoris: 1. Kreatif dan kritis terhadap persoalan. 2. Menonjol dalam kelompok mahasiswa karena memiliki jiwa kepemimpinan. 3. Menjadi orator kampus. 4. Paling mudah mencari mereka di dalam aksi demonstrasi atau sekretariat lembaga kemahasiswaan.
Ciri Mahasiswa Student: 1. Rajin, tekun dalam proses belajar. 2. Sebagian waktu tersita oleh belajar, baik di kampus, perpustakaan, maupun rumah. 3. Memiliki indeks prestasi yang tinggi atau di atas rata-rata mahasiswa lainnya. 4. Tampil dengan gaya seorang intelektual baik dari cara bicara, menyampaikan pendapat atau berdebat. 5. Sedikit sulit memasuki kelompok lain di luar kelompok yang memiliki kesamaan prinsip. 6. Paling mudah mencari mereka di perpustakaan.
berita utama Empat karakter ini sangat kuat terjadi pada mahasiswa di perguruan tinggi. Ada yang memiliki satu dimensi, ada dua dimensi, tiga dimensi, dan empat dimensi yang berkolaborasi dari tingkah laku mahasiswa. Semakin mampu mahasiswa mengolaborasikan empat dimensi semakin besar kemungkinan untuk sukses dalam kuliah. Sosok mahasiswa yang mampu mengolaborasikan empat dimensi inilah, sosok mahasiswa luar biasa. Tidak ada yang menyatakan bahwa prestasi itu pembawaan sejak kecil atau genotype. Tidak pernah
prestasi lahir secara instan atau faktor keturunan orang tua. Prestasi merupakan proses yang harus dilewati secara bertahap. Ukiran emas prestasi merupakan pembentukan dari tempaan dan pengalaman yang terus-menerus membentuk karakter prestasi seseorang, seperti emas yang harus ditempa, semakin bersinar. Begitu pula bentuk prestasi mahasiswa yang merupakan proses dari empat dimensi yang dilalui dalam perkuliahan. Semakin mampu seorang mahasiswa mengolaborasikan empat dimensi tersebut semakin tinggi prestasi yang akan digapai.
”Prestasi ketika sosok mahasiswa dapat memainkan peranan sebagai mahasiswa gaul, study oriented, organisatoris, dan ilmiah. Kapasitas inilah yang harus dipacu. Memang tidak mudah, butuh pengorbanan yang sangat banyak dalam menempuh proses ini.”
berita khusus
Perguruan tinggi bukan sekadar dunia aktivitas belajar. Aktivitas itu baru 10% dari dunia perguruan tinggi. Masih ada 90% aktivitas lain yang selama ini masih terselubung. Yang berhasil menyingkapnya, dialah yang akan menjadi mahasiswa luar biasa.
Tahun 2009 merupakan tahun terakhir pelaksanaan rencana strategis (renstra) 2005-2009. Rembuk Nasional Pendidikan (RNP) telah ditutup Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. pada Februari 2009 lalu. Dikti bersama stakeholder pendidikan tinggi yang diundang telah melakukan evaluasi program dan capaian kinerja pembangunan pendidikan tinggi tahun 2008 serta telah menghimpun berbagai masukan untuk penyempurnaan draft renstra Depdiknas 2010-2014, terutama bagian Dikti. Salah satu hal yang cukup menggembirakan pada tahun 2009 ini adalah kenaikan anggaran Dikti yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dibandingkan dengan tahun 2008, anggaran pendidikan tinggi untuk 2009 naik menjadi 30.55 persen termasuk PNBP. Jika PNBP dikeluarkan, kenaikan anggaran Dikti menjadi 37.96 persen. Anggaran dana pendidikan tinggi untuk 2009 ini adalah 18 triliun lebih, yaitu 29,56 persen atau sepertiga anggaran Depdiknas. Kenaikan anggaran ini adalah indikator atas kesadaran para pengambil keputusan bahwa posisi pendidikan tinggi dalam pembangunan pendidikan Indonesia sangat penting. Pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam melahirkan manusia Indonesia yang aktif, mandiri, memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
3
berita khusus diperlukannya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perubahan paradigma pembangunan di dunia yang menjadi knowledge-based economic membuat peran perguruan tinggi semakin sentral, bukan lagi periferal. Dengan memerhatikan program prioritas nasional dalam pendidikan tinggi tersebut, program kemahasiswaan menjadi perhatian terpenting sesuai dengan komitmen Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D., yakni bahwa mahasiswa adalah penentu utama sukses atau tidaknya suatu perguruan tinggi. Karena itu, Dikti memfasilitasi mahasiswa dengan program penalaran mahasiswa dan program kreativitas mahasiswa. Program penalaran mahasiswa itu mencakup Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa, Debat Bahasa Inggris, Olimpiade Internasional, Kompetisi Karya Tulis Bidang Seni, Kompetisi Karya Tulis Sikap Kritis, Kompetisi Peningkatan Kependulian Sosial, Kompetisi Mahasiswa Berprestasi, dan Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, sedangkan program kreativitas mahasiswa mencakup Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas), Kontes Robot Indonesia (KRI), Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI), Kontos Robot Seni Indonesia (KRSI), Kontes Jembatan Indonesia (KJI), Pagelaran Mahasiswa Tingkat Nasional Bidang Informasi dan Telekomunikasi (Gemastik), dan Kontes Roket. Selain itu, agar mahasiswa juga memiliki karakter dan kecerdasan emosional, diadakan program Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ), Pesta Seni Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi), Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas), Temu Wicara dan Kenal Medan Mahasiswa Pecinta Alam (TWKM Mapala), dan Temu Bhakti KSR-PMI Unit Perguruan Tinggi se-Indonesia. Sementara itu, kecerdasan kinestetik yang dimiliki mahasiswa difasilitasi dengan pengadaan program Universiade: kegiatan olahraga antarmahasiswa sedunia, World University Championship: kegiatan olahraga singel event yang diselenggarakan oleh FISU dua tahun sekali, Asean University Games atau POM ASEAN dan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas). Menyimak Pemanfaatan Lahan Ekspresi Mahasiswa Tahun 2009 ini, tahun gemilang kiprah mahasiswa Unesa. Rentetan prestasi terus diraih. Dalam bidang teknologi, tim robot Dewo berhasil menjuarai Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) dan berhak mewakili Indonesia dalam ajang yang sama pada tingkat internasional. Dalam bidang ilmiah, tim mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) berhasil mendapatkan
4
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
juara III dalam ajang paling bergengsi mahasiswa Indonesia (Pimnas). Seolah tak ingin kalah, dalam bidang keagamaan, tim debat bahasa Inggris kandungan Alquran berhasil memperoleh juara II dalam MTQ Mahasiswa tingkat Nasional. Sementara itu, lahan ekspresi seni paling bergengsi dua tahunan (Peksiminas) juga dihiasi dengan trofi juara I Lomba Lukis dan Lomba Monolog. Akhir tahun ini, civitas akademika masih menunggu prestasi dalam bidang olahraga. Berikut simaklah cara dosen dan mahasiswa memanfaatkan lahan subur pencitraan positif universitasnya guru bangsa, Unesa. Lahan Ilmiah: Kritis Perjalanan sejarah kepenulisan ilmiah mahasiswa Unesa mengalami pasang surut. Rekam jejak kiprah mahasiswa pada kompetisi bidang ilmiah ini membuktikannya. Pada 1992, IKIP Negeri Surabaya berhasil menjadi juara 1 Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) tingkat Nasional. Selang sepuluh tahun kemudian, yakni 2002, ketika IKIP Negeri Surabaya telah berkonversi menjadi Unesa, kembali diperoleh gelar juara dalam LKTM tingkat Nasional, yakni juara III. Pada 2009, Unesa nyaris menyabet gelar juara pada PKMGT (nama baru LKTM, pengganti KKTM) dengan meloloskan dua tim finalis tingkat nasional. Pada kesempatan sebelum itu, Unesa hanya mampu bersaing pada tingkat regional Indonesia timur dengan berlangganan menempati posisi lima besar, namun demikian finalis yang berhak maju ke tingkat nasional adalah finalis yang merebut juara I dan II. Sementara itu, rekam jejak perjalanan kiprah mahasiswa Unesa dalam ajang paling bergengsi di Indonesia dari masa ke masa dapat dilihat di samping. Rekam jejak tersebut menandakan bahwa kiprah mahasiswa Unesa dalam bidang ilmiah masih terseokseok. Beberapa persoalan lemahnya aktivitas ilmiah disebabkan kurangnya informasi tentang aktivitas ilmiah mahasiswa, suasana akademis yang kurang mendukung berkembangnya aktivitas ilmiah mahasiswa, lemahnya motivasi mahasiswa untuk meneliti dan menulis, munculnya ketakutan mahasiswa terhadap kemampuan pengembangan ilmiah, dan kurangnya peran dosen dalam memotivasi dan membimbing mahasiswa dalam kegiatan ilmiah. Belajar dari Raksasa Ilmiah Indonesia Pada 2008, Universitas Brawijaya (UB) berhasil merebut piala bergilir Adhikarta Kertawidya dari tangan Universitas Gadjah Mada (UGM). Tahun ini piala itu berhasil
berita khusus dipertahankan di kampus bumi Brawijaya. Sementara itu, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) tahun ini berhasil menduduki peringkat III nasional, sekaligus menjadi satusatunya kampus di Surabaya yang masuk 3 besar. Bagaimana model strategi yang digunakan UB dalam memanfaatkan lahan ilmiah sebagai lahan unggulan pencitra positif kampusnya? Bagaimana ITS mendongkrak prestasinya di Pimnas? Berikut laporan investigasi reporter Humas Unesa yang pada Pimnas XXII 2009 di UB berkesempatan menjadi finalis. Program pembudayaan aktivitas ilmiah di UB dimulai dengan pewajiban menulis karya ilmiah bagi mahasiswa baru (maba). Setiap tahun UB mengagendakan penyelenggaraan lomba karya tulis mahasiswa dalam dua kategori, yakni kategori maba dan mala (mahasiswa lama). Pengategorian ini didasarkan pada tingkat kemampuan akademik dan empirik antara maba dan mala. Karya tulis ilmiah potensial hasil penyelenggaraan LKTM UB inilah yang kemudian diperbaiki mahasiswa dengan bimbingan dosen pembimbing. Karya-karya ilmiah itu secara kolektif kemudian dikumpulkan oleh bidang kemahasiswaan UB untuk dikirim ke Dikti. Sementara itu, strategi sukses penggalangan kontingen PKM UB dilakukan dengan merebut sebanyak-banyaknya proposal yang didanai Dikti. Penyusunan proposal itu dilakukan dengan mengolaborasikan ketua dan anggota tim dari mahasiswa yang telah berpengalaman mendapatkan proyek PKM yang didanai Dikti atau mahasiswa yang pernah menjadi finalis Pimnas dengan mahasiswa yang belum berpengalaman. Strategi kolaboratif ini dimaksudkan sebagai praktik pembelajaran tutor sebaya. Saat dinyatakan proposal didanai Dikti mahasiswa secara proaktif menjalankan PKM tersebut dengan bimbingan penuh dosen hingga penyusunan laporan akhir. Setelah finalis Pimnas diumumkan oleh Dikti, program karantina selama satu minggu di luar kampus dilakukan. Selama satu minggu, mahasiswa dipersiapkan menjadi penyaji presentasi dan poster terbaik. Hampir sama dengan UB, ITS menggunakan strategi simulasi Pimnas, yakni PIMITS. PIMITS merupakan kependekan dari Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS. PIMITS digelar dengan sistem penyelenggaraan Pimnas. Strategi ITS yang menarik adalah selain mengirimkan kontingen Pimnas yang terdiri atas tim finalis Pimnas, dosen pembimbing, dan personil pameran stan IPTEKS, ITS juga memberangkatkan tim monitoring. Tim yang terdiri atas mahasiswa dari unsur BEM dan mahasiswa yang gagal
masuk Pimnas tersebut bertugas mengamati ide, topik, model penyajian presentasi, poster, dan suasana Pimnas. Hasil pengamatan itu sesampai di kampusnya dibahas dan dijadikan bahan pembelajaran bagi mahasiswa dan dosen ITS untuk menyiapkan kontingen Pimnas pada tahun berikutnya. Olahraga: Lahan Basah Unesa Dulang Prestasi Tak dapat dimungkiri, prestasi Unesa dalam bidang olahraga menonjol sepanjang masa. Dari tahun ke tahun, sumbangan medali atau trofi prestasi baik tingkat regional, nasional, maupun internasional terus bermunculan. Tak pelak, kampus eks-IKIP ini bergelar kampus prima utama olahraga, penghargaan tertinggi bagi perguruan tinggi yang paling sukses dalam mengoleksi prestasi olahraga, memasyarakatkan olahraga, dan membangun sarana dan prasarana olahraga di Indonesia. Kiprah mahasiswa Unesa dalam bidang olahraga memang diunggulkan. Ibarat lahan pertanian, olahraga merupakan lahan basah bagi Unesa. Rentetan prestasi mahasiswa dalam mengolah fisik pada tingkat nasional dan internasional selama lima tahun terakhir dapat dilihat dalam kolom dari masa ke masa. Tak ingin kehilangan benchmarknya sebagai langganan penyumbang utama prestasi di Unesa, Mahasiswa kontingen Unesa terus dipacu semangat berprestasi dan latihan rutinnya, termasuk dalam menghadapi even Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (Pomda) 2009 di Surabaya pertengahan Agustus ini. Dalam wawancara singkat, dengan wartawan Humas Unesa. Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Keolahragaan, Drs. Imam Marsudi, M.Si., mengatakan bahwa mahasiswa kontingen Unesa dalam menghadapi even dua tahunan ini telah mulai berlatih khusus tiga kali dalam seminggu secara rutin mulai Mei 2009. “Unesa tidak memunyai strategi khusus dalam menyiapkan atletnya berkompetisi baik dalam tingkat regional, nasional, maupun internasional. Pokoknya setiap saat dan setiap waktu berlatih. Itulah kuncinya,” ucapnya di sela-sela menyiapkan pemberangkatan kontingen Unesa dalam Pomda. Sementara itu, Pembantu Rektor III Unesa, Prof. Dr. I Nyoman Adika, M.S. mengungkapkan bahwa kiat sukses mahasiswa Unesa dalam berprestasi pada bidang olahraga adalah keikutsertaan mahasiswa tersebut di UKM-UKM olahraga di kampus dan klub olahraga di luar kampus. “Pembinaan di kampus dan di klub olahraga itulah yang membuat keterampilan berlaga mahasiswa terasah, baik secara mental maupun fisik,” ungkap guru besar Unesa bidang kependudukan itu. Bersambung ke hal. 24 Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
5
Pendidikan prajabatan guru akhirakhir ini sulit menjaring calon mahasiswa baru (maba) dari lulusan terbaik SMA/SMK. Pada umumnya mereka yang masuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah mereka yang tidak dapat masuk fakultas bergengsi seperti kedokteran, teknik, dan ekonomi. Hal ini berbeda dengan sistem penerimaan maba di negara maju. Pendaftaran SNMPTN di Gedung Serba Guna Unesa, Kampus Ketintang Surabaya
Awal Juli 2009 ini siswa SMA/SMK berebut kursi perguruan tinggi negeri. Pusat pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) lokal Surabaya tahun ini dipusatkan di Unesa. Terdapat banyak perubahan pada model penerimaan maba sistem SNMPTN yang diketuai Rektor Unesa, Prof. Dr. Haris Supratno ini yang dulu bernama Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
jarot/dok.humas
Tes tulis pada SNMPTN ini dilengkapi dengan tes potensi akademik dan tes uji keterampilan. Tes potensi akademik di-adakan pada (1-2/7) dan t e s u j i keterampilan diadakan pada (34/7). Tes potensi a k a d e m i k diadakan untuk mengetahui potensi akademik calon maba. Tes i n i d a p a t Tes tulis SNMPTN di lingkungan Unesa. memperkirakan apakah calon maba dapat mengikuti materi perkuliahan dan mampu mengembangkan pengetahuannya di pergruan tinggi ataukah tidak. Sementara itu, uji keterampilan diadakan agar calon maba yang tersaring nantinya benar-benar calon maba yang dapat mengembangkan bakat dan minatnya pada bidang studi yang dipilihnya.
6
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
Uji keterampilan calon maba di Unesa hanya diberlakukan pada calon maba Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik, serta jurusan-jurusan di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Tahun ini panitia SNMPTN memberlakukan standarisasi nasional untuk tes uji keterampilan. Tes uji keterampilan diberlakukan sama di semua universitas yang memunyai program studi seni dan olahraga. Di FBS, pelaksanaan tes uji keterampilan dipusatkan di dua tempat, yakni Gedung T4 FBS untuk calon maba Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan gedung pertunjukan Sawunggaling untuk calon maba J u r u s a n Pendidikan Sendratasik (Seni Drama, Tari, dan Musik. Di Jurusan Pendidikan Seni Tes keterampilan seni di FBS Unesa. Rupa, calon maba yang mengikuti tes sebanyak 129 orang. Tes dilakukan dua hari yakni Jumat dan Sabtu. Hari pertama ditujukan untuk calon maba yang memilih seni pada pilihan pertama dan Sabtu khusus calon maba yang memilih seni pada pilihan kedua atau ketiga. Ada dua tes yang dijalani calon maba Jurusan Pendidikan Seni Rupa, yaitu wawancara dan menggambar illustrasi. Begitu juga dengan Jurusan Pendidikan Sendratasik, selain wawancara, terdapat pula uji keterampilan berdrama, menari, dan bermusik. Calon maba ini harus memilih salah satu bidang yang mereka pilih untuk menunjukkan bakat mereka pada Jurusan Pendidikan Sendratasik. Di jurusan yang mahasiswanya beberapa kali tampil ke luar negeri ini, calon maba yang mengikuti tes sebanyak 190 orang, dengan rincian pilihan pertama 181 orang dan pilihan kedua 9 orang. jarot/dok.humas
Sebagai contoh, pada akhir 1950-an dan permulaan 1960an, di Amerika Serikat, B. Conant mengusulkan bahwa yang dapat diterima menjadi calon guru adalah mereka yang tergolong kelompok 20% teratas lulusan high school. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa guru merupakan jabatan profesional, yaitu jabatan yang memerlukan advance education and special training. Agar lahir guru yang berderajat profesional dan tenaga kependidikan yang profesional, maka perlu sistem penyaringan yang ketat untuk menyeleksi calon maba yang memasuki kampus LPTK.
jarot/dok.humas
fokus
Ditanya mengenai tes uji keterampilan di FBS, Pembantu Dekan I FBS Drs. Muhajir, M.Si mengatakan bahwa terdapat
sorot
oleh Dr. Ketut Prasetyo, M.S. (Ketua Tim Program PPG Unesa)
yoyo/dok.humas
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu terdapat pula Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengamanatkan bahwa guru sebagai tenaga profesional bertugas mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi cakap, mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis dan bertanggung jawab, serta sehat jasmani dan rohani.
Pasal 8 dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 itu menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sementara itu pada pasal 10 (ayat 1) menyatakan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Pada pasal 11 menyatakan bahwa sertifikat pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.
peningkatan jumlah calon peserta uji keterampilan SNMPTN pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Sendratasik. “Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ada peningkatan peserta dalam uji keterampilan tahun ini. Pada tahun-tahun lalu jumlahnya tidak pernah sebanyak ini, tahun lalu jumlahnya masih di bawah 100. Sebagian besar calon maba tersebut memilih Unesa, baik sebagai pilihan pertama maupun kedua. Saya berharap dengan peningkatan jumlah peserta tes keterampilan di FBS ini akan menimbulkan persaingan yang ketat antarcalon maba, sehingga akan meningkatkan kualitas mahasiswa calon guru ini,” jelas pria kelahiran Sragen ini.
Di FIK, calon maba yang mengikti tes uji keterampilan berjumlah 1.213 orang. Mereka memilih tiga prodi yaitu Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Penjaskesrek), Pendidikan Kepelatihan (Penkep), dan Ilmu Keolahragaan
jarot/dok.humas
Perbandingan bobot nilai uji keterampilan dan tes potensi akademik pada SNMPTN ini adalah 40:60 dengan alasan mahasiswa tidak dipersiapkan menjadi tukang, namun insan yang selain terampil, juga kreatif dalam mengembangkan pembelajaran. Karena itu potensi akademik juga penting untuk dipertimbangkan, terutama sebagai bekal dalam menyusun tugas akhir/skripsi yang wajib ditempuh mahasiswa.
Tes keterampilan olahraga di FIK Unesa.
(Ikor). Terdapat jenis tiga tes yang diujikan dalam uji keterampilan yang dimulai pukul 06.30 WIB sampai 17.30 WIB ini, yaitu tes kesehatan, keterampilan, dan kesegaran jasmani Indonesia (pull up, vertikal jump, sit up, 50 M sprint, dan lari 1.200 M untuk putra dan 1.000 untuk putri. “Seratus persen calon maba ini memilih Unesa, tidak ada yang tidak memilih Unesa. Sekitar 80% memilih Unesa sebagai pilihan pertama dan 20% sisanya memilih Unesa sebagai pilihan kedua. Saya berharap dengan adanya uji keterampilan ini mahasiswa calon guru ini benarbenar berkualitas, baik secara fisik maupun akademik,” terang Pembantu Dekan 1 FIK Nining Widyah Kusnanik, S.Pd., M.Appl.Sc Alfanita
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
7
sorot pengetahuan, teknologi, seni, serta tenaga kependidikan dan non kependidikan yang profesional sedangkan salah satu Misi Unesa adalah menghasilkan tenaga kependidikan dan nonkependidikan yang profesional. Untuk menjamin kualitas pelaksanaan program tersebut, Unesa telah memperoleh akreditasi kelembagaan dari BAN-PT dengan nilai akreditasi B.
jarot/dok.humas
Dengan demikian, sebagai LPTK yang selalu komitmen terhadap pendidik dan tenaga kependidikan, maka Unesa telah memenuhi salah satu ketentuan sebagai perguruan tinggi penyelenggara pendidikan profesi guru. Oleh karena itu, Unesa akan berpartisipasi aktif untuk menjadi salah satu perguruan tinggi penyelenggara pendidikan
Prof. Nur paparkan hasil penelitian terbarunya dihadapan asesor visitasi PPG.
Lebih lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan delapan standar isi yaitu standar proses; standar kompetensi lulusan; standar pendidik dan tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pengelolaan; standar pembiayaan; dan standar penilaian pendidikan. Standar nasional pendidikan haruslah menjadi acuan sekaligus kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan, sehingga menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tuntutan perubahan kehidupan. Dalam rangka menegaskan keinginan pemerintah untuk menghasilkan guru yang profesional, maka pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan melalui Pendidikan serta Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan. Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) adalah perguruan tinggi yang diberi tugas pemerintah untuk menyelenggarakan program pengadaan guru berkualifikasi akademik S-1/D4 pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah, serta untuk menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan dan nonkependidikan. Termasuk dalam tugas ini, Unesa memunyai peran memberikan pendidikan profesi guru bagi guru/calon guru yang telah memenuhi kualifikasi S1 untuk memperoleh sertifikat pendidik. Hal ini sesuai dengan Visi dan Misi Unesa. Visi Unesa adalah menjadi universitas mandiri yang berbasis penelitian dalam pengembangan ilmu 8
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
profesi guru. Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai Unesa dalam penyelengaaran program profesi guru adalah (1) Menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, menilai pembelajaran, dan menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik serta melakukan penelitian, serta mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan; (2) Mencetak calon guru profesional yang menguasai empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional; (3) Menjamin penyelenggaraan program profesi guru yang berkualitas pada pelbagai program studi yang diusulkan. Jaminan keberhasilan program ini ditinjau dari keempat aspek yakni input, proses, output, dan outcome. (1) Aspek input, masukan program pendidikan profesi guru ini adalah lulusan S-1/D4 dari perbagai program studi; (2) Aspek proses, jaminan keberhasilan ini dilihat dari fasilitas yang disediakan misalnya gedung perkuliahan yang representatif, kurikulum sesuai kompetensi lulusan, laboratorium yang memadai, telah terjadinya harmonisasi kerjasama dengan sekolah mitra serta Dinas Pendidikan kabupaten/kota, tersedianya perangkat perkuliahan/modul yang berkualitas, dan kualifikasi akademik dosen di berbagai program studi bergelar S2, S3, dan guru besar; (3) Aspek output, jaminan keberhasilan ini dilihat jumlah peserta PPG yang diprediksi lulus tepat waktu sesuai dengan kurikulum yang berlaku; (4) Aspek outcome, jaminan keberhasilan program ini adalah mampu menghasilkan guru profesional yang menguasai 4 kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Bayu
tri dharma
jarot/dok.humas
Lesson study merupakan suatu proses sistematis yang digunakan guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Proses sistematis tersebut adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, observasi, refleksi, dan revisi rencana pembelajaran secara bersiklus dan terusmenerus. Lesson study baru dikenalkan dan diujicobakan di Indonesia pada akhir 2004-2005 melalui program Indonesian Matematics and Sciences Education Project (IMSTEP). Kini lesson study telah disebarluaskan di berbagai lembaga pendidikan atau forum-forum guru dan dosen. Prof. Matoba (kanan) mengamati aktivitas siswa SMPN 26 dalam pembelajaran di kelas.
Sejak 2008-2011 pengembangan lesson study mendapatkan bantuan pendanaan dari Sampoerna Foundation-Teacher Institute di tiga daerah sasaran, yakni Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang didampingi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Surabaya, Jawa Timur yang didampingi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang didampingi Universitas Negeri Malang (UM). Pertengahan 2009 ini komitmen Unesa dalam mengembangkan lesson study semakin nyata. Di gedung serba guna Unesa kampus Ketintang (21/08) kembali digelar seminar internasional lesson study. Setelah minggu lalu Unesa mengundang dua professor dari Tsukuba University, hari ini Unesa mengundang dua professor dari Nagoya University, yakni Prof. Masami Matoba dan Prof. Yoshiaki Shibata. Dua seminar kelas internasional tersebut diadakan sebagai komitmen Unesa dalam mengembangkan lesson study di Indonesia khususnya di Surabaya. Materi teoretis dalam seminar itu semakin terasa implementatif karena juga diadakan workshop sebagai aplikasi praktis seminar internasional tersebut. Workshop itu diadakan di SMP Negeri 26 Surabaya. “Sekolah ini merupakan salah satu sekolah binaan Unesa. Sekolah ini telah menerapkan lesson study sejak tahun lalu. Karena itu siswa dan guru yang sedang
diobservasi ini tidak kaget. Mereka telah terbiasa diobservasi saat proses pembelajaran berlangsung,” jelas Prof. Dr. Megah Teguh Budiarto, M.Pd. Pembantu Dekan I FMIPA Unesa. Saat dikonfirmasi ke Kepala SMPN 26 Surabaya, Titik Sudarti, S.Pd., M.M. berkata, “Sekolah kami merupakan sekolah kawasan untuk wilayah Surabaya Barat. Sejak tahun lalu dengan didampingi Unesa memang telah menerapkan lesson study pada bidang studi eksakta dan sains. Tahun ini kami mulai mengembangkan pula lesson study pada bidang studi sosial dan Bahasa Indonesia.” Namun demikian, Unesa juga mengembangkan lesson study ini tidak hanya di lingkup kota Surabaya, tetapi juga di kota atau kabupaten di Jawa Timur melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) II. Pengembangan lesson study melalui PPL II ini telah dijalankan selama dua tahun ini. Dua seminar internasional ini mengundang dosen pendamping lapangan PPL II dimaksudkan untuk memperluas wawasan dan pengetahuannya dalam membelajarkan mahasiswa PPL II berpraktik lesson study di sekolah. Konsep lesson study dari negeri sakura ini dikembangkan di Indonesia karena pada dasarnya hal esensial dalam dunia pendidikan ialah proses pembelajaran bukan hasil pembelajaran. Bayu
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
9
profil
Istri Anak
: :
Hobbi Motto
: :
: Dr.Slamet Santoso, M.Pd : Pak Slamet : - Sekolah Rakyat (1954-1959) - SMPN Trenggalek (1959-1962) - SGA (Sekolah Guru A) (1962-1964) - IKIP Malang (1966-1967, gelar BA) - IKIP Surabaya (1969-1972, gelar S1) - IKIP Malang (1989-1991, gelar S2) - UPI Bandung (2006-2008) Sugiharti 1. Diah Puspitasari,S.Sos 2. Diah Yuwanitasri, S.TP bermain tenis meja dan jalan-jalan bersama keluarga. Tetap mensyukuri apa yang diberikan Tuhan, jangan menggerutu dan rasakan nikmatnya. Tuhan tidak akan mengubah nasib kita, kalau kita tidak berusaha.
Manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Dalam kehidupannya, ia ingin mencapai kualitas hidup yang optimal. Selama manusia berusaha meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, dan keterampilannya secara sadar atau tidak, maka selama itu pula pendidikan berjalan terus. Begitu pula dengan Dr. Slamet Santoso, M.Pd., dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) FIP Unesa. Meski usianya tidak tergolong muda lagi, bukan halangan baginya dalam mengembangkan dunia pendidikan. Pada usianya yang ke-56 tahun, bapak dua anak ini, melanjutkan S3 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan pada 23 April 2009 lalu studi doktoralnya secara resmi berhasil diakhiri dengan nilai cumlaude. Studi lanjut tingkat akhir itu dapat diselesaikannya dalam jangka waktu dua setengah tahun. Jangka waktu itu merupakan jangka waktu tempuh studi lanjut yang jarang bisa diraih oleh orang seusianya. Dia termotivasi oleh suatu teori yang mengatakan, kemampuan berpikir seseorang itu sama, hanya kecepatannya yang berbeda, diusia yang lebih muda kecepatan seseorang dalam menangkap suatu makna lebih cepat daripada orang yang sudah tidak muda lagi. Begitu ujar dosen yang saat ini berusia 59 tahun tersebut. Saat ditanya, mengapa melanjutkan S3 tidak saat setelah lulus S2? Bapak yang mengenakan kemeja oranye saat diwawancara ini menjawab, “Saya waktu itu tidak langsung mengambil S3 karena waktu lulus S2, anak-anak saya sedang pada masa remaja, dimana mereka membutuhkan dukungan penuh, baik bimbingan maupun motivasi dari kedua orang tuanya, kan anak-anak saya perempuan semua, jadi saya perlu benar-benar menjaga dan melindungi mereka. Baru saat mereka sudah beranjak dewasa, saya bisa melanjutkan lagi sekolah saya.”
10
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
putri/dok.humas
Nama lengkap Sapaan Akrab Riwayat Pendidikan
Sejak kecil, Pak Slamet (begitu sapaan akrabnya) selalu mendapat prestasi terutama dibidang pendidikan. Alumni SMPN Trenggalek ini, memulai karirnya di dunia pendidikan sejak tahun 1972, dengan menjadi asisten dosen di Jurusan PLS IKIP Negeri Surabaya. Seiring berjalannya waktu, genap 2 tahun menjadi asdos, akhirnya pada 1974, bapak yang gemar bermain tenis meja diusia senjanya kini, mulai menjadi dosen di Jurusan PLS hingga saat ini. Dedikasinya sebagai pendidik, selain dia curahkan dengan mengajarkan ilmu yang dia peroleh sejak usia muda. Dia juga menulis buku yang diterbitkan oleh beberapa penerbit ternama. Di antaranya adalah Pengantar Pendidikan Sosial, Pengantar Pendidikan Luar Sekolah, Dinamika Kelompok, Teori-teori Psikologi Sosial, Penerapan Psikologi Sosial, dan beberapa modul tentang dinamika kelompok yang diterbitkan oleh Bumi Aksara dan Refika Aditama. Banyak hal yang membuatnya terus bersemangat karena kunci dari semangat yang takkan pudar oleh berjalannya waktu itu adalah disiplin diri dalam belajar dan tetap bersemangat serta tergantung pada minat seseorang. Begitu ungkap Pak Slamet tentang rahasianya. “ Dulu jaman saya masih muda, sekolah itu sulit sekali, untuk masuk sekolah maupun perguruan tinggi negeri, seleksi masuknya benar-benar ketat, tidak seperti sekarang ini.” Motto hidup yang selalu diingatnya yaitu Tetap mensyukuri apa yang diberikan Tuhan, jangan menggerutu dan rasakan nikmatnya. Tuhan tidak akan mengubah nasib kita, kalau kita tidak berusaha. Kuncinya dengan tetap mendisiplinkan diri sendiri dalam belajar. Tanpa minat dan kesadaran diri untuk disiplin mustahil seseorang akan bisa disiplin. Putri
info data
Tahun 2004 - Juara 2 Pencak Silat Kejurnas di Yogyakarta. - Medali Emas Atletik PON XV di Palembang. - Medali Emas Atletik POM ASEAN XII di Surabaya. - Medali Emas Pencak Silat POM ASEAN XII di Surabaya. - Medali Perak Atletik POM ASEAN XII di Surabaya. - Medali Perunggu Atletik POM ASEAN XII di Surabaya. - Medali Perunggu Sepak Takraw POM ASEAN XII di Surabaya. - Medali Perunggu Sepak Takraw POM ASEAN XII di Surabaya. - Penghargaan Atlet Panahan dalam Kejuaraan Internasional. Tahun 2005 - 6 Medali Emas Atletik Pomnas IX di Bandung. - 1 Medali Emas Pencak Silat Pomnas IX di Bandung. - 1 Medali Emas Sepak Bola Pomnas IX di Bandung. - 11 Medali Perak Atletik Pomnas IX di Bandung. - 1 Medali Perak Tae Kwon Do Pomnas IX di Bandung. - 1 Medali Perak Karate Pomnas IX di Bandung. - 1 Medali Perak Voli Pomnas IX di Bandung. - 2 Medali Perunggu Renang Pomnas IX di Bandung. - 6 Medali Perak Pencak Silat Pomnas IX di Bandung. - 2 Medali Perunggu Tae Kwon Do Pomnas IX di Bandung. - 1 Medali Perunggu Tenis Lapangan Pomnas IX di Bandung. - 2 Medali Perunggu Atletik Pomnas IX di Bandung. - 1 Medali Perunggu Panjat Tebing Pomnas IX di Bandung. - 2 Medali Perunggu Lempar Lembing Pomnas IX di Bandung. Tahun 2006 - Juara 2 Hockey Kejurnas di Jakarta - 6 Medali Emas dan 3 Medali Perak Tinju Amatir Kejurnas di Surabaya. - 1 Medali Emas, 5 Medali Perak, dan 4 Medali Perunggu Pencak Silat Kejurnas di Semarang. - Juara 3 Sepak Takraw Kejurnas. - 4 Medali Emas, 6 Medali Perak, dan 7 Medali Perunggu dalam Perlombaan Atletik Tingkat Nasional di Jakarta. - 1 Medali Perunggu Atletik Sea Games XXIII di Philipina. - Juara 2 Anggar Kejurnas. - Juara 1 Anggar Sea Games XXIII di Philipina. - Juara 1 Bulu Tangkis Kejurnas di Malang. - Juara 3 Kejuaraan Softball-Baseball tingkat Nasional di Yogyakarta. - 5 Medali Emas Gulat Kejurnas di Surabaya. - 1 Medali Perunggu Tae Kwon Do Kejurnas di Jakarta. - 1 Medali Perunggu Kempo Kejurnas di Jakarta. Tahun 2007 - Juara 3 Karate Kejurnas di Solo. - 9 Medali Perak, 2 Medali Perunggu Renang Kejurnas di Jakarta. 1 Medali Perak, 2 Medali Perunggu Karate Kejurnas di Pekalongan. - Juara 3 Hockey Kejurnas di Bandung. - 3 Medali Emas, 3 Medali Perak, 3 Medali Perunggu dalam Invitasi Tae Kwon Do tingkat Nasional di Yogyakarta. - 2 Medali Emas, 4 Medali Perak, 2 Medali Perunggu Atletik Pomnas X di Banjarmasin.
Tahun 2004 - Juara 2 Lomba Fotografi Pimnas XVII di Bandung.
Tahun 2005 - Juara 1 Poster PKMI Pimnas XVIII di Padang. - Juara 2 Poster PKMT Pimnas XVIII di Padang. - Juara 1 Poster Non-PKM Pimnas XVIII di Padang. - Juara Harapan 1 Lomba Debat Bahasa Inggris Pimnas
XVIII di Padang. - Juara Harapan 1 Lomba Fotografi Pimnas XVIII di Padang. - Juara Harapan 1 Lomba Karikatur Pimnas XVIII di Padang.
Tahun 2006 - Juara 1 Lomba Kaligrafi Pimnas XIX di Malang.
Tahun 2007 - Pengiriman kontingen Pimnas XX: 1 tim finalis PKMK, 2
tim finalis PKMP, 1 tim finalis PKMT, 1 tim finalis PKMI di Lampung. Tahun 2008 - Pengiriman kontingen Pimnas XXI: 1 tim finalis PKMP, 1
tim finalis PKMK, 1 tim finalis PKMM, 1 tim finalis PKMT, 1 tim finalis PKMI di Semarang. Tahun 2009 - Juara 3 Presentasi PKMK Pimnas XXII di Malang. - 1 Medali Perak Catur Pomnas X di Banjarmasin - 3 Medali Perunggu Gulat Pomnas X di Banjarmasin. - 1 Medali Emas, 1 Medali Perak Pencak Silat Pomnas X di Banjarmasin. - 1 Medali Emas Sepak Bola Pomnas X di Banjarmasin. - 1 Medali Emas Pencak Organisasi Pomnas X di Banjarmasin. - 4 Medali Perak Renang Pomnas X di Banjarmasin. - 1 Medali Perak, 1 Medali Perunggu Karate Pomnas X di Banjarmasin. - Juara 1 Bulu Tangkis Pekan Olahraga Mahasiswa Indonesia. - Juara 3 Bulu Tangkis Poperti di Yogyakarta Juara 3 Nation University Baseball Championship. - Juara 3 Softball-Baseball Pra-PON XVII Kaltim di Jakarta. - Juara 3 Tae Kwon Do Pra-PON XVII Kaltim di Jakarta. - 2 Medali Emas dan 5 Medali Perunggu dalam Invitasi Turnamen Open Senior se-Indonesia di Surabaya. - Juara 2 Hockey Kejurnas di Medan. - 1 Medali Perak dan 1 Medali Perunggu Judo Kejurnas di Bandung. - 6 Medali Emas, 2 Medali Perak, 1 Medali Perunggu Perisai Diri Kejuaraan Internasional di Bandung. - Juara I Liga Hockey Mahasiswa Nasional - 1 Medali Emas dan 4 Medali Perunggu Kejuaraan Renang antar-PT se-Indonesia. - Juara I dan Juara III Sepak Takraw Kejurnas.
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
11
wawancara
Dua periode menjabat sebagai Pembantu Rektor III (Bidang Kemahasiswaan) tentu semakin objektif bagi guru besar Unesa bidang kependudukan ini dalam memandang perkembangan prestasi mahasiswa Unesa. Bagaimana Prof. Dr. I Nyoman Adika, M.S. memandang prestasi anak-anaknya? Berikut hasil wawancara Bayu Dwi N., Reporter MU dengan PR III. jarot/dok.humas
Prof. Dr. I Nyoman Adika, M.S. Pembantu Rektor III Universitas Negeri Surabaya Bagaimana pendapat Bapak tentang kiprah mahasiswa Unesa di tingkat nasional dan internasional? Bagus, mahasiswa kita sering menjuarai kompetisi baik di tingkat nasional maupun internasional. Khususnya kompetisi bidang olahraga. Bahkan tahun ini prestasi membanggakan juga muncul dari bidang teknologi, yakni tim robot Dewo mampu menjadi juara I dalam Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) dan berhak mewakili Indonesia dalam kontes yang serupa di tingkat internasional.
Dias Agata:
Dias Agata, mahasiswa Sastra Inggris 2006 ini berhasil menjadi finalis Miss Indonesia 2009. Di antara finalis dari daerah lain, ia memiliki keunggulan pada rambutnya yang indah. Pada malam grandfinal, ia mendapatkan suplemen predikat dari sponsor sebagai miss rambut terindah. Berbagai tawaran menjadi model, presenter, dan bintang tamu pun banyak menghampirinya. Bagaimana mahasiswa yang juga sedang mengemban tugas sebagai Miss Speedy Telkom 2008 ini memandang keberhasilannya dan berbagai masalah di Indonesia. Berikut laporan Salamet Wahedi, kontributor Majalah Unesa.
12
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
aga/dok.pribadi
Terima Kasih, Tanpa Kalian Aga Tidak Akan Ada di Malam Final Itu
Apa motivasi Aga ikut pemilihan Miss Indonesia? Sebagai kaum muda, saya butuh wadah berkegiatan, terutama kegiatan sosial. Saya memandang melalui ajang Miss Indonesia inilah, saya akan menemukan wadah itu. Seperti kita tahu, pemenang Miss Indonesia akan dijadikan duta lingkungan hidup atau duta kegiatan sosial lainnya. Terima kasih kepada semua yang telah mendukung saya. Tanpa teman-teman mahasiswa dan dosen di Unesa, saya tidak akan pernah ada di malam grandfinal itu. Sebagai finalis Miss Indonesia, bagaimana pandangan Aga tentang Indonesia sekarang ini? Indonesia merupakan salah satu negara demokratis terbesar di dunia. Pesta demokrasi yang berjalan aman, lancar, jujur, dan adil beberapa waktu lalu menjadi bukti. Namun sayang, insiden
wawancara Bagaimana pendapat Bapak tentang prestasi mahasiswa Unesa di bidang ilmiah? Secara kuantitas prestasi mahasiswa kita dalam bidang ilmiah memang menurun. Hal ini terlihat dari menurunnya jumlah tim PKM yang didanai Dikti dan jumlah tim PKM yang menjadi finalis Pimnas. Namun secara kualitas prestasi mahasiswa kita mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari perolehan medali kontingen Unesa dan apresiasi Dikti terhadap finalis-finalis tim PKM Unesa yang presentasi dalam ajang Pimnas XXII beberapa waktu lalu di UB. Selain itu, saat ini tim mahasiswa Unesa seringkali unggul dalam kompetisi tingkat regional sehingga mampu berkompetisi di tingkat nasional menghadapi tim mahasiswa dari universitas-universitas terkemuka Indonesia. Bagaimana pendapat Bapak tentang prestasi mahasiswa Unesa di bidang olahraga? Prestasi mahasiswa Unesa dalam bidang olahraga memang sudah menjadi tradisi. Dari tahun ke tahun selalu memanen gelar juara di tingkat nasional. Di tingkat internasional pun demikian.
bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton seolah mencoreng wajah kita. Kejadian itu menyebabkan Indonesia dianggap tidak aman dan dicurigai sebagai sarang teroris. Terkait dengan masalah terorisme yang masih belum terselesaikan, menurut Aga langkah-langkah apa yang harus diambil pemerintah? Pertama-tama pemerintah harus benar-benar memiliki komitmen dalam penegakan hukum karena negara kita adalah negara hukum. Kedua, sistem keamanan harus dibenahi, baik dari segi peningkatan kualitas maupun kuantitas sarana-prasarana. Selain itu, sistem komunikasi efektif antarelemen masyarakat harus dibentuk. Sebagai mahasiswa, bagaimana pendapat Aga tentang mahasiswa sekarang ini? Secara akademik, prestasi mahasiswa sekarang bagusbagus. Tapi ada juga yang masih suka tawuran, mudah diadu domba. Bangsa ini sedang banyak masalah, eh kok malah tawuran. Tentang organisasi kemahasiswaan? Ha…ha….ha…. Organisasi kemahasiswaan sekarang nonsense yang diomongkan. Bilangnya mengawal rakyat, nggak tahunya cari proyek. Organisasi mahasiswa sekarang ini tidak jauh berbeda dengan organisasi siswa. Hanya skala dan lingkup kegiatannya yang berbeda. Apa pesan Aga untuk mahasiswa Unesa? Belajarlah yang baik. Perubahan diri itu bukan dari orang lain melainkan dari diri sendiri. Teruslah menyiapkan diri sebagai generasi yang mumpuni dengan berbekal ilmu pengetahuan dan kepribadian yang baik.
POM Asean dan Universiade selalu menjadi ajang kompetisi bidang olahraga yang langganan diikuti atlet-atlet mahasiswa Unesa. Pada POM Asean 2008 lalu di Malaysia, mahasiswa Unesa mempersembahkan beberapa medali emas untuk Indonesia dan tahun ini, tim mahasiswa Unesa berangkat ke Serbia membawa nama Indonesia dalam ajang Universiade. Bagaimana pendapat Bapak tentang prestasi mahasiswa Unesa di bidang seni? Prestasi mahasiswa kita dalam bidang seni pun bagus. Mahasiswa-mahasiswa Unesa turut sumbangkan emas bagi kontingen Jawa Timur dalam ajang Peksiminas 2008, sehingga Jatim berhasil menjadi juara umum pada Peksiminas di Jambi tahun lalu. Selain itu, ketangguhan mahasiswa-mahasiswa seniman Unesa dalam ajang internasional pun cukup teruji dengan seringnya tim mahasiswa Unesa tampil di luar negeri atau ajang tingkat internasional di dalam negeri. Bagaimana pendapat Bapak tentang prestasi mahasiswa Unesa di bidang teknologi? Seperti telah saya jelaskan di awal, perkembangan prestasi mahasiswa Unesa dalam bidang teknologi beberapa tahun ini mengalami perkembangan yang signifikan. Mulai merintis dan ikut di beberapa kontes, kini robot Unesa telah mampu mengalahkan robot-robot dari tim perguruan tinggi terkemuka Indonesia. Memang luar biasa perkembangannya, motivasi dan dukungan baik moral maupun material dari civitas akademika memang sangat membantu keberhasilannya. Ya kita doakan saja semoga di ajang yang serupa di Amerika, robot Unesa mampu mengharumkan nama bangsa. Bagaimana pendapat Bapak tentang prestasi mahasiswa Unesa di bidang keagamaan? Secara praktik keagamaan dan nuansa agamis di lingkungan kampus memang telah membudaya di Unesa. Namun prestasi mahasiswa dalam bidang agama masih terlihat kembang kempis. Tahun lalu mampu menjadi juara I, kini tak mendapatkan juara apa-apa. Namun patut disyukuri bahwa tahun ini tim mahasiswa Unesa mampu menjadi Juara II dalam debat ilmiah berbahasa Inggris tentang kandungan Al-Qur'an dalam MTQMN di Aceh. Bagaimana pula pendapat Bapak tentang prestasi mahasiswa Unesa di bidang pengembangan minat dan bakat seperti keikusertaan mahasiswa Unesa dalam ajang Miss Indonesia? Bagus, saya turut mendukung keikutsertaan mahasiswa Unesa dalam ajang pengembangan bakat dan minat seperti itu. Saya memang telah mendengar keikutsertaan mahasiswa Unesa dalam ajang Miss Indonesia itu. Saya rasa semua wadah atau ajang kompetisi itu bagus sebagai lahan ekspresi mahasiswa. Tinggal mahasiswa memilih ingin berprestasi atau berekspresi melalui jalan yang mana. Keberhasilan Dias Agata menjadi finalis Miss Indonesia ini semakin menjadikan deretan prestasi mahasiswa Unesa beragam.
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
13
unesa on demand
Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) FIP Unesa memang luar biasa. Setelah beberapa waktu lalu menggelar seminar internasional yang mendatangkan dua pembicara dari Tsukuba University. Kini produk karya nyata mahasiswanya dapat langsung dirasakan masyarakat. Produk karya nyata empat mahasiswa luar biasa ini adalah Realti Milk, susu berbahan dasar beras merah organik yang dibuat sedemikian rupa hingga berasa seperti susu biasa. Produk unggulan Jurusan PLB ini telah dipasarkan di sekolah-sekolah yang menangani penderita autis. Salah satunya adalah Sekolah Kebutuhan Khusus Bangun Bangsa. Harga per satu kemasan Realti Milk sebesar Rp. 5.625,00. Empat mahasiswa yang akhir Juli 2009 lalu ikut berkompetisi membawa nama besar Unesa di gelaran ilmiah paling akbar se-Indonesia ini menggunakan metode penjualan berbonus. Setiap penjualan 10 gelas/hari penjual akan mendapatkan 1 gelas sebagai bonus dan berlaku kelipatan.
Kedepan kelompok PKMK yang mendapat dukungan positif dari dewan juri Pimnas tersebut akan mematenkan produknya dan akan meluaskan jaringan pemasarannya se-Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-SidoarjoLamongan (Gerbangkertasusila). Produk ini merupakan solusi ampuh untuk diet CFGF (Casein Free Gluten Free) bagi penderita autis. Selama ini banyak anak autis yang kekurangan protein sebab produk susu yang beredar di pasaran berbahan dasar susu sapi. Bagi penderita autis, susu berbahan dasar susu sapi yang mengandung Gluten dan Casein ini dapat menimbulkan pengekspresian emosi yang berlebihan dalam jangka waktu yang sangat lama. Herlina
seputar unesa Kiprah mahasiswa Unesa dalam kompetisi bidang olahraga di tingkat nasional memang sudah biasa. Kini (1-12/7) mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) menunjukkan kiprahnya di tingkat internasional, yakni Universiade ke-25. Universiade merupakan ajang pesta olahraga mahasiswa sedunia. Pada Universiade 2009 ini tiga mahasiswa FIK berangkat ke Belgrade, Serbia. Mereka adalah I Gusti Nyoman Puruhito, Fany Ardyanto, dan Kuswantoro. Mereka bertanding mewakili Indonesia dalam cabang olahraga (cabor) Panahan. Ketiga mahasiswa ini berhak bertanding di tingkat dunia karena pada Pekan Olahraga Mahasiswa Asean (POM
ASEAN) XIV di Malaysia 2008 lalu ia berhasil mempersembahkan emas bagi Indonesia. Pada Universiade ke-25 ini, Indonesia mengirimkan mahasiswa atlet pada dua cabor, yakni Panahan dan Taekwondo. Mahasiswa atlet tersebut terdiri atas mahasiswa berprestasi olahraga tingkat nasional dan internasional. Mahasiswa-mahasiswa atlet yang berangkat ke Serbia itu berasal dari Unesa, ITS, Unair, Stiesia Jakarta, Universitas Pasundan, Untag Semarang, STIE Muhammadiyah Samarinda, dan Universitas Maranatha. Bayu
14
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
Siang itu Kamis (16/7) suasana di sekitar masjid Baitul Makmur II Unesa kampus Lidah Wetan tak seperti biasa. Beberapa mobil berplat merah terlihat berparkir di halaman parkir masjid yang dibangun saat zaman orde baru itu. Di antara mobil-mobil dinas pejabat Unesa itu terdapat satu mobil dinas kementerian Kabinet Indonesia Bersatu. Ya, itu mobil Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Drs. Muhammad Yusuf Asyari, M.Si. Kehadiran menteri yang masa jabatannya tinggal beberapa bulan ini untuk membayar hutang kepada Unesa. “Akhirnya saya lega bisa membayar hutang kepada Unesa. Setelah beberapa kali hutang janji untuk mengunjungi perkembangan proyek rusunawa itu tertunda, kini saya bisa hadir di tengah-tengah lokasi proyek bersama keluarga besar Unesa. Meski kunjungan saya ini nanti tak lebih dari satu jam, semoga kehadiran saya ini tetap dapat melunasi hutang saya pada Unesa,” ujarnya saat memberikan sambutan. Dalam
jarot/dok.humas
seputar unesa
sambutannya, menteri negara ini mengatakan bahwa berdasarkan kajian kelayakan, Unesa seharusnya tidak hanya dibangunkan satu blok rusunawa karena jumlah mahasiswa Unesa mencapai 21 ribu. Selain itu, lahan kampusnya pun masih luas. “Apalagi pembangunan itu tidak hanya digunakan untuk tempat tinggal mahasiswa, tapi juga sebagai kawah candradimuka, tempat pembinaan iman, takwa, moral, dan budi pekerti calon-calon guru profesional dan calon-calon pemimpin bangsa produk Unesa,” tambahnya. Bayu
Rektor Unesa (kanan) menerima kunjungan Menpera (kiri) di lokasi Rusunawa.
Menpera beri sambutan didepan Rusunawa berlantai lima yang dibangun diatas tanah seluas 16.000m2.
Menpera cermati master plan pembangunan Rusunawa yang berlokasi di Kampus Unesa Lidah Wetan.
Rektor Unesa (kiri) dan Menpera (kanan) setelah melihat-lihat situasi perkembangan pembangunan Rusunawa sejak 11/12 2008 lalu.
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
15
jarot/dok.humas
seputar unesa
Tim Robot DEWO mempersiapkan sang Eliminator untuk didemonstrasikan.
jarot/dok.humas
Peringatan HUT Republik Indonesia ke-64 di halaman kantor pusat Unesa kampus Ketintang tahun ini sedikit berbeda. Dalam rangkaian upacara tahunan ini digelar demo robot Dewo di tengah lapangan upacara. Dalam peringatan tujuh belas agustus ini, secara resmi Rektor Unesa, Prof. Dr. Haris Supratno mengumumkan bahwa Robot Dewo FT Unesa akan mewakili Indonesia dalam Kontes Robot Cerdas Internasional 2010 di Amerika Serikat. Pernyataan resmi rektor ini menjawab ketidakpastian informasi yang beredar di kalangan civitas akademika mengenai waktu dan tempat keikutsertaan robot Dewo dalam kancah internasional. “Kami telah menyiapkan anggaran 250 juta untuk meng-upgrade kemampuan robot Dewo dalam kontes tingkat internasional tersebut. Dana tersebut terdiri atas pengadaan ruang atau arena khusus pengembangan robotika di Unesa dan pembelian peralatan guna pembenahan robot Dewo sebagai penyiapan diri berkompetisi di tingkat internasional,” ucapnya seusai memimpin upacara.
Dekan FE (kiri) terima piala lomba kebersihan antar lembaga/fakultas di lingkungan Unesa.
dosen dan karyawan pengabdi 20 tahun, dan 74 dosen dan karyawan pengabdi 10 tahun. Dalam upacara ini pun, rektor menunjukkan komitmennya kepada mahasiswa Unesa yang mampu menjuarai lomba tingkat nasional. Pada kategori perorangan diberikan piagam penghargaan dan pembebasan SPP kepada juara 1 selama tiga semester, juara 2 selama dua semester, juara 3 selama satu semester sedangkan mahasiswa yang meraih juara tingkat nasional kategori beregu, masing-masing diberikan penghargaan dan dana pembinaan Rp.1.500.000,- untuk juara 1; Rp. 1.000.000,- untuk juara 2; dan Rp. 750.000,- untuk juara 3. Khusus dosen pembimbing KRCI diberikan penghargaan dan dana pembinaan Rp.1.000.000,-.
jarot/dok.humas
Selain itu dalam peringatan HUT RI ini, presiden RI memberikan penghargaan satyalencana karya satya kepada 16 dosen dan karyawan pengabdi 30 tahun, 59
Rektor Unesa terima secara simbolis kunci kendaraan dinas dari perwakilan PT. Bank Tabungan Negara (BTN).
16
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
Hingga pertengahan 2009 ini, mahasiswa Unesa telah mengoleksi juara 1 Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) di Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, juara 2 lomba debat ilmiah kandungan Al-Quran dalam bahasa Inggris Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) di Universitas Malikussaleh Lhoksumawe, dan juara 3 Program Kreativitas Mahasiswa (PKMK) Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di Universitas Brawijaya. Berikut nama dosen dan mahasiswa yang berprestasi dalam kompetisi mahasiswa tingkat nasional dan daftar nama dosen/karyawan penerima karya satya lencana karya satya. Bayu
seputar unesa
Kejahatan terbesar di dunia bukanlah kemarahan atau kebencian, melainkan kemasabodohan. Kemasabodohan hanya bisa diberantas dengan pendidikan. Dunia pendidikan memang dunia yang tak pernah bisa habis untuk diperbincangkan. Karena selama manusia ada, maka perbincangan tentang pendidikan akan tetap eksis di dunia.
memanfaatkan teknologi informasi marak dimanfaatkan, baik dalam bidang ilmu teknik maupun sosial.
Ke depan program ini diperuntukkan bagi negara berkembang yang ada di Asia dan Afrika untuk memberikan kesempatam pendidikan bagi semua warganya. Tom P. Abeles, Ph.D. yang juga President Sagacity Inc. Minneapolis, Amerika Serikat ini mengatakan bahwa program ini tidak memungut biaya kepada masyarakat untuk akses hasil penelitian, bahanbahan perpustakaan, dan buku.
Meski demikian, berdasarkan hasil pengamatannya selama lebih dari 30 tahun sebagai konsultan pendidikan, ia mengakui bahwa model pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi ini memiliki kelemahan, yakni proses pendidikan dari segi afeksi relatif kurang, aspek kognitif dan psikomotoriklah yang lebih banyak tergarap dalam pemanfaatan teknologi informasi di dunia pendidikan.
Lebih jauh ia menjelaskan mengenai esensi pendidikan. Menurutnya, pendidikan harus mampu menggali potensi peserta didik yang masih terpendam untuk kemudian dikembangkan lebih jauh. Proses pendidikan harus menumbuhkan minat siswa mempelajari berbagai ilmu dan pengetahuan. Teknologi informasi menurut Abeles mampu merevolusi proses pendidikan karena melalui teknologi, informasi lebih mudah diakses. Di Amerika, pembelajaran dengan
Sebelum mengakhiri pembicaraannya, Abeles menekankan bahwa revolusi pendidikan tidak perlu dilakukan secara langsung. Sedikit demi sedikit namun dalam jangka waktu lama pun tidak mengapa. Yang terpenting dalam paradigma pendidikan berbasis teknologi informasi ini ialah bagaimana siswa memanfaatkan informasi yang didapat tersebut di dalam kehidupan nyata, khususnya dalam hidup bermasyarakat.
putri/dok.humas
Surabaya (23/07) perbincangan berbalut seminar internasional dengan tema “Penggunaan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan” diselenggarakan di Auditorium Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Dalam seminar tersebut, pembicara utama dari Konsulat Jenderal Amerika Serikat, Tom P. Abeles Ph.D. Ia mengemukakan bahwa model pendidikan dengan memanfaatkan teknologi informasi sangat memungkinkan pemerataan pendidikan bagi semua kalangan. Beberapa perguruan tinggi ternama di dunia seperti Massachusetts Institute of Technology dan Cambridge University telah membuka program Open Education Resources (OER) dengan dukungan United Nations Education, Science and Culture Organization (UNESCO).
Abeles: Indonesia perlu merevolusi pendidikan dengan basis TI.
Putri
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
17
seputar unesa
jarot/dok.humas
Pesatnya perkembangan Cina dalam bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (Ipteks) beberapa tahun terakhir ini memicu banyak insan dunia ingin mengetahui dan mengenal lebih dekat negara 'tirai bambu' ini. Salah satu cara untuk dapat mengenal dan mempelajari lebih jauh tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya Cina yang tersohor itu, orang mulai ingin mempelajari bahasanya. Saat ini mulai banyak orang Indonesia yang tertarik mempelajari bahasa Cina (Bahasa Mandarin). Di Indonesia, Bahasa Mandarin merupakan bahasa asing. Beberapa lembaga formal dan informal telah membuka dan menyelenggarakan pembelajaran Bahasa Mandarin bagi peminatnya. Namun belum ada satu pun lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) di Indonesia yang membuka program studi (prodi) Pendidikan Bahasa Mandarin. Pembicara di Seminar Internasional Bahasa Mandarin, Prof. Li Xun (dua dari kiri),CEO Jawa Pos, Dahlan Iskan (kanan), dan moderator seminar Ong Mia (dua dari kanan).
Seminar Internasional Bahasa Mandarin yang diselenggarakan pada (23/07) di Hotel Singgasana ini merupakan babak awal berdirinya prodi Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa dan akan menjadi satu-satunya di Indonesia. Pada sidang panel I, guru besar Huazhong Normal University, Prof. Li Xun menjelaskan bahwa pembelajaran Bahasa Mandarin bagi penutur asing berbasis internet perlu dikembangkan seiring dengan berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi. Sementara itu, Chief Executive Organization Jawa Pos, Dahlan Iskhan menceritakan pengalamannya bahwa pembelajaran Bahasa Mandarin ternyata dapat dilakukan secara individual sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran (individual instruction). Karena itu, kurikulum disusun sendiri oleh pembelajar dan dikomunikasikan kepada guru. Terkait dengan metode pembelajaran Bahasa Mandarin, Lilian Soesilo, dosen Universitas Nusa Cendana (Uncen) Nusa Tenggara Timur pun berkomentar pada sidang paralel I. Ia mengungkapkan bahwa banyak usaha yang dilakukan guru Bahasa Mandarin agar para pebelajar mampu memahami dan menyampaikan pesan Bahasa 18
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
Mandarin dengan baik, namun masih banyak guru Bahasa Mandarin berorientasi pada tugas panggilan yang hanya bersifat akademis. Hal ini disebabkan persepsi para guru bahwa profesi guru bahasa asing identik dengan sekolah, buku-buku, dan pembelajaran. Guru kurang menyadari bahwa tidak semua pebelajar bahasa asing memiliki persepsi yang sama seperti persepsi guru terhadap bahasa asing. Bila guru bahasa asing secara tidak sadar membiarkan kehendak dan nilai-nilai pribadinya masuk ke dalam metode pembelajaran bahasa asing yang dikelolanya tanpa mempertimbangkan kebutuhan para pebelajar, maka cepat atau lambat proses pembelajaran bahasa asing yang dikelola akan menjadi sulit. Hal ini bukan berarti bahwa guru bahasa asing tidak perlu antusias atau bersemangat dengan pengajarannya. “Memiliki semangat mengajar itu diperlukan, namun janganlah semangat itu hanya bersifat academically oriented semata,” ucapnya. Pada sidang panel II, satu lagi guru besar Huazhong Normal University, Prof. Li Xiangnong menyampaikan bahwa penulisan angka dalam Bahasa Mandarin, yakni angka dalam angka tahun atau dalam urutan kekerabatan
seputar unesa hendaknya memperhatikan gramatika. Sementara itu, pembicara asal Indonesia, Arifin Zain menjelaskan pasang surut sejarah perkembangan Bahasa Mandarin di Indonesia. Ia memaparkan bahwa masa kejayaan Bahasa Mandarin di Indonesia ialah sebelum 1965, kemudian Bahasa Mandarin mengalami masa kemerosotan pasca 1965 atau pada era orde baru dan kini bangkit kembali mulai masa pemerintahan Gus Dur. Ia juga menjelaskan bahwa saat ini buku ajar pembelajaran Bahasa Mandarin ditulis para ahli dari Xiamen University, namun demikian tingkat keterbacaan dan kebergunaannya bagi pebelajar Bahasa Mandarin di Indonesia perlu ditinjau ulang. Seharusnya pendidik Bahasa Mandarin profesional dari Indonesialah yang menyusun buku bagi pebelajar di Indonesia. Pada sidang panel ini, Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D., Sp.Gk, Dirjen Dikti menyempatkan hadir menjadi keynote speaker. “Seminar ini merupakan satu titik sejarah hubungan dua negara, jarot/dok.humas
Tujuan program ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan rempah-rempah sebagai aksesoris yang dapat dijadikan bidang usaha baru, menjelaskan proses pembuatan aksesoris dari rempahrempah, menciptakan peluang usaha dan strategi pemasaran hasil pembuatan aksesoris rempah-rempah.
“Indonesia masih berada pada urutan ke-107 di antara 170 negara di dunia dalam Human Development Index (HDI). Salah satu indikator penilaian dalam HDI adalah penilaian terhadap sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas sangat bergantung pada kualitas pendidikan. Pada era global, Cina akan menjadi raksasa baru dunia. Karena itu, untuk mengembangkan bahasa dan budaya Cina, izin pendirian prodi baru ini akan kami permudah asal syarat-syarat mendasar terpenuhi, yakni tenaga pendidik prodi Pendidikan Bahasa Mandarin ini menjalani studi lanjut ke Cina,” tambahnya. Ardi, Bayu
jarot/dok.humas
Indonesia dikenal sebagai negara penghasil rempahrempah. Budaya bangsa Indonesia yang cenderung keetnik-an, mengilhami terciptanya berbagai macam model aksesoris. Model ini selanjutnya populer disebut sebagai aksesoris bergaya etnik. Dengan tujuan meningkatkan daya saing bangsa berbasis keunggulan lokal, maka terciptalah sebuah kreasi aksesoris yang cantik dan menarik berbahan dasar rempah-rempah. Itulah faktor utama terbukanya peluang usaha yang besar dan menjanjikan nilai profit tinggi. Hal inilah yang menjadi motivasi mahasiswa Fakul;tas Teknik yang tergabung dalam tim e-tnik dalam mengikuti PKMK untuk mengembangkan peluang usaha ini, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa UNESA pada khususnya.
yakni antara Indonesia dan Cina. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Yuan akan menjadi mata uang di tingkat dunia dan Bahasa Mandarin akan menjadi bahasa kedua di dunia. Karena itu, pembukaan prodi Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa merupakan langkah strategis pada masa depan,” ucapnya.
KREATIF: Beberapa hasil karya e-tnik di ajang PKMK.
PKMK ini dimulai pada tanggal 3 Juni 2009, yakni kegiatan praproduksi (pengawetan bahan), pembelian alatalat yang akan digunakan sebagai penunjang proses produksi dan persiapan bahan baku produksi. Setelah semua telah disiapkan, proses produksi dilaksanakan dan sampai saat ini telah menghasilkan 386 unit produk dengan perhitungan keuntungan bersih perbulan sebesar Rp.864.350,00. Dari data hasil penjualan menunjukkan bahwa usaha ini mempunyai peluang keberlanjutan usaha dan perolehan profit yang tinggi. Herlina
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
19
bayu/dok.humas
seputar unesa
BANGGA: Fitriyah Dwi W dan Eka Devi Mayasari memegang piagam penghargaan MTQMN 2009.
Mahasiswa-mahasiswa yang menjadi pahlawan dan pengharum nama Unesa di kancah nasional terus bermunculan. Setelah tim Robot Dewo asal Fakultas Teknik (FT) berhasil memboyong piala Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan tim e-tnik yang juga berasal dari FT menyabet medali perunggu pada Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di Universitas Brawijaya (UB) Malang, kini kafilah Musabaqoh Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) Unesa, yakni tim English Debaters Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) berhasil menggondol gelar juara II dalam Debat Ilmiah Kandungan Al-Quran Bahasa Inggris di Kampus Reuleud Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh.
Pada awalnya mimpi, kemudian diiringi dengan kerja keras tanpa henti, pada suatu saat keberhasilan terhenti, lalu kerja keras lagi tanpa henti dan kini pada akhirnya lahirlah sebuah prestasi. Begitulah irama perjuangan english debaters Unesa. Ya bagaimana tidak, akhir Juli hingga awal Agustus itu merupakan hari-hari penuh perjuangan bagi english debaters Unesa. Setelah gagal di enam belas besar debat Bahasa Inggris dalam Pimnas di Malang, english debaters Unesa langsung berangkat ke Aceh. Dalam debat ilmiah di bumi serambi Mekah ini, English debaters Unesa berhasil mengalahkan tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan Politeknik Lhokseumawe di babak quarter. Kemudian pada babak semifinal, English debaters Unesa kembali unggul dengan mengalahkan tim dari UNJ, Universitas Tanjung Pura (Untan), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo. Babak yang paling menegangkan ialah babak final. Pada babak penentuan juara ini tim debat Unesa bertemu kembali dengan tim debat Universitas Padjajaran (Unpad) yang saat berkompetisi di Pimnas menyingkirkan Unesa di enam belas besar. “Babak final, kami berkompetisi dengan tim debat dari Unpad, IAIN Wali Songo, dan IAIN Araniri Banda Aceh. Babak ini, babak yang paling menegangkan. Persaingannya sangat ketat. Kami tidak menyangka dapat menduduki posisi kedua dalam babak penentuan juara tersebut. Kami memang mengakui keunggulan tim debat Unpad. Pengalaman yang
20
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
paling tidak bisa saya lupakan saat final tersebut, saat berargumen dengan melandaskan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan membacakannya secara tertatih-tatih sementara itu tim debat lain dapat membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an tersebut dengan lancar meski kurang sesuai dengan argumen yang disampaikan, khususnya tim debat dari kampus yang berlandaskan Islam,” ungkap Fitriyah Dwi W. “Debat ilmiah kandungan Al-Qur'an bahasa Inggris ini memberikan pengalaman dan penilaian bahwa kiat sukses memenangkan lomba ini tidak sekadar pandai berargumen dengan wawasan umum yang luas, namun juga harus pandai bertilawah membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang melandasi argumen kita,” tambah Eka Devi Mayasari. Dalam MTQMN 2009 ini, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) pun berhasil meraih gelar juara harapan III pada cabang Hifdzil Qur'an 2 juz. Sementara itu, pada cabang musabaqoh lain, kafilah Unesa yang berada di ujung utara Indonesia mulai Selasa-Minggu (28-2/7) ini belum berhasil mempersembahkan predikat juara. “Kami telah berusaha semaksimal mungkin menyiapkan diri berangkat ke Aceh dengan harapan dapat mengharumkan nama almamater tercinta di kancah nasional. Dukungan dari berbagai pihak di kampus pun luar biasa. Namun inilah hasil maksimal yang dapat kami persembahkan untuk Unesa,” ucap Drs. Husni Abdullah saat diwawancarai reporter MU. Bayu, Alfanita
bayu/dok.humas
seputar unesa
INDAH: Alunan musik klasik itu mengalun indah di tangan siswa SMM Jogja.
Puisi terakhir ciptaan Rendra itu membuka konser tunggal siswa Sekolah Menengah Musik (SMM) Jogjakarta di gedung pertunjukan Sawunggaling, Kampus Lidah Wetan. Puisi yang dibacakan Gema Swaratyagita, alumnus Unesa itu sebagai penghormatan kepada W.S. Rendra, sastrawan besar Indonesia yang saat diselenggarakan acara tersebut merupakan hari kedua W.S. Rendra meninggalkan dunia. Suasana hening mengenang karya, jasa, dan pengabdian sastrawan bernama lengkap Wiliambrodus Subroto Rendra ini memang berlangsung khidmad. Namun tak lama kemudian kesedihan penonton ditinggalkan seniman besar Indonesia itu seolah hilang tergantikan anak-anak muda berbakat di bidang seni, yakni seni musik. Tirai panggung terbuka, sorotan tajam lampu panggung menyala, dan iringan musik klasik pun mengawali road show konser siswa SMM di Surabaya. Malam itu (31/07) penonton yang memenuhi gedung pertunjukan terbaik se- Jawa Timur yang dikelola perguruan tinggi ini benar-benar puas menyaksikan konser musik klasik.
“Hebat! Saya sangat senang bisa menonton konser musik klasik di sini. Para pemain musik asal Jogja ini hebat, gedung pertunjukannya pun bagus. Saya sering menonton konser musik di Singapura. Ternyata konser musik di sini tidak kalah dengan konser-konser musik di Singapura. Hanya yang agak berbeda ialah kesadaran para penonton untuk menjaga ketenangan dan keheningan saat konser berlangsung,” ujar bapak yang menonton konser musik itu bersama anaknya. Saat dikonfirmasi, Kepala SMM Jogjakarta berkata, “Konser musik ini merupakan permulaan road show konser musik sekolah kami yang tahun ini tujuan utamanya di Bali. Saya senang dapat manggung di Unesa. Semoga tahun depan dapat mampir di sini lagi.” Dalam konser itu, siswa SMM Jogjakarta menyuguhkan tiga aliran musik secara kolaboratif, yakni musik klasik, populer, dan jenaka. Musik klasik mengajak penonton menghayati keindahan seni musik, musik populer sebagai hiburan, dan musik jenaka sebagai media transfer nilai-nilai pendidikan. Bayu
"Yang membedakan orang sukses dan orang gagal adalah bukan karena yang satu memiliki kemampuan dan ide lebih baik, tapi karena dia berani mempertaruhkan ide, menghitung resiko, dan bertindak cepat"
Andre Malraux (1901-1976), Sejarawan Perancis.
http://fredvidal.files.wordpress.com/2009/03/andre-malraux1.jpg
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
21
fithri/dok.humas
seputar unesa
Tim Umsikacu: Siap Hadapi UGM di tingkat nasional
Dalam dunia perkompetisian mahasiswa, nama Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) memang tak setenar Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas). MITI adalah lembaga ilmiah yang telah diresmikan Susilo Bambang Yudhoyono dan dihadiri B.J. Habibie pada 2004. Pada akhir Juli 2009 ini Universitas Brawijaya (UB) memang sukses besar di Pimnas dengan menjadi tuan rumah dan juara umum dua kali berturut-turut. Namun pada Multi Paper Chalengge (MPC), tim UB harus mengakui keunggulan dua tim dari Unesa yang berhasil mendapatkan juara I yakni tim Fithri Amaliyah, dkk yang mengusung karya tulis berjudul “Pemberdayaan Potensi Tuna Rungu pada SLB Karya Mulia Wonokromo Surabaya Melalui Pembekalan Umsikacu (Usaha Mandiri Kreasi Kain Belacu)” dan juara II, yakni tim Ahmad Fawait, dkk yang mengusung karya tulis berjudul “Aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk Mengidentifikasi Daerah Potensi Tanah Longsor di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo”. Presentasi finalis tingkat Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabalnusra) ini diselenggarakan pada Sabtu (8/8) di gedung Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair). Dalam pemaparannya, Umsikacu yang diberdayakan pada potensi siswa SLB Karya Mulia ini dilakukan melalui enam tahap, yakni tahap 22
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
motivation training, tahap pengenalan aktivitas kerja, tahap pelatihan keterampilan, tahap produktivitas kerja, tahap pembekalan entrepreneurship dan komunikasi efektif, serta tahap kemandirian. “Sebenarnya Umsikacu ini merupakan program kreativitas mahasiswa bidang pengabdian masyarakat (PKMM) yang telah didanai Dikti tahun ini. Kami tidak menyangka bisa memenangkan MPC ini karena rival kami, Ahmad Fawaid, Mawapres Unesa dan Fadiyah, finalis dari UB. Selain itu naskah yang kami kirim asal-asalan sebab konsentrasi utama saya saat itu persiapan final PKM-GT di Pimnas,” ujar Trisakti dan Fithri, finalis Umsikacu. Kompetisi lembaga yang diketuai Dr. Warsito, peraih Achmad Bakrie Award dalam bidang Teknologi 2009 ini akan menggelar kompetisi tingkat nasional bagi juara I pada setiap wilayah tahun ini pada awal 2010 mendatang. Lamanya jarak antara seleksi regional ke nasional ini disebabkan beberapa wilayah yang belum menjaring finalis yang siap dikirim ke tingkat nasional. ”Persaingan finalis wilayah Jabalnusra ini sangat kompetitif. Berbeda dengan persaingan di wilayah lain. Saya yakin juara I wilayah ini dapat bersaing dan unggul di tingkat nasional. Salah satu rival Anda di tingkat nasional nanti UGM, juara I wilayah DIY-Jateng,” ujar koordinator Dewan Juri MITI. Fithri
suara stakeholders Drs. Agung Samsul Hadi Ketua Harian Perbasi Jatim
yoyo/dok.humas
“Unesa merupakan universitas yang unggul dalam bidang olahraga karena universitas ini memiliki fakultas yang memiliki sarana dan prasarana olahraga terlengkap se-Asia Tenggara sehingga Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI memberikan penghargaan sebagai Kampus Prima Olahraga.” Sumber: www.wikipedia .net
Meski Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) memiliki fasilitas paling lengkap dibandingkan dengan kampus-kampus lain seAsia Tenggara, namun penggunaannya belum maksimal. Alumnus FKIK (sekarang FIK, red) ini bercerita, “Dulu kami bangga dan merasa memiliki fasilitas almamater sehingga meski dengan fasilitas yang terbatas, kami masih dapat meraih prestasi. Waktu itu, FKIK masih di kampus Kawung. Sekarang dengan semakin bervariasinya fasilitas olahraga seharusnya prestasi mahasiswa juga meningkat secara signifikan, yakni dengan menggunakan fasilitas yang ada secara lebih
maksimal. Gunakan dulu yang sudah ada, jangan mencari yang tidak ada,” paparnya. Para dosen pun diharapkan tidak mementingkan diri sendiri. Mereka harus mengabdi pada instansi yang menaunginya secara profesional. Dosen harus dapat menyiapkan mental mahasiswa memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bidang keahliannya. Penyiapan mental dan keahlian itu tentu tidak lepas dari proses belajar mengajar dan pemanfaatan fasilitas yang telah tersedia secara maksimal. Putri
info unesa
Sebanyak 21 guru seni budaya peserta sertifikasi guru dalam jabatan jalur pendidikan, Selasa (30/6) tampil dalam pagelaran kreasi seni “Swami Prameswari”. Swasembada Murid Indonesia Profesional Amanah Estetis Wujudkan Mandiri (Swami Prameswari) ini merupakan karya guru seni budaya se-nusantara yang terdiri atas lima guru seni tari, empat guru seni musik, dan dua belas guru seni rupa. Pagelaran yang diselenggarakan di gedung pertunjukan Sawunggaling Unesa ini menyajikan pameran karya seni rupa dari dua belas guru seni rupa, musik On the Bog yang menampilkan sajian musik alunan lagu dolanan dari pohon pisang, dan tarian kolaboratif dalam bentuk multimedia. Pagelaran kreasi seni bimbingan Dr. Trisakti, M.Si. ini ditutup dengan tarian berjudul “Istri-istri Suami”.
Aksi panggung para guru sertifikasi dalam seni drama tari dan musik di gedung Sawunggaling Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya.
Dwi Suyatmo, guru SMP Negeri 2 Samigaluh Yogyakarta, ketua tim pagelaran kreasi seni ini menyampaikan kesannya. “Kami sebagai guru seni budaya bangga bila tidak sekadar memberi tugas-tugas berkarya seni pada siswa, namun juga mampu aktif berolah seni. Kebanggaan itu kini terwujud karena kami telah menampilkan pagelaran kreasi seni ini,” ungkapnya. “Pagelaran seni itu juga dapat menjadi contoh nyata bagi siswa kami. Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi siswa agar lebih tertarik mengikuti pembelajaran seni,” tambahnya. Putri
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
23
Sambungan dari hal. 5 Lahan Ekspresi Mahasiswa
Lahan Baru Pelengkap Bidang Prestasi Mahasiswa Unesa Kontes Robot Indonesia (KRI), Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI), Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ), dan Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) bukan lahan baru tempat mengekspresikan kemampuan mahasiswa di Indonesia. Yang merupakan lahan baru adalah bidang teknologi robotika, agama, dan seni yang akhir-akhir ini melengkapi koleksi medali dan trofi prestasi mahasiswa Unesa dalam bidang olahraga dan ilmiah. Dewo Siap Berangkat ke Amerika Persiapan Dewo “berperang” ke luar Indonesia sudah mulai dirancang para desainer Dewo. Penambahan body protector hingga armour pun dirancang sedini-dininya. Hal itu diakui Samsul Huda dan Yanu Apriliano Suseno, tim mahasiswa Fakultas Teknik (FT). “Pertandingan battle di sana beda dengan di Indonesia. Di tingkat Internasional kita boleh menghancurkan robot lawan. Jadi apabila kita menggunakan konstruksi robot yang sekarang tidak mungkin kita dapat bersaing di tingkat Internasional. Jadi dari masa ke masa - Finalis Kontes Robot Indonesia tingkat Nasional 2007 di Surabaya. - Peringkat 6 Kontes Robot Indonesia tingkat Nasional 2008 di Jakarta. - Juara 1 Kontes Robot Cerdas Indonesia tingkat Nasional 2009 di Yogyakarta. dari masa ke masa - Juara 3 Khatil Al-Quran Putri MTQM Nasional 2006 di Pontianak. - Pengiriman Kontingen MTQM Nasional 2007: Tilawah Al-Quran, Tartil Al-Quran, Fifdzil Quran, Fahmil Quran, Syrhil Quran, Khatil Quran, Karya Tulis Ilmiah Al-Quran di Palembang. - Juara 2 Debat Bahasa Inggris Kandungan Al-Quran MTQM Nasional 2009 di Aceh. - Juara Harapan 3 Lomba Hifzhil Al-Quran 2 juz MTQM Nasional 2009 di Aceh. dari masa ke masa - Juara 3 Lomba Lukis Peksiminas VIII 2006 di Makassar. - Juara 1 Lomba Poster Peksiminas IX 2008 di Jambi. - Juara 1 Lomba Monolog Peksiminas IX 2008 di Jambi. - Juara Harapan 1 Lomba Lukis Peksiminas IX 2008 di Jambi. 24
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
kami harus mengubah konstruksi robot secara total,” katanya. Pada divisi battle digunakan sensor-sensor yang sangat sensitif terhadap panas dan kelembaban udara. “Komponen elektro sangat peka terhadap air. Jadi untuk memadamkan api, kami menggunakan air dan air itu sekaligus menjadi senjata untuk menyemprot lawan,” tambah Yanu. Di tingkat Internasional, tim robot Dewo tidak menargetkan apa-apa. “Kami hanya berusaha semaksimal mungkin. Mengenai hasil, kami serahkan pada Tuhan,” jelas Yanu. Pascakemenangan tim robot Dewo di Universitas Gadjah Mada (UGM), berbagai kalangan baik dari komponen dosen, mahasiswa, pejabat kampus maupun alumni mendukung keberangkatan Unesa berlaga di tingkat internasional. Ahli software dan hardware Unesa dikerahkan, bantuan dana khusus untuk perbaikan dari pihak rektorat pun telah dipersiapkan, bahkan rekan dosen Unesa di Riau bersedia memberikan dana liburan di Bali selama satu minggu. Unesa Turut Antarkan Jatim Juara Umum Peksiminas Meski mengaku belum maksimal dalam mempersiapkan mahawiswanya di ajang paling bergengsi bidang seni di Indonesia (Peksiminas), Joko Tutuko, Ketua Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik, mengaku bangga dengan prestasi yang diraih tim mahasiswa Unesa dalam mendukung kontingen Jawa Timur (Jatim) dalam Peksiminas 2008 lalu di Jambi. Saat itu Unesa menyumbangkan dua emas bagi kontingen Jatim. Ketika ditanya mengenai persiapan mahasiswa Unesa dalam Peksiminas 2010, dosen seni tari ini akan mempersiapkan secara khusus tim mahasiwa Unesa dalam menghadapi Peksiminas enam bulan sebelum penyelenggaraan. “Kalau biasanya, kami hanya menggembleng mahasiswa secara khusus dua bulan sebelum penyelenggaraan Peksiminas, maka tahun depan kami akan mempersiapkannya enam bulan sebelum penyelenggraan Peksiminas, dengan intensitas latihan seminggu 23 kali. Hal tersebut akan kami lakukan guna menggenjot prestasi mahasiswa Unesa sekaligus turut memperjuangkan gelar juara umum bagi kontingen Jatim,” ucapnya. Dukungan penuh bidang III kemahasiswaan Unesa baik dari segi moral maupun material diakui sangat membantu dan membangkitkan semangat mahasiswa. Bayu
info sehat
Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, dalam jiwa yang kuat terdapat pemikiran yang jernih, dalam pemikiran yang jernih terdapat tindakan-tindakan yang positif dan dengan tindakan yang positif akan membuat diri kita, keluarga kita, lingkungan kita, masyarakat kita lebih maju. Mempertahankan tubuh agar tetap sehat merupakan hal yang tidak mahal tapi jika kita sakit untuk menyembuhkannya juga tidak murah. Dengan berjalan kaki kita bisa memperoleh banyak manfaat, berikut sembilan manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas berjalan kaki: (1) Menekan resiko serangan jantung. Kita tahu otot jantung membutuhkan aliran darah lebih deras (dari pembuluh koroner yang memberinya makan) agar bugar dan berfungsi normal memompakan darah tanpa henti. Berjalan kaki memperderas aliran darah ke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdetak. Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang terlatih menguncup dan mengembang akan terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuh yang berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melakukan kegiatan berjalan kaki. Hasil akhirnya, tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah yang bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan berkurang. Berjalan kaki tercatat mampu menurunkan risiko serangan jantung menjadi tinggal separuhnya. (2). Menekan resiko stroke. Kendati manfaatnya terhadap stroke belum senyata terhadap serangan jantung koroner, beberapa studi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Bukti alami, nenek-moyang kita yang lebih banyak melakukan kegiatan berjalan kaki setiap hari, kasus stroke zaman dulu tidak sebanyak sekarang. Salah satu studi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of Public Health) yang dalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu, risiko terserang stroke menurun hingga duapertiga. (3). Berat badan stabil. Dengan membiasakan berjalan kaki rutin, laju metabolisme tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah kalori terbuang oleh aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori yang mungkin ada akan terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga kenaikan berat badan tidak terjadi. (4). Menurunkan berat badan. Selain berat badan dipertahankan stabil, mereka yang mulai kelebihan berat badan, bisa diturunkan dengan melakukan kegiatan berjalan kaki secara rutin. Kelebihan lemak di bawah kulit akan dibakar bila rajin melakukannya paling kurang satu jam. (5). Mencegah kencing manis. Membiasakan berjalan kaki sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit, ternyata dapat mencegah berkembangnya diabetes Tipe 2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk (National Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases). Sebagaimana diketahui bahwa
kasus diabetes yang bisa diatasi tanpa perlu minum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin berkala. Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak badan (brisk walking), obat tidak diperlukan. (6). Mencegah resiko osteoporosis. Dengan gerak badan dan berjalan kaki cepat, bukan saja otot-otot badan yang diperkokoh, melainkan tulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium, bergerak badan diperlukan juga, selain butuh paparan cahaya matahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium dan vitamin D saja untuk mencegah atau memperlambat proses osteoporosis. Tubuh juga membutuhkan gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit terpapar matahari pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis. Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari ancaman pengeroposan tulang. (7). Meredakan encok lutut. Lebih sepertiga orang usia lanjut di Amerika mengalami encok lutut (osteoarthiris). Dengan membiasakan diri berjalan kaki cepat atau memilih berjalan di dalam kolam renang, keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yang mengidap encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan berselang-seling, tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada sendi untuk memulihkan diri. Satu hal yang perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki: jangan keliru memilih sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin pertambahnya usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis, dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudah seperti itu perlu dijaga dan dilindungi agar tidak mengalami goncangan yang berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yang gemuk. Bila bantalan (sol) sepatu olahraganya kurang empuk, sepatu gagal berperan sebagai peredam goncangan (shock absorber). Itu berarti sendi tetap mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bila berlari atau melompat. Hal ini yang memperburuk kondisi sendi, lalu mencetuskan serangan nyeri sendi atau menimbulkan penyakit sendi pada mereka yang berisiko terkena gangguan sendi. (8) Menurunkan tingkat depresi. Ternyata bergerak badan dengan berjalan kaki cepat juga membantu pasien dengan status depresi. Berjalan kaki bisa menggantikan obat antidepresan yang harus diminum rutin. Studi ihwal terbebas dari depresi dengan berjalan kaki sudah dikerjakan lebih 10 tahun. (9). Mencegah timbulnya kanker. Kanker juga dapat dibatalkan muncul bila kita rajin berjalan kaki, setidaknya jenis kanker usus besar (colorectal carcinoma). Kita tahu, gerak badan ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran pencernaan. Studi lain juga menyebutkan peran berjalan kaki terhadap kemungkinan penurunan risiko terkena kanker payudara. Putri
Majalah Unesa Nomor 35 Tahun X Juli - Agustus 2009
25