STUDI PERMINTAAN MANFAAT REKREASI DI PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR/LIPI.
Oleh : YUSUF IBRAHIM E14102033
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
Judul Skripsi : Studi Permintaan Manfaat Rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI Nama : Yusuf Ibrahim Nomor Pokok : E14102033
Menyetujui : Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA NIP. 130 516 498
Mengetahui : Dekan fakultas Kehutanan
Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS NIP. 131 430 799
Tanggal Lulus :
RINGKASAN YUSUF IBRAHIM. Studi Permintaan Manfaat Rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI sebagai sumberdaya alam dapat memberikan manfaat berupa rekresi alam. Permintaan manfaat rekreasi terutama terhadap rekreasi alam di masa sekarang ini semakin tinggi yang diakibatkan karena pertambahan jumlah penduduk yang semakin tinggi disamping juga karena semakin terbatasnya objek alam bebas yang dapat dinikmati secara cuma-cuma dalam kondisi yang masih alami yang dapat memberikan manfaat udara segar juga keindahan alamnya yang berupa pemandangan. Namun kondisi permintaan terhadap manfaat rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI adalah sebaliknya, yaitu mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dilihat dari semakin berkurangnya jumlah pengunjung yang datang berkunjung setiap tahunnya. Hal ini tampaknya diakibatkan karena pengelolaan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI itu sendiri yang kurang optimal sehingga menyebabkan tingkat kepuasan pengunjung yang datang berkunjung semakin berkurang dari waktu ke waktu. Dari 100 responden sebanyak 67 responden adalah wanita, ini bukan berarti menunjukkan bahwa objek rekreasi tersebut lebih diminati oleh kaum wanita karena objek pemandangan alam, dan taman serta koleksi anggrek yang terdapat di dalam lokasi objek wisata tersebut.melainkan karena memang wanita mempunyai kesempatan untuk berkunjung atau waktu luang yang lebih banyak dibandingkan laki-laki yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja. Pengunjung yang datang sebagian besar berumur <20 tahun yang jika dilihat dari latar belakangnya mereka itu adalah anak-anak yang masih SMP, objek wisata ini lebih diminati oleh seusia mereka karena memang objek ini merupakan taman bermain yang cukup luas yang lebih memuaskan kalau ditempuh dengan berjalan kaki sehingga mereka yang fisiknya masih kuat yang lebih menyukai objek rekreasi seperti itu, selain itu juga fungsi Pusat Konservasi Tumbuhan
iii
Kebun Raya Bogor/ LIPI sebagai sarana pendidikan dan penelitian masih sangat berperan penting. Pengunjung yang datang berkunjung ketempat ini pada umumnya bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan dari kegiatan sehari-harinya, terutama bagi para pelajar setelah mereka menyelesaikan aktifitas belajarnya atau ujiannya. Pengunjung yang datang sebagian besar berasal dari kota jakarta ini tampaknya disebabkan karena penduduk kota Jakarta yang sangat padat dan minimnya objek yang sama yang dapat dinikmati dengan mudah dikota tersebut. Selain itu juga didukung karena aksesibilitasnya yang tinggi. Tingkat kunjungan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI pada tahun 2006 dapat diduga dengan menggunakan pendekatan statistik, yaitu dengan analisis perkembangan tingkat kunjungan dengan menggunakan metode trend kuadrat terkecil berdasarkan data tingkat kunjungan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Diperoleh persamaan trend kunjungan ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI adalah : Ki=1165066-73788Xi. Berdasarkan persamaan penduga tingkat kunjungan diatas, dapat diduga tingkat kunjungan pada tahun 2006 yaitu sebesar 722.338 pengunjung. Dari hasil tersebut diketahui bahwa tingkat kunjungan pada tahun 2006 mengalami penurunan dibandingkan dengan tingkat kunjungan pada tahun sebelumnya yang berjumlah 816.769 pengunjung. Ini cukup dapat diterima karena memang rata-rata jumlah pengunjung disetiap tahunnya bernilai negatif. Dari hasil analisis juga dapat disimpulkan bahwa para pengunjung bersedia membayar harga tiket masuk sampai pada tingkat harga Rp. 27.500. Pada tingkat harga tiket masuk Rp. 0 pengunjung akan menikmati surplus konsumen sebesar sama dengan total willingness to pay dari pengunjung yaitu sebesar Rp. 6.817.786.250. Sedangkan pada tingkat harga tiket masuk sebesar Rp. 30.000 pengunjung tidak memperoleh surplus dalam berekreasi.
iv
STUDI PERMINTAAN MANFAAT REKREASI DI PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR/ LIPI.
Oleh : YUSUF IBRAHIM E14102033
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Studi Permintaan Manfaat Rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI yang merupakan tugas akhir bagi mahasiswa S1 di IPB, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa dalam proses secara keseluruhan mulai dari penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang turut membantu baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1.
Ayah dan ibu tercinta, serta kakak-kakakku yang selalu memberikan doa restu, dukungan baik moril maupun materil kepada penulis selama menyelesaikan studi.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA. Selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan saran yang sangat besar peranannya dalam penyusunan skripsi ini. 3. Teman-teman MNH 39 ( Timbul, Jalil, Ferry, Wien, G3, Beni, Yuni, dan semuanya), BDH 39 ( Rika, Nando, Zv, Recak, dan semuanya ), THH 39, KSH 39 dan seluruh rekan-rekan di Fakultas Kehutanan IPB. 4.
Adikku Dwi ( eny ) yang selalu memberikan doa dan dorongan semangat
5. Penduduk Puri Naon (Timbul, G3, Agung, Edwin, dan Boenk) atas persahabatan dan bantuannya selama ini. 6. Warga masyarakat rumput atas kerjasamanya. 7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/
v
LIPI serta dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian lebih lanjut dan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi masyarakat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis juga berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa akan datang.
Bogor, 25 Agustus 2006
Penulis
vi
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 24 Nopember 1982 sebagai anak ke sepuluh dari sebelas orang bersaudara, dari pasangan Bapak M. Rauf dan Ibu Tinah. Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis dimulai dari SD Negeri Cimandala II Sukaraja Bogor, lulus pada tahun 1996. Pendidikan Menengah Pertama di MTs. Negeri Cibinong, lulus pada tahun 1999, kemudian dilanjutkan ke SMU Negeri 8 Bogor dan lulus pada tahun 2002. Penulis diterima masuk di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI) pada tahun 2002, tepatnya di Fakultas Kehutanan, Jurusan Manajemen Hutan. Selama perkuliahan penulis aktif dalam lembaga kelompok seni Masyarakat Rumput (LS-MR 2002-2006) dan AFSA LC-IPB (2003-2004). Penulis melakukan kegiatan praktek umum kehutanan di KPH Banyumas Timur dan KPH Banyumas Barat. Kuliah Kerja Nyata di Desa Balumbang Jaya Kecamatan Bogor Barat, Bogor. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis melakukan penelitian mengenai “Studi Permintaan Manfaat Rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor / LIPI“.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI .............................................................................................. vii DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR.................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi PENDAHULUAN Latar Belakang ......................................................................................... 1 Perumusan Masalah ................................................................................. 1 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2 Manfaat Penelitian ................................................................................... 2 TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Sumberdaya Alam Indonesia ......................................... 3 Kebun Raya .............................................................................................. 3 Taman Wisata .......................................................................................... 3 Rekreasi dan Rekreasi Alam .................................................................... 4 Manfaat Rekreasi ..................................................................................... 5 Permintaan Rekreasi ................................................................................ 6 Rekreasi Alam Sebagai Komoditi Ekonomi ............................................ 7 Metode Biaya Perjalanan ......................................................................... 7 Surplus Konsumen ................................................................................... 8 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 9 Objek Penelitian ....................................................................................... 9 Batasan Penelitian .................................................................................... 9 Asumsi-asumsi ......................................................................................... 9 Metode Penelitian .................................................................................. 10
vii
Pengolahan Data dan Analisis ............................................................... 11 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Kawasan .................................................................................... 15 Manajemen Pengelolaan ........................................................................ 16 Koleksi Kebun Raya Bogor/ LIPI .......................................................... 17 Peranan Kebun Raya Dalam Pembangunan .......................................... 17 Yang menarik di Kebun Raya Bogor/ LIPI ........................................... 18 Victoria amazonica...........................................................................18 Grammatophyllum speciosum..........................................................19 Amorphophallus titanu Becc.............................................................19 Koompasia exelsa..............................................................................19 Entada phaseoloides..........................................................................20 Jalan kenari .......................................................................................20 Monumen peringatan istana raffles...................................................20 Litchi chinensis sonn.........................................................................21 Taman meksiko.................................................................................21 Taman teysmen .................................................................................21 Jalan astrid.........................................................................................21 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Pengunjung di Pusat konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI .......................................................................22 Pendugaan Tingkat Kunjungan dan Sebaran Daerah Asal .....................24 Pendugaan Nilai Manfaat Rekreasi ........................................................28 KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................31 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................33 LAMPIRAN ................................................................................................34
viii
DAFTAR TABEL Halaman 1. Karakteristik Pengunjung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI.................................................................................22 2. Tingkat Kunjungan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI...........................................................................................24 3. Hasil Pendugaan Jumlah Pengunjung per 1000 Penduduk pada Berbagai Tingkat Harga Karcis.............................................................26 4. Hasil Pendugaan Jumlah Pengunjung pada Berbagai Tingkat Harga Karcis Untuk Setiap Zona.....................................................................27 5. Analisis Manfaat Rekreasi....................................................................28
ix
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Victoria amazonica...........................................................................18 2. Grammatophyllum speciosum..........................................................19 3. Amorphophallus titanu Becc............................................................19 4. Koompasia exelsa.............................................................................19 5. Jalan Kenari......................................................................................20 6. Monumen Peringatan Istana Raffles................................................20 7. Taman Meksiko................................................................................21 8. Taman Teysmen...............................................................................21 9. Jalan Astrid.......................................................................................21 10. Kurva Permintaan Manfaat Rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI...............................................29
x
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Daftar Pertanyaan Pengunjung Rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI........................35 2. Pengolahan Data dan Analisis Regresi Persamaan Penduga Tingkat Kunjungan tahun 2006............................39 3. Analisis Regresi Permintaan Manfaat Rekreasi terhadap Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI........................40 4. Rekapitulasi Data dan Karakteristik Pengunjung..................................41 5. Data Biaya Perjalanan Rekreasi Responden…………………………..44
xi
PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan mempunyai manfaat yang beraneka ragam. Keaneka ragaman manfaat tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a). Manfaat tangible adalah manfaat hutan berupa kayu, rotan, getah dan lain-lain; b). Manfaat intangible adalah manfaat yang diperoleh dari hutan tetapi tidak dapat dinilai oleh sistem pasar secara langsung, contohnya: keindahan alam, udara bersih, iklim mikro, dan banyak lagi yang lainnya. Manfaat tangible dari hutan khususnya hutan kayu, akhir-akhir ini
banyak
mengalami penurunan. Hutan alam seperti kita ketahui potensi kayunya dinegara ini terus mengalami penurunan yang cukup drastis, bahkan yang dahulu kita bangga-banggakan, kini jumlahnya terus berkurang setiap tahunnya dalam hitungan angka yang cukup besar. Untuk kedepan manfaat dari hutan harus dapat lebih dioptimalkan lagi. Agar fungsi hutan menjadi lebih optimal, maka selain kita berusaha untuk meningkatkan manfaat tangiblenya, dari sektor kehutanan harus juga dapat ditingkatkan manfaat intangiblenya. Dan salah satunya yaitu dengan meningkatkan manfaat rekreasi alam. Untuk mencapai hasil yang diharapkan tidaklah mudah dan disisi lain pengetahuan kearah sana masih sangat sedikit pengalaman. Dalam menilai manfaat intangible dari suatu sumber daya alam seperti hutan, para ahli telah berusaha mengembangkan pendekatan-pendekatan yang salah satunya yaitu pendekatan kesediaan untuk membayar (willingnes to pay) dari konsumen. Untuk itu dibutuhkan data-data yang akurat dan lengkap. Berdasarkan alasan diatas maka dijadikanlah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI sebagai objek penelitian karena dinilai sudah berpengalaman dengan data yang cukup lengkap. Perumusan Masalah 1. Saat ini kegiatan rekreasi alam semakin dirasakan sebagai suatu kebutuhan hidup masyarakat disamping kebutuhan hidup lainnya. 2. Minat para investor untuk menanamkan modalnya pada sektor ini masih sangat rendah.
3. Nilai manfaat tangible semakin terbatas, sedangkan manfaat intangble masih kurang dioptimalkan. 4. Kesempatan rekreasi bersifat tidak tahan lama (perishable). Artinya kesempatan rekreasi yang keuntungannya tidak diambil hari ini, tidak dapat diambil lagi dimasa mendatang. 5. Salah satu upaya untuk mengembangkan manfaat intangible hutan terutama taman wisata yaitu dengan menghitung nilai manfaat rekreasinya. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui karakteristik pengunjung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. 2. Menduga model persamaan permintaan pengunjung. 3. Penentuan nilai manfaat rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya : 1. Menjadi dasar dalam perencanaan untuk pengembangan aspek ekonomi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. 2. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman peneliti.
2
TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Sumberdaya Alam Indonesia Hutan Indonesia yang pada tahun 70-an seluas 122 juta ha, akhir-akhir ini ditaksir hanya 112 juta ha. Banyak sumber menyatakan bahwa lahan kritis telah mencapai angka fantastis seluas 40 juta hektar yang meliputi kawasan hutan dan luar kawasan hutan. Angka ini akan bertambah setiap tahun, hal ini terbukti dari produktifitas hutan yang terus menerus mengalami penurunan. Tebangan tahunan dari hutan produksi yang luasnya hampir 58 juta hektar hanya mencapai 20 juta m3 pertahun. Hal ini berarti bahwa produktifitas hutan tidak mencapai 0,5 m3 per hektar per tahun, sedang dalam asumsi TPI riap hutan adalah sebesar satu m3 per hektar per tahun. (Buletin, 2003). Kebun Raya Menurut Cayne (1979) dalam Sucipto (2003), Kebun Raya merupakan suatu tempat untuk mengumpulkan dan memelihara tumbuh-tumbuhan yang memiliki fungsi penting, sebagai tempat pendidikan, estetika, ilmu pengetahuan dan rekreasi. Menurut Ariati, Roosita, dan Widyatmoko (1998), Kebun Raya adalah suatu kebun yang didalamnya memiliki koleksi tumbuhan yang diatur secara ilmiah dan terpelihara, biasanya diberi label dan didokumentasikan, serta dibuka untuk umum untuk tujuan rekreasi, pendidikan dan penelitian. Termasuk didalamnya lembaga yang bergerak dibidang botani atau sejenisnya dan herbarium. Taman Wisata Taman Wisata adalah hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik keindahan tumbuhan, satwa, maupun keindahan yang mempunyai corak yang khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi (Suwantoro, Gamal 2002). Berdasarkan UU No. 5 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya Taman Wisata adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Menurut Lukito Daryadi et al (2003), di Indonesia kawasan hutan yang dapat berfungsi sebagai kawasan wisata yang berbasis lingkungan adalah Kawasan Pelestarian
3
Alam / KPA (Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya), Kawasan Suaka Alam / KSA ( Suakamargasatwa dan Taman Buru ) Kawasan Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Sesuai dengan fungsinya, Taman Wisata Alam dapat dimanfaatkan untuk : 1. Pariwisata alam dan rekreasi 2. Penelitian dan pengembangan (kegiatan pendidikan dapat berupa
karya
wisata, widya wisata, dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian serta peragaan dokumentasi tentang potensi kawasan wisata alam tersebut). 3. Pendidikan. 4. Kegiatan penunjang budaya (Ditjenphka, 2005). Rekreasi dan Rekreasi Alam Kata rekreasi diambil dari bahasa Latin; re-creare, yang secara harfiah berarti membuat ulang. Berfungsi untuk menyegarkan kembali jasmani dan rohani seseorang. Rekreasi merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Rekreasi juga dapat diartikan sebagai aktifitas pencarian hiburan, persantaian atau bersenang-senang. Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas tersebut (Wikipedia, 2005). Rekreasi adalah kegiatan untuk menyegarkan kembali badan dan pikiran, sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan atau piknik. Pariwisata adalah berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi atau bertamasya (Depdikbud, 1989). Pengertian rekreasi menurut Douglass (1969), adalah kegiatan yang bertujuan menyegarkan sikap mental individu untuk mengembalikan daya kreasi setelah bekerja. Selanjutnya Brockman (1959), Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan waktu luang secara konstruktif dan menyenangkan dan merupakan selingan atau variasi dari kegiatan sehari-hari yang bersifat rutin. Kemudian Douglass (1969), mengatakan bahwa rekreasi alam adalah setiap rekreasi yang dilakukan di tempat-tempat yang tanpa dibatasi bangunan atau rekreasi
4
yang dilakukan di luar bangunan. Selanjutnya dikatakan pula bahwa kegiatan yang dapat dilakukan di alam terbuka banyak sekali, di antaranya piknik, berenang, melihat pemandangan, berkemah dan lain-lain. Sedangkan dalam Anonimous (1981), disebutkan bahwa rekreasi alam adalah pemanfaatan potensi sumberdaya alam, dalam keadaan alami maupun budidaya manusia dimana diperoleh kesegaran jasmani dan rohani, pengetahuan, pengalaman dan dapat menumbuhkan inspirasi dan cinta tanah air. Rekreasi Alam merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang berdasarkan prinsip kelestarian alam. Rekreasi alam tersebut dengan berbagai bentuk seperti jalan kaki, berkemah, berburu, memancing, menikmati pemandangan dan lain-lain. Setiap individu dapat mengembangkan kemampuannya. Selanjutnya dikatakan bahwa rekreasi alam atau wisata alam merupakan salah satu bagian dari kebutuhan hidup manusia yang khas, dipenuhi untuk memberikan keseimbangan, keserasian, ketenangan dan gairah hidup (Melati, 2002) Duerr et al. (1979) menyatakan bahwa keseluruhan pengalaman rekreasi alam dibagi dalam lima fase yang penting dan saling berhubungan, yaitu fase-fase : perencanaan, perjalanan dari rumah ketempat rekreasi, aktifitas di tempat rekreasi, perjalanan pulang dari tempat rekreasi ke rumah, dan rekoleksi. Manfaat Rekreasi Brockman dan Merriem (1979) menyatakan bahwa rekreasi sering memberikan perubahan bagi orang yang melaksanakannya berupa hiburan dan pemulihan (mengembalikan daya kreasi) untuk bekerja kembali. Manfaat rekreasi menurut Clawson dan Knetsch (1966) adalah menambah pengalaman seseorang yang berhubungan dengan emosi dan inspirasi yang didapatkan setelah melakukan kegiatan rekreasi, seseorang bisa segar kembali, lebih bergairah serta lebih bersemangat sehingga lebih produktif dari sebelumnya. Pengembangan dan pembangunan wisata alam perlu dilakukan diseluruh wilayah Indonesia guna menunjang pembangunan nasional yaitu mendorong terciptanya lapangan kerja baru, pemerataan pembangunan dan peningkatan devisa negara ( Anonim, 1983).
5
Permintaan Rekreasi Kegiatan rekreasi atau pariwisata jika dilihat dari segi ekonomi, dimana aktivitas itu dilakukan jauh dari tempat tinggal wisatawan, maka didalam melakukan aktivitas tersebut akan menimbulkan permintaan atau demand. Menurut Sihite (2000), Demand atau permintaan dapat diartikan sebagai sejumlah barang atau jasa yang tersedia untuk dijual pada pasar dalam waktu dan harga tertentu. Demand dapat diartikan pula sebagai sejumlah barang atau jasa yang diminta dengan harga tertentu. Dalam bidang kepariwisataan pengertian demand tidak semudah pengertian demand terhadap barang manufaktur biasa. Hal ini disebabkan produksi industri pariwisata itu sendiri yang berbeda dengan produk industri lainnya. Demand dalam kepariwisataan pada dasarnya dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu : a. Potential demand, yaitu sejumlah orang yang memenuhi syarat minimal untuk melakukan perjalanan pariwisata karena mempunyai cukup banyak uang, keadaan fisik masih kuat, hanya belum mempunyai waktu senggang untuk bepergian sebagai wisatawan. b. Actual demand, yaitu sejumlah orang yang sedang melakukan perjalanan pariwisata ke suatu tempat tujuan wisata tertentu. Menurut Barry (2001), kurva demand dipengaruhi oleh populasi penduduk, pendapatan, jasa transportasi dan kelangkaan serta daya dukung areal. Banyak sekali barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber alam yang bukan merupakan private goods melainkan public goods, yaitu barang atau jasa yang dikonsumsi oleh seseorang akan tetapi tidak mengurangi jumlah yang seharusnya dikonsumsi oleh orang lain. Permintaan rekreasi adalah banyaknya kesempatan-kesempatan rekreasi yang diinginkan oleh masyarakat atau gambaran total partisipasi masyarakat dalam kegiatan rekreasi secara umum yang dapat diharapkan bila tersedia fasilitas-fasilitas yang memadai. Menurut Sihite (2001), faktor –faktor yang mempengaruhi demand, adalah : 1. Pendapatan ( income ) 2. Harga yang harus dibayar 3. Kualitas produk yang ditawarkan
6
4. Hubungan politik antar daerah atau negara 5. Hubungan ekonomi antar daerah atau negara 6. Hubungan sosial budaya antara daerah atau negara 7. Perubahan cuaca atau iklim 8. Hari – hari libur 9. Peraturan pemerintah negara asal 10. Teknologi transportasi Rekreasi Alam Sebagai Komoditi Ekonomi Menurut Duerr, et al. (1879) dalam Hakim, A. (1995) seperti halnya hasil hutan lainnya pemanfaatan rekreasi alam memerlukan input tenaga kerja, modal dan kegiatan pengusahaan. Dua hal penting yang membedakan rekreasi alam dengan hasil hutan lainnya adalah: 1. Kesempatan rekreasi tidak tahan lama artinya kesempatan rekreasi yang keuntungannya tidak diambil sekarang tidak dapat diambil kembali pada waktu mendatang. 2. Rekreasi harus dijual ditempat, artinya konsumen yang harus datang ke tempat rekreasi. Rekreasi alam juga berperan dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi suatu negara, mempengaruhi ekonomi setempat dan secara nyata dapat turut meningkatkan kesejahteraan (Duerr, et al. 1979). Metode Biaya Perjalanan Salah satu metode yang digunakan di negara-negara maju adalah menggunakan kesediaan membayar dari para konsumen melalui biaya perjalanan. Metode ini banyak digunakan karena para pemakai objek wisata tidak mau membayar karcis masuk dan mereka beranggapan bahwa potensi sumberdaya alam tersebut adalah milik umum (public good). Akibatnya pendugaan yang diperoleh dari hasil penjualan karcis masuk tidak dapat dijadikan sebagai indikator untuk menentukan nilai manfaat objek rekreasi karena pendapatan yang diperoleh belum menggambarkan nilai kesediaan membayar dari konsumen yang sebenarnya (Clawson dan Knetsch, 1975) dalam Sudarmalik (1995).
7
Selanjutnya Clawson dan Knetsch (1975), memberikan asumsi bahwa jumlah pengunjung yang datang ke suatu objek wisata akan mempunyai reaksi yang sama terhadap perubahan harga tiket masuk seperti reaksi-reaksi mereka terhadap perubahan biaya perjalanan. Dengan konsep ini maka metode biaya perjalanan dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menilai manfaat rekreasi dari suatu objek wisata. Surplus Konsumen Menurut Lipsey et al. (1987) dalam Melati, M. (2002) surplus konsumen merupakan selisih antara keseluruhan nilai yang diberikan oleh konsumen kepada semua unit yang digunakan dari beberapa barang dengan pembayaran yang mereka lakukan untuk membeli jumlah yang sama dari barang-barang itu. Total nilai yang diberikan oleh setiap konsumen kepada semua pemakaian dari sesuatu barang dapat ditaksir dengan dua cara yaitu : 1. Penilaian yang diberikan oleh konsumen kepada unit secara berturut-turut dapat dijumlahkan. 2.
Bertanya kepada konsumen berapa dia akan bersedia membayar untuk memakai jumlah yang dimaksud jika alternatifnya sudah tidak memiliki barang tersebut.
Consumer’s surplus adalah perbedaan antara berapa yang sesungguhnya dibayarkan oleh seseorang dengan jumlah maksimum yang dia sebenarnya bersedia dan mampu membayarnya. Consumer’s surplus secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan metode TCM atau Travel Cost Method, yaitu metode yang digunakan untuk menaksir nilai ekonomi dari berbagai jasa non market termasuk wisata alam, dan menggunakan informasi tersebut untuk membuat kurva permintaan sebagai estimasi Consumer’s
surplus
secara
total.
Wiratno,
1999
dalam
Melati,
2002.
8
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. terletak di Kota Madya Bogor, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan penelitian dilakukan selama dua bulan dari Bulan Maret – April 2006. Objek Penelitian Ada dua objek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Pengelola Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. 2. Pengunjung Rekreasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI Batasan Penelitian Beberapa batasan dalam penelitian ini adalah : 1. Bahasan penelitian adalah studi penilaian manfaat rekreasi berdasarkan metode biaya perjalanan. 2. Nilai manfaat rekreasi adalah nilai ekonomi kuantitatif dari manfaat rekreasi. 3. Zonasi adalah pembagian zona berdasarkan atas daerah asal pengunjung dan besarnya biaya perjalanan rata-rata. 4. Biaya perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan rekreasi. Biaya perjalanan meliputi biaya konsumsi rekreasi dikurangi biaya konsumsi sehari-hari bila tidak melakukan kegiatan rekreasi, biaya transportasi, biaya dokumentasi, biaya parkir, dan biaya karcis masuk yang dikeluarkan oleh para pengunjung yang berkaitan dengan aktifitas tersebut. 5. Biaya perjalanan rata-rata adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan pengunjung dalam satu kali perjalanan rekreasi. 6. Responden adalah pengunjung yang dianggap mewakili karakteristik pengunjung. Asumsi-asumsi 1. Responden akan memberikan respon yang sama terhadap perubahan tingkat harga karcis dan jumlah biaya perjalanan.
2. Kepuasan selama perjalanan tidak mempengaruhi permintaan rekreasi. Metode Penelitian 1. Pendugaan jumlah pengunjung tahun 2006. Data yang diperlukan untuk dapat melakukan pendugaan diatas adalah : 1. Data statistik jumlah pengunjung Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI periode 5 tahun terakhir. 2. Jumlah pengunjung berdasarkan zonasi. 3. Jumlah penduduk berdasarkan zonasi. 2. Kurva permintaan pengunjung. Untuk melakukan perkiraan kurva permintaan pengunjung maka kita perlu menentukan terlebih dahulu beberapa hal yaitu : 1. Tempat tinggal dari zona mana. 2. Besar biaya perjalanan yang dikeluarkan. 3. Metode Pengumpulan Data 1. Studi Literatur Mengumpulkan data sekunder tentang karakteristik objek penelitian, jumlah pengunjung periode 5 tahun terakhir dari tahun 2001 sampai dengan 2005, dan jumlah penduduk. 2. Observasi Mengamati secara langsung dilapangan mengenai karakteristik objek penelitian dan karakteristik pengunjung. 3. Wawancara Melakukan tanya jawab dengan pengunjung terpilih (responden) yang dibantu dengan lembar pertanyaan (kuisioner). 4. Metode Pengambilan Contoh Contoh diambil berdasarkan cara sebagai berikut : 1. Pengambilan contoh dilakukan secara stratified random sampling sebanyak 100 responden. Stratifikasi di sini yaitu stratifikasi berdasarkan waktu kunjungan. Stratifikasi berdasarkan waktu kunjungan ini dibagi menjadi dua
10
stratum yaitu: 1). kunjungan pada waktu hari libur dan 2). kunjungan pada hari kerja. Jumlah pengunjung periode tahun 2005 dibandingkan antara pengunjung yang datang pada hari libur dan pengunjung yang datang pada hari kerja. Jumlah banyaknya contoh untuk setiap stratum didasarkan pada perbandingan tersebut. 2. Pengunjung yang datang berkelompok dipilih seorang atau beberapa orang sebagai wakil kelompoknya. 3. Responden terpilih diwawancarai dengan mengisi kuisioner. Pengolahan Data dan Analisis 1. Karakteristik Pengunjung dan Objek Wisata Karakteristik pengunjung disajikan secara tabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Karakteristik objek wisata disajikan secara deskriptif. 2. Pendugaan Persamaan Permintaan Rekreasi Dari data kunjungan dalam beberapa periode yang didapat dari pengelola dapat ditentukan jumlah pengunjung periode berikutnya dengan memakai metode trend kuadrat terkecil dengan regresi sederhana. Juga dapat dihitung tingkat kunjungan untuk masingmasing zona berdasarkan persentase berkunjung dari masing-masing zona melalui pengamatan. Jumlah pengunjung dari masing-masing zona dapat dihitung dengan rumus : Ki = ki × Y
dimana : Ki = Jumlah Pengunjung dari zona i (Org/thn) ki = Persentase Pengunjung dari zona i menurut hasil survey Y = Jumlah seluruh kunjungan periode tahun penelitian (tahun 2006) ki didapat dengan menghitung banyaknya pengunjung yang berasal dari zona i berdasarkan hasil wawancara pada saat penelitian. Kemudian dibuat persentasenya dan jumlah banyaknya pengunjung yang dijadikan sebagai contoh untuk masing- masing zona didasarkan atas persentase tersebut.
11
Berdasarkan sebaran daerah asal dan banyaknya jumlah penduduk tiap zona dapat diduga besarnya jumlah pengunjung per 1000 penduduk pada zona yang bersangkutan. Laju kunjungan per 1000 penduduk dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : ^ ki = (Ki/Pi) x 1000
dimana :
^ ki
= laju kunjungan per 1000 penduduk dari zona i
Ki = Jumlah pengunjung dari zona i ( Org/thn) Pi
= Jumlah penduduk zona i
Biaya perjalanan rata-rata merupakan rata-rata biaya konsumsi, dokumentasi, transportasi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan selama melakukan perjalanan rekreasi. Biaya perjalanan dihitung dengan rumus : BP = Tr + D + (Kr – Kh) + Tp + KM
dimana : BP = Biaya perjalanan (Rp/hari orang kunjungan) Tr = Biaya trasportasi (Rp/org) D
= Biaya dokumentasi (Rp/org)
Kr = Biaya konsumsi selama rekreasi (Rp/org/hari) Kh = Biaya konsumsi harian (Rp/org/hari) Tp = Biaya parkir (Rp/kendaraan) KM = Karcis masuk
12
Sedangkan biaya perjalanan rata-rata dari tiap zona adalah : n ∑ BPij j=1 BPRi = ni dimana : BPRi
=Biaya perjalanan rata-rata dari zona i (Rp/hari orang kunjungan)
Bpij
=Biaya
perjalanan
pengunjung
ke
j
dari
zona
i
zona
i
(Rp/hari orang kunjungan) ni
=jumlah
pengunjung
sebagai
responden
dari
(orang kunjungan/tahun) Setelah data diperoleh dilakukan analisis regresi antara variabel biaya perjalanan rata-rata (X) dengan laju kunjungan per 1000 penduduk (Y). Model regresi yang dipakai adalah persamaan regresi linear sederhana yaitu : Yi = a + b.Xi dimana : Yi = Laju kunjungan per 1000 penduduk dari zona i Xi = Biaya perjalanan rata-rata dari zona i (Rp/hari orang kunjungan) a = Konstanta b = Slope Selanjutnya persamaan regresi yang telah diuji di gunakan dalam perhitungan simulasi harga karcis. Persamaan regresi penduga kurva permintaan dengan penambahan harga karcis masuk sebagai biaya adalah : Yi = a + b (Xi + KM)
dimana : Yi = Laju kunjungan per 1000 penduduk zona i Xi a
= Biaya perjalanan rata-rata dari zona i (Rp/hari orang kunjungan) = Konstanta
13
b
= Slope
KM = Harga karcis masuk Harga karcis disimulasikan ke persamaan diatas. Harga karcis masuk ditetapkan mulai dari Rp 0,00 sampai pada harga karcis tertentu dimana kunjungan per 1000 penduduk zona i mencapai nol (Yi = 0). Nilai dari simulasi harga karcis kemudian dikalikan dengan jumlah penduduk tiap zona yang kemudian dibagi dengan 1000 sehingga diperoleh tingkat kunjungan dari berbagai zona pada harga karcis yang berbeda. Langkah
berikutnya
adalah
membuat
kurva
permintaan
rekreasi
yang
menggambarkan hubungan antara jumlah kunjungan dengan harga karcis. Dari kurva ini diperoleh nilai surplus konsumen sekaligus nilai manfaat dari objek wisata. Surplus konsumen diperoleh dari pengurangan antara kesediaan membayar maksimum konsumen dengan pengeluaran aktual konsumen.
14
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Kawasan Menurut Subarna, A. ( 2003) bermula dari Prof. Dr. C.G.C. Reinwardt, botanis asal Jerman, yang berada di Indonesia pada awal abad ke-19. Ia menganggap eksplorasi tumbuhan dan masalah pertanian juga merupakan tugasnya di Hindia Belanda. Kemudian ia menulis surat yang disampaikan kepada G.A.G.P. Baron Van der Capellen, Gubernur Jendral Hindia Belanda di Batavia, memohon sebidang tanah untuk penelitian manfaat berbagai tumbuhan serta koleksi tanaman yang bernilai ekonomis yang berasal dari kawasan Indonesia juga yang berasal dari manca negara. “Kelak terbukti manfaat kebun itu sebagai tempat pendidikan guru-guru pertanian dan koleksi tanaman. Hasil penelitian tersebut disebarluaskan ke kebun-kebun lainnya,”tulis Reinwardt. Persisnya tanggal 18 Mei 1817, dilakukan pemancangan patok pertama, kemudian pada tanggal tersebut sekaligus menandai berdirinya Kebun Raya yang diberi nama ‘sLands Plantentuin atau Hortus Botanicus Bogoriensis seluas 47 hektar yang berdampingan dengan Istana Gubernur Jendral Hindia Belanda di Bogor atau sekarang terkenal dengan nama Istana Presiden Bogor. Setelah mengalami perkembangan sekarang luasnya menjadi 87 hektar. Tujuan pembentukan Kebun Raya pada waktu itu adalah : 1.
Melakukan Eksplorasi kekayaan alam hayati Indonesia
2.
Melaksanakan
percobaan-percobaan
penanaman
tanaman
yang
mempunyai nilai ekonomi yang di impor dari luar Indonesia. Yang pada saat itu kesemuanya diperuntukan bagi kepentingan pemerintah Hindia Belanda. Hingga awal abad ke-20 Kebun Raya Bogor/ LIPI sebagai lembaga ilmiah sangat produktif dalam menghasilkan karya dan temuan-temuan baru. Reputasinya sebagai salah satu lembaga nasional telah mencapai taraf internasional. Sejalan dengan perkembangan kegiatan penelitian pada masa itu, Kebun Raya Bogor menjadi induk dari sejumlah lembaga penelitian di Indonesia dalam bidang biologi dan pertanian, seperti Herbarium Bogoriense, Treub Laboratorium, Bibliotheca Bogoriense, Museum Zoologicum
Bogoriense, dan laboratorium Penyelidikan Laut. Terbitan ilmiah lembaga-lembaga ini menjadi salah satu sumber informasi penting bagi lembaga lain didunia pada saat itu. Seiring dengan perubahan kondisi politik dan kebijakan di Indonesia, maka status dan fungsi Kebun Raya Bogor turut berubah mengikuti peraturan yang berlaku. Ruang lingkup kerja Kebun Raya bogor berkembang dengan berbagai fungsi khusus. Lembaga dengan fungsi khusus yang menjadi bagian Kebun Raya kemudian lepas dan berdiri sendiri. Pada tahun 1986 status Kebun Raya Bogor ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) berdasarkan Keppres RI No. 1 tahun 1986 yang berada di bawah Kedeputian Ilmu Pengetahuan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan pembina harian Puslitbang Biologi-LIPI dan membawahi tiga Kebun Raya lainnya yaitu : Cabang Balai Pengembangan Kebun Raya Cibodas, Cabang Balai Pengembangan Kebun Raya Purwodadi dan Cabang Balai Kebun Raya “Eka Karya” Bali. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 103 Tahun 2001, tentang susunan Organisasi dan tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dan keputusan kepala lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor : 1151/M/2001 tentang organisasi dan tata kerja LIPI, maka Kebun Raya mengalami perubahan struktur baik tingkat eselon maupun nama lembaga. Perubahan tersebut dari UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI (eselon III) menjadi Pusat Konservasi TumbuhanKebun Raya Bogor, LIPI (eselon II).
Manajemen Pengelolaan Menurut Subarna, A. (2003), sebagai kebun Botani yang perlu dipelihara dengan baik terutama koleksi tanamannya, maka Kebun Raya Bogor/LIPI melalui bidang Konservasi ex-situ, melakukan kegiatan yang dimulai dari pengadaan bahan seleksi dan pembibitan, penanaman koleksi baru, pemeliharaan koleksi yang sudah ada, reintroduksi tanaman langka, pencatatan penambahan maupun pengurangan koleksi tanaman di kebun, dan pencatatan pembungaan. Pemeliharaan koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor/ LIPI dilakukan dengan cara pemupukan, pemangkasan, penyemprotan anti hama, membersihkan gulma yang mengganggu, dan penggemburan tanah. Pemeliharaan lebih intensif biasanya dilakukan
16
untuk tanaman kritis, langka, sudah tua, kropos dan tanaman yang sensitif terhadap perubahan lingkungan. Visi dan Misi : Visi : Menjadi Kebun Raya terbaik kelas dunia, terutama dalam bidang konservasi tumbuhan, penelitian dan pelayanan dalam aspek botani, pendidikan lingkungan, hortikultura, lanskap dan pariwisata. Misi : Melestarikan, mendayagunakan dan mengembangkan potensi tumbuhan melalui kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, rekreasi serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap Kebun Raya, tumbuhan dan lingkungan dalam upaya pemanfaatan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat (social welfare).
Koleksi Kebun Raya Bogor/ LIPI Menurut Subarna, A. (2003), luas Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI mencakup areal 87 hektar. Jumlah koleksinya terakhir tercatat sekitar 13.714 spesimen. Berdasarkan data bulan
Maret tahun 2003, koleksi tanaman hidup yang
ditanam di kebun berjumlah 3.452 jenis (species ) mewakili 1.267 marga (genus) atau 220 suku (famili). Koleksi anggrek yang dipelihara di ruang kaca sendiri tercatat berjumlah ±8.000 spesimen terdiri dari : 432 jenis dari 93 marga. Selain anggrek alam, koleksi lain yang cukup menarik, lengkap dan menonjol adalah polong-polongan (Fabaceae),
Pinang-pinangan
(Arecacea),
talas-talasan
(Araceae),
dan
getah-
getahan(Apocynaceae). Di samping itu berbagai jenis koleksi bambu menarik pula untuk dilihat mengingat perannya yang sangat penting dalam kehidupan sosial budaya kita. Koleksi tanaman Kebun Raya Bogor terdiri dari 70% berasal dari kepulauan Indonesia dan 30% tanaman berasal dari manca negara. Penambahan koleksi selain melalui Eksplorasi ke hutan-hutan yang ada di Indonesia juga hasil dari tukar-menukar biji tanaman dengan Kebun Raya lain di dunia.
Peranan Kebun Raya dalam Pembangunan Menurut Subarna, A. (2003), peranan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI dalam masa pembangunan ini dapat ditinjau dari berbagai sudut. Pertama dari segi preservasi (pengawetan) sumber genetis tumbuh-tumbuhan. Dengan
17
intensifikasi penebangan pohon-pohon hutan untuk memperoleh devisa dalam jangka pendek, maka banyak sekali jenis tumbuh-tumbuhan yang belum dikembangkan menjadi tanaman ekonomi seperti rotan, pohon sumber getah/resin, buah-buahan hutan, anggrekanggrek liar dan sebagainya yang sudah dipergunakan oleh masyarakat setempat untuk sumber hidupnya musnah tanpa ada kesempatan untuk dikonservasi. Selain dari pada itu banyak pula jenis tumbuhan lain yang sama sekali belum diketahui kegunaannya akan hilang tanpa pernah disentuh oleh tangan manusia. Kebun Raya dalam hal ini melakukan pengawetan secara selektif dari sumber-sumber ini untuk dipergunakan dalam perkembangan dan pembangunan jangka panjang. Ditinjau dari segi kegiatan penelitian, Kebun Raya turut menggali informasi-informasi yang masih tersembunyi tentang daya guna sumber nabati kita, yang tentunya disediakan dalam rangka pembangunan dan perkembangan bangsa untuk masa kini dan masa yang akan datang. Yang Menarik Di Kebun Raya Bogor/ LIPI Menurut Subarna, A. (2003), dari segi botani semua tanaman yang ada di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI bernilai ilmiah yang tinggi namun ada jenis-jenis tanaman dan bangunan yang akan memberi kesan tersendiri bagi mereka yang melihatnya. Tanaman dan bangunan itu diantaranya adalah: Victoria amazonica (Poepp.) Sowerby. (Vak III.M dan XX.G.A.) Tumbuhan air ini dikenal sebagai teratai raksasa, berasal dari Amazon Brazilia. Didatangkan pertama kali melalui Kebun Raya Leiden Belanda pada tahun 1860. Daunnya bergaris tengah 1-1.5 m, bunganya berwarna putih yang berubah menjadi merah jambu setelah 2-3 hari. Berbunga seminggu sekali. Namun di daerah subtropis, di eropa misalnya tanaman ini berbunga setahun sekali dan hanya satu malam ( bunga mekar pada waktu tengah malam ), sehingga tanaman ini sering disebut “Quin of The Night” (ratu malam). Termasuk famili Nymphaeaceae.
18
Grammatophyllum speciosum BI. (Vak Z.) Tumbuhan ini sering disebut Anggrek Raksasa, mungkin karena tandan bunganya yang panjang itu mencapai 1-1.5 m, dan menghasilkan bunga mencapai 100 kuntum lebih pertandannya. Warna bunganya kuning berbintik-bintik coklat mirip macan. Melihat warna bunganya itu, anggrek ini juga dinamakan Anggrek Macan. Berasal dari Kalimantan. Di Kebun Raya Bogor anggrek ini ditanam dipohon-pohon kenari (Vak Z.) dan pohon saputangan (Vak XXI.A.). Amorphophallus titanu Becc. (Vak XI.B.) Tumbuhan ini dikenal dengan nama bunga bangkai, tergolong suku ARACEAE (talas-talasan), berasal dari Sumatera. Pertama kali ditemukan oleh Beccari seorang botanis asal Itali tahun 1878. Berbunga tiga tahun sekali, bunganya sangat indah, berwarna aneka ragam, violet, kuning, merah darah, dan hijau kekuning-kuningan, berpadu menjadi satu dengan yang lainnya sehingga mempesona setiap orang yang melihatnya. Dibalik keindahannya itu, bunganya menghasilkan bau yang tidak sedap mirip bangkai, oleh karena itu kebanyakan orang menyebutnya dengan bunga bangkai. Di Kebun Raya Bogor/LIPI jenis ini pernah berbunga setinggi lebih dari 3 m. Koompassia excelsa (Becc.) Taub. (Vak I.I.55a). Pohon yang berasal dari Kalimantan ini bentuknya menarik sekali, berbatang lurus berwarna putih dan berakar banir yang besar. Pohon ini didaerah asalnya disebut Kayu Raja, biasanya disenangi lebah untuk membuat sarang madu pada dahannya. Tingginya bisa mencapai 50 meter. Kayunya sangat bagus untuk bahan furniture dan perabotan rumah tangga. Mempunyai daun majemuk yang gugur setiap bulan Mei dan Juni. Bunganya kecil berwarna kuning, biasanya berbunga pada bulan
19
November. Pohon ini sudah mulai langka, di Kebun Raya Bogor/LIPI ditanam pada tahun 1914. Entada phaseoloides (L.) Merr. (Vak I.B. dan XUII.E.). Tumbuhan merambat ini berasal dari Kalimantan dan Maluku. Di Kebun Raya Bogor / LIPI tanaman ini merambat pada pohon-pohon kenari yang satu ke pohon kenari yang lainnya. Di jalan Kenari II, batangnya tampak bergelantungan menyebrangi jalan. Sungguh mengagumkan dan menarik perhatian. Banyak wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara menjulukinya dengan sebutan Pohon Tarzan. Jalan Kenari Disebut demikian karena jalan ini kirikanannya ditanami pohon-pohon kenari (Canarium indicum L.) yang berasal dari Maluku. Kini pohon-pohon kenari itu usianya sudah lebih dari seratus tahun. Di Kebun Raya Bogor/LIPI terdapat dua jalan kenari. Jalan kenari I mulai dari pintu masuk utama sampai ke ujung jalan dekat belakang Istana Bogor. Jalan kenari II terletak disebelah timur sungai ciliwung. Karena pohon-pohon kenari inilah kita dapat menjumpai dan membeli cindera mata yang dibuat dari buah kenari (tempurungnya) dengan berbagai bentuk yang menarik. Monumen Peringatan Istana Raffles (Vak III.A.) Bangunan ini merupakan sebuah monumen peringatan yang dibangun oleh Stamford Raffles tahun 1814, untuk mengenang isterinya (Lady Olivia Marianne) yang meninggal pada tahun yang sama. Pada waktu Raffles menjadi Letnan Gubernur di Pulau Jawa (1811-1816)
20
Litchi chinensis sonn. (Vak III.H.). Tanaman ini dikenal dengan nama Lici, berasal dari China. Di Kebun Raya Bogor/LIPI, Lici merupakan pohon tertua, yang ditanam pada tahun 1823. pertumbuhannya subur dan sehat. Karena tanaman ini sudah tua, sekarang sudah tidak berbuah lagi. Tanaman ini termasuk famili Sapindaceae. Taman Meksiko (Vak II.o) Disebut demikian karena materi koleksi taman ini sebagian besar dikumpulkan dari Meksiko, seperti Kaktus, agave, yucca, kamboja, pohon lilin, dsb. Taman Teysmann (Vak XIII.L.1). Taman ini dibangun pada tahun 1884 oleh M. Treub. Ditaman ini dibuat pula sebuah tugu peringatan J.E. Teysmann, untuk mengenang jasajasanya. Teysmann menjabat direktur Kebun Raya tahun 1831-1867. Taman ini berbentuk “formal Garden” (yang lazimnya dibuat di Eropa), ditanami pohon-pohon yang dibentuk secara khusus, misalnya berbentuk piramida bundar, dsb. Jalan Astrid Berupa jalan kembar yang dibangun untuk memperingati kunjungan Ratu Astrid dari Belgia pada tahun 1929. Di tengah-tengah jalan kembar ini ditanami bunga tasbih (Canna hybrida) yang berbunga merah dan kuning serta berdaun coklat. Dari kejauhan warna-warna ini melambangkan warna bendera Belgia. Di kiri-kanan jalan ditanami pohon-pohon damar (Agatis dammara (Lamb.) L.C. Rich), sehingga daerah ini kelihatan indah dan nyaman.
21
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Karakteristik Pengunjung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/LIPI Tabel 1. Karakteristik Pengunjung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. No.
Kriteria
1.
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Umur < 20 thn 20-40 thn > 40 thn Pendidikan akhir SD SMP SMA PT Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Petani Daerah Asal Pengunjung Jakarta Bogor Tanggerang Bekasi Depok Sukabumi Daya Tarik Kunjungan Pemandangan Lepas dan Beragam Keserasian Objek Suasana santai Keindahan lingkungan Nilai kebudayaan Nilai pengetahuan Nilai pengobatan
2.
3.
4.
5.
8.
Jumlah
Persentase (%)
33 67
0.33 0.67
47 45 8
0.47 0.45 0.08
2 19 50 29
0.02 0.19 0.50 0.29
6 20 13 56 5
0.06 0.20 0.13 0.56 0.05
37 30 9 14 8 2
0.37 0.30 0.09 0.14 0.08 0.02
48
18.75
8 74 45 2 26 2
3.13 28.91 17.58 0.78 10.16 0.78
Nilai kepercayaan Geologi Flora Fauna Air Gejala alam Alasan lain
4 1 23 1 6 4 12
1.56 0.39 8.98 0.39 2.34 1.56 4.69
Karakteristik pengunjung di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI disajikan dalam bentuk tabulasi dan kemudian dideskripsikan sebagai berikut: Sebagian besar pengunjung yang datang berkunjung ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI adalah wanita (67%) dan selebihnya adalah laki-laki (33%). Hal ini tampaknya disebabkan karena memang wanita mempunyai waktu luang atau kesempatan untuk berekreasi lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki yang waktunya lebih banyak dihabiskan untuk bekerja. Pengunjung sebagian besar berusia <20 tahun (47%), terbanyak berikutnya yaitu usia 20-40 tahun (45%), dan pengunjung dengan usia >40 tahun jumlahnya paling sedikit (8%) ini tampaknya disebabkan karena memang objek wisata Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI secara umum berupa track jalan kaki sehingga lebih disukai oleh mereka yang kondisi fisiknya masih cukup kuat. Selain itu sebagian besar pengunjung yang datang berprofesi sebagai pelajar (56%) ini menunjukkan bahwa Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI selain menarik sebagai objek wisata, juga perannya untuk tujuan pendidikan cukup dibutuhkan. Biasanya para pengunjung yang datang ketempat ini dengan tujuan untuk menghilangkan kejenuhan dari kegiatan sehari-hari, terlebih bagi para pelajar setelah mereka menyelesaikan ujiannya, atau bagi pelajar karena memang ada penugasan tertentu dari sekolahnya. Para pengunjung yang datang sebagian besar berasal dari kota Jakarta (37%) ini disebabkan karena di kota Jakarta itu sendiri memang kondisinya sudah sangat padat sekali dan sangat minimnya objek pemandangan alam yang masih asri sehingga mereka lebih memilih berkunjung ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI untuk melepaskan kejenuhannya dengan menikmati udara segar dan objek pemandangan alam, selain itu juga didukung karena aksesibilitas yang tinggi dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. Pengunjung yang berasal dari kota Bogor sendiri,
23
yang merupakan letak dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI adalah sebanyak (30%) yang jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung dari Jakarta maka pengunjung yang berasal dari Jakarta sedikit lebih banyak. Ini tampaknya disebabkan salah satunya karena mereka sudah sering berkunjung ketempat tersebut sehingga mereka lebih memilih untuk berkunjung ke objek wisata yang lainnya. Berdasarkan jenis pekerjaan pokok, para pengunjung Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/LIPI cukup beragam yang diantaranya adalah : Pelajar/mahasiswa (56%), pegawai swasta (20%), wiraswasta (13%), pegawai negeri sipil (6%), dan petani (5% ). Pendugaan Tingkat Kunjungan dan Sebaran Daerah Asal Tabel 2. Tingkat Kunjungan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/LIPI
No
Jumlah
Biaya
Daerah Asal
%
Jumlah
Jumlah
Kunjungan
Perjalanan
Pengunjung
Pengunjung
Pengunjung
Penduduk
per 1000
rata-rata (Rp)
Penduduk 1
Jakarta
37
267.265
9.000.000
2
Bogor
30
216.701 101.127
3
Bekasi
14
*
30
30.000
4.664.872**
46
16.000
**
26
28.300
*
20
20.700
3.829.705
4
Tangerang
9
65.011
3.200.000
5
Depok
8
57.787
1.324.452**
44
24.500
2
14.447
**
6
33.000
100
722.338
24.480.487
172
152.500
6
Sukabumi Total :
*
2.461.458
) Sumber : Wikipedia.Org/wiki/jabotabek (Data 5 Januari 2006 10.37 wib.)
** ) Sumber : BPS Propinsi Jawa Barat, Juli 2004
Tingkat kunjungan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/LIPI pada tahun 2006 dapat diduga dengan menggunakan pendekatan statistik, yaitu dengan analisis perkembangan tingkat kunjungan dengan menggunakan metode trend kuadrat terkecil berdasarkan pada data tingkat kunjungan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 seperti tertera pada lampiran 2. Diperoleh persamaan trend kunjungan ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/LIPI sebagai berikut : Ki =1165066-73788ti
24
Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat diduga tingkat kunjungan pada tahun 2006 sebesar 722.338 orang pengunjung. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa tingkat kunjungan pada tahun 2006 mengalami penurunan. Hal ini cukup beralasan karena memang rata-rata kenaikan pengunjung tiap tahunnya bernilai negatif. Ini tampaknya disebabkan karena pengelolaan dari objek Kebun Raya Bogor/ LIPI sendiri yang kurang optimal, sehingga tingkat kepuasan pengunjung kian hari semakin berkurang. Selain itu berkurangnya jumlah pengunjung yang datang ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI dipengaruhi juga oleh faktor ekstren yaitu adanya objek wisata lain seperti curug nangka dan lain-lain. Juga faktor alam yang menyebabkan kerusakan sehingga aspek keindahannya menjadi berkurang, bahkan pengunjung tidak mau berkunjung lagi karena dinilai berbahaya untuk keselamatan dirinya. Sebaran daerah asal pengunjung diduga berdasarkan tingkat kunjungan yang diperoleh selama penelitian, yaitu : Jakarta (37%), Bogor (30%), Bekasi (14%), Tangerang (9%), Depok (8%), Sukabumi (2%). Dari data hasil survey tersebut terlihat bahwa tingkat kunjungan yang terbesar adalah
dari daerah Jakarta. Ini mungkin
disebabkan oleh jumlah penduduk yang relatif besar, tingkat kebutuhan rekreasi yang tinggi, serta lokasi yang mudah dijangkau dari Jakarta, dan juga keterbatasan dari objek rekreasi yang sama. Berdasarkan sebaran daerah asal pengunjung, jumlah pengunjung dan jumlah penduduk, maka dapat diduga besarnya jumlah kunjungan per 1000 penduduk setiap daerah asal pengunjung seperti terlihat pada tabel diatas. Daerah Bogor mempunyai jumlah kunjungan per 1000 penduduk yang paling tinggi jika dibandingkan dengan daerah asal pengunjung lainnya. Tertinggi berikutnya yaitu daerah Depok, kemudian Jakarta dan seterusnya seperti terlihat dalam tabel sampai yang terkecil adalah daerah Sukabumi. Ini cukup beralasan karena di Sukabumi ada objek lain yang serupa yang jaraknya lebih dekat dari pada ke Kebun Raya Bogor/ LIPI. Berdasarkan data pada tabel diatas juga dapat diduga persamaan nilai manfaat rekreasi yang diperoleh dari analisis regresi antara jumlah pengunjung per 1000 penduduk dari masing-masing zona dengan biaya perjalanan rata-rata. Diperoleh persamaan sebagai berikut : Y=68,3-0,00156X
25
Untuk menduga kurva permintaan rekreasi dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI dilakukan dengan mensimulasikan beberapa harga karcis. Simulasi dilakukan mulai dari harga karcis sebesar nol rupiah sampai harga tertentu sehingga diperoleh tingkat kunjungan mencapai nol yang artinya tidak ada lagi pengunjung yang bersedia datang karena harga tiket yang diberlakukan dinilai terlalu mahal seperti terlihat dalam tabel 3. Persamaan penduga kurva permintaan yang digunakan dalam perhitungan adalah : Yi =68,3-0,00156(Xi+KM) Dimana : Yi = Laju Kunjungan (per 1000 penduduk) dari zona i Xi = Biaya perjalanan rata-rata dari zona i (Rp/hari orang kunjungan) KM = Tiket masuk (Rp/orang) Tabel 3. Hasil Pendugaan Jumlah Pengunjung per 1000 Penduduk pada berbagai Tingkat Harga Karcis di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. Harga Karcis (Rp) 0 2.500 5.000 7.500 10.000 12.500 15.000 17.500 20.000 22.500 25.000 27.500 30.000 I.
Jakarta
II.
Bogor
III.
Bekasi
IV.
Tangerang
V.
Depok
VI.
Sukabumi
Daerah Asal I
II 21,5 17,6 13,7 9,8 5,9 2,0 0 0 0 0 0 0 0
43,3 39,4 35,5 31,6 27,7 23,8 19,9 16,0 12,1 8,2 4,3 0,4 0
III 24,2 20,3 16,4 12,5 8,6 4,7 0,8 0 0 0 0 0 0
IV 36,0 32,1 28,2 24,3 20,4 16,5 12,6 8,7 4,8 0,9 0 0 0
V 30,1 26,2 22,3 18,4 14,5 10,6 6,7 2,8 0 0 0 0 0
VI 16,8 12,9 9,0 5,1 1,2 0 0 0 0 0 0 0 0
Total
171,9 148,5 125,1 101,7 78,3 57,6 39,9 27,5 16,9 9,1 4,3 0,4 0
26
Selanjutnya untuk menghitung banyaknya pengunjung pada berbagai tingkat harga karcis dari setiap zona, maka nilai yang didapat dari hasil perhitungan pada tabel 3 dikalikan dengan jumlah penduduk tiap zona kemudian dibagi 1000. Hasil perhitungan disajikan pada tabel 4 Tabel 4. Hasil Pendugaan Jumlah Pengunjung pada Berbagai Tingkat Harga Karcis dari Seluruh Zona di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. Harga
Daerah Asal
Karcis (Rp) 0 2.500 5.000 7.500 10.000 12.500 15.000 17.500 20.000 22.500 25.000 27.500 30.000
I 193.500 158.400 123.300 88.200 53.100 18.000 0 0 0 0 0 0 0
II
III
IV
202.175,6 183.982,6 165.789,6 147.596,6 129.403,5 111.210,5 93.017,6 74.824,6 56.631,6 38.438,6 20.245,5 2.052,5 0
92.495,0 77.559,2 62.623,3 47.687,5 32.751,6 17.815,8 2.879,9 0 0 0 0 0 0
115.225,6 102.745,6 90.265,6 77.785,6 65.305,6 52.825,6 40.345,6 27.865,6 15.385,6 2.905,6 0 0 0
V 39.839,5 34.674,2 29.508,8 24.343,4 19.178,1 14.012,7 8.847,3 3.681,9 0 0 0 0 0
VI 41.401,7 31.802,0 22.202,4 12.602,7 3.002,9 0 0 0 0 0 0 0 0
Total
684.637,4 589.163,5 493.689,6 398.215,7 302.741,8 213.864,6 145.090,4 106.372,1 72.017,2 41.344,2 20.245,5 2.052,5 0
Untuk menghitung surplus konsumen dilakukan analisa terhadap kurva permintaan rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. Surplus konsumen adalah selisih antara kesediaan membayar maksimum konsumen dengan pengeluaran aktual konsumen. Hasil analisa disajikan pada tabel 5.
27
Pendugaan Nilai Manfaat Rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI Berdasarkan Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Approach) Tabel 5. Analisis Nilai Manfaat Rekreasi Di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI
No
Harga Karcis (Rp) 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
0 2.500 5.000 7.500 10.000 12.500 15.000 17.500 20.000 22.500 25.000 27.500 30.000
Rata-rata Harga Karcis (Rp)
Jumlah Kunjungan (org/tahun)
Selisih Kunjungan
2 1.250 3.750 6.250 8.750 11.250 13.750 16.250 18.750 21.250 23.750 26.250 28.750 31.250
3 684.637 589.163 493.690 398.216 302.742 213.865 145.090 106.372 72.017 41.344 20.245 2.052 0
4 95.474 95.473 95.474 95.474 88.877 68.775 38.718 34.355 30.673 21.099 18.193 2.052 0
Hasil Penjualan Karcis (Rp/tahun) 5=1x3 0 1.472.907.500 2.468.450.000 2.986.620.000 3.027.420.000 2.673.312.500 2.176.350.000 1.861.510.000 1.440.340.000 930.240.000 506.125.000 56.430.000 0
Kesediaan Membayar Total
Selisih
6 6.817.786.250 6.698.443.750 6.340.420.000 5.743.707.500 4.908.310.000 4.027.786.250 3.440.153.750 3.407.698.750 1.689.463.750 1.037.662.500 536.561.250 58.995.000 0
7=2x4 119.342.500 358.023.750 596.712.500 835.397.500 999.866.250 945.656.250 629.167.500 644.156.250 651.801.250 501.101.250 477.566.250 58.995.000 0
Rata-Rata 8=6/3 9.958,2 11.369,4 12.842,9 14.423,6 16.212,8 18.833,3 23.710,5 32.035,7 23.459,2 25.098,3 26.503,4 28.750 0
Surplus Konsumen (Rp/tahun) 9=6-5 6.817.786.250 5.225.536.250 3.871.970.000 2.757.087.500 1.880.890.000 1.354.473.750 1.263.803.750 1.546.188.750 249.123.750 107.422.500 30.436.250 2.565.000 0
28
GRAFIK PERMINTAAN REKREASI
Harga Tiktet Masuk (Rp)
30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 0
20245
72017
145090
302742
493690
684637
Jumlah Kunjungan (Orang)
Gambar 1. Kurva Permintaan Manfaat Rekreasi di P.K.T. Kebun Raya Bogor/ LIPI Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai surplus konsumen berbanding terbalik dengan harga karcis masuk. Semakin tinggi harga karcis masuk, maka nilai surplus konsumen semakin menurun. Begitu pula sebaliknya. Surplus konsumen akan optimum pada saat harga karcis masuk sama dengan nol, yang berarti tidak ada penerimaan bagi pihak pengelola. Agar pihak pengelola mendapatkan penerimaan yang maksimum dan pengunjung juga tetap mendapatkan surplus konsumen maka harus ditentukan harga karcis optimum. Dengan diberlakukannya harga karcis masuk optimum, maka pihak pengelola akan memperoleh pendapatan yang maksimum. Dari tabel 5 analisis biaya manfaat rekreasi dengan menggunakan metode biaya perjalanan dapat diketahui bahwa dengan peningkatan harga karcis hingga harga karcis optimum, maka pendapatan yang diterima oleh pihak pengelola akan meningkat. Selisih pendapatan antara harga karcis yang berlaku sekarang dengan harga karcis optimum adalah Rp. 558.970.000. Namun peningkatan harga karcis masuk tersebut harus diimbangi dengan peningkatan sistem pengelolaan dan manajemen serta pelayanan yang baik serta perbaikan sarana dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung secara umum agar kepuasan yang dirasakan oleh pengunjung bertambah dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
29
Pihak pengelola akan mendapatkan penghasilan yang maksimum dari hasil penjualan harga karcis masuk yang opimum. Variable yang berpengaruh adalah jumlah pengunjung dan harga karcis masuk. Pada jumlah kunjungan yang lebih tinggi dari pada saat harga karcis optimum, jumlah penerimaan pihak pengelola masih lebih kecil dari pada saat harga karcis optimum karena harga karcis masuk yang diberlakukan lebih rendah. Demikian juga halnya jika harga karcis masuk lebih tinggi dari harga karcis optimum, penerimaan pihak pengelola juga lebih rendah. Hal ini disebabkan adanya penurunan jumlah kunjungan akibat harga karcis masuk yang relatif mahal. Apabila pihak pengelola akan menaikkan harga karcis, maka peningkatan harga karcis tersebut harus didukung dengan peningkatan pelayanan kepada pengunjung. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan fasilitas rekreasi, penataan kawasan yang lebih baik, peningkatan kualitas dan kuantitas dari sarana dan prasarana rekreasi yang mendukung, sehingga dapat menambah tingkat kepuasan pengunjung selama melakukan kegiatan rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. Karena jika peningkatan harga tiket masuk tidak diikuti dengan peningkatan pelayanan, maka pengunjung akan berkurang kesediaan membayarnya dan mencari tempat rekreasi lain yang dapat memberikan kepuasan yang lebih tinggi. Dari gambar 1 dapat disimpulkan bahwa pengunjung bersedia membayar karcis masuk sampai pada tingkat harga Rp. 27.500. Pada tingkat harga karcis Rp.30.000 tidak ada pengunjung yang datang berkunjung karena tidak memperoleh surplus dalam berekreasi, sedangkan pada tingkat harga karcis Rp. 0 pengunjung akan menikmati surplus konsumen sebesar daerah dibawah kurva permintaan atau sama dengan total willingness to pay dari pengunjung. Surplus pada harga Rp. 0 adalah surplus terbesar (Rp.6.817.786.250)
yang
dapat
dinikmati
oleh
pengunjung.
30
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN 1. Pengunjung yang datang ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/LIPI sebagian besar adalah wanita (67%). Selebihnya adalah laki-laki (33%). Pengunjung umumnya masih remaja dengan klasifikasi umur adalah : Usia <20 tahun sebanyak 47%; usia 20-40 tahun sebanyak 45% dan usia >40 tahun sebanyak 8%. Pada umumnya pengunjung yang datang berkunjung ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa. Pengunjung yang datang lebih banyak melakukan kunjungan secara berkelompok, dengan motivasi utama mereka adalah menikmati suasana untuk bersantai. 2. Komposisi pengunjung yang datang berdasarkan daerah asal pengunjung dari hasil penelitian mulai dari persentase pengunjung yang paling banyak adalah Jakarta (37%), Bogor (30%), Bekasi (14%), Tangerang (9%), Depok (8%), Sukabumi (2%). Jumlah kunjungan tahun 2006 diduga dengan menggunakan metode trend kuadrat terkecil adalah sebanyak 772.338 orang kunjungan. 3. Berdasarkan metode biaya perjalanan, dapat diketahui persamaan permintaan rekreasi ke Pusat konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor / LIPI adalah : Y=68,3-0,00156X. Koefisien regresi yang negatif menunjukkan bahwa semakin besar biaya perjalanan rata-rata (X) akan mengakibatkan jumlah kunjungan per 1000 penduduk untuk masing-masing daerah asal pengunjung (Y) semakin berkurang. 4. Pada saat harga karcis Rp. 0, diduga jumlah kunjungan per tahun sebesar 684.637 orang dan nilai manfaat rekreasi yang juga merupakan surplus konsumen
yang
dapat
dinikmati
pengunjung
yaitu
sebesar
6.817.786.250/tahun dengan nilai kesediaan membayar rata-rata dari pengunjung adalah sebesar Rp. 9.958/orang. Pada tingkat harga karcis yang diberlakukan sekarang (Rp. 5000) jumlah kunjungan pertahun diperkirakan sebanyak 493.690 orang. Penerimaan bagi pihak pengelola dari penjualan karcis masuk selama satu tahun adalah sebesar Rp. 2.468.450.000. Nilai manfaat rekreasi untuk sekali kunjungan adalah Rp. 6.340.420.000 atau rata-
rata kesediaaan membayar dari pengunjung adalah Rp. 12.843. Surplus konsumen yang dapat dinikmati pengunjung adalah sebesar Rp. 3.871.970.000 atau sebesar Rp.7.843 untuk setiap pengunjung. Penerimaan pihak pengelola akan maksimum pada saat diberlakukan harga karcis optimum. Harga karcis optimum adalah sebesar Rp. 10.000/pengunjung dengan perkiraan jumlah pengunjung sebesar 302.742 orang dan akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp. 3.027.420.000. Besarnya nilai manfaat rekreasi adalah Rp. 4.908.310.000 atau rata-rata kesediaan membayar setiap pengunjung Rp. 16.200 dan surplus konsumen sebesar Rp. 1.880.890.000 atau sebesar Rp.6.200 per pengunjung. Harga karcis ini masih terjangkau oleh pengunjung karena masih dibawah kesediaan membayar rata-rata dari pengunjung dari harga karcis yang diberlakukan sekarang (Rp. 5000/orang) yaitu sebesar Rp. 12.843/ orang. SARAN Dari hasil yang diperoleh maka saran yang dapat diberikan adalah : 1. Perlu ada peningkatan fasilitas pelayanan terhadap pengunjung mengingat kecenderungan jumlah pengunjung yang terus menerus mengalami penurunan. 2. Untuk memperoleh penerimaan maksimum dari penjualan karcis masuk maka sebaiknya pihak pengelola memberlakukan harga karcis optimum. Namun peningkatan harga karcis tersebut harus didukung dengan perbaikan sarana dan prasarana dengan tetap memperhatikan kelestarian Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI. 3. Aspek promosi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/ LIPI perlu ditingkatkan lagi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1983. Pokok-pokok Pemikiran Program Pengembangan Wisata Alam Dalam Pelita V. Direktorat PPA. Bogor. Anonim. 1992. Info Pariwisata Jaya. Koperasi Sapta Pesona Kanwil V Deparpostel DKI Jakarta. Brockman, C.F. dan L.C.Merriem. 1979. Reclational Use of Wild Land. McGray Hill Book Co. New York. Buletin Penelitian Hutan No. 642/ 2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Clawson, M. dan J.L.Knetsch. 1966. Economic of Outdoor Recreation. John Hopkins Press. Baltimore. Daryadi, Loekito et al. 2002. Konseravasi Lanskap. Indonesia Zoological Park’s Assocoation. Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta. Douglas, W.R. 1969. Forest Recreation. Pergamon Press. New York. Duerr, W. A. et al. 1979. Forest Resource Management Decision Making Principles and Cases. Saunders Company. Philadelpia. Barry, F. C. 2001. Natural Resources Economics an Introduction. Mc Graw Hill Book Company, New York. Hutabarak. 1982. Pengembangan Objek Wisata Alam dan Pembinaan Citra Alam. Balai Konservasi Sumber Daya Alam VI. Palu. Melati, M. 2002. Studi Permintaan Terhadap Manfaat Rekreasi Alam di Wana Wisata Curug Nangka, KPH Bogor, BKPH Bogor. Bogor. Sihite, R. 2000. Tourism Industri. SIC, Surabaya. Subarna, A. 2003 Kebun Raya Bogor. Bogor. Sudjana. 1983. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Penerbit Tarsito. Bandung. Yoety, O. A. 1990. Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa. Bandung. .
LAMPIRAN
Lampiran I. Daftar Pertanyaan Pengunjung Rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor / LIPI.
JURUSAN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN IPB .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Dengan hormat, Dalam rangka penelitian untuk menyelesaikan studi kami tentang Karakteristik Pengunjung untuk Menduga Permintaan Manfaat Rekreasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/LIPI, kami memerlukan data dari Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sekalian. Untuk itu diharapkan sekali Bapak/Ibu/Saudara/Saudari mengisi data yang ditanyakan pada lembar pertanyaan ini dengan baik, benar dan jelas. Data yang diberikan dijamin kerahasiaannya. Pertanyaan yang tidak dipahami atau menimbulkan keraguan dapat ditanyakan langsung pada kami atau petugas. Terima kasih atas partisipasinya pada kegiatan ini.
Hormat Kami, Nama: Yusuf Ibrahim NRP: E14102033 Mhs. Jur. MNH Fak. Kehutanan IPB
35
DAFTAR PERTANYAAN KARAKTERISTIK PENGUNJUNG PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR/ LIPI Tanggal :
A. Data Pribadi Responden 1. Nomor responden
: ..........................................................
2. Jenis kelamin
: ..........................(Laki- laki / wanita)
3. Umur
: ...................................................Thn.
4. Pendidikan tertinggi
: ............(Lulus SD/ SLTP/SLTA/PT)
5. Status perkawinan
: .........................(Belum/sudah nikah)
6. Jumlah anggota keluarga
: ...................................................jiwa.
B. Data Pendapatan Responden 1. Dari pekerjaan pokok
: Rp......................................................
2. Dari pekerjaan sambilan
: Rp......................................................
3. Pendapatan dari lain-lain
: Rp......................................................
Total pendapatan per bulan
: Rp......................................................
C. Data Pekerjaan 1. Pegawai negeri (gol.......) 2. ABRI (pangkat........) 3. Pegawai swasta 4. Wiraswasta 5. Pedagang 6. Petani 7. ....................................................................................................................... D. Data Tempat Tinggal 1. Propinsi
: ........................................................
2. Kabupaten
: ........................................................
3. Kecamatan
: ........................................................
4. Kelurahan/desa
: ........................................................
5. Jarak
ke
Bogor/LIPI
Pusat
Konservasi
Tumbuhan
Kebun
Raya
: ...................................................km.
36
E. Tujuan Kunjungan Daya tarik Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor / LIPI sehingga anda berekreasi di objek wisata alam ini (pilihan bisa lebih dari satu) : 1. Pemandangan lepas dan beragam 2. Keserasian objek 3. Suasana santai 4. Keindahan lingkungan 5. Nilai kebudayaan 6. Nilai pengetahuan 7. Nilai pengobatan 8. Nilai kepercayaan 9. Geologi 10. Flora 11. Fauna 12. Air 13. Gejala alam 14. Alasan lain F. Frekuensi Kunjungan Berapa kali rekreasi ke lokasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor / LIPI anda rencanakan selama tahun ini : ....................................................kali G. Data Biaya Rekreasi Alam 1. Biaya persiapan melakukan kegiatan rekreasi alam : a. ..............................................................Rp ................................................ b. ..............................................................Rp ................................................ c. ..............................................................Rp ................................................ 2. Biaya perjalanan 2.1. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi, biaya transportasi yang anda keluarkan untuk melakukan perjalanan dari tempat tinggal anda ke tempat ini pulang pergi, terdiri dari : a. bahan bakar
Rp. ....................................................
b. bayar supir
Rp. ....................................................
c. ongkos parkir
Rp. ....................................................
37
d. pelumas
Rp. .....................................................
e. biaya perbaikan
Rp. .....................................................
f. biaya lainnya
Rp. .....................................................
2.2. Jika menggunakan kendaraan umum, besarnya biaya transportasi yang anda keluarkan
Rp. .....................................................
2.3. Jika menggunakan kendaraan sewa berapa ongkos sewa yang anda keluarkan untuk pulang pergi
Rp. ...................... ..............................
Biaya selama berada dilokasi rekreasi : a. Biaya konsumsi : - makanan pokok
Rp. .....................................................
- makanan ringan/snack
Rp. .....................................................
- minuman
Rp. .....................................................
- buah-buahan
Rp. .....................................................
- rokok
Rp.......................................................
- obat-obatan
Rp. .....................................................
b. Jika anda tidak melakukan rekreasi, berapa biaya konsumsi yang anda keluarkan sehari-hari.
Rp. ....................................................
c. Jika anda melakukan kegiatan dokumentasi, berapa biaya yang anda keluarkan untuk : - beli batu baterai
Rp. .....................................................
- cuci cetak
Rp. .....................................................
- beli film
Rp. .....................................................
38
Lampiran 2. Pengolahan Data dan Analisis Regresi Persamaan Penduga Tingkat Kunjungan Tahun 2006 di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/LIPI No 1 2 3 4 5
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005
t1 1 2 3 4 5
Kunjungan (Ki) 1023177 1106423 990781 781358 816769
The regression equation is Kunjungan (Ki) = 1165066 - 73788 t1 Predictor Constant t1 S = 87620
Coef 1165066 -73788
SE Coef 91896 27708
R-Sq = 70.3%
T 12.68 -2.66
P 0.001 0.076
R-Sq(adj) = 60.4%
Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total
DF SS MS 1 54446837016 54446837016 3 23031555515 7677185172 4 77478392531
F 7.09
P 0.076
Dari persamaan tersebut diatas, maka dapat diduga tingkat kunjungan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/LIPI tahun 2006 adalah : Ki =1165066-73788ti =1165066-73788 (6) =722.338 orang kunjungan
39
Lampiran 3. Analisis Regresi Permintaan Manfaat Rekreasi Terhadap Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor/LIPI
oNo 1 2 3 4 5 6
Jumlah Kunjungan per 1000 Penduduk Y
Daerah Asal Pengunjung Jakarta Bogor Bekasi Tangerang Depok Sukabumi
30 46 26 20 44 6
Biaya Perjalanan Rata-Rata (Rp) X 30000 16000 28300 20700 24500 33000
The regression equation is Y = 68.3 - 0.00156 X Predictor Constant X
Coef 68.33 -0.0015603
S = 12.75
SE Coef 23.57 0.0009045
R-Sq = 42.7%
T 2.90 -1.73
P 0.044 0.160
R-Sq(adj) = 28.3%
Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total
DF 1 4 5
SS 483.5 649.8 1133.3
MS 483.5 162.5
F 2.98
P 0.160
40
Lampiran 5.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Zona Bekasi Bekasi Bekasi Tangerang Jakarta Bekasi Bogor Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Bogor Bogor Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Bogor Bogor Bogor Bekasi Bekasi Jakarta Bogor Bogor Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Bekasi Bekasi
Data Biaya Perjalanan Rekreasi Responden Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor / LIPI Biaya Perjalanan 24000 27600 28500 20000 23150 26600 26000 19500 18625 35000 20500 19000 31000 31000 32950 34000 19250 23000 13000 14000 !3000 28950 16000 19000 14000 23000 22000 18300 23000 20000 24500 28000 28000 30000
No 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
Zona Bekasi Jakarta Jakarta Jakarta Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Tangerang Tangerang Depok Bogor Bogor Bogor Jakarta Jakarta Jakarta Depok Depok Tanggerang Tanggerang Jakarta Tanggerang Tanggerang Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Jakarta Jakarta Jakarta
Biaya Perjalanan 26500 16000 18000 22000 15000 12000 13000 10500 6000 8000 25000 21000 26000 20000 14000 8000 25000 32500 23000 31000 31000 18000 16000 17000 30500 20000 15000 17000 17000 15000 12000 46000 43000 50000
No 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
Zona Bekasi Bekasi Depok Depok Sukabumi Depok Bogor Bogor Bogor Bekasi Bekasi Depok Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Bogor Bogor Sukabumi Jakarta Bekasi Jakarta Bogor Bogor Bogor Tanggerang Tanggerang Depok Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
Biaya Perjalanan 55000 25000 18000 20000 30000 22000 22000 15000 13500 38000 28000 25000 50000 57000 55000 20000 10000 12000 36000 43000 27000 40000 15000 17000 8000 20000 16000 23000 21400 48000 51000 45000
Keterangan : Biaya Perjalanan rata-rata = Jumlah biaya rekreasi responden Jumlah responden tiap zona
Jakarta = 1113375/37 = 30000 Bogor = 481250/30 = 16000 Tanggerang = 186500/9 = 20700 Bekasi = 397200/14 = 28300 Depok = 196000/8 = 24500 Sukabumi = 66000/2 = 33000 Jumlah Responden yang diambil dalam Penelitian adalah sebanyak 100 responden yang berasal dari dua kelas stratifikasi yaitu stratum hari kerja dan stratum hari libur
44