Vol. 9 No. 2, Nov 2014
ISSN 1979 -3103 0000
i
PHYSICAL EDUCATION HEALTH AND RECREATION JOURNAL Jurnal PJKR
Jl. Menteri Supeno 13 Manahan Surakarta 57139 E-Mail :
[email protected], Fax. (0271) 714957
Terbit dua kali dalam setahun pada bulan Mei dan November , berisi naskah hasil Penelitian, gagasan konseptual, iptek mengenai pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi. Ketua Dewan penyunting Drs. Sarwono, M.S Wakil Ketua Dewan penyunting Drs. Heru Suranto, M.Pd Mitra Bestari: Prof. Dr. Sugiyanto. (Universitas Sebelas Maret Surakarta) Prof. Dr.H.M. Furqon H, M.Pd. (Universitas Sebelas Maret Surakarta) Prof. Dr. Agus Kristyanto, M.Pd (Universitas Sebelas Maret Surakarta) Prof. Dr. H. Harsuki, M.A. (Universitas Negeri Jakarta) Prof. Dr. Tandyo Rahayu, M.Pd. (Universitas Negeri Semarang) Prof. Dr. Gusril, M.Pd (Universitas Negeri Padang) Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.Kes (Universitas Pendidikan Ganesa Singaraja) Prof. Drs. Wawan Sundawan, M.Pd (Universitas Negeri Yogyakarta) Prof. Dr. M.E. Winarno (Universitas Negeri Malang) Dr. dr. BM Woro K (Universitas Negeri Yogyakarta) Penyunting Pelaksana Drs. Heru Suranto, M.Pd Drs. Agus Margono, M.Kes Drs. Sarwono, M.S Dra. Hanik Liskustyowati, M.Kes Drs. Budhi Satyawan, M.Pd Sekertariat : Tri Winarti Rahayu, S.Pd, M.Or. Deddy Whinata Kardiyanto, S.Or., M.Pd Ronny Syaifullah, S.Pd, M.Pd Tata Usaha: Sri Wahyuni Susanto Jurnal PJKR : Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Publikasi Naskah: Penyunting menerima naskah yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal dan lain sebagainya. (Petunjuk bagi penulis : baca pada bagian sampul belakang) Alamat Redaksi: JPOK FKIP UNS Surakarta. Jl. Menteri Supeno 13 Manahan Surakarta. 57139. Telp/Fax : (0271) 714957. E-Mail :
[email protected].
ii
PHYSICAL EDUCATION HEALTH AND RECREATION JOURNAL Jurnal PJKR
Jl. Menteri Supeno 13 Manahan Surakarta 57139 E-Mail :
[email protected], Fax. (0271) 714957
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat tersusun Jurnal “PHEDHERAL” ini. Jurnal ini berisi tentang pembahasan permasalahan yang ada hubungannya dengan pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi. Dengan adanya jurnal ini diharapkan mampu mewadahi ide, gagasan konseptual para peneliti dan penulis yang berupa artikel ataupun hasil penelitian, agar dapat terpublikasi kepada masyarakat. Setelah beberapa waktu berlalu, sehingga
jurnal ini dapat diselesaikan sesuai
dengan rencana, dan dengan tersusunnya jurnal ini, kami selaku redaksi
ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada para penulis yang telah memberikan kontribusinya untuk penerbitan kali ini, dan mohon maaf kepada penulis yang artikelnya belum termuat. Demikian, mudah-mudahan jurnal ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi, dan taklupa redaksi tetap mengharap kiriman artikel atau hasil penelitian dari para penulis.
Surakarta, Nov 2014 Redaksi
iii
PHYSICAL EDUCATION HEALTH AND RECREATION JOURNAL Jurnal PJKR. Volume 8 No. 1 Me 2014
DAFTAR ISI Halaman Judul
……………………………………………………
i
Personalia
……………………………………………………
ii
Kata Pengantar
...............................................................................
Daftar Isi
……………………………………………………
Deddy Whinata
Media Pembelajaran Olahraga Bolavoli Berbasis
iii iv
1 – 12
Web……................................................................ Andriya Dwi Pramesianto & Waluyo
Studi Perkembangan Prestasi Atlet Pplp Tenis Meja Jawa Tengah Tahun 2008-2013..................
13 – 20
Umbar Pribadi & Upaya Meningkatkan Kemampuan Memukul SInggih Hendarto Bola Kasti Dengan P e r a l a t a n Yang Dimodifikasi pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Gapura kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2014/2015…………..............................
20 – 32
Djoko Nugroho
Analisis Gerak Dasar Panjat Tebing.....................
32 – 41
Sarwono
Nilai: Penipuan, Sportivitas, Dan Etika Dalam Olahraga Dan Pendidikan Jasmani ………..................................................................
44 – 63
Deo Krishna P & Pomo Warih Adi
Profil Klub Bolavoli Putra Semarang Bank Jateng Tahun 2010-2012 .....................................................
64 - 74
Petunjuk Penulisan
...............................................................................
iv
75
MEDIA PEMBELAJARAN OLAHRAGA BOLAVOLI BERBASIS WEB Deddy Whinata Kardiyanto Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam proses belajar mengajar untuk mata pelajaran olahraga masih berupa penyampaian langsung dari guru khususnya bola voli. Sebagaipenunjang adalah membaca buku materi, namun metode tersebut kurang interaktif. Oleh
karena
itu
dibutuhkan
media
yang
menarik
siswa
dalam
memahami
materi.Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti akan merancang dan membangun serta menguji media pembelajaran berupa website.Website ini memuat tentang materi olahraga bola voli dasar secar alengkap dan benar dengan tampilan yang menarik sehingga mampu menarik minat serta meningkatkan pemahaman siswa untuk mata pelajaran olahraga bola voli. Metode pembuatan media pembelajaran ini menggunakan metode SDLC (System DevelopmentLifeCycle)
yaitu
model
waterfall,
dimana
dalam
merancang
dan
pembangunannya melalui beberapa tahapan meliputi definisi kebutuhan, analisis kebutuhan, desain sistem, pembangunan sistem, pengujian, dan pemeliharaan. Hasil dari penelitian ini adalah media pembelajaran berupa website dengan memuat materitentang teknik dasar olahraga bolavoli sesuai dengan kurikulum untuk siswa Sekolah Menengah Pertama yaitu mampu melakukan servis, passing, smash,dan blocking.Dari data dapat disimpulkan bahwa tampilan media ini menarik, mampu menarik minat siswa untuk mempelajari materi sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran olahraga bolavoli.
KataKunci : Bola Voli,Siswa,SekolahMenengahPertama, interaktif atau level Sekolah Menengah Pertama (SMP
PENDAHULUAN Media
pembelajaran
merupakan
sarana untuk menyampaikan materi kepada seseorang untuk belajar. Dengan
media
masih berupa penyampaian langsung Oleh guru. Cara lain yang digunakan dalam belajar mengajar adalah
dengan
yang menarik, peserta didik akan lebih
membaca buku, namun metode tersebut
mudah
kurang interaktif karena buku tidak
menerima
materi
pelajaran.
(Haryanto, 2012) Mata pelajaran olahraga untuk taraf Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
berinteraksi
langsung
dengan
bisa siswa
khususnya mata pelajaran olahraga bola Page 1
voli. Sebagai penunjang harus ada media bertujuan interaktif
berupa
olahraga
bola
media voli
untuk
mengetahui
pembelajaran pengaruh metode pembelajaran ekplorasi berbasis
web terbatas
dantidak
menggunakan html 5 untuk menarik minat terhadapteknik belajar dan pemahaman siswa.
belum
pernah
terbatasminatsiswa
passing
bawahdalam
permainan bolavoli.
Media pembelajaran olahraga berbasis multimedia
perbedaan
Yunyun
dilaporkan jurnalnya
Yudiana
yang
(2009)
berjudul
dalam
“Implementasi
sebelumnya, jadi tugas akhir ini pertama kali Model Pendekatan Taktis dan Teknis dalam dilakukan. Media yang berisi tentang teknik Pembelajaran
Pelajaran
Bola
Voli
dasar permainan bolavoli yang menarik Pendidikan
Jasmani
Siswa
SMP“
dengan menampikan gambar dan video menjelaskan
tentang
penelitian
yang
untuk meningkatkan pemahaman siswa.
dilatarbelakangi dari guru penjaskes yang
Berdasarkan latar belakang tersebut, kurang dapat disimpulkan bahwa
dapat
menerapkan
permasalahan pembelajaran yang
metode
taktis dan teknis
yang akan diselesaikan pada tugas akhir ini sehingga siswa kurang mampu memenuhi adalah“ bagaimana merancang, membuat, standart kompetensi yang berlaku. dan menguji media pembelajaran olahraga bola voli berbasis web? ”.
Aisah
Mutia
Dawis
(2012)
“Perancangan Aplikasi Multimedia untuk
Tujuan dari tugas akhir ini adalah Pengenalan Bahasa Isyarat bagi Anak Tuna untuk membuat media pembelajaran yang Rungu Umur 6-9 Tahun ”yaitu penelitian menarik minat siswa untuk mempelajari tentang
media
materi seperti sejarah, peraturan, teknik, membantu
proses
pembelajaran
untuk
penyampaian
pesan
dan latihan soal tentang olahraga bola voli pelajaran. Media tersebut menggunakan dengan benar serta tampilan yang menarik bahasa pemrograman html versi sehingga
mampu
meningkatkan
terbaru
minat yaitu html 5.Selain itu media tersebut juga
belajar dan pemahaman siswa.
disampaikan menggunakan CD sehingga
TINJAUANPUSTAKA
mudah untuk dipelajari sesuai dengan
Kusnodo, dkk (2012) dalam jurnalnya yang kebutuhan. berjudul“ PengaruhMetode Pembelajaran
Landasan teoriyang digunakan dalam
Eksplorasidan Minat Siswa Terhadap Hasil Penelitian ini adalah : Belajar Passing Pembelajaran
Bawah BolaVoli dalam
Penjasorkes
“menjelaskan
tentang penelitiannya yang
1. Pendidikan Pendidikan merupakan suatu usaha serta rencana yang matang dalam mewujudkan
suasana kegiatan belajar mengajar yang aktif Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 2
dalam
pengembangan
siswa
atau
peserta
potensi didik
sehingga
karena dapat menampilkan dan menyunting
mempunyai
kode dari berbagai bahasa pemrograman
pengetahuan keagamaan, pengendalian diri,
yang
digunakanpada
sistem
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
microsoftwindows. (Saatul, 2012)
operasi
dirimasyarakat berbangsa dan bernegara. 5. Javascript (Haryanto,2012). Berdasarkan silabus mata
Bahasa
pemrograman
yang
pelajaran Penjasorkes SMP kelasVII adalah
digunakan
mampu melakukan servis,passing, smash,
berbasis web dengan menyisipkan kode
dan blocking. (Ngadiman, 2013).
javascrip pada kode html. Javascript
2.OlahragaBolaVoli
berbeda dengan java, kode javascript
Olahraga permainan
bola
voli
menggunakan
merupakan bola
untuk
membuat
aplikasi
dapat dilihat oleh klien sedangkan java
yang
tidak dapat dilihat klien karena program
dipantulkan keudara melewati net untuk
aplikasi java menggunakan kode yang
menjatuhkan bola kedaerah lawan untuk
dijalankan dari hasil kompilasi program
mencari point. Permainan ini diciptakan
tersebut.
pada tahun 1985 oleh William
C. 6.CSS
Morgan seorang Pembina pendidikan jasmani di Amerika Serikat.
Pengembangan terbaru dari CSS (Cascading Style Sheet) merupakan kode
3. Html 5
dalam pembuatan desain web.CSS ini
Html 5 merupakan versi terbaru dari
dapat digunakan untuk membuat animasi
html yang diterbitkan sepenuhnya pada
3D, tetapi tidak semua web browser
2011 setelah versi pertamanya
mendukung fitur tersebut.
terbit
tahun
mengandalkan
2008.
Html
fitur
canvas,
telah
ini 7.Web Browser Perangkat lunak yang digunakan video,
5
penulisan yang lebih mudah dari html
untuk mencari informasi dari internet.
sebelumnya,
menghilangkan
Selain itujuga dapa digunakan untuk
tambahan plugin external flash untuk
mengakses informasi dari sistem berkas
animasi. (Yendri, 2012).
jaringan pribadi.
serta
4.Notepad ++ Perangkat lunak gratis yang sangat
8.Adobe Photoshop CS4 Perangkat
lunakyang
digunakan
berguna untuk developer ebagai text
untuk mengolah gambar atau foto dengan
editor dalam membuat suatu program dan
menambahkan
mudah.
darifituyangada didalamnyadengan cepat
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
beberapa
efek
Page 3
media
Metode penelitian Penelitian ini dengan judul “Media Pembelajaran Olahraga Bolavoli Berbasis Web” ini membuat website yang berisi
pembelajaran ini yaitu data
materi berupa silabus untuk siswa SMP kelas VII. 3. Pengumpulan data materi permainan
tentang teknik dasar permainan bola voli
bolavoli
untuk membantu siswa dalam belajar diluar
kedalam
jam pelajaran.Media ini digunakan sebagai
mengabungkan dari beberapa sumber
penunjang siswa dalam memahami materi
diantaranya dari buku dan internetyang
permainan
bolavoli karena sebagian siswa
sesuai dengan silabus mata pelajaran
terkadang bosan mempelajari materi dengan
penjaskes SMP kelas VII, termasuk
membaca buku sehingga dibutuhkan media
wawancara
pembelajaran
olahraga.
berbasis
multimedia
yang
yang
akan
dimasukkan
website
langsung
dengan
dengan
guru
interaktif. Materi yang ditampilkan dalam
4. Memeriksa kembali apakah data materi
media ini berupa teknik dasar pemainan
yang dikumpulkan sudah sudah lengkap
bolavoli seperti sejarah, peraturan, teknik
dan sesuai dengan kebutuhan sampai
serta latihan soal untuk menguji pemahaman
terpenuhi semua. 5. Membuat rancangan tampilan desain
siswa. Dalam
menyusuntugasakhirini
web sesuai kebutuhan seperti menu
agar
home, sejarah, peraturan, teknik dan
pembuatansistem sertatercapainyatujuan dari
latihan soal menggunakan microsoft
tugasakhir inidenganalursebagai berikut :
officeword.
diperlukan
beberapa
tahapan
1. Memulai dengan membuat tugas akhir 6. Pembuatan web merupakan tahap lanjutan setelah analisa kebutuhan dengan judu “Media Pembelajaran Olahraga
Bolavoli
Berbasis
sampaimerancang
tampilan
web.
Website”dengan tujuan menjadi media
Pembangunan web menggunakan text
pembelajaran menarik, dan juga sebagai
editor notepad
penunjang
bahasa pemrograman html5, css3 dan
minat
belajar
dan
++
menggunakan
pemahaman siswa tentang olahraga
javascript.
bolavoli.
dimasukkan sesuai dengan halaman
2. Analisis kebutuhan untuk menentukan data yang dibutuhkan dalam pembuatan
Kemudian
materi
materi yang dibuat. 7. Pengujian
web dilakukan
setelah
fungsi-fungsi sudah berjalan dengan
pembuatan web selesai menggunakan
baik. Selain itu diujikan kepada siswa
web browser
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
untuk memastikan
Page 4
dengan menjelaskan system yang kita buat,siswa mencoba sendiri website tersebut
setelah
itu
- Perancangan DFD level 1 seperti gambar dibawah ini:
memberikan
penilaian terhadap website yang sudah dibuat. 8. Tahap untuk melakukan pengecekan kembali apakah wbsite sudah benarbenar berjalan dengan baik, apabila belum
lakukan perbaikan kemudain
diuji kembali hingga sistem
benar-
benar berjalan dengan baik. 9. Tahap
implementasi
penggunaanmedia sebagaimedia
adalah
tahap
pembelajaran
pembelajaran
ini
olahraga
Gambar2.DFDLevel 1
bola voli. Tahap pemeliharaan akan dilakukan apabila dalam pemakaian dibutuhkan penambahan
materi
sesuai
dengan
kebutuhan. PERANCANGAN Perancangan
2.Use Case Diagram Deskripsi pengguna
terhadap
sistem digambarkan meenggunakan use case diagram serpti pada gambar dibawah ini :
website
dilakukan
dengan beberapa tahapan, diantaranya: 1.Perancangan DFD -
Perancangan DFD level 0 seperti
gambar dibawah ini : Permintaan User Website Bolavoli
User
Gambar 3. UseCase Diagram Tampilan WEB
Gambar1. DFDLevel 0
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 5
3.Desain HalamanWeb
untuk melihat apakah materi yang ditampilkan
Membuat desain tampilan website
beranda
peraturan,
teknik,
(home), dan
d. Pengambilan data kuisioner yang
sejarah,
latihan
memenuhi
kurikulum yang berlaku.
secara terperinci mulai dari perancangan tampilan
sudah
diberikan kepada siswa dan
soal.
Sebagai gambaran salah satu rancangan
dengan
tampilan beranda (home) seperti gambar
pertanyaan tentang system yang
dibawah ini:
dibuat. 5. Pengujian setelah
menanyakan
guru
secara
webstie
menggunakan
online sudah
laptop
beberapa
dilakukan dihostingkan
atau
komputer
dengan web browser seperti : Mozilla Firefox 29.0.1,Google Chrome 34.0.1, Internet Explorer 11,dan Opera 21. Gambar4. Rancangan Tampilan Home
HASILDAN PEMBAHASAN Hasil dari penyusunan tugas akhir
4.PerancanganPengujian
ini
Perancangan pengujian dibuat sebaga gambaran yang akan dilakukan pada saat melakukan pengujian sistem, diantaranya: a. Pengujian secara localhost dengan
menghasilkan
browser seperti
:
Mozilla
Firefox 29.0.1, Google Chrome 34.0.1, Internet Explorer 11, dan Opera 21.
b. Pengujian
pembelajaran
olahraga bolavoli berbasis web menggunakan html 5 yang berisi tentang mater teknik dasar permainan bolavoli, diantaranya sejarah, peraturan, teknik, dan latihan soal.
menjalankan website pada beberapa web
media
Adapun hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa website tentang olahraga bolavoli
dengan
menampilkan
beberapa
halaman menu.
dengan komputer server
1.Halaman Menu Utama (Home)
dengan website yang dapat diakses oleh semua komputer klien untuk secara langsung siswa menggunakan
Siswa
menjalankan
membaca
semua
website
materi
dan dibawahnya terdapat silde image dengan menampilkan beberapa gambar.
atau menjalankan website. c.
Beris menu utama pada bagian atas
dan
sampai
Tampilan home seperti gambar dibawah ini:
mengerjakan soal latihan, begitu pula guru dengan menjalankan website Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 6
dalam permainan bolavoli mulai dari aturan
lapangan,peserta,hingga
kontak
pemain.dijelaskan pula kompetisi bolavoli baik
internasional
maupun
nasional.
Tampilan menu peraturan seperti gambar dibawah ini :
Gambar 5 . Halaman Menu Utama 2.Halaman Sejarah Berisi tentang sejarah ditemukannya bolavoli dari dalam negeri (nasional) atau luar
negeri
(internasional).
Juga
dipaparkan tentang prestasi yang diraih timnas
Indonesia.
Tampilan
menu
sejarah seperti gambar dibawah ini: Gambar 7. Tampilan Menu Peraturan 4.Halaman Menu Teknik Berisi
tentang
teknik
dasar
permainan bola voliseperti teknik servis, passing, smash, dan blocking. Dijelaskan pula teknik penyerang dan pertahanan yang baik dan benar.Tampilan menu teknik sepertigambar dibawah ini:
Gambar 6. Halaman Menu Sejarah 3.Halaman Menu Peraturan
Gambar8. Tampilan Menu Teknik
Berisi tentang peraturan yang ada 5.Halaman Menu Latihan Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 7
Berisi tentang pilihan menu soal latihan
(P) = Skor (S) x 100% ... (1) Smax
untuk menguji pengetahuan
dalam olahraga bolavoli, dimana pada halaman ini berisi 3 halaman soal latihan yang
dapat
digunakan
mengerjakan soal. Tampilan
Berdasarkan hasil tabel 1 diatas, 10
untuk
responden siswa menyatakan bahwa:
menu
1.Tampilan website menarik menyebutkan bahwa 4siswa menyatakan sangat setuju
latihan seperti gambar dibawah ini:
(SS),6 siswa menyatakan setuju (S). Menghasilkan
Prosentase
Interpretasi
sebesar 88%, dengan kata lain dari pernyataan
ini terbukti sangat
kuat
bahwa menurut siswa,tampilan website menarik. 2. Media
pembelajaran
digunakan
ini
menyebutkan
mudah
bahwa
9
responden
siswa
menyatakan
sangat
setuju(SS),
1
responden
siswa
menyatakan
setuju
Prosentase
Interpretasi
(S).Menghasilkan sebesar
98%,
dengankata lain dari pernyataan ini
Gambar 9. Tampilan Menu Latihan
terbukti sangat kuat bahwa menurut ANALISIS DAN PEMBAHASAN Proses
analisa
dilakukan
siswa, media pembelajaran ini mudah dengan
membagikan kuisioner kepada siswa dan guru untuk menilai system yang dibuat dengan beberapa pertanyaan mengenai media pembelajarn olahraga bolavoli ini. Pengambilan terhadap
10
responden
data siswa
digunakan. 3. Materi
sudah lengkap
menyebutkan
bahwa 6 responden siswa menyatakan sangat setuju (SS), 3 responden siswa menyatakan setuju (S), 1 responden
dilakukan dan
2
siswa
menyatakan
Menghasilkan
netral
Prosentase
(N).
Interpretasi
responden guru.Untuk mengukur penilaian
sebesar
responden menggunakan rumus Prosentase
pernyataan
Interpretasi :
bahwa menurut siswa,materi dalam media
90%,dengan
kata
lain
ini terbukti sangat
dari kuat
pembelajaran ini sudah lengkap. 4. Gambar dan video mempermudah Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 8
dalam
memahami
mater
pernyataan ini terbukti sangat kuat
menyebutkan bahwa 8 responden
bahwa
siswa
menyatakan
(SS),
2
menurut siswa, dengan media
sangat
setuju
pembelajaran
responden
siswa
dalam belajar teori tentang bola voli.
menyatakan
setuju
(S).
Berdasarkan
ini
hasil
menjadi
tabel
2
alternatif
diatas,
2
Menghasilkan Prosentase Interpretasi
responden guru menyatakan bahwa:
sebesar 96%, dengan kata lain dari
1. Tampilan website menarik menyebutkan
pernyataan ini terbukti sanga kuat
bahwa 2 guru menyatakan sangat setuju
bahwa menurut siswa, gambar dan
(SS).
video
Interpretasi sebesar 100%, dengan kata
mempermudah
dalam
memahami materi. 5.
Media
Prosentase
lain dari pernyataan ini terbukti sangat
pembelajaran
tertarik untuk
Menghasilkan
ini,semakin
belajar
tentang
kuat
bahwa
menurut
guru,tampilan
website menarik.
voli menyebutkan bahwa 3
2. Media pembelajaran ini interaktif
responden siswa menyatakan sangat
menyebutkan bahwa 2 guru menyatakan
setuju
setuju
bola
(SS),
6
responden
siswa
(S).
Menghasilkan persentase
menyatakan setuju(S),1 responden siswa
Interpretasi sebesar 80%, dengan kata
menyatakan netral (N).
lain dari pernyataan initerbukti kuat
Menghasilkan
Prosentase Interpretasi sebesar
90%,
dengan kata lain dari pernyataan ini terbukti sangat kuat bahwa
menurut
bahwa
menurut
guru,
media
pembelajaran ini interaktif. 3. Media
pembelajaran
ini
mudah
siswa, dengan media pembelajaran ini,
digunakan menyebutkan bahwa 1 guru
semakin tertarik untuk belajar tentang
menyatakan sangat setuju (SS), 1 guru
bolavoli.
menyatakan setuju (S). Menghasilkan
6. Media
pembelajaran
ini
menjadi
Prosentase Interpretasi sebesar 90%,
alternatif dalam belajar teori tentang
dengan kata lain dari pernyataan ini
bolavoli
terbukti sangat kuat bahwa
menyebutkan
bahwa
5
menurut
responden siswa menyatakan sangat
guru,media pembelajaran ini mudah
setuju
digunakan.
(SS),
4
responden
siswa
menyatakan setuju (S), 1 responden siswa
menyatakan
Menghasilkan
Prosentase
netral
(N).
menyebutkan bahwa1 guru menyatakan
Interpretasi
sangat setuju (SS), 1 guru menyatakan
sebesar 88%, dengan kata lain dari Interpretasi sebesar 90%, dengan kata Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
4. Materi sudah sesuai dengan kurikulum
setuju (S). Menghasilkan Prosentase menggunakan media pembelajaran ini Page 9
lain dari pernyataan ini terbukti sangat
menyebutkan bahwa 2 guru menyatakan
kuat bahwa menurut guru, materi sudah
sangat
sesuai dengan kurikulum.
Prosentase Interpretasi sebesar 100%,
5. Gambar dan video mempermudah dalam
setuju
(SS).
Menghasilkan
dengan kata lain dari pernyataan ini
memahami materi menyebutkan bahwa 2
terbukti sangat kuat bahwa
guru menyatakan sangat setuju (SS).
guru, siswa antusias saat dijelaskan
Menghasilkan
menggunakan media pembelajaran ini.
Prosentase
Interpretasi
menurut
sebesar 100%, dengankata lain dari 9. Membantu guru dalam menyampaikan pernyataan
ini terbukti sangat
kuat
materi tentang bolavoli menyebutkan
bahwa menurut guru,gambar dan video
bahwa 2 guru menyatakan sangat setuju
mempermudah dalam memahami materi.
(SS).
Menghasilkan
Prosentase
6. Latihan soal dapat digunakan untuk
Interpretasi sebesar 100%, dengan kata
menguji pemahaman siswa menyebutkan
lain dari pernyataan ini terbukti sangat
bahwa 2 guru menyatakan sangat setuju
kuat bahwa, menurut guru, Membantu
(SS).
guru dalam menyampaikan
Menghasilkan
Prosentase
Interpretasi sebesar 100%, dengan kata
materi
tentang bolavoli.
lain dari pernyataan ini terbukti sangat 10.Dapat dipelajari siswa tanpa pendamping kuat bahwa menurut guru, latihan soal
menyebutkan bahwa 1 guru menyatakan
dapat
sangat setuju (SS), 1 guru menyatakan
digunakan
untuk
menguji
pemahaman siswa. 7. Media
setuju (S). Menghasilkan Prosentase
pembelajaran
ini
menjadi
Interpretasi sebesar 90%, dengan kata
alternatif dalam belajar teori tentang bola
lain dari pernyataan ini terbukti sangat
voli
kuat bahwa
menyebutkan
bahwa
1
guru menyatakan sangat setuju (SS), 1 guru
menyatakan
setuju
Menghasilkan Prosentase
(S).
Interpretasi
sebesar 90 % dengan kata lain dari pernyataan ini terbukti
sangat
bahwa
menurut
guru,
pembelajaran
ini
menjadi
kuat
dipelajari siswa tanpa pendamping. KESIMPULAN Penelitian in
saat
1. Media
media alternatif
dijelaskan
Menyatakan 90% siswa tertarik untuk mempelajari olahraga bolavoli dengan media Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
dapat
disimpulkan
bahwa:
dalam belajar teori tentang bola voli. 8. Siswa antusias
menurut guru, dapat
menarik
pembelajaran
ini
mampu
siswa
untuk
pengetahuan
tentang
minat
mempelajari
olahraga bolavoli. Hal ini dibuktikan dari pengujian tugas akhir dengan mengambil sampel data siswa yang pembelajaran
olahraga
bolavoli Page 10
menggunakan media pembelajaran ini. berbasis web menggunakan html 5 yang 2. Tampilan
website
yang dapat menampilkan tampilan yang menarik,
menarik sehingga siswa dan guru meningkatkan tidak materi.
bosan
dalam
Terbukti
mempelajari mempelajari
dari
data
yang meningkatkan
minat materi
siswa serta
pemahaman
siswa
dalam mampu dalam
diperoleh peniliti bahwa 88% siswa mempelajari pengetahuan tentang olahraga menyatakan
tampilannya
menarik, bolavoli.
sedangkan
2
olahraga
guru
menyatakan 100% atau sangat setuju dengan tampilan pada website iniyang menarik. Dengan kata lain media pembelajaran ini menarik minat siswa maupun guru dalam memahami materi tentang bolavoli. 3. Sistem ini mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari materi tentang bolavoli, karena dalam media pembelajarn ini menampilkan materi bukan hanya dengan bacaan malainkan juga dilengkapi dengan gambar dan video. Sehingga siswa lebih mampu menangkap maksud dari materi yang dibaca dan lihat. Hal ini terbukti dengan data yang diperoleh bahwa 96% siswa menyatakan dengan adanya gambar dan video mampu mempermudah dalam memahami materi, begitu juga dengan 2 guru olahraga yang menyatakan100% cara penyampaian tersebut mampu mempermudah pemahaman siswa. Maka berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas akhir ini terbukti mampu membuat, merancang dan menguji
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 11
DAFTARPUSTAKA Dawis,Aisyah Mutia. 2012.Perancangan Aplikasi Multimedia untuk Pengenalan Bahasa Isyarat bagi Anak Tuna Rungu Umur 6-9 Tahun. Skripsi. Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta. Fernando,Yendri Ikhlas. 2012. Artikel Web di Edit Menggunakan HTML .Tersedia dalam:
. [diakses pada tanggal 1 Oktober2013]. FIVB. 2013. Rules of the Game | volleyball. Tersedia dalam :
.[diaksespada tanggal 9 Maret 2014 ]. Haryanto. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. Tersedia dalam : .[diaksespadatanggal1 Oktober 2013]. Ihsan, Saatul. 2012. Notepad ++ Text Editor Keren Serba Guna. Tersedia dalam :
pada
Kusnodo, Sugiharto, Soegiyanto. 2012. Pengaruh Metode Pembelajaran Eksplorasi dan MinatSiswa Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah BolaVoli Dalam Pembelajaran PENJASORKES. Jurnal.Semarang :ProgramStudiS2PendidikanOlahraga Program PascasarjanaUniversitas Negeri Semarang. Mukholid, Agus. 2007. Pendidikan Jasmani 1 Olahraga dan Kesehatan. Indonesia : YudhistiraGhaliaIndonesia. Ngadiman.2013.Kurikulum2013:Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Silabus. Salatiga: SMPN 2 Salatiga. Viera, b. l.,Ferguson, b.j., 2002.Bola Voli. Terj. Monti.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Yudiana, Yunyun. 2009. Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis dalam Pembelajaran Permainan Bola Voli Pada Pendidikan Jasmani Siswa SMP. Jurnal. Bandung: Universitas PendidikanIndonesia.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 12
STUDI PERKEMBANGAN PRESTASI ATLET PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH TAHUN 2008-2013 Andriya Dwi Pramesianto & Waluyo Universitas Sebelas Maret ABSTRACT The objectives of research to determine: (1) Leadership organization of PPLP Table Tennis Central Java (2) The coaching of Achievement of PPLP Table Tennis Central Java (3) infrastructure and facilities available in PPLP Table Tennis Central Java (4) The method of training conducted by PPLP Table Tennis Central Java (5) The achievement ever achieved by PPLP Table Tennis Central Java (6) Regenerasi Table Tennis athletes of PPLP Central Java (7) Sources of funding / sponsorship of PPLP Table Tennis Central Java (8) Academic achievement of table Tennis athlete of PPLP Central Java (9) After being an athlete of PPLP table Tennis Central Java. This research used descriptive qualitative method. The subject of this research is PPLP Table Tennis Central Java. Techniques of data collection used documents techniques, observation and direct interview to the administrators, coaches and athletes. Technique of analyzing data used analysis model which includes the components (1) Data collection (2) data reduction (3) Data Servings (4) The withdrawal of conclusion. Based on the results obtained the following conclusions: (1) Table Tennis Organization PPLP Central Java is good, because in this organization has been equipped with elements that support the running of the organization and the division of work is good. (2) The coaching of achievement that conducted by PPLP Table Tennis Central Java is good, because the coaching that is conducted through the stages of coaching that include elements pemassalan, regenerasi and talent guiding. (3) Infrastructure and facilities owned by PPLP Table Tennis Central Java is good, because it can support the activities that conducted in advancing coaching the athlete's achievement. (4) training program conducted by PPLP Table Tennis Central Java is good enough, because of the absence training periodization in dealing with the championship, only the daily program of exercise that includes basic technique exercise and physical exercise. (5) Achievement was achieved by PPLP Table Tennis Central Java at the national level is good, it can be seen from every championships which held in the National level. (6) regenerasi athletes that conducted by PPLP Table Tennis Central Java is good. By monitoring the way in the games and doing surveys in the clubs then can determine the quality of athletes that will be coached in PPLP directly, so they can assess whether the athlete can perform more appropriate with what is expected. (7) The source of funding of athletes PPLP table tennis Central Java is derived from the ABPN Ministry, so that the prosperity of athletes are covered by the country. (8) Table Tennis PPLP Central Java not only considers on table tennis achievement , but also consider on the academic achievement. Academic achievement of athletes PPLP Table Tennis Central Java is good, it is seen in the reports of student learning result that always get scores above the average, almost the same with other students in school. (9) Some of athletes graduated from PPLP Table TennisCentral Java continue the study in university and also have a work. They get a good university and a good company in Indonesia. Keywords: Study, PPLP Jawa Tengah, Table Tennis.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 13
untuk mencapai prestasi membutuhkan
PENDAHULUAN
salah
Olahraga tenis meja merupakan
waktu yang lama. Disamping itu harus
satu
terlaksana
olahraga
yang
digemari
program
masyarakat Indonesia saat ini tetapi
pemantauan
olahraga
pendidikan
ini
kurang
popular
pencarian
bakat, dan
dan
pembibitan
pelatihan
dibandingkan dengan olahraga lain. Hal
sehingga
ini dikarenakan cabang olahraga tenis
prestasi
meja membutuhkan prasarana dan sarana
akademik
khusus dan lebih mahal. Meskipun
memiliki hubungan timbal balik dalam
cabang olahraga tenis meja kurang
menentukan prestasi atlet, diantara dua
populer, namun saat ini mengalami
pilihan
perkembangaan
yang
akademik atau ke arah non akademik
cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari segi
seperti olahraga. Kegiatan akademik
aspek
dan
diperlukan untuk menunjang masa depan
di
atlet, sehingga diperlukan keseimbangan
tingkat daerah maupun tingkat nasional.
antar prestasi tenis meja dan prestasi
Sejalan
akademik.
dan
organisasi,
banyaknya
kemajuan
pembinaan,
kegiatan
dengan
pertandingan
pertumbuhan
dan
memungkinkan
olahraga
yang
diharapkan.
maupun
yaitu
tercapainya
non
Kegiatan akademik
konsentrasi
ke
arah
perkembangan cabang olahraga tenis
Setiap atlet yang menekuni olahraga
meja, maka untuk mencapai prestasi
secara serius pasti mempunyai cita-cita
harus selalu diupayakan.
yang tinggi yaitu mencapai prestasi yang
Mencapai prestasi tenis meja
maksimal.
Keberhasilan
atlet
secara maksimal tidaklah mudah. Unsur-
mendapatkan prestasi tidak lepas dari
unsur yang penting serta mendukung
dukungan
dalam upaya peningkatan prestasi tenis
pelatih mempunyai peranan yang sangat
meja antara lain, pembinaan teknik,
penting
pembinaan
kemampuan atlet, dimana seorang pelatih
fisik,
dan
pembinaan
berbagai
terhadap
Seorang
peningkatan
kematangan juara dan pelatihan sejak
harus
usia dini. Terdapat beberapa faktor
latihan yang sesuai dengan kemampuan
eksternal
mempengaruhi
atletnya, harus memantau setiap latihan
yang
dapat
mampu
pihak.
menerapkan
program
peningkatan
prestasi,
misalnya
yang dilakukan serta membina terus
manajemen,
organisasi,
pengurus,
menerus.
pelatih, atlet, prasarana dan sarana juga orang
tua
atlet.
Untuk
perlu
merupakan salah satu PPLP di Indonesia
pembinaan sedini mungkin karena proses
yang berdiri pada tahun 2005. Meskipun
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
itu
PPLP tenis meja Jawa Tengah
Page 14
PPLP Tenis Meja Jawa Tengah baru
Metode yang digunakan dalam
berdiri 9 tahun namun sudah cukup
penelitian ini adalah metode deskriptif
berprestasi baik ditingkat Daerah maupun
kualitatif. Dimana metode deskriptif
Nasional. Hal ini dapat dilihat prestasi
adalah penelitian yang bertujuan untuk
yang dihasilkan satu tahun terakhir,
mendapatkan
dimana PPLP Tenis meja Jawa Tengah
fenomena-fenomena atau situasi yang
mampu mendapatkan 2 medali emas di
aktual
POPNAS 2012.
berlangsung.
Dengan melihat prestasi yang
atau
Sebagai
informasi
pada
mengenai
saat
penelitian
sumber data
dalam
diraih oleh PPLP Tenis meja Jawa
penelitian ini adalah PPLP Tenis meja
Tengah dan dengan mengetahui keadaan
Jawa Tengah. Adapun yang akan diteliti
di PPLP Tenis meja Jawa Tengah
meliputi: Organisasi, Atlet, Prasarana dan
mengenai
pembinaan
sarana, Program latihan, Prestasi yang
prestasi, keadaan sarana dan prasarana,
telah dicapai PPLP Tenis meja Jawa
serta
Tengah,
pelaksanaan
aspek-aspek
yang
mendapat
Pembibitan
atlet,
Sumber
perhatian dalam pembinaan prestasi.
pendanaan, Prestasi belajar (akademik),
Maka perlu diadakan penelitian yang
pasca lulus dari PPLP Tenis Meja Jawa
diharapkan
Tengah.
dapat
memberikan
suatu
masukan bagi pengurus-pengurus lain
Teknik pengumpulan data yang
yang belum maju khususnya dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah:
program pembinaan prestasi, khususnya
1. Teknik dokumen yang berhubungan
di daerah-daerah lain. Dengan demikian
dengan organisasi, program latihan,
diharapkan PPLP tenis meja yang belum
prasarana dan sarana pada PPLP Tenis
maju
meja Jawa Tengah.
tersebut
dapat
meningkatkan
prestasinya.
2. Wawancara
Berdasarkan pemikiran di atas,
langsung
dengan
pengurus, pelatih, serta pihak-pihak
maka penulis merasa tertarik untuk
lain
mengadakan penelitian tentang kegiatan
prestasi yang diraih PPLP Tenis meja
pembinaan olahraga tenis meja dengan
Jawa Tengah.
judul
”STUDI
PERKEMBANGAN
PRESTASI ATLET PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH TAHUN 2007-2012”. METODE PENELITIAN
yang
berhubungan
dengan
3. Observasi Data akan dianalisis dengan teknik analisis model interaktif. Dalam
teknik
analisis
ini
analisis dilakukan secara terus menerus Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 15
dari awal pengumpulan data hingga
c. Anggota mempunyai hak dan
proses verifikasi yang berlangsung mulai
kewajiban yang harus dilakukan
dari awal penelitian sampai dengan
untuk kemajuan organisasi.
penelitian
selesai.
Dengan
demikian
d. Anggaran dasar dan anggaran
proses analisis terjadi secara interaktif
rumah tangga memuat ketentuan-
dan menguji antar komponen secara
ketentuan,
siklus yang berlangsung terus menerus
dan petunjuk tentang organisasi.
dalam waktu yang cukup lama. Dengan
peraturan-peraturan
e. Anggaran
Belanja
berisikan
menggunakan teknik analisis tersebut
sumber dana serta pengeluaran
hasil kesimpulan telah teruji secara
uang organisasi.
selektif dan akurat.
2. Pembinaan prestasi Usaha
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari
data-data
yang
pembinaan
yang
telah
dilakukan oleh PPLP Tenis Meja
terkumpul dan disusun menurut jenisnya,
Jawa Tengah adalah baik, karena
kemudian dianalisis. Adapun dari analisis
telah mencakup hal-hal pembinaan
data tersebut adalah sebagai berikut:
yang
1. Organisasi
pembibitan dan pemanduan bakat
meliputi
permasalah,
Organisasi pada PPLP Tenis
para atlet secara teliti. Para PPLP
Meja Jawa Tengah adalah baik. Hal
Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik.
ini disebabkan keberadaan organisasi
Atlet yang masuk merupakan hasil
tersebut telah dilengkapi dengan:
pemantauan yang dilakukan dengan
a. Tujuan organisasi yang jelas,
teliti
oleh
semua
pelatih
yang
yaitu membina bibit-bibit atlet
diperkirakan mempunyai bakat yang
tenis
untuk
besar dalam cabang olahraga tenis
meningkatkan olahraga tenis meja
meja. Keberadaan pelatih pada PPLP
di Indonesia.
Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik.
meja
potensial
b. Pengurus mempunyai tugas dan
Dikarenakan jumlah pelatih yang ada
tanggung jawab sesuai dengan
pada PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
jabatanya, selain itu pengurus
dirasa cukup. Sertifikat kepelatihan
juga
untuk
yang dimiliki oleh para pelatih adalah
dan
baik. Setiap aspek yang dilatihkan
dan
kepada atlet ditangani oleh para
berusaha
mengembangkan meningkatkan
kualitas
kuantitas organisasi.
pelatih
yang
sesuai
dengan
bidangnya. Dengan demikian akan Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 16
menghasilkan kualitas latihan yang
yang menjadi panutan bagi para atlet,
lebih baik.
pelatih tidak hanya mampu sebagai
3. Prasarana dan sarana
pemimpin
Keberhasilan dan kelancaran kegiatan suatu organisasi olahraga
yang
mencukupi
juga
bisa
menjadi teman para atlet. 5. Prestasi
dapat dipengaruhi oleh prasaran dan sarana
melainkan
Prestasi yang dicapai PPLP
dan
Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik.
memadai, sehingga akan menopang
Hal ini dapat dilihat pada kejuaraan-
pelaksanaan latihan. Prasarana dan
kejuaraan Daerah maupun Nasional.
sarana yang dimiliki oleh PPLP Tenis
Atlet-atlet PPLP Tenis Meja Jawa
Meja Jawa Tengah adalah baik.
Tengah mampu meraih prestasi yang
Karena prasarana dan sarana yang
baik dengan pernah menjadi juara
sudah ada dapat dipergunakan untuk
umum pelajar dalam setiap kejuaraan
menunjang
nasional. Pengembangan karier atlet
pelaksanaan
latihan
dengan baik.
pada PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
4. Program latihan
adalah baik. Hal ini dapat dilihat para
Program
latihan
yang
atlet dari PPLP Tenis Meja Jawa
dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja
Tengah yang masuk menjadi atlet
Jawa Tengah di dalam memberikan
pelatnas, sehingga bisa memberikan
porsi latihan kepada para atlet adalah
motivasi tersendiri bagi atlit-atlit
cukup baik. Karena tidak adanya
yunior dalam pencapaian pretasi yang
periodesasi
lebih baik.
latihan
dalam
menghadapi kejuaraan, hal ini tidak diberikan disebabkan karena agenda
6. Pembibitan Atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
kejuaraan tidak selalu sama dengan
Pembibitan Atlet PPLP Tenis
agenda yang telah ditetapkan. Jadi
Meja Jawa Tengah adalah baik.
para
karena pembibitan yang dilakukan
pelatih
program
hanya
latihan
yang
memberikan dilakukan
adalah
dengan
memantau
dalam sehari-hari misalnya teknik
pertandingan-pertandingan
ataupun
dasar dan latihan fisik.
survey langsung ke klub-klub yang
Hubungan para pelatih dan
ada di Jawa Tengah. Dengan adanya
atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
pembibitan yang baik ini PPLP Tenis
adalah baik, hal ini disebabkan
Meja
Jawa
Tengah
banyak
pelatih mampu sebagai pemimpin Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 17
memperoleh prestasi hampir di setiap
diberikan PPLP Tenis Meja sudah
kejuaraan yang diikuti.
cukup baik dan memuaskan.
7. Sumber Pendanaan PPLP Tenis Meja
SIMPULAN
Jawa Tengah
Berdasarkan
Berdasarkan yang
dilakukan
analisis peneliti
hasil
kesimpulan
data
tentang pembinaan prestasi pada PPLP
bahwa
Tenis Meja Jawa Tengah, maka dapat
sumber pendanaan atlet PPLP tenis
diambil kesempatan sebagai berikut:
meja provinsi Jawa tengah berasal
1. Organisasi di PPLP Tenis Meja Jawa
dari ABPN Kementerian, sehingga
Tengah adalah baik, karena di dalam
kesejahteraan atlet sudah ditanggung
organisasi tersebut telah dilengkapi
oleh Negara.
dengan unsur-unsur yang mendukung
8. Prestasi Akademik Atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
jalannya
organisasi
dan
adanya
pembagian kerja yang sudah baik
Prestasi akademik atlet PPLP
diantaranya
unsur-unsur
dan
Tenis Meja Jawa Tengah merupakan
pengurus yang mendukung jalannya
siswa yang mempunyai prestasi yang
organisasi tersebut.
baik. Hal ini dapat dilihat dalam
2. Pembinaan
prestasi
yang
laporan-lapohan hasil belajar satu
dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja
semester
nilainya
Jawa Tengah adalah baik, karena
memuaskan. Atlet-atlet berprestasi
pembinaan yang dilakukan melalui
tersebut mampu mendapatkan nilai
tahap-tahap pembinaan yang meliputi
yang cukup memuaskan.
semua unsur pemasalan, pembibitan
terakhir
yang
9. Pasca Lulus dari PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
dan
pemanduan
bakat
untuk
mendapatkan atlet tenis meja yang
Sebagian dari atlet lulusan
baik.
dari PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
3. Prasarana dan sarana yang dimiliki
ada yang melanjutkan ke bangku
PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
kuliah dan ada juga yang bekerja.
adalah baik, karena dapat mendukung
Lulusan PPLP rata-rata memperoleh
kelancaran kegiatan-kegiatan yang
Perguruan
dilakukan
Tinggi
yang
baik,
sedangkan yang bekerja rata-rata dia di ambil dari perusahaan-perusahaan
dalam
memajukan
pembinaan prestasi atlet 4. Program
latihan
yang
dilakukan
yang cukup besar di Indonesia. Pada
PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
dasarnya
adalah cukup baik, karena tidak
pembelajaran
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
yang
Page 18
adanya periodesasi latihan dalam
atlet-atlet PPLP Tenis Meja Jawa
menghadapi kejuaraa, yang ada hanya
Tengah cukup baik, Hal ini terlihat di
program latihan dalam sehari-hari
laporan-laporan hasil belajar siswa
yang meliputi latihan teknik dasar
yang selalu mendapatkan nilai-nilai
dan latihan fisik.
diatas rata-rata yang tidak kalah
5. Prestasi yang diraih oeh PPLP Tenis Meja
Jawa
Tengah
di
tingkat
Nasional adalah baik, hal ini dapat dilihat
dari
murid-murid
di
sekolahnya. 9. Sebagian dari atlet lulusan dari PPLP
kejuaraan-
Tenis Meja Jawa Tengah ada yang
kejuaraan yang diadakan di tingkat
kuliah dan ada yang bekerja. Lulusan
Nasional, sedangkan perkembangan
PPLP
atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
Perguruan
adalah baik, hal ini dapat dilihat dari
sedangkan yang bekerja rata-rata dia
adanya atlet PPLP Tenis Meja Jawa
di ambil di perusahaan-perusahaan
Tengah yang menjadi atlet peltnas.
yang cukup besar di Indonesia.
6. Pembibitan
setiap
dibandingkan
atlet
yang
dilakukan
PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
rata-rata
memperoleh
Tinggi
yang
baik,
SARAN Berdasarkan
hasil
penelitian
adalah baik. Dengan cara memantau
pembinaan prestasi di PPLP Tenis Meja
di
Jawa Tengah, maka dapat diajukan
pertandingan-pertandingan
dan
melakukan surve di klub-klub maka
beberapa saran sebagai berikut:
dapat mengetahui kualitas atlet yang
1. Untuk para pengurus organisasi PPLP
akan
di
bina
di
PPLP
secara
Tenis Meja Jawa Tengah perlu
langsung, sehingga dapat menilai
meningkatkan dan mempertahankan
apakah atlet tersebut dapat berprestasi
keberadaan organisasi yang sudah
lebih sesuai yang di harapkan.
berjalan dengan baik.
7. Sumber pendanaan atlet PPLP tenis
2. Prasarana dan sarana yang sudah ada
meja provinsi Jawa tengah berasal
sebaiknya
dari ABPN Kementerian, sehingga
dipelihara dengan baik. Serta sarana
kesejahteraan atlet sudah ditanggung
yang masih kurang perlu dipikirkan
oleh Negara.
pengadaannya.
8. PPLP Tenis Meja Jawa Tengah tidak
3. Para
harus
pelatih
sebaiknya
hanya mengutamakan prestasi tenis
memperhatikan
meja saja, tetapi prestasi akademik
program
juga diutamakan. Prestasi akademik
ditingkatkan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
dirawat
dan
latihan lagi,
dan
harus
mengevaluasi supaya dan
untuk
hubungan Page 19
pelatih sama atlet diharapkan untuk dipertahankan. 4. Pembinaan dan prestasi yang telah dilaksanakan agar dipertahankan dan ditingkatkan.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 20
DAFTAR PUSTAKA Agus Salim. 2008. Buku Pintar Tenis Meja. Bandung : Penerbit Nuansa. A.Hamidsyah Noer. 1996. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta. UNS Press. Depdikbud RI 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Drs. Ibnu Syamsi, S. U. 1983. Pokok-pokok organisasi dan manajemen. Jakarta : Bina Aksara George R. Terry dan Leslie W. Rue. 1992. Dasar-dasar manajemen, Jakarta : Bina Aksara Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psykologis dalam Coaching. Jakarta : Direktorat dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Jenderal Pendidikan Tinggi. H. B. Sutopo, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : Penerbit Sebelas Maret University Press Hodges. L. 1996. Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. http://dispora.kalbarprov.go.id/files/Undang-Undang-tahun-2005-03-05.pdf http://teknikbermain.blogspot.com/2012/05/teknik-dasar-tenis-meja-belajar-bermain.html http://www.tenismeja.org/peraturan-tenis-meja/peraturan-ittf-20132014-bahasaindonesia.html Kertamanah A. 2003. Teknik dan Taktik Dasar Permainan Tenis Meja. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. MILES, Matthew B & A. Michael Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia Paul Hersey & Ken Blanchard. 1990. Manajemen Perilaku Organisasi : Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Erlangga. UNS Press Petter Simpson. 1984. Teknik Bermain Pingpong. Bandung : PT. Pioner Jaya Prof. Dr. H. Harsuki, MA. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Ratal Wirjosantoso. 1987. Supervisi Pendidikan Olahraga. Jakarta Universitas Indonesia Press. Soebagio Hartoko. 1996. Organisasi dan Administrasi Olahraga. Surakarta : UNS Press Sudjarwo, 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta : UNS Press Sudjarwo & Budi Satyawan. 1994. Laporan Penelitian Sumbangan Tinggi Badan, Koordinasi Mata-tangan, dan Persepsi Kinestetik, Terhadap Keterampilan Servis Bola Voli. FKIP UNS. Sutarto. 1991. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 21
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA KASTI DENGAN PERALATAN YANG DIMODIFIKASIPADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GAPURAKECAMATAN WATUKUMPUL KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Umbar Pribadi & Singgih Hendarto The aimof theresearchistoimprove theabilityto hit the ballthroughthe equipmentis modifiedin grade IVState Elementary School01Gapura, District Watukumpul, Pemalangschool year 2014/2015. This study is a Class Action Research (CAR). This study conducted two cycles with each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection. Subjects were students of class IV Public Elementary School 01 Gapura, District Watukumpul, Pemalang academic year 2014/2015, the number of 20 students with student details 8 girls and 12 boys. Source of data the study came from the teachers and students. The data collection technique is to onservasi, assessment ability to hit the ball. Validation data using triangulation techniques. Data analysis using descriptive analysis techniques based on qualitative analysis of the percentage. The resultsof this studyfromthe initial conditionsof studentsto the first cycleandcycleII.The results ofthe analysisareobtainedwitha significant increaseoccurred inthe first cycletothe second cycle. On thevalue ofCore CompetenceattitudeI (Spiritual Attitude), konsisibeginningstudentreaches50% or10students, in the first cycleincreased to60% or12students, and the second cycleincreased to80% or16students, andit can be concludedrose to30%or6students. AtCore Competenceattitude scoreII(Social Attitudes), konsisiinitial55% or11students, in the first cycleincreased to75% or15students, and the second cyclerose85% or17students, andcan be summedup 30% or6students.On thevalue ofCore Competenceattitude III (Aspects of Knowledge), konsisi beginning students only50% or10students, in the first cycleincreased to65% or13 students, and the second cycleincreased to 80% or 16 students, and can be summedup 30% or6students. On thevalue of Core Competenceattitude IV (Aspect Skills), konsisi beginning studentsonly 50% or10 students, in the first cycle in creased to65% or 13 students, and the second cycle in creased to 85% or 17 students, and can be summed up 35% or 7 students from 20 student participants. The conclusionsof this research is through the application of the modified equipment canimprove learning outcome sability to hit the ball in the fourth grade students of Elementary School 01 Gapura District Watukumpul Pemalang school year 2014/2015. Keywords :Ability, hit the ball, the equipmentis modified
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 22
kurangnya modifikasi alat atau sarana
PENDAHULUAN Pada
pelajaran
pendidikan
jasmani
yang mengakibatkan pembelajaran tidak
olahraga dan kesehatan pada siswa kelas
menarik
IV Sekolah Dasar Negeri 01 Gapura
kegiatan,
Kecamatan
mendukung
Watukumpul
Kabupaten
siswa
dalam
lapangan
melaksanakan yang
untuk
kurang
palaksanaan
Pemalang tahun pelajaran 2014/2015.
permainan keterampilan memukul bola
Permasalahan
yang
dalam
plastik dengan pemukul botol plastik
pembelajaran
keterampilan
memukul
bekas, yang menyebabkan anak tidak
bola plastik dengan pemukul botol plastik
bebas bergerak, kurangnya alokasi jam
bekas yang dilakukan oleh siswa kelas IV
pertemuan
Sekolah
Gapura
latihan anak dalam ketrampilan gerak
Kabupaten
dasar permainan keterampilan memukul
Pemalang tahun pelajaran 2014/2015.
bola plastik dengan pemukul botol plastik
Dilihat dari hasil capaian masing-masing
bekas, kurangnya pengembangan materi
Kompetensi
yang dilakukan oleh guru mengakibatkan
Dasar
Kecamatan
muncul
Negeri
01
Watukumpul
Inti
belum
mencapai
mengakibatkan
kompetensi yang diharapkan dengan
variasi
Standar
bervariasi, dan kurangnya pendekatan
Kompetensi
Minimal
yaitu
atau
ditetapkan
75
yang dengan
dalam
kurangnya
pembelajaran
pembelajaran
keterampilan
kurang
memukul
ketetapan Indek Skala 3.00, pencapaian
bola plastik dengan pemukul botol plastik
hasil
hanya
bekas dengan memodifikasi bola berekor
mencapai 45 % atau 9 siswa dari jumlah
dengan tujuan dalam pembelajaran siswa
20 siswa dengan rincian siswa 8 siswa
merasa senang akan pembelajaran yang
putri dan 12 siswa putra. Hal tersebut
dilakukan.
pembelajaran
disebabkan
tersebut
kurangnya
sarana
yang
mendukung terutama pada alat pemukul
METODE PENELITIAN.
dan bola yang tidak memadai dengan
SubyekPenelitianTindakanKelas
keadaan siswa, lemahnya teknik-teknik
iniadalahsiswakelas
IV
dasar permainan keterampilan memukul
SekolahDasarNegeri
01
bola plastik dengan pemukul botol plastik
GapuraKecamatanWatukumpulKabupate
bekas yang dilakukan dalam permainan,
nPemalangdenganjumlah
kurangnya
metode
dengan rincian siswa 8 siswa putri dan 12
pembelajaran ayang dilakukan oleh guru
siswa putra. Teknikpengumpulan data
sehingga anak merasa bosan dengan
dalamPenelitianTindakanKelas
pembelajaran yang bersifat monoton,
initerdiridari
pengembangan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
:Tes
20
(PTK)
siswa
(PTK) : Page 23
dipergunakanuntukmendapatkan
data
siswa dengan rincian siswa 8 siswa
tentanghasilpembelajaranpermainanmem
putrid dan 12 siswa putra dilihat dari
ukul bola pada permainan kasti yang
proses
dilakukan
memukul bola dapatdikatakan proses
siswa.
:dipergunakan
Observasi
sebagai
kemampuan
untuk
pembelajaran dalam kategori belum
mengumpulkan data tentang aktivitas
berhasil. Berdasarkan hasil deskripsi
siswa
rekapitulasi
dan
guru
teknik
pembelajaran
selama
kegiatan
data
awal
pembelajaran penerapan peralatan yang
diberikan
dimodifikasi yang dapat meningkatkan
dijelaskan bahwa mayoritas siswa
ketrampilan bermain memukul bola pada
belum menunjukkan hasil belajar yang
permainan kasti pada siswa kelas IV
belumtuntas,
Sekolah
Gapura
ketuntasan belajar 50 % siswa atau
Kabupaten
hanya 10 siswa yang mengalami
Dasar
Kecamatan Pemalang.
Negeri
01
Watukumpul Metode
penelitian
yang
ketuntasan
tindakan
sebelum
maka
dengan
diatas
dapat
presentase
KKM
yang
digunakan adalah penelitian Tindakan
ditetapkan yaitu 75 atau dengan
Kelas (PTK) atau Classroom Action
ketetapan Indek Skala 3.00.
Research
(CAR).
MenurutSupandi
(2008:104) yakni penelitian tindakan yang
diawali
dengan
perencanaan
(planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi
dan
mengevaluasi
B. DeskripsiHasilTindakanTiapSiklus 1. Siklus 1 1) PerencanaanTindakan Perencanaan
tindakan
tindakan (observation and evaluation),
pada siklus I pertemuan 2 pada
dan melakukan refleksi (reflecting), dan
hari Kamis,
eterusnya
2014, sebagai berikut :
sampai
perbaikan
atau
peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteriakeberhasilan).
23 Oktober
a) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan
HASIL
PENELITIAN
DAN
disampaikan kepada siswa
PEMBAHASAN
dalam
A. DeskripsiPraTindakan
penjasorkes.
Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
pembelajaran
b) Membuat
rencana
01 Gapura. Yang mengikuti materi
pembelajaran
pembelajaran kemampuan memukul
mengacu
bola, adalah dengan dari jumlah 20
(treatment) yang diterapkan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
pada
dengan tindakan
Page 24
dalam PTK, yaitu penerapan
penjelasan
dengan
pembelajaran siswa
peralatan
yang
dimodifikasi
untuk
kemampuan memukul bola c) Menyiapkan
media
yang
tujuan
(4)Siswa melakukan kegiatan bermain
bola
berpasangan
secara dengan
diperlukan untuk membantu
lapangan segi empat satu
pengajaran.
kelompok sudut 4 orang
d) Menyusun
lembar
pengamatan pembelajaran
dan kepada meraka yang telah melempar harus lari berpindah
2) Tahap Pelaksanaan pelaksanaan
dilakukan dengan melakukan
telah
sudut
berikutnya
Tahap
skenario
ke
pembelajaran
direncanakan,
yang sebagai
c) Inti Pelajaran (1)Siswalekakukangerakanke trampilanmelambungkan bola
berikut :
denganmodifikasibolaplast
a) Persiapan guru
iklangkah-
(1)Menyiapkanperalatan/med ia
pembelajarandanpeta
setting/tataletakperalatan. (2)Guru
langkahnyasebagaiberikut: (2)Berdiridengansalahsatu kaki di depan (kaki kanan /kiri).
menyiapkanpertanyaan-
(3)Pegang
bola
dengan
kanan,
sejajar
pertanyaanuntukmengolab
tangan
orasirenpon-responsiswa
dengan dada
b) KegiatanPendahuluan (1)Guru siswa
mempersilahkan untuk
berbaris,
dibuat 3 atau 4 bersap (2)Siswa berdo’a,
jari-jari,
tangan
kanan
membuat cekungan dan menghadap ke atas.
dipersilahkan
(5)Tangan kanan di depan
dilanjutkan
dada dengan siku sedikit
dengan presensi (3)Guru
(4)Bola berada pada pangkal
memberikan
ditekuk dan tangan kiri didepan dada.
apersepsi, motivasi, dan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 25
(6)Tarik tangan kanan ke
(14) Beri tanda arah bola
bawah hingga di samping
yang diinginkan dengan
belakang lutut.
tangan kiri.
(7)Condongkan badan agak kedepan
dan
tekuklah
kedua lutut. (8)Ayunkan
tangan
keatas
dengan siku lurus
bola
danpukullah. (16) Gerakkan
pemukul
dilakukan
dengan
kekuatan gerakan badan
(9)Lepaskan
bola
disertaidenganlecutantelap aktangankearahatas.
dan tangan kanan. (17) Siswa
melakukan
ketrampilan
(10) Siswa lekakukan gerakan ketrampilan
(15) Perhatikan
memukul
bola dengan modifikasi bola plastik denganalat
bola
memukul
dengan
bermain,
model
Tata
cara
permainan yaitu : (18) Siswa
dibagi
menjadi
bantu
kelompok kecil, masing-
tiangparalondanpemukul
masing kelompok terdiri
botol
bekas
dari 4-5 siswa, dengan
sampai
posisi satu siswa sebagai
batas waktu yang telah
pelambung siswa yang
ditentukan
lain berhadapan dengan
plastik
berulang-ulang
oleh
guru,
langkah-
pelambung
langkahnyasebagaiberiku
meter,
t:
paling depan memukul
(11) Condongkanbadankearah pemukul.
bola
pasisi
bahu.
3
siswa
sejauh-jauhnya,
setelah
(12) Buka kedua kaki selebar
berjarak
bergantian
memukul menjadi
pelambung, dan siswa
(13) Pegang dengan tangan kanan,
tarik
pemukul
ke
sampai bahu.
yang
telah
kayu
melambungkan bola lari
belakang
menuju barisan paling belakang.
Pemenang
ditentukan kepada siswa
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 26
yang
memukul
bola
paling jauh.
tak kenal menyerah pada saat melakukan tes dan selalu ingin
(19) Guru
mengulangi gerakan kemampuan
memberikapertanyaan
memukul
yang
belum
berhubungancara
melambungkan
dan
memukul bola
bola
ketika
memenuhi
hasilnya
terget
yang
diharapkan. Masih ada kesempatan pada pertemuan 4 siklus II dengan
(20) Guru memfasilitasi siswa
harapan hasilnya akan lebih baik.
melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan
2. Siklus II dan
rasa
percaya diri
1) Perencanaan Tindakan Berdasarkan dari hasil analisis
d) Penutup
dan refleksi pada pertemuan
(1)Melaksanakan
ketiga,
penenangan/pendinginan. (2)Siswadibariskan 3 atau 4
maka
tindakan
pada
6
dinginan
sebagai berikut :
Nopember
memberikan
a) Membuat
evaluasi dan tanya-jawab
mengacu
proses
pertama.
yang
pembelajaran telah
dipelajari
kepada siswa
siklus
II
pertemuan 4 pada hari Kamis,
bersapdanmelakukanpen
(3)Guru
perencanaan
dengan
2014
RPP pada
adalah
dengan pertemuan
Pembelajaran penerapan
dengan
peralatan yang dimodifikasi
(4)Siswadipersilahkanuntuk berdo’a
yang pada pertemuan pertama kurang berhasil maka dibuat untuk lebih menarik lagi.
3) Observasi dan Interprestasi Pada melalui
dasarnya
pembelajaran
penerapan
dengan
peralatan yang dimodifikasi cukup memberikan gairah dan semangat baru
pada
b) Menyiapkan
media
yang
diperlukan untuk membantu pembelajaran. c) Menyusun
lembar
pengamatan pembelajaran.
pembelajaran
kemampuan memukul bola, hal ini
2) Tahap Pelaksanaan
dapat diamati dari sikap siswa yang Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 27
Tahap
pelaksanaan
(1)Siswalekakukangerakanke
dilakukan dengan melakukan
trampilanmelambungkan
skenario
bola
telah
pembelajaran
direncanakan,
yang sebagai
denganmodifikasibolaplast
berikut :
iklangkah-
a) Persiapan guru
langkahnyasebagaiberikut:
(1)Menyiapkanperalatan/med ia
pembelajarandanpeta
setting/tataletakperalatan. (2)Guru
(2)Berdiridengansalahsatu kaki di depan (kaki kanan /kiri). (3)Pegang
bola
dengan
kanan,
sejajar
menyiapkanpertanyaan-
tangan
pertanyaanuntukmengolab
dengan dada
orasirenpon-responsiswa b) KegiatanPendahuluan (1)Guru siswa
jari-jari,
mempersilahkan untuk
berbaris,
dibuat 3 atau 4 bersap (2)Siswa berdo’a,
tangan
kanan
membuat cekungan dan menghadap ke atas. (5)Tangan kanan di depan
dipersilahkan
dada dengan siku sedikit
dilanjutkan
ditekuk dan tangan kiri
dengan presensi (3)Guru
(4)Bola berada pada pangkal
didepan dada.
memberikan
(6)Tarik tangan kanan ke
apersepsi, motivasi, dan
bawah hingga di samping
penjelasan
belakang lutut.
tujuan
pembelajaran siswa
(7)Condongkan badan agak
(4)Siswa melakukan kegiatan bermain
bola
berpasangan
secara dengan
lapangan segi empat satu kelompok sudut 4 orang
kedepan
dan
tekuklah
kedua lutut. (8)Ayunkan
tangan
keatas
dengan siku lurus (9)Lepaskan
bola
dan kepada meraka yang
disertaidenganlecutantelap
telah melempar harus lari
aktangankearahatas.
berpindah berikutnya c) Inti Pelajaran Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
ke
sudut
(10) Siswa lekakukan gerakan ketrampilan
memukul
bola dengan modifikasi Page 28
bola plastik denganalat
masing kelompok terdiri
bantu
dari 4-5 siswa, dengan
tiangparalondanpemukul
posisi satu siswa sebagai
botol
bekas
pelambung siswa yang
sampai
lain berhadapan dengan
plastik
berulang-ulang
batas waktu yang telah
pelambung
ditentukan
meter,
oleh
guru,
berjarak
pasisi
3
siswa
langkah-
paling depan memukul
langkahnyasebagaiberiku
bola
t:
setelah
(11) Condongkanbadankearah pemukul.
sejauh-jauhnya, memukul
bergantian
menjadi
pelambung, dan siswa
(12) Buka kedua kaki selebar bahu.
yang
telah
melambungkan bola lari
(13) Pegang dengan tangan kanan,
tarik
pemukul
ke
kayu belakang
sampai bahu.
menuju barisan paling belakang.
ditentukan kepada siswa yang
(14) Beri tanda arah bola yang diinginkan dengan tangan kiri.
Pemenang
memukul
bola
paling jauh. (19) Guru memberikapertanyaan
(15) Perhatikan
bola
danpukullah.
yang
berhubungancara
melambungkan
dan
(16) Gerakkan
pemukul
dilakukan
dengan
(20) Guru memfasilitasi siswa
kekuatan gerakan badan
melakukan kegiatan yang
dan tangan kanan.
menumbuhkan
(17) Siswa
melakukan
kebanggaan
memukul
percaya diri
ketrampilan bola
dengan
bermain,
Tata
model cara
permainan yaitu : (18) Siswa
memukul bola
dibagi
dan
rasa
d) Penutup (1)Melaksanakan penenangan/pendinginan.
menjadi
kelompok kecil, masingPhederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 29
(2)Siswadibariskan 3 atau 4
Sekolah Dasar Negeri 01 Gapura
bersapdanmelakukanpendi
Kecamatan Watukumpul Kabupaten
nginan
Pemalang tahun pelajaran 2014/2015
(3)Guru memberikan evaluasi
1. Pada nilai sikap Kompetensi Inti I
dan tanya-jawab proses
(Sikap Spiritual) untuk 20 siswa,
pembelajaran yang telah
konsisi
dipelajari kepada siswa
mencapai 50 % atau 10 siswa,
(4)Siswadipersilahkanuntukb
pada pembelajaran siklus I naik
erdo’a
awal
siswa
hanya
menjadi 60 % atau 12 siswa, dan pada pembelajaran siklus II naik
3) Observasi dan Interprestasi
menjadi 80 % atau 16 siswa, dan
Pada dasarnya pembelajaran melalui
dapat disimpulkan pada kondisi
penerapan dengan peralatan yang
awal sampai pada pembelajaran
dimodifikasi
memberikan
siklus II yaitu dari 80 % atau 16
gairah dan semangat baru pada
siswa naik menjadi 30 % atau 6
pembelajaran kemampuan memukul
siswa.
cukup
bola, hal ini dapat diamati dari sikap
2. Pada nilai sikap Kompetensi Inti
siswa yang tak kenal menyerah pada
II ( Sikap Sosial ) untuk 20 siswa,
saat melakukan tes dan selalu ingin
konsisi awal 55 % atau 11 siswa,
mengulangi
kemampuan
pada siklus I naik menjadi 75 %
memukul bola ketika hasilnya belum
atau 15 siswa, dan pada siklus II
memenuhi terget yang diharapkan.
naik 85 % atau 17 siswa, dan
Masih ada kesempatan pada siklus II
dapat disimpulkan pada kondisi
dengan sangat memuaskan.
awal sampai pada siklus II naik
gerakan
30 % atau 6 siswa. C. Perbandingan
Hasil
Tindakan
III ( Aspek Pengetahuan ) untuk
Antar Siklus Perbandingan
3. Pada nilai sikap Kompetensi Inti
dari
20 siswa, konsisi awal siswa
kondisi awal, siklus I dan akhir siklus
hanya mencapai 50 % atau 10
II
disajikan
hasil
bentuk
tabel
siswa, pada pembelajaran siklus I
berikut:Perbandingan
data
naik menjadi 65 % atau 13 siswa,
akhir dari Kondisi Awal, siklus I, dan
dan pada pembelajaran siklus II
siklus II hasil belajar kemampuan
naik menjadi 80 % atau 16 siswa,
memukul bola pada siswa Kelas IV
dan
sebagai
dalam
belajar
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
dapat
disimpulkan
pada Page 30
kondisi
awal
sampai
pada
Siklus I ke siklus II. Pada nilai sikap
pembelajaran siklus II naik 30 %
Kompetensi Inti I ( Sikap Spiritual ),
atau 6 siswa.
konsisi awal siswa mencapai 50 %
4. Pada nilai sikap Kompetensi Inti
atau 10 siswa, pada siklus I naik
IV ( Aspek Ketrampilan ) untuk
menjadi 60 % atau 12 siswa, dan pada
20 siswa, konsisi awal siswa
siklus II naik menjadi 80 % atau 16
hanya mencapai 50 % atau 10
siswa, dan dapat disimpulkan naik
siswa, pada pembelajaran siklus I
menjadi 30 % atau 6 siswa. Pada nilai
naik menjadi 65 % atau 13 siswa,
sikap Kompetensi Inti II ( Sikap Sosial
dan pada pembelajaran siklus II
), konsisi awal 55 % atau 11 siswa,
naik menjadi 85 % atau 17 siswa,
pada siklus I naik menjadi 75 % atau
dan
pada
15 siswa, dan pada siklus II naik 85 %
pada
atau 17 siswa, dan dapat disimpulkan
pembelajaran siklus II yaitu naik
naik 30 % atau 6 siswa. Pada nilai
35 % atau 7 siswa.
sikap Kompetensi Inti III ( Aspek
dapat
kondisi
Penerapan
disimpulkan
awal
sampai
modifikasi
alat
Pengetahuan ), konsisi awal siswa
pembelajaran memberikan banyak
hanya 50 % atau 10 siswa, pada siklus
pencerahan
metode
I naik menjadi 65 % atau 13 siswa,
pembelajaran dan lebih menantang
dan pada siklus II naik menjadi 80 %
dan menyenangkan siswa untuk
atau 16 siswa, dan dapat disimpulkan
melakukan
kemampuan
naik 30 % atau 6 siswa. Pada nilai
memukul bola dilihat dari kenaikan
sikap Kompetensi Inti IV ( Aspek
yang dapatdilihat dari kondisi awal
Ketrampilan ), konsisi awal siswa
sampai siklus II.
hanya 50 % atau 10 siswa, pada siklus
dalam
latihan
I naik menjadi 65 % atau 13 siswa, dan pada siklus II naik menjadi 85 %
D. Pembahasan Hasil
penelitian ini
menunjukkan
atau 17 siswa, dan dapat disimpulkan
behwa melalui penerapan dengan
naik 35 % atau 7 siswa dari 20 siswa
peralatan yang dimodifikasi dapat
peserta. Melalui penerapan dengan
meningkatkan
peralatan yang dimodifikasi dapat
kemampuan
hasil memukul
belajar bola
dari
meningkatkan
hasil
belajar
kondisi awal siswa ke siklus I dan ke
kemampuan memukul bola pada siswa
siklus II. Hasil analisis yang diperoleh
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01
dengan
Gapura
peningkatan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
terjadi
pada
Kecamatan
Watukumpul Page 31
Kabupaten Pemalang tahun pelajaran
dengan
karakteristik
siswa,
maka
2014/2015.
dapat meningkatkan minat belajar siswa (baik proses maupun hasil),
SIMPULAN,
IMPLIKASI
DAN
sehingga
penelitian
ini
dapat
SARAN
digunakan sebagai suatu pertimbangan
A. Simpulan
bagi guru yang ingin menggunakan
Simpulan penelitian ini adalah melalui
pendekatan
penerapan peralatan yang dimodifikasi
pembelajaran kemampuan memukul
dapat
bola.
meningkatkan
hasil
belajar
yang
Bagi
serupa
guru
dalam
bidang
studi
kemampuan memukul bola pada siswa
Pendidikan Jasmani dan Olahraga
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01
Kesehatan
Gapura
Watukumpul
penelitian ini dapat digunakan sebagai
Kabupaten Pemalang tahun pelajaran
suatu alternatif dalam melaksanakan
2014/2015.
proses
Kecamatan
dan
Rekreasi,
pembelajaran
hasil
Penjaskesrek
khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan kemampuan
B. Implikasi Kemampuan
guru
dalam
mengembangkan
memukul
bola
yang
efektif
dan
materi,
menarik yang membuat siswa lebih
mengelola
aktif serta menghapus persepsi siswa
kelas, metode yang digunakan dalam
mengenai pembelajaran kemampuan
proses pembelajaran, serta teknik yang
memukul bola yang pada awalnya
digunakan guru sebagai sarana untuk
membosankan menjadi pembelajaran
menyampaikan materi. Faktor dari
yang menyenangkan.
menyampaikan
materi,
siswa yaitu, minat dan motivasi dalam mengikuti
proses
pembelajaran,
C. Saran 1. Bagi sekolah
ketersediaan alat/media pembelajaran
Alat dan fasilitas yang digunakan
yang menarik dapat membantu siswa
untuk pembelajaran ditambah atau
dalam
pembelajaran,
dilengkapi, sehingga guru dalam
sehingga akan diperoleh hasil belajar
hal ini dapat mengajar dengan baik
yang
mengikuti
optimal.Penelitian
memberikan
deskripsi
ini
juga
dan siswa dapat menerima materi
yang
jelas
dengan optimal.
bahwa, dengan penerapan pendekatan yang sesuai dengan latar belakang
2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
masalah yang terjadi serta sesuai Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 32
Dalam pembelajaran kemampuan memukul bola, sebaiknya dalam penyampaian materinya ditambah dengan permainan, yaitu permainan yang mengarah pada teknik atau materi inti yang akan dilaksanakan. 3. Bagi Siswa Bersikap aktif dan bersungguhsungguh, serta memiliki motivasi dalam
mengikuti
pembelajaran,
sehingga pembelajaran yang diikuti akan lebih bermanfaat.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 33
DAFTAR PUSTAKA Abdul
Gafur, 1983:8-9 diunggah, http://cahyoword77. wordpress.com /2013/05/01/pengertian-pendidikan-jasmani-kesehatan-rekreasi-pjkr/ Rabu, tanggal 8 Januari 2014, pukul, 14.33 WIB AipSyamsudindanMuladi 199 .Pendidikan Jasmanidan Kesehatan. Departemen PendidikandanKebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Arman Abdullah dan Agus Manadji 1994. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bismo Suryanto dkk. 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas IV. WidyaUtama Jakarta Cholik Mutohir, 1992 diunggah dari http://cahyoword77. wordpress.com /2013/05/01/pengertian-pendidikan-jasmani-kesehatan-rekreasi-pjkr/ Rabu, tanggal 8 Januari 2014, pukul, 14.33 WIB Harsono. 1993. Model bermain Kondisi Fisik. Jakarta : KONI Pusat. James G. Hay. 1985. The Biomechanic of Sport Techniques.New York : Prentice Hall, Inc. Englewoood Cliffs. Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Muslich, Masnur. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Malang : Bumi Aksara. M. Sajoto, 1988. Peningkatan Kondisi Fisik dalam Olahraga.Semarang : Dahara Prize PedomanPenulisanSkripsi. 2009. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas maret. Surakarta. Sugiyanto, 2006, “ Perkembangan dan Belajar Motorik “, Universitas Terbuka, Jakarta Sudjana, Nana. 2009. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo. Suharno HP, 1985. Ilmu Kepemodel bermain Olahraga. Yogyakarta : FPOK. IKIP. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Syamsir Azis, 2006, “ Permainan Kecil Di Sekolah Dasar “ , Universitas Terbuka, Jakarta Tri Hananto Budi Santoso, dkk. 2007. Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan. Jakarta : Yudhistira. Waluyo. Pakem Dalam Penjas. Jurusan Pendidikan dan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 34
Analisis Gerak Dasar Panjat Tebing Djoko Nugroho Universitas Sebelas Maret Pelatih dan atlet serta pembina panjat tebing hendaknya selalu melakukan evaluasi dan penilaian terhadap tingkat kemampuan teknik yang dicapai dengan menggunakan pendekatan sport saince yaitu menganalisis gerakan gerakan teknik di semua kelas panjat tebing secara biomekanika. Dengan pendekan tersebut akan tercapai tujuan dan manfaat latihan, pencapaian prestasi puncak tidak dengan pendekatan konvensional saja walaupun hal tersebut kadang masih dilakukan oleh banyak pelatih di Indonesia.
PENDAHULUAN Kompetisimemanjattebingataudindin
ditempuh untuk meningkatkan prestasi
gbuatanterbagikedalambeberapakategori,
olahraga panjat tebing secara nasional
yaitu berdasarkan peserta dan teknik
diantaranya yaitu dengan pemassalan,
pemanjatan.Berdasarkan kategori teknik
pembibitan,
pemanjatan dibagi menjadi 3 yaitu
peningkatan prasarana dan sarana, serta
tingkat kesulitan (difficulties), bouldering
penerapan
dan
teknologi dalam pelatihan.
kecepatan
(Koneman,
memanjat
1999:150).
(speed)
pemanduan
ilmu
bakat,
pengetahuan
dan
Berdasarkan
Analisis gerak dasar panjat tebing
peserta dapat diklasifikasikan menjadi :
sangat membantu atlet dan pelatih dalam
perlombaan kelompok putra, kelompok
menuju prestasi puncak, dalam latihan
putri dan beregu. Pada event perlombaan
banyak sekali kelemahan yang sering
1
dilakukan oleh atlet maupun pelatih salah
orang
mengikuti
pemanjat
diperbolehkan
lebih
dari
perlombaan.
Hal
ini
kesempatan
kepada
1
nomor
memberikan
pemanjat
untuk
mendapatkan lebih dari 1 medali emas. Prestasi olahraga panjat tebing tidak dapat
dicapai
dengan
serta
satunya
belum
pendekatan pendekatan
sport sport
mengenal saince, saince
akan didalam
komponen-
komponen yang mendukung pencapaian prestasi
bisa
dianalisis
semuannya,
merta.
seperti komponen fisik, mental, sarana
Berbagai strategi dan upaya pembinaan
dan prasaran pendukung, makanan, dan
perlu ditempuh dalam rangka untuk
teknik. Teknik dalam alahraga panjat
meningkatkan
prestasi
tebing sangatlah komplek dikarenakan
olahraga panjat tebing. Upaya yang dapat
gerakan dalam panjat tebing adalah
perkembangan
melawan Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
gravitasi
bumi
sehingga Page 35
diperlukan
penguasaan
teknik
yang
Pemanjat tebing selalu menggunakan
sempurna, untuk menguasai teknik yang
tangan untuk bekerja mengangkat tubuh
sempurna tersebut diperlukan analisis
ke atas. Seluruh bagian tangan terlibat
secara biomekanika
yang bertujuan
pada gerakan mengangkat tubuh ke atas.
untuk mencari gerakan yang paling
Lengan dapat dibagi tiga bagian yaitu
efektif dan efisien.
lengan atas (brachium), lengan bawah
Analisis gerak dasar panjat tebing
(ante brachium) dan tangan (manus).
dengan biomekanika akan memberikan
Lengan saat mengangkat beban dalam
pengertian secara keseluruhan
kepada
panjat tebing benyak sekali otot-otot
pelatih dan atlet tentang segala bagian
yang bekerja dan terjadi kontraksi antar
tubuh manusia yang mendukung gerakan
otot. Untuk melihat tugas, gerakan dan
yang dilakukan, seperti bagian tulang,
otot-otot yang terlibat pada gerakan
otot, sendi, sendi pengungkit, sudut-sudut
lengan diperlukan analisis gerakan secara
sendi
biomekanika.
tubuh
yang
efesien
dalam
pemanjatan, otot penggerak utama dan
Keterangan:
otot penggerak pembantu dan bagian-
P.M.
: Penggerak utama
bagian tubuh manusia yaitu tubuh bagian
Asst
: Penggerak pembantu
bawah dan tubuh bagian atas. Pengertian atlet terutama pelatih panjat
tebing
tentang
analisis
biomekanika gerak dasar panjat tebing diharapkan
dapat
permasalahan
dan
mengatasi
kesalahan
dalam
melatih/berlatih untuk mencapai prestasi puncak, analisi gerak dasar yang perlu di
Gambar 9.
mengerti oleh atlet dan pelatih serta
Articulatio Interphalangea
pembina
(Grant, S. 2007)
tersebut
bisa
bermanfaat
Gerakan Tangan Pada
untukdasar menentukan program latihan
Pergerakan tangan di setiap katagori
dan penguasaan teknik panjat secara
selalu berbeda menurut target yang akan
efisien dan berujung pada pencapaian
dicapai, untuk gerakan tangan pada
prestasi puncak panjat tebing.
articulatio
ANALISIS GERAK DASAR PANJAT
dilakukan
TEBING
pemanjatan katagori difficulty, katagori
1) Analisis Gerak Tangan Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
interphalangea pada
saat
sering melakukan
ini banyak terdapat tonjolan-tonjolan Page 36
besar dan memungkinkan atlet untuk
a. Otot penggerak utama
melakukan dengan pegangan dua tangan.
(agonis)
Dalam setiap gerakan lengan juga perlu
a.)m. flexor digit orumprofundus,
diperhatikan poin yang akan dilalui
otot ini akan menyebabkan flexi
sehingga bisa memperkirakan berapa
pada articulatio interphalangea
sudut yang akan terbentuk oleh lipatan
distalis.
siku sehingga atlet bisa mengevisienkan
b.)m. flexor digitorum
tenaga yang akan dikeluarkan, semakin
superficialis, otot ini akan
lebar sudut lipatan siku semakin besar
menyebabkan flexi pada
pula
articulatio interphalangea
tenaga
yang
dibutuhkan
untk
mengangkat tubuh ke atas. Sudut yang
proximalis.
paling ideal dalam kelas kesulitan yaitu
c.)m. flexorcarpiradialis
90,8 derajat.
d.)m. flexorcarpiulnaris e.)m. flexordigitorumsublimis f.) m. flexorpollicislongus b. Antagonis : a.)m. extensordigitorum (dan m. extensorindicisuntukjari ke-2, dan m. abductordigitiminimiuntukjari ke-5).
Gambar 10. SudutSikuLengan
b.)m. extensorcarpiradialisbrevis Di
dalampemanjatanperankekuatanjari-
c.)m. extensorcarpiulnaris
jaritanganmenjadikuncikeberhasilandala
d.)m. extensordigitorumcommunis
mpenyeleseainsebuahrute.Peran
e.)m. extensorpollicislongus
setiap
otot pada jari-jari tangan saling bersinergi
c. Sinergis :
sehingga pemanjat mempunyai tumpuan
a.)m. deltoideus
yang kuat di sebuah bidang/poin sekecil
b.)m. pectoralismayor
apapun. Otot-otot yang bekerja pada jari-
c.)m. supraspinatus
jari tangan adalah sebagai berikut :
d.)m. trapezius
1) Flexi pada jari tangan Otot-otot yang bekerja pada gerakan tersebut antara lain: Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 37
Menggantung yang mengangka n tubuh menggunakan tangan melibatkan otototot telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan otot bahu. Gerakan mengangkat tubuh dilakukan dengan menekuk siku dan bahu. Siku adalah suatu sambungan engsel yang dibentuk oleh the humerus and ulna. Tulang sendi bahu-paha membentuk antara tulang lengan atas (humerus) dan tulang belikat Gambar 11. Gerakan Mengangkat Tubuh
(scapula).
Menggunakan Lengan Bagian Atas
Tabel 2. Analisis Gerakan Menggantung
(Grant, S. 2007)
Dan Mengangkat Tubuh
2) AnggotaGerakBagianAtas
Tulan
a.
Tangan dan Lengan
Daerahsam g-
a)
ototflexor dari tangan dan
bungan
lengan (agonis) b)
Gerakan kontraksi (agonis)
sendi
ototextensor dari tangan dan
Hume
lengan (antagonis)
rus
b.
Lenganatas
a)
m. triceps (agonis)
b)
m. biceps (antagonis)
c.
Bahu (abduksi)
a)
m. deltoideus
b)
m. pectoralismayor
Shoulder/
c)
m. supraspinatus
Bahu
d)
m. pectoralisminor
e)
m. serratus anterior
Bahu
dan scapul a
Horizont Posterior al
deltoids
hyperext danlatissi ension
musdorsi Anterior
Humer Horizont deltoids us and al
and
scapula flexion
Pectoralis major
Elbow/ Siku
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
tulang
Otot yang
Humer us and Flexion ulna
Biceps brachii
Page 38
Sumber
:
(http://www.brianmac.co.uk/moveanal.ht m)
1) Analisis Gerakan Kaki Gerakan kaki di olahraga panjat tebing dapat
diefisienkan
secara
mekanika
apabila atlet mengetahui akan prinsipprinsip biomekanika, dalam gerakan pergelangan kaki system berubah
tergantung
tuas dapat
pada
proses
pemanjatan atau poin pemanjatan yang akan dilalui. Seperti pada saat ujung jari kaki akan menapaki poin, ujung kaki
Gambar
13.
Gerakan
akan mengetuk-ngetuk pada poin, telapak
Menggunakan Kaki
kaki berputar pada pergelangan kaki,
(Grant, S. 2007)
Memanjat
gerakan ini menggunakan system tuas I, sedangkan pada saat tumit diangkat untuk
Gerakan
kaki
berpindah ke poin selanjutnya akan
merupakan
terjadi gerakan telapak kaki berputar
tumpuan tangan, pada saat pemanjatan di
pada bola kaki, gerakan ini menggunakan
kelas kesulitan sering sekali terjadi saat
system tuas kelas II.
istirahat
di
dalam
tumpuan
setiap
panjat
tebing
utama
selain
rute pemanjatan.
sehinggapemanjatbisamenyusunstrtegipe manjatanberikutnya, pada saat istirahat ini pemanjat harus menentukan poin mana yang akan dipilih agar supaya beban tubuh berada pada titik yang seimbang dan posisi kaki tidak banyak menahan beban tubuh yang terlalu berat. Sistem tuas I Sistem tuas II
Agar supaya posisi
istirahat dalam
pemanjatan di kelas kesulitan bias efesien
Gambar 12. Sistem Tuas Pada Gerakan
dan
Kaki
harus memperhatikan sudut yang akan
(Imam Hidayat, 2007 :255)
terbentuk oleh tungkai antara tungkai atas
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 39
menguntungkan
maka
pemanjat
dan tungkai bawah. Sudut yang paling ideal pada saat istirahat menurut analisis gerak dengan menggunakan soft ware drak fish yaitu 90, 6 derajat.
Gambar 15. Sudut Tungkai Pijakan Setelah Istirahat
Selain sudut yang diperhatikan yang paling penting adalah kekuatan otot-otot yang terletak pada tungkai, di dalam Gambar 14. Posisi Sudut Tungkai Saat Istirahat
pemanjatan terjadi kontrksi otot-otot di sekitar
kaki
terjadinya Dalam kondisi istirahat memungkinkan pemanjat selanjutnya,
untuk
menyusun penentuan
langkah langkah
selanjutnya harus memperhatikan juga akan sudut tungkai, dengan demikian maka pemanjat akan memilih poin mana yang akan dijadikan pijakan sehingga tenaga yang akan dikeluarkan benarbenar efesiaen. Menuru tanalisis soft ware drak fish pijakan setelah istirahat yang harus dipilih harus membentuk sudut 92, 7 derajat, seperti pada gambar berikut ini
yang
sebuah
mengakibatkan gerakan
yang
direncanakan.Gerakan yang terjadi saat menggunakan kaki pada panjat tebing antara lain : a) Plantairflexi Otot-otot yang terlibat pada gerakan plant air flexi antara lain : a. Agonis : a) m. gastrocnemius b) m. soleus c) m. peroniuslongus d) m. peroniusbrevis e) m. flexorhallucislongus f) m. tibialisposterior g) m. flexordigitorumlongus b. Antagonis : a) m. tibialisanterior b) m. extensordigitorumlongus
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 40
c) m. extensorhallucislongus
an
kontraksi
c. Hip extention :
(agonis)
a) m. hamstring
Gluteal muscles
b) m. gluteusmaximus
(gluteus
d. Kneeextention :
maximus
Musculus quadriceps pinggul
Extension
gluteus
and
minimus)
and
and
hyperextensi Hamstrings on
(biceps femoris, semimembranos us, semitendinosus) Quadriceps group
of
muscles (rectus femoris, Gambar 16. Gerakan Eversi Pada Kaki
lutut
Extension
vastusmedialis,
(Grant, S. 2007)
vastuslateralis
Gerakan Eversi :
and
1) Agonis :
vastusintermedi
a) m. extensordigitorumlongus
alis)
b) m. peroneusbrevis
Pergelang Plantar
2) Antagonis :
an kaki
flexion
a) m. flexordigitorumlongus
pinggul
Flexion
b) m. tibialisposterior
Gastrocnemius Iliopsoas Hamstrings
c) m. flexorhallucislongus
(bicepsfemoris,
d) m. tibialisanterior
lutut
Flexion
semimembranos us,
Tabel
3. Analisis Kaki Pada Saat
semitendinosus)
Memanjat Pergelang Dorsi Sambung gerakan
Otot
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
yang
an kaki
flexion
Tibialis anterior
Page 41
Sumber
:
serta
pembina
panjat
(http://www.brianmac.co.uk/moveanal.ht
menggunakan
m)
biomekanika . Dalam hal ini pelatih
Gerakan tungkai pada saat memanjat
panjat
adalah suatu gerakan di daerah sagital
rangkaian analisis gerak dasar panjat
plane disekitar trans verse axis dan
tebing secara biomekanika.
tebing
rangkaian
tebing
dapa
analisis
tmenggunakan
melibatkan pinggul, lutut dan sambungan mata kaki (ankle joints). Tulang pada pinggul yang dilibatkan adalah femur dan cekungan
pada
(Pelvicgirdle).
tulang
Tulang
panggul
lutut
yang
dilibatkan adalah femur dan tibia yang menjadi satu engsel sambungan. Tulang mata kaki yang dilibatkan adalah tibia dan calcaneus dari sebuah sambungan modifikasi. PENUTUP Pelatih dan atlet serta pembina panjat
tebing
melakukan
hendaknya
evaluasi
dan
selalu penilaian
terhadap tingkat kemampuan teknik yang dicapai dengan menggunakan pendekatan sport saince yaitu menganalisis gerakan gerakan teknik di semua kelas panjat tebing
secara
biomekanika.
Dengan
pendekan tersebut akan tercapai tujuan dan manfaat latihan, pencapaian prestasi puncak
tidak
dengan
pendekatan
konvensional saja walaupun hal tersebut kadang masih dilakukan oleh banyak pelatih di Indonesia. Dalam
melakukan
evaluasi
terhadap kemampuan teknik atlet panjat tebingnya, hendaknya pelatih dan atlet Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 42
DAFTAR PUSTAKA Bloomfield, J., Ackland, T.R. & Elliott, B.C. 1994. Applied Anatomy and Biomechanics in Sport. Victoria: Blackwell Scientific Publication Grant, S. 1996. This study analyses performance, anthropometric and muscle strength characteristics in elite rock climbers. www.trainingforclimbing.com/new/research/grant1996.shtml - 18k _______. 2007 Performance, anthropometric and muscle strength characteristics in elite rock climbers.www.cababstractsplus.org Imam Hidayat. 2007. Biomekanika. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia (http://www.brianmac.co.uk/moveanal.htm) Konemann. 1999. All About Sports. Sport Climbing.Washington : La Sietta Press
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 43
NILAI: PENIPUAN, SPORTIVITAS, DAN ETIKA DALAM OLAHRAGA DAN PENDIDIKAN JASMANI Sarwono Universitas Sebelas Maret Kontribusi olahraga dan pendidikan jasmani telah menunjukkan konsistensi dalam mendeskripsikan nilai-nilai pokok kehidupan manusia. Pendidikan adalah segenap upaya yang memengaruhi pembinaan dan pembentukan kepribadian, termasuk perubahan perilaku. Olahraga pada hakikatnya merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan. Dan ternyata
olahraga
merupakan
sekolah
kehidupan terbaik.
Dalam
konteks
pengembangan definisi olahraga biasanya mencakup kegiatan yang luas dan spektrum kegiatan inklusif yang sesuai bagi orang-orang dari semua usia dan kemampuan, dengan penekanan pada nilai-nilai positif dari olahraga. Untuk kepentingan pembangunan khususnya, The UN Inter-Agency Task Force on Sport for Development and Peace, mendefinisikan olahraga sebagai “semua bentuk aktivitas jasmani yang berkontribusi terhadap kebugaran jasmani, kesehatan mental dan interaksi sosial, seperti bermain, rekreasi, olahraga kompetitif terorganisasi, olahraga tradisional dan permainan”, sedangkan pendidikan jasmani sebagai “semua yang mencakup istilah, kebugaran, keterampilan, gerak, tari, rekreasi, kesehatan, permainan dan olahraga ditambah nilai yang sesuai dan pengetahuan masing-masing”. Definisi ini telah diterima oleh beberapa Negara pendukung olahraga khususnya untuk pembangunan dan perdamaian. Pada tulisan ini, penulis menerapkan aksiologi, subdivisi filsafat yang membahas nilai-nilai dalam etika dan estetika. Kata Kunci : nilai-nilai dalam etika dan estetika.
A. Pendahuluan Dalam keolahragaan
memperoleh pengetahuan yang paling stuktur
di Indonesia,
ilmu filsafat
olahraga terklasifikasi dalam rumpun ilmu
pengetahuan
humaniora
(IKIP
Surabaya, 1998: 25). Sebagai subdisiplin ilmu baru yang telah mapan, filsafat olahraga seperti filsafat pada umumnya berusaha untuk memahami hakikat atau esensi, mempersoalkan isu-isu olahraga dan pendidikan jasmani secara kritis guna Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
hakiki.
Dalam filsafat olahraga ada
beberapa
konsep
pengkajian
dan
yang
memerlukan
pemahaman
secara
mendalam, mengakar, dan komprehensif. Adapun konsep itu sendiri berarti “mental image”, sebuah abstraksi dari fenomena yang tampak terhadap
berdasarkan
persepsi
fakta yang dapat ditangkap
melalui penginderaan. Di dalam konsep itu
terdapat
makna tertentu,
dan
perbedaan makna terjadi karena setiap Page 44
idividu
memperoleh
persepsi
yang
dan
memiliki
terbaik. Dalam konteks pengembangan
tentang
definisi olahraga biasanya mencakup
berbeda-beda
objek yang diamatinya. Beberapa istilah
kegiatan
sebagai konsep dasar dalam kajian
kegiatan inklusif yang sesuai bagi orang-
filsafat
orang dari semua usia dan kemampuan,
olahraga,
juga
mengalami
filsafat
luas
dan
spektrum
dengan penekanan pada nilai-nilai positif
penafsiran yang beragam. Kajian
yang
olahraga
ini
dari
olahraga.
Untuk
kepentingan
berpusat pada masalah “Nilai: Penipuan,
pembangunan khususnya, The UN Inter-
Sportivitas, dan Etika dalam Olahraga dan
Agency Task Force on Sport for Development
Pendidikan Jasmani”. Memasuki abad ke-
and
21 kini dalam berbagai kesempatan,
sebagai “semua bentuk
pemuka masyarakat, para figur dan
yang
tokoh pendidikan kembali menyuarakan
jasmani, kesehatan mental dan interaksi sosial,
dan menekankan, betapa pentingnya
seperti bermain, rekreasi, olahraga kompetitif
“nation
terorganisasi,
and
character
Sebagaimana
dalam
monumental-klasik menyatakan digunakan
building”.
bahwa sebagai
ungkapan
pembentuk
olahraga
dan
pendidikan jasmani telah menunjukkan konsistensi dalam mendeskripsikan nilaikehidupan
manusia.
Pendidikan adalah segenap upaya yang
hakikatnya
pembinaan kepribadian,
perilaku.
dan
permainan”, sedangkan pendidikan jasmani kebugaran, keterampilan, gerak, tari, rekreasi,
alat
hidup berbangsa dan bernegara.
perubahan
tradisional
sebagai “semua yang mencakup istilah,
inti yang menjadi landasan kekuatan
pembentukan
olahraga
kebugaran
selain
terkait erat dengan penguatan nilai-nilai
memengaruhi
terhadap
olahraga
efektif. Ide dan keyakinan itu sejatinya
pokok
berkontribusi
aktivitas jasmani
yang
alat pembangun mental dan rohani yang
nilai
mendefinisikan olahraga
Soekarno
jasmani, olahraga juga berfungsi sebagai
Kontribusi
Peace,
dan termasuk
Olahraga
merupakan
bagian
pada dari
pendidikan keseluruhan. Dan ternyata olahraga merupakan sekolah kehidupan Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
kesehatan, permainan dan olahraga ditambah nilai yang sesuai dan pengetahuan masingmasing”. Definisi ini telah diterima oleh beberapa Negara pendukung olahraga khususnya
untuk
pembangunan
dan
perdamaian. Pada
tulisan
ini,
penulis
menerapkan aksiologi, subdivisi filsafat yang membahas nilai-nilai dalam etika dan estetika. Etika berkaitan dengan isu moral benar dan salah, dan estetika membahas bagaimana penilaian dibuat tentang apa yang indah dan jelek. Pendidikan di suatu masyarakat mana pun, berusaha untuk mengembangkan suatu
karakter
yang
menunjukkan
perilaku yang lebih disukai. Adapun isu tentang penipuan dalam olahraga dan Page 45
pendidikan jasmani itu adalah nyata
Bertens
adanya.
menegaskan, nilai
Penipuan
(deception)
atau
(2013b:
111)
adalah
‘the
kecurangan (cheating) merupakan isu lama
addressee of a yes‟, „sesuatu yang
dan hingga kini masih menjadi bahan
ditujukan dengan kata “ya” kita‟.
perbincangan.
Isu
tersebut
semakin
marak karena yang dimaksud penipuan atau kecurangan di sini tidak hanya dalam pengertian sengaja mengelabuhi
Memang, nilai adalah sesuatu yang kita iakan atau kita aminkan. Nilai selalu mempunyai konotasi
atau mengecoh lawan dengan siasat
positif. Sebaliknya, sesuatu yang
tertentu, tetapi juga berkaitan dengan
kita jauhi, sesuatu yang membuat
pemakaian obat terlarang atau doping
kita melarikan diri adalah lawan
(pendadahan).
dan
dari nilai, yakni „non-nilai‟ atau
baik‟ adalah isu
„disvalue‟, dan konotasinya negatif.
Kecurangan
„kecurangan yang
yang penting dalam etika olahraga. Sedangkan
isu sportivitas dan etika
dalam olahraga dan pendidikan jasmani menarik dikemukakan terkait dengan
Dari perspektif
sejarah,
„nilai‟
merupakan suatu tema filosofis yang berumur agak muda. Baru
pemaknaan penipuan atau kecurangan
pada akhir abad ke-19 tema ini
dalam
mendapat
konteks
olahraga
nilai-nilai
budaya
yang dipraktikkan manusia
pada umumnya.
akademis,
secara 1.
dan Pendidikan Jasmani Tidak
mudah
atau „values‟. Setidaknya dapat dikatakan
bahwa
„nilai‟
merupakan
sesuatu
yang
bagi
kita (manusia),
sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan,
sesuatu
yang
disukai
dan
singkatnya,
‘sesuatu yang baik‟.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
„nilai‟
memegang
sudah
lama
peranan
dalam
pembicaraan filsafat, sejak Plato untuk
menjelaskan apa itu suatu „nilai‟
menarik
setidaknya
eksplisit. Namun secara
implisit
Esensi Nilai dalam Olahraga
mantap
dalam uraian-uraian atau kajian filsafat
B. Pembahan
kedudukan
diinginkan,
menempatkan ide atas
dalam
(Bertens, sesudah
„baik‟ paling
hierarki
2013a: Plato,
ide-ide
134).
Dan
kategori
„baik‟
praktis tidak pernah lagi terlepas dari
fokus
perhatian
filsafat,
khususnya etika. „Nilai‟
sekurang-kurangnya
memiliki tiga ciri berikut: 1) Nilai berkaitan dengan subyek. Kalau Page 46
2.
tidak ada subyek yang menilai,
misalnya nilai pendidikan dan/atau nilai
maka tidak ada nilai juga;
kehidupan manusia. Tanggung jawab dan
Nilai
tampil
dalam
konteks
praktis, dimana subyek
3.
membuat
sesuatu.
pendekatan
yang
ingin Dalam
semata-mata
kedamaian
juga sebagai nilai moral.
Keadilan adalah suatu nilai moral yang lain,
agar
bermakna,
harus
diterapkan pada nilai manusiawi yang
teoretis, tidak akan ada nilai;
lebih
Nilai berkenaan dengan sifat-
kepemimpinan
sifat yang „ditambah‟ oleh subyek
rakyatnya.
pada sifat-sifat
disebut
yang dimiliki
maka
umum,
misalnya, presiden
Jadi,
terhadap
nilai-
sampai
nilai
nilai
sekarang
yang
bersifat
oleh obyek. Oleh karena itu, salah
„pramoral‟. Nilai-nilai itu mendahului
satu cara yang sering digunakan
tahap
moral,
tapi
untuk menjelaskan apa itu „nilai‟
bobot
moral,
karena
adalah
memperbandingkannya
dalam perilaku moral. Walaupun nilai
dengan fakta (Bertens, 2013b:
moral biasanya menumpang pada nilai-
112).
umumnya tentu berlaku
juga untuk
„nilai moral‟. Tapi apakah kekhususan nilai
moral?
Apakah
yang
mengakibatkan suatu „nilai‟ menjadi nilai moral?
mendapat
diikutsertakan
nilai lain, namun ia tampak sebagai nilai
Yang dibicarakan tentang „nilai‟ pada
suatu
bisa
Mari
kita
mulai
dengan
baru,
bahkan
sebagai
nilai
yang
tertinggi. Hal itu bisa menjadi lebih jelas jika kita mempelajari karakteristik atau ciri khusus nilai moral. Kontribusi
olahraga
dan
pendidikan jasmani telah menunjukkan
menggarisbawahi bahwa dalam arti
konsistensi
tertentu nilai moral bukan merupakan
nilai-nilai pokok kehidupan manusia.
suatu kategori tersendiri di samping
Pendidikan adalah segenap upaya yang
kategori-kategori nilai yang lain. Nilai
memengaruhi
moral tidak terpisah dari nilai-nilai jenis
pembentukan
lainnya. Setiap nilai dapat memperoleh
perubahan
suatu „bobot moral‟, bila diikutsertakan
pendidikan jasmani pada hakikatnya
dalam
perilaku
moral.
Kejujuran,
merupakan
dalam
mendeskripsikan
pembinaan kepribadian,
perilaku. bagian
dan termasuk
Olahraga dari
dan
pendidikan
misalnya, merupakan suatu nilai moral,
keseluruhan. Kretchmar (1994: 113-
tapi kejujuran itu sendiri „kosong‟, bila
115) telah mendaftar tiga formulasi nilai
tidak diterapkan pada nilai lain, seperti
olahraga dan pendidikan jasmani, yakni: pertama seperti telah dikenal sepanjang
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 47
awal
tahun
kedua
1900-an,
Keterampilan mengacu pada tindakan
sebagaimana ditulis untuk menyongsong
atau
abad ke-21, dan ketiga untuk mengenali
dengan tujuan psikomotor formulasi-1.
nilai-nilai dasar dari kedua
Nilai terkait: kebijaksanaan praktis, tahu
formulasi
nilai-nilai
kinerja
dan
sesuai
lainnya.
Formulasi-1:
Empat
tujuan
bagaimana, kepandaian, melakukan dan
pokok
olahraga
dan pendidikan
membuat, prestasi, dan kebebasan yang
jasmani,
meliputi
tujuan:
organik,
datang dengan kemampuan kreatif. Dan kesenangan
psikomotor,
afektif,
dan
kognitif.
Formulasi-2:
Orang
yang
terdidik
secara
jasmani/fisik,
(lima)
memiliki
5
mengacu pada nilai-nilai
pengalaman dan sesuai dengan tujuan
afektif
Nilai
formulasi-1.
terkait:
ciri berikut: telah belajar
kepuasan, menyenangkan, kenikmatan
keterampilan yang diperlukan untuk
indrawi, kegembiraan, kebermaknaan,
melakukan berbagai aktivitas jasmani,
relaksasi, dan main-main.
berpartisipasi
secara
teratur
dalam
Memasuki
abad
ke-21
kini
aktivitas jasmani, bugar secara jasmani,
dalam berbagai kesempatan, para figur,
tahu
dari
tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan
keterlibatan dalam aktivitas jasmani,
kembali menyuarakan dan menekankan,
dan
dan
betapa pentingnya „nation and character
hidup
building‟, yang pernah menjadi tema
sehat. Formulasi-3: Empat nilai pokok,
sentral dalam pembangunan era tahun
meliputi
1960-an,
implikasi nilai
dan
aktivitas
kontribusinya
terhadap
manfaat jasmani gaya
nilai-nilai:
pengetahuan,
kebugaran,
pemerintahan
dan
Soekarno. Bung Karno berkeyakinan
kesenangan. Kebugaran mengacu pada
bahwa selain digunakan sebagai alat
nilai-nilai biologis dan sesuai dengan
pembentuk
tujuan organik formulasi-1. Nilai terkait:
merupakan alat pembangun mental dan
kehidupan itu sendiri, kelangsungan
rohani yang efektif (Albertus, 2010:
hidup, semangat muda
44- 51; 112-118). Salah satu
dan
keterampilan,
semasa
umur
terus-menerus,
panjang. Pengetahuan
yang di
sesuai dengan tujuan kognitif formulasi-
nasional
Nilai
terkait:
dengan
pembangunan
adalah
olahraga
kebutuhan
untuk
pencerahan,
karakter (watak) individu dan karakter
yang
pencahayaan.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
bidang
membina dan sekaligus membentuk
kebijaksanaan, dan kebebasan datang
tema
ilmiah,
fakta
pemahaman,
olahraga
mencolok dalam perbincangan
mengacu pada nilai-nilai informasi dan
1.
jasmani,
bangsa
sebagai
nasional
melalui
sebuah identitas pendidikan
pada Page 48
berguna”(Lutan & Motohir, 2001: 1).
umumnya serta pendidikan jasmani dan olahraga pada khususnya. Karakter dikembangkan
tahap
Ungkapan klasik tersebut di atas
pelaksanaan
memosisikan sport dan physical education
(acting), dan kebiasaan (habit). Tahapan
pada kedudukan yang amat strategis
secara utuh dapat dideskripsikan pada
yakni sebagai „alat‟ pendidikan sekaligus
gambar 1 di bawah ini. Dan tema
pembudayaan, yang tidak lain adalah
tersebut
proses pengalihan dan penanaman nilai-
pengetahuan
penguatan menjadi
melalui (knowing),
sejatinya
terkait
nilai-nilai landasan
dengan
inti
yang
kekuatan
hidup
berbangsa dan bernegara.
nilai
luhur.
Proses
ini
merupakan
keniscayaan, sebagai sebuah prasyarat yang memungkinkan manusia mampu terus
mempertahankan
kelangsungan
hidupnya sebagai manusia. Dan boleh jadi
akan
memperbaiki
martabat
individu (manusia). Tulisan
ini
sebagai
bahan
kajian diskusi filsafat olahraga yang memfokuskan
pada
masalah
“Nilai:
Penipuan, Sportivitas, dan Etika dalam Olahraga
dan
(Zeigler,
1977:
Pendidikan
Jasmani”
Gambar 1: Keterkaitan Komponen Moral dalam Pembentukan Karakter
33-65;
Kretchmar,
1994: 89-176; Pearson, 1995: 263-265; Baron Pierre de Coubertin, tokoh
Roberts, 1996: 72-86; Binder, 2007: 65-
Olimpiade
122; Bertens, 2013b: 111-180). Pada
Modern dari Perancis, mengungkapkan
tulisan ini, kita menerapkan aksiologi,
bahwa:
subbagian
penggagas
kebangkitan
“Tujuan akhir olahraga dan pendidikan jasmani terletak dalam peranannya sebagai wadah unik penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk memiliki dan membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat yang mulia; hanya orang-orang yang memiliki kebajikan moral seperti inilah yang akan menjadi warga masyarakat yang Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
filsafat
yang
membahas
nilai-nilai dalam etika dan estetika. Etika berhubungan dengan isu moral benar
dan
salah,
dan
estetika
membahas bagaimana penilaian dibuat tentang apa yang indah dan jelek. Pendidikan di suatu masyarakat mana pun, berusaha untuk mengembangkan Page 49
suatu
karakter
menunjukkan
(watak)
perilaku
yang
yang
olahraga di sekolah (ACHPER, 2009:
lebih
2).
disukai (Gutek, 2004: 6). Adapun isu tentang penipuan dalam olahraga dan pendidikan jasmani itu adalah nyata adanya.
Lutan
(2001:
176)
menyatakan bahwa „penipuan merupakan isu lama dan hingga kini masih menjadi
Gambar 2: Relationship of Fundamental Motor Skill to Physical and Sport Education Curriculum
bahan perbincangan‟. Isu tersebut semakin
Sedangkan
gambar
3
berikut
marak karena yang dimaksud penipuan
adalah jenis kategori olahraga menurut
di sini tidak hanya dalam pengertian
Read dan Edward (dalam Thomas, 2001:
sengaja mengelabuhi wasit atau atlet
www.activehealth.uou.edu.au/../Sport%20Catag.
untuk
.).
melanggar
peraturan,
atau
mengecoh lawan dengan siasat tertentu, tetapi
juga
penggunaan
berkaitan obat
dengan
terlarang
atau
pendadahan. Cheating and the „good foul‟ are important
issue in sport ethics (Li-
Hong/Leo Hsu, 2005: 43). Sedangkan isu sportivitas
dan
olahraga
pendidikan
dan
etika
dalam jasmani
menarik dikemukakan terkait dengan pemaknaan penipuan atau kecurangan dalam konteks nilai-nilai
budaya
olahraga yang dipraktikkan manusia
Gambar 3: Categorisation of Sports
2. Nilai dan Penilaian dalam Olahraga dan Pendidikan Jasmani
pada umumnya. Oleh karena itu, skop
Olahraga adalah sekolah yang ideal
atau ruang lingkup pendidikan jasmani
bagi kehidupan manusia. Keterampilan-
dan deskripsi tentang kategori olahraga perlu
dikemukakan
agar
jalannya
diskusi menjadi lebih terfokus dan terarah. Gambar 2 berikut merupakan ruang lingkup pendidikan jasmani dan
keterampilan yang dipelajari melalui bermain,
pendidikan
olahraga
adalah
pengembangan
dasar
bagi
dan
holistik
kaum
muda.
Nilai-nilai keterampilan yang dimaksud, seperti
kerjasama
kepercayaan Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
jasmani
diri,
komunikasi,
dan
sangat sportivitas, Page 50
menghormati
diri
dan dan
sendiri
Dalam
kegiatan
permainan
dan
menghormati kepentingan mereka (lihat
olahraga
boks). Olahraga sebagai wahana atau
terlibat tidak selalu nilai moral, tetapi
forum
belajar
juga nilai non-moral. Penalaran moral
persaingan,
atau analisis logika juga tidak selalu
bagi
bagaimana
mereka
untuk
menghadapi
tidak hanya bagaimana juga
bagaimana
Olahraga
kalah
untuk
adalah
cara
tetapi
nilai dalam arti luas yang
menempuh
proses
ilmiah,
tetapi
menang.
memakai sistem nilai lainnya yaitu
untuk
emosi dan intuisi. Bila keterkaitan
membangun pemahaman tentang nilai-
nilai
moral
diskemakan
nilai moral yang bersifat universal
paradigma
(United Nations, 2003: 8).
tindakan nyata.
dari
Tindakan
Kejujuran dan kebajikan selalu
menjadi
kepercayaan
nyata
orang
ke
dalam
terkait dengan kesan terpercaya, dan
berolahraga, baik yang ideal maupun
terpercaya selalu terkait dengan kesan
yang diperagakan atau dipraktikkan
tidak
atau
sebenarnya dipengaruhi oleh motif dan
memperdaya. Hal itu terwujud dalam
tujuan berbuat yang semuanya itu
tindak dan perkataan. Semua pihak
berpangkal pada persepsi.
berdusta,
menipu,
pemain
Manakah diantara alternatif di
mempertaruhkan
bawah ini yang akan Anda pilih,
percaya bahwa wasit dan (atlet)
dapat
integritasnya
dengan
membuat
dikaitkan dengan sistem nilai
keputusan yang sportif (Newsletter
Anda
O2SN, Edisi 1/1
bagaimanapun caranya; 2) memperoleh
Mereka
Juli 2013:
terpercaya
keputusannya
2-3). karena
mencerminkan
anut?:
1)
yang
keuntungan sebanyak bermain,
menang,
menang, mungkin; 3)
atau
kalah, tidak
kejujuran. Kejujuran adalah nilai moral
menjadi masalah penting; 4) menang,
yang kedua, sedangkan nilai moral
tetapi dalam batas-batas peraturan; dan
lainnya meliputi: keadilan (nilai moral
5) menang, berdasarkan peraturan, dan
pertama), tanggung jawab (nilai moral
sejalan dengan semangat untuk tetap
ketiga), dan kedamaian (nilai moral keempat). Keempat
nilai
moral
tersebut mengkonstruksi terbentuknya nilai kepercayaan. Karena kepercayaan itu bersifat abstrak, maka tujuan yang hendak
dicapai
adalah
untuk
„membumikan‟ yang abstrak itu ke dalam perbuatan atau tindakan yang konkret. Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
menghormati wasit dan lawan bermain. Bila Anda memilih opsi ke-1 dan ke-2, maka Anda tergolong seseorang yang memandang
kemenangan
merupakan
tujuan akhir yang terpenting. Bila Anda memilih opsi ke-3 maka Anda lebih mementingkan nilai performa daripada hasil. Dan bila Anda memilih opsi kePage 51
4 dan ke-5, maka Anda menilai bahwa
sebenarnya
menang itu penting, tetapi hal itu
memukul bola „lob‟. Contoh-contoh jenis
menjadi
penipuan
baik
apabila
dilaksanakan
ia
ini
bermaksud
merupakan
untuk
kejadian-
dengan cara yang direstui masyarakat
kejadian yang sering terjadi dalam
dan parameter peraturan.
olahraga dan permainan, dan di sini
3.
Penipuan dalam Olahraga dan
Pendidikan Jasmani
Pertanyaan yang penting adalah apakah
Spirit setiap kegiatan olahraga dan permainan
merupakan
usaha
untuk
menipu wasit atau lawan seseorang dengan sukses. Tesis yang diajukan di sini adalah olahraga
bahwa dan
tidak perlu dipersoalkan atau diperumit.
penipuan
dalam
permainan
tidak
tindakan-
tindakan
siasat
penipuan
adalah etis atau tidak etis? Sekaitan dengan penyataan dan pertanyaan di atas, kita memerlukan aturan pengalaman (rule of tumb) untuk
sederhana, merupakan peristiwa atau
memutuskan atas etika suatu tindakan.
kejadian yang rumit. Penipuan dapat
Standar
dianalisis setidak- tidaknya ke dalam
tindakan penipuan adalah tidak etis
dua jenis atau tipe: 1) siasat penipuan,
seperti berikut. Jika suatu tindakan itu
dan 2) ketentuan penipuan Pada akhirnya,
dirancang oleh seorang peserta yang
aturan pengalaman (rule of tumb) boleh
turut dalam kegiatan dengan sengaja
jadi sebagai penentu untuk memutuskan
mencampuri tujuan
atas etika tindakan-tindakan penipuan
tindakan
yang jatuh ke dalam dua kategori
dapat diberi label tidak etis.
tersebut.
pendidikan
Siasat penipuan (deception) terjadi ketika seorang atlet menipu lawannya ke dalam suatu pemikiran, ia akan bergerak ke kanan, namun sebenarnya ia akan bermaksud bergerak ke kiri ─ bahwa ia akan memukul „bunt‟ dalam softball atau baseball untuk
drive‟
─ bahwa
bola
„drive‟
ketika
memukul ia
dalam
ia „line
akan memukul tenis
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
memutuskan
kegiatan,
sebagaimana
Apakah
a. Siasat Penipuan
bermaksud
untuk
maka
dilakukannya
tujuan
jasmani
jika
kegiatan
dan
olahraga?
Mengapa tujuan olahraga ditetapkan seperti halnya permainan bola basket? Permainan sepak bola, atau permainan tenis? Penulis menganjurkan bahwa tujuan permainan dalam latar orang berolahraga
adalah
untuk
menguji
keterampilan individu atau kelompok individu,
melawan
keterampilan
individu atau kelompok individu yang lain untuk menentukan siapa yang lebih
namun Page 52
istimewa kemahirannya, kegiatannya
dalam kejadian-kejadian olahraga. Ini
baik dan terdefinisi.
adalah jenis kegiatan dari sebagian atlet keistimewaan
yang berketerampilan tinggi daripada
didefinisikan?
atlet yang berketerampilan rendah, dan
Keistimewaan permainan adalah tidak
kerena itu merupakan jenis kegiatan
lebih (dalam istilah definisi yang hati-hati)
yang
daripada aturan itu sendiri. Aturan satu
signifikan terhadap tujuan peristiwa
permainan berbeda dengan yang lain.
atau
Beberapa permainan mungkin memiliki
penipuan adalah
aturan yang mirip, meskipun demikian
dirancang dengan sengaja mencampuri
aturan antara satu permainan
dengan
tujuan olahraga.
permainan
adalah
b. Ketentuan Penipuan
Bagaimana permainan
berbeda.
yang Jika
lain
ditemukan permainan
disimpulkan bahwa aturan permainan itu adalah permainan yang sama. Jadi, masalah permainan
identitas adalah
dan
perbedaan
ditentukan
oleh
kontribusi
kejadian
yang
olahraga.
Siasat
bukan cara
yang
Ketentuan penipuan terjadi ketika
dengan aturan yang persis sama antara sampul dan isi aturan buku, maka
memberi
seorang telah berjanji turut serta dalam satu jenis kegiatan, dan kemudian secara sengaja terlibat dalam jenis kegiatan lain. Contoh jenis penipuan ini
mungkin terjadi
jika seorang
aturan tiap permainan. Permainan yang
menandatangani
serupa memiliki aturan yang sama dan
mengajar
perbedaan permainan memiliki aturan
ditugaskan pada kelas ilmu politik, dan
yang
dikenali,
kemudian berkampanye untuk calon
didefinisikan sebagai permainan yang
politik tertentu. Bagaimana yang harus
ditentukan oleh aturannya.
dikerjakan
agar
dilakukan
paralel
berbeda.
Jika
Permainan
tujuan
olahraga
adalah
kontrak
untuk
ilmu pengetahuan politik,
suatu dalam
tindakan situasi
menentukan siapa yang lebih istimewa
berolahraga? Paradigma yang dipakai di
kemahirannya dalam permainan, dan
sini menganjurkan bahwa: 1) dalam
jika suatu tindakan tidak etis adalah
keadaan
seseorang
dengan
pelanggaran dalam suatu permainan
sengaja mencampuri tujuan, maka sulit
jatuh masuk ke kategori ketentuan
diketahui bagaimana tindakan siasat
penipuan, 2) dalam keadaan tertentu,
penipuan dapat
tindakan pencemaran dapat diberi label
Faktanya, spirit/ruh
yang
jenis dari
merancang
disebut
tidak etis.
penipuan faktor
adalah
tidak
tertentu,
sportif,
komisi
dan
3)
pengawas
jenis-jenis
keterampilan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 53
kecurangan tertentu dapat dikaitkan ke
dilabeli tidak etis.
tindakan yang layak atau pantas diberi
kesengajaan
adalah
lepas
dari
label tidak etis.
pelanggaran
tidak
sengaja,
maka
Telah disinggung sebelumnya bahwa
ketidaksengajaan tindakan tidak berarti
suatu
tidak
permainan
dikenali,
atau
etis.
Karena kriteria
Kita
biasanya
didefinisikan, sebagai permainan yang
mengharapkan
ditentukan oleh aturannya. Lagipula,
hukuman
kita semua akrab dengan fakta bahwa
tetapi kita tidak akan menempatkan
permainan
kesalahan moral kepada pelakunya.
merupakan
pemenuhan
terhadap kaidah atau aturan permainan khusus
dimana
kita
melakukan
tindakan-tindakan tertentu, melawan
meskipun
ketentuan
yang
Ketika
seseorang
disepakati.
seseorang
untuk
suatu
menerima pelanggaran,
Berikutnya, mari kita berbalik ke seorang
yang
dengan
sengaja
melakukan suatu pelanggaran sewaktu berpartisipasi kompetisi
dalam
konteks
olahraga.
Jika
atau tujuan
melakukan tindakan yang tidak sesuai
pertandingan adalah untuk menentukan
dengan
siapa yang lebih mahir dalam suatu
atau
dikatakan pelanggaran,
memenuhi
telah dan
aturan,
melakukan suatu
ia
suatu
permainan,
maka
kita
dapat
hukuman
mengatakan bahwa seorang pemain
ditetukan sebagai bagian hukum karena
telah berjanji dengan lawannya untuk
tindakan yang dilakukan. Cara-cara
saling menghargai tujuan olahraga.
dimana pelanggaran dilakukan dalam
Dengan
kata
lain,
ia
telah
konteks olahraga dapat dibagi ke dalam
mengontrak atau berjanji dengan lawan
dua kategori. Kategori pertama terdiri
dan penontonnya (jika lebih dari satu)
atas semua pelanggaran yang dilakukan
untuk main sepakbola, misalnya, untuk
dengan tidak sengaja, dan yang kedua
menentukan tim siapa yang lebih mahir
adalah terdiri atas semua pelanggaran
atau
yang dilakukan dengan sengaja.
sepakbola.
terampil
dalam
permainan
Pertama, mari kita pertimbangkan
Penulis telah memberikan alasan
kasus pelanggaran yang tidak sengaja.
lebih awal bahwa suatu permainan
Menurut kaidah dari pengalaman kita,
tertentu
suatu
dirancang
aturannya ─ bahwa ketentuan atau
dengan tenang dan berhati-hati, tidak
aturan suatu permainan adalah definisi
tergesa-gesa
permainan itu. Jika ini adalah kasus,
tindakan
harus
mencampuri
tujuan
kegiatan, agar tindakan yang dilakukan Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
adalah
didefinisikan
oleh
seorang pemain yang dengan sengaja Page 54
melanggar
maka
definisi permainan adalah aturan itu
dan berhati hati
sendiri, maka jika di sana tidak ada
bersangkutan bermain
aturan bermain maka di situ tidak akan
permainan itu lebih lama. Ia boleh
ada permainan. Karena itu, sekalipun
bermain
hukuman untuk pelanggaran termuat di
dengan
aturan permainan, tenang
melarang yang
(‘smutball‟
=
„bolacabul‟),
misalnya, tetapi ia janganlah bermain
dalam
sepakbola. Ini adalah suatu kasus yang
tindakan pelanggaran yang disengaja
disengaja menipu aturan permainan.
adalah sungguh- sungguh di luar aturan
Jenis tindakan ini merupakan tindakan
permainan.
yang
dirancang
permainan
mencampuri tujuan
yang
mereka
lakukan.
buku
peraturan
permainan,
Berbagai argumentasi yang elok dapat
dibuat
untuk
menuduh
Dapatkah itu ditentukan dua pemain
pelanggaran yang disengaja. Hal itu
(tim) yang lebih mahir dalam suatu
melanggar ruh ludik atau permainan,
permainan bila seorang dari pemain
yang membicarakan tentang
(tim) tidak lengkap bermain permainan
bermain sebagai alat
tertentu? Jika argumen-argumen yang
pencarian
diberikan di sini benar hingga kini,
merefleksikan suatu pandangan dari
maka kita dapat menyimpulkan bahwa
seorang kompetitor sebagai musuh dan
perbuatan sengaja melanggar dalam
tujuan dari keduanya daripada sebagai
olahraga adalah suatu tindakan yang
teman sejawat dalam perlombaan elit.
tidak
kita
Semua kesenangan itu, bagaimanapun,
mengacu pada tindakan yang tidak
mengecewakan akhirnya dan sebagian
etis, maka kita menyebutnya sebagai
terbesar
tindakan yang tidak sportif.
penghianatan
etis.
Seorang
Biasanya,
ketika
mungkin
membantah,
proses
belaka dalam
kemenangan,
merusak
dan
kesaksian;
yang
disengaja
menghancurkan bingkai perjanjian yang
dalam posisi ini, bahwa hukuman untuk
sangat
pelanggaran juga termuat dalam buku
olahraga.
peraturan suatu permainan tertentu,
mungkin dilanjutkan dalam wajah atau
dan oleh karena itu, pelanggaran tidak di
muka kecurangan yang menimbulkan
luar
bencana, tetapi baik ada analisis logika
aturan
bantahan
permainan.
posisi
ini
adalah
Ternyata karena
maupun
penting
dalam
Kegiatan
tidak
menjalankan
olahraga
pengalaman
intuisi
hukuman untuk pelanggar itu, semua
memperbolehkan
tindakan adalah di dalam hukum. Jika
apapun
sebagai
ini adalah kasus, maka di sana akan
(negatif)
─ karena itu sama dengan
tidak
menghancurkan.
ada
permainan.
guna
memiliki
aturan
Akan
tetapi,
karena
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
kita
pun
memanggil
permainan
kiri
Page 55
4.
Sportivitas dalam Olahraga dan
kalah, dan 6) tanggung jawab dan cinta
Pendidikan Jasmani Sportivitas
dan tenang; mampu mengendalikan diri bila
adalah
sari
pati
damai; tidak suka main keras dan kasar.
olahraga dan pendidikan jasmani, dan
Sportivitas
merupakan
kepribadian manusia.
keniscayaan
perdamaian
dan/atau
bagi
kelangsungan
adalah
Sportivitas
bagian
dari
mempunyai
arti,
memiliki
sikap
olahraga yang membawa kemaslahatan.
seorang
Sportivitas memberikan kepada olahraga
ksatria, adil dan jujur dalam bertindak
kualitas
dan berperilaku terhadap lawan, dan
kemanusiannya.
Sportivitas
atlet
harus
sangat penting dan perlu ditekankan
mengikuti
dalam olahraga dan pendidikan jasmani
ditetapkan
di sekolah, baik dalam olahraga rekreasi
Sportivitas
maupun olahraga prestasi
kontes, menghormati aturan, perjanjian,
Agar olahraga bermakna dalam kehidupan
manusia,
maka
peraturan atau
yang
disepakati
adalah
telah bersama.
permainan,
adil
dan penghormatan terhadap pertandingan
olahraga
(Butcher & Schneider, 1998: 1-22).
dan pendidikan jasmani harus dibangun
Pelaku bersedia mengakui keunggulan
dengan tiga prinsip, yakni: 1) sportivitas
(kebenaran,
merupakan nilai kesadaran moral yang
lawan,
selalu melekat bahwa lawan tanding
(kesalahan, kelelahan, dan kekalahan) diri
adalah kawan tanding yang diikat oleh
untuk
berbuat,
mendasari perilaku dan
3)
sportivitas
penting sekali baik pada olahraga amatir maupun profesional.
yg
tercermin
kemenangan)
mengakui
kelemahan
Dalam suasana bertanding itu ada
pihak
persamaan
yang hak
bermain yang
dan
diatur
ada oleh
peraturan. Selain itu, ada satu tujuan yang ingin dicapai, dan pencapaian
Sportivitas adalah bentuk harga diri
dan
dan
sendiri.
persaudaraan, 2) sportivitas mendasari sikap, dan sikap
keunikan,
dari
aspek:
1)
kejujuran dan keadilan; mengedepankan
tujuan itu diawasi oleh wasit. Sesuai dengan makna istilah yang digunakan, wasit itu adalah orang yang bersifat
nilai moral, 2) rasa hormat terhadap
tidak
lawan; kalah atau menang,
sikap
dibutuhkan kesiapan semua pihak, baik
ksatria dan tanpa pamrih, 4) tegas dan
wasit maupun pemain untuk berperilaku
berwibawa; tidak terpengaruh walau lawan
sportif dalam rangka menjaga keutuhan
tidak sportif, 5) rendah hati bila menang
permainan,
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
3)
memihak.
dan
Untuk
barang
siapa
itulah
yang Page 56
mencetak gol lewat Paolo Di Canio yang mendapat umpan silang. Alih-alih menyundul bola ke gawang yang sudah kosong, Paolo Di Canio justru memilih untuk menangkap bola dengan tangannya. Pasalnya Paolo Di Canio melihat kipper Everton, Paul Gerrard, tengah terkapar di luar kotak pinalti karena cedera. Lutut Paul Gerrard terkilir ketika berusaha membuang bola beberapa saat sebelumnya. Pertandingan akhirnya berakhir imbang, dan Paolo Di Canio mendapat FIFA Fair Play Award (Newsletter O2SN, Edisi 1/1 Juli 2013: 2-3).
melanggar peraturan dengan semenamena, maka dia atau regunya disebut menghancurkan permainan. Keinginan
untuk
sungguh-
sungguh menjaga keutuhan permainan, tampak jelas ketika sekelompok anak bermain.
Mereka
menerapkan
peraturannya sendiri dan
setiap
anak
berupaya untuk mematuhi ketentuan yang
disepakati. Kesepakatan itu lahir
dari dorongan bahwa proses bermainlah yang diutamakan Silang sengketa di antara mereka dapat dengan segera diatasi karena didorong oleh semangat bermain yang sejati. Karena permainan pada orang dewasa sudah dicampuri oleh aneka kepentingan dan motif, maka keutuhan permainan sukar dijaga. Fenomena itulah yang membedakan permainan anak-anak dan orang
dewasa.
Dalam konteks
permainan orang dewasalah justru kian dituntut
pengamalan
(sportsmanship
or
fair
sportivitas play), karena
olahraga sudah berada dalam ancaman yang membahayakan eksistensinya. Dalam
dunia
sepak
bola
2)
Legenda Jerman dan Bayern Munich, Oliver Kahn, juga pernah memperoleh FIFA Fair Play Award setelah melakukan tindakan simpatik. Saat itu, Bayern Munich menjadi juara Liga Champion setelah mengalahkan Valencia di final. Alih-alih merayakan kemenangan itu bersama rekan-rekannya, Oliver Kahn justru untuk memilih untuk menghibur kipper lawan, Santiago Canizares, yang kecewa berat karena timnya hanya bisa menjadi runner up. Akhirnya tindakan Oliver Kahn ini diikuti oleh pemainpemain Bayern yang lain (Newsletter O2SN, Edisi 1/1 Juli 2013: 2-3).
Internasional, ada dua contoh tindakan sportif yang patut diteladani: 1) Adalah yang dilakukan Paolo Di Canio. Saat itu, West Ham tengah berimbang 1-1 melawan Everton di Premier League. Pertandingan sudah memasuki babak akhir dan The Hammers punya peluang Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Olahraga dengan segala aspek dan dimensi kegiatannya, lebih-lebih yang mengandung unsur kompetisi atau pertandingan, harus disertai dengan sikap dan perilaku yang didasarkan pada kesadaran moral. Sikap itu menyatakan kesiapan untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan peraturan. Bahkan, Page 57
kesiapan itu tidak hanya loyal terhadap ketentuan yang tersirat, tetapi juga kesanggupan untuk membaca dan memutuskan pertimbangan berdasarkan kata hati, Kepatutan tindakan itu ditengarai oleh sinar yang bersumber dari dunia batiniah. Dalam dokumen yang mutakhir, oleh Dewan Olahraga Eropah (1993) disebutkan definisi
kepada berbagai pihak yang
fair play atau sportivitas sebagai:
filsafat, yang mencakup filsafat moral
“… lebih dari sekadar bermain dalam aturan. Sportivitas itu menyatu dengan konsep persahabatan dan menghormati yang lain dan selalu bermain dalam semangat sejati. Sportivitas dimaknakan sebagai bukan hanya unjuk perilaku. Ia menyatu dengan persoalan yang berkenaan dengan dihindarinya ulah penipuan, main berpura-pura atau „main sabun‟, doping, kekerasan (baik fisik maupun ungkapan kata-kata), eksploitasi, memanfaatkan peluang, komersialisasi yang berlebihlebihan atau melampaui batas dan korupsi” (Lutan, 2001: 110).
Berkenaan kiranya Indonesia,
perlu
dengan
hal
disebarluaskan
gagasan
dan
yang
terpuji
yang terliput
dalam konsep sportivitas. 5. Etika dalam Olahraga dan Pendidikan Jasmani Etika adalah salah satu cabang
atau pembenaran-pembenaran
filosofi.
Bertens (2013b: 1-32) membedakan tiga arti etika, yakni: 1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral; 2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan moral; dan 3) nilai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sebagai suatu falsafah, etika olahraga berkenaan dengan moralitas beserta
persoalan-
persoalan
dan
pembenaran-pembenarannya.
Dan
moralitas merupakan salah satu instrumen kemasyarakatan apabila suatu kelompok
di
tindakan untuk segala pola tingkah laku
praktik
Untuk itu, alangkah baiknya jika selalu dapat diterapkan praktik-praktik yang perilaku
yang adil dan jujur. Sangat tepat bila dilembagakan pemberian penghargaan Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
perilaku
sosial menghendaki adanya penuntun
yang dijiwai oleh semangat sportivitas.
pengalaman
pelaku olahraga yang menunjukkan
itu
berolahraga dan pendidikan jasmani
memperkokoh
menjadi
yang disebut bermoral. Maka moralitas akan serupa dengan hukum di satu pihak
dan
Moralitas
etiket memiliki
di pihak
lain.
pertimbangan-
pertimbangan jauh lebih tinggi tentang apa
yang
disebut
„kebenaran‟
dan
„keharusan‟. Sanksi etiket dalam bermain atau berolahraga tidak seperti pada norma hukum yang melibatkan paksaan fisik Page 58
ataupun ancaman, tetapi lebih bersifat
bermain dan olahraga akan dipengaruhi
intermal, misalnya isyarat-isyarat verbal,
oleh latar belakang budaya, pendidikan,
rasa bersalah, atau rasa malu.
serta pengalaman; dan karakter seseorang
Konsepsi moralitas di sisi yang
sebagai bagian diantara faktor-faktor
lain, dimaksudkan untuk menentukan
yang memengaruhi tingkat
sampai seberapa jauh individu memiliki
seseorang.
dorongan untuk melakukan tindakan sesuai
dengan
prinsip-prinsip
moral.
Berkenaan
dengan
etika
kegiatan
moralitas
Berkaitan dengan tingkat moralitas individu, konsep sportivitas sangatlah luhur
dalam
konteks
bermain dan olahraga dalam konteks
olahraga,
olahraga
jasmani,
prestasi. Dapat dibayangkan apa yang
Kumaat (2011: 89-116), menyebutkan
terjadi, apabila sportivitas tidak dapat
ada tujuh prinsip etika moral yang harus
ditegakkan dalam bermain dan olahraga.
dipertimbangkan,
prinsip
Tanpa sportivitas, maka suatu kompetisi
keindahan, 2) prinsip persamaan, 3)
tidak akan terkendali. Sportivitas itu
prinsip kebaikan, 4) prinsip keadilan, 5)
bukan melulu soal kepatuhan. Perilaku
prinsip
sportif itu dipelajari, karena itu harus
dan
pendidikan
yakni:
kebebasan,
dan
1)
6)
prinsip
kompetisi
pencapaian
kebenaran. Penilaian dan putusan moral
dipahami
pada
berperilaku sportif dalam olahraga, dan
dasarnya
berakar
pada
latar
mengapa
dan
pembinaan
karena
ada dua varian besar dalam perspektif itu.
menggunakan
Pertama, relativisme budaya dan kedua
kompetisi. Salah satu akibat penggunaan
non-kognitivisme.
pertama
obat terlarang dalam olahraga adalah
menerima bahwa ada kebenaran penilaian
merosotnya kepercayaan terhadap hasil
dan putusan moral, tetapi bersifat relatif
yang dicapai dalam suatu kompetisi .
terhadap kebudayaan tempat penilaian
Pemeliharaan kepercayaan ini sangatlah
dan putusan itu dibuat. Sedang yang
mahal dan penting maknanya.
kedua berpendapat bahwa penilaian dan putusan moral tidak termasuk wacana yang mau tetapi
menegaskan benar salah,
bermaksud
mengungkapkan
perasaan atau sikap penilai ataupun pendengar terhadap hal yang dibicarakan. Tingkat
moralitas
seseorang
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
dalam
pula
mengapa
bagaimana
belakang budaya seseorang. Setidaknya
Yang
itu
dan
dilarang
obat terlarang dalam
Robert (1996: 72-86) mengungkapkan ada tiga alasan pokok tentang arti kecurangan dan kepercayaan dalam olahraga dari perspektif filsafat, yakni: 1) bahwa kecurangan dalam olahraga kini mulai punah sejak tindakan tertentu telah dikaitkan hukuman, 2) telah dicapainya konsensus pada isu-isu penting tentang penyalahgunaan obat terlarang, dan 3) kecurangan telah Page 59
yang tak terbayangkan, seperti
dibajak oleh isu narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya). Doping kepercayaan
dalam bidang sosial, budaya
menghancurkan masyarakat
terhadap
dan bahkan lingkungan hidup. 2.
Perubahan
itu
juga
olahraga, karena itu pula, penggunaan
menerpa
obat
nilai
dan
jatuh
khususnya, dunia pendidikan
terlarang
pedagogi
menjatuhkan
olahraga,
karena
dunia
olahraga
pendidikan
jasmani
keterpercayaannya. Kecurangan dalam
umumnya,
olahraga adalah tindakan tidak terpuji
masa depan. Dalam kaitan
dan
inilah,
menyalahi
aturan.
Kridibilitas
mengubah
olahraga
citra
dan
olahraga, kompetisi, dan olahragawan
pendidikan
jatuh dimata masyarakat karena terjadi
dipahami
penipuan atau kecurangan (cheating)
konteks lingkungan, sebab ia
untuk berprestasi; tidak karena usaha
dibentuk
dan dominasi kemampuan asli tetapi
kemasyarakatan
karena bantuan dari luar. Dan tindakan
sekaligus terbentuk sebagai
ini dalam kegiatan olahraga dilabeli
respons terhadap lingkungan
sebagai perilaku yang tidak etis.
sosial, ekonomi, politik, dan
Dunia telah dan selalu berubah. modern
secara
dramatis
menantang ketika kita bergerak lebih jauh memasuki abad ke-21, yakni era
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi, termasuk
teknologi
komunikasi dan transportasi. gejala
fenomena
itu,
atau kita
dihadapkan dengan perubahan dinamik
dengan
sistem yang
luas,
3. Olahraga adalah sekolah yang ideal bagi kehidupan manusia.
Keterampilan-
keterampilan yang dipelajari
dan 1. Globalisasi terjadi, didorong
Menyertai
terkait
oleh
melalui
globalisasi:
oleh
harus
budaya olahraga.
C. KESIMPULAN Dunia
jasmani
dalam
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
kecepatan
bermain,
olahraga
pendidikan
jasmani
dasar
holistik
adalah
pengembangan
bagi kaum
muda.
Nilai-nilai
keterampilan yang dimaksud, seperti komunikasi, kejujuran,
kerja
sama,
kepemimpinan, ketahanan,
kepercayaan,
kerja
sama
sekelompok,
menghormati Page 60
aturan,
menghormati
menghargai
orang
pengertian,
diri,
tanggung
lain,
kedamaian. Aspek penipuan
pemecahan
dan
(deception)
dalam
konteks
dan
olahraga
masalah,
bagaimana
untuk
permainan
menang,
bagaimana
kalah,
bukan
bagaimana
jawab,
merupakan
masalah
mengelola
dan tidak perlu dipersoalkan,
kompetisi, hubungan dengan
sedangkan aspek kecurangan
orang
lain,
disiplin,
nilai
usaha,
(cheating) atau doping dalam
toleransi,
saling
olahraga harus dipersoalkan,
berbagi, tingkat kepercayaan
karena
diri, dan sportivitas; sangat
menghancurkan
penting
moral
untuk
mempererat
hubungan (kohesi) sosial dan
olahraga
terus dibawa sepanjang hidup
jasmani.
merusak
dan
nilai-nilai
dalam pembudayaan dan
pendidikan
orang dewasa. 4. Sportivitas adalah: permainan, perjanjian/kontrak,adil kontes, menghormati
aturan,
dan
hormat terhadap kompetisi. 5. Dalam praktik, perspektif nilai: penipuan, sportivitas dan etika dalam
olahraga
dan
pendidikan jasmani berkaitan dengan
nilai-nilai
moral
manusia. Matra atau dimensi praktik penipuan, sportivitas dan
etika
olahraga persepsi
dalam
kegiatan
berpangkal dan
pada
akhirnya
berujung pada nilai moral pelakunya. 6.
Nilai
moral
merefleksikan keadilan, Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
tersebut adanya kejujuran, Page 61
DAFTAR PUSTAKA ACHPER. (2009). Fundamental Motor Skill: An Activities Resource for Classroom Teacher. Melbourne Vic. 3001 Australia: Department of Education. Physical and Sport Education. Albertus, D. Koesoema. (2010). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Edisi Revisi. Cetakan ke-2. Jakarta: Grasindo. Binder, D. L. (Ed.). (2007). Teaching Values: An Olympic Education Toolkit. IOC Commission for Culture and Olympic Education. Canada: University of Alberta. Bertens, K. (2013a). Sejarah Filsafat Yunani. Edisi Revisi. Cetakan ke-26. Yogyakarta: Kanisius. Bertens, K. (2013b). Etika. Edisi Revisi. Cetakan ke-12. Yogyakarta: Kanisius. Butcher, R. and Schneider, A. (1998). “Fair Play as Respect for the Game”. Journal of the Philosophy of Sport. Vol. XXV, p. 1-22. Gutek, G. L. (2004). Philosophycal and Idiological Voices in Education. Boston: Pearson Education, Inc. IKIP Surabaya. 1998. Laporan Seminar Lokakarya Nasional Ilmu Keolahragaan Tanggal 06-07 September 1998. Surabaya: Panitia Seminar Lokakarya Nasional Ilmu Keolahragaan. Kretchmar, R. Scott. (1994). Practical Phylosophy of Sport. Champaign, IL.: Human Kinetics. Kumaat, N. Anita. (2011). “Pendidikan Jasmani Berwawasan Etika dan Moral Bangsa Indonesia” dalam Mutohir, Toho C. (Ed.). Demensi Pedagogi Olahraga. Malang: Wineka Media. Li Hong/Leo Hsu. (2005). “Revisiting Fair Play: Cheating, The „Good Foul‟, and Sport Rules”. Kinesiologia Slovenica. 11, I, p. 43-49. Lutan, R. (Ed.). (2001). Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat Pemberdayaan IPTEK Olahraga, Ditjen Olahraga, Depdiknas. Jakarta: CV. Berdua Satu Tujuan. Berdua Satu Tujuan. Lutan, R. dan Mutohir, T. Cholik. (2001).“Olahraga dan Transformasi Nilai”, dalam Lutan, Rusli. (Ed.). Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat Pemberdayaan IPTEK Olahraga, Ditjen Olahraga, Depdiknas. Jakarta: CV. Berdua Satu Tujuan. Newsletter O2SN. (2013). “Kilas Balik O2SN 2012: O2SN Asah Jiwa Sportif Peserta Didik”. Laporan Utama. Jakarta: Bagian Perencanaan dan Pengembangan Setditjen Pendidikan Dasar, Kemendikbud. hal. 1-9.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 62
Mutohir, T. Cholik. (2013). “Fair Play O2SN”. PPT Materi Kuliah S-3 IKOR UNESA. hal. 1-24. Pearson, K.M. (1995) “Deception, Sportmanship, and Ethics” in. Morgan, William J. and Meier, Klaus V. (Ed.). Philosophic Inquary in Sport. Edisi2. Champaign, IL.: Human Kinetics Publisher, Inc. Robert, T.J. (1996). “Cheating in Sport: Recent Consideration”. in Volkwein, Karen A.E. (Ed). Sport Science Review, Sport Philosophy. Vol. 5(2), p. 72-86. ICSSPE.Champaign, IL: Human Kinetics Publisher, Inc. United Nation. (2003). “Sport for Development and Peace: Toward Achieving the Millenium Development Goals”. Report from United Nations Inter-Agency Task Force on Sport for Development and Peace. in www.un.org/.../sport/../sport/../2003 interagenc...diunduh 14/10/ 2013. 9:05 PM. Zeigler, E.F. (1977). Physical Education and Sport Philosophy. London: Prentice-Hall, Inc.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 63
PROFIL KLUB BOLAVOLI PUTRA SEMARANG BANK JATENG TAHUN 2010-2012 Deo Krishna Priawan & Pomo Warih Adi Universitas Sebelas Maret
The objectives of this research are to find out: (1) The management organization in Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng in year 2010-2012; (2) The building method in Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng in year 2010-2012; (3) The training program in Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng in year 2010-2012; (4) The fund sources in Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng in year 20102012; (5) The infrastructure and tools of Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng in year 2010-2012; (6) The achievement reached by Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng in year 2010-2012.This research used qualitative descriptive method. In this research is used the strategy of case study single staked namely the target will be observed was limited and decided also centered in one location which have the characteristics itself. The data sources which are used in this research are informant, document, thing and place. The techniques of collection data are interview, documentation and observation. In this research, to find out the data validity, the researcher used two triangulation technique namely data triangulation and method triangulation. The techniques of analyzing data are qualitative descriptive, namely the collected data are arranged to be analyzed so that it obtained the illustration from variables observed.Based on the research, the result obtained as follows: (1) The management organization in Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng was good enough, because in the organization was completed by the elements and principals to support the running of organization; (2) The building method in Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng was very good, because the trainers were the quality trainers and also it covers the building things such as selection, talent scouting and guiding of the athlete carefully; (3) The training program which carried out in Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng was good enough, looked from the training which is based on the program that the trainer made, the existence of periodic training, and the manufacture of training schedule that organized well; (4) The fund sources in Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng are got from Bank Jateng management itself, then the donation from the club board and also from sponsor; (5) The infrastructure and tools of Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng were good enough. All of infrastructure and tools there in good condition and proper to be used in the training process; (6)The achievement reached by Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng was very good. This case looked from the result of prestigious championship either in local level or national Semarang Bank Jateng always in best level position. Keywords: Profile, Volley ball, Semarang Bank Jateng.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 64
wadah yang menangani bidang olahraga
PENDAHULUAN Bolavoli merupakan salah satu
bolavoli secara intensif dan spesifik.
cabang olahraga yang dikategorikan
Klub
adalah
tempat
untuk
kedalam permainan olahraga.Olahraga
membentuk kemampuan seorang atlet
bolavoli
agar berkualitas dan mampu mencapai
dapat
menanamkan
sportifitas,
jiwa
tanggungjawab,
prestasi
maksimal.
kerjasama,serta sikap percaya diri yang
merupakan
berguna demi tercapainya prestasi.
terorganisir
suatu untuk
Klub
bolavoli
wadah
yang
menampung
dan
Prestasi merupakan tujuan yang
membentuk kemampuan atlet dalam
ingin dicapai oleh semua orang baik
olahraga bolavoli. Sebuah klub bolavoli
individu
Untuk
harus mempunyai program pembinaan
pada
yang sangat baik. Selain itu baik
olahraga bolavoli bukanlah suatu hal
pengurus, pelatih, maupun atletnya harus
yang
mempunyai
maupun
mencapai
kelompok.
prestasi
mudah,
maksimal
melainkan
diperlukan
pengetahuan
yang
luas
latihan, kerja keras dan upaya pembinaan
tentang bolavoli. Disamping itu terdapat
yang intensif. Unsur-unsur yang penting
beberapa faktor eksternal yang dapat
serta
upaya
mempengaruhi perkembangan prestasi
meningkatkan prestasi bolavoli antara
yaitu organisasi, pengurus, pelatih, serta
lain pembinaan teknik, fisik, taktik dan
sarana dan prasarana.
mendukung
dalam
pembinaan mental. Pembinaan
Organisasi olahraga merupakan bolavoli
suatu wadah yang bergerak dalam bidang
bertujuan untuk mengasah potensi baik
olahraga yang bertujuan untuk mencapai
teknik, fisik, taktik, dan mental yang
prestasi
dimiliki
Dalam organisasi olahraga, kerjasama
agar
dapat
prestasi
diarahkan
dan
maksimal
dalam
ditingkatkan untuk mendapatkan prestasi
antar
yang maksimal. Pembinaan tersebut
didalamnya harus terjalin dengan baik,
harus terencana dan dilaksanakan secara
dan harus mempunyai program kerja
terus-menerus, selain itu pembinaan
yang jelas. Hubungan yang harmonis,
prestasi merupakan tanggung jawab dari
kerjasama yang baik, program kerja yang
semua pihak yang ikut berperan aktif
jelas akan membuat organisasi olahraga
dalam kegiatan olahraga bolavoli. Untuk
berjalan
mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan
prestasi maksimal dapat dicapai.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
orang-orang
olahraga.
dengan
yang
lancar
dan
terlibat
tujuan
Page 65
Kelangsungan dan kelancaran
harus
mampu
dari kegiatan organisasi bergantung pada
latihan
yang
pengurus
memantau
dan
anggota
organisasi.
menerapkan tepat
program
untuk
kegiatan
atletnya,
latihan,
dan
Pengurus harus bisa mengatur dan
mengevaluasi setiap latihan yang telah
mengelola organisasi agar dapat berjalan
diterapkan agar prestasi atletnya dapat
dengan
meningkat.
baik.
Suatu
organisasi
bertanggungjawab
terhadap
Di Indonesia banyak tersebar
kelangsungan klub, salah satunya adalah
klub-klub bolavoli baik di kota maupun
dengan mencari sumber dana untuk
di
menunjang pembinaan. Dengan adanya
bersaing untuk meraih prestasi yang
dana yang memadai, maka kegiatan
maksimal. Salah satu kota yang terdapat
olahraga akan berjalan dengan baik dan
banyak
prestasi
tercapai.
Semarang. Di kota semarang terdapat
Sumber dana tersebut dapat berasal dari
banyak klub-klub bolavoli yang saling
dalam
berlomba dan bersaing untuk menjadi
maksimal
maupun
dapat
dari
luar
anggota
organisasi.
desa.
Klub-klub
klub
tersebut
bolavoli
saling
adalah
kota
klub yang terbaik dalam hal prestasi.
Sebuah klub harus mempunyai
Klub-klub tersebut diantaranya adalah
prasarana
dan
sarana
yang
baik.
Semarang Berlian, Vopas, Apacinti,
Prasarana
dan
sarana
yang
baik
Semarang Bank Jateng, dan masih
satu
faktor
yang
banyak yang lainnya. Klub-klub tersebut
Tanpa
mempunyai tujuan yang sama yaitu
merupakan
salah
menunjang
kegiatan
latihan.
adanya prasarana dan sarana yang baik
untuk
akan menghambat proses latihan dan
bolavoli melalui prestasi yang dicapai.
akan sulit untuk mencapai prestasi
Akan tetapi penelitian ini hanya akan
maksimal.
membahas tentang Klub Bolavoli Putra
Prestasi maksimal merupakan
meningkatkan
Semarang
Bank
perkembangan
Jateng.
Klub
ini
impian dari semua atlet dan klub atau
termasuk klub yang baru muncul tetapi
pembinaan
sudah
prestasi.
Keberhasilan
menjadi
trending
topik
di
prestasi tidak lepas dari dukungan
kalangan masyarakat berkat prestasinya.
berbagai pihak. Pelatih yang berkualitas
Semarang
memegang peranan penting terhadap
debutnya di kejuaraan bolavoli pada
peningkatan prestasi atletnya. Pelatih
tahun
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Bank
2010.
Jateng
Selama
memulai
tahun
2010 Page 66
Semarang Bank Jateng telah menjuarai
kancah perbolavolian nasional. Hal ini
berbagai
turnamen
kejuaraan
dibuktikan dengan prestasi yang diraih
bolavoli
yang
diselenggarakan.
klub bolavoli putra Semarang Bank
Kemudian di tahun 2011 Semarang Bank
Jateng di kejuaraan bolavoli lokal dan
Jateng mengikuti kejuaraan bolavoli
Nasional.
dan
yang paling bergengsi di Indonesia yaitu
Berdasarkan
latar
belakang
PROLIGA. Di tahun pertama mengikuti
tersebut diatas, maka penulis tertarik
PROLIGA Semarang Bank Jateng hanya
untuk
mampu lolos sampai per-empat final.
mengetahui gambaran secara umum
Kemudian di tahun kedua yaitu tahun
tentang pembinaan bolavoli dengan judul
2012 prestasi Semarang Bank Jateng
“Profil Klub Bolavoli Putra Semarang
cukup memuaskan. Walaupun hanya
Bank Jateng Tahun 2010-2012”.
menempati
peringkat
kedua
prestasi
mengesankan
yang
dikarenakan
penelitian
untuk
pada
PROLIGA 2012, namun hal tersebut termasuk
mengadakan
METODE PENELITIAN
sangat
Penelitian
yang
digunakan
Semarang
dalam metode ini adalah penelitian
Bank Jateng termasuk klub pendatang
deskriptif. Penelitian diartikan sebagai
baru di kejuaraan bolavoli PROLIGA.
suatu proses pengumpulan dan analisis
Dan Klub Bolavoli Putra Semarang Bank
data yang sistematis dan logis untuk
Jateng merupakan satu – satunya klub
mencapai
bolavoli perwakilan dari Jawa Tengah
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata
yang mengikuti ajang kejuaraan bolavoli
(2012: 72) “Penelitian deskriptif adalah
paling bergengsi di Indonesia yaitu
suatu bentuk penelitian yang paling
PROLIGA.
dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan
Klub
Bolavoli
Putra
tujuan-tujuan
Semarang Bank Jateng dikelola dan
atau
dijalankan dengan pengawasan PBVSI
fenomena yang ada, baik fenomena yang
kota
bersifat
Semarang
dibawah
KONI
yang
keberadaanya
kota
menggambarkan
tertentu.
alamiah
ataupun
fenomena-
rekayasa
Semarang.
manusia”. Penelitian deskriptif pada
Semarang Bank Jateng telah membawa
umumnya tidak untuk menguji hipotesis
nama
melainkan
perbolavolian
daerah
kota
hanya
untuk
melihat
Semarang sebagai salah satu kota yang
gambaran atau deskriptif tentang apa
diunggulkan dan perhitungkan dalam
yang sedang terjadi.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 67
Metode
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata
(2012:
82)
“survai
menjalankan apa yang menjadi hak serta kewajibannya. c) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga memuat ketentuan-
digunakan untuk mengumpulkan data
ketentuan,
atau informasi tentang populasi yang
dan petunjuk tentang organisasi.
besar dengan menggunakan sampel yang relatif
kecil.
Penggunaan
survai
peraturan-peraturan
d) Rencana kerja yang berisikan kegiatan-kegiatan
yang
akan
ditujukan untuk memperoleh gambaran
dilaksanakan sesuai jangka waktu
umum tentang katrakteristik populasi”.
yang telah ditetapkan. e) Anggaran
data-data
berisikan
sumber dana serta pengeluaran
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari
belanja
yang
telah
terkumpul dan disusun menurut jenisnya,
uang organisasi. f) Tujuan organisasi yang jelas,
kemudian dianalisa. Adapun dari analisa
yaitu
untuk
data tersebut adalah sebagai berikut :
membentuk
mengelola pemain
dan
bolavoli
khususnya daerah Jawa Tengah untuk dapat lebih berprestasi dan
1. Organisasi Organisasi yang ada di Klub Bolavoli
Putra
Semarang
Bank
Jateng sudah cukup baik. Hal ini
sebagai
sarana
mempromosikan
Bank
untuk Jateng
kepada masyarakat.
disebabkan keberadaan organisasi tersebut telah dilengkapi dengan : a) Struktur jelas,
kepengurusan sehingga
2. Metode Pembinaan
yang
Metode
pembinaan
yang
pengurus
dilakukan oleh Klub Bolavoli Putra
mengetahui dengan jelas tugas
Semarang Bank Jateng sangat baik,
dan
karena
tanggungjawab
masing-
masing. b) Anggota
telah
mencakup
hal-hal
pembinaan yang meliputi seleksi, mempunyai
rasa
pembibitan dan pemanduan bakat
terhadap
para atlet secara teliti. Atlet yang
kamajuan klub dengan mentaati
masuk merupakan orang pilihan yang
semua peraturan yang ada dan
telah lulus seleksi dan mempunyai
tanggungjawab
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 68
bakat serta potensi untuk berprestasi
Bolavoli
kedepannya.
Jateng meliputi periode persiapan,
Pelatih yang ada di Klub Bolavoli
Putra
Semarang
Bank
Jateng mempunyai peranan yang
Putra
Semarang
Bank
periode pertandingan, dan periode pemulihan (transisi). 4. Sumber dana
sangat penting dalam meningkatkan
Sumber danaKlub Bolavoli
kemampuan atlet. Pelatih yang ada
Putra
sudah mempunyai pengalaman dan
terkoordinir dengan baik. Sumber
kemampuan yang sangat mumpuni
dana yang ada digunakan untuk
dalam melatih sebuah klub. Setiap
membayar
aspek latihan yang diberikan kepada
pengadaan
atlet mulai dari aspek fisik, teknik,
latihan, transportasi, biaya latihan,
taktik, dan mental ditangani dan
dan biaya opersional klub. Semua
dikembangkan di dalam pembinaan.
sumber dana tersebut diperoleh dari
Dengan demikian akan menghasilkan
manajemen Bank Jateng itu sendiri,
atlet-atlet yang berkualitas dan dapat
kemudian sumbangsih dari pengurus
berprestasi.
klub dan juga dari sponsor.
3. Program Latihan Program
Semarang
gaji
Bank
Jateng
pelatih,
prasarana
atlet,
dan
sarana
5. Prasarana dan Sarana latihan
yang
Prasarana
dan
sarana
dilaksanakan di Klub Bolavoli Putra
mempunyai peranan penting dalam
Semarang Bank Jateng terprogram
kegiatan olahraga. Keberhasilan dan
dengan baik dan dibagi menjadi
kelancaran kegiatan suatu organisasi
program jangka pendek, menengah,
olahraga dapat dipengaruhi oleh
dan panjang. Program latihan yang
prasarana dan sarana yang ada.
diberikan
fisik,
Prasarana dan sarana yang baik dan
teknik, taktik, dan mental. Program
memadai akan membantu dalam
tersebut diberikan secara teratur dan
proses pelaksanaan latihan. Prasarana
terus-menerus. Di dalam latihan rutin
dan sarana yang dimiliki oleh Klub
yang dilakukan dibagi menjadi tiga
Bolavoli
macam yaitu pemanasan, latihan inti,
Jateng
pendinginan. Periodesasi latihan atau
memadai,
meliputi
aspek
Putra sudah
Semarang cukup
sehingga
Bank
baik
dan proses
tahap-tahap latihan yang ada di Klub Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 69
pelaksanaan latihan dapat berjalan
Jateng
sudah cukup
dengan baik.
dalam
organisasi
baik, karena
tersebut
sudah
mencakup unsur-unsur dan prinsip-
6. Prestasi Prestasi
merupakan
tujuan
prinsip dalam organisasi.
utama yang ingin dicapai dalam
2. Metode pembinaan yang ada pada
kegiatan olahraga. Begitu juga tujuan
Klub Bolavoli Putra Semarang Bank
yang
ingin
oleh
Klub
Jatengsangat baik, karena pelatih
Semarang
Bank
yang menangani merupakan pelatih
Jateng yaitu untuk mencapai prestasi
berkualitas dan juga telah mencakup
yang maksimal. Prestasi yang dicapai
hal-hal pembinaan yang meliputi
Klub Bolavoli Putra Semarang Bank
seleksi, pembibitan dan pemanduan
Jateng Tahun 2010-2012 sangat baik.
bakat para atlet secara teliti.
Bolavoli
dicapai
Putra
Hal ini dapat dilihat dari hasil kejuaraan-kejuaran
resmi
tingkat
3. Program latihan yang dilaksanakan di Klub Bolavoli Putra Semarang
daerah maupun nasional Semarang
Bank Jateng cukup baik, dilihat dari
Bank Jateng selalu meraih posisi
latihan yang sesuai dengan program
yang membanggakan. Bahkan di
yang
ajang kejuaraan antar klub tertinggi di
Indonesia
Semarang
Bank
yaitu
jadwal
berhasil
masuk tim PON Jawa Tengah dan Tim Nasional, baik yunior maupun senior.
4.
Dari hasil analisis data yang telah dikemukakan diatas dapat digambarkan secara umum sebagai berikut : 1. Organisasi kepengurusan yang ada di Klub Bolavoli Putra Semarang Bank Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
latihan
yang
sudah
Sumber danaKlub Bolavoli Putra Semarang Bank Jateng terorganisir dengan baik. Sumber dana yang ada diperoleh Jateng
A. Pembahasan Hasil Analisis
adanya
terorganisir dengan baik.
masuk babak final. Bebarapa atlet Semarang Bank Jateng juga berhasil
pelatih,
periodesasi latihan, dan pembuatan
PROLIGA,
Jateng
dibuat
dari itu
manajemen sendiri,
Bank
kemudian
sumbangsih dari pengurus klub dan juga dari sponsor. 5. Prasarana dan sarana yang ada di Klub Bolavoli Putra Semarang Bank Jateng cukup baik. Semua prasarana dan sarana yang ada masih dalam
Page 70
kondisi yang baik dan layak untuk
dalam berbagai aspek baik di dalam
digunakan dalam proses latihan.
lapangan maupun di luar lapangan.
6. Prestasi yang dicapai oleh Klub Bolavoli
Putra
Semarang
Bank
Aspek-aspek yaitu
tersebut
diantaranya
dari
perilaku,
mulai
Jatengsangat baik. Hal ini dapat
kedisiplinan,
ketrampilan,
dan
dilihat dari hasil kejuaraan-kejuaraan
kemampuan dalam bermain bolavoli.
bergengsi baik di tingkat lokal
Metode pembinaan diberikan kepada
maupun nasional Semarang Bank
atlet sejak awal masuk klub, mulai
Jateng selalu menduduki peringkat
dari seleksi awal, proses latihan, dan
atas.
kegiatan sehari-hari. Atlet-atlet yang bergabung di klub bolavoli putra
KESIMPULAN
Semarang
bank
1. Organisasi kepengurusan yang ada di
mempunyai semangat dan kemauan yang
Jateng sudah cukup baik. Organisasi
berprestasi. Hal tersebut dibuktikan
yang ada sudah mencakup prinsip-
dengan
prinsipUnsur-unsur organisasi
antusiasme
atlet
dalam
mengikuti
pembinaan
sudah
berjalan
diberikan. Maka dari itu proses
dan
kedudukannya. pembagian
yang
di
Klub
Semarang
Bank
dari
Bolavoli
kerja
dan
Jateng dapat berjalan dengan baik
sehingga
Putra
ada
yang
Mulai
hubungan antar pengurus terjalin baik
dan
terdapat
pembinaan
sangat
maju
yang
dengan baik sesuai dengan fungsi
struktur
untuk
juga
Klub Bolavoli Putra Semarang Bank
dalam
tinggi
jateng
sampai saat ini.
dapat
3. Program latihan yang dilaksanakan
bekerjasama untuk mencapai tujuan
di Klub Bolavoli Putra Semarang
yang ingin dicapai oleh klub.
Bank
2. Metode pembinaan yang ada di Klub Bolavoli
Putra
yang
baik,
karena
diberikan
sudah
Bank
terprogram dan mencakup berbagai
Pembinaan
aspek baik teknik, fisik, taktik, dan
meliputi seleksi, pembibitan dan
juga mental. Program latihan yang
pemanduan bakat para atlet secara
diberikan merupakan program untuk
teliti.
jangka
Jatengsangat
Semarang
latihan
Jatengcukup
baik.
Pengurus
dan
pelatih
memberikan pembinaan kepada atlet Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
pendek,
menengah,
dan
jangka panjang. Disamping itu juga Page 71
terdapat periodesasi latihan untuk
6. Prestasi yang dicapai oleh klub Klub
membagi dan menentukan tahap-
Bolavoli
tahap latihan yang akan diberikan.
Jateng pada tahun 2010-2012 sangat
Dan Pelatih yang menangani klub
baik. Hal ini dapat dilihat dari
merupakan pelatih yang mempunyai
prestasi yang diraih dari berbagai
kemampuan dan pengalaman yang
event kejuaraan bolavoli yang telah
cukup dalam bolavoli.
diikuti baik di tingkat lokal maupun
4. Sumber dana yang ada di Klub Bolavoli
Putra
Semarang
Putra
Semarang
Bank
nasional. Termasuk klub baru tetapi
Bank
sudah dapat menempati peringkat
Jateng terorganisir dengan baik. Baik
atas dari berbagai kejuaraan yang
untuk gaji pelatih, gaji pemain,
diikuti.
pengadaan prasarana dan sarana latihan, transportasi, dll. Sumber
SARAN
dana yang ada Klub Boavoli Putra
Berdasarkan hasil penelitian tentang
Semarang Bank Jateng diperoleh dari
Profil Klub Bolavoli Putra Semarang
Bank Jateng itu sendiri, kemudian
Bank Jateng, maka dapat diajukan
sumbangsih dari pengurus, dan juga
beberapa saran sebagai berikut :
dari sponsor. Maka dari itu Klub
1. Untuk para pengurus organisasi Klub
Bolavoli
Putra
Semarang
Bank
Bolavoli
Putra
Semarang
Bank
Jateng dapat berjalan dengan baik
Jateng, perlu mempertahankan dan
sampai saat ini.
meningkatkan keberadaan organisasi
5. Prasarana dan sarana yang ada di
yang sudah berjalan dengan baik.
Klub Bolavoli Putra Semarang Bank
2. Untuk para pengurus organisasi, agar
Jateng cukup baik. Semua prasarana
memahami arti pentingnya arsip
dan sarana yang dimiliki masih
pembukuan ataupun dokumen yang
dalam kondisi baik dan layak untuk
berisi
digunakan. Mulai dari mess, tempat
kegiatan, dimaksudkan agar didalam
fitnes,
maupun
melaksanakan kegiatan yang akan
prasarana dan sarana yang ada
datang bisa melihat dan belajar dari
dilapangan sudah cukup memadai
hasil yang telah dilakukan.
serta
tempat
layak
latihan,
untuk
menunjang
pelaksanaan kegiatan latihan. Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
laporan-laporan
tentang
3. Untuk pelatih lebih memperhatikan dan mengevaluasi metode pembinaan Page 72
dan program latihan yang diberikan untuk ditingkatkan lagi. 4. Prasarana dan sarana yang dimiliki Klub Bolavoli Putra Semarang Bank Jateng perlu dirawat dan dipelihara dengan baik. Dan perlu adanya tambahan prasarana dan sarana yang dimiliki seperti GOR dan tempat fitnes. 5. Prestasi yang diraih Klub Bolavoli Putra Semarang Bank Jateng perlu dipertahankan
dan
ditingkatkan
untuk kedepannya.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 73
DAFTAR PUSTAKA Anton Anthoillah. 2010. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: CV Pustaka Setia. Depdikbud RI. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. FKIP UNS. Pedoman Penulisan Skripsi. 2012. Surakarta: UNS Press. Harsono. 1988. Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta: C.V Tambak Kusuma. Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini: Kajian Para Pakar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Heru Suranto. 2005. Psikologi Olahraga, Buku Ajar. DIPA UNS Surakarta. M. Yunus. 1992. Olahraga Pilihan Bola voli. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi. Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Soekatamsi.1992. Sarana dan Prasarana Olahraga. Surakarta : UNS Press Subagio Hartoko, Dalimin & Soemarno. 1998. Manajemen Olahraga. Surakarta: UNS Press. Sdjarwo. 1995. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press. Suharno HP. 1974. Dasar-dasar Permainan Bola volley. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Suharno HP. 1992. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Sunardi. (2006). Pedoman Melatih Bola Voli. Pelaksana kegiatan SP4 Batch II Tahun II JPOK FKIP UNS. T. Hani, Handoko. 1994. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: BPFE Jogjakarta. Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifudin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014
Page 74