LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No 1 (2015) 69-79
ISNN : 0216-7433
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP AIR DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SD Nana Citrawati Lestari1 1. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin
[email protected] (085651194417)
ABSTRAK Pembelajaran IPA di SD pada umumnya masih didominasi oleh aktivitas yang berpusat pada guru dan cenderung bersifat abstrak serta kurang bermakna. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi baik atau buruknya kualitas pembelajaran, diantaranya adalah jenis pendekatan dan perangkat pembelajaran yang digunakan. Tujuan utama penelitian ini ialah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran IPA SD konsep air dengan pendekatan kontekstual. Selain itu juga untuk mengukur aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran, serta mengukur signifikansi pengaruh hasil pengembangan perangkat pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Model yang digunakan pada pengembangan perangkat ialah model Dick & Carey. Salah satu kelebihan model ini ialah pada teori sistem yang dapat digunakan baik untuk pembelajaran klasikal maupun individual. Adapun perangkat hasil pengembangan pada penelitian ini terdiri atas silabus, RPP, materi ajar, LKS, dan alat evaluasi atau penilaian. Perangkat tersebut telah divalidasi dan direvisi sebelum digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah mempunyai nilai validitas, kepraktisan, dan keefektifan yang tinggi. Hal ini terlihat dari pendapat validator dan hasil uji coba lapangan. Berdasarkan hasil uji statistik kovarian, diketahui bahwa penggunaan perangkat pembelajaran hasil pengembangan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa karena nilai α > p.
Kata kunci: hasil belajar, pendekatan kontekstual, pengembangan perangkat
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Pendidikan IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam dan seisinya. IPA di Sekolah Dasar (SD) hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik (siswa) secara alamiah. Karena itu sebaiknya fokus program pengajaran IPA di SD ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan anak
69
Lestari Citrawati N / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No. 1 (2015) 69-79
didik terhadap dunia mereka di mana mereka hidup. Hal ini akan membantu mereka dalam perkembangan cara berpikir dan mencari jawaban berdasarkan buktibukti nyata (Samatowa, 2009:1-2). Hasil pembelajaran khususnya IPA dalam dunia pendidikan di Indonesia disinyalir oleh para pakar pendidikan masih rendah (Wasis, 2006:2). Prestasi siswa pada pendidikan IPA yang tidak memuaskan ini menunjukkan bahwa cara pembelajaran di sekolah belum mengarah pada pendekatan mengajar yang sesuai dengan hakikat pembelajaran IPA. Selama ini hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan menghafal fakta, konsep, teori atau hukum. Walaupun banyak anak mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka seringkali tidak memahami secara mendalam substansi materinya (Depdiknas, 2007:2). Kualitas pendidikan di Indonesia yang rendah ini tentu saja masih dapat diperbaiki. Jika selama ini masih banyak anak-anak yang mempunyai kualitas pendidikan IPA rendah, bisa jadi hal tersebut disebabkan karena masih minimnya sarana dan prasarana pembelajaran yang mendukung. Pembelajaran IPA di SD pada umumnya masih didominasi oleh aktivitas yang berpusat pada guru dan cenderung bersifat abstrak serta kurang berkesan (Muslim, 2010:2). Sifat abstrak ini menyebabkan banyak peserta didik mengalami kesulitan mempelajari IPA dan penggunaan konsepnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan pendapat Wasis (2006:2) bahwa kebanyakan peserta didik mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan nyata. Zamroni (2003:25) menyatakan bahwa hal tersebut disebabkan adanya kecenderungan pembelajaran di kelas yang tidak berusaha mengaitkan konten pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Pernyataan senada disampaikan Semiawan (2000:19-31), bahwa pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta, pengetahuan, dan hukum, kemudian biasa dihafalkan, bukan mengaitkannya dengan pengalaman empiris dalam kehidupan nyata. Pembelajaran seperti inilah yang dimaksud dengan pembelajaran secara konvensional atau absolut. Pembelajaran yang bersifat absolut dan konvensional menyebabkan siswa kurang mengetahui apa manfaat mempelajari IPA bagi kehidupan sehari-hari mereka. Pembelajaran yang kurang berkesan seperti yang telah dijelaskan di atas memang tidak murni merupakan kesalahan atau akibat kurang profesionalnya guru sebagai pengajar. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi baik atau buruknya kualitas pembelajaran, diantaranya adalah jenis pendekatan dan perangkat pembelajaran yang digunakan. Pendekatan dan perangkat pembelajaran IPA yang tepat akan lebih membantu dalam mengoptimalkan pelaksanaan proses pembelajaran. Pembelajaran IPA khususnya pada jenjang SD, agar dapat optimal harus dipilih pendekatan pembelajaran yang bersifat student centered, making meaningfull connections, dan menekankan kepada learning. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dibangun dengan prinsip-prinsip di atas adalah pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning atau yang disingkat dengan CTL). Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang berusaha mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan mereka sehari-hari (Johnson, 2010:64). Menurut Supramono (2005:7), perangkat penunjang diperlukan dalam memperlancar proses pembelajaran di sekolah. Perangkat penunjang tersebut dapat berupa buku panduan siswa, buku panduan guru, lembar kerja siswa (LKS), panduan LKS, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Akan tetapi pada kenyataannya
70
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Konsep Air Dengan Pendekatan Kontekstual (CTL) dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa SD
hal tersebut tidak dapat dipenuhi oleh semua sekolah. Sementara itu, keberadaan perangkat yang tersedia saat ini umumnya tidak dapat memenuhi kebutuhan guru dan siswa di sekolah sesuai dengan lingkungan di mana proses belajar mengajar (PBM) berlangsung. Oleh karena itu, perlu diupayakan suatu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Adapun salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni melalui pengembangan perangkat pembelajaran. Dengan demikian, agar dapat memberikan kemudahan dalam menerapkan pendekatan CTL maka diperlukan pengembangan perangkat pembelajaran IPA yang sesuai. Perangkat pembelajaran IPA yang sesuai disini ialah perangkat pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Alasan pemilihan IPA konsep air pada penelitian pengembangan perangkat ini ialah karena mengingat fungsinya yang penting dalam kehidupan, khususnya bagi manusia. Akan tetapi pada kenyataannya, masih banyak manusia yang kurang menghargai keberadaan air di alam. Itu semua terjadi karena masih banyak manusia yang kurang memahami fungsi air bagi kehidupan. Agar dapat memahami fungsi air dan menghargai keberadaannya di alam, maka konsep air ini perlu dikenalkan pada siswa sejak di sekolah dasar. Oleh sebab itu, sebagai salah satu upaya memotivasi sikap dan perilaku siswa dalam menghargai lingkungan, terutama terhadap keberadaan air, maka perangkat pembelajaran konsep air ini sangat menarik untuk dikembangkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dirumuskan sebuah masalah penelitian yaitu: Apakah perangkat pembelajaran konsep air yang dikembangkan dengan pendekatan kontekstual (CTL) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SD? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk: 1. Menghasilkan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual materi IPA SD 2. Mengetahui pengaruh hasil pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN Kegiatan pengembangan perangkat pembelajaran pada penelitian ini mengadopsi model Dick & Carey (2004:1-22) yang telah disesuaikan sendiri dengan keperluan dalam pengembangan. Prosedur atau langkah-langkah yang ditempuh dalam pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Dick & Carey ini dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
75
Lestari Citrawati N / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No. 1 (2015) 69-79
Gambar 1. Bagan Model Pengembangan Dick & Carey (Soekamto,1993:45) Uji coba awal perangkat pembelajaran hasil pengembangan (draft 2) dilakukan dengan desain penelitian pra-eksperimental. Desain penelitian praeksperimental adalah penelitian eksperimen yang hanya menggunakan kelompok studi tanpa menggunakan kelas kontrol (Suparyanto, 2010:4). Uji coba lanjutan atau penggunaan perangkat pembelajaran hasil pengembangan (draft 3) yang telah direvisi berdasarkan pertimbangan dari analisis data hasil uji coba draft 2. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian eksperimen semu menggunakan rancangan one group pretest – posttest design. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD. Untuk kelas uji coba digunakan kelas V-B SDN Pengambangan 5 Banjarmasin dan untuk kelas kontrol dan kelas penelitian digunakan kelas V di SDN Pengambangan 3 Banjarmasin yang terdiri atas 2 kelas. Kelas V-A digunakan sebagai kelas kontrol dan kelas VB digunakan sebagai kelas eksperimen. Kelas uji coba terdiri atas 32 orang siswa sedangkan kelas kontrol dan kelas eksperimen masing-masing terdiri atas 23 orang siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran Melalui penelitian ini telah dihasilkan suatu perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual materi IPA SD. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdiri atas silabus, RPP, materi pembelajaran, lembar kegiatan siswa (LKS), dan alat evaluasi. Tabel 1. Validitas Perangkat Pembelajaran I (Silabus, RPP, Materi Pembelajaran, dan LKS) No Komponen Perangkat Nilai Hasil Validasi Keterangan 1 Silabus 3,02 Valid 2 RPP 3,40 Valid 3 Materi Pembelajaran 3,21 Valid 4 LKS 3,03 Valid Sumber : Hasil olah data Validator : V1 = Dr. Supramono, M.Pd; V2 = Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd; V3 = Drs. H. Aminuddin PP., M.Pd
78
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Konsep Air Dengan Pendekatan Kontekstual (CTL) dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa SD Kriteria rata-rata skor
:
1-1.99= tidak valid; 2-2.99=cukup valid; 3-3.99= valid; 4.00= sangat valid (Siraj & Paris, 2003:127).
Tabel 2. Validitas Perangkat Pembelajaran II (Alat Evaluasi) Persentasi Nilai (%) No Validator A B C 0 1 1 V1 100 0 0 100 0 2 V2 20 80 0 20 40 3 V3 0 100 0 0 0 Sumber : Hasil olah data Jumlah Soal : 20 soal Validator : V1 = Dr. Supramono, M.Pd; V2 = Dr. V3 = Drs. H. Aminuddin PP., M.Pd
2 0 40 0
Persentasi Saran (%) 3 4 5 0 0 0 0 0 0 0 0 100
H. Muhammad Zaini, M.Pd;
Keterangan Skala Penilaian:
Keterangan Saran:
A. Validasi tanpa revisi
0. Tidak ada saran
B. Validasi dengan revisi
1. Perbaikan pada item rumusan soal
C. Tidak valid
2. Perbaikan pada option/pilihan 3. Perbaikan gambar 4. Perbaikan pada kunci jawaban 5. Perbaikan pada klasifikasi
II. Hasil Belajar Siswa Tabel 3. Signifikansi Hasil Belajar Produk pada Kelas Eksperimen Jenis Tes Rata-rata Std. Deviasi Sig. (2t-hit d.b. Kesimpulan tailed) Pretes Postes Pretes Postes THB Produk 54.06 72.03 13.65 8.79 -11.45 0.000 31 Signifikan Keterangan: nilai Sig. (2-ekor) < 0.05 maka hasil uji dianggap signifikan sehingga H 0 ditolak Tabel 4. Signifikansi Hasil Belajar Produk antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Sumber DB/ JK/SS RK/MS FR-kuadrat C.V Pr > F α Keterangan DF hitung (p) Regresi 2 4647.79 2323.89 35.06 0.62 11.59 0.0001 0.05 Signifikan Residual 43 2850.04 66.28 Total 45 7497.83 Keterangan: nilai p 0.0001 < α 0.05, berarti H0 ditolak
B. Pembahasan I. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini ialah perangkat pembelajaran IPA SD Kelas V konsep air dengan pendekatan kontekstual. Perangkat pembelajaran IPA SD konsep air ini dikembangkan berdasarkan Permendiknas No. 41 tahun 2007 dan berbasis pendidikan karakter. Model perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah berupa silabus, RPP, materi pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), dan alat evaluasi. Untuk lebih jelasnya masing-masing perangkat tersebut dibahas sebagai berikut. 1. Silabus Silabus hasil pengembangan merupakan penjabaran SK 7 dan KD 7.4 ke dalam materi IPA SD konsep air beserta kegiatan pembelajaran dan indikator 75
Lestari Citrawati N / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No. 1 (2015) 69-79
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus tersebut memuat materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian hasil belajar, alokasi waktu, dan sumber belajar. Pengembangan silabus ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 Ayat (2) dan Pasal 20. Isi silabus disesuaikan dengan karakteristik pendekatan kontektual yang sesuai untuk membantu siswa dalam memahami konsep air dan melatih kemampuan berpikir kritis mereka. Karakteristik ini tercermin dalam unsur-unsur silabus yang disesuaikan dengan komponen CTL, yakni konstruktivisme, penemuan/inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian autentik. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian telah memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutahir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi. Setiap komponen silabus sudah mencakup seluruh ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik). Maka silabus hasil pengembangan dengan pendekatan kontekstual ini sesuai dengan prinsip pengembangan silabus dalam KTSP (BNSP, 2006: 1415). 2.
RPP Format RPP hasil pengembangan dengan pendekatan kontekstual tidak jauh berbeda dengan format RPP pada umumnya. Adapun perbedaan terletak pada komponen skenario dan tujuan pembelajaran (Ningrum, 2009:14-15). RPP yang dihasilkan telah disesuaikan dengan tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran kontekstual. 3.
Materi Pembelajaran Pembelajaran dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika materi pembelajaran bersifat tekstual dan dikaitkan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Jumadi, 2011:3). Maka dari itulah materi pembelajaran hasil pengembangan didesain dengan mengaitkan konsep air dengan penerapan dan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil validasi oleh para validator, materi pembelajaran mempunyai tingkat validitas yang baik untuk dapat digunakan. 4.
LKS Pengembangan LKS disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan, yakni pendekatan kontektual. LKS tersebut dirancang secara sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Kegiatan pengamatan dan percobaan dapat dilakukan di dalam ataupun di luar kelas. Selain itu pada LKS juga disertai dengan beberapa gambar agar lebih menarik. Dengan LKS siswa dapat lebih mudah dalam melakukan penyelidikan, pengamatan, maupun percobaan. LKS berisikan petunjuk, tuntunan, dan pertanyaan yang bertujuan agar siswa dapat memperluas dan memperdalam pemahaman tentang materi IPA konsep air sehingga mampu mengolah pemikirannya melalui pengamalan dan pengalamannya sendiri. Berdasarkan hasil validasi oleh para validator, LKS hasil pengembangan valid dan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 5.
Alat Evaluasi Alat evaluasi terdiri atas lembar penilaian atau lembar asesmen. Lembar 78
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Konsep Air Dengan Pendekatan Kontekstual (CTL) dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa SD
asesmen merupakan salah satu panduan bagi guru untuk melakukan asesmen terhadap KBM. Lembar asesmen hasil pengembangan ini berupa pertanyaanpertanyaan dalam bentuk pilihan ganda. Selain lembar asesmen juga ada panduan lembar asesmen, yaitu lembar asemen yang dilengkapi dengan kunci jawaban untuk memudahkan dalam menilai atau mengecek jawaban siswa apakah telah sesuai. Lembar asesmen sangat membantu guru dalam melaksanakan pretest dan posttest. Melalui kegiatan pretest dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh kondisi awal tingkat pengetahuan siswa yang telah dimiliki sebelum pelaksanaan kegiatan belajar dimulai. Dengan diketahuinya kondisi awal tersebut akan memudahkan guru untuk menetapkan strategi apa yang paling sesuai untuk sebuah pembelajaran. Adapun postest dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang telah diterapkan oleh guru. Melalui tahap pengembangan perangkat pada penelitian ini telah dihasilkan suatu perangkat pembelajaran IPA SD konsep air dengan pendekatan kontekstual. Penggunaan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan tersebut menurut data hasil penelitian dapat membantu dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPA SD konsep air yang kontekstual. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat membantu siswa dalam mengetahui makna dari mempelajari materi IPA SD konsep air.
II. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar produk dan signifikan pada taraf α 0.05 (5%). Standar deviasi (Sd) memperlihatkan adanya perbedaan antara pretes dan postes. Standar deviasi yang rendah menunjukkan bahwa data nilai siswa cenderung sangat dekat sedangkan jika standar deviasi tinggi menunjukkan bahwa data tersebut tersebar pada beberapa macam nilai. Makin kecil nilai standar deviasi maka ketelitiannya semakin baik (Oktavia, 2006:26). Pada hasil yang tertera pada Tabel 1, diketahui bahwa nilai t-hitung bernilai negatif. Nilai t-hitung yang negatif tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes lebih rendah daripada postes. Hal itu berarti penggunaan perangkat pembelajaran hasil pengembangan ini berpengaruh secara positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa (Eliyani, 2008:4). Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan antara hasil belajar produk pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dilihat dari perbandingan nilai rata-rata hasil tes belajar, hasil belajar kelas uji coba dan kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan kontekstual lebih tinggi jika dibandingkan hasil belajar kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan kontekstual. Hal ini sejalan dengan Setyowati (2006:43-56) dan Ratnafuri (2007:58-80) yang mengatakan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar dibandingkan pembelajaran secara konvensional. Kenaikan nilai rata-rata pada kelas uji coba dan kelas eksperimen menggunakan perangkat pembelajaran hasil pengembangan dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang tidak menggunakan perangkat pembelajaran hasil pengembangan dengan pendekatan konteksual. Itu berarti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa 75
Lestari Citrawati N / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No. 1 (2015) 69-79
daripada proses pembelajaran konvensional yang mengandalkan metode ceramah dan berpusat pada guru. Seperti yang disimpulkan oleh Carmi (2011:1) melalui hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual yang dilaksanakan di SDN Mekarsari dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian sejenis yang juga berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa yakni penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2007:41-71). Supriyanto menyimpulkan bahwa secara keseluruhan prinsip belajar telah tuntas dengan tercapainya standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) 6,5 di SMPN 40 Semarang. Peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan pendekatan CTL dalam kegiatan pembelajaran juga terjadi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Nyeneng (2005:41) melalui hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa seiring dengan meningkatnya konsepsi mahasiswa FKIP Unila, hasil belajar mereka pun mengalami peningkatan. Penggunaan pendekatan CTL di jenjang pendidikan yang lebih rendah pun juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Seperti pada penelitian Luviya (2010:97-150), disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dengan teknik learning community dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas III-B SDN Gadang 1 Malang pada mata pelajaran PAI. Indikator peningkatan motivasi belajar siswa terlihat dari bertambahnya semangat dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
PENUTUP A. Simpulan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penggunaan perangkat hasil pengembangan dengan pendekatan kontekstual berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hasil ini dapat memberikan gambaran bahwa KBM menggunakan perangkat pembelajaran hasil pengembangan dengan pendekatan kontekstual mampu meningkatkan hasil belajar siswa. B. Saran Penelitian ini baru dicobakan pada siswa SD kelas 5 pada materi IPA Konsep Air. Maka untuk mengetahui keefektifan perlu juga dilakukan pengembangan perangkat pada materi lain ataupun jenjang pendidikan berbeda.
78
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Konsep Air Dengan Pendekatan Kontekstual (CTL) dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa SD
DAFTAR RUJUKAN BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Carmi. 2011. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Pokok Bahasan Kenampakan Alam. Abstrak. Bandung: UPI. Depdiknas. 2007. Naskah Akademik: Kajian Kurikulum Mata Pelajaran IPA SMP. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Dick, W., Carey, L., & Carey, J.O. 2004. The Systematic Design of Instruction. www.comp.dit.ie/dgordon/.../TheSystematicDesignOfInstruction.pdf Diakses 14 Maret 2012 Eliyani, 2008. Riset Teknologi Informasi. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB. Johnson, E. B. 2010. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Penerbit Kaifa. Jumadi. 2011. Pembelajaran Kontekstual dan Implikasinya. Yogyakarta: UNY. Luviya, K. 2009. Penerapan Pembelajaran Kontekstual dengan Teknik Learning Community untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SDN Gadang 1 Malang. Abstrak. Malang: Fakutas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Muslim. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Kontekstual dan Implikasinya terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika di SMA. Bandung: FKIP Universitas Pendidikan Indonesia. Ningrum, E. 2009. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Makalah Pelatihan dan Workshop Model-model Pembelajaran dalam Persiapan RSBI. Kerawang, 23 September 2009. Nyeneng, I.D.P. 2005. Model Pembelajaran Langsung dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) untuk Meningkatkan Aktivitas, Konsepsi, dan Hasil Belajar Fisika Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila. Lampung: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unila. Oktavia, E. 2006. Teknik Validasi Metode Analisis Kadar Ketoprofen Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Buletin Teknik Pertanian, Vol. 11, No.1. Bogor: BPPP Pasca Pertanian. Hal. 23-28.
75
Lestari Citrawati N / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No. 1 (2015) 69-79
Ratnafuri, D. 2007. Studi Komparasi Hasil Belajar antara Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dengan Pendekatan Konvensional dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri I Pejagoan Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Sejarah. Semarang: Unnes. Samatowa, U. 2009. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Semiawan, C. 2000. Relevansi Kurikulum Pendidikan Masa Depan dalam Sindhunata [Ed] Membuka Masa Depan Anak-anak kita. Yogjakarta: Kanisius. Setyowati, H. 2006. Keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning) dalam Pembelajaran Biologi Sub Pokok Bahasan Tumbuhan Berbiji di Kelas VII SMPN I Dawe Kudus Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi. Semarang: Unnes. Soekamto, T. 1993. Perancangan dan Pengembangan Sistem Intruksional. Jakarta: Intermedia. Siraj, S., & Paris, M. 2003. Aplikasi Teknologi Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran Peringkat Sekolah Menengah: Jangkaan Masa Depan. Jurnal Pendidikan 2003. Kuala Lumpur: Universitas Malaya. Suparyanto, T. 2010. Model-model Belajar dan Pembelajaran. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=model%20kemp%20filetype% 3Apdf&source=web&cd=10&ved=0CIoBEBYwCQ&url=http%3A%2F% 2Fmysql.to.web.id%2FLBUBPR4%2FDIKTAT-KULIAH%2F29588168Model-Banaty.pdf Diakses 10 Januari 2012 Supramono. 2005. Pengembangan Model Perangkat Pembelajaran dan Penerapannya dalam Kegiatan Belajar Mengajar dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Siswa SD. Disertasi. Malang: Program Studi Pendidikan Biologi-UM. Supriyanto, A. 2007. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Geografi Materi Pokok Unsur Sosial Wilayah Indonesia (Studi Deskriptif di Kelas VIII Semester Gasal SMP Negeri 40 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007). Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Geografi. Skripsi. Semarang: Unnes. Wasis. 2006. Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran SAINS-Fisika SMP. Cakrawala Pendidikan, Februari 2006, Th. XXV, No. 1. Surabaya: UNESA.
78
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Konsep Air Dengan Pendekatan Kontekstual (CTL) dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa SD
Zamroni. 2003. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SMU. Jakarta. http://pakguruonline.pendidikan.net/wacana_pdd_15.html Diakses 14 Maret 2012.
75