Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009 - ISSN 1411 - 397X
daftar isi index warna Sisi Lain Promosi Perguruan Tinggi ____________________1
berita utama Konsep vs Praktik Promosi __________________________2
berita khusus “reflection of gate”
what’s up? Pemerintah Indonesia melalui lembaga-lembaga pendidikannya mulai berkonsentrasi memperbaiki sumbar daya manusia Indonesia. Salah satu civitas akademik yang ikut bertanggung jawab atas nasib SDM Indonesia adalah Unesa dengan kredibilitas yang tinggi dan selalu berusaha untuk menawarkan inovasi-inovasi terbaru dalam bidang pendidikan. Jurusan Matematika sebagai salah satu jurusan di Unesa saat ini juga ikut sibuk mengembangkan diri. Apa saja kiprah dari Jurusan ini? Baca di halaman 5.
Unesa Cari Bibit Unggul Lokal yang Menasional menuju kelas Internasional __________________________3 Jurusan Matematika Meningkatkan Mutu _______________5
komparasi Inside Japan Education _____________________________6
info unesa Kerjasama Unesa dengan Jepang dan Cina _____________8 Dibuka Pendaftaran Mahasiswa Baru S-1 Alih Jenjang _____9
wawancara Unesa Gaet Cina dan Jepang untuk Kerjasama __________10
seputar unesa Jepang adalah salah satu negara maju di benua Asia. Mulai industri sampai pendidikannya. Tidak heran Jepang menjadi salah satu negara tujuan mahasiswa asing yang ingin melanjutkan pedidikannya. Nasution, M.Hum. M.Ed. Ph.D., yang merupakan salah satu dosen sejarah di Unesa. Beliau pertama kali mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi ke Jepang melalui program Teachers Training selama 1,5 tahun. Apa saja yang dapat kita ketahui tentang Jepang? Baca selengkapnya di halaman 22 D3 Tata Busana Pendidikan Kesejahteraan Fakultas Teknik Unesa menggelar Pagelaran Busana VIII dengan mengusung tema NEO CONTINENT di Atrium Royal Plaza. Dengan konsep panggung minimalis elegan, 20 mahasiswi cantik ini berani bersaing memamerkan design attractive dan innovative mereka. Selengkapnya baca di halaman 12
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
Lahirnya Para Disainer Muda Unesa __________________12 Kunjungan SMA Negeri 1 Kesamben _________________13 e-Cell Tumbuhkan Kecintaan Siswa Berkoperasi ________14 FKGS Bantu Perbaiki Kualitas Guru Sejarah ____________ 15 Pascasarjana Unesa Luluskan Dua Promovendus Terbaik _16 Seminar Nasional Kimia, Wadah Menuju Profesionalitas ___17 Meriah Aerobic Competition se-Jawa Bali 2009 __________18 Rusunawa bagi Mahasiswa Unesa ___________________19 FIK & Menpora Sosialisasikan UU No.3 Tahun 2005 ______20 Unesa BLU ke-8 di Indonesia ________________________21
unesa on demand FMIPA Jurusan Matematika Siap Membuka Kelas Internasional ____________________________________22
tri dharma Unesa Tanda Tangani MoU dengan UKM _______________24
info teknologi 11 Langkah Optimalkan Komputer ___________________25 cover depan: karya mahasiswa D3 Tata Busana, Fakultas Teknik Jurusan Pendidikan dan Keterampilan Keluarga (Enhancement of Minahasa). back cover: Pintu Gerbang Unesa, Kampus Lidah Wetan Surabaya.
warna Sisi Lain Promosi Perguruan Tinggi PELINDUNG Prof. Dr. H. Haris Supratno. (Rektor) PENASIHAT Dr. Budi Djatmiko, M.Pd. (Pembantu Rektor I) Prof. Dr. I Nyoman Adika, M.S. (Pembantu Rektor III) PENANGGUNG JAWAB Dr. Nurhasan, M.Kes. (Pembantu Rektor II) PEMIMPIN UMUM Drs. Budiarso, S.H., M.M. (Kepala BAU & K) PEMIMPIN REDAKSI Dr. Suhartono, M.Pd. SEKERTARIS REDAKSI Drs. H. Didik Purnomo M.M. REDAKTUR PELAKSANA Warju, S.Pd., M.T. REDAKTUR Sudiarto Dwi Basuki, S.H. Dwi Sudarmanto, S.E., M.M. DISAIN DAN TATA LETAK Wahyu Rukmo Sulistyo, S.T. FOTOGRAFER Jarot Budi Jatmoko, S.Sos. REPORTER Bayu Dwi Nurwicaksono. (FBS) Herlina M. Arief. (FBS) Fithri Amaliyah (FMIPA) Wahyu Nurul Hidayati (FIS) Putri Diyanti (FIP) Alfanita Zuraida (FBS) ADMINISTRASI Supi’ah, SE. Nandar Tri Widiyanto, S.E. Hibowo DISTRIBUTOR Sutiyono, S.H. DITERBITKAN OLEH Humas Universitas Negeri Surabaya ISSN 1411 - 397X Alamat Redaksi : Humas Universitas Negeri Surabaya Gedung F4 - Kampus Ketintang Surabaya - 60231 Telp : (031) 8280009 Psw 124 Fax : (031) 8280804 Website: http://www.unesa.ac.id Email:
[email protected]
There's no free lunch. Jer basuki mawa beya. Dua peribahasa tersebut berlatar budaya berbeda, tetapi semakna: segala sesuatu perlu biaya, perlu perjuangan, perlu pengorbanan. Tidak terkecuali promosi perguruan tinggi (PT). Promosi PT, seperti yang dilakukan beberapa kampus akhir-akhir ini, memang memerlukan banyak biaya. Beberapa kampus mungkin menganggarkan puluhan juta saja untuk kepentingan promosinya. Akan tetapi, sejatinya, diperlukan dana dengan satuan miliar untuk mencapai promosi yang standar, baik dari segi substansi, distribusi, pilihan media, maupun frekuensi tayang. Dalam hal promosi, PT pada umumnya memang mengambil posisi yang berbeda dengan perusahaan. Jika perusahaan berani memasang anggaran promosi hingga sebesar 40% dari segmen keuntungan bruto, PT pada umumnya hanya dalam kisaran 1%. Boleh jadi penyebab utamanya adalah faktor filosofi bahwa perusahaan profit oriented, sedangkan PT nonprofit. Dari sisi itu, sebenarnya tidak cukup alasan PT mengeluh jika kekurangan mahasiswa atau memeroleh mahasiswa dengan kualitas di bawah harapan. Sisi lain yang juga menarik dicermati adalah mekanisme promosi PT yang sekalipun variatif kadang-kadang mengabaikan hal prinsip. Dalam hal mekanisme, tiap kampus memang memunyai trik tersendiri. Universitas Indonesia (UI), misalnya, sudah memasang iklan seleksi masuk UI (SIMAK UI) pada koran-koran nasional awal tahun ini. Untuk kepentingan yang sama, Universitas Negeri Malang (UM) juga memanfaatkan media cetak nasional, tetapi biasanya sekitar Juli; sedangkan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memanfaatkan media elektronik nasional dengan pemandangan kampus yang menakjubkan. Iklan-iklan tersebut merupakan satu di antara beberapa sarana promosi PT. Unesa menggunakan cara lain yang tidak dapat dimaknai secara langsung sebagai iklan, misalnya berita berdurasi panjang (± 5 menit) melalui media elektronik nasional dengan fokus aktivitas akademik dan kondisi fisik (view) kampus. Cara lain yang dilakukan Unesa adalah road show ke daerah-daerah potensial dan open house. Terkait dengan hal tersebut, hal prinsip yang selama ini sering diabaikan adalah promosi dalam bentuk getok tular (dari mulut ke mulut). Promosi nonprogram ini merupakan promosi informal, tidak terstruktur, tanpa target, dan bebas biaya, tetapi semestinya perlu perhatian khusus karena berpeluang kontraproduktif jika yang berpromosi memberikan rekomendasi negatif, baik secara langsung, misalnya melalui larangan memilih suatu PT, maupun tidak langsung, misalnya melalui pencitraan negatif. Tanpa perhatian khusus, tidak tertutup kemungkinan pengaruh negatif promosi getok tular terhadap promosi terprogram laksana hujan sehari menghapus panas setahun. Dengan mempertimbangkan besar dampak promosi getok tular, perlu usaha-usaha terprogram yang secara tidak langsung dapat mengondisikan munculnya rekomendasi positif. Bagaimana mekanismenya? Mengumpulkan mereka dengan memberikan doktrin dan fasilitas tertentu jelas bukan solusi positif karena mereka pada dasarnya merupakan komunitas independen yang dapat “ngomong” apa saja tanpa kemungkinan mengontrolnya. Barangkali solusi terbaiknya adalah memberikan jaminan kepuasan kepada mereka baik dalam hal layanan akademik, layanan administratif, maupun layanan lainnya karena layananlah yang menentukan positif atau negatif suatu rekomendasi. (Suhartono) Majalah Unesa menerima artikel, reportase, foto, berita, kritik, saran, dan seluruh materi tulisan yang tersedia di rubrik majalah ini. Tulisan yang dikirim disertai file dan print out. Redaksi berhak menyunting tulisan yang dikirim dan yang dimuat akan mendapat imbalan. Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
1
berita utama
KONSEP vs PRAKTIK PROMOSI Meningkatnya interdependensi dalam komunitas global menyebabkan kebutuhan interaksi ekonomi, politik, dan sosial makin kompleks. Akibatnya, membangun dan menjaga hubungan di semua level sistem sosial menjadi area penting dalam konteks kekinian. Promosi merupakan upaya persuasi yang dilakukan organisasi kepada publik stakeholder-nya, yakni orang-orang yang terlibat atau saling bergantung dengan organisasiorganisasi tersebut. Dalam perbincangan sehari-hari, orang menggunakan istilah promosi untuk menyebut banyak hal dan definisinya sering tidak positif. Misalnya para sales promotion girl yang berkunjung dari rumah ke rumah sering dianggap tidak penting dan mengganggu oleh pemilik rumah karena orangorang menganggap promosi merupakan tindakan publik yang tidak tulus. Evolusi Konsep Promosi Pandangan terhadap promosi yang terus berubah merefleksikan evolusi dalam praktik promosi di dalam organisasi dan masyarakat. Kepentingan bisnis yang kuat pada awal 1900-an menggunakan promosi untuk membela diri dan mempertahankan monopolinya dari serangan jurnalis dan pembatasan aturan pemerintah yang semakin ketat. Komunikasi satu arah ini makin mendominasi setelah Amerika Serikat ikut Perang Dunia I dan Presiden Woodrow Wilson menciptakan Komite Informasi Publik. Komite ini diketuai oleh George Creel dan diawaki oleh propagandis muda. Tujuan komite ini adalah menyatukan opini publik untuk mendukung kampanye dengan cara menggunakan kampanye propaganda di seluruh penjuru negeri. Selama masa-masa awal ini, promosi berbentuk publisitas yang didesain untuk memengaruhi orang lain. Banyak orang yang mendefinisikan promosi sekadar persuasi atau bujukan. Dalam buku Engineering of Consent (1955) karya Edward L. Bernays, salah satu bapak pendiri Public Relation (PR), dinyatakan bahwa banyak praktisi yang bekerja dengan manajer dan klien mereka masih menganggap PR hanya sebagai komunikasi satu arah untuk membujuk atau memengaruhi orang lain. Selama beberapa dekade setelah Perang Dunia II, efek media menjadi makin canggih. Konsekuensinya, definisi tersebut mulai memasukkan gagasan komunikasi dan hubungan dua arah. Konsep interaktif ini
muncul dalam definisi di dalam Webster's Third New International Dictionary, yakni seni pengembangan resiprokal dan kehendak lain. Evolusi Praktik Promosi “Mereka yang tidak bisa ingat masa lalu ditakdirkan untuk mengulanginya lagi”, begitulah kata George Santayana dalam The Life of Reason, Volume I, 1905. Komunikasi untuk memengaruhi sudut pandang dan tindakan orang lain dapat ditelusuri sejak awal peradaban. Para arkeolog menemukan sebuah buletin pertanian di Irak yang isinya memberitahukan cara petani pada 1800 sebelum masehi menanam, mengatur irigasi, dan memanen tanaman. Elemen dasar PR juga ditemukan dalam deskripsi tentang mata-mata raja di India. Selain menjalani tugas spionase, tugas mata-mata itu menjaga raja agar bisa mengetahui opini publik, mendukung raja di hadapan publik, dan menyebarkan rumor yang mendukung pemerintahan. Perkembangan dalam PR terkait langsung dengan perjuangan perebutan kekuasaan yang ditimbulkan akibat gerakan reformasi politik. Gerakan yang merefleksikan gelombang protes yang besar terhadap kelompok penguasa, merupakan agen katalis bagi perkembangan praktik PR sebab perebutan kekuasaan antara kelompok politik dan ekonomi untuk meraih kekuasaan akan menyebabkan munculnya kebutuhan akan dukungan publik. Pada abad digital dan globalisasi, dengan akselerasi teknologi tinggi, bertambah saluran komunikasi dan ekonomi dunia yang memuat kompetisi global, interdependensi, interaksi langsung dan cepat. Pada abad ini, komputer menjadi barang lumrah untuk rumah tangga. DVD menggantikan video. Internet mengubah banyak hal, mulai memperkenalkan e-mail, pencarian online, dan akses yang hampir tak terbatas kepada sistem distribusi yang instan dan kuat. Akses membuat self publishing yang menjadi kenyataan membuat berkurangnya kontrol terhadap sistem informasi publik oleh media tradisional, memperbanyak keragaman sudut pandang, meningkatkan perhatian terhadap transparansi oraganisasional, dan mempermudah komunikasi dengan stakeholder yang sesuai sasaran. Bayu
2
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
berita khusus UNESA CARI BIBIT UNGGUL LOKAL YANG MENASIONAL MENUJU KELAS INTERNASIONAL Usia 44 tahun berdirinya Unesa sejak kali pertama bernama IKIP Surabaya dan 10 tahun sejak kali pertama berubah nama menjadi Unesa ternyata tak membuat kampus yang kini mendapat gelar kampus berprestasi olahraga ini berhenti berpromosi. Bahkan seiring dengan semakin banyaknya calon mahasiswa yang mendaftar di kampus guru bangsa ini, Unesa makin giat berpromosi. Tahun ini, Unesa berkomitmen melakukan promosi secara besar-besaran. Pada lingkup regional, Unesa mengadakan road show di 34 kota/ kabupaten se-Jawa Timur. Pada tingkat nasional, Unesa membuka stan pameran produk unggulan, Pada tingkat internasional, Unesa giat melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri dan menjaring mahasiswa asing belajar di Unesa. Road Show PMB Unesa 2009 Road show Penerimaan Mahasiswa Baru ini dilakukan secara berkala di dinas pendidikan kota/kabupaten se-Jawa Timur dengan melibatkan 75 dosen yang terbagi dalam 9 zona, yakni zona 1 (Kabupaten Lamongan, Kabupaten Tuban, dan Kabupaten Bojonegoro), zona 2 (Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Pacitan), zona 3 (Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Jombang), zona 4 (Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Kediri, dan Kota Kediri), zona 5 (Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Blitar, dan Kota Blitar), zona 6 (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu), zona 7 (Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang), zona 8 (Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso), dan zona 9 (Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep). “Tahun ini kami lebih giat mempromosikan Unesa dengan sistem jemput bola. Kalau tahun lalu konsep road show belum ke semua kota/kabupaten di Jawa Timur, tahun ini kami memasukinya secara keseluruhan, dan lagi komposisi dosen yang kami terjunkan ke lapangan bervariasi dari semua fakultas dengan harapan dosen tersebut dapat memberikan informasi tentang semua fakultas dan jurusan yang ada di Unesa dengan lengkap dan detail,” kata Prof. Dr. Budi Jatmiko selaku Pembantu Rektor II Unesa ini. “Selain itu, kami juga menggelar open house pada sekolah-sekolah yang berminat mengunjungi Unesa dalam rangka memperkenalkan
wawasan pendidikan tinggi pada siswa SMA sederajat. Barubaru ini ada rombongan dari SMA Negeri 3 dan 4 Jember, serta rombongan siswa SMA Negeri 1 Kesamben, Jombang,” tambah guru besar FMIPA Unesa tersebut. Unesa semakin Menasioanal Unesa terus mengepakkan sayap dan memperluas peran sertanya dalam dunia pendidikan di Indonesia. Keberhasilan Unesa sungguh luar biasa. Unesa mendapatkan predikat Baik (B) pada Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT); mendapatkan dana hibah kompetisi institusi, Program Dia Bermutu, Program S-1 PGSD Berikatan Dinas Nusa Tenggara Timur (NTT) selama dua angkatan, menerima predikat kampus prima olahraga; menjadi pendamping bimbingan teknis guru-guru Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) se-Indonesia I dan II; memelopori penyelenggaraan Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN); menyenggarakan Sertifikasi Guru dan Dosen secara mandiri; dan menjadikan para pakar pendidikan Unesa ditempatkan pada posisi strategis di Departemen Pendidikan Nasional; Departemen Pemuda dan Olahraga, tim ahli khusus grand design pendidikan kota Surabaya dan pemerhati khusus kolom pendidikan, dan program khusus Untukmu Guruku Jawa Pos. Selain itu, Unesa juga bekerjasama dengan sepuluh kabupaten/kota di Jawa Timur dalam peningkatan kualifikasi akademik para guru, seleksi kepala sekolah, RSBI, dan pengembangan sekolah kawasan. Selain itu, Unesa juga bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur dalam pendampingan dan pengembangan sekolah terpadu. Tak hanya itu, Unesa juga dipercaya oleh Direktorat Ketenagaan Pendidikan Tinggi sebagai tempat magang selama enam bulan para dosen muda dari berbagai perguruan tinggi. Oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Unesa diberi wewenang untuk melaksanakan talent scouting terhadap 400 calon atlet potensial secara nasional. Pada ajang Kompetisi Robot Indonesia (KRI), Unesa berhasil menduduki posisi keenam tingkat nasional, Pada tahun yang sama, kontingen mahasiswa Unesa berhasil menyumbangkan medali emas terbanyak bagi Jawa Timur pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008 di Kalimantan Timur. Tak cukup dengan rentetan prestasi itu, Unesa terus panen prestasi. Di antaranya ialah Juara I Lomba Poster dan Monolog pada Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) 2008 di Jambi, Juara Umum Kejuaraan Atletik antar-PPLM di
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
3
berita khusus Medan, Juara III pada Kejuaraan Nasional Panahan Indoor di Jakarta, Juara III Kejuaraan Nasional Karate-Do Piala Gubernur Jatim, Juara I dan II pada Kejuaraan Nasional Pencak Silat Perisai Diri Piala Presiden di Bali, Juara Umum Pekan Olahraga antar-Perguruan Tinggi (Poperti) di Surabaya, Juara II dalam Gymnastic Championship di Medan, peraih medali perunggu dalam Kejuaraan Panjat Tebing tingkat Asia ke-X di Cina, Juara III dalam Kejuaraan Judo di Bandung, Juara III Kejuaraan Nasional Judo Yunior dan Senior di Bandung, Juara I Kejuaraan Nasional Loncat Indah di Jakarta, Juara II dalam Kejuaraan Bola Voli Piala Presiden, Juara III dalam Kejuaraan Nasional Dayung di Bandung, finalis dalam Program Kreativitas Mahasiswa pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di Semarang, finalis Kompetisi Pemikiran Kritis Mahasiswa (KPKM) di Surabaya, finalis Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI), dan baru-baru ini tim mahasiswa Unesa merebut dana 250 juta rupiah dalam seleksi awal proposal PKM Pimnas 2009. Menginternasionalkan Nama Unesa Pada tingkat internasional, nama Unesa semakin dikenal melalui kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri, baik dalam hal pertukaran dosen dan mahasiswa, program studi lanjut dosen ke luar negeri, maupun program penelitian bersama. Baru-baru ini, Unesa bekerjasama dengan Tsukuba University, Nagoya, Jepang terkait dengan pengembangan lesson study dalam dunia pendidikan Indonesia. “Di Jepang penerapan lesson study merupakan hal yang sudah biasa dalam kegiatan belajar mengajar. Jepang telah menggunakan konsep pembelajaran peer teaching yang mengolaborasikan dua pendidik dalam satu ruang belajar selama satu abad. Di Indonesia penerapan lesson study masih setengah hati. Hal ini disebabkan oleh masih sedikitnya tenaga pendidik di Indonesia. Namun Unesa sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) mulai menerapkan konsep lesson study ini dalam perkuliahan mahasiswa di berbagai jurusan. Bahkan, konsep pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilakukan oleh mahasiswa kependidikan tahun lalu telah mengembangkan lesson study di sekolah-sekolah tujuan PPL yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Timur,” tutur Prof. Dr. Budi Jatmiko, Guru Besar Unesa bidang Pendidikan Fisika Zat Padat ini. Selain itu, Unesa juga menjalin kerjasama dengan University of Pittsburg Amerika, USAID, dan Konsorsium Rektor LPTK untuk ikut serta dalam program Decentalized Basic Education. Bersama Huazhong Normal University, Unesa mendirikan jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin. Hal ini merupakan sejarah bagi dunia kependidikan di Indonesia karena hal tersebut merupakan kali pertama lahirnya jurusan
4
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
Bahasa Mandarin kependidikan di Indonesia. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Begitulah Unesa, sukses menjalin kerjasama dengan Huazhong Normal University, kampus negeri di Surabaya ini juga sukses menjalin kerjasama dengan South China Normal University dalam penyelenggaraan seminar internasional bahasa Mandarin yang akan diselenggarakan pada Juli 2009 nanti. Prestasi Unesa di mata luar negeri tak berhenti di situ. Unesa juga menerima penghargaan dari Kementrian Luar Negeri Jepang dalam rangka ulang tahun Persahabatan Indonesia-Jepang ke-50. Penghargaan tersebut berdasarkan dedikasi Unesa terhadap penelitian kejepangan dan bahasa Jepang. Kerjasama luar negeri Unesa baru-baru ini juga dilakukan dengan Universitas Kebangsaan Malaysia dalam pengiriman dosen dan mahasiswa untuk studi lanjut, dan dengan Beijing Sport University dalam penelitian bersama bidang keolahragaan. Lalu terkait dengan program RSBI, saat ini Unesa tengah merintis kerjasama dengan Curtin University Australia dalam peningkatan kualifikasi guru RSBI dari jenjang S-1 menjadi S-2. Selain itu, Unesa dipercaya menyelenggarakan Kejuaraan BMX tingkat Asia dan berpartisipasi dalam Pekan Olahraga Mahasiswa Asean. Akhirnya satu frasa untuk Unesa: Luar Biasa. Begitu banyak prestasi yang dicapai, namun tak semua civitas akademika mengetahuinya apalagi masyarakat luar. Tanya mengapa? Di sinilah konsep dan praktik promosi bertarung. Tak semua konsep bisa dijalankan dengan baik. Unesa mencari bibit unggul lokal yang menasional dengan melakukan roadshow ke daerah-daerah di wilayah Jawa Timur secara langsung. Unesa berpromosi dengan bertemu langsung dengan lulusan SMA/SMK. Konsep ini memang bukan satu-satunya yang diterapkan Unesa. Terdapat konsep lain yang juga telah direncanakan, yakni promosi melalui media elektronik dan cetak. Akhir-akhir ini memang Unesa selalu menjadi rujukan para wartawan media massa umum mencari berita karena peran Unesa dalam tingkat regional dan nasional. Namun, corong informasi lokal kampus masih eksklusif, seperti Iaman Unesa, Majalah Unesa, Tabloid Gema, dan berbagai media informasi yang ada di berbagai fakultas dan jurusan. Padahal meski kecil medianya, namun dampaknya bisa luar biasa dalam turut serta membangun citra Unesa. Selama ini media-media tersebut tak konsisten terhadap keeksistensiannya. Beberapa saat hidup, beberapa saat kemudian mati. Sisi inilah yang tampaknya perlu mendapat perhatian khusus. Bayu
berita khusus Pemerintah Indonesia melalui lembaga-lembaga pendidikannya mulai berkonsentrasi memperbaiki sumbar daya manusia Indonesia. Salah satu civitas akademik yang ikut bertanggung jawab atas nasib SDM Indonesia adalah Unesa dengan kredibilitas yang tinggi dan selalu berusaha untuk menawarkan inovasi-inovasi terbaru dalam bidang pendidikan. Jurusan Matematika sebagai salah satu jurusan di Unesa saat ini juga ikut sibuk mengembangkan diri.
Dr. Tatag Yuli Eko Siswanto, M.Pd.
Jurusan Matematika Meningkatkan Mutu herlina/dok.humas
Di bawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, jurusan yang telah 9 kali berganti kajur (ketua jurusan) ini sudah berpengalaman dalam “memproduksi” output berkualitas. Salah satu program yang saat ini sedang berjalan adalah information, communication and technology (ICT) dan Rancangan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Dengan menggunakan dana hibah dari pemerintah, Jurusan Matematika siap mengembangkan inovasi-inovasi terbaru dalam bidang pendidikan (para dosen menyisipkan inovasi-inovasi pembelajaran pada setiap mata kuliah yang mereka ajarkan). Tidak hanya itu, perubahan atmosfer di lingkungan Matematika pun ikut dirasakan oleh para mahasiswa. Lulusan matematika dicetak untuk siap menjadi pengajarpengajar matematika untuk sekolah internasional. Dari tuntutan tersebut, para dosen beserta staf mulai mengembangkan kebiasaan untuk berbahasa Inggris di lingkungan Matematika. Kebiasaan ini didukung dengan penyediaan buku-buku referensi matematika berbahasa Inggris plus penggunaan bahasa Inggris di ruang kelas. “Sebenarnya tanpa ada RSBI kita sudah mengatur, paling tidak bagaimana membuat atmosfer di Jurusan Matematika sudah kondusif untuk sekolah-sekolah yang sifatnya internasional yang bahasa Inggris sudah dipakai,” jelas Dr. Tatag Yuli Eko Siswanto, M.Pd.
Program yang telah lama berjalan dan masih berlanjut digunakan adalah ICT. Penggunaan ICT mulai dirintis pada tahun 2000 dengan harapan para mahasiswa Matematika familiar dengan notebook dan perangkat elektronik lainnya. Ini berarti para mahasiswa tidak perlu antre hanya untuk membayar SPP, karena semuanya telah online. Penyediaan wi-fi gratis dan penggunaan program-program komputer untuk presentasi adalah salah satu langkah Matematika untuk mengembangkan ICT-nya. Herlina
Progres di Jurusan Matematika: Berikut adalah program-program yang secara kontinu dijalankan untuk mendukung peningkatan mutu jurusan: 1. seminar pendidikan. 2. kerja sama PMRI tentang inovasi pembelajaran (yang dinaungi oleh FMIPA). 3. lesson study (pengembangan profesi pendidik).
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
5
komparasi
Inside Japan Education Jepang adalah salah satu negara maju di benua Asia. Setelah peristiwa 15 Agustus 1945, perkembangan Negara Jepang sangat pesat. Mulai industri sampai pendidikannya. Tidak heran Jepang menjadi salah satu negara tujuan mahasiswa asing yang ingin melanjutkan pedidikannya. Kali ini kita mengulas secara singkat bagaimana sistem pendidikan sampai kebiasaan mahasiswa Jepang, bersama narasumber kita bapak Nasution, M.Hum. M.Ed. Ph.D., yang juga merupakan salah satu dosen sejarah di Unesa. Beliau pertama kali mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi ke Jepang melalui program Teachers Training selama 1,5 tahun. Di sana beliau menghabiskan waktu 6 bulan untuk belajar bahasa Jepang di Nagoya University. Program Teachers Training diperuntukkan kepada guru-guru SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi IKIP. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia. Pemerintah Jepang memberikan dana beasiswa sebesar 185 ribu yen atau sekitar 15 juta rupiah kepada mereka. nasution/dok.pribadi
Nasution, M.Hum. M.Ed. Ph.D.
Di Jepang terdapat banyak yayasan (foundation) untuk para mahasiswa asing. “Orang-orang kaya Jepang berkumpul dan membuat suatu foundation”, papar lulusan S3 Hyogo University of Education ini. Umumnya penduduk Jepang yang berada di level ekonomi menengah ke atas hobi melakukan donasi. Hal itu dikarenakan di negara Jepang diadakan pendidikan yang bertujuan memperkaya hati. Di sana mereka diajar bagaimana menjadi volunteer atau bagaimana mereka bisa membantu sesama. Jepang sangat terkenal dengan budayanya yang kental. Hal itu juga berimbas pada bahasa yang digunakan di kampus. Di dalam kampus para mahasiswa, begitu pula para dosen, menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar. Tetapi, juga disediakan kampus berbahasa Inggris. Biasanya adalah kampus-kampus besar seperti Nagoya University. Di Nagoya terdapat satu program bernama Graduate School for Internasional Development (GSID) dan banyak pelajar Indonesia yang mengikutinya. Sedang untuk bahasa pergaulan sehari-hari para mahasiswa ini biasa menggunakan bahasa Inggris, Brazil, juga Spanyol. Pemerintah Jepang menyediakan tempat tinggal sementara di asrama kampus atau di apartemen milik pemerintah, bagi mahasiswa asing yang baru datang.
6
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
Seperti contohnya di Nagoya University, mereka menyediakan banyak apartemen seperti Internasional Residence yang diperuntukkna untuk para mahasiswa asing. Para mahasiswa ini hanya memiliki ijin tinggal selama 6 bulan sampai 1 tahun, dan paling lama 2 tahun. Setelah itu mereka harus keluar dan mencari apartemen sendiri. Untuk apartemen sekolah mereka dikenakan biaya sebesar 10 ribu yen. Jika dikurs kan mata uang rupiah sebesar 800 ribu sampai 1 juta rupiah per bulan. Tapi jika kita menempati apartemen di luar kampus mereka harus mengeluarkan dana sebesar 2600 samapai 40 ribu yen per bulan atau sekitar 3 samapai 5 juta rupiah per bulan, belum termasuk listrik, air dan telpon. Untuk masalah mata kuliah, Jepang mempunyai 2 macam mata kuliah; yaitu mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan. Hampir sama dengan di Indonesia, hanya yang membedakan adalah ketika di Jepang, para mahasiswa dapat berpindah dari satu jurusan ke jurusan lainnya sesuai mata kuliah pilihannya. “Kalau di Indonesia, apabila mahasiswa jurusan sejarah hanya berpusat pada jurusan sejarah saja, dosen-dosennya pun dari jurusan sejarah. Di Jepang, apabila mahasiswa jurusan sejarah mengambil mata kuliah dari mahasiswa bahasa inggris itu boleh,“ tutur bapak yang menamatkan kuliah S2 nya di Aichi University of Education.
komparasi
Salah satu sudut exterior perpustakaan di Aichi University of Education.
Ada keunikan tersendiri pada tata letak bangunan di Jepang. Pada setiap kampus pasti mereka punya 1 hutan sendiri. Sehingga antara alam dan bangunan kampus sangat menyatu (seperti kampus UI Depok jaman dahulu). Sakura adalah pohon yang mudah sekali dijumpai di negara ini. Sungai-sungai di Jepang umumnya berwarna biru dan airnya selalu mengucur
http://www.aichi-edu.ac.jp/eng/library_e.html
Untuk bentuk arsitektur, Jepang lebih berkiblat pada bangunan-bangunan di Eropa. Hampir seluruh kampus di Jepang sudah dilengkapi fasilitas-fasilitas yang moderen dan canggih. Seperti escalator, yang sengaja disediakan oleh pihak kampus, karena rata-rata gedung mempunyai 6 hingga 7 lantai. Mereka juga selalu melengkapi bangunannya dengan tempat pejalan kaki. Hal ini digunakan sebagai keamaan apabila terjadi gempa bumi atau kebakaran. Begitu pula lampu kamar mandi yang diset otomatis padam ketika kita keluar dari kamar mandi. “Pada toilet pria, keramik berdiri dipasang infra merah, jika orangnya keluar secara otomatis airnya keluar sendiri,” beliau menambahkan.
Lakeside Lounge and Assembly Hall http://www.aichi-edu.ac.jp/eng/fukurisisetu_e.html
Student Dormitories
Shinjuku district of Tokyo, Japan (35°42' N, 139°46' E) http://www.flatrock.org.nz/topics/environment/so_no_place_to_live_is_really_ok.htm
dengan deras. Tidak ada limbah rumah tangga atau pabrik didalamnya. Karena semua limbah akan dinetralisir dahulu, sebelum dibuang ke sungai sehingga biota biota di dalamnya tetap terjaga. Para mahasiswa di Jepang banyak meggunakan mobil, tetapi tidak sedikit juga yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi mereka. Budaya mengendarai sepeda masih tetap dilestarikan oleh penduduk Jepang. Mereka tidak malu menggunakan sepeda sebagai alat transportasi mereka. Selain itu juga ternyata ada 1 lagi budaya yang unik, yaitu para pelajar Jepang tidak suka nyontek. Ketika ujian, mereka lebih baik tidak mengisi lembar jawaban mereka daripada harus nyontek, karena memang soal ujian mereka lebih banyak menggunakan nalar ketimbang hapalan.
http://www.aichi-edu.ac.jp/eng/fukurisisetu_e.html
Fasilitas tiap ruang kelas berbeda, tergantung pada kampus masing-masing. Untuk kampus yang tergolong tua, semua media biasannya diletakkan di atas meja beroda. Sehingga jika kita membutuhkannya sewaktu waktu dapat langsung didorong. Tetapi untuk kampuskampus baru semua media yang digunakan di dalam kelas sudah didisain sedemikian rupa untuk kepraktisan penggunanya.
Kerja keras adalah hal yang tak terpisahkan dalam kehidupan penduduk Jepang. Hampir 90% pelajar ini melakukan kerja part time untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mulai dari penjaga toko sampai waiter. Umumnya waktu yang diberikan adalah 4 jam/hari (senin-jumat), kecuali sabtu dan minggu yang diberi waktu 8 jam/hari. Herlina
International House http://www.aichi-edu.ac.jp/eng/fukurisisetu_e.html
Buildings for Extracurricular Activities http://www.aichi-edu.ac.jp/eng/fukurisisetu_e.html
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
7
info unesa
Kerjasama Unesa dengan Jepang dan Cina pusat/dok.humas
Untuk memperkokoh status Unesa pada tingkat nasional dan internasional, Unesa melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di luar negeri di antaranya dengan Jepang dan Cina. Dengan Jepang, Unesa melakukan kerjasama dengan Nagoya University, Tsukuba University, dan Aichi University. South China Normal University, Huazhong Normal University, dan Beijing Sport University merupakan mitra kerja sama Unesa di Cina. Lesson Study yang kini banyak diperbincangkan sebagai pelengkap perkembangan penelitian tindakan kelas merupakan salah satu bentuk kerjasama Unesa dengan Jepang. Suharsono, M.Phil, Ph.D. ketika ditemui di ruang kerjanya (10/2) mengatakan bahwa pengembangan program lesson study yang diperkenalkan oleh Makoto Yoshida telah sukses dilakukan di Jepang. Itulah yang membuat Unesa tertarik. Dengan Cina, Unesa menjalin kerja sama dalam pembukaan program Pendidikan Bahasa Mandarin. Cina merupakan negara yang kuat baik secara politik dan ekonomi. Hal itu pula yang menyebabkan nonetnis Cina berminat untuk menguasai bahasa Mandarin yang dianggap bahasa yang bernilai ekonomis. Selain itu, letak Unesa di kota Surabaya, yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia diharapkan akan menarik banyak peminat. Bila kerjasama ini berhasil, maka Unesa akan menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang membuka program Pendidikan Bahasa Mandarin. ”Walaupun banyak perguruan tinggi yang mempunyai program Bahasa Mandarin, itu merupakan program nonkependidikan. Program Pendidikan Bahasa Mandarin belum ada perguruan tinggi yang memilikinya,” tegas dosen FBS ini. Mengenai pelaksanaan kerjasama dengan dua negara besar di Asia tersebut, Koordinator Kerjasama Internasional Unesa ini mengatakan bahwa kerjasama dengan Jepang dalam bentuk pelatihan para guru tentang bagaimana lesson study diterapkan. Lesson study yang dimaksudkan adalah lesson study adaptasi dari Jepang yang telah berhasil 8
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
dilakukan di Negeri Sakura itu. Sebagai tindak lanjut kerjasama Unesa dengan Cina dalam pembukaan Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin, ditanda tangani Protocokol Agreement antara dekan Huazhong Normal University, Ren Youzhou dengan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A. pada Oktober 2008 yang lalu. Rencananya pembukaan jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin akan dilakukan pada bulan Juli 2009, bertepatan dengan diadakannya Konferensi Internasional Bahasa dan Budaya Mandarin. Ada dua hal yang menjadi target Unesa dalam kerja sama kali ini, satu di antaranya adalah status Unesa. Kerjasama ini diharapkan akan memperkuat status Unesa di dalam dan di luar negeri. Selain itu, pemaksimalan fungsi Unesa dalam ikut serta mengembangkan potensi guru di SD, SMP, dan SMA juga merupakan target Unesa dalam kerja sama kali ini. Terkait kerjasama Unesa dalam cabang Olahraga Wushu, Pembantu Rektor II Unesa. Dr. Nurhasan, M.Kes. mengatakan bahwa awal kerjasama tersebut adalah kerjasama Unesa dengan Akademi Wushu Indonesia (AWI) pada Februari 2008. Akademi Wushu inilah yang diback up Unesa dalam pengembangan ilmu pengetahuan olahraga dan sumber daya manusia. “Bersama dengan Akademi Wushu Indonesia inilah Unesa menjalin kerja sama dengan Beijing Sport University,” tegasnya. Teknis pelaksanaannya berupa pengiriman atlet, pertukaran pelatih, dan kerjasama dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga. Dengan kerjasama ini Unesa mendapatkan beberapa keuntungan diantaranya pengetahuan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga, olahraga di bidang kesehatan, dan sport massage. “Harapan saya semoga wushu yang akan menjadi salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Unesa akan lebih di kenal oleh masyarakat baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu semoga kerjasama Unesa dengan Beijing Sport University tidak hanya dalam cabang olahraga
info unesa wushu tetapi juga cabang-cabang olahraga yang lain.” harap dosen FIK yang dikenal oleh berbagai kalangan ini tulus. Selain bekerjasama dengan Jepang dan Cina, Unesa juga mengadakan kerjasama dengan negara Asia lain, bahkan dengan negara di Eropa dan Australia. Negara Asia lain yang menjadi partner kerjasama Unesa adalah Malaysia. Kerjasama dengan University Kebangsaan Malaysia dilakukan dalam pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian bersama, penerbitan jurnal penelitian bersama, dan kegiatan lain yang relevan. Di Eropa, Unesa bekerjasama dengan
Utrecht University, Belanda, dalam program pembukaan kelas internasional, Preseudental Institute yang masih bagian dari Utrecht University, dan perintisan kerjasama dengan Rotterdam University. Dengan Australia, Unesa mengadakan kerjasama dengan Curtin University dan beberapa sekolah SMP-SMA di Australia dalam model pengembangan S-2 kelas internasional. Alfanita
Dibuka Pendaftaran Mahasiswa Baru S-1 Alih Jenjang Di penghujung tahun 2008, Unesa kembali membuka pendaftaran mahasiswa baru. Kali ini adalah pendaftaran program S-1 alih jenjang jalur nonreguler. Berbeda dengan pendaftaran mahasiswa baru pada umumnya, pendaftaran untuk jenis ini memunyai syarat khusus bagi calon pendaftarnya, yakni calon mahasiswa memiliki ijazah sarjana muda, D3, D2, atau D1 Kependidikan/nonkependidikan; calon mahasiswa harus memiliki daftar nilai dari seluruh mata kuliah yang pernah ditempuh; program studi yang dipilih harus sesuai dengan ijazah yang dimiliki.
diisi atau di download dari www.unesa.ac.id atau www.akademik.unesa.ac.id. Jadi di mana pun calon mahasiswa berada, ia dapat mengakses dengan mudah. Jadwal pembayaran dan pengembalian formulir pendaftaran mulai 19 Desember 2008 sampai dengan 6 Januari 2009. Tes prestasi akademik jalur ini dilaksanakan pada Kamis, 8 Januari 2009, di fakultas atau jurusan yang dipilih calon mahasiswa baru. Pengumuman penerimaan mahasiswa baru ini diumumkan di BAAKPSI Kampus Ketintang dan dapat dilihat pula melalui laman www.unesa.ac.id. Bayu
Ketika diwawancarai, Dra. Hertiti Setyowati, Kepala BAAKPSI, mengatakan bahwa formulir pendaftaran dapat
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
9
wawancara
pusat/dok.humas
Suharsono, M.Phil., Ph.D.
Perjuangan Unesa untuk menjadi perguruan tinggi yang kokoh baik di tingkat nasional dan internasional patut diacungi jempol. Pasalnya perguruan tinggi yang mengubah namanya dari IKIP Surabaya menjadi Universitas Negeri Surabaya pada tahun 1999 berhasil mengadakan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Asia. Berikut wawancara dengan Suharsono, M. Phil., Ph.D., koordinator kerja sama internasional ketika ditemui di ruang kerjanya.
Perguruan tinggi apa saja yang bekerja sama dengan Unesa? Dengan Jepang Unesa bekerja sama dengan Nagoya University, Tsukuba University, dan Ichi University, sedangkan dengan Cina, South China Normal University, Huazhong Normal University dan Beijing Sport University. Kapan kerja sama tersebut di lakukan? Berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU), Unesa mengadakan kerja sama dengan Cina pada Oktober 2008, sedangkan dengan Jepang pada Juni 2008. Apa pertimbangan atau dasar dan latar belakang kerja sama tersebut? Kita tahu bahwa bahasa Mandarin merupakan bahasa yang digunakan mayoritas penduduk negeri tirai bambu dan merupakan bahasa yang penting untuk komunikasi. Selain itu Cina merupakan negara yang kuat, secara politik dan ekonomi. Hal itu pula yang menyebabkan nonetnis Cina berminat untuk menguasai bahasa Mandarin yang dianggap bahasa yang bernilai ekonomis. Selain itu pertimbangannya juga didasarkan pada letak Unesa di kota Surabaya, yang merupkan kota terbesar kedua di Indonesia. Sementara itu, dengan Jepang, Unesa ingin membangun kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Bagaimana proses awal kerja sama tersebut? Kita memiliki dua orang networking yang menghubungkan kerjasama kita dengan Jepang. Mereka adalah Prof. Djodjok Soepardjo dan Dr. Subandi (sekarang di Nagoya University). Sedangkan dengan Cina, proses awalnya adalah pada tahun 2008, saat itu dua orang staf dari Huazhong Normal University, Mr. Li Yuan Cheng dan Mrs. Li Xun datang ke Indonesia. Mereka menawarkan kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Unesa
10
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
Unesa Gaet Cina dan Jepang untuk Kerjasama berinisiatif untuk menawarkan kerja sama dalam pembukaan program pendidikan bahasa Mandarin yang belum ada di perguruan tinggi di Indonesia. Bagaimana pelaksanaan kerja sama tersebut? Karena Unesa mengadakan kerja sama dengan Jepang dalam bidang pengembangan lesson study dalam bahasa Jepang disebut jugyokenkyuu, maka diadakan kerja sama dengan Tsukuba University dalam pelatihan para guru tentang bagaimana lesson study diterapkan. Lesson study ini merupakan adaptasi dari lesson study yang sudah diterapkan di Jepang. Berbeda dengan Cina, pelaksanaan kerja sama dengan negara berpenduduk terbesar di dunia ini adalah proses pendirian Program Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa yang akan menjadi satu-satunya program pendidikan yang ada di Indonesia. Tindak lanjut kerjasama ini adalah ditandatanganinya Protocokol Agreement antara Dekan Huazhong Normal University, Ren Youzhou dengan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A. Rencananya pembukaan jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin akan dilakukan pada bulan Juli 2009, bertepatan dengan diadakannya Konferensi Internasional Bahasa dan Budaya Mandarin. Apa saja isi MoU antara Unesa dengan Jepang dan Cina? Isi MoU antara Unesa dan Huazhong Normal University diantaranya adalah pertukaran guru (dosen) dan murid (mahasiswa) untuk study, training, dan pembayaran dosen dari Huazhong normal university, bekerja sama dalam penelitian, pertukaran informasi, publikasi, dan materi untuk kepentingan akademik, dan pertukaran professor dan peneliti. MoU dengan Jepang tidak jauh berbeda dengan isi MoU dengan Cina.
wawancara
Apa target kerja sama tersebut? Diharapkan kerja sama tersebut dapat memperkokoh status Unesa sebagai perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri. Selain itu pemaksimalan fungsi Unesa dalam ikut serta mengembangkan potensi guru di SD, SMP, dan SMA juga merupakan target Unesa dalam kerja sama kali ini. Apa konsekuensi yang harus dilakukan Unesa terkait kerja sama tersebut? Bila program pendidikan Bahasa Mandarin sudah ada di Unesa, maka Unesa akan menjalankan program itu sebaik-baiknya. Begitu pula dengan program lesson study yang penerapannya telah dilaksanakan di dua fakultas Unesa, FIK dan FMIPA.
Wawancara melalui telefon (25/2) dengan Pembantu Rektor II, Dr. Nurhasan, M.Kes. menjawab beberapa pertanyaan terkait kerja sama Unesa dengan Beijing Sport University dalam rencana pendirian Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) olahraga wushu.
pusat/dok.humas
Dr. Nurhasan, M.Kes.
Bagaimana awal kerja sama tersebut? Awalnya Unesa bekerja sama dengan Akademi Wushu Indonesia (AWI). Akademi wushu iniah yang diback up Unesa dalam pengembangan pengetahuan ilmu pengetahuan olah raga dan sumber daya manusianya. Nah, kemudian berdua dengan akademi wushu inilah Unesa menjalin kerja sama dengan Beijing Sport University. Apa yang melatarbelakangi kerja sama tersebut? Alasan utama yang melatarbelakangi kerja sama tersebut adalah karena Beijing Sport University adalah perguruan tinggi dalam bidang olahraga yang para mahasiswanya terlibat dalam ajang Olimpiade. Bahkan, mahasiswamahasiswanya memang sudah disiapkan untuk kejuaraan Atlet-atlet se-dunia tersebut. Selain itu Perguruan tinggi ini sudah berbentuk Universitas bukan Fakultas Olahraga.
pusat/dok.humas
Penandatanganan naskah kerja sama antara Unesa dengan Huazhong Normal University
Bagaimana pelaksanaan (teknis) kerja sama tersebut? Pelaksanaan (teknis) kerja sama tersebut berupa pengiriman atlet, pertukaran pelatih, dan kerja sama dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga.
Apakah Unesa hanya bekerja sama dengan negara Jepang dan Cina (negara Asia)? Oh! Tentu tidak, sebenarnya Unesa tidak hanya bekerja sama dengan dengan perguruan tinggi Jepang dan Cina saja tetapi juga dengan negara tetangga kita, Malaysia. Unesa mengadakan kerja sama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia dalam bidang pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian bersama, penerbitan jurnal penelitian bersama, dan berbagai kegiatan lain yang relevan. Bahkan kita juga bekerja sama dengan perguruan tinggi di Eropa dan Australia. Di benua Eropa Unesa bekerja sama dengan Utrecht University, Belanda dalam pengembangan program S-2 kelas internasional, Preudental Institute yang masih bagian dari Utrecht University, dan perintisan kerja sama dengan Rotterdam University. Di Australia, Unesa bekerja sama dengan Curtin University dan sejumlah sekolah SMP-SMA untuk model pengembangan S-2 kelas internasional.
Lantas, apa harapan Bapak dengan kerja sama tersebut? Harapan saya semoga wushu yang akan menjadi salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Unesa akan lebih dikenal oleh khalayak luas baik di tingkat nasional dan internasional. Selain itu semoga kerjasama Unesa dengan Beijing Sport University bukan hanya dalam cabang olahraga wushu tetapi juga cabang-cabang olahraga yang lain.
Alfanita
Alfanita
Apa keuntungan kerja sama tersebut? Dengan kerja sama ini Unesa mendapatkan beberapa keuntungan diantaranya pengetahuan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga, olahraga dibidang kesehatan, dan sport massage.
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
11
seputar unesa
Fashion and style, dua kata yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Tidak hanya sebagai pelapis tubuh, gaya dan busana merupakan cermin kepribadian dan social class seseorang. Hal itu pula yang menjadi perhatian mahasiswa Tata Busana angkatan tahun 2006 Unesa dalam menciptakan inovasi-inovasi terbaru pada pagelaran busana tahun ini. D3 Tata Busana Pendidikan Kesejahteraan Fakultas Teknik Unesa menggelar Pagelaran Busana VIII dengan mengusung tema NEO CONTINENT di Atrium Royal Plaza (10/1). Acara yang dimulai pada pukul 19.00 WIB dan diselenggarakan oleh FT Unesa bekerja sama dengan ASINDO, tabloid CANTIQ, REVER hair and make up academy, SOSRO, Review Visual Pro, BEM-J, Charisma, dan juga Royal Plaza berhasil meyedot perhatian pengunjung yang sedang berbelanja. Dengan konsep panggung minimalis elegan, 20 mahasiswi cantik ini berani bersaing memamerkan design attractive dan innovative mereka. “Agar mereka memiliki pengalaman untuk menampilkan disain-disain modern Eropa dan tradisional Minahasa”, ungkap drs. Djoko Soewito, M.Pd PD 3 Fakultas Teknik pada pembukaan acara hari sabtu malam. Berbeda dengan tahun sebelumnya, dalam pagelaran busana yang selalu diadakan di hotel dan terbatas hanya tamu undangan, kali ini pihak Unesa berusaha lebih menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sebagai ajang promosi dan mencoba konsep serta pengalaman-pengalaman baru. disaindisain yang mereka tawarkan pun lebih menarik daripada tahun sebelumnya, meskipun warna dan corak yang dipilih tidak berbeda jauh. Romance of Greece dengan inspirasi pakaian kaum Sparta (Yunani), Dewi dan kawan-kawan mencoba megadaptasikan disain mereka menjadi
12
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
travelling wear, office wear, galla wear, dan casual wear. Konsep yang berbeda ditawarkan oleh Ramayanti dan kawankawan dengan mengusung tema Enchancement of Minahasa yang banyak menggunakan warna-warna merah dipadu emas. Kesan eksotik dari bumi Indonesia berhasil mereka adaptasikan pada disain busana ini. simple and elegance dengan warnawarna hijau dipadu biru tua dan warna cerah lainnya, Ainun dan kawankawan mengaplikasikannya pada tema The Legend of Egypt. Pada disain busana ini benarbenar membawa kesan mysterious dan elegance dari wanita legendaris di negerinya, Cleopatra. Untuk busana pria, para mahasiswi Tata Busana mengkombinasikan aksesoris minimalis maskulin pada disain-disain mereka. Akhir dari acara, dewan juri mengumumkan hasil dari pagelaran ini. Best special wear berhasil direbut oleh Tri Ari (Enhancement of Minahasa) dengan achilles and calypso. The Power of Minahasa (Enhancement of Minahasa) berhasil menjadi jarot/dok .humas best gala wear karya Wina M. Untuk best casual w e a r , disain sport and fresh karya Paramita (The Legend of Egypt) berhasil mencuri perhatian para juri. Erlyn D. (The Legend of Egypt) dengan membawa tema sporty style mengukuhkan diri sebagai disainer best office wear. Pada traveling wear, Fazat A. (The Legend of Egypt) bersama spirit of legend-nya mampu menunjukkan eksistensinya sebagai disainer yang berbakat. Untuk kategori best display jatuh pada The Legend of Egypt dan Rani Nur I berhasil menobatkan diri sebagai disainer muda dengan merebut penghargaan special award. Herlina
seputar unesa e-Cell Tumbuhkan Kecintaan Siswa Berkoperasi Berkoperasi, mengapa harus gengsi? Kini saatnya koperasi tampil bersama pemuda. Sudah saatnya yang tua mundur dan yang muda tampil memajukan negara dengan sokoguru perekonomian Indonesia, yakni koperasi. Begitulah Cak Priyo memotivasi sekaligus memandu Cooperative Edu Chalengge (Cell) yang diadakan oleh lintas perguruan tinggi di Surabaya (Unesa, Unitomo, UWKS, UWP, dan UWM). Berlangsung di gedung I-6 Fakultas Ilmu Sosial Unesa (27/1), acara yang berkonsep fun game ini dimenangkan oleh SMA Negeri 1 Gresik sebagai juara I, SMA Negeri 1 Singgahan, Tuban sebagai juara II, SMA Negeri 3 Magetan sebagai juara III, dan SMK Negeri 3 Pamekasan sebagai juara harapan. Dra. Oksiana Jatiningsih, M.Si., dosen Unesa sekaligus dewan juri perlombaan ini mengatakan, “Konsep acara ini bagus sekali, selain mengadu kecermatan, kepandaian, dan ketepatan dalam menjawab yang terdapat pada sesi eduquiz, para peserta juga beradu kreativitas dan kerjasama dalam satu tim dalam sesi edugame. Selain itu, siswa beradu keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi dengan audience dalam sesi educampaign. Pada forum yang sama, Dr. Eny Hariyati dan Dr. Hendro Wardhono, anggota tim tujuh (penggagas Cell) ini mengemukakan awal mula munculnya ide penyelenggaraan lomba ini. “Kami tim tujuh awalnya merasa prihatin terhadap kondisi koperasi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitian di 12 Koperasi Unit Desa (KUD) yang ada di 12 kabupaten dijumpai bahwa pengurus dan anggota koperasi didominasi kaum tua yang kebanyakan berusia 48 tahun ke atas. Sementara itu, para pemuda kini semakin tidak mengenal koperasi yang notabene merupakan sokoguru perekonomian Indonesia ini. Dari situ kami berinisiatif menggelar kegiatan yang mampu menarik perhatian siswa tanpa menghilangkan nilai edukasi dan promosi tentang koperasi itu sendiri. Selama ini kegiatan promosi itu dilakukan melalui seminar dan penyuluhan. Kami rasa cara itu kurang efektif karena membosankan dan memosisikan siswa sebagai objek yang pasif. Oleh karena itu, akhirnya kami mengonsep acara ini dengan memadukan belajar, kuis, dan permainan,” ungkapnya.
wahyu/dok.humas
Salah satu aksi edugame yang dimainkan oleh SMA Negeri 1 Gresik sebagai Juara 1 di acara e-cell.
e-cell merupakan acara yang digelar dengan tujuan menumbuhkan kecintaan terutama bagi para pelajar dalam berkoperasi. Visi utamanya memper-tahankan eksistensi koperasi yang mulai ditinggalkan karena gengsi atau dinilai kurang keren jika dibandingkan dengan mall-mall yang marak dewasa ini. e-cell diikuti oleh empat sekolah pilihan yang ditunjuk yaitu: SMA Negeri 1 Gresik, SMA Negeri 3 Magetan, SMA Negeri 1 Singgahan, Tuban, dan SMK Negeri 3 Pamekasan, Madura. “Sebenarnya sekolah yang ditunjuk merupakan perwakilan antarrayon, tetapi mengingat waktu yang mendesak, akhirnya dipilih sekolah lain di luar sekolah yang barada di perkotaan,” jelas M. Shodikin selaku ketua panitia. Sekolah-sekolah yang berada di perkotaan sengaja tidak diikutsertakan karena acara ini lebih memprioritaskan sekolah-sekolah yang berada di daerah. Orientasinya adalah setelah mengikuti acara ecell tersebut diharapkan sekolah yang berpartisipasi mampu menyosialisasi arti serta peran penting koperasi. Mereka mengakui bahwa diselenggarakannya e-cell oleh pihak Unesa untuk kali pertama ini mampu menghidupkan kembali sendi-sendi koperasi yang hampir terlupakan. Setidaknya terdapat pelestarian terhadap gagasan cemerlang yang diusung oleh Moh. Hatta bapak koperasi Indonesia. Mereka tidak hanya mendapat pengalaman dan teman baru, tetapi juga pengetahuan yang lebih banyak mengenai koperasi dan pengelolaannya terutama koperasi siswa yang ada di sekolah. Wahyu
Bayu
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
13
seputar unesa Unesa Open House:
Kunjungan SMA Negeri 1 Kesamben Hingga tahun 2009 ini Unesa tidak henti-hentinya berbenah diri dengan melakukan pembenahan baik melalui pembangunan fasilitas fisik seperti gedung dan infra struktur maupun nonfisik melalui berbagai perlombaan akademik dan semiloka. Tahun ini Unesa memfokuskan diri untuk melakukan soialiasi ke masyarakat secara besar-besaran. Selain melalui media-media massa dan elektronik, Unesa juga menyelenggarakan open house. Sebelumnya telah digelar seminar promosi di FBS (Fakultas Bahasa dan Seni) dalam rangka Dies Natalis ke-44 yang juga mengangkat tema tentang sosialisasi Unesa. Salah satu instansi yang turut berpartisipasi yaitu SMA Negeri 1 Kesamben, Jombang yang melakukan kunjungan ke Unesa di Kampus Ketintang (19/1). Ditemui di tempat kerjanya di Humas, Sudiarto Dwi Basuki, S.H. selaku pembawa acara, mengatakan bahwa kunjungan ini dilakukan dalam rangka menggali informasi mengenai Unesa secara keseluruhan. Informasi yang diberikan berupa deskripsi mendetail mengenai kelembagaan Unesa. Deskripsi tersebut meliputi eksplanasi yang berkaitan dengan bangunan fisik seperti kampus, gedung perkuliahan dan lembaga-lembaga di dalamnya, dan prosedur penerimaan mahasiswa baru. Acara yang diselenggarakan di ruang sidang gedung Lembaga Penelitian itu menginformasikan semua tentang Unesa dengan narasumber Dr. Suhartono, M.Pd. Acara berlangsung dari pukul 08.00-11.00 WIB. Peserta terdiri atas 52 orang siswa dari program jurusan IPA maupun IPS. Lebih lanjut juga dijelaskan informasi penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2009/2010 yang dapat ditempuh melalui jalur SNMPTN, PMDK Prestasi, PMDK Kelas Internasional (FMIPA Kependidikan), Kemitraan baik kelembagaan maupun mandiri, Profesional Prestasi, SPMB Umum I dan II, Profesional Umum I dan II, serta alih jenjang. Dengan adanya kunjungan ini diharapkan siswa pada khususnya dan sekolah pada umumnya mampu mengetahui dan memahami lebih dalam Unesa. Poin pentingnya terutama untuk memperkenalkan dan menyosialisasikan bahwa Unesa tidak hanya sebagai civitas akademik yang hanya melahirkan tenaga pendidik seperti guru dan dosen tetapi juga mampu mencetak tenaga-tenaga terampil pada bidangnya. Wahyu
14
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
Ternyata tak hanya Jawa Timur yang bakal memiliki pemimpin baru. Program studi (prodi) di lingkungan pascasarjana Unesa pun kini memunyai pemimpin baru. Pemilihan ketua dan sekretaris prodi dilaksanakan serentak di enam prodi (27/1), yakni Pendidikan Matematika, Pendidikan Sains, Pendidikan Olahraga, Pendidikan Bahasa dan Sastra, Manajemen Pendidikan, dan Pendidikan Dasar. Pemilihan yang diadakan di kompleks gedung pascasarjana kampus Ketintang menghasilkan sejumlah wajah baru di jajaran kaprodi dan sekprodi pascasarjana. Berikut Kaprodi dan Sekprodi terpilih periode 20092013: Program Studi Pendidikan Matematika Dr. Agung Lukito, M.S. (Ka) Dr. Siti Khabibah, M.Pd. (Sek) Cara Pemilihan: Voting Program Studi Pendidikan Sains Prof. Dr. Leny Yuanita (Ka) Yuni Sri Rahayu, Ph.D. (Sek) Cara Pemilihan: Musyawarah Program Studi Pendidikan Olahraga Dr. drg. Sotanto Hartono, M.Sc. (Ka) Dr. I Made Sriundy, M.Pd. (Sek) Dr. Andun Sudijandoko, M.Kes. (Sek) Cara Pemilihan: Voting Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Subandi, S.Pd., M.A., Ph.D. (Ka) Dr. Suhartono, M.Pd. (Sek) Cara Pemilihan: Voting Program Studi Manajemen Pendidikan Dr. Murtadlo, M.Pd. (Ka) Dr. Soedjarwo, M.S. (Sek) Cara Pemilihan: Musyawarah Program Studi Pendidikan Dasar Dr. Wahyu Sukartiningsih, M.Pd. (Ka) Dr. Bambang Sugiarto, M.Pd. (Sek) Cara Pemilihan: Musyawarah Bayu
seputar unesa FKGS Bantu Perbaiki Kualitas Guru Sejarah di Jawa Timur perombakan dan peningkatan meskipun sudah banyak sekolah terutama sekolah di perkotaan yang sudah menggunakan teknik pengajaran yang lebih bervariasi. Disamping itu dengan adanya acara ini image yang menekankan bahwa sejarah identik dengan pelajaran “menghafal dan membosankan” dapat segera diubah. Setidaknya dapat ditingkatkan ketertarikan siswa terhadap sejarah dan ditumbuhkan kecintaan terhadap budaya dan esensi sejarah di dalamnya.
wahyu/dok.humas
Drs. Agus Suprijono, M.Hum. menjelaskan dengan gamblang metode pengajaran sejarah untuk membuka cakrawala guru sejarah yang selama ini kurang dalam pengembangan metode pengajaran sejarah.
Pergantian tahun sering kali bersamaan dengan pergantian kepengurusan baru, tidak terkeculi di Unesa. Para aktivis di beberapa kegiatan seperti BEM dan DLM biasanya menyelenggarakan program-pragram sebagai upaya masa akhir jabatan. Salah satu program yang dijalankan oleh BEM-J Pendidikan Sejarah masa jabatan 2008-2009 adalah mengadakan Forum Komunikasi Guru Sejarah (FKGS) yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2009. Ada 35 sekolah se-Jawa Timur yang hadir dan dua orang narasumber yaitu Prof. Aminuddin Kasdi yang menerangkan detail kesejarawanan dan Drs. Agus Suprijono, M. Hum yang mengupas kependidikan secara tuntas. FKGS merupakan acara kali pertama yang dicetuskan oleh BEM-J Pendidikan Sejarah. Forum ini selain dilaksanakan dalam rangka BEM Project juga dalam rangka sosialisasi metode pengajaran sejarah untuk membuka cakrawala para guru sejarah yang selama ini kurang dalam mengembangkan teaching method. Demikian penegasan Reni selaku ketua panitia bahwa FKGS lebih diorientasikan pada pembenahan metode pengajaran, penggunaan media belajar, dan perkembangan info-info up to date yang berkenaan dengan sejarah. Pada umumnya para guru menyadari bahwa teaching method yang selama ini dilakukan perlu diadakan
Forum ini mendapat simpati tidak hanya dari pihak sekolah dengan mengirimkan guru-guru sejarah guna mengikutinya, tetapi juga dari pemerhati pendidikan dan guruguru sejarah khususnya. Antusiasme para guru terlihat melalui pertanyaan-pertanyaan yang begitu banyak dilontarkan. Agaknya mereka sangat haus pengetahuan sehingga dengan adanya FKGS ini para guru tersebut merasa sangat terbantu untuk meningkatkan pengajaran sejarah di sekolah-sekolah yang berada di Jawa timur khususnya yang berada di daerah yang masih minim akan ketersediaan fasilitas pendidikan. Keadaan ini sering menghambat proses belajar-mengajar. Hal ini juga ditegaskan oleh salah seorang guru yang berasal dari Jatirogo, Tuban bahwa FKGS merupakan acara yang sangat edukatif. Tentunya banyak manfaat yang berhasil diraih dengan adanya Forum Komunikasi Guru Sejarah (FKGS). Diharapkan dengan keberhasilan acara ini akan lebih banyak muncul dan bertumbuhkembang peningkatan terhadap metode-metode pengajaran sejarah, media pembelajaran maupun informasiinformasi yang up to date, terutama yang disosialisasikan melalui penggunaan ICT. Misalnya melalui jurnal-jurnal atau blog-blog di internet sehingga memudahkan dan memepercepat akses dan koordinasi. Selain itu para guru sejarah juga akan mendapatkan wadah khusus untuk keseragaman pengembangan bahan ajar seperti pembuatan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pengajaran). Mereka yang sudah hadir pada akhirnya akan memperoleh sertifikat, sejumlah buku sejarah seperti Memahami Sejarah karya Prof. Aminuddin Kasdi, Napak Tilas Mpu Prapanca, dan softcopy bahan ajar untuk selanjutnya dikembangkan di sekolah masing-masing. Wahyu
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
15
seputar unesa Pascasarjana Unesa:
Luluskan Dua Promovendus Terbaik Ujian Terbuka Program Doktor Ilmu Keolahragaan digelar Pascasarjana Unesa (2/2) meluluskan dua promovendus yaitu Oce Wiriawan, S.Pd., M.Kes. dan Drs. Suharjana, M.Kes., dua promovendus ini dikukuhkan dan disematkan gelar doktor pendidikan olahraga secara bersamaan. Dr. Oce Wiriawan, S. Pd., M. Kes. yang mengusung disertasi bertajuk “Evaluasi Kinerja pelatih dan pelatihan Atlet di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bulutangkis di Jawa Timur”. Ide ini berangkat dari keprihatinan terhadap para pelatih yang belum memiliki sertifikasi secara jelas dan utuh. “Kebanyakan dari mereka tidak memiliki pengalaman atlet dan hanya memeroleh sertifikat secara instan,” tambahnya menegaskan. Sisi menarik dari disertasi Dr. Oce Wiriawan, S.Pd., M.Kes. terletak pada riset yang berorientasi pada upaya untuk meningkatkan kinerja para pelatih dengan menerapkan rancangan penelitian evaluasi (evaluation research). Model yang dipilih yaitu CIPP yang terdiri atas context, input, process, dan product. Penelitian dilakukan di pusat pendidikan dan latihan bulu tangks di Jawa Timur yang terdiri atas lima tempat yaitu Pusdiklat Suryanaga Gudang Garam (Surya), Pusdiklat Nusantara (Wima), Pusdiklat Semen Gresik, Pusdiklat Citra Raya Unesa dan Pusdiklat Suryabaja yang keseluruhan berada di bawah naungan Pengurus Daerah Persatuan Bulu Tangkis Jawa Timur. Hasil penelitian disertasi berorientasi pada tiga permasalahan yang mencakup kinerja pelatih, program kepelatihan atlet, dan sistem kepelatihan. Kinerja pelatih Pusdiklat di Jawa Timur termasuk dalam kategori rendah dengan indikator rendahnya meliputi penguasaan teknik permainan dasar dan tingkat lanjut, wawasan profesional sebagai pelatih yang juga rendah antara lain pengetahuan psikologi, pemeriksaan kondisi fisik atlet, penyusunan program atlet, manajemen kehidupan atlet, mengevaluasi prestasi atlet, dan rendahnya kinerja pelatih berkorelasi dengan latar belakang pendidikan pelatih yang rendah karena hanya ada 12% yang memiliki latar belakang pendidikan formal kepelatihan. Program kurikulum kepelatihan pelatih di Pusdiklat bulutangkis Jawa Timur belum komprehensif yang lebih banyak menekankan pada pemberian materi wawasan
kepelatihan atlet dan praktik teknik permainan dasar. Sedangkan sistem dan proses kepelatihan pelatih dilihat dari kondisi konteks, input, proses, dan produk di Pusdiklat Jawa Timur termasuk kategori belum baik untuk semua komponen karena hampir seluruhnya masih jauh dari yang diharapkan. “Oleh karena itu perlu diadakan perombakan dan resolusi sistem dan teknis berdasarkan Undang-undang No.3 tahun 2005 mengenai Sistem Olahraga Nasional yang telah digulirkan,” tambah pengurus ISORI Jawa Timur ini. Sementara itu, ditemui di tempat terpisah Dr. Drs. Suharjana, M. Kes. mengusung disertasi yang berjudul “Pengaruh Latihan Beban terhadap Kondisi Fisik Khusus serta Hubungannya dengan Teknik Sepak Bola” yang telah diuji pada ujian tertutup (19/1) berhasil mendapatkan predikat “sangat memuaskan”. Berbeda dengan Oce, Suharjana lebih mengarah bidang sepak bola dengan fokus untuk memperbaiki kondisi fisik yang meliputi kekuatan (strength), daya tahan otot (muscle endurance), daya ledak (power), kecepatan (speed), kelincahan (agility), kelenturan (flexibility), koordinasi (coordination), dan daya tahan (endurance). Pengambilan populasi dan sampel dilakukan terhadap pemain sepak bola di Perguruan Tinggi se-Daerah Istimewa Yogyakarta dengan sampel 51 orang pemain sepak bola berusia 18-24 tahun. Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen sungguhan (true experiment) dengan model penelitian menggunakan “the randomized pretest-posttest control group design”. Kelompok penelitian dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu: kelompok latihan kelompok latihan beban sisitem piramida, sistem beban konstan, dan kelompok kontrol (tidak latihan beban). Pelatihan berlangsung selama 24 pertemuan dengan peningkatan beban latihan yang diberikan setelah perlakuan berlangsung selama 12 kali. Dari ketiga model penelitian yang dieksperimenkan dapat disimpulkan bahwa sistem latihan beban konstan lebih efektif diaplikasikan karena terbukti dapat meningkatkan kondisi fisik dan mempunyai pengaruh yang lebih bermakna. “Segi keuntungan lainnya dengan menggunakan sistem latihan beban konstan yaitu kondisi fisik tetap meningkat tanpa merubah teknik yang ada,” ungkap pengurus provinsi PBVSI Yogyakarta menjelaskan. Wahyu
16
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
seputar unesa Seminar Nasional Kimia:
Wadah Menuju Profesionalitas Dalam era globalisasi, profesionalitas merupakan nilai utama seseorang agar dapat dikatakan mempunyai daya saing. Hal tersebut juga berlaku bagi kimiawan (peneliti, pendidik dan praktisi kimia). Untuk menjembatani hal tersebut, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) atas nama Himpunan Kimiawan Indonesia (HKI) Jawa Timur mengadakan seminar nasional kimia dengan tema ”Implementasi Hasil-hasil Penelitian untuk Meningkatkan Profesionalisme di Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia”. Acara yang berlangsung di gedung C-8 lantai 2 di ruang sidang FMIPA dihadiri oleh para pendidik (guru dan dosen), peneliti (kimia dan pendidikan kimia), praktisi, pemerhati kimia, industri, dan mahasiswa (S3,S2,S1) seluruh Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 orang . Acara yang dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 16.00 ini, dibuka oleh Dr. Suzana Surojo, M.Kes. selaku ketua pelaksana seminar nasional kimia. Ia menghimbau para intelektual Indonesia khususnya kimiawan untuk senantiasa melakukan kegiatan berdasar hasil-hasil penelitian. Seminar nasional ini dimaksudkan sebagai wadah dalam menjalin dan mengembangkan kemampuan komunikasi antarkimiawan terhadap hasil-hasil penelitian. Seminar juga sebagai forum untuk tukar menukar informasi keilmuan, mengiplementasikan hasil-hasil penelitian dan sebagai usaha dalam peningkatkan profesionalisme sebagai seorang chemistry. ”Dengan demikan diharapkan akan lahir ide-ide baru dan motivasi dalam pengembangan keilmuan yang akan bermanfaat bagi pengembangan pembangunan nasional khususnya di bidang kimia”, bunyi sambutan dosen mata kuliah biokimia itu. Seminar yang dimoderatori oleh Dr. Suyono, M.Pd. dan Dr. Suyatno, M.Si. serta dihadiri oleh Prof. Dr. H. Taslim Ersam, M.S. sebagai wakil HKI Jatim tersebut menghadirkan pembicara utama antara lain; Prof. Dr. Umar. A. Janie (kepala LIPI Pusat Jakarta) dengan membawakan materi ”Implementasi Riset Kimia Berbasis Riset dan Tekhnologi”, Prof. Ahmad Binadja, Ph.D. (pakar sains, lingkungan, tekhnologi, dan masyrakat, Unnes) dengan
wahyu/dok.humas
Prof. Dr. Umar. A. Janie sebagai pembicara utama menerima tanda taliasih dari ketua Jurusan Kimia FMIPA Unesa dan Dr. I.G.M. Sanjaya, M.Si. sebagai pembicara kedua yang mengangkat tema “Orientasi Pengembangan Teori dalam Moderinasasi Kimia”.
materi ”Hasil Penelitian Kimia dan Pendidikan Kimia, Landasan Pengembangan Profesi Bidang Kimia”, Dr. Rudiana Agustini, M.Pd. (bidang keahlian: mikrobiologi, Unesa) dengan materi ”Peran Mikroorganisme dalam mendegradasi Limbah Organik dan Prospeknya”, serta Dr. I.G.M. Sanjaya, M.Si. (bidang keahlian: theoritical chemistry, Unesa) dengan materinya yang berjudul ”Orientasi Pengembangan Teori dalam Modernisasi Kimia”. Setelah pemakalah utama mempresentasikan materinya acara dilanjutkan ke sidang paralel. Dalam sesi kali ini ruang dibagi menjadi tiga kategori. Kategori pertama, ruang Kimia Anorganik, Kimia Fisika, dan Kimia Organik yang terletak di gedung C-3. Kategori kedua, ruang Kimia Organik dan Biokimia yang terletak di gedung C-9. Kategori ketiga, ruang laboratorium pembelajaran yang terletak di gedung C-8. Pada sesi ini peserta bebas memilih untuk mengikuti presentasi pemakalah di kelas mana yang sesuai dengan bidang dan minatnya. Acara ini sukses karena selain pemakalah dan peserta datang dari berbagai daerah di Indonesia, juga mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Fithri
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
17
seputar unesa
Meriah Aerobic Competition se-Jawa Bali Unesa 2009 Penanaman pola hidup sehat dalam kehidupan seharihari, khususnya yang terkait dengan pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas jasmani, salah satunya dengan senam. Untuk menjaga kondisi tetap sehat, senam aerobik bisa dijadikan alternatifnya. Tanggal 24-25 Januari 2009 di GOR BIMA Unesa Lidah Wetan diadakan kompetisi aerobik yang memperebutkan Tropi Menpora dan juga lomba cheerleader SMA se-Jawa Timur yang memperebutkan Tropi Rektor Unesa. Acara yang mengusung tema “cantik, modis, trendi dan sehat bersama untuk masa depan” ini sebenarnya adalah implementasi mata kuliah senam pada jurusan Pendidikan Olahraga. Diadakannya kejuaraan adalah syarat untuk lulus dalam mata kuliah tersebut sekaligus untuk menyosialisasikan aerobik pada masyarakat. Hal tersebut dikemukakan oleh David Bayu K.Z, selaku Ketua Panitia Kompetisi, ”Dengan adanya kompetisi ini, diharapkan aerobik yang selama ini hanya diminati para ibu-ibu dapat diminati juga oleh masyarakat dari berbagai kalangan, baik tua maupun muda, pria dan juga wanita.” katanya. Ditemui di tempat yang berbeda Suharti, S.Pd., dosen dari mata kuliah tersebut memberikan penjelasan tujuan acara, “Agar mahasiswa yang menempuh mata kuliah ini dapat menyosialisasikan senam kepada masyarakat luas.” Kompetisi yang telah diselenggarakan kedelapan kalinya ini mengusung delapan kategori lomba utama dan beberapa kategori lain. Kategori lomba itu adalah Senam Bersama, SKJ 2008 (perorangan), Senam Mix Impac bagi pemula <35 tahun, Senam Mix Impac bagi pemula > 36 tahun, Body Language, Dangdut Non Asesoris, Instruktur, dan Antar Sanggar. Selanjutnya ditambahkan kategori lomba yang sudah tiga tahun ini ikut memeriahkan kompetisi aerobik, yaitu Cheerleader SMA se-Jawa Timur yang memperebutkan Tropi Rektor Unesa. Sesuai dengan permintaan sponsor utama, ada kategori baru dalam kompetisi ini, yaitu Fit Body Contest yang penilaiannya mengutamakan bentuk proposional tubuh. Antusiasme peserta tahun ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelumnya. Terlihat dari jumlah peserta yang mendaftar, “Peserta yang mendaftar lebih dari
18
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
wahyu/dok.humas
Pembantu Rektor II menyerahkan piala bergilir Aerobic Competition 2009 yang jatuh pada sanggar Ultimate dari kota Malang.
20 sanggar padahal hanya dibatasi sampai 20 sanggar per kategori”, kata ketua panitia saat dikonfirmasi. Lanjutnya ,” Pesertanya pun beragam, tidak hanya dari Jawa Timur saja tapi juga dari Semarang, Solo, bahkan Samarinda.” Ada beberapa faktor yang membuat kompetisi kali ini lebih ramai jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain publikasi yang lebih luas, juga waktu dilaksanakannya acara ini, ”Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, acara diadakan pada tengah tahun yang sudah penuh dengan berbagai kegiatan, baik kegiatan yang bersifat akademik maupun non akademik. Acara ini diadakan pada awal tahun,” jelas Suharti, S.Pd, dosen senam yang juga alumni Unesa tersebut. Juara umum yang mendapatkan Tropi Menpora tahun ini adalah sanggar dari Malang dan Tropi Rektor Unesa pada kejuaraan cheerleader tahun ini dimenangkan Oleh SMAN 18 Surabaya. Inti dari serangkaian acara yang dilaksanakan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga angkatan 2006 ini memiliki pesan untuk masyarakat bahwa olahraga yang rutin dapat menerapkan pola hidup yang sehat dan dengan senam aerobik, diharapkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan diri semakin tinggi. Putri
seputar unesa Rusunawa bagi Mahasiswa Unesa
jarot/dok.humas
Pembangunan rusunawa mahasiswa Unesa diresmikan secara simbolis oleh Rektor dan di hadiri oleh pejabat Unesa. Direncanakan satu blok rusunawa akan selesai pembangunannya dalam bulan Mei 2009.
Memiliki kampus beratmosfir akademik yang kondusif dan bermutu merupakan hal yang dapat menunjang terbentuknya SDM yang cerdas dan mampu berkompetensi sesuai dengan visi Unesa 2005-2015. Hal ini ternyata mendapat dukungan positif dari pemerintah. Sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang/Menengah (2005-2009), dalam rangka pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak, sehat, aman dan terjangkau, Menteri Perumahan Rakyat, Drs. M. Yusuf Asy'ari, Ak.M.Si., merencanakan pembangunan rusunawa di Indonesia dan dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa maka Unesa merupakan salah satu universitas yang mendapat kesempatan untuk pembangunan Rusunawa yang dikhususkan bagi mahasiswa ini. Pada 5 Februari 2009, Unesa memulai pembangunan rusunawa yang rencananya akan dibangun twinblock (2 blok) dengan 5 tingkat pada setiap blok yang berkapasitas 2000 orang. Tentang penggunaan rusunawa tersebut, saat dikonfirmasi Pembantu Rektor III Unesa, Prof. Dr. I Nyoman Adika, M.S., mngatakan “Rencananya rusunawa ini akan dijadikan asrama bagi mahasiswa baru mulai angkatan tahun mendatang, jadi konsepnya mahasiswa baru nantinya diwajibkan untuk tinggal setahun di rusunawa dengan tujuan pembekalan serta pembinaan mental, agama, budi pekerti, moral, dan sikap dalam bermasyarakat. ”Rusunawa bertingkat lima ini, konsepnya pada lantai dasar akan dijadikan pusat kegiatan.” Jadi
semua kegiatan yang berhubungan dengan pengenalan tentang kampus, pembinaan mental dan pembelajaran tentang bersikap dalam masyarakat luas, semua kegiatan tersebut akan dilakukan pada lantai satu rusunawa. Ditanya mengenai kapasitas rusunawa yang belum balance dengan jumlah mahasiswa baru, ia memberikan penjelasan, “Untuk saat ini memang akan diselesaikan satu blok dulu dengan kapasitas 2000 mahasiswa. Tentunya kapasitas tersebut belum mencukupi untuk kebutuhan seluruh mahasiswa Unesa sehingga untuk menempati rumah susun tersebut akan diadakan seleksi masuk dan diutamakan untuk mahasiwa yang kurang mampu secara finansial. Salah satu yang terpenting adalah penjagaan keamanan. Dalam hal ini ia menjelaskan, ”Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan seperti terjadinya peredaran/sarang narkoba dan lain hal yang tidak diinginkan, maka aspek kontrol baik dari pengelola maupun aparat harus dilakukan ketat, begitu juga untuk seleksi penghuninya.” Rusunawa yang beranggaran 9 miliar rupiah tersebut dibangun tepat di belakang Masjid Baitul Makmur 2 yang terletak dikampus Lidah Wetan. Tentunya akan ada dampak pada masjid pascaterbangunnya rusunawa mahasiswa. Berikut ini adalah pendapat tentang pembangunan rusunawa mahasiswa dari taqmir masjid Baitul Makmur 2, Drs. H. M. Husni Abdullah, ”Harapan saya dengan adanya rusunawa mahasiswa tersebut, fungsi masjid dapat digunakan secara maksimal dan rencananya akan ada kerjasama dengan diadakan bimbingan agama untuk para mahasiswa muslim yang tinggal di rusunawa.” Ia menjelaskan konsep pembinaan agama yang terkait dengan pembinaan mental, budi pekerti, moral, dan sikap dalam bermasyarakat yang sesuai dengan ajaran agama. Pembinaan kerohanian itu nantinya akan dibimbing oleh para mahasiswa senior yang ada di UKKI. Ia juga berharap, dengan adanya rusunawa tersebut, semoga masjid tidak lengang lagi seperti yang terlihat selama ini. Hal ini karena letak masjid yang jaraknya berjauhan dengan fakultasfakultas yang berada dalam kawasan Kampus Lidah Wetan, sedangkan pada fakultas-fakultas tersebut (FIP, FBS, FIK) telah disediakan musala, bahkan hampir disetiap jurusan telah tersedia sehingga mahasiswa jarang beribadah di Masjid Baitul Makmur 2 kecuali ada acara-acara khusus. Putri
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
19
seputar unesa FIK & MENPORA SOSIALISASIKAN UU No.3 TAHUN 2005 Untuk mensosialisasikan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional kepada KONI provinsi dan daerah, pengurus cabang olahraga, mahasiswa dan masyarakat, maka Fakultas Ilmu Keolahrgaan (FIK) bekerjasama dengan Biro Humas dan Hukum Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia mengadakan sosialisasi terkait dengan UndangUndang tersebut. Sosialisasi yang diadakan di Auditorium Gedung Bima Loka lantai dua (14/2) itu menghadirkan empat pembicara diantaranya Prof. Rusli Lutan, Setya Darma Madjid, S.E., Kamil Husni, S.E., dan Kadispora Jawa Timur. Dalam pemaparannya Prof. Rusli Lutan menjelaskan bahwa pada tahun 1984 motif berolahraga dalam tataran internasional sudah ditetapkan melalui Deklarasi Unesco. Dalam deklarasi itu dijelaskan bahwa olahraga bukan hanya pencapaian prestasi melainkan sebuah hak asasi manusia. Dalam tataran persoalan global, Indonesia mempunyai kelemahan dan persoalan kronis berupa menurunnya semangat olahraga dan kesehatan, serta minat dalam upaya peningkatan kebugaran secara menyeluruh. Untuk itu pemerintah berusaha meningkatkan kebugaran, kesehatan, dan peningkatan minat masyarakat untuk mengembangkan semangat keolahragaan. Masyarakat olah raga harus melakukan perubahan paradigma dan pola pikir agar pengembangan olah raga tidak terperangkap pada pijakan secara sesaat. Olah raga harus dipahami sebagai suatu kesenangan kebutuhan dasar dan pijakan pembangunan moral bangsa melalui peningkatan jiwa yang sehat, dinamis, dan mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa. Tentang kejuaraan Olimpiade, ajang ini tidak hanya sebagai ajang penunjukan kemampuan prestasi suatu bangsa tetapi juga merupakan sebuah kebanggaan, peningkatan pola pikir yang cepat dan tepat serta strategis. Selain itu Pembangunan olahraga dari aspek kemajuan teknologi serta perubahan paradigma berpikir yang tidak sempit akan membawa dampak kemajuan olah raga yang cepat, tepat, dan mampu membawa nama baik Indonesia. Penjelasan mengenai aspek implementasi dan regulasi dipaparkan jelas oleh Setya Darma Madjid, S.E. Secara regulasi, dia menjelaskan perlu adanya kesadaran dan
20
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
komitmen untuk penataan kembali suatu organisasi dalam tatanan pembinaan dan pendanaan masyarakat Jawa Timur untuk bersama-sama memiliki komitmen untuk memajukan dan melaksanakan amanat UU SKN. Hal ini disebabkan karena sebuah organisasi perlu sebuah penyesuaian dengan pasal 40 UU SKN, KONI/KONIDA yang harus terbebas dari jabatan struktural ataupun politis. Dari aspek regulasi sudah sangat jelas, namun dari aspek implementasi masih banyak masalah-masalah yang harus diselaraskan dengan ketentuan UU SKN. Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilan dalam proses pelaksanaan amanat regulasi UU SKN perlu sebuah kemauan dan komitmen semua kalangan dan stake holder terkait karena olahraga bukan hanya sebagai pencapaian prestasi tetapi juga sebuah proses pembangunan bangsa dan pembangunan karakter. Selanjutnya dari aspek historis, Kamil Husni memaparkan bahwa keinginan masyarakat Indonesia untuk memiliki payung hukum dalam sistem keolahragaan Nasional sudah muncul sejak tahun 1980, namun pada kepemimpinan Adyaksa Daultlah payung hukum UU tentang sistem keolahragaan nasional baru disahkan yaitu pada tanggal 23 September 2005 dengan nama UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Berkaitan dengan tataran teknis, proses pengaturan yang tertuang dalam UU SKN hanya mengatur sekitar 20 materi yang masih perlu dijelasan dalam peraturan yang lebih teknis yakni mengamanatkan pembentukan peraturan pemerintah selaku pelaksanaan dari amanat UU SKN, yaitu peraturan pemerintah nomor 16 tahun 2007, PP Nomor 17 tahun 2007, dan PP nomor 18 tahun 2007, serta dua buah Peraturan Presiden yang sampai saat ini masih dalam proses penyusunan untuk segera disahkan oleh Presiden yaitu Rancangan Peraturan Presiden tentang Penghargaan Olahraga sebagaimana amanat pasal 86 UU SKN dan Rancangan Peraturan Presiden tentang Tata Cara Penetapan Prasarana Olahraga sebagaimana amanat pasal 67 UU SKN. Pemateri terakhir Kadispora Jawa Timur, menjelaskan tentang proses pembangunan olah raga pemerintah provinsi Jawa Timur. Proses pembangunan olah raga pemerintah provinsi Jawa Timur pada dasarnya melaksanakan amanat
seputar unesa Undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional beserta peraturan pemerintah selaku pelaksanaanya sehingga kerjasama, koordinasi dengan pemerintah pusat sangat diperlukan dalam upaya mempercepat pembangunan olah raga di tingkat daerah ataupun nasional. Akhirnya pemerintah daerah telah berusaha untuk komitmen dan konsisten dalam melaksanakan amanat UU sehingga proses penyelanggaraan olahraga di daerah mampu menunjang kemajuan nasional.
Ditanyai pendapatnya mengenai sosialisasi ini, Dekan FIK, Drs. Abdul Rachman Syam Tuasikal., M.Pd. menjelaskan bahwa sosialisasi UU no 3 tahun 2005 ini sangat penting, karena perlu waktu yang lama agar Undang-Undang ini diketahui masyarakat luas. Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa semoga dengan sosialisasi UndangUndang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional ini olahraga Indonesia bisa lebih maju dari sebelumnya. Alfanita
Unesa BLU ke-8 di Indonesia Setelah lima bulan sejak pengusulan proposal Badan Layanan Umum (BLU) ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), akhirnya akhir Februari ini Unesa secara resmi menjadi BLU. Peresmian itu dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan Departemen Keuangan (Depkeu). Unesa menjadi BLU yang ke-8 di lingkungan Depdiknas setelah Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS). “Di antara 84 PTN yang ada di Indonesia, Unesa merupakan perguruan tinggi ke-8 yang telah diresmi menjadi BLU. Sampai saat ini masih ada 9 perguruan tinggi yang telah berubah menjadi BLU. Perguruan tinggi ke-9 itu adalah Universitas Mulawarman (Unmul),” ucap Drs. Purwohandoko, M.M., Ketua Penyusun Proposal BLU Unesa. Berubahnya status Unesa menjadi Badan Layanan Umum ini berdampak pada berubahnya pola perencanaan keuangan, pelayanan, dan tata kelola universitas. Di antara tiga skala prioitas tersebut yang akan dijadikan prioitas utama setelah berubahnya Unesa menjadi BLU ini adalah pola perencanaan keuangan. Drs. Purwohandoko, M.M., berkata “Selama ini Unesa mengunakan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam perencanaan keuangan. Pada sistem ini penggunaan dana berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan pada akhir tahun dan tidak dapat menambah anggaran pada pertengahan tahun berikutnya karena
bayu/dok.humas
Drs. Purwohandoko, M.M. dana yang bisa dimanfaatkan hanyalah dana yang sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Selain itu, birokrasi keuangannya sangat rumit, karena uang mahasiswa yang ditarik melalui SPP dan SDP harus disetorkan ke negara terlebih dahulu dan proses pengambilannya kembali pun cukup rumit. Berbeda dengan sistem BLU, pengelolaan keuangan berdasarkan tujuan, aktivitas, efisiensi, dan produktivitas kegiatan. Penggunaan uang lebih fleksibel karena tidak perlu menyetorkan uang mahasiswa pada negara. Jadi uang tersebut dapat langsung dikelola oleh universitas dengan memerhatikan efisiensi dan produktivitasnya. Dengan sistem ini, universitas dituntut untuk memikirkan biaya pengeluaran dan keuntungannya. Sedapat mungkin pada setiap program kegiatan harus mendapatkan laba. Nah laba inilah yang nantinya digunakan untuk menambah kualitas layanan pada civitas akademika.” Bayu
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
21
unesa on demand FMIPA Jurusan Matematika
Siap Membuka Kelas Internasional
jarot/dok.humas
Acara Bimbingan Teknis Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional yang diadakan oleh Unesa bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mendikdasmen (12/5/8) di Hotel Sahid Surabaya. SBI menuntut sesuatu yang lebih dari pada sekolah pada umumnya agar dapat mencetak peserta didik berkualitas yang mempunyai daya saing Internasiona.
Baru-baru ini banyak sekolah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) yang berminat menjadi Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Sekolah-sekolah yang berstandar Internasional itu di Surabaya juga telah hadir, salah satunya adalah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Surabaya. SBI menuntut sesuatu yang lebih dari p ada sekolah pada Dr. Abadi, M.Sc. umumnya agar dapat mencetak peserta didik berkualitas yang mempunyai daya saing Internasional demi mewujudkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) di Indonesia dan di kawasan Internasional. Untuk itu diperlukan kualitas guru-guru yang berbeda dari guru-guru di sekolah pada umumnya. Dalam menanggapi hal tersebut Fakultas humas/dok.humas
22
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) membuka progam S-1 kelas internasional. Salah satu progamnya adalah S-1 Pendidikan Matematika. S-1 Kelas Internasional Matematika diperuntukkan bagi mahasiswa yang direkrut dengan persyaratan ketat yang meliputi kemampuan akademik dan English proficiency. Selain itu, mahasiswa mampu dalam hal finansial untuk menunjang pendidikannya di kelas internasional. ”Misalnya setiap mahasiswa kelas Internasionall akan ditanyai tentang kesanggupannya untuk membeli laptop. Hal ini dilakukan karena untuk merintis sesuatu yang berkualitas dibutuhkan kemampuan yang lebih dari peserta didik baik dari segi akademik maupun finansial”, ungkap Dr. Abadi, M.Sc. sebagai penanggung jawab progam ini. Pada kesempatan lain, Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd. Pembantu Dekan I FMIPA mengatakan akan ada beasiswa bagi mahasiswa kelas Internasional yang pintar secara akademis, tapi tidak mampu dalam hal ekonomi. Beasiswa diberikan mulai pemotongan sampai bebas biaya. Hal ini dilakukan supaya terjadi
unesa on demand Namun, mereka diberi pelatihan khusus untuk mengajar di kelas Internasional. Dosen yang kemampuan bahasa Inggrisnya minim dituntut untuk bisa bahasa Inggris, misalnya dengan cara mengikuti kursus bahasa Inggris.
keseimbangan antara yang mampu dengan yang kurang beruntung. Motivasi Matematika Membuka Kelas Internasional Selama dua tahun Jurusan Matematika menyiapkan beberapa mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang khusus diterjunkan untuk mengajar di kelas RSBI. Sebelum PPL RSBI mahasiswa dilatih bahasa Inggris dan perangkat pembelajaran selama tiga bulan. Pembekalan ini diberikan PPL 1. Mahasiswa yang mengikuti PPL RSBI adalah mahasiswa yang berminat dan lulus seleksi tes tulis dan wawancara. Respon sekolah-sekolah tersebut positif. Para guru senang karena merasa terbantu menyusun RPP dengan kehadiran mahasiswa PPL tersebut. Karena pengalaman tersebut matematika termotivasi untuk membuka progam kelas Internasional. Jurusan Matematika telah siap secara ketenagaan untuk membuka kelas Internasional. Hal tersebut diungkapkan Dr. Abadi, M.Sc. selaku Sekertaris Jurusan Matematika, ”Memang Matematika sudah siap secara ketenagaan. Hal ini karena matematika mempunyai 6 doktor lulusan luar negeri, 1 master lulusan luar negeri, dan 4 doktor lulusan dalam negeri. Jadi total matematika mempuyai 11 doktor”. Lebih lanjut tentang pengajar di kelas Internasional, Abadi menegaskan tidak hanya mereka (para doktor), tapi dosen matematika yang biasa mengajar di kelas pada umumnya juga ikut mengajar di kelas internasional.
Te ntang perbedaan kelas Internasional dengan kelas biasa, Dr. Abadi, M.S.c sebagai penanggung jawab progam S1 Kelas Internasional, menuturkan perbedaan terletak pada cara pengajaran di kelas. Mahasiswa kelas Internasional lebih dituntut aktif dan tentunya berbicara dalam bahasa Inggris. Selain itu, mahasiswa kelas internasional memiliki kelas khusus. Sehingga tidak perlu pindah-pindah kelas setiap ganti mata kuliah. ”Malah saya punya pemikiran supaya mahasiswa di kelas internasional duduknya tidak berpindah. Ini dilakukan supaya dosen lebih mudah menghafal nama mahasiswa dan pemantauan perkembangannya jadi lebih mudah,” kata dosen matematika tersebut. Jumlah kelas dan mahasiswanya pun sedikit. Hanya ada satu kelas internasinal, dan kelas tersebut diisi dua puluh lima mahasiswa. Hal tersebut dilakukan karena diinginkan hasil yang maksimal. Perbedaan lain yakni biaya. SDP sepuluh juta rupiah dengan SPP per semester sebesar satu juta rupiah. Sebagai permulaan, kelas internasional untuk angkatan 2008 dibuka mulai semester genap. Kelas internasional permulaan ini dinamai S1-Plus. Bagi mahasiswa angkatan 2007 dan 2008 yang berminat, pendaftaran dan tes S1 Plus akan dilaksanakan akhir semester lima, sedangkan pelaksanaannya pada semester enam. Untuk selanjutnya mulai mahasiswa angkatan 2009, perekrutan akan dimulai dari awal, yaitu pada penerimaan mahasiswa baru yang melalui jalur PMDK. Seleksi mahasiswa S1-Plus dilakukan tidak terlalu ketat. Tidak seperti perekrutan yang akan dilaksanakan kepada mahasiswa baru angkatan 2009 prosentase kelulusannya 40% IPK, 40% kemampuan bahasa Inggris, ICT 15%, dan 5% minat. Fithri
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
23
tri dharma Unesa Tanda Tangani MoU dengan UKM Sementara itu, dalam sambutannya Prof. Haris menyatakan bahwa kerja sama ini akan mempererat hubungan silaturahim antara Unesa dan UKM, mempererat hubungan baik dua bangsa satu rumpun satu bahasa satu budaya, dan meningkatkan rasa persaudaraan antara Unesa dan UKM. Pada bagian akhir sambutannya Prof. Haris berharap kerja sama tersebut dapat segera diimplementasikan.
Setelah melalui proses panjang, nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara Unesa dan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) akhirnya ditandatangani awal tahun ini (19 Januari 2009). Dengan bertempat di Kampus Lengkungan Kedua, UKM Bangi, Selangor Darul Ehsan, MoU yang berfokus pada kerja sama dalam bidang pelatihan guru sains dan matematika, peningkatan profesionalisme melalui kursus pendek (short course) jenjang sarjana dan pascasarjana, pembentukan jejaring penelitian dalam bidang sains dan matematika, penerbitan buku dan jurnal akademik, dan pertukaran mahasiswa tersebut ditandatangani oleh Prof. Dr. Haris Supratno selaku Rektor Unesa dan Prof. Dr. Dato' Mohamad Abdul Razak selaku Timbalan Naib Canselor. Dalam sambutannya, Prof. Razak menyatakan, “Memorandum persefahaman ini, seperti mana yang telah dipersetujui oleh kedua-dua belah pihak, UKM dan Unesa, akan memfokus kepada agenda latihan guru-guru sains dan matematik praperkhidmatan dan dalam perkhidmatan, peningkatan profesionalisme dan pensijilan guru di peringkat pensijilan dan pengajian peringkat pascasiswazah, pertukaran pensyarah antara UKM dan Unesa, kerja sama dan jaringan penyelidikan dalam bidang penyelidikan yang memperkasakan kepakaran UKM dan Unesa serta bidang yang berpotensi untuk diterokai bersama dan aktiviti yang dapat memercukan pensyarah UKM dan Unesa dalam penghasilan penerbitan akademik. Di samping itu, aktiviti permuafakatan seperti mana yang telah dipersetujui akan memberi laluan pengantarabangsaan kepada pelajar kedua-dua belah pihak melalui agenda pertukaran dan pengantarabangsaan pelajar yang berkonsepkan pendidikan rentas sempadan melalui sistem perpindahan kredit.” Dikatakan juga bahwa “UKM sebagai salah sebuah universiti di Malaysia yang telah dinobatkan sebagai universiti penyelidikan amat menyokong aktiviti-aktiviti jalinan usaha sama seperti yang dimetrai hari ini. Melalui aktiviti-aktiviti yang dirancangkan khususnya yang berkaitan dengan jalinan penyelidikan dan penghasilan penerbitan ilmiah akan membantu usaha memercukan UKM sebagai universiti penyelidikan yang terkehadapan.” Pada bagian akhir sambutannya, Prof Razak menegaskan, “saya yakin dengan komitmen dan kesungguhan keduadua belah pihak, agenda-agenda yang telah dirancangkan akan menjadi realiti dan kelak impaknya bakal dirasai oleh kedua-dua belah pihak dalam bentuk key performance indicator yang sudah pastinya menyumbang ke arah peningkatan imej dan prestasi kedua-dua belah pihak.”
24
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
Agenda kegiatan setelah penandatanganan Mou adalah dialog. Dalam dialog, Prof. Dr. T. Subahan Mohd. Meerah, mantan Dekan Fakultas Pendidikan UKM, menyatakan bahwa pada prinsipnya kerja sama ke depan tidak ada masalah. Langkah pertama, UKM akan mengirimkan lima mahasiswa untuk berpraktikum di Unesa. Ke depan, langkah tersebut akan dikembangkan sesuai dengan isi MoU. Di samping itu, juga dirancang adanya kerja sama berbasis media audiovisual, dalam hal ini televisi, yang memungkinkan antar-rektor dari kedua perguruan tinggi berdialog langsung. Lebih Muda Seperti halnya universitas lain yang telah bekerja sama dengan Unesa, misalnya Criced Tsukuba University, Beijing Sport University, Huazhong Normal University, dan Curtin University; UKM juga memiliki kekhasan. Kekhasannya tampak dari tiga sisi, yakni usia, status, dan laju perkembangan. Dari segi usia, universitas yang bermoto inspiring futures, nurturing possibilities ini lebih muda enam tahun daripada Unesa. UKM didirikan pada 18 Mei 1970. Sekalipun lebih muda, UKM menampakkan prestasi yang lebih menonjol, khususnya dari segi status dan laju perkembangan. Dari segi status, UKM merupakan satu di antara empat universitas riset (research university) yang berbasis kinerja (performance). Pemerintah Malaysia menetapkan universitas berluas total 1.142 hektar (kampus utama di Bangi 1.100 hektar, kampus Kuala Lumpur 20 hektar, dan kampus Cheras 22 hektar) tersebut sebagai universitas riset pada tahun 2007. Dari segi laju perkembangan, UKM menampakkan kemajuan yang luar biasa. Universitas dengan jumlah staf 7.258 orang dan jumlah professor 234 orang itu memiliki 13 fakultas (Faculty of Islamic Studies, Faculty of Social & Humanities, Faculty of Science & Technology, Faculty of Medicine, Faculty of Economics & Business, Faculty of Education, Faculty of Engineering and Built Environment, Faculty of Law, Faculty of Allied Health Sciences, Faculty of Information Science & Technology, Faculty of Dentistry, Faculty of Pharmacy, dan Graduates School of Business) dengan koleksi perpustakaan baik yang berbentuk buku, jurnal, maupun media berjumlah 1.322.088 buah. Jumlah total mahasiswa pada semester I tahun akademik 2008/2009 21.788 mahasiswa. Jumlah mahasiswa asing pada tahun akademik 2008/2009 pada program sarjana 120, master 675, doktor 767 orang. Sebagian besar mahasiswa program master (313 orang) dan doktor (298 orang) dari Indonesia, negara yang pernah menjadi gurunya ketika masih dalam zaman kegelapan! Suhartono
info teknologi 11 Langkah Optimalkan Komputer Komputer telah menjadi barang penting dalam membantu pekerjaan kita yang memerlukan kecepatan dan ketepatan. Namun, makin lama kadang dirasakan kinerja komputer menurun. Hal ini ditandai dengan melambatnya komputer mem-boot up sistem. Penurunan ini wajar pada komputer yang sering digunakan atau terlalu banyak program yang digunakan di dalamnya. Berikut 11 langkah yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja komputer. 1. Uninstall program yang tidak dipakai Uninstall program-program yang tidak dibutuhkan karena hanya akan mengurangi kapasitas memori (RAM). Setiap kali komputer dijalankan sistem Windows akan me-load registry ke memori (RAM). 2. Gunakan alternatif software ringan Menggunakan software sederhana dapat meringankan beban kinerja komputer. Tidak perlu menginstal program ACDSee versi terbaru bila hanya untuk melihat galeri foto atau gambar. Cukup Picture Viewer bawaan Windows atau IrfanView diinstalkan. 3. Hindari penggunaan Skin Window. Skin windows memberikan warna berbeda pada tampilan windows, tetapi skin windows cukup memakan banyak memori (RAM) dan kinerja graphic card sehingga memperlambat kinerja komputer. Bila tidak terlalu penting, cukup gunakan skin themes bawaan dari sistem Windows. 4. Startup dan program yang otomatis berjalan dengan windows Di dalam Windows biasanya ada program-program yang berjalan bersamaan dengan sistem Windows yang sebenarnya kurang penting. Sebaiknya di non-aktifkan program-program ini. Proses ini bisa dilihat pada windows task manager (ctrl+alt+del) di menu tab processes. 5. Matikan visual efek pada tampilan windows Windows XP dan Vista memberikan visual efek yang menarik, hampir serupa dengan visual efek pada skin windows. Untuk menonaktifkan efek ini dengan cara masuk pada control panel-system, pilih menu tab advance performance klik pada tombol settings kemudian pilih salah satu dari empat opsi yang ditawarkan. 6. Batasi tambahan jumlah font Hindari menambahkan fonts ke dalam sistem karena akan memperlambat kinerja komputer. Memori (RAM) akan tersedot untuk menyimpan fonts yang jarang dipakai.
http://www.hi2pal.com/design/hi2_files/public/1230804978_5_FT507_joke_windows_boot.jpg
Pernahkah anda merasa seperti dia?
7. Hapus ikon yang tidak penting di desktop Program yang diinstall di komputer akan membuat shortcut baru di desktop. Jadi sebaiknya kita memakai hanya shortcut untuk program penting yang sering di pakai. Bila jarang digunakan, icon-icon itu lebih baik dihapus saja karena mengurangi beban pada memori (RAM). 8. Scan komputer dengan Anti Virus Virus seperti trojan, worm, spyware, dan sejenisnya akan membuat kinerja komputer menurun dan melambat. Oleh karena itu, komputer harus selalu dijaga agar tetap bebas virus, terutama komputer yang sering terkoneksi ke internet dan mengunduh data dari external disk (flash disk, MMC, SDCard, dll). Gunakan anti virus yang selalu update dalam membasmi virus-virus baru yang beredar, 9. Gunakan Software Utility Software utiliti seperty CCleaner, Advance Windows Care, Disk Defrag, Wise Disk Cleaner, dan sejenisnya akan mempermudah Anda men-tuning komputer pada kondisi optimal. 10. Install ulang operating system (OS) Tips ini berlaku bila sudah mencoba semua tips di atas tetapi tidak mendapatkan hasil yang maksimal pada komputer. Dengan menginstal ulang OS, kondisi “fresh” pada sistem komputer akan terpenuhi. 11. Upgrade Hardware Langkah ini hanya dilakukan apabila komputer memang pada taraf “terlalu standar” atau “mojadul” karena untuk mendapatkan kinerja optimal pada komputer beroperating system Windows XP diperlukan spesifikasi minimal prosesor 1Ghz, memori RAM 512mb, graphic card beraksklerasi 3D 128mb dan hard disk 20gb. Alfanita/Yoyo
Majalah Unesa Nomor 32 Tahun X Januari - Februari 2009
25
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SIAP MENUJU
BADAN LAYANAN UMUM