Kajian Linguis/ik, Agustus 20} 4, 44-59 Copyright ©20} 4, Program Studi Linguistik FIB USu, ISSN 1693-4660
Tahun 1ce-l2, No 2
ANALYSIS OF NEGERI LIMA AND RANAH TIGA W ARNA NOVELS A. FUADI WORKS: PSYCHOANALYSIS APPROACH
M. SafIi PT. Coffindo
Ikhwanuddin Nst, T. Tbyrbaya Zein FIB Universitas Sumatera Utara Abstract The purpose of this study is to reveal a structure of the novel and the characters of personality aspects of Alif Fikri in Negeri Lima Menara and Ranah Tiga Warna novels by A.Fuadi. To figure out the personality aspect of Alif Fikri is used descriptive qualitative method. Object of this study is aspect personality of Alif Fikri in Negeri Lima Menara (2009) and Ranah Tiga Wama (20ll) by A.Fuadi. The data used is primary and secondary data with library research, note and reading technique used are heuristic and hermeneutic. It can be concluded that the structure of the theme in Negeri Lima Menara and Ranah Tiga Warna novels by A.Fuadi is "patience and sincere in doing something will bring the success. " Plot in Negeri Lima Menara and Ranah Tiga Warna is reverse plot. The characters in Negeri Lima Menara and Ranah Tiga Warna are main character (Alif Fikri), and additional characters (Amak, Ayah, Randai, Atang, Raja, Said, Baso, Dulmajid, Raisya and Bang Togar). Setting ofplace in Negeri Lima Menara and Ranah riga Warna are Maninjau, BukittinggiWest Sumatera, Ponorogo East Java, Bandung, Washington USA, Canada and London}. Setting oftime around 1988 to 2003, social setting (a simplicity of Islamic family with a cohesive culture of West Sumatera and East Java also the atmosphere ofthe educational environment). Psychologically AlifFikri in Negeri Lima }"fenara and Ranah Tiga Warna novels by A.Fuadi, analyzed using personality theories of Sigmund Freud; (1) Alif Fikri have Life and Death instincts, (2) AlifFikri has the biggest Superego energy than id and ego, (3) AlifFikri has much experiencing of subconscious influences because of the pressure, (4) Alif Fikri has anxiety in the life he lived, (5) Alif Fikri has subconscious theory as his motivation in his life. Alif Fikri's has strong pesonality; (/) Obey to Allah SWT, and his parents, (2) Independence, (3) do not have a strong stance, (4) Never give up person. Key Words: Personality, character, structure ofNeger; Lima Menara and Ranah Tiga Warna novels, psychoanalysis
PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam Iingkungan sosiaJnya (AlMa"ruf, 2009: I). Karya sastra umumnya berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan pengarang. Permasalahan itu dapat berupa permasalahan yang terjadi pada diri pengarang ataupun dari luar diri pengarang (real ita sosial). Melalui karya sastra, pengarang berusaha memaparkan suka duka kehidupan pengarang yang telah dialami.
M Safii
Selain itu karya sastra juga menyuguhkan gambaran kehidupan yang menyangkut persoalan sosial dalam masyarakat. Karena itu, karya sastra memiliki makna yang dihasilkan dari pengamatan terhadap kehidupan yang diciptakan oleh pengarang atau sastrawan itu baik berupa novel, cerpen, puisi, maupun drama yang berguna untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra yang berbentuk novel, biasanya berisi tentang suatu kejadian nyata dalam masyarakat. Kejadian itu berkaitan dengan banyak hal antara lain tentang kepribadian tokoh utamanya. Kepribadian tokoh utama itu berkaitan dengan aspek tingkah laku, sikap seseorang dalam menjalani hidup dengan bermacam masalah yang dihadapinya. Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia im~inatif, yang dibangun melalui unsur peristiwa, plot, tokoh, tema dan latar (Nurgiyantoro, 2007: 4). Jadi novel merupakan salah satu jenis karya fiksi yang dibangun atas unsur-unsur pembentuknya, berisi gambaran masyarakat dan estetika yang memberikan pesan atau amanat pada pembaca. Novel Negeri Lima Menara (2009) dan Ranah Tiga Warna (2011) yang selanjutnya di singkat dengan NLM dan RTW karya A. Fuadi ini sangat menarik dan mempunyai beberapa sisi kelebihan. Pertama, novel ini berkisah tentang generasi muda bangsa yang penuh motivasi, bakat, semangat dan optimisme untuk maj u dan tidak mudah menyerah. Hal ini merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berharga dalam menciptakan kepribadian seseorang. Novel ini merupakan novel remaja Islami yang segmen pembacanya remaja. Dalam novel tni dimuat pesan berdasarkan pada ajaran Islam disesuaikan dengan dunia remaja. Penyesuaian itu ada pada penokohan, alur, latar, dan temanya yang mengandung nitai-nitai yang Islami. Nilai-nilai yang terkandung ini adalah nilai yang tercermin lewat kepribadian dalam sikap tokoh-tokohnya dalam menghadapi kehidupan, seperti kepribadian tokoh utama Alif Fikri yang pantang menyerah, mandiri, dan faat pada Tuhan dan kedua orang tuanya. Latar yang digunakan bernuansa Islami seperti pada kehidupan keluarga yang memiJiki dasar agama yang kuat, latar pendidikanya di Pondok Pesantren. Adapun penokohan dan latarnya bernuasa islami maka alur dan temanya berhubungan dengan hal-hal keislaman juga. Hal itu, akan membuat pembaca dari semua kalangan khususnya remaja dapat meniru tentang bagaimana menjalani proses kehidupan agar menjadi pribadi yang handal dari segi iman dan pemikiranya. Karya sastra, baik novel, drama dan puisi pada zaman modern ini sarat dengan unsur-unsur psikologi sebagai manifestasi: kejiwaan pengarang, para tokoh fiksional dalam kiasan dan pembaca (Minderop, 2010: 53). Menurut Endraswara (2010: 14), pendekatan psikologi sastra dianggap penting karena: pertama, karya sastra merupakan produk dari keadaan kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar. Kedua, mutu karya sastra ditentukan oleh bentuk proses penciptaan dari tingkat pertama, yang berada dalam keadaan sadar. Menurut Endraswara (2010: 59) psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra. jadi mempelajari psikologi sastra sarna halnya dengan mempelajari manusia dari sisi dalam. Memahami sisi dalam manusia itu dapat dikaji dari kejiwaannya. Kejiwaan seseorang dapat dinilai dari bagaimana sikap seseorang menyelesaikan permasalahan yang dialami.
Rumusan Masalah Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah, maka diperlukan suatu perumusan masalah. Adapun perumusan masalah dalam penelitian masalah ini sebagai berikut:
45
Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 2, Agustus 2014
1. Bagairnana unsur-unsur yang membangun novel NLM dan RIW karya Ahmad Fuadi ditinjau berdasarkan anal isis struktural? 2. Bagaimana aspek kepribadian tokoh utama dalam novel NLM dan RIW karya Ahmad Fuadi ditinjau berdasarkan kajian psikologi sastra? 3. Bagaimana solusi yang dilakukan tokoh utama untuk menghadapi konflik batin ditinjau berdasarkan kajian psikologi sastra?
Tuj uan Penelitian Penelitian yang baik haruslah memiliki tujuan yang baik dan jelas serta terarah pada tujuan yang tepat. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan unsur-unsur yang membangun novel NLM dan RIWkarya A. Fuadi. 2. Mendeskripsikan aspek kepribadian tokoh utama dalam novel NLM dan RIWkarya A. Fuadi berdasarkan kajian psikologi sastra. 3. Mendeskripsikan solusi yang dilakukan tokoh utama untuk menghadapi konflik batin ditinjau berdasarkan kajian psikologi sastra?
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
1.
Tinjuan Pustaka
Putranto (2009) dalam tesisnya berbicara tentang seorang istri kepada suaminya yang dikaji dengan teori kepribadian Sigmund Freud:(I) tokoh Raihana dilihat dari segi insting mempunyai insting hidup, insting seks, dan in sting mati, memiliki energi super ego lebih besar dari pada energi ego, memiliki kecemasan dalam kehidupan yang dijaIani dan memiliki pertahanan yang lebih dominan terhadap pertahanan, penolakan dan pengingkaran. Noor (2010) menyimpulkan bahwa karakter tokoh yang ada di setiap novel tidak lepas dari aspek-aspek kepribadian serta ada nilai pendidikan yang selaIu bisa dipetik dari setiap untaian cerita. Windiyarti (2010) dalam tesisnya meneliti tentang tokoh utama Kenanga yang penuh dengan perang batin, ibu yang selalu memberi petuah bijak yang bertantangan dengan egonya, pemerkosaan yang diaIami oleh Kenanga sehingga ia harns membesarkan anak diluar nikah, serta benci terhadap dirinya sendiri.
2.
Landasan Teori: Teori Strukturalisme
Menurut Piaget (dalam AI-Ma'ruf, 2010: 20) strukturalisme adalah semua doktrin atau metode yang dengan suatu tahap abstraksi tertentu menganggap objek studinya bukan sekedar sekumpulan unsur yang terpisah-pisah, melainkan suatu gabungan unsurunsur yang berhubungan satu dengan yang lain, sehingga yang satu tergantung pada yang lain dan hanya dapat diidentifikasikan dalam dan oleh hubungan perpadanan dan pertentangan dengan unsur-unsur lainnya dalam suatu keseluruhan. Adapun menurut Pradopo (2003: 36), analisis strukturalisme adalah anaIisis ke dalam unsur-unsurnya dan fungsinya dalam struktur dan penguraian bahwa tiap unsur itu mempunyai makna dalam kaitanya dengan unsur-unsur yang lain. Teori strukturalisme sastra adalah suatu disipHn Hmu yang memandang karya sastra sebagai suatu struktur yang terdiri dari beberapa unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya (Sangidu, 2004: 16). Adapun menurut Teeuw (2004: 17) tujuan metode anal isis strukturalisme karya sastra untuk membongkar dan memaparkan 46
M Saft;
secermat mungkin, semenditel, dan semendalam mungkin keterkaitan dan ketetjaJinan semua unsur sastra yang secara bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Pada aspek ini semua karya sastra baru biasa disebut bemilai jika ada masingmasing unsur pembentuk yang tercermin dalam struktumya. Karya sastra sebagai sebuah unsur strukturalisme merupakan sebuah bangunan yang terdiri atas berbagai unsur, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Karena itu setiap ada perubahan yang tetjadi pada sebuah unsur struktur menyebabkan hubungan antara unsur berubah. Pembagian unsur pembangun dalam karya sastra yang digunakan dalam menganalisis katya sastra antara lain sebagai berikut.
3.
Alur
Stanton (2007: 26) mengemukakan bahwa alur adalah rangkaian peristiwaperistiwa dalam sebuah cerita. Alur ini merupakan unsur pembangun karya sastra yang menjadi tulang punggung cerita. Dengan alur yang mengaJir akan dapat merangsang berbagai pertanyaan dalam benak pembaca. Dalam alur ada dua elemen yang dapat membangunnya itu adalah konflik dan klimaks. Alur cerita terdapat lima tahap antara lain: pengenalan, pertikaian atau konflik, klimak atau keteganagan memuncak, antikJimak atau konflik muJai reda, penyeJesaian. Nurgiyantoro (2007: 149-150) membagi plot atau alur menjadi lima tahapan. Tahap-tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Tahap Penyituasian (Situation) Tahap penyituasian adalah tahap yang berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar atau tokoh-tokoh cerita, tahap ini adalah tahap pembukaan cerita dan pemberian informasi awal. Berfungsi untuk menlandastumpui yang dikisar.kan pada tahap berikutnya. 2) Tahap Pemunculan Konflik (Generating Circumstances) Tahap pemunculan konflik adalah tahap awal munculnya masalah-masalah yang menyulut tetjadinya konflik. Konflik itu akan dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya. 3) Tahap Peningkatan Konflik (Rising Action) Tahap peningkatan konflik adalah tahap di mana peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan menegangkan. Konflik yang tetjadi internal, eksternal ataupun keduanya, pertentangan dan benturan antara kepentingan, masalah dan tokoh mengarah ke klimaks tidak dapat dihindari. 4) Tahap Klimaks (Climax) Konflik atau pertentangan-pertentangan yang tetjadi, yang ditimpakan kepada para tokoh telah mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita sebagai penderita tetjadinya konflik utama. 5) Tahap Penyelesaian (Denoement) Tahap penyelesaian adalah tahap dimana konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian dan ketegangan dikendorkan. Konflik-konflik yang lain, sub-sub konflik, atau konflik-konflik tambahan,jika adajuga diberijalan dan cerita diakhiri. Nurgiyantoro (2007: 153-155) membedakan alur berdasarkan urutan waktu menjadi tigajenis seperti berikut:
47
Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 2, Agustus 2014
a) Plot Lurus, Maju, atau Progresif Plot sebuah novel dikatakan lurus, maju atau progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa kemudian. b) Plot Mundur, Sorot Balik atau Flash Back, Regresif Adalah cerita yang langsung menyuguhkan adegan-adegan kontlik, bahkan barangkali konflik yang telah meruncing. Pembaca belum mengetahui situasi dan permasalahan yang menyebabkan terjadinya kontlik dan pertentangan dalam cerita tersebut. c) Plot Campuran Merupakan cerita yang didalamnya tidak hanya mengandung plot progresif saja, tetapijuga terdapat adegan-adegan sorot balik. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa alur merupakan jalinan urutan peristiwa yang membentuk satu kesatuan ceritan yang runtut, dari awal sampai akhir, dan pesan-pesan pengarang dapat ditangkap oleh pembaea. Alur merupakan rangkaian jaJannya peristiwa yang berurutan yang berusaha memeeahkan konflik di dalamnya.
4.
Karakter (penokohan)
Tokoh-tokoh yang diperankan dalam sebuah cerita novel merupakan rekaan yang dibuat oleh para penulis. Hal itu dilakukan agar terbentuk suatu rekaan yang menggambarkan seorang tokoh secara jelas dan seolah-olah nyata dalam memainkan .. . .. ... - suatu peran sehingga cerita dapat dipahami pembaca. Stanton (2007: 33) mengemukakan bahwa karakter biasanya dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama, karakter merujuk pada individu-individu yang muneul dalam cerita seperti ketika ada seseorang yang bertanya: "Berapa karakter yang ada dalam cerita itu?". Konteks kedua, karakter yang merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu. Karakter atau penokohan merupakan gambaran watak atau sifat tokoh dalam suatu cerita. Adapun menurut Lubis (2010: 83) penokohan secara w~ar dapat diterima jika dapat dipertanggung jawabkan dari sudut fisiologis, psilokogis, dan sosiologis, dengan tujuan untuk memahami lebih dalam penokohan secara sistematis. I) Dimensi fisiologis, adalah hal yang berkaitan dengan fisik seseorang. Misalnya: usia, tingkat kedewasaan, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri-ciri muka dan ciri-ciri badan. 2) Dimensi sosiologis, adalah ciri-ciri kehidupan masyarakat. Misalnya: status sosiaI, pekeIjaan, jabatan, tingkat pendidikan, agama, keturunan. 3) Dimensi psikologis, dimensi ini berkaitan tentang masalah kejiwaan seseorang. Misalnya: ambisi, cita-cita, temperamen.
5.
Latar
Cerita dalam sebuah novel akan seolah hidup karena pengaruh latar yang digunakan dalam cerita terse but. Latar merupakan salah satu unsur-unsur pembentuk cerita dalam novel. Latar yang dipakai dalam novel akan mempengaruhi makna yang akan disampaikan oleh pengarang. Stanton (2007: 35) mengemukakan bahwa latar adalah 48
M Saft;
lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalarn cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Latar merupakan tempat teljadinya peristiwa dalam cerita sehingga menimbulkan kesan realistis dan benar-benar terjadi pada pembaca. Latar dalam novel tidak hanya terbatas pada penempatan lokasi saja, melainkan nilai-nilai adat yang berlaku di tempat yang bersangkutan.
6.
Tema
Novel merupakan salah satu karya sastra yang memaparkan sebuah cerita yang tetjadi di sekitar pengarang atau yang berisi pengalarnan pengarang. Hal yang akan dituangkan pengarang dalam sebuah novel merupakan pokok pikiran pengarang atau sering disebut tema. Tema tersebut menjadi salah satu acuan terpenting betjalanya sebuah cerita dalarn sebuah novel. Stanton (2007: 36) mengemukakan bahwa tema adalah aspek cerita yang sejajar dengan "makna
7.
Pendekatan Psikologi Sastra
Menurut Atkinson (2009: 6) psikologi berasal dari kata Yunani psyche, yang berarti jiwa dan logos yang bemrti Hmu. Jadi psikologi bemrti ilmu jiwa atau ilmu yang menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia. Antara psiko)ogi dan sastra saling berkaitan karen a keduanya sarna-sarna berurusan dengan persoalan manusia. Perbedaan antam psikologi sastra dan ilmu psikologi dalam sastra mengkaji tingkah laku manusia dengan cam mengimajinasikannya dan menuangkan dalam bentuk karya. Adapun daJarn psikologi mengkaji secam langsung tentang ilmu kejiwaan manusia dalarn kehidupannya. Analisis novel NLM dan RTWkarya A. Fuadi kajian psikologi sastm menggunakan pendekatan tekstual (tertulis), yaitu mengkaji aspek psikologi tokoh Alif Fikri dalarn sebuah karya sastm dengan cara membaca kepribadian tokoh AlifFikri dalarn novel yang digunakan sebagai sumber data primer.
8.
Teori Kepribadian Psikoanalisis Sigmund Freud
Menurut Minderop (2010: 8) teori dapat diartikan sebagai sekumpulan asumsi yang relevan yang saling berkaitan. Kepribadian adalah suatu intergmsi dari beberapa aspek seseorang atau organisasi yang unik, yang menentukan dan dimodifikasi oleh upaya manusia yang bemdaptasi dengan lingkunganya yang selalu berubah. Teori kepribadian merupakan sekumpulan asumsi yang saling berkaitan yang mengkaji tentang aspek sikap, tingkah laku manusia dalam menghadapi hidup. Teori kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kepribadian Sigmund Freud yang disebut teori kepribadian psikoanalisis. Teori kepribadian psikoanalisis merupakan bentuk kajian terhadap kejiwaan dalam karya sastm. Karya sastra dan kejiwaan memiliki kaitan yang erat, karen a dari kejiwaan, tingkah laku, yang dialami pengarang atau dari kejadian di sekitar lingkungan pengarang dapat dituangkan dalam karya sastra yang penuh makna bagi pembaca. Penuangan itu 49
Kajian Linguistik, Tahun Ke-J2, No 2, Agustus 2014 dalam kepribadian yang diperankan oleh para tokoh dalam novel. Menurut Minderop (2010: 11) psikoanalisis adalah disiplin ilmu yang dimulai sekitar tabun I990-an oleh Sigmund Freud. Teori kepribadian merupakan kajian pemahaman terhadap tingkah Iaku, fik~ perasaan yang dipelajari secara spesifik yang bersifat diskripsi. Konsep awalnya berdasarkan atas tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosiaJ. Tingkah laku menurut Freud (dalam Minderop, 20 10: 20), merupakan hasil konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian adalah fakor histori masa lampau dan faktor kontenpore, anaJoginya faktor bawaan dan faktor lingkungan dalam pembentukan kepribadian individu. Dalan 100ri kepribadian Sigmund Freud ada dua teori yang mendukung yaitu alam bawah sadar dan teori mimpi.
9.
Alam Bawah Sadar
Freud (dalam Minderop, 2010: 13) menyatakan bahwa pikiran manusia lebih dipengaruhi oleh alam bawah sadar (unconscious) ketimbang alam sadar (conscious mind). Hal itu karena dalam kehidupan manusia dipenuhi oleh konflik dan berbagai tekanan, untok meredakan tekanan dan konflik ito manusia lebih suka menyimpan konflik ito pada alam bawah sadar. Jadi alam bawah sadar merupakan kunei untuk dapat memahami perilaku manusia. Alam bawah sadar memiliki pengaruh yang besar dalam jiwa seseorang. Hal itu, karena manusia lebih suka menyimpan konflik atau suatu tekanan dari luar pada aJam bawah sadarnya. Dari alam bawah sadar dapat digunakan untuk memahami perilaku ll1anusia: Pada peneiptaan sUatu karya sastni, pengarang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan dituangkan dengan secara sadar dalam suatu karya.
10. Teori Mimpi Endraswara (2010: 15) menyatakan mimpi dipandang sebagai kembang tidur oleh banyak orang. Mimpi memiliki peran khusus daJam studi psikologi sastra. Inti pengamatan Freud terhadap sastra adalah sastra lahir dari mimpi dan fantasi. Setiap orang pemah mengalami mimpi, mimpi dapat dipengaruhi oleh perilaku yang dilakukan seseorang. Perilaku seseorang dalam menjaJani hidup yang mengalami banyak hal seperti, kontlik, ketegangan dan kesenangan. Demikian hebatnya perilaku yang dialami baik konflik, ketegangan dan kesenangan yang dialami sulit diredakan memalui alam sadar, maka kondisi itu akan muneul dalam alam mimpi tak sadar. 11. Struktur Kepribadian Menumt Sigmund Freud Kepribadian seseorang tercermin dari sikap, tingkah laku yang ditoqjukkan dalam kehidupan seseorang. Perilaku seseorang dapat digunakan sebagai cerminan kejiwaan seseorang. Kejiwaan seseorang dipengaruhi oleh faktor dari daJam diri atau dari luar diri seseorang. Faktor dari luar diri adalah ternan bergaul, lingkungan dan faktor dari dalam diri seperti imajinasi, alam bawah sadar dan mimpi. Orang yang terkena masalah dan merasakan tekanan hingga alam sadarnya tidak dapat mengendalikan maka akan dimuncuJ pada aJam bawah sadarnya hingga akan terbawa pada mimpi. Teori kepribadian psikoanalisis dan struktur kepribadian menurut Sigmund Freud saling berkaitan, karena 50
M Safi;
dari alam bawah sadar atau mimpi akan terlahir perilaku seseorang yang memiliki unsUTunsur id, ego dan super ego. Selanjutoya, Freud membahas pembagian kejiwaan manusia ke dalam tiga komponen, ketiga kompenan itu saling berkaitan dan membentuk totalitas tingkah laku manusia, yaitu id, ego dan super ego.
1. Id (Aspek Biologis Kepribadian) Minderop (2010: 20-21) menyatakan id terletak di bagian tidak sadar, yang merupakan pengendali dan menjadi sumber energi psikis. Id di ibaratkan sebagai raja penguasa yang absolut, hams dihormati, manja, sewenang-wenang dan mementingkan diri sendiri. Id merupakan energi psikis dan naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhan dasar seperti misalnya kebutuhan: makan, seks, menolak rasa sakit dan tidak nyaman. Menurut Freud Id berada di bawah alam sadar, tidak ada kontak dengan realitas. Cara kerja Id berhubungan dengan prinsip kesenangan, yakni selalu mencari kenikmatan dan selalu menghindari ketidaknyamanan yang tidak mengenal nitai moralitas kareDa tidak meDgeDal baik dan buruk.
2. Ego (Aspek Psikologi Kepribadian) Menurut Minderop (2010: 20-22) ego terletak diantara alam sadar dan tidak sadar yang bertugas sebagai penengah yang mendamaikan tuntutan id dan Jarangan superego. Ego sebagai perdana menteri yang diibaratkan memiliki tugas hams menyelesaikan segala pekerjaan yang berhubungan dengan real ita dan tanggap terhadap keinginan masyarakat. Ego terperangkap diantara dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga serta patuh pada prinsip realitas dengan mencoba memenuhi kesenangan individu yang dibatasi realitas. Tugas ego memberi tempat dan fungsi mental utama, misalnya: penalaran dan penyelesaian masalah. Ego tidak memiliki moralitas karena tidak mengenal nilai baik dan buruk. Antara sistem sadar dan tak sadar memiliki peranan penting yaitu sensor. Setiap unsur tak sadar akan masuk ke kesadaran lebih dabulu melewati sensor (Noor, 2004: 58).
3. Super Ego (Aspek Sosiologis Kepribadian) Menurut Minderop (2010: 20-22) struktur yang ketiga ialah super ego yang mengacu pada moralitas dalam kepribadian. Super ego terletak di bagian sadar dan sebagian lagi dibagian tak sadar. Menurut Noor (2004: 58) berisi instink-instink dan nafsu-nafsu yang tidak disadari dan tidak bebas untuk muneul ke ruang kesadaran sebab ada peDghalang berupa sensor, yaitu super ego. Super ego bertugas meneHti Dafsu dan instink yang akan muneul ke kesadaran. Super ego merupakan kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip nitai baik dan buruk sebagai lawan id dan ego. Super ego berkembang dari ego, Damun berbeda dengan ego dia tidak mempunyai kontak dengan luar. 12. Dinamika Kepribadian Menurut Sigmund Freud Dinamika merupakan sesuatu hal yang terjadi dari perilaku yang diperbuat. Dinamika kepribadian merupakan sesuatu hal yang terjadi akibat kepribadian dari daJam diri orang tersebut dalam menghadapi masalah. Energi manusia dapat dibedakan dari penggunaannya, yaitu dikeluarkan dari tubuh rnanusia berupa gerakan tubuh dengan tenaga tanpa hams melibatkan hati dan otak. Sedangkan energi psikis adalah energi dari dalam diri berupa perasaan dan pikiran. 51
Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 2, Agustus 2014
Keterkaitan antara dinamika kepribadian dan struktur kepribadian yaitu antara energi fisik dapat diubah menjadi energi psikis. Id dengan naluri-nalurinya merupakan media dari energi fisik dengan kepribadian. Dalam dinamika kepribadian ada dua yaitu naluri dan kecemasan.
1. Naluri Naluri yang terdapat dalam diri manusia bisa dibedakan menjadi: eros atau naluri kehidupan (life instinct) dan naluri kematian (death instinct). Naluri menurut Freud (Minderop, 2010: 26-27) merupakan kemahiran atau semacam penyesuaian biologis bawaan. Naluri kehidupan merupakan naluri yang ditunjukkan dari pemeliharan ego. Seperti tugas ego adaIah mencari cara untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan manusia. Adapun naluri kematian merupakan naluri yang mendasari tindakan agresif dan destruktif yang berada dalam alam bawah sadar digunakan untuk motivasi.
2. Kecemasan (Anxitas) Situasi apapun yang mengancam kenyamanan suatu organisme diasumsikan melahirkan suatu kondisi anxitas (Minderop, 2010: 27). Hal yang menyebabkan kecemasan pada diri manusia adalah ketika manusia terkena konflik atau suatu bentuk frustasi yang menghambat kemajuan individu untuk mencapai tujuannya. Kondisi ini diikuti perasaan tidak nyaman, yang disebut perasaan khawatir, takut dan tidak bahagia. Kecemasan dibagi menjadi dua (Minderop, 2010: 28) yaitu kecemasan objektif yang merupakan respon terhadap bahaya dalam lingkungannya (menurut Freud kondisi ini sarna dengan rasa takut). Kecemasan neurotik berasal dari konflik alam bawah sadar dalam diri individu,karena konflik·itu tidakdisadari oleh orang tersebut sehingga tidak menyadari kecemasan tersebut. 13.
Perirembangan Kepribadian Menurut Sigmund Freud
Kepribadian berkembang sebagai respon empat sumber tegangan pokok yakni: (1) proses-proses pertumbuhan fisiologis; (2) frustasi-frustasi; (3) konflik-konflik; dan (4) ancaman-ancaman. Sebagai akibat dari meningkatnya tegangan-tegangan yang ditimbulkan oleh sumber-sumber ini, sang pribadi terpaksa mempelajari cara-cara mereduksi tegangan. Proses belajar inilah yang dimaksudkan dengan perkembangan kepriadian. (David Ward, 2003: 73-74)
1. Identifikasi ldentifikasi adalah cara yang digunakan individu untuk belajar mengatasi frustasifrustasi, konflik-konflik dan kecemasan-kecemasan. Identifikasi juga merupakan cara orang dapat memperoleh kembali suatu objek yang hilang. Ego dan superego menarik enrgi dan id dengan jalan membuat identifikasi yang ideal dan moralitas dengan pemilahan objek secara naluriah dari id. Identifikasi, sebagai penyatuan dari sifat-sifat suatu objek luar, biasanya dimiliki oleh lain orang, ke dalam kepribadian seseorang.
2. Pemindahan Pengalihan adalah pengalihan perasaan tidak senang terhadap suatu objek ke objek lainnya yang lebih memungkinkan. Misal, adanya keinginan yang bersifat agresif yang 52
M
soft;
dapat digantikan, sebagai kambing hitam, terhadap orang atau objek lainnya yang mana objek-objek tersebut sebagai sumber frustasi namun lebih aman dijadikan sasaran. 14.
Mekanisme Pertahanan Ego
Untuk menghadapi ancaman dan bahaya yang menimbulkan kecemasan, ego mencoba mengusai bahya dengan menggunakan cara-cara memecahkan kesulitan secara realitas, atau dapat mencoba meredakan kecemasan dengan cara-cara menolak, memalsukan, atau mengaburkan kenyataan dan yang menghalangi perkembangan kepribadian. Cara-cara itu dinamakan alat-alat pertahanan ego. Ada sejumlah alat pertahana ego penting untuk memecahkan kesulitan yaitu represi (penekanan), proyeksi, pembentukan reaksi, keadaan tertahan dan regresi (penyurutan).
a. Represi Menurut Freud, mekanisme pertahanan ego yang paling kuat dan luas adaIah antara lain, represi. Tugas represi ialah mendorong keluar keingianan-keinginan id yang tidak diterima, dari alam sadar dan kembali ke alam bawah sadar. Represi merupakan fondasi cara kerja semua mekanisme pertahanan ego. Tujuan dari semua mekanisme pertahanan ego adaJah untuk menekan (repress) atau mendorong keinginan-keinginan yang mengancam agar keluar dari alam sadar. b. Rasionalisasi Rasionalisasi memiliki dua tujuan: pertama, untuk mengurangi kekecewaan ketika gagal mencapai suatu tujuan; dan kedua, memberikan motif yang dapat diterima atas perilaku (Higard, 1975: 443-444). Rasionalisasi terjadi bila motif nyata dari perilaku individu tidak dapat diterima oleh ego. Motif nyata tersebut digantikan oleh semacam motif pengganti dengan tujuan pembenaran.
c. Agresi Perasaan marah terkait erat dengan ketegangan dan kegeJisahan yang dapat menjurus pada pengrusakan dan penyerangan. Agresi dapat berbentuk langusng dan pengalihan . Agresi langsung adalah agresi yang diungkapkan secara langsung kepada seseorang atau objek yang merupakan sumber frustasi. Bagi orang dewasa, agresi semacam ini biasanya dalm bentuk verbal ketimbang fisikal. Si korban yang tersinggung biasanya akan merespon. Agresi yang dialihkan adalah bila seseorang mengalami frustasi namun tidak dapat mengungkapkan secara puas kepada sumber frustasi tersebut karena tidak jelas atau tak tersentuh. Si pelaku tidak tabu ke mana ia harns menyerang; sedangkan ia sangat marah dan membutuhkan sesuatu untuk pelampiasan. Penyerangan kadang-kadang tertuju kepada orang yang tidak bersalah atau mencari "kambing hitam" (Hilgard 1975:436). METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Strategi Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi penelitian terpancang (embedded research) dan studi kasus (case study. Pada penelitian novel Neger; Lima Menara dan Ranah riga Warna karya A. Fuadi ini memaparkan strategi terpancang karena peneliti telah menetapkan masalah tentang bagaimana struktur pembentuk nove], bagaimana aspek kepribadian tokoh utama dan tujuan penelitian sejak 53
Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 2, Agustus 2014
awal penelitian. Sedang studi kasus digunakan karena strategi ini difokuskan pada satu kasus yaitu kepribadian yang dimiliki oleh tokoh utama AlifFikri.
2. Data dan Sumber Data a. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini berjudul Negeri Lima Menara dan Ranah Tiga Warna, A. Fuadi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Juti 2009 (NLM) dan Januari 2011 (RTW), 423 halaman (NLM) dan 473 halaman (RTW), Bergambar Lima menara (NLM) dan Daun Maple (RTW)
b. Data Data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif. Wujud data dalam penelitian ini berupa kata-kata, frase, kalimat, dan wacana yang berkaitan dengan objek penelitian dalam novel NLM dan RTW karya A. Fuadi. Data primer adalah teks dari kedua novel yang berkenaan dengan aspek kepribadian yang ditinjau dari alam bawah sadar, mimpi, pemakaian energi id, ego, superego, naluri, kecemasan dan pengembangan kepribadian yaitu identifikasi, pemindahan, represi, rasionalisasi dan pembentukan reaksi. Adapun data sekunder adalah tentang posted Tesaiga dalam review buku: Negeri Lima Menara pada tanggal 11 Januari 2011, (Tesaiga, 2011), bahan-bahan yang memberikan informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan isi sumber primer, yang terdiri dari hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya, buku, jumal, dan makalah. 3. Teknik Peogumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik puStaka, dan catat. Tekriik pustaka 'adalah teknik yang menggunakan sumber-suffiber tertulis untuk memperoleh data (AI Ma'ruf, 2009:6).
4. Teknik Analisis Data Menurut Riffaterre, analisis data dilaksanakan melalui metode pembacaan model semiotik yakni pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Pembacaan heuristik adalah pembacaan menurut konvensi atau struktur bahasa (pembacaan semiotik tingkat pertama). Adapun pembacaan henneneutik adalah pembacaan ulang dengan memberikan interpretasi berdasarkan konvensi sastra atau pembacaan semiotik tingkat kedua (AIMa"ruf, 2010:33). Hubungan antara heuristik dan hermeneutik dapat dipandang sebagai hubungan yang bersifat gradasi, sebagai kegiatan pembaca, dan kerja hermeneutik disebut juga pembacaan retroaktif, memerlukan pembacaan berkali-kali dan kritis untuk mengungkapkan makna kata.
TEMUAN & PEMBAHASAN
Struktur Novel Negeri Lima Menara dan Ranah Tiga Wama 1. Unsur Intrinsik Novel NLM dan RTW a. Tema Dalam cerita ini, gagasan dasamya adalah mengenai kesungguhan dalam meraih cita-cita. Tokoh daJam cerita ini, yaitu Alif Fikri, Radja, Baso, Atang , Said, Dulmajid, Randai, dan Raisya adalah para tokoh yang memiliki cita-cita tinggi. Alif Fikri sebagai 54
M Safii
tokoh utama dalam cerita ini bercita-cita ingin menjadi seperti Habibie. Berbagai hambatan dan rintangan ia jalani. Bermula kerika dia lulus dari SMP, dia ingin melanjutkan pendidikan ke SMA.
b. Alur Alur dalam cerita ini adalah campuran. Awal cerita dimulai ketika tokoh Aku berada di Washington DC, Amerika Serikat sebagai wartawan. Selanjutnya, cerita berbalik ke masa keeil tokoh Aku, masa ketika tokoh amu mulai memimpikan citacitanya. Alur cerita dimulai dengan memperkenalkan tokoh Aku sebagan seorang ana SMO yang bercita-cita ingin menjadi seperti Habibie. Tokoh Aku berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke SMA dan selanjutnya bisa kuliah di ITB. Konflik mulai muncul ketika keinginan tokoh Aku itu tidak sejalan dengan keinginan ibunya. Ibunya menginginkan tokoh Aku menjadi ulama besar seperti Buya Hamka. Sementara tokoh Aku bercita-cita ingn menjadi insinur dan ahli ekonomi, seperti Habibie.
c. Penokohan Tokoh utama dalam cerita ini adalah Alif Fikri. Alif Fikri adalah seOlang tokoh yang berusaha untuk patuh pada orang tua. Ia berusaha untuk mengikuti keinginan kedua orang tuanya. Dengan tekad itu, ia mengikuti keinginan kedua orang tuanya untuk masuk madrasah tsanawiyah, sekolah lanjutan agama setrata SMP. Hal ini terlihat dari jalan pikiran toko Aku.
d. Tokoh Lain . Tokoh lain dalam cerita ini adalah Said, Raja, Atang, Baso dan Dulmajid. Mereka terkenal dengan sebutan Sahibul Menara bersama tokoh Aku. Mereka memiliki cita-cita yang tinggi seperti tokoh Aku. Mereka sering memimpikan cita-cita mereka di bawah menara masjid. Penggambaran watak kelima tokoh tersebut banyak diungkapkan melalaui tuturan langsung pengarang.
e. LatarlSetting Latar Tempat: Washington Cerita ini diawali dengan kisah ketika tokoh Aku berada di Washington DC, Amerika Serikat. Ia adalah salah seorang warga negara Indonesia yagn sedang menjalankan tugas sebagai seorang wartawan VOA. la juga merupakan salah seorang aksi tetjadinya peristiwa 11 September 2001 yang meluluhlantakkan gedung World Trade Center, di Amerika Serikat.
2. Unsur Perkembangan Kepribadian Tokoh Utama Novel Negeri Lima Menara dan Ranah Tiga Wama a. Kepribadiau AlifFikri ditinjau dari alam bawah sadar Sahabat Pena yang menjadi hobi mereka tetap mereka tekuni, dan mereka saling menceritakan kegiatan satu dan yang lainnya, karena sekarang mereka sudah terpisah jauh, Alif di Jawa Timur dan Randai di Bukittinggi. Selepas lulus dari MTsN, mereka telah sepakat akan melanjutkan sekolah ke SMA karena menurut mereka ilmu dasar agama sudah cukup sebagai dasar untuk memasuki kancah ilmu pengetahuan umum. Beruntungnya Randai, orang tuanya sarna sekali tidak keberatan. Randai telah punya 55
Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 2, Agustus 2014 fakta baru dengan orang tuanya untuk boleh keluar jalur setelah madrasah, sayangnya bagi Alif tidak punya fakta ini karena orang tua Alif tidak mengijinkannya melanjutkan ke SMA. Ia terpaksa merantau ke pelosok Jawa Timur untuk menjadi murid di sebuah pondok yang didirikan untuk mendalami agama.
b. Kepribadian AIif Fikri dilibat dan Teori Mimpi Kamar Alif yang seperti tumpukan gunung es, tumpukan tersebut adalah bukubuku pelajaran SMA yang ia pinjam dari salah seorang temannya untuk persiapan ujian UMPTN, semua tumpukan buku itu harus ditelan Alif dalam waktu yang lumayan singkat. Alif sangat marah dalam hatinya sekaJigus tidak berdaya dengan ucapan Randai yang menyepelekan kalau ia akan lulus dalam ujian tersebut. Alif dan Ayahnya sedang menonton pertandingan bola antara Belanda melawan Denmark, seperti yang Ayahnya katakana kalau Denmark adalah sebuah team yang tidak diperhitungkan akan memenangkan pertandingan bola ini. Dalam diamnya Alif merasa kalau ia adalah salah seorang dari tim Denmark tersebut yang diremehkan oleh banyak orang untuk lulus UMPTN.
c. Kepribadian AUf Fikri ditinjau dari pemakaian energy Id, Ego dan Superego Orang tua Alif mempunyai pemikiran yang berbeda tentang pendidikannya, ibunya menginkan Alif untuk melanjutkan ke sekolah agama. Keluarga Alif memang dibesarkan dengan latar belakang agama yang kuat. Kakeknya adalah orang alim yang disegani di Maninjau. Ibunya mempunyai keinginan yang kuat agar anak laki-lakinya menjadi seorang pemimpin agama yang hebat dengan pengetahuan yang luas seperti Buya Hamka yang me1akukan amar ma'ru/nahi munkar dan mengajak orang kepada~·keb3.ikatl· d8n meninggalkan kemungkaran. Ibu Alif sangat bersikeras agar Alif tidak melanjutkan pendidikan ke SMA. Bukan karena uang seperti apa yang dipikirkan oleh Alif tapi keinginan dari sang ibu agar ada bibit unggul yang masuk madrasah aliyah. Ucapan ibunya telah menciptakan perasaan khawatir, takut, dan perasaan tidak nyaman dalam diri Alif. Ia kemudian mengasumsikan ibunya adalah seorang yang tidak pernah mengerti dirinya, keinginan serta cita-citanya. Dengan demikian, kepatuhan Alif terhadap perintah ibunya berupa pengabdian dirinya terhadap ibunya yang merupakan reaksi dan aksi atas ketidakmengertian ibunya, karena dibalik kepatuhan itu tersimpan perasaan tidak nyaman dan kecewa.
d. Kepribadian AlifFikri ditinjau dari Insting ffidup Sore itu adalah hari yang tidak beruntung untuk Alif, karena hampir semua dagangannya tidak ada yang laku. Ia sudah menjajakan dagangannya dari pintu ke pintu, tetapi usaha tersebut masih belum membuahkan hasil yang baik untuk Alif. Tanpa ia sadari ia sudah berada di ujung komplek peru mahan tersebut, dengan satu jalan utama yang ia harus lewati dengan menembus semak belukar. Langit juga tidak begitu bersahabat pada sore itu, Alif terpaksa berteduh karena hujan yang begitu lebat. Alif yang sedang menunggu hujan berhenti, malah bernasib sial, ia betjumpa dengan 2 orang perompak yang menjarah semua barang dagangannya dan uang.
56
M Safii
e. Kepribadian AIif Fikri ditinjau dari Insting Mati Ketika Alif terbangun ia sudah berada di rumah sakit, dan dokter memponisnya dengan penyakit tifus, dan ia diharuskan untuk beristirahat total sampai benar-benar sembuh. Alif lebih memilih untuk beristirahat di rumah daripada di rumah sakit, mengingat ia sangat kekurangan uang dan tidak ada dana sama sekali untuk membayar biaya tersebut. Alif yang terbaring lemas dan hanya di rawat oleh teman nya bergantian, serta teman-temannya yang datang menjenguk secara bergantian. Hal tersebut sedikit mengobati rasa sakit yang menggrogoti fisiknya. Dan ia merasa benar-benar sendiri setelah malam tiba.
f. Kepribadiao AlifFikri ditiojau dari Kecemasan Alif bukannya malah senang dengan keputusan yang ia ambit, awalnya ia berpikir dengan memberikan pitihan seperti ini ia akan disekolabkan di SMA tetapi malab sebaliknya. Dengan sedikit keraguan yang menetas di hatinya, ia coba untuk menegarkan semangatnya, namun tetap saja tidak bisa, karena bagi Alifini bam pertama kalinya untuk ia akan merantau jauh ke tanab Jawa dan jauh dari keJuarga. Dan hal tersebut cepat menyebar ke semua sanak famili dan handai tolan.
g. Solusi yang Dilakukan Tokoh Utama nntnk Mengatasi Kontlik Batio (1 ) Identitikasi Akhimya Alif menyampaikan hal ini kepada kedua orang tuanya untuk melanjutkan keinginannya bersekolah di Pondok, dan kabar ini juga disampaikan nya kepada seJunih tenian-teman, keJuarga dan bandai toJannya. AJif yang ditemani sang Ayah akhiroya berangkat menuju ke Pondok yang berada di Jawa Timur.
(2) Pemindahan Sabar itu lab kata-kata yang terdengar ketika Alif mendengar sebuah stasiun radio, tiba-tiba Alif mengingat sebuah kata Man Shabara Zhafira "siapa yang bersabar akan beruntung", dan ia pun merinding, merasakan energi semangat Pondok Madani. Dan kenangan itu kini hadir bertubi-tubi dipikiran Alif dengan mengenang perkataan Kiai Rais.
(3) Represi Alif yang mendengarkan nasehat Ibunya untuk terns melanjutkan kuliahnya sampai selesai. Alif menyadari Ibunya tidak akan mampu membiayai kuliab dirinya dan kedua adiknya yang masih bersekolab. Alif memikirkan hal tersebut dengan penuh kecemasan, karena ia menyadari Ibunya akan membanting tulang untuk membiayai sekolah anakanaknya. Alif merasa kebingungan dan gelisah, dilain sisi ia ingin mengejar mimpimimpinya dengan menamatkan kuliah tapi dilain sisi Alif ragu dengan biaya yang akan ditnggung oleh Ibunya.
(4) Rasionalisasi Alif Fikri yang berkeinginan keras untuk bisa meneruskan sekolah nya ke SMU akhimya harus menelan kekecewaan karena lbunya tidak ingin ia meneruskan ke SMU 57
Kajian Linguist;k, Tahun Ke-12, No 2, Agustus 2014
tetapi ke Madrasyah. Alif yang merasa keinginanya telah ditentang oleh Ibunya mengurung diri dalam kamamya selama tiga hari, ini merupakan bentuk kekecewaan Alif yang terbesar yaitu ia tidak diizinkan melanjutkan sekolahnya dan ia berdebat sengit dengan sang Ibu. Alif yang selama ini selalu mendengar, patuh, tidak pemah melawan perintah Ibunya merasa sangat berkeeil hati karena apa yang menjadi mimpinya ditentang oleh Ibunya. (5) Agresi
Alif Fikri dan Randai adalah ternan dari keeil. Kompetisi satu sarna lain itulah yang mereka lakukan sejak mereka duduk dari bangku Sekolah Dasar. Setelah kelulusan Madrasyah, Randai berhasil lulus di SMU sementara Alif Fikri ke Pondok pesantren. Seiring berjalannya waktu akhimya, nasib baik seialu berpihak ke Randai, ia berhasil memasuki Universitas terbaik yaitu Tekhnik Mesin ITB sementara itu Alif yang hams mengikuti ujian persamaan untuk memasuki perguruan tinggi.
SIMPULAN Tema yang mendasari novel Negeri Lima Menara dan Ranah Tiga Warna berada pada dimensi tingkat egoik dan tingkat sosial. Tema tingkat social menguraikan kehidupan bennasyarakat yang merupakan tempat aksi-interaksinya manusia dengan sesama dan dengan lingkungan alam, mengandung banyak pennasalahan, konflik, dan lain-lain yang menjadi objek pencarian tema. Alif dan Sahibul menara berinteraksi daIam kehidupan pesantren dengan segala masalah dan konflik muncul. Hal tersebut menjadi .dasar pencariantema novel Negeri Lima Menara danRqnah TigaWarna. ])i samping sebagai makhluk sosial, manusia sekaligus juga sebagai makhluk individu yang senantiasa ''menuntut'' pengakuan atas hak individualitasnya. Itulah yang disebut dengan tema egoik. Dalam kedudukannya sebagai makhJuk individu, manusia pun mempunyai banyak pennasalahan dan konflik, misalnya yang berwujud reaksi manusia terhadap masalah-masalah sosial yang di hadapinya. Pengaluran terjalin dengan kuasalitas yang jelas dan terangkai daJam hubungan sebab akibat. Tahapan alur, yakni pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, penyelesaian berhasil membangun suatu alur yang sempurna dan memunculkan alur campuran. Penggambaran watak tokoh tersebut banyak diungkapkan melalui tuturan langsung pengarang dan penceritaan oleh Alif Fikri sebagai tokoh utama novel NLM dan RTW. Latar cerita dalam novel NLM dan RTW terbagi atas latar sosial, latar waktu, dan latar tempat. Latar tempat tersebar di berbagai negara dan daerah di Indonesia yaitu di London, Washington, Canada, Sumatera Barat, Jawa Timur dan Jawa Barat. Beberapa cerita diuraikan dalam urutan waktu yang variatif. Berbagai latar waktu mendasari penceritaan novel, dimulai waktu subuh hingga malah hari. Babkan ada beberapa cerita yang berlatar waktu tengah malam hingga subuh. Novel NLM dan RTWkarya A.Fuadi mengandung nilai-nilai psikologi dalam tokoh utamanya, ini bisa terlihat bagaimana Alif menggunakan alam bawah sadamya serta mimpinya untuk mengenang dan mengejar apa yang menjadi cita-cita nya dengan mantra Man Jadda Wajada. Struktur kepribadian seperti Id, Ego, dan Superego adalah bagian dari sifat manusia yang tanpa disadari akan terus melekat. Tokoh utama mendominasi sifat Superego karena mengacu pada moralitas dalam kepribadian dengan mengenali nilai baik dan buruk. 58
M Sajii
DAFTAR PUSTAKA Al Ma'ruf, Ali Imron. (2009). Stilistika: Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Solo: Cakra Books Al Ma'ruf, Ali Imron. (2010). Kajian Stilistika: Perspektij Kritik Holistik. Surakarta: Sebelesa maret University Press. Aminuddin. (1990). Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Agamo dan Sastra. MaJang: Yayasan Asih, Asah, Asuh. Atkinson, Rita L, Pengantar Psikologi L Jakarta: Edisi kedelapan, Erlangga, 2009 Fuadi, A. (2009). Negeri Lima Menara dan Ranah Tiga Warna. Jakarta: Gramedia. Karlan, Diana Ayu. (2008). "Konflik Tokoh Utama dalam novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu: Tinjauan Psikologi Sastra." Tesis. Surakarta: Universitas Muhammadiyab. Minderop, Albertine. (2010). Psikolog; Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Moeloeng, Lexy. (1990). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Kmya Noor, Rusdiana (2010). "Perilaku Wanita manula dalam novel Casus Karya Putu Wijaya: Sebuha tinjauan psikologis dan Nilai Pendidikannya" dalam Jurnal IImiab Nomor 6 Tabun 2010. Nurgiyantoro, Burhan. (2007). Teor; Pengkajian Filesi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nurhayati, Hevi. (2008). Aspek Kepribadian Tokoh Utamo dalam Novel MuJah "Si Manis Bergigi Emas" Karya Pramoedya Ananta Tour: Tinjauan psikologi Sastra. Tesis S1' Universitas Muhammadiyab Surakarta. Pradopo, Rahmat Joko. (2003). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: PT.Handinita Graha Widya. Putranto, Eka Widyawan Cabya. (2009). "Aspek Kepribadian tokoh Rihanna dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habbiburahman EI Shirazy: Tinjauan Psikologi Sastra". Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyab. Ratna, Nyoman Kutha. (2009). Pustaka Pelajar.
Teor~
Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Sangidu. (2004). Penelitian Sastra. Pendekatan, Teori, Metode, Teknik dan Kiat. Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat Fakultas lImu Budaya UGM. Siswantoro. (2004). Metode Penelitian Muhammadiyab University Press.
Sastra: Analisis Psikologi.
Surakarta:
Stanton, Robert. (2007). Teori Fiksi. Y ogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutopo, HB. (2002). Metodologi Penelitian: Teor; dan Aplikasi dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Teeuw, A. (1984), Sastra dan llmu Sastra, Pengantar teorl Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Ward, Milner, Freud dan Interpretasi Sastra, Jakarta: Intermasa, 1992.
59