I SSN:19074220
LAPORAN TAHUNAN
PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI Tahun Anggaran 2010
LAPORAN TAHUNAN PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN 2010 © 2010 Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI
Editor : Kepala Bagian Tata Usaha Judhi Rachmat S.Si.. Kasubag Kerjasama dan Jasa Dr. Yopi Dr. Tri Muji Ermayanti Setting dan Layout : Muhamad Dzikri Anugerah Desain Sampul : Muhamad Dzikri Anugerah
Laporan Tahun Anggaran 2010/ed. Judhi Rachmat S. Si, Dr. Yopi & Dr. Tri Muji Ermayanti. – Cibinong : Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, 2010 Pusat Penelitian Bioteknologi
1. Laporan
2. Laporan Tahunan
3. Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI I. Judul
II. Rachmat, Judhi
III. Yopi
IV. Ermayanti, Tri Muji
ISSN 1907-4220
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDNESIA Jl. Raya Bogor Km 46, Cibinong 16911, Bogor, Jawa Barat, Indonesia Phone. +62 (021) 8754587 Fax. +62 (021) 8754588
Website http://www.biotek.lipi.go.id
LAPORAN TAHUNAN PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2010
Pelindung Penanggung Jawab Editor
Anggota
Editor Teknis & Desain
: Kepala Puslit Bioteknologi LIPI (Dr. Ir. Witjaksono M.Sc.) : Kepala Bagian Tata Usaha (Judhi Rachmat S.Si) : Kepala Bagian Tata Usaha (Judhi Rachmat S.Si) Kasubag Kerjasama & Jasa (Dr. Yopi) (Dr. Tri Muji Ermayanti) : Esti Baina, S. Pt Uus Faizal Firdaussy, Amd Angga Wijaya Holman Fasa, SH. Avi Fibry Octavina, S. IK. Humas Santi Sugiharti Soleh : Muhamad Dzikri Anugerah
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
KATA PENGANTAR Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, laporan tahun 2010 ini dibuat sebagai bukti pertanggungjawaban instansi pemerintah yang telah menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Laporan ini berisikan rangkuman kegiatan rutin pelaksanaan penelitian, pengembangan dan kegiatan rutin administrasi yang dilakukan selama tahun 2010. Laporan diawali dengan uraian organisasi dan sarana Pusat penelitian Bioteknologi-LIPI, dilanjutkan dengan laporan tentang pelaksanaan program dan hasil kegitan penelitian dan pengembangan, dan diakhiri dengan uraian pembinaan sumber daya manusia. Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilaporkan merupakan ringkasan kegiatan penelitian tematik, kegiatan kompetitif, penelitian insentif KNRT, kegiatan riset penelitian dan perekayasa, dan kegiatan iptekda. Beberapa kegiatan merupakan kegiatan baru maupun lanjutan tahun-tahun sebelumnya. Pendidikan formal yang dilakukan oleh pegawai pada jenjang yang lebih tinggi dan keikutsertaan pegawai dalam kegiatan training dan seminar juga dilaporkan sebagai bentuk pembinaan sumberdaya manusia. Pada kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pegawai yang telah melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik selama tahun 2010 sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh penanggungjawab kegiatan dan penyunting laporan ini. Semoga laporan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Cibinong, Januari 2011 Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI
Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc NIP. 196110081985121001
i
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................
ii
DAFTAR TABEL ...........................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................
v
BAB
BAB
I
II
: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................ 1.2 Maksud dan Tujuan .................................... 1.3 Ruang Lingkup ........................................... 1.4 Tantangan dan Peluang............................... 1.4.1 Tantangan ...................................... 1.4.2 Peluang .......................................... : ORGANISASI & SARANA PENDUKUNG 2.1 Tugas dan Fungsi ....................................... 2.2 Stuktur Organisasi ..................................... 2.3 Visi dan Misi ............................................. 2.3.1 Visi................................................. 2.3.2 Misi ................................................ 2.4 Tujuan dan Sasaran Organisasi ................. 2.4.1 Tujuan ............................................ 2.4.2 Sasaran ........................................... 2.4.3 Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran 2.5 Sumber Daya Manusia .............................. 2.5.1 Jumlah SDM Berdasarkan Pendidikan ..................................... 2.5.2 Jumlah SDM Berdasarkan Golongan Kepangkatan ................. 2.5.3 Jumlah SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional......................... 2.5.4 Jumlah SDM Berdasarkan Umur .............................................. 2.5.5 Kenaikan Pangkat .......................... 2.5.6 Pembimbingan Mahasiswa ............ 2.6 Anggaran Belanja ...................................... 2.7 Pengembangan Sarana dan Prasarana .......
1 2 2 3 3 4
5 5 7 7 7 8 8 8 9 9 10 10 11 13 14 15 17 19 ii
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
2.7.1 Pemeliharaan Peralatan Laboratorium ................................. 2.7.2 Penambahan Prasarana .................. 2.8 Perpustakaan .............................................. 2.8.1 Pengembangan Koleksi ................. 2.8.2 Dijitalisasi ...................................... 2.8.3 Pengembangan Automasi Layanan Perpustakaan ................... 2.8.4 Homepage Puslit Bioteknologi-LIPI .......................... BAB
BAB
III
IV
: PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL KEGIATAN 3.1 Kegiatan Penelitian .................................... 3.1.1 Kegiatan Penelitian DIPA.............. 3.1.2 Kegiatan Penelitian Kompetitif ..... 3.1.3 Kegiatan Penelitian Insentif KNRT ............................................ 3.1.4 Kegiatan Program Insentif Riset Penelitian dan Perekayasa LIPI ..... 3.1.5 Kegiatan Penelitian IPTEKDA ...... 3.2 Perjalanan Dinas ........................................ 3.2.1 Perjalanan Dinas Dalam Negeri..... 3.2.2 Perjalanan Dinas Luar Negeri ........ 3.3 Penerbitan dan Publikasi ........................... : PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA 4.1 Pendidikan Formal..................................... 4.1.1 Dalam Negeri ................................. 4.1.2 Luar Negeri .................................... 4.2 Seminar/Pelatihan ......................................
19 20 21 21 21 23 25
26 26 40 57 76 90 94 94 97 97
102 102 105 106
iii
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1.
SDM berdasarkan jabatan fungsional ................................
12
2.
Calon pegawai negeri sipil (CPNS) Penelitian Bioteknologi-LIPI yang diangkat pada tahun 2010 ...........
14
Kenaikan Pangkat Tahun Anggaran 2010 Puslit Bioteknologi-LIPI ..............................................................
15
Mahasiswa dari berbagai universitas yang mendapatkan bimbingan dari staf peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI.......
15
5.
Daftar Pagu DIPA dan realisasi anggaran 2010 ................
17
6.
Peralatan laboratorium yang diperbaiki pada tahun 2010 .
19
7.
Daftar nama staf yang mengikuti pendidikan dalam Negeri.................................................................................
102
Daftar nama staf yang mengikuti pendidikan luar negeri ..
105
3.
4.
8.
iv
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1.
Struktur organisasi Puslit Bioteknologi LIPI .....................
6
2.
Jumlah dan prosentase SDM yang dimiliki Puslit Bioteknologi-LIPI berdasarkan latar belakang pendidikan. .........................................................................
10
Jumlah dan prosentase SDM yang dimiliki Puslit Bioteknologi- LIPI berdasarkan golongan kepangkatan ...
11
Pelaku utama yang dimiliki Puslit Bioteknologi-LIPI berdasarkan jenjang fungsional peneliti ............................
12
Gambaran pelaku utama yang dimiliki Puslit BioteknologiLIPI berdasarkan sebaran umur .........................................
13
Kegiatan persiapan dan pembangunan gedung baru dan Prasarana ............................................................................
20
Contoh penampilan depan cover DVD koleksi Puslit Bioteknologi-LIPI ..............................................................
22
Tampilan Halaman Online Public Access Catalog (OPAC) Perpustakaan Puslit Bioteknologi LIPI yang dapat diakses umum di ww.biotek.lipi.go.id/perpus. ..............................
23
Statistik koleksi dan peminjaman di perpustakaan Puslit Bioteknologi-LIPI ..............................................................
24
Elektrophoresis DNA Sapi perah FH Cibinong dengan penciri genetik ...................................................................
27
Pola pita DNA genom beberapa sampel hasil isolasi (Running pada 1% gel agarose dalam 1XTAE). ...............
28
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
v
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
12.
Perkembangan embrio tanaman padi (a). Immature embrio; (b). Kalus beregenerasi: (c). Planlet; (d), Aklimatisasi ......
29
Kultur jaringan balitung. (a) Pengakaran tunas in vitro balitung dalam media MS + IBA 1 mg/l umur 4 minggu.
31
Dioscorea uwi ungu. (a) Kultur tunas Dioscorea, (b) tanaman hasil aklimatisasi.........................................
32
Kultur mikroalgae penghasil bioenergi. (a) Tetraselmis, chlorella perbanyakan biomassa <20 liter .........................
33
Kebun Plasma Nutfah Puslit Bioteknologi-LIPI di Cibinong. (1) Pembibitan KS Koperasi, (2) Pembibitan koleksi, (3) Hasil pruning tanaman koleksi .......................
35
17.
Beberapa contoh uji dari customer berupa produk pangan
37
18.
Tampilan cover DVD dan halaman depan website. (1) Cover profil Puslit Bioteknologi LIPI, (2) Tampilan halaman Online Public Access Catalog (OPAC) ..............
39
Pisang kepok Unti Sayang (Amorang) yang jantungnya gugur sendiri sehingga tahan penyakit darah, (a). Bibit hasil aklimatisasi dalam media tanah +kompos .................
42
Kalus berupa sel-sel jernih diduga berasal dari sel epidermis dengan eksplan tangkai daun/petiol dan daun yang terbentuk pada minggu-minggu awal perlakuan. ......
43
Perbandingan perakaran padi normal dan mutan. (a) Perakaran padi normal, (b) Perakaran padi mutan. ......
45
Percobaan padi toleran salinitas tinggi (a) benih padi mutan dikemas dalam plastik dan, (b) benih dikecambahkan di botol .....................................................
45
Prosedur transformasi, ko-kultivasi, regenerasi dan aklimatisasi: (a) irisan tipis corm sebagai jeringan target untuk transformasi .............................................................
47
13.
14.
15.
16.
19.
20.
21.
22.
23.
vi
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
24.
Gen-gen yang terdapat pada HPV beserta ukuran masing masing dalam pasang basa DNA. Gen L1 dan L2 adalah fokus penelitian ini. E = Early, L= Late, LCR = long controlling region. ..............................................................
51
Organisasi genomik dari Human Papilloma Virus dengan model tipe -16 HPV. Beberapa gen saling bertumpuk .....
51
Salah satu hasil penelitian hidrolisis tepung manan dari umbi porang .......................................................................
54
Kegiatan penelitian produksi biohidrogen. (a) Foto fermentasi biohidrogen pada skala 10 liter, (b) kultur Rhodobium marinum (c) detektor H2. ...............................
55
Kultur tunas Taraxacum officinale hasil regenerasi spontan dari helai daun. ...................................................................
61
Padi mutan. (a) Salah satu mutan menarik dengan daya kecambah rendah (82) dibandingkan kontrol (NB) ...........
63
Pertumbuhan 2 genotipe pembawa activation tag pada kondisi tercekam 200 g/l PEG 6000 ..................................
63
31.
Regenerasi tanaman padi dari benih immature ..................
65
32.
Tanaman ubi kayu amilosa tinggi. (a) pertanaman, (b) menjelang panen...........................................................
66
Kegiatan penelitian. (a) pembuatan nursery dan pembibitan, (b) Penanaman di Arboretum .............................................
68
Alat pengambil contoh sel serviks serta botol buffer denaturasi ...........................................................................
69
FTA card untuk imobilisasi DNA HPV serta penyimpanan dalam jangka waktu lama ..................................................
69
Posisi Long Controlling Region (LCR) pada struktur genom dari HPV DNA tipe 16 sebagai model...............................
70
25.
26.
27.
28.
29.
30.
33.
34.
35.
36.
vii
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
37.
Hasil analisis blot Western EPO rekombinan yang telah dipurifikasi pada kolom Histrap ........................................
72
Hasil analisis Silver Stain. Kiri: Standar EPO rekombinan dari sel mamalia (EPO-MERCK). Kanan: EPO rekombinan dari P. pastoris galur X-33. ...............................................
72
Simplisia kering pegagan Centella asiatica Urban dan daun pegagan Centella asiatica Urban yang diekstrak. ......
74
40.
Serah terima kegiatan Iptekda Kerbau Belang Toraja 2010
90
41.
Klinik Pengobatan CSC, Fasilitas Klinik Pengobatan. ......
93
38.
39.
viii
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Puslit Bioteknologi-LIPI) adalah pusat penelitian yang bernaung di bawah lingkungan kerja dan bertanggungjawab kepada Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Puslit Bioteknologi-LIPI bersama-sama dengan Puslit Biologi-LIPI dan Puslit Limnologi-LIPI, semula dikenal dengan nama Lembaga Biologi Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LBN-LIPI). LBN yang dibentuk pada tahun 1962 pada awalnya merupakan bagian dari Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LPPA) yang berada di bawah naungan dan koordinasi Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI). Seiring dengan perjalanan waktu, situasi dan kondisi di Indonesia, maka MIPI berubah nama menjadi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pada tahun 1986 LIPI telah melakukan reorganisasi berdasarkan Keppres Nomor 1 Tahun 1986 dan ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Keputusan Ketua LIPI Nomor 23/Kep/D5/1987 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Selanjutnya LBN berubah dan dimekarkan menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi-LIPI (Puslitbang Bioteknologi-LIPI) bersama-sama dengan Puslitbang Biologi-LIPI, Puslitbang Limnologi-LIPI, Puslitbang Geoteknologi-LIPI dan satu Unit Pelaksana Teknis yaitu UPT BP. Kebun Raya di bawah koordinasi Kedeputian Ilmu Pengetahuan Alam LIPI. Sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian maju pesat pada dua dekade terakhir ini, maka LIPI dituntut untuk melakukan penyempurnaan organisasi, sehingga pada tahun 2001 LIPI melakukan reorganisasi lagi. Tersurat dalam Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 2001 dan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 1151/M/2001, maka Puslitbang BioteknologiLIPI berubah nama menjadi Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI bersama-sama dengan Pusat Penelitian Biologi-LIPI dan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, namun masih tetap di bawah Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati. Sedangkan Pusat Penelitian Oseanografi, Geoteknologi dan Limnologi yang semula berada di bawah Kedeputian Bidang Ilmu 1
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Pengetahuan Alam kini berada di bawah Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian-LIPI. 1.2. Maksud dan Tujuan Laporan ini dibuat dengan maksud untuk menyusun dan mendokumentasikan seluruh pelaksanaan dan hasil kegiatan Puslit Bioteknologi-LIPI secara sistematis selama periode Januari sampai Desember 2010. Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk menyajikan data dan informasi tentang pelaksanaan kegiatan Puslit Bioteknologi-LIPI dan hasilhasil yang dicapai selama satu tahun anggaran 2010 agar dapat dipergunakan sebagai referensi baik untuk kepentingan internal maupun eksternal lembaga. 1.3. Ruang Lingkup Susunan penyajian laporan tahunan ini adalah sebagai berikut : Bab I :
Pendahuluan, berisi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, tantangan dan peluang.
Bab II :
Organisasi dan sarana pendukung, berisi tugas dan fungsi, struktur organisasi, visi, misi dan strategi organisasi, tujuan dan sasaran organisasi, cara mencapai tujuan dan sasaran (strategi), personalia, anggaran belanja, pengembangan sarana dan prasarana.
Bab III :
Pelaksanaan program dan hasil kegiatan, berisi kegiatan penelitian yang mencakup penelitian lembaga dan penelitian kerjasama, juga berisi kegiatan perjalanan dinas di dalam dan luar negeri serta penerbitan dan publikasi.
Bab IV :
Pembinaan sumber daya manusia, berisi peningkatan kemampuan SDM melalui pendidikan formal di dalam dan luar negeri, training, pertemuan dan kegiatan ilmiah lain seperti seminar ilmiah dan pertemuan/rapat.
2
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
1.4. Tantangan dan Peluang 1.4.1. Tantangan a.
Pemanasan global dan dampaknya seperti bahaya banjir dan kekeringan serta perubahan suhu di laut dan di muka bumi dapat mengganggu ekosistem, mengurangi potensi dan bahkan merusak keanekaragaman SDA hayati.
b.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi di negara berkembang dapat menjadikan beban dalam mengupayakan pemenuhan kebutuhan produkproduk pertanian dan kepemilikan lahan pertanian. Untuk itu perlu dikembangkan upaya untuk meningkatkan produktivitas lahan.
c.
Penyebaran penduduk Indonesia yang tidak merata dan kualitas yang tidak tinggi memberikan beban terhadap lingkungan hidup dan lahan produksi pertanian.
d.
Isu-isu global seperti HAM, demokrasi dan lingkungan hidup dapat mengganggu produksi dan perdagangan produk-produk berbasis SDA.
e.
Pengaruh teknologi informasi dapat mengubah budaya bangsa menjadi konsumtif sehingga dapat berpengaruh pada pemborosan SDA.
f.
Rendahnya kesejahteraan dan kemerosotan moral dapat berpengaruh terhadap pola sikap dan pola tindak terhadap lingkungan hidup dan SDA.
g.
Lemahnya penegakan hukum termasuk dalam penanganan kasus perdagangan liar SDA seperti kayu atau hasil laut dapat memberikan dampak negatif terhadap keamanan SDA.
h.
Daya saing produk-produk turunan SDA dalam negeri yang masih rendah merupakan tantangan untuk ditingkatkan agar dapat diterima pada pasar bebas.
i.
Dengan disepakati perjanjian atas Trades-related Intellectual Property Rights (TRIPs) maka dapat berdampak konsekuensi membayar biaya lisensi pada pemilik paten. Saat ini banyak paten produk asli Indonesia jatuh di tangan bangsa lain.
j.
Kurangnya dukungan pihak perbankan kepada pihak industri yang mengolah produk-produk pertanian dan hasil penelitian.
3
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
1.4.2. Peluang a.
Kekayaan biodiversitas dan kearifan lokal merupakan potensi yang perlu dikembangkan untuk memanfaatkan SDA hayati.
b.
Terbukanya perdagangan bebas merupakan peluang dalam ekspor produkproduk yang berbasis SDA hayati Indonesia yang mempunyai keunggulan komparatif dan untuk itu harus dimulai dari pemilihan prioritas.
c.
Kemajuan teknologi informasi dapat mempercepat alih teknologi yang berkaitan dengan pengelolaan teknologi maupun pengetahuan tentang lingkungan hidup.
d.
Meningkatnya perhatian negara-negara maju pada masalah lingkungan dapat menaikkan posisi tawar Indonesia dalam percaturan politik internasional dan dapat dijadikan wahana mendapatkan bantuan dana dunia baik grant atau soft loan untuk pengelolaan SDA hayati.
e.
Dimulainya pelaksanaan otonomi daerah dapat memacu pengembangan produk berbasis SDA hayati yang disesuaikan dengan potensi dan kompetensi daerah.
f.
Kesadaran lingkungan hidup yang tinggi masyarakat ilmuwan di luar negeri dan Non Government Organization (NGO) maupun organisasi masyarakat sipil lain dapat memberikan kontribusi kerjasama bantuan baik mengenai IPTEK maupun pendanaan yang mendukung pengelolaan SDA hayati.
g.
Indonesia memiliki sumber daya genetik yang berlimpah untuk pengembangan industri bioteknologi yang dapat bersaing secara global.
h.
Bioteknologi sangat berpeluang menghasilkan perbaikan-perbaikan di bidang pertanian, kedokteran, pengelolaan lingkungan, dan produksi makanan.
4
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Bab II Organisasi dan Sarana Pendukung 2.1. Tugas dan Fungsi Sesuai dengan Keputusan Kepala LIPI Nomor 1151/Kep/M/2001 Pasal 145, Puslit Bioteknologi-LIPI mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: a) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang bioteknologi. b) Penyusunan pedoman, pembinaan dan pemberian bimbingan teknis bidang bioteknologi. c)
Penyusunan rencana, program dan pelaksanaan penelitian bidang bioteknologi.
d) Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang bioteknologi. e) Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang bioteknologi. f)
Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bioteknologi.
g) Pelaksanaan urusan tata usaha.
2.2. Struktur Organisasi Struktur organisasi Puslit Bioteknologi-LIPI berdasarkan SK tersebut di atas terdiri atas : Bidang Biologi Molekuler, Bidang Biologi Sel dan Jaringan, Bidang Bioproses, Bidang Sarana Penelitian, dan Bagian Tata Usaha. Struktur organisasi secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 1.
5
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Puslit Bioteknologi
Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Kepegawaian
Bidang Biologi Molekuler
Bidang Biologi Sel dan Jaringan
Sub Bagian Umum
Sub Bagian Kerjasama & Jasa
Bidang Bioproses
Bidang Sarana Penelitian
Sub Bidang Sarana Biologi Sel dan Jaringan Sub Bidang Sarana Biologi Molekuler Sub Bidang Kebun Plasma Nutfah Tumbuhan dan Hewan
Sub Bidang Sarana Bioproses
Gambar 1. Struktur organisasi Puslit Bioteknologi LIPI
6
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
2.3. Visi dan Misi 2.3.1.Visi Visi Puslit Bioteknologi-LIPI mengacu pada visi IPTEK 2025 yaitu “Terwujudnya IPTEK sebagai kekuatan utama untuk kesejahteraan berkelanjutan dan peradaban bangsa” dan visi LIPI yang berbunyi “Terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integratif dan dinamis yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanistik”. Berdasarkan dua visi tersebut disusunlah visi Puslit BioteknologiLIPI yaitu : “Menjadi lembaga penelitian bioteknologi terdepan yang didukung oleh sumber daya profesional.”
2.3.2. Misi a.
Menguasai iptek di bidang bioteknologi agar menjadi penggerak utama dan acuan dalam meningkatkan kemajuan bangsa dan pembangunan berkelanjutan.
b.
Pengungkapan, peningkatan nilai tambah dan penyelamatan SDA hayati.
c.
Memberikan masukan kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan di bidang bioteknologi.
d.
Ikut serta dalam usaha mencedaskan kehidupan bangsa melalui pemasyarakatan IPTEK bidang bioteknologi.
e.
Meningkatkan kinerja dan tata kelola lembaga riset yang baik (good corporate governance).
f.
Meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pegawai.
7
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
2.4. Tujuan dan Sasaran Organisasi 2.4.1. Tujuan a.
Memanfaatkan bioteknologi modern untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya hayati untuk bahan pangan, obat-obatan, kesehatan masyarakat dan perbaikan lingkungan hidup.
b.
Meningkatkan kemampuan dan jumlah SDM di bidang biologi sel, biologi molekuler, bioproses dan ilmu lain yang menunjang.
c.
Meningkatkan kemampuan kelembagaan riset modern.
d.
Membantu menyiapkan rumusan kebijakan dalam bidang bioteknologi.
e.
Mengembangkan sistem operasional prosedur kemitraan dan kerjasama yang profesional secara internal dan eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
manajerial
dan
sistem
administrasi
2.4.2. Sasaran a.
Terciptanya kompetensi inti yang handal di bidang bioteknologi yang didukung dengan kemampuan sumber daya IPTEK yang profesional.
b.
Terfasilitasinya penegakan kebenaran ilmiah dalam pengelolaan sumber daya alam untuk mengatasi permasalahan perbedaan kepentingan dan konflik yang mungkin terjadi.
c.
Terciptanya tata kelola yang profesional, efektif, efisien dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
d.
Terjalinnya komunikasi antara pemegang kebijakan, masyarakat industri, masyarakat umum dan peneliti sehingga memahami pentingnya sumber daya alam hayati sebagai aset dan kunci penggerak pembangunan di bidang pangan, kesehatan, lingkungan dan lainnya.
e.
Termanfaatkannya hasil-hasil penelitian, pengembangan, dan aset-aset yang dimiliki untuk kemajuan ekonomi, mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan daya saing dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.
8
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
2.4.3. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran a.
Penajaman program strategis dalam bidang pangan, farmasi dan lingkungan.
b.
Penguatan ilmu dasar dan terapan dalam bidang biologi sel dan jaringan, bidang biologi molekuler dan bidang bioproses.
c.
Rekruitmen, pendidikan dan pelatihan SDM di bidang biologi sel biologi molekuler dan bioproses dan ilmu lain yang menunjang.
d.
Meningkatkan keikutsertaan dalam kegiatan riset pembinaan, riset unggulan dan riset strategis serta kerjasama nasional, regional dan internasional.
e.
Menyelenggarakan forum-forum komunikasi ilmiah internal dan eksternal.
f.
Meningkatkan keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan SDM di bidang administrasi dan manajemen modern.
g.
Membangun sistem informasi manajemen.
h.
Berpartisipasi aktif dalam penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang bioteknologi.
i.
Menyusun dan mengimplementasikan sistem operasional prosedur kemitraan dan kerjasama yang profesional.
2.5. Sumber Daya Manusia Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu lembaga seperti Puslit Bioteknologi-LIPI memiliki posisi yang sangat vital. Keberhasilan Puslit Bioteknologi-LIPI sangat ditentukan oleh kualitas orang-orang yang bekerja di dalamnya. Puslit Bioteknologi-LIPI mempunyai SDM yang kompeten, yaitu memiliki keahlian dan kemampuan yang spesifik sesuai dengan visi dan misi Puslit Bioteknologi-LIPI untuk dapat memberikan pelayanan dan hasil yang prima dan bernilai. Sumber daya manusia sebagai pelaku utama yang dimiliki Puslit Bioteknologi-LIPI memiliki peran yang strategis dalam mewujudkan kesuksesan visi dan misi lembaga. Kondisi umum dari SDM Puslit Bioteknologi-LIPI pada tahun 2010 secara rinci dijelaskan pada Gambar 2.
9
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
2.5.1 Jumlah SDM yang Dikelompokkan Berdasarkan Pendidikan Gambar 2 menunjukkan bahwa, SDM yang dimiliki Puslit Bioteknologi-LIPI berjumlah 238 orang dengan latar belakang tingkat pendidikan SD sebanyak 11 orang (5%), tamat SLTP sebanyak 12 orang (5%), tamat SLTA sebanyak 49 orang (20%), tamat diploma sebanyak 26 orang (11%), tamat sarjana S1 sebanyak 78 orang (33%), tamat pasca sarjana S2 sebanyak 39 orang (16%) dan tamat pasca sarjana S3 sebanyak 23 orang (10%).
Gambar 2. Jumlah dan prosentase SDM yang dimiliki Puslit BioteknologiLIPI berdasarkan latar belakang pendidikan.
2.5.2. Jumlah SDM yang Dikelompokkan Berdasarkan Golongan Kepangkatan SDM yang dimiliki Puslit Bioteknologi-LIPI berdasarkan golongan kepangkatan adalah sebagai berikut: Golongan I sebanyak 11 orang (5%), Golongan II sebanyak 62 orang (26%), Golongan III sebanyak 136 orang (57%), dan Golongan IV sebanyak 29 orang (12%) (Gambar 3).
10
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Gambar 3. Jumlah dan prosentase SDM yang dimiliki Puslit BioteknologiLIPI berdasarkan golongan kepangkatan
2.5.3. Jumlah SDM yang Dikelompokkan Berdasarkan Jabatan Fungsional Gambar 4 dan Tabel 1 menunjukkan jumlah peneliti yang dimiliki oleh Puslit Bioteknologi-LIPI hingga Desember 2010. Sebanyak 70 orang terdiri dari Peneliti Pertama sebanyak 20 orang (29%), Peneliti Muda sebanyak 20 orang (28%), Peneliti Madya sebanyak 19 orang (27%) dan Peneliti Utama sebanyak 11 orang (16%). Selain peneliti yang bekerja di laboratorium, Puslit Bioteknologi-LIPI memiliki pula fungsional lainnya, seperti Pranata komputer sebanyak 3 orang, Pranata Humas sebanyak 4 orang, dan Pustakawan sebanyak 2 orang.
11
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Gambar 4. Pelaku utama yang dimiliki Puslit Bioteknologi-LIPI berdasarkan jenjang fungsional peneliti Tabel 1. SDM berdasarkan jabatan fungsional No. 1.
2.
3.
4.
Tingkat Jabatan Jabatan Peneliti : a. Peneliti Utama b. Peneliti Madya c. Peneliti Muda d. Peneliti Pertama Jabatan Pranata Humas a. Pranata Humas Madya b. Pranata Humas Muda c. Pranata Humas Pertama Jabatan Pranata Komputer a. Pranata Komputer Utama b. Pranata Komputer Pelaksana Jabatan Pustakawan a. Pustakawan Muda b. Pustakawan Pertama Jumlah
Jumlah (orang)
11 19 20 20 1 1 2 1 2 1 1 79
12
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
2.5.4. Jumlah SDM yang Dikelompokkan Berdasarkan Umur Berdasarkan sebaran umur, seperti terlihat pada Gambar 5, SDM yang berusia kurang dari 25 tahun sebanyak 10 orang (4%), usia 26 sampai dengan 35 tahun sebanyak 95 orang (40%), usia 36 sampai dengan 45 tahun sebanyak 65 orang (27%), usia 46 sampai dengan 56 tahun sebanyak 61 orang (26%), usia di atas 56 tahun sebanyak 7 orang (3%).
Gambar 5. Gambaran pelaku utama yang dimiliki Puslit Bioteknologi-LIPI berdasarkan sebaran umur Dalam upaya mewujudkan Puslit Bioteknologi-LIPI sebagai lembaga penelitian yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan, maka sesuai dengan perencanaan sumber daya manusia yang akurat, pada tahun 2010 telah diangkat sebanyak 17 orang calon pegawai negeri sipil yang berasal dari honorer sebanyak 2 orang dan yang berasal dari hasil seleksi penerimaan pegawai baru sebanyak 15 orang. CPNS yang diterima pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.
13
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Tabel 2 . Calon pegawai negeri sipil (CPNS) Penelitian Bioteknologi-LIPI yang diangkat pada tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Ira Handayani Siti Noorrohmah Hani Susanti Paskah Partogi Agung Emily Mar'atusalihat Endah Puji Septisetyani Ahmad Fathoni Basdiati Chairunisa Riyona Desvy Pratiwi Kartika Sari Dewi Nina Herlina Ela Novianti Noor Hidhayati Fina Amreta Laksmi Muhamad Dayat Yadi
Pendidikan S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 SMA SD
Bidang Biokimia Agronomi Biologi Peternakan Teknik Kimia Farmasi Bioteknologi Akuntansi Biokimia Farmasi Kimia Kedokteran Hewan Kedokteran Umum Perikanan Teknologi Pangan
2.5.5. Kenaikan Pangkat Atas prestasi kerja dan pengabdian sebagai pegawai negeri sipil (PNS) terhadap negara, serta sebagai dorongan kepada pegawai untuk lebih meningkatkan kinerja dan pengabdiannya, maka pada tahun 2010 telah diberikan penghargaan kenaikan pangkat pada 37 orang pegawai Puslit Bioteknologi-LIPI. Kenaikan pangkat pegawai tertera pada Tabel 3.
14
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Tabel 3 : Kenaikan Pangkat Tahun Anggaran 2010 Puslit Bioteknologi-LIPI Golongan
I II III IV Total
Rencana Jumlah (orang) 0 5 27 7 39
Realisasi Jumlah (orang) 0 5 25 7 37
2.5.6. Pembimbingan Mahasiswa Puslit Bioteknologi-LIPI secara terbuka memberi kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai unversitas untuk memanfaatkan sarana dan prasarana laboratorium yang dimiliki guna menyelesaikan penelitian tugas akhirnya dengan bimbingan staf peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI. Pada tahun 2010 telah dilakukan pembimbingan atas 37 orang mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia seperti tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4. Mahasiswa dari berbagai universitas yang mendapatkan bimbingan dari staf peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI No.
Biaya bimbingan
Universitas
1
Ashif Irvan Tanjung
Universitas Gadjah Mada
2
Zulfiqar Ahmad Tanjung
Universitas Gadjah Mada
3
Ndaru Trutomo
Universitas Gadjah Mada
4
Arit Dwi Januari
Universitas Indonesia
5
Tri Wahyuni
Universitas Indonesia
6
Putri Sandi P.
Universitas Indonesia
7
Rio Nogo Akbar
Universitas Indonesia
8
Eka Desi Lestari
Universitas Indonesia
9
Ade Sumiardi
Universitas Indonesia
10
Ahmad Bukhari Saragih
Universitas Jember 15
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
11
Eko Januari Anggara
Universitas Jember
12
Arini Sari Putri
Institut Pertanian Bogor
13
Abu Baqar
Institut Pertanian Bogor
14
Umul Karimah
Institut Pertanian Bogor
15
Soraya Puspa Jelita
Institut Pertanian Bogor
16
Marsudi Siburian
Institut Pertanian Bogor
17
Afi Datin Z.
Institut Pertanian Bogor
18
M. Hero Sidiqi
Universitas Islam Negeri-Jakarta
19
Retno Dyah Kuntari
Universitas Islam Negeri-Jakarta
20
Keis Pirli
Universitas Islam Negeri-Jakarta
21
Nurul Huda
Universitas Islam Negeri-Jakarta
22
Teddy prabowo,
Sekolah Tinggi MIPA
23
Riris Rio Andriano
Sekolah Tinggi MIPA
24
Hardiansyah
Sekolah Tinggi MIPA
25
Herbert Roy N
Universitas Pancasila-Jakarta
26
Enjang Dahlan
Universitas Djuanda
27
C. Tri Religi
Universitas Lampung
28
Desi Fitriyani
Universitas Lampung
29
Sulaiman R.
Universitas Airlangga
30
Thryana Tunggal D.
Universitas Pancasila-Jakarta
31
Dian Puspita Sari
Universitas Pancasila-Jakarta
32
Yulvivil Noviyanti
Universitas Pancasila-Jakarta
33
Ellen
Universitas Pelita Harapan
34
Febiola Natasha
Universitas Pelita Harapan
35
Komala Sari
AMIK BSI
36
Astriana Pertiwi
Universitas Negeri Jakarta
37
Indra Santi
Universitas Pakuan
16
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
2.6 Anggaran Belanja Anggaran belanja yang dipergunakan untuk membiayai seluruh kegiatan di Pusat Penelitian Bioteknologi pada tahun anggaran 2010 sebagaimana yang tertera dalam DIPA adalah sebesar Rp. 14.645.827.000,sedangkan realisasi pengeluaran mencapai Rp. 14.230.703.400,- (97,17%) sehingga terdapat selisih lebih sebesar Rp. 415.123.600,-. Kelebihan ini merupakan sisa anggaran yang tidak dipergunakan lagi (Tabel 5).
Tabel 5. Daftar Pagu DIPA dan realisasi anggaran 2010 Realisasi
%
9.694.730.000,0
9.431.683.958,0
97
Belanja Gaji Pokok PNS Belanja Pembulatan Gaji PNS Belanja Tunjangan Suami/Istri PNS Belanja Tunjangan Anak PNS Belanja Tunjangan Struktural PNS Belanja Tunjangan Fungsional PNS Belanja Tunjangan PPh PNS Belanja Tunjangan Beras PNS Belanja Uang Makan PNS Belanja Tunjangan Lain-lain Termasuk Uang Duka PN Dalam dan Luar Negeri Belanja Tunjangan Umum PNS Belanja Pegawai Transito
6.146.900.000,0
6.258.976.600,0
102
147.000,0
172.691,0
117
404.403.000,0
421.090.155,0
104
108.469.000,0
111.181.494,0
103
120.770.000,0
52.850.000,0
44
641.310.000,0
698.635.000,0
109
212.652.000,0
155.804.218,0
73
291.575.000,0
398.824.200,0
137
1.277.760.000,0
930.565.000,0
73
13.500.000,0
6.849.600,0
51
414.490.000,0
396.735.000,0
96
62.754.000,0
0
0
BELANJA BARANG Belanja Barang Keperluan Sehari-hari Perkantoran Belanja untuk Menahan Daya Tahan Tubuh
2.890.622.000,0
2.747.348.442,0
95
230.960.000,0
222.781.500,0
96
968.000,0
949.500,0
98
No.
KODE
JENIS BELANJA / MAK
1
51
BELANJA PEGAWAI
511111 511119 511121 511122 511123 511124 511125 511126 511129 511147 511151 512412 2
52 521111 521113
PAGU DIPA
17
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
521114 521115 521119 521211 521213 521219 522111 523111 523121 524119 3
53 532121 533111
Belanja Pengiriman Surat Dinas Honor yang Terkait dengan Operasional Satuan Kerja Belanja Barang Operasional Lainnya Belanja Bahan Honor yang Terkait dengan Output Kegiatan Belanja Barang Non Operasional Lainnya Belanja Langganan Daya dan Jasa Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Belanja Perjalanan Lainnya BELANJA MODAL Belanja Pertambahan Nilai Peralatan dan Mesin Belanja Modal Gedung dan Bangunan JUMLAH
4.000.000,0
1.592.500,0
40
87.600.000,0
87.600.000,0
100
29.904.000,0
29.729.000,0
99
567.146.000,0
564.023.000,0
99
678.760.000,0
664.610.000,0
98
107.540.000,0
94.242.670,0
88
730.096.000,0
629.870.472,0
86
175.798.000,0
175.386.000,0
100
192.800.000,0
192.458.800,0
100
85.050.000,0
84.105.000,0
99
2.060.475.000,0
2.051.671.000,0
100
100.000.000,0
99.636.000,0
100
1.960.475.000,0
1.952.035.000,0
100
14.645.827.000,0
14.230.703.400,0
97
18
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
2.7. Pengembangan Sarana dan Prasarana 2.7.1. Pemeliharaan Peralatan Laboratorium Pada tahun anggaran 2010 telah dilakukan perbaikan peralatan yang terdapat pada bidang/laboratorium Puslit Bioteknologi LIPI. Keseluruhan peralatan yang diperbaiki dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Peralatan laboratorium yang diperbaiki pada tahun 2010. No. 1.
2.
3. 4.
Nama Alat/Merk (No. Inventaris) Spektrofotometer/S himadzu (2.08.01.11.138.1) Inkubator/Heraeus (2.08.01.11.03.019) Frezer/Modena (2.08.01.13.023.4) UPS/ICA (2.05.02.06.017.3)
5.
Deep freezer/Sansio (2.08.01.13.023.15)
6.
Growth Chamber/Forma (2.08.01.41.112.1)
7.
Freeze drier/Dynavac (2.08.01.11.126.1)
8.
Ultra Centrifuge/Sorval RC26 (2.08.01.11.01.13)
Jenis Perbaikan Penggantian lampu UV Service rutin Perbaikan kontrol temperatur Overall service Perbaikan kompressor Perbaikan kontrol sistem Perbaikan inverter Penggantian battere Perbaikan modul Overall service Penggantian kompressor Pengisian freon Perbaikan timer Blassing Sistem penyinaran dan setting temperatur Perbaikan power supply Perbaikan sistem pendingin Perbaikan sistem pendingin Penggantian shaft engine Penggantian carling switch Perbaikan pendingin Penggantian shaft engine
Jumlah (Unit) 1 unit
Pengguna (Bidang) Biologi Sel dan Jaringan
1 unit
Bioproses
1 unit 1 unit
Biologi Molekuler Bioproses
1 unit
Bioproses
1 unit
Bioproses
1 unit
Biologi Sel dan Jaringan
1 unit
Biologi Molekuler
19
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
2.7.2. Penambahan Prasarana Pada tahun 2010, Puslit Bioteknologi-LIPI memperoleh penambahan sarana dan prasarana berupa pembangunan gedung laboratorium dan pengadaan peralatan laboratorium yang modern dan canggih untuk meningkatkan kemampuan lembaga dalam penelitian, khususnya dalam bidang peternakan dan biologi molekuler. Penambahan sarana dan prasarana yang memadai ini akan sangat menunjang kegiatan penelitian dalam rangka untuk mewujudkan visi Puslit Bioteknologi. Dengan gedung laboratorium dan peralatan yang modern serta didukung oleh staf peneliti yang berpengalaman, Puslit Bioteknologi-LIPI akan mampu menyelenggarakan dan melayani berbagai kegiatan penelitian maupun kerjasama penelitian. Sarana fisik berupa feed plant, dairy plant dan kandang ternak otomatis beserta sarana pendukungnya telah dibangun pada tahun 2010 di kampus Puslit Bioteknologi-LIPI. Beberapa aktifitas pembangaunan terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Kegiatan persiapan dan pembangunan gedung baru dan prasarana.
20
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
2. 8. Perpustakaan 2.8.1. Pengembangan Koleksi Pengembangan koleksi yang dilaksanakan oleh Puslit BioteknologiLIPI adalah pengadaan dan pengembangan untuk menambah koleksi perpustakaan baik berupa buku, majalah maupun media audio visual. Penambahan koleksi dalam bentuk tercetak maupun berupa audio visual seperti buku, majalah dan CD-ROM diperoleh melalui hadiah baik dari staf peneliti, mahasiswa yang melakukan PKL/penelitian di Puslit Bioteknologi-LIPI maupun masyaratakat lainnya. Penambahan koleksi juga didapat dari hasil tukar menukar antar instansi, yaitu Annales dan Biotrends yang merupakan terbitan dari Puslit Bioteknologi-LIPI dengan jurnal terbitan dari lembaga lain, pada umumnya dari lembaga pemerintah. Pengadaan koleksi perpustakaan Puslit Bioteknologi-LIPI juga dilakukan dengan membuat paket informasi yang dibuat oleh staf perpustakaan kemudian dijadikan dalam bentuk tercetak. Hal lain yang juga tidak kalah penting adalah dijitalisasi koleksi sebagaimana laporan di bawah ini.
2.8.2. Dijitalisasi Dalam rangka meningkatkan pengembangan koleksi perpustakaan Puslit Bioteknologi LIPI maka telah dilakukan kegiatan pengumpulan bahan berupa ebook dan ejournal serta artikel yang di unduh dari internet (140 berkas file). Selain itu juga telah dikumpulkan dan dijitalisasi koleksi informasi berasal dari lembaga atau Puslit Bioteknologi LIPI dengan sebanyak 4,6 Gb yang dikemas dalam bentuk DVD, dengan kategori : 1. Brosur 2. BSJ : Digital Library-Erma_dkk 3. E- book ( E-book, Fungi, Genes, Hae, Ich, Mcb, Micro, Scaning, Schaum, Senayan, Virus) 4. E- Journal (Annales, Biotrends, Media Biotek pdf, Warta Biotek) 5. Foto (Alat, Fasilitas, Gedung, Humonoria, Kebun, Lab, Pegawai, Perpustakaan 6. Laporan Tahunan 7. Laporan Teknik (tahun 1990-2008) 8. Logo LIPI 21
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
9. Makalah 10. Manual Presentasi 11. Program freeware 12. Prosiding 13. SOP 14. Video (Sekilas Bioteknologi Indonesia) Koleksi dijital tersebut di kemas dalam DVD Koleksi Dijital Perpustakaan Puslit Bioteknologi LIPI seperti contoh pada Gambar 7. Gambar 8 adalah tampilan Online Public Acsess Cataloq perpustakaan Puslit Bioteknologi-LIPI.
Gambar 7. Contoh penampilan depan cover DVD koleksi Puslit BioteknologiLIPI.
22
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Gambar 8. Tampilan Halaman Online Public Access Catalog (OPAC) Perpustakaan Puslit Bioteknologi LIPI yang dapat diakses umum di www.biotek.lipi.go.id/perpus.
2.8.3. Pengembangan Automasi Layanan Perpustakaan Dalam rangka mengembangkan perpustakaan dijital di bidang bioteknologi, perpustakaan Puslit Bioteknologi telah mengumpulkan koleksi sumber informasi berbentuk dijital serta tercetak yang yang kemudian dientri ke dalam katalog online sehingga dapat diakses oleh masyarakat. Selain itu juga dilakukan kegiatan barcoding koleksi buku yang dimiliki. Data anggota perpustakaan pun telah dimasukan ke dalam sistem automasi yang berbasis Senayan Library Information Management System (SLIMS) yang kemudian diberi nama local Bioteklib LIMS. Gambar 9 data statistik koleksi yang telah masuk ke dalam Sistem Automasi Bioteklib LIMS beserta data anggota, selain itu juga data sirkulasi peminjaman pada tahun 2010 (tahap pengembangan dan percobaan/transisi).
23
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Statistik Koleksi Total Judul : 11177 Total Item/Kopi : 3568 Total Item Dipinjam :6 Total Item Dalam Koleksi : 3562 Total Judul Menurut Media/GMD : Article: 7503, Text: 3254, Serial: 329, Computer File: 71, CD-ROM: 18, Computer Software : 1
Total Judul Menurut Media/GMD 67,1 %
0,6 % 2,9
% 29,1 % Total Judul Menurut Media/GMD 44,0 %
32, 4 %
Gambar 9.
23,7 %
Statistik Peminjaman Total Peminjaman : 29 Total Judul Menurut Media/GMD: Text : 29, Total Item Menurut Jenis Koleksi: Reference : 5, Textbook : 1, Total Transaksi Peminjaman : 13 Rata-Rata Transaksi Per Hari : 1 Transaksi Tertinggi Dalam Sehari : 6 Anggota Yang Meminjam : 11 Anggota Belum Pernah Meminjam : 254 Total Peminjaman Terlambat : 0
Statistik koleksi dan peminjaman di perpustakaan Puslit Bioteknologi-LIPI.
Pengunjung perpustakaan Puslit Bioteknologi-LIPI berasal dari staf Puslit Bioteknologi-LIPI, mahasiswa, dan staf dari instansi lain yang pada umumnya berdomisili di sekitar Jakarta, Bogor dan Depok. Layanan sirkulasi buku berjalan seperti biasa yaitu buku hanya boleh dipinjam oleh PNS Puslit Bioteknologi-LIPI dengan data statistik buku yang dipinjam berdasarkan klasifikasi pengetahuan yaitu kelas 000 sebanyak 3 judul, kelas 300 sebanyak 4 judul, kelas 500 sebanyak 18 judul, kelas 600 sebanyak 2 judul dan kelas 900 sebanyak 1 judul. Sedangkan bagi masyarakat umum yang membutuhkan data bisa didapatkan melalui jasa fotokopi.
24
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Layanan informasi yang bisa didapatkan melalui internet membuat perpustakaan Puslit Bioteknologi-LIPI menjadi kurang diminati oleh para peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI sendiri, dalam arti mereka datang langsung ke perpustakaan, apalagi ditambah dengan tidak adanya penambahan koleksi buku baru yang berhubungan dengan bioteknologi. Namun demikian, akses terhadap katalog perpustakaan cukup banyak baik dari staf Puslit Bioteknologi sendiri maupun dari luar lembaga. Masyarakat pada umumnya meminta informasi yang dibutuhkan melalui e-mail perpustakaan setelah mereka mengakses katalog perpustakaan. 2.8.4. Homepage Puslit Bioteknologi-LIPI Web sebagai jembatan informasi online dari Puslit Bioteknologi LIPI kepada masyarakat memiliki peranan dalam peningkatan layanan kerjasama dan jasa. Untuk itu informasi web (http://www.biotek.lipi.go.id) senantiasa diupdate. Informasi online pada session artikel yang tampil di web Puslit Biotek LIPI pada tahun 2010 itu sebanyak 95 artikel, di luar informasi Profil, SDM, R & D. Total informasi yang di update ke dalam web pada tahun 2010 yaitu sebanyak 128 informasi. Total keseluruhan informasi yang tersedia di web sampai tahun 2010 yaitu sebanyak 724 informasi. Untuk data kunjungan pengunjung terakhir yaitu sebanyak 1.168.280 kunjungan pada tahun 2010. Selain itu dalam meningkatkan citra lembaga dalam pelayanan informasi terhadap masyarakat, tampilan web Puslit Bioteknologi LIPI diubah dengan tampilan yang lebih mencitrakan kegiatan lembaga serta penambahan fasilitas forum diskusi bioteknologi.
25
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Bab III Pelaksanaan Program dan Hasil Kegiatan 3.1. Kegiatan Penelitian 3.1.1. Kegiatan Penelitian DIPA a.
Identifikasi Kandidat Penciri Genetik Berasosiasi dengan Gen Penyandi Sifat Kelahiran Kembar pada Sapi Perah (Endang Tri Margawati, Indriawati dan Muhamad Ridwan)
Abstrak Guna memenuhi kemandirian pangan dari sumber protein hewani maka sumber pangan susu perlu diperhatikan mengingat selama ini produk dalam negeri masih sangat kurang hanya mampu memenuhi 20% kebutuhan. Sementara sisanya masih diimpor dari luar negeri, data statistik impor susu tidak dilaporkan. Produksi susu tinggi dipengaruhi oleh genetik dari ternak, selain harus didukung pula oleh lingkungan (pakan, pemeliharaan, klimat, kesehatan dan lain-lain.) dan fenotip ternak. Selain data impor susu tidak tercatat, data populasi sapi perah dari tahun ke tahun tidak ada penambahan secara signifikan. Selain jumlah populasi, kualitas secara genetis ternak sapi perah juga perlu diperhatikan. Berdasarkan permasalahan tentang populasi ternak sapi perah, penelitian genetika molekuler perlu dilaksanakan terutama untuk percepatan pengadaan bibit sapi perah melalui studi kelahiran kembar (twinning birth). Sifat reproduksi termasuk kelahiran kembar mempunyai heritabilitas rendah. Bilamana seleksi dilakukan secara konvensional maka perlu waktu lama dan biaya tinggi karena harus menunggu kelahiran generasi berikutnya sampai diketemukan sifat kembar yang dicari. Introduksi dengan teknologi marker pada seleksi genetik dengan hewan hidup dapat meningkatkan efisiensi reproduksi lebih cepat pada sapi. Secara alami kelahiran kembar pada sapi rendah kurang dari 1%. Pada sapi potong kejadian kembar 1% dan sekitar 4% pada sapi perah, namun pada sapi perah dengan meningkatnya umur induk sifat kelahiran kembar tinggi sampai 10%. Laju kembar dapat meningkat pada periode umur induk 10 tahun, dan kenaikan paling besar terjadi antara parity (kelahiran) pertama dan kedua. Kegiatan ini difokuskan pada koleksi DNA dan bioinformatik penciri genetik berkaitan dengan gen penyandi sifat kelahiran kembar. Koleksi DNA dilakukan dari 26
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
sampel darah induk yang mempunyai riwayat melahirkan anak kembar dan induk berproduksi tinggi dari peternakan di sekitar Bogor. Terdapat hubungan antara produksi susu tinggi dengan sifat kelahiran kembar dan twinning rate dengan ovulation rate yang tinggi. Sementara kegiatan bioinformatik digunakan dalam merancang primer untuk mendapatkan potongan genom DNA sesuai dengan penciri genetik yang akan diidentifikasi. Dalam penelitian ini dirancang empat pasang primers untuk penciri genetik igf-1, bta5, spp1 dan mgf. Luaran kegiatan adalah didapatkan beberapa sampel DNA terseleksi dan 4 pasang primer design sesuai dengan penciri genetik yang akan diidentifikasi.
500pb
158-214pb 100pb
Gambar 10. Elektrophoresis DNA Sapi perah FH Cibinong dengan penciri genetik AGLA254 (M= DNA ladder 100pb; 1-10= DNA sapi FH; 11= Kontrol negatif) b. Identifikasi Gen Scd (Stearoyl Coa Desaturase) pada Sapi Perah Frieshian Holstein (Nanik Rahmani, Baharuddin Tappa, Syahruddin Said, Ekayanti M. Kaiin, Yulnawati, Fifi Afiati, Nova Dilla Yanthi, Muhammad Gunawan, Edy Sophian dan Neneng Hasanah)
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi gen yang berperan dalam sintesis cla pada sapi perah di Puslit Bioteknologi LIPI Cibinong. Konsentrasi tertinggi CLA ditemukan pada ternak ruminansia terutama pada produk susu dan hasil olahannya (dibandingkan daging sapi, ternak monogastrik, unggas dan tanaman). Dengan harapan dapat dilakukan seleksi ternak yang menghasilkan lemak susu lebih lembut, sehat dan disukai konsumen. Beberapa studi menunjukkan bahwa sapi yang menghasilkan susu dengan kandungan CLA yang lebih tinggi sangat menguntungkan bagi 27
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
kesehatan manusia. Isolasi DNA dari 29 sampel darah dari sapi hasil koleksi Puslit Bioteknologi LIPI Cibinong dilakukan dengan menggunakan metode Sambrook. Selanjutnya DNA genom hasil isolasi digunakan sebagai template PCR untuk mengidentifikasi keberadaan gen scd pada sapi perah. Primer yang digunakan terdiri atas kombinasi empat pasang primer forward dan reverse yaitu primer 1 : scd-9848f dan scd-10572r, primer 2 : scd-9961f dan scd10572r, primer 3 : scd-9961f dan scd-10355r serta primer 4 : 9848f dan scd10572r. Suhu annealing optimum untuk masing-masing primer berturut-turut adalah primer 1, 2 dan 3 adalah 58,2oc; sedangkan primer 4 adalah 55,7oc. Produk PCR untuk masing-masing primer adalah primer 1 : 508 bp, primer 2 : 612 bp, primer 3 : 395 bp dan primer 4 : 725 bp. Dilihat tipe alel yang diperoleh, terdapat tiga tipe alel yang terbentuk yaitu lane 1, 2, 8 adalah alel aa; lane 3, 4, 9, 10 dan 11 alel ab dan lane 5, 6, 7 adalah alel ac.
Gambar 11. Pola pita DNA genom beberapa sampel hasil isolasi (Running pada 1% gel agarose dalam 1XTAE). Lane 1 DNA marker, Lane 2- 20 sampel DNA genom sapi hasil isolasi
28
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
c.
Produksi Obat dan Bibit Unggul Tanaman Berbasis Biologi Molekuler (Yuli Sulistyowati, Titik Kriswidarti, Budi Saksono, A. Zainal Mustofa, Dwi Wulandari, Linda Sukmarini, Eva Erdayani, Lita Triratna, Nurhamidar Rahman, Siti Kurniawati, Anky Zannati, Vincentia Esti Windiastri, Arizah Kusumawati, Neng Herawati, Fatimah Zahra, Hani Fitriani, Enny Sudarmonowati, Bernadetta Rina Hastilestari, Eddy Yusuf, Carla Frieda Pantouw, Adi Santoso, Dwi Widyajayantie, Dadang Supriatna, Budi Satrio Maulana, M. Taufik Hidayat, Henni Widowati, Yeni Andriani, Sri Indrayani, Yana Rubiana, Erik Firdian dan Popi Hadiwisnuwardhani)
Abstrak Peraturan tentang tanaman transgenik yang bersifat aman lingkungan dan aman pangan dan adanya kekhawatiran masyarakat akan pengaruh negatif tanaman transgenik mendorong dirakitnya tanaman transgenik yang tidak mengandung marka penyeleksi antibiotik maupun komponen-komponen DNA/gen lainnya selain gen target. Oleh karena itu perlu diupayakan mendapatkan tanaman padi transgenik yang mempunyai ketahanan terhadap penggerek dan bersih dari marka penyeleksi antibiotik dengan cara memperbaiki teknik transformasi. Salah satu metode untuk mendapatkan tanaman transgenik bebas gen penyandi ketahanan terhadap antibiotik adalah dengan transformasi menggunakan T-DNA ganda. Kegiatan penelitian yang dilakukan pada 2010 adalah perbaikan perakitan padi transgenik melalui transformasi T-DNA ganda. Pada tanaman T0 dilakukan analisis gen target dengan metode PCR (polimerase chain reaction). Selain itu akan dilakukan pula immunostrip untuk mengetahui ekspresi gen cry1Ab dan Southern blot untuk mengetahui jumlah salinan gen.
C D [ Gambar 12. Perkembangan embrio tanaman padi (a). Immature embrio; (b). T Kalus beregenerasi: (c). Planlet; (d), Aklimatisasi y 29 p e a q u A
B
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
d. Optimasi Media untuk Memperbanyak Tunas Tanaman Balitung (Xanthosoma Sagittifolium) secara In Vitro (Laela Sari, Maria Imelda, Made Sri Prana, Nurul Sumiasri, Aida Wulansari, Heru Wibowo, Nana Burhana dan Mulyana)
Abstrak Sejalan dengan pertambahan penduduk yang begitu pesat, kebutuhan bahan makanan dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Peningkatan perlu terus dilakukan mengingat penurunan produksi yang disebabkan berkurangnya lahan akibat pertambahan pemukiman penduduk dan produktivitas yang rendah. Oleh karena itu perlu dicari dan disosialisasikan sumber bahan pangan yang baru, salah satunya adalah balitung dari kelompok ubi-ubian. Balitung (Xanthosoma sagittifolium) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam suku Araceae. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan teknik perbanyakan tanaman balitung asal Sukabumi yang efektif dan efisien melalui kultur jaringan dari eksplan mata tunas untuk mendapatkan bibit tanaman secara cepat. Perbanyakan in vitro balitung masih sangat terbatas dan belum pernah ada perbanyakan bibit secara besar-besaran sehingga perlu dilakukan penelitian tentang perbanyakan in vitro tanaman ini. Proses perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan terdiri atas seleksi pohon induk (sumber eksplan yang sehat), sterilisasi, inisiasi tunas, multiplikasi, pengakaran dan aklimatisasi. Umbi yang mempunyai mata tunas disterilisasi dengan larutan klorox 10-30% kemudian dengan HgCl2 0,05-0,1% lalu dibilas aquades steril dan ditumbuhkan dalam media MS (Murashige and Skoog). Multiplikasi tunas dari tunas tunggal dilakukan pada media MS padat yang diperkaya dengan zat pengatur tumbuh TDZ sebanyak 0,4 mg/l dan 0,8 mg/l selama 2 bulan. Tunas yang terbentuk dipergunakan sebagai bahan untuk perbanyakan. Pengakaran planlet dilakukan pada media MS + 1 mg/l IBA. Planlet yang sudah cukup besar dan berakar siap untuk di aklimatisasi. Hasil penggandaan tunas yang paling banyak diperoleh pada media MS + 0,4 mg/l TDZ. Pada media tersebut diperoleh tunas sebanyak 10-15 dalam waktu 2 bulan. Akar terbentuk diperoleh pada media MS + 1 mg/l IBA dengan jumlah 10-15 buah dengan persentase pertumbuhan akar sebesar 100% dalam waktu 8 minggu dan siap untuk diaklimatisasi.
30
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
(a)
(b)
Gambar 13. Kultur jaringan balitung. (a) Pengakaran tunas in vitro balitung dalam media MS + IBA 1 mg/l umur 4 minggu. (b) Pengakaran tunas in vitro balitung dalam media MS + IBA 1 mg/l umur 8 minggu. e. Konservasi In Vitro dan Analisis Kekerabatan D. alata Ungu Koleksi Puslit Bioteknologi LIPI (Dyah Retno Wulandari, Tri Muji Ermayanti, Rudiyanto, Deritha E Rantau, Erwin Al Hafiizh, Betalini Widhi Hapsari, Andri Fadillah Martin, Evan Maulana dan Lutvinda Ismanjani)
Abstrak Pada tahun 2010 ini kegiatan penelitian beberapa jenis jenis Dioscorea yang telah dikoleksi pada tahun 2008 dan 2009 difokuskan pada inisiasi kultur tunas dan optimasi kondisi PCR untuk analisis kekerabatan dengan menggunakan metode rapd. Inisiasi kultur tunas dilakukan untuk penyediaan bahan in vitro untuk keperluan penelitian konservasi in vitro sumber plasma nutfah jenis-jenis Dioscorea yang merupakan koleksi Puslit Bioteknologi LIPI sebagai sumber pangan alternatif. Saat ini telah dikoleksi 3 jenis Dioscorea yang berpotensi sebagai sumber pangan alternatif yaitu D. alata ungu dan putih, D. esculenta dan D. hispida. Koleksi dari berbagai daerah telah ditanam di rumah kaca, lath-house dan kebun percobaan di Cibinong. Eksplan tunas pucuk dan buku ketiga jenis tanaman ini telah berhasil ditanam pada media ms dan siap dilakukan percobaan konservasi in vitro. Bahan ini juga dapat digunakan untuk sumber DNA untuk keperluan analisis kekerabatan. Isolasi DNA ketiga jenis tanaman ini juga telah dilakukan, dan optimisasi kondisi PCR mendapatkan pita yang cukup representatif sehingga kondisi ini dapat diteruskan sebagai salah satu langkah untuk persiapan analisis kekerabatan menggunakan metode RAPD. Beberapa primers memberikan hasil visualisasi 31
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
pita yang cukup jelas, sehingga pemilihan primer dapat dipergunakan untuk analisis kekerabatan.
(a)
(b)
Gambar 14. Dioscorea uwi ungu. (a) Kultur tunas Dioscorea, (b) tanaman hasil aklimatisasi f.
Pengembangan Produk Bioagroindustri Berbasis Eliminasi Gas Rumah Kaca (Cox, Nox, Sox Dan Ox) : Mikroalga Laut Indonesia sebagai Penghasil Energi Biodisel (Ahmad Thontowi, Dwi Susilaningsih, Khairul Anam, Swastika Praharyawan, Ruth Meliawati, Awan Purnawan, Hariyatun, Sylvia Jr. Lekatompessy, I Nyoman Kabinawa, Harmastini, Ni Wayan Sri Agustini, Kusmiati, Trisanti Anindyowati, Asrul M. Fuad, Dian Fitria Agustiyani, Djadjat Tisnadjaja, Ai Hartati, Yoice Srikandace, Yatri Hapsari, Eko Wahyu Putro, Asep Muhammad R., Eris Septiana, Dian Noverita Widyaningrum, Tiwit Widyowati, Nuriyanah, Marsiti Apriatini, Liseu Nurjanah, Yuliawati, Nuryati, Yudiadi, Nurlaili Ekawati, Nana Burhana. Alisin Febiyanti, Martha Sari, Delicia Yunita R. dan Ade Andriani)
Abstrak Biomassa mikroalga sangat efektif dan efisien untuk dijadikan sumber energi yang tidak menimbulkan pencemaran (white technology) karena merupakan mikroba fotosintetik mandiri pengakumulator hidrokarbon dan tepung. Produk mikroalga dapat dikonversi menjadi biodiesel, biohidrogen dan biometan dengan bantuan teknik fermentasi dan perubahan proses kimia, dengan perolehan hasil berkisar 20-70% dari berat kering. Mikroalga merupakan kandidat terbaik untuk sumber bioenergi dibandingkan dengan minyak jarak, sawit, kedelai dan jagung sehingga dapat menghindari kompetisi 32
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
dengan tanaman dan lahan pangan. Penelitian ini merupakan aplikasi hasil riset mikroalga laut Tetraselmis sp. dan Chlorella sp. dengan tujuan untuk pembuatan biodiesel pada skala semi-pilot-plan. Kultivasi menggunakan metode modifikasi Benemann (1998) yaitu teknik kultur di lapangan dengan reaktor kolam buatan bersambung dengan instalasi pengontrol pH dan aerasi tanpa pengaturan suhu dan cahaya matahari. Proses mass-kultur mikroalga secara terkendali di skala lapangan sangat ditentukan oleh cahaya matahari, sumber air dan kandungan kimia perairan seperti pH dan salinitas. Daerah pantai merupakan pilihan ideal untuk memproduksi mikroalga karena mempunyai kemudahan akses untuk memperoleh jangkauan air laut, cahaya matahari dan sumber nutrisi untuk kultur mikroalga, serta industri-industri pengguna biomasa mikroalga yang cukup banyak berada. Hasil yang ingin diperoleh adalah adanya produksi biomasa mikroalga yang kontinyu dengan kualitas yang rata dan konversinya untuk menjadi bioenergi atau biofuel cair.
(a)
(b)
Gambar 15. Kultur mikroalgae penghasil bioenergi. (a) Tetraselmis, chlorella perbanyakan biomassa <20 liter. (b) Kultur (stok)/kultivasi algae lebih dari100 liter.
33
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
g.
Pengembangan Kebun Koleksi Plasma Nutfah di Cibinong Science Center (Dody Priadi, Taryadi Rachmat, Tatang Sudarna, Handrie, Oceng, Nanang T. Rustama, Yani Cahyani, Tato Sumardiman, Lasimur, Moh. Sajam, Aan Sutiawan, Tulus Maulana, Muhamad Atu, Muh.Watman dan Nawawi)
Abstrak Kebun plasma nutfah tumbuhan dan hewan Cibinong pada saat ini memiliki 1.172 nomor koleksi yang terdiri dari 18 jenis dan 82 varietas tanaman buahbuahan terpilih indonesia serta koleksi hewan ternak ruminansia (sapi, kerbau dan kambing). Sebagai salah satu kegiatan tolok ukur kelembagaan, pihak kebun mengemban tugas rutin penataan dan pemeliharaan, persemaian dan pembibitan tanaman koleksi, pemeliharaan halaman dan jalan kampus puslit bioteknologi serta koleksi hewan ternak. Pada tahun 2010 telah dilakukan kegiatan duplikasi tanaman koleksi durian, lengkeng dan duku sebagai bahan penyulaman dan pengembangan tanaman koleksi. Untuk melengkapi database tanaman koleksi buah-buahan telah dilakukan pengamatan morfologi daun dan bagian tanaman lain kemang (Mangifera caesia), mangga (Mangifera indica), manggis (Garcinia mangostana), matoa (Pometia pinnata), melinjo (Gnetum gnemon), nangka (Artocarpus heterophyllus), sawo (Manilkara achras) dan sirsak (Annona muricata). Sampai akhir Desember 2010 koleksi hewan ruminansia berjumlah 24 ekor yang terdiri dari sapi dan kerbau milik koperasi dan kelompok penelitian hewan. Di bidang pelayanan publik, kebun telah menerima 6 kali kunjungan tamu baik dari instansi pemerintah maupun siswasiswi TK hingga SLTA. Penanganan pasca panen belum dapat dilakukan sepenuhnya mengingat masih tingginya gangguan keamanan terhadap kebun dari pihak luar.
34
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
1
2
3
4
Gambar 16. Kebun Plasma Nutfah Puslit Bioteknologi-LIPI di Cibinong. (1) Pembibitan KS Koperasi, (2) Pembibitan koleksi, (3) Hasil pruning tanaman koleksi, (4) Kegiatan pemeliharaan tanaman koleksi h. Pengembangan Fasilitas Koleksi Biakan Mikroorganisme (INACC) (Shanti Ratnakomala, Puspita Lisdiyanti, Wulansih Dwi Astuti, Gina Kartina, Elvi Yetti, Arief Soeksmanto, Djumhawan D. Permana dan Akhirta Atikana)
Abstrak Dalam pemanfaatan biakan mikrooganisme untuk keperluan penelitian maupun pemanfaatannya diperlukan biakan mikroorganisme hidup. Oleh karena itu diperlukan fasilitas yang memenuhi persyaratan untuk mengkonsevasinya secara ex situ yang dinamakan koleksi biakan mikroorganisme (culture collection). Saat ini tiap unit kerja di LIPI mempunyai koleksi mikroorganisme yang ditangani secara tidak terpadu. Oleh karena itu perlu membentuk koleksi biakan mikroorganisme yang secara ilmiah dapat dipercaya dan representatif dengan cara memadukan dan menguatkan yang telah ada dengan nama INACC (Indonesia Culture 35
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Collection). Dengan adanya koleksi biakan mikroorganisme ini, percepatan difusi dan pemanfaatan hasil riset yang berbasis mikroorganisme dapat menghasilkan inovasi ke dalam dunia usaha dan ke dalam kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Koleksi biakan mikroorganisme ini diharapkan pula membangkitkan peran masyarakat dalam melestarikan lingkungan dan memanfaatkan mikroorganisme yang telah dieksplorasi juga dalam kegiatan sosial ekonomi dalam rangka menuju masyarakat Indonesia yang sejahtera. Pada tahun sebelumnya, telah berhasil dalakukan pendataan, pembenahan, dan pengaturan koleksi biakan mikroba; pembuatan standard operating procedures, dan pengungkapan potensi koleksi aktinomisetes Indonesia di Biotechnology Culture Collection (BTCC) untuk menuju terwujudnya pusat koleksi sumber daya mikroba di LIPI. Pada tahun kedua ini, telah berhasil dilakukan kerjasama dengan Puslit Bioteknologi LIPI dan dengan pusat sumber daya mikroba di Jepang, yaitu NBRC (NITE Biological Resource Center) dan dengan diterimanya proposal bersama dengan program dari JSTJICA selama 5 tahun ke depan, pengembangan fasilitas sumber daya mikroba di Indonesia dapat segera terwujud. Selain itu, pada tahun ini, dilakukan pula pengungkapan potensi isolat-isolat asli Indonesia.
36
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
i.
Akreditasi dan Sertifikasi Laboratorium Pengujian Bioteknologi Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI (Roni Ridwan,Yantyati Widyastuti, Partomuan Simanjuntak, Judhi Rachmat, Rohmatussolihat, Fahrurrozi dan Bustanussalam)
Abstrak Perubahan yang cepat dan mendasar terjadi dalam kehidupan di segala bidang dan menuntut meningkatnya persaingan di pasar global yang berpengaruh terhadap penetapan standar mutu barang dan jasa. Salah satu standar mutu laboratorium pengujian dan kalibrasi yang berlaku saat ini adalah sniiso/iec17025:2008. Tuntutan informasi teknis dari setiap produk yang diperdagangkan menuntut laboratorium penguji dan kalibrasi untuk meningkatkan kompetensi dan kepercayaan terhadap hasil uji yang akurat dan absah. Peningkatan pengguna sistem manajemen mutu secara umum telah menuntut kebutuhan untuk menjamin bahwa laboratorium yang dimiliki oleh suatu organisasi atau institusi adalah laboratorium kompeten dalam bidang pengujian dan relevan dengan lingkup pengujian berdasarkan Sistem Standardisasi Nasional (SSN). Akreditasi dan sertifikasi termasuk dalam lingkup kegiatan SSN. Persyaratan akreditasi terdiri dari dokumen sistem manajemen mutu 5 level, implementasi sistem manajemen mutu, audit internal, kaji ulang manajemen, tindakan perbaikan, dan uji profiensi telah dilakukan di Laboratorium Pengujian Bioteknologi (LPB) Puslit Bioteknologi LIPI yang disesuaikan dengan SNI ISO/IEC 17025:2008. Kegiatan ini memberikan kompetensi LPB dalam mendorong peningkatan jaminan kualitas pengujian khususnya lingkup pengujian mikrobiologi yang absah dan akurat serta mengarah pada peningkatan kepuasan pelanggan. Pengajuan akreditasi dan sertifikasi dilakukan dengan mendaftarkan LPB ke komite akreditasi nasional dan menyerahkan dokumen sistem manajemen mutu level I dan II sebagai persyaratan pendaftaran akreditasi.
Gambar 17. Beberapa contoh uji dari customer berupa produk pangan. 37
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
j. Pengembangan Layanan Informasi Kerjasama dan Perpustakaan Dijital di Bidang Bioteknologi (Ahmad S. Surapermana, Siti E. Faisholyah, Sogir, Ludya A. Bakti, Esti Baina, A. Wijaya, Sanusi, Ario T. Suwarno, Endi R. Rasmandi, Cahya Ningrum, Ramlamto, Suherman, M. Fahrudi, Santi Sugiharti, Juanda, Abidin, Riyanto, Munadi, R. Hidayat dan Yadi)
Abstrak Dalam pengembangan kegiatan kerjasama dan jasa serta meningkatkan citra Puslit Bioteknologi LIPI, informasi memegang peranan yang sangat penting. Untuk itu dilakukan kegiatan kemas ulang informasi yang berisi profil, produk dan jasa, teknologi serta sumber daya manusia dari Puslit Bioteknologi LIPI dalam bentuk DVD informasi Puslit Bioteknologi LIPI yang dapat meningkatkan layanan dan membangun kerjasama yang saling menguntungkan antara Puslit Bioteknologi LIPI dengan para stakeholder (pemangku kepentingan antara lain, institusi, industri atau masyarakat umum). Di samping itu dalam meningkatkan pelayanan perpustakaan, maka dilakukan pengembangan perpustakaan dijital (digital library) di bidang bioteknologi serta mengembangkan sistem automasi peminjaman oleh perpustakaan Puslit Bioteknologi LIPI. Kegiatan ini dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan dan pelayanan perpustakaan terhadap pengguna khususnya peneliti Puslit Bioteknologi LIPI dan masyarakat umumnya, sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan kegiatan penelitian di bidang bioteknologi dan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di bidang bioteknologi kepada masyarakat.
38
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
1
2
Gambar 18. Tampilan cover DVD dan halaman depan website. (1) Cover profil Puslit Bioteknologi LIPI, (2) Tampilan halaman Online Public Access Catalog (OPAC) Perpustakaan Puslit Bioteknologi LIPI yang dapat diakses umum di www.biotek.lipi.go.id/perpus.
39
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
3.1.2 Kegiatan Penelitian Kompetitif 2010 a. Pemberdayaan Masyarakat melalui Aplikasi Bioteknologi Peternakan Sapi dan Kerbau di Wilayah Perbatasan Malinau Kalimantan Timur (Baharuddin Tappa, Roni Ridwan, Fifi Afiati, Muhammad Gunawan dan Edy Sophian)
Abstrak Kegiatan ini merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya (Tahun 2009) di wilayah perbatasan Malinau Kalimantan Timur. Kawasan perbatasan Kabupaten Malinau Kalimantan Timur merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia. Kondisi sosial ekonomi masyarakat wilayah perbatasan Kabupaten Malinau yang dicirikan dengan adanya masalah kemiskinan, kesenjangan sosial antara masyarakat setempat dengan masyarakat negara tetangga serta terbatasnya akses masyarakat perbatasan terhadap teknologi untuk memanfaatkan sumber daya alam lokal. Sesuai kondisi alamnya yang agraris, sektor pertanian termasuk subsektor peternakan menempati posisi penting dalam pembangunan ekonomi daerah dan menjadi tumpuan kehidupan sebagian besar masyarakat pedesaan di Kabupaten Malinau. Tingkat pertumbuhan ternak sapi di Kabupaten Malinau berkisar antara 2-3% per tahun. Hal ini dikarenakan jumlah sapi pejantan dominan lebih sedikit, dan tidak sebanding dengan jumlah sapi betina, sehingga sering terjadi sapi betina minta kawin tetapi tidak tersedia sapi pejantan. Selain itu, tingkat pertumbuhan dan perkembangannya juga masih mengandalkan proses alami. Hal ini yang mengakibatkan tingkat pertumbuhan ternak sapi rendah. Jumlah populasi ternak sapi saat ini mencapai 1500 ekor dan kerbau 80 ekor. Jumlah tersebut mencakup di lima wilayah kecamatan terdekat dengan ibukota kabupaten, yakni Malinau Kota, Malinau Utara, Malinau Barat, Mentarang dan Malinau Selatan. Dengan tingkat perkembangan sapi yang hanya 2-3% tersebut, Pemkab Malinau melalui Dinas Peternakan saat ini menjalin kerjasama dengan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI melakukan aplikasi teknologi peternakan langsung ke peternak. Melalui kegiatan ini telah dilaksanakan kegiatan diseminasi teknologi tepat guna dan pengembangan penguatan sumber daya manusia. Untuk tahun anggaran 2010 yang merupakan lanjutan kegiatan sebelumnya telah dilakukan mulai dari seleksi sapi dan kerbau untuk calon akseptor IB kemudian dilanjutkan sinkronisasi berahi, inseminasi buatan, pemeriksaan kebuntingan dan pemeliharaan anak. Pada tahun 2010 juga telah lahir anak sapi dan kerbau dari 40
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
hasil kegiatan tahun sebelumnya. Selain itu juga telah dilakukan transfer teknologi produksi sperma dan prosessing dan penyimpanan sperma skala laboratorium lapangan di Dinas Peternakan Malinau. Dengan adanya program kerjasama ini tingkat pertumbuhan dan pengembangan populasi ternak sapi dan kerbau di Malinau bisa lebih meningkat. b. Perbanyakan Pisang Kepok Amorang Tahan Penyakit Darah melalui Proliferasi Tunas In Vitro (Maria Imelda, Yuyu S. Poerba, Aida Wulansari dan Duayah Martanti)
Abstrak Pisang merupakan tanaman buah yang paling banyak ditanam dan dikonsumsi di Indonesia, namun pisang komersial pada umumnya tidak tahan terhadap penyakit berbahaya seperti penyakit darah, penyakit layu Fusarium, penyakit virus bunchy top dan sigatoka. Pisang kepok merupakan varietas yang digemari tetapi sangat peka terhadap penyakit darah yang ditimbulkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Pisang kepok Amorang atau pisang kepok Unti Sayang, mutan alami dari Sulawesi yang jantungnya gugur sendiri dan memiliki ketahanan secara fisik terhadap penyakit darah ini perlu diperbanyak untuk menggantikan pertanaman pisang kepok yang hancur karena penyakit darah. Untuk tujuan tersebut, teknik perbanyakan klonal yang efektif dan efisienpisang kepok Unti Sayang melalui proliferasi tunas in vitro telah berhasil dikembangkan pada tahun pertama (2008). Pengujian stabilitas genetik terhadap bibit hasil sub kultur 1-10 yang fenotipenya mengalami perubahan, dengan teknik RAPD dan ISSR, menunjukkan keseragaman genetik yang tinggi (96%). Pada tahun ke tiga (2010), dilakukan pengamatan terhadap sifat agronomi dan fenologi bibit hasil proliferasi tunas tersebut di lapangan. Selain itu diteliti pula pengaruh sinar gamma terhadap munculnya varian atau mutan dan selanjutnya diseleksi mutan yang pendek. Teknik RAPD dan ISSR juga diterapkan untuk mengkonfirmasi munculnya varian/mutan. Pengujian lapangan di beberapa lokasi menunjukkan bahwa pisang kepok Unti Sayang hasil kultur jaringan yang sudah berbuah memperlihatkan perilaku yang sama dengan induk/tetuanya yaitu jantungnya gugur sendiri dan berbuah normal. Radiasi sinar gamma 10-50 Gray menghasilkan beberapa varian dengan morfologi yang berbeda (pendek, daun seperti pita, bergerigi atau bergelombang). Munculnya varian tersebut dikonfirmasi dengan pengujian dini menggunakan teknik RAPD dan ISSR. Beberapa klon varian yang pendek ditanam dalam polibag dan diamati perkembangannya. 41
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
(a)
(b)
Gambar 19. Pisang kepok Unti Sayang (Amorang) yang jantungnya gugur sendiri sehingga tahan penyakit darah, (a). Bibit hasil aklimatisasi dalam media tanah +kompos, (b).Tandan buah yang jantungnya telah gugur. c.
Rekayasa In Vitro Uwi Ungu (Dioscorea alata L.) untuk Mendapatkan Genotipe Toleran Kadar Kalsium Rendah, Salinitas dan Karbohidrat Tinggi (Dyah Retno Wulandari, Tri Muji Ermayanti dan Andri Fadillah Martin)
Abstrak Uwi ungu mempunyai keunggulan terhadap uwi lainnya karena kandungan zat warna alaminya, beberapa vitamin dan mineral. Kandungan utama uwi ungu yaitu karbohidrat. Kandungan karbohidratnya tinggi tetapi kadar gulanya rendah, sehingga aman untuk penderita diabetes. Uwi juga merupakan jenis umbi yang bebas gluten sehingga bermanfaat bagi penderita alergi gluten (celiac disease). Tepung dari uwi dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai macam penganan dan mudah divariasikan dalam pengolahannya karena rasa tepung yang tawar. Budidaya tanaman ini masih sangat jarang, biasanya ditanam sebagai tanaman sela. Produksi total belum secara jelas dilaporkan namun bila dilakukan intensifikasi dapat mencapai 40 ton/ha. Permasalahan dalam budidaya cukup banyak, antara lain: uwi ini hanya dibudidayakan dengan tunas yang muncul dari umbi atau melalui biji. Perbanyakan konvensional tersebut memiliki banyak keterbatasan karena klon yang dihasilkan tidak seragam jika diperbanyak dengan biji, sedangkan bibit yang berasal dari potongan umbi dapat membawa hama dan penyakit selain tidak dapat disediakan dalam jumlah banyak dalam waktu singkat. Proses dormansi dan siklus hidup tanaman yang lama juga menghambat, selain itu produksi karbohidrat sangat tergantung pada kondisi agroklimatnya. Untuk 42
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
pengembangan bibit bermutu yang berkelanjutan diperlukan perbanyakan klonal dengan bioteknologi yaitu dengan metode kultur jaringan tanaman secara cepat dan efisien dan dapat direkayasa secara in vitro untuk mendapatkan genotipe yang mempunyai sifat unggul. Hasil penelitian tahun kedua ini menunjukkan bahwa induksi mutasi dengan irradiasi sinar gamma pada dosis rendah (1-5 krad) belum diperoleh LD 50 sehingga sedang dilanjutkan dengan dosis tinggi (5-80 krad). Perkembangan kalus embriogenik belum optimal sehingga masih dilanjutkan dengan perlakuan beberapa konsentrasi Picloram. Percobaan untuk seleksi klon toleran kalsium menunjukkan bahwa konsentrasi kalsium terendah mencapai 0,1875 mM belum menunjukkan perbedaan pertumbuhan dengan konsentrasi yang lebih tinggi dan konsentrasi kalsium normal pada media MS (3 mM). Percobaan untuk seleksi klon toleran kadar garam tinggi (NaCl) menunjukkan bahwa konsentrasi NaCl tinggi di atas 100 mM menurunkan pertumbuhan tunas uwi ungu dan LD 50 diperoleh pada konsentrasi 193,5 mM atau mendekati 200 mM NaCl.
Gambar 20. Kalus berupa sel-sel jernih diduga berasal dari sel epidermis dengan eksplan tangkai daun/petiol dan daun yang terbentuk pada minggu-minggu awal perlakuan.
43
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
d. Pengembangan Populasi Tanaman Padi Mutan dengan Insersi Stabil Transposon Ds dan Seleksinya untuk Sifat-Sifat Terkait dengan Respon terhadap Kekeringan (Satya Nugroho, Enung Sri Mulyaningsih, Apriadi Situmorang dan Dinar Ambarwati)
Abstrak Upaya isolasi dan karakterisasi gen-gen yang bermanfaat di era pasca pembacaan struktur genom sangat menjanjikan pada tanaman dengan genom yang telah diketahui, sistem transformasi genetiknya telah dikuasai dan keragamannya cukup tinggi, seperti padi yang merupakan sumber pangan utama penduduk Indonesia. Tanaman padi juga dijadikan sebagai tanaman model bagi kelompok tanaman monokotil lainnya. Sumber kekayaan genom padi perlu dieksplorasi untuk meningkatkan kualitas padi. Upaya untuk mengembangkan perpustakaan mutan tanaman padi yang berisi insersi transposon Ds pembawa gene-trap sebagai sarana untuk melakukan isolasi dan karakterisasi gen-gen yang bertanggung jawab pada kekeringan dilakukan menggunakan metoda reverse genetics melalui mutagenesis dengan T-DNA dan transposon Ac/Ds. Dengan metoda ini diharapkan saturasi genom padi akan tercapai dan gen-gen atau elemen-elemen pengontrol ekspresi gen dapat diidentifikasi untuk selanjutnya diisolasi dan dimanfaatkan pada padi dan pada sistem tanaman lain. Transformasi padi untuk memasukkan elemen-elemen Ac dan Ds sudah selesai dilakukan dan benih sudah dipanen. Sampai saat ini telah diperoleh tanaman pembawa Ds, sebagian merupakan sister-lines, sebanyak 1.579 tanaman. Jumlah tanaman independen diperkirakan sebanyak 523 tanaman dan sebanyak 240 tanaman sudah dikarakterisasi pola insersinya. Dari tanaman yang telah diisolasi DNA-nya, sebanyak 62 tanaman sudah diketahui membawa satu salinan T-DNA, dan sebanyak 40 galur tanaman single copy tersebut sudah disilangkan dengan tanaman pembawa Ac untuk mendapatkan mutagenic lines (F1). Seleksi tanaman F2 dengan insersi Ds sampai saat ini telah menghasilkan 1.821 kandidat tanaman stabil. Benih-benih hasil perbanyakan diseleksi untuk perubahan sifat terkait dengan respon terhadap kekeringan menggunakan metoda polyethyleneglycol (PEG dan Polyvinilchloride (PVC). Beberapa mutan menarik responsif kekeringan, baik lebih toleran maupun lebih sensitif, sudah teridentifikasi melalui metoda PEG. Dengan metoda TAIL-PCR daerah insersi 2 mutan toleran PEG sudah dipetakan. Dengan bioinformatika, gen-gen penting yang yang diduga memiliki perananan dalam mutasi menjadi toleran PEG sudah diidentifikasi dan saat ini sedang di klon untuk selanjutnya dipelajari fungsinya. Selain itu, 44
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
percepatan diperolehnya diploid mutan melalui menghasilkan 35 genotipe yang double haploid.
(a)
kultur
antera
telah
(b)
Gambar 21. Perbandingan perakaran padi normal dan mutan. (a) Perakaran padi normal, (b) Perakaran padi mutan.
(a)
(b)
(c)
(d )
(e)
Gambar 22. Percobaan padi toleran salinitas tinggi (a) benih padi mutan dikemas dalam plastik dan, (b) benih dikecambahkan di botol, (c) setelah satu minggu dipindahkan ke bak untuk di uji terhadap salinitas, (d) uji salinitas dapat dilakukan untuk 25 genotype, (e) pengamatan pengaruh salinitas dilakukan setiap hari selama 4 minggu.
45
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
e.
Transformasi Gen Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg) pada pisang untuk molekuler Farming Vaksin (Amy Estiati, Ade Nena, Puspita Deswina, Ernawati A.G-Rachman dan Putri Dwi Utari)
Abstrak Penyakit hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (HBV) merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya di dunia. Penelitian molecular farming vaksin telah dilakukan dari tahun 2007-2010. Tujuan penelitian kami adalah mengembangkan vaksin edibel dengan melakukan transformasi gen Hepatitis B surface antigen (sHBsAg) ke dalam tanaman pisang cv. Lampung dengan bantuan A. tumefaciens, sehingga harapannya didapatkannya pisang transgenik mengandung gen sHBsAg yang dapat diekspresikan. Transformasi gen sHBsAg telah dilakukan, konfirmasi keberadaan gen sHBsAg dalam genom tanaman dengan analisis PCR juga telah dilakukan. Hasil analisis PCR menunjukkan bahwa telah didapat tanaman pisang terbukti mengandung gen sHBsAg. Hibridisasi Southern menggunakan probe berupa fragmen gen sHBsAg sedang dilakukan. Tujuan dari hibridisasi Southern adalah untuk mengetahui jumlah salinan gen dalam genom tanaman. Keberadaan gen dalam tanaman tidaklah berarti apabila gen tersebut tidak dapat diekspresikan. Analisis ekpsresi gen dalam level mRNA dan protein telah dilakukan. Hasil RT-PCR pada 32 individu tanaman pisang transgenik, 26 diantaranya mampu menghasilkan cDNA. Ini berarti bahwa gen sHBsAg pada 26 individu tanaman tersebut mampu terekspresi dalam level mRNA. Sementara itu untuk mengetahui ekspresi protein, SDS-PAGE telah dilakukan. Hasil menunjukkan bahwa dari tiga sampel yang diuji kesemuanya menunjukkan protein putatif HBsAg yang memiliki berat sekitar 26 kD. Analisis ekspresi protein secara kuantitatif akan dilakukan pada tahun 2011.
46
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
(a)
(e)
(b)
(c)
(f)
(d)
(g)
Gambar 23. Prosedur transformasi, ko-kultivasi, regenerasi dan aklimatisasi: (a) irisan tipis corm sebagai jeringan target untuk transformasi, (b) ko-kultivasi, (c) irisan corin hasil transformasi (e) tunas (f) planlet, (g) aklimatisasi planlet. f.
Purifikasi dan Uji Biologis Recombinant Human Erythropoietin Hasil Ekspresi pada Yeast Pichia pastoris (Adi Santoso, Asrul Muhamad Fuad dan Elizabeth Maria)
Abstrak Human erythropoietin (hEPO) adalah glycoprotein yang bersifat seperti hormon dan mempunyai berat molekul sebesar 37.000 Daltons. hEPO sangat esensial dalam produksi sel darah merah. Menurunnya kandungan hEPO dalam tubuh dapat menyebabkan anemia. hEPO sangat efektif bagi penderita gagal ginjal, juga sangat dibutuhkan bagi penderita kanker, AIDS, dan beberapa penyakit lainnya. Karena posisinya yang sangat fundamental pada kesehatan, protein hEPO menjadi sangat strategis pada dunia kesehatan. Secara ekonomi, saat ini hEPO menduduki posisi paling tinggi di antara semua obat berbasis bioteknologi. Pada penelitian ini yeast (ragi) Pichia pastoris digunakan untuk mensintesa protein recombinant hEPO (rhEPO). Gen hEPO diinsersikan pada pada plasmid pPICZαB yang kemudian ditransformasikan pada genom Pichia pastoris. Pichia pastoris mempunyai beberapa keuntungan untuk produksi 47
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
protein rekombinan, diantaranya adalah: ekspresi yang efisien dengan menggunakan methanol inducible alcohol oxidase gene (AOX1) promoter dan tingkat ekspresi protein rekombinan yang sangat tinggi, sekresi yang efisien, dan proses fermentasi pada densitas sel yang sangat tinggi. Hal ini akan membuat downstream processing akan menjadi sangat efisien. Sampai saat ini, hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa protein recombinant yang didapat mempunyai kemiripan dengan human EPO yang meliputi antara lain: 1) hasil validasi dengan Western blot (immunoassay) dan Silver stain CHO menunjukkan bahwa protein yang terekspresi adalah hEPO dengan berat molekul sebesar 37 kDa, 2) dengan menggunakan enzyme N- dan O- glycosidase menunjukkan bahwa pola glikosidasi protein yang terbentuk mirip dengan pola glikosidasi pada hEPO yang disintesa pada sel CHO, 3) pemotongan karbohidrat (glycan moeties) dengan enzyme N- dan Oglycosidase menunjukkan bahwa protein tereskpresi mempunyai berat molekul sebesar 22 kDa, 4) hasil analisa dengan menggunakan tandem MS untuk mengetahui dengan pasti tentang protein sekuens menunjukkan bahwa protein yang didapat human EPO dan 5) uji awal in vivo menunjukkan bahwa protein yang dihasilkan dapat berfungsi secara biologis (functional). Pada penelitian tahun ini dilakukan beberapa kali purifikasi untuk mendapatkan jumlah yang cukup untuk proses uji biologis. Seperti pada tahun sebelumnya proses purifikasi dilakukan dengan menggunakan beberapa tahap yaitu: yaitu: 1) kromatografi kolom afinitas dengan matrik nickel-chelating resin, 2) Microcon Centrifugal Filter Device dan 3) gel filtration chromatography dengan menggunakan bead Superdex 75. Hasil proses purifikasi ini dangat diperlukan untuk tahap karakterisasi dan uji biologis. g. Ekspresi dan Produksi Protein Terapeutik Human G-CSF Rekombinan melalui Pendekatan Biologi Sintetik pada Sistem Ekspresi Eukaryot (Yeast) (Asrul M. Fuad, Adi Santoso, Tiana Milanda, A. Zaenal Mustopa, Yuliawati dan Dian Fitria Agustiyanti)
Abstrak Human Granulocyte-colony stimulating factor (hG-CSF atau G-CSF) adalah suatu glikoprotein hormon manusia yang tergolong sebagai cytokine, memiliki aktivitas biologis dan aplikasi terapeutik. G-CSF merupakan salah satu faktor regulasi hematopoiesis yang mengatur proses granulopoiesis, yaitu pembentukan neutrophil granulocytes atau sel-sel darah putih. Protein ini 48
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
dikode oleh gen CSF3 dan memiliki 2 isoform utama yang terjadi melalui differential splicing mRNA, yaitu isoform-a (177aa) dan isoform-b (174aa). GCSF memiliki satu situs O-glikosilasi, tetapi glikosilasi tidak mempengaruhi bioaktivitas. Dua isoform G-CSF tersebut memiliki bioaktivitas yang sama. Protein ini digunakan sebagai obat untuk mengatasi neutropenia yang diakibatkan oleh berbagai sebab, seperti kemoterapi kanker dan chronic congenital neutropenia. Neutropenia adalah kondisi abnormal dimana kandungan sel darah putih (neutrofil) sangat rendah dalam tubuh. G-CSF rekombinan telah digunakan untuk mengatasi neutropenia, terutama akibat kemoterapi dan dikombinasi dengan obat kanker lain dalam pengobatan kanker leukemia dan Non-Hodgkin’s lymphoma (NHL). Beberapa produk komersial hG-CSF seperti filgrastim (Neupogen) dan pegfilgrastim (Neulasta) diproduksi pada E. coli, sedangkan lenograstim (Granocyte) diproduksi pada sel mamalia (sel CHO). Pasar produk ini sangat besar dan cenderung terus meningkat. Beberapa paten terkait hG-CSF telah berakhir pada Maret 2006, termasuk klaim terhadap sekuen gen, analog, proses produksi serta komposisi produk hG-CSF. Kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh lembaga riset maupun industri farmasi untuk pengembangan produk biosimilar protein rhG-CSF di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk biosimilar rhG-CSF dan atau produk analognya pada sel inang eukaryot khususnya yeast melalui pendekatan biologi sintetik dengan mengkonstruksi suatu gen sintetik pengkode hG-CSF. Pada tahun pertama dan kedua penelitian ini telah berhasil dikonstruksi gen CSF3-sintetik (CSF3syn). Sekuen gen sintetik tersebut dioptimasi mengandung kodon preferensi yeast untuk efisiensi translasi pada Pichia pastoris. Sekuen gen didesain berdasarkan isoform-b hG-CSF (GenBank no. NP_757373) menggunakan program DNAWorks 3.1. Sebanyak 14 oligonukleotida dengan panjang rata-rata 60 nt digunakan dalam konstruksi gen tersebut menggunakan metode TBIO (Thermodynamically Balanced Inside-Out) dengan teknik PCR. Gen CSF3syn(ye) telah berhasil dikonstruksi dan diklon dalam vektor kloning. Analisis urutan DNA gen tersebut menunjukkan masih adanya tingkat kesalahan sebesar 0,72%. Sementara itu satu versi lain gen CSF3syn(ec) telah berhasil dikonstruksi menggunakan metode TBC (Thermodynamically Balanced Conventional) dengan tingkat kesalahan yang lebih kecil, yaitu 0,13%. Gen CSF3syn(ec) ini mengandung kodon optimal untuk ekspresi pada E. coli. Kedua versi gen CSF3syn hasil konstruksi baik dengan metode TBIO maupun TBC telah berhasil diperoleh dan memiliki sekuen DNA yang sesuai dengan yang direncanakan. Pada tahun ketiga, kedua versi gen CSF3syn tersebut telah berhasil diklon masing-masing ke dalam vektor pPICZα untuk ekspresi pada P. pastoris dan pET21 untuk ekspresi pada E. coli. Kedua konstruk plasmid tersebut juga telah berhasil ditransformasikan masing-masing pada P. pastoris GS115 dan E. coli 49
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
BL21(DE3)pLys. Seleksi transforman dan ekspresi protein rekombinan telah dilakukan pada 2 macam sel inang tersebut. Analisis Western blot terhadap beberapa klon transforman menunjukkan bahwa hG-CSF rekombinan (~19 kDa) telah berhasil diekspresikan baik pada P. pastoris maupun E. coli. Purifikasi melalui kromatografi afinitas telah dilakukan meski masih belum optimal. Purifikasi lebih lanjut protein rekombinan masih berlangsung, demikian pula dengan uji bioaktivitas. h. Penelusuran Varian Baru Human Papilloma Virus Tipe Onkogenik pada kasus kanker leher rahin di Indonesia (Sukma Nuswantara, Titik K. Prana, Dwi wulandari, Petrus Cahyadi, Yana Rubiyana dan Erik Ferdian)
Abstrak Penelitian ini merupakan hasil tahun II dimana variasi sekuens dari gen L1 dan L2 pada genom DNA Human Papilloma Virus (HPV) tipe onkogenik dipelajari. Gen L1 dan L2 merupakan late protein coding sequence yang menentukan terbentuknya cangkang (coat) protein HPV. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari adanya variasi pada sekuens DNA gen L1 dan L2 sehingga diharapkan dapat menjawab hipotesis akan adanya varian HPV asli Indonesia. Pada penelitian ini akan dilakukan amplifikasi PCR untuk gen L1 dan L2, dilanjutkan dengan studi SNP (single nucleotide polymorphism) baik melalui Real Time PCR maupun DNA sequencing. Type-type HPV yang digunakan sebagai DNA template adalah HPV type 16 dan type 18 yang telah diskrining menggunakan metoda Hybrid Capture serta PCR-genotyping. Dasar pemikiran penggunaan L1 dan L2 adalah karena protein hasil dari L1 dan L2 tersebut mempunyai arti penting bagi dunia penelitian, karena dapat diarahkan untuk menentukan spesifisitas reseptor di sel inang serta dapat dijadikan antigen spesifik untuk HPV. Tujuan jangka pendek penelitian ini adalah sebagai dasar pengembangan kit diagnostik berbasis tipe HPV Indonesia, yang akan dipelajari pada tahun III (Tahun 2011). Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan data molekuler dasar bagi pembuatan vaksin rekombinan HPV berbasis DNA atau protein. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa L2 lebih bervariasi, sementara sejuen DNA L1 lebih terkonservasi. Walaupun demikian, L1 dan L2-HPV varian Indonesia membentuk cluster yang khas yang dapat dibedakan dari varian-varian HPV referensi dari Asia Timur, Iran, Brazil, China, Canada, Jerman, Thailand dan Afrika. Variasi L2-HPV varian Indonesia mempunyai kedekatan dengan HPV 50
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
varian Thailand dibandingkan dengan varian dari negara-negara lain. Pada penelitian tahun berikutnya, varian Indonesia akan dijadikan salah satu penanda dalam perancangan kit diagnostik untuk deteksi kanker leher rahim.
Gambar 24. Gen-gen yang terdapat pada HPV beserta ukuran masing-masing dalam pasang basa DNA. Gen L1 dan L2 adalah fokus penelitian ini. E = Early, L= Late, LCR = long controlling region.
Gambar 25. Organisasi genomik dari Human Papilloma Virus dengan model tipe -16 HPV. Beberapa gen saling bertumpuk dengan ekspresi melalui proses alternative transcription dari promoter yang sama.
51
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
i. Anti reseptor Transferin Immunoliposom sebagai sistem Pengantaran Terarah Untuk Terapi Kanker (Wien Kusharyoto, Asrul M. Fuad, Asep Ridwanulloh dan Martha Sari)
Abstrak Penyakit kanker merupakan salah satu sumber kematian utama yang tiap tahunnya menewaskan lebih dari enam juta orang. Pemanfaatan klinis dari senyawa kemoterapeutik konvensional terutama dibatasi oleh ketidakmampuan dalam mengantarkan senyawa tersebut dalam konsentrasi yang memadai ke sel atau jaringan yang menjadi targetnya, dan adanya efek racun senyawa tersebut yang berbahaya bagi sel, jaringan atau organ yang sehat atau normal. Salah satu pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan liposom sebagai partikel pembawa dari senyawa obat atau molekul terapeutik lainnya seperti gen, siRNA atau mikro-RNA. Peningkatan akumulasi senyawa obat atau senyawa terapeutik lainnya di dalam sel dan jaringan yang diinginkan agar aktifitas terapi menjadi lebih tinggi dan selektif dapat diperoleh dengan penggunaan liposom terarah (targeted liposome). Termasuk di dalam pembentukan liposom terarah adalah pengikatan sebuah molekul untuk penargetan (targeting molecule) yang mampu mengenali secara spesifik sel yang menjadi target, berikatan dengannya dan memicu internalisasi dari liposom yang berisi senyawa terapeutik. Sebagai molekul untuk penargetan dapat digunakan antibodi monoklonal atau fragmennya, peptida, faktor pertumbuhan, senyawa karbohidrat atau ligand dari suatu reseptor. Dalam kegiatan penelitian ini dikembangkan sistem pengantaran terarah (targeted delivery system) untuk terapi kanker, terutama untuk kanker payudara, serviks atau prostata. Sistem pengantaran tersebut terdiri dari fragmen antibodi yang spesifik terhadap reseptor transferrin yang dikonjugasikan dengan liposom (kationik). Reseptor transferrin dipilih sebagai target untuk pengantaran, karena tingkat ekspresi reseptor tersebut meningkat secara drastis di berbagai jenis tumor, dan terkait dengan kemampuan perkembangbiakan dan keganasan tumor. Pada tahun kegiatan 2010 telah dilakukan pembentukan fragmen antibodi yang spesifik terhadap reseptor transferrin melalui pendekatan sintesis gen dan rekayasa protein, serta pembentukan partikel liposom kationik. Pada tahun kegiatan 2011 akan dilakukan pembentukan anti-reseptor transferrinimmunoliposom yang mengandung senyawa terapeutik untuk terapi kanker serta pengujian secara in vitro terhadap immunoliposom tersebut dengan menggunakan sel-sel kanker terpilih sebagai targetnya.
52
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
j.
Pemanfaatan Karbohidrat Umbi Amorphopallus sp. untuk produksi Oligosakarida (Yopi, Puspita Lisdiyanti, Achmad Dinoto, Ahmad Thontowi, Awan Purnawan dan Nanik Rahmani)
Abstrak Umbi Porang (Amorphophallus muelleri Blume) mengandung karbohidrat manan yang dapat digunakan sebagai bahan untuk produksi oligosakarida yang berfungsi sebagai komponen pangan fungsional. Ada tiga tahapan yang diperlukan untuk menghasilkan oligosakarida, yaitu 1) produksi enzim terkait untuk proses hidrolisis, 2) reaksi enzim~substrat tepung manan dan 3) analisa potensi produk oligosakarida yang dihasilkan. Saccharopolyspora flava dapat menghasilkan enzim mananase tertinggi ketika menggunakan biomasa bungkil kelapa dan bungkil inti sawit pada konsentrasi 2%. Aktivitas mananase tertinggi diperoleh pada fermentasi jam ke-120 dengan nilai 7.9 dan 6.5 U/ml. Analisa reaksi enzim mananase dan substrat tepung manan dari umbi porang selama 24 jam menunjukkan oligosakarida mulai terbentuk pada jam pertama dan semakin meningkat seiring berjalannya waktu reaksi. Waktu reaksi 8 jam memberikan konsentrasi oligosakarida campuran yang lebih baik dan berukuran disakarida, trisakarida dan pentasakarida. Produk oligosakarida tersebut tahan terhadap suhu tinggi, sehingga mudah untuk diaplikasikan dalam berbagai produk pangan. Hasil analisa potensi oligosakarida sebagai senyawa prebiotik menunjukkan bahwa oligosakarida campuran hasil hidrolisis tepung manan dapat menstimulus pertumbuhan spesifik Lactobacillus sp. AA0014 dan Lactobacillus sp. FU0811. Pada uji model simulasi saluran cerna in vitro diketahui bahwa populasi kelompok bakteri positif seperti lactobacilli dan bifidobacteria diketahui lebih tinggi ketika mendapatkan sumber karbon oligosakarida campuran ini, masing-masing sebesar 10.9 dan 3.3% dari total mikrobiota dibandingkan sumber karbon lainnya. Total asam lemak rantai pendek yang tinggi dihasilkan pada kultur dengan sumber karbon oligosakarida campuran (79.57 mmol/l) dengan dominasi asam laktat dan asam asetat. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa produk oligosakarida campuran hasil hidrolisis tepung manan berpotensi sebagai senyawa prebiotik.
53
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Gambar 26. Salah satu hasil penelitian hidrolisis tepung manan dari umbi porang. k. Sistem Hibrid untuk Biohidrogen: Kombinasi Sistem Fotofermentasi dan Kultivasi Ganggang Biru (Cyanobacteria) (Dwi Susilaningsih, Khairul Anam, Theresia Umi Harwati, Muhammad Sidiq H., Swastika P., Dian Noverita W., Hilda Farida dan Delicia Y.R)
Abstrak Hasil penelitian 2009-2010 selama 2 tahun mengenai produksi hidrogen dari limbah bersenyawa lignosululolitik menunjukkan gas hidrogen dapat dihasilkan dari limbah tersebut dengan memfermentasikannya melalui agen bakteri fotosintetik asli Indonesia dengan perolehan gas 3-29,6 ml/75 ml substrat cair (1% glukosa) dan koleksi mikroba yang berperan dalam pembentukan H2 dari limbah sebanyak 30 jenis. Kemudian proses optimasi diperoleh proses biohidrogen dari substrat glukosa menggunakan mikroba lokal Konsorsium Sanur menunjukkan hasil gas H2 tidak berubah ratenya walaupun skala fermentasi dinaikkan menjadi 5 kali lipat (500 ml) dengan perolehan 30- 296ml/500 ml substrat cair (1% glukosa). Diperoleh kondisi pH awal optimum adalah 7, pencahayaan optimum 2000 lux, pengocokan atau agitasi 120 rpm dan suhu optimum sebesar 30-40oC. Hasil optimasi panjang gelombang cahaya menunjukkan cahaya kuning atau panjang gelombang 500600 nm terbaik untuk pertumbuhan mikroba fotosintetik sehingga dapat 54
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
menghasilkan gas hidrogen lebih banyak. Telah diperoleh nomor pendaftaran paten untuk pembuatan hidrogen menggunakan konsorsium mikroba. Nomor patent tersebut adalah: P00201000362 dengan judul Komposisi Campuran Bakteri Penghasil Gas Hidrogen dan Metoda Penggunaan Campuran Tersebut.
(a)
(b)
(c)
Gambar 27. Kegiatan penelitian produksi biohidrogen. (a) Fotofermentasi biohidrogen pada skala 10 liter, (b) kultur Rhodobium marinum (c) detektor H2. l.
BIOGROUT: Pemanfaatan Mikroba Laut Pengendap Karbonat dalam Penanganan Erosi Pantai (Puspita Lisdiyanti, Yopi, Shanti Ratnakomala, Tutik Murniasih, Fahrurrozi dan Niken F. Gusmawati)
Abstrak Teknologi biogrouting merupakan teknologi yang mensimulasikan proses diagenesis yaitu transformasi butiran pasir menjadi batuan pasir (calcarenite/sandstone). Kristal kalsit (CaCO3) yang terbentuk dari teknologi biogrouting akan menjadi jembatan antara butiran pasir sehingga menyebabkan proses sementasi, dan mengubah pasir menjadi batuan pasir. Mekanisme pembentukan semen/sementasi pada proses biogrouting secara sederhana memanfaatkan proses presipitasi karbonat oleh bakteri. Pada mekanisme ini bakteri menghidrolisa urea dengan dikatalis oleh enzim urease yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri. Dengan adanya Ca2+ terlarut disekitarnya, maka akan dihasilkan kristal padat kalsit/kalsium karbonat (CaCO3) yang akan berikatan secara erat. Jenis bakteri penghasil enzim urease yang produksinya tidak dipengaruhi/ditekan oleh amonium dapat dimanfaatkan pada teknologi biogrouting. Pada tahun pertama ini telah berhasil ditemukan 55
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
beberapa bakteri penghasil kalsit dari berbagai daerah di Indonesia. Uji aktivitas enzim urease dibandingkan dengan control positif dari bakteri Sporosarcina pasteurianus DSMZ 33T telah dilakukan. Sebanyak 50 bakteri penghasil urease tinggi telah berhasil didapatkan dan sebanyak 30 bakteri telah diidentifikasi secara molekuler berdasarkan analisa gen 16S rRNA. Pada percobaan awal juga telah dicoba aplikasi bakteri unggul dalam membentuk kalsit pada butiran pasir skala laboratorium.
56
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
3.1.3 Kegiatan Penelitian Insentif KNRT a.
Peningkatan Budidaya dan Mutu Genetik Ternak Sapi Bali dengan Kebuntingan/Kelahiran 50-75 Ekor Pedet Unggul Hasil Inseminasi Buatan Sperma Sexing dan 2 Demplot Peternakan Sistem Zero Waste untuk Mewujudkan Nusa Penida sebagai Pusat Konservasi dan Pengembangan Sapi Bali (Syahruddin Said, Fifi Afiati, I.B., Edy Sophian, Handrie dan Neneng Hasanah)
Abstrak Sapi Bali di Nusa Penida dikenal sebagai sapi Bali murni (Pure Breed), bebas 4 macam penyakit (Jembrana, Mulut dan Kuku, Antrax, dan MCF) serta reproduksi dan kualitas dagingnya cukup tinggi, sehingga dilarang memasukkan ternak sapi Bali ke Nusa Penida. Menteri Pertanian melalui Direktur Jenderal Peternakan menetapkan Nusa Penida sebagai kawasan konservasi sapi Bali. Selanjutnya kebijakan Menteri Negara Riset dan Teknologi (MENRISTEK) RI sesuai dengan MOU dengan Pemda Provinsi Bali, bidang pengembangan ketahanan pangan serta penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan untuk dapat diimplementasikan di Nusa Penida. Saat ini populasi ternak sapi di Nusa Penida 30.000 ekor, setiap tahunnya sekitar 6000 ekor dijual atau dikeluarkan dari Nusa Penida sehingga berpotensi terjadinya pengurasan ternak sapi. Hal ini menuntut adanya kegiatan untuk mempercepat populasi dan mutu genetic ternak sapi Bali di Nusa Penida. Apalagi jika melihat data dengan pertumbuhan penduduk Indonesia sebesasr 1,8% per tahun, pada tahun 2015 diproyeksikan penduduk Indonesia 253 juta jiwa, konsekuensinya kebutuhan Indonesia akan daging diprediksi kekurangan sebesar 333.573 ton, dan kekurangan ini dipenuhi dengan cara impor. Tahun 2007 impor sapi bakalan dari Australia mencapai 600 ribu ekor. Kegiatan tahun 2010 difokuskan pada peningkatan populasi dan mutu genetic ternak sapi Bali dengan aplikasi inseminasi buatan. Dari kegiatan ini diharapkan menghasilkan kebuntingan atau kelahiran 50-75 ekor anak sapi unggul. Pada tahun ini juga dibuatkan 1 unit percontohan peternakan sapi dengan sistim zero waste. Dengan sistem pemeliharaan yang tepat, pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas dan pupuk organic menciptkan pola beternak dengan sistim zero waste (tanpa limbah), income masyarakat akan bertambah dan semangat beternak sapi semakin besar sehingga tujuan untuk mewujudkan Nusa Penida sebagai pusat konservasi dan pengembangan sapi Bali dapat diwujudkan. Pada kegiatan ini, 57
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
telah dibentuk 1 kelompok binaan, distribusi straw sexing, seleksi dan IB sexing. Sebanyak 205 ekor sapi betina berhasil di IB menggunakan sperma sexing, setelah dilakukan PKB 122 ekor positif bunting, 46 ekor kosong atau tidak bunting dan 37 ekor tidak dapat di PKB karena ternak dilepas pada lokasi yang sangat jauh dan juga ada ternak yang dijual. Pengolahan pakan ternak dengan menggunakan bahan baku lokal serta analisis bahan baku tersebut sebelum dan setelah dibuat silase. Satu buah demplot peternakan zero waste dgn pembuatan instalasi biogas dan pengembangan SDM tenaga teknis peternakan sebanyak 16 orang. b. Produksi Mineral Esensial Pakan Kromium Organik Menggunakan Saccharomyces cerevisae Sebagai Agen Hayati dalam Upaya Peningkatan Produksi Daging Nasional (Wulansih Dwi Astuti, Agus Rachmat, Roni Ridwan dan Yantyati Widyastuti)
Abstrak Pada saat ini Indonesia masih kekurangan produksi daging untuk memenuhi permintaan konsumen, yang diatasi dengan cara impor sapi bakalan maupun daging mentah. Program swasembada daging pada tahun 2010 tidak dapat tercapai. Untuk mencapainya, produktivitas ternak sapi dalam negeri harus ditingkatkan, khususnya sapi pedaging. Pakan merupakan faktor yang menentukan dalam pemeliharaan ternak. Program perbaikan pakan diperlukan agar semua kebutuhan nutrisi ternak terpenuhi sehingga tercapai pembentukan daging yang optimal sesuai dengan genetik sapi dengan komposisi karkas (daging) rendah lemak. Komposisi karkas rendah lemak akan menguntungkan peternak karena harga jual daging yang lebih tinggi serta lebih sehat bila dikonsumsi karena kandungan lemak yang rendah. Penambahan mineral esensial dalam komposisi pakan bersifat waiib karena tubuh ternak tidak dapat mensistesis mineral tersebut. Dalam pengembangan pakan telah banyak dibuktikan bahwa pemenuhan mineral esensial memberikan pengaruh sangat besar terhadap pertumbuhan bobot ternak, ketahanan terhadap penyakit dan stres, perbaikan reproduksi serta pembentukan daging sehingga didapat pertambahan bobot badan (PBB) ternak yang tinggi dengan komposisi karkas rendah lemak karena energi yang diperoleh ternak diarahkan untuk pembentukan daging, bukan untuk pembentukan lemak. Dengan demikian pemberian mineral esensial juga meningkatan rasio benefit/cost yang berdampak pada keuntungan ekonomi bagi peternak, juga meningkatkan produksi daging untuk mencapai swasembada daging. Salah satu mineral 58
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
essensial yang penting dalam pakan adalah mineral kromium, yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Pemberian mineral esensial kromium dapat meningkatkan bobot badan ternak sampai 24%, meningkatkan efisiensi pakan 4-12%, dan menurunkan pembentukan lemak sampai 17%. Kromium yang selama ini ditambahkan dalam pakan bersifat kimiawi (dalam bentuk anorganik) sehingga sulit diserap oleh tubuh ternak (bioavailibilitas rendah) dan bersifat toksik apabila digunakan dengan dosis berlebih. Kromium anorganik hanya dapat diserap tubuh sebanyak 0.4-3%. Untuk meningkatkan ketersediaan (availibility) bagi ternak, kromium harus diikat dengan senyawa organik. Keuntungan terikatnya kromium dengan senyawa organik adalah lebih mudah diserap dalam proses metabolisme karena terikat pada agen hayati (organic carriers), dan tidak bersifat toksik. Kromium organik dapat diserap tubuh sekitar 25-30%. Khamir (yeast) merupakan mikroorganisme yang tepat sebagai agen hayati dalam pembuatan kromium organik karena kemampuannya untuk mengabsorpsi kromium dari media cair dan menyimpannya dalam sel. Khamir dengan kandungan kromium tinggi dikenal dengan high –chromium yeast. Meskipun konsentrasi Cr dalam tubuh relatif kecil, toleransinya dalam pakan cukup besar, yaitu 3000 ppm dalam bentuk oksida dan 1000 ppm dalam bentuk klorida (NRC, 2001). Kebutuhan dan dosis Cr yang tepat sangat bervariasi dipengaruhi oleh kondisi ternak, sumber Cr yang diberikan serta keadaan lingkungan dan pakan yang diberikan. Berbagai penelitian menunjukkan manfaat Cr bagi ternak non ruminansia maupun ruminansia. Pemberian mineral esensial Cr pada ruminansia dapat meningkatkan bobot badan, meningkatkan efisiensi pakan, meningkatkan imunitas, menurunkan kadar stres dan menurunkan penimbunan lemak pada karkas. Tujuan penelitian pada tahun kedua ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Cr organik terhadap pertumbuhan ternak sapi potong yang akan dilakukan secara in vivo, serta pengaruhnya terhadap metabolisme tubuh ternak yang dilihat dari metabolit darah. Kromium yang digunakan merupakan hasil penelitian tahun pertama berupa Cr organik yang berikatan dengan Saccharomyces cerevisiae. Pengaruh pemberian Cr organik dilakukan secara in vivo menggunakan 12 ekor sapi potong PO (Peranakan Ongole). Perlakuan yang diberikan adalah pemberian Cr organik sebanyak 0; 0,2; 0,4 dan 0,6 g Cr organik/ekor/hari selama 16 minggu yang diberikan dalam bentuk kapsul sebanyak satu butir per hari. Sampel darah diambil setiap 4 minggu dari bagian ekor untuk dianalisis kadar glukosa, kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL serum darah. Pemberian Cr organik terlihat dapat menurunkan kadar glukosa, kolesterol, trigliserida pada penggunaan selama 8-12 minggu. Namun belum menunjukkan perbedaan signifikan terhadap HDL, LDL dan pertambahan bobot badan harian ternak. Kadar kolesterol dan trigliserida merupakan prekursor pembentukan lemak tubuh, sehingga rendahnya kadar kolesterol dan 59
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
trigliserida dapat mencerminkan rendahnya pembentukan lemak tubuh ternak dan mengubah komposisi karkas. c.
Pembentukan Kultur Akar Hasil Transformasi Taraxacum officinale Weber ex F.H. Wigg dengan Agrobacterium rhizogenes dan Regenerasi Tanaman untuk Sintesis Metabolit Sekunder Bahan Obat (Tri Muji Ermayanti, Andri Fadillah Martin, Dyah Retno Wulandari dan Deritha E. Rantau)
Abstrak Telah diketahui bahwa teknik pengembangan kultur akar rambut dan regenerasinya merupakan salah satu teknik yang potensial untuk studi sintesis metabolit sekunder (termasuk untuk bahan berkhasiat obat) secara in vitro pada tanaman yang bagian akarnya mensintesis metabolit sekunder. Teknik ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu bahwa akar dapat ditumbuhkan dengan laju pertumbuhan yang tinggi dibanding dengan akar normal dan dapat dimanipulasi pada media tumbuhnya untuk mengetahui sintesis dan pola metabolit sekunder pada akar. Senyawa baru dapat pula ditemukan karena hasil transformasi dengan Agrobacterium rhizogenes mengubah alur biosintesis senyawa aktifnya. Modifikasi secara in vitro juga mudah dilakukan sehingga strategi peningkatan sintesis senyawa target dapat dilakukan. Regenerasi akar menjadi tunas dan tanaman transgenik diperlukan untuk mengetahui pola pertumbuhan dan meningkatkan sintesis senyawa metabolit yang dihasilkan oleh tanaman ini. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola sintesis metabolit sekunder pada kultur akar dan kultur tunas hasil regenerasi Taraxacum officinale yang berpotensi sebagai antitumor, antivirus, diuretik dan antihepatitis. Taraxacum officinale merupakan salah satu jenis tanaman obat dari genus Taraxacum yang berpotensi karena kandungan metabolit sekundernya. Bagian tanaman yang dipergunakan sebagai obat adalah akar dan tunasnya. Hasil dari penelitian dasar ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk produksi senyawa metabolit sekunder skala besar dan perbanyakan tanaman unggul secara massal. Kegiatan tahun 2010 ini merupakan kegiatan tahun ke-3 yaitu tahun terakhir dari kegiatan penelitian tentang Taraxacum officinale. Pada tahun ini dilakukan perbanyakan tanaman yang telah diregenerasikan dari helai daun, tangkai daun dan akar untuk mendapatkan planlet yang mempunyai produk sekunder terseleksi. Stabilitas genetik tanaman diketahui dengan pengamatan jumlah kromosom yang akan dilakukan dengan metode “squashing”. Planlet hasil regenerasi dianalisis 60
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
potensinya sebagai antioksidan dengan menggunakan DPPH. Tunas hasil regenerasi ditumbuhkan pada media perakaran untuk dialkukan aklimatisasi. Kegiatan tahun sebelumnya telah dilaporkan pada laporan tahun 2009 yang lalu. Pada tahun 2010 telah dilakukan regenerasi tunas dari helai daun, tangkai daun dan akar pada media MS padat yang mengandung kombinasi BAP dan NAA dengan berbagai konsentrasi. Beberapa media terpilih digunakan sebagai media perbanyakan untuk analisis kimia. Respon pertumbuhan dan regenarasi tunas dilakukan dengan perlakuan konsentrasi BAP 0; 0,5; dan 1,0 mg/l dikombinasikan dengan NAA sebanyak 0; 0,5; 1,0 dan 2,0 mg/l. respon pertumbuhan dan regenerasi eksplan membentuk tunas dan akar diamati sampai dengan minggu ke-6 setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viabilitas eksplan, pembentukan kalus, regenerasi tunas dan akar bervariasi tergantung pada kombinasi BAP dan NAA. Tangkai daun dan akar lebih responsif dalam membentuk kalus, tunas dan akar dibandingkan dengan helai daun. Media terbaik untuk regenerasi tunas adalah MS yang mengandung BAP 1 atau 2 mg/l tanpa atau yang dikombinasikan dengan NAA dari eksplan akar. Eksplan akar yang dikulturkan pada media MS dengan penambahan BAP 1 mg/l yang dikombinasikan dengan 0-1 mg/l NAA menghasilkan jumlah daun yang terbanyak dibandingkan dengan perlakuan media lainnya. Analisis antioksidan dengan uji DPPH menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan kultur jaringan T. officinale bervariasi dari 13–87% inhibisi. Morfologi hasil kultur jaringan juga menunjukkan perbedaan aktivitas antioksidan, tunas cenderung lebih aktif dibandingkan dengan kalus walaupun berat kering yang diperoleh cenderung lebih kecil. Umur kultur 1 bulan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dibandingkan dengan 2 bulan. Jumlah kromosom menunjukkan bahwa regeneran dari akar, petiol maupun helai daun mempunyai jumlah kromosom dengan modal x = 8 dengan jumlah diploid 2n = 16. Sebanyak 23 tunas dari helai daun, 43 tunas dari tangkai daun dan 40 tunas dari akar sedang ditanam pada media MS padat tanpa penambahan zat pengatur tumbuh untuk perakaran dan persiapan aklimatisasi.
Gambar 28. Kultur tunas Taraxacum officinale hasil regenerasi spontan dari helai daun. 61
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
d. Development of Activation-Tagged Mutant Population in Rice and Screening for Mutant Traits related to Drought Tolerance (Satya Nugroho, Eva Erdayani, Apriadi Situmorang dan Tri Joko Santoso)
Abstrak Penelitian ini merupakan pendekatan komplementer dari upaya pencarian gen-gen bermanfaat melalui mutasi insersi menggunakan transposon Ac/Ds. Pendekatan yang kami lakukan dalam penelitian ini adalah dengan menginkorporasikan activation-tag dalam fragmen transposon Ds. Activationtag akan meningkatkan ekspresi gen yang berada pada daerah disekitar daerah insersinya. Sehingga akan mengakibatkan fenotipe overekspresi selain fenotipe knock-out yang disebabkan oleh insersi pada coding sequence. Bekerjasama dengan Plant Research International (PRI) Wageningan dan Universitas Leiden, Belanda kami telah mengembangkan populasi mutasi insersi tanaman padi pembawa activation tag. Kegiatan kerjasama ini, tahun ini, difokuskan pada upaya untuk melakukan skrining terhadap populasi tanaman mutan, yang telah dikembangkan sebelumnya dan sudah dianggap stabil insersinya melalui bioasai marka molekuler, atas ketahanannya terhadap cekaman kekeringan melalui 3 pendekatan. Pertama adalah dengan bioasai dengan PEG untuk mengetahui kemampuan berkecambah dan tumbuh pada kondisi cekaman osmotik tinggi, kedua dengan mengukur daya tembus akar untuk mendapatkan data-data karakter perakaran mutan-mutan yang diperoleh dan ketiga adalah dengan bioasai menggunakan tabung PVC untuk mengetahui performa tanaman mutan pada kondisi tercekam terutama pada fase generatif/produktif. Dengan menggunakan ketiga pendekatan tersebut mutan-mutan menarik terkait dengan respons terhadap cekaman kekeringan sudah diidentifikasi. Analisa daerah insersi mutan-mutan menarik juga telah dilakukan.
62
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
(a)
(b)
Gambar 29. Padi mutan. (a) Salah satu mutan menarik dengan daya kecambah rendah (82) dibandingkan kontrol (NB), (b) Kandidat padi mutan (kiri-kanan) dengan daya tumbuh jauh lebih baik dari padi kontrol (tengah).
Gambar 30. Pertumbuhan 2 genotipe pembawa activation tag pada kondisi tercekam 200 g/l PEG 6000.
63
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
e.
Perakitan Padi Tahan Cekaman Kekeringan melalui Overekspresi Gen Faktor Transkripsi dan Gen Osmoprotektan dengan Promoter Terinduksi Kekeringan (Agus Rachmat, Yuli Sulistyowati, Bernadetta Rina Hastilestari dan Satya Nugroho)
Abstrak Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, semakin berkurangnya lahan persawahan subur, berkurangnya sumber air dan perubahan iklim dunia karena pemanasan global merupakan alasan penting untuk mengembangkan tanaman pangan yang lebih tahan terhadap cekaman. Hal ini juga berlaku bagi padi yang merupakan tanaman pangan terpenting di dunia dan juga Indonesia. Cekaman kekeringan merupakan salah satu cekaman abiotik utama yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan mengurangi produksi hingga 70%. Untuk itu pengembangan tanaman padi tahan cekaman kekeringan merupakan prioritas. Ketahanan terhadap cekaman kekeringan diperkirakan merupakan sifat yang kompleks dan dikontrol oleh multi gen. Pada tanaman mekanisme ketahanan terhadap cekaman disebabkan oleh gen-gen dari dua jenis kelompok gen. Yang pertama adalah gen-gen yang berperan dalam perlindungan sel saat cekaman, seperti; mengontrol perubahan tekanan osmosis, perbaikan dan detoksifikasi, dan adaptasi struktural. Yang kedua adalah gen-gen yang berperan dalam meregulasi ekspresi gen-gen lain yang berperan dalam merespon cekaman, seperti; gen-gen penyandi sinyal transduser (kinase dan fosfatase) dan faktor transkripsi (TF). Perakitan tanaman padi melalui rekayasa genetika yang mengoverekspresikan kedua jenis gen-gen tersebut yang dikendalikan oleh promoter terinduksi cekaman kekeringan, diharapkan akan mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada penelitian ini dirakit tanaman padi lokal yang mengoverekspresikan gen OsNAC6 yang diduga mempunyai peran dalam meningkatkan ketahanan terhadap cekaman kekeringan. Gen-gen tersebut akan dikontrol oleh promoter terinduksi OsLEA. OsNAC6 dan HARDY adalah gen TF yang merupakan gen regulator. Pada kegiatan ini dilakukan isolasi promoter OsLEA3 dan gen OsNAC6 dengan PCR atau RT-PCR. Hasil dari produk PCR atau RT-PCR di klon ke pGemT dan sekuensing. Hasil isolasi promoter dan gen pada kegiatan tahun pertama diklon ke pCAMBIA dan digunakan untuk merakit tanaman padi tahan terhadap cekaman kekeringan yang dikendalikan oleh promoter terinduksi kekeringan menggunakan Agrobacterium. Pada tahun kedua telah dilakukan transformasi gen OsNAC ketanaman padi kultivar Ciherang. 64
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Gambar 31. Regenerasi tanaman padi dari benih immature. f. Budidaya Ubi Kayu Beramilosa Tinggi untuk Menunjang Industri Pangan (Enny Sudarmonowati, Hani Fitriani, Vivi Anggraini, Reny Hayati Zul, Supatmi dan Nanang Taryana)
Abstrak Budidaya ubi kayu beramilosa tinggi yang telah dilakukan pada bulan Januari 2010 (sudah dimulai November 2009) – November 2010 mencakup perbanyakan hasil radiasi dan rekayasa genetik (biotek) secara kultur jaringan dan menggunakan stek mikro di screen house atau di lapang. Tujuan penelitian yang berjangka waktu 2 tahun (2010-2011) ini adalah: (1) Memproduksi tanaman ubi kayu mengandung amilosa tinggi dengan teknik budidaya khusus yang sesuai dengan standar regulasi, (2) Memproduksi pati ubi kayu beramilosa tinggi yang teruji karakteristiknya. Tanaman yang berasal dari stek mikro (mengandung 2 mata tunas) asal stek yang diradiasi pada umur 5 bulan (Juli 2010) menunjukkan variasi dalam hal pertumbuhan dan morfologi. Karena variasi morfologi tergolong tinggi di generasi pertama tanaman biotek yang mencakup tinggi, bentuk tangkai daun, bentuk daun dan warna daun, jumlah cabang, bentuk pertumbuhan. Variasi tanaman hasil radiasi Adira 4 dan Iding terutama menyangkut tinggi tanaman karena sudah merupakan generasi ke-4 dan ke-5 sehingga abnormalitas morfologi lain tidak ada. Upaya untuk mempercepat pertumbuhan dilakukan dengan cara membuang cabang air yang tumbuh pada tanaman yang banyak cabang dan pemberian pupuk tahap dua 65
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
serta penyemprotan dengan Atonik. Cabang air yang dibuang dimanfaatkan untuk bahan tanaman berupa stek pucuk dan telah menghasilkan tanaman yang hidup hingga 50% apabila langsung ditanam di tanah di screen house dan persentase hidup dapat ditingkatkan apabila disungkup plastik pada awal pertumbuhan. Pemanenan dilakukan pada bulan pertengahan Oktober 2010 saat berumur 7 bulan untuk perbanyakan bahan tanaman yang lebih seragam. Hanya ada satu individu klon A55-22.12 yang mempunyai umbi dan tiga individu yang pangkal batangnya membesar menyerupai umbi dan mengandung amilosa namun keras. Hasil panen tanaman amilosa tinggi hasil radiasi Iding dan Adira 4 pada umur 8 bulan pada awal November 2010 menunjukkan bahwa beberapa mutan mempunyai berat basah umbi dan berkadar pati lebih tinggi dibandingkan kontrol. Budidaya ubikayu yang produksi patinya mengandung amilosa tinggi (lebih dari 20%) yang pertama di Indonesia dan di dunia. Proses aklimatisasi dan evaluasi saat tanaman biotek di pot di rumah kaca menunjukkan amilosa setinggi 27% dibandingkan kontrol 15%, sedangkan turunan hasil radiasi dapat mencapai 39%. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyemprotan Kelthane karena ada serangan tungau saat kurang hujan. Balitkabi telah dilibatkan dalam seleksi dan penanaman di screen house. Generasi kedua stek yang ditanam di screen house tumbuh bervariasi dan yang berdaun albino masih menunjukkan gejala serupa. Pati dari umbi yang dipanen sedang dianalisis kandungan amilosanya. Kandungan amilosa tinggi diperlukan oleh industri pangan dan non pangan dengan kualitas standar yang tinggi yang diperlukan saat ini dan masa mendatang. Pati beramilosa tinggi dapat menjadi campuran pati lain karena daya resistansi tinggi, indeks glikemik rendah sehingga baik untuk konsumsi pangan yang bermasalah pada pencernaan dan mempunyai penyakit diabetes tipe 2 dan obesitas.
(a)
(b)
Gambar 32. Tanaman ubi kayu amilosa tinggi. (a) pertanaman, (b) menjelang panen. 66
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
g. Pemanfaatan Tumbuhan Indonesia sebagai Pangan dan Obat Herbal Darurat bagi Prajurit di Lapangan (Field Survival) (Awan Purnawan, Usep Soetisna dan Dody Priadi, Suhardi dan Imal Muzamil)
Abstrak Dalam rangka pengamanan perbatasan di hutan diperlukan pengetahuan "jungle survival" bagi seorang prajurit untuk tetap dapat bertahan di dalam situasi darurat melalui pengenalan jenis-jenis tumbuhan yang ada di hutan atau medan tugas lainnya. Jenis-jenis tumbuhan tersebut harus aman dikonsumsi dan atau aplikatif untuk pengobatan darurat. Informasi jenis-jenis tumbuhan berpotensi tersebut diambil dari berbagai sumber sehingga dibuat suatu pangkalan data (database) yang disusun berdasarkan data botanis dan kategori masing-masing kegunaannya sesuai dengan tujuan penelitian. Informasi dari database tersebut dilengkapi dengan dibuatnya kebun koleksi (arboretum). Arboretum tersebut berfungsi sebagai wahana koleksi specimen acuan yang sewaktu-waktu diperlukan sebagai "counter check" pengenalan jenis tumbuhan tersebut. Pertumbuhan jenis-jenis tumbuhan hasil koleksi diamati aspek mofologi maupun fisiologinya dalam suatu buku saku sebagai panduan survival prajurit di lapangan. Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan Laboratorium Nuklir Biologi dan Kimia (NUBIKA), Laboratotium Zeni TNI Angkatan Darat sebagai pengguna langsung hasil penelitian ini. Akhir tahun 2010 telah dikoleksi sebanyak 71 jenis tumbuhan survival yang diperoleh dari berbagai tempat di Indonesia yang kemudian disusun ke dalam database sebagai bahan acuan untuk membuat Buku Panduan survival untuk prajurit di lapangan. Untuk meningkatkan kemampuan prajurit pasca kegiatan ini dilakukan pelatihan Tata Kelola Arboretum.
67
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 33. Kegiatan penelitian. (a) pembuatan nursery dan pembibitan, (b) Penanaman di Arboretum, (c) Tanaman koleksi Arboretum, (d) Penyulaman tanaman koleksi Arboretum. h. Aplikasi Keragaman Human Papilloma Virus (HPV) Varian Indonesia sebagai Dasar Sistem Deteksi Dini Penderita Pra-Kanker dan Kanker Serviks (Sukma Nuswantara, Titik K. Prana, Petrus Cahyadi, Asriani Hervianitasari, Henni Widyowati dan Erik Ferdian)
Abstrak Human papilloma virus (HPV) adalah virus penyebab kanker serviks pada wanita, dimana prevalensi penyakit ini menduduki nomor satu di Indonesia diikuti oleh kanker payudara. Saat ini, deteksi dini kanker serviks secara rutin dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metoda yang berbeda prinsipnya. Metoda pertama adalah Pap-smear yang berbasis sitologi dengan cara pemeriksaan contoh sel-sel di sekitar mulut rahim. Metoda ini dapat melihat kelainan sel akibat infeksi HPV yang mengarah kepada kanker serviks. Metoda 68
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
kedua adalah diagnostik berbasis molekuler (DNA/RNA/protein), dimana DNA virus dideteksi dengan menggunakan probe RNA serta dikombinasikan dengan ”capture” menggunakan anti-DNA/RNA hybrid. Kit-kit deteksi dini HPV-DNA yang telah diakui oleh FDA Amerika Serikat dikembangkan atas dasar sumber daya genetika HPV yang berasal dari luar Indonesia. Padahal, HPV mempunyai diversitas yang amat tinggi (lebih dari 100 tipe) dengan tambahan varian lokal yang beragam. Berdasarkan hal tersebut, maka urgensi pengembangan kit diagnostik berbasis HPV varian Indonesia perlu diprioritaskan. Penelitian ini mempelajari varian-varian HPV Indonesia yang diisolasi dari penderita kanker serviks atas dasar polymorhisme daerah Long Controlling Region (LCR) pada genom HPV tipe high risk. Kegunaan penelitian ini adalah untuk menunjang pengembangan kit diagnostik HPV, berdasarkan hipotesis bahwa terdapat varian-varian HPV baru yang ditemukan di beberapa lokasi di Indonesia. Pendekatan metodologi single nucleotide polymorphism (SNP) dengan Real Time PCR, High Resolution Melting Analysis, serta DNA sequencing diharapkan dapat menunjang ke arah temuan tersebut.
Gambar 34. Alat pengambil contoh sel serviks serta botol buffer denaturasi.
Gambar 35. FTA card untuk imobilisasi DNA HPV serta penyimpanan dalam jangka waktu lama. 69
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Gambar 36. Posisi Long Controlling Region (LCR) pada struktur genom dari HPV DNA tipe 16 sebagai model. i. Ekspresi Gen Interferon Alpha2a pada Yeast Metilotropikpichia Pastoris untuk Mendapatkan Produksi Interferon yang Efisien (Adi Santoso, Endah Puji Septisetyani, Arizah Kusumawati dan Andri Wardiana)
Abstrak Interferon (IFN) adalah protein yang diproduksi berbagai tipe sel yang merupakan respon terhadap antigen, termasuk diantaranya: virus, bakteri, parasit, atau antigen lain. Sel yang terserang oleh virus mengeluarkan IFN yang kemudian akan melekat pada sel disekitarnya untuk mensintesa protein antivirus. Hal ini akan membuat pertumbuhan virus terhambat. IFN terdeteksi beberapa saat setelah infeksi virus, secara lokal dan sistemik untuk mencegah penyebaran infeksi virus. Terdapat 3 jenis IFN, yaitu: IFN alfa, beta, dan gamma. Pada penelitian ini, kita tertarik untuk mengekspresikan IFN α 2a pada yeast Pichia pastoris. P. pastoris menawarkan suatu sistem ekspresi yang sangat menguntungkan bila dibandingkan dengan sistim sel mamalia dan bacteria. Yeast dapat memproduksi protein recombinant dengan menggunakan sistim eukaryot dengan beaya yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan system mamalia. P. pastoris menawarkan beberapa keuntungan untuk produksi protein rekombinan, diantaranya adalah: ekspresi yang efisien dengan menggunakan methanol inducible alcohol oxidase gene (AOX1) promoter and tingkat ekspresi protein rekombinan yang sangat tinggi, sekresi yang efisien, dan proses fermentasi pada densitas sel yang sangat tinggi. Teknik RT-PCR dengan menggunakan sepasang primer: forward primer 5’70
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
gcagcatctgcaacatctaca-3’ and reverse primer 5’-gtgagctggcatacgaatca-3’, telah berhasil digunakan untuk mengisolasi gen IFN α 2a. Total RNA dari darah digunakan sebagai template untuk mensintesis first strand of cDNA. Hasil analisa sekuens DNA menunjukkan bahwa gen IFN α 2a dan 3 variannya telah didapatkan. Langkah selanjutnya, memasukkan gen IFN α 2a kedalam expression plasmid pPICZαB telah berhasil dilakukan. Hasil analisa sekuens recombinant plasmid yang didapat menunjukkan bahwa gen IFN α 2a telah terinsersi dengan benar. Hasil ekspresi menunjukkan bahwa protein recombinant IFN α2a telah berhasil diekspresikan dengan baik dengan ukuran seperti yang diharapkan, sekitar 20 kDa. Pada protein 20 kDa ini terdapat signal sequence (23 asam amino) yang terletak pada posisi N-terminal. Hasil ini juga diperkuat oleh analisa Western blot yang menunjukkan bahwa immature IFN α2a berukuran sedikit diatas 20 kDa sedangkan mature IFN α2a berukuran dibawah 20 kDa. j. Produksi Rekombinan Human Erythropoietin (rhEPO) dengan Menggunakan Yeast Pichia pastoris sebagai Sistem Ekspresi (Sri Kartika Wijaya, Adi Santoso, Popi Hadi Wisnuwardhani, Neng Herawati dan Yana Rubiyana)
Abstrak Erythropoietin (EPO) adalah glikoprotein hormon yang memiliki fungsi spesifik pada erythropoiesis, yaitu proses proliferasi dan differensiasi progenitor sel erythroid menjadi erythrocyte pada bone marrow. Menurunnya kandungan EPO dalam tubuh dapat menyebabkan anemia. Beberapa penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa penggunaan human EPO (hEPO) sangat efektif untuk menyembuhkan anemia. Sekitar 50-60% penderita kronik anemia karena kanker dapat disembuhkan dengan menggunakan recombinant hEPO (rhEPO). Dengan demikian hEPO adalah pharmaceutical agent yang sangat dibutuhkan dalam dunia kesehatan dan memiliki nilai ekonomis sangat tinggi. Selama ini produksi hEPO menggunakan kultur sel mamalia, Chinese hamster ovary (CHO) dan Baby hamster kidney (BHK). Penggunaan sel CHO dan BHK untuk memproduksi hEPO adalah sangat mahal dan membutuhkan laboratorium yang kompleks. Pada penelitian gen hEPO akan diekspresikan secara heterologous pada yeast metilotropik Pichia pastoris dengan menggunakan vektor ekspresi pPICZ alpha B. Protein rhEPO diekspresikan secara ekstrasellular dengan menggunakan signal sekresi faktor-alpha dari S. cerevisiae dan promotor inducible dari AOX1. Gen rekombinan akan 71
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
ditransformasikan pada lokus gen alcohol oxydase (AOX1) pada genom P. pastoris. Transforman yeast terbaik dan stabil mengekspresikan rhEPO diseleksi dan dipilih. Ekspresi heterologus rhEPO akan diuji dengan metode Western blot menggunakan anti-EPO dan atau anti-His tag. Optimasi ekspresi, produksi, purifikasi dan bioassay juga akan dilakukan pada tahun terakhir. Penelitian pada tahun pertama telah berhasil didapatkan: 1) teknik untuk melakukan purifikasi rhEPO dengan menggunakan kombinasi kolom nickel chelating resin, spin kolom dan kolom gel filtrasi dan 2) analisa peptide mapping. Dari dua hal yang telah didapatkan ini menunjukkan bahwa protein rhEPO telah didapat dan dengan sekuens seperti yang dikehendaki. Secara umum dapat dilaporkan bahwa penelitian telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Gambar 37. Hasil analisis blot Western EPO rekombinan yang telah dipurifikasi pada kolom Histrap. Lajur 1: standar EPO rekombinan dari sel mamalia (EPO-MERCK), Lajur 2: Protein Marker, Lajur 3: EPO rekombinan dari P. pastoris galur X-33.
Gambar 38. Hasil analisis Silver Stain. Kiri: Standar EPO rekombinan dari sel mamalia (EPO-MERCK). Kanan: EPO rekombinan dari P. pastoris galur X-33.
72
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
k. Standardisasi Herbal: Fingerprinting Berbagai Simplisia dan Ekstrak Pegagan (Centella asiatica Urban) untuk Bahan Baku Jamu Herbal dan Kosmetik (Dwi Susilaningsih, Judhi Rachmat, Asep Muhamad Ridwanuloh, Swastika Praharyawan, Dian Noverita Widyaningrum, Hariyatun, Delicia Yunita Rahman, Dewita Agus, Kusuma Westri dan Ade Kurniawan)
Abstrak Mutu simplisia dan ekstrak tanaman yang seragam dan terstandar sebagai bahan baku obat dan kosmetika merupakan problem di industri jamu atau obat herbal di Indonesia. Sebagai akibatnya produk jamu belum dapat diterima sepenuhnya di dunia kedokteran dan kesehatan baik di tanah air maupun pasar luar negeri. Simplisia yang merupakan produk hasil pertanian tentu saja kandungan kimianya tidak dapat dijamin konsistensinya, karena adanya keragaman bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi waktu panen, serta proses pasca panen yang meliputi tahap pengeringan dan penyimpanan. Sedangkan ekstrak sebagai bahan kefarmasian harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Proses ekstraksi dengan berbagai jenis pelarut, dan bahan aditif semuanya akan mempengaruhi hasil akhir suatu sediaan obat herbal. Oleh karena itu diperlukan suatu standarisasi prosedur dan kontrol kualitas bahan baku obat herbal dan validasi cara pengukuran yang parameter hasilnya merupakan unsur-unsur yang terkait dengan konsep mutu kefarmasian, yaitu memenuhi standar kimia dan biologis sekaligus jaminan stabilitas produk kefarmasian umumnya. Sampai saat ini kita hanya mempunyai SNI (standar nasional Indonesia) untuk tanaman obat kencur dan kunyit sedangkan standard simplisia pegagan hanya dimuat dalam persyaratan MMI (material media Indonesia) yang hanya meliputi kadar abu dan kadar sari dalam berbagai pelarut. Oleh karena itu pada penelitian ini kami mengusulkan untuk melakukan standardisasi baik untuk simplisia maupun ekstrak tanaman pegagan (Centella asiatica) secara menyeluruh meliputi standar parameter non-spesifik, parameter spesifik dan parameter cemaran mikroba. Pegagan merupakan jenis tanaman herbaceous tahunan, merambat dan tidak berkambium yang mempunyai kandungan kimiawi, asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Senyawa glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Tanaman ini digunakan sebagai bahan jamu dan kosmetik karena fungsi senyawa yang 73
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
dikandungnya tersebut berkasiat sebagai antioksidan, mempercepat proliferasi sel fibroblast yang terluka, meluruhkan lemak dan meningkatkan daya ingat. Mitra industri akan menyediakan bahan baku tanaman basah, simplisia dan ekstrak yang biasa digunakan dalam proses produksi jamu untuk diuji keperuntukan spesifik jamu herbal secara morfologi (biologis) dan kimiawi (finger print dll) oleh lembaga riset. Hasil dan perbaikan mutu bahan akan didiskusikan secara dua arah antara mitra industri dan lembaga riset dengan mengacu pada prinsip kesetaraan. Diharapkan kolaborasi riset antara lembaga pemerintah dan industri ini menjadi sumbangan nyata bagi masyarakat guna memperoleh bahan dan produk jamu yang bermutu, aman, berkualitas dan berkasiat. Keluaran yang diinginkan adalah adanya pemetaan pegagan sebagai bahan baku obat secara geografis, morfologis dan kimiawi, serta guide line untuk standar pegagan bermutu (penetapan SNI). Sampai tahap sekarang telah diketahui simplisia pegagan berasal dari 4 daerah di pulau Jawa yang digunakan oleh industri jamu dan herbal Mitra Industri mempunyai ragam kontaminan mikroba; 2 memenuhi standard 2 daerah melebihi ambang batas standar. Sedangkan untuk cemaran logam berat pada simplisia relatif di bawah ambang standar yang diperbolehkan. Ditambahkan untuk bahan herbal yang terekstraksi kandungan cemaran logam berat sangat aman di bawah ambang standard untuk bahan makanan, begitu pula untuk cemaran mikrobanya. Selanjutnya dari data-data yang diperoleh akan disusun draft standardisasi untuk simplisia, ekstrak dan tanaman pegagan yang digunakan sebagai bahan jamu dan herbal. Selanjutnya tahun kedua akan memfokuskan pada fingerprinting, pencarian marker dan penapisan senyawa aktif pegagan yang digunakan.
Gambar 39. Simplisia kering pegagan Centella asiatica Urban dan daun pegagan Centella asiatica Urban yang diekstrak.
74
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
l. Gene Ekspression and Production of Chimeric Recombinant Proteins in Plant using Methods of Synthetic Biology and Their Evaluation as Candidate Antigen for Vaccination in Animal Model (Wien Kusharyoto, Amy Estiati, Asrul M. Fuad, Ade N. Nurhasanah, Martha Sari dan Hariyatun) Abstrak Bakteri Escherichia coli enterohaemorhagik (EHEC: enterohaemorhagic E. coli) merupakan salah satu dari bakteri pathogen umum yang ditularkan melalui makanan. E. coli serotipe O157:H7 adalah serotipe E. coli yang paling sering ditemukan untuk jenis infeksi tersebut, dan merupakan penyebab utama infeksi dari diare berdarah yang dapat berakibat pada gagal ginjal pada anak-anak yang mengalami hemolytic uremic syndrom (HUS). Dengan adanya insiden dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh EHEC diperlukan langkah-langkah untuk mengurangi infeksi oleh EHEC atau mencegah kemungkinan infeksi itu sendiri melalui peningkatan kekebalan terhadap bakteri tersebut. Salah satu strategi potensial adalah pengembangan vaksin yang mampu mencegah kolonisasi maupun infeksi primer oleh EHEC. Pengembangan vaksin terhadap EHEC terutama berbasis pada faktor virulensi kunci dari EHEC yaitu protein EspA, Tir dan intimin. Dalam kegiatan penelitian ini dikembangkan protein chimera yang terdiri dari kombinasi antara intimin dan EspA untuk digunakan sebagai antigen dalam vaksinasi. Pertimbangan utama dari pembentukan protein chimera tersebut adalah untuk meningkatkan sifat immunogenik dari antigen/vaksin dalam menginduksi respon kekebalan. Untuk penyampaian atau aplikasi protein chimera sebagai vaksin, dipilih sistem inokulasi secara oral untuk memungkinkan induksi dari antibodi mucosal dan kemudahan dalam pengaplikasiannya. Oleh karena itu, sistem ekspresi protein dalam sel tanaman atau tanaman transgenik dipilih dalam kegiatan penelitian ini. Sel tanaman atau tanaman transgenik sebagai sistem ekspresi protein memberikan fleksibilitas fungsi sebagai sistem aplikasi vaksin secara oral yang lebih murah, efisien dan praktis untuk merangsang sistem kekebalan mucosal. Sistem produksi vaksin berbasis tanaman juga memungkinkan produksi dalam skala besar, karena biaya fasilitas produksi yang rendah. Untuk mengoptimalkan ekspresi dari gen bakteri dalam tanaman, maka penggunaan codon dari gen penyandi protein chimera harus disesuaikan dengan preferensi penggunaan codon dari tanaman inang untuk ekspresi protein. Oleh karena itu, gen penyandi dari protein chimera yang terdiri dari intimin dan EspA tersebut akan dikonstruksi dengan menggunakan pendekatan biologi sintetik. 75
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
3.1.4. Kegiatan Program Insentif Riset Penelitian dan Perekayasaan LIPI a.
Kombinasi Bakteri Asam Laktat Homo dan Heterofermentatif untuk Silase sebagai Upaya Penyediaan Pakan dalam Menghadapi Ketidakteraturan Iklim Akibat Pemanasan Global (Yantyati Widyastuti, Wulansih Dwi Astuti, Rohmatussolihat, Dwi Indah Puspitasari dan Joni Supriadi)
Abstrak Program percepatan produksi ternak khususnya sapi harus didukung oleh penyediaan dan perbaikan manajemen pakan, karena biaya untuk pakan mencapai kurang lebih 70% dari total biaya produksi. Hijauan atau rumput merupakan pakan alami sapi yang harus tersedia cukup baik kualitas dan kuantitasnya. Produksi rumput di Indonesia terkendala oleh musim. Pada musim penghujan rumput dapat tumbuh subur dengan kandungan nutrisi lebih tinggi, tetapi rumput tersebut tidak tahan lama disimpan karena suhu lingkungan harian dan kelembaban yang tinggi menyebabkan mikroorganisme pembusuk berkembang dan menurunkan kualitas rumput. Pengawetan hijauan menjadi silase diharapkan menjadi solusinya. Fermentasi silase sangat tergantung pada peran bakteri asam laktat (BAL). Homofermentatif BAL, Lactobacillus plantarum (strain 1A-2, 1B-2 dan TSD-10) dan heterofermentatif BAL, Lactobacillus brevis DSB-1 dan L. mesenteroides digunakan pada penelitian ini. Penggunaan glukosa oleh BAL bervariasi pada medium MRS. L. plantarum 1BL-2 menggunakan glukosa tertinggi (86,10%) pada medium MRS, tetapi bila digabungkan dengan L. brevis DSB-1 hanya menggunakan 68,82% dengan populasi 2,7x109 per ml. Kombinasi ini dipilih sebagai inokulan silase. Bahan aditif yang digunakan adalah dedak padi dan molases sebanyak 5-10%. Fermentasi rumput gajah dilakukan pada suhu ruang selama 1 bulan dalam tong plastik. Hasil identifikasi BAL dari berbagai perlakuan silase menunjukkan bahwa L. plantarum terdapat dalam jumlah banyak sehingga selalu terambil dalam setiap pengumpulan sampel. Tampaknya BAL heterofermentatif berberan dalam merangsang pertumbuhan L. plantarum pada saat digabungkan.
76
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
b. Penelusuran Penciri Genetik Berasosiasi dengan Sifat Kelahiran Kembar dan Perekayasaan Kelahiran Kembar dengan “ART” pada Sapi Perah : Pendukung Percepatan Kelahiran Bakalan Ternak Sapi (Endang Tri Margawati, Syahruddin Said dan Indriawati)
Abstrak Penelitian ini mencakup dua kegiatan yaitu kegiatan lapangan dan laboratorium. Kegiatan lapangan meliputi perekayasaan kelahiran sapi kembar dengan metode ART melibatkan 3 ekor induk sapi FH dengan kriteria produksi susu lebih dari 15 l/hari dan 1 ekor induk sapi Simmental. Ke empat induk sapi diperlakukan dengan hormon PMSG dosis 250 IU 91 ekor), 500 IU (2 ekor) dan 750 IU (1 ekor Simmental). Dua hari kemudian disinkroninasi estrus dengan hormon progenterone (5 ml pGF2α) secara intra musculer, apabila ternak estrus maka dilakukan Inseminasi Buatan (IB) dengan sperma sapi Simmental dosis 0,25 cc. Namun pada sapi Simmental setelah di IB terjadi metestrus, diduga tidak terjadi pembuahan dan telah dilakukan pengulangan IB dengan straw yang sama. Hasil pengamatan menunjukkan hanya 1 ekor induk sapi perah terjadi kebuntingan (25%). Sampai akhir kegiatan ini belum diketahui kembar atau tunggal. Sementara kegiatan laboratorium sampai akhir kegiatan ini telah diperoleh 41 koleksi DNA yang diekstraksi dari darah dengan metode Garam pekat. DNA disimpan dalam 500 ul buffer TE pada suhu 20oC. Identifikasi sampel DNA telah dilakukan terhadap 4 penciri genetik : AGLA254 (158-214 pb); BM8230 (103-106 pb); ETH10 (212-224 pb) dan IGF-1 (225-231 pb) yang berada pada kromosom sapi 5. Hasil amplifikasi telah divisualilasikan pada 2% gel agarose, beberapa marker menunjukkan pita tegas dengan ukuran yang tepat, namun ada yang buram (blur). Namun keseluruhan sampel DNA menunjukkan teramplifikasi dengan ke 4 penciri genetik, hal ini mengindikasikan bahwa baik sapi perah FH maupun PO memiliki gen berasosiasi dengan sifat kelahiran kembar. Seperti diketahui gen kelahiran kembar dipengaruhi oleh banyak sifat (multi trait).
77
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
c.
Optimalisasi Produksi Sperma Sexing Kerbau untuk Mendukung Program Penyediaan Bibit Ternak Nasional (Baharuddin Tappa, Ekayanti M. Kaiin, Fifi Afiati, Yulnawati, Muhammad Gunawan dan Edy Sophian)
Abstrak Ternak kerbau memiliki potensi sangat besar dalam rangka menopang ketahanan pangan khususnya ketersediaan dan kecukupan daging dan susu tahun 2014. Selain itu ternak kerbau memiliki peranan penting sebagai ternak yang digunakan untuk upacara ritual. Permintaan terhadap daging dan susu terus meningkat, tetapi persediaan sumber daya ternak masih belum mampu mendukung tingkat permintaan daging dan susu tersebut, sehingga pemerintah harus melakukan impor daging dan susu dari kuar negeri. Ternak kerbau diharapkan pada lima tahun mendatang dapat meningkatkan kontribusinya dalam mendukung ketersediaan daging dan susu di Indonesia. Di sisi lain, sistem pemeliharaan dan pengembangbiakan masih bersifat konvensional, sehingga kurang mendukung peningkatan persediaan sumber daya ternak. Fenomena tersebut menjadi tantangan berat bagi pemerintah untuk berupaya mempercepat peningkatan populasi sapi dan kerbau di Indonesia. Pengadaan bibit sapi dan kerbau secara tradisional memerlukan waktu yang lebih lama dan dalam jumlah terbatas, serta tidak menjamin kualitas anak yang dihasilkan. Meningkatnya permintaaan bibit sapi dan kerbau memberi peluang untuk mengaplikasikan teknologi reproduksi ternak seperti inseminasi buatan (IB) dan transfer embrio (TE) untuk memproduksi bibit sapi dan kerbau unggul. Untuk itu teknologi reproduksi diharapkan mampu berperan dalam membantu menigkatkan produksi bibit sapi atau kerbau di Indonesia. Untuk memperoleh bakalan sapi dan kerbau yang akan dikembangbiakkan diperlukan teknologi untuk memisahkan pembawa kromosom jantan (Y) dan betina (X). Untuk mendapatkan anak jantan yang lebih banyak diperlukan sperma pembawa kromosom jantan (Y) sedangkan untuk betina diperlukan kromosom betina (X) sebelum digunakan pada inseminasi buatan (IB). Dengan teknik ini diharapkan dapat lebih menseleksi jenis kelamin pada anak yang akan lahir. Pada penelitian ini dilakukan pengujian in vivo dengan menginseminasi (IB) straw semen hasil pemisahan sperma X dan Y pada akseptor IB. Untuk penyediaan kerbau bakalan pada penggemukan diguanakan sperma Y utnuk menghasilkan lebih banyak anak jantan yang lahir. Sedangkan untuk penyediaan ternak betina pada program replacement induk digunakan sperma X untuk menghasilkan ebih banyak anak kerbau betina. Hasil penelitian ini diharapkan 78
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi upaya peningkatan produktivitas ternak kerbau melalui aplikasi sexing sperma di Indonesia. d. Pengembangan Padi Transgenik Toleran Kekeringan dan Rendaman (Amy Estiati, Satya Nugroho, Syamsidah Rahmawati, Enung Sri Mulyaningsih, Agus Rachmat, Yuli Sulistyowati dan Eva Erdayani)
Abstrak Produktivitas pertanian merupakan aspek penting terkait dengan ketahanan pangan. Kekeringan dan rendaman adalah dua cekaman abiotik utama yang sangat memperngaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Perubahan iklim global berdampak pada timbulnya ketidakpastian curah hujan, kekeringan yang berkepanjangan, dan curah hujan yang terlampau tinggi merupakan alasan penting perakitan tanaman padi toleran cekaman kekeringan dan rendaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan padi toleran kekeringan sekaligus toleran rendaman air dengan cara menggabungkan sifat toleran kekeringan dan sifat toleran terhadap rendaman air pada satu kultivar padi terpilih. Masing-masing gen tersebut dikontrol oleh promoter pengendali gen yang terinduksi kondisi abiotik terkait. Integrasi/penggabungan gen toleran cekaman abiotik yang berlawanan (kekeringan dan genangan) dalam satu tanaman bersifat novel dan sangat bermanfaat dalam menghadapi kondisi iklim global yang semakin tak terduga. Selain itu akan dipelajari pula peranan promoter terinduksi kekeringan dari beberapa varietas tanaman padi lokal Indonesia dalam merespon cekaman kekeringan. Pada tahun 2010, telah berhasil dilakukan transformasi gen Oshox6 yang dikendalikan promoter terinduksi kekeringan OsLEA3 ke padi IR64 Sub I yang tahan rendaman. Berdasarkan analisis PCR menggunakan primer spesfik untuk gen hpt, sampai saat ini telah didapatkan 150 individu tanaman padi terbukti positif mengandung gen hpt dari 31 galur. Hibridisasi Southern pada tanaman-tanaman positif mengandung gen hpt telah dilakukan dan telah didapatkan 10 galur mempunyai jumlah salinan gen berkisar 1-3. Secara paralel dilakukan pula studi fungsi promoter terinduksi kekeringan Oshox6. Fragment promoter Oshox6 yang berukuran 1 kb yang diisolasi dari padi cv. Rojolele dan Nipponbare telah difusikan dengan gen gus dan telah ditransformasikan ke dalam pCAMBIA 1305. Untuk mempelajari peranan promoter Oshox6, pCAMBIA 1305 yang telah mengandung Oshox6::gus selanjutnya ditransformasikan ke padi cv. Nipponbare dengan bantuan Agrobacterium tumefaciens strain EHA105. Hasil transformasi masih dalam pengamatan. 79
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
e. Penapisan Klon cDNA Penyandi Enzim Biosintesis Karotenoid untuk Pengembangan Ubi Kayu Transgenik Tinggi Beta Karoten (Asrul M. Fuad, N. Sri Hartati, Enny Sudarmonowati dan Siti Kurniawati)
Abstrak Terkait dengan kegiatan pengembangan ubi kayu trangenik tinggi beta karoten dilakukan upaya isolasi gen yang berhubungan dengan biosintesis karotenoid yaitu gen phytoene synthase yang berupa sekuen gen utuh. Isolasi gen utuh dilakukan melaui penapisan klon cDNA ubi kayu dengan metoda PCR menggunakan primer yang dirancang berdasarkan sekuen fragmen gen phytoene yang telah diperoleh pada penelitian sebelumnya (tahun 2009). DNA komplementer yang disintesis dari mRNA ubi kayu yang diekspresikan pada jaringan umbi diklon dan ditransformasi pada Escherichia coli yang ditumbuhkan pada media seleksi yang mengandung ampisilin. Kegiatan yang telah dilakukan adalah isolasi RNA total, sintesis cDNA, dan kloning cDNA. Kloning cDNA telah menghasilkan pustaka klon cDNA ubi kayu dengan frekuensi rekombinasi sebesar 20,5%. Selanjutnya dilakukan penapisan klon cDNA dengan PCR dan diperoleh dua koloni yang menunjukkan hasil positif. f. Penyederhanaan Media Kultur untuk Perbanyakan Jahe Merah (Zingiber Officinale Rosc.) (Dyah R. Wulandari, Tri Muji Ermayanti, Rudiyanto, Deritha E. Rantau, Betalini Widhi Hapsari, Evan Maulana dan Lutvinda Ismanjani)
Abstrak Kegiatan tahun 2010 merupakan lanjutan kegiatan 2009 dengan tujuan untuk mendapatkan bibit jahe merah secara in vitro pada media sederhana untuk mengurangi biaya produksi. Pada tahun ke-2 (2010) ini penyederhanaan media dilakukan dengan cara mengurangi unsur hara makro menjadi ½; 1/3 atau ¼ hara makro normal. Penggunaan pupuk daun yang lebih murah yang tersedia di pasaran juga dicobakan. Perbandingan NPK yang dicobakan adalah 1:1:1 dan 16:9:10 (mendekati 2:1:1) serta 16:5:5 (atau mendekati 3:1:1). Konsentrasi npk yang dicobakan adalah 0,5; 1; 2 dan 2,5 g/l. Sebagai sumber karbon adalah gula pasir dengan konsentrasi 10 dan 20 g/l. Media MS dengan gula sebanyak 20 g/l dijadikan sebagai perlakuan kontrol. Pertumbuhan tunas jahe secara in vitro dimulai dengan menanam kultur tunas tunggal pada media 80
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
cair. Tunas dipelihara pada ruang kultur dengan suhu 26-27oC dan pencahayaan yang kontinyu. Kultur disimpan di atas alat pengocok horisontal dengan putaran sekitar 80 rpm. Pengamatan pertumbuhan yang diamati adalah jumlah tunas, jumlah daun dan jumlah akar yang terbentuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian NPK 1:1:1 sebanyak 2 dan 2,5 g/l dapat memberikan jumlah tunas yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol (media MS cair dengan pemberian sukrosa 20 g/l). Pertumbuhan tunas sudah mulai terlihat lebih tinggi dibandingkan kontrol mulai dari 2 minggu setelah dikulturkan hingga akhir pengamatan pada minggu ke-8. Rata-rata jumlah tunas majemuk yang terbentuk pada pemberian NPK dengan konsentrasi 2 g/l adalah 6,3 tunas dan dengan konsentrasi NPK 2,5 g/l menghasilkan rata-rata sebayak 7,3 tunas per eksplan. Jumlah tunas perlakuan kontrol kurang dari 6 tunas per planlet. Pemberian NPK sebanyak 0,5 dan 1 g/l memberikan jumlah tunas yang rendah yaitu dengan rata-rata 3 tunas per planlet, sedangkan dengan konsentrasi NPK 1,5 g/l menghasilkan rata-rata 3,8 tunas per planlet setelah 8 minggu dikulturkan. Hasil pengamatan terhadap jumlah daun juga menunjukkan bahwa konsentrasi NPK dengan perbandingan 1:1:1 ini dengan konsentrasi 1,5; 2 dan 2,5 g/l memberikan jumlah daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Rata-rata jumlah daun yang terbentuk pada minggu ke-8 setelah tanam adalah 10,2 daun, 11,5 daun dan 12,2 daun per planlet, masing-masing untuk tunas yang dikulturkan pada media dengan konsentrasi NPK sebanyak 1.5; 2 dan 2,5 g/l. Akar yang terbentuk pada media npk 1:1:1 ini lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Semua konsentrasi yang dicobakan menghasilkan jumlah akar yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol (media MS). Rata-rata akar yang terbentuk setelah 8 minggu kultur berkisar antara 12-22 akar per planlet. Rata-rata akar tertinggi adalah sebanyak 22 akar ditemukan pada media dengan konsentrasi NPK 2,5 g/l. Penggunaan pupuk npk dengan perbandingan 2:1:1 pada konsentrasi 2,5 g/l menghasilkan pertumbuhan tunas mendekati perlakuan kontrol. Pemberian konsentrasi pupuk ini dengan konsentrasi yang lebih rendah menghasilkan jumlah daun dan jumlah tunas yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Namun demikian, penggunaan pupuk dengan perbandingan ini menghasilkan jumlah akar yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Pengamatan konsentrasi klorofil pada perlakuan perbandingan NPK mempunyai kisaran yang serupa dengan perlakuan kontrol. Penelitian dengan perlakuaan NPK 3:1:1 dari semua konsentrasi yang dicobakan, menghasilkan pertumbuhan yang masih sebanding dengan perlakuan kontrol, namun mempunyai pertumbuhan akar yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Percobaan pertumbuhan tunas pada media MS cair dengan pengurangan konsentrasi hara makro menjadi ½, 1/3 dan ¼ konsenrasi normalnya menghasilan pertumbuhan jahe merah yang tetap 81
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
tegar dan dapat ditumbuhkan di lapangan melalui proses aklimatisasi dengan semua tanaman dapat hidup. Pengurangan gula dari 20 menjadi 10 g/l tidak direkomendasikan karena mengurangi jumlah daun dan jumlah akar yang terbentuk. g. Perbanyakan Massal Varietas Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) Unggul (Laela Sari, Maria Imelda, Made Sri Prana dan Aida Wulansari)
Abstrak Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) banyak dikenal di wilayah Asia termasuk Indonesia, karena selain buahnya enak, semua bagian tanaman ini juga berkhasiat obat. Daunnya dilaporkan sangat berpotensi sebagai obat kardiovaskuler. Namun untuk mendukung pemanfaatan sukun sebagai obat herbal tersebut diperlukan pertanaman sukun yang luas sehingga ketersediaan bahan bakunya terjamin, artinya diperlukan bibit unggul dalam jumlah besar dan berkesinambungan. Mengingat sukun umumnya diperbanyak secara vegetatif sehingga keragaman genetiknya rendah, maka diperlukan pencarian bibit unggul. Menurut informasi yang ada terdapat di daerah Bone (Sulawesi Selatan) yang diharapkan memiliki areal pertanaman yang luas sehingga dapat ditemukan varietas unggul. Perbanyakan in vitro sukun melalui tunas pucuk dan tunas lateral telah berhasil dikembangkan di Puslit Bioteknologi-LIPI. Demikian pula perbanyakan sukun dengan stek cabang (bawah, tengah dan atas) dan stek akar serta cangkok juga telah berhasil dikembangkan. Hasilnya menunjukkan bahwa media terbai untuk multiplikasi tunas pucuk sukun adalah media MS yang mengandung zat pengatur tumbuh BAP dan TDZ. Namun pengembangan teknik kultur tunas akar dan stek akar keberhasilannya masih sangat rendah sehingga perlu dioptimasi lagi. Media tanam yang optimal untuk persemaian stek cabang dan stek akar sukun adalah sekam bakar dan cocopeat. Dalam penelitian ini dilakukan perbanyakan massal varietas sukun dari daerah Bone yang diharapkan memiliki varietas unggul. Selanjutnya varietas unggul tersebut diperbanyak melalui beberapa seperti kultur tunas samping dan stek cabang bawah. Media terbaik bagi pertumbuhan tunas in vitro sukun asal Bone adalah MS + TDZ 0,4 mg/l. Tunas stek cabang asal lokasi A, B, C dan D semuanya mati (busuk cabang dan berjamur), diduga karena bahan stek cabang masih terlalu muda dan cadangan makanannya belum cukup sehingga rentan terhadap penyakit. Tunas terbanyak diperoleh dari stek asal lokasi D (80% hidup). Stek akar menghasilkan penambahan tinggi sebesar 10-23 cm tampak 82
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
dalam waktu 2 bulan, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara penambahan Rootone + Benlate terhadap tinggi tunas. Anakan sukun unggul dari akar (lokasi B) sudah dapat beradaptasi di rumah kaca dan sudah dipindahkan ke pembibitan plasma nutfah. Tanaman sukun yang ditanam tahun lalu di pembibitan plasma nutfah sudah berumur sekitar 1 tahun. Perlunya dikembangkan kebun sukun pada areal yang luas guna memenuhi kebutuhan bahan baku obat dalam jumlah besar dan berkesinambungan. Perlunya dilaukan peningkatan mutu tanaman sukun melalui inokulasi Mikoriza terhadap bibit hasil perbanyakan in vitro. h. Pengembangan Produksi Benih Kehutanan Menggunakan Enkapsulasi “Pupuk Bio” dan Produksi Mikroba Penghasil Hormon Tumbuh Tanaman dan Peranannya dalam Menunjang REDD (Reduced Emission from Deforestration and Degradation) (Dody Priadi, Nurul Sumiasri, Harmastini I. Sukiman, Arief Soekmanto, Yani Cahyani dan Sylvia J.R. Lakatompessy)
Abstrak Mikroba tanah seperti Rhizobium yang mempunyai kemampuan nenambat nitrogen dari udara dan memproduksi hormon IAA (Indole Acetic Acid) serta jamur Mikoriza yang mempunyai kemampuan nemanbat fosfat dari tanah dapat dikembangkan menjadi pupuk bio yang dapat diaplikasikan pada teknik enkapsulasi benih. Enkapsulasi benih kehutanan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan sperti tanah, dedak, kompos dan tepung tapioka yang mengandung pupuk bio dalam bentuk biomassa sel mikroba tersebut. Perbanyakan biomassa sel kedua jenis mikroba tersebut dilakukan dengan teknik fermentasi ganda yang menggunakan substrat pati ubi kayu. Benih berenkapsulasi dapat diaplikasikan untuk penghatanan kembali hutan yang gundul akibat manusia dan bencana alam. Penghutanan kembali lahan yang luas dan mempunyai topografi yang sulit dijangkau seperti lereng terjal dan terpencil tidak mungkin dilakukan secara langsung di lahan sasaran sehingga harus menggunakan teknik penyebaran dari udara (aeroseeding) menggunakan benih yang mampu bertahan hidup di lahan sasaran dengan viabilitas yang masih tinggi yaitu dengan membekali benih tersebut dengan bahan cadangan hara pada bahan enkapsulatnya sampai kondisi yang kondusif untuk mengambil hara dari dalam tanah. Pada tahun 2010 telah dilakukan optimasi jenis dan konsentrasi bahan enkapsulat ramah lingkungan berbasis bahan tanah dan agar (YEMA) dengan penambatan Rhizobium dan Mikoriza menggunakan 83
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
benih sengon (Paraserianthes falcataria) dan mangium (Acacia mangium) sebagai model. Hasil pengujian daya kecambah benih dari lapangan menunjukkan bahwa benih sengon mempunyai daya perkecambahan yang lebih tinggi dari amngium, sedangkan daya perkecambahan sengon tertinggi (97,3%) pada media kertas tisu dan 61,7% pada media lahan berrumput diperoleh dari benih sengon Cianjur. Daya perkecambahan benih sengon berenkapsulasi tanpa mikroba tertinggi (24,7%) sedangkan mangium adalah 86,7% diperoleh dari perlakuan enkapsulasi G (100 g tanah + 100 g kompos+ 100 g tepung tapioka), sedangkan terendah (5,3%) diperoleh dari perlakuan D (100 g tanah + 100 g dedak + 300 g tapioka). Daya perkecambahan tertinggi benih sengon berenkapsulasi berbasis tanah yang menggunakan mikroba adalah 10% diperoleh dari benih asal Tasikmalaya, sedangkan terendah (4%) masing-masing diperoleh dari benih asal Bogor dan Cianjur. Daya perkecambahan tertinggi benih sengon berenkapsulasi berbasis agar (YEMA) yang menggunakan mikroba adalah 16% diperoleh dari benih asal Bogor, sedangkan perlakuan lainnya terkontaminasi oleh jamur. Hasil skrining IAA pada Rhizobium menunjukkan bahwa isolat DBM 10.3 memproduksi IAA paling tinggi (OD=2,108) dicapai pada hari ke 6, sedangkan jumlah populasi sel tertinggi (1,85 MM 108 sel/ml) dicapai pada hari ke 4. Pada tahun selanjutnya akan dilakukan produksi benih kehutanan berenkapsulasi hasil penelitian tahun 2010 dan aplikasinya di lahan marginal. i. Pengembangan Kit Diagnostik untuk Deteksi Bahan Narkotika : Evaluasi Antibodi Poliklonal untuk Deteksi Morfin pada Sampel Urin Penderita Ketergantungan Narkoba (Judhi Rachmat, Bambang Prasetya, Titik K. Prana, Sukma Nuswantara, Adi Santoso dan Budi Saksono)
Abstrak Antibodi poliklonal merupakan salah satu bentuk antibodi yang terbentuk karena adanya antigen yang sengaja disuntikkan ke dalam tubuh hewan atau manusia. Pada penelitian sebelumnya telah diproduksi antibodi poliklonal antimorfin pada hewan kelinci. Sebagai kelanjutan dari kegiatan tersebut serum antibodi poliklonal anti-morfin dianalisis daya stabilitasnya terhadap lama penyimpanan dan dipekatkan dengan amonium sulfat 50-80 kejenuhan, serta dimurnikan dengan kromatografi kolom DEAE-Sephorose. Hasil pemurnian kemudian diuji aktivitas silang (cross reactivity) dengan senyawa pembanding kodein. Hasil pengamatan terhadap serum antibodi yang telah disimpan selama 84
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
6 bulan memperlihatkan penurunan absorbansi yang cukup signifikan dibandingkan absorbansi pada awal produksi. Uji cross reactivity menunjukkan antibodi yang yang dihasilkan sensitif namun tidak bersifat spesifik karena adanya reaksi silang dengan kodein. j. Pengkajian Efek Hipokolesterolemik Kapsul Mansterol dan Produksi Senyawa Bioaktif Antidiabetes oleh Kapang Endofit dari Tanaman Obat Indonesia (Djadjat Tisnadjaja, Partomuan Simanjuntak, Ai Hertati dan Bustanussalam)
Abstrak Dalam kegiatan ini uji farmakologi dengan menggunakan tikus putih jantan dari galur Wistar yang sebelumnya dibuat hiperkolesterolemia dengan diet kaya lemak, dengan pencekokan suspensi otak sapi sebanyak 3 ml/ekor/hari dan pemberian propil tiourasil (PTU) 0,01% melalui minuman selama 1 minggu terlihat bahwa kapsul Monasterol mampu bekerja sama baiknya dengan obat penurun kolesterol komersial Simvastatin dalam memperbaiki profil kolesterol. Dari hasil penelitian terlihat bahwa kapsul Monasterol dengan dosis1-3 kapsul/ekor/hari mampu menurunkan kadar kolesterol total trigliserida serta meningkatkan kadar HDL dari hewan uji. Pada peningkatan kadar HDL, pemberian kapsul Monasterol dengan dosis 3 kapsul/ekor/hari selama 8 minggu pada hewan uji yang selama pengamatan diberikan diet kaya lemak dan minuman mengandung PTU 0,01%, kapsul Monasterol memberikan hasil lebih baik dibandingkan Simvastatin 10 mg, dimana dengan pemberian Monasterol HDL meningkat daro 46,3 mg/dl menjadi 85 mg/dl, sedangkan dengan pemberian Simvastatin HDL meningkat dari 61 mg/dl menjadi 98,5 mg/dl. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variasi dosis pemberian Monasterol antara 1, 2 dan 3 kapsul/ekor/hari tidak menunjukkan perbedaan nyata dalam menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida serta meningkatkan high density lipoprotein (HDL). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kapsul Monasterol bisa diguanakan sebagai pengganti obat penurun kolesterol dari golongan statin seperti Simvastatin. Dari isolasi mikroba endofit yang berasal dari 5 jenis tanaman obat yaitu mahoni, kumis kucing, sambiloto, mengkudu dan sirih merah telah berhasil diperoleh sebanyak 36 isolat mikroba endofit. Dari hasil skrining dengan menggunakan enzim α glukosidase terhdap ekstrak biomassa maupun filtrat hasil fermentasi ke 36 isolat dalam media poatato dextrose broth diperoleh 3 isolat endofit yang aktif yang berasal dari tanaman sambiloto (Orthosiphon spicatus BBS) dan 3 isolat aktif berasal dari sirih merah (Piper crocatum L.). 85
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
k. Peningkatan Produksi Lutein dari Mikroalga Chlorella pyrenoidosa untuk Penyediaan Bahan Baku Kosmetika dan Uji Efektivitas sebagai Antioksidan (In Vivo) (Kusmiati, Ni Wayan S. Agustini, E.Jusuf, M. Afriastini dan INK Kabinawa)
Abstrak Lutein merupakan karotenoid bersifat antioksidan satu-satunya yang berkaitan dengan kejadian katarak pada mata. Senyawa ini bersifat alami berbentuk kristal padat berwarna kuning, tidak dapat disintesis oleh manusia. Sumber lutein yang potensial yaitu dari jenis mikroalga Chlorella. Fungsi lain dari pigmen ini sebagai anti penuaan dini (antiaging) pada kulit yang terkena radiasi sinar UV matahari. Produksi lutein dari kultur mikroalga Chlorella lokal telah dilakukan pada tahun 2009 dengan produksi rata-rata sebesar 5,3~5,5 mg lutein per liter media (1,6 gram biomasa basah). Hasil tersebut masih belum optimal, sehingga perlu dilakukan peningkatan produksi lutein melalui modifikasi kultur. Produksi lutein diawali dengan mengkultur mikroalga Chlorellla pyrenoidosa dalam media cair hingga mencapai fase pertumbuhan stasioner awal. Perlakuan kultur yaitu intensitas cahaya yang berbeda dan penambahan natrium asetat dalam konsentrasi bervariasi 0, 20, 40 dan 60 mM. Perolehan ekstrak lutein tertinggi mencapai 7,1 mg per gram berat biomasa C. pyrenoidosa pada kondisi cahaya terang 24 jam dan konsentrasi Natrium asetat 40 mM. Kegiatan lain yaitu membandingkan dua galur Chlorella yaitu C. pyrenoidosa dan C. vulgaris untuk menghasilkan lutein dengan menggunakan metode ekstraksi berbeda menurut Li Hua Bin dan Madhavi et al. Ekstrak lutein difraksinasi dengan kromatografi kolom menggunakan silika gel G60 dengan pelarut n-heksan:aseton:kloroform (6:2:2). Fraksi-fraksi diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis dan fraksi terpilih dilanjutkan analisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) menghasilkan konsentrasi lutein sebesar 11,404 ppm (C. pyrenoidosa), 9,462 ppm (C. vulgaris) menggunakan metode Li Hua Bin. Sedangkan metode Madhavi et al memperoleh 7,980 ppm (C. pyrenoidosa) dan 7,783 ppm (C. vulgaris). Penggunaan metode ekstraksi Li Hua Bin memberikan perolehan ekstrak lutein lebih tinggi dibandingkan metode Madhavi et al. dan kultur C. pyrenoidosa lebih unggul dibandingkan C. vulgaris. Pada uji potensi antioksidan in vivo terhadap tikus jantan Sparque dawley yang diinduksi dengan senyawa tert butil hidroperoksida (t-BHP) menunjukkan bahwa senyawa lutein hasil ekstraksi dari biomassa C. pyrenoidosa dapat menurunkan kadar malondialdehid (MDA), meningkatkan aktivitas superoksid dismutase (SOD) dan aktivitas katalase. 86
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
l. Pemanfaatan Biodiversitas Mikroba Indonesia untuk Produksi Enzim Mananase (Ahmad Thontowi, Nanik Rahmani, Awan Purnawan, Khairul Anam, Ade Andriani, Dwi Susilaningsih dan Yopi)
Abstrak Enzim mananase digunakan di beberapa proses industri, seperti ekstraksi minyak dari biji-bijian, penurun kekentalan selama proses pembuatan kopi instan, produksi oligosakarida, sebagai senyawa biobleaching dalam industri tekstil dan bahan dalam pakan ternak. Kegiatan 2010 ini merupakan lanjutan tahun sebelumnya dalam rangka produksi enzim mananase dengan menggunakan mikroorganisme dan biomassa Indonesia. Pada tahun sebelumnya, kami telah memperoleh satu isolat potensial penghasil enzim mananase. Isolat ini ialah Aspergillus niger BL5. Isolat ini mampu tumbuh pada beberapa substrat, diantaranya sekam, Bungkil Kelapa Sawit (BKS), Kelapa (KLP), Suweg, Porang, Locust Beam Gum (LBG), dan Tebu. Substrat terbaik untuk memroduksi enzim mananase adalah BKS 0.5% dan KLP 1.0%. Berdasarkan hasil tersebut, pada tahun ini, kami lebih fokus dalam memroduksi enzim mananase skala 2 L dan memurnikannya. Tujuan umum penelitian ini adalah mengembangkan metode produksi enzim mananase sebagai upaya pemanfaatan berbagai sumber substrat manan Indonesia. Sasaran penelitian ini ialah memroduksi enzim mananase skala 2L, memperoleh enzim mananase murni dan karakternya. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan untuk men-scale up produksi enzim mananase. Selain itu, enzim mananase yang diperoleh dapat diaplikasikan pada berbagai aplikasi industri. Pada tahun ini kami telah melakukan optimasi kondisi (suhu dan pH) untuk pertumbuhan A. niger BL5. Setelah itu, berdasarkan data-data tersebut kami juga telah memroduksi enzim mananase skala 2 liter dengan menggunakan air lift fermentor dan menganalisis produk fermentasinya. Pada tahap selanjutnya, dari ekstrak kasar enzim mananase, kami telah endapkan dengan menggunakan amonium sulfat, purifikasi dengan kromatografi filtrasi gel. Dari hasil pemurnian ini, enzim dikarakterisasi untuk mengetahui sifatnya dan enzim hasil purifikasi direaksikan dengan umbi porang. Hasil dari penelitian ini adalah A. niger BL5 tumbuh secara optimum pada suhu 30oC dan pH 7,0 dalam memroduksi enzim mananase dengan menggunakan substrat kelapa maupun bungkil kelapa sawit (BKS). Enzim mananase dapat diproduksi dengan menggunakan fermentor airlift dan aktivitas maksimal diperoleh pada jam ke 144 dengan nilai 5 U/ml. Selama fermentasi terbentuk beberapa gula dari jenis manosa, manotriosa, 87
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
manopentosa dan lainnya. Dari hasil proses pemurnian enzim mananase Aspergillus BL5 melalui tahapan pengendapan dengan menggunakan amonium sulfat dan kromatografi diperoleh aktivitas spesifik enzim sebesar 667,13 dan 777,79 U/mg. Yield yang diperoleh 51,08 dan 7,62%. Adapun kemurniannya masing-masing sebesar 1,532 dan 4,503%. Enzim mananase Aspergillus BL5 mempunyai karakter berat molekul sekitar 51 kDa, suhu optimum 55oC, pH optimum 7. Enzim mananase ini dipengaruhi oleh mineral EDTA, MgCl2 dan CaCl2 yang meningkatkan aktivitas enzim mananase, sedangkan CaCl2 dan SDS menurunkan aktivitas enzim mananase. Adapun nilai Vmax yang diperoleh adalah 6666,6 μmol/menit/mg dan nilai Km adalah 0,68 mg/ml. A. niger BL5 mampu meroduksi enzim mananase yang mampu menghidrolisis substarat kelapa dan porang yang mengandung manan. m. Produksi Enzim Selulase dari Trichoderma dan Streptomyces Indonesia Menggunakan Biomassa Lignosellulosa untuk Produksi Bioetanol (Shanti Ratnakomala, Puspita Lisdiyanti, Gina Kartina dan Elvy Yetty)
Abstrak Lignoselula adalah komponen utama dari biomassa terdiri dari 3 tipe polimer-selulosa, hemiselulosa, dan lignin-yang terikat kuat diantaranya dan terikat secara kimia melalui ikatan non kovalen dan ikatan silang kovalen. Indonesia memiliki limbah biomassa yang kaya lignoselulosa seperti bagas, jerami padi, tongkol jagung, tandan kosong kelapa sawit, sampah perkotaan dan lain-lain. Hidrolisa sempurna limbah berlignoselulosa menjadi bahan yang mudah mengalami degradasi memerlukan sinergi dari beberapa mikroorganisme yaitu mikroorganisme selulolitik untuk menghidrolisa selulase, hemiselulolitik untuk menghidrolase hemiselulosa dan lignolitik untuk menghidrolisis lignin. Bakteri dari jenis Streptomyces dan jamur dari jenis Trichoderma memegang peranan cukup penting dalam mendegradasi lignoselulosa. Mikroorganisme ini dapat mendegradasi selulasa, mannan, xilan pektin dan mensolubilisasi lignin. Pada tahun 2009 telah dimulai penelitian tentang penapisan aktinomisetes hasil koleksi Puslit Bioteknologi-LIPI dalam menghasilkan enzim selulase, mananase, dan xilanase. Di awal tahun 2010 telah dimulai pula penapisan terhadap koleksi Trichoderma dalam menghasilkan enzim selulase. Pada tahun ini dilakukan penelitian intensif mikroorganisme untuk menghasilkan enzim-enzim yang berperan pada degradasi lignoselulosa. Pemanfaatan berkelanjutan dari koleksi biakan untuk 88
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
menghasilkan isolat-isolat berpotensi yang mampu menghasilkan enzim selulase dengan aktivitas yang tinggi untuk dapat digunakan sebagai penghidrolisis dalam proses sakarifikasi dari biomassa lignoselulosa yang merupakan kelanjutan dari studi sebelumnya sehingga dapat menjadi produk yang berdaya saing. n. Aplikasi Amilase untuk Produksi Bahan Baku Pembuatan Bioetanol dari Ubi Kayu (Trisanti Anindyawati, Endang Sukara dan Ruth Melliawati)
Abstrak Penelitian pembuatan bioetanol telah lama dilakukan sebagai salah satu alternatif pengganti energi. Namun biaya produksi pembuatan bioetanol tersebut masih mahal, sehingga belum kompetitif. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menurunkan biaya produksi. Salah satunya adalah melalui pencarian dan penggunaan enzim yang dapat merombak bahan organik terutama pati menjadi gula monomer sehingga menjadi bahan baku untuk pembuatan bioetanol. Penggunaan enzim komersial yang selama ini dipraktekkan diperkirakan tidak akan bersaing bila diterapkan di Indonesia, karena masih impor dan harganya mahal. Dalam penelitian ini dipelajari aplikasi enzim kompleks amilase yang diproduksi sendiri menggunakan kapang Aspergillus awamori KT-11. Enzim kompleks amilase ini sedang didaftarkan nama dagangnya sebagai “TARMES LIPI 2010” melalui Pusat Inovasi LIPI. Beberapa varietas ubi kayu non-pangan yang diperoleh dari koleksi Puslit Bioteknologi-LIPI dipergunakan selama penelitian ini. Ubi kayu segar yang mengandung pati dan serat direaksikan dengan TARMES LIPI 2010 untuk menghasilkan bahan baku pembuatan bioetanol. Penelitian sebelumnya memperlihatkan bahwa TARMES LIPI 2010 mampu mengubah ubi kayu segar menjadi glukosa yang cukup memenuhi kriteria sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Dengan demikian diharapkan biaya produksi dapat ditekan sementara bioetanol yang dihasilkan meningkat. Konversi ubu kayu segar tertinggi dihasilkan jika varietas sapikuru dipergunakan. Jumlah gula pereduksi yang diperoleh adalah sebanyak 306,47 mg/ml atau setara dengan kandungan gula lebih dari 30% (berat per volume) dan dipandang cukup ideal untuk proses produksi bioetanol. Gula reduksi yang dihasilkan dari penggandaan skala yang dilakukan dengan bejana dengan menggunakan tepung ubi kayu Adira IV diperoleh hasil 66,859 g/l. 89
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
3.1.5. Kegiatan Penelitian Iptekda a.
Usaha Pembibitan Kerbau Belang untuk Meningkatkan Kesejahteraan Peternakdan Pelestarian Keanekaragaman HayatiAsli Indonesia di KabupatenToraja Utara, Sulawesi Selatan (Yulnawati, Nanik Rahmani, Edy Sophian dan Andarias T. Sale)
Abstrak Toraja merupakan daerah tujuan wisata yang terkenal akan keindahan alam, budaya dan adatistiadatnya. Salah satu upacara adat yang digelar mengorbankan kerbau belang sebagai persembahan. Pemotongan kerbau belang yang terus menerus mengakibatkan populasi kerbau belang terancam dari kepunahan. Usaha pembibitan kerbau belang selama ini masih sangat konvensional. Akibatnya laju kelahiran kerbau belang tidak berimbang dengan laju pemotongannya. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Bioteknologi untukmengatasi hal tersebut adalah memperkenalkan teknologi reproduksi inseminasi buatan menggunakan sperma epididimis pejantan kerbau belang. Program tersebut diharapkan dapat membantu peternak mengembangkan usaha peternakannya secara mandiri sekaligus menyelamatkan kerbau belang sebagai keanekaragaman hayati asli Indonesia.
Gambar 40. Serah terima kegiatan Iptekda Kerbau Belang Toraja 2010.
90
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
b. Peningkatan Kemampuan Wirausaha Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Bogor (Fifi Afiati, Syahruddin Said, Muhammad Gunawan, Handrie dan Tulus Maulana)
Abstrak Kegiatan ini merupakan upaya untuk peningkatan produkstivitas sapi potong dan peningkatan aplikasi teknologi peternakan ramah lingkungan serta meningkatkan ketrampilan kelompok peternak Mahesa Lestari yang dibantu oleh tim pelaksana dan tenaga lapangan. Kegiatan meliputi pemilihan bibit sapi potong dan penerapan manajemen pemeliharaan sapi potong meliputi kesehatan hewan, pemberian pakan, serta pengolahan limbah ternak. Penggemukan sapi bibit juga dilakukan terhadap sapi potong yang berumur 1-2 tahun. Kegiatan lain adalah seleksi ternak jantan yang mempunyai kemampuan pertumbuhan yang baik. Pengolahan limbah dilakukan dengan pembuatan pupuk organik. Kegiatan ini dapat meningkatkan peran aktif kelompok peternak yang antusias meningkatkan usaha peternakan ini secara jangka panjang. c.
Aplikasi teknologi Budidaya Ikan Gurame (Ospronemus gourami L.) dalam rangka Meningkatkan Kemampuan Wirausaha Kelompok Peternak Ikan di Bogor (Ramlanto, Djlamprong Soehardjo, M. Jachja, Munadjat, Afriastini dan Pratini)
Abstrak Ikan gurame (Ospronemus gourami L.) merupakan salah satu jenis ikan budidaya pada perairan tawar yang mempunyai nilai ekonomi relatif tinggi. Peluang pasar cukup terbuka terlihat dari kebutuhan pasar di Bogor saja mencapai 34.000 kg/tahun, sedangkan wilayah Bogor merupakan daerah perbatasan dengan ibu kota Negara Jakarta yang merupakan pasar potensial untuk jenis ikan gurame. Kegiatan Iptekda LIPI tahun 2010 untuk mengembangkan jenis ikan gurame melalui alih teknologi budidaya di lapangan, dalam rangka meningkatkan kemampuan wirausaha kelompok ternak ikan di Bogor. Lokasi kegiatan di desa Petir, kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, yang merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Bogor sebagai sentra budidaya ikan air tawar terutama ikan gurame. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan ketersediaan air (irigasi), iklim dan 91
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
kedekatan dengan pasar. Kegiatan alih teknologi merupakan satu paket teknologi budidaya ikan gurame, yang terdiri dari paket teknologi mulai dari persiapan lahan, teknologi pemupukan, penanaman benih, pemberian pakan, pencegahan hama dan penyakit dan cata pemanenan, serta pengangkutan. Di samping itu dalam rangka penyediaan pakan alami, alih teknologi juga ditujukan untuk produksi pakan alami, berupa paket teknologi budidaya Sente (Alocasia macrorrhiza Schott) dan pengetahuan tentang teknik pemasaran (strategi pemasaran). Perkembangan pelaksanaan kegiatan Iptekda 2010 pada tahap III (akhir, kegiatan bulan Nopember-Desember 2010). Aplikasi teknologi budidaya ikan gurame dan teknologi budidaya tanaman sente adalah : melakukan koordinasi dengan kelompok tani dalam rangka monitoring kegiatan di lapangan untuk mengetahui kemajuan dan kendalan dan tindak lanjut; melanjutkan pemeliharaan kolam (pengaturan debit air, pemberian pakan, pengendalian hama penyakit) dan pemanenan secara bertahap; melanjutkan pemeliharaan tanaman sente (pembubunan, pemupukan ulangan dan penyiangan gulma), dan pemanenan daun secara berkala sebagai pakan ikan. Kegiatan di lapangan sampai saat ini tidak mengalami kendala, pertumbuhan ikan cukup bagus dan sehat, demikian juga pada budidaya tanaman sente sebagai penyedia bahan pakan alami pertumbuhannya cukup sebur. Untuk memberikan hasil yang optimal dilakukan juga penjagaan keamanan, baik siang maupun malam, termasuk menjaga dan mengatur pasokan air kolam. d. Upaya Peningkatan Kesejahteraan Kesehatan Pegawai dan Masyarakat di Kawasan Cibinong Science Center (CSC) melalui Pembangunan Balai Pengobatan (Ai Hertati, Djadjat Tisnadjaja, Nurlaili Ekawati dan Herman Irawan)
Abstrak Kawasan Cibinong Science Center (CSC) dengan luas 189,6 ha dan meliputi enam satuan kerja sekarang telah mempunyai sarana kesehatan berupa Klinik Kesehatan yang diberi nama Balai Pengobatan Widya Selaras CSC LIPI. Balai Pengobatan ini dapat dibangun melalui dana IPTEKDA Program Khusus tahun 2009 yang direncanakan selama 3 tahun. Balai Pengobatan Widya Selaras CSC LIPI telah memperoleh izin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk beroperasi sejak tanggal 5 Agustus 2009 dengan nomor izin operasional : 445.9/3725/BP/Diskes/2009. Balai Pengobatan ini baru memiliki standar sarana medis dan non medis minimal sehingga dirasakan 92
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
perlu untuk penambahan sarana dan prasarana yang menunjang beroperasinya Balai Pengobatan dengan lebih optimal. Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2010 ini terdiri dari penambahan sarana dan prasarana yang lebih mengoptimalkan pelayanan yang diberikan oleh Balai Pengobatan Widya Selaras. Kegiatan tersebut berupa : melakukan perbaikan gedung secara menyeluruh, dimana perbaikan pada tahun sebelumnya hanya difokuskan pada ruangan yang akan digunakan untuk operasional balai pengobatan; penambahan sarana medis dan non medis, seperti tabung oksigen, ginekolog bed, dan lain-lain; penambahan sumber daya manusia untuk menjaga keamanan dan kebersihan Balai Pengobatan; menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti laboratorium klinik, PT. ASKES, dan satker yang memiliki hasil penelitian yang berkaitan dengan bidang kesehatan. Kemajuan yang telah dicapai hingga akhir periode 2010 adalah telah terpenuhinya sarana medis dan non medis penunjang kegiatan operasional BP, terjalinnya kerja sama dengan PT. ASKES, Laboratorium Klinik Medika Lestari dan Yayasan BKBI (Badan Keluarga Berencana Indonesia) untuk memberikan pelayanan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan Pap Smear. Keuntungan yang diperoleh dengan menjalin kerja sama dengan PT. ASKES diantaranya adalah para peserta ASKES yang memilih Balai Pengobatan Widya Selaras sebagai PPK (Pemberi Pelayanan Kesehatan) Tingkat I /Dokter Keluarga dapat menikmati beberapa fasilitas, yaitu : pemeriksaan dan pengobatan gratis (untuk obat yang termasuk DPHO ASKES), pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan asam urat, terapi inhalasi dan suntik KB.
Gambar 41. Klinik Pengobatan CSC, Fasilitas Klinik Pengobatan.
93
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
3.2. Perjalanan Dinas 3.2.1. Perjalanan Dinas Dalam Negeri 1.
Pada tanggal 6 Januari 2010 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri Rapat Program dan Kegiatan BPPT di Departemen Pertanian, Jakarta.
2.
Pada tanggal 7 Januari 2010 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menjadi pembicara di KLH, Jakarta.
3.
Pada tanggal 9 Februari 2010 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri Seminar Preparing Indonesia for Influenza Pandemic di Le Meridience Hotel, Jakarta.
4.
Pada tanggal 18-20 Februari 2010 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya, Dr Wien Kusharyoto, Dr. Dwi Susilaningsih, Dr. Tri Muji Ermayanti, Dr. N. Sri Hartati, Dr. Yopi, Andri Fadillah Martin, Betalini Widhi Hapsari, Cahya Ningrum, Anggia Prsetyorini, Apriadi Situmorang, dan beberapa peneliti lain menghadiri ASEAN Korea Symposium and Workshop di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta.
5.
Pada tanggal 22-26 Februari 2010 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya, Dr. Puspita Lisdiyanti, Dr. Usep Soetisna dan Dr. Tri Muji Ermayanti, mengadakan kunjungan lapangan ke PT Freeport Indonesia di Papua.
6.
Pada tanggal 13 Maret 2010 Dra. Kusmiati M.Si dan Dra. Ni Wayan Sri Agustini melakukan perjalanan ke Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia II. Program studi pendidikan kimia PMIPA FKIP UNS, Solo.
7.
Pada tanggal 26 April 2010 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri Kerjasama LIPI-SOA China, Workshop tentang Taksonomi di Puslit Oseanografi-LIPI, Jakarta.
8.
Pada tanggal 4-7 Mei 2010 Drs. Dody Priadi melakukan perjalanan lapangan ke Bandung dalam rangka Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa tahun 2010.
9.
Pada tanggal 13-16 Mei 2010 Dr. Puspita Lisdiyanti menghadiri Young Scientist Meeting di Ternate, Maluku.
10. Pada tanggal 24 – 26 Mei 2010 Laela Sari, M. Si. melakukan perjalanan lapangan ke Bone untuk mengambil sampel tanaman sukun unggul dan dokumentasi dalam rangka Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa tahun 2010. 94
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
11. Pada tanggal 24-25 Mei 2010 Dr. Tri Muji Ermayanti dan Drs. Dody Priadi melakukan kunjungan ke laboratorium kultur jaringan, Balitbang Kabupaten Bengkalis, Riau. 12. Pada tanggal 6-10 Juni 2010 Dr. Tri Muji Ermayanti, Dyah Retno Wulandari dan Andri Fadillah Martin melakukan kunjungan ke laboratorium kultur jaringan Balitbang Kabupaten Bengkalis, Riau. 13. Pada tanggal 27 Juni-1 Juli 2010 Dr. Tri Muji Ermayanti melakukan perjalanan ke Bangka menjadi pengajar pada Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional ke IX. 14. Pada tanggal 29 Juni-3 Juli 2010 Drs. Dody Priadi melakukan perjalanan lapangan ke Taman Nasional Baluran. Program Insentif Riset Dasar RD2010-1823 tahun 2010. 15. Pada tanggal 15-16 Juli 2010 Dr. Tri Muji Ermayanti, Dyah Retno Wulandari, Andri Fadillah Martin dan Deritha E. Rantau melakukan perjalanan ke Jogyakarta mengikuti Seminar Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia di Jogyakarta. 16. Pada tanggal 27-30 Juli 2010 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya, Dr. Puspita Lisdiyanti, Dr. Tri Muji Ermayanti, Apriadi Situmorang, Cahya Ningrum, Betalili Widhi Hapsari, Dyah Retno Wulandari, Andri Fadillah Martin, dan beberapa peneliti lain menghadiri International Biotechnology Seminar and 5th KBI Congress di UMM Malang, Jawa Timur. 17. Pada bulan Agustus. 2010. Dr. Dwi Susilaningsih melakukan perjalanan ke Makassar dalam rangka sampling mikroalga laut dan observasi lingkungan laut untuk pengembangan biohidrogen di masa depan. 18. Pada tanggal 9 Agustus 2010 Dra. Kusmiati, M.Si. dan Dra. Ni Wayan Sri Agustini melakukan perjalanan ke Seminar Nasional Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan-II. Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 19. Pada bulan September 2010 Dr. Dwi Susilaningsih melakukan perjalanan ke Malang dalam rangka sampling dan pengamatan di lapangan mengenai tanaman pegagan. 20. Pada tanggal 20-25 September 2010 Drs. Dody Priadi melakukan perjalanan lapangan ke Gunung Sawal, Ciamis, Jawa Barat. Program Insentif Riset Dasar RD-2010-1823 Tahun 2010.
95
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
21. Pada tanggal 22-23 September 2010 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya dan Dr. Tri Muji Ermayanti menghadiri International Conference”Bioscience and Biotechnology” di Universitas Udayana, Bali. 22. Pada tanggal 24-25 September 2010 Dra. Kusmiati, M.Si. melakukan perjalanan ke Seminar Nasional Biologi, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 23. Pada tanggal 28 September-3 Oktober 2010 Dr. Usep Soetisna, Dr. Tri Muji Ermayanti, Erwin Al Hafiizh, Tato Sumardiman dan tatang Taryana melakukan perjalanan ke PT Freeport di Papua. 24. Pada tanggal 12-13 Oktober 2010 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya, Dr. Tri Muji Ermayanti dan Hery Syapari S.Sos. melakukan perjalanan ke Pemda Pacitan. 25. Pada tanggal 18-21 Oktober 2010 Drs. Dody Priadi melakukan perjalanan lapangan ke Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Program Insentif Dasar RD-2010-1823 Tahun 2010. 26. Pada tanggal 24-26 Oktober 2010 Dr. Ir. Enny Sudarmonowati melakukan perjalanan lapangan ke Kalimantan Tengah dalam rangka monitoring pertumbuhan tanaman dan melakukan pelatihan prosesing bioetanol skala rumah tangga Program Speklok KRT. 27. Pada tanggal 28 Oktober-2 Nopember 2010 Dr. Usep Soetisna, Dr. Tri Muji Ermayanti, Erwin Al Hafiizh, Tato Sumardiman dan Nanang Taryana melakukan perjalanan ke PT Freeport di Papua. 28. Pada tanggal 8-9 November 2010 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menjadi nara sumber ”Bedah Teknologi Pertanian Kini dan Kedepan” di Kementerian Pertanian, Jakarta. 29. Pada tanggal 31 Nopember-1 Desember 2010 Dr. Tri Muji Ermayanti melakukan perjalanan ke Makassar manjadi pembicara pada Seminar Bioteknologi di Universitas Hasanuddin. 30. Pada tanggal 16-18 Desember 2010 Ir. Edy Bambang Prasetyo menghadiri Workshop Pengembangan Ilmu Hayati LIPI-UIN Alauddin di Makassar. 31. Pada tanggal 23-24 Desember 2010 Dr. Tri Muji Ermayanti melakukan perjalanan ke Jombang, Jawa Timur mengajar metode penelitian untuk guru dan murid SMP dan SMA.
96
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
3.2.2. Perjalanan Dinas Luar Negeri 1.
Pada tanggal 18-19 Maret 2010 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri Bioenergy Conference 2010 di Gwangju, Korea .
2.
Pada tanggal 7-24 Mei 2010 Dr. Adi Santoso Menghadiri IISEF Meeting, Kerjasama dengan North Dakota University di California, USA.
3.
Pada tanggal 7-11 Juni 2010 Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya menghadiri Joint Workshop Between Indonesia-Australia on Food and Agriculture di Australia.
4.
Pada tanggal 19-24 Oktober 2010 Dr. Dwi Susilaningsih menghadiri rapat persiapan kerjasama Osaka University dan LIPI di Osaka, Jepang.
5.
Pada tanggal 15-25 November 2010 Dr. Dwi Susilaningsih menghadiri simposium Young scientist antara Indonesia dan Amerika tahun 2011 di California, USA.
6.
Pada tanggal 9-13 November 2010 Dr. Dwi Susilaningsih menghadiri Seminar dan meeting mengenai biohydrogen technology di Taichung, Taiwan.
7.
Pada tanggal 14-17 November 2010 Dr. Yopi menghadiri workshop Biotechnology dan Food di Hanoi Vietnam.
8.
Pada tanggal 8-14 November 2010 Dr. Tri Muji Ermayanti menghadiri Marine Biodiversity Conservation & Ecosystem Management, Marine Environment Monitoring and Marine Biogenetic Resource Detection and Utilization di China.
9.
Pada tanggal 6 Desember 2010 Dr. Adi Santoso menghadiri 2nd Country Coordinators Meeting and ASEAN Representatives Consultation on ASEAN-NDI Philippines.
3.3. Penerbitan dan Publikasi 1.
Desriani, Ferri, S. & Sode, K. 2010. Amino Acid Substitution at the Substrate-binding Subsite Alters the Specificity of the Phanerocahete chrysosporium Cellobiose Dehydrogenase. Biochemistry Biophysic Research Communication. 391: 1246-1250.
2.
Desriani, Ferri, S. & Sode, K. 2010. Functional Expression of Phanerochaete chrysosporium Cellobiose Dehydrogenase Flavin Domain in Escherichia Coli. Biotechnology Letter. 32: 855-859. 97
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
3.
Desriani, Hanashi, T., Yamazaki, T., Tsugawa, W. & Sode, K. 2010. Enzyme Fuel Cell for Cellulolytic Sugar Conversion Employing FAD Glucose Dehydrogenase and Carbon Cloth Electrode Based on Direct Electron Transfer Principle. Open Electrochemistry Journal. 2: 6-10.
4.
Giraffa, G., Chanishvili, N. & Widyastuti, Y. 2010. Importance of Lactobacilli in Food and Feed Biotechnology. Research in Microbiology. 6 (161): 480-487.
5.
Hartati, G. Van der Weerden, Sudarmonowati, E., Vosman, B. & Mariani, C. 2010. Resistance of Indonesian Solanum melongena to Ralstonia solanacearum. EU-SOL – Lat-SOL – Indo-SOL Joint Conference on Solanacea, Natal, Brazil. 15-16 November 2010.
6.
Hartati, N.S, Sudarmonowati, E., Rusmiyati, A. & Sutarno. 2010. Keragaman Morfologi dan Genetik Eucalyptus pellita, F. Muell. Hasil Radiasi Sinar Gamma. Jurnal Biodiversitas (approved).
7.
Hartati, N.S., Sudarmonowati, E., Suharsono & Sofyan, K. 2010. Molecular Cloning of Gene Fragment Encoding 4-Coumarate: Coenzyme A Ligase of Sengon (Paraserianthes Falcataria). Indonesian Journal of Biotechnology. 15(1): 20-28.
8.
Kusmiati & Agustini, N.W.S. 2010. Ekstraksi Senyawa Aktif yang Berpotensi Sebagai Antibakteri dari Kultur Mikroalga Spirulina platensis. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia II. Program studi pendidikan kimia PMIPA FKIP UNS. Solo, 13 Maret 2010. Hal 179185.
9.
Kusmiati & Agustini, N.W.S. 2010. Peningkatan Produksi Lutein Melalui Penambahan Natrium Asetat dan Pemberian Intensitas Cahaya Berbeda pada Kultur Mikroalga Chlorella pyrenoidosa. Prosiding Simposium Nasional Bioteknologi Akuakultur III. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor, 7 Oktober 2010.
10. Kusmiati & Agustini., N.W.S. 2010. Produksi Senyawa Lutein dari Dua Galur Mikroalga Chlorella Lokal Menggunakan Dua Metode Ekstraksi Berbeda. Seminar Nasional Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan-II. Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Jakarta, 9 Agustus 2010. 11. Kusmiati. 2010. Potensi Senyawa Lutein dari Bunga Kenikir (Tagetes erecta L.) sebagai Antioksidan. Seminar Nasional Biologi, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 24-25 September 2010. 98
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
12. Lisdiyanti, P., Otoguro, M. Ratnakomala, S., Lestari, L., Hastuti, R.D., Triana, E., Ando, K. & Widyastuti, Y. 2010. Actinokineospora baliensis sp. nov., Actinokineoprora cibodasensis sp. nov., Actinokineoprora cianjurensis sp. nov., Isolated from Soil and Plant Litter. International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology. 60: 2331-2335. 13. Margawati, E.T. & Ridwan, M. 2010. Pengujian Pencemaran Daging Babi pada Beberapa Produk Bakso dengan Teknologi PCR: Pencarian Sistem Pengujian Efektif. Berita Biologi. 10 (1): 93-98. 14. Martin, A.F. & Ermayanti, T.M. 2010. Pengaruh Benzil Amino Purin (BAP) dan Naphtalene Acetic Acid (NAA) terhadap Regenerasi Spontan Taraxacum officinale Weber Ex. F.H. Wigg dari Eksplan Helai Daun, Tangkai Daun dan Akar. Prosiding Seminar Nasional XIII Kimia dalam Pembangunan. Hal : 767-773. 15. Mustopa, A.Z., Balia, R., Putranto, W.S., Ridwan, M. & Solehudin, M. 2010. Penapisan Bakteri Asam Laktat yang di Isolasi dari Bekasem Daging Sapi dalam Menghasilkan Bacteriosin untuk Menghambat Bakteri Patogen. Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan 2010. Bandung. November 2010. 16. Otoguro, M., Yamamura, H., Tamura, T., Irzaldi, R., Ratnakomala, S., Ridwan, R., Kartina, G., Triana, E., Nurkanto, A., Lestari, Y., Lisdiyanti, P., Widyastuti, Y. & Ando, K. 2010. Actinophytocola timorensis sp. nov. and Actinophytocola corallina sp. nov., Isolated from Soil in Indonesia. International Journal on Systematic Evolution Microbiolology; DOI 10.1099/ijs.0.023432-0. Published online ahead of print on 21 May 2010 as doi:ijs.0.023432-0 17. Priadi, D. 2010. Aplikasi Teknik Enkapsulasi Pada Benih Sengon (Paraserianthes falcataria). Teknologi Indonesia (In Press). 18. Rantau, D.E. & Ermayanti, T.M. 2010. Pengaruh Konsentrasi NaAlgnat Dan CaCl2 pada Enkapsulasi terhadap Daya Regenerasi Nilam (Pogostemon Cablin Benth) Setelah Penyimpanan pada Suhu 5oC. Prosiding Seminar Nasional XIII Kimia dalam Pembangunan. Hal : 485492. 19. Said, S. 2010. Biogas untuk Listrik Skala Rumah Tangga. Bentara Cipta Prima Indocamp. Anggota IKAPI DKI Jakarta. 20. Said, S., Afiati, F. & Gunawan, M. 2010. Upaya Peningkatan Populasi Dan Mutu Genetik Ternak Sapi Bali Melalui Aplikasi Inseminasi Buatan Menggunakan Sperma Sexing Dalam Rangka Mendukung Nusa Penida 99
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Sebagai Kawasan Konservasi Sapi Bali. Prosiding Seminar Nasional Peternakan ”Membangun Perbibitan Sapi Potong Berdaya Saing dan Berkelanjutan. 21. Saksono, B. & Sukmarini, L. 2010. Structural Analysis of Xylanase from Marine Thermophilic Geobacillus stearothermophilus in Tanjung Api, Poso, Indonesia. Hayati Journal of Biosciences. 17(4): 189-195. 22. Soetisna, U., Purnawan, A., Priadi, D., Suhardi & Muzamil, I. 2010. Panduan Survival Prajurit di Lapangan. ISBN: 978-602-98275-0-7. Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI – Labzi Ditziad. 23. Sudarmonowati, E. 2010. Research and Product Development of Biobased Materials: World Trend vs Indonesia. 3rd Bi-Regional EU-SEA Science and Technology Stakeholders Conference, Budapest. 24-25 November 2010. 24. Sudarmonowati, E., Cahyani, Y., Hartati, N.S. & Wahyuni. 2010. Provision of Superior Genotypes of Jatropha curcas for Biodiesel Production: Integrating Morphology and Yield Variation with DNA-based Marker. ASEAN-Korea Conference and Workshop. Jakarta, 18-20 February 2010. 25. Sudarmonowati, E., Hartati, N.S., Kaida, R., Ikegaya, H., Kaku, T., Baba, K. & Hayashi, T. 2010. Lignocellulosic-based Bioethanol Production from Non Transformed and Transformed Tree Species. 7th Biomass – Asia Workshop “Biomass as Sustainable Energy”. Jakarta, November 29 – December 1, 2010. 26. Sukmarini, L. & Shimizu, K. 2010. Metabolic Regulation of Escherichia Coli and Its Glng and Zwf Mutants Under Nitrogen Limitation. Biochemistry Engineeering Journal. 48 : 230-236. 27. Susilaningsih, D., Anam, K., Habibi, M.S., Farida, H., Susilorukmi, A. & Prasetya, B. 2010. Tropical Marine Photosynthetic Microbes for Alternative Energies Resources. Paper presented on the Seminar of AKSW, Jakarta, February 2010. 28. Susilaningsih, D., Harwati, T.U., Anam, K., Rachman, D.Y., Widyaningrum, D.N., Habibi, M.S. & Farida, H. 2010. Marikultur Alga untuk Sumber Alternatif Energi. Maricultural Algae for Alternative Sources of Energy. Prosiding Lokakarya Young Scientist. 29. Susilaningsih, D., Harwati, T.U., Kasai, Y., Watanabe, K., Okazaki, F., Harayama, S., Widyastuti, Y. & Prasetya, B.. 2010. Characterizing and 100
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Screening Oil Degrading Microbes for Land and Beach Reclamation in Indonesia Prosiding internasional NAM Science and Technology. 30. Thontowi, A., Rahmani, N. & Yopi. 2010. Molecular Analysis of Polyaromatic Hydrocarbon-Dioxygenase Gene from Indonesia Marine Bacteria: Strategy for Biomonitoring Oil Spill. ITSF Seminar on Science and Technology. Jakarta. 31. Thontowi, A., Rahmani, N., Cameliawati, A. & Yopi. 2010. Mannolytic Activities of Aspergillus sp. BL5 Grown on Different Carbon Substrates. Proceeding of ASEAN-Korea Symposium And Workshop on Biorefinery Technology for Sustainable Production of Biofuel and Industrial Biochemicals: Converging Biorefinery to Response the Climate Change. 18-20 February 2010. Jakarta. 32. Urnemi, Mustapa, A.Z. & Ridwan, M. 2010. Potensi Bakteri Asam Laktat Dari Tempoyak Asal Kalimantan Timur dalam Menghasilkan Bakteriosin Sebagai Biopreservatif Pangan. Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan 2010. Bandung. November 2010. 33. Wahyuni, Y., Ballester, A.R., Sudarmonowati, E., Bino, R. & Bovy, A. 2010. Variation of Flavonoid Glycosides in Pepper Fruits (Capsicum sp.). EU-SOL – Lat-SOL – Indo-SOL Joint Conference on Solanacea, Natal, Brazil. 15-16 November 2010. 34. Wulandari, D.R., Ermayanti, T.M., Al Hafiizh, E. & Rudiyanto. 2010. Pengaruh Tranformasi Agrobacterium Rhizogenes galur ATCC-15834 terhadap Morfologi Akar Kentang (Solanum tuberosum L.). Prosiding Seminar Nasional XIII Kimia dalam Pembangunan. Hal : 355-362. 35. Yamamura, H., Lisdiyanti, P., Ridwan, R., Ratnakomala, S., Saraswati , Y., Lestari, Y., Triana, E., Kartina, G., Widyastuti, Y. & Ando, K. 2010. Dietzia timorensis sp. nov., isolated from soil. International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology. 60: 451-454. 36. Yopi, Thontowi, A., Rahmani, N., Cameliawati, A. & Andriani, A. 2010. Influence of Substrates Concentration, pH and Temperature in Mannanase Production from Saccharopolyspora Flava. Submit in International Seminar of Indonesia Society for Microbiology, Harnessing the Power of Microbes for Better Food, Agroindustry, Health and Environment. 4-7 October 2010. Bogor-Indonesia.
101
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
BAB IV PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Puslit Bioteknologi-LIPI melakukan pembinaan baik secara formal maupun non-formal seperti kursus, pelatihan kerja baik di dalam maupun di luar negeri. 4.1. Pendidikan Formal 4.1.1. Dalam Negeri Nama-nama staf Puslit Bioteknologi-LIPI yang mengikuti pendidikan formal di dalam negeri dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Daftar nama staf yang mengikuti pendidikan dalam negeri No 1. 2. 3.
4. 5. 6.
7. 8. 9.
Nama
Tempat Belajar
Program
Beasiswa
Dra. N. Sri Hartati, M.Si Ir. Syamsidah Rahmawati, M.Si Enung Sri Mulyaningsih, SP., M.Si. Ratih Asmana Ningrum, S.Si Uus Faizal Firdaussy, A.Md Suherman, A.Md.
Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor
S3 Biologi
LIPI
S3 Biologi
LIPI
S3 Agronomi
LIPI
Institut Teknologi Bandung Universitas Djuanda STIA-LAN Jakarta
S2 Farmasi
Biaya sendiri Biaya sendiri
Rumella Simarmata, S.TP. Andri Wardiana, A.Md. Nurlaili Ekawati, A.Md
Universitas Gajah Mada Yogyakarta Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor
S1 Tek. Pangan dan Gizi S1 Manajemen Sumber Daya Manusia S2 Bioteknologi S1 Kimia
Biaya sendiri
S1 Kimia
Biaya sendiri
Biaya Sendiri
Biaya Sendiri
102
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
10.
Yatri Hapsari, S.Si
11.
Dra. Ekayanti M. Kaiin, M.Si. Indriawati, S.Si
12. 13. 14.
Enny Rimita Sembiring, A.Md Muhammad Gunawan
Universitas Indonesia Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor Universitas Indonesia Institut Pertanian Bogor
15.
Agus Rachmat, S.Si, M.Si.
Institut Pertanian Bogor
16
Drs.Ramlanto, MM
17.
Dwi Astuti, S.Si.
18.
Fauzy Rahman, STP.
19.
Erwin Al Hafiizh, ST
Universitas Pakuan Bogor Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor
20.
Evan Maulana, A.Md.
21.
Tulus Maulana, A.Md.
22.
Tiwit Widowati, S.Pi.
23.
Edy Sophian, A.Md.
24.
Khairul Anam, S.Farm., Apt. Dra. Puspita Deswina, M.Sc
25.
26
Yana Rubiyana, A.Md.
27 28
Sylvia J.R. Lekatompessy, S.Si. Ai Hertati, S.Si., Apt.
29
Laela Sari, S.Si, M.Si
Universitas Nusa Bangsa Universitas Djuanda Institut Pertanian Bogor Universitas Djuanda Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor
Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian
S2 Kimia
Biaya sendiri
S3 Biologi Reproduksi S2 Bioteknologi
Biaya sendiri
S1 Farmasi
Biaya sendiri
S2 Anatomi & Perkembangan / APH S3 Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman / PBT S3 Manajemen Pendidikan S2 Fitapologi
Biaya sendiri
S2 Ilmu Komputer
Biaya sendiri
S2 Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman / PBT S1 Kimia
Biaya sendiri
S1 Peternakan
Biaya sendiri
S2 Bioteknologi
Biaya sendiri
S1 Peternakan
Biaya sendiri
S2 Bioteknologi
LIPI
S3 Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan S1 Kimia
LIPI
S2 Ilmu dan Teknologi Benih S2 Bioteknologi
LIPI
S3 Pemuliaan dan
Kementrian 103
Biaya sendiri
LIPI
Biaya Sendiri Biaya sendiri
Biaya sendiri
Biaya sendiri
Biaya Sendiri
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Bogor
Bioteknologi Tanaman S3 Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman S3 Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman S3 Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan S3 Mikrobiologi
30
Dyah Retno Wulandari, S.Si., M.Si
Institut Pertanian Bogor
31
Yuli Sulistyowati, S.P, M.Si
Institut Pertanian Bogor
32
Yulnawati, SKH, M.Si
Institut Pertanian Bogor
33
Dra. Shanti Ratna Komala, M.Si
Institut Pertanian Bogor
34
Awan Purnawan, S.Si
Institut Pertanian Bogor
S2 Kimia
35
Aida Wulansari, S.Si
Institut Pertanian Bogor
36
Siti Kurniawati, S.Si
Institut Pertanian Bogor
37
Fifi Afiati, S.Pt
Institut Pertanian Bogor
38
Anky Zannati, S.Si
Institut Pertanian Bogor
S2 Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman S2 Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman S2 Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan S2 Bioteknologi
39
Neng Herawati, S.Si
Institut Pertanian Bogor
S2 Bioteknologi
40
Yuliawati, S.Si
Institut Pertanian Bogor
S2 Bioteknologi
41
Swastika Praharyawan, S.Si
Institut Pertanian Bogor
S2 Bioteknologi
42
Hariyatun, S.Si
Institut Pertanian Bogor
S2 Bioteknologi
43
Asep Muhamad R., S.Si
Institut Pertanian Bogor
S2 Bioteknologi
Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek 104
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
44
Rohmatussolihat, S.Si
Institut Pertanian Bogor
S2 Bioteknologi
45
Martha Sari, S.Si
Institut Pertanian Bogor
S2 Biokimia
46
S1 Akuntansi
Biaya Sendiri
48
Supriyadi, A.Md
S1 Akuntansi
Biaya Sendiri
49
Ishak Siregar, A.Md
S1 Teknik Sipil
Biaya Sendiri
50
Akhmad Dicky Kurniawan, A.Md
S1 Sistem Informasi
Biaya Sendiri
51
Ludya Arica Bakti, S.Hum.
Universitas Indonesia STIE Kesatuan, Bogor Universitas Gunadarma Universitas Jayabaya Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Binaniaga Bogor Universitas Indonesia
S1 Kimia
47
Dwi Widyajayantie, A.Md Ditta Firmayanti, A.Md
Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Biaya Sendiri
52
Dian Fitria Agustiyanti, S.T.
Institut Teknologi Bandung
S2 Ilmu Perpustakaan dan Informasi S2 Farmasi
53
Dwi Wulandari, S.Si.
Universitas Indonesia
S2 Biomedik
54
Yeni Andriyani
STIE Binaniaga Bogor
S1 Manajemen
Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Kementrian Negara Ristek Biaya sendiri
4.1.2. Luar Negeri Tabel 8 memperlihatkan pegawai/satf Puslit Bioteknologi-LIPI yang mengikuti pendidikan di luar negeri. Tabel 8. Daftar nama staf yang mengikuti pendidikan luar negeri No 1.
Nama Wahyuni, S.Si., M.Biomed
Tempat Belajar Wageningen University, Belanda
Program S3 Biokimia dan Metabolit Sekunder Tanaman
Beasiswa Wageningen University
105
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
2.
Rifqiyah Nur Umami, S.Farm., Apt
University of Tokyo, Jepang
S2 Virologi Molekuler
3.
Dini Nurdiani, M.Si
S3 Microbiology
4.
Theresia Umi Harwati, M.Si
Waseda University, Jepang TU Braunschweig, Jerman
5.
Dian Andriani, S.Si., Apt.
S2 Bioenegi dan Biomaterial
6.
Hartati, S.Si.
Chonnam National University Radboud Universiteit Nijmegen (Belanda)
7.
Ahmad Thontowi, S.Si, M.Si. Fahrurrozi, M.Si.
Greifswald University University of Hamburg
Bernadetta Rina H. S.Si.
Leibniz Universitat Hannover
S3 Biochemistry S3 Food Microbiology and Biotechnology S2 Hortikultura
8.
9.
S3 Bioteknologi
S3 Plant Cell Biology
Monbukagakus ho/ Pemerintah Jepang Waseda University, Jepang Katholischer Akademischer AuslanderDienst (KAAD) Chonnam National University Royal Netherland Academy of Arts and Science (KNAW) Kementrian Ristek Kementrian Ristek Katolischer AuslanderDienst (KAAD).
4.2. Seminar/Pelatihan 1.
Pada tanggal 8 Januari 2010 Fahrurrozi, M.Si. mengikuti acara Seminar on Molecular Biology and Bioinformatics di Kampus IPB, Bogor.
2.
Pada tanggal 8 Januari 2010 Dr. Tri Muji Ermayanti mengikuti acara seminar Plant Biotechnology di Kampus IPB, Bogor.
3.
Pada tanggal 13 Januari 2010 Dr. Yantyati Widyastuti mengikuti acara pelatihan Merancang Buku yang diserap Pasar di Bogor.
4.
Pada tanggal 20 Januari 2010 Dr. Syahruddin Said mengikuti acara Workshop Pemberdayaan Kebun Percobaan Gowa pada Pengembangan 106
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
Kebun Percobaan Gowa Sebagai Pusat Informasi Teknologi Peternakan, di BPTP Sulawesi Selatan. 5.
Pada tanggal 10 Februari 2010 Linda Sukmarini, A. Zaenal Mustopa, Muhamad Ridwan, Elvi Yetti, M.Si, dan staf peneliti lainnya mengikuti acara The ITSF Seminar on Science and Technology di Gedung Balai Kartini, Jakarta.
6.
Pada tanggal 18-19 Februari 2010 Dr. Ir. Enny Sudarmonowati, Dr. Tri Muji Ermayanti, Dr. Puspita Lisdiyanti, Fahrurrozi, M.Si., Linda Sukmarini, S.Si., A. Zaenal Mustopa, M.Si., Muhamad Ridwan, dan beberapa peneliti lainnya mengikuti acara ASEAN-Korea Symposium and Workshop on Biorefinery Technology for Sustainable Production of Biofuel and Industrial Biochemicals: Converging Biorefinery to Response Climate Change di Mercure Convention Center, Jakarta.
7.
Pada tanggal 25 Februari 2010 Dr. Syahruddin Said mengikuti acara Ekspose Hasil-Hasil Penelitian LIPI tentang Sistem Integrasi Ternak Sapi Dengan Kelapa Sawit di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
8.
Pada tanggal 23 Maret 2010 Fahrurrozi, M.Si. mengikuti acara Seminar Sehari Sub-Program Riset Kompetitif-LIPI Bidang Kebencanaan dan Lingkungan di Kampus LIPI Cisitu, Bandung.
9.
Pada tanggal 10 April 2010 Dr. Syahruddin Said mengikuti acara Lokakarya Sehari tentang Strategi dan Teknik Pengembangan Kerbau Saleko di SMK Pertanian SPP St. Paulus Makale.
10. Pada tanggal 26 April 2010 Dr. Puspita Lisdiyanti, A. Zaenal Mustopa, M.Si. dan Muhammad Ridwan mengikuti acara Seminar dan workshop tentang teknologi kloning menggunakan sistem Gateway di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan, Bogor. 11. Pada tanggal 25 Mei - 4 Juni 2010 Dr. Ir. Enny Sudarmonowati mengikuti acara Workshop/evaluation meeting of INDOSOL Programme di Wageningen, Belanda. 12. Pada tanggal 18 Mei 2010 Dr. Puspita Lisdiyanti, Dr. Tri Muji Ermayanti dan Linda Sukmarini, S.Si. mengikuti acara Public Lecture Biological Sciences Past and Future oleh Dr. Bruce Alberts di Hotel Borobudur, Jakarta. 13. Pada tanggal 26 Mei 2010 A. Zaenal Mustopa, M.Si. dan Muhammad Ridwan mengikuti acara Semiloka Jamu Sebagai Warisan Budaya Untuk Meningkatkan Citra Indonesia di IPB International Convention Center (IICC), Bogor. 107
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
14. Pada tanggal 1 Juni 2010 Linda Sukmarini, S.Si. dan Fahrurrozi, M.Si. mengikuti acara Illumina, Sequencing Seminar Series: Demystifying Next Generation Sequencing di Hotel Crowne Plaza, Jakarta. 15. Pada tanggal 1 Juni Dr. Puspita Lisdiyanti dan Dr. Tri Muji Ermayanti mengikuti acara seminar Illumina di PT. Anugerah Analitika, Bogor. 16. Pada tanggal 15-16 Juli 2010 Dr. Tri Muji Ermayanti mengikuti Seminar Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia di Yogyakarta. 17. Pada tanggal 19 Juli 2010 Fahrurrozi, M.Si. mengikuti acara Seminar “Sosialisasi ISO 16140 : Validation of Alternative Microbiological Methods” di Jakarta. 18. Pada tanggal 27-30 Juli 2010 Dr. Tri Muji Ermayanti, Laela Sari, M.Si. dan staf peneliti lainnya mengikuti acara seminar International Bioteknologi dan KBI Kongres pada tanggal di Universitas Muhammadiyah Malang. 19. Pada tanggal 28 Juli 2010 Elvi Yetti, M.Si. mengikuti acara One Day Seminar by PT. Alpha Analytical Indonesia for Researchers and Laboratory Users di TMII Jakarta. 20. Pada tanggal 29 Juli 2010 Dr. Syaruddin Said mengikuti acara Seminar Bio-Revolution. Bagaimana Perkembangan Bioteknologi Mengubah Kehidupan Manusia. Diselenggarakan oleh Business Innovation Center & MCI Organizer di IPB International Convention Center, Botani Square, Bogor. 21. Pada tanggal 4-5 Agustus 2010 Dr. Yantyati Widyastuti mengikuti acara International Symposium on Probiotics and Prebiotics as Functional Foods for Human Health Promotion di Jakarta. 22. Pada tanggal 17 September 2010 Dr. Tri Muji Ermayanti menghadiri seminar Bioteknologi NAIST di Jakarta. 23. Pada tanggal 22-23 September 2010 Dr. Tri Muji Ermayanti menghadiri seminar Bioteknologi di Universitas Udayana Bali. 24. Pada tanggal 23-24 September 2010 Dr. Syaruddin mengikuti acara Pelatihan Manajemen dan Teknologi Peternakan di Nusa Penida, Bali. 25. Pada tanggal 4-7 Oktober 2010 Dr. Yantyati Widyastuti, Elvi Yetti, M.Si., Nanik Rahmani, M.Si. dan Linda Sukmarini, S.Si. mengikuti acara International Seminar of Indonesian Society for Microbiology (PERMI) di Bogor. 108
Laporan Tahunan Puslit Bioteknologi LIPI 2010
26. Pada tanggal 7 Oktober-27 Nopember 2010 Dr. Yantyati Widyastuti mengikuti Program Pemagangan Riset di Japan Collection of Microorganisms RIKEN BioResource Center, Wako-shi, Jepang. 27. Pada tanggal 26 Oktober 2010 Dr. Trimuji Ermayanti dan Linda Sukmarini, S.Si. dan beberapa peneliti lainnya mengikuti acara Illumina: Symposium on Adoption of Genomics in Agriculture di Hotel Borobudur, Jakarta. 28. Pada tanggal 26-28 Oktober 2010 Nanik Rahmani, M.Si. mengikuti acara Pelatihan Drafting Paten Tingkat Lanjut di Cibodas. 29. Pada Oktober 2010 Dr. Dwi Susilaningsih mengikuti pelatihan sebagai assesor Lingkungan di Jakarta. 30. Pada tanggal 1- 2 Nopember 2010 Fahrurrozi, M.Si. mengikuti acara seminar Climate Change Conference Technology Cooperation and Economic Benevit of Reduction of GHG Emissions in Indonesia, di Hamburg, Jerman. 31. Pada tanggal 8-12 November 2010 Dr. Ir. Enny Sudarmonowati mengikuti acara Final CRM and Workshop IAEA/FAO on Irradiation and Molecular Markers for Improvement of Vegetatively Propagated Plants di Brasilia, Brazil. 32. Pada tanggal 29 November – 1 Desember 2010 Dr. Ir. Enny Sudarmonowati mengikuti acara 7th Biomass Asia Workshop, Jakarta. 33. Pada November 2010 A. Zaenal Mustofa, M.Si. dan Muhammad Ridwan mengikuti Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung. 34. Pada tanggal 10-11 Desember 2010 Laela Sari, M.Si. mengikuti lokakarya terpadu penulisan artikel ilmiah kerjasama IPB dengan Ristek di Bogor. 35. Pada tanggal 13 Desember 2010 Elvi Yetti, M.Si. mengikuti sosialisasi Pustaka IPTEK Sciences Direct di Bakosurtanal, Cibinong. 36. Pada tanggal 16-19 Desember 2010 Fahrurrozi, M.Si. mengikuti acara Seminar International Summit 2010 Ikatan Ilmuwan Indonesia International di Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta.
109