Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009 - ISSN 1411 - 397X
daftar isi index warna Sekarag dan Masa Depan ___________________________1
berita utama Mengintip Perjalanan Pendidikan di Indonesia ___________2
berita khusus “ready to help and serve”
what’s up?
Kiprah Unesa Dalam Peningkatan PSTS ________________4
komparasi
Dalam rangka meningkatkan kualitas dosen, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) mengirimkan empat dosennya untuk short course di University of Sydney yang berlangsung selama tiga bulan. Tentunya mereka membawa oleh-oleh dari Negeri Kangguru tersebut, tepatnya pada mimbar ilmiah (8/5) lalu. Selain menceritakan pengalaman mereka selama disana, mereka juga membagikan tiga inovasi baru dalam bidang pendidikan. Apa saja inovasi yang ditawarkan dari pengalaman mereka di Negeri Kangguru? Simak di komparasi hal.6. Bulan Pendidikan yang bertemakan "Dengan Semangat Bulan Pendidikan 2009 FIP-Unesa Sebagai Pengembang Ilmu Pendidikan Siap Meningkatkan Mutu Pembelajaran Yang Mendidik" dibuka tanggal 3 Mei 2009. Upacara pembukaan diwarnai oleh pengguntingan pita serta penandatanganan prasasti oleh Rektor, Prof. Dr. H. Haris Supratno dan Drs. I Nyoman Sudarka, M.S., selaku dekan FIP sebagai tanda diresmikannya Taman Ki Hajar Dewantara. Apa saja yang mewarnai perayaan Bulan Pendidikan ini? Simak di seputar unesa halaman 12. Kontes Robot Indonesia (KRI) merupakan ajang tanding antar perguruan tinggi se-Indonesia dibidang robotik dalam bentuk permainan (game) yang memiliki aturan-aturan main tertentu (game rule). Tahun lalu KRI di laksanakan di Universitas Indonesia (UI) Jakarta, sedangkan tahun ini di Unuversitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Tema yang diusung tahun ini adalah “Travelling Together for the Victory Drums” atau “Bersama Kita meraih Kemenangan”. Apa saja yang mewarnai perhelatan kompetisi tingkat nasional ini? Simak di unesa on demand halaman 22.
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
Oleh-oleh dari Negeri Kangguru ______________________6
info unesa BLU Unesa Menuju Efisiensi dan Produktifitas Kerja _______8 OPPEK Ciptakan Mahasiswa Cerdas dan Kompetitif _______9 Workshop dan Pelatihan Proposal Ilmu Keolahragaan Kemenegpora ___________________10
seputar unesa Pusat Kebudayaan Perancis Hadirkan Accrorap di Sawunggaling ___________________________________11 Semangat Bulan Pendidikan di FIP ___________________12 FIK Gelar Pertandingan Tenis Lapangan SMP-SMA ______14 Unesa Cup Basketball Competition Tingkat SMP-SMA ____15 Kunjungan Rotterdam University Ke FBS ______________ 16 Lagi,FIS Sabet Mawapres 2009 _____________________16 Unesa Gelar English Debate Nasional _________________17 Smart, Healthy and Beauty Bersama Karya Boga 2009 ____18 Diversity, Keberagaman Disainer Muda Unesa __________19 Populerkan Ju-jitsu dalam KJUO 3 ____________________20 Shorinji Kempo Perlu Diprioritaskan __________________20 FIS Hadirkan Prof. Tsuciya Takeshi ___________________21
unesa on demand Kontes Robot Nasional 2009 _______________________22
suara stakeholders Dari PLS Menjadi Dosen Entrepreneurship _____________24
info sehat Wujudkan Surabaya Nol Polusi ______________________25
cover depan: Taman Ki Hajar Dewantara, Fakultas Ilmu Pendidikan Kampus Lidah Wetan Surabaya. back cover: Kegiatan SNMPTN 2009.
warna PELINDUNG Prof. Dr. H. Haris Supratno. (Rektor) PENASIHAT Dr. Budi Djatmiko, M.Pd. (Pembantu Rektor I) Prof. Dr. I Nyoman Adika, M.S. (Pembantu Rektor III) PENANGGUNG JAWAB Dr. Nurhasan, M.Kes. (Pembantu Rektor II) PEMIMPIN UMUM Drs. Budiarso, S.H., M.M. (Kepala BAU & K) PEMIMPIN REDAKSI Drs. Heru Siswanto, M.Si. SEKERTARIS REDAKSI Drs. H. Didik Purnomo M.M. REDAKTUR AHLI Dr. Suhartono, M.Pd Warju, S.Pd., M.T. REDAKTUR PELAKSANA Sudiarto Dwi Basuki, S.H. Dwi Sudarmanto, S.E., M.M. DISAIN DAN TATA LETAK Wahyu Rukmo Sulistyo, S.T. FOTOGRAFER Jarot Budi Jatmoko, S.Sos. REPORTER Bayu Dwi Nurwicaksono. (FBS) Herlina M. Arief. (FBS) Fithri Amaliyah (FMIPA) Wahyu Nurul Hidayati (FIS) Putri Diyanti (FIP) Alfanita Zuraida (FBS) ADMINISTRASI Supi’ah, SE. Hibowo DISTRIBUTOR Sutiyono, S.H. DITERBITKAN OLEH Humas Universitas Negeri Surabaya ISSN 1411 - 397X Alamat Redaksi : Humas Universitas Negeri Surabaya Gedung F4 - Kampus Ketintang Surabaya - 60231 Telp : (031) 8280009 Psw 124 Fax : (031) 8280804 Website: http://www.unesa.ac.id Blog: http://seputarunesa.blogspot.com Email:
[email protected]
Banyak pepatah, ungkapan, kata bijak, pantun atau sejenisnya dalam hidup ini yang mengajarkan kepada kita bahwa siapa yang menanam, maka ia akan memanennya, siapa yang berbuat jahat, maka ia akan menanggung akibatnya. Ya, hukum sebab akibat mengajarkan kepada umat manusia agar tidak jatuh pada lubang yang sama. Hukum itu mengajarkan kita agar menapaki masa depan dengan pijakan masa kini. Enam puluh empat tahun Indonesia merdeka belum menjamin perkembangan pendidikannya lebih baik dari negara yang memperoleh kemerdekaan beberapa tahun setelah Indonesia. Malaysia dan Singapura contohnya, meski Malaysia baru mendapatkan kemerdekaan pada 1957 dan Singapura pada 1965, perkembangan kualitas pendidikan di dua negara ini jauh lebih baik daripada Indonesia. Pertanyaannya: mengapa hal tersebut dapat terjadi? Karena dua negara tersebut memikirkan masa depan dengan berpijakan di bidang pendidikan pada masanya. Tajuk Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini adalah Pendidikan Sains, Teknologi, dan Seni Menjamin Pembangunan Berkelanjutan dan Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Maksud tajuk tersebut adalah bahwa Indonesia memfokuskan minat sains, teknologi, dan seni sebagai pondasi untuk melangkah ke depan. Fokus perhatian pemerintah terhadap tiga bidang ilmu pengetahuan tersebut patut kita dukung bersama karena peningkatan ilmu sains untuk pengembangan teknologi selayaknya diimbangi dengan penguatan basis seni dan budaya agar pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruhnya dapat tercapai. Selama ini kebijakan pendidikan nasional tidak konsisten diarahkan pada peningkatan pendidikan sains, teknologi, dan seni. Perbedaan porsi perhatian di antara ketiga bidang tersebut menyebabkan pengembangan tiga bidang ilmu ini bergerak tidak seimbang. Sebagai contoh bidang penelitian ilmiah remaja yang berbasiskan ilmu sains dan robotika yang berbasiskan teknologi informasi dikembangkan berbagai sekolah sebagai eksrakurikuler wajib dan unggulan. Sementara itu, bidang seni yang berbasiskan budaya dikelola dengan semangat apa adanya karena minim biaya. Jika model pengembangan kebijakan yang dilakukan pemerintah tetap seperti itu, maka tema Hardiknas tahun ini tidak akan bermakna. Peradaban pendidikan sains, teknologi, dan seni yang dapat menjamin pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan daya saing bangsa hanya dapat dicapai dengan upaya-upaya kreatif yang memadukan pengembangan ketiga bidang ilmu tersebut. Peradaban yang dalam bahasa Sutan Takdir Alisahbana sebagai kebudayaan modern yang rasional, berdasarkan kemajuan ilmu, teknologi, dan penekanan hak-hak azasi manusia. Penyelenggaraan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) salah satu upaya kreatif pemerintah dalam mengembangkan pendidikan sains, teknologi, dan seni secara beriringan. Kini saatnya pemerintah terus menciptakan wahana kreasi pengembangan ilmu sains, teknologi, dan seni bagi anak negeri karena kelak mereka akan bergumul dalam era global. Berjuanglah bangsaku, harapan itu masih ada. Summing-up of many edu-revolution in one generation. Revolusi pendidikan tidak berlangsung sehari atau sebulan, namun satu generasi. Karena itu, untuk mewujudkan cita-cita founding fathers, kita sebagai generasi penerus bangsa harus berpihak pada visi dan misi bangsa Indonesia sebagaimana tersirat dalam pembukaan UUD 1945. Semoga. (Redaktur)
Majalah Unesa menerima artikel, reportase, foto, berita, kritik, saran, dan seluruh materi tulisan yang tersedia di rubrik majalah ini. Tulisan yang dikirim disertai file dan print out. Redaksi berhak menyunting tulisan yang dikirim dan yang dimuat akan mendapat imbalan. Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
1
berita utama
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan diartikan sebuah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Di Indonesia, pendidikan telah mengalami berbagai perkembangan mulai dari zaman hindu-budha, zaman kolonial, zaman prakemerdekaan sampai orde baru, dan zaman reformasi sampai sekarang. Berbagai arah kebijakanpun berubah seiring perkembangannya.
Zaman Hindu-Budha
Zaman Kolonial
Pada abad 14-16 M (sebelum kejatuhan zaman Majapahit), pendidikan tidak diselenggarakan secara luas. Pendidikan pada masa ini diberikan dari tingkatan pendidikan dasar, lanjutan dan tinggi. Namun sifatnya tidak formal hanya terbatas pada relasi guru dan murid sehingga bila ada seorang murid yang tidak puas dengan ilmu yang dikuasainya ia dapat berguru pada guru di lain padepokan. Di padepokan diajarkan jenis ilmu pengetahuan yang bersifat umum dan juga khusus untuk menopang hidup keseharian. Para bangsawan, ksatria, dan kelompok elit lainnya mengirimkan anak-anak mereka ke padepokan ternama, selain itu beberapa dari mereka juga memanggil guru ke keraton untuk mengajarkan ilmu pada anak-anak mereka.
Semasa zaman kolonial, ada beragam sistem pendidikan, diantaranya beberapa pesantren tradisional (pendidikan agama) juga sistem persekolahan yang dibawa Belanda. Menurut Sawa Suryana, sampai awal abad 20 sistem sekolahan yang dibawa Belanda kurang diminati penduduk pribumi. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda berusaha untuk menarik minat bangsa Indonesia masuk dalam sistem pendidikan barat. Menurut Haji Agus Salim dalam kuliah yang disampaikan dihadapan para mahasiswa Unversitas Cornel di Ithaca tahun 1953, ia menyatakan bahwa kedatangan Profesor Snouck Hurgronje pada tahun 1880 adalah membawa misi uji-coba perubahan pendidikan barat di Hindia-Timur. Tujuan dari politik Belanda ini adalah marangkul segenap lapisan sosial masyarakat Indonesia agar masuk ke dalam kultur atau kebudayaan Belanda. Hal ini bertujuan agar bangsa Indonesia mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda. Pada masa ini ada sebuah kekhawatiran bahwa kebijaksanaan ini akan menjauhkan kaum pribumi dengan ajaran islam. Karena itu pendidikan barat kurang mendapat tempat di hati rakyat, selain itu para bumi putera juga terlihat menjaga jarak dengan dengan sistem pendidikan barat (Mochtar dalam Agus Salim, 2007: 2002).
Selama zaman Hindu-Budha, isi pendidikannya adalah agama, olah kanuragan dan bela diri (jaya-kawijayan), kesusasteraan, dan unggah-ungguh atau etika. Selama zaman Hindu-Budha, sekolah di Indonesia adalah berupa pecantrikan/padepokan atau sanggar. Peserta didiknya disebut cantrik atau murid. Pendidiknya disebut guru, suhu atau hajar. Pecantrikan pada awalnya hanya diperuntukkan bagi bangsawan (ksatria), namun setelah perkembangan lebih lanjut masyarakat umum juga mengembangkan dengan dibantu oleh para pujangga bijak kerajaan. Pecantrikan yang demikian lebih menekankan pada pendidikan olah kanuragan dan jaya-kawijayan dengan harapan mereka dapat menjadi prajurit (ksatria).
2
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
Namun ketika orang sudah banyak berpikir tentang perlunya pendidikan kooperatif dengan Belanda, maka sistem pendidikan barat inipun mulai dilirik oleh banyak orang. Hal ini terjadi ketika revolusi fisik. Perkembangan
berita utama pendidikan barat ini mencapai puncaknya pada waktu zaman pergerakan nasional, dimana kesadaran pendidikan dipicu oleh semangat nasionalisme yang tinggi, walaupun dengan pendidikan barat. Pendidikan pada zaman ini dimulai dari pendidikan rendah sampai tingkatan pendidikan menengah.
Zaman Prakemerdekaan ~ Zaman Orde Baru (sebelum 1945-1997)
PSTS: Kunjungan Kampus dari SMA Kesamben Jombang dalam menggali prospek PSTS yang sedang dikembangkan di Unesa.
Pada zaman prakemerdekaan, politik dan ideologi pendidikan masih berkutat masalah nasionalisme dan juga pencapaian kebebasan, kemerdekaan, dan persamaan. Berbagai upaya pengembanganpun dilakukan dengan berbagai cara diantaranya pembebasan bangsa dari kebodohan, kemiskinan, dan kepapaan. Selain itu penguatan pengaruh antara pemerintah kolonial, berbagai lembaga swasta-masyarakat-nasioanalis, kelompok kristen dan pesantren juga merupakan upaya pengembangan yang dilakukan.
Kini pendidikan sudah mengedepankan tiga hal penting yaitu sains, teknologi dan seni. Hal ini sesuai dengan tema Hardiknas tahun ini “Pendidikan Sains, Teknologi dan Seni Menjamin Pembangunan Berkelanjutan dan Meningkatkan Daya Saing Bangsa”. Sebagai upaya mencerdaskan bangsa, tiga hal penting itu tidak boleh dilupakan begitu saja.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan masa orde lama, politik, dan ideologi pendidikan adalah masih seputar masalah nasionalisme. Sejalan dengan politik dan ideologi pendidikannya, maka upaya pengembangan merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan nasionalisme. Di masa ini pembangunan pendidikan dilakukan oleh pemerintah dan swasta. Di zaman orde baru, pemerintah memiliki pengembangan kebijakan monokultural yang bertujuan menekan keragaman kultural dalam bentuk 'nation' Indonesia. Di zaman yang di pimpin oleh presiden Soeharto ini, sekolah negeri masih mengakomodasi siswa dari berbagai latar belakang etnis dan budaya. Anak-anak dari etnis minoritas mendirikan sekolahnya sendiri. Politik integrasi nasioanal bentuk pengembangan 'sekolah asimilasi' justru membuat para siswa dari etnis minoritas merasa terasing secara budaya.
Zaman Reformasi(1998) ~ sekarang Pada zaman reformasi, pemerintah berusaha meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga mencapai 20%. Dalam upaya pengembangannya, peningkatan pendidikan mengedepankan tiga aspek penting yaitu dominasi kekuasaan negara lewat proyek-proyek pendidikan nasional (BOM, pembangunan gedung SMP, dll), proyek pembangunan infrastruktur pendidikan, dan sertifikasi pendidikan nasional.
Dalam penerapan tiga hal penting ini diakui Depdiknas masih terdapat banyak kekurangan dan tantangan yang dihadapi. Untuk menjawab kekurangan dan tantangan tersebut, Depdiknas telah membuat tiga pilar kebijakan yang dirangkum dalam Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009, yaitu pemerataan dan perluasan akses pendidikan; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan; serta penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan. Pada akhir tahun 2008 hampir seluruh indikator kinerja utama rencana strategis tersebut telah tercapai dan banyak yang melampaui target. Sementara itu untuk menjawab tantangan pembangunan pendidikan nasional ke depan, pada tahun 2009 Depdiknas telah menetapkan 11 (sebelas) terobosan kebijakan massal dan telah menunjukkan hasil-hasil positif. Dalam sambutannya pada Hardiknas 2009 Menteri pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Soedibyo mengatakan bahwa untuk saat ini pendidikan sains, teknologi dan seni sangat relevan dengan permasalahan dalam konteks peningkatan mutu pendidikan nasional untuk menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang cerdas dan berdaya saing. Ia juga menjelaskan, pada kurun waktu tahun 2005 - 2008, pendanaan pendidikan melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), BOS Buku, Bantuan Khusus Murid (BKM), Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) dan program beasiswa telah menunjukkan hasil dan manfaat yang signifikan dalam pengembangan mutu pendidikan di tanah air. Alfanita (Sumber: Salim Agus, dkk. 2007. Indonesia Belajarlah, Universitas Negeri Semarang
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
3
berita khusus
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Fasli Jalal selaku Ketua Panitia Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) mengatakan, pendidikan untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan telah dimasukkan ke dalam berbagai kegiatan peringatan Hardiknas 2009. "Pada akhirnya semua hal yang dilakukan di bidang sains, teknologi, dan seni diharapkan dapat meningkatkan daya saing bangsa. Apalagi seni sangat menentukan di bidang kreativitas," katanya saat memberikan keterangan pers di Depdiknas, Jakarta, Rabu (29/4). Bagaimana dengan pendapat para pakar Pendidikan, Sains, Teknologi dan Seni di Unesa menanggapi integritas PSTS di Unesa agar menghasilkan lulusan yang berkualitas terkait dengan digalakannya PSTS. Prof. Dr. M.V. Roesminingsih, mengemukakan bahwa integritas PSTS layaknya membentuk manusia secara utuh. Pendidikan dan sains yang terkait dengan otak manusia, teknologi lebih mengarah pada skill dan otot selanjutnya seni lebih bermuara ke hati. Jika hal ini di tela'ah lebih lanjut, sebenarnya pendidikan saat ini sudah dirancang dengan program pembelajaran yang diarahkan untuk membentuk manusia secara utuh tersebut. Dengan penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga siswa maupun mahasiswa dapat memahami apa yang diketahui. ”Modelmodel pembelajaran harus punya satu proses yaitu mahasiswa tahu kemudian paham setelah itu langsung di aplikasikan.” Begitu tutur wanita yang akrab dipanggil Prof. Rose ini.
4
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
Terkait dengan model pembelajaran, menurut Drs. Mustaji, M.Pd., aplikasi teknologi pendidikan dalam pemecahan masalah pembelajaran, dengan cara: 1) memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi, manajemen, psikologi, rekayasa, dan lain-lain secara bersistem; 2) memecahkan masalah belajar pada manusia Drs. Mustaji, M.Pd. secara menyeluruh dan serempak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan di antaranya; 3) menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar; 4) timbulnya daya lipat atau efek sinergi. Sesungguhnya pemanfaatan teknologi untuk keperluan pendidikan dalam hal fungsinya sebagai media pembelajaran bukanlah merupakan hal baru. Penggunaan buku, film, radio, TV dan multimedia interaktif telah menjadi harapan masyarakat sebagai sarana untuk bisa membantu memecahkan berbagai masalah proses pembelajaran dalam sistem pendidikan, merupakan upaya pemanfaatan teknologi untuk menunjang peningkatan kualitas proses belajar dan pembelajaran yang dilakukan secara tradisional.
putri/dok.humas
Peringatan Hardiknas tahun ini mengambil tema "Pendidikan Sains, Teknologi dan Seni (PSTS) Menjamin Pembangunan Berkelanjutan dan Meningkatkan Daya Saing Bangsa." Pendidikan terutama di bidang sains, teknologi, dan seni merupakan modal besar untuk menjamin agar pembangunan terjaga keberlanjutannya. Harus dipikirkan bagaimana sains, teknologi, dan seni dapat membuat semua penduduk Indonesia dan juga dunia sadar bahwa keberlangsungan kehidupan bumi harus dijaga.
fithri/dok.humas
Dalam sains, FMIPA mempunyai rancangan desain masa depan yang ada pilot project seperti : elearning, lab multimedia, lab pembelajaran dan kelas internasional. Pilot project ini diharapkan berbasis ICT. Di FMIPA yang menangani e-learning adalah lab pembelajarn. “Nah yang menjadi kendala disini Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd. adalah wi-fi. Namun keterangan dari Puskom akan ditingkatkan pelayanan wi-finya”, ungkap Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd. Agar bisa diwujudkan dan terintegrasi, PSTS harus terkoordinasi dan tidak berjalan sendiri-sendiri. Misalnya UPT-P4 yang mengkoordinasikan e-learning, puskom mengurusi jaringan intranet dan internet, wi-fi serta program-program pendukung BAAK dan website. Wujud integritas PSTS Unesa seperti kuliah bersama ISD dan AUD fakultas yang berbeda pada satu tempat dengan menggunakan fasilitas e-learning. ”Tentunya hal tersebut harus ada koordinasi dari PD I dari masing-masing fakultas yang di dukung oleh Dekan,” jelas Pembantu Dekan I FMIPA ini di ruang kerjanya. Contoh peningkatan PSTS di FMIPA melalui e-learning adalah pembelajaran lewat internet yang dibuka diperkuliahan. Selain itu semua jurusan d FMIPA merintis multimedia sebagai pembelajarn, di fakultas sendiri pun juga ada. FMIPA yang terkenal dengan penelitiannya akan di fasilitasi. Khusus proposal saja diberi dana. Jika penelitiannya masuk jurnal internasional maupun seminar nasional akan mendapat dana dari fakultas ataupun PR I. Di program sains itu sendiri pembelajarannya bersifat tematik, yang dipelajari di sains itu sendiri berkait teknologi, dan masyarakat yang menyangkut ilmu kimia dan fisika. ' maka dari itu, untuk meningkatkan PSTS di sains, dosen dari sains adalah kumpulan dosen dari masing-masing jurusan di FMIPA”, ungkap Drs. Ismono, M.Pd. Sedangkan dari Seni, dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A. mengatakan bahwa di FBS sendiri pendidikan lebih diarahkan ke bidang seni
sesuai dengan visi, misi, dan tujuan FBS itu sendiri. Namun tidak berarti seni disini dipisahkan dalam sains dan teknologi. Sesuai dengan manfaatnya, sains dan teknologi digunakan sebagai penunjang dalam setiap pembelajaran di fakultas yang berencana membuka kelas bahasa mandarin tahun ini.” Teknologi yang tidak dapat Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A. dipisahkan dengan seni misalnya, acara pentas seni tari menggunakan lighting atau tata lampu serta peralatan komputer untuk pertunjukkannya. Dalam pembelajaran di kelas, teknologi itu juga selalu digunakan, penggunaaan LCD, notebook, dan OHP juga merupakan sebuah contoh penggunaan teknologi dalam pembelajaran di FBS.
alfanita/dok.humas
berita khusus
Namun ada beberapa masalah yang dihadapi FBS dalam pemanfaatan sains dan teknologi. Salah satunya adalah ketebatasan sarana dan prasarana. Keterbatasan sarana dan prasarana itu disebabkan oleh keterbatasan dana yang ada. Di FBS banyak lab-lab yang keadaanya sudah tidak layak dan perlu direnovasi lagi. Dalam rangka peningkatan lulusan yang berkualitas, maka sarana dan prasarana itu perlu dibenahi. Hal ini bertujuan agar lulusan yang di hasilkan di Fakultas FBS memiliki daya saing dengan lulusan-lulusan dari universitas lain. Mengintip ke beberapa universitas di Surabaya seperti Institut Sepuluh November (ITS) dan Universitas Airlangga (Unair), keadaannya jauh beberbeda. Menurut pria berperawakan tegap ini, teknologi yang digunakan di dua universitas itu sudah maksimal. Sedangkan di Unesa sendiri penggunaannya masih belum maksimal.” Untuk menuju world class university Unesa masih 'jauh' namun Unesa terus berbenah diri untuk menjadi Universitas yang melek teknologi. Semoga Unesa, khususnya di FBS ini bisa menjadi institusi atau lembaga yang bisa menggabungkan tiga hal penting sains, teknologi dan seni sehingga lulusan FBS memiliki daya saing yang tinggi,” harap pria murah senyum ini mengakhiri wawancara dengan MU. Putri, Alfanita, Fithri
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
5
komparasi
Oleh-oleh dari Negeri Kangguru
Sebelum fokus membahas ketiga inovasi baru tersebut, mari kita ulas sedikit mengenai sistem pendidikan yang ada di Australia beserta mata pelajaran, tahun akademi serta olahraga dan juga budaya siswa Australia. Dari empat narasumber tersebut. Sekolah di Australia dimulai dengan taman kanak-kanak atau tahun persiapan, diikuti dengan 12 tahun sekolah dasar dan menengah. Di tahun terakhir sekolah menengah (Year 12), siswa dapat belajar untuk mendapat ijazah pemerintah yang diakui oleh semua universitas dan lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan di Australia. Ijazah sekolah menengah atas (Senior Secondary Certificate of Education) ini juga diakui oleh banyak universitas di luar negeri. Terkait dengan mata pelajaran, Australia mempunyai sebuah kerangka kerja kurikulum nasional untuk memastikan standar akademik yang tinggi di seluruh negeri. Semua sekolah menyediakan mata pelajaran dalam delapan bidang pelajaran utama: bahasa Inggris, matematika, pendidikan sosial dan lingkungan, sains, seni, bahasa selain bahasa Inggris, teknologi, serta pengembangan kepribadian, pendidikan kesehatan dan fisik. Sekolah juga mempunyai program bahasa Inggris bagi para siswa internasional dalam mendukung pendidikan mereka. Di tingkat sekolah menengah, pilihan dan keberagamannya juga meningkat karena sekolah dapat menawarkan berbagai jenis mata pelajaran, yang akan diberikan oleh para pengajar yang sangat berpengalaman dan terlatih, serta menggunakan teknologi terbaru termasuk internet, peralatan multimedia
6
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
humas/dok.pribadi
Dalam rangka meningkatkan kualitas dosen, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) mengirimkan empat dosennya untuk short course di University of Sydney yang berlangsung selama tiga bulan. Keempat dosen tersebut diantaranya Damajanti Kusuma Dewi, S.Psi, M.Si, Irene Yolanita Maureen, S.Pd, M.Sc, Ulhaq Zuhdi, S.Pd, dan Julianto, S.Pd. Tentunya mereka membawa oleh-oleh dari Negara Kangguru tersebut, tepatnya pada mimbar ilmiah (8/5) lalu. Selain menceritakan pengalaman mereka selama disana, mereka juga membagikan tiga inovasi baru dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah Digital Story Telling, Blended Learning, dan Evaluation (Assesment, Portofolio, Learning Journal).
(seperti layar sentuh) serta laboratorium. Tahun pelajaran dibagi menjadi empat triwulanan dan berlangsung dari akhir Januari atau awal Februari sampai Desember. Ada libur singkat antar triwulan, dan satu libur panjang musim panas di bulan Desember dan Januari. Siswa masuk sekolah dari hari Senin sampai Jumat setiap minggu, “Jam sekolah sedikit bervariasi di Australia, tapi umumnya mulai pukul 9.00 sampai 15.30 setiap hari sekolah.”. Begitu tutur Damajanti, yang juga staf pengajaran pada prodi Teknologi Pendidikan. Kurikulum sekolah Australia mendukung berbagai jenis keterampilan dan minat siswa. Keterampilan drama, musik, seni, debat dan bicara di depan publik, selain kegiatan olah raga baik beregu maupun perorangan, semua diperkuat dengan kerja sama dan pertandingan antar sekolah. Sekolah juga mengadakan pendidikan khusus yang dirancang bagi para siswa internasional yang berbakat istimewa. Pusat-pusat pelajaran dan fasilitas olahraga menawarkan lingkungan yang ideal untuk pengembangan akademik dan pribadi para siswa internasional. Banyaknya jenis olahraga dan artistik yang ditawarkan dapat membantu para siswa mengembangkan ketrampilan organisasional dan kepemimpinan mereka, selain kemandirian dan kepercayaan diri yang baik. Berbeda dengan cara pengajaran disana yang sudah maju, semoga beberapa inovasi baru yang dibawa dari sana dapat dijadikan sebagai motivasi untuk para pendidik dan menerapkan inovasi tersebut.
komparasi
Beberapa viewpoint dari Faculty of Education - The University of Sydney.
Seperti apa, untuk apa dan bagaimana inovasi itu digunakan dalam proses belajar mengajar? Mari kita mengenalnya bersama. Digital telling story merupakan penerapan komputer untuk menceritakan suatu cerita dengan media yang memadukan antara gambar, teks, dan juga suara. Seperti halnya telling story tradisional, sebagian besar digital story menceritakan suatu topik dilihat dari sudut pandang tertentu. Tujuan utama dari digital story telling adalah memberikan kesempatan pada pembuat untuk mengekspresikan kekuatan emosinya sehingga motivasi untuk speaking menjadi lebih kuat. Banyak hal positif dari diterapkannya digital telling story ini, diantaranya adalah memberikan stimulus pada mahasiswa untuk bisa menceritakan gambar yang telah dibuat. Didalam digital telling story semua mahasiswa diwajibkan untuk speaking tidak seperti dalam pengajaran tradisional yang didominasi beberapa mahasiswa karena sebagian dari mahasiswa ada yang enggan untuk melakukan speaking karena malu. Jadi dengan diterapkannya digital telling story diharapkan dapat membuat mahasiswa untuk aktif dan berani untuk mengemukakan pendapat. Selain itu digital telling story dapat merangsang mahasiswa untuk berkreasi memadukan gambar serta teks sehingga dapat memunculkan daya kreatifitas mereka. Berikutnya mengenai Blended Learning. Jika digital telling story adalah suatu metode pembelajaran maka Blended Learning merupakan suatu perpaduan pembelajaran. Perpaduan media pembelajaran ataupun metode pembelajaran, atau bisa juga memadukan keduanya. Contohnya seperti memadukan antara e-learning dengan face to face dalam mengajarkan suatu materi. Akan tetapi pada contoh diatas dengan diterapkannya Blended Learning membutuhkan beberapa hal diantaranya LMS (Learning Management System) contohnya lintang.unesa.ac.id/moodle, discussion forum atau bulletin boards via website seperti wikipages, googlepages, blogspot, wordpress. Kemudian setiap mahasiwa maupun dosen wajib memiliki email. Membutuhkan synchronous forum (yahoo messengers, facebook chat, googlepages chat) dan juga asynchronous forum seperti mailing list, social/community network seperti facebook, friendster, twitter, plurk maupun hi5.
Beberapa keuntungan dari Blended Learning yaitu dapat meningkatkan akses pembelajaran, meningkatkan akses mahasiswa terhadap pembelajaran, meningkatkan interaksi baik antara dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa serta meningkatkan cost-effectiveness, lebih menjangkau berbagai tipe belajar mahasiswa. Adapun hidden curriculum dari Blended Learning ini, salah satunya adalah meningkatkan ketertarikan dosen dan mahasiswa terhadap kemajuan teknologi sehingga dapat pula meningkatkan daya kemandirian belajar mahasiswa. Oleh-oleh lainnya berupa Evaluation yang didalamnya berisi Assessment, Portofolio, Learning Journal. Dalam hal ini Assesment digunakan untuk menentukkan sejauh mana pengetahuan atau kemampuan dari siswa, sedangkan evaluasi digunakan untuk menentukan keberhasilan atau manfaat dari suatu program. Dilanjutkan dengan portofolio yang kegunaannya dapat meningkatkan self assessment dan reflection, empowering dan juga dapat menciptakan hubungan baru (kolaborasi). Berbicara mengenai evaluasi tidak lengkap tanpa learning journal. Learning Journal adalah suatu cara mendokumentasikan belajar dan mengumpulkan informasi secara sistematis untuk self analysis dan refleksi. Learning Journal ini, berisi tentang hasil berpikir (yang bersifat eksternal, karena ditulis) sehingga memudahkan untuk menghubungkan antara satu ide dengan ide yang lain. Penilai tidak hanya dari dosen tapi peran mahasiswa sangatlah besar dalam menilai bagaimana materi yang telah disampaikan dosen. “Selama ini untuk menilai bagaimana hasil mengajar yang telah saya lakukan selama seminggu, mahasiswa saya dapat mengcomment saya melalui facebook, email maupun blog saya.” Begitu penuturan Damajanti. Hasil dari Learning Journal tersebut mampu mengembangkan action plan sebagai hasil belajar. Sehingga dapat digunakan untuk menerapkan review dari refleksi hasil belajar pada lingkungan, seperti apa yang yang seharusnya dilakukan, siapa melakukannya, hambatan apa saja yang mungkin dialami. Selain itu learning journal juga mampu mereview hasil belajar artinya mampu mengidentifikasi masalah utama dalam situasi belajar mengajar. Putri
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
7
jarot/dok.humas
info unesa
Rapat sosialisasi BLU di Auditorium Lt. 3 Gd Rektorat Unesa.
Sejak diberlakukannya Unesa menjadi Badan Layanan Umum (BLU) pada 27 Pebruari 2009 berarti Unesa telah menjadi sebuah instansi pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) yakni secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi. Beberapa peraturan terkait BLU antara lain: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU); Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2006 tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan Dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa Pada Badan Layanan Umum; Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pembentukan Dewan Pengawas Pada Badan Layanan Umum; dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan Pegawai Badan Layanan Umum. Berdasarkan landasan hukum itu, secara resmi Unesa telah menjadi BLU pada urutan ke-8 di Indonesia. “Ironisnya, hal ini baru terealisasikan meskipun draft proposal telah diajukan pada 27 Mei 2008 dengan dalih berkas proposal ketlingsut,” ungkap Drs. Purwohandoko, M.M. selaku ketua BLU Unesa dan juga mengatakan bahwa dengan status BLU secara penuh, Unesa diberikan fleksibilitas pengeloaan keuangan dan sumber daya, serta fleksibiltas untuk memiliki unit produksi. "Dengan menjadi BLU, sesuai dengan surat keputusan yang ditandatangani Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Unesa harus menyusun sistem akuntansi paling lambat dua tahun setelah Unesa ditetapkan menjadi BLU," jelasnya. Guna menindaklanjuti hal tersebut, maka Tim Pendamping BLU dan Tim Pelaksanaan BLU Unesa melakukan rapat tertutup di Trawas, Mojokerto (31/5-2/6) sekaligus pembentukan Pokja. Orientasi Pokja adalah mengenai keuangan dan akuntansi serta rekening. Sedangkan Pokja pola tata kelola meliputi pengadaan evaluasi layanana yamg belum dimiliki oleh Unesa.
8
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
Demikian pula yang telah dilakukan tim pasca penetapan Unesa sebagai BLU, dengan melakukan studi banding ke beberapa perguruan tinggi yang lebih dulu menjadi BLU seperti UNDIP (Universitas Diponegoro) Semarang, UGM (Universitas Gajah Mada) Yogyakarta, UB (Universitas Brawijaya) Malang, dan UNNES (Universitas Negeri Semarang) Semarang. Studi banding ini dilakuakn dalam rangka sosialisasi media dan tukarmenukar pengetahuan dan pengalaman seputar BLU, terutama bagi perguruan tinggi yang lebih dulu dirasa mampu melaksanakannya lebih baik. Dengan status baru yang disandang Unesa, maka seiring dengan hal tersebut perlu juga diadakan renovasi atau perombakan dari segala aspek, terutama berkenaan dengan transparansi masalah finansial. Diantara upaya-upaya yang dilakukan yaitu melalui sosialisasi khususnya terhadap mahasiswa. Hal ini dikarenakan masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui secara pasti intisari atau visi misi BLU. Mayoritas dari mereka beranggapan bahwa dengan perubahan status Unesa menjadi BLU dikhawatirkan terjadi kenaikan dalam beberapa aspek, terutama masalah SPP dan SDP. “Oleh karena itu pentingnya program sosialisasi ini adalah untuk meluruskan persepsi mahasiswa terkait hal tersebut,” Purwohandoko menegaskan. Selain perombakan dan transparansi finansial yang akan dilakukan, pembenahan system juga akan sesegera mungkin diperbaiki, misalnya yang berhubungan dengan birokrasi dan akses data serta ICT. Akan tetapi sehubungan dengan hal ini, diharapkan semua pihak, mahasiswa khususnya, mampu berkerja sama secara korporasi. Berdasarkan hasil Pokja, maka diperoleh keterangan bahwa implikasi BLU berbasis bisnis diterapkan, misalnya melalui pemanfaatan gedung-gedung yang tidak terawat untuk didayagunakan secara efektif dan efisien menjadi lebih bernilai ekonomis. Contoh lainnya misalnya dengan mengakomodasikan para dosen yang sarat intelektual untuk menempuh studi ke luar negeri secara melembaga dengan maksud selepas studinya mampu mengaplikasikan ilmunya bagi perkembangan Unesa. Singkatnya, konsep yang digunakan adalah efisiensi dan produktifitas. Efisiensi dilakukan dengan pencukupan dan penyesuaian kebutuhan, sedangkan produktifitas meliputi upaya mendayagunakan atau menciptakan sesuatu supaya bernilai lebih. Wahyu
info unesa
OPPEK Ciptakan Ada yang berbeda pada OPPEK tahun 2009 yang diselenggarakan di hotel Tanjung Plaza, Tretes, Malang. Ini kali OPPEK (Orientasi Pengembangan Pendamping Kemahasiswaan) diperuntukkan secara khusus kepada seluruh Ketua Jurusan (Kajur) dan Ketua Program Studi (Kaprodi) di Unesa. Setelah beberapa waktu lalu secara khusus pembekalan yang sama juga diberikan untuk dosen-dosen pendamping khusus mahasiswa dan mahasiswa. Melalui pembekalan ini diharapkan Kajur dan Kaprodi juga dapat melakukan monitoring secara langsung terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan organisasi-organisasi yang berada dalam naungan di bawahnya, seperti BEM dan DLM. Kegiatan dibuka oleh Pembantu Rektor I, Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Sc. didampingi Pembantu Rektor III, Prof. Dr. I Nyoman, M.S. mewakili Rektor Unesa. Acara berlangsung selama tiga hari mulai Kamis-Sabtu (14-17/5). Penataran ini merupakan program yang digagas oleh pihak universitas yang diadakan dalam rangka menyamakan persepsi tentang polapola pengembangan dan pendampingan kemahasiswaan di perguruan tinggi, khususnya di Unesa. Pembekalan dilakukan dengan tujuan OPPEK untuk mengetahui kondisi kemahasiswaan di Indonesia, pola pengembangan kemahasiswaan secara nasional, memahami dinamika kehidupan mahasiswa, memahami sejumlah gaya kerja, mampu menerapkan gaya kerja dalam bernegosiasi. Dari seluruh Kajur dan Kaprodi yang mengikuti pembekalan ini, nampak pula Pembantu Dekan III masing-masing fakultas yang turut serta menghadiri pembekalan. OPPEK merupakan serangkaian kegiatan terstruktur yang diselenggarakan untuk memebantu para pendamping mencapai kesepakatan tentang cara-cara yang sebaiknya diterapkan dalam menangani masalah-masalah kemahasiswaan di perguruan tinggi masing-masing. Landasan dasar pelaksanaan OPPEK ini adalah Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuannya antara lain adalah untuk mengetahui kondisi dunia kemahasiswaaan, pola pengembangan kemahasiswaan, dinamika kehidupan, sejumlah gaya kerja dan negosiasi di Indonesia. Metode yang digunakan dengan menggunakan metode “analisis-pengalaman” yaitu suatu metode yang mengharuskan para peserta ikut aktif berpartisipasi dalam
totok/dok.humas
Mahasiswa Cerdas dan Kompetitif
Simulasi para dosen pendamping OPPEK.
melakukan berbagai kegiatan eksperimental kemudian melakukan analisis untuk menyimpulkan hasil-hasil kegiatan itu. Peserta juga diharapkan dapat mendiskusikan kemungkinan penerapan analisis dan simpulan mereka dalam menjalankan tujuan mereka sebagai pendamping mahasiswa. Dalam menjalankan kegiatan-kegiatan selama orientasi, para peserta akan didampingi oleh sejumlah pemandu. Para pemandu bukanlah pengajar dan tugas mereka hanyalah menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan, menyiapkan bahan yang dibutuhkan, serta menjadi mediator dalam diskusi-diskusi yang diadakan untuk menyimpulkan hasil eksperimen. Adapun hasil dari OPPEK antara lain merumuskan visi mahasiswa Indonesia cerdas dan kompetitif dan misi untuk mengembangkan kapabilitas intelektual mahasiswa, menumbuhkembangkan kreativitas dan semangat kewirausahaan untuk meningkatkan daya saing bangsa, meningkatkan kualitas keimanan, ketaqwaan, dan moral mahasiswa, serta menanamkan rasa nasionalisme sebagai warga negara Indonesia. Kesuksesan mahasiswa untuk hidup tidak hanya dilihat dari faktor kemampuan kognitif semata, tapi juga faktor kemampuan soft skill turut menentukan. Faktor kognitif hanya menyumbangkan 20% kesuksesan mahasiswa, sedangkan faktor soft skill menyumbangkan 80% karena soft skill merupakan keahlian seorang mahasiswa bagaimana bisa hidup sukses di dunia kerja dan di tengah-tengah masyarakat. Di tingkat perguruan tinggi kemampuan soft skill sudah dimasukkan melalui kegiatan-kegiatan kemahasiswaan seperti pelatihan Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM). Lebih lanjut, PR III Unesa menambahkan bahwa tidak hanya soft kill yang dibutuhkan para mahasiswa untuk berperan aktif dan berkreasi tetapi juga membutuhkan lebih banyak membaca dan berkomunikasi untuk bisa menghasilkan karyakarya terbaik dan berkualitas. Wahyu
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
9
info unesa
pusat/dok.humas
yoyo/dok.humas
Nampaknya tahun 2009 ini atau tahun kerbau bagi orang Tionghoa merupakan tahun keberuntungan bagi Unesa. Beragam prestasi dari berbagai disiplin ilmu telah berhasil ditelurkan, begitu pula berbagai kehormatan dan kepercayaan yang diberikan kepada Unesa sebagai tuan rumah dalam beberapa kegiatan besar. Workshop dan pelatihan proposal ilmu keolahragaan Kemenegpora ini salah satunya. Dasar tentang pelaksanaan workshop ini adalah Undang-undang pasal 34 tahun 2005 tentang IPTEK Olahraga. Ditemui di sela-sela acara, Drs. Bambang Setiyono, M.Pd. Selaku ketua panitia menjelaskan bahwa IPTEK sangat dibutuhkan guna menunjang persamaan persepsi dan membuat pakemisasi terutama dalam bidang keolahragaan. Konsep penelitian yang digunakan adalah konsep penelitian model payung yaitu penelitian yang terdiri dari satu tim dosen dan dua orang mahasiswa. Tujuan diadakannya program hibah ini adalah untuk meningkatkan kualitas dosen dan mahasiswa agar tidak hanya berperan aktif dan berprestasi di bidang ke-atlet-an semata, tetapi juga dapat memacu karyakarya ilmiah dengan baik. “Peningkatan kualitas SDM dengan pakem penelitian mendukung program andalan binaan berkelanjutan olahraga serta dalam rangka menyiapkan kader-kader baru yang lebih handal,” demikian tambahnya. Sampai saat ini, kelemahan terhadap kejuaraan-kejuaraan yang di andalkan yaitu pembibitan, wasit dengan prestasi yang menurun, serta penelitian profesi. Sebanyak empat buah proposal yang dibuat oleh tim Unesa berhasil diterima oleh Dirjen Dikti. Empat tim tersebut
terdiri dari tim direktur Surabaya Sport and Fitness Center (SSFC) Unesa Prof. Dr. H. Hari Setiono, M.Pd., PD III FIK Unesa Drs. Imam Marsudi, M.Si., Dr. Achmad Widodo, M.Kes. dan Oce Wiriawan, S.Pd., M.Kes. Acara ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali dan merupakan program hibah se-Indonesia. Untuk kesempatan tahun ini, Surabaya yang menjadi tuan rumah dan suatu kehormatan bagi Unesa yang dipercaya juga menjadi salah satu narasumber berdampingan dengan Deputi V Kemenegpora, Prof. Tunas Widianto, S.H., M.Si. Model-model penelitian begitu variatif, diantaranya yaitu model orietas yang terdiri dari PPLM (Pusat Pembinaan dan Pelatihan Mahasiswa), evaluasi, dan kemitraan kemahasiswaan. Menurut Prof. Hari, citra Unesa sebagai Kampus Prima Olahraga terbaik di Jawa Timur perlu dipertahankan dan diprioritaskan lebih lanjut. Bahkan SSFC baru-baru ini berencana akan membuat web yang berbasis pusat data nasional mengikuti langkah dosen laboratorium. Dosen laboratorium sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu dosen lapangan sesungguhnya dan dosen normal yang mengajar di kelas. Hasil workshop adalah mengenai upaya untuk menindaklanjuti dan membuat persamaan persepsi dengan pembentukan PAL (Program Atlet Andalan) yang dibuat bersama pemerintah dalam jangka waktu dua tahun, dan atlet berpotensi yang dibina selama tiga bulan. Diharapkan acara ini mampu menjaring kader olahraga yang lebih banyak tidak hanya pembinaan atlet dari dosen dan mahasiswa, tetapi juga peningkatan yang dilakukan melalui karya-karya tulis yang masih kurang membudaya. “Kesulitan yang dihadapi yaitu susahnya mengadakan koordinasi dengan tim evaluator perguruan tinggi dengn PAL yang tidak bisa sinergis dan berjalan baik,” ungkap Herri Sejono. Terdapat kesenjangan antara Perguruan Tinggi sehingga hal ini berdampak pada prestasi para atlet pada Sea Games dengan menurunnya kualitas prestasinya. Sebagai upaya antisipasi, adanya disentralisasi atau program otonomi yang didukung oleh status perguruan tinggi menjadi BLU akan terjalin keselarasan sistem. Selain itu diharapkan penempatan IPTEK yang efektif mampu mencetak para peneliti baru handal yang dilakukan melalui model-model penelitian. Wahyu
10
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
Pusat Kebudayaan Prancis atau Center Culturel et de Cooperation Linguistique (CCCL) Surabaya merupakan salah satu dari 430 lembaga Prancis (Institut Prancis, Pusat Kebudayaan Prancis dan Alliances Françaises). Lembaga ini merupakan kepanjangan tangan dari Kedutaan-kedutaan Besar Prancis yang tersebar di lebih dari 150 negara. Dinamika dan luasnya jaringan ini menjadikan lembaga-lembaga kebudayaan Prancis yang ada di dunia sebagai jembatan perantara yang menghubungkan budaya di dunia dimana kerja sama merupakan sebuah kunci utama. Dalam rangka Festival Musim Semi Prancis 2009 yang kini tengah diperingati di negara yang terkenal dengan menara Eifelnya ini, CCCL mengadakan sebuah pertunjukan tari Prancis yang ditampilkan oleh Accrorap, kelompok hip-hop yang sedang naik daun di Prancis. Peringatan festival ini tidak hanya diadakan di Indonesia tetapi juga di negara Asia lain seperti di Vietnam, Hongkong, Filipina, dan Thailand. Di Indonesia sendiri peringatan festival ini diadakan pada (31/5) di Gedung Sawunggaling Unesa Surabaya. Sehari sebelum tampil, kelompok tari yang pernah meraih penghargaan "Prix Mimos" dalam fesitval tari 2008 itu memberikan pelatihan tentang gerakan dasar tarian hip hop kepada puluhan mahasiswa Seni Tari Unesa dan beberapa anggota grup tari dari Surabaya dan Malang di salah satu ruang CCCL Surabaya. Ada sebuah kisah menarik di balik tarian Prancis yang di koreograferi oleh Kader Attou (juga sebagai penari). Tarian yang bertema keinginan atau impian masa kanak-kanak itu teridiri dari fragmen-fragmen tentang kisah masa kecil yang saling berhubungan. Ada sebuah harapan dalam tari itu membawa orang yang menontonnya akan lebih terinspirasi untuk menghargai
jarot/dok.humas
seputar unesa
atau menganggap penting harapan di masa kanakkanak itu. Semoga harapan itu tetap ada pada diri orang yang telah dewasa dan orang yang bersangkutan dapat mewujudkan impian masa kecilnya itu. Menurut Pramenda Krishna A, salah satu panitia pagelaran tari Prancis malam itu, ini adalah kali kedua CCCL bekerja sama dengan Unesa menampilkan tari Prancis di sana. Sebelumnya CCCL juga pernah mengadakan pertunjukan tari tahun 2004 dengan kelompok tari yang sama. Gedung Sawunggaling Unesa merupakan gedung yang sangat representatif untuk menampilkan seni, ini adalah sebuah alasan yang membuat panitia memilih gedung kebanggan warga Unesa ini. Dengan pagelaran tari Prancis ini, diharapkan dapat menjalin persahabatan yang erat antara masyarakat Indonesia dan Prancis. Selain itu kesenian ini juga sebagai ajang untuk saling menularkan wawasan antardua negara yang berbeda. Beragam misi (bahasa, budaya, ilmiah, universitas dan audiovisual) yang diemban jaringan ini memberi citra kehidupan Prancis masa kini di luar negeri, semuanya dilakukan dengan dialog dengan negara-negara di mana lembaga kebudayaan Prancis berada, di mana kerjasama tetap menjadi kunci utama. Alfanita
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
11
seputar unesa Bulan Pendidikan FIP Unesa dalam rangka Memperingati Hari Pendidikan Nasional 2009
Bulan Mei di Fakultas Ilmu Pendidikan merupakan bulan yang memiliki makna tersendiri, karena tiap tahunnya di bulan kelima ini, selalu diselenggarakan acara Bulan Pendidikan. Hal ini tentunya membuat Fakultas Ilmu Pendidikan terlihat lebih meriah karena diselenggarkan berbagai agenda baik itu kegiatan yang terkait dengan mimbar ilmiah maupun hiburan yang merefreshing civitas akademika dan masyarakat.
sebagai pembuka, Komunitas yang tergabung dalam UKM Sepeda ini mensosialisasikan Back to Campus. Dengan slogan mereka, “Mari kita wujudkan Surabaya Nol Polusi”. Kemudian seusai jalan sehat , para penonton baik dari civitas akademika dan masyarakat, dihibur oleh tari-tarian, drumband dan ansamble baik dari binaan PGPAUD ataupun para mahasiswa dari jurusan PG-PAUD. “Karena kebetulan tahun ini, panitianya dari prodi PGTK dan PG-PAUD jadi pengisi acara pada pembukaan ini kebanyakan dari orang-orang yang terkait dengan prodi itu,” tutur Dra.Meutia Ulfah, M.Si.
yoyo/dok.humas
Bulan Pendidikan yang bertemakan "Dengan Semangat Bulan Pendidikan 2009 FIP-Unesa Sebagai Pengembang Ilmu Pendidikan Siap Meningkatkan Mutu Pembelajaran Yang Mendidik" dibuka tanggal 3 Mei 2009. Upacara pembukaan Bulan Pendidikan diwarnai oleh pengguntingan pita serta penandatanganan prasasti oleh Agenda selanjutnya adalah Rektor, Prof. Dr. H. Haris donor darah dan akupuntur, Supratno dan Drs. I Nyoman selain itu juga diselenggarakan Sudarka, M.S., selaku dekan FIP berbagai lomba diantaranya sebagai tanda diresmikannya lomba menyanyi yang diikuti Taman Ki Hajar Dewantara. oleh para karyawan dan Taman yang ditengahnya mahasiswa di Joglo FIP yang terdapat kolam ikan juga berdiri biasa di manfaatkan mahasiswa patung Ki Hajar Dewantara untuk tempat browsing karena yang bertuliskan “ Niteni, Niroke, area tersebut merupakan hot Nambahi (Cermati, Tirukan, spot untuk wi-fi. pada tempat lain Kembangkan) dengan pose dikawasan FIP juga beliau yang sedang menghadap diselenggarakan lomba-lomba keatas seperti berpikir, setelah antar jurusan, diantaranya dikonfirmasikan apa makna dari PERESMIAN: Penandatanganan prasasti oleh Rektor, Prof. Dr. H. Haris Supratno dan Drs. I lomba futsal, tenis meja dan voli. patung Ki Hajar Dewantara Nyoman Sudarka, M.S., selaku dekan FIP tanda diresmikannya Taman Ki Hajar Dewantara. tersebut, Dekan FIP Selanjutnya, (17/5) di JMP (Jembatan Merah Plasa, red) mengatakan, “Filosofinya, beliau sedang berpikir tentang pendidikan nasional, bagaimana caranya agar pendidikan Surabaya, PGTK juga menyelenggarakan lomba mewarnai yang diikuti oleh anak-anak TK se-Surabaya, Gresik, dan nasional di Indonesia ini bisa berkembang.” Sidoarjo . Jumlah peserta yang hadir mencapai 130 peserta Rangkaian acara Bulan Pendidikan sebenarnya telah dari anak-anak TK B, baik yang berupa perseorangan atau dilaksanakan sejak bulan April. Dengan diselenggrakan mengatasnamakan instansi. Ini merupakan acara perdana Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dalam memperingati yang dilakukan secara outdoor setelah empat tahun terakhir Bulan Pendidikan (12,19,26/5) diselenggarakan pelatihan serangkaian acara serupa dilaksanakan di kampus, baik di untuk para guru TK dan PAUD yaitu pelatihan mendongeng, Lidah Wetan maupun Teratai. “Kendala yang dihadapi sejauh membatik, dan sempoa, begitu menurut Ketua Panitia Bulan ini memang masalah finansial dan birokrasi. Mungkin ini acara Pendidikan, Dra. Meutia Ulfah, M.Si. Meriahnya acara perdana yang dilakukan PGTK di luar kampus, tapi kami pikir pembukaan pun dilanjutkan dengan jalan sehat yang diikuti persiapan dua setengah bulan cukup membuahkan hasil yang pula oleh komunitas pengguna alat transportasi sepeda kayuh memuaskan,” tukas Marisa Kedia Arista selaku panitia. Lebih 12
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
seputar unesa lanjut ditegaskan bahwa acara ini juga diharapkan mampu menarik animo masyarakat yang lebih besar dan menunjukkan eksistensi Unesa, khususnya PGTK dan kampus Teratai yang belum banyak diketahui khalayak ramai. Sebagai penutup serangkaian acara di bulan bahasa ini, FIP mengadakan sebuah seminar nasional dan lokakarya bertajuk “Melalui Bulan Pendidikan kita tingkatkan profesionalisme tenaga pendidik”. Seminar ini diadakan di audiotorium pascasarjana Unesa pada (6/6). Ada tiga kegiatan yang digelar diantaranya diskusi panel, tanya jawab dan workshop. Dalam diskusi panel ada tiga materi yang
dibahas oleh tiga pembicara berbeda diantaranya pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan melalui penelitian tindakan kelas yang disajikan oleh Prof. Suyata, Ph.D. (UNY), pengembangan bahan ajar yang disajikan oleh Prof. Dr. Siti Masitoh, M.Pd. (Unesa), dan implementasi ideide utama KTSP sebagai upaya meningkatkan kompetensi profesional pendidik yang disajikan oleh Prof. Dr. Muhammad Nur (Unesa). Selain seminar dan lokakarya, di hari yang sama, FIP juga mengadakan seminar Pendidikan Internasional di Sidoarjo yang salah satu pembicaranya didatangkan dari Australia.
LENSA
PERESMIAN TAMAN KI HAJAR DEWANTARA
BULAN PENDIDIKAN
Putri, Wahyu, Fithri, Herlina, Alfanita
JALAN SEHAT GEMBIRA
GELAR SENI BUDAYA
BAZAR MAHASISWA JURUSAN Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
13
seputar unesa
Dalam pertandingan yang baru kali pertama digelar di FIK itu beberapa peraturan wajib dipenuhi oleh semua peserta pertandingan diantaranya pertandingan menggunakan sistem gugur (jika peserta kurang dari lima orang maka menggunakan setengah kompetisi), peserta diwajibkan menyerahkan foto copy kartu pelajar dan rapor semester paling akhir serta menunjukkan aslinya. Uang protes sebesar Rp 250.000,- (jika benar uang dikembalikan) dan partai tersebut dimenangkan yang mengajukan protes (bila benar). Dan bola yang digunakan adalah NASSAU. Pertandingan yang juga merupakan bagian dari FIK Open itu merupakan sebuah implementasi dari mata kuliah manajemen dan sistem pertandingan. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat menyelenggarakan dan membuat sebuah kejuaraan. Amrozi Khamidi, M.Pd, selaku penanggung jawab pertandingan mengatakan bahwa dalam pertandingan ini mahasiswa sendirilah yang menjadi event organizernya. “Mahasiswa FIK S-1 Pendidikan Kepelatihanlah yang menjadi penggerak pertandingan ini mulai dari ketua panitia sampai wasit pertandingan, semua dilakukan sendiri oleh para mahasiswa S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2007,” terangnya. “Sebenaranya ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pertandingan tenis lapangan ini. Bagi mahasiswa, pertandingan ini merupakan sebuah pengaplikasian mata kuliah. Bagi peserta, pertandingan ini merupakan sebuah pemanasan sebelum terjun dalam pertandingam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) yang difasilitasi oleh
14
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
alfanita/dok.humas
Hari itu suasana berbeda tampak di lapangan Unesa Lidah Wetan. Pasalnya selama tiga hari (13/5) dilaksanakan pertandingan tenis lapangan SMP-SMA se-Jatim. Pertandingan yang diadakan oleh S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2007 itu berlangsung meriah dan sukses. Ada empat jenis pertandingan yang dipertandingkan diantaranya tunggal putra SMP, tunggal putri SMP, tunggal putra SMA, dan tunggal putri SMA se-Jatim.
Diknas. Bagi FIK sendiri ini merupakan sebuah pencitraan lembaga. Bagi masyarakat ini merupakan sebuah bentuk pengabdian Unesa pada masyarakat karena motto Unesa sebagai tridharma perguruan tinggi,” terang pria kelahiran Jombang ini mengakhiri wawancara dengan wartawan Humas Unesa. Alfanita Hasil pertandingan Tenis Lapangan Tingkat SMP PUTRA PUTRI Juara 1 : Fendi Pradana (SMPN 2 Juara 1 : Anita Felicia (SMPM TNH Tenggarong Bondowoso) Kota Mojokerto) Juara 2 : Anoki Demas ( SMPN I Juara 2 : Kharisma Dewi (SMPN 1 Karang Ploso Kab. Malang) Sidoarjo) Juara 3 : Rama Kurniawijaya Juara 3 : Ajeng Anjani (SMPN I (SMP Mojokerto) Sidoarjo) Juara 3 : Satwika Arya (SMPN 1 Juara 3 : Safira I (SMPN I Candi) Sidoarjo) Hasil pertandingan Tenis Lapangan Tingkat SMA PUTRA PUTRI Juara 1 : M. Arsela (SMA 4 Juara 1 : Alhumahera Dorida (SMAN Sidoarjo) 18 Surabaya) Juara 2 : Reis Zikoni ( SMKN 1 Juara 2 : Marsha Aghinsyiani ( Banyuwangi) SMAN 2 Lamongan) Juara 3 : Indra Utomo (SMAN 4 Juara 3 : Novita Anggraini (SMAN 19 Surabaya) Surabaya) Juara 3 : M. Iqbal (SMA Juara 3 : Ulin Nuha Hidayah ( SMAN Daniswara) 8 Surabaya)
yoyo/dok.humas
seputar unesa
Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Drs. Abdul Rahman Syam Tuasikal, M.Pd. dengan sambutan singkat yang sangat memacu motivasi mahasiswanya untuk berkarya lebih hebat. Kompetisi bola basket tingkat SMP diikuti oleh 32 sekolah se-Jawa Timur termasuk SMP St. Glorius yang unggul tahun lalu. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun kemarin, bahkan banyak sekolah yang dengan kecewa terpaksa tidak bisa mengikuti kompetisi ini dikarenakan oleh keterbatasan waktu. Kejuaraan untuk tingkat SMP berlangsung pada tanggal 2-17 Mei 2009, sedangkan kejuaraan tingkat SMA berlangsung pada tanggal 20 Mei sampai pertengahan Juni 2009. Kepanitiaan terbagi menjadi dua dengan sistem ABCD, kelas AB sebagai event director SMP dan kelas CD sebagai event director SMA. Sistem pertandingan yang digunakan yaitu sistem permainan setengah kompetisi (Dome Knock Down) yang menggunakan dua kali kekalahan. Keunggulannya, tim yang kalah masih memiliki kesempatan untuk bertanding satu kali permainan sehingga pertandingan menjadi lebih kompetitif, sedangkan kelemahannya menjadikan permainan lebih lama dan membutuhkan biaya yang besar. Hasil pertandingan SMP dimenangkan oleh SIS (Surabaya Internasional School) Surabaya dengan skor akhir 52-34 setelah mengalahkan SMPK Kalam Kudus, sementara itu tim putri St.
Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) gelar lomba basket untuk SMP dan SMA se-Jawa Timur. Tingkat SMP telah sampai pada tahun kedua, sedangkan untuk SMA pada tahun kelima. Acara ini dilaksanakan dalam rangka monitoring dan evaluasi kuliah bola basket II mahasiswa S1 Pendidikan Keolahragaan. Ditemui sesaat praopening Unesa Cup FIK Basket Ball 2009, Drs. Cahyo, S. M.Kes. menyatakan bahwa acara ini tidak hanya digelar untuk evaluasi terhadap mahasiswa semata, tetapi juga dalam rangka membekali mahasiswa guna terjun di masyarakat serta kemampuan untuk managemen. Keseluruhannya, baik itu meliputi managemen waktu, diri, juga keuangan yang sangat vital, menumbuhkan jiwa enterpreneurship sebagai bagian dari rangkaian Unesa menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Selain itu, acara ini juga dimaksudkan untuk mencari bibit-bibit unggul para atlet dan mahasiswa yang kompeten menjadi wasit bola basket yang sedang menurun.
Agnes memenangkan pertandingan setelah berhasil mengalahkan SMP Gloria dengan skor 43-24. Di sisi lain penghargaan juga diberikan kepada empat pemain terbaik. MPV putra terbaik diraih Doo Woo dari SMP SIS (Surabaya Internasional School). Di sisi lain MPV putri diraih oleh Michelle dari SMP St. Agnes. Hadiah yang ditawarkan cukup menggiurkan. Selain mendapatkan tropi dan piala, masing-masing pemain akan mendapatkan piagam penghargaan sebagai partisipan dan apresiasi untuk pemain terbaik baik putra maupun putri. Sementara itu, SMA unggulan dan juara tahun lalu adalah SMA Puri Mojokerto (putra) dan SMA Untung Suropati (putri). Tahun ini pun SMA Untung Suropati Sidoarjo masih bertahan sebagai juara. Untuk kejuaraan putra, juara pertama diraih oleh SMA Untung Suropati; sebagai runner up sekaligus juara keempat yaitu SMA Puri Mojokerto; juara ketiga SMAN 2 Surabaya. Sedangkan untuk kejuaraan putri, juara pertama adalah SMAN 3 Mojokerto; runner up dipegang oleh SMA Untung Suropati Sidoarjo; juara ketiga SMA Petra 1 Surabaya; dan juara keempat yaitu SMKN 1 Surabaya. Sedangkan result untuk MPV putra dan putri terbaik diraih oleh Rizal Maulana dari SMA Untung Suropati Sidoarjo dan Ainun Yuliana dari SMAN 3 Mojokerto. Wahyu
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
15
seputar unesa
Semarak suasana tampak di gedung baru Bahasa Inggris pada (1/5). Pasalnya hari itu dua orang perwakilan Rotterdam University berkunjung ke jurusan yang dipimpin oleh Dr. Oikurema Purwati, M.Appl. Mereka adalah Ton de Kraay dan Myrna Feverstake Smeele. Sebenarnya ada 5 orang perwakilan yang mengunjungi Unesa, namun mereka membaginya menjadi tiga tim, dua orang ke Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, dua orang ke Jurusan Matematika dan satunya ke gedung Rektorat untuk membicarakan kerja sama. Dalam kunjungannya, mereka membahas Teaching English for Young Learners (TEYL) atau pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak. Dalam workshop dan diskusi selama satu setengah jam, mereka bertukar pikiran tentang bagaimana bahasa Inggris diajarkan pada anak usia dini pada para dosen. Tidak mau ketinggalan, Jurusan Bahasa Inggris yang diwakili oleh Dra. Kusumarasdyati, Ph.D. juga memaparkan tentang bagaimana TEYL diajarkan pada anak usia TK sampai 12 tahun.
Mawapres tahun 2009 (4/5) lagi-lagi berada dalam gemggaman FIS (Fakultas Ilmu Sosial) selama tiga kali berturut-turut. Pada tahun 2007 dan 2008 Mawapres dimenangkan oleh Helmi angkatan 2004 yang berasal dari Jurusan Pendidikan Geografi (S1). Tahun ini, Mawapres dimenangkan oleh Ahmad Fawait angkatan 2006 yang juga berasal dari Jurusan Pendidikan Geografi (S-1). Dari berbagai kriteria penilaian yang diajukan, rata-rata hanya berselisih sedikit saja dengan rival Fawait. Itu artinya kemampuan mayoritas peserta yang mengikuti seleksi Mawapres hampir sama, hanya saja baik Helmi maupun Fawait sama-sama diunggulkan dalam hal karya-karya tulis yang pernah diikuti yang sangat variatif. Karya-karya tersebut ada yang dalam bentuk tim maupun perseorangan, misalnya karya terbaik yang membawanya sampai ke tingkat nasional dengan judul “Pelaksanaan Recovery Hutan Mangrove Sebagai Upaya Penanggulangan Bencana Banjir Pasang di Kawasan Pesisir”.
Dra. Pratiwi Retnaningdyah, M.Hum., salah satu panitia kunjungan perwakilan Rotterdam University ini mengatakan bahwa awal mula kedatangan perwakilan Rotterdam University ini adalah pada bulan November 2008. Dua orang perwakilan datang (salah satunya Ton de Kraay) dalam rangka kunjungan ke beberapa Sekolah Dasar (SD) di Surabaya, diantaranya Al-Hikmah, M.I. Jambangan, dan SD At-Taqwa. Saat itu Unesa yang juga diwakili oleh Dra. Pratiwi Retnaningdyah, M.Hum. diminta mendampingi kedua orang yang datang ini. Di sinilah terjadi perbincangan di antara kedua belah pihak mengenai kemungkinaan kerja sama. Pada Bulan Maret 2009 lalu barulah ada e-mail yang menjelaskan bahwa mereka akan datang lagi ke Surabaya, salah satu tujuannya adalah untuk mengunjungi jurusan Bahasa Inggris.
Mengenai persiapan jika ia lolos seleksi masuk ke Pimnas mengatasnamakan Unesa, Fawait menuturkan bahwa sebenarnya tidk ada persiapan khusus, tetapi memang lebih diorientasikan pada pelatihan dan penguasaan bahasa Inggris karena nantinya presentasinya semua dilakukan dalam bahasa Inggris. Tentunya, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) mempunyai andil cukup besar pula dalam terpilihnya Fawait sebagai Mawapres 2009. Peran tersebut dapat terlihat dari seringnya dilakukan pelatihan PKM di tingkat Fakultas. Ia sampai sekarang adalah salah satu mahasiswa yang aktif berpartisipasi di dalamnya. Tidak hanya itu, ia juga aktif mengikuti organisasi-organisasi baik yang bersifat intra kampus maupun ekstra (Ormawa). Hal ini sekaligus menjadi poin plus yang menjadi bagian penilaian dalam seleksi Mawapres selain kemampuan berbahasa asing (Inggris), prestasi akademik, serta piagam dan sertifikat yang diperoleh.
“TEYL yang dijadikan mata kuliah pilihan diharapkan dapat menjadi mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswa Bahasa Inggris, terutama S-1 Pendidikan Bahasa Inggris. Lebih dari itu semoga setelah kunjungan ini Jurusan Bahasa Inggris bisa mengembangkan TEYL sebagai program unggulan,” tegas wanita berkerudung yang juga salah satu dosen jurusan Bahasa Inggris.
“Melalui, pelatihan PKM seperti ini diharapkan akan tercipta lebih banyak Helmi atau Fawait yang baru untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan predikat FIS sebagai Mawapres. Perbedaan pelatihan PKM tahun ini adalah para peserta dari delegasi masingmasing jurusan atau prodi yang diunjuk tidak diperkenankan mengambil sertifikat sebelum membuat karya tulis sabagai produk diadakannya pelatihan PKM,” papar PD III FIS I Made Arsana, M. Pd.
Alfanita
16
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
Wahyu
seputar unesa
yoyo/dok.humas
Selasa (2/6), di Gedung Rektorat Lantai 3 auditorium Unesa digelar acara National University English Debate Championship 2009 (NUEDC 2009). Acara ini diikuti oleh satu tim yang terdiri dari dua orang yang mewakili fakultas masing-masing. Dari tujuh fakultas yang dijadwalkan hadir, dua diantaranya yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan Fakultas Teknik (FT) absen karena tidak ada persiapan megingat acara yang mendadak dan bersamaan dengan minggu tenang menjelang Ujian Akhir Semester (UAS). Peserta English Debate antara lain: Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) diwakili oleh Khoirul Anwar dan Aprilia Susanti; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) diwakli oleh Lilis Kurniawatidan Nony Wihdati Rohmayuni; Fakultas Ilmu Sosial (FIS) diwakili oleh Reza Femmy Nurdianto dan Andreas Budi Yohannes; Fakultas Ekonomi (FE) diwakili oleh Tulus Ridlo Prayogo dan Nurhayati; Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) diwakili oleh Ayik Yuwendi dan Puguh Dwi Cahyadi. Acara dibuka oleh PD III FBS, Drs. Penny Pespito, M.Hum. yang berlangsung dari pukul 07.30~15.00 WIB. “Sebenarnya English Debate bukan hal baru, akan tetapi tahun ini memang terbilang perdana. Jika dulu delegasi English Debate tingkat nasional dilakukan dengan penunjukkan secara langsung mahasiswa dari FBS jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (S-1), berdasarkan kesepakatan seluruh PD III kini prosedur seperti itu coba dilakukan lebih demokratis melalui English Debate tingkat Universitas,” ungkap dosen yang akrab disapa sebagai Pak Pepeng ini.
Adapun tujuan dilaksanakan English Debate ini selain untuk menyeleksi Tim Debaters yang akan dikirim pada tingkat nasional di Malang pada Agustus kelak dan tingkat Internasioanl yang akan dilaksanakan di Turki, hal ini juga dilakukan guna menumbuhkan kecintaan dan pembiasaan masyarakat kampus khususnya dari lingkungan civitas akademika seperti para dosen dan mahasiswa agar terbiasa berbahasa asing terutama bahasa Inggris dengan tidak meninggalkan kepribadian bangsa untuk menghadapi globalisasi. Tema-tema yang diusung adalah mengenai peristiwa mutakhir yang berkembang dewasa ini, seperti masalah konflik Gaza dan kepedulian serta problem solving mengenai isu-isu lingkungan mengenai global warming. Poin-poin penilaian yang diberikan meliputi bagus tidaknya argumen yang diberikan berdasarkan rujukan-rujukan atau sumber-sumber dan kekuatan untuk mempertahankan argumen yang telah dibuat. Keluar sebagai pemenang yaitu FIS diurutan keempat, FIK berada diurutan ketiga, FE runner up dan FBS sebagai pemenang yang akan mewakili Unesa di tingkat Pimnas Malang. “Lebih jauh kami mengharapkan semoga di Unesa diadakan UKM English Debate untuk lebih mengasah kemampuan dalam berbahasa Inggris dan sebagai modal dalam percaturan International Competition,” ujar Rizal Kuddah selaku dosen sekaligus juru utama English Debate. Wahyu
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
17
yoyo/dok.humas
seputar unesa
Tubuh yang bugar dan sehat didapatkan dengan cara hidup yang teratur, cukup istirahat, rutin berolahraga, menghindari stress dan mengacu pada pola hidup sehat. Tentunya juga dengan pola makan yang sehat dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung unsur gizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh, baik protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air. Dari situlah inspirasi kegiatan boga tahun ini diselenggarakan. Gelar Karya Boga yang diselenggarakan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, program studi S1 Pendidikan Tata Boga 2005, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya (16/6) tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Gelar karya yang bertempat di Singgasana Hotel dengan tema Created Food for Smart, Health and Beauty kali ini menggabungkan tiga jurusan dari PKK yakni tata boga, tata busana dan tata rias menjadi satu. ” Tema Created Food for Smart, Health and Beauty ini maksudnya makanan dapat membuat pintar, sehat dan cantik yang memenuhi tiga unsur di jurusan PKK. Pintar untuk jurusan busana, sehat untuk jurusan tata boga karena makanan membuat sehat, dan cantik untuk jurusan tata rias”, penjelasan Bu Suhartining, ketua pelaksana gelar karya. Acara yang diwarnai dengan menampilkan hasil karya boga dari mahasiswa-mahasiswa tata boga, meliputi pangan awetan, makanan utama (main course), makanan ringan atau kudapan (snack), dan minuman (beverage) yang sebelumnya hidangan tersebut telah di uji dan dinilai oleh pakar bidang boga baik dari industri maupun pengusaha. Diawali dengan keynote speaker yang membicarakan tentang perwujudan seseorang untuk tampil Smart, Healthy and Beauty oleh Dr. Budiastuti Kusharjuni, SpKK seorang dokter spesialis kulit dan kelamin dari RSU Haji Surabaya dan setelahnya dilanjutkan oleh Annis Catur Adi dari Departemen Gizi FKM Unair yang membahas mengenai gizi yang tepat sehingga hidup menjadi sehat dan berkualitas.
18
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
Setelah coffe break pun acara dilanjutkan dengan demo memasak dari sponsor dan selanjutnya para undangan disuguhi dengan pemutaran video grand juri cipta karya boga dan busana serta peragaan busana maupun rias karya mahasiswamahasiswa jurusan PKK. Dikonfarmisakan pada ketua panitia tentang tujuan acara ini adalah untuk membangun dan menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan harapan dapat memotivasi mahasiswa untuk menciptakan karya. Gelar karya boga three in one ini adalah kali pertama dilakukan dengan menggabungkan hasil karya dari angkatan 2005, 2006, 2007 dan 2008. Melihat antusiasme mahasiswa dan orang tua, tahun depan acara ini akan dilakukan kembali dengan menampilkan semua hasil karya angkatan 2006. Acara kali ini merupakan acara besar dengan susunan acara seminar nasional, gelar karya tata boga, tata busana dan terakhir tata rias. Dalam acara ini juga diundang mahasiswa dari Jogjakarta, Makasar, dan Bali. Marselina adalah salah satu mahasiswa angkatan 2006 dari Universitas Negeri Makasar yang diundang di acara ini. Dia berpendapat acara ini menarik karena bisa mengolah dari bahan pangan yang sudah biasa menjadi makanan baru ”Saya tertarik terutama di pangan awetan, karena dapat mengawetkan makanan tanpa bahan pengawet”, pendapat Marselina di sela acara. Acara ini ditutup oleh panitia dengan membacakan pengumuman nominasi Gelar Cipta Karya Boga untuk para mahasiswa yang memiliki kekhasan dalam hidangan yang mereka kreasikan. Kegiatan gelar cipta karya boga 2009 ini merupakan momen yang baik sebagai tempat unjuk kemampuan khususnya bagi mahasiswa S1 Pendidikan Tata Boga. Semoga acar ini dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi pengguna tenaga kerja khususnya bidang boga.
Putri/Fithri
seputar unesa
Mengusung tema diversity, para desainer muda ini ingin menunjukkan, bagaimana perpaduan dari berbagai unsur yang berbeda agar terlihat match, begitulah penjelasan dari Brigita Dewi selaku ketua panitia. “Contohnya seperti karya dari studio kami yang ingin mengusung tema Fleurlog, disini kami memadukan unsur bunga mawar kuning dan kayu, jadi dominan pada karya kami adalah warna kuning dan coklat serta mawar-mawar berwarna kuning.”, begitu lanjutnya. Rangkaian acara malam itu menampilkan karya 6 studio (butik, red) yang memperagakan baju male dan female. Disini setiap studionya terdiri dari 7-9 mahasiswa yang membuat busana untuk evening dress, special dress, traveling dress dan official dress. Diantaranya ada Studio Fashionista dengan tema Fleurog, yang ingin menunjukkan perpaduan antara bunga mawar dengan kayu. Dress male oleh kelompok Juvenile's yang berjudul Taft. Selanjutnya karya berjudul Bohemian Java oleh kelompok Hippie yang ingin menunjukkan kombinasi Javanese culture dengan para Gipsy yang hidup nomaden. Lalu ada Men-X yang membuat karya khusus untuk pria dengan berbagai corak warna agar pria dapat tampil fun, fresh, dan energid. Diurutan sesi terakhir rangkaian acara ada dua studio untuk female dan male, yaitu Ti-EF dengan Tropical Forest mereka dan Sml 2 in Way dengan mengkombinasikan dua karakter yang berbeda dari timur dan barat yaitu fashion style dari Cina dan Amerika sehingga mereka menamakan karya mereka Eastern-Western. Acara yang dipandu oleh Charles tersebut banyak diminati oleh pengunjung, terbukti yang hadir tidak hanya dari undangan para orang tua mahasiswa dan dosen saja
yoyo/dok.humas
Suatu perbedaan yang di satukan menjadi suatu karya yang luar biasa. Itulah tujuan dari tema yang diusung pada Cipta Karya Busana XX yang diadakan di Mercure Grand Mirama Hotel pada Jumat malam lalu (12/6). Bukan untuk pertama kalinya Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Program Studi Tata Busana menyelenggarkan fashion show untuk memperagakan hasil karya terbaik dari mahasiswajarot/dok.humas mahasiswanya, tahun yang keduapuluhnya ini, memamerkan karya dari 50 mahasiswa S1 Tata Busana angkatan 2005.
melainkan para pecinta mode terutama di Surabaya. Hal tersebut benar-benar sesuai dengan yang diharapkan, baik dari panitia maupun para pembimbing acara tersebut. Seperti yang diungkapkan Dra. Budi Utami salah satu pembimbing mata kuliah Cipta Karya Busana, “ Dengan diselenggarakan acara seperti ini, agar mahasiswa memiliki motivasi untuk dapat mengembangkan karya mereka sehingga mampu bersaing di dunia mode yang ada di luar Unesa.“ Sejalan dengan pendapat Ketua panitia, “Acara malam ini diharapkan dapat menarik insan mode yang ada di Surabaya bahkan diluar Surabaya, agar mereka tahu karya-karya kami dan dapat menggunakan karya kami dan memakai jasa kami dalam mode, tidak hanya berhenti disini melainkan membuka peluang untuk kedepannya.” Acara yang setiap tahun diadakan sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah Cipta Karya Busana ini, dari tahun ke tahun memiliki cirri khas yang berbeda. “ Sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya, hanya saja temanya yang setiap tahun berbeda sehingga acaranya pun terlihat berbeda. Seperti kali ini menampilkan karya-karya mahasiswa yang bertemakan Diversity yang merupakan keberanekaragaman. Disini mereka memadukan perbedaan tersebut.” Begitu tutur Budi Utami saat diwawancari disela-sela acara peragaan. Putri
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
19
seputar unesa Shorinji Kempo perlu Diprioritaskan Catatan literatur kuno Jepang menyatakan bahwa teknik beladiri yang tertua adalah Sumo atau gulat Jepang. Pada perjalanannya, muncullah teknik beladiri Jujitsu yang secara dasar combatnya memakai teknik close combat Sumo, dari segi putri/dok.humas teknik kuncian dan membantingnya. Tahun 1300 dipandang sebagai tahun kebangkitan Ju-jitsu, walaupun sebenarnya teknik-teknik Ju-jitsu itu telah ada dan tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya teknik-teknik membanting dalam Sumo, tahun 230 BC. Dan masuknya Ju-jitsu di Indonesia pada saat pergolakan Perang Dunia ke II, yaitu pada waktu Jepang masuk ke Indonesia (1942) dibawa oleh salah satu tentara Jepang yang bernama Ishikawa. Dengan berbekal aliran Ju-Jitsu Kyushin-Ryu yang menjadi cikal bakal berdirinya beladiri Ju-Jitsu Indonesia dan dikenal sebagai Ju-Jitsu aliran IKyushin-Ryu (Ishikawa-Kyushin-Ryu ). Melalui IJI (Institut Ju-jitsu Indonesia), Ju-jitsu telah berkembang di tengah-tengah masyarakat baik di sekolah dasar, sekolah menengah serta perguruan tinggi. Salah satunya di UKM Ju-jitsu Unesa. Untuk lebih mensosialisasikan Ju-jitsu di kalangan masyarakat, meningkatkan prestasi serta kualitas Jujitsan maka diadakan Kejuaran Ju-jitsu Unesa Open (KJUO) yang sudah tiga tahun diadakan. Tahun ini merupakan kali ke tiga diadakan kejuaraan ini bertempat di Gedung Serbaguna Gema Unesa Ketintang selama tiga hari, 22-24 Mei 2009. Kejuaraan yang memperebutkan piala bergilir rektor Unesa tersebut, juara umum kali ini di raih dari perwakilan Universitas Gema 45 Surabaya, dimana tahun lalu di peroleh Unesa. Kejuaraan yang sudah ada sejak tahun 1992 ini, sukses menggelar acara yang lebih besar dari tahun sebelumnya, begitulah yang diucapkan ketua UKM, Rahmat Lutfianto, saat dikonfirmasikan, mahasiswa semester 6 jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan ini mengatakan, “Tahun ini pesertanya meningkat di banding tahun sebelumnya, dari 300 peserta menjadi 400 peserta, dan pesertanya tidak hanya dari Jatim saja. Kondisi ini dikarenakan faktor panitia yang lebih siap dari tahun lalu.” begitu tuturnya. Tujuan acara tahunan ini berganti nama menjadi KJUO (dulunya Kejuaraan Ju-jitsu seJatim,1992-2007 - red) bertujuan untuk mensosialisasikan Jujitsu tidak hanya kepada khalayak yang ada di Jatim saja tapi juga sampai tingkat nasional dan terbukti tahun ini peserta terjauh berasal dari Bontang, Kalimantan Timur. Putri
20
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
Kempo adalah olahraga yang berasal dari negeri Sakura. Mewakili berbagai kegiatan olahraga maupun bela diri di Unesa di samping Ju-jitsu, Perisai Diri dan lainnya yang mengadakan ujian kenaikan tingkat dan kompetisi guna meningkatkan kualitas dan prestasi. Tahun ini Doojo Shorinji Kempo Unesa mendapat kehormatan dan kepercayaan sebagai tuan rumah dalam ajang piala Walikota Surabaya yang meliputi seluruh Doojo di Surabaya dan sekitarnya. Tidak hanya itu, hal ini bersamaan dengan piala Rektor yang dilakukan kali pertama di kalangan Universitas. Acara yang dilakukan sehari penuh itu, bertempat di GOR Bima, Kampus Lidah Wetan (25/5) dibuka oleh perwakilan Dispora Jawa Timur. Peserta yang hadir sekitar 256 atlet (kenshi) yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, seperti: Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Narotama Surabaya, Universitas Surabaya (Ubaya), Barunawati, dan Univeritas 17 Agustus Surabaya (Untag) yang berada di wilayah Surabaya. Sedangkan yang berasal dari luar Surabaya antara lain: Semen Gresik (SG), Semen Gresik Tuban, Banud Mojosari, MAN Tulungagung, MAN Purwosari Kediri, SMAN 2 Jombang, dan Universitas Brawijaya (UB). Keluar sebagai juara umum adalah Universitas Surabaya (Ubaya). Prestasi kempo yang berhasil diperoleh Shorinji Kempo Unesa antara lain: juara II embu berpasangan campuran Kyu II dengan kenshi Virdia Maharani dan Taufik Nurtofan, juara III embu berpasangan dewasa Kyu III dengan kenshi Aji Lukman dan Wawan Raharjo, juara II embu Kejurprov dengan kenshi Taufik Nurtofan dan Adelynia A. Mow juara I dan juara III Kejurprov randori dewasa kelas 45 kg dengan kenshi Uddin Wirja. Menariknya acara yang digelar di lapangan Bima merupakan penyelenggaraan piala walikota dengan jumlah peserta paling besar yang pernah ada. “Tidak ada kendala yang berarti, acara dapat berjalan lancar. Hanya saja sedikit ganjalan teknis karena acara ini bersamaan dengan pelaksanaan kompetisi bola voli yang juga dilaksanakan di GOR Bima,” kata Wawan Raharjo ketua Shorinji Kempo Unesa. Selain itu, dia juga berharap adanya pengembangan di UKM Kempo Unesa agar Kempo di intra Unesa lebih berkembang, mengingat kemampuan dari Doojo lain dapat memberi kesadaran untuk meningkatkan kualitas diri. Setidaknya Kempo merupakan satu diantara cabang olahraga yang turut memopulerkan nama besar Unesa sebagai Kampus Prima Olahraga.
Wahyu
seputar unesa
Menanggapi hal itu yang sekaligus bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-101, maka jurusan Pendidikan Sejarah (S-1) menyelenggarakan seminar internasional (21/5) bertempat di gedung I-6 FIS Unesa Kampus Ketintang. Seminar di motori oleh panitia gabungan antara dosen dan mahasiswa Pendidikan Sejarah (S-1) angkatan 2006. Bertindak sebagi narasumber antara lain: Prof. Tsuchiya Takeshi dari Aichi University of Education Japan, Prof. Warsono, M.S. (Dekan FIS, Unesa) dan Nasution, P.hd (dosen Pendidikan Sejarah yang juga menamatkan kuliah di Aichi University of ducation Japan). Seminar dihadiri oleh guru-guru IPS (termasuk sejarah) dari tingkat pengajar di sekolah dasar (SD), menengah (SMP/SMA), dan kejuruan (SMK). Tema yang diusung yaitu “Pembelajaran IPS di Era Global” dimaksudkan agar permasalahan mengenai pembelajaran IPS yang masih merupakan polemik dapat ditemukan beberapa problem solving guna menempatkan dan menyelenggarakan pembelajaran pendidikan IPS sebagaimana mestinya, khususnya yang berkenaan dengan pembelajaran IPS terpadu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran. Selain itu diharapkan peserta mendapat gambaran tentang model pembelajaran IPS yang dikembangkan oleh negara maju. Peserta juga dapat bertukar pikiran tentang masalah-masalah pendidikan IPS dalam praktik pembelajaran di sekolah dengan para pakar pendidikan IPS baik di dalam maupun luar negeri. Ditemui ditempat terpisah usai seminar, Prof. Tsuchiya mengatakan bahwa polemik mengenai pembelajaran IPS di Jepang sendiri juga sedang dalam proses terutama pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sedangkan pada tingkat Sekolah Dasar (SD) pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil karena pada tingkat dasar IPS diajarkan melalui pengenalan terhadap lingkungan secara nyata dengan berbagai permasalahannya. Permasalahan tersebut dikemukakan untuk
wahyu/dok.humas
Arus globalisasi seringkali diiringi dengan masuknya teknologi, informasi, juga investasi yang telah mengaburkan persatuan jika kita tidak pandai memfilter pengaruh negatif yang muncul beriringan. Masalah-masalah global seperti terorisme, krisis ekonomi, bahkan isu mengenai flu burung dan flu babi menuntut kita sebagai bagian dari warga global untuk dapat menyumbangkan tenaga dan pikiran yang terbaik guna kesejahteraan manusia. kemudian didiskusikan guna mencari problem solving. Contoh sederhana yang diterapkan pada siswa sekolah dasar misalnya pembelajran kontekstual tentang mengetahui dan praktik cara menyeberang jalan raya yang memuat pengetahuan budi pekerti di dalamnya. Hal ini dilakukan secara demokratis dengan memberikan hak yang sama kepada masing-masing siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya. Guru tidak lagi berperan sebagai teacher center, tetapi lebih berorientasi kepada student center. Peran guru hanyalah sebagai fasilitator dan pendamping sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum. Berdasarkan Undang-Undang No. 3 tahun 2006 yang mengatur tentang adanya perubahan kurilukum, maka pembelajaran pendidikan diarahkan dan diupayakan sekontekstual mungkin. Wujud kongkrit dari metode pembelajaran ini dapat dicontohkan dengan mengambil contoh kegiatan nyata secara sederhana yang dekat dan ada di sekeliling kita. Misalnya siswa diajak untuk berperan sebagai reporter suatu harian yang ditugasi untuk mencari informasi (berita) mengenai apapun yang dapat dilaporkan dalam wilayah dan ketentuan tertentu yang terlebih dahulu dijelaskan kepada siswa. Siswa diajak untuk menggali informasi sebanyak mungkin dengan pembekalan yang cukup. Hasilnya, pada akhirnya siswa diajak untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil temuan mereka selama di lapangan, sedangkan guru memberikan penilaian seobjektif mungkin dengan tidak lupa memberikan hadiah atau penghargaan atas usaha baik yang dilakukan oleh siswa. Poin terpenting yang perlu di telaah adalah pentingnya penghargaan terhadap nilai-nilai historis karena dari sanalah kebijakan akan tumbuh untuk kemudian saling menghargai dan menghormati. Wahyu
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
21
unesa on demand
totok/dok.humas
Kontes Robot Indonesia diusung. Ketiga robot ini akan (KRI) merupakan ajang melakukan perjalanan tanding antar perguruan melalui beberpa tantangan tinggi se-Indonesia dibidang seperti mountain pass robotik dalam bentuk (gunung) dan woods (hutan). permainan (game) yang Setelah tiba di goal zone, memiliki aturan-aturan main robot traveler bertugas tertentu (game rule). Tahun memukul tiga buah bedug lalu KRI di laksanakan di yang tersusun secara Universitas Indonesia (UI) vertikal. Selama perjalanan, Jakarta, sedangkan tahun ini kago dan robot traveler tidak di Unuversitas Gadjah Mada boleh menyentuh lantai. Tim (UGM) Yogyakarta. Tema yang menyentuh bedug lebih yang diusung tahun ini awal dari lawannya Tim Robot Unesa turun di KRCI divisi Expert Battle adalah Dewo yang dipimpin oleh Ariantono adalah “Travelling Together dinyatakan sebagai (FT - Teknik Elektro 2006). for the Victory Drums” atau pemenang dengan durasi “Bersama Kita meraih Kemenangan”. Tema ini terinspirasi dari waktu selama tiga menit. Jika waktu habis dan tidak ada tim yang folklore Jepang yaitu budaya kago yang digunakan untuk berhasil memukul bedug, maka tim yang paling mendekati drum membawa petinggi/tokoh masyarakat dalam menempuh zone yang dinyatakan sebagai pemenang. perjalanan menuju suatu tempat. Kago ini dibawa oleh dua orang Jumlah seluruh peserta yang mengikuti perlombaan ini adalah dengan melewati rintangan alam yang ada di perjalanan, seperti 254 peserta dari seluruh Indonesia yang terbagi kedalam tim bukit, gunung, dan hutan. Dari inspirasi budaya tersebut, KRI, KRSI, dan KRCI. Khusus KRCI perlombaan masih dibagi nantinya kontes robot internasional akan dilaksanakan di negeri lagi menjadi beberapa kategori, diantaranya Wheel Trial, Legged sakura, Jepang. Trial, Expert Single, dan Expert Battle. Wheel Trial atau divisi senior robot beroda adalah robot dengan sistem penggerak roda Game rule KRI antara lain bahwa masing-masing tim yang bertugas untuk mencari lilin di kamar-kamar yang ada di diharuskan membuat sebuah robot pembawa manual, sebuah dalam lapangan KRCI dan mematikan api dengan robot pembawa otomatis , dan sebuah robot automatic traveler menggunakan kipas maupun cairan, kemudian kembali ke home dengan berat total keseluruhan robot tidak boleh melebihi 50kg atau start semula. Legged Trial atau divisi senior robot berkaki dan batas tegangan satu daya tidak boleh melebihi 24 volt. Kago hampir sama dengan wheel, hanya saja sistem penggeraknya zone terbagi menjadi dua untuk tim biru dan tim merah yang adalah kaki sehingga robot memiliki kemiripan dengan sistem dipisahkan oleh pagar kayu setinggi 100mm dan tebal 30mm. di penggerak yang dimiliki makhluk hidup. dalam kago zone terdapat start game, lodge, check point, mountain pass, dan woods. Goal zone terdiri dari arena bergaris Divisi Expert Single mempunyai misi mematikan api lilin yang putih dengan tebal 30mm. Di dalam goal zone terdapat drum diletakkan di suatu kamar kemudian robot harus mampu mencari zone yang terdapat victory drums yang terdiri dari tiga buah drum sebuah boneka dan menyelamatkan serta membawa boneka atau bedug yang diletakkan secara vertikal. Acara ini sekaligus tersebut ke area home. Divisi Expert Battle adalah divisi yang yang kali pertama menggunakan tiga layar besar sebagai score baru digelar tahun ini. Misi dari robot ini adalah untuk board dan informasi waktu. memenangkan waktu untuk menyelamatkan boneka dan mematikan lilin-lilin yang tersebar di berbagai kamar. Tantangan Selama pertandingan, robot manual dan robot automatis yang membedakan divisi ini dengan divisi lain yaitu adanya dua bekerjasama membawa robot traveler diatas kago yang robot dalam satu arena pertandingan, sehingga terdapat
22
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
unesa on demand kemungkinan bertemunya dua robot yang sedang bertanding untuk mencapai tujuan masing-masing. Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) merupakan suatu ajang kompetisi perancangan dan pembuatan robot yang disertai dengan unsur-unsur seni dan budaya Indonesia. Setiap tim peserta yang terdiri dari 3 mahasiswa dan 1 dosen pembimbing diwajibkan untuk membuat satu buah robot yang terkoordinasi untuk menampilkan seni budaya yang diinginkan sesuai tema kontes tahun ini, yaitu “Robot Penari Jaipong”.
STMIK AMIKOM Yogyakarta dan berhasil melaju ke putaran kedua. Di putaran kedua Rengganis berhadapan dengan SHIRARU (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung, akan tetapi langkah Rengganis terhenti sampai babak perdelapan final. “Sebenarnya kami sudah melakukan progress yang cukup bagus ketika berlaga dengan UPI, akan tetapi karena terdapat kesalahan teknis dan durasi waktu menyebabkan Rengganis hanya bias bertahan sampai diperdelapan final,” tekas Benny. Satu kesempatan terakhir yang sempat dilakoni Rengganis adalah rival dengan D4=S1 dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang merupakan lawan paling tangguh diantara semua peserta.
totok/dok.humas
Event ini berlangsung selama dua hari (13-14/6) dibuka oleh Suryo Hapsura, dari Direktorat Persiapan menghadapi DP2PM selaku ketua l o mba dilakukan sejak penyelenggara pada pukul Desember 2008. Strategi yang 09.05 WIB dan ditutup pada digunakan dalam menghadapi pukul 14.30 WIB. “Acara ini lawan yaitu melihat pola dimaksudkan untuk permainan dari hasil video menciptakan atmosfer yang tahun lalu untuk dianalisis dan bagus di lingkungan dievalusi serta diujicobakan Perguruan Tinggi,” tuturnya. pada pertandingan berikutnya. Dana yang dianggarkan untuk Strategi lainnya yaitu dengan ajang ini mencapai 1,9 M yang strategi tracer yang merupakan dana pembinaan mengandalkan garis dasar dari Dikti dan diberikan putih, strategi ulfrasik dan sebesar 550 juta untuk tiapstrategi WO. Harapan kedua tiap regional dan 40 juta untuk tim adalah agar tim robot baik Tim Robot Unesa turun di KRI adalah Rengganis yang dipimpin oleh Benny Ari Fulan satu robot. Lebih lanjut beliau (FMIPA - Fisika 2005). Rengganis maupun Dewo menuturkan bahwa dapat dukungan yang lebih signifikan dan perhatian lebih dari kesuksesan ini untuk kesejahteraan dan kemakmuran bangsa institusi dan para dosen dalam jurusan yang bersangkutan. Indonesia. Sebelum masuk ke jenjang permainan tingkat Harapan terbesar mereka mendapatkan ruang khusus untuk nasional, semua tim harus lolos seleksi tingkat regional di mengembangkan robot-robot tersebut, tetapi tidak dalam bentuk masing-masing wilayah. Unesa masuk dalam regional IV yang UKM karena dikhawatirkan menimbulkan kecemburuan dengan dilaksanakan di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) UKM yang lain terutama masalah dana. Hambatan yang dihadapi Surabaya. antara lain masalah finansial dan kurangnya koordinasi intra dan intern personal, serta masalah fasilitas. Unesa mengirimkan dua tim robot untuk KRI dan KRCI. Tim yang berlaga di KRI adalah Rengganis yang dipimpin oleh Benny Dewo pada putaran I berhadapan dengan ITB Bandung dan Ari Fulan (Fisika 2005) dan tim yang berlaga di KRCI divisi Expert berhasil menang. Di putaran II Dewo berhasil menang telak 18-0 Battle adalah Dewo yang dipimpin oleh Ariantono (Teknik Elektro dari DU 99. Pada babak final Dewo berhadapan dengan tim tuan 2006). Rengganis merupakan nama yang diberikan oleh Rektor rumah UGM yaitu JogyaX01 setelah sebelumnya berhasil Unesa, Prof. Haris Supratno, yang berarti kuda hitam. mengalahkan tim dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya “Sedangkan Dewo sebenarnya adalah sekedar iseng, (PENS) dan berhasil membawa pulang kemenangan di tingkat berhubung tempat lomba diadakan di Yogyakarta diharapkan nasional. Untuk kali pertama Unesa memenangkan kontes robot Dewo dapat jogya dan optimal,” tekas Anton. Ide mengikuti nasional yang membanggakan citra Unesa untuk selanjutnya perlombaan ini adalah untuk menunjukkan bahwa Unesa berlaga di kancah internasional yang digelar di Amerika. “Untuk sebagai salah satu LPTK di Indonesia mampu menampilkan menjadi pemenang tidaklah mudah. Tidak hanya cukup hanya robot dan bersaing di kancah internasional. “Selain itu, dilakukan dengan berusaha dan bekerja keras saja, tetapi juga diharapkan agar anemo masyarakat lebih meningkat terhadap dibarengi dengan doa yang khusyuk pula. Kemenangan ini Unesa dan lebih tertarik terhadap Jurusan Fisika khususnya,” merupakan implementasi keduanya, bahwa Allah berperan sangat besar di dalamnya,” demikian penuturan Agung Prijo Budi, tegas Alimufi Arief. M.T. selaku pembimbing Dewo. Wahyu Pada putaran I Rengganis berhadapan dengan AVCom dari
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
23
suara stakeholders Muhammad Molikh Alumni PLS IKIP Surabaya angkatan 1986 Wirausahawan pemegang: CV Virda Prima, CV Mitra Surya Abadi, CV. Logam Prima Indonesia, dan Yayasan Nurul Hayat.
fithri/dok.humas
Angka pengangguraan terus bertambah setiap tahunnya. Disisi lain setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia meluluskan ribuan mahasiswanya. Mahasiswa yang dianggap masyarakat mampu berfikir analitis, sehingga diharapkan dapat menjadi problem solving dari permasalahan tersebut. Irionisnya lulusan mahasiswa hanya menambah angka pengangguran, karena mereka dipersiapkan oleh perguruan tinggi menjadi job seeker (pencari kerja) bukan job creator (pembuka lapangan pekerjaan). Namun ini tidak dilakukan di jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), PLS yang selama ini mencetak pengangguran mempersiapkan mental mahasiswanya untuk menjadi enterpreneur, “Memang kita dipersiapkan untuk menjadi pengangguran, sehingga saya mengajak teman-teman untuk tidak bergantung kepada orang lain dengan mendirikan usaha sendiri, namun ini semua kembali pada masingmasing pribadi dan sangat bergantung pada kualitas diri masing-masing”, ungkap pak Molikh di kantor Nurul Hayat, yayasan yang diketuainya. Molikh adalah alumni PLS IKIP Surabaya angkatan 1986 yang lulus pada tahun 1991. Beliau dahulu memilih Unesa jurusan PLS karena paling sedikit peminatnya. Bapak yang hobi baca buku tersebut memilih yang sedikit peminatnya dikarenakan meperbesar peluang masuk PLS yang dahulunya adalah jurusan SPG. Setelah masuk PLS beliau dihadapkan bahwa PLS tidak menjanjikan pekerjaan. Namun beliau bersyukur sekali karena PLS membekalinya dengan keterampilan-keterampilan yang mengantarkannya menjadi entrepreneur yang sukses. Laki-laki yang lahir di Sampang, 1 November 1968 itu mempunyai CV Virda Prima, CV Mitra Surya Abadi, dan CV. Logam Prima Indonesia yang kantornya
24
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
terletak di Purimas A2 Rungkut Surabaya. CV Virda Prima yakni usaha Jamu Tradisional Instan khas Madura yang pemasarannya sudah menasional, mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita nama produknya adalah jamu cap payung. CV Mitra Surya Abadi adalah franchise minimarket Alfamart dan lainlain. CV. Logam Prima Indonesia adalah usaha dibidang pengecoran logam. Tidak hanya sukses di dunia, Molikh memikirkan akhiratnya, beliau mendirikan yayasan Nurul Hayat yang bergerak dibidang dakwah dan sosial kemasyarakatan. Salah satu progam Nurul Hayat adalah Aqiqah, yang menyembelikan hewan qurban sekaligus memasakkannya. Kambing yang disembelihnya bisa sampai 600 ekor tiap bulan. Uniknya yayasan ini adalah lembaga mandiri, dimana karyawan digaji bukan dari donatur, tapi dari hasil usaha. Selain menjadi entrepreneur dan pekerja sosial, Molikh mengajar mata kuliah Kewirausahaan di STIE Perbanas. Di sana beliau membentuk komunitas Entrepreneur Club (EC). EC membuahkan hasil, dari lima proposal kewirausahaan yang diajukan ke kopertis kemudian ke Dikti, kelima proposal tersebut lolos didanai, masing-masing 20 juta. Di mata beliau Unesa (IKIP Surabaya) dahulu adalah universitas yang mencetak tenaga pendidik, “yang dicari adalah guru, karena peran guru sangat besar”. Menurut beliau orang pintar tidak boleh hanya pintar saja, tapi juga harus bisa mengantarkan ilmunya ke orang lain. Hal tersebut bisa didapatkan di Unesa maupun di perguruan tinggi kependidikan yang lain. Unesa harus bisa bersaing dengan PTN lain maupun dengan swasta, karena saat ini swasta adalah kompetitor terkuat. Untuk itu Unesa harus meningkatkan managemen dan kualitas Unesa. Fithri
info sehat
Bukan rahasia lagi, jika polusi di Surabaya semakin parah, hal ini tentunya terkait erat dengan pencemaran udara yang salah satunya berasal dari asap kendaraan bermotor. Kali ini ada satu alternatif untuk mengurangi pencemaran udara dikota besar seperti di Surabaya. Salah satunya adalah bike to work yang saat ini sedang digalakkan untuk berangkat kerja dengan mengendarai sepeda. Selain mengurangi polusi udara, dengan bersepeda ke kantor dapat menghemat biaya transportasi dan tentunya dapat menjadikan tubuh sehat. Dengan dipopulerkannya bike to work untuk para pekerja, para mahasiswa pun juga tak mau kalah sehingga tidak hanya bike to work yang sedang populer saat ini, bike to campus pun kini mulai dirintis. Salah satunya di Unesa, dengan diresmikannya UKM Sepeda pada Diesnatalis tahun lalu,”Mari Kita Wujudkan Surabaya Nol Polusi ” mungkin bukan hanya jadi slogan tanpa arti. Karena komunitas penggunaa alat transportasi sepeda kayuh ini pun mulai mensosialisasikan bike to campus tidak hanya di lingkungan mahasiswa saja tapi juga para dosen dan karyawan. Jika ingin bergabung, dengan komunitas ini bisa langsung datang ke basecamp mereka yang ada di SSFC (Sport Science & Fitness Center) Unesa kampus Lidah Wetan.
1. Periksalah sepeda Anda Bawalah sepeda anda ke toko atau bengkel sepeda terdekat untuk di tune-up. Walaupun sepeda sebenarnya adalah mesin paling sederhana dan efisien, tetap saja membutuhkan perawatan dan penyetalan di beberapa komponennya. 2.Periksakan tubuh anda Jika anda sudah lama sekali tidak bersepeda, adalah bijak jika anda menemui dokter dan menanyakan apakah ada alasan kesehatan tertentu yang perlu perhatian serius jika anda akan mulai bersepeda. Jika kesehatan anda mendukung, kemungkinan besar dokter justru akan menyemangati anda untuk berolahraga dengan sepeda. Namun jangan langsung bersepeda 50 km saat pertama kali, cukup jarak dekat dimana kita enjoy melakukannya, dan mau untuk mengulangi jarak yang sama di hari berikutnya. 3. Perlu juga memperhatikan Mode Terbaru Dibalik kesederhanaan sebuah sepeda, anda tidak
AKSI: Bike2Work membuat dosen-dosen Unesa terutama dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) untuk turun langsung mensosialisasikan “Wujudkan Surabaya Nol Polusi”. Ki-ka: Edwin Dirgantoro, M. Purnomo, Oce Wiriawan, dan Sapto Wibowo (dosen FIK Unesa, Red.).
Tidak dipungkiri manfaat bersepeda bagi kesehatan cukup baik, bersepeda juga dapat dijadikan kegiatan rekreasi. Tertarik untuk mulai bersepeda? Berikut ada beberapa tips bagi pemula. Tidak ada salahnya mengikuti beberapa tips berikut ini, untuk menghindarkan diri dari kejadian memalukan yang tidak perlu terjadi. Atau, jika anda masih punya sepeda yang teronggok berdebu di sudut ruangan, inilah saatnya anda mencucinya dan mulai beraktivitas dengan sepeda! Putri
serta merta bisa langsung naik ke sadel dan mulai berkendara. Sekarang ini telah banyak diproduksi peralatan dan aksesoris yang mendukung kegiatan bersepeda supaya lebih aman, nyaman dan tentu saja tetap gaya. Beberapa yang bisa di jadikan referensi adalah: ? Helm sepeda, sebagai contoh, banyak sekali macamnya. Anda akan lebih aman dari cedera kepala, dan juga tampil lebih keren ? Lampu depan-belakang dan reflektor. Akan sangat berguna jika anda bersepeda di malam hari ? Kunci Sepeda yang kokoh. Sangat berguna jika anda sesekali meninggalkan sepeda anda di luar atau di tempat umum. ? Celana berpadding, sarung tangan dan baju jersey akan menambah kenyamanan dalam bersepeda. Walaupun mungkin anda tidak membutuhkannya jika cuma bersepeda ke warung. 4. Cari tempat aman untuk berlatih
Berlatihlah menggunakan sepeda di tempat aman dan cukup sepi. Ini berguna untuk meningkatkan percaya diri anda dan memantapkan pengendalian sepeda. Jika sudah tangkas di sini, nantinya di jalan raya anda juga akan bisa menyesuaikan diri. Lakukan beberapa latihan yang penting misalnya, menengok sekilas ke belakang, berbalik arah, berhenti dengan cepat, menghindari batu jalan atau lubang, berganti gigi /shifting, dan bahkan untuk naik-turun dari sepeda. Terlebih jika anda menggunakan pedal clipless, butuh waktu lebih lama lagi untuk menyesuaikan diri. 5. Patuhi peraturan lalu lintas Jika anda sudah siap turun ke jalan raya, perhatikanlah peraturan dasar berlalu lintas, untuk menghindarkan kita dari kesalahan-kesalahan yang bisa berakibat kecelakaan. Sebagian besar kecelakaan terjadi karena kelalaian manusianya. 6. Have Fun Bersepeda itu menyenangkan, sehat, aman dan nyaman. Dengan bersepeda, anda sudah memberi contoh positif bagi orang lain. Jadi, bersenangsenanglah dengan sepeda anda. Banyak sekali komunitas sepeda yang ada, anda bisa bergabung dan mengikuti kegiatan bersepeda mereka dan mendapatkan kesenangan yang tiada hentinya! Putri
Majalah Unesa Nomor 34 Tahun X Mei - Juni 2009
25