Jurnal Mangrove dan Pesisir IX (1), Februari 2009: 12-17 ISSN: 1411-0679
ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN WANITA NELAYAN DI KELURAHAN PASIE NAN TIGO KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG Linda Waty Zen Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta Padang Jl. Sumatera, Ulak Karang Padang 25133 Diterima 12 Agustus 2008
Disetujui 20 Oktober 2008
ABSTRACT The efforts to increase the income can be carried out by involving family members, especially women (wives) to make a living fishing in activities outside the fisheries and marine activities. In improving the household incomes of fishermen, the wife’s role of fisherman participated to make money both in marine sector and outside the fisheries sector. There are several types of business undertaken by women in the village of Pasie Nan Tigo in helping their household in order to increase their revenue. The contribution of Fisherman’s women income plays an important role in meeting the needs of fishermen households. The contribution of female earnings on family income of fishermen in the village of Pasie Nan Tigo in Padang district ranged from 13.04% to 64% with an average of 37.62%. Keywords: Revenue, Income contribution, Fisherman's woman
PENDAHULUAN1 Di Indonesia, salah satu kelompok masyarakat yang tergolong miskin, bahkan lebih miskin dari golongan masyarakat lainnya adalah nelayan, terutama yang masih tradisional dan berada di daerah terpencil. Nelayan yang hidup didaerah terpencil melalukan penangkapan dengan cara tradisional dan sangat bergantung kepada alam sehingga hasil yang diperoleh tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup ditentukan oleh tingkat pendapatan Pada umumnya tingkat pendapatan nelayan masih relatif rendah karena usaha mereka sangat dipengaruhi oleh musim. Mereka memperoleh pendapatan yang tinggi hanya pada musim penangkapan saja sehingga harga hasil perikanan tidak stabil. Upaya untuk meningkatkan pendapatan dapat dilakukan dengan melibatkan anggota keluarga terutama wanita (istri) nelayan untuk mencari nafkah didalam kegiatan perikanan dan diluar kegiatan perikanan. Dengan adanya campur tangan istri nelayan dalam pemenuhan kebutuhan hidup maka akan dapat membantu mengurangi kesulitan ekonomi keluarga. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara diamanatkan bahwa dalam melaksanakan pembangunan, wanita adalah mitra sejajar pria
Telp: (0751) 7051678 Wabsite : http://www.bung-hatta.ac.id
yang mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam keluarga karena secara langsung akan mempengaruhi kualitas generasi muda dan kesejahteraan keluarga (Anonymous, 1992). Bachri (1995) menyatakan bahwa keterlibatan wanita nelayan mengandung resiko untuk lebih memanfaatkan waktunya baik sebagai ibu rumahtangga, tenag kerja dalam usaha perikanan maupun diluar usaha perikanan. Sebagai warga masyarakat maka wanita mempunyai kewajiban dan taggung jawab untuk ikut serta melaksanakan kegiatan baik untuk kesejahteraan keluarganya sendiri maupun kesejahteraan masyarakat. Apabila wanita nelayan mencurhakan perhatian pada usaha perikanan secara langsung atau tidak langsung telah ikut berperan dalam penerapan teknologi perikanan yang pada akhirnya dapat menambah penghasilan rumahtangga. Kelurahan Pasie nan Tigo merupakan salah satu kelurahan yang terletak di wilayah pesisir Kota Padang. Sebagian besar penduduknya (55 % )mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan, baik nelayan tetap maupun nelayan sambilan Jenis alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan di kelurahan ini adalah gillnet, trammelnet, bagan, pukat dan pancing. Dalam meningkatkan pendapatan rumahtangga nelayan di kelurahan Paise nan Tigo kecamatan Koto tangah Kota Padang, isrti nelayan ikut berperan sebagai pencari nafkah baik disektor
13 Analisis Konstribusi Pendapatan Wanita Nelayan
perikanan maupun diluar sektor perikanan. Maka untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima oleh istri nelayan tersebut perlu dikaji bagaimana peranan wanita nelayan terhadap peningkatan pendapatan keluarga di kelurahan Paise nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
menggunakan rata-rata persentase hasil yang ditabulasikan. Pendapatan Keluarga. Pendapatan keluarga adalah penjumlahan seluruh pemasukan keluarga yaitu pendapatan suami sebagai nelayan dan pendapatan istri. Pendapatan keluarga dirumuskan sebagai berikut (Yang dalam Hernanto, 1984) :
TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah ; 1. Indentifikasi jenis-jenis pekerjaan wanita nelayan di kelurahan Pasie nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. 2. Analisis kontribusi wanita (istri) nelayan dalam peningkatan pendapatan rumahtangga nelayan.
MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pemerintah/ instansi terkait dalam merumuskan kebijakan yang berhubungan dengan wanita nelayan dalam rangka peningkatan kesejahteraan rumahtangga nelayan.
METODE PENELITIAN Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Pasie nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Materi Penelitian. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita nelayan yaitu istri nelayan yang terlibat dalam kegiatan dibidang perikanan maupun di luar bidang perikanan. Metoda Penelitian. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda survei, yaitu melakukan pengamatan langsung ke lapangan guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang keadaan wanita nelayan sehubungan dengan perananannya dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Metoda Pengambilan Sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Jumlah sample yang diambil adalah 45 orang dari 85 orang populasi wanita nelayan yang bekerja baik dibidang perikanan maupun diluar bidang perikanan. Pengumpulan Data. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara yang berpedoman kepada kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data ini meliputi data identitas keluarga nelayan, terdiri dari : 1). Sumber-sumber pendapatan wanita nelayan, 2). Pendapatan suami , 3). Pengeluaran keluarga dan lain-lain. Data sekunder dikumpulkan dari instansi atau lembaga terkait serta publikasi lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Analisis Data. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan
Pt = Pn + Pw Dimana : Pt = Pendapatan keluarga (Rp) Pn = Pendapatan suami (Rp) Pw = Pendapatan wanita nelayan (Rp) Kontribusi Wanita Nelayan. Untuk mengetahui seberapa besar peranan wanita nelayan dalam meningkatkan pendapatan keluarga diketahui dari kontribusi pendapatan wanita nelayan tersebut terhadap pendapatan keluarga (Yang dalam Hermanto, 1984), dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
k
Yw Yt
x 100%
Dimana : K = Kontribusi pendapatan wanita nelayan (%) Yw = Pendapatan wanita nelayan (Rp) Yt = Pendapatan keluarga (Rp)
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaaan Umum Daerah Penelitian.Geografis, Kelurahan Pasie Nan Tigo o ’ ’’ o terletak pada 18 30 20 BT – 0 6’30’’ LS yang merupakan bagian dari Kelurahan Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Propinsi Sumatera Barat, dengan luas daerah 593,08 Ha yang terdiri dari 7 RW dan 31 RT. Kelurahan ini berjarak 4 Km dari Ibu Kota Kecamatan, 10 Km dari ibu kota Propinsi Sumatera Barat dan 11 Km dari Kota Padang. Secara geografis Kelurahan Pasie Nan Tigo terletak pada ketinggian 1 meter dari permukaan laut. suhu berkisar antara 43 º C- 45º C, merupakan daerah pantai yang landai. Berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia, beriklim tropis dengan musim hujan dan kemarau. Struktur tanah didominasi oleh tanah yang berpasir dan rawa-rawa, kesuburan dan produktifitas tanah rendah sehingga jarang ditanami oleh masyarakat setempat. Penduduk dan Mata Pencaharian. Penduduk di Kelurahan Pasie Nan Tigo terdiri dari penduduk asli dan penduduk yang berasal dari daerah lain misalnya Pariaman, Pasaman, Pesisir Selatan dan daerah lainnya. Pendatang semula menjadi buruh nelayan atau ABK, lama kelamaan menjadi menetap di Kelurahan Pasie Nan Tigo. Untuk mengetahui sebaran penduduk di Kelurahan Pasie Nan Tigo menurut tingkat umur dan jenis
14 Jurnal Mangrove dan Pesisir, IX (1): 12-17
kelamin secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 1. Jumlah Penduduk di Kelurahan Pasie Nan Tigo Tahun 2005 berjumlah 8.864 Jiwa yang terdiri dari 4321 Jiwa Laki-laki dan 4543 Jiwa
Zen
Perempuan, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1786 KK. Penduduk di Kelurahan Pasie Nan Tigo memiliki mata pencaharian antara lain sebagai nelayan, pegawai negeri, swasta, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1: Sebaran Penduduk Pasie Nan Tigo Menurut Umur dan Jenis Kelamin Laki-laki No. Tingkatan Umur (Tahun) Jiwa Persentase % 1. 242 5,6 5 2. 5–6 158 3,6 3. 7 – 12 204 4,7 4. 13-15 464 10,7 5. 16-18 423 9,8 6. 19-25 471 10,9 7. 26-49 722 16,7 8. 50-59 756 17,4 9. 60-69 701 16,3 10. > 70 180 4,2 Jumlah 4321 100 Sumber: Kantor Kelurahan Pasie Nan Tigo, 2005 Tabel 2: Sebaran Penduduk Kelurahan Pasie Nan Tigo Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase No. Jenis Pekerjaan (Jiwa) (%) 1. Nelayan 1456 48,2 2. Pegawai Negri 479 15,8 3. Pedagang 250 8,3 4. Swasta 675 22,3 5. Pertukangan 60 1,9 6. Pensiunan 56 1,8 7. Peternakan 50 1,6 Jumlah 3026 100 Sumber : Kantor Kelurahan Pasie Nan Tigo, 2005
Kegiatan Penangkapan Ikan. Penangkapan ikan memainkan peranan penting untuk kegiatan ekonomi di kelurahan Pasie nan Tigo. Pantai yang berada didepan pemukiman masyarakat dijajari dengan perahu nelayan, jarring yang bergelantungan untuk dibersihkan atau diperbaiki dan nelayan yang menjemur ikan merupakan pemadangan yang dapat disaksikan pesisir pantai kelurahan Pasie nan Tigo kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan di Kelurahan Pasie Nan Tigo ada berbagai jenis antara lain pukat (seine), payang, jaring (netting). Tabel berikut ini memberikan gambaran lebih jelas tentang jenis dan jumlah alat tangkap yang beroperasi di Kelurahan Pasie Nan Tigo. Tabel 3: Jenis dan Jumlah Alat Tangkap yang Ada di di Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan KotoTangah. No Jenis Alat Tangkap Jumlah (Unit) 1. Tonda 1 2. Rawai 2 3. Pukat (Seine) 23 4. Payang 8 5. Lampara Dasar 39 6. Bagan 120 7. Colok 4 8. Jaring (Netting) 69 9. Trammel Net 40 10. Ranggung 40 Jumlah 346 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang 2004
Jiwa 328 167 215 451 432 470 746 817 731 186 4543
Perempuan Persentase % 7,2 3,7 4,7 10,0 9,5 10,4 16,4 17,9 16,1 4,1 100
Dari Tabel 3 alat tangkap bagan mendominasi alat penangkapan di Kelurahan Pasie Nan Tigo. Bagan merupakan alat tangkap jaring yang menggunakan kekuatan cahaya lampu untuk meraup ikan-ikan kecil yang ada disekitarnya. Dalam usaha peningkatan pendapatan rumah tangga nelayan di kelurahan Pasie Nan Tigo yang mana terdapat beberapa kegiatan ekonomi, baik itu dibidang perikanan ataupun di luar bidang perikanan yang mungkin dapat menunjang hasil pendapatan rumah tangga nelayan tersebut. Karakteristik Responden Pendidikan Responden. Tingkat pendidikan wanita nelayan responden di kelurahan Pasie nan Tigo disajikan pada Table 4. Tabel No. 1. 2. 3. 4.
4:
Sebaran Reponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Tingkat Pendidikan (Orang) (%) < SD 6 13,33 SD 19 42,23 SLTP 10 22,22 SLTA 10 22,22 Jumlah 45 100,00
Dari table dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan wanita nelayan di kelurahan Pasie nan Tigo tergolong rendah, terdapat sebanyak 13,33 % wanita nelayan yang tidak tamat pendiikan SD, sedangkan persentase terbesar tingkat pendidikan wanita nelayan adalah tamatan SD yaitu sebesar 42,23 %. Rendahnya tingkat pendidikan wanita nelayan tersebut disebabkan oleh kurangnya kesadaran mereka akan pentingnya pendidikan, selain itu juga karena kurannga biaya untuk pendidikan sehingga para waniat tersebut tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
15 Analisis Konstribusi Pendapatan Wanita Nelayan
Tingkat Umur reponden. Tingkat umur wanita nelayan responden di kelurahan Pasie nan Tigo dapat dilihat pada Table 5. Dari table terlihat bahwa persentase umur responden yang tertinggi berada pada kelompok umur 40 – 44 tahun yaitu sebesar 35, 56 %. Ditinjau dari usia produktif, sebagian besar wanita nelayan berusia dibawah usia 44 tahun, artinya masih potensial untuk melahirkan, oleh karena itu peningkatan dan penyebarlausan program KB sangat diperlukan. Tabel 5: Sebaran Responden Berdasarkan Kelompok Umur No Tingkat Umur Jumlah Persentase (orang) (%) 1. 20 – 24 2 4,44 2. 25 - 29 4 8,89 3. 30 - 34 4 8,89 4. 35 - 39 6 13,33 5. 40 - 44 16 35,56 6. 45 - 49 4 8,89 7. 50 - 54 9 20,00 Jumlah 45 100,00
Jika dilihat dari tingkat umur, 80 % reponden berada pada kelompok umur dibawah 50 tahun, dengan demikian hamper seluruhnya masih produktif dalam bekerja. Jumlah Anggota Keluarga. Besarnya jumlah anggota keluarga merupakan suatu masalah terhadap rendahnya tingkat kesejahteraan keluarga, terutama bila kita kaitkan dengan pendapatan yang kecil. Sebaran rumahtangga responden berdasarkan jumlah anggota dalam keluarga dapat dilihat pada Table 6 berikut ini. Tabel 6: Sebaran Rumah Tangga Responden Bedasarkan Jumlah Anggota Keluarga. Jumlah Jumlah Anggota Persentase No. Responden Keluarga (%) (orang) 1. 1 – 3 orang 24 53,33 2. 4 – 6 orang 18 40,00 3. 7 – 9 orang 3 6,67 Total 45 100,00
Persentase tertinggi jumlah anggota keluarga pada rumahtangga wanita nelayan adalah dengan jumlah anggota keluarga 1-3 orang., sedangkan persentase terkecil terdapat pada responden yang memiliki jumlah anggota keluarga 7- 9 orang. Hal ini mengidikasikan bahwa rumahtangga nelayan sebagian besar telah menjalani program Keluarga Berencana. Jenis-jenis Pekerjaan Wanita Nelayan. Wanita berperan penting dalam rumahtangga ataupun diluar rumahtangga. Peranan dan kedudukan wanita tidak dapat diabaikan dalam kehidupan masyarakat, diantaranya sebagai penyokong ekonomi rumahtangga. Dari hasil penelitian diketahui bahwa wanita nelayan aktif melakukan berbagai ragam usaha untuk membantu suami dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Kegiatan produktif ini mereka lakukan tanpa mengabaikan kegiatan
mereka sehari-hari sebagai ibu rumahtangga . Untuk lebih jelasnya jenis usaha wanita nelayan dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga dapat dilihat pada Table 7. Dari table dapat diketahui bahwa jenis usaha yang dilakukan oleh wanita nelayan di kelurahan Pasie nan Tigo adalah warung kopi/makanan, warung nasi, jualan kebutuhan harian, jualan ikan, pengolah ikan, mengangkat ikan dari perahu nelayan, mengangkat air laut. Sebagain besar (53,33 %) wanita nelayan di kelurahan Pasie nan Tigo adalah sebagai pengolah ikan. Hal ini disebabkan karena alat tangkap yang dominan dioperasikan oleh nelayan adalah bagan. Hasil tangkapan utama dari bagan yang berupa ikan teri (Stoleporus, sp) selanjutnya diolah oleh waniota nelayan menjadi ikan teri kering. Persentase terkecil (4,44 %) dari jenis usaha wanita nelayan di kelurahan ini adalah warung nasi. Tabel 7: Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan. Jumlah Persentase No. Jenis Usaha (orang) (%) 1. Warung Kopi/makanan 4 8,89 2. Warung Nasi 2 4,44 3. Jualan kebutuhan harian 6 13,33 4. Jualan Ikan 2 4,44 5. Pengolah ikan 24 53,33 6. Mengangkat Air Laut 4 8,89 7. Mengangkat Ikan 3 6,67 Total 45 100,00
Pendapatan Nelayan. Pendapatan nelayan/suami berasal dari pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sebagai nelayan ABK alat tangkap bagan, payang, jaring, pancing (biduak dayung) dan pukat tepi. Besar kecilnya pendapatan nelayan tergantung dari status nelayan tersebut pada unit penangkapannya, dan jenis alat tangkapnya . Berikut adalah table pendapatan nelayan per bulan. Tabel 8: Jumlah Pendapatan Nelayan per Bulan Pendapatan /bln (Rp) Jenis Alat No. Tangkap Terendah Tertinggi Rata-rata 1. Bagan 660.000 2.000.000 1.404.444,44 2. Payang 600.000 1.200.000 818.571,43 3. Jaring 660.000 2.200.000 1.024.444,44 4. Pancing 400.000 660.000 616.666,67 5. Pukat Tepi 450.000 1.100.000 725.000,00
Dari table 8 dapat diketahui bahwa nelayan bagan adalah nelayan yang memiliki pendapatan ber bulan yang terbesar diantara nelayan bagan, payang, jaring, pancing dan pukat tepi. Selanjutnya secara berurutan tingkat pendapatan per bulan yang sesudah nelayan bagan adalah nelayan jarring, payang, pukat tepi dan pancing. Pendapatan Wanita Nelayan. Tujuan seseorang anggota rumahtangga untuk melakukan suatu pekerjaan adalah untuk memperoleh pendapatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya.
16 Jurnal Mangrove dan Pesisir, IX (1): 12-17
Zen
Pendapatan wanita nelayan/istri diperoleh dari hasil berbagai jenis usaha yang dilakukannya untuk mecukupi kebutuhan rumahtangga. Wanita nelayan pengolah ikan, mengangkat air laut dan mengangkut ikan melakukan usahanya secara sambilan seperti. Aktifitas ini dilakukan tergantung dari ada atau tidaknya aktifitas melaut yang dilakukan oleh nelayan serta ada tidaknya hasil tangkapan. Sedangkan wanita nelayan yang berjualan atau berdagang makanan atau kebutuhan harian serta warung nasi dan kedai kopi aktifitas usahanya dilakukan setiap hari.
Besar kecilnya pendapatan nelayan pengolah ikan sangat tergantung sekali kepada besar kecilnya hasil tangkapan bahan, dimana hasil tangkapan bagan sangat tergantung sekali kepada keadaan cuaca. Jika musim ikan, wanita nelayan memperoleh pendapatan yang cukup besar jika jika tidak musim ikan mereka hanya mengolah sedikit ikan bahkan sama sekali tidak melekukan pengolahan sehingga mereka juga tidak mempunyai pendapatan. Berikut disajikan pendapatan per bulan wanita nelayan yang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9: Jumlah Pendapatan Wanita Nelayan per Bulan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jenis Usaha Warung Kopi/makanan Jualan kebutuhan harian Warung Nasi Jualan Ikan Pengolah ikan Mengangkat Air Laut Mengangkat Ikan
Terendah 600.000 450.000 600.000 400.000 250.000 330.000 400.000
Kontribusi Wanita Nelayan. Kontribusi penerimaam wanita nelayan terhadap penerimaan total keluarga merupakan gambaran dari peranan wanita nelayan dalam kegiatan ekonomi rumahtangga. Peranan istri terhadap penerimaan total keluarga cendrung menurun dengan semakin baiknnya kondisi rumahtangga. Sayogyo (1983) mengemukanan bahwa peran wanita dalam rumahtangga berkaitan erat dengan telaah pekerjaan yang dilakukan dalam
Pendapatan (Rp) Tertinggi 900.000 900.000 750.000 450.000 1.100.00 440.000 600.000
Rata-rata 750.000,00 475.000,00 675.000,00 420.000,00 562.916,67 385.000,00 400.000,00
rumahtangga. Perannya dalam mencari nafkah dapat ilihat dari curahan jam kerja untuk menghasilkan pendapatan. Dengan demikian kontribusi wanita tidak dapat diabaikan begitu saja. Berdasarkan jenis usaha yang dilakukan wanita nelayan terlihat adanya perbedaan kontribusi dari tiap wanita nelayan tersebut. Pada tabel 10 dibawah ini apat dilihat Pendapatan Total Keluarga dan besarnya kontribusi wanita Nelayan di kelurahan Pasie nan Tigo.
Tabel 10: Pendapatan Total Keluarga dan Kontribusi Wanita Nelayan di Kelurahan Pasie Nan Tigo. No. Indikator Tertinggi Terendah Rata-rata 1. Pendapatan suami/bulan Rp. 2.200.000 Rp. 450.000 Rp. 922.889 2. Pendapatan istri/bln Rp. 1.100.000 Rp. 200.000 Rp. 539.778 3. Pendapatan keluarga/bln Rp. 2.900.000 Rp. 800.000 Rp. 1.462.667 4. Kontribusi pendapatan wanita 64,00 % 13,04 % 37,62 %
Dari hasil penelitan didapatkan kontribusi wanita nelayan berkisar antara 13,04 % sampai 64 % dengan rata-rata 37,62 %. Dengan melihat kontribusi pendapatan wanita nelayan maka dapat dikatakan bahwa kontribusi pendapatan sangat menentukan peningkatan pendapatan rumah tangga, berarti pendapatan yang dihasilkan wanita nelayan tersebut memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan rumahtangga nelayan. Meskipun pendapatan wanita nelayan cukup besar namun sebagian besar (73,33 %) dari wanita nelayan tersebut melakukan aktifitas usahanya tidak rutin (setiap hari), tergantung dari aktifitas nelayan ke laut dan hasil tangkapannya sehingga hal ini juga akan berpengaruh terhadp pendapatannya. Hamid dalam Aryani (1994) menyatakan bahwa pada lapisan ekonomi rumahtangga yang miskin, ada kecendrungan peran wanita sebagai pencari nafkah semikn tinggi. Peran ini bukan untuk meningkatkan karir tetapi semata-mata untuk kelangsungan hidup keluarga. Karena ada
kecendrungan jika pendapatan suami meningkat atau besar, maka curhan kerja istri untuk mecari nafkah menurun. Peranan wanita semkain nyata bila anggota lain dalam rumahtangga yang dapat menggantikan tugasnya. Adakalanya dalam rumahtannga keharusah istri bekerja di luar rumah terhalang oleh tugaas-tugas rumahtangga seperti mengsuh anak dan lain sebagainya. Pola nafkah ganda merupakan salah satu usaha nelayan untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan keluar dari kemiskinan. Peran ganda bagi wanita nelayan yang paling penting adalah mampu untuk menambha pemasukan keluarga sehingga ekonomi keluarga akan meningkat dan kesejahteraan akan neingkat dengan demikian ketahanan ekonomi mayarakat juga semaikn meningkat, dimana peningkatan ini dicapai secara bertahap yaitu peningkatan konsumsi keluarga, peningkatan sandang keluarga, dan peningkatan papan keluarga.
KESIMPULAN
17 Analisis Konstribusi Pendapatan Wanita Nelayan
Dari hasil penelitian yang dlaksanakan di Kelurahan Pasie nan Tigo Kecamatan Kota Tangah Kota Padang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat beberapa jenis usaha yang dilakukan oleh wanita nelayan di kelurahan Pasie nan Tigo dalam membantu meningkatkan pendapatan rumahtangga yaitu, warung kopi/makanan, warung nasi, jualan kebutuhan harian, jualan ikan, pengolah ikan, mengangkut air laut dan mengangkat ikan. 2. Rata – rata pendapatan per bulan wanita nelayan yang memiliki usaha warung kopi/makanan adalah Rp. 750.000, warung nasi Rp 675.000, jualan kebutuhan harian Rp 475.000, jualan ikan Rp 420.000, pengolah ikan Rp. 562.916,67, mengangkut air laut Rp. 385.000 dan mengangkat ikan Rp. 400.000. 3. Kontribusi Pendapatan wanita nelayan terhadap pendapatan keluarga berkisar antara 13,04 % sampai 64 % dengan rata-rata 37,62 %. Kontribusi pendapatan wanita nelayan tersebut memegang peran penting dalam memenuhi kebutuhan rumahtangga nelayan.
SARAN Dari hasil penelitian ini beberapa hal yang perlu disarankan adalah sebagi berikut : 1. Diperlukan peningkatan kualitas sumberdaya wanita nelayan yang dapat dilakukan melalui pendidikan non formal seperti pembinaan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan potensi daerah di kelurahan Pasie nan Tigo serta
2.
Diharapkan pihak-pihak yang berkompeten
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, S. 1995. Profil Wanita Tahun 2000. Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Penerbit Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Anonymous. 1995. Pedoman Pemuda Tani nelayan dan Wanita Tani Nelayan. Departemen Pertanian. Jakarta. Aryani, F. 1994. Analisis Curahan Kerja dan Kontribusi Penerimaan Keluarga Nelayan dalam Kegiatan Ekonomi di Desa Pantai. Program Pascasarjana IPB. Bachri, S. 1995. Tingkat Penduduk dan Pemetaan Masyarakat. Studi Kasus di Daerah Pedesaan Kecamatan Ketahan Kabupaten Bengkulu Utara. Pascasarjana Universitas Andalas. Padang. Eflina, E. 1998. Studi Tentang Peranan Wanita Nelayan Terhadap Peningkatan Pendapatan Keluarga Nelayan di Sasak Kabupaten Pasaman Sumatera Barat. Karya Ilmiah Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta. Padang Hernanto, F. 1984. Aspek-aspek Pendapatan Ekonomi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Primayuda, A. 2002. Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan dan Pariwisata di Pantai Sondang Biru. Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Raharjo, Y. 1975. Beberapa Dilema Wanita Bekerja. Prisma No.5 LP3ES. Jakarta. Saidan, C. 1998. Peranan Wanita Nelayan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga dan Masyarakat. Studi Kasus Dua Desa Kelurahan Miskin di Kotamadya Padang. Program Pascasarjana Universitas Andalas. Padang. Sajogyo, 1983. Pernaan Wanita dalam Pembangunan Masyarakat Desa. Rajawali Press. Jakarta. ______, 1994. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. Lembaga penelitian Sosial Pedesaan. Institut Pertanian Bogor.