DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DAN KEPERCAYAN DIRI SEBAGAI PREDIKTOR MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMP N 4 SALATIGA
TESIS
Untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Magister Sains Psikologi
Oleh: Marsyelin Josevin Rieuwpassa 832011002
MAGISTER SAINS PSIKOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015
i
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS Dukungan Sosial Orangtua dan Kepercayaan Diri Sebagai Prediktor Motivasi Berprestasi Siswa di SMP N 4 Salatiga
Disusun oleh: Marsyelin Josevin Rieuwpassa NPM 832011002
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 26 Februari 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat. Menyetujui, Pembimbing I
Dr.Christiana. H.Soetjiningsih
Pembimbing II
Dr.rer nat. A. Ign. Kristijanto,MS
ii
iii
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas tuntunan, kasih, serta pengetahuan yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun tesis ini ada banyak dukungan yang diberikan dari pihak-pihak yang telah membantu penulis selama ini. Lewat cinta, waktu, tenaga dan pikiran kepada penulis, maka dari itu dengan penuh ungkapan syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dra. Ch. Hari Soetjiningsih, MS., Ph., D., selaku dosen pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, serta motivasi bagi penulis selama menyelesaikan tesis. 2. Dr.rer nat. A. Ign. Kristijanto, M.S., selaku dosen pembimbing 2, yang juga telah memotivasi penulis, dan selalu
bersedia
memberikan
masukan,
ilmu,
dan
bimbingan bagi penulis. 3. Prof. Dr. Sutarto Wijono, Drs., MA., selaku Kaprogdi Magister Sains Psikologi yang telah menerima penulis untuk menuntut ilmu di Pascasarjana Magister Sains Psikologi. 4. Seluruh dosen di lingkungan Pascasarjana Magister Sains Psikologi, yang telah membimbing penulis selama studi di Universitas Kristen Satya Wacana.
v
5. Staff pegawai, Mas Agus, terima kasih karena telah membantu penulis dalam segala urusan administrasi selama studi. 6. Kepala sekolah, para guru, dan siswa SMP N 3 Salatiga yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan Tryout. 7. Kepala sekolah, para guru dan siswa di SMP N 4 Salatiga, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian. 8. Orangtua tercinta (Johanis Rieuwpassa dan Anthonetha Rieuwpassa) terima kasih banyak ku ucapkan atas kasih sayang, cinta, motivasi, doa dan jerih payah papa dan mama untuk membiayai penulis selama studi ini. Kakak dan adik ku tersayang terima kasih banyak buat doa, motivasi,
dan
perhatian
bagi
penulis
selama
menyelesaikan tesis. Tuhan Yesus Memberkati. 9. Saudara-saudaraku yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis
ucapkan terima kasih banyak untuk
dukungan dan doanya. 10. Teman-teman di MPY angkatan 2011. Kk Omi, Kk Irfan, Kk Yuli, Kk Dwika, Mas Jadid, Kk Resa, Kk Nana, Kk Barce, Kk Artha, Dwi, Viki,Vin, Nia, Yuvin, Veki, Gis dan Ditha terima kasih banyak untuk kebersamaan kita selama kuliah.
vi
Serta semua pihak, yang belum penulis sebutkan di atas, yang telah membantu dalam penulisan tesis ini. Terimakasih banyak.
Salatiga, Februari, 2015
Penulis
vii
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri sebagai prediktor motivasi berprestasi siswa kelas 2 di SMP N 4 Salatiga. Pengumpulan data menggunakan tiga skala yaitu; Dukungan Sosial Orangtua, Kepercayaan Diri dan Motivasi Berprestasi. Dengan mengambil sampel sebanyak 78 siswa. Hasil penelitian menunjukkan Dukungan
Sosial
Orangtua
memberikan
pengaruh
yang
signifikan sebesar (β= 0,308 dengan koefisien korelasi (r) = 0,543), sedangkan kepercayaan diri berpengaruh signifikan sebesar (β=0,478 dengan koefisien korelasi (r) = 0,629). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepercayaan Diri berpengaruh lebih
besar
terhadap
Motivasi
Berprestasi
dibandingkan
Dukungan Sosial Orangtua. Kata kunci: Dukungan Sosial Orangtua, Kepercayaan Diri, Motivasi Berprestasi
viii
ABSTRACT The objective of this study is to determine whether the Parent Social Support and Self-Confidency as a predictor of Student Achievement Motivation in SMP N 4 Salatiga. Totally 78 student in grade two are collected from SMP N 4 Salatiga. Data collection used three scales of measurement which are: Parental Social Support, Self Confidency and Student Achievement Motivation, respectively. The results of this study show that the Parental Social Support has a significant influence (β = 0,308 and r = 0,543), while Self Confidency has a significant influence (β = 0,478 and r = 0.629). The results of this studi indicate that the effect of student Self Confidency is greater toward the Achievement Motivation in comparism to the Parental Social Support. Keywords: Parent Social Support, Self-Confidency, Achievement Motivation
ix
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul………………………………………...
i
Lembar Pengesahan………………………………… ....
ii
Pernyataan Tidak Plagiat……………………………. ..
iii
Lembar Persetujuan Akses ............................................
iv
Ucapan Terimakasih .......................................................
v
Abstrak…………………………………………………..
viii
Abtract…………………………………………………… ix Daftar Isi…………………………………………………
x
Daftar Tabel.....................................................................
xv
Daftar Gambar ................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN……………………………….
1
Latar Belakang……………………………………...
1
1.1
1..2 Rumusan Masalah
13
1.3
Tujuan Penelitian……………………………………
13
1.4
Manfaat Penelitian………………………………….
13
1.4.1 Manfaat Teoritis……………………………...
13
1.4.2 Manfaat Praktis……………………………....
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
15
2.1 Motivasi Berprestasi…………………………………
15
2.1.1 Definisi Motivasi Berprestasi………………..
15
2.1.2 Teori Motivasi Berprestasi…………………..
17
x
Halaman 2.1.3 Ciri-ciri Motivasi berprestasi…………………
21
2.1.4 Faktor-faktor yang memengaruhi Motivasi Berprestasi……………………….....
23
2.2 Dukungan Sosial………………………………………
25
2.2.1 Definisi Dukungan Sosial…………………….
25
2.2.2 Dukungan Sosial Orangtua…………………..
26
1. Defenisi Orangtua…………………………
26
2. Defenisi Dukungan Sosial Orangtua……..
28
2.2.3 Aspek Dukungan Sosial Orangtua……............
28
2.2.4 Efek Dukungan Sosial Orangtua……………..
31
2.3 Kepercayaan Diri……………………………………..
32
2.3.1 Defenisi Kepercayaan Diri…………………..
32
2.3.2 Aspek-aspek Kepercayaan Diri………………
34
2.3.3 Efek Kepercayaan Diri………………............ ..
37
2.4 Hasil Penelitian Sebelumnya…………………………..
38
2.5 Kerangka Berpikir……………………………………. .
40
2.6 Model Penelitian…………………………………….. ..
45
2.7 Hipotesis…………………………………………….....
45
BAB III METODE PENELITIAN
46
3.1 Variabel Penelitian…………………………………………..
46
3.2 Definisi Operasional…………………………………..
46
xi
Halaman 3.2.1 Motivasi Berprestasi…………………………
46
3.2.2 Dukungan Sosial Orangtua………………….
47
3.2.3 Kepercayaan Diri …………………………….
47
3.3 Populasi dan Sampel....................................................
47
3.3.1 Populasi dan Sampel…………………………
47
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel………………...
48
3.3.3 Metode Pengumpulan Data……………….....
48
3.4 Analisis Aitem………………..................................
68
3.4.1 Uji Daya Diskriminasi Aitem……………….
68
3.4.2 Uji Hopotesis………………………………..
69
3.5 Analisis Data ………………..................................
70
3.5.1 Uji Asumsi…………………………………..
70
3.5.1.1 Uji Normalitas……………….....................
71
3.5.1.2 Uji Multikolinearitas……………….
71
3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas……………..
72
3.5.1.4 Uji Linearitas……………………….
72
3.6 Uji Coba Instrumen………………………………….
72
3.6.1 Hasil Skala Motivasi Berprestasi……..........
73
3.6.2 Hasil Skala Dukungan Sosial Orangtua……..
73
3.6.3 Hasil Skala Kepercayaan Diri……………….
74
xii
Halaman BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………
76
4.1 Deskripsi Tempat Penelitian………………………….
76
4.2 Deskripsi Responden Penelian……………………….
79
4.3 Hasil Pengukuran Variabel ……………………………
80
4.3.1 Variabel Dukungan Sosial Orangtua..................
81
4.3.2 Variable Kepercayaan Diri……………..........
81
4.3.3 Variabel Motivasi Berprestasi………………..
82
4.4 Hasil uji Prasyarat Analisi (Uji Asumsi)……………..
84
4.4.1 Uji Normalitas……………………………….. 4.4.2 Uji Heteroskedastisitas………………………. 4.4.3 Uji Multikolinearitas………………………… 4.4.4 Uji Linearitas……………………………….. 4.5 Uji Hipotses………………………………………….
84 87 89 90 92
4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)…………..
93
4.5.2 Uji Signifikansi Parameter Individual………
93
4.5.3 Koefisien Determinasi ……………………..
95
4.6 Sumbangan Efektif……………………………………
96
4.7 Pembahasan…………………………………………..
97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................
103
5.1 Kesimpulan…………………………………………..
103
5.2 Saran-saran……………………………………………
103
DAFTAR PUSTAKA……………………………………
106
LAMPIRAN...................................................................
113
xiii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Skala Motivasi Berprestasi ..............................
49
Tabel 3.2 Skala Dukungan Sosial Orangtua ....................
56
Tabel 3.3 Skala Kepercayaan Diri ...................................
62
Tabel 3.4 Sebaran Aitem yang baik dan Aitem tidak baik Skala Motivasi Berprestasi.............................
73
Tabel 3.5 Sebaran Aitem yang baik dan Aitem tidak baik Skala Dukungan Sosial Orangtua……………
74
Tabel 3.6 Sebaran Aitem yang baik dan Aitem tidak baik Skala Kepercayan Diri……………... ...............
75
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………………………………..
79
Tabel 4.2 Kategori Responden Berdasarkan Usia………….
79
Tabel 4.3 Deskripsi Pengukuran Variabel Dukungan Sosial Orangtua………………………………….
80
Tabel 4.4 Deskripsi Pengukuran Variabel Kepercayaan Diri……………………………….
82
Tabel 4.5 Deskripsi Pengukuran Variabel Motivasi Berprestasi…………………………….
83
Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorow-Smirnow……………….
87
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas………………………
89
Tabel 4.8 Hasil Uji Zero Order Correlation Matrix……….
90
xiv
Halaman Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas Dukungan Sosial Orangtua dan Motivasi Berprestasi……………
91
Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas Kepercayaan Diri dan Motivasi Berprestasi………………………..
92
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Berganda Signifikan Nilai F.. ..........................................
93
Tabel 4.12 Hasil UJi Regresi Berganda Signifikan Nilai t.............................................
94
Tabel 4.13 Hasil Koefisien Determinasi Ringkasan Model…………………………….
95
Tabel 4.14 Sumbangan Efektif Variabel Dukungan Sosial Orangtua dan Kepercayaan Diri terhadap Motivasi Berprestasi……………….
96
xv
DAFTAR GAMBAR Halaman 4.1 Grafik Histogram pada Uji Normalitas……………..
85
4.2 Grafik p- plot pada Uji Normalitas…………………
86
4.3 Scatterplot pada Uji Heteroskedastisitas…………..
88
xvi
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat pendidikan. Setiap individu harus memiliki
motivasi
yang
baik
sehingga
individu
dapat
meningkatkan prestasi. Dengan demikian, dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri sangat penting untuk mendukung individu meraih prestasi yang baik di sekolah. Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang penulis ingin melakukan penelitian tentang motivasi berprestasi dan mengapa hal ini penting untuk diteliti. 1.1
LATAR BELAKANG MASALAH Keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa
apabila ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri (Dani, 2012). Helbert Spencer (seorang filosof Inggris) mengatakan bahwa pendidikan itu adalah menyiapkan individu agar dapat menikmati kehidupan yang bahagia. Pendidikan juga merupakan kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas (Atmadi & Setiyaningsih, 2000). Dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
1
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangs, dan negara. Searah dengan hal di atas maka sistem pendidikan yang ada di Indonesia dapat menghasilkan generasi-generasi bangsa yang bermutu dalam menghadapi suatu perubahan yang lebih baik. Mengingat bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting
tetapi,
yang
dirasakan
sekarang
adanya
ketertinggalan di dalam mutu pendidikan baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, setiap individu seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negaranegara lain. Setelah diamati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, salah satunya adalah pendidikan formal. Hal itulah yang menyebabkan rendahnya
mutu
pendidikan
(http://www.yepishare.com).
yang
Masalah
ada yang
di
Indonesia
dialami
oleh
Indonesia saat ini jelas diakibatkan oleh merosotnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh setiap individu. Disamping itu juga prestasi yang dimiliki oleh siswa merupakan salah satu komponen yang membuat kualitas pendidikan di Indonesia mulai merosot. Dalam sebuah harian pagi dikemukakan bahwa rendahnya
2
kualitas pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, dan rendahnya prestasi siswa (Padang Ekspres, 2012). Ini diakibatkan karena kualitas pendidikan di Indonesia belum merata. Di sejumlah tempat masih banyak warga yang tidak bisa menempuh pendidikan yang baik akibat mahalnya biaya sekolah dan kurangnya sarana fisik yang di miliki. Inilah realita yang dialami dunia pendidikan di Indonesia. Kondisi yang terjadi menghambat Indonesia untuk bisa bangkit mengatasi masalah rendahnya kualitas sumber daya manusia (http://santhikal .blogspot.com). Salah satu bentuk pendidikan yang harus ditempuh oleh individu selain pendidikan dasar adalah pendidikan menengah. Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam pendidikan yang lebih tinggi (perguruan tinggi) bahkan memasuki dunia kerja (Hamalik, 2011). Salah satu pendidikan menengah yang ada di Salatiga adalah SMP N 4 Salatiga yang berdiri pada tahun 1983 yang berlokasi di Jln Pattimura 47 Salatiga. Visi dari SMP N 4 Salatiga adalah terbentuknya pribadi siswa yang santun, etis berbudi luhur dan terwujudnya peringkat sekolah yang unggul di atas rata-rata.
3
Mengingat pendidikan itu penting SMP N 4 Salatiga juga mempunyai visi yang baik untuk meningkatkan prestasi siswa. Pada tahun pertama dibuka, SMP N 4 Salatiga menampung siswa sebanyak 830, namun terjadi penurunan pada tahun 2009. Penurunan jumlah siswa disebabkan oleh rendahnya prestasi. Kenyataan yang ada membuktikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah yang ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP). Selain itu data dari education for all di Indonesi pada tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat 65, tahun ini merosot ke peringkat 69 dari 127 negara, sedangkan data Indeks Pengembangan Pendidikan (IPP), Indonesia menempati peringkat 124 dari 187 negara. Pada tahun 2014 ranking pendidikan di Indonesia adalah yang paling rendah (nomor 40) dari ranking 40 negara di dunia, berdasarkan publikasi terbaru dari Pearson Education (2014). Untuk mengoptimalkan upaya peningkatan kualitas pendidikan perlu diperhatikan bahwa tercapainya tujuan pendidikan dapat dilihat dari prestasi yang dimiliki oleh individu. Pengembangan potensi yang dimiliki oleh individu tentunya tidak akan terlepas dari
4
motivasi berprestasi (Dewata, 2011). Akan tetapi permasalahan yang sering muncul disekolah adalah merosotnya angka rapor dan rendahnya prestasi akademik siswa. Salah satu penyebab banyak siswa yang gagal disebabkan oleh rendahnya motivasi berprestasi yang di miliki. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Carrol, (2003, dalam Garliah & Nasution, 2005), yang menunjukkan bahwa rata-rata 30% individu gagal disebabkan karena rendanya motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi bagi keberhasilan individu adalah karena
motivasi
menyelesaikan
berprestasi
sesuatu,
merupakan
dalam
keinginan
untuk
suatu
standar
mencapai
kesuksesan, dan melakukan suatu usaha demi mencapai suatu tujuan (Santrock, 2003). Menurut Winkel (1992), motivasi berprestasi adalah daya penggerak dalam diri individu untuk memperolah keberhasilan dan melibatkan diri dalam kegiatan, di mana keberhasilannya tergantung pada usaha pribadi dan kemampuan yang dimilikinya. Mengingat pentingnya motivasi berprestasi
bagi
keberhasilan
siswa,
maka
setiap
siswa
diharapkan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Salah satu hal yang dapat memotivasi individu menurut McClelland (1987) adalah kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), bagaimana individu melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, lebih cepat dan lebih efisien dengan hasil akhir yang maksimal bila dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya. Santrock (2003) mengatakan bahwa motivasi berprestasi siswa terbentuk dalam interaksi individu dari
5
lingkungan sosialnya. Iyer & Kamalanabhan (2006), mengatakan motivasi berprestasi adalah kecenderungan untuk menjadi unggul. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kecenderungan untuk mementingkan keunggulan, adanya rasa ingin dilihat sebagai orang yang memiliki standar keunggulan atau sukses dalam situasi persaingan. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi biasanya aktif, pekerja keras, menetapkan standar yang tinggi, menyukai tugas yang menantang dan mengejar kualitas. Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, yaitu faktor intrinsik seperti cita-cita, kepribadian, kepercayaan diri dan inteligensi sedangkan faktor ekstrinsik seperti lingkungan keluarga, sekolah atau kampus, masyarakat dan budaya. Dalam penelitian ini penulis memilih dua faktor, yaitu dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri. Melalui wawancara tanggal 05 April 2013 dengan dua orang guru BK yang mengatakan bahwa sebelum menjadi SMP N 4 sekolah ini dulu adalah Sekolah Teknik Negeri (ST) dengan jumlah siswa 830. Setelah berakhir pada tanggal 31 Desember 1983 Sekolah Teknik diganti dengan SMP N 4 Salatiga sampai sekarang. Pada tahun 2007-2008 menjadi 611 siswa. Tahun 20092010 mengalami peningkatan menjadi 631 siswa, tahun 20122013 terjadi penurunan menjadi 618 siswa, sedangkan tahun 2014 ada peningkatan jumlah siswa menjadi 640. Jika dibandingkan dengan beberapa sekolah negeri lainnya SMP N 4 Salatiga mengalami masalah dengan prestasi siswa. Ini disebabkan karena
6
rendahnya prestasi yang dimiliki oleh siswa-siswi tersebut. Ada kelas tertentu yang ditempati oleh siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Siswa-siswi tersebut menempati kelas A sedangkan siswa-siswi yang memiliki motivasi berprestasi yang paling rendah menempati kelas yang paling akhir yaitu kelas H. Siswa yang motivasi berprestasi tinggi selalu yakin akan kemampuan untuk meraih sukses, selalu menggunakan waktu dengan baik, selalu berusaha mempertahankan prestasi di kelas, dan selalu mengumpulkan tugas tepat waktu sedangkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah selalu bolos setiap jam pelajaran, malas mengerjakan tugas, kurang perhatian di kelas dan mereka kurang percaya diri dalam proses belajar mengajar. Penulis juga melakukan wawancara dengan 2 orang guru yang mengajar di kelas H. Ada kesulitan ketika harus mengajar karena siswa-siswa kadang tidak peduli dengan apa yang diajarkan oleh guru. Mereka lebih suka menghabiskan waktu di kantin sekolah daripada masuk kelas untuk mendapat pelajaran. Ada siswa yang mengatakan bahwa orangtua mereka tidak pernah peduli
dengan
pendidikan
di
sekolah.
Santrock
(2002)
mengatakan ketika anak berkembang menjadi remaja, mereka akan mengalami masa transisi di masa sekolahnya, dari sekolah dasar menuju sekolah menengah pertama (SMP). Monks dkk. (1998) masa remaja awal berusia 12-15 tahun yang merupakan siswa SMP. Pada masa ini anak akan mengalami banyak perubahan yang sering menimbulkan masalah baik dari remaja itu
7
sendiri, orangtua (keluarga) maupun sekolah. Perubahanperubahan itu berkaitan tehadap citra tubuh, lingkungan yang baru dan bertambahnya mata pelajaran di sekolah. Alasan penulis memilih variabel motivasi berprestasi dan dukungan sosial orangtua karena dari hasil-hasil penelitian terlihat bahwa dukungan sosial dari orangtua (keluarga) memegang peranan penting dalam keberhasilan anak dalam proses pendidikan. Keluarga merupakan tempat dimana seorang anak pertama kalinya memperoleh pendidikan, mengenal nilai-nilai maupun peraturan yang harus diikutinya, serta mendasari anak untuk melakukan
hubungan
sosial
yang
lebih
luas.
Keluarga
memberikan dukungan untuk berprestasi dan sukses terkait dengan harapan dari orangtua kepada anak-anak. Yurika (2010) mengatakan bahwa terbentuknya motivasi bersumber dari cara orangtua mendidik dan mengasuh anaknya. Orangtua yang mendidik anaknya untuk berusaha menentukan sendiri apa yang sebaiknya dilakukan dan mampu mengerjakan tugas-tugas disertai dengan sikap orangtua yang selalu menghargai setiap prestasi yang telah dicapai anak, akan menumbuhkan motivasi berprestasi yang tinggi pada anak. Pemilihan variabel dukungan sosial orangtua terhadap motivasi berprestasi didukung dengan beberapa hasil penelitian berikut: berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Coleman & Maqsud (1993), menunjukkan bahwa peran interaksi orangtua dalam
memberikan
dukungan
sosial
kepada
anak-anak
berhubungan positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi.
8
Dalam pengertian makin besar dukungan sosial orangtua makin tinggi motivasi berprestasi anak-anak. Sebaliknya makin kecil dukungna sosial orangtua, maka makin rendah motivasi berprestasi anak-anak. Penelitian yang dilakukan Wentzel (1998), menunjukkan bahwa dukungan sosial sangat berperan penting terhadap prestasi anak. Selain itu Verkuyten et al. (2001) menemukan bahwa dukungan sosial orangtua berpengaruh terhadap motivasi berprestasi anak, khususnya bagi keluargakeluarga yang masih mempertahankan budaya kekerabatan. Dalam hubungan kekerabatan ini dukungan sosial orangtua sangat berpengaruh terhadap motivasi berprestasi anak-anak mereka. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dimana Verkuyten et al. (2001) melakukan tiga kali studi terhadap anakanak Turki dan anak-anak Belanda, dimana ditemukan bahwa anak-anak dari keluarga Turki memiliki dukungan sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan dukungan sosial orangtua dari keluarga Belanda. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dukungan sosial orangtua dari anak-anak Turki berpengaruh posif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi. Sedangkan, dukungan sosial dari orangtua anak-anak Belanda tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi berprestasi anak, karena motivasi berprestasi yang dimiliki oleh anak-anak Belanda merupakan tanggung jawab pribadi. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Solek & Schoenfelder (2007) menunjukkan bahwa dukungan keluarga mempunyai pengaruh yang kuat pada motivasi berprestasi anak-anak.
9
Di dalam kehidupan anak sebagian besar keluarga memberikan dukungan untuk berprestasi dan sukses terkait dengan harapan keluarga/orangtua. Hal di atas didukung dengan riset telah dilakukan oleh Crandall (Maqsud & Coleman, 1993) yang menunjukkan bahwa orangtua mempunyai pengaruh kuat pada
pengembangan motivasi berprestasi anak mereka.
Selanjutnya McClelland dan Pilon (Maqsud & Coleman, 1993), pengharapan orangtua terhadap masa depan anak-anak, serta anak belajar melalui pengamatan langsung adalah penting dalam pengembangan motivasi berprestasi mereka. Jadi anak-anak yang berprestasi, mempunyai inisiatif, dan daya saing diperkuat oleh orangtua mereka, lebih mungkin untuk berkembangnya motivasi berprestasi yang lebih tinggi (Spence, 1983; Woollfolk, 1990 dalam Maqsud & Coleman, 1993). Dalam kajian selanjutnya, Paulson (Santrock, 2003) menyatakan bahwa melalui model kombinasi pola asuh orangtua yang di dalamnya terdapat dukungan sosial orangtua akan mampu memberikan dukungan terhadap anak, hal ini akan membuat anak memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Selain variabel dukungan sosial dari orangtua terhadap motivasi berprestasi kepercayaan diri juga turut berpengaruh terhadap motivasi berprestasi. Loekmono (1983) menyatakan bahwa kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan
dengan kepribadian
seseorang.
Dari
kepercayaan diri yang dimiliki akan membuat individu selalu yakin akan kemampuannya. Rasa kurang percaya diri dapat
10
timbul ketika individu menghadapi perubahan situasi seperti menghadapi lingkungan baru, menghadapi orang-orang yang baru dikenal, adanya suasana bersaing di sekolah, dan masuk ke lingkungan yang ramai atau berhadapan dengan orang yang status sosial lebih tinggi. Timbulnya rasa cemas itu, merupakan salah satu indikasi adanya gejala kurangnya kepercayaan diri pada anak (Hakim, 2002). Tingkat kepercayaan diri yang baik memudahkan individu dalam pengambilan keputusan, membangun hubungan dengan
orang
lain,
dan
membantu
individu
untuk
mempertahankan kesuksesan dalam pembelajaran di sekolah, sehingga secara tidak langsung akan memengaruhi prestasi yang dimiliki
(http://blogspot.com/2012/
pengaruh-kepercayaan
diri,html). Namun pada dasarnya tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri yang cukup. Perasaan malu, sungkan dan lain sebagainya dapat menjadi kendala seorang siswa dalam proses belajar mengajar
di
sekolah maupun di
lingkungannya.
Berdasarkan hasil wawancara dari seorang guru di SMP N 4 Salatiga mengatakan bahwa sebagian siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah disebabkan karena malu untuk bertanya di kelas, tidak mau berbagi dengan teman-teman ketika mengalami kesulitan, dan selalu menjadi siswa yang pendiam. Hal ini disebabkan setiap siswa memiliki lingkungan dan latar belakang yang berbeda-beda, sehingga hal itu memengaruhinya dalam pembentukan rasa percaya diri. Rini (2002) menyatakan bahwa
rendahnya
kepercayaan
diri
yang
dimiliki
akan
11
menggangu
individu,
terlebih
ketika
individu
tersebut
diperhadapkan pada tantangan ataupun situasi yang baru. Penulis memilih variabel kedua kepercayaan diri karena kepercayaan diri juga penting bagi individu. Kepercayaan diri yang positif akan memudahkan individu untuk memiliki kompetensi untuk meraih prestasi yang baik. Sejalan dengan Fernald & Fernald, (1999, dalam Luxori, 2005) menyatakan bahwa
faktor-faktor
yang
dapat
memengaruhi
motivasi
berprestasi individu, salah satunya adalah apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu sehingga berpengaruh
dalam
bertingkah
laku.
Pemilihan
variabel
kepercayaan diri terhadap motivasi berprestasi didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hamdan (2009) menemukan bahwa
kepercayaan
diri
berpengaruh
terhadap
motivasi
berprestasi, jika individu mempunyai kepercayaan diri yang tinggi maka motivasi berprestasinya akan menjadi tinggi, dan sebaliknya jika individu memiliki kepercayaan diri yang rendah (negatif) maka motivasi berprestasi menjadi rendah. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Santoso & Brotowidagdo (2012) menunjukkan bahwa kepercayaan diri berpengaruh terhadap motivasi berprestasi pada mahasiswa Universitas Semarang. Mengingat bahwa pendidikan itu penting bagi setiap individu, namun pada dasarnya pendidikan di SMP N 4 Salatiga mengalami
masalah
terhadap
motivasi
berprestasi
siswa,
sedangkan motivasi berprestasi dapat dipengaruhi oleh dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri. Berdasarkan hasil-hasil
12
penelitian yang ada, maka penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri sebagai prediktor motivasi berprestasi siswa di SMP N 4 Salatiga. 1.2.
PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri dapat dijadikan preditor motivasi berprestasi siswa di SMP N 4 Salatiga.
1.3.
TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untuk menentukan dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri sebagai prediktor motivasi berprestasi siswa di SMP N 4 Salatiga.
1.4.
MANFAAT PENELITIAN
1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ilmiah dalam
usaha untuk memperoleh pemahaman tentang
dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri sebagai prediktor motivasi berprestasi, dan secara khusus penelitian ini bermanfaat pada bidang studi Psikologi Pendidikan.
13
2. a.
Manfaat Praktis Bagi lembaga pendidikan dapat memberikan sumbangan penelitian agar lembaga dapat mengetahui tentang bagaimana meningkatkan motivasi berprestasi pada siswa SMP.
b.
Bagi siswa diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman untuk mengembangkan motivasi berprestasi yang lebih baik dan lebih meningkatkan kepercayaan diri.
c.
Bagi
orangtua
melaksanakan
agar tugas
lebih dan
memperhatikan
tanggung
jawab
dan dalam
mengasuh dan memberikan dukungan sosial secara optimal.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenal landasan teoritik yang terdiri dari defenisi, aspek-aspek, teori dan faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing variabel. Selain itu juga dijelaskan mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya, kerangka berpikir, hipotesis penelitian dan model penelitian. 2.1.
MOTIVASI BERPRESTASI
2.1.1
Definisi motivasi berprestasi Djamarah (2002) menyatakan, motivasi adalah suatu
perubahan energi dalam diri individu yang berbentuk aktivitas nyata berupa kegiatan fisik, di mana individu mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka individu mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya. Handoko (2006) menyatakan, motivasi sebagai suatu tenaga atau faktor yang ada di dalam diri individu,
yang
mengorganisasikan
menimbulkan, tingkah
laku.
mengarahkan Santrock
(2007)
dan juga
menyatakan, bahwa motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Selain itu juga motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dengan situasi. Setiap individu memiliki dorongan motivasional dasar yang berbedabeda. Motivasi juga merupakan proses yang menjelaskan intensitas, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuan (Robbins, 2008). Mc Donald, (2004, dalam Hamalik, 2011)
15
menyatakan, “motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction” ( motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan). Terry, (2001 dalam Hasibuan, 2012) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. McClelland (1987) menyatakan bahwa kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) adalah suatu pikiran yang berhubungan dengan melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, lebih cepat dan lebih efisien dengan hasil akhir yang maksimal bila dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnnya. Motivasi berprestasi berhubungan dengan kemampuan untuk mengatasi rintangan dan memelihara semangat kerja yang tinggi, bersaing (melalui usaha keras), dan mengungguli orang lain (Asnawi, 2002). Handoko (2003) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang muncul dari dalam diri individu untuk berusaha mencapai prestasi yang tinggi. Menurut McClelland, (1987, dalam Rola & Wulandari, 2004) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang ada pada diri individu untuk mencapai sutu keberhasilan. Davis, (2000, dalam Asnawi, 2002) juga menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan untuk mengatasi rintangan dan mencapai keberhasilan, sehingga menyebabkan individu bekerja lebih baik lagi. McClelland, 1987 (dalam Hasibuan, 2012) menyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu keinginan untuk
16
mengatasi atau mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan, dan pertumbuhan. Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi sangat penting untuk mendorong individu mencapai kesuksesan. Kebutuhan yang mendorong individu melakukan suatu usaha untuk mencapai tujuan yaitu menghasilkan prestasi yang lebih baik sesuai dengan standar keunggulan.
2.1.2
Teori motivasi berprestasi Teori
McClelland
kebutuhan (1987)
berprestasi
dan
dikembangkan
rekan-rekannya.
Teori
David yang
dikembangkan berfokus pada tiga kebutuhan yaitu: pencapaian, kekuatan, dan hubungan. Ketiga model dimensi kebutuhan ini dapat didefenisikan sebagai berikut: 1. Kebutuhan pencapaian (need of achievement): dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha untuk berhasil. 2. Kebutuhan kekuatan (need of power): kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya. 3. Kebutuhan hubungan (need of affiliation): keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
17
Dalam bidang pendidikan, jenis motivasi yang paling penting adalah motivasi berprestasi yang mendorong individu untuk mencapai prestasi. Menurut Salam & Ada, 2003), dalam motivasi berprestasi terdapat kemampuan yang terorganisir pada diri individu untuk mewujudkan suatu keadaan yang lebih tinggi, sehingga perasaan ingin suksesnya dapat tercapai. Selain itu, di dalam motivasi berprestasi juga mengandung kondisi psikologis yang mendorong atau mengerakkan individu untuk memenuhi keinginan atau kebutuhannya (Salam & Ada, 2003). Dengan kata lain, adanya kemampuan maupun kondisi psikologi, maka individu bertingkah laku untuk memenuhi kebutuhan (needs). Berkaitan dengan needs, Maslow (1970) dengan teori hirarkinya mengatakan bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan
dasar.
Kebutuhan-kebutuhan
tersebutlah
yang
membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku individu. Maslow membagi kebutuhan dalam 5 kategori, yaitu: 1. Kebutuhan fisiologi (Physiological needs), seperti rasa lapar, rasa haus, kebutuhan akan perumahan dan sebagainya. 2. Kebutuhan rasa aman (sefety needs), yaitu kebutuhan bebas dari bahaya, merasa aman, dan terlindung. 3. Kebutuhan rasa cinta dan sayang (needs for love and belongingness),
yaitu
kebutuhan
yang
mendorong
individu untuk menjalin hubungan afektif atau emosional dengan
orang
lain
serta
merasa
diterima
oleh
kelompoknya dan terlibat di dalamnya.
18
4. Kebutuhan akan penghargaan (needs for self esteem), yaitu kebutuhan memperoleh penghargaan/berprestasi, berkompetensi
dan
mendapatkan
dukungan
serta
pengakuan baik yang diberikan oleh orang lain maupun yang dapat dirasakan sendiri. 5. Kebutuhan aktualisasi diri (needs for self actualization), kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk menunjukan kemampuan dirinya. Individu yang dapat mengaktualisasikan dirinya adalah orang-orang yang kreatif, ekpresif dan dapat menjadi apa saja menurut kemampuannya. Maslow, (1970 dalam Koeswara, 1991) mengemukakan bahwa motivasi seseorang turut dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya dan keadaan sosial masyarakat. Bila lingkungan tidak memberikan dukungan bagi pemenuhan kebutuhan maka akan menghambat perkembangan dirinya. Selain Maslow, Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E=Existence (kebutuhan akan eksistensi), R=Relatedness dengan
pihak
lain,
dan
(kebutuhan G=Growth
untuk
berhubungan
(kebutuhan
akan
pertumbuhan). Tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep
19
Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self actualization”
menurut
Maslow.
Kedua,
teori
Alderfer
menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya;
Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar. Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat
pragmatisme oleh manusia yang menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya. Herzberg juga memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan
yang
dimaksud
dengan
faktor
hygiene
atau
20
pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan diatas penulis memilih teori McClelland yang berdasarkan pada kebutuhan pencapaian
(need
of
achievement).
McClelland
(1987)
mengatakan bahwa individu yang memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih berjuang untuk memperoleh pencapaian pribadi daripada memperoleh penghargaan dan juga memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Dorongan ini merupakan kebutuhan pencapaian (nAch). Dalam penelitian terhadap kebutuhan menemukan bahwa individu dengan prestasi yang tinggi membedakan diri mereka dari individu lain menurut keinginan mereka untuk melakukan hal-hal yang lebih baik (Luthans, 2006). 2.1.3
Ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi. Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat penting
bagi individu. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan mencapai prestasi yang baik. Apabila tidak ada motivasi berprestasi dalam diri siswa maka akan menimbulkan rasa malas dalam mengikuti proses belajar dan kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Menurut McClelland (2002) ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi yaitu:
21
1. Pengambilan resiko sedang, yaitu memilih pencapaian prestasi
dengan
resiko
sedang
sehingga
dalam
pengambilan tugas individu memiliki keyakinan dapat meraih sukses dan menghindari kegagalan, serta sukses yang dicapai dengan cara yang inovatif. 2. Menginginkan umpan balik, yaitu individu menyukai aktivitas yang dapat memberikan umpan balik berharga dan cepat mengenai kemajuan dalam mencapai tujuan. Dengan demikian ini individu perlu memanfaatkan waktu secara efektif, baik dalam belajar maupun dalam mengerjakan tugas-tugas. 3. Puas dengan prestasi, yaitu orang yang tingkat prestasinya tinggi
menganggap
bahwa
menyelesaikan
tugas
merupakan hal yang menyenangkan secara pribadi, mereka tidak mengharapkan penghargaan material, namun mereka memiliki pemikiran yang berorientasi pada pengharapan akan penghargaan di masa depan. 4. Totalitas terhadap tugas, yaitu individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung total dan gigih dengan
mengerjakan
tugas,
hingga
dapat
menyelesaikannya dengan sukses. Mereka tidak mau meninggalkan pekerjaan terbengkalai dan tidak cepat puas dengan diri sendiri sehingga mereka menggunakan usaha maksimal dan memperoleh hasil yang optimal, dan dalam bekerja lebih mengutamakan pencapaian prestasi dari pada hubungan sosial.
22
Menurut Ivancevich dkk. (2006), karakteristik individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah: 1. Suka menerima tanggung jawab dalam memecahkan masalah. 2. Cenderung menetapkan pencapaian yang moderat dan cenderung
mengambil
resiko
yang
telah
diperhitungkan. 3. Menginginkan umpan balik atas kinerja. Berdasarkan beberapa pandangan mengenai ciri-ciri motivasi berprestasi di atas, dalam penelitian ini menggunakan ciri-ciri motivasi berprestasi yang dikemukan oleh McClelland (2002) dan motivasi berprestasi dalam penelitian ini dikaitkan dalam akademik (studi). Hal ini disebabkan karena di dalam cirriciri yang dikemukan oleh McClelland (2002) terkandung semua ciri-ciri oleh tokoh lain. 2.1.4
Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berprestasi Setiap individu memiliki tingkat motivasi berprestasi yang
berbeda-beda, tetapi semua itu tergantung dari faktor-faktor yang memengaruhi. Heckhausen (Haditono, 1979) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah: 1. Faktor intrinsik, meliputi: tujuan yang ditetapkan, harapan yang diinginkan, cita-cita yang dimiliki, memiliki kepercayaan diri yang positif, rasa takut untuk sukses atau kecenderungan menghindari sukses, pengalaman, dan potensi dasar yang dimiliki dalam hal ini inteligensi.
23
2. Faktor ekstrinsik, meliputi: situasional, norma kelompok, timbulnya resiko sebagai akibat dari potensi yang diperolah, sikap terhadap kehidupan dan lingkungan. Lingkungan yang baik dan memberikan dukungan terhadap
individu
sangat
mempengaruhi
motivasi
berprestasi. Dalam hal ini anak sangat membutuhkan dukungan sosial orangtua sebagai orang yang paling dekat dan lebih mengenal kehidupan anak. Sejalan dengan hal tersebut Crow dan Crow (1984), mengemukakan bahwa sikap terhadap lingkungan akan mempengaruhi motivasi berprestasi, artinya sikap terhadap lingkungan merupakan petunjuk tentang pandangan dan penilaian individu terhadap
lingkungannya.
Sikap
positif
terhadap
lingkungan akan meningkatkan motivasi berprestasi, sedangkan sikap negatif terhadap lingkungan akan menurunkan motivasi berprestasi.
Hurlock (1999), mengatakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berprestasi terbagi dalam dua bagian yaitu: 1. Faktor pribadi yang meliputi: keinginan untuk mencapai apa yang dicita-citakan untuk masa depan, dan apa yang pernah dialami di masa lampau. 2. Faktor lingkungan yang meliputi: harapan sosial, tekanan dari teman sebaya, penghargaan sosial bagi prestasi yang tinggi dan penolakan sosial bagi prestasi yang rendah.
24
Berdasarkan uraian di atas, maka faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh orangtua dan guru sehingga motivasi berprestasi siswa terus ditingkatkan dalam mencapai prestasi yang lebih baik. 2.2.
DUKUNGAN SOSIAL
2.2.1. Definisi dukungan sosial Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan), kebutuhan sosial (pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan) dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religiusitas, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah, baik ringan maupun berat. Pada saat-saat seperti itu seseorang akan mencari dukungan sosial dari orangorang
di
sekitarnya,
sehingga
dirinya
merasa
dihargai,
diperhatikan dan dicintai (Kuntjoro, 2002). Rook, (1985, dalam Smet, 1994) dukungan sosial adalah salah `satu diantara fungsi pertalian (ikatan) sosial. Ikatan- ikatan sosial menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal. Ikatan dan hubungan dengan orang lain dianggap sebagai aspek yang memberikan kepuasan secara emosional dalam kehidupan individu. Gottlieb, (1983, dalam Smet, 1994) dukungan sosial yang terdiri dari informasi atau nasehat verbal maupun non verbal yang berupa bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh adanya keakraban atau adanya kehadiran seseorang yang mempunyai manfaat atau efek terhadap perilaku
25
bagi penerima. Wellman, (1981, dalam Smet, 1994) mengatakan bahwa dukungan sosial hanya dapat dipahami jika orang tersebut tahu mengenai struktur jaringan sosila dan menjadi anggotanya. Hal ini berarti bahwa dukungan sosial adalah perasaan sosial yang dasar yang dibutuhkan terus-menurus, dipuaskan dalam interaksi dengan orang lain. Smet (1994) juga menambahkan bahwa dukungan sosial
merupakan suatu bentuk perhatian,
penghargaan atau pertolongan yang diterima oleh individu lain atau kelompoknya. Informasi tersebut diperoleh dari pola hubungan keluarga, guru, teman sebaya, kelompok atau organisasi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah ikatan sosial yang dijalin secara akrab antara individu satu dengan yang lain dalam lingkungan masyarakat, keluarga, organisasi dan sekolah dan lain-lain. Diberikan dalam bentuk informasi atau bantuan yang diperoleh dari orang lain karena adanya keakraban sehingga individu tersebut merasa diperhatikan, dicintai, dihargai, dihormati serta mempunyai kesempatan yang baik untuk memahami masalah secara bersama-sama. 2.2.2. Dukungan Sosial Orangtua 1. Definisi Orangtua Eminyam (2001) mengemukakan bahwa orangtua yang terdiri dari suami atau istri atau ayah dan ibu yang membentuk satu keluarga dan bersatu dalam ikatan pernikahan, yang
26
didalamnya mereka melaksankan tugas dan tanggung jawab terhadap anak-anak yang lahir dari pernikahan mereka. Oleh karena itu keluarga harus menjadi sekolah yang pertama, dimana orangtua memberikan contoh dan teladan yang baik. Sejalan dengan itu Setyani (2005) mengungkapkan bahwa orangtua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga, yang dalam kehidupan sehari-hari biasa disebut dengan ayah dan ibu. Pendapat tersebut menekankan bahwa orangtua adalah penanggung jawab kelangsungan hidup keluarga. Munir (2010) juga menyatakan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab dalam membentuk serta membina anak-anak, karena keluarga merupakan tempat dimana anak bertumbuh dan berkembang untuk mempelajari atau mengetahui kehidupan. Sukma (2011) juga menyatakan bahwa orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi
anak-anaknya.
Lingkungan
keluarga
juga
dikatakan
lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga. Berdasarkan pernyatan di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga, yang dalam kehidupan sehari-hari disebut ayah dan ibu yang berfungsi sebagai pelindung setiap anggota
27
keluarga, pendidik, pelaku kegiatan ekonomi, pengasuh serta membesarkan anak-anak. 2. Definisi dukungan sosial orangtua House, (1986, dalam Wijaya, 2012) menyatakan bahwa dukungan sosial orangtua adalah dorongan atau bantuan yang diterima individu dari orangtuanya sehingga dapat meningkatkan keyakinan dan memiliki perasaan positif mengenai dirinya sendiri. Demaray dan Malecki (2002),
mengatakan bahwa
dukungan sosial sebagai persepsi individu dari dukungan umum atau tindakan spesifik yang bersifat mendukung dari orang-orang dalam jaringan sosial yang fungsinya sebagai pelindung. Sumber dukungan ini berasal dari orangtua, teman, guru, teman dekat atau sekolah. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial orangtua merupakan sikap orang tua kepada individu
yang
membuatnya
merasa
diterima,
dicintai,
diperhatikan dan merasa menjadi bagian dalam keluarga. 2.2.3
Aspek-aspek dukungan sosial orangtua Menurut House, (1986, dalam Smet, 1994), dukungan
sosial terdiri atas empat aspek, yaitu: 1. Dukungan emosional, yaitu dukungan orangtua dalam memberikan keyakinan bahwa individu dicintai dan diperhatikan. Aspek ini mencakup dukungan yang
28
diwujudkan
dalam
bentuk
ungkapan
empati
dan
kepedulian. 2. Dukungan
penghargaan/penilaian,
yaitu
dukungan
orangtua terhadap individu sebagai bahan introspeksi diri dan motivasi agar berbuat lebih baik dari sebelumnya. Aspek ini terjadi lewat penghargaan/penilaian positif orangtua terhadap individu, motivasi untuk maju dan memiliki pandangan positif terhadap keberhasilan orang lain. 3. Dukungan informatif, yaitu dukungan orangtua untuk membantu individu memecahkan masalah. Aspek ini mencakup pemberian nasihat dan saran-saran untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 4. Dukungan instrumental, yaitu dukungan orangtua yang berupa barang dan jasa yang dapat membantu kegiatan individu. Aspek ini mengungkapkan dukungan sosial yang mencakup
bantuan langsung yang diwujudkan dalam
bentuk uang, tenaga, waktu, dan pemberian hadiah.
Weiss,
(1974,
dalam
Cutrona
&
Russell,
1987)
mengusulkan enam aspek yang berasal dari hubungan dengan orang lain. Keenam aspek tersebut adalah guidance (saran dan informasi), reliable alliance (bantuan yang nyata), attachment (ekspresi mengenai kepedulian dan cinta), reassurance of worth ( kemampuan untuk menghormati dan kualitas individu), social integration (kepentingan dan keprihatinan bersama dalam kelompok), dan opportunity to provide nurturance (dukungan ini
29
berupa perasaan individu bahwa ia dibutuhkan oleh orang lain). Sejalan dengan Drageset (2012) yang menguraikan mengenai enam aspek dari Weis, yaitu attachment (hubungan yang dirasakan dimana individu memperoleh kedekatan emosional dan rasa aman. Tidak adanya hubungan tersebut dapat mengakibatkan rasa kesepian, social integration ( menjadi bagian dari suatu kelompok), reassurance of worth (suatu hubungan dimana keterampilan dan kemampuan seseorang diakui), opportunity to provide nurturance (tanggung jawab untuk kesejahteraan orang lain), reliable alliance (suatu hubungan dimana seseorang dapat mengandalkan bantuan dalam kondisi apapun dan tidak adanya hal ini dapat mengakibatkan rasa kerentanan, guidance (suatu hubungan dengan orang-orang yang dapat dipercaya yang dapat memberikan saran).
Dari beberapa bentuk dukungan sosial orangtua dapat disimpulkan bahwa semuanya memiliki dampak yang positif bagi remaja. Dukungan sosial yang diberikan dapat berupa attachment, guidance, reliable alliance, reassurance of worth, social integration, and opportunity nurturance (Weis, 1974, dalam Cutrona & Russell, 1987)
2.2.4. Efek dukungan sosial orangtua Sarason, (1983, dalam Kuntjoro, 2002), mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, dan kepedulian dari orang-orang yang dapat dipercaya serta yang
30
menghargai. Menurut Sarason , dukungan sosial dipengaruhi oleh dua hal yaitu: 1. Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia, merupakan persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan ketika individu tersebut membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas). 2. Tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima dimana ini berkaitan dengan persepsi individu bahwa kebutuhan yang diinginkan akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas). Hal tersebut di atas menjadi sangat penting untuk dimengerti oleh orangtua dalam memberikan dukungan sosial kepada
anak.
Keberadaan
anak
dalam
sebuah
keluarga
merupakan hal yang sangat penting sehingga anak merasakan bahwa mereka diperhatikan dan dicintai oleh orangtuanya. Dukungan sosial bukan sekedar bantuan yang diberikan kepada orang lain tetapi bagaimana bantuan yang diberikan kepada seseorang dapat dimaknai. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa dukungan sosial orangtua sangat penting diberikan sehingga individu merasa bahwa ia diperhatikan dan memiliki rasa aman.
31
2.3.
KEPERCAYAAN DIRI
2.3.1. Definisi kepercayaan diri Rini (2002) kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hasan, 2001 (dalam Khusnia & Rahayu, 2010), menjelaskan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan akan kemampuan diri sendiri secara adekuat dan menyadari kemampuan-kemampuan yang dimiliki serta dapat memanfaatkannya secara tepat. Lauster, (1990, dalam Gulo, 1991) menambahkan bahwa kepercayaan diri sebagai keyakinan dan kemampuan diri sendiri sehingga tidak mudah terpengaruh dengan orang lain. Lindenfield (1997) mengungkapkan bahwa orang yang percaya diri ialah orang yang puas dengan dirinya sendiri dan kemampuan yang dimilikinya. Lie (2003) mengungkapkan bahwa seseorang yang percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik, merasa berharga, mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta membuat keputusan sendiri merupakan perilaku yang mencerminkan percaya diri. Percaya diri merupakan dasar dari motivasi diri untuk berhasil. Seseorang yang mendapatkan ketenangan dan kepercayaan diri haruslah menginginkan dan termotivasi dirinya. Banyak orang yang mengalami kekurangan tetapi bangkit melampaui kekurangan sehingga benar-benar
32
mengalahkan kemalangan dengan kepercayaan diri dan motivasi untuk terus tumbuh serta mengubah masalah menjadi tantangan. Kepercayaan diri dan kebesaran hati membuatnya bersikap, bergaul, bersama orang lain dengan penuh percaya diri dan kemampuan menghadapi segala kesulitan dengan kepercayaan diri yang besar. Selanjutnya menurut Hakim (2002) rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri. Terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses: 1. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan
yang
melahirkan
kelebihan-kelebihan
tertentu. 2. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihankelebihannya. 3. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan menimbulkan
rasa
yang rendah
dimilikinya diri
atau
agar
tidak
rasa
sulit
menyesuaikan diri. 4. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.
33
Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah suatu keyakinan akan kemampuan yang dimiliki oleh individu sehingga dirinya mampu untuk mengembangkan penilaian positif terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan serta situasi yang dihadapinya sehingga individu merasa mampu untuk mencapai berbagai tujuan di dalam dirinya dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. 2.3.2
Aspek-aspek kepercayaan diri Lie (2003) mengemukakan beberapa aspek orang yang
mencerminkan percaya diri adalah: 1. Yakin kepada diri sendiri, 2. Tidak bergantung pada orang lain, 3. Tidak
ragu-ragu,
merasa
diri
berharga,
tidak
menyombongkan diri, 4. Memiliki keberanian untuk bertindak. Lauster, (1990, dalam Gulo, 1991) mengemukakan beberapa aspek untuk meningkatkan kepercayaan diri: 1. Bertanggung jawab Individu bersedia untuk menanggung segala konsekuensi dari setiap tindakannya. 2. Optimis Mampu (berhasil) mewujudkan rencana-rencananya, tidak ragu-ragu dalam bertindak, lebih siap menghadapi atau menerima akibat yang terjadi.
34
3. Ambisi Memiliki keinginan yang besar untuk bersaing dengan orang lain sehingga mampu mendorong individu untuk berprestasi. 4. Mandiri Dapat
menentukan
standar
sendiri
dan
selalu
mengembangkan motivasinya.
Lindenfield (1997) membagi kepercayaan diri menjadi dua bagian: 1. Percaya diri batin ( percaya diri yang member kita perasaan dan anggapan bahwa kita dalam keadaan baik. Ada empat ciri utama pada orang yang mempunyai percaya diri batin, yaitu: a) Cinta diri Cinta diri yang dimaksud adalah peduli tentang diri individu sendiri sehingga perilaku dan gaya hidup yang mereka tampilkan untuk memelihara diri sendiri. b) Pemahaman diri Dengan kemampuan memahami diri sendiri, seseorang dalam
kehidupannya
tidak
akan
terhanyut
untuk
merenungi diri sendiri, namun berusaha ingin mengetahui tanggapan atau pendapat
dari orang lain tentang diri
mereka. Dengan memiliki pemahaman diri yang baik, individu akan menyadari kekuatan dan mengembangkan kemampuannya.
35
c) Tujuan yang jelas Orang yang percaya diri selalu mengetahui tujuan hidupnya. Mempunyai pikiran yang jelas terhadap tindakan yang dilakukan dan hasil yang akan diterima. d) Pemikiran yang positif Orang-orang yang percaya diri selalu berfikir positif, memandang kehidupan dari sisi yang cerah dan selalu berusaha mencari pengalaman dan hasil yang baik.
2. Percaya diri lahir (memungkinkan individu untuk tampil dan berperilaku dengan cara menunjukkan bahwa individu yakin akan diri sendiri). Untuk memberikan percaya diri kepada individu perlu mengembangkan keterampilan dalam empat bidang, yaitu: a) Komunikasi Keterampilan komunikasi menjadi dasar yang baik bagi pembentukan sikap percaya diri. Menghargai pembicaraan orang lain, berani berbicara di depan umum, tahu kapan harus berganti topic pembicaraan, dan mahir dalam berdiskusi adalah bagian dari keterampilan komunikasi yang bisa dilakukan jika individu memiliki rasa percaya diri. b) Ketegasan Sikap tegas dalam melakukan suatu tindakan juga diperlukan, agar kita terbiasa untuk menyampaikan aspirasi dan keinginan serta membela hak kita, dan
36
menghargai terbentuknya perilaku agresif dan positif dalam diri. c) Penampilan diri Seorang individu yang percaya diri selalu memperhatikan penampilan dirinya, baik dari gaya pakaian, dan gaya hidupnya tanpa terbatas pada keinginan untuk selalu menyenangkan orang lain. d) Pengendalian perasaan Pengendalian perasaan juga diperlukan dalam kehidupan kita
sehari-hari, dengan kita mengelola perasaan kita
dengan baik akan membentuk suatu kekuatan besar yang pastinya menguntungkan individu tersebut.
2.3.3
Efek kepercayaan diri Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul karena adanya pengakuan dari lingkungan. Seorang individu akan berhasil dalam menyelesaikan tugasnya bila dirinya mempunyai rasa percaya diri yang kuat (Dimyanti & Mudjiono, 2002). Kepercayaan diri bagi siswa sebagai kelompok remaja merupakan hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena siswa yang berada pada tahap remaja mengalami perkembangan, yang membuat remaja tersebut mengalami banyak perubahan seperti menghadapi lingkungan baru, menghadapi orang-orang yang baru dikenal, dan adanya suasana bersaing di sekolah (Hakim, 2002). Secara psikologis pada masa remaja ini anakanak berusaha mencari hal-hal yang baru. Perubahan yang terjadi
37
inilah yang menyebabkan individu mengalami kebingungan dan mengalami krisis kepercayaan diri (Siahaan, 2006). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri sangat penting bagi siswa yang berada pada tahap remaja. Individu yang mempunyai kepercayaan diri adalah individu yang mampu melaksanakan tugas dengan baik dan bertanggung jawab. Kepercayaan diri yang dimiliki membuat individu mempunyai kemampuan terhadap diri sendiri dan tidak mudah terpengaruh orang lain.
2.4
Hasil-hasil penelitian sebelumnya Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat penting
dimiliki oleh siswa dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi. Untuk mencapai suatu prestasi individu harus mempunyai motivasi berprestasi dalam dirinya. Terlepas dari dukungan sosial dari orang-orang sekitar (orangtua) juga berpengaruh dalam motivasi berprestasi anak di sekolah. Keluarga khususnya orangtua berperan penting dalam mengaktualisasikan motivasi berprestasi pada anak, sebab orangtua adalah orang yang mengenal benar anak tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Coleman & Maqsud (1993), menunjukkan bahwa peran interaksi orangtua dalam memberikan dukungan sosial kepada anak-anak berhubungan positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi. Penelitian yang dilakukan oleh Wentzel (1998) juga menunjukkan bahwa dukungan sosial sangat berperan penting terhadap prestasi anak.
38
Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Verkuyten et al (2001), yang menemukan bahwa dukungan sosial orangtua terhadap motivasi berprestasi anak lebih diperhatikan oleh keluarga-keluarga
yang
masih
mempertahankan
budaya
kekerabatan. Dalam hubungan kekerabatan inilah dukungan sosial orangtua sangat berpengaruh terhadap motivasi berprestasi anak-anak mereka. Hasil penelitian yang dilakukan dimana dukungan sosial dari anak-anak Turki berpengaruh secara positif dan
signifikan
terhadap
motivasi
berprestasi,
sedangkan
dukungan sosial dari orangtua anak-anak Belanda tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi berprestasi anakanak mereka, karena motivasi berprestasi yang dimiliki anakanak Belanda merupakan tanggung jawab pribadi. Selain dukungan sosial orangtua maka kepercayaan diri juga berpengaruh terhadap motivasi berprestasi anak. Menurut Shrauger & Schohn (1995), kepercayaan diri adalah anggapan seseorang tentang kompetensi dan ketrampilan yang dimiliki serta kesanggupannya untuk menangani berbagai macam situasi”. Individu yang memiliki kepercayaan diri yang cukup akan dapat mengaktualisasikan potensi yang dimiliki dengan yakin.
39
Menurut Loekmono (1983), kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan dengan kepribadian seseorang. Rasa percaya diri didasarkan pada kepercayaan yang realistik terhadap kemampuan yang dimiliki oleh individu. Sejalan dengan uraian di atas penelitian oleh Shrauger
&
Schohn
(1995)
mengenai
hubungan
antara
kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa di Universitas New York. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi. Penelitian yang dilakukan Sikhwari, (2012) mengenai hubungan antara kepercayaan diri, dan motivasi berprestasi mahasiswa pada Universitas di Provinsi Limpopo, Afrika Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara kepercayaan diri dengn motivasi berprestasi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Santoso dan Brotowidagdo (2012) terhadap mahasiswa Universitas Semarang, menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kepercayaan diri dengan motivasi beprestasi dengan 2.5
0,639.
KERANGKA BERPIKIR Pentingnya motivasi berprestasi bagi individu karena
dengan adanya motivasi berprestasi yang dimiliki membuat individu mampu menyelesaikan tugas dengan baik. Asnawi (2002) menungkapkan bahwa motivasi berprestasi berhubungan dengan kemampuan untuk mengatasi rintangan, bersaing (melalui usaha keras) dan memelihara semangat kerja Individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan lebih tangguh
40
dalam menghadapi tantangan dan terus berkembang maju untuk mengungguli orang lain. Perwujudan dari motivasi berprestasi yang tinggi berorientasi pada pencapaian suatu prestasi. Hal ini didukung oleh pendapat McClelland, (1987, dalam Robbins, 2008), bahwa individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan bertanggung jawab untuk memecahkan masalah dan terus berusaha untuk mencapai prestasi yang baik meskipun banyak tantangan. Handoko (2003) juga menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang muncul dari dalam diri individu untuk berusaha mencapai prestasi yang tinggi. McClelland (1987) mengatakan bahwa motivasi berprestasi sangat penting dalam dunia pendidikan, sebab ketika individu mengalami kegagalan ia mampu bertahan dalam tugas-tugasnya dibandingkan individu yang motivasi berprestasinya kurang dan akan cenderung menghubungkan kegagalannya karena kurangnya upaya. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah memikirkan atau merencanakan upaya-upaya
yang dapat
mengantarnya mencapai keberhasilan. Maka tidak mengherankan bila individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung berhasil dalam tugas-tugas pendidikan formal. Crow & Crow (1984),
mengungkapkan
bahwa
perkembangan
motivasi
berprestasi pada individu juga dipengaruhi oleh lingkungan. Motivasi berprestasi timbul karena ada sesuatu yang membuat individu tertarik. Kadang perhatian itu tidak timbul dari dalam diri individu tetapi timbul dari pengaruh luar yang berasal dari dukungan sosial.
41
Eliana (2005) mengatakan bahwa dukungan sosial sebagai hubungan antar pribadi yang di dalamnya terdapat bantuan atau pertolongan dalam bentuk fisik, emosional, informasi dan penghargaan. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan), kebutuhan sosial (pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan) dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religiusitas, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Untuk itu dukungan sosial dari orang-orang sekitar sangat penting sehingga seseorang merasa bahwa dirinya dihargai, dicintai dan diperhatikan (Kuntjoro, 2002). Dukungan sosial yang paling penting bagi seorang anak untuk
bersosialisasi
dan
mendapatkan
pendidikan
adalah
dukungan sosial dari orangtua (keluarga). Dengan adanya dukungan dari keluarga akan meningkatkan motivasi berprestasi anak. Yurika (2010) mengatakan bahwa terbentuknya motivasi bersumber dari cara orangtua mendidik dan mengasuh anaknya. Orangtua yang mendidik anaknya untuk berusaha menentukan sendiri apa yang sebaiknya dilakukan dan mampu mengerjakan tugas-tugas
disertai
dengan
sikap
orangtua
yang
selalu
menghargai setiap prestasi yang telah dicapai anak, akan menumbuhkan motivasi berprestasi yang tinggi pada anak. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Coleman & Maqsud (1993), menunjukkan bahwa peranan orangtua dalam memberikan dukungan sosial berhubungan positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi anak. Verkuyten dkk
(2001),
42
menemukan bahwa dukungan sosial orangtua terhadap motivasi berprestasi anak lebih diperhatikan oleh keluarga-keluarga yang masih mempertahankan budaya kekerabatan. Dalam hubungan kekerabatan inilah dukungan sosial orangtua sangat berpengaruh terhadap motivasi berprestasi anak mereka. Selain dukungan sosial orangtua kepercayaan diri juga sangat
berpengaruh
terhadap
motivasi
berprestasi
anak.
Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin dan mampu dalam mencapai tujuan dalam hidupnya serta tidak perlu melakukan perbandingan diri dengan orang lain. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri tentunya akan memperoleh setiap kemudahan dalam menjalani setiap tugas ataupun segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya, karena individu yang memiliki kepercayaan diri akan lebih bersemangat dan pantang menyerah dalam menyelesaikan setiap tugas atau masalahnya. Loekmono (1983), mengungkapkan bahwa kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan dengan kepribadian seseorang. Rasa percaya diri didasarkan pada kepercayaan yang realistik terhadap kemampuan yang dimiliki oleh individu. Bila individu merasa rendah diri, maka individu tersebut tidak berhasil menyadari akan kemampuan yang dimilikinya (Hakim, 2002). Lauster, (1990, dalam Gulo, 1991) mengungkapkan bahwa kepercayaan diri sebagai keyakinan dan kemampuan diri sendiri sehingga tidak mudah terpengaruh dengan orang lain. Dengan pengalaman yang dimiliki dan terbentuknya kepercayaan diri yang positif akan menunjang individu memiliki motivasi
43
berprestasi yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa yang mempunyai kepercayaan diri akan lebih cenderung termotivasi, memiliki rasa tanggung jawab dan kesungguhan dalam mencapai tujuan. Penelitian oleh Shrauger & Schohn (1995) mengenai hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa di Universitas New York. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi. Penelitian yang dilakukan Sikhwari, (2012) mengenai hubungan antara kepercayaan diri, dan motivasi berprestasi mahasiswa pada Universitas di Provinsi Limpopo, Afrika Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara kepercayaan diri dengn motivasi berprestasi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Santoso dan Brotowidagdo (2012) terhadap mahasiswa Universitas Semarang, menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kepercayaan diri dengan motivasi beprestasi. Secara simultan dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri dapat dijadikan prediktor motivasi berprestasi siswa. Dari uraian di atas, penelitian-penelitian sebelumnya telah membuktikan secara terpisah bahwa adanya pengaruh secara signifikan antara dukungan sosial orangtua, kepercayaan diri terhadap motivasi berprestasi.
44
2.6
Model penelitian Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang ada, maka
dikembangkan model penelitian sebagai berikut:
X1 Dukungan Sosial Orangtua
Y Motivasi Berprestasi
X2 Kepercayaan Diri
Gambar: Model Penelitian. 2.7.
Hipotesis penelitian Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya dan model
penelitian yang ada, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah dukungan sosial orang tua dan kepercayaan diri sebagai prediktor terhadap motivasi berprestasi siswa di SMP N 4 Salatiga.
45
BAB III METODE PENELITIAN Dalam BAB III ini akan membahas tentang variabel penelitian. definisi operasional, metodologi pengumpulan data, populasi dan sampel penelitian, dan teknik analisis data, meliputi: uji asumsi dan cara pengujian hipotesis. Kerangka kerja metode penelitian di atas dijelaskan sebagai berikut:
3.1
VARIABEL PENELITIAN Dalam penelitian ini terdapat 2 yaitu: 1. Peubah tak gayut (Independent variable ) (
dalam
penelitian ini adalah dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri (
).
2. Peubah gayut (Dependent variable) (Y) dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi. 3.2.
DEFINISI OPERASIONAL
3.2.1
Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi, yaitu kebutuhan yang mendorong
individu melakukan suatu usaha untuk mencapai tujuan yaitu menghasilkan prestasi yang lebih baik sesuai dengan standar keunggulan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan ciri-ciri dari dan teori dari McClelland (2002): 1) pengambilan resiko sedang, 2) menginginkan umpan balik, 3) puas dengan prestasi, 4) totalitas terhadap tugas.
46
3.2.2
Dukungan Sosial Orangtua Dukungan sosial orangtua merupakan persepsi bahwa
individu sebagai mahkluk sosial memerlukan orang lain dan merasa dicintai, diperhatikan dan diterima didalam keluarga. Aspek-aspek dari dukungan sosial yaitu bimbingan, hubungan yang dapat dipercaya, penghargaan atau pengakuan, kesempatan pemeliharaan, keterikatan, dan integrasi sosial, Weis, (1874, dalam Cutrona & Russell, 1987). C.
Kepercayaan diri Kepercayaan diri ialah orang yang puas dengan dirinya
sendiri dan kemampuan yang dimilikinya. Aspek-aspek dari kepercayaan diri: 1. percaya diri batin,yaitu: cinta diri, pemahaman diri, tujuan yang jelas, pemikiran yang positif. 2. percaya diri lahir yaitu: komunikasi, ketegasan, penampilan diri, dan pengendalian perasaan. Untuk mengukur variabel ini, digunakan skala kepercayaan diri yang dimodifikasi oleh penulis berdasarkan teori dari Lindenfield (1997). 3.3
Populasi dan sampel, teknik-teknik pengambilan sampel dan metode pengumpulan data
3.3.1
Populasi dan Sampel Arikunto (2006), menyatakan bahwa populasi adalah
keseluruhan
subjek penelitian. Populasi
dalam penelitian
berjumlah 220 siswa. Sugiyono (2006), menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
47
oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 82 siswa kelas 2 SMP N 4 Salatiga, pada saat penelitian hanya 78 siswa dan 4 siswa tidak mengembalikan skala penelitian. 3.3.2
Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, tidak seluruh anggota populasi
dijadikan subjek penelitian sehingga dilakukan sampling. Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yangmengambil sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling (sampling bertujuan) yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dalam penelitian diambil 3 kelas yaitu kelas siswa-siswi yang berprestasi tinggi, sedang dan paling rendah.
3.3.3
METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data menggunakan skala psikologi. Data-
data yang dikumpulkan adalah data-data yang berkaitan dengan indikator variabel-variabel yang diteliti,
yaitu motivasi
berprestasi, dukungan sosial orangtua dan
kepercayaan diri.
Semua skala baik motivasi berprestasi, dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri dibuat dalam bentuk skala Likert dengan lima kategori pilihan jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju
48
(S), Netral (tidak dapat menentukan dengan pasti), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). (Azwar, 2012) A.
Skala Motivasi berprestasi Skala motivasi berprestasi yang telah dimodifikasi oleh
penulis sesuai dengan tujuan penelitian. Skala ini disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh McClelland (2002). Motivasi berprestasi dalam penelitian ini dikaitkan dengan studi. Adapun skala motivasi berprestasi terdiri dari empat ciri yaitu pengambilan resiko sedang, menginginkan umpan balik, puas dengan prestasi, dan totalis terhadap tugas. Makin tinggi nilai (scoring) skala tersebut, menunjukan motivasi berprestasi siswa semakin tinggi, demikian juga sebaliknya. Tabel 3.1 Tabel Skala Motivasi Berprestasi Ciri-ciri 1. Pengambilan resiko sedang
49
Indikator Tekun dalam meraih sukses.
Aitem
F
Saya akan sukses dalam studi kalau saya kerja keras.
1
Saya akan sukses dalam studi kalau saya tekun belajar.
2
Saya selalu belajar dengan giat agar berhasil dalam studi.
3
U
Tabel 3.1 (lanjutan) Ciri-ciri
Indikator
Aitem
F
Keyakinan dapat meraih sukses
Prestasi saya lebih baik dari temanteman.
4
Saya takut gagal dalam studi. Saya selalu memasukkan PR tepat waktu. Mengerjakan Dalam melakukan tugas secara setiap kegiatan, inovatif. saya selalu mengantisipasi kegagalan yang mungkin terjadi dalam studi sehingga ada persiapan secara matang. Saya suka mengerjakan PR yang menuntut ideide yang baru agar menunjang saya dalam studi. Saya lebih senang mengerjakan PR yang sulit agar mengetahui kemampuan saya dalam studi.
U
5
6 7
8
9
50
Tabel 3.1 (lanjutan) Ciri-ciri
Indikator
Aitem
2. Memanfaatkan Saya selalu Menginginkan waktu secara menggunakan umpan balik efektif. waktu luang terhadap dengan belajar aktivitas agar sukses dalam dalam studi. mencapai prestasi. Saya selalu mempelajari kembali mata pelajaran yang diberikan ketika berada di rumah agar saya berhasil dalam studi. Waktu luang lebih banyak saya gunakan untuk membaca agar menambah wawasan saya dalam studi. Membuat PR yang batasan waktu diberikan oleh dalam guru di sekolah menyelesaikan selalu saya tugas. kerjakan tepat waktu agar nilai saya tidak menurun dalam studi. Saya tidak tekun dalam mengerjakan PR sekolah.
51
F
U
10
11
12
13
14
Tabel 3.1 (lanjutan) Ciri-ciri
Indikator
Aitem
Saya lebih banyak menggunakan waktu untuk bermain daripada mengerjakan PR. 3. Tetap Walalupun lelah Puas dengan berusaha saya tetap belajar prestasi dalam kondisi dengan giat untuk apapun. memperoleh prestasi yang baik dalam studi. Dalam kondisi apapun saya selalu berusaha menyelesaikan tugas sekolah secara baik demi memperoleh hasil yang bagus. Saya selalu belajar bersama teman agar mendapat nilai yang baik dalm studi. Memiliki pengharapan akan masa depan.
Saya selalu memikirkan apa yang terbaik untuk masa depan saya dalam studi ini. Saya belum tahu cita-cita saya.
F
U 15
16
17
18
19
20
52
Tabel 3.1 (lanjutan) Ciri-ciri
Indikator
Aitem
F
4. Totalitas terhadap tugas.
Berusaha memahami setiap tugas yang diberikan .
Saya selalu berusaha untuk memahami seluruh mata pelajaran dengan belajar yang giat demi hasil yang terbaik.
21
Jika ada mata pelajaran yang tidak saya mengerti, saya pasti akan langsung bertanya kepada guru agar prestasi saya meningkat di kelas.
22
Tugas-tugas sekolah yang menantang selalu saya kerjakan dengan baik agar prestasi saya tidak menurun dalam studi. Berusaha menyelesaikan tugas dengan baik.
53
Saya bekerja keras untuk mendapatkan prestasi yang memuaskan dalam studi.
23
24
U
Tabel 3.1 (lanjutan) Ciri-ciri
Indikator
Aitem
F
Bagi saya menyelesaikan tugas dari guru merupakan hal yang menyenangkan karena memnambah pengetahuan dalam studi.
25
Saya malas mengerjakan PR. Mengutamkan pencapaian prestasi daripada hubungan sosial.
Saya dengan tegas akan menolak ajakan teman untuk bermain, ketika saya sedang belajar untuk ulangan besok demi hasil yang memuaskan. Saya berani menolak ajakan teman-teman untuk jalan-jalan ketika saya sedang mengerjakan PR sekolah.
U
26 27
28
54
Tabel 3.1 (lanjutan) Ciri-ciri
Indikator
Aitem
F
Saya lebih tertarik untuk belajar agar masa depan saya bagus dalam studi daripada harus berkunjung ke rumah teman untuk bermain.
29
Saya lebih senang mengikuti kegiatan ekstrakuler di sekolah daripada belajar di dalam kelas.
30
Saya lebih senang mengikuti kalau ada guru yang absen memberikan pelajaran. TOTAL
U
31
23
8
Ket: F= Favorable; U= Unfavorable. Keterangan ini juga berlaku untuk tabel 3.2 dan 3.3.
B.
Skala Dukungan Sosial Orangtua Dukungan sosial orangtua merupakan cara pandang
individu mengenai sikap orangtua terhadap dirinya yang membuatnya merasa diterima, dicintai, diperhatikan, dihargai dan
55
menjadi bagian dari keluarga. Dukungan sosial orangtua diukur dengan menggunakan Skala Dukungan Sosial Orangtua yang disusun oleh penulis berdasarkan beberapa ketentuan dukungan sosial, yaitu bimbingan (guidance), hubungan yang dapat dipercaya (reliabl alliance), penghargaan atau pengakuan (reassurance of worth), perasaan individu bahwa ia dibutuhkan oleh orang lain (opportunity for nuturance), keterikatan (attachment), dan integrasi sosial (Weiss, 1974, dalam Cutrona & Russel, 1994). Semakin tinggi nilai (scoring) skala tersebut, menunjukan dukungan sosial orangtua semakin tinggi, demikian juga sebaliknya. Tabel 3.2 Skala Dukungan Sosial Orangtua AspekIndikator aspek 1.Bimbingan Nasihat (guidance) yang diberikan.
Aitem
F
Orangtua selalu memberikan nasihat agar saya tekun dalam belajar.
1
Orangtua selalu menasihati saya ketika melakukan kesalahan di sekolah.
2
Setiap nasihat yang disampaikan orangtua selalu saya dengarkan demi kebaikan saya
3
U
56
Tabel 3.2 (lanjutan) Aspekaspek
Indikator
Aitem
Orangtua tidak pernah menasihati saya tentang pentinnya pendidikan. Saran dalam Saya selalu memecahkan meminta saran masalah. dari orangtua ketika ada masalah dengan teman-teman di sekolah.
2.Hubungan Waktu yang dapat dipercaya (reliable alliance).
Saya merasa tidak nyaman meminta saran kepada orang yang belum saya kenal. Orangtua selalu menyediakan waktu untuk membantu saya dalam belajar.
Saya tidak mendapat perhatian dari orangtua karena orangtua sibuk. Bantuan yang Orangtua selalu diberikan. membantu saya ketiak ada kesulitan dalam belajar.
57
F
U 4
5
6
7
8
9
Tabel 3.2 (lanjutan) AspekAspek
3.Penghargaan atau penilaian (Reassurance of worth).
Indikator
Penghargaan atau penilaian positif.
Aitem
F
Orangtua selalu membantu saya dan teman-teman ketika mengerjakan tugas kelompok di rumah.
10
Saya tidak pernah ditolong orangtua dalam mengerjakan tugas. Orangtua selalu memberikan pujian apabila saya mampu menyelesaikan tugas sekolah dengan sebaikbaiknya. Orangtua selalu memuji hasil pekerjaan saya. Orangtua selalu menghargai kerja keras saya dalam belajar. Saya tidak pernah mendapat pujian walalupun nilai saya bagus di sekolah.
U
11
12
13
14
15
58
Tabel 3.2 (lanjutan) AspekAspek
Indikator
Aitem
F
Memiliki motivasi untuk maju dan pandangan positif terhadap keberhasilan orang lain.
Orangtua mengutarakan kebanggannya ketika saya berprestasi di sekolah.
16
Saya selalu dibandingbandingkan dengan anak yang beprestasi.
17
Walaupun prestasi saya jelek orangtua tidak peduli. 4.Perasaan individu yang membutuhkan orang lain (Opportunity for nuturance).
59
Perasaan Saya selalu individu menolong temankepada orang teman di sekolah. lain. Dalam kelompok saya juga memberikan pendapat. Selalu Saya peduli tergantung terhadap orang kepada orang lain. lain. Saya tidak pernah peduli dengan keadaan orang lain.
U
18
19
20
21
22
Tabel 3.2 (lanjutan) AspekAspek 5.Keterikatan (Attachment)
Indikator
Aitem
F
Kedekatan emosioanal
Kasih sayang yang diberikan orangtua kepada saya membuat saya rajin untuk belajar.
23
Memperoleh rasa aman.
Saya tidak mendapat kasih sayang dari orangtua karena orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan. Perhatian yang saya dapatkan dari orangtua membuat perasaan saya nyaman dalam belajar. Keadaan di rumah membuat saya nyaman dan tentram.
6.Integrasi Sosial (Social Integration).
Saya tidak mempunyai teman akrab di sekolah. Ikut dalam Saya selalu aktifitas mengikuti setiap kelompok kegiatan kelompok belajar bersama teman-teman.
U
24
25
26
27 28
60
Tabel 3.2 (lanjutan) AspekAspek
Indikator
Memberikan rasa kebersamaan dalam kelompok.
Aitem
F
Saya suka belajar bersama temanteman.
29
Saya lebih senang mengikuti ekstrakuler. Saya tidak senang mengerjakan tugas sendirian. Saya memilih teman-teman yang pintar dan berprestasi, sehingga mendorong saya untuk berprestasi.
30 31
32
Kegiatan OSIS lebih menarik daripada pelajaran. TOTAL
C.
U
33
22
11
Skala Kepercayaan diri Skala kepercayaan diri yang telah dimodifikasi oleh
penulis sesuai dengan tujuan penelitian. Skala ini disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Lindenfield (1997). Adapun skala kepercayaan diri terdiri yaitu: cinta diri, pemahaman diri, tujuan yang positif, pemikiran yang positif,
61
komunikasi, ketegasan, penampilan diri dan pengendalian perasaan. Makin tinggi nilai (scoring) skala tersebut, menunjukan kepercayaan diri semakin tinggi, demikian juga sebaliknya. Tabel 3.3 Skala Kepercayaan diri Aspek-aspek Indikator 1.Cinta diri Mencintai dan menghargai diri sendiri dan orang lain.
Aitem Saya senang memakai baju yang bersih dan rapi. Saya merasa senang ketika ada teman yang mengatakan saya sebagai penyemangat bagi dirinya.
F 1
2
Saya tidak mau dinilai suka memilih teman. Selalu berusaha memenuhi kebutuhan secara wajar.
2.Penampilan Sadar diri diri
Saya bangga ketika ada teman-teman yang memuji saya ganteng atau cantik. Saya tidak pernah rapi ke sekolah. Saya senang kalau tubuh saya sehat.
U
3
4
5 6
62
Tabel 3.3 (lanjutan) Aspek-aspek
Indikator
Aitem Saya merasa puas terhadap keadaan diri saya yang pemalu.
Saya kurang yakin dapat mengerjakan PR sekolah yang sulit. Selalu Saya selalu menyadari yakin tindakan setiap yang saya tindakan yang lakukan adalah dilakukan benar ketika tidak melaporkan merugikan teman yang orang lain. menyontek pada saat ulangan.
3.Tujuan yang positif
Mempunyai tujuan hidup.
Saya tidak peduli dengan orang lain. Saya ingin sukses dalam pendidikan.
Saya kurang yakin dengan masa depan saya nantinya. Memiliki Saya senang bila pemikiran ada teman yang yang jelas dari mengingatkan tindakan yang saya ketika dilakukan. berbuat salah. 63
F
U 7
8
9
10 11
12
13
Tabel 3.3 (lanjutan) Aspek-aspek
Indikator
Aitem
F
Saya tidak senang dinasehati teman-teman.
4.Pemikiran yang positif
Saya selalu meminta maaf ketika melakukan kesalahan kepada temanteman. Memandang Saya selalu kehidupan yakin pada dari sisi yang kemampuan cerah. saya di kelas. Saya yakin dapat mengerjakan soal-soal ulangan dengan baik. Mencari Saya selalu pengalaman ingin mencoba dan hasil yang kegiatanbagus. kegiatan baruyang belum pernah saya lakukan untuk menambah pengalaman. Saya tidak suka dengan hal-hal yang baru.
U 14
15
16
17
18
19
64
Tabel 3.3 (lanjutan) Aspek-aspek
Indikator
5.Komunikasi Menghargai pembicaraan orang lain.
Aitem
F
Saya menghargai teman yang sedang berbicara.
20
Saya tidak menghiraukan pembicaraan teman.
21
Saya tidak peduli dengan pendapat teman. Berani tampil Saya selalu berbicara di percaya diri depan orang. ketika berdiskusi dengan temanteman di kelas. Saya selalu menggunakan bahasa yang mudah di mengerti oleh teman-teman ketika mengerjakan PR sekolah. Saya selalu kurang percaya diri ketika berbicara di depan banyak orang.
65
U
22
23
24
25
Tabel 3.3 (lanjutan) Aspek-aspek
Indikator
6.Ketegasan. Sikap tegas dalam melakukan suatu tindakan.
Selalu membela diri
Aitem
F
Saya selalu menolak ketika teman saya menyuruh saya berbuat jelek seperti menyontek pada saat ulangan.
26
Kalau ada teman yang berkelahi di dalam kelas saya melaporkannya kepada guru. Saya akan membela diri ketika tidak melakukan kesalahan di sekolah.
27
28
Saya tidak mengakui kesalahan yang saya buat. Saya marah ketika dinilai mementingkan diri sendiri.
U
29
30
66
Tabel 3.3 (lanjutan) Aspek-aspek
7.Penampilan diri
Indikator Selalu memperhatikan penampilan diri dengan baik.
Aitem Saya selalu bersih dan rapi ke sekolah. Pakaian seragam saya selalu kelihatan rapi.
Selalu menyenangkan orang lain.
8.Pengendalian Mengelola perasaan perasaan dengan baik.
Saya tidak memperhatikan kebersihan dan kesehatan tubuh. Di dalam kelas saya suka menghibur teman-teman. Saya tidak peduli dengan kesedihan teman-teman. Saya mampu menahan kemarahan ketika ada teman yang mengejek saya. Saya selalu tersinggung dengan ejekan teman-teman di sekolah.
67
F 31
U
32
33
34
35
36
37
Tabel 3.3 (lanjutan) Aspek-aspek Indikator Berani menghadapi tantangan dan resiko untuk mengatasi rasa takut.
Aitem Saya berani mengakui kesalahan saya.
U
38
Saya takut dikritik.
TOTAL
3.4.
F
39 24
15
Analisis Aitem
3.4.1 Uji Daya Diskriminasi Aitem Azwar (2012) menyatakan daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem total (riX). Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total atau item-total correlation. Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan
korelasi
aitem total biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelas minimal 0,30 daya bedanya 68
dianggap memuaskan. Jika koefisien korelasi kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah (Azwar, 2012. Jadi jika hasil korelasi aitem berada di bawah 0,25 maka item itu harus digugurkan. Sementara yang lebih besar dari atau sama dengan 0,25 dapat dikatakan valid. Reliabilitas
mengacu
kepada
keterpercayaan
atau
konsisten hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran. Pengukuran dikatakan tidak cermat bila eror pengukurannya terjadi secara random. Antara skor individu yang satu dengan yang lain terjadi eror yang tidak konsisten dan bervariasi sehingga perbedaan skor yang diperoleh lebih banyak ditentukan eror, bukan oleh perbedaan yang sebenarnya. Koefisien reliabilitas (rxx’) berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Sekalipun bila koefsien reliabilitas semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti pengukuran semakin reliable, namun dalam kenyataan pengukuran psikologi koefisien sempurna yang mencapai angka rxx’ = 1,00 belum pernah dijumpai (Azwar, 2012). 3.4.2 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, hasil yang telah diperoleh diolah dengan menggunakan uji statistik. Uji statistik yang dipakai yaitu teknik regresi berganda dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0. Analisis regresi berganda bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen
69
sebagai prediktor dimanipulasi (Sugiyono, 2006) yakni dukungan sosial orang tua dan kepercayaan diri sebagai prediktor motivasi berprestasi. Persamaan model analisis regresi berganda adalah Y=
+
+
dengan: Y
: Motivasi Berprestasi : Dukungan Sosial Orangtua : Kepercayaan Diri ,
: Koefisien Regresi : Konstanta
3.5.
Analisis Data
3.5.1
Uji Asumsi Supramono dan Haryanto (2005) menyatakan bahwa
sebelum melakukan pengujian hipotesis, data perlu terlebih dahulu diuji agar memenuhi Criteria Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), sehingga dapat menghasilkan parameter penduga yang sahih. Uji tersebut meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji linearitas.
70
3.5.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan dengan melihat gambar grafik normal P-P Plot. Normalitas di deteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti garis linear yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Bila titik-titik tersebut mengikuti garis diagonal atau berada searah sekitar garis diagonal, berarti data terdistribusi secara normal dan analisis dapat dilanjutkan. Normalitas juga dilihat melalui uji model regresi dan Kolmogrov-Smirnov untuk melihat apakah residual terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. (Santoso, 2010).
3.5.1.2
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independent
variable).
Model
regresi
yang
baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Untuk mendeteksi apakah terjadi
problem
multikolinearitas
dapat
diketahui
dengan
Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas menurut Santoso (2010) adalah sebagai berikut: a.) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 b.) Mempunyai angka tolerance mendekati 1.
71
3.5.1. 3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui goodness of fit (kesesuaian model). Uji ini dilakukan untuk melihat hasil grafik scatterplot, hasil perhitungan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola
yang
jelas
atau
tertentu,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas (Santoso, 2010). 3.5.1.4 Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Jika penyimpangan tersebut tidak signifikan (p > 0,05), dari signifikansi linearitas signifikansi p < 0,05), maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear (Hadi, 2000). 3.6.
Uji Coba Instrumen Kualitas skala psikologi sangat ditentukan oleh kualitas
aitem-aitem di dalamnya. Oleh karena itu, selain berbagai masalah yang menyangkut penulisan aitem, salah satu hal yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan skala psikologi adalah prosedur analisi dan seleksi aitem (Azwar, 2012). Dalam prosedur analisis dilakukan uji coba. Dalam penelitian uji coba ini dilakukan dengan sampel siswa SMP N 3 Salatiga pada
72
tanggal 08 April 2014. Skala kemudian dibagikan kepada siswa SMP kelas 2 sebanyak 70 orang. 3.6.1.
Hasil Uji Coba Skala Motivasi Berprestasi Uji coba instrumen yang telah dilakukan terhadap 31
aitem pernyataan yang ada di dalam skala motivasi berprestasi terdapat 6 aitem yang gugur dan 25 aitem yg valid, dengan rentang item valid berkisar antara 0,30 sampai 0,69. Coefisien alpha cronbach dari 25 aitem adalah 0,880 dari skala motivasi berprestasi. Sebaran item yang memenuhi syarat dan yang gugur disajikan di dalam Tabel 4.1 Tabel 3.4 Sebaran aitem yang baik dan aitem tidak baik Skala Botivasi berprestasi. No
Ciri-ciri
1
Pengambilan resiko sedang Mengingin-kan umpan balik terhadap aktivitas dalam mencapai prestasi Puas dengan prestasi Totalitas terhadap tugas
2
3 4
3.6.2.
Aitem yang baik 1,2,3,5,6,7, 8,9 11,12,13,14
16,17,18, 19,20 21,22,23,24,25,2 8,28,31
Aitem tidak baik 4 10,15
26,27,30
Jumlah aitem 9 6
5 -
Hasil Uji Coba Skala Dukungan Sosial Orangtua Uji coba instrumen yang telah dilakukan terhadap 33
aitem pernyataan yang ada di dalam skala dukungan sosial orangtua terdapat 8 aitem yang gugur dan 25 aitem yg valid, dengan rentang item valid berkisar antara 0,30 sampai 0,61.
73
Coefisien alpha cronbach dari 25 aitem adalah 0,872 dari skala dukungan sosial orangtua. Sebaran item yang memenuhi syarat dan yang gugur disajikan di bawah ini: Tabel 3.5 Sebaran aitem yang baik dan Aitem tidak baik Skala Dukungan Sosial Orangtua. No
Aspek-aspek
Aitem yang baik
1
Bimbingan (Guidance) Hubungan yang dapat dipercaya (Reliable alliance) Penghargaan atau pengakuan (Reassurance of worth) Perasaan individu bahwa ia membutuhkan orang lain (Opportunity for nuturance) Keterikatan (Attachment) Sosial integrasi (Social integration)
1,2,3,4,6
2
3
4
5 6
3.6.3.
Aitem tidak baik 5
Jumlah Aitem 6
7,8,9,10,11
-
5
13,14,15,16,17,18
12
7
19,20,21,22
-
4
24,27
23,25,26
5
29,31,33
28,30,32
6
Hasil Uji Coba Skala Kepercayaan Diri Uji coba instrumen yang telah dilakukan terhadap 39
aitem pernyataan yang ada di dalam skala kepercayaan diri terdapat 7 aitem yang gugur dan 32 aitem yg valid, dengan rentang item valid berkisar antara 0,30 sampai 0,64. Coefisien alpha cronbach dari 32 aitem adalah 0,907 dari skala
74
kepercayaan diri. Sebaran item yang memenuhi syarat dan yang gugur disajikan di bawah ini. Tabel 3.6 Sebaran aitem yang baik dan aitem tidak baik Skala Kepercayaan Diri. No
Aspek-aspek
1 2 3
Cinta diri Pemahaman diri Tujuan yang positif Pemikiran yang positif Komunikasi Ketegasan Penampilan diri Pengendalian perasaan
4 5 6 7 8
75
Aitem yang baik 1,2,3,4,5 6,7,8,9,10 11,12,14,15
Aitem tidak baik 13
Jumlah aitem 5 5 5
16,17,18
19
4
21,22,23,25 26,27,28,29 31,34,35 36,37,38,39
20,24 30 32,33 -
6 5 5 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV akan dibahas mengenai deskripsi tempat penelitian, karakteristik respoden, hasil reliabilitas dan validitas alat ukur, hasil pengukuran variabel, uji statistik, dan diskusi.
4.1
Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 4 Salatiga yang
beralamat di jalan Patimura 47 Salatiga, Kecamatan Sidorejo. Sebelum menjadi SMP N 4 Salatiga sekolah ini adalah Sekolah Teknik Negeri. Pada tahun 1983 diganti menjadi SMP N 4 Salatiga dengan luas tanah 3883 M3. SMP N 4 Salatiga mempunyai visi: a.
Terlaksananya proses pembelajaran yang berkualitas ( efektif,
efesien,
dan
inovatif
sesuai
kurikulum
mutakhir. b.
Terwujudnya keseimbangan Prestasi Akademik non akademik
c.
Terwujudnya harmonisasi inter – antar warga sekolah & stake holder pendidikan
d.
Terwujudnya penataan sarana prasarana sekolah yang kondusif, sesuai standar pelayanan minimum
e.
Terlaksanaya program ekstra kurikuler Excellent Program secara kontinyu dan berkelanjutan
f.
Terlaksananya program life skill lewat berbagai kegiatan wira usaha
76
g.
Terbentuknya pribadi siswa yang siswa yang santun , etis berbudi luhur
h.
Terlaksananya program apresiasi bakat dan potensi siswa
i.
Terlaksananya program keorganisasian, kepemimpinan dan perkaderan siswa
j.
Terlaksananya program keorganisasian, kepemimpinan dan perkaderan siswa
k.
Terlaksananya program dialog, diskusi, seminar ilmiah secara periodik
l.
Terwujudnya peringkat sekolah yang unggul diatas rata-rata.
Misi SMP N 4 Salatiga: a)
Meningkatakan disiplin belajar mengajar dan etos kerja
b)
Menerapkan model pembelajaran intensif meliputi pembelajaran interaktif, aplikasi dan akselerasi
c)
Melaksanakan
program
simpati,
peduli
dan
pengembangan diri. d)
Mengkatualisasikan
semangat
belajar
mengajar
dengan pendapatan iman dan taqwa e)
Membudayakan sikap sportivitas dalam berkompetisi meraih prestasi
f)
Melaksanakan program penataan sarana prasarana sesuai dengan site plan jangka pendek, menengah dan panjang
77
g)
Membiasakan percakapan Bahasa Inggris bagi seluruh warga sekolah lewat kegiatan ekstra kurikuler
h)
Mempraktikkan berbagai kegiatan dan peluang wira usaha bagi siswa
i)
Membudayakan santun dalam bicara, cipta, rasa, dan karsa
j)
Melaksanakan program latihan keorganisasian dan kepemimpinan
k)
Mempraktikkan iman taqwa dalam kehidupan seharihari
l)
Menyediakan dan memberdayakan peranan high tech multimedia dan internet bagi siswa dan guru
m)
Mengintensifkan kegiatan organisasi, kepemimpinan, dan kader siswa.
SMP N 4 Salatiga mempunyai kegiatan ekstrakurikuler, yaitu: Pramuka, Drumband, Daily Engglish Conversatión, Internet multimedia, Bela diri Sholaga, Vokal Group / Band, Seni Tari, Jurnalistik, Bola Voli, dan Basket. Ruang kelas yang ada di SMP N 4 Salatiga adalah 21 kelas yang terdiri dari kelas 1 mempunyai 7 ruang kelas dengan jumlah siswa sebanyak 231, kelas 2 mempunyai 8 ruang kelas dengan jumlah siswa sebanyak 210, sedangkan kelas 3 mempunyai 6 ruang kelas dengan jumlah siswa sebanyak 188.
78
4.2
Deskripsi Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 SMP
N 4 Salatiga. Terdapat beberapa karakteristik dari responden, sebagai berikut:
4.2.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1 Persentase Jenis Kelamin
No.
JENIS KELAMIN
JUMLAH
%
1.
Laki-laki
27
34%
2.
Perempuan
51
66%
TOTAL
78
100%
Responden dalam penelitian ini berjumlah
78 siswa ,
yang terdiri dari 27 laki-laki dan 51 perempuan.
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2 Persentase Berdasarkan Usia No
USIA
JUMLAH
%
1.
13 tahun
16
20,5%
2.
14 tahun
48
61,5%
3.
15 tahun
14
18%
TOTAL
78
100%
Berdasarkan
karakteristik
responden
berdasarkan
persentase usia yang diklasifikasikan dalam 3 kelompok usia. Responden penelitian siswa SMP dengan rentang usia 13 tahun
79
(20,5%), kemudian usia 14 tahun (61,5%) dan yang paling sedikit adalah siswa SMP yang berusia 15 tahun (18%).
4.3
Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data tentang
variabel dukungan sosial orangtua, kepercayaan diri, dan motivasi berprestasi. Agar mudah dipahami, data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dideskripsikan dalam bentuk tabulasi yaitu penyajian data yang sudah diklasifikasikan atau dikategorikan ke dalam bentuk tabel atau diagram, sehingga dapat memberikan gambaran
deskriptif
tentang
dukungan
sosial
orangtua,
sosial
orangtua
kepercayaan diri dan motivasi berprestasi.
4.3.1
Variabel Dukungan Sosial Orangtua Pengukuran
variabel
dukungan
menggunakan 5 kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Penelitian dilakukan berdasarkan 25 aitem. Dengan demikian skor tertinggi adalah 5 × 25 = 125 dan skor terendah 1× 25 = 25. Perhitungan lebar interval adalah sebagai berikut: i = skor tertinggi – skor terendah Banyaknya kategori = 125-25 = 20 5 Dengan demikian, gambaran tinggi atau rendahnya dukungan sosial orangtua dikategorikan pada Tabel 4.3
80
Tabel 4.3 Deskripsi Pengukuran Variabel Dukungan Sosial Orangtua Skor 105≤×<125 85≤×<105 65≤×<85 45≤×<65 25≤×<45 Jumlah
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Frekuensi 13 15 48 2 78
% 17 19 62 2 100
Mean
Stdev
84,28
14,78
Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa 62 % responden menilai bahwa dukungan sosial orangtua berada pada kategori sedang. Hal ini didukung dengan nilai rata-rata skor dukungan sosial orangtua sebesar 84,28 yang termasuk dalam kategori sedang.
Berdasarkan
pilihan
jawaban
responden
tersebut
menunjukkan bahwa dukungan sosial orangtua berada pada kelompok sedang sehingga dapat diharapkan dukungan dari orangtua dapat ditingkatkan agar membangkitkan motivasi berprestasi pada anak.
4.3.2
Variabel Kepercayaan Diri Pengukuran variabel kepercayaan diri menggunakan 5
kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Penelitian dilakukan berdasarkan 32 aitem dengan demikian skor tertinggi adalah 5 × 32 = 160 dan skor terendah 1× 32 = 32. Perhitungan lebar interval adalah sebagai berikut: i = skor tertinggi – skor terendah Banyaknya kategori = 160-32
81
5 = 25,6 Dengan demikian, gambaran tinggi atau rendahnya kepercayaan diri dikategorikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Deskripsi Pengukuran Variabel Kepercayaan Diri Skor 134,4≤×< 160 108,8≤×< 134,4 83,2≤×< 108,8 57,6≤×< 83,2 32≤×<57,6 Jumlah
Kategori Sangat tinggi Tinggi
Frekuensi % 17 22 30
Stdev
113,24
16,34
39
Sedang
29
37
Rendah
2
2
Sangat rendah
78
Mean
100
Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa 39 % responden menilai bahwa kepercayaan diri berada pada kategori tinggi. Hal ini didukung dengan nilai rata-rata skor kepercayaan diri sebesar 113,24 yang termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pilihan jawaban responden tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa SMP N 4 Salatiga tinggi.
4.3.3
Variabel Motivasi Berprestasi Pengukuran variabel motivasi berprestasi menggunakan 5
kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
82
rendah. Penelitian dilakukan berdasarkan 25 aitem Dengan demikian skor tertinggi adalah 5 × 25 = 125 dan skor terendah 1× 25 = 25. Perhitungan lebar interval adalah sebagai berikut: i = skor tertinggi – skor terendah Banyaknya kategori = 125-25 5 = 20 Dengan demikian, gambaran tinggi atau
rendahnya
motivasi berprestasi dikategorikan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Deskripsi Pengukuran Variabel Motivasi Berprestasi Skor 105≤×<125 85≤×<105 65≤×<85 45≤×<65 25≤×<45 Jumlah
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Frekuensi 15 36 27 78
% 19 46 35 100
Mean
Stdev
93,67
11,85
Tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa 46 % responden menilai bahwa dukungan sosial orangtua berada pada kategori tinggi. Hal ini didukung dengan nilai rata-rata skor dukungan sosial orangtua sebesar 93,67 yang termasuk dalam kategori tinggi. Motivasi Berprestasi yang dimiliki siswa SMP N 4 Salatiga dalam kategori tinggi.
83
4.4
Hasil uji Persyaratan Analisis (Uji Asumsi)
4.4.1
Uji Normalitas Pengujian normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan
analisa grafik histogram, grafik normal p-p plot of regression standardized residual, dan uji one sample Kolmogorow Smirnow. Pada analisa grafik, normalitas dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009).
84
Gambar 4.1 Histogram Tampilan histogram (Gambar 4.1) di atas memperlihatkan bahwa terdapat pola distribusi normal sebab gambar histogram memperlihatkan grafik yang mengikuti sebaran kurva normal, berbentuk lonceng/bell shapped curve yang tidak melenceng ke kiri atau ke kanan.
85
Gambar 4.2 Berdasarkan Gambar 4.2 terlibat bahwa sebaran data (berupa titik) berada di atas garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal tersebut, sehingga asumsi normalitas terpenuhi. Uji normalitas data dapat dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji Kolmogorow-Smirnow. Data dikatakan terdistribusi secara normal, bila nilai signifikansi pada ouput Kolmogorow-Smirnow di atas nilai alpha (p>0,05). Adapun hasil uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorow-Smirnow ditunjukkan dengan Tabel 4.6
86
Tabel 4.6 Uji Kolmogorow-Smirnow Contoh Tunggal Residual yang tak terbakukan N Parameter Normala Perbedaan Paling Ekstrim
Rerata SD Absolut Positif Negatif
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
78 0,0000000 8,15542036 0,086 0,086 -0,069 0,756 0,617
Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai residual hasil uji regresi memiliki koefisien Kolmogorow Smirnow sebesar 0,756 dengan nilai signifikansi (Asymp.Sig 2-tailed) sebesar 0,617. Oleh karena nilai signifikansi lebih dari 0,005 (0,617 > 0,05) maka dapat disimpulkan data nilai residual terdistribusi normal. Secara
keseluruhan,
dengan
menggunakan
metode
histogram, grafik normal p-p plot of regression standardized residual, dan uji kolmogorov-smirnov contoh tunggal dapat dinyatakan bahwa data penelitian ini memenuhi asumsi normalitas dan model regresi ini layak untuk digunakan.
4.4.2
Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi variabel sama untuk semua
87
pengamatan atau disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000). Pengujian asumsi ini dilakukan dengan analisis grafik Diagram Pencar dengan kinerja
sebagai variabel
dependennya. Dasar pengambilan keputusan adalah jika titik-titik pada output tersebut membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heterokedastisitas. Bentuk grafik diagram pencar yang dihasilkan dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.3 Scatterplot
Gambar 4.3 Scatterplot
Gambar 4.3 Diagram Pencar Gambar Diagram Pencar di atas memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola-pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu
Y.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
tidak
terjadi
heteroskedastisitas, sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel motivasi berprestasi berdasarkan dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri. 88
4.4.3
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya
hubungan linear secara sempurna atau mendekati sempurna antara variabel bebas (independen) dalam model regresi. Asumsi klasik yang digunakan pada model regresi berganda adalah bahwa tidak adanya masalah multikolinearitas dalam hal ini tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pedoman yang digunakan dalam pengujian ini adalah nilai Toleransi dan VIF (Variance Inflation Factor). Multikolinearitas terjadi apabila nilai tolerance ≤ 0.10 dan VIF ≥10 (Ghozali, 2009). Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Koefisiena Model 1 Konstanta Dukungan Kepercayaan
Statistik Kolinearitas Toleransi 0,759 0,759
VIF 1,317 1,317
Peubah Gayut: Motivasi Berprestasi
Dari Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai toleransi dari kedua peubah tak gayut lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada variabel yang digunakan. Selain melihat nilai toleransi dan VIF, matriks korelasi antar variabel independen (zero order correlation matrix) juga dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi, jika antar variabel bebas (independen) ada
89
korelasi yang tinggi (umumnya di atas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas (Ghozali, 2009). Hasil uji zero order correlation matrix dapat dilihat di bawah ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Zero Order Correlation Matrix Correlations MB Motivasi
Dukungan
Kepercayaan
Korelasi Parsial Sig. (2-tailed) N Korelasi Parsial Sig. (2-tailed) N Korelasi Parsial Sig. (2-tailed) N
DSOT
KD
1
.543**
.629**
78
.000 78
.000 78
.543**
1
.491**
.000 78
78
.000 78
.629**
.491**
1
.000 78
.000 78
78
**. Korelasi bermakna pada tingkat kenyataan 0.01 (2-ekor). Keterangan: MB=Motivasi Berprestasi; DSOT=Dukungan Sosial Orangtua; KD=Kepercayaan Diri. Keterangan ini juga berlaku untuk tabel 4.9 dan 4.10
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa besaran koefisien korelasi antar variabel dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri berada di bawah 0,90 yaitu, 0,543. Berpijak dari kedua model uji multikolinearitas di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
1.4.1 Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan 90
tersebut. Hasil uji linearitas terhadap variabel dukungan sosial orangtua, kepercayan diri dan motivasi berprestasi dinyatakan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil uji Linearitas Dukungan Sosial Orangtua dengan Motivasi Berprestasi Tabel DASIRA (DAftar Sidik Ragam) db JK KT
MB DSOT
F
Sig.
(Gabungan) Linieritas Simpangan dari Linieritas Dalam Kelompok
35 1
5394,462 154,127 2835,810 2835,810
1,529 0,094 28,125 0,000
34
2558,652 75,254
0,746
42
4234,833 100,829
Total
77
9629,295
Antar Kelompok
0,809
Keterangan: JK=Jumlah Kuadrat (Sum of Square), db=derajat bebas, KT= Kuadrat Tengah (Mean Square). Keterangan ini juga berlakuk untuk Tabel 4.10 dan 4.11
Dari tabel 4.9 terlihat bahwa nilai F sebesar 28,125 dengan signifikansi 0,000 (p<0,05), dengan nilai F-beda sebesar 0,746 dengan p>0,05 (p:0,809) yang berarti dukungan sosial orangtua dengan motivasi berprestasi terdapat hubungan yang linear. Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas Kepercayan diri dengan Motivasi Berprestasi Tabel DASIRA (DAftar Sidik Ragam) db JK KT
MB KD
91
(Gabungan) Linieritas (Gabungan) Dalam Kelompok
42 1 41 35
7364,378 3814,798 3549,580 2264,917
Total
77
9629,295
Antar Kelompok
175,342 3814,798 86,575 64,712
F
Sig.
2,710 0,002 58,950 0,000 1,338 0,19
Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai F sebesar 58,950 dengn signifikansi 0,000 (<0,05) dan nilai F-beda sebesar 1,338 dengan p>0,05 (p:0,19), yang berarti kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi terdapat hubungan yang linear. Secara keseluruhan hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian karena memenuhi beberapa persyaratan analisis yaitu data terdistribusi secara normal, tidak terjadi heteroskedastisitas, seluruh
variabel
independen
tidak
terdapat
problem
multikolinearitas, dan adanya hubungan linear antara variabel independen terhadap variabel dependen. 4.5
Uji Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis yang telah dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi berganda baik secara simultan maupun parsial yang melibatkan 2 variabel independen yaitu Dukungan Sosial Orangtua dan Kepercayaan Diri serta 1 variabel dependen yaitu Motivasi Berprestasi. Untuk membuktikan hipotesis digunakan uji signifikansi simultan (uji F) dengan tujuan untuk mengetahui keberartian koefisien regresi secara bersama-sama dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) untuk mengetahui keberartian koefisien secara parsial serta analisis regresi linear berganda. Untuk membuktikan hipotesis digunakan uji Signifikansi Simultan (Uji F) dengan tujuan untuk mengetahui ke keberartian koefisien secara parsial serta analisis regresi linear berganda.
92
4.5.1
Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Hasil uji statistik secara simultan untuk variabel
independen X1 (Dukungan Sosial Orangtua) dan X2 (Kepercayaan Diri) terhadap variabel dependen Y (Motivasi Berprestasi) diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.11 Dasira Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F 1
Model Regresi Sisa Total
db 2 75 77
JK 4507,957 5121,338 9629,295
KT 2253,97 68,285
F 33,009
Sig. 0,000a
a. Prediktor: (Konstanta), kepercayaan, dukungan b.Peubah Gayut: motivasi Melalui tabel anova di atas, diketahui nilai Fhitung sebesar 33.009 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (nilai-p < 0.05), maka dapat dikatakan bahwa secara simultan dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri sebagai prediktor terhadap motivasi berprestasi. Dari hasil ini maka hipotesis dalam penelitian diterima.
4.5.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri terhadap motivasi berprestasi siswa. Hasil uji statistik secara parsial untuk variabel dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri terhadap variabel motivasi berprestasi siswa diperoleh hasil pada Tabel 4.14.
93
Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Berganda Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Model
Koefisien tak Terbakukan B
1
(Konstanta) 34,374 Dukungan 0,259 Kepercayaan 0,322
Std. Error 7,252 0,081 0,065
Koefisiena Koefisien Terbakukan
T
Sig.
β 0,308 0,478
Statistik Kolinearitas Toleransi
4,740 .000 3,186 .002 4,949 .000
.759 1.317 .759 1.317
a.Peubah Gayut: motivasi berprestasi
Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut: Y = 34,374+ 0,259 X1+0,322 X2 Keterangan:
1.
Konstanta sebesar 34,374 menyatakan bahwa jika peubah bebas dalam hal ini (dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri) dianggap konstan, maka motivasi berprestasi siswa SMP N 4 Salatiga sebesar 34,374.
2.
Koefisien regresi dukungan sosial orangtua sebesar 0,259 dengan signifikansi 0,02 memberikan pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau satu tingkatan dukungan sosial orangtua terhadap motivasi berprestasi sebesar 0,259 satuan juga.
3.
VIF
Koefisien regresi kepercayaan diri yang benilai positif yaitu 0,322 yang berarti terdapat pengaruh positif
94
kepercayaan diri terhadap motivasi berprestasi. Dalam hal ini
setiap
penambahan
satu
satuan
atau
tingkat
kepercayaan diri akan berdampak pada meningkatnya motivasi berprestasi sebesar 0,322 satuan juga. Koefisien Determinasi (R2)
4.5.3
Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui sejauh mana signifikansi pengaruh dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri secara simultan terhadap motivasi berprestasi. Berdasarkan hasil olah data diperoleh koefiesien determinasi sebagai berikut:
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi (R2) Ringkasan Model R2 Terkorelasi 1 0,684a 0,468 0,454 a. Prediktor: (Konstanta), kepercayaan, dukungan b. Peubah Gayut: Motivasi Beprestasi Model
R
R2
Kesalahan baku taksiran 0,454
Dari tampilan Tabel 4.13 diketahui koefisien determinasi (R2) sebesar 0,468, yang berarti bahwa sumbangan pengaruh dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri terhadap motivasi berprestasi sebesar 46,8% sedangkan sisanya 53,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
95
4.6
Sumbangan Efektif Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui berapa
besar
sumbangan
efektif
masing-masing
variabel
bebas.
Sumbangan efektif semua variabel bebas sama dengan koefisen determinasi (Budiono, 2004). Untuk mengetahui sumbangan efektif dari tiap variabel independen terhadap variabel dependen dapat digunakan rumus sebagai berikut: SE X1 = Nilai β x koefisien Korelasi X1Y x 100% SE X2 = Nilai β x koefisien korelasi X2Y x 100% Nilai β yang digunakan dalam perhitungan adalah nilai yang sudah distandarisasi, untuk dapat membandingkan besarnya pengaruh dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 4.14 Sumbangan Efektif Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Peubah X1 (Dukungan Sosial Orangtua) X2 Diri) Total
(Kepercayaan
B 0,308
0,478
Koefisien korelasi X dan Y 0,543
Sumbangan efektif 16,72 %
0,629
30,06% 46,8%
Tabel 4.16 memaparkan besarnya sumbangan efektif yang diberikan oleh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, dimana dukungan sosial orangtua memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 16,72 % (β= 0,308 dan koefisien korelasi 0,543) dan kepercayaan diri memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 30,06% (β=0,478 dan koefisien
96
korelasi 0,629). Dari hasil ini juga menunjukkan bahwa kepercayaan diri berpengaruh lebih besar terhadap motivasi berprestasi dibandingkan dukungan sosial orangtua.
4.7
PEMBAHASAN
Dari hasil pengukuran di atas membuktikan bahwa hipotesis penelitian dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri secara simultan menjadi prediktor terhadap motivasi berprestasi siswa SMP N 4 Salatiga. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian statistik (uji statistik nilai F) yang menunjukkan nilai Fhitung sebesar 33.009 dengan tingkat signifikansi 0,000 dengan sumbangan efektif sebesar 46,8%. Makin tinggi dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri maka makin tinggi tingkat motivasi berprestasi, dan sebaliknya makin rendah dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri maka makin rendah pula motivasi berprestasi. Dukungan sosial orangtua memiliki peran penting dalam meningkatkan
dan
mempertahankan
motivasi
berprestasi
mahasiswa. Dukungan sosial orangtua yang terus-menerus diberikan dapat membuat individu terdorong untuk meningkatkan motivasi berprestasi. Penelitian yang telah dilakukan oleh Coleman dan Maqsud (1993) menunjukkan bahwa dukungan sosial orangtua berpengaruh positif terhadap motivasi berprestasi. Selanjutnya hasil penelitian sehubungan dengan dukungan sosial orangtua menunjukan bahwa orang tua mempunyai pengaruh kuat pada pengembangan motivasi berprestasi anakanak. Anak yang berprestasi, mempunyai inisiatif, dan daya saing
97
diperkuat oleh orang tua mereka, sehingga memungkinkan meningkatnya motivasi berprestasi.
Demikian pula, harapan
orang tua dan anak belajar melalui pengamatan adalah penting dalam pengembangan motivasi berprestasi anak-anak (Crandall dan Sinkeldam; Rosen dan D'Andrade; Spence; Woollfolk; McClelland dan Pilon, dalam Coleman dan Maqsud, 1993). Orangtua harus mendukung individu dalam proses studi dan selalu memberikan dukungan-dukungan yang positif bagi individu sehingga motivasi berprestasi yang dimiliki oleh individu semakin meningkat. Dukungan dari orangtua dapat membuat individu termotivasi untuk berprestasi. Peranan orangtua dalam keluarga memiliki peranan yang sangat penting untuk mencapai motivasi berprestasi anak. Keluarga harus menjadi sekolah yang pertama, dimana orangtua memberikan contoh dan teladan yang baik kepada anaknya (Munir, 2010). Dengan adanya dukungan sosial dari orangtua membuat individu akan merasa dicintai, diperhatikan, dan dihargai oleh orang lain. Sejalan dengan itu menurut Sukma (2011), orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Pentingnya dukungan sosial orangtua akan membuat individu dapat meningkatkan motivasi berprestasi dalam dirinya.
98
Orangtua harus memainkan peranan penting dalam memotivasi individu agar motivasi berprestasi lebih meningkat dengan cara menyediakan fasilitas sekolah dan lingkungan yang baik agar individu menjadi nyawan dalam belajar karena motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor penting bagi individu. Dengan motivasi yang dimiliki akan membuat individu menjadi semangat dan gairah sehingga prestasi yang dimiliki tetap baik. Aspek-aspek dari dukungan sosial orangtua yang paling berpengaruh adalah bimbingan, keterikatan dan penghargaan atau penilaian positif dari orangtua kepada anak. Individu harus dibimbing dengan baik di dalam keluarga. Orangtua harus menyediakan waktu yang cukup dan berusaha memberikan kasih sayang kepada individu sehingga individu merasa sangat diperhatikan. Mengingat bahwa motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat memberikan semangat kepada individu. Dengan memiliki kesadaran motivasi berprestasi maka akan muncul dorongan untuk mencapai kesuksesan. Kebutuhan untuk berprestasi merupakan salah satu faktor psikologis yang memainkan peranan penting dalam keberhasilan dan prestasi individu. Hal ini sejalan dengan teori kebutuhan untuk berprestasi dari McClelland (1987), yang mengatakan bahwa individu yang memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih berjuang untuk memperoleh penghargaan dan memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik.
99
Disamping dukungan sosial orangtua memiliki pengaruh terhadap motivasi berprestasi variabel kepercayaan diri juga ikut berpengaruh dalam motivasi berprestasi. Lindenfield (1997) orang yang percaya diri ialah orang yang puas dengan dirinya sendiri dan kemampuan yang dimilikinya. Hal itu berarti bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan diri selalu yakin akan kemampuannya, tenang dalam mengerjakan sesuatu dan tidak mudah
terpengaruh
dengan
orang
lain.
Dengan
adanya
kepercayaan diri yang tinggi maka individu akan menyadari dan mengaplikasikan kemampuan dirinya dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan atau memiliki motivasi yang tinggi dalam pencapaian prestasi yang diinginkan. Aspek-aspek kepercayaan diri yang paling berpengaruh yaitu pengendalian perasaan, pemahaman diri, tujuan yang positif, pemikiran yang positif dan komunikasi. Dari aspek-aspek ini sangat memengaruhi motivasi berprestasi yang tercemin pada aspek-aspek motivasi berprestasi yang selalu puas dengan prestasi, pengambilan resiko sedang (dalam hal individu akan tekun menjalankan tugasnya dengan baik serta keyakinan untuk meraih sukses), dan totalitas terhadap tugas dan selalu berusaha melakukannya dengan baik. Hal itu berarti bahwa individu yang memiliki kepercayaan diri selalu yakin akan kemampuannya, tenang dalam mengerjakan sesuatu dan tidak mudah terpengaruh dengan orang lain. Dengan adanya kepercayaan diri yang tinggi maka individu akan menyadari dan mengaplikasikan kemampuan dirinya dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan atau
100
memiliki motivasi yang tinggi dalam pencapaian prestasi yang diinginkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya dari Hamdan (2009) mengenai hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMUN 1 Setu Bekasi, hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi (r) yang diperoleh sebesar 0,525. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Sahabuddin (2010) yang meneliti tentang hubungan kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi remaja panti asuhan. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada remaja panti asuhan dengan nilai koefisien korelasi (r=0,537 dan p < 0,000). Pada penelitian ini diketahui bahwa nilai r (koefisien korelasi) senesar 0,684 dan nilai
sebesar 0,468.
Selainn itu penelitian Shrauger & Schohn (1995) mengenai hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa di Universitas New York. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan hasil-hasil penelitian yang terdahulu, maka dapat dikatakan bahwa dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri menjadi prediktor yang dapat
meningkatkan
motivasi
berprestasi
siswa.
Dengan
meningkatkan dukungan sosial orangtua diharapkan siswa dapat
101
meningkatkan motivasi berprestasi yang tinggi dan juga memiliki kepercayaan diri yang positif sehingga motivasi berprestasi akan lebih meningkat ketika individu berada di sekolah.
102
BAB V Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini akan dipaparkan kesimpulan dari hasil penelitian dan beberapa saran yang perlu diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang terkait dengan dukungan sosial, kepercayaan diri dan motivasi berprestasi. 5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa secara simultan dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri berpengaruh terhadap motivasi berprestasi siswa dengan nilai R Square sebesar 0,468 atau 46,8%. Itu berarti, variabel dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri memberikan sumbangan efektif sebesar 46,8% dan sisanya sebesar 53,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dukungan sosial orangtua memberikan pengaruh sebesar (β= 0,308 dan koefisien korelasi 0,543), dan Kepercayaan Diri memberikan pengaruh sebesar (β=0,478 dan koefisien korelasi 0,629). 5.2
Saran
5.2.1
Siswa-siswi Mengingat bahwa motivasi berprestasi itu penting maka
diharapkan para siswa-siswi lebih meningkatkan motivasi agar prestasi yang dimiliki di sekolah baik. Menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
103
5.2.2
Orangtua Berdasarkan hasil penelitian dukungan sosial orangtua
hanya memberikan sumbangan efektif sebesar 16,72%. Pada kenyataannya,
orangtua
kurang
dilibatkan
dalam
proses
perkembangan seorang anak. Namun dalam hal pendidikan, orangtua sebagai kelompok sosial yang dekat dengan anak di lingkungan keluarga, dimana orangtua perlu membangun komunikasi terbuka dengan anak untuk mengetahui persoalan dan kebutuhan anak dalam kaitannya dengan dunia pendidikan. Tujuannya, supaya orangtua mampu menempatkan diri sebagai teman sharing pada anak dan dapat mendorong anak untuk terus maju dalam studinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri memberikan sumbangan efektif sebesar 30,06%. Kepercayaan diri yang positif akan membuat anak yakin akan kemampuannya dan selalu tenang dalam mengerjakan tugas di sekolah. Pembentukan
kepercayaan
diri
penting
dalam
motivasi
berprestasi maka orangtua sebaiknya membantu menumbuhkan kepercayaan diri remaja. Contohnya, dengan memberikan pernyataan-pernyataan positif yang tentang anak (kamu pasti bisa, tidak perlu takut,dll.). Orangtua juga dapat memberikan penghargaan kepada anak jika anak berhasil mengerjakan tugastugasnya dengan baik di sekolah.
5.2.3
Penelitian Selanjutnya Penelitian yang dilakukan masih terbatas, karena hanya
meneliti tentang dukungan sosial orangtua dan kepercayaan diri
104
terhadap motivasi berprestasi. Dengan demikian masih ada variabel lain yang turut memengaruhi yang belum diteliti dan dijelaskan dalam penelitian ini, maka direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya yaitu menambah variabel seperti prestasi akademik,
teman
sebaya,
kreativasi
siswa,
kontrol
diri,
penyesuaian diri. Penelitian ini dilakukan untuk anak SMP sehingga peneliti selanjutnya dapat dilakukan pada siswa SD, SMA bahkan Perguruan tinggi.
105
Daftar Pustaka Arikunto, S. (2002) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi V Rineka Cipta. Asnawi, S (2002) Teori motivasi:dalam pendekatan psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Studia Press. Atmadi, A. Dan Setiyaningsih, Y. (2000) Transformasi pendidikan memasuki milenium ketiga. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Azwar, S. (2012) Penyusunan skala psikologi. Edisi 2. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Balitbang. (2003) Masalah pendidikan di Indonesia. Diunduh, 18 juli 2013dari http://http://bebexcuex.blospot.com/2013_ archive.html. Budiono, K. (2004) Teori dan aplikasi: Statistika dan probabilitas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Christiany, L. (2005) Hubungan antara kecemasan terhadap kompetisi akademik di kelas dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas 2 SMU Virgo Fidelis. Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Coleman, F.M. & Maqsud, M. (1993) The role of parental interaction in achievement motivation. The Journal of Social Psychology, 6, 859-861. Crow, L.P. & Crow. A. (1984) Psikologi pendidikan. Alih bahasa Kasifon Z. Surabaya: Bina Ilmu. Cutrona, E. C & Russel, W. D. (1987) The Provisions of sosial relationships and adaptation to stress. Advances in Personal Relationship, 1, 37-67.)
106
Dani, M. (2012). Masalah utama dunia pendidikan di Indonesia. Diunduh,20agustus2013darihttp://medyarizkadani.blogsp ot.com/2015/05/masalah-utama-dunia pendidikan-di.html. Demaray, M. K & Malecki, C. K (2002) The relationship between perceived social support and maladjustment for students a risk. Psychology in the Schools, 39, 3. Willey periodicals, Inc. Dewata, E. (2011). Potret buram pendididikan kita. Harian Pagi Padang Ekspres. Diunduh, 20 agustus 2012 dari http://padangekspres.co.id/?news=nberita&id=2136. Dimyanti, & Mudjiono ( 2002) Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S. B. (2002) Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Drageset, S. (2012). Psychological distress, coping and social support in the diagnostic and preoperative phase of breast cancer. Disertasi yang dipublikasikan, University of Bergen Eliana, R. 2005) Pengaruh Dukungan Sosial Suami terhadap Kecemasan Ibu Hamil. Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Eminyam, M. (2001) Teologi keluarga. Yogyakarta: Kanisius Garliah, L. dan Nasution, S. K.F (2005) Peran pola asuh orangtua dalam motivasi berprestasi. Jurnal Psikologia, 1, 1-25. Ghozali. (2000) Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Gulo, H. D. (1991) Tes kepribadian. Jakarta: Gaya Media Pratama. Haditono, S. R. (1979). Achievement motivation, parents educational level and child learning practice in four
107
occupational groups. Disertasi (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Hadi, S. (2000) Analisa butir untuk instrument, angket, tes dan skala nilai. Yogyakarta: Andi Offset. Hakim, T. (2002) Mengatasi rasa tidak percaya diri. Jakarta: Puspa Swara. Hamalik, O. (2011) Kurikulum dan pembelajaran. Edisi 1, cetakan 12. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdam. (2009) Hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMUN 1 setu Bekasi. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Gunadarma, Jakarta Handoko, T. H. (2003) Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: Fakultas. Ekonomi UGM. Handoko, M. (2006) Motivasi daya penggerak tingkah laku. Yogyakarta:Kanisius. Hasibuan, M. S. P. (2012) Manajemen sumber daya manusia ( edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara Hurlock (1999) Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi 5). Jakarta: Erlangga Ivancevich, J. M., Konopaske, R., & Matteson, M. T. (2006) Perilaku dan manajemen organisasi jilid I. Jakarta: Erlangga. Iyer, U. J. & Kamalanabhan, T. J. (2006) Achievement motivation and performance of scientist in research and development organizations. Journal of scientific & Industrial Research, 65, 187-194. Koeswara, E. (1991). Teori-teori: Kepribadian, Psikoanalisa, behaviorisme, Humanistik. Bandung: Eresco.
108
Khusnia, S. & Rahayu, A. S. (2010) Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri Remaja Tuna Netra di Panti Rehabilitasi Sosial Bina Cacat Netra Budi Mulya Malang. Jurnal Penelitian Psikologi, 1, 40-47. Kuntjoro, Z. S (2002) Dukungan sosial. Artikel. Diunduh, Januari 2013 dari htt://www. e-Psikologi.com.
5
Lie, A. (2003) 101 cara menumbuhkan percaya diri anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Lindenfield, G. (1997) Mendidik anak agar percaya diri. Jakarta: Arcan. Loekmono. (1983) Percaya pada diri sendiri, Salatiga: Pusat Bimbingan Universitas Kristen Satya Wacana. Luxory, Y. (2005) Percaya diri. Jakarta : Khalifa. Maslow, A. H. (1970). Motivation and personality. New York: Happer & Row, Publishers. McClelland, D.C (1987) Memacu masyarakat berprestasi. Jakarta: CV Intermedia. McClelland, D.C (2002), Organization behavior, ninth edition. New York: McGraw-Hill higher Education. Monks, F. J, Knoers, A. M. P, & Haditono, S.R. (1998) Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Munir, Z. (2010) Peran dan fungsi orangtua dalam mendidik anak dari http://zaldym.com . Diunduh, 8 Januari 2013. Padang Ekspres. (2012) Peremajaan kurikulum pendidikan. Diunduh, 15 Oktober 2013 dari http: langiteks.blogspot.com/2013/07/peremajaankurikulumpendidikan.html
109
Rini, J. (2002) Memupuk rasa percaya diri. Diunduh, 5 September 2012 dari http:www.e psikologi.com. Rola, F. & Wulandari, L (2004) Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Penghuni Panti Asuhan. Jurnal Pemberdayaan Komunitas, 3, 74-80 Robbins, P. S. (2008) Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Sahabuddin, I. (2010) Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Berprestasi Remaja Panti Asuhan. Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Malang. Shrauger, S. J. & Schohn, M. (1995) Psychological Assessment: Self-Confidence and Achievement Motivation in college students: Conceptualization, Measurement, and Behavioral Implicatons. Journal of Education Psychology, 2, 255- 278. Salam, A. & Ada, W. (2003) Pengaruh intelegensi dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar taruna politeknik ilmu pelayaran (PIP) Makasar. Jurnal Intelektual, 1 (1), 7-20. Santoso, S. (2000) Buku latihan SPSS statistik parametrik. Jakarta: Gramedia. Santrock, W. J. (2002) Remaja. Edisi 11, jilid 2. Jakarta: Erlangga. --------------------- (2003) Adolescence: perkembangan remaja (alih bahasa oleh Adelar dan Saragih) Jakarta: Erlangga. . -------------------- (2007) Psikologi Pendidikan. Edisi 2. Jakarta: Kencana. Santoso, S. (2010) Statistik parametik: konsep dan aplikasi dengan SPSS. Jakarta:Alex Media Komutindo.
110
Santoso, A. & Brotowidagdo, R. (2012) Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa Universitas Semarang. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 1, 1-6. Setyani, E. (2005) Peran Orangtua dalam Meningkatkan Prestasi Anak di Sekolah Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Orangtua. Skripsi yang tidak dipublikasikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Siahaan, E. (2006) Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Prestasi Belajar Bidang Kognitif Pada Siswa Kelas II SMU Raksana Medan. Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Smet, B. (1994) Psikologi kesehatan. Jakarta: Gramedia. Solek, M. & Schoenfelder, E. (2007) Students' perceptions of family influences on their academic motivation: a qualitative analysis. European Joumal of Psychology of Education, 1, 7-21. Supramono & Haryanto. (2005) Desain Proposal Penelitian Study Pemasaran. Yogyakarta:Andi. Sugiyono (2006) Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta Sukma, N. (2011) Peran orang tua dalam pendidikan anak. Diunduh, 8 Januari 2013 dari http://blog.umy.ac.id. Verkuyten, M. Jochem, T & Canatan, K. (2001) Achievement motivation and academic performance among Turkish early and young adolescents in the Netherlands. Genetic, Social, and General Psychology Monographs, 4, 378-408. Winkel, W. S. (1992). Psikologi mengajar. Yokyakarta: Media Abadi.
111
Wentzel, K. (1998) Social Relationships and Motivation in Middle School: The Role of Parents, Teachers, and Peers. Journal of Education Psychology, 2, 202 209. Wijaya, P. I. (2012) Efikasi Diri Akademik, Dukungan Sosial Orangtua dan Penyesuaian Diri Mahasiswa Dalam Perkuliahan di Universitas Nusantara PGRI Kediri. Jurnal Psikologi Persona, 1,1-13. Yurika, 2010 Peran orang tua dalam membangkitkan motivasi berprestasi anak dari http://blogsyurika.blogspot.com/2010/11/peran-orang-tuadalam-membangkitkan motivasi berprestasi anak.html. Diunduh 8 Januari 2013.
Sumber dari internet www.http://blogspot.com/2012/ pengaruh-kepercayaan diri,html). Diunduh, 5 September 2013 www.santhika-lovers.blogspot.com/2012/06/kualitaspendidikan-indonesia.html. Diunduh, 5September 2013 www.yepishare.com/2012/01/masalah-pendidikan-diindonesia 2011.html. Diunduh, 5 September 2013.
112
LAMPIRAN A SKALA PSIKOLOGI DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DAN KEPERCAYAAN DIRI, DAN SKALA MOTIVASI BERPRESTASI
113
SKALA PENELITIAN SKALA PSIKOLOGI IDENTITAS DIRI Nama : Usia : Jenis Kelamin : PETUNJUK PENGISIAN Pada halaman berikutnya terdapat tiga skala psikologi yaitu skala I, skala II, dan skala III. Pada masing-masing skala anda diminta untuk memilih salah satu dari lima pilihan jawaban. Sebelum menjawab ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Pada skala psikologi ini tidak ada jawaban yang benar atau salah. Anda diminta untuk menjawab secara jujur, sesuai dengan kondisi yang alami, bukan berdasarkan apa yang anda anggap baik. 2. Perlu diketahui bahwa jawaban anda akan kami rahasiakan dan tidak berpengaruh pada nilai anda di sekolah. 3. Berlah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih. 4. Jika anda ingin mengubah jawaban baik pada skala I, skala II, maupun skala III maka adik-adik dapat memberi tanda 2 garis (=) pada jawaban tersebut, dan dapat memilih jawaban lain yang adik-adik anggap benar sesuai dengan keinginan. Contoh: NO Pernyataan 1
Saya tetap rajin belajar karena keberhasilan studi ditentukan oleh kerja keras saya.
SS X
S
N
TS X
STS
5. Jika telah selesai, periksalah kembali jawaban jangan sampai ada yang terlewatkan dan pastikan semua pernyataan telah terjawab. Terima kasih.
Selamat mengerjakan
114
SKALA I: MOTIVASI BERPERSTASI Berilah tanda (X) pada jawaban yang anda pilih!!!! SS = Bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi yang anda alami. S = Bila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi yang anda alami. N = Bila pernyataan tersebut ragu-ragu/Netral (antara sesuai dan tidak sesuai). TS = Bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi yang anda alami STS = Bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan kondisi yang anda alami. No 1 2 3 4 5 6
7
8
9 10 11
12 13
14
PERNYATAAN Saya akan sukses dalam studi kalau saya kerja keras. Saya akan sukses dalam studi kalau saya tekun dalam belajar.
STS
TS
N
S
Saya selalu belajar dengan giat agar berhasil dalam studi. Saya takut gagal dalam studi. Saya selalu memasukkan PR tepat waktu. Dalam melakukan setiap kegiatan di sekolah, saya selalu mempersiapkan diri dengan baik. Saya selalu mengerjakan Pr yang menuntut ide-ide baru-baru agar menunjang saya dalam studi. Saya lebih senang mengerjakan PR yang sulit agar mengetahui kemampuan saya dalam studi. Saya selalu mempelajari kembali pelajaran yang diberikan guru ketika berada di rumah. WAktu luang saya gunakan untuk membaca agar menambah wawasan dalam studi. PR yang diberikan guru di sekolah selalu saya kerjakan dengan baik agar nilai saya tidak menurun. Saya tidak tekun dalam mengerjakan PR. Walalupun lelah saya tetap belajar dengan giat untuk memperoleh nilai yang baik dalam studi. Dalam kondisi apapun saya selalu berusaha melaksanakan tugas di sekolah dengan baik.
115
SS
15
Saya belajar bersama teman-teman agar memperoleh nilai yang bagus dalam studi.
16
Saya selalu memikirkan apa yang terbaik untuk masa depan saya dalam studi ini. Saya belum tahu cita-cita saya nantinya.
17 18
Saya selalu berusaha untuk memahami semua mata pelajaran dengan belajar serius demi hasil yang baik dalam studi saya.
19
Jika ada mata pelajaran yang tidak dimengerti, saya pasti akan langsung bertanya kepada guru. Saya selalu mengerjakan dengan baik tugastugas sekolah yang menantang.
20 21
Saya harus bekerja keras untuk mendapatkan prestasi yang memuaskan.
22
Bagi saya menyelesaikan PR dari guru merupakan hal yang menyenangkan karena menambah pengetahuan saya dalam studi.
23
Saya akan menolak ajakan teman-teman untuk bermain ketika saya sedang mengerjakan PR sekolah.
24
Saya lebih tertarik mengikuti kegiatan ekstrakuler di sekolah daripada belajar di dalam kelas.
25
Saya lebih sennag kalaua ada guru yang absen dalam memberikan pelajaran.
Periksa kembali jangan ada nomor yang terlewatkan.
116
SKALA II : DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA Berilah tanda (X) pada jawaban yang anda pilih!!!! SS = Bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi yang anda alami. S = Bila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi yang anda alami. N = Bila pernyataan tersebut ragu-ragu/Netral (antara sesuai dan tidak sesuai). TS = Bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi yang anda alami STS = Bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan kondisi yang anda alami. No 1 2
PERNYATAAN Orangtua selalu memberikan nasihat agar saya tekun dalam belajar. Orangtua selalu menasihati saya ketiak melakukan kesalahan di sekolah.
3
Setiap nasihat yang disampaikan orangtua selalu saya dengarkan demi kebaikan saya dalam belajar.
4
Orangtua tidak pernah menasihati saya tentang pentingnya pendidikan.
5
Saya merasa tidak nyawan meminta saran kepada orang yang belum saya kenal. Orangtua selalu menyediakan waktu untuk membantu saya dalam belajar.
6 7
Saya tidak mendapat perhatian dari orangtua karena orangtua terlalu sibuk.
8
Orangtua selalu membantu saya ketika ada kesulitan dalam belajar.
9
Orangtua selalu membantu saya dan teman-teman ketika ada kesulitan dalam mengerjakan PR sekolah.
10
Saya tidak pernah ditolong orangtua dalam mengerjakan PR.
11
Orangtua selalu memuji hasil pekerjaan saya dalam belajar.
STS
TS
N
S
SS
117
12
Orangtua selalu menghargai hasil kerja keras saya dalam belajar.
13
Saya tidak pernah mendapat pujian walaupun nilai saya bagus di sekolah.
14
Orangtua mengutarakan kebangaannya ketika saya berprestasi di sekolah.
15
Saya selalu disbanding-bandingkan dengan anak yang berprestasi.
16
Walaupun prestasi saya jelek orangtua tidak peduli.
17
Saya selalu menolong teman-teman di sekolah.
18
Dalam mengerjakan tugas kelompok saya selalu member pendapat.
19
Saya peduli dengan teman-teman.
20
Saya tidak pernah peduli dengan keadaan orang lain.
21
Saay tidak mendapat kasih sayang dari orangtua karena orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan.
22
Saya tidak mempunyai teman akrab di sekolah.
23
Saya senang belajar bersama temanteman di rumah.
24
Saya tidak sennag mengerjakan PR sendirian.
25
Bagi saya kegiatan OSIS lebih menarik daripada pelajaran.
Periksa kembali jangan ada nomor yang terlewatkan.
118
SKALA III : KEPERCAYAAN DIRI Berilah tanda (X) pada jawaban yang anda pilih!!!! SS = Bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi yang anda alami. S = Bila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi yang anda alami. N = Bila pernyataan tersebut ragu-ragu/Netral (antara sesuai dan tidak sesuai). TS = Bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi yang anda alami STS = Bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan kondisi yang anda alami.
No 1
PERNYATAAN Saya senang memakai baju yang bersih dan rapi.
2
Saya merasa senang ketika ada teman yang mengatakan saya sebagai penyemangat bagi dirinya.
3
Saya tidak mau dinilai suka memilih teman.
4
Saya bangga kalau teman-teman memuji saya ganteng atau cantik.
5
Ketika ke sekolah pakaian saya tidak rapi.
6
Saya senang kalau tubuh saya sehat.
7
Saya merasa kurang puas terhadap keadaan diri saya yang pemalu.
8
Saya kurang yakin dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah yang sulit.
9
Saya selalu yakin tindakan yang saya lakukan benar ketika melaporkan teman yang menyontek pada saat ulangan.
10
Saya tidak peduli dengan orang lain.
11
Saya ingin sukses dalam pendidikan.
STS
TS
N
S
SS
119
12
Saya kurang yakin akan masa depan saya.
13
Saya tidak senang dinasehati temanteman.
14
Saya meminta maaf ketika melakukan kesalahan terhadap teman-teman.
15
Saya selalu yakin akan kemampuan saya di kelas.
16
Saya selalu yakin dapat mengerjakan soal-soal ulangan dengan baik.
17
Saya selalu ingin mencoba kegiatankegiatan baru yang belum pernah saya lakukan untuk menambah pengalaman.
18
Saya tidak menghiraukan pembicaraan teman-teman.
19
Saya tidak peduli dengan pendapat teman-teman saya di kelas.
20
Saya selalu percaya diri ketika berdiskusi dengan teman-teman di kelas.
21
Saya kurang percya diri ketika harus berbicara di depan banyak orang.
22
Saya selalu menolak ketika ada teman yang menyuruh saya berbuat jelek seperti menyontek pada saat ulangan.
23
Kalau ada teman yang berkelahi di dalam kelas saya akan melaporkannya kepada guru.
24
Saya akan membela diri ketika tidak melakukan kesalahan di sekolah.
25
Saya tidak mengakui kesalahan yang saya buat.
26
Saya selalu bersih dan rapi ke
120
sekolah. 27
Di dalam kelas saya suka menghibur teman-teman.
28
Saay tidak pernah peduli dengan kesedihan teman-teman.
29
Saya mampu menahan kemarahan ketika ada teman yang mengejek saya.
30
Saya selalu tersinggung dengan ejekan teman-teman di kelas.
31
Saya berani mengakui kesalahan yang saya lakukan.
32
Saya takut dikritik.
Periksa kembali jangan ada nomor yang terlewatkan.
121
LAMPIRAN B HASIL SELEKSI AITEM DAN UJI RELIABILITAS VARIABEL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA, KEPERCAYAAN DIRI, DAN MOTIVASI BERPRESTASI
122
SELEKSI AITEM DAN RELIABILITAS Dukungan sosial orangtua Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .863
25 Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021
78.7949 79.0128 79.3077 81.0256 79.9487 79.8077 80.5641 79.9103 80.1026 80.1923 79.6026 79.6282 80.7436 79.2949 79.8462 80.8846 79.6667 79.8718 79.2179 80.8333 80.6538
226.191 226.636 223.437 200.545 210.880 216.079 203.080 218.342 213.937 212.183 218.217 219.302 208.037 225.587 224.677 208.311 223.810 218.711 227.497 208.323 202.593
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
301 .222 .414 .748 .548 .527 .659 .385 .563 .473 .518 .490 .667 .191 .190 .596 .329 .529 .166 .702 .712
.904 .905 .902 .894 .899 .900 .896 .903 .899 .901 .900 .901 .896 .906 .907 .898 .903 .900 .906 .896 .895
123
VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025
80.8590 79.4487 79.7308 79.8205
202.590 219.627 212.901 209.552
.679 .405 .606 .627
.896 .902 .898 .897
Kepercayaan diri Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.901
32
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018
124
110.6923 110.9487 111.2564 111.6923 112.6667 110.7308 111.8205 111.6923 111.7692 112.4487 110.7436 112.4231 112.4231 111.0769 111.6282 111.3974 111.3590 112.2821
269.359 265.816 260.323 257.748 242.069 272.329 257.786 260.527 256.102 239.549 270.167 245.364 250.403 272.565 269.328 266.528 266.129 261.790
Corrected Item-Total Correlation .376 .434 .451 .487 .744 .170 .514 .555 .519 .759 .380 .697 .684 .350 .311 .325 .305 .444
Cronbach's Alpha if Item Deleted .904 .903 .903 .902 .897 .906 .902 .901 .901 .896 .907 .898 .898 .906 .903 .904 .905 .903
VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032
112.5000 111.8333 111.8077 111.5513 112.1154 111.2949 112.5769 111.1410 111.5897 112.6410 111.5769 111.9615 111.3077 111.9872
252.773 267.907 265.248 266.744 266.519 268.496 248.247 268.954 268.894 246.467 261.832 251.466 262.424 242.299
.544 .317 .365 .255 457 .247 .620 .248 .229 .653 .443 .637 .490 .762
.901 .904 .904 .906 .904 .905 .899 .905 .906 .899 .903 .899 .902 .896
Motivasi berprestasi Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .871
25
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007
88.8333 88.7949 89.5385 89.2949 89.8590 89.6154 89.7436
123.777 126.970 121.109 124.678 121.084 118.240 119.284
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.304 .119 .405 .157 .376 .572 .460
.866 .869 .864 .871 .865 .860 .862 125
VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025
126
89.9487 89.7179 89.9615 89.4359 90.6538 89.7308 89.4615 89.6282 89.4359 90.3718 89.2949 89.7564 89.7821 89.0385 89.5000 89.6410 89.5256 89.4359
112.803 116.725 115.180 122.846 109.632 117.368 118.719 120.730 122.145 113.925 122.626 117.667 117.186 123.622 120.747 116.882 116.408 120.431
.630 .533 .544 .308 .659 .536 .550 .361 .303 .469 .332 .519 .498 .300 .351 .516 .451 .275
.856 .860 .859 .866 .855 .860 .860 .865 .867 .863 .866 .861 .861 .866 .865 .860 .863 .869
LAMPIRAN C HASIL UJI NORMALITAS, MULTIKOLINEARITAS, HETEROSKEDASTISITAS DAN AUTOKORELASI
127
1. Uji Normalitas
128
Uji Kolmogorow-Smirnow Contoh Tunggal Residual yang tak terbakukan N Parameter Normala
78
Rerata SD Perbedaan Paling Absolut Ekstrim Positif Negatif Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.0000000 8.15542036 .086 .086 -.069 .756 .617
2. Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF
1 Constant Dukungan 0,759 Kepercayaan 0,759 Dependent Variable: Motivasi berprestasi
1,317 1,317
129
3. Uji Heteroskedastisitas
130
4. Uji Linearitas 4.1 Linearitas dukungan sosial orangtua dengan motivasi berprestasi
motivasi* dukungan
ANOVA Table Sum of Squares Between (Combi- 5394,462 Groups ned) Linea2835,810 rity Deviation from 2558,652 Linearity Within Groups 4234,833 Total 9629,295
df 35
Mean Square 154,127
F
Sig.
1,529
0,094
1
0,000
34
75,254
42 77
100,829
0,746
0,809
4.2 Linearitas kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi
motivasi* kepercayaan
ANOVA Table Sum of Squares Between (Combi- 7364,378 Groups ned) Linea3814,798 rity Deviation from 3549,580 Linearity Within Groups 2264,917 Total 9629,295
df
Mean Square 175,342
F
Sig.
2,710
0,002
1
3814, 798
58, 950
0,000
41
86,575
1,338
0,19
35 77
64,712
42
131
LAMPIRAN D HASIL UJI REGRESI
132
1. Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F. ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Regression
4507.957
2
Residual
5121.338 75
Mean Square
F
2253.979
33.009 .000a
68.285
Total 9629.295 77 a. Predictors: (Constant), kepercayaan, dukungan b.Dependent Variable: motivasi
2. Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai t Coefficientsa Unstandardized Standardized Model
Coefficients B
Std
Coefficients B
t
Sig.
Sig.
Error 1(Constant)
34,374
7,252
dukungan
0,259
0,081
0,308
3,186 .002
kepercayaan 0,322
0,065
0,478
4,949 .000
4,740 .000
Dependent Variable:motivasi berprestasi
133
3. Hasil Koefisien Determinasi Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
1 .684a .468 .454 a. Predictors: (Constant), kepercayaan, dukungan
Std. Error of the Estimate 8.26344
4. Hasil Sumbangan Efektif Variabel
X1(Dukungan Sosial Orangtua)
B
Sumbangan Efektif
0,308
Koefisien korelasi X dan Y 0,543
0,478
0,629
30,06%
16,72%
X2(Kepercayaan Diri) Total
134
46,8%
LAMPIRAN E DATA MENTAH PENELITIA
135
SKALA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 136
1 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
2 5 5 5 3 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5
3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4
4 5 5 4 4 4 5 3 5 3 3 3 5 3 5 5 4 5 1
5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
6 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 5 3
7 5 5 4 4 2 4 3 5 5 5 4 4 2 5 5 5 5 1
8 5 5 4 3 5 4 3 4 4 3 3 3 5 4 4 5 5 5
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 125 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 120 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 112 4 4 5 4 2 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 5 4 93 4 2 4 5 3 5 4 2 4 4 4 4 3 2 5 4 5 95 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 110 4 4 5 4 2 5 2 1 4 3 4 3 3 2 4 4 5 92 4 5 5 5 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 5 4 111 3 5 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 5 3 4 5 4 101 4 3 5 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 5 4 5 98 5 4 5 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 5 4 4 5 99 3 5 3 3 4 3 4 3 3 3 5 3 2 2 5 4 5 92 4 3 5 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 5 5 98 4 5 5 4 5 5 2 5 3 5 5 3 5 5 5 4 5 112 5 5 3 5 5 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 113 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 114 4 5 5 4 5 5 5 3 4 4 5 4 5 4 5 5 5 117 4 1 3 3 2 5 5 1 3 3 4 2 1 1 4 3 3 76
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 3 5 5 4 5 5
5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5
4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 2 5 3 4 4 3 4 4 4 5 4
4 3 5 5 5 4 5 1 5 2 2 1 1 2 1 4 1 1 1 2 1
5 4 5 4 4 5 2 5 4 4 4 3 3 3 2 4 1 3 1 3 1
4 2 4 4 5 4 4 3 5 3 2 3 3 2 3 2 4 3 4 4 4
5 4 5 5 5 5 2 1 2 3 4 3 3 1 1 3 3 1 1 2 1
5 2 3 4 4 2 4 4 4 2 2 3 3 3 4 1 1 3 4 4 3
3 4 4 3 5 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 1 2 4 3 2
4 3 4 5 5 4 4 1 5 4 3 4 3 2 1 5 5 3 1 2 4
4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 5
5 5 3 4 4 4 5 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 5 3 4 5
5 3 5 4 3 5 4 3 4 2 4 1 1 3 2 3 1 2 1 2 1
4 4 5 5 5 4 4 1 5 4 5 5 1 3 4 2 4 5 4 3 5
4 4 5 2 4 2 5 5 4 4 4 3 3 2 3 1 5 4 3 3 4
5 2 1 2 5 2 4 1 2 2 2 1 2 3 4 2 3 1 1 2 1
5 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3
4 4 4 5 4 3 2 4 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3
5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 2 3 4 5 5 4 5
5 3 5 3 5 3 5 2 4 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1
4 3 4 5 5 5 2 2 5 2 3 5 2 2 1 1 1 1 1 2 1
5 4 5 5 5 2 5 1 2 1 3 1 1 5 3 1 1 3 1 3 1
4 2 5 5 5 5 5 4 5 4 2 5 5 4 3 4 4 5 5 3 5 137
5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 2 2 2 1 4 2 2 2 2 3 3
113 90 105 106 114 100 103 82 101 81 75 81 71 73 74 66 75 77 67 80 76
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 138
5 4 5 5 2 2 4 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4
5 3 5 5 2 2 3 3 4 3 3 5 5 4 5 4 5 4 5 3 3
4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 5 5 5 4 4
1 2 1 2 2 3 4 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2
1 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 2 4 5 2 1 1 2 2 1 3
3 2 4 3 3 4 2 3 2 2 3 4 3 4 5 2 2 3 4 3 3
1 2 1 2 4 4 3 2 4 3 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1
3 2 4 4 2 3 2 3 2 2 3 4 3 5 1 3 5 4 5 3 3
3 2 3 4 2 3 2 3 2 2 2 4 2 3 2 2 4 3 3 2 3
1 3 1 2 4 4 4 1 4 3 3 2 2 3 5 4 2 2 2 3 2
3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 5 3
3 3 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 4 3 4 3
1 4 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2
5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 3 5 4
3 3 5 4 4 3 2 3 2 1 5 4 2 2 5 5 2 4 3 4 2
1 2 1 2 2 3 3 2 3 1 2 1 2 2 1 3 1 1 2 1 1
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 3 3 5 4 4 3
2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 5 3 3 3 4 3 3
5 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 3 4
1 2 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 1 2 2 1
2 2 2 2 4 4 3 2 3 3 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1
1 1 1 2 4 4 2 2 2 2 4 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1
3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 5 3 4 2 3 3 3 4 5 4
3 3 2 2 2 3 3 4 2 3 2 2 3 3 4 3 5 2 4 3 2
4 2 2 2 2 3 4 2 3 2 4 3 2 2 4 4 4 3 5 3 2
67 68 77 75 73 80 78 70 73 69 76 77 70 76 74 73 76 71 79 69 64
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 3
3 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 5
3 2 1 5 1 2 1 1 3 1 2 2 2 2 1 1 1 4
4 3 1 3 3 4 3 1 2 1 4 4 4 3 3 5 4 2
4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 5 5 5 3
2 2 1 2 1 3 1 3 2 1 3 2 2 3 4 5 5 4
4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 2 5 3
4 4 4 5 3 5 3 2 3 4 3 4 4 2 4 2 1 3
3 2 1 2 1 4 4 1 2 4 2 2 2 4 1 1 3 2
4 3 4 3 4 4 5 3 4 4 3 3 3 3 5 5 5 3
3 3 4 4 4 3 5 3 2 3 3 4 4 3 5 5 3 5
3 3 2 2 2 2 1 2 3 1 3 2 2 3 1 1 2 3
4 4 4 5 5 3 5 3 3 5 3 4 4 3 4 1 1 5
3 1 2 4 4 4 2 3 4 4 4 2 2 5 4 5 1 4
2 1 2 2 2 1 2 1 2 5 3 2 2 1 1 1 5 4
3 3 3 4 3 4 4 3 3 1 4 3 3 3 3 5 5 4
3 3 3 3 4 2 3 3 3 1 3 3 3 3 5 5 5 4
3 4 3 4 4 4 5 3 4 1 3 4 4 3 5 5 1 5
2 3 3 2 2 2 2 1 2 5 2 2 2 2 2 1 3 4
3 2 1 2 1 4 2 3 3 3 4 2 2 2 1 5 2 2
2 1 1 2 1 4 5 1 2 2 1 2 2 1 1 1 4 4
4 5 5 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 5 3 5
139
3 4 5 5 4 3 3 3 4 3 4 2 2 3 1 5 4 5
3 2 5 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 5 4 5
80 74 74 90 76 87 81 65 75 77 78 75 74 70 80 91 86 96
SKALA KEPERCAYAAN DIRI Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 140
1 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5
2 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4
3 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4
4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 3 5 5 4 4 4
5 4 5 4 4 3 4 4 5 5 2 2 5 4 5 5 4 4 4
6 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
7 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4
8 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 5 5 3 4 4 4 3
9 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 5 4 5 3 3
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 4 5 5 4 3 5 5 5 4 3 3 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 3 2 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 3 3 5 5 3 3 5 3 3 3 3 1 4 4 5 4 4 5 4 5 5 3 4 3 4 5 5 4 5 5 5 5 3 3 4 5 5 4 4 4 3 4 4 3 2 2 4 5 5 3 5 4 5 4 5 2 4 2 5 3 2 4 4 4 4 2 2 4 5 5 4 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 5 3 3 3 3 3 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 5 5 5 4 3 3 5 3 1 3 4 5 5 5 5 3 5 3 5 2 3 5 5 4 4 5 4 4 5 3 2 3 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 2 3 5 3 3 4 3 5 3
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4
4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3
5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 2 5 5 4 1 1 4 4 3 3
4 5 5 4 5 5 5 3 5 4 3 3 5 2 5 3 3 1 1 3 2
4 5 4 4 5 5 5 5 4 2 2 1 1 3 1 2 2 1 1 1 1
5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 5 3 4 3 5 4 5 5 5 4 4
5 4 5 4 5 3 5 4 4 2 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 2
4 4 4 5 4 3 5 5 5 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3
5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 2 5 3 3 4 3 1 1 3 2
5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1
5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 1 4 4
4 5 5 4 3 4 5 4 5 3 3 1 1 2 2 4 3 1 1 1 1
4 4 5 4 4 4 5 3 4 3 2 3 3 3 2 3 1 1 1 3 3
5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 3 3 5 4 3 2 3 1 3 2 3 4 5 5 5 4 3
4 3 2 4 3 3 5 5 3 2 3 4 3 4 4 3 4 5 5 4 3
5 2 5 5 5 4 5 5 4 4 5 3 3 3 5 3 4 4 4 4 4
4 2 5 4 2 4 5 3 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3
2 2 1 2 4 2 5 3 5 1 2 3 3 3 2 2 1 1 1 3 3
5 3 4 5 5 3 5 4 4 4 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 141
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 142
4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5
5 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 3
4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 2 4 5 2
3 3 2 2 2 2 4 3 5 3 5 3 4 4 3 5 5 3 2 3 3
1 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 5 2 2 2 3 1 3 4 2 1
5 3 5 5 4 4 5 4 4 4 5 2 4 4 5 4 5 5 4 5 5
3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 2 3 2 5 5 3 1 2 4 1
3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 5 4 3 2 4 3
3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 1 3 3 3 1 5 4 4 2 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 2 2 1 3 3 1 4 1 1
5 5 5 5 1 4 5 5 5 2 5 2 4 4 5 5 2 5 4 5 5
1 1 1 2 3 3 1 2 1 2 3 2 2 2 5 4 2 1 2 3 1
3 3 3 2 2 2 4 3 4 3 2 4 2 2 1 3 3 1 2 1 2
5 3 5 3 5 4 5 5 5 4 5 3 4 4 5 3 3 5 4 5 5
3 4 4 3 5 2 3 4 4 3 4 4 3 3 5 2 5 4 4 3 3
3 3 5 4 5 2 2 3 3 4 4 5 3 3 5 3 5 4 5 3 4
5 5 3 3 5 4 3 3 4 4 3 2 3 3 5 3 3 3 5 5 3
1 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 5 3 3 4 4 2 4
3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 4 2 2 1 3 2 1 2 1 1
3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 4 3 4
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 3 5 5 5 4
3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 3
2 4 4 3 4 3 2 5 3 1 3 3 3 4 5 5 4 2
3 3 3 3 4 5 2 3 4 3 4 4 4 3 2 5 1 3
1 2 2 1 2 3 1 2 1 2 3 2 2 2 1 1 2 3
5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 4 4 5 5 4 5 3
1 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 4 3 1 3 2
3 4 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2
4 4 3 3 4 4 1 4 3 3 4 4 4 2 3 1 1 3
1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 2 2 2 3 1 1 2 1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 2
1 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2 3 3 3 3 1 1 1
2 3 3 3 2 3 1 3 2 2 3 3 3 4 1 1 2 3
5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 1 5 4 4
3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 5 3 5 3
4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 3 3 4 3 5 3
3 5 5 4 4 5 5 3 4 3 3 3 2 2 5 5 5 3
4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 5 1 2 2
1 2 2 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 3 3 1 2 1
4 3 3 5 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2
LANJUTAN SKALA KEPERCAYAAN DIRI 143
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Total 5 5 4 3 4 5 4 3 5 4 4 5 137 3 2 2 5 5 4 5 4 5 4 4 5 133 3 3 3 4 2 4 4 2 4 4 5 5 125 4 4 3 4 2 4 4 5 4 5 4 5 129 4 5 5 5 1 5 5 1 4 5 4 4 123 3 3 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 135 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 144 4 3 2 3 2 3 2 3 3 4 5 4 116 3 4 3 4 1 5 3 2 4 3 4 4 127 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 111 4 4 3 4 2 4 3 2 3 4 4 5 122 3 4 2 4 2 3 3 2 3 5 5 5 118 4 4 3 5 4 3 3 2 4 4 4 4 125 3 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4 5 135 5 5 3 5 5 5 3 5 4 3 5 5 139 4 5 2 5 3 4 4 5 4 5 5 5 136 5 5 4 5 4 4 4 5 3 2 5 3 138 4 3 5 5 5 5 3 4 3 3 4 5 126 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 5 141 3 2 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 130 144
5 3 4 4 5 3 5 4 4 2 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3
4 5 2 5 5 5 5 5 2 3 3 2 3 2 1 5 5 4 4 3 2
2 4 2 3 5 5 4 2 4 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 5 3
5 4 4 4 5 5 5 4 4 2 5 3 4 4 5 4 4 3 3 3 3
4 2 3 2 5 4 5 1 2 2 1 2 3 3 1 1 1 1 1 3 2
5 5 4 5 5 4 5 4 5 3 5 4 5 4 3 5 5 5 4 5 3
5 4 4 5 5 5 5 4 4 2 3 3 4 5 4 3 3 3 2 3 4
5 4 2 2 5 5 5 3 1 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2
5 4 4 4 5 5 5 3 5 5 3 3 2 3 3 5 5 4 3 5 4
5 4 5 5 5 5 4 4 5 2 3 3 3 3 4 1 4 3 2 1 2
5 5 5 5 5 5 5 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 5
5 5 5 5 5 5 5 2 3 2 3 3 3 2 1 1 1 2 2 1 3
141 137 126 129 160 143 145 104 111 82 105 99 104 103 98 100 99 97 85 103 100 145
4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 1 5 2 3 2 4 3 3 3 146
5 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 5 3 4 1 5 5 4
3 4 4 2 4 3 4 3 2 4 3 3 2 3 1 3 4 3 3 3 3
5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 5 2 5 5 4 3 5 5 4
1 2 1 2 3 3 3 2 3 5 2 2 1 1 3 1 2 1 1 1 2
5 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 5 5 3
3 3 5 3 4 3 4 3 3 2 4 3 5 3 3 4 4 5 3 3 3
3 2 1 2 2 3 2 2 2 4 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2
3 3 3 4 3 4 5 3 4 3 4 3 5 3 5 3 4 4 3 3 3
3 2 1 2 3 3 3 2 3 4 2 2 5 4 2 3 2 3 1 1 3
4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 5 4
3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 1 1 3 3
110 96 102 100 105 104 110 99 106 104 100 93 120 108 111 98 111 99 97 99 111
3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 2 3 3 5
4 3 3 4 5 4 3 4 3 3 3 4 3 5 5 2
3 5 3 3 3 3 5 3 3 3 4 3 4 1 4 3
4 1 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 2
2 5 2 3 1 2 4 2 3 3 4 3 1 1 3 1
3 4 5 5 5 4 2 3 4 4 3 3 5 5 5 3
3 2 3 5 3 3 4 4 4 4 2 4 5 5 4 3
2 5 2 2 1 3 3 1 3 3 4 3 1 1 1 2
3 2 3 3 5 4 2 3 4 3 4 2 1 2 3 3
3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4
4 3 4 3 3 3 3 5 2 3 4 3 5 5 5 2
3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 5 3 3 3
107 112 113 116 104 109 105 104 105 106 108 104 108 96 109 83
147
SKALA MOTIVASI BERPRESTASI Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 148
1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5
2 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5
3 5 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 3 5 5 4 4
4 5 4 4 5 5 4 3 3 3 3 5 4 3 5 5 5 4 4
5 4 4 3 5 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4
6 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 5 4 5
7 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4 5 5 5 5 4
8 5 4 3 5 5 5 4 5 4 3 5 3 2 5 5 5 4 5
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total 4 5 4 5 3 5 5 4 5 4 4 5 3 4 5 5 5 112 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 113 4 5 3 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 104 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 114 3 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 3 5 4 5 5 4 105 3 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 5 108 4 5 4 3 4 4 3 4 3 5 4 3 4 3 5 5 5 100 3 5 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 5 4 5 5 4 99 4 4 4 2 5 4 4 4 2 4 3 4 5 4 3 3 4 94 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 102 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 115 5 3 4 4 3 4 5 3 2 3 4 3 5 4 4 3 5 95 3 3 3 2 3 4 4 4 2 3 3 2 4 3 4 3 4 81 3 3 3 3 3 3 5 5 3 4 3 5 5 1 3 4 5 95 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 114 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 118 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 113 4 3 4 5 5 4 5 3 5 4 5 4 5 4 5 5 5 111
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4
4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4
3 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 5 4 3
4 5 4 5 4 4 4 4 3 2 3 5 5 5 3 5 4 4 3 3 5
3 5 4 5 5 3 5 5 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 5 3 3
5 2 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 5 3 3 3 5 3 3
4 4 4 5 4 5 4 5 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 5
5 3 5 5 5 4 5 5 4 4 2 2 3 2 2 2 3 4 5 3 3
4 3 4 5 5 5 5 5 2 2 2 3 3 3 2 3 5 3 5 3 2
5 3 5 5 3 4 4 5 1 2 2 4 2 3 2 3 3 2 5 3 3
4 2 5 5 4 4 4 5 3 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4
3 4 4 5 5 5 5 5 2 2 1 1 3 3 1 3 3 2 1 1 3
5 4 5 5 5 4 4 4 3 2 3 3 4 3 5 3 5 3 5 3 3
4 3 5 5 4 5 5 4 2 3 3 3 5 3 4 3 5 4 5 3 3
2 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 1 4 3 4 3 3 4 4 4 3
5 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 5 2 4 3 3 5 5 3 3
3 4 4 5 5 4 5 5 4 3 2 3 2 3 1 4 4 1 1 5 2
5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 2 3 5 3 4 5 5 5 5 4 3
3 4 5 5 4 3 4 5 2 2 3 5 4 3 5 3 5 3 4 3 3
5 4 4 5 4 4 5 4 2 2 1 2 2 3 4 3 3 4 5 3 2
5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 5 4 5
4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 5 3 4 4 4 4 3 4 5 3 3
5 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 4 2
5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 3 5 3 3 4 5 1 3 3
5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 1 3 4 149
105 99 115 125 111 108 113 119 82 80 81 82 91 84 90 87 95 88 97 82 81
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 150
4 5 4 5 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3
5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4
3 5 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 5 5 4 3
3 5 4 2 4 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 2
3 3 3 5 3 3 2 2 2 3 4 3 4 4 4 2 2 3 3 2 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 5 3 3 2 3
4 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 2 4 2 4 4 2 3
3 3 5 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 1 2 3 3 2 3
1 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 5 5 4 3 2 3 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 2 3 3 3 5 2 2 2 2 2 3
3 4 4 4 3 2 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4
3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 4 2 1 1 1 2
2 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 2 5 3 3 3 3
4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 5 3 3 4 3
3 2 4 2 3 3 2 3 3 4 3 5 3 3 5 3 2 4 5 4 3
4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 5 4 4 5 3 2 5 1 3 4
3 2 2 2 2 4 2 3 2 1 3 1 2 2 1 5 2 1 1 3 2
3 3 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 3
4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 1 3 2 3 3 4 4
3 3 4 4 4 4 2 4 2 3 3 4 3 4 5 4 2 4 3 3 4
5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 3 5 3 4 4 4
3 4 4 3 4 5 2 4 2 3 4 4 3 4 1 4 5 3 3 4 4
2 3 3 3 4 4 5 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4
4 5 2 3 2 4 4 5 4 3 3 3 2 4 1 5 5 5 3 2 3
5 4 3 4 5 5 4 5 5 2 4 1 3 3 1 4 5 4 4 4 4
83 91 88 85 83 84 80 82 85 82 85 88 92 91 84 85 89 86 82 84 82
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4
3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3
2 5 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
4 3 2 4 3 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4
4 3 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3
4 4 2 5 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 5 4
4 2 2 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2
3 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 2 5 5 5 2
4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4
2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 4 1 1
3 4 4 4 5 3 5 3 4 2 4 3 3 2 4 2 4 4
3 5 4 5 4 3 3 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 3
3 4 3 4 3 4 4 2 3 5 4 4 3 3 5 4 4 3
4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 4 3 3 3 5 5 5 3
2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 5 3 4 2 1
3 4 3 4 5 4 3 4 3 3 4 4 4 3 5 5 5 3
4 4 4 4 4 3 3 3 5 2 4 3 3 4 4 3 3 3
4 5 3 4 3 4 5 3 3 2 3 3 2 2 4 4 4 5
3 3 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3
5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 5
3 4 4 3 5 3 4 4 3 2 4 4 4 3 2 3 3 3
4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 1 4 4 4
3 3 3 3 3 2 5 3 2 3 3 5 4 5 2 4 2 4
151
85 92 82 98 92 93 95 88 90 84 90 84 82 81 94 97 96 84