PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL, DAN LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Ibrahim Esandika NIM:1112082000013
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL, DAN LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Ibrahim Esandika NIM:1112082000013
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M ii
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL DAN LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Ibrahim Esandika NIM: 1112082000013
Di Bawah Bimbingan Pembimbing
Yulianti, SE.,M.Si. NIP.19820318 201101 2 011
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini selasa 9 agustus 2016 telah dilaksanakan ujian komprehensif atas mahasiswa/i: 1. Nama
: Ibrahim Esandika
2. NIM
: 1112082000013
3. Jurusan
: Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit Effort,Absolute Leve of Total Accrual, dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi Setelah mencermati bersangkutan selama mahasiswa/i tersebut melanjutkan ke tahap gelar sarjana ekonomi Hidayattullah Jakarta.
dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang proses ujian komprehensif, maka dipastikan bahwa di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperole h pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif
Jakarta, 9 Agustus 2016 1. Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc. NIP: -
2. Husnul Khotimah,SE.,MS.AK NIP: -
(____________) Penguji 2
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Kamis, 20 Oktober 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i: 1. 2. 3. 4.
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: : : :
Ibrahim Esandika 1112082000013 Akuntansi Pengaruh Sistem Pengendalian Interna, Audit Efforrt, Absolute Level of Total Accrual, dan Leverage Terhadap Audit Delay Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa /i tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Oktober 2016 1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA NIP: 19760924 200604 2 002
(_________________) Ketua
2. Yulianti, SE., M.Si NIP: 19820318 201101 2 011
(_________________) Sekretaris
3. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA NIP: 19740928 200801 2 004
(_________________) Penguji Ahli
4. Yulianti, SE., M.Si NIP: 19820318 201101 2 011
(__________________) Pembimbing I v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM
: ::
: Ibrahim Esandika : 1112082000013
Jurusan
:
: Akuntansi
Fakultas
:
: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, September 2016 Yang Menyatakan,
(Ibrahim Esandika)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Ibrahim Esandika
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 16 Maret 1995
3. Alamat
: Jl. Kalimulya, RT 01 RW 03, Depok, Cilodong
II.
4. Telepon
: 087885365845
5. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD Islam Amarlilis
Tahun 2000-2006
2. SMP Bintara
Tahun 2006-2009
3. SMA Bintara
Tahun 2009-2012
4. S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III.
PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota Rohis SMA Bintara
IV.
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Djoko Wiyono
2. Ibu
: Wawaimuli Arozal vii
Tahun 2012-2017
3. Anak ke-
: pertama dari dua bersaudara
viii
THE INFLUENCE OF INTERNAL CONTROL SYSTEM, AUDIT EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL, AND LEVERAGE ON AUDIT DELAY WITH COMPANY SIZE AS MODERATING VARIABLE ABSTRACT The purpose of this research was found evidences regarding the influence of internal control system, audit effort, absolute level of total accrual and leverage on audit delay. This also examined whether the company size can make strong or weak the influence of internal control system, audit effort, absolute level of total accrual and leverage on audit delay. The sample of this research used manufacture industry which listed in Indonesia Stock Exchange during 2013-2015 period. The number of manufacture industries were consisted of 137 companies with 3 years observation. This research based on purposive sampling method. The total of research samples are 147 financial statements. Hypothesis in this research are tested by multiple regression analysis and MRA (Moderated Regression Analysis). The results of this research indicated that internal control system, absolute level of total accrual and leverage did not give influence to audit delay. Audit effort give influence to audit delay. This research did not found envidence that interaction between internal control system and company size gave influence to audit delay as well as the interaction between absolute level of total accrual and company size did not give influence to audit delay, and the interaction between leverage and company size did not give influence to audit delay. This reasearch did found envidence that interaction between audit effort and company size gave influence to audit delay. Keyword: Internal Control System, Audit effort, Absolute Level of Total Accrual, Leverage, Audit Delay, Company Size
ix
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL DAN LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti mengenai pengaruh sistem pengendalian internal, audit effort, absolute level of total accrual dan leverage terhadap audit delay. Penelitian ini juga menguji apakah ukuran perusahaan dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh sistem pengendalian internal, audit effort, absolute level of total accrual dan leverage terhadap audit delay. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015. Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel penelitian adalah 137 perusahaan dengan pengamatan selama 3 tahun. Penelitian ini berdasarkan purposive sampling. Total sampel penelitian ini adalah 147 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitia n ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dan MRA (Moderated Regression Analysis). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem pengendalian interna l, absolute level of total accrual dan leverage tidak berpengaruh terhadap audit delay. Audit effort berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian ini tidak menemuka n bukti bahwa interaksi antara sistem pengendalian internal dengan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay sama halnya dengan interaksi antara absolute level of total accrual dengan ukuran perusahaan terhadap audit delay, dan interaksi antara leverage dengan ukuran perusahaan terhadap audit delay. Penelitia n ini menemukan bukti mengenai interaksi antara audit effort dengan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Kata kunci : sistem pengendalian internal, audit effort, absolute level of total Accrual, leverage, audit delay, ukuran perusahaan
x
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal , Audit Effort, Absolute Level Of Total Accrual dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderasi” dengan lancar. Shalwat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, teladan bagi setiap manusia di bumi Allah. Skripsi ini merupakan tugas yang diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu tersusunnya skripsi ini terutama kepada: 1.
Kedua orang tua (Mami dan Bapak) yang selalu mendukung penulis dalam hal pendidikan.
2.
Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Yessy Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Ibu Yulianti, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangka n waktu, serta dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skrispsi ini.
6.
Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
7.
Teman-teman Forum Komunikasi Akuntansi (Forkast) 2012 yang banyak memberikan pelajaran berharga terhadap penulis. xi
8.
Teman-teman KKN Bebas yang telah bersamasama melewati sebulan KKN penuh kebersamaan.
9.
Teman-teman sahabat selama di kampus. Terima kasih atas setiap waktu terbaik yang pernah kita lewati. Semoga Allah memberikan satu jalan kepada kita, jalan kesuksesan. Akhir kata, penulis sadar bahwa skripsi ini masih perlu banyak saran dan
masukan yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Depok, September 2016
Ibrahim Esandika
xii
DAFTAR ISI COVER COVER DALAM ................................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... iv LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI......................................................v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................ viii ABSTRACT ............................................................................................................ ix ABSTRAK...............................................................................................................x KATA PENGANTAR .......................................................................................... xii DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiiii DAFTAR TABEL................................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................................ 11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 14 A. Teori yang berkenaan dengan variabel yag diambil ............................... 14 1. Teori Agensi (Agency Theory) ......................................................... 14 2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ..................................................... 15 3. Audit Delay ...................................................................................... 16 4. Sistem Pengendalian Internal........................................................... 17 5. Audit Effort........................................................................................ 20 6. Absolute Level of Total Accrual....................................................... 21 7. Leverage........................................................................................... 23 8. Ukuran Perusahaan .......................................................................... 24 B. Hasil- Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................ 26 xiii
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 30 D. Perumusan Hipotesis............................................................................... 31 1. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Audit Delay........ 31 2. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay ................................... 31 3. Pengaruh absolute level of total accrual terhadap audit delay ........ 32 4. Pengaruh leverage terhadap audit delay .......................................... 33 5. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal dengan Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagi Moderasi ............................................... 34 6. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi.............................................................................. 35 7. Pengaruh Absolute Level of Total Accrual terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi................................. 36 8. Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi.............................................................................. 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 39 A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 39 B. Metode Penentuan Sampel...................................................................... 39 C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 40 D. Metode Analisis Data.............................................................................. 41 1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................. 41 2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 41 3. Koefisien Determinasi (Adj R2 ) ....................................................... 44 4. Uji Hipotesis .................................................................................... 44 5. Moderated Regression Analysis (MRA).......................................... 45 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................................ 47 1. Variabel Bebas ................................................................................. 47 2. Variabel Terikat ............................................................................... 49 3. Variabel Pemoderasi ........................................................................ 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 54 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 54 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................................ 55 xiv
1. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 55 2. Hasil Statistik Deskriptif .................................................................. 62 3. Hasil Koefisien Determinasi (R2 ) .................................................... 64 4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 77 A. Kesimpulan ............................................................................................. 77 B. Saran........................................................................................................ 78 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79 LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 83
xv
DAFTAR TABEL Tabel 1. 1 Jumlah Perusahaan Terdaftar di BEI yang terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Periode 2010-2014..................................................4 Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu............................................................26 Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel......................................51 Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian.....................................................54 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov dengan 312 Sampel...........56 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov........................57 Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoloniaritas dengan Uji VIF............................................59 Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskesdasitas dengan Uji Glejser.....................................60 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi:Run Test.............................................................62 Tabel 4.7 Statatistik Deskriptif...............................................................................63 Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi..................................................................65 Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Individual : Uji t.................................................66
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran...............................................................30 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan grafik Histogram..................................58 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot...................................................58 Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskesdasitas dengan grafik Scatterplot.......................61
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Perusahaan Maufaktur yang Menjadi Sampel..........................84 Lampiran 2 Hasil Perhitungan................................................................................86 Lampiran 3 Hasil Output SPSS.............................................................................100
xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak luar. Menurut Baridwan (2004: 17), laporan keuangan adalah ringkasan proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Tujuan laporan keuangan adalah sebagai media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis mengenai kinerja keuangan perusahaan, perubahan posisi keuangan, arus kas serta sumber daya yang dimiliki perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan terhadap informasi tersebut. Laporan keuangan sebaiknya
dibuat
dan
dipublikasikan
sesegera
mungkin
agar
tidak
mempengaruhi kapasitasnya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan para pemakainya. Perusahaan diharapkan untuk tidak menunda penyajia n laporan keuangan yang dapat menyebabkan manfaat informasi disajikan menjadi berkurang (Sa’adah, 2013). Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit (timeliness) merupakan syarat utama bagi peningkatan harga pasar saham perusahaan-perusahaan go public. Timeliness adalah karakteristik yang penting dalam sistem informasi akuntansi, karena ketepatan waktu penyampaia n laporan mengacu pada informasi yang lebih berguna untuk pengambilan 1
keputusan. Audit delay dapat mempengaruhi ketepatan waktu informas i laporan keuangan dikeluarkan (Asthon, 1987). Maka dari itu audit delay merupakan determinan yang penting dalam penelitian yang berhubunga n dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan atau timeliness (Givoly dan Palmon, 1982). Ketepatan waktu penyampaian laporan keuagan merupakan bagaian terpenting dalam fungsi dari capital market, selain itu dapat mengurangi asimetri informasi dan mempertajam pengambilan keputusan yang lebih efektif. Menurut Givoly dan Palmon (1982) Informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat dan tepat waktu. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Regulator memanda ng Perlu menentukan suatu regulasi yang mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan yang harus dipenuhi oleh setiap emiten (Wirakusuma, 2004). Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap masyarakat, khususnya investor dan calon investor perusahaan yang terdaftar di BEI wajib menerbitka n laporan leuangan pada setiap akhir periode akuntansi. Proses audit yang dilakukan untuk perusahaan - perusahaan yang go public tidaklah mudah, karena dibutuhkan waktu yang lama, sehingga menyebabkan pengumuma n laporan keuangan menjadi tertunda. Dalam pelaksanaannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Hal ini 2
menjadi tanggung jawab yang besar untuk auditor agar bekerja secara lebih profesional sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik, karena auditor harus memberikan opini atas laporan keuangan tersebut (Mulyadi, 2006). Semakin cepat informasi laporan keuangan dipublikasikan ke publik, maka informasi tersebut semakin bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Dan sebaliknya, jika terdapat penundaan yang tidak semestinya, maka informas i yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan suatu keputusan. Oleh karena itu, informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputus a n ekonomi (Baridwan, 2011). Berkaitan dengan ketepatan waktu publikas i laporan
keuangan
tersebut,
Bursa Efek
Indonesia
(BEI) mewajibka n
perusahaan-perusahaan yang terdaftar untuk menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik dalam waktu selambatlambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampira n Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-346/BL/2011 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten dan Perusahaan Publik. Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit disebut sebagai audit delay (Lawrence
dan Bryan,
1998). BAPEPAM
mengenakan
sanksi
keterlambatan kepada emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil audit berupa denda sebesar Rp 1.000.000 per hari dihitung sejak tanggal jatuh tempo 3
yaitu pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Denda maksimal yang dikenakan untuk emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil audit adalah Rp 500.000.000, ketentuan ini diatur sesuai dengan UU R.I No.8/1995 Bab XIV pasal 102 dan diperjelas dalam PP.No.45/1995 Bab XII pasal 63. Namun pada kenyataannya, banyak emiten yang terdaftar di BEI tidak mampu tepat waktu dalam publikasi laporan keuangannya. Tabel 1. 1 Jumlah Perusahaan Terdaftar di BEI yang terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Periode 2010-2014 Tahun
Jumlah perusahaan
Persentase
2010 2011
100 92
8 % (menurun)
2012
126
36,96 % (meningkat)
2013
162
28,57 %(meningkat)
2014
143
11,73 % (menurun)
Sumber : BEI (2015) Tabel 1.1 menunjukkan jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI yang terlambat menyampaikan laporan keuangan pada tahun 2010 berjumlah 100 perusahaan. Pada tahun 2011 terjadi penurunan menjadi 92 perusahaan (turun sebanyak 8 persen). Selanjutnya pada tahun 2012 perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan meningkat kembali menjadi 126 perusahaan (naik sebanyak 36,96 persen). Pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 162 (naik sebanyak 28,57 persen). Terakhir, pada tahun 2014 menurun menjadi 143 (turun sebanyak 11,73 persen). Hal ini dikarenakan adanya berbagai faktor yang diduga mempengaruhi penyampaian laporan keuangan pada suatu perusahaan. Untuk mendapatkan laporan akuntan alam rangka audit atas laporan keuangan, diperlukan proses audit dengan jangka waktu yang berakibat adanya 4
audit delay. Lamanya proses penyelesaian audit ini dapat mempengar uhi ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada BAPEPAM. Rentan waktu penyelesaia n pelaksanaan audit atas laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan. Lamanya waktu penyelesaian audit dihitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tangga l diterbitkannya laporan audit disebut audit delay (Dyer & McHugh, 1975). Menurut Lawrence dan Bryan (1998) mendefinisikan audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Sedangkan Menurut Ashton et al. (1987) audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi audit delay. Dalam penelitian Sa’adah (2013) salah satu faktor yang mempengaruhi audit delay adalah sistem pengendalian internal. Sistem pengendalian internal adalah prosedur yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak mengena i pencapaian tujuan manajemen yang terdiri atas reliabilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan ketaatan pada ketentuan hukum dan peraturan (Arens, 2015). UU Sarbanes- Oxley Section 404, auditor diharuska n untuk memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Atestasi merupakan jasa assurance dimana
KAP 5
mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Atestasi berupa audit atas laporan keuangan dan atestasi mengena i pengendalian
internal
atas pelaporan keuangan.
Atestasi menghasilk a n
pendapat opini yang dikeluarkan auditor atas efektivitas pengendalian interna l. Efektivitas pengendalian internal dapat dilihat dari opini audit yang diterima oleh perusahaan. Perusahaan yang pengendalian internalnya efektif menerima opini wajar tanpa pengecualian dan perusahaan pengendalian internalnya kurang efektif menerima opini selain wajar tanpa pengecualian. Perusahaan yang memiliki sistem pengendalian internal yang baik dapat mengurangi kesalahan dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan, sehingga
memudahkan
auditor
dalam melakukan
pengauditan
laporan
keuangan. Lemahnya pengendalian internal memberikan dampak audit delay yang semakin lama karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari bahan bukti yang lengkap dan kompleks untuk mendukung opininya (Sa’adah, 2013). Semakin banyak hari yang dihabiskan oleh seorang auditor menamba h panjang rentan waktu penyampaian laporan hasil audit yang berujung pada audit delay. Beberapa faktor yang terindikasi menambah panjang hari yang dihabiskan auditor dalam mengaudit sustu entitas, diantaranya adalah audit effort. Menurut penelitian Vuko dan Marko (2014) audit effort diartikan sebagai lamanya waktu yang diperlukan tim audit dalam menyelesaikan pekerjaanya. Lamanya waktu tersebut banyak dipengaruhi oleh perencanaan audit yang direncanakan pada awal kesepakatan ikatan kerja oleh klien. Semakin besar 6
suatu perusahaan maka semakin rumit dan panjang waktu yang dibutuhkan oleh seorang audit dalam menyelesaikan
tugasnya dengan kata lain ukuran
perusahaan menentukan seberapa besar audit effort yang akan dihasilk a n (O’Keefe et al., 1994; Palmrose, 1989). Salah satu pertimbangan
dalam tugas audit oleh auditor dalam
mengaudit suatu entitas adalah risiko audit yang akan dihadapi selama proses pelaksanaan audit berlangsung. Variabel yang cocok untuk mengukur resiko audit adalah Absolute Level of Total Accrual (Vuko dan Marko, 2014). Total akrual mencerminkan resiko audit yang terdapat pada suatu entitas atau perusahaan .Argumentasi yang muncul dalam penelitan Francis dan Krishnan (1999) mengatakan bahwa semakin besar total akrual yang ada maka ancaman yang tidak menentu mengenai resiko audit akan semakin besar. Total akrual dapat dihasil dari selisih dari net income dengan operating cash flow lalu hasil dari pengurangan tersebut dibagi oleh total aset yang ada, maka Absolute Level of Total Accrual akan didapat. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar aset yang dimiliki dan semakin besar pula total akrual yang akan dihasilkan. Aset yang dimaksud adalah aset yang tidak terdeteksi yang dimilik i oleh entitas. Besarnya total akrual yang dimiliki perusahaan berpengaruh terhadap banyaknya aset yang tidak terdeteksi tersebut dan menimbulk a n masalah going concern (Vuko dan Marko, 2014). Penelitian yang dilakukan Carslaw dan Kaplan (1991); Bamber et al. (1993) mengemukakan bahwa leverage berpengaruh terhadap audit delay. Menurut Febrianty (2011) rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan 7
dalam memenuhi liabilitasnya. Terdapat beberapa cara untuk menghitung rasio leverage, dalam penelitian ini peneliti menggunakan total debt to assets sebagai acuan dalam menghitung rasio leverage karena terdapat hubungan antara kondisi keuangan perusahaan dengan tindakan manajemen. Manajer cenderung menggunakan manajemen laba dalam mengatasi kondisi keuangan perusahaan yang memburuk. Hal dapat menambah rentan waktu yang ada dalam audit delay (Jörg-Markus Hitz et al., 2013). Dari
beberapa
penelitian
yang
telah
dilakukan
sebelumnya,
menunjukkan hasil yang tidak konsisten antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay. Oleh karena itu, diduga ada variabel yang memoderas i pengaruh faktor- faktor tersebut terhadap audit delay. Menurut Sembiring (2012), ukuran perusahaan diduga moderasi karena besar kecilnya ukuran perusahaan sangat mempengaruhi keputusan manajemen dalam menjalank a n kegiatan operasionalnya,
sehingga
perusahaan bisa menentukan
tingkat
seberapa mudah perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan yang mempunyai aset lebih besar cenderung lebih bebas melakukan kebijakan apapun. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksita s operasional, variabilitas, dan intensitas transaksi perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan kepada publik. Ukuran perusahaan mencerminkan
perusahaan
tersebut agar dapat berkompetisi dengan pesaingnya karena memiliki aktiva atau aset yang lebih besar. Di samping itu, ukuran perusahaan juga berpengaruh terhadap alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fee), 8
sehingga perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki audit delay yang lebih pendek bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil. Menurut Dyer dan McHugh (1975) mengenai ukuran perusahaan, perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Pengaruh ini ditunjukk a n dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena manajemen perusahaan berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan- perusahaan tersebut dimonito r secara ketat oleh investor dan pemerintah. Pada penelitian Ashton et al. (1987) dan Pourali, et al. (2013), Khalatbari,
et al. (2013) menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap audit delay. Sementara itu menurut hasil penelitia n Lianto dan Budi (2010) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dengan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa, semakin besar ukuran perusahaan berarti memiliki waktu tunda audit yang sangat pendek atau dapat dikatakan memiliki tingkat ketepatan waktu yang tinggi dalam menyampaikan laporan keuangan kepada publik. Dalam penelitian Putra dan I Made (2016) menggunakan variabel ukuran
perusahaan
sebagai variabel
moderasi
dengan
opini
auditor, 9
profitabilitas,
dan debt equity to ratio sebagi variabel independen untuk
menguji pengaruh terhadap audit delay menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan memederasi pengaruh opini auditor tetapi tidak memoderas i profitabilitas dan debt equity to ratio. Sedangkan dalam penelitian Made dan Gede (2016) menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh opini auditor terhadap audit delay. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian oleh Vuko dan Marko (2014) dengan tujuan untuk mempertegas hasil dari penelitia n sebelumnya dengan rancangan yang berbeda. Perbedaan yang signifik a n terhadap penelitian sebelumnya
terdapat pada komposisi variabel. Pada
penelitian ini menggabungkan beberapa unsur dari variabel penelitian lain. Variabel company size atau ukuran perusahaan yang sebelumnya merupakan variabel independen menjadi variabel moderasi. Variabel moderasi ini juga digunakan dalam peneletian milik Putra dan I Made (2016), dan Miradhi dan Gede (2016), selain itu terdapat variabel sistem pengendalian internal sebagai variabel indenpenden yang diambil dari penelitian milik Sa’adah (2013). Berdasarkan latar belakang dan hasil dari penelitian sebelumnya yang menunjukan hasil yang berbeda sehingga menarik untuk membuat penelitia n yang sama dengan data yang berbeda dan penambahan variabel moderasi. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit Effort, Absolute Level of Total Accrual, dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderasi” 10
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap audit delay ? 2. Apakah audit effort berpengaruh terhadap audit delay ? 3. Apakah absolute level of total accrual berpengaruh terhadap audit delay ? 4. Apakah leverage berpengaruh terhadap audit delay ? 5. Apakah ukuran perusahaan perusahaan memoderasi pengaruh sistem pengendalian internal terhadap audit delay ? 6. Apakah ukuran perusahaan memoderasi pengaruh audit effort terhadap audit delay ? 7. Apakah ukuran perushaan memoderasi pengaruh abslute level of total accrual terhadap audit delay ? 8. Apakah ukuran perusahaan memoderasi pengaruh leverage terhadap audit delay ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian internal terhadap audit delay b. Untuk mengetahui pengaruh audit effort terhadap audit delay 11
c. Untuk mengetahui pengaruh absolute level of total accrual terhadap audit delay d. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap audit delay e. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap
pengaruh
sistem pengendalian internal terhadap audit delay f.
Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh audit effort terhadap audit delay
g. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh absolute level of total accrual terhadap audit delay h. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh leverage terhadap audit delay 2. Manfaat Penelitian a. Kontribusi Teoritis 1) Memberikan pengetahuan tambahan secara lebih mendalam tentang ilmu pengauditan, secara khusus terkait wawasan tentang audit delay. 2) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya. b. Kontribusi Praktis 1) Memberikan informasi kepada perusahaan untuk melihat fenomena audit delay di dalam sebuah unit perusahaan. 2) Memicu perusahaan untuk lebih mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay sehingga dapat menyajikan laporan 12
keuangan secara tepat waktu karena perusahaan keuangan cenderung lebih ketat diawasi oleh para investor dan institusi lain.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori yang berkenaan dengan variabel yag diambil 1. Teori Agensi (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemegang saham (principal). Hubungan keagenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk
ekonomi yang mempunyai
sifat dasar mementingk a n
kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang berbeda dan masing- masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi, akibat yang terjadi adalah munculnya
konflik
kepentingan.
Pemegang
saham
menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat–cepatnya atas investasi
yang
mereka
tanamkan
sedangkan
manajer
mengingink a n
kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi atau insentif yang sebesar-besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan untuk mencapai tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Inti dari teori keagenan adalah pembuatan kontrak yang tepat untuk menyelarask a n kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan.
14
Dalam audit delay dimana terdapat rentang waktu antara pelaporan dan tanggal opini auditor sangat mempengaruhi keputusan baik itu principal maupun agent, karena pada dasarnya laporan keuangan yang sudah di audit oleh auditor eksternal memilki pengaruh terhadap pengambilan keputusan ekonomi. Teori agensi menjadi tolak ukur bagaimana manajer dengan pemilik saham bersikap dalam mengambil keputusan. 2. Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal menyatakan bahwa adanya kandungan informasi pada pengumuman suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan pihak
potensial
lainnya
dalam mengambil
keputusan
ekonomi.
Suatu
pengumuman dikatakan mengandung informasi apabila dapat memicu reaksi pasar, yaitu dapat berupa perubahan harga saham atau abnormal return. Apabila pengumuman tersebut memberikan dampak positif berupa kenaikan harga saham, maka pengumuman tersebut merupakan sinyal positif. Namun jika pengumuman tersebut memberikan dampak negatif,
maka pengumuma n
tersebut merupakan sinyal negatif. Berdasarkan teori ini maka pengumuma n laporan keuangan atau laporan audit merupakan informasi yang penting dan dapat mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan (Scott, 2010). Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajia n laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pengambilan keputusan dari investor. Semakin penjang audit delay menyebabkan ketidakpastian pergerakan
15
harga saham (Wiwik, 2006). Investor dapat mengartikan lamanya audit delay disebabkan perusahaan memiliki informasi atau berita yang buruk yang dianggap sebagai sinyal negatif karena tidak segera mempublikasikan laporan keuangannya, yang akan berakibat pada penurunan harga saham perusahaan. 3. Audit Delay Menurut Ashton et al. (1987) Audit delay diartikan sebagai rentang waktu antara tanggal pelaporan (fiskal akhir tahun) dan tanggal opini auditor. Ini merupakan ukuran kuantitatif waktu dan sumber daya yang dihabiska n untuk proses audit. Namun, kualitas indikatif audit delay untuk tujuan ini terbatas. Pertama, pengukuran audit delay menyiratkan upaya audit yang relatif invarian per hari (Ruhnke dan Au, 1998). Sedangkan Menurut Dyer & McHugh (1975) definisi audit delay atau audit report lag adalah sebagai berikut: “Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditor’s report”. Artinya audit delay atau audit report lag adalah suatu interval hari dari akhir tahun sampai tanggal penyampaian data penandatangana n opini Menurut Knechel dan Payne (2001) audit delay atau audit reporting lag dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: a. Scheduling lag, yaitu selisih waktu antara tahun penutupan buku perusahaan dengan dimulainya pekerjaan lapangan auditor.
16
b. Fieldwork lag, yaitu selisih
waktu antara dimulainya
pekerjaan
lapangan dan saat penyelesaiannya. c. Reporting lag, yaitu selisih waktu antara saat penyelesaian pekerjaan lapangan dengan tanggal laporan auditor. Menurut Halim (2000) audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Senada dengan pernyataan Halim, Aryati (2005) menyebutkan audit delay sebagai rentang waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Berdasarkan berbagai definisi diatas, pengertian audit delay atau audit report lag adalah suatu interval atau rentan waktu hari dari tanggal dimana perusahaan melakukan penutupan tahun buku sampai diterbitkanya laporan audit oleh auditor. 4. Sistem Pengendalian Internal Menurut Arens & Mark S. Beaslev (2015) sistem pengendalian interna l terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberika n manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Tujuan tersebut terdiri atas: Reliabilitas pelaporan keuangan, Efisiensi dan efektifitas operasi, Ketaatan pada hukum dan peraturan.
17
Lima elemen pengendalian internal COSO menurut Arens (2015) : a. Lingkungan pengedalian Lingkungan pengendalian terdiri atas tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur, dan pemilik
entitas secara keseluruhan.
Subelemen
yang harus
dipertimbangkan auditor untuk memahami dan menilai lingkunga n pengendalian: 1. Intregitas dan nilai-nilai etis 2. Komitmen dan kompetensi 3. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit 4. Filosofi dan gaya operasi manajemen 5. Kebijakan dan praktik gaya kepemimpinan manusia b. Penilaian risiko Penilaian risiko atas pelaporan keuangan adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko risiko yang relavan dengan laporan keuangan yang sesuai dengan GAAP. c. Aktivitas pengendalian Kebijakan dan prosedur, selain yang termasuk dalam komponen lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikas i, dan pemantauan, yang membantu memastikan bahwa tindakan yang
18
diperlukan telah diambil untuk menangani risiko guna mencapai tujuan entitas. Lima jenis aktivitas pengendalian: 1. Pemisahan tugas yang memadai 2. Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas 3. Dokumen yang memadai 4. Pengendalian fisik atas aset dan catatan 5. Pemerikasaan indepen atas kinerja d. Informasi dan komunikasi Tujuan sistem informasi dan komunikasi akuntansi dari entitas adalah untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang dilakukan entitas tersebut serta mempertahankan akuntabilitas aset terkait. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi mempunya i beberapa subkompenen, yang biasanya terdiri atas kelas-kelas transaksi seperti penjualan,
retur penjualan,
penerimaan kas, akuisisi,
dan
sebagainya. e. Pemantauan Penilaian mutu pengendalian internal secara berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalia n tersebut telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah dimodifikas i sesuai dengan perubahan kondisi. Tanggung jawab auditor untuk memahami pengendalian interna l: Standar pekerjaan lapangan yang kedua dari GAAS (Arens, 2015) menyataka n “Auditor
harus memiliki
pemahaman
yang cukup tentang
entitas dan 19
lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai apakah risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, penetapan waktu, dan luas prosedur audit lebih lanjut”. Pemahaman pengendalian yang terutama diperhatikan auditor dalam pengendalian internal (Arens, 2015): a. Pengedalian atas reliabilitas pelaporan keuangan b. Pengendalian atas kelas-kelas transaksi UU Sarbanes-Oxley Section 404 (Arens, 2015) menyatakan auditor diharuskan untuk memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalia n internal atas pelaporan keuangan. Atestasi merupakan jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Atestasi berupa audit atas laporan keuangan dan atestasi mengena i pengendalian
internal
atas pelaporan keuangan.
Atestasi menghasilk a n
pendapat opini yang dikeluarkan auditor atas efektivitas pengendalian interna l. Efektivitas pengendalian internal dapat dilihat dari opini audit yang diterima oleh perusahaan. Perusahaan yang pengendalian internalnya efektif menerima opini wajar tanpa pengecualian dan perusahaan pengendalian internalnya kurang efektif menerima opini selain wajar tanpa pengecualian. 5. Audit Effort Berbagai literatur mendefinisikan audit effot sebagai jumlah dari hari yang dihabiskan oleh tim audit (Caramanis dan Lennox, 2008; Palmrose, 1984; 20
Davidson dan Gist, 1996). Waktu audit mengacu pada jumlah hari yang dibutuhkan
untuk
menyelesaikan
proses audit
keseluruhan,
termasuk
perencanaan audit, fieldwork dan review. Data penelitian di kebanyakan negara diperoleh dari negaranya masing- masing ataupun di luar negara sesuai dari data apa yang ingin didapat melalui kuisioner yang meliputi proses audit secara keseluruhan. Audit effort dapat didefinisikan sebagai sebagai log of the product dari jumlah waktu audit lapangan dan ukuran tim audit. Ada nilai praktis dan akademis penting dalam mengidentifikasi dan mengkonfigurasi
risiko
utama yang mempengaruhi
audit effort untuk
mengurangi risiko audit dan meningkatkan efisiensi audit dan efektivita s. Simunic (1980) memandang risiko audit sebagai kerugian pada nilai sekarang kepada pihak ketiga karena laporan keuangan yang diaudit, dan berpendapat bahwa investasi dalam sumber daya audit dapat mengurangi risiko. Houston et al. (1999) memperluas definisi Simunic (1980) untuk risiko audit, melihatnya sebagai terdiri dari dua bagian: salah saji material yang belum ditemukan dan immaterial (tidak relevan) salah saji. Mereka berpendapat bahwa auditor harus menilai risiko bisnis dan kemudian menentukan audit effort sesuai dengan itu. 6. Absolute Level of Total Accrual Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi. Total akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: a. Nondiscretionary accruals
21
Bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses penyusuna n laporan keuangan, disebut normal accruals atau nondiscretionary accruals. Nondiscretionary accruals merupakan komponen akrual yang terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Banyak dari model estimasi akrual nondiskresioner perusahaan dari level akrual masa lalu perusahaan sebelum periode ketika tidak terdapat manajemen laba yang sistematik (Jones, 1991). b. Discretionary accruals Bagian akrual yang merupakan manipulasi data akuntansi yang disebut dengan abnormal accruals atau discretionary accruals. Discretionary accruals merupakan
komponen akrual yang berasal dari earnings
management yang dilakukan manajer. Akrual diskresioner tidak bisa diobservasi lansung dari laporan keuangan, maka hasus diestimasi melalui beberap model. Model tersebut membentuk ekspektasi pada level akrual non diskresioner dan jumlah deviasi yang diobservasi secara aktual, hal ini diasumsikan sebagai akrual nondiskresioner.Sehingga akrual diskresioner didefinisikan sebagai akrual melalui model yang digunakan. Apakah ini proksi yang bagus dan tepat atau tidak untuk manajemen laba atau tidak akan bergantung pada kemampuan model untuk dengan benar memprediks i bagaimana perubahan dan kondisi bisnis mempengaruhi akrual. Menurut Sulistyanto (2008:211)
22
Variabel total akrual digunakan sebagai indikator pada resiko bawaan audit dikarenakan akrual mempunyai risiko yang tinggi terhadap kesahalan dan memerlukan audit effort yang lebih. Francis dan Krishan (1999) berpendapat bahwa audit dari total akrual yang tinggi pada suatu perusahaan memilik i ancaman yang tidak menentu dibanding audit yang memiliki total akrual yang rendah pada suatu perusahaan karena potensi dari estimasi kesalahan dan kesempatan yang besar dari total akrual yang tinggi di suatu perusahaan yang memiliki
realisasi aset yang tidak terdeteksi dan atau akan masalah going
concern terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari total akrual ( Vuko dan Marko 2014). 7. Leverage Menurut Febrianty (2011) rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitasnya. Apabila perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi maka resiko kerugian perusahaan tersebut akan bertambah. Oleh sebab itu, untuk
memperoleh
keyakinan akan laporan keuangan
perusahaan maka auditor akan meningkatkan kehati-hatiannya sehingga rentang audit delay akan lebih panjang. Sedangkan menurut Wirakusuma (2004) Rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang . Proporsi debt to assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga
auditor akan meningkatkan
perhatian
bahwa ada
kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Debt to assets ratio
23
yang tinggi memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulita n keuangan. Biasanya perusahaan akan mengurangi resiko dengan memundurk a n publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu dalam pekerjaan auditnya. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian laporan keuangan, karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to total asset ratio serendah-rendahnya (Hassanudin, 2002). variabel ini diukur dengan debt to total assets, dimana pengukurannya dengan membangi total kewajiban dengan total aset. 8. Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva atau aset, nilai pasar saham, dan lain-la in. Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Aryati dan Maria (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva suatu perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk 24
mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonito r secara ketat oleh investor, pengawas modal dan pemerintah. Jadi dapat diartikan bahwa, ukuran perusahaan adalah suatu ukuran atau besarnya aset yang diantaranya adalah perolehan laba bersih sesudah pajak, total penjualan, total aset, log size, jumlah pegawai, nilai pasar perusahaan, dan nilai buku perusahaan.
25
f. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1. Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti(tahun)
1.
Judul Penelitian
Tina Vuko dan Finding determinants Marko Cular ( of audit delay by 2014) pooled OLS regression analysis
Variabel Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Audit Effort, Absolute Level total ofTotal Accrual dan Leverage.
Hasil Penelitian
Objek profitabilitas yang lebih rendah dan utang yang penelitian lebih tinggi meningkatkan audit -report lag, tidak terdapat sedangkan keberadaan komite audit memberika n Sistem kontribusi untuk laporan keuangan yang tepat Pengendalian waktu dengan memperpendek audit delay. Internal ,tidak terdapat variabel moderasi dan menggunakan uji pooled OLS regression analysis .
Bersambung ke halaman selanjutnya
26
2.
Jörg-Markus Determinants of audit Hitz,Philipp delay in a mandatory Löw, dan IFRS setting Mara Solka (2013)
3.
Hongbo Zhang (2012)
4.
Shohelma Sa’adah (2013)
Variabel Leverage dengan menggunakan metode regresi.
Tidak ada Variabel Audit Effort, dan Absolute Level total of Total Accrual. Accounting Pengaruh Tujuan comparability, Audit Variabel penelitian Effort, and Audit audit effort lebih Outcomes dengan audit berfokus pada delay. accounting qualitycomparability untuk auditor-client relationship. Pengaruh Ukuran Pengukuran Variabel Perusahaan dan variabel ukuran Sistem Pengendalia n sistem perusahaan Internal terhadap pengendalian dalam Audit Delay internal penelitian ini dengan bukan menggunakan merupakan
Diketahui bahwa faktor yang berhubunga n dengan pasar muncul untuk membentuk durasi audit.
Comparability berpengaruh positif terhadap timeliness of audit production, mengurangi audit effort, dan menambah keakurasian opini audit.
Hasil pengujian secara parsial menunjukk a n bahwa variabel yang- mempengaruhi audit delay adalah ukuran perusahaan dan sistem pengendalian internal
Bersambung ke halaman selanjutnya
27
5.
Putu Gede Ovan Subawa Putra dan I Made PandeDwiana Putra (2016)
Ukuran Perusahaan sebagai Pemoderasi Pengaruh Opini auditor,Profitabilitas, dan Debt to Equity Ratio terhadap Audit Delay
6.
Fitria Ingga Pengaruh Ukuran Saemargani Perusahaan, Umur (2015) Perusahaan, Provitabilitas, Solvabilitas, Ukuran KAP, dan Opini Auditor terhadap Audit Delay
variabel dummy
variabel moderating
Dalam penelitian menggunakan variabel ukuran perusahaan sebagai variabel moderating
Tidak ada Variabel Audit Effort, dan AbsoluteLevel total of Total Accrual.
Terdapat variabel ukuran perusahaan dan audit delay
opini auditor berpengaruh negatif dan signifik a n terhadap audit delay,profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay, debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit delay, ukuran perusahaan memoderasi (memperkuat) pengaruh opini auditor terhadap audit delay, ukuran perusahaan tidak memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap audit delay, dan ukuran perusahaan tidak memoderasi pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap audit delay. Tidak terdapat Ukuran Perusahaan tidak mempunyai pengaruh variabel yang signifikan terhadap Audit Delay pada moderasi perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek dalam Indonesia tahun 2011-2013. penelitian
Bersambung ke halaman selanjutnya
28
7.
Made Gede Miradhi dan Gede Juliarsa (2014)
Ukuran perusahaan sebagai Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas dan Opini Auditor terhadap Audit Delay
Terdapat variabel ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi
Tidak ada Variabel Audit Effort, dan AbsoluteLevel total of Total Accrual.
Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif signifikan pada audit delay, Opini auditor tidak berpengaruh signifikan pada audit delay, Ukuran perusahaan memperkuat interaksi antara profitabilitas pada audit delay, Ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi interaksi antara opini auditor pada audit delay
29
C. Kerangka Pemikiran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1
Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit Effort, Absolute Level of Total Accrual dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating. Adanya keterlambatan perusahaan-perusahaan Go Public di dalam Menyampaikan Laporan Keuangan
Basis Teori: Teory Agency dan Teory Signaling
Variabel independen
Variabel dependen
Sistem Pengendalian Internal
Audit Effort
Audit Delay
Absolute Level Of Total Accrual
Leverage Ukuran Perusahaan
Metode Analisis : Moderated Regression Analysis
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran
30
D. Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Audit Delay Menurut Carslaw (1991), perusahaan yang memiliki pengendalia n internal yang kuat maka auditor memerlukan waktu yang relatif singkat dalam melakukan pengujian substansi dan pengujian ketaatan, sehingga mempercepat proses pengauditan laporan keuangan dan meminimalisasi penundaan laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik. Perusahaan yang memiliki sistem pengendalian
internal
yang
baik dapat mengurangi
kesalahan
dalam
menyajikan laporan keuangan perusahaan, sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Lemahnya pengendalia n internal memberikan dampak audit delay yang semakin lama karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari bahan bukti yang lengkap dan komplek untuk mendukung opininya ( Sa’adah, 2013). Maka hipotesis yang dapat disusun adalah : H1 : Sistem Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Audit Delay 2. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay Audit effort merupakan jumlah hari yang digunakan oleh auditor atau tim audit untuk mengaudit suatu entitas atau jumlah hari yang dihabiskan oleh tim audit dalam melakukan pekerjaanya (Lennox, 2008; Palmrose, 1984; Davidson dan Intisari, 1996). Sama seperti halnya dengan audit delay yang didefinisikan sebagai rentan waktu rentang waktu antara tanggal pelaporan (fiskal akhir tahun) dan tanggal opini auditor yang dikemukakan dalam Ashton
31
et al.(1987). Hal ini dapat memungkinkan suatu hubungan yang erat antara audit effort dengan audit delay yang dimana hal ini dapat membuat seorang auditor menghabiskan hari yang panjang jika suatu entitas memiliki resiko hutang dan resiko audit yang besar (O’Keefe et al., 1994) dan memperpanja ng rentan waktu antara tanggal pelaporan dan tanggal opini auditor. Maka hipotesis yang dapat disusun adalah: H2 : audit effort berpengaruh terhadap audit delay 3.
Pengaruh absolute level of total accrual terhadap audit delay Francis dan Krishan (1999) berpendapat bahwa audit dari total akrual
yang tinggi pada suatu perusahaan memiliki ancaman yang tidak menentu dibanding audit yang memiliki total akrual yang rendah pada suatu perusahaan karena potensi dari estimasi kesalahan dan kesempatan yang besar dari total akrual yang tinggi di suatu perusahaan yang memiliki realisasi aset yang tidak terdeteksi atau terjadi masalah going concern terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari total akrual. Dikarenakan level dari total akrual yang tinggi maka risiko dari suatu informasi yang dimiliki entitas menjadi tidak menentu atau memiliki risiko yang tinggi pula (karena bersifat subjektif, dan mempunyai hubungan yang erat dengan manajemen laba), ( Vuko dan Marko, 2014). H3 : Absolute level of total accrual berpengaruh terhadap audit delay
32
4. Pengaruh leverage terhadap audit delay Dikarenakan
leverage
mengukur
financial
risk,
hal
tersebut
mengindikasikan bahwa kondisi finansial dari suatu entitas dan hal-hal yang mendorong sikap dari manajemen dalam mengambil keputusan. Maka dari itu terdapat indikasi adanya intinsic risk yang membuat audit untuk lebih mengkonsentrasikan kerja mereka jika terdapat peningkatan leverage, dan memperpanjang audit delay (Carslaw dan Kaplan, 1991; Bamber et al., 1993). Selain menggunakan total debt to equity ratio, leverage dapat dihitung dengan debt to assets. Proporsi debt to assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatka n perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Debt to assets ratio yang tinggi memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan keuangan. Biasanya perusahaan akan mengurangi resiko dengan memundurkan publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu dalam pekerjaan auditnya. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian laporan keuanga n, karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to total asset ratio serendah-rendahnya (Hassanudin, 2002). variabel ini diukur dengan debt to total assets, dimana pengukurannya dengan membagi total kewajiban dengan total aset. Maka hipotesis yang dapat dibuat adalah: 33
H4 : Leverage berpengaruh terhadap audit delay 5. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal dengan Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagi Moderasi Dalam Arens (2015) Pengendalian internal yang bagus menentuka n proses audit yang digunakan, besar kecilnya sampel yang harus dikumpulk a n oleh auditor yang akhirnya dapat menghemat biaya dan waktu, sehingga audit delay akan semakin cepat. Menurt Carslaw dan Kaplan (1991) menyataka n bahwa perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang kuat maka auditor memerlukan waktu yang relatif singkat dalam melakukan pengujian substansif dan pengujian ketaatan, sehingga mempercepat proses pengauditan laporan keuangan dan meminimalisasi penundaan laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik. Arens
(2015), auditor
akan mengeluarkan
opini
wajar tanpa
pengecualian mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan apabila pada dua kondisi.
Pertama,
tidak
adanya
kelemahan
material
yang
teridentifikasi. Kedua, tidak adanya pembatasan ruang lingkup pekerjaan auditor. Apabila salah satu kondisi tersebut terjadi, maka auditor akan mengeluarkan pendapat selain dari wajar tanpa pengecualian. Bagi perusahaan besar yang menerima pendapat unqualified opinion pada perusahaan
yang
mengalami
profitabilitas
tinggi
akan berusaha
mempercepat penerbitan laporan auditan karena itu adalah berita baik buat mereka sehingga audit delay yang dialami oleh perusahaan lebih cepat. Tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan berskala kecil untuk menyelesaik a n 34
audit dengan tepat waktu. Jika perusahaan berskala kecil memiliki sistem pengendalian internal dan kinerja manajemen yang baik maka perusahaan tersebut dapat melaporkan laporan keuangannya tepat waktu, sehingga tidak memerlukan waktu audit yang lebih panjang (Putra dan I Made, 2016). Maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : H5 : Ukuran Perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Sistem Pengendalian Internal terhadap Audit Delay 6. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi O’keefle et al. (1994) berpendapat bahwa semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar pula audit effort yang diperlukan dalam mengaudit
perusahaan
tersebut.
Asset
dan
liabilitas
rasio
(hutang)
mencerminkan bagaimana keadaan dan kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk membayar hutang yang dimilikinya. Semakin besar rasio tersebut maka semakin besar pula resiko hutang dan resiko audit yang dimiliki oleh suatu entitas. Meskipun Houston et al. (1999) mengemukakan bahwa audit effort yang didasarkan pada risiko bisnis, mereka menawarkan ada definisi yang jelas tentang apa yang merupakan risiko bisnis. Penelitian empiris yang dilakuka n oleh O'Keefe et al. (1994) untuk mengkarakterisasi risiko bisnis menunjukk a n bahwa audit effort secara signifikan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, kompleksitas, risiko utang, risiko pengendalian internal dan tegas status cantuman. 35
Maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: H6 : Ukuran Perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Audit Effort dengan Audit Delay 7. Pengaruh Absolute Level of Total Accrual terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi Penelitian yang dilakukan Bamber et al.(1993) menggunakan Absolute Level of Total Accrual (TA)sebagai proxy bagi client complexity dan engagament risk. Selain itu dalam penelitian tersebut terdapat argumen bahwa semakin besar tugas auditor dalam mengaudit klien maka semakin besar pula risiko bisnis yang dihadapi auditor dengan klienya. Risiko bisnis akan bertambah seiring dengan kondisi keuangan klien yang memburuk. Variabel TA digunakan sebagai indikator dari audit inherent risk. Semakin besar total akrual yang dimiliki entitas maka semakin besar pula risiko yang dihadapi ( Francis dan Krishnan, 1999). Disisi lain ukuran perusahaan mengukur seberapa besarnya suatu perusahaan (Ningsaptiti, 2010), semakin besar perusahaan maka aset yang dimiliki juga semakin banyak pula. Dengan banyaknya aset yang dimilki perusahaan baik itu yang terdeteksi atau tidak akan mempengaruhi total akrual yang dimiliki perusahaan tersebut ( Francis dan Krishnan, 1999). Maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagi berikut : H7 : Ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Absolute Level of Total Accrual dengan Audit Delay
36
8. Pengaruh
Leverage
terhadap
Audit Delay dengan
Ukuran
Perusahaan sebagai Moderasi Pada penelitian Ashton et al. (1987) dan Pourali, et al. (2013), menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Khalatbari, et al. (2013) yang menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Sementara itu menurut
hasil penelitian Lianto
dan Budi (2010) yang
menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dengan hasil tersebut dapat dijelaskan
bahwa, semakin besar ukuran
perusahaan berarti memiliki waktu tunda audit yang sangat pendek atau dapat dikatakan memiliki tingkat ketepatan waktu yang tinggi dalam menyampaik a n laporan keuangan kepada publik. Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan penyampaia n laporan keuangan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki audit delay yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan besar diperhatikan oleh pihak investor, kreditor dan masyarakat yang membutuhkan laporan keuangan untuk keputusan bisnisnya sehingga perusahaan besar dituntut untuk melaporkan laporan keuangannya lebih cepat. Bagi Bagi perusahaan besar yang menerima pendapat unqualified opinion pada perusahaan yang mengalami profitabilitas tinggi akan berusaha mempercepat penerbitan laporan auditan karena itu adalah berita baik buat mereka sehingga audit delay yang dialami oleh perusahaan lebih cepat. Tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan berskala kecil untuk menyelesaik a n 37
audit dengan tepat waktu. Jika perusahaan berskala kecil memiliki sistem pengendalian internal dan kinerja manajemen yang baik maka perusahaan tersebut dapat melaporkan laporan keuangannya tepat waktu, sehingga tidak memerlukan waktu audit yang lebih panjang (Putra dan I Made, 2016). Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H8 : Ukuran Perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Leverage terhadap Audit Delay
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganilisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu istem pengendalian internal, audit effort, absolute level of total accrual, dan leverage terhadap audit delay dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2013-2015. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa
data
sekunder
yang
diperoleh
dengan
mengakses
website
www.idx.co.id. B. Metode Penentuan Sampel Populasi yang digunakan
dalam penelitian
ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20132015. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu metode penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, dimana anggota sampel akan dipilih sedemikia n rupa sehingga sampel yang dibentuk tersebut dapat mewakili sifat-sifat populasi (Sugiyono, 2014:122). Tujuan penggunaan metode purposive sampling adalah untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria-kriteria sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :
39
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan yaitu 2013-2015. 2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan telah diaudit oleh auditor independen pada periode pengamatan yaitu 2013-2015. 3. Laporan keuangan memiliki data yang dibutuhkan sesuai dengan variabel dalam penelitian ini C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan dokumenter, yaitu data yang digunakan berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Sumber data yang dipakai adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan perusahaan sampel beserta laporan audit oleh auditor independen dan data lain yang diperlukan berdasarkan variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Data pendukung lainya diperoleh dari kajian pustaka berupa literatur buku dan jurnal-jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari www.idx.co.id yang berupa laporan tahunan (Annual Report), laporan keuangan dan laporan audit oleh laporan auditor independen.
40
D. Metode Analisis Data 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitia n dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasika n. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik (Indriantoro dan Bambang, 2002). Statistik deskriptif memberi gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum dan standar deviasi,
varian,
sum, range, kurtosis dan skewness (kemencenga n
distribusi) (Ghozali, 2013) 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan multikolonieritas, normalitas, autokorelas i, dan heteroskedastisitas. a. Uji Multikolineraritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabe l bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ghozali (2013)
41
menjelaskan
cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
multiokolinieritas di dalam model regresi, yaitu: 1) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinearitas. 2) Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya yaitu Variance Inflation Factor (VIF). Nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Regresi bebas dari masalah multikolinearitas jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan niai VIF < 10 (Ghozali, 2013). b. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nila i residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. (Ghozali, 2013). Dalam
penelitian
ini,
uji normalitas
dilakukan
dengan
menggunakan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability 42
plot (Normal P-P Plot). Distribusi normal akan membentuk satu garis diagonalnya. Sedangkan, uji statistik yang digunakan adalah uji statistik
non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Jika
uji
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil yang signifikan berarti data residual terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2013). c. Uji Heteroskesdastisitas Uji heteroskesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamata n ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamata n ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskesdastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskesdastisita s. Tetapi, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi
heteroskesdastisitas (Ghozali, 2013). d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalm model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi 43
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelas i muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji statistik non-parametrik Run Test. Jika uji Run Test menunjukkan hasil yang signifikan berarti residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual. 3. Koefisien Determinasi (Adj R 2 ) Koefisien Determinasi (Adj R2 ) pada intinya adalah menguk ur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Adj R2 adalah diantara nol dan satu. Jika nilai Adj R2 semakin mendekati angka nol, berarti semakin lemah kemampuan
variabel
independen
dalam menjelaskan
variabel
dependen (Ghozali, 2013). 4. Uji Hipotesis a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji signifikansi parameter individual atau yang sering disebut dengan uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Dengan menggunakan Uji t, maka akan diketahui pengaruh 44
dari masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen. Serta dalam penelitian ini, akan diketahui juga pengaruh dari variabel moderasi terhadap hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Langkah yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah dengan menentukan level of significance-nya. Level of significance yang digunakan adalah sebesar 5% atau (α) = 0,05. Jika sign. t > 0,05 maka Ha ditolak namun jika sign. t < 0,05 maka Ha diterima dan berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2013). 5. Moderated Regression Analysis (MRA) Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah moderate regression analysis dengan menggunakan program Statistic Program and Service Solution (SPSS). Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh sistem pengendalian internal, Audit Effort, Absolute Level of total Accrual dan Leverage terhadap audit delay. Salah satu cara yang dapat digunaka n untuk menguji apakah suatu variabel merupakan variabel moderating, yakni dengan melakukan uji interaksi antarvariabel yang disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA). MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengantur
unsur
interaksi
(perkalian
dua
atau lebih
variabel
independen). Perhitungan statistik akan dianggap signifikan apabila nilai 45
ujinya
berada dalam daerah kritis (daerah dimana
H0 ditolak).
Sebaliknya, apabila nilai uji berada di luar daerah kritis (H0 diterima), maka penghitungan statistiknya tidak signifikan. Untuk melihat besarnya pengaruh sistem pengendalian interna l, audit effort, absolute level of total accrual, dan leverage terhadap audit delay dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Y= α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5 + β6X1X5 +
β7X2X5 +
β8X3X5 + β9X4X5 + e Keterangan: β
= Koefisien Regresi
Y
= Audit Delay
α
= Konstanta
X1
= Sistem Pengendalian Internal
X2
= Audit Effort
X3
= Absolute Level of Total Accrual
X4
= Leverage
X5
= Ukuran Perusahaan
e
= Standard Error
46
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas, terdiri dari: a. Sistem Pengendalian Internal Menurut Carslaw dan Kaplan (1991), perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang kuat maka auditor memerluka n waktu yang relatif singkat dalam melakukan pengujian substansi dan pengujian ketaatan, sehingga mempercepat proses pengaudita n laporan keuangan dan meminimalisasi penundaan laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik. Perusahaan yang memiliki sistem pengendalian internal yang baik dapat mengurangi kesalahan dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan, sehingga memudahka n auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Lemahnya pengendalian
internal memberikan
dampak audit delay yang
semakin lama karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari bahan bukti yang lengkap dan komplek untuk mendukung opininya ( Sa’adah, 2013). Sistem pengendalian internal ini diukur dengan menggunaka n penilaian
berupa pendapat yang diberikan
oleh auditor atas
pelaporan keuangan perusahaan. Penelitian ini menggunakan dua klasifikasi pendapat auditor, yaitu wajar tanpa pengecualian (nila i dummy 1) dan selain wajar tanpa pengecualian
(dummy 0).
Pengukuran ini mengacu pada penelitian Sa’adah (2013).
47
b. Audit Effort Berbagai literatur mendefinisikan audit effot sebagai jumla h dari hari yang dihabiskan oleh tim audit (Caramanis dan Lennox, 2008; Palmrose, 1984; Davidson dan Gist, 1996). Waktu audit mengacu pada jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses audit keseluruhan, termasuk perencanaan audit, fieldwork dan review. Data penelitian di kebanyakan negara diperoleh dari negaranya masingmasing ataupun di luar negara sesuai dari data apa yang ingin didapat melalui kuisioner yang meliputi proses audit secara keseluruhan. Audit effort dalam studi ini didefinisikan sebagai log of the product dari jumlah waktu audit
lapangan dan ukuran tim audit. Penelitian ini
menggunakan jumlah dari inventory dan piutang kemudian dibagi total aset yang dimilki perusahaan untuk meneliti seberapa jauh audit effort yang diperlukan dalam suatu perusahaan (Vuko dan Marko, 2014). (InvRec) = (Inventories + Receivables) / Total assets c. Absolute Level of Total Accruals Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi. Variabel total akrual digunakan sebagai indikator pada resiko bawaan audit dikarenakan akrual mempunyai risiko yang tinggi terhadap kesahalan dan memerluka n audit effort yang lebih. Francis dan Krishan (1999) berpendapat bahwa audit dari total akrual yang tinggi pada suatu perusahaan memiliki ancaman yang tidak menentu dibanding audit yang 48
memiliki total akrual yang rendah pada suatu perusahaan karena potensi dari estimasi kesalahan dan kesempatan yang besar dari total akrual yang tinggi di suatu perusahaan yang memiliki realisasi aset yang tidak terdeteksi dan / atau akan masalah going concern terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari total akrual ( Vuko dan Marko 2014). Absolute level of total accruals = TA = (Net income - Operating Cash Flow) / Total assets d. Leverage Menurut Febrianty (2011) rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi
liabilitasnya.
Apabila
perusahaan
memiliki rasio leverage yang tinggi maka risiko kerugian perusahaan tersebut akan bertambah. Oleh sebab itu, untuk memperoleh keyakinan akan laporan keuangan perusahaan maka auditor akan meningkatka n kehati-hatiannya sehingga rentang audit delay akan lebih panjang. Variabel ini diukur dengan debt to total assets, dimana pengukurannya dengan membagi total kewajiban dengan total aset. Leverage = Total Liabilities / total assets 2. Variabel Terikat, terdiri dari: a. Audit Delay Audit delay yaitu lama waktu penyelesaian audit diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak 49
tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen (Aryati dan Maria, 2005). Variabel ini diukur dengan menghitung jumlah hari dari tanggal tutup tahun buku perusahaan sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. 3. Variabel Pemoderasi, terdiri dari: a. Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Pada penelitian ini,ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunaka n Ln Total Asset. Hal ini dikarenakan besarnya total aset masingmasing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim (Subekti dan Widiyanti, 2004).
50
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel No.
Variabel
Jenis Variabel
Indikator
Skala Pengukuran
1.
Sistem
Independen
Variabel dummy
Pengendalian
yaitu dengan
Internal
menggunakan dua
(Sa’adah,
klasifikasi pendapat
2013)
auditor,yaitu wajar -
Nominal
tanpa pengecualian (nilai dummy 1) dan selain- wajar tanpa pengecualian (dummy 0). 2.
Audit Effort
Independen
Dengan menghitung
(Vuko dan
jumlah dari inventori
Marko,
dan piutang
2014)
kemudian dibagi
Rasio
total aset yang dimilki perusahaan untuk meneliti seberapa jauh audit Berlanjut Berlanjut dihalaman dihalaman selanjutnya selanjutnya
51
effort yang diperlukan dalam suatu perusahaan 3.
Absolute
Independen
Dengan menghitung
Level of
selisih antara laba
Total
dan arus kas yang
Accruals
berasal dari aktivitas
(Vuko dan
operasi
Rasio
Marko, 2014) 4.
Leverage
Independen
Menghitung hasil
(Vuko dan
dari total liabilities
Marko,
dibagi dengan total
2014)
aset yang dimiliki
Rasio
perusahaan 5.
Audit Delay
Dependen
diukur dengan
(Putu dan I
menghitung jumlah
Made, 2016)
hari dari tanggal
Rasio
tutup tahun buku perusahaan sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.
Berlanjut dihalaman selanjutnya
52
5.
Ukuran
Moderasi
dengan
Perusahaan
menggunakan Ln
(Vuko dan
Total Asset dari
Marko,
seluruh aset yang-
2014)
dimiliki perusahaan
Rasio
53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan tahunan emiten dengan menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu pada alamat web www.idx.co.id. Sampel yang digunakan
dalam penelitian
ini dipilih
secara
purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Berikut tabel 4.1 yang menyajikan perolehan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian No.
Kriteria
1.
Jumlah perusahaan manufaktur tahun 2013
2.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan yaitu 2013-2015.
Berlanjut dihalaman selanjutnya
54
Pelanggaran Kritera
Jumlah
-
137
(7)
130
3.
Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah untuk peroide yang berakhir pada tanggal 31 desember dan telah diaudit oleh auditor independen pada periode pengamatan yaitu 2013-2015.
(26)
104
4
Laporan keuangan memilik i data yang dibutuhkan sesuai dengan variabel dalam penelitian ini
-
104
Perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian
104
Jumlah sampel yang diambil selama pengamatan yaitu tahun 2013-2015
312
periode
Sumber: Data sekunder yang diolah B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Pada saat pengujian normalitas, diperoleh hasil bahwa data penelitian tidak normal. Pengujian dengan Kolmogorov Smirnov menghasilkan nilai sebesar 0,000- sekian dengan total sampel sebanyak 312 sampel, artinya data tidak lolos uji normalitas karena nilai siginifikansi dibawah 0,05. Berikut hasil dari uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dengan 312 sampel yang disajikan dalam tabel 4.2.
55
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov dengan 312 Sampel
Sumber: Output SPSS yang dioalah Salah satu cara agar data penelitian ini menjadi normal adalah dengan melakukan screening data untuk mendeteksi apakah data dari masing- masing variabel penelitian memiliki data ekstrim (outlier) yang berpotensi mengganggu hasil anlisis. Screening data penelitian ini menggunakan Zscore dan menghapus data yang ekstrim yang tertera di Zscore. Hasil screening data menunjukan bahwa terdapat sampel data yang ekstrim sebanyak 165 sampel, sehingga harus dikeluarkan dari sampel. Jumlah akhir sampel yang diobservasi adalah 147 sampel. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memilik i data yang berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas data penelitan menggunakan uji statistik yaitu uji Kolmogorov Smirnov 56
(K-S). Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. >0,05. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov
Sumber: Output SPSS yang diolah
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada hasil uji Kolmogorov Smirnov adalah sebesar 0,057. Nilai tersebut signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistrib us i normal, maka model regresi dapat digunakan untuk pengujia n berikutnya. Hasil uji normalitas data yang ditunjukan Kolomogorov Smirnov tersebut konsiten dengan hail analisi grafik histogram dan grafik normal P-Plot berikut ini.
57
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan grafik Histogram
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot Berdasarkan kedua grafik tersebut dapat dilihat bahwa grafik histogram maupun grafik normal P-Plot memberikan pola distribus i data yang normal. Pada grafik histogram dapat dilihat bahwa grafik menggambarkan bentuk lonceng serta pada grafik normal P-Plot titik-titik yang mewakili sampel dalam penelitian ini mendekati garis diagonal. b. Hasil Uji Multikoloniaritas Uji Multikoloniaritas ini dilakukan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainya. Jika nilai 58
Tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikoloniaritas antara variabel bebas. Berikut tabel 4.4 ya ng menunjukan hasil dari uji multikoloniaritas. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoloniaritas denganUji VIF Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
SPI
,965
1,037
Inv Rec
,752
1,329
TA
,801
1,249
Lev
,923
1,084
UP
,884
1,131
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan pada hasil uji multikoloniaritas pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variabel bebas dalam penelitan ini tidak saling berkorelasi, karena memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikoloniaritas antar variabel. c. Hasil Uji Heteroskesdasitas Hasil uji heteroskesdasitas dilakukan untuk melihat apakah ada ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data yang homoskesdasitas
atau data yang memilik i
kesamaan varians dalam fungsi regresi. Uji heteroskedasitas dalam penelitian ini menguji uji glejser yang dilakukan dengan cara
59
meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskesdasitas. Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskesdasitas dengan Uji Glejser Coefficientsa Unstandardized Coef f icients Standardized Coef f icients Model
B
Std. Error
1 (Constant)
3,692
12,491
2,764
1,410
Inv Rec
-3,132
TA
Beta
t
Sig.
,296
,768
,164
1,959
,052
4,258
-,070
-,736
,463
-7,680
8,328
-,085
-,922
,358
Lev
-,172
2,785
-,005
-,062
,951
UP
,144
,417
,030
,344
,731
SPI
Sumber: Output SPSS yang diolah
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa nilai signifikansi antara semua variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini mempunya i kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskesdasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Hasil uji glejser ini konsisten dengan hasil uji grafik scatterplot berikut ini:
60
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskesdasitas dengan grafik Scatterplot Grafik scatterplot menunjukan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu y dan tidak terdapat suatu pola
yang
jelas
mengindikasikan
pada penyebaran
data tersebut.
bahwa penyebaran titik-titik
Hal
ini
yang mewakili
sampel pada scatterplot di atas mengemukakan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskesdasitas. d. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan esalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokrelasi (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilaksanakan denga n menggunakan run test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari signifikansi 0,05. Hasil uji autokoreasi dalam penelitian ini disajikan dalam table 4.6.
61
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi:Run Test Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea
1,62905
Cases < Test Value
73
Cases >= Test Value
74
Total Cases
147
Number of Runs Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
72 -,413 ,679
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan table 4.6 nilai test adalah sebesar 1,62905 dengan probabilitas 0,679 yang bernilai lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa nilai residual acak atau random, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi pada model regresi yang digunakaan didalam penelitian ini. 2. Hasil Statistik Deskriptif Analisis deskriptif merupakan metode dimana semua data yang digunakan dalam penelitian dikumpulkan dan dikelompokan untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif dengan membandingkan nilai minimum, nilai maksimum, dan rata-rata dari sampel. Berikut tabel 4.7 yang merupakan analisis deskriptif untuk variabel yang dibunakan dalam penelitian.
62
Tabel 4.7 Statatistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Dev iation
Inv Rec
147
,04
,80
,4009
,16618
TA
147
-,26
,25
-,0121
,08235
Lev
147
,12
1,29
,5174
,22945
UP
147
25,33
33,13
28,3999
1,56567
AD
147
45,00
130,00
78,8980
12,20865
Valid N (listwise)
147
Sumber: Output SPSS yang diolah Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari variabel dependen yaitu audit delay (AD) adalah sebesar 78,8980. Dalam tabel 4.7 tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai minimum dari audit delay dalam penelitian adalah sebesar 130,00 yang terjadi pada PT Sierad Produce Tbk. tahun 2015. Sedangkan nilai maksimum dari audit delay adalah sebesar 45,00 yang terjadi pada PT Merck Tbk. tahun 2013. Selanjutnya, bedasarkan tabel 4.7 dapat dilihat nilai rata-rata dari Audit Effort (InvRec) adalah sebesar 0,4009 yang menunjukan bahwa rata-rata perusahaan yang diteliti telah mengungkapkan 40% item-item yang digunaan untuk mengukur Audit Effort. Nilai minimum dari Audit Effort adalah sebesar 0,04 yang terjadi pada PT Kertas basuki Rachmat Indonesia Tbk. pada tahun 2014. Nilai maksimum dari Audit Effort adalah sebesar 0,80 yang terjadi pada PT Jemblo Cable Company Tbk. pada tahun 2014.
63
Rata- rata dari Absolute Level of Total Accrual (TA) adalah sebesar -0,0121. Nilai minimum dari Absolute Level of Total Accrual adalah sebesar -0,26 yang terjadi pada PT Panasia Indo Resources Tbk. pada tahun 2013. Nilai maksimum Absolute Level of Total Accrual adalah sebesar 0,25 yang terjadi pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. pada tahun 2015. Dilihat dari tabel 4.7 variabel Leverage (Lev) mempunyai nila i rata-rata sebesar 0,5174 hal ini menunjukan bahwa perusahaan yang diteliti telah mengungkapkan 51% item-item yang digunkan untuk mengukur leverage. Nilai minimum dari leverage adalah sebesar 0,12 yang terjadi pada PT Kertas basuki Rachmat Indonesia Tbk. pada tahun 2013. Nilai maksimum Leverage adalah sebesar 1,29 yang terjadi pada PT Apac Citra Centertex Tbk. pada tahun 2015. Variabel moderasi ukuran perusahaan (UP) mempunyai rata-rata sebesar 28,3999. Nilai minimum dari ukuran perusahaan adalah sebesar 25,33 yang terjadi pada PT Kedaung Indah Can Tbk. pada tahun 2013. Nilai maksimum dari ukuran perusahaan adalah sebesar 33,13 yang terjadi pada PT Astra International Tbk. pada tahun 2015. 3. Hasil Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013).
64
Hasil dari uji koefisien determinasi dalam penelitian ini disajikan dalam table 4. 8. Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1
R ,365a
R Square
Adjusted R Square
,133
,103
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 11,56537
1,832
Sumber: Output SPSS yang diolah
Dari tabel 4.8 yang telah disajikan di atas dapat kita lihat bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,103 yang menjelaskan bahwa variabelvariabel independen yang ada di dalam penelitian ini dapat menjelaska n 10,3% variabel dependen yang ada di dalam penelitian ini yaitu persistensi laba. Hasil ini menunjukkan kemampuan
yang tinggi
bahwa model memilik i
dalam menjelaskan
variabel
dependen,
sedangkan sisanya sebesar 89,7% dijelaskan oleh varibel-variabel lain di luar penelitian ini seperti variabel reputasi auditor, pergantian auditor, ukuran KAP, komite audit, umur perusahaan, dan lain sebagainya (Putra dan I Made, 2016). 4. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini, variabel independen yang terdiri dari sistem pengendalia n 65
internal, Audit Effort, Absolute Level of Total Accrual, dan leverage dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi mempenga r uhi variabel dependen yaitu audit delay. Hasil uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) disajikan pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Individual : Uji t Coefficientsa Unstandardized Coef f icients Standardized Coef f icients Model 1
B
(Constant)
Beta
t
Sig.
2,258
,026
Tolerance
VIF
178,258
78,945
15,101
43,927
,548
,344
,732
,002
415,677
-279,358
130,160
-3,803
-2,146
,034
,002
513,559
TA
179,698
285,320
1,212
,630
,530
,002
606,057
Lev
55,278
102,762
1,039
,538
,592
,002
610,256
UP
-3,805
2,746
-,488
-1,385
,168
,049
20,297
MSPI
-,553
1,547
-,573
-,357
,721
,002
421,082
MInv Rec
9,973
4,601
3,741
2,167
,032
,002
487,372
MTA
-6,887
10,072
-1,319
-,684
,495
,002
608,878
MLev
-1,388
3,608
-,755
-,385
,701
,002
629,709
SPI Inv Rec
a.
Std. Error
Collinearity Statistics
Dependent Variable: AD
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan pada hasil uji signifikan individual (uji t) yang disajikan pada table 4.9 diatas maka didapat persamaan regresi seperti berikut: AD = 178,258 – 279,358 InvRec + 9,973 MInvRec + e
66
1. Nilai konstanta sebesar 178,258 artinya jika variabel sistem pengendalian internal (SPI), audit effort (InvRec), absolute level of total accrual (TA), leverage (Lev), ukuran perusahaan (UP), moderasi sistem pengendalian internal (MSPI), moderasi audit effort (MinvRec), moderasi absolute level of total accrual (MTA), moderasi leverage (Mlev) bernilai nol, maka variabel dependen atau audit delay (AD) akan bernilai 178,258 satuan. 2. Koefisien regresi audit effort (InvRec) sebesar -279,358 yang berarti jika variabel audit effort meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainya konstan, maka variabel dependen yaitu audit delay akan meningkat sebesar -279,358 satuan. 3. Koefisien moderated regression analysis audit effort (MinvRec) sebesar 9,973 yang berarti jika variabel moderated regression analysis audit effort meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainya konstan, maka variabel dependen yaitu audit delay akan meningkat sebesar 9,973 satuan. Berikut hasil uji signifikansi parameter individual (uji t) dari variabel dari variabel independen yang terdiri dari sistem pengendalia n internal (SPI), audit effort (InvRec), absoulte level of total accrual (TA), dan leverage (Lev) terhadap variabel dependen audit delay (AD) dengan ukuran perusahaan (UP) sebagai variabel moderasi. penjelasan dari masing- masing variabel adalah sebagai berikut:
67
1. Hasil uji Hipotesis Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Audit Delay Pada table 4.9 menunjukan angka signifikansi sebesar 0,732. Hal ini menunjukan bahwa sistem pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap audit delay karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 ( 0,732 > 0,05) dengan demikian H1 ditolak. Dalam penelitian Sa’adah (2013) mempunyai nilai signifika n negatif dari sistem pengendalian internal terhadap audit delay. Nilai tersebut didukung oleh data penelitian dari sistem pengendalia n internal yang rata-rata memiliki 80% opini wajar tanpa pengecualia n (WTP) setiap tahunya. proksi yang dipakai dalam menilai sistem pengendalian internal adalah dengan melihat opini laporan auditor independen.
Dengan melihat opini yang tertera pada laporan
keuagan perusahaan yang sudah di audit oleh auditor independen, maka dapat dilihat keefektivan sistem pengendalian internal yang ada di suatu perusahaan tersebut. Menurut Arens (2015), auditor akan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian mengena i pengendalian internal atas pelaporan keuangan apabila pada dua kondisi.
Pertama,
tidak
adanya
kelemahan
material
yang
teridentidikasi. Kedua, tidak adanya pembatasan ruang lingkup kerja auditor. Apabila salah satu kondisi tersebut terjadi, maka auditor akan mengeluarkan pendapat selain dari wajar tanpa pengecualian.
68
Beberapa penelitian terdahulu meneliti pengaruh opini audit terhadap audit delay dengan proksi yang sama dengan sistem pengendalian internal yaitu menggunakan variabel dummy, memberi nilai 1 jika laporan keuangan keuangan mendapat opini wajar tanpa pengecualian
dan 0 jika mendapat opini selain wajar tanpa
pengecualian. Dalam penelitian Lucyanda dan Sabrina (2013), dan Kartika (2011) menyatakan bahwa opini audit tidak mempengar uhi audit delay. Hal ini disebabkan karena auditor telah bekerja secara profesional sehingga apapun opini yang dikeluarkan auditor dan sistem pengendalian lamanya
waktu
internal perusahaan tidak mempengar uhi
penyelesaian
audit.
Kerena pada dasarnya
manajerlah yang bertanggung jawab dalam sistem pengendalia n internal di setiap perusahaan dan auditor independenlah yang menentukan lama waktunya proses audit berlangsung. 2. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay Pada table 4.9 menunjukan hasil signifikansi sebesar 0,034 pada variabel audit effort (InvRec). Hal ini menunjukan bahwa audit effort berpengaruh terhadap audit delay karena nilai signifika ns i yang lebih kecil dari 0,05. Hasil dari penelitian ini bertolak belakang dengan penelit ia n yang dilakukan oleh Vuko dan Marko (2014) yang menyataka n bahwa audit effort tidak berpengaruh terhadap audit delay. Sampel yang digunakan dalam penelitian Vuko dan Marko (2014) adalah 69
perusahaan yang terdaftar di Kroasia dalam kurun waktu 2008 sampai 2011, sedangkan
dalam penelitian
ini sampel yang
digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini menyebabkan bahwa pengaruh yang signifikan terjadi di perusahaan manufaktur di Indonesia antara audit effort terhadap audit delay. Hasil penelitian ini diperoleh dalam penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Zhang Hongbo (2012). Dalam penelitia n Zhang Hongbo (2012) audit effort atau upaya audit dijelaskan dalam beberapa variabel terpisah yang mereprensentasikan audit effort itu sendiri, dimana audit effort berperan penting dalam menilai resiko audit yang akan dihadapi selama proses audit berlangsung. Hasil dari penelitian
Zhang Hongbo membuktikan audit effort berpengaruh
terhadap audit delay. 3. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Absolute Level of Total Accrual terhadap Audit Delay Pada table 4.9 menunjukan angka signifikansi sebesar 0,530. Hal ini menunjukan bahwa absolute level of total accrual tidak berpengaruh terhadap audit delay karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 ( 0,530 > 0,05) dengan demikian H3 ditolak. Hasil yang diperoleh
dalam penelitian
ini mendukung
penelitian Vuko dan Marko (2014) dan Zhang Hongbo (2012). Dimana absolute level of total accrual tidak berpengaruh terhadap 70
audit delay. Dalam pernyataan yang dikemukakan dalam penelitia n Francis dan Krishnan (1999) proses audit dari total akrual yang tinggi pada suatu perusahaan memiliki ancaman yang tidak menentu dibanding audit yang memilki total akrual yang rendah pada suatu perusahaan. Tingkat total akrual yang tinggi dapat menyebabkan risiko dai suatu informasi yang dimiliki perusahaan atau entitas menjadi tidak menentu (Vuko dan Marko, 2014), tetapi karena ancaman dan risiko yang tidak menentu tersebut tidak menjadi faktor utama dalam lamanya proses audit yang berlangsung. 4. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay Pada table 4.9 menunjukan angka signifikansi sebesar 0,592. Hal ini menunjukan bahwa Leverage tidak berpengaruh terhadap audit delay karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 ( 0,592 > 0,05) dengan demikian H4 ditolak. Hasil yang diperoleh
dalam penelitian
ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari dan made (2014), Sukmawati (2014), dan Janartha dan Bambang (2016). Namun hasil dari penelitian ini tidak mendukung hasil dari penelitian Vuko dan Marko (2014) yang memperoleh hasil bahwa Leverage berpengaruh terhadap audit delay. Jumlah utang yang tinggi tidak memberikan tekanan pada perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih cepat. Debt to equity ratio (DER) yang tinggi akan memberika n 71
sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan keuangan. Hal ini dikarenakan rasio utang terhadap ekuitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk
memenuhi
segala
kewajiban
finansialnya.
Semakin tinggi rasio utang berarti ada permasalahan going concern yang memerlukan audit lebih teliti dan waktu yang lebih lama oleh auditor. Tingkat utang yang tinggi akan meningkatkan kehati-hatia n auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Hal ini disebabkan karena tingginya proporsi dari utang akan meningkatka n pula risiko keuangannya. Perusahaan yang memiliki banyak utang pada struktur keuangannya, maka perusahaan tersebut memilik i resiko yang cukup besar akibat kesulitan dalam membayar utang yang besar, sehingga bisa menunda publikasi laporan keuangan. Proporsi yang tinggi dari utang, akan memengaruhi keuangan
yang
terkait dengan
masalah
kelangsungan
kondisi hidup
perusahaan (going concern), yang pada akhirnya memerluka n kecermatan yang lebih dalam pengauditan (Janartha dan Bambang, 2016). Leverage tidak selalu berdampak negatif terhadap perusahaan. Apabila perusahaan berhasil mengelola utangnya dengan baik, efisien dan tepat sasaran, profit perusahaan akan meningkat secara signifikan dan tidak akan ada masalah tehadap kesulitan keuangan. Disampng itu, tidak perlu adanya negosiasi dengan pihak auditor
72
dalam proses audit sehingga
tidak akan terjadi audit delay
(Puspitasari dan made, 2014). 5. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai variabel Moderasi Hasil uji moderated regression analysis (MRA) menunjuka n angka signifikansi sebesar 0,721 pada variabel MSPI. Dengan demikian maka H5 ditolak dan ukuran perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh sistem pengendalian internal terhadap audit delay. Hal ini dikarenakan yang bertanggung jawab sepenuhnya dalam sistem pengendalian internal perusahaan adalah manajeme n perusahaan sendiri dan tugas auditor eksternal yang menentuka n proses audit yang digunakan. Dalam penelitian Miradhi dan Gede (2016) yang meneliti pengaruh opini auditor terhadap audit delay dimana proksi yang digunakan sama dengan sistem pengendalian internal yaitu dengan menggunakan variabel dummy untuk setiap opini auditor yang diberikan pada laporan keuangan perusahaan menjelaskan bahwa seberapa besarnya pengendalian
perusahaan
internal
yang
atau
seberapa bagus
ada didalamnya,
auditor
sistem dalam
memberikan opininya berdasarkan apa yang terjadi dalam laporan keuangan dan opini auditor merupakan bagian dari kewenangan KAP yang sudah sesuai dengan prosedur dalam standar profesiona l akuntan publik. Maka ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi 73
sistem pengendalian internal terhadap audit delay. Hasil dari penelitian ini mendukung hasil yang dari penelitian Miradhi dan Gede (2016). 6. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi Tabel 4.9 menunjukan hasil dari nilai signifikansi sebesar 0,032 pada variabel MinvRec. Dengan demikian H6 diterima karena nilai signifikansi yang kurang dari 0,05. Dapat
disimpulkan
bahwa
ukuran
perusahaan
dapat
memoderasi audit effort terhadap audit delay. Merujuk pada penelitian Vuko dan Marko (2014) yang menggunakan total inventory dan total receivables
dibagi
dengan
total asset
menunjukan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka nila i dari audit effort itu sendiri akan semakin besar pula dalam mempengaruhi audit delay. Hasil dari penelitian ini didukung oleh hasil dalam penelitia n Limei Cao et al. (2015) yang menunjukan audit effort secara signifikan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dam menyataka n bahwa semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar pula audit effort yang diperlukan dalam mengaudit perusahaan tersebut. 7. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Absolute Level of Total Accrual terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating 74
Tabel 4.9 menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,495 pada variabel MTA, hal ini menunjukan bahwa H7 ditolak karena nila i signifikansi yang diatas dari 0,05. Dengan demikian ukuran perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh absolute level of total accrual terhadap audit delay. Penelitian ini menggunkan variabel TA sebagai indikator dari audit inherent risk. Walaupun terdapat argumen dalam penelitia n Vuko dan Marko (2014) yang menyatakan bahwa semakin besar tugas auditor dalam mengaudit klien maka semakin besar pula risiko bisnis yang dihadapi auditor dengan klienya, lalu dalam penelitia n Francis dan Krishnan (1999) mengungkapkan bahwa aset yang dimiliki perusahaan baik itu yang terdeteksi atau tidak akan mempengaruhi total akrual yang dimiliki perusahaan belum dapat menjelaskan secara utuh bahwa total akrual dapat mempengar uhi lamanya audit delay. Hal ini bisa disebabkan karena faktor yang tidak menentu yang diakibatkan oleh nilai dari total akrual tersebut (Vuko dan Marko, 2014). 8. Uji Hipotesis Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi Pada tabel 4.9 yang ditunjukan oleh variabel Mlev dengan nilai signifikansi sebesar 0,701 yang berarti bahwa H8 ditolak karena nila i signifikansi yang melebihi 0,05. Maka dapat disimpulkan ukuran perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh leverage terhadap 75
audit delay. Hasil dari penelitian ini mendukung hasil dari penelitia n Putra dan I Made (2016) yang menyatakan
bahwa ukuran
perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh debt equity to ratio atau leverage terhadap audit delay. Hal ini dapat disebabkan karena auditor
didalam
melaksanakan
penugasan
audit
bersikap
professional dan memenuhi standar audit sebagaimana yang telah diatur oleh IAI tanpa melihat ukuran perusahaan yang diaudit (Haryani dan I Dewa, 2014). Potensi terjadinya audit delay yang lebih panjang pada perusahaan besar didasari oleh pandangan bahwa lingkup audit dan kompleksitas transaksi pada perusahaan besar akan lebih luas dibandingkan dengan perusahaan kecil, namun hal ini tidak terjadi pada perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel pada penelitian ini yang berarti bahwa besar kecilnya perusahaan manufaktur tidak mencerminkan kompleksitas di dalam penerapan audit prosedur dan waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian tugas audit. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mungkin saja akan memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan audit namun tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap penyelesaian audit (Haryani dan I Dewa, 2014).
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujia n yang telah dilakukan dengan moderated regression analysis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelitian Lucyanda dan Sabrina (2013), dan Kartika (2011). Hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan penelitia n Sa’adah (2013). 2. Audit Effort berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelitian Zhang Hongbo (2012). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Vuko dan Marko (2014). 3. Absolute Level of Total Accrual tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelitian Vuko dan Marko (2014) dan Zhang Hongbo (2012). 4. Leverage tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelitian Puspitasari dan made (2014), Sukmawati (2014), dan Janartha dan Bambang (2016). 5. Hubungan interaksi antara sistem pengendalian internal dengan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelitian Miradhi dan Gede (2016).
77
6. Hubungan interaksi antara audit effort dengan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelitian Limei
Cao et al. (2015). 7. Hubungan interaksi antara absolute level of total accrual dengan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelitian Francis dan Krishnan (1999) serta Vuko dan Marko (2014). 8. Hubungan interaksi antara leverage dengan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelitia n Putra dan I Made (2016). B. Saran Berikut
saran-saran
yang
dapat diberikan
untuk
penelitia n
selanjutnya, adalah sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel yang akan digunakan
seperti komite audit, opini auditor, audit
comparability, audit outcomes, dll sehingga
hasilnya
akan
memperkaya pembahasan mengenai audit delay 2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan proksi-proksi yang berbeda dalam setiap variabel sehingga dapat dibandingka n dengan proksi yang digunakan dalam penelitian ini, 3. Penelitian
selanjutnya
disarankan agar memperluas
wilayah
sampel dengan menambah jenis industri atau menggunaka n seluruh industri yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). 78
DAFTAR PUSTAKA Arens. A. Alvin, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley, Alvin A. 2015. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintigrasi. Edisi Kedua Belas. Jilid Kedua, Jakarta: Erlangga. Aryati, Titik dan Maria Theresia. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness”. Media Riset Akuntansi, Volume 5. No 3 Desember Hal 271-287. Ashton, R.H., Willingham, J.J, dan Elliot, R.K. 1987. “An Emprical Analysis of Audit Delay”. Journal of Accounting Research, Vol. 25 No 2. (Autumn): Hal 275- 292. Bamber, E. M., Bamber, L. S. and Schoderbek, M. P. 1993. “Audit structure and other determinants of audit report lag: An empirical analysis”, Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol. 12, No. 1, Hal 1-23. Bapepam. 2006. Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala Oleh Perusahaan Efek. Juli, Kep - 06/BL/2006. Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Caramanis, C., dan C. Lennox. 2008. “Audit effort and earnings manageme nt”. Journal of Accounting and Economics 45 (1): Hal 116-138. Carslaw, Charles dan Kaplan. 1991. “An Examination of Audit Delay: Further Evidence from New Zealand”. Accounting and Business Research,Vol. 22, No. 85,. Dyer, dan McHugh. 1975. “The Timeliness of the Australian Annual Report”. Journal of Accounting Research. Febrianty. 2011. “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay Perusahaan Sektor Perdagangan yang Terdaftar di BEI periode 2007- 2009”, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (Vol. 1 No. 3 September 2011), Politeknik PalComTech. Francis, J. R. dan Krishnan, J. 1999 . “Accounting Accruals and Auditor Reporting Conservatism”, Contemporary Accounting Research, Vol. 16, No. 1, Hal 135-165. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Jakarta. Givoly, D. dan Palmon, D. 1982. “Timeliness of Annual Earnings Announceme nts : Some Empirical Evidence”, Accounting Review, Hal 486-508.
79
Halim, Varianda. 2000. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2 No 1: Hal 63-75. Haryani, Jumratul dan I Dewa Nyoman Wiratmaja. 2014. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Penerapan International Reporting Standards dan Kepemilikan Publik Pada Audit Delay”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Hassanudin. 2002. “Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Suatu Tinjauan Faktorfaktor yang Mempengaruhi)”. Jurnal Indonesia Membangun, Juli 2002. Houston, R.W., M.F. Peters, dan J.H. Pratt. 1999. “The audit risk model, business risk and audit- planning decisions”. The Accounting Review 74 (3): Hal 281298. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : Edisi Pertama, Penerbit BPFE. Janartha, I Wayan Pion dan Bambang Suprasto H. 2016. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Keberadaan Komite Audit dan leverage”. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Jörg-Markus Hitz,Philipp Löw, dan Mara Solka. 2013. “Determinant of Audit Delay in Mandatory IFRS Setting”. Die Betriebswirtschaft. Jones,J. 1991. “Earnings Management during import relivef investigation”. Journal of accounting research 29: Hal 193-228. Kartika, Andi. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”, Dinamika Keuangan dan Perbankan. Khalatbari, Abdossamad, Ismail Ramezanpour, dan Jalal Haghdoost. 2013. “Studying the Relationship of Earnings Quality and Audit Delay in Accepted Companies in Tehran Securities”, International Research Journal of Applied and Basic Sciences, Vol. 6. No. 5. Hal 549-555. Lawrence, Janice, dan Barry Bryan. 1998. “Characteristics Associated with Audit Delay in The Monitoring of Low Income Housing Projects”, Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management, 10 (2): Hal 173-191. Lianto, Novice dan Budi Hartono Kusuma. 2010. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Report Lag”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi , Universita s Tarumanegara, Vol. 12 No.2, Agustus 2010, Hal 97-106. Limei, Cao, Wanfu Li, dan Limin Zhang. 2015. “Audit Mode Change, Corporate Governence and Audit Effort”. China Journal of Accounting Reasearch. 80
Lucyanda, Jurica dan Sabrina Paramitha Nura’ni. 2013. “Pengujia Faktor Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay”. Jurnal Akuntansi & Auditing. Miradhi, Made Devi dan Gede Juliarsa. 2016. “Ukuran Perusahaan sebagai Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas dan Opini Auditor pada Udit Delay”, EJurnal Akuntansi Universitas Udayana, Bali. Mulyadi. 2006. Auditing. Edisi Pertama. Cetakan Keenam, Jakarta, Salemba Empat. O‟Keefe, T.B., R.D. King, dan K.M. Gaver. 1994. “Audit Fees, Industry Specialization, and Compliance with GAAS Reporting Standards”, Auditing: A Journal of Practice & Theory 13: Hal 41- 55. Palmrose, Z. 1989. “The Relation of Audit Contract Type to Audit Fees and Hours”, The Accounting Review, 64(3), Hal 488-499. Pourali, Mohammad Reza, Jozi, Mahshid, Rostami, Keramatollah Heydari, Taherpour, Gholam Reza dan Niazi, Faramarz. 2013. “Investigation of Effective Factors in Audit Delay: Evidence from Tehran Stock Exchange (TSE)”, Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technolo gy, Vol. 5, No. 2, Hal 405- 410. Puspitasari, Ketut Dian dan Made Yeni Latrini. 2014. “Pengaruh Ukuran Perusahan, Anak Perusahaan, Leverage, dan Ukuran KAP Terhadap Audit Delay”. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana. Putra, Putu Gede Ovan Subawa dan I Made Pande Dwiana Putra. 2016. “Ukuran Perusahaan Sebagai Pemoderasi Pengaruh Opini Auditor, Profitabilitas, dan Debt Equity to Ratio Terhadap Audit Delay”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Bali. Ruhnke, K dan Au, K. 1998. “Die Dauer der Jahresabschlußprüfung – Eine empirische Untersuchung des audit delay bei deutschen Aktiengesellschaften”. Die Betriebswirtschaft, Hal 644–658. Sa’adah,Shohelma. 2013. “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Sistem Pengendalia n Internal terhadap Audit Delay”. ejournal.unp.ac.id, Volume 1, No. 2, Maret. Saemargani,Fitria Indah. 2015. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Provabilitas, Solvabilitas, Ukuran KAP, dan Opini Auditor terhadap Audit Delay”, Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, Volume 4, No. 2, Universitas Negri Yogyakarta. Scott, William R. 2010. Financial Accounting Theory, Sixth Edition. Pearson Canada Inc. Toronto. Sembiring, Sukmi Amelanty. 2012 “Pengaruh Klasifikasi Industri dan Ukuran Perusahaan Terhadap Risiko Bisnis Pada Perusahaan Manufaktur yang 81
Terdaftar di BEI”. Jurnal Manajemen, Volume 01, No. 01, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Simunic, D., dan M.T. Stein. 1996. “Impact of litigation risk on audit pricing: A review of the economics and the evidence”. Auditing: A Journal of Practice & Theory 15: Hal 119-134. Subekti, Imam dan Widiyanti, Novi Wulandari. 2004. “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay di Indonesia”. SNA 7. Ikatan Akuntan Indonesia, Hal 991-1002. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta. Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba teori dan model empiris.Jakarta : Grasindo. Vuko, Tina dan Marko Cular. 2014. “Finding Determinant of Audit Delay by Pooled OLS Regression Analysis”, Croatian Operational Research Review, University of Split Cuite Fiskovica, Kroasia. Wirakusuma, Made Gede. 2004. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik (Studi Empiris Mengenai Keberadaan Divisi Internal Audit pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Simposium Nasional Akuntansi VII. (Desember) : Hal 1202-1222. Wiwik, Utami. 2006. “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Bulletin Penelitian No.09 Tahun 2000. Zhang, Hongbo. 2012. “Accounting Comparability, Audit Effort, and Audit Outcomes”. etd.lsu.edu. Dissertation. University of Illinois.
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
83
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Maufaktur yang Menjadi Sampel No
Nama Perusahaan 1 PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL 2 3 4 PT Alkindo Naratama Tbk 5 6 7 PT Asiaplast Industries Tbk 8 9 10 PT Astra International Tbk 11 12 13 PT Astra Otoparts Tbk 14 15 16 PT Berlina Tbk 17 18 19 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 20 21 22 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 23 24 25 PT DELTA DJAKARTA Tbk 26 27 28 PT INDOFARMA 29 PT Fajar Surya Wisesa Tbk 30 31 32 PT Gajah Tunggal Tbk 33 34 35 PT Panasia Indo Resources Tbk 36 37 38 PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk 39 40 41 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 42 43 44 PT Indomobil Sukses Internasional 45 46 47 PT INDOFARMA 48 49 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 50
Kode ADES ADES ADES ALDO ALDO ALDO APLI APLI APLI ASII ASII ASII AUTO AUTO AUTO BRNA BRNA BRNA CEKA CEKA CEKA CPIN CPIN CPIN DLTA DLTA DLTA INAF FASW FASW FASW GJTL GJTL GJTL HDTX HDTX HDTX HMSP HMSP HMSP ICBP ICBP ICBP IMAS IMAS IMAS INAF INAF INDF INDF
Tahun 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2015 2014 2013 2013 2015 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2013 2014 2015 2015 2013 2014 2014 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2013 2015
84
51 INDF 52 PT INDOSPRING Tbk INDS 53 INDS 54 INDS 55 PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk JECC 56 JECC 57 JECC 58 PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI 59 KBLI 60 KBLI 61 PT KABELINDO MURNI Tbk. KBLM 62 KBLM 63 KBLM 64 PT KERTAS BASUKI RACHMAT INDONESIA TBK KBRI 65 KBRI 66 KBRI 67 PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk KICI 68 KICI 69 KICI 70 PT Kalbe Farma Tbk. KLBF 71 KLBF 72 KLBF 73 PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk LMPI 74 LMPI 75 LMPI 76 PT MARTINA BERTO Tbk MBTO 77 MBTO 78 MBTO 79 PT MERCK Tbk MERK 80 MERK 81 MERK 82 PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk MLBI 83 MLBI 84 MLBI 85 PT APAC CITRA CENTERTEX Tbk MYTX 86 MYTX 87 MYTX 88 PT NIPRESS Tbk NIPS 89 NIPS 90 NIPS 91 PT PYRIDAM FARMA Tbk PYFA 92 PYFA 93 PYFA 94 PT BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA Tbk RMBA 95 RMBA 96 RMBA 97 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI 98 ROTI 99 ROTI 100 PT MERCK SHARP DOHME PHARMA TBK SCPI
2014 2014 2013 2015 2015 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2013 2013 2014 2015 2015 2013 2014 2015 2014 2013 2015 2014 2013 2013 2014 2015 2014 2015 2013 2013 2015 2014 2013 2014 2015 2014 2015 2013 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2014 2015 2013 2013
101 SCPI 2014 102 SCPI 2015 103 PT SIERAD PRODUCE Tbk SIPD 2013 104 SIPD 2014 105 SIPD 2015 106 PT SEKAR LAUT Tbk SKLT 2013 107 SKLT 2014 108 SKLT 2015 109 PT Selamat Sempurna Tbk SMSM 2015 110 SMSM 2014 111 SMSM 2013 112 PT SUPARMA Tbk SPMA 2013 113 SPMA 2014 114 SPMA 2015 115 PT. SUNSON TEXTILE MANUFACTURER, Tbk.SSTM 2015 116 SSTM 2013 117 SSTM 2014 118 PT SIANTAR TOP Tbk STPP 2015 119 STPP 2014 120 STPP 2013 121 PT. MANDOM INDONESIA Tbk TCID 2015 122 TCID 2013 123 TCID 2014 124 PT Tirta Mahakam Resources TIRT 2013 125 TIRT 2014 126 TIRT 2015 127 PT TRISULA INTERNATIONAL Tbk TRIS 2013 128 TRIS 2014 129 TRIS 2015 130 PT Trias Sentosa Tbk TRST 2013 131 TRST 2014 132 TRST 2015 133 PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk TSCP 2013 134 TSCP 2014 135 TSCP 2015 136 PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING ULTJ COMPANY Tbk. 2015 137 ULTJ 2014 138 ULTJ 2013 139 PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK UNIT 2014 140 UNIT 2015 141 UNIT 2013 142 PT Voksel Electric Tbk VOKS 2015 143 VOKS 2014 144 VOKS 2013 145 PT WISMILAK INTI MAKMUR TBK WIIM 2015 146 WIIM 2014 147 WIIM 2013
85
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Kode ADES ADES ADES ALDO ALDO ALDO APLI APLI APLI ASII ASII ASII AUTO AUTO AUTO BRNA BRNA BRNA CEKA CEKA CEKA CPIN CPIN CPIN DLTA DLTA DLTA INAF FASW FASW FASW GJTL GJTL GJTL HDTX HDTX HDTX HMSP HMSP HMSP ICBP ICBP ICBP IMAS IMAS IMAS INAF INAF INDF
Tahun SPI 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2015 2014 2013 2013 2015 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2013 2014 2015 2015 2013 2014 2014 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2013
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
SCPI SCPI SCPI SIPD SIPD SIPD SKLT SKLT SKLT SMSM SMSM SMSM SPMA SPMA SPMA SSTM SSTM SSTM STPP STPP STPP TCID TCID TCID TIRT TIRT TIRT TRIS TRIS TRIS TRST TRST TRST TSCP TSCP TSCP ULTJ ULTJ ULTJ UNIT UNIT UNIT VOKS VOKS VOKS WIIM WIIM WIIM
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2015 2014 2013 2013 2014 2015 2015 2013 2014 2015 2014 2013 2015 2013 2014 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2015 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2013 2015 2014 2013
86
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
INDF INDF INDS INDS INDS JECC JECC JECC KBLI KBLI KBLI KBLM KBLM KBLM KBRI KBRI KBRI KICI KICI KICI KLBF KLBF KLBF LMPI LMPI LMPI MBTO MBTO MBTO MERK MERK MERK MLBI MLBI MLBI MYTX MYTX MYTX NIPS NIPS NIPS PYFA PYFA PYFA RMBA RMBA RMBA ROTI ROTI ROTI
2015 2014 2014 2013 2015 2015 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2013 2013 2014 2015 2015 2013 2014 2015 2014 2013 2015 2014 2013 2013 2014 2015 2014 2015 2013 2013 2015 2014 2013 2014 2015 2014 2015 2013 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2014 2015 2013
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
Kode ADES ADES ADES ALDO ALDO ALDO APLI APLI APLI ASII ASII ASII AUTO AUTO AUTO BRNA BRNA BRNA CEKA CEKA CEKA CPIN CPIN CPIN DLTA DLTA DLTA INAF FASW FASW FASW GJTL GJTL GJTL HDTX HDTX HDTX HMSP HMSP HMSP ICBP ICBP ICBP IMAS IMAS IMAS INAF INAF INDF
Tahun 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2015 2014 2013 2013 2015 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2013 2014 2015 2015 2013 2014 2014 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2013
Inventories Rp 84.788.000.000 Rp 92.474.000.000 Rp 99.210.000.000 Rp 57.739.756.146 Rp 74.595.484.757 Rp 79.554.208.566 Rp 33.591.526.509 Rp 35.111.850.724 Rp 30.089.436.015 Rp 18.337.000.000.000 Rp 16.896.000.000.000 Rp 14.433.000.000.000 Rp 1.472.428.000.000 Rp 1.749.263.000.000 Rp 1.718.663.000.000 Rp 148.582.554.000 Rp 184.314.236.000 Rp 202.459.084.000 Rp 365.614.090.062 Rp 424.593.167.957 Rp 475.991.159.222 Rp 4.030.952.000.000 Rp 4.321.016.000.000 Rp 5.454.001.000.000 Rp 181.162.743.000 Rp 176.233.006.000 Rp 197.437.057.000 Rp 216.406.886.501 Rp 649.109.351.590 Rp 829.904.363.829 Rp 905.574.220.303 Rp 1.820.112.000.000 Rp 2.247.074.000.000 Rp 2.112.616.000.000 Rp 192.015.441.000 Rp 309.153.529.000 Rp 205.112.296.000 Rp 19.071.523.000.000 Rp 17.332.558.000.000 Rp 17.431.586.000.000 Rp 2.546.835.000.000 Rp 2.868.722.000.000 Rp 2.813.122.000.000 Rp 4.498.533.194.624 Rp 3.366.038.875.959 Rp 2.818.952.958.749 Rp 236.417.397.357 Rp 300.271.746.960 Rp 8.160.539.000.000
Receivables Rp 79.179.000.000 Rp 105.645.000.000 Rp 126.954.000.000 Rp 108.891.776.939 Rp 139.991.484.544 Rp 154.979.376.416 Rp 44.108.251.883 Rp 49.153.447.552 Rp 33.735.103.522 Rp 53.005.000.000.000 Rp 54.759.000.000.000 Rp 51.645.000.000.000 Rp 1.650.725.000.000 Rp 1.687.825.000.000 Rp 1.784.361.000.000 Rp 159.995.683.000 Rp 232.366.683.000 Rp 244.365.819.000 Rp 284.131.937.391 Rp 261.169.962.552 Rp 315.238.141.384 Rp 2.616.950.000.000 Rp 3.522.209.000.000 Rp 3.339.849.000.000 Rp 181.290.870.000 Rp 120.891.620.000 Rp 218.008.089.000 Rp 208.245.803.553 Rp 1.063.613.166.479 Rp 817.928.768.583 Rp 682.421.107.867 Rp 1.499.470.000.000 Rp 1.408.324.000.000 Rp 1.587.995.000.000 Rp 162.807.610.000 Rp 132.107.473.000 Rp 124.082.619.000 Rp 4.726.827.000.000 Rp 1.449.427.000.000 Rp 1.097.937.000.000 Rp 3.363.697.000.000 Rp 2.549.415.000.000 Rp 2.920.956.000.000 Rp 5.177.115.721.348 Rp 6.681.071.756.383 Rp 7.174.450.155.103 Rp 285.853.171.964 Rp 209.889.781.499 Rp 5.267.014.000.000
87
Total Aset InvRec Rp 441.064.000.000 0,37 Rp 502.990.000.000 0,39 Rp 653.224.000.000 0,35 Rp 290.641.923.909 0,57 Rp 346.674.687.826 0,62 Rp 366.010.819.198 0,64 Rp 303.594.490.546 0,26 Rp 273.126.657.794 0,31 Rp 308.620.387.248 0,21 Rp245.435.000.000.000 0,29 Rp236.027.000.000.000 0,3 Rp213.994.000.000.000 0,31 Rp 12.484.843.000.000 0,25 Rp 14.339.110.000.000 0,24 Rp 14.387.568.000.000 0,24 Rp 1.125.375.706.000 0,27 Rp 1.334.086.016.000 0,31 Rp 1.820.783.911.000 0,25 Rp 1.069.627.299.747 0,61 Rp 1.485.826.210.015 0,46 Rp 1.284.150.037.341 0,62 Rp 15.704.502.000.000 0,42 Rp 20.841.795.000.000 0,38 Rp 24.684.915.000.000 0,36 Rp 1.038.321.916.000 0,35 Rp 872.682.405.000 0,34 Rp 997.443.167.000 0,42 Rp 1.249.763.660.131 0,34 Rp 5.692.060.407.681 0,3 Rp 5.581.000.723.345 0,3 Rp 6.993.634.266.969 0,23 Rp 15.411.013.000.000 0,22 Rp 16.122.036.000.000 0,23 Rp 17.509.505.000.000 0,21 Rp 2.381.070.075.000 0,15 Rp 4.878.367.904.000 0,09 Rp 4.224.585.356.000 0,08 Rp 38.010.724.000.000 0,63 Rp 27.404.594.000.000 0,69 Rp 28.380.630.000.000 0,65 Rp 26.560.624.000.000 0,22 Rp 21.410.331.000.000 0,25 Rp 25.029.488.000.000 0,23 Rp 22.322.118.753.227 0,43 Rp 23.473.796.788.460 0,43 Rp 24.860.957.839.497 0,4 Rp 1.297.630.005.512 0,4 Rp 1.533.708.564.241 0,33 Rp 77.777.940.000.000 0,17
Kode INDF INDF INDS INDS INDS JECC JECC JECC KBLI KBLI KBLI KBLM KBLM KBLM KBRI KBRI KBRI KICI KICI KICI KLBF KLBF KLBF LMPI LMPI LMPI MBTO MBTO MBTO MERK MERK MERK MLBI MLBI MLBI MYTX MYTX MYTX NIPS NIPS NIPS PYFA PYFA PYFA RMBA RMBA RMBA ROTI ROTI ROTI
Tahun 2015 2014 2014 2013 2015 2015 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2013 2013 2014 2015 2015 2013 2014 2015 2014 2013 2015 2014 2013 2013 2014 2015 2014 2015 2013 2013 2015 2014 2013 2014 2015 2014 2015 2013 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2014 2015 2013
Inventories Rp 7.627.360.000.000 Rp 8.446.349.000.000 Rp 478.330.720.924 Rp 383.515.708.536 Rp 538.841.439.260 Rp 341.529.516.000 Rp 376.648.221.000 Rp 464.139.560.000 Rp 265.488.262.441 Rp 294.194.627.877 Rp 297.833.900.644 Rp 137.507.066.544 Rp 91.036.548.405 Rp 101.884.229.643 Rp 3.464.928.952 Rp 16.458.960.535 Rp 126.054.995.613 Rp 57.384.023.808 Rp 49.680.217.136 Rp 47.833.812.926 Rp 3.003.149.535.671 Rp 3.090.544.151.155 Rp 3.053.494.513.851 Rp 190.669.843.103 Rp 194.645.138.281 Rp 210.044.497.976 Rp 53.263.258.533 Rp 74.985.171.053 Rp 76.682.141.187 Rp 183.724.387.000 Rp 161.124.628.000 Rp 249.318.913.000 Rp 161.867.000.000 Rp 131.360.000.000 Rp 226.717.000.000 Rp 262.635.000.000 Rp 303.288.000.000 Rp 219.446.000.000 Rp 225.074.574.000 Rp 246.439.073.000 Rp 193.146.288.000 Rp 35.866.745.171 Rp 32.258.012.129 Rp 36.163.518.386 Rp 5.038.069.000.000 Rp 5.096.435.000.000 Rp 5.962.896.000.000 Rp 40.795.755.774 Rp 43.169.425.832 Rp 36.523.703.417
Receivables Rp 5.116.610.000.000 Rp 4.358.424.000.000 Rp 339.313.341.166 Rp 309.703.107.747 Rp 311.412.184.688 Rp 469.089.278.000 Rp 473.898.955.000 Rp 513.749.516.000 Rp 476.764.021.710 Rp 545.744.436.251 Rp 486.996.835.413 Rp 189.980.395.473 Rp 220.478.314.735 Rp 222.905.072.590 Rp 42.348.392.307 Rp 36.076.174.991 Rp 104.375.851.445 Rp 9.335.284.746 Rp 9.693.700.254 Rp 9.919.207.273 Rp 2.434.081.759.027 Rp 2.464.901.529.716 Rp 2.273.378.788.416 Rp 242.107.769.071 Rp 250.433.391.505 Rp 229.486.553.340 Rp 277.815.321.506 Rp 303.320.568.986 Rp 337.082.565.169 Rp 144.633.951.000 Rp 171.588.194.000 Rp 137.783.742.000 Rp 325.807.000.000 Rp 209.771.000.000 Rp 382.051.000.000 Rp 147.737.000.000 Rp 173.335.000.000 Rp 148.546.000.000 Rp 325.696.898.000 Rp 322.119.195.000 Rp 255.667.534.000 Rp 30.273.751.470 Rp 39.596.938.982 Rp 30.245.569.598 Rp 291.678.000.000 Rp 801.783.000.000 Rp 658.867.000.000 Rp 213.406.935.097 Rp 250.544.417.433 Rp 183.089.019.764
88
Total Aset InvRec Rp 91.831.526.000.000 0,14 Rp 86.077.251.000.000 0,15 Rp 2.282.666.078.493 0,36 Rp 2.196.518.364.473 0,32 Rp 2.553.928.346.219 0,33 Rp 1.358.464.081.000 0,6 Rp 1.064.129.232.000 0,8 Rp 1.240.064.675.000 0,79 Rp 1.340.881.252.563 0,55 Rp 1.551.799.840.976 0,54 Rp 1.345.309.104.201 0,58 Rp 654.385.717.061 0,5 Rp 647.249.655.440 0,48 Rp 654.296.256.935 0,5 Rp 788.749.190.752 0,06 Rp 1.298.895.336.018 0,04 Rp 1.455.931.208.462 0,16 Rp 133.831.888.816 0,5 Rp 99.922.106.691 0,59 Rp 100.322.024.001 0,58 Rp 13.696.417.381.439 0,4 Rp 12.439.267.396.015 0,45 Rp 11.319.399.302.160 0,47 Rp 793.093.512.600 0,55 Rp 808.892.238.344 0,55 Rp 822.189.506.877 0,53 Rp 614.837.006.986 0,54 Rp 623.002.100.394 0,61 Rp 648.899.377.240 0,64 Rp 711.055.830.000 0,46 Rp 641.646.818.000 0,52 Rp 699.477.946.000 0,55 Rp 1.782.148.000.000 0,27 Rp 2.100.853.000.000 0,16 Rp 2.231.051.000.000 0,27 Rp 2.096.272.000.000 0,2 Rp 2.042.336.000.000 0,23 Rp 1.944.326.000.000 0,19 Rp 1.206.854.400.000 0,46 Rp 1.547.720.090.000 0,37 Rp 798.407.625.000 0,56 Rp 175.048.620.682 0,38 Rp 172.557.400.461 0,42 Rp 159.951.537.229 0,42 Rp 9.935.256.000.000 0,54 Rp 10.821.467.000.000 0,55 Rp 12.667.314.000.000 0,52 Rp 2.142.894.276.216 0,12 Rp 2.706.323.637.034 0,11 Rp 1.822.689.047.108 0,12
Kode SCPI SCPI SCPI SIPD SIPD SIPD SKLT SKLT SKLT SMSM SMSM SMSM SPMA SPMA SPMA SSTM SSTM SSTM STPP STPP STPP TCID TCID TCID TIRT TIRT TIRT TRIS TRIS TRIS TRST TRST TRST TSCP TSCP TSCP ULTJ ULTJ ULTJ UNIT UNIT UNIT VOKS VOKS VOKS WIIM WIIM WIIM
Tahun 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2015 2014 2013 2013 2014 2015 2015 2013 2014 2015 2014 2013 2015 2013 2014 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2015 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2013 2015 2014 2013
Inventories Rp 260.927.092.000 Rp 324.081.925.000 Rp 407.900.378.000 Rp 507.694.110.429 Rp 557.327.627.156 Rp 373.941.409.810 Rp 70.556.604.227 Rp 73.181.753.579 Rp 80.328.938.283 Rp 560.755.000.000 Rp 432.027.000.000 Rp 401.681.000.000 Rp 304.304.052.441 Rp 387.969.639.852 Rp 459.153.960.245 Rp 323.426.229.333 Rp 344.737.943.944 Rp 349.113.710.318 Rp 298.729.619.637 Rp 309.595.185.554 Rp 285.793.392.774 Rp 382.731.850.133 Rp 330.318.448.755 Rp 419.658.098.409 Rp 287.670.354.500 Rp 326.708.721.310 Rp 338.446.411.134 Rp 138.215.834.515 Rp 167.719.631.272 Rp 194.554.840.234 Rp 558.872.700.036 Rp 509.899.015.645 Rp 581.817.476.600 Rp 1.000.694.231.080 Rp 1.056.050.634.231 Rp 1.232.919.055.623 Rp 738.803.692.770 Rp 714.411.455.060 Rp 534.977.217.239 Rp 46.464.388.233 Rp 50.916.708.614 Rp 44.238.433.634 Rp 428.533.328.072 Rp 437.889.107.015 Rp 365.801.446.338 Rp 762.247.944.395 Rp 753.511.490.458 Rp 693.067.236.229
Receivables Rp 181.314.244.000 Rp 574.099.695.000 Rp 566.688.083.000 Rp 431.547.275.995 Rp 432.110.287.781 Rp 251.852.212.190 Rp 73.947.590.412 Rp 82.116.256.304 Rp 91.574.884.157 Rp 614.004.000.000 Rp 574.663.000.000 Rp 564.631.000.000 Rp 195.976.401.834 Rp 181.435.555.062 Rp 154.527.265.068 Rp 50.717.553.591 Rp 67.264.858.235 Rp 47.899.817.337 Rp 315.428.170.065 Rp 281.859.370.792 Rp 235.749.453.769 Rp 487.907.805.966 Rp 290.267.183.651 Rp 320.449.310.585 Rp 24.917.449.146 Rp 46.681.612.020 Rp 41.020.117.863 Rp 119.310.956.522 Rp 141.945.316.154 Rp 136.103.536.749 Rp 475.835.141.313 Rp 485.064.194.004 Rp 429.237.700.778 Rp 960.837.122.825 Rp 1.045.016.218.317 Rp 1.089.607.648.881 Rp 477.628.933.703 Rp 407.449.449.974 Rp 381.952.810.801 Rp 21.809.949.372 Rp 28.601.841.641 Rp 23.703.372.219 Rp 576.314.237.799 Rp 605.281.551.176 Rp 1.017.890.720.351 Rp 63.576.888.370 Rp 74.680.987.552 Rp 59.295.144.406
89
Total Aset InvRec Rp 746.401.836.000 0,59 Rp 1.323.397.641.000 0,68 Rp 1.510.747.778.000 0,65 Rp 3.155.502.293.672 0,3 Rp 2.799.604.621.544 0,35 Rp 2.246.770.166.899 0,28 Rp 304.009.369.369 0,48 Rp 336.932.338.819 0,46 Rp 377.110.748.359 0,46 Rp 2.220.108.000.000 0,53 Rp 1.757.634.000.000 0,57 Rp 1.717.857.000.000 0,56 Rp 1.767.105.818.949 0,28 Rp 2.091.957.078.669 0,27 Rp 2.185.464.365.772 0,28 Rp 721.884.167.684 0,52 Rp 801.866.397.035 0,51 Rp 773.663.346.934 0,51 Rp 1.919.568.037.170 0,32 Rp 1.700.204.093.895 0,35 Rp 1.470.059.394.892 0,35 Rp 2.082.096.848.703 0,42 Rp 1.473.919.541.356 0,42 Rp 1.863.679.837.324 0,4 Rp 728.917.893.119 0,43 Rp 716.491.912.027 0,52 Rp 763.168.027.178 0,5 Rp 475.381.602.732 0,54 Rp 521.920.090.728 0,59 Rp 574.346.433.075 0,58 Rp 3.260.919.505.192 0,32 Rp 3.261.285.495.052 0,31 Rp 3.357.359.499.954 0,3 Rp 5.417.059.772.651 0,36 Rp 5.609.556.653.195 0,37 Rp 6.284.729.099.203 0,37 Rp 3.539.995.910.248 0,34 Rp 2.918.133.278.435 0,38 Rp 2.812.056.096.621 0,33 Rp 440.522.832.644 0,15 Rp 460.539.382.206 0,17 Rp 459.103.410.809 0,15 Rp 1.536.244.634.556 0,65 Rp 1.557.960.734.712 0,67 Rp 1.958.478.794.072 0,71 Rp 1.342.700.045.391 0,62 Rp 1.334.544.790.387 0,62 Rp 1.232.930.133.158 0,61
Kode ADES ADES ADES ALDO ALDO ALDO APLI APLI APLI ASII ASII ASII AUTO AUTO AUTO BRNA BRNA BRNA CEKA CEKA CEKA CPIN CPIN CPIN DLTA DLTA DLTA INAF FASW FASW FASW GJTL GJTL GJTL HDTX HDTX HDTX HMSP HMSP HMSP ICBP ICBP ICBP IMAS IMAS IMAS INAF INAF INDF
Tahun 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2015 2014 2013 2013 2015 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2013 2014 2015 2015 2013 2014 2014 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2013
Net Income Rp 55.656.000.000 Rp 31.072.000.000 Rp 32.839.000.000 Rp 22.589.101.552 Rp 21.070.935.796 Rp 24.079.122.338 Rp 1.881.586.263 Rp 9.691.077.438 Rp 1.854.274.736 Rp 15.613.000.000.000 Rp 22.131.000.000.000 Rp 22.297.000.000.000 Rp 999.766.000.000 Rp 322.701.000.000 Rp 954.086.000.000 Rp (12.219.421.000) Rp 56.972.147.000 Rp (7.159.572.000) Rp 65.068.958.558 Rp 106.549.446.980 Rp 41.001.414.954 Rp 2.528.690.000.000 Rp 1.745.724.000.000 Rp 1.832.598.000.000 Rp 192.045.199.000 Rp 270.498.062.000 Rp 288.499.375.000 Rp 1.440.337.677 Rp (249.057.875.558) Rp 91.501.928.259 Rp (308.896.601.295) Rp 120.330.000.000 Rp 283.016.000.000 Rp (313.326.000.000) Rp (218.654.504.263) Rp (355.659.019.000) Rp (103.565.969.000) Rp 10.363.308.000.000 Rp 10.818.486.000.000 Rp 10.181.083.000.000 Rp 2.923.148.000.000 Rp 2.771.924.000.000 Rp 2.574.172.000.000 Rp 621.139.761.829 Rp (64.879.016.968) Rp (22.489.430.531) Rp (54.222.595.302) Rp 6.565.707.419 Rp 3.416.635.000.000
Operating Cash Flow Rp 40.102.000.000 Rp 101.377.000.000 Rp 26.040.000.000 Rp 39.652.190.973 Rp (470.702.303) Rp 2.204.123.679 Rp 61.602.782.548 Rp 22.314.328.339 Rp 24.587.547.474 Rp 26.290.000.000.000 Rp 14.963.000.000.000 Rp 21.250.000.000.000 Rp 551.756.000.000 Rp 866.768.000.000 Rp 264.565.000.000 Rp 103.086.504.000 Rp 198.105.603.000 Rp 276.302.922.000 Rp 19.608.725.490 Rp 168.614.370.234 Rp (147.806.952.847) Rp 2.061.273.000.000 Rp 462.975.000.000 Rp 1.707.438.000.000 Rp 246.625.414.000 Rp 348.712.041.000 Rp 164.246.813.000 Rp 148.726.901.608 Rp 209.910.765.041 Rp 1.327.852.701.205 Rp 72.901.791.421 Rp 1.299.132.000.000 Rp 152.146.000.000 Rp 795.635.000.000 Rp 393.683.433.691 Rp 64.535.476.000 Rp (115.537.033.000) Rp 811.163.000.000 Rp 10.802.179.000.000 Rp 11.103.195.000.000 Rp 3.485.533.000.000 Rp 1.993.496.000.000 Rp 3.860.843.000.000 Rp (2.354.544.752.211) Rp 525.682.412.925 Rp 793.372.435.545 Rp (141.616.973.089) Rp 134.284.985.659 Rp 6.928.790.000.000
90
Total Aset TA Rp 441.064.000.000 0,04 Rp 502.990.000.000 -0,1 Rp 653.224.000.000 0,01 Rp 290.641.923.909 -0,1 Rp 346.674.687.826 0,06 Rp 366.010.819.198 0,06 Rp 303.594.490.546 -0,2 Rp 273.126.657.794 -0,1 Rp 308.620.387.248 -0,1 Rp 245.435.000.000.000 -0 Rp 236.027.000.000.000 0,03 Rp 213.994.000.000.000 0 Rp 12.484.843.000.000 0,04 Rp 14.339.110.000.000 -0 Rp 14.387.568.000.000 0,05 Rp 1.125.375.706.000 -0,1 Rp 1.334.086.016.000 -0,1 Rp 1.820.783.911.000 -0,2 Rp 1.069.627.299.747 0,04 Rp 1.485.826.210.015 -0 Rp 1.284.150.037.341 0,15 Rp 15.704.502.000.000 0,03 Rp 20.841.795.000.000 0,06 Rp 24.684.915.000.000 0,01 Rp 1.038.321.916.000 -0,1 Rp 872.682.405.000 -0,1 Rp 997.443.167.000 0,12 Rp 1.249.763.660.131 -0,1 Rp 5.692.060.407.681 -0,1 Rp 5.581.000.723.345 -0,2 Rp 6.993.634.266.969 -0,1 Rp 15.411.013.000.000 -0,1 Rp 16.122.036.000.000 0,01 Rp 17.509.505.000.000 -0,1 Rp 2.381.070.075.000 -0,3 Rp 4.878.367.904.000 -0,1 Rp 4.224.585.356.000 0 Rp 38.010.724.000.000 0,25 Rp 27.404.594.000.000 0 Rp 28.380.630.000.000 -0 Rp 26.560.624.000.000 -0 Rp 21.410.331.000.000 0,04 Rp 25.029.488.000.000 -0,1 Rp 22.322.118.753.227 0,13 Rp 23.473.796.788.460 -0 Rp 24.860.957.839.497 -0 Rp 1.297.630.005.512 0,07 Rp 1.533.708.564.241 -0,1 Rp 77.777.940.000.000 -0,1
Kode INDF INDF INDS INDS INDS JECC JECC JECC KBLI KBLI KBLI KBLM KBLM KBLM KBRI KBRI KBRI KICI KICI KICI KLBF KLBF KLBF LMPI LMPI LMPI MBTO MBTO MBTO MERK MERK MERK MLBI MLBI MLBI MYTX MYTX MYTX NIPS NIPS NIPS PYFA PYFA PYFA RMBA RMBA RMBA ROTI ROTI ROTI
Tahun 2015 2014 2014 2013 2015 2015 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2013 2013 2014 2015 2015 2013 2014 2015 2014 2013 2015 2014 2013 2013 2014 2015 2014 2015 2013 2013 2015 2014 2013 2014 2015 2014 2015 2013 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2014 2015 2013
Net Income Rp 3.709.501.000.000 Rp 5.229.489.000.000 Rp 127.819.512.585 Rp 147.608.449.013 Rp 1.933.819.152 Rp 2.464.669.000 Rp 23.904.334.000 Rp 22.553.551.000 Rp 72.026.856.790 Rp 115.371.098.970 Rp 73.530.280.777 Rp 12.760.365.612 Rp 20.498.841.379 Rp 7.678.095.359 Rp (24.216.555.605) Rp (16.574.614.090) Rp (155.746.630.931) Rp (13.000.883.220) Rp 7.419.500.718 Rp 5.026.825.403 Rp 2.122.677.647.816 Rp 2.122.677.647.816 Rp 1.970.452.449.686 Rp 3.968.046.308 Rp 1.746.709.496 Rp (12.040.411.197) Rp 16.162.858.075 Rp 4.209.673.280 Rp (14.056.549.894) Rp 182.147.224.000 Rp 142.545.462.000 Rp 175.444.757.000 Rp 1.171.229.000.000 Rp 496.909.000.000 Rp 794.883.000.000 Rp (49.787.000.000) Rp (157.088.000.000) Rp (263.871.000.000) Rp 49.741.721.000 Rp 30.671.339.000 Rp 33.872.112.000 Rp 6.195.800.338 Rp 2.661.022.001 Rp 3.087.104.465 Rp (1.023.985.000.000) Rp (2.251.323.000.000) Rp (1.638.538.000.000) Rp 188.648.345.876 Rp 270.538.700.440 Rp 158.015.270.921
Operating Cash Flow Rp 4.213.613.000.000 Rp 9.269.318.000.000 Rp 65.911.208.643 Rp 255.755.973.870 Rp 110.641.662.962 Rp 21.550.154.000 Rp 42.230.169.000 Rp (119.083.783.000) Rp 170.079.674.604 Rp 46.127.980.815 Rp (27.123.241.057) Rp 24.641.687.071 Rp 6.098.895.903 Rp (106.551.188.953) Rp (26.374.624.720) Rp (51.115.372.756) Rp (110.572.481.288) Rp (4.055.527.244) Rp 2.412.411.340 Rp 1.313.583.361 Rp 2.316.125.821.045 Rp 2.316.125.821.045 Rp 927.163.654.212 Rp 16.467.774.299 Rp 7.786.642.389 Rp (28.721.183.892) Rp (2.863.783.370) Rp 1.669.652.857 Rp 1.011.148.821 Rp 232.826.497.000 Rp 160.700.345.000 Rp 133.099.062.000 Rp 1.181.049.000.000 Rp 919.232.000.000 Rp 914.558.000.000 Rp 28.132.000.000 Rp (39.557.000.000) Rp (66.225.000.000) Rp (148.589.542.000) Rp (137.952.161.000) Rp (75.416.394.000) Rp (5.856.771.777) Rp 1.472.541.371 Rp 15.699.910.434 Rp (1.078.626.000.000) Rp (1.083.777.000.000) Rp (2.823.747.000.000) Rp 364.975.619.113 Rp 555.511.840.614 Rp 314.587.624.896
91
Total Aset TA Rp 91.831.526.000.000 -0 Rp 86.077.251.000.000 -0,1 Rp 2.282.666.078.493 0,03 Rp 2.196.518.364.473 -0,1 Rp 2.553.928.346.219 -0 Rp 1.358.464.081.000 -0 Rp 1.064.129.232.000 -0 Rp 1.240.064.675.000 0,11 Rp 1.340.881.252.563 -0,1 Rp 1.551.799.840.976 0,04 Rp 1.345.309.104.201 0,07 Rp 654.385.717.061 -0 Rp 647.249.655.440 0,02 Rp 654.296.256.935 0,17 Rp 788.749.190.752 0 Rp 1.298.895.336.018 0,03 Rp 1.455.931.208.462 -0 Rp 133.831.888.816 -0,1 Rp 99.922.106.691 0,05 Rp 100.322.024.001 0,04 Rp 13.696.417.381.439 -0 Rp 12.439.267.396.015 -0 Rp 11.319.399.302.160 0,09 Rp 793.093.512.600 -0 Rp 808.892.238.344 -0 Rp 822.189.506.877 0,02 Rp 614.837.006.986 0,03 Rp 623.002.100.394 0 Rp 648.899.377.240 -0 Rp 711.055.830.000 -0,1 Rp 641.646.818.000 -0 Rp 699.477.946.000 0,06 Rp 1.782.148.000.000 -0 Rp 2.100.853.000.000 -0,2 Rp 2.231.051.000.000 -0,1 Rp 2.096.272.000.000 -0 Rp 2.042.336.000.000 -0,1 Rp 1.944.326.000.000 -0,1 Rp 1.206.854.400.000 0,16 Rp 1.547.720.090.000 0,11 Rp 798.407.625.000 0,14 Rp 175.048.620.682 0,07 Rp 172.557.400.461 0,01 Rp 159.951.537.229 -0,1 Rp 9.935.256.000.000 0,01 Rp 10.821.467.000.000 -0,1 Rp 12.667.314.000.000 0,09 Rp 2.142.894.276.216 -0,1 Rp 2.706.323.637.034 -0,1 Rp 1.822.689.047.108 -0,1
Kode SCPI SCPI SCPI SIPD SIPD SIPD SKLT SKLT SKLT SMSM SMSM SMSM SPMA SPMA SPMA SSTM SSTM SSTM STPP STPP STPP TCID TCID TCID TIRT TIRT TIRT TRIS TRIS TRIS TRST TRST TRST TSCP TSCP TSCP ULTJ ULTJ ULTJ UNIT UNIT UNIT VOKS VOKS VOKS WIIM WIIM WIIM
Tahun 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2015 2014 2013 2013 2014 2015 2015 2013 2014 2015 2014 2013 2015 2013 2014 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2015 2014 2013 2014 2015 2013 2015 2014 2013 2015 2014 2013
Net Income Rp (12.167.645.000) Rp (62.461.393.000) Rp 139.321.698.000 Rp 8.377.508.652 Rp 3.575.817.538 Rp (362.030.918.107) Rp 11.440.014.188 Rp 16.855.973.113 Rp 20.066.791.849 Rp 461.307.000.000 Rp 421.095.000.000 Rp 338.223.000.000 Rp (23.856.512.660) Rp 48.961.046.055 Rp (42.597.342.144) Rp (22.355.081.158) Rp (3.484.385.880) Rp (24.249.961.314) Rp 185.705.201.171 Rp 123.635.526.965 Rp 114.674.074.530 Rp 544.474.278.014 Rp 160.148.465.833 Rp 175.828.646.432 Rp (108.075.284.498) Rp 20.893.337.922 Rp (865.431.603) Rp 51.984.966.129 Rp 36.522.815.125 Rp 37.448.445.764 Rp 32.965.552.359 Rp 30.256.039.162 Rp 25.314.103.403 Rp 638.535.108.795 Rp 585.790.816.012 Rp 529.218.651.807 Rp 523.100.215.029 Rp 283.061.430.451 Rp 325.127.420.664 Rp 352.883.734 Rp 385.953.128 Rp 831.855.726 Rp 277.107.966 Rp (86.571.176.611) Rp 39.092.753.172 Rp 131.081.111.587 Rp 112.673.763.260 Rp 132.322.207.861
Operating Cash Flow Rp (36.859.173.000) Rp (294.733.753.000) Rp (29.185.794.000) Rp 43.982.040.665 Rp (26.515.915.109) Rp 205.597.582.102 Rp 26.893.558.457 Rp 23.398.218.902 Rp 29.666.923.359 Rp 536.111.000.000 Rp 449.864.000.000 Rp 448.032.000.000 Rp 73.269.743.170 Rp 32.968.578.086 Rp 85.999.470.922 Rp 29.295.185.872 Rp 83.498.266.987 Rp 39.556.169.947 Rp 194.843.122.728 Rp 198.516.135.904 Rp 58.655.739.190 Rp 120.781.612.127 Rp 253.851.906.566 Rp 123.551.162.065 Rp (20.566.761.493) Rp 73.334.021.253 Rp 16.167.875.835 Rp 22.118.879.879 Rp 51.371.394 Rp 61.186.196.427 Rp 111.913.265.220 Rp 236.909.957.713 Rp 135.020.261.491 Rp 448.669.480.614 Rp 512.956.089.428 Rp 778.361.981.647 Rp 669.463.282.892 Rp 128.022.639.236 195.989.263.645 Rp 26.832.155.682 Rp (24.744.623.459) Rp 2.050.933.566 Rp 16.054.543.972 Rp (72.598.588.767) Rp 339.998.701.687 Rp 62.869.126.110 Rp 44.609.246.858 Rp (33.786.467.879)
92
Total Aset Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
746.401.836.000 1.323.397.641.000 1.510.747.778.000 3.155.502.293.672 2.799.604.621.544 2.246.770.166.899 304.009.369.369 336.932.338.819 377.110.748.359 2.220.108.000.000 1.757.634.000.000 1.717.857.000.000 1.767.105.818.949 2.091.957.078.669 2.185.464.365.772 721.884.167.684 801.866.397.035 773.663.346.934 1.919.568.037.170 1.700.204.093.895 1.470.059.394.892 2.082.096.848.703 1.473.919.541.356 1.863.679.837.324 728.917.893.119 716.491.912.027 763.168.027.178 475.381.602.732 521.920.090.728 574.346.433.075 3.260.919.505.192 3.261.285.495.052 3.357.359.499.954 5.417.059.772.651 5.609.556.653.195 6.284.729.099.203 3.539.995.910.248 2.918.133.278.435 2.812.056.096.621 440.522.832.644 460.539.382.206 459.103.410.809 1.536.244.634.556 1.557.960.734.712 1.958.478.794.072 1.342.700.045.391 1.334.544.790.387 1.232.930.133.158
TA 0,03 0,18 0,11 -0 0,01 -0,3 -0,1 -0 -0 -0 -0 -0,1 -0,1 0,01 -0,1 -0,1 -0,1 -0,1 0 -0 0,04 0,2 -0,1 0,03 -0,1 -0,1 -0 0,06 0,07 -0 -0 -0,1 -0 0,04 0,01 -0 -0 0,05 0,05 -0,1 0,05 0 -0 -0 -0,2 0,05 0,05 0,13
Kode ADES ADES ADES ALDO ALDO ALDO APLI APLI APLI ASII ASII ASII AUTO AUTO AUTO BRNA BRNA BRNA CEKA CEKA CEKA CPIN CPIN CPIN DLTA DLTA DLTA INAF FASW FASW FASW GJTL GJTL GJTL HDTX HDTX HDTX HMSP HMSP HMSP ICBP ICBP ICBP IMAS IMAS IMAS INAF INAF INDF
Tahun Total Liabilities Total Aset Lev 2013 Rp179.543.000.000 Rp 441.064.000.000 0,41 2014 Rp210.845.000.000 Rp 502.990.000.000 0,42 2015 Rp324.855.000.000 Rp 653.224.000.000 0,5 2013 Rp162.010.439.584 Rp 290.641.923.909 0,56 2014 Rp197.870.888.906 Rp 346.674.687.826 0,57 2015 Rp195.081.792.385 Rp 366.010.819.198 0,53 2013 Rp87.092.447.163 Rp 303.594.490.546 0,29 2014 Rp48.553.666.580 Rp 273.126.657.794 0,18 2015 Rp87.059.306.497 Rp 308.620.387.248 0,28 2015 Rp118.902.000.000.000 Rp 245.435.000.000.000 0,48 2014 Rp115.840.000.000.000 Rp 236.027.000.000.000 0,49 2013 Rp107.806.000.000.000 Rp 213.994.000.000.000 0,5 2013 Rp3.058.924.000.000 Rp 12.484.843.000.000 0,25 2015 Rp4.195.684.000.000 Rp 14.339.110.000.000 0,29 2014 Rp4.244.862.000.000 Rp 14.387.568.000.000 0,3 2013 Rp825.117.391.000 Rp 1.125.375.706.000 0,73 2014 Rp976.013.390.000 Rp 1.334.086.016.000 0,73 2015 Rp992.869.623.000 Rp 1.820.783.911.000 0,55 2013 Rp541.352.365.829 Rp 1.069.627.299.747 0,51 2015 Rp845.932.695.663 Rp 1.485.826.210.015 0,57 2014 Rp746.598.865.219 Rp 1.284.150.037.341 0,58 2013 Rp5.700.518.000.000 Rp 15.704.502.000.000 0,36 2014 Rp9.836.577.000.000 Rp 20.841.795.000.000 0,47 2015 Rp12.123.488.000.000 Rp 24.684.915.000.000 0,49 2015 Rp188.700.435.000 Rp 1.038.321.916.000 0,18 2013 Rp199.584.996.000 Rp 872.682.405.000 0,23 2014 Rp237.047.063.000 Rp 997.443.167.000 0,24 2014 Rp662.061.635.028 Rp 1.249.763.660.131 0,53 2013 Rp4.158.262.249.561 Rp 5.692.060.407.681 0,73 2014 Rp3.964.899.470.440 Rp 5.581.000.723.345 0,71 2015 Rp4.548.288.087.745 Rp 6.993.634.266.969 0,65 2013 Rp9.910.440.000.000 Rp 15.411.013.000.000 0,64 2014 Rp10.485.032.000.000 Rp 16.122.036.000.000 0,65 2015 Rp12.115.363.000.000 Rp 17.509.505.000.000 0,69 2013 Rp1.669.081.092.000 Rp 2.381.070.075.000 0,7 2015 Rp3.482.406.080.000 Rp 4.878.367.904.000 0,71 2014 Rp3.619.720.129.000 Rp 4.224.585.356.000 0,86 2015 Rp5.994.664.000.000 Rp 38.010.724.000.000 0,16 2013 Rp13.249.559.000.000 Rp 27.404.594.000.000 0,48 2014 Rp14.882.516.000.000 Rp 28.380.630.000.000 0,52 2015 Rp10.173.713.000.000 Rp 26.560.624.000.000 0,38 2013 Rp8.621.314.000.000 Rp 21.410.331.000.000 0,4 2014 Rp10.445.187.000.000 Rp 25.029.488.000.000 0,42 2013 Rp15.683.539.544.864 Rp 22.322.118.753.227 0,7 2014 Rp16.753.973.180.065 Rp 23.473.796.788.460 0,71 2015 Rp18.163.865.982.392 Rp 24.860.957.839.497 0,73 2013 Rp716.194.659.797 Rp 1.297.630.005.512 0,55 2015 Rp940.999.667.498 Rp 1.533.708.564.241 0,61 2013 Rp40.893.841.000.000 Rp 77.777.940.000.000 0,53
93
Kode INDF INDF INDS INDS INDS JECC JECC JECC KBLI KBLI KBLI KBLM KBLM KBLM KBRI KBRI KBRI KICI KICI KICI KLBF KLBF KLBF LMPI LMPI LMPI MBTO MBTO MBTO MERK MERK MERK MLBI MLBI MLBI MYTX MYTX MYTX NIPS NIPS NIPS PYFA PYFA PYFA RMBA RMBA RMBA ROTI ROTI ROTI
Tahun Total Liabilities Total Aset Lev 2015 Rp48.709.933.000.000 Rp 91.831.526.000.000 0,53 2014 Rp45.803.053.000.000 Rp 86.077.251.000.000 0,53 2014 Rp459.998.606.660 Rp 2.282.666.078.493 0,2 2013 Rp446.736.255.583 Rp 2.196.518.364.473 0,2 2015 Rp634.889.428.231 Rp 2.553.928.346.219 0,25 2015 Rp990.707.822.000 Rp 1.358.464.081.000 0,73 2014 Rp897.735.513.000 Rp 1.064.129.232.000 0,84 2013 Rp1.093.134.917.000 Rp 1.240.064.675.000 0,88 2014 Rp414.243.649.312 Rp 1.340.881.252.563 0,31 2015 Rp524.437.909.934 Rp 1.551.799.840.976 0,34 2013 Rp483.519.840.220 Rp 1.345.309.104.201 0,36 2015 Rp357.910.337.055 Rp 654.385.717.061 0,55 2014 Rp356.961.782.297 Rp 647.249.655.440 0,55 2013 Rp384.632.097.122 Rp 654.296.256.935 0,59 2013 Rp95.301.698.524 Rp 788.749.190.752 0,12 2014 Rp621.855.911.958 Rp 1.298.895.336.018 0,48 2015 Rp934.677.601.389 Rp 1.455.931.208.462 0,64 2015 Rp40.460.281.468 Rp 133.831.888.816 0,3 2013 Rp30.824.681.859 Rp 99.922.106.691 0,31 2014 Rp32.370.776.498 Rp 100.322.024.001 0,32 2015 Rp2.758.131.396.170 Rp 13.696.417.381.439 0,2 2014 Rp2.675.166.377.592 Rp 12.439.267.396.015 0,22 2013 Rp2.840.007.635.536 Rp 11.319.399.302.160 0,25 2015 Rp391.881.675.091 Rp 793.093.512.600 0,49 2014 Rp413.237.817.893 Rp 808.892.238.344 0,51 2013 Rp425.681.193.526 Rp 822.189.506.877 0,52 2013 Rp172.720.327.244 Rp 614.837.006.986 0,28 2014 Rp180.110.021.474 Rp 623.002.100.394 0,29 2015 Rp214.685.781.274 Rp 648.899.377.240 0,33 2014 Rp166.811.511.000 Rp 711.055.830.000 0,23 2015 Rp168.103.536.000 Rp 641.646.818.000 0,26 2013 Rp194.854.208.000 Rp 699.477.946.000 0,28 2013 Rp794.615.000.000 Rp 1.782.148.000.000 0,45 2015 Rp1.334.373.000.000 Rp 2.100.853.000.000 0,64 2014 Rp1.677.254.000.000 Rp 2.231.051.000.000 0,75 2013 Rp2.202.243.000.000 Rp 2.096.272.000.000 1,05 2014 Rp2.314.207.000.000 Rp 2.042.336.000.000 1,13 2015 Rp2.512.252.000.000 Rp 1.944.326.000.000 1,29 2014 Rp624.632.294.000 Rp 1.206.854.400.000 0,52 2015 Rp938.717.411.000 Rp 1.547.720.090.000 0,61 2013 Rp563.687.795.000 Rp 798.407.625.000 0,71 2013 Rp80.936.445.295 Rp 175.048.620.682 0,46 2014 Rp75.460.789.155 Rp 172.557.400.461 0,44 2015 Rp58.729.478.032 Rp 159.951.537.229 0,37 2013 Rp8.929.372.000.000 Rp 9.935.256.000.000 0,9 2014 Rp12.102.506.000.000 Rp 10.821.467.000.000 1,12 2015 Rp15.816.071.000.000 Rp 12.667.314.000.000 1,25 2014 Rp1.189.311.196.709 Rp 2.142.894.276.216 0,56 2015 Rp1.517.788.685.162 Rp 2.706.323.637.034 0,56 2013 Rp1.045.725.133.498 Rp 1.822.689.047.108 0,57
94
Kode SCPI SCPI SCPI SIPD SIPD SIPD SKLT SKLT SKLT SMSM SMSM SMSM SPMA SPMA SPMA SSTM SSTM SSTM STPP STPP STPP TCID TCID TCID TIRT TIRT TIRT TRIS TRIS TRIS TRST TRST TRST TSCP TSCP TSCP ULTJ ULTJ ULTJ UNIT UNIT UNIT VOKS VOKS VOKS WIIM WIIM WIIM
Tahun Total Liabilities Total Aset Lev 2013 Rp736.010.824.000 Rp 746.401.836.000 0,99 2014 Rp1.361.171.539.000 Rp 1.323.397.641.000 1,03 2015 Rp1.409.875.667.000 Rp 1.510.747.778.000 0,93 2013 Rp1.870.408.096.157 Rp 3.155.502.293.672 0,59 2014 Rp1.509.417.123.614 Rp 2.799.604.621.544 0,54 2015 Rp1.512.527.888.605 Rp 2.246.770.166.899 0,67 2013 Rp170.418.657.744 Rp 304.009.369.369 0,56 2014 Rp199.636.573.747 Rp 336.932.338.819 0,59 2015 Rp225.066.080.248 Rp 377.110.748.359 0,6 2015 Rp779.860.000.000 Rp 2.220.108.000.000 0,35 2014 Rp635.514.000.000 Rp 1.757.634.000.000 0,36 2013 Rp716.547.000.000 Rp 1.717.857.000.000 0,42 2013 Rp1.016.436.164.510 Rp 1.767.105.818.949 0,58 2014 Rp1.296.175.354.250 Rp 2.091.957.078.669 0,62 2015 Rp1.390.005.205.106 Rp 2.185.464.365.772 0,64 2015 Rp477.792.694.823 Rp 721.884.167.684 0,66 2013 Rp531.613.892.867 Rp 801.866.397.035 0,66 2014 Rp515.532.106.459 Rp 773.663.346.934 0,67 2015 Rp910.758.598.913 Rp 1.919.568.037.170 0,47 2014 Rp884.693.224.635 Rp 1.700.204.093.895 0,52 2013 Rp780.488.966.725 Rp 1.470.059.394.892 0,53 2015 Rp367.225.370.670 Rp 2.082.096.848.703 0,18 2013 Rp314.830.093.210 Rp 1.473.919.541.356 0,21 2014 Rp611.508.876.121 Rp 1.863.679.837.324 0,33 2013 Rp675.072.520.937 Rp 728.917.893.119 0,93 2014 Rp642.668.663.300 Rp 716.491.912.027 0,9 2015 Rp672.006.964.821 Rp 763.168.027.178 0,88 2013 Rp173.336.060.248 Rp 475.381.602.732 0,36 2014 Rp213.369.013.290 Rp 521.920.090.728 0,41 2015 Rp245.138.356.170 Rp 574.346.433.075 0,43 2013 Rp1.553.844.457.566 Rp 3.260.919.505.192 0,48 2014 Rp1.504.845.098.173 Rp 3.261.285.495.052 0,46 2015 Rp1.400.438.809.900 Rp 3.357.359.499.954 0,42 2013 Rp1.581.513.124.423 Rp 5.417.059.772.651 0,29 2014 Rp1.527.428.955.386 Rp 5.609.556.653.195 0,27 2015 Rp1.947.588.124.083 Rp 6.284.729.099.203 0,31 2015 742.490.216.326 Rp 3.539.995.910.248 0,21 2014 644.827.122.017 Rp 2.918.133.278.435 0,22 2013 789.866.406.873 Rp 2.812.056.096.621 0,28 2014 Rp198.280.335.744 Rp 440.522.832.644 0,45 2015 Rp217.565.067.467 Rp 460.539.382.206 0,47 2013 Rp217.066.445.190 Rp 459.103.410.809 0,47 2015 Rp1.026.591.706.684 Rp 1.536.244.634.556 0,67 2014 Rp1.054.188.282.958 Rp 1.557.960.734.712 0,68 2013 Rp1.365.175.194.118 Rp 1.958.478.794.072 0,7 2015 Rp398.991.064.485 Rp 1.342.700.045.391 0,3 2014 Rp488.154.387.359 Rp 1.334.544.790.387 0,37 2013 Rp463.327.445.464 Rp 1.232.930.133.158 0,38
95
Kode ADES ADES ADES ALDO ALDO ALDO APLI APLI APLI ASII ASII ASII AUTO AUTO AUTO BRNA BRNA BRNA CEKA CEKA CEKA CPIN CPIN CPIN DLTA DLTA DLTA INAF FASW FASW FASW GJTL GJTL GJTL HDTX HDTX HDTX HMSP HMSP HMSP ICBP ICBP ICBP IMAS IMAS IMAS INAF INAF INDF
Tahun Total Aset UP Kode 2013 Rp 441.064.000.000 26,81 INDF 2014 Rp 502.990.000.000 26,94 INDF 2015 Rp 653.224.000.000 27,21 INDS 2013 Rp 290.641.923.909 26,4 INDS 2014 Rp 346.674.687.826 26,57 INDS 2015 Rp 366.010.819.198 26,63 JECC 2013 Rp 303.594.490.546 26,44 JECC 2014 Rp 273.126.657.794 26,33 JECC 2015 Rp 308.620.387.248 26,46 KBLI 2015 Rp 245.435.000.000.000 33,13 KBLI 2014 Rp 236.027.000.000.000 33,09 KBLI 2013 Rp 213.994.000.000.000 33 KBLM 2013 Rp 12.484.843.000.000 30,16 KBLM 2015 Rp 14.339.110.000.000 30,29 KBLM 2014 Rp 14.387.568.000.000 30,3 KBRI 2013 Rp 1.125.375.706.000 27,75 KBRI 2014 Rp 1.334.086.016.000 27,92 KBRI 2015 Rp 1.820.783.911.000 28,23 KICI 2013 Rp 1.069.627.299.747 27,7 KICI 2015 Rp 1.485.826.210.015 28,03 KICI 2014 Rp 1.284.150.037.341 27,88 KLBF 2013 Rp 15.704.502.000.000 30,38 KLBF 2014 Rp 20.841.795.000.000 30,67 KLBF 2015 Rp 24.684.915.000.000 30,84 LMPI LMPI 2015 Rp 1.038.321.916.000 27,67 LMPI 2013 Rp 872.682.405.000 27,49 MBTO 2014 Rp 997.443.167.000 27,63 MBTO 2014 Rp 1.249.763.660.131 27,85 MBTO 2013 Rp 5.692.060.407.681 29,37 MERK 2014 Rp 5.581.000.723.345 29,35 MERK 2015 Rp 6.993.634.266.969 29,58 MERK 2013 Rp 15.411.013.000.000 30,37 MLBI 2014 Rp 16.122.036.000.000 30,41 MLBI 2015 Rp 17.509.505.000.000 30,49 MLBI 2013 Rp 2.381.070.075.000 28,5 MYTX 2015 Rp 4.878.367.904.000 29,22 MYTX 2014 Rp 4.224.585.356.000 29,07 MYTX 2015 Rp 38.010.724.000.000 31,27 NIPS 2013 Rp 27.404.594.000.000 30,94 NIPS 2014 Rp 28.380.630.000.000 30,98 NIPS 2015 Rp 26.560.624.000.000 30,91 PYFA 2013 Rp 21.410.331.000.000 30,69 PYFA 2014 Rp 25.029.488.000.000 30,85 PYFA 2013 Rp 22.322.118.753.227 30,74 RMBA 2014 Rp 23.473.796.788.460 30,79 RMBA 2015 Rp 24.860.957.839.497 30,84 RMBA 2013 Rp 1.297.630.005.512 27,89 ROTI 2015 Rp 1.533.708.564.241 28,06 ROTI 2013 Rp 77.777.940.000.000 31,98 ROTI
Tahun Total Aset UP Kode 2015 Rp 91.831.526.000.000 32,15 SCPI 2014 Rp 86.077.251.000.000 32,09 SCPI 2014 Rp 2.282.666.078.493 28,46 SCPI 2013 Rp 2.196.518.364.473 28,42 SIPD 2015 Rp 2.553.928.346.219 28,57 SIPD 2015 Rp 1.358.464.081.000 27,94 SIPD 2014 Rp 1.064.129.232.000 27,69 SKLT 2013 Rp 1.240.064.675.000 27,85 SKLT 2014 Rp 1.340.881.252.563 27,92 SKLT 2015 Rp 1.551.799.840.976 28,07 SMSM 2013 Rp 1.345.309.104.201 27,93 SMSM 2015 Rp 654.385.717.061 27,21 SMSM 2014 Rp 647.249.655.440 27,2 SPMA 2013 Rp 654.296.256.935 27,21 SPMA 2013 Rp 788.749.190.752 27,39 2014 Rp 1.298.895.336.018 27,89 SPMA 2015 Rp 1.455.931.208.462 28,01 SSTM 2015 Rp 133.831.888.816 25,62 SSTM 2013 Rp 99.922.106.691 25,33 SSTM 2014 Rp 100.322.024.001 25,33 STPP 2015 Rp 13.696.417.381.439 30,25 STPP 2014 Rp 12.439.267.396.015 30,15 STPP 2013 Rp 11.319.399.302.160 30,06 TCID 2015 Rp 793.093.512.600 27,4 TCID 2014 Rp 808.892.238.344 27,42 TCID 2013 Rp 822.189.506.877 27,44 TIRT 2013 Rp 614.837.006.986 27,14 TIRT 2014 Rp 623.002.100.394 27,16 TIRT 2015 Rp 648.899.377.240 27,2 TRIS 2014 Rp 711.055.830.000 27,29 TRIS 2015 Rp 641.646.818.000 27,19 TRIS 2013 Rp 699.477.946.000 27,27 TRST 2013 Rp 1.782.148.000.000 28,21 TRST 2015 Rp 2.100.853.000.000 28,37 TRST 2014 Rp 2.231.051.000.000 28,43 TSCP 2013 Rp 2.096.272.000.000 28,37 TSCP 2014 Rp 2.042.336.000.000 28,35 TSCP 2015 Rp 1.944.326.000.000 28,3 ULTJ 2014 Rp 1.206.854.400.000 27,82 ULTJ 2015 Rp 1.547.720.090.000 28,07 ULTJ 2013 Rp 798.407.625.000 27,41 2013 Rp 175.048.620.682 25,89 UNIT 2014 Rp 172.557.400.461 25,87 UNIT 2015 Rp 159.951.537.229 25,8 UNIT 2013 Rp 9.935.256.000.000 29,93 VOKS 2014 Rp 10.821.467.000.000 30,01 VOKS 2015 Rp 12.667.314.000.000 30,17 VOKS 2014 Rp 2.142.894.276.216 28,39 WIIM 2015 Rp 2.706.323.637.034 28,63 WIIM 2013 Rp 1.822.689.047.108 28,23 WIIM
96
Tahun Total Aset UP 2013 Rp 746.401.836.000 27,34 2014 Rp 1.323.397.641.000 27,91 2015 Rp 1.510.747.778.000 28,04 2013 Rp 3.155.502.293.672 28,78 2014 Rp 2.799.604.621.544 28,66 2015 Rp 2.246.770.166.899 28,44 2013 Rp 304.009.369.369 26,44 2014 Rp 336.932.338.819 26,54 2015 Rp 377.110.748.359 26,66 2015 Rp 2.220.108.000.000 28,43 2014 Rp 1.757.634.000.000 28,19 2013 Rp 1.717.857.000.000 28,17 2013 Rp 1.767.105.818.949 28,2 2014 Rp 2.091.957.078.669 28,37 2015 Rp 2.185.464.365.772 28,41 2015 Rp 721.884.167.684 27,31 2013 Rp 801.866.397.035 27,41 2014 Rp 773.663.346.934 27,37 2015 Rp 1.919.568.037.170 28,28 2014 Rp 1.700.204.093.895 28,16 2013 Rp 1.470.059.394.892 28,02 2015 Rp 2.082.096.848.703 28,36 2013 Rp 1.473.919.541.356 28,02 2014 Rp 1.863.679.837.324 28,25 2013 Rp 728.917.893.119 27,31 2014 Rp 716.491.912.027 27,3 2015 Rp 763.168.027.178 27,36 2013 Rp 475.381.602.732 26,89 2014 Rp 521.920.090.728 26,98 2015 Rp 574.346.433.075 27,08 2013 Rp 3.260.919.505.192 28,81 2014 Rp 3.261.285.495.052 28,81 2015 Rp 3.357.359.499.954 28,84 2013 Rp 5.417.059.772.651 29,32 2014 Rp 5.609.556.653.195 29,36 2015 Rp 6.284.729.099.203 29,47 2015 Rp 3.539.995.910.248 28,9 2014 Rp 2.918.133.278.435 28,7 2013 Rp 2.812.056.096.621 28,66 2014 Rp 440.522.832.644 26,81 2015 Rp 460.539.382.206 26,86 2013 Rp 459.103.410.809 26,85 2015 Rp 1.536.244.634.556 28,06 2014 Rp 1.557.960.734.712 28,07 2013 Rp 1.958.478.794.072 28,3 2015 Rp 1.342.700.045.391 27,93 2014 Rp 1.334.544.790.387 27,92 2013 Rp 1.232.930.133.158 27,84
Kode ADES ADES ADES ALDO ALDO ALDO APLI APLI APLI ASII ASII ASII AUTO AUTO AUTO BRNA BRNA BRNA CEKA CEKA CEKA CPIN CPIN CPIN DLTA DLTA DLTA INAF FASW FASW FASW GJTL GJTL GJTL HDTX HDTX HDTX HMSP HMSP HMSP ICBP ICBP ICBP IMAS IMAS IMAS INAF INAF INDF
Tahun tanggal tutup tanggal buku audit AD 2013 31-Des 14-Mar-14 2014 31-Des 30-Mar-15 2015 31-Des 28-Mar-16 2013 31-Des 18-Mar-14 2014 31-Des 18-Mar-15 2015 31-Des 18-Mar-16 2013 31-Des 19-Mar-14 2014 31-Des 20-Mar-15 2015 31-Des 28-Mar-16 2015 31-Des 25-Feb-16 2014 31-Des 26-Feb-15 2013 31-Des 19-Mar-14 2013 31-Des 20-Feb-14 2015 31-Des 20-Feb-16 2014 31-Des 20-Feb-15 2013 31-Des 27-Mar-14 2014 31-Des 23-Mar-15 2015 31-Des 30-Mar-16 2013 31-Des 07-Mar-14 2015 31-Des 16-Mar-16 2014 31-Des 26-Mar-15 2013 31-Des 26-Mar-14 2014 31-Des 27-Mar-15 2015 31-Des 29-Mar-16 2015 31-Des 27-Mar-14 2013 31-Des 27-Mar-15 2014 31-Des 27-Mar-15 2014 31-Des 20-Feb-15 2013 31-Des 03-Mar-14 2014 31-Des 10-Mar-15 2015 31-Des 28-Mar-16 2013 31-Des 24-Mar-14 2014 31-Des 25-Mar-15 2015 31-Des 28-Mar-16 2013 31-Des 19-Mar-14 2015 31-Des 15-Mar-16 2014 31-Des 16-Mar-15 2015 31-Des 01-Mar-16 2013 31-Des 27-Mar-14 2014 31-Des 18-Mar-15 2015 31-Des 23-Mar-16 2013 31-Des 17-Mar-14 2014 31-Des 12-Mar-15 2013 31-Des 14-Mar-14 2014 31-Des 23-Mar-15 2015 31-Des 24-Mar-16 2013 31-Des 21-Feb-14 2015 31-Des 25-Feb-16 2013 31-Des 17-Mar-14
73 89 88 77 77 78 78 79 88 56 57 57 51 51 51 86 82 90 66 76 85 85 86 89 89 86 86 51 62 69 88 83 84 88 78 75 75 61 86 77 83 76 71 73 82 84 52 56 76
Kode INDF INDS INDS INDS JECC JECC JECC KBLI KBLI KBLI KBLM KBLM KBLM KBRI KBRI KBRI KICI KICI KICI KLBF KLBF KLBF LMPI LMPI LMPI MBTO MBTO MBTO MERK MERK MERK MLBI MLBI MLBI MYTX MYTX MYTX NIPS NIPS NIPS PYFA PYFA PYFA RMBA RMBA RMBA ROTI ROTI ROTI
Tahun tanggal tutup buku tanggal audit AD 2014 31-Des 12-Mar-15 2014 31-Des 30-Mar-15 2013 31-Des 26-Mar-14 2015 31-Des 28-Mar-16 2015 31-Des 24-Mar-16 2014 31-Des 24-Mar-15 2013 31-Des 21-Mar-14 2014 31-Des 20-Mar-15 2015 31-Des 21-Mar-16 2013 31-Des 20-Mar-14 2015 31-Des 28-Mar-16 2014 31-Des 27-Mar-15 2013 31-Des 25-Mar-14 2013 31-Des 27-Mar-14 2014 31-Des 23-Mar-15 2015 31-Des 28-Mar-16 2015 31-Des 28-Mar-16 2013 31-Des 03-Mar-14 2014 31-Des 04-Mar-15 2015 31-Des 11-Mar-16 2014 31-Des 12-Mar-15 2013 31-Des 11-Mar-14 2015 31-Des 17-Mar-16 2014 31-Des 09-Mar-15 2013 31-Des 14-Mar-14 2013 31-Des 17-Mar-14 2014 31-Des 25-Mar-15 2015 31-Des 21-Mar-16 2014 31-Des 27-Feb-15 2015 31-Des 04-Mar-16 2013 31-Des 14-Feb-14 2013 31-Des 17-Mar-14 2015 31-Des 14-Mar-16 2014 31-Des 16-Mar-15 2013 31-Des 21-Mar-14 2014 31-Des 12-Mar-15 2015 31-Des 28-Mar-16 2014 31-Des 27-Mar-15 2015 31-Des 26-Mar-16 2013 31-Des 27-Mar-14 2013 31-Des 10-Mar-14 2014 31-Des 16-Mar-15 2015 31-Des 21-Mar-16 2013 31-Des 27-Mar-14 2014 31-Des 27-Mar-15 2015 31-Des 17-Mar-16 2014 31-Des 20-Mar-15 2015 31-Des 24-Mar-16 2013 31-Des 17-Feb-14
97
71 89 85 88 84 83 80 79 81 79 88 86 84 86 82 88 88 62 63 71 71 70 77 68 73 76 84 81 58 64 45 76 74 75 84 119 81 86 86 86 69 75 81 86 86 77 79 84 48
Kode SCPI SCPI SCPI SIPD SIPD SIPD SKLT SKLT SKLT SMSM SMSM SMSM SPMA SPMA SPMA SSTM SSTM SSTM STPP STPP STPP TCID TCID TCID TIRT TIRT TIRT TRIS TRIS TRIS TRST TRST TRST TSCP TSCP TSCP ULTJ ULTJ ULTJ UNIT UNIT UNIT VOKS VOKS VOKS WIIM WIIM WIIM
Tahun tanggal tutup buku tanggal audit AD 2013 31-Des 01-Apr-14 2014 31-Des 01-Apr-15 2015 31-Des 18-Apr-16 2013 31-Des 28-Mar-14 2014 31-Des 27-Mar-15 2015 31-Des 09-Mei-16 2013 31-Des 19-Mar-14 2014 31-Des 16-Mar-15 2015 31-Des 28-Mar-16 2015 31-Des 29-Mar-16 2014 31-Des 25-Mar-15 2013 31-Des 25-Mar-14 2013 31-Des 27-Mar-14 2014 31-Des 30-Mar-15 2015 31-Des 28-Mar-16 2015 31-Des 28-Mar-16 2013 31-Des 25-Mar-14 2014 31-Des 27-Mar-15 2015 31-Des 21-Mar-16 2014 31-Des 27-Mar-15 2013 31-Des 27-Mar-14 2015 31-Des 03-Mar-16 2013 31-Des 05-Mar-14 2014 31-Des 05-Mar-15 2013 31-Des 20-Mar-14 2014 31-Des 25-Mar-15 2015 31-Des 23-Mar-16 2013 31-Des 03-Mar-14 2014 31-Des 17-Mar-15 2015 31-Des 14-Mar-16 2013 31-Des 18-Mar-14 2014 31-Des 16-Mar-15 2015 31-Des 14-Mar-16 2013 31-Des 17-Mar-14 2014 31-Des 19-Mar-15 2015 31-Des 18-Mar-16 2015 31-Des 29-Mar-16 2014 31-Des 30-Mar-15 2013 31-Des 24-Mar-14 2014 31-Des 25-Mar-15 2015 31-Des 21-Mar-16 2013 31-Des 20-Mar-14 2015 31-Des 07-Apr-16 2014 31-Des 15-Apr-15 2013 31-Des 20-Mar-14 2015 31-Des 18-Mar-16 2014 31-Des 23-Mar-15 2013 31-Des 14-Mar-14
98
91 91 109 87 86 130 78 75 88 89 84 84 86 89 88 88 84 86 81 86 86 63 64 64 79 84 83 62 76 74 77 75 74 76 78 78 89 89 83 84 81 79 98 105 79 78 82 73
MSPI MInvRec MTA Mlev MSPI MInvRec MTA Mlev MSPI MInvRec MTA Mlev 28,39 3,37 -2,34 15,76 27,89 11,23 1,88 15,39 26,81 9,97 0,95 10,91 28,63 3,11 -3,01 16,05 0 9,33 -2,34 17,22 26,94 10,61 -3,77 11,29 28,23 3,4 -2,43 16,2 0 5,52 -1,44 16,82 27,21 9,42 0,28 13,53 27,34 16,2 0,9 26,96 32,15 4,46 -0,18 17,05 0 15,13 -1,55 14,71 27,91 18,94 4,9 28,71 32,09 4,77 -1,51 17,07 0 16,45 1,65 15,17 28,04 18,09 3,13 26,17 28,46 10,19 0,77 5,73 26,63 17,06 1,59 14,19 28,78 8,57 -0,32 17,06 28,42 8,97 -1,4 5,78 26,44 6,77 -5,2 7,58 28,66 10,13 0,31 15,45 28,57 9,51 -1,22 7,1 26,33 8,12 -1,22 4,68 28,44 7,92 -7,19 19,15 0 16,67 -0,39 20,37 26,44 12,57 -1,34 14,82 26,46 5,47 -1,95 7,46 0 22,13 -0,48 23,36 26,54 12,23 -0,52 15,73 33,13 9,63 -1,44 16,05 0 21,96 3,18 24,55 0 12,15 -0,68 15,91 27,92 15,46 -2,04 8,63 33,09 10,05 1,01 16,24 28,43 15,04 -0,96 9,99 0 15,19 1,25 9,49 0 10,19 0,16 16,62 0 16,15 -0,46 10,19 27,93 16,29 2,09 10,04 30,16 7,54 1,08 7,39 0 15,85 -1,8 11,75 0 13,62 -0,49 14,88 30,29 7,26 -1,15 8,86 28,2 7,98 -1,55 16,22 27,2 13,09 0,61 15 30,3 7,38 1,45 8,94 28,37 7,72 0,22 17,58 27,21 13,51 4,75 15,99 27,75 7,61 -2,84 20,35 0 7,98 -1,67 18,07 27,39 1,59 0,08 3,31 27,92 8,72 -2,95 20,43 0 14,15 -1,95 18,07 27,89 1,13 0,74 13,35 28,23 6,93 -4,39 15,39 0 14,08 -2,97 18,17 0 4,43 -0,87 17,98 0 14,05 -2,26 18,24 27,7 16,83 1,18 14,02 25,62 12,77 -1,71 7,75 0 9,05 -0,13 13,42 28,03 12,94 -1,17 15,96 25,33 15,05 1,27 7,81 28,16 9,8 -1,24 14,65 27,88 17,18 4,1 16,21 25,33 14,58 0,94 8,17 28,02 9,94 1,07 14,87 30,38 12,86 0,9 11,03 30,25 12,01 -0,88 6,09 0 11,86 5,77 5 30,15 13,47 -0,47 6,48 30,67 11,54 1,89 14,47 28,02 11,8 -1,78 5,98 30,06 14,15 2,77 7,54 30,84 10,99 0,16 15,15 28,25 11,22 0,79 9,27 0 14,95 -0,43 13,54 27,67 9,66 -1,45 5,03 27,31 11,71 -3,28 25,3 27,42 15,09 -0,2 14,01 27,49 9,36 -2,46 6,29 27,3 14,23 -2 24,49 27,44 14,67 0,56 14,2 27,63 11,51 3,44 6,57 27,36 13,6 -0,61 24,09 27,14 14,62 0,84 7,63 26,89 14,57 1,69 9,8 27,85 9,46 -3,28 14,76 27,16 16,49 0,11 7,85 26,98 16,01 1,89 11,03 29,37 8,84 -2,37 21,46 27,2 17,34 -0,63 9 0 15,59 -1,12 11,56 29,35 8,67 -6,5 20,85 0 12,6 -1,94 6,4 28,81 9,14 -0,7 13,73 0 6,72 -1,61 19,23 27,19 14,1 -0,77 7,12 28,81 8,79 -1,83 13,3 0 6,54 -2,32 19,53 27,27 15,09 1,65 7,6 28,84 8,69 -0,94 12,03 0 6,9 0,25 19,78 0 7,72 -0,16 12,58 29,32 10,62 1,03 8,56 0 6,44 -1,93 21,1 28,37 4,61 -5,7 18,02 29,36 11 0,38 7,99 0 7,76 -1,53 21,38 28,5 4,25 -7,33 19,98 29,47 10,89 -1,17 9,13 0 5,55 -1,05 29,81 0 2,64 -2,52 20,86 28,9 9,93 -1,19 6,06 28,35 6,61 -1,63 32,12 28,7 11,03 1,52 6,34 0 2,27 0,08 24,91 0 5,36 -2,88 36,56 0 9,35 1,32 8,05 31,27 19,58 7,86 4,93 27,82 12,7 4,57 14,4 26,81 4,16 -1,61 12,07 30,94 21,21 0,02 14,96 0 10,31 3,06 17,02 26,86 4,64 1,47 12,69 30,98 20,22 -1,01 16,24 27,41 15,41 3,75 19,35 26,85 3,97 -0,07 12,7 30,91 6,88 -0,65 11,84 25,89 9,78 1,78 11,97 0 18,35 -0,29 18,75 0 7,77 1,12 12,36 25,87 10,77 0,18 11,31 28,07 18,8 -0,25 19 30,85 7,07 -1,59 12,87 0 10,71 -2,03 9,47 28,3 20 -4,35 19,73 30,74 13,32 4,1 21,6 29,93 16,05 0,16 26,9 0 17,18 1,42 8,3 30,79 13,18 -0,77 21,97 30,01 16,36 -3,24 33,57 27,92 17,33 1,42 10,21 30,84 12,4 -1,01 22,54 30,17 15,77 2,82 37,67 27,84 16,99 3,75 10,46
99
Lampiran 3 Hasil Output SPSS 1. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Dev iation
Inv Rec
147
,04
,80
,4009
,16618
TA
147
-,26
,25
-,0121
,08235
Lev
147
,12
1,29
,5174
,22945
UP
147
25,33
33,13
28,3999
1,56567
AD
147
45,00
130,00
78,8980
12,20865
Valid N (listwise)
147
2. Uji Normalitas
Grafik Histogram
100
Grafik Normal Probability Plot
3. Uji Multikolonieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
SPI
,965
1,037
Inv Rec
,752
1,329
TA
,801
1,249
Lev
,923
1,084
UP
,884
1,131
Sumber: Output SPSS yang diolah
101
4. Uji Heteroskedasitas Uji Glejser
Unstandardized Coef f icients Standardized Coef f icients Model
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
3,692
12,491
2,764
1,410
Inv Rec
-3,132
TA
t
Sig.
,296
,768
,164
1,959
,052
4,258
-,070
-,736
,463
-7,680
8,328
-,085
-,922
,358
Lev
-,172
2,785
-,005
-,062
,951
UP
,144
,417
,030
,344
,731
SPI
Sumber: Output SPSS yang diolah Grafik Scatterplot
5. Uji Auto Korelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea
1,62905
Cases < Test Value
73
Cases >= Test Value
74
Total Cases
147
Number of Runs
72
Z
-,413
Asy mp. Sig. (2-tailed)
,679
Sumber: Output SPSS yang diolah
102
6. Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
,133
,103
,365a
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 11,56537
1,832
Sumber: Output SPSS yang diolah 7. Hasil Uji Signifikan Individual : Uji t Coefficientsa Unstandardized Coef f icients Standardized Coef f icients Model 1
(Constant)
Std. Error
Beta
t
Sig.
2,258
,026
Tolerance
VIF
178,258
78,945
15,101
43,927
,548
,344
,732
,002
415,677
-279,358
130,160
-3,803
-2,146
,034
,002
513,559
TA
179,698
285,320
1,212
,630
,530
,002
606,057
Lev
55,278
102,762
1,039
,538
,592
,002
610,256
UP
-3,805
2,746
-,488
-1,385
,168
,049
20,297
MSPI
-,553
1,547
-,573
-,357
,721
,002
421,082
MInv Rec
9,973
4,601
3,741
2,167
,032
,002
487,372
MTA
-6,887
10,072
-1,319
-,684
,495
,002
608,878
MLev
-1,388
3,608
-,755
-,385
,701
,002
629,709
SPI Inv Rec
b.
B
Collinearity Statistics
Dependent Variable: AD
Sumber: Output SPSS yang diolah
103