LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan vol. 9. No 2 (2014) 11-24
ISSN 0216-7433
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DALAM MELATIH KETERAMPILAN MENYELESAIKAN MASALAH SISWA KELAS VII MTS AT-THOHIRIYAH Eni Suprihatin1, Yulianti Hidayah1 1. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin
[email protected] (082250216880)
[email protected] (085345617823)
ABSTRAK Penelitian yang berjudul “penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep pencemaran lingkungan dalam melatih keterampilan berkomunikasi siswa kelas VII MTs At-Thohiriyah” bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar, melatih keterampilan menyelesaikan masalah siswa, meningkatkan psikomotor, meningkatkan karakter, meningkatkan keterampilan sosial, meningkatkan sikap spiritual, mengetahui aktivitas siswa, meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru, respon siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah pada konsep pencemaran lingkungan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Metode Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari siswa perempuan semuanya. Penelitian ini bertempat di sekolah MTs At-Thohiriyah. Hasil penelitian dengan menggunakan Model pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep pencemaran lingkungan dapat 1) meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada konsep pencemaran lingkungan dari tidak tuntas secara klasikal 50% pada siklus I menjadi tuntas 87,5% pada siklus II, 2) Melatih keterampilan menyelesaikan masalah dari siklus I dengan nilai rata-rata 2,35 dan meningkat menjadi 2,88 pada siklus II, 3) Psikomotor siswa dalam pembelajaran pada konsep pencemaran lingkungan pada siklus I dengan rata-rata 2,27 terjadi peningkatan sebesar 2,62 pada siklus II, 4) Karakter siswa dalam pembelajaran pada konsep pencemaran lingkungan pada siklus I dengan rata-rata 2,29 terjadi peningkatan sebesar 2,58 pada siklus II, 5) Keterampilan Sosial siswa dalam pembelajaran pada konsep pencemaran lingkungan pada siklus I dengan rata-rata 2,23 terjadi peningkatan sebesar 2,62 pada siklus II, 6) pengelolaan pembelajaran guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan ketampilan berkomunikasi siswa meningkat dari kategori baik (2,77) pada siklus I menjadi kategori baik (3,23) pada siklus II, 7) siswa memberikan respon positif terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang diketahui dari banyaknya siswa yang menjawab “Senang”. Kata kunci
: Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Menyelesaikan Masalah, Pencemaran Lingkungan
11
Suprihatin Eni & Hidayah Y/LENTERA. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 9. No 2 (2014) 11-24
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 dirancang untuk dapat mengembangkan potensi diri, dan kreativitas peserta didik. Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong peserta didik lebih mampu dalam (1) mengamati, (2) menanya, (3) mencoba/mengumpulkan data, (4) mengasosiasi/menalar, dan (5) mengkomunikasikan (Abidinsyah, 2014:8) Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa memiliki pengatahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak dimasyarakat. Untuk menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang handal dalam pemecahan masalah, maka diperlukan serangkaian strategi pembelajaran pemecahan masalah. Berdasarkan kajian beberapa literatur terdapat banyak strategi pemecahan masalah yang kiranya dapat diterapkan dalam pembelajaran. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Pemecahaan masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar terdahulu, melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan aturan pada tingkat yang lebih tinggi (Hardini & Puspitasari, 2009). Berdasarkan wawancara dengan guru IPA MTs At-Thohiriyah yaitu ibu mahmuddah, proses pembelajaran jarang dilakukan aktivitas berkelompok, sehingga siswa belum terlatih cara berkomunikasinya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam pembelajaran sehari-hari guru lebih banyak mengajarkan materi dengan cara konvensional dimana pembelajaran lebih fokus pada guru, misalnya dalam penyampaian materi pelajaran masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru mengalami kesulitan dalam mengatur partisipafasi siswa agar aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar hanya didominasi oleh sebagian kecil siswa. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mengatasi masalah tersebut. Guru hendaknya melakukan upaya perbaikan pelaksanaan proses belajar mengajar misalnya dengan mengganti model atau tipe pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Konsep Pencemaran Lingkungan dalam Melatih Keterampilan Menyelesaikan Masalah Siswa Kelas VII B MTs At-Thohiriyah”.
12
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Konsep Pencemaran Lingkungan dalam Melatih Keterampilan Menyelesaikan Masalah Siswa Kelas VII B MTs At-Thohiriyah
B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah pada konsep pencemaran lingkungan? 2. Bagaimana penggunaan model Inkuiri Terbimbing dalam melatihkan keterampilan menyelesaikan masalah siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah pada konsep pencemaran lingkungan? 3. Bagaimana penggunaan model Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan psikomotor siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah pada konsep pencemaran lingkungan? 4. Bagaimana penggunaan model Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan karakter siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah pada konsep pencemaran lingkungan? 5. Bagaimana penggunaan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah pada konsep pencemaran lingkungan? 6. Bagaimana penggunaan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan sikap spiritual siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah pada konsep pencemaran lingkungan? 7. Bagaimana aktivitas siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah pada konsep pencemaran lingkungan dalam pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing? 8. Bagaimana pengelolaan pembelajaran guru pada konsep pencemaran lingkungan melalui model inkuiri terbimbing di kelas VII B MTs At-Thohiriyah? 9. Bagaimana repon siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah terhadap pembelajaran menggunakan model penggunaan model inkuiri terbimbing pada konsep pencemaran lingkungan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah di atas, peneliti ini bertujuan untuk: 1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah pada konsep pencemaran lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. 2. Melatihkan keterampilan menyelesaikan masalah siswa pada konsep pencemaran lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing di kelas VII B MTs At-Thohiriyah. 3. Meningkatkan psikomotor siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. 4. Meningkatkan karakter siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
13
Suprihatin Eni & Hidayah Y/LENTERA. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 9. No 2 (2014) 11-24
5.
6.
7. 8.
an keterampilan sosial siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Meningkatkan sikap spiritual siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Meningkatkan aktivitas siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru di kelas VII B MTs At-Thohiriyah konsep pencemaran lingkungan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Mengetahui respon siswa kelas VII B MTs At-Thohiriyah pada konsep pencemaran lingkungan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitiam tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas dengan tujuan memperbaiki pengelolaan pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar siswa meningkat. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 4 kali pertemuan dari bulan Mei s.d Juni 2014, dengan mengambil tempat MTs At-Thohiriyah di Kabupaten Barito Kuala. C.
Subyek Penelitian Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari siswa perempuan semuanya. Penelitian ini bertempat di sekolah MTs At-Thohiriyah di Kabupaten Barito Kuala. D. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian berlangsung dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. E. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui: 1. Pemberian tes 2. Pengamatan (observasi) 3. Pemberian angket F. a. b. c.
Teknik Analisis Data Analisis Data Kualitatif Analisis Data Kuantitati Analisis Angket
14
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Konsep Pencemaran Lingkungan dalam Melatih Keterampilan Menyelesaikan Masalah Siswa Kelas VII B MTs At-Thohiriyah
G. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila beberapa indikator dibawah ini dapat terpenuhi, yakni: 1. Hasil belajar siswa meningkat, yaitu tercapainya ketuntasan klasikal siswa 80% minimal dengan kategori baik . Tabel 3.1 Kategori Ketuntasan Klasikal Siswa Skor Akhir Kategori 3,33 ≤ 4,00 SB 2,33 ≤ 3,33 B 1,33 ≤ 2,33 C ≤ 1,33 K (Sumber: Permendikbud No 81A Tahun 2013:11)
2.
Keterampilan berkomunikasi siswa terlatih dalam proses pembelajaran, yaitu minimal dengan kategori baik. Tabel 3.2 Kategori Pengamatan keterampiln menyelesaikan masalah siswa Skor Akhir Kategori 3,33 ≤ 4,00 SB 2,33 ≤ 3,33 B 1,33 ≤ 2,33 C ≤ 1,33 K (Sumber: Permendikbud No 81A Tahun 2013:11)
3.
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Psikomotor, perilaku berkarakter, keterampilan sosial, sikap spiritual siswa dan pengelolaan pembelajaran guru dikatakan meningkat minimal dengan kategori baik . Tabel 3.3. Kategori pengamatan Psikomotor, perilaku berkarakter, ketermpilan sosial, sikap spiritual siswa dan pengelolaan pembelajaran guru. Skor Akhir Kategori 3,33 ≤ 4,00 SB 2,33 ≤ 3,33 B 1,33 ≤ 2,33 C ≤ 1,33 K (Sumber: Permendikbud No 81A Tahun 2013:11)
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Tabel 4. Kategori Respon Siswa Nilai Kategori 90 % - 100 % A 80 % - 89 % B 70 % - 79 % C < 70 % D (Sumber: Nar Herrhyanto dan Akib Hamid, 2007:1.12
15
Keterangan Baik sekali Baik Cukup Kurang
Suprihatin Eni & Hidayah Y/LENTERA. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 9. No 2 (2014) 11-24
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Hasil Penilaian Produk Pada Siklus I dan Siklus II a. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Nilai hasil belajar siswa dapat ditunjukkan pada Gambar grafik 4.1 di bawah ini. Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
2. Hasil Penilaian Kinerja Proses pada Siklus I dan Siklus II a. Hasil Penilaian Kinerja Proses Secara Kelompok pada Siklus I dan Siklus II Penilaian Kinerja Proses Secara Kelompok dapat ditunjukkan pada Gambar grafik 4.2 dibawah ini. Gambar grafik 4.2 Penilaian tugas Kelompok pada Siklus I dan Siklus II
b. Hasil Penilaian Kinerja Proses Menyelesaikan Masalah pada Siklus I dan Siklus II Penilaian Kinerja Proses Secara Individu dapat ditunjukkan pada Gambar grafik 4.3 dibawah ini. Gambar grafik 4.3 Penilaian Kinerja Proses Secara Individu pada Siklus I dan Siklus II
16
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Konsep Pencemaran Lingkungan dalam Melatih Keterampilan Menyelesaikan Masalah Siswa Kelas VII B MTs At-Thohiriyah
c. Hasil Pengamatan Kinerja Proses Pada Keterampilan menyelesaikan masalah siklus I dan siklus II Penilaian kinerja proses pada keterampilan berkomunikasi dapat ditunjukkan pada Gambar grafik 4.4 berikut. Gambar grafik 4.4 Penilaian Kinerja Proses Pada Keterampilan Berkomunikasi Siklus I dan Siklus II
3. Hasil Pengamatan Psikomotor Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Hasil pengamatan psikomotor siswa dapat ditunjukkan pada Gambar grafik 4.5 dibawah ini. Gambar grafik 4.5 Hasil Pengamatan Psikomotor Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
4. Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Hasil pengamatan perilaku berkarakter siswa dapat ditunjukkan pada Gambar grafik 4.6 dibawah ini. Gambar grafik 4.6 Hasil Pengamatan perilaku berkarakter siswa Pada Siklus I dan Siklus II
5. Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Hasil pengamatan keterampilan sosial siswa dapat ditunjukkan pada Gambar grafik 4.7 dibawah ini.
17
Suprihatin Eni & Hidayah Y/LENTERA. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 9. No 2 (2014) 11-24
Gambar grafik 4.7 Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
6. Hasil Pengamatan Sikap Spiritual Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Hasil pengamatan sikap spiritual siswa dapat ditunjukkan pada Gambar grafik 4.8 dibawah ini. Gambar grafik 4.8 Hasil Pengamatan Sikap Spiritual Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
7. Hasil Pengamatan Aktivitas yang Seharusnya Tidak Dilakukan Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Hasil pengamatan aktivitas yang seharusnya tidak dilakukan siswa dapat ditunjukkan pada Gambar grafik 4.9 dibawah ini. Gambar grafik 4.9 Hasil pengamatan aktivitas yang seharusnya tidak dilakukan siswa Pada Siklus I dan Siklus II
18
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Konsep Pencemaran Lingkungan dalam Melatih Keterampilan Menyelesaikan Masalah Siswa Kelas VII B MTs At-Thohiriyah
8. Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Guru Pada Siklus I dan Siklus II Hasil pengamatan aktivitas yang seharusnya tidak dilakukan siswa dapat ditunjukkan pada Gambar grafik 4.10 dibawah ini. Gambar grafik 4.10 Hasil pengamatan aktivitas yang seharusnya tidak dilakukan siswa Pada Siklus I dan Siklus II
B. PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian seperti yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model inkuiri terbimbing pada konsep pencemaran lingkungan yang terdiri dari 2 siklus dapat dianalisa sebagai berikut: Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa terdiri dari penilaian kognitif yang diperoleh dari penilaian produk dan proses selama pembelajaran berlangsung. 1. Penilaian Produk Berdasarkan penelitian siklus I dan Siklus II ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal semakin meningkat pada setiap pertemuannya. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan penelitian telah tercapai dengan terpenuhinya keberhasilan untuk ketuntasan belajar dianggap berhasil jika ≥ 85% dari siswa telah mencapai ketuntasan individual ≥ 65. Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, hasil ketuntasan klasikal siswa meningkat setiap pertemuannya pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I ketuntasan klasikal siswa belum mencapai ketuntasan klasikal sebesar 50% dan hasil belajar siswa pada siklus II telah dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan nilai ketuntasan klasikal sebesar 87,5%. Peningkatan ini disebabkan karena siswa sudah dapat memahami dan mampu beradaptasi dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
19
Suprihatin Eni & Hidayah Y/LENTERA. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 9. No 2 (2014) 11-24
2. Penilaian Kinerja Proses Hasil belajar siswa dapat diketahui dari penilaian siswa secara kelompok dan juga secara individu. Berdasarkan data yang ada pada hasil penelitian, nilai rata-rata proses belajar pada siklus I mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Nilai rata-rata proses belajar siswa secara kelompok untuk siklus I adalah 2,53 dengan kategori baik. Kemudian untuk siklus II juga mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya dengan nilai rata-rata proses belajar siswa secara kelompok adalah 3,45 dengan kategori sangat baik. Sedangkan untuk hasil penilaian kinerja proses secara individu pada siklus I dengan rata-rata nilai sebesar 1,95 dengan kategori C. Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 3,13 dengan kategori B. Hasil Pengamatan kinerja proses pada keterampilan berkomunikasi siswa pada siklus I memperoleh rata-rata nilai sebesar 2,35 dengan kategori B dan siklus II memperoleh rata-rata nilai sebesar 2,88 dengan kategori B. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I dan siklus II maka dapat dikatakan bahwa keterampilan berkomunikasi yang ingin dilatihkan telah berhasil, hal itu di didukung oleh peran guru dalam proses pengembangan keterampilan B tersebut. 3. Penilaian Psikomotor Penilaian psikomotor diukur dari kegiatan yang dilakukan siswa data proses pembelajaran sedang berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang mengacu pada lembar kerja siswa. Penilaian ini didasarkan pada penilaian siswa terhadap diri sendiri dan dari guru. Pada siklus I hasil yang diperoleh juga memiliki variasi penilian yaitu penilaian oleh siswa sendiri ditambah oleh penilain guru kemudian dirata-ratakan didapat nilai psikomotor. Nilai rata-rata skor pada siklus I yaitu 2,29 dengan kategori C, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata skor sebesar 2,69 dengan kategori B. Hal ini menunjukkan penerapan aspek psikomotor siswa mulai berkembang dari setiap pertemuan. 4. Penilaian perilaku berkarakter Pada siklus I diketahui bahwa rata-rata perilaku berkarakter siswa baik dari segi peduli dan menghargai pendapat teman yaitu 2,29 dikategorikan C (cukup). Sedangkan pada siklus II diketahui bahwa rata-rata perilaku berkarakter siswa baik dari segi peduli dan menghargai pendapat teman yaitu 2,58 dikategorikan B (baik). 5. Penilaian Keterampilan Sosial Pada siklus I diketahui bahwa rata-rata keterampilan sosial siswa baik dari segi kerjasama dan menyumbang ide yaitu 2,23 dikategorikan C (cukup). Sedangkan pada siklus II diketahui bahwa rata-rata keterampilan sosial siswa baik dari segi kerjasama dan menyumbang ide yaitu 2,62 dikategorikan B (baik). 6. Pengamatan Sikap Spiritual Pada siklus I diketahui bahwa rata-rata sikap spiritual siswa baik dari segi menjawab salam dan berdo’a yaitu 2,19 dikategorikan B (baik). Sedangkan pada siklus II diketahui bahwa rata-rata sikap spiritual siswa yaitu 2,95 dikategorikan B (baik).
20
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Konsep Pencemaran Lingkungan dalam Melatih Keterampilan Menyelesaikan Masalah Siswa Kelas VII B MTs At-Thohiriyah
7. Aktivitas Siswa Dari hasil penilaian aktivitas siswa mengalami penurunan disetiap pertemuannya. Aktivitas siswa yang seharusnya tidak dilakukan dalam kegiatan pembelajaran yakni pada siklus I pertemuan 1 diperoleh rata-rata nilai 40%, dan pada pertemuan 2 rata-rata nilai 25%. Sedangkan siklus II pertemuan 3 diperoleh rata-rata nilai sebesar 20% dan pada pertemuan 4 diperoleh rata-rata nilai10%. 8. Penilaian aktivitas guru Pada proses pembelajaran berpusat pada siswa juga harus didukung dengan peningkatan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 2,77 dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 3,23 dengan kategori B (baik). Dengan demikian terjadi peningkatan aktivitas guru dari siklus I dan siklus II. Secara keseluruhan pengelolaan pembelajaran tergolong dalam kategori B. hal ini menunjukkan bahwa guru sudah berusaha mengoptimalkan pengelolaan pembelajaran di kelas berdasarkan kekurangan-kekurangan pada saat melaksanakan pembelajaran siklus I sehingga dapat memberikan dampak meningkatnya aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hampir semua siswa memperhatikan apa yang disampaikan guru, guru melakukan pengolaan kelas dengan baik, siswa menjadi aktif berdiskusi dan melakukan Tanya jawab atau tukar pendapat dengan guru atau sesama teman. 9. Respon Berdasarkan data hasil pertanyaan terbuka yang diperoleh menunjukkan respon siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah positif. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model inkuiri terbimbing telah diterima oleh siswa. Siswa mendapat banyak manfaat setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing, diantaranya dapat menumbuhkan rasa percaya diri, melatih kerjasama dalam kelompok, tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan memudahkan memahami pelajaran. Rata-rata siswa merasa tertarik, merasa termotivasi dan merasa terbimbing dengan menggunakan model inkuiri terbimbing ini. Siswa merasa cepat dan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran maupun dalam hal menjawab pertanyaan. Siswa juga merasa lebih senang apabila pembelajaran IPA menggunakan model inkuiri terbimbing. Dan rata-rata siswa setuju jika model inkuiri terbimbing ini diterapkan pada konsep IPA yang lain.
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VII B MTs AtThohiriyah pada konsep pencemaran lingkungan melalui model inkuiri terbimbing dapat disimpulkan sebagai berikut:
21
Suprihatin Eni & Hidayah Y/LENTERA. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 9. No 2 (2014) 11-24
1.
2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
Hasil belajar siswa pada konsep pencemaran lingkungan dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan ketuntasan klasikal 50% pada siklus I dan 87,5% pada siklus II. Hasil penilaian proses siswa secara kelompok mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 2,53 menjadi 3,45 pada siklus II. Hasil penilaian proses siswa secara individu mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 1,95 menjadi 3,13 pada siklus II. Sedangkan Hasil pengamatan kinerja proses pada keterampilan berkomunikasi siswa pada siklus I dengan rata-rata nilai sebesar 2,35 meningkat menjadi 2,88 pada siklus II. Hasil pengamatan psikomotor siswa rata-rata nilai pada siklus I sebesar 2,27 meningkat menjadi 2,62 pada siklus II. Hasil pengamatan perilaku berkarakter siswa rata-rata nilai pada siklus I sebesar 2,29 meningkat menjadi 2,58 pada siklus II. Hasil pengamatan keterampilan sosial siswa dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 2,23 meningkat menjadi 2,62 pada siklus II. Hasil pengamatan sikap spiritual siswa dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 2,19 meningkat menjadi 2,95 pada siklus II. Aktivitas siswa yang seharusnya tidak dilakukan dalam kegiatan pembelajaran ini yaitu 32,5% pada siklus I, menurun menjadi 15% pada siklus II. Keterlaksanaan pengelolaan pembelajaran guru meningkat dari siklus I sebesar 2,77 dengan kategori B meningkat pada siklus II menjadi 3,23 dengan kategori B. Siswa memberikan respon positif terhadap pelaksanaan kegiataan pembelajaran, karena rata-rata siswa merasa senang dan termotivasi melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing.
B. Saran-Saran Adapun sarana-sarana yang mendapat dikemukakan penulis sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh: 1. Bagi guru yang ingin menerapkan model inkuiri terbimbing, sebaiknya peserta didik diberi tahu terlebih dahulu seperti apa proses pembelajaran yang akan mereka lakukan pada konsep yang ingin dibahas. 2. Guru hendaknya lebih banyak membimbing siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing. 3. Bagi peneliti yang meneruskan penelitian ini, maka alangkah baiknya disediakan satu observer disetiap masing-masing kelompok untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dan apabila melakukan penelitian tentang keterampilan berkomunikasi siswa harus lebih berani mengemukakan pendapatnya agar bisa terlatih potensi siswa terhadap keterampilan berkomunikasinya.
22
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Konsep Pencemaran Lingkungan dalam Melatih Keterampilan Menyelesaikan Masalah Siswa Kelas VII B MTs At-Thohiriyah
DAFTAR RUJUKAN Abidinsyah, 2014. Membangun generasi kratif melalui implementasi kurikulum 2013. Banjarmasin: STKIP PGRI Banjarmasin. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta: AV Publisher. Ibrahim,
Muslimin. 2014.Pelaksananan Kurikulum2013, Bagaimana Seharusnya Dilakukan?. Universitas negeri Surabaya.
Yang
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Permendikbud. 2013. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan RI No 81 A tahun 2013. Implementasi kurikulum-pedoman umum pembelajaran. Jakarta. Purwanto, M. Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rachmiyati, Dwi. (2011). Peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 kandangan pada konsep fotosintesis dan system gerak pada tumbuhan melalui pendekatan kontekstual berbasis inkuiri. Banjarmasin. Riyadi, Ahmad. (2009). Pemahaman siswa kelas IV SDN Marabahan 2 pada konsep sifat wujud benda melalui pendekatan inkuiri. Banjarmasin. Ruwaida. 2013. Meningkatkan keterampilan memecahkan masalah siswa kelas xc ma Darussalam awayan pada konsep pencemaran lingkungan dengan menggunakan model inkuiri terbimbing. Banjarmasin. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. Schönheit, Na. 2012. Keterampilan Dalam Berkomunikasi (online). Tersedia di http://www.perkuliahan.com/makalah-tentang-keterampilan berbicara/#ixzz1qIgqutnb / html. (08 April 2012). Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sutikno, M. Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica. 23
Suprihatin Eni & Hidayah Y/LENTERA. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 9. No 2 (2014) 11-24
Thohiron, Dion. 2012. Keterampilan Berkomunikasi. (online). Tersedia di http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2271345 keterampilanberkomunikasi/#ixzz36TSwKY67/ html. (11 maret 2012). Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
24