Edisi November 2002
Liputan Bulan Keluarga GPBB
Sharing peserta Misi Lingka
Lebih Dekat dengan Rini Natal Sekolah Minggu Cerpen - renungan
Diterbitkan oleh Gereja Presbyterian Orchard 3 Orchard Road Singapore
1
Natal Biru.. ini yang sedang digencarkan oleh Pepsi Cola untuk Natal tahun ini, karena warna merah adalah warna dari Coca-Cola, saingan beratnya. Bagaimana dengan Anda? Ini sudah November... waktu berjalan begitu cepat.. apa yang Anda rasakan?? tak terasa sebentar lagi kita sudah akan menutup tahun 2002.. Akankah kita melewatinya dengan sukacita atau justru “biru” (=sedih)?? Orchard Road telah dihias.. toko-toko telah berlomba menjual Natal untuk meraup uang lebih banyak.. Banyak orang juga menyambut Natal sebagai saat liburan panjang.. mulai sibuk mencari paket tour.. Ada apa di gereja..?? Komisi Anak telah mendahului merayakan Natal di bulan ini.. dan tentunya Gereja serta setiap Komisi juga pasti sedang sibuk mempersiapkan Natal.. akan ada perayaan demi perayaan.. kalau mau diikuti semua bisa-bisa dalam sebulan sampai 10 kali.. Semua ingin menyambut Natal dengan sukacita.. Tapi.. kita tidak boleh lupa bahwa yang terpenting dalam menyambut Natal bukanlah acaranya.. tetapi hati kita.. pikiran kita.. dan seluruh hidup kita.. jangan sampai kita terlena dengan kesibukan demi kesibukan, perayaan demi perayaan ... sehingga setelah Natal lewat.. kita hanya kecapean.. dan sukacita itu hilang lagi... Pernahkah Anda merenungkan, kapankah Natal yang paling berkesan dalam hidup Anda terakhir kalinya? Kenapa?
Mari kita doakan agar Natal tahun ini juga punya kesan tersendiri dalam perjalanan hidup iman kita.. mari kita siapkan diri dengan tepat dalam Gema edisi ini, ada beberapa kesaksian pribadi dari jemaat yang dapat memberikan inspirasi bagaimana kita dapat menikmati sukacita itu ... Ya .. benar! Tidak ada yang lebih penting dan yang dapat membuat surga dan dunia bersukacita, kalau bukan jiwa-jiwa yang bertobat dan dimenangkan bagi Kristus! Pada saat malam Natal pertama, malaikat di surga juga bersukacita menyatakan kabar baik tentang kedatangan Juru Selamat dunia.. Kita hanya akan merasakan sukacita yang sama.. apabila kita juga menyampaikan kabar Baik yang sama! Juru Selamat dunia.. datang untuk menyelamatkan setiap orang pilihanNya! Kabarkan! kabarkan! dimanapun... kapanpun.. kepada siapapun.. Jika anda ingin merasakan sukacita yang tidak pernah hilang.. itu adalah sukacita menyampaikan kabar baik dan memenangkan jiwa bagi Kristus!
Daftar isi Gema November: 2 3 5 8 11 14 16 20
Dari Redaksi Ada apa di GPO Ada apa di GPBB Wawancara Misi - sharing Cermin Cerpen - renungan Pengumuman
redaksi GEMA GPO: penasihat: Pdt. Roy Tamaweol, Dkn. Lina Sugianto, Dkn. Salmon Wattimena team redaksi: Andreas, Julianto, Nonie, Yuyun email:
[email protected] 2
Nat al K omisi Anak atal Komisi 10 N ovember 2002 No “Yesus JuruSelamatku” Di Minggu siang, 10 November, tampak di Dunman Hall, sebuah tulisan terpampang dengan indahnya, mengatakan “Yesus Juruselamatku”. Itulah tema Natal Komisi Anak tahun ini. Dunman Hall yang kosong, sekejap dipenuhi dengan hiasan-hiasan indah hasil sentuhan Kak Wen-Wen, Kak Vonny dan sang tangga darurat…Kak Rusmin. Jam menunjuk 1400 lewat, hujan yang tadinya rintik-rintik, menjadi semakin deras dan lebat. Tetapi guyuran air ini tidak menghalangi anakanak untuk datang merayakan kelahiran Juruselamat mereka! Sukacita Natal itu tetap terpancar pada wajah mereka, meski pakaian dan tubuh mereka basah kuyup. Tak jauh dari pintu depan Dunman Hall, tampak sebuah meja menghadang jalan menuju ruangan perayaan Natal, dan di situ tampak Kak Tri yang sedang sibuk dengan stickersticker kecil. Sedang apa dia? Oo… ternyata itu adalah Stand Kado. Acara Natal kali ini tidak lupa diisi dengan acara tukar kado. Semua anak datang dengan langkah mantap sambil menyerahkan kado yang terbungkus kertas Koran. Tepat pk. 2.30 siang, acara Natal anak dimulai dengan puji-pujian yang dipandu oleh Kak Debora dan diiringi dng alunan musik oleh Kak Diana. Tampak juga Kak Pei-Pei, Kak Ori dan Kak Sarah yang mendampingi adik-adik
Ibu Peggy membawakan Firman Tuhan menaikkan puji-pujian. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemutaran film Natal dan dirangkum dengan Firman oleh Ibu Peggy Tamaweol. Setelah acara kebaktian Natal usai, segera adik-adik menyerbu meja pengambilan kado, dan tampak wajah mereka berseri-seri sewaktu membuka kado yang mereka dapatkan. Ditambah lagi dengan beragam hidangan lezat yang telah disusun sedemikian rapihnya oleh Ibu Widari, Ibu Yuli, Kak Anne, dan Kak Wendy. Segera setelah itu, Ibu Widari memimpin adik-adik dalam doa makan dan menyanyikan beberapa lagu Natal untuk memberi kesempatan pada adikadik untuk menyalami temantemannya. Sementara adik-adik ‘berkonsentrasi’ dengan makanan yang dilahapnya, para guru Sekolah Minggu tidak mau ketinggalan, juga mengadakan acara tukar kado. Tampak Kak Wen-Wen yang berwajah ‘bingung’ menatap kadonya yang berupa ‘dompet cowok’ Untung saja ada Kak Rusmin yang dengan segenap hati bersedia mengambil dompet itu dan menukarnya dengan kado yang didapatnya. Perayaan Natal anak telah berlalu, tapi kami berharap sukacita Natal itu selalu ada dalam hati adikadik sekalian, dan kita semua, mengingat lahirnya Juruselamat kita yang membawa keselamatan ke dalam dunia Selamat Natal! Tuhan memberkati 3
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
UNPLUGGED – Komisi Pemuda
Hi Teman-teman Pemuda dan pembaca setia GEMA… Saatnya melaporkan satu acara yang keren dari Komisi Pemuda, acara gress ini dinamakan UNPLUGGED Pemuda GPO … Mungkin teman-teman dan pembaca setia GEMA bertanya-tanya, apa sih UNPLUGGED itu? Ide Unplugged ini memang dipikirkan oleh beberapa dari teman-teman kita di persekutuan pemuda yang punya talenta bermain musik dan bernyanyi. Karena Tuhan sudah memberkati mereka dengan talenta yang baik, saatnya talenta itu dikembangkan untuk jadi berkat buat orang yang mendengarkan permainan musik dan senandung suara mereka … Konsep acara Unplugged itu sendiri mirip dengan apa yang dimiliki saluran musik MTV, hanya skala yang dibuat lebih sederhana … dan tentu saja, lagu-lagu yang dipilih adalah lagu-lagu rohani… Tanggal 26 Oktober lalu, acara Unplugged perdana sukses diselenggarakan, ini ditandai dengan hadirnya kurang lebih 60 orang, yang sebagian besar adalah pemuda-pemudi yang menghadiri persekutuan pemuda, dan juga beberapa pemuda (yang belum pernah hadir di persekutuan pemuda) ikut hadir, … tidak ketinggalan beberapa utusan dari Komisi gereja turut menghadiri, dan yang juga menambah kegembiraan kami malam itu adalah kehadiran Ibu Inge, ketua Majelis kita, bersama dengan keluarganya. Tema yang diangkat dalam Unplugged perdana ini adalah Worship … lagu-lagu yang dipilihpun, sebagian sudah cukup 4
dikenal, sehingga kita bisa ikut bernyanyi dengan Wiwin, Thamrin, Dani dan William … dan menikmati hikmatnya lagu-lagu yang dibawakan, ditata apik dengam tiga gitar akustik… sungguh syahdu. Tata ruangannya pun dibuat berbeda, dengan penerangan beberapa buah lampu dan floating candles membuat suasana menjadi santai dan ada nuansa kekeluargaan yang kental didalamnya…. Acara Unplugged ini dibagi jadi dua bagian, paruh pertama dinyanyikan 7 buah lagu, kemudian break sebentar dan diteruskan paruh kedua yang terdiri dari 6 lagu. Beberapa buah lagu yang dinyanyikan adalah karangan teman kita Thamrin dan William. Bagi teman-teman Pemuda dan pembaca setia GEMA yang belum sempat hadir dalam acara Unplugged ini … Komisi Pemuda akan menyelenggarakan Unplugged yang kedua di bulan Februari 2003 … Acara sedang disusun dan di improvisasi, dengan harapan Unplugged kedua akan lebih baik dari yang pertama … Cindy Pelenkahu akan memandu acara Unplugged yang kedua ini, … pastikan teman-teman Pemuda dan pembaca setia GEMA hadir … dan nantikan berita dari kami Oh ya, selain kenangan yang indah dari Unplugged pertama, saya juga membawa pulang satu bookmark yang indah, hasil kreasi dari Michael … Sampai ketemu di UNPLUGGED berikutnya Publikasi Team Komisi Pemuda GPO
BULAN KELUARGA GPBB 2002 “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing atau pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah”
Bulan Oktober yang dicanangkan sebagai Bulan Keluarga baru saja berlalu. Seperti yang telah diketahui bahwa setiap tahun Bidang Persekutuan BP Gereja Presbyterian Bukit Batok selalu mencanangkan program yang berhubungan dengan keluarga. Mengapa? Karena peranan keluarga sangatlah penting dalam pembinaan dan pertumbuhan iman Kristiani seseorang. Pengertian keluarga tidak hanya berarti bahwa ada hubungan darah satu dengan yg lain, tetapi jiwa kekeluargaan juga bisa terjalin antara saudara-saudara seiman, seperti dalam jemaat di GPBB. Sedemikian pentingnya jiwa kekeluargaan tersebut sehingga jiwa kekeluargaan menjadi salah satu pilar dalam visi dan misi GPBB. Tahun ini program bulan keluarga mengambil tema sentral “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing atau pendatang, melainkan kawan sewarga dari orangorang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah” (Efesus 2:19) dengan sub tema 1. Peranan kita dalam keluarga inti, yang bertujuan membina dan meningkatkan kerohanian keluarga inti 2. Peranan kita dalam keluarga Tuhan (keluarga besar GPBB), yang bertujuan untuk menciptakan rasa kekeluargaan di antara jemaat GPBB, Tema ini diangkat untuk lebih menyadarkan jemaat bahwa kita harus terus lebih menyatukan visi, misi, kebersamaan dan kekeluargaan yg sudah terjalin erat selama ini. Persatuan dan kesatuan dalam kasih dan kekeluargaan amat penting untuk mengatasi jika munculkesalahpahaman, kesalahpengertian komunikasi dll. Persatuan
• • • •
•
dan kesatuan harus terjadi di semua lapisan jemaat. Dengan berlandaskan tema di atas, acara-acara yang dilaksanakan di GPBB adalah: • Family Altar : Persekutuan keluarga Endless Love and recommitment marriage Dinner with My Family : Persekutuan keluarga Malam Puji dan Doa, Acara gabungan bersama GPO Special Dinner : Acara ini bertujuan menciptakan hubungan kekeluargaan antara para pemuda/i atau mahasiswa/i yang jauh dari keluarganya, dengan para keluarga yang tinggal di Singapore. Para pemuda/i dipilih secara acak untuk diundang para keluarga yang telah menyatakan kesanggupannya untuk menjadi ‘host’ bagi mereka. Meskipun dilakukan ditengah-tengah persiapan para mahasiswa yang akan ujian, tetapi Puji Tuhan tanggapan yang diberikan untuk acara ini cukup baik. Lewat acara inilah terbentuk ‘anak dan orang tua angkat’ di GPBB. Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh Acara puncak dan penutupan bulan keluarga dirayakan Multi Purpose Hall, GPBB. Sifat acara ini lebih kepada acara permainan yaitu o “fashion show” : Pembuatan model pakaian dengan kertas koran o kuis keluarga antar suami istri o scavenger hunt o diakhiri dengan makan bersama. 5
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh
Walaupun Bulan Keluarga dan segala acaranya sudah berakhir, kiranya jiwa kekeluargaan yang telah tertanam tidak terputus bahkan terus bertumbuh dan berkembang sehingga tercipta suatu keluarga besar GPBB, dimana semua jemaat di GPBB saling mengenal. Dengan demikian, tidak perlu lagi Liturgis mencari dan menanyakan apakah
ada pendatang baru di GPBB, tetapi semua jemaat dapat langsung mengenali adanya wajah baru di GPBB. Terima kasih semua jemaat GPBB yang mendukung suksesnya acara ini, dan juga terima kasih untuk semua panitia Bulan Keluarga. Tuhan memberkati GPO danGPBB. (Karim)
Sedikit cuplikan foto perayaan Bulan Keluarga 2002 di GPBB
para istri dan suami sedang menyimak aturan main kuis
Para kontestan ‘fashion show beserta designernya
giliran para istri memperlihatkan kebolehannya
para suami yang ‘kewalahan’ menjawab pertanyaan kuis 6
Keluarga besar GPBB tercinta
alu u-m ’ l a m ki asih panya m tep pak tam yerbu ‘ men
elum seb
pa ac ra p tio em n’ de uda ng Bu an ki fas t ba hio to nn k ‘in ya
7
Nama
Lydia rini gagarina
: Tempat/tgl lahir : temanggung, 15 desember 1962 pelayanan di gpo : - tahun 1990 : bergabung dengan paduan suara jemaat membantu komisi wanita membantu di sekolah minggu - tahun 1998 - juni 2001 : ketua I komisi maria marta gpo - sekarang : ketua ii komisi maria marta gpo motto hidup : carilah dahulu kerajaan allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan
Gema (G) : Sudah berapa lama di Singapore? Rini (R)
: Saya di Singapore sudah +/- 12 tahun, saya masuk Singapore pada tanggal 17 Oktober 1989
G : Bagaimana perjalanan hidup dan bekerja di Singapore ? R : Perjalanan hidup saya mungkin tidak jauh berbeda dengan teman-teman yang lain. Memang dulu waktu pertama kali saya bekerja sebagai PRT saya ikut saudara sendiri jadi tidak terasa, tetapi setelah saya ikut orang lain (bukan saudara) memang terasa bahkan saya sempat stress dibuatnya. Karena banyak masalah yang saya hadapi baik dengan majikan maupun pekerjaan yang begitu banyak. Walaupun saya mempunyai banyak masalah yang saya hadapi tetapi saya tetap bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan tidak pernah meninggalkan saya sendirian. Kadang saya tidak mampu menghadapi masalah saya yang begitu berat, saya selalu sharing dengan temanteman, tapi yang utama buat saya setiap masalah yang saya hadapi saya selalu berserah pada Tuhan minta bimbingan dan kekuatan dari Tuhan. Karena Tuhan
8
Yesus adalah sahabat yang sejati dikala susah maupun senang. G: Apa yang mendorong untuk datang ke Singapore? R : Saya datang ke Singapore ini merupakan rencana dan kehendak Tuhan, karena dulu saya tidak pernah mempunyai niat untuk bekerja di Singapore bahkan dulu di Indonesia saya sudah mempunyai pekerjaan tetap yang sesuai dengan bidang saya, jadi waktu itu memang tidak ada niat untuk meninggalkan pekerjaan saya itu. Apalagi keluarga khususnya ibu saya tidak merestui kalau saya pergi ke luar negeri. Tapi karena waktu itu ada saudara saya yang mengajak saya, jadi saya pingin coba. Toh kalau seandainya waktu itu saya nggak kerasan (betah) saya bisa pulang. Tapi setelah tinggal disini beberapa bulan dan saya bisa menyesuaikan dengan keadaan disini, apalagi saya bisa bertemu dengan teman-teman seiman dan beribadah di gereja setiap minggunya, jadi rasa ingin pulang ke Indonesia terlupakan. Tapi saya percaya in adalah karena Tuhan punya rencana buat kehidupan saya.
G : Sejak kapan mengenal Kristus? R : Saya mengenal Kristus sejak saya masih kecil, tapi saya mulai percaya bahwa Yesus hadir di dalam kehidupan saya sebagai penolong dan Juruselamat secara pribadi sejak saya dikelas II SMEA dan pada waktu itu juga saya dibaptis. G : Sejak kapan tahu ada GPO dan kemudian bergabung? R : Saya bergabung dengan GPO pada bulan Januari, seingat saya minggu ke II tahun 1990, tapi saya menjadi anggota tetap GPO tahun 1994. Saya tahu kalau ada GPO dari saudara saya yang mencarikan di buku telepon. Tapi saudara saya juga tidak tahu pasti ada kebaktian bahasa Indonesia atau tidak karena saudara saya bukan orang Kristen. Tapi dengan Iman dan keyakinan bahwa Tuhan akan memimpin saya dan menunjukkan, saya berangkat sendiri dengan berjalan kaki dari Cairnhill ke GPO karena mau naik bus takut kesasar (tersesat – red), mau naik MRT belum tahu caranya tapi saya bersyukur pada Tuhan, karena Tuhan pimpin di sepanjang perjalanan itu sehingga sampailah saya di GPO. Waktu itu saya sampai gereja baru jam 10:30 pagi tapi saya tidak pernah putus asa, sambil menunggu orang datang saya duduk di depan gereja kemudian ada seorang Bapak yang memberi tahu bahwa kebaktian bahasa Indonesia dimulai jam 2:30 siang. G : Apa yang mendorong Rini untuk ikut melayani? R : Bagi saya melayani itu merupakan suatu panggilan, karena Tuhan itu terlalu baik buat saya. Saya sebagai seorang yang telah diselamatkan tidak mampu untuk membalasnya. Segala kebaikan yang Tuhan telah nyatakan dalam kehidupan
saya maka saya terbeban dan terpanggil untuk melayani Nya. G : Apa suka duka melayani di GPO? R : Bagi saya melayani di GPO banyak sukanya daripada dukanya. Sebetulnya waktu pertama kali saya terlibat dalam pelayanan di GPO, saya merasa minder apalagi saya tidak punya kepandaian, saya hanya seorang pekerja biasa. Tapi saya tahu bahwa dihadapan Tuhan itu kita sama apalagi dalam pelayanan, kita tidak bisa membeda-bedakan, di mata Tuhan kita itu sama dan tujuan saya melayani itu hanya untuk Kemuliaan nama Tuhan. Kalau kita melayani dengan sungguhsungguh dan penuh kesetiaan, suka cita itu akan datang dengan sendirinya. Memang melayani Tuhan itu dimanamana juga ada dukanya, tapi saya percaya dan yakin bahwa setiap cobaan yang kita hadapi dalam pelayanan itu merupakan suatu ujian bagi kita. Jadi apabila kita tahan uji, pasti akan timbul kesetiaan dan ketekunan dalam melayani Tuhan dan duka itu akan berubah menjadi suka cita. G : Apa Visi dan Misi Komisi Maria Marta? R : Adapun visi dan misi Komisi Maria Marta tidak jauh dari visi misi jemaat GPO. Hanya karena jangkauan pelayanan Komisi Maria Marta adalah para tenaga kerja wanita dari Indonesia, maka visi dan misi diangkat dari konteks Maria Marta yaitu : “Menjadi pekerja wanita yang mengakui dan memuliakan Allah yang terwujud dalam doa, kesaksian pelayanan dan persekutuan” G : Seberapa jauh perkembangan KMM sejak berdiri hingga sekarang? R : Banyak perkembangan yang terjadi di KMM, antara lain bertambahnya anggota, 9
kalau dulu ditahun pertama anggota Maria Marta sekitar 50-60 dan yang hadir sekitar 40 orang setiap pertemuan diakhir bulan, kini anggota MM sudah mencapai sekitar 120 orang dan setiap persekutuan yang hadir sekitar 75 orang. Juga kalau dulu hanya persekutuan setiap bulan, kini ditambah dengan adanya doa sore yang diadakan setiap minggu ke 2 dan ke 4, PA yang diadakan setiap minggu I. Walaupun dalam PA dan Doa Sore masih belum banyak anggota yang terlibat, tapi saya yakin disuatu hari nanti pasti banyak anggota yang rindu untuk ikut bergabung, baik dalam Doa Sore maupun PA. Juga kegiatan yang lain seperti vocal group, kita bisa ikut melayani di kebaktian umum melalui persembahan pujian atau pelayanan yang lain, ang melibatkan banyak anggota MM. Juga Tuhan pakai beberapa anggota Maria Marta yang melayani di Bukit Batok dan setiap bulannya bisa mempersembahkan pujian melalui Vocal Group ini. G : Apa yang menjadi focus pelayanan Komisi Maria Marta? R : Menjangkau pekerja wanita Indonesia di Singapore agar mereka boleh mengenal dan menerima Tuhan sebagai Juruselamatnya, belajar Firman Tuhan, tekun berdoa dan giat bekerja. Pada saat ini anggota Maria Marta yang berjumlah 120 orang dengan pengurus berjumlah 12 orang. G : Apakah kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelayanan Komisi Maria Marta dan bagaimana anggota jemaat atau komisi-komisi lainnya dapat membantu?
10
Rini bersama Ruth
R : Memang banyak kesulitan yang dihadapi dalam pelayanan kami; antara lain perbedaan waktu off antara anggota yang satu dengan yang lain, jadi setiap persekutuan yang diadakan 1 bulan sekali tidak semua anggota bisa hadir. Kedua; pemain musik dalam persekutuan, selama ini kita selalu minta bantuan dari temanteman pelaut. Tapi bukan semua teman pelaut yang bisa main musik itu terbeban dalam pelayanan khususnya di Komisi Maria Marta. Setahu saya selama ini belum ada jemaat GPO yang terbeban untuk melayani di Komisi Maria Marta, ada Cuma beberapa ibu yang memang terbeban dalam pelayanan. Kalau dari komisi yang lain selama ini belum ada, hanya teman dari pelaut yang suka membantu. Kami juga mengharapkan dukungan dari jemaat GPO maupun komisi yang lain, mungkin ada dari jemaat atau anggota komisi yang lain yang terbeban untuk melayani di Komisi Maria Marta atau membantu kami, maka dengan senang hati kami akan menerimanya. G : Kalau Tuhan masih memberi umur panjang, apakah yang menjadi keinginan Rini di masa depan? R : Saya akan tetap bersandar pada Tuhan, serta minta pimpinan dan penyertaan Tuhan dimanapun saya berada nantinya dan saya akan tetap melayani Tuhan sampai Tuhan datang kedunia untuk kedua kalinya. Amin
,
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
Love Lingka by Kelvin Beberapa minggu lagi aku akan pergi bermisi ke Pulau Lingka. Inilah saat pertama kali aku ikut bermisi. Berbagai perasaan seperti, senang, rasa ingin tahu, kuatir dan jiwa berkobarkobar, meliputi diriku. Aku merasa cukup siap untuk melakukan tugas ini setelah dibekali EE selama 2 bulan lebih. Pada pertemuan pertama pembinaan untuk misi ini, aku melihat wajah-wajah baru. Dalam benakku, langsung tercantum “Inilah rekan seperjuanganku yang akan pergi bermisi ke Pulau Lingka bersama sama” Aku diberikan tugas baru untuk memimpin renungan pagi buat peserta. Dalam hati, aku mengeluh, “Oh, No! Aku gak bisa nih. Aku sama sekali gak bisa nyanyi! Tidak ada satu lagupun yang aku hafal! Suaraku jelek!”, “Nyanyi aja kamu gak bisa, Vin, gimana mau mimpin renungan pagi? Sudahlah, tolak aja deh tugas itu”, demikian suara iblis menggodaku. Aku hampir saja “surrender”. Tiba-tiba aku jaminan teringat kembali pada satu ayat ‘jaminan kemenangan kemenangan’ yang sudah aku pelajari di KTBku. Ayat 1 Korintus 10:13 menegurku kembali. Dengan penuh iman, aku menerima tugas itu dengan sepenuh hati. Seminggu sebelum Mission Trip, kami berlatih menyanyi di rumah Diana, salah seorang perserta. Billy membantuku mencari 3 lagu dan mengajarku bernyanyi. Suara Billy hampir terkuras habis setelah mengajarku bernyanyi berjam-jam. Akhirnya aku bisa nyanyi sedikit demi sedikit. Diluar latihan, aku juga dibantu oleh Yummy, my girlfriend, untuk bernyanyi lebih baik. (Oh ya, dari latihan nyanyi ini, aku mendapat berkat yang sangat besar dari Tuhan. Hubunganku dengan Yummy menjadi lebih erat. Sampai sekarang ini, kami kadang-kadang bernyanyi lagu rohani bersama-sama di “park” dan tepi laut.) Tibalah saatnya untuk pergi bermisi, 21 Juni 2002 (Mission Trip 2). Kami berangkat pada pagi hari dari WTC ke Sekupang, Batam. Setelah selesai belanja, rombongan kami naik 2 perahu kecil, “pompong”, menuju Pulau Lingka. Setibanya kami di dermaga Pulau Lingka, kami disambut dengan baik oleh penduduk
setempat mulai dari anak-anak, ibu-ibu sampai bapak-bapak. Mereka sangat ramah. Sebelumnya, aku pernah bergumul.... Tuhan Yesus pernah berkata, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Matius 22:39. Aku sempat kuatir dan berpikir, “Bagaimana aku bisa mengasihi orang di Pulau Lingka, mereka orang asing (“stranger”) buat diriku. Aku juga pernah merasakan kurang mengasihi keluargaku dan temen-temen dekatku.” Tuhan memang baik sekali. Sekali lagi, mataku dibuka kembali untuk melihat lebih jauh. Semua kekuatiranku lenyap, pertanyaan2ku dan doaku terjawab, ketika berhadapan dengan penduduk Pulau Lingka. Kutatap wajah mereka yang berseri seri. Kurasakan kehangatan dan suka cita dari balik wajah mereka. Tanpa ada satu kecurigaan apapun, beberapa anak kecil menggandeng tanganku dan kami berjalan bersama-sama menuju rumah Pak Elias, hamba Tuhan setempat. Aku tertegun sejenak dan hati nuraniku berkata, “Aku mau mengasihi mereka karena Tuhan terlebih dahulu mengasihiku.” Setelah beristirahat, kami berkunjung ke rumah penduduk. Malam harinya, kami menginap di rumah-rumah penduduk (tiap 2 peserta nginap di 1 rumah penduduk). Segala kegiatan kami selama 3 hari, 2 malam berjalan dengan lancar. Selama 3 hari di Pulau Lingka, aku tidak merasakan bermisi itu tugas rutinitas ataupun tugas “volunteer”/sukarela.Aku yakin semua peserta yang ikut Mission Trip merasakan sukacita yang tidak berkesudahan dalam memberitakan kabar baik kepada penduduk di Pulau Lingka. Dari sini timbul kerinduanku untuk melayani dalam bidang misi lebih lanjut. Ini semua hanya dapat terjadi atas anugrah dan kasih karunia Tuhan Yesus. Tuhan berkati penduduk di Pulau Lingka dan saudara-saudari sekalian. To God be the Glory!
11
LINGKA ISLAND - IN MEMORY
by: Tan Lucia
Entah kenapa ..... sejak saya menghadiri acara sharing peserta Mission Trip beberapa waktu yang lalu, hati saya bergejolak ..... ada dorongan yang sangat kuat dalam hati untuk memberi diri dalam pekerjaan misi.
Berulang-ulang saya menepis dorongan hati ini karena saya merasa pekerjaan misi bukan menjadi bagian saya, seorang ibu rumah tangga. “ Di manakah suara hatimu ? Suara Yesus Kekasih Jiwa ?”, pertanyaan ini terus mengganggu diri saya, sadar tidak bisa menjawab pertanyaan ini, maka saya mulai berdoa, minta agar Tuhan memberikan kepada saya “beban misi yang benar” dan juga “hati yang mengasihi orang-orang lain yang belum terjangkau Injil Kristus”. Akhirnya kesempatan untuk itu datang jua, pendaftaran untuk peserta Mission Trip dibuka, tidak mudah mengambil bagian dalam acara ini, beberapa rintangan muncul di hadapan saya, membuat surut minat saya mengikuti Mission Trip. Pada saat inilah terngiang kembali pertanyaan itu “di manakah suara hatimu ? Suara Yesus Kekasih Jiwa ?” ..... akhirnya saya menyerah kalah dan berkata: “Tuhan, inilah saya, saya bersedia memberi diri dalam pekerjaan misi di Pulau Lingka, tapi jangan berikan saya tugas yang berat, karena sebagai ibu rumah tangga saya hanya tahu urusan dapur”. Berulang-ulang saya tegaskan pada diri saya sendiri kalau ini adalah keputusan yang paling bijaksana dan tepat yang bisa saya ambil, dorongan yang kuat untuk bermisi kini terpenuhi, apa lagi yang kurang ? Kelas persiapan dimulai, saya hadir di kelas itu tidak dengan sepenuh hati, tetap pada konsep pemikiran saya, kalau saya ikut hanya sebagai orang yang bertugas di dapur. Tapi ..... saya ternyata ditunjuk untuk menangani tugas di bidang pembinaan anak. “Mengajar anak-anak sekolah minggu ?”, akh ..... keputusan panitia ini terasa bagaikan halilintar di siang hari bolong, bagaimana mungkin saya yang tidak pernah ikut Mission 12
Trip diberikan tugas dan tanggung jawab seperti ini ??? Saya mencari dalih dan berbagai alasan untuk menolak tugas dan tanggung jawab ini, ketika hal ini tidak membuahkan hasil, maka saya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai peserta mission trip.
Pada saat itu, saya tidak menyadari kalau keputusan ini membuat saya kehilangan suka cita dan damai sejahtera, saya hanya merasa ada sesuatu yang hilang dalam hati dan diri saya, hati saya terasa kosong, saat teduh pun tidak dapat mengembalikan semua yang terhilang ..... “ Ada apa dengan diri saya sebenarnya?”, pertanyaan ini berkecamuk dalam benak saya, saya terpojok, saya terhimpit, saya tertekan ..... tidak tahan dengan suasana hati yang seperti ini saya berteriak dalam hati: “Tuhan, saya rindu saya bisa kembali menikmati suka cita dan damai sejahtera Mu. Katakan Tuhan, apakah keputusan saya mengundurkan diri sebagai peserta mission trip salah ? Berikan hikmat kepada saya untuk mengerti apa maksud Tuhan di balik semua ini”. Setelah bergumul beberapa hari, akhirnya saya menemukan jawabannya dalam saat teduh saya pribadi, saya betul-betul dimantapkan karena jawaban itu saya dapatkan sampai 3 hari berturut-turut ! Saya betul-betul disegarkan dan mendapatkan kekuatan baru, suka cita dan damai sejahtera itu kembali memenuhi segenap hati, jiwa dan hidup saya ..... saya bersyukur karena Tuhan memberikan saya kesempatan untuk mengikuti mission
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
trip ini dan melayani anak-anak sekolah minggu, bersyukur karena mendapatkan pengertian bahwa kesempatan mengabarkan kasih Tuhan adalah satu anugerah dan tidak bisa dilemparkan kepada orang lain, bersyukur karena saya diingatkan bahwa Tuhan juga mengasihi anak-anak dan jiwa seorang anak juga sangat berharga di mata Tuhan. Pulau Lingka ….. sudah ada di depan mata saya, sebentar lagi kami akan mendarat, penduduk Pulau Lingka berdatangan satu per satu menyambut kedatangan kami, termasuk anak-anak. “Oh Tuhan ….. anak-anak inikah yang Engkau percayakan kepada saya ? Penuhi hati saya dengan kasih Mu Tuhan agar saya sungguh-sungguh dapat menyalurkan kasih Tuhan kepada mereka”, doa saya dalam hati. Keterbukaan, keramah-tamahan dan kesederhanaan penduduk menentramkan gejolak hati saya yang tidak menentu, suasana seperti ini tidak dapat lagi dijumpai di kota-kota besar dan metropolitan. “Tuhan, mampukan saya untuk memberikan yang terbaik dalam pelayanan saya. Saya rindu untuk menyampaikan kepada anak-anak kalau Engkau juga mengasihi mereka meskipun mereka masih kecil”, kembali saya berdoa. Tanpa terasa waktu bergulir begitu cepat, hari kedua Mission Trip menjadi hari yang begitu bersejarah, semangat dan gairah anak-anak di dalam bernyanyi, kehausan mereka mendengarkan cerita tentang kasih Tuhan, keasyikan dan kegembiraan mereka saat berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang sudah disiapkan membuat saya semakin terharu. Saya sungguh bersyukur karena bisa mengikuti Mission Trip ini, bersyukur karena Tuhan dengan caranya yang ajaib mempersiapkan, melengkapi dan membentuk saya secara pribadi untuk pelayanan ini, saya yakin dan percaya teman-teman sekerja saya yang lain yang tergabung dalam team mission trip juga pasti dipersiapkan Tuhan secara ajaib juga. Mission Trip ketiga sudah berlalu ….. yang tinggal hanya sejuta kenangan manis ….. saya berharap satu saat kelak bisa kembali menginjak Pulau Lingka, bertemu lagi dengan anak-anak di sana, bernyanyi, bermain, bercengkerama dengan mereka semua ……. Segala puji dan hormat saya kembali semuanya hanya kepada Tuhan
LINGKA ISLAND - IN MEMORY Nun ……… jauh di sana Jauh dari keramaian Jauh dari kebisingan Jauh dari hiruk pikuk kota metropolitan Terletak satu pulau kecil ….. Lingka ….. adalah sebutan untuk pulau ini Tidak gentar menghadapi kerasnya hidup ini Dinginnya terpaan angin malam ….. Berjuang menahan rasa kantuk ….. Demi sesuap nasi Demi menghidupi keluarga tercinta ….. Adalah ciri khas kehidupan pulau Lingka Kerendahan hati, keterbukaan, keramah-tamahan, kesederhanaan kasih yang tulus kepada Tuhan dan sesama dapat dijumpai di setiap pelosok pulau ini sungguh menggugah hati setiap insan Hari-hari yang singkat namun padat Telah kami lalui …….. Bersama Lingka, tambatan jiwa kami Dari pulau lingka kami belajar banyak perkara Kini ….. jarak yang memisahkan kami ….. Beribu-ribu kilometer …… Tapi ini tidak menjadi hambatan Untuk kami tetap saling mengasihi…. Saling memperhatikan …….. Saling mendoakan Masih segar dalam ingatan kami ….. Tinggal bersama-sama di pulau Lingka Meski waktunya singkat Namun meninggalkan kesan ….. yang amat mendalam di hati sanubari kami Selamat tinggal pulau Lingka …… Sejuta kata takkan cukup Untuk melukiskan betapa beratnya perpisahan ini Namun kami tahu pasti Dengan pertolongan Tuhan …… Suatu saat kelak kami akan diberikan kesempatan untuk kembali …… Menginjak pulau tercinta Ungkapan hati Team Mission Trip III 13
James kecil…. byMariana
Ini adalah pengalamanku yang pertama kali mengikuti pelawatan Komisi Wanita GPO bersama Ibu Cheong dan Ibu Peggy. Tidak ada yang unik memang, tapi pasien yang terakhir yang kami kunjungi di hari itu tidak akan pernah aku lupakan. Hari itu kami mengunjungi beberapa pasien di RS Mount Elizabeth. Cukup lelah…karena selama kami mengunjungi pasien, kami tidak bisa duduk. Biasanya kami ngobrol-ngobrol dan berdoa sambil berdiri. Aku salut dengan Ibu Cheong yang masih tetap kuat dan semangat mengunjungi pasien2 meskipun usianya hampir dua kali lipat dariku. Dari ME kami melanjutkan perjalanan ke NUH. Dan di RS inilah aku bertemu dengan pasien kecil yang bernama James. Masih segar dalam ingatanku tubuh mungil yang terbaring dengan rambut separuh botak karena operasi. Saat itu James kecil (5 tahun) sedang menangis tersengguk2 dengan wajah yang ditutupi oleh bantal kesayangannya ‘the Pooh’. Dia hanya ditemani oleh ibunya datang dari Medan. Siang malam ibunya menjaga James. Mandi diRS, tidur pun dikursi RS.
akhirnya aku putuskan untuk pergi lagi ke NUH hari Sabtunya. Aku terus bergumul, berpikir apa yang harus aku katakan kepada ibunya untuk menginjili. Selama ini dia merasa begitu banyak penderitaan. Tokonya di Jakarta kena terbakar pada waktu kerusuhan. Kemudian mereka pindah ke Medan. Setelah itu james sakit2an sampai keluar masuk rumah sakit. Belum lagi biaya yang dikeluarkan selama berobat di Singapura. Oh Tuhan, apa yang harus aku katakan ???
Aku mencoba mengusap2 tangan James dan membujuknya agar ia tidak nangis. Aku ingin sekali melihat wajah anak ini. Tapi sampai saat kami pulang, James tidak mau memperlihatkan wajahnya.
Setelah bergumul…bergumul…dan bergumul…aku merasa ‘ini’ yang akan aku ceritakan (yaitu kisah Yesus menyembuhkan orang Gerasa yang kerasukan setan). Point yang ingin kusampaikan adalah bahwa Yesus sangat mengasihi jiwa manusia dan jiwa manusia berharga dimataNya.
Aku juga masih ingat saat itu Ibu Cheong memberi aku tugas pertama kali untuk berdoa. Selesai berdoa, ibunya James terlihat menangis haru. Dia terharu karena ada orang yang mau peduli terhadap penderitaannya. Tapi sayangnya dia belum mengenal Yesus.
Hari Sabtu siang aku berangkat ke NUH sendirian. Aku berharap James kecil tidak menangis lagi. Aku juga membawa sedikit mainan yang sengaja kubeli di Carrefour.
Didorong oleh rasa keingintahuan yang besar untuk melihat wajah James dan juga keinginan yang sangat besar untuk menginjili mamanya,
Ha….lega juga! Karna James sedang good mood. “Halo James….”, sapaku. Ibunya bilang, “James, tuh tante datang nengokin James, ayo kasih toastnya”. Lalu James mengangkat tangannya
14
James kelihatan lebih ceria. Dia sudah berani bercanda2 denganku, bahkan minta digendong dipunggung. James tidak bisa jalan karena sudah sangat lama dia selalu terbaring ditempat tidur sehingga kakinya menjadi lemah. Aku juga melatih dia jalan seperti melatih bayi yang baru mau belajar jalan….
seolah mengajak toast. “Aduh James pandai yah…”, kataku. James terlihat senang sekali ketika aku berikan mainan2nya. Anak ini selalu ingat akan saudara kembarnya, Jason, di Medan. Setiap kali dia punya permen, mainan, dll, dia suruh mamanya untuk simpan sebagian buat Jason. Siang itu, banyak sekali waktu yang Tuhan berikan untuk aku menginjili. Tidak ada orang datang menjenguk selain aku. Dengan hati berdoa kemudian aku mulai mengadakan percakapan sehari2 dengan ibunya. Dan akhirnya aku punya kesempatan untuk cerita tentang Yesus yang menyembuhkan itu. Selesai itu, aku juga cerita tentang tanteku yang diubahkan oleh Tuhan.
Waktu berjalan satu minggu setelah James kembali ke Medan…tiba2 aku menerima telpon dari ibunya James yang mengabarkan bahwa James masuk rumah sakit lagi. Ya Tuhan, kenapa lagi dengan James… kami masih punya kontak meskipun mereka sudah balik ke Indonesia. Setiap kali ibunya mengeluh tentang penderitaannya, aku cuma bisa berkata, “sabar bu, kita berdoa minta pertolongan Tuhan.” Aku merasa menyesal karena kesempatan yang begitu banyak yang Tuhan berikan selama mereka di Singapur, tidak aku pakai untuk menginjili dan membimbing ibunya secara iman. Sebenarnya iman lah yang membuat seseorang tidak mudah putus asa, imanlah yang membuat seseorang mempunyai pengharapan walaupun sulit dan berat penderitaan yang dialami…. Sampai akhirnya suatu pagi, setelah lewat satu tahun, aku menerima interlokal dari Medan…ibunya James mengabarkan bahwa James sudah meninggal dunia….aku sempat menangis mendengar berita itu, lemas….tapi aku percaya Tuhan punya rencana untuk keluarga ini…. Pengalaman ini mengajarku untuk peka terhadap kesempatan yang Tuhan berikan untuk menginjili ’bersaksi sebagai gaya dan selalu siap sedia….’bersaksi hidup’…
Aku berada diRS itu sampai sore hari. Sebelum pulang, aku berdoa buat James dan ibunya. Hari2 selanjutnya aku sempat mengunjungi James lagi. Empat kali kepala anak ini dioperasi, bayangkan…. Setelah beberapa bulan berobat, akhirnya dokter mengijinkan mereka pulang. Aku sempatkan waktu mengantar mereka ke airport.
15
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
NATAL (Kasih yang menyelamatkan) melayani dengan penuh sukacita
Percakapan Imaginer Menik dengan Yesus - sebuah renungan
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Akhir bulan November sudah hampir tiba. Bulan Desember akan segera datang. Berarti Natal yang dinantikan banyak orang diseluruh dunia ini tak lama lagi juga akan tiba. Ah…. Natal, dimana-mana orang sudah menyambut saat-saat itu dengan begitu meriahnya. Tak ketinggalan di Singapura ini, sepanjang Orchard Road lampulampu sudah berkelap-kelip dengan genitnya. Setiap pusat perbelanjaan telah mempercantik diri dengan hiasan-hiasan Natal yang saling berlomba untuk menarik setiap orang yang melewatinya. Lagu-lagu Natal yang syahdu sudah mulai diperdengarkan dimana-mana. Menik sempat terpesona ketika melalui Orchard Road dalam suatu perjalanannya menuju gereja. Indah nampak dimata pemandangan yang dilihatnya sepanjang jalan. Terlintas dalam pikirannya yang menerawang, suasana demikiankah yang diharapkan Yesus ketika Ia datang ke dunia ini? Ketika pikirannya tengah melayanglayang, tiba-tiba terbayanglah suatu percakapan imaginer dalam pikirannya. “Menik, sedang apakah engkau?,” suara seseorang menyapanya. Menik menoleh kearah datangnya suara tersebut dan dengan sedikit tercengang dia menjawab : “Ah… Yesus, Engkaukah itu?” “Ya, Aku ini. Sedang apakah engkau?” “Aku sedang berpikir tentang Natal” “Apa yang kau pikirkan?” “Masa Tuhan tidak mengetahui apa yang sedang aku pikirkan?,” jawab Menik dengan malu. “Tentu saja Aku mengetahuinya, tapi Aku ingin mendengar sendiri dari mulutmu” “Ah, Yesus aku malu mengatakannya” “Kenapa musti malu? Apakah kau pikir Aku akan menertawakan setiap perkataan yang mungkin terdengar lucu atau menggelikan bagi telinga manusia yang disampaikan padaKu?” “Bukan begitu. Baiklah aku akan mengatakannya. Aku sedang memikirkan suasana Natal yang setiap tahun aku lewati.”
“Oh ya? Sudah berapa banyak Natal kau lewati?” “Banyak, bahkan sepertinya aku tidak ingat lagi untuk menghitungnya.” “Lalu?,” tanya Yesus yang melihat Menik terdiam beberapa saat. “Boleh aku bertanya padaMu, Tuhan?” “Tentu saja, tanyalah apa yang ingin kau tanyakan. Aku pasti akan menjawab dengan senang hati dan kebenaran meskipun seringkali manusia tidak senang mendengarkan jawabanKu” “Engkau tentu sangat bahagia melihat bagaimana manusia menyambut dan merayakan hari kelahiranMu bukan?” “Ah…,” terdengar desah nafas “Mengapa Engkau mendesah, Tuhan?” “Aku merasa bahagia sekaligus sedih” “Lho kok bisa begitu?,” Menik bertanya dengan mulut yang sedikit mencong dan mimik muka yang terbengong-bengong. “Iya, bahagia karena manusia yang menyambut kedatanganKu, sedih karena masih lebih banyak manusia yang menolak kedatanganKu. Atau mereka menyambut hari Natal dengan penuh sukacita dan suasana yang begitu meriah, padahal dihatinya mereka tidak menyambut Aku. Sebaliknya di bagian-bagian lain di bumi ini, ada banyak orang yang menyambut Aku dalam hatinya tapi mereka tidak bisa merayakan Natal ini. Boro-boro mereka mau berpesta pora dengan berbagai macam hadiah dan makanan. Untuk bisa melewatkan hari demi hari saja mereka harus berjuang dengan keras. Juga untuk bisa beribadah padaKu, sering harus dengan sembunyi-sembunyi karena ancaman dan tindasan. Tapi Aku tetap melihat hati mereka yang dengan sungguh-sungguh mencari Aku.” “Tapi sambutan manusia atas kedatanganKu ini sejak kelahiranKu sampai sekarang ini masih tetap sama. Sebagian menerima dan menyambut Aku, banyak yang menolak mentah-mentah bahkan mengusir Aku. Itu semua sudah Aku ketahui sebelum Aku diutus oleh BapaKu,” lanjut Yesus. Tampak Menik terdiam merenungkan kata-kata Yesus.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
16
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
“Apa yang kau pikirkan sekarang Menik?,” tanya Yesus padanya. “Boleh aku tanya lagi, Yesus?,” jawab Menik. “Silahkan, tanya saja apa yang ingin kau tanyakan!” “Tadi Engkau bilang bahwa Engkau sudah mengetahui bagaimana reaksi manusia menyambut kedatanganMu sebelum Engkau turun ke bumi diutus Bapa bukan? Lalu apakah Engkau merasa terpaksa menerima pengutusan dan tugas yang dibebankan Bapa padaMu? Maaf lho Yesus kalau pertanyaan ini terdengar aneh.” Menik bertanya dengan sedikit rasa takut. “Tentu saja tidak, Menik. Bukankah engkau tahu firmanKu yang tertulis dalam Yohanes 3;16 itu? Coba bisakah kau mengingat firman itu? Ayo katakan padaKu” Lalu Menik menjawab :”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” “Betul. Nah, kau tahu kan maksud dari firman tersebut? Bagaimana mungkin Aku merasa terpaksa turun ke dunia ketika BapaKu mengutus Aku? Bukankah engkau juga tahu bahwa BapaKu dan Aku juga Roh Kudus adalah satu?” “Jadi, Engkau turun kedunia ini dengan perasaan yang bagaimana Yesus?” “Ah, Menik, apakah engkau masih belum memahaminya?,” Yesus balik bertanya pada Menik. “Maaf, Tuhan. Tapi aku cuma ingin lebih jelas lagi saja. Apakah Engkau marah karena pertanyaanku ini?,” tanya Menik ragu-ragu sambil memandang pada Yesus. Yesus tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Menik. “Menik, Menik, kamu memang lucu dan polos. Aku senang mendengar pertanyaan orang yang ingin mengetahui Aku lebih dalam.
Mari kita ingat-ingat lagi firmanKu yang lain, dalam Lukas 4 : 18-19, coba buka Alkitabmu.” Menik membuka Alkitabnya dan membacanya : ”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orangorang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk m e m b e r i t a k a n pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orangorang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” “Nah, jelas bukan bahwa Aku datang ke dunia ini adalah untuk melaksanakan kehendak BapaKu? Sebagai Anak maka Aku harus taat akan kehendak dan perintah Bapa. Dan kehendak itu adalah untuk kebaikan manusia karena Aku mengasihi setiap manusia yang telah diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Manusia telah jauh menyeleweng dari kehendak Allah. Jadi Aku datang dengan tujuan mengajak manusia untuk berbalik dari jalannya yang telah sesat. Namun karena manusia itu cenderung untuk berbuat dosa, maka mereka menolak Aku. Padahal Aku juga telah mengatakan firmanKu yang mengajak umat manusia untuk datang padaKu dengan jelas dalam Matius 11 : 28 – 30, coba kau bacakan pula.” Kembali Menik membuka Alkibnya dan membaca : “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” “Tapi Tuhan, aku masih belum jelas sejelas-jelasnya tentang perasaanMu ketika Engkau menerima tugas yang diberikan Bapa padaMu”, Menik menyambung perkataannya setelah membaca firman Tuhan tersebut.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
17
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
“Coba buka lagi Alkitabmu bagian Yohanes 5 : 36,” dengan sabar Yesus kembali mengajak Menik membuka Alkitabnya untuk membaca bagian firman Tuhan yang lain lagi. “Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Ku-kerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.” “Nah, tentunya sekarang engkau mengertikan Menik? Bahwa Aku menerima tugas yang diberikan Bapa kepada-Ku dengan sukacita dan taat,” Yesus menjelaskan pada Menik dengan lembut dan senyum yang begitu teduh melegakan hati Menik. “Ya, Yesus, aku semakin mengerti sekarang. Sebagai Anak, Engkau telah dengan taat melaksanakan kehendak Bapa, meskipun Engkau harus menderita bagi kami manusia celaka ini. Aku juga teringat akan bagian firmanMu yang lain lagi, sebentar kalau tidak salah firman itu terdapat di Ibrani…. ya ini dalam Ibrani 5 : 8; “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.” “Sebenarnya aku ingat ada firman lain lagi yang mengatakan, bahwa Engkau telah mengosongkan diri dan taat sampai mati bahkan sampai mati dikayu salib. Tapi aku lupa dimana ya ayat itu terdapat,” sambung Menik. “Ya sudah, nanti engkau cari lagi perlahan-lahan atau tanyakan saja pada pendetamu di gereja. Engkau beribadah di GPO kan? Nah tanyakan saja ya pada hamba-Ku y a n g melayani d i s i t u , Pendeta Roy atau Pendeta Joseph. T a p i pesanKu yang perlu kau ingat adalah, janganlah h a n y a mendengar,
membaca dan mengerti akan firmanKu saja, tapi laksanakanlah itu semua dalam setiap a s p e k kehidupanmu. Maka hidup yang Aku janjikan yaitu hidup kekal akan kau terima. Dan kalau kau mengasihiKu sebagaimana Aku mengasihimu, lakukan segala kehendak Bapa.” “Dengan melayani di gereja ya Yesus?,” tanya Menik “Bukan hanya di gereja saja, tapi layanilah sesamamu. Karena bagaimana engkau melayani Aku kalau engkau tidak mau melayani sesamamu.” “Boleh dengan terpaksa tidak?” “Apakah Aku terpaksa dalam melaksanakan kehendak BapaKu?” “Tidak.” “Nah, contohlah Aku. Tiru teladanKu.” “Bagaimana aku bisa melayani kalau aku tidak memiliki sarananya? Misalkan aku ingin melayani dalam paduan suara, tapi aku tidak bisa menyanyi?” “Bukankah Aku memberikan suara yang keluar dari mulutmu? Jika engkau merasa tidak bisa menyanyi, mengapa tidak belajar dan mengikuti dengan benar arahan pembinamu? Kalau kau bergabung dengan paduan suara Eklesia, ikuti dan pelajari dengan benar apa yang diarahkan oleh pak Linardi, atau ibu Esther yang membina di paduan suara yang lain.” “O, Tuhan juga tahu ya siapa pembina paduan suara di GPO?,” tanya Menik dengan sedikit bengong “Tentu saja,” jawab Yesus dengan tersenyum arif. “Tapi kalau terlibat dalam pelayanan macam itu berarti kan banyak yang harus dikorbankan, Tuhan? Jadinya terpaksa dong?” “Aduh Menik, apakah Aku merasa terpaksa turun kedunia meninggalkan segala yang Ku miliki di Sorga ketika Bapa mengutus Aku?” jawab Yesus masih dengan senyum arif dan kesabaran luar biasa.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
18
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
“Tidak,” jawab Menik “Jadi karena aku telah menerima keselamatan dan hidup kekal tersebut, maka sebagai balas jasa aku harus siap melayani Engkau, begitu kan Tuhan?” lanjut Menik dengan bertanya kembali. “Menik, Aku tidak membutuhkan balas jasa itu. Karena apa yang telah Aku perbuat bagi dunia ini adalah karena kasihKu yang tidak berkesudahan.” “Jadi mengapa kami harus melayani?” tanya Menik yang semakin bingung. “Karena Aku telah mengatakannya dalam Yohanes 14: 12, coba kau baca ayat itu.” “Aku berkata kepadamu: Sesunggunya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu….” Menik membaca sampai disitu lalu meneruskannya dengan berkata: “Ohh…. Ya…. Ya…. Aku mengerti sekarang. Tapi bagaimana kalau aku tidak mampu melakukan apa yang Kau kehendaki?” “Bukankah Aku memberikan penolong yang akan memimpin yaitu Roh Kudus?” “Aduh… iya masak aku lupa sih.” “Sekarang maukah engkau memberitahukan hal ini pada temantemanmu?” “Baik Yesus, aku akan menceritakan percakapan ini pada teman-teman, agar mereka semua juga mendapat berkat seperti aku. Agar mereka semua juga merasakan
sukacita dalam melayani Engkau dan sesama kami bukan terpaksa. Agar mereka semua mau memberikan apa yang terbaik bagiMu, bukan karena terpaksa atau merasa berkorban. Karena Engkau lah yang telah berkorban bagi kami manusia celaka ini. Karena KasihMu sehingga kami mampu untuk melakukan segala kehendakMu. Pimpin kami terus ya Yesus, beri kami kekuatan dalam segala pelayanan kami. Semuanya hanya untuk kemuliaan NamaMu saja. Terima kasih Yesus, Engkau telah mengingatkan kami kembali untuk memperbaharui komitment pelayanan kami. Terima kasih. Amin.” Sampai disitu percakapan imaginer Menik dengan Yesus, yang telah menyadarkannya akan arti pelayanan yang selama ini dijalaninya. Lalu Menik berpikir-pikir, bagaimana caranya memberitakan ini pada teman-temannya? Aku bukan seorang pengkhotbah pikir Menik. Apakah temanteman mau mendengarkan aku? Menik terus memikirkan hal ini, sampai-sampai sulit tidur. Bahkan dalam tidurnyapun kembali terbayang-bayang percakapan imajinernya dengan Yesus. Akhirnya Menik menemukan jalan untuk menyampaikannya melalui tulisan. Karena dengan tulisan maka akan ada banyak orang yang membacanya, sehingga kapan saja cerita tentang percakapan imajiner ini bisa diketahui teman-temannya. Semoga mereka juga mendapatkan berkat dari kisah ini.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
19
Mission
Trip
Lingka
Redaksi dan pembaca GemaGPO mengucapk an mengucapkan ik ut ber duk acita atas ikut berduk dukacita meninggaln er cinta meninggalnyya papa tter ercinta eggy dari Ibu Pdt. P Peggy ondano. Tama weol di TTondano. amaw uhan memberi Kiran Kiranyya TTuhan kek uatan dan penghiburan ekuatan kepada kkeluarga eluarga yyang ang ditinggalk an ditinggalkan
IV
Jumat-Minggu, 10-12 Januari 2002 Pendaftaran: Kelvin (98483244) Benny (94379809) Syarat peserta: 1. Bersedia atau telah mengikuti Training EE dan Persiapan Mision Trip 2. Kontribusi peserta $25-$30 Terbatas bagi 10 orang peserta saja!
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○○○○○○○○○○○
More Info : Rita (98449884) ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○○○○○○○○○○○ ○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
“YESUS DATANG MEMBAWA DAMAI” Mari bergabung bersama dalam acara Natal Komisi Maria Marta pada : Hari/Tanggal Tempat Waktu Pembicara
: : : :
Minggu, 15 Desember 2002 Dunman Hall 14:30 Pdt. Tertius L.
Ada acara tukar kado. Bagi yang ingin ikutan jangan lupa membawa kado seharga S$ 10,- (sepuluh Singapore Dollar). Seluruh anggota Komisi Maria Marta diharap kehadirannya. Jangan sampai ketinggalan ya......... see you there...... 20
○
○
○