1 Mengenal Diriku Lebih Dekat
1
Penelitian Pembakaran Batubara | Sumarjono
Untuk mengenal diriku, seperti juga orang-orang lain pada umumnya, perlu diketahui latar belakang yang mempengaruhi proses pertumbuhan yang melingkupinya mulai dari masa kana-kanak sampai dewasa. Lingkungan yang berpengaruh adalah keluarga, lingkungan alam, pergaulan, pendidikan, dan kegiatan di luar rumah dan sekolah. Riwayat masa muda saya dari kanak-kanak sampai awal menjadi pegawai, didominasi oleh cerita tempat-tempat dan lingkungan bermain dan cerita pendidikan.
Tempat Bermain Walaupun lahir di Solo 1948 tetapi tahun 1952 sudah pindah ke Semarang, di kawasan Semarang Utara di Perumahan DKA (PT KAI, sekarang) yang lingkungannya adalah perkeretaapian, rawa-rawa dan sawah, berlokasi di pinggir pantai dengan tambak-tambak bandeng dan hutan bakau. Cerita di sawah, rawa-rawa dan parit memberi pengetahuan jenis-jenis ikan yang ada, berkembang biaknya, cara menangkap dan tempat-tempat persembunyiannya seperti ikan-ikan betok, gabus dan sepat. Binatangbinatang lain seperti ular, jangkrik dan burung, termasuk cara menangkap dan memelihara burung dan jangkrik merupakan pengalaman yang mengesankan. Cerita di pantai Semarang adalah suasana tambak-tambak ikan bandeng, sungai air payau dan hutan bakau dengan komunitas burung-burungnya. Suasana ini menjadi sangat akrab karena di sanalah tempat bermain setiap liburan dan setiap hari minggu. Memancing ikan di tambak maupun di sungai, menangkap kepiting dan rajungan sudah menjadi keahliannya karena berbeda dengan ikan-ikan air tawar yang hanya untuk di pelihara di balong/kolam di halaman rumah. Tangkapan tangkapan ikan dan kepiting dari pantai dan tambak menjadi konsumsi di rumah. Ikan di tambak selain ikan bandeng boleh di pancing bebas karena merupakan hama untuk bandeng yang sengaja di ternak oleh pemilik tambak.
2
Mengenal Diriku Lebih Dekat
Suasana di pantai, hutan bakau yang jauh dari keramaian, dapat membuat pribadi- pribadi yang sering main kesana menjadi terbiasa dalam kesendirian. Dapat menikmati suasana sepi atau suasana dalam kesendirian yang dapat menghasilkan imajinasi-imajinasi sesuatu yang baru. Kegiatan memancing ikan di pantai dan tambak yang memerlukan kesabaran, ketekunan juga dapat melatih pribadi-pribadi yang menggelutinya menjadi pribadi yang sabar dan tekun. Di kemudian hari ternyata pengalaman-pengalaman tersebut banyak menunjang keberhasilan di dunia penelitian, yang memang memerlukan kesabaran, ketekunan dan daya imajinasi untuk inovasi.
Pramuka Setelah menginjak pendidikan SMA, mulai masuk organisasi Pramuka, jadi di sini mendapatkan lapangan permainan lain yang cukup mengasyikkan terutama karena di dalamnya banyak berinteraksi dengan anak-anak sebaya yang lain, latihan-latihan praktis untuk survive di alam, banyak lomba/ kompetisi antar regu maupun lintas gugus taraf Kotamadya maupun Provinsi yang sangat menarik. Dari organisasi pramuka ini lebih tertanam rasa cinta kepada alam dan menambah hobi lain yaitu berkemah, hobi yang masih terbawa sampai sekarang. Perkemahan bukan hanya di pantai-pantai tetapi juga di gunung-gunung sehingga sudah banyak pantai dan gunung yang telah di jelajahi. Bahkan setelah berkeluarga, kegiatan berkemah masih sering berlangsung bersama seluruh keluarga. Kegiatan ini penting untuk anak-anak supaya mereka lebih dekat kepada alam, sehingga lebih mudah untuk dibina dalam kehidupan beragamanya. Dengan membawa anak-anak ke pantai-pantai, gunung dan daerah-daerah pedesaan dapat memperlihatkan kepada mereka bagaimana kehidupan masyarakat di daerah luar kota dan bagaimana perjuangan hidupnya.
3
Penelitian Pembakaran Batubara | Sumarjono
Berkemah di pantai Pangandaran 1978
Pendidikan Pendidikan dari SD sampai Lulus SMA di kota Semarang dari tahun 1955 s/d 1967. SD di sekolah Katolik Yayasan Kanisius, kemudian SMP dan SMA di sekolah Negeri. Selama di SD dan SMP tidak begitu jelas arah dan prestasinya kecuali yang berkesan adalah kurang menyukai pelajaran menyanyi, karena walaupun penikmat musik tetapi sama sekali tidak bisa menyanyi. Pendidikan mulai sedikit ada warna dan arahnya setelah duduk di kelas 2 dan 3 SMA Negeri III, di Taman Menteri Supeno Semarang. Pelajaran yang menonjol pada waktu itu adalah pelajaran fisika (ilmu alam) dan matematika (goniometri, stereometri dan aljabar). Adapun pelajaran ilmu kimia sedang-sedang saja. Setelah lulus SMA, umur 19 tahun melanjutkan ke ITB Bandung. Walaupun menonjol di bidang fisika dan matematika, ternyata masuk ITB memilih jurusan Kimia murni, hanya karena tertarik adanya beasiswa di jurusan tersebut. Tetapi setelah masuk jurusan Kimia Murni ternyata permohonan beasiswanya di tolak karena pada saat wawancara ketahuan, bahwa masuk jurusan Kimia murni bukan murni karena minat melainkan karena hanya ingin mendapat beasiswa.
4
Mengenal Diriku Lebih Dekat
Di kemudian hari ternyata belajar di ilmu Kimia murni besar sekali manfaatnya khususnya bagi seorang Peneliti pengolahan dan pemanfaatan mineral dan batubara. Bahkan sampai tahun-tahun terakhir menjelang pensiun. Peran ilmu kimia sangat besar dalam menjawab masalah-masalah proses, khususnya proses yang tidak linier atau tidak teratur sehingga formulaformula matematika tidak lagi bisa menjawab. Dan juga tidak berlebihan kalau dengan Ilmu Kimia dapat membantu secara signifikan tentang pemahaman-pemahaman ayat-ayat Al Qur’an, sehingga membawa manusia lebih mengenal Tuhannya dan dekat kepadaNYA. Dalam menempuh pendidikan di jurusan Kimia Murni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam tentunya sama dengan mahasiswa-mahasiswa lain yaitu pada awalnya pelajaran-pelajaran Ilmu Kimia tersebut seperti di jejalkan ke dalam benak mahasiswa dan mahasiswa menerimanya seperti menelan pil pahit yang membosankan. Karena pada saat-saat awal pada umumnya mahasiswa belum memahami manfaat pelajaran-pelajaran membosankan tersebut untuk masa depannya. Kemudian pada tahuntahun kuliah tingkat IV dan V mahasiswa mulai lebih serius menekuni bidang ilmunya. Pada kuliah tingkat IV dan V mahasiswa Kimia Murni memperoleh pelajaran penelitian/riset sebanyak 4 semester masing-masing 8 sks, total 32 sks. Disinilah mahasiswa benar-benar di godog untuk mengembangkan ilmu penelitian. Merupakan implementasi, pelajaran-pelajaran sebelumnya di tingkat I, II dan III sebagai mahasiswa jurusan MIPA yang menerima pembekalan teknik-teknik eksperimen, pengumpulan data primer-sekunder sebelum memulai penelitian, perangkuman data-data hasil penelitian, perencanaan metode dan tahap-tahap penelitian, kemudian menarik benang merahnya, meng-update, kemudian menarik kesimpulan-kesimpulannya sekaligus merencanakan tindak lanjutnya. Ini adalah bagian dari kurikulum lama Mahasiswa MIPA (sebelum tahun 1974) selanjutnya 1974 sampai sekarang di terapkan kurikulum baru, dengan matakuliah penelitian menjadi lebih sedikit. Pembekalan teknik penelitian di Kimia Murni ITB tentunya menjadi sangat bermanfaat untuk pekerjaan pekerjaan penelitian selanjutnya. Diantaranya
5
Penelitian Pembakaran Batubara | Sumarjono
saat pertama kali masuk bekerja di Balai Penelitian Tambang dan Pengolahan Bahan Galian, BPTPBG (sekarang tekMIRA) pada 1 desember 1973 sebagai pegawai harian dengan mendapat tugas pertama adalah penelitian “pemutihan kaolin“. Laporan penelitian yang di buat mendapatkan pujian sebagai “penelitian yang paling baik“. Kemudian saat menempuh S2 di University of New South Wales, Sydney dengan program S2 by research, dengan beasiswa Pemerintah Australia, mulai 1 Maret 1981, di jurusan Fuel Technology Fakultas Chemical Engineering and Industrial Chemistry, dengan penelitian “Coal Devolatilization in a Fluidized Bed“. Program penelitiannya berlangsung tepat waktu, selesai 1 maret 1983 dan tesisnya mendapatkan pujian dari peneliti CSIRO (Lembaga Riset di Australia berpusat di Sydney) sebagai sebuah penelitian ilmiah dengan pengelolaan data awal yang relevan, padat, ringkas, perencanaan program penelitian dan pengkajian hasil serta evaluasi yang baik. Ya, tentu saja pada saat itu saingannya adalah mahasiswa-mahasiswa lulusan S1 biasa, sedangkan yang ini adalah tamatan Kimia Murni MIPA ITB dengan bekal matakuliah penelitian 32 sks dan di tambah pengalaman penelitian di BPTPBG selama 7 tahun dari 1973 s/d 1980. Banyak pengalaman dan ilmu yang di dapat dalam menempuh S2 di UNSW tersebut, walaupun hanya berlangsung 2 tahun, di antaranya:
Kampus UNSW Sydney
6
Mengenal Diriku Lebih Dekat
Suasana alam yang mendukung yaitu tempat-tempat wisata alam, baik pantai maupun gunung sangat banyak bertebaran, dapat di nikmati sepuasnya karena transportasi yang mudah dan murah.
Di Hutan New South Wales
Memancing di Pantai Sydney
7
Penelitian Pembakaran Batubara | Sumarjono
Australia adalah negeri yang banyak hari liburnya dan sering disatukan ke sabtu-minggu menjadi “long weekend”. Ditunjang dengan beasiswa yang cukup dan biaya makanan yang murah dan berlimpah menjadikan Sydney adalah “surga di dunia”, lengkap dengan aneka macam burung-burung yang jinak berkeliaran di sekitar kita. Burung-burung liar yang di Indonesia sudah langka seperti elang, jalak, cangak, camar disana banyak dan jinak. Sedekat sampai 3 meter belum terbang. Rupanya mereka bersahabat dengan manusia dan manusia disana juga bersahabat dengan mereka. Suasana dalam universitas dengan dosen-dosen dan karyawan yang ramah dan sangat membantu membuat pekerjaan-pekerjaan penelitian berjalan lancar, termasuk penyediaan bahan dan peralatan yang simpel dan cepat prosedurnya, menjadikan mahasiswa bekerja “full time“ mengurus penelitian. Fasilitas perpustakaan yang besar saat itu mampu bekerjasama dengan perpustakaan di seluruh dunia dengan cepat, menjamin mutu penelitian yang lebih “up to date“. Up dating penelitian yang di kerjakan terus aktif di lakukan bersama dosen pembimbing. Banyak hari libur yang memberikan kesempatan berlibur ke pantai - pantai untuk memancing ikan dan menjelajah hutan-hutan di sekitar Sydney, menjadikan banyak waktu untuk berimajinasi menyusun dan mengevaluasi program-program penelitian. Situasi ini tidak lain adalah mengulang keadaan di pantai Semarang di masa remaja, sehingga dengan mudah dapat di nikmati.
8