Universitas Indonesia
makalah non seminar
Libya Pasca Revolusi Kepemimpinan Muammar Al Qaddafi
Penullis, Arif Ardiansyah 1006714323 Pembimbing, Aselih Asmawi S.S NIP. 195809091987031003
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Sastra Arab Depok Januari 2014
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
Libya Pasca Revolusi Kepemimpinan Muammar Al Qaddafi (2005-2013) Arif Ardiansyah/1006714323
Sastra Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
[email protected]
ABSTRAK Karya tulis ini dilatarbelakangi ketertarikan penulis terhadap perubahan kondisi Libya masa kepemimpinan Qaddafi dan pasca revolusi dengan judul penelitian “Libya Pasca Revolusi Kepemimpinan Muammar Al Qaddafi (20052013)”. Topik ini membahas mengenai pengaruh yang terjadi pada masyarakat Libya masa kepemimpinan Qaddafi serta situasi dan kondisi yang terjadi pasca revolusi dan kematian Qaddafi pada tahun 2011. Penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi pustaka yang bersumber dari surat kabar, skripsi, dan media online mengenai pemerintahan Qaddafi dan pasca revolusi Libya. Kepemimpinan Qaddafi terhadap Libya mempunyai pengaruh yang besar. Kebijakan-kebijakan yang dibuat Qaddafi memiliki pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Libya. Kebijakan yang dibuatnya mencakup beberapa kondisi yang ada di Libya. Kondisi yang dimaksudkan mencakup kondisi sosial, politik, ekonomi, pemerintahan, keamanan dan kesukuan yang ada di Libya. Hipotesa yang terdapat pada penelitian ini menyatakan bahwa kebijakan tersebut juga memberikan dampak bagi masyarakat pasca revolusi pemerintahan Qaddafi. Namun, dampak yang terjadi bukan hanya dirasakan oleh masyarakat Libya saja, tetapi juga dirasakan oleh bangsa barat, seperti invasi yang dilakukan NATO pada Libya dengan memanfaatkan keadaan Libya pasca revolusi. Kata kunci : Libya, Muammar Al Qaddafi, Revolusi
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
ABSTRACT This paper is motivated interest in authors to changing conditions during leadership Qaddafi and the Libyan postrevolution with the title " Libya Post-revolution Muammar Al Qaddafi Leadership (2005-2013)”. This topic discusses the influences that occur in the leadership of Qaddafi Libyan people and the circumstances that occur after the revolution and Qaddafi's death in 2011. The author uses descriptive method to approach literature sourced from news papers, theses, and online media on governance and post- Qaddafi Libyan revolution. Qaddafi against the Libyan leadership has a great influence. The policies that made Qaddafi has an influence on the lives of the Libyan people. Made policy covers several conditions that exist in Libya. Conditions are intended to include social, political, economic, governance, security and tribalism in Libya. Hypotheses contained in this study stated that these policies also have an impact on society after the revolution Qaddafi government. However, the impact of which occurs not only felt by the people of Libya, but also perceived by Western nations, such as the NATO invasion of Libya is done by utilizing state of the post- revolution Libya. Keywords : Libya, Muammar Al Qaddafi, Revolution
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
A. Pendahuluan Masyarakat Libya mengalami masa-masa transisi kepemerintahan. Libya masa pemerintahan Qaddafi dikenal sebagai negara yang mandiri. Libya disebut negara yang mandiri dikarenakan Libya pada masa pemerintahan Qaddafi tidak tergantung dengan negara-negara lain terutama negara barat. Ia juga tidak bergantung dalam pemerintahannya maupun dalam pengolahan sumber daya yang ada di Libya. Minyak menjadi sumber utama pendapatan negara Libya. Sejak ditemukannya minyak yang melimpah ini pada akhir tahun 1950-an, terjadi eksploitasi yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan minyak asing. Mereka juga menikmati setengah dari pendapatan. Hal inilah yang membuat Qaddafi ‘gerah’ dan ingin mengubahnya karena merasa negara ini dirugikan dan didominasi oleh pihak asing. Qaddafi merupakan seorang pemimpin yang tegas. Ia menginginkan negaranya menjadi negara yang mandiri, sehingga ia menolak paham-paham seperti paham kapitalisme dan imperialisme untuk berkembang di Libya. Kemudian setelah Qaddafi menjadi pemimpin Libya, ia menuntut perundingan ulang kontrak-kontrak itu dan mengancam jika menolak maka akan menutup produksi perusahaan-perusahaan tersebut. Langkah ini berhasil dilalui sehingga Libya menjadi negara berkembang pertama yang mendapatkan pendapatan produksi minyak di negaranya sendiri. Muammar Al Qaddafi juga membuat sebuah buku yaitu “Green Book Libya” yang berisi tentang falsafah politik, pengembangan teori secara mendalam berdasarkan pemikirannya sendiri yang mengantarkan dunia ke revolusi politik, ekonomi, dan revolusi sosial serta membebaskan kalangan tertindas di manapun.1 Ia juga membuat sebuah konstitusi seperti Pancasila di Indonesia dengan nama Jamahiriyah, yaitu sebuah negara rakyat dimana kedaulatan berada di tangan rakyat. Tidak ada parlemen dan tidak ada perdana menteri. Namun sangat disayangkan, negara yang makmur ini hanya makmur secara lahir tetapi miskin secara batin. Ada salah satu kebijakan yang dinilai merugikan yang penulis ketahui, yaitu salah satunya adalah rakyat tidak boleh sekolah di luar negeri, hanya memanfaatkan pendidikan di dalam negeri yang seadanya. Rakyat tidak boleh bekerja di luar negeri, harus di dalam negeri 1
www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/dunia/2011/03/11326_muammargaddafistory.shtml diakses tanggal 14 Januari 2014 pukul 21.45
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
saja. Qaddafi juga dinilai terlalu berlebihan sehingga rakyatnya menjadi tidak puas dalam kepemimpinannya dan menjadi memberontak. Pemberontakan ini diawali adanya aksi demo rakyat Libya karena ketidakpuasan rakyat kepada Qaddafi dan tanpa diduga, Qaddafi melawan dan menembak mati para demonstran. Pada tahun 2005, Muammar Al Qaddafi membuat suatu kebijakan yang menurut barat dinilai telah melanggar HAM. Kebijakan yang dibuat salah satunya adalah kebijakan melarang adanya pers (Freedom of press. http://www.refworld.org). Kebijakan tersebut menyatakan bahwa semua media cetak dan penyiaran adalah milik pemerintah. Kebijakan tersebut mendapat respon yang buruk. Bagi masyarakat Libya kebijakan tersebut mengekang hak mereka, mengungkung mereka dalam berpendapat dan sulit mendapatkan informasi. Sedangkan bagi bangsa barat kebijakan tersebut mengekang hak-hak pribadi manusia dan dianggap melanggar HAM. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Qaddafi membuat masyarakat Libya semakin memberontak dan ingin melakukan perubahan karena selama ini masa kepemimpinan Qaddafi yang sudah berlangsung selama 42 tahun membuat masyarakat Libya merasa jenuh dan tidak berkembang. Langkah awal perubahan yang dilakukan masyarakat Libya yaitu dengan cara memanfaatkan pergolakan yang ada di negara-negara Arab lainnya yang dikenal dengan Arab Spring. Melihat negara-negara Arab lain seperti Afganistan dan Irak yang memiliki nasib dan keadaan yang serupa dan berhasil melakukan revolusi membuat masyarakat Libya memulai langkah revolusi mereka dengan berunjuk rasa pada tahun 2011. Masyarakat Libya begitu marah sehingga mereka terus melakukan unjuk rasa. Puncaknya adalah rakyat Libya berhasil menurunkan presidennya sekaligus membunuh sang pemimpin legenda ini yang tepatnya pada tanggal 20 Oktober 2011. Peristiwa ini juga terbilang tragis, jenazah sang mantan presiden tersebut dipamerkan kepada khalayak masyarakat Libya dan dimakamkan di tempat rahasia di padang pasir. Berita kematian ini membuat dunia gempar namun menjadi kabar sukacita bagi masyarakat Libya. Masyarakat menganggap hal ini menjadi langkah awal baru dan menjadi harapan baru untuk Libya yang lebih baik dan demokratis setelah Libya dipimpin oleh kediktatoran Qaddafi. Revolusi Libya juga ditandai dengan berakhirnya rezim pemerintahan Qaddafi. Meninggalnya Qaddafi perlahan-lahan menimbulkan perubahan dalam negara Libya. Perubahan
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
yang terjadi mempengaruhi kondisi-kondisi yang ada di Libya, seperti halnya kondisi sosial, politik, ekonomi, pemerintahan, keamanan maupun kesukuan. Kondisi yang mendapatkan pengaruh memiliki dampak negatif maupun positif. Dampak yang terjadi berpengaruh tidak hanya kepada masyarakat Libya namun juga negara lain. B. Metode Penulisan .
Karya tulis ini dibuat dengan menggunakan metodelogi deskriptif dengan pendekatan
studi pustaka. Metodelogi studi pustaka yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik atau masalah yang sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, ensiklopedia dan sumbersumber tertulis baik tercetak maupun elektronik. C. Teori Penulisan Karya tulis ini menggunakan pendekatan teori revolusi. Teori revolusi menurut C. Johnson (1968), Gurr (1970), dan Giddens (1989) ada tiga komponen utama yang mendasar dari revolusi yaitu: 1. Revolusi mengacu pada perubahan fundamental, menyeluruh dan multidimensional, menyentuh inti tatanan sosial. 2. Revolusi melibatkan massa rakyat berjumlah besar yang dimobilisasi dan bertindak dalam satu gerakan revolusioner. 3. Revolusi memerlukan keterlibatan kekerasan dan penggunaan kekerasan. Teori Revolusi tersebut penulis gunakan untuk menganalisis pengaruh kebijakan terhadap kondisi sosial dan politik yang terdapat di Libya pasca revolusi. D. Pembahasan Kondisi Sosial Pasca Revolusi Kepemimpinan Qaddafi Libya masa pemerintahan Qaddafi mendapatkan beberapa kebebasan, seperti kebebasan mengenai tanah atau lahan. Kemudian Qaddafi juga memberikan kebebasan kepada masyarakat Libya untuk memakai dan mengolah tanah di Libya untuk kepentingan hidup seperti untuk bertani. Lahan tersebut diberikan secara gratis dari pemerintah untuk rakyatnya. Qaddafi melakukan hal tersebut karena dilandaskan dengan hasil pemikirannya yang menyatakan bahwa tanah bukan milik perorangan, setiap orang punya hak mempergunakannya, mengambil untung
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
darinya dan bekerja, bertani dan mengembala. Hal ini berlaku bagi kehidupan manusia dan kehidupan penerusnya. Qaddafi
mencoba
menciptakan
masyarakat
Libya
yang
sosialis
berdasarkan
pemikirannya. Sosialis dapat terjadi apabila mereka diberikan kebebasan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meraihnya adalah dengan memenuhi kebutuhan materi dan spiritual manusia. Dengan memenuhi kebutuhan manusia tersebut, maka akan menghasilkan kepuasan. Menurutnya kepuasan-kepuasan tersebut dapat diperoleh tanpa harus mengeksploitasi atau memperbudak orang lain2. Bagi Qaddafi pembantu rumah tangga dibayar ataupun tidak dibayar merupakan budak. Qaddafi beranggapan bahwa mereka ialah budak modern. Di sisi lain pada masa pemerintahan Qaddafi terdapat pertentangan akan kebijakan yang dibuat oleh Qaddafi. Masyarakat Libya masih sangat konservatif terhadap perubahan. Banyak masyarakat Libya yang membenci upaya rezim ini untuk menggantikan kepemimpinan tradisional yang memiliki tujuan untuk mendaftarkan perempuan ke dalam kehidupan militer dan berpartisipasi dalam politik, bahkan membuat bangsa yang bertentangan dengan keluarga, identitas kesukuan atau regional. Seperti yang diketahui dimana ada Qaddafi, maka akan ada pengawal wanita yang selalu mengawal kemana pun Qaddafi pergi. Selain itu kebijakan Qaddafi tahun 2005 terhadap media surat kabar dan elektronik dinilai telah melanggar HAM. Hal ini dikarenakan tidak bebasnya masyarakat dalam berpendapat dan mengekspresikan diri. Kebijakan tersebut menyatakan bahwa seluruh media surat kabar dan elekronik adalah milik negara3. Setelah terjadi revolusi atas pemerintahan Qaddafi, kondisi di Libya menjadi tidak terkendali. Masyarakat sosialis baru yang ingin diciptakan Qaddafi tidak terealisasi dan kehidupan masyarakat Libya pun dipenuhi dengan tidak nyamannya masyarakat akan hal yang terjadi antara pasukan revolusi Libya dengan pasukan militer pemerintahan Libya. Sulitnya masyarakat Libya dalam mencari pekerjaan pasca revolusi Libya tahun 2011, yang dikarenakan serangan-serangan militer membuat banyak masyarakat mengalami mogok kerja. Saat ini pasca revolusi masyarakat Libya bergantung pada sumber penghasilan minyak bumi.4
2
Fakih, Mansour. Muammar Qathafi Menapak Jalan Revolusi. 2000. INSIST PRESS : Yogyakarta. Hlm.66 http://politikinternational.wordpress.com diakses tanggal 18 Desember 2013, pukul 23.30 4 http://majalah.hidayatullah.com/?p=2544 diakses tanggal 28 November 2013 pukul : 23.16 3
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
Melihat kondisi Libya pasca revolusi pemerintahan Qaddafi seperti mengembalikan Libya kepada zaman pemerintahan raja Idris I yang menggantungkan kehidupan masyarakatnya ke pos-pos yang didirikan pasukan asing. Ditambah lagi kursi kepemimpinan akibat kurangnya orang yang berkompeten menjadi perebutan tersendiri di antara suku-suku di Libya, seperti yang diketahui bahwa suku-suku di Libya memiliki keistimewaan. Hak istimewa tersebut digunakan suku-suku untuk memperebutkan kursi kepemimpinan untuk membawa sukunya kepada tempat yang lebih baik. Menurut buku karya Lillian Craig Harris dengan judul LIBYA Qadhafi’s revolution and Modern State menyatakan bahwa Jacques Roumani dalam karyanya Middle East Journal menganalisis perkembangan politik Libya dalam perspektif sejarah yang menunjukkan bahwa apa pun hasil dari revolusi Libya dan apa pun masa depan politik Libya, revolusi Qaddafi sudah diberikan kepada rakyat Libya, peluang untuk berdamai dengan masa lalu mereka antara masyarakat dan pemerintah khususnya masa kolonial memberikan respon kuat dari pan arabisme dan pan islamisme.5 Kondisi Politik Pasca Revolusi Kepemimpinan Qaddafi Qaddafi melakukan banyak kebijakan politik dimasa pemerintahannya. Salah satu kebijakan Qaddafi antara lain melarang adanya partai politik di Libya. Hal ini dilakukan agar posisi Qaddafi sebagai pemimpin semakin kokoh. Libya masa kepemimpinan Qaddafi juga memiliki kebijakan politik yang berpengaruh kepada bangsa barat. Bagi bangsa barat dan Israel kehadiran sosok pemimpin seperti Qaddafi adalah sebuah batu sandungan yang sangat besar untuk mendapatkan sumber daya alam yang paling penting di Libya yaitu minyak bumi. Kebijakan politik yang dibuat Qaddafi adalah kebijakan politik luar negeri anti barat – pro Arab. Seperti yang diketahui Qaddafi berusaha menggabungkan Libya dengan negara-negara Arab yang ada. Fokus utama kebijakan luar negeri Qaddafi adalah persepsi bahwa Libya sebagai korban sedangkan bangsa Eropa dan Amerika Serikat sebagai penjahat yang ingin memasuki Libya.6
5 6
Craig Harris, Lilian. Libya Qadhafi’s Revolution and the Modern State. 1986. Wesyview Press : United States. Hlm.129 Ibid. hlm 83.
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
Kebijakan luar negeri yang dibuat Qaddafi ini berpengaruh terhadap hubungan Libya dengan Afrika dan Arab, serta hubungannya dengan pihak barat. Hubungan Libya dengan Afrika dan Arab merupakan kepentingan utama untuk Qaddafi, sedangkan dalam hubungannya dengan barat Qaddafi mengatakan ia tidak membutuhkan sejarah, politik dan pemikiran dari demokrasi barat. Namun, ia membutuhkan perdagangan barat dan teknologinya.7 Kebijakan politik luar negeri ini membuat Libya menjadi terkucilkan di dunia internasional. Kebijakan tersebut sangat membuat Amerika Serikat menjadi marah dan melakukan embargo terhadap Libya dan melakukan sanksi-sanksi melalui PBB. Libya mengalami kerugian yang sangat besar akibat embargo dan sanksi-sanksi tersebut. Runtuhnya rezim Taliban dan Saddam Hussein merupakan salah satu faktor terjadinya perubahan kebijakan politik luar negeri Libya terhadap Amerika yang dulu anti-Barat kini menjadi mitra kerjasama. Akhirnya pada tanggal 28 Juni 2004, Amerika Serikat juga membuka kembali hubungan diplomatiknya dengan Libya, menyusul dicabutnya embargo dan sanksi PBB atas Libya pada bulan September 2003.8 Kebijakan politik lain yang terjadi pada masa pemerintahan Qaddafi yaitu mengubah peran wanita Libya. Wanita yang pada umumnya mempunyai tugas untuk mengurusi rumah tangga dan lain sebagainya, pada kebijakan politik yang dibuat Qaddafi peran wanita diubah menjadi tentara militer pengawal presiden.9 Perubahan peran dalam masyarakat Libya tersebut merupakan fenomena yang menarik, nilai-nilai tradisional dari sikap tunduk wanita bersaing dengan filosofi revolusioner.10 Setelah terjadi revolusi dan berhasil menjatuhkan pemerintahan Qaddafi, maka kemudian terjadi perubahan dalam politik di Libya. Perubahan yang terjadi di dalam politik Libya seperti hilangnya kebijakan luar negeri yang diusung Qaddafi demi menjaga Libya dari pengaruh barat. Setelah hilangnya kebijakan tersebut, maka bangsa barat dapat dengan leluasa masuk dan memberikan pengaruh bagi Libya. Sebagai contoh masuknya NATO ke dalam Libya dengan membawa kepentingan geopolitik yang dikaitkan dengan pergerakan politik di negara Arab karena Libya masuk dalam posisi yang strategis.11
7
Craig Harris, Lilian. Libya Qadhafi’s Revolution and the Modern State. 1986. Wesyview Press : United States. Hlm. hlm 84.
8
http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=83325&lokasi=lokal di akses 12 Januari 2013, pukul 23.06 http://politikinternational.wordpress.com diakses tanggal 18 Desember 2013, pukul 23.30
9
10
Op.cit., 33
11
Rakhmadi, Roby. Skripsi “Kepentingan Amerika Dakam Intervensi Nato ke Libya”. 2011. Hlm. 27
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
Kondisi Ekonomi Pasca Revolusi Kepemimpinan Qaddafi Libya masa pemerintahan Qaddafi mengalami kesejahteraan. Hal ini dikarenakan sumber daya alam minyak yang menjadi sumber pendapatan utama dikuasai oleh negara.12 Pada tahun 2009 menurut Wall Street Journal tanggal 28 Agustus 2009, Libya merupakan negara dengan sumber minyak terbanyak di Afrika. Konsensi minyak Libya diserahkan kepada perusahaanperusahaan minyak yang beberapa diantaranya sudah sangat dikenal, yaitu : British Petroleum, Shell dan Exxon Mobile. Akan tetapi Wall Street Journal mengeluhkan sikap Libya yang menyulitkan investor. Sejak tahun 2007, pemerintah Libya memaksa perusahaan-perusahaan minyak asing untuk bernegosiasi ulang kontrak. Perusahaan yang ingin memperpanjang kontrak diharuskan membayar bonus yang sangat besar dan hanya mendapatkan hak eksplorasi yang sedikit.13 Libya merupakan negara dengan infrastruktur industri kecil dan persediaan sangat terbatas serta keterampilan teknologi dan manajerial yang terbatas pula. Kemudian ekonomi jangka panjang sangat tidak pasti mengingat penurunan harga minyak internasional dan pengganti minyak sebagai sumber pendapatan nasional belum memadai. Hal ini menyatakan bahwa sumber penghasilan utama Libya hanya berasal dari minyak yang ada. Namun, pada kenyataannya tenaga kerja dan teknologi yang ada dinilai kurang memadai dan menjadi kendala tersendiri bagi perekonomian Libya. Akan tetapi keadaan ekonomi Libya masa pemerintahan Qaddafi masih dinilai cukup baik ketimbang perekonomian saat ini pasca penggulingan pemerintahan Qaddafi. Hal ini disebabkan karena hilangnya mata pencaharian masyarakat yang bermodalkan pemakaian tanah di Libya secara bebas demi memenuhi kebutuhan masyarakat Libya yang mengalami kerusakan akibat perang yang terjadi antara pemerintah dengan pasukan revolusi.14 Setelah terjadi revolusi penggulingan pemerintahan Qaddafi, timbullah perubahan penyempitan ketergantungan perekonomian negara menjadi berpusat dan hanya mengandalkan pendapatan dari hasil minyak bumi. Pada tanggal 3 September 2013, surat kabar internasional Al Arab, London mengabarkan bahwa perekonomian Libya sedang mengalami krisis. Hal ini 12
Craig Harris, Lilian. Libya Qadhafi’s Revolution and the Modern State. 1986. Wesyview Press : United States. Hlm 127
13
http://dinasulaeman.wordpress.com/2011/02/25/kini-tiba-giliran-libya/ diakses 5 Januari 2014, pukul : 21.00
14
Op.cit., 107.
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
dikaitkan dengan pendapatan sumber minyak Libya yang nyaris mencapai nol persen. Libya yang sedang mengalami masa kritis ini diakibatkan pendapatan Libya hampir seluruhnya bergantung kepada minyak bumi, sehingga pengeluaran minyak bumi menjadi sangat banyak dan tidak terkendali sedangkan produktivitas yang dihasilkan masyarakat berkurang.15 Selain faktor diatas, terdapat faktor lain yang mempengaruhi perekonomian Libya, yaitu Masuknya NATO ke Libya. Masuknya NATO ke Libya mempunyai beberapa tujuan, yaitu salah satunya memiliki kepentingan yang berkaitan dengan minyak yang ada di Libya. Apabila bangsa Amerika dan barat dapat memberikan pengaruh dalam perminyakan di Libya, maka dapat dikatakan juga mempengaruhi perekonomian di Libya.16 Kondisi Libya yang masih belum stabil ini dimanfaatkan untuk mendapatkan perekonomian Libya melalui pendapatan minyak bumi.17 Kondisi Pemerintahan Pasca Revolusi Kepemimpinan Qaddafi Dimasa pemerintahan Qaddafi sebelum revolusi, Libya dibagi menjadi beberapa distrik militer atau gubernur di mana kontrol pusat langsung ditangani melalui militer yang rumit dan tumpang tindih dengan organisasi keamanan Pemerintahan Libya saat itu. Konflik yang terjadi di Libya mendapat pengaruh dari Arab Springs yang terjadi di negara – negara tetangga Libya. Arab Springs yang terjadi menuntut perubahan pemerintahan dan kepemimpinan negara masing-masing yang dinilai terlalu lama masa jabatan mereka padahal mereka merupakan negara yang dipimpin oleh presiden. Masyarakat yang terkena efek dari Arab Springs tersebut melakukan unjuk rasa untuk meminta pergantian pemerintahan dan kepemimpinan. Unjuk rasa yang dilakukan mendapat tanggapan yang keras dari pemerintah Libya saat itu. Respon yang diberikan pemerintah berupa serangan udara yang dijatuhkannya bom-bom di daerah-daerah terjadinya unjuk rasa. Kemudian terjadilah perang saudara di Libya antara pemerintahan dan pasukan pemberontak. Setelah terjadi peperangan yang menimbulkan kerugian dan kematian yang tidak sedikit ini akhirnya Libya berhasil menjatuhkan rezim pemerintahan Qaddafi. Kematian Muammar Al
15
http://www.wartanews.com/timur-tengah/ef75f2ad-2690-cfe7-4eea-44b9b40ebbe7/ekonomi-libya-pasca-perangmasih-bergantung-pada-minyak diakses tanggal 10 Desember 2013 pukul 21.00 16 Rakhmadi, Roby. Skripsi “Kepentingan Amerika Dakam Intervensi Nato ke Libya 2011. Hlm. 27 17 http://www.alarab.co.uk/en/?id=728 diakses tanggal 10 Desember 2013 pukul 23.15
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
Qaddafi menandai berakhirnya sistem pemerintahan sosialis di Libya. Dewan Transisi Nasional (NTC) memproklamirkan kemerdekaan pada November 2011. Namun kondisi Libya yang baru saja dilanda peperangan, masih belum stabil.18 Selama Qaddafi berkuasa, ia berhasil menjalin hubungan dengan beberapa suku-suku besar di Libya. Hubungan yang dijalin tersebut berguna untuk mejaga keseimbangan militer Libya. Hal tersebut dinilai penting dikarenakan Libya pada masa pemerintahan Qaddafi memiliki sisitem pemerintahan yang berpusat pada kekuatan militer. Dengan memiliki suku-suku yang ada di pihaknya, maka Qaddafi dapat menjalankan pemerintahannya. Apabila Qaddafi dapat merayu suku lainnya untuk tetap berada di pihaknya, maka Qaddafi akan mempersenjatai mereka secara langsung. Di sisi lain Libya terancam akan terpecah. Hal ini disebabkan Libya Timur ingin menciptakan pemerintahan sendiri yang terpisah dari pemerintahan pusat. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk ancaman kepada pemerintah pusat yang tidak dapat mempersatukan pemberontak dan kepala suku pasca kematian Muammar Al Qaddafi. Pemerintahan baru tersebut diberi nama Barqa atau Cyrenaica. Pembentukan pemerintahan baru terjadi di sebuah kota kecil bernama Ajdabiya pada hari Minggu tanggal 3 November 2013. Sebuah stasiun televisi yang mendukung kelompok pembentuk pemerintah baru menyiarkan pertemuan antar pemimpin pembentukan. Pertemuan dilakukan di atas podium dengan bendera Cyrenaica. Diantara para pemimpin tersebut ada pemimpin suku pedalaman Ibrahim Jathran, bekas komandan Pasukan Pertahanan Petroleum Libya dan Abd-Rabbo al-Barassi mantan komandan Angkatan Udara yang diangkat sebagai Perdana Menteri.19 Di tahun 2013, Libya dipimpin oleh Mohammed Magariaf. Presiden Mohammed Magariaf sebagai pemimpin baru negara Libya dalam kongres pertemuan di PBB meminta maaf kepada semua pihak terhadap kejahatan yang telah dilakukan Qaddafi. Dalam Kongres tersebut PBB meminta Libya menghapuskan sistem diskriminasi terhadap kaum perempuan dalam penyusunan UUD yang baru. Menurut PBB partisipasi perempuan dalam penyusunan UUD Libya untuk memajukan proses demokratisasi negara sangat penting dan undang-undang baru ini 18
http://international.okezone.com diakses tanggal 17 Desember 2013, pukul 23.47 http://www.tempo.co/read/news/2013/11/04/115527037/Libya-Timur-Deklarasikan-Pemerintah-Sendiri diakses tanggal 12 Desember 2013, pukul 21.30
19
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
akan menyelesaikan semua masalah diskriminasi terhadap wanita. Pada saat yang sama, para wanita di Libya melakukan unjuk rasa meminta penambahan kursi perwakilan kaum wanita untuk perencanaan undang-undang dasar yang baru. Anggota-anggota tim penyusun UndangUndang Dasar Libya akan dipilih langsung oleh rakyat dan kongres nasional Libya.20 Kondisi Keamanan Pasca Revolusi Kepemimpinan Qaddafi Pada masa pergerakan revolusi melawan rezim Qaddafi, masyarakat Libya saat itu sangat tidak berada dalam posisi yang aman. Masyarakat Libya merasa tidak aman terhadap serangan yang dilakukan pasukan militer yang dipimpin Qaddafi terhadap siapapun yang melawan kebijakan dalam pemerintahannya. Peperangan yang terjadi antara pemerintah Libya dengan pasukan revolusi Libya sangat membuat gusar masyarakat sipil. Selain itu, senjata-senjata pasca penggulingan Muammar Al Qaddafi masih dimiliki oleh pasukan revolusioner, kepala suku, serta milisi bersenjata. Hal ini tentunya membuat masyarakat berani mengangkat senjata untuk menyuarakan tuntutannya. Keamanan di Libya semakin tidak menemui titik aman dikarenakan terjadinya perang antara para penguasa pemerintah dengan pasukan revolusi dan milisi bersenjata. Mereka tidak ingin tunduk pada pemerintah dan tidak ingin mengikuti undang-undangnya. Hal ini disebabkan tidak terbiasanya masyarakat dengan sistem Undang-Undang yang teratur. Masyarakat Libya memiliki sifat fanatisme kesukuan, mereka tidak ingin kehilangan senjatanya karena bagi mereka senjata merupakan cara untuk mencapai kekuasaan.21 Adanya kerjasama antara Libya dan NATO yang bertujuan untuk mencapai keamanan yang stabil. Perdana Menteri Libya Ali Zeidan melakukan kerjasama dengan NATO. Pada tanggal 22 Oktober 2013, kabinet Libya mengatakan bahwa Libya menjalin kerjasama dengan NATO guna menciptakan keamanan di Libya. Pada bulan Mei 2013 lalu, Perdana Menteri Libya Ali Zeidan dan Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengadakan pertemuan di Chicago, Amerika. Kedatangan Perdana Menteri Libya disambut hangat dengan NATO bersedia membantu menciptakan kestabilan keamanan di Libya. Anders Fogh Rasmussen mengajukan 20
http://indonesian.irib.ir/en/cakrawala-indonesia/-/asset_publisher/cQ30/content/id/5427000 di akses 12 Januari 2013, pukul 21.45 21 http://indonesian.irib.ir/fokus/-/asset_publisher/v5Xe/content/id/5301207 diunduh tanggal 11 Desember 2013 pukul 20.30
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
untuk mendirikan institusi keamanan di Libya. Keadaan keamanan Libya sampai saat ini masih dibawah pengawasan NATO.22 Bagi masyarakat sipil keamanan yang terjadi dengan bantuan NATO membuat mereka merasa lebih aman, akan tetapi disamping itu tanpa disadari NATO melakukan intervensi terhadap Libya dengan memanfaatkan alasan keamanan. Dengan begitu mereka akan dapat secara perlahan memberikan pengaruh bagi kehidupan di Libya. Pengaruh tersebut dapat diberikan dalam suatu kondisi dan akan dirasakan perlahan dampaknya oleh masyarakat di Libya. Atas permintaan Perdana Menteri Ali Zeidan, Amerika Serikat, Inggris dan Italia telah sepakat untuk melatih 5.000 hingga 8.000 tentara. Namun, Pemerintah Libya takut jika diantara tentara tersebut ada yang membelot membela Mujahidin sehingga harus selektif dan disaring. Maroko, Aljazair dan Tunisia juga menyatakan kesediaannya untuk berperan dalam melatih pasukan keamanan Libya. Keamanan Libya menjadi sangat rawan, akibat maraknya pertumbuhan Mujahidin di negara tersebut. Semenjak runtuhnya diktator Qaddafi, rasa nasionalisme rakyat Libya turun drastis. Banyak diantara masyarakat sipil membentuk kelompok dan laskar militan untuk merebut kekuasaan pemerintah Libya yang baru. Pemerintah Libya telah mengetahui keadaan rakyat yang terbagi menjadi dua kubu, diantaranya milisi masyarakat sekuler yang pro-pemerintah dan milisi rakyat militan Islam yang anti pemerintah. Libya berencana akan memelihara kelompok sekuler untuk dijadikan “pagar betis” bagi keamanan Libya.23 Kondisi Kesukuan Masa Qaddafi dan Pasca Revolusi Kepemimpinan Qaddafi Pada masa pemerintahan Qaddafi, kesukuan merupakan suatu hal yang penting. Suku menurut Qaddafi adalah keluarga yang mengalami pertumbuhan sebagai akibat prokreasi. Suku memiliki hak-hak istimewa, nilai-nilai dan ideal-ideal yang didasarkan kepada ikatan – ikatan sosial yang bersifat alami dan kuat. Seperti halnya keluarga, suku juga memberikan
22
http://international.sindonews.com/read/2013/10/24/44/797590/nato-jalin-kerjasama-dengan-libya-di-sektorkeamanan diunduh tanggal 12 Desember 2013, pukul 20.15 23 http://al-mustaqbal.net/rencana-baru-as-melatih-militer-libya-untuk-antisipasi-kekuatan-mujahidin/ diakses 12 Januari 2013, pukul : 20.20
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
kesejahteraan materi yang sama kepada para anggotanya. Pentingnya kesukuan dalam tatanan masyarakat Libya dapat dilihat dari pentingnya keberadaannya bagi Negara.24 Di Libya, kesukuan dianggap sebagai kunci keseimbangan kekuasaan dari kekuatan militer. Selama hidupnya, Qaddafi selalu bergantung pada suku kecilnya dalam memilih staf yang bekerja untuk unit militer dan menjamin keamanan personal miliknya dan pemerintahannya. Pada tahun 2011 Qaddafi mendapatkan perlawanan dari suku yang berada di Libya, dikarenakan Qaddafi mengabaikan keberadaan mereka yang berada di perbatasan Mesir. Beberapa kabar menyatakan bahwa mungkin hal itu terjadi juga karena tindakan Qaddafi yang dinilai keras terhadap rakyatnya, sehingga para suku yang tadinya memiliki loyalitas yang tinggi terhadap Qaddafi berubah pendirian dan menjadi pemberontak melawan Qaddafi. Posisi suku di Libya adalah sebagai “payung sosial” yang alami bagi keamanan sosial atas dasar tradisi sosial suku. Suku menyediakan gaji kolektif kepada para anggotanya untuk persediaan makanan, denda kolektif, pembalasan kolektif dan pertahanan kolektif sebagai perlindungan sosial. Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi terbentuknya suku. Faktor pertama yang melatarbelakangi terbentuknya suku adalah darah. Darah yang dimaksud adalah keturunan. Darah ini merupakan faktor utama dalam membentuk suku. Faktor yang kedua dalam membentuk suku yaitu afiliasi.25 Afiliasi merupakan pertalian sebagai anggota sebuah suku. Setelah revolusi Libya atas penggulingan pemerintahan Qaddafi, kesukuan di Libya tidak terkendali seperti di masa pemerintahan Qaddafi. Menurut laporan situs Libya.net, suku di selatan negara ini setelah saling bentrok selama satu pekan menandatangani perjanjian gencatan senjata pada tanggal 2 April 2013. Efek yang terjadi dari gencatan senjata antar suku tersebut membuat keadaan menjadi lebih baik dan perlahan masyarakat Libya selatan ini menjalani kehidupan mereka seperti semula.26
24
Fakih, Mansour. Muammar Qathafi Menapak Jalan Revolusi. 2000. INSIST PRESS : Yogyakarta. Hlm.9 ibid.hlm105 26 http://indonesian.irib.ir/afrika/-/asset_publisher/fgT0/content/id/5048389 diakses tanggal 13 Desember 2013, pukul 20.00 25
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
E. PENUTUP Pada awalnya, revolusi di Libya terjadi akibat mendapat pengaruh dari kejadian Arab Springs yang dilakukan negara-negara Arab sekitar Libya dan juga negara-negara Arab yang mengalami nasib yang sama seperti Libya. Masyarakat Libya pun melakukan unjuk rasa untuk meminta perubahan pemerintahan dan kepemimpinan Qaddafi terhadap Libya pada tahun 2011. Perang saudara pun terjadi karena pemerintah memberikan tanggapan keras berupa dijatuhkannya bom-bom udara terhadap para demonstran di setiap titik unjuk rasa dan mencap mereka sebagai pemberontak27. Libya masa pemerintahan Muammar Al Qaddafi dan setelah pemerintahannya mengalami perubahan yang mempengaruhi situasi dan kondisi. Perubahan yang terjadi dapat membawa dampak baik dan juga dapat membawa dampak buruk. Perubahan yang terjadi terlihat dalam beberapa kondisi, seperti kondisi sosial, kondisi politik, kondisi ekonomi, kondisi pemerintahan dan kondisi kesukuan yang ada di Libya. Perubahan yang terjadi membuat Libya menjadi negara yang tidak dalam kondisi yang stabil. Perubahan yang terjadi tidak hanya berdampak bagi masyarakat Libya saja, akan tetapi dapat dirasakan oleh negara lain di luar Libya. Bagi bangsa barat kematian Qaddafi merupakan terbukanya pintu gerbang untuk memasuki Libya yang sudah lama tertutup akibat kebijakan yang dibuat oleh Qaddafi. Perlahan-lahan bangsa barat dapat masuk dan mulai melakukan invasi mereka terhadap Libya. Masuknya NATO dengan dalih untuk menciptakan keamanan di Libya pun merupakan salah satu contoh bangsa barat untuk memberikan pengaruh mereka terhadap masyarakat Libya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa revolusi yang terjadi di Libya atas penggulingan pemerintahan Muammar Al Qaddafi mengakibatkan masyarakat dan negara lain mendapatkan pengaruh dari perubahan dan dampak dari perubahan tersebut masih terasa sampai 2013 setelah 2 tahun pasca revolusi pemerintahan Qaddafi.
27
http://international.okezone.com diakses tanggal 17 Desember 2013, pukul 23.47
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Fakih, M. (2000). Muammar Qathafi Menapak Jalan Revolusi . Yogyakarta: INSIST PRESS. Harris, C. L. (1986). Libya Qadhafi’s Revolution and the Modern State. Colorado: Westview Press. Rakhmadi, R. (2011). Skripsi. Kepentingan Amerika Dakam Intervensi Nato ke Libya 2011 Depok: Universitas Indonesia. http://www.alarab.co.uk http://dinasulaeman.wordpress.com http://indonesian.irib.ir http://www.m.kompasiana.com
http://lontar.ui.ac.id http://majalah.hidayatullah.com http://al-mustaqbal.net http://www.refworld.org http://www.wartanews.com
Libya pasca ..., Arif Ardiansyah, FIB UI, 2014