Linguistika Akademia Vol.3, No.1, 2014, pp. 51~63 ISSN: 2089-3884
LINGUISTIK RELATIVITAS DAN DETERMINISME PADA BRITISH ENGLISH DAN AMERICAN ENGLISH Fakhrunnisa e-mail:
[email protected] ABSTRACT Language is a mean of communication used to share ideas, thoughts or opinions. However the language used reflects a mindset and culture of speakers of the language. This study is aimed to analyze the influence of language in culture and way of thinking in a community that uses that language. The applied theory in this study using the theory of the Saphir Whorf hypothesis which is lingusitic determinism. The objective for this research is English that has many varieties such as British English and American English. This mini research will consider in the word formation of phrases, words beside tenses or different tenses found in British English and American English. The phrases, words and tenses that are discussed in word formation would result in a pattern culture of the speakers of laguange used. For instance in everyday life in Java Island, especially in Middle Java and Yogyakarta all sorts of word kamar mandi is pronounced kulah or kakus beside in other regional languages still in Java Island would be pronounced jeding, and kolam. The different pronounciation in Java also proved from different culture among Javanese people. Thus, the different tenses found in British English and American English must indicate the different cultures for both. Key words: British, America, English language,culture.
ABSTRAK Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan untuk saling bertukar ide, pikiran atau pendapat. Namuna ada kalanya bahasa yang digunakan mencerminkan pola pikir dan budaya masyarakat penutur bahasa tersebut. Penelitian ini dibuat untuk menganalisis bahasa yang mempengaruhi budaya, pola pikir dan cara pandang masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Teori yang diterapkan pada penelitian ini menggunakan teori hipotesis Saphir-Whorf yaitu lingusitic determinism terhada bahasa Inggris yang memiliki memiliki berbagai macam cabang kedua diantaranya British English dan American English. Pada kajian penelitian ini akan mencermati bentuk frase, kata, dan kala atau tenses yang didapati berbeda pada British English dan American English. Pada frase, kata dan kala yang berbeda dalam kajian ini akan dibahas mulai dari segi pembentukan kata dan frase nya sehingga akan menunjukan hipotesis mengenai budaya dari bahasa si penutur masing masing seperti halnya pada bahasa daerah khususnya di pulau Jawa yang bermacam macam untuk penyebutan kata
52
kamar mandi atau kulah atau kakus dalam bahasa Jawa daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta namun ditemui bahasa daerah lain yang berada di Jawa menyebut hal serupa dengan kata kolam dan jeding. Selain itu kala atau tenses pada British English dan American English memilki kecenderung penggunaan yang berbeda sehingga kemungkinan memiliki perbedaan pola pikir masyarakatnya. Kata kunci: Inggris, Amerika, bahasa Inggris, budaya.
A. PENDAHULUAN Di dalam penggunaan bahasa percakapan sehari-hari terkadang ditemukan perbedaan dalam penyebutan kata oleh para penutur bahasa yang sama yang tinggal di berbeda tempat . Hal tersebut wajar saja terjadi karena bahasa yang digunakan oleh masing masing individu mencerminkan perbedaan adat istiadat yang ada dalam budaya itu. Seperti halnya dalam contoh bahasa yang berada di pulau Jawa yaitu bahasa Jawa yang memiliki bermacam macam rumpun. Bukti nyata hal ini adalah misal dalam satu wilayah Jawa Tengah yang menggunakan bahasa Jawa memilki perbedaan dalam penyebutan kata ‘kamar mandi’. Di daearah daerah tertentu di Jawa Tengah semisal pada umumnya masyarakat Yogyakarta (berlokasi di Jawa Tengah) menyebut kata kamar mandi dengan kata kulah atau kakus, sedangkan di daerah Brebes dan Tegal (Jawa Tengah) menyebut kamar mandi dengan kolam dan lain di daerah Jawa Timur menyebutnya dengan jeding. Dari penyebutan kata yang berbeda ini bisa dimaknai pengaruh bahasa dalam pola pikir atau kata lain tentang cara pandang seseorang tersebut terhadapa sesuatu. Semisal kata kolam pada bahasa Brebes dan Tegal yang berarti kamar mandi bagi masyarakat tegal sendiri, namun bagi masyarakat diluar daerah Brebes dan Tegal bisa diartikan sebuah tempat yang berupa cekungan luas yang berisi air dan ikan ikan karena asosiasi kata kolam sendiri adalah temapt yang seperti itu. Kemudian kata jeding pada kata daerah Jawa Timur diasosiasikan sebuah baskom besar pada masyarakat daerah Jawa Tengah. Sehingga linguistic determinism menyatakan perbedaan bahasa menimbulkan perbedaan peresepsi pemikiran (Wolff & Holmes, 2011:253) dengan kata lain penutur bahasa yang menggunakan kosa kata yang berbeda pasti memilki jalan atau proses pemikiranya masing-masing. Sama seperti halnya dalam penyebutan kata yang Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 51 – 63
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
53
berbeda yang terjadi pada British English dan American English semisal dalam penyebutan lantai utama atau first floor bagi masyarakat Amerika dan menjadi ground floor pada masyarakat Inggris. Walaupun dalam satu bahasa yang sama sangat mungkin ditemui banyak perbedaan yang terjadi dalam penyebutan kata. Jika dipandang melalui kacamata linguistic relativity atau bahasa yang dipengaruhi oleh budaya bisa saja hal tersebut dikarenakan sejarah yang terkait dalam suatu wilayah tersebut dalam kata lain budaya yang mempengaruhi bahasa dengan pengertian lain bahwa perbendaharaan kata pada bahasa kurang lebih merefleksikan budaya dalam tulisan Edward Sapir dalam bukunya An Introduction to the Study of Speech tahun 1921 pada ke- 10 selain itu kata serapan bahasa asing, ataupun bahasa yang keluar dalam pengucapan juga dipengaruhi oleh pola pikir masyarakat yang bersangkutan seperti penyebutan kamar mandi yang berbeda beda di dalam satu rumpun bahasa Jawa. Selanjutnya ulasan singkat kedua negara tersebut yang pertama yaitu sejarah Amerika, Tonggak sejarah berdirinya negara Amerika pertama kali bermula dari pendaratan awak kapal seorang pengelana asal Eropa Cristhoper Columbus yang mengatakan bahwa orang-orang yang menyebrangi Atlantik dalam pencarian emas/kekayaan, mereka semua adalah orang yang idealis, para pengelana muda ini berpikir bahwa mereka bisa mengubah dunia menjadi lebih baik (Paul Johnson, 1997:13). Pernyataan Columbus itu menjadi bukti pernyataan sejarah bangsa Eropa yang menjadi tonggak sejarah pembangunan negara Amerika hingga menjadi besar saat ini. Dari 2 segi geografis luas benua Amerika yaitu 42.549.000 km dengan jumlah penduduk sekitar 953.700.00 juta jiwa menurut lansiran dari (http://en.wikipedia.org/wiki/Americas). Benua Amerika dihuni oleh berbagai macam etnis dari seluruh dunia dan suku asli America yaitu bangsa Indian. Begitu pula dengan berbagai bahasa namun Bahasa Inggris yang menjadi bahasa pemersatu negara tersebut. Di dalam perbendaharaan kata American English pasti telah mengalami percampuran seperti kata serapan dibuktikan dengan kosa kata yang digunakan dalam percakapan bahasa Inggrisnya di Amerika semisal salah satu contoh kecil yaitu kata janitor yang bermakna penjaga gedung seperti sekolah, kantor dll, yang jelas berbeda Linguistik Relativitas dan Determenisme pada British English dan American English (Fakhrunnisa)
54
penyebutannya dalam British English yaitu caretaker. Perubahan dan perbedaan kata kata yang terjadi pada American British tentu saja diawali dalam sejarah yang telah disebutkan penulis diatas oleh perbedaan pola pikir terlebih dahulu yang dimilki oleh orang orang yang melakukan pengelanaan ke luar dari Eropa, mereka memiliki visi dan misi yang jauh kedepan dan tentu saja menjadi berbeda dari orang-orang yang memilih menetap di Eropa, sehingga akan menjadi sebuah kewajaran jika kata kata maupun budaya yang ada di Amerika dan Inggris mengalami perbedaan bukan karena hanya masyarakat dari negara Eropa tertentu semisal Inggris saja yang berpindah namun bercampur dengan orang orang Spanyol dan Portugis, dan etnis asli Amerika. Kedua yaitu di Inggris, Inggris sendiri memiliki sisi geografis 2 wilayah 243.610 km dan jumlah penduduk sekitar 63.181.775 juta jiwa (http://en.wikipedia.org/wiki/United Kingdom). Sistem pemerintahan di Inggris menganut sistem Monarki, pemerintahan secara simbolis dilakukan oleh Raja yang diwariskan secara turun temurun. Seperti halnya di Yogyakarta bahasa yang dan sesuai sering digunakan dalam negara ini bahkan pada jaman Inggris yang lalu sekolah sekolah grammar juga didirikan. Sekolah ini didirikan dalam rangka pelestarian bahasa, beserta menjadi ciri pembedaan bagi masyarakat yang terpelajar atau tidak. Selain itu pada masa kejayaan Inggris, Inggris menjadi negara yang melakukan ekspansi terbesar di dunia berbeda dengan Amerika yang memang pada titik awal bermacam macam suku etnis berperan dalam pembentukan negara akan tetapi dalam sejarah Inggris harus memang benar benar dibedakan antara sejarah bangsa yang menjadi daerah jajahanya (Martin Daunton & Rick Halpern, 1999:1). Sehingga sejarah Inggris lebih komplek dibanding dengan sejarah Amerika, orang orang Inggris terdiri dari bermacam macam bangsa namun orang orang tersebut berasal dari bekas negara jajahanya atau bahkan dari negara yang masih menjadi persemakmuran dari Inggris. Hal ini dibuktikan dengan adanya penduduk Inggris seperti orang-orang India dan Pakistan yang tinggal disana selain itu bahasa British English juga masih digunakan di wilayah persemakmuran di India, Autralia, New Zealand dan negara persemakmuran lain. Sebagai contoh bahasa Inggris Autralia yang masih menggunakan kata trolley dalam penyebutan angkutan Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 51 – 63
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
55
barang. Selain itu pada penelitian ini akan dibahas mengenai bahsa yan mempengaruhi pola pikir masyarakat, budaya bahkan karakter si penutur bahasa. Bila kondisi menentukan karakter, maka karakter akan berubah bersamaan dengan kondisinya (David M. Potter, 1984: 9). Dan pada penelitian ini akan diungkap melalui aliran teori Hypothesis-Saphir Whorf terhadap kosa kata, frase dan kala pada kedua jenis bahasa Ingrris tersebut, sehingga ditemukan pola budaya yang baru yang nampak pada masyarakat beserta efek efek bahasa terhadap budaya masing masing negara yang telah disebutkan di atas. B. LANDASAN TEORI Dalam pelaksanaan analisis penelitian ini penulis menggunakan Teori Hipotesis Saphir-Whorf yang juga dikenal dengan nama Prinsip (Teori) Relativitas Bahasa (the Principle of Linguistic Relativity), yang dikenalkan pertama oleh Sapir pada tahun 1929, dan mulai dipopulerkan sejak tahun 1950-an (Ubaidillah, 2013:60). Sapir berbeda dengan kaum penganut faham behaviorisme dalam penekanan yang nampak pada pola kehidupan dalam sebuah karya akan tetapi menurutnya pola itu berasal dari pikiran manusia itu sendiri (Sampson, 1980: 82). Selain itu dalam kutipan rangkuman Brown pada penelitian Paul Kay & Willet Kempton tahun 1983 dengan judul “What is the Saphir-Whorf Hypothesis?” bahwa struktur bahasa pada penutur asli bahasa akan sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh pandangnya terhadap dunia sekitarnya yang dia peroleh dalam saat proses pemerolehan bahasa. Di dalam hipotesis ini juga dikatakan bahwa terbatasnya bahasa yang digunakan oleh penutur bahasa menunjukan terbatasnya pandangan si penutur bahsa terhadap dunia (Chapman & Routledge, 2009:16). Hipotesis Saphir Whor itu sendiri pada dasarnya dibagi menjadi dua aliran yaitu linguistic relativity dan linguistic determinism dan dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisis terhadap keduanya. Disebutkan dalam suatu pernyataan mengenai linguistic relativity yang dianggap bagian terlemah dibanding linguistic determinism (Wolff & Holmes, 2011: 253). Sehingga versi ekstrem hipotesis Saphir-Whorf yaitu linguistic determinism yang menjadi kebalikan dari linguistic relativity yaitu bila bahasa yang digunakan oleh penutur bahasa menentukan cara berfikir/pola pikir, budaya Linguistik Relativitas dan Determenisme pada British English dan American English (Fakhrunnisa)
56
seseorang. Nampaknya seperti yang terlihat di dalam ajaran agama Islam yang mengajarkan agar selalu berkata dan berdoa yang baik supaya kelak tidak terjadi suatu hal yang buruk diluar dalam pikiran terhadap yang mendoakan. Hipotesis Saphir-Whorf dalam perkembanganya muncul banyak pendapat atau proposal proposal terhadap ilmu ini. Sebagai contoh bahwa manifestasi dalam perkembangan The principle of Linguistic Relativity menurut Wolff and Holmes terdapat proposal mengenai Language as Language of thought atau bahasa mempengaruhi pikiran bila satuan pemikiran kata kata dari pemerolehan bahasa natural (Wolff & Holmes.2011:253). Di samping itu Wolff dan Holmes membagi dua cabang kategori bagi bahasa yang memepengaruhi pemikiran yaitu salah satunya language as language of thought dan thought is separate from language sebagaimana linguistic determinism masuk dalam thought is separate from language C. HASIL PENELITIAN 1. Data Bahasa No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
British English tea towel Dustman Caretaker Solicitor high street Motorway Have you done your homework I’ve already eaten I’ve got two sisters A: Are they going to the show tonight? B: No. They've already seen it.
American English dish towel garbage collector/garbage man Janitor Lawyer main street Highway Did you do your homework? I already ate I have two sister A: Are they going to the show tonight? B: No. They already saw it.
11.
A : Is Samantha there? B : No she has just left A : Can I borrow your book? B : I haven’t read it yet
A : Is Samantha there? B : No, she just left A : Can I borrow your book? B : I didn’t read it yet
12.
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 51 – 63
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
57
2. Pembahasan a. Tea Towel (Inggris) vs Dish Towel (Amerika) Frase tea towel dan dish towel keduanya memiliki pengertian yang sama yaitu a cloth that is used for drying plates, dishes, etc nd (Cambridge Advanced Learner’s Dictionary 2 Edition). Dilihat dari dari dua perbedaan kata depan diatara kedua frase tersebut yang diantaranya tea dalam British English dan dish dalam American English memiliki sejarah masa lalu yang tidak lepas oleh budaya masyarakatnya masing masing. Dengan kata lain jika dilihat melalui metode linguistic relativity frase tea towel dalam British English tidak terlepas dari sejarah tea time, yang dikenal sebagai aktivitas tradisional sehari hari masyarakat British. Terbukti pada sejarahnya pada tahun 1605 teh mulai dikenalkan di Inggris oleh pedagang dari Belanda dari China, dan pada saat itu gula dan teh menjadi bahan makanan mewah di samping sebagai lambang status sosial bagi orang-orang kaya atau bangsawan (Julie E Former, 2008:5). Selain itu kata dish towel tidak lepas dari sejarah di Amerika ketika ibu-ibu rumah tangga di Amerika membuat alat lap untuk piring piring mereka menggunakan kain sak bekas dari wadah gandum dan makanan hewan di abad 20. Namun perlu diketahui jika analisis menggunakan metode linguistic determinism dalam kedua kata depan di dalam frase yaitu kata tea dan dish. Pada kata tea atau teh dapat diasosiasikan sebagai jenis minuman sedangkat kata dish atau lauk pauk bisa kita kategorikan sebagai jenis jenis makanan. Dalam aplikasi teori lingistic determinism bahasa yang mempengaruhi budaya agaknya terbukti dalam sebuah daftar data yang menyebutkan Amerika menduduki peringkat kedua setelah Meksiko dalam banyaknya kasus warga masyarakat yang menderita kasus obesitas di negaranya dan di bandingkan dengan negara Inggris yang menempati posisi urutan yang ke- 19 diambil dari sumber artikel liputan6 tertanggal 9 Juli 2013 (http://health. liputan6.com/read/634049/meksiko-geser-amerika-ka sus-obesitasterbanyak-di-dunia). Nampaknya budaya makan lebih akrab di negara Amerika, sehingga banyak warga negaranya yang mengalami kasus obesitas. Warga yang mengalami obesitas di Amerika disebabkan oleh konsumsi makanan yang berharga relatif terjangkau semisal makanan junk food dan minuman bersoda yang cenderung memiliki kalori yang tinggi dan berlemak yang dapat Linguistik Relativitas dan Determenisme pada British English dan American English (Fakhrunnisa)
58
mengakibatkan masalah berat badan, namun kebalikan fakta sebagaimana makanan-makanan tersebut di Indonesia malah menjadi makanan mahal dan bergengsi. Pada kenyataanya makanan organik dan air mineral berharga lebih mahal di Amerika dibanding dengan minuman yang bersoda yang dijual jauh lebih murah. Sehingga bisa dikategorikan orang-orang miskin yang ada di Amerika adalah orang yang berbadan gemuk bahkan obesitas sedangkan bagi orang Amerika yang memiliki badan yang sedang tidak terlalu kurus dan terawat adalah tergolong orang yang kaya di Amerika. b. Dustman (Inggris) vs Garbage Collector (Amerika) Di dalam bahasa British English kata dustman memiliki arti someone whose job is to remove rubbish from containers outside people’s house (Cambridge Advanced Learner’s Dictionary 2nd Edition). Kata dustman berasal dari dua gabungan kata benda (noun) yaitu dust yang berarti debu dan kata man (noun) yang berarti orang. Jika digabungkan dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia secara seksama menjadi “seseorang yang kotor/berdebu” hal tersebut memungkinkan sebuah makna perkiraan bila budaya Inggris menganggap hal yang kaitanya dengan sebuah profesi atau pekerjaan seseorang akan melekat di dalam deskripsi diri dan menunjukan kesan yang jelas dalam pengidentifikasian kelas sosial di dalam masyarakat. Dengan kata yang ekstrim kata ‘dustman’ sedikit mendiskriminasi seseorang melalui pekerjaan. Di samping hal ini juga dikatakan di dalam buku yang berjudul British Cultural Identities bahwa jumlah upah/gaji dan pekerjaan seseorang yang menentukan kelas sosial di dalam masyarakat Inggris (Michael Storry & Peter Childs, 2002: 84). Dan jika dibandingkan dengan kata ‘garbage collector’ dalam American English yang terdiri dari dua gabungan kata benda (noun) yaitu ‘garbage’ yang berarti sampah dan kata ‘collector’ yang berarti pemungut/pengumpul sehingga menjadi arti pemungut sampah yang terkesan makna sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan saja. Hal ini bisa diuji jika dibandingkan dengan kata lain dalam American English semisal kata ‘stamp collector’ yang bisa diartikan pengumpul perangko kuno/unik. Walaupun dalam frase garbage collector dan stamp collector keduanya adalah pekerjaan yang berbeda dan dalam lingkup Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 51 – 63
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
59
keadaan yang berbeda , namun terkesan pekerjaan itu setara dan dihargai atau dengan kata lain equal sehingga tidak ada unsur pengidentifikasian secara mendetail dan mengarah kepada deskriminasi dalam bidang pekerjaan terutama dalam upah/gaji, pada kenyataanya warga Amerika juga akan terganggu jika ditaya mengenai salary atau gaji bila sedang melakukan percakapan kecil. Walaupun di dalam frase garbage collector masih memilki padanan alternative frase lain diantaranya garbage man (Cambridge Advanced Learner’s Dictionary 2nd Edition) yang serupa dengan dustman di Inggris, namun satu hal melalui yang perlu dicermati dalam penulisan garbage man pun ditulis secara terpisah yang kemungkinan citra diri orang terhadap pekerjaan yang disandang tidak terlalu terlekat seperti halnya pada kata dustman yang pembentukan frase yang disambung. Sehingga frase garbage collector mampu merepresentasikan masyarakat Amerika yang tidak ingin deskriminasi dalam bidang pekerjaan itu terjadi. Selain itu masih ada contoh kata lain yang berkaitan dengan pekerjaan diantaranya kata solicitor (Inggris) dan lawyer (Amerika). Kata solicitor yang berasal dari kata solicit yang berarti to ask someone for money, information, or help (Cambridge Advanced Learner’s Dictionary 2nd Edition). Penamaan pekerjaan dalam British English sangat bergantung dengan pekerjaan yang dilakukannya sehinga timbul citra diri dari seseorang tersebut dibanding dengan kata lawyer. Selain itu ada kata lain dalam bidang pekerjaan yaitu caretaker (Inggris) dan janitor (Amerika), kata caretaker yang berasal dari Inggris berasal dari penggabungan dua kata care dan take diberi imbuhan -er sehingga memilki arti someone whose job is looking after the building, such as school (Cambridge Advanced Learner’s Dictionary 2nd Edition) sangat nampak pencitraan pekerjaan yang dilakukan di Inggris sehingga di dalam fakta kehidupan masyarakatya, pekerjaan mempengaruhi kelas sosial yang berada di dalam masyarakatnya. c. High Street (Inggris) vs Main Street (Amerika) Frase high street di dalam British English dan main street dalam American English memiliki arti yang sama yaitu the main road in the centre of town where there are lot of shops (Cambridge Advanced nd Learner’s Dictionary 2 Edition). Dalam frase high street terdiri dari Linguistik Relativitas dan Determenisme pada British English dan American English (Fakhrunnisa)
60
2 gabungan kata sifat (adjective) dan kata benda (noun) yaitu kata high yang berarti tinggi dan street yang berarti jalan. Selanjutnya pada kata main street dalam American English memiliki dua gabungan kata sifat (adjective) dan kata benda (noun) yaitu kata main yang berarti utama dan street yang berarti jalan, kedua kata high street dan main street memiliki makna yang sama namun jika dianalisis secara sederhana menggunakan kajian linguitic determinism terhadap kedua awal kata di dalam frase tersebut yakni kata high dan main dari kedua frase tersebut akan timbul sebuah indikasi dan refleksi kultur masyarakat diantara dua negara tersebut. Semisal dalam kata high atau tinggi yang memungkinkan kata ini menunjukan suatu hubungan yang vertikal, dalam kalimat lain hubungan antara manusia dengan Tuhan. Bisa dibuktikan masyarakat British pada umumnya mempercayai adanya Tuhan atau mereka mencampurkan aspek keagamaan dalam kehidupan. Terutama masyarakat Inggris hampir sebagian besar adalah penganut Kristen atau dalam kalimat lain bahwa sebagian besar masyarakat Inggris menganut agama Kristen secara bebas (Michael Storry & Peter Childs, 2002: 249). Kemudian kata main yang berarti utama menunjukan suatu pandangan netral dengan kata lain diantara hubungan vertikal dan horisontal atau dalam kaitanya dengan masalah Ketuhanan, terindikasi jika masyarakat Amerika cenderung menjadi netral dalam hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan bila dibandingkan dengan masyarakat Inggris. Seperti halnya telah diketahui bahwa pemerintahan masyarakat di Amerika tidak mencapurkan antara agama di dalam aspek sosial kehidupan. Walaupun tidak menutup kemungkinan kata kata yang terdapat dalam American English terdapat kata seperti kata highway dalam penyebutan jalan bermotor atau motorway pada British English namun dari sisi perbandingan antara kata high street dan main street sangat nampak indikasi perbedaan budayanya ditinjau dari segi kesepadanan arti dan makna kata. d. Have you done your homework? (Inggris) vs Did you do your homework? (Amerika) Pada kalimat have you done your homework? dan did you do your homework? memiliki makna yang sama yaitu apakah PR mu sudah kau kerjakan, namun dari kedua kalimat tersebut memiliki susunan Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 51 – 63
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
61
grammar yang berbeda. Dalam kalimat British cenderung menggunakan grammar present perfect tense lebih sering dibandingkan dengan American English. Seperti pada contoh tabel di bawah ini
British English I’ve already eaten
American English I already ate
I’ve got two sisters
I have two sister
A: Are they going to the show tonight? B: No. They've already seen it.
A: Are they going to the show tonight? B: No. They already saw it.
A : Is Samantha there? B : No she has just left
A : Is Samantha there? B : No, she just left
A : Can I borrow your book? B : I haven’t read it yet
A : Can I borrow your book? B : I didn’t read it yet
American English cenderung menggunakan past tense lebih sering dibandingkan British English yang menggunakan past perfect tense. Jika ditilik melalui kacamata lingustic relativity sejarah bangsa kulit putih Amerika jaman dahulu adalah kaum imigran yang berpindah dari Inggris ke benua temuan baru yaitu Amerika, bisa dikatakan bahasa sudah lagi tidak menjadi pakem seperti apa yang ada di Inggris. Namun adakalanya past tense yang sering digunakan di benua Amerika merupakan sociolect masyarakatnya dan mengindikasi ke dinamisan kehidupan disana karena tidak ada kecenderungan untuk tergantung oleh masa lampau sehingga menjadi stagnant. Sebagai contoh analisis linguistic determinism tenses atau kala pada present perfect menunjukan kegunaan fungsi kala yang menunjukan suatu kejadian yag sudah berlalu yang masih memilki efek pada kejadian sekarang sedangkan past tense adalah kejadian lalu yang tidak memilki hubungan efek yang pada kejadian Linguistik Relativitas dan Determenisme pada British English dan American English (Fakhrunnisa)
62
saat ini. Hal ini tergambar pada kehidupan Amerika yang individua, praktis, dan yang paling pas untuk menggambarkan masyarakat disana adalah dinamis sebagai cerminan dari bentuk kala dalam bahasa yang digunakan dengan past tense. Mereka cenderung mengucapkan forget it untuk mengakhiri perbincangan yang berbelit belit atau kejadian yang sudah lampau yang tidak ingin dibicarakan kembali. Sehingga masyarakat Amerika cenderung berpikir lebih optimis dan menjadi yang berbeda tanpa harus memikirkan efek efek masa lalu yang bisa menjadi hambatan bagi mereka. D. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas, penulis berkesimpulan bahwa bahasa yang digunakan oleh masyarakat menentukan cara pandang dan pola pikir penuturnya dalam melihat realitas dunia, cara pandang, dan kebudayaan. Sebagaimana pada bahasa Inggris yang digunakan dalam masyarakat Inggris dan Amerika yang memiliki banyak perbedaan dalam kosa kata maupun frase dan tata bahasa. Hal ini menjadikan sesuatu yang berbeda di dalam cara pandang dan budaya terbukti dalam kenyataanya pun juga terjadi perbedaan pola pikir dan cara pandang diantara masyarakat keduanya Amerika dan Inggris. Sehingga nampak jelas pembahasan mengenai bahasa yang mempengaruhi pola pikir masyarakat dibuktikan dengan terlihatnya hasil dari pemakaian bahasa yang tercermin pada hasil budaya, pola pikir mereka baru-baru ini yang berkembang dan secara tidak sadar.
E. DAFTAR PUSTAKA Mike Storry and Peter Child. 2002. British Cultural Identities, Second Edition. London: Routledge. Fromer, Julie E. 2008. A Necessary Luxury: Tea in Victorian England. New York : Ohio University Press. Johnson, Paul. 1997. A History of the American People. Great Britain : Weidenfeld &Nicolson.
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 51 – 63
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
63
Cambridge University Press. 2004. Cambridge Advance Learner’s Dictionary, Second Edition. Cambridge: Cambridge University Press. Martin Daunton & Rick Halpern. 1999. Empire and Others: British Encounters with Indigenous Peoples; 1600-1850. United Kindom: UCL Press. Paul Kay & Willet Kempton. 1983. What is the Saphir-Whorf Hypothesis?. Berkeley: National Science Foundation. Potter, M. David. 1984. Plenty of People Economic Abundance and the American Character. Chicago: The University of Chivago Press. Ubaidillah. 2013. Teori Linguistik. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Phillip Wolff & Kevin J. Holmes. 2011. Wiley Interdisciplinary Reviews: Cognitive Science. Wiley Online Library. Sapir, Edward. 1921. Language : An Introduction to the Study of Speech. San Diego, New York, London: Harcourt Brace Javanovich, Publishers. Siobhan Chapman & Christopher Routledge. 2009. Key Ideas in Lingistics and the Philosophy of Language. Edinburgh: University of Edinburgh. Sampson, Geoffrey.1980. Schools of Longuistics, Competition and Evaluation. Hutchinson London, Melbourne, Sydney, Auckland, Johannesburg. www.englishclub.com. www.wikipedia.org.
Linguistik Relativitas dan Determenisme pada British English dan American English (Fakhrunnisa)