Laporan Tahunan Program Kemitraan & Bina Lingkungan 2009
Menyemai Keteladanan Membangun Kemandirian
“A human being is born in this world fully equipped not only to take care of himself, but also to contribute in enlarging the well-being of the world as a whole.” Dr. Muhammad Yunus Grameen Bank
Daftar Isi 01 Pembuka 02 04 06 10 12
Sambutan Komisaris Utama Sambutan Direktur Utama Tim PKBL Mandiri Peristiwa Penting 2009 Strategi & Implementasi PKBL Mandiri 2009
44 Program Bina Lingkungan 46 54
Wirausaha Mandiri Program Responsif
14 Program Kemitraan Mandiri 16 22
60 70 75 77
Program Kemitraan Mandiri Program Kemitraan Linkage
Testimoni Opini Tokoh Opini Juri Laporan Keuangan PKBL Mandiri 2009
1 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
EDWIN GERUNGAN Komisaris Utama
“Program-program Corporate Social Responsibility Bank Mandiri saat ini semakin fokus, berdampak efektif bagi masyarakat dan lingkungan serta mampu membangun citra yang baik bagi Bank Mandiri.”
Nasabah yang terhormat, Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Mandiri sudah melalui perjalanan panjang sejak masamasa bank legacy. Oleh karena itu, sudah seharusnya program-program CSR yang dilaksanakan Bank Mandiri saat ini semakin fokus, berdampak efektif bagi masyarakat dan lingkungan serta mampu membangun citra yang baik bagi Bank Mandiri di mata masyarakat.
Kami menilai, program Wirausaha Mandiri merupakan salah satu implementasi CSR yang strategis, visioner dan mempunyai dampak jangka panjang yang selaras dengan tujuan Perusahaan. Tumbuhnya wirausahawanwirausahawan baru ini akan mempunyai korelasi terhadap meningkatnya nasabah loyal Bank Mandiri di masa depan.
Namun demikian, sejalan dengan strategi bisnis jangka panjang yang difokuskan pada 3 area yaitu high yield business, retail payment dan wholesale transaction, seluruh kegiatan korporasi termasuk implementasi CSR harus senantiasa diupayakan selaras, memberikan dampak bisnis serta mendukung pencapaian fokus bisnis Bank Mandiri tersebut.
Di lain pihak, kepedulian Bank Mandiri di bidang pendidikan, lingkungan hidup dan hal-hal yang bersifat responsif seperti bantuan korban bencana alam, sarana dan prasarana umum serta sarana ibadah tetap harus ditingkatkan, baik secara kuantitatif maupun melalui perbaikan sistem pelaksanaannya dengan melibatkan peran seluruh karyawan, di pusat maupun di wilayah dan unit bisnis.
Di tahun 2009, Wirausaha Mandiri yang merupakan salah satu program implementasi CSR dengan fokus pada generasi muda penerus bangsa, makin memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Selama 3 tahun pelaksanaan program Wirausaha Mandiri, jumlah peserta makin meningkat dan kinerja usaha para alumninya meningkat secara signifikan.
Secara keseluruhan, kami berharap bahwa kontribusi positif yang optimal melalui implementasi program CSR Bank Mandiri mampu menciptakan lingkungan dan masyarakat yang lebih baik sejalan dengan keinginan Bank Mandiri untuk meraih keberhasilan bisnis serta peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
3 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
AGUS MARTOWARDOJO Direktur Utama
“Bank Mandiri bertekad menciptakan wirausahawan muda yang tangguh dan berkualitas serta memiliki professional entrepreneurial values sejati yang selaras dengan nilai-nilai budaya Bank Mandiri.”
Nasabah yang terhormat, Proses transformasi yang berkelanjutan telah berhasil mengantarkan Bank Mandiri menjadi bank terkemuka di Indonesia. Pada tahun 2009, Bank Mandiri telah menuntaskan transformasi Tahap I dengan perbaikan kinerja keuangan, perubahan budaya perusahaan, serta penerapan Good Governance yang telah diakui teruji sebagai perusahaan paling terpercaya oleh IICG dan Asia Corporate Governance Award. Sejalan dengan misi yang baru, dimana Bank Mandiri secara berkelanjutan berkomitmen untuk tumbuh bersama nasabah, kami senantiasa mengembangkan programprogram yang mendorong pemberdayaan, kewirausahaan dan inovasi teknologi. Melalui praktik tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR), Bank Mandiri turut serta memberikan kontribusi dan peran aktif membantu mencerdaskan bangsa dan peduli terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sepanjang tahun 2009, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Mandiri (PKBL) sebagai bagian dari kegiatan CSR, telah melaksanakan rangkaian kegiatan yang menitikberatkan pada bidang pendidikan dan kewirausahaan, disamping misi sosial dan lingkungan hidup. Bank Mandiri memang telah menetapkan pendidikan sebagai program strategis PKBL.
Bank Mandiri juga selalu tanggap dan peka terhadap kebutuhan masyarakat. Di tahun 2009, berbagai kegiatan pemberian bantuan telah dilaksanakan di masing-masing wilayah kerja operasional, di antaranya adalah bantuan operasional sekolah, pembangunan rumah ibadah, bantuan pengobatan TBC, bantuan hunian sementara dan sembako untuk korban gempa Tasikmalaya dan Padang, serta pemberdayaan pedagang keliling dengan memberikan pelatihan dan pembinaan intensif termasuk modal usaha. Disamping itu, sejalan dengan Program Nasional “Gerakan Indonesia Menanam” yang telah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada November 2008, Bank Mandiri telah memulai gerakan “Hijaukan Negeri Bersama Bank Mandiri” dengan tekad menanam 500.000 pohon berupa pohon bakau, berbagai jenis pohon kayu dan buah-buahan serta pohon langka, baik di lingkungan Bank Mandiri maupun bekerja sama dengan berbagai pihak. Bagi Bank Mandiri ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab serta wujud kepedulian terhadap lingkungan. Agar memiliki dampak efektif, seluruh program PKBL Mandiri dirancang sinergis, terencana dan terukur sehingga menjadi program yang berkesinambungan dalam jangka waktu yang lama dan pada akhirnya memberikan keuntungan secara langsung maupun tidak langsung bagi seluruh pemangku kepentingan. Dengan setulus hati, Bank Mandiri ingin memberikan sumbangsih terbaik, menjadi penggerak dan inspirator bagi masyarakat Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri.
5 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Salah satu program strategi PKBL di bidang pendidikan adalah menumbuhkan kewirausahaan di Indonesia melalui program Wirausaha Mandiri yang telah dijalankan sejak tahun 2007. Bank Mandiri bertekad menciptakan wirausahawan-wirausahawan muda yang tangguh dan berkualitas serta memiliki professional entrepreneurial values sejati yang selaras dengan nilai–nilai budaya Bank Mandiri. Program Wirausaha Mandiri tidak hanya sekedar memberikan dukungan pembiayaan namun
juga memberikan pendampingan untuk meningkatkan kapabilitas wirausahawan dan calon wirausahawan. Program ini sangat relevan dengan bisnis bank karena menciptakan pengusaha baru yang selanjutnya bisa menjadi nasabah Bank Mandiri.
TIM PKBL MANDIRI
6
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
1.
Budi G. Sadikin Direktur Micro & Retail Banking
8.
Ike Oktarina Professional Staff PKBL Development
15. Erwin Permana Pelaksana PKBL Development
2.
Sukoriyanto Saputro Group Head Corporate Secretary
9.
Lysa Hasnawaty Professional Staff PKBL Development
16. Prawira Hadiprasetiyo Utomo Pelaksana PKBL Development
3.
Tardi Group Head Micro Business Development
10. Agastya Prakasa Professional Staff PKBL Development
4.
Nila Mayta Dwi Rihandjani Department Head PKBL Development
11. Endah Rusmalawati Professional Staff PKBL Development
5.
Shufiyatun Wulantini Professional Staff PKBL Development
12. Diah Martha Budiningsih Professional Staff Corporate Secretary Group
6.
Liza Minelli Professional Staff PKBL Development
13. Indra Prasetya Hartanto Pelaksana PKBL Development
7.
Dadak Retno Widjajanti Professional Staff PKBL Development
14. M. Nizar Hatta Pelaksana PKBL Development
2
16
13 4 6
9
15 11
1 14
3
10 12
5 7
8
7 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Tim PKBL Mandiri
Tim PKBL Mandiri bertekad melaksanakan program CSR yang mampu meningkatkan corporate image dan corporate business Bank Mandiri secara maksimal
Sebagai bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan Mandiri (PKBL) sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007, dilakukan dalam suatu rangkaian kegiatan yang sinergis, terencana, terukur dan berkesinambungan sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas dan memberikan nilai bagi Bank Mandiri. Tim PKBL Mandiri, bersama dengan seluruh karyawan dari kantor pusat, wilayah sampai unit terdepan Bank Mandiri, bertekad membuat pelaksanaan CSR Mandiri mampu meningkatkan corporate image dan corporate business Bank Mandiri secara maksimal. Dengan dukungan penuh dari Micro Business Group dan Corporate Secretary Group, seluruh kegiatan dikemas dengan promosi dan pemberitaan luas agar mampu menciptakan informasi yang jelas bagi seluruh pemangku kepentingan dan menghasilkan citra yang positif. Sebagai ujung tombak pelaksanaan program PKBL, seluruh Tim PKBL Mandiri harus mampu membangun komunikasi yang baik satu sama lain. Dibutuhkan koordinasi yang sangat erat antara tim PKBL di Kantor Pusat, Kantor Wilayah maupun di Cabang. Untuk itu, secara berkala diadakan workshop PKBL sebagai sarana mengevaluasi kinerja, pengarahan teknis, pencapaian target dan
8 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Tim PKBL Mandiri harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan mitra binaan. Kunjungan peserta Workshop PKBL Mandiri 2009 ke sentra kerajinan mitra binaan Mandiri di Yogyakarta.
Segenap peserta Workshop PKBL Mandiri di Yogyakarta pada 5 November s.d. 7 November 2009, bertekad untuk menyebarluaskan keberhasilan program unggulan PKBL ke seluruh wilayah kerja Bank Mandiri.
action plan, brainstorming serta membangun motivasi dan kerja sama tim. Pada tahun 2009 PKBL Mandiri menyelenggarakan workshop bertema “Dream Big – Think Big – Action and Never Give Up”, yang diselenggarakan di Yogyakarta tanggal 5 – 7 November 2009. Tujuan workshop adalah untuk menyamakan persepsi antara Kantor Pusat dengan unit penyalur, penjelasan mengenai target dan pola penyaluran Program Kemitraan tahun 2009, evaluasi penyaluran pinjaman dan menginventarisasi kendalakendala yang dihadapi di lapangan oleh seluruh petugas PKBL serta mencari solusi sehingga dapat mengoptimalkan pencapaian target penyaluran pinjaman Program Kemitraan tahun 2009. Disamping itu juga diberikan tambahan pengetahuan dan penyegaran mengenai aspek hukum yang relevan, pencegahan fraud dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan PKBL dari Kementerian BUMN yang wajib dipenuhi. Workshop dihadiri oleh 95 peserta terdiri dari para PKS (Program Kemitraan Supervisor), Pejabat Pemutus Pinjaman Program Kemitraan di unit penyalur dan PIC PKBL di seluruh Kantor Wilayah (Marketing Officer dan Marketing Manager). Para peserta dengan
tekun menyimak pengarahan dari Group Head Micro Business Bapak Tardi, Direktur Micro & Retail Banking Bapak Budi G. Sadikin, serta Staf Ahli Menteri Negara BUMN Bidang Kemitraan Usaha Kecil Bapak Gumilang Hardjakoesoema. Beberapa agenda dalam workshop kali ini adalah mengundang motivator, melakukan sharing dan coaching Program Linkage dan pembahasan Action Plan 2009-2010. Pemaparan mengenai pelaksanaan Program Linkage di Surabaya, Makassar dan Yogyakarta disambut dengan antusias karena pola linkage relatif baru sehingga sangat dibutuhkan sharing pengalaman implementasi di lapangan. Untuk memberikan pengalaman langsung tentang Program Linkage, selain pemaparan di kelas, peserta juga diajak berkeliling melihat langsung sentra kerajinan di Yogyakarta dan beramah tamah dengan mitra binaan. Dengan berbagai sesi yang padat dalam workshop yang relatif singkat, diharapkan dapat tercipta kesamaan visi dan misi diantara para peserta yang merupakan pelaksana dan koordinator program PKBL di wilayahnya masing-masing. Selain itu juga diharapkan terbangun komunikasi yang baik sehingga dapat meminimalisir hambatan dalam upaya pencapaian target penyaluran Program Kemitraan yang optimal.
9 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
PERISTIWA PENTING 2009
10 Februari Program Kemitraan: - Panen jagung di Bojonegoro - Gelar karya PKBL, Jakarta
16 Januari Program Bina Lingkungan: Penyerahan bantuan tanggap darurat untuk korban Banjir Karawang
10
14 Maret
21 April
Program Bina Lingkungan: Bantuan Ambulans di Sumbawa
Program Bina Lingkungan: Pembinaan kewirausahaan bagi masyarakat di sekitar Bank Mandiri
Program Kemitraan: Pameran Inacraft Mitra Binaan di Jakarta
5 Mei
26 Juni
Program Bina Lingkungan: Pelatihan CSR untuk PIC PKBL, Jakarta
Program Bina Lingkungan: Kegiatan Coaching Finalis Wirausaha Muda Mandiri 2008
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
21 Agustus
1 September
Program Kemitraan: Pameran Gelar Batik Nusantara
Program Kemitraan: Pameran di Universitas Indonesia, Depok
28 September
8 Oktober
Program Bina Lingkungan: Donor Darah dan Pengobatan Gratis untuk warga sekitar kompleks perumahan Bank Mandiri
Program Bina Lingkungan: Penyerahan bantuan tanggap darurat untuk korban Kebakaran Penjaringan, Jakarta Utara
19 Oktober Program Bina Lingkungan: Penyerahan bantuan Motor Sampah di Makassar
3 November
19 Desember
Program Bina Lingkungan: Bantuan renovasi gedung sekolah Santi Rama Jakarta
Program Bina Lingkungan: Penganugerahan Karya Bambu Kreatif, Program Awi-Awi Mandiri, Bandung
11 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
STRATEGI & IMPLEMENTASI PKBL MANDIRI 2009 “Program-program unggulan PKBL Mandiri terus meningkat dalam cakupan dan kualitasnya. Program kemitraan melalui pola linkage mampu menjangkau lebih luas dan meningkatkan secara signifikan kesejahteraan mitra binaan. Program Wirausaha Mandiri diakui berbagai kalangan mampu secara nyata menumbuhkan semangat entrepreneurship bagi generasi muda.” Budi G. Sadikin Direktur Micro & Retail Banking
Program CSR & PKBL Mandiri Bank Mandiri senantiasa mengembangkan inovasi untuk menyempurnakan strategi dan implementasi program CSR Mandiri. Program-program CSR Mandiri diakui telah memberikan kontribusi penting dalam membangun citra positif Bank Mandiri. Namun yang tak kalah penting adalah setiap program CSR harus mempunyai dampak nyata yang optimal bagi masyarakat maupun Bank Mandiri.
12
Agar lebih produktif, sejak tahun 2007 program-program CSR diselaraskan dengan corporate objective dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Selain sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar, CSR Bank Mandiri juga difokuskan untuk mendorong pertumbuhan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pendidikan.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Sebagai bagian dari kegiatan CSR, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Mandiri, terutama yang termasuk dalam kategori Strategic Program, dilakukan dalam suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan terukur. Melalui Program Kemitraan, Bank
Mandiri memiliki peran strategis dalam membantu pengembangan usaha kecil yang belum bankable sehingga menjadi pengusaha kecil yang tangguh dan mandiri. Sedangkan melalui Program Bina Lingkungan, komitmen sosial kepada masyarakat diwujudkan dalam bidang pendidikan dan pelatihan, pengembangan sarana ibadah, sarana dan prasarana umum, pengembangan sarana kesehatan dan bantuan untuk korban bencana alam serta mendukung pelestarian alam. Program-program unggulan PKBL Mandiri di tahun 2009 terus meningkat dalam cakupan dan kualitasnya. Program kemitraan melalui mekanisme linkage mampu menjangkau lebih luas dan meningkatkan secara signifikan kesejahteraan mitra binaan. Program Wirausaha Mandiri kini telah bekerjasama dengan enam perguruan tinggi ternama (UI, ITB, UGM, IPB, Unpad dan ITS), serta diakui berbagai kalangan mampu secara nyata menumbuhkan semangat entrepreneurship bagi generasi muda Indonesia melalui modul kewirausahaan yang aplikatif dan digunakan oleh 61 Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Indonesia.
Program Kemitraan Mandiri Melalui berbagai evaluasi dan penyempurnaan Strategi Penyaluran Pinjaman dan Pendampingan Berusaha, penyaluran Program Kemitraan di tahun 2009 selain diberikan kepada mitra perorangan (one-by-one program), juga lebih diarahkan ke pola linkage dengan Perusahaan Inti. Pola ini sudah dicoba sejak akhir tahun 2007 dan terbukti dapat menjangkau kemitraan yang lebih luas, menciptakan kondisi mutual benefit bagi Perusahaan Inti dan Plasma, memperbaiki tingkat pengembalian pinjaman serta meningkatkan kesejahteraan mitra binaan secara signifikan. Beberapa perusahaan besar yang memiliki kemampuan dan komitmen untuk melakukan pembinaan usaha yang berkesinambungan terhadap mitra usahanya, menjalin kerjasama dengan Bank Mandiri melalui pola linkage, di antaranya adalah PT Kelola Mina Laut dengan lebih dari 500 kelompok nelayan di seluruh Indonesia sebagai mitra binaan, PT Greenfields Indonesia dengan lebih 100 peternak susu sapi perah di sekitar lingkungan pabrik di kecamatan Ngajum, Malang, dan Pemerintah Kota Depok bersama koperasi untuk pembinaan dan pengembangan petani tanaman hias dan belimbing dewa yang merupakan ciri khas Kota Depok. Program Bina Lingkungan Program Bina Lingkungan Bank Mandiri mencakup kegiatankegiatan dalam kategori Strategic Program dan Responsive Program yang terintegrasi dengan Program BUMN Peduli dari Kementerian BUMN. Sejalan dengan fokus program CSR Mandiri yang dititikberatkan pada bidang pendidikan dan kewirausahaan, Bank Mandiri secara konsisten menyelenggarakan berbagai kegiatan melalui program Mandiri Peduli Pendidikan dan program Wirausaha Mandiri. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pemberian Mandiri Prestasi, Beasiswa Wirausaha Mandiri, Wirausaha Mandiri bagi mahasiswa, penghargaan Mandiri, serta pelatihan dan pembinaan bagi Mandiri.
beasiswa Workshop Wirausaha Wirausaha
Program Wirausaha Mandiri Selama tiga tahun penyelenggaraan, program Wirausaha Mandiri (WM) terus disempurnakan. Frekuensi workshop, penyaluran beasiswa, pembinaan dan pendampingan terus meningkat. Para wirausahawan yang telah sukses dan eksis di bidangnya masingmasing siap turun tangan berbagi ilmu. Para alumni pun mengakui kontribusi program ini terhadap peningkatan kinerja usaha mereka yang luar biasa. Sepanjang tahun 2009, Bank Mandiri menyelenggarakan program WM di 9 kota besar di Tanah Air. Program yang melibatkan 9.900 calon wirausahawan muda terdidik dari 198 kampus di Indonesia tersebut digagas sebagai upaya Bank Mandiri untuk meningkatkan jumlah wirausahawan. Program ini diharapkan dapat mewujudkan rasio sebanding antara jumlah wirausaha dengan total penduduk yaitu 2% guna meningkatkan perekonomian nasional. Bank Mandiri juga telah menggandeng 6 perguruan tinggi negeri di Indonesia (ITB, UI, UGM, IPB, Unpad dan ITS) untuk menyusun modul kewirausahaan. Secara simbolis modul ini telah diberikan oleh Wakil Presiden RI Bapak Boediono kepada Rektor dari keenam perguruan tinggi tersebut. Dengan demikian, program WM dapat dikatakan sebagai corporate social entrepreneurship. Kini wacana wirausaha mendapat gairah baru dan menjadi isu populer di masyarakat. Hal ini berkat publikasi terus-menerus dan perbaikan konsep WM dari tahun ke tahun. Adalah suatu tantangan bagi Bank Mandiri untuk merancang sebuah proses yang sistematis, membuat orang dari tidak berwirausaha menjadi berwirausaha melalui Wirausaha Mandiri. Akhirnya, kami sampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak dan karyawan yang telah mendukung pelaksanaan PKBL Mandiri tahun 2009. Semoga kualitas pelaksanaan PKBL Bank Mandiri semakin meningkat di masa mendatang dan memberikan manfaat maksimal bagi seluruh pemangku kepentingan.
13 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Selain itu, sepanjang tahun 2009 Bank Mandiri juga mendukung program BUMN Peduli ”Penanaman 500.000 Pohon”, dengan melibatkan peran seluruh unit kerja di daerah dan wilayah. Penanaman 150.000 pohon telah dilaksanakan termasuk pohon Bakau di hutan Mangrove di tepi jalan Tol Sedyatmo, Jakarta dan dilanjutkan dengan 350.000 pohon yang tersebar di sekolah-sekolah, Perguruan Tinggi dan sebagainya.
Di bidang Kesehatan, program pengobatan bagi penderita penyakit Tuberculosis (TBC) yang dilaksanakan melalui kerja sama dengan Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) sejak tahun 2004 telah memasuki tahap ke-5. Bank Mandiri menyadari bahwa pemberantasan penyakit TBC harus dilakukan secara berkesinambungan agar mencapai tingkat kesembuhan yang optimal. Oleh karena itu melalui program Bina Lingkungan, Bank Mandiri terus mendukung upaya PPTI membantu pemberantasan penyakit TBC terutama bagi masyarakat tidak mampu.
Program Kemitraan Mandiri
PROGRAM KEMITRAAN MANDIRI Pola Linkage dengan sistem pembinaan dan pendampingan yang terus disempurnakan terbukti dapat meningkatkan realisasi penyaluran pinjaman, memperbaiki tingkat pengembalian serta meningkatkan kesejahteraan mitra binaan.
Rp124,9
Miliar
Pinjaman Kemitraan yang disalurkan pada tahun 2009
16 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Selain mendapat pinjaman modal usaha, UKM mitra binaan Mandiri diberikan program pembinaan berupa pendidikan serta pelatihan teknis dan manajerial, promosi juga kesempatan mengikuti berbagai pameran di tingkat lokal, nasional maupun internasional.
Motif Batik Madura sangat khas dengan kombinasi warna yang dinamis merefleksikan karakter masyarakatnya. Batik Tulis Tanjung Bumi, koleksi Siti Samsiah, mitra binaan Bank Mandiri di Bangkalan, Madura
Dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 yang mengatur pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Bank Mandiri sebagai institusi keuangan, melaksanakan Program Kemitraan yang fokus untuk mempersiapkan dan meningkatkan kompetensi usaha kecil dalam bidang produksi, pemasaran dan pembinaan. Melalui fokus ini diharapkan mitra binaan usaha kecil dapat menjadi pengusaha yang tangguh, mandiri dan beretika serta siap menjadi debitur komersial yang loyal dan memberi pengaruh signifikan terhadap perkembangan bisnis Bank Mandiri.
Melalui berbagai evaluasi terus-menerus dan menyeluruh, penajaman fokus serta penyempurnaan Strategi Penyaluran Pinjaman dan Pendampingan Berusaha, penyaluran Program Kemitraan di tahun 2009 dilaksanakan melalui one-by-one program dan linkage program.
Sedangkan dengan skema linkage, yang telah dikembangkan sejak tahun 2007, pinjaman program kemitraan disalurkan dengan pola inti-plasma dengan menggandeng mitra perusahaan-perusahaan besar yang memiliki kemampuan dan komitmen untuk melakukan pembinaan usaha kecil yang menjadi mitra usahanya. Pola linkage dengan sistem pembinaan dan pendampingan yang terus disempurnakan terbukti dapat meningkatkan realisasi penyaluran pinjaman Program Kemitraan, memperbaiki tingkat pengembalian pinjaman serta meningkatkan kesejahteraan mitra binaan. Realisasi penyaluran pinjaman melalui pola linkage pada tahun 2009 sebesar Rp 114 miliar.
17 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Dalam Program Kemitraan, para pengusaha kecil diperlakukan sejajar sebagai mitra usaha sehingga disebut sebagai mitra binaan Mandiri.
Dengan skema one-by-one pinjaman kemitraan disalurkan secara langsung ke masyarakat yang belum bankable secara perorangan melalui cabang-cabang Bank Mandiri. Di tahun 2009, realisasi penyaluran pinjaman dengan skema ini mencapai Rp 10,8 miliar.
Bank Mandiri turut berperan aktif mengembangkan agribisnis tanaman hias dengan 200 mitra binaan di sentra tanaman hias Sawangan, Kota Depok
Selain diberikan pinjaman bersifat non-komersial dengan persyaratan dan angsuran yang disesuaikan dengan kemampuan usaha, para mitra binaan juga diberikan pendampingan berupa serangkaian pelatihan seperti membuat pembukuan dasar, manajemen sederhana, pengemasan produk dan promosi. Tahap selanjutnya diberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan produksi dan pemasaran produk mitra binaan dalam program pendampingan komprehensif selama 3 bulan.
18 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Bank Mandiri juga membantu memperluas pemasaran produk mitra binaan melalui berbagai pameran berskala lokal maupun internasional dan promosi dan pemuatan profil mitra binaan di media massa nasional.
Pinjaman Program Kemitraan Penyaluran Program Kemitraan pada dasarnya bukanlah hibah, tetapi harus melalui mekanisme penyaluran yang baik, berkualitas dan mendukung bisnis Bank Mandiri. Budi G. Sadikin, Direktur Micro & Retail Banking menyatakan bahwa Bank Mandiri tidak hanya menyuntikkan financial capital, tetapi juga knowledge capital berupa program pendampingan (professional business coach) melalui pelatihan dan promosi. Pada tahun 2009, total realisasi pinjaman Program Kemitraan yang disalurkan oleh 11 Kantor Wilayah Bank Mandiri mencapai jumlah Rp 124,9 miliar, dimana pinjaman dengan pola one-by-one sebesar Rp10,8 miliar dan pola linkage sebesar Rp 114,1 miliar. Komposisi ini menunjukkan bahwa Bank Mandiri semakin fokus pada pola penyaluran linkage.
Dari sekedar kegiatan mengoptimalkan lahan pekarangan, kebun kecil dan lahan tidur untuk menanam pohon Belimbing, Belimbing Dewa kini menjadi ikon Kota Depok dan komoditas hortikultura unggulan.
Beberapa perusahaan besar yang telah menjalin kerjasama dengan Bank Mandiri melalui pola linkage adalah PT Kelola Mina Laut dengan lebih dari 500 kelompok nelayan di seluruh Indonesia sebagai mitra binaan, PT Greenfields Indonesia dengan lebih dari 100 peternak susu sapi perah di sekitar lingkungan pabrik di kecamatan Ngajum, Malang, dan Pemerintah Kota Depok bersama koperasi untuk pembinaan dan pengembangan petani tanaman hias (200 mitra binaan) dan belimbing dewa (160 mitra binaan) di Depok.
114,1 Miliar
Rp
Pinjaman Kemitraan dengan pola Linkage 19 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Program Pembinaan Pendidikan/Pelatihan Mitra Binaan Dalam mendukung usaha mitra binaan, Bank Mandiri tidak hanya sekedar memberikan pinjaman modal usaha. Namun Bank Mandiri berkomitmen untuk menjadikan mereka sebagai mitra usaha yang mampu tumbuh berkembang menjadi tangguh dan mandiri. Secara bisnis, Bank Mandiri juga sangat berkepentingan untuk menjadikan program pemberdayaan mitra binaan ini sebagai sarana untuk meningkatkan usaha mitra binaan menjadi bankable. Hal ini sejalan dengan strategic positioning CSR Mandiri di sektor kemitraan usaha kecil.
2.
Adalah kewajiban Bank Mandiri untuk melakukan pendampingan dan perbaikan secara berkelanjutan bagi mitra binaan melalui berbagai program pembinaan yang komprehensif untuk memperkuat semangat dan jiwa kewirausahaan, serta membentuk mitra binaan menjadi pengusaha sekaligus nasabah yang loyal dan bersinergi dengan skill, knowledge dan nilai-nilai Bank Mandiri.
Pelatihan berlangsung dalam 2 tahap, yaitu in-class training selama 2 hari dan dilanjutkan monitoring action plan selama 3 bulan berupa konsultasi, pendampingan dan evaluasi. Monitoring bertujuan untuk menilai kemajuan dari action plan yang telah dibuat pada saat training serta pengaruh terhadap usaha mitra binaan sebelum dan sesudah mengikuti training.
Workshop Pemberdayaan Mitra Binaan
Mitra binaan yang mendapat pelatihan ini berasal dari beragam industri yang telah menjalankan usahanya selama 3 - 5 tahun, serta memiliki produk yang cukup diakui dan pelanggan tetap. Sebelum pelatihan, mitra binaan mengisi kuesioner agar instruktur mendapatkan gambaran mengenai materi pelatihan yang dibutuhkan mitra binaan. Berangkat dari kuesioner tersebut, kemudian disusun materi yang sesuai dengan penekanan kuat pada konsep yang aplikatif.
Pada tahun 2009 Bank Mandiri menyelenggarakan program pendampingan dan pelatihan terpadu bagi mitra binaan dengan tema “Taking the Great Challenge for the Society”, sebuah program workshop yang intensif-integratif dan dirancang secara customized untuk memenuhi tujuan-tujuan strategis sebagai berikut: 1. Memperkuat aplikasi praktis manajemen keuangan, operasional, SDM dan pemasaran untuk meningkatkan performa mitra binaan.
3.
4.
Menerapkan konsep dan aplikasi praktis tersebut sehingga mampu melakukan proses bisnis yang lebih formal dan dapat bersaing di level yang lebih tinggi. Mendukung mitra binaan agar tumbuh lebih mandiri, berkembang pesat baik dari segi pemasaran maupun operasional. Menguatkan entrepreneurial capital values dalam rangka meningkatkan kapabilitas mitra binaan sehingga nantinya menjadi nasabah Bank Mandiri yang potensial.
20 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Memperluas pengetahuan bisnis dan memperkuat motivasi mitra binaan untuk tangguh dalam berwirausaha melalui pelatihan mitra binaan Bank Mandiri di tahun 2009.
Mitra binaan mendapat kesempatan mengikuti berbagai pameran yang difasilitasi Bank Mandiri sepanjang tahun 2009
Ajang pameran membuka potensi pasar seluas-luasnya bagi mitra binaan Bank Mandiri, termasuk pula pembeli dari manca negara.
Pameran/Promosi Program pameran atau promosi merupakan sarana untuk mempertemukan mitra binaan dan calon pembeli. Untuk itu, secara berkala Bank Mandiri mengikutsertakan mitra binaan dalam berbagai pameran baik lokal, nasional maupun internasional sesuai dengan kemampuan atau kapasitas produksi dan kualitas produk yang dihasilkan.
Pameran-pameran yang diikuti antara lain 9th Asia Expo London 2009, Batik & Craft Expo, Inacraft 2009, Pekan Raya Jakarta 2009, Hongkong Mega Show part-1, IPB Entrepreneurship Expo 2009 dan sebagainya. Disamping pameran, Bank Mandiri juga mempromosikan mitra binaan Mandiri melalui media cetak, baik koran maupun majalah.
Sepanjang tahun 2009 tercatat 49 kali pameran dalam dan luar negeri yang diikuti oleh PKBL Mandiri pusat maupun daerah dengan melibatkan ratusan mitra binaan. Dengan mengikutkan mitra binaan pada sejumlah pameran, diharapkan dapat membantu mitra binaan mempromosikan produknya dan juga memperluas jaringan penjualan sehingga diharapkan dapat berdampak positif pada tingkat produksi dan tentunya meningkatkan kesejahteraan mitra binaan di masa depan setelah mengikuti pameran.
21 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
PROGRAM KEMITRAAN LINKAGE
Dengan menerapkan standar higienitas yang tinggi dalam pemrosesan dan pengemasan, produk hasil laut Indonesia yang berkualitas menjadi market leader dan penentu harga di pasar Jepang. Pengolahan hasil laut di PT Kelola Mina Laut Gresik, salah satu mitra program linkage Bank Mandiri untuk nelayan yang tersebar di seluruh Indonesia.
PT Kelola Mina Laut PT Kelola Mina Laut (KML) adalah perusahaan pengolah hasil laut terintegrasi yang dipimpin oleh Mohammad Nadjikh berkantor pusat di kota Gresik. Fasilitas pengolahan hasil lautnya tersebar antara lain di Gresik, Semarang dan Makassar. Berawal dari pabrik pengolahan ikan kecil berdinding “gedhek” (anyaman bambu) di Desa Sobontoro, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur pada tahun 1994, kini PT Kelola Mina Laut telah memiliki lima anak perusahaan yaitu: PT Kemilau Bintang Timur di Makassar, Sulawesi Selatan, PT Muda Prima Insan di Tuban, Jatim, PT Catur Prima Madura di Sampang, PT Salam Daya Mina di Indramayu, Jawa Barat, dan PT Ikrar Mina Lestari di Surabaya. Dengan merek Prima Star, KML mengekspor hasil laut ke Jepang, Eropa, Taiwan, Korea Selatan, China, Australia, dan negaranegara ASEAN. Selain ikan teri medan, ada sekitar 40 jenis ikan dan berbagai jenis udang serta kepiting yang diproses sesuai standar internasional dengan volume ekspor 2.500 ton per tahun. Selain itu, perusahaan ini juga memproduksi makanan laut cepat saji dengan merek dagang Minaku.
22 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Pada awalnya ekspor ke Jepang hanya mencapai 8 ton atau 1 kontainer per bulan dan kini telah mencapai lebih dari 30 kontainer, atau 240 ton per bulan dengan harga USD 9/kilogram. Nilai total per bulan mencapai sekitar USD 2 juta. KML menguasai hampir 80% pasar teri medan yang diekspor ke Jepang, sehingga ikut menjadi penentu harga di pasar Jepang. Menurut Nadjikh, kualitas ikan teri Indonesia hampir sama dengan kualitas teri Jepang. Sementara itu kualitas teri dari Thailand dan China lebih rendah dari teri Indonesia.
Dimulai dengan jumlah karyawan 15 orang, saat ini KML memiliki 5.597 karyawan mulai dari manajemen hingga pekerja kasar tersebar di sekitar 30 pabrik. Sekitar 80% karyawan di KML adalah perempuan, mengingat perempuan lebih teliti dan telaten dalam beberapa hal dibandingkan dengan tenaga kerja laki-laki. Karyawan KML sering dikirim ke beberapa negara yang memiliki teknik produksi lebih unggul, seperti Jepang dan Vietnam. Hal itu lebih praktis untuk pengembangan SDM dibandingkan bila mengirim mereka untuk sekolah lagi, misalnya. “Terkadang sekolah itu kan tidak tahu tentang praktik bisnis di lapangan, cuma teori saja,” kata Nadjikh. Selain itu lebih dari 100.000 nelayan di berbagai perairan Nusantara dilibatkan KML sebagai mitra pemasok utama perusahaan. “Asal ada ikan di tempat itu dan harganya sesuai, kami akan hadir di sana,” kata Nadjikh. Sistem yang diterapkan adalah mengikuti harga internasional dan dibayarkan langsung kepada nelayan. Ditemui di kantornya di Gresik, Mohammad Nadjikh memulai ceritanya. “Kemitraan dengan Bank Mandiri dimulai pada tahun 2004, dilanjutkan tahun 2007 dan ada perjanjian kerjasama lagi pada tahun 2009,” kata putra juragan ikan asal Gresik kelahiran 8 Juni 1962 yang lulus dari Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam waktu 3 tahun 9 bulan dengan IPK 3,87 ini. KML menjalin hubungan dengan ratusan ketua kelompok nelayan untuk mendistribusikan kebutuhan nelayan. Setiap ketua kelompok mengkoordinasikan sekitar 30 perahu. Untuk satu perahu nelayan teri nasi diawaki 3 sampai 4 orang. Untuk perahu penangkap ikan besar, bisa diawaki 8 sampai 10 orang. Bisa dibayangkan,
mitra KML bisa mencapai ratusan ribu nelayan tersebar sampai Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Menurut Nadjikh, hasil nelayan sangat bergantung pada musim. Sehingga, walaupun KML mempunyai target produksi, nelayan tidak bisa diberikan target tangkapan. Tetapi KML memberikan modal kerja untuk melaut dan menjamin membeli hasil tangkapan nelayan berapapun hasilnya. ”Itu sudah komitmen kami,” tegas Nadjikh. ”Menghadapi nelayan tidak bisa dengan perlakuan bisnis murni. Musti ada pertimbangan kemanusiaan juga. Bagi kami itu juga salah satu bentuk kemitraan yang saling mendukung. Sebelum melaut, kebutuhan melaut dan keluarga harus dipenuhi. Pulang melaut, berapapun hasil tangkapan, pasti dibeli oleh KML. Ini melibatkan biaya operasional yang besar sekali. Semuanya harus dibayar tunai,” kata Nadjikh. Sebelum bekerjasama dengan PKBL Bank Mandiri, KML harus menyediakan dana sendiri untuk memenuhi kebutuhan modal kerja nelayan. Pinjaman itu diberikan tanpa bunga dan pembayarannya dipotong dari hasil tangkapan yang disetorkan. Setelah Bank Mandiri masuk, perusahaan bisa lebih leluasa mengelola keuangan dengan mengoptimalkan pinjaman dari Bank Mandiri. Nadjikh menegaskan bahwa Program PKBL Bank Mandiri sangat berarti dan bermanfaat dalam membantu perusahaan maupun mitra usahanya yang merupakan nelayan dan petani tambak kecil pemasok bahan baku. ”Mereka sangat terbatas sekali kemampuan pembiayaan dan investasi sehingga dengan adanya PKBL Bank Mandiri sangat terbantu sekali. Akhirnya pasokan bahan baku hasil tangkapan nelayan dan hasil budidaya petambak ke perusahaan kami meningkat cukup signifikan sehingga usaha kami dari tahun ke tahun juga meningkat secara signifikan.”
Nadjikh berharap Bank Mandiri mendirikan cabang di kantongkantong nelayan. ”Kadang-kadang kami ambil uang untuk nelayan bisa 3 jam perjalanan. Kami ingin mendidik nelayan untuk menerima pembayaran melalui tabungan, tetapi hal itu sulit. Selalu harus tunai. Memang sekarang Bank Mandiri sudah sampai Sumenep. Artinya, masukan-masukan dari kami selalu ada tindak lanjut dari Mandiri,” sambungnya. Dengan adanya Bank Mandiri, para nelayan juga terhindar dari jeratan rentenir yang selama ini membuat tingkat kesejahteraan nelayan tidak pernah beranjak dari kemiskinan. Nelayan juga ikut diuntungkan bila harga jual ekspor naik sehingga taraf hidup mereka juga membaik. Sebagai eksportir, Nadjikh berharap Bank Mandiri juga memberikan edukasi-edukasi bagi para nelayan untuk mendapatkan kualitas ikan yang memenuhi syarat ekspor karena dengan kualitas yang terjaga, harga di pasar ekspor semakin baik. Dengan harga yang baik, taraf hidup nelayan mitra binaan meningkat dan meningkatkan gairah menangkap ikan. Jika hasil tangkapan meningkat, maka kapasitas produksi KML juga meningkat dan mampu menambah mitra nelayan lebih banyak lagi. Jadi, dengan pola kemitraan Bank Mandiri, semua pihak diuntungkan secara berkaitan. ”Saya sangat merasakan dukungan Bank Mandiri. Saya juga beberapa kali diundang sebagai pembicara di acara Wirausaha Mandiri,” demikian ungkap finalis Entrepreneur of the Year dari Ernst & Young Tahun 2003 dan penerima penghargaan Indonesia Export Award “Primaniyarta Award” dari Presiden RI tahun 2001 itu.
”Pesan kami untuk Bank Mandiri, cari terus inovasi dan terobosan baru untuk membantu masyarakat kecil ini agar kita bisa maju bersama-sama. Maju bersama Bank Mandiri.”
23 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Mohammad Nadjikh, Presiden Direktur PT Kelola Mina Laut
Dengan menjalin kemitraan bersama mitra linkage Bank Mandiri, para nelayan terhindar dari jeratan rentenir yang selama ini membuat tingkat kesejahteraan nelayan tidak pernah beranjak dari kemiskinan. Deretan perahu nelayan mitra PT Kelola Mina Laut di desa Lobuk, Sumenep, Madura.
Nelayan Madura ”Alhamdulillah keberadaan PT Kelola Mina Laut (KML) sangat menunjang ekonomi masyarakat nelayan di Madura, khususnya di Lobuk, Sumenep ini. Saya sebagai pemasok KML sangat gembira dengan adanya dukungan dari PKBL Mandiri melalui KML yang mampu mengangkat kehidupan nelayan kecil. Nelayan kami di Madura mengalami banyak kemajuan,” demikian Haji Asmuni memberikan kesannya terhadap kemitraan nelayan dengan PT Kelola Mina Laut dan Bank Mandiri. Hubungan Haji Asmuni dengan KML dimulai dari hubungan pribadi dengan Mohammad Nadjikh, Presiden Direktur KML, jauh sebelum KML berdiri. Haji Asmuni menjadi salah satu saksi jatuh bangun perjalanan karir dan usaha Nadjikh serta ikut mendukung perkembangan KML dengan menjadi pemasok bahan baku. Sebagai ketua kelompok nelayan, Haji Asmuni pada saat ini mengkoordinasikan sekitar 200 nelayan di Lobuk. Setiap melaut, biaya bahan bakar dan konsumsi per kapal kurang lebih Rp 100.000 atau Rp 20 juta per hari yang ditalangi Haji Asmuni. Untuk menampung hasil tangkapan, Haji Asmuni harus mempersiapkan dana Rp 50 juta sampai Rp 100 juta per hari karena hasil yang masuk ke pos timbang antara 5 sampai 10 ton per hari, dengan asumsi harga rata-rata Rp 10.000 sampai Rp 13.000 per kilogram.
24
Menurut Haji Asmuni, para nelayan dan pemasok memberikan respon positif terhadap mekanisme kemitraan KML. Pelayanan KML sangat baik. Mulai dari staf di lapangan sampai pucuk pimpinan memberikan perhatian untuk para mitranya. ”Berapapun hasil tangkapan dibeli oleh KML. Ini yang dihargai oleh masyarakat nelayan. Terus terang saja, ini merupakan kelebihan KML dibandingkan dengan yang lain. Pembayaran selalu tepat waktu, tidak ada penundaan. Apalagi semenjak adanya kerja sama dengan Bank Mandiri. Nelayan kan sangat membutuhkan uang dari hasil melaut. Hasil kerja hari ini untuk makan hari ini juga. Kalau sampai tertunda, kasihan mereka. Bisa-bisa kelabakan dan hidupnya tambah sengsara,” urai Haji Asmuni. Haji Asmuni menambahkan, ”Sudah menjadi komitmen saya untuk tidak berhutang ke para nelayan. Dan Pak Nadjikh sangat mendukung, terlebih karena latar belakang beliau juga dari keluarga nelayan, maka sangat memahami bagaimana kehidupan para nelayan tersebut.” ”Saya sangat berterimakasih kepada Bank Mandiri yang telah memberikan dukungan kepada para nelayan di Madura, khususnya di Sumenep melalui PT Kelola Mina Laut untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Harapan saya, kerjasama Bank Mandiri dengan KML berlangsung terus dan harus dikembangkan agar masyarakat Madura tambah maju sejahtera,” kata Haji Asmuni. Sebagai penutup, Haji Asmuni berkata ”Bagi kami di Lobuk, KML dan Bank Mandiri ibaratnya sudah menjadi pilar ekonomi masyarakat nelayan. Saya berharap KML terus maju dan berperan dalam mengentaskan kemiskinan.”
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
“Bagi kami-kami di Madura, PT Kelola Mina Laut dan Bank Mandiri ibaratnya sudah menjadi pilar ekonomi masyarakat nelayan dalam mengentaskan kemiskinan.”
Haji Asmuni Ketua Kelompok Nelayan Desa Lobuk, Sumenep, Madura
Hasil peternak plasma sapi perah dari desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Malang diproses dengan teknologi modern PT Greenfields Indonesia, merambah pasar Singapura, Malaysia, Filipina, Taiwan hingga Hongkong, bahkan tanpa disadari oleh si peternak itu sendiri.
PT Greenfields Indonesia Memasuki desa Babadan, kecamatan Ngajum, Malang, yang sejuk berpemandangan asri, suasana peternakan sapi mulai terasa. Di kiri-kanan sepanjang jalan desa yang terus menanjak, tanaman rumput Gajah (pennisetum purpureum) tumbuh subur rapat menghijau, menjamin kesinambungan pasokan hijauan pakan ternak yang melimpah untuk sapi-sapi peliharaan peternak plasma maupun PT Greenfields Indonesia. Terletak di kawasan lereng Gunung Kawi, yang merupakan lingkungan yang sangat ideal untuk sapi-sapi perah khusus yang didatangkan dari Australia, PT Greenfields Indonesia merupakan peternakan dan pabrik pengolahan susu terintegrasi yang terbesar di Asia Tenggara. Ada pemandangan yang unik terlihat setiap hari menjelang pukul 11.00 dan pukul 16.00 di PT Greenfields Indonesia. Ratusan sapisapi gemuk bersih berbaris rapi, melangkah perlahan menuruni undakan landai menuju tempat pemerahan. Pemerahan dilakukan dengan menggunakan mesin perah otomatis (Boumatic). Susu hasil pemerahan langsung didinginkan lewat Plate Heat Exchanger dan dikirim melalui pipa pendingin stainless steel ke tempat pengolahan sehingga susu yang diproses sama sekali tidak tersentuh tangan manusia untuk menjamin standar higienitas yang tinggi. “Kini kami memiliki 5.200 ekor sapi perah yang menghasilkan sekitar 20 juta liter susu murni setiap tahun,” tutur Yuliantoni Queen Setiograha, General Manager PT Greenfields Indonesia, Malang.
“Kami mulai operasional tahun 1997, dengan 80 ekor sapi perah mutu terbaik jenis Holstein yang diimpor dari Victoria, Australia. Dimulai dari Dairy Farm dimana susu segar yang dihasilkan disetorkan ke PT Nestle. Pada tahun 1999 dimulai konstruksi fasilitas pengolahan susu yang mulai beroperasi pada bulan Juni 2000, memproduksi susu pasteurisasi dan susu UHT dalam beberapa jenis, rasa dan ukuran kemasan yang dipasarkan untuk domestik 30% dan ekspor 70% sebagian besar ke Singapura dan Hongkong, sebagian kecil lagi tersebar ke Malaysia, Taiwan, Filipina dan kawasan regional lainnya,” lanjutnya. Bagi PT Greenfields Indonesia, lingkungan sekitar memiliki peran penting bagi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan senantiasa membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat, dan menjaga lingkungan serta sumber-sumber alami di sekitar perusahaan. Perusahaan juga mempunyai tanggung jawab sosial untuk memberdayakan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan kesadaran itu maka PT Greenfields Indonesia mengajak masyarakat untuk menjadi peternak plasma dengan pola kemitraan. Dimulai awal tahun 2007 melalui kerja sama dengan Bank Mandiri, dimulailah program kemitraan. PT Greenfields Indonesia memberikan 2 ekor bibit sapi kepada setiap peternak plasma. Perusahaan juga menyediakan pakan konsentrat, pelayanan kesehatan, dan menjamin pembelian 100% produksi susu yang dihasilkan, sedangkan pembelian 2 ekor bibit sapi dibiayai oleh Bank Mandiri dengan jasa administrasi yang reasonable yaitu 6% per tahun. Pola kemitraan tersebut sangat menguntungkan bagi peternak plasma.
25 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Sistem pemerahan susu di PT Greenfields Indonesia dengan menggunakan mesin perah otomatis yang langsung dikirim ke tempat pengolahan melalui pipa pendingin stainless steel sehingga susu sama sekali tidak tersentuh tangan manusia dan udara luar, menjamin standar produk berkualitas tinggi.
Hasil produksi susu peternak plasma disetorkan ke PT Greenfields Indonesia dan peternak memperoleh pembayaran yang sebagian dipotong langsung PT Greenfields Indonesia untuk membayar angsuran ke Bank Mandiri. Pada awal program kemitraan, susu segar yang disetor oleh peternak plasma sebanyak 80 liter/hari. Setelah berjalan 3 tahun, kini PT Greenfields Indonesia tercatat sudah menerima 4,2 ton susu per hari dari petani plasma. PT Greenfields Indonesia menargetkan, di akhir tahun 2010 hasil produksi plasma bisa mencapai 6 ton per hari. Dari segi kualitas, terbukti hasil produksi dari kemitraan mempunyai nilai TPC (Total Plate Count) dan SCC (Somatic Cell Count) yang sangat baik, yaitu TPC di bawah 1 juta, bahkan pernah hanya 500 ribu. Sedangkan TPC dari KUD dapat mencapai di atas 1 juta dengan rata-rata 2 juta. Pencapaian kualitas yang baik ini selain karena jarak pengiriman yang sangat dekat sehingga mengurangi resiko terkontaminasi bakteri, juga karena PT Greenfields Indonesia dan Bank Mandiri secara intensif memberikan pendampingan, pembinaan serta penyuluhan agar para peternak plasma semakin memahami bagaimana memelihara sapi perah secara baik.
26
Setelah berjalan selama 3 tahun, dampak program kemitraan ini secara kasat mata telah banyak terlihat, di antaranya dari rumahrumah penduduk yang dulu tidak permanen, sekarang sudah banyak dibangun permanen. Dengan mata pencaharian utama bertani, maka kegiatan menjadi peternak sapi perah ini merupakan kegiatan sampingan yang dapat dilakukan oleh keluarga di rumah (istri dan anak), tapi menghasilkan pendapatan sampingan yang cukup besar, sekitar Rp 800.000 sampai Rp 1.200.000 per bulan untuk peternak dengan 2 ekor sapi dengan produksi susu segar antara 10 sampai 18 liter per hari. Saat ini, masyarakat Ngajum sangat antusias untuk mengikuti program kemitraan ini. Bank Mandiri dan PT Greenfields Indonesia meyakini bahwa kemitraan yang sudah dijalin ini mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat baik dari segi pendapatan maupun dari segi kesehatan, karena sudah terbentuk budaya minum susu bagi anak-anak di Ngajum.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Bercita-cita memberdayakan masyarakat sekitar pabrik Sejak bergabung di PT Greenfields Indonesia, Malang, Yuliantoni Queen menyimpan keinginan untuk menjadikan masyarakat Kecamatan Ngajum, khususnya Desa Babadan, tidak hanya menjadi penonton terhadap kiprah PT Greenfields Indonesia di sana. Masyarakat harus menjadi bagian dari kegiatan usaha perusahaan sehingga terjadi hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan. Dari berbagai kunjungan ke sentra produksi susu segar di Pujon, Ngantang di Jawa Timur, sampai ke Lembang dan Bandung di Jawa Barat, Yuliantoni melihat suasana yang sangat khas. Setiap sore, banyak masyarakat peternak sapi perah yang membawa can susu, baik dengan sepeda motor maupun berjalan kaki, untuk disetorkan ke tempat penampungan. Suasana inilah yang ingin dibawa ke Ngajum. ”Kami ini di atas gunung, dikelilingi beberapa desa, tapi tidak ada yang memelihara sapi untuk setor susu. Ini sangat ironis... jadi cita-cita kita untuk memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar PT Greenfields Indonesia ini, memberi kesempatan pada mereka untuk menjadi peternak sapi, hasil susu disetor ke kita dan kita olah,” kata Yuliantoni. Maka mulailah dijajaki upaya-upaya ke arah kemitraan tersebut dimulai dari menghubungi KUD Kecamatan Ngajum yang saat itu hanya mempunyai bidang usaha transportasi dan jasa pembayaran listrik. Ketua KUD menyambut dengan antusias dan menurut mereka, sebenarnya sudah ada pola kemitraan peternak plasma untuk disetorkan ke tempat lain, namun hal itu bisa dikatakan sudah mati suri dan hanya tinggal beberapa peternak yang masih aktif.
Tahap berikutnya adalah mencari sumber pendanaan. Pada waktu itu terdapat dua bank yang melakukan pendekatan termasuk Bank Mandiri. Tetapi Bank Mandiri lebih memberikan respon yang baik, proaktif dan komunikatif sehingga pola kemitraan ini akhirnya dapat terwujud dengan Program Kemitraan Bank Mandiri. Pada awalnya calon peternak yang mendaftar tidak sampai 20 orang. Hal ini dapat dipahami karena masyarakat desa cenderung ingin sesuatu terbukti dahulu sebelum mengikuti. Dalam satu tahun, terlihat bahwa para peternak plasma mendapatkan manfaat yang tinggi sehingga menarik minat saudara atau tetangga lainnya untuk mendaftar. ”Sasaran utama kami adalah pemberdayaan masyarakat. Kami ingin dalam 5 tahun ke depan sebagian besar masyarakat di daerah sekitar PT Greenfields Indonesia harus memelihara sapi. Itu target kami. Agar mereka diberdayakan, lingkungan kita jadi baik, ekonominya juga bergerak naik. Dari segi kualitas juga akan lebih mudah pengawasannya dibandingkan pasokan dari KUDKUD di Batu atau di Tulungagung, karena jarak dan handling juga berpengaruh pada kualitas susu,” jelas Yuliantoni. Mengenai komposisi pasokan susu segar per hari, Yuliantoni menjelaskan: ”...dari susu segar produksi sendiri sekitar 55-60 ton, dari peternak plasma 4,2 ton. Jadi hampir 10%. Tetapi saat ini kami masih menerima pasokan dari KUD di luar Ngajum, seperti dari Ngantang sekitar 18 ton. Ke depannya, bila peternak plasma sudah bisa meningkatkan pasokannya, maka volume pasokan dari tempat yang jauh-jauh itu bisa diturunkan.” Yuliantoni berharap, ke depan akan lebih banyak lagi peternak plasma mengikuti Program Kemitraan Bank Mandiri.
Saat itu PT Greenfields Indonesia mengajukan konsep satu plasma minimal memelihara dua ekor sapi. Gagasan tersebut mendapat sambutan yang cukup baik. Terlebih dengan diberikannya jaminan bahwa perusahaan akan menjamin pasar dari susu segar produksi masyarakat tersebut.
”Kami optimis bahwa program ini dapat berjalan terus. Dengan adanya beberapa peternak plasma yang sudah menyelesaikan kewajibannya kepada Bank Mandiri, maka semakin menarik minat calon peternak plasma yang ingin mengikuti jejak sukses pendahulunya.”
27 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Yuliantoni Queen Setiograha General Manager PT Greenfields Indonesia, Malang
Proses pasteurisasi, sterilisasi dan pengemasan dilakukan sepenuhnya secara otomatis dengan standar higienitas tinggi sehingga susu hasil peternak plasma pun dapat mencapai kualitas yang mendekati standar kualitas susu dari sapi peliharaaan PT Greenfields Indonesia sendiri.
Kemitraan yang Sempurna
1.
Sebuah cerita menarik disampaikan Hendro Widarto, Manajer Kemitraan PT Greenfields Indonesia. Suatu saat, ada orang asing yang meragukan kualitas susu murni yang dihasilkan dari sapi perah di Indonesia. ”Indonesia itu negara tropis. Tidak mungkin susu itu kandungan bakterinya di bawah satu juta”, kata Hendro mengulang kalimat orang bule tersebut.
2. 3. 4. 5. 6.
Maka, setelah program kemitraan dengan peternak plasma berjalan, Hendro mengambil sampel dari setiap peternak. Susu murni hasil perahan peternak plasma dibagi menjadi 6 kriteria: Super A, Super B, A, B, C dan D. Super A untuk yang kandungan bakterinya di bawah 25 ribu, Super B di bawah 250 ribu dan seterusnya. ”Ternyata, di antara sampel dari para peternak itu ada yang masuk kategori Super A dan Super B. Persentasenya sekitar 23-24%. Artinya, peternak plasma sebenarnya mampu menghasilkan susu berkualitas tinggi. Hanya saja mereka tidak tahu bagaimana caranya. Maka disitulah peranan PT Greenfields Indonesia dalam kemitraan ini, yaitu memberi pembinaan-pembinaan yang dibutuhkan peternak. Nyatanya sekarang bisa di bawah 1 juta semua. Mereka pun terpacu karena makin tinggi kualitasnya makin baik harga beli dari pabrik,” cerita Hendro dengan bersemangat. Mengenai kemitraan dengan pola linkage, Hendro berpendapat ini adalah kemitraan yang sempurna. Alasannya karena selain peternak plasma mendapatkan sapi bibit yang kualitas genetiknya lebih tinggi dari sapi di pasaran lokal, PT Greenfields Indonesia juga memberikan:
28
Jaminan pembelian susu segar dengan harga pabrik yang lebih tinggi dari harga KUD Pakan konsentrat hasil produksi pabrik sendiri dengan kualitas terjamin Pelayanan kesehatan hewan Pelayanan reproduksi sapi dengan cara inseminasi buatan Penyuluhan-penyuluhan baik secara individu maupun kelompok Pelayanan agri-service lainnya seperti bagaimana memelihara sapi dengan baik, bagaimana pemberian pakannya, kebersihan kandang, pemerahan susu yang baik agar susu berkualitas dan produksinya tinggi, bagaimana handling susu segar.
Lebih lanjut, Hendro mengatakan, ”Kemitraan ini sasaran utamanya adalah masyarakat yang belum mempunyai sapi, jadi peternak baru. Kami sebut sebagai pembentukan peternak. Berikutnya adalah pengembangan peternak, yaitu yang sudah punya sapi di kandangnya, sudah menyelesaikan program kemitraan dengan Bank Mandiri, kita dorong untuk menambah lagi populasi sapinya.” ”Kami bangga, telah membentuk sekian banyak peternak baru yang saat ini sudah berkembang menjadi peternak mandiri, berkehidupan lebih baik dan menghasilkan susu yang berkualitas,” demikian Hendro Widarto menutup pembicaraan.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Kami bangga, telah membentuk sekian banyak peternak baru yang saat ini sudah berkembang menjadi peternak mandiri, berkehidupan lebih baik dan menghasilkan susu yang berkualitas,”
Hendro Widarto Manajer Kemitraan, PT Greenfields Indonesia, Malang
Program linkage untuk peternak plasma selain mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat secara finansial, ternyata berdampak tidak langsung dalam meningkatkan standar kesehatan masyarakat dengan menumbuhkan budaya minum susu bagi anak-anak desa.
Ingin Meningkatkan Hasil Gisan adalah sosok petani yang lugu dan sederhana. Penghasilan dari bertani tidak dapat diandalkan. Apalagi untuk menyekolahkan anak satu-satunya. Namun kehidupannya mulai berubah sejak ditawarkan untuk menjadi peternak plasma binaan PT Greenfield Indonesia dan Bank Mandiri. Setelah mengurus berkas aplikasi, Gisan diminta membuat kandang sapi. Beberapa hari kemudian tim dari PT Greenfields Indonesia dan Bank Mandiri datang untuk memeriksa kesiapan Gisan dan keluarga menjadi peternak sapi perah. Mulai dari kandang, sumber air, siapa pengurus sapi sehari-hari dan pendampingan lainnya terkait cara pemeliharaan sapi dan pemerahan susu agar menghasilkan kualitas susu yang baik. Tahun 2007 keluarga Gisan memulai hidup baru, menjadi peternak sapi perah. Bukan hal yang mudah, untuk merubah budaya petani menjadi budaya peternak sapi perah yang harus lebih disiplin dalam menjaga kebersihan demi kualitas susu hasil perahan. ”Awal-awalnya kami susah, beberapa kali setor susu ditolak Greenfields karena susunya pecah,” kata istri Gisan. ”Karena beberapa kali ditolak, kemudian mendapat SP (Surat Peringatan),” sambung Gisan sambil malu-malu.
Setelah diperiksa oleh PT Greenfields Indonesia, ternyata kandangnya lembab. Maka keluarga Pak Gisan diberi penyuluhan dan kandangnya dipindahkan. Sejak saat itu tidak ada masalah lagi. Pak Gisan makin bersemangat dalam meningkatkan kualitas susu sapinya. ”Alhamdulillah, setelah dua tahun bisa melunasi pinjaman dan sekarang sapi tambah satu lagi. Hasilnya lebih baik daripada bertani. Pendapatan meningkat, bisa memperbaiki rumah, kredit sepeda untuk mencari rumput. Tidak perlu mencari pekerjaan ke mana-mana, cukup dengan merawat sapi di rumah,” cerita istri Gisan. Menurut Gisan, setelah melahirkan dari 2 ekor sapi dapat dihasilkan 57 liter susu/hari yang berlangsung selama 3 bulan, dan akan menurun pada bulan-bulan berikutnya. Selama periode ini, pendapatan bersih yang diperoleh Gisan mencapai Rp 3,5 juta/ bulan. ”Saya berharap program kemitraan ini terus berlanjut. Kami minta terus dibina, jangan dilepas. kami pingin meningkatkan hasil, tambah sejahtera dan kehidupan membaik,” kata Gisan sambil tersenyum.
”Saya berharap program kemitraan ini terus berlanjut. Kami minta terus dibina, jangan dilepas. Kami pingin meningkatkan hasil, tambah sejahtera dan kehidupan membaik.”
29 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Gisan Peternak Plasma Mitra Binaan, Ngajum Malang
Sepasang patung pengantin berbahan dasar kayu, salah satu hasil kreasi mitra binaan Mandiri yang populer dari daerah Bantul, Jogyakarta.
Disperindag Kabupaten Bantul, Yogyakarta Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Sebagian wilayahnya berada di tepi Samudera Indonesia dengan obyek wisata pantai Parangtritis dan Parangkusumo. Masyarakat Bantul memiliki kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah kabupaten lainnya di DIY. Ini terlihat dari banyaknya industri di bidang kerajinan dan makanan ringan. Sektor Kerajinan merupakan mata pencaharian dan sumber pendapatan terbesar setelah sektor Pertanian, menghidupi kurang lebih 22% (200.000 jiwa) dari total jumlah penduduk sekitar 900.000 jiwa. Pada umumnya industri di Kabupaten Bantul merupakan industri kecil. Meskipun demikian, banyak di antara UKM tersebut telah menghasilkan produk yang mampu menembus pasar internasional, seperti produk tekstil (Batik dan kain tenun bukan mesin), gerabah/keramik, mebel, berbagai macam hasil kerajinan lainnya dengan tujuan ke Jerman, Spanyol, Afrika Selatan dan Belanda. UKM lainnya meliputi produk berbagai jenis makanan ringan. Sebagian dari UKM tersebut terpusat di beberapa sentra kerajinan dan wisata seperti Desa Kasongan, pusat kerajinan
30
gerabah yang berbahan dasar tanah liat atau lempung yang merupakan kontur tanah Desa Kasongan. Selain itu terdapat sentra batik Giriloyo, sentra kerajinan kulit Dusun Manding dan beberapa tempat lainnya. Gairah usaha kecil di Bantul tentu tidak terlepas dari peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul, dalam hal ini Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, yang memfasilitasi berbagai kegiatan yang melibatkan UKM di Bantul. Pada tahun 2009 UKM Bantul antara lain mendapatkan pelatihan prosedur ekspor serta bimbingan teknis untuk pengusaha mebel, kerajinan tenun ATBM, perak dan bordir. Selain itu mengikuti pula pameran Inacraft di bulan Nopember 2009 yang diikuti 3 UKM yang dinilai berpotensi ekspor, Pekan Raya Jakarta pada bulan Juni-Juli 2009, serta Pameran PPI & Craft 2009 di JCC Jakarta pada bulan Juli 2009 yang diikuti 3 UKM dari Bantul. Gempa bumi berkekuatan 5,9 skala Richter pada 27 Mei 2006 meluluhlantakkan seluruh sendi kehidupan masyarakat Bantul, termasuk UKM. Disperindagkop Pemkab Bantul kemudian bermitra dengan Bank Mandiri, mencoba bersama-sama membantu memulihkan kembali perekonomian masyarakat, termasuk UKM, agar dapat berproduksi kembali. Ditemui di kantornya yang seperti
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
“Pasca gempa 2006, UKM disini banyak yang hancur, rumah hancur, tempat usaha hancur… banyak yang kehilangan modal sehingga kita mencari beberapa alternatif bantuan pembiayaan, salah satunya Bank Mandiri. Dan kenyataannya Bank Mandiri yang lebih concern dan proaktif dibandingkan dengan yang lain” Misbakhul Munir, Kepala Disperindagkop Pemkab Bantul
Bank Mandiri jeli melihat potensi kreatifitas masyarakat kabupaten Bantul di bidang industri kecil dan bersama Disperindagkop Kabupaten Bantul berupaya memfasilitasi para UKM dengan permodalan dan pendampingan sehingga mampu naik kelas dari usaha informal-tradisional menjadi formal-moderen yang bankable, terorganisasi, punya visi dan mandiri.
galeri, karena dipenuhi dengan berbagai contoh produk kerajinan para UKM bantul, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Misbakhul Munir, didampingi stafnya Tri Murdianani mengatakan, “Sebenarnya kami mendekati beberapa bank untuk membantu mengangkat kembali semangat UKM di Bantul ini, namun Bank Mandiri yang paling memberikan sambutan dan dukungan yang positif. Bahkan tim PKBL Mandiri Yogyakarta selalu mendampingi saat kami melakukan sosialisasi dengan para UKM.” Sosialisasi program kemitraan dimulai tahun 2007 dan masih bergulir sampai saat ini. Mitra binaan kebanyakan adalah perorangan dimana peranan Disperindagkop sebagai pemberi rekomendasi dan pada kasus-kasus tertentu menjadi penjamin (avalis) sementara, sekaligus membantu proses sertifikasi tanah agunan bagi pengusaha kecil. “Sebelum kami memberikan rekomendasi untuk diajukan ke Bank Mandiri, kami juga aktif melakukan survei ke tempat usaha UKM yang mengajukan aplikasi pinjaman,” tambah Tri Murdianani.
Selain itu, mitra binaan mendapat pendampingan reguler dari Bank Mandiri seperti pelatihan untuk pembukuan dasar dan diikutsertakan dalam pameran-pameran serta mempromosikan produk UKM Bantul ke tamu-tamu dari daerah lain. Setelah berjalan 2 tahun, hasil dari program kemitraan Bank Mandiri ini mulai tampak, hal tersebut dapat dilihat dari kondisi rumah, jalan dan kegiatan usaha yang meningkat. Mewakili warga Bantul terutama pelaku usaha kecil, Misbakhul Munir berharap ke depan Bank Mandiri tetap melanjutkan program kemitraan dengan UKM di Bantul demi meningkatkan perekonomian dan menggairahkan minat masyarakat untuk mandiri. Beliau menambahkan, “Kami lihat cara ini lebih bermanfaat daripada pemberian hibah. Karena mereka (UKM) juga diberi tanggung jawab untuk mengembalikan pinjaman sehingga mendidik mereka untuk berhati-hati, bersungguh-sungguh dalam menjalankan usaha. Kami juga berharap Bank Mandiri dapat memfasilitasi kebutuhan pinjaman dalam jumlah yang lebih besar.”
31 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Sebagai mitra binaan, pengusaha kecil (UKM) mendapat bantuan pinjaman modal usaha yang harus mereka cicil dalam jangka waktu 2 sampai 3 tahun, dengan besar pinjaman antara Rp 4 juta sampai Rp 20 juta. Saat ini dari total 462 pengusaha penerima pinjaman kemitraan, hanya 2 pengusaha yang sedikit tersendat dalam mengembalikan pinjaman.
Pada tahun 2007, untuk pertama kalinya realisasi penyaluran pinjaman kemitraan Bank Mandiri untuk UKM yang direkomendasikan Disperindagkop Bantul berjumlah Rp 517.000.000 untuk 37 orang mitra binaan. Pada tahun 2009 penyaluran pinjaman ini meningkat pesat mencapai Rp 3.858.500.000 untuk 353 orang mitra binaan.
Kreativitas dan motivasi yang kuat untuk menjadi wirausaha yang mandiri mampu mengolah limbah tanpa nilai ekonomi menjadi produk cinderamata khas yang bernilai tinggi. Sebagian produk batok kelapa hasil karya Gunawan, mitra binaan Bank Mandiri dari Dusun Ngabean, Tamansari Pandak, Bantul, Yogyakarta.
Pengrajin Batok Kelapa Gunawan mengikuti jejak orangtua yang telah menjadi pengrajin selama 14 tahun. Semula Ayah Gunawan membuat kerajinan bunga kering, kemudian beralih membuat suvenir pensil berhias boneka dengan memanfaatkan buah “nyamplung” sebagai kepalanya. Tahun 2005, Gunawan mulai terpikir untuk menciptakan kreasi baru agar dapat bersaing. Kemudian muncul ide untuk membuat suvenir celengan berbentuk binatang babi, gajah dan lain-lain dari bahan batok kelapa. Pada awalnya, pengolahan bahan mentah mulai dari memetik kelapa, membersihkan batok kelapa, mengamplas, menggambar motif, hingga finishing menggunakan kuas dikerjakan sendiri secara manual oleh Gunawan. Lambat laun ia mampu membeli mesin amplas dan mesin kompresor untuk finishing. Namun demikian, keterbatasan tempat dan kekurangan daya listrik masih menjadi kendala. Awal tahun 2009, Gunawan menjadi mitra binaan Bank Mandiri melalui PKBL dan mendapat pinjaman penambah modal usaha. Dengan dana tersebut ia menambah mesin dan daya listrik sehingga 2-3 orang dapat bekerja dalam waktu bersamaan, serta membeli lebih banyak bahan baku batok dari pemasok, yaitu industri-industri kecil penghasil minyak kelapa dan geplak. Setelah dua kali diikutsertakan dalam Pameran PKBL dan Pameran Kerajinan di JCC Jakarta, wilayah pemasaran produk yang semula hanya meliputi pasar Beringharjo, Malioboro dan Kasongan, saat
32
ini Gunawan telah mendapat pelanggan dari Bali serta mampu menjual produknya di pasar Sukowati Bali. Jumlah pegawai pun meningkat dari 20 orang menjadi 30 orang. Setelah 2 tahun berproduksi, pesaing-pesaing yang membuat produk serupa mulai bermunculan. Kebanyakan dari mereka pernah bekerja untuk Gunawan namun kemudian membuat usaha sendiri. Bagi Gunawan hal tersebut tidak menjadi masalah selama ia tetap menjaga kualitas produk. Gunawan pun melakukan beberapa inovasi, seperti membuat model-model baru yang tidak mudah ditiru, membuat motif baru dan menerapkan motif batik dalam produknya. Saat ini Gunawan mampu memproduksi 30 – 45 ribu batang pensil berhias dan langsung diserap pasar. ”Buat saya munculnya pesaing yang dulunya mitra kerja tidak merisaukan. Saya justru bersyukur dapat membangkitkan gairah wirausaha di desa saya dan membantu masyarakat memperoleh penghasilan,” kata Gunawan ketika ditanya bagaimana dia menyikapi munculnya pesaing yang meniru produknya. Selanjutnya, Gunawan berencana memiliki gudang untuk menyimpan persediaan produk dengan berbagai model dan motif, menambah jumlah mesin, daya listrik dan tenaga kerja. Gunawan ingin produknya dapat menembus pasar Semarang dan Jakarta.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
“Dengan bantuan PKBL Bank Mandiri, berbahan batok kelapa saya bisa berkreasi menghasilkan karya seni dan mampu memberdayakan masyarakat sekitar sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran di wilayah kami dan mendapat penghasilan yang lebih baik” Gunawan, Pengrajin Cinderamata Batok Kelapa Desan Ngabean, Bantul Yogyakarta
Bagi insan-insan kreatif, Batik merupakan salah satu media untuk mewujudkan inspirasi menjadi adikarya yang tidak hanya bernilai komersial, tetapi juga mempunyai nilai seni yang membanggakan. Proses membatik kombinasi cap-tulis di sanggar batik kontemporer “Rajasa”, Dusun Sonopakis Kidul, Bantul – Yogyakarta.
Batik Kontemporer Raja’s Lahir dari keluarga yang akrab dengan seni; melukis, melukis batik dan bermusik, Rajasa Prama Pratista memulai usahanya 3 tahun lalu dan memutuskan untuk meninggalkan bisnis design interior yang telah ditekuninya selama ini.
Pinjaman kemitraan Mandiri dipergunakan untuk membeli bahan dan biaya operasional yang termasuk tinggi karena Rajasa tidak membuat produk secara massal sebab ia hanya membuat 5-10 potong untuk satu desain dan bermain di warna.
Di tahun pertama Rajasa tidak langsung menjadi pengusaha batik, namun memulainya dengan belajar membatik, mengerjakan sendiri seluruh proses pembuatan batik dari membuat motif, “mencanting” hingga mewarnai, hingga menemukan konsep batiknya sendiri.
Banyak pihak menawarkan Rajasa untuk masuk ke pasar ritel seperti membuat batik printing secara massal untuk diekspor, namun ia menolak dan tetap konsisten membuat produk tradisional handmade dan eksklusif. Dengan membidik pangsa pasar menengah ke atas, Rajasa telah menetapkan posisinya.
“Saya ingin mendobrak, saya ingin mempunyai batik versi saya sendiri walau saya tahu itu berat karena harus lepas dari tradisi, harus bikin tren sendiri,” ungkap pria kalem ini. Bersama-sama dengan adik dan pamannya, Rajasa merancang dan memproduksi batik bermotif abstrak, berupa batik tulis maupun batik cap yang kemudian di-”batik” atau di-canting ulang kembali. Memasuki tahun kedua, setelah menemukan konsep produk, Rajasa mulai memikirkan cara promosi dan mencari pasar bagi produknya. Ia lalu memutuskan untuk mengajukan aplikasi ke Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank Mandiri.
Dibantu 20 orang pembatik dan 8 pekerja di Sonopakis Kidul Bantul, kini Rajasa menghasilkan sekitar 200 potong batik setiap bulan. Setelah mengikuti pameran Gelar Batik Nusantara (GBN) di JCC, pangsa pasar Batik “Raja’s” bertambah luas. “Saat ini produk kami dipasarkan di beberapa toko batik di Yogyakarta, di pameranpameran dan ada pengiriman rutin setiap bulan ke ITC Kuningan Jakarta,” ujarnya. Rajasa berharap Bank Mandiri dapat memberikan dukungan lebih banyak lagi, berupa pelatihan manajemen perusahaan serta kiatkiat promosi dan pemasaran.
“Selain membutuhkan pinjaman modal usaha, saya melihat PKBL Bank Mandiri memberi peluang promosi untuk produk-produk batik saya. Terbukti saya diajak pameran ke Jakarta setelah menjadi mitra binaan Mandiri.”
33 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Rajasa Prama Pratista, Pengusaha Batik Raja’s
Dengan dukungan Program Kemitraan Bank Mandiri dan PD Pasar Surya, pedagang buah kecil di pasar Tambahrejo Surabaya mampu menjadi pemasok andalan restoran-restoran besar di Surabaya dan Sidoarjo.
PD Pasar Surya, Surabaya Geliat pasar Tambahrejo di kawasan Kapas Krampung, Surabaya, sudah terasa mulai lepas tengah malam. Para pedagang yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas harian yang ada di pasar ini, sejak dinihari sudah harus bersiap-siap untuk menjemput rejeki pemberian Sang Kuasa. Di tempat ini, ratusan pedagang tumplek blek menjual barangbarang kebutuhan sehari-hari. Dalam upaya mendongkrak pertumbuhan pinjaman kepada pengusaha kecil, melalui skema program kemitraan pada tahun 2009 Bank Mandiri merealisasikan pemberian pinjaman kepada pedagang pasar, di antaranya pedagang Pasar Tambahrejo Surabaya bekerjasama dengan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya, yang menaungi 81 pasar tradisional di Surabaya termasuk Pasar Tambahrejo. Adlan, pedagang Buah Sebagai pedagang buah-buahan untuk bahan baku es campur (es teler, jus) Adlan yang berdagang di salah satu los di Pasar Tambahrejo telah memiliki pelanggan-pelanggan besar di Surabaya, bahkan sampai ke Sidoarjo. Hal ini karena Adlan memiliki produk andalan, yaitu Alpukat Probolinggo yang kualitasnya telah terkenal di mana-mana.
34
Alpukat disuplai langsung dari petani kebun di kecamatan Teres, Probolinggo. Oleh Adlan, alpukat dan buah lainnya dikirim ke restoran-restoran besar seperti Es Teler 77, Ayam Bakar Primarasa dan Ramayana. Kebutuhan restoran-restoran itu yang dipasok oleh Adlan mencapai 200 - 300 kg per hari. Karenanya, Adlan harus memiliki stok minimal 200 kg alpukat untuk pelanggan tetap, sementara untuk pembeli eceran per hari dapat terjual 50 kg sampai 80 kg. Menurut Adlan, harga alpukat sangat dipengaruhi musim. Bila musim penghujan, harganya merosot menjadi Rp 13.000/kg namun di musim kemarau, harga melonjak hingga Rp 20.000/ kg. Padahal, di musim kemarau permintaan umumnya lebih tinggi, dan di saat inilah Adlan membutuhkan modal lebih besar untuk membeli alpukat. Sebelum mendapat pinjaman program kemitraan Mandiri, ia harus pontang-panting mencari pinjaman ke sana-sini. Adakalanya Adllan terpaksa meminjam ke rentenir yang populer dengan julukan “Bank Thithil” atau mendring yang memberi pinjaman dengan waktu pengembalian pendek dan bunga yang relatif tinggi. Hal ini terpaksa dilakukan untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Setelah menjadi mitra Bank Mandiri mulai Agustus 2009, pendapatan Adlan meningkat karena ia mampu mendatangkan alpukat lebih banyak dan lebih tepat waktu. Saat ini, kiriman Alpukat sebanyak 25 peti habis dalam waktu 3 hari.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
“Sebelum mendapat pinjaman modal dari Bank Mandiri, saya sering pontang-panting dan terpaksa meminjam ke rentenir yang populer dengan julukan ‘Bank Tithil’ atau mendring.” Adlan, Pedagang Buah Pasar Tambahrejo, Surabaya
Meneruskan usaha orang tuanya, kini telah 30 tahun lebih Honggo berdagang di pasar Tambahrejo dengan segala pasang-surutnya, kini ia mampu tersenyum menyongsong harapan baru bersama Bank Mandiri.
Untuk mempertahankan kesetiaan pelanggan, Adlan membuka rahasianya: “Buat saya yang penting adalah melayani pelanggan sebaik-baiknya. Saya memberikan pelayanan antar sampai di tempat tanpa biaya tambahan. Selain itu saya juga memberikan jaminan 100% atas kualitas buah yang saya jual supaya konsumen tidak kecewa.“
Honggo, pedagang Meracang (barang kebutuhan dapur) Honggo sudah 30 tahun lebih berdagang di pasar Tambahrejo meneruskan usaha orangtuanya. Sejak kecil, setiap pagi Honggo membantu orangtua berjualan di pasar, kemudian pergi ke sekolah pada siang hari. Berdagang kebutuhan sehari-hari, dengan jumlah dan jenis barang dagangan terbatas, akan membuat pembeli enggan datang. Terlebih lagi dengan banyaknya minimarket dengan jenis dagangan yang sama seperti palen yaitu produk kalengan atau produk botolan dan bumbu-bumbu lainnya. ”Yang dijual di minimarket kan lebih tahan lama, jadi kita di pasar banyak yang kalah,” kata Honggo. Honggo menunjukkan beberapa kios sejenis yang sudah tutup karena sepi pembeli. Namun Honggo bertekad untuk bertahan dan terus berupaya agar usahanya maju. Karena selain
menjadi andalan untuk menopang kehidupan Honggo dan ibunya, toko ini merupakan amanat dari orangtuanya. Dengan difasilitasi oleh PD Pasar Surya, pada bulan Juli 2009, Honggo memberanikan diri untuk mengajukan pinjaman Program Kemitraan Mandiri. ”Pinjaman kemitraan dari Bank Mandiri saya gunakan untuk menambah barang dagangan. Harapan saya, dengan dagangan tambah banyak, pembeli jadi tambah ramai,” harap Honggo. Honggo yang boleh dikatakan tidak pernah berurusan dengan bank, mengaku terkesan dengan pelayanan Bank Mandiri. Menurut Honggo, proses pengajuan pinjaman tidak terlalu rumit. Dokumen yang diperlukan diajukan ke PD Pasar Surya, kemudian PD Pasar Surya memberikan rekomendasi ke Bank Mandiri. Setelah dikunjungi oleh staf Bank Mandiri, beberapa hari kemudian pinjaman sudah cair. Lebih lanjut Honggo berkata; ”Saya berharap teman-teman sesama pedagang di Pasar Tambahrejo juga mendapatkan kesempatan serupa. Mendapat pinjaman lebih banyak lagi dengan bunga yang rendah, sehingga barang-barang yang dijual semakin lengkap. Akhirnya pengunjung pasar ini jadi lebih ramai lagi, seperti yang pernah saya alami.”
”Pinjaman Program Kemitraan Bank Mandiri saya gunakan untuk menambah barang dagangan. Harapan saya, dengan dagangan tambah banyak, pembeli jadi tambah ramai...”
35 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Honggo, Pedagang Meracang Pasar Tambahrejo, Surabaya
Surilang Education Center lahir dari seorang mahasiswa yang mampu memadukan tekad yang kuat untuk berwirausaha dan kecerdasan dalam mengaplikasikan pengetahuan akademis yang dimiliki. Bank Mandiri bersama UKM Center FEUI berusaha membantu anak-anak muda ini mewujudkan mimpi besarnya.
UKM Center FEUI - Surilang Education Center Bersama teman-temannya, Muhammad Safaril mendirikan bimbingan belajar Surilang Educational Center (SEC) pada bulan Desember 2007. Bimbingan belajar ini ditujukan untuk anak-anak TK, SD dan SMP serta melibatkan teman-teman mahasiswa sebagai tenaga pengajar. Dalam waktu hanya 6 bulan, ruang kelas SEC tidak sanggup lagi menampung anak-anak yang ingin belajar. Maka kemudian SEC menempati ruangan yang lebih besar.
Pada tahun 2009 Safaril ditawari untuk mengikuti Program Kemitraan dari PKBL Bank Mandiri karena SEC sudah memenuhi persyaratan beroperasi selama 1 tahun.
“Awalnya kita hanya membeli franchise dari Jarimatika karena dari situ kita bisa belajar sistem mereka. Setelah 6 bulan berjalan kami mendirikan bimbingan belajar GALANUI untuk SD dan SMP, dan karena ada permintaaan dari orang tua siswa, maka kita adakan juga kursus bahasa inggris. Alhamdulillah perkembangannya dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tahun pertama jumlah murid sekitar 70 orang dan mengalami perkembangan signifikan setelah ikut program PKBL karena dengan menambah kapasitas ruangan, bisa mengakomodasi murid-murid yang sekarang sudah mencapai 160 orang. Mungkin juga karena lokasi kita cukup strategis, dekat dengan beberapa sekolah,” Safaril memulai ceritanya.
Safaril bersyukur perjalanan usahanya yang baru 3 tahun relatif berjalan lancar berkat pendampingan dari UKM Center dan Bank Mandiri. Safaril berharap Bank Mandiri juga memberikan bimbingan dan pelatihan manajemen agar SEC bisa berkembang lebih baik lagi. Secara spesifik, Sarafil ingin mendapatkan pelatihan mengenai proses membuat usaha waralaba dan juga pengelolaan keuangan.
Sebagai mahasiswa FEUI, Safaril sering berinteraksi dengan UKM Center FEUI dan mendapat pembinaan dalam hal manajemen.
36
Pinjaman yang diterima digunakan untuk penambahan ruangan, dari 2 menjadi 3 ruang kelas dan sarana prasarana siswa seperti komputer, meja-kursi dan buku-buku penunjang kegiatan belajar.
Mengenai target usahanya, Safaril mengatakan, “Di tahun 2010 kami ingin mengembangkan bisnis ini menjadi waralaba, terutama Bimbingan Belajar GALANUI. Target lainnya adalah membuka cabang SEC di tempat lain,” demikian Safaril menutup pembicaraan.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
“Kami ingin membuat bisnis ini menjadi waralaba, terutama Bimbingan Belajar GALANUI. Target lainnya adalah membuka cabang SEC di tempat lain.”
M. Safaril, Pendiri Surilang Education Center
Salah satu sentra tanaman hias di jalan raya Sawangan, Desa Bojongsari yang dikelola oleh petani-pedagang tanaman hias yang tergabung dalam Koperasi Agribisnis Maju Bersama.
Pemkot Depok - Koperasi Tanaman Hias Nama Sawangan, Kota Depok, sudah tidak asing lagi bagi penggemar tanaman hias. Sawangan kini sudah berkembang menjadi sentra tanaman hias untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Sawangan bukan hanya dikenal sebagai pusat penjualan, tetapi juga pusat produksi tanaman hias. Luas sentra tanaman hias di Kota Depok sekitar 40 hektar dengan jumlah petani sekitar 500 orang, dua pertiga di antaranya berlokasi di Sawangan. Mereka umumnya tergabung dalam koperasi usaha tanaman hias. Di Sawangan terdapat beberapa kelompok tanaman hias, salah satunya adalah Koperasi Agribisnis Maju Bersama di Jalan Raya Sawangan, Kelurahan Bojongsari. Anggota kelompok itu 50-120 orang dengan luas areal 5-10 hektar, dan lebih dari 150 jenis tanaman. Omset setiap bulan koperasi ini antara Rp 250 juta sampai Rp 400 juta.
Menjadi contoh bagi petani lain untuk ikut Kemitraan
Tanaman hias dapat menjadi primadona pertanian perkotaan di Depok karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan prospeknya sangat menjanjikan. Selain itu, akses ke Jakarta juga lebih mudah sehingga sangat tepat jika Sawangan menjadi sentra tanaman hias Jabodetabek. Bahkan, cukup banyak juga pencinta tanaman hias dari luar Jabodetabek dan luar Jawa, yang mencari tanaman hias ke Sawangan. Pemerintah Kota Depok memberi perhatian kepada Sawangan dan terus berupaya mempromosikan Sawangan sebagai sentra tanaman hias. Potensi tani tanaman hias cukup besar dan dapat menjadi investasi holtikultura untuk Kota Depok
Sampai saat ini mitra binaan Mandiri sudah mencapai sekitar 200 orang. Dalam menjaga kelancaran bergulirnya program kemitraan ini, Koperasi juga berperan sebagai collection, dan membantu meminimalisir pengembalian yang tidak lancar dengan melakukan pendekatan persuasif terhadap mitra binaan.
Koperasi Agribisnis Maju Bersama dibentuk oleh Paguyuban para petani di Bojongsari, Sawangan, Depok dengan unit usaha simpan pinjam. Hingga saat ini anggotanya berjumlah 350 orang dan mempunyai toko Saprotan (Sarana Produksi Tanaman). Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dari Bank Mandiri untuk para petani dan pedagang tanaman hias di Sawangan dimulai pada tahun 2006. Dalam hal ini Bank Mandiri menggandeng Koperasi Agribisnis Maju Bersama. Koperasi mengkoordinir calon mitra binaan, menyediakan aplikasi, menyeleksi dan memberi rekomendasi ke Bank Mandiri, bekerjasama dengan Pemerintah Kota Depok.
“Saya mitra binaan Bank Mandiri angkatan pertama, yang menjadi contoh bagi petani lain untuk ikut program kemitraan sehingga sekarang pesertanya meningkat memasuki angkatan ketiga.”
37 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Hadi Sumarna, Pengurus Koperasi Tanaman Hias “Maju Bersama” Desa Bojongsari, Sawangan Depok
Petani/Pedagang Tanaman Hias Manfaat dari program ini sangat dirasakan bagi anggota yang awalnya merupakan petani kecil, untuk dapat menambah materi tanaman dan sarana lainnya. Dalam hal ini koperasi juga diuntungkan. Misalnya dengan diberikannya prioritas dalam program promosi dan pameran di Lapangan Banteng, Jakarta. “Saya termasuk mitra binaan Bank Mandiri angkatan pertama. Saya merasakan sekali manfaat kemitraan dengan Bank Mandiri terhadap usaha saya. Ini menjadi contoh bagi petani lainnya yang belum mengajukan diri untuk ikut program kemitraan sehingga kemudian pesertanya meningkat, hingga saat ini sudah memasuki angkatan ketiga”, Kata Pak Hadi. “Saya berharap program PKBL ini terus berlanjut karena sangat mendukung petani tanaman hias yang ada di Depok. Karena mereka masih butuh bantuan promosi, pelatihan-pelatihan mengenai manajemen”, demikian Pak Hadi menyampaikan harapannya.
Berhenti jadi pegawai, terjun total menjadi pengusaha Agung Basuki baru menjadi penerima pinjaman Program Kemitraan Bank Mandiri tahun 2009. Dia memutuskan mengikuti program ini setelah mengamati kemajuan usaha yang dialami beberapa petani tanaman hias penerima PKBL sejak tahun 2006. Agung mulai menekuni tanaman hias sekitar 5 tahun lalu. Itupun hanya sekedar hobi di sela-sela kesibukan kerja. Hobi tanaman hias ditularkan oleh ibunya yang suka memelihara anggrek dimana Agung kecil sering diminta membantu merawat. Ternyata hobi ini bisa mendatangkan keuntungan yang lumayan besar. Agung juga sering memenangi berbagai lomba. Sesekali ikut pameran yang difasilitasi oleh Koperasi dengan spesialisasi tanaman Aglonema yang berhasil dibiakkan Agung menjadi ratusan jenis yang sudah dikirim ke luar daerah. Sampai 6 bulan lalu, Agung masih tercatat sebagai pegawai Dinas Perhubungan DKI. Setelah mendapat pinjaman dari Bank Mandiri, Agung berhenti bekerja sebagai pegawai dan memantapkan hati untuk total sebagai pengusaha tanaman hias. Ia merasa sudah saatnya untuk lebih serius di bidang ini. Dengan tambahan modal dari pinjaman Program Kemitraan Bank Mandiri, Agung memperbaiki sarana green house di kebunnya dan melengkapi sarana-sarana kerja lainnya seperti media tanaman. Kendala di tanaman hias yang utama adalah tanaman hias impor. Tanaman-tanaman yang sudah diperbanyak di sini kalah dengan harga tanaman impor seperti dari Thailand yang lebih maju dalam teknologi seperti kultur jaringan. Ini menjadi tantangan bagi Agung dan petani-petani lainnya untuk meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan jenis-jenis tanaman hias unggulan dan berkualitas. ”Saya berharap, Bank Mandiri bisa memberikan bantuan kemitraan yang berkelanjutan. Karena petani di Sawangan masih membutuhkan bantuan permodalan. Selain itu, kami ingin selalu diberikan pelatihan dan pembinaan, baik masalah manajemen maupun pengetahuan-pengetahuan pertanian tanaman hias lainnya agar bisa berusaha dengan kompetitif,” demikian Agung mengakhiri pembicaraannya.
38 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
“Saya berhenti bekerja sebagai pegawai dan memantapkan hati untuk total sebagai pengusaha tanaman hias. Dengan tambahan modal dari Program Kemitraan Bank Mandiri, saya memperbaiki green house di kebun.” Agung Basuki, Petani Pengusaha Aglonema Desa Bojongsari Baru, Sawangan Depok
Dengan pendampingan berupa pelatihan teknis yang tepat dan aplikatif, petani tanaman hias mampu membudidayakan jenis-jenis tanaman hias langka yang bernilai ekonomi tinggi sehingga mampu bersaing dengan tanaman hias impor dari Thailand.
Menularkan semangat bisnis ke para tetangga Aisyah bersama suami memulai pertanian tahun 2004. Awalnya dari tahun 1995 hanya sebagai pedagang tanaman hias terutama tanaman dalam ruangan. Kemudian setelah ikut Koperasi, Aisyah mengembangkan usaha menjadi petani pembibitan. Proses okulasi yang dilakukan Aisyah menghasilkan 15.000 pohon dalam satu periode dengan waktu sekitar 6 minggu. Sebagian dijual sebagai bibit (ukuran kecil) untuk menutup biaya operasional, sebagian dibesarkan dan dijual di kios untuk menghasilkan harga yang lebih baik. Selain kebun pembibitan, Aisyah juga mempunyai kios penjualan di pinggir jalan raya Sawangan. Dari 2 orang karyawan, kini Aisyah dibantu oleh 8 orang karyawan baik di kios maupun di kebun. Aisyah juga beternak kambing. Selain untuk dijual sebagai kambing kurban, yang terutama adalah untuk menghasilkan pupuk kandang untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Kalau membeli pupuk yang berkualitas baik, harus didatangkan dari Subang, namun kendalanya harus membeli sebanyak 1 truk sementara kebutuhan tidak terlalu banyak.
Aisyah dan suami juga bisa dikatakan sebagai pionir dalam usaha pembibitan tanaman hias di kampungnya. Melihat banyak pelanggan dari luar yang datang ke kebun Aisyah, masyarakat sekitar termotivasi untuk ikut memulai usaha yang sama. Sekarang, hampir semua tetangga Aisyah bertani tanaman hias. Dengan demikian, masyarakat memperoleh tambahan pendapatan memanfaatkan lahan-lahan mereka yang selama ini hanya dimanfaatkan untuk menanam singkong. Tahun 2009 Aisyah mendapat pinjaman dari PKBL Mandiri untuk pengembangan kebun pembibitan. Dana yang diperoleh digunakan untuk biaya mengontrak lahan dan pembelian bibit tanaman yang bernilai jual tinggi untuk dikembangkan. Selain itu, Bank Mandiri juga memberikan pelatihan masalah pembukuan sederhana dan tambahan pengetahuan mengenai pembibitan. ”Semenjak itu, Alhamdulillah usaha saya makin berkembang,” kata Aisyah. ”Saya ingin petani tanaman hias terus meningkat derajatnya. Petani bisa sukses dan punya nama. Kemudian saya juga ingin tanaman saya lebih lengkap lagi dengan jenis-jenis terbaru,” kata Aisyah ketika ditanya harapannya.
”Saya ingin petani tanaman hias terus meningkat derajatnya. Petani bisa sukses dan punya nama. Kemudian saya juga ingin tanaman saya lebih lengkap lagi dengan jenis-jenis terbaru.”
39 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Aisyah, Petani Pembibitan Tanaman Hias Desa Bojongsari Baru, Sawangan Depok
Program Linkage Bank Mandiri dengan Pemerintah Kota Depok dan Koperasi Belimbing Dewa berhasil memutus rantai pemasaran yang panjang dari petani sampai konsumen sehingga meningkatkan penghasilan 160 petani Belimbing Dewa mitra binaan Mandiri di Kota Depok.
Pemkot Depok - Koperasi Belimbing Dewa Dengan karakteristik sebagai wilayah perkotaan, Kota Depok mengarahkan pengembangan pertaniannya pada pembangunan pertanian perkotaan (urban agriculture) yaitu kegiatan pertanian yang dilaksanakan di kawasan perkotaan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sampai berskala bisnis dengan pelaku utama adalah rumah tangga dan dilakukan dengan pendekatan agribisnis dan agroindustri yang mengandalkan optimalisasi sumberdaya lahan pekarangan, kebun dan lahan tidur sebagai lahan pertanian.
Bank Mandiri, bekerja sama dengan Pemerintah Kota Depok, dalam hal ini Satlak PPK-IPM dan Pusat Koperasi Belimbing Dewa (PKBD), bertekad membantu para petani mengatasi kendala-kendala baik dari segi permodalan, pemasaran maupun pengetahuan budidaya hortikultura untuk meningkatkan kehidupan petani.
Peran Koperasi Mendukung Pemasaran Hasil Petani Beberapa komoditas pertanian yang mendapat perhatian dan menjadi produk unggulan Kota Depok adalah tanaman hortikultura seperti tanaman buah-buahan dan tanaman hias. Khusus untuk hortikultura, saat ini belimbing telah ditetapkan menjadi ikon Kota Depok. Dengan pencanangan tersebut, diharapkan komoditas belimbing di Kota Depok dapat terus berkembang dan semakin dikenal sehingga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Seiring dengan ditetapkannya belimbing sebagai komoditas unggulan Depok, petani belimbing pun bermunculan. Saat ini jumlah petani belimbing di Depok mencapai lebih dari 400 petani dengan 36.000 pohon. Namun, banyak kendala dihadapi seperti keterbatasan pengetahuan bertani dan potensi pasar, membuat usaha mereka sulit berkembang. Para petani hanya mengandalkan pembudidayaan seadanya serta menjual hasil panen kepada para tengkulak dengan harga yang sangat rendah.
40
Koperasi belimbing dewa berdiri pada tahun 2007, bertujuan sebagai lembaga pemasaran hasil produksi petani belimbing di Kota Depok. Sejak panen tahun 2008, koperasi ini memasarkan hasil produksinya ke pasar moderen dan pasar tradisional. Target pasar moderen adalah Hypermart dan Carrefour, sementara untuk pasar tradisional dikirim ke berbagai lokasi, termasuk Pasar Induk Kramatjati dan juga ke supplier-supplier buah. Koperasi juga memasok belimbing dewa ke sekitar 40 toko buah yang tersebar di seluruh Jabodetabek.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
”Dilihat dari sisi kesejahteraan petani, berdasarkan laporan penjualan tahun 2009, indeks kesejahteraan petani meningkat 20%.”
Dodi, Pengurus Koperasi Belimbing Dewa, Kota Depok
Difasilitasi oleh Pemerintah Kota Depok, Koperasi menjalin kerjasama dengan PKBL Bank Mandiri untuk meningkatkan permodalan petani. Dari 250 anggota Koperasi, hingga kini telah 160 petani yang menjadi mitra binaan dengan jumlah pinjaman yang disalurkan Rp 1,5 miliar. Mengenai kemitraan Bank Mandiri, Dodi berharap, “Ke depan kemitraan dengan Bank Mandiri tetap berjalan, karena kita melihat dari perkembangan hasil produksi petani mitra binaan Bank Mandiri mengalami kemajuan yang cukup bagus. Rata-rata hasil produksi petani yang kita pasarkan tiap bulan hampir 25 ton.” ”Dilihat dari sisi kesejahteraan petani, berdasarkan laporan penjualan tahun 2009, indeks kesejahteraan petani meningkat 20%,” demikian Dodi menambahkan.
Angsuran Ringan dan Sistem yang Mudah dari Program PKBL Basuni mulai bertani belimbing dewa tahun 1992 dengan menanam 35 pohon yang kini telah berkembang menjadi 100 pohon di lahan seluas 3.000 m2. Disamping itu, Basuni juga mengontrak lahan di wilayah Limo dan Tajur untuk menanam sekitar 600 pohon. Produksi belimbing dewa dari kebun Basuni 150 kg per pohon per tahun yang seluruhnya ditampung oleh Koperasi Belimbing Dewa Depok. Satu tahun diatur hanya 3 sampai 4 kali panen supaya hasilnya lebih maksimal. Sentra belimbing dewa di Depok tersebar di semua kecamatan, Pancoran Mas, Cimanggis, Sawangan, Limo, Sukmajaya. Di kecamatan Limo sendiri ada sekitar 35 petani yang terbagi dalam 2 kelompok tani.
”Dulu petani menjual hasil panennya ke pedagang kampung atau tengkulak lalu ke pelele (pengumpul pasar). Dari pelele ke suplier, baru sampai ke pasar-pasar modern. Dengan adanya Koperasi, petani langsung menjual hasilnya ke Koperasi, dari Koperasi langsung ke pasar. Jadi memangkas beberapa mata rantai sehingga harganya bisa jauh lebih baik,” cerita Basuni. Menurut Basuni, untuk meningkatkan dan menyeragamkan kualitas produk supaya mampu bersaing, petani belimbing Depok bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kota Depok telah menyusun Standard Operational Procedure (SOP) dan menerapkan Good Agriculture Practice (GAP) sebagai panduan dalam budidaya belimbing. Dengan mengacu pada SOP, petani sudah bisa melakukan sendiri seleksi mutu dan grading dari produknya sebelum dikirim ke koperasi. Basuni menjadi mitra binaan PKBL Bank Mandiri pada awal tahun 2009 yang dimanfaatkan untuk pembelian obat semprot, pemupukan dan biaya operasional. Menurut Basuni, Program Kemitraan Bank Mandiri memberikan angsuran ringan dan sistem yang mudah sehingga petani belimbing merasa sangat dibantu untuk berkembang. Mekanisme pembayaran angsuran dilakukan dengan cara menyetorkan hasil panen belimbing ke Koperasi, selanjutnya Koperasi membayarkan angsuran petani ke Bank Mandiri. Dengan demikian, adanya risiko masa panen yang tidak menentu (tiap 3 atau 4 bulan sekali), petani tidak lagi terbebani kewajiban membayar cicilan per bulan. Setiap panen, petani juga diwajibkan menabung sebesar 10% dari hasil produksi, untuk menanggulangi pinjaman jika terjadi gagal panen.
“Melalui Program Kemitraan Mandiri dengan angsuran ringan dan sistem yang mudah, petani belimbing merasa sangat dibantu untuk berkembang.”
41 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Basuni, Petani Belimbing Dewa, Krukut Limo, Kota Depok
Dengan kerja keras, kemauan kuat dan kejujuran, Bob Shofwan mampu menghasilkan produk jaket kulit yang berkualitas dengan bahan baku kulit domba Garut yang mampu menembus pasar kalangan atas.
Jaket Kulit Bob Shofwan Memiliki sebuah showroom di kawasan Thamrin Square, Tanah Abang, Jakarta Pusat dengan pelanggan dari kalangan menengah ke atas, umumnya kalangan eksekutif, baik perorangan maupun korporasi seperti perusahaan komunikasi nasional, perusahaan jalan tol dan industri-industri lainnya. Dipercaya oleh perusahaan mitra pemasok bahan baku kulit di Garut. Semua itu bagi Bob Shofwan adalah buah dari kerja keras, sikap mau belajar dan prinsip bisnisnya adalah kejujuran. Pria kelahiran Garut, 17 Oktober 1984 ini sudah biasa bekerja keras. Sejak di Sekolah Menengah Atas ia sudah membiayai pendidikannya sendiri dengan berjualan bahan kelontong. Hijrah ke Jakarta tahun 2004, Bob kuliah sambil bekerja sebagai marbot (penjaga mesjid), supir dan kemudian staf DKM di mesjid Istiqlal. Pekerjaan itupun masih disambi dengan berjualan produk-produk berbahan dasar kulit domba Garut untuk menambah penghasilan. Bob sempat mengikuti beberapa pelatihan kewirausahaan. Ia berkeyakinan bahwa 9 dari 10 pintu rejeki yang diberikan oleh Allah itu adalah dari perniagaan dan wirausaha. Maka tahun 2007 menjadi tonggak penting perjalanan hidupnya. Ia memutuskan keluar dari pekerjaannya dan menekuni berjualan
42
produk-produk kerajinan kulit, membuka usaha pembuatan jaket kulit dan showroom di Jatiwaringin Bekasi dengan merek “PoenyaKoe”. Usaha yang dirintisnya tidak langsung berhasil. Bahkan sempat dikecewakan oleh mitra bisnis dan uang modal hasil pinjaman pun ludes. Namun Bob menganggap itu adalah “biaya” yang harus ia bayar untuk bisa menjadi pengusaha tangguh. Saat ini Bob memproduksi jaket kulit, jas dan rompi, blazer wanita, kotak handphone, slayer, topi kulit dan sarung tangan. Harga produk berkisar dari Rp 30.000 hingga Rp 1.350.000. Sebagai mitra binaan Bank Mandiri, Bob juga mendapat pendampingan berupa pelatihan manajemen bisnis dan keuangan terpadu dari konsultan bisnis terkemuka, diikutsertakan dalam ajang pameran dan promosi di JCC dan tempat-tempat lainnya. Bob mengakui Pembinaan Bank Mandiri banyak membantu dalam memotivasi dan mempromosikan usahanya. Kedepan Bob berkeinginan memasarkan produknya ke mancanegara. Saat ini ia sedang dalam proses mengurus hak paten untuk merek “Bob Shofwan”.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
“Saya yakin kejujuran adalah modal utama berbisnis, … dan PKBL Mandiri banyak membantu memotivasi saya dan mempromosikan usaha saya.”
Bob Shofwan, Pengusaha Jaket Kulit
Di antara sekian banyak perancang busana kebaya moderen, sentuhan seni Ema Soekamto pada produk kebayanya mempunyai tempat tersendiri bagi pelanggan setianya.
Kebaya Ema Soekamto Ema sejak kecil sudah terbiasa melihat ibunya membuat pola, memotong kain dan menjahit pakaian. Pernah kuliah di STIE Garut dan menjadi karyawan di sebuah perusahaan swasta namun kemudian berhenti karena harus mengurus buah hatinya. Ema selalu mempunyai keinginan untuk mengembangkan diri dan memiliki usaha sendiri. Rajin mengikuti kursus menjahit dan sempat memanggil guru privat untuk meningkatkan keahliannya, pada tahun 2002 Ema memutuskan mendirikan usaha jahit Ema Soekamto Butik di tempat tinggalnya di kawasan kota Depok. Awalnya Ema menjahit berbagai model pakaian, dan memasarkan produk dengan mengikuti pameran di berbagai pusat pertokoan. Kemudian seorang teman memperkenalkan Ema pada Bank Mandiri. Setelah melalui proses yang cepat dan lancar, Ema pun ikut dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank Mandiri.
Tahun 2009, Ema ikut dalam pameran “Gelar Batik Nusantara” di JCC. Selain mendapat banyak pelanggan dan pesanan, Ema dapat bertemu dengan rekan seprofesi dan membentuk jaringan bisnis. Pesanan yang banyak membuatnya harus menambah jumlah pekerja dari 3 orang menjadi 9 orang ditambah dengan 3 orang tenaga lepas. Saat ini Ema sedang menyiapkan showroom yang berukuran 16 meter persegi, sehingga nantinya akan lebih banyak gaun hasil karyanya yang bisa dipajang. Konsumen pun akan merasa lebih nyaman dan leluasa dalam memilih koleksi yang ada. Ema sangat mensyukuri apa yang sudah ia capai, namun untuk kedepan ia berharap usahanya bisa lebih maju dan besar, hingga bisa membuka lapangan kerja lebih banyak lagi terutama untuk ibu-ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya. Ia berharap bisa terus mendapatkan pendampingan dan pelatihan pengembangan usaha dari Bank Mandiri.
Sebagai mitra binaan Bank Mandiri, Ema mendapat pinjaman tambahan modal dan berbagai pelatihan seperti manajemen bisnis, pemasaran produk, melayani konsumen serta pembukuan yang benar. Ema kemudian diarahkan untuk fokus pada pembuatan pakaian pengantin nasional dan memberi nama usahanya “The Beauty of Bead’s”.
“Setelah diikutkan dalam pameran nasional di JCC, hasilnya luar biasa, di luar dugaan saya. Yang paling menyenangkan adalah banyak order yang saya terima.”
43 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Ema Soekamto, Pengusaha Kebaya
Program Bina Lingkungan
WIRAUSAHA MANDIRI Langkah Pasti Membangun Negeri
9 Kota Roadshow Workshop Wirausaha Mandiri pada tahun 2009
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri di salah satu roadshow Workshop Wirausaha Mandiri di Universitas Udayana yang dihadiri 600 mahasiswa dari 16 perguruan tinggi di Bali.
46 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Ajang Wirausaha Mandiri 2009 diikuti dengan antusias oleh puluhan ribu mahasiswa di 9 kota penjuru Nusantara.
Wajah-wajah cerah dan optimis dari mahasiswa dan alumni pemenang Wirausaha Mandiri 2009 yang masing-masing memiliki keunikan dan kekuatan tersendiri dalam menggali potensi wirausaha dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Strategi CSR Bank Mandiri terdiri dari Program Strategis yang fokus pada pendidikan dan Program Responsif yang lebih terarah dan terintegrasi sejalan dengan program pemerintah dan kebutuhan masyarakat Bank Mandiri mencanangkan tahun 2009 sebagai Tahun Wirausaha Mandiri melanjutkan program yang telah dimulai pada tahun 2007 dengan fokus pelaksanaan CSR strategis Bank Mandiri untuk mengatasi jumlah pengangguran di Indonesia dengan mendukung penciptaan pengusaha-pengusaha baru di sektor UMKM untuk dapat menjelma menjadi salah satu pilar perekonomian bangsa Indonesia.
Rangkaian kegiatan program Wirausaha Mandiri diberikan secara komprehensif dari hulu sampai hilir, mencakup: Workshop Wirausaha Mandiri --> Kuliah Umum Wirausaha --> Kompetisi Business Plan --> Penghargaan Wirausaha Mandiri --> Training Wirausaha --> Program Pembinaan --> Program Kemitraan
47 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Untuk mengatasi meningkatnya jumlah pengangguran diperlukan peningkatan jumlah pendirian usaha, khususnya sektor UMKM. Sesuai data Badan Pusat Statistik, Usaha Kecil dan Menengah mampu menyerap tenaga kerja hingga 85% dari total jumlah tenaga kerja dan sebagian besar merupakan sektor pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk itu sektor UMKM harus mendapat dukungan agar dapat tumbuh dengan optimal dan seperti yang kita ketahui bersama penggerak sektor UMKM adalah para wirausahawan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja yang lebih luas.
Berangkat dari kondisi tersebut Bank Mandiri tetap menjadikan Program Wirausaha Mandiri sebagai program strategis yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang mandiri. Program ini dirancang bagi seluruh masyarakat khususnya mahasiswa serta alumni untuk mendapatkan ilmu mengenai wirausaha yang baik. Peserta tidak hanya dibekali sebatas pada pendidikan formal saja namun juga diberikan simulasi praktek dan dukungan lainnya dalam menjalankan usahanya di kemudian hari sehingga mereka dapat menjadi pengusaha yang berhasil. Dipilihnya kalangan mahasiswa dan alumni sebagai target, adalah dengan mempertimbangkan kemampuan intelektual peserta yang diharapkan dapat menyerap program Wirausaha Mandiri. yang kami berikan secara lebih baik.
Workshop Wirausaha Mandiri Program Wirausaha Mandiri diimplementasikan melalui beberapa program yang berkelanjutan, antara lain Workshop Wirausaha Mandiri 2009. Workshop Wirausaha Mandiri bertujuan memberikan gambaran kepada para generasi muda mengenai kondisi perekonomian Indonesia saat ini dan mengubah pandangan mahasiswa tentang wirausaha, sharing pengalaman dari pengusaha berskala nasional serta pemenang program Wirausaha Mandiri tahun sebelumnya, yang merupakan contoh generasi muda yang berhasil menjadi seorang pengusaha yang sukses. Dilaksanakan di 9 kota besar di Indonesia yaitu Semarang, Bandung, Menado, Malang, Medan, Banjarmasin, Palembang, Denpasar dan Bogor. Program ini diikuti oleh 6.117 mahasiswa dari 125 perguruan tinggi, meningkat pesat jika dibandingkan dengan pelaksanaan di tahun 2007 yang diikuti oleh 650 mahasiswa dari 18 perguruan tinggi. Penghargaan WIrausaha Mandiri Untuk memberikan apresiasi kepada generasi muda yang sudah berani berwirausaha, Bank Mandiri memberikan penghargaan melalui Program Penghargaan Wirausaha Mandiri. Program tersebut merupakan langkah lanjutan untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan dan mendorong bertambahnya jumlah wirausahawan muda, terutama dikalangan mahasiswa dan alumni. Beberapa tahapan program dilaksanakan secara berkesinambungan oleh tim Wirausaha Mandiri di 11 Kantor Wilayah Bank Mandiri bekerja sama dengan PTN/PTS. Setelah melewati beberapa tahapan seleksi, Program Penghargaan Wirausaha Mandiri menobatkan 12 orang generasi muda sebagai juara untuk kategori Mahasiswa Diploma dan Sarjana, serta kategori Pascasarjana dan Alumni untuk bidang usaha boga, kreatif serta industri dan jasa. Program Penghargaan Wirausaha Mandiri 2009 kali ini diikuti oleh 1.706 mahasiswa dari 200 perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia yang tersebar di 27 provinsi. Program ini dilaksanakan dengan melibatkan secara penuh seluruh Kantor Wilayah Bank Mandiri dan PTN/PTS di 9 kota yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makassar dan Denpasar. Modul Kewirausahaan
48 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Idenya sederhana, tetapi isinya luar biasa. Itulah kira-kira sebutan yang tepat bagi Modul Kewirausahaan yang mengkombinasikan unsur teori dan praktik berwirausaha ini. Modul ini merupakan hasil kolaborasi Bank Mandiri dengan enam PTN di Indonesia, yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya (ITS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Keenam perguruan tinggi tersebut dianggap memiliki
Modul Kewirausahaan mengkombinasikan teori dan praktik berwirausaha.
kepedulian dan kapabilitas yang besar dalam mengembangkan kewirausahaan di kampusnya masing-masing. Modul tersebut disusun bersama oleh sebuah tim yang dipimpin oleh Prof. Rhenald Kasali yang mewakili UI. Selain Asep Mulyana, SE., M.CE. dari Unpad, anggota tim penyusun lainnya adalah Boyke Purnomo, SE., MM (UGM), Arman Hakim Nasution, Ir., M.Eng. (ITS), Sony Rustiadi, SE., MBA (SBM ITB) dan Heny K. Daryanto, Ph.D (IPB). Dalam modul tersebut, dipaparkan kiat-kiat untuk menjadi wirausaha mandiri di segmen usaha makanan minuman (boga), manufaktur, dan industri kreatif. Isi modul berisi hal-hal yang berhubungan dengan pengetahuan praktis, manajemen usaha, rencana usaha sederhana dan perencanaan bisnis serta praktek memulai usaha. Selain itu juga kiat-kiat memulai usaha yang menampilkan profil pengusaha muda pemenang Penghargaan Wirausaha Mandiri yang memulai usaha sejak masih mahasiswa atau setelah lulus kuliah. Cerita sukses para wirausahawan muda itu diharapkan menjadi inspirasi bagi para mahasiswa dan memperteguh tekad untuk berani berwirausaha. Modul Kewirausahaan diharapkan dapat menjadi buku wajib dalam pengajaran mata kuliah kewirausahaan di kampus-kampus.
Wakil Presiden RI Boediono, Menko Ekuin Hatta Rajasa, Menneg BUMN Mustafa Abubakar, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, Direktur Utama dan Direktur Micro & Retail Banking Bank Mandiri seusai menyerahkan Modul Kewirausahaan kepada enam perwakilan universitas, yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Modul Kewirausahaan ini diluncurkan di Jakarta pada acara puncak Penghargaan Wirausaha Mandiri 2009 tanggal 22 Januari 2010 yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI Bapak Boediono yang mengharapkan agar modul kewirausahaan dapat dimasukkan di dalam kurikulum di perguruan tinggi.
Paket Modul Kewirausahaan terdiri dari: 1. Modul Kewirausahaan untuk mahasiswa 2. Manual Pengajaran untuk Dosen 3. 7 (tujuh) CD kiat-kiat berwirausaha yang memuat profil pengusaha muda yang memulai usaha sejak masih mahasiswa atau setelah lulus kuliah, yaitu Ir. Mohammad Nadjikh, PT Kelola Mina Laut; Hendy Setiono, Kebab Turki Baba Rafi (Wirausaha Mandiri 2007); Elang Gumilang, Rumah Sehat Sederhana (Wirausaha Mandiri 2007); Saptuari Sugiharto, Kedai Digital (Wirausaha Mandiri 2007); Henky Eko Sriyanto, Bakso Malang Cak Eko (Wirausaha Mandiri 2008); Firmansyah Budi Prasetyo, Tela Krezz (Wirausaha Mandiri 2008); Wahyu Aditya, sekolah animasi HelloMotion Inc. School (Wirausaha Mandiri 2008) 4. 1 (satu) CD Video pengajaran animasi tentang profil pengusaha berskala nasional (dibuat oleh Toni Tirtana, Finalis Wirausaha Mandiri 2008). 5. 1 (satu) CD Power Point Bahan Pengajaran.
“Saya menyambut baik adanya satu hasil konkret dari upaya meningkatkan pendidikan wirausaha berupa kurikulum atau silabus yang seharusnya diajarkan, dipraktekkan dan disimulasikan di kelas-kelas di perguruan tinggi dan dipraktekkan secara terbatas di luar perguruan tinggi. Saya ingin para rektor benar-benar bisa mengintegrasikan ini ke dalam kurikulum masing-masing perguruan tinggi untuk semua fakultas,” ujarnya. Sementara Mendiknas Muhammad Nuh dalam acara penyerahan modul kewirausahaan kepada 61 rektor perguruan tinggi negeri se-Indonesia di Makassar mengatakan, “Program Wirausaha Mandiri akan memotong lulusan PTN sehingga tidak menjadi pengangguran-pengangguran baru. Karena sejak di bangku kuliah, dia sudah dibekali keilmuan wirausaha dan didukung oleh permodalan sehingga dia dapat bekerja sendiri.” Prof. Ir. Sudjarwadi, Rektor Universitas Gadjah Mada, mengatakan perlunya menumbuhkan jiwa entrepreneurship mahasiswa sejak
49 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
“Mudah-mudahan modul ini dapat menciptakan entrepreneur by design, bukan entrepreneur by accident yang kerap dialami lulusan kuliah setelah gagal mendapatkan pekerjaan yang sesuai,” tutur Arman Hakim Nasution, wakil dari ITS Surabaya yang terlibat dalam penyusunan modul.
Direktur Utama dan Direktur Micro & Retail Banking Bank Mandiri bersama sebagian dari 1.780 mahasiswa seluruh Indonesia yang menerima Beasiswa Wirausaha Mandiri.
awal. Ini penting sebagai bekal agar saat benar-benar terjun di masyarakat, terlebih dalam memberikan solusi bagi masalahmasalah yang timbul, seperti menciptakan lapangan kerja. “Dari hal yang paling sederhana, ide lalu beraksi dengan berani mengambil risiko. Jiwa kewirausahaan juga diperlukan tidak saja untuk para wiraswasta, tetapi juga pejabat-pejabat publik untuk memajukan masyarakat,” tuturnya.
Kriteria pemberian Beasiswa Wirausaha Mandiri: 1) Minimal semester 6 atau tahun terakhir (S1) atau tahun ketiga (D3) dengan IPK rata-rata minimal 2,5. 2) Telah memiliki usaha minimal 1 tahun. 3) Mengajukan Proposal Bisnis Pengembangan Usaha (uraian singkat tentang bisnis yang sedang dijalankan). 4) Memiliki komitmen menjadi wirausahawan atau meneruskan usahanya setelah lulus pendidikan.
Adapun Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ganjar Kurnia berharap masuknya kewirausahaan dalam kurikulum formal tidak sekedar menjadi mata kuliah, tetapi juga pendorong mahasiswa untuk berwirausaha. Menurutnya, tersedianya modul juga akan memudahkan dalam menggali inovasi, kreatifitas, penciptaan, dan keberanian. “Kurikulum ini disusun dengan harapan dapat diintegrasikan dengan kurikulum di perguruan tinggi sehingga nantinya para mahasiswa bukan hanya memiliki wawasan siap mencari kerja namun juga mempersiapkan diri menjadi wirausahawan di masa depan,” sambung Profesor Ganjar.
Selain membuat proposal bisnis yang menjabarkan rencana bisnis (business plan) yang mampu mendasari langkah-langkah berusaha dan membuat aspek operasional, pemasaran, keuangan, sosial dan sumber daya manusia, calon penerima beasiswa juga harus menunjukkan tujuan dan motivasi dalam berwirausaha.
“Bersama tim penyusun, kami akan melakukan sosialisasi kepada dosen perguruan tinggi di 11 kota. Bank Mandiri juga akan memberikan beasiswa kepada 20 mahasiswa yang mewujudkan rencana bisnis terbaiknya sebesar Rp 10 juta per mahasiswa untuk setiap perguruan tinggi,” tutur Direktur Utama Bank Mandiri Bapak Agus Martowardojo.
50
Pemenang Karya Bambu Kreatif diabadikan bersama dengan tim manajemen Bank Mandiri.
Sebagai bentuk keseriusan Bank Mandiri dalam menumbuhkan semangat kewirausahaan, bagi mahasiswa penerima beasiswa (S1) yang dapat menyelesaikan pendidikan dalam waktu 1,5 tahun sejak diberikan beasiswa maka penerima beasiswa tersebut diberi prioritas untuk mendapatkan pinjaman Program Kemitraan untuk mengembangkan usahanya dan menjadi Mitra Binaan Bank Mandiri. Selanjutnya, apabila usahanya telah berkembang maka pinjaman akan ditingkatkan ke pinjaman yang bersifat komersial. Selama tahun 2009 Beasiswa Wirausaha Mandiri telah diberikan kepada 1.780 mahasiswa dengan jumlah total Rp 8,35 miliar.
Beasiswa Wirausaha Mandiri
Program Awi-Awi Mandiri
Bantuan beasiswa kepada siswa SD sampai SMA yang berprestasi tetapi berasal dari keluarga kurang mampu sebenarnya telah dilakukan sejak tahun 2004 melalui program Mandiri Peduli Pendidikan (MPP). Sejak tahun 2007, CSR Bank Mandiri disusun selaras dengan core business Bank Mandiri sehingga program yang dijalankan dapat terus berkelanjutan, memberikan citra positif dan bersinergi dengan bisnis Bank Mandiri. Sebagai bentuk pengembangan program Wirausaha Mandiri, program Beasiswa Wirausaha Mandiri ditujukan untuk mendukung calon-calon pengusaha muda dari kalangan mahasiswa
Masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah masyarakat yang kreatif, sehingga industri kreatif di Indonesia begitu banyak dan beragam. Industri ini memanfaatkan sumber daya alam yang ada, menyerap banyak tenaga kerja, mengusung unsur budaya lokal dan menyebar di berbagai daerah di seluruh tanah air. Industri kreatif yang ada saat ini hampir seluruhnya berskala kecil dan menengah sehingga perlu dilestarikan dan dikembangkan.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Beasiswa Wirausaha Mandiri yang diberikan bersamaan dengan pemberian Beasiswa Mandiri Prestasi di tiap perguruan tinggi merupakan beasiswa khusus bagi mahasiswa jenjang Sarjana (S1) dan Diploma (D3) yang telah berani mencoba berwirausaha. Mekanisme pemberian beasiswa selama satu tahun ini dikoordinir oleh Bank Mandiri berdasarkan rekomendasi langsung dari pihak perguruan tinggi.
Program Awi-Awi Mandiri tahun 2009 merupakan sebuah program strategis untuk mencari bibit wirausaha muda yang dilaksanakan Bank Mandiri bekerjasama dengan Saung Angklung Udjo (SAU) dengan kegiatan yang terdiri dari Lokakarya Bambu, Lomba Karya Desain Produk Bambu, Pameran Karya, Temu Pasar, Workshop Bambu dan Malam Penganugerahan Karya Bambu Kreatif. Program yang pesertanya dari kalangan generasi muda tersebut merupakan salah satu pengembangan Program Wirausaha
Mandiri. Program ini dimaksudkan sebagai melting pot bagi para pelaku industri kriya dan akademisi bambu, dicanangkan sebagai ajang pemberian penghargaan dalam sektor kerajinan berbahan dasar bambu yang akan mendorong industri ini hingga tumbuh dan berkembang menjadi salah satu sektor wirausaha mandiri. Sejalan dengan kegiatan program Wirausaha Mandiri lainnya, dalam jangka pendek program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui terciptanya wirausaha baru mandiri, meningkatkan daya saing pelaku industri dan produk bambu melalui terciptanya produk unggulan dengan indikator daya saing desain, kualitas, harga serta meningkatkan brand image ”Awi-Awi Mandiri” sebagai ajang penghargaan bagi desainer berbahan baku bambu. Ke depan, program Awi-Awi Mandiri diharapkan mampu meningkatkan competitive and comparative advantage pelaku industri kerajinan rakyat berbahan baku bambu, menjembatani kerjasama antara institusi pendidikan dan pelaku industri agar terjalin hubungan yang saling menguntungkan dan sebagai upaya dalam pembinaan bagi regenerasi pelaku industri kerajinan rakyat berbahan baku bambu. Menurut Tardi, Group Head Micro Business Bank Mandiri, langkah ini merupakan wujud kepedulian Bank Mandiri untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap kerajinan bambu sebagai salah satu warisan budaya yang harus dijaga dan dikembangkan sehingga mendapat pengakuan dunia. Pernyataan itu sejalan dengan global warming issue, gaya hidup back to nature yang mendorong masyarakat untuk menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan dan dapat didaur-ulang. Bambu adalah bahan dasar yang memenuhi kriteria tersebut dan bisa menghasilkan berbagai macam produk, mulai dari merchandise, alat musik, furnitur dan interior, mainan anak dan perlengkapan rumah tangga. Dengan berbagai inovasi dan kreativitas dari pelaku industri kriya dan para akademisi bambu, produk-produk bambu diharapkan bisa diterima oleh pasar dunia, sesuai dengan brand value yang ditawarkan: Dynamics, Innovative, Marketable, Fresh & New. Kegiatan Program Awi-Awi Mandiri 2009, mencakup lima kota di Pulau Jawa dan Bali yaitu Bandung, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Denpasar. Kota-kota tersebut dipilih berdasarkan informasi dari Persatuan Bambu Indonesia (Perbarindo) bahwa perkembangan industri bambu di 5 kota tersebut berkembang cukup pesat. Pada acara puncak Malam Penganugerahan Karya Bambu Kreatif, 19 Desember 2009 di Saung Angklung Udjo, diserahkan 4 piala kepada para pemenang yaitu: Kategori Alat Musik, Ade Suarsa (Bogor) dengan judul karya Langgir Badong. Kategori Merchandise, dimenangkan oleh Rahel Triwidati (Bandung) dengan judul OMBOO. A Boat, hasil karya Galih Eka Wibawa memenangkan karya mainan anak terbaik, dan Catherine Santoso (Surabaya) dengan judul Blow Fish merupakan karya terfavorit.
Salah satu penampilan menawan dalam pagelaran khusus ”Malam Anugerah Karya” Angklung Resital 2009.
Angklung Resital Angklung termasuk kesenian khas daerah yang perlu dilestarikan. Sebagai kesenian tradisional masyarakat Jawa Barat, kesenian angklung sudah menyebar dan terdapat di beberapa daerah di Indonesia, dan telah menjadi muatan lokal di 238.000 sekolah. Saat ini pun angklung Indonesia sudah dikenal luas di mancanegara. Saung Angklung Udjo (SAU), sebuah sanggar tempat pertunjukan seni, laboratorium pendidikan sekaligus sebagai objek wisata budaya, memiliki kepedulian tinggi dalam hal pembinaan dan pelestarian seni budaya Jawa Barat, khususnya kesenian angklung. SAU merupakan replika kampung masyarakat Sunda yang di dalamnya terdapat beragam aktivitas seni budaya. Dari pertunjukan musik bambu yang atraktif dan dinamis, pagelaran kesenian khas Jawa Barat, hingga kegiatan pengrajin yang memproduksi kerajinan dan alat musik bambu. Sebagai rangkaian acara Angklung Resital 2009, diadakan roadshow clinic Angklung Resital bertajuk ”Angklung for Motivational” di 5 kota yaitu Bandung, Jakarta, Palembang, Semarang dan Surabaya. Pada kesempatan ini SAU dan Bank Mandiri bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional menyelenggarakan Klinik Angklung berupa pelatihan bagi para guru/kepala sekolah/pengambil kebijakan di sekolah untuk tingkat SD/SMP/SMA. Acara puncak diselenggarakan pada tanggal 24 Oktober 2009 di Saung Angklung Udjo dalam pagelaran khusus ”Malam Anugerah Karya”.
51 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Pada akhirnya kegiatan ini tidak hanya melestarikan dan mengembangkan kesenian Angklung, namun lewat Program Kemitraan, Bank Mandiri juga turut membina dan memberdayakan industri kecil terkait yaitu para pengrajin Angklung dan petani bambu di sekitar SAU, kelurahan Pasir Layung Bandung. Ada 2 petani bambu dan 2 kelompok pengrajin yang melibatkan 32 pemuda Karang Taruna, yang dapat menghasilkan 10 set angklung baru per minggu dan omzet mencapai Rp 6.000.000/minggu.
Pembinaan Wirausaha Mandiri Program Pendampingan Berwirausaha bagi Pemenang dan Finalis Wirausaha Mandiri Untuk melengkapi program pembinaan bagi generasi muda yang sudah menjadi wirausahawan, Bank Mandiri melaksanakan Program Pendampingan Berwirausaha bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang kompeten di bidangnya. Seleksi peserta program ini dilaksanakan cukup ketat, mengingat program ini diharapkan mampu menjadi sebuah program yang komprehensif sehingga bukan hanya memberikan pendidikan/pelatihan saja, namun mampu membedah kebutuhan, kendala dan solusi yang harus dijalankan oleh Wirausahawan baik dari sisi manajemen keuangan, personalia sampai dengan strategi promosi yang harus dilakukan oleh wirausahawan tersebut. Sebagai salah satu program pembinaan berkelanjutan kepada pemenang dan finalis Program Wirausaha Mandiri (WM), Bank Mandiri menyelenggarakan program pendampingan dalam bentuk Coaching, bekerjasama dengan lembaga pelatihan di bidang Business Coach dengan tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Boot-Camp selama 3 hari 2 malam, dengan tema “Super Business Rich” yang merupakan penyaringan peserta sebelum tahap coaching yang diikuti oleh 36 peserta terbaik finalis nasional dan finalis wilayah WM. 2. Coaching selama 6 bulan penuh bagi 15 peserta terpilih hasil seleksi di Boot-Camp. Dilakukan dengan sistem Weekly Coaching Focus, yaitu 2 kali in-class coaching dan 2 kali phone coaching pada setiap bulannya.
3.
Monitoring terhadap hasil yang diperoleh setelah coaching, dilakukan selama 6 bulan berikutnya.
Bank Mandiri juga menyelenggarakan Boot-Camp Training Program “Ethics for Entrepreneurs” bagi pemenang dan finalis program Wirausaha Mandiri (WM). Program ini bertujuan untuk membangkitkan kesadaran para finalis WM terhadap tanggung jawab dan peran serta sebagai ikon wirausaha muda dalam membangun masyarakat. Selain itu dengan kegiatan ini diharapkan dapat menanamkan professional entrepreneurial values yang sejati, selaras dengan nilai–nilai budaya Bank Mandiri dan dapat menjadi contoh bagi para calon wirausaha baru. Pelatihan tersebut juga menghadirkan beberapa narasumber yang ahli di bidangnya, antara lain Sudhamek AWS (CEO Garuda Food), Irwan Hidayat (CEO Sido Muncul), Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah) serta Rhenald Kasali (Rumah Perubahan). Dari narasumber inilah diharapkan dapat membangkitkan semangat peserta untuk bekerja dan berkarya lebih baik lagi. Selain pemberian materi oleh narasumber yang berkompeten, para peserta diikutsertakan dalam kegiatan outbond.
52 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Datang dari beragam latar bisnis, usia dan pendidikan namun semua menyatu dalam semangat untuk saling belajar dan berbagi pengetahuan dan pengalaman di ajang pelatihan wirausaha Bank Mandiri.
Pembinaan bagi finalis dan pemenang Wirausaha Mandiri 2008 di tahun 2009.
Kegiatan-kegiatan lain yang ditujukan untuk finalis Wirausaha Mandiri yang telah dilaksanakan pada tahun 2009 adalah: 1. Pameran Gelar Karya PKBL BUMN 2009 di JCC Jakarta yang diadakan Kementerian BUMN, 2. Pameran Franschise Expo 2009 di Balai Kartini Jakarta. 3. Pekan Raya Jakarta 2009 di Jakarta International Expo, 4. Pembinaan bagi Finalis Program Penghargaan WMM 2009 dari Kanwil II Palembang bekerjasama dengan LPM UNSRI, 5. Promosi Peserta WMM pemilik usaha franchise di Tabloid Kontan Edisi Khusus Waralaba, 6. Keikutsertaan Pemenang WMM 2007 dalam Penganugerahan Indonesian CSR Awards 2008 dan CSR Best Practice Expo, 7. Pameran Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat di JCC Jakarta yang diadakan Kantor Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, 8. Pembinaan Finalis dan Pemenang WMM 2007 & 2008 dalam Program APEA, 9. Program Mentoring (BootCamp) Bagi Pemenang dan Finalis WMM 2007 & 2008, 10. Program Pembinaan Bagi Pemenang dan Finalis WMM 2008 bekerjasama dengan ActionCOACH,
Tayangan Wirausaha Mandiri yang disiarkan stasiun televisi Metro TV mengundang narasumber dari berbagai profesi untuk memasyarakatkan semangat wirausaha.
Publikasi Dalam rangka mendukung pengembangan usaha para pemenang dan finalis Wirausaha Mandiri, berbagai kegiatan publikasi dilakukan Bank Mandiri sejak tahap seleksi, penetapan pemenang bahkan sampai saat ini masih melibatkan para pemenang tahun 2007 - 2008 dalam berbagai kegiatan promosi. Selain melalui berbagai media cetak, sejak tahun 2008 - 2009 Metro TV menayangkan program Wirausaha Mandiri setiap minggu dengan narasumber para pemenang atau finalis program Penghargaan Wirausaha Mandiri, pelaku UMKM dan Mitra Binaan Mandiri yang berhasil atau tokoh muda lainnya. Selama tahun 2009 program TV ini telah ditayangkan sebanyak 17 episode. Selain itu, selama tahun 2009 Bank Mandiri juga memfasilitasi para finalis Penghargaan WM untuk mengikuti berbagai pameran di dalam dan luar negeri untuk mempromosikan produk-produk usaha mereka.
Pembinaan Wirausaha Mandiri ini bertujuan agar mereka menjadi entrepreneur beretika, mempunyai keinginan kuat untuk selalu sukses dan selalu berinovasi. Jika dibina secara serius, maka pengusaha muda yang terlahir dari Program Wirausaha Bank Mandiri akan menjadi tangguh dan contoh yang baik bagi generasi muda lainnya.
53 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
PROGRAM RESPONSIF Bank Mandiri melakukan penataan ulang pemberian bantuan kepada masyarakat. Bantuan yang bersifat charity, mulai ditata ulang agar dampaknya ke masyarakat lebih konkret, berdaya-guna dan tepat sasaran.
14.000 karyawan Bank Mandiri telah menjadi pendonor darah sejak 2002
54 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Pemberian bantuan tanggap darurat Bank Mandiri untuk masyarakat yang menderita musibah kebakaran di Penjaringan Jakarta Utara (November 2009).
Bank Mandiri mengemban misi sosial untuk mendorong ekonomi rakyat dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai institusi yang dekat dengan masyarakat, setiap unit kerja yang tersebar di seluruh Indonesia merupakan ujung tombak Bank Mandiri yang wajib berinteraksi dengan lingkungan sekitar, peka terhadap kondisi sosial kemasyarakatan dan turut aktif mendukung implementasi CSR Bank Mandiri di mana Program Bina Lingkungan tercakup di dalamnya. Program Bina Lingkungan Bank Mandiri mencakup kegiatankegiatan dalam kategori Strategic Program seperti bantuan pendidikan, kesehatan, olahraga hingga bantuan kepada usaha kecil dan Responsive Program yang disiapkan untuk tanggap terhadap kejadian atau kebutuhan tertentu seperti bencana alam.
Bank Mandiri di tahun 2009 secara konsisten menyelenggarakan berbagai kegiatan yang terfokus di bidang pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan, serta didukung oleh programprogram di bidang Kesehatan dan Pelestarian Lingkungan. Bank Mandiri tidak mengabaikan pula tanggung jawab sosial terhadap hal-hal yang bersifat insidental dan tanggap bencana seperti bantuan bencana alam dan pengadaan sarana/prasarana umum, terutama dengan adanya beberapa musibah gempa bumi yang terjadi sepanjang tahun 2009 di Padang, Tasikmalaya, Bengkulu, Sorong, Manokwari dan Talaud serta musibah banjir yang terjadi di Situgintung, Samarinda, Singkawang, Polewali Mandar, Kudus, Jepara dan Semarang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Bank Mandiri melakukan penataan ulang pemberian bantuan kepada masyarakat. Bantuan yang bersifat charity, mulai ditata ulang agar dampaknya ke masyarakat lebih konkrit, berdaya-guna dan tepat sasaran.
55 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Manajemen Bank Mandiri turun langsung dalam Program BUMN Peduli “Penanaman 500.000 Pohon” melalui penanaman rehabilitasi hutan mangrove di Angke Kapuk, Jakarta Utara (Februari 2009).
Pendidikan dan Pelatihan Salah satu fokus implementasi CSR Bank Mandiri adalah bidang pendidikan, yang diyakini selain dapat meningkatkan citra Bank Mandiri, juga dapat memberikan dampak bisnis yang positif dalam jangka panjang. Program Mandiri Peduli Pendidikan mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Mandiri Edukasi yang dilakukan di 360 sekolah (SD – SMA) dan 9 perguruan tinggi, melibatkan Direksi dan jajaran manajemen Bank Mandiri di 12 Kantor Wilayah. 2. Beasiswa Prestasi yang diberikan kepada 1.571 siswa dan mahasiswa berprestasi dari kalangan keluarga tidak mampu di 33 provinsi.
Untuk memberikan langsung bantuan tanggap darurat, terkadang harus ditempuh perjalanan yang sulit dan panjang, seperti ke desa Jublekan, Tasikmalaya.
3. Penghargaan Guru Teladan yang diberikan kepada guru berprestasi di 33 provinsi. 4. Pemberian bantuan perlengkapan komputer, peralatan sekolah dan pembuatan laboratorium untuk 66 institusi pendidikan di seluruh Indonesia. 5. Pembinaan bagi masyarakat di Dusun Bande Alit, sebuah dusun tertinggal di Kabupaten Jember.
Bencana Alam Pada bulan Januari 2009 terjadi musibah banjir di Karawang, Jawa Barat dimana Bank Mandiri memberikan bantuan tanggap darurat. Setelah itu, beberapa daerah di Indonesia diguncang gempa dahsyat. Pada tanggal 2 September 2009 gempa terjadi di Tasikmalaya Jawa Barat, kemudian pada 30 September 2009 gempa berkekuatan 7,6 skala richter melanda Padang, Sumatera Barat.
Bank Mandiri memberikan kontribusi 1 unit mobil tangki dan membantu pendistribusian air bersih untuk pelayanan air minum melalui sarana pelayanan mobil tangki dalam masa tanggap darurat di wilayah Padang. Masa recovery dimaksudkan untuk membantu mengembalikan kondisi masyarakat ke situasi sebelum bencana, dan oleh karena itu perlu dilakukan secara berkesinambungan. Pada masa recovery direncanakan antara lain perbaikan dan renovasi fasilitas umum seperti renovasi Puskesmas Padang Pasir Padang, renovasi SD Damar Padang dan pembangunan kembali Mesjid Raya Ganting, Padang. Sebagian rencana rehabilitasi yang belum terealisasi pada tahun 2009 dilanjutkan pada tahun 2010. Untuk bencana gempa Tasikmalaya, Bank Mandiri menyerahkan 20 unit hunian sementara (huntara) di 4 kecamatan yakni Kecamatan Cisayong, Cigalontang, Bojong Gambir dan Taraju.Huntara adalah rumah panggung dari bambu dengan ukuran 3x6 m2, berlokasi di sekitar rumah lama yang sudah hancur. Pada akhir September 2009 terjadi musibah kebakaran di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. Bencana tersebut membuat 1.146 kepala keluarga kehilangan harta benda termasuk rumah tinggalnya. Mengingat kondisi di tempat pengungsian tidak dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai, dibutuhkan tindakan sesegera mungkin. Bank Mandiri melalui program Bina Lingkungan memberikan bantuan tanggap darurat berupa terpal dan tandon atau tong air. Selama tahun 2009, Bank Mandiri telah membantu korban banjir di Samarinda, Singkawang, Polewali Mandar, Karawang, Kudus dan Jepara. Sementara untuk korban gempa, bantuan juga telah disalurkan ke Sorong, Manokwari, Padang, Talaud, dan Tasikmalaya.
56 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Penyerahan beasiswa prestasi oleh Direktur Bank Mandiri kepada mahasiswa-mahasiswi berprestasi dari perguruan tinggi di Bali.
Kesehatan Pengobatan 3.000 Penderita Tuberculosis Tahap V Pemberantasan penyakit Tuberculosis (TBC) membutuhkan upaya pengobatan yang tidak boleh terputus sehingga penyakit TBC yang diderita dapat sembuh total dan tuntas. Sayangnya sebagian besar penderita penyakit ini adalah masyarakat tidak mampu yang tidak memiliki dana untuk biaya pengobatan sehingga angka putus berobat atau drop out di kalangan ini cukup tinggi. Padahal, tanpa pengobatan yang kuat, seseorang yang terinfeksi kuman TBC menjadi penular yang aktif bagi orang lain sehingga penyebaran penyakit TBC semakin meluas. Sejak tahun 2004, Bank Mandiri melalui program PKBL bekerjasama dengan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) melaksanakan program pemberantasan penyakit TBC bagi masyarakat tidak mampu dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourses) di klinik resmi milik PPTI. Bantuan dana tunai diserahkan langsung oleh PKBL Bank Mandiri kepada pengurus PPTI untuk biaya pengobatan seperti rontgen, pemeriksaan sputum/dahak serta pemeriksaan dokter. Demi menjaga kesinambungan program pengobatan TBC agar tepat guna dan optimal, pada tahun 2009 Bank Mandiri melanjutkan kerjasama dengan PPTI untuk tahap ke-5 untuk pengobatan 3.000 orang penderita TBC dewasa dan anak yang berobat dengan strategi DOTS di 4 klinik yaitu: JRC-PPTI Pusat, Muara Angke, Baladewa dan Bantul. Penyerahan dana hibah dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2009 bertempat di klinik PPTI Muara Angke, Jakarta Utara. Bank Mandiri tergerak untuk membantu pengobatan TBC karena penyakit tersebut merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia. Sebagian besar penderita adalah kelompok usia produktif dan dari keluarga yang tidak mampu tapi memiliki keinginan besar untuk sembuh.
Penyerahan dana hibah tahap ke-5 Bank Mandiri kepada PPTI.
Dari 3.000 orang penderita TBC yang ditargetkan diobati, telah diobati 2.877 orang penderita. Pada saat ini 2.077 orang sedang melanjutkan pengobatan di tiga klinik PPTI di Jakarta. Menurut catatan, jumlah penderita TBC yang berobat ke klinik PPTI terus bertambah. Peningkatan jumlah pasien menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat terhadap penanggulangan penyakit TBC.
Pemberian Fasilitas Kesehatan Selain mengobati penderita TBC, Bank Mandiri juga berpartisipasi dalam pengadaan ambulance untuk beberapa Rumah Sakit, memberikan obat-obatan kepada penderita HIV di Jayapura dan memberikan hibah peralatan Rumah Sakit.
57 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Pengobatan gratis untuk masyarakat umum yang tinggal di sekitar 6 kompleks perumahan karyawan Bank Mandiri di wilayah Jabodetabek.
Kegiatan donor darah menjadi kegiatan rutin Bank Mandiri yang telah dilaksanakan sejak tahun 2002 dan diikuti oleh lebih dari 14.000 karyawaan.
Donor Darah dan Pengobatan Gratis Pelaksanaan donor darah dan pengobatan gratis merupakan bentuk kepedulian Bank Mandiri terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan sesuai misi Bank Mandiri dan secara tidak langsung mendukung pemerintah dalam penggalangan darah dan membantu meningkatkan kesehatan warga masyarakat yang tergolong belum mampu di sekitar kompleks perumahan karyawan Bank Mandiri. Direktur Corporate Secretary, Legal & Customer Care Bank Mandiri Bambang Setiawan mengatakan 2 kegiatan ini dilaksanakan untuk mendukung pemerintah dalam penggalangan darah yang dilaksanakan melalui PMI dan program “Menuju Indonesia Sehat 2010”.
58
Kegiatan donor darah menjadi kegiatan rutin Bank Mandiri yang telah dilaksanakan sejak tahun 2002 dan merupakan program triwulanan dengan peserta adalah karyawan Bank Mandiri kantor pusat dan kantor wilayah Jakarta. Kegiatan donor darah ini telah diikuti oleh lebih dari 14.000 peserta karyawan dan karyawati bank Mandiri sejak tahun 2002. Bank Mandiri menerjunkan tim dokter ke lokasi kegiatan pengobatan gratis, sehingga memungkinkan masyarakat berkonsultasi langsung dengan dokter terkait masalah kesehatan yang dialami. Selain itu, selama tahun 2009 Bank Mandiri telah berpartisipasi dalam pelaksanaan operasi katarak, bibir sumbing dan sunatan massal gratis bagi masyarakat yang kurang mampu di sekitar kantor dan kompleks perumahan karyawan Bank Mandiri.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Bantuan laboratorium komputer animasi ke rumah autis.
Direktur Utama Bank Mandiri bersama rombongan di depan Masjid Agung Masjid Jami’ Sultan Abdurrahman, Pontianak yang direnovasi dengan dukungan Bank Mandiri.
Sarana/Prasarana Umum
Sarana Ibadah
Dalam upaya ikut berpartisipasi aktif di lingkungan sekitar wilayah kerja Bank Mandiri, sepanjang tahun 2009 dilakukan berbagai kegiatan mencakup pembenahan dan pembangunan lingkungan sekitar (community development) baik di lingkungan pasar dan daerah perkebunan.
Sebagai wujud tanggungjawab Bina Lingkungan di bidang keagamaan dan sarana ibadah, Bank Mandiri telah melakukan renovasi 40 rumah ibadah sepanjang tahun 2009.
Tahun 2009, Bank Mandiri juga berpartisipasi dalam pemberian hibah Laboratorium Komputer Animasi untuk Rumah Autis di Bekasi. Di wilayah Indonesia Timur, Bank Mandiri cabang Wamena mengunjungi Suku Dani di Kurulu, Wamena dan menyerahkan bantuan genset yang diterima langsung oleh kepala suku Dani, Yali Mabel. Bank Mandiri juga berpartisipasi dalam pembangunan ruang perkuliahan di beberapa Universitas, sarana umum di Bantul, pembenahan kluster Pedagang Kaki Lima di Yogyakarta, merenovasi sekolah dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan SMK di sejumlah wilayah serta membangun MCK.
Beberapa kegiatan lain yang terkait dengan hibah sarana ibadah adalah pembangunan gereja di Fak-Fak, Wamena, Merauke, Kupang dan Jakarta Utara, pembangunan mesjid di Lhoktuan, Kebumen, Palangkaraya, Pontianak dan Mataram serta pembangunan pura di Bali dan Mataram.
Pelestarian Alam Selain program penanaman 500.000 pohon di seluruh wilayah operasional Bank Mandiri, kami juga berpartisipasi dalam pengolahan sampah organik menjadi kompos di daerah Jakarta Selatan, memberikan 2.000 bibit pohon matoa di Riau dan terlibat dalam Gerakan Bersih Laut di Papua.
59 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Testimoni dan Opini
TESTIMONI “Program Wirausaha Mandiri sangat luar biasa dampak dan prestise-nya. Di WM, meski saya menang di tahun 2007, tapi sampai sekarang saya masih diikutkan dalam berbagai kegiatan.”
ELANG GUMILANG Developer Perumahan Rumah Sehat Sederhana, Pemilik PT Dwikarsa Semestaguna, Bogor Pemenang I Wirausaha Mandiri 2007, Kategori Mahasiswa Program Diploma dan Sarjana
Jiwa wirausaha Elang sudah terasah sejak di SMA. Mulai dari berjualan donat, sepatu, minyak goreng, lampu sampai kursus bahasa Inggris di kampusnya. Bisnis properti dimasukinya tahun 2004 sebagai Sales Marketing. Setahun kemudian sudah berani jadi kontraktor dengan proyek pertamanya membangun Sekolah Dasar di daerah Jakarta Barat senilai Rp 162 juta. Tahun 2006, bermodalkan sebidang tanah di desa Cinangka kecamatan Ciampea, Bogor, Elang membangun perumahan untuk segmen menengah ke bawah. Dengan modal patungan Rp 340 juta bersama beberapa teman, Elang mulai membangun Rumah Sehat Sederhana (RSS) tipe 22/60 dan 36/72. Berkat subsidi dari Kementerian Negara Perumahan Rakyat, rumahrumah tersebut bisa ditawarkan hanya seharga Rp 25 juta Rp 37 juta per unitnya, dengan cara angsuran sampai 15 tahun. Tahun 2007 Elang tertarik mengikuti Kompetisi Wirausaha Mandiri yang dia ketahui dari media cetak. Menurut Elang, konsep program WM sangat luar biasa, bukan sekedar award tetapi juga pembinaan berkelanjutan dan berbagai fasilitas setelah menjadi pemenang. Di antaranya adalah pelatihan-pelatihan yang berharga seperti business coach untuk mendapatkan teknik bisnis profesional dan melatih berfikir kreatif serta bootcamp training, untuk mendapatkan etika bisnis dan strategi bisnis lainnya.
62
Elang mengaku, program WM juga berpengaruh bagi usahanya. Berkat publikasi yang luas dan berbagai pendampingan, usahanya pun berkembang dari sebelumnya hanya ada satu lokasi, sekarang RSS Elang sudah dibangun di 8 lokasi, dengan menerapkan sistem manajemen yang profesional, hasil dari pelatihan WM. Perusahaannya beranjak membesar dengan 30-an karyawan tetap dan 200-an karyawan tidak tetap. ”Saya berharap, di tahun 2010 bisa membangun 10.000 rumah dan jangka panjang bisa menjadi perusahaan kebanggaan dan aset bangsa dengan core utama properti dan private equity,” kata Elang mengenai targetnya ke depan. Elang berharap program WM semakin bergengsi dan silaturahmi antar alumni tetap dipelihara. Elang juga menyarankan agar seleksi dilakukan lebih ketat dengan jumlah pemenang tidak terlalu banyak sehingga mendapatkan pemenang yang sesungguhnya.” Elang berpesan kepada para wirausahawan pemula agar jangan ragu memulai bisnis. “Biasanya, suka mengeluh tidak ada modal. Padahal, modal tidak identik dengan uang. Modal itu bisa juga berbentuk nama baik dan relasi,” tutur Elang. “Yang penting adalah niat harus benar, berani keluar dari zona nyaman, dan sungguh-sungguh. Tentunya juga memadukan keyakinan pada Allah SWT, ilmu, dan ikhtiar,” ungkap Elang lagi.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
”Program Wirausaha Mandiri harus lebih disosialisasikan sehingga dapat mengubah pola pikir generasi muda dari pencari kerja menjadi bangga berwirausaha.”
SINTA Pemilik usaha Istana Keripik Pisang ”Ibu Mery”, Lampung Pemenang III Wirausaha Mandiri 2008, Kategori Mahasiswa Program Diploma dan Sarjana
Sinta, bungsu dari empat bersaudara, datang dari keluarga yang kurang mampu. Kakak-kakaknya putus sekolah. Hanya dia yang punya kesempatan terus melanjutkan sampai ke perguruan tinggi. Merasa sebagai harapan keluarga, Sinta bertekad meningkatkan taraf hidup keluarganya dan membahagiakan ibu. Sejak kecil Sinta sudah mempunyai jiwa entrepreneur. Karena tak mau putus sekolah, sejak kelas 6 SD Sinta sudah bekerja keras untuk mencari uang dengan berdagang keripik pisang yang dia beli sekantong besar dan dijual dalam kemasan kecilkecil. Hasilnya bisa untuk jajan dan biaya sekolah. Saat SMP, Sinta membantu ayahnya yang membuka usaha bengkel pagar dan teralis. Saat duduk di kelas 2 SMA, Sinta bekerja di sebuah industri keripik pisang. Merasa sudah mempunyai keterampilan, tahun 2005 ia memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri. Bahan baku keripik pisang melimpah di Lampung. Selain itu, daerah tempat tinggal Sinta merupakan salah satu sentra produksi keripik pisang. Usahanya dinamakan ”Istana Keripik Ibu Mery”. ”Saya mengambil nama ibu sebagai merek dagang, sebagai bentuk rasa cinta dan bangga saya terhadap ibu yang selalu mengajarkan untuk bersabar dan melimpahkan kasih sayangnya sepanjang jalan,” jelas Sinta mengenai alasannya menggunakan merek ”Ibu Mery”. Dengan modal awal Rp 3.000.000, Sinta memulai usahanya. Setelah berkali-kali gagal, akhirnya ia bisa menemukan formula yang pas. Dibantu dua sahabatnya, produknya dijual ke sekolah kepada teman-teman dan guru. Kini, dengan 13 tenaga kerja, usahanya sudah menghasilkan omset ratusan juta Rupiah per tahun. Mimpi mahasiswi Universitas Lampung itu untuk mengangkat taraf hidup keluarga mulai terwujud.
Sinta mengakui program WM 2008 mempunyai dampak pada usahanya. Profil dan usahanya dipublikasikan Bank Mandiri lewat media cetak dan elektronik secara luas. ”Usaha saya mendapat kesempatan ikut berbagai pameran nasional sehingga penjualan dan permintaan produk semakin meningkat. Saya juga mendapat berbagai pelatihan supaya mampu berkompetisi di pasar global,” kata Sinta. Ditanya mengenai target usahanya, Sinta mengatakan targetnya di tahun 2010 adalah menyelesaikan pembangunan pabrik keduanya, membuka outlet kedua dan menambah karyawan. Untuk jangka panjang, Sinta ingin menembus pasar nasional dan internasional dengan mengikuti pameran produk di dalam maupun di luar negeri. Mengakhiri pembicaraan, Sinta memberikan sarannya mengenai program Wirausaha Mandiri: ”Program Wirausaha Mandiri harus lebih disosialisasikan tidak hanya kepada mahasiswa tetapi kepada siswa sekolah menengah sehingga dapat mengubah pola pikir generasi muda untuk bangga berwirausaha dan mampu menciptakan lapangan kerja.”
63 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Tertarik mengikuti WM karena salah seorang pelanggannya dari luar kota menelpon dan dengan bersemangat mendorong Sinta untuk ikut WM. Bahkan mengirimkan formulir melalui
fax. Sinta semakin tertarik setelah tahu bahwa program ini ditujukan untuk mahasiswa dan diberikan berbagai pembinaan kewirausahaan.
”Kalau mau total dalam berwirausaha, kita tidak boleh malu melakukan apapun, kecuali di luar norma agama. Semua pelaku wirausaha yang sukses mengawali kesuksesan dari hal kecil,” tegas Dymas.
DYMAS TUNGGUL PANUJU Pengusaha Ayam Bakar Ngimbang Pemenang I Wirausaha Mandiri 2009, kategori Mahasiswa, bidang Boga. Kategori Mahasiswa Program Diploma dan Sarjana
Anak muda ini sarat prestasi dan jeli melihat peluang. Peluang usaha di bidang makanan didapat tahun 2006, saat masih aktif di organisasi kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Dymas menghitung, setiap unit kegiatan mahasiswa punya program kerja yang bisa sampai 12 kegiatan per tahun. Setiap kegiatan pasti membutuhkan konsumsi. Dymas segera menangkap peluang ini dengan mendirikan usaha katering khusus untuk kegiatan mahasiswa dengan spesialisasi menu Ayam Bakar. Dengan mengangkat nama daerah kelahirannya, Ngimbang, sebuah Kecamatan di bagian paling Selatan Kabupaten Lamongan, Dymas menamai usahanya ”Ayam Bakar Ngimbang”, yang kemudian
64
berkembang menjadi 4 outlet outdoor dan 1 outlet indoor serta 1 dapur induk untuk menangani permintaan konsumsi katering. Omset usahanya saat ini Rp230 juta per tahun. Katering bukan satu-satunya usaha Dymas. Dia juga punya ST12 (Student Station 12), bisnis ojek dengan pengemudi mahasiswa. Usaha yang sudah 2 tahun dikelolanya ini tidak terlepas dari kejeliannya menangkap peluang dari keterbatasan transportasi para tetangganya untuk berangkat sekolah dan kuliah. Bagi Dymas, tidak ada kata risih atau malu menekuni usahausaha seperti ini. ”kalau mau total dalam berwirausaha, kita tidak boleh malu melakukan apapun, kecuali di luar norma
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
agama. Semua pelaku wirausaha yang sukses mengawali kesuksesan dari hal kecil,” tegas Dymas. Mengaku tertarik mengikuti Wirausaha Mandiri 2009 karena program WM ini sangat bagus dan merasa sangat beruntung mendapat kesempatan bergabung dengan para wirausaha muda lainnya. ”Saya sebagai pengusaha pemula membutuhkan suatu bimbingan dan arahan agar menjadi pengusaha yang tangguh dan bisa bersaing dengan pengusaha-pengusaha yang sudah sukses,” demikian menurut Dymas. Setelah mengikuti Wirausaha Mandiri 2009 dengan berbagai liputan dan publikasi yang luas, Dymas banyak dihubungi berbagai kalangan yang tertarik untuk bekerjasama dengan Unit Usaha Ayam Bakar Ngimbang dalam bentuk waralaba. Bagi Dymas, ini merupakan tantangan berikutnya untuk bagaimana dapat melayani permintaan tersebut dengan terus mengembangkan konsep waralaba yang paling pas bagi Ayam Bakar Ngimbang.
”Saya berharap kegiatan Wirausaha Mandiri semakin dikembangkan dan diperluas cakupannya dan para wirausahawan muda di Indonesia terus dibina, dipublikasikan dan dikenalkan kepada masyarakat luas untuk menguatkan bisnisnya,” tambah Dymas. Ditanya target usahanya, Dymas menjawab; ”Untuk tahun 2010, saya menargetkan pertumbuhan usaha sebesar 40% dan untuk 10 tahun ke depan, saya berharap outlet Ayam Bakar Ngimbang sudah tersebar di seluruh pulau Jawa, bahkan di luar Jawa”. Harapannya kegiatan ini semakin dikembangkan dan diperbesar lagi cakupannya dan ada suatu program yang ditujukan untuk bagaimana para pengusaha muda dipublikasikan atau dikenalkan pada seluruh masyarakat luas yg nantinya akan menguatkan bisnis mereka.
Mengenai program Wirausaha Mandiri, Dymas berpendapat bahwa program yang difokuskan untuk pembinaan bagi pengusaha muda ini sangat tepat. Orang-orang muda seperti diberikan kail dan motivasi bagaimana bisa mencari ikan. Ini adalah program berjenjang dengan berbagai pelatihan sehingga dari pengusaha kecil akan terbentuk menjadi pengusaha dengan karakter yang tangguh dan mandiri. Selain itu, program ini mampu merubah mindset anak-anak muda dari pencari kerja menjadi pembuka lapangan kerja.
65 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
“Setelah kami menang di Wirausaha Mandiri 2007, dan 3 tahun terlibat dalam program WM perkembangan bisnis kami sangat signifikan, mendapat ekspose dan dukungan dari Bank Mandiri di banyak even di seluruh Indonesia.” SAPTUARI SUGIHARTO pemilik Kedai Digital Corp., Yogyakarta. Pemenang II Wirausaha Mandiri 2007 Kategori Mahasiswa Program Pasca Sarjana dan Alumni
Saptuari merupakan lulusan Jurusan Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Fakultas Geografi UGM Yogyakarta. Bosan bekerja sebagai karyawan, terinspirasi ketika melihat seorang artis ibukota menjual merchandisenya, Saptuari memulai usahanya pada 28 Maret 2005 dengan membuka sebuah kios kecil seukuran 2 x 7 meter diberi nama Kedai Digital di Yogyakarta. Saat mengikuti WM di tahun 2007, ia baru memiliki 7 cabang dengan 80 orang karyawan. Setelah 3 tahun terlibat dalam program WM, perusahaan ini akhirnya berhasil meresmikan kantor pusat atau Kedai Digital Corporate, dan dari kantor inilah seluruh aktivitas kerja cabang yang telah berjumlah 43 buah di 32 kota seluruh Indonesia akan dipantau. Kedai Digital Corporate dilengkapi dengan tiga divisi yaitu: Divisi Kedai Digital yang membuat mug dan merchandise lainnya, Kedai Digital Cutting yang fokus pada pembuatan kaos dan satu divisi baru Kedai Digital Studio dengan mempekerjakan 300 karyawan.
66
Jika pada tahun 2007 Kedai Digital membukukan omset sebesar Rp 1,2 miliar, maka pada tahun 2009 lalu sudah meningkat menjadi Rp 8 miliar. Semua itu tidak terlepas dari dukungan dari Bank Mandiri yang sering melibatkan usaha ini dalam berbagai pameran, seminar-seminar kewirausahaan dan pemberitaan, publikasi di berbagai media di seluruh Indonesia. Saptuari berkata “Untuk saat ini, banyak orang bilang WM merupakan penghargaan pada wirausahawan muda yang paling bergengsi di Indonesia. Saya menyarankan agar para wirausahawan muda lainnya ikut ajang ini bila mau eksis karena daya ungkit WM itu luar biasa.” Saptuari pun menambahkan, “Dengan sistem Business Opportunity (BO), kita tunggu di tahun ini Kedai Digital merambah Margonda Depok dan Cibubur, cabang pertama kami di Jakarta.”
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
“…setelah WM? Banyak sekali yang saya dapatkan, yang tangible itu knowledge, pengetahuan berbisnis melalui pelatihanpelatihan yang semuanya bisa diaplikasikan, yang intangible itu network dari seluruh Indonesia.” ANDI SUFARIYANTO, CEO PT. Adila Imperium (Holding Company) Finalis Wirausaha Mandiri 2008 Kategori Mahasiswa Program Pasca Sarjana dan Alumni
Lahir di Padang Sumatera Barat, 8 Juli 1981, pendidikan TK sampai SMU ditempuhnya ditanah kelahiran. Kemudian melanjutkan ke jenjang D3 dan S1 di jurusan Mesin Institut Teknologi Surabaya (ITS). Saat ini sedang melanjutkan S2 Magister Manajemen di UGM Yogyakarta. Memulai bisnis saat masih menjadi mahasiswa tahun 1999 dengan jual beli handphone bekas, sempat bangkrut dan merugi ratusan juta tapi ia tidak pernah jera untuk memulai bisnis baru. Hobi membaca buku-buku bisnis dan jeli melihat peluang, setelah mencoba berbagai bisnis seperti Salon (cuci) mobil, distributor barang murah produk China, saat ini Andi adalah CEO untuk Adila Group yang memiliki beberapa divisi; Danish Collections, unit usaha distributor busana muslim dan asessories, PourVous, unit usaha produksi dan distribusi kosmetika alami, Virto Smart Office, unit usaha jasa virtual office, Adila Property, unit usaha management dan investasi property dan Panelneon, unit usaha disain dan pembuatan signage. Status sebagai finalis WM membuat dia mudah masuk dalam sebuah lingkungan baru, memiliki jaringan kerja yang luas dan produknya merambah ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia.
Berkat Bank Mandiri, Andi dengan produk PourVous berkesempatan berpameran, memperkenalkan produk kosmetiknya di Festival Indonesia yang diselenggarakan oleh KBRI Paris, Perancis. Produk PourVous mendapat sambutan yang baik dari konsumen Eropa dan Afrika karena menggunakan bahan alami dan bersertifikasi halal. Karenanya PourVous menargetkan untuk masuk pasar Eropa pada tahun 2010. PourVous juga mendapat undangan untuk pameran La foire de Paris di bulan Mei 2010 dan pameran lain di Dubai, Oman dan Italia serta tawaran bantuan pemasaran produk ke Mali. Target jangka panjang lainnya, mengembangkan busana muslim merek sendiri, dan Virto Smart Office yang akan segera go franchise. Kepada Bank Mandiri, Andi berharap untuk bisa mengelola para alumni WM sejak 2007. Mungkin dengan pertemuan rutin setiap 6 bulan. Bila pertahun program WM bisa menggarap tigapuluhan pengusaha muda, bisa dibayangkan bagaimana efek nya bagi Indonesia di 20 tahun mendatang.
67 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
“Program Wirausaha Mandiri merupakan pelopor bagi program sejenis (kewirausahaan) yang bisa dikatakan nomor satu di Indonesia.”
M
AGUNG NUGROHO SUSANTO, SH. Pemilik Simply Fresh Laundry (Laundry on Kilo’s), Yogyakarta. Pemenang I Wirausaha Mandiri 2009 bidang Industri dan Jasa Kategori Mahasiswa Program Pasca Sarjana dan Alumni
Agung Nugroho Susanto, lulusan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun 2007 memulai usaha di kota Yogyakarta saat masih mahasiswa, tepatnya 24 Februari 2006. Agung menyadari bahwa menjadi wirausahawan adalah sebuah pilihan dan harus berani memutuskan. Maka dengan kesungguhan dan kerja keras, usaha yang dimulai hanya dengan 2 mesin cuci, 1 mesin pengering, 2 tenaga kerja dan tempat sewaan, dalam kurun waktu 4 tahun telah berkembang menjadi sebuah perusahaan waralaba dengan 120 outlet di seluruh Indonesia. Agung mengaku sudah beberapa kali mengikuti kompetisi sejenis, namun Wirausaha Mandiri (WM) memiliki kelebihan tersendiri. Peserta mendapat pembinaan, bimbingan dan pelatihan yang sangat bermanfaat, di antaranya adalah
68
pembinaan oleh Rhenald Kasali di Yayasan Rumah Perubahan. Dukungan untuk promosi melalui pameran dan expo, serta publikasi secara luas baik di televisi maupun media lain sehingga usahanya lebih dikenal oleh masyarakat. Atas undangan Departemen Perdagangan, Agung pernah mewakili Indonesia mengikuti expo di Singapura dan Malaysia. Keberhasilannya memenangkan Juara I Wirausaha Mandiri 2009 ini semakin menguatkan tekad dan optimismenya untuk membawa Simply Fresh Laundry untuk go International. Agung juga berharap semoga di masa mendatang program WM tetap bisa terlaksana secara maksimal dan pesertanya tidak terbatas di usia 20 – 35 tahun saja.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
”Publikasi yang luas dan terprogram dari Bank Mandiri berdampak pada percepatan pertumbuhan usaha saya secara signifikan.”
FIRMANSYAH BUDI PRASETYO, SH Pemilik jarringan Tela Krezz Yogyakarta Finalis Wirausaha Mandiri 2008 Kategori Mahasiswa Program Pasca Sarjana dan Alumni
Lulusan Fakultas Hukum UGM dengan predikat cumlaude ini, diharapkan orangtuanya menjadi pekerja kantoran yang mapan. Tapi Firman malah mencoba-coba berjualan. Dengan meminjam gerobak outlet ibunya yang tidak terpakai, dia mulai berjualan singkong goreng yang dinamakan ”Homytela”, karena jualannya di depan rumah. Peralatan masaknya pun pinjam ibunya. Keinginan kuat untuk terus mengembangkan usahanya, membuat ia mencoba menciptakan brand yang lebih ”menggigit”. Maka atas masukan teman-teman, jadilah ”Tela KreZZ”. Dengan konsep waralaba, Tela Krezz saat ini sudah mempunyai 1200an outlet tersebar di 133 wilayah setingkat kabupaten dan kotamadya di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh di paling Barat, paling Timur ada di Jayapura. Paling Utara ada di Nunukan, paling Selatan ada di Kupang. Ikut program Wirausaha Mandiri (WM) atas saran dan dorongan temannya, Saptuari, pemilik Kedai Digital, yang menjadi pemenang WM tahun 2007. Setelah ikut, Firman merasakan berbagai manfaatnya. Bank Mandiri memberikan publikasi yang luas dan terprogram. Liputanliputan media termasuk televisi itu pasti tidak akan mampu dibiayai sendiri. Dampak terhadap usahanya
pun sangat signifikan. Dari 600 outlet sebelum ikut WM, setelah itu mengalami percepatan pertumbuhan yang pesat. Di awal 2009, minimal buka 6-10 perwakilan (agen) setiap bulannya. ”Selain itu, pendampingan yang kita dapatkan juga sangat bermanfaat. Salah satunya dari Pak Rhenald Kasali. Dengan pendampingan, langkah kita jadi terarah. Dan kita belajar dari orang yang tepat. Kemudian ada juga pelatihan ActionCOACH, lembaga pelatihan bisnis kelas dunia. Di situ kita diajarkan bahwa jadi pengusaha tidak cukup hanya kreatif saja, tapi juga harus berpikir logis. Itu kan harus dilatihkan supaya balance,” sambung Firman. Untuk program Wirausaha Mandiri ke depan, Firman mengusulkan supaya Bank Mandiri masuk ke level usia lebih muda lagi. Akan lebih baik lagi bila menjangkau usia 16 atau 17 tahun. Karena mengedukasi kewirausahaan adalah suatu proses berjenjang yang tidak bisa dalam waktu singkat. Lebih lanjut Firman menyarankan agar program Wirausaha Mandiri melakukan publikasi dan sosialisasi lebih intens lagi. ”Saya merasakan orang-orang muda belum terlalu aware terhadap program Wirausaha Mandiri ini,” kata Firman di akhir pembicaraan.
69 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
OPINI TOKOH
Pak Boediono melihat antusiasme para mahasiswa terhadap program Wirausaha Mandiri. Menurut Pak Boediono, belajar secara akademis penting tetapi belajar dalam praktek terutama sebagai upaya untuk membangun kemampuan diri kita agar senantiasa mempunyai inisiatif dan kreatif adalah sesuatu yang tidak harus terlepas dari kegiatan di bidang akademis.
Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia
“Saya ingin menyampaikan selamat dan penghargaan kepada Bank Mandiri yang secara konsisten sejak tahun 2007 melaksanakan salah satu program CSR yang menurut saya benar-benar tepat pilih. Karena kegiatannya bukan sekedar untuk membagi-bagikan sembako, tapi lebih fundamental lagi yaitu untuk mendukung dan mendorong kemampuan tunas-tunas muda kita, para mahasiswa untuk menjadi tulang punggung dari kegiatan kehidupan perekonomian kita di waktu mendatang. Suatu pilihan yang tepat, yang saya kira perlu kita lanjutkan dan menjadi contoh program CSR yang sangat baik” demikian Wakil Presiden Boediono mengawali pidatonya dalam acara Penghargaan Wirausaha Mandiri 2009. Secara berseloroh, Pak Boediono mengatakan “Saya memimpikan seandainya saja pada waktu saya muda ada program Wirausaha Mandiri, barangkali saya tidak akan menjadi menteri atau wapres tetapi jadi pengusaha”. Bertemu dengan mahasiswa dan orang-orang muda, membuat Pak Boediono merasa kembali ke habitat, karena memang Pak Boediono adalah pengajar di perguruan tinggi. Namun karena kesibukannya akhir-akhir ini, hobi mengajarnya sementara terpaksa berhenti.
70 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
“Bertatap muka dengan wajah-wajah muda yang penuh semangat, spontanitas, luar biasa dan kreatif, membuat saya merasa optimis mengenai masa depan negara kita ini. Inilah generasi muda yang kita banggakan. Saya melihat wajahwajah yang cerah, segar dan siap untuk maju dan bersaing dalam kancah dunia usaha. Banyak Wirausahawan sukses yang bisa jadi contoh dimana kewirausahaan itu akhirnya akan membawa manfaat yang luar biasa” demikian kesan
”Oleh sebab itu saya anjurkan adik-adik memanfaatkan masa muda ini. Walaupun masih di bangku kuliah, tidak ada alasan untuk tidak aktif di bidang-bidang usaha dan bidang-bidang lainnya secara praktek”. Lebih lanjut Pak Boediono mengingatkan bahwa mereka akan menerima estafet kepemimpinan bangsa ini. Estafet ini sudah di ambang pintu. Oleh karena itu para mahasiswa harus menyiapkan diri dari sekarang, di bidang apapun. ”Bidang-bidang lain juga membutuhkan pemimpin, bukan hanya satu-dua orang, tetapi kita membutuhkan satu ”gepok” pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan. Anda adalah pemegang estafet ini. Karena kami tentunya akan lengser dan dengan penuh kepercayaan kami akan menyerahkan ini kepada kalian,” kata Pak Boediono yang menyebut para mahasiswa sebagai ”Adik-adikku”. Pak Boediono juga menyambut baik adanya satu hasil kongkret dari upaya untuk meningkatkan pendidikan kewirausahaan berupa Modul Kewirausahaan. Beliau mendukung pengajaran dan pelatihan kewirausahaan di kelas-kelas di perguruan tinggi di Indonesia bahkan bila memungkinkan juga dipraktekkan secara terbatas di tempattempat lainnya. Untuk itu, Pak Boediono mengharapkan agar para Rektor perguruan tinggi benar-benar mengintegrasikan Modul Kewirausahaan ke dalam kurikulum untuk semua fakultas. ”Saya benar-benar mendukung agar pendidikan kewirausahaan ini terintegrasi ke dalam kurikulum perguruan tinggi. Bahkan kalau bisa diberikan sedini mungkin, semacam upaya untuk membangkitkan semangat ini mungkin juga perlu diberikan pada anak-anak di tingkat SMA. Tentu saja disesuaikan dengan tahap umur dan perkembangan jiwanya”. ”Menurut saya, kewirausahaan bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari hanya dari textbook, dihafalkan, diujikan dan kemudian lulus dengan hasil baik, melainkan sesuatu yang lebih mendalam. Wirausaha memerlukan pengajaran
dengan cara yg berbeda. Mulai dari memberikan motivasi, contoh-contoh dan yang paling penting adalah upaya untuk mempraktekkan karena wirausaha tidak bisa hanya di atas konsep teori, di atas kertas.” Pak Boediono juga menekankan bahwa melihat wirausahawan jangan hanya dari penampilan rapi, berdasi dan hal-hal materialistis lainnya. Gambaran dari wirausahawan yang sebenarnya adalah orang, yang dengan kalkulasi tertentu, berani mengambil langkah beresiko, termasuk resiko kerugian bila mengalami kegagalan, dan tidak mudah putus asa untuk meraih sukses. Orang yang berani mengambil resiko ini biasanya adalah orang yang hands on, berani dan mau mengerjakan semuanya dari bawah. Wirausaha adalah tulang punggung dari ekonomi, penggerak dari kegiatan ekonomi suatu bangsa. Semakin banyak wirausaha maka semakin kuat perekonomian kita. Selain itu, dari segi politik pun wirausaha ini adalah kunci bagi berkembangnya demokrasi karena wirausahawan adalah orang-orang yang punya pemikiran independen yang tidak
harus tunduk pada sesuatu struktur yg mengikat. Dia bebas menyampaikan pandangannya dan oleh sebab itu di banyak negara, kelas wirausaha merupakan kelas pendukung demokrasi. Jadi sangat penting kita mengembangkan kewirausahaan ini. Pak Boediono juga berharap agar para wirausahawan muda pemenang Wirausaha Mandiri tahun-tahun sebelumnya hendaknya memberikan motivasi dan contoh untuk adikadiknya. Contoh ini yang sangat kita perlukan, termasuk bagaimana kiat-kiatnya untuk membuka jalan menuju sukses. Selain itu tentu saja konsep-konsep atau teori-teori mengenai kewirausahaan. Akhirnya Pak Boediono mengucapkan selamat kepada penerima penghargaan Wirausaha Mandiri 2009, dan berharap semua yang diperoleh bisa bermanfaat dan meningkatkan kinerja. ”Saya ucapkan selamat kepada adik-adik semua, semoga Indonesia nanti bisa jaya di tangan anda..”
71 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
OPINI TOKOH
“Saya menyampaikan selamat kepada Bank Mandiri atas terselenggaranya acara penghargaan Wirausaha Mandiri yang merupakan salah satu program PKBL sebagai wujud kepedulian BUMN dalam memajukan masyarakat Indonesia” demikian Bapak Mustafa Abubakar, Menteri BUMN, menyampaikan kesannya terhadap program Wirausaha Mandiri. Lalu secara terperinci beliau menjelaskan bahwa terkait Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebagai program CSR BUMN, berdasarkan UU no.19/2003 tentang BUMN dinyatakan bahwa BUMN mempunyai dua tanggungjawab kepada pemegang saham dan kepada masyarakat yaitu untuk mengoptimalkan laba dan turut aktif dalam Program Kemitraan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan. Hal ini ditegaskan melalui visi Kementerian BUMN yaitu meningkatnya peran BUMN sebagai instrumen negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat berdasarkan mekanisme korporasi.
5 BUMN besar, dengan tingkat jumlah penyaluran dana kemitraaan terbesar terutama dari Bank Mandiri kebanggaan kita, dimana Bank Mandiri telah menyumbangkan dana program kemitraaan sebesar Rp 609 miliar sampai dengan tahun 2009.
Sebagai perusahaan yang harus mengoptimalkan laba atau keuntungan, kita patut bersyukur bahwa kinerja BUMN dari tahun ke tahun menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kinerja BUMN dalam memajukan perekonomian terus meningkat.
Kementerian BUMN berharap bahwa hal tersebut dapat terus ditingkatkan dengan program penyaluran yang tentunya lebih kreatif lagi, lebih inovatif dan tepat sasaran.
Pada tahun 2004 kontribusi pendapatan BUMN terhadap dana APBN sebesar Rp 46,5 triliun. Di tahun 2008 kontribusi BUMN meningkat menjadi Rp 129,4 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 278,27% dimana total laba bersih BUMN mencapai Rp 78 triliun.
Ditinjau dari kelompok sektor usaha yang dijuluki Mitra Binaan, penyaluran dana PKBL khususnya Program Kemitraan, sebagian besar terserap oleh sektor perdagangan yaitu sebesar 38%, disusul oleh sektor industri dan jasa masing-masing sebesar 22% dan 19%. Sektor lainnya seperti peternakan dan perikanan serta perkebunan dan pertanian masih relatif kecil yaitu masing-masing berkisar antara 9% sampai10%.
Kinerja yang baik tersebut tentunya mendukung tujuan BUMN sebagai Badan Usaha yang berperan aktif dalam memajukan masyarakat melalui PKBL dimana BUMN diwajibkan untuk melaksanakan program tersebut dengan menggunakan sumber biaya dari penyisihan sebagian laba bersih perusahaan.
72
Mustafa Abubakar, Menteri BUMN
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Seiring dengan meningkatnya laba BUMN, realisasi penyaluran PKBL juga terus meningkat. Realisasi penyaluran PKBL sejak tahun 1989 sampai dengan prognosa tahun 2009 mencapai sekitar Rp 9,69 triliun. Terjadi penambahan sekitar Rp 6,38 triliun dalam waktu 5 tahun terakhir atau selama kabinet Indonesia Bersatu pertama. Pada tahun 2009 sendiri, total prognosa realisasi penyaluran dana PKBL mencapai Rp 1,97 triliun dimana kinerja pelaksanaan program PKBL ini sangat dipengaruhi oleh
Selanjutnya, distribusi penyaluran dana PKBL pada 33 provinsi di Indonesia, wilayah Jawa mendominasi sebagian besar dana PKBL. Provinsi Jawa Barat sebagai penerima dana pinjaman PKBL terbesar yaitu menerima sekitar 13,5% dari dana PKBL, provinsi Jawa Timur sebesar 13%, provinsi Jawa Tengah 9,2%, dan DKI Jakarta sebesar 8,2%. Untuk provinsi di luar pulau Jawa, provinsi terbesar penerima dana PKBL adalah provinsi Sumatera Utara sebesar 7,4%, diikuti provinsi Kalimantan Timur sebesar 7,3%. Sedangkan penyaluran PKBL di beberapa daerah seperti wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua relatif kecil bila dibandingkan dengan wilayah Jawa. Oleh karena itu, lanjut Bapak Mustafa Abubakar, Kementerian BUMN akan senantiasa memacu pemerataan pemanfaatan dana PKBL ini terutama untuk menyeimbangkan penggunaannya di luar Jawa.
Realisasi jumlah Mitra Binaan penerima penyaluran PKBL sampai dengan tahun 2009 telah mencapai lebih dari 650.000 Mitra Binaan atau meningkat lebih dari 374.000 dari posisi tahun 2004. Menurut para ahli, untuk menjadi bangsa yang makmur, suatu negara harus memiliki minimum 2% entrepreneur dari total penduduknya. Amerika Serikat pada tahun 2007 telah memiliki 11,5% entrepreneur, Singapura pada tahun 2005 memiliki 7,2% entrepreneur, sedangkan kita di indonesia baru memiliki kurang dari 1% entrepreneur. ”Oleh karenanya apa yang dilakukan Bank Mandiri sekarang merupakan jawaban dan upaya yang paling strategis untuk mengejar ketertinggalan ini” kata Pak Mustafa Abubakar. Menteri BUMN mengingatkan bahwa Presiden pada acara National Summit tahun 2009 telah menyampaikan Triple Track Strategy yaitu pro growth dengan target 7%, pro job dengan target tangka pengangguran 5%-6% dan pro poor dengan target angka kemiskinan 8%-10%.
Dalam rangka mensukseskan strategi tersebut dipandang perlu untuk mengembangkan program yang mendorong pemberdayaan kewirausahaan dan inovasi teknologi. Seperti yang telah disampaikan oleh Direktur Utama Bank Mandiri, guna mengembangkan kewirausahaan, Bank Mandiri dengan program PKBLnya berupaya untuk turut berperan menumbuhkan kewirausahaan di Indonesia melalui program Wirausaha Mandiri yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2007. ”Kami berharap melalui program ini tingkat kewirausahaan di Indonesia dapat terus meningkat sehingga nantinya masyarakat Indonesia tidak lagi hanya dapat menjadi pencari kerja atau pegawai tapi sebagai pencipta kerja atau pembuka lapangan kerja. Kami mendukung sepenuhnya upaya BUMN yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan terus-menerus melakukan inovasi-inovasi pengembangan program PKBL kita”
73 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
OPINI TOKOH
Sudhamek AWS Direktur GarudaFood Sudhamek AWS dikenal sebagai orang yang gigih, berani mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Bekerja keras adalah kunci suksesnya, kesederhanaan adalah prinsip utama hidupnya.
“Saya berharap kegiatan ini dikolaborasikan dengan perusahaan-perusahaan, agar calon wirausahawan muda ini bertemu dengan mentor-mentornya untuk membimbing lebih lanjut”.
Ayah tiga orang anak ini dikenal sebagai sosok yang humoris dan bersahabat serta dekat dengan keluarga. Saat liburan kerap mengajak keluarga berwisata ke daerah Tawangmangu Jawa Tengah yang menjadi favoritnya.
“Acara ini juga akan menciptakan lapangan pekerjaan, bayangkan kalau dari puluhan ribu mahasiswa yang menghadiri acara ini, 50 orang di antaranya nanti akan menjadi pengusaha, masing-masing akan mempekerjakan 1.000 karyawan, berarti tercipta lapangan kerja bagi 50.000 karyawan. Ini baru satu kali pelaksanaan workshop, padahal sekarang sudah workshop yang ke-19. Sangat fantastis. Bila acara ini terus dilakukan saya kira masalah pengangguran di Indonesia ini bisa terpecahkan”.
Selaku CEO PT Garuda Food, Sudhamek AWS mengakui pentingnya tanggung jawab sosial bagi para pelaku usaha. Bagi dia tanggung jawab sosial bukanlah beban, tetapi hal yang menguntungkan kedua belah pihak, baik perusahaan maupun stakeholdernya. Menurut Sudhamek, menjadi entrepreneur itu adalah sebuah pilihan yang tak mudah diwujudkan. Harus pandai melihat dan mencari peluang usaha, berani memanfaatkan peluang dan tidak mudah menyerah. Tentang program Wirausaha Mandiri ini, beliau mengakui bahwa Bank Mandiri sangat membantu mahasiswa mewujudkan impian menjadi entrepreneur melalui acara Wirausaha Mandiri ini.
74
Dalam Seminar “Being Entrepreneur Mandiri of the Year 2009, Dies Natalies FE Universitas Kristen Satya Wacana ke 49”, Sudhamek berpesan kepada mahasiswa: “Selagi masih kuliah siapkan diri kita sebagai mahasiswa untuk terjun ke dunia bisnis yang sesungguhnya, karena di dunia bisnis yang sesungguhnya kita tidak punya lagi kesempatan untuk mempersiapkan diri”.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
OPINI JURI
Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng Kepala UPT Inkubator Industri dan Bisnis ITB
Carmanita Fashion Designer
“Menurut saya, seorang entrepreneur itu adalah seorang pioner. Seseorang yang bisa menciptakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Ia mampu melihat suatu kebutuhan yang dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai di masyarakat”.
Tiga puluh tahun menggeluti bidang Fashion Design bukanlah rentang waktu yang pendek dan telah membentuk Carmanita menjadi perancang busana sekaligus pengusaha yang handal. Ia mengenali betul karakter yang harus dimiliki seorang wirausahawan. Karenanya ketika menjadi salah satu juri Wirausaha Mandiri, selama melakukan penilaian ia lebih memperhatikan sisi psikologis dari para finalis, apakah benarbenar berbisnis atau hanya berambisi menjadi pebisnis.
Lebih lanjut, dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB yang juga Staf Ahli Menkominfo ini mengatakan bahwa sebagai juri Program Wirausaha Mandiri 2009, hal pertama yang ingin beliau dalami adalah inovasi apa yang dimiliki oleh para finalis Wirausaha Mandiri. Kedua, bagaimana kreatifitas mereka dalam mengelola bisnisnya sehingga memiliki manfaat. Kemudian yang paling penting adalah apakah dampak sosial, dampak lingkungan dan dampak kepada kehidupan SDM mereka karena seorang wirausahawan yang baik harus mampu mengidentifikasi hal-hal tersebut untuk kemudian menciptakan inovasi-inovasi baru agar usahanya senantiasa berkelanjutan dan lebih maju lagi.
Mengenai program Wirausaha Mandiri, Carmanita berkata: “Saya menghargai upaya Bank Mandiri menyelenggarakan Wirausaha Mandiri untuk menyaring pengusaha muda yang inovatif, kreatif dan sungguh-sungguh dalam menjalankan usahanya”.
75 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Mengenai Program Wirausaha Mandiri, beliau berpendapat bahwa kegiatan yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri ini merupakan sesuatu yang mulia, karena mentransformasikan masyarakat yang konsumtif menjadi masyarakat yang produktif. Beliau sangat menghargai upaya dan keinginan Bank Mandiri untuk mendorong generasi muda menjadi wirausahawan yang profesional dan mandiri. Disamping itu, kegiatan ini juga akan membuka perspektif lain bagi para sarjana baru untuk tidak hanya berfikir mencari pekerjaan tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan.
Sebagai seorang yang bergelut dalam bidang kreatif, Carmanita melihat anak-anak muda sekarang sangat kreatif dan mau menyalurkannya ke dalam bisnis. Namun selain kreatif seorang pebisnis juga tidak boleh cepat puas, dia harus tahu kekurangannya dan bisa memperbaiki untuk mendapatkan produk atau sistem yang lebih bagus. Jika kita terlalu melihat kepada apa yang kita miliki, kita akan cenderung jalan di tempat karena merasa sudah bagus.
Parikesit Suprapto Deputi Menteri BUMN Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan
Gumilang Hardjakoesoema Staf Ahli Bidang Kemitraan dan Usaha Kecil Kementerian BUMN
Secara khusus, Parikesit Suprapto menilai bahwa fokus Bank Mandiri pada program Wirausaha Mandiri sebagai program unggulan PKBL sangat tepat. Menurut Parikesit, Bank Mandiri sangat jeli melihat potensi program Wirausaha Mandiri yang sangat mungkin dikembangkan secara berkelanjutan. Tingkat keberhasilan program akan tinggi karena ditujukan bagi para mahasiswa dan pemuda yang relatif lebih dapat menerima masukan, lebih cepat berkembang.
Gumilang Hardjakoesoema sangat mendukung program Wirausaha Mandiri yang ditujukan kepada kaum muda. “Di kalangan anak muda, jiwa entrepreneurship lebih mudah untuk ditumbuh-kembangkan dan pada akhirnya mampu menanamkan sense of business dalam setiap kegiatan mereka,” kata Gumilang. Lebih lanjut ia mengatakan, “Sejak dini kita harus membuat program kemitraan yang dapat dikenali, dimanfaatkan dan diinterpretasikan oleh generasi muda. Mereka masih mempunyai waktu yang panjang, ide yang kreatif dan kesempatan yang besar. Program yang dibuat pun harus mampu membuat mereka lebih fleksibel, lebih dinamis serta memahami dinamika suatu bisnis.”
Dengan PKBL Mandiri, mereka dibantu sampai menjadi wirausahawan yang mandiri. Begitu usahanya mengalami peningkatan, mereka akan menjadi nasabah Bank Mandiri. Suatu usaha yang sangat menggembirakan di tengah berbagai hambatan dalam mencari bibit-bibit wirausahawan muda dewasa ini. Mengenai PKBL secara umum, Parikesit menilai bahwa tidak semua BUMN mempunyai keahlian dalam mengelola PKBL seperti Bank Mandiri. Oleh karena itu, Parikesit berharap Bank Mandiri bersedia berbagi pengalaman dan mau bekerjasama dengan BUMN lain yang dananya besar tapi keahliannya relatif lebih kecil. Jika beberapa BUMN menjalankan satu proyek yang sama, dampaknya akan lebih besar bagi masyarakat dan bagi perekonomian nasional.
76
Sebagai juri Penghargaan Wirausaha Mandiri, Gumilang menilai program Wirausaha Mandiri merupakan salah satu tahap awal proses estafet perbankan dari usaha kecil yang belum dapat difasilitasi secara komersial untuk dapat meningkat menjadi usaha yang dapat memanfaatkan pendanaan komersial. Secara keseluruhan, Gumilang menilai kinerja PKBL Mandiri telah dilaksanakan dengan sangat baik dan berharap program-program untuk membantu usaha kecil dapat disinergikan dengan BUMN lain.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Laporan Keuangan PKBL Mandiri 2009
" "!
" %$
80 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
$213$06&+5130&'2'0&'0 $213$014+4+'6$0)$0 $213$0-5+7+5$4 $213$0364$4 $5$5$0$5$4$213$0'6$0)$0 0(13/$4+"0+531)3$/'/+53$$0&$0+0$+0)-60)$0 '0&+3+$0&$00(13/$4+"/6/ ')+$5$0"5$/$ 6460$0'0)6364 $%$0)
-*5+4$3'%+,$-$0-605$04+9$0) +)0+(+-$0
$4$3'09$,+$0$213$0'6$0)$0
'%+,$-$0-605$04+ '0,'.$4$01414$213$0'6$0)$0 $4&$0 '5$3$$4 +65$0)+0,$/$0+53$+0$$0 .1-$4+'09+4+*$0+65$0) -5+7$!'5$2 $4$0-9$0)+%$5$4+'0))60$$09$ $0$'0,$/+0"! +65$0)'3/$4$.$* .1-$4++65$0)'3/$4$.$* 0)463$0'.6/!'3+&'05+(+-$4+ -5+7$'34+* '0'3+/$$0 '0&$2$5$0$4$&/+0+453$4++0,$/$0 '0&$2$5$0$4$+31 '0&$2$5$0$+0.$+0 .1-$4+$0$"'&6.+ $0$'/%+0$$0'/+53$$0 '09$.63$0+0$+0)-60)$0 '%$0'/%+0$$0 '%$0"2$*!'0$)$$3+$0 '%$0&/+0+453$4+&$0"/6/ '%$0 '8$
'%$0'096465$0-5+7$!'5$2 '%$0'09+4+*$0+65$0)
$.
0(13/$4+!$/%$*$0 '09$.63$0$0$31)3$/'/+53$$0'3#+.$9$*'06365 '-513"4$*$ 6$.+5$4+0,$/$031)3$/'/+53$$0'06365 '-513"4$*$ $213$0'$.+4$4+'09$.63$0$0$31)3$/'/+53$$0 $/2+3$0 $4$3 +($5&$06$4$6&+5 $/2+3$0 $213$0-6/6.$4+$0$31)3$/'/+53$$0 $/2+3$0 '09$.63$0$0$31)3$/'/+53$$0'3#+.$9$* $/2+3$0 6$.+5$4+0,$/$031)3$/'/+53$$0 $/2+3$0 +65$0)'3/$4$.$* $/2+3$0 $(5$3-5+7$!'5$2&$0'096465$009$
81 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
82
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
83
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
()*+,-+./ 0/)*+..(1.(&)(.)(-23(-.(&.(2.(1)+)0+40+,52 0+'040/50+ '.6./.*3.(37).8 .*.*.( !"# !$%&"% '!#! & '&(") '&(")'&*+,&"#& -%&'!.&&/'&(")'&*+,&"#&
0!"#& '!#-" (+(-&'!.(("0!"#& '!#-" ! # (+(-&'!.(("! # )( (+(-&'!.((")( / " 12)&3"&'!))(. '!*+&4,5 '&(")!#+-/ -%&'!.&&/'&(")!#+-/ "
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
& & % &' & #$
!
!!!!
% & (")!:;(4/ (")6)'*)!$ 4,8'!+3&5& (")6)'*)5&. % & ! % &#$!
84
#$$
% &' &
% &
% & '
(")6)'! ! &..),&/#(&3.# 4")'* )&57#(")6)'*)!$ 4,85& )&57#(")6)'*) !-!3&/'!+3.#)(# )(#!-(+!#& !"&9&& % & '
'040/50+
!!!!
5&/"<"""5$%#!().)+!#($3)&.)"& "!#$&/ #&5$%#!()!7#!!-(#(/
()*+,-+./ 0/)*+..(1.(&)(.)(-23(-.(&.(2.(1)+)0+40+,52 (*320+),10:.(-&0+.28)+.(--.6'040/50+ '.6./.*3.(37).8 .*.*.( ''9 -%&)&53 #&4,8'!+3& '!!#&+'!-&+$/ #&4&"'55& '!))"&!3=$!#&%(+3) ' '! $"6 +&&"#&'&*+ '! $")&&'! $"!:!-&.#&/ '! $"6;% '! $"5&-& ' 9 -%&4,8'! (-& !#/'!+!(/'#%)#+ !#/>"( 9 ''9 #$$ 9 &&' 9 '!+3&!+&"# '!.-(#&5&)() '!-&+$/!4&"'55& 9 &&' !3'!+3& !34$/!)#& !3 +&&"#& 4+(+ !3!: !3'!.((""&0!"$ !3'!.&&/'&(") !3'* !3 '!)!-(#5&. &&' ! 9 &&' #$! " & !("()!#()&'!*(-1'!)/$( "&0!"$ '! $"5(#& !35(#& " &
.83(
!!
!
9 & ' "&0!#&/!#&"'!.&&/4,8'! (-& "0!#&/!#&"!#3!3
&
& # $ & '% '
& ' '#$
5&/"<"""5$%#!().)+!#($3)&.)"& "!#$&/ #&5$%#!()!7#!!-(#(/
85 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
& ' #"$
()*+,-+./ 0/)*+..(1.(&)(.)(-23(-.(&.(2.(1)+)0+40+,52 (*320+),10:.(-&0+.28)+.(--.6'040/50+ '.6./.*3.(37).8 .83( ' ;
' ' ; '!!#&+4,8'!+3& '!)!+3-&'&*+,&"#& '!)!+3-&'&*+/(( '!))"&!3=$!#&%!-!3&/'!+3.#)(# )(#!-(+!#& !"&9&& '! $"6 +&&"#&'&*+ '! $"6;% '! $"5&-& &
' ; '!.-(#'&*+!+&"# '!+3&!+&"# '!.-(#&5&)() '!+3.#'!*+&4,5 '!+3!-&'!#! & '!+3.#(")6)'! ! '!+3.#!3&3.#&+( !3'!+3& !34$/!)#& !3 +&&"#& 4+(+ '!+3.#!3'!+!-&/# '!+3.#!3!: '!+3.#'* '!+3.#!3 '!)!-(#5&. 464,5 & 9 ' ' ' ;
' ' ; '!!#&+'%%)&&'!*(-"&0!"$ '!!#&+!+3-&0!"& '! $")&&'! $"5(#& &
' ; '!+3&.)&&'!+3!-&"&0!"$ '!!+$"0!"& '!+3.#!35(#& &
& 9 ' '
86
!! !!!
! !
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
' '; ,? '!)!+3-&'&*+6)'*) '!-&+$/ #&4&"'55& "&0!#&/!#&"!#/'!+3". & 548484? '!.&&/'#%)#+4,8'! (-& '!.-(#'#%)#+4,8'! (-& '!+3.#(")6)'*) '!-&+$/!4&"'55& '!.-(#!$ 4,8'!+3&5&15!+3)'!.-(# &
& 9 ' ' '
!!
& ' ' #$$
' '% '
' ' '
! !!!
5&/"<"""5$%#!().)+!#($3)&.)"& "!#$&/ #&5$%#!()!7#!!-(#(/
& %"#!#%# & "% #"#$#!% %% %$"!# & &5:;27,806+, )5;)809)47)0+,5.)5 ,9,4*,8 05>):)2)5+)3)4#;70)/
5-684)90&50:"86.8)4,40:8))5+)505)05.2;5.)5"
",5+080)5+)55-684)90&4;4
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
0=:#0=38@83838@8:0=B0=660; %:B>14@14@30A0@:0=&4@0BC@0= &4<4@8=B07 $><>@ B07C= B0=660; %:>14@ 30= !4?CBCA0= #4=B4@8 !4C0=60= $><>@ !#! A4@B0 :B0 &4=38@80= $><>@ B0=660; %:B>14@ G0=6 381C0B 387030?0= =>B0@8A (CB98?B> ( 38 0:0@B0 30= 38A4BC9C8 >;47 #4=B4@8 !470:8<0= 34=60= (C@0B !4?CBCA0= $><>@ ) B07C= B0=660; %:B>14@ A4@B0 38C
<>@B0=660;4A4<14@)0<1070=4@8B0$460@0$><>@ (4B4;07 @4AB@C:BC@8A0A8 :440B 10=: 14@601C=6 G08BC &) 0=: C<8 0G0 &4@A4@> &) 0=: 060=6 $460@0 &4@A4@> &) 0=: :A?>@ >@ =3>=4A80 &4@A4@> 30= &) 0=: &4<10=6C=0= =3>=4A80 &4@A4@> A4;4A08 38;0:A0=0:0= 38;0:C:0= <4@64@ A420@0 7C:C< G0=6 3830A0@:0=0B0A8H8=0=:=3>=4A80A4AC08!4?CBCA0=C14@=C@0=: =3>=4A80 $><>@ !& B07C= B0=660; C;8 <4=64=08 ?4=6601C=60= :440B 10=: B4@A41CB A420@0 454:B85 A490: B0=660; C;84=60=34<8:80=0=:#0=38@8<4?4@0A8 A490:B0=660;6CABCA(410608B070?14@8:CB=G038;0:A0=0:0= ?@>6@0<@4:0?8B0;8A0A8 (4;0=9CB=G0 14@30A0@:0= 0:B0 $>B0@8A (CB98?B> ( $><>@ B0=660; C=8
B4=B0=6 &4@C1070= =660@0= 0A0@ &) 0=: #0=38@8 &4@A4@> )1: G0=6 B4;07 38A4BC9C8 >;47 #4=B4@8 !470:8<0= 14@30A0@:0= (! $><>@ ) ) B07C=
B0=660; C=8
0=: #0=38@8 <4=9038 &4@CA0700= )4@1C:0 30= <4=20B0B:0=A070<=G038C@A054: 0:0@B030=C@A054:(C@010G0 ?030B0=660; C;8
0;0< AB@C:BC@ >@60=8A0A8 0=: #0=38@8 ?4=64;>;00= *=8B &!" 14@030 38 10E07 #82@> CA8=4AA @>C? G0=6 38:>>@38=0A8:0= >;47 8@4:B>@0B#82@>'4B08;0=:8=6 *=BC: ?4=G0;C@0= 30=0 &@>6@0< !4<8B@00= 30= 8=0 "8=6:C=60= ?4=64;>;00= &!" 38 ;0?0=60= 14@030 38 10E07 :>>@38=0A8 !0=B>@ ,8;0G07 <4;0;C8 2010=62010=6 38 10E07=G0 108: ! $""" "#!# #! ! C1 30= $#& G0=6 3814@8 87 :4E4=0=60=>;47!4?0;0,8;0G07
,.0):)5&:)4) !4680B0= CB0<0 *=8B &!" 030;07 ?4=G0;C@0= ?8=90<0= &@>6@0< !4<8B@00=30=<4<14@810=BC0=&@>6@0<8=0"8=6:C=60=<4<18=0 30= <4=0B0 CA070:0= 03<8=8AB@0A8 :4680B0= &!" A008 34=60= ?4;0?>@0=?>A8A8:4C0=60= &@>6@0< !4<8B@00= <4<14@8:0= ?8=90<0= 30= ?4<18=00= 1068 CA070:428;34=60=BC9C0=G0=68=68=3820?080=B0@0;08= #4=28?B0:0= #! !$!" 10@C <4;0;C8 50A8;8B0A ?8=90<0= &@>6@0< !4<8B@00= :4?030 CA070 :428; G0=6 383C:C=6 34=60= ?4<18=00= C=BC: <4=8=6:0B:0= :4<03C:A8 #4=28?B0:0= $"#! " 20;>= 3418BC@ :><4@A80; 0=: #0=38@8 G0=6?>B4=A80; (410608 A0;07 A0BC ?4;0:A0=00= :><8B<4= 30;0< <4=8=6:0B:0= :4<0=4A80 C=BC: ?4=664@0: ?4@4:>=><80=$460@0 &@>6@0< 8=0 "8=6:C=60= 0=: #0=38@8;4187 5>:CA?030&@>6@0< ,8@0CA070#C30#0=38@8G08BC?@>6@0<C=BC:<4=C<1C7:0=98E0 #! !$!" 38 :0;0=60= 64=4@0A8 @0=6;08=
$;9;5)5",5.;8;9 &4=64;>;00= &@>6@0< !4<8B@00= 30= 8=0 "8=6:C=60= ?030 &) 0=: #0=38@8 &4@A4@> )1: B07C=
38;0:A0=0:0= >;47 #82@> CA8=4AA @>C?G0=614@0303810E078@4:BC@#82@>'4B08;0=:8=634=60= ACAC=0=?4@A>=0;80A41060814@8:CB 8@4:BC@ C38C=038(038:8= !$""" !$ )0@38 !## $C@ ;50 6CAB8=0 B4@78BC=6 1C;0= %:B>14@
3860=B8 >;47 $8;0 #0GB0E8'870=390=8 !""#&@>6@0<!4<8B@00= 0<10=6(>4:4=3@> :4%:B0@8=0 030:'4B=>, =307'CA<0;0E0B8 !""#&@>6@0<" # &!""#!# !&!""#!# 88
)4=060$#"$!
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
"GA00A=0E0BG 60ABG0&@0:0@A0 "8H0#8=4;;8 =3@0&0@B0=B> $8H0@0BB0 &@0E8@*B><> @E8=&4@<0=0
)*)5. "#!$# 90@8=60=38AB@81CA838B4B0?:0=<4;0;C8:>>@38=0A8 A4;C@C7 !0=B>@ ,8;0G07 34=60= 2010=6 ?4=G0;C@ &030 *=8B &4=64;>;0 &!" B4@A41CB 38B40B:0= ?4BC60A :7CACA &!" G08BC <0A8=6<0A8=6 A0BC (B05 ?460E08 B4B0? &) 0=: #0=38@8 &4@A4@> )1:30=3C0 >@0=6?4BC60A$#"$! 2/:09)8,*01)2)52;5:)590()5.$0.50-02)5 )9)8",5>)10)5)768)5,;)5.)5 "0?>@0=:4C0=60=38ACAC=A4AC08?@8=A8?30=?@0:B8:0:C=B0=A8G0=6 14@;0:C C=4A80 G08BC &4@=G0B00= (B0=30@ :C=B0=A8 !4C0=60= 30= &4@0BC@0= &4@C=30=60= G0=6 B4@:08B 34=60= &@>6@0< !4<8B@00= 30= 8=0 "8=6:C=60= "0?>@0= !4C0=60= 38ACAC= <4=66C=0:0= 30A0@ 0:@C0; :42C0;8 C=BC: ;0?>@0= 0@CA :0A 38ACAC= <4=66C=0:0= 30A0@ :0A "0?>@0= 0@CA :0A <4=G098:0= ?4=4@8<00= 30= ?4=64;C0@0= :0A G0=6 38:;0A858:0A8:0= 30;0< 0:B8D8B0A >?4@0A8 8=D4AB0A8 30= ?4=30=00= G0=6 38ACAC= 34=60= <4=66C=0:0= <4B>34 ;0=6AC=6 !# # #0B0 C0=6 ?4;0?>@0= G0=6 386C=0:0= C=BC: ?4=GCAC=0="0?>@0=!4C0=60=030;07<0B0C0=6'C?807 ,*01)2)52;5:)590 )9+)5$,:)8))9 !0A 30= A4B0@0 :0A 030;07 A0;3> :0A " 30= 10=: G0=6 30?0B 38?4@6C=0:0= A420@0 1410A C=BC: <4<180G08 :4680B0=C=8B&!"30=B830:386C=0:0=A41060890<8=0= "0;:)5."051)4)50:8)05))5 &8CB0=6 &8=90<0= #8B@0 8=00= 030;07 ?8=90<0= G0=6 38A0;C@:0= >;47 *=8B &!" :4?030 #8B@0 8=00= &8CB0=6 &8=90<0= #8B@0 8=00= 380:C8 ?030 A00B ?8=90<0= B4@A41CB 38A0;C@:0= :4?030 #8B@0 8=00= 4A0@=G0 ?8CB0=6 ?8=90<0= 3820B0B A414A0@ =8;08 ?>:>: G0=6 3870@0?:0= 30?0B 38B0687 30@8 <8B@0 18=00= &4=66>;>=60= :C0;8B0A ?8=90<0= 030;07 A410608 14@8:CB !C0;8B0A&8=90<0= * "0=20@ (00834=60= 70@8 !C@0=6"0=20@ 70@830= 70@8 8@06C:0= 70@830= 70@8 #024B 70@8
89 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
362)90",5>090/)5"0;:)5."051)4)50:8)05))5 ;>:0A8 ?4=G8A870= ?8CB0=6 ?8=90<0= <8B@0 18=00= 030;07 14A0@=G0?4=G8A870=0B0A?8CB0=6?8=90<0=G0=6
;)30:)9"051)4)5 &8CB0=6;0=20@ &8CB0=6:C@0=6;0=20@ &8CB0=638@06C:0= &8CB0=6<024B
"869,5:)9,",5>090/)5
&4=20B0B0=38;0:A0=0:0=?0300:78@B07C= ",89,+0))5 &4@A43800=38=G0B0:0=14@30A0@:0=70@60?4@>;470= 2:0<)%,:)7 :B8D0 B4B0? 38A098:0= A414A0@ 180G0 ?4@>;470= 38:C@0=68 0:C=><8A 0:B8D0 B4B0? 34=60= <4=66C=0:0= <4B>34 30= B0@85 ?4=GCACB0= A410608 14@8:CB #4B>34 )0@85 !4B4@0=60= ?4=GCACB0= ?4=GCACB0= 0=6C=0= 0@8A;C@CA !4=30@00= 0@8A;C@CA =D4=B0@8A30=?4@0;0B0= 0@8A;C@CA
)5)",51)405)58,+0:&9)/)0286)>)2%)57).;5)5 &% 0=0 &4=90<8=0= !*#") <4@C?0:0= ?4=40B0= 30=0 90<8=0=38&)0=:#0=38@8&4@A4@>)1:30;0<@0=6:0:@438B CA070 <8:@> ;0G0: B0=?0 06C=0= 14@30A0@:0= ?4@<8=B00= #4=B4@8$460@0*#$$><>@( #*
B0=660; C=8
30= $><>@ ( #*
B0=660; C=8
4A0@=G0 0=0 &4=90<8=0= !*#") 8=8 38B4B0?:0= A414A0@ =8;08=><8=0;30=0G0=638B40B:0= "0;:)5.,84)9)3)/ &8CB0=6 14@<0A0;07 030;07 ?8CB0=6 ?8=90<0= <024B G0=6 B4;07 38C?0G0:0= ?4:>:?8=90<0=
90 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
362)90",5>090/)5"0;:)5.,84)9)3)/ ;>:0A8 ?4=G8A870= ?8CB0=6 14@<0A0;07 030;07 14A0@=G0 ?4=G8A870= 0B0A ?8CB0=6 ?8=90<0= 14@<0A0;07 G0=6
30@8 A0;3> ?8CB0=6 14@<0A0;07
5.9;8)5,3;4%,805+,5:0-02)90 =6AC@0= 14;C< B4@834=B858:0A8 030;07 ?4=4@8<00= 0=6AC@0= G0=6 14;C< 30?0B 38:;0A858:0A8:0= 38834=B858:0A8 =0<0 #8B@0 8=00==G0 A008 34=60= B0=660; "0?>@0= !4C0=60= =6AC@0= 14;C< B4@834=B858:0A8 38A098:0= 30;0< "0?>@0= !4C0=60= A410608 !4E09810= 0=6:0 &4=34: A414A0@ =8;08 =><8=0;G0=638B4@8<0*=8B&!" 2:0<),890/ :B8D014@A87030;070:B8D038:C@0=6834=60=:4E09810=:B8D0 4@A8738:;0A858:0A8:0=<4=9038:B8D04@A87)830:)4@8:0B30= :B8D0 4@A87 )4@8:0B:B8D0 4@A87 )830: )4@8:0B 030;07 AC<14@ 30G0 G0=6 ?4=66C=00==G0 B830: 3810B0A8 C=BC: BC9C0= B4@B4=BC :B8D0 4@A87 )4@8:0B 030;07 AC<14@ 30G0 G0=6 ?4=66C=00==G03810B0A8C=BC:BC9C0=B4@B4=BC0B0CB830:30?0B 386C=0:0= C=BC: :4680B0= >?4@0A8>=0; =>@<0; :C= 8=8 <4@C?0:0= :>=B@0 0:C= :B8D0 4@A87 )4@8:0B ) I &4=G8A870=*#$&43C;8G0=638C:C@30=3820B0BA414A0@30=0 G0=6 380;>:0A8:0= C=BC: &@>6@0< 8=0 "8=6:C=60= *#$ &43C;8
",5.)2;)5",5,804))5",5+)7):)5",5>)3;8)5*,*)5+)5 7,5.,3;)8)5 &4=30?0B0= 380:C8 30;0< "0?>@0= :B8D8B0A *=8B &!" A4AC08 34=60= 10A8A G0=6 386C=0:0= G08BC 10A8A 0:@C0; :42C0;8 C=BC: ?4=30?0B0= 0A03<8=8AB@0A8&8=90<0=<4=66C=0:0=10A8A:0A A478=660 ?4=30?0B0=?4=30?0B0= B4@A41CB 0:0= 3820B0B 380:C8 ?030 A00B B4@40;8A8@ ;>:0A8 0680= "010 30@8 &) 0=: #0=38@8 &4@A4@> )1: 380:C8 ?030 A00B '*&( <4=4B0?:0= 14A0@=G0 0;>:0A8 ;010 C=BC: &@>6@0< !4<8B@00= 30= &@>6@0< 8=0 "8=6:C=60=410=380:C830;0<"0?>@0=:B8D8B0A*=8B&!" A4AC0834=60=10A8AG0=6386C=0:0=G08BC10A8A0:@C0;A478=660 1410= 3820B0B ?030 A00B B4@9038=G0 B@0=A0:A8 &4=60:C0= 1410= 14@A0<00< 34=60= ?4=60:C0= :4=08:0= :4E09810= 0B0C ?4=C@C=0=0:B8D0
91 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
362)90)5)?& ",+;30 ;>:0A8 30=0 I *#$ &43C;8 030;07 30=0 G0=6 380;>:0A8:0= C=BC: &@>6@0< *#$ &43C;8 G0=6 14A0@=G0 30@8 0=660@0= ?@>6@0< 8=0 "8=6:C=60= A410608<0=0 38B4B0?:0= 30;0< &4@0BC@0= #4=B4@8 $460@0 *#$ $><>@ &'
#*
B0=660; ?@8;
:C= 8=8 <4@C?0:0= :>=B@0 0:C= :B8D0 4@A87 )4@8:0B I &4=G8A870= *#$ &43C;8 G0=6 38C:C@ 30= 3820B0B A414A0@ 30=0 G0=6 380;>:0A8:0= C=BC: &@>6@0<8=0"8=6:C=60=*#$&43C;8
2:0<),890/%,802):%?,8)2/08",4,5;/)5"86.8)4 :B8D0 4@A87 )4@8:0B I 4@0:78@ &4<4=C70= &@>6@0< 030;07 30=0 :B8D0 4@A87 )4@8:0B I &4=G8A870= *#$ &43C;8 G0=6 <4=C@CB:4B4=BC0=B4;07386C=0:0=30;0<@0=6:0?4;0:A0=00= &@>6@0< 8=0 "8=6:C=60= *#$ &43C;8 B4;07 38?4=C78 ?4<10B0A0= ?@>6@0<=G0 :C= 8=8 <4@C?0:0= :>=B@0 0:C= :B8D04@A87)4@8:B0B)4@1410A0:0=
2:0<),890/%,802):%?,8)2/08')2:; :B8D0 4@A87 )4@8:0B I 4@0:78@=G0 ,0:BC 030;07 A8A0 30=0 :B8D04@A87)4@8:0BG0=6<0A87B4@A4380A00834=60=10B0A E0:BC ?4<10B0A0==G0 14@0:78@ :C= 8=8 <4@C?0:0= :>=B@0 30@8:B8D04@A87)4@8:0BI)4@1410A0:0= ",51,3)9)5"69"69)768)5,;)5.)5 )9+)5$,:)8))9#7 !0A30=A4B0@0:0A?4@ 4A4<14@
A414A0@'? <4@C?0:0=A0;3>A4B0@0:0A10=:382010=62010=6&)0=:#0=38@8 &4@A4@> )1: 30;0< 14=BC: 68@> 30= B830: 386C=0:0= A410608 90<8=0=B4@38@80B0A *@080= !0A 0=: 0=:#0=38@8 ;43)/
'4:68@>8=0 C<;07 '4:68@> "8=6:C=60= '? &@>6@0< '? !4<8B@00= '?
'4:4=8=6 68@> B4@A41CB 38B40B:0= 38 2010=62010=6 &) 0=: #0=38@8&4@A4@>)1:G0=6<4=9038E8;0G07:4@90*=8B&!"34=60= @8=280=A41060814@8:CB 6468 #,2,505.
&8)0)5
92 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
'4:4=8=6&@>6@0<!4<8B@00= 010=6&;0H0#0=38@8 0:0@B0 $;*1;43)/ 010=62010=60=:#0=38@8 0=30247 ##430= $&4<0B0=6A80=B0@ $&4:0=10@C $0B0<<0=>=9>; $ 0<180B>B(C1@>B> $&030=6"0?0=60= #&0;4<10=6 4=6:C;C(&0@<0=
$)3+6#,2,505. #7
6468 $)3+6#,2,505. #,2,505. #7 $0=30@;0
8;46>==G4@
$ 0:0@B0!>B0
# 0:0@B0)70<@8=
# 0:0@B0(C38@<0=
#0=3C=6
$>6>@ C0=30
$8@41>=.>A(C30@A>
#(4<0@0=6
#(4<0@0=6 F;460=2G
$(>;>(@8E430@8
$)460;@845'0:8<
$.>G0:0@B0(C38@<0=
#(C@010G0
#(C@010G0
#(C@010G0
$ 4<14@.0=8
$#0;0=6,07830AG8<
#4=?0A0@
#0B0@0<0:@0=460@0
!C?0=6*@8?(C<>70@9>
$&>=B80=0:8?>=46>@>
#0=90@<0A8=#0=6:C@0B
&0;0=6:0@0G0
$(0<0@8=30#C;0E0@<0=
$0;8:?0?0=.0=8
$#0=03>"0ACB
$&0;C(0<'0BC;0=68
(?>:4!4=30@8#4A9836C=6
##0:0AA0@
)4@=0B4$C:8;;0
<1>=&0BB8
$ 0G0?C@0.0=8
$;*1;43)/
'4:&@>6@0<8=0"8=6:C=60= 010=6&;0H0#0=38@8 0:0@B0
&4=G8A870=30=0I*#$&43C;8 $;*1;43)/
;43)/ &8)0)5
93 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
"0;:)5."051)4)50:8)05))5#7 (0;3> ?8CB0=6 ?8=90<0= <8B@0 18=00= ?4@ 4A4<14@
A414A0@ '?
<4@C?0:0= $#"# ?8CB0=6 ?8=90<0= <8B@0 18=00= !C0;8B0A $#"# ?8CB0=6 ?8=90<0= <8B@0 18=00= ?4@ 4A4<14@
14@30A0@:0= ?030 :4B4?0B0= E0:BC ?4<10G0@0= :4<10;8?>:>:?8=90<0=30=90A003<8=8AB@0A8 1C=60030;07A410608 14@8:CB
!C0;8B0A&8=90<0= "0=20@ !C@0=6"0=20@ 8@06C:0= #024B ;43)/
* (00834=60= 70@8 70@830= 70@8 70@830= 70@8 70@8
(0;3>&8CB0=6 '?
'8=280= :C0;8B0A $#"# ?8CB0=6 ?8=90<0= <8B@0 18=00= ?4@
4A4<14@
?4@ E8;0G07 18=00= 94=8A A4:B>@ CA070 ?4=G0;C@0=38A098:0=?030;08@0="08@0= 362)90",5>090/)5"0;:)5.#7 ;>:0A8?4=G8A870=?8CB0=6<8B@018=00=?4@ 4A4<14@
A414A0@ '? <4@C?0:0= ?4=G8A870= ?8CB0=6 $#"# 14@30A0@:0= :;0A858:0A8 C&8CB0=6 &@>A4= *
&4=G8 &8=90<0= 30@890BC7 '? A870= B4> "0=20@ A3 70@8
!C@0=6 70@8 "0=20@ 70@8 70@8
8@06C:0= 70@8 #024B 70@8
;43)/
2:0<)%,:)7#7 :B8D0 B4B0? ?4@ 4A4<14@
A414A0@ '? <4@C?0:0= =8;08 1C:C 8=D4=B0@8A 30= ?4@0;0B0= :0=B>@ G0=6 38?4@6C=0:0= >;47 *=8B*=8B &!" 38 2010=62010=6 &) 0=: #0=38@8&4@A4@>)1:34=60=@8=280=A41060814@8:CB $8;08?4@>;470=0:B8D0B4B0? :C
'?
'?
'?
'8=280= 0:B8D0 B4B0? 30= ?4@78BC=60= ?4=GCACB0= 0:B8D0 B4B0? 38A098:0=?030;08@0= )9)52>)5.0*):)90",5..;5))55>)#7
94 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
!0A 0=:G0=63810B0A8?4=66C=00=G0?4@ 4A4<14@
A414A0@ '? <4@C?0:0= 0;>:0A8 30=0 ?@>6@0< 8=0 "8=6:C=60=*#$&43C;8G0=638A8A87:0=A414A0@ 30@80=660@0= 8=0 "8=6:C=60= B07C=
0=0 ?@>60< 8=8 38B40B:0= 30;0< 14=BC: 68@> 38 &) 0=: #0=38@8 &4@A4@> )1: 010=6 &;0H0 0=: #0=38@8 0:0@B034=60=@4:4=8=6$><>@
)5)",51)405)5&%#7 0=0 ?4=90<8=0= !@438B *A070 #8:@> "0G0: )0=?0 6C=0= !*# ") ?4@ 4A4<14@
A414A0@ '?
<4@C?0:0= ?4=40B0= 30=0 38 &) 0=: #0=38@8 &4@A4@> )1: A410608 90<8=0= 30;0< @0=6:0 :@438B CA070 <8:@> ;0G0: B0=?0 06C=0= 14@30A0@:0= ?4@<8=B00= #4=B4@8 $460@0 *#$ 34=60= AC@B0B :4?CBCA0= $><>@ ( #*
B0=660; C=8
30= $><>@ ( #*
B0=660; C=8
"0;:)5.,84)9)3)/#7 &8CB0=614@<0A0;07?4@ 4A4<14@
A414A0@'? <4@C?0:0= A0;3> ?8CB0=6 G0=6 B830: B4@B0687 0B0A ?8=90<0= <8B@0 18=00= G0=6 B4;07 38C?0G0:0= ?4090/)5"0;:)5.,84)9)3)/#7 ;>:0A8?4=G8A870=?8CB0=614@<0A0;07?4@ 4A4<14@
A414A0@ '? <4@C?0:0= =8;08 ?4=G8A870= 0B0A ?8CB0=6 14@<0A0;07G0=63878BC=6A414A0@
30@8A0;3>?8CB0=614@<0A0;07 5.9;8)5,3;4%,80+,5:0-02)90#7
=6AC@0= 14;C< B4@834=B858:0A8 ?4@ 4A4<14@
A414A0@ '? <4@C?0:0= 7CB0=6 90=6:0 ?4=34: 0B0A 0=6AC@0= ?8=90<0= #8B@0 8=00= G0=6 A008 34=60= 0:78@ B07C=
14;C< 30?0B 38:;0@858:0A8 38834=B858:0A8 =0<0 30= =><>@ @4:4=8=6 $# <8B@018=00==G034=60=@8=280=A41060814@8:CB $"#!&030=6 C;8
# 0:0@B0)70<@8= 0=C0@8
!#0=03>41@C0@8
$#&!C?0=6(4?B4<14@
$"#!(>;>41@C0@8
!4A0;070= "#!&>=B80=0: C;8
;43)/
'? '? '? '? '? '? #7
95 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
2:0<),890/#7 :B8D0 14@A87 ?4@ 4A4<14@
A414A0@ '?
<4@C?0:0= 0:B8D0 14@A87 B830: B4@8:0B 30= 0:B8D0 14@A87 B4@8:0B <0A8=6<0A8=6 A414A0@ '? 30= '? 34=60=@8=280=A41060814@8:CB :B8D04@A87)830:)4@8:0B (0;3>0E0; !4=08:0=?4=C@C=0= (0;3>0:78@ :B8D04@A87)4@8:0B (0;3>0E0; !4=08:0=?4=C@C=0= (0;3>0:78@ ;43)/
'? '? '? '?
'? '? #7
",5,804))5#7 &4=4@8<00= A414A0@ '?
<4@C?0:0= ?4=4@8<00= 30@8 *#$ &4<18=0 &) 0=: #0=38@8 &4@A4@> )1: 0B0A 0;>:0A8 10680=;010A4B4;07?090:B07C=
B4@38@80B0A 0=BC0=30=0&@>6@0<!4<8B@00= '?
0=BC0=30=0&@>6@0<8=0"8=6:C=60= '?
C<;07 '?
;>:0A8 30=0 10=BC0= ?@>6@0< B07C=
B4@A41CB 38B4B0?:0= 30;0< '*&(G08BC<0A8=6<0A8=6A414A0@C=BC:?@>6@0<:4<8B@00=30=
?@>6@0<18=0;8=6:C=60=34=60=?4@78BC=60=A41060814@8:CB &!-'?
'?
" -'?
'?
;43)/ #7 ",5+)7):)5)9)+4050:8)90"051)4)5#7 &4=30?0B0= 90A0 03<8=8AB@0A8 ?8=90<0= A414A0@ '?
<4@C?0:0= ?4=4@8<00= 0=6AC@0= 1C=60 ?8=90<0= <8B@0 18=00= ?@>6@0<:4<8B@00=A4;0<0B07C=
34=60=@8=280=A41060814@8:CB
96 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
!0=E8;#430= !0=E8;&4;4<10=6 !0=E8; 0:0@B0!>B0 !0=E8;+ 0:0@B0)70<@8= !0=E8;+ 0:0@B0(C38@<0= !0=E8;+0=3C=6 !0=E8;+(4<0@0=6 !0=E8;+(C@010G0 !0=E8;-0=90@<0A8= !0=E8;-#0:0A0@ !0=E8;-4=?0A0@ ;43)/
'? '? '? '? '?
'? '?
'? '? '? '? #7
",5+)7):)5)9)086#7 &4=30?0B0= 90A0 68@> A414A0@ '? <4@C?0:0= ?4=4@8<00= 0B0A 90A0 68@> @4:4=8=6 *=8B &!" G0=6 38B40B:0= 38 &)0=:#0=38@8&4@A4@>)1:A4;0<0B07C=
G0=6B4;0738"# 34=60=1410=?090:90A068@>34=60=@8=280= 0A068@>@4:4=8=6&@>6@0<!4<8B@00= '? &090:0B0A90A068@> '? (C19C<;07 '? 0A0 68@> @4:4=8=6 &@>6@0< 8=0 '? "8=6:C=60= &090:0B0A90A068@> '? (C19C<;07 ;43)/ #7
",5+)7):)5)05)05#7 &4=30?0B0=;08=;08=A414A0@'? B4@38@80B0A (4;8A87;4187:;08<0AC@0=A80B0A?8=90<0= '?
<8B@018=00=@40&0;C !4;41870= ?4<1C;0B0= 30@8 A4B>@0= ?8CB0=6 '? <8B@018=00=G0=6B4;07;C=0A ;43)/ #7 362)90)5)& ",+;30#7 &4=G8A870=B07C=
A414A0@'? <4@C?0:0=A0;3> 30=0 &@>6@0< *#$ &43C;8 G0=6 38A8A87:0= A414A0@ 30@8 0=660@0=?@>6@0<8=0"8=6:C=60=B07C=
G0=6?4=66C=00==G0 3810B0A8 C=BC: BC9C0= B4@B4=BC 30= B830: 30?0B 38?4@6C=0:0= >;47 ?4=64;>;0*=8B&!"C=BC::4680B0=>?4@0A8>=0;A00834=60=30=0 B4@A41CB14@0:78@E0:BCB4@1410A:0=B4@38@80B0A ;>:0A8 30=0 *#$ &43C;8 B07C=
)14@0:78@?4<4=C70=?@>6@0<
'?
)14@0:78@E0:BCB4@1410A:0=
'?
;43)/
'?
#7
:C= 8=8 <4@C?0:0= :>=B@0 0:C= 30@8 :B8D0 4@A87 )4@8:0B &4=G8A870=*#$&43C;8
97 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
)5)",4*05))5,40:8))5#7
0=0 ?4<18=00= :4<8B@00= A414A0@ '? <4@C?0:0= 1410= ?4=64;C0@0= 180G0 ?4;0B870= ?0<4@0= 4F?> 30;0< 14@10608 :4680B0= %# G0=6 38A4;4=660@0:0= :>B0:>B0 38 =3>=4A80 C=BC: <44@:4=0;:0=?@>3C:?@>3C:30@8#8B@08=00=A4;0<0B07C=
B4@38@80B0A 410=?4;0B870= &@><>A830=?0<4@0= ;43)/
'?
'? #7
",5>)3;8)505)05.2;5.)5#7 &4=G0;C@0= 18=0 ;8=6:C=60= A414A0@ '?
<4@C?0:0= @40;8A0A8 ?4=G0;C@0= 30=0 ?@>6@0< 8=0 "8=6:C=60= A4;0<0 B07C=
B4@38@80B0A (4:B>@14=20=00;0<
'?
(4:B>@?4=3838:0=30=?4;0B870=
'?
(4:B>@?@0A0@0=030=A0@0=0C
'?
(4:B>@A0@0=0810307
'?
(4:B>@:4A470B0=
'?
(4:B>@?4;4AB0@80=0;0<
'?
#7
;43)/
,*)5",4*05))5#7
410= ?4<18=00= A414A0@ '? <4@C?0:0= ?4=64;C0@0= C=BC: 180G0 "$!%& 30= #! 20;>= <8B@0 18=00= A4@B0 180G0 ?4;0B870= !" ! & 38 A4;C@C7 2010=6 ?4=G0;C@ &!" &)0=:#0=38@8&4@A4@>)1:A4;0<0B07C=
B4@38@80B0A 410=?@>6@0<!4<8B@00= 410=?@>6@0<8=0"8=6:C=60=
98
;43)/
'?
'? #7
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
,*)5&7)/%,5).))80)5#7
410=C?07B4=06070@80=A414A0@'?
<4@C?0:0=180G0 6098 C?07B4=060$#"$!A8AB4=&@>6@0<!4<8B@00=(C?4@D8A>@ &!(<0A8=6<0A8=63C0 >@0=6G0=638B40B:0=38*=8B&!" 38A4;C@C7010=6&)0=:#0=38@8&4@A4@>)1:A4;0<0B07C=
&4<10G0@0=6098 C?078=838;0:A0=0:0=>;47*=8B&!"!0=B>@&CA0B
,*)5+40509:8)90+)5&4;4#7 410= 03<8=8AB@0A8 30= C
<4@C?0:0= 180G0180G0 ?4=64;C0@0= *=8B &!" 38A4;C@C7 010=6 0=: #0=38@8 A4;0<0B07C=
B4@38@80B0A &@>6@0<:4<8B@00= C<;07 ;0BBC;8A:0=B>@ '?
410=>?4@0A8>=0;C=8BC=8B&!" '? 0=BC0=?C;A0&!( &!( '?
098?4=64
!" ?4;8?CB0=:4680B0=&!30=" '?
410=0C38B '?
"08=;08= '?
$;*1;43)/ #7
&@>6@0<8=0"8=6:C=60= 410=?4=68@8<0=<0B4@810=BC0=:4A4;C@C7 '?
!0=E8;30=@40#0=38@8 410=03<8=8AB@0A830=C
$;*1;43)/ #7
;43)/ #7 ,*)5$,=)#7
410= A4E0 A414A0@ '? <4@C?0:0= A4E0 :4=30@00= 30= 180G0 ;08= G0=6 <4;4:0B 0B0A >?4@0A8>=0; G0=6 38?4@6C=0:0= 38 A4;C@C72010=6?4=G0;C@&!"&)0=:#0=38@8&4@A4@>)1:A4;0<0 B07C=
B4@38@80B0A 410=A4E0:4=30@00= <>18; 410=# 410=6098 C?07 ;4<1C@?4=64
'?
'?
'?
#7
,*)5",5>;9;:)52:0<)%,:)7#7 410= ?4=GCACB0= 0:B8D0 B4B0? A414A0@ '? <4@C?0:0= 0;>:0A8 ?4=GCACB0= 0B0A 8=D4=B0@8A 30= ?4@;4=6:0?0= :0=B>@ B07C=
99 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
,*)5",5>090/)5"0;:)5.#7 410= ?4=G8A870= ?8CB0=6 A414A0@ '? <4@C?0:0= 0;>:0A8?4=G8A870=?8CB0=6?8=90<0=<8B@018=00=B07C=
34=60= ?4@78BC=60=A41060814@8:CB C<;07 ?4=G8A870= ?8CB0=6 0E0; B07C= '?
C<;07 ?4=G8A870= ?8CB0=6 0:78@ B07C= '?
410=?4=G8A870=?8CB0=6B07C=
'?
5-684)90%)4*)/)5
)768)52;4;3)90)5)"86.8)4,40:8))5 C<;07 0:C
030;07 A414A0@ '? A430=6:0= 9C<;07 0:C A4B0@0 :0A 0=: 30=0 &@>6@0<!4<8B@00=?4@ 4A4<14@
'8=280=A4;4=6:0?=G038A098:0=?030"08@0=
",5>)3;8)5)5)"86.8)4,40:8))5",8'03)>)/,5;8;:$,2:68 &9)/) C<;07 ?4=G0;C@0= 30=0 ?@>6@0< :4<8B@00= ?4@ 4A4<14@
A414A0@ '? 38A0;C@:0= :4?030 3C0 ?C;C7 BC9C7 E8;0G07?@>D8=A8C=BC:34;0?0=94=8AA4:B>@CA070G08BC8=3CAB@8 ?4@3060=60=?4@B0=80=?4B4@=0:0=?4@:41C=0=?4@8:0=0=90A030= ;08==G0 '8=280=A4;4=6:0?=G038A098:0=?030"08@0=
;)30:)9"051)4)5"86.8)4,40:8))5,5;8;:$,2:68&9)/) !C0;8B0A &8=90<0= &@>6@0< !4<8B@00= "0=20@ !C@0=6 "0=20@ 8@06C:0= #024B G0=6 38@8=28 <4=C@CB (4:B>@ *A070 ?030 3C0 ?C;C7 BC9C7 E8;0G07 ?@>D8=A8 C=BC: 34;0?0= 94=8A A4:B>@ CA070 G08BC 8=3CAB@8 ?4@3060=60= ?4@B0=80= ?4B4@=0:0= ?4@:41C=0= ?4@8:0=0=90A030=;08==G0 100
'8=280=A4;4=6:0?=G038A098:0=?030"08@0=
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
>ĂŵƉŝƌĂŶ͗ϭͬϭͲϭ >,EŽŵŽƌ͗ͬ͘͘͘͘WtϯϬͬϰͬϮϬϭϬ dĂŶŐŐĂů͗͘͘͘͘ƉƌŝůϮϬϭϬ
'$6$56,)$7'$1/8$6$8',7 'DVDU$XGLW .HSXWXVDQ 3UHVLGHQ 5, 1RPRU 7DKXQ WHQWDQJ .HGXGXNDQ 7XJDV)XQJVL.HZHQDQJDQ6XVXQDQ2UJDQLVDVLGDQ7DWD.HUMD/31' VHEDJDLPDQD WHODK GLXEDK WHUDNKLU GHQJDQ 3HUDWXUDQ 3UHVLGHQ 5, 1RPRU7DKXQ 3HUDWXUDQ 0HQWHUL 1HJDUD %801 1RPRU 3(50%8 WDQJJDO $SULO WHQWDQJ 3URJUDP .HPLWUDDQ %801 GHQJDQ 8VDKD .HFLO GDQ3URJUDP%LQD/LQJNXQJDQ 6XUDW (GDUDQ 0HQWHUL 1HJDUD %801 1RPRU 6(0%86 WDQJJDO -XOL WHQWDQJ 3HQHUDSDQ 3HGRPDQ $NXQWDQVL 3URJUDP .HPLWUDDQ GDQ 3URJUDP %LQD /LQJNXQJDQ 3.%/ %DGDQ 8VDKD 0LOLN 1HJDUD 6XUDW 6HQLRU 9LFH 3UHVLGHQW 0LFUR %XVLQHVV 37 %DQN 0DQGLUL 3HUVHUR 7EN 1RPRU 0%50%6 WDQJJDO 'HVHPEHU SHULKDO DXGLW DWDV /DSRUDQ .HXDQJDQ 8QLW 3URJUDP .HPLWUDDQ GDQ %LQD /LQJNXQJDQ3.%/ 37%DQN0DQGLUL3HUVHUR 7ENWDKXQEXNX 6XUDW 7XJDV .HSDOD 3HUZDNLODQ %3.3 3URYLQVL '., -DNDUWD ,, 1RPRU 673:WDQJJDO)HEUXDUL 6LIDWGDQ/XDV$XGLW $XGLW \DQJ NDPL ODNXNDQ PHUXSDNDQ DXGLW NHXDQJDQ WHUKDGDS /DSRUDQ .HXDQJDQ 8QLW 3URJUDP .HPLWUDDQ GDQ %LQD /LQJNXQJDQ 3.%/ 37%DQN0DQGLUL3HUVHUR 7ENWDQJJDO'HVHPEHU .DPL PHODNVDQDNDQ DXGLW EHUGDVDUNDQ VWDQGDU DXGLWLQJ \DQJ GLWHWDSNDQ ROHK ,QVWLWXW $NXQWDQ 3XEOLN ,QGRQHVLD 6WDQGDU WHUVHEXW PHQJKDUXVNDQ NDPL PHUHQFDQDNDQ GDQ PHODNVDQDNDQ DXGLW DJDU NDPL PHPSHUROHK NH\DNLQDQPHPDGDLEDKZDODSRUDQNHXDQJDQEHEDVGDULVDODKVDMLPDWHULDO 6XDWX DXGLW PHOLSXWL SHPHULNVDDQ DWDV GDVDU SHQJXMLDQ EXNWLEXNWL \DQJ PHQGXNXQJMXPODKMXPODKGDQSHQJXQJNDSDQGDODPODSRUDQNHXDQJDQ $XGLW MXJD PHOLSXWL SHQLODLDQ DWDV SULQVLS DNXQWDQVL \DQJ GLJXQDNDQ GDQ HVWLPDVL VLJQLILNDQ \DQJ GLEXDW ROHK PDQDMHPHQ VHUWD SHQLODLDQ WHUKDGDS SHQ\DMLDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ 8QLW 3URJUDP .HPLWUDDQ GDQ %LQD /LQJNXQJDQ3.%/ 37%DQN0DQGLUL3HUVHUR 7EN .DPL \DNLQ EDKZD DXGLW NDPL PHPEHULNDQ GDVDU PHPDGDL XQWXN PHPEXDWVLPSXODQ 101 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
3HODNVDQDDQ DXGLW GL ODSDQJDQ GLODNVDQDNDQ PXODL WDQJJDO 0DUHW VDPSDLGHQJDQ$SULO
#$7 & 0 #$7 & - 08 00 !,, & #$
!"#" !$!%!& '(()$ (%!& "* !
$ #% !
& #%' %$( #%)*+)$ #%+,-.,!$$ +,/#%0!, '1$ $#//$2%3+ $,( #% '
"# "# "# "# "# "# "# "#
"# "# "# "# "# "# "# "# "#
"#
"#
"#
"#
+(),'(()$ (%!& "$ -!"#" !$!%!& '(()$ !"##("" "* $(3%$ )%$ %$ )%$$ ,, )%$$% )%$%$ )%$$ )%$$ )%$' )%$
"#
$ #( , % 4$ %%
%$# $ % # % ,$ % 5 ,4 %$ #% % #%,%3$ % "#
' /3%$ 0%#$#$ +#$2%3+ $%3%$ + (326 ! ' +(),'(()$ !"##("" "$ -!"#" !$!%!& )-.-"'! /&"!& !$!%!&
102
"# "# "# "# "#
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
( $, 31#*",
( $(
( $
( &/,
( &/
( &/'
( &/(
.
-*
+ ,
+
)$*
&-./ &/0"("'("'
&-./ &/."'%"'
0 1 0 )21-311 0 *
)$* )*""
! !! ! !!
"#$"% &'("' ) !!
$$
$(
$'
$
&'
&$
&
$%
&-./ '012./%
!"#
%*"+", )%'""'
103
&$
$
$(
$'
$$
-*
.
( &/(
( &/'
( &/
( $, 21#*",
( $(
!
( $
+ ,
&-./ &/%-"'"'
!
0 1 0 )2 1-31 1 0
*
)$* )*""
!
&-./ &/-&01'"'
"#$"% &'("' )
( &/,
+
)$*
&'
&
&-./ &.&/'"-"'
$%
!"#
%*"+", )%'""'
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
104
"#$
334
3334
334
334
3334
3334
334 334 /*/* */0-.,0
334
334
334
334
334
334 334 *+! * , * -+.- *+/0* *!/ .+0
5
3334 334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
334
334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
334
3334
3334
3334
334
334
3334
334
334
3334
3334
334
3334
3334
3334 3334
3334
334 5
334 5
3334 5
334 5
334 5
3334 5
334 5
3334 5
3334 5
334 5
334 5
334 5
334 5
334 5
334 5
334 5
334 5
334 5
3334 5
334 5
3334 5
334 5
334 5
334 5
334 5
334 5
- "# " "
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
(!
'($&3 4( 33' 4 4 3' (3 4' 9 "8# '(4' :2 4:' 4&' 3: "' (4'*
5 #"&( 7 # '"$ "&3 38( ''3
- ! .", ! ! % /,0 - 1,/ 2" - 1,/
5 3334 3334 3334 5 1 *0-*-+-*!.-+ ,*/0*,* /!. *!!,*! *,-0.0/ 1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
334
334
334
2'( #
!
5 4$2 2 &' (3"$ 5 ( +6
334
334
334
334
334
334
334
334
3334
334
334
334
334
3334
334
334
3334
3334
5
334
334
334
334
334
5
334
334
334
334
5
5
334
334
3334
5
5 334
3334
334 5
3334
5
3334
334
3334
334
334
334
3334
334
334
334
3334
5
334
334
3334
334
334
334
334
3334
3334
334
3334
3334
3334
334
2'( %3
3334
'()
&" * %&"$
&" &
&"
&$, *
&$,
&$, %
&$, &
+
(
) *
)
'"(
" "
" %
" &
"
$ "
$ %
$
"#
!
105
3334 5
334 5
334 5
3334 5
334 5
3334 5
334 5
3334 5
3334 5
3334 5
3334 5
3334 5
334 5
3334 5
334 5
334 5
3334 5
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334 5
334 5
3334 5
334 5
3334 5
3334 5
334 5
3334 5
3334 3334 5
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
334
3334
3334
3334
3334
'"
65 - '75 6866 (
3334
3334
3334
3334 3334 3334 5 + 0*+0*+! *,+.0 *+*!0*/0-. 0 *-*!*+/-.+ 1
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
3334
'"( '(
!
!""
#
,&-%5
,&-%5 !"#
!#"!!!
!!
,&-%5
!"#!! "
!
""# #
## "
"
#!
,&-%5 $%
,&-%5 &' (
"##
#"
,&-%5
&'$
,&-%5
,&-%5 &
)012,.1
'
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
,%-%. /%&%
106
!#"
#
"
!
#
""
"
!"
#"! #
#"#!"
!###" #
#"## ##
"! !
""" "
## !
)01 )12%*%*%
'
"""" !
" !
$
"### "
#!
!!"!
!!
" !!!!#""# "
$
!
)01 )1%%
'
!#
""
#
!
"
$
!
!"!# !
!
!!## "
""" #
""# ""
"# !
$
"#! "
)01 ))1%0%
'
!"
!
$
$
!"
!
!!#"
"" #
"!
$
$
$
$
$
!!!
!#
! !#"#
)01 )10)3,%
'
!## "
!#""" "
$
"#
##!"#
! !#!
#
!"" "
! "#!
!
!
$
)01 )10%%
'
%&'%()*%#!( +
#
!
!
!!!
!
$
#
!
#
!
!
"!#! "
##! #
###!!!!
"# #
!"
)01%4%
'
"!###
!#!!! "
"
"
!# !!
##!#
!""# !! !""#
!## #
!#!
!#! #
$
"! !
)01%.%
'
$) )"," '
!"
!"
!"
!#
!
!!!
"#
#!#
!"! #
!"!" #
!!"
!## #
#!""# "#
!#!"#
"!!"
,&-%5
'
* + * -. +/0++ *
.)
!
,&-%5 &
!
,&-%5
,&-%5
!
,&-%5
!
! ,&-%5 %
! ,&-%5 #
! ,&-%5 #!$
! ,&-%5 "!
,%-%. /%&%
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
"!"
#!
# ##!"
###!""
# "!
"!
#!
!"
)012,.1
'
107
"
##
#
#"
"
"
""#!
""!
" !
#"!
" # #!
!"
#"""!#"
" !#
)01 )12%*%*%
'
$
$
#"
$
"
##!
$
$
""#!
" #!
$
##!
##" !
)01 )1%%
'
$
$
##"###!
" !
"!#
$
#""!"
$
# !
"!
)01 ))1%0%
'
$
$
$
#
$
#
"
#!
$
$
$
##"#!
$
"#!
"!"
)01 )10)3,%
'
%&'%()*%( + #""
#
#
##
##
$
$
"
#""!
##!#
"!
!#
$
$
##"!
!#
)01 )10%%
'
#
##
#
$
"
# "#!
# #!
!"#
" !
#"!
$
"""!#
!""
)01%.%
'
#
#
#
"
#"
!
# !#"
""""!""
#!
" ! "
""#!
#" !
#!
)01%4%
'
% %)) #
#
#
#
#
"!
!
#!
"!
#"##!
#" !
# #!"
# "##!
,&-%5
'
' ( ' *(+,( ( ' %
" $"
,&-%5 #
" !$
$!!
$$$ "
,&-%5 $%&(
! "
,&-%5
,&-%5 $%&
,&-%5 $%&'
,&-%5 $%&$
"
,&-%5 !"
!
,&-%5
)012,.1
'
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
,%-%. /%&%
108
"
$
!
"
$!
$ $$$
"$$
$$ !
#
#
!
"!
!
#
#
""$!$
$!"
$!"
! !
$$$$"
!!!!!!
)01 )1%%
'
!"$!
$
)01 )12%*%*%
'
#
#
""!$$
" !
!!"$
"!$ "
"
$$
"!!!!!
)01 ))1%0%
'
#
#
#
#
#
#
#
!
"$!
"""!$
#
#
#
)01 )10)3,%
'
%&'%()*% ( + !!$
"
#
#
#
""!"
$$
$ $!
!""
#
"
!
)01 )10%%
'
$
#
#
!
"
" ""!
!"$
$$
"$$
"
""$ !!
)01%.%
'
"
"$
$
$
"!!""!$
! "!
$! $!
"$$ "
!$!!!
$" ! $"
"""!"
!$!
)01%4%
'
)" ",,
$
$
$"
!
$!""
$$
$ !
"
!"
$"
"$$
"$"
$!$!
,&-%5
'
* + * -.+!/ ++ * ."
/
""
51
/
.!1..52#
3".3"."3214
.!0".!!.#42!#
0!.334.0325!
/
4
!4
/
!55.454.#0244
51.!0.#4255
/
/
5.343.!"25
!".3!.#412!4
/
.05 5.#.13.!!25 .01" .5.1"3.12"!
#4 !5.0!.4!5.3321# .4! 1.5!.4#.0520
() )(
.
() )
.
#4 !5.0!.4!5.3321# .4! 1.5!.4#.0520
54
() )*
.
3#".30.10#2"1
!.1#.!12""
/
440 .0!.0#.0002"
440 .0!.0#.0002"
31
!
/
() )(+$
.
!""#
0!3."!.4002!
..0"524
/
!!
1
0
!5.04.###204
45.4#.5251
1.0""."""2""
()&
.
!!"
45
34
.5!5.3.#052#
.#3.#0.132
.1#.4!5.0#24
(),
.
510
5!3
5!
3.!.300.52
5.40.!"".#102#!
.051.!!5.0#24
$% .
14# #."5.#5.#!2!3 ."35 ".345."".#4"235 0.43# 0!.45.!0."4#2! 0.40 !"".3.#5.4512"
14# #."5.#5.#!2!3 ."35 ".345."".#4"235 0.43# 0!.45.!0."4#2! 0.40 !"".3.#5.4512"
"5
4
/
() )(
.
.05 5.#.13.!!25 .01" .5.1"3.12"!
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
,"-*&$# %
,"-(")
,"-'"&
,"-&
($%&6
%
$%-
*&$#
(")
&
'"&
#
/
()*$&)
.
$% !"#$+#
*&$#
(")
'"&
&
$% !"#$!$#
*&$#
(")
'"&
&
!"#$%#
$%& '
109
(#,
(#
( &/%,
( &/%
!
"#!"!#$"%&# "%'"!%"!!&$ #! "'"#"!'&! '"%#"!$"'&
( &/%'
( &/%(
.%*
.%
.%
-*
+ ,
+
)#*
%#%#
%#(
%#'
%#
&%#
&'
%
"%"'#"##& "#%"'#"&$$
+,-.(
+,+//
+,+( +, (1(+) - ,(+0+ +, (1(+) - ,(+0+ +, (1(+) - ,(+0+
&
&
#
%$
!"
( )* (
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
110
#%"$#!"& !"$!"!#!&!%
+,++, +, (1(+) - ,(+0+
+,
)#*% )*!!
""& #""'&
+,+,+0- (1(+) - ,(+0+
0 1 0 )2 1-3 11 0 *%
!!
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
*#%!.
*#%!
*# (!1'.
*# (!1'!""
*# (!1'!")
*# (!1'*!
0'#!,# #
0'#
0'#
/,#
- ##.
- ##
+%,#"
'%'%#
'%!")
'%*!
'%
('%#
(!")
(
(
%&'
"$
!"# #
111
"#$"$#!! '"!($! #")"
"#
#")"
"#$%& '"!($!
"#
"#$!! '"!($! #")"
"#
'"!($!
#")"
2 3
2 +4 3/53 3 2
,'
"#
+%,' +, ""
5,0(!6'4." !'(!,( .5!.2(. ! !"! &'7-" # +) 1-.6"4 !'(! 5,0(! 5,0(! !'(! -0! .5!.84' 5,0(! 5,0(!! )*# ) !'(! )*# ) .5!.%03.-0 +'(#),-( .5!.%03 ./.,0!. .5!.& &.4..! .5!.),4!'.( .5!. .5!. # !'(! %.'"/ .5&!4)'/ .5!.%03 .53 1--'2.3'( 1--'2.3'( 1--'2.3'( 1--'2.3'( 5,0(! 5,0(! 1--'2.3'( 5,0(! 5,0(! 1--'2.3'( 1--'2.3'( 5,0(! 1--'2.3'( 5,0(! !'(! .!(!"2%# 5,0(!9 5,0(!%03).5.!'". 1--'2.3'( 1--'2.3'(%03.-0 5,0(!%03.-0
%&
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
112
# #' #,!- #,!- & & & #2( 4(
.-0 .-0 ./.,0!. &.4..! !'.( #53'&.!"4. #53'.((50!. 0,.'2 0' 0- .53 '(.'.4 )0!.3./. #53' '(.'.4 '(.'.4
'240-0 ',..! .53 .".'2
.'"0'2 !3' !3' .-.'24.!./. .-.'24.!./. .-.'24.!./. ).5.!'". ).5.!'". .-0 .-0 .-0
)-0!06&
$%
%$
!"#$%&"'(
#
# $ %)( #' #' ) * *
+
#
: : %#; : #,!-
( %)( '
) * *
.5,!.' .,!.'8 .'22.-
-!.
Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
#." !/1 7 $8'! $. & "
) '$#$$ ) '$ (' !2 ) '$-" (' !). ) '$(' !). ) '$#$-. #$-. ) '$-" ) '$$ 3 '$ "#$ ) '$2 ) '$%&'$ ) '$( ) '$( ) ( . 53 ) '$3' '6 ) 2, 7% 8 ) !$$ ) '$0)( (*+,#$ ) '$ ! ")$' "%!($. "2 ) .!/ & ) '$' '.3" ' + 0
113
) $ 0
" "
#+ +/ 2 ). ). -. -. 3 '$ ! % 4 &! 2 %&'$ %&'$ ( 3 '$ !$$ ( %!) ( ) ) %!2, % !$$ 9! - 9! 0 ! - )$' %$ %!($. %$ %$ 2 %$ ) %$ 0 $ ) $
!&
!"#!$%&'#(! )!*"+&,-!.#*/"0"&" &(
+ $"&
+ #, -!"0"&" +/ " +/ &
"0&" /"
+"!"
: : 3#0 < : 0'
-!"0"&" &
3 ' 3' ; 2
Daftar Pameran Tahun 2009
DAFTAR PAMERAN 2009 MITRA BINAAN PKBL PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK No.
116 Laporan Tahunan 2009 PKBL Mandiri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Tanggal Komitmen 18-Des 10-Jan 01-Feb 10-Feb 11-Mar 11-Mar 13-Mar 08-Apr 15-Apr 16-Apr 17-Apr 19-Apr 27-Apr 06-Mei 07-Mei 07-Mei 15-Mei 19-Mei 19-Mei 19-Mei 19-Mei 22-Mei 08-Jun 08-Jun 08-Jun 15-Jun 22-Jun 03-Jul 03-Jul 06-Jul 18-Jul 10-Jul 15-Jul 07-Agu 18-Agu 21-Agu 28-Agu 02-Okt 02-Okt 02-Okt 14-Okt 21-Okt 26-Okt 28-Okt 11-Nov 18-Nov 07-Des 09-Des 17-Des
Kegiatan 9th Asia Expo London 2009 Batik & Craft Expo Pameran Peresmian Street Circuit Karawaci Pameran Gelar Karya PKBL Nusantara Expo 2009 Pameran Teknologi UMKM Papua Pameran Gelar Produk Kerajinan Indonesia Pekan Raya Sumatera Utara ke 38 Pameran Nasional Hari Jadi Sulawesi Tenggara Ke-45 Pameran Pekan Batik Internasional 2009 - Pekalongan Inacraft 2009 Pameran UKM Kota Semarang 2009 Pameran Potensi Sleman 2009 International Ocean Science, Technology & Industry Exhibition 2009 Pekan Kerajinan Sulawesi Selatan 2009 Pameran Pekan Kesenian Bali 2009 Pameran Intermediasi Perbankan, UMKM, serta PKBL - Ambon Batik Bordir Assesories Fair 2009 - Surabaya Pameran PKBL BUMN EXPO VII 2009 - Bandung TEXCRAFT 2009 - Jogjakarta Jawa Barat Expo 2009 Pameran Expo Franchise, Lembaga Pembiayaan, dan UMKM 2009 - Purwokerto Pekan Raya Jakarta 2009 UKM Expo Semarang NTB Expo 2009 Sriwijaya Expo 2009 Pekan Produk Kreatif Indonesia Gelar Kiprah Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Tangerang Expo 2009 HARKOPNAS EXPO 2009 PPKI Hari Anak Nasional - Ancol FLONA EXPO 2009 Hongkong Mega Show Part-1 Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat ICRA GBN UKM CSR UI Pameran UKM dalam rangka Dies Natalis UGM ke 60 Pameran UKM Fair 2009 Pameran TIME Expo Pameran Potensi Nusantara 2009 Pameran KSN Expo 2009 Pameran SAMPAN Expo 2009, Pekalongan 24th Trade Expo Indonesia IPB Entrepreneurship Expo 2009 Pameran Smart Anging Mammiri 2009 Expo Pembiayaan Koperasi dan UMKM PKBL BUMN EXPO 2009_Surabaya KSN EXPO 2009 - Payakumbuh
Pusat cabang Pusat Pusat cabang cabang Pusat cabang cabang cabang Pusat cabang cabang cabang cabang cabang cabang cabang cabang cabang cabang cabang Pusat cabang cabang cabang Pusat cabang cabang cabang Pusat cabang Pusat Pusat Pusat Pusat Pusat cabang cabang cabang cabang Pusat cabang Pusat Pusat Cabang Pusat cabang Cabang
Mitra Binaan Yang Ikut (pameran) 6 Mitra Binaan 2 Mitra Binaan 4 Mitra Binaan 37 Mitra Binaan 12 Mitra Binaan 2 Mitra Binaan 12 Mitra Binaan 15 Mitra Binaan 2 Mitra Binaan 4 Mitra Binaan 24 Mitra Binaan 3 Mitra Binaan 2 Mitra Binaan 4 Mitra Binaan 2 Mitra Binaan 3 Mitra Binaan 1 Mitra Binaan 4 Mitra Binaan 10 Mitra Binaan 5 Mitra Binaan 6 Mitra Binaan 5 Mitra Binaan 22 Mitra Binaan 4 Mitra Binaan 3 Mitra Binaan 5 Mitra Binaan 10 Mitra Binaan 2 Mitra Binaan 2 Mitra Binaan 1 Mitra Binaan 5 Mitra Binaan 10 Mitra Binaan 1 Mitra Binaan 8 Mitra Binaan 10 Mitra Binaan 15 Mitra Binaan 3 Mitra Binaan 8 Mitra Binaan 3 Mitra Binaan 3 Mitra Binaan 5 Mitra Binaan 8 Mitra Binaan 3 Mitra Binaan 4 Mitra Binaan 2 Mitra Binaan 1 Mitra Binaan 2 Mitra Binaan 8 Mitra Binaan 2 Mitra Binaan
Laporan Tahunan Program Kemitraan & Bina Lingkungan 2009
PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk. Plaza Mandiri Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta 12190 Indonesia Tel. +62-21-52997777 Fax. +62-21-52997735 www.bankmandiri.co.id