JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 25 No. 1
EFEKTIVITAS PENYULUHAN TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN KADARZI DAN PHBS IBU BALITA DI DESA PULUNGDOWO, KECAMATAN TUMPANG, KABUPATEN MALANG Juin Hadisuyitno, Bastianus Doddy Riyadi dan I Dewa Nyoman Supariasa1 Abstract: Behavior of healthy living and sufficient nutritional needs in children is very important because it is a primary need awareness of healthy human resources and quality. Nutrition problem is a health problem which until now is still an unresolved problem. One of the contributing factors is the low level of nutritional knowledge. The purpose of this study to determine the effect of health education on knowledge changes mother of toddler about Kadarzi and PHBS. Health education is done by lecture method and given booklet and leaflet media. Collecting data by doing pre test and post test. Results of knowledge level about Kadarzi 64% mother of toddler has good category knowledge before extension to 94% after counseling. The knowledge level of PHBS mother of toddler before counseling 44% good category becomes 100% after counseling. There is a significant difference of knowledge of Kadarzi and PHBS before and after counseling.Counseling with lecture and giving booklet and leaflet media can improve the knowledge of Kadarzi and PHBS mother of toddler. Keywords: Kadarzi, PHBS, knowledge, counseling.
Balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan terhadap kekurangan gizi. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan suatu masalah gizi yang disebabkan karena berbagai faktor, terutama faktor makanan yang tidak memenuhi kebutuhan akan energi dan protein serta infeksi yang berdampak pada status gizi yang baik menjadi status gizi kurang bahkan buruk dimana KEP tersebut terjadi dalam jangkauan waktu yang lama. Salah satu usaha-usaha peningkatan gizi ialah diawali dari keluarga, dimana keluarga merupakan tempat pertama segala hal ditanamkan. Saat ini pemerintah sudah mencanangkan program yang berhubungan dengan keluarga yaitu Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Keluarga sadar gizi (KADARZI) merupakan keluarga yang seluruh anggota keluarganya melakukan perilaku gizi seimbang dengan mampu mengenali masalah kesehatan dan gizi bagi setiap anggota keluarganya, dan mampu mengambil langkah-langkah guna mengatasi masalah gizi yang ditemukan oleh anggota keluarganya. Status kadarzi dapat dikatakan tercapai jika keluarga tersebut telah melaksanakan lima indikator yaitu selalu memantau pertumbuhan dengan menimbang berat badan secara teratur, memberi atau mendukung ASI eksklusif, makan beraneka ragam makanan, menggunakan garam beryodium, dan minum suplemen sesuai yang dianjurkan. Menurut Depkes RI masih tingginya prevalensi gizi kurang pada balita Indonesia menunjukkan perilaku gizi di tingkat keluarga masih belum baik, yang dapat ditunjukkan dengan presentase anak balita yang dibawa ke posyandu untuk ditimbang sebagai upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan baru sekitar 50%. Bayi dan balita yang telah mendapat kapsul vitamin A baru mencapai 74% dan ibu hamil yang mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) baru mencapai 60%. Demikian pula dengan perilaku gizi lainnya juga masih belum baik yaitu masih rendahnya ibu yang menyusui bayi 0-6 bulan secara eksklusif yang baru mencapai 39%, sekitar 28% rumah tangga
1
Juin Hadisuyitno, Bastianus Doddy Riyadi dan I Dewa Nyoman Supariasa adalah Akademisi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Malang, Email:
[email protected] 110
111 JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 25 No. 1
belum menggunakan garam beryodium yang memenuhi syarat dan pola makan yang belum beraneka ragam. Menurut kriteria rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi improved adalah rumah tangga yang menggunakan fasilitas BAB milik sendiri, dari hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia menggunakan fasilitas milik sendiri (76,2%), milik bersama (6,7%), dan fasilitas umum (4,2%). Meskipun sebagian besar rumah tangga di Indonesia memiliki fasilitas BAB, masih terdapat rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB sehingga melakukan BAB sembarangan yaitu 12,9%. Gambaran perilaku gizi yang belum baik dapat ditunjukkan berdasarkan hasil kegiatan PSG dengan indikator kadarzi, di Jawa Timur didapatkan 27,8% keluarga sadar gizi, sedangkan Kabupaten Malang didapatkan 18,9% keluarga sadar gizi. Kebutuhan pemenuhan gizi pada anak sengat penting karena merupakan persyaratan utama mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi pada periode tersebut bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Supaya anak sehat orang tua (ibu) harus menerapkan perilaku dan hidup sehat pada anak serta mencukupi kebutuhan gizi seimbang. Kesehatan sebagai hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang menjadi tanggung jawab setiap orang, keluarga dan masyarakat serta didukung oleh pemerintah. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan Pembangunan Kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Program pembangunan saat ini di tekankan pada kegiatan yang bersifat preventif. Upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat perlu diadakannya promosi kesehatan yaitu upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Salah satu upaya promosi kesehatan yaitu dengan upaya penyuluhan. Upaya penyuluhan adalah semua usaha secara sadar dan berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 memperlihatkan status gizi kurang balita di Indonesia memberikan gambaran yang fluktuatif dari 18,4 % (2007) menurun menjadi 17,9 % (2010) kemudian meningkat lagi menjadi 19,6 % (2013). Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, secara nasional prevalensi menurut indikator BB/U 4,9% gizi buruk dan 13,0% gizi kurang, indikator TB/U 18,5% sangat pendek dan 17,1% pendek, 2,8%. Adapun prevalensi gizi buruk di Kabupaten Malang sebesar 0.81% dan gizi kurang sebesar 4.35%. Sedangkan hasil survey pemantauan status gizi balita tahun 2011 Dinkes Kab. Malang data prevalesi gizi kurang di Puskesmas Tumpang sebesar 5.26% dan gizi buruk 0.98%. Hasil laporan rumah tangga ber-PHBS
Efektivitas Penyuluhan Terhadap Perubahan Pengetahuan Kadarzi Dan Phbs Ibu Balita Di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang
112 JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 25 No. 1
Kabupaten Malang tahun 2013 sebesar 56,25 % dan di Kecamatan Tumpang menunjukkan 57,36 %. Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Pulungdowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang menunjukkan balita dengan status gizi kurang (BB/U) sebanyak 7,14% dan status gizi buruk sebanyak 10,71%. Balita dengan status gizi pendek dan sangat pendek (TB/U) sebanyak 35,71%. Tingkat pengetahuan ibu balita tentang ASI dalam kategori kurang sebanyak 32%, tingkat konsumsi balita menunjukkan 60,71% tingkat konsumsi energinya termasuk kategori defisit, sedangkan 28,57% memiliki tingkat konsumsi energi kategori lebih sedangkan tingkat konsumsi proteinnya 53,57% defisit, dan 35,71% memiliki tingkat konsumsi protein kategori lebih. Penelitian sebelumnya tentang pengetahuan kadarzi yang telah dilaksanakan oleh Wijayanti (2011) didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu tentang kadarzi termasuk dalam kategori sedang sebesar 56%. Penelitian lain tentang Kadarzi yang sejenis dilaksanakan oleh Gabriel (2008) menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan gizi dengan kategori sedang dan perilaku kadarzi yang baik, data menunjukkan persentase pengetahuan gizi ibu balita sebanyak 50% memiliki perilaku kadarzi yang baik dengan persentase 89,3%. Tujuan dalam penelitian ini untuk mempelajari pengaruh penyuluhan terhadap perubahan pengetahuan ibu balita tentang perilaku kadarzi dan PHBS di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan One Group Pretest Post test, di Desa Pulungdowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang pada bulan Maret - April 2016. Populasi penelitian ini adalah Ibu Balita yang ada di Desa Pulungdowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang yang memiliki balita berstatus gizi kurang dan buruk berdasarkan indeks antropometri BB/U atau berstatus pendek dan sangat pendek berdasarkan indeks antropometri TB/. Sampel yang terpilih penelitian ini sebanyak 25 ibu balita memenuhi kriteria inklusi meliputi : Ibu yang memiliki balita dengan status gizi kurang dan buruk (BB/U < -2 SD) dan status gizi pendek dan sangat pendek (TB/U < -2 SD), usia balita 0 – 59 bulan, warga desa Pulungdowo, bersedia menjadi responden. Penyuluhan diberikan kepada ibu balita sebanyak 1 kali. Metode yang digunakan ceramah, tanya jawab waktu yang digunakan untuk penyuluhan adalah 60 menit menggunakan media power point materi yang disampaikan 5 (lima) indikator keluarga sadar gizi (Kadarzi) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tingkat rumah tangga dan diberikan booklet dan leaflet materi keduanya. Pengumpulan data dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu sebelum diberikan penyuluhan (pre test), setelah selesai penyuluhan (Post test ). Tingkat pengetahuan Kadarzi dan PHBS dikategorikan menjadi 3 yaitu : baik, cukup dan kurang baik. Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS versi 16 for Windows dan analisis data dilakukan secara deskriptif uji statistik untuk mengetahui perbedaan skor pengetahuan, sikap dan tingkat konsumsi gizi sebelum dan setelah perlakuan dengan paired t-test. Kesimpulan adanya perbedaan atau pengaruh yang signifikan secara statistik digunakan tingkat kemaknaan 95 % atau p < 0,05.
Efektivitas Penyuluhan Terhadap Perubahan Pengetahuan Kadarzi Dan Phbs Ibu Balita Di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang
113 JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 25 No. 1
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden Rerata umur responden adalah 29,9 tahun dengan usia responden paling muda 19 tahun dan 47 tahun yang paling tua. Tingkat pendidikan responden meliputi lulusan SD (32%) , SLTP (56%), SLTA (12%). Pekerjaan responden terdiri dari buruh (8%), wiraswasta (4%), ibu rumah tangga (88%). Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Kadarzi dan PHBS Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Penyuluhan Kategori Baik Cukup Kurang Baik Jumlah
Kadarzi n 16 9 0 25
Sebelum PHBS % n 64 11 36 10 0 4 100 25
% 44 40 16 100
Kadarzi n 24 1 0 25
Sesudah PHBS % n 96 25 4 0 0 0 100 25
% 100 0 0 100
Pengetahuan Pada Tabel 1 menunjukkan tingkat pengetahuan Kadarzi ibu balita sebelum dan setelah penyuluhan, terdapat perubahan hal ini dapat dilihat pada tingkat pengetahuan ibu balita yang termasuk dalam kategori baik yaitu sebelum penyuluhan sebesar 64% dan setelah penyuluhan sebesar 96% sedangkan tingkat pengetahuan PHBS sebelum diberikan penyuluhan dengan kategori baik yaitu sebesar 44%, kategori cukup sebesar 40%, kategori kurang baik sebesar 16%, sesudah penyuluhan sebesar 100 % responden mempunyai tingkat pengetahuan kategori baik. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan (p>0,0000) tingkat pengetahuan Kadarzi dan PHBS sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan. Ada perubahan tingkat pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan salah satu faktor yang mempengaruhi adalah tingkat pendidikan responden. Sebagian besar tingkat pendidikan ibu balita adalah SMP, sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Tidak hanya itu umur merupakan salah satu faktor yang memepengaruhi tingkat pengetahuan. Selain dari itu penyuluhan yang dilakukan tidak hanya dengan metode ceramah dan tanya jawab saja tetapi juga diberikan booklet dan leaflet sebagai media. Sebagian besar ibu balita berumur antara 26-35 tahun yang termasuk usia produktif. Menurut Notoatmodjo (2007) semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya akan tetapi tidak dapat mengerjakan kepandaian baru terhadap orang yang lanjut usia karena mengalami kemunduran fisik maupun mental. Pengetahuan juga dipengaruhi oleh paparan informasi dan media massa. Dalam keluarga sadar gizi sedikitnya ada seorang anggota keluarga yang dengan sadar bersedia melakukan perubahan ke arah keluarga yang berperilaku gizi baik dan benar. Mengingat ibu memiliki peran penting dalam keluarga maka materi keluarga sadar gizi sangat penting untuk disampaikan kepada ibu balita. Pengetahuan gizi orang tua ternyata sangat perpengaruh terhadap pilihan makan anak. Tingkat pengetahuan gizi yang dipraktikkan pada perencanaan makanan keluarga tampaknya berhubungan dengan sikap positif ibu terhadap diri sendiri, kemampuan ibu dalam memecahkan masalah, dan mengorganisasi keluarga. Menurut Supariasa (2012) metode yang akan digunakan dalam penyuluhan harus sesuai dengan tujuan yang ingin Efektivitas Penyuluhan Terhadap Perubahan Pengetahuan Kadarzi Dan Phbs Ibu Balita Di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang
114 JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 25 No. 1
dicapai. Jika tujuan penyuluhan untuk mengubah pengetahuan atau pemahaman maka dapat digunakan metode ceramah, media yang digunakan adalah leaflet karena media leaflet lebih informatif, dapat di bawa pulang untuk dibaca kembali. Hal ini sejalan dengan pendapat Suhardjo (2003), pengetahuan gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pendidikan yang pernah dijalani, faktor lingkungan sosial dan frekuensi kontak dengan media massa juga mempengaruhi pengetahuan gizi yang diperoleh. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.10) (Rogers, 1974 dalam Notoatmodjo 2007). Pengetahuan adalah sebagai hasil dari tahu, yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penyuluhan kesehatan adalah upaya pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan menyebarluaskan informasi dan menanamkan keyakinan tentang kesehatan. Penyuluhan merupakan cara yang tepat untuk memberikan informasi terutama tentang kesehatan karena penyuluhan akan menambah pengetahuan seseorang dengan cepat sehingga dapat mempengaruhi perilakunya dalam sehari-hari. Hal ini sejalan dengan Notoatmodjo (2003), salah satu strategi untuk perubahan perilaku adalah pemberian informasi guna meningkatkan pengetahuan sehingga timbul kesadaran dan pada akhirnya orang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya tersebut. Salah satu upaya pemberian informasi yang dapat dilakukan adalah penyuluhan. Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek atau stimulus. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga, dengan kata lain dari hasil pendengaran dan juga penglihatan. Penelitian para ahli indera dalam Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa kurang lebih 75-87% dari pengetahuan manusia diperoleh melalui mata sehingga dapat disimpulkan bahwa alat-alat media visual mempermudah cara penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi. Sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2010) menunjukkan bahwa penyuluhan tentang makanan sehat dan gizi seimbang dengan metode ceramah mampu meningkatkan pengetahuan. Sedangkan penelitian lainnya oleh Andi Nurlinda (2015) menunjukkan bahwa penyuluhan dan diberikan poster meningkatkan pengetahuan ibu. Hal ini didukung pula oleh penelitian Olumide A Abiodun (2014) penyuluhan dengan menggunakan media audio visual akan meningkatkan pengetahuan wanita dewasa terhadap pencegahan dan skrining kanker serviks. KESIMPULAN Terdapat peningkatan pengetahuan ibu balita tentang keluarga sadar gizi (Kadarzi) dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Penyuluhan dengan metode ceramah dengan memberikan booklet dan laflet dapat meningkatkan tingkat pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip-prinsip dasar ilmu gizi . Jakarta : Gramedia Andi Nurlinda, Andi Zainal, Awaluddin. 2015. The Effectiveness of Counseling and Posters in Improving Maternal Nutrition Knowledge and Nutritional Status of Children Aged 24-35 Months in District Buloa Tallo Makassar. International Proceedings of Chemical, Biological and Environmental Engineering, Vol. 86. Depkes RI. 2007. Pedoman Strategi Kie Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Bakti Husada, Jakarta.
Efektivitas Penyuluhan Terhadap Perubahan Pengetahuan Kadarzi Dan Phbs Ibu Balita Di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang
115 JURNAL ILMIAH - VIDYA , Vol. 25 No. 1
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Malang. Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Malang. Gabriela, Angelica. 2008. Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) serta Hidup Bersih dan Sehat Ibu Kaitannya dengan Status Gizi dan Kesehatan Balita di Desa Cikarawang Bogor. Skripsi, Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Laraeni Y, dkk. Hubungan Tingkat Pengetahuan,Sikap, Dan Perilaku Ibu Terhadap Konsumsi Zat Gizi (Energi, Protein) Pada Balita Gizi Kurang Di Desa Labuhan Lombok. Dosen Pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram. Media Bina Ilmiah 15. Maulana HDJ. 2007. Promosi Kesehatan. EGC. Jakarta. Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rhineka Olumide A Abiodun, dkk. 2014 Impact of health education intervention on knowledge and perception of cervical cancer and cervical screening uptake among adult women in rural communities in Nigeria. BMC Public Health 2014 14:814 DOI: 10.1186/1471-2458-14-814 Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012. 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Riskesdas 2010 Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2010. Bakti Husad, Jakarta. Riskesdas 2013 Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2010. Bakti Husada, Jakarta. Saragih, F.S. 2010. Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan. Suhardjo. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta. 1996 Supariasa, I.D.N. 2012. Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Efektivitas Penyuluhan Terhadap Perubahan Pengetahuan Kadarzi Dan Phbs Ibu Balita Di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang