LAPORAN TAHUNAN annual report PT AETRA AIR JAKARTA
2012
BERUBAH untuk Tumbuh dan MELAYANI CHANGE TO GROW AND SERVE
DAFTAR ISI
TABLE of contents
03
Sejarah, layanan, visi, misi & nilai-nilai
History, services, vision,
mission & Values
08
PENCAPAIAN OPERASIONAL & FINANSIAL
operational & financial
Achievements
11 12 16 18 22 24
Kejadian penting 2012 SIGNIFICANT EVENTS IN 2012
Laporan komisaris BOARD OF COMmISSIONERS report
profil dewan komisaris BOARD OF COMmISSIONERS PROFILES
Laporan direksi BOARD OF directorS report
BOARD OF directorS PROFILES
TEStimoni pemangku kepentingan
testimony of stakeholders
27
Analisis & pembahasan manajemen
36 46
struktur organisasi
2
profil direksi
analysis & management discussion
organizational structure
lingkungan, kesehatan & keselamatan kerja
53
Pernyataan dewan komisaris & direksi
Statement of Board of
Commissioners & Directors
54
Kejadian penting setelah Tahun buku berakhir
ENVIRONMENT, HEALTH & SAFETY
48
Profil perusahaan
company profile
after accounting period ended
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
significant event
sejarah, layanan, visi, misi & NIlai-NILAI
HISTORY, services, vision, mission & values
SEJARAH
HISTORY
PT Aetra Air Jakarta (Aetra) adalah brand baru
PT Aetra Air Jakarta (Aetra) is a new brand for the
untuk perusahaan yang mengelola, mengoperasikan
company that manages, operates, and maintains
dan memelihara sistem penyediaan air bersih. Aetra
clean water supply system. Aetra has invested in
melakukan investasi di wilayah Timur Jakarta, yang
eastern Jakarta, covering some areas of North Jakarta
meliputi area sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta
and Central Jakarta, and all areas in East Jakarta. The
Pusat, dan seluruh Jakarta Timur. Usaha ini berdasarkan
company runs its business based on a cooperation
perjanjian kerjasama untuk 25 tahun (1998 – 2023)
agreement with PAM Jaya for the period of 25 years
dengan PAM Jaya.
(1998 – 2023).
Pada saat penandatanganan kerjasama pada Juni 1997,
When the company signed the agreement in June
Aetra bernama PT Thames PAM Jaya (TPJ). Awalnya,
1997, the name of the company was PT Thames PAM
usaha ini merupakan anak perusahaan Thames Water
Jaya (TPJ). Formerly, the company was the subsidiary
Overseas Limited, sebuah perusahaan multinasional di
of Thames Water Overseas Limited, a multinational
bidang penyediaan air bersih yang berkedudukan di
company based in Reading, England, engaged in
Reading, Inggris. Tahun 2007, Thames Water melepas
clean water supply. In 2007 Thames Water released
kepemilikannya di TPJ kepada Acuatico Pte. Ltd yang
its ownership and it was taken over by Acuatico Pte.
berkedudukan di Singapura. Pada 15 April 2008, TPJ
Ltd headquartered in Singapore. On 15 April 2008 TPJ
secara resmi menjadi PT Aetra Air Jakarta.
officially changed its name to PT Aetra Air Jakarta.
Sebesar 95% saham dimiliki Acuatico Pte. Ltd dan 5%
2008 15 April:
2001 28 September:
1997 4 December: PT. Kekar Thames
1998 26 October: PT. Thames
Airindo (KATI)
PAM Jaya (TPJ)
established
establisher
Shareholders: - Thames Water Overseas Limited
Shareholders: - TWOL: 95%
changed
2007 17 January: changed
shareholders
shareholders
Shareholders:
Shareholders:
- TWOL: 95% - PT. Tera Meta Phora: 5%
- Acuatico Pte.
TPJ changed to PT. Aetra Air Jakarta (Aetra) Acuatico Pte Ltd: 95% PT. Alberta Utilities: 5%
Ltd. : 95% - PT. Alberta Utilities: 5%
- KPA: 5%
(TWOL) 80% - PT. Kekar Pola Airindo (KPA) 20%
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
3
SEJARAH, layanan, visi, misi & Nilai-Nilai history, services, vision, mission & values
Acuatico Pte. Ltd memiliki 95% saham, sementara PT.
Acuatico Pte. Ltd owns 95% of shares, while PT Alberta
Alberta Ulitilies memiliki 5% saham.
Utilities owns the other 5%.
Ketiadaan air bersih, misalnya sumur kering di musim
The absence of clean water, for example because wells
kemarau dan truk tangki air tidak datang, akan sangat
drying up in dry season and water tank trucks not
mengganggu kehidupan. Bahkan, pusat kota di DKI
showing up, will disrupt lives. Even the central area of
Jakarta akan mengalami kondisi darurat, bila pasokan
Jakarta will have to deal with emergencies when water
air terganggu beberapa jam saja. Ketiadaan air bersih
supplies stop for a few hours. The absence of clean
juga
yang
water causes the spreading of hygiene-related disease,
berkaitan dengan higienitas, seperti kolera, muntaber,
such as cholera, diarrhoea and vomiting, as well as
dan penyakit kulit. Aetra memastikan air bersih yang
skin diseases. Aetra ensures that it delivers clean
menjadi elemen vital kehidupan ini tersalurkan ke
water, the vital element of life, to every household in
setiap rumah di wilayah operasionalnya.
its operational areas.
Kebutuhan air bersih yang berkelanjutan, cukup dalam hal
The needs of sustainable, sufficient, and good quality
jumlah, dan berkualitas baik, adalah alasan keberadaan
of clean water have become the reason behind the
perusahaan air bersih, termasuk Aetra. Sejak 5 tahun
existence of clean water companies, including Aetra.
setelah berdiri, Aetra sangat menyadari bahwa hidup dan
Five years ago, when the company was founded, Aetra
kemajuan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kepuasan
has realized that the life of the company depends on
pelanggan. Karena itu, fokus kepada pelanggan menjadi
customer satisfaction. That is why the theme of its
tema pengembangan bisnis perusahaan. Sejak terjadinya
business development focuses on customers. Since
kepemilikan saham, rangkaian panjang perubahan
the company applies ownership of shares, until today
dijalankan terus-menerus hingga saat ini.
it continues to execute serial of changes.
Semua inisiatif strategis yang dijalankan Aetra dalam
All strategic initiatives run by Aetra in the last five
5 tahun terakhir ini bermuara pada peningkatan
years have been focusing on enhancing customer
kepuasan
Aetra
satisfaction. Aetra believes customer satisfaction will
meyakini, kepuasan pelanggan akan meningkatkan
increase the number of customers. This will lead to
pertumbuhan pelanggan. Selanjutnya, pertumbuhan
the improvement of company’s service coverage ratio.
pelanggan akan meningkatkan service coverage ratio
Aetra’s principles in serving customers are growing
perusahaan. Tumbuh dan melayani secara lebih baik
and providing a better service.
memicu
dan
timbulnya
berbagai
pengembangan
penyakit
pelanggan.
adalah prinsip Aetra dalam melayani pelanggan. merupakan
These changes are part of implementation of Master
implementasi Perjanjian Induk antara Aetra dan
Agreement between Aetra and PAM Jaya, which
PAM Jaya, yang didasari oleh prinsip-prinsip saling
is mutually beneficial to two parties. The Master
menguntungkan bagi kedua pihak. Perjanjian Induk
Agreement has become an important momentum to
ini menjadi momentum dalam meningkatkan kualitas
improve Aetra’s service in serving all stakeholders,
layanan Aetra kepada seluruh pemangku kepentingan,
including customers, PAM Jaya, government, public,
yakni pelanggan, PAM Jaya, pemerintah, masyarakat,
employees, and shareholders.
Perubahan-perubahan
tersebut
karyawan, dan pemegang saham. Kami menyajikan Laporan Tahunan 2012 ini kepada
We present this Annual Report 2012 to readers,
pembaca, pemangku kepentingan (pelanggan, PAM
stakeholders
Jaya, pemerintah Indonesia, masyarakat, karyawan,
government, public, employees, and shareholders),
dan pemegang saham), pemasok dan mitra penting
suppliers and other key partners, to prove our
lain, sebagai bukti keseriusan kami dalam menjalankan
seriousness in running the company as the leading
usaha sebagai penyedia layanan air minum terdepan,
water provider, also to provide values and benefits to
sekaligus memberikan nilai dan keuntungan kepada
shareholders who have invested in this company.
pemegang saham yang berinvestasi di perusahaan.
4
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
(customers,
PAM
Jaya,
Indonesian
identitas perusahaan perubahan rebranding / Corporate Identity Change Rebranding 1997
2008
2009 - present
Preparation Re branding
New brand implementation
Corporate vallues internalization
V, M, Vallues
Implementation preparation of corporate values
perusahaan organisasi perubahan rekayasa / Corporate Organization Change Re Engineering 2008
2009 - present
Preparation Corporate
New Structure
Re Engineering
Implementation
HCM System Implementation
LAYANAN
SERVICES
Semua usaha dilakukan oleh Aetra untuk memenuhi
Aetra has attempted to do everything to meet
kepuasan pelanggan. Aetra menyadari, pelanggan setia
customer satisfaction. Aetra realizes loyal customers
menjadi urat nadi kemajuan bisnis yang telah dirintis
are the cores of business development that have been
selama ini. Fasilitas dan aset selalu dikembangkan,
implemented throughout this year. Aetra continuously
mengikuti teknologi terkini, demi memberi pelayanan
improves its facilities and assets, using the latest
terbaik.
technology to deliver excellence of service.
Pada 2012, fasilitas Aetra adalah:
In 2012 Aetra’s facilities were:
2 unit Instalasi Pengolahan Air dengan kapasitas
2 units of Water Treatment Plant with a capacity
total 9.000 liter/detik, 1 unit pusat distribusi (CDC),
of 9,000 litre/second, 1 unit of distribution centre
3 unit instalasi booster pump dan 3 inline booster
(CDC), 3 units of booster pump installations, and 3
pump.
inline booster pumps.
6.200 km jaringan pipa distribusi.
6,200 kilometer long distribution pipe network.
392.000 pelanggan.
392,000 customers.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
5
SEJARAH, layanan, visi, misi & Nilai-Nilai history, services, vision, mission & values
Sistem
Informasi
Pelanggan,
Geographical
Information System, dan Network Modelling. 1.700 pekerja.
Customer
Information
System,
1,700 employees.
Agar bisa memberikan pelayanan terbaik, area Jakarta
In order to provide the best service, Jakarta area is
dibagi menjadi dua wilayah pelayanan yang dipisahkan
divided into two service areas separated by Ciliwung
oleh Sungai Ciliwung. Aetra mengelola bagian timur,
River. Aetra manages the eastern part, PT PAM
sementara PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) mengelola
Lyonnaise Jaya (Palyja) manages the western part.
bagian barat.
AREA PELAYANAN / COVERAGE AREA
PETA JARINGAN / NETWORK MAP
LEGEND: DISTRIBUTION PIPE REHAB PIPE INFILL PIPE
6
Geographical
Information System and Network Modelling.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
VISi, MISI & NILAI-NILAI
VISION, MISSION & VALUES
Visi
Vision
Penyedia layanan air minum terdepan di Indonesia.
To be a leading clean water service provider in Indonesia.
Misi
Mission
1. Memenuhi kebutuhan air minum pelanggan melalui
1. To meet customers’ needs of clean water through
pelayanan prima.
excellent service.
2. Mengembangkan perusahaan yang sehat secara berkelanjutan
dan
berwawasan
lingkungan,
sehingga memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.
2. To
develop
a
sustainable,
environmentally-friendly
healthy,
company,
to
and
provide
added value to our stakeholders. 3. To establish a conducive working environment to
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif untuk meningkatkan profesionalisme dan kepuasan karyawan. Aetra menghargai dan memperjuangkan nilai-nilai
upgrade professionalism and to enhance employee satisfaction. Aetra respects and strives for company values:
perusahaan: 1. Mengutamakan Pelanggan
1. Customers Focus
a. Merespons dan menyelesaikan masalah dengan cepat dan benar.
a. To respond to problems and solve them instantly and correctly.
b. Selalu berusaha memenuhi kepuasan dan harapan pelanggan.
b. To always attempt to meet customer satisfaction and expectation.
2. Berkualitas
2. Quality-driven
a. Memastikan tercapainya standar kualitas dalam setiap pekerjaan.
a. To ensure quality standard in every task. b. To deliver the best at work.
b. Memberikan yang terbaik yang dimiliki dalam bekerja. 3. Berintegritas
3. Integrity
a. Satunya kata dan perbuatan. b. Tidak
menyalahgunakan
a. To be united in words and deeds. wewenang
dalam
b. To avoid abuse of authority in carrying out duties.
menjalankan tugas. 4. Inovatif a. Selalu mendorong terciptanya ide-ide baru untuk meningkatkan kualitas kerja. b. Memperbaiki proses kerja agar lebih efisien, efektif, dan produktif. 5. Peduli a. Peduli terhadap kebutuhan pelanggan, rekan kerja, dan lingkungan. b. Merasa ikut memiliki perusahaan. 6. Terbuka a. Memberikan informasi yang benar secara cepat setiap dibutuhkan. b. Bersedia untuk berubah dengan menerima kritik dan saran. 7. Bersinergi
4. Innovative a. To always attempt to encourage creating new ideas to improve quality of work. b. To improve a more efficient, effective, and productive working process. 5. Caring a. To always care about the needs of customers, working partners, and environment. b. To have sense of ownership of the company. 6. Transparent a. To provide correct information instantly every time it is needed. b. To be willing to change by accepting criticism and positive inputs. 7. Synergy
a. Saling bekerja sama secara kooperatif untuk
a. To work together cooperatively in order to deliver
memberikan kontribusi positif dalam mencapai
positive contributions to achieve the best result
hasil terbaik bagi perusahaan.
for the company.
b. Bersikap proaktif dan progresif dalam bekerja sama.
b. To work together proactively and progressively.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
7
Pencapaian operasional & finansial
operational & financial Achievements
Pertumbuhan
2012
Indonesian economic growth in 2012 was not as
memang tidak sebaik tahun sebelumnya. Pada 2012,
fulfilling as in the previous year. In 2012, the economic
pertumbuhan itu mengalami penurunan. Bila pada
growth decreased. In 2011 the growth reached 6.5%,
2011 pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5%, tahun
in 2012 only 6.23%.
ekonomi
Indonesia
pada
2012 ini turun menjadi 6.23%. Pada sektor listrik, gas, dan air, pencapaian pada 2012
In electricity, gas and water sectors, the achievement in
lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional.
2012 was higher than the national economic growth.
Ketiga sektor vital ini bisa tumbuh hingga 6,40%. Tetapi,
These three vital sectors grew to 6.40%. Nevertheless,
kontribusi sektor listrik, gas, dan air terhadap pertumbuhan
contributions from those sectors to the national
ekonomi nasional hanya menyumbang sebesar 0,05%,
economic growth only added 0.05%, which is the
paling kecil dibandingkan 8 sektor ekonomi lain.
smallest compared to the other eight economy sectors.
Bagi Aetra, tahun 2012 merupakan tahun pertama beroperasi
For Aetra, 2012 is the first year to operate with new
dalam paradigma baru kerjasama melalui payung Perjanjian
paradigm cooperating under a Master Agreement. The
Induk. Perjanjian ini secara resmi ditandatangani pada 5 Juni
agreement was officially signed on 5 June 2012 by PAM
2012 oleh Direktur Utama PAM Jaya dan Presiden Direktur
Jaya’s President Director and Aetra President Director,
Aetra di hadapan Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Target
and witnessed by Jakarta Governor. The sales target
penjualan yang dicanangkan dalam Perjanjian Induk, bila
outlined in the agreement, compared to previous
dibandingkan dengan target periode 5 tahunan sebelumnya,
5-year period target, is risen 16% (from 139 million m3
secara sadar dinaikkan sebesar 16% (dari 139 juta m
to 162 million m3). We expected to accomplish the rise
3
menjadi 162 juta m3). Kenaikan target ini diharapkan dapat
by implementing many strategic plans.
dicapai dengan menjalankan berbagai rencana strategis untuk memastikan pencapaian target. Namun, pelaksanaan rencana strategis selama tahun
Unfortunately, the execution of the strategic plans
kemarin tidak selalu berjalan dengan baik. Ada
during last year did not go as smoothly as expected.
beberapa kejadian pada 2012 yang berdampak pada
Some incidents in 2012 affected the failing of hitting
tidak tercapainya target penjualan.
the sales target.
KILAS operasional
Faktor luar yang terpengaruh adalah suplai air baku yang
External factor affected was the insufficient raw water
tidak tersedia. Beberapa kejadian mengganggu kesediaan
supply. Some incidents disrupted the raw water supply
air baku, sehingga mengakibatkan produksi tersendat.
that resulted in the impediment of the production
Ketahanan air baku bagi DKI Jakarta yang 80 persennya
process. Water supply for Jakarta, which 80% of it is
dipasok dari Waduk Jatiluhur merupakan hal yang harus
supplied by Jatiluhur Dam, should be prioritized.
dijadikan prioritas. Tidak tersedianya pasokan air baku
The inadequate supply of raw water based on annual
sesuai permintaan secara tahunan mengakibatkan
demand has resulted in the decrease of 1.9 million m3
potensi volume air yang terjual berkurang 1,9 juta m .
in potential volume sold.
3
8
OPERATIONAL REVIEW
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
PENCApaian operasional & finansial
operational & financial Achievements
Program Zero Deepwell menginstruksikan kepada
Zero Deepwell Program instructs all industries in
seluruh industri di wilayah DKI Jakarta agar tidak
Jakarta gradually not to take ground water as the
mengambil
utama
main water supply source for their activities. For that
penyediaan air bagi kegiatannya secara berangsur.
reason, the industries have to convert from taking
Untuk itu, pelaku industri harus melakukan konversi
ground water to using piped water. The fact is in 2012
dari mengambil air tanah menjadi air perpipaan.
this conversion did not significantly worked.
air
tanah
sebagai
sumber
Kenyataannya, pada 2012, pengalihan air tanah ke air perpipaan ini belum berjalan sesuai rencana. Program investasi 2012 diyakini mampu memberikan
Investment
tambahan
Namun,
contribute significantly to the sales volume growth.
keterlambatan dalam eksekusi serta ketidaksempurnaan
However, because of the delay of execution and the
dalam rencana operasi, membuat manfaat program tidak
defect in operational plans the expected result could
berjalan sesuai rencana. Perizinan yang terlambat serta
not be achieved. The tardiness of working permit
sumber daya yang tidak tepat waktu mengakibatkan
and resources caused a delay within the investment
keterlambatan
program, which was initially planned to increase the
penjualan
air
program
yang
dominan.
investasi,
yang
tadinya
program
in
2012
was
expected
direncanakan mendulang tambahan volume penjualan.
sales growth.
IKhtisar FINANSIAL
FINANCIAL HIGHLIGHTS
2012 Penjualan/Pendapatan Usaha Laba (Rugi) Kotor
2011*
2010*
2009
2008
to
1,052,854
1,056,795
818,698
745,538
703,632
Revenues
553,549
564,993
463,777
435,194
402,174
Gross Profit Operating Income
Laba (Rugi) Usaha
320,397
321,517
265,280
195,112
258,958
Laba (Rugi) Bersih
165,476
169,596
139,616
142,395
135,667
Net Income
Jumlah Saham yang beredar
28,542,860
28,542,860
28,542,860
28,542,860
24,700,000
Number of ordinary shares outstanding
5,797
5,942
4,891
4,989
5,036
Basic earning per shares
48,753
98,012
48,436
209,214
174,696
Net working capital
1,629,399
1,532,171
1,366,169
1,093,145
1,007,774
Number of assets
116,766
164,679
230,555
149,291
138,741
Number of investment
1,114,480
1,059,027
872,622
721,213
778,237
Number of liabilities
514,918
473,144
493,547
371,932
229,537
Number of equity
Rasio Laba (Rugi) terhadap jumlah Aktiva
0.10
0.11
0.12
0.11
0.21
Net profit against assets (ROA)
Rasio Laba (Rugi) terhadap jumlah Ekuitas
0.32
0.36
0.34
0.33
0.92
Net profit against equity (ROE)
Rasio Lancar
1.13
1.41
1.21
2.96
2.29
Current assets against current liabilities
Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas
2.16
2.24
1.77
1.94
3.39
Total liabilities total equity
0.68
0.69
0.64
0.66
0.77
Laba (Rugi) bersih per Saham
Modal Kerja Bersih
Jumlah Aktiva Jumlah Investasi Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas
Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Aktiva
Catatan: Penerapan ISAK 16 di tahun 2012, menyebabkan penyajian Aset Tetap Perusahaan berubah yang berdampak pada Laporan Keuangan, hal ini menyebabkan di lakukannya Penyajian Kembali Laporan Keuangan Perusahaan untuk tahun 2011 & 2010 (Neraca) dan tahun 2011 untuk Rugi Laba.Laporan Keuangan tahun 2008 dan 2009 tidak dilakukan perubahan.
Total liabilities against total assets
Notes: ISAK 16 in the year 2012, the Company has changed the presentation of Fixed Assets that have an impact on the financial statements, it did it caused in the Restatement of Financial Statements of the Company for the year 2011 & 2010 (Balance Sheet) and in 2011 for income statement. Financial Statements for 2008 and 2009 do not change.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
9
PENCApaian operasional & finansial operational & financial Achievements
IKhtisar obligasi perusahaan
BONDS HIGHLIGHTS
Aetra menerbitkan Obligasi TPJ I Tahun 2008 dengan
Aetra issued TPJ I Year 2008 Fixed Rate Bonds in the
Tingkat Bunga Tetap di Bursa Efek Indonesia sejumlah
Indonesian Stock Exchange with initial amount of
Rp614,5 miliar sebagai berikut:
Rp614.5 billion, as follows:
Seri A (AIRJ01 A), jangka waktu 3 tahun, dengan
Series A (AIRJ01 A), 3-year tenor, with a fixed rate
tingkat bunga tetap sebesar 11,30% per tahun. Pada
of 11.30% per year. In 2011, Aetra has fully paid the
2011 Aetra telah melunasi Obligasi Seri A saat jatuh
series A bond on its maturity date, 13 March 2011.
tempo pada 13 Maret 2011. Seri B (AIRJ01B), jangka waktu 5 tahun, dengan tingkat
Series B (AIRJ01 B), 5-year tenor, with a fixed rate of
bunga tetap sebesar 12,5% per tahun. Jatuh tempo
12.50% per year. Maturity date of series B will be on
Obligasi Seri B adalah 13 Maret 2013.
13 March 2013.
Seri C (AIRJ01 C), jangka waktu 7 tahun, dengan tingkat
Series (AIRJ01 C), 7-year tenor, with a fixed rate of
bunga tetap sebesar 13,25% per tahun. Jatuh tempo
13.25% per year. Maturity date of series C will be on
Seri C adalah 13 Maret 2015.
13 March 2015.
Tahun ini PT Fitch Ratings telah menetapkan peringkat
This year PT Fitch Ratings has rated the Corporate Bonds
Obligasi Perusahaan pada A (idn) (single A, stable
as A (idn) (single A, stable outlook) and confirmed the
outlook) dan menegaskan Obligasi Aetra (Obligasi TPJ
TPJ I Year 2008 fixed rate bonds as non-collateral bond
I Tahun 2008) sebagai obligasi tanpa jaminan yang
which is stable in the A (idn) rate for the period of
stabil di peringkat A (idn) untuk periode 2013 dan
2013 to 2015. This rate was undertaken based on the
2015. Pemeringkat Aetra dibuat berdasarkan tingginya
value of 2012 Capex for expansion activities and pipe
Capex periode tahun 2012 untuk kegiatan perluasan
network maintenance.
dan pemeliharaan jaringan. Peringkat Obligasi ini sama dengan tahun sebelumnya.
This rating is similar to the previous year rating.
Harga pasar tertinggi dan terendah Obligasi Korporasi
Highest and lowest prices in 2012 of TPJ I Year 2008
TPJ I Tahun 2008 dengan tingkat bunga tetap pada
fixed rate bonds in 2012 are shown in below graphics:
2012 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
HARGA PASAR OBLIGASI korporasi TPJ I TAHUN 2008 periode 2012 Harga Pasar (Prices)
PRICE OF TPJ I YEAR 2008 FIX RATE BONDS PERIOD 2012
110 88
102,45
101,5
109,5
109,5
Harga Pasar Tertinggi Harga Pasar Terendah
66 44 22 0
10
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
Obilgasi (Bond)
AIRJ01B
AIRJ01C
KEJADIAN PENTING 2012
SIGNIFICANT EVENTS IN 2012
22 Pebruari 2012
22 February 2012
Gedung Recapital, Jl. Adityawarman Kav. 55 Lt. 11,
Recapital Building, Jl. Adityawarman Kav. 55 11th fl,
Jakarta Selatan.
South Jakarta.
PT Aetra Air Jakarta menandatangani MoU tentang fasilitas
PT Aetra Air Jakarta signed a Memorandum of
layanan pembayaran rekening air Aetra, yang dapat
Understanding allowing customers to pay water bill from
dilakukan di Bank Pundi Indonesia Tbk mulai 1 Maret 2012.
Aetra at Bank Pundi Indonesia Tbk since 1 March 2012.
15 April 2012
15 April 2012
Bersamaan dengan ulang tahun keempat, kantor pusat
Along with its fourth anniversary, head office PT Aetra
PT Aetra Air Jakarta berpindah ke Gedung Menara Satu
Air Jakarta moved to Menara Satu Building, Sentra
Sentra Kelapa Gading Lt. 2, Jl. Bulevar Kelapa Gading
Kelapa Gading 2nd fl, Jl. Kelapa Gading Boulevard LA3
LA3 No. 1 Summarecon, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
No. 1 Summarecon, Kelapa Gading, North Jakarta.
Perpindahan kantor pusat dan perubahan nomor Contact
It was a part of Aetra’s commitment to enhance its
Center ini merupakan wujud komitmen Aetra untuk
customer service.
selalu meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. 5 Juni 2012
5 June 2012
Gedung Balaikota DKI Jakarta.
Jakarta City Hall.
PT Aetra Air Jakarta menandatangani Perjanjian Induk
PT Aetra Air Jakarta signed a Master Agreement wih
dengan PAM Jaya, disaksikan oleh Gubernur Provinsi DKI
PAM Jaya, witnessed by Jakarta Governor, Fauzi Bowo.
Jakarta, Fauzi Bowo. Penandatanganan tersebut dilakukan
The signing was conducted by Aetra President Director,
oleh Presiden Direktur PT Aetra Air Jakarta, Mohamad
Mohamad Selim, and PAM Jaya’s Direktur Utama, Sri
Selim, dan Direktur Utama PAM Jaya, Sri Widjayanto Kaderi.
Widjayanto Kaderi.
26 Juni 2012
26 June 2012
Konferensi pers terkait penandatanganan Perjanjian
A press conference was held, following the signing of
Induk Aetra – PAM Jaya, dengan Presdir Aetra, Dirut PAM
the Master Agreement Aetra – PAM Jaya, inviting Aetra
Jaya, dan Ketua Badan Regulator sebagai pembicara.
President Director, PAM Jaya’s Direktur Utama, and Chairman of the Regulatory Body, as speakers.
16 Desember 2012
16 December 2012
Untuk mengimplementasikan MoU Perjanjian Induk
To
dalam kinerja Aetra, diadakan Workshop Business Plan
throughout Aetra performance, the company held a
2013 untuk menentukan target perusahaan, serta
Business Plan Workshop 2013 to determine company
penandatanganan Key Performance Indicator 2013.
targets and to sign Key Performance Indicator 2013.
implement
the
MoU
on
Master
Agreement
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
11
LAPORAN KOMISARIS
BOARD OF COMmISSIONERS report
Pertama-tama, atas nama Dewan Komisaris, saya ingin
First and foremost, on behalf of the BOC, I’d like to
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Direksi
extend my sincere gratitude to Aetra’s BOD, senior
Aetra, manajemen senior dan seluruh karyawan Aetra
management and all employees of Aetra for continuing
karena tak berhenti menciptakan kemajuan yang
to make significant progress in our quest to become a
signifikan dalam perjalanan kami sebagai perusahaan
premier water production and distribution Company.
yang memproduksi dan mendistribusikan air bersih
Our employees are the ones who relentlessly toil
yang
berkualitas. Karyawan kamilah yang bekerja
and sweat day-in-day-out to ensure “best in class”
keras tanpa lelah dan memeras keringat untuk
services and I can never overemphasize their valuable
memastikan pelayanan pelanggan yang prima, dan
contribution to meeting Aetra’s corporate goals. The
saya sangat menghargai kontribusi mereka yang
achievements of Aetra in 2012 compared to previous
tak ternilai dalam mencapai tujuan perusahaan.
years are significantly better, particularly in areas of
Pencapaian Aetra pada 2012, jika dibandingkan
work planning and overall network management,
dengan tahun-tahun sebelumnya, meningkat secara
although intangible in nature, the benefits of which I
signifikan, khususnya dalam bidang perencanaan
believe will continue to be realized as we progress for
kerja dan keseluruhan pengelolaan jaringan, walaupun
years to come.
intangible, manfaatnya akan bisa terus direalisasikan seiring dengan perkembangan perusahaan beberapa tahun mendatang. Seiring dengan langkah kami untuk maju, dengan
As we forge ahead with a more thorough understanding
pemahaman yang lebih menyeluruh, dan perbaikan di
of our challenges and our streamlining of our
dalam struktur manajemen kami, saya percaya bahwa
management structure, I strongly believe that Aetra
Aetra belum pernah ada di posisi yang lebih baik
has never been in a better position to deliver and
dalam melaksanakan dan mewujudkan seluruh aspek
realize all the key performance indicators as identified.
key performance indicator yang teridentifikasi. Aetra membangun kerjasama yang makin erat dengan
Aetra
PAM JAYA dan pemerintah DKI Jakarta – mitra penting
relationship with PAM JAYA and the office of DKI
kami. Seiring dengan usaha kami untuk mengembangkan
Jakarta Province – our key partners. As we work to
rencana eksekusi, hingga pada akhirnya memastikan
develop our plans for execution, ultimately to ensure
bahwa kami memenuhi permintaan seluruh pelanggan,
that we meet the demands of all our customers, we
kami terus mendapatkan dukungan penuh dari mitra-
continue to receive firm support from our crucial
mitra penting kami tersebut.
partners.
Dalam menjalankan bisnis ini, alam memainkan peran
Inherent in our business, nature plays a significant role
penting dan karena pada 2012 Jakarta mengalami
and as Jakarta experienced her worst flood of the last 5
musibah banjir paling parah dalam 5 tahun terakhir,
years in 2012, Aetra experienced numerous production
Aetra mengalami beberapa gangguan produksi, diikuti
12
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
continues
to
build
ever
closer
working
laporan komisaris
board of commissioners report
oleh penurunan kualitas air secara drastis. Namun, tim
disruptions, coupled with severe deterioration of the
tanggap darurat Aetra yang tak berhenti berusaha,
quality of water. However, Aetra’s rapid response
mampu meminimalisasi dampak gangguan tersebut.
team, working around the clock was able to contain
Manajemen Aetra terus bekerja dengan berbagai
the impact of these disruptions to our end customers
pemangku kepentingan untuk memastikan respons
to a minimum level. Aetra’s management continues to
yang tepat waktu dalam kondisi darurat yang terjadi
work with the various stakeholders to ensure a more
akibat alam.
timely response to emergencies of this nature.
Meski pada 2012 menghadapi situasi yang menantang,
Despite 2012’s challenging environment, Aetra made
Aetra
significant progress, particularly on the following key
menunjukkan
kemajuan
secara
signifikan,
khususnya untuk beberapa hal penting berikut ini.
ones.
Pertama-tama, kami mengucapkan terima kasih kepada
First and foremost, our gratitude goes to PAM JAYA
PAM Jaya yang telah tekun bekerja sama dengan
for working diligently with Aetra’s management to
manajemen Aetra yang akhirnya mencapai kesepakatan
finally conclude the negotiations on rebalancing the
dalam
perjanjian
concession agreement whenAetra and PAM JAYA
konsesi, ketika Aetra dan PAM Jaya menandatangani
signed the Master Agreement in June 2012 (the
Perjanjian Induk pada Juni 2012 (pembuatannya
makings of which commenced back in early 2010).
dimulai pada awal 2010). Perjanjian Induk ini, di antara
The Master Agreement, amongst other matters,
hal lain, mampu menjawab kekhawatiran mitra-mitra
addresses the key concerns of our valued partners --
kami yang terhormat – PAM Jaya dan pemerintah DKI
PAM JAYA and the Government of DKI Jakarta Province.
Jakarta. Aetra berkomitmen untuk menahan kenaikan
Aetra has committed to capping the increase of water
tarif air pada harga saat ini hingga akhir masa konsesi,
tariff to current levels until the end of the concession,
di samping penghapusan kewajiban utang masa depan
in addition to eliminating PAM JAYA’s payable to
PAM Jaya sebelum masa konsesi berakhir pada 2022,
Aetra over time considerably before the end of the
hingga akhirnya kewajiban utang tersebut mencapai
concession in 2022 to end up with NIL payable. Aetra
angka nol. Aetra juga setuju untuk mengurangi IRR
also agreed to reduce its IRR by 6.2%. This is evident
hingga 6,2%. Ini adalah bukti komitmen Aetra dalam
of Aetra’s commitment to put the interest of Jakartans
menempatkan kepentingan penduduk Jakarta sebagai
as our paramount objective.
negosiasi
tentang
rebalancing
tujuan penting perusahaan. Selama 2012 pengelolaan rantai suplai diperbaiki
Supply Chain Management was streamlined during
agar makin fokus dalam meningkatkan pelayanan
2012 to add more focus on improving service delivery
pelanggan, sekaligus mengakselerasi program CAPEX,
to the field to accelerate Aetra’s CAPEX program and
dan seluruh upaya ini menunjukkan perkembangan
this has shown marked improvement. We now have
yang patut digarisbawahi. Saat ini kami memiliki
a far better strategic vendor management structure
struktur manajemen vendor strategis yang jauh lebih
where we treat our vendors as our key partners in what
baik,
we do and they share in the success of Aetra as well.
kami
memperlakukan
vendor-vendor
kami
sebagai mitra kunci dalam kegiatan kami dan mereka juga ambil bagian dalam kesuksesan Aetra. Kami mengadakan beberapa perubahan penting di
We made key changes within Aetra’s management
dalam struktur manajemen Aetra untuk mendukung
structure to align our renewed focus on reducing NRW
fokus kami dalam mengurangi tingkat kehilangan
to enable Aetra to meet its volume delivery, recognizing
air (NRW) sehingga Aetra bisa memenuhi permintaan
that production levels invariably experience disruptions
pelanggan
mengidentifikasi
throughout the year, coupled with the fact that all
bahwa tingkat produksi mengalami gangguan secara
of Aetra’s water treatment plants are nearing full
bervariasi selama tahun 2012, diikuti oleh fakta bahwa
capacity. I am very pleased and proud to report that our
kapasitas seluruh intalasi pengolahan air milik Aetra
NRW reduction pilot project in Pulomas yielded very
hampir penuh. Dengan senang dan bangga saya
encouraging results, unprecedented since the birth of
dalam
hal
jumlah,
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
13
laporan komisaris
board of commissioners report
melaporkan bahwa pilot project kami kami dalam
the Cooperation Agreement in 1997. Over a period of
menurunkan tingkat NRW di Pulomas menunjukkan
6 months in 2012, Aetra was able to reduce its NRW
hasil
belum
in Pulomas by a staggering 19% and more importantly,
pernah terjadi sejak lahirnya Perjanjian Kerjasama
Aetra has been able to sustain the low NRW in Pulomas
pada 1997. Pada 2012 selama lebih dari enam
at below 30%, at the time of writing this report. This
bulan, Aetra berhasil menurunkan tingkat NRW di
is evident of Aetra’s management’s capability in
Pulomas sebanyak 19%, dan yang lebih penting, Aetra
addressing a highly complex problem through proper
berhasil mempertahankan tingkat NRW yang rendah
study, planning and execution of strategies. Aetra’s
di Pulomas ini hingga di bawah 30, hingga pada saat
management is now working diligently to replicate
pembuatan laporan ini. Ini menunjukkan kemampuan
this success in other areas and we continue to be
manajemen Aetra dalam menangani masalah yang
encouraged as we see the results from other areas.
yang
sangat
menyenangkan,
yang
sangat kompleks, melalui penelitian yang baik, serta perencanaan dan penerapan strategi. Manajemen Aetra bekerja dengan tekun untuk mereplikasi kesuksesan ini di area lain. Dari sisi operasional, Aetra mendistribusikan air kepada
Operationally, 2012 saw Aetra delivering 5% more
konsumen 5% lebih banyak dibandingkan tahun 2011,
water to its customers than in 2011, whilst decreasing
sekaligus menurunkan tingkat NRW hingga 1,3%.
its overall NRW by 1.3%. Aetra also added more new
Selama 2012 Aetra juga menambahkan sambungan
connections during 2012 to end the year with a total
baru dan total hingga akhir tahun 2012 mencapai
number of connections at 392,634. Aetra passed the
392.634
mendapatkan
Surveillance Audit on the Quality Management System
sertifikasi ISO untuk Quality Management System
ISO9001:2008 for Production and Customer Service. In
ISO9001:2008 untuk lingkup Produksi dan Pelayanan
addition, Aetra also secured the ISO/IEC 17025:2008
Pelanggan. Selain itu, Aetra juga mendapatkan ISO/IEC
as Accredited Laboratory for Testing and Calibration.
17025:2008 untuk lingkup Laboratorium Terakreditas
These are evident of Aetra’s management to continually
untuk Uji dan Kalibrasi. Ini menggambarkan bahwa
raise its service quality levels progressively.
sambungan.
manajemen
Aetra
Aetra
juga
terus-menerus
meningkatkan
kualitas pelayanannya secara progresif.
14
Aetra juga mempertahankan peringkat ‘A’ dari Fitch.
Aetra continues to sustain the “A” Fitch Ratings as well.
Dewan Komisaris juga mendukung penerapan Good
The Board of Commissioners endorses Good Corporate
Corporate Governance (GCG) di seluruh tingkat dalam
Governance (GCG) application at all levels of the
perusahaan. Manajemen menciptakan kebijakan yang
company. Aetra management established a whistle
menakjubkan ada awal 2013, yaitu karyawan bisa
blowing policy in early 2013, where any employees are
melaporkan observasi mereka pada pimpinan tertinggi
able report their observations to the highest rank in
dalam manajemen Aetra.
Aetra management.
Tanggung jawab pada masyarakat dan lingkungan
Responsibility and accountability to community and
menjadi
terus-menerus
environment is Aetra’s mantra and we relentlessly
memastikan bahwa hal tersebut mengalir dalam urat
mantra
Aetra
ensure that it runs through the veins of all our
nadi seluruh karyawan kami dengan motto sederhana,
employees with a simple motto being “Responsible
‘Perilaku
Jawab
Behavior”. Aetra’s Corporate Social Responsibility is
Sosial Perusahaan juga sangat aktif digiatkan dengan
also very active with numerous initiatives. CSR has
berbagai inisiatifnya. Bagian Tanggung Jawab Sosial
conducted, independently and/or in conjunction with
Perusahaan telah melaksanakan kegiatan dan program
relevant stakeholders, activities and programs like
seperti Program Konservasi Air dan Lingkungan di
Community Water Projects and Conservation in the
Hulu Air Baku.
Raw Water Upstream.
Pada 2013 manajemen Aetra menghadapi tantangan
2013 will continue pose both economic and structural
Bertanggung
dan
kami
Jawab.’
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
Tanggung
ekonomi dan struktural dan mereka terus berjuang
challenges to Aetra’s management, as it strives to
untuk memberikan pencapaian yang lebih baik lagi.
deliver even better results. This will not be possible
Hal ini tidak mungkin dicapai tanpa dukungan dari
without the support of our key partners – PAM JAYA
mitra-mitra kunci kami – PAM Jaya dan Pemerintah
and the Government of DKI Jakarta Province. We
DKI Jakarta. Kami terdorong oleh kemauan politis
are encouraged by the political will that the various
dengan cara berdiskusi dengan sejumlah instansi yang
authorities have displayed in our ongoing dialogues
berwenang untuk menangani masalah dalam distribusi
to address the overall water distribution situation
air di Jakarta, selaras dengan keinginan Aetra untuk
in Jakarta, incorporating Aetra’s desire to exceed
melebihi
expectations, whilst meeting economic, social and
harapan,
sekaligus
ekonomi, sosial, dan lingkungan.
memenuhi
standar
environmental standards.
Presiden Komisaris | President Commissioner
Meelan Gurung
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
15
PROFIL DEWAN KOMISARIS
board of COMmISSIONERS profiles
Meelan Gurung
Warga negara Nepal, 45 tahun. Lulus dengan gelar Sarjana Ekonomi dari Melbourne
Presiden Komisaris |
Australia pada 1991, beliau juga merupakan CPA Australia. Beliau telah memegang posisi
President Commissioner
kunci dalam manajerial di bidang keuangan (analis keuangan, CFO untuk Australasia, Global Tax Manager) di Schlumberger dan memangku jabatan-jabatan tersebut di Singapura, Indonesia, Australia dan Inggris (meliputi seluruh wilayah -- Amerika Utara, Amerika Selatan, Timur Tengah dan Afrika, Asia dan Eropa). Beliau bergabung sebagai Kepala Pajak di Asia Strategy, milik Avenue Capital Group, pada September 2008, bertanggung jawab atas seluruh pajak dan membuat inisiatif-inisiatif strukturisasi (baik utang maupun instrumen equitas) di Cina, India, Filipina, Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Australia, Singapura dan Hong Kong. Beliau juga bertanggung jawab atas struktur induk investasi Eropa di Avenue Capital Group untuk seluruh investasi di Asia. Beliau mulai bergabung dengan PT Aetra Air Jakarta pada 4 Oktober 2011 sebagai Komisaris, sekaligus sebagai Ketua Komite Manajemen Risiko. Beliau diangkat sebagai Presiden Komisaris pada 28 September 2012. A citizen of Nepal, 45 years old. Graduated as a Bachelor of Economics from Monash University, Melbourne Australia in 1991, he is also an Australian CPA. He has held key senior financial positions (financial analyst, CFO for Australasia, Global Tax Manager) within Schlumberger and assumed these roles in Singapore, Indonesia, Australia and the United Kingdom (covering all regions – North America, South America, Middle East and Africa, Asia and Europe). He joined as Head of Tax in Avenue Capital Group’s Asia Strategy in September 2008 overlooking all tax and structuring initiatives (for both debt and equity instruments) across China, India, Philippines, Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Australia, Singapore and Hong Kong. He was also in charge of Avenue Capital Group’s European investment holding structure for all investments in Asia. He commenced with PT Aetra Air Jakarta on 4 October 2011 as a Commissioner and was also the Chairman of the Risk Management Committee. He was appointed as the President Commissioner on 28 September 2012.
Kanaka Puradiredja
Warga negara Indonesia, 68 tahun. Beliau lulus dari Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi,
Komisaris Independen |
Universitas Padjadjaran, Bandung, memiliki pengalaman sebagai Akuntan Publik selama
Independent Commissioner
lebih dari 30 tahun. Beliau pernah menjabat sebagai Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia, Ketua Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia, anggota Dewan Pengurus Transparansi Internasional Indonesia, Ketua Dewan Pengurus Ikatan Komite Audit Indonesia, serta merupakan pendiri dan Mantan Senior Partner KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. Saat ini beliau menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia, Anggota Dewan Kehormatan Profesional di Asosiasi Manajemen Risiko dan Ketua Lembaga Komisaris dan Direksi Indonesia (LKDI). Beliau bergabung dengan PT Aetra Air Jakarta sejak 1 Oktober 2010 sebagai Komisaris Independen, merangkap Ketua Komite Audit.
16
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
Profil DEWAN KOMISARIS
board of commissioners profile
A citizen of Indonesia, 68 years old. Graduated from the Faculty of Economics, Padjadjaran University, Bandung, majoring in Accounting, he is a Public Accountant with more than 30 years experience. He as once appointed as the Managing Partner and Chairman of KPMG Indonesia, Chairman of Honorary Board of Indonesian Accountants Association, Board Member of Transparency International Indonesia, Chairman of Indonesian Institute of Audit Committees, as well as the founder and Senior Partner of Kanaka Puradiredja, Suhartono. At the moment he is the Chairman of Honorary Board of Indonesian Institute of Audit Committees, Member of the Honorary Board of Professionals in Risk Management Association, and the Chairman of Indonesian Institute of Commissioners and Directors. He joined PT Aetra Air Jakarta on 1 October 2010 as an Independent Commissioner, who also serves as the Chairman of the Audit Committee.
Kemal Arief
Warga negara Indonesia, 44 tahun. Usai menyelesaikan pendidikan di Universitas
Komisaris | Commissioner
Trisakti Jakarta, jurusan Teknik Perminyakan pada 1995, lalu mengambil S-2 di Cleveland State University, Ohio, Amerika Serikat. Pada 1998, beliau lulus dengan gelar Master of Business Administration (MBA) di bidang keuangan. Terakhir beliau menjabat sebagai Direktur PT Capitalinc Investment Tbk. Beliau bergabung dengan PT Aetra Air Jakarta pada 11 Juni 2009 sebagai Direktur Keuangan dan TI, lalu mulai menjabat sebagai Komisaris sejak 31 Januari 2012. A citizen of Indonesia, 44 years old. After graduating from Trisakti University Jakarta, in 1995, majoring in Petroleum Engineering, he continued his education, taking an MBA degree in Finance at Cleveland State University, Ohio, USA, which he completed in 1998. He last served as a Director of PT Capitalinc Investment Tbk. He joined the PT Aetra Air Jakarta on June 11, 2009, as Finance and IT Director, then appointed as Commissioner since 31January 2012.
Laurence Retunza Rogero
Warga negara Filipina, 40 tahun. Lulus dengan gelar kehormatan dari Georgetown
Komisaris | Commissioner
dan menjadi konsultan di sejumlah biro hukum dan perusahaan multinasional,
University, Washington DC, USA, menyandang gelar Master of Laws, dan telah bekerja seperti Mirant Philippines Corporation, World Bank, dan Asian Development Bank. Beliau bergabung dengan Acuatico Pte. Ltd. sebagai Direktur pada 2010 dan mulai bergabung dengan PT Aetra Air Jakarta sebagai Komisaris pada 31 Januari 2012. A citizen of the Philippines, 40 years old. Graduated with honours from Georgetown University, Washington DC, USA,with a Master of Laws degree, and has worked and consulted for various law firms and multinational companies, including Mirant Philippines Corporation, World Bank, and Asian Development Bank. He joined Acuatico Pte. Ltd as Director in 2010, and started joining PT Aetra Air Jakarta as the Commissioner on 31 January 2012.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
17
LAPORAN DIREKSI
Para pemegang saham serta segenap pemangku
BOARD of DIRECTORS REPORT
All respectable shareholders and stakeholders,
kepentingan yang terhormat, Pertama-tama, sudah selayaknya kami memanjatkan
First, let us give thanks to God Almighty for His
puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
blessings have allowed PT Aetra Air Jakarta to achieve
berkah dan rahmat-Nya, sehingga PT Aetra Air Jakarta
satisfactory work performance from time to time.
dapat mencapai hasil kinerja yang memuaskan dari waktu ke waktu. Melalui Laporan Tahunan ini, kami kembali hadir
With this Annual Report, we are present in front of
di hadapan rekan bisnis, pemerintah, media, LSM,
our colleagues, the government, media, NGOs and
serta masyarakat, untuk menjabarkan secara terbuka
the public, to openly report all achievements and hard
segenap pencapaian dan upaya keras yang telah kami
work we accomplished in 2012.
lakukan sepanjang tahun 2012. kami
In this opportunity, we would like to express our
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada
gratitude and appreciation to Perum Jasa Tirta II, as
Perum Jasa Tirta II, sebagai pihak yang mengelola
the company managing water reserve in Jatiluhur Dam,
ketersediaan air di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat.
West Java.
Tahun 2012 adalah tahun pertama Aetra beroperasi
The year of 2012 is the first year for Aetra to operate
dalam paradigma baru berupa kerjasama melalui
with the new paradigm cooperating under the MoU
payung MoU Master Plan (Rebalancing) dengan instansi
on Master Plan (Rebalancing) with PAM Jaya, which is
PAM Jaya, yang berlaku hingga tahun 2022. Sejalan
effective until 2022. Along with the agreement, the
dengan penerapan hasil perjanjian tersebut, terdapat
company has conducted several adjustments, both
sejumlah penyesuaian yang dilakukan oleh perusahaan,
managerial and operational.
Dalam
kesempatan
ini,
perkenankan
pula
baik ditinjau dari sisi manajerial maupun operasional. Plan
Based on the MoU on Master Plan (Rebalancing) and
(Rebalancing), target penjualan perusahaan mengalami
compared to the previous 5-year period sales target,
peningkatan, bila dibandingkan target periode 5
the company’s target has increased 16% (from 139
tahunan sebelumnya, yaitu sebesar 16% (dari 139 juta
million m3 to 162 million m3). The company has
Berdasarkan
penandatanganan
MoU
Master
m3 menjadi 162 juta m ). Kenaikan target ini disikapi
positively responded to this increase by implementing
secara positif oleh perusahaan dengan menerapkan
a number of strategic plans. Even so, it is inevitable
sejumlah rencana strategis. Meski demikian, tak
that we still face some challenges in execution in the
dipungkiri bahwa terdapat sejumlah tantangan dalam
field.
3
proses eksekusi di lapangan agar dapat berjalan semulus yang diharapkan.
18
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
LAPoran direksi
board of DIRECTORS report
Pada dasarnya, kinerja Aetra didasari oleh dua hal,
Essentially, Aetra performance is based on two things,
yaitu besaran volume air yang terjual dan besaran
namely purchased water volume and lost water volume
volume air yang hilang dalam proses operasional
in operational process (as a result of pipe leakage and
perusahaan (sebagai akibat dari kebocoran pipa serta
water theft using illegal pipe connections committed
pencurian air oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
by irresponsible parties). Based on those two things,
jawab melalui penyambungan liar). Berdasarkan kedua
purchased water volume has increased 6 million m3,
hal tersebut, volume air yang terjual mengalami
from 144 m3 in 2011 to 150 million m3 in 2012. We
peningkatan sebesar 6 juta m3, yaitu dari 144 juta
also have successfully decreased the lost water volume
m pada 2011 menjadi 150 juta m pada 2012. Kami
from 46.8% in 2011 to 45.5% in 2012.
3
3
juga telah berhasil menurunkan angka kehilangan air dari level 46,8% pada 2011 menjadi 45,5% pada tahun 2012. Laba bersih perusahaan mengalami penurunan dari
Nevertheless, the company profit inevitably decreased,
angka Rp169 miliar pada 2011 menjadi Rp165 miliar
from Rp169 billion in 2011 to Rp165 billion in 2012.
pada 2012. Adapun penyebab terjadinya penurunan
The reason could be reviewed from two things, the
laba bersih tersebut bisa ditinjau dari dua hal, yaitu
reduced selling price as the result of the MoU on
penurunan harga imbalan air sebagai imbas dari
Master Plan (Rebalancing) signing and unpredictable
penandatanganan MoU Master Plan (Rebalancing)
circumstances like the 50% increase of the employee
dan kejadian yang tidak bisa diprediksi dalam bentuk
salaries. Those two things caused the increase of sales
penyesuaian upah karyawan yang mengalami kenaikan
in 2012 but still could not equal production cost spent.
sebesar
50%.
Kedua
hal
tersebut
menyebabkan
kenaikan penjualan pada 2012 masih belum sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan. Kami menyadari, setiap perubahan membutuhkan
We realize that every change needs adaptation. We
suatu proses adaptasi. Dari segi internal, kami
promote the company’s change of paradigm by
menyosialisasikan perubahan paradigma perusahaan
socializing the company’s values, vision, and mission
dengan cara menyosialisasikan nilai-nilai, visi, serta
to all employees. We expect, as time goes by, the
misi baru perusahaan kepada segenap karyawan. Kami
company performance and culture will keep developing
harapkan, dengan berjalannya waktu, kinerja dan
into more productive, efficient, and consumers-
budaya perusahaan akan terus berkembang menjadi
oriented.
lebih produktif, efisien, serta senantiasa berorientasi pada kepentingan konsumen. Seiring dengan tantangan baru yang muncul pasca
As we face new challenges following the signing
penandatanganan MoU Master Plan (Rebalancing),
of the MoU on Master Plan (Rebalancing), Aetra and
terdapat pula banyak nilai positif bagi Aetra dan pihak-
other parties also get positive impacts. Since Aetra is
pihak lain. Karena risiko bisnis berada di tangan Aetra,
the one taking the business risks, the companies can
maka perusahaan dapat melakukan manuver bisnis
perform business maneuvers more independently by
secara lebih independen dengan cara melakukan
making innovations and looking for alternate financial
inovasi
keuangan
sources. The government also experiences positive
alternatif. Sementara pemerintah pun mendapatkan
impact because the water purchased price will be
nilai positif, karena harga beli air akan stabil hingga
stable until 2022, which should also be advantageous
tahun 2022, sehingga turut mendatangkan keuntungan
the community as the consumers of clean water.
dan
mencari
sumber-sumber
pula bagi masyarakat sebagai konsumen air bersih. Aetra
memahami
kelola
Aetra understands that the practice of good corporate
perusahaan yang baik (good corporate governance)
governance is the most critical aspect in managing
merupakan
a company. Therefore, Aetra consistently and with
aspek
bahwa
penerapan
penting
dalam
tata
pengelolaan
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
19
LAPoran direksi
board of DIRECTORS report
perusahaan. Karenanya, Aetra secara konsisten dan
full commitment implement the principles of good
penuh komitmen terus menjalankan prinsip-prinsip
corporate governance all these years. We practice
tata kelola perusahaan yang baik dari tahun ke
transparent
tahun. Kami menerapkan sistem transparansi dalam
Quarterly, the Board of Directors report every event
berbagai aspek bisnis perusahaan. Setiap tiga bulan
and progress to the Board of Commissioners. Monthly,
sekali, Direksi melaporkan setiap kegiatan serta
we also report to the Regulatory Body. Aetra also has
perkembangan perusahaan kepada Dewan Komisaris.
Audit Committee, which is in charge of supervising
Setiap bulan, kami juga memberi laporan kepada
and ensuring that the company always complies with
Badan Regulator. Aetra juga memiliki Komite Audit
the law and other regulations.
system
in
many
business
aspects.
yang bertugas mengawasi dan memastikan bahwa perusahaan selalu berada pada jalur yang benar dari segi hukum dan ketentuan lain. Masih dalam semangat memberikan kualitas layanan
Still in the spirit to provide a better service for the
yang lebih baik bagi masyarakat, dari total investasi
community, from a total investment of Rp116 billion
sebesar Rp116 miliar pada 2012, Aetra menanamkan
in 2012, Aetra put part of it in building wastewater
sebagian di antaranya untuk membangun instalasi
treatment facility in Buaran. The system is used to
pengolah limbah produksi air di Buaran. Sistem
separate water from mud particles, to get a better
tersebut berguna untuk memisahkan air dari partikel
quality of raw water. This step is very important to
lumpur yang terkandung di dalamnya, sehingga
address one of the challenges Aetra faces, that is
mampu memberikan hasil akhir berupa air baku yang
the instability of raw water supply that has cost the
berkualitas lebih baik. Langkah ini amat penting untuk
company 5-10% of lost raw water every year.
mengatasi salah satu tantangan yang dihadapi Aetra, yaitu ketidakstabilan pengadaan air baku yang setiap tahunnya
mengakibatkan
perusahaan
kehilangan
sekitar 5-10% air baku. Sebagai perusahaan penyedia layanan air bersih, Aetra
As a clean water provider company, Aetra is fully aware
amat menyadari bahwa air merupakan kebutuhan
of water being an essential basic need for all living
dasar yang esensial bagi seluruh makhluk hidup.
creatures. For that reason, even though operating as
Karenanya,
perusahaan
a commercial company, we still bear moral and social
yang memiliki kepentingan komersial, kami tetap
responsibilities to maintain quality and supply of clean
mengemban tanggung jawab moral dan sosial untuk
water for the community. This is inseparable from
memelihara kualitas serta ketersediaan air bersih bagi
Aetra’s role in preserving the environment, to ensure
seluruh masyarakat. Hal ini tentunya tak terlepas dari
sufficient water supply for the community.
meski
bergerak
sebagai
peran serta Aetra dalam turut memelihara kelestarian lingkungan hidup, untuk menjamin ketersediaan air dalam jumlah cukup bagi masyarakat.
20
Seperti yang dihadapi pada tahun-tahun sebelumnya,
Like what we faced in previous years, the use of deep
masalah pemakaian sumur dalam oleh kalangan
wells by industries is one of the major issues related
industri merupakan salah satu isu penting terkait
to the development of company business. Since 2009,
pengembangan
2009,
Aetra has been cooperating with Jakarta Environmental
Aetra menjalin kerjasama dengan Badan Pengelola
Conservation Body in monitoring the use of deep wells.
Lingkungan Hidup DKI Jakarta dalam pemantauan
The purpose is to minimize the activities of industries
pemakaian
bisnis
perusahaan.
Sejak
adalah
taking ground water. This effort has a direct effect on
untuk meminimalkan pengambilan air tanah oleh
conservation of the environment agenda launched by
kalangan industri. Upaya ini berdampak langsung
the government. As we already knew, the ground level in
terhadap agenda konservasi lingkungan hidup yang
Jakarta lowers from year after year; it is a consequence
dicanangkan
from the excessive exploitation of ground water. We
sumur
dalam.
oleh pemerintah.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
Tujuannya
Sebagaimana kita
ketahui, ketinggian tanah di Jakarta telah mengalami
hope the industries can switch from using deep wells to
penurunan dari tahun ke tahun, salah satunya sebagai
using clean water service provided by Aetra.
akibat dari eksploitasi air tanah secara berlebihan. Kami berharap, para kalangan industri dapat beralih dari sumur dalam dan memanfaatkan layanan air bersih yang disediakan oleh Aetra. tengah-
As a business entity among the community and
tengah masyarakat dan memiliki ranah jasa yang
operating as a service provider of human basic need,
berhubungan
setiap
Aetra is aware of the company’s big responsibility
manusia, Aetra menyadari besarnya tanggung jawab
to the community and the environment. We attempt
perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.
to realize the awareness and responsibility through
Kami berupaya mewujudkan kepedulian serta rasa
corporate social responsibility program and community
tanggung jawab tersebut melalui program tanggung
development program. One program that consistently
jawab sosial perusahaan dan program pengembangan
has been carried out is clean water supply in some
masyarakat. Salah satu program yang secara konsisten
locations in need. In additions, Aetra also conducts
dilaksanakan adalah penyediaan akses air bersih
other programs concerning community empowerment,
di sejumlah lokasi yang membutuhkan. Selain itu,
especially for the people who have direct connections
Aetra juga menerapkan program-program lain terkait
with company’s production and operations.
Sebagai
entitas
bisnis
dengan
yang
berada
kebutuhan
di
dasar
pemberdayaan masyarakat, terutama bagi mereka yang
bersinggungan
langsung
dengan
kegiatan
produksi dan operasional perusahaan. Akhir kata, kami amat menyadari bahwa segenap
In conclusion, we understand that all achievements in
pencapaian selama tahun 2012 ini merupakan buah
2012 are the result of hard work and dedication from
dari kerja keras serta dedikasi seluruh karyawan Aetra,
all Aetra’s employees, supported by stakeholders and
dengan dukungan kerja sama yang baik dari para
good coordination with the Board of Commissioners.
pemangku kepentingan serta koordinasi yang baik
On behalf of the Board of Directors, we would like to
dengan jajaran Dewan Komisaris. Kami, atas nama
express our greatest appreciation and gratitude for all
Direksi, menghaturkan penghargaan serta terima
the support given. We hope Aetra are able to deliver
kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan yang
more superb service quality in years to come.
diberikan selama ini. Semoga Aetra bisa menunjukkan kinerja serta kualitas layanan yang makin gemilang pada tahun-tahun mendatang.
Presiden Direktur | President Director
Mohamad Selim
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
21
PROFIL DIREKSI
profileS of board of directors
Mohamad Selim
Warga negara Indonesia, 54 tahun. Beliau lulus dari Institut Teknologi Sepuluh November
Presiden Direktur
Surabaya, jurusan Teknik Kimia, pada 1983. Sebelum bergabung dengan PT Aetra Air
PresidenT Director
Jakarta pada 3 Mei 2011, beliau bekerja di berbagai perusahaan, antara lain PT Air Products Indonesia, ARCO, PT Badak NGL Co., dan terakhir sebagai Direktur Utama PDAM Surya Sembada Surabaya. A citizen of Indonesia, 54 years old. He graduated from Sepuluh November Institute of Technology, Surabaya, majoring in Chemical Engineering, in 1983. Before joining PT Aetra Air Jakarta on 3 May 2011, he has worked at various companies, such as PT Air Products Indonesia, ARCO, PT Badak NGL Co, and the latest as President Director of the Regional Drinking Water Company of Surya Sembada, Surabaya.
22
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
Profil DIREKSI
profiles of board of directors
L. Bano Rangkuty
Warga Negara Indonesia, 39 tahun. Menggenggam gelar Administrasi Bisnis dari
Wakil Presiden Direktur
Universitas Indonesia, beliau pernah bekerja sebagai Kepala Strategic Planning di PT Bakrie
Vice President DirectoR
& Brother Tbk dan PT Bakrie Indo Infrastructure. Beliau memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun sebagai Financial Advisory Services Group di KPMG Siddharta Consulting di bidang restrukturisasi utang, pinjaman pratinjauan, proyeksi keuangan dan peninjau anggaran tahunan, pemantau tugas akuntan, peninjau ketekunan. Bergabung dengan PT Aetra Air Jakarta sejak 1 Oktober 2010 sebagai Komisaris, merangkap Ketua Komite Investasi dan Keuangan. Beliau mulai menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur sejak 31 Januari 2012. A citizen of Indonesia, 39 years old. Having a Business Administration Degree from University of Indonesia, he once worked as the Head of Strategic Planning at PT Bakrie & Brothers Tbk and PT Bakrie Indo Infrastructure. He has more than 10 years of experience as the Financial Advisory Services group of KPMG Siddharta Consulting in debt restructuring, pre-lending reviews, financial projections and annual budget reviews, accountant assignments monitoring, and due diligence reviews. He joined PT Aetra Air Jakarta as a Commissioner on 1 October 2010, who also serves as the Chairman of the Investment and Finance Committee. He was appointed as the Vice President on 31 January 2012.
Indrawan Krisna Pribadi
Warga negara Indonesia, 44 tahun. Lulus dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Direktur layanan Bisnis
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Kantor Akuntan Publik Santoso
Business Services
Harsokusumo & Rekan (Member of Horwarth International), dan PT Sampoerna
Director
Telekomunikasi Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai General Manager Internal
(STAN), kariernya dimulai sebagai auditor di beberapa perusahaan, di antaranya Badan
Audit & Investigation dan General Manager South Division. Beliau diangkat sebagai Direktur Layanan Bisnis PT Aetra Air Jakarta pada 8 Juni 2010. A citizen of Indonesia, 44 years old. Graduated from Indonesian State College of Accountancy (STAN), he began his career as an auditor in several companies, including Financial Supervisory and Development Board (BPKP), Public Accountant Firm Santoso Harsokusumo & Partner (Anggota Horwarth International), and PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia. He also served as the General Manager of Internal Audit & Investigation and the General Manager of the South Division. He was appointed as the Business Services Director of PT Aetra Air Jakarta on 8 June 2010.
Lintong Hutasoit
Warga negara Indonesia, 50 tahun. Lulus dari Institut Teknologi Bandung, jurusan
Direktur Operasional
Teknik Mesin, pada 1988, beliau memperoleh pengalaman selama lebih dari 20 tahun
Operational Director
di perusahaan air minum, khususnya PAM Jaya. Sebelum diangkat sebagai Direktur Operasional PT Aetra Air Jakarta pada 8 Juni 2010, beliau menjabat sebagai Senior Manager Infrastructure Group. A citizen of Indonesia, 50 years old. After graduated from Bandung Institute of Technology, majoring in Engineering, in 1988, he has gained more than 20 years of experience in drinking water companies, especially PAM Jaya. Before he was appointed as the Operational Director PT Aetra Air Jakarta on 8 June 2010, he served as the Senior Manager Infrastructure Group.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
23
TESTIMONI PEMANGKU KEPENTINGAN
TESTIMONY OF STAKEHOLDERS
HM Limbong,
Saya sangat mengapresiasi kemauan Aetra untuk rebalancing sehingga tujuan akhir
PAM Jaya
pelayanan air minum di DKI Jakarta meningkat dan berkeadilan. Hal ini mengindikasikan Aetra memiliki etika bisnis. Aetra memiliki banyak SDM yang andal, sistem yang bagus, dan struktur organisasi yang sudah sesuai dengan kebutuhan bisnis pelayanan. Semua aset ini harus bisa dimanfaatkan dan dioptimalkan. Peran utama dipegang oleh tim manajemen senior sebagai penghubung antara kebijakan dan operasional atau eksekusi. Nilai-nilai perusahaan harus ditingkatkan internalisasinya, sehingga menjadi cara hidup semua karyawan Aetra. Berbekal nilai-nilai ini, Aetra harus lebih adaptif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan yang kompleks saat ini. Saya mengibaratkan Aetra sebagai Aetra University, tempat untuk bekerja, berkarya, dan menempa diri menjadi pribadi unggul yang siap bersaing di mana pun. I really appreciate Aetra’s willingness to conduct rebalancing in order to enhance an equitable clean water service in Jakarta. It indicates that Aetra applies business ethics. Aetra has qualified human resources, good system, and an organizational structure aligned with service business. All these assets have to be utilized and optimized. The senior management team holds the main role as a bridge between policies and operations. Internalization of company values has to be improved so that they become Aetra’s employees’ way of living. Based on these values, Aetra has to be more adaptive and flexible in facing current complex changes. I find Aetra as Aetra University, a place to work, to create something, and to push people to become finest individuals, who are ready to compete anywhere.
Dian Wiwiekowati, BPLHD
cepat terkait pasokan air dan tekanannya, serta memberikan pelayanan yang cepat
Environmental
air tanah. Ke depannya Aetra harus terus mempertahankan kualitas dan kuantitas air
Conservation Body
yang terjamin. Untuk meyakinkan pelanggan tentang kualitas dan kuantitas air yang
Meninjau kerjasama dengan BPLHD sejak 2008, Aetra sangat kooperatif dan dalam informasi dan data. Telah banyak perusahaan yang mengalihkan penggunaan
baik, mohon dapat diberikan solusi teknologi. Dengan demikian, pelanggan paham dan percaya, sehingga kemudian dapat menggunakan air dengan baik dan benar. Reviewing the cooperation with Environmental Conservation Body since 2008, Aetra is very cooperative and acts quickly regarding water supply and its pressure. Many companies have converted from ground water to piped water. In the future Aetra has to maintain assured water quality and quantity. To convince customers about good water quality and quantity, please use high-technology solutions. Therefore, customers will understand and believe in Aetra’s service, hence they can use water well and correctly.
24
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
testimoni pemangku kepentingan testimony of stakeholders
Maiyefni Mansyur,
Secara manajemen, Aetra makin baik. Namun, pelayanan masih harus mendapat
Sekretaris KPAM DKI
perhatian. Terutama, informasi kepada pelanggan tentang perubahan mekanisme-
Secretary to KPAM DKI
mekanisme yang berkaitan dengan pelanggan dan masyarakat pengguna air. Harapannya, masyarakat dan pelanggan mendapatkan kemudahan akses pembayaran. Sehingga, mereka tidak diberatkan oleh biaya yang berdampak terhadap niat membayar pemakaian air minum. In management, Aetra is improving. However, the company has to pay more attention to service, especially information conveyed to customers about the change of mechanism which are related to customers and public. I hope that public and customers will have easier payment access. Therefore, they are not burdened by the cost affected by the intention to pay clean water consumption.
Bani Saksono,
Secara personal karyawan Aetra informatif. Terkadang informasi berputar dari PR
Wartawan Investor Daily
Aetra, lalu beralih ke Manajer Komunikasi, baru diinfokan ke Sekretaris Perusahaan,
Investor Daily Journalist
namun hasilnya pasti ada. Bagi saya tidak masalah karena perusahaan mungkin sedang sibuk. Patut diacungi jempol, karena Aetra berani melakukan terobosan dalam pelayanan, yaitu keputusan melakukan renegosiasi dengan PAM Jaya. Personally, Aetra’s employees are informative. Occasionally the information is rotated from Public Relations first, then to Communications Manager, finally to Corporate Secretary. Nevertheless, at the end I receive the needed information. For me it is not a problem considering that the employees may be highly occupied. Two thumbs up for Aetra, because it has initiated a service breakthrough by renegotiating with PAM Jaya.
Nuruddin Abdullah,
maupun wawancara. Mungkin karena Aetra sudah percaya pada nama medianya dan telah
Selama ini saya tidak merasa kesulitan ketika hendak melakukan klarifikasi berita
Wartawan
mengenal wartawannya. Kinerja Aetra makin bagus, terlihat dari beberapa pemberitaan
Bisnis Indonesia
yang muncul jika dikaitkan dengan pelayanan. Cara Aetra menangani keluhan yang pernah
Bisnis Indonesia
disampaikan oleh YLKI, menunjukkan performa Aetra makin baik. Juga pemberitaan
Journalist
terkait renegosiasi yang sekarang sedang berkembang. Tetapi, semua hal tersebut harus ditingkatkan sesuai perkembangan zaman, termasuk pelayanan untuk masyarakat. By far, I have not experienced any difficulty to clarify some news or to conduct an interview. Probably because Aetra trusts the media I work for and knows the journalist quite well. Aetra performance is improving, reviewed from a number of service-related news in mass media. How Aetra resolved complaints from The Indonesian Consumer Protection Foundation, also the renegotiation-related news, show that Aetra performance is getting better. However, these have to be improved and updated, including the service for public.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
25
testimoni pemangku kepentingan testimony of stakeholders
Hendrik Awal S.,
Penyelesaian masalah keluhan pelanggan yang memerlukan solusi kebijakan masih
Customer
membutuhkan waktu terlalu lama dan terkesan tidak memberikan kebijakan. Pelanggan
Correspondent
harus lebih keras agar mendapatkan keringanan atau kebijakan. Saya berharap, sistem pelayanan pelanggan bisa lebih tegas namun tidak kaku, berkomunikasi dengan pelanggan sebelum memberi sanksi. Misalnya, sebelum proses Temporary Disconnection (penyegelan), pelanggan diberi kesempatan untuk membayar setelah diberi Informasi Tunggakan. Semua level petugas Aetra, terutama Customer Service Officer (CSO), harus paham terhadap semua kebijakan keringanan yang diberlakukan di Aetra, sehingga pelanggan tidak perlu keras atau eskalasi ke media massa, YLKI, dan PAM Jaya. It still takes a long time to resolve customer complaints, especially which need certain policy. It leaves an impression that the company does not provide any policy. Customers have to try harder to obtain a dispensation. I hope that the customer service can be stricter but not too rigid, communicating with customers before imposing any sanction. For example, before TD (sealing) process, a customer should get an opportunity to pay the bill after receiving arrear information. All levels of Aetra’s employees, especially CSO, have to understand all company dispensation policies, so that customers do not have to be harsh or to process an escalation to mass media, Consumer Protection Foundation, and PAM Jaya.
26
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
Analisis & pembahasan manajemen
ANALYSIS & MANAGEMENT DISCUSSION
penandatanganan
The year 2012 was marked by the signing of the Master
Perjanjian Induk sebagai kelanjutan dari Memorandum
Agreement as a continuation of the Memorandum of
of Understanding pada 2011. Perjanjian Induk ini
Understanding of 2011. This Master Agreement has
menjadi sebuah kerangka baru kerja sama yang lebih
become the new framework of cooperation delivering
menguntungkan antara PAM Jaya dan Aetra.
increased benefit to PAM Jaya and Aetra.
Prinsip-prinsip
Tahun
2012
ditandai
oleh
Perjanjian
The principles stated in the Master Agreement include
Induk, antara lain eliminasi terhadap kewajiban pihak
gradual elimination of the first party’s liability (PAM
pertama (PAM Jaya) secara bertahap, sampai dengan
Jaya) until no later than the end of 2016 with no
selambat-lambatnya pada akhir 2016 dan tidak ada
additional shortfall. This will only happen if both parties
shortfall tambahan atau shorfall baru apa pun yang
accomplish the authority and obligation as stipulated
akan muncul. Hal ini hanya akan terjadi bila kedua
in the MoU, Master Plan, and Master Agreement.
yang
tercantum
dalam
belah pihak melaksanakan kewenangan dan kewajiban, sebagaimana diatur dalam MoU, Master Plan, dan Perjanjian Induk. skema
The milestone for the Master Agreement has changed
model bisnis dari kerjasama antara PAM Jaya dan
the business model of cooperation between PAM Jaya
Aetra. Tidak ada lagi indeksasi terhadap imbalan air,
and Aetra. There are no more benefits of water’s
memastikan struktur permodalan yang paling efisien
indexation ensuring the most efficient capital structure
untuk mendukung operasional, serta memastikan
to support its operations, and to ensure Aetra’s rights
hak Aetra atas manfaat dari atau terhadap hal yang
to benefit of or to matters related to the improvement
berhubungan dengan perbaikan dalam operasional.
in the operations. Aetra’s success will be determined
Keberhasilan Aetra sangat ditentukan oleh bagaimana
by how well they operate and optimize the capital
kesempurnaan Aetra beroperasi dan mengoptimalkan
structure in their investment.
Tonggak
Perjanjian
Induk
ini
mengubah
struktur kapital dalam investasinya. untuk
Specified variable targets to support the main target
menunjang target utama –dalam hal ini eliminasi
—in this case the elimination of shortfall and the
shortfall dan peningkatan layanan kepada masyarakat–
improvement of public services— are sales volume
adalah target volume penjualan, penurunan non-
target,
revenue water (NRW), tercapainya tarif rata-rata, dan
achieving an average tariff, and an increase in the level
peningkatan level penagihan pada 2012, berdasarkan
of collection in 2012, based on the target set in the
target yang ditentukan dalam Perjanjian Induk. Sejauh
Master Agreement.
Target-target
variabel
yang
ditentukan
reduction
of
non-revenue
water
(NRW),
ini target yang terpenuhi adalah peningkatan level penagihan. Volume Penjualan
Sales Volume
Kinerja volume penjualan dalam 5 tahun terakhir
Performance of the sales volume in the last 5 years is
adalah sebagai berikut:
as follows:
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
27
Analisis & Pembahasan Manajemen Analysis & management discussion
volume penjualan / volume billed
mn m3 160.0
150.2 143.7 136.3 128.3
124.4
100.0 2008 2009 2010 2011 2012
Ketersediaan air baku, yang menjadi titik awal
The availability of raw water, which becomes a starting
terjaminnya
bersih
point of ensuring the fulfilment of customer need of
pelanggan, menjadi prioritas Aetra. Pasokan air baku
clean water, is Aetra’s priority. In 2012, raw water
pada 2012 secara akumulatif kurang 11 juta m3
supply was accumulatively less than 11 million m3
dari permintaan Aetra untuk memenuhi kebutuhan
of Aetra’s demand to meet the needs of production
produksi – distribusi. Risiko berulang dan tantangan
and distribution. For Aetra, the recurrent risk and
mitigasi bagi operasional Aetra adalah ketersediaan
mitigation challenge is the availability of raw water at
air baku sebagai awal rantai nilai proses bisnis Aetra.
the beginning of the chain of Aetra’s business process
Ketersediaan air baku yang terjamin menjadi titik
value. Assured availability of raw water is the starting
awal keberhasilan Aetra dalam memenuhi kebutuhan
point of Aetra’s success in meeting customer needs.
pelanggannya. Air baku untuk Aetra saat ini hanya
Aetra raw water currently is only supplied through
disediakan
yang
Tarum Barat channel, which drains the raw water from
mengalirkan air baku dari Waduk Jatiluhur, menyusuri
Jatiluhur Dam at 64 kms, through three rivers and
jalur sepanjang 64 km, bertemu dengan tiga sungai
open channels.
pemenuhan
melalui
kebutuhan
saluran
Tarum
air
Barat,
dan melalui saluran terbuka. Kemungkinan-kemungkinan
yang
terjadi
dalam
water:
1. Kontaminasi air baku di sepanjang jalur aliran,
1. Contamination of raw water along the flow path,
akibat tercampurnya air limbah industri dan bahan
due to the mixing of industrial wastewater and fuel
bakar sisa yang dibuang ke saluran air baku.
residual being dumped into the raw water line.
2. Berkurangnya ketersediaan air baku karena dibuang
2. Reduced availability of raw water for disposal into
ke laut, terkait dengan meluapnya bendungan
the sea, associated with the overflow of Bekasi dam
Bekasi yang mengakibatkan banjir.
that resulted in flooding.
3. Saluran air baku yang rentan terhadap gangguan geografis dan hidrolis aliran.
28
Possibilities that occur in terms of the fulfilment of raw
pemenuhan air baku:
3. Raw water channel is susceptible to geographical disruption and hydraulic flow.
Upaya yang dilakukan perusahaan untuk meminimalkan
Efforts made by the company to minimize the risks
risiko ini adalah dengan ‘menarik’ risiko yang mulanya
include ‘pulling’ the risks that are initially beyond
berada di luar kendali Aetra menjadi dalam kendali
Aentra’s control to under Aetra’s control. How to
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
Aetra. Bagaimana caranya meningkatkan inventory
increase the inventory of clean water so that in the event
air bersih, sehingga bila terjadi gangguan suplai
of water supply disruption, Aetra still has a supply of
air baku, Aetra masih memiliki suplai air bersih
water to meet customer needs of clean water? Building
untuk memenuhi kebutuhan air bersih pelanggan?
an additional reservoir will further minimize the risk of
Membangun tambahan reservoir merupakan salah
disruption of raw water supply.
satu upaya yang dilakukan untuk meminimalkan risiko gangguan suplai air baku. Tingkat Kehilangan Air
Water Loss Level
Kinerja operasi Tingkat Kehilangan Air tahunan selama
Operational yearly performance of water loss level
2008-2012 sebagai berikut:
during year 2008-2012 as follows:
%
NRW - tahunan / yearly rnw
54.00 53.32
52.00
50.70
50.00
49.89
48.00
46.78
46.00
45.49
44.00
42.00 2008 2009 2010 2011 2012
Tingkat kehilangan air yang masih tinggi menjadi tantangan dan peluang dalam operasional Aetra.
The current high level of water loss becomes an
Kekurangan air baku dan keterbatasan kapasitas
operational challenge and opportunity in Aetra. The
produksi
untuk
shortage of raw water and constraint of production
melakukan upaya menurunkan tingkat kehilangan
capacity on one hand, forces Aetra to make efforts to
air. Keberhasilan operasional Aetra diawali oleh
reduce the rate of water loss. The success of Aetra’s
keberhasilan penurunan tingkat kehilangan air, yang
operations starts with the success of reduction of water
dikonversi menjadi volume penjualan air.
loss rate, which is converted to water sales volume.
di
satu
sisi,
memaksa
Aetra
Pemetaan kehilangan air di Aetra dapat dilihat pada November-Desember
Mapping of water loss in Aetra can be seen in
2012 berdasarkan standar IWA (International Water
November-December 2012 balance of water loss based
Association):
on the standard IWA (International Water Association):
neraca
kehilangan
air
pada
Kehilangan air dibagi menjadi dua, yaitu kehilangan fisik
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
29
Analisis & Pembahasan Manajemen Analysis & management discussion
Produksi Production 23.32 Mm3 100% 23.76 Mm3 100%
Konsumsi Legal Legal Consumtion 12.57 Mm3 53.90% 13.11 Mm3 55.19%
UFW 120.57 Mm3 46.10% 10.65 Mm3 44.81%
Volume Ditagih dengan Meteran Volume Billed with Meter 13.11 Mm3
Volume yang Ditagih Volume Billed 12.57 Mm3 13.11 Mm3
Volume Ditagih tanpa Meteran Volume Billed without Meter
Air Terjual Water Sold 13.11 Mm3
Volume yang belum ditagih dengan Meteran Volume unbilled with Meter
Volume yang Tidak Ditagih Unbilled Volume
Volume yang belum ditagih tanpa Meteran Volume unbilled without Meter Konsumsi Ilegal, Koneksi Ilegal Illegal Consumption, Illegal Connection 3.44 Mm3 / 3.38 Mm3
Kerugian Komersial Commercial Losses 3.65 Mm3 3.66 Mm3
Meteran Akurasi dan Tnegritas Data Meter Accuracy and Data Integrity 0.22 Mm3 / 0.28 Mm3
Kerugian Fisik Physical Losses 7,09 Mm3 6.99 Mm3
NRW 10.75 Mm3 10.65 Mm3
Kebocoran di Transmisi, TM Sekunder dan Tertier Leakage in Transmission, TM Secondair and Tertiary 7.09 Mm3 / 6.99 Mm3
dan kehilangan komersial. Pendekatan yang dilakukan
Water loss is divided into two, namely physical loss and
dengan
monitoring
commercial loss. Approach taken by utilizing system
(District Meter Area, Primary Cell Area (PCA), Rayon
monitoring area (District MeterArea, Primary Cell Area,
Monitoring Area) menunjukkan bahwa kehilangan fisik
Rayon Monitoring Area) shows that the physical loss
berkontribusi terhadap 65% kehilangan air. Kehilangan
contributes to 65% of water loss. Physical loss is water
fisik adalah kehilangan air yang diakibatkan oleh
loss caused by leaks in the transmission pipeline,
kebocoran pada pipa transmisi, main trunk, sekunder,
main trunk, secondary trunk, and tertiary trunk, as
dan tersier, serta sambungan pelanggan. Sementara
well as customer connection. While commercial loss is
kehilangan
loss due to illegal connections, illegal consumption,
memanfaatkan
komersial
sistem
adalah
area
kehilangan
karena
adanya koneksi ilegal, konsumsi ilegal, akurasi meter
accuracy of meter and reading, and data integrity.
dan pembacaannya, serta data integrity. Fokus
30
area
terhadap
penurunan
tingkat
NRW
dilakukan sejak 2012, dan terus akan berlanjut pada
Focus area on reduction of NRW has been done since
2013. Tahun 2012 menunjukkan performa yang baik
2012, and continued in 2013. The year 2012 showed
untuk fokus area, dalam hal ini Pulomas. Pulomas
a good performance on the focus area, in this case
menunjukkan penurunan sebesar 19% dalam 9 bulan
Pulomas. Pulomas showed a decrease of 19% in 9
(Februari - Oktober 2012). Pendekatan terintegrasi
months (February-October 2012). Integrated approach
antara komersial dan teknis, pemenuhan level suplai ke
between the commercial and technical, fulfilment of
masing-masing area sesuai permintaan, optimalisasi
the supply level to each area as requested, monitoring
sistem DMA dalam pengendalian suplai dan tekanan,
system optimization in supply and pressure control
menjadi beberapa pembelajaran dari keberhasilan
are some lessons taken from the success of Pulomas,
Pulomas, yang akan diterapkan di fokus area lain.
which will be applied in other focus areas.
Tingkat Penagihan
Collection Rates
Penarikan kas dari escrow account sangat dipengaruhi
Cash withdrawal from escrow account is very much
oleh tingkat penagihan sekarang. Makin tinggi tingkat
influenced by the level of current collection. The higher
penagihan sekarang, makin tinggi penarikan kas dari
current collection rate, the higher cash withdrawal
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
escrow, tanpa adanya retensi PAM Jaya. Untuk tingkat
from escrow, without any retention of PAM Jaya.
penagihan sekarang, Aetra mengalami tren yang
For the current collection rate, Aetra now holds the
makin baik.
position for better trend.
Saat Bulan Koleksi / CURRENT MONTH COLLECTION 90.34% 92.00%
87.04%
82.00%
92.00% Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Kenaikan tingkat penagihan sekarang berpengaruh
The increase of current collection rate directly affect
langsung terhadap jumlah kas yang ditarik dari escrow
the amount of cash withdrawn from escrow account,
account, yaitu sebagai berikut:
as follows:
Rp mio
Escrow penarikan / escrow draw dowN
61,235
120,598
73,843 73,584 70,361
62,294
75,716 81,579
73,791
72,866 58,304
61,235
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
*) kejadian April 2011 dan 2012, pelepasan kas yang
*) April 2011 and 2012 case, cash release was detained
ditahan PAM Jaya
by PAM Jaya
Momentum peningkatan kinerja tingkat penagihan
The
harus selalu dijaga. Pengawasan terhadap tingkat
momentum
penagihan dilakukan secara ketat dari hari ke hari,
Supervision on the billing rates conducted strictly on
dengan melihat cash in pembayaran dari pelanggan
daily basis, by seeing the cash in customers’ payment
dan melakukan profiling tagihan. Pada 2012 Aetra
and performing bill profiling. In 2012 Aetra initiated
melakukan inisiatif, yaitu penagihan secara langsung
direct customer billing and the opening of payment
kepada
titik-titik
points, in collaboration with collection agencies. This
pembayaran, bekerja sama dengan agen penagihan.
initiative continues to be applied in the following year.
Inisiatif ini terus diterapkan pada 2013. Pada 2013
In 2013, Aetra initiates ‘host to host’ program. With
Aetra melakukan inisiatif host to host. Dengan inisiatif
this method, customer’s payment is received and
ini, pembayaran pelanggan diterima dan dicatat pada
recorded simultaneously.
pelanggan
dan
pembukaan
increased is
performance to
be
of
collection
consistently
rates
maintained.
saat yang sama dengan waktu pada saat pelanggan membayar, tanpa ada jeda.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
31
Analisis & Pembahasan Manajemen Analysis & management discussion
KINERJA OPERASI LAIN
Other Operational Performances
A. Total Investasi Aetra 2008-2012
A. Aetra’s Total Investment 2008-2012
2008
2009
2010
2011
2012
Total 2008-2012
Capex Plan
Actual
Plan
Actual
Plan
Actual
Plan
Actual
Actual
Plan
Actual
Network
47,102
66,808
63,805
82,851
112,892
153,909
77,589
99,385
59,777
85,098
361,165
488,050
Production
11,485
21,700
42,648
27,467
20,748
45,817
15,860
24,278
10,860
9,017
101,601
127,279
Meter
21,218
26,203
22,625
23,501
20,129
25,288
14,470
20,618
14,512
14,638
92,954
110,247
Building, IT, HSE
24,506
24,031
50,787
18,832
32,274
21,177
9,605
20,110
8,945
8,013
126,117
92,763
104,311
138,741
179,865
152,651
186,043
246,790
117,524
164,390
94,094
116,766
681,837
819,339
Total
B. The Length of Pipe 2008-2012
B. Panjang Pipa 2008-2012 2008
2009
2010
2011
2012
344,322
349,222
357,643
366,154
368,998
5,260,544
5,339,177
5,489,281
5,562,713
5,616,950
Trunkmain Servicemain
Prospek Bisnis
Business Prospects
Pada 2013 target penjualan berdasar Master Plan
The 2013 sales target based on the Master Plan is 172
adalah 172 juta m3, naik 14,7% dibandingkan tahun
million m3, a rise of 14.7% compared to 2012 while
2012. Pertumbuhan ekonomi makro Indonesia sendiri
Indonesia’s macroeconomic growth is projected at
direncanakan sebesar 6.8%.
6.8%.
Terlepas
penjualan
Regardless of the failure at 2012 sales, learning from
pada 2012, belajar dari pengalaman 2012 dan tahun
dari
kekurangan
pencapaian
the experience of 2012 and previous years, also
sebelumnya, serta mengacu pada skema model bisnis
referring to the scheme of business model based on
berdasarkan Perjanjian Induk, Aetra mengembangkan
Master Agreement, Aetra has developed 2013 plan
perencanaan 2013 berdasarkan kerangka rencana
based on the framework of 2013 business plan, as
bisnis 2013, yaitu sebagai berikut:
follows:
PC Base: Volume, Tariff, Property, Asset, Network
INITIATIVE: Volume, Tariff, Collection
CAPEX/OPEX New Connection Infill Upsizing Meter Replacement Direct Collection
Adding Shortfall
Water into System
Supply availability
End
32
Plan
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
WATER SAVING: Commercial, Physical
CAPEX/OPEX Rehabilitation Reinforcement Service Pipe Rehab Leak Repair Connection Enforcement Audit Reading
Inisiatif dikembangkan dengan melihat potensi dan
The initiative was developed after a close look at an
kondisi
pengembangan
examination of potential and conditions of 2012. Priority
daerah dibangun berdasarkan area Primary Cell (PC).
to the development of the area was built based on Primary
PC prioritas dipilih berdasarkan kondisi aset terpasang,
Cell (PC). PC priority was selected based on condition of
demografi
installed assets, customer demographics, and the potential
2012.
Prioritas
pelanggan,
terhadap
dan
potensi
penambahan
pelanggan dan konsumsi.
addition of customers and consumption.
Pelanggan dibagi menjadi beberapa cluster konsumsi
Customers are divided into clusters based on group of
berdasarkan kelompok konsumsi tarif, yaitu konsumsi
consumption rates, which are; the group of 0-10 m3;
0-10 m , 10-20 m dan di atas 20 m . Berdasarkan
10-20 m3; and above 20 mm3. With this classification
pengelompokan
3
3
3
standar
and standard consumption of urban communities (200
masyarakat perkotaan (200 liter per hari/orang),
litres per day/person), it is found another group of
ditemukan adanya pelanggan dengan konsumsi masih
customers with below standard consumption. This is
di bawah standar. Ini adalah potensi pertumbuhan.
considered as potential growth.
Berdasarkan jumlah penduduk dan jumlah properti
Based on the population and number of served
terlayani di masing-masing PC, serta telah tersedianya
properties in each PC, as well as the availability of
aset di PC tersebut, didapatkan potensi penambahan
assets in the PC, it is obtained that potential addition
pelanggan baru dengan konsumsi sesuai rata-rata
of new customers with the consumption in accordance
konsumsi masing-masing PC, yaitu sebagai berikut:
of the average consumption of each PC, as follows:
tersebut
dan
konsumsi
Pelanggan baru potensial tanpa infill / POtensial new customer without infill SBU
#Harta Property
#Pelanggan Customer
#Bukan Pelanggan Non Customer
# Pelanggan Cakupan Atas Pipa Sekunder dan Tertier Customer Coverage by Secondary and Tertiery Pipe
#Kapasitas Pelanggan Capacity Customer
# Potensial Tambah Volume Potensial Add Volume
South
160,851
37,122
123,729
64,713
27,591
4,747,009
Central
51,877
15,036
36,841
25,191
10,155
2,047,098
North
9,732
3,411
6,321
5,675
2,264
782,381
Total
222,460
55,569
166,891
95,579
40,014
7,576,488
Potensi besar lain untuk penjualan air adalah program
Another great potential for water sale is a conversion
pengalihan konsumsi air tanah ke air perpipaan,
program from consumption of ground water to piped
terutama untuk pelanggan komersial. Berdasarkan
water, especially for commercial customers. Based
konsumsi air tanah 2011 dan 2012, bila perusahaan
on ground water consumption in 2011 and 2012, if
berhasil melakukan pengalihan ke air perpipaan,
the company manages to convert to piped water, a
secara maksimal akan didapatkan 2,26 juta m3.
maximum volume of 2.26 million m3 can be gained.
Potensi penjualan dari pertumbuhan pelanggan yang
Potential sales from the growth of existing customers
sudah ada dan penambahan pelanggan, tidak akan bisa
and the addition of customers cannot be served
dilayani tanpa ketersediaan air distribusi. Kebutuhan
without the availability of water distribution. The need
air distribusi dalam perencanaannya akan sangat
of water distribution in the planning will be greatly
dipengaruhi oleh keberhasilan program penurunan
influenced by the success of reduction of water loss
tingkat kehilangan air (NRW) di perusahaan.
rate program (NRW) in the company.
Water Saving (air yang berhasil diselamatkan dari
Water Saving (water saved from being lost) becomes capital
kehilangan) menjadi modal untuk dapat menjual air kepada
for the company to be able to sell water to customers. The
pelanggan. Tantangan ini menciptakan tema untuk tahun-
challenge creates a theme for the upcoming years, which
tahun mendatang, yaitu Tahun Penurunan NRW. Tidak
is the Year of NRW reduction. No water sale can be made
akan ada penjualan air tanpa adanya Water Saving.
without good and proper Water Saving. And hence,
Dan Program Penurunan NRW adalah kunci suksesnya.
NRW reduction program is essential to success.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
33
Analisis & Pembahasan Manajemen Analysis & management discussion
Berdasarkan kerangka rencana bisnis di atas, maka
Based on business plan framework above, NRW
program NRW juga berdasarkan PC prioritas. Pada
program is also based on PC priority. On PC that
PC yang masih dapat dikembangkan dan kekurangan
can still be developed and has a deficiency of intake
asupan suplai air, akan dilakukan program Water
water supply, a Water Saving program will be carried
Saving, baik dari program komersial maupun fisik.
out, both commercial and physical. Commercial loss
Program penurunan kehilangan komersial diterapkan
reduction program applied by taking law enforcement
dengan cara melakukan kegiatan law enforcement
activity on the connection to customers, to lower
terhadap sambungan ke pelanggan, sehingga koneksi
illegal connection and consumption, customer meter
dan konsumsi ilegal akan turun, meter pelanggan
can be replaced, and the accuracy of meter reading will
bisa diganti, dan akurasi pembacaan meter akan
improve. Physical loss reduction program is conducted
meningkat.
by
Program
penurunan
kehilangan
fisik
network
rehabilitation,
customer
connection
dilakukan dengan rehabilitasi jaringan, rehabilitasi
rehabilitation, repairing of leaking pipes, as well as
sambungan pelanggan, perbaikan kebocoran pipa,
management of optimal pressure.
serta pengelolaan tekanan yang optimal. Program komersial dan fisik tersebut disusun secara
The commercial and physical program is arranged
terintegrasi dan memanfaatkan alat area monitoring
integrally and utilizes the available area monitoring
yang tersedia, yaitu District Meter Area, Primary Cell
tools, which are District Meter Area, Primary Cell Area
Area, dan Rayon Monitoring Area.
and Rayon Monitoring Area.
Kajian Keuangan
Financial Highlights
Manajemen keuangan yang diterapkan secara bijak
A wise and prudent applied financial management
dan hati-hati akan mampu menjaga kontinuitas
makes a sustainable company, as well as the trust and
perusahaan,
kepuasan
satisfaction of shareholders. Financial management
pemegang saham. Tentunya manajemen keuangan ini
also heeds the ultimate benefit of all stakeholders. In
juga selalu memperhatikan manfaat akhir bagi seluruh
the optimization and control of public facilities process
pemangku kepentingan. Dalam proses optimalisasi
that serve a vital element of life (clean water for daily
dan pengendalian fasilitas umum yang melayani
needs), there are responsibilities affixed in serving a
unsur penting kehidupan (air bersih untuk kebutuhan
number of key stakeholders, covering approximately
sehari-hari),
melekat
half a million subscribers, government officials, media,
dalam melayani sejumlah pemangku kepentingan
investors/debtors, our partner in Jatiluhur and PAM
yang penting, mencakup kurang lebih setengah
Jaya, environmental activists, and many others.
serta
kepercayaan
terdapat
tanggung
dan
jawab
juta pelanggan, pejabat pemerintah terkait, media, investor/debitur, rekanan kami di Jatiluhur dan PAM Jaya, pegiat lingkungan, dan sebagainya. Aetra harus memastikan tercapainya keuntungan wajar
Aetra is to ensure the achievement of a reasonable
kepada pemegang saham (selaku pemilik perusahaan),
profit to shareholders (as owners of the company),
kepada mitra bisnisnya, dan kepada pelanggan yang
business partners, and customers relying their lives on
menggantungkan kehidupannya kepada pasokan air
clean water supply, 24 hours a day and 7 days a week.
bersih, 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Dengan adanya tuntutan untuk memberi layanan
With
prima, menetapkan harga terjangkau, dan nilai tambah
affordable pricing, and added value for the money paid
atas uang yang telah diberikan oleh pelanggan,
by customer, according and conforming to Aetra vision
maka sesuai visi Aetra, yaitu penyedia layanan air
to be Indonesia’s leading provider of water services, the
minum terdepan di Indonesia, perusahaan selalu
company always puts customer satisfaction through a
mengedepankan kepuasan pelanggan melalui upaya
continual service improvement.
pelayanan yang selalu disempurnakan.
34
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
the
demand
to
provide
excellent
service,
Pada 2012, volume penjualan meningkat sebesar 6,5
In 2012, sales volume increased by 6.5 million m3
juta m (4%) dibandingkan 2011. Hal ini didukung oleh
(5%) compared to 2011. This was also supported by
realisasi investasi (CAPEX) pada 2012 senilai Rp116,3
realization of investment (CAPEX) in 2012, amounted
miliar.
to Rp116.3 billion.
Isu penting dalam keuangan:
An important issue in finance:
1. Pemanfaatan fasilitas pendanaan untuk kegiatan
1. Utilization
3
of
investment
funding
(CAPEX)
investasi (CAPEX) yang telah dilakukan sejak 2011,
conducted since 2011, was increased in 2012 while
ditingkatkan kembali pada 2012 dengan tetap
considering the competitive interest rates. Funding
mempertimbangkan tingkat suku bunga yang
source was Sarana Multi Infrastructure with credit
kompetitif. Sumber pendanaan adalah Sarana Multi
accumulation, amounted to Rp200 billion in 2012.
Infrasturktur dengan akumulasi kredit menjadi sebesar Rp200 miliar pada 2012. 2. Pada 1 Januari 2012, perusahaan menerapkan
2. On 1 January 2012, the company adopted new
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
and revised Statement of Financial Accounting
dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
Standards (SFAS) and the interpretation of Financial
(ISAK) baru dan revisi, yang berlaku efektif sejak
Accounting Standards (IFAS) and became effective
tanggal tersebut. Penerapannya mencakup:
on the date. Its application includes:
PSAK
SFAS No. 60: Financial Instruments: Disclosures
No.
60:
Instrumen
Keuangan:
Pengungkapan
IFAS No. 16: Service Concession Arrangements
ISAK No. 16: Perjanjian Konsesi Jasa ISAK
No.
22:
Perjanjian
IFAS No. 22: Service Concession Arrangements:
Konsesi
Jasa:
Pengungkapan
Disclosures SFAS No. 57: Provisions, Contingent Liabilities,
PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
and Contingent Assets.
Kontinjensi. Penerapan PSAK dan ISAK tersebut – tanpa
The implementation of SFAS and IFAS --without
mengesampingkan PSAK dan ISAK yang telah
compromising SFAS and IFAS applied in previous
diterapkan pada periode tahun sebelumnya --
period-- has an impact on the presentation of Fixed
berdampak pada penyajian Aset Tetap Perusahaan
Assets of the Company (as stated in the attached
(seperti tertuang pada Laporan Keuangan Tahunan
Annual Financial Report).
terlampir). 3. Peringkat Obligasi TPJ yang diterbitkan Aetra
3. TPJ Bond ratings issued by Aetra in 2008 remained
pada 2008 tetap stabil seperti tahun sebelumnya,
stable as the previous year, based on ranking
berdasarkan
results conducted by Fitch Ratings at the end of
hasil
peringkat
yang
dilakukan
oleh Fitch Ratings pada akhir November 2012.
November 2012. This ranking was given over:
Penentuan peringkat ini diberikan atas:
TPJ Bonds Series B of 2008 (due on 13 March
Obligasi TPJ I tahun 2008 Seri B (jatuh tempo pada 13 Maret 2013 senilai Rp149,5 miliar), dengan peringkat A (idn) (single A).
2013 valued at Rp149, 5 billion), with a rating of A (idn) (single A) TPJ Bonds Series B and C of 2008 (due on 13
Obligasi TPJ I tahun 2008 Seri B dan C (jatuh tempo pada 13 Maret 2013 dan 2015, dengan Peringkat
March 2013 and 2015, the National Long-term rating A (idn) (single A)
Nasional Jangka Panjang A (idn) (single A). 4. Penandatanganan Perjanjian Induk dengan PAM
4. The signing of the Master Agreement with PAM Jaya
Jaya 5 Juni 2012 menunjukkan komitmen dan
on 5 June 2012 shows Aetra’s commitment and
profesionalisme Aetra selaku pemegang konsesi
professionalism as concessionaires of production
atas produksi dan distribusi air bersih di wilayah
and distribution of clean water in eastern Jakarta.
timur Jakarta. Perjanjian Induk ini merupakan
The Master Agreement is a revision of previous
penyempurnaan
cooperation agreement, which expected to give a
dari
perjanjian
kerjasama
sebelumnya, yang diharapkan menguntungkan
more balanced benefit to all parties.
semua pihak dengan lebih berimbang.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
35
STRUKTUR ORGANISASI
organizational structure
Board of Directors
President Director
Corporate Secretary
Strategic Management Office Senior Manager
Vice President Director
Assurance Senior Manager
Chief of Internal Audit
Operation Director
Strategic Business Unit
North SBU General Manager
36
Central SBU General Manager
South SBU General Manager
Production & Trunk Main General Manager
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
Operation Services Senior Manager
Business Services Director
Infrastructure Development and Project Management Senior Manager
Supply Chain Management Senior Manager
Human Capital Senior Manager
Corporate Affair Senior Manager
Finance & IT Director
Finance & Regulatory Senior Manager
Information Technology Senior Manager
SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES
Headcount by december 2012
Headcount per Desember 2012 Status Karyawan
Jumlah
Direksi
4
Karyawan Tetap
572
Karyawan yang Diperbantukan
683
Karyawan Kontrak Aetra
Outsources
1 Koperasi Aetra
384 81
Perusahaan Outsources Total
1725
Pengembangan Kompetensi
Competency Development
Perusahaan telah mengidentifikasi dan mengakselerasi
The
pengembangan kompetensi sejumlah talent untuk
competency development programs for a number of
mengisi posisi manajerial dan posisi strategis lain di
talents to fill managerial and other strategic positions
masa mendatang. Mereka melewati proses seleksi
in the future. They have gone through competency-
berdasarkan kompetensi dan kinerja, disesuaikan
and-performance-based selection process, adjusted to
proyeksi kebutuhan posisi di masa mendatang.
the projection of needed position in the future.
Peserta program pengembangan kompetensi ini terdiri
The participants of the competency development
dari 62 karyawan program muda dan karyawan terpilih.
program
Salah satu programnya adalah pelatihan internal dan
professional program and chosen employees. One of
ekternal serta program mentoring selama 6 bulan,
the programs is participating in internal and external
mulai Agustus 2012 hingga Januari 2013. Sejumlah 22
training, as well as a 6 month mentoring program,
mentor telah membimbing mentee agar berkembang
starting from August 2012 to January 2013. Twenty two
sesuai Individual Development Program (IDP), yang
mentors have guided mentees, allowing them to develop
menjadi acuan dalam pengembangan karier. Pada akhir
accordingly to Individual Development Program (IDP),
periode akan dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan
which becomes the reference of career development. At
program pada semester berikut.
the end of the period, an evaluation will be conducted to
company
has
comprises
identified
of
62
and
employees
accelerated
of
young
refine the programs to be applied in the next semester. Training
Pelatihan fokus
In 2012, Company determined the focus of employee
pengembangan karyawan di empat aspek kompetensi
development in four main competency aspects,
utama, yaitu Achievement Motivation, Team Work,
namely Achievement Motivation, Team Work, Team
Team Leadership, dan Customer Orientation.
Leadership, and Customer Orientation.
Sepanjang 2012 telah dilaksanakan 136 program
Throughout 2012 there were
Tahun
2012,
Perusahaan
menetapkan
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
37
SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES
pelatihan, yang melibatkan 4.373 peserta. Program
136 programs, involving 4,373 participants. Those
tersebut terdiri dari 92 program pelatihan (in-house
programs consisted of 92 training (in-house and public)
dan publik) yang diikuti 2.783 karyawan, 32 program
attended by 2,783 employees, 32 sharing sessions
sharing session yang melibatkan 684 peserta, serta
attended by 684 participants, and 36 workshops
36 program workshop yang melibatkan 906 karyawan.
attended by 906 employees. Participants comprised
Peserta program terdiri dari semua level karyawan,
of all levels of employee, which were the board of
mulai dari jajaran direksi, manajer, supervisor, dan staf.
directors, managers, supervisors, and staffs.
Tabel pelaksanaan pengembangan karyawan Table of employee development program: Public Training
In-House Training
Sharing Session
Workshop
Director
6
0
3
0
Manager
21
197
126
18
Staff
34
2,525
555
888
Total AETRA
61
2,722
684
906
Tabel akumulasi jam untuk pengembangan karyawan Table of duration accumulation of employee development program: Public Training
In-House Training
Sharing Session
Workshop
Total
Total Employee
Training Ratio (hour/empl)
Director
96
0
6
0
102
4
26
Manager
336
3,152
252
144
3,884
63
62
Staff
544
40,400
1,110
7,104
49,158
1,657
30
Total AETRA
976
43,552
1,368
7,248
53,144
1,724
31
Pelatihan yang dilakukan di Aetra di tahun 2012 pada
Aetra conduct training in year 2012 mainly to improve
dasarnya untuk meningkatkan kompetensi karyawan,
the competence of employees, both differentiating
baik differentiating competency (kompetensi non-teknis)
competency
maupun threshold competency (kompetensi teknis).
threshold competency (technical competencies). Some
Pelatihan yang meningkatkan kompetensi teknis adalah
training that enhance technical competence in year
pelatihan penanganan kebocoran, penguasaan terhadap
2012: leaks repairs training, mastery of the customer
system
management
kepelangganan,
peningkatan
kualitas
pelatihan
cost
pengambilan
estimation,
sampel
serta
system,
cost
competencies)
estimation
and
training,
improving the quality of the sampling and financial management for non-financial managers.
pengelolaan keuangan bagi manajer non-keuangan. non
Training that increases non technical competence:
teknis, pada dasarnya adalah untuk meningkatkan
to improve analytical ability, communication, project
kemampuan analisa, komunikasi, manajemen proyek,
management, supervisory skills, selling skills, coaching
ketrampilan penyelia, kemampuan menjual, coaching
and mentoring, as well as forming the entrepreneurial
dan mentoring, serta membentuk jiwa kewirausahaan.
principles.
Pelatihan
38
(non-technical
yang
meningkatkan
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
kompetensi
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
39
SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES
40
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
41
SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES
sistem remunerasi
REMUNERATION SYSTEM
Survei Gaji
Salary Survey
Perusahaan mengikuti survei gaji yang difasilitasi
The company had participated in a salary survey
pihak ketiga, Haygroup. Tujuannya adalah untuk
facilitated by the third party, Haygroup. The survey
mendapatkan
aims to obtain a picture of the current competitive
tingkat
kompetitif
upah
karyawan saat ini dengan kondisi pasar.
wage levels of employees to compare to the market.
Insentif
Incentive
Perusahaan menerapkan pemberian insentif terhadap
The company gave incentives for the achievement of
pencapaian ‘Non-Revenue Water’, ‘Volume Sold’, dan
‘Non-Revenue Water’, ‘Volume Sold’, and ‘Collection’
‘Collection’ pada batas yang ditetapkan. Tujuannya
in the limit determined beforehand. It aims to motivate
adalah untuk memotivasi karyawan agar bekerja lebih
employees to work harder and focus more on achieving
keras dan fokus dalam mencapai target perusahaan.
company targets.
Jamsostek
Social Insurance for Private Sector Workers
Perusahaan
42
gambaran
menambah
komponen
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
Tunjangan
The company added functional allowance in premium
premi
calculation of Social Insurance for Private Sector
Jamsostek. Harapannya, karyawan akan memperoleh
Workers. It is hoped that employees will get a larger
tabungan lebih besar ketika keluar atau pensiun.
saving when resigning or retired.
Asuransi Kesehatan
Health Insurance
Fungsional
menjadi
faktor
perhitungan
anggota
The company ensures that employees and their
keluarganya memperoleh jaminan perawatan ketika
families receive medical treatment. With ‘as charged’
sakit. Dengan sistem ‘as charged’, karyawan dan anggota
system, they will get bigger benefits.
Perusahaan
memastikan
karyawan
dan
keluarganya akan memperoleh manfaat lebih besar. Tinjauan Gaji
Salary Review
Upah karyawan ditinjau pada awal tahun dengan
Employees’ wages were reviewed in the beginning of
berdasarkan pada kinerja tahun 2011. Tujuannya adalah
2012 based on their performance in 2011. It aims
memotivasi karyawan agar mereka mempertahankan dan
to motivate the employees to improve and maintain
meningkatkan kinerjanya, serta untuk menyesuaikan
their performance, and to adjust living cost affected
biaya hidup terhadap dampak inflasi.
by inflation.
PENGEMBANGAN ORGANISASI
ORGANIZATION DEVELOPMENT
Employee Climate Survey
Employee Climate Survey
Perusahaan melakukan survei yang difasilitasi oleh
The company has conducted a survey facilitated by an
pihak independen TNS Indonesia. Tujuannya adalah
independent party, TNS Indonesia. The survey aims
untuk mendapatkan informasi penilaian karyawan
to receive information about employee evaluation on
terhadap
mengelola
company performance in managing its employees,
karyawannya, mengukur tingkat kepentingan (harapan)
measuring the level of interest (expectation) of
karyawan yang berdampak pada kepuasan karyawan,
employees that effects employee satisfaction, as well
serta mengetahui indeks kepuasan karyawan.
as measuring employee satisfactory index.
Penyelarasan Struktur Organisasi
The Organizatonal Structure Adjustment
Sebagai upaya mencapai target yang lebih menantang
As a part of its efforts to achieve a more challenging
pada 2012, perusahaan mengevaluasi organisasi
target in 2012, the company has evaluated the entire
secara komprehensif, memastikan business process
organization
telah fokus dan selaras.
business process was focused and accordingly.
kinerja
perusahaan
dalam
comprehensively,
making
sure
the
Sistem Informasi Human Capital (HCIS)
Human Capital Information System (HCIS)
Perusahaan telah menggunakan HCIS untuk mengelola
The company has applied HCIS to manage a range
beragam
of
hal,
antara
lain
headcount,
struktur
matters,
including
payroll,
headcount,
employees’
organizational
organisasi, penggajian, kehadiran karyawan, dan
structure,
attendance,
pelatihan. Pada 2012 fungsi HCIS dioptimalkan,
training. In 2012 the function of HCIS was optimized,
and
sehingga karyawan dapat mengajukan cuti secara
hence employees might be able to apply for leave
online. Hal ini mengurangi beban pekerjaan di Human
online. This optimization has reduced Human Capital’s
Capital dan mengurangi penggunaan kertas.
working load and reduced paper usage.
Kebijakan
Policy baik,
In order to be able to manage employees well, the
perusahaan mengeluarkan berbagai kebijakan, antara
company released a number of policies, including
lain Kebijakan Fasilitas Kerja Karyawan, Kebijakan
Employee Benefits Policy, Layoff Policy, and Attendance
Pemutusan Hubungan Kerja, dan Kebijakan Kehadiran.
Policy.
Untuk
mengelola
karyawan
dengan
lebih
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
43
SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES
Key Performance Indicator (KPI) Sumber
Daya
Manusia
Key Performance Indicator (KPI)
menerapkan
sistem
KPI
Human Resources has applied KPI system for certain
untuk jabatan tertentu dan mendapatkan solusi
positions and obtained some solutions to resolve
untuk menghadapi berbagai kendala dalam proses
obstacles on its implementation process.
pelaksanaannya.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
INDUSTRIAL RELATIONS
Dalam upaya menunjang target-target utama perusahaan,
To achieve company main targets, employees need
maka sangat diperlukan situasi kerja kondusif dan
a conducive situation and harmonious employment
hubungan kerja yang harmonis. Salah satu caranya
relations. The programs were managing employees,
adalah dengan mengelola karyawan, serta meningkatkan
improving disciplinary and encouraging employees’
perilaku disiplin dan meningkatkan kontribusi karyawan
contribution to carry out their tasks according to the
dalam melaksanakan tugas sesuai target dan nilai-nilai
targets and values the company has determined.
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk meningkatkan disiplin dan tingkat produktivitas
To improve disciplinary and to increase productivity,
karyawan, pengawasan dan tindakan pembinaan internal
monitoring and internal coaching were done periodically
kepada karyawan dilakukan secara berkala dan terus-
and continuously. Therefore, cultures, organizational
menerus. Dengan demikian, budaya, nilai-nilai organisasi,
values, along with the motto ‘No days without hard
serta motto ’Tiada Hari Tanpa Kerja Keras, Kerja
work, smart work, to increase company productivity and
Cerdas Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kinerja
performance’ would be set in employees’ mind.
Perusahaan‘ akan terbentuk dalam diri para karyawan. Selama 2012 organisasi telah melakukan berbagai
Throughout 2012 the company has implemented a
langkah, yaitu:
number of important steps, which were as follows:
1. Menerapkan pendisplinan
sejumlah
langkah
karyawan
dan
untuk
tindakan
meningkatkan
1. Applying several steps and disciplinary actions in order to develop productivity.
produktivitas kerja. 2. Meningkatkan pelaksanaan program Reward and
2. Improving the implementation of Reward and
Punishment untuk menciptakan hubungan kerja
Punishment program to create harmonious and
yang harmonis dan berkeadilan.
equitable employment relations.
3. Menangani permasalahan Hubungan Industrial dan menyelesaikan sesuai target.
them according to targets.
4. Menyusun Peraturan Perusahaan 2013 – 2015,
4. Arranging Company Regulations 2013 – 2015,
karena Peraturan Perusahaan 2011 – 2013 habis
since Company Regulations 2011 – 2013 will due
masa berlakunya pada Mei 2013.
in Mei 2013.
5. Memberi sanksi sesuai tingkat kesalahan, merujuk
5. Imposing sanction according to the level of regulatory
kepada Peraturan Perusahaan dan kebijakan lain
violation, referred to Company Regulations and
yang berlaku. Hasilnya adalah sebagai berikut: 962
karyawan
dipanggil
untuk
dimintai
keterangan/klarifikasi.
other prevailing policies. The result is as follows: 962
employees
were
summoned
to
give
explanation or clarification.
40 karyawan diberi Surat Peringatan.
40 employees were given warning letters.
3 karyawan dalam proses PHK karena sakit
3 employees are in a layoff process for prolonged
berkepanjangan. 35
karyawan
illness. dalam
proses
PHK
karena
permohonan karyawan. 55
karyawan
dalam
35 employees are in a layoff process upon their requests.
proses
melanggar Peraturan Perusahaan.
44
3. Handling Industrial Relations problems and solving
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
PHK
karena
55 employees are in a layoff process for disobeying Company Regulations.
39 karyawan dalam proses pensiun normal.
39 employees are in a process of normal retirement.
2 karyawan dibebaskantugaskan untuk sementara
2 employees are temporarily released from their duties (under investigation process).
(sedang dalam proses investigasi). 6. Hubungan Industrial telah melaksanakan berbagai program
kegiatan
pembinaan
rohani
untuk
karyawan muslim dan non-muslim, serta program
6. Company has held several spiritual coaching for Muslims and non-Muslims, and a variety of sport activities.
kegiatan olahraga. Pembinaan Rohani Muslim
Spiritual Coaching for Muslims
Program pengajian rutin setiap bulan di unit-unit
Monthly Quran reading in all departments, from
kerja, sejak Januari hingga Desember 2012 (total
January to December 2012 (total of 151 activities). Celebrating national and Muslim holidays.
151 kegiatan). Peringatan hari besar nasional serta hari besar
Qurban execution and distribution program for employees and surrounding community, especially
keagamaan Islam. Pemotongan dan pendistribusian daging hewan
for the less fortunate ones.
kurban untuk karyawan dan masyarakat sekitar
Breakfasting with management and employees.
kantor
Short religious camp for the children of employees
perseroan,
khususnya
bagi
karyawan
golongan rendah dan masyarakat tidak mampu.
with high achievement.
Buka puasa bersama manajemen dan karyawan.
Night of Bina and Takwa.
Pesantren
Selection program and sending off employees to
kilat
untuk
anak
karyawan
yang
go hajj paid by the company.
berprestasi.
Training and workshop to improve employees’
Malam bina dan taqwa (MABIT). Program seleksi dan pemberangkatan haji karyawan Training
dan
workshop
religious knowledge. Donations for orphans and widows of retired
yang dibiayai oleh perusahaan. untuk
meningkatkan
kemampuan karyawan dalam bidang keagamaan.
employees. Social service.
Santunan anak yatim, santunan janda pensiunan karyawan. Bakti sosial. Pembinaan Rohani Non-Muslim
Spiritual Coaching For Non-Moslems
Kebaktian Padang sejak Januari hingga Desember
Outdoor services from January to December 2012 (total of 25 activities).
2012 (total 25 kegiatan). Retreat.
Retreat.
Peringatan hari besar Kristiani (Natal, Paskah).
Celebrating Christian holidays (Christmas, Easter).
Seleksi dan pemberangkatan karyawan wisata
Selection program and sending off employees to go on a religious tour to Jerusalem.
ibadah ke Yerusalem. Kegiatan Olahraga
Sports Activity
Memfasilitasi berbagai kegiatan olahraga karyawan
Facilitating various sports activity for employees
sejak Januari hingga Desember 2012 (total 111
from January to December 2012 (total of 111
kegiatan), terdiri dari sepak bola, futsal, tenis, dan
activities), including soccer, futsal (indoor soccer), tennis, and badminton.
bulutangkis. Melakukan persahabatan
program (tryout)
kegiatan baik
pertandingan
internal
maupun
Holding tryout program, internal and external, two time.
eksternal sebanyak 2 kali.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
45
w
LOREM IPSUM lorem ipsum
Lingkungan, kesehatan & Keselamatan kerja
ENVIRONMENT, HEALTH & SAFETY
Kesinambungan usaha dipengaruhi oleh pengelolaan
Business continuity is highly influenced by environment,
aspek lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja.
health and safety management. In 2012 Aetra did not
Pada 2012, Aetra tidak mengalami kehilangan hari
experience any lost time days as a result of industrial
kerja akibat kecelakaan kerja.
accidents.
Program Kesehatan & Keselamatan Kerja
Health and Safety Program
1. Safety Tour bersama manajemen untuk memastikan
1. Safety Tour with the management to ensure that
bahwa aspek pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan
health and safety (HS) management is applied in every department.
Kerja (K3) berjalan di masing-masing unit. 2. Inspeksi rutin, termasuk aktivitas kontraktor dan
2. Routine inspection, including inspecting contractor’s
penyedia bahan kimia untuk memastikan bahwa
and chemical supplier’s activities, to ensure that
pihak ketiga mematuhi kebijakan dan prosedur (K3).
third parties obey the HS procedure and policy.
3. Tes fungsi peralatan K3, seperti alat pemadam api
3. Testing the function of HS tools, such as lightweight
ringan (APAR), sistem alarm kebakaran, sensor
fire extinguishers, fire alarm system, chlorine
kebocoran klorin, hidran, dan alat bantu penapasan. 4. Pengecekan sistem pemasangan listrik, pencahayaan, kelembaban dan kebisingan di lingkungan kerja. 5. Uji tekanan tabung alat pemadam api ringan dan
leakage censor, hydrant, and breathing apparatus. 4. Checking electricity installment system, as well as humidity and noise in the working environment. 5. Testing the pressure of lightweight fire extinguisher tube, and filling the lightweight fire extinguisher.
pengisian alat pemadam api ringan. 6. Pelatihan (K3), yaitu Confined Space, Street Works,
6. HS training, namely Confined Space, Street Works,
APAR, Ahli K3 Umum, Inspeksi K3, Pengawas
APAR, General HS experts, HS inspection, contractor supervisory, HIV/AIDS, Emergency Procedure.
Kontraktor, HIV/AIDS, Prosedur Emergensi. 7. Pelaksanaan Bulan K3 Nasional dan Kompetisi K3
7. Holding National HS Month and HS Competition for employees and surrounding community.
untuk karyawan dan masyarakat sekitar. 8. Simulasi keadaan darurat, seperti kebocoran klorin
8. Emergency simulation, such as chlorine leakage and fire.
dan kebakaran. 9. Pengecekan implementasi Dokumen Pengelolaan K3.
9. Monitoring the implementation of HS Management Document.
10. Pemutakhiran Tim Tanggap Darurat.
10. Updating the Emergency Response Team. Environment Program
Program Lingkungan Hidup Jakarta
1. Environment Policy of PT Aetra Air Jakarta was
ditandatangani oleh Presiden Direktur Aetra pada 5 Juni
signed by Aetra President Director on 5 June 2012
2012 sebagai komitmen perusahaan untuk memenuhi
as a part of the company’s commitment to obey
UU, Peraturan, standar dan kebijakan lingkungan
the laws, regulations, standard, and environment
1. Kebijakan
lingkungan
PT
Aetra
Air
hidup, baik di Indonesia maupun dunia internasional. 2. Program
pemantauan
untuk
lingkungan di WTP Buaran:
46
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
pengelolaan
policy, in Indonesia and international. 2. Monitoring program on environment management at WTP Buaran:
lingkungan, kesehatan & keselamatan kerja
ENVIRONMENT, HEALTH AND SAFETY
Memastikan penanganan lumpur di lokasi sludge
drying
tertangani
bed,
sesuai
dan
landfill
such as sludge drying bed, lagoon, and
aturan
perundangan
landfill, is properly resolved according to the
lingkungan hidup.
environmental laws.
Memastikan penanganan limbah B3 di WTP Buaran
dilakukan
Ensuring that sludge in certain locations,
laguna,
sesuai
UU
Ensuring that hazardous and toxic material
Lingkungan
wastes at WTP Buaran are disposed according
Hidup No. 32 tahun 2009 berkaitan dengan
to Environmental Law No. 32 2009 concerning
pengelolaan limbah B3.
hazardous and toxic material waste management.
Memfasilitasi penyimpanan limbah B3 dengan sarana
Gudang
B3
untuk
Facilitating the saving of hazardous and toxic
penyimpanan
material waste by building hazardous and toxic
sementara, selanjutnya akan diproses oleh
material waste temporary storage, before it is
pihak ketiga.
processed by a third party.
Mengawasi pengelolaan dan pengangkutan
Monitoring the management and transport
limbah B3 di WTP Buaran untuk diproses di
of hazardous and toxic material wastes to be
PPLI. Memastikan
processed at PPLI. penanganan
sampah
di
WTP
Ensuring that waste management at WTP is
3. Penanganan limbah lumpur, dilanjutkan dengan
3. Sludge waste management, followed by building
Buaran terkendali dengan terpadu.
controlled integrally.
mengadakan sarana pengolahan limbah lumpur hasil produksi.
sludge waste treatment facility. 4. Data compilation and analysis regarding the report
4. Kompilasi data dan analisis data berkaitan dengan laporan kepada Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah:
to Environment Conservation Body: Recapitulation of raw water quality at WTP Buaran and WTP Pulogadung.
Rekapitulasi kualitas air baku IPA Buaran dan IPA Pulogadung.
Recapitulation of waste volume at WTP Buaran. Recapitulation of sludge treatment at WTP
Rekapitulasi volume sampah IPA Buaran.
Buaran.
Rekapitulasi penanganan lumpur IPA Buaran.
Analysis of wastewater and river sampling.
Analisis sampel air limbah dan sungai.
Recapitulation of operational vehicles emission
Rekapitulasi
hasil
uji
emisi
kendaraan
operasional. Implementasi RKl-RPL pada pekerjaan jaringan pipa. Data Water Quality Compliance 2012. Rekapitulasi kuantitas dan tekanan air produksi IPA Buaran. Data pemeliharaan dan pengembangan jaringan pipa distribusi. Data rambu-rambu dan pengamanan bekerja di jalan raya. Data pemeliharaan pengolahan air dan booster pump.
test. Implementation of RKl-RPL on pipeline works. Data Water Quality Compliance 2012. Recapitulation of water quantity and pressure of WTP Buaran. Data of maintenance and development of distribution pipelines. Data of working signs and safety in highway. Data of water treatment installation and booster pump maintenance. Data of projects, maintenance, and development of distribution pipelines. Data of customer complaints.
Data pekerjaan, pemeliharaan, dan pengembangan pengembangan jaringan pipa distribusi. Data keluhan pelanggan. 5. Menganalisis dan memberikan rekomendasi hasil pelaksanaan pengambilan sampel air limbah dan air baku yang melampaui baku mutu.
5. Analysing
and
recommending
the
result
of
wastewater sampling and raw water exceeding quality standard.
6. Pelaporan setiap semester kepada BPLHD berkaitan
6. Every semester reporting to Environment Conservation
dengan RKL-RPL Aetra, sebagai upaya pengelolaan
Body regarding Aetra’s RKL-RPL, as a part of environment
lingkungan di perusahaan.
management program within the company.
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
47
MODAL SUMBER DAYA MANUSIA - HUBUNGAN INDUSTRIAL lorem ipsum lorem ipsum
PROFIL PERUSAHAAN
company profile
TENTANG AETRA
About Aetra
PT Aetra Air Jakarta (Aetra) telah dikenal sebagai
PT Aetra Air Jakarta (Aetra) has been known as a clean
penyedia layanan air bersih di belahan timur Jakarta, yang
water provider in eastern Jakarta, which covers some
wilayahnya meliputi sebagian Jakarta Utara, sebagian
areas of Central Jakarta and the entire of East Jakarta
Jakarta Pusat, dan seluruh Jakarta Timur, dengan Sungai
area, divided by Ciliwung River. Aetra is the operational
Ciliwung sebagai pembatasnya. Aetra menjadi mitra
partner of State Tap Water Company (PAM Jaya) in
operasional Perusahaan Daerah Air Minum DKI Jakarta
Jakarta, in which the share composition is 95% owned
(PAM Jaya) dengan komposisi kepemilikan saham Aetra
by Acuatico Pte. Ltd and 5% by PT Alberta Utilities.
adalah 95% dimiliki Acuatico Pte. Ltd dan PT Alberta
Aetra is responsible to manage, operate, maintain, and
Utilities sebesar 5%. Aetra bertanggung jawab untuk
invest in order to optimize, add, and enhance clean
mengelola, mengelola, mengoperasikan, memelihara,
water services in its operational area.
serta melakukan investasi untuk mengoptimalkan, menambah, dan meningkatkan pelayanan air bersih di wilayah operasionalnya. Dengan visi ‘penyedia layanan air minum terdepan di
With the vision to be the leading clean water service
Indonesia’, pencapaian kinerja saat ini tentu menjadi
provider in Indonesia, today’s performance reflects
cermin bagi optimisme Aetra untuk terus menjalankan
Aetra’ optimism to keep running the business in the
laju bisnisnya di masa mendatang. Tercatat jumlah
future. Currently, the amount of Aetra’s customers
pelanggan Aetra sampai dengan saat ini berjumlah
are more than 392,000 (in 1997 the number was only
lebih dari 392.000 (pada 1997 jumlah pelanggan Aetra
268,000).
hanya 268.000). Sebagai mitra operasional PAM Jaya, pelayanan Aetra
As the official operational partner of PAM Jaya, the
di wilayah operasionalnya senantiasa meningkat.
service of Aetra in its operation area is consistently
Jaringan pipa makin luas. Mulanya sepanjang 4.400 km
improving. Pipe networks are wider. Initially it was
pada 1997, menjadi 6.200 km pada bulan Desember
only 4,400-kilometer-long in 1997, in December 2012
2012. Perluasan jaringan ini membuat suplai air bersih
it was 6,200-kilometer-long. The network extension
untuk pelanggan, secara kualitas dan kuantitas, makin
allows the company to supply well to the customers, in
terpenuhi dengan lancar.
terms of quality and quantity.
Untuk memudahkan dan mengoptimalkan pelayanannya,
In order to simplify yet to optimize its service, on 16
maka per tanggal 16 April 2012, Kantor Pusat Aetra
April 2012, Aetra head office moved to Menara Satu
menempati Menara Satu Sentra Kelapa Gading lantai 2,
Sentra Kelapa Gading 2nd fl, Kelapa Gading Boulevard
Jalan Bulevar Kelapa Gading LA 3 No.1, Jakarta 14240.
LA 3 No. 1, Jakarta 14240.
Konsesi & MoU Saling Menguntungkan
Mutually Beneficial Concession & MoU
Aetra mendapat konsesi untuk melakukan usaha selama
Aetra obtains a concession to manage a business for
25 tahun berdasarkan Perjanjian Kerjasama dengan PAM
25 years based on Cooperation Agreement with PAM
Jaya yang berlaku efektif sejak 1 Februari 1998 hingga
Jaya effective on 1 February 1998 to 31 January 2023.
31 Januari 2023.
48
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
Profil perusahaan COMPANY PROFILE
Perjanjian tersebut telah direnegosiasi pada 2003
The agreement had been renegotiated in 2003 and
dan 2008 untuk mencapai kontrak yang saling
2008 in order to establish a mutually beneficial
menguntungkan. Upaya tersebut masih dilengkapi
contract.
dengan inisiatif untuk mengakomodasi kepentingan
several other initiatives to accommodate the interest
pemerintah, masyarakat, PAM Jaya dan Aetra melalui
of the government, public, PAM Jaya, and Aetra with
penandatanganan Perjanjian Induk antara Aetra dan
the signing of Master Agreement between Aetra and
PAM Jaya pada 5 Juni 2012. Master Plan ini bertujuan
PAM Jaya on 5 June 2012. The Master Plan aims to
menjadikan kerangka perjanjian kerjasama lebih jelas
make cooperation agreement framework clearer and
dan menguntungkan semua pihak.
beneficial to all parties.
Hal penting lain yang dibahas dan menjadi kesepakatan
Other issues discussed and agreed in the MoU is the
dalam MoU itu adalah penghapusan Utang Masa Depan
elimination of PAM Jaya’s shortfall, an assurance that
PAM Jaya (shortfall), jaminan tidak adanya kenaikan
there would not be any tariff increase until the end
tarif air bersih hingga akhir masa konsesi pada
of concession period and the liability elimination to
2023, dan penghapusan keharusan untuk menaikkan
increase selling price using indexation method. As
Imbalan Air Aetra dengan metode indeksasi. Sebagai
a replacement, the company applies yearly capping
gantinya, berlaku metode angka pasti (cap) untuk
method, until the end of concession period in
setiap tahun, sampai dengan akhir masa konsesi pada
2023. Even though there will be no tariff increase,
2023. Meskipun tidak ada kenaikan tarif, peningkatan
several customer service enhancement will still be
pelayanan kepada pelanggan tetap wajib dilakukan.
implemented. Aetra will develop its operational
Aetra akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi
effectiveness and efficiency, in order to improve
operasional, sehingga diharapkan kondisi keuangan
the company’s financial condition and to achieve
perusahaan akan membaik dan target perusahaan
company’s target of service enhancement.
The
attempt
was
complemented
with
dalam meningkatkan pelayanan dapat terus dilakukan. Di masa mendatang, laju pertumbuhan pelayanan air
In the future, growth rate of healthy and clean
bersih dan sehat yang dijalankan Aetra ini pasti akan
water service operated by Aetra will definitely face
menemui peluang dan tantangan. Tantangan Aetra
opportunities and challenges. Until today Aetra has
hingga kini adalah tingginya pemakaian air secara ilegal
been facing the challenge of the high level of the
yang berdampak pada tingginya Angka Kehilangan
illegal water ussage that influences the increase of Non
Air (NRW). Angka NRW yang tinggi ini juga menjadi
Revenue Water (NRW). The increasing number causes
salah satu penyebab terganggunya suplai air kepada
water supply disruption.
pelanggan. Semua usaha telah dikerahkan oleh Aetra demi
Aetra has attempted everything to ensure the fulfillment
terjaminnya pemenuhan kebutuhan air bersih yang
of sustainable quality clean water in sufficient amount.
berkualitas, berkelanjutan, dengan kuantitas yang
It is expected that industries and public activities will
mencukupi. Harapannya, dengan usaha itu aktivitas
run more productively, and preserve the environment
industri dan warga dapat berjalan makin produktif dan
at the same time.
menyehatkan lingkungan. Teknologi dan Penerapan Standar
Technology and International Standard
Internasional
Implementation
Salah satu komitmen Aetra dalam meningkatkan kualitas
One of Aetra’s commitments in improving service
pelayanannya adalah dengan menerapkan standar
quality is to implement international standard in water
internasional pada pengoperasian jaringan distribusi air
distribution on network in eastern Jakarta. For that
di wilayah timur Jakarta. Untuk itu, Aetra telah mendapat
commitment, Aetra received ISO9001-2008 Certificate
Sertifikasi ISO 9001-2008 untuk lingkup Pelayanan
for Customer Service and Production from Llyod’s
Pelanggan serta Produksi dari Llyod’s Register Quality
Register Quality Assurance (LRQA). Aetra also received
Assurance (LRQA). Aetra telah mendapatkan Sertifikasi
ISO IE
(International Electro Technical Commission)
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
49
Profil perusahaan COMPANY PROFILE
ISO IE (International Electrotechnical Commission)
17025:2005 Certificate for Accredited Laboratory
17025: 2005 untuk lingkup Laboratorium dari Komite
from National Accreditation Committee.
Akreditasi Nasional (KAN). Selain
implementasi
In addition to that, Aetra has implemented a range of
berbagai teknologi baru dalam menunjang efisiensi
itu,
Aetra
telah
melakukan
new technology in supporting its efficient operation,
operasionalnya, antara lain:
such as:
Pembacaan Meter Air Aetra SEDETIK berteknologi
Online Aetra SEDETIK water meter reading (2011),
online (2011), perangkat genggam dengan fasilitas
hand held devices with GPS and photographs. Aetra
GPS dan foto. Program Aetra SEDETIK, yaitu
SEDETIK Program, to read water meter and give
pembacaan meter air sekaligus memberikan struk
customer final collection directly at the same time
tagihan final pelanggan secara langsung (2008).
(2008).
Tiga kali mengganti seluruh perangkat genggam
Three time changes of the entire hand-held water
pembacaan meter air dalam 10 tahun terakhir
meter reading devices in the last 10 years (2002,
(2002, 2006, 2011) untuk mengejar manfaat
2006, 2011) to optimize the technology and to
teknologi dan tingkat akurasi pembacaan.
achieve reading accuracy level.
Automatic Meter Reading (AMR), yaitu pembacaan meter secara otomatis untuk pelanggan-pelanggan key account.
Automatic Meter Reading (AMR) to read meter automatically for key account customers. GSM Logger to monitor water flows and pressure
GSM Logger, yaitu pemantauan aliran dan tekanan air pada pipa dengan menggunakan teknologi seluler.
on pipes using cellular technology. Geographical Information System (GIS) and satellite photographs to monitor and arrange assets, as well
Geographical Information System (GIS) dan foto satelit. Dilakukan untuk memonitor, menata aset, dan mendata pelanggan.
as to record customers. Leak Noise Correlator, a technology to detect underground water pipe leakage.
Leak Noise Correlator, sebagai teknologi pencarian kebocoran pipa air bawah tanah.
Building 3 booster pump in Tugu (2009), Kiwi (2010) and Halim (2011).
Membangun 3 pompa tekan di Tugu (2009), Kiwi (2010) dan Halim (2011).
Developing the effectiveness and efficiency of water production.
Peningkatan efektivitas dan efisiensi produksi air.
PELAYANAN PELANGGAN
CUSTOMER SERVICE
Menyediakan Contact Center 24 jam dengan
Providing 24 hour Contact Center supported of
teknologi terkini untuk pendistribusian telepon
the art technology to distribute incoming calls
masuk secara otomatis, serta pelaporan kinerja
automatically, and reporting every Contact Center
setiap agen Contact Center.
agent’s performance.
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pelanggan
Implementing Customer Management Information
(SIMPEL) untuk meningkatkan pelayanan penagihan
System to improve collection service and customer
dan penanganan pelanggan.
resolve.
Perbaikan dan rehabilitasi bertahap 13 Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) dan Unit Pelayanan Pelanggan (UPP). bertahap
di
rumah-rumah
pelanggan
menggunakan ATM mini atau Electronic Data Capture (EDC). Perluasan dan rehabilitasi jaringan pipa.
50
Service Offices and Customer Service Units. Gradually implementing direct collection programs
Mengimplementasi program penagihan langsung secara
Gradually improving and rehabilitating 13 Customer
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
in customers’ houses using mini ATM or Electronic Data Capture (EDC). Widening and rehabilitating pipe networks.
KAPASITAS PRODUKSI & KAPASITAS AIR
PRODUCTION CAPACITY & WATER QUALITY
Untuk memenuhi pasokan air bersih bagi pelanggan
To supply clean water to customers living in eastern
di wilayah timur Jakarta, Aetra memproduksi air bersih
Jakarta, Aetra produces clean water through three
melalui tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA):
Water Treatment Plants:
IPA Buaran I
: 2.000 liter/detik
IPA Buaran I
: 2.000 litre/second
IPA Buaran II
: 3.000 liter/detik
IPA Buaran II
: 3.000 litre/second
IPA Pulogadung
: 4.000 liter/detik
IPA Pulogadung
: 4.000 litre/second
Untuk memonitor kualitas air yang dihasilkan, maka
To monitor water quality, there is monthly water
setiap bulan dilakukan uji terhadap 1.000 sampel air
testing on 1,000 water samples taken from 1,000
yang diambil dari 1.000 titik lokasi yang berbeda.
different locations.
PERMODALAN
CAPITALIZATION
Modal ditempatkan dan disetor penuh
The capital is issued and paid up in full USD 28,542,860
USD 28.542.860 terdiri atas 28.542.860 lembar saham.
consists of 28,542,860 shares.
PEMEGANG SAHAM
SHAREHOLDERS
ACUATICO PTE. LTD.: USD 27.155.717
ACUATICO PTE. LTD.: USD 27,155,717
Acuatico Pte. Ltd., perusahaan yang didirikan menurut dan
Acuatico Pte. Ltd., an entity under the laws of The
berdasarkan Undang-undang Negara Republik Singapura,
Republic of Singapore, based and headquartered at 50
berkedudukan dan berkantor pusat di 50 Raffles Place
Raffles Place #32-01, Singapore Land Tower, Singapore
#32-01, Singapore Land Tower, Singapura 048623.
048623.
PT. ALBERTA UTILITIES: USD 1.427.143
PT. ALBERTA UTILITIES: USD 1,427,143
PT Alberta Utilities, perseroan terbatas yang didirikan
PT Alberta Utilities, a limited liability entity established
menurut dan berdasarkan Undang-undang Negara
under the laws of the Republic of Indonesia, based in
Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan
South Jakarta Selatan and headquartered at Recapital
dan berkantor pusat di Recapital Building, Jalan
Building, Jalan Adityawarman Kaveling 55, Jakarta
Adityawarman Kaveling 55, Jakarta 12160.
12160.
Kantor Pusat
Head Office:
Menara Satu Sentra Kelapa Gading Lt.2, Jl. Bulevar
Menara Satu Sentra Kelapa Gading Lt.2 Jl. Kelapa Gading
Kelapa Gading LA3 No.1, Summarecon, Kelapa Gading
Boulevard LA3 No.1, Summarecon, Kelapa Gading
Jakarta 14240.
Jakarta 14240.
Asosiasi
ASSOCIATION
Persatuan Perusahaan Air Minum Indonesia (PERPAMSI)
The Association of Indonesian Drinking Water Companies
Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)
The Association of Indonesian Employers
Kamar Dagang dan Industri (KADIN)
Chambers of Commerce & Industry
Kontak Perusahaan
Contact
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
[email protected]
[email protected]
Pelayanan Pelanggan
Customer Service
Contact Center 24 Jam Aetra: 021-86909999
24-Hour Contact Center: 021-86909999
Situs Resmi Aetra: www.aetra.co.id
Website: www.aetra.co.id
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
51
Profil perusahaan COMPANY PROFILE
Buaran Project
e. Area Bisnis Tipar Cakung
Fasilitas Produksi
Jl. Raya Kalimalang No. 89
Jl. Raya Bekasi KM 25, Rukan
IPA Pulogadung
INKOPAU, Ujung Menteng Blok B
Jl. Jatinegara Kaum No. 1
No. 29, RT 001/RW 001
Jakarta 13250
Jakarta 13450 Strategic Business Unit (SBU)
Jakarta
Utara
Jl. Raya Kalimalang No. 89
Jl. Tongkol No. 5, Tanjung Priok
Strategic Business Unit (SBU)
Jakarta 13450
Jakarta 14310
Selatan
Pusat Distribusi Cilincing
a. Area Bisnis Martadinata
Jl. Raya Kalimalang No. 89
Jl. Raya Cakung Pal 2 No. 95
Komplek Ruko Permata Ancol
Jakarta 13450
Jakarta 14120
Blok I No. 1
a. Area Bisnis Balai Pustaka
Pompa Tekan Pasar Rebo
Jl. Baru Budi Mulya,
Jl. Pemuda Raya No. 78 C-D
Jl. Raya Bogor KM 22,
Pademangan Barat
Jakarta 13220
Pasar Rebo
Jakarta 14420
b. Area Bisnis Duren Sawit
Jakarta 13830
b. Area Bisnis Enggano
Jl. Dermaga Raya No. 105,
Pompa Tekan Sumur Batu
Jl. Gorontalo Raya no 22 B.
Duren Sawit
Jl. PAM Sumur Baru,
Tanjung Priok
Jakarta 13440
Kelurahan Cempaka Baru
Jakarta 14130
c. Area Bisnis Gudang Air
Jakarta 10640
c. Area Bisnis Podomoro
Jl. Raya Bogor KM 22, Pasar Rebo
Pompa Tekan Sungai Bambu
Jl. Sunter Kirana Raya Blok B
Jakarta 13440
Jl. Sungai Bambu Raya,
No. 1-2, Sunter Jaya
Jakarta 14350
Kelurahan Papanggo Unit Pelayanan Pelanggan
Jakarta 10640
d. Area Bisnis Dewa Ruci
(UPP)
Pompa Tekan Tugu
Jl. Tipar Cakung Blok A No. 1
a. UPP Tugu Utara
Jl. Cakung Cilincing/Tugu Raya
RT 001/RW 01,
Ruko Tugu Utara,
Semper Barat
Semper Barat
Jl. Kramat Raya No. 22 X,
Jakarta
Jakarta
Tugu Utara, Koja
Pompa Tekan Kiwi
e. Area Bisnis Sindang
Jakarta
Jl.Raya Bogor KM 26,
Jl. Sindang Raya No. 21
b. UPP Cilincing
Pasar Rebo
Jakarta 14220
Jl. Sungai Landak No. 23
Jakarta
RT 11/RW 008, Cilincing
Pompa Tekan Halim
Strategic Business Unit (SBU)
Jakarta
Jl. Raya Kalimalang
Tengah
c. UPP Sukapura
Jakarta
Jl. Jatinegara Kaum No. 1
Jl. Tipar Cakung No. 46
Jakarta 13250
RT 002/RW 001, Sukapura
a. Area Bisnis Gading Permai
Jakarta
Jl. Kelapa Puan Timur Raya S1/14,
d. UPP Kelapa Gading Timur
Kelapa Gading
Jakarta 14240
Jl. Tanah Mas III No. 1,
Kantor Kelurahan Kelapa Gading Timur, Jl. Kelapa Gading Elok
b. Area Bisnis Pulomas
Barat Blok DS/1 Jakarta
Pulomas
e. UPP Sunter Mall
Jakarta Timur 13210
Sunter Mall Lantai Dasar,
c. Area Bisnis Cempaka Baru
Jl. Danau Sunter Utara Blok G-7 Kav II
Jl. Remaja III, Sumur Batu
Jakarta 14350
Jakarta 10640
f. UPP Ancol Selatan
d. Area Bisnis Salemba
Jl. Pasar Bambu Kuning No. 6
RT 003/RW 07, Kelurahan Sunter
Jl. Kramat Lontar No. J 82, Paseban, Senen
52
IPA Buaran
Jakarta 10440
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
Agung, Tanjung Priok Jakarta
Pernyataan
DEWAN Komisaris & direksi
Statement of Board of Commissioners & Directors
Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan menyatakan
Board of Commissioners and Board of Directors of the
bertanggung jawab penuh atas isi Laporan Tahunan
Company declared fully responsible for the content of
ini:
this Annual Report:
DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners
Meelan Gurung
Kemal Arief
Presiden Komisaris | President Commissioner
Komisaris | Commissioner
Laurence Rogero
Kanaka Puradiredja
Komisaris | Commissioner
Komisaris Independen | Independent Commissioner
direksi Board of Directors
Mohamad Selim
L. Bano Rangkuty
Presiden Direktur | President Director
Wakil Presiden Direktur | Vice President Director
Indrawan Krisna Pribadi
Lintong Hutasoit
Direktur | Director
Direktur | Director
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
53
KEJADIAN PENTING
SETELAH TAHUN BUKU berakhir
SIGNIFICANT events after ACCOUNTING PERIOD ENDED
1 PELUNASAN OBLIGASI SERI B
1. REPAYMENT BONDS SERIES B
Perusahaan melunasi Obligasi Seri B senilai Rp149,5
The company has settled Bonds Series B valued at
miliar, yang jatuh tempo pada 13 Maret 2013.
Rp149.5 billion, due on 13 March 2013.
2 PERSETUJUAN PERJANJIAN INDUK
2. THE MASTER AGREEMENT APPROVAL
Gubernur Provinsi DKI Jakarta melalui suratnya
Jakarta Governor, through his letter issued on 25
yang dikeluarkan pada 25 Januari 2013 menyetujui
January 2013, had approved the Master Agreement
Perjanjian Induk antara PAM Jaya dan Aetra, yang
between PAM Jaya and Aetra, signed on 5 June
ditandatangani pada 5 Juni 2012. Persetujuan ini diberikan oleh Gubernur Provinsi
2012.
The approval was given by Jakarta Governor with
DKI Jakarta dengan pertimbangan sebagai berikut:
some considerations, which were as follows:
a. Menjaga dan meningkatkan harmonisasi kerja
a. Maintaining
sama antara PAM Jaya dan PT Aetra Air Jakarta.
and
improving
cooperation
harmonization between PAM Jaya and PT Aetra
b. Meningkatkan cakupan dan kualitas layanan air
Air Jakarta.
minum di DKI Jakarta.
b. Enhancing the scope and quality of water
c. Memberi kontribusi finansial yang proporsional
services in Jakarta.
dan saling menguntungkan bagi kedua belah
c. Delivering proportional and mutually beneficial
pihak selama sisa waktu kerjasama.
financial contribution to all parties for the
d. Beban risiko dan/atau kewajiban finansial terbagi
remaining cooperation term.
secara berkeadilan antara PAM Jaya dan PT Aetra
d. Equitably shared of risk and/or financial liability
Air Jakarta.
between PAM Jaya and PT Aetra Air Jakarta.
3 PERUBAHAN DIREKSI DAN KOMISARIS
3. THE CHANGES OF DIRECTORS AND COMMISSIONERS
Berdasarkan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham
Based on Circular Resolution of Shareholders as
sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham
the Substitute of Extraordinary General Meeting
Luar Biasa pada 1 Januari 2013, per tanggal 1 Januari
of Shareholders on 1 January 2013, effective on
2013 perusahaan telah mengubah susunan Direksi
1 January 2013 the company has changed the
dan Dewan Komisaris menjadi sebagai berikut:
composition of Board of Directors and Board of Commissioners, as follows:
Dewan Komisaris | BOARD OF Commissioners
Direksi | BOARD OF DIRECTORS
Presiden Komisaris | President Commissioner
Meelan Gurung
Presiden Direktur | President Director
Mohamad Selim
Komisaris | Commissioner
Thomas Warren Shreve
L. Bano Rangkuty
Komisaris | Commissioner
Jennifer Tang
Wakil Presiden Direktur Vice President Director
Komisaris | Commissioner
Kemal Arief
Direktur | Director
Indrawan Krisna Pribadi
Direktur | Director
Lintong Hutasoit
Direktur | Director
Hari Yudha Hutomo
Komisaris Independen | Independent Commissioner
54
Kanaka Puradiredja
PT Aetra Air Jakarta | Annual Report 2012
PT AETRA AIR JAKARTA Menara Satu Sentra Kelapa Gading Lt.2 Jl. Bulevar Kelapa Gading LA3 No.1 Summarecon, Kelapa Gading Jakarta 14240
www.aetra.co.id Contact Center 24 Jam
(021) 8690 9999
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 1/1 Schedule LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN 1 JANUARI 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham) Catatan/ Notes
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITIONS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 AND 1 JANUARY 2011 (Expressed in thousand Rupiah, except for par value and share data)
2012
1 Januari/ January 2011*
2011*
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha: - Piutang escrow - Piutang PAM JAYA Persediaan Biaya dibayar dimuka Aset lancar lain-lain
ASSETS
5
131,628,282
55,647,785
113,856,660
7
222,574,514
250,525,181
131,141,714
7 8 11
26,727,123 37,919,251 2,001,956 11,016,985
21,522,623 6,422,211 4,939,695
21,020,054 3,819,981 9,347,201
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Trade receivables: Escrow receivables Receivable from PAM JAYA Inventory Prepayments Other current assets
431,868,111
339,057,495
279,185,610
Total current assets
Jumlah aset lancar ASET TIDAK LANCAR Kas di bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Klaim restitusi pajak Piutang usaha: - Piutang escrow
26,893,762 306,004 1,112,801
25,007,963 794,895 476,688 10,630,865
15,093,831 722,275 27,105,226 -
7
-
-
49,294,035
7 9
256,120,970 39,601,632
253,287,239 53,214,084
155,972,866 54,270,237
10 16d
854,527,663 17,545,834 1,421,901
833,674,474 13,894,557 2,132,294
776,165,663 6,694,838 1,664,655
NON-CURRENT ASSETS Restricted cash in banks and time deposit Prepayments Prepaid tax Claim for tax refund Trade receivables: Escrow receivables Receivables from PAM JAYA Fixed assets Intangible assets arising from service concession arrangements Deferred tax assets Other non-current assets
Jumlah aset tidak lancar
1,197,530,567
1,193,113,059
1,086,983,626
Total non-current assets
JUMLAH ASET
1,629,398,678
1,532,170,554
1,366,169,236
TOTAL ASSETS
- Piutang PAM JAYA Aset tetap Aset takberwujud yang timbul karena perjanjian konsesi jasa Aset pajak tangguhan Aset tidak lancar lainnya
6 11 16a 16e
* Disajikan kembali, lihat Catatan 4
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
Restated, refer to Note 4 *
The accompanying notes form an integral part of these financial statements
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 1/2 Schedule LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN 1 JANUARI 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham) Catatan/ Notes
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITIONS 31 DECEMBER 2012 AND 2011 AND 1 JANUARY 2011 (Expressed in thousand Rupiah, except for par value and share data)
2012
1 Januari/ January 2011*
2011*
LIABILITAS LIABILITAS LANCAR Utang usaha Beban akrual dan utang lain-lain Pinjaman jangka pendek Utang pajak Provisi yang timbul karena perjanjian konsesi jasa bagian jangka pendek Utang obligasi yang akan jatuh tempo dalam satu tahun Sewa pembiayaan bagian jangka pendek
LIABILITIES
12
27,332,047
24,602,590
25,170,427
13 14 16
94,876,943 99,825,000 8,213,355
80,547,816 99,578,049 27,144,262
84,432,176 10,486,763
19
1,885,000
7,654,594
12,294,535
17
149,500,000
-
97,000,000
18
1,482,648
1,518,572
1,365,469
CURRENT LIABILITIES Trade payables Accrued expenses and other payables Short-term loan Taxes payable Provision arising from service concession arrangements, current portion Current maturity of bonds payable Finance leases, current portion
383,114,993
241,045,883
230,749,370
Total current liabilities NON–CURRENT LIABILITIES Long-term loans
Jumlah liabilitas lancar LIABILITAS TIDAK LANCAR Pinjaman jangka panjang Utang obligasi, setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun Sewa pembiayaan, setelah dikurangi bagian jangka pendek Provisi imbalan kerja karyawan Provisi yang timbul karena perjanjian konsesi jasa setelah dikurangi bagian jangka pendek
14
198,597,471
148,734,559
-
17
365,804,106
513,306,209
511,037,865
18
-
1,602,598
3,167,664
20
75,532,676
70,093,757
51,379,195
19
91,431,252
84,243,813
76,287,703
Bonds payable, net of current maturities Finance leases, net of current portion Provision for employee benefits Provision arising from service concession arrangements, net of current portion
731,365,505
817,980,936
641,872,427
Total non-current liabilities
1,114,480,498
1,059,026,819
872,621,797
TOTAL LIABILITIES
Jumlah liabilitas tidak lancar JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham: Modal dasar 50.000.000 saham; modal saham ditempatkan dan disetor penuh 28.542.860 saham dengan nilai nominal Rp3.530 (AS$1) per saham
21
100,756,296
100,756,296
100,756,296
Selisih kurs atas modal disetor Saldo laba
22 23
168,070,801 246,091,083
168,070,801 204,316,638
168,070,801 224,720,342
EQUITY Share capital: Authorised 50,000,000 shares; issued and fully paid 28,542,860 shares at par value of Rp3,530 (US$1) per share Foreign exchange rate difference on paid-in capital Retained earnings
514,918,180
473,143,735
493,547,439
Total equity
1,629,398,678
1,532,170,554
1,366,169,236
Jumlah ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
* Disajikan kembali, lihat Catatan 4
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Restated, refer to Note 4 *
The accompanying notes form an integral part of these financial statements
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 2 Schedule LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali laba bersih per saham)
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, Except for earnings per share)
Catatan/ Notes Pendapatan usaha
25
Beban langsung
26
2012 1,052,854,378
27 30
29
553,548,812
564,992,905
(233,663,564) 511,287
(226,056,181) (17,420,070)
320,396,535
321,516,654
(105,838,572) 7,044,990
(103,229,444) 8,569,959
Finance costs Finance income
(98,793,582)
(94,659,485)
Total other expenses
Jumlah beban lain-lain Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan
221,602,953 16c
Laba tahun berjalan Pendapatan komprehensif lainnya tahun berjalan setelah pajak Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan, setelah pajak Laba bersih per saham dasar (nilai penuh):
Revenues
(491,802,434)
Laba usaha Beban keuangan Pendapatan keuangan
1,056,795,339
(499,305,566)
Laba kotor Beban usaha Pendapatan/(beban) lain-lain, neto
2011*
31
* Disajikan kembali, lihat Catatan 4
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
226,857,169
Direct expenses Gross profit Operating expenses Other income/(expense), net Operating income
Profit before income tax
(56,128,508)
(57,260,873)
Income tax expense
165,474,445
169,596,296
Profit for the year
-
-
Other comprehensive income for the year, net of tax
165,474,445
169,596,296
Total comprehensive income for the year, net of tax
5,797
5,942
Earnings per share (full amount):
Restated, refer to Note 4 *
The accompanying notes form an integral part of these financial statements
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 3 Schedule LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah)
Catatan/ Notes Saldo pada tanggal 1 Januari 2011 Dividen tunai
24
Total pendapatan komprehensif tahun berjalan (disajikan kembali)
Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Saldo pada tanggal 31 Desember 2012
Selisih kurs atas modal disetor/ Foreign exchange rate difference on paid-in capital
Modal saham/ Share capital
24
Laba ditahan/ Retained earnings
Jumlah/ Total
100,756,296
168,070,801
224,720,342
493,547,439
Balance as at 1 January 2011
-
-
(190,000,000)
(190,000,000)
Cash dividend
169,596,296
Total comprehensive income for the year (restated)
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011 (disajikan kembali) Dividen tunai
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah)
-
169,596,296
100,756,296
168,070,801
204,316,638
473,143,735
Balance as at 31 December 2011 (restated)
-
-
(123,700,000)
(123,700,000)
Cash dividend
-
-
165,474,445
165,474,445
Total comprehensive income for the year
100,756,296
168,070,801
246,091,083
514,918,180
Balance as at 31 December 2012
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes form an integral part of these financial statements
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 4 Schedule LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DECEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah)
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah) 2012
Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran kepada direktur dan karyawan Pembayaran pajak penghasilan badan Penerimaan/(pembayaran) tagihan pajak, bersih Penerimaan bunga Pembayaran bunga dan beban keuangan Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi
2011
962,291,746 (358,438,972)
770,738,255 (335,550,412)
(172,684,829)
(145,549,531)
(78,912,871)
(49,114,961)
9,177,275 7,044,990
(6,998,021) 8,527,093
(95,461,331)
(86,124,583)
273,016,008
155,927,840
Cash flows from operating activities Receipts from customers Payments to suppliers Payments to directors and employees Payments of corporate income tax Receipt/(payment) of tax assessments, net Receipts of interest Payments of interest and finance cost Net cash provided from operating activities
Arus kas dari aktivitas investasi Penerimaan dari penjualan aset tetap Penerimaan klaim asuransi Pembelian aset tetap dan aset konsesi takberwujud
(116,766,190)
Cash flows from investing activities 55,887 Proceeds from sale of fixed assets 1,312,637 Proceeds from insurance claims Acquisitions of fixed assets (164,679,145) and intangible concession assets
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
(116,766,190)
(163,310,621)
Arus kas dari aktivitas pendanaan Pembayaran beban yang berhubungan dengan pinjaman Pembayaran sewa pembiayaan Pembayaran dividen Pelunasan obligasi jatuh tempo Penerimaan pinjaman jangka panjang Penerimaan pinjaman jangka pendek Kenaikan bersih atas kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya
-
Net cash used in investing activities Cash flows from financing activities
(3,045,000) (1,638,522) (123,700,000) 50,000,000 -
(2,500,000) (1,411,962) (190,000,000) (97,000,000) 150,000,000 100,000,000
(1,885,799)
(9,914,132)
Payments of loan related costs Payment of finance lease Payment of dividend Repayments of bonds payable Receipt from long-term loan Receipt from short-term loan Net increase in restricted cash and time deposits
(80,269,321)
(50,826,094)
Net cash used in financing activities
Kenaikan/(penurunan) bersih kas dan setara kas
75,980,497
(58,208,875)
Net increase/(decrease) in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas awal tahun
55,647,785
113,856,660
Cash and cash equivalents at the beginning of the year
Kas dan setara kas akhir tahun
131,628,282
55,647,785
Cash and cash equivalents at the end of the year
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
Lihat Catatan 32 untuk penyajian transaksi non-kas Perusahaan.
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
Refer to Note 32 for presentation of the Company’s non-cash transactions.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/1 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM a.
Anggaran Dasar
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 1.
GENERAL a.
Articles of Association
PT Aetra Air Jakarta (sebelumnya PT Thames PAM JAYA) (“Perusahaan”) didirikan sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1967 mengenai Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan Akta Notaris No. 16 tertanggal 4 Desember 1997 yang dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., sebagai pengganti notaris Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta dan diubah dengan Akta Notaris No. 15 tertanggal 9 Februari 1998 yang dibuat di hadapan Sutjipto, S.H. Anggaran Dasar yang telah diubah ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C21213.HT.01.01.Th.98 tertanggal 25 Februari 1998, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 58, Tambahan No. 3975 tertanggal 21 Juli 1998. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan telah dilakukan berdasarkan Akta Notaris No. 97, Sutjipto, S.H.,M.Kn., notaris di Jakarta, tertanggal 24 Maret 2008, mengenai persetujuan untuk mengubah nama Perusahaan yang semula bernama PT Thames PAM JAYA menjadi PT Aetra Air Jakarta, dan menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Undang-Undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan atas Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-15408.AH.01.02. Th.2008 tertanggal 28 Maret 2008.
PT Aetra Air Jakarta (formerly PT Thames PAM JAYA) (the “Company”) was established within the framework of Foreign Capital Investment Law No. 1/1967 and Law No. 11/1970 by Notarial Deed No. 16 dated 4 December 1997 of Andalia Farida, S.H., as substitute for Sutjipto, S.H., notary in Jakarta and amended by Notarial Deed No. 15 dated 9 February 1998 of Sutjipto, S.H. The amended Articles of Association were approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia through Decree No. C21213.HT.01.01.Th.98 dated 25 February 1998, and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 58, Supplement No. 3975 dated 21 July 1998. An amendment was made to the Articles of Association of the Company based on Notarial Deed No. 97 of Sutjipto, S.H.,M.Kn., notary in Jakarta, dated 24 March 2008, in relation to approval to change the Company’s name from PT Thames PAM JAYA to PT Aetra Air Jakarta, and to amend the Company’s Articles of Association to conform with the requirements of Indonesian Limited Liability Company Law No. 40/2007. The amendment of the Company’s Articles of Association was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in Decree No. AHU15408.AH.01.02.Th.2008 dated 28 March 2008.
Selanjutnya, Anggaran Dasar telah diubah beberapa kali dengan perubahan terakhir mengenai perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013. Pada tanggal laporan keuangan ini, perubahan tersebut masih dalam proses pengesahan hukum oleh notaris Aryanti Artisari, S.H. M.kn. di Jakarta.
The Articles of Association have been amended several times with the latest changes in the composition of the Company’s Board of Commissioners and Board of Directors effective on 1 January 2013. As at the date of these financial statements, these changes are still in legal process by Aryanti Artisari, S.H. M.kn., notary in Jakarta.
Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Jakarta dan Perusahaan memulai kegiatan operasinya secara komersial setelah ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama pada 28 Januari 1998.
The Company’s head office is located in Jakarta and the Company commenced its commercial operations after the Cooperation Agreement was signed in 28 January 1998.
Sebagaimana disebutkan pada Anggaran Dasar dan Perjanjian Kerjasama, aktivitas utama Perusahaan adalah menyediakan air bersih dan meningkatkan pelayanan, termasuk distribusi, pemrosesan, dan pengelolaan penyediaan air di bagian timur Jakarta.
As stated in the Articles of Association and the Cooperation Agreement, the Company’s main activities are to provide clean water supply and to improve service, including distributing, processing and managing the water supply in the eastern part of Jakarta.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/2 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) b.
Perjanjian Kerjasama
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 1.
GENERAL (continued) b.
Cooperation Agreement
Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota Jakarta (“PAM JAYA”) dengan tanggal berlaku 1 Februari 1998 dan memiliki jangka waktu 25 tahun.
The Company entered into a Cooperation Agreement with Perusahaan Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota Jakarta (“PAM JAYA”) with an effective date of 1 February 1998 for a term of 25 years.
Tujuan Perjanjian Kerjasama adalah untuk mengembangkan dan mengelola produksi dan distribusi air bersih di wilayah bagian timur Jakarta (“Proyek”).
The objective of the Cooperation Agreement is to develop and manage production and distribution of clean water services in the eastern region of Jakarta (the “Project”).
Perjanjian Kerjasama yang telah diubah dan dinyatakan kembali (“PKS”) pada tanggal 22 Oktober 2001, dimana PKS ini mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:
The Cooperation Agreement has been amended and restated (“CA”) at 22 October 2001 where the CA covers, among others, the following:
1.
1.
Pembagian pendapatan
Revenue sharing
Berdasarkan PKS, pendapatan yang dibagi adalah semua pendapatan yang diperoleh dan ditagih dari Proyek, termasuk air yang ditagih dan dibayar oleh pelanggan, biaya meter yang dibebankan kepada para pelanggan, beban tetap dan pendapatan lain yang telah ditetapkan dalam PKS yang hasilnya akan dibagi antara PAM JAYA dan Perusahaan.
Based on the CA, shared revenue means all revenues generated and collected by the Project including water billed and collected, meter fees charged to customers, fixed charge and other revenue stipulated by the CA which was shared between PAM JAYA and the Company.
Semua pendapatan yang dibagi yang diperoleh dan ditagih dari Proyek akan didistribusikan kepada PAM JAYA dan Perusahaan dengan cara sebagai berikut:
All shared revenues generated and collected from the Project shall be distributed to PAM JAYA and the Company in the following order:
i.
i.
Bagian pendapatan PAM JAYA (“Pihak Pertama”) adalah jumlah dalam Rupiah yang terdiri dari pembayaran yang diwajibkan untuk dibayar ke PAM JAYA (“Kebutuhan Utama”), Departemen Keuangan (“Kebutuhan Debt Service”), DKI Jakarta (“Kebutuhan DKI Jakarta”), dan Badan Pengatur (“Kebutuhan Keuangan Badan Pengatur”) seperti yang dinyatakan dalam PKS;
PAM JAYA’s revenue share (“First Party”) shall be the Rupiah amount consisting of payments required to be made to PAM JAYA (“Primary Requirements”), the Ministry of Finance (“Debt Service Requirements”), DKI Jakarta (“DKI Jakarta Requirements”) and Regulatory Body (“Regulatory Body Financial Requirements”) as defined in the CA;
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/3 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) b.
Perjanjian Kerjasama (lanjutan) 1.
Pembagian pendapatan (lanjutan) ii.
Bagian pendapatan Perusahaan adalah jumlah dalam Rupiah yang mana lebih kecil antara:
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 1.
GENERAL (continued) b.
Cooperation Agreement (continued) 1.
Revenue sharing (continued) ii.
The Company’s revenue share shall be the Rupiah amount which is the lesser of:
a. Hasil dari jumlah pendapatan yang dibagi dikurangi dengan bagian PAM JAYA; atau
a.
The result of the shared revenue less PAM JAYA’s revenue share; or
b. Hasil dari volume air yang ditagih dan dibayar dikalikan dengan imbalan air yang berlaku pada bulan dimana rekening pelanggan dicetak;
b.
The result of water volume billed and collected multiplied by the water charge applicable for the month in which the customer is billed;
iii.
Jika ada kelebihan pendapatan yang dibagi setelah dikurangi poin i dan ii, jumlah ini akan diperlakukan sebagai uang yang masih terutang kepada Perusahaan yang jumlahnya harus telah disepakati oleh PAM JAYA atau ditetapkan dengan cara lain sesuai dengan yang diatur dalam PKS; dan
iii.
Any excess shared revenues after deducting items i and ii shall be applied to moneys owing to the Company which amount shall have been agreed by PAM JAYA or otherwise determined in accordance with the CA; and
iv.
Jika masih ada kelebihan setelah diberlakukannya poin i, ii, dan iii diatas, maka sisanya akan dibayarkan kepada PAM JAYA.
iv. Any excess amounts following the application of items i, ii and iii above shall be paid to PAM JAYA.
Pendapatan Perusahaan yang tidak dibagi meliputi pendapatan jasa sambungan pelanggan baru, denda keterlambatan pembayaran piutang, pemulihan piutang tidak tertagih pada setiap waktu selama jangka waktu PKS, bagian dari piutang yang belum diselesaikan yang berkaitan dengan jumlah volume air yang ditagih dikalikan dengan imbalan air yang berlaku pada saat berakhirnya PKS yang akan ditagih oleh PAM JAYA, biaya pemutusan dan penyambungan kembali, 50% dari semua denda dan penalti yang dikenakan kepada pelanggan selain dari biaya-biaya pemutusan dan penyambungan kembali dan bagian bunga atas jumlah yang terdapat pada rekening escrow.
Unshared revenues of the Company consist of revenue from customer connections, penalties for late payment of receivables, any bad debts recovered at any time during the term of the CA, a portion of outstanding receivables relating to the volume of water billed multiplied by the prevailing water charge as at the expiration of the term of the CA which will be collected by PAM JAYA, charges on disconnections or reconnections, 50% of all fines and penalties other than the charges on disconnections or reconnections imposed on customers and the interest accruing on the outstanding amount of the escrow account.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/4 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) b.
Perjanjian Kerjasama (lanjutan) 1.
2.
Pembagian pendapatan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 1.
GENERAL (continued) b.
Cooperation Agreement (continued) 1.
Revenue sharing (continued)
PKS ini juga mengatur tentang rekening escrow yang menampung semua penerimaan kas dari para pelanggan yang akan dibagikan sesuai dengan ketentuanketentuan dalam PKS. Rekening escrow dikelola oleh agen escrow yang disepakati oleh PAM JAYA dan Perusahaan sesuai dengan ketentuanketentuan dan syaratsyarat dalam Perjanjian Rekening Escrow. Kecuali dinyatakan lain dalam PKS, setiap perintah untuk penarikan dana dari rekening escrow akan diverifikasi oleh PAM JAYA sebelum berita acara terkait ditandatangani oleh kedua belah pihak.
The CA also provides that an escrow account be maintained into which all sums collected from trade customers shall be deposited for the purpose of distribution in accordance with the terms of the CA. The escrow account shall be operated by an escrow agent agreed by PAM JAYA and the Company under terms and conditions provided in the Escrow Account Agreement. Unless otherwise stated in the CA, each instruction for withdrawing funds from the escrow account shall be verified by PAM JAYA before the relevant memorandum is signed by both parties.
Agen rekening escrow berdasarkan PKS adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
The escrow account agent based on the CA is PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Aset yang diserahkan PAM JAYA Kepemilikan atas aset yang diserahkan PAM JAYA kepada Perusahaan tetap berada di pihak PAM JAYA dan oleh karena itu, aset-aset tersebut tidak diakui sebagai bagian dari aset Perusahaan. Namun demikian, Perusahaan berhak atas penguasaan dan penggunaan secara eksklusif atas aset-aset tersebut selama jangka waktu PKS. PAM JAYA menjamin untuk tidak menjual, menyewakan, membebankan, memindahkan, mengalihkan, melepaskan, atau menjaminkan aset yang ada tanpa persetujuan dari pihak Perusahaan di mana persetujuan tidak akan tidak diberikan tanpa alasan yang wajar dan berlaku juga sebaliknya kecuali disepakati secara tertulis oleh kedua belah pihak. Selain itu, Perusahaan diwajibkan untuk memelihara aset tersebut dan semua aset yang diperoleh Perusahaan dalam keadaan dapat dioperasikan dengan baik.
2.
Assets handed over by PAM JAYA The ownership of the assets handed over by PAM JAYA to the Company remains with PAM JAYA and such assets are therefore not included as part of the Company’s fixed assets. However, the Company has exclusive possession and use of these assets during the term of the CA. PAM JAYA undertakes not to sell, lease, charge, assign, transfer, dispose of or create any security interest in any of these assets without the consent of the Company, whose consent shall not be unreasonably withheld, and vice versa except as agreed upon in writing by both parties. In addition, the Company shall maintain these assets and all assets acquired by the Company in good working order and condition in accordance with good operating practices.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/5 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) b.
Perjanjian Kerjasama (lanjutan) 3.
Aset baru a.
Aset tidak bergerak
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 1.
GENERAL (continued) b.
Cooperation Agreement (continued) 3.
New assets a.
Immovable assets
Hak milik atas aset tidak bergerak yang baru berada di pihak Perusahaan sampai saat biaya perolehan aset tersebut telah disusutkan secara penuh. Setelah itu, kepemilikan akan beralih ke PAM JAYA, akan tetapi Perusahaan berhak setiap waktu sesudah pengalihan itu selama sisa masa PKS, untuk menggunakan aset tidak bergerak yang baru tersebut secara eksklusif untuk tujuan Proyek.
The title to new immovable assets shall vest in the Company until such time as the acquisition costs of the new immovable assets are fully depreciated. Thereafter the title will transfer to PAM JAYA, however, the Company shall at all times during the remainder of the term of the CA be entitled to exclusively use such new immovable assets for the purpose of the Project.
Selama menggunakan aset tidak bergerak tersebut, Perusahaan tidak boleh menjual, mengalihkan, memindahkan hak atas aset tersebut ke pihak lain dan tidak akan mengadakan, mengizinkan, atau membiarkan adanya hak jaminan atas seluruh atau salah satu aset tersebut baik untuk tujuan menjamin utang keuangan menurut perjanjian pendanaan atau lainnya.
During the use of the immovable assets, the Company undertakes that they shall not sell, transfer, assign or otherwise dispose of any new assets to other parties and will not create, permit or suffer to exist any security interest over the assets whether for the purpose of securing any financial indebtedness under financial agreement or otherwise.
Semua aset tidak bergerak yang baru, akan diserahkan kepada PAM JAYA pada saat berakhirnya jangka waktu PKS, atau terjadi pengakhiran perjanjian sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjian, atau setiap aset tersebut menjadi aset surplus sesuai dengan ketentuan PKS. Dalam kondisi pengakhiran perjanjian kerjasama sebelum berakhirnya jangka waktu, dan dimana aset baru yang tidak bergerak belum disusutkan atau diamortisasi secara penuh, maka PAM JAYA akan membayar sebesar Nilai Buku Bersihnya kepada Perusahaan.
All new immovable assets will be handed over to PAM JAYA on the expiry of the CA term or the effective date of termination before the expiry of the Agreement or any new immovable assets becoming a surplus assets in accordance with the requirement in the CA. In the circumstances of the termination of the Agreement before the expiry of the term, and where such new immovable assets that have not been fully depreciated or amortised, then PAM JAYA shall pay to the Company the Net Book Value of such assets.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/6 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan) b.
1.
Perjanjian Kerjasama (lanjutan) 3.
b.
Cooperation Agreement (continued) 3.
Aset baru (lanjutan) b.
GENERAL (continued)
b.
Aset bergerak
5.
4.
Opsi PAM JAYA untuk membeli
Movable assets Title to new movable assets shall vest in the Company until the expiry of the CA term. All new movable assets will be handed over to PAM JAYA under conditions similar to those applied for new immovable assets. In the circumstances of termination of the Agreement before the expiry of the term, and where such new movable assets have not been fully depreciated, then PAM JAYA shall pay to the Company the Net Book Value of the assets.
Hak atas aset bergerak yang baru berada pada Perusahaan sampai berakhirnya jangka waktu PKS. Semua aset bergerak yang baru akan diserahkan ke PAM JAYA apabila terjadi peristiwa seperti yang dijelaskan sebelumnya pada aset baru tidak bergerak. Apabila terjadi pengakhiran Perjanjian Kerjasama sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditentukan, maka aset bergerak baru yang belum disusutkan secara penuh pada saat diserahkan akan dibayar oleh PAM JAYA sebesar Nilai Buku Bersih aset tersebut kepada Perusahaan. 4.
New assets (continued)
PAM JAYA’s option to purchase
Setiap saat setelah sepuluh tahun setelah pelaksanaan PKS, PAM JAYA memiliki opsi untuk membeli seluruh hak, hak milik, dan kepentingan Perusahaan dalam Proyek dengan membayar suatu imbalan keuangan tertentu seperti diatur dalam PKS.
At any time after the tenth anniversary of the execution of the CA, PAM JAYA has the option to purchase all of the Company’s rights, titles and interests in the Project for a financial consideration in accordance with the term of the CA.
Harga dasar pengakhiran kerjasama dihitung dari nilai buku bersih aset baru, aset tak berwujud yang telah ditetapkan, persediaan dan barang yang habis dipakai yang dibuat, dibiayai dan dibeli, dibangun, atau diperbaharui oleh Perusahaan sehubungan dengan Proyek dan semua uang yang terutang kepada Perusahaan berdasarkan PKS, ditambah dengan biaya dan beban langsung yang dikeluarkan Perusahaan yang timbul sebagai akibat dari pengakhiran Perjanjian Kerjasama.
The base termination price is calculated based on the net book value of the new assets, specified intangible assets and inventory and consumables made, financed and acquired, constructed or refurbished by the Company in respect of the Project and all moneys outstanding to the Company based on the CA plus direct costs and expenses incurred by the Company arising from the termination of the Agreement.
Penyerahan operasional
kembali
seluruh
kegiatan
Setelah tanggal berakhirnya jangka waktu atau berlakunya pengakhiran PKS, Perusahaan wajib melaksanakan pengalihan secara penuh dan efektif berdasarkan peraturan perundangundangan dan menyerahkan kembali kepada PAM JAYA semua hak, hak milik dan kepentingan dalam Proyek dan setiap aset baru yang kepemilikannya belum dialihkan kepada PAM JAYA selama jangka waktu PKS, bebas dari seluruh hak gadai, jaminan atau pembebanan lainnya.
5.
Hand-back of entire operations Upon the expiry of the term or effective termination of the CA, the Company shall enforce a full and effective transfer under the law and hand-back to PAM JAYA all of its rights, titles and interests in the Project and in any new assets, the ownership of which has not been transferred to PAM JAYA during the term of the CA, free of any lien, charge or encumbrance.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/7 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan) b.
Perjanjian Kerjasama (lanjutan)
GENERAL (continued) b.
Cooperation Agreement (continued)
PKS ini telah diubah beberapa kali, dengan perubahan paling akhir pada tanggal 5 Juni 2012 dengan disetujuinya Perjanjian Induk.
The CA has been amended several times, with the latest amendment on 5 June 2012 with signing of the Master Agreement.
Perjanjian Induk ini mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:
The Master Agreement others, the following:
1)
1) The Master Agreement is binding commencing 1 April 2012. 2) Revised technical targets, service sandards and penalties (including the new water charge) as arranged in the appendix of the Master Agreement. 3) The gradual elimination of receivables from PAM JAYA until no later than the end of the year 2016 and no additional or new receivables will arise.
2)
3)
4)
5)
c.
1.
Perjanjian Induk berlaku mengikat mulai tanggal 1 April 2012. Perubahan target teknis, standar pelayanan dan denda (termasuk imbalan air yang baru) sebagaimana diatur dalam lampiran Perjanjian Induk. Penghapusan piutang PAM JAYA secara bertahap sampai dengan selambatlambatnya pada akhir tahun 2016 dan tidak ada piutang tambahan atau baru yang akan muncul. Disepakati bahwa dalam situasi luar biasa dan terbatas, didefinisikan sebagai Economic Re-opener, penyesuaian dan amandemen lebih lanjut pada PKS diperlukan. Akan dibuat Perjanjian Kerjasama yang Diubah dan Dinyatakan Kembali yang akan meliputi seluruh perubahan yang telah disetujui sejak tanggal PKS. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan ini, Perusahaan masih dalam tahap diskusi dengan PAM JAYA berkaitan dengan finalisasi Perjanjian Kerjasama yang Diubah dan Dinyatakan Kembali.
Lain-lain Direksi
5) There will be an Amended and Restated Cooperation Agreement which will cover the entire agreed amendments since CA date. As at the issuance date of these financial statements, the Company is still in discussion with PAM Jaya to finalise the Amended and Restated Cooperation Agreement.
Others The composition of the Company’s Board of Commissioners and Board of Directors were as follows:
31 Desember 2012 Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur
amongst
4) It is agreed that in certain extraordinary and limited situations, defined as Economic Reopener, further adjustments and amendments to the CA is needed.
c.
Susunan Dewan Komisaris dan Perusahaan adalah sebagai berikut:
covers,
31 December 2012 Meelan Gurung Kemal Arief Laurence Rentuza Rogero Kanaka Puradiredja Mohamad Selim Lafrik Bano Rangkuty Indrawan Krisna Pribadi Lintong Hutasoit
President Commissioner Commissioners Independent Commissioner President Director Vice President Director Directors
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/8 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan) c.
1.
Lain-lain (lanjutan)
GENERAL (continued) c.
Others (continued)
31 Desember 2011 Presiden Komisaris Komisaris
Komisaris Independen Presiden Direktur Direktur
31 December 2011 Edgardo Advincula Bautista Rhamses Simanjuntak Meelan Gurung Lafrik Bano Rangkuty Kanaka Puradiredja
President Director Directors
The composition of the Company’s Audit Committee as at the date of these financial statements was as follows:
Kanaka Puradiredja Bernardi Djumiril Setiyono Miharjo
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Chairman Members
As at 31 December 2012, the Company had 1,256 employees (2011: 1,368 employees) (unaudited).
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan memiliki 1.256 karyawan (2011: 1.368 karyawan) (tidak diaudit)
2.
Independent Commissioner
Mohamad Selim Kemal Arief Indrawan Krisna Pribadi Lintong Hutasoit
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal laporan keuangan ini adalah sebagai berikut: Ketua Anggota
President Commissioner Commissioners
2.
SUMMARY POLICIES
OF
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Berikut ini adalah kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan ini juga disusun berdasarkan Keputusan Ketua BapepamLK No. KEP-347/BL/2012 tertanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Kebijakan ini telah diaplikasikan secara konsisten terhadap semua tahun yang disajikan, kecuali dinyatakan lain.
Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the financial statements of the Company, which are in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards. The financial statements have also been prepared in conformity with Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated 25 June 2012 regarding the Presentation and Disclosure of Financial Statements of Issuers or Public Companies. These policies have been consistently applied to all the years presented, unless otherwise stated.
a.
a.
Dasar penyusunan laporan keuangan
Laporan keuangan telah disusun dengan harga perolehan dan menggunakan dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas.
Basis of preparation statements
of
the
financial
The financial statements have been prepared on the basis of historical cost and using the accrual basis except for the statement of cash flows.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/9 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) a.
b.
Dasar penyusunan (lanjutan)
laporan
keuangan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
a.
the
Basis of preparation statements (continued)
of
financial
Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia memerlukan penggunaan estimasi akuntansi penting tertentu. Penyusunan laporan keuangan juga mengharuskan manajemen untuk menggunakan pertimbangannya dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan. Area-area yang memerlukan tingkat pertimbangan atau kompleksitas yang tinggi, atau area dimana asumsi dan estimasi adalah signifikan terhadap laporan keuangan, diungkapkan dalam Catatan 3.
The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of certain critical accounting estimates. It also requires management to exercise its judgement when applying the Company’s accounting policies. The areas involving a higher degree of judgement or complexity, or areas where assumptions and estimates are significant to the financial statements are disclosed in Note 3.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain.
Figures in the financial statements are expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated.
Perubahan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
b.
Changes to Statements of Financial Accounting Standards and Interpretations of Statements of Financial Accounting Standards
Pada tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) baru dan revisi yang berlaku efektif sejak tanggal tersebut. Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan transisi masing-masing standar dan interpretasi.
On 1 January 2012, the Company adopted new and revised Statements of Financial Accounting Standards (“SFAS”) and Interpretations of Statements of Financial Accounting Standards (“IFAS”) that are mandatory for application from that date. Changes to the Company’s accounting policies have been made as required, in accordance with the transitional provisions in the respective standards and interpretations.
Penerapan standar dan intepretasi baru atau revisi, yang relevan dengan operasi Perusahaan dan memberikan dampak pada laporan keuangan, adalah sebagai berikut:
The adoption of the following new or revised standards and interpretations, which are relevant to the Company’s operations and resulted in an effect on the financial statements, as follows:
-
-
PSAK No. 60, Pengungkapan”
“Instrumen
Keuangan:
PSAK 60 mengkonsolidasi dan memperluas ketentuan pengungkapan yang ada dan menambahkan beberapa pengungkapan baru yang signifikan berkaitan dengan instrumen keuangan mengenai pengukuran nilai wajar dan risiko likuiditas. Secara khusus, standar tersebut memerlukan pengungkapan pengukuran nilai wajar berdasarkan hirarki pengukuran. Penerapan standar ini memerlukan tambahan pengungkapan tetapi tidak berdampak terhadap posisi keuangan atau pendapatan komprehensif Perusahaan karena tidak memiliki dampak terhadap klasifikasi dan penilaian instrumen keuangan Perusahaan.
SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosure” SFAS 60 consolidates and expands a number of existing disclosure requirements and adds some significant new disclosures relating to financial instruments about fair value measurements and liquidity risk. In particular, the standard requires the disclosure of fair value measurements by level of measurement hierarchy. The adoption of the standard results in additional disclosures but does not have an impact on the financial position or the comprehensive income of the Company since it does not have any impact on the classification and valuation of the Company’s financial instruments.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/10 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Perubahan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (lanjutan) -
-
PSAK No. 60, “Instrumen Pengungkapan” (lanjutan)
Keuangan:
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) b.
ACCOUNTING
Changes to Statements of Financial Accounting Standards and Interpretations of Statements of Financial Accounting Standards (continued) -
SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosure” (continued)
Prinsip utama dari standar ini adalah untuk mengungkapan informasi yang memadai yang membuat pengguna laporan keuangan mampu mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap kinerja dan posisi keuangan suatu entitas. PSAK 60 berisi pengungkapanpengungkapan baru atas risiko-risiko dan manajemen risiko dan mensyaratkan entitas pelaporan untuk melaporkan sensitivitas instrumen keuangannya terhadap pergerakan risiko-risiko tersebut.
The overriding principle of this standard is to disclose sufficient information to enable users of financial statements to evaluate the significance of financial instruments for an entity’s financial performance and position. SFAS 60 contains new disclosures on risks and risk management and requires reporting entities to report the sensitivity of their financial instruments to movements in risk.
Perusahaan telah menyertakan pengungkapan yang dipersyaratkan PSAK 60 untuk laporan keuangan pada 31 Desember 2012 pada Catatan 34.
The Company has incorporated disclosure requirements of SFAS 60 for the financial statement as at 31 December 2012 in Notes 34.
ISAK No. 16 – “Perjanjian Konsesi Jasa” dan ISAK No. 22 – “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan”
-
IFAS No. 16 – “Service Concession Arrangements” and IFAS No. 22 – “Service Concession Arrangements: Disclosure”
ISAK 16 – Perjanjian Konsesi Jasa berhubungan dengan perlakuan akuntansi atas perjanjian konsesi jasa, sedangkan ISAK 22 – Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan – berhubungan dengan halhal mengenai perjanjian konsesi yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
IFAS 16 – Service Concession Arrangements relates to the accounting treatment of service concession arrangements, while IFAS 22 – Service Concession Arrangement: Disclosures – relates to concession contracts that should be disclosed in the notes to the financial statements.
Sesuai dengan PKS, Perusahaan menyediakan dua jasa terpisah yang terdiri atas pengembangan fasilitas produksi dan distribusi air (“Infrastruktur”) dan juga memproduksi, mendistribusikan dan mengelola penyediaan air di bagian timur Jakarta.
Under the CA, the Company provides two separate services which consist of the developing water production and distribution facilities (the “Infrastructure”) as well as producing, distributing and managing the water supply in the eastern part of Jakarta.
Perusahaan mengakui pendapatan atau biaya terkait dengan pengembangan Infrastruktur sesuai dengan PSAK 34 (Revisi 2010) – “Kontrak Konstruksi”, sedangkan Perusahaan mengakui pendapatan terkait dengan kegiatan produksi, distribusi, dan pengelolaan penyediaan air sesuai dengan PSAK 23 (Revisi 2010) – “Pendapatan”. PAM JAYA, selaku pemberi konsesi (grantor), memberikan kompensasi kepada Perusahaan untuk kedua kegiatan di atas dalam bentuk hak untuk menagih pengguna Infrastruktur. Perusahaan mencatat hak ini sebagai aset takberwujud yang diakui senilai biaya pembangunan Infrastruktur. Sebelum adanya interprestasi ini, Perusahaan mencatat biaya terkait sebagai aset tetap.
The Company recognises revenue and cost relating to the development of the Infrastructure, in accordance with SFAS 34 (Revised 2010) – “Construction Contracts”, while the Company recognises revenue relating to production, distribution and management the water supply in accordance with SFAS 23 (Revised 2010) – “Revenue”. PAM JAYA, the grantor, provides compensation to the Company for both activities in the form of rights to charge the users of the Infrastructure. The Company records these rights as intangible assets at the cost of developing the Infrastructure. Prior to this interpretation, the Company recorded such costs as fixed assets.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/11 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Perubahan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (lanjutan)
-
ISAK No. 16 – “Perjanjian Konsesi Jasa” dan ISAK No. 22 – “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan” (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) b.
ACCOUNTING
Changes to Statements of Financial Accounting Standards and Interpretations of Statements of Financial Accounting Standards (continued) -
IFAS No. 16 – “Service Concession Arrangements” and IFAS No. 22 – “Service Concession Arrangements: Disclosure” (continued)
Perusahaan memiliki kewajiban kontraktual untuk memelihara Infrastruktur pada tingkat pelayanan tertentu sebelum diserahkan kepada pemberi konsesi (grantor) saat berakhirnya PKS. Kewajiban-kewajiban kontraktual tersebut diakui dan diukur sesuai dengan PSAK 57 – “Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi “, yaitu menggunakan estimasi terbaik atas pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.
The Company has contractual obligations to maintain the Infrastructure to a specified level of service ability before it is handed over to the grantor at the end of the CA. These contractual obligations should be recognised and measured in accordance with SFAS 57: Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Asset i.e. using the best estimate of the expenditure required to settle the present obligation at the end of the reporting period.
Perusahaan menerapkan ISAK 16 secara prospektif pada permulaan periode sajian paling awal karena tidak praktis untuk menerapkan interpretasi ini secara retrospektif sebagaimana diperbolehkan Interpretasi ini. Penerapan retrospektif tidak praktis karena sebagian besar Infrastruktur dibangun sebelum tahun 2007 dan pemegang saham saat ini baru membeli Perusahaan di tahun 2007, sehingga catatan rinci aktifitas konstruksi yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian secara retrospektif atau memungkinkan estimasi handal atas margin konstruksi tidak tersedia. Dengan demikian, nilai tercatat Infrastruktur yang dicatat sebagai aset tetap pada 1 Januari 2011 sebesar Rp776.165.663 telah direklasifikasikan sebagai "aset takberwujud".
The Company has applied IFAS 16 prospectively at the start of the earliest period presented due to it being impractical to apply this Interpretation retrospectively, as allowed under the Interpretation. It is impractical because the majority of the existing Infrastructure was built before 2007 and the current shareholder just acquired the Company in 2007, therefore detailed records about construction activities necessary to perform retrospective adjustments or to enable a reliable estimate of construction margin have not been readily available. Accordingly, the carrying amount of the Infrastructure recorded as fixed assets as at 1 January 2011 totaling Rp776,165,663 has been reclassified as “intangible assets”.
Lihat Catatan 4 atas laporan keuangan untuk penyajian kembali laporan keuangan 31 Desember 2011 dan 2010 sehubungan dengan penerapan ISAK 16.
Refer to Note 4 to the financial statements for the restatement of 31 December 2011 and 1 January 2011 financial statements with respect to applying IFAS 16.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/12 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Perubahan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) b.
ACCOUNTING
Changes to Statements of Financial Accounting Standards and Interpretations of Statements of Financial Accounting Standards (continued)
Penerapan standar dan interpretasi yang baru dan direvisi berikut ini, tidak menyebabkan perubahan signifikan terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak berdampak material terhadap jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahun berjalan atau tahun sebelumnya:
The adoption of the following new and revised standards and interpretations did not result in significant changes to the Company’s accounting policies and had no material effect on the amounts reported for the current or prior financial years:
-
PSAK 10 (Revisi 2010) - “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”; PSAK No. 13 (Revisi 2011) – “Properti Investasi”; PSAK No. 16 (Revisi 2011) – “Aset Tetap”; PSAK No. 18 (Revisi 2010) – “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”; PSAK No. 24 (Revisi 2010) – “Imbalan Kerja”; PSAK No. 26 (Revisi 2011) – “Biaya Pinjaman”; PSAK No. 28 (Revisi 2011) – “Akuntansi untuk Asuransi Kerugian”; PSAK No. 30 (Revisi 2011) – “Sewa”; PSAK No. 33 (Revisi 2011) – “Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Pertambangan Umum”; PSAK No. 34 (Revisi 2010) – “Kontrak Konstruksi”; PSAK No. 36 (Revisi 2011) – “Akuntansi untuk Asuransi Jiwa”; PSAK No. 45 (Revisi 2011) – “Pelaporan Keuangan Entias Nirlaba”; PSAK No. 46 (Revisi 2010) – “Pajak Penghasilan”; PSAK No. 50 (Revisi 2010) – “Instrumen Keuangan: Penyajian”; PSAK No. 53 (Revisi 2010) – “Pembayaran Berbasis Saham”; PSAK No. 55 (Revisi 2011) – “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”;
-
PSAK No. 56 (Revisi 2011) – “Laba per Saham”; PSAK No. 61 – “Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah”; PSAK No. 62 – “Kontrak Asuransi”; PSAK No. 63 – “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”;
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SFAS 10 (Revised 2010), - “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”; SFAS No. 13 (Revised 2011) – “Investment Property”; SFAS No. 16 (Revised 2011) – “Fixed Assets”; SFAS No. 18 (Revised 2010) – “Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans”; SFAS No. 24 (Revised 2010) – “Employee Benefit”; SFAS No. 26 (Revised 2011) – “Borrowing Costs”; SFAS No. 28 (Revisi 2011) – “Accounting for Loss Insurance”; SFAS No. 30 (Revisi 2011) –“Leases”; SFAS No. 33 (Revised 2011) – “Stripping Activities and Environmental Management in General Mining”; SFAS No. 34 (Revised 2010) – “Construction Contracts”; SFAS No. 36 (Revised 2011) – “Accounting for Life Insurance”; SFAS No. 45 (Revised 2011) – “Financial Reporting for Non-Profit Organisations”; SFAS No. 46 (Revised 2010) – “Income Taxes”; SFAS No. 50 (Revised 2010) – “Financial Instruments: Presentation”; SFAS No. 53 (Revised 2010) – “Sharebased Payment”; SFAS No. 55 (Revised 2011) – “Financial Instruments: Recognition and Measurement”; SFAS No. 56 (Revised 2011) – “Earning per Share”; SFAS No. 61 – “Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance”; SFAS No. 62 – “Insurance Contract”; SFAS No. 63 – “Financial Reporting in Hyperinflationary Economies”;
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/13 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Perubahan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (lanjutan)
-
-
-
-
-
-
-
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes to Statements of Financial Accounting Standards and Interpretations of Statements of Financial Accounting Standards (continued)
PSAK No. 64 – “Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi Pada Pertambangan Sumber Daya Mineral”; ISAK No. 13 – “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”; ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batasan Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”; ISAK No. 18 – “Bantuan Pemerintah Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi”; ISAK No. 19 – “Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”; ISAK No. 20 – “Pajak Penghasilan Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya”; ISAK No. 23 – “Sewa Operasi – Insentif”;
-
SFAS No. 64 – “Exploration and Evaluation of Mineral Resources”;
-
IFAS No. 13 – “Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation”; IFAS No. 15, “SFAS No. 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”; IFAS No. 18 – “Government Assistance No Specific Relation to Operating Activities”; IFAS No. 19 – “Applying the Restatement Approach under SFAS 63: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies”;
ISAK No. 24 – “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan suatu Bentuk Legal Sewa”; ISAK No. 25 – “Hak atas Tanah”; dan ISAK No. 26 – “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”.
-
-
-
-
-
-
-
IFAS No. 20 – “Income Taxes - Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”; IFAS No. 23 – “Operating Leases Incentives”; IFAS No. 24 – “Evaluating the Substance of Tansactions Involving the Legal Form of a Lease”; IFAS No. 25 – “Land Rights”; and IFAS No. 26 – “Reassessment of Embedded Derivatives”.
Pencabutan standar akuntansi dan interpretasi berikut ini tidak menyebabkan perubahan signifikan terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak berdampak material terhadap jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahun berjalan atau tahun sebelumnya:
The withdrawal of the following accounting standards and interpretations does not result in significant changes to the Company’s accounting policies and has no material effect on the amounts reported for the current or prior financial years:
-
PSAK No. 11, “Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing”; PSAK No. 27, “Akuntansi Koperasi”;
-
PSAK No. 29, - “Akuntansi Minyak dan Gas Bumi”; PSAK No. 39 – “Akuntansi Kerja Sama Operasi”; PSAK No. 47, “Akuntansi untuk Tanah”; PSAK No. 52, “Mata Uang Pelaporan”; ISAK No. 4, “Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs” ISAK No. 5, “Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual”
-
-
-
-
SFAS No. 11, “Translation of Financial Statements in Foreign Currencies”; SFAS No. 27, “Accounting for Cooperatives”; SFAS No. 29, - “Accounting for Oil and Gas”; SFAS No. 39 – “Accounting for Joint Operations”; SFAS No. 47, “Accounting for Land”; SFAS No. 52, “Reporting Currency”; IFAS No. 4, “Allowed Alternative Treatment on Exchange Difference” IFAS No. 5, “Reporting Changes in Fair Value of Securities included in Available for Sale Investment”
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/14 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
2.
Perubahan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
In addition, management is of the opinion that the revisions to SFAS No. 38, “Business Combinations on Entities under Common Control” and withdrawal of SFAS No. 51, “Quasi Reorganisation (PPSAK No. 10)” which are mandatory for financial reporting periods beginning on or after 1 January 2013 will not have any impact to the Company’s financial statements.
Lebih lanjut, manajemen berpendapat kalau revisi atas PSAK No. 38, “Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali” dan pencabutan atas PSAK No. 51, “Akuntansi KuasiReorganisasi (PPSAK No. 10)” yang wajib diterapkan untuk periode pelaporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013 tidak akan memberikan dampak kepada laporan keuangan Perusahaan. c.
Penjabaran mata uang asing
Changes to Statements of Financial Accounting Standards and Interpretations of Statements of Financial Accounting Standards (continued)
c.
Foreign currency translation
Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan Perusahaan diukur menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana Perusahaan beroperasi (mata uang fungsional). Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional dan penyajian Perusahaan.
Items included in the financial statements of the Company are measured using the currency of the primary economic environment in which the Company operates (the functional currency). The financial statements are presented in Rupiah, which is the Company’s functional and presentation currency.
Transaksi dalam mata uang selain mata uang Rupiah dijabarkan menjadi Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berasal dari pembayaran atas transaksi-transaksi tersebut dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun diakui dalam laba rugi.
Transactions denominated in currencies other than Rupiah are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transaction. Foreign exchange gains and losses resulting from the settlement of such transactions and from the translation at yearend exchange rates of monetary assets and liabilities in currencies other than Rupiah are recognised in profit or loss.
Kurs yang digunakan pada tanggal laporan posisi keuangan, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia, adalah sebagai berikut (dalam Rupiah penuh):
As at the statement of financial position dates, the exchange rates used, based on the middle rates published by Bank Indonesia, were as follow (full Rupiah amount):
31 Desember/ December 2012 Dolar Amerika Serikat (“Dolar AS” atau “AS$”) Pound Sterling Inggris (“GBP”)
31 Desember/ December 2011
9,670
9,068
15,579
13,969
United States Dollar (“US Dollar” or “US$”) Great Britain Pound Sterling (“GBP”)
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/15 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d.
e.
f.
Kas dan setara kas
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas mencakup kas, bank, dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.
Cash and cash equivalents are cash on hand, cash in banks and time deposits with maturity periods of three months or less at the time of placement and which are not used as collateral or are not restricted.
Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
The statements of cash flows have been prepared using the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities.
Piutang usaha
e.
Trade receivables
Piutang adalah jumlah tagihan kepada PAM JAYA untuk jasa distribusi, pengelolaan, dan penyediaan air di bagian timur Jakarta.
Trade receivables are amounts due from PAM JAYA for distributing, processing and managing services of water supply in the eastern part of Jakarta.
Piutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi (dengan menggunakan metode bunga efektif, apabila dampak pendiskontoan signifikan), dikurangi dengan provisi penurunan nilai. Jika pembayaran piutang diharapkan selesai dalam satu tahun atau kurang, piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang tersebut disajikan sebagai aset tidak lancar.
Trade receivables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost (using the effective interest method, if the impact of discounting is significant), less any provision for impairment. If collection is expected in one year or less, they are classified as current assets. If not, they are presented as non-current assets.
Persediaan
f.
Inventory
Persediaan terdiri dari bahan kimia dan material untuk proyek investasi dan pemeliharaan yang diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan bahan kimia dan material untuk proyek investasi dan pemeliharaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, setelah dikurangi provisi persediaan usang.
Inventory consists of chemicals and materials for capital and maintenance projects and is valued at the lower of cost or net realisable value. Cost for chemicals and materials for capital and maintenance projects are determined on the weighted average basis, less allowance for obsolete inventory.
Provisi untuk persediaan yang sudah usang dan tidak lancar ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masingmasing jenis persediaan pada masa mendatang.
A provision for obsolete and slow moving inventory is determined on the basis of estimated future usage or sale of individual inventory items.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/16 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g.
Aset keuangan 1.
2.
Klasifikasi, pengakuan, dan pengukuran
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g.
Financial assets 1.
recognition
and
Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan dalam kategori berikut: (i) nilai wajar melalui laba rugi; (ii) dimiliki hingga jatuh tempo; (iii) pinjaman dan piutang; dan (iv) tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saat aset keuangan tersebut diperoleh. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal.
The Company classifies its financial assets into the following categories of: (i) fair value through profit or loss; (ii) held-tomaturity; (iii) loans and receivables; and (iv) available-for-sale. The classification depends on the purpose for which the financial assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan hanya memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman dan piutang.
As at 31 December 2012 and 2011, the Company only has financial assets classified as loans and receivables.
Pinjaman dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pinjaman dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan kemudian diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Mereka dimasukkan ke dalam aset lancar kecuali untuk yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan setelah akhir tahun pelaporan. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Loans and receivables are initially recognised at fair value including directly attributable transaction costs and subsequently carried at amortised cost using the effective interest method. They are included in current assets, except for those with maturities greater than 12 months after the end of the reporting year. They are classified as noncurrent assets.
Pinjaman dan piutang Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, kas di bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya dan piutang usaha.
The Company’s loans and receivables comprise of cash and cash equivalents, restricted cash in banks and time deposit and trade receivables.
Penghentian pengakuan
2.
Saling hapus antar instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Derecognition Financial assets are derecognised when the rights to receive cash flow from the investments have expired or have been transferred and the Company has transferred substantially all of the risks and rewards of ownership.
Aset keuangan dihentikan pengakuannya apabila hak untuk menerima arus kas dari suatu investasi telah berakhir atau telah ditransfer dan Perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut. 3.
Classifications, measurement
3.
Offsetting financial instruments Financial assets and liabilities are offset and their net amounts are reported in the statement of financial position when there is a legally enforceable right to offset the recognised amounts and there is an intention to settle on a net basis, or realise the asset and settle the liability simultaneously.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/17 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h.
Penurunan nilai dari aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya diamortisasi
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) h.
ACCOUNTING
Impairment of financial assets carried at amortised cost
Pada setiap akhir tahun pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
The Company assesses at the end of each reporting year whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Bukti penurunan nilai termasuk indikasi bahwa debitur atau kelompok debitur sedang mengalami kesulitan keuangan signifikan, terjadi wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, terdapat kemungkinan bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya, dan dimana data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan, seperti perubahan dalam tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.
Evidence of impairment may include indications that the debtors or a group of debtors is experiencing significant financial difficulty, default or delinquency in interest or principal payments, the probability that they will enter bankruptcy or other financial reorganisation, and where observable data indicate that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows, such as changes in arrears or economic conditions that correlate with defaults.
Jumlah kerugian diukur sebagai selisih nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung atau menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laba rugi.
The amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of the estimated future cash flow (excluding future credit losses that have not been incurred) discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced either directly or through the use of an allowance account. The amount of the loss is recognised in profit or loss.
Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dibalik, baik secara langsung atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Pembalikan tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal dilakukan pembalikan penurunan nilai. Jumlah pembalikan aset keuangan diakui dalam laba rugi.
If, in a subsequent year, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognised impairment loss will be reversed either directly or by adjusting an allowance account. The reversal will not result in the carrying of a financial asset that exceeds what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised at the date at which the impairment was reversed. The reversal amount will be recognised in profit or loss.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/18 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i.
Aset tetap dan penyusutan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) i.
ACCOUNTING
Fixed assets and depreciation Fixed assets are initially recognised at cost and subsequently, carried at cost less accumulated depreciation and accumulated impairment loss. Fixed assets are depreciated from the month the assets are placed into service using the straight-line method over the lesser of the estimated useful lives of the assets or the remaining term of the Agreement as follows:
Pada awalnya, aset tetap diakui sebesar harga perolehan dan setelahnya, dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Aset tetap disusutkan sejak bulan ketika aset tersebut digunakan berdasarkan metode garis lurus selama periode yang lebih rendah antara estimasi masa manfaat aset atau sisa masa berlaku Perjanjian Kerjasama, yang ditentukan sebagai berikut:
Tahun/Years Bangunan Komputer Kendaraan bermotor Perlengkapan kantor Biaya proyek
8 4 4 4 11
Buildings Computers Motor vehicles Office equipments Project costs
Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset terpisah, sebagaimana mestinya, hanya apabila kemungkinan besar Perusahaan akan mendapatkan manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan andal. Nilai tercatat komponen yang diganti tidak lagi diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan dalam laba rugi dalam tahun keuangan dimana biaya-biaya tersebut terjadi.
Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or recognised as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Company and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amounts of replaced parts are derecognised. All other repairs and maintenance are charged to profit or loss during the financial year in which they are incurred.
Masa manfaat aset, nilai sisa, dan metode depresiasi dikaji dan disesuaikan, jika diperlukan, setidaknya setiap akhir tahun buku. Dampak dari setiap revisi diakui dalam laba rugi, ketika perubahan terjadi.
Assets’ useful lives, residual values and depreciation method are reviewed and adjusted if appropriate, at least at each financial yearend. The effects of any revisions are recognised in profit or loss, when the changes arise.
Nilai tercatat aset tetap yang tidak digunakan lagi, dikeluarkan dari laporan keuangan, dan keuntungan dan kerugian yang timbul akibat pelepasan aset tetap tersebut, jika ada, diakui didalam laba rugi.
For assets which are no longer utilised, the carrying amounts are eliminated from the financial statements and the resulting gains and losses on disposals of fixed assets, if any, are recognised in the profit or loss.
Akumulasi biaya konstruksi dan pemasangan aset tetap dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya-biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai dan siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal tersebut.
The accumulated costs of constructions/installation of fixed assets are capitalised as construction in progress. These costs are reclassified to fixed asset accounts when the construction or installation is completed and is ready for use in the manner intended by management. Depreciation is charged from that date.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/19 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) j.
k.
Sewa
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) j.
ACCOUNTING
Leases
Suatu sewa dimana porsi yang signifikan atas risiko dan manfaat kepemilikan aset masih tetap berada ditangan lessor, maka sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (dikurangi dengan insentif yang diterima dari lessor) dibebankan ke laba rugi dengan metode garis lurus selama masa sewa.
Leases in which a significant portion of the risks and rewards of ownership are retained by the lessor are classified as operating leases. Payments made under operating leases (net of any incentives received from the lessor) are charged to profit or loss on a straight-line basis over the period of the lease.
Sewa aset tetap dimana Perusahaan memiliki secara substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewa atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Leases of fixed assets where the Company has substantially all the risks and rewards of ownership are classified as finance leases. Finance leases are capitalised at the lease’s commencement at the lower of the fair value of the leased property or the present value of the minimum lease payments.
Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara bagian yang merupakan pelunasan liabilitas dan bagian yang merupakan beban keuangan sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo pembiayaan. Unsur bunga dalam beban keuangan dibebankan dalam laba rugi selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas setiap tahun.
Each lease payment is allocated between the liability and finance charges so as to achieve a constant rate on the outstanding finance balance. The interest element of the finance cost is charged to profit or loss over the lease year so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability for each year.
Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan dengan metode yang sama dengan penyusutan aset tetap yang dimiliki sendiri. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan memiliki aset tersebut pada akhir masa sewa, aset tersebut disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset atau masa sewa.
Fixed assets acquired under finance leases are depreciated similarly to owned assets. If there is no reasonable certainty that the Company will hold the ownership by the end of the lease term, the asset is depreciated over the shorter of the useful life of the asset or the lease term.
Penurunan nilai dari aset non-keuangan Aset yang diamortisasi atau disusutkan dikaji untuk penurunan nilai jika terdapat kejadian atau perubahan dalam keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat kemungkinan tidak dapat dipulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui sebesar jumlah dimana jumlah tercatat aset melebihi jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah (unit penghasil kas).
k.
Impairment of non-financial assets Assets that are subject to amortisation or depreciation are reviewed for impairment whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognised for the amount by which the asset’s carrying amount exceeds its recoverable amount. The recoverable amount is the higher of an asset’s fair value less costs to sell and its value-in-use. For the purposes of assessing impairment, assets are grouped at the lowest level for which there is separately identifiable cash flows (cash-generating units).
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/20 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k.
Penurunan nilai dari aset non-keuangan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) k.
Utang usaha
of
non-financial
assets
Non-financial assets that have suffered an impairment are reviewed for possible reversal of the impairment at each reporting date. Reversal on impairment loss for assets would be recognised if, and only if, there has been a change in the estimates used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment test was carried out. Reversal on impairment losses will be immediately recognised on profit or loss. The reversal will not result in the carrying amount of an asset that exceeds what the depreciated cost would have been had the impairment not been recognised at the date at which the impairment was reversed.
Aset non-keuangan yang mengalami penurunan nilai, ditelaah untuk kemungkinan pembalikan penurunan nilai, pada setiap tanggal pelaporan. Pembalikan rugi penurunan nilai, untuk aset, diakui jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan jumlah terpulihkan aset sejak pengujian penurunan nilai terakhir kali. Pembalikan rugi penurunan nilai tersebut diakui segera dalam laba rugi. Pembalikan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset melebihi biaya perolehan didepresiasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pembalikan dilakukan. l.
Impairment (continued)
ACCOUNTING
l.
Trade payables
Utang usaha adalah kewajiban untuk membayar barang atau jasa yang telah diperoleh dari pemasok dalam kegiatan usaha normal.
Trade payables are obligations to pay for goods or services that have been acquired in the ordinary course of business from suppliers.
Utang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur sebesar harga perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Utang usaha dikelompokan sebagai liabilitas jangka pendek apabila pembayaran jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang. Jika tidak, utang usaha tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka panjang.
Trade payables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost using the effective interest method. Trade payables are classified as current liabilities if payment is due within one year or less. If not, they are presented as non-current liabilities.
m. Pinjaman
m. Borrowings
Pinjaman diakui pada awalnya pada nilai wajar, dikurangi dengan biaya transaksi yang terjadi. Pinjaman kemudian dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi; selisih antara hasil perolehan (dikurangi dengan biaya transaksi) dan nilai penarikan diakui dalam laba-rugi selama periode pinjaman dengan menggunakan metode bunga efektif.
Borrowings are recognised initially at fair value, net of transaction cost incurred. Borrowings are subsequently carried at amortised cost; any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the redemption value is recognised in the profit or loss over the period of the borrowings using the effective interest method.
Biaya-biaya yang dibayarkan untuk mendapatkan fasilitas pinjaman diakui sebagai biaya transaksi dari pinjaman tersebut, apabila besar kemungkinan akan dilakukan penarikan atas sebagian atau seluruh fasilitas tersebut. Dalam hal ini, biaya tersebut ditangguhkan sampai dengan penarikan dilakukan. Apabila tidak terdapat bukti bahwa besar kemungkinan akan dilakukan penarikan atas sebagian atau seluruh fasilitas tersebut, biaya tersebut dikapitalisasi sebagai biaya dibayar dimuka untuk jasa likuiditas dan diamortisasi selama periode dari fasilitas yang terkait.
Fees paid on the establishment of loan facilities are recognised as transaction costs of the loan to the extent that it is probable that some or all of the facility will be drawn down. In this case, the fee is deferred until the drawdown occurs. To the extent there is no evidence that it is probable that some or all of the facility will be drawn down, the fee is capitalised as a prepayment for liquidity services and amortised over the period of the facility to which it relates.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/21 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Pinjaman (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) m. Borrowings (continued)
Borrowings are classified as current liabilities unless the Company has an unconditional right to defer the settlement of the liability for at least 12 months after the reporting date.
Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek kecuali Perusahaan memiliki hak tanpa syarat untuk menunda pembayaran liabilitas selama paling tidak 12 bulan setelah tanggal pelaporan. n.
Pengakuan pendapatan dan beban
n.
Revenue and expense recognition
Pendapatan Perusahaan hanya berasal dari perjanjian konsesi jasanya.
The Company’s revenue is solely from its service concession arrangement.
(i)
(i)
Penyediaan air
(ii)
(ii)
Pendapatan konstruksi atas Perjanjian Konsesi Jasa Konstruksi atau jasa upgrade yang berkaitan dengan perjanjian konsesi jasa diakui sebagai pendapatan berdasarkan persentase penyelesaian pekerjaan yang dilakukan. Tahap penyelesaian dinilai dengan mengacu pada proporsi biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan yang dilakukan hingga tanggal pelaporan dengan estimasi jumlah biaya kontrak. Apabila hasil kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal, pendapatan kontrak diakui hanya sebatas biaya kontrak.
(iii)
(iii)
karena
Aset takberwujud yang timbul karena perjanjian konsesi jasa adalah hak Perusahaan untuk membebankan pengguna infrastruktur berdasarkan PKS dan perubahannya (lihat Catatan 1b).
Services
Expenses Expenses are recognised as incurred on the accrual basis.
Beban diakui pada saat terjadinya dengan basis akrual. timbul
Construction revenue under Concession Arrangement
Construction or upgrade services under service concession arrangement is recognised as revenue based on the percentage of completion of the work performed. The stage of completion is assessed by reference to the proportion that contract costs incurred for work performed to date compared to the estimated total contract costs. When the outcome of a construction contract cannot be estimated reliably, contract revenue is recognised only to the extent of contract costs.
Beban
Aset takberwujud yang perjanjian konsesi jasa
Water supply charges The Cooperation Agreement entitles the Company to recognise revenue based upon the volume of water billed and collected multiplied by a predetermined 3 water charge per m . The Company recognises revenue on the basis of the volume sold and billed adjusted to reflect the collections and prudent judgement of what will be collected from the water bill.
Perjanjian Kerjasama memberikan hak kepada Perusahaan untuk mengakui pendapatan berdasarkan volume air yang ditagih dan dibayar dikalikan dengan 3 imbalan air per m yang ditetapkan sebelumnya. Perusahaan mengakui pendapatan berdasarkan volume air yang dijual dan ditagih, yang disesuaikan untuk mencerminkan tingkat penerimaan pembayaran dan mempertimbangkan secara seksama jumlah yang akan diterima dari tagihan tersebut.
o.
ACCOUNTING
o.
Intangible assets arising concession arrangements
from
service
Intangible assets arising from service concession represents the Company’s rights to charge the users of the infrastructure under the CA and its amendments (refer to Note 1b).
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/22 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) o.
p.
Aset takberwujud yang timbul perjanjian konsesi jasa (lanjutan)
karena
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) o.
ACCOUNTING
Intangible assets arising from service concession arrangements (continued)
Peningkatan kemampuan infrastruktur dan pengembangan infrastruktur baru dikapitalisasi sebagai aset takberwujud yang belum dapat digunakan. Akumulasi biaya-biaya tersebut direklasifikasi sebagai aset tak berwujud yang dapat digunakan pada saat peningkatan kemampuan infrastruktur atau pembangunan infrastruktur baru telah selesai. Penghasilan sehubungan dengan peningkatan kemampuan infrastruktur atau pembangunan infrastruktur baru diakui sesuai dengan kebijakan pengakuan pendapatan dalam Catatan 2n atas laporan keuangan.
Enhancement or upgrading of existing infrastructure or development of new infrastructure are capitalised as intangible asset not ready to use. These accumulated costs are reclassified to intangible asset ready to use when the enhancement or upgrading of existing infrastructure or construction of new infrastructure are completed. Revenue associated from enhancement or upgrading of existing infrastructure or constructing of new infrastructure is recognised in accordance with revenue recognition policy in Note 2n to the financial statements.
Aset takberwujud yang dapat digunakan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama PKS.
Intangible assets ready for use are amortised using straight-line method over the life of CA.
Provisi 1.
Provisi perjanjian jasa konsesi
p.
Provisions 1.
Provision for arrangement
service
concession
Berdasarkan PKS, Perusahaan bertanggung jawab untuk mengoperasikan dan memelihara infrastruktur dan aset terkait infrastruktur yang ada yang dimiliki oleh PAM JAYA atau setiap bagian atau pengganti daripadanya dan aset baru untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan sesuai dengan tata cara pengoperasian yang baik. Oleh karena itu, secara berkala, Perusahaan harus memelihara dan mengganti bagian-bagian tertentu dari infrastruktur seperti pompapompa produksi, panel-panel produksi, dan sebagainya.
Under the CA, the Company is responsible for operating and maintaining the existing infrastructure and infrastructure related assets owned by PAM JAYA or any part or replacement of those assets and the new assets to provide services to customers in accordance with good operating practice. As such, on regular basis, the Company is required to maintain and replace certain part of assets within the infrastructure such as production pumps, production panel, etc.
Karena Perusahaan tidak secara spesifik dibayar atas kegiatan pemeliharaan dan kegiatan lain terkait pemeliharaan, kewajiban pemeliharan tersebut diakui dan diukur sesuai dengan PSAK 57, Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi, yaitu sebesar nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko yang terkait dengan liabilitas tersebut.
Since, the Company is not specifically remunerated for its maintenance and other related activities, such obligations are recognised and measured in accordance with SFAS 57, Provision, Contingent Liabilities and Contingent Assets, that is, at the present value of the expenditure expected to be required to settle the obligations using a pre-tax rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the obligations.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/23 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p.
Provisi (lanjutan) 2.
q.
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) p.
Provisi lain-lain
ACCOUNTING
Provisions (continued) 2.
Other provisions
Provisi biaya restrukturisasi, tuntutan hukum dan lainnya diakui ketika: Perusahaan memiliki kewajiban hukum atau konstruktif saat kini sebagai akibat dari peristiwa masa lalu; kemungkinan arus keluar sumber daya diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut; dan jumlahnya dapat diestimasi secara andal. Provisi restrukturisasi dapat meliputi halhal seperti denda penghentian pembiayaan dan pembayaran penghentian karyawan. Provisi tidak diakui untuk kerugian operasional masa depan.
Provision for restructuring costs, legal claims and others are recognised when: the Company has a present legal or constructive obligation as a result of past events; it is probable that an outflow of resources will be required to settle the obligation; and the amount can be reliably estimated. Restructuring provision may comprise items such as lease termination penalties and employee termination payments. No provision is recognised for future operating losses.
Ketika terdapat beberapa kewajiban yang serupa, kemungkinan penyelesaian mengakibatkan arus keluar ditentukan dengan mempertimbangkan kelas kewajiban secara keseluruhan. Provisi diakui walaupun kemungkinan adanya arus keluar sehubungan dengan item manapun yang termasuk dalam kelas kewajiban yang sama mungkin kecil.
Where there are a number of similar obligations, the likelihood that an outflow will be required in settlement is determined by considering the class of obligations as a whole. A provision is recognised even if the likelihood of an outflow with respect to any one item included in the same class of obligations may be small.
Provisi diukur sebesar nilai kini dari estimasi terbaik manajemen atas pengeluaran yang diharapkan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Tingkat diskonto yang diginakan untuk menentukan nilai kini adalah tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko yang terkait dengan kewajiban. Peningkatan provisi karena berjalannya waktu diakui sebagai beban keuangan.
Provision is measured at the present value of management’s best estimate of the expenditure required to settle the present obligation at the end of the reporting period. The discount rate used to determine the present value is a pre-tax rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the liability. The increase in the provision due to the passage of time is recognised as finance costs.
Imbalan kerja karyawan (i)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Kewajiban imbalan pasca masa kerja Perusahaan mempunyai dua jenis karyawan, yaitu karyawan rekrut langsung dan karyawan yang diperbantukan dari PAM JAYA. Karyawan yang diperbantukan dari PAM JAYA adalah peserta Dana Pensiun PAM Seluruh Indonesia (“Dapenma Pamsi”). Karyawan langsung bukan anggota Dapenma Pamsi.
q.
Employee benefits (i)
Post-retirement benefit obligations The Company has two types of employees, direct-hired employees and employees seconded from PAM JAYA. Employees seconded from PAM JAYA are participants of Dana Pensiun PAM Seluruh Indonesia (“Dapenma Pamsi”). Direct-hired employees are not members of Dapenma Pamsi.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/24 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) q.
Imbalan kerja karyawan (lanjutan) (i)
Kewajiban imbalan pasca masa kerja (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) q.
ACCOUNTING
Employee benefits (continued) (i)
Post-retirement (continued)
benefit
obligations
Skema pensiun dapat diklasifikasikan sebagai program iuran pasti atau program imbalan pasti, tergantung pada substansi ekonomis syarat dan kondisi utama program tersebut. Program iuran pasti adalah program imbalan pascakerja yang mewajibkan perusahaan membayar sejumlah iuran tertentu kepada entitas terpisah. Perusahaan tidak memiliki kewajiban hukum atau konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika entitas tersebut tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar seluruh imbalan pascakerja sebagai imbalan atas jasa yang diberikan pekerja pada periode berjalan dan periode lalu. Program imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pascakerja yang akan diterima seorang karyawan pada saat pensiun, biasanya berdasarkan pada satu atau lebih faktor seperti usia, masa kerja, dan kompensasi.
Pension schemes are classified as either defined contribution plans or defined benefit plans, depending on the economic substance of the plan as derived from its principal terms and conditions. A defined contribution plan is a pension plan under which the Company pays fixed contributions into a separate entity. The Company has no legal or constructive obligations to pay further contributions if the fund does not hold sufficient assets to pay all employees the benefits relating to employee service in the current and prior years. A defined benefit plan defines an amount of pension benefit that an employee will receive on retirement, usually dependent on one or more factors such as age, years of service and compensation.
Perusahaan harus mencadangkan jumlah minimal imbalan pensiun sesuai dengan Undang-Undang (“UU”) Ketenagakerjaan No. 13/2003 atau Kontrak Kerja Bersama (“KKB”), mana yang lebih tinggi. Karena UU Ketenagakerjaan atau KKB menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan atau KKB adalah program imbalan pasti.
The Company is required to provide a minimum amount of pension benefit in accordance with Labour Law No. 13/2003 or the Company’s Collective Labour Agreement (the “CLA”), whichever is higher. Since the Labour Law or the CLA sets the formula for determining the minimum amount of pension benefits, in substance pension plans under the Labour Law or the CLA represent defined benefit plans.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/25 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) q.
Imbalan kerja karyawan (lanjutan) (i)
Kewajiban imbalan pasca masa kerja (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) q.
ACCOUNTING
Employee benefits (continued) (i)
Post-retirement (continued)
benefit
obligations
Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Besarnya kewajiban imbalan pasti ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan secara tahunan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar masa depan menggunakan tingkat suku bunga obligasi Pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi Perusahaan berkualitas tinggi) dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
The liability recognised in the statement of financial position in relation to the defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the end of the reporting period less the fair value of plan assets, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service costs. The defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using the interest rates of Governement bonds (considering currently there is no deep market for high quality corporate bonds) that are denominated in the currency in which the benefits will be paid, and that have terms of maturity approximating the terms of the related pension obligations.
Beban yang diakui dalam laba rugi termasuk biaya jasa kini, beban bunga, amortisasi biaya jasa lalu, dan keuntungan dan kerugian aktuaria.
Expenses charged to profit or loss include current service costs, interest expense, amortisation of past service cost and actuarial gains and losses.
Biaya jasa lalu diakui segera dalam laba rugi, kecuali perubahan program pensiun bergantung kepada sisa masa kerja karyawan untuk jangka waktu tertentu (periode hak atau vested). Dalam kasus ini, biaya jasa lalu diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode hak.
Past-service costs are recognised immediately in profit or loss, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the pastservice costs are amortised on a straightline basis over the vesting period.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi-asumsi aktuarial, apabila melebihi 10% dari nilai kini dari kewajiban imbalan pasti (sebelum dikurangi aset program) atau 10% dari nilai wajar aset program pada akhir tahun pelaporan, dibebankan atau dikreditkan dalam laba rugi selama rata-rata sisa masa kerja para karyawan dalam program tersebut.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions, when exceeding 10% of the present value of the defined benefit obligation (before deducting any plan assets) or 10% of the fair value of any plan assets at the end of the reporting year, are charged or credited to profit or loss over the average remaining service lives of the employees participating in the plan.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/26 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) q.
Imbalan kerja karyawan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) q.
Termination benefits are payable when an employee’s employment is terminated by the Company before the normal retirement date, or whenever an employee accepts voluntary redundancy in exchange for these benefits. The Company recognises termination benefits when it is demonstrably committed to a termination when the Company has a detailed formal plan to terminate the employment of current employees without possibility of withdrawal. Benefits falling due more than 12 months after the end of the reporting year are discounted to their present value.
Pesangon pemutusan kontrak kerja terutang ketika Perusahaan memberhentikan hubungan kerja sebelum usia pensiun normal atau ketika karyawan menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela dengan kompensasi imbalan pesangon. Perusahaan mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika Perusahaan berkomitmen untuk memberhentikan kontrak kerja sesuai dengan rencana formal terinci tanpa ada kemungkinan untuk dibatalkan. Pesangon yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir tahun pelaporan harus didiskontokan ke nilai masa kini.
s.
Modal saham
r.
Ordinary shares are classified as equity.
Biaya langsung yang berkaitan dengan penerbitan saham baru disajikan sebagai pengurang ekuitas, setelah dikurangi pajak, dari jumlah yang diterima.
Incremental costs directly attributable to the issuance of new shares are shown in equity as dedection, net of tax, from the proceeds.
Laba bersih per saham
s.
Pembagian dividen
Pajak penghasilan kini dan tangguhan Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Beban pajak diakui dalam laba rugi, kecuali jika pajak itu berkaitan dengan kejadian atau transaksi yang diakui pada pendapatan komprehensif lainnya atau secara langsung dicatat ke ekuitas. Pada kasus ini, masingmasing beban pajak juga diakui pada pendapatan komprehensif lainnya atau secara langsung dicatat ke ekuitas.
Earnings per share Basic earning per share is calculated by dividing net income to the weighted-average number of ordinary shares outstanding during the year.
t.
Dividend distribution Dividend distributions to the Company’s shareholders are recognised as liabilities in the financial statements in the reporting period in which the dividends are approved by the Company’s shareholders.
Pembagian dividen kepada pemegang saham Perusahaan diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan dalam periode pelaporan dimana pembagian dividen tersebut disetujui oleh pemegang saham Perusahaan. u.
Share capital
Saham biasa dikelompokkan sebagai ekuitas.
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan. t.
Employee benefits (continued) (ii) Termination benefits
(ii) Pesangon pemutusan kontrak kerja
r.
ACCOUNTING
u.
Current and deferred income tax The tax expense for the year comprises current and deferred tax. Tax expense is recognised in profit or loss, except to the extent that it relates to items recognised in other comprehensive income or directly in equity. In this case, the tax expense is also recognised in other comprehensive income or directly in equity, respectively.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/27 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u.
v.
Pajak penghasilan (lanjutan)
kini
dan
tangguhan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) u.
Current and (continued)
deferred
ACCOUNTING
income
tax
Pajak penghasilan kini dihitung berdasarkan peraturan pajak yang berlaku atau yang secara subtansial berlaku pada tanggal pelaporan.
The current income tax charge is calculated on the basis of the tax laws enacted or substantially enacted as at the reporting date.
Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sehubungan dengan situasi dimana aturan pajak yang berlaku membutuhkan interpretasi. Jika perlu, manajemen menentukan provisi berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayarkan kepada otoritas pajak.
Management periodically evaluates positions taken in tax returns with respect to situations in which applicable tax regulation is subject to interpretation. It establishes provision where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities.
Pajak penghasilan tangguhan diakui, dengan menggunakan metode balance sheet liability untuk semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya pada laporan keuangan. Pajak penghasilan tangguhan ditentukan dengan menggunakan tarif (atau peraturan) pajak yang berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan dan diharapkan untuk diterapkan ketika aset pajak penghasilan tangguhan direalisasikan atau liabilitas pajak penghasilan tangguhan diselesaikan.
Deferred income tax is recognised, using the balance sheet liability method, on temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts in the financial statements. Deferred income tax is determined using tax rate (or law) that have been enacted or substantially enacted as at reporting date and expected to apply when the related income tax asset is realised or the deferred income tax liability is settled.
Aset pajak tangguhan diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan tersedia untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang masih dapat digunakan.
Deferred income tax assets are recognised only to the extent that it is probable that future taxable profits will be available against which the temporary differences can be utilised.
Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan apabila aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara neto.
Deferred income tax assets and liabilities are offset when there is a legally enforceable right to offset current tax assets against current tax liabilities and when the deferred income taxes assets and liabilities relate to income tax levied by the same taxation authority and there is an intention to settle the balances on a net basis.
Laporan segmen Pengambil keputusan operasional menelaah hasil dan mengambil keputusan pada tingkat perusahaan sehingga hanya terdapat satu segmen dimana seluruh operasi berada di bagian timur Jakarta.
v.
Segment reporting The chief operating decision maker reviews results and makes decision at a company level which make all of the Company’s operation to be within one segment that is the eastern part of Jakarta.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/28 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
ESTIMASI DAN PENILAIAN AKUNTANSI YANG PENTING
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 3.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS
ESTIMATES
AND
Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal pelaporan, serta jumlah pendapatan dan beban selama tahun pelaporan. Estimasi, asumsi, dan penilaian tersebut dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman historis dan faktor-faktor lainnya, termasuk harapan peristiwa di masa mendatang yang memungkinkan.
The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and the disclosure of contingent assets and liabilities at the reporting date and the reported amounts of revenue and expenses during the reporting year. Estimates, assumptions and judgements are continually evaluated and are based on historical experience and other factors, including expectations of future events that are believed to be reasonable under the circumstances.
Perusahaan telah mengidentifikasi hal-hal berikut dimana diperlukan pertimbangan, estimasi dan asumsi signifikan dan dimana hasil aktual dapat berbeda dari estimasi tersebut jika menggunakan asumsi dan kondisi yang berbeda dan dapat mempengaruhi secara material hasil keuangan atau posisi keuangan Perusahaan yang dilaporkan dalam tahun mendatang.
The Company has identified the following matters under which significant judgements, estimates and assumptions are made and where actual results may differ from these estimates under different assumptions and conditions and may materially affect the financial results or the financial position of the Company reported in future years.
-
-
Penurunan nilai dari aset non-keuangan
Impairment of non-financial assets
Sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan, setiap aset atau unit penghasil kas dievaluasi pada setiap tahun pelaporan untuk menentukan ada tidaknya indikasi penurunan nilai aset. Jika terdapat indikasi tersebut, akan dilakukan perkiraan atas nilai aset yang dapat dipulihkan kembali dan kerugian akibat penurunan nilai akan diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat dipulihkan kembali dari aset tersebut. Jumlah nilai yang dapat dipulihkan kembali dari sebuah aset atau kelompok aset penghasil kas diukur berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
In accordance with the Company’s accounting policy, each asset or cash generating unit is evaluated every reporting year to determine whether there are any indications of impairment. If any such indication exists, a formal estimate of the recoverable amount is performed and an impairment loss is recognised to the extent that the carrying amount exceeds the recoverable amount. The recoverable amount of an asset or cashgenerating group of assets is measured at fair value less costs to sell.
Penentuan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai membutuhkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi atas volume air yang ditagihkan dan diterima, biaya air baku, harga dari imbalan air (mempertimbangkan perjanjian harga dengan PAM JAYA, periode Perjanjian Kerjasama dan faktor-faktor terkait), biaya operasi, dan tingkat diskonto. Estimasi dan asumsi ini terpapar pada risiko dan ketidakpastian; sehingga terdapat kemungkinan perubahan situasi yang dapat mengubah proyeksi ini, sehingga dapat mempengaruhi nilai aset yang dapat peroleh kembali. Dalam keadaan seperti itu, sebagian atau seluruh nilai tercatat aset mungkin akan mengalami penurunan nilai lebih lanjut atau terjadi pengurangan rugi penurunan nilai yang dampaknya akan dicatat dalam laba rugi.
The determination of fair value less cost to sell or value in use requires management to make estimates and assumptions about expected volume of water billed and collected, cost of raw water, price of water charge (considering price agreement with PAM JAYA, Cooperation Agreement period and related factors), operating costs and discount rate. These estimates and assumptions are subject to risk and uncertainty; hence there is a possibility that changes in circumstances will alter these projections, which may have an impact on the recoverable amount of the assets. In such circumstances, some or all of the carrying value of the assets may be further impaired or the impairment charge be reduced with the impact recorded in profit or loss.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/29 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
ESTIMASI DAN PENILAIAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) -
-
Kewajiban pensiun
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 3.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS (continued) -
ESTIMATES
AND
Pension obligations
Nilai kini kewajiban pensiun tergantung pada sejumlah faktor yang ditentukan berdasarkan basis dari aktuaria dengan menggunakan sejumlah asumsi. Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya (pendapatan) bersih untuk pensiun termasuk tingkat diskonto, perubahan remunerasi masa depan, tingkat pengurangan karyawan, tingkat harapan hidup dan sisa tahun yang diharapkan dari masa aktif karyawan. Setiap perubahan dalam asumsiasumsi ini akan berdampak pada nilai tercatat atas kewajiban pensiun.
The present value of the pension obligations depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. The assumptions used in determining the net cost (income) for pensions include the discount rate, future remuneration changes, employee attrition rates, life expectancy and expected remaining years of service of employees. Any changes in these assumptions will have an impact on the carrying amount of pension obligations.
Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada setiap akhir tahun. Tingkat suku bunga inilah yang digunakan untuk menentukan nilai kini dari estimasi arus kas keluar masa depan yang dibutuhkan untuk memenuhi kewajiban pensiun. Dalam menentukan tingkat diskonto yang sesuai, Perusahaan menggunakan tingkat imbal balik obligasi pemerintah dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan memiliki waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo kewajiban pensiun yang bersangkutan.
The Company determines the appropriate discount rate at the end of each year. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the pension obligations. In determining the appropriate discount rate, the Company considers the government bonds yield rate that are denominated in the currency in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension obligation.
Asumsi kunci lainnya untuk kewajiban pensiun didasarkan pada kondisi pasar saat ini.
Other key assumptions for pension obligations are based on current market conditions.
Pajak penghasilan Perhitungan beban pajak penghasilan Perusahaan memerlukan pertimbangan dan asumsi dalam menentukan pengurangan beban tertentu atau umur manfaat aset menurut fiskal selama proses pengestimasian. Semua pertimbangan dan estimasi yang dibuat manajemen dapat dipertanyakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Sebagai akibatnya, terjadi ketidakpastian dalam penentuan kewajiban pajak. Resolusi posisi pajak yang diambil oleh Perusahaan dapat berlangsung bertahun-tahun dan sangat sulit untuk memprediksi hasil akhirnya. Apabila terdapat perbedaan perhitungan pajak dengan jumlah yang telah dicatat, perbedaan tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan dan pajak tangguhan dalam tahun dimana penentuan pajak tersebut dibuat.
-
Income taxes The calculations of income tax expense for the Company require judgements and assumptions in determining the deductibility of certain expenses or the useful lives of assets for fiscal purposes during during the estimation process. All judgement and estimates taken by management may be challenged by the Directorate General of Taxation. As a result, the ultimate tax determination becomes uncertain. The resolution of tax positions taken by the Company can take several years to complete and in some cases it is difficult to predict the ultimate outcome. Where the final outcome of these matters is different from the amounts initially recorded, such differences will have an impact on the income tax and deferred income tax provision in the year in which this determination is made.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/30 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
ESTIMASI DAN PENILAIAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) -
Pajak penghasilan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 3.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS (continued) -
Provisi yang timbul karena perjanjian konsesi jasa
AND
Income taxes (continued) Deferred tax assets, including those arising from unrecouped tax losses, capital allowances and temporary differences, are recognised only where it is considered more likely than not that they will be recovered, which is dependent on the generation of sufficient future taxable profits. Assumptions about the generation of future taxable profits depend on management’s estimates of future cash flow. These depend on estimates of future production, sales volumes of water, the agreed water charges with PAM JAYA, the capital expenditure, dividends and other capital management transactions; which are subject to risk and uncertainty, and hence there is possibility that changes in circumstance will alter the projected future taxable profits.
Aset pajak tangguhan, termasuk yang timbul dari rugi fiskal, penyisihan modal, dan perbedaan temporer, diakui hanya apabila dianggap lebih mungkin daripada tidak bahwa mereka dapat dipulihkan kembali, dimana hal ini tergantung pada kecukupan pembentukan laba kena pajak di masa depan. Asumsi pembentukan laba kena pajak di masa depan bergantung pada estimasi manajemen untuk arus kas di masa depan. Hal ini bergantung pada estimasi produksi, volume penjualan air, kesepakatan imbalan air dengan PAM JAYA, belanja modal, dividen, dan transaksi manajemen lainnya di masa depan; yang mana terpapar atas risiko dan ketidakpastian, sehingga ada kemungkinan perubahan estimasi dan asumsi akan mengubah proyeksi laba kena pajak di masa mendatang. -
ESTIMATES
-
Provision arising arrangement
from
service
concession
Seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2p atas laporan keuangan, manajemen membuat pertimbangan dalam menentukan kewajiban kontraktual yang terdapat dalam PKS. Manajemen berpendapat bahwa kewajiban kontraktual signifikan berdasarkan PKS adalah untuk memelihara aset, baik yang disediakan oleh PAM JAYA maupun aset baru yang dibeli Perusahaan, agar selalu berada dalam keadaan yang baik dan dapat digunakan sesuai dengan tata cara pengoperasian yang baik (misalnya pemeliharaan pompa produksi, pemeliharaan panel produksi, dsb.). Kewajiban kontraktual yang dibuat manajemen mungkin berbeda dengan interpretasi PAM JAYA. Perbedaan interpretasi dapat menyebabkan kewajiban kontraktual tertentu tidak dibuat provisinya.
As discussed in Note 2p to the financial statements, management applies judgement in determining the contractual obligations under the CA. Management is of the opinion that the significant contractual obligations under the CA is to maintain the existing assets which were handed over by PAM JAYA or new assets which acquired by the Company, in good working order and condition in accordance with good operating practice (for instance, maintenance of production pump, maintenance of production panel, etc) The contractual obligations determined by management may differ with the interpretation of PAM JAYA. The different interpretations may cause certain contractual obligations have not been provided for.
Aktivitas pemeliharaan apa yang akan dilakukan dan kapan akan dilakukan tidaklah pasti. Sebagai akibatnya, waktu dan jumlah arus kas yang akan dikeluarkan dan didasarkan pada estimasi terbaik mengenai jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada setiap tanggal laporan keuangan, menjadi tidak pasti. Perubahan dalam ekspektasi pengeluaran biaya masa depan dari kedua kewajiban kontraktual tersebut dapat memiliki dampak material pada laporan keuangan Perusahaan.
The precise maintenance activity undertaken and when to undertake the activity is uncertain. Consequently, the timing and amounts of future cash flows that are based on the best estimate of the expenditure required to settle the present obligations at each of the statement of financial position date are subject to significant uncertainty. Changes in the expected future costs of those two contractual obligations could have a material impact on the Company’s financial statements.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/31 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 4.
RESTATEMENT OF FINANCIAL STATEMENTS
Seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2b atas laporan keuangan, sejak 1 Januari 2012, Perusahaan mengadopsi ISAK 16 setelah menilai bahwa PKS dengan PAM JAYA merupakan perjanjian konsesi jasa. Dengan demikian, manajemen menyajikan kembali laporan keuangan 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011 untuk tujuan perbandingan.
As discussed in Note 2b to the financial statements, as at 1 January 2012, the Company adopts ISAK 16 after assessing that its CA with PAM JAYA is a service concession arrangements. As a result, management has restated the Company's 31 December 2011 and 1 January 2011 financial statements for comparatives.
Perusahaan mengakui hak untuk menagih pemakai jasa publik dari PKS sebagai aset takberwujud dan mengakui provisi atas kewajiban kontraktual sebagaimana diatur dalam PKS pada laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011. Dengan menggunakan model aset takberwujud untuk perjanjian konsesi jasa tersebut, Perusahaan membalik nilai tercatat infrastruktur dan penyusutan aset tetap pada periode paling awal penyajian. Pendapatan dari peningkatan kemampuan infrastruktur yang sekarang ada atau pembangunan infrastruktur baru akan diakui sebagai pendapatan konstruksi. Kemudian, Perusahaan mencatat aset takberwujud, pendapatan dan biaya konstruksi, beban amortisasi aset takberwujud dan provisi atas kewajiban kontraktual termasuk pajak tangguhan terkait. Provisi atas kewajiban kontraktual telah dicatat secara retrospektif.
The Company recognised the rights to charge users of public services from the CA as an intangible asset and recognised a provision for its contractual obligations as arranged in the CA in the statement of financial position as at 31 December 2011 and and 1 January 2011. By using the intangible asset model for its service concession arrangement, the Company reversed the carrying value of infrastructure and fixed asset depreciation at the earliest period presented. Revenue from enhancement or upgrading the existing infrastructure or constructing new infrastructure will be recognised as construction revenue. Then, the Company records intangible assets, construction revenue and cost, amortisation expenses of intangible assets, and provision for contractual obligations including the associated deferred tax. The provision for contractual obligations has been recorded restrospectively.
Seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2, laporan keuangan Perusahaan juga telah disusun berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tertanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Dengan demikian, beberapa akun telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan ketentuan BAPEPAM-LK tersebut.
As discussed in Note 2 the Company’s financial statements have also been prepared in conformity with Decree of the Chairman of BAPEPAM-LK No. KEP-347/BL/2012 dated 25 June 2012 regarding the Presentation and Disclosure of Financial Statements of Issuers or Public Companies which became effective for the financial statements ended 31 December 2012. As such, certain accounts have been reclassified to conform with the BAPEPAMLK’s requirement.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/32 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) Laporan posisi keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah disajikan dan diklasifikasikan kembali adalah sebagai berikut: Dilaporkan sebelumnya/ As previously stated
4.
RESTATEMENT OF FINANCIAL STATEMENTS (continued) The Company’s statements of financial position as at 31 December 2011 have been restated and reclassified as follows:
Penyesuaian/ Adjustments
Disajikan kembali/ Restated STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
LAPORAN POSISI KEUANGAN Biaya dibayar di muka dan lain-lain Biaya dibayar di muka Aset lancar lain-lain Aset tetap Aset takberwujud yang timbul karena perjanjian konsesi jasa Aset pajak tangguhan Utang usaha Beban akrual dan utang lain-lain Utang kepada pihak berelasi Provisi yang timbul karena perjanjian konsesi jasa, bagian jangka pendek Provisi yang timbul karena perjanjian konsesi jasa, setelah dikurangi bagian jangka pendek Laba ditahan
11,361,906 779,782,895
(11,361,906) 6,422,211 4,939,695 (726,568,811)
6,422,211 4,939,695 53,214,084
17,696,340 11,168,449
833,674,474 (3,801,783) 13,434,141
833,674,474 13,894,557 24,602,590
79,915,816 14,066,141
632,000 (14,066,141)
80,547,816 -
-
7,654,594
7,654,594
192,911,165
Laporan laba rugi komprehensif Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah disajikan dan diklasifikasikan kembali adalah sebagai berikut: Dilaporkan sebelumnya/ As previously stated
84,243,813 11,405,473
Provision arising from service concession arrangements 84,243,813 net of current portion, 204,316,638 Retained earnings
The Company’s statement of comprehensive income as at 31 December 2011 have been restated and reclassified as follows:
Penyesuaian/ Adjustments
Disajikan kembali/ Restated
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Pendapatan usaha Beban langsung Beban lain-lain, neto Beban keuangan Beban pajak dari hasil pemeriksaan Keuntungan selisih kurs, bersih Pemulihan provisi atas penurunan nilai piutang Denda PAM JAYA dan badan pemerintah berwenang Keuntungan dari pelepasan aset tetap Beban lain-lain, bersih Beban pajak penghasilan
Prepayment and others Prepayments Other current assets Fixed assets Intangible assets arising from service concession arrangements Deferred tax assets Trade payables Accrued expenses and other payables Due to related parties Provision arising from service concession arrangements, current portion
STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME 933,656,770 399,481,770 87,618,741 21,329,065 152,390
123,138,569 92,320,664 17,420,070 15,610,703 (21,329,065) (152,390)
1,056,795,339 491,802,434 17,420,070 103,229,444 -
8,569,600
(8,569,600)
-
2,000,000
(2,000,000)
-
48,003 2,861,052 53,459,090
(48,003) (2,861,052) 3,801,783
57,260,873
Revenue Direct expenses Other expenses, net Finance costs Tax assessment expense Foreign exchange gain, net Reversal of provision for impairment of receivables Penalty from PAM JAYA and government authorities Gain from disposal of fixed assets Other expenses, net Income tax expense
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/33 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN (lanjutan)
4.
The Company’s statements of financial position as at 1 January 2011 have been restated and reclassified as follows:
Laporan posisi keuangan Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2011 yang telah disajikan dan diklasifikasikan kembali adalah sebagai berikut: Dilaporkan sebelumnya/ As previously reported
RESTATEMENT OF FINANCIAL STATEMENTS (continued)
Disajikan kembali/ Restated
Penyesuaian/ Adjustments
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
LAPORAN POSISI KEUANGAN Biaya dibayar di muka dan lain-lain Biaya dibayar di muka Aset lancar lain-lain Aset tetap Aset tak berwujud yang timbul karena perjanjian konsesi jasa Utang usaha Beban akrual dan utang lain-lain Utang kepada pihak berelasi Provisi yang timbul karena perjanjian konsesi jasa, bagian jangka pendek Provisi yang timbul karena perjanjian konsesi jasa, setelah dikurangi bagian jangka pendek
5.
8,724,229 4,442,953 741,853,662
(8,724,229) 3,819,981 4,904,248 (687,583,425)
3,819,981 9,347,201 54,270,237
14,140,386
776,165,663 11,030,041
776,165,663 25,170,427
83,800,176 11,662,041
632,000 (11,662,041)
84,432,176 -
-
12,294,535
12,294,535
76,287,703
Provision arising from service concession arrangements, 76,287,703 net of current portion
-
KAS DAN SETARA KAS
5. 2012
Prepayment and others Prepayments Other current assets Fixed assets Intangible assets arising from service concession arrangements Trade payables Accrued expenses and other payables Due to related parties Provision arising from service concession arrangements, current portion
CASH AND CASH EQUIVALENTS 2011
Kas Rupiah Dolar AS Mata uang lainnya
569,436 7,059 56
568,946 123,562 34,288
Cash on hand Rupiah US Dollars Other currencies
Jumlah kas
576,551
726,796
Total cash on hand
Bank Rupiah - PT Bank Internasional Indonesia Tbk (“BII”) - PT Bank Permata Tbk - PT Bank Central Asia Tbk - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) - PT Bank CIMB Niaga Tbk (“CIMB Niaga”) - Standard Chartered Bank - The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (“HSBC”) Jumlah Rupiah
93,093,490 5,677,786 2,393,751
5,336,551 5,430,997 1,459,240
2,172,862
682,078
2,020,587 587,625
1,374,592 2,722,476
-
350,810
Banks Rupiah PT Bank Internasional Indonesia Tbk (“BII”) PT Bank Permata Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) PT Bank CIMB Niaga Tbk (“CIMB Niaga”) Standard Chartered Bank The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (“HSBC”)
105,946,101
17,356,744
Total Rupiah
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/34 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
5. 2012
2011
Dolar AS - BII - HSBC
105,630 -
285,464 8,781
US Dollars BII HSBC -
Jumlah Dolar AS
105,630
294,245
Total US Dollars
106,051,731
17,650,989
Total banks
10,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 -
5,000,000 20,000,000 5,000,000 5,000,000
-
2,000,000
-
270,000
Time deposits - Rupiah PT Bank Pundi Indonesia Tbk Danamon PT Bank UOB Indonesia PT Bank Kesejahteraan Ekonomi PT Bank Mega Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT Bank Rakyat IndonesiaTbk (“BRI”)
25,000,000
37,270,000
Total time deposits
131,628,282
55,647,785
Jumlah bank Deposito berjangka - Rupiah - PT Bank Pundi Indonesia Tbk - Danamon - PT Bank UOB Indonesia - PT Bank Kesejahteraan Ekonomi - PT Bank Mega Tbk - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (“BRI”) Jumlah deposito berjangka
The contractual interest rates on time deposits during the year were as follow:
Tingkat suku bunga kontraktual deposito berjangka selama tahun berjalan adalah sebagai berikut: 2012 Rupiah
2011
5.5% - 8.25%
KAS DI BANK DAN DEPOSITO BERJANGKA YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA
6.
2012 Bank - Rupiah - BRI - BII - CIMB Niaga Deposito berjangka - Rupiah - CIMB Niaga
6% - 9%
Rupiah
As at 31 December 2012 and 2011, there are cash and cash equivalents with related parties (refer to Note 15).
Pada 31 Desember 2012 dan 2011 terdapat kas dan setara kas dengan pihak berelasi (lihat catatan 15).
6.
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)
RESTRICTED CASH IN BANKS AND TIME DEPOSIT 2011
5,992,294 5,167,617 3,443,851
4,515,169 5,091,372 3,111,422
Bank - Rupiah BRI BII CIMB Niaga -
12,290,000
12,290,000
Time deposit – Rupiah CIMB Niaga -
26,893,762
25,007,963
Fasilitas Pinjaman dari BII mensyaratkan penjaminan senilai 5% dari total fasilitas pinjaman (lihat Catatan 14a). Rekening bank di BII disediakan untuk memberikan jaminan tersebut.
The Loan Facility from BII required a pledge deposit amounting to 5% of the total loan facility (refer to Note 14a). The bank account in BII is provided to meet this pledge requirement.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/35 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DI BANK DAN DEPOSITO BERJANGKA YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA (lanjutan)
6.
Deposito berjangka dan rekening bank di CIMB Niaga disediakan untuk menjamin pelunasan kewajiban sehubungan dengan utang obligasi (lihat Catatan 17).
The time deposit and bank account in CIMB Niaga are provided to secure the settlement of obligation of bonds payable (refer to Note 17).
Guna menjamin pelunasan atas kewajiban Perusahan terkait Fasilitas Pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (“SMI”), Perusahaan wajib menyerahkan jaminan berupa rekening bank yang terdapat pada BRI atas nama Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah dana yang telah ditempatkan sehubungan dengan jaminan ini adalah sebesar Rp5.992.294 (2011: Rp4.515.169).
In order to secure the settlement of the Company’s obligations related with Loan Facility from PT Sarana Multi Infrastruktur (“SMI”), the Company is required to provide a guarantee in the form of current account at BRI under the Company’s name. As at 31 December 2012, the total guarantee that has been placed for this loan amounted to Rp5,992,294 (2011: Rp4,515,169).
Tingkat suku bunga kontraktual deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya di atas selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:
The contractual interest rates of the above restricted time deposit during the year were as follow:
2012 Rupiah
7.
RESTRICTED CASH IN BANKS AND TIME DEPOSIT (continued)
2011
5.5% - 8.25%
PIUTANG USAHA
7. 2012
7.25%
Rupiah
TRADE RECEIVABLES 2011
Piutang escrow, bersih
222,574,514
250,525,181
Escrow receivable, net
Piutang PAM JAYA, bersih Bagian jangka pendek Bagian jangka panjang
26,727,123 256,120,970
253,287,239
Receivable from PAM JAYA, net Current portion Non-current portion
282,848,093
253,287,239
505,422,607
503,812,420
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh piutang usaha Perusahaan berdenominasi Rupiah.
As at 31 December 2012 and 2011, all of the Company’s trade receivables were denominated in Rupiah.
Manajemen berkeyakinan bahwa pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai tercatat dari piutang usaha mendekati nilai wajar piutang tersebut.
Management believes that as at 31 December 2012 and 2011, the carrying amounts of trade receivables are similar to fair values of those receivables.
Manajemen berkeyakinan bahwa provisi penurunan nilai sudah mencukupi untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.
Management believes that the provision for impairment is adequate to cover possible losses from non-collection of the trade receivable.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/36 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG USAHA (lanjutan) a.
7.
Piutang escrow
TRADE RECEIVABLES (continued) a.
Escrow receivable
Perusahaan mengumpulkan pembayaran pelanggan melalui rekening escrow berdasarkan tarif air pelanggan. Dana ini akan digunakan untuk memenuhi bagian pendapatan PAM JAYA dan bagian pendapatan Perusahaan. Apabila ada kelebihan kas setelah pembagian ini maka akan digunakan untuk pelunasan piutang PAM JAYA. Apabila kas yang diterima tidak mencukupi untuk menutupi bagian pendapatan PAM JAYA dan Perusahaan, kekurangannya akan menjadi piutang PAM JAYA (lihat Catatan 1b).
The Company collects customer payments through the escrow account based upon customer tariffs. These funds are used to meet the PAM JAYA’s revenue share and the Company's revenue share. Any cash received in excess of these is applied to the receivable from PAM JAYA. If the cash received is not sufficient to cover the Company and PAM JAYA’s revenue share, the difference will become a receivable from PAM JAYA (refer to Note 1b)
Rincian piutang escrow pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Details of escrow receivables as 31 December 2012 and 2011 is as follow:
2012 Piutang Escrow Piutang yang ditunda pembayarannya oleh PAM JAYA Provisi piutang yang ditunda pembayarannya oleh PAM JAYA
2011
150,856,105
161,475,159
71,718,409
100,834,460
222,574,514
Analisis umur piutang escrow diluar komponen piutang dan provisi piutang yang ditunda pembayarannya oleh PAM JAYA adalah sebagai berikut:
Lancar Lewat jatuh tempo: - 1 - 30 hari - 31 - 60 hari - Lebih dari 61 hari
at
(11,784,438)
Escrow receivables Delayed payment receivables from PAM JAYA Provision for delayed payment receivables from PAM JAYA
250,525,181 The aging analysis of escrow receivable, net of the component of delayed payment and provision for delayed payment receivables from PAM JAYA, is as follows:
2012
2011
74,710,007
74,638,830
74,204,379 1,297,649 644,070
73,823,567 5,579,621 7,433,141
150,856,105
161,475,159
Current Overdue: 1 - 30 days 31 - 60 days Over 61 days -
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/37 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG USAHA (lanjutan) a.
7.
Piutang escrow (lanjutan)
TRADE RECEIVABLES (continued) a.
Management believes that the escrow receivable above, including the component of delayed payment receivables from PAM JAYA, represents the amount that the Company is entitled to in accordance with the Cooperation Agreement.
Manajemen berkeyakinan bahwa piutang escrow di atas, termasuk bagian komponen piutang yang ditunda pembayarannya oleh PAM JAYA, mencerminkan jumlah yang menjadi hak Perusahaan sesuai dengan Perjanjian Kerjasama. b.
Piutang PAM JAYA
b. 2012
Shortfall Lump-sum income Penggantian pembayaran uang pesangon dan pensiun
Escrow receivable (continued)
Receivable from PAM JAYA 2011
130,801,201 122,869,129
116,872,243 122,869,129
76,657,023
76,657,023
330,327,353
316,398,395
(47,479,260)
(63,111,156)
282,848,093
253,287,239
Dikurangi: Bagian jangka pendek
26,727,123
-
Less: Current portion
Bagian jangka panjang
256,120,970
253,287,239
Non-current portion
Provisi penurunan nilai
Shortfall Lump-sum income Reimbursement for severance and pension payments
Provision for impairment
Berdasarkan Perjanjian Induk yang bertanggal 5 Juni 2012 (lihat Catatan 1b) Perusahaan dan PAM JAYA menyetujui tidak terdapat tambahan ataupun piutang PAM JAYA baru yang akan muncul setelah 2016. Dengan demikian, tambahan piutang PAM Jaya, yang merupakan kekurangan antara kas yang diterima dengan bagian pendapatan PAM JAYA dan Perusahaan, akan menjadi tanggungan Perusahaan. Namun demikian, Perjanjian Induk memungkinkan periode pembayaran piutang PAM JAYA untuk diperpanjang melampui 2016 bila terjadi Economic Reopener.
Based on the Master Agreement which was dated 5 June 2012 (refer to Note 1b), the Company and PAM JAYA agreed that there will be no additional or new receivable from PAM JAYA after 2016. As such, any new receivable from PAM JAYA, arising from shortfall between the cash received with the Company’s and PAM JAYA’s revenue shares, will be covered by the Company. However, Master Agreement allows the payments period of receivable from PAM JAYA to be extended beyond 2016 if the Economic Reopener occurred.
Manajemen berkeyakinan bahwa piutang PAM JAYA dapat tertagih.
Management is of the opinion that the entire outstanding receivable from PAM JAYA will be collected.
(i)
seluruh
Shortfall Piutang shortfall merupakan perbedaan antara tarif air yang dikenakan ke pelanggan setelah dikurangi bagian pendapatan PAM JAYA dengan imbalan air yang menjadi hak Perusahaan atas volume air yang ditagih dan dibayar oleh pelanggan.
(i)
Shortfall Shortfall receivable represents the shortfall between the water tariff charged to customers after deduction of PAM JAYA’s revenue share and water charge which is payable to the Company on the water volume billed and collected.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/38 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG USAHA (lanjutan) b.
7.
Piutang PAM JAYA (lanjutan) (i)
TRADE RECEIVABLES (continued) b.
Shortfall (lanjutan)
Receivable from PAM JAYA (continued) (i)
The water tariff charged to customers and the water charge entitled by the Company 3 per m of volume of water billed and collected from the customers are as follows:
Besarnya tarif air yang dikenakan kepada pelanggan dan imbalan air yang menjadi 3 hak Perusahaan untuk setiap m volume air yang ditagih dan dibayar oleh pelanggan adalah sebagai berikut:
Tarif air (nilai penuh) Imbalan air (nilai penuh): Januari - Maret April - Juni Juli – Desember
Shortfall (continued)
2012
2011
1,050 – 14,650
1,050 – 14,650
6,777 6,224 6,271
6,411 6,411 6,620
(ii) Lump-sum income Berdasarkan PKS, Perusahaan berhak untuk menagih biaya-biaya operasi aktual dan wajar yang melebihi nilai tertentu pada tahun 2001 dan 2002 (“Periode Transisi”) dari PAM JAYA. Jumlah kelebihan beban usaha aktual yang melebihi proyeksi beban usaha selama Periode Transisi adalah sebesar Rp122,9 milyar (nilai penuh) dan telah diakui sebagai piutang dari PAM JAYA. Jumlah piutang yang terutang ini telah disetujui oleh PAM JAYA. (iii) Penggantian uang pesangon
Water tariff (full amount) Water charge (full amount): January – March April - June July – December
(ii) Lump-sum income Based on the CA, the Company may recover from PAM JAYA the actual and reasonable operational costs incurred, which exceed certain amounts in 2001 and 2002 (the “Transition Period”). The amount of actual operational cost exceeding the cost projection during the Transition Period was Rp122.9 billion (full amount) and had been recognised as receivable from PAM JAYA. This outstanding receivable had been agreed with PAM JAYA. (iii) Reimbursement of severance payments
Perusahaan berhak memperoleh penggantian untuk pembayaran uang pesangon kepada karyawan PAM JAYA yang diperbantukan kepada Perusahaan selama Periode Transisi.
The Company is entitled to reimbursement of severance payments made to PAM JAYA’s employees seconded to the Company during the Transition Period.
Jumlah penggantian pesangon dan pensiun yang telah disepakati antara pihak Perusahaan dengan PAM JAYA adalah Rp76,6 milyar (nilai penuh)
The amount of recoverable severance and pension payments agreed between the Company and PAM JAYA is Rp76.6 billion (full amount).
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/39 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG USAHA (lanjutan) b.
7.
Piutang PAM JAYA (lanjutan)
b.
2012
Jumlah kas yang diterima dari pelanggan di rekening escrow setelah memperhitungkan bagian yang ditunda pembayarannya oleh PAM JAYA Bagian pendapatan PAM JAYA Jumlah kas tersedia untuk bagian pendapatan Perusahaan Bagian pendapatan Perusahaan (imbalan air) Penambahan piutang PAM JAYA Pembayaran denda kontraktual Kenaikan retroaktif beban air baku dan air curah olahan Penyesuaian imbalan air dan lainnya Pembalikan nilai wajar shortfall tahun lalu Saldo akhir tahun
Receivable from PAM JAYA (continued) The movements in receivable from PAM JAYA are as follows:
Mutasi piutang PAM JAYA adalah sebagai berikut:
Saldo awal tahun
TRADE RECEIVABLES (continued)
2011
316,398,395
232,245,837
Beginning balance of the year
(966,646,835) 129,547,674
(836,591,652) 147,283,000
Total cash collected from customers in the escrow account after considering delayed payment receivables from PAM JAYA PAM JAYA’s revenue share
(837,099,161)
(689,308,652)
853,887,134
713,884,360
16,787,973
24,575,708
(2,859,015)
(2,002,904)
Remaining cash balance for the Company’s revenue share The Company’s revenue share (water charge) Additional receivable from PAM JAYA Settlement contractual penalties
-
1,554,585
-
52,832,946
-
7,192,223
Retroactive increase of raw water and treated water Water charge adjustment and others Reversal prior year shortfall’s fair value
330,327,353
316,398,395
Ending balance of the year
Pada tanggal 31 Desember 2012, piutang PAM JAYA mengalami penurunan nilai. Nilai penurunan nilai yang telah diprovisikan adalah sebesar Rp47.479.260 (2011: Rp63.111.156).
As at 31 December 2012, receivables from PAM JAYA were impaired. The amount of the provision was Rp47,479,260 (2011: Rp63,111,156).
Mutasi dari provisi penurunan nilai piutang PAM JAYA adalah sebagai berikut:
Movement in provision for impairment receivables from PAM JAYA is as follows:
Saldo awal tahun Pemulihan provisi penurunan nilai Saldo akhir tahun
2012
2011
63,111,156
76,272,971
(15,631,896)
(13,161,815)
47,479,260
63,111,156
for
Beginning balance of the year Reversal of provision for impairment Ending balance of the year
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/40 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN
Material untuk permodalan dan pemeliharaan proyek Bahan kimia Jumlah Dikurangi: Provisi persediaan usang dan tidak lancar
8. 2012
2011
36,433,094 2,239,857
26,054,892 2,110,957
38,672,951
28,165,849
(753,700) 37,919,251
Mutasi provisi persediaan usang dan tidak lancar adalah sebagai berikut: 2012 Saldo awal tahun Penambahan/(pemulihan) provisi persediaan usang dan tidak lancar Saldo akhir tahun
INVENTORY
6,643,226
(5,889,526) 753,700
(6,643,226)
Materials for capital and maintenance projects Chemicals Total Less: Provision for obsolete and slow moving inventory
21,522,623 Movement in provision for obsolete and slow moving inventory is as follow: 2011 4,642,073
Beginning balance of the year
2,001,153
Addition/(reversal) provision for obsolete and slow moving inventory
6,643,226
Ending balance of the year
Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama tahun berjalan yang termasuk dalam beban langsung dan beban usaha adalah sebesar Rp58.052.713 (2011: Rp51.026.658).
The cost of inventories recognised as expenses during the year and included in direct expenses and operating expenses amounted to Rp58,052,713 (2011: Rp51,026,658)
Manajemen berkeyakinan bahwa provisi persediaan usang dan tidak lancar sudah mencukupi untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari persediaan usang dan tidak lancar tersebut.
Management believes that the provision for obsolete and slow moving inventory is adequate to cover possible losses from obsolete and slow moving inventories.
Lihat Catatan 9 untuk jumlah pertanggungan asuransi persediaan, aset tetap dan infrastruktur Perusahaan. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul atas semua risiko yang mungkin dialami Perusahaan atas persediaan.
Refer to Note 9 for the coverage of the sum insured for the Company’s inventory, fixed assets and infrastructure. Management believes that the coverage is adequate to cover possible losses on the Company’s inventories arising from all risks.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/41 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP
9.
FIXED ASSETS
2012 Saldo awal/ Beginning Balance* Biaya perolehan Bangunan Komputer Kendaraan bermotor Perlengkapan kantor Biaya proyek Aset dalam penyelesaian
Aset sewa pembiayaan
Nilai buku bersih
Pelepasan/ Disposals
Saldo akhir/ Ending balance
Pengalihan/ Transfers
202,789 124,734,509 10,908,982 72,445,405 48,960,601
1,245,803 291,082 -
-
6,417,891
-
(6,029,227)
388,664
4,533,132
-
-
-
4,533,132
261,785,418
7,954,776
-
269,734,554
Aset sewa pembiayaan
Akumulasi penyusutan Bangunan Komputer Kendaraan bermotor Perlengkapan kantor Biaya proyek
Penambahan/ Additions
(5,640) -
(5,640)
842,458 5,186,769 -
202,789 126,822,770 10,908,982 77,917,616 48,960,601
(202,789) (93,007,094) (9,750,146) (62,053,919) (42,329,663)
(10,058,171) (498,445) (6,309,273) (3,564,119)
1,705 -
-
(202,789) (103,065,265) (10,248,591) (68,361,487) (45,893,782)
(1,227,723)
(1,133,285)
-
-
(2,361,008)
(208,571,334)
(21,563,293)
1,705
-
(230,132,922)
53,214,084
39,601,632
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Acquisition cost Buildings Computers Motor vehicles Office equipments Project costs Construction in progress Asset under finance leases
Accumulated depreciation Building Computers Motor vehicles Office equipments Project costs Asset under finance leases
Net book value Restated (refer to Note 4)*
2011* Saldo awal/ Beginning balance Biaya perolehan Bangunan Komputer Kendaraan bermotor Perlengkapan kantor Biaya proyek Aset dalam penyelesaian
Saldo akhir/ Ending balance
Pengalihan/ Transfers
5,760,787 1,149,588 918,724 -
16,084,701
12,505,408
-
(28,590,109)
-
4,533,132
-
-
-
4,533,132
241,660,426
20,334,507
-
261,785,418
(29,623) (179,892) -
(209,515)
26,091,767 2,498,342 -
202,789 124,734,509 10,908,982 72,445,405 48,960,601
(202,789) (86,260,064) (9,162,765) (52,899,405) (38,765,543)
(6,768,769) (767,273) (9,154,514) (3,564,120)
21,739 179,892 -
-
(202,789) (93,007,094) (9,750,146) (62,053,919) (42,329,663)
(99,623)
(1,128,100)
-
-
(1,227,723)
(187,390,189)
(21,382,776)
201,631
-
(208,571,334)
Aset sewa pembiayaan
Nilai buku bersih
Pelepasan/ Disposals
202,789 92,911,578 9,939,286 69,028,339 48,960,601
Aset sewa pembiayaan
Akumulasi penyusutan Bangunan Komputer Kendaraan bermotor Perlengkapan kantor Biaya proyek
Penambahan/ Additions
54,270,237
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
53,214,084
Acquisition cost Buildings Computers Motor vehicles Office equipments Project costs Construction in progress Asset under finance leases
Accumulated depreciation Building Computers Motor vehicles Office equipments Project costs Asset under finance leases
Net book value Restated (refer to Note 4)*
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/42 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
9.
FIXED ASSETS (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh aset tetap dan infrastruktur Perusahaan telah diasuransikan untuk risiko kerusakan properti dan kerusakan material sebesar AS$405.917.196 (nilai penuh) dan Rp10 milyar (nilai penuh), risiko interupsi bisnis sebesar Rp782,5 milyar (nilai penuh), perlindungan lengkap kendaraan bermotor sebesar Rp5,5 milyar (nilai penuh), perlindungan peralatan sebesar Rp2,7 milyar (nilai penuh), dan perlindungan perlengkapan elektronik sebesar Rp18,6 milyar (nilai penuh). Selain itu, Perusahaan juga telah mengasuransikan seluruh aset tetap, infrastruktur dan persediaannya dengan menggunakan asuransi gabungan untuk tanggung jawab publik dan produk, karyawan, kendaraan bermotor masing-masing sebesar AS$15.000.000 (nilai penuh), AS$250.000 (nilai penuh) dan AS$1.000.000 (nilai penuh), serta asuransi umum atas risiko kerusakan material, teroris dan sabotase masing-masing sebesar AS$138.039.940 (nilai penuh) dan Rp781,6 milyar (nilai penuh). Manajemen berpendapat bahwa seluruh aset tetap pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 telah diasuransikan secara memadai.
As at 31 December 2012 and 2011, the Company’s fixed assets and infrastructure have been insured for property damage and material damage amounting to US$405,917,196 (full amount) and Rp10 billion (full amount), business interruption risks amounting to Rp782.5 billion (full amount), comprehensive protection of motor vehicle amounting to Rp5.5 billion (full amount), equipment insurance amounting to Rp2.7 billion (full amount) and electronic equipment insurance amounting to Rp18.6 billion (full amount). In addition, the Company has also insured its fixed assets, infrastructure and inventory through combined general liability insurance public and products, employees and automobile amounting to US$15,000,000 (full amount), US$250,000 (full amount), and US$1,000,000 (full amount) respectively, and general insurance for material damage, terrorism and sabotage risk amounting to US$138,039,940 (full amount) and Rp781.6 billion (full amount), respectively. Management believes that the fixed assets as at 31 December 2012 and 2011 are adequately insured.
Pada tanggal 31 Desember 2012, harga perolehan atas aset tetap Perusahaan yang telah habis nilai buku netonya adalah sebesar Rp145.660.188 (2011: Rp126.121.354).
As at 31 December 2012, the acquisition cost of the zero net book value in the Company’s fixed assets amounted to Rp145,660,188 (2011: Rp126,121,354).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh aset sewa pembiayaan dijaminkan terhadap utang sewa pembiayaan dan tidak ada aset tetap kepemilikan langsung yang dijaminkan.
As at December 31, 2012 and 2011, all leased assets are pledged for finance lease payable and there are no direct owned fixed assets that have been pledged.
Beban penyusutan dibebankan pada akun-akun berikut:
Depreciation expense was charged to the following accounts:
Beban langsung (lihat Catatan 26) Beban usaha (lihat Catatan 27)
2012
2011*
4,062,564 17,500,728
4,331,392 Direct expenses (refer to Note 26) 17,051,383 Operating expenses (refer to Note 27)
21,563,292
21,382,775
* Disajikan kembali, lihat Catatan 4
Pada tanggal 31 Desember 2012, manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai aset tetap.
Restated, refer to Note 4 *
As at 31 December 2012, management believes that there was no indication of impairment in the of fixed assets value.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/43 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
9.
FIXED ASSETS (continued)
Aset dalam penyelesaian
Construction in progress
Aset dalam penyelesaian merupakan proyek yang masih belum selesai pada tanggal laporan posisi keuangan, dengan rincian sebagai berikut:
Contruction in progress represent projects that were not completed as at the statement of financial position dates with detail as follows:
2012 Aset dalam Penyelesaian/ Construction in progress
Persentase penyelesaian/ Percentage of completion
Prasarana gedung/ Building improvements
Akumulasi biaya/ Accumulated cost
30%-90%
388,664
2011* Periode estimasi penyelesaian/ Estimated completion period
1-3 bulan/months
Persentase penyelesaian/ Percentage of completion
Periode estimasi penyelesaian/ Estimated completion period
Akumulasi biaya/ Accumulated cost
-
-
388,664
-
-
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Restated (refer to Note 4)*
Manajemen tidak melihat adanya peristiwa yang akan dapat menghambat penyelesaian aset dalam penyelesaian tersebut.
Management has no reason to believe that any events will occur that would prevent completion of the construction in progress.
10. ASET TAKBERWUJUD YANG TIMBUL KARENA PERJANJIAN KONSESI JASA
10. INTANGIBLE ASSETS ARISING FROM SERVICE CONCESSION ARRANGEMENTS 2012
Saldo awal/ Beginning Balance*
Mutasi/ Movement
Saldo akhir/ Ending balance
Biaya perolehan Aset takberwujud siap digunakan Aset takberwujud belum siap digunakan
847,668,575
121,275,370
968,943,945
51,635,649
(23,765,959)
27,869,690
Acquisition cost Intangible assets ready to use Intangible assets not ready to use
Jumlah
899,304,224
97,509,411
996,813,635
Total
Akumulasi amortisasi
(65,629,750)
(76,656,222)
(142,285,972)
Accumulated amortisation
Jumlah
(65,629,750)
(76,656,222)
(142,285,972)
Total
Nilai buku bersih
833,674,474
854,527,663
Net book value
2011* Saldo awal/ Beginning Balance
Mutasi/ Movement
Biaya perolehan Aset takberwujud siap digunakan Aset takberwujud belum siap digunakan
720,023,809
Jumlah
776,165,663
56,141,854
Saldo akhir/ Ending balance
51,635,649
Acquisition cost Intangible assets ready to use Intangible assets not ready to use
123,138,561
899,304,224
Total
127,644,766 (4,506,205)
847,668,575
Akumulasi amortisasi
-
(65,629,750)
(65,629,750)
Accumulated amortisation
Jumlah
-
(65,629,750)
(65,629,750)
Total
Nilai buku bersih *Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
776,165,663
833,674,474
Net book value Restated (refer to Note 4)*
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/44 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
10. ASET TAKBERWUJUD YANG TIMBUL KARENA PERJANJIAN KONSESI JASA (lanjutan)
10. INTANGIBLE ASSETS ARISING FROM SERVICE CONCESSION ARRANGEMENTS (continued)
Beban amortisasi sebesar Rp76.656.222 (2011: Rp65.629.750) (lihat Catatan 26) dibebankan dalam beban langsung.
Amortisation expense of Rp76,656,222 (2011: Rp65,629,750) (refer to Note 26) was charged to direct expenses.
Aset takberwujud belum siap digunakan
Intangible assets not ready to use
Aset takberwujud belum siap digunakan merupakan proyek yang masih belum selesai pada tanggal laporan posisi keuangan, dengan rincian sebagai berikut:
Intangible assets not ready to use represent projects that were not completed as at the statement of financial position dates with detail as follows:
2012 Persentase penyelesaian/ Percentage of completion Aset tak berwujud belum siap digunakan/Intangible assets not ready to use
20%-92%
Akumulasi biaya/ Accumulated cost
27,869,690 27,869,690
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
2011* Periode estimasi penyelesaian/ Estimated completion period
1-12 bulan/months
Persentase penyelesaian/ Percentage of completion
60% - 80%
Akumulasi biaya/ Accumulated cost
51,635,649
Periode estimasi penyelesaian/ Estimated completion period
0 - 6 bulan/months
51,635,649 Restated (refer to Note 4)*
Manajemen tidak melihat adanya peristiwa yang akan dapat menghambat penyelesaian aset tak berwujud belum siap digunakan tersebut.
Management has no reason to believe that any events will occur that would prevent completion of the intangible assets not ready to use.
Sesuai dengan ketentuan transisi dalam penerapan ISAK 16, Perusahaan melakukan pengujian penurunan nilai atas aset takberwujud pada awal pengakuan (1 Januari 2011). Tidak terdapat kerugian penurunan nilai yang diakui pada awal pengakuan.
In accordance with the transitional provision under IFAS 16, the Company has conducted impairment testing for its intangible assets at the initial recognition (1 January 2011). There was no impairment loss recognised at the initial recognition.
Pengujian pengukuran nilai asset tak berwujud dilakukan pada tingkat unit penghasil kas terkecil (“CGU”). Nilai terpulihkan dari CGU ditentukan berdasarkan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.
The impairment of intangible assets was tested on the lowest cash generating unit (“CGU”) level. The recoverable amounts of CGU have been determined based on its fair value less costs to sell.
Perhitungan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada proyeksi arus kas bersih yang didiskontokan dari estimasi terbaik manajemen dengan mempertimbangkan PKS, pengalaman masa lalu, dan sumber eksternal.
The calculation of the fair value less costs to sell was based on the discounted projected net cash flows that were based on management best estimates considering the CA, past experience and external sources.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/45 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
10. ASET TAKBERWUJUD YANG TIMBUL KARENA PERJANJIAN KONSESI JASA (lanjutan)
10. INTANGIBLE ASSETS ARISING FROM SERVICE CONCESSION ARRANGEMENTS (continued)
Asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut:
The key assumpsitions used for the calculations are as follow: Asumsi/Assumption
Imbalan air (untuk perhitungan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual) (nilai penuh)/Water Charge (for fair value less costs to sell calculation) (full amount) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Tingkat pertumbuhan/Growth rate
6,516 6,386 6,343 6,439 6,536 6,634 6,733 6,834 6,937 7,041 7,146 7,253 6%
Tingkat diskonto setelah pajak/Post-tax discount rate
12.8%
Berdasarkan pengujian penurunan nilai manajemen, kelebihan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual atas aset takberwujud Perusahaan, yang sebesar Rp643,57 milyar (nilai penuh), akan terhapuskan bila Perusahaan menggunakan tingkat diskonto sebesar 25.6%.
Based on the management’s impairment testing, the remaining headroom between the fair value less costs to sell with the Company’s intangible assets, amounting to Rp643.57 billion (full amount), will be eliminated should the Company uses 25.6% discount rate.
Pada tanggal 31 Desember 2012, manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai aset takberwujud yang timbul karena perjanjian konsesi jasa.
As at 31 December 2012, management believes that there was no indication of impairment in the value of intangible assets arising from service concession arrangements.
Lihat Catatan 9 untuk jumlah pertanggungan asuransi persediaan, aset tetap dan infrastruktur Perusahaan. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul atas semua risiko yang mungkin dialami Perusahaan atas aset takberwujud yang timbul karena perjanjian konsesi jasa.
Refer to Note 9 for the coverage of the sum insured for the Company’s inventories, fixed assets and infrastructure. Management believes that the coverage is adequate to cover possible losses on the Company’s intangible assets arising from service concession arrangements arising from all risks.
11. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
11. PREPAYMENTS
2012
2011*
1 Januari/ January 2011*
Sewa Lain-lain
1,451,064 856,896
2,891,331 4,325,775
2,370,583 2,171,673
Rental Others
Jumlah biaya dibayar dimuka
2,307,960
7,217,106
4,542,256
Total prepayments
Dikurangi: bagian lancar
2,001,956
6,422,211
3,819,981
Less: current portion
306,004
794,895
722,275
Non current portion
Bagian jangka panjang *Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Restated (refer to Note 4)*
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/46 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
12. UTANG USAHA
12. TRADE PAYABLES
2012
1 Januari/ January 2011*
2011*
Pihak ketiga Pihak berelasi - AAI (lihat Catatan 15)
14,969,716
11,168,449
14,140,386
12,362,331
13,434,141
11,030,041
Third parties Related party AAI (refer to Notes 15) -
Jumlah
27,332,047
24,602,590
25,170,427
Total
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Restated (refer to Note 4)*
The composition of trade payables based on the currency is as follows:
Komposisi utang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 2012
2011
- Rupiah - Dolar AS - GBP
25,738,204 1,593,515 328
23,151,865 1,450,405 320
Rupiah US Dollars GBP -
Jumlah
27,332,047
24,602,590
Total
Saldo utang usaha terutama timbul dari pembelian material, jasa kegiatan operasi, dan jasa perbaikan dan pemeliharaan.
The trade payables balance comprises mainly purchase of material, operational service and repair and maintenance services.
Karena sifatnya yang jangka pendek, nilai tercatat utang usaha kepada pihak ketiga diperkirakan sama dengan nilai wajarnya.
Due to their short-term nature, the carrying amount of trade payables to third parties approximates their fair value.
13. BEBAN AKRUAL DAN UTANG LAIN-LAIN
13. ACCRUED EXPENSES AND OTHER PAYABLES
2012 Pihak ketiga Gaji Bahan baku, persediaan, dan aset tetap Operasi Utang retensi Biaya bunga obligasi dan pinjaman Pabrikasi dan utilitas Penalti Lain-lain
Pihak berelasi (lihat Catatan 15) Jumlah *Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
2011*
1 Januari/ January 2011* Third parties Salaries Raw material, inventories 13,129,210 and fixed assets 24,382,250 Operational 5,587,479 Retention payable
23,319,968
18,470,084
14,647,056
11,428,500 23,384,548 8,626,173
12,586,902 18,913,907 7,999,425
3,715,083 5,294,251 11,490,493 7,617,927
6,067,987 5,421,195 1,997,091 8,459,225
4,573,829 4,942,259 2,186,174 14,351,919
94,876,943
79,915,816
83,800,176
-
632,000
632,000
Related party (refer to Note 15)
94,876,943
80,547,816
84,432,176
Total
Bond and loan interest Overhead and utilities Penalties Others
Restated (refer to Note 4)*
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/47 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN a.
14. BORROWINGS
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
a. 2012
Nilai nominal Biaya provisi pinjaman yang belum diamortisasi Jumlah
100,000,000 (175,000) 99,825,000
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 2011 100,000,000 (421,951)
Face value Unamortised loan issuance cost
99,578,049
Total
Pada tanggal 9 Februari 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman sebesar Rp100 milyar (nilai penuh) dengan bunga 10,85% per tahun dan fasilitas transaksi mata uang asing sebesar AS$1 juta (nilai penuh) dari BII yang digunakan Perusahaan untuk keperluan modal kerja dan memfasilitasi transaksi lindung nilai jangka pendek untuk satu bulan.
On 9 February 2011, the Company obtained a loan facility amounting to Rp100 billion (full amount) with an interest rate of 10.85% per annum and a foreign currency transaction facility amounting US$1 million (full amount) from BII that are used by the Company for working capital purposes and facilitating short term hedging transactions for one month.
Jangka waktu fasilitas pinjaman berlaku hingga 9 Februari 2012 yang berakhir pada tanggal 9 Februari 2013. Pada tanggal 9 Februari 2013, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman, hingga 9 Februari 2014 dengan bunga 10,5%. Guna menjamin pelunasan jumlah terutang, Perusahaan wajib menyerahkan jaminan berupa rekening bank BII atas nama Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah dana yang telah ditempatkan sehubungan dengan jaminan ini adalah sebesar Rp5.167.617 (2011: Rp5.091.372) (lihat Catatan 6).
The term of the facility was up to 9 February 2012 that will end on 9 February 2013. On 9 February 2013, the Company extended the loan facility up to 9 February 2014 with interest rate of 10.5%. In order to secure the settlement of its obligations, the Company is required to provide a guarantee in the form of a current account at BII under the Company name. As at 31 December 2012, the total guarantee that has been placed for this loan was Rp5,167,617 (2011: Rp5,091,372) (refer to Note 6).
Sesuai dengan perjanjian fasilitas pinjaman, Perusahaan diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan dan ketentuan mengenai Anggaran Dasar, kegiatan usaha, dividen, aksi korporasi, kegiatan pembiayaan, dan lainnya; termasuk beberapa rasio keuangan tertentu, seperti;
In accordance with the loan facility agreement, the Company is required to comply with certain term and condition in relation to its Article of Association, nature of the business, dividend, corporate actions, financing activities and other matters; including certain financial ratios, such as:
a.
a.
Debt to equity ratio is not more than 3;
b.
Current assets to current liabilities ratio is not less than 1.1; EBITDA to short-term lease, current portion of long-term debt and interest expense ratio is not less than 2; and
b. c.
d.
Rasio liabilitas terhadap ekuitas tidak lebih dari 3; Rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar tidak kurang dari 1,1; Rasio EBITDA dibagi kewajiban jangka pendek atas kewajiban leasing ditambah dengan kewajiban jatuh tempo jangka pendek atas pinjaman jangka panjang ditambah dengan biaya bunga tidak kurang dari 2; dan Rasio EBITDA dibagi dengan beban bunga tidak kurang dari 3.
Pada tanggal 31 Desember 2012 Perusahaan tidak melanggar syarat yang ditentukan.
c.
d.
EBITDA to interest expense ratio is not less than 3.
As at 31 December 2012, the Company did not breach any covenant set out.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/48 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN (lanjutan) b.
14. BORROWINGS (continued)
PT Sarana Multi Infrastruktur
b. 2012
2011
Nilai nominal Biaya provisi pinjaman yang belum diamortisasi
200,000,000
Jumlah
198,597,471
(1,402,529)
Dikurangi: Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
PT Sarana Multi Infrastruktur
150,000,000 (1,265,441) 148,734,559
Face value Unamortised loan issuance cost Total Less:
Bagian jangka panjang
-
-
Portion due within one year
198,597,471
148,734,559
Non-current portion
Pada tanggal 17 Maret 2011, Perusahaan memperoleh Fasilitas Pembiayaan Belanja Modal sebesar Rp150 milyar (nilai penuh), yang terdiri atas Fasilitas A sebesar Rp50 milyar (nilai penuh) dengan tingkat suku bunga 10,85% per tahun untuk jangka waktu 3 tahun dan Fasilitas B sebesar Rp100 milyar (nilai penuh) dengan tingkat suku bunga sebesar 11,85% per tahun dengan jangka waktu 5 tahun sejak penandatanganan Perjanjian Fasilitas Pendanaan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (“SMI”). Pinjaman tersebut digunakan Perusahaan untuk keperluan pembiayaan belanja modal untuk infrastruktur air minum.
On 17 March 2011, the Company obtained a Financing Capital Expenditure Facility amounting to Rp150 billion (full amount), which consists of Facility A amounting to Rp50 billion (full amount), with an interest rate 10.85% per annum for 3 years and Facility B amounting to Rp100 billion (full amount), with an interest rate 11.85% per annum for 5 years period since the signing of the Financing Facility Agreement from PT Sarana Multi Infrastruktur (“SMI”). The loan is used by the Company for financing capital expenditure for drinking water infrastructure.
Pada tanggal 7 Mei 2012, Perusahaan memperoleh tambahan Fasilitas Pembiayaan Belanja Modal (Fasilitas C) sebesar Rp50 milyar (nilai penuh) dengan tingkat suku bunga 10,70% per tahun dengan jangka waktu 4 tahun sejak penandatanganan Perjanjian Fasilitas Pendanaan. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah menarik Rp200 milyar (nilai penuh) dari total fasilitas.
On 7 May 2012, the Company obtained an additional Financing Capital Expenditure Facility (Facility C) amounting to Rp50 billion (full amount) with an interest rate of 10.70% per annum for 4 years since the signing of the Financing Facility Agreement. As at 31 December 2012, the Company has withdrawn Rp200 billion (full amount) from the total facility.
Jadwal pembayaran dari total penarikan atas fasilitas di atas adalah sebagai berikut:
Schedule of payments for the total drawdowns of the facilities above is as follow:
Jadwal pembayaran/ Payment schedule (tahun/year) 2014 2015 2016 Guna menjamin pelunasan jumlah terutang yang wajib dibayar oleh Perusahaan, Perusahaan wajib menyerahkan jaminan berupa rekening bank yang terdapat pada BRI atas nama Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah dana yang telah ditempatkan sehubungan dengan jaminan ini adalah sebesar Rp5.992.294 (2011: Rp4.515.169 (lihat Catatan 6).
Jumlah pembayaran/ Payment amount 60,000,000 10,000,000 130,000,000 In order to secure the settlement of its obligations, the Company is required to provide a guarantee in the form of current account at BRI under the Company’s name. As at 31 December 2012, the total guarantee that has been placed for this loan amounted to Rp5,992,294 (2011: Rp4,515,169 (refer to Note 6).
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/49 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN (lanjutan) b.
14. BORROWINGS (continued)
SMI (lanjutan)
b.
Sesuai dengan perjanjian Fasilitas Pembiayaan Belanja Modal, Perusahaan diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan dan ketentuan mengenai Anggaran Dasar, kegiatan usaha, dividen, aksi korporasi, kegiatan pembiayaan, dan lainnya; termasuk beberapa rasio keuangan tertentu, seperti;
In accordance with the Financing Capital Expenditure Facility agreement, the Company is required to comply with certain term and condition in relation to its Article of Association, nature of the business, dividend, corporate actions, financing activities and other matters; including certain financial ratios, such as:
a.
a.
Debt to equity ratio is not more than 2.75 for Facility A and B and 3 for Facility C. Debt excludes liabilities arising due to operating activities and other non-interest bearing liabilities;
b.
Current assets to current liabilities ratio is not less than 1.0 for Facility A and B; EBITDA to interest expense plus principle installments is not less than 1.0 for Facility C; and EBITDA to interest expenses ratio is not less than 1.75 for Facility A and B and 2 for Facility C.
b. c.
d.
Rasio liabilitas terhadap ekuitas tidak lebih dari 2,75 untuk Fasilitas A dan B dan 3 untuk Fasilitas C. Komponen liabilitas tidak termasuk utang yang timbul karena kegiatan usaha dan utang lain yang tidak dibebankan bunga; Rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar minimum 1,0 untuk Fasilitas A dan B; Rasio EBITDA dibagi dengan beban bunga ditambah angsuran pokok tidak kurang dari 1,0 untuk Fasilitas C; dan Rasio EBITDA dibagi dengan beban bunga tidak kurang dari 1,75 untuk Fasilitas A dan B dan 2 untuk Fasilitas C.
c.
d.
As at 31 December 2012, the Company did not breach any covenant set out.
Pada tanggal 31 Desember 2012 Perusahaan tidak melanggar syarat yang ditentukan.
15. INFORMASI PIHAK YANG BERELASI a.
SMI (continued)
15. RELATED PARTIES INFORMATION
Sifat dari hubungan dan transaksi
a.
Sifat hubungan dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: Pihak yang berelasi/ Related parties
Nature of relationship and transactions The nature of relationships with related parties are as follows:
Hubungan/Relationship
Sifat transaksi/ Nature of transactions
Acuatico Pte. Ltd. (“Acuatico”)
Pemegang saham utama/ Major shareholder
Biaya pengetahuan operasional dan jasa teknik/Operational know-how fee and technical service fee
PT Acuatico Air Indonesia (“AAI”)
Afiliasi/Affiliate
Jasa pengelolaan air/Water management services
PT Asuransi Jiwa Recapital (“Relife”)
Afiliasi/Affiliate
Beban asuransi/Insurance expense
PT Bank Pundi Indonesia Tbk
Afiliasi/Affiliate
Deposito berjangka/Time deposits
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/50 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
15. INFORMASI PIHAK YANG BERELASI (lanjutan)
b.
Transaksi dengan pihak yang berelasi
Jasa pengelolaan air: - AAI (lihat Catatan 27) Beban asuransi: - Relife Jumlah Persentase dari jumlah beban usaha c.
15. RELATED (continued) b.
- AAI (hutang usaha, lihat Catatan 12) - Acuatico (hutang lain-lain, lihat Catatan 13)
Persentase dari jumlah liabilitas
25,433,475
25,141,407
Water management services: AAI (refer to Note 27) -
915,192
505,870
Insurance expense: Relife -
26,348,667
25,647,277
Total
11.28%
11.35%
As a percentage of operating expenses
c.
Balance with related parties 2011
10,000,000
5,000,000
PT Bank Pundi Indonesia Tbk (time deposits, refer to Notes 5)
0.61%
0.33%
As a percentage of total assets
12,362,331
13,434,141
-
632,000
12,362,331
14,066,141
1.11%
1.33%
Kebijakan Perusahaan terkait penetapan harga untuk transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi ditetapkan berdasarkan kontrak. d.
Transactions with related parties 2011
2012
Persentase dari jumlah aset
INFORMATION
2012
Saldo dengan pihak yang berelasi
- PT Bank Pundi Indonesia Tbk (deposito berjangka, lihat Catatan 5)
PARTIES
Kompensasi manajemen kunci
AAI (trade payables, refer to Notes 12) Acuatico (other payables, refer to Notes 13)
As a percentage of total liabilities
The Company’s pricing policy related to the transactions with related parties was determined based on the contracts. d.
Key management compensation
Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan dianggap sebagai personil manajemen kunci.
The Board of Commissioners and the Board of Directors of the Company are considered as key management personnel.
Jumlah remunerasi yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp9,77 milyar (nilai penuh), (2011: Rp10,02 milyar (nilai penuh)).
Total remuneration paid to the Board of Commissioners and the Board of Directors of the Company for the years ended 31 December 2012 amounted to Rp9.77 billion (full amount), (2011: Rp10.02 billion (full amount)).
Dewan Komisaris dan Direksi tidak menerima manfaat lain seperti rencana opsi saham atau imbalan pasca pensiun.
The Board of Commissioners and the Board of Directors do not receive any other benefits such as stock option plan or post retirement benefits.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/51 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
16. PERPAJAKAN a.
16. TAXATION
Pajak dibayar dimuka
a. 2012
b.
2011
Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”)
-
476,688
Value Added Tax (“VAT”)
Jumlah
-
476,688
Total
Utang pajak
b. 2012
Pajak penghasilan badan: Pajak penghasilan pasal 25 Pajak penghasilan pasal 29
Pajak lainnya: Pajak penghasilan pasal 4 (2) Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23/26 Pajak pertambahan nilai (“PPN”)
Jumlah c.
Prepaid tax
Taxes payable 2011
5,367,541 53,075
3,806,286 20,747,397
5,420,616
24,553,683
757,509 890,285 520,839 624,106
1,009,178 1,450,469 130,932 -
2,792,739
2,590,579
8,213,355
27,144,262
Beban pajak penghasilan
c.
2011*
Beban pajak kini Manfaat pajak tangguhan
59,779,804 (3,651,296)
64,460,592 (7,199,719)
Jumlah
56,128,508
57,260,873
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Total
Current tax expenses Deferred tax benefits Total Restated (refer to Note 4)*
Perhitungan beban pajak penghasilan badan kini adalah sebagai berikut: 2012
Perbedaan temporer Penambahan provisi imbalan kerja karyawan Penyisihan piutang escrow yang ditunda pembayarannya Penambahan/(pemulihan) provisi persediaan usang dan tidak lancar Perbedaan beban depresiasi dan amortisasi antara komersial dan fiskal Pemulihan provisi penurunan nilai piutang PAM JAYA Peningkatan provisi karena berlalunya waktu Penyisihan lain-lain
Other taxes: Income tax article 4 (2) Income tax article 21 Income tax article 23/26 Value added tax (“VAT”)
Income tax expense
2012
Laba sebelum pajak penghasilan
Corporate income tax: Income tax article 25 Income tax article 29
221,602,953
The calculation of the current corporate income tax expense is as follows: 2011* 226,857,169
5,438,919
18,714,562
2,658,825
2,402,165
(5,889,526)
2,001,153
(17,395,049)
(23,390,982)
(15,631,895)
(20,354,038)
9,072,385 23,623,911
15,610,703 10,158,691
1,877,570
5,142,254
Profit before income tax Temporary differences Additional provision for employee benefits Provision for delayed payment of escrow receviables Additional/(reversal of) provision for obsolete and slow moving inventory Difference in depreciation and amortisation expense between commercial and fiscal Reversal of provision for impairment of receivable from PAM JAYA Increase in provision due to the passage of time Other provisions
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/52 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) c.
16. TAXATION (continued)
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
c. 2012
Income tax expense (continued) 2011*
Perbedaan permanen Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final
(7,044,991)
(8,569,959)
Beban yang tidak dapat dikurangkan untuk keperluan pajak
22,683,685
34,412,905
15,638,694
25,842,946
239,119,217
257,842,369
Taxable income
59,779,804
64,460,592
Current Income tax calculated at 25%
(59,726,729)
(43,713,195)
Laba kena pajak Beban pajak penghasilan kini dihitung pada tarif 25% Dikurangi pajak dibayar dimuka: - Pajak penghasilan pasal 25 Utang pajak penghasilan pasal 29
53,075
20,747,397
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
2012
Beban pajak dihitung dengan tarif 25% Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final Beban yang tidak dapat dikurangkan untuk keperluan pajak Aset/(liabilitas) pajak tangguhan yang tidak diakui Penyesuaian dari tahun sebelumnya Beban pajak penghasilan
Non-deductible expenses
Less prepaid tax: Income tax article 25 Income tax payable article 29 Restated (refer to Note 4)*
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dan jumlah teoritis beban pajak penghasilan yang dihitung berdasarkan laba sebelum pajak penghasilan menggunakan tarif 25% adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak penghasilan
Permanent differences Interest income subject to final tax
The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s profit before income tax calculated at 25% is as follows: 2011*
221,602,953
226,857,169
Profit before income tax
55,400,739
56,714,293
Tax expense calculated at 25%
(1,761,248)
(2,142,490)
5,670,921
8,603,226
(3,907,974)
(5,088,510)
Non-deductible expenses Unrecognised deferred tax asset/(liability)
(825,646)
Adjustments from prior year
726,070 56,128,508
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
57,260,873
Interest income subject to final tax
Income tax expense Restated (refer to Note 4)*
Perhitungan pajak penghasilan kini dilakukan berdasarkan estimasi penghasilan kena pajak. Nilai tersebut mungkin disesuaikan ketika Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan disampaikan ke Direktorat Jendral Pajak (“DJP”)
Current income tax is calculated based on estimated taxable income. Tha amounts may be adjusted when the annual tax return are filed to Directorate General of Tax (“DGT”)
Tidak terdapat pajak penghasilan yang dibebankan/(dikreditkan) ke ekuitas sehubungan dengan pendapatan komprehensif lainnya selama tahun berjalan.
There were no income tax charged/(credited) to equity relating to other comprehensive income during the year.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/53 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) d.
16. TAXATION (continued)
Aset pajak tangguhan
d.
2012 Provisi yang timbul karena perjanjian konsesi jasa Perbedaan nilai buku aset antara komersial dan fiskal Provisi persediaan usang dan tidak lancar Provisi imbalan kerja karyawan Penggantian pembayaran uang pesangon dan pension Lain-lain
Deferred tax assets 1 Januari/ January 2011*
2011*
Provision arising from service concession arrangements Difference in book value between commercial and fiscal Provision for obsolete and slow moving inventory Provision for employee benefits Reimbursement for severance payments and pension Other
23,329,063
22,974,615
22,145,560
(18,197,186)
(18,764,117)
(18,971,338)
188,425
1,660,807
1,160,518
18,883,169
17,523,439
12,844,799
(10,734,700) 4,077,063
(10,734,700) 1,234,513
(10,734,700) 249,999
17,545,834
13,894,557
6,694,838
Aset pajak tangguhan pada awal tahun Dibebankan pada laba-rugi
13,894,557 3,651,277
6,694,838 7,199,719
23,686,959 (16,992,121)
Deferred tax assets at the beginning of the year Charged to profit or loss
Aset pajak tangguhan akhir tahun
17,545,834
13,894,557
6,694,838
Deferred tax assets at the end of the year
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Restated (refer to Note 4)*
Manajemen berkeyakinan adalah tepat untuk tidak mengakui aset pajak tangguhan dari provisi penurunan nilai atas piutang PAM JAYA.
Management believes it is prudent not to recognise a deferred tax asset from the provision for impairment of receivables from PAM JAYA at this time.
Analisis asset/liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
The analysis of deferred tax assets/liabilities is as follows:
2012 - Aset/liabilitas pajak tangguhan yang akan dipulihkan dalam 12 bulan - Aset/liabilitas pajak tangguhan yang akan dipulihkan setelah 12 bulan
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
2011*
16,217,244
Deferred tax assets/liabilities to be recovered within 12 months Deferred tax assets/liabilites to be recovered afer more 13,656,954 than 12 months
17,545,834
13,894,557
1,328,590
237,603
Restated (refer to Note 4)*
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/54 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) e.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
16. TAXATION (continued)
Pemeriksaan pajak
e.
Pada tanggal 27 Juni 2011, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar/Kurang Bayar (“SKPLB/SKPKB”) dan Surat Tagihan Pajak (“STP”) tentang hasil pemeriksaan pajak tahun 2009, dengan perincian sebagai berikut :
Tax audit On 27 June 2011, the Company received Over/Under Tax Assessment Letter (“SKPLB/SKPKB”) and Tax Collection Letter (“STP”) for the 2009 period, with the details as follows:
Pasal No./ Article No.
SKPLB/KB -
SKPKB STP SKPKB STP SKPKB STP SKP SKP SKP SKPLB
No. No. No. No. No. No. No. No. No. No.
00128/207/09/058/11 00076/107/09/058/11 00040/204/09/058/11 0006/104/09/058/11 00002/267/09/058/11 00004/167/09/058/11 00046/503/09/058/11 00145/501/09/058/11 0070/540/09/058/11 00099/406/09/058/11
PPN/VAT PPN/VAT PPh 26 PPh 26 PPN PPN PPh 23 PPh 21 PPh 4 (2) PPh 25
(Lebih)/Kurang Bayar (Over)/Underpaid Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
125,925,743 17,442,210 288,894 194,127 192,596 129,418 Nihil/Nil Nihil/Nil Nihil/Nil (5,776,560)
Rp
138,396,428
Berdasarkan SKPLB No. 00099/406/09/058/II atas Pajak Penghasilan pasal 25 tahun 2009, Perusahaan memiliki lebih bayar pajak sebesar Rp5,8 milyar (nilai penuh). Selisih antara pencatatan Perusahaan dengan SKP sebesar Rp21 milyar (nilai penuh) dicatat sebagai bagian dari beban lain-lain.
Based on SKPLB No. 00099/406/09/058/II regarding income tax article 25 for the 2009 period, the Company had overpaid corporate income tax amounting to Rp5.8 billion (full amount). The difference between the Company’s record and SKP amounting to Rp21 billion (full amount) was recorded as part of other expenses.
Pada tanggal 13 September 2011, berdasarkan keputusan Direktur Jendral Pajak No KEP00165.PPH/WPJ.07/KP.0603/2011 terkait dengan pengembalian kelebihan pembayaran pajak kepada Perusahaan, kantor pajak memutuskan bahwa kelebihan pembayaran pajak tersebut diperhitungkan dengan utang pajak sebesar Rp5.776.560 dengan perincian sebagai berikut:
On 13 September 2011, based on the Decision of Directorate of General Tax No KEP00165.PPH/WPJ.07/KP.0603/2011 related with restitution for overpayment of corporate income tax to the Company, tax office has decided that overpayment has been settled with tax payable amounted to Rp5,776,560 with the details as follow:
SKPKB -
00076/107/09/058/11 00128/207/09/058/11 00040/204/09/058/11 00006/104/09/058/11 00002/267/09/058/11 00004/167/09/068/11
Pasal No./Article No. PPN/VAT PPN/VAT PPh 26 PPh 26 PPN/VAT PPN/VAT
Kurang bayar/ Underpaid Rp Rp Rp Rp Rp Rp
17,442,210 125,925,743 288,894 194,127 192,596 129,418
Kompensasi/ Compensation Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3,632,845 1,338,680 288,894 194,127 192,596 129,418
Rp
5,776,560
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/55 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. PERPAJAKAN (lanjutan) e.
Pemeriksaan pajak (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 16. TAXATION (continued) e.
Tax audit (continued)
SKPKB No. 00128/207/09/058/11 senilai Rp125.925.743 dan STP atas faktur pajak PPN No. 00076/107/09/058/11 senilai Rp17.442.210; berkaitan dengan PPN atas penjualan air bersih oleh perusahaan dimana kantor pajak berpendapat kalau air bersih tersebut harus dikenakan PPN. Keputusan ini merupakan suatu hal baru di industri penyedia air bersih. Karena itu, Perusahaan dibantu dengan Perpamsi (Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia) telah mengajukan keberatan kepada kantor pajak terkait dengan PPN atas penjualan air bersih pada tanggal 23 September 2011.
SKPKB No. 00128/207/09/058/11 amounted to Rp125,925,743 and STP No 00076/107/09/058/11 amounting to Rp17,442,210 are in relation to VAT of clean water selling by the Company whereas the tax office position is that the selling of the clean water should be subjected to VAT. This decision is a new issue in the clean water industry. Accordingly, the Company, assisted by Perpamsi (Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia), has filed an objection to tax office in relation to VAT on sale of clean water on 23 September 2011.
Atas keberatan Perusahaan untuk SKPKB No. 00128/207/09/058/11 senilai Rp124.587.063, Rp123.474.263 telah diterima oleh kantor pajak berdasarkan keputusan Direktur Jendral Pajak No: KEP-1718/WPJ.07/2012 bertanggal 17 September 2012. Perusahaan mengajukan proses banding atas sisa nilai SKPKB sebesar Rp1.112.801 setelah melakukan pembayaran pada 5 Desember 2012. Sampai dengan tanggal pelaporan keuangan, belum terdapat keputusan atas proses banding tersebut. Perusahaan mengakui pembayaran tersebut sebagai klaim restitusi karena manajemen berpendapat bahwa SKPKB tersebut tidak memiliki dasar.
In relation with the Company’s objection to SKPKB No. 00128/207/09/058/11 amounting to Rp124,587,063, Rp123,474,263 has been accepted by the tax office based on Decision of Directorate General Tax No: KEP1718/WPJ.07/2012 dated 17 September 2012. The Company has filed an appeal for the remainder of the SKPBKB amounting to Rp1,112,801 after paying the amount on 5 December 2012. As at the issuance date of these financial statements, there has been no decision made in relation to the appeal process. The Company recognized the payment as claim for tax refund as management is of the opinion that the related tax assessment is without merit.
Atas keberatan Perusahaan untuk STP No. 00076/107/09/058/11 senilai Rp17.442.210, Perusahaan telah melakukan pembayaran penuh atas STP terkait selama tahun berjalan (2011: Rp10.630.865). dan mengakui pembayaran tersebut sebagai klaim restitusi pajak. Berdasarkan keputusan Direktur Jendral Pajak No: KEP-00137.PPN/WPJ.07/KP.0603/ 2012 tertanggal 5 Oktober 2012, kantor pajak telah menerima keberatan Perusahaan atas STP terkait dan melakukan pengembalian sebesar Rp17.101.421 Perusahaan mencatat selisih nilai pengembalian dengan nilai keberatan sebesar Rp340.789 sebagai beban lain-lain, neto pada laba rugi.
In relation with the Company’s objection to STP No. 00076/107/09/058/11 amounting to Rp17,442,210, the Company has made full payment for the relevant STP during the year (2011: Rp10,630,865) and recognize the payment as claim for tax refund. Based on Decision of Directorate General Tax No: 00137.PPN/WPJ.07/ KP.0603/2012 dated 5 Oktober 2012, the Tax office has accepted the Company’s objection for the relevant STP and has refunded the Company amounted to Rp17,101,421. The Company has recorded the difference between the refund amount with the objection amount amounting to Rp340,789 as other expenses, net in profit or loss.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/56 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) f.
16. TAXATION (continued)
Administrasi pajak
f.
Under the taxation laws of Indonesia, companies which are domiciled in Indonesia calculate and pay tax on the basis of self assessment. The Directorate General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to the fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, perusahaan yang berdomisili di Indonesia menghitung dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan dan mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak. 17. UTANG OBLIGASI
Tax administration
17. BONDS PAYABLE 2012
2011
Nilai nominal Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi
517,500,000
Jumlah
515,304,106
(2,195,894)
517,500,000 (4,193,791) 513,306,209
Face value Unamortised bonds issuance costs Total
Dikurangi: Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Less: 149,500,000
-
Portion due within one year
Bagian jangka panjang
365,804,106
513,306,209
Non-current portion
Pada tanggal 13 Maret 2008, Perusahaan melakukan penawaran obligasi kepada masyarakat (“Obligasi TPJ I tahun 2008 dengan tingkat bunga tetap”) dengan Wali Amanat, PT Bank CIMB Niaga Tbk, pihak independen, dengan nilai nominal sebanyak-banyaknya sebesar Rp700 milyar (nilai penuh) dengan penerimaan sebagai berikut: Seri/Series A B C
Nilai nominal/ Nominal amounts 97,000,000 149,500,000 368,000,000
On 13 March 2008, the Company completed a bond public offering (“TPJ Fixed Rate Bonds I Year 2008”) with the Trustee, PT Bank CIMB Niaga Tbk, an independent party, with a total nominal value at the maximum of Rp700 billion (full amount) with proceeds as follows:
Tingkat bunga tahunan/ Annual interest rate 11.30% 12.50% 13.25%
Tanggal jatuh tempo/ Maturity date 13 Maret/March 2011 13 Maret/March 2013 13 Maret/March 2015
614,500,000 Penerimaan ini digunakan untuk melunasi utang bank Perusahaan kepada Citibank N.A.
The proceeds of these bonds has been used to repay the Company’s bank loan to Citibank N.A.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/57 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. UTANG OBLIGASI (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 17. BONDS PAYABLE (continued)
Obligasi diterbitkan berdasarkan ketentuanketentuan yang termuat dalam akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi TPJ I Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap No. 8 tanggal 3 Januari 2008 sehubungan Akta Addendum Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi TPJ I Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap No. 101 tanggal 21 Februari 2008 yang dibuat di hadapan Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta (selanjutnya disebut “Perjanjian Perwaliamanatan”).
The bonds are issued in accordance with the clauses stipulated in Deed No. 8 dated 3 January 2008 on the Trusteeship Agreement TPJ Fixed Rate Bonds I year 2008, in connection with Deed No. 101 dated 21 February 2008 on the Addendum to Trusteeship Agreement TPJ Fixed Rate Bonds I year 2008 of public notary Sutjipto, S.H., notary in Jakarta (hereinafter referred to “Trusteeship Agreement”).
Bunga obligasi dibayarkan setiap kuartal pada tanggal 13 Juni, 13 September, 13 Desember dan 13 Maret setiap tahunnya. Tanggal pembayaran bunga pertama jatuh pada tanggal 13 Juni 2008 dan pembayaran bunga terakhir jatuh pada tanggal 13 Maret 2015.
Interest on the bonds is paid quarterly every 13 June, 13 September, 13 December and 13 March of each year. The first interest payment was due on 13 June 2008, and the last interest payment will be due on 13 March 2015.
Obligasi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 14 Maret 2008. Obligasi tersebut telah mendapatkan peringkat A (idn) (Single A (idn)) dari PT Fitch Ratings Indonesia (“FITCH”). Berdasarkan surat No. RCI55/DIR/XI/2012 tertanggal 26 November 2012 Perusahaan telah mendapatkan peringkat A(idn) (Single A(idn); stable outlook). Pemeringkatan atas obligasi akan dilakukan setiap tahun.
The bonds were listed on the Indonesian Stock Exchange on 14 March 2008. The Company’s bond has obtained A (idn) (Single A (idn)) rating from PT Fitch Ratings Indonesia (“FITCH”) Based on its letter No. RCI55/DIR/XI/2012 dated 26 November 2012, the Company has obtained A(idn) (Single A(idn); stable outlook) rating. The bonds are rated annually.
Pada tanggal 13 Maret 2011, obligasi TPJ 1 tahun 2008 seri A sejumlah Rp97 milyar (nilai penuh) telah jatuh tempo dan dibayar lunas oleh Perusahaan.
On 13 March 2011, the TPJ 1 year 2008 Bond Series A amounting to Rp97 billion (full amount) was due and had already been paid by the Company.
Pada tanggal 13 Maret 2013, obligasi TPJ 1 tahun 2008 seri B sejumlah Rp149,5 milyar (nilai penuh) telah jatuh tempo dan dibayar lunas oleh Perusahaan.
On 13 March 2013, the TPJ 1 year 2008 Bond Series B amounting to Rp149.5 billion (full amount) was due and had already been paid by the Company.
Sesuai dengan Perjanjian Perwaliamanatan, Perusahaan diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan dan ketentuan mengenai Anggaran Dasar, kegiatan usaha, dividen, aksi korporasi, kegiatan pembiayaan, dan lainnya; termasuk beberapa rasio keuangan tertentu, seperti;
In accordance with the Trusteeship Agreement, the Company is required to comply with certain term and condition in relation to its Article of Association, nature of the business, dividen, corporate actions, financing activities and other matters; including certain financial ratios, such as:
a.
a. Debt to equity ratio is not more than 3:1;
b.
c.
Rasio liabilitas terhadap ekuitas tidak lebih dari 3:1; Rasio EBITDA terhadap biaya bunga tidak kurang dari 2:1 dalam hal Perusahaan tidak membuat utang baru; dan EBITDA ditambah kas terhadap biaya bunga ditambah jumlah pokok obligasi yang terutang tidak kurang dari 1:1 dalam hal Perusahaan membuat utang baru atau memperoleh penambahan utang.
b. EBITDA to interest expense ratio of not less than 2:1 if the Company does not obtain new indebtedness; and c. EBITDA plus cash to interest expense plus the bond’s principal obligation outstanding ratio of not less than 1:1 if the Company obtains new indebtedness or receives additional indebtedness.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/58 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
17. UTANG OBLIGASI (lanjutan)
17. BONDS PAYABLE (continued)
Guna menjamin pelunasan jumlah terutang yang wajib dibayar oleh Perusahaan, Perusahaan wajib menyerahkan jaminan berupa:
In order to secure the settlement of its obligations, the Company is required a guarantee in the form of:
a.
a.
b.
Deposito berjangka satu tahun atas nama Perusahaan yang otomatis diperpanjang (“Deposito Berjangka”) yang jumlahnya tidak kurang dari 2% dari jumlah pokok obligasi yang terutang pada Wali Amanat yang akan diikat dengan akta Perjanjian Gadai Deposito; dan Rekening bank yang terdapat pada PT Bank CIMB Niaga Tbk atas nama Perusahaan (“Rekening Bank”), yang diikat dengan akta Perjanjian Gadai Rekening Bank, yang jumlahnya akan terdapat dalam daftar yang dari waktu ke waktu wajib diserahkan oleh Perusahaan kepada Wali Amanat (jika jawaban tidak diterima dalam waktu 10 hari kerja setelah pengajuan persetujuan, maka persetujuan dianggap telah diberikan).
b.
A one-year time deposit under the name of the Company, which will be automatically renewed in an amount not less than 2% of the principal bonds payable to the Trustee which will be bound by the Time Deposit Pledge Agreement; and A bank account in PT Bank CIMB Niaga Tbk under the name of the Company, which is bound by the Bank Account Pledge Agreement and the balance of which is reflected in the list from time to time that required to be submitted to the Trustee (If approval has not been received within 10 working days, then the approval is presumed to be obtained).
Selain itu, Perusahaan berkomitmen untuk melakukan provisi dana untuk kepentingan pembayaran bunga obligasi setiap 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pembayaran bunga obligasi dalam jumlah tidak kurang dari jumlah bunga obligasi yang akan jatuh tempo (“Provisi Dana”).
In addition, The Company is committed to provide funds for the bond’s interest payment every 30 (thirty) days before the interest actually falls due, in which the value of the fund should not be less than the interest due itself (the “Sinking Fund”).
Provisi Dana tersebut akan ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka yang tanggal jatuh temponya sekurang-kurangnya 1 hari kerja sebelum tanggal pembayaran bunga obligasi.
The Sinking Fund will be placed in a time deposit which will mature at least one business day before the interest due date.
Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah dana yang telah ditempatkan sehubungan dengan seluruh jaminan di atas adalah sebesar Rp15.733.851 (2011: Rp15.401.422) (lihat Catatan 6). Perusahaan telah memenuhi seluruh syarat yang ditentukan.
As at 31 December 2012, the total fund that has been placed in relation to the entire guarantees as explain above was amounted to Rp15,733,851 (2011: Rp15,401,422) (refer to Note 6). The Company has complied with the entire covenants set out.
18. UTANG SEWA PEMBIAYAAN
18. FINANCE LEASE PAYABLES Future minimum lease payments under finance leases together with the present value of the minimum lease payments as of 31 December 2012 and 2011 to PT Wirapandu Sukses Makmur were as follows:
Pembayaran sewa pembiayaan minimum di masa mendatang, serta nilai kini atas pembayaran minimum sewa pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 kepada PT Wirapandu Sukses Makmur adalah sebagai berikut: 2012 Jatuh tempo kurang dari satu tahun Jatuh tempo lebih dari satu tahun dan kurang dari lima tahun Dikurangi: Beban bunga yang belum jatuh tempo Nilai kini pembayaran minimum utang sewa pembiayaan
2011
1,605,476
1,751,428
-
1,605,476
1,605,476
3,356,904
Payable not later than one year Payable later than one year and not later than five years Less:
122,828
235,734
Future financing charges
1,482,648
3,121,170
Present value of minimum finance lease payments
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/59 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
18. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
18. FINANCE LEASE PAYABLES (continued) 2012
Jatuh tempo kurang dari satu tahun Jatuh tempo lebih dari satu tahun dan kurang dari lima tahun Nilai kini pembayaran minimum utang sewa pembiayaan
2011
1,482,648
1,518,572
-
1,602,598
Payable not later than one year Payable later than one year and not later than five years
1,482,648
3,121,170
Present value of minimum finance lease payments
Syarat dan ketentuan yang penting dalam sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:
The significant general terms and conditions of the finance leases are as follows:
-
-
the Company is restricted from selling, lending, leasing, or otherwise disposing of or ceasing to exercise direct control over the leased assets;
-
the Company is restricted from creating or allowing any encumbrance to all or any part of the leased assets; and
-
all leased assets are pledged as collateral for the underlying finance lease payables.
-
-
Perusahaan tidak diperbolehkan untuk menjual, meminjamkan, menyewakan, menghapus, atau menghentikan pengendalian langsung atas aset sewa pembiayaan; Perusahaan tidak diperbolehkan untuk membuat atau memperbolehkan pembebanan terhadap semua atau sebagian aset sewa pembiayaan; dan semua aset sewa pembiayaan dijadikan sebagai jaminan atas utang sewa pembiayaan.
Lihat Catatan 35d untuk nilai wajar utang sewa pembiayaan. 19. PROVISI YANG TIMBUL KARENA PERJANJIAN KONSESI JASA
Refer to Note 35d for the fair value of finance lease payables.
19. PROVISION ARISING FROM CONCESSION ARRANGEMENTS
SERVICE
Provisi yang timbul karena perjanjian konsesi jasa merupakan nilai masa kini dari kewajiban kontraktual minimum berkaitan dengan PKS.
The provision arising from service concession arrangements represents present value of minimum contractual obligation in relation to the CA.
Pergerakan provisi yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah:
The movement of provision recognised in the statements of financial position are as follows:
2012
2011*
1 Januari/ January 2011*
Saldo awal tahun Pembentukan provisi Realisasi tahun berjalan Peningkatan provisi karena berlalunya waktu
91,898,461 (7,654,594)
88,582,238 (12,294,535)
9,072,385
15,610,704
Beginning balance of the year 88,582,238 Establishment of provision - Realisation during the year Increase in provision due to the passage of time
Saldo akhir tahun
93,316,252
91,898,407
88,582,238 Ending balance of the year
Dikurangi: Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang *Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Less: 1,885,000
7,654,594
91,431,252
84,243,813
12,294,535 Portion due within one year 76,287,703
Non-current portion Restated (refer to Note 4)*
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/60 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
19. PROVISI YANG TIMBUL KARENA PERJANJIAN KONSESI JASA (lanjutan)
19. PROVISION ARISING FROM SERVICE CONCESSION ARRANGEMENTS (continued)
Kisaran tingkat diskonto yang digunakan untuk menghitung nilai kini dari provisi di atas adalah sebagai berikut:
The discount rate used to calculate the present value of the above provisions are as follows:
2012
2011
4.23% - 5.39%
4.56% – 6.21%
20. PROVISI IMBALAN KERJA KARYAWAN
20. PROVISION FOR EMPLOYEE BENEFITS
Provisi imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dihitung oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen, dengan laporan tertanggal 22 Maret 2013. 2012
Provision for employee benefits as at 31 December 2012 and 2011 were calculated by PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, an independent actuary, in the actuarial report dated 22 March 2013.
2011
Kewajiban posisi keuangan: - Imbalan karyawan diperbantukan
28,205,790
27,120,759
- Imbalan karyawan - langsung
47,326,886
42,972,998
75,532,676
70,093,757
9,894,078 7,358,019
11,685,546 9,026,163
17,252,097
20,711,709
Dibebankan pada laba rugi: Beban langsung Beban usaha
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan provisi imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto Kenaikan gaji di masa depan Hasil yang diharapkan dari aset program Umur normal pensiun Tingkat mortalitas dari Tabel Mortalitas Indonesia tahun
Financial position obligation: Employment benefits seconded employees Employment benefits direct employees
Charged to profit or loss: Direct expenses Operating expenses
The principal assumptions used in determining the provision for employee benefit are as follows:
2012
2011
5.25% 7%
6% 7%
7% 56 tahun/years
7% 56 tahun/years
2011
1999
Discount rate Salary growth rate Expected return on plan assets Normal retirement age Mortality rate from the Indonesian Mortality Table of the year
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/61 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. PROVISI (lanjutan) a.
IMBALAN
KERJA
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) KARYAWAN
20. PROVISION (continued)
Karyawan yang diperbantukan
a.
Jumlah provisi imbalan kerja karyawan yang diakui di laporan posisi keuangan ditentukan sebagai berikut: 2012 Nilai kini kewajiban yang didanai Nilai wajar dari aset program Defisit pendanaan program Biaya jasa lalu yang belum diakui Kerugian aktuaria yang belum diakui Liabilitas dalam laporan posisi keuangan
191,291,698 (108,650,530)
BENEFITS
Seconded employees Provision for employee benefits recognised in the statements of financial position is computed as follows: 2011 132,311,787 Present value of funded obligations (83,459,556) Fair value of plan assets 48,852,231
(8,690,393)
(10,170,454)
Deficit of funded plans Unrecognised past service cost
(45,744,985)
(11,561,018)
Unrecognised actuarial losses
28,205,790
27,120,759
2012 Pada awal tahun Biaya jasa lalu Biaya bunga Biaya jasa kini Pembayaran manfaat Perubahan atas asumsi aktuaria Kerugian (keuntungan) aktuaria atas kewajiban
132,311,787 7,819,930 6,553,517 (5,340,498) 6,643,881
Pada akhir tahun
191,291,698
43,303,081
Mutasi nilai wajar aset program selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:
Pada akhir tahun
EMPLOYEE
82,641,168
Mutasi kewajiban imbalan pasti selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:
Pada awal tahun Hasil yang diharapkan dari aset program Iuran pemberi kerja Iuran pekerja Keuntungan/(kerugian) aktuaria Imbalan yang dibayar
FOR
The movement in the defined benefit obligation during the year is as follows: 2011 124,688,911 2,713,540 9,670,421 5,330,934 (3,050,924) (6,215,135) (825,960) 132,311,787
At the beginning of the year Past service cost Interest cost Current service cost Benefit payments Changes in actuarial assumptions Actuarial (gain) or losses on obligations At end of the year
The movement in the fair value of plan assets of the year is as follows:
2012
2011
83,459,556
81,773,065
6,048,368 6,929,999 1,073,502 15,021,740 (3,882,635)
5,694,491 704,192 (2,967,580) (1,744,612)
108,650,530
Liability in the statements of financial position
83,459,556
At the beginning of the year Expected return on plan assets Employer’s contributions Employee’s contributions Actuarial gains/(losses) Benefits paid At end of the years
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/62 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. PROVISI (lanjutan) a.
IMBALAN
KERJA
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) KARYAWAN
20. PROVISION (continued)
Karyawan yang diperbantukan (lanjutan)
a.
Jumlah yang diakui didalam laba-rugi adalah sebagai berikut: 2012 Biaya jasa kini Biaya bunga Hasil yang diharapkan dari aset program Penambahan aset program Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui Amortisasi keuntungan/ (kerugian) aktuaria yang belum diakui Biaya jasa lalu
FOR
EMPLOYEE
BENEFITS
Seconded employees (continued) The amounts recognised in profit or loss are as follows: 2011
5,480,015 7,819,930
4,626,742 9,670,421
(6,048,368) -
(5,694,491) -
1,480,061
1,302,493
741,254 -
724,488 206,270
9,472,892
10,835,923
Current service cost Interest cost Expected return on plan assets Increase in plan assets Amortisation of unrecognised past service cost Net actuarial losses recognised Amortisation of unrecognised actuarial (gain) or loss Past service cost
Hasil aktual aset program pada tanggal 31 Desember 2012 adalah Rp21.070.108 (2011: Rp2.726.911 (nilai penuh)).
The actual return on plan assets as at 31 December 2012 was Rp21,070,108 (2011 Rp2,726,911 (full amount)).
Aset program terdiri dari:
Plan assets comprise the following: 31 Desember/December 2012
Jumlah/ Amount Obligasi Deposito berjangka Surat Berharga Negara Saham Tanah dan bangunan Deposito on call Penempatan langsung Obligasi Syariah Jumlah
2011 Presentase/ Percentage
Jumlah/ Amount
Presentase/ Percentage
53,223,385 31,143,067 11,487,342 6,158,166 4,460,324 1,124,142 1,054,104 -
48.99% 28.66% 10.57% 5.67% 4.11% 1.03% 0.97% 0.00%
40,749,078 20,814,963 8,768,444 7,186,572 3,013,371 622,784 975,877 1,328,467
48.82% 24.94% 10.51% 8.61% 3.61% 0.75% 1.17% 1.59%
Bonds Time deposit Government securities Shares Land and building On call deposit Direct investment Sharia bonds
108,650,530
100.0%
83,459,556
100.0%
Total
Hasil yang diharapkan dari aset program ditentukan dengan mempertimbangkan imbal hasil yang diharapkan atas aset yang dengan mengacu pada kebijakan investasi. Hasil investasi bunga tetap didasarkan pada hasil pengembalian bruto pada tanggal pelaporan. Hasil yang diharapkan dari investasi obligasi dan surat berharga negara mencerminkan tingkat imbal hasil jangka panjang aktual yang terjadi untuk tiap-tiap pasar. 2012 Penyesuaian pengalaman pada liabilitas program Penyesuaian pengalaman pada aset program
The expected return on plan assets is determined by considering the expected returns available on the assets underlying the current investment policy. Expected yields on fixed interest investments are based on gross redemption yields as at the reporting date. Expected returns on bonds and government securities investments reflect long-term real rates of return experienced in the respective markets. 2011
43,303,081
(825,960)
15,021,740
(2,967,580)
Experience adjustment on plan liabilities Experience adjustment on plan assets
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/63 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. PROVISI (lanjutan) b.
IMBALAN
KERJA
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) KARYAWAN
20. PROVISION (continued)
Karyawan langsung
b.
Liabilitas dalam laporan posisi keuangan
BENEFITS
Direct employees
2012
2011
60,054,776
45,805,999
(2,063,958)
(2,409,676)
Unrecognised past service cost
(10,663,932)
(423,325)
Unrecognised actuarial losses
47,326,886
42,972,998
Present value of obligation
Liability in the statements of financial position
The movement in the defined benefit obligation during the year is as follows:
Mutasi kewajiban imbalan pasti selama tahun berjalan adalah sebagai berikut: 2012
2011
Pada awal tahun Biaya jasa lalu Biaya bunga Biaya jasa kini Pembayaran manfaat Perubahan atas asumsi aktuaria Kerugian/(keuntungan) aktuaria atas kewajiban
45,805,999 2,664,595 4,768,892 (3,425,317) 4,495,293
45,192,785 818,678 3,504,422 4,894,794 (690,835) (7,136,608)
Pada akhir tahun
60,054,776
5,745,314
(777,237) 45,805,999
At the beginning of the year Past service cost Interest cost Current service cost Benefit payments Changes in actuarial assumptions actuarial (gain)or losses on obligations At end of the year
The amounts recognised in profit or loss are as follows:
Jumlah yang diakui di laba-rugi adalah sebagai berikut: 2012 Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui Amortisasi keuntungan/ (kerugian) aktuaria yang belum diakui Biaya jasa lampau
EMPLOYEE
Provision for employee benefits is recognised in the statements of financial position is computed as follows:
Jumlah provisi imbalan kerja karyawan yang diakui di laporan posisi keuangan ditentukan sebagai berikut:
Nilai kini dari kewajiban Biaya jasa lalu yang belum diakui Kerugian aktuaria yang belum diakui
FOR
2011
4,768,892 2,664,595
4,894,794 3,504,422
345,718
345,718
Current service cost Interest cost Amortisation of unrecognised past service cost
-
312,174 818,678
Amortisation of unrecognised actuarial (gain) or loss Past service cost
7,779,205
9,875,786
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/64 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
21. MODAL SAHAM a.
21. SHARE CAPITAL
Modal saham
a.
Share capital The composition of the Company’s shareholders as of 31 December 2012 and 2011 are as follows:
Komposisi pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Saham ditempatkan dan disetor penuh/ Issued and fully paid capital Jumlah Persentase saham/ kepemilikan/ Number of Nilai/ Percentage of shares Value ownership (%)
b.
Acuatico Alberta
27,115,717 1,427,143
95,718,481 5,037,815
95% 5%
Jumlah/Total
28,542,860
100,756,296
100%
Modal dasar Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebanyak 50.000.000 lembar saham.
As at 31 December 2012 and 2011, the Company’s authorised capital is 50,000,000 shares.
Nota Kesepahaman antara Perusahaan, Acuatico Pte. Ltd. (“Acuatico”), dan PAM JAYA, bertanggal 28 Desember 2007, mengatur bahwa Acuatico dan PT Alberta Utilities (“Alberta”) (“pemegang saham”) tidak diperbolehkan untuk mengalihkan saham kepada pemegang saham lainnya dan/atau afiliasinya maupun pihak lain manapun tanpa pemberitahuan tertulis sebelumnya kepada PAM JAYA, dan juga kepemilikan saham dari para pemegang saham tidak dapat kurang dari 51% dari seluruh saham Perusahaan.
The Memorandum of Understanding between the Company, Acuatico Pte. Ltd. (“Acuatico”) and PAM JAYA, dated 28 December 2007, arranges that Acuatico and PT Alberta Utilities (“Alberta”) (“shareholders”) are prohibited from transferring their shares to other shareholders and/or their affiliates or any third party without prior written notice to PAM JAYA, and also the aggregate shareholdings of the shareholders should not be less than 51% of the Company’s total shares.
Cadangan umum Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No. 40/2007 yang diterbitkan pada bulan Agustus 2007 mengharuskan setiap perusahaan untuk membentuk cadangan umum dari laba bersih sampai cadangan mencapai paling sedikit 20% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan belum membentuk cadangan umum. Tidak ada batasan waktu tertentu untuk membentuk cadangan tersebut.
b.
General reserve The Limited Liability Company Law of the Republic of Indonesia No. 40/2007 passed in August 2007, requires the establishment of a general reserve from net profits amounting to at least 20% of a company’s issued and paid up capital. As at 31 December 2012, the Company has not yet established a general reserve. There is no set period of time over which this amount should be accumulated.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/65 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
22. SELISIH KURS ATAS MODAL DISETOR
22. FOREIGN EXCHANGE RATE DIFFERENCE ON PAID-IN CAPITAL This account represents foreign exchange fluctuations from share capital payments in US Dollars when the exchange rate at the date of receipt was higher than the rate used to express the share capital in Rupiah in the Articles of Association (US$1: Rp3,530 (full amount)).
Akun ini merupakan fluktuasi kurs dari pembayaran modal saham dalam Dolar AS dimana kurs pada saat penerimaan lebih tinggi dari kurs yang digunakan untuk menyatakan modal saham dalam Rupiah sesuai dengan Anggaran Dasar (AS$1: Rp3.530 (nilai penuh)). 23. SALDO LABA
23. RETAINED EARNINGS 2012
Saldo awal Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Kas dividen Saldo akhir
2011
204,316,638 165,474,445
224,720,342 169,596,296
(123,700,000)
(190,000,000)
246,091,083
204,316,638
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Beginning balance Total comprehensive income for the year* Cash dividends Ending balance Restated (refer to Note 4)*
24. DIVIDEN
24. DIVIDEND
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 6 Juni 2011, yang telah dilegalisasi melalui Akta Notaris No. 80 tanggal 18 Agustus 2011 oleh Aulia Taufani S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham Perusahaan telah menyetujui pembagian dividen sebesar Rp190 milyar (nilai penuh), yang telah dibayarkan pada tanggal 30 Juni 2011.
Based on the Annual General Meeting of the Shareholders on 6 June 2011, which was legalized through Notarial Deed No. 80 dated 18 August 2011 of Aulia Taufani S.H., notary in Jakarta, the shareholders of the Company approved a dividend payment amounting to Rp190 billion (full amount), which was paid on 30 June 2011.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 6 Juni 2012, yang telah dilegalisasi melalui Akta Notaris No. 151 tanggal 25 Juni 2012 oleh Aryanti Artisari S.H.,M.Kn., notaris di Jakarta, pemegang saham Perusahaan telah menyetujui pembagian dividen sebesar Rp123,7 milyar (nilai penuh) yang telah dibayarkan pada tanggal 10 Juli 2012.
Based on the Annual General Meeting of the Shareholders on 6 June 2012, which was legalised through Notarial Deed No. 151 dated 25 June 2012 of Aryanti Artisari S.H.,M.Kn., notary in Jakarta, the shareholders of the Company approved a dividend payment amounting to Rp123.7 billion (full amount) which was paid on 10 July 2012.
25. PENDAPATAN USAHA
25. REVENUES 2012
Penyediaan air Pendapatan konstruksi Jasa penyambungan Penyediaan air perbatasan Denda dan penalti Jumlah
2011*
937,702,410 97,509,403 15,465,673 2,176,892
914,232,983 123,138,569 15,079,791 340,946 4,003,050
Water supply charges Construction revenue Connection fees Boundary water supply Fines and penalty charges
1,052,854,378
1,056,795,339
Total
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Restated (refer to Note 4)*
Seluruh pendapatan usaha Perusahaan, kecuali pendapatan konstruksi, berasal dari penyediaan jasa kepada publik.
The entire Company’s revenue, except for construction revenue, derives from providing service to the public.
Pendapatan konstruksi Perusahaan berasal dari pengembangan Infrastruktur terkait dengan PKS.
Construction revenue of the Company derives from the development of the Infrastructure relating to the CA.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/66 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
26. BEBAN LANGSUNG
26. DIRECT EXPENSES 2012
Gaji, upah, dan imbalan kerja karyawan (lihat Catatan 28) Biaya konstruksi Amortisasi (lihat Catatan 10) Listrik dan bahan bakar Air baku Bahan kimia Perbaikan dan pemeliharaan Pemutusan dan penyambungan kembali Penyusutan (lihat Catatan 9) Laboratorium Lain-lain
2011*
104,787,314 97,509,403 76,656,222 59,060,321 51,962,257 39,900,988 39,692,906
93,826,855 123,138,569 65,629,750 56,895,652 49,024,668 38,687,035 39,372,247
22,873,654 4,062,564 2,333,669 466,268
19,457,176 4,331,392 1,307,988 131,102
499,305,566
491,802,434
Salaries, wages and employee benefits (refer to Note 28) Construction cost Amortisation (refer to Note 10) Electricity and fuel Raw water Chemicals Repair and maintenance Disconnection and reconnection Depreciation (refer to Note 9) Laboratory Others
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Restated (refer to Note 4)*
Details of the third party supplier having transactions of more than 10% of the total direct expenses are as follows:
Rincian pemasok pihak ketiga yang memiliki transaksi melebihi 10% dari jumlah beban langsung adalah sebagai berikut: 2012
2011
- Perum Jasa Tirta II
51,962,257
49,024,668
Perum Jasa Tirta II -
Jumlah
51,962,257
49,024,668
Total
27. BEBAN USAHA
Gaji, upah, dan imbalan kerja karyawan (lihat Catatan 28) Jasa pengelolaan air (lihat Catatan 15b) Asuransi Percetakan, penagihan, dan pembacaan meter air Penyusutan (lihat Catatan 9) Jasa profesional Sewa Keamanan Perbaikan dan pemeliharaan Pos dan telekomunikasi Perjalanan dinas Pelatihan dan pendidikan Air dan listrik Iklan dan promosi Rumah tangga kantor Lain-lain
27. OPERATING EXPENSES 2012
2011
78,186,318
72,486,020
25,433,475 22,801,994
25,141,407 17,815,377
19,459,274 17,500,728 16,656,978 14,448,872 9,966,162 8,172,016 4,536,575 3,344,058 3,061,689 2,985,945 2,624,043 2,771,636 1,713,801
16,322,571 17,051,383 16,265,923 15,966,007 10,803,634 8,106,498 4,368,182 3,610,460 2,980,298 3,457,696 2,829,688 2,291,864 6,559,173
233,663,564
226,056,181
Lihat Catatan 15 untuk rincian transaksi dan saldo dengan pihak yang berelasi.
Salaries, wages and employee benefits (refer to Note 28) Water management services (refer to Note 15b) Insurance Printing, billing and water meter reading Depreciation (refer to Note 9) Professional fees Rent Security Repair and maintenance Post and telecommunication Traveling Training and education Water and electricity Advertising and promotion Office household Others
Refer to Note 15 for details of related party transactions and balances.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/67 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
28. BEBAN KARYAWAN
28. EMPLOYEE COSTS 2012
2011
Beban langsung (lihat Catatan 26)
104,787,314
93,826,855
Beban usaha (lihat Catatan 27)
78,186,318
72,486,020
Direct expenses (refer to Note 26) Operating expenses (refer to Note 27)
182,973,632
166,312,875
Total
Jumlah 29. BEBAN KEUANGAN
Beban bunga Peningkatan provisi karena berlalunya waktu (Catatan 19) Jumlah
29. FINANCE COSTS 2012
2011*
96,766,187
87,618,740
9,072,385
15,610,704
Interest expenses Increase in provision due to passage of time (Note 19)
105,838,572
103,229,444
Total
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Restated (refer to Note 4)*
30. PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN, NETO
30. OTHER INCOME/(EXPENSES)-NET
2012 Beban pajak dari hasil pemeriksaan Pemulihan atas provisi piutang usaha Denda PAM JAYA Lain-lain Jumlah
2011*
(340,789)
(21,329,065)
15,631,896 (11,490,493) (3,289,327)
8,569,600 (2,859,015) (1,801,590)
Tax assessment expense Reversal of provision for for trade receivables Penalty of PAM JAYA Others
(17,420,070)
Total
511,287
*Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Restated (refer to Note 4)*
31. LABA BERSIH PER SAHAM
31. EARNINGS PER SHARE 2012
Laba tahun berjalan Rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar
2011*
165,474,445
169,596,296
28,542,860
28,542,860
Profit for the year Weighted average number of ordinary shares outstanding
5,797
5,942
Basic earnings per share (full amount)
Laba bersih per saham dasar (nilai penuh) *Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
Restated (refer to Note 4)*
The Company does not have any dilluted earnings per share
Perusahaan tidak memiliki laba dilusi per saham.
32. TRANSAKSI NON KAS
32. NON-CASH TRANSACTIONS 2012
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Pembelian aset takberwujud dan aset tetap yang timbul karena perjanjian konsesi jasa melalui penambahan beban akrual dan utang lain-lain Peningkatan klaim resitusi pajak melalui pemindahbukuan *Disajikan kembali (lihat Catatan 4)
2011
8,528,257
19,830,268
-
3,632,844
Non-cash activities: Acquisition of intangible asset and fixed assets arising from service concession arrangement through increase in accrued expenses and other payables Increase in claim for tax refunds through tax over booking Restated (refer to Note 4)*
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/68 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING a.
Komitmen pengeluaran modal
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 33. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES a.
As at 31 December 2012, the Company has remaining capital investing commitment of Rp32.8 billion (full amount) (2011: Rp289 billion) for the purpose of expanding the Company’s pipe network.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan masih memiliki sisa komitmen untuk program investasi modal sebesar Rp32,8 milyar (nilai penuh) (2011: Rp289 milyar) untuk perluasan jaringan pipa Perusahaan. b.
Proses pengadilan
Tuntutan Karyawan yang diperbantukan PAM JAYA
Capital expenditure commitments
b.
Litigation
Claim of Employees
PAM
JAYA
Seconded
Pada tanggal 13 Juni 2008, 1.055 Karyawan yang Diperbantukan PAM JAYA mengajukan gugatan di Pengadilan Hubungan Industrial kepada PAM JAYA (Tergugat), Perusahaan (Turut Tergugat I) dan Palyja (Turut Tergugat II) agar hak-hak mereka disamakan dengan hak-hak karyawan kantor pusat PAM JAYA. Mereka juga menggugat agar PAM JAYA membayarkan selisih hak-hak mereka sejak tanggal 1 Februari 1998 seluruhnya sebesar Rp224 milyar (nilai penuh).
On 13 June 2008, 1,055 of PAM JAYA’s Seconded Employees submitted a claim to the Industrial Court against PAM JAYA (Defendant), the Company (Co-Defendant I) and Palyja (Co-Defendant II), to adjust their wages in-line with PAM JAYA’s head office employees. They also demanded PAM JAYA pay the difference in their wages since 1 February 1998 amounting to Rp224 billion (full amount).
Pada tanggal 19 Februari 2009, Pengadilan Hubungan Industri pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 167/PHI.G/2008/PHI.PN. JKT.PST, telah mengeluarkan Putusan yang menolak argumen para tergugat yang berbunyi sebagai berikut:
On 19 February 2009, the Industrial Court in Central Jakarta District Court No. 167/ PHI.G/2008/PHI.PN.JKT.PST, has issued a Decision which, in principle rejected the arguments of all defendants as follows:
-
-
Menghukum Tergugat, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar kepada para Penggugat selisih uang tunjangan kesejahteraan, tunjangan makan, tunjangan transportasi, tunjangan berobat jalan dan tunjangan air, listrik, gas dan telepon dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 sebesar Rp101,3 milyar (nilai penuh).
Punish the Defendant, Co-Defendant I and Co-Defendant II as responsible to pay the plaintiff the difference of cash welfare benefits, meals benefits, transportation benefits, medical benefits and benefits of water, electricity, gas and telephone from 2001 until 2007 amounting to Rp101.3 billion (full amount).
Atas putusan tersebut, Tergugat, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II tidak setuju dan telah mengajukan memori kasasi ke Mahkamah Agung tanggal 16 Maret 2009.
Defendant, Co-Defendant I and CoDefendant II did not agree with the decision and filed a written plead to the Supreme Court on 16 March 2009.
Pada tanggal 4 November 2009, Mahkamah Agung berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI No. 730 K/Pdt.Sus/2009 telah mengeluarkan Putusan yang memenangkan Perusahaan, yang berbunyi: “menolak gugatan para Penggugat untuk seluruhnya”.
On 4 November 2009, the Supreme Court, based on the Supreme Court’s Decision No. 730 K/Pdt.Sus/2009 issued a Decision in favor of the Company which stated: “reject all claims filed by the Plaintiffs”.
Pada tanggal 17 April 2010, Penggugat mengajukan permintaan Peninjauan Kembali.
On 17 April 2010, the Plaintiffs filed a motion to Civil Review (Peninjauan Kembali).
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/69 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) b.
Proses pengadilan (lanjutan)
Tuntutan Karyawan yang diperbantukan PAM JAYA (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 33. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued) b.
Litigation (continued)
Claim of PAM JAYA Employees (continued)
Seconded
Pada tanggal 20 Desember 2010, Perusahaan mengajukan kontra memorandum Peninjauan Kembali kepada Pengadilan Hubungan Industri di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan surat No. 28/Srt.Pk/2010/PHI.PN.JKT.PST. Pada tanggal laporan keuangan ini, masih belum ada keputusan dari Mahkamah Agung tentang hasil Keputusan Peninjauan Kembali.
On 20 December 2010, the Company submitted a contra memorandum of Civil Review to the Industrial Court in Central Jakarta District Court No. 28/Srt.Pk/2010/PHI.PN.JKT.PST. As at the date of the financial statements, the decision regarding the Civil Review has not yet been issued by the Supreme Court.
Manajemen berpendapat kalau keputusan pengadilan akan menguntungkan Perusahaan. Oleh karena itu, tidak ada provisi yang dicadangkan atas tuntutan tersebut pada laporan keuangan.
Management believes that the court decision will be in the favour of the Company. Therefore no provision has been made for this claim in the financial statements.
Tuntutan Perusahaan atas sambungan dan pemakaian air tidak sah kepada PT Ancol Pusaka
The Company’s claim over illegal water connection and consumption to PT Ancol Pusaka
Tanggal 13 Januari 2010, Perusahaan (“Penggugat”) menggugat PT Ancol Pusaka melalui Register No. 09/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Ut. di Pengadilan Negeri Jakarta Utara atas sambungan dan pemakaian air yang tidak sah di daerah Permata Ancol yang diduga kuat dilakukan oleh PT Ancol Pusaka (“Tergugat”). Penggugat menggugat Tergugat untuk membayar sebesar Rp10,2 milyar (nilai penuh).
On 13 January 2010, the Company (the “Plaintiff”) submitted a claim to North Jakarta District Court based on Registration No. 09/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Ut. against PT Ancol Pusaka (the “Defendant”) for illegal water connection and consumption in Permata Ancol area allegedly obtained by the Defendant. The Plaintiff claimed the defendant should pay Rp10.2 billion (full amount).
Pada tanggal 3 Mei 2010, Pengadilan Negeri Jakarta Utara telah memberikan putusan yang memenangkan Perusahaan yang menghukum tergugat untuk membayar kompensasi sejumlah Rp9,6 milyar (nilai penuh). Pada tanggal 7 Juni 2010, Perusahaan telah menerima salinan perkara yang menyatakan bahwa perkara ini pada tanggal 7 Juni 2010 putusan telah final dan mengikat.
On 3 May 2010, North Jakarta District Court issued a decision in favor of the Company by punishing the defendant to pay compensation amounting to Rp9.6 billion (full amount). On 7 June 2010, the Company received a copy of the verdict which declared that on 7 June 2010 the decision was final and binding.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/70 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) b.
Proses pengadilan (lanjutan)
c.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 33. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued) b.
Litigation (continued)
Tuntutan Perusahaan atas sambungan dan pemakaian air tidak sah kepada PT Ancol Pusaka (lanjutan)
The Company’s claim over illegal water connection and consumption to PT Ancol Pusaka (continued)
Pada tanggal 28 Oktober 2010, Perusahaan mengirim surat No. 1123/AS/10 kepada PT Ancol Pusaka untuk melaksanakan keputusan perkara. Pada 26 November 2010, Perusahaan menerima surat sanggahan dari Koordinator Masyarakat Peduli Pelanggan Air Wilayah Pademangan terkait dengan surat tersebut. Di Januari 2011, Perusahaan melakukan investigasi atas aset PT Ancol Pusaka. Perusahaan juga melakukan investigasi atas aset dari Direktur, Komisaris dan para pemegang saham dari PT Ancol Pusaka. Perusahaan juga melakukan investigasi atas aset dari Direktur, Komisaris, dan pemegang saham dari PT Ancol Pusaka.
On 28 October 2010, the Company sent a letter No. 1123/AS/10 to PT Ancol Pusaka to execute the court verdict. On 26 November 2010, the Company received a contra letter from Koordinator Masyarakat Peduli Pelanggan Air in Pademangan Area providing a counter to the letter. In January 2011, the Company conducted an investigation of PT Ancol Pusaka’s assets. The Company has investigated as well the asset of the Directors, Commisioners and shareholders of PT Ancol Pusaka. The Company has investigated as well the asset of the Directors, Commisioners, and shareholders of PT Ancol Pusaka.
Pada tanggal 15 Januari 2013, Perusahaan melalui pengacara Mjaya Hadi & Co (MJH&Co) mengirimkan surat somasi kepada direktur dan komisaris PT Ancol Pusaka terkait keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara untuk bertanggung jawab secara tanggung renteng guna pelaksanaan eksekusi terhadap aset PT Ancol Pusaka. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, Perusahaan belum menerima tanggapan atas surat terkait. Perusahaan akan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjalankan keputusan Pengadilan tersebut.
On 15 January 2013, the Company through attorney Mjaya Hadi & Co (MJH&Co) gave warning letter to the director and commissioners of PT Ancol Pusaka related with the decision of the court to take joint responsibility for the execution of PT Ancol Pusaka’s asset. As at the issuance date of the financial statements, the Company has not received any response for the warning letter. The Company will take the necessary actions to exercise the decision of the Court.
Manajemen berpendapat kalau kecil kemungkinan Perusahaan akan dapat merealisasikan aset tersebut sehingga tidak ada aset kontinjensi yang diakui pada laporan keuangan.
Management believes that it is remotely probable that the Company can realise this asset, accordingly, no contingent asset has been recognise in the financial statements.
Perjanjian Penyediaan Fasilitas Pinjaman Guna Memenuhi Komitmen Capital Expenditure (“Capex”) Pada tanggal 28 Desember 2007, Perusahaan dan Acuatico menandatangani Perjanjian Penyediaan Fasilitas Pinjaman Guna Memenuhi Komitmen Capex. Kedua belah pihak telah menyetujui hal-hal sebagai berikut:
c.
Loan Facility Agreement for Financing of Capital Expenditure Commitment (“Capex”) On 28 December 2007, the Company and Acuatico entered into a Loan Facility Agreement for Financing of Capital Expenditure Commitment. The parties have agreed on the following:
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/71 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) c.
Perjanjian Penyediaan Fasilitas Pinjaman Guna Memenuhi Komitmen Capital Expenditure (“Capex”) (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 33. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued) c.
Loan Facility Agreement for Financing of Capital Expenditure Commitment (“Capex”) (continued)
1. Fasilitas sebesar-besarnya bernilai AS$15.000.000 (nilai penuh) yang tersedia hanya dapat dipergunakan semata-mata untuk membiayai program penyediaan barang modal yang telah disepakati oleh Perusahaan dan PAM JAYA berdasarkan PKS (selanjutnya disebut “Capex yang Diperjanjikan”), dalam hal kondisi keuangan Perusahaan tidak memungkinkan untuk membiayai sendiri pelaksanaan program tersebut. Karena itu, untuk menghindari keraguan, Perusahaan harus berupaya untuk dapat membiayai sendiri pelaksanaan Capex yang Diperjanjikan sebelum menggunakan fasilitas yang tersedia;
1. The facility of at most US$15,000,000 (full amount) is only available to finance the capital expenditure program, which has been agreed upon by the Company and PAM JAYA under the CA (hereafter known as the “Agreed Capex”), in the event that the Company’s cashflow is insufficient to selffinance the programme implementation. Hence, in order to avoid any doubt, the Company shall persist in self-financing the programme before resorting to using the facility;
2. Pencairan fasilitas dilakukan sesuai kebutuhan Perusahaan untuk menutupi kekurangan pembiayaan Capex yang Diperjanjikan, dengan ketentuan dapat dilakukan sampai dengan seluruh fasilitas termanfaatkan;
2. The facility can be withdrawn when the Company needs to cover a shortage to finance the Agreed Capex program until the facilty is fully used;
3. Fasilitas yang tersedia bersifat pinjaman tanpa bunga dari Acuatico (selanjutnya disebut “Pinjaman”);
3. The facility is a non-interest-bearing loan from Acuatico (hereafter known as “Loan”);
4. Setiap permintaan penarikan pinjaman harus disetujui Acuatico, dengan dokumen yang lengkap; dan
4. The requests for Loan withdrawal shall be agreed by Acuatico and supported by the complete documents; and
5. Pinjaman hanya dapat dikembalikan oleh Perusahaan apabila tidak mengganggu arus kas Perusahaan.
5. The Loan shall be repaid only when the transaction will not disrupt the Company’s cash flow.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, Perusahaan belum menggunakan fasilitas ini.
Up to the date of these financial statements, the Company has not used this facility.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/72 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
34. ASET DAN LIABILITAS MONETER NETO DALAM MATA UANG ASING
34. NET MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED FOREIGN CURRENCIES
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas dalam mata uang asing sebagai berikut:
As at 31 December 2012 and 2011, the Company’s monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies were as follows:
2012 Mata uang asing (nilai Setara penuh)/Foreign Rupiah/ currency Rupiah (full amount) equivalent Aset moneter/Monetary assets Kas dan setara kas/ Cash and cash equivalents AS$/US$ Lain-lain/Others
11,653 205
Jumlah aset moneter/ Total monetary assets Liabilitas moneter/ Monetary liabilities Utang usaha/ Trade payables
112,689 56
2011 Mata uang asing (nilai Setara penuh)/Foreign Rupiah/ currency Rupiah (full amount) equivalent
46,075 162,162
112,745
AS$/US$ GBP
164,790 21
1,593,515 328
452,095
159,948 23
1,593,843 Beban akrual dan utang lain-lain/ Accrued expenses and other payables AS$/US$
27,349
264,465
417,807 34,288
1,450,405 320 1,450,725
24,550
222,619
Jumlah liabilitas moneter/ Total monetary liabilities
1,858,308
1,673,344
Liabilitas moneter bersih/ Net monetary liabilities
1,745,563
1,221,249
Apabila liabilitas bersih dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan ini, maka kewajiban bersih dalam mata uang asing Perusahaan akan meningkat sekitar Rp8.831.
35. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
If the net liabilities in foreign currencies as at 31 December 2012 is translated using the exchange rates prevailing at the date of this report, the Company’s net liabilities in foreign currencies will increase by approximately Rp8,831.
35. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan mengklasifikasikan kas dan setara kas, piutang usaha, kas di bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya dan aset lain-lain sebesar Rp665.861.364 (2011: Rp583.741.372) sebagai pinjaman dan piutang.
As at 31 December 2012, the Company classified its cash and cash equivalents, trade receivables, restricted cash in banks and time deposits and other assets amounted of Rp665,861,364 (2011: Rp583,741,372) as loans and receivables.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan mengklasifikasikan utang usaha, beban akrual dan utang lain-lain, pinjaman, utang obligasi dan sewa pembiayaan sebesar Rp937.418.215 (2011: Rp869.890.394) sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
As at 31 December 2012, the Company classified its trade payables, accrued expenses and other payables, loans, bonds payable and finance leases amounted of Rp937,418,215 (2011: Rp869,890,394) as financial liabilities carried at amortised cost.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/73 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) 36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Perusahaan terekspos terhadap berbagai risiko keuangan: risiko pasar (termasuk dampak risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko tingkat suku bunga), risiko kredit, dan risiko likuiditas. Tujuan dari manajemen risiko Perusahaan adalah untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengelola risiko dasar dalam upaya melindungi kesinambungan bisnis dalam jangka panjang dan meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Perusahaan.
The Company’s activities expose it to a variety of financial risks: market risk (including the effects of foreign currency exchange rates risk, and interest rates risk), credit risk and liquidity risk. The objectives of the Company’s risk management are to identify, measure, monitor and manage basic risks in order to safeguard the Company's long-term business continuity and to minimise potential adverse effects on the financial performance of the Company.
a.
a.
Risiko pasar (i)
(i)
Risiko nilai tukar mata uang asing
Foreign currency exchange risk All of the revenues and most of the operating expenditures are denominated in Rupiah. A small portion of the operating expenditures is denominated in US Dollar. However, those expenditures are not material compared to total expenditures for the whole year. Because of those considerations, management believes that the Company does not have a significant exposure to fluctuation in foreign exchange rates.
Seluruh pendapatan dan sebagian besar pengeluaran operasi Perusahaan didenominasi dalam mata uang Rupiah. Sebagian kecil dari pengeluaran operasi berdenominasi dalam AS Dolar. Namun demikian, pengeluaran tersebut tidak signifikan terhadap total pengeluaran sepanjang tahun. Karena pertimbangan tersebut, manajemen berkeyakinan kalau Perusahaan tidak memiliki eksposur signifikan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing.
(ii) Interest rate risk
(ii) Risiko suku bunga
b.
Market risk
Risiko suku bunga Perusahaan terutama timbul dari pinjaman jangka panjang dalam mata uang Rupiah. Risiko suku bunga dari kas tidak signifikan dan semua instrument keuangan lainnya tidak dikenakan bunga. Pinjaman yang diterbitkan dengan tingkat bunga variabel mengekspos Perusahaan terhadap risiko suku bunga arus kas. Pinjaman yang diterbitkan dengan tingkat suku bunga tetap mengekspos Perusahaan dengan risiko suku bunga nilai wajar.
The Company’s interest rate risk arises from long-term borrowings denominated in Rupiah. The interest rate risk from cash is not significant and all other financial instruments are not interest bearing. Borrowing issued at variable rates expose the Company to cash flow interest rate risk. Borrowing issued at fixed rates expose the Company with fair value interest risk.
Pinjaman jangka panjang Perusahaan memiliki tingkat bunga tetap dan variabel. Dengan demikian, Perusahaan memiliki eksposur atas risiko suku bunga arus kas dan risiko suku bunga nilai wajar.
The Company’s borrowings bear both fixed and variable interest rates. As such, the Company is exposed to both cash flow and fair value interest rate risks.
Risiko kredit Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah maksimum eksposur dari risiko kredit adalah Rp665.861.364 (2011: Rp583.741.372). Risiko kredit terutama berasal dari penempatan dana pada bank, kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya dan piutang usaha.
b.
Credit risk As at 31 December 2012, total maximum exposure from credit risk is Rp665,861,364 (2011: Rp583,741,372). Credit risk mainly arises from cash in bank, restricted cash and time deposits and trade receivables.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/74 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
36. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b.
36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
b.
Credit risk (continued)
Kas di bank dan deposito berjangka, baik yang dibatasi penggunaannya maupun tidak, ditempatkan di bank asing dan lokal yang memiliki reputasi atau pada bank dimana Perusahaan memiliki pinjaman.
Cash in bank and time deposits, which are restricted or not, are placed in reputable foreign and local banks, or with the bank which the Company has borrowings.
Berdasarkan Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 11 Tahun 1993, setiap permohonan penyambungan air yang memenuhi persyaratan administratif harus dilayani oleh Perusahaan.
In relation to Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 11 Tahun 1993, the Company must serve public request for water supply, as long as it has fulfilled the entire administrative requirement as arranged in the decree above.
Risiko kredit pelanggan yang dihadapi Perusahaan sebagai dampak proses diatas, dimitigasi melalui upaya-upaya meningkatkan kolektibilitas piutang, misalnya memperbanyak jumlah lokasi pembayaran tagihan, bekerjasama dengan lembaga keuangan untuk pengadaan fasilitas pembayaran tagihan, serta upaya penagihan langsung ke lokasi pelanggan.
The customer’s credit risk arising from the above decree, was mitigated by management through series of actions to improve receivables collection, such as increasing the location of payment points, establishment of billing payment facilities resulting from cooperation with Financial Institution, and direct collection to the customer’s premise.
Selain itu, manajemen juga terus berupaya meningkatkan jumlah pelanggan Meter Besar, yang terutama untuk sektor industri yang hingga saat ini masih menggunakan alternatif lain seperti air tanah. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir dampak risiko kredit.
In addition, management tries to improve the number of Key Account customers mainly from industry sector which currently still using other alternative such as ground water. It is expected that it can reduce the impact from customer’s credit risk above.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo terhutang dari piutang usaha adalah sebagai berikut:
As at 31 December 2012 and 2011, the balance outstanding from trade receivables are as follow:
31 Desember/December 2012 Belum jatuh Telah jatuh tempo dan tempo tetapi tidak mengalami tidak mengalami penurunan nilai/ penurunan nilai/ Neither past due Past due nor impaired but not impaired Jumlah/Total Piutang usaha Grup 1 Grup 2 Grup 3
74,710,007 -
76,146,098 71,718,409 330,327,352
150,856,105 71,718,409 330,327,352
Trade receivable Group 1 Group 2 Group 3
Jumlah
74,710,007
478,191,859
552,901,866
Total
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/75 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
36. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b.
Risiko kredit (lanjutan)
b.
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired
Credit risk (continued)
31 Desember/December 2011 Telah jatuh Telah jatuh tempo tetapi tempo dan tidak mengalami mengalami penurunan nilai/ penurunan nilai/ Past due Past due but not impaired and impaired
Jumlah/Total
Piutang usaha Grup 1 Grup 2 Grup 3
74,638,830 -
86,836,329 89,050,022 316,398,395
11,784,438 -
161,475,159 100,834,460 316,398,395
Trade receivable Group 1 Group 2 Group 3
Jumlah
74,638,830
492,284,746
11,784,438
578,708,014
Total
Grup 1: Grup 2: Grup 3:
c.
36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Masyarakat Penerimaan dari masyarakat yang belum dibayarkan oleh PAM JAYA PAM JAYA
Group 1: Public Group 2: Collection from public which has not been paid by PAM JAYA Group 3: PAM JAYA
Pada tanggal 31 Desember 2012, provisi penurunan nilai sebesar Rp47.479.260 (2011: Rp63.111.156) mencerminkan nilai waktu dari tagihan tersebut pada saat Perusahaan dapat menagih piutang tersebut.
As at 31 December 2012, provision for impairment of Rp47,479,260 (2011: Rp63,111,156) represents the time value of the money of when the Company will collect the receivables.
Pada tanggal 31 Desember 2011, provisi penurunan nilai sebesar Rp11.784.438 dibuat untuk piutang yang diperkirakan tak tertagih. Manajemen berpendapat bahwa nilai provisi dapat menutupi segala kemungkinan kerugian atas nilai piutang usaha yang belum tertagih.
As at 31 December 2011, provision for impairment of Rp11,784,438 was made for receivables which are not expected to be collected. Management is the opinion that the provision balance is sufficient to cover any possible loss from the outstanding trade receivables.
Risiko likuiditas Risiko likuiditas merupakan risiko yang muncul dalam situasi dimana posisi arus kas Perusahaan mengindikasikan bahwa arus kas masuk dari pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk memenuhi arus kas keluar untuk pengeluaran jangka pendek. Dalam kebijakan manajemen risiko likuiditas, Perusahaan melakukan monitor dan menjaga level kas dan setara kas yang diperkirakan cukup untuk mendanai kegiatan operasional Perusahaan dan mengurangi pengaruh fluktuasi dalam arus kas. Manajemen Perusahaan juga secara rutin melakukan monitor atas perkiraan arus kas dan arus kas aktual, termasuk profil jatuh tempo pinjaman, dan secara terus-menerus menilai kondisi pasar keuangan untuk kesempatan memperoleh dana.
c.
Liquidity risk Liquidity risk is defined as a risk arising in situations where the Company's cash flow indicates that the cash inflow from short-term revenue is not enough to cover the cash outflow of short-term expenditure. In the liquidity risk management policy, the Company monitors and maintains a level of cash and cash equivalents which is deemed adequate to finance the Company's operational activities and to mitigate the effect of fluctuation in cash flows. The Company's management also regularly monitor the projected and actual cash flows, including their loan maturity profiles, and continuously assess condition of the financial markets for opportunities to pursue fund-raising.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/76 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
36. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c.
36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko likuiditas (lanjutan)
c.
The table below describes the Company’s financial liabilities based on maturity date. The amounts disclosed in the table are the contactual undiscounted cash flows:
Tabel dibawah ini menggambarkan liabilitas keuangan Perusahaan berdasarkan jatuh temponya. Jumlah yang terdapat di tabel ini adalah nilai kontraktual yang tidak terdiskonto:
Kurang dari satu tahun/Less than one year Liabilitas keuangan/ Financial liabilities Utang usaha/Trade payables Beban yang masih harus dibayar dan utang lain-lain/Accrued expenses and other payables Pinjaman/Loan Sewa pembiayaan/Finance leases Utang obligasi/Bonds payable Jumlah liabilitias keuangan/ Total financial liabilities
Jumlah liabilitias keuangan/ Total financial liabilities
d.
2012 Lebih dari satu tahun dan kurang dari lima tahun/More than one year and Lebih dari lima not later than tahun/More five years than five years
Jumlah/Total
27,332,047
-
-
27,332,047
94,876,943 124,660,069
237,276,181
-
94,876,943 361,936,250
1,605,476 202,931,875
428,950,000
-
1,605,476 631,881,875
451,406,410
666,226,181
-
1,117,632,591
Kurang dari satu tahun/Less than one year Liabilitas keuangan/ Financial liabilities Utang usaha/Trade payables Beban yang masih harus dibayar dan utang lain-lain/ Accrued expenses and other payables Pinjaman/Loan Sewa pembiayaan/Finance leases Utang obligasi/Bonds payable
Liquidity risk (continued)
2011 Lebih dari satu tahun dan kurang dari lima tahun/More than one year and Lebih dari lima not later than tahun/More five years than five years
Jumlah/Total
24,602,590
-
-
24,602,590
80,547,816 101,994,778
260,215,417
-
80,547,816 362,210,195
1,751,428 67,447,500
1,605,476 631,881,875
-
3,356,904 699,329,375
276,344,112
893,702,768
-
1,170,046,880
Nilai wajar Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana aset keuangan dapat ditukar, atau liabilitas keuangan dapat diselesaikan dengan dasar transaksi arms-length.
d.
Fair value Fair value represents the amount by which financial assets are exchangeable, or financial liabilities which could be settled upon armslength terms.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/77 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
36. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) d.
36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Nilai wajar (lanjutan)
d.
The table below describes the carrying amounts and fair value of financial liabilities that are not presented by the Company at its fair value:
Tabel dibawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari liabilitas keuangan yang tidak disajikan Perusahaan pada nilai wajarnya: 2012 Nilai tercatat/ Carrying amount Utang obligasi jangka panjang/ Bonds payable, net of current maturities Pinjaman jangka panjang/ Long term loans
e.
Fair value (continued)
2011 Nilai wajar/ Fair value
Nilai tercatat/ Carrying amount
Nilai wajar/ Fair value
365,804,106
402,960,000
513,306,209
536,866,000
198,597,471
193,273,652
148,734,559
147,316,113
Nilai wajar dari utang obligasi jangka panjang dinilai menggunakan nilai kuotasi pasar per 28 Desember 2012 sedangkan nilai wajar dari pinjaman jangka panjang dinilai dengan menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga terakhir yang diperoleh oleh Perusahaan.
The fair value of non-current bonds payable is measured using the quoted market price as at 28 December 2012, while the fair value of long term loans is measured using the discounted cash flows based on the latest interest rate on bank loan facility entered by the Company.
Manajemen berpendapat bahwa nilai buku dari aset dan liabilitas keuangan, selain utang obligasi mendekati nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut pada tanggal 31 Desember 2012.
Management is of the opinion that the carrying value of its financial assets and liabilities, other than bonds payable approximated the fair value of the financial assets and liabilities as at 31 December 2012.
Perusahaan tidak memiliki instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai wajar.
The Company does not have any financial instruments carried at fair value.
Manajemen risiko permodalan
e.
Capital risk management
Dalam mengelola permodalannya, Perusahaan senantiasa mempertahankan kelangsungan usaha serta memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
In managing capital, the Company safeguards its ability to continue as a going concern and to maximise benefits to the shareholders and other stakeholders.
Perusahaan secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola permodalannya untuk memastikan struktur modal dan pengembalian yang optimal bagi pemegang saham, dengan mempertimbangkan efisiensi penggunaan modal berdasarkan arus kas operasi dan belanja modal, serta mempertimbangkan kebutuhan modal di masa yang akan datang.
The Company actively and regularly reviews and manages its capital to ensure the optimal capital structure and return to the shareholders, taking into the consideration the efficiency of capital use based on operating cash flow and capital expenditures and also consideration of future capital needs.
Perusahaan juga berusaha mempertahankan keseimbangan antara tingkat pinjaman dan posisi ekuitas untuk memastikan struktur modal dan pengembalian yang optimal. Tidak ada perubahan pada pendekatan Perusahaan dalam mengelola permodalannya selama tahun berjalan.
The Company also seeks to maintain balance between level of borrowings and equity position to ensure the optimal capital structure and return. There were no changes on the Company’s approach to capital management during the year.
PT AETRA AIR JAKARTA Lampiran 5/78 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. KEJADIAN SETELAH POSISI KEUANGAN a.
TANGGAL
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated) LAPORAN
Perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan
37. SUBSEQUENT EVENTS
a.
Based on the Circular Resolution of the Shareholders of the Company in Lieu of an Extraordinary General Meeting of Shareholders in January 2013, that has been legalised based on Notarial Deed of Aryanti Artisari S.H. M.Kn, notary in Jakarta No. 43 dated 16 January 2013 of Aryanti Artisari S.H. M.Kn, the composition of the Board of Commissioners and the Board of Directors effective 1 January 2013 is as follows:
Berdasarkan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di bulan Januari 2013, yang disahkan dengan Aryanti Artisari S.H. M.Kn., notaris di Jakarta, No 43 tertanggal 16 Januari 2013, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari S.H. M.Kn., terdapat perubahan komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan efektif 1 Januari 2013 menjadi: Presiden Komisaris Komisaris
Komisaris Independen Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur
b.
Changes in the composition of the Company’s Board of Commissioners and Board of Directors
Meelan Gurung Kemal Arief Thomas Warren Shreve Jennifer Ching Wai Tang Kanaka Puradiredja
President Commissioner Commissioners
Independent Commissioner
Mohamad Selim Lafrik Bano Rangkuty Indrawan Krisna Pribadi Lintong Hutasoit Hari Yudha Hutomo
Fasilitas Pembiayaan Pinjaman
b.
President Director Vice President Director Directors
Loan Financing Facility
Pada tanggal 5 Maret 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan pinjaman sebesar Rp149,5 milyar (nilai penuh) dari Bank ICBC Indonesia dengan tingkat suku bunga berdasarkan suku bunga dasar kredit bank (Prime Lending Rate) +0,5% dengan jangka waktu 4 tahun sejak tanggal penarikan/pencairan dana pertama kali yang digunakan Perusahaan untuk keperluan pembiayaan atas pembayaran obligasi Seri B tertanggal 13 Maret 2013.
On 5 March 2013, the Company obtained a Loan Financing Facility amounting to Rp149.5 billion (full amount), with interest rate based on Prime Lending Rate Bank +0.5% for 4 years period since the signing of Loan Financing Facility Agreement from Bank ICBC Indonesia which was used by the Company for repayment of Bonds Series B payment on 13 March 2013.
Fasilitas tersebut mensyaratkan Perusahaan untuk memenuhi rasio keuangan tertentu dan mematuhi pembatasan tertentu yang berkaitan dengan usaha Perusahaan, kegiatan korporasi Perusahaan dan lainnya.
Under the facility agreement, the Company is required to maintain certain financial ratios and to comply with certain restrictive covenants related to the Company’s nature of business, corporate actions and others.
38. OTORISASI LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan Perusahaan telah disusun dan diselesaikan oleh Direksi pada tanggal 28 Maret 2013.
38. AUTHORISATION OF FINANCIAL STATEMENTS The Company’s financial statements were prepared and finalised by the Board of Directors on 28 March 2013.