LAPORAN TEKNIS KEGIATAN Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan Dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu)
BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014
Laporan Teknis 2014
LEMBAR PENGESAHAN Satuan Kerja (Satker)
: Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Judul Kegiatan Riset
: Program rintisan pengembangan kelembagaan dan perekonomian kawasan berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu)
Status
: Lanjutan
Pagu Anggaran
: Rp. 99.065.000,00,- (sembilan puluh sembilan juta enam puluh lima ribu lima ratus rupiah)
Tahun Anggaran
: 2014
Sumber Anggaran
: APBN, DIPA Satker Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Tahun 2013
Penanggung jawab kegiatan
: Ir. Mei Dwi Erlina, MSi. NIP. 19580515 1986 2 003
Jakarta,
Desember 2014
Penanggung jawab
Ir. Mei Dwi Erlina, MSi NIP. 19580515 1986 2 003 Mengetahui/Menyetujui: Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Ir. Tukul Rameyo Adi, MT. NIP. 19610210 199903 1 001
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | ii
COPY RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN PENELITIAN
RENCANA OPERASIONAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN TAHUN 2014
Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (KIMBis) Indramayu 2014
Laporan Teknis 2014 Rencana Operasional Kegiatan Kimbis Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan 1. JUDUL KEGIATAN
: Program rintisan pengembangan kelembagaan dan perekonomian kawasan berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu) : APBN 2014
2. SUMBER DAN TAHUN ANGGARAN Baru Lanjutan (tahun keempat) 3. STATUS PENELITIAN : Hasil Tahun 2012: - Telah dilaksanakan workshop dengan tujuan untuk perencanaan program Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) tahun 2012 - Telah dilakukan baseline survey terkait potensi dan permasalahan, karakteristik pembudidaya, nelayan dan pengolah di Kecamatan Kandanghaur Kab. Indramayu. - Telah melaksanakan pengawalan teknologi dan peningkatan kapasitas masyarakat di bidang budidaya, penangkapan dan pengolahan produk. - Melaksanakan sosialisasi dan koordinasi dengan Satker lingkup KKP dan SKPD terkait - Telah menyusun rencana kerja sampai dengan tahun 2014. - Telah membuat Model Kelembagaan Penerapan IPTEK Pengolahan Produk Perikanan - Mengikuti KIMBis Expo Hasil Tahun 2013: - Penguatan kapasitas manajerial pengurus KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis yang baru). - Melakukan relokasi sekretariat KIMBis Indramayu di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu. - Koordinasi dan sinergitas kegiatan dengan Dinas KP Kabupaten Indramayu - Identifikasi dan observasi penerapan teknologi yang berasal dari program Iptekmas pada usaha pembesaran udang windu di tambak (Probiotik). - Penguatan kapasitas manajerial Pengurus KIMBis, dalam pengelolaan program dan kegiatan KIMBis - Membangun jaringan kerja dengan SKPD untuk merumuskan dan melakukan kegiatan di dalam KIMBis. - Identifikasi penerapan prinsip-prinsip “Blue Economy “pada usaha perikanan - Sosialisasi KIMBis kepada masyarakat sekitar sekretariat KIMBis yang baru - Peningkatan kapasitas pembudidaya rumput laut melalui introduksi teknologi pengolahan rumput laut menjadi agar-agar kertas - Peningkatan kapasitas pembudidaya melalui penerapan teknologi pemanfaatan limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk - Peningkatan kapasitas pengolahan garam rebus melalui penerapan teknik Iodisasi dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam - Peningkatan kapasitas petambak garam rakyat melalui penerapan teknologi pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua - Telah disusun Model Kelembagaan Diseminasi Teknologi Hasil Introduksi Program Iptekmas - Mengikuti KIMBis Expo
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | iv
Laporan Teknis 2014 4. PROGRAM a. Komoditas
: Komoditas Unggulan (udang windu, rumput laut, bandeng dan garam ) b. Bidang/Masalah : - Menurut RPJM : Upaya penanggulangan Kemiskinan - Menurut Kebijakan KKP : Peningkatan kapasitas Masyarakat Perikanan / Peningkatan produksi dan produktivitas - Menurut 7 Fokus Litbang : Mendukung Industrialisasi KP, Blue Economy c. Penelitian Pengembangan : Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan d. Manajemen Penelitian : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan e. IKU KKP yang direspon (beri tanda yang dipilih sesuai Tabel 2) Pertumbuhan PDB Perikanan Jumlah kawasan Konservasi Produksi KP Jumlah Pulau kecil Nilai Tukar IUU Fishing Tingkat Konsumsi Nilai Ekspor Kasus Penolakan Ekspor
5. OUTPUT KEGIATAN PENELITIAN a) TARGET REKOMENDASI YANG DIHASILKAN (JUMLAH) b) DATA DAN INFORMASI (JUMLAH PAKET) c) JUMLAH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) 6 PERKIRAAN TEMA REKOMENDASI YANG DIHASILKAN 7. LOKASI KEGIATAN 8. PENELITI YANG TERLIBAT
No.
Nama
1
Ir. Mei Dwi Elina, M.Si Dra. Elly Reswaty Tikkyrino Kurniawan, M. SE Siti Nurhayati, S.Sos
2 3 4
: 1 paket
: 1 paket : 1 buah :
: Kabupaten Indramayu :
Pendidikan/ Jabatan Fungsional S2/ Peneliti Madya
Disiplin Ilmu
Tugas (Institusi)
Komunikasi
S1/ Peneliti Muda S2/ Peneliti Muda
Ekonomi Ekonomi
Penanggung Jawab Anggota Anggota
S1/ Pustakawan
Informasi dan Perpustakaan
PUMK
Alokasi Waktu (OB) 4 6 6 4
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | v
Laporan Teknis 2014 9. TUJUAN : Tujuan kegiatan KIMBis Indramayu TA.2014 adalah: 1. Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK 2. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial 3. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis.
10. LATAR BELAKANG Keberadaan kelembagaan KIMBis di Pedesaan mempunyai arti strategis bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, yang terkait dengan penyebaran teknologi hasil litbang. Belajar dari pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak akhir tahun 2011, maka operasionalisasi pelaksanaan KIMbis harus terus disempurnakan. Penyempurnaan ini diperlukan, karena kelembagaan ini ternyata sangat adaptif dan responsif terhadap persoalan yang terdapat dalam masyarakat kelautan dan perikanan. Aktivitas KIMBis Indramayu dilakukan untuk menjalankan dua peran KIMBis yaitu KIMBis sebagai lembaga dan KIMBis sebagai pusat kegiatan. Sebagai lembaga yang baru berdiri, penguatan kelembagaan dilakukan dengan peningkatan kapasitas pengurus KIMBis daerah dengan melakukan workshop di KIMBis Pusat di Jakarta. Di samping itu juga dilakukan sosialisasi tugas dan fungsi KIMBis kepada pemangku kebijakan di Kabupaten Indramayu, disamping juga pencetakan dan penyebarluasan leaflet/brosur tentang KIMBis Indramayu. Sebagai pusat kegiatan, dalam tahun 2012 KIMBis Indramayu melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan teknologi perikanan (tangkap, budidaya dan pengolahan) dan peningkatan wawasan manajerial (keuangan, pemasaran, jaringan usaha). Dari serangkaian kegiatan aksi tersebut, yang dirasakan hasilnya saat ini adalah pengolahan produk yang usahanya berkembang dari segi produk dengan bertambahnya jenis produk olahan dan berkembangnya pasar (jangkauan pasar lebih luas). Keberadaan KIMBis sudah mendapat dukungan dari pemerintah daerah yang ditunjukkan dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) dan diundangnya Pengurus KIMBis Indramayu dalam setiap pertemuan tiga bulanan SKPD lingkup Kabupaten Indramayu. Namun demikian, keterbatasan kapasitas pengurus dirasakan menjadi faktor yang
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | vi
Laporan Teknis 2014 menyebabkan kinerja manajemen KIMBis Indramayu dirasakan kurang optimal, khususnya terkait dengan pemberdayaan kelompok sasaran. Dalam tahun 2013 perlu ada peningkatan peran KIMBIs (sebagai lembaga maupun sebagai pusat kegiatan) dalam pencapaian tujuan akhirnya dalam menumbuh kembangkan kelembagaan dan kewira usahaan masyarakat kelautan dan perikanan. Untuk itu, sebagai lembaga KIMBis Indramayu tahun 2013 diarahkan kepada: (1) peningkatan kapasitas pengurus KIMBis daerah, (2) perluasan cakupan mitra sasaran dengan tetap membina mitra yang sudah ada, (3) memperluas dukungan dan jaringan di tingkat daerah untuk mendukung kegiatan dalam KIMBis. Sedangkan sebagai pusat kegiatan, kegiatan KIMBis Indramayu tahun 2013 diarahkan kepada: (1) mempercepat penyebaran teknologi hasil dari program IPTEKMAS yang ada di lokasi; (2) mendorong penerapan prinsip prinsip Blue Economy, (3) memfasilitasi dan mengoptimalkan pemanfaatan program perbantuan KKP. Penguatan KIMBis Indramayu, dilakukan melalui sosialisasi peran, fungsi dan manfaat KIMBis terhadap pembangunan daerah. Sosialisasi ini harus dilakukan pada setiap kegiatan KIMBis. Sosialisasi dilakukan kepada SKPP, SKPD-SKPD dan kelompok masyarakat kelautan dan perikanan. Selain sosialisasi, maka penguatan KIMBis Indramayu dilakukan kepada Pengurus KIMBis lokasi tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas manajerial pengelolaan organisasi dan pelaksanaan kegiatan KIMBis. Pengembangan KIMBis Indramayu, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Pelaksana KIMBis Tingkat Pusat. Kegiatan ini dilakukan oleh KIMBis Indramayu pada tahun 2013. Pengembangan KIMBis diwujudkan dengan membentuk mitra KIMBis Indramayu pada Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, yang sebelumnya mitra KIMBis Indramayu berada di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu Sementara itu sebagai sebuah lembaga yang berperan dalam pembangunan di Pedesaan maka KIMBis Indramayu dapat difungsikan sebagai
sebuah pusat kegiatan. KIMBis
Indramayu sebagai Pusat Kegiatan dapat di katagori dalam dua kelompok. 1.
Pusat kegiatan penyebaran IPTEK. Kegiatan penyebaran IPTEK yang dilakukan mencakup: Penyebaran teknologi hasil introduksi pada Program IPTEKMAS dan kajian tentang penyebaran teknologi tersebut. Serta Implementasi prinsip blue economy pada kawasan KIMBis Indramayu.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | vii
Laporan Teknis 2014 Tabel 1. Rekap Kegiatan Kimbis Indramayu Tahun 2013 Keterkaitan dengan No program Kegiatan . KIMBis 2013 A B C D 1 Penguatan kapasitas manajerial pengurus V KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis yang baru). 2 Koordinasi dan sinergitas kegiatan dengan V V Dinas KP Kabupaten Indramayu 3 Identifikasi dan observasi penerapan V V teknologi yang berasal dari program Iptekmas pada usaha pembesaran udang windu di tambak (Probiotik). 4
5
6
7
Penguatan kapasitas manajerial Pengurus KIMBis, dalam pengelolaan program dan kegiatan KIMBis Membangun jaringan kerja dengan SKPD untuk merumuskan dan melakukan kegiatan di dalam KIMBis. Identifikasi penerapan prinsip-prinsip V “Blue Economy “pada usaha perikanan
Sosialisasi KIMBis kepada masyarakat sekitar
V
V
V
V
Waktu kegiatan
24 Juli 2013
Sifat inisiatif pelaksanaan
KIMBis Pusat dan KIMBis Lokasi , Kandidat Calon Manajer KIMBis (pembudidaya, tokoh masyarakat, petambak garam) KIMBis, Diskanla Indramayu,
KIMBis
25- 26 Juli 2013
KIMBis, Kelompok pembudidaya, DKP Indramayu
KIMBis
16 Oktober 2013
KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Narasumber (Yayan Hikmayani,MSi.)
KIMBis
17 Oktober 2013
Koordinator KIMBis,KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, SKPD terkait, Penyuluh, Pelaku Utama KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Kelompok Pembudidaya, Kelompok Usaha Garam Rakyat, Kelompok Pengolahan Produk Perikanan KIMBis Pusat, KIMbis Lokasi, Kelompok Pembudaya, Diskanla Indramayu, Penyuluh, Kepala Desa, Camat.
KIMBis
25 Juli 2013
16- 18 Oktober 2013
V
Pelaku yang terlibat
6 November 2013
KIMBis
KIMBis
Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla Indramayu
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | viii
Laporan Teknis 2014 8
Peningkatan kapasitas pembudidaya V V 7 November rumput laut melalui introduksi teknologi 2013 pengolahan rumput laut menjadi agar-agar kertas 9 Peningkatan kapasitas pembudidaya V V V 7 November melalui penerapan teknologi pemanfaatan 2013 limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk 10 Peningkatan kapasitas pengolahan garam V V 8 November rebus melalui penerapan teknik Iodisasi 2013 dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam 11 Peningkatan kapasitas petambak garam V V V 9 November rakyat melalui penerapan teknologi 2013 pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua Keterangan: A. Penyebaran teknologi yang mendukung usaha perikanan C. Membangun jaringan kerja dengan berbagai pemangku kepentingan berbantuan KP
KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Diskanla Indramayu, BBP4B, Pembudidaya dan Penyuluh KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Diskanla Indramayu, BBP4B, Pembudidaya dan Penyuluh. KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Kelompok Garam Rebus,Disperindag, Koperasi Segoro Madu, Penyuluh. KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Koperasi Segoro Madu, Penyuluh. Kelompok Usaha Garam rakyat, P3SDLP.
Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla Indramayu Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla Indramayu KIMBis
KIMBis
B. Implementasi prinsip blue economy D. Mengoptimalkan pemanfaatan program
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | ix
Laporan Teknis 2014 2.
Pusat pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan membangun jaringan kerja dengan berbagai pemangku kepentingan dan optimalisasi pemanfaatan program berbantuan. Sebagai sebuah proses pembelajaran, KIMBis menjadi arena publik untuk belajar
bersama berbagai pihak dalam berbagai hal tidak hanya terkait perihal peningkatan ekonomi namun juga peningkatan hubungan sosial. Jadi dalam hal ini, metode pemberdayaan yang dilakukan KIMBis pada dasarnya merupakan sebuah upaya pendidikan dalam artian bukan dalam pengertian transfer pengetahuan namun merupakan upaya bersama untuk menemukan pengetahuan. Oleh karenanya, melalui proses belajar selama 3 tahun (tahun 2011- 2013) KIMBis Indramayu harus mampu merumuskan model kelembagaan pemberdayaan dan model kelembagaan penerapan teknologi (kelembagaan diseminasi) hasil introduksi Program Iptekmas yang efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Perumusan model ini menjadi penting agar dapat diterapkan di daerah lain yang mempunyai karakteristik sosial dan ekonomi yang hampir sama. Adapun kegiatan pada KIMBis Indramayu tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1. Tahun 2014 pelaksanaan KIMBis Indramayu memasuki tahun ketiga, pada tahun ini KIMBis diarahkan sebagai sebagai fasilitator bisnis masyarakat dan menjadi pelopor inkubator bisnis didalam masyarakat. Perubahan orientasi ini didasarkan (Dolken Declaration, 2014) dan pengalaman pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak tahun 2011, hal ini dimaksudkan untuk mempercepat kemandirian ekonomi masyarakat. Pelaksanaan kegiatan TA. 2014 dijelaskan pada tabel 2 sebagai berikut: . Tabel 2. Kegiatan KIMBis Indramayu 2014 Kegiatan Fasilitator Bisnis Masyarakat KP Inkubator Bisnis Masyarakat KP 1. Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai 1. Mengadvokasi peningkatan skala usaha penyedia jasa pengawalan teknologi masyarakat melalui proses pembinaan, dengan tujuan KIMBis sebagai pusat pendampingan, dan pengembangan kepada penyebaran IPTEK pelaku usaha KP. 2. Menjadikan KIMBis sebagai pusat 2. Menumbuh kembangkan usaha baru yang informasi pengembangan bisnis mempunyai nilai ekonomi dan berdaya masyarakat kelautan dan perikanan saing tinggi untuk kemandirian ekonomi masyarakat KP. 3. Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | x
Laporan Teknis 2014 Inkubator Bisnis. KIMBis sebagai fasilitator bisnis masyarakat KP memiliki peran strategis dalam dalam mengidentifikasi paket pengawalan teknologi dan pusat informasi bisnis untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat Sedangkan peran KIMBIs sebagai inkubator bisnis masyarakat dimaksudkan KIMBis sebagai lembaga intermediasi yang melakukan proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha yang bertujuan: 1. Meningkatkan skala usaha masyarakat 2. Menumbuhkembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi untuk kemandirian ekonomi masyarakat. 3. Menjadikan pengurus KIMBis sebagai motivator pengembangan bisnis masyarakat
11. TINJAUAN PUSTAKA Kelembagaan KIMBis pada dasarnya berbeda dengan kelembagaan yang telah ada di Pedesaan seperti PUMP, PUGAR dan lainnya.Kelembagaan yang terakhir tersebut dibentuk secara top down, Sementara KIMBis adalah Bottom – Up.Oleh sebab itu, KIMBis merupakan bentuk kelembagaan yang mencoba membangun sinergi dengan kelompok-kelompok yang telah ada di pedesaan untuk diperkuat dan dikembangkan. Kelembagaan yang bersifat top-down itu menurut Syahyuti (2011) memiliki beberapa karakteristik: a. Pengorganisasian masyarakat dalam kelembagaan itu, akan memperkuat integrasi horizontal, karena dalam kelompok dikumpulkan orang-orang yang memiliki profesi yang sama. b. Pengorganisasian tersebut dibentuk untuk mempermudah kontrol pelaksanaan program dan kegiatan, bukan untuk mengembangkan social capital masyarakat. c. Setiap program pembangunan, pemerintah membentuk kelembagaan atau kelompok baru, dan secara soliter yang dibentuk pemerintah itu, mengabaikan kelembagaan yang sudah ada. d. Kultur organisasi dalam lembaga atau kelompok yang dibangun itu, mengabaikan kebiasaan masyarakat setempat. Kultur itu, cenderung merusak intergrasi horizontal dan vertikal yang telah lama berkembang dalam masyarakat. e. Persepsi masyarakat tentang kelembagaan atau organisasi itu, adalah sebagai persiapan untuk menerima bantuan (peralatan atau uang tunai) dari program pemerintah.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xi
Laporan Teknis 2014 f. Pemerintah menganggap bantuan yang diberikan kepada masyarakat melalui kelembagaan itu dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja mereka dalam perekonomian. Tetapi, kapasitas manajerial pengelolaan bantuan dan cara memanfaatkan bantuan itu tidak dilakukan pemerintah secara optimal. g. Bantuan yang diberikan punya potensi menimbulkan konflik horizontal dalam masyarakat. Oleh sebab itu, pendekatan top – down dengan karakteristik yang diuraikan diatas, menyebabkan tidak tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam berorganisasi, aspek ketepatgunaan teknologi dan keilmuan tidak menjadi prasyarat pelaksanaan program / kegiatan. Namun, tertib administrasi pertanggungjawaban kegiatan menjadi persyaratan utama dari program / kegiatan. Kelembagaan KIMBis yang dibentuk secara partisipatif tersebut diharapkan mampu mendorong masyarakat menjadi kreatif dalam memanfaatkan berbagai potensi yang ada termasuk bantuan pemeritah. Kelompok masyarakat di dalam KIMBis dijadikan sebagai agen pembangunan, yang akan merancang bantuan pemerintah sebagai pemicu kreativitas ekonomi masyarakat, agar kegiatan mereka menjadi berkembang. Masyarakat seperti ini memang sulit di dapat, namun dapat dipelajari pada Kelompok Usaha Garam Rakyat(Kugar) Sari segara dan Kelompok Garam Rebus Sari Rebus di Blok Ceulet , Desa Karang Anyar, Kecamatan Kandanghaur. Selain itu, juga Kelompok pembudidaya rumput laut Pancer Pindang di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu (Erlina, 2013) Jika demikian halnya, maka KIMBis itu dapat dikatakan sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat dan penyebaran IPTEK yang juga dapat menghasilkan enterpreneur pada masyarakat pedesaan. Secara taktis, kehadiran KIMBis pada desa-desa tersebut diharapkan dapat berperan untuk: a. Membangun dan memperkuat relasi quasy integrasi
antar
pemangku kepentingan:
masyarakat, SKPP, SKPD dan pengusaha. Dengan demikian, KIMBis tidak soliter dan akan memperkuat hubungan horizontal dan vertikal seluruh pemangku kepentingan dalam mensukseskan pelaksanaan program dan tujuan pembangunan nasional. b. Meningkatkan social capital masyarakat. Peningkatan tersebut difasilitasi oleh peneliti, penyuluh dan pengurus KIMBis melalui pendampingan dan pengawalan teknologi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan manajerial masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia serta meraih peluang yang Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xii
Laporan Teknis 2014 ada pada masyarakat. c. Mengoptimalkan pemanfaatkan bantuan (peralatan dan permodalan) yang telah dibagikan kepada masyarakat oleh berbagai SKPP dan SKPD, serta swasta. Oleh sebab itu, KIMBis merupakan wadah kerjasama antar pemangku kepentingan itu untuk mencapai tujuan yang direncanakan. d. Membentuk struktur organisasi dan koordinasi dalam masyarakat dengan atau tanpa pemerintah
dalam
rangka
membangun
kontruksisosial
untuk
mengembangkan
perekonomian mereka secara mandiri. Kemandirian yang diharapkan itu adalah dalam bentuk, berkembangnya kewirausahaan dalam masyarakat. Kemandirian tersebut dapat dicapai, jika kelembagaan KIMBis dibangun melalui partisipasi berbagai pemangku kepentingan. Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah (Mardikanto, 2010) bahwa masyarakat tidak dijadikan obyek dari berbagai obyek pembangunan, tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut: pertama, upaya itu harus terarah dengan ditujukan langsung kepada yang memerlukan, yaitu dengan cara merancang program yang mengatasi masalah dan sesuai kebutuhannya. Kedua, program harus mengikut sertakan bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran, dengan tujuan agar program tersebut efektif karena sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, disamping juga agar kelompok sasaran dapat meningkat kemampuan dan pengalamannya dalam merancang, melaksanakan, mengelola, upaya peningkatan diri dan ekonominya. Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok agar lebih mudah dalam memecahkan masalah dan lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya. Dengan demikian, aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah:
(1)
program tersebut disusun sendiri oleh masyarakat, (2) mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, (3) mendukung keterlibatan kaum miskin (kurang mampu) dan kelompok lainnya, (4) dibangun dari sumberdaya lokal, (5) mempertimbangkan nilai budaya lokal, (6) keterlibatan berbagai pihak terkait, dan (7) memperhatikan dampak lingkungan dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Pada gilirannya diharapkan dengan terbentuk dan berfungsinya KIMBis tersebut dapat menjadi bagian atau cikal bakal dari pengembangan kegiatan sinegisme peneliti, penyuluh dan pelaku usaha (nelayan/pembudidaya ikan, pengolah, pedagang dan investor) melakukan kegiatan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat melalui intervensi paket teknologi Balitbang KP yang terpilih, membangun jaringan kerja, dan difusi paket teknologi Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xiii
Laporan Teknis 2014 yang diintroduksi. Hal tersebut dapat dikembangkan di Kabupaten Indramayu berdasarkan potensi sumberdaya perikanan yang ada.
12. PERAKIRAAN KELUARAN: Keluaran yang diharapkan dari kegiatan KIMBis pada tahun 2014 adalah: 1. Terbentuknya kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan terwujudnya Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK 2. Tersusunya rencana pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan pada KIMBis Indramayu 3. Data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis.
13. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka dan Model Pendekatan Pendirian KIMBis Indramayu pada dasarnya merupakan sebuah action riset yang dilaksanakan guna menumbuhkembangkan kewirausahaan masyarakat kelautan dan perikanan di Kabupaten Indramayu melalui introduksi iptek dan mengoptimalkan kinerja produk-produk Balitbang KP. Jadi terdapat dua hal yang menjadi ruang lingkup pelaksanaan KIMBis yaitu kegiatan penelitian dan kegiatan pemberdayaan.Sebagai sebuah upaya pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan KIMBis menggunakan pendekatan partisipasi pemerintah dan warga negara.Ciri dari pendekatan partisipatif ini menurut Muslim (2007) adalah upaya penguatan masyarakat sipil dan tuntutan keadilan. Oleh karenanya kegiatan ini bekerja pada level masyarakat sipil, agen pemerintah dan kelembagaan. Pada level kelembagaan, KIMBis diposisikan sebagai sebuah modal sosial yang merupakan basis ekonomi, pertumbuhan dan demokratisasi. Pendekatan action research (kaji tindak) KIMBis Indramayu ini diawali dengan adanya capaian kinerja KIMBis Indramayu pada tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013, yaitu terkait dengan potensi dasar Kabupaten Indramayu (Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur dan Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi) dan Bantuan dari KKP (Gambar 1). Perspektif model kelembagaan penerapan teknologi di KIMBis Indramayu lebih diarahkan kepada kegiatan budidaya perikanan di tambak . Budidaya perikanan di tambak menjadi fokus utama.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xiv
Laporan Teknis 2014 Hasil Kegiatan KIMBis Indramayu 2011- 2013
I N P U T
MoU Balitbang KP dengan Bupati dan Dinas KP dengan BBPSEKP Pengawalan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat. Peningkatan Kapasitas Pengurus melalui pelatihan Relokasi Sekretariat KIMBis di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi. Reorganisasi (penggantian manajer KIMBis) Model Kelembagaan Diseminasi Penerapan Teknologi Hasil introduksi Program IPTEKMAS Pengembangan lembaga KIMBis Indramayu (membentuk mitra KIMBis di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi)
Potensi Kabupaten Indramayu Sumber Daya Perikanan Sumber Daya Manusia Sosial Budaya
Bantuan KKP Program Iptekmas Pugar, PUMP Budidaya, PUMP Pengolahan, dan PUMP Tangkap
KIMBis Kabupaten Indramayu Peran KIMBis sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat 1. Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK 2. Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan 3. Mengembangkan laboratorium sosial ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi masyarakat KP.
Peran KIMBis sebagai Inkubator Bisnis 1. Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat perikanan melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP untuk meningkatkan daya saing produk dan kemandirian ekonomi masyarakat KP. 2. Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis.
Pemberdayaan masyarakat dan kelompok sasaran
Umpan balik
P R O S E S
OUT PUT
Usaha perikanan yang berkelanjutan (prinsip BlueEconomy) Kemandirian Ekonomi Kesejahteraan masyarakat
Gambar 1.
DAMPAK
Kerangka Pikir Operasionalisasi KIMBis Indramayu
Kegiatan penelitian berfungsi sebagai pijakan untuk merumuskan kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang mesti dilakukan untuk menjadikan masyarakat “berdaya”. Masyarakat Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xv
Laporan Teknis 2014 dapat dikatakan “berdaya” bila ia mampu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan kemampuan permodalan, pengembangan usaha dan pengembangan kelembagaan usaha bersama dengan menerapkan prinsip gotong royong, keswadayaan dan partisipasi (Moeljarto, 1996). Berdasarkan konsep masyarakat yang berdaya di atas maka terdapat dua peran KIMBis yaitu KIMBis sebagai sebuah lembaga dan KIMBis sebagai pusat kegiatan. Pembentukan KIMBis sebagai sebuah kelembagaan bersama sangatlah strategis, karena dapat menjadi sarana bagi terciptanya kohesi sosial anggota kelompok. Kohesi sosial menjadi penting dalam upaya pemberdayaan karena dapat menumbuhkan semangat sukarela (Voluntary spirit), rasa tanggung jawab bersama, saling mempercayai dan saling melayani (Moeljarto, 1996). Oleh karenanya penguatan dan pengembangan kapasitas kelembagaan KIMBis menjadi prasyarat tercapainya tujuan KIMBis. Penguatan lembaga KIMBis dilakukan dengan cara membangun jejaring kerja dengan Satker lingkup KKP, SKPD dan Universitas serta peningkatan kapasitas pengurus KIMBis. Sedangkan pengembangan kelembagaan diantaranya dengan membangun jaringan mitra KIMBis di lokasi-lokasi yang memiliki potensi kelautan dan perikanan. Jika pada tahun 2012 kegiatan KIMBis Indramayu difokuskan pada pengembangan kapasitas masyarakat di wilayah pesisir (perikanan tangkap laut dan pengolahanproduk hasil perikanan), maka pada Tahun 2013 cakupan wilayah KIMbis dikembangkan ke arah budidaya di tambak yang meliputi budidaya polikultur
udang, bandeng dan rumput laut yang meliputi usaha
pentokolan, pembesaran dan manajemen. Tahun 2014, KIMBis Indramayu mempunyai dua peran yaitu sebagai Peran KIMBis sebagai Inkubator Bisnis dan Peran KIMBis sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat. Sebagai Inkubator Bisnis, KIMBis Indramayu harus 1) Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat perikanan melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP untuk meningkatkan daya saing produk dan kemandirian ekonomi masyarakat KP, serta 2) Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis. Selain itu, sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat, KIMBis Indramayu harus 1) Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK, 2) Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan, serta 3) Mengembangkan laboratorium sosial ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi masyarakat KP. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xvi
Laporan Teknis 2014 Berdasarkan arah kebijakan BBPSEKP yang disinergikan dengan rencana aksi dan tujuan pelaksanaan kegiatan KIMBis Kabupaten Indramayu pada tahun 2014, maka strategi kegiatan yang akan dilaksanakan KIMBis Indramayu adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Strategi Kegiatan KIMBis Indramayu No Tujuan Strategi Pengumpulan data penelitian 1 Memfungsikan - Data dan informasi terkait dengan keragaan bisnis KP yang ada/secara kelembagaan KIMBis eksisting sebagai fasilitator - Data dan informasi terkait dengan bisnis KP yang perlu ditumbuh pengembangan bisnis kembangkan masyarakat dengan - Data dan informasi terkait dengan keragaan usaha bisnis yang ada mengarahkan Sekretariat - Data terkait dengan proses dan KIMBIs sebagai pusat tingkat adopsi teknologi yang telah diintroduksikan informasi bisnis dan - Data terkait dengan proses difusi penyebaran IPTEK teknologi hasil introduksi Program Iptekmas - Data terkait peningkatan pengetahuan kelompok sasaran penerima diseminasi teknologi - Data terkait dengan tindak lanjut umpan balik perbaikan teknologi hasil litbang - Data terkait dengan program SKPD tahun 2014 - Data terkait dengan lokasi dan kelompok program berbantuan KKP - Data terkait dengan pengawalan teknologi yang dapat dilaksanakan - Data terkait dengan sumber informasi potensial yang dapat digunakan dalam pengembangan bisnis masyarakat - Data terkait dengan promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangkan usaha masyarakat - Data terkait dengan promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangkan usaha masyarakat
-
-
-
-
-
Kegiatan Identifikasi pengawalan teknologi yang dapat dilaksanakan Identifikasi calon pengguna jasa jasa KIMBis sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK Identifikasi sumber informasi potensial yang dapat digunakan dalam pengembangan bisnis masyarakat Promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangk an usaha masyarakat Kunjungan Pengurus KIMBis ke SKPD terkait sesuai dengan
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xvii
Laporan Teknis 2014 No
Tujuan
Strategi Pengumpulan data penelitian
-
2
Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial
- Data terkait dengan jenis usaha yang dapat diakselerasi melalui inkubasi bisnis - Data terkait dengan pelaku usaha yang dapat menjadi mitra untuk inkubasi bisnis - Data terkait dengan peningkatan kemampuan pengurus KIMBis di lokasi sebagai fasilitator bisnis - Data terkait dengan Pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha - Data terkait dengan jaringan kerja terkait kegiatan inkubasi bisnis masyarakat - Data terkait dengan evaluasi pengengembangan bisnis yang dilaksanakan dan memonitor pelaksanaan kegiatan
-
-
-
-
Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan KIMBis 2014 Sosisalisasi dan koordinasi secara intensif dengan SKPD terkait dengan tujuan tercapainya sinergitas program Pembuatan rencana kerja KIMBis Pengawalan dan pendampingan manajemen usaha dan akses modal dibidang KP Magang kepada usaha perikanan yang sudah berkembang di wilayah KIMBis Indramayu Memberikan TOT terkait dengan usaha perikanan kepada pelaku bisnis lainnya. Sosisalisasi terkait dengan inkubator bisnis kepada SKPD dan pengurus KIMBis di daerah dan sinergitas program
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xviii
Laporan Teknis 2014 No 3
Tujuan
Strategi Pengumpulan data penelitian Kegiatan Mengumpulkan data dan - Data sosial ekonomi terkait dengan - Mengumpulka informasi perubahan kondisi yang ada/eksisting n data sosial kondisi sosial ekonomi - Data kondisi sosial ekonomi setelah ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis terkait dengan pelaksanaan program kondisi yang KIMBis ada/eksisting - Mengumpulka n data kondisi sosial ekonomi setelah pelaksanaan program KIMBis
Metoda Pengumpulan dan Analisa Data Kajian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder.Data primer
yang digunakan bersumber dari wawancara dengan narasumber pada lokasi-lokasi pengamatan.Data sekunder berupa data penunjang dari masing-masing lokasi pengamatan untuk menjelaskan keadaan terserbut.Secara umum penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menyajikan rangkuman deskriptif atau penjelasan dalam bentuk tabel dan/atau grafik.Rangkuman deskriptif sangatlah penting untuk menjelaskan pola variabel penyebab dan variabel tujuan dalam menjelaskan fakta di observasi (Rahmat, 2005).Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci untuk melukiskan gejala yang ada (Marshall dan Rossman, 1989). Selain menggunakan analisis deskriptif, digunakan pula analisis kuantitatif untuk melihat perkembangan kondisi pengetahuan, keterampilan dan usaha masyarakat terkait dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh KIMBis.
Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan ini dilaksanakan selama satu tahun, mulai bulan Januari – Desember 2014.
Lokasi KIMBis Indramayu di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan
kuesioner terstruktur, studi literatur dan dokumentasi yang terkait.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xix
Laporan Teknis 2014 13. ANGGARAN MA 521211 521213 522141 522151 524111 521219
Rincian Komposisi Pembiayaan Belanja Bahan Honor terkait ouput keg. Belanja Sewa Belanja Jasa Profesi Belanja Perjalanan Biasa Belanja Barang Non Operasional Lainnya Jumlah
14. RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN : Kegiatan 1
2
3
4
Jumlah (Rp)
Jumlah (%)
15,700,000 43,200,000 8,250,000 3,400,000 23,515,000 5,000,000 99,065,000
15.85 43.61 8.33 3.43 23.74 5.05 100.00
Bulan (Tahun 2013) 5 6 7 8 9
10
11
12
Persiapan 1. Persiapan Penyusunan ROKP 2. Studi Pustaka dan Konsultasi 3. Lokakarya Program KIMBis 4. Penyiapan instrumen pengumpulan data Operasional 1. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan. 2. Sosialisasi KIMBis ke Ditjen Teknis KKP 3. Laporan Tengah Tahun 4. Peningkatan Kapasitas Pengurus KIMBis (MoT) Tahap Pertama 5. Penyusunan Laporan Penelitian 6. Peningkatan Kapasitas Pengurus KIMBis (MoT) Tahap Kedua 7. Presentasi Draft Pencapaian Output 8. Penyampaian Hasil KIMBis dan KIMBis Expo 9. Rekomendasi Hasil Penelitian 10. Seminar Hasil 11. Laporan Akhir Penelitian 12. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah 15. TAHAPAN PEMBIAYAAN MA 521211 521213 522141 522151 522111 521219
Rincian Komposisi Pembiayaan Belanja Bahan Honor terkait ouput keg. Belanja Sewa Belanja Jasa Profesi Belanja Perjalanan Biasa Belanja Barang Non Operasional Lainnya Jumlah
: I 3,140,000 8,640,000 1,650,000 680,000 4,703,000
TRIWULAN II III 5,495,000 4,710,000 15,120,000 12,960,000 2,887,500 2,475,000 1,190,000 1,020,000 8,230,250 7,054,500
IV 2,355,000 6,480,000 1,237,500 510,000 3,527,250
Jumlah (Rp) 15,700,000 43,200,000 8,250,000 3,400,000 23,515,000
1,000,000
1,750,000
1,500,000
750,000
5,000,000
19,813,000
34,672,750
29,719,500
14,859,750
99,065,000
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xx
Laporan Teknis 2014 16. DAFTAR PUSTAKA Agung, I. G. N. 2011.Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Rajawali. Jakarta Anonim.2013. Buku Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Balai Besar penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.(Unpublished).BBPSEKP. Balitbang KP. BBPSEKP. 2011. Laporan Akhir Tahun KIMBis Indramayu Tahun 2011. (Unpublished).BBPSEKP. BBPSEKP. 2012. Laporan Akhir Tahun KIMBis Indramayu Tahun 2012. (Unpublished). BBPSEKP BBPSEKP. 2013. Laporan Akhir Tahun KIMBis Indramayu Tahun 2013. (Unpublished). BBPSEKP Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Indramayu. 2011. Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Kabupaten Indramayu Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Indramayu. 2012. Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Kabupaten Indramayu Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Indramayu. 2013. Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Kabupaten Indramayu Dolken Declaration. 2014. Bahan Rumusan Lokakarya KIMBis. Bogor. (Unpublished) Erlina,MD dan Nendah Kurniasari. 2006. Peningkatan Pengetahuan Siswa SUPM Kota Tegal (Jawa Tengah) Melalui Penyebaran Informasi Tentang Transportasi Udang Hidup Sistem Kering Menggunakan Media Film Bingkai Bersuara. Jurnal Penyuluhan. Program Studi Penyuluhan Pembangunan SPs IPB, Bogor. Fikrudinzuhdi,(http://fikrudinzuhdi.student.umm.ac.id/2011/08/12/potensi/)diunduh tanggal 14 Jan 2013. Friedmann, John. 1992. Empowerment: The politics Of Alternative Development, Cambridge Mass Blackwell Publisher. Mardikanto, T. 2010. Konsep Konsep Pemberdayaan Masyarakat: Acuan Bagi Aparat Birokrasi, Akademisi, Praktisi, dan Peminat/Pemerhati Pemberdayaan Masyarakat. Surakarta: Fakultas Pertanian UNS. Marshall, C. dan Rossman, G. B. 1989.Designing Qualitative Research.Sage Publications, London. Moeljarto V. 1996. Pemberdayaan Kelompok Miskin melalui Program IDT dalam Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Penyunting Prijono dan Pranaka.CSIS. Jakarta. Muslim, A. (2007). Pendekatan Partipatif Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Aplikasia, Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol.VIII, No.2 Desember 2007: 89-103 Nasution, Z. 2012. Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis IPTEK di Kabupaten Indramayu. Laporan Akhir. Tidak dipublikasi.BBPSEKP. Patton, M. Q.. 2006. Metode Evaluasi Kualitatif. (Terjemahan Budi Puspo Priyadi). Pustaka Pelajar. Yogyakarta: 309. Rahmat, D. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. RosdaKarya. Bandung. Saptana, T. Pranadji, Syahyuti dan E.M Rooshganda. 2003. Transformasi Kelembagaan untuk mendukung Ekonomi Kerakyatan di Perdesaan.Lap.Penelitian.PSE. Bogor. Syahyuti, 2011.Gampang - Gampang Susah mengorganisasikan Petani.Kajian teori dan Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxi
Laporan Teknis 2014 Sosiologi Lembaga dan Organisasi.IPB Press. Syahyuti. 2003. Bedah Konsep Kelembagaan: Strategi Pengembangan dan Penerapan dalam Penelitian Pertanian. PSE. Bogor. Syahyuti.2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian.Penjelasan tentang Konsep, Istilah, Teori, dan Indikator serta Variabel. Bina Rena Pariwara. Jakarta.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxii
Laporan Teknis 2014
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan, karena atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kegiatan penelitian yang didanai dari APBN 2014 dengan judul ” Program rintisan pengembangan kelembagaan dan perekonomian kawasan berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu)” sudah sampai di akhir tahun. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bersedia memberikan masukan, arahan dan bimbingannya. Laporan Akhir Tahun ini masih belum sempurna, baik pada tataran konsep, kelengkapan data dan informasi yang dihasilkan serta hasil interpretasinya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tim peneliti kegiatan penelitian ini mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat. Harapan kami semoga laporan teknis/akhir ini nantinya dapat menjadi bahan rujukan atau referensi bagi stakholders yang terkait baik sebagai penentu kebijakan maupun pelaku usaha serta pihak-pihak lain terkait.
Jakarta,
Desember 2014
TIM PENYUSUN,
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxiii
Laporan Teknis 2014
RINGKASAN Keberadaan kelembagaan KIMBis di Pedesaan mempunyai arti strategis bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, yang terkait dengan penyebaran teknologi hasil litbang. Belajar dari pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak akhir tahun 2011, maka operasionalisasi pelaksanaan KIMbis harus terus disempurnakan. Kelembagaan KIMBis berdasarkan tujuannya dibagi tiga yaitu 1. Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK, 2. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial, 3. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis. Dalam menjawab tujuan pertama, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Sosialisasi program KIMBis 2014, kepada pengurus lokasi dan SKPD terkait tentang fasilitator pengembangan bisnis masyarakat, 2. Koordinasi dengan pengurus KIMBis dilokasi untuk menentukan program KIMBis tahun 2014 dimana banyak bantuan yang diarahkan oleh dinas kepada KIMBis seperti dari IMF, pertamina, dan bantuan PUGAR dari KKP, 3. Memfasilitasi kelompok mitra kimbis untuk pengolahan Kerang-kerangan menjadi produk kerajinan yang bernilai ekpor yang dilatih dari P2MKP karena potensi kerang-kerangan sangat besar dan berlimpah. Dalam menjawab tujuan kedua, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Sosialisasi program KIMBis 2014, kepada pengurus lokasi dan SKPD terkait tentang inkubator bisnis masyarakat dan beragam konsep inkubasi seperti BUMDes, BUMD, atau P2MKP; 2. Penyusunan rencana kerja KIMBis 2014 kelembagaan sebagai inkubator bisnis; 3. Inisiasi pembentukan inkubator bisnis untuk KIMBis baik dalam bentuk yayasan, atau CV dengan tujuan KIMBis dapat dijadikan perpanjangan tangan dari dinas kabupaten setempat. Dalam menjawab tujuan ketiga, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. KIMBis Indramayu sudah melakukan identifikasi data dan informasi terkait dengan keragaan teknologi KP pada tahun 2013; 2. KIMBis Indramayu juga telah mengkaji dampak dari kegiatan KIMBis terhadap usaha yang dilakukan oleh mitra KIMBis. Selain itu KIMBis juga sudah menyusun draf model kelembagaan pengembangan usaha melalui penerapan IPTEK. Model ini adalah pengembangan model “Model Kelembagaan Diseminasi Teknologi Budidaya Di Tambak Hasil Introduksi Program
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxiv
Laporan Teknis 2014 Iptekmas Di Kabupaten Indramayu” yang dibuat pada tahun 2013 yang diterapkan di Kabupaten Indramayu sehingga hasil evaluasinya menghasilkan model 2014 yaitu model “Model Pengembangan Usaha Melalui Penerapan IPTEK” untuk diterapkan pada tahun 2015 sebelum menghasilkan model generik berupa “Model Pengembangan Usaha Melalui Penerapan IPTEK”. Model tersebut akan diimplementasikan di lokasi lainnya yang mempunyai tipologi dan karakteristik sama dengan Kabupaten Indramayu.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxv
Laporan Teknis 2014
DAFTAR ISI COVER ................................................................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................... ii COPY RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN PENELITIAN ........................................ iii RINGKASAN ................................................................................................................... xxiv DAFTAR ISI .................................................................................................................... xxvi DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xxviii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xxix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xxx
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 1.1. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 1 1.2. TUJUAN ......................................................................................................................... 6 1.3. PRAKIRAAN KELUARAN ........................................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 7
BAB III. METODOLOGI .................................................................................................... 10 A. Kerangka dan Model Pendekatan ..................................................................................... 10 B. Metoda Pengumpulan dan Analisa Data ........................................................................... 15 C. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................................... 15 D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................................... 15 E. Anggota Penelitian ........................................................................................................... 16
BAB IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN ................................................................ 17 A. Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK .................................................................................................... 17 B. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial .......................... 25 C. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP akibat pelaksanaan program KIMBis. ............................................................................. 29
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxvi
Laporan Teknis 2014
BAB V. MODEL KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENERAPAN IPTEK ............................................................................................ 39
BAB VI. EVALUASI TENTANG KINERJA KIMBis ......................................................... 46 A. Evaluasi peningkatan pengetahuan peserta pengawalan teknologi pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan bernilai ekspor terhadap materi dan praktek yang diajarkan.......................................................................................................................... 46 B. Evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan bernilai ekspor. ................................................................................................. 47 C. Evaluasi Presepsi Masyarakat terhadap Kegiatan KIMBis ............................................... 49 D. Evaluasi Kinerja Kelembagaan KIMBis Kabupaten Indramayu ....................................... 51
BAB VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN ....................................... 54 7.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 54 7.2. Rekomendasi ................................................................................................................. 55 7.3. Prakiraan Dampak Model Kelembagaan Pengembangan Usaha Penerapan IPTEK ........ 57
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 58
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxvii
Laporan Teknis 2014
DAFTAR TABEL Nomor
ISI
Halaman
Tabel 1. Rekap Kegiatan Kimbis Indramayu Tahun 2013 ............................................................... viii Tabel 2. Kegiatan KIMBis Indramayu 2014 ...................................................................................... x Tabel 3. Strategi Kegiatan KIMBis Indramayu .............................................................................. xvii Tabel 4. Rekap Kegiatan Kimbis Indramayu Tahun 2013 .................................................................. 3 Tabel 5. Kegiatan KIMBis Indramayu 2014 ...................................................................................... 5 Tabel 6. Strategi Kegiatan KIMBis Indramayu ................................................................................ 13 Tabel 7. Kegiatan KIMBis Indramayu Sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat Tahun 2014 ....................................................................................................................... 23 Tabel 8. Kegiatan KIMBis Indramayu Sebagai Inkubator Bisnis Tahun 2014 .................................. 28 Tabel 9. Kegiatan KIMBis Indramayu sebagai mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP Tahun 2014 ........................................................... 29 Tabel 10. Hasil Kegiatan KIMBis Indramayu dari Tahun 2011 hingga Tahun 2014 ........................... 31 Tabel 11. Perbaikan Model KIMBis Indramayu Tahun 2013 ............................................................. 43
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxviii
Laporan Teknis 2014
DAFTAR GAMBAR Nomor
ISI
Halaman
Gambar 1.
Kerangka Pikir Operasionalisasi KIMBis Indramayu .................................................. xv
Gambar 2.
Kerangka Pikir Operasionalisasi KIMBis Indramayu .................................................. 11
Gambar 3.
KIMBis Indramayu Mengikuti Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu ................... 20
Gambar 4.
Pengawalan Teknologi Membuat Kerajinan Dari Kulit Kekerangan ........................... 22
Gambar 5.
Contoh Kerajinan Dari Kulit kekerang dari P2MKP ................................................... 23
Gambar 6.
KIMBis Indramayu Mengikuti Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu Tahun 2014 dalam Rangka sebagai Inkubasi Bisnis. .............................................................. 27
Gambar 7.
Model Kelembagaan Pengembangan Usaha Berbasis Penerapan Iptek ........................ 45
Gambar 8.
Peningkatan Pengetahuan Tentang Pemanfaatan Kulit Kerang Menjadi Produk Kerajinan Bernilai Ekspor .......................................................................................... 47
Gambar 9.
Pengawalan Teknologi Membuat Produk Kerajinan Dari Kulit Kekerangan Yang Bernilai Ekspor .......................................................................................................... 48
Gambar 10.
Perbandingan Antara 4 Jenis Pelatihan di KIMbis Kabupaten Indramayu .................... 49
Gambar 11.
Persepsi Masyarakat Terhadap Kelembagaan KIMBIs Indramayu .............................. 50
Gambar 12.
Hasil Evaluasi Kategori KIMBIs Kabupaten Indramayu ............................................. 51
Gambar 13.
Hasil Capaian Tingkat Adopsi Fungsi KIMBIs Kabupaten Indramayu ........................ 53
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxix
Laporan Teknis 2014
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
ISI
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Pengawalan Teknologi Pemanfaatan limbah kerang menjadi produk kerajian ...................................................................................................................... 60 Lampiran 2. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Dan Pengawalan Iptek ...... 62
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxx
Laporan Teknis 2014
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Keberadaan kelembagaan KIMBis di Pedesaan mempunyai arti strategis bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, yang terkait dengan penyebaran teknologi hasil litbang. Belajar dari pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak akhir tahun 2011, maka operasionalisasi pelaksanaan KIMbis harus terus disempurnakan. Penyempurnaan ini diperlukan, karena kelembagaan ini ternyata sangat adaptif dan responsif terhadap persoalan yang terdapat dalam masyarakat kelautan dan perikanan. Aktivitas KIMBis Indramayu dilakukan untuk menjalankan dua peran KIMBis yaitu KIMBis sebagai lembaga dan KIMBis sebagai pusat kegiatan. Sebagai lembaga yang baru berdiri, penguatan kelembagaan dilakukan dengan peningkatan kapasitas pengurus KIMBis daerah dengan melakukan workshop di KIMBis Pusat di Jakarta. Di samping itu juga dilakukan sosialisasi tugas dan fungsi KIMBis kepada pemangku kebijakan di Kabupaten Indramayu, disamping juga pencetakan dan penyebarluasan leaflet/brosur tentang KIMBis Indramayu. Sebagai pusat kegiatan, dalam tahun 2012 KIMBis Indramayu melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan teknologi perikanan (tangkap, budidaya dan pengolahan) dan peningkatan wawasan manajerial (keuangan, pemasaran, jaringan usaha). Dari serangkaian kegiatan aksi tersebut, yang dirasakan hasilnya saat ini adalah pengolahan produk yang usahanya berkembang dari segi produk dengan bertambahnya jenis produk olahan dan berkembangnya pasar (jangkauan pasar lebih luas). Keberadaan KIMBis sudah mendapat dukungan dari pemerintah daerah yang ditunjukkan dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) dan diundangnya Pengurus KIMBis Indramayu dalam setiap pertemuan tiga bulanan SKPD lingkup Kabupaten Indramayu. Namun demikian, keterbatasan kapasitas pengurus dirasakan menjadi faktor yang menyebabkan kinerja manajemen KIMBis Indramayu dirasakan kurang optimal, khususnya terkait dengan pemberdayaan kelompok sasaran. Dalam tahun 2013 perlu ada peningkatan peran KIMBIs (sebagai lembaga maupun sebagai pusat kegiatan) dalam pencapaian tujuan akhirnya dalam menumbuh kembangkan kelembagaan dan kewira usahaan masyarakat kelautan dan perikanan. Untuk itu, sebagai lembaga KIMBis Indramayu tahun 2013 diarahkan kepada: (1) peningkatan kapasitas pengurus KIMBis daerah, (2) perluasan cakupan mitra sasaran dengan tetap membina mitra yang sudah ada, (3) memperluas dukungan dan jaringan di tingkat daerah untuk mendukung
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 1
Laporan Teknis 2014 kegiatan dalam KIMBis. Sedangkan sebagai pusat kegiatan, kegiatan KIMBis Indramayu tahun 2013 diarahkan kepada: (1) mempercepat penyebaran teknologi hasil dari program IPTEKMAS yang ada di lokasi; (2) mendorong penerapan prinsip prinsip Blue Economy, (3) memfasilitasi dan mengoptimalkan pemanfaatan program perbantuan KKP. Penguatan KIMBis Indramayu, dilakukan melalui sosialisasi peran, fungsi dan manfaat KIMBis terhadap pembangunan daerah. Sosialisasi ini harus dilakukan pada setiap kegiatan KIMBis. Sosialisasi dilakukan kepada SKPP, SKPD-SKPD dan kelompok masyarakat kelautan dan perikanan. Selain sosialisasi, maka penguatan KIMBis Indramayu dilakukan kepada Pengurus KIMBis lokasi tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas manajerial pengelolaan organisasi dan pelaksanaan kegiatan KIMBis. Pengembangan KIMBis Indramayu, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Pelaksana KIMBis Tingkat Pusat. Kegiatan ini dilakukan oleh KIMBis Indramayu pada tahun 2013. Pengembangan KIMBis diwujudkan dengan membentuk mitra KIMBis Indramayu pada Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, yang sebelumnya mitra KIMBis Indramayu berada di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu Sementara itu sebagai sebuah lembaga yang berperan dalam pembangunan di Pedesaan maka KIMBis Indramayu dapat difungsikan sebagai sebuah pusat kegiatan. KIMBis Indramayu sebagai Pusat Kegiatan dapat di katagori dalam dua kelompok. 1.
Pusat kegiatan penyebaran IPTEK. Kegiatan penyebaran IPTEK yang dilakukan mencakup: Penyebaran teknologi hasil introduksi pada Program IPTEKMAS dan kajian tentang penyebaran teknologi tersebut. Serta Implementasi prinsip blue economy pada kawasan KIMBis Indramayu.
2.
Pusat pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan membangun jaringan kerja dengan berbagai pemangku kepentingan dan optimalisasi pemanfaatan program berbantuan. Sebagai sebuah proses pembelajaran, KIMBis menjadi arena publik untuk belajar
bersama berbagai pihak dalam berbagai hal tidak hanya terkait perihal peningkatan ekonomi namun juga peningkatan hubungan sosial. Jadi dalam hal ini, metode pemberdayaan yang dilakukan KIMBis pada dasarnya merupakan sebuah upaya pendidikan dalam artian bukan dalam pengertian transfer pengetahuan namun merupakan upaya bersama untuk menemukan pengetahuan.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 2
Laporan Teknis 2014 Tabel 4. Rekap Kegiatan Kimbis Indramayu Tahun 2013 Keterkaitan dengan No program Kegiatan . KIMBis 2013 A B C D 1 Penguatan kapasitas manajerial pengurus V KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis yang baru). 2 Koordinasi dan sinergitas kegiatan dengan V V Dinas KP Kabupaten Indramayu 3 Identifikasi dan observasi penerapan V V teknologi yang berasal dari program Iptekmas pada usaha pembesaran udang windu di tambak (Probiotik). 4
5
6
7
Penguatan kapasitas manajerial Pengurus KIMBis, dalam pengelolaan program dan kegiatan KIMBis Membangun jaringan kerja dengan SKPD untuk merumuskan dan melakukan kegiatan di dalam KIMBis. Identifikasi penerapan prinsip-prinsip V “Blue Economy “pada usaha perikanan
Sosialisasi KIMBis kepada masyarakat sekitar
V
V
V
V
Waktu kegiatan
24 Juli 2013
Sifat inisiatif pelaksanaan
KIMBis Pusat dan KIMBis Lokasi , Kandidat Calon Manajer KIMBis (pembudidaya, tokoh masyarakat, petambak garam) KIMBis, Diskanla Indramayu,
KIMBis
25- 26 Juli 2013
KIMBis, Kelompok pembudidaya, DKP Indramayu
KIMBis
16 Oktober 2013
KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Narasumber (Yayan Hikmayani,MSi.)
KIMBis
17 Oktober 2013
Koordinator KIMBis,KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, SKPD terkait, Penyuluh, Pelaku Utama KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Kelompok Pembudidaya, Kelompok Usaha Garam Rakyat, Kelompok Pengolahan Produk Perikana KIMBis Pusat, KIMbis Lokasi, Kelompok Pembudaya, Diskanla Indramayu, Penyuluh, Kepala Desa, Camat.
KIMBis
25 Juli 2013
16- 18 Oktober 2013
V
Pelaku yang terlibat
6 November 2013
KIMBis
KIMBis
Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla Indramayu
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 3
Laporan Teknis 2014 8
Peningkatan kapasitas pembudidaya V V 7 November rumput laut melalui introduksi teknologi 2013 pengolahan rumput laut menjadi agar-agar kertas 9 Peningkatan kapasitas pembudidaya V V V 7 November melalui penerapan teknologi pemanfaatan 2013 limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk 10 Peningkatan kapasitas pengolahan garam V V 8 November rebus melalui penerapan teknik Iodisasi 2013 dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam 11 Peningkatan kapasitas petambak garam V V V 9 November rakyat melalui penerapan teknologi 2013 pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua Keterangan: A. Penyebaran teknologi yang mendukung usaha perikanan D. Membangun jaringan kerja dengan berbagai pemangku kepentingan berbantuan KP
KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Diskanla Indramayu, BBP4B, Pembudidaya dan Penyuluh KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Diskanla Indramayu, BBP4B, Pembudidaya dan Penyuluh. KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Kelompok Garam Rebus,Disperindag, Koperasi Segoro Madu, Penyuluh. KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Koperasi Segoro Madu, Penyuluh. Kelompok Usaha Garam rakyat, P3SDLP.
Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla Indramayu Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla Indramayu KIMBis
KIMBis
B. Implementasi prinsip blue economy D. Mengoptimalkan pemanfaatan program
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 4
Laporan Teknis 2014 Oleh karenanya, melalui proses belajar selama 3 tahun (tahun 2011- 2013) KIMBis Indramayu harus mampu merumuskan model kelembagaan pemberdayaan dan model kelembagaan penerapan teknologi (kelembagaan diseminasi) hasil introduksi Program Iptekmas yang efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Perumusan model ini menjadi penting agar dapat diterapkan di daerah lain yang mempunyai karakteristik sosial dan ekonomi yang hampir sama. Adapun kegiatan pada KIMBis Indramayu tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1. Tahun 2014 pelaksanaan KIMBis Indramayu memasuki tahun ketiga, pada tahun ini KIMBis diarahkan sebagai fasilitator bisnis masyarakat dan menjadi pelopor inkubator bisnis didalam masyarakat. Perubahan orientasi ini didasarkan [1] dan pengalaman pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak tahun 2011, hal ini dimaksudkan untuk mempercepat kemandirian ekonomi masyarakat. Pelaksanaan kegiatan TA. 2014 dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 5. Kegiatan KIMBis Indramayu 2014 Kegiatan Fasilitator Bisnis Masyarakat KP Inkubator Bisnis Masyarakat KP 1. Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai 1. Mengadvokasi peningkatan skala usaha penyedia jasa pengawalan teknologi masyarakat melalui proses pembinaan, dengan tujuan KIMBis sebagai pusat pendampingan, dan pengembangan penyebaran IPTEK kepada pelaku usaha KP. 2. Menjadikan KIMBis sebagai pusat 2. Menumbuh kembangkan usaha baru informasi pengembangan bisnis yang mempunyai nilai ekonomi dan masyarakat kelautan dan perikanan berdaya saing tinggi untuk kemandirian ekonomi masyarakat KP. 3. Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis. KIMBis sebagai fasilitator bisnis masyarakat KP memiliki peran strategis dalam dalam mengidentifikasi paket pengawalan teknologi dan pusat informasi bisnis untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat Sedangkan peran KIMBIs sebagai inkubator bisnis masyarakat dimaksudkan KIMBis sebagai lembaga intermediasi yang melakukan proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha yang bertujuan: 1. Meningkatkan skala usaha masyarakat 2. Menumbuhkembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi untuk kemandirian ekonomi masyarakat. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 5
Laporan Teknis 2014 3. Menjadikan pengurus KIMBis sebagai motivator pengembangan bisnis masyarakat
1.2. TUJUAN Tujuan kegiatan KIMBis Indramayu TA.2014 adalah: 1. Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK 2. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial 3. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis.
1.3. PRAKIRAAN KELUARAN Keluaran yang diharapkan dari kegiatan KIMBis pada tahun 2014 adalah: 1. Terbentuknya kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan terwujudnya Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK 2. Tersusunnya rencana pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan pada KIMBis Indramayu 3. Data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 6
Laporan Teknis 2014
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Kelembagaan KIMBis pada dasarnya berbeda dengan kelembagaan yang telah ada di Pedesaan seperti PUMP, PUGAR dan lainnya.Kelembagaan yang terakhir tersebut dibentuk secara top down, Sementara KIMBis adalah Bottom – Up.Oleh sebab itu, KIMBis merupakan bentuk kelembagaan yang mencoba membangun sinergi dengan kelompok-kelompok yang telah ada di pedesaan untuk diperkuat dan dikembangkan. Kelembagaan yang bersifat top-down itu menurut Syahyuti [2] memiliki beberapa karakteristik: a. Pengorganisasian masyarakat dalam kelembagaan itu, akan memperkuat integrasi horizontal, karena dalam kelompok dikumpulkan orang-orang yang memiliki profesi yang sama. b. Pengorganisasian tersebut dibentuk untuk mempermudah kontrol pelaksanaan program dan kegiatan, bukan untuk mengembangkan social capital masyarakat. c. Setiap program pembangunan, pemerintah membentuk kelembagaan atau kelompok baru, dan secara soliter yang dibentuk pemerintah itu, mengabaikan kelembagaan yang sudah ada. d. Kultur organisasi dalam lembaga atau kelompok yang dibangun itu, mengabaikan kebiasaan masyarakat setempat. Kultur itu, cenderung merusak intergrasi horizontal dan vertikal yang telah lama berkembang dalam masyarakat. e. Persepsi masyarakat tentang kelembagaan atau organisasi itu, adalah sebagai persiapan untuk menerima bantuan (peralatan atau uang tunai) dari program pemerintah. f. Pemerintah menganggap bantuan yang diberikan kepada masyarakat melalui kelembagaan itu dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja mereka dalam perekonomian. Tetapi, kapasitas manajerial pengelolaan bantuan dan cara memanfaatkan bantuan itu tidak dilakukan pemerintah secara optimal. g. Bantuan yang diberikan punya potensi menimbulkan konflik horizontal dalam masyarakat. Oleh sebab itu, pendekatan top – down dengan karakteristik yang diuraikan diatas, menyebabkan tidak tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam berorganisasi, aspek ketepatgunaan teknologi dan keilmuan tidak menjadi prasyarat pelaksanaan program / kegiatan. Namun, tertib administrasi pertanggungjawaban kegiatan menjadi persyaratan utama dari program / kegiatan. Kelembagaan KIMBis yang dibentuk secara partisipatif tersebut diharapkan mampu
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 7
Laporan Teknis 2014 mendorong masyarakat menjadi kreatif dalam memanfaatkan berbagai potensi yang ada termasuk bantuan pemeritah. Kelompok masyarakat di dalam KIMBis dijadikan sebagai agen pembangunan, yang akan merancang bantuan pemerintah sebagai pemicu kreativitas ekonomi masyarakat, agar kegiatan mereka menjadi berkembang. Masyarakat seperti ini memang sulit di dapat, namun dapat dipelajari pada Kelompok Usaha Garam Rakyat (Kugar) Sari segara dan Kelompok Garam Rebus Sari Rebus di Blok Ceulet , Desa Karang Anyar, Kecamatan Kandanghaur. Selain itu, juga Kelompok pembudidaya rumput laut Pancer Pindang di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu [3]. Jika demikian halnya, maka KIMBis itu dapat dikatakan sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat dan penyebaran IPTEK yang juga dapat menghasilkan enterpreneur pada masyarakat pedesaan. Secara taktis, kehadiran KIMBis pada desa-desa tersebut diharapkan dapat berperan untuk: a. Membangun dan memperkuat relasi quasy integrasi
antar
pemangku kepentingan:
masyarakat, SKPP, SKPD dan pengusaha. Dengan demikian, KIMBis tidak soliter dan akan memperkuat hubungan horizontal dan vertikal seluruh pemangku kepentingan dalam mensukseskan pelaksanaan program dan tujuan pembangunan nasional. b. Meningkatkan social capital masyarakat. Peningkatan tersebut difasilitasi oleh peneliti, penyuluh dan pengurus KIMBis melalui pendampingan dan pengawalan teknologi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan manajerial masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia serta meraih peluang yang ada pada masyarakat. c. Mengoptimalkan pemanfaatkan bantuan (peralatan dan permodalan) yang telah dibagikan kepada masyarakat oleh berbagai SKPP dan SKPD, serta swasta. Oleh sebab itu, KIMBis merupakan wadah kerjasama antar pemangku kepentingan itu untuk mencapai tujuan yang direncanakan. d. Membentuk
struktur organisasi dan koordinasi dalam masyarakat dengan atau tanpa
pemerintah dalam rangka
membangun kontruksisosial
untuk mengembangkan
perekonomian mereka secara mandiri. Kemandirian
yang
diharapkan
itu
adalah
dalam
bentuk,
berkembangnya
kewirausahaan dalam masyarakat. Kemandirian tersebut dapat dicapai, jika kelembagaan KIMBis dibangun melalui partisipasi berbagai pemangku kepentingan.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 8
Laporan Teknis 2014 Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah [4] bahwa masyarakat tidak dijadikan obyek dari berbagai obyek pembangunan, tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut: pertama, upaya itu harus terarah dengan ditujukan langsung kepada yang memerlukan, yaitu dengan cara merancang program yang mengatasi masalah dan sesuai kebutuhannya. Kedua, program harus mengikut sertakan bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran, dengan tujuan agar program tersebut efektif karena sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, disamping juga agar kelompok sasaran dapat meningkat kemampuan dan pengalamannya dalam merancang, melaksanakan, mengelola, upaya peningkatan diri dan ekonominya. Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok agar lebih mudah dalam memecahkan masalah dan lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya. Dengan demikian, aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah: (1) program tersebut disusun sendiri oleh masyarakat, (2) mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, (3) mendukung keterlibatan kaum miskin (kurang mampu) dan kelompok lainnya, (4) dibangun dari sumberdaya lokal, (5) mempertimbangkan nilai budaya lokal, (6) keterlibatan berbagai pihak terkait, dan (7) memperhatikan dampak lingkungan dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Pada gilirannya diharapkan dengan terbentuk dan berfungsinya KIMBis tersebut dapat menjadi bagian atau cikal bakal dari pengembangan kegiatan sinegisme peneliti, penyuluh dan pelaku usaha (nelayan/pembudidaya ikan, pengolah, pedagang dan investor) melakukan kegiatan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat melalui intervensi paket teknologi Balitbang KP yang terpilih, membangun jaringan kerja, dan difusi paket teknologi yang diintroduksi. Hal tersebut dapat dikembangkan di Kabupaten Indramayu berdasarkan potensi sumberdaya perikanan yang ada.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 9
Laporan Teknis 2014
BAB III. METODOLOGI A. Kerangka dan Model Pendekatan Pendirian KIMBis Indramayu pada dasarnya merupakan sebuah action riset yang dilaksanakan guna menumbuhkembangkan kewirausahaan masyarakat kelautan dan perikanan di Kabupaten Indramayu melalui introduksi iptek dan mengoptimalkan kinerja produk-produk Balitbang KP. Jadi terdapat dua hal yang menjadi ruang lingkup pelaksanaan KIMBis yaitu kegiatan penelitian dan kegiatan pemberdayaan.Sebagai sebuah upaya pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan KIMBis menggunakan pendekatan partisipasi pemerintah dan warga negara. Ciri dari pendekatan partisipatif ini menurut [5] adalah upaya penguatan masyarakat sipil dan tuntutan keadilan. Oleh karenanya kegiatan ini bekerja pada level masyarakat sipil, agen pemerintah dan kelembagaan. Pada level kelembagaan, KIMBis diposisikan sebagai sebuah modal sosial yang merupakan basis ekonomi, pertumbuhan dan demokratisasi. Pendekatan action research (kaji tindak) KIMBis Indramayu ini diawali dengan adanya capaian kinerja KIMBis Indramayu pada tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013, yaitu terkait dengan potensi dasar Kabupaten Indramayu (Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur dan Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi) dan Bantuan dari KKP (Gambar 1). Perspektif model kelembagaan penerapan teknologi di KIMBis Indramayu lebih diarahkan kepada kegiatan budidaya perikanan di tambak . Budidaya perikanan di tambak menjadi fokus utama. Kegiatan penelitian berfungsi sebagai pijakan untuk merumuskan kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang harus dilakukan untuk menjadikan masyarakat “berdaya”. Masyarakat dapat dikatakan “berdaya” bila ia mampu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan kemampuan permodalan, pengembangan usaha dan pengembangan kelembagaan usaha bersama dengan menerapkan prinsip gotong royong, keswadayaan dan partisipasi [6].
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 10
Laporan Teknis 2014
Hasil Kegiatan KIMBis Indramayu 2011- 2013
I N P U T
MoU Balitbang KP dengan Bupati dan Dinas KP dengan BBPSEKP Pengawalan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat. Peningkatan Kapasitas Pengurus melalui pelatihan Relokasi Sekretariat KIMBis di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi. Reorganisasi (penggantian manajer KIMBis) Model Kelembagaan Diseminasi Penerapan Teknologi Hasil introduksi Program IPTEKMAS Pengembangan lembaga KIMBis Indramayu (membentuk mitra KIMBis di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi)
Potensi Kabupaten Indramayu Sumber Daya Perikanan Sumber Daya Manusia Sosial Budaya
Bantuan KKP Program Iptekmas Pugar, PUMP Budidaya, PUMP Pengolahan, dan PUMP Tangkap
KIMBis Kabupaten Indramayu Peran KIMBis sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat 1. Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK 2. Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan 3. Mengembangkan laboratorium sosial ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi masyarakat KP.
Peran KIMBis sebagai Inkubator Bisnis 1. Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat perikanan melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP untuk meningkatkan daya saing produk dan kemandirian ekonomi masyarakat KP. 2. Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis.
Pemberdayaan masyarakat dan kelompok sasaran
Umpan balik
P R O S E S
OUT PUT
Usaha perikanan yang berkelanjutan (prinsip BlueEconomy) Kemandirian Ekonomi Kesejahteraan masyarakat
Gambar 2.
DAMPAK
Kerangka Pikir Operasionalisasi KIMBis Indramayu
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 11
Laporan Teknis 2014 Berdasarkan konsep masyarakat yang berdaya di atas maka terdapat dua peran KIMBis yaitu KIMBis sebagai sebuah lembaga dan KIMBis sebagai pusat kegiatan. Pembentukan KIMBis sebagai sebuah kelembagaan bersama sangatlah strategis, karena dapat menjadi sarana bagi terciptanya kohesi sosial anggota kelompok. Kohesi sosial menjadi penting dalam upaya pemberdayaan karena dapat menumbuhkan semangat sukarela (Voluntary spirit), rasa tanggung jawab bersama, saling mempercayai dan saling melayani [6]. Oleh karenanya penguatan dan pengembangan kapasitas kelembagaan KIMBis menjadi prasyarat tercapainya tujuan KIMBis. Penguatan lembaga KIMBis dilakukan dengan cara membangun jejaring kerja dengan Satker lingkup KKP, SKPD dan Universitas serta peningkatan kapasitas pengurus KIMBis. Sedangkan pengembangan kelembagaan diantaranya dengan membangun jaringan mitra KIMBis di lokasi-lokasi yang memiliki potensi kelautan dan perikanan. Jika pada tahun 2012 kegiatan KIMBis Indramayu difokuskan pada pengembangan kapasitas masyarakat di wilayah pesisir (perikanan tangkap laut dan pengolahanproduk hasil perikanan), maka pada Tahun 2013 cakupan wilayah KIMbis dikembangkan ke arah budidaya di tambak yang meliputi budidaya polikultur udang, bandeng dan rumput laut yang meliputi usaha pentokolan, pembesaran dan manajemen. Tahun 2014, KIMBis Indramayu mempunyai dua peran yang strategis yaitu peran KIMBis sebagai Inkubator Bisnis dan peran KIMBis sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat. Sebagai Inkubator Bisnis, KIMBis Indramayu harus 1) Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat perikanan melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP untuk meningkatkan daya saing produk dan kemandirian ekonomi masyarakat KP, serta 2) Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis. Selain itu, sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat, KIMBis Indramayu harus 1) Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK, 2) Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan, serta 3) Mengembangkan laboratorium sosial ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi masyarakat KP. Berdasarkan arah kebijakan BBPSEKP yang disinergikan dengan rencana aksi dan tujuan pelaksanaan kegiatan KIMBis Kabupaten Indramayu pada tahun 2014, maka strategi kegiatan yang akan dilaksanakan KIMBis Indramayu adalah sebagai berikut:
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 12
Laporan Teknis 2014 Tabel 6. Strategi Kegiatan KIMBis Indramayu No Tujuan Strategi Pengumpulan data penelitian 1 Memfungsikan - Data dan informasi terkait dengan kelembagaan KIMBis keragaan bisnis KP yang ada/secara sebagai fasilitator eksisting pengembangan bisnis - Data dan informasi terkait dengan masyarakat dengan bisnis KP yang perlu ditumbuh mengarahkan Sekretariat kembangkan KIMBIs sebagai pusat - Data dan informasi terkait dengan informasi bisnis dan keragaan usaha bisnis yang ada penyebaran IPTEK - Data terkait dengan proses dan tingkat adopsi teknologi yang telah diintroduksikan - Data terkait dengan proses difusi teknologi hasil introduksi Program Iptekmas - Data terkait peningkatan pengetahuan kelompok sasaran penerima diseminasi teknologi - Data terkait dengan tindak lanjut umpan balik perbaikan teknologi hasil litbang - Data terkait dengan program SKPD tahun 2014 - Data terkait dengan lokasi dan kelompok program berbantuan KKP - Data terkait dengan pengawalan teknologi yang dapat dilaksanakan - Data terkait dengan sumber informasi potensial yang dapat digunakan dalam pengembangan bisnis masyarakat - Data terkait dengan promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangkan usaha masyarakat - Data terkait dengan promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangkan usaha masyarakat
-
-
-
-
-
-
Kegiatan Identifikasi pengawalan teknologi yang dapat dilaksanakan Identifikasi calon pengguna jasa jasa KIMBis sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK Identifikasi sumber informasi potensial yang dapat digunakan dalam pengembangan bisnis masyarakat Promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangk an usaha masyarakat Kunjungan Pengurus KIMBis ke SKPD terkait sesuai dengan Rencana Aksi Kegiatan KIMBis 2014 Sosisalisasi dan koordinasi secara intensif
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 13
Laporan Teknis 2014 No
2
Tujuan
Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial
Strategi Pengumpulan data penelitian
- Data terkait dengan jenis usaha yang dapat diakselerasi melalui inkubasi bisnis - Data terkait dengan pelaku usaha yang dapat menjadi mitra untuk inkubasi bisnis - Data terkait dengan peningkatan kemampuan pengurus KIMBis di lokasi sebagai fasilitator bisnis - Data terkait dengan Pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha - Data terkait dengan jaringan kerja terkait kegiatan inkubasi bisnis masyarakat - Data terkait dengan evaluasi pengengembangan bisnis yang dilaksanakan dan memonitor pelaksanaan kegiatan
-
-
-
-
3
Mengumpulkan data dan - Data sosial ekonomi terkait dengan informasi perubahan kondisi yang ada/eksisting kondisi sosial ekonomi - Data kondisi sosial ekonomi setelah masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis pelaksanaan program KIMBis -
Kegiatan dengan SKPD terkait dengan tujuan tercapainya sinergitas program Pembuatan rencana kerja KIMBis Pengawalan dan pendampingan manajemen usaha dan akses modal dibidang KP Magang kepada usaha perikanan yang sudah berkembang di wilayah KIMBis Indramayu Memberikan TOT terkait dengan usaha perikanan kepada pelaku bisnis lainnya. Sosisalisasi terkait dengan inkubator bisnis kepada SKPD dan pengurus KIMBis di daerah dan sinergitas program Mengumpulka n data sosial ekonomi terkait dengan kondisi yang ada/eksisting Mengumpulka n data kondisi
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 14
Laporan Teknis 2014 No
Tujuan
Strategi Pengumpulan data penelitian
Kegiatan sosial ekonomi setelah pelaksanaan program KIMBis
B. Metoda Pengumpulan dan Analisa Data Kajian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder.Data primer yang digunakan bersumber dari wawancara dengan narasumber pada lokasi-lokasi pengamatan.Data sekunder berupa data penunjang dari masing-masing lokasi pengamatan untuk menjelaskan keadaan terserbut.Secara umum penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menyajikan rangkuman deskriptif atau penjelasan dalam bentuk tabel dan/atau grafik.Rangkuman deskriptif sangatlah penting untuk menjelaskan pola variabel penyebab dan variabel tujuan dalam menjelaskan fakta di observasi [7]. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci untuk melukiskan gejala yang ada [8][9][10]. Selain menggunakan analisis deskriptif, digunakan pula analisis kuantitatif untuk melihat perkembangan kondisi pengetahuan, keterampilan dan usaha masyarakat terkait dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh KIMBis.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan ini dilaksanakan selama satu tahun, mulai bulan Januari – Desember 2014. Lokasi KIMBis Indramayu di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur, studi literatur dan dokumentasi yang terkait.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 15
Laporan Teknis 2014 E. Anggota Penelitian No.
Nama
1
Ir. Mei Dwi Elina, M.Si Dra. Elly Reswaty Tikkyrino Kurniawan, M. SE Siti Nurhayati, S.Sos
2 3 4
Pendidikan/ Jabatan Fungsional S2/ Peneliti Madya
Disiplin Ilmu
Tugas (Institusi)
Komunikasi
S1/ Peneliti Muda S2/ Peneliti Muda
Ekonomi Ekonomi
Penanggung Jawab Anggota Anggota
S1/ Pustakawan
Informasi dan Perpustakaan
PUMK
Alokasi Waktu (OB) 4 6 6 4
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 16
Laporan Teknis 2014
BAB IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan yang telah dilaksanakan KIMBis selama periode Januari – Desember 2014 mencakup tujuan pertama yaitu Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan terwujudnya Sekretariat KIMBis sebagai pusat informasi Bisnis dan Penyebaran IPTEK, dan tujuan ke dua yaitu menyusun rencana pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat KP pada KIMBis Indramayu. Sementara itu tujuan ke tiga yaitu menyusun data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi sebelum dan sesudah pelaksanaan program KIMBis belum dilaksanakan. Berikut ini merupakan kegiatan KIMBis selama tahun 2014 yaitu aspek penguatan kelembagaan, aspek pengembangan usaha dan aspek pengembangan jaringan.
A. Memfungsikan kelembagaan
KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis
masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK Kelembagaan KIMBis dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan sekretariat KIMBis di lokasi sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK antara lain dengan Sosialisasi KIMBis 2014 dan pelaksanaan pengawalan teknologi pemanfaatan kulit kekerangan menjadi produk kerajinan.
Sosialisasi KIMBis 2014 Kegiatan sosialisasi KIMBis tahun 2014 ini diawali dengan kegiatan penguatan kapasitas pengurus kimbis yang dilaksanakan tanggal 1 April 2014 di Hotel Royal Bogor. Kegiatan ini memberikan wawasan mengenai teknik membangun jaringan dan manajerial usaha dalam rangka pengembangan usaha. Selain KIMBis mengawal mitranya untuk mengembangkan usahanya masing-masing, kelembagaan KIMBis juga harus dapat membentuk usaha tersendiri untuk mendukung kegiatan KIMBis setelah KIMBis tersebut mandiri dan dilepas oleh permodalan dari KIMBis pusat. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta pelatihan dalam meneruskan informasi tersebut kepada pengurus lokasi dan kepada kelompok sasaran.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 17
Laporan Teknis 2014 Kegiatan ini kemudian dilakukan penguatan kapasitas pengurus KIMBIs lokasi dan pembuatan program kerja tahun 2014. Permasalahan untuk menjadi inkubator bisnis adalah masih belum jelasnya bentuk kelembagan KIMBis itu dilokasi dan belum dilaksanakan adalah membuat aturan dalam bentuk AD/ART dalam rangka penguatan kelembagaan ke arah lembaga yang berbadan hukum yang mandiri.
Koordinasi KIMBis 2014 Telah terjalin koodinasi dengan pengurus KIMBis di Kabupaten Indramayu, dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. KIMBis Indramayu berkoordinasi dengan dinas KP setempat dalam kegiatan penyuluhan berupa kegiatan “safari penyuluhan”. Kegiatan “safari penyuluhan”ini berjumlah 11 paket, dari jumlah kegiatan tersebut hanya beberapa kegiatan saja yang melibatkan KIMBis Indramayu. Selain itu juga, di Kabupaten Indramayu khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan telah menerima bantuan, bantuan tersebut untuk dinas kelautan terkait dengan budidaya, dan pengolahan produk sehingga Dinas Kelautan dan Perikanan meminta bantuan KIMBis untuk menetapkan lokasi pemberian bantuan yang tepat dansesuai, agar bantuan tersebut tepat sasaran dan bermanfaat. Sebagai contohnyaadalah program bantuan untuk pengolahan ikan bandeng dari IMF berupa peralatan pengolahan ikan bandeng cabut duri. Usaha pengolahan bandeng pada umumnya tidak memiliki kendala, akan tetapi yang paling banyak diminati dan paling mudah pemasarannya adalah produk bandeng presto Pengolah di Kabupaten Indramayu belum mengembangkan produknya dalam bentuk bandeng cabut duri. Selain itu pengolahan yang mendapatkan bantuan adalah pengolahan dalam bentuk pengolahan bandeng presto serta pengolahan dalam bentuk pengolahan dendeng ikan. Selain program tersebut, terdapat juga program bantuan dari Pertamina berupa pembuatan track pada kawasan penanaman mangrove di daerah Karangsong, Kabupaten Indramayu. Selain itu juga mendapatkan program bantuan berupa wanamina wisata penanaman mangrove dari KP3K. Dinas KP setempat juga akan mendorong lokasi tersebut menjadi lokasi agrowisata dengan menggunakan pola insentif masyarakat setempat. Prioritasi jenis mangrove yang ditanam adalah jenis yang Burgaria, sp., karena mangrove jenis tersebut tidak mengeluarkan akar nafas yang berakibat dapat mempersempit lebar jalan. Rencana kegiatan KIMBis Indramayu kemungkinan dapat sejalan dengan KIMBis Subang yaitu merencanakan kawasan ekowisata wanamina (wisata penanaman mangrove berkolaborasi dengan budidaya polikultur). Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 18
Laporan Teknis 2014 Potensi perikanan lainnya di Kabupaten Indramayu adalah ikan pelagis kecil. Permasalahannya adalah pada pemasarannya tidak melewati TPI, karena masyarakat nelayan lebih menyukai pemasaran melalui tengkulak dengan maksud nelayan tersebut bisa berhutang kepada tengkulak pada saat paceklik. Nelayan khususnya penangkap ikan pelagis kecil sudah terikat hutang piutang dengan tengkulak untuk memenuhi kebutuhan operasional penangkapan ikan. Adanya kondisi tersebut mengakibatkan TPI tidak berfungsi secara optimal. Ikan pelagis
kecil yang dihasilkan
belum diolah menjadi
produk yang berdaya saing, akan tetapi masih dijual dalam bentuk ikan asin kering tawar dengan harga sekitar Rp. 20.000/kg, padahal pada kelompok pengolah ikan lapan krispy kelompok mitra binaan KIMBis Subang, sudah dapat mengolah ikan pelagis kecil tersebut menjadi ikan lapan krispy dengan harga mencapai
Rp. 15.000/200gr (Rp. 75.000,-
/kilogram). Selain usaha perikanan, terdapat juga usaha pegaraman, pada tahun ini akan dilaksanakan dempon geomembran dan ulir yang berasal dari program PUGAR. Peluang usaha yang masih harus dikembangkan di wilayah KIMBis Indramayu sebagai lokasi sentra garam adalah pemanfaatan bittern/sisa air tua menjadi produk garam turunan (nigarin dan magnesium).
Mengikuti Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu Pameran ini diselenggarakan setiap tahun, dimaksudkan untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Indramayu. KIMBis Indramayu menjalankan perannya sebagai salah fasilitator bisnis, dengan cara memfasilitasi kelompok mitra binaan KIMBis yang melakukan usaha di Kabupaten Indramayu untuk mempromosikan hasil usahanya pada pameran tersebut. Produk-produk yang di perkenalkan antara lain adalah abon bandeng , abon lele, kerupuk bandeng, dan garam (Gambar 2).
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 19
Laporan Teknis 2014
Gambar 3. KIMBis Indramayu Mengikuti Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu
Pengawalan dan Fasilitasi Studi Banding KIMBis Aceh dan KIMBis Sukabumi
KIMBis Indramayu memfasilitasi KIMBis Aceh dan KIMBis Sukabumi untuk melakukan studi banding ke cakupan wilayah KIMBis Indramayu terkait dengan teknologi pengolahan krupuk ikan dan kegiatan usaha kelompok mitra binaan KIMBis Indramayu, khususnya kelompok pengolah krupuk ikan. Pelaksanaan studi banding ini karena KIMBis Indramayu merupakan salah satu KIMBis yang cakupan wilayah kerjanya merupakan sentra pengolahan krupuk ikan. KIMBis Aceh dan KIMBis Sukabumi mempelajari teknologi pengolahan krupuk ikan yang tepat dan benar. Selanjutnya dari KIMBis Aceh dan Kimbis Sukabumi belajar mengolah krupuk ikan dan memesan serta membeli peralatan pemotong/perajang krupuk ikan dari pengolah krupuk ikan dari Kabupaten Indramayu. Dengan melaksanakan studi banding Kabupaten Indramayu yang difasilitasi oleh KIMBis Indramayu, diharapkan kerja sama dan sinergitas antar KIMBis lingkup BBPSEKP dapat terealisasi dan berkelanjutan serta difusi teknologi juga dapat dilaksanakan dengan baik.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 20
Laporan Teknis 2014 Pemanfaatan Kulit Kerang Menjadi Produk Kerajinan KIMBis
Indramayu
berupaya
untuk
memantau
dan
dan
memfasilitasi
perkembangan kelompok sasaran binaan KIMBis, pada tahun ini KIMBis Indramayu akan memfasilitasi kegiatan salah satu ketua kelompok mitra KIMbis Indramayu (Supriyanto) untuk mendapatkan pelatihan kerang-kerangan dari Bp. Bihapri selaku P2MKP terkait dengan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan yang bernilai ekspor. P2MKP merupakan kelompok binaan Badan SDM KKP yang telah memperoleh sertifikasi dari BPSDM KKP untuk dapat menyelenggarakan pelatihan. Latar belakang dari kegiatan ini adalah berdasarkan potensi kerang-kerangan (kerang dara dan simping) di Desa Eretan Wetan yang sangat besar dan berlimpah, daging kerang dikonsumsi oleh manusia, sedangkan kulitnya tidak dimanfaatkan/dibuang, kadang-kadang hanya dimanfaatkan untuk memperbaiki jalan yang berlubang atau tergenang air. Ada juga yang dijual kepada pengumpul kulit kerang dengan harga yang sangat murah (Rp. 1.000,-/kg), menurut informasi dari masyarakat di Desa Eretan Wetan, kulit kerang tersebut dipasarkan ke Bali. Pemanfaatan kulit kerang sebagai bahan baku untuk kerajinan yang bernilai seni tinggi dan mempunyai harga yang tinggi, merupakan salah satu
kegiatan untuk
mendukung implementasi prinsip “blue economy”, kegiatan ini merupakan peluang usaha yang menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan istri-istri nelayan sebagai mata pencaharian alternatif. Permasalahan yang dihadapi masyarakat perikanan Desa Eretan Wetan, selama ini belum mengetahui manfaat dan belum mempunyai ketrampilan membuat barang kerajinan dari kulit kerang yang bernilai jual tinggi dan peluang pasarnya sebagai barang ekspor. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan kegiatan pengawalan teknologi membuat kerajinan dari kulit kerang di Desa Eretan Wetan.
Tujuan : Meningkatkan kapasitas peserta (nelayan dan istri nelayan) melalui peningkatan ketrampilan peserta Menciptakan peluang usaha baru untuk menumbuhkembangkan kewirausahaan masyarakat.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 21
Laporan Teknis 2014 Narasumber berasal dari mitra binaan Badan SDMKP dari Bekasi, peserta pengawalan teknologi yang akan ditingkatkan kapasitasnya adalah kelompok nelayan dan istri nelayan yang merupakan kelompok sasaran KIMBis Indramayu sebanyak 20 orang. Waktu pelaksanaan kegiatan : tanggal 27 – 29 Oktober 2014, tempat di sekretariat KIMBis Indramayu di Blok Cilet, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Metode pengawalan teknologi terdiri dari 20% teori dan 80% praktek. Peserta: 2 kelompok, kelompok yang pertama berasal dari mitra KIMBis di Desa Eretan Wetan dan Desa Cangkring, dan Desa Karanganyar. Syarat pesertanya adalah minimal berpendidikan SMP atau sederajat, tertarik di bidang seni terutama kerajinan kerang-kerangan, serta memiliki jiwa seni. Untuk pelaksanaan kegiatannya, pertama-tama dengan menyortir kerang yang bisa dipakai karena kalau kerangnya kotor maka produk kerajinan yang dihasilkan akan ada cacatnya. Kemudian hasil kerang yang sudah di cuci dibersihkan atau di potong-potong sesuai dengan desain yang diinginkan. Setelah itu kemudian didisain sesuai dengan bentuk yang diinginkan, selanjutnya kerang yang sudah bersih diberi lem pada media/patron yang diinginkan untuk menjadi bentuk karyaseni. Selain dibentuk dalam bentuk kerajinan, kulit kerang yang sudah di cuci dapat juga dijual sebagai bahan baku, harga sebelum di cuci Rp. 500/kg, sedangkan harga setelah dicuci menjadi Rp. 1200/kg. Untuk mencuci kulit kerang dibutuhkan peralatan antara lain adalah pemutih pakaian dan molen.
Gambar 4. Pengawalan Teknologi Membuat Kerajinan Dari Kulit Kekerangan
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 22
Laporan Teknis 2014
Gambar 5. Contoh Kerajinan Dari Kulit kekerang dari P2MKP Secara ringkas, kegiatan KIMBis Indramayu sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat pada tahun 2014 terdapat 4 kegiatan yang melibatkan institusi mitra. Hasil dan prakiraan dampak merupakan efek dari pelaksanaan kegiatan yang dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Kegiatan KIMBis Indramayu Sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat Tahun 2014 Kegiatan Institusi Mitra Hasil Prakiraan Dampak Kegiatan sosialisasi Pengurus KIMBis Tersosialisasikan Pengurus KIMBis konsep KIMBis pusat Indramayu, Dinas konsep kegiatan Indramayu dan 2014 dan Koordinasi Kabupaten KIMBis pusat 2014 Dinas Kabupaten Rencana Kegiatan Indramayu dan Koordinasi Indramayu lebih KIMBis 2014 kepada Rencana Kegiatan mengerti konsep Pengurus Lokasi KIMBis 2014 kegiatan KIMBis KIMBis Indramayu pusat 2014 dan dapat membuat Rencana Kegiatan KIMBis 2014 KIMBis Indramayu Pengurus KIMBis KIMBis Indramayu KIMBis Indramayu dilibatkan dalam Indramayu, Dinas dilibatkan dalam lebih mendapat program “safari Kabupaten program “safari kepercayaan dari penyuluhan” Indramayu penyuluhan” Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 23
Laporan Teknis 2014 Lanjutan Tabel 7.. Kegiatan Mendukung daerah Karangsong sebagai wanamina wisata penanaman mangrove bekerja sama dengan KP3K dan Pertamina
Institusi Mitra Pengurus KIMBis Indramayu, Dinas Kabupaten Indramayu
Menghadiri Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu
Pengurus KIMBis Indramayu, Dinas Kabupaten Indramayu
Memfasilitasi studi banding dari KIMBis Aceh
Pengurus KIMBis Indramayu, Dinas Kabupaten Indramayu
KIMBis Indramayu Pengurus KIMBis telah memfasilitasi Indramayu, kelompok mitra Kelompok mitra KIMbis Indramayu KIMbis Indramayu untuk pengawalan teknologi terkait dengan pemanfaatan kulit kerang (TOT) oleh P2MKP Sumber: Data Primer Diolah, 2014.
Hasil Mendukung daerah Karangsong sebagai wanamina wisata penanaman mangrove bekerja sama dengan KP3K dan Pertamina Mensosialisasikan dan mempromosikan kegiatan KIMBis dan hasilnya di Kabupaten Indramayu Diharapkan KIMBis Aceh dapat menerapkan sistem managerial seperti di KIMBis Indramayu. Kelompok mitra KIMbis Indramayu telah di fasilitasi pengawalan teknologi terkait dengan pemanfaatan kulit kerang (TOT) oleh P2MKP oleh KIMBis Indramayu
Prakiraan Dampak Indramayu mempunyai wanamina wisata penanaman mangrove di daerah Karangsong Tersosialisasikannya kegiatan KIMBis dan hasilnya di Kabupaten Indramayu
Sistem Managerial KIMBis Aceh akan menjadi lebih baik lagi.
KIMBis Indramayu dan Kelompok mitra KIMbis Indramayu memiliki potensi baru untuk usaha pengolahan limbah kekerangan yang bernilai eksport.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 24
Laporan Teknis 2014 B. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial
Koordinasi KIMBis 2014 dalam mewujudkan Inkubator Bisnis Dalam rangka mewujudkan KIMBis Indramayu sebagai Inkubator bisnis, kegiatan yang telah dilakukan adalah sosisalisasi tentang konsep KIMBis 2014 terkait dengan inkubator bisnis kepada pengurus KIMBis di daerah dan SKPD setelah itu dilakukan sinergitas program dan konsultasi rencana kegiatan KIMBis yang dilaksanakan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Pengurus KIMBis berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Bapak. Edi Khumaedi yang merupakan Kepala Bidang Kelautan. di Dinas Kelautan dan Perikanan yang juga merupakan pembina KIMBis Indramayu. Konsep KIMbis 2014 cukup berat karena harus menjalankan tugas sebagai sebagai fasilitator pengembangan bisnis juga sekaligus sebagai inkubator bisnis ditambah tugas untuk sebagai pembina dan pendamping untuk diseminasi teknologi. KIMBis mandiri merupakan konsep yang bagus, akan tetapi cukup sulit diterapkan terlebih untuk diseminasi teknologi harus mencari pembiayaan sendiri. Pak Edi menyarankan untuk pembiayaan Kimbis tetap didukung oleh pemerintah atau dikolaborasikan dengan Badan SDM melalui pelatihan yang diadakan oleh P2MKP. Pada saat ini, pengurus KIMBis sudah mempunyai usaha pribadi dan kelompok, akan tetapi masih dalam bentuk UMKM dengan status usaha sebagai pemula, kondisi ini menyebabkan adanya kendala apabila meminta pengurus KIMBis Indramayu menyisihkan dananya untuk kegiatan operasional usaha, sehingga timbul kekhawatiran, bahwa usaha tersebut secara operasional akan kurang optimal, untuk itu harus menunggu usaha mereka berhasil terlebih dahulu. Apabila usaha pengurus KIMBis sudah berhasil, maka pengurus akan bersedia secara sukarela menyisihkan dananya serta bergabung membentuk dan menjalankan usahanya. Menuju KIMBis Indramayu Mandiri, ada usulan dari Dinas Perikanan dan Kelautan terkait dengan pembiayaan KIMBis. Diusulkan bahwa untuk tahun depan dana honor pengurus KIMBis lokasi selama satu tahun dapat diubah peruntukannya menjadi bantuan modal untuk pembiayaan inkubator bisnis KIMBis Indramayu. Peluang usaha yang dapat dilakukan KIMBis Indramayu yang berperan sebagai inkubator bisnis, adalah usaha budidaya, pengolahan dan pemasaran rumput laut Gracillari sp. Selain itu juga usaha pemasaran garam rakyat dan garam turunan (magnesium dan nigarin)
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 25
Laporan Teknis 2014 Penyusunan Rencana Kerja KIMBis 2014 Kegiatan KIMBis Indramayu diawali dengan melakukan penyusunan rencana kerja KIMBis, rencana kerja tersebut harus mencakup kegiatan identifikasi terkait adanya jenis usaha yang dapat diakselerasi melalui inkubasi bisnis, identifikasi terkait dengan pelaku usaha yang dapat menjadi mitra untuk inkubasi bisnis, identifikasi jaringan kerja terkait kegiatan inkubasi bisnis masyarakat. Selanjutnya merencanakan kegiatan pengawalan dan pendampingan manajemen usaha dan akses modal dibidang Kelautan dan Perikanan KIMBis Indramayu pernah melakukan kegiatan penerapan konsep blue economy. Beberapa usaha yang akan di gunakan sebagai usaha dasar yang telah di rintis oleh KIMBis Indramayu adalah usaha pegaraman dan usaha Rumput laut. Usaha pegaraman mengambil sisa garam yang banyak terbuang di gudang kemudian di cuci dan dimasak kembali untuk menjadi garam halus yang putih. Usaha ini cukup menguntungkan karena modalnya sangat kecil. Selain itu, rumput laut jenis Gracilaria sp. dilakukan pengolahan karena selama ini rumput laut jenis ini hanya dijual dalam bentuk kering belum dilakukan tahapan pengolahan, sehingga tidak mempunyai nilai tambah, untuk itu, peningkatan taraf hidup pembudidaya rumput laut harus ada upaya untuk mengolah rumput laut serta pengolahan limbahnya agar mempunyai nilai ekonomis tinggi. Kegiatan KIMBis Indramayu pada tahun 2014 adalah melakukan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan yang bernilai ekspor. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas kelompok sasaran , selanjutnya dapat meningkatkan wirausaha dari kerajinan berbahan baku kertas meningkat menjadi berbahan baku kulit kerang, kegiatan ini merupakan penerapan konsep blue economy. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 Oktober 2014, mempunyai prospek yang sangat baik baik untuk pasar golongan menengah kebawah maupun untuk golongan menengah keatas. Berdasarkan hal tersebut, maka KIMBis Indramayu akan mengawal usaha ini.
Inisiasi Pembentukan Inkubator Bisnis untuk KIMBis Seiring dengan perubahan konsep KIMBis Pusat tahun 2014, yang mewajibkan pembentukan inkubator bisnis untuk KIMBis. KIMBis harus menjadi lembaga usaha yang mempunyai kekuatan hukum. Mengingat letak KIMBis di desa tapi mempunyai cakupan pekerjaan di Kabupaten, maka BUMDes kurang tepat karena kelembagaan usaha tersebut merupakan kelembagaan yang digunakan untuk usaha aparat desa, sehingga apabila nanti ada keuntungan usaha maka akan dipergunakan untuk operasional desa tidak bisa untuk cakupan kabupaten. begitu pula halnya apabila akan dibentuk kelembagaan BUMD yang Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 26
Laporan Teknis 2014 berada di kabupaten, sedangkan modalnya merupakan modal bersama pengurus KIMBis. Jika dalam bentuk P2MKP maka posisinya berada dibawah BPSDM-KP dan hanya satker lingkup Balitbang saja merupakan lembaga yang punya kompentensi memberikan pengawalan teknologi Balitbang. KIMBis Indramayu mengikuti pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu, KIMBis Indramayu melakukan perannya sebagai inkubator bisnis harus dapat menjadi distributor produk-produk yang dipromosikan pada pameran tersebut, antara lain adalah abon bandeng dan abon lele, kerupuk bandeng, dan produk kerajinan dari kulit kerang.
Gambar 6. KIMBis Indramayu Mengikuti Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu Tahun 2014 dalam Rangka sebagai Inkubasi Bisnis.
Kelembagaan KIMBis dapat dilegalkan dalam bentuk yayasan, akan tetapi yayasan masih memilik keterbatasan untuk melakukan kegiatan usaha terutama untuk tender ataupun kegiatan penyediaan barang, selama ini yayasan dapat dibentuk sebagai lembaga untuk menyalurkan program berbantuan. KIMBis dapat menjadi mitra Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, KIMBis Indramayu juga dapat diberdayakan sebagai mitra pada saat pengadaan program-program berbantuan, berdasarkan hal tersebut,
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 27
Laporan Teknis 2014 kelembagaan KIMBis akan diarahkan dalam bentuk kelembagaan berbadan hukum seperti CV atau perusahaan komanditer lainnya. Pembentukan kelembagaan CV tersebut lebih mudah dan lebih bebas dalam usahanya. Sehingga KIMBis diharapkan dapat berperan ganda sebagai mitra juga sebagai perpanjangan tangan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu.
Secara ringkas, kegiatan KIMBis Indramayu pada tahun 2014 sebagai inkubator bisnis melaksanakan 3 kegiatan yang melibatkan institusi mitra. Hasil dan prakiraan dampak merupakan efek dari pelaksanaan kegiatan KIMBis Indramayu (Tabel 8).
Tabel 8. Kegiatan KIMBis Indramayu Sebagai Inkubator Bisnis Tahun 2014 Kegiatan Institusi Mitra Hasil Prakiraan Dampak Sosisalisasi terkait Pengurus Tersosisalisasikan Terlaksananya dengan inkubator bisnis KIMBis program KIMBis program KIMBis kepada SKPD dan Indramayu, sebagai inkubator sebagai inkubator pengurus KIMBis di Dinas bisnis dan sinergitas bisnis dan sinergitas daerah dan sinergitas Kabupaten program kepada program dengan SKPD program Indramayu SKPD dan pengurus KIMBis di daerah Bekerja sama dengan Pengurus Terinisiasinya KIMBis Kabupaten Dinas Perikanan dan KIMBis KIMBis Kabupaten Indramayu akan Kelautan dan pengurus Indramayu, Indramayu berbadan berbadan hukum pada KIMBis Kabupaten Dinas hukum yang Mandiri tahun 2015 Indramayu untuk inisiasi Kabupaten pada tahun 2015 KIMBis Kabupaten Indramayu Indramayu berbadan hukum yang Mandiri pada tahun 2015 Menginisiasi inkubasi Pengurus Terinisiasi usaha KIMBis Indramayu bisnis usaha bandeng, KIMBis bandeng, ikan memiliki cakupan ikan pelagis kecil (ikan Indramayu pelagis kecil (ikan usaha antara lain: lapan), pemanfaatan kulit lapan), pemanfaatan bandeng, ikan pelagis kerang menjadi produk kulit kerang menjadi kecil (ikan lapan), bernilai ekspor dan usaha produk bernilai pemanfaatan kulit pegaraman ekspor dan usaha kerang menjadi produk pegaraman bernilai ekspor dan usaha pegaraman Pengurus KIMBis Indramayu KIMBis Indramayu KIMBis menjadi sentra mempunyai Indramayu pemasaran produkpendapatan dari usaha produk dari mitra pemasaran produkKIMBis produk dari mitra KIMBis Sumber: data primer diolah, 2014
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 28
Laporan Teknis 2014 C. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP akibat pelaksanaan program KIMBis. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di wilayah kerja KIMBis Indramayu sebelum program KIMBis dilaksanakan sudah dikaji pada tahun 2011, pada tahun 2013, KIMBis Indramayu sudah melakukan identifikasi data dan informasi terkait dengan (keragaan teknologi kelautan dan perikanan, kebutuhan teknologi KP, teknologi KP yang menerapkan prinsip” blue economi”, teknologi KP hasil introduksi Program Iptekmas) Kimbis Indramayu juga mengumpulkan data dan informasi terkait dengan ( jenis usaha yang dapat diakselerasi melalui inkubasi bisnis, pelaku usaha yang dapat menjadi mitra untuk mewujudkan inkubasi bisnis, peningkatan kemampuan pengurus KIMBis di lokasi sebagai fasilitator bisnis, pembinaan, pendampingan, dan melakukan TOT kepada pelaku usaha, jaringan kerja terkait kegiatan inkubasi bisnis masyarakat, dan evaluasi pengengembangan bisnis yang dilaksanakan dan memonitor pelaksanaan kegiatan). Data dan informasi terkait dengan persepsi masyarakat terhadap kelembagaan KIMBis juga telah diidentifikasi, berdasarkan informasi tersebut,KIMBis Indramayu akan mendapatkan umpan balik untuk mengoptimalkan kinerja KIMBis, baik dari sisi penguatan kelembagaannya maupun dari kegiatan pengawalan teknologi yang sudah dilakukan. Data dan informasi terkait dengan adopsi teknologi dan kinerja KIMBis Indramayu juga sudah diperoleh dan sudah dianalisis. Secara ringkas, kegiatan KIMBis Indramayu sebagai pengumpul data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014 terdapat 2 kegiatan yang melibatkan institusi mitra. Hasil dan prakiraan dampak merupakan efek dari pelaksanaan kegiatan yang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Kegiatan KIMBis Indramayu sebagai mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP Tahun 2014 Kegiatan Institusi Mitra Hasil Prakiraan Dampak Melakukan identifikasi Pengurus KIMBis Teridentifikasinya KIMBIS dapat kegiatan : jenis usaha, Indramayu kegiatan : jenis membuat program pelaku usaha jaringan usaha, pelaku kerja kedepannya kerja usaha jaringan Bantuan-bantuan kerja dari KKP maupun dari luar KKP akan lebih terarah
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 29
Laporan Teknis 2014 Lanjutan Tabel 9... Kegiatan Institusi Mitra Kimbis Indramayu juga Pengurus KIMBis akan mengumpulkan Indramayu data dan informasi Sosial Ekonomi dan perubahannya
Hasil Terkumpulnya data dan informasi Sosial Ekonomi dan perubahannya
Prakiraan Dampak KIMBIS dapat membuat program kerja kedepannya Bantuan-bantuan dari KKP maupun dari luar KKP akan lebih terarah
Sumber: Data primer diolah, 2014.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 30
Laporan Teknis 2014 Tabel 10. Hasil Kegiatan KIMBis Indramayu dari Tahun 2011 hingga Tahun 2014 No
Kegiatan
1
Penguatan kapasitas manajerial pengurus KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis).
2
Penguatan kapasitas manajerial Pengurus KIMBis, dalam pengelolaan program dan kegiatan KIMBis
3
Membangun jaringan kerja dengan SKPD untuk merumuskan dan melakukan kegiatan di dalam KIMBis.
4
Koordinasi dan sinergitas kegiatan dengan Dinas KP Kabupaten Indramayu
Hasil 2011 Terpilihnya pengurus KIMBis Indramayu Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis
2012
2013 Terpilihnya pengurus KIMBis Indramayu yang baru Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis Pengurus Pengurus Pengurus mendapatkan mendapatkan mendapatkan pengetahuan pengetahuan pengetahuan tentang KIMBis, tentang KIMBis, tentang KIMBis, kegiatan KIMBis kegiatan KIMBis kegiatan KIMBis dan fungsi KIMBis dan fungsi KIMBis dan fungsi KIMBis Berkoordinasi KIMBis mendapat dengan SKPD kepercayaan dari untuk melakukan Dinas Kabupaten kegiatan KIMBis Indramayu untuk memberikan arahan bantuan dari KKP Berkoordinasi KIMBis mendapat dengan SKPD kepercayaan dari untuk melakukan Dinas Kabupaten kegiatan KIMBis Indramayu untuk memberikan arahan bantuan dari KKP
2014 Sosialisasi hasil deklarasi Dolken
Pengurus mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis, kegiatan KIMBis dan fungsi KIMBis KIMBis bekerjasama dengan penyuluh untuk mengerjakan safari penyuluhan KIMBis bekerjasama dengan penyuluh untuk mengerjakan safari penyuluhan
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 31
Laporan Teknis 2014 Lanjutan Tabel 10... No
Kegiatan
5
Sosialisasi KIMBis kepada masyarakat sekitar
6
Penguatan kapasitas manajerial pengurus KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis yang baru).
7
Pengawalan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Masyrakat tentang Teknis budidaya polikultur (Ikan Bandeng, Udang, Rumput Laut)
8
Pengawalan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Masyrakat tentang Teknis Budidaya Nila Salin
Hasil 2011 2012 2013 Masyarakat Masyarakat Masyarakat mendapatkan mendapatkan mendapatkan pengetahuan pengetahuan pengetahuan tentang KIMBis, tentang KIMBis, tentang KIMBis, kegiatan KIMBis kegiatan KIMBis kegiatan KIMBis dan fungsi KIMBis dan fungsi KIMBis dan fungsi KIMBis Terpilihnya pengurus KIMBis Indramayu yang baru Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis Diketahuinya teknologi budidaya rumput laut, polikultur rumput laut, udang dan bandeng) Diketahuinya teknologi budidaya nila salin
2014 Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang KIMBis, kegiatan KIMBis dan fungsi KIMBis
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 32
Laporan Teknis 2014 Lanjutan Tabel 10... No
Kegiatan
9
Pembuatan krupuk ikan, baso dan Pengawalan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat tentang Pengolahan Hasil Produk Perikanan
10
Pengawalan Teknologi tantang Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan
2011
Hasil 2012 2013 Diketahui Pengolahan diversifikasi krupuk berbahan produk olahan baku petis ikan per (abon, bakso ika, kelompok. keripik kulit krispi, rolade, bandeng cabut duri, nilai tambah dan pengetahuan tentang sanitasi dan higiena dalam pengolahan produk perikanan Diketahuin Penggunaan Alat Bantu penangkapan untuk menentukan peta prakiraan daerah penangkapan ikan. (seperti GPS )
2014 Pengolahan krupuk berbahan baku petis ikan per kelompok pada setiap rumah tangga.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 33
Laporan Teknis 2014 Lanjutan Tabel 10... No
Kegiatan
11
Pengawalan Teknologi tentang pengelolaan manajemen keuangan usaha dan keluarga
2011
Hasil 2012 Diketahuinya tentang pengelolaan manajemen keuangan usaha dan keluarga, Pembinaan dan teknis Penyelenggaraan Usaha Koperasi dan UMKM di bidang Kelembagaan, Produksi, Pembiayaan, Pemasaran dan Perluasan Jaringan Usaha serta Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peningkatan akses permodalan
2013
2014
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 34
Laporan Teknis 2014 Lanjutan Tabel 10... No
Kegiatan
12
Pengawalan Teknologi Pembuatan pakan Berbahan Baku Lokal
13
Identifikasi dan observasi penerapan teknologi yang berasal dari program Iptekmas pada usaha pembesaran udang windu di tambak (Probiotik).
14
Identifikasi penerapan prinsip-prinsip “Blue Economy “pada usaha perikanan
2011
Hasil 2012 2013 Diketahui teknologi pembuatan pakan berbahan lokal terkhusus bahan baku yang yang tersedia di Kabupaten Indramayu Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang pembesaran udang windu di tambak (Probiotik) Mengetahui usaha perikanan yang telah menerapkan Blue Economy
2014
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 35
Laporan Teknis 2014 Lanjutan Tabel 10... No
Kegiatan
15
Peningkatan kapasitas pembudidaya melalui introduksi dan penerapan teknologi pemanfaatan limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk
Hasil 2011
2012
2013 Pembudidaya mendapatkan pengetahuan tentang penerapan teknologi pemanfaatan limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk
2014
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 36
Laporan Teknis 2014 Lanjutan Tabel 10... No
Kegiatan
16
Peningkatan kapasitas pengolahan garam rebus melalui penerapan teknik Iodisasi dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam
Hasil 2011
2012
2013 Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang pengolahan garam rebus melalui penerapan teknik Iodisasi dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam Masyarakat pengolah rebusan garam mendapatkan perhatian dari Dinas Perindustrian Kabupaten Indramayu
2014
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 37
Laporan Teknis 2014 Lanjutan Tabel 10... No 17
Kegiatan Peningkatan kapasitas petambak garam rakyat melalui penerapan teknologi pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua
Hasil 2011
2012
2013 Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang teknologi pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua
2014
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Diolah 2014.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 38
Laporan Teknis 2014
BAB V. MODEL KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENERAPAN IPTEK Kabupaten Indramayu memiliki panjang pantai 147 km dengan kewenangan 4 mil laut dan memiliki 3 gugusan pulau-puau kecil. Potensi Kabupaten ini antara lain adalah areal untuk tambak 39.911,60 Ha dengan potensi perikanan sebesar 142.819 ton, areal untuk budidaya air tawar / kolam 25.000 Ha dengan potensi perikanan sebesar 125.000 ton, areal untuk mina padi 16.000 Ha dengan potensi perikanan sebesar 52.000 ton, areal untuk perairan umum 1.966 Ha dengan potensi perikanan sebesar 6.000 ton, dan areal untuk budidaya laut 752,57 Ha di Pulau Biawak, P. Gosong dan Pulau Candikian dengan potensi perikanan sebesar 13.116 ton [11]. Kabupaten Indramayu mempunyai komoditas unggulan antara lain Garam, Rumput laut jenis Gracilaria sp., dan kulit kerang merupakan limbah dari hasil tangkapan. Luas lahan produksi garam rakyat seluas 2.193,66 Ha dengan jumlah petambaknya yang terlibat PUGAR 2012 sebanyak 2.817 orang yang tergabung dalam 285 KUGAR. 97% dari total produksi garam di Kabupaten Indramayu merupakan produksi garam rakyat PUGAR 2012, potensi bitten cukup tinggi untuk dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi. Masyarakat pegaraman mendapatkan peningkatan pendapatan sebesar 240% dengan memanfaatkan bittern menjadi Mg padat. Kabupaten Indramayu mempunyai potensi komoditas rumput laut cukup besar di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, apabila dilakukan diversifikasi usaha maka pembudidaya dapat mendapatkan tambahan pendapatan sekitar Rp 1,7 juta sampai Rp 2,5 juta pada setiap siklus panen (sekitar 45 hari) [12]. Kulit kerang cukup berlimpah di Desa Eretan Wetan, selama ini hanya dimanfaatkan untuk memperbaiki jalan yang berlubang atau tergenang air atau dijual harga yang sangat murah yaitu berkisar Rp. 1.000,-/kg, dan saat sekarang ini kulit kerang tersebut di pasarkan ke Bali. Kegiatan pengawalan teknologi yang telah dilakukan oleh KIMBis pada tahun 20132014 antara lain adalah pengolahan rumput laut Gracilaria sp. menjadi agar kertas dan pemanfaatan limbah dari hasil pengolahan tersebut, Pembuatan Magnesium padat dari sisa air tua di tambak dan garam konsumsi tanpa yodium dari sisa garam krosok yang ada di gudang garam, serta pemafaatan limbah kulit kerang menjadi produk kerajinan tangan yang bernilai ekspor. Permasalahan yang terjadi adalah cukup banyak limbah yang terbuang dan tidak dimanfaatkan untuk produksi, padahal hal ini merupakan peluang usaha yang cukup besar
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 39
Laporan Teknis 2014 dan menguntungkan bagi masyarakat maupun pengurus KIMBis. Melalui pemanfaatan limbah ini, maka apabila dilakukan usaha pemanfaatan limbah tersebut, biaya produksi menjadi rendah khususnya terkait dengan biaya bahan baku, sedangkan nilai jual produk yang dihasilkan akan bernilai tinggi. Dampak kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat kelautan dan perikanan di wilayah KIMBis Indramayu melalui pengawalan teknologi, hanya berdampak terhadap tahapan peningkatan pengetahuan masyarakat saja, belum kepada tahapan mencoba untuk melakukan praktek tentang teknologi yang diintroduksikan. Apalagi mau menerapkan teknologi tersebut untuk diaplikasikan dalam kegiatan usaha masyarakat. Kondisi tersebut merupakan potret nyata, dan merupakan permasalahan yang perlu segera ditindaklanjuti. Pendekatan yang dilakukan untuk mengkonstruksi model ini adalah dengan cara melakukan kegiatan. Sedangkan untuk melakukan kegiatan tersebut dilakukan dengan objek kegiatan, jenis kegiatan, instrumen pelaksanaan kegiatan, serta teknik penggunaan instrumen. Objek kegiatan disesuaikan dengan tujuan kajian yaitu masyarakat sasaran kegiatan yang mempunyai usaha di bidang Kelautan dan Perikanan sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan, Tenaga Penyuluh di Kabupaten Indramayu, tokoh masyarakat setempat dan Petugas Dinas Kelautan dan Perikanan. Jenis Kegiatan yang dilakukan berdasarkan tujuan penelitan antara lain adalah sosialisasi penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) sesuai dengan masing-masing kegiatan. Instrumen pelaksanaan semua kegiatan menggunakan modul dan kuesioner evaluasi pelaksanaan kegiatan, yang topiknya disesuaikan dengan materi kegiatan. Teknik Penggunaan Instrumen Kegiatan antara lain dengan cara: modul dan kuesioner dibagikan ke peserta untuk diisi oleh peserta pada saat awal sebelum dilakukan pemberian materi dan akhir kegiatan setelah penyampaian materi atau pelaksanaan praktek pelatihan. Tujuan model ini dibuat adalah untuk melakukan optimalisasi pengelolaan kelembagaan pengembangan usaha melalui penerapan iptek sehingga model ini bisa di terapkan pada lokasi KIMbis lainnya.
KOMPONEN DASAR MODEL PENERAPAN IPTEK Komponen dasar model penerapan IPTEK terdiri dari proses penerapan IPTEK, Teknologi Tepat Guna (TTG), dan peningkatan pemberdayaaan masyarakat, sesuai dengan tujuan KIMBis adalah untuk menumbuhkan kewirausahaan dan mempercepat penerapan teknologi kelautan dan perikanan bagi kelompok sasaran.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 40
Laporan Teknis 2014 A. Penerapan IPTEK Teknologi Tepat Guna (TTG) Penerapan IPTEK Teknologi Tepat Guna (TTG) dilakukan dalam rangka penyebarluasan hasil penelitian baik dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) maupun diluar Balitbang KP [13]. Tujuan dari penyebarluasan hasil penelitian ini adalah pemacuan adopsi dan penyebarluasan hasil penelitian atau aplikasi. TTG itu mempunyai ciri-ciri antara lain dapat meningkatkan produktivitas secara nyata; merupakan kesatuan utuh suatu teknologi bukan berupa komponen-komponen; sesuai dengan biofisik, sosial ekonomi dan budaya; disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan pengguna; ada kelembagaan penunjang yang bertanggung jawab terharap pengadaan input, pemasaran, permodalan, serta kebijakan pemerintah yang mendukung hal tersebut. Penerapan TTG diharapkan menjadi peningkatan keterampilan kelompok yang mendapatkan introduksi teknologi sehingga diharapkan menjadi modal awal dan terus berlangsung hingga pada ujungnya dapat meningkatkan pendapatan. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan techno-preneurship yaitu pendekatan pemanfaatan teknologi TTG dalam usaha kelautan dan perikanan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat nelayan. B. Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan
model
kelembagaan
penerapan
IPTEK
menganut
konsep
“pemberdayaan masyarakat” (empowerment). Pemberdayaan merupakan upaya pemberian kesempatan dan atau memfasilitasi kelompok kurang mampu (miskin) agar memiliki aksesibilitas terhadap sumberdaya yang dapat berupa: modal, teknologi, informasi, jaminan pemasaran dan lainnya agar mampu memajukan dan mengembangkan usahanya, sehingga memperoleh perbaikan pendapatan serta perluasan kesempatan kerja demi perbaikan kehidupan dan kesejahteraannya (Sumohadiningrat, 2003 dalam Mardikanto [4]). Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan obyek dari berbagai obyek pembangunan, tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunannya sendiri [4].
MODEL AWAL KIMBIS 2013 Tahun 2013 KIMBis Indramayu telah menghasilkan Model Kelembagaan Diseminasi Teknologi Budidaya pada Tambak Hasil Introduksi Program Iptekmas di Kabupaten Indramayu, model ini dibuat dalam rangka meningkatan pemberdayaan masyarakat kelautan dan perikanan khususnya pembudidaya udang. Model ini membutuhkan empat komponen dasar, yaitu Sumber Teknologi dari Balitbang KP, litbang non KKP, universitas maupun Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 41
Laporan Teknis 2014 masyarakat; saluran untuk menyebarkan teknologi; instansi yang membuat paket teknologi; dan pengguna teknologi. Bagi pengguna teknologi, model ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kegiatan usahanya sekaligus sebagai sarana untuk mendapatkan umpan balik yang sangat diperlukan oleh sumber teknologi. Pada tahun 2014, model ini diterapkan pada pengembangan kelembagaan usaha melalui penerapan Iptek.
Permasalahan dalam penerapan model tahun 2013 antara lain adalah: 1.
Teknologi IPTEKMAS sebagian besar belum dikemas dalam bentuk Teknologi Tepat Guna (TTG),
2.
Sebagian besar teknologi yang dihasilkan oleh Sumber Teknologi merupakan teknologi yang cukup mahal dan belum bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat,
3.
Teknologi yang di hasilkan oleh Sumber Teknologi masih merupakan teknologi yang membutuhkan biaya cukup mahal untuk direplikasi serta belum memberikan manfaat secara ekonomi kepada masyarakat pengguna.
Akibat dari adanya permasalahan ini adalah :
Sebagian besar dari hasil introduksi Program IPTEKMAS tidak dapat digunakan oleh masyarakat dan memerlukan perbaikan yang cukup besar .
Masyarakat mengharapkan adanya batuan teknologi yang di dihasilkan oleh sumber teknologi dari Balitbang KP, Non Balitbang KP, universitas maupun masyarakat.
Pengolahan rumput laut Gracilaria sp belum diterapkan oleh masyarakat, masih perlu adanya pendampingan teknologi secara intensif.
OPSI KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENERAPAN IPTEK Opsi kebijakan pengembangan kelembagaan usaha melalui penerapan Iptek adalah perbaikan dari model yang pernah dibuat pada tahun 2013 yaitu Model Kelembagaan Diseminasi Teknologi Budidaya Di Tambak Hasil Introduksi Program Iptekmas Di Kabupaten Indramayu. Model tersebut diterapkan pada tahun 2014 diharapkan dapat dievaluasi kembali, untuk mendapatkan umpan balik terkait permasalahan yang masih mungkin terjadi pada penerapan model tersebut, harapannya akan menjadi model kelembagaan pengembangan usaha melalui penerapan IPTEK. Model ini merupakan hasil
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 42
Laporan Teknis 2014 rancang bangun KIMBis Indramayu tahun 2014, selanjutnya akan diterapkan kembali pada tahun 2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.
PERBAIKAN MODEL KIMBIS INDRAMAYU TAHUN 2013 Melihat permasalahan pada penerapan model KIMBis 2013, maka tahun 2014 ini dilakukan perbaikan model KIMBis 2013. Perbaikan pada model ini adalah Sumber Teknologi yang digunakan tidak hanya berasal dari IPTEKMAS yang bersumber dari Balitbang KP saja, akan tetapi sumber teknologi yang bersumber litbang lainnya, universitas maupun masyarakat dalam bentuk Teknologi Tepat Guna (TTG) yang akan digunakan untuk masyarakat melakukan bisnis dibidang kelautan dan perikanan (Tabel 11).
Tabel 11. Perbaikan Model KIMBis Indramayu Tahun 2013 KIMBis sebagai Fasilitator Bisnis KIMBis sebagai Inkubator Bisnis Pertimbangkan kebutuhan pengguna Melakukan pengembangan usaha dengan teknologi teknologi yang diterapkan Pendampingan dan penguatan Melakukan evaluasi dan umpan balik kelembagaan kepada sumber teknologi Evaluasi teknologi yang diterapkan oleh Melakukan adaptasi dan replikasi pengguna teknologi Memberikan umpan balik kepada sumber Membutuhkan atau mendirikan teknologi jika teknologi tersebut tidak kelembagaan input, pemasaran, dan aplikatif kelembagaan permodalan Mendorong pengguna untuk adaptasi dan replikasi teknologi, kemudian di implementasikan Penghubung dengan kelembagaan input, pemasaran, dan kelembagaan permodalan Sumber: data primer diolah, 2014.
Pengembangan Model Kelembagaan Usaha KIMBIS Indramayu Model pengembangan pada KIMBis Indramayu adalah model Kelembagaan Pengembangan usaha melalui penerapan iptek, memfokuskan pada komoditas rumput laut, garam dan kulit kerang (Gambar 7). Beberapa perbaikan yang dilakukan antara lain adalah:
Teknologi yang digunakan adalah Teknologi Tepat Guna (TTG) yang bersumber dari Balitbang KP, litbang non Balitbang KP, universitas maupun masyarakat.
Saluran teknologi melalui penyuluh.
Pemilihan teknologi yang diintroduksikan harus murah dan mudah diaplikasikan sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 43
Laporan Teknis 2014
Sumber teknologi harus bersedia mendapatkan umpan balik dari pengguna teknologi, selain itu pengguna teknologi
juga dapat melakukan pengembangan teknologi agar
teknologi yang diintroduksikan dapat dimanfaatkan secara optimal.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 44
Laporan Teknis 2014
KIMBis INDRAMAYU
Perencanaan Kerjasama Penelitian Proses. Penerapan Teknologi Program Iptekmas Koordinasi Kelembagaan (SKPP, SKPD. Universitas, LSM) Koordinasi dgn KIMBis Umpan Balik
SUMBER TEKNOLOGI Balitbang KP Non Balitbang KP
Teknologi
INKUBATOR BISNIS
SALURAN: Media/Metoda Sarana dan Prasaranan
Paket Teknologi
Kelembagaan Pemasaran Kelembagaan Input Produksi Kelembagaan Permodalan
PENGGUNA TEKNOLOGI
FASILITATOR BISNIS KEMANDIRIAN EKONOMI
PROGRAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BERKELAN JUTAN
Diseminasi Penyuluh/ Kelembagaan Penyuluhan
UMPAN BALIK (perbaikan kinerja teknologi dan kinerja kelembagaan)
Ketepatgunaan Teknologi Ketepatan Penentuan Kelompok Penerima Iptekmas
Kebutuhan teknologi Karakteristik pengguna Kategori pengguna
Sifat teknologi
Gambar 7. Model Kelembagaan Pengembangan Usaha Berbasis Penerapan Iptek Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 45
Laporan Teknis 2014
BAB VI. EVALUASI TENTANG KINERJA KIMBis Setiap pelaksanaan kegiatan KIMBis harus dilakukan evaluasi untuk melihat keberhasilan dan untuk mengkaji proses transfer ilmu, evaluasi ini dilaksanakan pada saat pengawalan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Evaluasi KIMBis dibagi tiga bagian yaitu evaluasi terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat peserta pengawalan teknologi, evaluasi pelaksanaan kegiatan
pengawalan teknologi dan evaluasi terhadap
presepsi masyarakat kelautan dan perikanan terhadap kelembagaan KIMBis.
A. Evaluasi peningkatan pengetahuan peserta pengawalan teknologi pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan bernilai ekspor terhadap materi dan praktek yang diajarkan Evaluasi peningkatan pengetahuan dilakukan sebelum dan sesudah pelatihan tersebut dilakukan. Tahun 2014 ini, hanya satu pengawalan teknologi saja yang dilaksanakan oleh KIMBis Indramayu dengan pendanaan dari APBN/KIMBis pusat. Pengawalan teknologi tersebut adalah pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan, peserta pelatihan belum mengerti tentang tahapan proses pengerjaan kerajinan dari kulit kerang-kerangan, dan alat perekatnya. Proses ini dimulai dari pencucian kerang-kerangan, pemotongan limbah kerang dan kemudian pencetakan atau “pengemalan” pada media yang akan di tempel. Setelah pengawalan teknologi, peserta pelatihan akan mengerti dan pahan terhadap materi dan praktek yang diajarkan oleh narasumber dari P2MKT dari Bekasi.. Sebelum dilaksanakan pelatihan membuat produk kerajinan dari kulit kerang, pengetahuan peserta pelatihan hanya 53%, setelah mengikuti pelatihan,maka pengetahuan peserta terhadap materi dan praktek pelatihan membuat produk kerajinan dari kulit kerang meningkat menjadi 68%, walaupun peningkatan pengetahuannya tidak terlalu besar, akan tetapi pelatihan tersebut telah memberikan manfaat pengetahuan kepada peserta pelatihan.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 46
Laporan Teknis 2014 Peningkatan Pengetahuan Pemanfaatan Kulit Kerang Menjadi Produk Kerajinan Bernilai Ekspor
70%
53%
68%
60% 50% 40% 30% 20%
10% 0%
sebelum
sesudah
Sumber: Data Primer diolah tahun 2013. Gambar 8. Peningkatan Pengetahuan Tentang Pemanfaatan Kulit Kerang Menjadi Produk Kerajinan Bernilai Ekspor
B. Evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan bernilai ekspor. Pelaksanaan kegiatan pelatihan selalu akan disertai evaluasi pelaksanaan kegiatan. Pada kegiatan Pengawalan Teknologi Membuat Kerajinan Dari Kulit Kekerangan. Nilai terendah pada evaluasi kegiatan ini adalah terletak pada peserta pelatihan mayoritas adalah pria padahal seharusnya pelatihan ini bisa dilakukan oleh wanita. Hal ini dikarenakan untuk usaha pembuatan kerajinan ini kebanyakan pengusahanya adalah pria, tujuan utama dari kegiatan ini adalah membentuk Trainer/pelatih yang berfungsi untuk melatih ke masyarakat dengan metode TOT untuk menerapkan teknologi pembuatan kerajinan dari kulit kerangkerangan. Dilain pihak, untuk menjadi pengrajin yang handal, usaha ini membutuhkan beberapa peralatan untuk pembersihan bahan dasar kulit kerang seperti molen untuk mencuci dan gerinda untuk memotong kulit kerang dan menghaluskan.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 47
Laporan Teknis 2014 Pengawalan Teknologi Pengolahan Kerajinan kerang-kerangan kepengurusan 88%
lain-lainnya
80%
75% materi
50% peserta pelatihan
instruktur 100%
Sumber: Data Primer diolah tahun 2013. Gambar 9. Pengawalan Teknologi Membuat Produk Kerajinan Dari Kulit Kekerangan Yang Bernilai Ekspor
Evaluasi pelaksanaan kegiatan ini adalah membandingkan kegiatan pelatihan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk bernilai ekspor dengan kegiatan-kegiatan terdahulu yang pernah dilakukan oleh KIMBis Indramayu. Dari sisi peran pengurus KIMBis lokasi, dari hasil kajian ternyata peran pengurus KIMBis menempati posisi paling rendah pada pelatihan pengolahan rumput laut menjadi agar agar kertas. Permasalahan terkait dengan peran pengurus KIMBis dikarenakan rendahnya frekuensi pengurus mendampingi peserta selama kegiatan berlangsung. Berdasarkan kajian tentang materi pelatihan tersebut, hanya pelatihan pengolahan garam saja yang memperoleh nilai tertinggi, hal ini disebabkan karena peserta pelatihan sudah sering mendapatkan pelatihan serupa, kegiatan pelatihan lainnya (pemanfaatan kulit kekerangan menjadi produk kerajinan bernilai ekspor, rumput laut dan GPS) belum pernah dilaksanakan sebelumnya di Kimbis Indramayu. Kajian terhadap peran instruktur dalam memandu pelatihan, ternyata instruktur masih belum sempurna dalam menjawab pertanyaan peserta, selain itu, instruktur juga masih belum optimal dalam penyampaikan materi pelatihan kepada peserta. Perbedaan budaya dan karakteristik peserta pelatihan menentukan sulit atau tidaknya seseorang/peserta pelatihan menerima teknologi tersebut, sehingga masih diperlukan pelatihan ulang untuk lebih mendorong peserta pelatihan memperoleh ketrampilan maksimal, sehingga dapat menjadi faktor pendukung usaha pengolah yang akan dilakukan. Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 48
Laporan Teknis 2014 Peserta pelatihan masih di dominasi oleh pria terutama pada pelatihan penggunaan GPS dan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk kerajinan. Berdasarkan hasil evaluasi, bahwa hanya sedikit dari peserta pelatihan yang menyatakan bahwa jumlah peserta kurang ideal, serta kelompok sasaranya belum sesuai dengan materi yang dipilih. Permasalahan lainnya adalah peralatan pelatihan yang kurang memadai, bahan dan peralatan pelatihan memudahkan pelaku usaha untuk melakukan usaha, untuk pengadaan peralatan pengolahan, terbentur kepada dana yang harus disediakan. KIMBis tidak memberikan peralatan untuk sarana produksi akan tetapi hanya menyediakan dana untuk mendatangkan narasumber/instruktur. Solusi permasalahan ini dapat diantisipasi dengan adanya kolaborasi dan sinergitas program dan kegiatandari mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan secara intensif antara KIMBis Indramayu dengan SKPD terkait di Kabupaten Indramayu.
Perbandingan antara 4 Jenis Pelatihan 100% 80% 60% 40% 20% 0% kepengurusan
materi kerang-kerangan
instruktur rumput laut
peserta pelatihan GPS
lain-lainnya
garam
Sumber: Data Primer diolah tahun 2013 dan tahun 2014. Gambar 10. Perbandingan Antara 4 Jenis Pelatihan di KIMbis Kabupaten Indramayu
C. Evaluasi Presepsi Masyarakat terhadap Kegiatan KIMBis Pandangan masyarakat di Kabupaten Indramayu terhadap kelembagaan KIMBis dapat dikatakan sebagai persepsi, sebagaimana bahwa persepsi timbul karena adanya dua faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan dan tanggapannya terhadap hasil yang dicapai. Faktor eksternal berupa lingkungan. Kedua faktor ini menimbulkan persepsi karena didahului oleh suatu proses yang dikenal dengan komunikasi. Faktor internal dari Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 49
Laporan Teknis 2014 persepsi masyarakat terhadap kelembagaan KIMBis Indramayu terkait dengan kelembagaan, kepengurusan, kegiatan yang telah dilakukan KIMBis Indramayu, dampak dibentuknya Kelembagaan KIMBis Indramayu, Implementasi terkait dengan pengawalan teknologi yang pernah dilakukan di KIMBis Indramayu. dan faktor eksternal adalah dukungan pemerintah berupa kebijakan dari pusat dan daerah dalam mengawal kelembagaan KIMBis Indramayu menuju kelembagaan KIMBis yang mandiri. Masyarakat di Kabupaten Indramayu telah mengetahui dan memahami keberadaan kelembagaan KIMBis Indramayu, berdasarkan hasil evaluasi, masyarakat yang mengetahui dan memahami lebih besar (57%) dibandingkan dengan persepsi masyarakat yang kurang memahami (41%), dan masyarakat yang tidak mengetahui dan memahami Kelembagaan KIMBis Indramayu (2%). Hal ini membuktikan bahwa KIMBis Indramayu sebagai suatu kelembagaan sudah diakui keberadaan serta kinerjanya dalam meningkatkan kapasitas masyarakat kelautan dan perikanan di wilayah cakupan KIMBIs Indramayu. Masyarakat di wilayah cakupan KIMBis Indramayu telah menerima manfaat dari kinerja kelembagaan KIMBis, khususnya terkait dengan transfer teknologi kelautan dan perikanan. Hal ini dapat dijelaskan pada Gambar11.
Pemahaman Keberadaan Kelembagaan KIMBis Tidak Memahami 2% Kurang Memahami 41%
Memahami 57%
Gambar 11. Persepsi Masyarakat Terhadap Kelembagaan KIMBIs Indramayu
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 50
Laporan Teknis 2014 D. Evaluasi Kinerja Kelembagaan KIMBis Kabupaten Indramayu Evaluasi terhadap kegiatan Klinik Iptek Mina Bisnis (KIMBIs) di Kabupaten Indramayu dilakukan dengan melakukan kunjungan pada awal tahun 2013 ke Sekretariat Pengurus
KIMBIs
Kabupaten Indramayu
yang
beralamat
di Jln
KUS
Misaya
Mina,Kecamatan Eretan Kulon Kabupaten Indramayu. Dalam pertemuan tersebut tim diterima oleh Wahyudin (Unsur Dinas Kelautan dan Perikanan merangkap LO KIMBis), Supriyadi (Manajer KIMBis), Ari Wibowo dan Supriyono. Namun saat tim monev ke lokasi KIMBis tahun 2013, sekretariat KIMBis terkesan kumuh, tidak terawat, sehingga terkesan jarang difungsikan untuk kegiatan KIMBis
1. Evaluasi Kategori KIMBIs Kategori nilai yang dihasilkan oleh masing-masing indikator diambil dari nilai tertinggi yang terdapat pada penilaian dibagi dengan nilai maksimalnya. Evaluasi terbagi menjadi 6 (enam) bagian, yaitu : wujud fisik, struktur organisasi, kegiatan, kelompok sasaran kegiatan, output kegiatan, dampak kegiatan. Dari keenam bagian tersebut hasil pengukurannya dapat dilihat pada Gambar 12 berikut :
Hasil Evaluasi Kategori KIMBIs Kabupaten Indramayu 70 60 50 40 30 20 10 0 Wujud Fisik Klinik IPTEK Mina Bisnis
Struktur Kegiatan Klinik Kelompok Output Kegiatan Dampak Organisasi Klinik IPTEK Mina Sasaran Kegiatan Klinik IPTEK Kegiatan Klinik IPTEK Mina Bisnis Klinik IPTEK Mina Bisnis IPTEK Mina Bisnis Mina Bisnis Bisnis
Sumber : Laporan Balitbang KP, tahun 2013
Gambar 12. Hasil Evaluasi Kategori KIMBIs Kabupaten Indramayu Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 51
Laporan Teknis 2014 Berdasarkan data di atas terlihat bahwa : 1. Wujud fisik KIMBIs termasuk ke dalam kategori maju dengan nilai capaian sebesar 58,93%. 2. Struktur organisasi KIMBIs termasuk ke dalam kategori pemula dengan nilai capaian sebesar 43,75%. 3. Kegiatan KIMBIs termasuk ke dalam kategori pemula dengan nilai capaian sebesar 31,25% 4. Kelompok sasaran kegiatan KIMBIs termasuk ke dalam kategori maju dengan nilai capaian sebesar 64,29% 5. Output kegiatan KIMBIs termasuk ke dalam kategori pemula dengan nilai capaian sebesar 37,50%. 6. Dampak kegiatan KIMBIs termasuk ke dalam kategori pemula dengan nilai capaian sebesar 33,75%. Sehingga secara umum hasil evaluasi terhadap Kategori KIMBIs di Kabupaten Indraayu dapat digolongkan ke dalam kategori pemula dengan nilai capaian sebesar 45%.
2.
Evaluasi Fungsi KIMBis Evaluasi fungsi KIMBIs terbagi menjadi 5 (lima) bagian, yaitu : sarana pemberdayaan
masyarakat, sarana pengembangan ekonomi, sarana kerja sama penerapan penyebaran IPTEK, mitra kolaborasi kelembagaan, laboratorium lapangan sosial ekonomi KP. Dari kelima bagian tersebut hasil pengukurannya dapat dilihat pada Gambar 13 berikut :
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 52
Laporan Teknis 2014
Hasil Capaian Tingkat Adopsi Fungsi KIMBIs Kabupaten Indramayu 100 90 80 70
60 50 40 30 20 10 0 Sarana Pemberdayaan Masyarakat
Sarana Sarana Kerjasama Mitra Kolaborasi Pengembangan Penerapan Kelembagaan Ekonomi Penyebaran IPTEK
Laboratorium Lapangan Sosial Ekonomi KP
Sumber : Laporan Balitbang KP, tahun 2013
Gambar 13. Hasil Capaian Tingkat Adopsi Fungsi KIMBIs Kabupaten Indramayu
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa untuk tingkat adopsi tertinggi dicapai oleh Indikator “Sarana Pemberdayaan Masyarakat” dengan nilai tingkat adopsi mencapai 92,86% dan masuk ke dalam kategori tinggi. Sedangkan untuk tingkat adopsi terendah dicapai oleh Indikator “Mitra Kolaborasi Kelembagaan” dengan nilai tingkat adopsinya mencapai 54,76% dan masuk ke dalam kategori rendah. Sehingga secara umum tingkat adopsi dari hasil evaluasi fungsi KIMBIs sudah mencapai 82,51% dan masuk dalam kategori sedang. Dari hasil pengukuran dilapangan dapat diketahui beberapa permasalahan yang ditemukan pada kegiatan KIMBis ini antara lain terkait : 1. Tidak ada dukungan dari perangkat Desa setempat sehingga kegiatan yang dilaksanakan sering kali terkendala 2. Sarana dan prasarana sekretariat KIMBis tidak memadai
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 53
Laporan Teknis 2014
BAB VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian, maka kesimpulan dari laporan ini adalah, bahwa KIMBis Indramayu telah melaksanakan seluruh program kerjanya sesuai dengan rencana aksi yang telah disusun. Kegiatan yang telah merujuk kepada tiga (3) tujuan, terdiri dari tujuan pertama adalah memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan terwujudnya Sekretariat KIMBis sebagai pusat informasi Bisnis dan Penyebaran IPTEK, dan tujuan ke dua adalah menyusun rencana pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat KP pada KIMBis Indramayu. Sementara itu tujuan ke tiga adalah menyusun data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi sebelum dan sesudah pelaksanaan program KIMBis sampai saat ini belum dilaksanakan. Tujuan ini merupakan hasil dari rumusan lokakarya KIMBis tanggal 10-11 Maret 2014 yaitu aspek penguatan kelembagaan, aspek pengembangan usaha dan aspek pengembangan jaringan, dan dari hasil kegiatan penguatan kapasitas pengurus KIMBis dilaksanakan pada tanggal 1 April 2014 di Hotel Royal Bogor. Dari dua (2) kegiatan tersebut, selanjutnya merumuskan hasil pada Deklarasi Dolken di Bogor. Untuk menjawab tujuan pertama, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Sosialisasi program KIMBis 2014, kepada pengurus lokasi dan SKPD terkait tentang fasilitator pengembangan bisnis masyarakat, 2. Koordinasi dengan pengurus KIMBis dilokasi untuk menentukan program KIMBis tahun 2014 terkait dengan beberapa bantuan yang diperoleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, disini peran KIMBis adalah melakukan identifikasi calon penerima dan calon lokasi yang tepat untuk menerima bantuan tersebut. Bantuan berasal dari IMF, pertamina, dan bantuan PUGAR dari KKP, tujuan 3 adalah memfasilitasi kelompok mitra kimbis untuk pemanfaatkan kulit kekerangan menjadi produk kerajinan bernilai ekspor, kegiatan ini dilatih oleh P2MKP Bekasi Menjawab tujuan kedua, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Sosialisasi program KIMBis 2014, kepada pengurus lokasi dan SKPD terkait tentang inkubator bisnis masyarakat dan beragam konsep inkubasi seperti BUMDes, BUMD, atau P2MKP; 2. Penyusunan rencana kerja KIMBis 2014 dalam mewujudkan inkubasi bisnis; 3. Inisiasi pembentukan inkubator bisnis terkait dengan kelembagaan KIMBis, disesuaikan dengan peran dan fungsinya kepada masyarakat, alternatif bentuk kelembagaannya adalah berupa yayasan, CV, dan koperasi
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 54
Laporan Teknis 2014 Menjawab tujuan ketiga, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. KIMBis Indramayu sudah melakukan identifikasi data dan informasi terkait dengan keragaan teknologi KP pada tahun 2013. Selain itu KIMBis juga sudah menyusun draf model kelembagaan pengembangan usaha melalui penerapan IPTEK. Model ini adalah pengembangan “Model Kelembagaan Diseminasi Teknologi Budidaya Di Tambak Hasil Introduksi Program Iptekmas Di Kabupaten Indramayu” yang dibuat pada tahun 2013 yang diterapkan di Kabupaten Indramayu sehingga hasil evaluasinya menghasilkan model 2014 yaitu model “Model Kelembagaan Pengembangan Usaha Melalui Penerapan IPTEK” untuk diterapkan pada tahun 2015 sebelum menghasilkan model generik “Model Kelembagaan Pengembangan Usaha Melalui Penerapan IPTEK” untuk diterapkan di lokasi lainnya. Melihat permasalahan pada penerapan model KIMBis 2013, maka tahun 2014 ini dilakukan perbaikan model KIMBis 2013. Hal-hal yang perlu diperbaiki adalah terkait dengan sumber teknologi yang digunakan tidak hanya berasal dari hasil introduksi Program IPTEKMAS yang bersumber dari Balitbang KP saja, akan tetapi berasal dari sumber teknologi yang berasal dari litbang Non Balitbang KP, universitas maupun masyarakat dalam bentuk Teknologi Tepat Guna (TTG). Model ini diharapkan dapat diimplementasikan untuk pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan.
7.2. Rekomendasi Berdasarkan hasil kegiatan KIMBis Indramayu tahu 2014 ada beberapa rekomendasi yang dapat disarankan adalah: 1. Konsep kelembagaan KIMBis tidak berubah antar waktu, sehingga pelaksana/pengurus KIMBis dapat cepat memahami lebih mendalam terkait dengan perwujudan KIMBis mandiri. 2. Sekretariat KIMBis pusat harus merangkum model KIMBis daerah, dan merumuskan suatu model generik dan disesuaikan dengan tipologi lokasi KIMBis, model generik tersebtu harus dapat diimplementasikan di KIMBis dengan tipologi yang berbeda. 3. Penerapan konsep legalitas kelembagaan KIMBis harus di pelajari kembali dan di formulasikan oleh Sekretariat KIMBis pusat agar seragam pada tipologi yang sama. 4. Selain itu, Kelembagaan Pengembangan Usaha Melalui Penerapan Iptek di wilayah KIMBIs Indramayu harus mencakup kepada :
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 55
Laporan Teknis 2014 1. Bahasan terkait dengan aspek kinerja teknologi, kinerja kelembagaan dan kinerja diseminasi/penyebaran Iptek yang berpedoman pada konsep komunikasi dari sumber teknologi melalui saluran komunikasi dan disampaikan kepada pengguna teknologi [14].
2. Kelembagaan Pengembangan Usaha Melalui Penerapan Iptek harus merujuk kepada prinsip bahasan terkait dengan: (A) Aspek kinerja kelembagaan yang terdiri dari: Penyedia sumber teknologi yang terdiri dari balibang baik balitbang KP maupun non balitbang KP, universitas dan masyarakat. Instansi terkait baik dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan. Unit Pelayanan Teknis (UPT) dari ditjen teknis untuk memberikan informasi kebutuhan teknologi Institusi Penyuluh Perikanan Kelembagaan Pengguna Teknologi yang terdiri dari KIMBis, institusi dan masyarakat pengguna teknologi. Kelembagaan Penyedia Input Usaha yang terdiri dari masyarakat, institusi dan KIMBis yang merupakan pemasok input untuk kegiatan usaha. Kelembagaan Pemasaran terdiri dari masyarakat, institusi dan KIMBis juga melakukan kegiatan pemasaran. Kelembagaan Permodalan terdiri dari masyarakat, institusi dan KIMBis yang merupakan kelembagaan permodalan. (B) Aspek kinerja teknologi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) Dapat meningkatkan produktifitas secara nyata, (2) Bukan merupakan komponen-komponen teknologi tetapi merupakan kesatuan utuh, (3) Sesuai dengan biofisik, sosial ekonomi, budaya; disesuaikan dengan kemampuan pengguna. (4) Adanya kelembagaan penunjang yang bertanggung jawab dalam pengadaan input, pemasaran, permodalan, serta (5) Adanya kebijakan pemerintah yang mendukung [15][16]; (C) Aspek kinerja penyebaran iptek yang terkait dengan formulasi komunikasi (Berlo,1960 didalam Erlina [15][16]).
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 56
Laporan Teknis 2014 7.3. Prakiraan Dampak Model Kelembagaan Pengembangan Usaha Penerapan IPTEK Prakiraan dampak dari model kelembagaan pengembangan usaha melalui penerapan iptek adalah : a. Bertumbuhnya kepercayaan terhadap KIMBis Indramayu (dari Balitbang KKP, KKP dan masyarakat) sebagai lembaga yang berfungsi melakukan percepatan penyebaran teknologi hasil introduksi Program Iptekmas . b. Mendapatkan informasi berupa umpan balik terhadap perbaikan Teknologi Tepat Guna (TTG). c. Peningkatan kapasitas kinerja Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk mendapatkan kesesuaian teknologi/teknologi tepat guna dan tepat sasaran. d. Keberlanjutan penyebaran iptek khususnya Teknologi Tepat Guna (TTG) di wilayah KIMBis Indramayu. e. Kemandirian ekonomi kelompok sasaran KIMBis Indramayu untuk menerapkan Teknologi Tepat Guna (TTG).
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 57
Laporan Teknis 2014
DAFTAR PUSTAKA [1].
Dolken Declaration. 2014. Bahan Rumusan Lokakarya KIMBis. Bogor. (Unpublished)
[2].
Syahyuti, 2011.Gampang - Gampang Susah mengorganisasikan Petani.Kajian teori dan Sosiologi Lembaga dan Organisasi. IPB Press.
[3].
Erlina, 2013. Laporan Akhir KIMBis Indramayu.Unpublished. BBPSEKP
[4].
Mardikanto, T. 2010. Konsep Konsep Pemberdayaan Masyarakat: Acuan Bagi Aparat Birokrasi, Akademisi, Praktisi, dan Peminat/Pemerhati Pemberdayaan Masyarakat. Surakarta: Fakultas Pertanian UNS.
[5].
Muslim, A. (2007). Pendekatan Partipatif Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Aplikasia, Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol.VIII, No.2 Desember 2007: 89-103
[6].
Moeljarto V. 1996. Pemberdayaan Kelompok Miskin melalui Program IDT dalam Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Penyunting Prijono dan Pranaka.CSIS. Jakarta.
[7].
Rahmat, D. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. RosdaKarya. Bandung.
[8].
Marshall, C. dan Rossman, G. B. 1989.Designing Qualitative Research.Sage Publications, London.
[9].
Agung, I. G. N. 2011.Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Rajawali. Jakarta
[10].
Patton, M. Q.. 2006. Metode Evaluasi Kualitatif. (Terjemahan Budi Puspo Priyadi). Pustaka Pelajar. Yogyakarta: 309.
[11].
Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Indramayu. 2012. Laporan Tahunan Dinas Kelautan
dan
Perikanan
Kabupaten
Indramayu.
Kabupaten
Indramayu.
(Unpublished). [12].
Torobos. 2012. Rata-rata pembudidaya Gracilaria sp. mendapat tambahan pendapatan sekitar Rp 1,7 juta sampai Rp 2,5 juta setiap panen, edisi 01 March 2012. (diunduh dari
http://www.trobos.com/2014/detail_berita.php?sid=3286&sir=13,
diunduh
tanggal 30-11-2014). [13].
Anonim, 2011. laporan Akhir IPTEKMAS, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya. Balitbang KP.Jakarta
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 58
Laporan Teknis 2014 [14].
Nasution Z, Satrawidjaja, T.T Hartono, Mursidin dan F.N Priyatna. 2007. Sosial Budaya Masyarakat Nelayan Konsep dan Indikator Pemberdayaan. Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan Perikanan. BRKP. DKP. Jakarta
[15].
Erlina, M.D. 2008. Riset Diseminasi Dan Dissonasi Teknologi Perikanan Budidaya. Laporan Teknis Kegiatan Riset. 121 hal. BBRSEKP.
[16].
Erlina, MD dan Nendah Kurniasari. 2006. Peningkatan Pengetahuan Siswa SUPM Kota Tegal (Jawa Tengah) Melalui Penyebaran Informasi Tentang Transportasi Udang Hidup Sistem Kering Menggunakan Media Film Bingkai Bersuara. Jurnal Penyuluhan. Program Studi Penyuluhan Pembangunan SPs IPB, Bogor.
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 59
Laporan Teknis 2014 Lampiran 1. Kuesioner Pengawalan Teknologi Pemanfaatan limbah kerang menjadi produk kerajian BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Gedung Balitbang Kelautan dan Perikanan lantai 3-4, Komplek Bina Samudra Jl. Pasir Putih no. 1, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 Telp. (021) 64711583 Fax. (021) 64700924 SEBELUM / SESUDAH*⁾ Pengawalan Teknologi Pemanfaatan limbah kerang menjadi produk kerajian dalam Rangka Meningkatkan Kapasitas Masyarakat Perikanan DAFTAR PERTANYAAN SURVEY RINCIAN
ISIAN
Nama
:
Umur (Tahun)
:
Jenis Kelamin (L/P)
:
Tingkat Pendidikan (Tahun)
:
Pengalaman Usaha (Bidang dan Jumlah Tahun) Alamat Tempat Tinggal
: :
Ket : *⁾ Coret Salah SatuPERINTAH :
Lingkari Jawaban Yang Saudara Anggap Benar (Hanya Satu Jawaban) 1. Apakah manfaat pengawalan teknologi pemanfaatan limbah kerang-kerangan? a. Peningkatan kapasitas masyarakat b. Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan produksi kerang-kerangan c. Memanfaatkan limbah menjadi produk yang bernilai export d. Sarana untuk pengumpulan data penelitian 2. Apakah bahan baku yang digunakan sebagai alat untuk pengolahan limbah kerang-kerangan? a.
Kerang hidup
b.
Lem kertas
c.
Limbah kerang
d.
Sarung tangan Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 60
Laporan Teknis 2014 3. Pembuatan produk kerajinan kekerangan-kerangan diawali dengan tahapan ? a. Pengumpulan kerang hidup b. Pencucian limbah kerang c. Pembuangan isi kerang d. Kulit kerang di potong-potong 4. Siapa saja yang dapat mengaplikasikan kerajinan kekerangan? a. Petambak saja b. Nelayan kerang saja c. Semuanya yang pernah mendapatkan pelatihan kekerangan d. Pembudidaya kerang saja 5. Apakah tahapan ke dua pembuatan produk kerajinan kekerangan-kerangan? a. Pencucian kulit kerang b. Pencetakan/ pengemalan c. Pembuatan desain d. Pemotongan limbah kerang yang sudah di cuci 6. Apakah peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan produk kerajinan kerang-kerangan ? a. Gunting b. Lem kertas c. Kerang Hidup d. Mesin pemotong kerang / gerinda 7. Apakah tahapan ke tiga pembuatan produk kerajinan kekerangan-kerangan? a. Pencucian kulit kerang b. Pencetakan/ pengemalan c. Pembuatan desain d. Pemotongan limbah kerang yang sudah di cuci 8. Alat perekat yang digunakan untuk membuat produk kerajinan kekerangan adalah? a. Resin b. Lem uhu c. Alteko/super glue/power glue d. Lem kertas
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 61
Laporan Teknis 2014 Lampiran 2. Kuesioner Evaluasi Pengawalan Iptek
Pelaksanaan
Kegiatan
Pendampingan
Dan
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN DAN PENGAWALAN IPTEK PADA KIMBis Kabupaten Indramayu Indramayu, ........................................................
a. b. c. d.
PENJELASAN Form isian ini sangat berharga untuk membangun dan memperbaiki kinerja pelaksanaan kegiatan PENDAMPINGAN DAN PENGAWALAN IPTEK pada KIMBis Kabupaten Indramayu Berilah tanda silang (X) terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat Anda. Partisipasi Anda sangat membantu pelaksanaan tugas kami sebagai peneliti. PANDUAN PENGUMPULAN DATA Nama Informan
: ………………………….
Instansi/usaha
: ………………………….
Status dalam usaha : …………………………. Pengalaman usaha : …………………………. Waktu wawancara : …………………………. JENIS PELATIHAN
: ........................................................................... A. PENGURUS
1.
Kesiapan pengurus menyiapkan kegiatan
:
baik
Tidak
2.
Kesiapan pengurus membantu peserta selama pelatihan
:
baik
Tidak
3.
Respon pengurus terhadap keluhan peserta selama pelatihan
:
Ada
Tidak
4.
Keberadaan pengurus mendampingi peserta selama kegiatan berlangsung
:
selalu
jarang
Ya
Tidak
5.
B. MATERI Apakah materi latihan berguna untuk saudara ?
6.
Apakah IPTEK dari materi pelatihan tersebut merupakan teknologi tepat guna
?
Ya
Tidak
7.
Apakah panduan dari materi tersebut bermanfaat buat Saudara
?
Ya
Tidak
8.
Apakah materi pelatihan tersebut pernah anda terima sebelumnya pada pelatihan lain
?
Ya
Tidak
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 62
Laporan Teknis 2014
9.
C. INSTRUKTUR Apakah instruktur menguasai materi ? pelatihan
Ya
Tidak
10.
Apakah instruktur terampil membimbing peserta
?
Ya
Tidak
11
Apakah instruktur terampil menyampaikan materi pelatihan
?
Ya
Tidak
12.
Apakah instruktur merespon dengan baik pertanyaan peserta
?
Ya
Tidak
Ya
Tidak
13.
D PESERTA PELATIHAN Apakah jumlah peserta pelatihan sudah ideal ?
14.
Apakah peserta yang dilatih merupakan kelompok sasaran sesuai dengan materi latih
?
Ya
Tidak
15.
Apakah peserta yang dilatih seharusnya lebih dari 50% adalah perempuan
?
Ya
Tidak
E. LAIN-LAIN ?
Ya
Tidak
16. . 17.
Apakah tempat pelatihan telah sesuai
Apakah peralatan pelatihan telah memadai
?
Ya
Tidak
18.
Apakah bahan yang disediakan untuk pelatihan mencukupi
?
Ya
Tidak
19.
Apakah konsumsi yang disediakan memadai
?
Ya
Tidak
20.
Siapkah Anda memanfaatkan hasil pelatihan tersebut dalam kehidupan sehari-hari
?
Ya
Tidak
21. Usulan Saudara terhadap pelaksanaan kegiatan saat ini:
22. Usulan Saudara terhadap pelaksanaan kegiatan yang akan datang:
Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 63