Fakultas Ilmu Komunikasi
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
:
Hafnida Abdullah
NIM
:
44205120084
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Program Studi
:
Humas
Judul Skripsi
:
Citra Maskapai Penerbangan Indonesia Pada Harian Kompas (Analisis Isi Periode Januari – Agustus 2007)
Jakarta, 23 February 2008 Mengetahui,
( Heri Budianto, S Sos, M. Si. ) Pembimbing
Fakultas Ilmu Komunikasi
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
:
Hafnida Abdullah
NIM
:
44205120084
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Program Studi
:
Humas
Judul Skripsi
:
Citra Maskapai Penerbangan Indonesia Pada Harian Kompas (Analisis Isi Periode Januari – Agustus 2007)
Jakarta, 23 February 2008 Mengetahui,
( Dra. Agustina Zubair, M. Si. ) Ketua Sidang
( Drs.Yuwono Tri Atmojo, M. Si. ) Penguji Ahli
( Heri Budianto, S. Sos, M. Si.) Dosen Pembimbing
Fakultas Ilmu Komunikasi
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
:
Hafnida Abdullah
NIM
:
44205120084
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Program Studi
:
Humas
Judul Skripsi
:
Citra Maskapai Penerbangan Indonesia Pada Harian Kompas (Analisis Isi Periode Januari – Agustus 2007)
Jakarta, 23 February 2008 Disetujui,
( Heri Budianto, S. Sos, M. Si. ) Dosen Pembimbing Mengetahui,
( Dra. Diah Wardhani, M. Si. ) Dekan Falkutas Ilmu Komunikasi
( Irmulan Sati T., SH. M. Si ) Ketua Bidang Studi
Fakultas Ilmu Komunikasi
Hafnida Abdullah 44205120084 Citra Maskapai Penerbangan Indonesia Pada Harian Kompas (Analisis Isi Periode Januari – Agustus 2007) (V bab+70 Halaman+6 Tabel+46 Referensi+16 Lampiran+CV)
ABSTRAK Humas memiliki fungsi dan tugas yang antara lain adalah menganalisa dan mengevaluasi program organisasi dan citra yang ada dalam organisasi/perusahaan. Latar belakang tersebut yang mendasari penelitian ini bahwa analisa pemberitaan penting untuk dilakukan dalam sebuah perusahaan karena menyangkut informasi yang dapat memberikan penilaian terhadap perusahaan khususnya mengenai citra. Peneliti mengambil obyek penelitian terhadap Maskapai Penerbangan sebagai citra bangsa Indonesia. Penelitian terhadap obyek ini dilakukan mengingat Maskapai Penerbangan memiliki kaitan dengan kepentingan atau memenuhi kebutuhan orang banyak. Analisa yang dilakukan dengan melalui media cetak Kompas yang kita tahu memiliki kredibilitas tinggi dan jumlah oplah yang besar. Penentuan periode yang ditentukan pada penelitian ini juga berkaitan dengan peristiwa musibah yang telah terjadi periode Januari – Agustus 2007. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui Citra Maskapai Penerbangan Indonesia pada pemberitaan Kompas selama periode Januari – Agustus 2007. Kerangka pemikiran yang digunakan teori komunikasi yaitu penyampaian informasi. Dijabarkan dari alur secara umum komunikasi massa hingga faktorfaktor yang mempengaruhi citra perusahaan. Metode yang dilakukan dalam penelitian adalah metode analisis isi dengan sifat penelitian secara deskriptif kuantitatif. Kategorisasi citra yang dilakukan adalah Identitas Perusahaan (Corporate Identity) dengan hasil cenderung negative sebesar 74%, Reputasi (Reputation) dengan kecenderungan negatif 61%, Tingkat Pelayanan (Level of Service) cenderung negatif sebesar 84%, Lingkungan/ Penampilan fisik (Physical Environment/ Tangible Cues) cenderung negatif sebesar 91%, Kontak Personal (Contact Personnel) dengan kecenderungan negatif sebesar 88% dan Sumber Berita didominasi . Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam pemberitaan Kompas periode Januari – Agustus 2007 kecenderungan citra Maskapai Penerbangan Indonesia ke arah negatif.
KATA PENGANTAR Alhamdulillah… Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikat berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skipsi ini dengan baik. Skripsi berjudul “Citra Maskapai Penerbangan Indonesia Pada Harian Kompas (Analisis Isi Periode Januari – Agustus 2007)” diharapkan dapat merupakan suatu sumbangan yang berarti dalam dunia penerbangan Indonesia dalam meningkatkan citranya dan sebagai referensi Humas dalam pemahaman arti citra. Terselesainya Skripsi ini tidak luput dari bantuan, dorongan dan petunjukpetunjuk yang diberikan kepada penulis sehingga sewajarnya apabila penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Heri Budianto, S. Sos, M Si., selaku dosen pebimbing yang selalu sabar dalam membimbing. 2. Farid Hamid, M. Si, selaku dosen yang selalu memberi input dan kritikan dalam pengerjaan skripsi. 3. Para Koder, yang tekun dan sabar dalam membaca berita untuk pengisian lembar koding. 4. Para dosen PKSM yang telah mengajar PR angkatan VIII 5. Alm. Papa tersayang, terima kasih atas pengetahuan yang diwariskan untuk bekal hidup dan semua sangat berarti untuk kehidupan saya. 6. Mama dan adikku tersayang, atas dorongan, pengertian dan kasih sayangnya.
7. Keluarga besar, atas pengertian dan dorongannya. 8. To lovely hny, thank you for everything…. It’s mean a lot for me even you are not always with me but your attention and advice its so helping me. 9. Teman-teman dekat (Ayah Obelix, Mami Joice, Maya, Destya, Riri dan bang Japra), thanks ya for everything…. Guys: Tetap makan! 10. Anak PR angkatan VIII, jangan pantang menyerah!!! 11. To all my friends in SAA: Thanks for give me power to finish it this Thesis and I appreciate it. Sukran kateer…. 12. To all my friends in MCT: Thanks for your attention and cooperation. 13. Mas Mawi, jangan kapok ya untuk diminta bantuannya. 14. Semua pihak yang tak dapat disebutkan secara rinci yang turut menyumbangkan andilnya dalam menyelesaikan skripsi ini. Hanya ucapan terima kasih serta do’a saya panjatkan semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak, Ibu dan rekan-rekan sekalian yang memberikan dorongan sehingga terselesainya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat badi setiap pembaca khususnya dunia penerbangan bagaimana caranya untuk membuat citra positif di masyarakat. Akhir Kalam kepada Allah SWT skripsi ini penulis memohon keridhoanNya. Amin. Jakarta, 23 Februari 2008 Penulis,
Hafnida Abdullah
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI…………………………………….
i
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI………………………….
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI……………………
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN…………………………………… ………
iv
ABSTRAK………………………………………………………… ..…….
v
KATA PENGANTAR…………………………………………… .………
vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………......
vii
BAB I
:
PENDAHULUAN
1.1. 1.2.
Latar belakang……………………………………................................. Perumusan Masalah……………………………..……………………
1.3.
Tujuan Penelitian…………………………..……………………….
10
1.4.
Signifikasi/Manfaat dan Kegunaan Penelitian…….………………..
10
1.4.1. Signifikasi Teoritis/Akademis…………...………………….
10
1.4.2. Manfaat Praktis…………………………..…………………..
10
BAB II
2.1. 2.2.
2.3. 2.5. 2.6.
:
1 9
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengertian Komunikasi………………………………..……………….. Definisi Hubungan Masyarakat atau Public Relations…...……………. 2.2.1. Tugas Public Relations……………………………...…………. 2.2.2. Fungsi dan Tujuan Public Relations………………………….. 2.2.3. Peranan Public Relations……………………………………… Citra……………………………………….………………………….. 2.3.1. Pengertian Citra Perusahaan………………………………… Surat Kabar…………………...………………………………………. Berita…………………………………………….…………………....
12 13 17 18 21 22 25 30 33
BAB III
:
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
TipePenelitian…………....………...………………………………….. 38
3.2.
Metode Penelitian………………………………………….…………... 38
3.3.
Teknik Pengumpulan Data…………………………………………….
3.4.
Populasi Dan Sample……………………………………...................... 40
3.5.
Unit Analisis…………………………………………………………..
41
3.6.
Kategorisasi dan Operasionalisasi ……………………………….……
41
3.7.
Reliabilitas Dan Valibilitas……………………………...…………….
45
3.8.
Teknik Analisa…………...…………………………………………....
48
BAB IV
:
39
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Objek Penelitian…………………………………………..
52
4.2.
Hasil Penelitian………………………………………………………..
57
4.3.
Pembahasan…………………………………………………………...
67
BAB V
:
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan……………………………………………………………
69
5.2.
Saran………………………………………………………………….
70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Memasuki tahun 2007, dunia penerbangan Indonesia selalu menarik dan menjadi isu di media masa, baik cetak dan elektronik. Bangsa kita mengalami banyak kecelakaan transportasi udara secara bertubi-tubi seperti halnya sedang menunggu kocokan gulungan kertas dalam arisan, menanti giliran untuk mendapatkan namanya keluar sebagai tempat yang mendapat giliran untuk menerima musibah. Baru saja hilang rasa terkejut tentang kecelakaan pesawat yang ini, tidak lama kemudian terjadi lagi kecelakaan pesawat terbang yang berikutnya. Kita hanya dapat iba dan meratapi kejadian ketika melihat korban yang terus berjatuhan serta orang-orang yang mendadak kehilangan segalanya dalam satu hari saja. Semua terjadi silih berganti dalam kurun waktu yang sangat cepat. Deretan musibah penerbangan yang terjadi di negara kita sepanjang bulan Januari – Agustus 20071 antara lain pertama pada 1 Januari - Adam Air Penerbangan 574 dari Jakarta - Manado via Surabaya. Pesawat mengangkut 96 penumpang dan 6 awak tiba-tiba hilang di laut sebelah barat Sulawesi. Dua minggu kemudian ditemukan horizontal stabilizer (sayap di ekor pesawat) oleh nelayan di sekitar 300m dari pantai Parepare. Serpihan-serpihan lain menyusul ditemukan, tetapi badan utama pesawat masih belum ditemukan sampai
1
www.wikipedia.org
pertengahan Januari 2007 dan masih terus dicari. Namun, semua 96 penumpang dan 6 awak tewas (www.wikipedia.org). Kedua, pada 7 Januari - Batavia Air Penerbangan 524 dengan tujuan Jakarta dan membawa 135 penumpang dan tiga gagal lepas landas dari Bandara Depati Amir, Pangkalpinang karena kerusakan di roda ketika pesawat bergerak di landasan pacu. Akibatnya, pesawat berjalan oleng (www.antara.co.id). Ketiga, pada 17 Januari - Mandala Airlines Penerbangan 660 tujuan Jakarta-Makassar-Ambon
terpaksa
kembali
ke
Bandara
Soekarno-Hatta
Cengkareng. Pesawat ini sempat mengudara 30 menit namun kemudian diketahui mengalami kerusakan roda (www.fajar.co.id). Keempat pada 17 Januari - Batavia Air Boeing 737-400 rute ManadoBalikpapan-Jakarta dengan 147 penumpang dan empat pramugari gagal melanjutkan
perjalanan
karena
satu
roda
pesawat
rusak
(www.harianbatampos.com). Kelima, pada 21 Februari - Boeing 737-300 Adam Air Penerbangan KI 172 dalam penerbangan dari Jakarta - Surabaya tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda, Surabaya. Pesawat mengalami kerusakan namun semua penumpangnya selamat (www.detiknews.com). Keenam, pada 7 Maret - Garuda Indonesia Penerbangan GA-200 saat melakukan pendaratan di Jogyakarta, 22 orang tewas. Terdiri atas 21 penumpang dan satu awak kabin (www.wikipedia.org). Ketujuh, pada 12 Maret - Batavia Air Penerbangan 200 dengan tujuan Jakarta batal berangkat dari Bandar Udara Tjilik Riwut di Palangkaraya,
Kalimantan Tengah. Seorang penumpang mengaku mendengar ledakan keras yang diduga dari bagian mesin saat pesawat telah melaju sekitar 500 meter di landasan pacu bandara. Pilot mengerem pesawat, lalu pesawat kembali ke apron. (www.tempointeraktif.com) Kedelapan, pada 23 Maret - Merpati Nusantara Airlines Boeing 737-300 pecah kaca depannya dalam penerbangan dari Denpasar ke Kupang. Pesawat dengan 96 penumpang mendarat dengan selamat di Kupang, tetapi penerbangan kembali ke Jakarta harus ditunda (www.surya.co.id). Dan musibah terakhir, pada 19 April - Trigana Air Fokker 27 melakukan pendaratan darurat di ujung bandara Wamena, Papua, setelah salah satu bannya pecah. Tak ada korban yang jatuh (www.thejakartapost.com). Industri penerbangan merupakan salah satu kebanggaan setiap negara. Deretan peristiwa musibah yang terjadi di atas sebagai musibah dan pukulan bagi bangsa Indonesia di bidang penerbangan. Dari musibah yang terjadi, tentu saja mempunyai dampak yang sangat erat kepada bidang lainnya, contohnya bidang ekonomi dan bidang pariwisata. Di bidang ekonomi, jelas adanya penurunan devisa dan di bidang pariwisata turunnya angka kunjungan para turis baik domestik maupun internasional. Masalah keselamatan merupakan faktor utama setiap penerbangan. Keselamatan ini bergantung pada berbagai faktor, baik kondisi pesawat, kondisi awak pesawat, infrastruktur, maupun faktor alam. Yang sering mendapatkan sorotan adalah faktor kondisi pesawat. Kondisi pesawat dari berbagai penerbangan domestik tidak terjaga dengan baik. Ini dilakukan untuk menekan
biaya operasional, terutama dalam menghadapi persaingan yang ketat. Penurunan biaya operasional tidak selalu berarti menurunkan tingkat keselamatan. Bahkan, peningkatan keselamatan dapat dilakukan bersamaan dengan penurunan biaya operasional. Kondisi pesawat bergantung pada perawatan yang dilakukan. Sementara itu, perawatan yang diperlukan bergantung pada umur sebuah pesawat. Secara teoretis, umur suatu pesawat akan kembali menjadi nol setelah menjalani perawatan besar. Semakin tua suatu pesawat, biaya perawatan yang perlu dikeluarkan menjadi lebih tinggi pula. Selain itu, pesawat yang lebih tua memerlukan pemeriksaan yang lebih teliti. Penggunaan pesawat dengan umur kurang dari 5 tahun dapat menurunkan biaya perawatan hingga 60 persen dari pesawat berumur lebih dari 20 tahun. Kebanyakan pesawat yang saat ini digunakan oleh maskapai penerbangan domestik adalah pesawat yang sudah cukup berumur. Bahkan, banyak yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun. 2 Deretan musibah yang selama ini terjadi mempunyai dampak yang sangat penting salah satunya adalah larangan maskapai penerbangan Indonesia terbang ke Eropa. Selain itu, Uni Eropa melarang warganya menggunakan maskapai penerbangan Indonesia. Larangan ini tidak bisa dianggap remeh karena Uni Eropa yang meliputi 27 negara merupakan pasar strategis penerbangan sipil International. Larangan ini merupakan pukulan telak bagi bangsa Indonesia dan industri penerbangan di Indonesia. Situasi yang terjadi di Indonesia menjadi catatan penting di dunia Internasional.
2
www.tempointeraktif.com
Citra merupakan hal yang primer dalam perusahaan karena citra positif memiliki dampak langsung terhadap keberhasilan perusahaan dalam peningkatan penjualan jasa atau produk dan begitu sebaliknya dengan citra negatif. Baik buruknya sebuah perusahaan dapat tercermin dari positif atau negatif citra yang melekat pada perusahaan tersebut. Bisa dikatakan, citra merupakan suatu pandangan, persepsi, opini, dan penilaian umum.3 Citra tidak hanya terbentuk dari produk dan pelayanannya saja. Citra terbentuk oleh banyak hal, antara lain dari keberhasilan ekonomi perusahaan, tanggung jawab sosial di masyarakat, riwayat perusahaan, orang-orang didalamnya, dan sebagainya. Oleh karena itu, sebuah perusahaan harus bisa menciptakan citra positif di mata publik dan mempertahankan citra yang sudah ada menjadi lebih baik lagi. Citra yang positif maupun negatif memiliki dampak besar terhadap perusahaan. Contoh sederhana, sebuah perusahaan yang memiliki citra negatif akan sangat sulit untuk mencapai sasarannya, baik dari penjualannya, pelayanan yang ditawarkan dan sebagainya. Citra sebuah perusahaan tidak terbentuk secara langsung citra itu diciptakan. Munculnya sebuah citra berasal dari mobilitas perusahaan dalam pengelolaan keseluruhan perusahaan itu sendiri dan juga hal-hal yang terjadi di lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan perusahaan. Terciptanya suatu citra perusahaan (corporate image) yang baik di mata khalayak akan banyak menguntungkan perusahaan. Citra perusahaan yang baik akan dapat membawa 3
Rosady Ruslan, Praktik dan Solusi Public Relation dalam Menangani Krisis, Jakarta., PT Raja Grafindo Persada, 1995, hal 66
pengaruh terhadap semua produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut. Dalam proses pembentukan dan pemeliharaan citra sangat diperlukan peran humas di dalamnya. Citra penerbangan Indonesia merupakan kesan, perasaan, gambaran diri negara lain terhadap penerbangan Indonesia, kesan yang sengaja atau tidak disengaja diciptakan dari penerbangan Indonesia. Bisnis penerbangan adalah bisnis image atau citra. Deretan musibah yang dialami oleh penerbangan domestik berakibat fatal bagi industri penerbangan Indonesia.
Oleh karena itu citra
maskapai penerbangan Indonesia menjadi negatif di mata dunia di tambah dengan larangan Uni Eropa terhadap masuknya maskapai Indonesia ke negara-negara Eropa kian mencoreng dan menambah terpuruknya citra negatif industri penerbangan Indonesia. Bisnis penerbangan yang notabene bisnis kepercayaan dan keselamatan merupakan modal utama bagi industri penerbangan. Dengan adanya deretan musibah yang terjadi, khususnya pada antara Januari sampai dengan Agustus 2007, kepercayaan dan keselamatan bagi para penumpang belum terpenuhi. Hal ini berdampak kepada pencorengan nama baik penerbangan Indonesia dan nama bangsa Indonesia di dunia International. Citra negatif yang melekat pada penerbangan Indonesia menjadi alasan kuat bagi Uni Eropa untuk melarang warganya menggunakan maskapai penerbangan Indonesia. Buruknya lagi, maskapai penerbangan Indonesia dilarang untuk terbang ke Eropa. Isi berita yang disajikan oleh media sangat besar artinya bagi perusahaan. Apakah itu bernada positif atau negatif yang akan mempengaruhi gerak
perusahaan. Pemberitaan media terhadap perusahaan sangat penting untuk dicermati. Dalam pemberitaan media, khususnya media cetak, citra perusahaan dapat tergambar seperti apa dan hal ini dapat memunculkan persepsi bagi yang membacanya, walaupun itu semua bergantung pada masyarakat yang melihatnya dari sudut pandang yang mana. Untuk itulah, sangat penting bagi perusahaan, khususnya humas, untuk mencermati dan menganalisa citra yang disuguhkan media pada setiap berita yang berkaitan dengan perusahaan. Pemberitaan yang muncul, apakah itu positif atau negatif, membantu perusahaan untuk dapat menganalisis apa yang terjadi dalam perusahaan dan mencari solusi terbaik dan menindaklanjuti berita tersebut, sehingga berita yang ada dapat ditindaklanjuti dengan baik. Langkah yang lebih baik lagi, perusahaan dapat membina hubungan baik dengan media, terutama bagi media yang memberikan perhatian lebih pada perusahaan. Penulis tertarik untuk memilih citra maskapai penerbangan Indonesia sebagai objek penelitian. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sector transportasi mencatat pertumbuhan paling cepat dibandingkan sector strategis lainnya. Tercatat hingga semester I tahun 2006, transportasi memberikan kontribusi 5,52 persen terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, lebih tinggi dibandingkan kelistrikan 5,11 persen dan perindustrian 3,52 persen.Hal yang paling menonjol dari pertumbuhan sektor transportasi, yakni adanya lonjakan peningkatan kapasitas dan produksi di sector angkutan udara. Jumlah dalam negeri meningkat dari 23,8 juta pada tahun 2004 menjadi 29 juta pada tahun 2005 atau naik 22,36 persen. Sementara tahun 2006 jumlahnya meningkat
lagi menjadi 34 juta penumpang atau naik 10,77 persen dibandingkan tahun sebelumnya.4 Pada 2007 banyak musibah yang terjadi pada maskapai penerbangan Indonesia. Berita ini merupakan salah satu perusahaan yang sering disoroti media. Peran maskapai penerbangan Indonesia sangat penting bagi bangsa Indonesia mengingat maskapai penerbangan
menyediakan jasa umum dalam bidang
transportasi udara. Semua pemberitaan tentang maskapai penerbangan Indonesia sangat menarik untuk dibaca karena menyangkut kepentingan orang banyak. Oleh karena itu, pemberitaan yang ada perlu untuk dicermati, sehingga mengetahui ke arah mana pemberitaan tersebut, apakah negatif atau positif. Mengingat pentingnya pemberitaan media mengenai perusahaan, penting untuk dicermati apakah menawarkan citra positif atau negatif dari perusahaan. Karenna itu, penulis tertarik untuk memilih penelitian terhadap citra yang tergambar dari pemberitaan media cetak. Dalam hal ini, penulis mengangkat judul penelitian “ Citra Maskapai Penerbangan Indonesia Pada Harian Kompas Periode Januari – Agustus 2007”. Pemilihan Kompas sebagai media dalam penelitian ini karena Kompas memiliki kredibilitas Indonesia dan nasional dalam masyarakat. Seperti yang dikatakan Aristoteles, komunikator harus memiliki kredibilitas yang disebabkan oleh etos yang kini tetap menjadi pedoman adalah good sense, good moral, and good character, dan kemudian oleh para cendikiawan modern diformulasikan menjadi
4
itikad
baik
(good
intentions),
kelayakan
untuk
dipercaya
Gatot Widakdo, Harian Kompas Sabtu, 06-01-2007. Halaman 36, Kecelakaan Angkutan Udara Mengapa Harus Terjadi ?
(trustworthiness), serta kecakapan atau keahlian (competence or expertness).5 Harian Kompas memiliki oplah yang besar, Buklet khusus yang diterbitkan Kompas menyebutkan hingga tahun 2007 oplah surat kabar ini sudah mencapai 500.650 eksemplar per hari, rata-rata 1 eksemplar Kompas dibaca oleh 4 orang.6 Pemilihan periode dilakukan
mengingat tersebut
media ramai
membicarakan penerbangan Indonesia yang dimulai dengan kecelakaan pesawat terbang beruntun di Indonesia serta diikuti dengan pencekalan yang dilakukan Uni Eropa. Tentu saja pemberitaan tersebut memiliki pengaruh besar terhadap citra yang tercermin pada maskapai penerbangan Indonesia di mata masyarakat Indonesia maupun International. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk lebih lanjut meneliti dan mencermati pemberitaan seperti apakah yang sering muncul di media cetak Kompas sebagai media surat kabar yang memiliki jumlah oplah besar sehingga dapat menarik perhatian masyarakat yang membacanya, selama periode Januari – Agustus 2007. Jangka waktu periode dilakukan berdasarkan adanya musibah yang terjadi di Indonesia terjadi dengan mengambil awal dan pertengahan bulan yang tidak terlalu jauh dari isu tersebut.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk
menulis penelitian ini mengenai “Bagaimanakah Citra Maskapai Penerbangan Indonesia Pada Harian Kompas Periode Januari-Agustus 2007?” 5 6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek., Bandung; Remaja Rosdakarya. 1984, hal 34 Media Kit Kompas 2007
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana citra maskapai
penerbangan Indonesia pada harian Kompas periode Januari-Agustus 2007?”
1.4.
Signifikansi/Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.4.1. Signifikansi Teoritis/Akademis 1.4.1.1.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan baru dan kemajuan di bidang pendidikan. Sekaligus dapat dijadikan konsep-konsep pemikiran baru yang dapat dikembangkan dan menjadi acuan data empiris bagi Ilmu Komunikasi, khususnya bidang studi Publik Relations.
1.4.1.2.
Penelitian ini diharapakan dapat menjadi referensi bagi
mahasiswa
Humas,
untuk
memberikan
kontribusi pemahaman arti citra, khususnya tentang citra maskapai penerbangan Indonesia.
1.4.2. Manfaat Praktis 1.4.2.1.
Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pimpinan instansi penerbangan Indonesia
dalam
penerbangannya
mengkaji dengan
kinerja
menggunakan
maskapai analisis
berita media masa. Hasil penelitian ini diharapkan
mampu memberikan sumbangan pemikiran kepada maskapai penerbangan Indonesia untuk mengambil langkah-langkah kebijakan untuk memperbaiki citra maskapai penerbangannya. 1.4.2.2.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam memperkaya literatur tentang ilmu komunikasi yang dirasa masih kurang dan belum mencukupi hingga dewasa ini.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1.
Pengertian Komunikasi Telah banyak dirumuskan definisi tentang komunikasi. Definisi-definisi
tersebut dilatarbelakangi berbagai perspektif antara lain mekanistis, sosiologis dan psikologistis. Raymond S. Ross mendefinisikan komunikasi sebagai7 : “a transactional process involving cognitive sorting, selecting, and sharing of symbol in such a way as to help another elicit from his own experiences a meaning or responses similar to that intended by the source” (Proses transaksional yang meliputi pemisahan dan pemilihan bersama lambang secara kognitif begitu rup,a sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respons yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber) Untuk memahami pengertian komunikasi sehinggga dapat dilancarkan secara efektif, Harold Lasswell
menggambarkan unsur komunikasi dalam
pertanyaan-pertanyaan who (siapa) says what (pesan-pesan), In which channel (saluran atau media) dan with what effect (efek komunikasi). Unsur-unsur komunikasi tersebut di atas selalu dijumpai dalam kegiatan komunikasi.8 Sedangkan Hovland, Janis & Kelley mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses di mana individu (komunikator) menyampaikan pesan (biasanya verbal) untuk mengubah perilaku individu lain (audiens).9 Kedua definisi yang dinyatakan oleh para pakar komunikasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu bentuk interaksi
7 8 9
Ross, Raymond S, 1974. Persuasion : Communication and Interpersonal Relations. (Englewood Clifs: Prentice Hall, Inc.: p. b7) Deddy Mulyana,, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosda Bandung, 2005 Hal. 136 Elvinaro Ardianto & Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi Indonesia, Bumi Aksara, 2001, Hal 18
manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik disengaja maupun tidak disengaja di mana komunikator menyampaikan pesan tersebut dengan berbagai saluran media komunikasi baik berupa ekspresi muka, media teknologi dan berbagai media komunikasi lainnya. Proses komunikasi dapat menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal, komunikasi verbal merupakan bentuk paling umum digunakan dalam suatu organisasi. Kemampuan menggunakan komunikasi verbal secara efektif paling
penting
bagi
pimpinan/direksi
untuk
mengidentifikasikan
tujuan
mengembangkan strategi dan menyampaikan gagasan untuk mencapai tujuan organisasi. Komunikasi nonverbal tidak kalah pentingnya dengan komunikasi verbal karena keduanya saling melengkapi dalam proses komunikasi. Selain itu, dengan komunikasi nonverbal dapat memberikan penekanan, pengulangan dan pengganti komunikasi verbal, sehingga lebih mudah ditafsirkan maknanya dan memberikan efek yang diharapkan.
2.2. Hubungan Masyarakat atau Public Relations Kata hubungan atau relations dapat berarti suatu komunikasi yang berlangsung dua arah (two ways communication) yang dilakukan oleh suatu organisasi dengan organisasi lain dalam upaya mendapatkan saling pengertian dan saling menguntungkan10.
10
Larry King, Bill Gilbert, Seni Berbicara: kepada siapa saja, kapan saja, dimana saja, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2002, Hal. 15
The British Institute of Public Relations mendefinisikan fungsi hubungan masyarakat ”The deliberate, planned and sustained effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its public.” (Upaya yang mantap, berencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina pengertian bersama antara organisasi dengan khalayaknya).11 Dari definisi tersebut secara implisit terdapat tiga fungsi hubungan masyarakat : 1. Mengetahui secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya; 2. Menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani pendapat umum yang timbul; 3. Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum. Berkaitan dengan pengertian tersebut, dalam hubungan kemasyarakatan, pengertian masyarakat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu masyarakat internal (public internal) dan masyarakat eksternal (public eksternal). Dari keduanya, kemudian timbul dua macam hubungan, yaitu: • Hubungan dengan masyarakat internal yang disebut internal public relations • Hubungan dengan masyarakat eksternal yang disebut eksternal public relations Kedua jenis hubungan tersebut meliputi:
11
•
Hubungan dengan karyawan (emloyee relations)
•
Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations)
•
Hubungan dengan langganan (customer relations)
•
Hubungan dengan masyarakat sekeliling (community relations)
•
Hubungan dengan pemerintah (government relations)
Onong Uchjana Effendi, Teori Ilmu Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya Bandung 1990, Hal 134
•
Hubungan dengan pers (pers relations)
Berdasarkan uraian tersebut, kemudian dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan hubungan masyarakat (humas) atau public relations (purel) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi atau badan usaha untuk mendapatkan pengertian dan dukungan dari masyarakat, baik masyarakat internal maupun masyarakat eksternal. Di dalam kutipan buku Joseph A. Devito disampaikan yang menyatakan bahwa hubungan masyarakat adalah komunikasi dua arah dan timbal balik antara organ dengan publik (paradigmatis) dalam rangka meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama.12 Kegiatan humas adalah kegiatan komunikasi, yang di dalamnya memiliki ciri–ciri adanya hubungan komunikasi dua arah sehingga dapat dievaluasi. Sementara dalam teoritis, humas atau PR bertugas untuk menjalin komunikasi internal maupun eksternal yang didalamnya terdapat saling pengertian, sehingga membuat image perusahaan menjadi positif . Menurut Frank Jefkins, PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu oraganisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.13 Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tatacara organisasi demi kepentingan publiknya, serta merencanakan dan melakukan suatu
12
13
Joseph A. Devito; Komunikasi Antar Manusia (edisi kelima), Profesional Books, Jakarta, 1997 Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, Hal: 10
program kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian, pemahaman dan dukungan publiknya.14 Public Relations is the management fuction which public attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or an organization with the public interest and plans and executes a program of action to earn public understanding and acceptance.15 Keseluruhan definisi–definisi yang dijabarkan di atas dapat ditarik kesimpulan secara umum sebagai berikut : “Humas merupakan suatu fungsi manajemen yang ada dalam suatu organisasi di mana di dalamnya haruslah memikirkan dan mengidentifikasikan kebijaksanaan, merencanakan program kegiatan, mengerahkan upaya yang berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara hubungan saling pengertian dan dukungan dari publiknya yang pada akhirnya tercapai hubungan yang dinamis”. Secara umum, fungsi dan tugas humas dalam suatu lembaga merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan. Karena itu dapat dilihat dari fungsi Humas tersebut dalam menjalankan komunikasi dua arah antara instansi yang diwakilinya dengan publik sasaran yang pada akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan image yang hendak dicapai. Salah satu metode yang digunakan oleh humas dalam melakukan fungsinya adalah melalui persuasif, edukatif dan informatif. Bermakna ajakan dan imbauan dengan memiliki ciri–ciri: 1.
Informasi yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau kepentingan khalayak sebagai sasarannya
14 15
Scott .M. Cutlip dan Allen H (1982) yang dikutip dari buku Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations’ Hal 19 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, effective Public Relation 8th Edition, Hal 4
2.
Humas sebagai komunikator dan sekaligus perantara berupaya membentuk sikap dan pendapat yang positif dari publiknya melalui rangsangan tertentu. Fungsi manajemen dan proses dalam kegiatan komunikasi yang merupakan
faktor utama dalam dapat menentukan kelancaran proses manajemen dalam fungsi kehumasan dari perusahaan yang diwakili, pada umumnya manajemen humas melalui fungsi atau beberapa tahapan-tahapan sebagai berikut16 : •
Penelitian (Research);
•
Perencanaan (Planning);
•
Pengorganisasian (Coordinating);
•
Pengawasan (Controlling);
•
Penilaian (Evaluating).
2.2.1
Tugas Public Relations Adapun tugas Public relations menurut Oxley mencakup:
1. Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan Internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik-publiknya. 2. Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap publikpublik pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publik utama terhadap organisasi. 3. Bekerja sebagai penghubung manajemen dan publiknya.
16
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada Hal : 37
4. Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang mempengaruhi hubungan publik dan organisasi.17
Ada banyak tugas yang mesti dijalankan yang bermuara pada terjaganya atau meningkatnya citra organisasi dimata publiknya melalui kegiatan PR organisasi. Tidak cukup hanya dijalankan sekadar menjadi juru bicara atau menjaga hubungan baik dengan media massa melainkan melibatkan proses yang terencanadan terukur. Ketrampilan
manajerial, berpikir rasional namun tetap
memperhatikan pertimbangan seperti sentuhan kemanusiaan menjadi hal yang paling penting. Dalam proses komunikasinya, staf PR bertindak proaktif sehingga perlu memberikan (feed forward) pada publik organisasi.
2.2.2.
Fungsi dan Tujuan Public Relations
Menurut F. Rachmadi, fungsi utama public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga/organisasi. Fungsi public relations dalam buku Public Relations : Teori dan Praktek yang ditulis oleh Djanaid menyebutkan 2 fungsi yaitu: 1. Fungsi Konstruktif
17
Op. Cit Oxley dikutipoleh Yosal Iriantara 2004 (4)
Public Relations berfungsi sebagai “perata jalan” di mana public relations berada di posisi terdepan”garda” yang di belakangnya terdapat “rombongan” tujuan-tujuan perusahaan. Peranan public relations dalam hal ini adalah untuk mempersiapkan mental perusahaan untuk memahami kepentingan publik maupun perusahaan untuk direkomendasikan kepada manajemen, menyiapkan para kondisi untuk mencapai saling pengertian, saling percaya dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik atau perusahaan yang diwakilinya. Fungsi konstruktif ini mendorong public relations membuat aktivitas maupun kegiatan-kegiatan yang terencana dan berkesinambungan. 2. Fungsi Korektif Fungsi ini mengibaratkan public relations sebagai “pemadam kebakaran”. Apabila api sudah menjalar dan membakar dalam perusahaan, peranan yang harus dilakukan public relations adalah memadamkan api tersebut. Artinya, apabila sebuah perusahaan dilanda masalah-masalah (crisis) dengan publik, maka public relations harus bertindak dalam mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut. Sementara Cutlip and Center mengatakan bahwa fungi public relations meliputi : 1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi. 2. Menciptakan
komunikasi
dua
arah
secara
timbal
balik
dengan
menyebarkan informasi dariperusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan.
3. Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan perusahaan untuk kepentingan umum. 4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik baik secara internal maupun eksternal. Para pengkritik public relations seringkali mengatakan bahwa PR adalah sesuatu yang tidak berwujud, sehingga hasil-hasilnya pun mustahil utuk diukur. Satu-satunya alasan yang dapat menjelaskan mengapa hasil dari kegiatan PR tidak bisa diukur adalah tidak adanya tujuan yang menjadi pedoman atau patokan pengukuran.18 Oleh sebab itulah, muncul adanya tujuan kegiatan PR dalam sebuah perusahaan seperti : 1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan 2. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai. 3. Untuk menyebar luaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan 4. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas serta membuka pasar-pasar ekspor baru. 5. Untuk mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya perusahaan yang akan go public. 6. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan dengan khalayaknya sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan
18
Frank Jefkin, Public Relations, Erlangga 2003 Hal 75
kecaman, kesangsian atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan. 7. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan. 8. Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis. 9. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilan alih (take over). 10. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru. 11. Untuk menyebar luaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari. 12. Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyelenggaraan suatu acara. 13. Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatankegiatan atau produk perusahaan yang positif agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang dan kebijakan pemerintah yang merugikan. 14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan. 2.2.3. Peranan Public Relations Peranan public relations dalam suatu organisasi menurut Dozier & Broom) dapat dibagi menjadi : 1. Penasehat Ahli (Ekspert Prescriber)
Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). 2. Fasilitator Komunikasi (Communications Fasilitator) Praktisi public relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Di lain pihak, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, harapan dan kebijakan organisasi kepada publiknya. 3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Fasilitator) Peranan public relations ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat hingga mengambil tindakan dalam mengahadapi persoalan. 4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician) Peran praktisi public relations hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau (metode of communications in organizatation). Peranan public relations tersebut diharapkan dapat menjadi “mata” dan “telinga” serta ”tangan kanan” top manajemen perusahaan dalam kegiatan community relations sebagai salah satu bentuk aktivitas kehumasan.
2.3. Citra Citra adalah gambaran tentang realitas. Dengan kata lain, citra adalah dunia menurut persepsi kita, menyebutkan pictures in our head. Bertolak dari pengertian
tersebut, tersirat bahwa citra dibentuk oleh persepsi. Berkaitan dengan itu, persepsi adalah proses di mana seorang individu memilih, mengatur, dan menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang bermakna tentang dunia.19 Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujud dari citra tersebut dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya.20 Citra merupakan tujuan utama pencapaian humas dalam perusahaan yang diwakili. Menurut praktisi PR Rhenald kasali, citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri muncul karena adanya informasi. Ditambahkan oleh Frank Jeffkins dalam bukunya Essentials of Public Relations, citra adalah impresi yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan fakta-fakta. Informasi yang salah dan tidak lengkap akan mengakibatkan citra yang tidak sempurna.21 Dari definisi di atas dapat digambarkan bahwa citra merupakan kesan atau persepsi terhadap suatu objek yang muncul karena adanya informasi. Baik buruknya pemberitaan surat kabar mengenai segala sesuatu tentang maskapai penerbangan Indonesia sangat menentukan citra yang berkembang di masyarakat terhadap maskapai penerbangan Indonesia.
19
Philip Kotler; Marketing Management the Millenium Edition; New Jersey, Prentice Hall Inc, 2000., hal 173 Rosady, Op cit., hal.68 21 Frank Jeffkins, Essentials of Public Relations, (Heinemann Asia, Singapore, 1988), hal 6 20
Ada beberapa jenis citra menurut Frank Jeffkins dalam bukunya, Effective Public Relations : 1.
Citra Bayangan. Citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra ini cenderung positif bagi orang dalam perusahaan yang memandang karena menganggap dan membayangkan kondisi yang selalu baik dalam perusahaannya, tidak melihat dan memandang kesan dan citra yang ada di masyarakat langsung sehingga pandangan tersebut selalu tidak tepat dan tidak sesuai kenyataannya. Hal ini disebabkan tidak memadainya informasi, pengetahuan, dan pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam perusahaan atau organisasi mengenai pandangan pihak luar.
2.
Citra yang berlaku. Suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihakpihak luar mengenai suatu oranisasi. Citra yang berlaku adalah sesuai kenyataan karena terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orangorang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai dan biasanya cenderung negatif.
3.
Citra yang diharapkan. Suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen terhadapa perusahaan. Citra yang diharapkan lebih baik dari pada citra yang ada, biasanya dirumuskan dan diperjuangkan untuk menyambut sesuatu yang relatif baru, yakni ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.
4.
Citra Perusahaan. Citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra atas produk dan pelayanannya. Hal positif yang dapat
meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraih, kualitas pelayanan prima, dan sebagainya. 5.
Citra Majemuk. Sebagai pelengkap dari citra perusahaan misalnya dengan mewajibkan karyawan memakai seragam, menyamakan jenis dan warna mobil dinas. Mengukuhkan identitas perusahaan dengan atribut logo, warna logo, dekorasi lobi kantor dan sebagainya.
6.
Citra yang baik dan buruk. Citra ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri (performance image) para profesional pada perusahaan bersangkutan.
2.3.1. Pengertian Citra Perusahaan Selanjutnya menurut Jeffkins, citra perusahaan merupakan citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Kim dan Sunny Baker menambahkan, citra perusahaan,...is created through the comulative effect of all its communication material, and involves other internal and external factors such as news coverage and community standing”22. Atau, citra organisasi diciptakan melalui efek kumulatif dan seluruh perangkat komunikasi, termasuk faktor internal dan eksternal lain, seperti peliputan berita dan dukungan masyarakat. Citra perusahaan berkaitan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, dilihat dari sejarah perusahaan kualitas pelayanan prima, 22
Kim Baker & Sunny Baker, How to Promote, Publicize, and Advertise Your Growing Bussiness,(John Wiley & Son Inc., 1992), hal 9.
keberhasilan pemasaran dan tanggung jawab sosial pada masyarakat. Wujud dari citra tersebut dapat dirasakan dari penilaian positif dan negatif, tanda respek atau tanda hormat masyarakat luas terhadap perusahaan, apakah dapat dipercaya dan diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik. Dalam bukunya The Corporate Image: Strategies for Effective Identity Programms, Nicholas menyebutkan bahwa citra perusahaan secara sederhana adalah gambaran yang dimiliki suatu khalayak terhadap suatu organisasi melalui akumulasi dari keseluruhan pesan-pesan yang diterima oleh khalayak.23 Pesan-pesan baik sengaja maupun tidak sengaja melalui informasi yang disampaikan kepada khalayak sepanjang waktu dari berbagai sumber khususnya media cetak, dilihat oleh masyarakat dan dimengerti, sehingga membentuk persepsi dan akhirnya membentuk citra. Kim Harrison dalam bukunya Strategic Public Relations a Practical Guide to Success menulis bahwa sebuah artikel menyebutkan sebuah studi dalam dunia industri pelayanan mengidentifikasikan lima faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap citra perusahaan dalam sektor pelayanan24, yaitu;
23
24
Nicholas Ind, The Corporate Image: Strategies for Effective Identity Programs,( Kogan Page Ltd, London, Revised Edition, 1992), hlm 21 Kim Harrison, Strategic Public Relations a Practical Guide to Success, Second Edition, Vineyard Publishing Pty Ltd. Australia, 2001 hlm 31-32
1. Corporate Identity Corporate identity ...is the sum of the visual cues by which the public recognises the company and differentiates it from others’25 (Kumpulan atau sejumlah tanda visual yang mana khalayak atau masyarakat dapat mengenali perusahaan dan membedakannya dari lainnya). Dalam bukunya, Kim Harrison menyebutkan corporate identity atau identitas perusahaan dapat dilihat dari nama, logo, harga, tingkat dan kualitas iklan. Identititas visual akan menimbulkan kesadaran konsumen akan perusahaan dan akan membawa pada familiaritas masyarakat. terhadap perusahaan. Ditambahkan oleh Alison Theaker corporate identity is what the organisation communicates (either intentionally or unintentionally) via various cues, whereas its image is how its publics actually view it26 (Identitas perusahaan adalah apa yang organisasi komunikasikan (yang mana dengan sengaja atau tanpa disengaja) melalui berbagai simbol, di mana citranya adalah bagaimana publik sebenarnya memandang itu. 2. Reputation Corporate reputation is the assessment made over time by a stakeholder about the attributes of an organisation27 (Reputasi perusahaan adalah penilaian yang dibuat dari waktu ke waktu oleh suatu stakeholder terhadap atribut dari suatu organisasi). Reputasi perusahaan merupakan
25
Jacquie L’Etang and Magda Pieczka, Critical Perspective in Public Relations, International Thomson Business Press , Berkshire House, First Edition, 1996. hlm 71 26 Alison Theaker, The Public Relations Handbook, Second Edition, MPG Books Ltd, Bodmin, Great Britain, 2004 hal 96 27
Kim, Opcit hal 29
gambaran emosional baik positif maupun negatif dari semua stakeholder. Terdapat empat faktor yang dapat mempengaruhi reputasi perusahaan, yaitu; 1.
Realibility – menyangkut harapan pelanggan terhadap perusahaan
2.
Credibility – menyangkut kepercayaan terhadap investor
3.
Trustworthiness – menyangkut harapan pekerja/pegawai terhadap kejujuran perusahaan.
4.
Responsibility – menyangkut harapan publik terhadap tanggung jawab perusahaan
Reputasi dapat dilihat dari gaya manajemen dan kepemimpinan, kredibilitas dari tindakan dan kebijakan yang diambil, jaminan servis yang dapat diandalkan, budaya organisasi yang berorientasi pada pelanggan. 3. Level of service “Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas, yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan” Gronroos.28 Tingkat mutu pelayanan di sini yang dimaksud dilihat dari akses terhadap pelayanan itu sendiri, prosedur operasional dalam melakukan pelayanan, lebih menekankan kepada proses pelayanan yang dilakukan ketika
28
Ratminto & Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan, Pustaka Pelajar, Cetakan I, Yogyakarta, 2005, hal 2
menangani
keluhan
atau
kebutuhan
pelanggan
dan
bagaimana
penanganannya. 4. Physical Environment-tangible cues Penampilan fisik pada perusahaan merupakan aspek penting sebagai salah satu cermin citra perusahaan. Khalayak dapat menggunakan penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan dari lingkungan fisik perusahaan,29 yang mempengaruhi citra terhadap perusahaan. Masih dalam bukunya, Kim Harrison menambahkan komponen-komponen meliputi
atmosfir
penampilan
perusahaan,
dekorasi,
tata
lingkungan fisik
letak
pencahayaan,
gedung dan peralatan yang digunakan dalam perusahaan.
5. Contact Personnel Kontak personal berhubungan dengan sumber daya manusia dalam perusahaan. Kontak personal dalam perusahaan dapat mencerminkan citra perusahaan itu sendiri. Beberapa aspek yang dapat dilihat adalah keramahan dan kesopanan staf, penampilan karyawan, sikap dan perilaku orang-orang yang ada dalam perusahaan baik dari pihak manajemen atau karyawan, kepedulian organisasi, kompetensi yang terlihat dari internal perusahaan yaitu sumber daya manusia di dalam perusahaan. Kontak personal dapat menanamkan kepercayaan dan menimbulkan kepuasan khalayak ketika kontak personal perusahaan berjalan dengan baik.
29
Handi Irawan, 10 prinsip Kepuasan Pelanggan, Elex Media Komputindo PT, Jakarta, 2004, hal 58
2.6.
Surat Kabar Surat kabar adalah salah satu jenis media massa yang paling klasik. Dari
surat kabarlah mulai terbentuk wujud-wujud lain dari media massa yang lebih modern seperti radio, televise, film dan lain-lain. Menurut Agee seperti yang dikutip Elvinaro dan Lukiati, 30 secara kontemporer surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama media adalah : a. To inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia). b. To
comment
(mengomentari
berita
yang
disampaikan
dan
mengembangkannya ke dalam fokus berita). c. To provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media).
Sedangkan fungsi sekunder media adalah : a. Untuk kampanye proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang diperlukan sekali untuk membantu kondisi-kondisi tertentu. b. Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian komik, kartun, dan cerita-cerita khusus. c. Melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak. 31
30
31
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya Bandung, Hal 57 Ibid, hal 98
Komoditas utama dari sebuah surat kabar adalah berita. Sebagian besar masyarakat pergi mencari dan membeli surat kabar dengan tujuan untuk mendapatkan informasi melalui berita-berita terkini yang dimuat pada suatu surat kabar. Dapat dikatakan bahwa berita adalah suatu komoditas yang sangat dibutuhkan dan diinginkan oleh individu. Seorang individu membutuhkan berita untuk dapat menggenapi fungsinya dalam masyarakat demokratis. Berita di media massa adalah hasil dari penggambaran media yakni wartawan media tersebut tentang realitas sosial. Layaknya sebuah jendela untuk melihat kenyataan di dunia luar, berita-berita di media massa selalu memberikan kepada pembacanya perkembangan terkini mengenai keadaan dunia. Sebuah berita dikatakan berkualitas apabila memenuhi tiga persyaratan, yaitu : 1. Objektif. Penyajian berita hendaknya berdasarkan fakta dari suatu kejadian atau peristiwa, tanpa bias yang dibuat oleh wartawan atau upaya lain guna menjadikan suatu berita lebih menarik dari kejadian yang sebenarnya. 2. Akurat. Wartawan hendaknya senantiasa memberikan perhatian secara sungguh-sungguh terhadap rincian informasi yang hendak disajikan dalam bentuk berita. Rincian yang dimaksud mencakup kutipan dari sumber berita, latar belakang berita, penggunakan istilah dan lain-lain yang dapat menimbulkan kesalahan interprestasi bagi khalayak. 3. Berimbang dan adil. Dalam menyajikan berita, wartawan hendaknya melakukan peliputan dari dua sumber yang berbeda. Dengan meliput
dari kedua belah pihak,
wartawan telah bersikap adil dalam
pemberitaannya. Dalam surat kabar terdapat beberapa kategori pemberitaan yaitu : a. Berita Utama (Headline News), adalah informasi atau berita yang dianggap terpenting dari seluruh informasi yang disajikan surat kabar. Berita utama juga dianggap sebagai berita yang paling aktual pada hari terbit. Biasanya hanya ada satu berita utama pada setiap terbitan dan ditempatkan pada halaman pertama. Salah satu unsur terpenting dalam berita utama adalah judul berita (headline). Untuk menarik perhatian sekaligus untuk membedakannya dengan rubrik lain, prinsip penyajian judul berita utama adalah sebagai berikut : 1) Dicetak tebal dan berukuran besar, 2) Singkat, 3) Menarik perhatian, 4) Memberikan sensasi dan 5) Menggiring pembacanya. Unsur penting lain dalam berita utama adalah teras berita (lead) yang berbicara dalam ukuran kalimat dan paragraf. Teras berita merupakan intisari laporan kejadian atau peristiwa sekaligus refleksi dari cara pandang surat kabar tentang peristiwa atau kejadian.32 Teras berita terdapat pada paragraph pertama dari berita utama (Headline News).
32
Yahya Mahmud, Persepsi Media Cetak dalam Masa Perubahan dari Orde Baru ke Era Reformasi, Suatu Analisis Isi Surat Kabar Kompas, Media Indonesia dan Republika Terhadap Prabowo Subianto dalam Kasus Penculikan Aktivis
b. Tajuk rencana, adalah rubrik yang membawa visi atau opini surat kabar tentang sesuatu atau beberapa hal. Bentuk penulisan tajuk mirip dengan esai atau artikel kolom. Bedanya tajuk lebih singkat dan lebih berhubungan dengan hal-hal kontemporer. Pada hakekatnya fungsi tajuk rencana adalah membentuk opini pembaca ke arah yang oleh penulis dan institusi pers dianggap benar, baik dan perlu. Jadi yang dilakukan melalui tajuk rencana tidak hanya “menyampaikan” (to express), tetapi juga “meyakinkan” (to impress), bahkan terkadang “memaksa” (to suppress) 33 c. Artikel adalah karangan prsa dalam media massa yang membahas suatu persoalan secara lugas. Biasanya pemuatan suatu artikel di surat kabar melalui proses seleksi dan editing. Maksud proses seleksi antara lain untuk menetukan aspek aktualitas karangan dengan persoalan yang berkembang di masyarakat, keaslian karangan, gagasan yang tersirat dan tersurat, termasuk yang terpenting yakni karangan tersebut harus mewakili visi dan misi surat kabar.
2.7. Berita Berita berasal dari bahasa sansekerta yakni “Vrit” yang di dalam Bahasa Inggris Write artinya sebenarnya ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut denga “Vritta”, artinya kejadian atau yang telah terjadi. Vritta dalam Bahasa Indonesia menjadi berita atau warta.
33
Ibid, Hal 54
Suronto dan Lopupulan mendefinisikan berita yang terdapat di dalam Tesis Heri Budianto adalah : 1) Informasi hangat yang disajikan kepada umum mengenai apa yang sedang terjadi. 2) Berita adalah sesuatu yang menarik perhatian sebagian besar komunitas. 3) Berita adalah informasi mengenai peristiwa atau ide yang menarik perhatian dan mempengaruhi kehidupan manusia. 4) Berita adalah sesuatu di luar yang biasa. Sementara itu Wahyudi dalam Djuroto mendefinisikan berita sebagai laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting dan menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa. Dari pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah sesuatu yang menarik perhatian khalayak berupa peristiwa atau pendapat yang dipublikasikan di media massa.34
Syarat-syarat yang Menentukan Nilai Berita Suroto dan Lopulalan menyatakan di dalam Tesis Heri Budianto ada delapan syarat yang menentukan nilai suatu berita antara lain35 : 1) Timelines (kebaruan/aktual) Waktu merupakan nilai berita yang sangat penting. Berita adalah sekarang. Berita adalah sesuatu yang baru, sedang berlangsung dan seringkali adalah kelanjutan dari hari ini atau saat sebelumnya. 34
Heri Budianto 2003. Kontrol Pers Terhadap Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung. Analisis Isi Harian Umum Kompas dan Surat Kabar Radar Lampung. (tesis). Bogor, IPB, Program Pasca Sarjana. 35 Ibid, Hal 22
2) Significance Berkaitan dengan kejadian yang memungkinkan mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca. Setiap orang punya persepsi yang berbada-beda mengenai hal yang penting mengenai dirinya. Walaupun demikian, nilai berita yang terkandung dalam kejadian menjadi magnet yang menyebabkan pembaca tertarik pada berita yang ditulis. 3) Magnitude (berita berkaitan dengan hal-hal besar) Kejadian yang berkaitan dengan hal-hal yang besar secara kuantitatif yang berarti begi kehidupan manusia akan mearik dan menggugah rasa ingin tahu pembaca. 4) The Unsual (keanehan) Berita adalah keanehan. Kejadian yang tidak lazim adalah berita besar. Nilai ini sudah ditteruskan kepada wartawan lewat kalimat-kalimat yang klise. 5) Conflict (konflik) Peristiwa seperti perang, perkelahian, pergulatan dalam bidang politik, bisnis, olahraga bahkan cinta sangat menarik minat pembaca. 6) Proximity (kedekatan baik dalam arti fisik maupun hubungan psikologis dengan khalayak pembaca). 7) Kejadian yang dekat dengan pembaca akan menarik perhatian pembaca. Berita jarak fisik dan psikologis dekat dengan khalayak semakin tinggi nilai berita tersebut.
8) Prominence (Cuatan/kemenonjolan) Hal-hal yang sanagt terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca seperti orang, benda atau tempat memiliki nilai berita tinggi. 9) Human Interest (daya tarik kemanusiaan) Kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi biasa, menari perhatian pembaca.36 Jenis Berita Menurut Romli, jenis-jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik adalah : 1) Straight News adalah berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar jenis berita ini. 2) In Dept. News adalah berita mendalam, dikembangkan berdasarkan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. 3) Investigation News adalah berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. 4) Interpretative News adalah berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian penulisnya/reporter. 5) Opinion news adalah berita mengenai pendapat seseorang biasanya pendapat pakar bidang ilmuan tertentu, cendikiawan, tokoh atau pejabat.
36
Heri Budianto 2003. Kontrol Pers Terhadap Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung. Analisis Isi Harian Umum Kompas dan Surat Kabar Radar Lampung. (tesis). Bogor, IPB, Program Pasca Sarjana Hal :23.
Adapun susunan atau struktur berita, khususnya berita langsung (straigt news) pada umumnya mengacu pada struktur piramida terbalik (Interved Pyramid) yaitu memulai penulisan berita dengan mengemukakan bagian berita yang dianggap paling penting kemudia diikuti dengan bagian-bagian yang dianggap penting, kurang penting dan seterusnya.37
37
Romli, ASA.2002. Jurnalistik Praktis, Bandung. PT. Rosda Karya
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Tipe Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian deskriptif ini memaparkan situasi atau peristiwa, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Beberapa penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci dengan melukiskan gejala yang ada, dan mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek.38 Kuantitatif yaitu penelitian dengan menggunakan statistik/ angka-angka dalam pembuktiannya. 39 Penelitian ini memberikan gambaran mengenai pemberitaan media terhadap Maskapai Penerbangan Indonesia dalam periode yang ditentukan. Selain mendeskripsikan penelitian ini dilakukan sekaligus untuk menganalisa isi dari pesan/berita yang disampaikan lewat media cetak dalam hal ini kompas.
3.2.
Metode Penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi.
Penggunaan metode analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana citra yang melekat pada Maskapai Penerbangan Indonesia dalam media yang dipilih. Metode ini adalah cara yang tepat untuk menganalisis pesan yang disampaikan media sesuai dengan tujuan penelitian ini. Menurut Kripendorf, analisis isi adalah 38 39
Jalaludin Rachmat; Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung 1990 Hal 22-25 Ibid
suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya.40 Penelitian empiris terhadap fenomena persurat-kabaran. Penelitian ini memerlukan kejujuran (objektifitas yang ilmiah) yang dipenuhi dengan apa yang kemudian di sebut analisis surat kabar kuantitatif. Problem metodologis yang dominan adalah dukungan fakta-fakta ilmiah terhadap argument-argument jurnalistik. Fakta-fakta tersebut harus bersifat kuantitatif dan memang keterpesonaan kepada angka-angka yang sudah lama berlangsung.
3.3. Teknik pengumpulan data 3.3.1. Data Primer Yang menjadi data primer dari penelitian ini adalah studi analisis isi media massa kompas yang memuat pemberitaan mengenai citra maskapai pernerbangan Indonesia pada periode Januari sampai dengan Agustus 2007. 3.3.2. Data Sekunder Membaca buku-buku kepustakaan (literature). Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari data-data yang berkaitan dengan materi penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan bahan-bahan yang didapatkan pada saat atau selama perkuliahan guna untuk melengkapi data-data yang sudah ada.
40
Klaus Krippendorff, Analisis Isi, PT. Raja Grafindo Persada 1993, Hal :15
3.4.
Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diselidiki karakteristiknya dan memiliki hubungan erat dengan masalah yang ingin dipelajari. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap dan dianggap dapat mewakili populasi.41
3.4.1. Populasi Populasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah keseluruhan pemberitaan surat kabar Kompas mengenai Citra Maskapai Penerbangan Indonesia periode Januari-Agustus 2007 selama 45 kali penerbitan. Jumlah pemberitaan 58 berita. Sumber berita surat kabar harian Kompas (Pusat Informasi Kompas). 3.4.2. Sampel Sampel pemberitaan diambil dari Populasi yang berjumlah 58 ulasan berita mengenai Citra Maskapai Penerbangan Indonesia selama periode tersebut. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah populasi secara keseluruhan yaitu pemberitaan Kompas mengenai Citra Maskapai Penerbangan Indonesia selama periode Januari-Agustus 2007. Dalam studi ini, dilakukan teknik total sampling, yaitu seluruh populasi yang sudah ditentukan dijadikan
41
M, Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi: Metode Peelitian dan Aplikasinya., penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta,2002, hal 58
sebagi sampel penelitian.42 Teknik penarikan sample adalah purposive sesuai dengan tujuan penelitian. 3.5.
Unit Analisis Unit adalah unit referensi yang akan menjabarkan citra positif dan negatif. Dalam analisis isi ada tiga jenis yaitu; unit sampling, unit pencatatan, dan unit konteks.43 Unit yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit pencatatan ”bagian khusus dari isi yang dapat dikenali dengan menempatkannya dalam kategori yang ada”44 . Unit analisis dalam penelitian ini adalah teks berita pemberitaan media cetak Kompas mengenai Citra Maskapai Penerbangan Indonesia periode Januari-Agustus 2007.
3.6.
Kategorisasi dan Operasionalisasi Kategori 3.5.1 Kategorisasi 3.6.1.1.
Berita
Berita adalah suatu komoditas yang sangat dibutuhkan dan diinginkan oleh individu. Seorang individu membutuhkan berita untuk dapat menggenapi fungsinya dalam masyarakat demokratis.
3.6.1.2.
Citra
Citra perusahaan adalah kesan yang timbul terhadap perusahaan karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri muncul 42
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1990, hal 80 Klaus Krippendoff., Analisis Isi Pengantar Teori, Rajawali Pers, Jakarta, 1991, hal 75 44 Ibid, Hal 78 43
karena adanya informasi. Citra perusahaan diciptakan melalui efek kumulatif dan seluruh perangkat komunikasi, termasuk faktor internal dan external lain seperti peliputan berita dan dukungan masyarakat. Citra perusahaan memiliki lima faktor yang dapat dianalisa yaitu dari identitas perusahaan, reputasi, tingkat mutu perusahaan, lingkungan/ penampilan fisik perusahaan, dan kontak personal dalam perusahaan. Kelima faktor ini menjadi indikator terhadap citra yang tercermin dari pemberitaan Kompas terhadap Citra Maskapai Penerbangan Indonesia Pada Harian Kompas selama periode yang ditetapkan
3.6.2. Operasionalisasi Kategori Operasional kategori pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.6.2.1.
Jenis Berita
Jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik adalah : 1) Straight News adalah berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar jenis berita ini. 2) Dept. News adalah berita mendalam, dikembangkan berdasarkan pendalaman hal-hal yang ada dibawah suatu permukaan. 3) Investigation News adalah berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. 4) Interpretative News adalah berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian penulisnya/reporter.
5) Opinion news adalah berita mengenai endapat seseorang biasanya pendapat pakar bidang ilmuan tertentu, cendikiawan, tokoh atau pejabat. Adapun susunan atau struktur berita, khususnya berita langsung (straigt news) pada umumnya mengacu pada struktur piramida terbalik (Interved Pyramid) yaitu memulai penulisan berita dengan mengemukakan bagian berita yang dianggap paling penting kemudia diikuti dengan bagian-bagian yang dianggap penting, kurang penting dan seterusnya.
3.6.2. Operasional Kategori Kategori Berita
Dimensi Straight News
a. Berada di halaman depan surat Kabar b. Singkat dan lugas c. Berita langsung
Dept. News
Berita mendalam
Investigation News
Berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber
Interpretive News
Berita yang di kembangkan berdasarkan dengan pendapat atau penelitian
Opinion News
Citra
Indikator
Berita menurut pendapat dari pakar bidang ilmuan, cendikiawan, tokoh atau pejabat
Identitas Perusahaan
a. Nama perusahaan b. Logo c. Iklan Pesrusahaan
Reputasi
a. Realibility - harapan pelanggan b. Credibility - kepercayaan terhadap investor c.Trustworthiness - harapan karyawan terhadap kejujuran perusahaan d. Responbility - menyangkut harapan publik terhadap tanggung jawab perusahaan
Pelayanan
Pelayanan maskapai penerbangan Indonesia mengatasi permasalahan masyarakat dan keluhan masyarakat.
Lingkungan/Penampilan Fisik
Perangkat alat atau fasilitas yang digunakan perusahaan sebagai operasional kegiatan perusahaan
Sumber Daya Manusia (ramah, sopan, penampilan karyawan, sikap dan perilaku)
1.7.
Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah
instrumen.45 Dalam analisis isi sangat diperlukan reliabilitas. Suatu instrumen dikatakan valid jika yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Reliabilitas adalah fungsi dari keseluruhan rancangan studi yang menyangkut prosedur sampling, prosedur perhitungan, prosedur pengkodean, dan reliabilitas kategori.46 Isi pesan yang diteliti harus memiliki reliabilitas yang tinggi. Holsti melaporkan sebuah formula untuk menentukan keandalan nominal data dalam persentase persetujuan.47 Formula pengukuran reliabilitas; C.R
=
3M N1 + N2+N3
C. R = Coefficient Reliability M = Jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua orang pengkode N = Jumlah obyek yang dikategori 3 = Jumlah coder / juri Dalam penelitian ini dilakukan koding, yaitu suatu data mentah yang secara sistematis ditransformasikan dan dikelompokkan ke dalam unit-unit yang memungkinkan membuat deskripsi karakteristik isi yang relevan,48 melalui koder atau juri yaitu orang yang melakukan koding untuk menguji kehandalan kategori yang ada. Dalam menentukan jumlah juri, peneliti memilih menggunakan tiga juri
45
M.Iqbal Hasan., op cit., hal 77 Andi Bulaeng., op cit., hal 185 47 Wimmer, Roger D. Mass Media Research. Wadsworth Publishing Company. Bellmont, California, 1987, hal. 154. 48 Andi Bulaeng., hal 168 46
dengan tujuan dapat dijadikan parameter terhadap hasil kategori yang memerlukan suara yang terbanyak sehingga dapat mewakili hasil akhir penilaian. Tiga Juri yag telah ditentukan, yaitu : 1. Praktisi PR
: Rosady Ruslan
1. Praktisi Komunikasi
: Agus Priyanto
3. Akademisi
: Farid Hamid
Pemilihan koder atau juri ditentukan berdasarkan bidang ahli atau profesi para juri yang memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap penelitian dan memberikan kontribusi besar terhadap kegiatan pengkodingan. Sehingga pengkodingan tidak memerlukan waktu yang lama untuk proses pemahaman kategorisasi karena kompetensi masing-masing juri dapat diasumsikan terbiasa akan proses tersebut. Hasil uji reliabilitas dalam proses pengkodingan yang dilakukan tiga koder/juri adalah sebagai berikut :
I. Sumber Berita : Koefisien keandalan :
3M N1 + N2 + N3 3.57 58 + 58 + 58 171 174
= 0,98
II. Jenis Citra: 1. Kategori Identitas Perusahaan (Corporate Identity) : Koefisien keandalan :
3M N1 + N2 + N3 3.55 58 + 58 + 58
165 = 0,948 174 2. Kategori Reputasi (Reputation) : Koefisien Keandalan :
3M N1 + N2 + N3 3.57 56 + 58 + 58
171 = 0,994 174 3. Kategori Tingkat Pelayanan (Level of Service) : Koefisien Keandalan :
3M N1 + N2 + N3 3.57 58 + 58 + 57 171 173
5
= 0,988
Kategori Lingkungan/Penampilan Fisik (Physical Environment/Tangible Cues):
Koefisien Keandalan :
3M N1 + N2 + N3 3.55 57 + 58 + 58 165 173
= 0,953
5. Kategori Kontak Personel (Contact Personel) : Koefisien Keandalan :
3M N1 + N2 + N3 3.55 58 + 58 + 57 165 173
= 0,953
Menurut Krippendorf, hasil uji reliabilitas lebih dari 0.8 atau 80 %, maka nilai kesepakatan antar juri dapat terandalkan. Hasil uji reliabilitas terhadap sepuluh kategorisasi yang dilakukan atas penelitian ini, menunjukkan bahwa penilaian yang dihasilkan diantara 3 koder berada pada tingkat keandalan yang tinggi. Sehingga, mengacu pada hasil tersebut analisa yang dilakukan pada bab berikut sudah dapat menunjukkan kebenaran atas kecenderungan-kecenderungan citra Maskapai Penerbangan Indonesia dalam pemberitaan surat kabar Kompas periode Januari – Agustus 2007 seperti Identitas Perusahaan, Reputasi, Tingkat Pelayanan, Kontak Personal, Penampilan fisik/ lingkungan, dan sumber berita.
3.8.Teknik Analisa Teknik analisa yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif. Analisis isi lebih dominan bersifat kuantitatif, yaitu peneliti mengelompokkan karakteristikkarakteristik wacana ke dalam kategori, menentukan frekuensi masuknya karakteristik-karakteristik yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dalam
kategori.49 Analisa data secara deskriptif dimaksudkan untuk mengungkapkan keadaan atau karakteristik data sampel untuk masing variabel penelitian secara tunggal.50 Langkah-langkah Analisis isi yang dilakukan dalam penelitian, adalah: 1. Membuat kategorisasi penelitian 2. Mengumpulkan data-dokumen yang diperlukan dalam penelitian dalam hal ini, kliping artikel mengenai Citra Maskapai Penerbangan Indonesia pada harian Kompas selama periode yang ditentukan. 3. Menentukan populasi sampel penelitian 4. Menentukan Juri/ coder yang berjumlah 3 orang 5. Menghitung uji keandalan 6. Menganalisa dan menginterpretasi hasil penilaian koder 7. Menampilkan hasil penelitian dengan tabel frekuensi dan presentasi
49 50
Andi Bulaeng., op cit.,hal 180 Drs. Nono Sungkono., Modul Metode Penelitian Komunikasi., hal 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah Kompas Minggu, 27 Juni 1965, sekitar tengah malam jalan Kramat Raya sudah sepi. Pertunjukkan terakhir bioskop Rivoli juga telah berakhir, dan penonton beberapa jam lalu berhamburan pulang. Tinggal beberapa becak yang masih mangkal di malam yang dingin itu. Tidak jauh dari situ kegiatan percetakan PN Eka Grafika (dahulu Percetakan Abadi) baru mulai, beberapa orang berkumpul mengeliling mesin cetak Duplex. PK. Ojong (alm), Tinon Prabawa(alm), Tan Soe Sing (Indra Gunawan), Eduard Liem (Edward Linggar), Roestam Affandi, Djoni Lambangdjaja, August Parengkuan, dan Harthanto (alm). Mereka Nampak tidak sabar dan was-was, diantara mereka sebentar-sebenta rmelihat arlojinya mirip sebuah penentian lahirnya bayi pertama. Wartawatinya, Erka Muchsin (alm) dan Threes Susilastuti menanti penuh harap di rumah. Di Sudut lain, duduk di kursi menhadap meja korektor adalah Kang Hok Djin, Kang Tiauw Liang, Dimyanti, Marjono, dan Petrus Hutabarat. Ketika Koran pertama Kompas muncul dari mesin cetak, tepuk tangan menyambutnya. Diiringin kilatan lampu kilat dari kamera Sudardja (wartawan foto majalah Penabur), suasana seketiak menjadi berubah. Harian Kompas lahir tanggal 28 Juni 1965 dengan motto “Amanat Hati Nurani Rakyat” itu, keesokan harinya mulai dipasarkan. Kompas pertama terbit empat halaman. Kompas edisi pertama
memasang sebelas berita luar negeri dan tujuh berita dalam negeri di halaman pertama. Berita utama di halaman satu ketika itu berjudul “KAA Ditunda Empat Bulan”. Pojok Kompas di kanan bawah mulai memperkenalkan diri, “Mari ikat hati. Mulai hari ini. Dengan,… Mang Usil”. Di halaman pertama pojok kiri atas tertulis nama : Pemimpin Redaksi Drs. Jacob Oetama, Staf Redaksi : Drs. J. Adisubrata, Lie Hwat Nio SH, Marcel Beding, Th. Susilastuti, Tan Soei Sing, J. Lambangdjaja, Tan Tik hong, Th. Ponis Purba, Tinon Prabawa, Eduard Liem. Sementara istilah Tajuk Rencana ketika itu belum ada, namun halaman II ada lahirnya Kompas, tajuk surat kabar ini. Di halaman II pula terdapat antara lain berita
luar negeri dan dua berita dalam negeri. Ditambah tiga artikel, satu
diantaranya menyangkut luar negeri. Di halaman ini ada kolom hiburan Senyum Simpul. Halaman III ketika itu antara lain berisi tiga artikel, satu diantarnya mengenai luar negeri. Ada pula alasan mengeani penyakit ayan dari Kompas. Sedangkan halaman IV antara lain berita dan artikel luar negeri dua dan satu dalam negeri. Di halaman ini hanya tercatat dua berita olah raga, satu diantaranya mengenai “Persiapan Tem PSSI ke Phongyang”. Waktu itu iklan masih kurang dari separuh halaman. Dari enam iklan, satu diantaranya dari redaksi Kompas tentang “Permintaan menjadi langganan Kompas”. Iklan paling besar dan bergambar hanya satu, yaitu obat batuk dan cacingan. Kedua perintis Kompas setiap saat terjun langsung ke bawah. Mereka berusaha agar dari hari ke hari mutu Kompas kian baik. Karena itu, setelah sebulan di cetak di Eka Grafika, harian ini kemudian dicetak di Percetakan Masa Merdeka Jl. Sangaji, Jakarta. Percetakan ini memang lebih baik. Meskipun sistem
settingnya masih cetak timbul, namun percetakannya sendiri sudah menggunakan mesin rotasi. Karena itu, daya cetaknya lebih cepat. Dan memang semenjak itulah oplag Kompas naik dari semula 4.800 eksemplar di masa Eka Grafika, melonjak menjadi 8.003 eksemplar. Pada tanggal 26 Juni 1967 oplag Kompas 30.650 eksemplar. Tepat setahun kemudian, tanggal 26 Juni 1968 menjadi 44.400. Ini berarti penambahan tiap bulan pukul rata 1.146 eksemplar. Pada tanggal 26 Juni 1969 (ketika harian ini membuka sebuah stand di Jakarta Fair) oplagnya meningkat menjadi 63.747 eksemplar. Tepat 26 Juni 1970 batas 80.000 telah dilewati. Tepatnya oplag Kompas telah mencapai 80.412 eksemplar. Dari jumlah itu, kira-kira 31.000 beredar di Jakarta saja. Ini berarti hampir 40%. Selebihnya (60%) tersebar di luar Jakarta, di seluruh Nusantara. Pola ini, menandakan bahwa Kompas menjadi harian nasional dan bukan harian lokal atau daerah, sudah ternyata sejak semula dan berthan terus sampai kini. Setelah tahun 1980-an oplag Kompas mengalami perkembanganpesat, misalnya 600.000 tahun 1986 selama sebulan. Sekarang rata-rata 500.000 eksemplar (Senin-Jumat), sekitar 600.000 di hari Sabtu-Minggu. Oplag terbesar dicapai pada waktu ulang tahun Bung Karno ke 100 tahun dengan oplag 750.000 eksemplar dalam edisi khusus. 4.1.2. Visi Dan Misi Kompas Motto
“Amanat
Hati
Nurani
Rakyat”
di
bawah
logo
Kompas
menggambarkan visi dan misi bagi disuarakannya hati nurani rakyat. Kompas ingin berkembang sebagai institusi pers yang mengedepankan keterbukaaan, meninggalkan pengkotakan latar belakang suku, agama dan golongan. Ingin berkembang sebagai “Indonesia mini”, karena Kompas sendiri adalah lembaga
yang terbuka, kolektif. Ingin ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa. Kompas ingin menepatkan kemanusiaan sebagai nilai tertinggi, mengarahkan focus perhatian dan tujuan pada nilai-nilai yang transeden atau mengatasi kepentingan kelompok. Rumusan bakunya adalah “humanisme transcendental”. “Kata Hati Mata Hati”, pepatah yang kemudian ditemukan, menegaskan semangat empathy dan compassion Kompas.
Visi “Menjadi
Institusi
Yang
Memberikan
Pencerahan
Bagi
Perkembangan
Masyarakat Indonesia Yang Demokratis Dan Bermartabat, Serta Menjunjung Tinggi Asas Dan Nilai Kemanusiaan”. Dalam kiprahnya dalam industry pers “Visi Kompas” berpartisipasi membangun masyarakat Indonesia baru berdasarkan Pancasila melalui prinsip humanisme transcendental (persatuan dalam perbedaan) dengan menghoramti individu dan masyarakat adil dan makmur. Secara lebih spesifik bisa diuraikan sebagai berikut: a. Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka b. Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu baik politik, agama, social, atau golongan, ekonomi. c. Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif dengan segala kelompok. d. Kompas adalah Koran nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi dan cita-cita bangsa.
e. Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan tetapi selalu memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan pemerintahan yang menjadi lingkungan.
Misi “Mengantisipasi Dan Merespon Dinamika Masyarakat Secara Profesional, Sekaligus Memberi Arah perubahan (Trend Setter) Dengan Menyediakan Dan Menyebarluaskan Informasi Terpercaya”. Kompas berperan serta ikut mencerdaskan, menjadi nomor satu dalam semua usaha diantara usaha-usaha lain yang sejenis dalam kelas yang sama. Hal tersebut dicapai melalui etika usaha bersih dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain. Hal ini dijabarkan dalam 5 sasaran operasional : a. Kompas memberikan informasi yang berkualitas dengan cirri : cepat, cermat, utuh, dan selalu mengandung makna. b. Kompas memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus dikembangkan untuk mewujudkan aspirasi dan selera terhormat yang dicermikan dalam gaya kompak, komunikatif dan kaya nuansa kehidupan dan kemanusiaan. c. Kualitas informasi dan bobot jurnalistik dicapai melalui upaya intelektual yang penuh empati dengan pendekatan rasioanal, memahami jalan pikiran dan argumentasi pihak lain, selalu berusaha mendudukan persoalan dengan penuh pertimbangan tetapi tetap kritis dan teguh pada prinsip. d. Berusaha menyebarkan informasi seluas-luasnya dengan meningkatkan tiras.
e. Untuk dapat merealisasikan visi dan misi Kompas harus memperoleh keuntungan dari usaha. Namun keuntungan yang dicari bukan sekedar demi keuntungan itu sendiri tetap menunjang kehidupan layak bagi karyawan dan pengembangan usaha sehingga mampu melaksanakan tanggung jawab sosialnya sebagai perusahaan.
4.2. Hasil Penelitian Dalam bab ini, penulis membahas hasil penelitian mengenai permasalahan yang telah dirumuskan dalam bab I yaitu bagaimana citra yang digambarkan surat kabar Kompas mengenai Maskapai Penerbangan Indonesia selama periode Januari – Agustus 2007. Dalam pembahasan ini, penulis menguraikan hasil penelitian secara deskriptif yang berkaitan dengan kecenderungan citra Maskapai Penerbangan Indonesia yang dilihat dari Identitas Perusahaan, Reputasi, Tingkat Pelayanan, Kontak Personal, dan Tampilan fisik/ lingkungan perusahaan. Kategorisasi tambahan yaitu sumber berita juga di bahas dengan melihat sumber berita terbanyak dalam pemberitaan tersebut, dan apakah sumber berita ada kaitan dengan kecenderungan yang dihasilkan dalam penelitian ini. Pada bahasan ini, peneliti juga perlu menegaskan bahwa penilaian sama yang dilakukan oleh dua juri atau yang terbanyak dapat menjadi parameter penilaian seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Sehingga pendistribusian penilaian dapat terlihat dengan jelas.
4.2.1. Jenis Berita Frekuensi pemunculan menunjukan jumlah sajian berita tentang citra maskapai penerbangan Indonesia pada harian Kompas periode Januari – Agustus 2007. Keseluruhan jumlah liputan tersebut dikategorikan menjadi lima jenis berita yakni Straight News, Dept. News, Investigation News, Interpretative News, Opinion News. Hasil penilaian juri terhadap lima kategori jenis berita dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No.
Tabel 4.1. Jenis Berita Jumlah
Prosentase
1
Straight News
38
65%
2
Dept. News
5
9%
3
Investigation News
3
5%
4
Interpretative News
10
17%
5
Opinion News
2
4%
58
100%
Jumlah
Tabel 4.1. menunjukkan 58 kali berita yang dimuat Harian Umum Kompas, sebanyak 38 kali (65%) menyajikan berita Straight News, lima kali (9%) berita Dept. News, tiga kali (5%) berita Investigation News, sepuluh kali (17%) berita Interpretative News dan dua kali (4%) berita Opinion News. 4.2.2. Kecenderungan Citra dalam kategori Identitas Perusahaan (Corporate Identity) Tabel 4.2. Frekuensi Identitas perusahaan No.
Indikator
Frekuensi
1
Positif
15
2
Negatif
43 58
Jumlah
Prosentase 26% 74% 100%
Berdasarkan tabel 4.2. diatas, frekuensi indikator negatif dalam kategori Corporate Identity berjumlah 43 berita dengan persentase 74%. Frekuensi positif menempati urutan kedua dengan jumlah 15 berita dengan persentase 26%. Kecenderungan penilaian koder dalam tabel tersebut memperlihatkan indikator yang paling dominan dalam pemberitaan kompas selama periode tersebut, yaitu negatif. Identitas Maskapai Penerbangan Indonesia seperti nama dan logo perusahaan penerbangan sudah pasti dikenal oleh masyarakat mengingat perusahaan tersebut merupakan perusahaan penerbangan di Indonesia, namun melihat dari kecenderungan koding yang dilakukan oleh para juri, identitas yang melekat pada Maskapai Penerbangan Indonesia lebih ke arah negatif. Apakah memang penilaian tersebut berpengaruh terhadap setiap peristiwa yang ada dalam berita tersebut atau tidak, diperlukan penelitian lebih jauh lagi akan hal itu. Dibawah ini, salah satu berita yang memiliki kecenderungan negatif terhadap identitas perusahaan antara lain: Rabu 03/01/2007, dengan judul “Adam Air belum Diketemukan” Alenia 1 : “Pesawat AdamAir KI 574 dengan 96 penumpang dan 6 awak yang hilang dalam penerbangan Surabaya-Manado, Senin (1/1), hingga Selasa malam belum diketemukan. Pencarian yang kemarin terhalang oleh cuaca buruk akan dilanjutkan pada hari Rabu ini.” Kalimat ini, terlihat bahwa salah satu maskapai penerbangan Indonesia yaitu AdamAir memiliki identitas sebagai salah satu perusahaan penerbangan yang ada di Indonesia yang sedang mengalami musibah.
Penilaian positif juga mewakili sepertiga dari 15 berita yang ada yaitu : Minggu, 23/01/07, dengan judul “Pencarian Akan Dibatasi” Alenia 5 : “Di Jakarta manajemen PT AdamAir Sky Connection menyatakan akan memberikan santunan Rp 500 juta kepada keluarga penumpang pesawat AdamAir KI 574. Keluarga penumpang juga mendapat santunan Rp 60 juta per penumpang dari asuransi. Diterangkan dalam alinea tersebut, AdamAir akan memberikan santunan kepada penumpang ditambah lagi oleh pihak asuransi. Tercermin identitas AdamAir sebagai perusahaan penerbangan yang sedang mendapat musibah bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi.
4.2.3. Kecenderungan Citra dalam kategori Reputasi (Reputation) Tabel 4.2 Frekuensi Reputasi No.
Indikator
Frekuensi
1
Positif
23
2
Negatif
35 58
Jumlah
Prosentase 39% 61% 100%
Berdasarkan kategorisasi reputasi yang menekankan faktor Realibility – menyangkut harapan pelanggan terhadap perusahaan, Credibility – menyangkut kepercayaan
terhadap
investor,
Trustworthiness
–
menyangkut
harapan
pekerja/pegawai terhadap kejujuran perusahaan, dan Responsibility – menyangkut harapan publik terhadap tanggung jawab perusahaan, berangkat dari hal tersebut, kecenderungan reputasi yang tergambarkan dalam sampel pemberitaan. Seperti yang tertera pada tabel diatas, keseluruhan berita terwakili memiliki penilaian dari
hasil penelitian. Penilaian mayoritas terhadap reputasi maskapai penerbangan Indonesia adalah 61% negatif dengan jumlah 35 berita. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian tidak terlepas dari faktor yang mendominasi yaitu mengenai harapan pelanggan yang tidak terpenuhi dengan baik oleh PLN yang terdapat pada: Selasa, 02/01/07, dengan judul “Pesawat AdamAir Hilang” Alenia 2 : “Sampai Selasa pukul 00.00, posisi pesawat dan nasib pilot, kru dan 96 penumpang masih belum diketahui. Reputasi negatif jelas tergambarkan pada berita ini, bahwa masyarakat sangat kecewa mengenai pencarian pesawat AdamAir, pilot, kru dan penumpang yang belum di ketemukan pada saat itu. Pada faktor yang menyangkut kepercayaan terhadap investor, reputasi negatif. Kondisi demikian jelas mempengaruhi reputasi AdamAir yang dapat membuat khawatir para investor dalam menjalani usahanya. Tanggung jawab perusahaan terhadap publik sebagai stakeholder masih terkesan kurang yang berdampak pada reputasi negatif AdamAir sebagai perusahaan penerbangan .Trustworthiness, satu lagi faktor yang dapat mepengaruhi reputasi perusahaan terhadap kepercaya pekerja/karyawan terhadap perusahaan. Jum’at, 02/02/07 : “Potongan Tubuh Diketemukan Di Majene” Alenia 7 : “Sementara itu, District Manager AdamAir Surabaya Natalia Budihardjo menjelaskan, santunan bagi para keluarga korban sedang diproses”
AdamAir memperlihatkan reputasi positif dengan mencoba memberikan pelayanann terbaik terhadap keluarga korban sebagai rasa tanggung jawabnya atas musibah yang terjadi. 4.2.4. Kecenderungan Citra dalam kategori Tingkat Pelayanan (Level of Service) Tabel 4.3. Frekuensi Tingkat Pelayanan No.
Indikator
Frekuensi
1
Positif
9
2
Negatif
49 58
Jumlah
Prosentase 16% 84% 100%
Tabel 4.3. sebagian besar kencendrungan yang ada adalah negatif terhadap tingkat
pelayanan
Citra
Maskapai
Penerbangan
Indonesia.
Persentase
kecenderungan tersebut lebih dari setengah yaitu 84% dengan jumlah frekuensi 49 berita. Hasil penilaian para juri tersebut memperlihatkan bahwa tindakan yang dilakukan maskapai penerbangan Indonesia terhadap tingkat pelayanan, tidak mampu memberikan kepuasan terhadap pelanggan atau pihak terkait. Kondisi dimana pelayanan maskapai penerbangan Indonesia mencerminkan indikasi negatif sangat jelas antara lain pada berita : Sabtu, 06/01/07 : “Keluarga Korban AdamAir Tertekan” Alenia 2 : Posko-posko tersebut tidak berfungsi sesuai harapan sehingga tak lebih dari tempat peristirahatan. Mereka yang berada di Makasar tidak mendapat informasi lebih banyak dari yang tinggal di daerah lain.
Jelas sekali pelayanan AdamAir dalam berita tersebut membuat kecewa pada pihak terkait atau keluarga. Sementara itu, 9 berita yang disepakati memiliki kecenderungan positif sebesar 16%. Hal ini menunjukan bahwa ke-empat belas berita yang ada memaparkan bahwa maskapai penerbangan Indonesia berhasil memberikan tingkat kepuasan yang baik terhadap pelayanan pelanggan atau pihak terkait. Kecenderungan berita dapat di lihat : Rabu, 02/01/07 : Pesawat AdamAir Hilang Alenia 34 : “AdamAir juga memfasilitasi keluarga penumpang untuk berangkat ke Makasar sambil menanti hasil pencarian.” Dari pihak AdamAir memberikan pelayanan bagi pihak keluarga akan mencari keluarganya yang hilang.Selain itu kecenderungan berita yang positif dapat dilihat dari berita : Kamis, 08/03/07 : Investigasi Untuk Ketahui Penyebab Non Teknis Alenia 7 : PT Asuransi Kecelakaan Jasa Raharja (Persero) menyatakan akan menanggung biaya perawatan korban kecelakaan Garuda Indonesia GA-200 di rumah sakit.
Berita tersebut bahwa dari pihak Asuransi Jasa Raharja bertanggung jawab penuh atas musih yang dialami Garuda.
4.2.4. Kecenderungan Citra dalam kategori Penampilan Fisik /Lingkungan perusahaan (Physical Environment/Tangible Cues) Tabel 4.4. Frekuensi Penampilan fisik/lingkungan No.
Indikator
Frekuensi
1
Positif
5
2
Negatif
53 58
Jumlah
Prosentase 9% 91% 100%
Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, kategori ini dapat diukur dari perangkat atau alat operasional yang digunakan perusahaan. Berdasarkan tabel 4.4. diatas, penampilan fisik atau kondisi alat perusahaan tidak dalam keadaan baik. Terlihat dari jumlah frekuensi hingga mencapai 53 berita yaitu 91 persen. Kecenderungan negatif pada kategori ini sangat terpengaruh dari kondisi maskapai penerbangan Indonesia
yang sedang dalam keadaan kritis atau
bermasalah. Para koder menyatakan setuju bahwa pada periode Januari-Agustus 2007, pemberitaan terhadap penampilan/ perangkat lingkungan fisik maskapai penerbangan lebih banyak negatif dibandingkan dengan positifnya. Yang mana hanya mewakili 9% dari jumlah sampel yang ada atau 5 berita. Pemilihan periode pada penelitian ini jika ditelusuri kembali memiliki pengaruh terhadap penilaian kategori penampilan fisik perusahaan/ perangkat alat yang digunakan perusahan sebagai operasional. Kondisi dimana setelah peristiwa musibah terjadi tidak ada berita yang memberitahukan bahwa kecelakaan yang di sebabkan oleh pesawat itu sendiri. Terkadang alat untuk mencari kotak hitam (black box) Negara kita pun tidak mempunyai. Hasil penelitian tentu saja
memiliki kecenderungan negatif yang sangat besar. Beberapa berita yang mewakili kecenderungan tersebut antara lain :
Senin, 22/02/07 : Alhamdulillah Saya Selamat… Alenia 9
:
“Keterangan yang dihimpun dari sejumlah penumpang
menyatakan, tanda-tanda ketidak beresan pesawat AdamAir mulai dirasakan penumpang sejak di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Pesawat yang mesti terbang pukul 13.20 itu sempat tertunda dan baru berangkat sekitar pukul 14.00.
Senin, 12/03/07 : Australia Gagal Analisis Kotak Hitam Garuda Alenia
6 : “Dalam Kaitan itu, salah satu televise di Australia
memberitakan, pesawat Garuda yang naas itu sempat mengalami kegagalan pada sistem rem sehari sebelum kecelakaan.”
Sementara itu penilaian positif terhadap kategori ini, dapat dilihat dari berita Dibawah : Selasa, 27/02/07 : Dua Pesawat AdamAir Dinyatakan Layak Alenia 2 : “Dua pesawat sudah diperiksa dan tidak ditemukan kerusakan structural pesawat sehingga dapat dioperasikan kembali secara normal, “kata Direktur jenderal Perhubungan Udara Mohammad Iksan Tatang di sela-sela Rapat Kerja PT Angkasa Pura II di Palembang, Senin”
4.2.6 Kecenderungan dalam kategori Kontak Personal (Contact Personal) Tabel 4.5. Frekuensi Contact Personal No.
Indikator
Frekuensi
1
Positif
7
2
Negatif
51 58
Jumlah
Prosentase 12% 88% 100%
Sementara itu tampak pada kategori kontak personal, tingkat persentase yang lebih besar adalah penilaian negatif sebesar 88% dengan frekusensi berita sebanyak 51. Sedangkan kecenderungan positif berada pada urutan kedua dengan jumlah 7 berita dengan persentase 12%. Hal ini menunjukkan, maskapai penerbangan Indonesia memiliki respon terhadap permasalahan yang ada dengan negatif dan melihat kategori yang sebelumnya. Kecenderungan negatif sesuai dengan penilaian para Juri/koder dapat dilihat dari berita: Selasa, 13/03/07
:
Musibah Transportasi Dikhawatirkan Gerogoti Pemerintah
Alenia 1
: “Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengkhawatirkan
tergerogotinya kredibilitas pemerintah karena terjadi musibah transportasi yang beruntun. Oleh sebab itu, Presiden minta kepercayaan rakyat terhadap semua moda transportasi segera dibangun.”
Penilaian para Juri tidak terlepas dari kecenderungan positif dimana dalam bahasan ini, peneliti melihat antara lain terdapat pada berita: Jum’at, 16/03/07 : Penghargaan Dan Simpati Australia
Alenia 1 :
“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat
Yogyakarta atas dukungannya, terutama kepada Yang Mulia Sri Sultan Hamengku Buwono X, pemerintah setempat, rumah sakit, dan kalagan usaha. Kejadian pecan lalu kembali mengingat kita bagaimana rakyat Australia dan Indonesia saling mendukung pada masa-masa sulit,”kata Farmer melalui surat elektronik kepada media di Indonesia.
4.3.
Pembahasan Citra merupakan kesan yang timbul dari pemahaman seseorang terhadap
kenyataan yang terjadi di sekelilingnya. Sedangkan pemahaman itu sendiri muncul karena adanya informasi. Dengan kata lain, pemberitaan Kompas selama periode Januari-Agustus 2007 adalah alat informasi yang dapat menggambarkan kenyataan mengenai maskapai penerbangan Indonesia. Menurut Rosady, pengertian citra itu sendiri abstrak dan tidak dapat diukur tetapi wujud dari citra dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi citra perusahaan sehingga penilaian dapat dilakukan para koder dengan melihat kecenderungannya. Namun, semua dapat terlewati hingga peneliti sampai pada bab pembahasan ini. Dalam bukunya Kim Harrison, menyebutkan bahwa Corporate Identity Corporate Identity, Reputation, Level of Service, Contact Personnel, Physical Environment/ Tangible Cues dapat menjadi faktor penilaian citra terhadap perusahaan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya Identitas Perusahaan
adalah apa yang dikomunikasikan perusahaan sehingga perusahaan dikenal dengan identitas tersebut. Hasil penilaian koder menyebutkan bahwa sebagian besar identitas maskapai penerbangan yang ada dalam pemberitaan adalah negatif. Ini berarti maskapai penerbangan Indonesia belum cukup memiliki identitas yang baik di mata masyarakat. Reputasi yang tergambar pada tabel 4.2. menyatakan bahwa pemberitaan cenderung ke arah negatif. Kecenderungan ini muncul melihat pemberitaan yang memaparkan kredibilitas, kepercayaan, dan tanggung jawab perusahaan penerbangan kurang. Seperti yang dijelaskan pada kerangka pemikiran bahwa reputasi menyangkut harapan kepercayaan yang erat kaitannya pada masyarakat. Jika dilihat dari dua kategori diatas, reputasi dan identitas perusahaan memiliki bobot yang lebih terhadap citra perusahaan. Dua kategori tersebut juga berkaitan satu sama lain. Ini dapat dilihat dari kecilnya perbedaan hasil persentase. Pelayanan adalah suatu aktifitas atau serangkaian aktifitas, yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba). Faktor pelayanan maskapai penerbangan Indonesia menurut hasil penelitian cenderung negatif hingga lebih dari 50%. Ini berarti maskapai penerbangan Indonesia belum mampu memberikan pelayanan yang nyata dalam pemecahan permasalahan konsumen/pelanggan. Masakapai sebagai penyedia jasa transportasi penerbangan mengandalkan perangkat fisik sebagai operasional perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih periode pemberitaan dikarenakan peristiwa Pemilihan periode pada penelitian ini jika ditelusuri kembali memiliki musibah terjadi tidak ada berita yang memberitahukan bahwa kecelakaan yang di sebabkan oleh pesawat itu
sendiri. Negara kita tidak mempunyai alat untuk mencari kotak hitam (Black Box). Peristiwa tersebut tidak diragukan lagi adalah menyangkut gangguan peralatan fisik maskapai sehingga mempengaruhi citra masyarakat terhadap perusahaan. Satu lagi faktor citra yang dapat dinilai adalah Kontak personal, yang mana kategori ini berhubungan dengan sumber daya manusia perusahaan meliputi kompetensi
manajemen
dan
kepedulian
perusahaan.
Hasil
penelitian
menggambarkan kontak personal maskapai penerbangan. Peneliti melihat kontak personal dalam pemberitaan sebagian besar adalah kompetensi manajemen maskapai penerbangan dalam memberikan informasi dan juga kepedulian untuk mencari alternatif jalan keluar terhadap kondisi yang dihadapi. Peneliti juga dapat melihat bahwa maskapai penerbangan tidak menutupi permasalahan yang sebenarnya terjadi. Kecenderungan kategori yang ada dalam penelitian, sebagian besar memiliki kecenderungan negatif. Sehingga secara keseluruhan kategorisasi, sejauh ini didapati bahwa citra yang digambarkan dalam pemberitaan cenderung negatif. Hasil penelitian ini berkaitan dengan penjelasan peneliti sebelumnya bahwa pada kerangka pemikiran bahwa dalam bukunya The Corporate Image: Strategies for Effective Identity Programms, Nicholas menyebutkan bahwa Citra perusahaan secara sederhana adalah gambaran yang dimiliki suatu khalayak terhadap suatu organisasi melalui akumulasi dari keseluruhan pesan-pesan yang diterima oleh khalayak. Pesan-pesan baik sengaja maupun tidak sengaja melalui informasi yang disampaikan kepada khalayak sepanjang waktu dari berbagai sumber khususnya media cetak, dilihat oleh masyarakat dan dimengerti sehingga membentuk
persepsi dan akhirnya membentuk citra. Oleh karena itu, jelas bahwa pemberitaan Kompas sebagai media cetak, mampu menggambarkan citra yang ada pada maskapai penerbangan Indonesia. Secara keseluruhan Citra Penerbangan Indonesia dalam berita pada Harian Kompas periode Januari – Agustus 2007 adalah negatif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN Kesimpulan dalam penelitian citra maskapai penerbangan Indonesia yang tergambar pada pemberitaan Kompas periode Januari – Agustus 2007, sebagai berikut: (1)
Dalam penelitian ini berita terbanyak di muat pada Harian Kompas jenis berita Straight News sebesar 38 berita dengan prosentase 65%, Dept. News 5 berita dengan prosentase 9%, Investigation News sebesar 3 berita dengan prosentase 5%, Interpretative News sebesar 10 berita dengan prosentase 17% dan Opinion News sebesar 2 berita sebesar 4%.
(2)
Citra penerbangan Indonesia dalam pemberitaan Kompas selama periode Januari – Agustus 2007 cenderung negatif. Hal ini dapat disimpulkan dari hasil penelitian sebagian besar mengarah kepada penilaian negatif.
(3)
Kategori Identitas perusahaan, persentase terbesar adalah berita negatif sebesar 74% sebesar 43 berita.
(4)
Kategori Reputasi perusahaan, persentase terbesar adalah berita negatif sebesar 61% sebesar 35 berita.
(5)
Kategori Tingkat Pelayanan perusahaan, presentase terbesar adalah berita negatif sebesar 84% sebesar 49 berita.
(6)
Dalam kategori Penampilan Fisik perusahaan, presentase terbesar adalah berita negatif 91% sebesar 53 berita.
(7)
Dalam kategori Kontak Personal perusahaan, presentase terbesar adalah berita negatif 88 % sebesar 51 berita.
(8)
Dengan prosentase terbesar sebesar 65% berita yang terdapat dari Straight News Citra Maskapai Indonesia Pada Harian Kompas adalah negative.
5.2. SARAN Penelitian ini tentunya, diharapkan dapat menjangkau signifikansi akademis dan praktis yang telah dirumuskan pada bab awal. Oleh karena itu, beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : (1)
Sebagai perusahaan penerbangan yang melayani jasa transportasi, perusahaan harus memiliki hubungan erat dengan kepercayaan yang pada gilirannya memberikan kepercayaan pada konstituen terkait dengan stake holder sehingga mendapatkan prekondisi yang mendasar bagi keberhasilan business performance.
(2)
Reputasi perusahaan yang baik tidak terlihat hal ini cepat berubah dan mudah hancur tetapi sangat sulit untuk membangun sehingga perusahaan harus menjaga reputasi dari waktu ke waktu.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto Elvinaro & Q-Anees, Bambang. Filsafat Ilmu Komunikasi Indonesia, Jakarta, Bumi Aksara, 2001. ----------. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya. ASA Romli. Jurnalistik Praktis, Bandung, PT. Rosda Karya, 2002. Azwar Saifuddin. Metode Penelitian, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1990. Baker Kim & Baker Sunny, How to Promote, Publicize and Advertise Your Growing Business, John Wiley & Son Inc., 1992. Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2003. Cutlip M. Scott, Center H. Allen, Broom M. Broom. Effective Public Relation 8th Edition, Jakarta, Indeks Kelompok Gramedia, 2005. Cutlip M. Scott. Dan H. Allen yang dikutip dari buku Rosady Ruslan, Kampanye D. Roger Wimmer. Mass Media Research Wadsworth Publishing Company, Bellmont, California, 1987 Devito A. Joseph. Komunikasi antar manusia (edisi kelima). Jakarta, Profesional Books, 1997 Effendi Uchjana Onong. Teori Ilmu Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. 1990. ----------. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1984 Flournoy Don Michael. Analisa Isi Surat kabar Indonesia, Yogyakarta, Terjemahan Akhmad Syah Naina, Gajah Mada University Press, 1989. Gunter B. Media Reseach Methods, London, Measuring reactions and Impact, 2000. Harrison Kim. Strategic Public Relations a Practical Guide to Success, Second Edition, Vineyard Publishing Pty Ltd. Australia, 2001. Hasan Iqbal. Pokok-pokok materi Metode Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2002. Ind. Nicholas. The Corporate Image: Strategies for Effective Identity Programs, Kogan Page Ltd, London, Revised Edition, 1992.
Irawan Handi. 10 prinsip Kepuasan Pelanggan, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2004. Jeffkins Frank. Essentials of Public Relations, Heinemann Asia, Singapore, 1988. ----------. Public Relations, Jakarta, Erlangga, 2003. King Larry & Gilbert Bill. Seni Berbicara: kepada siapa saja, kapan saja, dimana saja, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2002. Kotler Philip. Marketing Management the Millenium Edition; New Jersey, Jakarta, Prentice Hall Inc., 2000. Krippendorff Klaus. Analisis Isi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1993. L’Etang Jacquie and Pieczka Magda. Critical Perspective in Public Relations, International Thomson Business Press, Berkshire House, First Edition, 1996. M . Ngafenan. Kamus Jurnalistik, Semarang, Dahara Prize, 1991. Mcquail, Denniss & Sven Windahl. Model-Model Komunikasi, Jakarta, Uni Prima, 1998.
Mulyana Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005. Public Relations, PT. Remaja Rosdakarya, 2002. Rahkmat Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1993. Ratminto & Winarsih Septi Atik. Manajemen Pelayanan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, Cetakan I, 2005. Raymond S. Ross. Persuasion : Communication and Interpersonal Relations, (Englewood Clifs: Prentice Hall, Inc.: p. b7), 1974. Ruslan Rosady, Praktik dan Solusi Public Relation dalam Menangani Krisis, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada : 1995. ----------. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Soehoet Hoeta M. Dasar-dasar Jurnalistik., Jakarta, Yayasan Kampus Tercinta IISIP, 2003.
Sungkono Nono. Modul Metode Penelitian Komunikasi. Theaker Alison. The Public Relations Handbook, Second Edition, MPG Books Ltd, Bodmin, Great Britain, 2004.
TESIS Budianto Heri. Kontrol Pers Terhadap Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung. Analisis Isi Harian Umum Kompas dan Surat Kabar Radar Lampung. (tesis). Bogor, IPB, Program Pasca Sarjana, 2003. Budianto Yahya. Persepsi Media Cetak Dalam Masa Perubahan Dari Orde Baru ke Era Reformasi, Suatu analisis isi surat kabar Kompas, Media Indonesiadan Republika Terhadap Prabowo Subianto dalam kasus penculikan aktivis politik, Tesisi Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Indonesia : 2000.
INTERNET www.antara.co.id www.detiknews.com www.fajar.co.id www.harianbatampos.com www.surya.co.id www.tempointeraktif.com www.thejakartapost.com www.wikipedia.org SURAT KABAR Harian Kompas Sabtu, 06-01-2007. Halaman 36, Kecelakaan Angkutan Udara Mengapa Harus Terjadi Media Kit Kompas 2007