M|I|MBHR
MINIIffiIRIINS]T
POT-T'ffUK DA$I BTROKRAST
Peran Partisipasi Publik Dalam Penyelenggaraan Good Governance Oleh: Permadi Mulajaya
Tantangan Karir Birokrat Perempuan Oleh ; Indra Kertati Five Models Of Policy Making Dalam Mengikis Patologi Birokrasi Di Tingkat Institusi
Lokal Oleh:
Tri Lestari
Hadiati
Korupsi Birokrasi Dalam Pemerintahan Birokratis Oleh: Nursalim
Netralitas Birokrasi Baru Oleh: Karningsih
C
ermin Kedaulatan Rakyat
Birokrasi dan Politik Oleh: Alexius Sunaryo
Pembangunan Sumberdaya Manusia di Jawa Tengah : MenujuAgenda Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2030 Oleh: RahmadPurwanto Overview Of Quality Education On Semarang High Schoolr Semarang City Oleh : Yuni Nurkuntari
Pola Waj ah Ekonomi, Oleh: Kunawi
Politik Dan Birokrasi Di Negara Berkembang
OVERVIEW OF QUALITY EDUCATION ON SENTARANG HIGH SCHOOL, SEMARANG CITY Yuni Nurkuntari (E m ail : yuniem aka @gm
a i l. c a
m)
Abstract
RB dan 15.
gah
Focus of this research is school sophisticate leader, Iransparant nxanagement, sustainable educational policy programs, cooperation atntosfire betw,een tlrc school comntunities and quality education. This reseat'ch has plu'pose to test leadership influence (that is petformed by principal, teachers, and mentbers of school contntittee), and school's policies (through edttcation programs) that is accontplished as nteans.for attaining the qualified education. This research w,as done on set,eral higlt-schools, v,hether state and or private owned, amounted bv fow'teen scltools and locoted on Semarang City Educational Agency. It is categorized as explanatotry research for its type, which is highlighted the three research variable influences. Population antomtt on this research u'tts 822 persons, and santples are took 15% of its population antount, thus obtained ll9 respondents that is determined according to purposive sampling. Its data v,as gathered using questionerfor all of varicbles. Questioner instrument had already experienced trial run and analyzed their validiSt-reliability, with result excellent. Data analysis used quantitatiyebt ones v'ith variable influence test used linier regression analysis and hypotesa (t-test and Ftest). Results shov,ed that leadership and school's policies variable hatting significantly influence toward education quality on Semarang City high schools, and school's policies variables have the highest itdluence tov,ard education quality on Semarang City high schools. The policies and leadership.factor in the senior high school of Semarang city which apart in this research showed excellent categoty and education quality can be reaced by well through student academic achieyemertt, teacher and educational sen,ice that ffictive / eficient. But eventhough from the result of excellent catego,y, specially in the leadership factor but in managerial process its somelimes are v,eehrcss in coordinate process and decition maker. In fact the school policy needed open w,hite of ntanagement in the school resources management. A good quality education ntore intensive or focus in the education service for all students with low economic but have a good achievement in their ability.
Rl.
Keywords: Educational Quality School, leadership, School policy
it:
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha
Pendidikan merupakan kegiatan yang manusia melestarikan hidupnya. Tiada universal dalam kehidupan manusia. Bagai kehidupan masyarakat tanpa adanya kegiatan
manapun sederhananya peradaban
pendidikan. Undang-Undang
suatu
masyarakat di dalamnl.a terjadi atau berlang-
No. 20
Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hal
sung suatu proses pendidikan. Pendidikan itu merupakan produk hukum yang bermaksud
telah ada sepanjang peradaban
mengatur aspek kehidupan yang disebut
manusia.
9i
pendidikan di lingkungan masyarakat atau UU bangsa dan negara Indonesia' Lahimya tahun 7003 tersebut secara lebih
No.20
mendasar
di
latarbelakangi
juga
kehendak masyarakat atau bangsa
mewujudkan
oleh
ini untuk
UUD 1945 sebagai
hukum
dasar, yang mengamanatkan bahwa kemer-
dekaan bertujuan untuk kehidupan bangsa dan menjarnin seluruh mencerdaskan
itu masyarakat untuk berpendidikan' Amanat langsung tanggung jawab
menyentuh
pemerintah
agar
mengusahakan
dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang'
RendahnYa Mutu Pendidikan Beberapa
faktor yang
menjadi
penyebab mengapa mutu pendidikan masih guru rendah, Pertanta, jumlah dan kualitas belum memadai serta penyebaran materi
pendidikan yang belum merata' Masih
banyak sekolah
di
daerah-daerah yang
mengalami kekurangan guru dan masih banyak juga guru yang saat ini kualifikasi Pada pendidikannya belum memenuhi syarat' tahun 2012 secara nasional masih terdapat
kekurangan guru sebanyak 228'848 orang' Dilihat dari kualifikasi pendidikan masih
banyak guru yang tidak layak mengajar (44'3 sesuai bidang studi pada jenjang SD o/o),dan SMA (32'9 %), SMP (35,9
%\
Kedua,kondisi sarana prasarana seperti perpusgedung,ruang belajar, laboratorium'
jumlahnya belum takaan, dan buku pelajaran, khususnya untuk gedung' selain
memadai
jumlahnya belum memadai, diantara gedung
yang sudah ada,
sebagaimana gedung
kondisinya sudah mengalami kerusakan' Jumlah buku pelajaran belum bisa memenuhi rasio satu buku untuk safu siswa/ persiswa'
Ketiga, anggaran Pendidikan
Yang
jumlahnya sangat terbatas sehingga sebagian besar sekolah dan perguruan tinggi biaya
1
(
operasionalnYa di bawah standar'
KeemPat, Proses Pembelajaran Yang belum efektif karena kurikulum yang terlalu terstuktur dengan beban yang terlalu banyak'
Hal ini
mengakibatkan
guru dan
siswa
menjadi kurang mampu bertindak secara kreatif melalui pendekatan pembelajaran yang
inovatif
(Kilas Balik Pendidikan
Nasional, DePdiknas 2007
:35)'
Kemandirian Sekolah pada Fokus kemandirian sekolah adalah peningkatan kualitas sekolah dalam mencapai tersebut mutu pendidikan yang lebih baik' Hal (2006: sesuai dengan arahan Sudarwan Danim
53) dalam meningkatkan pendidikan sekolah pada sebagai pengertian mutu mengacu masukan proses, keluaran dan dampaknya' sisi' Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia seperti kepala sekolah'
l
)
F
SI
b'
m
m 111
se:
sel
ko sel
tinl star
ada
proi desr
sem
laboran, staf tata usaha dan sisu'a'
pub
Kedua, mernenuhi atau tidaknya kritena
pen(
guil,
bukumasukan material berupa alat peraga'
buku, kurikulum, prasa-rana, sarana sekolah' tidaknla dan lainlain- Ketiga, memenuhi atau lunaikriteria masukan yang berupa perangkat
pela akur
seperti peratur-an, struktur deskripsi kerja dan struktur
organisasi,
Konsep Kepemimpinan Sekolah
organisasi.
S. Pamudji
(1993:l-2) berpendapat bahwa
:
motivasi,
"Pemimpin dan kepemimpinan mentpunyai sifat universal dan dapat merupakan gejala kelompok atau gejala sosial. Dikatakan universal oleh karena selalu ditemukan dan
Yang menjadi kajian penulisan naskah ini,
diperlukan dalam setiap kegiatan/usaha
Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan
dan
kebutuhan, seperti
visi,
ketekunan dan cita-cita.
adanya permasalahan-permasalahan
antara
reori kepemimpinan yang dilakukan (kepala
guil,
bersanta. Artinya setiap kegiatan atau usaha bersanta selalu menterluknn pemimpin dan kepemimpinan, baik kegiatan atatt usaha-
anggota komite sekolah),
usaha tersebut melibatkan 2, 3 orang maupun
<ebijakan-kebijakan pendidikan dan realitas
melibatkan 10, 100 bahkan 1000 orang, baik kegiatan/usaha tersebut bercorak sederhana maupun bercorak komplel<s dan luar biasa besarnya dikatakan mentpakan geiala kelompok / geiala sosial. Oleh karena pemimpin dan kepemintpinan itu hanva dapat dirasakan dan nampak apabila terdapat sekelompok orarxg-orang yang
sekolah,
lang ada dalam penyelenggaraan pendidikan. I{al ini merupakan komponen-komponen .ekolah yang berpengaruh terhadap
proses
:elajar mengajar yang juga mempengaruhi :utu pendidikan, adanya jumlah guru yang :ernadai, anggaran pendidikan sekolah yang rcxr,dukung. adanya sarana prasarana sekolah
rdtrem.
p'ergrustakaan, laboratorium dan
iuleguryr )mg menjadi komponen&rm1m rmtuk mencapai standar mutu
frreFaktor-faktor
ntelakukan usaha bersama atau dengan perkatan lain terdapat suatu kehidupan sosial. " Kepemippinan sekolah memPunYai
sifat universal dan gejala sosial. Artinya pemimpin dan kepemimpinan dapat diterima
lain l"ng
mernpengaruhi
rregLat mutu pendia*m dalam
m€ncapai
fimdar mutu pena:a*m
lmg
l{ql3fo kebijakan pendidit*n
Fng m€n&*mg
dihraPtaru
fitts€s pengerrbangan kelembaga.m- Pada
era
,lesentralisasi, otonomi dan keter-bukaan ini
dan
di
sekolah
terjadi dalam
setiap
kegiatan bersama asalkan memenuhi unsur-
unsur- s€perti adanya orang yang dipenga ruhi" adany'a orang yang mempengaruhi, dan mengarahkan-mengarahkan pada tercapainya
sesuatu tujuan. H
al ini
tentunya sangat
berkaitan dengan pelaksanaan manajemen
remua pihak sepakat bahwa akuntabilitas
sekolah sebagai suatu proses dalam mencapai
trrblik itu penting. Dengan demikian, intitusi
mutu pendidikan.Sesuai dengan uraian James
idikan dan lernbaga yang terkait dengan
A.F. Stoner (1982:8-13), manajemen sekolah
ayanan publik juga dituntut untuk memiliki
ntabilitas.
sebagai suatu proses dapat dilukiskan melalui
Gambar 1 sebagai berikut
:
Program Sumber Mengorganisasikan
Tujuan
daya
Memimpin Mengendalikan
manusia
organisasi
Sarana
yang telah
Dana
d
lnformasi
iteta
p ka
n
sebelumnya
Suasana
Gambar
Dari gambar tersebut dapat
diperoleh
1
dan dimensi kemanusiaan secara optimal. Dimensi kemanusiaan itu mencakup tiga hal
pemahaman bahwa, kepemimpinan sekolah adalah kemampuan memimpin, kemampuan
penting elementer, yaitu
manajerial (merencanakan, mengkoordinasi,
Afektif yang tercennin pada kualitas keimanan
:
mengorganisir, dan melaksanakan), pengelo_ dan ketakwaan, etika dan estetika, sefta akhlak laan anggaran, pengawasan, pengambilan mulia dan budi pekerti luhur
I
keputusan dalam pengembangan institusi.
Kognitif yang tercemin pada kapasitas pikir
a
Kebijakan Sekolah
dan daya intelektualitas untuk menggali ilmu pengetahuan dan mengembangkan serta
;
Dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar
1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan menguasai teknologi ; negara adalah mencerdaskan kehidupan Psikomotorik yang tercemin pada kemampuan bangsa, dan oleh karena itu setiap warga negara mengembangkan keterampilan teknis da:.:
Republik Indonesia berhak
memperoleh
pendidikan yang merata dan bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa
memandang status sosial, etnis dan gender sehingga anggota masyarakat akan memiliki afeksi, kecerdasan dan ketrampilan. Pembangunan pendidikan nasional ke
depan didasarkan kepada
paradigma
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, yang berfungsi sebagai subyek yang memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan potensi
kecakapan praktis.
Kualitas Pengelolaan pembelajaran
Guru sebagai penanggung
jau.a:
pembelajaran. Kajian tentang kualitas penselolaan pernbelajaran secara umurl dapat dika-:
dari aspek guru, karena guru adalah sublel )'ang memiliki tanggung jawab penuh dala:: kegiatan pembelajaran. Sukses atau gagahrr pembelajaran yang ada
di suatu sekolah
lebih terkonotasi pada kualitas gurunya.
ak:r-
I
Pengertian guru dapat dilihat dalarn UU
dalarn pengajaran dan mampu mengantar-kan
No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa "Tenaga
siswa mencapai tujuan yang ditetapkan dalarn
pengajar merupakan tenaga pendidikan yang
kurikulurn adalah guru yang berprestasi.
khusus diangkat dengan tugas utama mengajar, 1'ang pada jenjang pendidikan
tinggi disebut
Josen".
ll4)
dalam
:uku SBM I yang mengungkap pendapat ames Bown disebutkan bahwa
ntenguasai
Fb ilru @ $@r &.'bmt @!
ffiuml r Ultrlrr
dan
mengembangkan materi pelajaran nterencanakan dan tnernpersiapkan pelajaran sehari-hari, nlengevahnsi dan mengkontrol kegiatan sisw,a". !:oagai tenaga pengajar agar berhasil dalam
-:laksanakan proses belajar mengajar maka
i;ls
memiliki kemampuan dasar. Kemam-
: *.-n dasar yang harus
dimiliki guru : dan
rerangkat penj abarannya.
.-:rikulum sebagai program pendidikan .:tara utuh, mempunyai kedudukan yang
keselumhan program
:t:didikan dan pengajaran guru ::rsuasai benar kurikulwn
/
harus
:rir'rmill dalam merencanakan program dan
r
pengetahuan
tanpa menguasai
materi
pelajaran guru tidak tahu apa yang harus disampaikan kepada anak didik.
ce
Menguasai Metode dan Teknik Penilaian
Dalam rangka kegiatan belajar mengajar,
guru harus menguasai berbagai metode metode yangf tepat dengan materi pelajaran
tingkat kecerdasan siswa maupun kondisi lingkungan siswa. Dengan demikian siswa dapat terlibat secara aktif dalam interaksi belajar mengajar. Selajutnya guru harus dapat mengevakuasi hasil pekerjaan siswa.
baris-baris
r':-iar program penjajaran ).ang merupakan
6
untuk merupakan dan menguasai non
mengajar. Dan guru harus mampu memilih
-. Kemampuan menguasai kurikulurn
:i:ting dalam
Guru adalah tempat menimba ilmu bagi siswanya. Sebagai pengajar guru harus membantu perkembangan anak didiknya
:
"Tugas dan perqnan gut"Lt antaro lain
E.
Guru harus menguasai dan mendalarni rnateri
pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Menurut Rustopo (1993:
"
ca Menguasai Materi Pelajaran
Efisiensi Penyelenggaraan pendidikan
Pengelolaan
dan
penyelenggaraan
tr,:'.f,tan belajar mengajar. Guru harus tahu
pendidik yang efisien merupakan salah satu
'i:r-batas materi, yang harus disajikan
strategi pokok kebijakan pendidikan. Keber-
j-,1::n kegiatan belajar rnengajar baik
hasilan dalam mencapai strategi
d.
tu:.:uasaan materi, konsep maupun tingkat
d
ditentukan oleh kemampuan aparat dalam
us-.l1ar11ra sesuai yang digariskan dalam
pengambilan keputusan, perencanaan dan
r!;
,*i*:-n:lum tanpa menguasai kurikulum yang
pengelolaan pendidikan.
iun rlL
isu, guru akan menjalmi kesulitan
;::s
ini
sangat
dan
Efisiensi merupakan suatu istilah yang
terarah dalam menytrnpaikan materi
digunakan untuk menggambarkan hubungan
"r.:ian kepada siswa. Gruu yang berhasil
antara masukan dan keluaran. Efisiensi
proses pembangunan rnemiliki kepentingan
ditunjukkan dengan pencapaian hasil yang
yang paling tinggi dibandingkan selnua proses
eti n ggi
ti
n gginy a ( effe
it; e)
gn
ggunakan
yang lainnya. Dalam dunia pendidikan proses
serendah-rendahnya,
dikatakan bermutu apabila pengorganisasian
dengan demikian dasar dari konsepsi efisiensi
dan penyerasian semua input sekolah (guru.
adalah pencapaian sasaran yang dihubungkan
siswa, peralatan, kurikulurn, dan seterusnya)
dengan pendayagunaan terbaik sumber-sumber
dilakukan secara harmonis, sehingga mampu
daya yang tersedia.
menciptakan suasana pembelajaran yang
s
ct
tingkat masukan yang
d
m en
Efisiensi teknis menunjuk
pada
konduktif. Kondisi ini akan mampu member-
pencapaian tingkat atau kualitas tertentu atau
dayakan peserta didik (Cecep Rustana, 2000:
keluaran fisik sebagai produk dari kombinasi
l4).
selnua
jenis dan tingkat
masukan yang
Mengacu penjelasan
di atas, maka
berbeda, sedangkan efisiensi ekonomis menun-
pengertian mutu pendidikan sekolah dapat
juk
pada penempatan ukuran-ukuran kegunaan
dikaji dari konsep kinerja sekolah. Selanjutnya
dan atau harga pada masukan yang digunakan
dua konsep tersebut diintegrasikan dalam suaru
dan keluaran yang dicapai. Kedua
variabel kualitas kinerja, yang dalam kaitan
efisiensi
di
jenis
atas menunjuk pada pengertian
penelitian
ini
diartikan sebagai keberhasilan
konseptual yang salna, tetapi mengandun E cara
pendidikan lembaga pendidikan (sekolah).
penerapan yang berbeda. Cara penerapannya
Untuk membantu proses pemahaman bahasan
,{
dalam menganalisis pendidikan bergantung
dimulai dari konsep kinerja. Secara umum
F
pada bagaimana suatu program pendidikan itu
orang awam sering menyamakan istilah kiner_la
OI,
dikaji dan diuji.
dengan kerja. Namun sebetulnya
secara
m(
konseptual, kedua kata tersebut mengandung
ML
pengertian yang tidak sama, karena
kiner_i.:
_\'aI
lebih berarti tampilan Qterformance),
buka::
keb
NIutu Pendidikan
Proses transformasi dalam
dunia
pendidikan dapat diartikan proses berubahnya
Manajemen peningkatan mutu berbasi
yang berpengaruh terhadap berlangsungnya
i
sekolah merupakan bentuk alternatif dala::
proses yang disebut input, sedang sesuatu yang
program desentralisasi bidang pendidika:: yang ditandai dengan adanya otonomi 1u..-"
lain dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro (di sekolah), proses
adalah aktivitas yang mencakup proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelemb agaan, pengelol aan pro
akit
semata-mata kedua teknis organisasi.
sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu
menj Dinzu
tinggi dan dalam kerangka
geogr
kebijak-
sekolah dapat leluasa mengelola sumber d:',t
jaran, monitoring, evaluasi. Dengan catatan
ditelitr
,ii kot Sedes
96
r
ditingkat sekolah. Partisipasi masyarakat 1'a:-: pendidikan nasional. Otonomi diberikan aga:
gram, proses pernbel a-
II.
dengan mengalokasikan sesuai
dengan
di kecarnatan Candisari, SMA Teuku Umar
prioritas kebutuhan dan agar sekolah lebih
dan SMA Ibu Karlini terletak di kecamatan
tanggap terhadap kebutuhan
Gajah Mungkur, SMA
setempat.
terletak di kecamatan Semarang Selatan, SMA
rnengontrol pengelolaan pendidikan.
N 6, SMA N 7, dan SMA Kesatrian
remiliki
1.)
.
accountability
:uk menyediakan pendidikan yang lebih baik
dengan menggunakan alpha cronbach dengan
:-:nadai bagi para siswa. Adanya otonomi
bantuan program SPSS 13.0
meningkatkan
berperan
dalam
' :-::npung konsensus umum bahwa sedapat *: "
riin,
keputusan
*- n rertanggung
ini
dibuat oleh mereka
jawab terhadap pelaksanaan
:
.-.,. a
',,
fit
"'lll!lr
-:r**"1;
i trf
illi,lllllllll
,.,lillllll
Xrllll]lf
::rl],|f
lillll[ffilt
Hasil Uii Reliabilitas Variabel
Koefisien alpha
Keterangan
x1
0.954
Reliabel
x2 Y
0.935
Reliabel
0.945
Reliabel
Sumber : data primer penelitian
Keterangan: : Kepemimpinan :
Kebijakan Sekolah
: Mutu Pendidikan
masing-masing variabel memiliki nilai aplha
diatas 0,600 yang berarti dapat dikatakan
*. ?endidikan Kota Semarang. Secara letak
bawa data yang ada dari keseluruhan variabel
:::.sny'a keempat belas (14) SMA
:-rU:
dapat dikatakan reliable.
' .:: kajian penelitian ini berada di wilayah
rfililulllllliit
,,,,ll]iliriiiilfilli
koefisier-r
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
1E}IBAHASAN DAN HASIL Lembaga-lembaga pendidikan yan1
L
rL
jika nilai
aplhanya diatas 0,600 maka data yang ada
Xl X2 Y
-
":kan dan mereka yang terkena akibat,, :.: iari kebijakan tersebut.
-
suatu
pertanyaan yang telah valid, dan dilakukan
,,mi sekolah juga
:€-'lL'
untuk
MPMBS menawarkan kepada sekolah
' ,--rhaman masyarakat terhadap pendidikan,
,
Uji reliabilitas digunakan menguji reliable atau tidaknya pada
: . npok yang terkait, dan
i-
Uji Reliabilitas
ertanggungjawaban) baik kepada masyarakat
::.3warkan partisipasi langsung kelompok-
*.
!" u
3,
kecamatan Semarang Tengah.
"..-.lah untuk meningkatkan kine4'a para staf,
:j!.
N
sekolah. Dalam MPMBS, sekolah dituntut
-: arn pengelolaan merupakan potensi bagi
f._
kecamatan Semarang Barat, SMA
SMA N 5, dan SMA Theresiana 1 terletak di
-
-l
di
1 terletak
:rioritas pemerintah harus pula dilakukan oleh
*:'-r
l-d,
11, SMA
lebih rnernahami pendidikan, membantu serta
:i.lupufl pemerintah.
*::
N
Sultan Agung 1 dan SMA Muharnrnadiyah I
f,
:..-.!n.t
1, SMA
Masyarakat dituntut partisipasinya agar mereka
Kebijakan nasional yang menjadi
rl
N
'
adalah reliabel, maka data tersebut layak
yang
dipakai untuk mengambil data penelitian.
:ersebar dalam lima wilayah kecamatan
, .. Semarang. Diantaranya adalah SMA ,' S:rientiae dan SMA Sint Louis terletak 97
2.) Uji persamaam regresi linear
Koefisien regresi Kebijakan Sekolah adalah
Dari hasil analisa dengan menggunakan
sebesar 0,524 dapat dilelaskan bahu.
program SPSS 13.00 diperoleh hasil sebagai
variabel Kebijakan Sekolah
berikut
pengaruh sebesar 0,524 dengan kata la::
:
memilik:
Rekapitulasi hasil analisa regresi bergada
apabila variabel Kebijakan Sekol-
Surnber : Data primer penelitian
meningkat maka akan meningkatkan \{u:-
Analisis regresi bertujuan
untuk
mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh masing-masing variabel bebas
Pendidikan dengan asumsi Kepemimpinan tetap.
3.) Hasil Pengujian Hipotesis Vari::e.
terhadap variabel terikat yang dinyatakan
Kepemirnpinan
dalam bentuk persamaan sebagai berikut
Terhadap Mutu Pendidikan
Variabel Konstanta
Koefisien regresi
T test
:
Sebagai keluaran (output)
bilitas
kepemimpinan
1.261
Kepemimpinan 0.292 Kebijakan sekolah 0.524
3.927
0.210 0.000
5.942
0.000
R2
0.141
F
171.013
dan
dari
t'ali::rn
kebiiakan-kebi-l=lL-m
sekolah menghasilkan secara kuanr:=m:f mencapai standar mutu pendidikan i,mq diharapkan hal ini dapat diketahui dan :^rn$
0.000
Y:a+b1xl +b2X2+e Dari hasil perhitungan
dan Kebijakan Sekc,.dr
Proba
2.854
uji
simultan (Uji F) untuk keti-ea r:::.urd
penelitian diperoleh nilai dengan
171.013 dan F tabel 3,09
F hitune ser€sfi
jadi nilai F h:rnrg
menggunakan bantuan progfilm SPSS 13.0
F tabel dan nilai signifikansi dari F i:
didapat persamaan sebagai berikut
didapat 0,0 yang jauh lebih kecil dari ::o/o. Artinya terdapat pengaruh posir::
:
Y :2,854 + 0,292 + 0,524 Konstanta sebesar 2,854
hal ini
secara bersama-sama
dapat
dan
antara
dijelaskan bahwa Mutu Pendidikan sebesar
kepemimpinan
2,854 apabila variabel Kepernimpinan
terhadap mutu pendidikan. Ketr
dan
kebijakan
standar mutu pendidikan yang c::
Kebijakan Sekolah adalah tetap.
Koefisien regresi
dalam penelitian
Kepemimpinan
ini
meliputi
adalah sebesar 0.292, dapat dijelaskan bahwa
kelulusan yang sangat baik, dara
variabel kepemimpinan memiliki pengaruh
perguruan tinggi (PT) yang kompleks
sebesar 0.292, dengan kata
lain
frekuensi perata-rata
apabila
variabel Kepanimpinan meningkat
si.:,:
lebih dc'r,nllr
perguruan tinggi dan memenuhi pasu
maka
akan meningkatkan Mutu Pendidikan dengan
bagi siswa didik yang tidak melc-
asumsi skor Kebijakan Sekolah tetap.
perguruan tinggi. Kemudian sec.ffi
dicapai Brand Image sekolah 98
r
T tr
dirninati masyarakat serta performattce sekolah (tampilan) sekolah meyakinkan,
sekolah maupun anggota guru lainnya sefta
berkualitas, bermutu pendidikannya.
kinerja yang saxgat baik dan efisien.
Selanjutnya yang menj adi out come
dari anggota komite sekolah menunjukkan
Tingkat ketercapaian standar
di
mutu
sekolah didukung dengan
dari ketercapaian standar mutu pendidikan
pendidikan
adalah tingkat pertumbuhan sekolah rnenjadi
adanya sarana/ prasarana sekolah dalam
n
berkelanjutan (sustainable) secara terus-
pelaksanaanprogram-program pendidik"annya.
flt
sebelumnya serta dukungan
*
n fi
menerus mengalatni peningkatan dari waktu
rositif
publik
sangat
terhadap sekolah yang bermutu
D
5r
lrr
iHl
#
Sedangkan
dari hasil penelitian di
.:ngkungan SMA Kota Semarang khususnya
:i
dari
masing-
di Kota Semarang yang menjadi kajian penelitian ini didukung
masing sekolah
dengan kebijakan program yang dirumuskan
rendidikan baik.
r
Pengembangan lembaga
wilayah Dinas Pendidikan Kota yang di
sebelumnya serta sesuai dengan visi dan misi sekolah.
Secara umum diperoleh jumlah siswa
::levansikan berdasarkan peroleh data dari
pada tiap tahunnya cukup tinggi
:-strumen dan olah data prirner diperoleh
serapnya
-:rpan balik penelitian sebagai berikut
Semarang.
Faktor kepemimpinan
:rg
/
:
peran leader
dilakukan kepala sekolah, para guru,
daya
di lingkungan SMA Kota Kondisi pengembangan
kelembagaan yang efektif dan efisien dari masing-masing komponen sekolah.
ru:k yang duduk dalam struktur kelembagaan
Gamtrar 2 Pengujian hipotesis antara variabel bebas (Kepemimpinan, Kebijakan Sekotah) terhadap Mutu Pendidikan
Daerah Penolakan Ho
171.013
si:n Determinasi
:
;;::1 determinasi digunakan untuk
(dependen).
Dari hasil perhitungan
bantuan program SPSS 13,0
,
dengan
diperoleh nilai
o uiui berapa persen variabel independen R2 sebesar 0,747 atau sebesar 74,7 . Artinya
diterangkan oleh
variabel
bebas
kemajuan sekolah. Mengingat dalam proses
(kepemimpinan dan kebijakan sekolah) sebesar
manajerial dalam kinerja lembaga harus
J4,J yo, sedangkan sisanya , yakni
selalu terkoordinir baik dalam melak-
sebesar
sanakan tugas-tugas kelembagaan antara
25,33 % oleh variabel mutu pendidikan.
pimpinan dengan para anggota organisasi
III. PENUTUP A. Kesimpulan
sekolah. Sikap pimpinan yang dirasa kurang
cakap dalam memimpin, cenderung dalam
Dari hasil analisa dan perhitungan data
di
primer penelitian,
lingkungan Sekolah
Menengah Atas Kota Semarang yang menjadi
kajian dalam penelitian Sedes Sapientiae,
ini
(yakni SMA
SMA Sint Louis, SMA
N
Teuku Umar, SMA Ibu Kafiini, SMA
SMA
N 1 1, SMA
Sultan Agung
I,
1,
SMA
Muhamadiyah 1, SMA N 6, SMA N 7, SMA Kesatrian 2, SMA N 3, SMA
Theresiana
berikut
1.
1)
N 5, dan SMA
dapat disirnpulkan
sebagai
:
kepala sekolah, para guru dan
anggota
di SMA Kota Semarang yang
menjadi kajian penelitian ini dalam proses pengembangan lernbaga
di
bidang pendi-
dikan yang bennutu dan berkualitas menun-
jukkan indikasi sangat baik(90,80
Yo).
Dan
indikasi kurang baik (2,50 %) dan pendapat responden yang menyatakan kurang setuju
terhadap proses kepemimpinan
yang
dilakukan para anggota lembaga sekolah dimungkinkan karena kurangnya kesesuaian
paham antara pimpinan (kepala sekolah) dengan para guru maupun anggota komite
sekolah. Perbedaan pendapat diantara personil organisasi/lembaga sekolah meru-
pakan
mempertimbangkan masukan dari bawahan-
sehingga dalam
hal ini kadang
menim-
bulkan proses komunikasi bersifat
toP
down. Proses komunikasi yang kurang baik antara pimpinan dengan bawahan menye-
babkan komunikasi yang ada, langsung maupun tidak langsung yang berhubungan
dengan pekerjaan menjadi kurang
jela-s.
Selama proses penelitian, penulis kadang menemukan kurangnya kesesuaian dalarn
Faktor kepernirnpinan yang dilakukan
komite
proses pengambilan keputusannya kurang
hal yang perlu dilakukan
demi
pelaksanaan anggaran sekolah dengan kebutuhan program-program pendidikan
Hal ini dapat diamati dari
besarnlz
pernbiayaan untuk mem-bangun sarana prasarana yang ditampilkan sekolah, tetap
mengalami ketrbatasan anggaran,sehinglea sering menimbulkan kendala dalam prose$
pelaksanaan kegiatan-kegiatan progrzlr, pendidikannya.
2. Darr hasil analisa data tentang kebijakm sekolah di lingkungan SMA Kota Semarang
yang menjadi kajian penelitian ini, sec.m
garis besar menunjukkan kategori hair (83,20 %). Dan pada hakekatnya kebtjaiuo
kebijakan sekolah dirumuskan dan diten' tukan sekolah masing-masing dengan
bsnL*
Dari pengamatan langsung terhadap
aktif (sumbangsih) masyarakat sekitar yang
119
peduli dan kreatif.
responden memberikan respoll cukup tinggi pada variabel kebijakan sekolah. Kebijakan-
3. Mutu pendidikan dapat dideskripsikan dari
kebijakan sekolah yang diwuiudkan program
-f
J-.
-
-:* i:*tr1
tujuan sekolah
dalam
rnenjadi ciri utama bahwa sekolah tersebut
pengelolaan program-program pendidikan,
maju dan dipercaya oleh
masyarakat
perencanaan program pendidikan,. dan
sebagai pengguna jasa pendidikan. Kualitas
pendanaan program-program pendidikan
pengelolaan pembelajaran pada sekolah
unggulannya secara umuln rnenunjukkan
yang bermutu baik sangatlah berpengaruh
kategori yang sangat baik (96,84 o/o) dan
positif dalam pencapaian standar
sesuai dengan harapan masyarakat dalam
samping ,J-,'
:
a. Ketercapaian
program pendidikan unggulan
kualitas belajar siswa
I -i,r
aspek-aspek
itu
di
muhr/
sekolah. Di
memenuhi standar pendidikan berkualitas.
karakteristik guru yang
b.
Tingkat efektifitas
penyelenggaraan
dipandang mampu mendukung proses
kegiatan pendidikan yang meliputi
belajar mengajar untuk mencapai tujuan
ekstrakurikuler, intrakurikuler,
rendidikan berkualitas menunjukkan indi-
kokurikuler menunjukkan kategori baik
.asi baik dan kemampuan mengajar guru
(76,39 %o) dan seimbang sesuai kondisi
:rtunjang dengan latar belakang pendidikan
sekolah. Hal ini dapat diamati dari prestasi
,ing sesuai dengan bidang
yang diraih siswa dibidang bahasa asing,
dan
_"J.5
erkondusifnya pelaksanaan
-
:..,r,.-.
pengajarannya.
pertukaran pelajar antar negara, kesenian
sistem
-iministrasi sekolah sangat berarti bagi :,*[l;
r .:
:fI '54
'.:mudahan dan berhasilnya proses penca-
c. Kriteria lain mutu pendidikan
:,ran standar mutu sekolah yag berkualitas.
dapat diamati dari adanya
:.-item administrasi sekolah yang baik
sikap guru dalam proses pembelajaran
r;11:
-:.gat menunjang proses belajar mengajar
melalui prestasi yang dicapai guru, karena
:,3M) aktif di sekolah.
Pengelolaan
komponen yang sangat menenfukan
lXllLll
-:berdaya yang merupakan komponen
keberhasilan pembelajaran dikelas adalah
,,,]r
;r -
dan lain sebagainya.
'rtt,,,,,llllll
"
*{'r
lllll,ill
i
"
lll
il*,ltrlli
"-
.
.
,.:
Lill!il1
ItlrtttttlJl[
:r:utu. Hal ini
dari
keempat belas SMA Kota Semarng yang
dikaji dalam penelitian ini
sekolah sangatlah mempengaruhi
:-:..ldap keberhasilan sekolah
liiilllillllli
'ii,lfilr
*.:r
-
kesesuaian
guru. Pada umumnya responden
-nting di sekolah dan peranan komite
-..-.,lah dalam proses pengembangan pendi-
llilllLlli[ll
",,.
sekolah
menyatakan
yang
setuju dengan efektifitas pembelajaran
sebagai bukti bahwa dalam
yang dilakukan guru dikelas. Prestasi guru
dalam KBM
.x-sanakan proses pengernbangan pendi-
di
sekolah menunjukkan
kategori sangat balk (94,12 %).
sekolah tidak bisa lepas dari peran
-b
101
d. Mutu pendidikan dapat dikaji pula dari aspek fokus pelayanan pendidkan sekolah_
nya yang dapat memberikan pelayanan terbaik serta dapat memberikan tanggung jawab penuh kepada masyarakat adalah
sekolah yang telah memenuhi target kebutuhan masyarakat dibidang pendi_ dikan. Adapun keempat belas SMA yang
l.
Dengan adanya faktor kepemimpinan yang menunjukkan kategori baik, namun perlu
pendapat
itu
Di mana
manajemen
meningkatkan prestasi mengajarnya
unr*
memenuhi kriteria guru berprestasi. Kare.rm
sekolah yang bermutu dan berkuai: sangat ditunjang dengan adanya SD-\f
dalam proses koordinasi dan pengambilan
1I
kuat dan kreatif. Kiranya sekolah _ seir.r&*
keputusan, tetapi perlu untuk ditingkatkan
yang bermutu dan berkualitas baik
rasa solidaritas tinggi serta penyesuaian faham antara pimpinan dan bawahan
menjadi panutan bagi sekolah_sekolah r
belum bennutu baik di Lingkungan
terutama dalam melaksanakan tugas_tugas
pendidikan sekolah. Sehingga tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan
Pendidikan Kota
Semarans.
diharapkan penuh
sekolah
pendidikan maju dapat menampung
antara kepala sekolah, para guru dan anggota komite sekolah. Disamping itu
Semarang.
perlu
ini,
Para guru yang belum menunta-rk:m sertifikasi gurunya dianjurkan daaa
kadang menjadi hambatan
dengan kurikulum pendidikan yang ditentukan dari Dinas pendidikan Kota
menunjukkan hasil yang baik
mempunyai keterbatasan dana unrrk melanjutkan studi di sekolah tersebut. Brgf
perbedaan
perlu ditingkatkan pula monitoring dan pengawasan terhadap program_program pendidikan sekolah yang diunggulkan
yang
daya sekolah (para guru termasuk kondis siswa-siswanya yang berprestasi teran
dievaluasi secara mendalam dalam proses kemampuan manajerialnya dari proses
kepemimpinan.
(0,524) kebijakan sekolah
terhadap pengelolaan sumberdaya_sumber
fokus pelayanan pendidikan menunjukkan indikasi sangat baik. Saran dan Rekomendasi
adalah variabel yang berpengaruh paling besar dari kedua variabel bebas lainnr:
juga adanya keterbukaan
dikaji dalam penelitian ini datanya tentang
B.
2. Dari hasil perhitungan analisis Regresi penelitian ini variabel kebijakan sekolah
didik dari semua
I
kalangan
berkategori mampu maupun tidak 3.
Hasil penelitian pada mutu walau telah dicapai sangat baik. n::"ast
kendala pada tingkat fokus yang dilakukan lembaga. Adanlr. d siswa yang kurang mampu dail
berprestasi baik
kadan_e
mendapatkan perhatian khusus
d^ari
T
yang bemutu/berkualitas.
t
bea masuk sekolah menjadi kendala utama
rf F f,
mereka untuk bisa menjadi siswa didik di
Keterbatasan
Metode Penelitian Surtey.
berkualitas baik. Tidak dipungkiri kadang
LP3ES.
sekolah justru memperhatikan kondisi
TX
keuangan siswa yang berlatar belakang
b
orang tuanya mampu ketimbang dari
ft # d
prestasi siswa yang
kemampuan
/pengetahuan akademiknya lebih menonjol dari siswa lain.
ff
m i
Managentent,
London: Prentice Hall International Inc
Mr.iu Berbasis Sekolalr, Buku
fr
Dirjen Dikdasmen Depdiknas.
;tep
m
hP
-
p !ffi mt
Sudarwan, (2006). Visi Bant Manajenten Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhammad Hamid, (2000). Panduan Eyakuasi
dan Monitoring MPMBS,
iHri:. Gozali. (2001). Aplikasi
Depdiknas. Berbasis
Nana Sudjana. (2001). Penelitian
dan
Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo.
(2000). Dasar Proses Belajar Mengctjar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
ke 6, Bandung: Tarsito.
Nurkolis. (2003). Manajemen
Analisis
I u ] tiv ari ate. Semarang: Undip.
"rr. Balik Pendidikan Nasional, (2006). akarta: Departemen Diknas.
Berbasis
Patton, Sawicki. (1986). Kebijakan Dalam Manajemen. Jakarta: Grasindo. Paul Hersey and Kenneth H.Blanchard; (1977),
Managentent of
Organizational
Behavior: Utilizing Human Resources, third Edition, Prentice Hall Inc., New Jersey: Englewood Cliffs.
J
Jakarta:
Sekolah. Jakarta: Grasindo.
-sr*liknas, (2001). Manajemen Peningkatan -\Iulti Berbasis Sekolah. lakarta: Depdik nas Dirjen Dikdasmen Direktorat SLTP. {il;ri Nawawi. (1994). Kepemimpinan Yang Efektf. Yogyakarta: UGM Pres.
rrL
Organisasi.
. (1996). Metode Statistik, edisi
nim
.l
Jakarta:
Rustana, (2000). Rintisan Progant
MPMB S, Jakarta: Depdiknas.
tu dl,
I Konsep
dan Pelaksanaan. Jakarta: Direktorat SLP
tp ffi
1985.
Sekolah- Bandung: Rernaja Rosda Karya.
D.{F"TAR PUSTAKA
\.F. James Stoner ; (1978).
Miftah Toha. (1994). Perilaku
Mulyana. (2003). Manajemen
--:onim. (2001). Manajemen Peningkatan
a
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi.
sekolah-sekolah bermutu pendidikan yang
fr
m
Masri Singarimbun. (2004). Metode Penelitian dan Analisis Data. Jakarta: LP3ES.