M E N G H A N TA R K A N LA N G K A H ITB Menjadi UNIVERSITAS RISET UNGGUL Menggalang Kebersamaan untuk Mendorong Perubahan1 Oleh: Ichsan S. Putra
To exist is to change, To change is to mature, To mature is to go on creating oneself endlessly..... Hendri Bergson, French Philosopher
[1] Kompleksitas Kehidupan Masa kini Catatan Pembuka Kehidupan pada hakikatnya adalah proses perubahan; suatu siklus yang terus menerus terjadi secara berkesinambungan hingga batas waktu yang mungkin terlalu sulit untuk diprediksi. Ketika suatu bentuk kehidupan enggan berubah atau memilih untuk berjalan di tempat (status quo), maka berarti sesungguhnya ia telah melupakan arti kehidupan...meski secara fisik tampak hidup, namun jiwanya seakan mati.. Perubahan besar telah terjadi dalam kehidupan semesta dalam beberapa abad terakhir. Berbagai diskursus dengan beragam sudut pandang menunjukkan betapa berbedanya kehidupan saat ini dengan kehidupan generasi sebelumnya. Namun kondisi ini tidak menyebabkan berubahnya hakikat sesuatu, termasuk hakikat ilmu pengetahuan sebagai dirinya; kecuali proses untuk mendapatkan dan cara memandangnyalah yang telah berubah secara mendasar. Salah satu yang sangat signifikan adalah perkembangan teknologi informasi yang telah menyebabkan terjadinya pergeseran besar terhadap modus penyebaran informasi dan ilmu pengetahuan. Saat ini setiap individu, baik secara mandiri maupun berkelompok, dapat menghasilkan sejumlah informasi yang dipublikasikan pada situs-situs internet. Bentuk kolaborasi untuk menghasilkan konten ini telah bekembang menjadi kolaborasi massa seperti pada Wikipedia dan YouTube. Era yang dikenal dengan Age of Peer Production ini membentuk jejaring sosial yang luas dan mengubah budaya terhadap informasi yang tadinya disimpan untuk diri sendiri menjadi budaya memberi. Adanya gerakan penyediaan bahan kuliah melalui internet (yang dimulai oleh MIT dengan MIT Open Courseware) dan upaya Google menyediakan akses terhadap informasi yang tersimpan di beberapa perpustakaan besar melalui Google Library Book Project, tentunya akan sangat memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Proses pembelajaran serta merta juga berubah dan menuntut cara pandang baru untuk menyikapinya. Dengan ketersediaan informasi yang hampir tidak terbatas, konteks pembelajaran juga mengalami pergeseran. Berbeda dengan masa sebelumnya, dalam situasi ini mahasiswa perlu dibekali dengan 1
Disusun dalam rangka pemilihan Rektor ITB Periode 2010 - 2014
1
kemampuan sintesis yang jauh lebih memadai yaitu menggabungkan informasi yang mereka peroleh dari berbagai sumber menjadi suatu kesatuan pengetahuan yang koheren. Tersedianya internet sebagai media komunikasi telah pula berpengaruh terhadap modus penawaran riset atau kegiatan lain yang sebelumnya berada dalam jalur tertentu yang dikelola secara formal. Saat ini dikenal ”crowd sourcing” yaitu penawaran kesempatan melalui situs di internet, untuk menyelesaikan persoalan dalam suatu institusi yang tidak dapat diselesaikan secara internal. Siapa pun termasuk individu yang dapat menyelesaikan masalah ini, apakah peneliti yang telah pensiun, mahasiswa atau masyarakat umum lainnya, akan diberi pembayaran yang Higher Education and society menarik atas kontribusinya. benefit when colleges and universities have Hal ini telah mengakibatkan terjadinya culture-shock karena standards of integrity that provide setiap perubahan - sekecil apa pun, akan menimbulkan the foundation for a vibrant situasi chaos yang memerlukan rentang waktu tertentu untuk academic life, promote scientific menjadikannya berada dalam kestabilan tertentu. Inilah yang progress, and sering dianggap sebagai penghambat dalam proses perubahan prepare students for responsible dan membuat beberapa kalangan cenderung untuk memilih citizenship. kondisi status quo karena kekhawatiran yang belum dapat dikendalikan. Upaya yang dapat dilakukan bersama untuk mengatasinya adalah dengan mengubah mindset; memandang The Center for Academic Integrity perubahan bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai (http://www.academicintegrity.org) peluang untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
[2] Hakikat Institusi Pendidikan Global-change yang telah mengubah berbagai sisi kehidupan manusia menimbulkan kompleksitas persoalan hingga menyentuh hakikat sesuatu. Pertanyaan mendasar yang muncul kemudian adalah di mana posisi institusi pendidikan dalam konteks perubahan ini? Sampai sejauh mana kita harus mereposisi kembali keberadaan kita? Apa yang masih dapat kita jadikan pijakan dalam melangkah bersama dalam situasi ini? Saat sejenak kita merenungkan kembali berbagai aktivitas keseharian - baik saat berada di kampus ataupun di tempat lain dalam konteks tanggung jawab kita sebagai bagian dari tugas sebagai warga ITB, pernahkah terbersit makna keberadaan kita berada dalam lingkungan akademik? Bagaimana cara kita membawakan diri untuk menciptakan a vibrant academic life dalam kehidupan sehari-hari? Sampai sejauh mana minat kita terhadap ilmu dan hasrat kita Academic Integrity is a dalam menyiapkan tunas-tunas bangsa menjadi seorang commitment, even in the face of warga yang bertanggung jawab? Perubahan konteks yang sedemikian signifikan dan tampak absurd tentunya memerlukan landasan yang harus disepakati bersama dalam sebuah institusi pendidikan. Socrates, Aristoteles, dan para guru lainnya yang mendidik meski tanpa mengeluarkan sebuah ijazah, telah menerapkan nilai-nilai yang terus berlaku hingga peradaban berikutnya. Integritas Akademik (Academic Integrity) adalah sebuah komitmen yang menjadi landasan kita bersama dalam berperilaku sehari-hari. Integritas akademik berisi nilai-nilai yang satu sama lain saling berkaitan dan setiap nilai merupakan prasyarat berlakunya nilai-nilai lainnya, yang meliputi: honesty, trust, fairness, respect, and responsibility.
adversity, to five fundamental values: honesty, trust, fairness, respect, and responsibility. From these values flow principles of behavior that enable academic communities to translate ideals into action
The Center for Academic Integrity (http://www.academicintegrity.org)
2
Trust adalah syarat terjadinya komunikasi yang efektif; antara siswa dan dosen, dosen dan koleganya, antara dosen, siswa dan staf administrasi, termasuk pemimpin dan masyarakat yang dipimpinnya. Sikap ini akan menimbulkan respect antara satu dan lainnya. Semua saling menghargai karena setiap anggota telah saling mempercayai bahwa apa yang dilakukannya didasari oleh sikap jujur dan saling percaya. Mari kita melakukan refleksi; sampai sejauh manakah integritas diri kita masing-masing? Apakah setiap hari kita hadir di kampus tepat waktu dan memulai kerja dengan kegembiraan? Apakah kita sebagai dosen telah melakukan persiapan yang memadai, baik pada saat memulai perkuliahan, menjelang ujian dan melakukan semuanya dengan sepenuh hati? Apakah kita selalu berupaya untuk terus menerus melakukan perbaikan dan memeriksa kembali materi perkuliahan sebelum disampaikan kepada mahasiswa?
Honesty is the foundation of teaching, learning, research, and service And the prerequisite for full realization of trust, fairness, respect, and responsibility... Honesty begins with oneself and extends to others... The Center for Academic Integrity (http://www.academicintegrity.org)
Saat berada di hadapan mahasiswa, baik di kelas atau tempat lain (laboratorium/studio), apakah kita membawakannya dengan jelas dan sistematis? Apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mahasiswa telah kita jawab dengan sebaik-baiknya? Seandainya ada pertanyaan yang belum dapat kita jawab pada saat perkuliahan berlangsung, apakah kita Fair and accurate evaluation is essensial in the educational process. mengakuinya dengan jujur dan berusaha mencari jawabannya untuk disampaikan pada kesempatan lain? For students, important components Apakah kita bersikap adil dalam memberikan evaluasi? of fairness are predictability, clear expectations, and consistent and just Dan sejauh mana kita berusaha mengenal mahasiswa dan memahami kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam response to dishonesty. Faculty konteks akademis? members also have a right to expect fair treatment, not only from students but also from colleagues and their administrations.
The Center for Academic Integrity (http://www.academicintegrity.org)
Integritas akademik tidak hanya berlaku bagi dosen dan mahasiswa, namun berlaku pula bagi staf administrasi. Kehadiran tepat waktu, mengerjakan tugas dengan penuh semangat, bersikap terbuka terhadap kritik, menghargai rekan kerja dan menghargai tata tertib serta menjalankannya dengan disiplin, menjadi sikap-sikap yang senantiasa harus terus ditingkatkan dari hari ke hari.
Sampai sejauh mana integritas akademik di lingkungan kita? Apakah seluruh anggota komunitas menjalankannya dengan sungguh-sungguh? Jika belum, apakah ada upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk mencapai standard tersebut? Setiap anggota dalam komunitas selayaknya terus berusaha mengembangkan sikap-sikap ini yang lambat laun akan menjadi bagian dari tanggung jawab setiap individu. Salah satu pendekatan yang sering dilakukan selama ini adalah melalui pembuatan larangan-larangan berikut sanksi-sanksinya. Namun upaya ini selalu terbukti gagal karena mekanisme yang dibuat semata-mata berlandaskan reward and punishment. Cara yang jauh lebih efektif adalah dengan menanamkan pentingnya nilai-nilai ini dalam hati sanubari setiap insan kampus untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Komitmen menjadi syarat utama.
[3] Menjadi Institusi yang Berbudaya dan Bertradisi Riset Agenda Transformasi ITB harus segera menyadari pentingnya perubahan ini yang tidak dapat dilakukan dalam sekejap. Membangun kultur untuk menjadi institusi yang berbudaya dan bertradisi riset adalah persoalan besar; tidak hanya bagi kita melainkan mereka yang telah melakukan proses ini sebelumnya.
3
Sejarah mencatat bahwa universitas pertama kali didirikan di Bologna (1088), yang kemudian disusul di Paris (1150) dan selanjutnya menyebar di Eropa selama abad pertengahan. Masa keemasan universitas di Perancis menyuram pada masa Revolusi Perancis karena dianggap menghambat kemajuan sosial; sekitar 50% universitas di Eropa daratan ditutup selama masa Napoleon. Pada masa itu mulai didirikan berbagai technical universities pada paruh pertama abad ke 19 untuk merespons kebutuhan masyarakat. Situasi ini berubah lagi dengan diterimanya konsep Humboldtian research university sebagai institusi untuk mencari kebenaran ilmiah yang terlepas dari tuntutan masyarakat. Konsep Humboldt dijadikan dasar pendidikan Ph.D. di berbagai belahan dunia, termasuk di Amerika Serikat yang memodifikasinya menjadi sistem 3 jenjang yaitu BSc., MSc., dan Ph.D. Dalam era global dengan ekonomi digerakkan oleh ilmu pengetahuan atau global knowledge-driven economy peran 3 Agenda Transformasi universitas riset dituntut untuk berubah dari konsep Humboldt. Riset yang dilakukan tidak dapat lagi hanya 1. Menegakkan budaya ditujukan untuk menjawab keingintahuan dan kebenaran keskolaran ilmiah. Universitas dituntut untuk dapat berkontribusi untuk kesejahteraan bangsa melalui kemampuan untuk 2. Menumbuhkan budaya riset menciptakan pengetahuan baru, mengembangkan inovasi pada saat aplikasi dan selanjutnya melakukan aktivitas 3.Menumbuhkan Academic enterpreneur untuk memproduksi dan memasarkan hasil Leadership dan inovasi. Menurut saya, ITB juga sebaiknya diarahkan Menata Manajemen PT untuk hal tersebut; ikut berperan dalam meningkatkan daya saing bangsa dan menyelaraskan diri dengan menghasilkan lulusan yang mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah serta melakukan berbagi inovasi dan kegiatan kewirauasahaan. Sebagai universitas riset, ITB perlu pula melaksanakan riset-riset dasar yang berorientasi pemakaian atau use-driven basic research. Langkah awal yang saya usulkan adalah dengan menyusun agenda transformasi untuk menjadi sebuah institusi yang berbudaya dan bertradisi riset. Ketiga unsur Tri Darma Perguruan Tinggi hendaknya tidak dilihat secara terpecah-pecah, melainkan sebuah kesatuan yang utuh sebagai bentuk tanggung jawab ITB terhadap tugasnya mencerdaskan bangsa. Bukankah mengajar dan meneliti juga merupakan salah satu bentuk dari pengabdian kepada masyarakat? 3 (Tiga) hal yang akan menjadi prioritas utama dalam agenda ini adalah sebagai berikut: 1. Menegakkan Budaya keskolaran; menegakkan budaya keskolaran pada pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dan sistem evaluasi ketiga jenis keskolaran sebagai dasar sistem manajemen kinerja dosen. 2. Menumbuhkan Budaya Riset; mendorong tumbuhnya budaya riset lintas disiplin dengan meningkatkan perolehan dana hibah riset melalui berbagai kegiatan termasuk memberikan asistensi penulisan proposal penelitian secara berkelanjutan. 3. Menumbuhkan Academic leadership dan Menata Manajemen Perguruan Tinggi; menumbuhkan dan mengembangkan academic leadership pada pimpinan berbagai jenjang di ITB dan menyiapkan pimpinan pada masa yang akan datang. Untuk itu, diusulkan 5 (lima) kelompok program kegiatan sebagai berikut: (1)Penataan Sumber Daya Manusia (SDM) • Mengembangkan dan meratakan kultur dan tradisi riset, • Meningkatkan kualitas mahasiswa S2 dan S3 agar dapat mendukung pelaksanaan riset, • Menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan
4
(2)Penataan Infrastruktur Pendukung Riset, • Mengembangkan infrastruktur riset, terutama peralatan laboratorium • Meningkatkan aktivitas dan pendaan bagi pemeliharaan laboratorium • Menata manajemen dan posisi laboratorium • Meningkatkan kualitas laboratorium services (3)Penataan dan Pengintegrasian Kegiatan/Aktivitas Tri Darma • Mendorong terjadinya riset lintas dan multi disiplin • Membentuk satuan kerja yang menindaklanjuti hasil riset • Memberikan insentif baik tangible maupun intangible • Mengintegrasikan pendidikan S1 dalam konteks ITB sebagai Universitas Riset, melalui: o penerapan Outcomes Based Education o penerapan Inquiry Guided Education, o penerapan Blended Learning Strategy dan o pengintegrasian softskill dalam proses pembelajaran • Memasukkan Program Pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian integral pelaksanaan misi ITB • Meningkatkan kerjasama nasional/internasional (4)Penataan Organisasi • Meningkatkan kualitas komunikasi baik internal maupun eksternal • Menyempurnakan organisasi, tata kerja dan tata pamong • Memberdayakan Kelompok Keahlian • Menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kinerja organisasi dalam setiap jenjang • Penyusunan performance management system dosen berdasarkan evaluasi keskolaran (5)Penataan Lingkungan Fisik • Melanjutkan dan menyempurnakan kegiatan pendataan aset ITB dan kondisi kampus Ganesa saat ini • Mereview dan me-reinterpretasikan kembali masterplan kampus Ganesa • Berkoordinasi dengan masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan lingkungan (termasuk di sekitar kawasan kampus) • Menyempurnakan tata kelola organisasi Direktorat Sarana & Prasarana • Mengaktifkan kembali fungsi Direktorat Perencanaan yang khusus menangani masterplan fisik yang didukung oleh staf ahli profesional dalam merencanakan, menata kembali fisik kampus sehingga menjadi kampus urban yang ideal • Menghimpun para stake-holder untuk bersama-sama merevitalisasi kawasan kampus
[4] Delapan (8) Langkah Transformasi ITB2 Ketika kita telah menyadari dan meyakini bahwa perubahan bukanlah sebuah ancaman, melainkan suatu peluang untuk menjadi lebih baik, dan integritas akademik disepakati sebagai nilai-nilai yang menjadi landasan bersama, maka telah terbuka pintu menuju sebuah kemandirian organisasi. Hingar bingar situasi perubahan menjadi BHMN yang akan berlanjut menjadi ITB-BHP tentu dapat diatasi dengan lebih tenang. 8 (delapan) tahapan yang saya usulkan adalah sebagai berikut: 1 Establishing a sense of urgency Sejak dua dasa warsa terakhir, maraknya berbagai kajian tentang global-change berikut dampakdampak yang ditimbulkan telah banyak dipublikasikan dalam berbagai media. Demikian halnya dengan ITB yang telah berupaya untuk me-redefinisikan kembali perannya dalam konteks perubahan ini. ITB-BHMN dan kini, setahun hampir berlalu sejak Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (UU-BHP) dikeluarkan tentu saja membawa berbagai konsekuensi terhadap ITB. 2
Diadopsi dari John P. Kotter, Leading Change, Harvard Business School Press, 1996, dengan beberapa penyesuaian sesuai dengan konteks ITB.
5
Namun hingga saat ini, sudahkah seluruh warga ITB mengetahui hal ini? Berapa orang di antara kita yang mengetahui bahwa dalam 3 (tiga) tahun sejak tahun 2009, perubahan-perubahan tersebut harus sudah dilakukan? Terlepas dari pro dan kontra dengan adanya undang-undang tersebut, perubahan tentu akan terjadi cepat atau lambat karena pada dasarnya situasi kita sudah sedemikian kompleksnya. Persoalannya adalah, bagaimana cara efektif dan santun untuk membawa semua kalangan untuk bersedia melakukan perubahan sesuai dengan kapasitas dan perannya masingmasing. 2 Creating the guiding coalition Upaya penting yang harus dilakukan untuk mempercepat akselerasi agar perubahan bisa segera dilakukan adalah dengan menghimpun kekuatan berbagai pihak yang telah menyadari pentingnya perubahan segera dilakukan. Kesadaran ini pada tahap awal biasanya baru dapat dilihat oleh kalangan tertentu saja; yang tidak terbatas secara internal. Untuk itu, beragam pandangan perlu dihimpun – termasuk pemikiran dari para alumni yang tentu memiliki hubungan emosionil sangat kuat dengan ITB - agar kekuatan ini semakin besar; kekuatan semesta yang akan mengubahnya menjadi lebih baik. Ibarat tim yang siap berkolaborasi membentuk networking yang saling menguatkan, proses ini sedikit demi sedikit akan menggelinding ibarat bola salju. . 3 Developing a vision and strategy Ketika jejaring telah terbentuk dan pada titik tertentu membentuk energi potensial yang memadai, saat itulah akan terjadi gerak yang 8 Langkah Transformasi ITB signifikan suatu perubahan. Momentum yang menjadi landasan kuat untuk terus melaju 1. Establishing a sense of urgency menggerakkan roda perubahan hingga pada 2. Creating the guiding coalition batas tertentu. Visi kita untuk menjadi 3. Developing a vision and strategy universitas riset yang unggul tentunya 4. Communicating the change vision membutuhkan perubahan mendasar terhadap 5. Empowering Broad-Based Action budaya kerja. Good Work yang di dalamnya 6. Generating Short Term Wins terdapat Excellence Meets Ethics (Howard 7. Consolidating Gains and Producing Gardner) menjadi idaman bersama. Tak mudah More Change untuk menjabarkan visi menjadi gerak bersama 8. Anchoring New Approaches in yang efektif dalam suatu kumpulan strategi. The Culture Setiap orang mungkin memiliki pendapat yang 1 tampak berbeda; karena pada dasarnya setiap Diadopsi dari John P. Kotter, Leading Change, Harvard Business School Press, 1996, dari kita juga merupakan diri yang unik & khas. 4 Communicating the change vision Salah satu faktor yang sering menyebabkan kegagalan atau tidak efektifnya suatu proses perubahan adalah komunikasi. Dampak terbesar dari kegagalan ini adalah sikap sebagian dari kita yang merasa tidak menjadi bagian dari ITB yang harus berubah. Jadi, langkah awal yang harus ditempuh adalah bersama-sama mencari cara yang paling efektif untuk berkomunikasi. Sebagai universitas riset, sebagian besar kegiatan akan terfokus pada upaya menghasilkan ilmu pengetahuan baru sekaligus inovasi penerapannya. Apakah dengan demikian perlu dilakukan pengurangan beban kegiatan pengajaran? Apakah dengan demikian perlu didefinisikan kembali pengertian tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang saat ini diterjemahkan oleh sebagian kalangan sebagai “proyek”? Atau adakah terobosan lain yang bisa kita lakukan, misalnya dengan menempatkan kegiatan pengabdian masyarakat menjadi kegiatan institusional – sehingga mereka yang gemar meneliti “boleh dibebaskan” dari kegiatan tersebut karena bukankah kegiatan penelitian juga dapat dianggap sebagai upaya pengabdian pada masyarakat? 5 Empowering Broad-Based Action Dengan dibongkarnya berbagai mindset yang dapat memenjarakan kita terhadap suatu situasi, maka kreatifitas berpikir akan dapat memunculkan terobosan-terobosan baru dalam menyikapi berbagai situasi sesulit apa pun. Saya mendukung kesimpulan sidang yang berpendapat bahwa
6
hendaknya kita tidak melihat ini sebagai hambatan yang akan memasung ruang gerak, melainkan melihatnya sebagai tantangan dan peluang untuk mewujudkan kemandirian ITB. Kita selayaknya mempersiapkan diri dengan baik untuk dapat mengelolanya. Dalam hal ini peran MWA dan Rektor sangatlah penting dan strategis. Keduanya diharapkan dapat berbagi peran. Rektor menjadi community-leader yang harus memiliki integritas tinggi; sedangkan MWA bertanggung jawab terhadap penyusunan berbagai kebijakan dan mengupayakan resources. Peran think-thank sangat penting untuk membantu mewujudkan MWA yang lebih powerfull. 6 Generating Short Term Wins Ketika bola salju perubahan telah menggelinding dan berhasil menarik lingkungan di sekitarnya untuk bersama-sama berputar, pada titik tertentu perlu ruang perhentian sementara untuk berorientasi. Tetapkan kemenangan-kemenangan yang telah diperoleh dalam tiap tahapan agar setiap mereka yang terlibat merasakan hasil dari upaya yang telah dilakukan. Dalam era global yang salah satunya ditandai dengan kompetisi dan kolaborasi, pemeringkatan perguruan tinggi yang dilakukan berbagai badan, dapat dilihat sebagai kompetisi keunggulan terutama dalam produktivitas dan reputasi riset suatu universitas. ITB yang menurut THE-QS World Universities Rankings berada pada peringkat ke 90 untuk universitas dalam bidang Teknologi tentunya perlu bekerja keras memperbaiki peringkatnya. Namun perlu ditekankan peningkatan peringkat haruslah merupakan hasil dari upaya memperbaiki kualitas pendidikan dan penelitian secara sistematik dan berkelanjutan. 7 Consolidating Gains and Producing More Change Ketika perubahan telah terjadi dan beberapa tahapan telah berhasil dilakukan, proses ini tidak berarti selesai. Iterasi harus dilakukan terus menerus terhadap seluruh sistem, seluruh struktur, termasuk berbagai kebijakan yang mungkin dalam beberapa hal tidak fit dengan kinerja barunya; karena pada dasarnya perubahan itu tidak mengenal kata berhenti. 8 Anchoring New Approaches in The Culture Tibalah kita pada suatu titik di mana perubahan tidak lagi menjadi hambatan namun telah menjadi bagian dari kultur organisasi. Perubahan terus menerus tidak lagi menjadi beban, melainkan sebuah keharusan yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang senantiasa terus bergerak secara dinamis. Diperlukan tantangan-tantangan lain yang dapat membuat organisasi semakin lincah dan penuh gairah dalam menyelesaikan setiap persoalan. Namun apa pun tantangan yang dihadapi, tugas mulia menghantarkan tunas bangsa menjadi insan-insan yang Characteristics of an memiliki kemampuan mengembangkan Five Mind for the Effective Vision Future (Howard Gardner), yaitu: yang mumpuni dalam bidang ilmunya: Disciplinary Mind; yang dapat melakukan Imaginable sintesis atas ketersediaan informasi yang berkelimpahan: Desirable Synthesizing Mind; yang dapat melakukan inovasi: Creating Feasible Mind; yang dapat menghargai perbedaan dalam dunia yang Focused multi-kultural: Respectful Mind, dan yang memiliki tanggung Flexible jawab kepada masyarakat: Ethical Mind; itulah yang kita Communicable dambakan. John P.Kotter Leading Change, 1996.
[5] Menuju kebahagiaan sejati melalui ITB Catatan Penutup Perjalanan ke Bulan John F. Kennedy merupakan salah satu pemimpin legendaris yang berhasil membawa umat manusia menapakkan jejaknya di bulan. Mungkin Kennedy tidak pernah tahu sebelumnya, bagaimana cara untuk sampai ke bulan. Kennedy juga tidak pernah membuatkan blue-print, apalagi membuatkan jalan untuk mencapainya. Mereka yang memiliki kemampuan menerjemahkan visi tersebutlah yang mewujudkannya. Hingga kini, 40 tahun telah berlalu; namun hasrat para astronout yang luar biasa untuk menyelami keindahan semesta masih dapat kita rasakan
7
getarannya... suatu dorongan energi yang mampu mengoyakkan bayang-bayang ketakutan, mendobrak berbagai pemikiran picik yang terpenjara, menghalau cercaan termasuk pandanganpandangan sinis yang pada saat itu menganggapnya sebagai kemustahilan..... Tak mudah merumuskan sebuah cita-cita yang mampu mendorong kalbu bergandeng tangan menciptakan sebuah kebersamaan. Tak mudah pula menciptakan sebuah visi yang mampu mendorong terciptanya suatu imaginasi yang menggetarkan jiwa, PILGRIM namun sekaligus menyiratkan harapan yang realistis dan By Enya memungkinkan untuk dikomunikasikan. Pilgrim how you journey Lalu bagaimana dengan diri kita? Adakah tujuan akhir yang On the road you chose akan kita raih bersama dengan aktivitas keseharian yang To find out why the winds die kita lakukan selama ini? Akan kemanakah tujuan akhir And where the stories go bangsa ini? Sebagai bagian dari civitas akademika ITB yang memilih peran sebagai universitas riset, apa tujuan akhir dari penciptaan pengetahuan-pengetahuan baru yang kita lakukan?
Sungguh... suatu hal mendasar yang tidak akan berhenti hanya sampai pada proses berpikir dan merasakannya sejenak ... diperlukan refleksi dan kontemplasi terus menerus hingga kita menemukan jawabannya di dalam diri... Namun sesungguhnya, Apa pun tujuan kita, satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah kenyataan bahwa hakikat manusia pada dasarnya adalah seorang pengelana... Sang pengembara yang senantiasa berjalan menapaki kehidupan yang terbentang hadapannya... untuk menggapai kebahagiaan sejati ... dengan caranya masing-masing... . In Harmonia Progressio... dan Tetap Semangat!! Kampus Ganesa, 5 Oktober 2009
luas
di
All days come from one day That much you must know You cannot change what’s over But only where you go ***** One way leads to diamonds One way leads to gold Another leads you only To everything you’re told In your heart you wonder Which of these is true The road that leads to nowhere The road that leads to you ***** Will you find the answer In all you say and do? Will you find the answer In you? ***** Each heart is a pilgrim Each one wants to know The reason why the winds die And where the stories go Pilgrim in your journey You may travel far For pilgrim is a long way To find out who you are.. Pilgrim is a long way To find out who you are...
8