Lembar Observasi Laboratorium Berikut ini adalah lembar observasi keterampilan laboratorium untuk mata praktikum kimia anorganik pokok bahasan titasi Iodometri. Bagi yang ingin mengunduh, dapat diunduh via google drive disini
Quiz SPU Ayooo, mengerjakan Quiz SPU. Dijamin menyenangkan. Quiz ini dapat mengukurseberapa dalam mengenai materi sistem periodik unsur.
pemahaman
kalian
Untuk memulai mengerjakan Quiz,silakan klik disini semoga menyenangkan.
KONSEP MOL Tujuan : Menjelaskan pengertian mol yang dijelaskan sebagai satuan jumlah partikel zat. Menjelaskan arti massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr). Menentukan massa atom relatif dari massa rata-rata dan kelimpahan isotop. Menghitung massa molekul relatif suatu senyawa.
Menjelaskan pengertian massa molar. Menjelaskan volume molar gas pada STP (0C dan 1 atmosfer). Menghitung volume sejumlah massa gas pada suhu dan tekanan tertentu. Menghitung jumlah mol yang dikonversikan dengan jumlah partikel, massa dan volume zat. MATERI : A. Pengertian Mol Mol (1896- Wilhelm Ostwald) adalah jumlah zat yang mengandung partikel zat itu sebanyak atom/molekul/ion yang terdapat dalam 12 gram C-12 23 23 1 mol = 6,02 x 10 . Bilangan 6,02 x 10 ini disebut tetapan avogadro dan dinyatakan dengan lambang L. B. Hubungan Jumlah Mol dengan Jumlah Partikel 23 JP = n x 6,02 x 10 Dimana : JP = jumlah partikel n = jumlah mol Contoh : 1. Tentukan jumlah partikel (ion/ atom/molekul) yang terdapat dalam : a. 1 mol Ca b. 2 mol H2O 23 Jawab : Gunakan rumus : JP = n x 6,02 x 10 a. JP = 1 mol x 6,02 x 10 23 atom/mol = 6,02 x 1023 atom b. JP = 2 mol x 6,02 x 1023 molekul/mol = 12,05 x 1023 molekul 2. Tentukan Jumlah mol dari : a. 3,01 x 1022 atom besi b. 1,204 x 1023 molekul air Jawab : Rumus JP = n x 6,02 x 10 2 3 dapat ditata ulang untuk menghitung jumlah mol menjadi
C. Hubungan Jumlah Mol dengan Massa Molar ( Ar / Mr ) dan Massa Telah diketahui bahwa satu mol adalah jumlah zat yang mangandung partikel (atom, molekul, ion) sebanyak atom yang terdapat dalam 12 gram karbon dengan nomor massa 12 (karbon-12,C-12). Sehingga terlihat bahwa massa 1 mol C-12 adalah 12 gram. Massa 1 mol zat disebut massa molar. Massa molar sama dengan massa molekul relatif (Mr) atau massa atom relatif (Ar) suatu zat yang dinyatakan dalam gram. 1. Massa Atom Relatif (Ar) Perbandingan massa satu atom dengan massa atom standar disebut massa atom relatif (Ar). Karena atom sangat ringan, maka tidak dapat digunakan satuan g dan kg untuk massa atom, maka digunakan satuan massa atom (s. m. a). 1 s.m.a = 1,66 x 10-24 g
Saat ini penentuan massa atom relatif dan massa molekul relatif dilakukan dengan menggunakan spektrometer massa . Dengan alat ini, ternyata diketahui bahwa atom suatu unsur dapat memiliki massa yang berbeda-beda (disebut isotop). Pertama kali spektrometer massa dikembangkan oleh ahli fisika dari Inggris F. W. Aston pada tahun 1920. Misalnya, untuk suatu unsur mempunyai dua macam isotop, berlaku rumus:
Hubungan jumlah mol, massa dan massa molar dapat ditulis sebagai berikut : m = n x mm , dimana : m = massa; n =jumlah mol; dan mm = Ar atau Mr Contoh : 1. Hitunglah massa dari : a. 2 mol atom magnesium b. 2 mol molekul magnesium hidroksida (Mg(OH)2) (Ar H=1; Ar O=16; Ar Mg =24) Jawab : a. m = n x Ar = 2 x Ar Mg = 2 x 24 = 48 gram b. m = n x Mr = 2 x Mr Mg(OH)2 = 2 x (Ar Mg + 2.Ar H + 2.Ar O) = 2 x (24+2.1+2.16) = 2 x 58 = 116 gram
D.
Hubungan Jumlah mol (n) dengan Volume molar gas (Vm) V = n x Vm, dimana: V = Volume gas n = jumlah mol Vm = volume molar Adapun volume molar pada berbagai keadaan adalah sebagai berikut : · Pada suhu 0ºC, 1 atm, yang dikenal sebagai keadaan standart (STP), Vm = 22,4 L/mol · Pada suhu 25ºC, 1 atm, yang dikenal sebagai keadaan kamar (RTP), Vm = 24 L/mol · Pada suhu diluar STP & RTP, volume gas dapat ditentukan dengan persamaan gas ideal :
Hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, volume dapat dirangkum sebagai berikut :
Ringkasan Materi SPU Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur PENGELOMPOKAN ATAS LOGAM DAN NONLOGAM Penggolongan unsur yang pertama dilakukan oleh Lavoisier yang mengelompokkkan unsur ke dalam logam dan nonlogam. Pada waktu itu baru sekitar 20 jenis unsur yang sudah dikenal. Oleh karena pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sederhana, unsur-unsur tersebut kelihatannya berbeda antara yang satu dengan yang lain, artinya belum terlihat adanya kemiripan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya. Tentu saja pengelompokan atas logam dan nonlogam masih sangat sederhana,
sebab antara sesama logam pun masih terdapat banyak perbedaan.
TRIADE DOBEREINER Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner ,seorang profesor kimia di Jerman, mengemukakan bahwa massa atom relatif stronsium sangat dekat dengan massa rata-rata dari dua unsur lain yang mirip stronsium, yaitu kalsium dan barium. Dobereiner juga menemukan beberapa kelompok unsur lain mempunyai gejala seperti itu. Oleh karena itu, Dobereiner mengambilan kesimpulan bahwa unsur-unsur dapat dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang disbutnya triade. Namun sayang, Dobereiner tidak berhasil menunjukkan cukup banyak triade sehingga aturan tersebut tidak bermanfaat.
HUKUM OKTAF NEWLANDS J.W. Newlands merupakan orang yang mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Pada tahun 1863, ia menyatakan bahwa sifat sifat unsur berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan dan seterusnya.
SISTEM PERIODIK MENDELEEV Diantara para ahli yang dianggap paling berhasil dalam mengelompokkan unsur-unsur dan berani menduga adanya unsurunsur yang pada saat itu belum ditemukan adalah Dmitry Mendeleev. Mendeleev mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Cara pengelompokkan dilakukan dengan menggunakan kartu. Dalam kartu tersebut ditulis lambang atom, massa atom relatifnya dan sifat-sifatnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode. Sistem
periodik yang disusun Mendeleev dapat dilihat pada tabel berikut:
Mendeleev sengaja mengosongkan beberapa tempat untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Beberapa kotak juga sengaja dikosongkan karena Mendeleev yakin masih ada unsur yang belum dikenal karena belum ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai dengan ramalan Mendeleev adalah germanium yang sebelumnya diberi nama ekasilikon oleh Mendeleev.
SISTEM PERIODIK MODERN DARI HHENRY G. MOSELEY Pada awal abad 20, setelah penemuan nomor atom, Henry Moseley menunjukkan bahwa urut-urutan unsur dalam sistem periodik Mendeleev sesuai dengan kenaikan nomor atomnya. Penempatan telurium (A r = 128) dan iodin (A r = 127) yang tidak sesuai dengan keniakan massa atom relatif, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya (nomor atom Te = 52; I = 53).
Sistem Periodik Modern Sistem periodik modern disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomya. Artinya, jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik. Itu sebabnya tabel unsur-unsur tersebut dinamai Tabel Periodik.
Periode Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut periode.
Sistem periodik modern terdiri atas 7 periode. Jumlah unsur pada setiap periode sebagai berikut. Periode
Jumlah Unsur
Nomor Atom
1
2
1-2
2
8
3-10
3
8
11-18
4
18
19-36
5
18
37-54
6
32
55-86
7
32
87-118
Periode 1, 2,3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur, sedangkan periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang.
Golongan Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Penempatan unsur dalam golongan berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdiri atas 18 kolom vertikal. Ada dua cara penamaan golongan, yaitu: Sistem 8 golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yang masingmasing terdiri atas golongan utama (golongan A) dan golongan tambahan (golongan B). Unsur-unsur golongan B disebut juga unsur transisi. Nomor golongan ditulis dengan angka Romawi. Golongangolongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan VIIIB terdiri atas 3 kolom vertikal. Sistem 18 Golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi kedalam 18 golongan, yaitu golongan 1 sampai dengan 18, dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur transisi terletak pada golongan 3-12
Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik mempunyai nama khusus, diantaranya: Golongan IA hidrogen) Golongan IIA Golongan VIIA Golongan VIIIA
: logam alkali (kecuali : logam alkali tanah : halogen : gas mulia
Unsur transisi dan transisi dalam Unsur Transisi Unsur-unsur yang terletak pada golongan-golongan B disebut unsur transisi atau unsur peralihan. Unsur-unsur tersebut merupakan peralihan dari golongan IIA ke golongan IIIA, yaitu unsur-unsur yang dialihkan hingga ditemukan mempunyai kemiripan sifat dengan golongan IIIA
unsur
yang
Unsur transisi dalam Dua baris unsur yang ditempatkan dibagian bawah Tabel Periodik disebut unsur transisi dalam, yaitu terdiri dari: Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57-70 (14 unsur). Ke-14 unsur ini mempunyai sifat yang mirip dengan lantanium (La), sehingga disebut lantanoid atau lantanida Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89-102 (14 unsur). Ke-14 unsur ini sangat mirip dengan aktinium, sehingga disebut aktinoida atau aktinida Semua unsur transisi dalam sebenarnya menempati golongan IIIB, yaitu lantanida pada periode keenam dan aktinida pada periode ketujuh. Jadi, golongan IIIB periode keenam dan periode ke tujuh, masing-masing berisi 15 unsur.
Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik dengan
konfigurasi elektronnya dapat disimpulkan sebagai berikut. Nomor periode sama dengan jumlah kulit Nomor golongan sama dengan elektron valensi Berdasarkan hubungan tersebut, maka letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan berdasarkan konfigurasi elektron.
SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan. Jari-jari Atom Jari-jari atom adalah jarak dari inti hingga kulit elektron terluar. Besar kecilnya jari-jari atom terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah kulit dan muatan inti. Untuk unsur-unsur segolongan, semakin banyak kulit atom, semakin besar jari-jarinya. Untuk unsur-unsur seperiode, semakin besar muatan inti, maka semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron, sehingga semakin kecil jari-jarinya
Energi Ionisasi Energi Ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron yang terikat paling lemah oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas. Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom. dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah Besar
kecilnya energi ionisasi bergantung pada besar gaya
tarik inti terhadap elektron kulit terluar, yaitu elektron yang akan dilepaskan. Semakin kuat gaya tarik inti, semakin besar energi ionisasi dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom bertambah besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. Oleh karena itu, energi ionisasi berkurang dalam satu periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom berkurang, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron semakin kuat. Oleh karena itu energi ionisasi bertambah
Afinitas Elektron Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan apabila suatu atom menarik sebuah elektron Dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung berkurang Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron cenderung bertambah
Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama mempunyai afinitas elektronn bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan halogen Keelektronegatifan Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan. Unsur yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar tentu akan mempunyai keelektronegatifan yang besar pula. Sifat Logam dan Nonlogam Sifat logam bergantung pada energi ionisasi. Semakin besar energi ionisasi, semakin sukar bagi atom untuk melepas elektron, dan semakin berkurang sifat logamnya. Kereaktifan Kereaktifan suatu unsur begantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA.
Video Pembelajaran SPU