MENGKOMUNIKASIKAN PRODUK BARU AKADEMI PARIWISATA INDONESIA (AKPINDO) Oleh : Parlagutan Silitonga Dosen STEIN, Jakarta
Abstract This research aiming to solve the current problem faced by student decling intake in Akademi Pariwisata Indonesia (AKPINDO) which now lies at a fourth life cycle product stage. The process of this research initiated by designing the customer needs, wants, and its positioning to comunicate the desired product at the certain level price, image, process, packaging and all related supporting quality as to guarantee the future results of competencies. In future Competence-based pay, sooner or later will be adopted in tourism industry in accordance with market labour condition. Many companies, abroad, have made competencies as an integral part of performance management, staffing or training and career development systems, linking them particularly to remuneration decisions. Using Bayes technique, CPI and AHP. The AHP (Analitical Hirarchy Process) questionaires distributed to the experts, and then input into the AHP program, then the engine produced the results as follows: 1. 2.
It is found that the Chef School program is preferable The promotion to be taken with personal selling as the top priority as the marketer being able to explain the necessary information due to job opportunity anda career development. While the publicity rank at number 2 after personal selling.
Key words: Product life cycle, preferable program, competency based pay, chef school, personal selling, customer needs and wants, performance management, remunerations.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akademi Pariwisata Indonesia (AKPINDO) didirikan pada 1983 dan STIE Pariwisata Internasional (STEIN) didirikan pada 2000.Kedua institusi ini berada di bawah satu Yayasan dan pada gedung yang sama. Hingga tahun 2002 AKPINDO merupakan salah satu perguruan tinggi pariwisata terbesar di Jakarta setelah Trisakti dan Sahid. Posisi ketiga ini masih dipertahankan hingga saat ini namun populasinya menurun. Posisi ini bertahan karena pesaing lainnya semakin merosot jauh. Kehadiran STEIN pada awal tahun 2000, yang dimaksudkan memperpanjang life cycle program diploma tiga, saat ini diraih hasilnya karena STEIN memiliki jumlah mahasiswa yang lebih banyak dari AKPINDO. Namun kondisi ini tidak boleh lengah dalam confort zone karena perguruan tinggi negeri semakin merajalela ke pasar dan segmen atas, menengah dan bawah. Program pariwisata telah dibuka di Universitas Indonesia. Di tingkat swasta, Binus dan Pancasila pun memasuki pasar ini. Dengan situasi ini diperlukan perpanjangan daur hidup produk berkelanjutan dalam usia product life cycle AKPINDO. Pada
tahun 2007 STEIN telah melakukan upaya rejuvenaing STEIN dengan logo baru dan postitioning from ordinary into extra ordinary. Memilih calon mahasiswa yang terbaik dan mengolahnya dengan baik sehingga dapat melaksanakan program Link and Match. Strategi ini berjalan baik sampai tahuan 2010 ini. AKPINDO tidak melakukan hal yang sama dan sekarang berapa pada daur hidup menurun. Untuk itu diperlukan studi segmentation, targeting dan positioning baru demi menjawab kecendrungan penurunan dan persaingan yang semakin tinggi dan datangnya substitusi program jangka pendek dari LP3I dan jangka panjang dari BINUS dan Universitas Pancasila, dan beberapa pemain baru yang mengkhusukan diri pada satu produk seperti Kapal pesiar, Food and beverage service & table manner dan room division yang dapat bersaing dengan strategi harga murah karena fixed cost rendah. Sementara AKPINDO fixed cost semakin besar karena usianya yang sudah lebih dari 27 tahun. Dalam penelitian ini, peneliti membuat analisis keputusan yang akan diambil sebelum merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan, baik
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari - Juni 2010
Page 10
dalam tingkat segmen pasar yang dilayani, sasaran pasar yang dipilih dan strategi positioning meraih pasar yang dipilih dengan menggunakan teknik Bayes, CPI dan AHP. B. Tujuan 1. Untuk menentukan produk yang diinginkan dan dibutuhkan calon mahasiswa. 2. Untuk menetapkan upaya pemasaran yang tepat dengan komunikasi yang tepat. C. Perumusan Masalah Untuk menyederhanakan permasalahan, maka studi ini difokuskan pada AKPINDO karena saat ini sedang mengalami penurunan. Sementara STEIN masih dalam pertumbuhan di atas 50% dan telah menjadi preference di 10 SMK di daerah Jabodetabek. Untuk itu permasalahan dirumuskan sbb.: 1. Apa yang ditawarkan kepada calon mahasiswa AKPINDO? 2. Bagaimana cara mengkomunikasikan produk AKPINDO kepada sasaran pasar? TINJAUAN STEIN
UMUM
AKPINDO
DAN
A. Profil AKPINDO dan STEIN 1. Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9002 pada tahun 1997 diperbaharui menjadi ISO 9001 pada tahun 2000 dan menyesuaikan dengan versi 2008 pada tahun 2009 dalam mengelola proses belajar dan mengajar. 2. Memeroleh akreditasi B sejak tahun 2007, baik AKPINDO maupun STEIN. 3. Memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama atas lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk memastikan mahasiswa yang akan diwisuda memiliki kompetensi paling tidak dalam kluster atau kualifikasi. 4. Memiliki pusat pengembangan karir yang bertugas menyalurkan mahasiswa bekerja part timer, kontrak dan bekerja tetap.
5. Rasio lulus tepat waktu dan yang tersalurkan sebelum diwisuda,sbb.: 5.1. AKPINDO jurusan Travel : lulus 80% tepat waktu dan tersalurkan 80% 5.2. AKPINDO jurusan hotel : lulus 78% tepat waktu dan tersalurkan 67% 5.3. STEIN: lulus 90% dan tersalurkan 85% Semua lulusan pada akhirnya akan ditempatkan sepanjang mereka mengikuti Job Fair yang dilaksanakan 3 bulan sebelum hari wisuda. 6. Keunggulan : memenangkan lomba juggling setiap tahun dan tahun 2010, Juara ketiga bersaing dengan tenaga ahli dari industri. Wakil AKPINDO merupakan satu-satunya dari perguruan tinggi pariwisata yang memeroleh peringkat. 7. Mencapai rekor MURI dengan membuat kue tape terpanjang di dunia, sepanjang 227 m pada 8 Agustus 2010. 8. Menghasilkan Chef di hotel ternama di Jakarta,al : Grand Hyatt, Marriott, Red Top, Grand melia dll. 9. Juara Pertama Iron Chef antar perguruan tinggi sejenis pada 2007 B. Produk Program pendidikan AKPINDO : 1.Diploma Satu Food Production dan Food & Beverage Service 2.Diploma Tiga ,al: 2.1. Jurusan Perhotelan 2.2. Jurusan Usaha Wisata Program pendidikan STEIN : Strata Satu Manajemen Perhotelan dengan produk 1. Link and Match untuk Room Division & Food and Beverage Service 2. Semi Link And Match untuk Room Division and Beverage Service
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari - Juni 2010
Page 11
C. Proses Bisnis dan Layanan SUPPORTING : 1. Penempatan kerja part timer 2. Penempatan magang dan bekerja
Penerimaan Mahasiswa Baru
1. 2. 3.
Proses Belajar Teori dan Praktek di Kampus: TM/UTS/UAS
On the job Training Skripsi Penempatan
Wisuda
Setelah diseleksi dilatih “Rapid Reading” setelah itu: Orientasi kampus dan program, stelah itu: Diukur kebolehannya dengan “Recognition of Prior Learning” dengan penilaian mandiri dan asesmen
METODOLOGI DAN KERANGKA SISTEM A. Metodologi Mengolah informasi dan memilih segmen pasar akan diberlakukan Metode Bayes (Marimin : Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk Halaman :17) . Setelah memiliki beberapa segmen pasar, maka harus dipilih salah satu segmen prioritas yang akan dilayani dengan menggunakan metode CPI (Composite Performance Index). Setelah pasar sasaran ditetapkan maka sejumlah alternatif strategi melayani dan mengkomunikasikan produk kepada sasaran pasar akan ditetapkan dengan menggunakan AHP. Metodologi penerapan AHP dan penyajian dengan membuat model hirarki Goal, faktor, Peluang , Tujuan dan alternatif. Aturan membuat hirarki sebagaimana ditulis dalam Buku Thomas L.Saaty, Kirti Peniwati(2008), Group Decision Making : Drawing out and reconcilling Differences, halaman 23 dengan menetapkan kriteria sesuai dengan sasaran penelitian dan tidak mencampurnya dengan hal lain yang mungkin tidak berada pada satu hirarki. Pada halaman 23 ini dibuat contoh Kepuasan terhadap rumah dengan faktor,al: ukuran rumah, lokasi dengan tempat kerja, Lingkungan tetangga, Pekarangan, Kondisi Umum dan Fasilitas modern. Tidak disertakan
kemudahan pembayaran atau biaya memeroleh rumah atau biaya pemeliharaan rumah. Kalaupun disertakan maka itu akan menjadi sub-kriteria. Peneliti membuat sejumlah kuesioner hirarki yang akan dinilai oleh pakar sesuai prioritasnya dengan bobot 1 sd 9 dengan petunjuk pelaksanaannya sesudah itu menerapkan teori proses hirarki analitik (Marimin : Teknik Aplikasi Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok: Halaman 92) dan memrosesnya selangkah demi selangkah dalam program perangkat lunak AHP. Hasil olahan perangkat lunak ini diperiksa, dicek consistency rasio agar tidak lebih ari 0.1. Bila masih lebih akan dicek satu per satu konsistensi pakar mengisi kuesioner. Setelah itu di-input ulang data yang tidak konsisten. Hasil akhir akan ditafsirkan dan diberi kesimpulan dan saran pada Bab terakhir. B. Kerangka Sistem Input untuk AKPINDO,al: 1. Lulusan SMK Pariwisata Negeri dan Swasta se Jabodetabek 2. Lulusan SMK Non Parwisata Negeri dan Swasta Se-Jabodetabek 3. Lulusan SMA Negri dan Swasta 4. Lulusan SMU
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari - Juni 2010
Page 12
C. Penyusunan hirarki penelitian dengan menggunakan program AHP Pengambilan keputusan “Mendapatkan Mahasiswa Yang Menginginkan dan
No.
Kegiatan
Tujuan
Kriteria
Membutuhkan Produk BARU AKPINDO” pada daur hidup produk menurun sebagai Level 1 dengan menyusun hirarki sebagai berikut:
Sub Kriteria
1.Penjualan personal 1
Memosisikan Produk baru Kepada Segmen Pasar yang dipilih (Sasaran pasar)
Mendapatkan Mahasiswa yang menginginkan dan membutuhkan produk baru AKPINDO
2. Publikasi
3. Iklan
Susunan Hirarki dari masing-masing kegiatan bisa digambarkan sebagai berikut: Penentuan Komponen Keputusan: • Tujuan Mendapatkan Mahasiswa yang menginginkan dan membutuhkan produk baru AKPINDO. • Kriteria kriteria yang digunakan untuk mendapatkan mahasiswa baru sesuai sasaran pasar yaitu dengan penjualan personal, publikasi dan iklan. • Sub Kriteria sub kriteria yang menjadi tujuan alternatif yang digunakan untuk mencapai sasaran pasar dan pangsa pasar
Alternatif 1. Chef school
Sasaran Pasar
Pangsa Pasar
2. Room dan Food & Beverage
3. Manajemen Hotel
• Alternatif dalam rangka mendapat mahasiswa maka harus ada produk dengan alternatif produk sekolah Chef yang memfokuskan diri pada keahlian memasak, sekolah yang memfokuskan diri pada pekerjaam Room & FBS dan Manajemen Hotel. Hirarki untuk mendapatkan kerja yang sesuai persyarataan, kebutuhan dan keinginan pengguna yang yang optimal sesuai.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari - Juni 2010
Page 13
Level 1
Level 2 Kriteria
MENDAPATKAN MAHASISWA YANG MENGINGINKAN DAN MEMBUTUHKAN PRODUK BARU AKPINDO
Penjualan Personal
Publikasi
Iklan
Level 3 Sub
Pangsa Pasar
Sasaran Pasar
Kriteria
Level 4 Altermatif
Chef Room & FBS Manajemen hotel
Chef Room & FBS Manajemen hotel
Chef Room & FBS Manajemen hotel
Manajemen hotel
TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teori produk Produk terdiri dari beberapa unsur yakni core, basic, expected, augmented dan potential product. Kemasan produk diperlukan agar dapat memenuhi selera konsumen. Beberapa unsur produk dijelaskan di bawah ini, menurut Philip Kotler,al: 1. Core benefit yaitu tingkat dasar manfaat atau layanan suatu produk, seperti hotel hanya dengan tempat tidur. Atau sabun batangan, hanya fungsi mencuci. 2. Basic product yaitu produk yang diharapkan seperti hotel dengan tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja baca, kloset. 3. Expected product yaitu atribut yang ada dalam produk dan jasa yang dibeli seperti hotel dengan tempat tidur bersih, handuk segar, lampu kerja, lampu tidur, tenang, 4. Augmented product yaitu produk dengan produk yang melebihi harapan pembeli. Selain expected product tadi hotel diharapkan memberikan TV dengan remote control berbagai channel, bunga segar, cekin-cek out cepat, layanan kamar dan ruang makan mewah. 5. Potential product yaitu segala inovasi membuat augmentation pada produknya gar dapat memberi kekaguman dan kesenangan bagi pelanggan.
Lima level produk untuk memberi nilai bagi pelanggan,Halaman 395 Marketing management, The Millenium Edition, Philip Kotler, Prentice-Hall,Inc. Upper Saddle, New Jersey , 2000, Dalam pendidikan tidak saja proses belajar dan mengajar (PMB)sebagai core product yang harus dilakukan saat ini demi mengatasi persaingan, namun sudah termasuk layanan on the job training, pekerja harian bahkan penempatan menjadi pegawai tetap. Pendapat Levitt di bawah ini menekankan pemasaran bersaing tidak hanya dalam proses atas input tetapi termasuk penambahan nilai pada output setelah proses PMB di kampus. The new competition is not between what companies produce in their factories, but between what they add to their factory output in the form of packaging, services, advertising, customer services, customer advice, financing, delivery arrangemnets, warehousing, and other things that people value”.(Levitt) Peluang yang ada bagi sekolah vokasi dengan menambah nilai pada lulusan sebelum ditempatkan ke pasar dalam maupun luar negeri . Nilai tambah ini akan memberikan daya tawar alumni di pasar. Nadeau mengemukakan,al:
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari - Juni 2010
Page 14
Competence-based pay Many companies have made competencies an integral part of performance management, staffing or training and career develompment systems, linking them particularly to remuneration decisions. There is an increaisng shift from the job focus of traditional progrmammes to focus on the person remuneration decisions are no longer based on defined job duties or relative job values,Nadeau, Raymond An(2007)., Living Brands: collaboration, innovation, customer fascination, Pada halaman 50. Hal itu menurut Nadeau karena adanya pergeseran budaya. Cultural shift in secret by defining the rythms of today’s consumers, then we as marketer must allow those rythms to lead us and, when necessary, tell us when to dip and where to grind. In this new environment where consumer based culture leads, brands inherently will need-based marketing strategies. Strategies grounded in consumer respect. Sumarwan Ujang, Pemasaran Strategik: perspektif Value-based Marketing & Pengukuran kinerja: memenangkan persaingan dengan menyelaraskan hubungan perusahaan dengan nilai-nilai yang dianut konsumen: halaman 172. Hermawan Kartajaya mengemukakan teori Brand, Service and Process demi memeroleh keunggulan bersaing. Brand harus dipelihara,
dikembangkan hingga menjadi asset organisasi aau perusahaan. Service yang dilakukan sesuai keinginan dan kebutuhan pelanggan. Bahkan motto Marriot dengan customer delight. Donald Trump mengatakan bahwa Produk adalah Strategi, sementara harga, promosi dan distribusi merupakan taktik yang dapat diubahubah setiap waktu.(Don Seldon, Marketing 101). B. TINJAUAN TEORI PRODUCT LIFE CYCLE (PLC) PLC adalah siklus hidup suatu produk/ organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai bertumbuh (growing) dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar menjadi dewasa(Maturing), jenuh dan setelah itu menurun (declining) .Philip Kotler) Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: 1. membangun Attention Interest Desire dan Action (AIDA) lewat iklan, 2. mendidik pasar, mengenal dan menggunakan produk 3. menjaganya dengan penjualan dsb.
Product Life Cycle(Daur Hidup Produk) Growth Declining
Maturity
Introduction
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari - Juni 2010
Page 15
C. TINJAUAN TEORI SEGMENTATION, TAGETING AND POSITIONING 1.
Segmentatation (Segmentasi) adalah ilmu (science) untuk memandang pasar berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku. ( Kotler, kartajaya, Huan dan Liu (2003) ) PERANAN PENTING SEGMENTASI : • memungkin perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya • dasar untuk menentukan komponenkomponen strategi. • faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing. Syarat Segmentasi Yang Efektif (Kotler) • Measurable (terukur) segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi sumberdaya. • Substansial (banyak) segmen tersebut harus besar dan profitable untuk dilayani. • Accessible (dapat diakses) segmen tersebut harus mudah dijangkau untuk dilayani. • Differentiable (dapat dibedakan) segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas. • Actionable (dapat dilayani) segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Manfaat Segmentasi (Weinstein 1994) • Designing responsive products to meet the needs of the marketplace. Perusahaan menempatkan konsumen sebagai yang utama, kemudian mendisain dan menyeleksi produk untuk kepuasan konsumen. • Determining effective and cost efficient promotional strategies. alat identifikasi & analisa yang berharga untuk mengembangkan communication mix, sehingga dapat dipilih alat promosi yang sesuai untuk menargetkan pada media yang tepat. • Evaluating market competition in partikular the companys market position. Mengevaluasi secara periodik dan membandingkan perusahaan agar sesuai dengan standar. • Providing insight on present marketing strategies. memanfaatkan peluang baru dan menghindarkan dari adanya potensi terhadap ancaman.
2. Targeting (Sasaran) adalah : Membidik potensi pasar yang kondusif serta kompetitif sesuai dengan karakteristik produk. Tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang akan dijadikan target a. Pertama, Perusahaan harus memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik itu mempunyai prospek yang menguntungkan bagi perusahaan, baik Kini maupun dimasa yang akan datang. b. Kedua, Perusahaan memastikan adanya Keunggulan kompetitif yang merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen. c. Ketiga, Perusahaan harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan. Seperti keberadaan produk-produk pengganti, pertumbuhan kekuatan tawar menawar pembeli maupun pemasok. Dengan menggunakan beberapa kriteria diatas perusahaan dapat menemukan kesesuaian perusahaan dengan segmen pasar yang tepat 3. Positioning adalah : Suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan (difference), keuntungan (advantages), manfaat (benefit) yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk. (Fanggidae, 2006) Dalam menetapkan penentuan positioning perusahaan dapat memperhatikan faktor-faktor di bawah ini sebagai basis atau landasan penentuan positioning: a. Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan perusahaan b. Capaian yang telah dihasilkan perusahaan
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari - Juni 2010
Page 16
c. Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan d. Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk perusahaan e. Bisnis baru yang dimasuki f. Originalitas dan posisi sebagai perusahaan atau merk baru dipasar. 4. Branding Brand atau diartikan dalam bahasa Indonesia adalah Merk, merupakan sebuah nama dari sebuah produk maupun jasa termasuk jati diri kita sebagai manusia. Anda adalah sebuah “Brand” = “Image” =“Reputasi” dari pribadi anda. Jika di tinjau dalam promosi sebuah produk dalam periklanan, maka Branding merupakan bentuk dan cara penjualan awal bagi suatu produk yang baru lahir kepada konsumen. Penjualan disini bisa dimulai dalam pengenalan kepada konsumen dengan berbagai cara (promosi, publisitas atau iklan). Sebuah NAMA yang ada dalam benak konsumen akan menjadi Kekuatan sebuah merk jika kemampuannya dapat mempengaruhi perilaku pembelian pada konsumen.Ada hal lain yang perlu anda ketahui yaitu bahwa "Pelayanan“ adalah "Brand“. Sebuah perusahaan yang menjual atau memberikan jasa pelayanan yang dapat memuaskan konsumen dapat pula menjadi sebuah brand/merek. Ada 10 hal yang harus dipenuhi dalam membangun merek,al: 1. Coherency: Kesesuaian janji dengan kinerja apa yang akan dijual kepada pelanggan, bukan hanya produk. 2. Consistency: Tempatkan produk dalam suatu pandangan yang terus menerus, branding membutuhkan latihan dan kebijakan yang memungkinkan diperhatikan oleh audience (secara terus menerus) 3. Credibility: Bangun kredibilitas perusahaan anda, brand yang kuat hanya dapat dibangun dari fondasi yang kuat. 4. Integration: Satukan barisan organisasi, untuk mendukung arti “konsistensi” brand dalam setiap cara interaksi dengan audience. 5. Differenciation: Mempunyai nilai beda dengan yang lain (unique). 6. Risk: Berani untuk tampil beda, kesuksesan dituntun oleh bagaimana mengkalkulasikan kesempatan mengikuti visi. 7. Support: Investasikan brand, kesinambungan dengan kritik, reputasi
manajemen berlangsung lambat dan proses yang komulatif merupakan modal utama. 8. Focus: Arahkan brand/merek kearah kritik dari audience. 9. Relevance (keterkaitan): Keterkaitan merek dengan produk dan layanan. 10. Leadership: Kepemimpinan mengelola merek supaya ada yang bertanggung jawab dalam mengelola merek di benak pelanggan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS 1. Apa yang ditawarkan kepada calon mahasiswa AKPINDO? Segmentasi merupakan langkah awal sebelum produk dibuat. Tujuan segmentasi merupakan upaya menganalisis pasar tentang lapisanlapisan pasar sesuai dengan kebutuhannya yang berbeda dan latar belakang ekonomi sosialnya. Segmentasi pasar menurut sekolah asal,al: a. Siswa SMK Pariwisata di wilayah Jakarta Timur, Barat, Selatan , Utara dan Depok Segmen pasar ini merupakan golongan ekonomi lemah yang berada pada posisi menengah bawah. Jumlah siswa yang mengikuti program SMK 65% ingin bekerja namun pada suatu ketika ingin juga memeroleh pendidikan tinggi berupa Diploma Satu, Tiga atau bahkan Strata Satu. Prioritasnya bekerja. Data sekunder yang ada popolasi siswa ini di Depok, Jakarta Timur, jakarta Selatan dan Bekasi mewakili 15% dari total populasi SMK. Mayoritas adalah jurusan Bisnis dan Akutansi.Populasi SMK Pariwisata di Sekolah negeri sangat besar dibandingkan dengan populasi sekolah swasta. Di jakarta Timur misalnya ada 15 sekolah Pariwisata, 2 di antaranya yaitu SMK 24 dan SMK total 600 siswa kelas tiga • Total SMK di Jakarta Timur (Jaktim) : 179 • Total populasi SMK di Jakarta Timur : 68,536 (Kelas 1 sd Kelas 3) • Total SMK Bisnis dan manajemen : 99 sekolah • Total SMK Otomotif & TI : 65 • Total SMK Pariwisata : 15 Sumber : Dikmenti, Suku Dinas Pendidikan Walikota Jakarta Timur b. Sekolah Menengah Umum Negeri dan Swasta Segmen pasar Sekolah Negeri: pasar ini mayoritas ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi negeri, baik kedinasan maupun perguruan tinggi negeri umum.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari - Juni 2010
Page 17
B. PEMBAHASAN Bagaimana mengkomunikasikan produk baru AKPINDO ke sasaran pasar yang dipilih? 1. Analisis keunggulan produk kuliner dibandingkan dengan persyaratan positioning Persyaratan Positioning Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan perusahaan
Pemenuhan Persyaratan Proses pembentukan kompetensi sudah teruji dan dipantau oleh auditor internal dan eksternal. Alumni dan prestasi nasional sudah otentik. Segmen sesuai metode Bayes dan pilihan sasaran dengan metode CPI Chef School
Capaian yang telah dihasilkan perusahaan Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk perusahaan Originalitas dan posisi sebagai perusahaan atau merk baru dipasar
1.
Sudah Ada pendatang baru dalam bentuk kursus. Di luar negeri sudah ada. Di Indonesia untuk program D3 masih original.
Dalam menentukan prioritas tujuan yang akan dicapai dari alternaif-alternatif yang digunakan akan digunakan metode Bayes, karena pada tugas terdahulu Penulis telah menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE).
Prioritas tujuan positioning untuk sasaran pasar atau pangsa pasar: Alternatif
Sasaran Pasar Pangsa Pasar
Bobot kriteria
2.
Ukuran populasi 7 5
Kriteria Pilihan
Efektifitas
5 3
3 2
1
1 0.3*
1 0.5*
0.2*
Nilai Alternatif
Peringkat
0.606 0.394
1 2
0.09 *Perkiraan sendiri
Dari hasil di atas maka Sasaran Pasar yang tepat merupakan prioritas dalam melaksanakan promosi produk yang akan dikomunikasikan. Untuk mengkomunikasikan produk baru ke salah satu segmen pasar di atas perlu komunikasi prioritas dengan menggunakan CPI (Composite Performance Index) dengan mentransformasikan nilainya ke 100 setiap kecendrungan yang lebih positif akan lebih tinggi dan membandingkan nilainya dengan yang lain secara proporsional. Tabel : Matriks transpormasi melalui teknik perbandingan indeks kinerja ALTERNATIF Penjualan Personal
IRR 200
KRITERIA B/C PBP(Th) 150 100
Publikasi
100
80
70
Iklan Bobot Kriteria
100 0.5*
60 0.3*
60 0.2*
NILAI ALTERNATIF 165
88 80 *Perkiraan sendiri
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari - Juni 2010
PERINGKAT 1
2 3
Page 18
Dari indeks kinerja gabungan di atas maka prioritas utama ialah Personal Selling (Penjualan personal) menduduki peringkat pertama dengan indeks 165 dibandingkan dengan peringkat kedua dengan indeks 88. Namun demikian komunikasi ini pilihan pasar ini harus ditindaklanjuti dengan langkah positioning yaitu mendesain produk,
3.
menetapkan harga, dan mengkomunikasikannya kepada sasaran pasar. Dengan menggunakan AHP maka hasil isian Responden dimasukkan ke dalam program. Adapun hasil program tersebut adalah seperti di bawah ini. Hasil Calculate
Hasil assessment dan sintesis menunjukkan prioritas yang sama dan nilai yang sama. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil analisis dan pembahasan menyimpulkan bahwa AKPINDO memiliki peluang membuka Chef School dan mengkomunikasikannya melalui personal selling sebagai prioritas utama diikuti dengan publikasi dan iklan secara proporsional. Dalam hal sudah berpengalaman melakukan personal selling maka dapat diutamakan personal selling tersebut untuk mengkomunikasikan produk ke sasaran pasar yang tepat. Untuk memastikan sasaran pasar yang tepat, masih diperlukan studi lanjutan.
B. Saran 1. Supaya dikemas produk baru dengan nama Chef school sesuai kecendrungan dan pilihan calon pelanggan atau target market. 2. Supaya produk tersebut dikomunikasikan dengan personal selling (penjualan personal) langsung ke sasaran pasar secara dialog, pameran, diskusi interaktif dsb. 3. Supaya dilakukan studi lanjutan untuk memastikan sasaran pasar yang tepat.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari - Juni 2010
Page 19
DAFTAR PUSTAKA Don Sexton(2006), Marketing 101,Terjemahan: P.T. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. International Labor Office(2006), Geneva, Key Indicators of the Laboiur Market, Fourth Edition Kartajaya, Hermawan (2006): HK On Marketing, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Nadeau, Raymond A(2007)., Living Brands: collaboration, innovation, customer fascinationMcGraw Hill, New York. Kotler, Philip (2000), Marketing management, The Millenium Edition, PrenticeHall,Inc. Upper Saddle, New Jersey. Kleiner,M.M.,(2005), “Occupational Licencing,” Journal of Economic Perspectives (Fall 2000); and L. Shepard, “Licensing Restrictions and the Cost of Dental Care,” Journal of Law and Economics (October 1978); “Our Guild-Ridden Economy, Wall Street Journal ),
Spencer,Lyle M., Spencer, Signe M(1993). Competence at Work, : Models for Superior Performance, John wiley & Sons, Inc. New York Sanghi, Seema(2007), The Handbook of Competency Mapping: Understandaing, Designing and Implementing Competency Models in Organization, Business Book from SAGE, aNew Delhi, India Saaty, L.Thomas & Peniwati, Kirti(2008), Group Decision Making : Drawing Out and Reconciling Diffrences, RWS Publication Pitsburg. Sumarwan Ujang,Achmad Fachrodji (2010), Pemasaran Strategik: Perspektif ValueBased Marketing & Pengukuran kinerjaIPB Press.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari - Juni 2010
Page 20