LAPORAN TAHUNAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
ANNUAL REPORT OF THE INDONESIA DEPOSIT INSURANCE CORPORATION
Selamat datang di Laporan tahunan 2014 Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Tema laporan tahunan ini adalah “Energi Yang Kuat Untuk Langkah Selanjutnya”.
Welcome to the 2014 Annual Report of the Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC). The annual report here entitles “Strong Energy To Move Forward.”
Tema ini diambil berdasarkan analisis dan kajian mendalam terhadap seluruh aktivitas LPS pada tahun 2014.
The theme is based on thorough analysis and review of all IDIC activities in 2014.
“Energi Yang Kuat Untuk Langkah Selanjutnya”
“Strong Energy To Move Forward”
LPS senantiasa menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai undang - undang, dan dilandasi oleh komitmen yang kokoh untuk menjaga kepercayaan masyarakat.
IDIC always performs its functions and duties as mandated by the law and on the basis of strong commitment to keep public trust.
Penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk kepada investor asal Jepang, J Trust Co. Ltd dilakukan secara terbuka dan transparan. Dengan demikian, LPS telah melaksanakan penanganan bank gagal sesuai undang-undang.
The share sale of PT. Bank Mutiara, Tbk. to Japanese investor, J Trust Co. Ltd. was carried out publicly and transparently. Hence, IDIC had conducted handling of failed bank as stipulated by law.
LPS telah berhasil melaksanakan beberapa hal antara lain pengembangan kebijakan, organisasi dan SDM, penyempurnaan pelaksanaan resolusi bank, beserta infrastruktur pendukung lainnya termasuk koordinasi yang baik antar lembaga, dengan tetap mengutamakan tercapainya rasa aman nasabah.
IDIC has successfully established several positive items such as development of policy, organization, and human resources, improvement of bank resolution implementation and other supporting infrastructures including good coordination among institutions but still prioritizing the customer safety and confidence.
LPS telah memperoleh opini BPK RI Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan tahun 2014. Keberhasilan ini menjadi sumber energi yang kuat untuk langkah selanjutnya.
IDIC has obtained Unqualified Opinion from the Audit Board of the Republic of Indonesia on the 2014 Financial Statement. These achievements serve as the strong energy resource to move forward.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
1
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
1
Daftar Isi Table of Content Hal Page 8
Rekam Jejak 6 Tahun Terakhir Milestones in the past 6 years
Kilas Kinerja
Performance in Brief 13 14 21
Ikhtisar Data Keuangan Penting Significant Financial Data Highlights Peristiwa Penting Tahun 2014 Significant Events in 2014 Ringkasan Eksekutif Executive Summary
Pengantar Introduction
28 Pengantar Ketua Dewan Komisioner Message from Chairman of Board of Commissioners 34 Pengantar Kepala Eksekutif Message from Chief Executive Officer
Profil Lembaga Penjamin Simpanan
Profile of the Indonesia Deposit Insurance Corporation 41 50
Sekilas Tentang LPS IDIC in Brief Struktur Organisasi (31 Desember 2014) Organization Structure (31 December 2014)
Tinjauan Operasional Operational Review 53 63 74 98
Analisis Makro Ekonomi Macroeconomics Analysis Penjaminan Simpanan Deposit Insurance Resolusi Bank Bank Resolution Dukungan Operasional Operational Support
Tinjauan Keuangan LPS tahun 2014 IDIC Financial Review 2014
111 Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Report on the Result of Financial Statement Examination
2
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
115 Neraca Balance Sheet 117 Laporan Surplus Defisit Statement of Surplus (Deficit) 119 Laporan Perubahan Modal Statement of Changes in Equity 120 Laporan Arus Kas Statement of Cash Flow 122 Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary Of Financial Statement
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance 162
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
Daftar Isi
Table of Content
Grafik Chart
53 Grafik 01. Proyeksi Fed Rate oleh Anggota FOMC Chart 01. The Fed Rate projection according to the FOMC Member 55 Grafik 02. Pertumbuhan PDB Menurut Komponen Pengeluaran Chart 02. GDP Growth based on Expenditure Component 59 Grafik 03. Pertumbuhan Kredit, DPK, dan LDR Chart 03. Credit Growth, Third Party Funds, and Loan Deposit Ratio 61 Grafik 04. Indeks Stabilitas Perbankan (BSI) Chart 04. Banking Stability Index (BSI) 75 Grafik 05. Perkembangan atas Penyelesaian Bank Gagal yang Tidak Berdampak Sistemik berdasarkan Jumlah Bank dan Total Aset dari 2006 sampai dengan 2014 Chart 05. Progress and Resolution of Failed Bank With No Systemic Impact based on the Number of Bank and their Total Assets from 2006 to 2014 92
Grafik 06. Jenis atau Bentuk Usaha Calon Investor pada Tahap Penyampaian Minat Chart 06. Type of Business of Investor Candidate on Expression of Interest Phase 93 Grafik 07. Jenis atau Bentuk Usaha Calon Investor pada Tahap Prakualifikasi Chart 07. Type of Business of Investor Candidate on Prequalification Phase
Tabel Table 56 Tabel 01. Neraca Pembayaran Indonesia (US$ Juta) Table 01. Indonesia Balance of Payments (US$ Million) 63 Tabel 02. Rincian Jumlah Bank Table 02. Detail Number of Bank 64 Tabel 03. Total Simpanan Bank Umum pada Periode 2013-2014 (Rp/Miliar). Table 03. Total Deposit of Commercial Bank in 2013-2014 Period (IDR/Billion) 65 Tabel 04. Distribusi Simpanan Berdasarkan Jenis Simpanan (Rp Miliar) Table 04. Distribution of Deposit Based on Deposit Type (IDR Billion) 66 Tabel 05. Nilai Simpanan dan Persentase Berdasarkan Kepemilikan Bank Umum 2014 (Rp Miliar) Table 05. Deposit Value and Percentage Based on the Ownership of Commercial Bank in 2014 (IDR Billion) 67 Tabel 06. Total Simpanan dan Simpanan Dijamin pada Bank 2014 (Rp Miliar) Table 06. Total Deposit and Insured Deposit in Bank in 2014 (IDR Billion) 68 Tabel 07. Saldo Total Simpanan pada BPR/ BPRS pada 2013 dan 2014 (Rp Miliar) Table 07. Total Deposit Balance in Rural Banks in 2013 and 2014 (IDR billion) 69 Tabel 08. Penerimaan Premi Bank Umum (Rp Miliar) Table 08. Premium Income from Commercial Bank (IDR Billion) 70 Tabel 09. Hasil Verifikasi Perhitungan Premi Melalui Pemeriksaan pada 2014 (Rp Juta) Table 09. The Verfication Result of Premi Calculation through Examination in 2014 (IDR Million) 70 Tabel 10. Hasil Verifikasi Perhitungan Premi Melalui Pemeriksaan pada 2014 (Rp Juta) Table 10 The Verificatin Result of Premium Calculation through Examination in 2014 (IDR Million) 71 Tabel 11. Pengenaan Denda Keterlambatan Pembayaran Premi (Rp Juta) Table 11. Imposition of Penalty for Premium Late Payment (IDR Million) 71 Tabel 12. Penerimaan Kontribusi Kepesertaan Bank (Rp Juta) Table 12. Income from Contribution of Bank Membership (IDR Million)
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
3
Daftar Isi
Table of Content
72 Tabel 13. Hasil Pemantauan Kepatuhan Bank (Rp Juta) Table 13. Monitoring Result of Bank Compliance (IDR Million) 72 Tabel 14. Sosialisasi Program Penjaminan Kepada Bank Table 14. Socialization of Insurance Program to The Banks 75 Tabel 15. Penyelesaian Bank Gagal yang Tidak Berdampak Sistemik pada 2014 Table 15. Resolution of Failed Bank With No Systemic Impact in 2014 79 Tabel 16. Daftar Bank yang Telah Selesai Dilikuidasi pada 2014 Tabel 16. List of Banks with Completed Liquidation in 2014 80 Tabel 17. Claim Recovery Rate Bank yang Selesai Dilikuidasi pada 2014 Table 17. Bank Claim Recovery Rate after Liquidation Completion in 2014 80 Tabel 18. Daftar Bank Dalam Proses Likuidasi per 31 Desember 2014 Table 18. List of Banks under Liquidation Process up to 31 December 2014 82 Tabel 19. Bank yang Dicabut Izin Usaha, Rekonver, dan Klaim Penjaminan Sudah Dibayar Table 19. Bank with License Revocation, Reconciliation and Verification, and Paid Insurance Claim 82 Tabel 20. Rekapitulasi Hasil Rekonsiliasi dan Verifikasi 2014 Table 20. Recapitulation of the Reconciliation and Verification Result in 2014 83 Tabel 21. Rincian Penyebab Simpanan Tidak Layak Dibayar pada 2014 Table 21. Details of Factors Causing Deposit Ineligible to be paid in 2014 84 Tabel 22. Klaim Penjaminan LPS pada 2014 Table 22. IDIC Insurance Claim in 2014 85 Tabel 23. Perbandingan Hasil Rekonver Simpanan Bank Dicabut Izin Usaha Kumulatif pada 2013 & 2014 Table 23. Comparison of Reconver Results of the License-Revoked Bank’s Cumulative Deposits in 2013 & 2014 85 Tabel 24. Rekapitulasi Hasil Rekonver Berdasarkan Tahun Bank Dicabut Izin Usahanya Kumulatif Sejak 2006 – 2014 Table 24. Recapitulation of Renconver Cumulative Result based on Year of Bank License Revocation in 2006 – 2014
4
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
86
Tabel 25. Rincian Penyebab Simpanan Menjadi Tidak Layak Dibayar Kumulatif Sejak Tahun 2006 - 2014 Table 25. Details of Factors Causing Ineligible Payable Deposit Cumulatively in Detail 2006 - 2014 87 Tabel 26. Depositor Pay-Out Ratio pada 2014 Table 26. Depositor Pay-Out Ratio in 2014 87 Tabel 27. Depositor Pay-Out Ratio Kumulatif Sejak 2006 –2014. Table 27. Cumulative Depositor Pay-Out Ratio in 2006 –2014 89 Tabel 28. Perkembangan posisi keuangan PT Bank Mutiara, Tbk. Table 28. Progress of Financial Position of PT Bank Mutiara, Tbk 90 Tabel 29. Daftar Jumlah Calon Investor Penjualan saham PT Bank Mutiara, Tbk. (2011-2013) Table 29. List of Investor Candidates on the Sale of Shares of PT Bank Mutiara, Tbk. (2011-2013) 92 Tabel 30. Negara Asal Calon Investor pada tahap penyampaian minat Table 30. Investor Candidate’s Country of Origin in Letter of Interest Phase 93 Tabel 31. Negara Asal Calon Investor pada Tahap Prakualifikasi Table 31. Investor Candidate’s Country of Origin in Prequalification Phase 173 Tabel 32. Roadmap SDM Table 32. Human Resources Roadmap 176 177
Tabel 33. Komposisi SDM 2013-2014 Berdasarkan Jenjang Kepangkatan Table 33. Human Resource Composition in 2013-2014 based on Official Rank Tabel 34. Komposisi SDM 2013-2014 berdasarkan Tingkat Pendidikan Table 34. Human Resources Composition in 2013-2014 based on Education Level
Daftar Isi
Table of Content
Foto
Photo 27 Foto 01. Ketua Dewan Komisioner Photo 01. Chairman of Board of Commissioners 33 Foto 02. Kepala Eksekutif Photo 02. Chief Executive Officer 38 Foto 03. Kepala Eksekutif dan Direktur Eksekutif per 31 Desember 2014 Photo 03. Chief Executive Officer and Executive Directors as of 31 December 2014
Gambar Picture
50 Gambar 01. Struktur Organisasi Picture 01. Organization Structure 76 Gambar 02. Sebaran Bank Gagal yang Tidak Diselamatkan Picture 02. Distribution of Failed Banks that were not Rescued 172 Gambar 03. Roadmap pengelolaan SDM Picture 03. Roadmap of Human Resource management 180 Gambar 04. Persiapan Pelaksanaan Program Transformasi Budaya LPS 2014–2016 Picture 04. Preparation of IDIC Culture Transformation Program Implementation 2014–2016 198 Gambar 05. Proses pengembangan sistem manajemen kinerja Picture 05. Process of Performance Management System Development 199 Gambar 06. LPS Corporate Strategy Map dan KPI tahun 2014 Picture 06. LPS Corporate Strategy Map and KPI tahun 2014
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
5
6
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Dalam Miliar Rupiah/in IDR Billion
Pendapatan Operasi Operational Revenue
Periode 1 Januari - 31 Desember 2014 January 1 - December 31, 2014 Period
Rp 10.821,47
Surplus (Defisit) Bersih Setelah Pajak Net Surplus (Deficit) After Tax
Periode 1 Januari - 31 Desember 2014 January 1 - December 31, 2014 Period
Rp 9.508,25
Total Aset Total Asset
per 31 Desember 2014 As per December 31, 2014
Rp 49.784,94
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
7
Rekam Jejak 6 Tahun Terakhir Milestones in the past 6 years
2008 Sejak tanggal 13 Oktober 2008, Pemerintah menaikkan nilai simpanan yang dijamin menjadi maksimum Rp2 miliar per nasabah per bank, untuk mengantisipasi ancaman krisis finansial global. Pada tanggal 21 November 2008, Komite Stabilitas Sistem Keuangan dan Komite Koordinasi menyerahkan penanganan PT. Bank Century, Tbk. kepada LPS. Sampai dengan akhir tahun 2008, LPS mengeluarkan biaya penanganan PT. Bank Century, Tbk. dalam bentuk Penyertaan Modal Sementara (PMS) sebesar Rp4,98 triliun. Hingga akhir tahun 2008 (sejak LPS berdiri), LPS melikuidasi 15 Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pada tahun 2008, LPS telah membayar klaim simpanan sebesar Rp58,13 miliar, sehingga sampai dengan akhir tahun 2008 total klaim simpanan yang dibayar oleh LPS mencapai Rp106,42 miliar.
Since 13 October 2008, the Government of Indonesia has increased the Deposit Coverage Limit to IDR2 billion at maximum per customer per bank in order to anticipate the global financial crisis. On 21 November 2008, the Financial System Stability Committee and Coordinating Committee handed over the management of PT Bank Century, Tbk. to IDIC. By the end of 2008, IDIC had IDR4.98 trillion of expenses incurred in order to rescue PT Bank Century, Tbk. in the form of Temporary Capital Placement (TCP) valued at IDR4.98 trillion. Until end of 2008 (since the IDIC establishment), IDIC had liquidated 15 Rural Banks. In 2008, IDIC had paid the deposit claim amounting IDR58.13 billion and thus by end of 2008 the total of deposit claim stood at IDR 106.42 billion.
8
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
2009 PT. Bank Century, Tbk. berganti nama menjadi PT. Bank Mutiara, Tbk. LPS mengeluarkan biaya penanganan tambahan kepada PT. Bank Mutiara, Tbk., sebesar Rp1,78 triliun sehingga total PMS menjadi Rp6,76 triliun. Hingga akhir tahun 2009, LPS telah melikuidasi 20 BPR dan 1 bank umum. Pada tahun 2009, LPS telah membayar klaim simpanan sebesar Rp483,92 miliar, sehingga sampai dengan akhir tahun 2009 total klaim simpanan yang dibayar oleh LPS mencapai Rp590, 34 miliar.
PT. Bank Century, Tbk., changed its name to PT. Bank Mutiara, Tbk. IDIC spent IDR1.78 trillion as an additional handling expense to PT. Bank Mutiara, Tbk. so the total of TCP was IDR6.76 trillion. By the end of 2009, IDIC had liquidated 20 rural banks and one commercial bank. In 2009, IDIC paid the deposit claim amounting to IDR483.92 billion. Therefore by the end of 2009, the accumulated deposit claim paid by IDIC standing at IDR590.34 billion.
Rekam Jejak 6 Tahun Terakhir Milestones in the past 6 years
2010 Pada tahun 2010, LPS menandatangani sejumlah Nota Kesepahaman (MOU): • MOU dengan BI dan Kementerian Keuangan RI mengenai koordinasi pemeliharaan stabilitas sistem keuangan; • MOU dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI mengenai pengembangan dan pengelolaan sistem informasi untuk akses data LPS dalam rangka pemeriksaan Laporan Keuangan; • MOU dengan lembaga penjamin simpanan negara lain, seperti Korea Deposit Insurance Corporation (KDIC) dan Tripartite MOU dengan Malaysia Deposit Corporation Insurance Corporation (MDIC) dan Deposit Protection Agency (DPA) Thailand mengenai berbagi pengalaman dan informasi penjaminan simpanan. Hingga akhir tahun 2010, LPS melikuidasi 30 BPR dan 1 bank umum. Sebanyak 5 BPR telah diselesaikan proses likuidasinya. Pada tahun 2010, LPS telah membayar klaim simpanan sebesar Rp25,23 miliar, sehingga sampai dengan akhir tahun 2010 total klaim simpanan yang dibayar oleh LPS mencapai Rp615,57 miliar.
IDIC signed a number of Memorandum of Understandings (MoUs): • MoU with Bank Indonesia and Ministry of Finance on the coordination to maintain the stability of financial system; • MoU with the Audit Board of the Republic of Indonesia (BPK-RI) on the information system development and management for IDIC data access on Financial Statements examination; • MoU with a number of deposit insurance corporations abroad such as Korea Deposit Insurance Corporation (KDIC) and Tripartite MoU with Malaysia Deposit Corporation Insurance Corporation (MDIC) and Deposit Protection Agency of Thailand (DPA) regarding the sharing of experiences and information on deposit insurance.
2011 LPS memulai proses penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk. Kemudian, LPS menerbitkan tiga Peraturan LPS (PLPS) yaitu PLPS tentang Likuidasi Bank, PLPS tentang Tata Cara Penjualan Saham Bank Gagal yang Diselamatkan LPS, dan perubahan PLPS tentang Penyelesaian Bank Gagal yang Tidak Berdampak Sistemik. LPS menandatangani MOU dengan Central Deposit Insurance Corporation (CDIC) Taiwan untuk berbagi informasi dan pengalaman tentang penjaminan simpanan. Hingga akhir tahun 2011, LPS melikuidasi 45 BPR dan 1 bank umum. Sebanyak 19 BPR telah diselesaikan proses likuidasinya. Pada tahun 2011, LPS telah membayar klaim simpanan sebesar Rp50,64 miliar, sehingga sampai dengan akhir tahun 2011 total klaim simpanan yang dibayar oleh LPS mencapai Rp666,22 miliar.
IDIC kicked-off the process of share selling PT. Bank Mutiara, Tbk. then issued three IDIC Regulations (PLPS) on Bank Liquidation, Procedure of Sale of Shares of the Failed Bank Rescued by IDIC, and the amendment of IDIC regulation on the Resolution of Failed Banks with No Systemic Impact. IDIC signed an MoU with Taiwan Central Deposit Insurance Corporation (CDIC) for information and experience sharing on deposit insurance. By the end of 2011, IDIC had liquidated 45 rural banks and one commercial bank and, as from the figure, 19 rural banks had completed the liquidation process. In 2011, IDIC paid the deposit claim amounting to IDR50.64 billion. Therefore by the end of 2011, the accumulated deposit claim paid by IDIC standing at IDR666.22 billion.
By the end of 2010, IDIC had liquidated 30 rural banks and one commercial bank. Liquidation of five rural banks had been accomplished. In 2010, IDIC had paid deposit claim amounting IDR25.23 billion. Therefore by the end of 2010, the accumulated deposit claim paid by IDIC standing at IDR615.57 billion.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
9
Rekam Jejak 6 Tahun Terakhir Milestones in the past 6 years
2012 LPS menandatangani MOU dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang koordinasi dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan. LPS juga menandatangani MOU dengan Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun). Selanjutnya LPS memperkenalkan nilai-nilai LPS yang baru, yaitu Profesional, Integritas, Layanan Prima, Proaktif, dan Sinergi (disingkat Prioritas LPS). Hingga akhir tahun 2012, LPS melikuidasi 58 BPR dan satu bank umum. Sebanyak 34 BPR telah diselesaikan proses likuidasinya. Pada tahun 2012, LPS telah membayar klaim simpanan sebesar Rp3,03 miliar, sehingga sampai dengan akhir tahun 2012 total klaim simpanan yang dibayar oleh LPS mencapai Rp669,25 miliar.
IDIC signed a Memorandum of Understanding (MoU) with Bank Indonesia, Ministry of Finance, and Indonesia Financial Services Authority (IFSA) on the coordination of financial system stability. IDIC also signed MoU with Deputy Attorney General for Civil and State Administration (Jamdatun). Then IDIC introduced the new IDIC values which is so-called PRIORITAS LPS (an abbreviation of Pofessional, Integrity, Excellent Service, Proactive, and Synergy). By end of 2012, IDIC had liquidated 58 rural banks and one commercial bank. Up to 34 rural banks had been accomplished their liquidation processes. In 2012, IDIC paid the deposit claim amounting to IDR3.03 billion. Therefore by the end of 2012, the accumulated deposit claim paid by IDIC standing at IDR669.25 billion.
10
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
2013 LPS bersama dengan Kepolisian Republik Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman mengenai kerja sama dalam pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang Lembaga Penjamin Simpanan. LPS juga menandatangani MOU dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai sosialisasi program penjaminan simpanan di satuan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Selain itu, LPS menandatangani perpanjangan MOU dengan Korea Deposit Insurance Corporation (KDIC) pada 23 Oktober 2013 dengan isi antara lain; pertukaran informasi dan pertukaran pegawai dalam rangka study visit ataupun magang. Pada tahun tersebut, LPS membuka kembali proses penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk., yang merupakan lanjutan dari program penjualan PT. Bank Mutiara, Tbk. yang telah dilaksanakan pada tahun 2011, 2012 dan awal tahun 2013. Atas permintaan Bank Indonesia, LPS melakukan penambahan modal PT. Bank Mutiara, Tbk. sebesar Rp1,249 triliun. Dengan penambahan modal tersebut, total PMS menjadi Rp8,011 triliun dan Capital Adequacy Ratio (CAR) PT. Bank Mutiara, Tbk. memenuhi ketentuan permodalan sesuai ketentuan Bank Indonesia. Pada tahun 2013, LPS telah membayar klaim simpanan sebesar Rp70,85 miliar, sehingga sampai dengan akhir tahun 2013 total klaim simpanan yang dibayar oleh LPS mencapai Rp740,10 miliar.
Rekam Jejak 6 Tahun Terakhir Milestones in the past 6 years
2013 IDIC and National Police signed a Memorandum of Understanding (MoU) on the cooperation of the implementation of IDIC function, duties, and authorities. IDIC also signed a Memorandum of Understanding with Ministry of Education and Culture on the socialization of deposit insurance program among primary, secondary, and higher education. Additionally, IDIC signed an extension of MoU with Korea Deposit Insurance Corporation (KDIC) in 23 October 2013, containing exchange of information and staffers for study visit and internship. IDIC re-opened the sale of shares of PT. Bank Mutiara, Tbk. as the continuation of sale of shares program of PT. Bank Mutiara, Tbk. that had been conducted in 2011, 2012, and early 2013. Upon the request of Bank Indonesia, IDIC increased capital of PT. Bank Mutiara, Tbk. worth IDR1,249 trillion. With the additional capital, the total TCP stood at IDR8.011 trillion and the Capital Adequacy Ratio (CAR) of PT. Bank Mutiara, Tbk. has met the capital requirement as stipulated by Bank Indonesia Regulation. In 2013, IDIC paid the deposit claim amounting to IDR70.85 billion. Therefore by the end of 2013, the accumulated deposit claim paid by IDIC standing at IDR740.10 billion.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
11
Kilas Kinerja tahun 2014 Performance in Brief
12
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Ikhtisar Data Keuangan Penting Significant Financial Data Highlights
Dalam ribuan rupiah In thousands rupiah Uraian Description Investasi dalam Surat Berharga Investment in Securities Penyertaan Modal Sementara Temporary Capital Placement Total Aset Total Assets Hutang Klaim Penjaminan Insurance Claim Payable Cadangan Klaim Penjaminan Provision for Insurance Claim Ekuitas Equity Pendapatan Operasi Operating Revenues Biaya Operasi Operating Expenses
2014
2013
2012
2011
2010
45.507.848.286
33.943.324.464
26.971.502.699
20.060.287.492
15.352.343.230
-
8.011.841.000
6.762.361.000
6.762.361.000
6.762.361.000
49.784.940.717
43.285.310.439
34.879.701.645
27.565.868.074
22.548.208.628
9.194.188
28.548.209
26.141.776
37.869.590
36.662.982
8.266.919.899
11.332.872.466
11.184.587.299
10.691.811.203
11.098.230.689
41.220.956.868
31.712.707.365
23.490.590.381
16.726.488.855
11.298.734.420
10.821.470.890
9.049.582.850
7.779.718.547
6.410.679.815
5.308.335.177
1.383.072.123
831.230.991
968.387.101
28.577.441
4.180.827.612
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
13
Peristiwa Penting Tahun 2014 Significant Events in 2014
14 et ar
M
et ar
-
M
ri ua br Fe
11
3
6 LPS menetapkan PLPS tentang Penjualan Bank Gagal yang Diselamatkan.
LPS mengumumkan dimulainya proses penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk. di harian Kompas, Kontan, Bisnis Indonesia, dan The Jakarta Post.
IDIC constituted the IDIC Regulation on the Sale of Rescued Failed Bank. IDIC announced the commencement of the shares sale of PT. Bank Mutiara, Tbk. on daily newspapers such as Kompas, Kontan, Bisnis Indonesia, and The Jakarta Post.
Bertempat di Denpasar, Bali, LPS menandatangani perpanjangan MOU (Tripartite) dengan lembaga penjamin simpanan Thailand dan Malaysia. Selain itu, LPS ditunjuk menjadi penyelenggara seminar dan workshop internasional bertema Integrated Protection Scheme (IPS). Kegiatan ini dibuka oleh Menteri Keuangan Chatib Basri dan diikuti oleh peserta lebih dari 10 negara.
IDIC signed the extension of MoU (Tripartite) involving Thailand and Malaysia deposit insurance corporations in Denpasar, Bali. Additionally, IDIC was appointed to host international seminar and workshop entitling ‘Integrated Protection Scheme (IPS)’. The event, attended by more than 10 countries, was officially opened by the Finance Minister Chatib Basri.
14
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Peristiwa Penting Tahun 2014
Significant Events in 2014
ni Ju
ril
Ap
ni Ju
5
22 Sebanyak 18 calon investor lokal dan asing menyampaikan pernyataan minat untuk mengikuti proses penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk. Dari 18 calon investor tersebut sampai dengan batas waktu yang ditentukan (29 April 2014 pukul 18.00 WIB) terdapat 11 calon investor yang menyampaikan dokumen pendaftaran.
18 candidates of local and foreign investors submitted their letter of interest to follow the process of share sale of PT. Bank Mutiara, Tbk. As from the 18 investor candidates, only 11 submitted the registration documents at 18.00 local time on 29 April 2014 of the submission deadline.
Sampai batas waktu yang ditentukan (5 Juni 2014 pukul 18.00 WIB), terdapat 10 calon investor yang menyampaikan dokumen penawaran awal. Selanjutnya, dari 10 calon investor tersebut, 7 calon investor dinyatakan berhak mengikuti uji tuntas (due dilligence) di PT. Bank Mutiara, Tbk.
Up to the submission deadline (at 18.00 on 5 June 2014), there were 10 investor candidates submitted their initial offering document. From the 10 candidates, only 7 investor candidates were declared to have the rights for undergoing due diligence at PT. Bank Mutiara, Tbk.
LPS meluncurkan internalisasi program budaya, yakni Program 1-2-3. Program yang akan dilaksanakan oleh seluruh unit organisasi di LPS yaitu: 1. ONE article per month 2. TWO sharing sessions per month 3. THREE minutes before meeting
IDIC launched culture program internalization which so-called 1-2-3 Program. The program carried out by all organization units in IDIC are: 1. ONE article per month 2. TWO sharing sessions per month 3. THREE minutes before meeting
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
15
Peristiwa Penting Tahun 2014 Significant Events in 2014
21
18
23
us
t us Ag
li Ju
ni Ju Sebanyak 6 calon investor mulai melakukan uji tuntas di data/working room di PT. Bank Mutiara, Tbk.
Setelah melaksanakan uji tuntas sampai dengan 8 Agustus, sebanyak 4 calon investor menyampaikan dokumen penawaran akhir atas penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk.
Six investor candidates started to undergo due diligence at data/working room of PT. Bank Mutiara, Tbk. LPS menandatangani Nota Kesepahaman dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyepakati kesepahaman tentang Koordinasi dan Kerja sama Dalam Rangka Pelaksanaan Fungsi dan Tugas LPS dan OJK.
IDIC signed a Memorandum of Understanding with the Indonesia Financial Services Authority (IFSA) on the coordination and cooperation on the relevant functions and duties of IDIC and IFSA.
16
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Having completed the due diligence up through August 8, four investor candidates submitted their last bid document on the sale of PT. Bank Mutiara, Tbk. shares.
Peristiwa Penting Tahun 2014
Significant Events in 2014
4 Ok
em r be
r be
r be
to
pt Se
em
pt Se
23
4 LPS menetapkan 1 calon investor yang dinyatakan lolos tahap penawaran akhir penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk., yaitu J. Trust Co., Ltd., dari Jepang.
IDIC nominated one investor candidate to go through the last bid of the share sale of PT Bank Mutiara, Tbk.,: J. Trust Co., Ltd. from Japan.
LPS menyelenggarakan Seminar Internasional dengan tema “Befriending with the Boom-Bust Cycle” di Jakarta yang dibuka oleh Menteri Keuangan M. Chatib Basri. Adapun pembicara pada seminar tersebut adalah Prof. Carmen Reinhart (Harvard University AS), Prof. Bambang Brodjonegoro, PhD (Wakil Menteri Keuangan), dan Prof. Hikmahanto Juwana, PhD (Guru Besar Bidang Ilmu Hukum, Universitas Indonesia), Rizal Bambang Prasetijo (Anggota Dewan Komisioner), dan Jahja Setiaatmadja (Direktur Utama PT Bank Central Asia, Tbk.)
IDIC held an international seminar entitling “Befriending with the BoomBust Cycle” organized in Jakarta which was officially opened by Minister of Finance, M. Chatib Basri. The speakers are Prof. Carmen Reinhart (Harvard University), Prof. Bambang Brodjonegoro, PhD (Deputy of Minister of Finance), Prof. Hikmahanto Juwana, PhD (Senior Lecturer on the University of Indonesia), Rizal Bambang Prasetijo (Member of Board of Commissioners), and Jahja Setiaatmadja (President Director of PT Bank Central Asia, Tbk.).
Penandatanganan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) MoU LPS-Polri oleh Kepala Eksekutif LPS dan Kabareskrim Polri yang selanjutnya diikuti dengan sosialisasi Juklak tersebut kepada Ditreskrim Polda seluruh Indonesia pada 4 November 2014.
The Implementation Guidelines of IDIC-National Police MoU was signed by the IDIC Chief of Executive Officer and Chief of Criminal Investigation Division National Police. It was followed by socialization of Implementation Guidelines to Criminal Investigation Directorate across Indonesia on 4 November 2014.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
17
Peristiwa Penting Tahun 2014 Significant Events in 2014
r be
r be
To reinforce the internalization of PRIORITAS LPS values, IDIC held an Employee Engagement Program (EEP) 2014.
m ve No
m ve
r be
No
to
20
10
Ok Dalam rangka penguatan internalisasi nilai-nilai PRIORITAS LPS, LPS mengadakan acara Employee Engagement Program (EEP) 2014.
OJK memberikan persetujuan kepada J Trust Co., Ltd., sebagai calon pemegang saham pengendali PT. Bank Mutiara, Tbk., dan dinyatakan lolos uji kelayakan dan kepatutan serta akan mencatat kepemilikan saham J Trust Co., Ltd., paling banyak 99%.
IFSA gave approval to J Trust Co., Ltd., as the candidate of controlling shareholder of PT. Bank Mutiara, Tbk., and it was declared to pass the fit and proper test. IFSA will record J Trust Co., Ltd, at most 99% share ownership.
LPS dan J Trust Co., Ltd menandatangani akta pengambilalihan untuk pengalihan 99% saham PT. Bank Mutiara, Tbk. Sedangkan sisanya 1% disepakati untuk dialihkan kepada suatu badan hukum Indonesia setelah terpenuhi kondisi tertentu. Dengan pengalihan saham tersebut, penanganan PT. Bank Mutiara, Tbk oleh LPS dinyatakan berakhir.
IDIC and J Trust Co., Ltd., signed a deed of acquisition to handover 99 % shares of PT Bank Mutiara, Tbk. The remaining 1 % shares were agreed to be transferred to an Indonesian legal entity in compliance with certain conditions. With the transfer of shares, the handling of PT. Bank Mutiara, Tbk. by IDIC was ended.
18
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Peristiwa Penting Tahun 2014
Significant Events in 2014
r be
r be
r be human resources and adequate bank liquidation, association was
m ve No
m se De
m se De Based on the need of with high integrity capability to carry out liquidator profession established.
20
17
15 Dilandasi oleh kebutuhan SDM yang memiliki integritas yang tinggi dan kemampuan yang memadai dalam pelaksanaan tugas likuidasi bank, terbentuklah asosiasi profesi likuidator.
LPS bersama anggota FKSSK lainnya (Bank Indonesia, OJK, dan Kementerian Keuangan) melakukan simulasi penanganan krisis dalam rangka menguji protokol manajemen krisis masingmasing.
IDIC with the other members of Financial System Stability Coordination Forum (FKSSK) such as Bank Indonesia, IFSA, and Ministry of Finance to establish crisis handling simulation in bid to test their crisis management protocol.
LPS melakukan simulasi penanganan bank gagal skala menengah-besar. Simulasi ini dimaksudkan untuk menguji kelengkapan peraturan dan SOP di LPS dalam penanganan bank gagal.
IDIC conducted simulation of middle upper failed bank handling. The simulation was intended to test the comprehensive of IDIC regulation and SOP in handling failed bank.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
19
20
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Ringkasan Eksekutif Executive Summary Pada tahun 2014, industri perbankan mengalami penyesuaian struktural sebagai akibat adanya faktor perekonomian global dan domestik. Pengetatan moneter, moral suasion, rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR), dan penurunan prospek bisnis menyebabkan pertumbuhan kredit mengalami koreksi yang cukup signifikan. Pertumbuhan kredit tahunan turun dari 21,6% pada akhir tahun 2013 menjadi 11,7% pada posisi Desember 2014. Di sisi lain, pertumbuhan dana simpanan perbankan relatif stabil pada kisaran 12,2%. Aset perbankan per 31 Desember 2014 sebesar Rp5.615,1 triliun naik 13,33% dari aset per 31 Desember 2013.
In 2014, banking industry experienced structural adjustment due to global and domestic economic factors. Monetary tightening, moral suasion, loan to deposit ratio (LDR), and decline of business prospect have brought significant correction to credit growth. The annual credit growth dropped from 21.6% by end of 2013 to 11.7% in December 2014. On the other hand, banking deposit fund had relatively stable growth by 12.2%. Banking assets as of 31 December 2014 stood at IDR5,615.1 trillion increasing by 13.33% from the assets on 31 December 2013.
Sementara itu, selama tahun 2014, kondisi likuiditas perbankan terlihat ketat yang terbaca dari pergerakan suku bunga deposito. Statistik suku bunga deposito bank-bank acuan LPS (suku bunga pasar/SBP) terlihat meningkat sebesar 83 bps pada tiga kuartal pertama tahun 2014, meskipun BI rate berhenti meningkat sejak November 2013. Kondisi ini terutama disebabkan ketatnya persaingan penghimpunan dana khususnya pada segmen bank menengah (dengan aset Rp10 triliun hingga Rp25 triliun) yang mengakibatkan meningkatnya porsi dana mahal dari 30% menjadi 45%.
Meanwhile, banking liquidity in 2014 was on tight condition as seen from the fluctuating deposit rate. The statistics of deposit rate/market interest rate (IDIC’s benchmark) grew by 83 bps on the first three quarters in 2014 despite the fact that BI rate stopped leveling up since November 2013. This condition was particularly due to tight competition of fund collection especially among middle bank (with IDR10 trillion to IDR25 trillion assets worth) and thus the portion of expensive fund rose from 30 % to 45 %.
Jumlah bank peserta penjaminan LPS pada akhir 31 Desember 2014 sebanyak 1.919 bank (119 bank umum dan 1.800 BPR). Simpanan yang dijamin LPS terdiri dari simpanan yang dijamin seluruhnya (sampai Rp2 miliar) dan yang dijamin sebagian (untuk simpanan yang di atas Rp2 miliar, hanya dijamin maksimal Rp2 miliar).
The number of member banks of IDIC’s insurance program as of 31 December 2014, was 1,919 banks (119 commercial banks and 1,800 rural banks). Deposits insured by IDIC consist of fully insured deposit (up to IDR2 billion) and half insured (for deposit valued more than IDR2 billion is only insured by IDR2 billion at maximum).
Dari total simpanan (bank umum dan BPR) yang berjumlah Rp4.168,56 triliun dengan jumlah 160.881.757 rekening, simpanan yang seluruhnya dijamin adalah sebesar Rp2.145,22 triliun (55,25%) dengan jumlah rekening sebanyak 160.663.860 rekening (99,86%). Apabila ditambahkan penjaminan atas rekening yang nilainya lebih dari Rp2 miliar, maka total simpanan yang dijamin LPS per 31 Desember 2014 sebesar Rp2.325,02 triliun. Penjaminan ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan Yang Dijamin LPS.
From the total deposit (commercial bank and rural bank) IDR4,168.56 trillion with 160,881757 accounts, the total of fully-insured deposit stood at IDR2,145.22 trillion (55.25%) with 160,663,860 accounts (99.86%). If added by the insurance of accounts valued more than IDR2 billion, thus total of deposit insured by IDIC as of 31 December 2014 was IDR2,325.02 trillion. The insurance program is in accordance with the Government Regulation No. 66/2008 on the Amount of Deposit Insured by IDIC.
Selama tahun 2014, LPS menerima pemberitahuan mengenai adanya bank dalam pengawasan khusus dari OJK. Terhadap bank tersebut, LPS melakukan pemeriksaan bersama dengan OJK untuk melakukan assesment terhadap kondisi keuangan bank serta pemenuhan terhadap persyaratan penyelamatan sebagaimana diatur dalam Pasal 24 UU LPS apabila bank dimaksud ditetapkan sebagai bank gagal.
In 2014, IDIC received some notices on banks under special surveillance from IFSA. IDIC, together with IFSA, examined those banks and conduct assessment on their financial condition and complying bank resolution requirement as stipulated by Article 24 of IDIC Law on condition that a bank is stated as failed bank.
Diantara bank-bank dalam pengawasan khusus tersebut, terdapat 6 bank yang tidak dapat lagi disehatkan karena mengalami kesulitan keuangan yang membahayakan kelangsungan usaha bank tersebut sehingga ditetapkan OJK sebagai bank gagal dan diserahkan kepada LPS.
From those under special surveillance banks, there were 6 banks that could not be solvent due to financial problem which jeopardized the bank business continuity. Therefore IFSA stated them as failed banks and handed over to IDIC.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
21
Ringkasan Eksekutif Executive Summary
22
LPS melakukan penilaian pemenuhan persyaratan untuk dapat dilakukan penyelamatan sesuai dengan hasil pemeriksaan bersama dengan OJK. Berdasarkan Pasal 24 UU LPS, LPS dapat melakukan penyelamatan bank gagal apabila dipenuhi persyaratan yaitu (a) biaya menyelamatkan lebih rendah dari biaya tidak menyelamatkan; (b) bank masih memiliki prospek usaha; (c) adanya pernyataan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berisi kesediaan untuk menyerahkan penanganan bank kepada LPS; dan (d) bank menyerahkan dokumen yang diperlukan LPS. Seluruh bank gagal yang diserahkan OJK kepada LPS pada 2014 (6 bank) tidak memenuhi persyaratan untuk diselamatkan. Selanjutnya, LPS meminta kepada OJK untuk mencabut izin usaha bank dimaksud.
IDIC conduct assessment to meet resolution requirements based on the result of joint assessment with IFSA. In accordance with Article 24 of IDIC Law, IDIC can rescue a failed bank if (a) expenses from rescuing are less than liquidating; (b) the bank still has business prospect(s); (c) a statement from the General Meeting of Shareholders declaring its willingness to give up the bank resolution to IDIC; and (d) a bank submits documents required by IDIC. All failed banks handed over by IFSA to IDIC in 2014 (6 banks) did not meet the requirements to be rescued. Hence, IDIC called IFSA to revoke the bank license.
Langkah selanjutnya setelah bank dicabut izin usahanya, LPS melakukan likuidasi dan rekonsiliasi & verifikasi (rekonver) terhadap simpanan nasabah pada bank tersebut untuk menentukan simpanan yang layak dibayar dan tidak layak dibayar. Berdasarkan Pasal 19 UU LPS, simpanan nasabah dinyatakan tidak layak dibayar apabila (a) tidak tercatat dalam pembukuan; (b) nasabah memperoleh keuntungan secara tidak wajar (tingkat bunga melebihi tingkat bunga penjaminan LPS); dan/atau (c) nasabah menyebabkan bank tidak sehat (misal: memiliki kredit macet).
After bank license revocation, IDIC liquidated, reconciled, and verified the bank customer’s deposit to define eligibility of deposit to be paid. Based on Article 19 of the IDIC Law, customer’s deposit is not eligible to be paid if it is (a) not recorded at the bank; (b) customer earns unfair benefit (interest rate exceeds the IDIC insurance rate); and/or (c) customer causes bank unsound (ex: by having non-performing loan).
Pelaksanaan rekonver pada tahun 2014, selain dilakukan terhadap 5 dari 6 bank yang dicabut izin usahanya pada tahun 2014, juga dilakukan terhadap 5 bank yang dicabut izin usahanya pada tahun 2013 tetapi proses rekonvernya belum selesai. Jumlah simpanan pada 10 bank yang dilakukan proses rekonver tersebut adalah 12.911 rekening dengan nilai nominal sebesar Rp61,90 miliar. Berdasarkan hasil rekonver, simpanan yang dinyatakan layak dibayar berjumlah 10.851 rekening (84%) dengan nilai nominal sebesar Rp53,92 miliar (87%). Sedangkan jumlah simpanan yang dinyatakan tidak layak dibayar sebanyak 2.060 rekening atau 16% dari total rekening simpanan dengan nilai nominal sebesar Rp7,98 miliar (13%).
Reconciliation and verification (reconver) in 2014 were not only taken to 5 out of 6 banks with revoked license in 2014 but also to 5 banks (revoked license in 2013) with unfinished reconver. The amount of deposit of those 10 reconciled and verified banks was IDR61.90 billion from 12,911 accounts. Based on the reconver result, the eligible deposit to be paid was 10,851 accounts (84 %) valued at IDR53.92 billion (87%). On the other hand, the ineligible deposit to be paid was 2,060 accounts (16%) of the total accounts amounting IDR7.98 billion (13%).
Secara kumulatif, sejak 2006 hingga 2014, LPS telah melakukan rekonver terhadap 115.387 rekening simpanan pada 61 bank dari 62 bank yang dicabut izin usahanya, dengan nilai nominal sebesar Rp1.268 miliar. Dari jumlah tersebut, simpanan yang dinyatakan sebagai simpanan yang layak dibayar mencapai 105.128 rekening (92%) dengan nilai nominal sebesar Rp997 miliar (78%). Sedangkan simpanan yang tidak layak dibayar sebanyak 10.259 rekening (8%) dengan nominal Rp271 miliar (22%).
Cumulatively, since 2006 to 2014 IDIC had reconciled and verified 115,387 accounts in 61 banks from 62 licensesrevoked banks valuing at IDR1,268 billion. As from the number, the eligible deposit to be paid was 105,128 accounts (92 %) amounting IDR997 billion (78 %). Meanwhile, the ineligible deposits to be paid were 10,259 accounts (8 %) amounting IDR271 billion (22 %).
Selama tahun 2014, pelaksanaan likudasi terhadap 4 bank telah berakhir, sehingga sejak tahun 2005 (LPS mulai beroperasi), sebanyak 45 bank telah berakhir pelaksanaan likuidasinya dan sisanya sebanyak 17 bank (1 bank umum dan 16 BPR) masih dalam proses likuidasi.
In 2014, liquidation of 4 banks had completed, thus since 2005 (IDIC started its operation), 45 banks have been accomplished the liquidation process and the other 17 banks (one commercial bank and 16 rural banks) are still under liquidation process.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Ringkasan Eksekutif Executive Summary
Rata-rata pengembalian klaim penjaminan dari hasil likuidasi 4 bank yang telah berakhir pada tahun 2014 (recovery rate) adalah sebesar 49,59% yang dihitung dengan membandingkan jumlah rekening simpanan yang layak dibayar dengan jumlah rekening simpanan pada bank yang dilikuidasi. Secara kumulatif sejak LPS beroperasi sampai dengan 31 Desember 2014, besarnya recovery rate atas klaim penjaminan pada bank yang telah berakhir proses likuidasinya mencapai 14,54%.
The average of insurance claim recovery from the liquidation of 4 banks in 2014 (recovery rate) was 49.59 % as calculated from comparing the number of eligible deposit to be paid and the number of accounts in the liquidated banks. Cumulatively, from IDIC initial operation up to 31 December 2014, the recovery rate of insurance claim from Liquidated Banks was 14.54 %.
Pada tahun 2014, LPS kembali melaksanakan penjualan saham PT Bank Mutiara, Tbk, secara terbuka dan transparan melalui pengumuman di media cetak nasional dan situs LPS dan PT Bank Mutiara, Tbk. 2014 merupakan tahun ke-6 penjualan saham PT Bank Mutiara, Tbk. sejak dimulainya penanganan bank tersebut (2008-2014). Sehingga sesuai UU LPS pelaksanaan penjualan saham tersebut dilakukan tanpa memperhatikan tingkat pengembalian yang optimal, yaitu paling sedikit sebesar nilai PMS yang dikeluarkan oleh LPS. Pengawalan dari sisi governance pelaksanaan penjualan saham PT Bank Mutiara, Tbk. dilakukan dengan melibatkan konsultan dan instansi pemerintah untuk mendampingi LPS pada setiap tahap dalam proses penjualan saham bank.
In 2014, IDIC sold the shares of PT Bank Mutiara, Tbk. publicly and transparently by announcing on national newspapers and websites of IDIC and PT Bank Mutiara, Tbk. 2014 was 6th year of the sale of PT Bank Mutiara, Tbk. shares. So it complied with the IDIC Law that the share sale may not consider the optimum recovery rate, at least equal to the IDIC Temporary Capital Placement. The governance of the share sale of PT. Bank Mutiara, Tbk. was monitored by involving consultant and government institution to provide assistance to IDIC in every phases of the bank shares sale.
Setelah melalui beberapa tahapan proses penjualan saham PT Bank Mutiara, Tbk. dan adanya pernyataan lulus uji kelayakan dan kepatutan dari OJK, J Trust Co. Ltd. ditetapkan sebagai calon pemegang saham pengendali baru PT Bank Mutiara, Tbk.
After going through several phases of the share sale of Bank Mutiara and passing the fit and proper test by IFSA, J Trust Co. Ltd. was eventually set as a candidate for Bank Mutiara controlling shareholder of Bank Mutiara.
OJK juga memberitahukan bahwa kepemilikan saham Bank Mutiara oleh J Trust Co. Ltd. yang akan dicatat oleh OJK sebanyak-banyaknya sebesar 99% sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/50/ KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pembelian Saham Bank Umum.
IFSA also informed that the ownership of Bank Mutiara shares by J Trust Co. Ltd. will be recorded by IFSA at 99% at maximum in accordance with Government Regulation No. 29/1999 on the Purchase of Commercial Bank Shares and Decree of Directors of Bank Indonesia No. 32/50/KEP/DIR dated on 14 May 1999 on the Requirement and Procedure of the Purchase of Commercial Bank Shares.
Selanjutnya, LPS dan J Trust Co., Ltd menandatangani akta pengambilalihan untuk pengalihan 99% saham PT. Bank Mutiara, Tbk. pada tanggal 20 November 2014. Sedangkan sisa 1% saham PT. Bank Mutiara, Tbk. disepakati untuk dialihkan kepada suatu badan hukum Indonesia setelah terpenuhi kondisi tertentu.
Then, IDIC and J Trust Co., Ltd. signed deed of acquisition of 99% shares of PT. Bank Mutiara, Tbk. on 20 November 2014. Meanwhile, the remaining 1% shares of PT Bank Mutiara, Tbk. were agreed to be transferred to an Indonesian legal entity upon fulfilling certain terms and conditions.
Harga penjualan atas 99% saham PT Bank Mutiara, Tbk milik LPS adalah sebesar Rp4,411 triliun. Harga tersebut lebih besar dari estimasi harga yang dibuat oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). Dengan harga penjualan tersebut, price to book value (PBV) mencapai 3,5 kali atau lebih tinggi dari bank-bank lain yang setara (berkisar antara 1,2 - 2 kali, dengan rata-rata 1,6 kali).
The selling price of 99% IDIC shares at Bank Mutiara was IDR4.411 trillion. The price exceeded the estimated price calculated by the Certified Public Appraiser. The price represents price to book value (PBV) of 3.5 times, higher than its peers (around 1.2 – 2 times with average of 1.6 times).
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
23
Ringkasan Eksekutif Executive Summary
24
Dengan telah dilakukan penyerahan saham PT Bank Mutiara, Tbk kepada J Trust Co. Ltd. pada 20 November 2014, maka penanganan PT Bank Mutiara, Tbk oleh LPS berdasarkan UU LPS telah berakhir.
With the transfer of Bank Mutiara shares to J Trust on 20 November 2014, the handling of Bank Mutiara by IDIC as based on IDIC Law ended.
Selanjutnya, PT Bank Mutiara, Tbk sepenuhnya beroperasi sesuai dengan UU tentang Perseroan Terbatas, UU tentang Perbankan, UU tentang Pasar Modal, dan ketentuan perundang-undangan lain yang berlaku sebagaimana bank umum lainnya.
Thereafter, Bank Mutiara fully operated in accordance with Law of Limited Liability Companies, Law of Banking, Law of Capital Market, and other regulations as applied on other commercial banks.
Walaupun penanganan Bank Mutiara oleh LPS telah berakhir, penegakan hukum kepada pihak-pihak yang menyebabkan Bank Gagal, baik berupa kegiatan investigasi dugaan tindak pidana, gugatan kepada pengurus atau pemegang saham, serta membantu upaya pemerintah dalam pengejaran aset eks Bank Century di luar negeri melalui skema mutual legal assistance (MLA). Dalam rangka membantu pemerintah terkait pengejaran aset eks Bank Century, pada tahun 2014 LPS bersama instansi pemerintah terkait melakukan koordinasi antara lain dengan otoritas Hong Kong, Swiss, dan Inggris.
Despite the handling of Bank Mutiara has been completed, law enforcement is still prevailed to any parties that caused bank failure in the form of investigation of the alleged crime, litigation to management and shareholders, and assisted helped the government effort to pursue the assets of exBank Century in overseas through mutual legal assistance (MLA) scheme. In order to assist the government in pursuing the assets of ex-Bank Century, in 2014 IDIC together with the related government institutions form coordination with, among others, authorities of Hong Kong, Swiss, and England.
Dalam menjalankan fungsi penjaminan dan turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan, LPS melakukan peningkatan kapasitas organisasi dan sumberdaya internal secara berkelanjutan. Salah satu program unggulan yang dilakukan pada tahun 2014 adalah Program Transformasi Budaya (Culture Transformation Program) untuk menginternalisasi nilainilai lembaga, yaitu Profesionalisme, Integritas, Layanan Prima, Proaktif, dan Sinergi (PRIORITAS LPS). Selain itu, secara terusmenerus LPS melakukan penyempurnaan berbagai ketentuan internal untuk meningkatkan tata kelola lembaga yang baik, perbaikan pengendalian internal, dan penguatan pengelolaan risiko lembaga.
In performing insurance function and actively promoting banking system stability, IDIC conducted capacity building for the internal organization and human resources continuously. One of the prominent programs set up in 2014 was the Culture Transformation Program to internalize institutional values, namely Professionalism, Integrity, Service Excellence, Proactive, and Synergy (PRIORITAS LPS). Additionally, IDIC continuously improve internal regulations to enhance good institution governance, internal control improvement, and strengthen institution risk management.
LPS menerapkan sistem manajemen kinerja berbasis balanced scorecard sejak tahun 2013 dan terus-menerus dilakukan penyempurnaan. Sistem manajemen kinerja tersebut ditujukan untuk meningkatkan kinerja lembaga dan memberikan motivasi bagi pegawai guna tercapainya tujuan strategis lembaga. Sistem manajemen kinerja tersebut juga digunakan untuk penilaian pencapaian kinerja lembaga dan individual serta perhitungan merit increase remunerasi.
IDIC has applied performance management system on the basis of balanced scorecard since 2013 with continuous improvement on the system. The performance management system is aiming to improve institution performance and motivate the employees to obtain the institution strategic objectives. The performance management system is also used to assess corporate and individual performance achievement including the calculation on merit increase remuneration.
Total aset LPS per 31 Desember 2014 sebesar Rp49,78 triliun naik 15% dari tahun sebelumnya. Pada 2014 LPS membukukan surplus sebesar Rp9,51 triliun, lebih tinggi 16% dari tahun 2013. Biaya terbesar pada tahun 2014 adalah biaya penanganan Bank Mutiara sebesar Rp3,557 triliun yang merupakan selisih antara harga jual PMS sebesar Rp4,455 triliun dan total PMS sebesar
The total of IDIC assets as of 31 December 2014 was IDR49.74 trillion or rose by 15% from the previous year. In 2014, IDIC booked IDR9.51 billion of surplus, higher by 16% from 2013. The biggest expenses in 2014 was the expenses for Bank Mutiara resolution process worth of IDR3.557 trillion as the discrepancy of the TCP sale price of IDR4.455 trillion worth and
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Ringkasan Eksekutif Executive Summary
Rp8,012 triliun. Cadangan penjaminan per 31 Desember 2014 sebesar Rp29,78 triliun (0,71% dari total simpanan industri perbankan). Jumlah cadangan ini masih di bawah target yaitu 2,5% dari total simpanan industri perbankan sebagaimana diatur dalam Pasal 84 UU LPS.
the total TCP of IDR8.012 trillion. The insurance reserve per 31 December 2014 stood at IDR29.78 trillion (0.71% from the total deposit of banking industry). The amount of the reserves was still less than the targeted 2.5% from the total deposit of banking industry as required by Article 84 of IDIC Law.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah melakukan audit terhadap laporan keuangan LPS untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dengan opini “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan paragraf penjelasan”
The Audit Board of the Republic of Indonesia (BPK) has audited IDIC financial statement ended 31 December 2014 stating “Unqualified Opinion with Explanatory Paragraph.”
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
25
Pengantar Ketua Dewan Komisioner Message from Chairman of Board of Commissioners
26
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Foto 01. Ketua Dewan Komisioner Photo 01. Chairman of Board of Commissioners
FOTO HERU + BACKGROUND JENDELA LT.39
C. HERU BUDIARGO
Ketua Dewan Komisioner Chairman
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
27
Pengantar Ketua Dewan Komisioner Message from Chairman of Board of Commissioners
28
Pada tahun 2014 situasi dan kondisi makro ekonomi dan industri perbankan cukup baik. Simpanan perbankan tumbuh sebesar 12,2% dan rasio-rasio prudensial menunjukkan daya tahan serta profitabilitas yang memuaskan.
In 2014, situation and condition of macroeconomic and banking industry was quite well. Banking deposit grew 12.2% and prudential ratios has shown its resilience and delightful profitability.
Pada tahun 2014 LPS telah melakukan upaya optimal dalam peran penjaminan yaitu pembayaran klaim atas 6 BPR yang dilikuidasi dengan kemampuan recovery rate yang meningkat dari 21,44% menjadi 49,59%. Upaya terbaik juga kami berikan dalam proses penanganan bank serta penjualan saham Bank Mutiara. Perlu kami sampaikan bahwa BPK RI telah memberikan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) terhadap laporan keuangan LPS tahun 2014.
In 2014, IDIC has made optimal efforts in insurance role including claim settlement of 6 liquidated Rural Banks with improving recovery rate from 21.44% to 49.59%. We also deliver our best efforts in bank resolution process as well as sell of shares of Bank Mutiara. We also like to inform you that Audit Board of Republic of Indonesia has given Unqualified Opinion for IDIC 2014 Financial Report.
Atas pencapaian tersebut perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholders atas dukungan yang diberikan sehingga LPS dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik. Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada perbankan yang relatif patuh dalam pembayaran premi dan komunikasi yang dilakukan secara sungguh-sungguh dengan nasabah mengenai ketentuan penjaminan.
Following aforementioned achievements, allow us to acknowledge all stakeholders for their support so IDIC could deliver its tasks and duties well. In particular we would like to express our gratitude to banking industry that has been relatively obedient in premium payment and communication with depositors about insurance policy which has been taken seriously.
Selain pencapaian yang telah kami lakukan pada tahun 2014, LPS terus memberikan upaya terbaik untuk menyelesaikan beberapa persoalan penting yang saat ini prosesnya terus dikerjakan yaitu: 1. Bersama-sama dengan pemerintah dan institusi Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) memberikan masukan dalam penyelesaian Rancangan Undang-Undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK); 2. Pelaksanaan simulasi-simulasi penanganan bank dan asesmen Stabilitas Sistem Keuangan (SSK); 3. Pelaksanaan UU LPS dalam kaitan dengan perolehan data/informasi dan kemungkinan campur tangan pemerintah dalam hal diperlukannya talangan likuiditas dan solvabilitas kepada LPS; 4. Kami terus melanjutkan transformasi kelembagaan untuk meningkatkan kapabilitas Sumber Daya Manusia, budaya kerja yang kondusif serta peningkatan process excellence disemua fungsi.
Apart of all achievements which had been done in 2014, IDIC is still giving the best efforts to complete several important ongoing issues: 1. Providing advice and suggestion together with the government and Financial System Stability Coordination Forum in the completion of Draft of Financial Safety Net Law; 2. Bank handling simulations and Financial System Stability assessment; 3. IDIC Law implementation in relation with obtaining data/ information and the possibility of government intervention in case IDIC has liquidity and solvability problem; 4. We are continuing the institutional transformation to improve the capability of Human Resources, conducive working culture, and process excellence in all functions.
Selanjutnya untuk tahun 2015, terdapat beberapa tantangan yang harus diselesaikan oleh LPS. Tantangan tersebut antara lain alternatif tools dalam resolusi bank dan cakupan tugas yang lebih luas dimasa yang akan datang jika LPS ditunjuk sebagai penjamin polis asuransi.
In 2015, there are challenges that must be faced by IDIC. Those challenges are alternative tools in bank resolution and wider scope of duties in the future if IDIC is appointed as insurer of insurance policy holder.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Pengantar Ketua Dewan Komisioner
Message from Chairman of Board of Commissioners
Pada tahun 2015 perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan menghadapi tantangan yang cukup berat. Risiko utama perekonomian akan bersumber dari ketidakpastian normalisasi kebijakan bank sentral AS dan suku bunga kebijakan moneter (Fed Fund Rate Target), kerentanan negara-negara emerging market terutama risiko perlambatan ekonomi Tiongkok, serta potensi perlambatan perekonomian dunia, yang bila berlanjut, dapat mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.
In 2015, Indonesian economy is predicted still facing hard challenges. The main economic risk will come from uncertainties on The Fed’s policy normalization and Fed Fund Rate Target, the vulnerability of emerging markets especially Chinese economic slowdown, and the potential of world economic deacceleration which, if it continues, may affect Indonesian export performance.
Dengan konteks seperti disebutkan diatas, kami harapkan seluruh pelaku sektor keuangan tetap berada pada kewaspadaan yang tinggi dengan mengedepankan prinsip bisnis yang produktif, pelaksanaan kehati-hatian yang cukup dan menerapkan tata kelola risiko dan governance yang baik.
Based on the aforementioned contexts, we hope that all financial sector stakeholders remain on high alert by putting forward productive business principle, sufficient cautiousness, and implementing risk management and good governance.
Akhir kata, kami atas nama seluruh anggota Dewan Komisioner yang lain, menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada jajaran Eksekutif dan seluruh karyawan LPS, juga para anggota Komite dan para penasehat yang telah bekerja dengan penuh kesungguhan dan dedikasi tertinggi dalam mewujudkan visi dan misi LPS.
As a conclusion, on behalf of other Members of Board of Commissioners, we would like to express our gratitude and sincere appreciation to all levels of executives and employees, as well as committee members and advisors, for their perseverance and utmost dedication to achieve the vision and mission of IDIC.
Kepada Anggota Dewan Komisoner Sdr. A. Fuad Rahmany, Sdr. Siswanto, dan Sdr. Rizal B Prasetijo, yang berakhir masa jabatannya pada tahun 2014, kami mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan sumbangsihnya yang luar biasa demi kemajuan LPS, tak lupa kami juga mengucapkan selamat bertugas di tempat baru. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Tenaga Ahli LPS, dan anggota Komite yang berakhir masa jabatannya pada tahun 2014. Kepada anggota Dewan Komisioner Sdr. Robert Pakpahan, Sdr. Nelson Tampubolon, dan Sdr. Fauzi Ichsan, serta para anggota komite yang baru, kami mengucapkan selamat bergabung untuk memberikan karya terbaiknya bagi LPS dalam memenuhi harapan seluruh stakeholders.
To Members of Board of Commissioners, Mr. A. Fuad Rahmany, Mr. Siswanto, and Mr. Rizal B. Prasetijo, whose tenure had ended in 2014, we would like to give the highest appreciation for their extraordinary dedication and contribution for IDIC, and we wish a continued success for them in their new career. We also would like to express our gratitude to experts, and committee members which had ended their tenure in 2014. To the new members of the Board of Commissioners, Mr. Robert Pakpahan, Mr. Nelson Tampubolon, and Mr. Fauzi Ichsan, as well as all new committee members, we would like to give a warm welcome to deliver their best for IDIC, in order to meet the expectation of all stakeholders.
Demikian pengantar kami, kiranya laporan tahunan ini dapat memberikan informasi atas kegiatan LPS dalam rangka menjalankan fungsi dan tugasnya.
Those are our forewords, and we hope that this annual report would be able to provide information on any IDIC activities in order to carry out its functions and duties.
Jakarta, 29 April 2015 C. Heru Budiargo
Jakarta, 29 April 2015 C. Heru Budiargo
Ketua Dewan Komisioner
Chairman
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
29
Pengantar Ketua Dewan Komisioner
Message from Chairman of Board of Commissioners
Dewan Komisioner tahun 2015 Board of Commissioners 2015
Belakang, dari kiri ke kanan Back, from left to right
Depan, dari kiri ke kanan Front, from left to right
Robert Pakpahan Anggota (ex Officio Kementrian Keuangan) Member (ex Officio Ministry of Finance)
Ronald Waas Anggota (ex Officio Bank Indonesia) Member (ex Officio Bank Indonesia) C. Heru Budiargo Ketua Chairman Nelson Tampubolon Anggota (ex Officio Otoritas Jasa Keuangan) Member (ex Officio Indonesia Financial Service Authority) * Ditetapkan melalui Rapat Dewan Komisioner sebagai pelaksana tugas Kepala Eksekutif menggantikan Wirjoatmodjo yang mengundurkan diri pada tanggal 17 Maret 2015. * Stipulated by the Board of Commissioners Meeting as the Acting Chief Executive Officer succeeding Kartika Wirjoatmodjo who resignet on 17 March 2015
30
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Fauzi Ichsan Anggota Merangkap Plt. Kepala Eksekutif* Member and Acting Chief Executive Officer*
Kartika Wirjoatmodjo Anggota Merangkap Kepala Eksekutif Member and Chief Executive Officer
Pernyataan Tanggung Jawab Laporan Tahunan Statement of Responsibility on the Annual Report
Kami, atas nama Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), menyatakan telah menyetujui dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan LPS tahun 2014.
We, on behalf of the Board of Commissioners of Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC), declared that we have approved and are fully responsible for the accuracy of the contents in the IDIC Annual Report 2014.
Laporan Tahunan LPS juga memuat Laporan Keuangan LPS yang berakhir per 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
The IDIC Annual Report is also including IDIC Financial Report ended at 31 December 2014 audited by the Audit Board of the Republic of Indonesia.
Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Board of Commissioners of the Indonesia Deposit Insurance Corporation C. Heru Budiargo
Kartika Wirjoatmodjo
Ketua
Anggota Merangkap Kepala Eksekutif
Ronald Waas
Nelson Tampubolon
Anggota
Anggota
Robert Pakpahan
Fauzi Ichsan
Anggota
Anggota Merangkap Plt. Kepala Eksekutif*
Chairman
Member
Member
Member and Chief Executive Officer
Member
Member and Acting Chief Executive Officer*
* ditetapkan melalui Rapat Dewan Komisioner sebagai pelaksana tugas Kepala Eksekutif menggantikan Kartika Wirjoatmodjo yang mengundurkan diri pada tanggal 17 Maret 2015. *stipulated by the Board of Commissioners Meeting as the Acting Chief Executive Officer succeeding Kartika Wirjoatmodjo who resigned on 17 March 2015.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
31
Pengantar Kepala Eksekutif Message from Chief Executive Officer
32
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Foto 02. Kepala Eksekutif Photo 02. Chief Executive Officer
FAUZI ICHSAN
Anggota Dewan Komisioner Merangkap Plt. Kepala Eksekutif Member of Board of Commissioners Acting as the Chief Executive Officer
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
33
Pengantar Kepala Eksekutif Message from Chief Executive Officer
Pada tahun 2014 pula, LPS telah berhasil melaksanakan penjualan saham PT Bank Mutiara, Tbk secara terbuka dan transparan dimana LPS selalu menyampaikan kepada publik hasil dari setiap tahapan penjualan.
In 2014, IDIC had successfully sold the shares of PT. Bank Mutiara, Tbk. publicly and transparently, IDIC always informed the progress of each stage of the sale to public.
34
Bagi LPS, tahun 2014 adalah tahun yang penuh tantangan, dimana terdapat kekhawatiran bahwa ketidakpastian kondisi perekonomian global akan mempengaruhi kondisi perekonomian dan perbankan Indonesia. Namun demikian patut kita syukuri bersama bahwa ditengah kondisi tersebut, LPS tetap dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai undang- undang.
For IDIC, 2014 was deemed as a challenging year concerning that uncertainty of global economic condition might affect economic and banking conditions in Indonesia. However, we are grateful that IDIC had carried out its function and duties as stipulated by the law despite the aforementioned condition.
Dari sisi pelaksanaan penanganan bank gagal, pada tahun 2014, LPS telah melikuidasi 6 BPR dan membayarkan klaim penjaminan sebesar Rp55,80 miliar. Hal itu berarti sejak berdiri pada tahun 2005, LPS telah melikuidasi 62 bank (1 bank umum dan 61 BPR) dengan pembayaran klaim penjaminan sebesar Rp 761,66 miliar. Adapun, tingkat pengembalian (recovery rate) dari pelaksanaan likuidasi selama tahun 2014 adalah 49,59% naik dari tahun sebelumnya (21,44%)
On implementation of failed bank handling in 2014, IDIC had liquidated 6 rural banks and paid-off IDR55.80 billion of claim. It means since its establishment in 2005, IDIC had liquidated 62 banks (1 commercial bank and 61 rural banks) and paid-off IDR761.66 billion of claim. The recovery rate from liquidation in 2014 was 49.59% or rose from 21.44% in the previous year.
Pada tahun 2014 pula, LPS telah berhasil melaksanakan penjualan saham PT Bank Mutiara, Tbk secara terbuka dan transparan dimana LPS selalu menyampaikan kepada publik hasil dari setiap tahapan penjualan. Penjualan itu sendiri diikuti oleh 18 calon investor dari dalam dan luar negeri yang merupakan jumlah terbesar jika dibandingkan dengan proses penjualan pada tahun-tahun sebelumnya. Selain terbuka dan transparan, penjualan juga dilaksanakan dengan melibatkan pihak-pihak yang kredibel dan kompeten sehingga governance dari seluruh proses penjualan tetap terjaga. Akta pengambilalihan saham PT Bank Mutiara, Tbk ditandatangani pada tanggal 20 November 2014 yang sekaligus menandai berakhirnya penanganan PT Bank Mutiara, Tbk oleh LPS.
In 2014, IDIC had successfully sold the shares of PT. Bank Mutiara, Tbk. openly and transparently noting that IDIC always informed the result of each stage of the sale to public. It was participated by 18 investor candidates both domestic and foreign and that was the sale process with the largest number of participants if compared to the previous years. It was not only open and transparent sale, but it also involved credible and competent parties to maintain good governance of the whole sale processes. The deed of acquisition of PT. Bank Mutiara, Tbk. shares was signed on 20 November 2014 also marked the completion of the handling of PT. Bank Mutiara, Tbk. by IDIC.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Pengantar Kepala Eksekutif
Message from Chief Executive Officer
Dalam rangka optimalisasi peningkatan recovery rate dari penanganan bank gagal, penegakan hukum kepada pihakpihak yang menyebabkan bank menjadi gagal terus dilakukan dengan melibatkan aparat penegak hukum.
To optimize the recovery rate of the failed bank, law enforcement to any parties that caused the bank failure is conducted by involving law enforcement officials.
Dari sisi hubungan kelembagaan, koordinasi yang baik antara LPS dengan lembaga-lembaga lain akan memudahkan LPS dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya. Hal itu yang mendasari LPS untuk melakukan kegiatan-kegiatan terkait hubungan kelembagaan dengan berbagai pihak antara lain Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aparat penegak hukum, asosiasi keuangan, perguruan tinggi, dan para pemangku kepentingan lainnya.
In the context of institutional relation, a good coordination between IDIC and other institutions will help IDIC to carry out its functions and duties. Those aspects trigger IDIC to implement activities related to institutional relations with other parties such as the Indonesia Financial Service Authority (IFSA), law enforcement officials, financial associations, universities, and other stakeholders.
Dari aspek perlindungan nasabah, LPS masih terus melanjutkan program pemantauan terhadap ketaatan bank atas ketentuan pemasangan bukti kepesertaan, tingkat bunga penjaminan (LPS Rate), dan nilai maksimum yang dijamin. Halhal dimaksud wajib ditempatkan di dalam kantor bank dan tempat lainnya sehingga mudah diketahui oleh nasabah. Hasil pemantauan terhadap 501 kantor bank menunjukkan bahwa 82,04% telah mematuhi ketentuan tersebut. Selain itu, dari hasil pengukuran oleh pihak independen mengenai tingkat awareness masyarakat terhadap keberadaan LPS beserta program penjaminan menunjukkan angka 61% naik dari tahun 2013 (59%).
From the customer protection aspect, IDIC is still continuing the monitoring program on bank compliance by placing membership notification, insurance interest rate (IDIC Rate), and coverage limit. Those items shall be placed in a bank office or at other places so as to be easily seen by customers. The monitoring of 501 bank offices showed that 82.04% has complied with the regulation. Additionally, an assessment conducted by an independent party on public awareness of the IDIC existence and its insurance program was 61% or grew from 59% in 2013.
Pelaksanaan fungsi dan tugas LPS juga didukung dengan pengembangan dan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Selama tahun 2014, pengembangan dan pengelolaan SDM menitikberatkan pada beberapa aspek antara lain, pengembangan nilai-nilai dan budaya, perbaikan sistem dan kebijakan SDM, kajian dan pengembangan organisasi pada sejumlah fungsi, serta pengembangan kompetensi.
The implementation of IDIC functions and duties was also supported by the adequate development and management of human resources. In 2014, human resources development and management emphasized several aspects such as development of culture and value, improvement of human resources system and policy, review and development of organization functions, and competence development.
Di samping hal-hal yang telah dicapai pada tahun 2014, terdapat beberapa hal yang menjadi tantangan bagi LPS
In addition to the achievements in 2014, there were several challenges to IDIC in the near future such as recovery
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
35
Pengantar Kepala Eksekutif
Message from Chief Executive Officer
36
kedepan antara lain, peningkatan recovery rate, persiapan pelaksanaan penjaminan simpanan dengan prinsip syariah, peningkatan kesiapan LPS dalam pelaksanaan resolusi bank (termasuk crisis management protocol), dan sebagainya.
rate optimalization, preparation of deposit insurance implementation based on sharia principles, building IDIC preparedness for bank resolution implementation (including crisis management protocol), and so on.
Kami menyadari bahwa pencapaian-pencapaian pada tahun 2014 tidak lepas dari dukungan seluruh jajaran LPS maupun para pemangku kepentingan. Sehingga pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggitingginya kepada para pihak yang telah memberikan kepercayaan kepada LPS dan mendukung pelaksanaan fungsi dan tugasnya. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dewan Komisioner atas arahan-arahan dan pengawasan yang dilakukan sehingga kami dapat menjalankan tugas dengan baik.
We are aware that achievements in 2014 were not separated from the support given by all IDIC staffs and the stakeholders as well. In this occasion, we would like to express our appreciation and gratitude to all parties for their trust on IDIC and providing support to IDIC functions and duties implementation. We also give gratitude the Board of Commissioners for providing guidances and supervision so that we could perform our duties well.
Jakarta, 29 April 2015 Fauzi Ichsan,
Jakarta, 29 April 2015 Fauzi Ichsan
Anggota Dewan Komisioner Merangkap Plt. Kepala Eksekutif
Member of Board of Commissioners Acting Chief Executive Officer
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
37
Pengantar Kepala Eksekutif Message from Chief Executive Officer Foto 03. Kepala Eksekutif dan Direktur Eksekutif per 31 Desember 2014 Photo 03. Chief Executive Officer and Executive Directors per December 31, 2014
38
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Kepala Eksekutif dan Direktur Eksekutif per 31 Desember 2014 Chief Executive Officer and Executive Directors as of 31 December 2014
Depan, dari kiri ke kanan Front, from left to right
Belakang, dari kiri ke kanan Back, from left to right
Salusra Satria
R.Budi Santoso
Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank Executive Director of Claim and Bank Resolution
Direktur Eksekutif Administrasi dan Sistem Informasi Executive Director of Administration and Information System
Kartika Wirjoatmodjo
Noor Cahyo
Anggota Dewan Komisioner/Kepala Eksekutif Member of Board of Commissioners/Chief Executive Officer
Direktur Eksekutif Keuangan Executive Director of Finance
Suharno Eliandy Direktur Eksekutif Penjaminan dan Manajemen Risiko Executive Director of Insurance and Risk Management
Robertus Bilitea Direktur Eksekutif Hukum Executive Director of Legal
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
39
Profil Lembaga Penjamin Simpanan Profile of Indonesia Deposit Insurance Corporation
40
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Sekilas Tentang LPS IDIC in Brief
Pada 1998, krisis moneter dan perbankan yang menghantam Indonesia ditandai dengan likuidasi 16 bank, karena berbagai macam masalah keuangan membuat bank gagal operasional.
In 1998, the monetary and banking crisis hitting Indonesia were marked by the liquidation of 16 banks due to various financial problems that led to the bank operationally failed.
Fenomena tersebut mengakibatkan penurunan tingkat kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan. Akibatnya, masyarakat melakukan penarikan simpanan secara besarbesaran atau yang disebut bank run.
Such phenomenon deteriorated public’s trust to banking system. As a result, public withdrew their deposits massively or so-called bank run.
Bank yang berfungsi melakukan intermediasi dengan menghimpun dana dan menyalurkan dalam bentuk kredit akhirnya lumpuh karena simpanan ditarik. Bank tidak bisa melakukan fungsi intermediasi.
The bank which should have functioned as an intermediator by collecting fund and distribute it through loan disbursement eventually collided due to the bank run. The bank failed to run its intermediary function.
Hal itu berdampak terhadap dunia usaha. Sektor riil tidak bergerak karena tidak mendapatkan suntikan dana dari bank. Satu sisi tekanan terhadap nilai tukar dan kenaikan suku bunga membuat pelaku usaha tidak berkutik. Bahkan, menderita kerugian, dan tidak sanggup membayar utang ke bank.
This situation affected business world. The real sectors brought to halt due to the absence of capital injection from banks. The pressure on exchange rate and increase of interest rates resulted the business players powerless, suffered losses, unable to repay their bank loans.
Untuk mengatasi krisis yang terjadi, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan di antaranya memberikan jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank, termasuk simpanan masyarakat (blanket guarantee).
To resolve the crisis, the government issued several policies such as providing guarantee on all bank liabilities including public deposit (blanket guarantee).
Skema jaminan tersebut dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum dan Keputusan Presiden Nomor 193 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat.
The guarantee scheme was stipulated in the Presidential Decree No. 26/1998 on the Guaranty for Commercial Bank Repayment Obligation and Presidential Decree No. 193/1998 on Guaranty on Rural Bank Payment Responsibility.
Penjaminan penuh atau blanket guarantee dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan. Namun, karena ada penjaminan secara penuh acap kali menimpulkan praktik moral hazard, baik itu dari sisi pengelola bank maupun masyarakat.
The blanket guarantee could bring back the public trust to banking industry. However, the blanket guarantee often brought moral hazard both to the bank and the public.
Guna mengantisipasi adanya moral hazard, dengan tanpa menghilangkan rasa aman bagi nasabah sekaligus menjaga stabilitas sistem perbankan, program penjaminan secara penuh perlu diganti dengan sistem penjaminan terbatas.
As an anticipation from the moral hazard, the blanket guarantee was necessary to be amended into limited guarantee without leaving out public security while maintaining the banking system stability.
Pemerintah kemudian menerbitkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang mengamanatkan pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai pelaksana penjamin simpanan dana masyarakat di perbankan nasional.
The government issued Law No. 10/1998 on the Amendment of Law No. 7/1992 on Banking which mandated the establishment of Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC) as the insurer of public deposit in the national banking.
Selanjutnya, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (UU LPS) pada 22 September 2004, yang mulai berlaku efektif setahun setelah diundangkan.
Furthermore, the government issued Law No. 24/2004 on Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC Law) on 22 September 2004, enacted effectively since the promulgation.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
41
Sekilas Tentang LPS IDIC in Brief
42
Penerbitan UU LPS tersebut menjadi cikal bakal berdirinya lembaga penjamin simpanan di Indonesia. Tepatnya pada 22 September 2005, LPS secara resmi beroperasi.
The issuance of the IDIC Law was the beginning of the establishment of a deposit insurance corporation in Indonesia. On 22 September 2005, IDIC was officially started its operation.
Berdasarkan UU LPS, LPS adalah lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan. LPS pun turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya.
Based on the IDIC Law, the IDIC is an independent institution functioning as the deposit insurer of bank customers. IDIC actively promotes the banking system’s stability in accordance with its authorities.
Untuk memulai operasional LPS, Pemerintah memberikan modal awal sebesar Rp4 triliun. Modal tersebut merupakan kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi dalam bentuk saham.
To commence the operational of IDIC, the government provided IDR4 trillion as the initial capital. The capital is deemed as the separated state asset and undivided into shares.
Sumber dana LPS tidak hanya modal awal dari Pemerintah, tetapi juga pembayaran premi kepesertaan, kontribusi kepesertaan, dan dari hasil investasi dana.
The source of fund of IDIC is not only from the government’s initial capital, but also the payment of membership premium, membership contribution, and yield of investment.
Sesuai dengan amanat UU LPS, kekayaan LPS dalam bentuk investasi hanya boleh ditempatkan di surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia.
Based on IDIC Law, its assets in the form of investment are only placed on the securities issued by the government and Bank Indonesia.
Dalam UU LPS disebutkan LPS tidak dapat menempatkan investasi di bank atau perusahaan lain, kecuali melakukan Penyertaan Modal Sementara dalam rangka penyelamatan bank gagal.
The IDIC Law stipulates that IDIC may not place investment at bank or other company except Temporary Capital Placement in order to rescue a failed bank.
Setiap tahun, laporan keuangan LPS diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
The IDIC Financial Statement is annually audited by the Audit Board of the Republic of Indonesia.
Fungsi, Tugas, dan Wewenang LPS
IDIC Functions, Duties, and Authorities
Ada dua fungsi tugas utama LPS berdasarkan UU LPS, yaitu menjamin simpanan nasabah perbankan dan ikut aktif menjaga stabilitas sistem perbankan.
IDIC has two main functions as mandated by the IDIC Law, namely to insure banking customer deposit and to maintain banking system stability.
Dengan dua fungsi tersebut LPS menjalankan sejumlah tugas, seperti merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan, melaksanakan penjaminan simpanan, merumuskan serta menetapkan kebijakan untuk memelihara stabilitas sistem perbankan.
With those functions, IDIC performs tasks such as formulating and setting up policy on deposit insurance implementation and banking system stabilty, and conducting deposit insurance.
Tugas berikutnya, merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal (bank resolution) yang tidak berdampak sistemik.
The other duties include formulation, establishment, and implementation of bank resolution policy with no systemic impact.
LPS dalam melaksanakan fungsi menjamin simpanan nasabah memiliki kewenangan untuk: 1. menetapkan dan memungut premi penjaminan; 2. menetapkan dan memungut kontribusi saat bank pertama kali menjadi peserta; 3. melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS;
Undertaking the function to insure customer deposit, IDIC is authorized: 1. To determine and collect insurance premiums. 2. To determine and collect initial contributions from banks’ upon becoming members of IDIC. 3. To manage IDIC’s assets and liabilities.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Sekilas Tentang LPS
IDIC in Brief
4.
5. 6. 7.
mendapatkan data nasabah, laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank; melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi data bank; menetapkan syarat, tata cara dan ketentuan pembayaran klaim; menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS guna melaksanakan sebagian tugas tertentu.
4.
5. 6. 7.
To collect data on customers’ deposits, the bank’s soundness report, bank’s financial statement, and bank examination report as long as it does not violate the bank’s secrecy. To perform bank’s data reconciliation, verification, and/or confirmation. To determine the terms and conditions, procedures, and requirements of claim payment. To appoint, delegate, and/or assign other parties to act for the interest and/or on behalf of the IDIC, in order to perform specific tasks.
Adapun, kewenangan LPS dalam menjalankan fungsi turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan yaitu: 1. mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham termasuk hak dan wewenang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); 2. menguasai dan mengelola aset dan kewajiban bank gagal yang diselamatkan. 3. meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri dan/atau mengubah setiap kontrak yang mengikat bank gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga yang merugikan bank; 4. menjual dan/atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur dan/ atau kewajiban bank tanpa persetujuan kreditur.
In addition, IDIC in performing its function to maintain banking system stability is authorized: 1. To take over and proceed the entire rights and authorities of the shareholders including the rights and authorities of General Meeting of Shareholders (GMS). 2. To control and manage the assets and liabilities of the rescued failed bank. 3. To review, revoke, terminate and/or amend any binding contract between the rescued failed bank and the third party which caused the bank to fail. 4. To sell and/or transfer the bank assets without approval from debtors and/or bank liabilities without the creditor’s approval.
Menjamin Simpanan Nasabah Perbankan
Bank Customer’s Deposit Insurance
Kepesertaan
Membership
Dalam UU LPS diatur bahwa setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan.
The IDIC Law stipulates that every bank operating its business in the Unitary State of the Republic of Indonesia shall become member of the Deposit Insurance.
Bank peserta penjaminan meliputi seluruh bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), baik bank konvensional maupun bank berdasarkan prinsip syariah.
The banks participating in the insurance program, include commercial bank and rural banks, both conventional and sharia-based.
Peserta penjaminan pun termasuk kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang melakukan kegiatan perbankan dalam wilayah Republik Indonesia.
The members are also including the foreign bank’s branches which operates banking activities in the territory of the Republic of Indonesia.
Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di Indonesia yang melakukan kegiatan perbankan di luar wilayah Republik Indonesia tidak termasuk dalam penjaminan.
Branches of Indonesian bank which located outside of the Republic of Indonesia’s territory are excluded from the guarantee scheme.
Premi Penjaminan
Insurance Premium
Dalam rangka program penjaminan simpanan, LPS melakukan pungutan premi kepada bank yang menjadi peserta. Premi tersebut wajib dibayar oleh bank sebesar 0,1% dari rata-rata saldo bulanan total simpanan dalam setiap periode.
To run the deposit insurance program, IDIC collects premium from the member banks. The bank is obliged to pay the insurance premium of 0.1 % of the average monthly balance of the total deposit in every period.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
43
Sekilas Tentang LPS IDIC in Brief
44
Bank peserta penjaminan melakukan pembayaran premi sebanyak dua kali dalam satu tahun. Pada periode Januari sampai dengan Juni, pembayaran premi dilakukan paling lambat pada 31 Januari. Adapun, pada periode Juli sampai dengan Desember, pembayaran premi dilakukan paling lambat pada 31 Juli.
The member bank pays the premium twice a year. For January – June period, the due date of premium payment is on 31 January. The premium payment due date of July – December period is on 31 July.
Jenis dan Nilai Simpanan yang Dijamin
Type and Value of Insured Deposit
Ada dua jenis simpanan yang dijamin LPS, yakni simpanan bank konvensional dan bank berprinsip syariah. Jenis simpanan bank konvensional yang dijamin LPS adalah giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
There are two types of deposit insured by IDIC, namely conventional bank deposit and sharia-based bank deposit. The type of conventional deposit insured by IDIC is current account, deposit, deposit certificate, saving, and/or other forms similar to these categories.
Sementara itu, jenis simpanan bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah yang dijamin oleh LPS meliputi: 1. giro dan tabungan berdasarkan prinsip Wadiah; 2. tabungan dan deposito berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah atau prinsip Mudharabah Muqayyadah yang risikonya ditanggung oleh bank; 3. simpanan berdasarkan prinsip syariah lainnya yang ditetapkan oleh LPS setelah mendapat pertimbangan lembaga pengawas perbankan (sekarang OJK).
Meanwhile, the types of bank deposit under the sharia-based bank insured by the IDIC includes: 1. Current Account and saving based on Wadiah principle. 2. Saving and time deposit based on Mudharabah Muthlaqah principle or Mudharabah Muqayyadah principle whose risks are covered by bank. 3. Deposits based on other sharia principles determined by the IDIC upon the consideration of the banking supervisory agency (IFSA).
Saat terjadi krisis global pada 2008 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, yang diikuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan, yang mengubah nilai simpanan yang dijamin oleh LPS menjadi maksimum Rp2 miliar per nasabah per bank dari semula Rp100 juta per nasabah per bank.
During the global crisis in 2008, the government issued the Government Regulation in lieu with Law No. 3/2008 on the Amendment of Law No. 24/2004 on the Deposit Insurance Corporation, which was then followed by issuance of the Government Regulation No. 66/2008 on the Amount of Deposit Insured by IDIC, that amended the value of the insured deposit by IDIC standing at IDR2 billion per customer per bank from IDR100 million per customer per bank previously.
Adapun, nilai simpanan yang dijamin LPS mencakup saldo simpanan, yakni pokok dan bunga, pada tanggal pencabutan izin usaha bank.
The value of deposits insured by IDIC covers the balance of deposits (principal and interest) on the date of revocation of the bank’s license.
Pembayaran Klaim Penjaminan
Payment of Insurance Claim
LPS wajib membayar klaim penjaminan simpanan layak bayar kepada bank yang dicabut izin usahanya oleh lembaga pengawas perbankan (sekarang OJK). Pembayaran tersebut dilakukan setelah melalui proses rekonsiliasi dan verifikasi.
IDIC shall pay the cost for eligible deposit claim to the bank whose license is revoked by the banking supervisory agency (now IFSA). The payment should be done after reconciliation and verification process.
Proses rekonsiliasi dan verifikasi dilakukan untuk menentukan simpanan yang layak dibayar paling lambat 90 hari kerja terhitung sejak izin usaha bank dicabut lembaga pengawas perbankan (sekarang OJK).
The reconciliation and verification process is carried out to define the eligible deposit within 90 working days at the latest since the revocation of bank license by the banking supervisory agency (now IFSA).
LPS mulai membayar simpanan yang layak bayar selambatlambatnya 5 hari kerja terhitung sejak verifikasi dimulai. Adapun, jangka waktu pengajuan klaim oleh nasabah kepada LPS adalah lima tahun sejak izin usaha bank dicabut.
IDIC pays the eligible claim within five working days at the latest since the commencement of the verification. The period of claim submission by a bank customer to IDIC is five years since the revocation of bank license.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Sekilas Tentang LPS
IDIC in Brief
Berdasarkan UU LPS, simpanan yang dinyatakan tidak layak dibayar adalah: 1. Data simpanan nasabah tidak tercatat pada bank. 2. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang diuntungkan secara tidak wajar, misalnya nasabah memperoleh tingkat bunga jauh di atas tingkat bunga yang ditetapkan oleh LPS. 3. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan keadaan bank menjadi tidak sehat, misalnya penerima kredit yang kreditnya macet.
Based on IDIC Law , the ineligible deposit claims are under the following conditions: 1. Customer’s deposit data is not recorded by bank. 2. The depositor is the party who earns unfair benefit, for example a customer earns an interest rate above the insurable interest rate as determined by IDIC. 3. The depositor is the party who leads the bank into unsound condition, for example the customer with nonperforming loan.
Memelihara Stabilitas Sistem Perbankan
Maintaining the Stability of Banking System
Peran LPS dalam Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan
IDIC Role in the Financial System Stability Coordination Forum
Perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Perbankan ibarat jantung di dalam tubuh yang mendistribusikan darah ke sendisendi perekonomian.
Banks are one of the most important components in a state economic. Bank is like the heart which distributes blood to all parts of the economics.
Bank mengumpulkan dana, dan kemudian menyalurkan kembali ke sektor usaha. Proses itu disebut dengan intermediasi. Dalam mengumpulkan dana, modal utama perbankan adalah kepercayaan.
Bank collects fund and then disburses it to business sectors. The process is called intermediary. The ultimate principle of fund collection for a bank is trust.
Tanpa kepercayaan niscaya bank mampu beroperasi atau bertumbuh. Kepercayaan menjadi salah satu elemen stabilitas sistem perbankan.
Without trust, a bank is unable to operate and grow. Trust is one of the elements in banking system stability.
Selain bank itu sendiri, peran stabilitas sistem perbankan dijalankan oleh lembaga negara, salah satunya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
In addition to the bank, banking system stability is also run by the state institutions and one of them is the Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC).
LPS merupakan salah satu pilar dalam jaring pengaman sistem keuangan (Financial Safety Net) di samping Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Kementerian Keuangan.
IDIC is one of the pillars in the financial safety net besides Bank Indonesia, Indonesia Financial Services Authority (IFSA), and Ministry of Finance.
Sepanjang 2014, LPS berperan aktif dalam seluruh kegiatan Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) seperti pelaksanaan simulasi penanganan krisis yaitu simulasi mini (level teknis) dan full dress simulation (versi lengkap).
In 2014, IDIC had active roles in the entire activities of the Financial System Stability Coordination Forum (FKSSK) such as crisis handling simulation, namely mini simulation (technical level) and full dress simulation (complete version).
Krisis dapat terjadi sewaktu-waktu dan berasal dari berbagai sumber, sehingga simulasi penanganan krisis perlu dilakukan secara rutin.
Crisis might happen anytime and came from any cause and thus the crisis handling simulation should be taken regularly.
Dari hasil simulasi tersebut terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari seluruh anggota FKSSK, seperti dibutuhkan kerangka analisis dari dampak sistemik, peningkatan strategi komunikasi publik dan basis hukum yang kuat bagi pelaksanaan Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK).
From the simulation, there are few things to keep in mind for all members of FKSSK, such as need of analytical frame from systemic impact, improvement of public communication strategy, and strong legal basis of the implementation of Financial Safety Net (JPSK).
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
45
Sekilas Tentang LPS IDIC in Brief
46
Selain simulasi krisis, kegiatan lain dalam menjaga stabilitas perbankan adalah pelaksanaan pertemuan rutin setiap tiga bulan dan Rapat Koordinasi Tingkat Deputi yang dilaksanakan setiap bulan.
In addition to crisis simulation, other efforts in maintaining banking stability are by providing quarterly regular meeting and monthly Deputies Coordination Meeting.
Dalam rapat tersebut dilakukan assessment terhadap stabilitas sistem keuangan dan pembahasan isu terkini, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum pada 2014 penuh dengan tantangan (baik dalam maupun luar negeri) dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.
In the meeting, an assessment on financial system stability and discussion on the latest issues is conducted. It may be concluded that in general, macro economic and financial system stability maintenance in 2014 was full of challenges.
Penyelesaian dan Penanganan Bank Gagal
Failed Bank Resolution and Handling
Saat krisis LPS berperan dalam melakukan penanganan bank gagal. Namun, dalam kondisi normal pun peristiwa bank gagal dapat terjadi, misalnya karena terjadi salah kelola (fraud) suatu bank.
During the crisis, IDIC should handle the failed banks. However, bank failure might happen on normal condition, for example due to fraud in a bank.
Dalam hal ini, LPS diamanatkan oleh UU LPS untuk melakukan penyelesaian atau penanganan bank gagal dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Penyelesaian bank gagal yang tidak berdampak sistemik dilakukan dengan melaksanakan penyelamatan atau tidak menyelamatkan bank gagal tersebut.
In this case, IDIC is mandated by the IDIC Law to resolve the failed bank through ways as follow:
Keputusan untuk menyelamatkan atau tidak menyelamatkan ditetapkan oleh LPS minimal didasarkan kepada perkiraan biaya penyelamatan dan perkiraan biaya tidak melakukan penyelamatan bank gagal.
The decision whether to rescue or not to rescue is taken by IDIC at least on the basis of rescuing or not rescuing cost assumption.
Penyelamatan terhadap bank gagal yang tidak berdampak sistemik dilakukan LPS apabila syarat-syarat berikut dipenuhi, yaitu: biaya penyelamatan secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan biaya tidak melakukan penyelamatan, bank memiliki prospek yang baik, terdapat pernyataan dari RUPS yang antara lain menyatakan kesediaan untuk menyerahkan hak dan wewenang RUPS, kepengurusan bank kepada LPS, dan menyerahkan dokumen terkait kepada LPS.
The rescue of failed bank with no systemic impact is conducted by IDIC on the basis of the following requirements e.g. the rescuing cost is significantly lower than not rescuing; the bank has good prospects; there is a statement made by the General Meeting of Shareholders (GMS) stating its willingness to transfer the GMS rights and authorities and also bank administration, and to submit related documents to IDIC.
Dalam melakukan penyelamatan, seluruh biaya yang dikeluarkan menjadi PMS LPS pada bank tersebut.
In rescuing a bank, the entire costs becomes the IDIC TCP to the bank.
Setelah melakukan penyelamatan, LPS wajib menjual saham bank yang diselamatkan dalam jangka waktu paling lama dua tahun. Waktu penjualan dapat diperpanjang maksimum dua kali dengan masing-masing perpanjangan satu tahun.
After rescuing, IDIC shall sell the shares of the rescued bank within two years at most. The sale of shares period may be extended twice at maximum with each one year extension.
LPS harus melakukan penjualan saham secara terbuka dan transparan dengan tetap mempertimbangkan tingkat pengembalian yang optimal. Tingkat pengembalian yang optimal adalah sekurang-kurangnya sebesar nilai PMS.
IDIC shall sell the shares publicly and transparently but still considering the optimum return as the ultimate consideration. The optimum return is at least standing at the same value of the TCP.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
1. Resolution of failed bank with no systemic impact is carried out by rescuing or not rescuing the failed bank.
Sekilas Tentang LPS
IDIC in Brief
Namun, apabila sampai dengan masa perpanjangan tidak memperoleh tingkat pengembalian yang optimal, LPS wajib menjual seluruh saham bank dengan harga terbaik pada tahun berikutnya.
However, should IDIC cannot obtain the optimum return by the end of the extended period, IDIC is obliged to sell the entire bank shares at the best price on the following year.
LPS dapat melakukan pembayaran klaim penjaminan dan melakukan proses likuidasi, apabila bank gagal yang tidak berdampak sistemik diputuskan untuk tidak diselamatkan dan OJK mencabut izin usaha bank tersebut atas rekomendasi LPS.
IDIC may pay the insurance claim and carry out liquidation process if the failed bank with no systemic impact is decided not to be rescued and the IFSA revoked the bank license by IDIC recommendation.
Adapun, yang harus dilakukan LPS dalam proses likuidasi yaitu: mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham termasuk dalam hal RUPS, memberikan dana talangan untuk pembayaran gaji pegawai yang terutang dan talangan pesangon pegawai.
During the liquidation process, IDIC should: take possession and perform the entire rights and authorities of the shareholders including the GMS; provide bailout to pay the employees salary and severance payment of the employees.
Selain itu, LPS juga melakukan pengamanan aset bank sebelum proses likuidasi dimulai, memutuskan pembubaran badan hukum bank, membentuk tim likuidasi, serta menyatakan status bank sebagai bank dalam likuidasi.
Additionally, IDIC should also secure the bank assets before liquidation process, decide the dissolution of bank, establish Liquidation Team, and declare status of the bank as bank under liquidation.
Selanjutnya, LPS melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan likuidasi bank dimaksud oleh tim likuidasi.
Furthermore, IDIC supervised the implementation of liquidation of the intended bank.
2. Penanganan bank gagal yang berdampak sistemik dilakukan dengan penyelamatan yang mengikutsertakan pemegang saham lama (open bank assistance) atau tanpa mengikutsertakan pemegang saham lama.
2. The handling of failed bank with systemic impact may be carried out with or without former controlling shareholders (open bank assistance).
Berdasarkan UU LPS, LPS melakukan penanganan bank gagal berdampak sistemik setelah Komite Koordinasi (KK) menyerahkan penanganan bank gagal dimaksud kepada LPS.
As mandated by the IDIC Law, IDIC handled the failed bank with systemic impact after the Coordinating Committee (KK) handed over the handling of failed bank to IDIC.
LPS akan melaksanakan penanganan bank gagal berdampak sistemik tersebut sesuai dengan ketentuan UU LPS.
IDIC will carry out the handling of failed bank with systemic impact based on IDIC Law.
Dalam penanganan bank gagal, LPS dapat melibatkan pemegang saham lama apabila yang bersangkutan menyetorkan modal minimal 20% dari perkiraan biaya penanganan, menyerahkan pernyataan RUPS bank yang menyatakan antara lain memuat kesediaan untuk menyerahkan kepada LPS hak dan wewenang RUPS, serta bank menyerahkan dokumen yang diperlukan.
On failed bank handling, IDIC could involve the former shareholders if they deposit a capital at least 20% of the handling cost assumption, submit the bank GMS statement that states the willingness to authorize the GMS rights and authorities, and the bank submits the required documents.
Adapun, penanganan bank gagal tanpa mengikutsertakan pemegang saham lama dilakukan apabila pemegang saham lama tidak memenuhi persyaratan di atas.
The handling of failed bank without open bank assistance is carried out when the former shareholders failed to meet the requirements mentioned above.
Seluruh biaya penanganan bank yang dikeluarkan oleh LPS menjadi penyertaan modal sementara LPS pada bank tersebut.
The entire cost arising from the bank handling spent by IDIC becomes the IDIC temporary capital placement to the bank. Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
47
Sekilas Tentang LPS IDIC in Brief
48
Setelah melakukan penyelamatan, LPS wajib menjual saham bank yang diselamatkan dalam jangka waktu paling lama tiga tahun, yang dapat diperpanjang maksimum dua kali dengan masing-masing perpanjangan satu tahun untuk mencapai hasil penjualan yang optimal.
After rescuing, IDIC is obliged to sell the shares of the rescued bank within three years period at most and might be extended twice with one year extension each in a bid to get the optimum return from the sale.
Penjualan saham harus dilakukan secara terbuka dan transparan dengan tetap mempertimbangkan tingkat pengembalian yang optimal bagi LPS. Tingkat pengembalian yang optimal adalah sekurang-kurangnya sebesar nilai penyertaan modal sementara.
The sale of shares should be done publicly and transparently upon considering the optimum return for IDIC. The optimum return is at least standing at the same value of the TCP.
Apabila sampai dengan masa perpanjangan tidak memperoleh tingkat pengembalian yang optimal, LPS wajib menjual seluruh saham bank dengan harga terbaik pada tahun berikutnya tanpa memperhatikan ketentuan penjualan yang optimal.
Should the extended period cannot meet the optimum return, IDIC shall sell the entire shares of the bank at the best prices on the following year without considering the optimum sale requirement.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
49
Struktur Organisasi (31 Desember 2014) Organization Structure (31 December 2014) STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN ORGANIZATION STRUCTURE OF INDONESIA DEPOSIT INSURANCE CORPORATION Dewan Komisioner (enam orang): Commissioner Board (six members): • Ketua merangkap Anggota • Chairman • Anggota merangkap Kepala Eksekutif (operasional)
• Anggota • Member
Group Audit Internal Internal Audit Group
Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko Directorate of Insurance and Risk Management
Kantor Manajemen Strategis dan Pengembangan Kebijakan Policy Development
Group Penjaminan Insurance Group
Group Penanganan Klaim Claim Settlement Group
Group Pengembangan Kebijakan Policy Development Group
Group Analisis Risiko Perbankan Bank Risk Analysis Group
Group Likuidasi Bank Bank Liquidation Group
Group Perencanaan Strategis dan Pengembangan Organisasi Strategic Planning and Organi zation Development Group
Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Economic Risk and Financial System Group
Group Pelaksanaan Resolusi Bank Bank Resolution Group
Group Analisis Resolusi Bank Bank Resolution Analysis Group
Group Manajemen Risiko Lembaga Corporate Risk Management Group
Kelompok Jabatan Fungsional Bank Examiner Bank Examiner
50
Direktorat Klaim dan Resolusi Bank Directorate of Claim and Bank Resolution
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Komite Committee • • • • • • • •
Komite Audit Audit Committee Komite Informasi Information Committee Komite Manajemen Risiko Risk Management Committee Komite Remunerasi dan Nominasi Remuneration and Nomination Committee
Sekretariat Lembaga Corporate Secretariat
Direktorat Keuangan Directorate of Finance
Direktorat Administrasi dan Sistem Iinformasi Directorate of Administration and Information System
Direktorat Hukum
Group Akuntansi dan Anggaran Accounting and Budgeting Group
Group Sumber Daya Manusia Human Resources Group
Group Peraturan Regulatory Policy Group
Group Perbendaharaan Treasury Group
Group Layanan Umum
Group Kepatuhan Compliance Group
Group Sistem Informasi Information System Group
Group Litigasi Litigation Group
Group Pengendalian Operasional Operational Control Group
Group Investigasi Investigation Group
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
51
Tinjauan Operasional Operational Review
52
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Analisis Makro Ekonomi Macroeconomics Analysis Ekonomi Global
Global Economy
Pada 2014 perekonomian global diperkirakan tumbuh sebesar 3,4%, nyaris tidak beranjak dari realisasi pencapaian pada 2013. Padahal, pada awal tahun ada optimisme yang tinggi, karena pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi mencapai 3,6%.
In 2014, the global economy was estimated to grow 3.4 percent which hardly moved from the actual achievement in 2013. Whereas, there was a high optimism on the early of the year noting the fact that global economic growth was estimated to reach 3.6 percent.
Baik negara maju maupun negara berkembang umumnya tumbuh di bawah perkiraan semula. Negara maju masih terperangkap pada masalah konsumsi domestik yang rendah akibat tingginya tingkat utang (leverage), sedangkan negara berkembang mengalami perlambatan ekonomi karena dampak penyesuaian struktural domestik.
Both emerging market and developed countries commonly grew lower than the previous estimation. The developed countries were still trapped by low domestic consumption due to high leverage. On the other side, the emerging market economy were slowing down due to the impact of domestic structural adjustment.
Hal itu ditambah dengan kebijakan Federal Reserve, pada Oktober 2014 mengakhiri program quantitative easing sebagai tahap awal renormalisasi kebijakan moneter menyusul kinerja ekonomi AS yang semakin solid memasuki tahun kelima setelah krisis global.
The situation was even worsened with Federal Reserve’s policy on October 2014 which ended the quantitative easing program as an initial step of renormalization of monetary policy following a more-solid US economic performance in the fifth year post global crisis.
Arahan kebijakan moneter seperti yang ditunjukkan oleh proyeksi anggota Komite Operasi Pasar Terbuka (FOMC) Federal Reserve pada Maret 2015 menunjukkan tingkat bunga acuan akan berada di sekitar 0,625% pada akhir 2015.
The monetary policy directives as shown by the projection of The Fed’s Federal Open Market Committee (FOMC) members on March 2015 indicated the Fed Funds Rate will stand at about 0.625% by end of 2015.
Kemudian, pada 2016 Fed rate diproyeksi 1,875%, pada 2017 sebesar 3,125%, dan rentang 2018-2019 sekitar 3,75% (long term target).
Then in 2016, the Fed Rate is projected at 1.875%, 2017 at 3.125% and in 2018-2019 at around 3.75% (long term target).
Grafik 01. Proyeksi Fed Rate oleh Anggota FOMC Chart 01. The Fed Rate projection according to the FOMC Member
Sumber: Federal Reserve (Maret 2015) Source: Federal Reserve (March 2015)
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
53
Analisis Makro Ekonomi Macroeconomics Analysis
54
Spekulasi atas renormalisasi kebijakan moneter AS oleh Federal Reserve telah menyebabkan dolar AS menguat terhadap mata uang lain. Bahkan, terhadap mata uang negara maju lain, dolar AS menguat antara 4,7% sampai dengan 13,5%.
The speculation from the renormalization of the US monetary policy by the Federal Reserve has given a boost to the US Dollar against other currencies. Moreover, US Dollar was even toughened between 4.7% to 13.5% against other developed countries currencies.
Sedangkan terhadap mata uang negara berkembang penguatan terjadi pada rentang 0,6% hingga 71,3%. Meskipun begitu, indikator pasar keuangan lain seperti indeks harga saham dan yield surat utang negara dapat dikatakan stabil.
The rise against the emerging markets currencies ranged from 0.6 % up to 71.3 %. However, the other financial market indicators such as the composite index and government bond yield stood stable.
Ekonomi Nasional
National Economy
Di balik riuh rendah ekonomi dunia, Indonesia tengah menyelenggarakan pesta demokrasi. Indonesia sedang melakukan konsolidasi politik untuk menyambung tongkat estafet kepemimpinan. Konsolidasi politik itu sangat dinanti para pelaku pasar.
Apart from the hustle and bustle of the global economy, Indonesia has just celebrated the festival of democracy. Indonesia has conducted political consolidation to continue leadership succession. The consolidation is very much awaited by the market players.
Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden 2014 dinilai sebagai salah satu milestone penting perekonomian.
The General Election and the 2014 Presidential Election are deemed as an important milestone for national economy.
Keluarnya PDI Perjuangan sebagai pemenang Pemilu serta terpilihnya Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sebagai Presiden dan Wakil Presiden dipandang oleh mayoritas pelaku ekonomi sebagai suatu era baru.
The victory of Indonesian Democratic Party of Struggle (PDIP) in the General Election along with the elected Joko Widodo and Jusuf Kalla (Jokowi-JK) as the new President and Vice President are considered as a new era for most of economic players.
Harapan yang tinggi disematkan kepada pemimpin yang baru ini. Dengan latar belakang pengusaha dan bukan elit politik, pasangan Jokowi-JK diharapkan mampu membuat terobosan kebijakan, terutama melakukan reformasi iklim usaha: infrastruktur, birokrasi, deregulasi, dan rasionalisasi harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
There are high expectations on the new leadership. Jokowi-JK pairing with their background as businessman and nonpolitical elite is expected to make policy breakthrough, particularly to reform business climate: infrastructure, bureaucracy, deregulation, and rationalization of subsidized fuel price.
Terobosan kebijakan ini diharapkan dapat membawa perekonomian Indonesia pada jalur pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, yaitu 7%–8% per tahun. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di bawah ekspektasi.
The policy breakthrough is expected to bring Indonesian economy to the higher track of economic growth by 7-8 % per year given the fact that Indonesian economic remains under the expected growth.
Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terus tertekan. Pada 2014, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5%, terendah dalam lima tahun terakhir.
Currently the Indonesian economic growth remains under pressure. In 2014, the economy grew by 5 % in Indonesia, the lowest in the past five years.
Penurunan kinerja investasi dan perdagangan luar negeri adalah faktor utama pelemahan kinerja ekonomi. Peningkatan biaya produksi akibat pelemahan nilai tukar, kenaikan upah, serta kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, membuat investasi domestik menjadi terhambat.
The decline of investment and overseas trade performances is deemed as the main factor for the slowing down of economic performance. The increasing production cost due to the exchange rate depreciation, salary rise, and BI Rate increase hamper the domestic investment.
Di sisi lain, kondisi ekonomi global dan rendahnya harga komoditas memperburuk kinerja ekspor Indonesia.
On the other side, global economic condition and low commodity prices aggravate the performance of Indonesian export.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Analisis Makro Ekonomi
Macroeconomics Analysis
Grafik 02. Pertumbuhan PDB Menurut Komponen Pengeluaran Chart 02. GDP Growth based on Expenditure Component
10
% Y/Y
2012
2013
1Q-3Q 2014
8
6
4
2
0
-2
-4 Konsumsi RumahTangga Household Consumption
Konsumsi Pemerintah Government Consumption
PMTB Gross Fixed Capital Formation
Ekspor Export
Impor Import
PDB GDP
Sumber/Source: CEIC
Kinerja ekonomi nasional diperkirakan masih akan melambat dalam jangka pendek. Faktor penghambat pertumbuhan ekonomi pada 2014 diperkirakan masih akan berlanjut pada 2015. Pada 2015 pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di angka 5,3%, sedikit membaik dibandingkan dengan pertumbuhan 2014 sebesar 5%.
National economic performance is predicted to slow down for short term. The obstacle factor for the 2014 economic growth is assumed to continue in 2015. In 2015, the economy is predicted to have 5.3% growth, or improved from 5.0% in 2014.
Harga komoditas ekspor utama Indonesia diprediksi masih di bawah ekspektasi, terlebih lagi dipengaruhi oleh anjloknya harga minyak dunia. Akibatnya, komponen perdagangan luar negeri diperkirakan belum dapat memberikan banyak kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.
Additionally, the main export commodity prices in Indonesia are still under the expectation mainly due to the fall of the global oil price. As a result, the component of overseas trade is predicted not to give much contribution to the economic growth.
Pada 2015, pertumbuhan ekonomi akan didukung oleh konsumsi domestik dan investasi.
In 2015, economic growth will be supported by domestic consumption and investment.
Defisit neraca berjalan masih menjadi masalah menahun bagi perekonomian Indonesia. Hingga kuartal IV/2014, neraca berjalan mencatatkan defisit sebesar US$25,9 miliar.
The current account deficit remains the lingering problem every year to the Indonesian economic. Up to the quarter IV in 2014, the current account recorded US$25.9 billion deficit.
Meskipun demikian, neraca pembayaran berada dalam posisi surplus US$15,3miliar karena arus masuk dana portofolio (portfolio inflows) yang deras sebesar US$26,1miliar.
However, the balance of payment has US$15.3 billion surplus due to the portfolio inflows worth US$26.1 billion.
Ketergantungan Indonesia terhadap portfolio inflows terlihat dari saldo basic balance--jumlah dari saldo neraca berjalan dan investasi langsung bersih--yang juga negatif sebesar US$10,9 miliar.
Indonesia’s dependency to the portfolio inflows is seen from the basic balance, the amount of current account balance and net direct investment, which are also negative worth US$10.9 billion.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
55
Analisis Makro Ekonomi Macroeconomics Analysis
Dengan realitas tersebut, Indonesia setidaknya membutuhkan dana minimal sebesar nilai tersebut untuk menutupi defisit tersebut guna menjaga keseimbangan nilai tukar yang disebabkan tingginya portfolio inflows.
With the reality, Indonesia at least requires the aforementioned value at minimum to cover the deficit to keep the exchange rate balance due to the high portfolio inflows.
Pada 2015, defisit neraca berjalan diperkirakan mencapai US$30,4 miliar atau 3,3% dari PDB.
In 2015, the current account deficit is estimated to reach US$30.4 billion or 3.3 % of GDP.
Tabel 01. Neraca Pembayaran Indonesia (US$ Juta) Table 01. Indonesia Balance of Payments (Million US$)
Pos Neraca Transaksi Berjalan Current Account Barang Goods Jasa-jasa Services Pendapatan Primer Primary Income Pendapatan Sekunder Secondary Income Transaksi Modal Capital Account Transaksi Finansial Financial Account Investasi Langsung Direct Investment Investasi Portofolio Portfolio Investment Derivatif Finansial Financial Derivative Investasi Lainnya Other Investment Selisih Perhitungan Bersih Net Errors and Omissions Neraca Keseluruhan Overall Balance Cadangan Devisa dan Yang Terkait Reserves and Related Items
56
1Q 2013
2Q 2013
3Q 2013
4Q 2013
1Q 2014
2Q 2014
3Q 2014
4Q 2014
-6,007
-10,126
-8,635
-4,334
-4,157
-8,689
-6,963
-6,181
1,602
-556
85
4,703
3,350
-126
1,560
2,368
-2,633
-3,552
-2,781
-3,105
-2,230
-2,909
-2,595
-2,788
-6,052
-7,020
-6,801
-7,169
-6,361
-7,193
-7,133
-7,157
1,076
1,003
862
1,238
1,085
1,540
1,204
1,396
1
7
5
32
1
7
3
15
35
8,689
4,511
8,730
6,967
14,322
14,728
7,779
3,261
3,323
5,481
167
2,803
3,695
5,945
2,574
3,820
3,793
1,511
1,775
8,703
8,317
7,441
1,611
-101
20
-235
-19
-140
45
-57
-61
-6,945
1,553
2,246
6,806
4,398
2,265
1,399
3,655
-644
-1048
1,475
-16
-745
-1,344
-1,292
797
-6,615
-2,477
-2,645
4,412
2,066
4,297
6,475
2,410
6,615
2,477
2,645
-4,412
-2,066
-4,297
-6,475
-2,410
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Analisis Makro Ekonomi
Macroeconomics Analysis
Pos Neraca
1Q 2013
2Q 2013
3Q 2013
4Q 2013
1Q 2014
2Q 2014
3Q 2014
4Q 2014
Memorandum: Memorandum: Transaksi Berjalan (% thd PDB) Current Account (% of GDP) Basic Balance Basic Balance
-2.71
-4.47
-3.89
-2.13
-2.05
-4.06
-2.99
-2.81
-2,746
-6,802
-3,154
-4,167
-1,354
-4,993
-1,018
-3,607
Fenomena defisit neraca berjalan sebenarnya mulai terjadi pada 2012. Hal itu, lebih disebabkan oleh anjloknya harga komoditas ekspor utama, lonjakan impor BBM, serta defisit neraca jasa dan pendapatan.
The phenomenon of current account deficit had started since 2012. It was due to the plummet of main export commodity price, fuel import increase, and deficit of service and income balances.
Seluruh permasalahan tersebut bersifat struktural, sehingga diperlukan terobosan kebijakan untuk meningkatkan nilai tambah ekspor, rasionalisasi harga BBM bersubsidi, pengembangan industri jasa dalam negeri terutama terkait jasa perdagangan, serta pengaturan repatriasi.
All of the problems are structural, which require policy breakthrough in order to increase export added value, subsidized fuel price rationalization, domestic services industry development particularly related to trade service and repatriation regulation.
Selama terobosan kebijakan yang diperlukan belum dilaksanakan, defisit neraca berjalan akan menjadi handicap bagi pertumbuhan dan stabilitas perekonomian.
As long as the required policy breakthrough is yet to be done, the current account deficit will become a handicap to both economic growth and stability.
Keseimbangan nilai tukar akan terus rentan karena bertumpu pada portfolio inflows yang penuh gejolak. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS rata-rata mencapai Rp11.879 pada 2014, melemah dari Rp10.452 pada 2013.
Exchange rate balance will remain vulnerable noting that it relies on the volatile portfolio inflows. Rupiah exchange rate against US Dollar was about IDR11,879 at average in 2014 declining from IDR10,452 in 2013.
Secara point to point, nilai tukar rupiah juga mengalami depresiasi dari Rp12.189 pada akhir 2013 menjadi Rp 12.440 pada akhir 2014.
In terms of point to point, rupiah exchange rate was depreciated from IDR12,189 by end of 2013 to IDR12,440 by end of 2014.
Pada November 2014, Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan policy rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,75%. Kebijakan bank sentral ini dilakukan menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000/liter sehari sebelum kenaikan BI Rate.
In November 2014, Bank Indonesia increased the policy rate by 25 basis points (bps) into 7.75 %. The central bank policy was issued following the subsidized fuel price hike by IDR2,000 per liter at the day before BI Rate rise.
Kebijakan ini kemudian disusul dengan perubahan skema subsidi BBM: (1) tanpa subsidi untuk bensin dan (2) subsidi tetap Rp1.000 untuk solar pada akhir 2014. Dengan tingkat harga minyak dunia yang tertekan seperti saat ini, dampak kenaikan harga BBM telah di ofset dengan penurunan harga.
The policy was then followed by the modification of fuel subsidy scheme: (1) no subsidy for gasoline and (2) fixed subsidy worth IDR1,000 for diesel fuel by end of 2014. With the declining global oil price, the impact of fuel price hike has been offset by price cut.
Meskipun tekanan terhadap inflasi melunak, kebijakan moneter diperkirakan masih relatif ketat. Kebijakan moneter BI lebih ditujukan untuk mengurangi defisit neraca berjalan. Secara implisit, BI mengindikasikan level of comfort defisit neraca berjalan pada kisaran 2,5%–3% dari PDB.
Despite the lenient pressure to the inflation, the monetary policy is predicted to stay relatively tight. BI’s tight monetary policy aims to cut down the current account deficit. BI implicitly indicated the level of comfort of the current account deficit at the level of 2.5-3 % of GDP.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
57
Analisis Makro Ekonomi Macroeconomics Analysis
58
Kebijakan moneter pada 2015 dapat menjadi lebih ketat lagi sebagai antisipasi terhadap renormalisasi kebijakan moneter AS. Namun, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang saat ini berada pada titik terendah, pengetatan moneter diperkirakan tidak terlalu besar.
The monetary policy in 2015 could be even tighter to anticipate the renormalization of US monetary policy. However, with the lowest point of current economic growth, monetary tightening will not be assumed too big.
BI rate diperkirakan akan berada di level 7,5% pada akhir 2015. Tendensi kebijakan moneter cenderung bias ke atas, terutama jika terjadi tekanan yang besar pada nilai tukar.
BI Rate is predicted to stay at the level of 7.5 % by end of 2015. The tendency of monetary policy inclines to have upward bias, particularly when there is a high pressure to the exchange rate.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diproyeksikan berada pada rentang Rp12.800 hingga Rp13.000. Depresiasi yang terlalu jauh dari rentang ini sangat mungkin memicu kenaikan policy rate lebih lanjut.
Rupiah exchange rate to US Dollar is projected to range between IDR12,800 to IDR13,000. Depreciation that beyond this range will likely trigger further rise of policy rate.
Industri Perbankan
Banking Industry
Akibat faktor ekonomi global dan dalam negeri, pada 2014 industri perbankan mengalami penyesuaian struktural.
Global economic volatility and domestic economic factors have led banking industry to make structural adjustment in 2014.
Pengetatan moneter, moral suasion, rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR), dan penurunan prospek bisnis menyebabkan pertumbuhan kredit mengalami koreksi yang cukup signifikan.
Monetary tightening, moral suasion, loan to deposit ratio (LDR), and business prospect decline lead credit growth to have significant correction.
Pertumbuhan kredit tahunan turun dari 21,6% pada akhir 2013 menjadi 11,7% pada posisi Desember 2014. Di sisi lain, pertumbuhan dana simpanan perbankan relatif stabil pada kisaran 12,2%.
Annual credit growth drops from 21.6 % by end of 2013 to 11.7 % in December 2014. On the other side, banking deposit fund was relatively stable growth by 12.2 %.
Dengan demikian, LDR pada Desember 2014 sedikit mengalami penurunan ke level 89,4% dari posisi akhir 2013 yang sebesar 89,9%.
Hence, LDR in December 2014 slightly declined into 89.4 % from 89.9 % by end of 2013.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Analisis Makro Ekonomi
Macroeconomics Analysis
Grafik 03. Pertumbuhan Kredit, DPK, dan LDR Chart 03. Credit Growth, Third Party Funds, and Loan Deposit Ratio
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
59
Analisis Makro Ekonomi Macroeconomics Analysis
60
Sementara itu, kondisi likuiditas perbankan terlihat ketat yang terbaca dari pergerakan suku bunga deposito.
Meanwhile, the condition of banking liquidity looked tight as indicated by the movement of deposit rate interest.
Statistik suku bunga deposito bank-bank acuan LPS (suku bunga pasar/SBP) terlihat meningkat sebesar 83 bps pada tiga kuartal pertama 2014, meskipun BI rate berhenti meningkat sejak November 2013.
The statistic of bank deposit interest rate referred by IDIC (market interest rate) increased by 83 bps in the first quarter in 2014, despite the fact that BI Rate has ceased to increase since November 2013.
Situasi ini tidak mengherankan mengingat ketergantungan bank terhadap pendanaan dari simpanan (dana pihak ketiga/ DPK) yang sangat tinggi--sebesar 80% aset dibiayai oleh DPK--serta profil pasar simpanan yang timpang dimana 0,6% nasabah menguasai sekitar 55% nilai simpanan.
The situation is reasonable given the fact that the bank still depends much on the third party fund (TPF) noting that 80 % of assets is funded by the TPF. Bank also has discrepancy of deposit market profile given that 0.6 % of the customers possess 55 % of the deposit value.
Persaingan yang cukup sengit pada pasar simpanan terlihat sangat jelas di segmen bank menengah (dengan aset Rp10 triliun hingga Rp25 triliun).
There was a tight competition in deposit market as it is obviously seen in the middle bank segment with IDR10 trillion up to IDR25 trillion assets.
Pada periode Desember 2013–Oktober 2014, pangsa dana mahal pada bank menengah meningkat signifikan dari 30% menjadi 45%.
In December 2013 to October 2014, expensive fund market of the medium bank grew significantly as from 30 % to 45 %.
Kondisi ini mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan regulatory action dengan memberikan pembatasan suku bunga bagi simpanan yang lebih besar dari batas nominal LPS (Rp 2 miliar).
The condition encourages the Indonesia Financial Services Authority (IFSA) to conduct regulatory action by giving interest rate restriction to deposit which is higher than the nominal limit set by IDIC (IDR2 billion).
Pada 2015, meskipun persaingan menghimpun likuiditas masih dapat dikatakan relatif ketat, persaingan penawaran suku bunga diperkirakan tidak akan seketat tahun sebelumnya.
In 2015, despite tight competition of banks’ liquidity collection, interest rate offering is predicted to have less tight competition compared to the previous year.
BI dan OJK telah mengarahkan rencana bisnis bank agar pertumbuhan kredit pada kisaran 15%–17%. Angka itu tidak jauh dari rata-rata pertumbuhan DPK jangka panjang disekitar 13%¬–14%.
BI and IFSA have directed bank business plan to grow credit by 15-17 %. This figure is quite similar to the average growth of the long term TPF worth about 13-14 %.
Melihat realisasi yang terjadi pada 2014 serta prospek ekonomi pada 2015, sangat mungkin apabila capaian yang diperoleh akan di bawah target.
Considering the realization in 2014 and economic prospect in 2015, it is likely that the achievement would be lower than the target.
Disisi lain, pertumbuhan uang inti diperkirakan tidak banyak berubah dikisaran 11%, yang bersumber dari ekspansi pemerintah dan aliran dana asing.
On the other hand, the growth of core cash, is predicted will not change much from 11 %, derived from government expansion and foreign fund flow.
Kualitas kredit pada 2014 mengalami pemburukan yang substansial. Nilai nominal kredit macet kotor (gross non performing loan/NPL) tumbuh sebesar 36,2% selama 2014.
Credit quality in 2014 has been substantially declining. The nominal value of gross non performing loan (NPL) increased by 36.2 % in 2014.
Dengan tingkat pertumbuhan kredit yang menurun, maka rasio NPL terhadap total pinjaman meningkat dari 1,8% pada akhir 2013 menjadi 2,6% pada Desember 2014.
With the decline of credit growth, NPL ratio to total loan increased as from 1.8 % by the end of 2013 to 2.6 % in December 2014.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Analisis Makro Ekonomi
Macroeconomics Analysis
Sektor dengan pangsa kredit tertentu seperti rumah tangga, manufaktur, dan perdagangan mengalami pertumbuhan NPL di atas 25% per tahun.
The NPL for specific credit share such as household, manufacture, and trading, had grown above 25 % per year.
Penurunan kualitas kredit bank adalah fenomena yang sudah diprediksi. Pemburukan kualitas kredit akan terlihat 3–6 bulan setelah berakhirnya turbulensi di pasar keuangan (atau kenaikan suku bunga), yakni pada Desember 2013 dan berlangsung dalam 3–4 bulan sebelum mencapai puncak.
The declining of bank credit quality is a predicted phenomenon. The worsening quality of credit will be seen within 3-6 months after the financial market turbulence (or interest rate hike) in December 2013 which lasted in 3-4 months before reaching teak peak.
Apabila tidak ada turbulensi susulan pada 2015, rasio NPL diperkirakan mencapai puncak seperti posisi saat ini, yaitu 2,3%–2,4%. Turbulensi sangat mungkin terjadi pada 2015, terutama bersumber dari faktor eksternal.
Should there is no turbulence in 2015, the NPL ratio is predicted to reach the current peak of 2.3-2.4 %. The turbulence is likely to happen in 2015 due particularly to the external factor.
Selain renormalisasi kebijakan moneter AS, faktor eksternal yang berpotensi menimbulkan gejolak di pasar keuangan adalah krisis ekonomi di Rusia dan jatuhnya harga minyak dunia.
In addition to the US monetary policy renormalization, the potential external factors which might spark instability in financial market are the economic crisis in Russia and the global oil price drop.
Grafik 04. Indeks Stabilitas Perbankan (BSI) Chart 04. Banking Stability Index (BSI)
104
Krisis / Critical 103
Siaga / Alert 102
Waspada / Cautios 101
100
Dec-14, 100.30 99
Normal / Normal
98
Dec-14
Jun-14
Dec-13
Jun-13
Dec-12
Jun-12
Dec-11
Jun-11
Dec-10
Jun-10
Dec-09
Jun-09
Dec-08
Jun-08
Dec-07
Jun-07
Dec-06
Jun-06
Dec-05
Jun-05
Dec-04
97
Sumber / Source: LPS/IDIC
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
61
Analisis Makro Ekonomi Macroeconomics Analysis
62
Kesimpulan
Conclusion
Secara umum, dapat dikatakan industri perbankan menghadapi tekanan yang lebih besar pada 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari rata-rata Indeks Stabilitas Perbankan (Banking Stability Index atau BSI) sepanjang tahun lalu yang mencapai 100,69, melebihi rata-rata BSI pada 2013 sebesar 100,60.
In general, it can be concluded that banking industry faced larger pressure in 2014 compared to the previous year. This was reflected from the average of Banking Stability Index (BSI) during last year that stood at 100.69, or grew higher than the average of BSI in 2013 worth 100.60.
Pada Mei, Juni, dan September 2014, BSI bahkan sempat berada di atas 101 yang menunjukkan kondisi ‘waspada’ sesuai dengan kategori kondisi Crisis Management Protocol Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK).
In May, June, and September 2014, BSI was even higher than 101 which indicated ‘caution’ condition as required by the condition category of Crisis Management Protocol of the Financial System Stability Coordination Forum (FKSSK).
Peningkatan BSI, yang mengindikasikan penguatan tekanan terhadap sistem perbankan, tersebut terutama disebabkan oleh pemburukan: kualitas kredit, profitabilitas perbankan, dan depresiasi nilai tukar rupiah.
The mounting BSI which indicates the strengthening pressure to banking system was due mainly to the worsening of credit quality, banking profitability, and rupiah exchange rate depreciation.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Penjaminan Simpanan
Deposit Insurance
Kepesertaan Penjaminan
Insurance Membership
Sesuai amanat UU LPS, setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia wajib menjadi peserta program penjaminan simpanan.
As mandated by the IDIC Law, every bank operating its business in Indonesia shall become member of the deposit insurance program.
Bank yang menjadi peserta penjaminan meliputi seluruh bank umum (termasuk kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang melakukan kegiatan perbankan dalam wilayah Republik Indonesia) dan BPR, baik bank konvensional maupun bank berdasarkan prinsip syariah. Program penjaminan LPS tidak mencakup kantor cabang bank yang beroperasi di luar negeri.
Member banks of the insurance program include commercial bank (including branches of foreign banks operating in Indonesia) and rural bank, both conventional and sharia-based. The IDIC insurance program does not include Indonesian bank branches operating overseas.
Saat bank mulai melakukan kegiatan usaha, bank wajib menyampaikan antara lain dokumen kepesertaan, susunan direksi dan komisaris, komposisi pemegang saham, serta membayar kontribusi kepesertaan sebesar 0,1% dari modal disetor bank.
When a bank commences its business, a bank is obliged to submit documents such as the membership document, structure of board of directors and commissioners, and shareholders composition, and to pay 0.1 percent of the paidup capital of a bank as the membership contribution.
Pada 2014 tercatat ada perubahan jumlah bank peserta, karena adanya bank yang mendapat izin usaha baru, merger/ konsolidasi, dan bank yang dicabut izin usahanya.
In 2014, there was a change in member banks because several banks get new license, merger/consolidation, and license revocation.
Per 31 Desember 2014, total bank tercatat sebanyak 1.919 bank, naik dari posisi 2013 sebanyak 1.914 bank.
As of 31 December 2014 the total of banks was 1,919 which increased from 1,914 banks in 2013.
Tabel 02. Rincian Jumlah Bank Table 02. Detail Number of Bank
No
Uraian
31 Desember 2014
31 Desember 2013
Description
31 December 2014
31 December 2013
1
Bank Umum Konvensional/Commercial Bank - Conventional
107
109
2
Bank Umum Syariah/ Commercial Bank - Sharia Based
12
11
119
120
1.637
1.635
163
159
1.800
1.794
1.919
1.914
Sub Total Bank Umum Commercial Bank Sub Total 3
Bank Perkreditan Rakyat/Rural Bank - Conventional
4
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah/Rural Bank - Sharia Based Sub Total BPR Rural Bank Sub Total Total
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
63
Penjaminan Simpanan Deposit Insurance
Posisi Simpanan
Position of Deposit
Bank peserta penjaminan wajib menyampaikan laporan posisi simpanan kepada LPS setiap bulan selambat-lambatnya tanggal 15 pada bulan berikutnya.
The member banks are obliged to submit the deposit position report to IDIC monthly at the 15th of the following month as the deadline.
Laporan posisi simpanan tersebut menjadi dasar LPS dalam menghitung premi awal periode dan penyesuaian premi. Premi dihitung berdasarkan realisasi rata-rata saldo bulanan total simpanan pada periode yang bersangkutan.
The report serves as the basis for IDIC to calculate the early period premium and premium adjustment. The calculation of premium is based on the realization of the average monthly balance of the total deposits on the due period.
Tabel 03. Total Simpanan Bank Umum pada Periode 2013-2014 (Rp/Miliar). Table 03. Total Deposit of Commercial Bank in 2013-2014 Period (IDR/Billion) Bulan
No
Month
2014
Kenaikan (YoY)*
2013
Increase (YoY)
1
Januari / January
3.637.382
3.253.000
384.382
2
Pebruari / February
3.651.574
3.265.247
386.328
3
Maret / March
3.671.553
3.307.495
364.058
4
April / April
3.749.915
3.360.138
389.777
5
Mei / May
3.822.525
3.399.580
422.945
6
Juni / June
3.893.057
3.434.159
458.898
7
Juli / July
3.832.573
3.447.375
385.197
8
Agustus / August
3.913.842
3.496.756
417.086
9
September / September
4.066.486
3.599.133
467.353
10
Oktober / October
4.087.348
3.574.573
512.775
11
Nopember / November
4.127.436
3.617.855
509.581
12
Desember / December
4.168.558
3.706.609
461.949
3.737.668
3.336.603
401.065
4.032.707
3.573.717
458.990
3.885.188
3.455.160
430.028
Rata-rata Januari s.d. Juni January until June average Rata-rata Juli s.d. Desember July until December average Rata-rata Januari s.d. Desember January until December average *) Simpanan meliputi Dana Pihak Ketiga dan simpanan dari bank lain *)The deposit includes the Third Party Funds and deposit from other bank
64
Pada akhir 2014, saldo simpanan bulanan bank umum tercatat sebesar Rp4.168,56 triliun, meningkat 12,46% atau sebesar Rp461,95 triliun dari posisi 2013 sebesar Rp3.706,56 triliun.
By end of 2014, the monthly deposit balance of the commercial bank was IDR4,168.56 trillion which increased by 12.46 % or IDR461.95 trillion from IDR3,706.56 trillion in 2013.
Rata-rata saldo bulanan total simpanan bank umum pada 2014 sebesar Rp3.885,19 triliun, meningkat 12,44% atau Rp430,02 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp3.455,16 triliun (lihat tabel 03).
The average of monthly balance of the commercial bank’s total deposit in 2014 stood at IDR3,885.19 trillion growing by 12.44 % or IDR430.02 trillion as from IDR3,455.16 trillion in the previous year (see Table 03).
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Penjaminan Simpanan
Deposit Insurance
Tabel 04. Distribusi Simpanan Berdasarkan Jenis Simpanan (Rp Miliar) Table 04. Distribution of Deposit Based on Deposit Type (IDR Billion)
Bulan Month
Giro Saving Account Nominal
Januari January Pebruari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October Nopember November Desember December Rata-rata Average
%
Tabungan Saving Nominal
Deposit on Call %
Nominal
%
Deposito Time Deposit Nominal
%
Sertifikat Deposito Deposit Certificate Nominal
%
Total Nominal
%
835.917
22,98%
1.176.256
32,34%
40.253
1,11%
1.584.356
43,56%
329,84
0,01%
3.637.382
100,00%
843.348
23,10%
1.174.007
32,15%
46.296
1,27%
1.587.600
43,48%
323,56
0,01%
3.651.574
100,00%
833.050
22,69%
1.156.723
31,50%
51.600
1,41%
1.629.541
44,38%
640,90
0,02%
3.671.553
100,00%
868.117
23,15%
1.165.861
31,09%
66.522
1,77%
1.648.804
43,97%
610,96
0,02%
3.749.915
100,00%
910.485
23,82%
1.157.036
30,27%
67.650
1,77%
1.685.764
44,10%
1.586,88
0,04%
3.822.525
100,00%
934.417
24,00%
1.168.743
30,02%
64.728
1,66%
1.723.670
44,28%
1.499,92
0,04%
3.893.057
100,00%
823.001
21,47%
1.205.447
31,45%
53.517
1,40%
1.749.033
45,64%
1.574,74
0,04%
3.832.573
100,00%
867.113
22,16%
1.194.904
30,53%
60.446
1,54%
1.789.122
45,71%
2.255,57
0,06%
3.913.842
100,00%
939.651
23,11%
1.207.884
29,70%
78.636
1,93%
1.837.987
45,20%
2.327,54
0,06%
4.066.486
100,00%
944.388
23,11%
1.203.752
29,45%
82.731
2,02%
1.853.422
45,35%
3.055,67
0,07%
4.087.348
100,00%
958.726
23,23%
1.220.498
29,57%
74.773
1,81%
1.870.273
45,31%
3.166,34
0,08%
4.127.436
100,00%
912.625
21,89%
1.287.418
30,88%
69.827
1,68%
1.895.485
45,47%
3.203,48
0,08%
4.168.558
100,00%
889.235,55
22,89%
1.193.211,29
30,75%
63.104,18
1,61%
1.737.924,79
44,70%
1.714,62
0,04%
3.855.190,43
100,00%
Jenis simpanan perbankan yang dijamin oleh LPS terdiri dari giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau jenis simpanan lainnya.
The types of bank deposit insured by IDIC are current account, time deposit, deposit certificate, saving, and/or other types of deposit.
Nominal simpanan bank umum berdasarkan jenisnya pada 2014 terdiri dari giro (22,89%), tabungan (30,75%), deposit on call (1,61%), deposito berjangka (44,70%), dan sertifikat deposito (0,04%). Sementara itu, pos lainnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap simpanan pada 2014. (Lihat tabel 04 ).
The nominal of commercial bank deposit based on its type in 2014 consists of current account (22.89%), saving (30.75%), deposit on call (1.61%), time deposit (44.70%), and deposit certificate (0.04%). Meanwhile, the other posts do not have any significant impact to the deposit in 2014 (See Table 04 ).
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
65
Penjaminan Simpanan Deposit Insurance
Tabel 05. Nilai Simpanan dan Persentase Berdasarkan Kepemilikan Bank Umum 2014 (Rp Miliar) Table 05. Deposit Value and Percentage Based on the Ownership of Commercial Bank in 2014 (IDR Billion)
Bulan Month Januari January Pebruari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October Nopember November Desember December Rata-rata Average
BUMN State Owned
BUMD Local Govt. Owned
Nominal
%
Nominal
1.300.091,01
35,74%
304.241,84
1.315.178,11
36,02%
1.331.925,33
%
Swasta Nasional National Private %
%
Nominal
8,36%
1.697.461,34
46,67%
149.144,11
4,10%
186.444,07
312.438,39
8,56%
1.690.732,12
46,30%
149.913,55
4,11%
36,28%
324.117,08
8,83%
1.683.340,27
45,85%
150.476,25
1.368.949,05
36,51%
347.808,60
9,28%
1.709.863,32
45,60%
1.387.196,68
36,29%
364.087,10
9,52%
1.737.366,47
1.422.133,91
36,53%
383.290,04
9,85%
1.415.078,79
36,92%
331.162,22
1.451.731,75
37,09%
1.508.084,43
%
Total Nominal
%
5,13%
3.637.382,37
100,00%
183.312,01
5,02%
3.651.574,17
100,00%
4,10%
181.694,33
4,95%
3.671.553,26
100,00%
147.819,51
3,94%
175.474,88
4,68%
3.749.915,36
100,00%
45,45%
146.712,67
3,84%
187.162,27
4,90%
3.822.525,19
100,00%
1.758.243,14
45,16%
148.559,81
3,82%
180.830,50
4,64%
3.893.057,40
100,00%
8,64%
1.767.014,79
46,11%
143.089,82
3,73%
176.227,15
4,60%
3.832.572,76
100,00%
354.181,67
9,05%
1.781.421,51
45,52%
145.116,47
3,71%
181.390,10
4,63%
3.913.841,51
100,00%
37,09%
403.276,19
9,92%
1.820.238,26
44,76%
150.780,58
3,71%
184.106,05
4,53%
4.066.485,51
100,00%
1.510.019,78
36,94%
399.999,47
9,79%
1.828.377,08
44,73%
161.017,45
3,94%
187.934,42
4,60%
4.087.348,20
100,00%
1.531.909,94
37,12%
395.957,19
9,59%
1.840.897,48
44,60%
164.172,19
3,98%
194.499,23
4,71%
4.127.436,04
100,00%
1.597.602,45
38,33%
339.055,83
8,13%
1.876.307,54
45,01%
167.968,07
4,03%
187.624,42
4,50%
4.168.558,31
100,00%
1.428.325,10
36,74%
354.967,97
9,13%
1.765.941,54
45,48%
152.064,21
3,92%
183.891,62
4,74%
3.885.190,43
100,00%
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Nominal
Bank Asing Foreign
Nominal
Apabila dilihat berdasarkan kepemilikan bank, ratarata simpanan masyarakat di bank umum paling banyak ditempatkan di bank-bank swasta nasional (45,48%), bank milik BUMN (36,74%), bank milik BUMD (9,13%), bank asing (4,74%), dan bank campuran (3,92%). (Lihat tabel 05 )
66
Bank Campuran Joint Venture
Based on the bank ownership, the average of public deposit at the commercial bank is mostly placed at the national private banks (45.48 %), the State-owned bank (36.74 %), local government own bank (9.13 %), foreign bank (4.74 %), and joint venture bank (3.92 %). (See Table 05)
Penjaminan Simpanan
Deposit Insurance
Tabel 06.Total Simpanan dan Simpanan Dijamin pada Bank Umum 2013 - 2014 (Rp Miliar) Table 06. Total Deposit and Insured Deposit in Commercial Bank 2013 - 2014 (IDR Billion) 2014
Bulan Month Januari January Pebruari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October Nopember November Desember December Rata-rata Average
Total Simpanan
Simpanan Dijamin
Total Deposit
Insured Deposit
2013 %
Total Simpanan
Simpanan Dijamin
Total Deposit
Insured Deposit
%
3.637.382,37
2.067.798,27
56,85
3.253.000,21
1.863.526,36
57,29
3.651.574,17
2.071.535,78
56,73
3.265.246,53
1.989.753,29
60,94
3.671.553,27
2.060.346,65
56,12
3.307.495,08
1.845.703,86
55,80
3.749.915,36
2.082.858,17
55,54
3.360.137,91
1.859.003,59
55,33
3.822.525,15
2.084.645,41
54,68
3.399.579,70
1.863.289,93
54,81
3.893.057,40
2.110.984,58
54,22
3.434.159,29
1.876.229,64
54,63
3.832.572,76
2.163.490,81
56,45
3.447.375,48
1.910.948,78
55,43
3.913.841,51
2.166.290,65
55,35
3.496.755,58
1.919.991,34
54,91
4.066.485,51
2.189.709,23
53,85
3.599.132,84
1.965.780,63
54,62
5.087.348,20
2.193.367,17
53,66
3.574.573,39
1.966.547,78
55,01
4.127.436,04
2.221.273,35
53,82
3.617.854,69
1.999.777,97
55,28
4.168.558,31
2.325.021,79
55,78
3.706.609,35
2.109.027,83
56,90
3.885.190,43
2.145.223,04
55,25
3.455.160,01
1.930.798,42
55,91
Dari total simpanan (bank umum dan BPR) yang berjumlah Rp4.168,56 triliun (160.881.757 rekening), simpanan yang seluruhnya dijamin adalah sebesar Rp2.145,22 triliun (55,25%) dengan jumlah rekening sebanyak 160.663.860 rekening (99,86%). Apabila ditambahkan dengan penjaminan atas rekening yang nilainya lebih dari Rp2 miliar, maka total simpanan yang dijamin LPS per 31 Desember 2014 sebesar Rp2.325,02 triliun.
As from the total of deposit (commercial banks and rural banks) totaling IDR4,168.56 trillion (with 160,881,757 accounts), the deposit that is fully covered was IDR2,145.22 trillion (55.25%) with 160,663,860 accounts (99.86%). If added by the insurance of accounts with more than IDR2 billion deposit, the total of deposit insured by IDIC as per 31 December 2014 stood at IDR2,325.02 trillion.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
67
Penjaminan Simpanan Deposit Insurance
Tabel 07. Saldo Total Simpanan pada BPR/BPRS pada 2013 dan 2014 (Rp Miliar) Table 07. Total Deposit Balance on the Rural Banks in 2013 and 2014 (IDR billion) Bulan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Month Januari January Pebruari February Maret March April April Mei May Juni June Juli July Agustus August September September Oktober October Nopember November Desember December
Rata-rata Januari s.d. Juni January - June average Rata-rata Juli s.d. Desember July - December average Rata-rata Januari s.d. Desember January - December average
68
Kenaikan (yoy)*
2014
2013
56.547
49.840
6.707
57.136
50.148
6.989
57.633
50.303
7.329
57.841,46
51.085
6.754
57.839
51.085
6.754
57.578
50.915
6.663
57.855,24
51.257
6.448
59.418,87
52.437
6.678
60.267,58
53.788
7.646
61.607,99
53.788
7.646
62.799,13
54.828
7.792
65.030,13
56.114
8.721
57.429
50.544
7.133
60.968
53.587
7.380
59.198
52.066
7.133
Rise (yoy)
BPR menyampaikan laporan posisi simpanan tiap akhir semester.
Rural banks submit the deposit position report by the end of each semester.
Berdasarkan data posisi 31 Desember 2014, saldo simpanan bulanan BPR meningkat sebesar 15,539% atau Rp8,72 triliun dibandingkan dengan posisi 2013 sebesar Rp56,114 triliun menjadi Rp64,835 triliun pada akhir 2014.
Based on the report on 31 December 2014 the monthly deposit balance of rural banks stood at IDR64.835 trillion by end of 2014, surged 15.539 % or IDR8.72 trillion from IDR56.114 trillion in 2013.
Sementara itu, rata-rata saldo bulanan simpanan BPR pada 2014 adalah Rp59,198 triliun, naik 12,04% atau sebesar Rp7,133 triliun dibandingkan dengan rata rata saldo bulanan 2013 sebesar Rp52,066 triliun. (lihat tabel 07)
Meanwhile, the average monthly deposit balance of rural banks in 2014 stood at IDR59.198 trillion, grew 12.04 % worth IDR7.133 trillion from the average monthly balance of IDR52.066 trillion in 2013 (see table 07).
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Penjaminan Simpanan
Deposit Insurance
Penerimaan Premi
Premium Income
Bank peserta penjaminan wajib membayar premi penjaminan simpanan setiap periode (enam bulan). Bank peserta penjaminan diberikan kewenangan menghitung sendiri jumlah premi yang harus dibayar (self assessment).
The member banks shall pay the deposit insurance premium periodically (every six months). In this case, the banks have authority to calculate its own premium (self-assessment).
Pembayaran premi dilakukan selambat-lambatnya pada 31 Januari (untuk periode Juli sampai dengan Desember) dan 31 Juli (untuk periode Januari sampai dengan Juni).
The deadline of premium payment is 31 January (for JulyDecember period) and 31 July (for January-June period).
Pendapatan premi dari bank umum selama 2014 tercatat sebesar Rp7.712,34,34 miliar, naik 11,75% atau Rp810,96 miliar dibandingkan dengan 2013 yang sebesar Rp6.901,37 miliar.
The premium income generated from commercial bank in 2014 stood at IDR7,712.34 billion, grew 11.75% or IDR810.96 billion from IDR6,901.37 billion in 2013.
Adapun, pendapatan premi dari BPR berjumlah Rp118,9 miliar, naik 112,65% atau Rp13,36 miliar dibandingkan dengan 2013 sebesar Rp105,54 miliar.
In addition, the premium income from rural banks stood at IDR118.9 billion, rose IDR13.36 billion or 112.65% from IDR105.54 billion in 2013.
Tabel 08. Penerimaan Premi 2014 & 2013 (Rp Miliar) Table 08. Premium Income 2014 & 2013 (IDR Billion) No
1
2
Uraian Description Periode Januari s.d. Juni January until June Period Periode Juli s.d. Desember July until December Period TOTAL
Kenaikan (yoy)*
2014
2013
3.921,74
3.417,75
503,99
3.909,50
3.589,16
320,34
7.831,24
7.006,86
824,33
Increase (yoy)
Verifikasi Perhitungan Premi
Premium Calculation Verification
Mengacu kepada UU LPS Pasal 14, LPS dapat melakukan verifikasi perhitungan premi bank melalui pemeriksaan dokumen, pemanggilan pejabat bank yang bersangkutan, dan/atau pemeriksaan langsung ke bank.
Referring to the Article 14 of the IDIC Law, IDIC can verify the bank premium calculation through document examination, summon bank officials, and/or on-site examination.
Atas kewenangan tersebut, selama 2014 LPS telah melakukan verifikasi kepada 268 bank melalui pemeriksaan, dengan hasil sebagai berikut:
By the authority, IDIC had verified 268 banks through examination in 2014 and the results are described as follow:
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
69
Penjaminan Simpanan Deposit Insurance
Tabel 09. Hasil Verifikasi Perhitungan Premi Melalui Pemeriksaan pada 2014 (Rp Juta) Table 09 The Verification Result of Premium Calculation through Examination in 2014 (IDR Million) Jenis Bank
No
Type of Bank
Keterangan
Jumlah Bank
Nominal
Description
Number of Bank
Nominal
4
187
0
-
4
(37)
8
150
21
21
14
-
225
(1.323)
260
(1.302)
268
(1.151)
Lebih Higher amount Tepat 1
Exact amount
Bank Umum Commercial Bank
Kurang Lower amount Sub Total Sub Total Lebih Higher amount Tepat
2
Exact amount
BPR/BPRS Rural Bank
Kurang Lower amount Sub Total Sub Total TOTAL
Dengan demikian sejak 2011 sampai dengan 2014, LPS telah melakukan verifikasi perhitungan premi dengan hasil sebagai berikut:
Therefore since 2011 up to 2014, IDIC has conducted premium calculation verification and the results are described as follow:
Tabel 10. Hasil Verifikasi Perhitungan Premi Melalui Pemeriksaan 2011-2014 (Rp Juta) Table 10. The Verification Result of Premium Calculation through Examination in 2011-2014 (IDR Million)
Periode Period
70
Jumlah Bank / Number of Banks Bank Umum
BPR/BPRS
Commercial Bank
Rural Bank
2011
4
5
2012
34
2013
Premi / Premium Bank Umum
BPR/BPRS
Commercial Bank
Rural Bank
9
(74.743)
(2.050)
(76.793)
134
168
(13.894)
(531)
(14.425)
30
152
182
(478)
(318)
(796)
2014
8
260
268
150
(1.302)
(1.151)
TOTAL
76
551
627
(88.964)
(4.201)
(93.164)
TOTAL
TOTAL
Pengenaan Denda
Imposition of Penalty
Guna meningkatkan ketertiban dan kedisiplinan, bank yang tidak melakukan pembayaran premi sesuai dengan jumlah dan batas waktu yang ditentukan akan dikenakan sanksi denda.
To improve order and discipline, fines will be imposed to any banks that fail to pay the premium as regulated (amount and due date).
Adapun, denda yang telah dilakukan pada tahun lalu dapat telihat dari saldo outstanding denda per 31 Desember 2014 yang mencapai Rp900,74 juta dengan rincian sebagai berikut:
Total fines last year for the period ended 31 December 2014 stood at IDR900.74 million which can be viewed as following:
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Penjaminan Simpanan
Deposit Insurance
Tabel 11. Pengenaan Denda Keterlambatan Pembayaran Premi (Rp Juta) Table 11. Imposition of Penalty for Premium Late Payment (IDR Million) No
1
2
3
4
Keterangan
Nominal
Description
Nominal
Outstanding Denda per 31 Desember 2013
1.072,70
Outstanding penalty as per 31 December 2014 Denda pada tahun 2014
68,14
Penalty in 2014 Pembayaran Denda pada Tahun 2014
240,10
Penalty payment in 2014 Outstanding Denda per 31 Desember 2014
900,74
Outstanding penalty as per 31 December 2014
Penerimaan Kontribusi
Income from Contribution
Berdasarkan UU LPS Pasal 9 poin b, bank wajib membayar kontribusi kepesertaan sebesar 0,1% (seperseribu) dari modal sendiri (ekuitas) bank. Berikut adalah data penerimaan kontribusi kepesertaan dari bank selama 2014:
Based on the Article 9 item b of the Law on IDIC, a bank is obliged to pay 0.1% contribution of membership as from the bank equity. The following is the data on income from bank membership contribution in 2014:
Tabel 12. Penerimaan Kontribusi Kepesertaan Bank (Rp Juta) Table 12. Income from Contribution of Bank Membership (IDR Million)
No
1
2
Uraian
Semester I Tahun 2014
Semester II Tahun 2014
Description
1st Semester in 2014
2nd Semester in 2014
-
-
-
48,00
14,00
62,00
Bank Umum Commercial Bank BPR/BPRS Rural Bank
TOTAL
Pemantauan Kewajiban Bank Dalam Monitoring of Bank Liability on Announcing Mengumumkan Tingkat Bunga Penjaminan the IDIC Rate and Maximum Value of dan Maksimum Nilai Simpanan Yang Insured Deposit Dijamin oleh LPS Bank wajib menempatkan bukti kepesertaan atau salinannya di dalam kantor bank atau tempat lainnya, sehingga mudah diketahui oleh masyarakat. Hal itu mengacu kepada Peraturan LPS No. 2 Tahun 2010 tentang Program Penjaminan Simpanan Pasal 3 huruf f dan huruf g.
Bank is obliged to put its membership or the copy at the bank office or other places which can be easily seen by public. This refers to the IDIC Regulation No. 2/2010 on the Deposit Insurance Program stipulated by Article 3, points f and g.
Bank juga wajib mengumumkan tingkat bunga penjaminan LPS dan nilai maksimum penjaminan agar diketahui oleh nasabah penyimpan.
The bank is also obliged to inform the IDIC rate and maximum insurance value to the depositors.
Pada 2014, LPS telah melakukan pemantauan terhadap kepatuhan bank atas kewajiban sebagaimana tersebut di atas dengan hasil pemantauan adalah sebagai berikut:
In 2014, IDIC had monitored the bank compliance with the aforementioned obligation and the results can be viewed as follow:
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
71
Penjaminan Simpanan Deposit Insurance
Tabel 13. Hasil Pemantauan Kepatuhan Bank Table 13. Monitoring Result of Bank Compliance
No
Uraian
Kantor yang Dikunjungi
Patuh
Tingkat Kepatuhan
Description
Visited Office
Comply
Compliance Level
57
48
84,21%
444
363
81,76%
501
411
82,04%
Bank Umum
1
Commercial Bank BPR/BPRS
2
Rural Bank TOTAL
Sosialisasi Program Penjaminan
Socialization of Insurance Program
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai program penjaminan, LPS pun terus mengadakan sosialisasi kepada bank. Sepanjang 2014, LPS telah melakukan sosialisasi program penjaminan di 7 kota yang diikuti oleh 391 bank dengan rincian sebagai berikut:
To improve the understanding on insurance program, IDIC continues the socialization to the banks. In 2014, IDIC had conducted socialization of the insurance program in 7 cities participated by 391 banks as seen below:
Tabel 14. Sosialisasi Program Penjaminan Kepada Bank Table 14. Socialization of Insurance Program to The Banks
Kota
No
72
City
1
Purwokerto
2
Bandung
3
Palembang
4
Jember
5
Batam
6
Tegal
7
Tanggal
Solo
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Peserta
Date
Member
11 Pebruari 2014
45 Bank Umum + 25 BPR/BPRS
11 February 2014
45 Commercial Banks + 25 Rural Banks
25 Pebruari 2014
105 BPR/BPRS
25 Februrary 2014
105 Rural Banks
25 Maret 2014
22 BPR/BPRS
25 March 2014
22 Rural Banks
10 Juni 2014
54 BPR/BPRS
10 June 2014
54 Rural Banks
17 Juni 2014
41 BPR/BPRS
17 June 2014
41 Rural Banks
18 Agustus 2014
18 BPR/BPRS
18 August 2014
18 Rural Banks
07 Oktober 2014
81 BPR/BPRS
07 October 2014
81 Rural Banks
Penjaminan Simpanan Deposit Insurance
Ringkasan Eksekutif Executive Summary
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
73
Resolusi Bank Bank Resolution
74
LPS didirikan untuk menjamin simpanan nasabah perbankan. Hal itu dilakukan agar nasabah merasa aman dan nyaman dalam menyimpan dana di perbankan, baik itu bank konvensional maupun bank berprinsip syariah.
IDIC was established to insure the depositor’s deposit. It aims to make the customers safe and comfortable to deposit their fund at bank, both conventional and sharia-based banks.
Menjamin simpanan nasabah tidak sekedar membayar uang nasabah atas penutupan bank gagal, tetapi ada proses lainnya yang harus dilakukan yaitu menentukan suatu bank yang tidak berdampak sistemik untuk diselamatkan atau tidak diselamatkan berdasarkan hasil analisis resolusi.
Providing insurance to depositor does not merely paying claim when closing a failed bank. However, there are other proceses to run as IDIC should determine whether to rescue or not the bank with no systemic impact based on the result of resolution analysis.
Dalam melakukan proses analisis resolusi bank ini, LPS berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna mendapatkan data atau informasi secara periodik tentang bank dalam status pengawasan khusus (DPK), antara lain berupa profil (data pokok) bank, perkembangan kondisi usaha atau keuangan bank, rincian permasalahan yang dihadapi bank, serta langkah-langkah yang telah dan akan ditempuh oleh OJK atau bank dalam penyehatan bank DPK.
In conducting analysis process of bank resolution, IDIC coordinates with the Indonesia Financial Service Authority (IFSA) in a bid to get periodic data or information on bank under special surveillance (USS). The data consist of profile or main data of a bank, business and financial condition, list of bank challenges, and the measures that have been and will be taken by IFSA or bank in the attempt to restructure USS bank.
Sementara itu, untuk mendapatkan gambaran kondisi terkini bank DPK, LPS dan OJK dapat melakukan pemeriksaan bersama terhadap bank DPK yang diindikasikan kuat mengarah menjadi bank gagal.
Meanwhile, to get a preview on current condition of USS bank status, IDIC and IFSA could conduct joint examination (due diligence) to the USS bank with strong indication of bank failure.
Apabila OJK menetapkan bank DPK tersebut sebagai bank yang tidak dapat disehatkan atau bank gagal, hasil pemeriksaan bersama tersebut akan ditindaklanjuti dengan tahap analisis resolusi bank yang terdiri atas perhitungan perkiraan biaya menyelamatkan bank dibandingkan dengan biaya tidak menyelamatkan bank gagal dan penilaian prospek usaha.
If IFSA declares that a USS bank could not be structured, the due diligence results will be followed up by bank resolution analysis, consist of comparing the calculation of cost assumption between rescuing or not rescuing a bank and the assessment of business prospect.
Sepanjang 2014, LPS melakukan pemeriksaan bersama terhadap beberapa bank DPK yang seluruhnya adalah Bank Perkreditan Rakyat/Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPR/ BPRS).
In 2014, IDIC conducted due diligence to several USS banks and all of them were rural banks/sharia-based rural banks.
Setelah dilakukan pemeriksaan bersama terhadap sejumlah bank DPK tersebut, OJK menetapkan 4 bank sebagai bank yang tidak dapat disehatkan atau bank gagal.
After conducting due diligence on those USS rural banks, IFSA declared that 4 banks were deemed as failed banks.
Selama 2014, LPS telah melakukan penyelesaian atas 6 bank gagal yang tidak berdampak sistemik yang seluruhnya adalah BPR. (Lihat tabel 14)
In 2014, IDIC had resolved 6 failed banks with no systemic impact and all of them were rural banks (See Table 14).
Rapat Dewan Komisioner (RDK) LPS kemudian memutuskan untuk tidak menyelamatkan keenam bank gagal tersebut dan meminta kepada OJK untuk mencabut izin usahanya.
The IDIC Meeting of Board of Commissioners (MBC) then decided not to save the 6 failed banks and called the IFSA to revoke their business licenses.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Resolusi Bank
Bank Resolution
Tabel 15. Penyelesaian Bank Gagal yang Tidak Berdampak Sistemik pada 2014 Table 15. Resolution of Failed Bank With No System Impact in 2014
No 1
Nama Bank
Wilayah
Name of Bank
Region
PT BPR Vox Modern Danamitra
Tangerang, Banten
2
PT BPR Lumasindo Perkasa Putra
Tangerang, Banten
3
PT BPR Tugu Kencana
Sukoharjo, Jawa Tengah (Central Java)
4
PT BPR Arthasraya Sejahtera
Bekasi, Jawa barat (West Java)
5
PT BPR Bungo Mandiri
Muara Bungo, Jambi
6
PT BPR Koperasi Jawa Barat
Bandung, Jawa Barat (West Java)
Keterangan: Sebanyak 2 bank di antaranya dilakukan pemeriksaan pada 2013 Notes: 2 banks had been examined in 2013
Secara akumulasi, sejak 22 September 2005 sampai dengan 31 Desember 2014, LPS telah melakukan penanganan terhadap 1 bank gagal berdampak sistemik dan penyelesaian terhadap 62 bank gagal tidak berdampak sistemik.
Accumulatively, IDIC had handled one failed bank with systemic impact and resolved 62 failed banks with no systemic impact from 22 September 2005 to 31 December 2014.
Pada grafik berikut ini dapat dilihat akumulasi perkembangan atas penyelesaian bank gagal yang tidak berdampak sistemik hingga 2014 berdasarkan jumlah bank dan total aset.
On the following chart, it can be seen the accumulation of progress and resolution of failed bank with no systemic impact up to 2014 based on the number of bank and their total assets.
Grafik 05. Perkembangan atas Penyelesaian Bank Gagal yang Tidak Berdampak Sistemik berdasarkan Jumlah Bank dan Total Aset dari 2006 sampai dengan 2014 Chart 05. Progress and Resolution of Failed Bank With No Systemic Impact based on the Number of Bank and their Total Assets from 2006 to 2014
6
10 9
6
6
6
5 4
1
Total Aset Total Assets (Rp miilion)
Jumlah Bank Number of Bank
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
75
Resolusi Bank Bank Resolution NAD NAD Kalimantan Utara North Kalimantan
Sumatera Utara North Sumatera Kep. Riau Riau Islands Riau Riau
Sumatera Barat West Sumatera
Kalimantan Timur East Kalimantan
Kalimantan Barat West Kalimantan
Jambi Jambi
Bengkulu Bengkulu
Kalimantan Tengah Central Kalimantan
Kep. Bangka Belitung Bangka Belitung Islands
Sumatera Selatan South Sumatera
Kalimantan Selatan South Kalimantan
Lampung Lampung
Banten Banten
DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Barat West Java
Jawa Tengah Central Java DI Yogyakarta DI Yogyakarta
Jawa Timur East Java
Bali Bali
SEBARAN BANK GAGAL DISTRIBUTION OF FAILED BANK
Nusa Tenggara Barat West Nusa Tenggara
2006
2007
2008
2009
2010
JAWA BARAT WEST JAVA
JAWA BARAT WEST JAVA
JAWA BARAT WEST JAVA
LAMPUNG LAMPUNG
SUMATERA BARAT WEST SUMATERA
JAWA TENGAH CENTRAL JAVA
JAWA BARAT WEST JAVA
SULAWESI SELATAN SOUTH SULAWESI
DKI JAKARTA DKI JAKARTA
PT BPR Samadhana PD BPR Gununghalu PD BPR Cimahi PT BPR Mitra Banjaran
JAWA TENGAH CENTRAL JAVA
PT BPR Mranggen Mitraniaga
PT BPR Era Aneka Rezeki PT BPR Bekasi Istana Arta PT BPR Bangunkarsa Arthasejahtera PD BPR Bungbulang
JAWA TENGAH CENTRAL JAVA
PT BPR Anugrah Arta Niaga
DI YOGYAKARTA DI YOGYAKARTA
PT BPR Tripillar Arthajaya
PT BPR Citraloka Dana Mandiri
PT BPR Kencana Artha Mandiri PT BPR Sumber Hiobaja
PT BPR Handayani Cipta Sehati
DKI JAKARTA DKI JAKARTA PT Bank Century (diselamatkan/rescued)
PT BPR Tripanca Setiadana
PT BPRS Babussalam PT BPR Margot Artha Utama
PT BPR Junjung Sirih PT BPR Salido Empati PT BPR Samudra Air Tawar
LAMPUNG LAMPUNG
PT BPR Musajaya Arthadana
PT Bank IFI
BALI BALI
PT BPR Sri Utama PT BPR Satya Adhi Perdana
JAWA BARAT WEST JAVA
PT BPR Cimahi Tengah PD BPR LPK Cipeundeuy PT BPR Darbeni Mitra
SULAWESI SELATAN SOUTH SULAWESI
PT BPR Handayani Cipta Sejahtera
76
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Resolusi Bank
Bank Resolution
Gorontalo Gorontalo
Sulawesi Utara North Sulawesi
Maluku Utara North Maluku
Sulawesi Tengah Central Sulawesi
Papua Barat West Papua
Sulawesi Barat West Sulawesi Maluku Maluku
Papua Papua
Sulawesi Tenggara Southeast Sulawesi Sulawesi Selatan South Sulawesi
Nusa Tenggara Timur East Nusa Tenggara
2011
2012
2013
2014
SUMATERA BARAT WEST SUMATERA
SUMATERA BARAT WEST SUMATERA
SUMATERA BARAT WEST SUMATERA
JAMBI JAMBI
PT BPR Dharma Bhakti Smadang PT BPR Salimpaung Sepakat PT BPR Artha Nagari Madani
BANTEN BANTEN
BPR LPN Mudik Air
PT BPR Cahaya Nagari PT BPR Berok Gunung Pangilun PT BPR Mitra Danagung
PT BPR Bungo Mandiri
BANTEN BANTEN
PT BPR Lumasindo Perkasa Putra PT BPR Vox Modern Danamitra
BANTEN BANTEN
PT BPR Indomitra Mandiri Ciputat
PT BPR Cakra Dharma Artamandiri
JAWA BARAT WEST JAVA
JAWA BARAT WEST JAVA
PD BPR LPK Talegong PD BPR LPK Bojongpicung PD BPR LPK Samarang PT BPR Pundi Artha Sejahtera PD BPR LPK Pabuaran PT BPR Naratama Bersada PT BPR Sadayana Artha PT BPRS Syarif Hidayatullah PD BPR LPK Sukamandi
PT BPR Kujang Artha Sembada PT BPR Cinere Artha Raya PT BPR Mutiara Artha Pratama
JAWA TIMUR EAST JAVA
PT BPR Sukowati Jaya
DKI JAKARTA DKI JAKARTA
JAWA BARAT WEST JAVA
PT BPR Arthasraya Sejahtera PT BPR Koperasi Jawa Barat
JAWA TENGAH CENTRAL JAVA
PT BPR Tugu Kencana
PT BPR Kapital Metropolitan
JAWA TENGAH CENTRAL JAVA
PT BPR Iswara Artha
SULAWESI TENGGARA SOUTHEAST SULAWESI
PT BPR Mustika Utama Raha Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
77
Resolusi Bank Bank Resolution
Pemeriksaan Bank
Bank Examination
Belajar dari pengalaman (lesson learn) penanganan bank gagal yang diselamatkan, yakni PT Bank Mutiara Tbk., (d/h Bank Century) pada 2008, LPS harus terlibat lebih awal dalam proses pemeriksaan bank yang kondisi keuangannya memburuk.
The rescue of a failed bank as it happened to PT. Bank Mutiara, Tbk. (formerly Bank Century) in 2008 gives a lesson learned. IDIC should be involved earlier in the assessment process of a bank with worsening financial condition.
Pemeriksaan bank perlu dilakukan agar jika terjadi bank gagal LPS memiliki data yang akurat dan terkini sebelum mengambil keputusan untuk menyelamatkan atau tidak menyelamatkan bank gagal (early intervention).
Bank examination should be carried out so that IDIC has accurate and updated data of a failed bank before deciding whether rescue or not rescue the failed bank (early intervention).
Pasal 42 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU OJK) menyebutkan bahwa LPS diberi kewenangan untuk melakukan pemeriksaan bank dalam rangka menjalankan fungsi, tugas, dan wewenangnya.
78
Article 42 of the Law No. 21/2011 on the Indonesia Financial Services Authority (IFSA) stated that IDIC has been given an authority to conduct bank examination in order to perform its function, duty, and authority.
Sesuai UU OJK, ruang lingkup kewenangan yang dapat dilakukan LPS adalah melakukan pemeriksaan perhitungan premi, posisi simpanan bank, tingkat bunga, kualitas aset termasuk didalamnya kredit macet dan tercatat, faktor-faktor yang menyebabkan bank bermasalah, dan tindak pidana di bidang perbankan.
According to the IFSA Law, IDIC scope of authorities include the examination of: premium calculation, bank deposit position, interest rate, asset quality including non-performing and recorded loan, factors causing trouble bank, and banking criminal acts.
Kewenangan yang diberikan kepada LPS tersebut pada gilirannya dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas fungsi penjaminan dan resolusi terhadap bank gagal.
The authorities given to IDIC could serve as a tool to improve the quality of insurance and resolution functions on failed bank.
Kegiatan pemeriksaan bank yang dilakukan oleh LPS juga mengacu kepada Nota Kesepahaman LPS dengan OJK pada 18 Juli 2014 tentang Koordinasi dan Kerja sama Dalam Rangka Keterkaitan Pelaksanaan Fungsi dan Tugas OJK dengan LPS.
Bank examination performed by IDIC is also refering to the Memorandum of Understanding between IDIC and IFSA on 18 July 2014 about the Coordination and Cooperation between IFSA and IDIC related to Implementation of IFSA Functions and Duties.
Guna menjalankan kegiatan pemeriksaan bank, LPS membentuk unit kerja Bank Examiner (BEX). Pembentukan unit kerja ini seperti yang dilakukan oleh institusi penjamin simpanan negara lain.
To undergo the bank examination activity, IDIC established Bank Examiner (BEX) unit. The establishment of the unit is similar with deposit insurance institution in other countries.
Untuk menunjang pelaksanaan pemeriksaan bank, LPS melakukan penyusunan peraturan dan peningkatan kompetensi. Adapun, kegiatan penyusunan peraturan yang dilakukan di antaranya adalah Peraturan LPS tentang Pemeriksaan Bank, Peraturan Dewan Komisioner tentang Tata Cara Pemeriksaan Terhadap Bank, dan Peraturan Kepala Eksekutif tentang SOP Pemeriksaan Bank.
To improve bank examination implementation, IDIC drafted regulation and competence enhancement. The regulation drafted as mentioned above are on Bank Examination, the Board of Commissioners Regulation on the Bank Examination Procedure, and Chief Executive Regulation on the Bank Examination SOP.
Selain itu, guna meningkatkan kompetensi telah dilakukan pelatihan pemeriksaan bank dengan melibatkan Tim Pengawas Bank OJK dan technical assistance dari lembaga penjamin simpanan Amerika Serikat (FDIC).
Besides, IDIC has provided training on bank examination to improve competence by involving the IFSA Bank Supervisory Team and technical assistance from Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC).
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Resolusi Bank
Bank Resolution
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa LPS telah diberikan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan bank sesuai fungsi dan tugasnya dalam penjaminan simpanan dan resolusi bank.
From the aforementioned explanation, it can be concluded that IDIC has been authorized to perform bank examination based on its function and duties in deposit insurance and bank resolution.
Pemeriksaan terhadap bank bermasalah merupakan bentuk early intervention untuk mengetahui secara lebih dini root problem bank.
Examination of a problem bank is an early intervention to detect the bank root problem.
Early Intervention ini merupakan langkah awal bagi LPS untuk menunjukkan pentingnya sebuah lembaga penjamin simpanan yang berfungsi sebagai Loss Minimizer, sesuai dengan Core Principle 15-IADI: The deposit insurer should be part of a framework within the financial system safety net that provides for the early detection and timely intervention and resolution of troubled banks. The determination and recognition of when a bank is or is expected to be in serious financial difficulty should be made early, and on the basis of well-defined criteria, by safety-net participants with the operational independence and power to act.
The early intervention is the initial step for IDIC to show the importance of a deposit insurer whose functioned as a Loss Minimizer based on the Core Principle 15-IADI:
Likuidasi Bank
Bank Liquidation
Terhadap bank gagal yang dicabut izin usahanya oleh OJK, LPS membentuk Tim Likuidasi dalam rangka pelaksanaan likuidasi bank tersebut.
For the failed bank with license revoked by IFSA, IDIC established a Liquidation Team to liquidate the bank.
Selama 2014, LPS melakukan likuidasi terhadap 6 bank, sehingga jumlah bank dilikuidasi sejak LPS beroperasi 2005 hingga 2014 berjumlah 62 bank (1 bank umum dan 61 BPR). Jumlah bank yang telah berakhir pelaksanaan likuidasinya sampai dengan 31 Desember 2014 adalah 45 bank, 4 bank diantaranya diselesaikan 2014.
In 2014, IDIC liquidated 6 banks, so aggregately the total number of banks under liquidation (2005-2014) were 62 banks (1 commercial bank and 61 rural banks). The number of completely liquidated banks as of 31 December 2014 was 45 banks (4 of them were completed in 2014).
The deposit insurer should be part of a framework within the financial system safety net that provides for the early detection and timely intervention and resolution of troubled banks. The determination and recognition of when a bank is or is expected to be in serious financial difficulty should be made early, and on the basis of well-defined criteria, by safety-net participants with the operational independence and power to act.
Tabel 16. Daftar Bank yang Telah Selesai Dilikuidasi pada 2014 Table 16. List of Banks with Completed Liquidation in 2014
No
Bank Dalam Likuidasi
Wilayah
Tanggal Selesai Likuidasi
Liquidated Bank
Region
Date of Completed Liquidation
1
BPR LPN Mudik Air, Sawahlunto
2
PT BPR Salimpaung Sepakat (DL), Tanah Datar
3
PT BPR Naratama Bersada (DL), Bekasi
4
PT BPR Sukowati Jaya (DL), Sragen
Tingkat pengembalian pembayaran klaim penjaminan dari hasil pencairan aset dan/atau penagihan piutang (claim recovery rate) terhadap 4 bank tersebut di atas, mencapai 35,94%-100%. (lihat tabel 17).
Sumatera Barat West Sumatera Sumatera Barat West Sumatera Jawa Barat West Java Jawa Tengah Central Java
30 April 2014
29 September 2014
29 September 2014
29 September 2014
The claim recovery rate from asset liquidation and/or account receivables collection of 4 banks stated above stood around 35.94%– 100% (See Table 17).
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
79
Resolusi Bank Bank Resolution
Tabel 17. Claim Recovery Rate Bank yang Selesai Dilikuidasi pada 2014 Tabel 17. Bank Claim Recovery Rate after Liquidation Completion in 2014
Bank Dalam Likuidasi
Klaim Penjaminan (Rp)
Pengembalian Klaim ke LPS (Rp)
Sisa Kewajiban Klaim ke LPS (Rp)
Recovery rate (%)
Liquidated Bank
Insurance Claim (IDR)
Claim Recovery to IDIC (IDR)
Remaining Liability Claim to IDIC (IDR)
Recovery rate (%)
No
1
BPR LPN Mudik Air, Sawahlunto
3.032.924.713
1.090.014.724
1.942.909.989
35,94%
2
PT BPR Salimpaung Sepakat (DL), Tanah Datar
4.345.116.237
1.680.000.000
2.665.116.237
38,66%
3
PT BPR Naratama Bersada (DL), Bekasi
2.917.858.737
2.917.858.737
-
4
PT BPR Sukowati Jaya, Sragen
6.308.044.034
2.545.547.157
3.762.496.877
40,35%
16.603.943.721
8.233.420.618
8.370.523.103
49,59%
TOTAL
Jumlah bank yang masih dalam proses likuidasi hingga 31 Desember 2014 sebanyak 17 bank, yang terdiri 1 bank umum dan 16 BPR (Tabel 18).
100%
The number of banks under the liquidation process up to 31 December 2014, was 17 banks, consisting one commercial bank and 16 rural banks (See Table 18).
Tabel 18. Daftar Bank Dalam Proses Likuidasi per 31 Desember 2014 Table 18. List of Banks under Liquidation Process up to 31 December 2014
No
Wilayah
Jangka Waktu Likuidasi (Sejak Pembentukan Tim Likuidasi)
Name of Liquidated Bank
Region
Period of Liquidation (since Establishment of Liquidation Team )
1
PT Bank IFI (DL), Jakarta
2
PT BPR Dharma Bhakti SMAdang, Padang
Jakarta
5 tahun 8 bulan (sejak 1 Mei 2009)
Jakarta
5 years 8 months (since 1 May 2009)
Sumatera Barat
3 tahun 4 bulan (sejak 19 Agustus 2011)
West Sumatera
3 years 4 months (since 19 August 2011)
3
PT BPR Artha Nagari Madani, Padang
Sumatera Barat
3 tahun (sejak 15 Desember 2011)
West Sumatera
3 years (since 15 December 2011)
4
PT BPR Berok Gunung Pangilun, Padang
Sumatera Barat
1 tahun 8 bulan (sejak 8 April 2013)
West Sumatera
1 year 8 months (since 8 April 2013)
PT BPR Kapital Metropolitan, Jakarta
Jakarta
1 tahun 8 bulan (sejak 30 April 2013)
5
Jakarta
1 year 8 months (since 30 April 2013)
Sumatera Barat
1 tahun 3 bulan (sejak 13 September 2013)
West Sumatera
1 year 3 months (since 13 September 2013)
Jawa Barat
1 tahun 1 bulan (sejak 7 Nopember 2013)
West Java
1 year 1 month (since 7 November 2013)
6
7
80
Nama Bank Dalam Likuidasi
PT BPR Mitra Danagung, Padang
PT BPR Cinere Artha Raya, Depok
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Resolusi Bank
Bank Resolution
No
Nama Bank Dalam Likuidasi
Wilayah
Jangka Waktu Likuidasi (Sejak Pembentukan Tim Likuidasi)
Name of Liquidated Bank
Region
Period of Liquidation (since Establishment of Liquidation Team )
Jawa barat
1 tahun 1 bulan (sejak 19 Nopember 2013)
West Java
1 year 1 month (since 19 November 2013)
Banten
1 tahun 1 bulan (sejak 27 Nopember 2013)
Banten
1 year 1 month (since 27 November 2013)
PT BPR Cahaya Nagari, Sawahlunto
Sumatera Barat
1 tahun (sejak 9 Desember 2013)
West Sumatera
1 year (since 9 December 2013)
11
PT BPR Mutiara Artha Pratama, Bandung
Jawa Barat
1 tahun (sejak 24 Desember 2013)
West Java
1 year (since 24 December 2013)
12
PT BPR Vox Modern Danamitra, Tangerang
Banten
10 bulan (sejak 11 Februari 2014)
Banten
10 months (since 11 February 2014)
13
PT BPR Lumasindo Perkasa Putra, Tangerang
Banten
10 bulan (sejak 17 Februari 2014)
Banten
10 months (since 17 February 2014)
14
PT BPR Tugu Kencana, Sukoharjo
Jawa Tengah
8 bulan (sejak 21 April 2014)
Central Java
8 months (since 21 April 2014)
15
PT BPR Arthsraya Sejahtera, Bekasi
Jawa Barat
7 bulan (sejak 12 Mei 2014)
West Java
7 months (since 12 May 2014)
16
PT BPR Bungo Mandiri, Bungo
Jambi
1 bulan (sejak 11 Desember 2014)
Jambi
1 month (since 11 December 2014)
17
PT BPR Koperasi Jawa Barat, Bandung
Jawa Barat
(sejak 2 Januari 2015)
West Java
(since 2 January 2015)
8
9
10
PT BPR Kujang Artha Sembada, Bogor
PT Cakra Dharma Artha Mandiri, Cilegon
Penanganan Klaim
Claim Handling
A. Rekonsiliasi dan Verifikasi (Rekonver)
A. Reconciliation and Verification (Reconver)
Setelah bank dicabut izin usahanya, LPS menjalankan proses rekonsiliasi dan verifikasi (rekonver) terhadap simpanan nasabah.
Following the license revocation, IDIC conducts the process of reconver to the customer’s deposit.
Proses rekonsiliasi dan verifikasi dilakukan berdasarkan data bank per tanggal pencabutan izin usaha untuk menentukan simpanan layak dibayar dan simpanan tidak layak dibayar. Penentuan status seluruh simpanan paling lama 90 hari kerja sejak tanggal bank dicabut izin usahanya.
The reconver process is based on the bank’s data of per date of license revocation to determine the eligible and ineligible deposit to be claimed. The status determination of entire deposits shall be no later than 90 work days since the date of license revocation.
Sepanjang 2014, LPS melakukan rekonver terhadap 10 bank yang sudah dicabut izin usahanya yaitu 5 bank dari 6 bank yang dicabut izin usaha pada 2014 dan 5 bank yang dicabut izin usaha pada 2013.
In 2014, IDIC reconvered 10 banks with revoked license, where 5 of them were revoked in 2014 and the rest were revoked in 2013.
Dari 10 bank tersebut terdapat satu bank yaitu PT BPR Bungo Mandiri (DL) yang belum selesai proses rekonvernya sampai dengan 31 Desember 2014. Terhadap satu bank yang dicabut izin usahanya pada 29 Desember 2014, yaitu PT BPR Koperasi Jawa Barat (DL), proses rekonver akan dilakukan pada 2015.
One of the 10 banks, PT BPR Bungo Mandiri, is still under reconver process as of 31 December 2014. Meanwhile, the reconver of PT BPR Koperasi Jawa Barat, which its license revoked on 29 December 2014, will be processed in 2015.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
81
Resolusi Bank Bank Resolution
Tabel 19. Bank yang Dicabut Izin Usaha, Rekonver, dan Klaim Penjaminan Sudah Dibayar Table 19. Bank with License Revocation, Reconciliation and Verification, and Paid Insurance Claim Uraian
Description
Bank yang dicabut izin usaha
Bank with license revocation
Pelaksanaan rekonver bank yang dicabut izin usaha
Reconciliation and verification implementation of bank with revocation of business license
• Bank yang di-rekonver
• Reconciled and verified bank
• Bank yang belum direkonver*
• Not reconciled and verified bank *
2006 – 2013
2014
Total
56
6
62
51
10
61
-
1
1
* Bank dicabut izin usahanya pada 29 Desember 2014, proses rekonver mulai Januari 2015. * The bank license was revoked on 29 December 29, 2014, and the rekonver process started in 2015
Dari simpanan pada 10 bank yang dilakukan proses rekonver dengan nilai nominal sebesar Rp61,90 miliar (12.911 rekening), sebanyak 10.851 rekening dengan nilai Rp53,92 miliar ditetapkan sebagai simpanan layak dibayar dan sebanyak 2.060 rekening dengan nilai Rp7,98 miliar ditetapkan sebagai simpanan tidak layak bayar. Berikut adalah rincian hasil rekonver pada 2014.
From the total deposit of the 10 reconvered banks amounting IDR61.90 billion (12,911 accounts), 10,851 accounts valued at IDR53,92 billion were declared as the eligible deposit and 2,060 accounts valued at IDR7.98 billion declared as the ineligible deposit. The details of reconver result in 2014 is set as below.
Tabel 20. Rekapitulasi Hasil Rekonsiliasi dan Verifikasi 2014 Table 20. Recapitulation of the Reconciliation and Verification Result in 2014
Nama Bank Yang Dicabut Izin Usaha
Tanggal CIU
Tahapan Rekonver
No Name of Bank with Licenses Revocation
Date of License Revocation
Stages of Reconver
Total Populasi Rekonver
Simpanan Layak Bayar (SLB)
Simpanan Tidak Layak Bayar (STLB)
Total of Reconciliation and Verification Population
Eligible Payable Deposit (SLB)
Ineligible Payable Deposit (STLB)
Jumlah Rekening
Netto (Rp Juta)
Number of Accounts
Net (IDR Million)
% Number of Accounts
Net (IDR Million)
Netto (Rp Juta)
Jumlah Rekening %
Number of Account
%
Net (IDR Million)
%
1.
PT BPR Cinere Artha Raya (DL)
06/11/2013
2
234
1.534
161
69%
1.522
99%
73
31%
12
1%
2.
PT BPR Kujang Artha Sembada (DL)
14/11/2013
2
2.440
12.886
999
41%
12.116
94%
1.441
59%
770
6%
3.
PT BPR Cakra Dharma Artamandiri (DL)
20/11/2013
2
13
2.374
10
77%
2.019
85%
3
23%
355
15%
4.
PT BPR Mutiara Artha Pratama (DL)
23/12/2013
2
195
9.740
188
96%
9.740
100%
7
4%
0
0%
5
PT BPR Cahaya Nagari (DL)
06/12/2013
1&2
4.876
6.330
4.864
99,75%
6.228
98,39%
12
0,25%
102
1,61%
6.
PT BPR Vox Modern Danamitra (DL)
29/01/2014
1&2
304
12.532
271
89%
12.514
99.9%
33
11%
18
0.1%
7.
PT BPR Lumasindo Perkasa Putra (DL)
07/02/2014
1&2
1.229
4.533
1.054
86%
4.517
99.9%
175
14%
16
0.1%
8.
PT BPR Tugu Kencana (DL)
16/04/2014
1&2
1.058
8.821
954
90%
2.757
31%
104
10%
6.064
69%
9.
PT BPR Arthasraya Sejahtera (DL)
07/05/2014
1&2
202
1.664
163
81%
1.063
64%
39
19%
601
36%
10.
PT BPR Bungo Mandiri (DL)
08/12/2014
1
2.360
1.490
2.187
93%
1.445
97%
173
7%
45
3%
11.
PT BPR Koperasi Jawa Barat (DL)
29/12/2014
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12.911
61.904
10.851
84%
53.921
87%
2.060
16%
7.983
13%
Total Sumber: LPS / Source: LPS
82
Netto (Rp Juta)
Jumlah Rekening
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Resolusi Bank
Bank Resolution
Dari 2.060 rekening simpanan tidak layak bayar, sebanyak 1.980 rekening disebabkan nasabah memiliki kredit macet, 23 rekening karena nasabah memperoleh suku bunga simpanan lebih besar dari suku bunga penjaminan LPS, dan 57 rekening tidak ditemukan adanya aliran dana masuk yang menunjukkan keberadaan simpanan tersebut. Berikut rincian penyebab simpanan tidak layak dibayar.
From 2,060 ineligible deposit accounts, 1,980 of them were due to having non-performing loan, 23 accounts due to exceeding the IDIC rate, and 57 accounts due to no cash inflow that proved the deposit existence. The following table describes the factors causing ineligibility of the deposit.
Tabel 21. Rincian Penyebab Simpanan Tidak Layak Dibayar pada 2014 Table 21. Details of Factors Causing Deposit Ineligible to be paid in 2014
Penyebab Simpanan Tidak Layak Bayar Factors Causing Deposit Ineligible to be paid in
Nama Bank Yang Dicabut Izin Usaha
No. Name of Bank with Licenses Revocation
Terkait Kredit Macet
Suku Bunga Simpanan > Suku Bunga Penjaminan LPS
Related to non-performing loan
Deposit Interest Rate > IDIC Insurance Rate
Jumlah Rekening %
Neto (Rp Juta)
%
Net (IDR Million)
Number of Accounts
Number of Accounts
%
No Cash Inflow Jumlah Rekening
Netto (Rp Juta)
Jumlah Rekening
Tidak Ada Aliran Dana Masuk
% Net (IDR Million)
Number of Accounts
Netto (Rp Juta) %
Net (IDR Million)
%
1.
PT BPR Cinere Artha Raya (DL)
62
85%
9
75%
0
0%
0
0%
11
15%
3
25%
2.
PT BPR Kujang Artha Sembada (DL)
1.436
100%
132
17%
5
0%
638
83%
0
0%
0
0%
3.
PT BPR Cakra Dharma Artamandiri(DL)
0
0%
0
0%
3
100%
355
100%
0
0%
0
0%
4.
PT BPR Mutiara Artha Pratama (DL)
7
100%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
5
PT BPR Cahaya Nagari (DL)
11
92%
2
2%
1
8%
100
98%
0
0%
0
0%
6.
PT BPR Vox Modern Danamitra (DL)
39
100%
20
101%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
7.
PT BPR Lumasindo Perkasa Putra (DL)
179
100%
16
103%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
8.
PT BPR Tugu Kencana (DL)
78
63%
20
0%
0
0%
0
0%
46
37%
6.055
100%
9.
PT BPR Arthasraya Sejahtera (DL)
27
66%
2
0%
14
34%
599
100%
0
0%
10.
PT BPR Bungo Mandiri (DL)*
173
100%
45
100%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
2.012
96%
247
3%
23
1%
1.692
21%
57
3%
6.058
76%
Total
0%
*) Masih dalam tenggat waktu penyelesaian kredit macet/berpotensi menjadi simpanan layak bayar. *) Still under the due date of non performing loan completion/potential to become eligible to be paid. Sumber: LPS / Source: LPS
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
83
Resolusi Bank Bank Resolution
Tabel 22. Klaim Penjaminan LPS pada 2014 Table 22. IDIC Insurance Claim in 2014
Nama Bank No.
Simpanan Layak Bayar
Klaim Penjaminan*
Deposit Eligible to be Paid
Insurance Claim *
Rekening
PT BPR Cinere Artha Raya (DL)
Netto (Rp Juta)
Rekening %
Name of Bank
1.
Netto (Rp Juta)
% Net (IDR Million)
Account
Net (IDR Million)
Account
510
2.002
498
98%
1.996
99,7%
2.
PT BPR Kujang artha Sembada (DL)
1.499
12.269
1.173
78%
10.309
84%
3.
PT BPR Cakra Dharma Artamandiri (DL)
326
4.748
182
56%
4.723
99,47%
4.
PT BPR Cahaya Nagari (DL)
4.866
6.227
4.803
99%
6.178
99,21%
5.
PT BPR Mutiara Artha Pratama (DL)
188
9.740
126
67%
9.732
99,9%
6.
PT BPR Vox Modern Danamitra (DL)
271
12.514
191
70%
11.909
95%
7.
PT BPR Lumasindo Perkasa Putra (DL)
1.054
4.517
412
39%
4.384
96%
8.
PT BPR Tugu Kencana (DL)
954
2.757
919
96%
2.755
99,90%
9.
PT BPR Arthasraya Sejahtera (DL)
163
1.063
149
91%
1.062
99,90%
10.
PT BPR Bungo Mandiri (DL)
2.187
1.445
2.187
100
1.445
100
11.
PT BPR Koperasi Jawa Barat (DL)* Total Simpanan Dijamin LPS
-
-
-
-
-
-
12.018
57.282
10.640
89%
54.493
95%
* Bank dicabut izin usahanya pada 29 Desember 2014, proses rekonver mulai Januari 2015. * Bank license was revoked on December 29, 2014, the reconver started in January 2015 Sumber: LPS / Source: LPS
84
Hasil Rekonver Kumulatif Sejak Tahun 2006 s.d 2014
Results of Cumulative Reconver from 2006 to 2014
Sejak 2006 hingga 2014, LPS telah melakukan rekonver terhadap simpanan pada 61 bank dari 62 bank yang dilikuidasi (satu bank masih akan direkonver 2015). Total simpanan yang direkonver sebanyak 115.387 rekening senilai Rp1, 268 triliun.
From 2006 to 2014, IDIC has reconvered the deposits of 61 out of 62 liquidated banks (one of the banks is still undergoing reconver process in 2015). The total of reconvered deposit was 115,387 accounts worth of IDR1.268 trillion.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 105.128 rekening (92%) senilai Rp997, 01 miliar (78%) merupakan simpanan layak dibayar dan sebanyak 10.259 rekening (8%) dengan nilai Rp271, 04 miliar (22%) merupakan simpanan tidak layak dibayar.
As from the figure, 105,128 accounts (92 %) worth of IDR997.01 billion (78 %) are eligible deposit. Meanwhile, the ineligible deposits are 10,259 accounts (8 %) worth IDR271.04 billion (22%).
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Resolusi Bank
Bank Resolution
Tabel 23. Perbandingan Hasil Rekonver Simpanan Bank Dicabut Izin Usaha Kumulatif pada 2013 & 2014 Table 23. Comparison of Reconver Results of the License-Revoked Bank’s Cumulative Deposits in 2013 & 2014
No.
1.
Uraian
s.d Tahun 2013
Selama Tahun 2014
s.d Tahun 2014
Description
Up to 2013
In 2014
Up to 2014
Layak Dibayar Deposit Eligible to be paid Rekening / Account Netto (Rp juta) / Net (IDR in million)
2.
94.224
92%
10.904
105.128
92%
938.403
78%
58.604
997.007
78%
8.249
8%
2.010
10.259
8%
266.711
22%
4.325
271.036
22%
102.473
100%
12.914
115.387
100%
1.205.114
100%
62.929
1.268.043
100%
Tidak Layak Dibayar Deposit ineligible to be paid Rekening / Account Netto (Rp juta) / Net (IDR in million)
3
Populasi Rekonver (1 + 2) Population of Rekonver (1 + 2) Rekening / Account Netto (Rp juta) / Net (IDR in million)
Sumber: LPS / Source: LPS
Tabel 24. Rekapitulasi Hasil Rekonver Berdasarkan Tahun Bank Dicabut Izin Usahanya Kumulatif Sejak 2006 – 2014 Table 24. Recapitulation of Renconver Cumulative Result based on Year of Bank License Revocation in 2006 – 2014
Tahun Bank Dicabut Izin Usahanya
Jumlah Bank
Total Nilai Simpanan
Simpanan Layak Bayar Sampai dengan Maksimum Penjaminan Setelah Set-off dengan Kewajiban
Simpanan Tidak Layak Bayar
Total Deposit
Deposit Eligible to be Paid with maximum limit of Insurance after Set-off with Liabilities
Deposit Ineligible to be Paid
Rek
Netto (Rp Juta)
Number of Bank
2006
6
5.143
50.478
4.525
2007
5
9.368
17.433
2008
4
4.783
122.131
Account
Net (IDR in Million)
Netto (Rp Juta)
Rek
Year of Bank License Revocation
%
%
Net (IDR in Million)
%
618
12%
10.635
21%
62%
2.397
26%
6.603
38%
75%
600
13%
30.259
25%
Net (IDR in Million)
%
88%
39.843
79%
6.971
74%
10.830
4.183
87%
91.872
Account
Netto (Rp Juta)
Rek
Account
2009
6
24.831
879.401
23.745
96%
678.340
77%
1.086
4%
201.061
23%
2010
10
15.140
28.900
14.110
93%
26.615
92%
1.030
7%
2.285
8%
2011
15
26.654
59.050
25.015
94%
51.096
87%
1.639
6%
7.954
13%
2012
1
2.174
3.042
2.155
99%
3.040
100%
19
1%
2
0%
2013
9
22.141
78.568
19.795
89%
73.075
93%
2.346
11%
5.493
7%
2014
6
5.153
29.040
4.629
90%
22.296
77%
524
10%
6.744
23%
62
115.387
1.268.043
105.128
91%
997.007
79%
10.259
9%
271.036
21%
Jumlah Bank Number of Bank
Sumber: LPS / Source: LPS
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
85
Resolusi Bank Bank Resolution
Tabel 25. Rincian Penyebab Simpanan Menjadi Tidak Layak Dibayar Kumulatif Sejak Tahun 2006 - 2014 Table 25. Details of Factors Causing Ineligible Payable Deposit Cumulatively in Detail 2006 - 2014
Uraian
Description
Tidak Tercatat / Tidak Ada Aliran Dana Masuk
Bunga Simpanan > Tingkat Bunga LPS
Memiliki Kredit Macet (Mengakibatkan Bank Tidak Sehat)
Jumlah
Unrecorded/No Cash Inflow
Deposit Interest > IDIC Interest Rate
Having Nonperforming Loan (Causing Insolvent Bank)
Total
Jumlah Total
Rekening
%
Jumlah
Jumlah
%
Total
Total
%
Jumlah Total
%
1.059
10%
2.426
24%
6.774
66%
10.259
100%
15.884
6%
225.408
83%
29.744
11%
271.036
100%
Account Netto (Rp juta) Net (IDR million)
Sumber: LPS / Source: LPS
86
Berdasarkan tabel di atas, faktor utama penyebab simpanan nasabah tidak layak dibayar adalah nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan bank tidak sehat antara lain memiliki kredit macet (66%).
Based on the table, the main factor causing customer’s deposit ineligible to be paid is the parties involved in triggering the bank insolvent for example by having non-performing loan (66%).
Sementara itu, total simpanan yang layak dibayar secara kumulatif sejak 2006--2014 sebanyak 105.128 rekening dengan nilai sebesar Rp997,01 miliar.
Meanwhile, the total accumulative of eligible deposit from 2006 - 2014 was 105,128 accounts valued at IDR997.01 billion.
Dari jumlah tersebut di atas, setelah diperhitungkan dengan batas maksimum penjaminan dan dilakukan set off dengan kewajiban nasabah penyimpan, maka klaim penjaminan yang harus dibayar oleh LPS menjadi sebesar Rp761,659 miliar (98.887 rekening). Berdasarkan hal tersebut, rasio klaim penjaminan menjadi 94% berdasarkan rekening dan 76% berdasarkan nominal.
From the amount above, after calculating the maximum insurance limit and set off with the depositor’s liabilities, IDIC should pay IDR761,659 billion (98,887 accounts). Based on the calculation, insurance claim ratio stood at 94% on the basis of account and 76% on the basis of amount.
Depositor Pay-Out Ratio Tabel di bawah ini menggambarkan proporsi nasabah yang simpanannya layak dibayar oleh LPS dibandingkan dengan seluruh rekening pada bank yang proses rekonvernya selesai pada 2014 (depositor pay-out ratio), yaitu secara keseluruhan sebesar 83%.
Depositor Pay-Out Ratio The table below describes the proportion of eligible depositors and all accomplished accounts of the bank (post reconver process in 2014 - depositor pay-out ratio) which was 83% in overall.
Sedangkan depositor pay-out ratio untuk seluruh bank yang dicabut izin usahanya sampai dengan 2014 dan proses rekonvernya telah selesai adalah sebesar 91%.
Meanwhile, the depositor pay-out ratio for all the banks with revoked license up to 2014 whose reconver process has been accomplished was 91%.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Resolusi Bank
Bank Resolution
Tabel 26. Depositor Pay-Out Ratio pada 2014 Table 26. Depositor Pay-Out Ratio in 2014
No.
Nama Bank CIU Tahun 2013 dan 2014 Yang Telah Selesai Proses Rekonvernya Pada Tahun 2014
Total Rekening Simpanan
Total Rekening Simpanan layak dibayar
Depositor Pay-out Ratio (DPR)
Name of Bank with revoked license in 2013 and 2014 following the Completion of Reconver Process in 2014
Total of Account
Total of Eligible Deposit Account to be Paid
Depositor Pay-out Ratio (DPR)
(2)
(3)
(4)
(5) = (4) : (3)
644
510
79,19 %
(1) 1.
PT BPR Cinere Artha Raya (DL)
2.
PT BPR Kujang Artha Sembada (DL)
2.988
1.499
50,17 %
3.
PT BPR Cakra Dharma Artamandiri (DL)
356
326
91,57 %
4.
PT BPR Mutiara Artha Pratama (DL)
195
188
96,41 %
5
PT BPR Cahaya Nagari (DL)
4.876
4.866
99,79 %
6
PT BPR Vox Modern Danamitra (DL)
304
271
89,14 %
7
PT BPR Lumasindo Perkasa Putra (DL)
1.229
1.054
85,76 %
8
PT BPR Tugu Kencana (DL)
1.058
954
90,17 %
9
PT BPR Arthasraya Sejahtera (DL)
202
163
80,69 %
11.852
9.831
82,95 %
Jumlah Total Sumber: LPS / Source: LPS
Tabel 27. Depositor Pay-Out Ratio Kumulatif Sejak 2006 –2014 Table 27. Cumulative Depositor Pay-Out Ratio in 2006 --2014
Tahun Selesai Rekonver
Jumlah Bank Yang Telah Selesai Rekonvernya (bank/banks)
Total Rekening Simpanan Layak Dibayar
Total Rekening Simpanan
Depositor Pay-out Ratio
Year of Rekonver Completion
Number of Bank Completing the Reconver
Total of Eligible Deposit Account to be Paid
Total of Account
Depositor Pay-out Ratio (DPR)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6) = (4) : (5)
1
2006
5
4.093
4.656
88%
2
2007
5
6.480
8.807
74%
3
2008
4
4.096
4.814
85%
4
2009
6
22.254
23.313
95%
5
2010
8
12.092
12.563
96%
6
2011
17
28.062
30.267
93%
7
2012
2
3.627
3.673
99%
8
2013
5
12.916
13.726
94%
9
2014
8
9.321
11.208
83%
60
102.941
113.027
91%
No
Total Sumber: LPS / Source: LPS
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
87
Resolusi Bank Bank Resolution
88
B. Pembayaran Klaim
B. Claim Payment
Dari total simpanan layak bayar sebesar Rp761,66 miliar, jumlah yang telah dicairkan oleh nasabah sampai dengan 31 Desember 2014 (sejak 2005) sebesar Rp734,947 miliar (96,39%).
Disbursed claim payment of the eligible deposit until 31 December 2014 (since 2005), cumulatively stood at IDR734,947 billion or 96.39% from total eligible deposits paid by IDIC (IDR761,66 billion)
Batas Akhir Pembayaran Berdasarkan Pasal 16 ayat (7) UU LPS diatur bahwa jangka waktu pengajuan klaim penjaminan oleh nasabah penyimpan kepada LPS adalah 5 tahun sejak izin usaha bank dicabut.
Payment Due Date Based on Article 16 paragraph (7) of the IDIC Law, the period of claim submission by the depositor to IDIC is within 5 years post the bank license revocation.
Pada 2014 terdapat enam bank yang telah berakhir jangka waktu pengajuan klaim penjaminannya. Dari klaim layak bayar sebesar Rp484 miliar (23.601 rekening) untuk keenam bank tersebut, sebesar Rp12,80 miliar (16.029 rekening) tidak dicairkan oleh nasabahnya.
In 2014, there were 6 banks reached their insurance claim submission deadline. Out of total eligible deposit claim amounting IDR484 billion (23,601 accounts) of those 6 banks, IDR12.80 billion (16.029 accounts) were not withdrawn by the depositors.
C. Penanganan Keberatan Nasabah
C. Depositor’s Complaint Handling
Sepanjang 2014, LPS telah menerima keberatan dari nasabah yang simpanannya tidak layak bayar dengan rincian sebagai berikut: • 61 surat dari 65 nasabah. • 32 telepon dari 16 nasabah. • 23 pertemuan dengan 11 nasabah. Dari seluruh keberatan tersebut, setelah dilakukan penelitian yang lebih mendalam yang didukung dengan bukti baru yang kuat, beberapa simpanan telah dilakukan reklasifikasi status menjadi layak dibayar.
In 2014, IDIC received complaints from customers whose deposits ineligible to be paid as described as below: • 61 letters from 65 customers • 32 phone calls from 16 customers • 23 meetings with 11 customers From the overall complaints, with thorough analysis and strong new evidences, some deposits status had been reclassified to eligible deposits.
Pelaksanaan Resolusi Bank
Implementation of Bank Resolution
A. Penanganan PT. Bank Mutiara, Tbk.
A. Handling of PT. Bank Mutiara, Tbk.
LPS melakukan penanganan terhadap PT. Bank Mutiara, Tbk. dahulu PT. Bank Century, Tbk.) setelah ditetapkan sebagai bank gagal yang berdampak sistemik oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) berdasarkan Keputusan KSSK Nomor 04/KSSK.03/2008 tanggal 21 November 2008 dan Keputusan Komite Koordinasi (KK) Nomor 01/KK.01/2008 tanggal 21 November 2008.
IDIC handled PT. Bank Mutiara, Tbk. (formerly PT. Bank Century, Tbk.) after Financial System Stability Committee (KSSK) set its status as a failed bank with systemic impact based on KSSK Decree No. 04/KSSK.03/2008 dated 21 November 2008 and the Coordinating Committee Decree No. 01/KK.01/2008 dated 21 November 2008.
Dalam rangka penanganan PT. Bank Mutiara, Tbk., LPS telah mengeluarkan biaya penyelamatan sebesar Rp8,01 triliun untuk meningkatkan rasio kecukupan modal sehingga bank memenuhi tingkat solvabilitas sesuai dengan ketentuan otoritas pengawas perbankan. Selain itu, LPS melakukan tindakan antara lain berupa mengganti direksi dan dewan komisaris, memperbaiki good corporate governance, mengembangkan budaya kredit.
In handling PT. Bank Mutiara, Tbk., IDIC had spent IDR8.01 trillion as rescuing expenses to increase its capital adequacy ratio (CAR) for the bank to meet solvability level as required by the banking supervisory authority. Additionally, IDIC also replaced its directors and board of commissioners, improved good corporate governance, and developed its credit culture.
Seluruh biaya penyelamatan yang dikeluarkan untuk PT Bank Mutiara Tbk merupakan Penyertaan Modal Sementara (PMS) LPS pada PT Bank Mutiara Tbk. Dengan PMS tersebut LPS
All handling expenses incurred for Bank Mutiara recorded as TCP. As the result, IDIC owned 99.996% shares while former shareholders ownership were diluted into 0.004%. The
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Resolusi Bank
Bank Resolution
memiliki saham sebanyak 99,996% dari total saham yang beredar dan saham milik pemegang saham lama terdilusi menjadi sebesar 0,004%. Perubahan komposisi kepemilikan saham karena adanya PMS LPS tersebut telah dicatat dalam Perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang telah disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan Keputusan No.AHU-0002054.AH.01.09. Tahun 2014 tanggal 09 Januari 2014.
change of share ownership composition was recorded in the Amendment on Articles of Association which was approved by the Minister of Justice and Human Rights on the Decree No.AHU-0002054.AH.01.09. on 9 January 2014.
Perkembangan posisi keuangan PT. Bank Mutiara, Tbk. setelah dilakukan penyetoran PMS pada 23 Desember 2013 sampai dengan 30 September 2014 sebagai berikut:
The progress of financial position of PT. Bank Mutiara, Tbk. following the TCP from 23 December 2013 to 30 September 2014, can be seen as below:
Tabel 28. Perkembangan posisi keuangan PT Bank Mutiara, Tbk. Table 28. Progress of Financial Position of PT Bank Mutiara, Tbk. Rp Miliar (IDR Bilion) Indikator Keuangan
31 Desember 2013 (Audited)
30 September 2014 (Inhouse)
% Kenaikan
Financial Indicators
31 December 2013 (Audited)
30 September 2014 (Inhouse)
% Increase
Total Aset
14,576,094
12,657,668
(1,918,426)
11,558,082
10,861,794
(696,288)
11,131,807
9,192,113
(1,939,694)
1,375,049
1,185,735
(189,314)
(1,136,045)
(223,789)
912,256
CAR
14.03%
13.53%
-0.50%
LDR
96.31%
84.63%
-11.68%
NPL - Net
3.61%
6.51%
2.90%
NIM
1.67%
0.28%
-1.39%
Total Assets Dana Pihak Ketiga Third party Funds Kredit Loan Ekuitas Equity Laba/rugi Profit/Loss
Sumber: LPS / Source: LPS
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
89
Resolusi Bank Bank Resolution
B. Penjualan Saham PT. Bank Mutiara, Tbk.
B. Sale of Shares of PT. Bank Mutiara, Tbk.
1. Dasar Hukum Penjualan Saham PT. Bank Mutiara, Tbk. Pasal 42 UU LPS mengamanatkan LPS untuk menjual seluruh saham bank dalam penanganan LPS paling lama 6 tahun sejak dimulainya penanganan.
Mutiara, Tbk. Article 42 of IDIC Law mandated IDIC to sell all shares of the handled bank no later than 6 years since the takeover.
Pada 5 tahun pertama, penjualan saham PT Bank Mutiara, Tbk. dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian yang optimal bagi LPS yaitu paling sedikit sebesar seluruh Penempatan Modal Sementara (PMS) yang dikeluarkan LPS.
In the first 5 years, the shares sale of PT Bank Mutiara, Tbk. was still considering the optimum recovery rate to IDIC, which should valued at least similar with Temporary Capital Placement (TCP).
Dalam hal tingkat pengembalian yang optimal dimaksud tidak dapat diperoleh, maka pada tahun keenam LPS wajib menjual saham Bank Mutiara tanpa mempertimbangkan tingkat pengembalian yang optimal tersebut.
In case the optimum recovery cannot be achieved, IDIC shall sell Bank Mutiara shares in the sixth year without considering the optimum recovery rate.
LPS telah melaksanakan proses penjualan saham sejak 2011 secara terbuka dan transparan. Penjualan saham Bank Mutiara sampai dengan tahun 2013 tidak dapat diselesaikan karena tidak terdapat calon investor yang memenuhi persyaratan.
IDIC has commenced the share selling process since 2011 publicly and transparently. The shares sale of Bank Mutiara up to 2013 could not be finished as there were no qualified investor.
1. Legal Standing for Shares the Sale of Shares of PT. Bank
Tabel 29. Daftar Jumlah Calon Investor Penjualan saham PT Bank Mutiara, Tbk. (2011-2013) Table 29. List of Investor Candidates on the Sale of Shares of PT Bank Mutiara, Tbk. (2011-2013)
Jumlah Calon Investor pada Tahap Penjualan
Tahun
Number of Investor Candidate in the Sale Pernyataan Minat
Pendaftaran
Prakualifkasi
Penawaran Awal
Expression of interest
Registration
Prequalification
Initial bid
2011
9
3
X
X
2012
7
3
X
X
2013 Batch 1
7
1
X
X
2013 Batch 2
6
5
2
X
Year
Sumber: LPS / Source: LPS
90
2. Pelaksanaan Penjualan Saham Bank Mutiara 2014 Pada 2014, LPS melaksanakan penjualan saham secara terbuka dan transparan dengan mengumumkan dimulainya kembali proses penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk. pada 4 surat kabar berperedaran nasional pada 3 Maret 2014. LPS selalu mengumumkan kepada publik perkembangan proses penjualan PT. Bank Mutiara, Tbk. untuk setiap tahap melalui media massa.
2. Implementation of Sale of Bank Mutiara Shares in 2014 In 2014, IDIC sold the shares publicly and transparently by announcing the recommencement of the shares sale of PT. Bank Mutiara, Tbk. at four leading national newspapers on 3 March 2014. IDIC always announce the progress of shares sale of PT. Bank Mutiara, Tbk. through mass media.
Mengingat pada tahun keenam LPS wajib menjual saham tanpa mempertimbangkan besarnya PMS yang dikeluarkan LPS, maka LPS mengupayakan agar governance proses penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk. pada tahun 2014 ini dijaga
Considering that in the sixth year IDIC must sell the shares regardless of the amount of PMS, IDIC put its best efforts to optimally ensure the governance of the shares sale of PT. Bank Mutiara, Tbk. supervision of the process involved consultant
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Resolusi Bank
Bank Resolution
secara optimal. Pengawalan dari sisi governance dilakukan dengan melibatkan konsultan dan instansi pemerintah untuk mendampingi LPS pada setiap tahap dalam proses penjualan saham, termasuk memberikan masukan terhadap regulasi internal LPS terkait penjualan saham bank dalam penanganan LPS.
and government institutions to assist IDIC on every stages of shares sale process, including giving feedbacks on the IDIC internal regulation related to the shares sale of the handle bank by IDIC.
a. Konsultan dan Instansi Pendamping LPS dalam Proses Penjualan Saham Untuk menjamin pelaksanaan good governance dalam proses penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk., LPS bekerja sama dengan beberapa konsultan dan instansi pemerintah sebagai berikut: 1. PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) sebagai konsultan pendamping penjualan. 2. PT Danareksa Sekuritas sebagai konsultan keuangan. 3. Hadiputranto, Hadinoto, & Partners sebagai konsultan hukum. 4. Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Martokoesoemo Prasetyo dan Rekan 5. Tim Jaksa Pengacara Negara Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (JAMDATUN), Kejaksaan Agung Republik Indonesia; dan 6. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
a. Co-working Consultant and Institution for the Shares Sale of Shares Process To ensure good governance in the shares sale process of PT. Bank Mutiara, Tbk., IDIC was in cooperation with several consultants and government institutions below: 1. PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) as Co-working consultant 2. PT Danareksa Sekuritas as financial consultant. 3. Hadiputranto, Hadinoto, & Partners as legal consultant. 4. Certified Public Appraiser Martokoesoemo Prasetyo and Partners. 5. Team of General Attorney for Civil and State Administration (JAMDATUN), and 6. Development and Financial Supervisory Agency (BPKP)
b. Tahapan Penjualan Saham pada 2014 1) Pengumuman Penjualan LPS mengumumkan dimulainya proses penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk. pada 3 Maret 2014 di empat surat kabar nasional.
b. Stages of Shares Sale in 2014 1) Announcement IDIC announced the commencement of shares sale of PT. Bank Mutiara, Tbk. share on 3 March 2014, at four leading national newspapers.
Dalam pengumuman tersebut dijelaskan tahapan penjualan saham PT. Bank Mutiara Tbk., pada 2014 dan contact person dalam proses penjualan ini yaitu PT Danareksa Sekuritas yang bertindak sebagai konsultan keuangan LPS.
The announcement informed the stages of the shares sale Process and contact person for the process, PT Danareksa Sekuritas that acted as the IDIC financial consultant.
Selain dimuat dalam empat surat kabar tersebut, pengumuman ini dimuat dalam website LPS, website PT. Danareksa Sekuritas, dan website PT. Bank Mutiara, Tbk.
In addition, the announcement was published on the website of IDIC, PT. Danareksa Sekuritas, and PT. Bank Mutiara, Tbk websites.
PT Danareksa Sekuritas juga mengirimkan surat undangan melalui email (reminder letter) kepada 40 calon investor potensial baik di dalam maupun di luar negeri serta mengirim surat undangan (invitation letter) kepada lima calon investor dalam negeri (BUMN).
PT Danareksa Sekuritas also sent reminder letter through email to 40 nominated potential investors both foreign and domestic, and invitation letters to five domestic investors (the State-Owned Companies).
Dengan pertimbangan untuk memberikan kesempatan yang lebih baik kepada calon investor untuk berpartisipasi pada proses penjualan saham PT Bank Mutiara Tbk, pada tanggal 3 April 2014 LPS kembali menyampaikan pengumuman pada 4 (empat) surat kabar nasional mengenai perubahan batas waktu penyampaian pernyataan minat dari semula tanggal 4 April 2014 menjadi tanggal 22 April 2014, dan batas waktu penyampaian dokumen pendaftaran dari semula tanggal 10 April 2014 menjadi tanggal 29 April 2014.
Upon the consideration in giving better opportunity to the investor candidates to participate in the shares sale process of PT. Bank Mutiara, Tbk. on 3 April 2014, IDIC published an announcement at the same four leading national media on the change of letter of interest submission deadline from 4 April 2014 to 22 April 2014 and the registration document submission from 10 April 2014 to 29 April 2014.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
91
Resolusi Bank Bank Resolution
2) Pernyataan Minat dari Calon Investor Tahap penyampaian minat dari calon investor kepada PT Danareksa Sekuritas dimulai pada 3 Maret 2014 sampai dengan 22 April 2014 pukul 18.00 WIB.
2) Letter of Interest from Investor Candidates The submission of the letter of interest to PT Danareksa Sekuritas started from 3 March 2014 up through to 22 April 2014 at 18.00.
Pada periode tersebut, PT Danareksa Sekuritas menerima 18 (delapan belas) surat pernyataan minat (letter of interest) dari calon investor.
On that period, PT Danareksa Sekuritas received 18 letter of interests from the investor candidates.
Berdasarkan negara asalnya, ke-18 calon investor yang menyampaikan pernyataan minat (letter of interest) dapat digolongkan sebagai berikut:
Based on the country of origin, the 18 investor candidates submitting letter of interest can be categorized as follows:
Tabel 30. Negara Asal Calon Investor pada tahap penyampaian minat Table 30. Investor Candidate’s Country of Origin in Letter of Interest Phase
No.
Negara Asal
Jumlah
Country of Origin
Number
1.
Australia
1
2.
Hong Kong
2
3.
Indonesia
8
4.
Jepang
1
5.
Malaysia
1
6.
Singapura
2
7.
Taiwan
1
8.
Timur Tengah (Middle East)
1
9
Lainnya (Other)
1
Total
18
Sumber: LPS / Source: LPS
Berdasarkan jenis atau bentuk usahanya, ke-18 calon investor yang menyampaikan pernyataan minat (letter of interest) dapat digolongkan sebagai berikut:
Based on business type and format, those 18 investor candidates submitting letter of interest can be categorized into:
Grafik 06. Jenis atau Bentuk Usaha Calon Investor pada Tahap Penyampaian Minat Chart 06. Type of Business of Investor Candidate on Expression of Interest Phase
Bank (6) Bank
92
Lembaga Keuangan Non Bank (9) Non Bank Financial Institution
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Konsorsium (2) Consortium
Lainnya (1) Others
Resolusi Bank
Bank Resolution
3) Pendaftaran Calon Investor dan Evaluasi Prakualifikasi Pada tahap pendaftaran, calon investor yang telah menyampaikan surat pernyataan minat kepada PT Danareksa Sekuritas selanjutnya menerima formulir pendaftaran beserta pemberitahuan mengenai dokumen pendaftaran yang harus disampaikan kepada LPS melalui PT Danareksa Sekuritas. Batas waktu penyampaian dokumen pendaftaran dari calon investor yaitu tanggal 29 April 2014 pukul 18.00 WIB. Sampai dengan batas waktu dimaksud terdapat 11 calon investor yang menyampaikan dokumen pendaftaran. Berdasarkan negara asalnya, kesebelas calon investor tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
3) Registration of Investor Candidates and Prequalification Evaluation On the registration stage, the investor candidates that have submitted letter of interest to PT Danareksa Sekuritas received registration form and notice on the registration document which should be submitted to IDIC through PT Danareksa Sekuritas. The deadline of the registration document submission from investor candidates was 29 April 2014 at 18.00. Until the deadline, there were 11 investor candidates submitting the registration documents.
Based on the country of origin, the 11 investors are categorized as below:
Tabel 31. Negara Asal Calon Investor pada Tahap Prakualifikasi Table 31. Investor Candidate’s Country of Origin in Prequalification Phase
No
Negara Asal
Jumlah
Country of Origin
Number
1.
Hong Kong
2
2.
Indonesia
4
3.
Jepang
1
4.
Malaysia
1
5.
Singapura
2
6.
Lainnya (others)
1
Total
11
Sumber: LPS / Source: LPS
Berdasarkan jenis atau bentuk usahanya, kesebelas calon investor dimaksud dapat digolongkan sebagai berikut:
Based on the business type and format, the 11 investors above is categorized as follow:
Grafik 07. Jenis atau Bentuk Usaha Calon Investor pada Tahap Prakualifikasi Chart 07. Type of Business of Investor Candidate on Prequalification Phase
Bank (4) Bank
Lembaga Keuangan Non Bank (6) Non Bank Financial Institution
Konsorsium (1) Consortium
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
93
Resolusi Bank Bank Resolution
94
Selanjutnya, setelah dilakukan evaluasi tahap prakualifikasi oleh LPS, PT Danareksa Sekuritas menyampaikan pemberitahuan hasil evaluasi prakualifikasi kepada kesebelas calon investor dengan rincian sebagai berikut: a. sebanyak 4 calon investor dinyatakan lolos tahap prakualifikasi dan berhak mengikuti tahap penawaran awal; dan b. sebanyak 7 calon investor dinyatakan lolos tahap prakualifikasi dengan catatan wajib melengkapi dokumen yang dipersyaratkan sampai dengan batas waktu 5 Juni 2014. Sampai dengan batas waktu dimaksud hanya 4 (empat) calon investor yang melengkapi dokumen yang dipersyaratkan.
After IDIC conducted a prequalification evaluation, PT Danareksa Sekuritas announced the result of prequalification evaluation to the 11 investor candidates. The details are as following: a. Four investor candidates passed the prequalification process and have the rights to proceed to preliminary bid phase; and b. Seven investor candidates passed the prequalification phase and should complete the required documents on 5 June 2014 at the latest. Up to the deadline, there were only 4 investor candidates completing the required documents.
4) Penawaran Awal Sampai dengan batas akhir penyampaian dokumen penawaran awal, yaitu tanggal 5 Juni 2014 pukul 18.00 WIB, dari sebelas calon investor yang sebelumnya telah menyampaikan dokumen pendaftaran, terdapat sepuluh calon investor yang menyampaikan dokumen penawaran awal. Di antara sepuluh calon investor dimaksud terdapat dua calon investor yang belum melengkapi dokumen yang dipersyaratkan berdasarkan hasil evaluasi prakualifikasi. Dengan demikian kedua calon investor dimaksud tidak berhak mengikuti tahap penawaran awal sehingga hanya terdapat 8 calon investor yang dokumen penawaran awalnya diikutsertakan dalam penilaian penawaran awal.
4) Preliminary Bid Up to the deadline of preliminary bid document submission at 18.00 on 5 June 2014, there were 10 investor candidates submitting the preliminary bid documents. Among the 10 investor candidates, 2 investor candidates did not complete the required documents as required on the prequalification evaluation. Consequently, both investor candidates did not have the rights to proceed to the preliminary bid stage. Thus, only 8 investor candidates whose initial bid documents were included in the assessment of preliminary bid.
Untuk menjaga fairness dalam proses penilaian penawaran dari calon investor, penilaian dokumen penawaran calon investor, baik penawaran awal maupun penawaran akhir, dilakukan oleh tim penilai independen yang personilnya bukan berasal dari LPS dan memiliki kompetensi di bidang hukum, perbankan, dan governance.
To ensure the fairness on the process of offering assessment, the appraisal of investors’ offering documents, both initial and final offerings, was carried out by an independent assessment team whose personnel were not from IDIC. The team has competence in legal, banking, and governance issues.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh tim penilai terhadap dokumen penawaran awal yang disampaikan oleh calon investor, diperoleh hasil sebagai berikut: • Satu calon investor didiskualifikasi karena sedang memiliki permasalahan hukum dengan Bank Mutiara. Calon investor tersebut juga menyampaikan pengunduran diri pada tanggal 12 Juni 2014; dan • Tujuh calon investor lainnya dinyatakan lolos tahap penawaran awal dan berhak untuk melaksanakan uji tuntas terhadap Bank Mutiara (due diligence).
Based on the assessment conducted by the appraiser team on the preliminary bid document submitted by the nominated investors, the results can be described as follow: • One investor candidate was disqualified due to having a legal case with Bank Mutiara. The investor candidate pulled out from the process on 12 June 2014, and • Seven other investor candidates passed the preliminary bid phase and had rights to undergo due diligence to Bank Mutiara.
5) Uji Tuntas Dari 7 (tujuh) calon investor yang lolos tahap penawaran awal, terdapat 1 (satu) calon investor yang menyatakan tidak mengikuti tahap uji tuntas sehingga hanya 6 (enam) calon investor yang melaksanakan uji tuntas (due dilligence) di Bank Mutiara pada periode tanggal 23 Juni – 8 Agustus 2014, dengan rincian sebagai berikut:
5) Due Diligence From the 7 investor candidates passing the initial bid stage, one of them declared will not proceed the due diligence, so only six investors undergoing due diligence of Bank Mutiara on 23 June – 8 august 2014. The details are as following:
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Resolusi Bank
Bank Resolution
•
•
Berdasarkan negara asalnya terdapat 2 calon investor lokal dan 4 calon investor luar negeri (antara lain Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Jepang). Berdasarkan jenis lembaga terdapat 3 calon investor dari bank, 2 calon investor lembaga keuangan, dan 1 calon investor konsorsium.
6) Penawaran Akhir Dari 6 calon investor yang melakukan uji tuntas, sampai dengan batas waktu penyampaian dokumen penawaran akhir pada tanggal 21 Agustus 2014 pukul 18.00 WIB, hanya ada 4 (empat) calon investor menyampaikan dokumen penawaran akhir, dengan rincian sebagai berikut: • Dua calon investor menyampaikan dokumen penawaran akhir secara lengkap dan diikutsertakan dalam penilaian penawaran akhir ; dan • Dua calon investor tidak menyampaikan dokumen yang dipersyaratkan dalam tahap penawaran akhir sehingga tidak diikutsertakan dalam penilaian penawaran akhir.
•
•
Based on the country of origin, there were 2 domestic and 4 foreign investor candidates (Singapore, Malaysia, Hong Kong, and Japan) Based on the type of institution, there were 3 investor candidates from bank, 2 from financial institution, and 1 from consortium.
6) Final Bid Out of the 6 investor candidates undergoing the due diligence as of the final bid submission deadline on 21 August 2014 at 18.00, only 4 nominated investors submitted the final bid with the details below: • Two investor candidates submitted their complete final bid document and included in the final bid assessment; and • Two investor candidates failed to submit the required document for final bid and thus they did not take part in the final bid assessment.
Berdasarkan hasil penilaian tim penilai independen terhadap dokumen penawaran akhir yang disampaikan 2 (dua) calon investor sebagaimana dimaksud, hanya satu calon investor yang dinyatakan lolos tahap penawaran akhir. Sedangkan satu calon investor lainnya tidak dilanjutkan penilaiannya karena menyampaikan usulan dalam perjanjian jual beli bersyarat (conditional sale and purchase agreement) yang dinilai tidak sejalan dengan UU LPS.
Based on the assessment result of final bid document submitted by two investors conducted by the independent assessment team, only one investor candidate passing the final bid phase. The other investor candidate did not continue its assessment because it proposed a conditional sale and purchase agreement (CSPA) which was seen as violating IDIC Law.
7) Penetapan investor pemenang Berdasarkan hasil penilaian tim penilai, pada 4 September 2014, LPS menetapkan satu calon investor yang dinyatakan lolos tahap penawaran akhir tersebut, yaitu J Trust Co., Ltd. sebagai calon investor pemenang.
7) Determining the Winning Bidder Based on the assessment result of the independent assessor team, IDIC stated one investor candidate passing the final bid process on 4 September 2014: J Trust Co., Ltd., as the winning bidder.
Selanjutnya Bank Mutiara dan J Trust Co., Ltd mengumumkan ringkasan rancangan pengambilalihan saham Bank Mutiara pada tanggal 18 September 2014 pada surat kabar nasional. Sebulan setelah pengumuman tersebut, yaitu pada 20 Oktober 2014, Bank Mutiara mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang menyetujui rancangan pengambilalihan Bank Mutiara oleh J Trust Co. Ltd.
Then Bank Mutiara and J. Trust Co., Ltd. announced the summary of Bank Mutiara acquisition proposal on 18 September 2014 at some national newspapers. The month after the announcement, on 20 October 2014, Bank Mutiara held an Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) approving the J Trust Co. Ltd. proposal of Bank Mutiara acquisition.
Pada 21 Oktober 2014 LPS mengajukan permohonan uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) bagi J Trust Co. Ltd selaku calon pemegang saham pengendali Bank Mutiara dan permohonan izin pengambilalihan saham Bank Mutiara oleh J Trust Co., Ltd kepada OJK.
On 21 October 2014, IDIC proposed fit and proper test for J Trust Co. Ltd. as the nominated major shareholder candidate of Bank Mutiara and permission for Bank Mutiara share acquisition by J Trust Co. Ltd., to IFSA.
Pada 10 November 2014 OJK memberikan izin pengambilalihan saham Bank Mutiara oleh J Trust Co., Ltd dan menyampaikan keputusan lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) bagi J Trust Co. Ltd. sebagai calon pemegang saham pengendali Bank Mutiara.
On 10 November 2014, IFSA granted permit for J Trust Co. Ltd. to acquire Bank Mutiara’s share and issued a statement that J Trust Co. Ltd. passed the fit and proper test and thus nominated as the controlling shareholder candidate of Bank Mutiara.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
95
Resolusi Bank Bank Resolution
96
8) Penutupan transaksi penjualan saham Dengan diperolehnya persetujuan dari OJK mengenai pengambilalihan Bank Mutiara oleh J Trust Co.Ltd., pada 13 November 2014 LPS menetapkan J Trust Co., Ltd. sebagai investor pemenang.
8) Closing of Share Sale Transaction Upon gaining the approval from IFSA on the acquisition of Bank Mutiara by J Trust Co.Ltd., on 13 November 2014 IDIC appointed J Trust Co.Ltd. as the winning investor.
Penandatanganan akta pengambilalihan dan serah terima saham Bank Mutiara dari LPS kepada J Trust Co., Ltd dilaksanakan pada tanggal 20 November 2014.
The signing of deed of acquisition and handover of Bank Mutiara from IDIC to J Trust Co.Ltd. was held on 20 November 2014.
Nilai transaksi penjualan saham LPS di Bank Mutiara sebesar Rp4,41 triliun dengan tingkat pengembalian sebesar 55%. Perbandingan nilai transaksi terhadap nilai buku Bank Mutiara (price to book value/PBV) dalam transaksi penjualan tersebut sekitar 3,5 kali.
The transaction value of IDIC share sale in Bank Mutiara was IDR4.4 trillion with recovery rate of 55 %. The comparison of transaction value within price to book value (PBV) of Bank Mutiara in the transaction was 3.5 times.
Dengan telah dilakukan pengambillalihan saham Bank Mutiara kepada J Trust pada 20 November 2014, maka penanganan Bank Mutiara oleh LPS berdasarkan UU LPS telah berakhir.
With the handover of PT. Bank Mutiara, Tbk. shares by J. Trust on 20 November 2014, then the handling of PT. Bank Mutiara, Tbk. by IDIC based on IDIC Law has completed.
Selanjutnya, Bank Mutiara sepenuhnya beroperasi sesuai dengan UU tentang Perseroan Terbatas, UU tentang Perbankan, UU tentang Pasar Modal, dan ketentuan perundang-undangan lain yang berlaku sebagaimana bank umum lainnya.
Then, Bank Mutiara was fully operated on the basis of the Law on Limited Liability Company, Law on Banking, Law on Capital Market, and other regulations valid to other commercial banks.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Resolusi Bank
Bank Resolution
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
97
Dukungan Operasional Operational Support
98
Dalam menjalankan tugas penjaminan simpanan nasabah perbankan, LPS tak lepas dari kebutuhan operasional, baik itu dari sisi hukum, sistem kontrol, teknologi informasi, hubungan antar lembaga, hingga dukungan pengadaan barang.
In performing its role as a deposit insurer, IDIC could not be separated from operational needs either it is from legal aspect, control system, information technology, institutional relationship, and goods procurement support.
Litigasi
Litigation
LPS mempunyai unit tersendiri yang bertugas untuk menangani perkara, investigasi, dan pendampingan terkait kepentingan LPS. Secara rinci tugas tugas tersebut meliputi: 1. Melaksanakan penanganan perkara dan penyelesaian permasalahan hukum 2. Melaksanakan investigasi terhadap dugaan tindak pidana perbankan yang dilakukan oleh pengurus, pemilik atau pihak terafiliasi yang menyebabkan bank gagal. 3. Memberikan pendampingan atau bantuan hukum yang dibutuhkan pelaksana tugas kedinasan.
IDIC has a work unit assigned to handle legal cases, investigation, and assistance related to IDIC functions and duties. The tasks are: 1. Handle and settle legal cases; 2. Carry out an investigation of alleged criminal acts committed by the bank management, owners or affiliated parties who caused the bank to fail. 3. Provide necessary legal aid or assistance for officials.
Kegiatan litigasi pada 2014, lebih ditekankan pada upaya penegakan hukum kepada pihak-pihak yang menyebabkan Bank Gagal, baik berupa kegiatan investigasi dugaan tindak pidana, gugatan kepada pengurus atau pemegang saham, serta membantu upaya pemerintah dalam penjualan aset eks Bank Century di luar negeri melalui skema mutual legal assistance (MLA).
Litigation activities in 2014 is more emphasized on law enforcement to all parties leading to bank failure, either investigation activities on the alleged criminal activity, lawsuit against the bank management or shareholders, and assist the government to sell assets of ex-Bank Century overseas through mutual legal assistance (MLA) scheme.
1. Melaksanakan Penanganan Perkara Penyelesaian Permasalahan Hukum
1. Case Handling Proceedings
dan
and
Settlement
of Legal
a. Penanganan gugatan yang diajukan pihak ketiga kepada
a. Handling lawsuit filed by the third party against IDIC at
LPS di Pengadilan Negeri atau Pengadilan Niaga. Dalam penanganan gugatan, UU LPS secara khusus mengatur kompetensi pengadilan (kewenangan untuk mengadili) yang menangani permasalahan hukum terkait LPS.
District Court or Commercial Court. In handling the lawsuit, the IDIC Law specifically regulates the court competence (authorities to conduct a trial), which handles legal issues related to IDIC.
Sengketa dalam proses likuidasi diselesaikan melalui Pengadilan Niaga (Pasal 50 UU LPS), sedangkan sengketa mengenai keberatan nasabah atas klaim yang dinyatakan tidak layak bayar diselesaikan melalui Pengadilan Negeri (Pasal 20 UU LPS), demikian juga dengan sengketa lainnya.
Disputes in the liquidation process are settled at the Commercial Court (Article 50 of IDIC Law), while dispute on the complaint about ineligible deposit claim shall be resolved at the District Court (Article 20 of IDIC Law), as well as other disputes.
Pada 2014 terdapat dua gugatan kepada LPS yaitu: 1. Perkara No. 105/Pdt. G/2014/PN.Ska tentang Gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang diajukan oleh masyarakat selaku nasabah bank terhadap mantan investor Antaboga karena telah menyembunyikan kontrak dalam persidangan, perkara masih diperiksa di Pengadilan Negeri Surakarta. 2. Perkara No. 634/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel Gugatan Perbuatan Melawan Hukum terkait klaim tidak layak bayar nasabah penyimpan di PT BPR Mranggen Mitra Niaga (likuidasi), saat ini perkara masih diperiksa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
In 2014, there were two lawsuits against IDIC: 1. Case No. 105/Pdt. G/2014/PN.Ska on the Unlawful Acts lawsuit filed by public as the depositors against former investor of Antaboga for hiding contract in the trial, the case is still under examination in Surakarta District Court. 2. Case No. 634/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel on the Unlawful Act lawsuit related to the ineligible deposit claim of depositor PT BPR Mranggen Mitra Niaga (under liquidation), the case is still under assessment in South Jakarta District Court.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Dukungan Operasional
Operational Support
Selain itu, terdapat satu permohonan sengketa informasi kepada Komisi Informasi Pusat dengan nomor perkara 047/V/ KIP-PS/2014 sehubungan dengan permintaan dokumen oleh mantan nasabah PT Bank IFI (DL).
In addition, there was a request on information dispute to Central Information Commission No. 047/V/KIP-PS/2014 regerding the requests for document by the former depositor of PT Bank IFI (under liquidation).
Terdapat satu gugatan pihak ketiga terhadap LPS yang diproses melalui Pengadilan Niaga yaitu perkara No. 27 PK/ PDT.SUS-Pailit/2014 Jo. No. 134 K/PDT.SUS-Pailit/2013 Jo. No. 1/LPS/2012/PN. Niaga. JKT. yang perkaranya dalam penanganan Mahkamah Agung RI.
There is a third party lawsuit against IDIC processed through Commercial Court: Case No. 27 PK/PDT.SUS-Pailit/2014 Jo. No. 134 K/PDT.SUS-Pailit/2013 Jo. No. 1/IDIC/2012/PN. Niaga. JKT. , where the case is still handled by Supreme Court.
Terdapat 11 gugatan yang masih dalam proses di Peradilan Umum: 1) Perkara No.707/PDT.G/2013/PN.Jkt.Sel tentang Gugatan Perbuatan Melawan Hukum mengenai klaim simpanan nasabah PT Bank IFI (DL) yang tidak layak dibayar karena memperoleh tingkat bunga di atas tingkat bunga penjaminan LPS. LPS dimenangkan sehingga penggugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. 2) Perkara No.589/PDT.G/2013/PN.Jkt.Sel mengenai Gugatan Perbuatan Melawan Hukum terkait klaim simpanan nasabah PT Bank IFI (DL) yang tidak layak dibayar karena memperoleh tingkat bunga di atas tingkat bunga penjaminan LPS. Gugatan penggugat dikabulkan sebagian, dan saat ini perkara masih di tingkat banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. 3) Perkara No.139/PDT.G/2013/PN.BKS tentang Gugatan Perbuatan Melawan Hukum mengenai tuntutan pembayaran pesangon terkait PT BPR Naratama Bersada (DL). LPS dimenangkan dan masih menunggu apakah penggugat mengajukan upaya hukum. 4) Perkara No.177/PDT.G/2012/PN.Jkt.Sel tentang Gugatan Perbuatan Melawan Hukum terkait klaim simpanan nasabah PT Bank IFI (DL) yang tidak layak di bayar karena memperoleh tingkat bunga di atas tingkat bunga penjaminan LPS. LPS dimenangkan sehingga Penggugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. 5) Perkara No.144/PDT/2013/PT.Sby Jo. No.55/PDT. G/2012/PN. Sby tentang Gugatan Perbuatan Melawan Hukum mengenai pembayaran dana nasabah investor Antaboga Delta Sekuritas, diajukan di Pengadilan Negeri Surabaya, saat ini perkara masih diperiksa di tingkat kasasi. 6) Perkara Nomor: 542/PDT/2011/PT.DKI Jo. 391/PDT. PLW/2010/PN.Jkt.Pst tentang Gugatan Perlawanan (verzet) atas Putusan Verstek mengenai klaim yang tidak layak bayar terkait simpanan di PT Bank IFI (DL). Gugatan diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat & saat ini perkara masih diperiksa di tingkat kasasi. 7) Perkara No: 664/PDT/2011/PT.DKI Jo. No.324/ PDT.G/2010/PN.Jkt.Pst tentang Gugatan Wanprestasi mengenai klaim yang tidak layak dibayar terkait penjaminan di PT Bank IFI (DL), di mana gugatan diajukan
There are 11 ongoing lawsuits which still in progress at General court: 1) Case No.707/PDT.G/2013/PN.Jkt.Sel on the Unlawful Act lawsuit on the ineligible deposit claim of PT Bank IFI (under liquidation) following the deposit interest rate exceeding the IDIC rate. IDIC won the case and the plaintiff filed an appeal to Jakarta High Court. 2)
Case No.589/PDT.G/2013/PN.Jkt. Sel on Unlawful Act lawsuit on ineligible deposit claim of PT Bank IFI (under liquidation) following the deposit interest rate exceeding the IDIC rate. The plaintiff was granted in part and now the case is on appeal at Jakarta High Court.
3)
Case No.139/PDT.G/2013/PN.BKS on Unlawful Act lawsuit regarding claims related to severance payments of PT BPR Naratama Bersada (under liquidation). IDIC won the case and is still waiting whether the plaintiff filed further legal action. Case No.177/PDT.G/2012/PN.Jkt.Sel on Unlawful Act lawsuit related to the ineligible deposit claim of PT Bank IFI (under liquidation) following the deposit interest rate exceeding the IDIC rate. IDIC won the case and the plaintiff filed an appeal to Jakarta High Court.
4)
5)
Case No.144/PDT/2013/PT.Sby Jo. No.55/PDT.G/2012/ PN.Sby on Unlawful Act lawsuit regarding payment of Antaboga Delta Sekuritas investor fund, filed to Surabaya District Court. Presently the case is still under assessment on appeal.
6)
Case No. 542/PDT/2011/PT. DKI Jo. 391/PDT. PLW/2010/ PN.Jkt on Resistance Lawsuit (verzet) on Default Judgement on the ineligible deposit claim at PT Bank IFI. The lawsuit was filed at Central Jakarta District Court and presently is still under assessment on appeal.
7)
Case No: 664/PDT/2011/PT.DKI Jo. No.324/PDT.G/2010/ PN.Jkt.Pst on Default Lawsuit regarding ineligible deposit claim of PT Bank IFI (under liquidation), and the lawsuit was filed to Central Jakarta District Court, currently the
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
99
Dukungan Operasional Operational Support
melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, saat ini perkara dalam proses Kasasi. 8) Perkara No.179/PDT/2011/PT.DKI Jo. No.26/PDT. G/2010/PN.Jkt.Pst tentang Gugatan Penggugat bahwa telah terjadi pembayaran tak terhutang terhadap PT. Bank Mutiara, Tbk., gugatan diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, saat ini masih diperiksa di tingkat kasasi. 9) Perkara No: 1196/PDT.G/2009/PN.Jkt.Sel tentang Gugatan Perbuatan Melawan Hukum mengenai sisa klaim atas kewajiban Bank Garansi terkait PT Bank IFI (DL), perkara masih dalam proses banding. 10) Perkara Nomor 396/Pdt./2011/PT.BDG Jo. No 19/Pdt. G/2009/PNBDG tentang Guatan Perbuatan Melawan Hukum mengenai klaim tidak layak dibayar terkait penjaminan di PT BPR Citraloka Danamandiri (DL), gugatan diajukan di Pengadilan Negeri Bandung dan saat ini perkara masih diperiksa dalam tingkat kasasi. 11) Perkara Nomor 2515 K/Pdt./2012 Jo. No. 122/Pdt./2012/ PT.SMG Jo. No. 075/Pdt.G/2010/PN.KDS. Gugatan perbuatan melawan hukum mengenai tidak dibayarkannya deposito. Gugatan diajukan di PN Kudus dan perkara telah diputus di tingkat kasasi yang memenangkan LPS.
100
case is in the Cassation process. 8)
Case No.179/PDT/2011/PT.DKI Jo. No.26/PDT.G/2010/ PN.Jkt.Pst on Plaintiff Lawsuit claiming undue payment to PT. Bank Mutiara, Tbk., the lawsuit was filed to Central Jakarta District Court, currently is still under examination subprime of the supreme court. 9) Case No: 1196/PDT.G/2009/PN.Jkt.Sel on the Unlawful Act lawsuit on the remaining claim of the Insured Bank liabilities related with PT Bank IFI (under liquidation). The case is in the appealing process. 10) Case No. 396/Pdt./2011/PT. BDG Jo. No 19/Pdt. G/2009/ PN BDG on Unlawful Act lawsuit on ineligible deposit claim of PT BPR Citraloka Danamandiri (under liquidation). The lawsuit was filed at Bandung District Court and currently is still under examination in the cassation level. 11) Case No. 2515 K/Pdt./2012 Jo. No. 122/Pdt./2012/PT SMG Jo. No. 075/Pdt. G/2010/PN.KDS on Unlawful Act lawsuit on the unpaid deposit claim. The lawsuit was filed to Kudus District Court and IDIC won the case on cassation.
b. Pengajuan gugatan oleh LPS LPS melakukan gugatan terhadap pihak-pihak yang merugikan kepentingan LPS yaitu perkara No. 263/Pdt.Plw/2014/PN.Mks tentang Gugatan Perlawanan atas penetapan eksekusi Ketua Pengadilan Negeri Makassar (perkara telah dicabut/selesai). Selain itu, terdapat dua gugatan yang diajukan LPS pada 2013 yang masih dalam proses hingga akhir 2014, yaitu: 1) Perkara No. 134/Pdt.G/2013/PN.TK tentang Gugatan Perbuatan Melawan Hukum kepada Mantan Pemegang Saham, Komisaris, Direksi PT BPR Tripanca Setiadana yang terbukti menyebabkan bank gagal, LPS dimenangkan. Pengadilan menjatuhkan hukuman kepada para tergugat untuk membayar ganti rugi sebesar Rp312 miliar, sehingga tergugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Tanjung Karang, Lampung. 2) Perkara No. 95/PDT.PLW/2013/PN. Mks tentang Gugatan Perlawanan yang diajukan LPS selaku pelawan atas penetapan eksekusi Pengadilan Negeri Makassar No.44/ EKS/2012/PN.MKS tanggal 13 Maret 2013. LPS dikalahkan dan saat ini masih diperiksa tingkat banding di Pengadilan Tinggi Makassar, Sulawesi Selatan.
b. Lawsuit filed by IDIC IDIC filed lawsuits against parties that were not in favor of IDIC interests such as case No. 263/Pdt.Plw/2014/PN.Mks on Resistance Lawsuit on execution given by the Chairperson of Makassar District Court (the case had been revoked/ended). In addition, there were two other lawsuits filed by IDIC in 2013 which were still in process up to 2014: 1) Case No. 134/Pdt.G/2013/PN.TK on Unlawful Act lawsuit on Former Shareholders, Commissioners, Directors of PT BPR Tripanca Setiadana (under liquidation) which were proven to causing the bank to fail, won by IDIC. The court sentenced the defendant to pay compensation amounting IDR 312 billion, and the defendant filed an appeal to Tanjung Karang High Court, Lampung, 2) Case No. 95/PDT.PLW/2013/PN. Mks on the Resistance Lawsuit (verzet) to challenge execution decree of Makassar District Court No.44/EKS/2012/PN.MKS dated on March 13, 2013. IDIC was lost and the case is currently in the examination of Makassar High Court, South Sulawesi.
c. Permohonan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi (MK) LPS mengajukan surat permohonan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada 27 Februari 2014 yang tercatat dalam registrasi perkara No. 27/PUU-XII/2014. Ketentuan yang diujikan dalam permohonan tersebut adalah penafsiran terhadap pasal-pasal dalam UU LPS mengenai nilai penjualan saham bank gagal di bawah nilai PMS LPS.
c. Proposal of Judicial Review to the Constitutional Court IDIC filed a petition for Judicial Review to the Constitutional Court on 27 February 2014 and recorded in case registration No. 27/PUU-XII/2014. The provision tested in the proposal is the interpretation of articles in IDIC Law concerning the value of the sale of shares of failed banks below TCP.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Dukungan Operasional
Operational Support
Berdasarkan putusan MK pada 28 Januari 2015, MK berpendapat bahwa: a. Tindakan LPS menjual saham Bank Gagal meskipun tidak mencapai tingkat pengembalian yang optimal tidak dapat dimaknai lain selain sebagai perintah undang-undang (UU LPS). b. Tindakan penjualan saham Bank Gagal oleh LPS tidak dapat dikategorikan sebagai perbuatan pidana yang merugikan keuangan negara, meskipun nilai penjualannya tidak mencapai tingkat pengembalian yang optimal, sepanjang dilakukan secara terbuka dan transparan.
Based on the Constitutional Court decree on 28 January 2015, the Court found: a. IDIC action on selling the shares of Failed Bank, despite not achieving optimal return, can not be interpreted other than the order of IDIC Law . b. IDIC action on selling the shares of Failed Bank can not be categorized as a criminal act that causes State loss, despite the selling value is not meeting the optimum return, as long as it is carried out transparently and publicly.
2. Melaksanakan investigasi terhadap dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh pengurus, pemilik, pegawai, pihak terafiliasi, dan pihak lainnya yang menyebabkan bank menjadi bank gagal.
2. Conducting investigation of alleged banking crimes committed by management, owner, employee, the affiliated parties, and other parties causing the bank to fail
Investigasi yang dilakukan pada 2014 dalam rangka memperoleh data/dokumen/informasi terhadap suatu kejadian yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, sehingga mengakibatkan bank menjadi bank gagal.
Investigation conducted in 2014 was aimed to collect data/ document/information on an event committed by certain parties that led the bank to fail.
Dalam melakukan investigasi dan pelaporan dugaan tindak pidana perbankan, LPS bekerja sama dengan OJK, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan dibantu oleh konsultan di bidang audit/forensik.
In investigating and reporting the alleged banking criminal act, IDIC cooperates with IFSA, Development and Financial Supervisory Agency (BPKP), and audit/forensic consultants.
Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan investigasi pada 2014, sebagai berikut: a. Melakukan koordinasi dengan OJK dalam pelaksanaan investigasi terhadap: 1. 3. PT BPR Kujang Artha Sembada (DL); 2. 4. PT BPR Cinere Artha Raya (DL); 3. 5. PT BPR Mutiara Artha Pratama (DL); 4. 6. PT BPR Tugu Kencana (DL); 5. 7. PT BPR Arthasraya Sejahtera (DL). b. Melakukan koordinasi tindak lanjut investigasi dengan OJK untuk membahas perkembangan penanganan hasil investigasi atas dugaan tindak pidana perbankan pada bank yang dicabut izin usahanya. c. Melaksanakan audit forensik atas surat berharga milik PT. Bank Mutiara, Tbk dengan dibantu konsultan independen.
Investigation activities in 2014 are as following: a. Forming coordination with IFSA to conduct investigation on banks (under liquidation): 3. 1. PT BPR Kujang Artha Sembada; 4. 2. PT BPR Cinere Artha Raya; 5. 3. PT BPR Mutiara Artha Pratama; 6. 4. PT BPR Tugu Kencana; and 7. 5. PT BPR Arthasraya Sejahtera.
3. Memberikan Pendampingan/Bantuan Hukum yang Dibutuhkan Pelaksana Tugas Kedinasan
3. Providing Legal Aid/Assistance Required by Officials
Pendampingan atau bantuan hukum dilakukan untuk memastikan hak hukum dan kenyamanan bagi pelaksana tugas kedinasan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Legal aid or assistance is made to ensure the legal rights and confidence of the officials in performing their duties and authorities.
b. Follow up coordination on investigation with IFSA to discuss the progress of investigation result on the alleged banking criminal act on banks with revoked license. c. Carry out forensic audit on securities owned by PT. Bank Mutiara, Tbk. with the assistance of independent consultant.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
101
Dukungan Operasional Operational Support
102
Pendampingan dan bantuan hukum diberikan kepada pelaksana tugas kedinasan yang dipanggil sebagai saksi atau ahli dalam perkara pidana maupun perdata dan/atau diperiksa sebagai tersangka atau terdakwa dalam perkara pidana dengan didampingi dari pihak internal LPS maupun bantuan penasihat hukum eksternal (advokat) serta penyelesaian permasalahan hukum lainnya.
Legal aid and assistance is given to officials who are summoned as witness or expert in criminal or civil courts and/or questioned as defendant or suspect in a criminal court assisted by IDIC internal parties as well as external legal advisor (advocate) as well as other legal issues settlement.
Pada tahun 2014 terdapat 28 pendampingan /bantuan hukum yang dilakukan kepada pelaksana tugas kedinasan yang dilakukan dalam kapasitas sebagai saksi maupun ahli di berbagai instansi penegak hukum (KPK, Polri, Kejaksaan, Pengadilan) dan pemberian penjelasan kepada pemangku kepentingan lainnya (Komisi Ombudsman).
In 2014, there were 28 legal aids/assistances given to officials in their capacity as witnesses or experts in various law enforcement institutions (such as Corruption Eradication Commission, National Police, Attorney, Court) and providing explanation to other stakeholder (Ombudsman Commission).
Peraturan
Regulation
Berdasarkan UU LPS, untuk menjalankan fungsinya LPS mempunyai tugas merumuskan dan menetapkan kebijakan terkait dengan pelaksanaan penjaminan simpanan, turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan, dan penyelesaian bank gagal (bank resolution).
Under IDIC Law, in order to perform its functions, IDIC has tasks of formulating and establishing policies related to the implementation of deposit insurance, actively promoting banking system stability, and bank resolution.
Penetapan kebijakan oleh LPS dituangkan dalam Peraturan LPS, Peraturan Dewan Komisioner, dan Peraturan Kepala Eksekutif. Sepanjang 2014, LPS telah menerbitkan Peraturan LPS sebagai berikut: 1) Peraturan LPS Nomor 2/PLPS/2014 tentang Perubahan atas Peraturan LPS Nomor 2/PLPS/2010 tentang Program Penjaminan Simpanan. Peraturan LPS tersebut mengatur antara lain, mengenai pelaksanaan program penjaminan simpanan mengenai perubahan format perubahan premi dan tata cara perhitungan premi, simpanan yang dijamin berdasarkan prinsip syariah, dan pihak-pihak yang menyebabkan bank menjadi tidak sehat.
The policy establishment is formulated into IDIC Regulation, Board of Commissioners Regulation, and Chief Executive Officer Regulation. In 2014, IDIC has issued IDIC Regulation as below: 1) IDIC Regulation No. 2/PLPS/2014 on the Amendment of IDIC Regulation No. 2/PIDIC/2010 on the Deposit Insurance Program. The Regulation stipulates, among others, on the implementation of deposit insurance program, changes in the format and procedure of premium calculation, sharia-based insured deposits, and parties which led the bank to unsound condition.
2) Peraturan LPS Nomor 1/PLPS/2014 tentang Penjualan Saham Bank Gagal yang Diselamatkan. Peraturan LPS tersebut mengatur antara lain, metode penjualan saham bank gagal yang diselamatkan, batas waktu penjualan, harga dasar penjualan, syarat dan kriteria calon investor.
2) IDIC Regulation No. 1/PLPS/2014 on the Share Sale of the Rescued Failed Bank. The IDIC regulation stipulates, among others, the sale method of the rescued failed bank, sale time limit, sale basic price, and terms and conditions of investor candidate.
Selain Peraturan LPS sebagaimana diuraikan di atas, LPS telah menetapkan 18 Peraturan Dewan Komisioner (PDK), 17 Keputusan Dewan Komisioner (KDK), 20 Peraturan Kepala Eksekutif (PKE), and 54 Keputusan Kepala Eksekutif (KKE) sebagai peraturan yang berlaku di internal LPS.
Besides the aforementioned IDIC Regulations, IDIC has issued 18 Board of Commissioners Regulations, 17 Board of Commissioners Decisions, 20 Chief Executive Officer Regulations, and 54 Chief Executive Officer Decisions as internal regulations in IDIC.
Dalam rangka menjaga stabilitas sistem perbankan, LPS aktif terlibat dalam penyusunan draft rancangan peraturan perundang-undangan bersama pemerintah dan instansi terkait. Rancangan peraturan perundang-undangan tersebut antara lain, Undang-Undang tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan dan Undang-Undang Perbankan.
In order to maintain financial system stability, IDIC actively involved in drafting of legislation draft together with government and related institution. The legislation draft are Law on Financial Safety Net and Law on Banking.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Dukungan Operasional
Operational Support
Kepatuhan
Compliance
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, LPS mempunyai komitmen yang tinggi untuk mematuhi ketentuan UU LPS, peraturan perundangan, dan ketentuan internal.
In carrying out its functions and duties, IDIC has strong commitment to comply with the IDIC Law, eksternal regulation, and internal regulations.
Untuk mengimplementasikan komitmen tersebut, fungsi kepatuhan yang bersifat permanen merupakan unsur yang penting dalam meminimalkan risiko kepatuhan dan membangun budaya kepatuhan.
To implement such commitment, a permanent compliance function is an important element in minimizing compliance risk and developing compliance culture.
LPS memiliki unit kerja khusus dalam menjalankan fungsi kepatuhan yang bersifat independen dan bebas dari pengaruh unit kerja lainnya, serta bertanggung jawab langsung kepada Direktur Eksekutif Hukum.
IDIC has a special unit in performing the compliance function that is independent and may not be interfered by other working units, and as directly responsible to Executive Director of Legal.
Dalam rangka memastikan kepatuhan unit kerja, LPS telah memiliki kebijakan dan prosedur untuk melakukan review kepatuhan terhadap business process yang dijalankan tiap unit kerja di LPS.
In order to ensure that the business proces conducted by working units are aready compliance, IDIC has established policies and procedures that requires working compliance review on business process run by every units of IDIC.
Sepanjang 2014 kegiatan yang dilakukan dalam rangka fungsi kepatuhan sebagai berikut :
Throughout 2014, activities carried out within the framework of the compliance function as follows:
1.
1.
Review kepatuhan dilakukan agar unit kerja melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan internal. Review kepatuhan dilakukan terhadap lebih dari 300 business process yang dijalankan unit kerja di LPS. 2. Kajian terhadap peraturan internal dan asistensi kepada unit kerja. Pada 2014 LPS melakukan beberapa kajian terhadap peraturan internal baik yang telah ditetapkan dalam rangka penyempurnaan maupun yang akan ditetapkan.
2.
In 2014, in terms of improvement on internal regulations, IDIC has conducted both the existing regulations and the upcoming regulation several legal and compliance reviews for. Additionally, assistance for working units were also taken to ensure the compliance with internal regulation as well as to identify the weakness in its implementation.
Selain itu, dilakukan asistensi kepada unit kerja dalam menjalankan tugas guna memastikan kepatuhan terhadap peraturan internal sekaligus untuk mengidentifikasi kelemahan dalam implementasi peraturan internal. 3.
Riset Kepatuhan Tujuan dari riset kepatuhan untuk memberikan masukan kepada unit kerja terkait dalam rangka membantu pelaksanaan tugas dan kewenangan LPS. Produk riset kepatuhan yang telah dihasilkan pada 2014 yaitu Pengelolaan Informasi di Lingkungan LPS. 4. Sosialisasi/Sharing Session Sepanjang 2014 dilakukan sosialisasi/sharing session sebanyak empat kali, dengan topik sebagai berikut: a. Sosialisasi mengenai Beberapa Peraturan Terkait Pelaksanaan Tugas Direktorat Hukum. b. Sharing Session mengenai Hukum Acara Perdata di Indonesia. c. Sosialisasi mengenai Pencegahan Tindak Pidana Korupsi.
Compliance review is taken to encourage the units perform their activities in line with the internal regulation. Compliance review is applied on more than 300 business processes run by the IDIC units. Review on internal regulation and assistance to the unit.
3.
Compliance Research The objective of compliance research is to provide advices for related units in assisting the implementation of IDIC duties and authorities. The product of compliance research in 2014 was the management of intenal information in IDIC.
4.
Socialization/Sharing Session There are four socialization/sharing sessions in 2014 with the following topics: a. Socialization on Regulations Related to Implementation of Legal Directorate Duties. b. Sharing Session on Civil Procedure law in Indonesia. c. Socialization on Prevention of Corruption Act. d. Sharing Session on Legal Due Diligence.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
103
Dukungan Operasional Operational Support
d. Sharing Session mengenai Legal Due Diligence.
104
Sistem Informasi
Information System
Sepanjang 2014, LPS telah menyelesaikan dan mengembangkan infrastruktur teknologi informasi dimana 10 aplikasi telah diimplementasikan dan dua lainnya masih dalam proses pengembangan.
Throughout 2014, IDIC has completed and developed information technology infrastructure where 10 applications have been implemented and another two are still on development process.
A. Human Capital Management Tahap II
A. Human Capital Management Phase II
Implementasi Human Capital Management (HCM) tahap II antara lain menjalankan performance appraisal dan talent management telah Go Live pada triwulan III/2014. HCM tahap II meliputi proses: 1) man power planning; 2) career and succession planning untuk membantu mengidentifikasi jenjang karir pegawai dan membantu menentukan suksesi yang paling tepat guna menduduki suatu posisi dengan menggunakan Profile Match Up; 3) performance appraisal untuk penilaian kinerja pegawai, pengelolaan remunerasi, dan karir berbasiskan kinerja pegawai; serta 4) pengelolaan pelatihan berbasis kompetensi (training need analysis).
Implementation of Human Capital Management (HCM) Phase II, among others, are performing Go Live performance appraisal and talent management in quarter III/2014. HCM Phase II included the process of: 1) manpower planning; 2) career and succession planning to help identifying employee career development and determining the appropriate succession to fill a post using Profile Match Up; 3) performance appraisal for employees performance assessment, remuneration management, and performance-based career; 4) management of competence-based training (training need analysis).
HCM tahap II juga berisi pengembangan visualisasi talent untuk career planning, succession planning termasuk 9 box perpective, dan Personnel Cost Planning untuk memprediksi serta menghitung realisasi biaya kepegawaian yang dapat dibreak down per individu pegawai.
HCM phase II also contained development of talent visualization for career planning and succession planning including 9 box perspectives, and Personnel Cost Planning to predict and calculate employment cost realization which could be broken down per individual.
B. Sistem Informasi Keuangan Bank dalam Likuidasi (SIKBDL)
B. Financial Information System of the Liquidated Bank (FISLB)
Pada 2014, LPS telah mengimplementasikan Sistem Informasi Keuangan untuk Bank dalam Likuidasi (SIKBDL) yang dipergunakan oleh Tim Likuidasi untuk mendukung operasional pelaksanaan kegiatan likuidasi.
In 2014, IDIC has implemented Financial Information System on Bank under Liquidation (FISLB) used by the Liquidation Team to support its operational.
SIKBDL digunakan untuk mencatat pengelolaan keuangan bank yang telah dilikuidasi berupa data finansial maupun non finansial. Data tersebut antara lain pencatatan aset, monitoring aset, biaya likuidasi, dan pemantauan anggaran Tim Likuidasi. Seluruh transaksi tersebut akan dikirim ke LPS sebagai alat monitoring Tim Likuidasi oleh Group Likuidasi Bank.
FISLB is used to record financial management of the liquidated bank, both financial and non-financial data. The data including asset recording, asset monitoring, liquidation cost, and budget monitoring on Liquidation Team. All transactions will be submitted to IDIC and used by Bank Liquidation Group to monitor Liquidation Team.
C. E-reporting
C. E-reporting
LPS juga telah mengembangkan aplikasi e-reporting berbasis web yang terintegrasi dengan Core System. Aplikasi ini dapat digunakan oleh bank peserta penjaminan untuk menyampaikan laporan posisi simpanan, laporan perhitungan premi, laporan susunan pengurus bank, dan laporan bulanan.
IDIC has developed a web-based e-reporting application integrated with the Core System. This application can be used by member banks to submit reports: deposit position, premium calculation , bank management structure, and monthly report.
D. Payment Chanelling System (PCS) – Premium
D. Payment Channeling System (PCS) – Premium
LPS juga telah mengimplementasikan PCS-Premium yang merupakan aplikasi host-to-host dengan bank penerima pembayaran premi untuk mempermudah identifikasi
IDIC also has implemented PCS-Premium as the host-to-host application with the premium receiver bank to facilitate the identification of premium paid by rural banks.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Dukungan Operasional
Operational Support
pembayaran premi yang dilakukan oleh BPR.
E. Disaster Recovery Center (DRC)
E. Disaster Recovery Center (DRC)
Sebagai tindak lanjut dari pengembangan Disaster Recovery Center (DRC) yang telah diselesaikan pada 2013, LPS mengimplementasikan DRC yang berlokasi di Batam pada Juli 2014.
As a follow up of the development of the Disaster Recovery Center (DRC) that had been finalized in 2013, IDIC implemented DRC located in Batam on July 2014.
Pengembangan DRC tersebut dilakukan sebagai langkah mitigasi apabila terjadi keadaan darurat akibat bencana yang menyebabkan terjadinya gangguan dan atau terhentinya layanan teknologi informasi pada Data Center (DC) yang tidak dapat segera dipulihkan.
The DRC development was considered as a mitigation of a possibility on emergency situation caused by disaster which led to disruption and or interruption of information technology on the Data Center (DC) that cannot be recovered promptly.
Ruang lingkup pengembangan DRC adalah critical system yang telah diidentifikasi melalui assesment terhadap unit-unit kerja di LPS, meliputi berbagai aplikasi kritikal yang diperlukan untuk kelangsungan operasional LPS.
The scope of DRC development is an identified critical system from assessment of IDIC work units. It includes the critical applications necessary for the continuity of IDIC operational.
Pada triwulan IV/2014, LPS telah melakukan simulasi pengaktifan DRC tersebut untuk memastikan kesiapan DRC LPS dalam mengambil alih peran dan fungsi Data Center jika terjadi gangguan yang mengakibatkan terhentinya layanan Data Center.
In the quarter IV/2014, IDIC has simulated DRC activation to ensure the readiness of IDIC DRC to takeover the Data Center role and function whenever there are disruptions that interrupt Data Center.
Simulasi dilakukan dengan menon-aktifkan seluruh critical system pada Data Center dilanjutkan dengan pengaktifan sistem tersebut di DRC (failover).
The simulation was implemented by deactivating all critical systems in the Data Center and followed by the activation of the system in the DRC (failover).
Pengujian layanan seluruh critical system di DRC kemudian dilakukan dengan menggunakan transaksi riil dan telah berhasil dengan baik sebelum diakhiri dengan penon-aktifan seluruh critical system di DRC dan pengaktifan kembali sistem tersebut di Data Center (failback).
The service test of all critical systems in the DRC is conducted by using real transaction and was successful in both before ended by deactivating the entire critical system in DRC and reactivation of the system in the Data Center (failback).
F. Pengembangan Infrastruktur dan Data Center
F. Infrastructure and Data Center Development
LPS juga telah mengembangkan infrastruktur dan Data Center dengan melakukan penambahan kapasitas perangkat server, storage dan memory termasuk implementasi virtualisasi untuk mendukung cost efficiency dan untuk memenuhi kebutuhan implementasi aplikasi atas infrastruktur pendukung.
IDIC has developed infrastructure and Data Center by adding capacities of server, storage, and memory including the implementation of virtualization to support cost efficiency and to meet the need of application implementation of the supporting infrastructure.
G. Implementasi Information Security Management System (ISMS)
G. Implementation of Information Security Management System (ISMS)
Pada 2014, LPS sedang melakukan implementasi keamanan teknologi informasi mengadopsi ISMS berbasis ISO 27001: 2013. ISMS tersebut banyak diadopsi oleh industri keuangan dan non keuangan baik internasional maupun domestik untuk mengelola keamanan teknologi informasi yang
In 2014, IDIC was implementing information technology security by adopting the ISMS ISO 27001:2013. ISMS is widely adopted by both foreign and domestic financial and nonfinancial industries to manage a sustainable information technology security that includes people, process, and
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
105
Dukungan Operasional Operational Support
berkesinambungan dan mencakup aspek people, proses, dan teknologi.
technology aspects.
H. Implementasi Aplikasi Lainnya
H. Implementation of Other Applications
Selain beberapa aplikasi tersebut, sepanjang 2014 LPS juga telah menyelesaikan implementasi beberapa aplikasi untuk mendukung kegiatan operasional, antara lain sebagai berikut. • Aplikasi pengelolaan perjalanan dinas. • Sistem informasi perkara. • Enhancement terhadap PCS-Klaim. • Sistem informasi perpustakaan.
I. Akses Informasi LPS membuka akses informasi seluas-luasnya bagi pemangku kepentingan, masyarakat umum, dan investor melalui situs http://www.lps.go.id/, yang memuat informasi terkini antara lain profil LPS, penjaminan simpanan, penyelamatan bank, likuidasi, klaim simpanan, publikasi, serta peraturan, dan perundang-undangan yang terkait tentang LPS.
Hubungan Masyarakat Kelembagaan
106
dan
In addition to the applications mentioned above, during 2014, IDIC also has accomplished the implementation of some applications to support operational activities such as: • Application for official travel management • Information system for legal case • Enhancement of PCS-Claim. • Library Information System.
I. Information Access IDIC widely opens the access of information to public, stakeholders, and investors through http://www.lps.go.id/, which contains updated information of IDIC profile, deposit insurance, bank rescue, liquidation, deposit claim, publication, and regulations as well as legislations related to IDIC.
Hubungan Public and Institutional Relations
LPS menyadari betul bahwa untuk memudahkan menjalin hubungan dengan para pemangku kepentingan diperlukan peningkatan pengetahuan mengenai tugas dan fungsi LPS .
IDIC is aware that to facilitate relation with the stakeholders, it is necessary to improve knowledge on the IDIC duties and functions.
Oleh karena itu, LPS telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan awareness para pemangku kepentingan melalui beberapa kegiatan, antara lain penayangan iklan (cetak, elektronik, dan media sosial), seminar, sosialisasi, pemberian bantuan dalam rangka CSR, dan sebagainya. Selama tahun 2014 LPS telah melakukan kegiatan sosialisasi di 2014 sebagai berikut: 1. Seminar di lebih dari 15 kota di Indonesia 2. Talkshow TV dan Radio 3. LPS Mengajar (ditingkat Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi) 4. Kegiatan bersifat massal, misalnya pelaksanaan LPS Fun Run 2014 yang diikuti oleh lebih dari 2000 peserta.
Therefore, IDIC has put the best efforts to increase awareness of the stakeholders through some activities such as advertisement (print, electronic, and social media), seminar, socialization, Corporate Social Responsibility (CSR), etc. Throughout 2014, IDIC has conducted socialization activities as follow:
Pada 2014 LPS juga melakukan berbagai kegiatan guna meningkatkan hubungan media dalam rangka membangun transparansi dan akuntabilitas kepada publik mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi LPS khususnya terkait penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk. Berbagai kegiatan tersebut diantaranya berupa media gathering dan press conference, senior editor meeting, serta media visit.
In 2014, IDIC also held various activities to strengthen relationship with media in order to build public transparency and accountability in performing IDIC duties and functions, particularly related to the sale of PT. Bank Mutiara, Tbk., shares. Those activities were including media gathering, press conference, senior editor meeting, and media visit.
Untuk mengukur efektifitas kegiatan komunikasi yang telah dijalankan di 2014, LPS telah melakukan audit komunikasi yang dilaksanakan oleh pihak ketiga independen. Hasil dari audit tersebut menunjukan adanya peningkatan level awarness terhadap keberadaan dan program LPS Sebagai perwujudan tanggung jawab sosial, LPS telah
To measure the effectiveness of communication activities carried out in 2014, IDIC made communication audit conducted by an independent third party. The result showed the increasing level of awareness on IDIC existence and program.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
1. 2. 3. 4.
Seminar in more than 15 cities in Indonesia TV Talkshows and Radio LPS Mengajar (IDIC Teaching) in High School and University levels Mass activities, such as LPS Fun Run 2014 attended by more than 2.000 participants.
Dukungan Operasional
Operational Support
melaksanakan berbagai kegiatan di sepanjang 2014, antara lain sebagai berikut: • Seminar dengan topik pemberdayaan anak penyandang autisme agar mandiri dan siap memasuki dunia kerja. • Acara buka puasa dan pemberian santunan untuk 1000 anak yatim & dhuafa. • Donor darah dalam rangka Hut LPS ke-9. Hubungan yang erat antara LPS dengan Lembaga-lembaga lain (dalam dan luar negeri), sedikit banyak akan memudahkan LPS dalam menjalan Tugas dan Fungsi LPS. Selama 2014, LPS telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan hubungan kelembagaan, seperti:
As the expression on social responsibility, IDIC has held various social activities in 2014, such as: • Seminar on empowerment of children with autism to be self-reliant and ready to work. • Fast breaking and charities distribution to 1.000 orphans and poor children. • Blood donor in commemoration of the 9th anniversary of IDIC. The close relationship between IDIC and other institutions (domestic and foreign) would help IDIC to run its functions and duties. During 2014, IDIC has held various activities to improve institutional relations such as:
Dalam Negeri
Domestic
Penandatanganan MoU dengan beberapa Universitas (Swasta dan Negeri) yang tersebar di beberapa kota di Indonesia mengenai sosialisasi dan pembelajaran tentang LPS.
IDIC had signed MoUs with several (public and private) universities across cities in Indonesia on socialization and study about IDIC.
Penandatanganan MoU dengan OJK mengenai Pemeriksaan Bersama antara LPS dan OJK. Selanjutnya, LPS dan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) POLRI menandatangani Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) MoU LPS-POLRI yang dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi juklak dimaksud kepada beberapa personil Direktorat Kriminal Umum dan Direktorat Kriminal Khusus Polda seluruh Indonesia. Penandatanganan MoU dengan OJK dan Juklak tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan optimalisasi proses pengembalian asset bank yang ditangani oleh LPS.
MoU signing with IFSA on the Joint Examination of IDIC and IFSA. Then, IDIC and the National Police’s Criminal Investigation Unit signed Implementation Guidelines of IDIC-National Police MoU followed by the socialization of the implementation guidelines to Directorate of General Crime and Directorate of Special Crime of all Regional Police across Indonesia. The MoU signing with IFSA and the guidelines is meant to optimize the recovery of bank assets handled by IDIC.
Peningkatan hubungan kelembagaan juga dilakukan LPS melalui kegiatan bersama dengan beberapa asosiasi antara lain Perbanas, Asbisindo, Perbarindo, dan sebagainya.
IDIC also improved institutional relation through joint activities involving several associations such as National Banking Association (Perbanas), Indonesia Islamic Banking Association (Asbisindo), Association of Indonesian Rural Banks (Perbarindo), etc.
Luar Negeri
International
Sebagai bagian dari komunitas Internasional, LPS telah berperan aktif mengikuti dan menjadi narasumber dalam berbagai event Internasional di dalam dan luar negeri. LPS juga menjadi anggota komite mauppun working group pada organisasi-organisasi Internasional seperti IADI (International Association of Deposit Insurers), IFSB (Islamic Financial Stability Board), dan sebagainya. Di 2014 juga, LPS bersama dengan Malaysia (Perbadanan Insurance Deposit of Malaysia/ PIDM) dan Thailand (Deposit Protection Agency/PDA) menandatangani perpanjangan MoU Tripartite yang berisi antara lain tukar menukar informasi dan pengetahuan diantara 3 lembaga tersebut.
As part of international communities, IDIC has played an active role by following or become references such as speakers for various international events both domestic and overseas. IDIC also became a member of committee or working group of international organizations such as IADI (International Association of Deposit Insurers), IFSB (Islamic Financial Stability Board), etc. In 2014, IDIC together with Malaysia (Perbadanan Insurance Deposit of Malaysia/PIDM), and Thailand (Deposit Protection Agency /PDA) signed the extension of Tripartite MoU containing an exchange of information and knowledge among those three deposit insurers.
Beberapa
IDIC also held international seminars in 2014 such as hosting
seminar
berskala
internasional
pun
telah
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
107
Dukungan Operasional Operational Support
108
diselenggarakan LPS di 2014, yaitu menjadi tuan rumah seminar dan workshop internasional bertema Integrated Protection Scheme (IPS) yang diikuti oleh peserta lebih dari 10 negara. Seminar selanjutnya adalah seminar internasional dengan tema “Befriending with the Boom-Bust Cycle” di Jakarta yang dibuka oleh Menteri Keuangan M. Chatib Basri. Adapun pembicara utama pada seminar tersebut antara lain, Prof. Carmen Reinhart (Harvard University AS), Prof. Bambang Brodjonegoro, PhD (Wakil Menteri Keuangan), dan Prof. Hikmahanto Juwana, PhD (Guru Besar Bidang Ilmu Hukum, Universitas Indonesia).
the international seminar and workshop entitling Integrated Protection Scheme (IPS) which attended by participants from more than 10 countries. The other seminar was the international seminar entitling ‘Befriending with the Boom-Bust Cycle’ that was officially opened by Minister of Finance Chatib Basri and Chairman of IDIC Board of Commissioners C. Heru Budiargo. The speakers were Prof. Carmen Reinhart (Harvard University, US), Prof. Bambang Brodjonegoro, Ph.D. (Vice Minister of Finance), Prof. Hikmahanto Juwana, Ph.D. (Senior Lecturer of University of Indonesia, Faculty of Law), Rizal B. Prasetijo (IDIC Member of Board of Commissioners), and Jahja Setiaatmadja (President Director of PT Bank Central Asia Tbk.).
Layanan umum
General Affairs
Dalam melakukan pengadaan barang dan jasa, LPS senantiasa mengedepankan prinsip efisien dan efektif. Oleh sebab itu LPS memiliki Group Layanan Umum yang bertugas melakukan supporting unit dan bertanggung jawab sebagai berikut: • Layanan pengadaan (procurement) barang/jasa; dan • Penyediaan dan layanan logistik perkantoran termasuk melaksanakan fungsi kearsipan.
In goods and services procurement, IDIC always prioritizes the principles of efficiency and effectiveness. For those reasons, IDIC has General Affairs Group as the supporting unit which has tasks and responsibility on: • Procurement of goods and services; and • Provision of office logistic service including archive filing service.
Selama 2014, kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh LPS senilai Rp68,9 miliar
In 2014, IDIC has conducted goods and services procurement valued at IDR 68.9 billion
Salah satu kegiatan pengadaan yang dilaksanakan pada 2014 adalah melaksanakan kegiatan fitting out kantor LPS di Gedung Equity Tower lantai 39 dan perluasan ruang serbaguna di lantai 20 pada November 2014 dengan nilai proyek sebesar Rp3,93 miliar.
Procurement activities in 2014 were the IDIC office fitting out at Equity Tower Building 39th floor and hall expansion at the 20th floor in November 2014 which cost around IDR3.93 billion.
Kegiatan pengadaan pada 2014 banyak ditandai dengan perekrutan penyedia jasa di bidang konsultansi guna mendukung unit kerja yang berkaitan dengan kegiatan sosialisasi, pengembangan sistem manajemen SDM, penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk. baik (aspek administrasi, teknis dan legal penjualan), penyusunan berbagai Standard Operation Procedure (SOP), di samping jasa konsultan hukum baik dalam maupun luar negeri.
Many procurement activities in 2014 were marked by recruitment of consultant service related to socialization, development of human resources management system, share sale of PT Bank Mutiara, Tbk. (administrative, technical, and legal aspects), drafting of various Standard Operating Procedures (SOP), and legal consultant .
Pada 2014, LPS juga telah menyelesaikan kegiatan logistik yang cukup signifikan, khususnya dalam hal peningkatan kapasitas ruang kerja pegawai dari 220 orang pada 2013 menjadi 306 orang pada 2014.
In 2014, IDIC also has finalized significant logistic activities, particularly in terms of employee working space expansion from 220 in 2013 to 306 in 2014.
Di bidang kearsipan, LPS telah melakukan pelaksanaan pemilahan arsip dalam rangka kegiatan penyusutan Arsip pada 2014.
In archiving segment, IDIC has sorted out the archives to downsize the total archive in 2014.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Dukungan Operasional
Operational Support
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
109
Tinjauan Keuangan LPS tahun 2014 IDIC Financial Review 2014
110
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Report on the Result of Financial Statement Examination
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
111 111 111
Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Report on the Result of Financial Statement Examination
112
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan
Report on the Result of Financial Statement Examination
THE AUDIT BOARD OF THE REPUBLIC OF INDONESIA --------------------------------------------------------------------------------REPORT ON AUDIT RESULT OF THE FINANCIAL STATEMENT Regarding with the Law No. 15/2004 on Audit of State Financial Responsibility and Management, the Law No. 15/2006 on the Audit Board, and the Law No. 24/on the Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC)as amended by the Law No. 7/2009, the Audit Board had audited the IDIC Balance Sheet dated on December 31, 2014 and 2013, Surplus Deficit, Statement of Change in Equity, and Cash Flow Report and Notes on the Financial Statement of period end of those dates. Financial statement is deemed the IDIC responsibility. The Audit Board is responsible for the statement of opinion on the financial statement based on the audit. The Audit Board conducted audit based on the State Financial Audit Standard. The standard here requires the Audit Board to plan and carry out the audit so as to obtain justifiable belief that the financial statement is free from erroneous presentation. The audit includes examination of evidences related to the amounts and disclosure of a financial statement. The examination also includes assessment of accounting principle application and significant estimation made by IDIC., assessment of compliance with the regulation, assessment of internal control system reliability with material impact of the financial statement, and assessment of the financial statement presentation thoroughly. The Audit Board believes that the examination provides appropriate fundament to express opinion. In the Audit Board’ report No. 49/LHP/XV.3/03/2014 dated on 28 March 2014, the Audit Board does not express any opinion about the IDIC Balance Sheet as per 31 December 2013, Surplus Deficit, Statement of Change in Equity, and Cash Flow Report and Notes of Financial Statement for period ended on that date due to the record of the Temporary Capital Placement (TCP) at Bank Mutiara Tbk (formerly PT Bank Century, Tbk.) amounting IDR8,011.84 billion. IDIC does not estimate the recoverable amount of the recorded value of TCP on the IDIC Balance Sheet, and its impact to the Surplus Deficit Report, Special Reserves, and Insurance Reserves on the IDIC Equity Amendment Report. In 2014, IDIC has conducted the disposal of TCP to Bank Mutiara Tbk with the sale price worth IDR4,455.51 billion and admitted the discrepancy of gain price and the sale price as the divestment cost of TCP worth IDR3,556.33 billion. IDIC does not present the 2013 Financial Statement.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
113
Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Report on the Result of Financial Statement Examination
According to the Audit Board’s opinion, the aforementioned financial statement has fair presentation of all materials, IDIC financial position on 31 December 2014, and Surplus Deficit, and Cash Flow on the end period of that date in compliance with the standard accounting principleand accounting policy especially enacted for IDIC. The presentation of balance as per 31 December 2014, IDIC calculated the Insurance Claim Provision bons (CKP) based on the bank risk-exposure as stipulated by the Board of Commissioners Regulation No. 10/2015 on the CKP and Chief Executive Officer Regulation no. 4/2015 on the CKP Calculation Method. The regulation amended and revoked the previous CKP calculation method based on the Decree of Board of Commissioners (KDK) No. 023/DK-LPS/VI/2011 juncto KDK No. 042/DK-LPS/IX/2012 on the CKP Calculation Guidelines. The calculation of CKP here is based on every bank risk exposure. Compared to the previous period, the CKP balance as per 31 December 2014 has change in Loss Given Default as from 75% into 85%, Exposure at Default as from the average of total deposit into deposit with maximum value of IDR2 billion, and the number of banks with exemption as from 3 banks into 20 banks. As part of the obtained appropriate belief of the normalcy of the financial statement here, the Audit Board conducted audit of compliance with the regulation and internal control system. The Report of Audit on the Compliance with the Regulation and Internal Control System is presented in the Report No. 51b/LHP/ XV.3/03/2015 dated on 31 March 2015, and No. 51c/LHP/XV.3/03/2015 dated on 31 March 2015, that is considered as inseparable component of the report.
Jakarta, 31 March 2015 The Audit Board of the Republic of Indonesia Lead Auditor
Slamet Kurniawan, M.Sc., Ak. State Registered Accountant No. D-14825
114
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Neraca Balance Sheet
Per 31 Desember 2014 dan Per 31 Desember 2013 31 December 2014 and 31 December 2013
dalam Ribuan Rp In Thousand Rupiah
Uraian
Catatan
Per 31 Desember 2014
Per 31 Desember 2013
Description
Notes
Per 31 December 2014
Per 31 December 2013
Aset Assets Kas dan Setara Kas Cash and Cash Equivalent Investasi Dalam Surat Berharga Investment in Securities
3.6; 4.1
3,221,497,052
533,963,473
3.7; 4.2
Surat Berharga Diterbitkan BI (SBI) Bank Indonesia Certificate held to Maturity - Diskonto SBI (Bank Indonesia Certificate Discount)
-
-
-
-
-
-
45,088,121,000
33,211,113,000
1,139,376,189
1,221,673,770
(719,648,903)
(489,462,306)
45,507,848,286
33,943,324,464
Total SBI BI Certificate held to Maturity Net of Discount Surat Berharga Diterbitkan Pemerintah (SBN) Government Bond held to Maturity + Premium SBN + Government Bond Premium - Diskonto SBN (Government Bond Discount) Total SBN Government Bond held to Maturity Net of Discount and Premium Total Investasi Dalam Surat Berharga Total Investment in Securities Piutang Premi Penjaminan Account Receivables-Insurance Premium Piutang Investasi Account Receivables-Interest on Investment Piutang Bank Dalam Likuidasi (BDL) Account Receivables-Bank in Liquidation
4.3
4.4
4.5
Piutang Lain-Lain Other Account Receivables
45,507,848,286
33,943,324,464
439,372
479,782
714,456,057
504,336,077
-
-
12,418,145
13,076,247
(11,222,419)
(10,408,536)
- Akum.Penyisihan Piutang Lain-Lain (Accumulated Depreciation-Other Account Receivables) Piutang Lain-Lain Bersih Net Other Account Receivable Penyertaan Modal Sementara Temporary Capital Placement
4.6
4.7
1,195,726 -00
2,667,711
8,011,841,000
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
115
Neraca
Balance Sheet
dalam Ribuan Rp In Thousand Rupiahi
Uraian
Catatan
Per 31 Desember 2014
Per 31 Desember 2013
Description
Notes
Per 31 December 2014
Per 31 December 2013
Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud Fixed Asset and Intangible Asset
3.8; 4.8
Harga Perolehan Cost of Fixed Assets - Akumulasi Penyusutan (Accumulated Depreciation)
172,804,339
157,336,166
(56,615,499)
(41,794,669)
Total Aset Tetap 116,188,840
115,541,497
223,315,384
173,156,435
49,784,940,717
43,285,310,439
9,194,188
28,548,209
8,266,919,899
11,332,872,466
4.12
28,199,468
26,391,329
4.13
181,298,846
148,932,633
4.14
78,371,448
35,858,437
8,563,983,849
11,572,603,074
4.15
4,000,000,000
4,000,000,000
4.16
7,444,191,374
5,542,541,473
4.16
29,776,765,494
22,170,165,892
41,220,956,868
31,712,707,365
49,784,940,717
43,285,310,439
Fixed Assets - Nett of Accumulated Depreciation Aset Lain-Lain
4.9
Total Other Assets Total Aset Total Assets Kewajiban Liabillities Hutang Klaim Penjaminan Insurance Claim Payable Cadangan Klaim Penjaminan Provision for Insurance Claims Cadangan Manfaat Karyawan Provision for Employee Benefit Hutang Pajak Tax Payable Hutang Lain-Lain Other Account Payable
4.10
3.11; 4.11
Total Kewajiban Total Liabillities Ekuitas Equity Modal Awal Pemerintah Government Initial Capital Cadangan Tujuan Special Reserve Cadangan Penjaminan Insurance Reserve Total Ekuitas Total Equity Total Kewajiban dan Ekuitas Total Liabillities and Equity
116
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Laporan Surplus Defisit Statement of Surplus (Deficit)
Periode 01 Januari s.d. 31 Desember 2014 dan Periode 01 Januari s.d. 31 Desember 2013 Period on 01 January - 31 December 2014 (Audited) and 01 January - 31 December 2013 (Audited) Uraian
Catatan
Description
Notes
dalam Ribuan Rp In Thousand Rupiah
01 Jan - 31 Des 2014
01 Jan - 31 Des 2013
Pendapatan Operasi Operating Revenue Pendapatan Premi Penjaminan Revenues From Insurance Premium Pendapatan Hasil Investasi Revenues From Investment Pendapatan Kontribusi Kepesertaan Revenues From Membership Contribution Pendapatan Denda Revenues From Fines Pendapatan Pengembalian Klaim Revenues From Claim Recovery
4.17
7,831,254,393
7,006,457,211
4.18
2,826,117,745
2,033,765,289
4.19
102,978
45,500
4.20
73,339
132,342
4.21
163,922,435
9,182,507
10,821,470,890
9,049,582,850
54,500,462
40,982,843
(54,500,462)
(40,982,843)
4.23
3,595,879,686
9,409,550
4.24
(3,011,452,105)
189,268,009
4.25
480,396,051
356,189,536
4.26
318,248,491
276,363,896
1,383,072,123
831,230,991
9,438,398,767
8,218,351,859
4.27
86,801,243
68,533,402
4.28
(17,402,542)
(13,713,210)
Total Pendapatan Operasi Total Operating Revenues Biaya Operasi Operating Expenses Biaya Klaim Penjaminan Insurance Claims Expenses
3.15; 4.22
- Cadangan Klaim Penjaminan Direalisasi (provision from Realized Insurance Claims) Biaya Terkait Dengan Resolusi Bank Expenses Related to Bank Resolution Biaya Kenaikan (Penurunan) Cad. Klaim Expenses of Increase (Decrease) on Provision For Claims Biaya Investasi Investment Expenses Biaya Umum dan Administrasi General and Administration Expenses Total Biaya Operasi Total Operating Expenses Surplus (Defisit) dari Operasi Operating Surplus (Deficit) Pendapatan dan Biaya Lain-Lain Other Revenues and Expenses Pendapatan Lain-Lain Other Revenues Biaya Lain-Lain Other Expenses
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
117
Laporan Surplus Defisit
Statement of Surplus (Deficit)
dalam Ribuan Rp In Thousand Rupiah
Uraian
Catatan
Description
Notes
Pendapatan dan Biaya Lain-Lain
01 Jan - 31 Des 2014
01 Jan - 31 Des 2013
69,398,701
54,820,192
9,507,797,468
8,273,172,051
4.29
-
53,495,898
4.29
(452,035)
(2,440,831)
(452,035)
51,055,067
9,508,249,503
8,222,116,984
4.16
1,901,649,901
1,644,423,397
4.16
7,606,599,602
6,577,693,587
Other Revenues and Expenses Surplus (Defisit) Bersih Sebelum Pajak Net Surplus (Deficit) Before Taxes Pajak Penghasilan Badan Corporate Income Tax Biaya PPh Badan kini Corporate Current Income Tax Penghasilan Pajak Tangguhan Income Tax Benefit - Deferred Pajak Penghasilan Badan Corporate Income Tax Surplus (Defisit) Bersih Setelah Pajak Net Surplus (Deficit) After Taxes Alokasi Surplus Defisit: Surplus (Deficit) Allocation Cadangan Tujuan (20%) Special Purpose Reserve (20%) Cadangan Penjaminan (80%) Insurance Reserve (80%)
118
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Laporan Perubahan Modal Statement of Changes in Equity
Periode 01 Januari s.d. 31 Desember 2014 dan Periode 01 Januari s.d. 31 Desember 2013 Period on 01 January - 31 December 2014 (Audited) and 01 January - 31 December 2013 (Audited) Uraian
31 Desember 2013
Description
31 December 2013
1
2
dalam Ribuan Rp In Thousand Rupiah
Penambahan
Pengurangan
3
4
31 Desember 2014 31 December 2014 5=2+3-4
Modal dari Pemerintah Goverment Capital Modal Awal Initial Capital Jumlah Modal Pemerintah Total Goverment Capital
4,000,000,000
4,000,000,000
-
-
-
4,000,000,000
-
4,000,000,000
Alokasi Surplus (Defisit): Allocation of Surplus (Deficit) Cadangan Tujuan Special Reserve Cadangan Penjaminan Insurance Reserve Jumlah Alokasi Surplus Defisit Total Allocation of Surplus (Deficit) Jumlah Modal Total Equities
5,542,541,473
1,901,649,901
-
7,444,191,374
22,170,165,892
7,606,599,602
-
29,776,765,494
27,712,707,365
9,508,249,503
-
37,220,956,868
31,712,707,365
9,508,249,503
-
41,220,956,868
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
119
Laporan Arus Kas Statement of Cash Flow Periode 01 Januari s.d. 31 Desember 2014 dan Periode 01 Januari s.d. 31 Desember 2013 Period on 01 January - 31 December 2014 (Audited) and 01 January - 31 December 2013 (Audited) Uraian
Catatan
Description
Notes
dalam Ribuan Rp In Thousand Rupiah
01 Jan - 31 Des 2014
01 Jan - 31 Des 2013
Aktivitas Operasi Operating Activities Penerimaan dari Premi Penjaminan Cash Receipts from Insurance Premium Penerimaan dari Hasil Investasi Cash Receipts from Investment Penerimaan dari Kontribusi Kepesertaan Cash Receipts from Membership Contribution Penerimaan dari Pendapatan Denda Cash Receipts from Fines Penerimaan dari Pendapatan Pengembalian Klaim Cash Receipts from Claim Recovery Penerimaan dari Pendapatan Lain-Lain Cash Receipts from Other Revenues Pengeluaran untuk Pembayaran Klaim Penjaminan Cash Disbursement for Insurance Claim
5.1
7,831,215,113
7,007,006,957
5.2
2,604,699,963
2,119,611,739
5.3
62,000
39,000
5.4
300,466
178,339
5.5
163,922,435
13,380,133
5.6
86,801,243
68,533,402
5.7
(73,854,483)
(38,318,929)
5.8
(6,487,092)
(5,498,732)
5.9
(301,748,052)
(227,639,748)
5.10
(274,700,571)
(202,089,648)
5.11
(17,402,542)
(13,713,210)
Pengeluaran untuk Biaya Terkait Dgn Resolusi Bank Cash Disbursement for Expenses Related to Bank Resolution Pengeluaran untuk Biaya Investasi Cash Disbursement for Investment Expenses Pengeluaran untuk Biaya Umum dan Administrasi Cash Disbursement for General and Administration Expenses Pengeluaran untuk Biaya Lain-Lain Cash Disbursement for Other Expenses Pengeluaran untuk Biaya PPh Badan Cash Disbursement for Corporate Income Taxes Penerimaan (Pengeluaran) Talangan pada BDL Cash Receipts for Advances of Liquidated Bank Penerimaan (Pengeluaran) Piutang lain-Lain Cash Receipts from Other Receivable Penerimaan (Pengeluaran) Aset Lain-Lain Cash Disbursement for Other Assets Penerimaan (Pengeluaran) Hutang Pajak Cash Disbursement for Tax Payable Penerimaan (Pengeluaran) Hutang Lain-Lain Cash Disbursement for Other Payable Arus Kas dari (untuk) Aktivitas Operasi Net Cash Flow Provided from Operating Activities
120
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
5.12
-
(179,894,000)
5.13
-
1,197,194
5.14
471,953
313,322
5.15
(5,307,895)
(8,872,583)
5.16
(148,932,633)
(129,359,106)
5.17
(13,923,243)
(20,033,471)
9,845,116,661
8,384,840,659
Laporan Arus Kas
Statement of Cash Flow
dalam Ribuan Rp In Thousand Rupiah
Uraian
Catatan
Description
Notes
01 Jan - 31 Des 2014
01 Jan - 31 Des 2013
Aktivitas Investasi Investment Activities Penerimaan (Pengeluaran) Surat Berharga Cash Disbursement for Investment in Securities Penerimaan (Pengeluaran) PMS Cash Receipts from Temporary Capital Placement (TCP) Penerimaan (Pengeluaran) Aset Tetap Cash Disbursement for Fixed Assets
5.18
(11,553,226,020)
(7,199,573,338)
5.19
4,411,111,111
(1,249,480,000)
5.20
(15,468,173)
(11,001,129)
(7,157,583,082)
(8,460,054,467)
Arus Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi Net Cash Flow Provided from Investment Activities Aktivitas Pendanaan Funding Activities Penerimaan Setoran Modal Awal Pemerintah Initial Capital from the Government Arus Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan Net Cash Flow from Funding Activities Kenaikan (Penurunan) Arus Kas Increase (Decrease) of Cash Flow Saldo Kas dan Setara Kas Awal Beginning Balance of Cash and Cash Equivalents Saldo Kas dan Setara Kas Akhir Ending Balance of Cash and Cash Equivalents
-
-
-
-
2,687,533,579
(75,213,808)
533,963,473
609,177,281
3,221,497,052
533,963,473
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
121
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary Of Financial Statement (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
3. Ringkasan Kebijakan Akuntansi
3. Summary Of Accounting Policy
3.1 Penyajian Laporan Keuangan
3.1 Presentation of Financial Statements
Laporan Keuangan LPS disusun berdasarkan Kebijakan Akuntansi LPS yang ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisioner No.022/DK-LPS/XII/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Kebijakan Akuntansi sebagaimana terakhir dirubah denganPDK No.13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Dewan Komisioner No.022/DK-LPS/ XII/2005 tentang Kebijakan Akuntansi Lembaga Penjamin Simpanan. Penyusunan dan penetapan kebijakan akuntansi dimaksud didasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan.
IDIC Financial Statement is composed in reference to the IDIC Accounting Policy determined by the Decree of Board of Commissioners No.022/DK-LPS/XII/2005 dated on 30 December 2005 on Accounting Policy, which has been amended by the Board of Commissioners Regulation No. 13/2014 on the Second Amendment of Decree of Board of Commissioners No.022/DK-LPS/XII/2005 on Accounting Policy of Indonesia Deposit Insurance Corporation. The composition and determination of the accounting policy is based on Indonesian Financial Accounting Standards (IFAS/ PSAK) 1 about the Financial Statements Presentation.
Laporan keuangan LPS terdiri dari Neraca, Laporan Surplus Defisit, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan disusun dengan dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk Laporan Arus Kas.
IDIC’s financial statement is comprised of Balance Sheet, Statement of Surplus (Deficit), Statement of Changes in Equity, Statement of Cash Flows, and Notes to the Financial Statements. The financial statement is presented on accrual basis, except for the Statement of Cash Flows.
Sesuai UU LPS, laporan keuangan wajib disajikan secara tahunan berdasarkan tahun takwim dan harus dapat diperbandingkan antarperiode. Periode pelaporan LPS adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
As mandated by IDIC Law, financial statements shall be presented annually (calendar year) and comparable between period. IDIC reporting period is from 1 January to 31 December.
3.2 Kelangsungan Hidup
3.2 Sustainability
Laporan keuangan disusun dengan asumsi keberadaan LPS berlanjut untuk waktu yang tidak terbatas (going concern). Jika diketahui bahwa LPS akan berhenti beroperasi, maka laporan keuangan harus disusun dengan basis likuidasi disertai pengungkapan yang memadai.
Financial statement is prepared based on assumption that IDIC existence will continue for unlimited time (going concern). If there are any indications that IDIC will stop operating, the financial statement should be prepared using liquidation basis with an adequate disclosure.
3.3 Biaya Historis
3.3 Historical Expenses
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya historis (historical cost), kecuali untuk surat berharga yang tersedia untuk dijual dan surat berharga diperdagangkan yang disajikan sesuai nilai wajar.
The financial statement is composed based on the historical expense concept, except for the securities available to be sold and securities for trading presented in fair value.
3.4 Transaksi dalam Mata Uang Asing
3.4 Foreign Currency Transaction
Mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan LPS adalah mata uang Rupiah (Rp). Transaksi dalam mata uang asing dicatat dengan menggunakan kurs saat terjadinya transaksi, kecuali untuk pembayaran klaim, kurs yang digunakan adalah kurs tengah Bank Indonesia pada saat tanggal pencabutan izin usaha bank. Aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikonversi menjadi Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.
The currency used in the IDIC financial statement is in Indonesian Rupiah (IDR). The transaction in foreign currencies is recorded using the exchange rate applicable at the time of transaction, except for claim payment where the exchange rate used is Bank Indonesia mid rate at the date of bank license revocation. Monetary assets and liabilities in foreign currencies are converted into IDR using Bank Indonesia mid rate at the date of balance sheet.
3.5 Transaksi dengan Pihak-pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa
3.5 Related-Party Transaction
Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa diungkapkan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berkaitan
122
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Parties with special relationship are disclosed in accordance with the financial accounting standards related to the disclosure
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
dengan pengungkapan hubungan istimewa.
pihak-pihak
yang
mempunyai
of parties with special relationship.
3.6 Kas dan Setara Kas
3.6 Cash and Cash Equivalents
Kas dan Setara Kas adalah uang kertas dan logam yang ada di Kas Kecil, giro bank, giro BI, dan deposito yang jatuh tempo maksimum tiga bulan.
Cash and Cash Equivalents are bank notes and coins in petty cash, bank current accounts, Bank Indonesia current accounts, and term deposit that due in three months at maximum.
3.7 Investasi Dalam Surat Berharga
3.7 Investment in Securities
Sesuai dengan Pasal 82 ayat (2) UU LPS, investasi yang dilakukan LPS hanya pada surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dan/atau Bank Indonesia. Investasi yang dilakukan diutamakan untuk menjaga tingkat likuiditas tertentu dan tidak dimaksudkan semata-mata untuk memperoleh capital gain. Investasi LPS disajikansebagai: (i) Diperdagangkan; (ii) Tersedia untuk dijual; dan (iii) Dimiliki hingga jatuh tempo. Pengklasifikasian investasi didasarkan pada Keputusan Kepala Eksekutif yang memuat rencana pelepasan investasi.
Based on Article 82 paragraph (2) of IDIC Law, IDIC investment shall be in the form of securities issued by the Government and/or Bank Indonesia. The main objectives of the investments are to maintain certain liquidity level and not merely aimed at capital gain. IDIC investment is presented as (i) traded; (ii) available for sale; and (iii) hold to maturity. The investment classification is based on the Chief Executive Officer Decree that includes plan on investment disposal.
3.8 Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud
3.8 Fixed Assets and Intangible Assets
Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud yang dimiliki oleh LPS disusutkan dengan menggunakan Metode Garis Lurus (straight line method) dengan kelompok aset dan umur sebagai berikut: Jenis Aset
Fixed Assets and Intangible Assets owned by IDIC are depreciated through Straight Line Method with group of assets and age as below:
Type of Assets
Umur
Age
20 tahun
20 years
Aset Tetap Kategori I
Fixed Asset of Category I
Bangunan
Building
Aset Tetap Kategori II
Fixed Asset of Category II
Partisi
Partition
8 tahun
8 years
Kendaraan (Mobil)
Car
5 tahun
5 years
Kendaraan (Motor)
Motorcycle
3 tahun
3 years
Peralatan Kantor
Office Equipment
4–8 tahun
4-8 years
Komputer dan EDP (Hardware)
Computer and EDP (Hardware)
4 tahun
4 years
Peralatan Elektronik
Electronic Equipment
4 tahun
4 years
Aset Tidak Berwujud Kategori I
Intangible Asset of Category I
Riset & Pengembangan Perangkat Lunak
Research and Development of Software
20 tahun
20 years
Paten/ Hak Cipta/ Lisensi
Patent/Copyright/License
20 tahun
20 years
Goodwill
Goodwill
20 tahun
20 years
Aset Tidak Berwujud Kategori II
Intangible Asset of Category II
Komputer dan EDP (Software)
Computer and EDP (Software)
4 tahun
4 years
3.9 Kapitalisasi Biaya
3.9 Cost Capitalization
a.
a. Repairs cost including replacement of asset parts (including spare parts) and overhaul, which included as expenses to replace several fixed assets and non-routine cost, shall be capitalized into fixed assets if the expense can extend the economic durability or improve assets productivity with the terms as below: • For Category I at least valued at IDR100,000,000 (one hundred million Rupiah).
Biaya perbaikan termasuk penggantian bagian-bagian dari aset (termasuk spare part) dan overhaul, yang merupakan pengeluaran untuk mengganti sebagian aset tetap dan tidak bersifat rutin, harus dikapitalisasi ke aset tetap yang bersangkutan apabila pengeluaran tersebut dapat menambah umur ekonomis atau menambah produktivitas aset tersebut, dan dengan syarat pengeluaran: • Untuk Kategori I sekurang-kurangnya berjumlah
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
123
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Untuk Kategori II sekurang-kurangnya berjumlah Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). b. Pembelian aset harus langsung dibebankan pada tahun yang bersangkutan apabila memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut: • aset yang transaksinya bersifat rutin; • nilai pengadaan asetnya sampai dengan Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per unit; dan/atau • aset yang termasuk ke dalam kategori aset bernilai rendah (low value asset) sebagaimana ketentuan LPS mengenai aset bernilai rendah (low value asset).
For Category II at least valued at IDR10,000,000 (ten million Rupiah). b. Purchasing assets shall be charged in the current year if it meets one or more of the following criteria: • Asset with routine transaction; • Asset procurement value of the asset reached IDR5,000,000 (five million Rupiah) per unit; and/or • Assets included in low value asset category as mandated by the IDIC regulation on the low value asset.
3.10 Penyertaan Modal Sementara
3.10 Provision for Insurance Claim
Sesuai dengan Pasal 27 dan Pasal 41 UU LPS, seluruh biaya penanganan Bank Gagal yang dikeluarkan oleh LPS menjadi PMS pada Bank Gagal dimaksud. Penempatan dana LPS pada suatu bank atau perusahaan lainnya dalam rangka penyelamatan atau penanganan Bank Gagal, disajikan dalam neraca sebagai PMS sebesar harga perolehan.
In accordance with the Article 27 and Article 41 of IDIC Law, all costs spent by IDIC in Failed Bank resolution is treated as IDIC Temporary Capital Placement (TCP) in the failed bank. IDIC fund placement in a bank or other companies in rescuing or handling the Failed Bank is presented as TCP at cost.
Laporan keuangan LPS tidak dikonsolidasikan dengan laporan keuangan bank atau perusahaan lainnya di mana LPS melakukan penyertaan modal sementara, karena penyertaan modal dimaksud bukan dalam rangka akuisisi dan dilakukan dalam jangka waktu yang terbatas sesuai dengan Pasal 30, Pasal 42 dan Pasal 82 UU LPS.
IDIC financial statement is not consolidated with financial statements of bank or other companies where IDIC TCP placed, since the TCP is carried out for a limited timeframe (Article 30, Article 42, and Article 82 of IDIC Law) and not disbursed for acquisition.
3.11 Cadangan Klaim Penjaminan
3.11 Insurance Claim Reserve
Cadangan Klaim Penjaminan adalah cadangan yang dibentuk dengan tujuan untuk menutup kemungkinan timbulnya kewajiban pembayaran klaim yang akan dilakukan kepada nasabah Bank Gagal yang tidak diselamatkan. Cadangan klaim penjaminan disajikan pada sisi kewajiban di neraca dan dibentuk pada setiap akhir periode laporan keuangan.
Insurance Claim Reserve is a reserve aiming to cover the possibility of future claim payment liabilities for the depositors of failed bank. The insurance claim reserve is presented in the liability side of balance sheet and established at the end of each financial statement period.
Sampai dengan Tahun 2010 pembentukan cadangan setiap tahunnya dihitung secara proporsional berdasarkan estimasi jumlah Simpanan (Dana Pihak Ketiga). Pembentukan cadangan klaim penjaminan dilakukan secara kumulatif sampai dengan akhir tahun buku 2010.
Until 2010 the provision of reserve is proportionally calculated annually based on Third Party Fund estimation. The provision is cumulatively formulated until the end of fiscal year 2010.
Pada tahun buku 2011 LPS menetapkan besarnya cadangan untuk setiap bank berdasarkan risk exposure setiap bank tersebut. Selisih antara akumulasi cadangan klaim penjaminan yang sudah dibentuk dengan cadangan yang dihitung berdasarkan risk exposure per bank diakui sebagai penambah atau pengurang beban pada tahun buku 2011. Setelah tahun buku 2011, cadangan klaim penjaminan dibentuk berdasarkan risk exposure setiap bank, dan dalam hal terdapat selisih antara jumlah cadangan klaim penjaminan yang perlu dibentuk berdasarkan risk exposure dengan saldo awal cadangan klaim penjaminan, selisih tersebut diakui sebagai penambah atau pengurang beban pada tahun berjalan.
In the 2011 fiscal year, IDIC determined the amount of reserves based on each bank risk exposure. The difference between the accumulated insurance claim reserve and the reserves based on the risk exposure is recognized as the addition or deduction of expenses in the 2011 fiscal year. Post 2011, the insurance claim reserve was determined based on each bank risk exposure. In case there is a difference in value between established insurance claim reserve based on risk exposure with initial balance of insurance claim reserve, it will be recognized as addition or deduction of expenses on the respective year.
•
124
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
•
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
3.12 Hutang dan Piutang Terkait dengan Bank Dilikuidasi
3.12 Payables and Receivables Related to Liquidated Bank
Hutang dan piutang yang timbul terkait bank dilikuidasi adalah Hutang Klaim Penjaminan dan Piutang Bank Dalam Likuidasi.
Payables and receivables that arise from bank in liquidation are Insurance Claim Payables and Liquidated Bank Receivables.
Hutang Klaim Penjaminan adalah kewajiban yang harus dibayarkan LPS dalam rangka penanganan suatu bank dalam likuidasi dan dicatat berdasarkan nilai hasil verifikasi simpanan yang layak bayar.
Insurance Claim Payables is a liability that must be paid by IDIC to handle liquidated bank and recorded according to the verification result of the eligible deposit.
Piutang Bank Dalam Likuidasi adalah tagihan LPS kepada bank dalam likuidasi sehubungan dengan pengeluaran yang telah dilakukan oleh LPS terkait dengan likuidasi bank tersebut meliputi klaim penjaminan yang dibayarkan, talangan gaji dan pesangon pegawai bank, dan talangan biaya likuidasi lainnya. Piutang tersebut disajikan sebesar jumlah yang dapat ditagih oleh LPS.
Liquidated Bank Receivables is IDIC claim to liquidated bank in relation to IDIC expenses for liquidated bank, including insurance claim payments, bailout for bank employees’ wages and severance, and bailout for other liquidation expenses. The receivables are stated at the amount collectible by IDIC.
3.13 Ekuitas
3.13 Equity
Ekuitas LPS terdiri dari Modal Awal Pemerintah, Modal Tambahan Pemerintah, Cadangan Tujuan dan Cadangan Penjaminan.
IDIC equity consists of the Government Initial Capital, Government Additional Capital, Special Reserves, and Insurance Reserves.
Modal LPS bersumber dari Pemerintah Republik Indonesia. Sesuai dengan Pasal 81 ayat (1) UU LPS, Modal Awal LPS ditetapkan sekurang-kurangnya Rp4 triliun dan sebesarbesarnya Rp8 triliun. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.32 Tahun 2005 tentang Modal Awal LPS, Modal Awal LPS ditetapkan sebesar Rp4 triliun berbentuk tunai dan merupakan kekayaan negara yang dipisahkan.
IDIC capital is derived from the Government of the Republic of Indonesia. In accordance with Article 81 paragraph (1) of IDIC Law, IDIC Initial Capital is set at minimum of IDR4 trillion and at maximum of IDR8 trillion. Furthermore, based on the Government Regulation No. 32/2005 on the IDIC Initial Capital, the capital is constituted at the amount of IDR4 trillion in cash and treated as separated state treasury.
Berdasarkan Pasal 83, 84 dan Pasal 85 UU LPS, surplus yang diperoleh LPS dari kegiatan operasional dalam satu tahun dialokasikan 20% untuk Cadangan Tujuan dan 80% untuk Cadangan Penjaminan. Dalam hal terjadi defisit dalam satu tahun karena pembayaran klaim penjaminan, defisit tersebut diperhitungkan sebagai pengurang Cadangan Penjaminan. Dalam hal Cadangan Penjaminan tidak mencukupi, maka defisit tersebut diperhitungkan sebagai pengurang modal LPS.
Based on Articles 83, 84, and 85 of IDIC Law, 20 percent of surplus gained by IDIC from its operations within a year is allocated for Special Reserve and 80 percent for Insurance Reserve. In an event of deficit within a year due to insurance claim payment, the deficit will be calculated as deduction to Insurance Reserve. In case the Insurance Reserve is insufficient, the deficit will be calculated deduction to IDIC capital.
Dalam hal modal LPS kurang dari modal awal (kurang dari Rp4 triliun), Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menutup kekurangan tersebut dengan Modal Tambahan Pemerintah.
In a condition where IDIC capital is less than its initial capital (IDR4 trillion), the Government, upon the House of Representatives’ approval, shall cover the deficit through Government Additional Capital.
3.14 Pengakuan Pendapatan
3.14 Revenue Recognition
Pendapatan Premi diakui dalam periode timbulnya hak LPS atas premi dimaksud sesuai dengan UU LPS. Pendapatan premi periode Januari sampai dengan Juni timbul pada bulan Januari, dan pendapatan premi periode Juli sampai dengan Desember timbul pada bulan Juli. Pendapatan bunga dan denda diakui dalam periode timbulnya hak atas bunga dan denda tersebut sesuai dengan UU LPS dan peraturan pelaksanaannya.
Premium Revenues are recognized in the period where IDIC’s rights on the premium occured as stipulated by IDIC Law. Premium Revenues for the period of January to June occur in January and for the period of July to December occur in July. Interest income and fines are recognized in the period where IDIC rights on the interest and fines occured as stipulated on IDIC Law and its procedures.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
125
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
3.15 Biaya Klaim Penjaminan
3.15 Insurance Claim Expenses
Biaya Klaim Penjaminan dicatat sebesar Hutang Klaim Penjaminan berdasarkan hasil verifikasi simpanan (lihat Catatan 3.12). Untuk tujuan penyajian, biaya klaim tersebut dikurangi dengan Cadangan Klaim Penjaminan direalisasi (lihat Catatan 3.11).
Insurance Claim Expenses is recorded equal to Insurance Claim Payables based on deposit verification result (see Notes 3.12). For presentation purposes, these expenses are deducted with realized Insurance Claims Reserves (see Notes 3.11).
4. PENJELASAN POS-POS NERACA DAN 4. DESCRIPTION OF BALANCE SHEET LAPORAN SURPLUS DEFISIT ACCOUNT AND STATEMENT OF SURPLUS (DEFICIT) 4.1 Kas Dan Setara Kas
4.1 Cash and Cash Equivalents
Saldo Kas dan Setara Kas per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Balance of Cash and Cash Equivalents as of 31 December 2014 and 2013 is described as follow:
dalam Ribuan Rp In Thousand Rupiah
Keterangan
No A
Description
31-12-14
31-12-13
Kas & Setara Kas untuk Penanganan Operasional Cash and Cash Equivalent for Operational Handling 1. Bank BRI Rupiah 309
85,211,089
481,859,907
2. Bank Mutiara 001
13,029,251
382,267
7,296
9,263
98,247,636
482,251,436
3. Kas Rupiah Total Kas & Setara Kas untuk Penanganan Operasional Total Cash and Cash Equivalent for Operational Handling B
Kas & Setara Kas untuk Penerimaan Premi Cash and Cash Equivalents for Premium Income 1. Giro BI Rupiah 117
592
83,656
2. Bank BRI Rupiah 300
231,969
225,078
3. Bank BRI Rupiah 306
94,181
-
326,742
308,735
3,086,597,947
259,263
24,825,906
24,277,626
1,850,559
1,104,677
3,113,274,412
25,641,566
9,648,262
25,761,736
3,221,497,052
533,963,473
Total Kas & Setara Kas untuk Penerimaan Premi Total Cash and Cash Equivalents for Premium Income C
Kas & Setara Kas untuk Penanganan Investasi Cash and Cash Equivalents for Investment Handling 1. Bank BNI Rupiah 965 2. Bank Mandiri Rupiah 632 3. Bank BRI Rupiah 301 Total Kas & Setara Kas untuk Penanganan Investasi Total Cash and Cash Equivalents for Investment Handling Total Kas & Setara Kas untuk Pembayaran Klaim Total Cash and Cash Equivalents for Claim Payment Total Kas & Setara Kas Total Cash and Cash Equivalents
126
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Terdapat peningkatan yang signifikan pada saldo kas dan setara kas rekening BNI 965 sehubungan dengan hasil penjualan saham PT Bank Mutiara,Tbk (referensi catatan 4.7). Atas saldo kas tersebut telah diinvestasikan melalui mekanisme private placement pada tanggal 24 Desember 2014 dengan settlement dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2015 dengan nominal sebesar Rp3.000.000.000.
There was a significant rise of cash and cash equivalents on BNI 965 account in relation to the sale of PT Bank Mutiara Tbk. shares (referring to Notes 4.7). The balance of cash has been invested through private placement mechanism on 24 December 2014, and the settlement was carried out on 2 January 2015, valued at IDR3,000,000,000,000.
4.2 Investasi dalam Surat Berharga
4.2 Investment in Securities
Berdasarkan Undang-Undang LPS, Investasi yang dimiliki oleh LPS hanya dapat ditempatkan pada surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, yaitu dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan pada surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah, yaitu dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN). Rincian surat berharga 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
As stipulated on IDIC Law, IDIC investment can only be placed on securities issued by Bank Indonesia, such as Bank Indonesia Certificate (SBI) and securities issued by the Government in form of Government Securities (SBN). The details of securities as of 31 December 2014 and 2013 are as follow:
Keterangan Description Nominal SBI Amount of SBI - Diskonto SBI - Discounted SBI Jumlah SBI Bersih Total of Net SBI Nominal SBN Amount of SBI - Premium SBN - Premium of SBN - Diskonto SBN - Discounted SBN Jumlah SBN Bersih Total of Net SBN Total Investasi dalam Surat Berharga Total Investment in Securities
31-12-2014
31-12-2013
-
-
-
-
-
-
45,088,121,000
33,211,113,000
1,139,376,189
1,221,673,770
(719,648,903)
(489,462,306)
45,507,848,286
33,943,324,464
45,507,848,286
33,943,324,464
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
127
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Keseluruhan SBI maupun SBN merupakan surat berharga Dimiliki Hingga Jatuh Tempo dan disajikan sebesar harga perolehan setelah amortisasipremium/diskonto. Amortisasi premium/diskonto atas surat berharga dihitung dengan menggunakan metode effective-interest. Rincian investasi dalam bentuk SBN adalah sebagai berikut:
Keterangan
No
1
Description Surat Perbendaharaan Negara (SPN) Treasury Bills (SPN) - Diskonto SPN - Discounted SPN Jumlah SPN Bersih Total of Net SPN
2
SPN Syariah Sharia-based SPN - Diskonto SPN Syariah - Sharia SPN discount Jumlah SPN Bersih Total of Net SPN
3
Obligasi Negara (ON - FR) Government Bond (ON-FR) + Premium ON + Premium of ON - Diskonto ON - Discounted ON Jumlah ON Bersih Total of Net ON
4
ON - Syariah (IFR) Sharia-based ON + Premium ON Syariah + Sharia-based ON Premium - Diskonto ON - Syariah - Sharia-based ON Discount Jumlah ON - Syariah Bersih Total of Net Sharia-based ON
128
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
All SBI and SBN securities are held to maturity and stated at cost after premium/discounted amortization. The amortization with coupons is calculated using effective-interest method. The details of the investment in the form SBN are as follow:
31-12-2014
31-12-2013
4,001,257,000
5,198,987,000
(97,102,022)
(109,162,148)
3,904,154,978
5,089,824,852
3,129,526,000
-
(39,596,607)
-
3,089,929,393
-
33,698,670,000
24,741,153,000
1,111,656,688
1,197,093,080
(477,626,667)
(284,522,985)
34,332,700,021
25,653,723,095
1,944,973,000
1,892,973,000
3,962,072
7,326,667
(100,669,962)
(94,262,915)
1,848,265,110
1,806,036,752
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Keterangan
No 5
31-12-2014
Description Obligasi Ritel Indonesia (ORI) Retail Government Bond (ORI) + Premium ORI + Premium of ORI - Diskonto ORI - Discounted of ORI Jumlah ORI Bersih Total of Net ORI
6
ORI Syariah Sharia-based ORI + Premium ORI Syariah + Premium of Sharia-based ORI - Diskonto ORI Syariah - Sharia-based ORI Discount Jumlah ORI - Syariah Bersih Total Net Sharia-based ORI Total Investasi dalam SBN Total Investment of Government Securities (SBN)
Berdasarkan masa jatuh temponya, investasi surat berharga LPS yang dimiliki LPS per 31 Desember 2014 dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
31-12-2013
1,855,695,000
1,228,000,000
23,757,429
17,251,309
(1,859,343)
(1,514,259)
1,877,593,086
1,243,737,050
458,000,000
150,000,000
-
2,715
(2,794,302)
0
455,205,698
150,002,715
45,507,848,286
33,943,324,464
Based on its maturity, IDIC investment in securities as of 31 December 2014 can be classified as follows:
Keterangan
Nominal SBI
Nominal SBN
Description
Amount of SBI
Amount of SBN
Masa Jatuh Tempo s.d. 1 tahun Maturity period up to 1 year Masa Jatuh Tempo lebih dari 1 tahun s.d. 5 tahun Maturity period more than 1 year up to 5 year Masa Jatuh Tempo lebih dari 5 tahun s.d. 10 tahun Maturity period more than 5 year up to 10 year Masa Jatuh Tempo lebih dari 10 tahun Maturity period more than 10 year Total Investasi dalam Surat Berharga Total Investment in Securities
-
9,112,044,000
-
10,577,313,000
-
11,974,608,000
-
13,424,156,000
-
45,088,121,000
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
129
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
4.3 Piutang Premi Penjaminan
4.3 Insurance Premium Receivables
Saldo Piutang Premi Penjaminan per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp439.372 dan Rp479.782. Saldo per 31 Desember 2014 merupakan kekurangan pembayaran premi dari BPR dan Bank Umum masing-masing sebesar Rp420.186 dan Rp19.186.
The balance of Insurance Premium Receivables as of 31 December 2014 and 2013 are IDR439,372 and IDR479,782 respectively. Balance of 31 December 2014 is the premium payment from Rural Banks and Commercial Banks valuing respectively at IDR420,186 and IDR19,186.
4.4 Piutang Investasi
4.4 Investment Revenue Receivables
Piutang Investasi per 31 Desember 2014 dan 2013 terdiri dari:
Investment Revenue Receivables as of 31 December 2014 and 2013 consist of:
Keterangan Description
31-12-2014
31-12-2013
Piutang Hasil Investasi Obligasi Negara Rupiah Receivables from Income of Government Bond Rupiah Piutang Hasil Investasi Obligasi Negara Syariah Rupiah Receivables from Sharia-based Government Bond Rupiah Piutang Hasil Investasi Obligasi Ritel Indonesia Rupiah Receivables from Income of retail Government Bond Rupiah Piutang Hasil Investasi Obligasi Ritel Syariah Rupiah Receivables from Sharia-based Ritel Government Bond Rupiah Total Piutang Investasi Total Investment Receivable
130
654,939,210
448,534,377
52,578,286
51,835,786
6,169,072
3,703,011
769,489
262,903
714,456,057
504,336,077
Piutang Hasil Investasi ON atau ORI merupakan hasil kupon ON atau ORI yang di-accrue sejak tanggal kupon bunga terakhir atau sejak tanggal perolehan sampai dengan tanggal pelaporan.
Investment Revenue Receivables from the Government Bonds or Indonesian Retail Bonds were Bond coupons accrued from the last coupon date or from settlement date to reporting date.
4.5 Piutang Bank Dalam Likuidasi
4.5 Receivables of Liquidated Bank
Saldo Piutang Bank Dalam Likuidasi (BDL) per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah Rp0.
Balance of Receivable of Liquidated Bank as of 31 December 2014 and 2013 was IDR0.
Atas seluruh biaya klaim simpanan layak bayar dari 1 Bank Umum dan 60 BPR yang telah dilikuidasi s.d. 31 Desember2014, sebagaimana dirinci pada Catatan 4.22, LPS telah mengakui Pendapatan Pengembalian Klaim dari Bank Dalam Likuidasi (BDL)sebesar Rp212.714.028, yang diperoleh untuk periode sampai dengan tahun 2013 sebesar Rp48.791.593 dan untuk periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp163.922.435.
All expenses from the eligible deposit claim of one liquidated Commercial Bank and 60 liquidated Rural Banks up to 31 December 2014, as stated in Notes 4.22., IDIC has recognized Claim Recovery Revenue from Liquidated Bank valued at IDR212,714,028, gained until 2013 period amounting at IDR48,791,593, and for the period of 1 January to 31 December 2014 valued at IDR163,922,435.
Sampai dengan tahun buku 2008, Piutang Pengembalian Klaim dan Pendapatan Pengembalian Klaim didasarkan pada Laporan Hasil Estimasi Pengembalian Klaim yang disusun sesuai dengan Keputusan Kepala Eksekutif (KKE) No.KEP.034/
Up to 2008 fiscal year, Receivables of Claim Recovery and Recovery Claim Revenues based on the Report of Claim Recovery Estimation Result were prepared in accordance with the Decree of Chief Executive Officer No.KEP.034/LPS/V/2007
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
LPS/V/2007 tanggal 23 Mei 2007 tentang Perhitungan Estimasi Pengembalian Biaya Klaim Penjaminan. Mulai tahun buku 2009 pengakuan Piutang/Pendapatan Pengembalian Klaim dilakukan pada saat pengumuman distribusi hasil likuidasi BDL.
dated on 23 May 2007, about the Calculation of Estimated Insurance Claim Expenses Recovery. Starting from 2009 fiscal year, recognition of Account Receivables/Claim Recovery Revenue was recorded at the announcement bank liquidation result distribution.
Selain Piutang Pengembalian Klaim dan Piutang Talangan GajiPesangon, LPS juga membukukan pinjaman kepada BDL untuk keperluan talangan biaya operasional Tim Likuidasi (TL) yang selanjutnya disebut Piutang Talangan Biaya Likuidasi. Dengan mempertimbangkan ketertagihan atas Piutang Talangan Biaya Likuidasi dan ketentuan dalam Pasal 54 ayat (2) UU LPS yang mensyaratkan biaya operasional TL dimaksud harus diperhitungkan terlebih dahulu dari setiap hasil pencairan aset BDL, maka terhitung sejak tahun buku 2009 seluruh pinjaman kepada BDL untuk keperluan biaya operasional TL direklasifikasi ke dalam Uang Muka Operasional Likuidasi (lihat Catatan 4.9).
In addition to the Claim Recovery Receivable and Account Receivables from Employee Wages-Severance, IDIC also booked loan to bank under liquidation to cover operational cost of Liquidation Team (TL), then stated as Receivables of Liquidation Expenses Bailout. Upon considering the collectability over Receivables of Liquidation Expenses Bailout and statement from Article 54 paragraph (2) of IDIC Law stipulating that operational cost of Liquidation Team is the first to be calculated from all assets disbursement of the bank under liquidation. Since the 2009 fiscal year, all loans to banks under liquidation for Liquidation Team operational expenses has been reclassified into the Liquidation Operational Advance (see Notes 4.9).
LPS membebankan piutang dan UM (uang muka) talangan kepada BDL sebagai bagian dari biaya LPS terkait dengan resolusi bank pada saat proses likuidasi BDL dimaksud telah ditetapkan berakhir. Berdasarkan Pasal 54 ayat (1) UU LPS, distribusi dari hasil pencairan aset dan/atau penagihan piutang debitur BDL dilakukan berdasarkan sebagai berikut: a. penggantian atas talangan pembayaran gaji pegawai yang terutang; b. penggantian atas pembayaran talangan pesangon pegawai; c. biaya perkara di pengadilan, biaya lelang yang terutang, dan biaya operasional kantor; d. biaya penyelamatan yang dikeluarkan oleh LPS dan/atau pembayaran atas klaim penjaminan yang harus dibayarkan oleh LPS; e. pajak yang terutang; f. bagian simpanan dari nasabah penyimpan yang tidak dibayarkan penjaminannya dan Simpanan dari nasabah penyimpan yang tidak dijamin; dan g. hak dari kreditur lainnya.
IDIC charged the receivables and bailout advances to banks under liquidation as part of the IDIC expenses related to bank resolution upon the completion of bank liquidation process. Based on the Article 54 paragraph (1) of IDIC Law, the distribution of assets disbursement and/or the collection of receivables of the liquidated bank debtor are performed on the following basis: a. Refund of the advance payment made to the accrued and unpaid remuneration for employee; b. Refund of the advance payment for severance payment of the employee; c. Judicial fees and charges at court, cost of unpaid auction expenses, and cost operational expenses; d. Resolution cost incurred by IDIC and/or payment of insured deposit paid by IDIC; e. Unpaid taxes; f. Uninsured portion of deposit and ineligible deposit; and g. Rights of other creditors.
4.6 Piutang Lain-Lain
4.6 Other Account Receivables
Saldo Piutang Lain-Lain per 31 Desember 2014 dan 2013 terdiri dari:
Balance of the Other Receivables as of 31 December 2014 and 2013 consists of:
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
131
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Keterangan Description Piutang Kontribusi Kepesertaan BPR dan BPRS Rural Bank Membership Contribution Receivables Piutang Denda Premi BPR, BPRS, dan Bank Umum Premium Fines Receivables from Rural Bank and Commercial Bank Piutang Denda Laporan BPR dan BPRS Report Fines Receivable - Rural Bank Piutang Lainnya Other Receivables Piutang Lain-Lain Sebelum Akumulasi Penyisihan Other Receivables before Accumulated Depreciation (-) Akum.Penyisihan Kerugian Piutang Denda Premi (-) Accumulated depreciation Of Premium Loss Receivables (-) Akum.Penyisihan Kerugian Piutang Denda Laporan (-) Accumulated depreciation Of Report Fines Loss Receivables Total Piutang Lain-Lain Net Other Receivables
132
31-12-2014
31-12-2013
52,978
12,000
845,274
1,072,401
10,408,536
10,408,536
1,111,357
1,583,310
12,418,145
13,076,247
(813,883)
-
(10,408,536)
(10,408,536)
1,195,726
2,667,711
Piutang kontribusi BPR dan BPRS terkait adanya 11 BPR/BPRS baru dengan izin operasional tahun 2014 yang baru diperoleh informasinya pada tahun 2015.
Information on Receivables of Rural Banks contribution related to new 11 Rural Banks with operational licenses in 2014 will be obtained in 2015.
Piutang Denda Premi sebesar Rp845.274 merupakan Piutang Denda atas keterlambatan dan kekurangan pembayaran premi BPR, BPR Syariah, dan Bank Umum.
Premium Fines Receivables of IDR845,274 is Fines Receivables over late and deficiency premium payments of Rural and Commercial Banks.
Piutang Denda Laporan BPR merupakan tagihan LPS kepada BPR atas keterlambatan penyampaian laporan berkala berupa Laporan Tahunan, Laporan Posisi Simpanan dan Laporan Bulanan. Berdasarkan UU LPS dan Peraturan LPS (PLPS) No.03/PLPS/2006tanggal 9 Maret 2006 juncto PLPS No.001/PLPS/2008 tanggal 30 Mei 2008tentang Pelaporan BPR, jumlah denda pelaporan yang telah ditagihkan kepada 953 BPR sampai dengan 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp228.721.000 dengan estimasi tingkat ketertagihan sebesar Rp10.410.192 dengan realisasi pembayaran sebesar Rp1.656. Dengan mempertimbangkan Pasal 4 KKE Nomor KEP.015/ KE/III/2008 tentang Estimasi Piutang Denda Keterlambatan Penyampaian Laporan Berkala BPR dan rendahnya tingkat ketertagihan atas piutang denda laporan BPR, LPS melakukan
Report Fines from Rural Banks is IDIC claim to Rural Banks for late periodic report submission such as Annual Report, Deposit Report, and Monthly Report. Based on IDIC Law and IDIC Regulation No.03/PLPS/2006 dated on 9 March 2006 juncto PLPS No.001/PLPS/2008 dated on 30 May 2008 on the Rural Bank Reporting, the total reporting fines claimed to 953 Rural Banks as of 31 December 2009 stood at IDR228,721,000 with the estimated collectability level valued at IDR10,410,192 and payment realization of IDR1,656. Upon considering Article 4 of Decree of Chief Executive Officer No. KEP.015/KE/ III/2008 on the Fines Receivables Estimation on Late Periodic Reporting Submission of Rural Banks and the low collectability level of receivables from rural bank reporting fines, IDIC has perform qualification on all receivable balances amounting
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
penyisihan atas seluruh saldo piutang sebesar Rp10.408.536 (Rp10.410.192 dikurangi Rp1.656). Selama tahun 2014 tidak terdapat mutasi transaksi atas piutang denda laporan dan saldo piutang denda laporan BPR sebesar Rp10.408.536 dimaksud tetap sejak Januari 2012.
at IDR10,408,536 (IDR10,410,192 deducted by IDR1,656). In 2014, there were no transaction mutation recorded over reporting fines receivables, resulting the balance of Rural Banks reporting fines receivables of IDR10,408,536 stayed still since January 2012.
Piutang Lainnya sebesar Rp1.111.357 antara lain berasal dari piutang pegawai dan tagihan internal atas fasilitas COP, sisa pertanggungjawaban uang muka perjalanan dinas pegawai dan kegiatan internal, biaya dibayar dimuka, dan corporate card yang sampai dengan 31 Desember 2014 belum diterima.
Other Receivables valued at IDR1,111,357 were derived from employee receivables and internal claim over COP facility, and the remaining accountability of cash advance for employee official travel and internal activities, advancement expenses, and corporate card which until December 31, 2014 were yet to be received.
4.7 Penyertaan Modal Sementara
4.7 Temporary Capital Placement
Saldo Penyertaan Modal Sementara (PMS) per 31 Desember2014 dan 31 Desember 2013masing masing sebesar Rp0 dan Rp8.011.841.000. PMS LPS ini dilakukan dalam rangka penanganan PT. Bank Mutiara, Tbk yang ditetapkan sebagai bank gagal yang berdampak sistemik sesuai dengan Keputusan KSSK No.04/KSSK.03/2008, sehingga bank memenuhi ketentuan tingkat kesehatan yang ditetapkan otoritas pengawas perbankan.
The balance of Temporary Capital Placement (TCP) as of 31 December 2014, and 31 December 2013, amounted at IDR0 and IDR8,011,841,000 respectively. The IDIC TCP was due to handling of PT Bank Mutiara, Tbk. which was recognized as failed bank with systemic impact based on KSSK Decree No.04/KSSK.03/2008 resulting that the bank meets the bank soundness level as set by banking service authority.
PMS LPS pada PT Bank Mutiara, Tbk sebesar Rp8.011.841.000 atau setara dengan 99,996% dari seluruh saham yang beredar telah dijual kepada J Trust Co., Ltd pada tanggal 20 November 2014 dengan harga jual sebesar Rp4.455.510.129, setelah melalui proses penjualan yang dilakukan secara terbuka dan transparan sebagaimana di atur dalam Pasal 42 UU LPS.
The IDIC TCP at PT Bank Mutiara, Tbk stood at IDR8,011,841,000 or equivalent with 99.996 percent of the shares was sold to J Trust Co., Ltd. on 20 November 2014 for IDR4,455,510,129 as the sale price through transparent and open selling process as required by the Article 42 of IDIC Law.
Dengan mempertimbangkan surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor SR-187/D.03/2014 tanggal 10 November 2014 tentang Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) terhadap Calon Pemegang Saham Pengendali dan Pemegang Saham Pengendali Terakhir PT. Bank Mutiara, Tbk., pengalihan atas 99,996% saham milik LPS kepada J Trust Co., Ltd dilakukan dengan beberapa tahapan. Pengalihan pertama dilakukan atas 99% saham dengan harga jual sebesar Rp4.411.111.111 pada tanggal 20 November 2014, dan sisanya sebesar 0,996% saham dengan harga jual senilai Rp44.399.018 dilakukan setelah J Trust Co., Ltd memenuhi kondisi tertentu yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Penjualan dan Pembelian Saham (Sales and Purchase of Shares Agreement/SPA).
Upon considering the letter of Indonesia Financial Service Authority (IFSA) No.SR-187/D.03/2014 dated on 10 November 2014 about Decree on Fit and Proper Test for the Controlling Shareholder Candidate and Final Controlling Shareholder of PT Bank Mutiara, Tbk., the transfer of 99.996 percent of IDIC shares to J Trust Co., Ltd. was carried out through some phases. The first transfer phase was for 99 percent of shares worth of IDR4,411,111,111 on 20 November 2014, and the rest 0.996 percent shares was sold for IDR44,399,018 finalized after J Trust Co., Ltd. met certain conditions as stated on Sales and Purchase of Shares Agreement (SPA).
Selanjutnya, sebesar 0,004% saham PT. Bank Mutiara, Tbk yang tercatat masih atas nama pemegang saham lama (masyarakat) akan dialihkan LPS kepada J Trust Co., Ltd setelah dipenuhinya kondisi tertentu berdasarkan SPA.
Thereafter, the 0.004 percent of PT Bank Mutiara, Tbk. shares recorded under former shareholders (public ownership) will be transferred tp J Trust Co., Ltd. after fulfilling certain condition based on the SPA.
Dengan penjualan PMS tersebut penanganan Bank Mutiara oleh LPS yang dilakukan berdasarkan UU LPS telah berakhir. Pengakhiran penanganan PT. Bank Mutiara, Tbk telah
The sales of TCP marks the end of Bank Mutiara handling by IDIC as stipulated on IDIC Law. The end of PT. Bank Mutiara, Tbk. handling is determined on Decree of Board of Commissioners
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
133
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
ditetapkan dalam KDK Nomor 17 Tahun 2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Pengakhiran Penanganan PT. Bank Mutiara, Tbk (d/h PT Bank Century, Tbk) oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, sisa saham sebesar 0,996% diklasifikasikan sebagai Aset LainLain senilai harga jual saham yang telah disepakati LPS dengan J Trust Co., Ltd sebagaimana dituangkan dalam SPA tanggal 12 September 2014 beserta perubahannya.
No.17/2014 dated on 29 December 2014 on the Completion of Handling of PT. Bank Mutiara, Tbk. (formerly PT Bank Century, Tbk.) by Indonesia Deposit Insurance Corporation. By considering those terms, the 0.996% shares were classified as Other Assets valued equivalent with share sale price agreed between IDIC and J Trust Co., Ltd. as mentioned in the SPA on 12 September 2014 and its amendments.
4.8 Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud
4.8 Fixed Assets and Intangible Assets
Saldo Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud per 31 Desember 2014 dan 2013 terdiri dari:
The balance of Fixed Assets and Intangible Assets as of 31 December 2014 and 2013 consists of:
Keterangan Description
31-12-2014
31-12-2013
A. Aset Tetap A. Fixed Asset i. Harga Perolehan Bangunan i. Building Cost - Akumulasi Penyusutan - Accumulated Depreciation Bangunan-Bersih Building – net ii. Harga Perolehan Partisi ii. Partition Cost - Akumulasi Penyusutan - Accumulated Depreciation Partisi-Bersih Partition- Net iii. Harga Perolehan EDP Hardware iii. EDP Hardware Cost - Akumulasi Penyusutan - Accumulated Depreciation EDP Hardware-Bersih EDP Hardware – Net iv. Harga Perolehan Peralatan Kantor iv. Office Equipment Cost - Akumulasi Penyusutan - Accumulated Depreciation Peralatan Kantor-Bersih Office Equipment – Net v. Harga Perolehan Peralatan Elektronik v. Electronic Equipment Cost
134
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
106,818,742
106,818,742
(22,898,475)
(17,541,862)
83,920,267
89,276,880
18,692,116
17,183,338
(7,967,560)
(5,662,222)
10,724,556
11,521,116
18,746,163
12,398,848
(9,084,147)
(6,275,730)
9,662,016
6,123,118
8,691,136
8,894,755
(7,129,212)
(5,655,085)
1,561,924
3,239,670
3,961,544
3,718,914
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Keterangan Description - Akumulasi Penyusutan - Accumulated Depreciation Peralatan Elektronik-Bersih Electronic Equipment – net vi. Harga Perolehan Peralatan Lain-Lain vi. Other Equipment Cost - Akumulasi Penyusutan - Accumulated Depreciation Peralatan Lain-Lain-Bersih Other Equipment – net Total Aset Tetap Total of Fixed Assets Total Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Total Accumulated Depreciation of Fixed Assets Total Aset Tetap-Bersih Total Net Fixed Assets
31-12-2014
31-12-2013
(3,469,224)
(2,850,464)
492,320
868,450
13,860
11,362
(8,862)
(5,918)
4,998
5,444
156,923,561
149,025,959
(50,557,480)
(37,991,280)
106,366,081
111,034,679
15,880,778
8,310,207
(6,058,019)
(3,803,389)
9,822,759
4,506,818
172,804,339
157,336,166
(56,615,499)
(41,794,669)
116,188,840
115,541,497
B. Aset Tidak Berwujud B. Intangible Assets i. Harga Perolehan EDP Software i. EDP Software Cost - Akumulasi Penyusutan - Accumulated Depreciation Total Aset Tidak Berwujud Bersih Total Net Intangible Assets Total Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud Total Fixed Assets and Intangible Assets Total Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud Total Accumulated Depreciation of Fixed Assets and Intangible Assets Total Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud-Bersih Total Fixed Asset and Intangible Assets - Net
Selama tahun 2014 terdapat penambahan Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud sebesar Rp15.468.173.
In 2014, there were additional Fixed Assets and Intangible Assets valued at IDR15,468,173.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
135
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
4.9 Aset Lain-Lain
4.9 Other Assets
Saldo Aset Lain-Lain per 31 Desember 2014 dan 2013terdiri dari:
Balance of Other Assets as of 31 December 2014 and 2013 consists of:
Keterangan Description
31-12-2014
Beban Dibayar Dimuka Prepaid Expense Uang Muka Advance Uang Muka Operasional Likuidasi Advance for Liquidation Operational Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Asset Aset Dalam Penyelesaian Asset in Completion Aset Lainnya Other Asset Total Aset Lain-Lain Total Other Assets
136
31-12-2013
9,241,476
8,342,893
272,300
575,959
178,873
-
7,049,867
6,597,832
4,582,587
48,488
201,990,281
157,591,263
223,315,384
173,156,435
Beban Dibayar dimuka sebesar Rp9.241.476 adalah biaya sewa atas lantai 39 Gedung Equity Tower untuk periode setelah 31 Desember 2014. Uang Muka sebesar Rp272.300 merupakan Uang Muka Kegiatan Operasional Tahun 2015 sebesar Rp272.300 yang akan dipertanggungjawabkan pada Tahun 2015.
Prepaid Expenses of IDR9,241,476 were rent expense for Equity Tower 39th Floor for the period after 31 December 2014. The IDR272,300 of advance is composed of the advances for operating activities in 2015 valued at IDR272,300 which will be accounted in 2015.
Aset Pajak Tangguhan sebesar Rp7.049.867berasal dari akumulasi penyisihan PPh badan atas biaya cadangan manfaat karyawan yang telah dicatat secara akuntansi tetapi belum diakui oleh fiskus perpajakan. Aset Pajak Tangguhan dihitung sesuai tarif pajak yang berlaku atas saldo Cadangan Manfaat Karyawan sebesar Rp28.199.468 (lihat Catatan 4.12).
Deferred Tax Assets of IDR7,049,867 is derived from the accumulated of deferred corporate Income Tax on expenses of provision for employee benefit which was recorded in the accounting but not recognized by taxation. Deferred Tax Assets was calculated according to the current tax tariff on the expense of provision for employee benefit amounted to IDR28,199,468 (See Notes 4.12).
Aset Dalam Penyelesaian (ADP) sebesar Rp4.582.587 merupakan nilai perolehan ADP pekerjaan fitting-out dan renovasi interior ruangan kerja LPS di Lantai 20 dan 39 Gedung Equity Tower, serta Pengadaan EDP Software yang pekerjaannya belum selesai hingga akhir tahun.
Assets in Completion (ADP) of IDR4,582,587 was the cost of work space fitting-out and interior renovation on Floors 20 and 39 of Equity Tower Building, as well as EDP software procurement which was not finished yet by the end of the year.
Aset Lainnya sebesar Rp201.990.281, terdiri dari kelebihan pembayaran PPh Badan 2013 sebesar Rp142.752.102, saham PT. Bank Mutiara, Tbk milik LPS dalam proses pengalihan sebesar Rp44.399.018, aset non-tunai yang diterima LPS atas pengembalian klaim penjaminan dari hasil likuidasi BPR Tripanca sebesar Rp13.067.330, security deposit atas gedung dan instalasi telepon LPS di Gedung Equity Tower serta deposit box pada BRI sebesar Rp679.700, dan pembelian fasilitas
Other Assets valued at IDR201,990,281 consists of excess of the 2013 Corporate Income Tax of IDR142,752,102, the shares of PT. Bank Mutiara, Tbk. owned by IDIC under transfer process worth IDR44,399,018, non-cash assets received from insurance claim refund from the liquidation of BPR Tripanca valued at IDR13,067,330, security deposit on building and telephone installation at Equity Tower Building as well as deposit box at Bank BRI valued at IDR679,700, and the purchase of sports
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
keanggotaan (membership) olahraga sebesar Rp1.092.131.
membership facility valued at IDR1,092,131.
LPS telah menerima hibah atas tagihan kepada tiga koperasi (INKUD, IKKU-DMI, dan INKOPTI) dengan nominal tagihan sebesar Rp173.342.858 berdasarkan Akta Hibah Piutang No.31 dan Akta Pengalihan Piutang (Cessie) No.32 (Notaris Leolin Jayayanti, SH) oleh Pihak LPS dan Bank Mutiara tanggal 20 November 2014. Rincian nominal tagihan masing-masing adalah: a. Tagihan INKUD sebesar Rp58.110.041 b. Tagihan IKKU-DMI sebesar Rp58.160.698 c. Tagihan INKOPTI sebesar Rp57.072.119
IDIC has received grant over bills to three cooperative (INKUD, IKKU-IDM, and INKOPTI) with nominal worth of IDR173,342,858 based on the Deed of Grant Receivable No. 31 and Deed of Cessie No. 32 (Notary Leolin Jayayanti, SH) between IDIC and Bank Mutiara on 20 November 2014. The details are as follows: a. Bills of INKUD amounting to IDR58,110,041 b. Bills of IKKU-IDM amounting to IDR58,160,698 c. Bills of INKOPTI amounting to IDR57,072,119
Sebelum dihibahkan kepada LPS, PT Bank Mutiara, Tbk telah mencadangkan penyisihan atas tagihan pada tiga koperasi tersebut sebesar 100% (kolektibilitas 5). Sesuai dengan SPA (Sale Purchase Agreement) tanggal 20 November 2014 antara LPS dengan J-Trust Co.,Ltd terhadap aset tagihan kepada tiga koperasi tersebut dikeluarkan dari aset PT Bank Mutiara, Tbk yang dijual kepada JTurst Co.,Ltd. Pengalihan tagihan tiga koperasi kepada LPS dimaksudkan dalam rangka penyelesaian dana escrow account atas nama Menteri Keuangan di PT. Bank Mutiara, Tbk.
Before granted to IDIC, PT. Bank Mutiara, Tbk. has reserved deferred billing on those three cooperatives of 100 percent (collectability 5). Based on SPA on 20 November 2014 between IDIC and J Trust Co. Ltd. about the bills asset of those three cooperatives disbursed from the assets of PT. Bank Mutiara, Tbk. sold to J Trust Co. Ltd. The bills transfer of three cooperatives to IDIC was meant to settle escrow account on behalf of the Minister of Finance at PT. Bank Mutiara, Tbk.
4.10 Hutang Klaim Penjaminan
4.10 Provision for Insurance Claim
Saldo Hutang Klaim Penjaminan per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp9.194.188 dan Rp28.548.209 merupakansaldoklaim penjaminan simpanan layak bayar yang belum diajukan klaim pembayarannya oleh nasabah yang bersangkutan (lihat Catatan 4.22).
Balance of Insurance Claim Payable as of 31 December 2014 and 2013 are valued at IDR9,194,188 and IDR28,548,209 respectively and were the balance of insurance claim for eligible deposit but the claims were yet to be submitted by the depositors. (see Notes 4.22).
Hutang Klaim Penjaminan diakui sebesar simpanan nasabah layak bayar berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh LPS. Saldo hutang klaim penjaminan per 31 Desember 2014 dan 2013.
The Insurance Claim Payable is recognized as the amount of the eligible deposit based on the verification result conducted by IDIC. The balance of insurance claim payable as of 31 December 2014 and 2013.
4.11 Cadangan Klaim Penjaminan
4.11 Insurance Claim Reserves
Cadangan Klaim Penjaminan per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp8.266.919.899dan Rp11.332.872.466 dengan rincian sebagai berikut:
Insurance Claim Reserve as of 31 December 2014 and 2013 stood at IDR8,266,919,899 and IDR11,332,872,466 respectively with details as follow:
Keterangan Description Saldo Awal Tahun: Cadangan Klaim Initial Balance: Claim Reserve + Pembentukan (release) cadangan + Formation (release) of reserve - Penggunaan cadangan untuk realisasi biaya klaim - Reserve allocation for claim expense realization Cadangan Klaim Claim Reserve
31-12-2014
31-12-2013
11,332,872,466
11,184,587,299
(3,011,452,105)
189,268,009
(54,500,462)
(40,982,843)
8,266,919,899
11,332,872,466
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
137
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Pembentukan saldo cadangan klaim per 31 Desember 2014 didasarkan pada saldo cadangan klaim pada akhir tahun 2014 yang dihitung berdasarkan risk-exposure bank berdasarkan kebijakan mengenai perhitungan cadangan klaim sesuai dengan Peraturan Dewan Komisioner (PDK) Nomor 10 Tahun 2015 tentang Cadangan Klaim Penjaminan dan Peraturan Kepala Eksekutif (PKE) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Metode Perhitungan Cadangan Klaim Penjaminan. Dalam PDK dan PKE dimaksud terdapat pengembangan metodologi estimasi terutama terkait dengan pengkinian informasi mengenai risiko kegagalan suatu bank dan exposure atas klaim yang dijamin oleh LPS. Saldo cadangan klaim penjaminan per 31 Desember 2014 sebesar Rp8.266.919.899 diperoleh dari saldo awal tahun 2014 sebesar Rp11.332.872.466 dikurangi dengan penyesuaian cadangan klaim Rp3.011.452.105 (lihat catatan 4.24) dikurangi realisasi cadangan klaim selama tahun 2014 sebesar Rp54.500.462 (lihat catatan 4.22).
The formation of claim reserves balance per 31 December 2014, was based on the claim reserve balance by end of 2014 calculated based on bank risk exposure according to the policy on claim reserve calculation in line with Regulation of Board of Commissioners No. 10/2015 on the Insurance Claim Reserve and the Regulation of Chief Executive Officer No. 4/2015 on the Calculation Method of Insurance Claim Reserves. Both regulations have estimation methodology related to updating information on risks on failing bank and exposure over insured claims by IDIC. The balance of insurance claim reserve as of 31 December 2014 valued at IDR8,266,919,899 gained from the initial balance in 2014 of IDR11,332,872,466 minus claim reserves adjustment of IDR3,011,452,105 (see Notes 4.24) minus actual claim reserves in 2014 of IDR54,500,462 (see Notes 4.22).
4.12 Cadangan Manfaat Karyawan
4.12 Employee Benefit Reserve
Saldo Cadangan Manfaat Karyawan per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Balance of Employee Benefit Reserves as of 31 December 2014 and 2013 is detailed below:
Keterangan Description
31-12-2014
Saldo Awal Tahun: Cadangan Manfaat Initial balance: Benefit Reserve + Pembentukan cadangan + Formation (release) of reserve - Penggunaan cadangan - Allocation of reserve Cadangan Manfaat Karyawan Employee Benefit Reserve
Cadangan Manfaat Karyawan merupakan pengakuan kewajiban diestimasi atas jasa masa lalu yang telah dilaksanakan oleh pegawai dan anggota dewan komisioner, yang dihitung dari take home pay pegawai dan dewan komisioner dikalikan jumlah tahun masa kerja pegawai dan anggota dewan komisioner yang bersangkutan dikurangi dengan cadangan manfaat yang telah dibentuk periode sebelumnya atau pembentukan biaya secara proporsional atas kewajiban LPS yang diestimasikan dibayar kepada pegawai dan anggota dewan komisioner di masa yang akan datang. Perhitungan cadangan manfaat karyawan dimaksud didasarkan pada Keputusan Dewan Komisioner Nomor KEP-031/DK/VII/2012 tanggal 20 Juli 2012 tentang Gaji dan Tunjangan Bagi anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Dewan Komisioner Nomor 11 Tahun 2014 tanggal 22 September 2014 dan Keputusan Dewan Komisioner Nomor
138
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
31-12-2013
26,391,329
15,278,005
8,908,568
14,159,627
(7,100,429)
(3,046,303)
28,199,468
26,391,329
Employee Benefit Reserves is a recognition of the liabilities estimated on past services of an employees and member of board of commissioners, calculated from employee and board of commissioners take home pay multiplied by years of services minus benefit reserves formed in the previous period or proportional costs over liabilities in IDIC which estimated to be paid to the employee and member of board of commissioners in the future. The benefit reserves calculation is based on Decree of Board of Commissioners No. KEP-031/DK/VII/2012 on 20 July 2012 about Salary and Severances for Members of Board of Commissioners as amended by Regulation of Board of Commissioners No. 11/2014 dated on 22 September 2014 and Decree of Board of Commissioners No. KEP-032/ DK/VII/2012 dated on 20 July 2012 about Payroll System as last amended by Regulation aof Board of Commissioners No. 12/2014 dated 22 September 2014.
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
KEP-032/DK/VII/2012 tanggal 20 Juli 2012 tentang Sistem Penggajian Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Dewan Komisioner Nomor 12 tahun 2014 tanggal 22 September 2014. Pegawai LPS juga diikutsertakan dalam Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) sesuai dengan Keputusan Kepala Eksekutif Nomor KEP-32/KE/V/2009 mengenai Kepesertaan Program Pensiun Lembaga Penjamin Simpanan yang berlaku efektif sejak 8 Mei 2009. Beban PPIP yang ditanggung LPS pada tahun berjalan adalah sebesar Rp6.389.178. Pengelolaan program pensiun iuran pasti untuk pegawai LPS diselenggarakan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan BRI.
IDIC employee is also included in the Defined-Contribution Pension Plan (PPIP) based on Decree of Chief Executive Officer No. KEP-32/KE/V/2009 on the Membership of Pension Plan enacted since 8 May 2009. The expenses of IDIC for PPIP in the current year stood at IDR6,389,179,525. The management of PPIP for IDIC employees is held by the BRI Financial Institution Pension Fund.
4.13 Hutang Pajak
4.13 Tax Payables
Saldo Hutang Pajak per 31 Desember 2014 dan 2013terdiri dari:
Balance of Tax Payables as per 31 December 2014, and 2013 consists of:
Keterangan Description
31-12-2014
Hutang PPh 21 Income Tax Payables –PPh 21 Hutang Pajak Investasi Investment Tax Payables Hutang PPh 23 Income Tax Payables –PPh 23 Hutang PPh 4 (2) Income Tax Payables – PPh 4 (2) Hutang PPh 25 Income Tax Payables - PPh 25 Hutang Penyetoran PPN Deposit of Income Tax Payables of VAT Hutang PPh Badan
Hutang Pajak Tax Payables
31-12-2013
3,175,862
4,556,194
177,917,117
127,940,679
175,661
71,692
16,986
10,067
-
16,354,000
13,220
-
-
-
181,298,846
148,932,633
Hutang Pajak, selain Hutang Pajak Investasi terjadikarena perbedaan antara waktu pengakuan/pemotongan dengan saat penyetoran pajak ke Kas Negara.
Tax Payables other than the Investment Tax Payables happened due to difference of tax recognition/cutting and tax payment to the State Treasury.
Hutang Pajak Investasi Jatuh Tempo per 31 Desember 2014 sebesar Rp177.917.117 terdiri dari:
The Investment Tax Payables Matured on 31 December 2014 stood at IDR177,917,117 which consists of:
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
139
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Hutang Pajak Investasi Jatuh Tempo per 31 Desember 2014 sebesar Rp177.917.117 terdiri dari:
The Investment Tax Payables Matured on 31 December 2014 stood at IDR177,917,117 which consists of:
Keterangan
31-12-2014
Description Pajak Investasi terhutang atas hasil akru kupon dan diskonto SBN
166,284,763
Investment Tax Payables from accrued coupon and discount of SBN Pemotongan PPh Final atas hasil investasi SBN per akhir tahun yang dilakukan oleh Pihak III yang penyetorannya belum jatuh tempo
11,632,354
Final Tax Income Cut from SBN investment by end of year done by III Party before due date payment Hutang Pajak Investasi
177,917,117
Investment Tax Payables
4.14 Hutang Lain-Lain
4.14 Other Payables
Saldo Hutang Lain-Lain per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp78.371.448 dan sebesar Rp35.858.437, dengan rincian sebagai berikut:
Balance of Other Payables as of 31 December 2014 and 2013 stood at IDR78,371,448 and IDR35,858,437 respectively consisting of the following details:
Keterangan Description Premi Yang Akan Dikompensasi Premium to be compensated Pendapatan Diterima Dimuka Prepaid Revenue Pendapatan yang Ditangguhkan Deferred Revenue Hutang Kepada Pihak III Account Payables to Third Party Hutang Lainnya Other Account Payables Hutang Lain-Lain Other Account Payables
Saldo Pendapatan Diterima Dimuka merupakan penerimaan sisa aset non tunai berupa tanah dari Tim Likuidasi BPR Tripanca Setiadana kepada LPS selaku kreditur prioritas pada tahun 2012 (lihat Catatan 4.9). Hutang kepada pihak ketiga merupakan biaya yang akan dibayarkan kepada vendor terkait pengadaan barang atau jasa maupun aset yang telah diakui LPS per 31 Desember 2014. Hutang Lainnya sebesar Rp5.051.180 terutama berasal dari permintaan pembayaran dari pihak internal sebesar Rp3.939.824 dalam rangka pelaksanaan kegiatan tahun 2014 yang pembayarannya baru dilakukan pada awal tahun 2015.
140
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
31-12-2014
31-12-2013
474,310
554,000
138
107
13,067,330
13,067,330
59,778,490
17,086,769
5,051,180
5,150,230
78,371,448
35,858,437
Unearned Revenue Balance is the income of remaining noncash asset in the form of land from the Liquidation Team of BPR Tripanca Setiadana to IDIC as prioritized creditor in 2012 (see Notes 4.9). Payables to the third party are the expenses of payment to vendors related to goods or service procurement as well as assets acknowledged by IDIC as of 31 December 2014. The Other Payables stood at IDR5,051,180 mostly came from the payment requested by internal parties amounting IDR3,939,824 in implementation of activities in 2014 which was paid in early 2015.
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
4.15 Modal Awal Pemerintah
4.15 Government Initial Capital
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan No.SR-115/MK.05/2005 tanggal 16 September 2005 perihal Persetujuan Penarikan/ Pemindahbukuan Dana Rekening No.502.000002 untuk Modal Awal LPS dan Surat Kuasa No.SKU-214/MK/2005 dari Menteri Keuangan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan tanggal 16 September 2005, pada tanggal 30 November 2005 telah dilakukan pemindahbukuan dana ke rekening LPS di BI No.519.000117 sebesar Rp4 triliun yang merupakan setoran modal awal Pemerintah pada LPS.Jumlah modal awal sebagaimana tersebut di atas diatur dalam pasal 81 ayat (1) UU LPS yang menyatakan bahwa modal awal LPS disetorkan sekurang-kurangnya Rp4 triliun dan sebesar-besarnya Rp8 triliun.
Based on Letter of Minister of Finance No. SR-115/MK.05/2005 dated on 16 September 2005 about Acceptance of Withdrawal / Overbooking Funds to Account No. 502.000002 for IDIC Initial Capital and Proxy Letter No. SKU-214/MK/2005 from Minister of Finance to Director General of Treasury on 16 September 2005, an overbooking to IDIC account in Bank Indonesia No.519.000117 of Rp4 trillion on 30 November 2005 stated as the Government Initial Capital in IDIC. The amount of initial capital is stipulated by the Article 81 paragraph (1) of the IDIC Law stating that IDIC initial capital is deposited at least IDR4 trillion and at most IDR8 trillion.
Selanjutnya dalam pasal 85 ayat (1) UU LPS dinyatakan bahwa dalam hal modal LPS kurang dari modal awal sebagaimana dimaksud dalam pasal 81 ayat (1), Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menutup kekurangan tersebut.
Furthermore, in Article 85 paragraph (1) of IDIC Law stated that in case IDIC capital is less than the initial capital as mentioned in Article 81 paragraph (1), the Government upon the House of Representatives’ approval shall cover the shortfall.
4.16 Cadangan Tujuan dan Cadangan Penjaminan
4.16 Special Reserves and Insurance Reserves
Saldo Cadangan Tujuan merupakan akumulasi 20% dari surplus setelah pajak sejak tahun buku 2005, sedangkan saldo Cadangan Penjaminan merupakan akumulasi 80% dari surplus setelah pajak sejak tahun buku 2005. Saldo Cadangan Tujuan dan Cadangan Penjaminan per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Balance of Special Reserves is an accumulation of 20 percent of the surplus after tax since the fiscal year of 2005. Meanwhile, the balance of Insurance Reserves is an accumulation of 80 percent of the surplus after tax since the fiscal year 2004. The balance of Special Reserves and Insurance Reserves as per 17 December 2014 and 2013 is explained below: 31-12-2014
Cadangan Tujuan Special Reserves Cadangan Penjaminan Insurance Reserves TOTAL
31-12-2013
7,444,191,374
5,542,541,473
29,776,765,494
22,170,165,892
37,220,956,868
27,712,707,365
Berdasarkan Pasal 1 angka 10 dan angka 11 UU LPS, “Cadangan Penjaminan adalah dana yang berasal dari sebagian surplus LPS yang dialokasikan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang LPS”, dan “Cadangan Tujuan adalah dana yang berasal dari sebagian surplus LPS yang digunakan antara lain untuk penggantian atau pembaruan aset tetap dan perlengkapan yang digunakan dalam melaksanakan tugas dan wewenang LPS”.
In line with Article 1 points 10 and 11 of IDIC Law, “Insurance Reserves is fund derived partly from the IDIC surplus allocated to meet future liability in relation to the implementation of IDIC duties and authorities”, and “Special Reserves is fund derived partly from IDIC surplus which is used, among others, as replacement or renewal of fixed assets and equipment that are used for implementation of IDIC duties and authorities.”
Dengan mempertimbangkan akumulasi saldo cadangan tujuan per 31 Desember 2014 sebesar Rp7.444.191.374, LPS telah melakukan pengadaan aset tetap dan aset tidak berwujud senilai Rp172.804.339 sebagaimana dipaparkan dalam Catatan 4.8.
Upon considering the accumulated the balance of special reserve as of 31 December 2014 valued at IDR 7,444,191,374, IDIC has procured fixed assets and intangible assets worth of IDR172,804,339 as described in Notes 4.8.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
141
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
4.17 Pendapatan Premi Penjaminan
4.17 Income from Insurance Premium
Pendapatan Premi Penjaminan selama Tahun 2014 dan 2013 terdiri dari:
Income from Insurance Premium in 2014 and 2013 consists of:
Keterangan
2014
Description Pendapatan Premi Penjaminan Bank Umum Insurance Premium Income from Commercial Bank Pendapatan Premi Penjaminan BPR Insurance Premium Income from rural bank Total Pendapatan Premi Penjaminan Total of Insurance Premium Income
7,711,982,137
6,901,462,115
119,272,256
104,995,096
7,831,254,393
7,006,457,211
Pendapatan Premi Penjaminan setiap tahun merupakan akumulasi pendapatan premi dari dua periode semester dalam tahun yang bersangkutan. Pendapatan premi periode Semester I tahun 2014 dihitung sebesar 0,1% dari rata-rata saldo bulanan total simpanan periode Juli s.d Desember 2013ditambah dengan penyesuaian rata-rata saldo bulanan total simpanan periode Juli s.d Desember 2013. Pendapatan premi periode Semester II tahun 2014 dihitung sebesar 0,1% dari rata-rata saldo bulanan total simpanan periode Januari s.d Juni 2014 ditambah dengan penyesuaian rata-rata saldo bulanan total simpanan periode Januari s.d Juni 2014.
Annual Income from Insurance Premium is the accumulated premium income from two semesters in that particular year. The premium income from the first semester in 2014 was calculated at 0.1 percent of the average monthly balance of the total deposits in July to December 2013 periods and added by the adjustment of average monthly balance of the total deposits in July to December 2013 periods. The premium income of Semester II in 2014 was calculated at 0.1 percent as from the average monthly balance of the total deposits of January to June 2014 periods added by the adjustment of the average monthly balance of the total deposits of January to June 2014 periods.
4.18 Pendapatan Hasil Investasi
4.18 Investment Income
Pendapatan Hasil Investasi terdiri dari hasil diskonto SBI dan hasil investasi SBN yang berasal dari SPN, ORI dan ON yang berupa bunga kupon dan amortisasi diskonto (premium).
Investment Income consists of Bank Indonesia Certificate Discount and Government Securities investments of Treasury Bills (SPN), Retail Government Bonds (ORI), and Government Bonds (ON) in the form of coupon rate and discounted amortization (premium). Investment Income in 2014 and 2013 consists of :
Pendapatan Hasil Investasi selama Tahun 2014 dan 2013 terdiri dari: Keterangan Description Hasil Investasi dari SPN Investment Income from SPN Hasil Investasi dari ORI Investment Income from ORI Hasil Investasi dari ON Investment Income from ON Total Pendapatan Hasil Investasi Total Income from Investment Income
142
2013
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
2014
2013
324,740,860
238,163,140
87,965,097
69,950,844
2,413,411,788
1,725,651,305
2,826,117,745
2,033,765,289
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Hasil investasi tersebut termasuk pendapatan investasi yang di-accrue sampai dengan akhir tahun bersangkutan sebelum dikurangi pajak investasi PPh Pasal 4 ayat 2 sesuai tarif pajak final dari hasil investasi (lihat Catatan 4.25).
The investment income is including the accrued investment income by end of the year prior to the deduction of the income tax of investment tax Article 4 paragraph (2) in accordance with the final tax tariff of the investment return (see Notes 4.25).
4.19 Pendapatan Kontribusi Kepesertaan
4.19 Income from Membership Contribution
PendapatanKontribusi Kepesertaan selama Tahun 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Rp102.978 dan Rp45.500. Pendapatan kontribusi selama Tahun 2014 sebesar Rp102.978 dimaksud berasal dari 19 BPR.
Income from Membership Contribution in 2014 and 2013 stood at IDR102,978 and 45,500 respectively. The contribution income in 2014 was IDR102,978 deriving from 19 rural banks (BPRs).
4.20 Pendapatan Denda
4.20 Income from Fines
Pendapatan denda merupakan akumulasi pendapatan LPS dari denda keterlambatan pembayaran premi dan penyampaian laporan dari bank peserta penjaminan. Pendapatan denda selama Tahun 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Rp73.339 dan Rp132.342.
Income from fines is an accumulation of IDIC income from late premium payment fines and late reporting from member banks. The income from fines in 2014 and 2013 amounted at IDR73,339 and IDR132,342 respectively.
4.21 Pendapatan Pengembalian Klaim
4.21 Income from Claim Recovery
Pendapatan Pengembalian Klaim selama Tahun 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Rp163.922.435 dan Rp9.182.507. Pendapatan sebesar Rp163.922.435 dimaksud diperoleh dari pengembalian klaim dari 27 (dua puluh tujuh) BDL sebagaiman dirinci pada Catatan 4.5.
Income from Claim Recovery in 2014 and 2013 stood at IDR163,922,435 and IDR9,182,507 respectively. The 2014 income of IDR163,922,435 was collected from claim recoveries of 27 liquidated banks as described in Notes 4.5.
Sampai dengan tahun buku 2008, pendapatan Pengembalian Klaim diakui berdasarkan Laporan Hasil Estimasi Pengembalian Klaim yang disusun sesuai KKE No.KEP.034/LPS/V/2007 tentang Perhitungan Estimasi Pengembalian Biaya Klaim Penjaminan. Estimasi Pendapatan Pengembalian Klaim dihitung dari Estimasi Surplus/Defisit BDL pada periode tertentu. Dalam menghitung surplus/defisit dimaksud, Estimasi Penerimaan diperoleh dari penjumlahan realisasi/penjualan aset BDL dengan estimasi nilai aset yang belum dicairkan sesuai Neraca Sementara Likuidasi (NSL) yang disetujui LPS. Sedangkan Estimasi Pengeluaran dihitung dari realisasi biaya likuidasi BDL ditambah dengan sisa anggaran BDL periode berjalan. Pencatatan Pendapatan Pengembalian Klaim untuk pertama kali dilakukan pada bulan berikutnya setelah NSL disetujui LPS. Mulai tahun buku 2009 berdasarkan KKE No. KEP.130/ LPS/VI/2010 tentang Pedoman Akuntansi LPS, pengakuan Piutang/Pendapatan Pengembalian Klaim dilakukan pada saat pengumumandistribusi hasil likuidasi BDL.
Up to 2008 fiscal year, revenues from Claim Recovery was recognized based on Claim Recovery Estimation Report which is prepared in line with Decree of Chief Executive Officer No.KEP.034/LPS/V/2007 on the Calculation of Insurance Claim Recovery Estimation. Estimation of claim recovery revenues was calculated from estimated surplus/deficit of bank in liquidation. Income Estimation was derived from the calculation of liquidated bank assets sale /realization with the estimated asset value according to temporary liquidation balance sheet approved by IDIC. Meanwhile, estimation of expenses was calculated from the realization of liquidation expenses of the liquidated bank added by the remaining budget of liquidated bank for the year. Recording of Claim Recovery was initially performed in the next month after the liquidation balance sheet was approved by IDIC. Since the fiscal year 2009, as stipulated by the Decree of Chief Executive Officer No. KEP.130/LPS/VI/2010 on the IDIC Accounting Guidelines, recognition of Receivables/Claim Recovery Income was taken on the announcement of liquidated bank result distribution.
4.22 Biaya Klaim Penjaminan
4.22 Insurance Claim Expenses
Biaya Klaim Penjaminan selama Tahun 2014 sebesar Rp54.500.462 merupakan simpanan layak bayar berdasarkan Laporan Hasil Verifikasi dan Rekonsiliasi Simpanan Nasabah atas 13 (tiga belas) BDL sebagaimana dapat dilihat pada tabel pada halaman berikut. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan, Biaya Klaim Penjaminan yang terjadi pada setiap periode dikurangi dengan
Insurance Claim Expenses in 2014 stood at IDR54,500,462 is an eligible deposit based on the Deposit Reconciliation and Verification Result Report of 13 liquidated banks as seen on the following table.
In order to present financial statement, Insurance Claim Expenses occurred on each period is deducted by the Realized
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
143
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Cadangan Klaim Penjaminan Direalisasi.Atas akumulasi Biaya Klaim Penjaminan yang telah dibukukan, LPS berhak mendapatkan pembayaran pengembalian klaim dari hasil pencairan aset dan/atau penagihan Piutang BDL sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 54 UU LPS (lihat Catatan 4.5).
Bank Dalam Likuidasi (BDL)
Claim Reserves. With the recorded accumulation of Insurance Claim Expense, IDIC has the right to obtain the payment of claim recovery from assets liquidation and/or liquidated bank receivables collection as stipulated by Article 54 of the IDIC Law (see Notes 4.5).
Total Biaya Klaim
Pembayaran dan Reklasifikasi Biaya Klaim
Total Claim Expense
Payment and Reclassification of Claim Expense
Claim Payables
No
Bank in Liquidation
1 1
2 Bank IFI Jumlah Bank Umum (DL) Number of Commercial Bank
144
Hutang Klaim
s.d. 31/12/13
Tahun 2014
sd. 31/12/14
per 31/12/14
3
4
6
7=5-6
132,612,301
673,493
133,284,298
1,496
132,612,301
673,493
133,284,298
1,496
35,092,774
-
35,092,774
-
80,164
-
80,164
-
1
BPR Tripillar Arthajaya
2
BPR Cimahi
3
BPR Mitra Banjaran
3,045,615
-
3,045,615
-
4
BPR Mranggen Mitraniaga
1,302,692
-
1,302,692
-
5
BPR Samadhana
-
-
-
-
6
BPR Gunung Halu
19,000
-
19,000
-
7
BPR Bekasi Istana Artha
885,095
-
885,095
-
8
BPR Era Aneka Rezeki
4,812,145
-
4,812,145
-
9
BPR Bangunkarsa
1,307,766
-
1,307,766
-
10
BPR Bungbulang
176,980
-
176,980
-
11
BPR Anugrah Artha
1,567,208
-
1,567,208
-
12
BPR Citraloka
53,440,561
351,661
53,792,222
-
13
BPR Kencana Arta Mandiri
3,000,405
-
3,000,405
-
14
BPR Sumber Hiobaja
911,084
-
911,084
-
15
BPR Handayani Cipta Sehati
537,475
-
537,475
-
16
BPR Tripanca Setiadana
346,385,997
-
346,385,997
-
17
BPRS Babussalam
632,759
-
632,759
-
18
BPR Margot Artha
88,335
-
88,335
-
19
BPR Sri Utama
247,539
-
247,539
-
20
BPR Satya Adhi Perdana
3,156,130
-
3,156,130
-
21
BPR Samudera Air Tawar
7,203,367
-
6,276,866
926,501
22
BPR Salido Empati
2,856,156
-
2,630,545
225,611
23
BPR Musajaya
7,150,420
-
7,072,842
77,578
24
BPR Handayani Cipta Sejahtera
1,432,628
-
1,325,425
107,204
25
BPR Swasad Artha
40,454
-
-
40,454
26
BPR Argawa Utama
4,088
-
-
4,088
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Bank Dalam Likuidasi (BDL)
Total Biaya Klaim
Pembayaran dan Reklasifikasi Biaya Klaim
Total Claim Expense
Payment and Reclassification of Claim Expense
Claim Payables
sd. 31/12/14
per 31/12/14
No
Bank in Liquidation s.d. 31/12/13 27
BPR Junjung Sirih
28
BPR Darbeni Mitra
Tahun 2014
Hutang Klaim
3,800,111
-
3,717,813
82,298
293,985
-
129,148
164,837
29
BPR Cimahi Tengah
1,077,327
-
1,017,326
60,002
30
BPR LPK Cipeundeuy
1,386,737
-
1,271,230
115,508
31
BPR LPK Samarang
1,066,651
-
920,010
146,641
32
BPR LPK Talegong
1,273,068
1,225,258
47,810
2,132,776
-
2,023,741
109,035
631,981
-
552,053
79,929
33
BPR LPK Pabuaran
34
BPR LPK Sukamandi
35
BPR Salimpaung
4,345,116
-
4,007,820
337,296
36
BPR Naratama Bersada
2,917,859
-
2,853,825
64,033
37
BPR Pundi Artha Sejahtera
38
BPR Indomitra
39
1,161,014
2,323,300
1,620,323
1,863,992
10,067,908
-
10,030,427
37,481
BPR Iswara Artha
2,336,683
-
2,309,520
27,162
40
BPR Mustika Utama Raha
3,159,528
-
3,138,130
21,399
41
BPR Sadayana Artha
5,262,439
-
5,223,867
38,572
42
BPR Dharma Bhakti Smadang
4,467,042
-
4,345,477
121,565
43
BPRS Syarif Hidayatullah
3,222
-
405
2,816
44
BPR LPK Bojongpicung
4,166,768
-
4,024,955
141,813
45
BPR Artha Nagari Madani
4,008,993
-
3,875,395
133,598
46
BPR Lumbung Pitih Mudik Air
3,032,925
-
2,877,752
155,173
47
BPR Sukowati
6,308,044
-
6,072,339
235,705
48
BPR Berok
10,998,365
-
10,550,196
448,169
49
BPR Kapital
9,821,504
-
9,571,751
249,753
50
BPR Mitra Danagung
10,784,146
403
10,498,298
286,251
51
BPR Cinere Artha Raya
476,937
1,519,091
1,870,403
125,625
52
BPR Kujang Artha Sembada
142,581
10,166,763
9,841,306
468,038
53
BPR Cakra Dharma Artamandiri
2,703,056
2,019,773
4,690,600
32,229
54
BPR Cahaya Nagari
-
6,178,248
5,882,406
295,842
55
BPR Mutiara Artha Prama
-
9,732,462
9,720,808
11,654
56
BPR Vox Modern
-
11,908,653
11,714,513
194,140
57
BPR Lumasindo
-
4,383,798
3,560,999
822,799
58
BPR Tugu Kencana
-
2,751,785
2,564,487
187,298
59
BPR Arthasraya Sejahtera
-
1,046,042
982,861
63,181
60
BPR Bungo Mandiri
1,444,990
805,378
639,612
Jumlah BPR (DL)
573,203,603
53,826,969
617,837,883
9,192,692
JUMLAH
705,815,904
54,500,462
751,122,181
9,194,188
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
145
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
4.23 Biaya Terkait dengan Resolusi Bank
4.23 Expenses Related to Bank Resolution
Biaya Terkait dengan Resolusi Bank selamaTahun 2014 dan 2013terdiri dari:
Expenses Related to Bank Resolution in 2014 and 2013 consists of:
Keterangan Description Biaya Verifikasi Klaim Claim Verification Expense
2014
2013
293,998
Biaya Jasa Konsultan Terkait BDL
-
Liquidated Bank Consultant Service Expense Biaya Jasa Bank Pembayar Paying Bank Service Expense
212,906
Biaya Iklan Pelaksanaan Penjaminan
Biaya Pengamanan Aset BDL
Biaya Rapat Koordinasi Coordination Meeting Expense Biaya Perjalanan Dinas BDL Liquidated Bank Business Travel Expense Biaya Resolusi Lainnya Other resolution Expense Biaya Kompensasi Bunga atas Keberatan Interest of Complaint Compensation Expense Biaya Konsultan Consultant Expense
893
7,029
66,243
24,801
1,632,555
1,508,807
44,013
52,859
732,148
-
11,870,205
-
Biaya Penyisihan Kerugian Klaim BPR
2,888,745
Deferred Loss of Rural Bank Claim Biaya Penyisihan Kerugian Talangan Gaji BPR Deferred Loss of Rural Bank Remuneration Expenses Biaya Likuidasi Beban LPS IDIC-charged Liquidation Expense Biaya Pelepasan Penyertaan Modal Sementara Bank Umum Expense of Disposal of Commercial Bank Temporary Capital Placement Biaya Operasional Penanganan Bank Gagal Failed Bank Handling Operational Expense Total Biaya Resolusi Bank Total of Bank Resolution Cost
146
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
-
-
Advertising Expense on Insurance Implementation
Liquidated Bank Asset Security Expense
85,849
-
86,256
58,212
460,678
3,556,330,871
-
24,637,642
4,294,527
3,595,879,686
9,409,550
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Biaya Terkait dengan Resolusi Bank merupakan biaya LPS yang berhubungan dengan proses penutupan BDL dan proses penyelamatan bank. Biaya Terkait dengan Resolusi Bank selama tahun 2014 terutama merupakan biaya penyelamatan satu bank umum (PT Bank Mutiara, Tbk) dan biaya yang terkait proses likuidasi 32 (tiga puluh dua) dari 60 (enam puluh) BDL yang terjadi selama s.d.Tahun 2014.
Expenses Related to Bank Resolution is IDIC expenses of Bank under Liquidation closure and rescuing bank processes. Expenses Related to Bank Resolution in 2014 is particularly the expenses to rescue one commercial bank (PT Bank Mutiara, Tbk.) and expenses related to liquidation of 32 (thirty two) out of 60 (sixty) banks in 2014.
Biaya Operasional Penanganan Bank Gagal sebesar Rp 24.637.642 merupakan biaya operasional terkait dengan penanganan PT Bank Mutiara,Tbk yang terjadi selama periode tahun 2014. Biaya Pelepasan Penyertaan Modal Sementara Bank Umum sebesar Rp3.556.330.871 adalah biaya pelepasan Bank Mutiara sesuai RUPS sebagaimana diuraikan dalam Catatan 4.7 Penyertaan Modal Sementara, yang merupakan selisih antara harga jual PMS dengan nilai bukunya.
Operational Expenses for Handling Failed Bank valued at IDR24,637,642 is the operational expenses in relation to the handling of PT Bank Mutiara, Tbk. in 2014. Expenses of Commercial Bank Temporary Capital Placement valued at IDR3,556,330,871 is the expenses of releasing Bank Mutiara based on General Meeting of Shareholders as explained in the Notes 4.7. about Temporary Capital Placement (TCP), which is the gap between TCP sale price and the book value.
4.24 Biaya Kenaikan (Penurunan) Cadangan Klaim
4.24 Expenses (Decrease)
Biaya Kenaikan (Penurunan) Cadangan Klaim Penjaminan selama Tahun 2014 dan 2013 dari:
Expenses of Claim Reserves Increase (Decrease) in 2014 and 2013 consists of :
Keterangan
Biaya Kenaikan (Penurunan) Cadangan Klaim Penjaminan Bank Umum Increase (Decrease) Expenses of Insurance Claim Reserves from Commercial Bank
Increase (Decrease) Expenses of Insurance Claim Reserves from Rural Bank Total Biaya Kenaikan (Penurunan) Cad. Klaim Total Expense of Claim Reserves Increase (Decrease)
Biaya Kenaikan (Penurunan) Cadangan Klaim Penjaminan dimaksud terkait dengan pembentukan (release) cadangan klaim sebagaimana telah dipaparkan pada Catatan 4.11 mengenai Cadangan Klaim Penjaminan.
Claim
2014
Description
Biaya Kenaikan (Penurunan) Cadangan Penjaminan BPR
of
Reserves
Increase
2013
(2,965,586,823)
186,512,606
(45,865,282)
2,755,403
(3,011,452,105)
189,268,009
The Expenses of Claim Reserves Increase (Decrease) is related to the release of claim reserves as explained in the Notes 4.11 about Insurance Claim Reserves.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
147
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
4.25 Biaya Investasi
4.25 Investment Expenses
Biaya Investasi selama Tahun 2014 dan 2013terdiri dari:
Investment Expenses in 2014 and 2013 consists of :
Keterangan Description
2014
Pajak Investasi
2013 471,784,251
349,450,282
8,611,800
6,739,254
480,396,051
356,189,536
Investment Tax Biaya Kustodian Custodian Expenses Total Biaya Investasi Total of Investment Expense
Beban Pajak Investasi merupakan PPh final atas Pendapatan Hasil Investasi sebagaimana diuraikan pada Catatan 4.18.
148
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Expenses of Investment Tax are the final income tax of the Investment Income as described in the Notes 4.18.
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
4.25 Biaya Umum dan Administrasi
4.26 General and Administration Expenses
Biaya Umum dan Administrasi selama Tahun 2014 dan 2013 terdiri dari biaya masing-masing dengan rincian sebagai berikut:
General and Administration Expenses in 2014 and 2013 consists of expenses as described below:
Keterangan Description Biaya Kepegawaian Employment Expense Biaya Konsultan Consultant Expense Biaya Rapat Meeting Expense Biaya Publikasi dan Kehumasan Publication and Public Relations Expense Biaya Representasi Representation Expense Biaya Perkantoran Office Expense Biaya Peralatan Kantor Office Equipment Expense Biaya Komunikasi Communication Expense Biaya Transportasi dan Kendaraan Transportation and Vehicle Expense Biaya Komputer Computer Expense
2014
2013
214,515,821
193,739,529
22,014,202
9,683,330
776,914
689,937
35,230,488
34,365,278
1,576,772
1,048,236
12,400,351
8,806,048
2,873,350
2,144,464
2,350,496
1,406,286
1,035,008
4,773,767
1,387,672
1,310,199
15,634,712
12,930,403
8,452,705
5,466,418
318,248,491
276,363,896
Biaya Penyisihan Kerugian Piutang Deferred Loss Receivables Biaya Penyusutan dan Penyisihan Kerugian Piutang Expenses from Depreciation and Deferred Loss Receivables Biaya Umum General Expenses Total Biaya Umum dan Administrasi Total of General and Administration Expenses
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
149
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
4.27 Pendapatan Lain-Lain
4.27 Other Income
Pendapatan lain-lain selama Tahun 2014 dan 2013terdiri dari:
Other income in 2014 and 2013 consists of:
Keterangan Description
2104
Pendapatan Jasa Giro Current Account Income Laba Selisih Kurs Non Investasi Income of non- investment exchange rate gap Pendapatan Lainnya Other income Total Pendapatan Lain Total of Other income
86,408,952
68,024,365
177,649
483,730
214,642
25,307
86,801,243
68,533,402
4.28 Biaya Lain-Lain
4.28 Other Expenses
Biaya lain-lain selama Tahun 2014 dan 2013 terdiri dari:
Other expenses in 2014 and 2013 consist of:
Keterangan Description Biaya Administrasi Bank Bank Administration Expense Pajak atas Jasa Giro Interest on Current Account Tax Rugi Selisih Kurs Non Investasi Loss of non-investment exchange rate gap Total Biaya Lain Total Other Expense
150
2013
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
2014
2013
120,752
106,003
17,281,790
13,604,482
-
2,725
17,402,542
13,713,210
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
4.29 Biaya PPh Badan dan Penghasilan Pajak Tangguhan
4.29 Expenses of Corporate Income Tax and Deferred Income Tax
Biaya PPh Badan LPS selama Tahun 2014 adalah sebesar Rp0. Hal ini didasarkan pada perhitungan PPh badan dalam RKAT 2014 yang telah disampaikan pemberitahuannya oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagaimana surat No.S-00018/RKAP/WPJ.19/KP.0403/2014.
IDIC Expenses of Corporate Income Tax in 2014 is IDR0. This is based on the calculation of Corporate Income Tax in the AWP 2014 that had been informed by the Tax Office (KPP) of the Directorate General of Taxation as stated by the letter No.S00018/RKAP/WPJ.19/KP.0403/2014.
Penghasilan Pajak Tangguhan sebesar Rp452.035 berasal dari perhitungan pajak atas pembentukan cadangan manfaat periode selama Tahun 2014.
The Deferred Income Tax Benefit worth IDR452,035 came from the calculation of tax for the release of benefit reserve in 2014.
5. PENJELASAN ARUS KAS
POS-POS
LAPORAN 5. DESCRIPTION OF CASH FLOW STATEMENT
5.1 Penerimaan dari Premi Penjaminan
5.1 Cash Receipt from Insurance Premium
Penerimaan kas dari Premi Penjaminan selama Tahun 2014 dan Tahun 2013 terdiri dari:
Cash receipt from Insurance Premium in 2014 and 2013 consists of :
Uraian Description Penerimaan Premi Penjaminan Bank Umum Cash Receipt from Insurance Premium of Commercial Bank Penerimaan Premi Penjaminan BPR Cash Receipt from Insurance Premium of Rural Bank TOTAL
Berdasarkan jenis transaksi yang mempengaruhi arus kas, penerimaan dari Premi Penjaminan Tahun 2014 berasal dari:
=
+
+
-
2014
2013
7,712,335,020
6,901,456,872
118,880,093
105,550,085
7,831,215,113
7,007,006,957
Based on the transaction type that affects cash flow, revenue from Insurance Premium in 2014 comes from:
Pendapatan Premi Penjaminan
7,831,254,393
Insurance Premium Revenue Kenaikan (Penurunan) Premi yang Akan Dikompensasi (di Neraca disajikan pada kelompok akun Hutang Lain-Lain) Increase(Decrease) of Compensated Premium(Stated in Balance Sheet at Other Account Payable Account) Penurunan (Kenaikan) Piutang Premi Penjaminan Decrease (Increase) AR of Insurance Premium Revenue Transaksi non kas Non Cash Transactions TOTAL
(79,690)
40,410
7,831,215,113
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
151
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
5.2 Penerimaan dari Hasil Investasi
5.2 Cash Receipt from Investment
Penerimaan dari Hasil Investasi selama Tahun 2014 dan Tahun 2013 terdiri dari:
Cash Receipt from Investment in 2014 and 2013 consists of:
Uraian Description
2014
Penerimaan dari Hasil Investasi pada SBI Cash Receipt from Investment on SBI Penerimaan dari Hasil Investasi pada SPN Cash Receipt from Investment on SPN Penerimaan dari Hasil Investasi pada ORI Cash Receipt from Investment on ORI Penerimaan dari Hasil Investasi pada ON Cash Receipt from Investment on ON TOTAL
Berdasarkan jenis transaksi yang mempengaruhi arus kas, penerimaan kas dari hasil investasi Tahun 2014 dimaksud berasal dari:
Pendapatan dari Hasil Investasi (lihat Catatan 4.18) Revenues from Investment ( see Notes 4.18) Rugi (Laba) transaksi investasi non-kas Loss (Profit) from Non-Cash Investment Transaction Diskonto SBI yang diaccrue sampai tahun 2014 Accrued SBI Discount at 2014 Diskonto SBI yang diaccrue pada tahun 2013 Accrued SBI Discount at 2013 Diskonto SPN yang diaccrue pada tahun 2014 Accrued SPN Discount at 2014 Diskonto SPN yang diaccrue pada tahun 2013 Accrued SPN Discount at 2013 Net Accru-Amortisasi Diskonto (Premium) ORI & ON Net Accrued – Premium /Discounted Amortization – ORI and ON Penurunan (Kenaikan) Piutang Hasil Investasi (ORI & ON) Decrease(increase) Account Receivable of Investment – ORI and ON TOTAL
152
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
2013
-
-
256,062,719
253,967,905
72,618,237
85,461,836
2,276,019,007
1,780,181,998
2,604,699,963
2,119,611,739
Based on the transaction type that influences cash flow, cash receipt from investment in 2014 are:
2,826,117,745
-
-
-
(205,432,278)
136,754,137
57,380,340
(210,119,981) 2,604,699,963
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Diskonto SBI dan SPN yang di-accrue pada Tahun 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp205.432.278 merupakan hasil diskonto outstanding per akhir Tahun 2014 yang belum diterima secara kas, sedangkan diskonto SBI dan SPN yang di-accrue pada Tahun 2013 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp136.754.137 merupakan hasil diskonto outstanding per akhir Tahun 2013 namun penerimaan kasnya terjadi di Tahun 2014.
Discounted Bank Indonesia Certificate (SBI) and Treasury Bills (SPN) accrued in 2014 of IDR0 and IDR205,432,278 respectively were outstanding discount result as of 2014 which are yet to be received. Meanwhile, the discounted SBI and SPN accrued in 2013 of IDR0 and IDR136,754,137 respectively outstanding discount result in 2013, but the cash receipt occurred in 2014.
Kenaikan Piutang Hasil Investasi (ORI dan ON) sebesar Rp210.119.981 merupakan hasil akumulasi kenaikan Piutang Hasil Investasi ORI sebesar Rp2.972.648 dan kenaikan Piutang Hasil Investasi ON sebesar Rp207.147.333. Piutang Hasil Investasi berasal dari perhitungan akrual hasil pendapatan kupon Surat Berharga yang outstanding per akhir tahun (lihat Catatan 4.4).
The Increase of Coupon Receivables of Indonesia Retail Bond (ORI) and Government Bonds (ON) worth IDR210,119,981 is the accumulated increase of Coupon Receivables of ORI worth IDR2,972,648 and the increase of Coupon Receivables of ON worth IDR207,147,333. The Coupon Receivables are derived from the accrued calculation of coupon revenue with outstanding per end of year (see Notes 4.4).
5.3 Penerimaan dari Kontribusi Kepesertaan
5.3 Cash Receipts from Membership Contribution
Penerimaan dari Kontribusi Kepesertaanselama Tahun 2014 dan Tahun 2013 masing-masing sebesar Rp62.000 dan Rp39.000.
Receipts from Membership Contribution in 2014 and 2013 stood at IDR62,000 and IDR39,000 respectively.
Berdasarkan jenis transaksi yang mempengaruhi arus kas, penerimaan dari Kontribusi Kepesertaan selama Tahun 2014 berasal dari:
Based on the transaction type that influences cash flow, the receipt from Membership Contribution in 2014 came from:
Pendapatan dari Kontibusi Kepesertaan (lihat Catatan 4.19)
102,978
Membership Contribution Revenue (see Notes 4.19) Penurunan (Kenaikan) Piutang Kontribusi Kepesertaan (di Neraca disajikan pada kelompok akun Piutang Lain-Lain) Decrease (Increase) of Account Receivable of Membership Contribution (Stated in Balance Sheet at Other Receivable Account) Transaksi non-kas
(40,978)
-
Non Cash Transactions TOTAL
62,000
5.4 Penerimaan dari Pendapatan Denda
5.4 Cash Receipts from Fines
Penerimaan dari pendapatan denda selama Tahun 2014 dan Tahun 2013 masing–masing sebesar Rp300.466 dan sebesar Rp178.339.
Receipt from fines in 2014 and 2013 was IDR300,466 and IDR178,339.
Berdasarkan jenis transaksi yang mempengaruhi arus kas, penerimaan dari Pendapatan Denda selama Tahun 2014 berasal dari penerimaan piutang denda premi yang telah outstanding sejak 31 Desember 2013.
Based on the transaction type that influences the cash flow, the receipt from fines in 2014 came from the outstanding income from premium fines receivables since 31 December 2013.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
153
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Pendapatan Denda (lihat Catatan 4.20)
73,339
Penalty Revenue Penurunan (Kenaikan) Piutang Denda Premi Bank (di Neraca disajikan pada kelompok akun Piutang Lain-Lain)
227,127
Decrease (Increase) of Bank Premium Penalty Receivables (on the Balance Sheet presented in the Other Account Receivables account category) Penurunan (Kenaikan) Piutang Denda Laporan Bank (di Neraca disajikan pada kelompok akun Piutang Lain-Lain)
-
Decrease (Increase) of Bank Statement Penalty Receivables (on the Balance Sheet presented in the Other Receivables account) Transaksi non-kas koreksi Piutang Denda Premi
-
Correction of non-cash transaction of Premium Penalty Receivables TOTAL
300,466
5.5 Penerimaan dari Pendapatan Pengembalian Klaim
5.5 Cash Receipts from Claim Recovery Income
Penerimaan dari Pendapatan Pengembalian Klaimselama Tahun 2014 dan Tahun 2013 masing-masing sebesar Rp163.922.435 dan Rp13.380.133. Penerimaan dari Pendapatan Pengembalian Klaim selama Tahun 2014 dimaksud diperoleh dari pendapatan pengembalian klaim BPR (DL) yang telah diterima secara tunai sampai dengan 31 Desember 2014 (lihat Catatan 4.21).
Receipts from Claim Recovery Income in 2014 and 2013 stood at IDR163,922,436 and IDR13,380,133 respectively. The receipts from Claim Recovery Income in 2014 was earned from the liquidated rural banks claim recovery income that had been received in cash up to 31 December 2014 (see Notes 4.21).
Pendapatan Pengembalian Klaim (lihat Catatan 4.21)
163,922.435
Revenue from Claim Recovery (see Notes 4.21) Penurunan (Kenaikan) Piutang Pengembalian Klaim (lihat Catatan 4.5)
-
Decrease (Increase) of Claim Recovery Receivable (see Notes 4.5)
TOTAL
163,922.435
5.6 Penerimaan dari Pendapatan Lain-Lain
5.6 Cash Receipts from Other Revenues
Penerimaan dari Pendapatan Lain-lain selama Tahun 2014 dan Tahun 2013, terdiri dari:
Income from Other Revenues in 2014 and 2013 consists of:
Uraian Description Penerimaan Pendapatan Jasa Giro Income from Interest Revenue on Current Account Penerimaan Pendapatan Lainnya (setelah transaksi non-kas) Income from Other Revenue (after non-cash transaction) TOTAL
154
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
2014
2013
86,408,953
68,024,365
392,290
509,036
86,801,243
68,533,402
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Penerimaan dari Pendapatan Lain-Lain selama Tahun 2014 sama dengan Pendapatan Lain-Lain pada Catatan 4.27 karena seluruh pendapatan lain-lain dimaksud telah diterima secara tunai.
Income from Other Revenues in 2014 was similar with the Other Revenues on Notes 4.27 given that all other incomes have been received in cash.
5.7 (Pengeluaran) Penjaminan
5.7 Payment for Insurance Claim
untuk
Pembayaran
Klaim
(Pengeluaran) untuk Pembayaran Klaim Penjaminan selama Tahun 2014 dan Tahun 2013 masing-masing sebesar (Rp73.854.483) dan (Rp38.318.929). Pengeluaran untuk Pembayaran Klaim Penjaminan Tahun 2014 dimaksud terutama berasal dari pembayaran yang telah dilakukan LPS atas simpanan layak bayar pada BDL yang dilikuidasi selama Tahun 2014 dan akhir Tahun 2013.
Payment for Insurance Claim in 2014 and 2013 stood at IDR73,854,483 and IDR38,318,929 respectively. The Payment for Insurance Claim in 2014 were mainly derived from payment made by IDIC for the eligible deposit of liquidated banks in 2014 and by end of 2013.
Rincian (Pengeluaran) untuk Pembayaran Klaim Penjaminan tersebut adalah sebagai berikut:
The details of Payment for Insurance Claim are as follow:
Uraian Description Biaya Klaim Penjaminan Insurance Claim Expenses Reklasifikasi Status Biaya Klaim (Transaksi Non-Kas) Reclassification of Claim Expenses Status (non-cash transaction) Penurunan (Kenaikan) Hutang Klaim Penjaminan Decrease (Increase) of Insurance Claim Payables TOTAL
2014
2013
(54,500,462)
(40,982,843)
-
257,481
(19,354,021)
2,406,433
(73,854,483 )
(38,318,929)
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
155
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
5.8 (Pengeluaran) untuk Biaya Terkait dengan Resolusi Bank
5.8 Payment for Expenses Related to Bank Resolution
(Pengeluaran) untuk Biaya Terkait dengan Resolusi Bank selama 2014 dan Tahun 2013 terdiri dari:
Expenses Related to Bank Resolution in 2014 and 2013 consists of:
Uraian Description Pengeluaran Biaya Verifikasi Klaim Payment of Claim Verification Expenses Pengeluaran Biaya Kompensasi Bunga Payment of Interest Compensation Expenses Pengeluaran Biaya Jasa Bank Pembayar Payment of Paying Bank Service Expenses Pengeluaran Biaya Pengamanan Aset Bank Payment of Bank Asset Security Expenses Pengeluaran Biaya Rapat Koordinasi Payment of Coordination Meeting Expenses Pengeluaran Biaya Perjalanan Dinas (BDL) Payment of Business Travel Expense (Liquidated Bank) Pengeluaran Biaya Likuidasi Beban LPS Payment of IDIC-charged Liquidation Expenses Pengeluaran Biaya Ops.Penanganan Bank Gagal Payment of Failed Bank Handling Operational Expenses Pengeluaran Biaya Konsultan Payment of Consultant Expenses Pengeluaran Biaya Notaris Payment of Notary Expenses Pengeluaran Biaya Resolusi Lainnya Payment of Other Resolution Expenses TOTAL
Sebagaimana diuraikan pada Catatan 4.23 Biaya Terkait dengan Resolusi Bank, Pengeluaran untuk Biaya Terkait dengan Resolusi Bank adalah biaya yang menjadi beban LPS terkait dengan proses penutupan/likuidasi dan atau proses penyelamatan bank peserta penjaminan. Besarnya kenaikan biaya resolusi bank pada Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2013 dikarenakan adanya biaya operasional atas penjualan Bank Mutiara.
156
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
2014
2013
(293,998)
-
(732,148)
-
(212,906)
(16,544)
(893)
(7,029)
(59,476)
(24,621)
(1,572,570)
(1,448,771)
-
-
(309,308)
(3,950,975)
(3,239,780)
-
(22,000)
(44,013)
(50,792)
(6,487,092)
(5,498,732)
As described in the Notes 4.23, the payment for Expenses Related to Bank Resolution is payment related to the closure/ liquidation process and or resolution of member banks. The increasing amount of resolution expenses in 2014 compared to 2013 is resulted from operational expenses of Bank Mutiara share sale.
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
5.9 (Pengeluaran) untuk Biaya Investasi
5.9 Payment for Investment Expenses
(Pengeluaran) untuk Biaya Investasi selama Tahun 2014 dan Tahun 2013 terdiri dari:
Expenditure for Investment Costs in 2014 and 2013 consist of:
Uraian
2014
Description (Pengeluaran) untuk Pajak Investasi Payment for Investment Tax (Pengeluaran) untuk Biaya Kustodian Payment for Custodian Expenses TOTAL
Rincian (Pengeluaran) untuk Biaya Investasi selama Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
2013
(293,867,134)
(221,509,603)
(7,880,918)
(6,130,146)
(301,748,052)
(227,639,748)
Payment for Investment Expenses in 2014 are described as below:
Biaya Investasi
(480,396,051)
Investment Expenses Biaya Investasi yang belum dibayar hingga akhir tahun atau Hutang Pajak Investasi pada kelompok Hutang Pajak dan Hutang Biaya Kustodian pada kelompok Hutang Kepada Pihak III) Unpaid Investment Expenses by end of year or Investment Tax Payables on the category of Tax Payables and Custodian Expenses Payables in the category of III Party Account Payables
178,647,999
Kenaikan (penurunan) Pajak dibayar Dimuka (pada kelompok Aktiva Lain-lain)
-
Increase (decrease) of Prepaid Tax (on the category of Other Assets) TOTAL
(301,748,052)
dan
5.10 Payment for General and Administration Expense
(Pengeluaran) untuk Biaya Umum dan Administrasi adalah sebesar (Rp274.700.572) untuk periode Tahun 2014 dan (Rp202.089.648) untuk periode Tahun 2013. Selisih Biaya Umum Administrasi pada Catatan 4.26 Laporan Surplus Defisit dengan pengeluaran ini antara lain berasal dari biaya-biaya yang telah diakui secara akrual namun belum dibayar hingga akhir Tahun 2014 dan juga berasal dari biaya-biaya yang bersifat non-kas seperti biaya penyusutan dan biaya cadangan manfaat karyawan.
Payment for General and Administration Costs were IDR274,700,572 for 2014 and IDR202,089,648 for 2013. The difference between of General and Administration Expenses in the Notes 4.26 of Deficit Surplus Statement with this expenditure is derived from the accrual recognition but yet to be paid by end of 2014 and also from non-cash expenses such as depreciation costs and costs for employee benefit reserves.
5.11 (Pengeluaran) untuk Biaya Lain-Lain
5.11 Payment for Other Costs
(Pengeluaran) untuk Biaya Lain-Lain selama Tahun 2014 dan Tahun 2013terdiri dari:
Payment for Other Expenses in 2014 and 2013 consist of :
5.10 (Pengeluaran) Administrasi
untuk
Biaya
Umum
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
157
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Uraian Description Pengeluaran Biaya Adm. Bank (lihat Catatan 4.28) Payment of Bank Administration Expenses (see Notes 4.28) Pengeluaran Pajak atas Jasa Giro (lihat Catatan 4.28) Payment of Tax of Interest Revenues on Current Account (see Notes 4.28) TOTAL
2013
(120,752)
(108,728)
(17,281,790)
(13,604,482)
(17,402,542)
(13,713,210)
Besarnya aliran kas keluar untuk Biaya Lain-Lain selama Tahun 2014 sebagaimana ditunjukkan pada tabel rincian di atas sama dengan Biaya Lain-Lain (lihat Catatan 4.28) dikarenakan semua transaksi biaya dimaksud dalam bentuk tunai (cash).
The amount of cash flow for Other Expenses in 2014 as displayed by the above table was the same as Other Expenses (see Notes 4.28) noting that all expenses transaction was in cash.
5.12 (Pengeluaran) untuk Biaya PPh Badan
5.12 Payment for Corporate Income Tax
(Pengeluaran) untuk Biaya PPh Badan selama Tahun 2014 dan Tahun 2013 masing-masing adalah sebesar Rp0 dan Rp179.894.000. Pengeluaran untuk Biaya PPh Badan dalam satu tahun buku berasal dari pembayaran kas/bank atas angsuran PPh Badan pada tahun bersangkutan ditambah dengan kekurangan pembayaran PPh Badan tahun sebelumnya yang jatuh tempo pembayarannya pada bulan Maret.
Payment for Corporate Income Tax in 2014 and 2013 were IDR0 and IDR179,894,000 respectively. The payment for Corporate Income Tax in one fiscal year are derived from cash/ bank payment of Corporate Income Tax installment on the relevant year added by the shortfall of Corporate Tax Income payment of the previous year with deadline on March.
(Pengeluaran) untuk Biaya PPh Badan Tahun 2014 sebesar Rp0 sesuai dengan perhitungan pajak untuk PPh Badan Tahun 2013 (lihat Catatan 4.29).
Payment for Corporate Income Tax in 2014 stood at IDR0 and this was in line with the calculation of Corporate Income Tax in 2013 (see Notes 4.29)
5.13 Penerimaan (Pengeluaran) Piutang Talangan pada BDL
5.13 Receipt (Payment) from Receivables of Advances to Liquidated Bank
Penerimaan (Pengeluaran) dari (untuk) Piutang Talangan pada BDL selama Tahun 2014 dan Tahun 2013 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp1.197.194. Penerimaan Piutang Talangan pada BDL merupakan pengembalian dari BDL atas talangan pemberian gaji/pesangon dan/atau biaya operasional likuidasi yang diberikan oleh LPS (lihat Catatan 4.5).
Receipt (Payment) from Receivables of Advances to Liquidated Bank in 2014 and 2013 stood at IDR0 and IDR1,197,194 respectively. The Income from Receivables of Advances to Liquidated Bank is a return from banks under liquidation over bailout of employee salary/severances and/or liquidation operational expenses given by IDIC (see Notes 4.5).
5.14 Penerimaan (Pengeluaran) Piutang Lain-lain
5.14 Receipt (Payment) Other Receivables
Penerimaan (Pengeluaran) dari (untuk) Piutang Lain-lain selama Tahun 2014 dan Tahun 2013 masing-masing sebesar Rp471.953 dan Rp313.322.
158
2014
Receipt (Payment) from Other Receivables in 2014 and 2013 were IDR471,954 and IDR313,322 respectively.
Penerimaan (Pengeluaran) Piutang Lain-Lain selama Tahun 2014 sebesar Rp471.953 ditunjukkan oleh penurunan saldo akun Piutang Lainnya posisi saldo Tahun 2014 sebesar Rp1.111.357 dibandingkan dengan posisi saldo Tahun 2013 sebesar Rp1.583.310 (lihat Catatan 4.6).
Receipt (Payment) from Other Receivables in 2014 of IDR471,953 was shown by the decrease of Other Receivables account balance in 2014 of IDR1,111,356 compared to 2013 balance position of IDR1,583,310 (see Notes 4.6).
5.15 (Pengeluaran) untuk Aset Lain-lain
5.15 Payment for Other Assets
(Pengeluaran) untuk Aset Lain-lainselama Tahun 2014 dan Tahun 2013 masing-masing sebesar (Rp5.307.895) dan sebesar
Payment for Other Assets in 2014 and 2013 were valued at IDR5,307,895 and IDR8,872,583 respectively. The amount
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
(Rp8.872.583). Besarnya pengeluaran aset lain-lain tersebut dikarenakan kenaikan saldo (di luar Aset Pajak Tangguhan sebesar Rp452.035 dan Aktiva Lain terkait dengan penjualan PMS selama Tahun 2014 sebesar Rp44.399.018) per 31 Desember 2014 sebesar Rp223.315.383 dibandingkan saldo per 31 Desember 2013 sebesar Rp173.156.435 sebagaimana diuraikan pada Catatan 4.9.
of payment for other assets were the result of rising balance (excluding the Deferred Tax Asset worth IDR452,035 and Other Assets related to the sales of Temporary Capital Placement in 2014 of IDR44,399,018) in 2014 valued at IDR223,315,383 compared to the balance of 31 December 2013, valued at IDR173,156,435 as described in Notes 4.9.
5.16 (Pengeluaran) untuk Hutang Pajak
5.16 Payment for Tax Payables
(Pengeluaran) untuk Hutang Pajak merupakan pengeluaran kas yang dilakukan untuk pelunasan hutang pajak yang terhutang terkait dengan pemotongan pajak pada akhir periode sebelumnya (lihat saldo akhir Hutang Pajak pada Catatan 4.13). Hutang pajak tersebut terjadi karena perbedaan antara waktu pengakuan/pemotongan atas PPh 21, PPh 23 dan dengan saat penyetoran ke kas negara.
Payment for Tax Payables is the expenses to settle tax payables relatated to the tax cut by end of the previous period (see the balance of Tax Payables in Notes 4.13). The tax payables were caused by difference between time of recognition/cut over the Income Tax 21 and 23 and at the time of submission to the state treasury.
(Pengeluaran) untuk Hutang Pajak selama Tahun 2014 dan Tahun 2013 terdiri dari:
Payment for Tax Payables in 2014 and 2013 consist of:
Uraian Description Pengeluaran untuk Hutang PPh 21 Payment for Income Tax Payable –PPh 21 Pengeluaran untuk Hutang Pajak Investasi Payment for Investment Tax Payable Pengeluaran untuk Hutang PPh 23 Payment for Income Tax Payable – PPh 23 Pengeluaran untuk Hutang PPh 4 (2) Payment for Income Tax Payable – PPh 4 (2) Pengeluaran untuk Hutang PPN Payment for Value Added Tax Payable Pengeluaran untuk Hutang PPh 25 Payment for Income Tax Payable – PPh 25 Pengeluaran untuk Hutang PPh Badan Payment for Corporate Income Tax Payable Increase (decrease) of Prepaid Tax (on the category of Other Assets)
2014
2013
(4,556,194)
(2,178,765)
(127,940,679)
(108,236,124)
(71,693)
(60,452)
(10,067)
(33,507)
-
(9,434)
(16,354,000)
(6,436,060)
-
(12,404,763)
(148,932,633)
(129,359,106)
5.17 (Pengeluaran) untuk Hutang Lain-lain
5.17 Payment for Other Account Payables
(Pengeluaran) untuk Hutang Lain-lain selama Tahun2014 dan Tahun 2013terdiri dari:
Payment for Other Payables in 2014 and 2013 consist of :
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
159
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Uraian
2014
Description
2013
Pengeluaran (Penerimaan) Pendapatan Diterima Dimuka
31
(20)
(17,086,769)
(18,229,085)
3,163,496
(1,804,366)
(13,923,243)
(20,033,471)
Payment (Receipt) of Prepaid Revenues Pengeluaran untuk Hutang kepada Pihak III Payment for III Party Account Payables Pengeluaran untuk Hutang Lainnya Payment for Other Account Payables TOTAL
Rincian (Pengeluaran) untuk Hutang Lain - Lainselama Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Details of the Payment for Other Payables in 2014 are as follow:
Penurunan (Kenaikan) Hutang Lain-Lain di luar Premi Dikompensasi
42,592,702
Decrease (Increase)of Other Account Payables other than Compensated Premium Transaksi non kas - accru pada akun Hutang Pihak III dan Hutang GR/IR
(59,778,490)
Non-cash Transaction- accrued on the III Party Account Payables and GR/IR Account Payables Transaksi non kas - accru pada akun Hutang Lainnya
3,262,545
Non-cash Transaction-accrued on Other Account Payables account TOTAL
(13,923,243)
5.18 Penerimaan Surat Berharga
(Pengeluaran)
dari
(untuk)
Penerimaan (Pengeluaran) dari (untuk) Surat Berharga selama Tahun 2014 dan Tahun 2013 terdiri dari:
Uraian Description Penerimaan (Pengeluaran) dari (untuk) Net SBI Income (Payment)from (for) Net SBI Penerimaan (Pengeluaran) dari (untuk) Net SPN Income (Payment) from (for) Net SPN Penerimaan (Pengeluaran) dari (untuk) Net ORI Income (Payment) from (for) Net ORI Penerimaan (Pengeluaran) dari (untuk) Net ON Income (Payment) from (for) Net ON TOTAL
Pengeluaran untukSPN sebesar Rp1.835.581.378 berasal dari SPN bersih (termasuk SPN Syariah) yang jatuh tempo selama bulan Januari s.d Desember 2014, ditunjukkan dengan kenaikan nominal SPN sebesar Rp1.931.796.000 (kenaikan nominal SPN
160
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
5.18
Receipt (Payment) from (for) Securities
Receipt (payment) from (for) Securities in 2014 and 2013 consists of:
2014
2013
-
-
(1,835,581,378)
996,726,715
(926,684,807)
(345,871,000)
(8,790,959,835)
(7,850,429,053)
(11,553,226,020)
(7,199,573,338)
Payment for Treasury Bills (SPN) worth of IDR1,835,581,378 came from the net SPN ( including Sharia-based SPN) matured during January to December 2014 as shown by the increasing nominal of SPN worth at IDR1,931,796,000 (Sharia-based SPN
Ikhtisar Catatan atas Laporan Keuangan
Summary of Financial Statement
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Syariah sebesar Rp3.129.526.000 dikurang dengan penurunan nominal SPN sebesar Rp1.197.730.000) dikurang dengan kenaikan total premium sebesar Rp96.214.622 (lihat Catatan 4.2).
increased its nominal by IDR3,129,526,000 minus with the drop of SPN nominal by IDR1,197,730,000) minus the rising premium total of IDR96,214,622 (see Notes 4.2).
Pengeluaran untukORI sebesar Rp926.684.807 berasal dari ORI bersih (termasuk ORI Syariah) yang jatuh tempo selama Tahun 2014, ditunjukkan dengan kenaikan nominal ORI sebesar Rp935.695.000(kenaikan nominal ORI sebesar Rp627.695.000 ditambah dengan kenaikan ORI Syariah sebesar Rp308.000.000) ditambah dengan penurunan total diskonto sebesar Rp9.010.193 (lihat Catatan 4.2).
Payment for the Retail Government Bonds (ORI) standing at IDR926,684,807 was derived from the net ORI (including sharia-based ORI) maturing in 2014 and this is showed by the mounting ORI nominal value of IDR935,695,000(the rising amount of ORI worth IDR627,695,000 plus the mounting Sharia-based ORI worth IDR308,000,000) added by the growing the drop of the total discount worth IDR9,010,193 (see Notes 4.2 ).
Pengeluaran untuk ON sebesar Rp8.790.959.835 adalah untuk pembelian ON bersih (termasuk ON Syariah) selama 2014, ditunjukkan dengan kenaikan nominal ON Rp9.009.517.000(kenaikan nominal ON sebesar Rp8.957.517.000 ditambah dengan kenaikan ON Syariah sebesar Rp52.000.000) dikurang dengan penurunan total premium sebesar Rp218.557.165 (lihat Catatan 4.2).
Payment for Government Bonds (ON) worth IDR8,790,959,835 is the purchase of net ON (including the sharia-based ON) in 2014. This is showed by the mounting nominal value of ON worth IDR9,009,517,000 (the increasing nominal of ON worth IDR8,957,517,000 added by the rising sharia-based ON worth IDR52,000,000) that is deduced by the drop of premium totaling IDR218,557,165 (see Notes 4.2).
5.19 Penerimaan (Pengeluaran) untuk Penyertaan Modal Sementara (PMS)
5.19 Receipts (Payment) for Temporary Capital Placement (TCP)
Penerimaan dari penjualan PMS pada PT Bank Mutiara Tbk selama Tahun 2014 adalah sebesar Rp4.411.111.111 dan pengeluaran PMS selama Tahun 2013 berasal dari penambahan modal untuk PT Bank Mutiara Tbk pada akhir Tahun 2013 guna memenuhi rasio KPMM sesuai ketentuan Peraturan Bank Indonesia sebesar (Rp1.249.480.000) (lihat Catatan 4.7).
The receipts from the Temporary Capital Placement (TCP) sales in 2014 and 2013 stood at IDR4,411,111,111 and TCP expenses in 2013 derived from additional capital for PT Bank Mutiara, Tbk. by end of 2013 to meet Capital Adequacy Ratio (CAR) as stipulated by Bank Indonesia on IDR1,249,480,000 (see Notes 4.7).
5.20 Pengeluaran untuk Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud
5.20 Payment for Fixed Assets and Intangible Assets
Pengeluaran untuk Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud selama Tahun 2014 dan Tahun 2013terdiri dari:
Uraian Description Pengadaan Partisi Procurement of Partition Pengadaan Peralatan Kantor Procurement of Office Equipment Pengadaan Komputer dan EDP Procurement of Computer and EDP Pengadaan Peralatan Elektronik Procurement of Electronic Equipment Pengadaan Software Procurement of Software TOTAL
Expenditure for Fixed Assets and Intangible Assets in 2014 and 2013 consist of:
2014
2013
(820,240)
(3,475,386)
(487,416)
(2,125,522)
(6,347,297)
(5,014,389)
(242,632)
(385,832)
(7,570,586)
-
(15,468,171)
(11,001,129)
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
161
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
162
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
Dalam UU LPS telah disebutkan bahwa LPS bersifat independen, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dengan demikian, dasar hukum pembentukan LPS mensyaratkan penerapan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Oleh karena itu, LPS selalu berusaha menjadikan praktik tata kelola yang baik sebagai landasan operasional.
The IDIC Law stipulates that IDIC is independent, transparent, and accountable in performing duties and authorities. Thus, the legal basis of IDIC establishment requires the implementation of good governance principles. For the reason, IDIC always tries to make the good governance practice as the operational fundamental.
Lebih dari itu, LPS juga memandang bahwa pelaksanaan sistem tata kelola lembaga merupakan bagian penting dalam menjalankan operasional LPS. Dengan demikian, LPS berkomitmen penuh untuk senantiasa meningkatkan kualitas penerapan praktik terbaik sistem tata kelola secara konsisten dan berkesinambungan.
Above all, IDIC also considers that the implementation of the corporate governance system is an important part to commence IDIC operation. Hence, IDIC is fully committed to improve the quality on implementation of the best practice consistently and sustainably.
LPS juga secara efektif menerapkan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan sistem tata kelola dalam setiap kegiatan operasional dan keuangan LPS. Hal tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
IDIC also has effectively implemented the basic principles of governance system in every IDIC operational and financial activities in order to improve performance and compliance with the legislations.
Struktur Organisasi LPS
IDIC Organizational Structure
Sesuai dengan UU LPS, organ LPS terdiri atas Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif. Dewan Komisioner adalah organ tertinggi LPS dan merupakan pimpinan LPS.
As mandated by the IDIC Law, IDIC management consists of Board of Commissioners and Chief Executive Officer. Board of Commissioners is the highest level of IDIC structure.
Guna mendukung pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisioner didukung oleh satuan kerja yang bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisioner, yaitu Kantor Dewan Komisioner, Group Audit Internal, Komite Audit, Komite Informasi, Komite Manajemen Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi.
To support their implementation of duties, Board of Commissioners is supported by task forces with direct responsibility to the Board of Commissioners, namely Board of Commissioners Office, Internal Audit Group, Audit Committee, Information Committee, Risk Management Committee, and Remuneration and Nomination Committee.
Kepala Eksekutif dibantu oleh 5 orang direktur eksekutif. Masing-masing direktur eksekutif memimpin direktorat yang di dalamnya terdiri dari beberapa group. Secara keseluruhan terdapat 18 group dan 1 fungsional setara.
Chief Executive Officer is assisted by 5 executive directors. Each executive director leads directorate that has several groups. In total, there are 18 groups and 1 equal functional.
Dewan Komisioner
Board of Commissioners
Berdasarkan UU LPS, Dewan Komisioner terdiri dari 6 orang anggota yang diangkat oleh Presiden berdasarkan usulan Menteri Keuangan. Salah seorang anggota Dewan Komisioner ditetapkan oleh Presiden sebagai Ketua dan salah seorang lainnya ditetapkan sebagai Kepala Eksekutif. Ketua Dewan Komisioner tidak merangkap jabatan Kepala Eksekutif. Kepala Eksekutif tidak memiliki hak suara dalam mengambil keputusan Dewan Komisioner.
Based on IDIC Law, Board of Commissioners consists of 6 members appointed by President as nominated by the Minister of Finance. President stated one member of the Board of Commissioners as the Chairman and another one as the Chief Executive Officer (CEO). The Chairman of Board of Commissioners can not be concurrent as the CEO. CEO have no rights to vote in Board of Commissioners decision making.
Anggota Dewan Komisioner terdiri 3 orang anggota ex-officio dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan, serta 3 orang anggota berasal dari dalam dan/ atau luar LPS.
The Board of Commissioners is composed by 3 ex-officio members from Ministry of Finance, Bank Indonesia, and IFSA, apart of other three non ex-officio members from IDIC internal and/or external.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
163
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
Posisi per 31 Desember 2014, susunan anggota Dewan Komisioner LPS adalah sebagai berikut: Ketua Dewan Komisioner : C. Heru Budiargo Anggota/Kepala Eksekutif : Kartika Wirjoatmodjo Anggota: 1. Ronald Waas (Ex-Officio Bank Indonesia) 2. Robert Pakpahan (Ex-Officio Kementerian Keuangan) 3. Nelson Tampubolon (Ex-Officio Otoritas Jasa Keuangan) 4. Fauzi Ichsan
As of 31 December 2014, the Board of Commissioners: Chairman : C. Heru Budiargo Member/CEO : Kartika Wirjoatmodjo Members: 1. Ronald Waas (Ex-Officio Bank Indonesia) 2. Robert Pakpahan (Ex-Officio Ministry of Finance) 3. Nelson Tampubolon (Ex-Officio of the Financial Service Authority) 4. Fauzi Ichsan
Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Komisioner selama 2014
The Appointment and Termination of the Members of Board of Commissioners 2014
A. Pengangkatan Anggota Dewan Komisioner 2014
A. Appointment of Board of Commissioners Member in 2014
1.
2.
3.
Bapak Robert Pakpahan diangkat menjadi Anggota Dewan Komisioner (Ex-Officio Kementerian Keuangan) sejak tanggal 31 Desember 2014. Bapak Nelson Tampubolon diangkat menjadi Anggota Dewan Komisioner (Ex-Officio Otoritas Jasa Keuangan) sejak 31 Desember 2014. Bapak Fauzi Ichsan diangkat menjadi Anggota Dewan Komisioner sejak 31 Desember 2014.
B. Pemberhentian Anggota Dewan Komisioner 2014 1.
2.
3.
Bapak Siswanto diberhentikan sebagai anggota Dewan Komisioner karena berakhir masa jabatannya pada 20 Maret 2014. Bapak Rizal Bambang Prasetijo diberhentikan sebagai anggota Dewan Komisioner karena berakhir masa jabatannya pada 19 November 2014. Bapak A. Fuad Rahmany (Ex-Officio Kementerian Keuangan) diberhentikan sebagai anggota Dewan Komisioner karena memasuki usia pensiun di Kementerian Keuangan pada 1 Desember 2014.
Tugas dan Wewenang Dewan Komisioner Sebagaimana diatur dalam UU LPS, Dewan Komisioner bertugas merumuskan dan menetapkan kebijakan serta melakukan pengawasan dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang LPS sesuai UU LPS. Selain itu, Dewan Komisioner bertugas menetapkan sistem kepegawaian, sistem panggajian, penghargaan, program pensiun, dan tunjangan hari tua, serta penghasilan lainnya bagi pegawai LPS. Dewan Komisioner juga menetapkan struktur organisasi, uraian tugas dan jabatan, serta prosedur operasional LPS.
164
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
1.
2.
3.
Robert Pakpahan was appointed as the Member Board of Commissioners (Ex Officio Member from Ministry of Finance) on 31 December 2014. Nelson Tampubolon was appointed as the Member of Board of Commissioners (Ex Officio Member from IFSA) on 31 December 2014. Fauzi Ichsan was appointed as the Member of Board of Commissioners on 31 December 2014.
B. Termination of the Member of Board of Commissioners 2014 1. 2. 3.
Siswanto ended his term as the Board of Commissioners Member on 10March 2014. Rizal Bambang Prasetijo ended his term as the Board of Commissioners Member on 19 November 2014. A. Fuad Rahmany (Ex-Officio from Ministry of Finance) ended his term 1 December 2014 due to his retirement from Ministry of Finance.
Duties and Authorities of Board of Commissioners As stipulated and mandated in the IDIC Law as well as in order to perform its duties and authorities, the Board of Commissioners is assigned to formulate and determine policy and conduct supervisory action. In addition, the Board of Commissioners has duties to set up employment system, remuneration system, reward, pension program, and old-age saving, and other income for IDIC employees. Board of Commissioners also determines the structure of organization, job description and position, and IDIC operational procedure.
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
Dewan Komisioner memiliki wewenang untuk mewakili LPS di dalam dan di luar pengadilan. Wewenang tersebut dapat didelegasikan kepada Kepala Eksekutif atau anggota Dewan Komisioner lain, dengan atau tanpa hak substitusi.
Board of Commissioners has the authorities to represent IDIC both inside and outside of the court. The authorities can be delegated to the CEO or other members of Board of Commissioners with or without substitution rights.
Pengambilan Keputusan
Decision Making
Dalam pengambilan keputusan, Dewan Komisioner mengadakan Rapat Dewan Komisioner (RDK). Sesuai UU LPS, pengambilan keputusan Dewan Komisioner sah apabila sekurang-kurangnya dihadiri lebih dari separuh anggota Dewan Komisioner yang memiliki hak suara.
In making decisions, the Board of Commissioners holds Board of Commissioners Meeting (BCM). According to the IDIC Law, the decision making of the Board of Commissioners is eligible if at least more than half of the members of Board of Commissioners with voting rights attend the meeting.
Pengambilan keputusan dalam RDK dilakukan atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila dalam musyawarah tidak mencapai kata mufakat, keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak. Keputusan Dewan Komisioner mengikat seluruh anggota Dewan Komisioner. Sesuai UU LPS, Kepala Eksekutif tidak memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan Dewan Komisioner.
The decision making in the BCM was done on the basis of deliberation and consensus. When the process fails to reach consensus, the decision will be taken through voting. The decision binds all members of Board of Commissioners. Based on IDIC Law, the CEO has no voting rights in decision making of Board of Commissioners.
Dewan Komisioner menyelenggarakan RDK secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan dengan dipimpin Ketua Dewan Komisioner, dengan agenda antara lain: a. penetapan kebijakan penjaminan simpanan nasabah; b. penetapan kebijakan LPS dalam mendukung stabilitas sistem perbankan; c. evaluasi pelaksanaan penjaminan simpanan nasabah dan pelaksanaan peran LPS dalam mendukung stabilitas sistem perbankan. d. evaluasi hal lain yang dilaporkan Kepala Eksekutif; dan e. hal lain yang berhubungan dengan tugas LPS.
Board of Commissioners holds a BCM regularly at least once in a month led by the Chairman with agenda such as:
Apabila Ketua Dewan Komisioner berhalangan memimpin rapat, Ketua Dewan Komisioner dapat menunjuk anggota Dewan Komisioner lain untuk menggantikannya sebagai pemimpin rapat. Namun, jika Ketua Dewan Komisioner tidak dapat menunjuk anggota Dewan Komisioner untuk memimpin rapat, anggota Dewan Komisioner lainnya secara musyawarah untuk mufakat memilih salah satu di antara mereka untuk memimpin rapat.
In the absence of the Chairman, the Chairman could appoint one of the members of Board of Commissioners to act as the Chair of the meeting. However, should the Chairman is unable to appoint a member of Board of Commissioners to lead the meeting, the other members of Board of Commissioners will discuss to deliberately appoint one of them to chair the meeting.
Apabila anggota Dewan Komisioner mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun tidak langsung, yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dengan obyek yang akan diputuskan, yang bersangkutan tidak boleh memberikan suara dalam pengambilan keputusan.
If there is any member of Board of Commissioners with personal interest, either directly or indirectly, and may spark conflict of interest with the object of the decision, s/he would not be allowed to vote.
Semua catatan dan data termasuk argumentasi yang dikemukakan oleh anggota Dewan Komisioner dalam pengambilan keputusan Dewan Komisioner wajib dimuat dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh semua anggota Dewan Komisioner yang hadir.
All the records and data including the argumentation expressed by the Board of Commissioners members in decision making here should be recorded in the minutes of meeting and signed by all the attending members of Board of Commissioners.
a. Policy making on deposit insurance; b. Policy making to promote banking system stability; c. Evaluation of the deposit insurance implementation and IDIC roles in promoting banking system stability. d. Other evaluations reported by CEO; and e. Other issues related to IDIC duties.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
165
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
166
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan rapat dan tata cara pengambilan keputusan Dewan Komisioner diatur dalam Keputusan Dewan Komisioner.
Further provision on procedures of the Board of Commissioners meeting and decision making is regulated under the Board of Commissioners’ Decree.
Kepala Eksekutif dan Direktur Eksekutif
Chief Executive Officer and Executive Director
Kepala Eksekutif adalah anggota Dewan Komisioner yang bertugas melaksanakan kegiatan operasional LPS. Kepala Eksekutif dalam menjalankan tugas dibantu oleh 5 orang Direktur Eksekutif yang menjalankan fungsi penjaminan dan manajemen risiko, klaim dan resolusi bank, hukum dan peraturan, keuangan, serta administrasi.
CEO is a member of Board of Commissioners who responsible for IDIC operational activities. CEO is assisted by five executive directors whose responsible for insurance and risk management, bank claim and resolution, legal and regulation, finance, and administration.
Direktur Eksekutif diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisioner. Ketentuan mengenai jumlah direktur, persyaratan dan tata cara pengangkatan direktur, serta pembagian tugas direktur ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisioner.
An Executive Director is appointed and terminated by the Board of Commissioners. The provision on the number of directors, appointment requirement and procedure of director, and director jobs description is regulated under the Decree of Board of Commissioners.
Kepala Eksekutif menyusun dan menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan untuk mendapat persetujuan Dewan Komisioner.
CEO arranges and submit Annual Budget and Work Plan to get approval from Board of Commissioners.
Selain itu, Kepala Eksekutif juga menyampaikan evaluasi pelaksanaan anggaran tahun berjalan kepada Dewan Komisioner. Kepala Eksekutif mengangkat dan memberhentikan pegawai LPS selain Direktur Eksekutif.
In addition, the CEO also reports the evaluation of budget implementation on the current fiscal year to the Board of Commissioners. CEO appoints and terminatedd IDIC employees except Executive Director.
Susunan Kepala Eksekutif dan kelima Direktur Eksekutif LPS di akhir tahun 2014 adalah sebagai berikut. Kepala Eksekutif : Kartika Wirjoatmodjo Direktur Eksekutif : 1. Salusra Satria, Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank. 2. Suharno Eliandy, Direktur Eksekutif Penjaminan dan Manajemen Risiko. 3. Noor Cahyo, Direktur Eksekutif Keuangan. 4. Robertus Bilitea, Direktur Eksekutif Hukum. 5. R. Budi Santoso, Direktur Eksekutif Administrasi dan Sistem Informasi.
The composition of IDIC CEO and Executive Directors by end of 2014 is: Chief Executive Officer : Kartika Wirjoatmodjo Executive Directors : 1. Salusra Satria, Executive Director of Claim and Bank Resolution. 2. Suharno Eliandy, Executive Director of Insurance and Risk Management. 3. Noor Cahyo, Executive Director of Finance. 4. Robertus Bilitea, Executive Director of Legal. 5. R. Budi Santoso, Executive Director of Administration and Information System.
Komite-Komite
Committees
Sebagaimana diatur dalam Pasal 74 ayat (2) UU LPS, Dewan Komisioner membentuk komite audit, komite informasi, dan komite lainnya sesuai kebutuhan.
As regulated by Article 74 paragraph (2) of the IDIC Law, the Board of Commissioners establishes audit committee, information committee, and other committees as required.
Hingga akhir 2014 komite yang dibentuk Dewan Komisioner meliputi Komite Audit, Komite Informasi, Komite Manajemen Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
By the end of 2014, Board of Commissioners has established Audit Committee, Information Committee, Risk Management Committee, and Remuneration and Nomination Committee.
Komite tersebut bertugas membantu Dewan Komisioner dalam menjalankan roda organisasi LPS secara efektif dan efisien dalam merumuskan serta menetapkan kebijakan dan melakukan pengawasan.
Those committees provide assistances to the Board of Commissioners to run IDIC organization effectively and efficiently in formulating and determining policy and perform supervisory.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
Komite Audit
Audit Committee
Dalam Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) yang ditetapkan oleh Dewan Komisioner, disebutkan bahwa Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisioner dalam melaksanakan tanggung jawab pengawasan terhadap pengelolaan LPS.
Based on the Audit Committee Charter set by Board of Commissioners, it stated that Audit Committee is assigned to assist Board of Commissioners on its responsibility to supervise the management of IDIC.
Tugas tersebut baik dalam melaksanakan penjaminan simpanan maupun penetapan kebijakan guna mendorong terlaksana tata kelola yang baik (good corporate governance).
Both of the duties either in deposit insurance and policy making, are aiming to encourage the implementation of good corporate governance.
Pengawasan tersebut mencakup pula pemberian dukungan terhadap akuntabilitas laporan keuangan dan struktur pengendalian internal.
The supervisory also covers supporting the accountability of financial report and internal control structure.
Komite Audit diketuai oleh seorang Anggota Dewan Komisioner. Susunan Komite Audit per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Ketua : Ronald Waas Anggota : 1. Eddy Fritz Sinaga 2. Karsanto 3. Siswanto
Audit Committee is chaired by a Member of Board of Commissioners. The Audit Committee structure as of 31 December 2014: Chairman: Ronald Waas Members : 1. Eddy Fritz Sinaga 2. Karsanto 3. Siswanto
Selama 2014, Komite telah melakukan rapat sebanyak 21 kali rapat dengan bahasan sebagai berikut: 1. Review laporan keuangan LPS, 2. Evaluasi tindak lanjut pemeriksaan auditor eksternal, 3. Evaluasi rencana kerja Audit Internal, evaluasi rencana kerja Komite Audit, dan review Piagam Komite Audit, 4. Evaluasi tindak lanjut temuan hasil audit GAI; 5. Update proses penjualan saham bank gagal yang diselamatkan; 6. Pembahasan indikator risiko pada unit-unit kerja di LPS, 7. Review RKAT LPS 8. Knowledge sharing penjualan saham bank.
In 2014, the Committee has held 21 meetings discussing the following agendas: 1. Review of IDIC Financial Report, 2. Evaluation on the follow up of external auditor report, 3. Evaluation of Internal Audit and Audit Committee work plans, and Review on Audit Committee Charter, 4. Evaluation on the follow up of the findings from internal audit, 5. Update on the share sale process of the rescued failed bank, 6. Discussion on risk indicator of the IDIC work units 7. Review of IDIC Annual Budget and Work Plan 8. Knowledge sharing on bank share sale.
Komite Informasi
Information Committee
Komite Informasi dibentuk berdasarkan Piagam Komite Informasi yang ditandatangani pada 25 Juni 2013.
The Information Committee was established based on the Information Committee Charter signed on 25 June 2013.
Komite Informasi dibentuk dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada Dewan Komisioner dalam membuat analisis dan kebijakan mengenai suku bunga penjaminan LPS serta menjaga stabilitas sistem keuangan.
The objective of Information Committee establishment is to provide advices to the Board of Commissioners in making analysis and policy on IDIC rate and promoting financial system stability.
Adapun, tugas komite dalam memberikan masukan meliputi informasi dan ketentuan mengenai sektor ekonomi, perbankan, dan keuangan. Selain itu, informasi mengenai kondisi perekonomian baik nasional maupun internasional.
The Committee provides inputs related to information and provision on economic, banking, and financial sectors. Including information on national and international economic condition.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
167
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
168
Komite Informasi diketuai oleh seorang Anggota Dewan Komisioner. Susunan keanggotaan Komite Informasi per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Ketua : Kartika Wirjoatmodjo Anggota : 1. Lana Soelistianingsih 2. Rizal Bambang Prasetijo
The Committee is chaired by a Member of Board of Commissioners. The membership of Information Committee as of 31 December 2014: Chairman: Kartika Wirjoatmodjo Members : 1. Lana Soelistianingsih 2. Rizal Bambang Prasetijo
Selama 2014, Komite telah menyelenggarakan rapat sebanyak 21 kali dengan membahas berbagai agenda sebagai berikut: 1. Evaluasi tingkat bunga penjaminan secara bulanan, untuk memberikan usulan/masukan mengenai besarnya suku bunga penjaminan LPS untuk satu bulan ke depan. 2. Update perkembangan ekonomi dan perbankan. 3. Pemodelan Early Warning System (EWS) untuk stabilitas perbankan. 4. Likuiditas di industri perbankan. 5. Metodologi LPS rate. 6. Prospek perekonomian Indonesia 2015 berkaitan dengan prioritas pemerintahan.
In 2014, the Committee had held 21 meetings with various agendas as follow: 1. Evaluation of monthly insurance rate, in order to provide input/feedback on the IDIC rate for the following month. 2. Update on economic and banking development. 3. Early Warning System (EWS) modeling for banking stability. 4. Liquidity in banking industry. 5. IDIC rate methodology. 6. Indonesia Economic Prospect 2015 related to government priority.
Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee
Berdasarkan Piagam Komite Manajemen Risiko yang ditandatangani pada 25 Juni 2013, Komite Manajemen Risiko dibentuk untuk memenuhi kebutuhan LPS dalam mengelola risiko internal maupun risiko eksternal.
Based on the Risk Management Committee Charter signed on 25 June 2013, the Committee establishment is aiming to meet the IDIC needs to manage internal and external risk management.
Komite bertugas memberikan masukan kepada Dewan Komisioner dengan melakukan hal-hal berikut: 1. Penilaian terhadap kebijakan manajemen risiko yang diajukan oleh Kepala Eksekutif untuk memperoleh persetujuan Dewan Komisioner. 2. Penilaian terhadap kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya. 3. Perbaikan berkesinambungan atas kebijakan manajemen risiko dan pelaksanaan prosedur dan praktik manajemen risiko pada semua tingkatan dalam lembaga guna meyakinkan bahwa telah dilakukannya pengelolaan lembaga dan pengendalian risiko yang sehat.
The Committee is responsible to provide inputs to the Board of Commissioners through: 1. Assessment on the risk management policy proposed by CEO to get Board of Commissioners approval. 2. Assessment on the coherence on risk management policy and its implementation. 3. Sustainable improvement on the risk management policy as well as its implementation on practices and procedures to all levels of the institution to ensure that sound risk control and institution managements has been successfully done.
Fokus Komite adalah pada peringatan dini terhadap risiko internal dan early warning risk management, serta mitigasinya termasuk risiko pelaksanaan resolusi dan likuidasi.
The Committee focuses on the early warning of internal risk and risk management as well as its mitigation including the risk of implementation of resolution and liquidation.
Komite Manajemen Risiko diketuai oleh seorang Anggota Dewan Komisioner. Susunan keanggotaan Komite Manajemen Risiko per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut. Ketua : C. Heru Budiargo Anggota : 1. Djoni Tatan 2. Rianto Ahmadi
The Committee is chaired by a member of Board of Commissioners. The membership of the Committee as of 31 December 2014: Chairman: C. Heru Budiargo Members : 1. Djoni Tatan 2. Rianto Ahmadi
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
Selama 2014, Komite Manajemen Risiko telah melakukan rapat sebanyak 8 kali. Selain pertemuan yang tercatat sebagai Rapat Komite Manajemen Risiko, Anggota Komite Manajemen Risiko juga secara aktif melakukan pertemuan dengan staf di Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko untuk melakukan sharing, memberikan masukan dan membahas isu-isu penting terkait penerapan manajemen risiko di LPS. Agenda yang dibahas antara lain sebagai berikut: 1. Business process mapping & risk identification review. 2. Peningkatan risk awareness dan risk culture. 3. Memberikan masukan agar prinsip “three lines of defense in risk management” lebih ditingkatkan. 4. Arsitektur Bank Perkreditan Rakyat (BPR). 5. Metodologi cadangan klaim penjaminan (CKP). 6. Best practices penerapan ERM pada perusahaan asuransi dan perbankan.
In 2014, Risk Management Committee has held 8 meetings. In addition to the Risk Management Committee Meeting, the committee member also actively meet with staffs of the Risk Management and Insurance Directorate for sharing, providing input, and discussing important issues related to risk management implementation in IDIC. The agenda of the meeting include:
Komite Remunerasi dan Nominasi
Remuneration and Nomination Committee
Dewan Komisioner membentuk Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN) berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner Nomor KEP-028/DK/XI/2010 tanggal 30 November 2010 tentang Piagam Komite Remunerasi dan Nominasi.
Board of Commissioners established Remuneration and Nomination Committee based on the Board of Commissioners Decree No. KEP-028/DK/XI/2010 dated on 30 November 2010, on the Remuneration and Nomination Committee Charter.
Pada 2014, Piagam KRN diadakan perubahan ke dua dengan ditetapkannya Keputusan Dewan Komisioner Nomor 3 Tahun 2014 tanggal 8 April 2014.
In 2014, the Committee Charter had second amendment by constituting the Board of Commissioners Decree No. 3/2014 on 8 April 2014.
Dalam Piagam tersebut diuraikan tugas komite, antara lain memberikan masukan kepada Dewan Komisioner terkait review dan evaluasi terhadap kebijakan sistem remunerasi dan kebijakan sumber daya manusia secara keseluruhan, serta nominasi calon Direktur Eksekutif. Tugas tersebut termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut: 1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan SDM. 2. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan sistem remunerasi. 3. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi sesuai dengan: a. Falsafah pengembangan SDM-LPS dan prinsip remunerasi yang kompetitif secara eksternal dan berkeadilan secara internal, b. Peran dan tanggung jawab serta nilai organisasi dan jabatan di LPS sesuai mandat Undang-Undang, c. Kinerja lembaga secara luas d. Pedoman tata kelola dan peraturan perundangundangan yang berlaku. 4. Melakukan review atas evaluasi secara periodik terhadap kinerja direktorat yang dilakukan Kepala Eksekutif dan Dewan Komisioner. 5. Membantu Dewan Komisioner melakukan pengawasan terhadap pengembangan dan efektivitas implementasi metodologi kebijakan di bidang manajemen SDM dan kemajuan proyek strategis. 6. Memberikan masukan untuk nominasi Direktur Eksekutif
In the Charter, the committee are responsible, among others, to provide inputs to the Board of Commissioners related to the review and evaluation of remuneration system policy and human resources policy comprehensively, and nomination of Executive Director candidate. The task includes but not limited to the following issues: 1. Evaluating human resources policy, 2. Evaluating remuneration system policy, and 3. Ensuring that remuneration policy is in line with: a. Philosophy of IDIC human resources development and principal of competitive remuneration by external and fairness by internal. b. Roles, responsibilities, organization and position values in IDIC as mandated by the Law; c. Institution performance; and d. Governance and regulation guidelines. 4. Periodic reviewing the evaluation of directorate performance by CEO and Board of Commissioners. 5. Assisting the Board of Commissioners to supervise the development and effectiveness of policy methodology implementation on human resource management and strategic project progress. 6. Providing inputs for the nomination of Executive Director.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Business process mapping and risk identification review. Improvement of risk awareness and risk culture. Providing input for improvement of “three lines of defense in risk management” principle. Architecture of rural bank. Methodology of insurance claim reserve. Best practices of Enterprise Risk Management (ERM) implementation on insurance and banking companies.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
169
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
170
Sampai dengan akhir 2014 keanggotaan KRN terdiri atas dua orang Dewan Komisioner dan dua pihak independen sebagai berikut. Ketua : C. Heru Budiargo Anggota : 1. Kartika Wirjoatmodjo 2. Irwan Rei 3. Irham Dilmy
By the end of 2014, the membership of the Committee consists of two Board of Commissioners and two independent parties, namely: Chairman: C. Heru Budiargo Members : 1. Kartika Wirjoatmodjo 2. Irwan Rei 3. Irham Dilmy
Selama 2014, Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan rapat sebanyak 12 kali, dengan bahasan sebagai berikut: 1. Kebijakan-kebijakan pengelolaan sumber daya manusia, 2. Performance Management System 3. Program Transformasi Budaya, 4. Sistem Remunerasi, 5. Learning Development, 6. Organization Development & Operation Excellence.
In 2014, the Committee held 12 meetings with the following agenda:
Group Audit Internal
Internal Audit Group
Audit internal mempunyai fungsi sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan struktur pengendalian intern LPS, kemudian memberikan saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan landasan mengambil keputusan atau tindakan selanjutnya.
Internal Audit functioned as a tool for the management to measure the efficiency and effectiveness of the implementation of IDIC internal control structure, before giving recommendations or advice and giving added value to the management that will become the basis for further measures in decision making.
Ruang lingkup audit internal meliputi pemeriksaan dan evaluasi yang memadai serta efektifitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan.
The scope of internal audit includes appropriate examination and evaluation as well as effectiveness of organization internal control system and performance quality of the implementation of the given responsibility.
Untuk mendukung pelaksanaan tata kelola lembaga yang baik (good corporate governance), selama 2014 GAI telah melaksanakan sejumlah kegiatan, antara lain: 1. Melakukan audit dan review atas kegiatan operasional pada seluruh unit di LPS, selain itu GAI menjadi mitra (counter part) bagi auditor eksternal Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) 2. Melakukan pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil audit BPK-RI dan hasil audit GAI. 3. Berkoordinasi dengan Komite Audit sebagai alat pengawasan Dewan Komisioner atas kegiatan operasional manajemen.
To support the implementation of good corporate governance, Internal Audit Group (GAI) carried out a number of activities in 2014 including: 1. Performing audit and review on the operational activities to all units in IDIC. Besides, GAI becomes the counterpart of the external auditor of the Audit Board of the Republic of Indonesia (BPK-RI). 2. Monitoring the follow-up action of BPK-RI audit recommendation and GAI audit results. 3. Coordinating with the Audit Committee as the controlling instrument of the Board of Commissioners for the operational activities of the Executive.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Policies on human resource management, Performance Management System Culture Transformation Program, Remuneration System, Learning Development, Organization Development and Operation Excellence.
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
Sumber Daya Manusia
Human Resources
Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan penting dalam keberlangsungan suatu organisasi. Begitu pula bagi LPS, pengembangan SDM merupakan salah satu faktor pendukung dalam menciptakan tata kelola yang baik. Falsafah yang mendasari pengelolaan SDM di LPS adalah sebagai berikut: 1. Memberikan komitmen pengalokasian sumber daya untuk pengembangan pegawai. 2. Menciptakan budaya kerja yang berintegritas dan bebas dari konflik kepentingan. 3. Mengembangkan iklim kerja yang mendukung motivasi dan produktivitas. 4. Sistem imbalan berbasis kinerja yang kompetitif terhadap industri perbankan dan pengawas perbankan serta penghargaan kepada pegawai berdasarkan kompetensi dan pencapaian kinerja.
Human resources (HR) plays an important role in the sustainability of an organization. Similar to IDIC, HR development is one of supporting factors in creating good governance. The underlying philosophy of HR management in IDIC are as follows: 1. Giving commitment for resources allocation for employee development. 2. Creating an integrated work culture and free from conflicts of interest. 3. Develop a working climate that supports motivation and productivity. 4. Performance-based reward system which is competitive to the banking industry and supervisors as well as awards to employees based on competence and performance achievement.
Selama 2014, pengembangan dan pengelolaan SDM oleh LPS menitikberatkan pada beberapa aspek, antara lain pengembangan nilai-nilai dan budaya, perbaikan sistem dan kebijakan SDM, kajian dan pengembangan organisasi pada sejumlah fungsi, serta pengembangan kompetensi guna mendukung fungsi LPS dalam memelihara stabilitas perbankan nasional.
In 2014, the development and management of IDIC HR focused on several aspects, among others, the development of values and culture, improvement of systems and HR policies, research and development organizations in a number of functions, as well as competence development to support the function of LPS in maintaining the stability of national banking.
Roadmap Pengelolaan SDM
HR Management Roadmap
Tahun 2014 merupakan kelanjutan dari pelaksanaan roadmap pengelolaan SDM yang telah disusun untuk periode 2011-2015 dengan pencapaian pada akhir 2014 sebesar 92,7%.
2014 was a continuation of the implementation of HR management roadmap which has been set for the 2011-2015 period with the achievement by the end of 2014 was 92.7%.
Roadmap dalam pengelolaan SDM disusun sebagai suatu panduan rencana yang terarah untuk menetapkan target dan tujuan yang hendak dicapai dalam pengembangan dan pengelolaan SDM pada suatu rentang waktu.
HR management roadmap is prepared as a guidance to set targets and objectives to be achieved in the development and management of HR in a certain period.
Secara umum, roadmap pengelolaan SDM terbagi atas tiga tahap yang masing-masing terdiri dari rentang waktu pencapaian, target, dan tujuan yang akan dicapai.
In general, HR management roadmap is divided into three phases, respectively separated into span of attainment, targets, and objectives to be achieved.
Level I Ketersediaan Sistem Manajemen SDM dan Komitmen Organisasi
Level I Availability HR Management System and Organization Commitment
Level I merupakan tahapan awal, di mana landasan, prinsip dasar, dan sistem pengelolaan SDM harus disusun, dikembangkan, diletakkan, dan diterapkan sebagai dasar bagi pengelolaan SDM selanjutnya.
Level I is an early stage, where the foundation, the basic principles, and HR management system must be structured, developed, placed, and applied as a basis for further HR management.
Level II Kapabilitas SDM dan Organisasi
Level II HR and Organizational Capabilities
Level II adalah level saat seluruh sistem pengelolaan SDM tersedia dan diimplementasikan secara menyeluruh, dievaluasi dan dilakukan perbaikan-perbaikan secara berkelanjutan. Pengelolaan dan pengembangan SDM dilakukan secara terusmenerus untuk menciptakan SDM dan organisasi yang handal.
Level II is the level when the whole HR management system is available and implemented thoroughly, evaluated and improved continuously. HR management and development is taken on an ongoing basis to create reliable HR and organization.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
171
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
Level III Produktivitas Pegawai dan Kapabilitas Kepemimpinan
Level III Employee Productivity and Leadership Capability
Level III adalah level ketika kapabilitas kepemimpinan telah dikembangkan dan terdapat pengukuran atas produktivitas pegawai sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian kinerja pengelolaan dan pengembangan SDM.
Level III is at the time when the level of leadership capability has been developed and there are measurements on employee productivity as a benchmark of success in achieving performance management and HR development.
Gambar 03. Roadmap pengelolaan SDM Picture 03. Roadmap of Human Resource management
172
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
Tabel 32. Roadmap SDM Table 32. Roadmap of Human Resource
Tahap
I
Jangka waktu
2010-2011
Target
Inisiatif
KETERSEDIAAN SISTEM MANAJEMEN SDM DAN PENGUATAN NILAI DAN KOMITMEN ORGANISASI
Pengembangan dan Penerapan Sistem Manajemen SDM serta Penguatan Nilai dan Komitmen Organisasi
AVAILABILITY OF HR MANAGEMENT SYSTEM AND REINFORCEMENT OF ORGANIZATIONAL VALUE AND COMMITMENT
Development and Application of HR Management System and Enforcement of Organizational Value and Commitment
Program
1
2
3
4
Pengembangan Perencanaan Strategis SDM Development of HR Strategic Planning Pengembangan dan Penerapan Sistem Manajemen SDM Development and Application of HR Management System Pengembangan dan Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Development and Application of Performance Assessment System Penguatan Nilai dan Komitmen Organisasi Strengthen of Organizational Value and Commitment
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
173
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
Tahap
II
Jangka waktu
2012-2013
Target
Inisiatif
KAPABILITAS SDM DAN ORGANISASI
Mendorong Sistem SDM yang Excellent
HR AND ORGANIZATION CAPABILITY
Encouraging Excellent HR System
Program
1
2
3
4
5
6 Mengembangkan Kapabilitas dan Kesiapan SDM melalui Pengelolaan Pegawai Potensial (Talent), Pengembangan Karir dan Perencanaan Suksesi Developing Capability and Readiness of HR through Employee’s Potential Talent Management, Career Development, and Succession Planning
1
2
3
4
5
6
7
174
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Proyek Pengembangan Sistem Informasi SDM HR Information System Development Project Kajian dan evaluasi penerapan Sistem Manajemen SDM Review and Evaluation of HR Management System Application Kajian dan evaluasi penerapan Sistem Manajemen Kinerja Review and Evaluation of Performance Management System Application Penghargaan Berbasis Kinerja Performance-based Reward Program Kesejahteraan Pegawai Employee Welfare Program Kajian Desain dan Struktur Organisasi Review of Organizational Structure and Design Identifikasi Pegawai Potensial (Asesmen) Potential Employee Identification (Assessment) Implementasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Implementation of Competence-based Training Program Pengelolaan Pegawai Potensial Potential Employee Management Program Program Pengembangan Karir Career Development Program Implementasi Perencanaan Suksesi Succession Planning Implementation Pelatihan Berbasis Kompetensi yang Berkelanjutan Continuous Competence-based Training Pengembangan Program Kepemimpinan Leadership Program Development
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
Tahap
III
Jangka waktu
2014-2015
Target
Inisiatif
Program
PRODUKTIVITAS PEGAWAI KAPABILITAS KEPEMIMPINAN
Memelihara Kapabilitas SDM dan Mendorong Kepemimpinan
1
EMPLOYEE PRODUCTIVITY LEADERSHIP CAPABILITY
Maintaining HR Capability and Encouraging Leadership
2
3
4
5 Mendorong Perbaikan Iklim Kerja dan Organisasi yang Efektif Encouraging Work Environment Improvement and Effective Organization
2
4
5
Maintaining Employee Productivity and Encouraging Leadership Capability
Individual Development Sistem Penghargaan untuk Pegawai Potensial Reward System for Potential Employee Program Kepemimpinan Khusus untuk Pegawai Potensial dan Suksesor Special Leadership Program for Potential Employee and Successor Program Kepemimpinan Bertingkat Level-based Leadership Program Pengembangan Kebijakan Outflow Outflow Policy Development Survey Iklim Kerja/ Keterikatan Organisasi
1
3
Memelihara Produktifitas Pegawai dan Mendorong Kapabilitas Kepemimpinan
Pengembangan Individu
1
Survey on Working Climate/Organizational Attachment Program Kesejahteraan Pegawai yang Berkelanjutan Sustainable Employee Welfare Program Pelatihan Berbasis Kompetensi yang Berkelanjutan Sustainable Competence-based Training Program Penghargaan atas Produktifitas Productivity Reward Program Pengembangan desain rasio SDM untuk memantau produktifitas Development of HR ratio design for productivity monitoring Implementasi program-program SDM yang berkelanjutan Implementation of sustainable HR programs
2
3
4
Pemantauan rasio-rasio SDM Monitoring of HR ratios Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Lanjut Advanced Leadership Training Program Manajemen Strategis Strategic Management Program
Sumber: LPS / Source: LPS
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
175
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
• Pemenuhan Kebutuhan SDM LPS Perencanaan kebutuhan SDM tahunan adalah dasar pertimbangan yang digunakan LPS dalam pemenuhan kebutuhan SDM pada sepanjang 2014. Teknis pemenuhan dilakukan melalui berbagai cara, baik dari eksternal maupun internal. Metode rekrutmen eksternal yang dilakukan, antara lain melalui konsultan rekrutmen, rekrutmen langsung melalui universitas terpilih, rekrutmen online melalui portal Job Street, dan melalui konsultan jasa rekrutmen eksekutif. Sementara itu, untuk rekrutmen internal dilakukan melalui internal promotion, yaitu melakukan rotasi atau mutasi jabatan.
• Fulfilment of IDIC Human Resources Demand The annual planning on demand of HR is the basic consideration used by IDIC in fulfilling the needs of HR during 2014. Technical compliance is done through a variety of ways, both externally and internally. External recruitment methods were conducted, among others, through the recruitment consultant, direct recruitment on selected universities, online recruitment through Job Street website, and through executive recruitment consulting services. Meanwhile, the internal recruitment is conducted through internal promotion: rotating or mutating positions.
Setelah lolos dari serangkaian tahap rekrutmen, setiap calon pegawai LPS wajib mengikuti program induction (pengenalan) dan masa percobaan selama tiga bulan. Program induction merupakan masa orientasi terhadap tugas pokok dan fungsi LPS bagi setiap calon pegawai. Di samping itu, pada akhir masa percobaan akan dilakukan juga evaluasi kinerja terhadap target dan kompetensi yang diberikan untuk menentukan lulus tidaknya setiap calon pegawai tersebut. Pada 2014, tingkat kelulusan dari 43 orang calon pegawai tetap dalam masa percobaan mencapai 100%.
after passing a series of recruitment stage, each candidate must follow the IDIC employee induction program (introduction) and probation period for three months. Induction program is an orientation period for employee candidates on IDIC duties and functions. In addition, by the end of probation each employee candidate will be evaluated on performance targets and competencies to determine and select the qualified employee. In 2014, the passing rate of 43 employee candidates on probation reached 100%.
Tabel 33. Komposisi SDM LPS Perbandingan Komposisi SDM 2013-2014 Berdasarkan Jenjang Kepangkatan Table 33. Composition of IDIC Human Resources Comparison of Human Resource Composition in 2013-2014 based on Official Rank
Jenjang Kepangkatan
Official Rank
2014
SEVP / Ahli
SEVP / Senior Executive Vice President/Expert
6
6
EVP / Penasihat Utama
EVP / Executive Vice President
1
5
SVP / Penasihat Madya
SVP / Senior Vice President
9
5
VP / Penasihat
VP / Vice President
9
8
AVP / Spesialis Utama
AVP / Assistant Vice President
20
31
Senior Manager / Spesialis Madya
Senior Manager
12
6
Manager / Spesialis
Manager / Specialist
16
20
Assistant Manager / Analis
Assistant Manager / Analyst
22
21
Sub Manager
Sub Manager
25
38
Junior Sub Manager / Executive Secretary
Junior Sub Manager / Executive Secretary
42
58
Senior Assistant / Senior Secretary
Senior Assistant / Senior Secretary
1
1
Assistant / Secretary
Assistant / Secretary
5
4
168
203
TOTAL Sumber: LPS / Source: LPS
176
2013
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
Tabel 34. Komposisi SDM 2013-2014 berdasarkan Tingkat Pendidikan Table 34. Composition of Human Resources Composition in 2013-2014 based on Education Level Total
Tingkat Pendidikan
Education Level Pascasarjana Post graduate Sarjana Bachelor D3 Diploma
2013
2014
Jumlah Pegawai
Jumlah Pegawai
%
Number of Employee
Number of Employee
%
58
34,5
57
28
104
61,9
142
70
4
2,4
2
1
2
1,2
2
1
SLTA dan Lain-lain Senior High School and others Total
168
203
Sumber: LPS / Source: LPS
• Pengembangan SDM Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, LPS memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai dan jajaran pimpinan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh LPS maupun pihak eksternal. Selama 2014, LPS telah mengikutsertakan sebanyak 120 pegawai dalam pelatihan eksternal dalam negeri dan 43 pegawai dalam pelatihan eksternal luar negeri. Di samping itu, LPS juga memberikan beasiswa kepada pegawai terpilih yang memenuhi syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3. Tiga orang di antaranya telah memulai program studinya.
• Human Resources Development In an effort to improve the quality of HR, IDIC provides an opportunity for all employees and the management to participate in education and training, both organized by IDIC or external parties. During 2014, IDIC has involved 120 employees in domestic external training and 43 employees in abroad external training. In addition, IDIC also gives scholarships to selected employees who are eligible for Postgraduate and Doctoral degrees. Three employees have started the scholarship program.
Selain melalui training eksternal, pengembangan kompetensi pegawai juga dilakukan secara inhouse training sesuai dengan development series. Pada 2014, LPS telah menyelenggarakan sebanyak 34 kegiatan inhouse training, termasuk dengan sharing session LPS. Dengan pelaksanaan kegiatan di atas, secara keseluruhan jumlah pelatihan yang dilakukan 7 hari per pegawai pada 2014.
Employee competence development is conducted through external and internal programs (inhouse training) in accordance with the development series. In 2014, IDIC has organized 34 in-house trainings, including sharing sessions. From those activities, the overall amount training is 7 days per employee in 2014.
Secara garis besar, pengembangan kompetensi pegawai mencakup pelatihan sesuai dengan jenis kompetensi yang telah ditetapkan di LPS, yaitu kompetensi lembaga (terkait dengan nilai dasar LPS), kompetensi manajerial, dan kompetensi bidang kerja (fungsional dan teknikal).
In overall, the development of employee competencies is including training in accordance with the type of competence, the competency of the corporation (associated with the basic values IDIC), managerial competence, and competence on fields of work (functional and technical).
Topik pelatihan inhouse training yang diselenggarakan selama 2014, antara lain Series Pelatihan Bidang Kerja Inti (PIBKI)
Topics of in-house training held during 2014, are Job Training on Core Function (JTCF) on Banking Module, Banking Risk
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
177
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
Modul Perbankan, Modul Manajemen Risiko Perbankan, Modul Due Diligence dan Modul Internal LPS, Series Pelatihan Enterprise Risk Management Berjenjang, Professional Appearance and Grooming, Personal Development Program, Pelatihan Pemeriksaan Bank Berjenjang bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), High Impact Presentation Skills, Managerial Development Program Berjenjang, serta sejumlah training teknikal lainnya.
Management Module, Due Diligence and Internal Modules, Tiered Enterprise Risk Management Training Series, Professional Appearance and Grooming, Personal Development Program, Multi-Tiered Bank Examination Training in collaboration with the IFSA, High Impact Presentation Skills, Tiered Managerial Development Program, as well as other technical trainings.
Untuk PIBKI Series, LPS merencanakan seluruh pegawai mengikuti pelatihan tersebut secara bertahap. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung pengembangan kompetensi dan mempersiapkan multi-skilling pegawai. Materi pendidikan meliputi pengenalan perbankan, akuntansi perbankan, peraturan perbankan, basel requirements, manajemen risiko perbankan, pemeriksaan bank, penjaminan, analisis resolusi bank, pelaksanaan resolusi bank, likuidasi bank, dan penanganan klaim.
For JTCF Series, IDIC is planning for all employees to attend the training gradually, in order to support the development of competence and prepare multi-skilling employees. Education material includes the introduction of banking, banking accounting, banking regulations, basel requirements, banking risk management, bank examination, insurance, bank resolution analysis, implementation of bank resolution, bank liquidation, and claims handling.
Di samping pelatihan dan inhouse training yang dilakukan secara berkala, LPS mengundang beberapa narasumber yang kompeten untuk melakukan sharing session. LPS juga memberikan kesempatan kepada para pegawainya untuk mengikuti kursus bahasa Inggris serta pelatihan dan ujian sertifikasi sesuai dengan kebutuhan bidang kerja.
In addition to the regular and inhouse trainings, IDIC invited several speakers who are competent for sharing session. IDIC also provides opportunites for employees to attend English courses as well as training and certification exams in accordance with the demand of the working field.
Dalam rangka mendukung pengembangan dan pembelajaran bagi pegawai, LPS pun telah bekerja sama dengan konsultan untuk menetapkan kebijakan tentang pelatihan dan proyek pengembangan learning need analysis. Proyek ini bertujuan untuk mendapatkan hasil akhir berupa learning need analysis, metode evaluasi pelatihan dan pengembangan LPS, training plan dan training curriculum, serta kebijakan, panduan dan prosedur pelatihan. Hasil pengembangan akan digunakan sebagai dasar pengembangan kompetensi pegawai di tahun 2015.
In order to support the development and learning for employees, IDIC also has been working with a consultant to establish a policy on training and learning need analysis development project. This project aims to get the final result of learning need analysis, training evaluation and development methods of IDIC, training plan and training curriculum, as well as training policies, guidelines and procedures. The results is used as the basis for the development of employee competency in 2015.
Hasil penilaian kinerja pegawai digunakan untuk program pengelolaan SDM lainnya, di antaranya sebagai dasar untuk penetapan insentif, kenaikan gaji, dan program pengembangan pegawai lainnya, seperti rotasi dan promosi.
• Employee Performance Management Employee performance assessment results are used for other HR management programs, among them as a basis for incentives, salary increases, and other employee development programs, such as rotation and promotion.
Tahun 2014 merupakan tahun pertama penerapan pengelolaan kinerja pegawai yang digunakan sepenuhnya untuk penetapan insentif pegawai dan merit increase (kenaikan gaji berdasarkan kinerja), setelah pada tahun 2013 dilakukan uji coba pengelolaan kinerja individu pegawai.
2014 is the first year of employee performance management which were used entirely for the determination of employee incentive and merit increase (salary increase based on performance), after in 2013 trials on individual employee performance conducted.
Sebagai upaya pengembangan dan penyempurnaan sistem pengelolaan kinerja, saat ini sedang dilakukan pengembangan HCM modul penilaian kinerja (performance appraisal) melalui
As an effort to develop and improve the performance management system, development of HCM module performance appraisal through the Employee Self Service
•
178
Pengelolaan Kinerja Pegawai
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
program ESS (employee self service). Sistem pengelolaan kinerja tersebut akan dilakukan dengan bantuan sistem jaringan dan akan go live pada 2015. •
Pengembangan Komitmen Pegawai dan Budaya Organisasi
(ESS) is currently being conducted. The performance appraisal system will commence supported by network system and will go live in 2015. •
Development of Employee Commitment and Organizational Culture
Untuk mengukur sejauh mana keterikatan/komitmen pegawai terhadap organisasi, LPS dan konsultan melakukan Employee Engagement Survey. Survei tersebut dimaksudkan untuk mendapat rekomendasi terkait perbaikan dan pengembangan terkait dengan pengelolaan organisasi dan SDM.
To measure the extent of employee commitment/engagement to the organization, IDIC and the consultant commenced Employee Engagement Survey. The survey was intended to get recommendations on improvement and development of the organization and HR management.
Survei dilakukan berdasarkan opini pegawai atas praktikpraktik pengelolaan organisasi, antara lain kepemimpinan, penghargaan, pengembangan karir, pemberdayaan, dan lain-lain sesuai dengan metodologi pengukuran. Hasil indeks employee engagement survey LPS pada 2014 adalah sebesar 72 atau sama dengan hasil pada 2013, lebih tinggi daripada norma indeks global dan Indonesia masing-masing sebesar 66 dan 71.
The survey was conducted based on employee opinion on the management practices, such as leadership, appreciation, career development, empowerment, etc. in accordance with the measurement methodologies. The index of IDIC employee engagement survey in 2014 was 72 or equal to the result in 2013, higher than global and Indonesian norms indexes were 66 and 71 respectively.
Adapun terkait dengan budaya organisasi, tahun 2014 merupakan tahun pelaksanaan program transformasi budaya LPS. Program tersebut dilaksanakan dengan bantuan konsultan melalui management retreat, dimulai dari penyusunan roadmap transformasi budaya, change leaders forum, persiapan dan pembekalan change champions dan change agents, penyusunan strategi komunikasi budaya, pembuatan perangkat budaya, pelaksanaan program budaya, hingga evaluasi pelaksanaan program budaya. Keseluruhan program tersebut dimaksudkan untuk mendukung implementasi nilai dasar LPS, yaitu PRIORITAS LPS (Profesional, Integritas, Layanan Prima, Proaktif, dan Sinergi).
In relation with the organizational culture, 2014 is the year of implementation of the IDIC cultural transformation program. The program was supported by a consultant through a management retreat, starting from cultural transformation roadmap arrangement, change leaders forum, preparation and debriefing of change champions and change agents, preparation of cultural communication strategy, cultural ware setup, cultural program implementation and evaluation. Overall the program was meant to support the implementation of the basic values of the LPS, the PRIORITAS LPS (Professional, Integrity, Excellent Service, Proactive, and Synergy).
Mulai tahun 2015, LPS akan menyediakan anggaran terkait pengembangan budaya untuk setiap Group/ setara dan Direktorat. Tujuannya agar setiap unit organisasi dapat mengembangkan program internalisasi budaya sesuai dengan kebutuhan organisasi. Program internalisasi budaya tersebut diharapkan dapat menjembatani terwujudnya transformasi budaya di LPS dan menjadi inspirasi bagi pengembangan program-program lainnya yang lebih kreatif dan mendukung internalisasi nilai dasar yaitu PRIORITAS LPS.
Starting from 2015, IDIC will provide budget related to the cultural development for each Group / equivalent and the Directorate. The aim is so every unit of the organization can develop a cultural internalization program in line with the demand of the organization. These programs are expected to facilitate the realization of IDIC cultural transformation and become an inspiration for the development of other programs that are more creative and support the internalization of basic values that PRIORITAS LPS .
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
179
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
Untuk mendukung rencana implementasi tersebut, telah dilakukan program-program persiapan sebagai berikut: 1. Focus Group Discussion dengan seluruh pegawai, mulai dari jenjang Direktur Group/setara, Kepala Divisi/setara, hingga Pelaksana. 2. Wawancara dengan seluruh Dewan Komisioner dan Direktur Eksekutif untuk menggali hal-hal yang diharapkan terkait dengan program transformasi budaya. 3. Change Leaders Forum yang melibatkan seluruh Dewan Komisioner, Direktur Eksekutif, dan Direktur Group/setara. 4. Pembekalan untuk Change Champions, yaitu seluruh Direktur Group/setara untuk melakukan validasi nilai dasar, menyusun programmatic program transformasi budaya dan mendapatkan komitmen atas pelaksanaan program. 5. Pembekalan untuk Change Agents yaitu seluruh Kepala Divisi/setara untuk mendapatkan pemahaman tentang hasil validasi nilai dasar, komitmen atas pelaksanaan programmatic program transformasi budaya beserta customized program di unit-unit kerja terkait.
To support the plan, several preparation programs have been done as follows: 1. Focus Group Discussion with all employees, from the level of Group Director / equivalent, Head of Division / equivalent, to Staffs. 2. Interview with entire Board of Commissioners and Executive Directors to explore more expected subjects related to cultural transformation program. 3. Change Leaders Forum involving the entire Board of Commissioners, Executive Directors, and the Group Directors / equivalent. 4. Briefing for Change Champions, where all Group Directors / equal will validate the basic value, build programmatic cultural transformation program and obtain commitments on program implementation. 5. Briefing for Change Agents where all Division Heads / equivalent will gain understanding on the basic values of the validation results, commitment on implementation of programmatic cultural transformation program along with customize program in related units.
Gambar 04. Persiapan Pelaksanaan Program Transformasi Budaya LPS 2014–2016 Picture 04. Preparation of IDIC Culture Transformation Program Implementation 2014–2016
180
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
• Pengembangan Organisasi Pada 2014, telah dilakukan kajian terhadap pengembangan organisasi sehubungan dengan adanya kebutuhan untuk pengembangan dan fungsi strategis di LPS. Hasil yang diperoleh berupa kajian organisasi LPS terkait dengan perangkat organisasi untuk integrasi fungsi-fungsi strategis LPS. Perangkat organisasi tersebut akan membantu Pimpinan LPS (Dewan Komisioner) dalam hal perencanaan strategis, analisa strategis dan kebijakan lembaga, penyelarasan seluruh kebijakan strategis LPS, evaluasi dan pemantauan seluruh kebijakan LPS.
• Organization Development In 2014, IDIC has conducted a study on organization development following the need for development and strategic functions in IDIC. The result was in the form of IDIC organization study associated with the organization device to integrated IDIC strategic functions. Such devices will help IDIC Board of Commissioners in terms of strategic planning, strategic analysis and corporate policy, alignment of all IDIC strategic policies, evaluation and monitoring of all IDIC policies.
Selain itu, perangkat tersebut juga akan membantu dalam mengelola proyek-proyek strategis, mengelola program strategis yang bersifat pengembangan dan berdampak luas serta mengelola dan memberikan dukungan atas inisiatif strategis yang bersifat improvement di setiap unit, di samping pembentukan unit-unit enterprise risk management (ERM) dan investigasi yang didukung dengan hasil benchmark dan studi organisasi sejenis LPS. Hasil kajian tersebut direncanakan akan diimplementasi pada 2015 melalui pembentukan unit kerja yang menangani fungsi strategis, investigasi, dan ERM.
Moreover, the study also will support in managing strategic projects, manage the strategic program related to development and have broad impact as well as manage and provide support for strategic improvement iniciatives in each unit, in addition to the formation of ERM units and investigations supported by the results of the benchmark and study of organizations similar IDIC. The results are planned to be implemented in 2015 through the establishment of a work unit that handles strategic, investigations, and ERM functions.
• Sistem Remunerasi, Kompensasi, dan Benefit Penilaian kinerja bagi pegawai LPS telah dimulai sejak 2013 dan hasilnya telah diperoleh. Dengan demikian, LPS merasa perlu memberikan perhargaan kepada pegawai sesuai dengan pencapaian kinerja masing-masing.
• Remuneration, Compensation, and Benefits Employee performance appraisal has started since 2013, and the results have been obtained. Thus, IDIC considered an awarding is necessary to employees achievement.
Tujuannya untuk menumbuhkan loyalitas dan semangat kerja pegawai dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerja setiap tahun. Sistem penghargaan ini juga dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya iklim kompetisi antar pegawai dalam mencapai kinerja terbaik secara sehat.
The aim is to foster employee loyalty and morale in maintaining and improving their performance every year. The reward system is also intended to encourage competitive climate among employees in achieving best performance in a good way.
Selanjutnya LPS telah menerapkan merit increase berdasarkan kinerja individual pegawai pada 2014. Kenaikan gaji pada 2014 menggunakan unsur hasil kinerja individual pegawai, Adjusted Cost of Living Adjusment (COLA) dan letak/posisi gaji pokok pegawai pada rentang minimal sampai dengan maksimal dalam struktur gaji pokok LPS (Compa ratio). Sistem reward ini diterapkan agar pegawai lebih termotivasi untuk berkinerja dengan maksimal.
Furthermore, IDIC has implemented merit increase based on the individual performance of in 2014. Salary increase in 2014 was using individual employee performance results, Adjusted Cost of Living Adjustment (COLA) and location / position of the basic salary ranging from minimum to maximum within IDIC basic salary structure (Compa ratio). The reward system was applied in order to motivating employees to perform at their best.
Pemberian insentif pada 2014 untuk anggota Dewan Komisioner dan pegawai atas kinerja yang dicapai dalam periode Januari--Desember 2013 ditentukan atas dasar hasil kinerja lembaga, direktorat, dan individual pegawai (unsur pembobotan). Jumlah insentif yang diberikan menggunakan model incentive pool, yaitu sebesar Baseline + 1. Baseline disusun dengan memperhatikan rata-rata discretionary bonus di P75 benchmark industri perbankan dan ekstrapolasi pemberian insentif di LPS.
Incentives in 2014 for Board of Commissioners and employees based on the performance achieved in the period January to December 2013 was determined from performance of corporate, directorates, and individual employees (weighting elements). The incentives was using incentive pool models of Baseline + 1. The Baseline is composed by considering the average discretionary bonuses at P75 banking industry benchmark and extrapolation of IDIC incentives .
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
181
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
182
LPS juga senantiasa mencari informasi terkini dan mengikuti perkembangan industri perbankan atau pengawasan perbankan melalui keikutsertaan LPS dalam dua salary survey yang diselenggarakan oleh konsultan PT Tower Watson Indonesia, yaitu 2014 Banking Total Rewards Survey dan 2014 Top Executive & Board of Commisioner Total Rewards Survey. Selaras dengan UU no 24 tahun 2005, pada penjelasan Pasal 78, ayat (1) sistem penggajian yang diberlakukan mempertimbangkan sistem yang berlaku pada industri atau pengawas perbankan. Tujuannya tak lain untuk mempertahankan SDM yang berkualitas, menjaga agar kompetitif secara eksternal (external equity), pantas dan wajar secara internal (internal equity).
IDIC always try to find the most recent information and follow the trend of banking industry or banking supervision by participating in two salary surveys by PT Tower Watson Indonesia, namely Banking Total Rewards Survey 2014 and 2014 Top Executive and Board of Commissioner Total Rewards Survey. In line with Law No. 24 of 2005, on the explanatory of Article 78, paragraph (1) the payroll system is considering the prevailing system in the industry or banking supervisors. The objective is to maintain qualified HR, keeping competitive externally (external equity), appropriate and reasonable internally (internal equity).
• Sistem Informasi SDM Terkait dengan pengembangan sistem informasi SDM, pada 2014 telah dilakukan pengembangan HCM untuk modul recruitment, training, performance management, dan talent management. Keseluruhan modul diharapkan dapat go live pada 2015.
• HR Information System In relation with the development of HR information system, HCM development was commenced in 2014 for recruitment, training, performance management, and talent management modules. All modules are expected to go live in 2015.
Terkait peningkatan pelayanan benefit bagi pegawai, LPS telah menerapkan sistem Employee Self Services (ESS) sejak 2012. Kemudian selama 2014 telah dilakukan beberapa perbaikan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kompensasi dan benefit, seperti slip gaji dan absensi pegawai serta beberapa fitur lainnya. Bahkan, pada 2014 fitur program ESS dikembangkan pula untuk pengajuan dan pertanggungjawaban perjalanan dinas dalam negeri dan luar negeri.
On the increase of benefits service for employees, IDIC has implemented an ESS system since 2012. Then during 2014 some improvements was made to meet the demands of compensation and benefits services, such as payslips and absentees as well as other features. In fact, in 2014, the features ESS developed was also for filing and reporting accountability of both domestic and overseas official travels.
• Tantangan Pengelolaan SDM Kebijakan-kebijakan serta metode-metode pengelolaan SDM yang dikembangkan selama beberapa tahun terakhir, cukup memuaskan sebagai landasan penting pengelolaan SDM.
• HR Management Challenges Policies and methods of HR management developed over the last few years, were quite satisfying as an important foundation of HR management.
Tantangan utama yang masih dihadapi LPS adalah perbaikan yang terus-menerus dalam praktek-praktek kepemimpinan: 1. Tercapainya profesionalisme dan kultur merit system. Pegawai-pegawai dengan kemampuan dan keterampilan, juga perilaku terbaik akan mendukung terciptanya pengelolaan tugas-tugas LPS dengan standar yang meningkat menghadapi tugas-tugas yang semakin kompleks. 2. Terciptanya inisiatif di setiap lini organisasi, yang akan didukung oleh sistem delegasi. Kondisi ini memungkinkan setiap pegawai untuk belajar menguatkan akuntabilitas, dan partisipasinya dalam proses-proses dan pengelolaan institusi untuk tercapainya kesempurnaan dari waktu ke waktu.
The main challenge is a continuous improvement in leadership practices: 1. Achievement on professionalism and culture merit system. Employees with the capabilities and skills, as well as the best behavior will support the creation of IDIC task management with increasing standard in handling more complex tasks. 2. The initiatives creation in every lines of the organization, which will be supported by delegate system. This condition allows every employee to learn how to strengthen accountability, and participating in the institution processes and management to achieve perfection from time to time.
Seluruh program-program pengelolaan SDM LPS akan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, untuk
The entire programs of IDIC HR management will be directed to achieve the aforementioned objectives, to meet the philosophy
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
memenuhi filosofi pengelolaan SDM LPS demi terwujudnya Visi LPS sebagai institusi yang terpercaya
of human resources management for the achievement of IDIC Vision as a trusted institution.
• Pengelolaan Risiko LPS Sebagai lembaga publik, LPS senantiasa memberi perhatian pada tata kelola lembaga yang baik dan manajemen risiko yang dapat diandalkan sebagai landasan utama dalam pengelolaan seluruh proses bisnis lembaga. LPS pun menyadari adanya risiko yang melekat (inherent risk) pada setiap proses bisnis. Oleh karena itu, perlu dikembangkan arsitektur manajemen risiko yang terintegrasi di tingkat lembaga dengan melibatkan seluruh unit kerja. Pengembangan arsitektur manajemen risiko merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari rencana strategis lembaga.
• IDIC Risk Management As a public institution, IDIC always pay attention on good governance and reliable risk management as main aspects on overall business process management. IDIC is also aware about inherent risks on every business processes. Consequently, an integrated risk management architecture on institutional level is necessary to be developed by involving all departments. Development of risk management architecture is an important and inseparable part of corporate strategic plan.
Sebagai wujud komitmen penuh dari Dewan Komisioner, Kepala Eksekutif, dan jajaran Direktur Eksekutif, LPS menerapkan sistem manajemen risiko terpadu (ERM) melalui kerangka kerja manajemen risiko (Risk Management Framework/RMF) yang sistematis, serta dukungan infrastruktur yang memadai. ERM itu sendiri merupakan pengelolaan risiko secara terintegrasi, yang menghubungkan antara strategic planning, financial and non-financial performance, governance, risk appetite, process business execution, risk assessment, dan performance evaluation, dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan fungsi dan tugas lembaga, serta memaksimalkan stakeholder value.
As a full commitment from Board of Commissioners, CEO, and Executive Directors, IDIC implements ERM system through systematic Risk Management Framework (RMF), supported by sufficient infrastructure. ERM is an integrated risk management which connecting strategic planning, financial and non-financial performances, governance, risk appetite, process business execution, risk assessment, and performance evaluation, in its effort to optimize functions and tasks implementation, as well as maximizing stakeholder value.
Kerangka kerja tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan, metodologi, prosedur, limit dan kewenangan pengambilan keputusan, serta perangkat lainnya yang berlaku bagi segenap proses bisnis lembaga. LPS terus melakukan pengembangan dan penyempurnaan secara berkala atas kebijakan manajemen risiko sesuai dengan konteks internal dan eksternal lembaga.
The framework is formed into policy, methodology, procedure, limitations and authorities in decision making, and other accepted devices for all corporation business processes. IDIC keeps developing and improving risk management policy continuously based on the corporation’s internal and external contexts.
Pembangunan infrastruktur manajemen risiko LPS diwujudkan antara lain melalui metodologi penilaian risiko, sistem informasi, pelatihan berjenjang, serta sistem pelaporan manajemen risiko. Infrastruktur tersebut dikembangkan secara komprehensif dalam implementasi manajemen risiko lembaga di lingkungan internal lembaga.
IDIC risk management infrastructure development has been applied through risk assessment methodology, information system, tiered training, and risk management reporting system. The infrastructure is developed comprehensively in implementing risk management on internal environment.
Fokus kepada peningkatan kualitas, kedalaman, dan cakupan pengelolaan risiko di seluruh fungsi, pada akhirnya akan mendorong nilai tambah bagi LPS berupa efisiensi proses bisnis. Peningkatan tersebut akan menghasilkan analisis risiko yang lebih mendalam, tajam, berkualitas, dan prediktif dalam mendukung proses pengambilan keputusan. Tujuan akhirnya tentu untuk menciptakan manajemen risiko yang secara efektif dapat menunjang tercapainya fungsi dan tugas LPS.
Focus on increasing quality, depth, and coverage of risk management in all functions will become an added value for IDIC as a business process efficiency. The improvement will result in-depth, sharp, quality, predictive risk analysis in supporting decision making process. The final end, of course, is to create a risk management which can effectively support IDIC functions and duties.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
183
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
Implementasi Manajemen Risiko Lembaga
Corporation Risk Management Implementation
LPS percaya bahwa kemampuan manajemen risiko yang baik mencerminkan kemampuan dasar lembaga sebagai landasan bagi keberlangsungannya. Oleh karena itu, dilakukan usaha terbaik dan perbaikan berkesinambungan dalam segala aspek untuk semakin meningkatkan kualitas pengelolaan risiko di LPS.
IDIC believes good risk management ability reflects its basic ability as the platform of its continuity. For that reason, best efforts and a series of improvements have been done in all aspects in order to increase the quality of risk management in IDIC.
Secara umum, sasaran pengelolaan risiko lembaga dilakukan terhadap penilaian dan pengendalian dengan pemahaman atas potential loss, deteksi dini dan tren risiko yang berkembang, serta status risiko operasional pada proses unit kerja. Dalam rangka mencapai tujuan manajemen risiko, LPS telah melakukan berbagai langkah implementasi,
Generally, the aim of risk management is set on assessment and control with understanding potential loss, early detection, and emerging risk trends, plus operational risk status on bussiness unit process. In order to reach the aim, IDIC has conducted a series of implementations.
Komitmen Pimpinan LPS dalam penerapan dan pergembangan manajemen risiko serta mendorong adanya perlakuan risiko (risk mitigation) atas eksposur risiko yang berdampak signifikan terhadap LPS fokus pada : 1. Tujuan Penerapan Manajemen Risiko di LPS Penerapan manajemen risiko antara lain untuk memastikan keberlangsungan lembaga dengan meningkatkan pemahaman dan pemantauan risiko secara menyeluruh, meminimalkan dampak pada stakeholder melalui praktik manajemen risiko yang proaktif, menurunkan frekuensi kejadian pada kegiatan berisiko tinggi yang mungkin terjadi, meminimalkan potensi kerugian sebagai dampak yang ditimbulkan oleh kejadian tersebut, mengurangi volatilitas kinerja dengan menerapkan pengendalian yang kuat pada setiap portofolio LPS, dan menempatkan upaya mitigasi risiko yang memadai sebagai sesuatu yang prioritas dan fokus.
The commitment of IDIC Executives in implementing and developing risk management as well as encouraging risk management on risk exposure which may significantly affect IDIC is focusing on: 1. IDIC Risk Management Purpose The risk management implementation is aiming to ensure corporate continuity by increasing overall risk understanding and monitoring, minimizing effect to stakeholder through proactive risk management practices, decreasing frequency of potential high-risk activities, minimizing loss potential as an effect from the event, lowering performance volatility by implementing strong control on every IDIC portfolio, and putting best effort in risk mitigation as a priority and focus matter.
2. Infrastruktur dan Tata Kelola Manajemen Risiko (Risk Governance) di LPS Pengembangan dan penguatan infrastruktur dan tata kelola manajemen risiko dilakukan antara lain dengan menerapkan kerangka kerja manajemen risiko di seluruh level organisasi lembaga, membangun infrastruktur manajemen risiko untuk mendukung penerapan kerangka kerja manajemen risiko yang handal, mengembangkan metodologi serta kebijakan pengelolaan risiko, memastikan tata kelola manajemen risiko diintegrasikan dalam praktik tata kelola lembaga yang baik, serta memastikan bahwa setiap pegawai LPS memiliki motivasi serta komitmen untuk melaksanakan peran dan tanggung jawab dalam mengelola risiko secara konsisten dan berkesinambungan. Penerapan manajemen risiko lembaga juga memberikan common language bagi seluruh unit kerja dan setiap individu
184
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
2.
IDIC Risk Governance and Infrastructure The development and strengthening of infrastructure and risk governance have been conducted through RMF implementation in all levels of organization structure, developing risk management infrastructure in order to support the implementation of reliable RMF, establishing risk management methodology and policy, ensuring risk governance has been integrated into good corporate governance practices, and ensuring all IDIC employees have motivation and commitment to undergo the role and responsibilities in managing risks consistently and continuously.
Risk management implementation also presents common language to all related units and individuals. Furthermore, it
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
yang terlibat di dalamnya. Selain itu, dapat meningkatkan keterkaitan antara fungsi manajemen risiko dengan pengendalian internal. Dan pada akhirnya, manajemen risiko akan ikut berperan dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan proses bisnis dan risiko.
can strengthen the connectivity between risk management function with internal control. In the end, risk management will participate in increasing transparency and accountability of risk and business process management.
Dalam implementasi sehari-hari, Unit Manajemen Risiko (UMR) berperan untuk mengkoordinir dan menjalankan fungsi pengembangan, pemeliharaan, dan evaluasi sistem manajemen risiko. Sebagai koordinator, UMR memastikan bahwa kebijakan manajemen risiko telah terintegrasi pada sistem manajemen, proses bisnis, serta kebijakan internal dan prosedur kerja lainnya secara menyeluruh.
On daily implementation, Risk Management Unit (RMU) is coordinating and implementing the development, maintenance, and evaluation functions of risk management system. As a coordinator, the RMU ensures that risk management policy has integrated on management system, business process, and internal policy and other overall corporate procedures.
Terkait dengan pengimplementasian manajemen risiko, telah dilakukan berbagai penyusunan dan pengembangan infrastruktur pengelolaan risiko, antara lain:
In relation with the risk management implementation, there has been a number of arrangement and development of risk management infrastructures, such as:
1. Pengorganisasian dan Sumber Daya Untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas sumber daya manusia, LPS telah melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain pelatihan, workshop, dan benchmarking terkait manajemen risiko lembaga. Berikut ini bentuk pelatihan yang diselenggarakan secara berjenjang untuk setiap tingkatan lembaga. a. Risk Governance, yang diikuti oleh Direktur Eksekutif dan Direktur Group (Risk Owner Group). b. Risk Governance, Risk Awareness, dan Risk Assesment yang diikuti Kepala Divisi (Risk Owner Division). c. Risk Assesment yang diikuti seluruh Risk Officer unit kerja.
1. Organizing and Resources In order to increase HR capability and capacity, IDIC has held a number of events such as training, workshop, and benchmarking related to ERM. Below are the forms of training held in-tier for every levels.
2. Kebijakan, Prosedur, dan Limit Hingga 2014, LPS telah memiliki Pedoman Manajemen Risiko yang berfungsi sebagai payung hukum dan panduan umum penerapan kerangka kerja manajemen risiko LPS. Selain itu, LPS juga telah memiliki Pedoman Teknis Manajemen Risiko yang berfungsi sebagai panduan teknis atau acuan bagi seluruh pegawai dalam mengelola risiko. Secara umum, pedoman teknis manajemen risiko tersebut berisi mengenai hal-hal teknis sebagai berikut: 1. Kerangka kerja manajemen risiko LPS. 2. Tata kelola manajemen risiko. 3. Definisi dan cakupan per kategori risiko LPS. 4. Proses manajemen risiko. 5. Prosedur kerja pelaporan terkait manajemen risiko.
2. Policy, Procedure, and Limit Up to 2014, IDIC has owned Risk Management Guidelines which stood as a legal umbrella and general guidance of RMF implementation. Additionally, IDIC also has Risk Management Technical Guidelines as a technical guidance or reference for all employees to manage risks. Generally, the technical guidelines consists of technical items such as below: 1. IDIC RMF 2. Risk governance 3. IDIC definition and coverage per risk category 4. Risk management process 5. Reporting procedures related to risk management.
Evaluasi secara berkala juga dilakukan untuk memastikan kesesuaian dan penerapan kebijakan, prosedur, limit, dan mekanisme pengambilan keputusan terkait pengelolaan risiko. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai dasar penyempurnaan penerapan kerangka manajemen risiko LPS agar selalu sesuai dengan konteks dan dinamika lingkungan
Periodical evaluation also has been done to ensure the conformity and implementation of policy, procedures, limit, and mechanisms on decision making related to risk mangement. The evaluation result is used as a platform on IDIC RMF improvement in order to maintain its accordance with corporate context and dynamics. Another policy and
a. Risk Governance, attended by Executive Directors and Group Director (Risk Owner Group) b. Risk Governance, Risk Awareness, and Risk Assessment, attended by Heads of Division (Risk Owner Division) c. Risk Assessment attended by all Risk Officers unit
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
185
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
186
kerja lembaga. Pengembangan kebijakan dan prosedur lainnya di tahun 2014 yaitu terkait acuan mengenai penunjukkan, batasan tugas, dan tanggung jawab Risk Officer unit kerja.
procedure developments in 2014 are related in reference with appointment, work limitation, and responsibilities of Risk Officers.
3. Metodologi Selama 2014, terdapat beberapa pengembangan dan peningkatan metodologi terkait manajemen risiko LPS, antara lain sebagai berikut. 1. Sistem pengawasan proses pelaksanaan likuidasi bank. Dalam hal ini, peningkatan yang dilakukan dengan mengembangkan sistem IT yang dapat di akses dari manapun oleh para tim likuidasi untuk memperoleh data/ informasi yang update dan akurat. 2. Penerapan konsep four-eyes principle pada beberapa proses bisnis yang berdampak signifikan pada obyektif lembaga. Dalam hal ini, telah dibentuk beberapa komite transaksi untuk membantu memberikan rekomendasi atau pandangan kepada top management dalam pengambilan keputusan. Adapun komite transaksi yang telah dibentuk, di antaranya Komite Transaksi Investasi, Komite Transaksi Operasional, dan Komite Transaksi Penjaminan. 3. Disaster recovery plan yang sudah diimplementasikan. 4. Penerapan bobot untuk proses asesmen risiko pada penilaian kinerja unit kerja. Dalam hal ini, setiap unit kerja telah memasukkan proses asesmen risiko sebagai salah satu program dalam RKAT unit kerja yang akan dinilai pencapaiannya. 5. Pemetaan risiko atas proses bisnis lembaga. Dalam hal ini telah dilakukan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai proses bisnis utama dan pendukung, serta dilakukan Simulasi Pelaksanaan Fungsi Utama LPS. 6. Sistem pengendalian risiko (Risk Control System) untuk mengukur efektivitas dan keandalan dari bentuk pengendalian risiko yang ada. Risk Control System (RCS) LPS mencakup empat komponen pengendalian terkait: a. pengawasan aktif Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif; b. kebijakan, prosedur, dan limit; c. penilaian, pemantauan, dan sistem informasi manajemen risiko; serta d. Pengendalian internal (internal control).
3. Methodology In 2014, there are improvements and developments of methodology related to IDIC risk management, such as: 1. Supervision system of bank liquidation implementation process. In this term, the improvements made are IT system development which can be accessed from anywhere by liquidation team to obtain most recent and accurate data/information. 2. Four-eyes principle concept implementation in several business process which give significant effect on corporate objective. On this term, a number of transaction committees have been established to provide recommendation and advisory to top management in making decision. Those committees are Investment Transaction Committee, Operational Transaction Committee, and Insurance Transaction Committee. 3. Implemented disaster recovery plan 4. Applying weight for risk assessment process on working unit performance valuation. In this context, every working unit has submitted risk assessment process as one of the programs in the Working Unit Annual Budget (RKAT) which later its achievement will be assessed. 5. Risk mapping on corporate business process. Focus Group Discussion (FGD) on main and supporting business process has been conducted as well as IDIC Main Function Implementation Simulation. 6. Risk Control System (RCS) to measure effectiveness and reliability from existing risk control forms. RCS consists of four related controlling components: a. Active supervisory of Board of Commissioners and CEO b. Policy, procedure, and limit c. Risk management assessment, monitoring, and information system; and d. Internal control
4. Sistem Pelaporan Sistem pelaporan risiko di LPS terbagi menjadi dua bagian utama, sebagai berikut: 1. Pelaporan atas kondisi risiko lembaga serta pengendaliannya, dilaporkan dalam bentuk Laporan Profil Risiko Lembaga yang dilaporkan kepada top management LPS secara berkala sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam setahun. Laporan Profil Risiko Lembaga merupakan hasil penilaian risiko lembaga secara agregat atas hasil self-assessment risiko yang dilakukan oleh setiap
4. Reporting System IDIC risk reporting system is separated into two main parts, namely: 1. Report on corporate risk condition and its control, reported in form of Corporate Risk Profile Report which submitted to IDIC top management periodically (at least four times a year). The Report is a result of corporate risk assessment aggregately from risk self-assessment result which conducted by each unit. The tools used for the assessment are Key Risk Indicator (KRI), Potential
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
2.
unit kerja. Alat yang digunakan dalam penilaian risiko lembaga, meliputi Key Risk Indicator (KRI), Potential Risk, dan penilaian atas pengelolaan Operational Risk/Process Risk. Pelaporan atas implementasi kebijakan dan tata kelola manajemen risiko dilaporkan secara berkala setiap 6 bulan kepada top management LPS. Laporan tersebut merupakan gambaran progres implementasi dan hasil peningkatan yang telah dilakukan atas kerangka kerja manajemen risiko lembaga.
Fokus Pengelolaan Risiko di Tahun 2014 Prosedur dan kebijakan manajemen risiko diimplementasikan untuk menyediakan kerangka manajemen risiko yang terintegrasi yang memungkinkan pemantauan secara efektif untuk 8 (delapan) risiko yang dihadapi LPS, antara lain:
2.
Risk, and assessment on Operational Risk/Process Risk management. Report on implementation of risk management policy and governance, reported semi-annually to IDIC top management. The Report describes the implementation progress and improvement results which had been conducted on corporate RMF.
Focus of Risk Management in 2014 Risk management procedure and policy were implemented to provide an integrated risk management framework which allow effective monitoring for eight risks faced by IDIC, namely:
1. Risiko Penjaminan Risiko penjaminan adalah risiko yang terjadi akibat tidak optimalnya penyelenggaraan penjaminan terhadap simpanan nasabah Bank dalam hal terjadi penutupan Bank baik dalam kondisi perekonomian yang sedang normal maupun pada saat kondisi krisis. Secara agregat, rating untuk risiko penjaminan LPS periode 31 Desember 2014 berada pada posisi low (rendah).
1. Insurance Risk Insurance risks happened due to deposit insurance program was not optimal in an event of bank closure either in normal economic condition or even in crisis. Aggregately, the rating of IDIC insurance risk for the period ended 31 December 2014 is low.
Pengelolaan risiko penjaminan tidak saja tergantung pada kondisi fundamental makroekonomi dan stabilitas keuangan yang akan mempengaruhi kinerja perbankan, namun yang terpenting adalah sejauh mana intervensi dini dapat dilakukan oleh LPS bersama-sama dengan OJK, sehingga risiko penjaminan diperkecil. Kebijakan maksimum penjaminan diyakini mempengaruhi besaran risiko penjaminan.
Insurance Risk management is not depended only on macroeconomic condition and financial stability which will affect banking performance, but the most necessary matter is how soon IDIC, together with FSA, conduct early intervention to minimize the risk. Insurance maximum policy is believed to affect the insurance risk magnitude.
Salah satu tugas LPS adalah merumuskan dan menetapkan kebijakan penjaminan simpanan nasabah penyimpan dalam rangka turut aktif dalam menjaga stabilitas sistem perbankan. Untuk memperkuat ketentuan terkait penjaminan simpanan LPS, telah dilakukan perubahan PLPS No. 2 Tahun 2010 menjadi PLPS No. 2 Tahun 2014. Pada bulan Juli 2014, telah dilakukan MoU dengan OJK yang bertujuan untuk mendukung efektifitas koordinasi kerja LPS dan OJK.
One of IDIC tasks is to formulate and set policy of depositors’ deposit insurance in relation to promote banking system stability. In order to strengthen IDIC policy related to deposit insurance, IDIC Regulation No.2 Year 2010 has been amended to IDIC Regulation No. 2 DIC Regulation No. 2 Year 2014. In July 2014, IDIC signed a Memorandum of Understanding (MoU) with FSA to support the effectiveness of IDIC-FSA coordination.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, LPS membangun suatu analisis kondisi Bank secara individual yang merupakan alat manajemen internal LPS dalam rangka mengidentifikasi, mengantisipasi, memonitor, dan memitigasi risiko yang dihadapi lembaga terkait potensi Bank Gagal. LPS telah mengembangkan sistem pemeringkatan bank internal dengan mempertimbangkan 4 aspek, yaitu permodalan, kualitas aset, rentabilitas, dan likuiditas.
In carrying out the task, IDIC established an individual bank condition analysis which is an internal management tool to identify, anticipate, monitor, and mitigate risks faced by corporation related to Failed Bank potential. IDIC has developed a bank internal rating system by considering four aspects: capital, asset quality, rentability, and liquidity.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
187
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
188
Jumlah bank peserta penjaminan per tanggal 31 Desember 2014 adalah 1.918 bank yang terdiri dari 107 Bank Umum, 12 Bank Umum Syariah, 1.636 BPR, dan 163 BPRS. Terdapat 6 bank yang dicabut ijin usahanya selama tahun 2014, dan seluruhnya adalah BPR. Sebagai salah satu langkah penjaminan, LPS senantiasa melakukan pemantauan terhadap kepatuhan kepesertaan bank, surat pernyataan pemegang saham, dan struktur manajemen bank.
Total member banks as of 31 December 2014 is 1,918 banks which consist of 107 Conventional Banks, 12 Sharia-based Conventional Banks, 1,636 Rural Banks, and 163 Sharia-based Rural Banks. Around 6 banks business license were revoked in 2014, all of them were rural banks’. As a part of insurance program, IDIC always monitor bank membership compliance, shareholders statement, and bank management structure.
Adapun sepanjang tahun 2014, sebanyak 3 Bank Dalam Likuidasi telah selesai proses likuidasinya, sedangkan sebanyak 4 Bank Dalam Likuidasi masih dalam proses likuidasi. Dari proses likuidasi selama tahun 2014, rata-rata recovery rate klaim penjaminan untuk bank yang likuidasinya telah selesai adalah 57,88%, meningkat sebesar 36,24% dibandingkan tahun 2013 (21.64%).
In 2014, there were 3 Banks Under Liquidation which has completed their liquidation process, while other 4 Banks Under Liquidation were still under liquidation process. From overall liquidation process in 2014, average recovery rate of insurance claim for completely liquidated banks were 57.88%, increased 36,24% compared to 2013 (21,64%).
Hingga akhir tahun 2014, jumlah rekening yang telah dibayarkan LPS sebanyak 68.746 rekening, sedangkan pada tahun 2014 dilakukan pembayaran terhadap 14.259 rekening yang layak bayar. Sedangkan dilihat dari nilai rekening layak bayar yang telah dibayarkan oleh LPS selama tahun 2014 adalah sebesar Rp16,6 milyar, dengan posisi nilai kumulatif nilai rekening layak bayar sebesar Rp533,7 hingga posisi akhir tahun 2014.
By end of 2014, the total bank accounts paid-off by IDIC were 68,746 accounts, while around 14,259 eligible accounts were paid-off. Meanwhile, the value of eligible accounts paid-off by IDIC in 2014 were around Rp16.6 billion, with cumulative value position of eligible accounts around Rp533.7 billion as of end 2014.
Selain itu, LPS terus meningkatkan pembangunan dan pengembangan sistem yang memuat data dan informasi proses bisnis penjaminan melalui core system yang terintegrasi. Untuk menjaga kualitas program penjaminan, maka LPS melakukan pemantauan dan quality assurance yang dilakukan secara rutin guna memastikan kepatuhan pelaksanaan fungsi penjaminan.
Additionally, IDIC keeps improving the development and establishment of system that load data and information on insurance business process through integrated core system. In order to maintain the insurance program quality, IDIC conducts routine monitoring and quality assurance to ensure insurance function implementation compliance.
Lembaga membentuk suatu cadangan dengan tujuan untuk menutup kemungkinan biaya yang akan terjadi di masa mendatang akibat adanya pembayaran klaim penjaminan sehubungan dengan dicabutnya ijin usaha bank. Berdasarkan informasi laporan keuangan Bank Umum posisi 31 Desember 2014 dan laporan keuangan BPR posisi 30 September 2014, jumlah cadangan klaim penjaminan yang dibentuk adalah sebesar Rp8,27 triliun. Sedangkan saldo cadangan penjaminan per posisi 31 Desember 2014 mencapai Rp27,62 triliun (26,7% dari target fund LPS yaitu 2,5% dari total DPK atau Rp103,18 triliun). Untuk itu, LPS terus berupaya mengejar target fund ke depan dengan berbagai strategi dan kebijakan.
IDIC forms reserves to cover any possible costs which may happen in the future due to insurance claim settlement related with bank licence revocation. Based on Conventional Bank financial reports for 31 December 2014 position and Rural Bank financial reports for 30 September 2014 position, total insurance claim reserves formed is around Rp8.27 trillion. Meanwhile, insurance reserves balance as of 31 December 2014 reached Rp27.62 trillion (26.7% of IDIC targe fund which is 2.5% from total third party funds or Rp103.18 trillion). Because of it, IDIC continues to pursue the target fund ahead with a number of strategies and policies.
2. Risiko Resolusi Risiko resolusi dibentuk dan didefinisikan LPS sebagai salah satu kategori risiko pada awal tahun 2014. Risiko resolusi adalah risiko yang terjadi kaena pelaksanaan penyelamatan terhadap bank gagal berdampak sistemik dan tidak berdampak sistemik.
2. Resolution Risks Resolution risks formed and defined by IDIC as one of the risk categories by early of 2014. The Risk is happened due to the resolution of failed banks either with or with no systemic impact.
Secara agregat, rating untuk risiko resolusi Bank pada periode 31 Desember 2014 berada dalam posisi low (rendah) atau
Aggregately, rating for bank resolution risk for period of 31 December 2014 is low or decreased compared to the period
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
menurun dibandingkan dengan periode akhir tahun 2013. Hal ini dikarenakan penanganan PT. Bank Mutiara, Tbk. (d/h PT Bank Century, Tbk) oleh LPS telah berakhir pada tanggal 20 November 2014, sesuai dengan RUPS LB Bank Mutiara pada tanggal tersebut.
of end 2013. It was due to the handling of PT Bank Mutiara, Tbk. (previously PT Bank Century, Tbk.) by IDIC which ended on 20 November 2014, based on Extraordinary Shareholders General Meeting Bank Mutiara on the same date.
Penanganan risiko resolusi pada tahun 2014 difokuskan pada proses penyelesaian dan penanganan bank gagal, khususnya PT. Bank Mutiara, Tbk. Sebagaimana dimuat dalam Pasal 42 UU LPS, bahwa LPS wajib menjual seluruh saham bank dalam penanganan paling lama 3 tahun sejak dimulainya penanganan, yang dilakukan secara terbuka dan transparan, dengan tetap mempertimbangkan tingkat pengembalian yang optimal bagi LPS. Lembaga telah melakukan usaha optimal melalui berbagai strategi dan langkah penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk untuk menjalankan amanat UU LPS tersebut tersebut.
Resolution risk handling in 2014 was focused on the failed bank finalization and handling process, especially PT Bank Mutiara, Tbk. As stated on Article 42 of IDIC Law, where IDIC shall sell all of the shares of bank in handling at most three years since the start of handling, conducted publicly and transparently, by still considering optimal return rate for IDIC. The corporation has done an optimal effort through a number of strategies and steps in share sell of PT Bank Mutiara, Tbk. to run the mandate of IDIC Law.
LPS telah melakukan berbagai upaya penjualan saham Bank mulai dari membuka penawaran dan pernyataan minat, pendaftaran sebagai investor, prakualifikasi, hingga proses penawaran awal penjualan. Untuk menjamin pelaksanaan good governance dalam proses penjualan saham PT Bank Mutiara Tbk, LPS bekerjasama dengan beberapa konsultan dan instansi pemerintah, antara lain konsultan keuangan, konsultan hukum, KJPP, konsultan pendamping, BPKP dan Jamdatun.
IDIC has made a number of efforts on Bank share sell starting from opening offers and interest statements, registration for investors, prequalification, to initial offering process. In order to guarantee the good governance in the PT Bank Mutiara, Tbk. share selling process, IDIC together with several consultants and government agencies such as financial consultant, law consultant, Certified Public Appraiser, assistant consultant, Financial and Development Supervisory Agency, and Deputy Attorney General for Civil and State Administration.
LPS mengumumkan dimulainya proses penjualan saham PT Bank Mutiara Tbk pada tanggal 3 Maret 2014 dalam beberapa surat kabar nasional. Selama 2014, LPS telah melakukan usaha yang optimal untuk melakukan penjualan kepemilikan saham LPS di PT. Bank Mutiara, Tbk. sebesar 99% kepada J Trust Co., Ltd sebagai investor pemenang. Penandatanganan akta Jual Beli Saham (sale and purchase agreement) dan serah terima saham Bank Mutiara dari LPS kepada J Trust Co., Ltd dilaksanakan pada tanggal 20 November 2014.
IDIC announced the start of PT Bank Mutiara, Tbk. share selling on 3 March 2014 through several national newspapers. In 2014, IDIC had done optimal efforts to sell IDIC 99% shares in PT Bank Mutiara, Tbk. to J Trust Co., Ltd. as the winning investor. The Share Sale and Purchase Agreement and handover of Bank Mutiara from IDIC to J Trust Co., Ltd were concluded on 20 November 2014.
Nilai Transaksi penjualan saham LPS di Bank Mutiara adalah sebesar Rp 4,4 triliun dengan tingkat pengembalian sebesar 55 %. PBV atas transaksi penjualan tersebut mencapai 3,5 kali.
The share selling transaction value was around Rp 4.4 trillion with total return rate of 55%. Price to Book Value of the transaction reached 3.5 times.
3. Risiko Investasi Risiko investasi adalah risiko yang terkandung dalam proses investasi di LPS yang dapat menimbulkan potensi kerugian. Secara agregat, peringkat pada risiko investasi pada periode 31 Desember 2014 berada pada tingkat low (rendah). Peringkat ini berada dalam kondisi stabil bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2013.
3. Investment Risk Investment risk contained in the investment process at IDIC may raise potential loss. Aggregately, rating on investment risk on the period of 31 December 2014 is low. The rating position stood on stable condition compared to the same period in 2013.
LPS sangat mementingkan penjagaan kecukupan likuiditas dalam memenuhi komitmennya mengenai penjaminan simpanan maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional
IDIC concerns on liquidity adequacy maintenance in fulfilling its commitment on deposit insurance and operational needs by holding IDIC investment principle: secure, liquid, and
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
189
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
190
dengan memegang prinsip investasi LPS, yaitu aman, likuid, dan bermanfaat. Pengendalian likuiditas dilakukan dengan melakukan aktivitas investasi lembaga melalui instrumen Surat Berharga Negara sebagaimana diamanatkan dalam UU LPS.
beneficial. Liquidity control is taken by corporate investment activity through Government Securities as mandated on IDIC Law.
Jumlah aset LPS per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp49,78 triliun atau naik dibandingkan posisi aset LPS pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp33,94 triliun. Jumlah aset terbesar adalah investasi dalam Surat Berharga Negara sebesar Rp 45,5 triliun atau 91,4% dari total aset. Surplus LPS sebelum pajak periode 31 Desember 2014 mencapai Rp6,81 triliun. Dalam portofolio SUN/SBN yang dipunyai LPS, sangat ditekankan aspek likuiditas yang tercermin dalam maturity surat berharga tersebut.
IDIC total asset per 31 December 2014 was Rp49.78 trillion or increased its position compared to the previous year of Rp33.94 trillion. The largest asset was in form of Government Securities valued at Rp45.5 trillion or 91.4% of total asset. IDIC surplus before tax in the period ended 31 December 2014 reached Rp6.81 trillion. In the Government Bond/Government Securities portfolio owned by IDIC, the liquidity aspect is the most emphasized as reflected on the maturity of those securities.
Risiko pasar yang dihadapi oleh LPS relatif rendah, hal ini karena jenis investasi LPS berupa held to maturity sehingga tidak terlalu dipengaruhi oleh variabel pasar, yaitu suku bunga dan nilai tukar di pasar. Dalam rangka mengelola risiko investasi dan menjalankan fungsi check and balance, LPS telah membentuk Komite Transaksi Investasi. Komite Investasi bertugas untuk memberi rekomendasi kepada Kepala Eksekutif mengenai usulan rencana investasi (penjualan dan pembelian) tahunan dan bulanan LPS, hasil kajian investasi, serta melakukan rekomendasi lain yang berkaitan dengan investasi yang ditugaskan oleh Kepala Eksekutif.
Market risk faced by IDIC is relatively low, due to IDIC’s held to maturity investment as it will not be too affected by market variables: market interest rate and exchange rate. In managing investment risk and running the check and balance function, IDIC has formed Investment Transaction Committee. The Committee has responsibilities in giving recommendation to CEO on IDIC annual and monthly investment plan proposal (purchase and sell), investment study result, and giving other recommendations related with the investment as mandated by CEO.
4. Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko yang muncul karena adanya ketidakcukupan atau tidak berjalannya atau gagalnya proses internal, kesalahan manusia (human error), kegagalan sistem, atau adanya proses eksternal yang dapat berpegaruh terhadap operasional lembaga. Risiko operasional melekat pada seluruh proses bisnis LPS. Pengelolaan risiko operasional dilakukan melalui serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan organisasi.
4. Operational Risk Operational risk may happen due to insufficient or the failure of internal process, human error, system failure, or other external process which may affect the corporate operational. The operational risk clings all IDIC business process. Operational risk management is taken through a number of procedures and methodologies which used to identify, measure, monitor, and control occuring risks from organization activities.
Dalam melakukan serangkaian proses tersebut, LPS telah mengembangkan sistem pengendalian risiko (Risk Control System – RCS) yang terintegrasi dalam proses asesmen. Hal tersebut dilakukan guna menampilkan kondisi risiko itu sendiri (risiko inheren) dan kondisi risiko setelah dilakukan pengendalian (risiko residu/komposit).
In performing the process, IDIC has developed an integrated Risk Control System (RCS) in assessment process. The system will show the inherent and residual risks.
Secara agregat, rating pada risiko operasional 31 Desember 2014 berada pada posisi low (rendah) dengan tren menurun dibandingkan posisi akhir tahun 2013. Hal tersebut dikarenakan parameter risiko operasional menunjukkan hasil yang terus membaik dan dilakukan usaha perbaikan terus menerus. Beberapa parameter risiko operasional yang telah diukur, seperti pelaksanaan procurement, ketepatan waktu penentuan simpanan layak bayar, sumber daya manusia, serta sistem informasi di internal LPS, menunjukkan tidak terdapat peningkatan tingkat risiko.
Aggregately, rating of the operational risk as of 31 December 2014 is low with downward trend compared to end of 2013. The rating was made because of operational risk parameter shown by better result and continuous improvement efforts. Several measured operational risk parameter, such as procurement implementation, on time determination of eligible deposits, human resources, and information system on IDIC internal, have shown there were no increase in risk level.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
Sebagian dari risiko operasional khususnya terkait pengadaan/ pembaharuan aktiva tetap telah dicadangkan dalam cadangan tujuan. Cadangan tujuan digunakan untuk penggantian atau pembaruan aktiva tetap dan perlengkapan yang digunakan untuk melaksanakan tugas dan wewenang LPS. Cadangan tujuan diakumulasikan dari 20% surplus LPS setiap tahun.
Some of the operational risk especially procuring fixed assets has been reserved within special reserves. The special reserves are used to replace or renew fixed assets and used equipments to perform IDIC roles and responsibilities. The reserves is accumulated from 20% of IDIC annual surplus.
Sebagai salah satu langkah membangun infrastruktur pengelolaan risiko operasional, LPS mulai mengelompokkan database kejadian risiko yang terjadi di unit kerja melalui pengembangan metode Risk Event Classification (REC). Tujuannya untuk membantu LPS dalam mencatat dan menganalisis kejadian risiko yang dihadapi.
As a step in developing infrastructure of operational risk management, IDIC started to categorize databize of occured risk events at each working unit through Risk Event Classification (REC) method development. The aim is to assist IDIC in recording and analyzing faced risk events.
Pelaksanaan asesmen risiko Unit Kerja dilakukan secara selfassessment setiap 6 bulanan dengan mempertimbangkan risiko inheren dan berbagai aspek pengendalian risiko. Hasil risk self-assessment tersebut diagregasi oleh UMR secara LPSwide. Sedangkan untuk peningkatan fungsi check and balance pada transaksi operasional dan transaksi terkait pengadaan dengan nilai tertentu, LPS telah membentuk Komite Transaksi Operasional, yang mulai disusun pada penghujung 2014.
Risk assessment working unit is taken through self-assessment semi-annually by considering inherent risk and from every risk control aspects. The result will be aggregated by Risk Management Unit by IDIC-wide. While to improve the check and balance function on operational transaction and another transaction related to procurement at certain value, IDIC has formed Operational Transaction Committee, established on late 2014.
5. Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko timbul akibat kelemahan aspek yuridis, tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundangundangan yang mendukung kegiatan lembaga, dan kelemahan prosedur atas kegiatan yang berpotensi menimbulkan permasalahan hukum. Pada periode 31 Desember 2014, KRI Risiko Hukum berada pada tingkat moderate (sedang) atau stabil bila dibandingkan dengan periode sama tahun 2013. Risiko hukum dinilai berdasarkan potensial eksposur risiko atas kasus-kasus hukum yang terjadi di LPS yang sedang dalam proses penanganan di pengadilan serta belum mencukupinya dukungan peraturan hukum eksternal yang terkait dengan pelaksanaan fungsi dan tugas sesuai dengan UU LPS antara lain, likuidasi bank, pembayaran klaim penjaminan dan resolusi bank gagal, dimana LPS dapat menjadi pihak tergugat baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Legal Risk Legal risk occurs because of frailty in juridical aspect, lawsuits, the absence of regulations which supported corporate activity, and weak procedures on activities which have potential legal problem. In the period ended 31 December 2014, KRI of Legal Risks stood at moderate level or stable compared to the same period of 2013. The risk is measured on potential risk exposure on legal cases occured at IDIC under handling process in court and insufficient related external regulation support with the implementation of roles and responsibilities based on IDIC Law such as bank liquidation, insurance claim settlement and failed bank resolution, where IDIC may become a defendant either directly or indirectly.
Parameter yang digunakan untuk menghitung hal tersebut, antara lain jumlah penanganan kasus hukum, jumlah perkara, dasar gugatan, nilai perkara, dan dokumentasi hukum. Sampai dengan Desember 2014, terdapat 11 gugatan terhadap LPS yang dapat menimbulkan contingent liabilities bagi LPS secara langsung sebesar Rp.51,2 milyar. Gugatan terhadap LPS terkait dengan pembayaran klaim penjaminan khususnya simpanan nasabah yang dikategorikan sebagai simpanan tidak layak bayar atau simpanan yang tidak memenuhi syarat dalam skim penjaminan LPS.
The parameter used to calculate it are the number of handled law cases, number of lawsuits, basic tort, case value, and legal documentation. As of December 2014, there are 11 lawsuits against IDIC that may occur contingent liabilities by IDIC directly of Rp51.2 billion. The lawsuit against IDIC related to insurance claim settlement especially on ineligible depositor’s deposit or deposits which don’t meet the requirements on IDIC insurance scheme.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
191
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
192
Dalam rangka meningkatkan upaya mitigasi risiko hukum pada 2014, LPS telah melakukan hal-hal berikut. • Mengadakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai rencana pengajuan permohonan judicial review UndangUndang Nomor 24 tahun 2004 tentang LPS ke Mahkamah Konstitusi. • Melakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai LPS mengenai tindak pidana korupsi dengan mengundang Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), serta sharing session mengenai Hukum Acara Pidana yang dibawakan oleh Direktur Eksekutif Hukum. • Melakukan pembelaan hukum atas perkara perdata dan pidana yang melibatkan LPS yang sedang dalam proses di pengadilan, serta memonitor perkembangan kasusnya. • Memastikan klausula kontrak terkait dengan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) milik LPS, terutama di bidang teknologi informasi. • Melakukan inventarisasi, memonitor, menganalisa dan menghitung potensi kerugian yang mungkin timbul terkait kasus-kasus hukum yang terjadi Dengan selesainya penjualan PT. Bank Mutiara, risiko hukum LPS sebagian besar telah dimitigasi melalui CSPA (Conditional Sales Purchase Agreement) tertanggal 12 September 2014.
In order to increase the mitigation effort on legal risk in 2014, IDIC has done several items below. • Held Focus Group Discussion (FGD) about plan on judicial review request submission on Law No. 24 Year 2004 about IDIC to Constitutional Court • Held socialization to all IDIC employees about corruption act by inviting Corruption Eradication Commission, and sharing session on Criminal Law performed by Executive Director of Legal. • Legal advocacy on civil and criminal lawsuits which involves IDIC which are under process in court, and monitor the case progress. • Ensure related contract clause with Copyrights Act owned by IDIC, especially on information technology sector. • Inventoring, monitoring, analyzing, and calculating loss potential which may occur related to occured law cases.
6. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko yang terjadi karena lembaga tidak mematuhi atau tdak melaksanakan peraturan perundangundangan dan peraturan internal yang berlaku dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.
6. Compliance Risk Compliance risk occurs because of corporate incompliance or failed to obey existing legislative and internal regulations in performing its roles and responsibilities.
Secara agregat, rating risiko kepatuhan pada periode akhir tahun 2014 adalah berada pada tingkat low (rendah) dan stabil dibandingkan dengan periode akhir tahun 2013. Hal tersebut tercermin dari sedikitnya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan maupun ketentuan internal yang ada.
Aggregately, the compliance risk rating as of end 2014 is low and stable compared to end 2013. The rating reflected from the low violation on legislation or even on existing internal regulation.
Sesuai dengan tata kelola lembaga, LPS memiliki unit kerja yang melaksanakan fungsi kepatuhan dan bertugas untuk mengelola risiko kepatuhan LPS. Fungsi tersebut melakukan langkah check and balance terhadap proses bisnis inti LPS dan kegiatan lainnya yang memiliki pengaruh signifikan bagi lembaga, serta melakukan quality control secara berkala dalam bentuk review dan indeks kepatuhan.
As based on corporate governance, IDIC has a working unit to conduct the compliance function and has responsibilities in managing IDIC compliance risk. The function is done from check and balance on IDIC core business process and other activities that have significant impact to corporation, as well as periodically conducting quality control under forms of compliance reviews and indexes.
Pengelolaan atas risiko kepatuhan dilakukan menggunakan parameter, antara lain tindak lanjut temuan audit, tindak lanjut hasil compliance review, indeks kepatuhan, dan jumlah kejadian internal fraud. Secara agregat, risiko kepatuhan di tahun 2014 dinilai cukup stabil dan masih dapat ditoleransi. Hal tersebut tercermin dari tingkat kepatuhan unit kerja atas temuan audit dan compliance index.
The management of compliance risk is taken through parameter, such as audit findings follow up, compliance review result follow up, compliance index, and number of internal frauds occured. Aggregately, compliance risk in 2014 is stable and tolerable. The rating is reflected from level of compliances on audit findings and compliance index.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
With the end of PT Bank Mutiara share selling, most of IDIC legal risks have been mitigated through Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) dated 12 September 2014.
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
Selama 2014, Group Kepatuhan berperan untuk melakukan compliance review atas kegiatan yang memerlukan keputusan dari Kepala Eksekutif, seperti pengadaan Kantor Akuntan Publik untuk rekonver simpanan, pengambilan putusan untuk pembayaran klaim, dan keputusan-keputusan dalam proses likuidasi. Sedangkan untuk meminimalkan perbedaan persepsi terkait dengan peraturan maupun kebijakan di lingkungan LPS, terus dilakukan compliance update dan sharing session kepada seluruh pegawai.
In 2014, Compliance Group was responsible to conduct compliance review on activities which requires approval of CEO, such as Certified Public Accountant Firm procurement for deposit reconciliation and verification (reconver), making decision for claim settlement, and decisions in liquidation process. In order to minimize gap on perception related to regulation and policy within IDIC, compliance update and sharing session to all employees were kept conducted.
7. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang terjadi akibat menurunnya tingkat kepercayaan pihak ketiga yang bersumber dari publikasi negatif yang terkait dengan segala kegiatan yang dilakukan lembaga yang berdampak signifikan terhadap reputasi lembaga.
7. Reputation Risk Reputation risk occurs because of declining trust level from third party caused by negative publicity related to every activities made the corporation which significantly affect its reputation.
Secara agregat, peringkat KRI risiko reputasi periode 31 Desember 2014 berada pada posisi low (rendah) dengan tren menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. LPS senantiasa mengedepankan tindak lanjut penanganan keluhan masyarakat dalam program penjamin simpanan. Untuk itu, LPS menyediakan layanan korespondensi secara langsung dan tidak langsung melalui sarana telepon, website, e-mail, media sosial, dan lainnya.
Aggregately, KRI rating of reputation risk as of 31 December 2014 stood low with downward trend compared to the same period of previous year. IDIC always put public compliance handling as main priority on the deposit insurance program. Consequently, IDIC provides both direct and indirect correspondent services by phone, website, e-mail, social media, etc.
Pemberitaan terkait LPS merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian serius bagi Lembaga. Oleh karena itu, LPS melakukan pemantauan berkala dan terintegrasi antar unit kerja terhadap persepsi masyarakat melalui pemberitaan terkait LPS di media massa. Pemantauan dilakukan melalui media monitoring dengan menilai tone pemberitaan terkait LPS. Di tahun 2014, pemberitaan LPS cukup meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dikarenakan proses penjualan saham PT. Bank Mutiara yang selesai pada akhir 2014.
News related to IDIC become serious attention for the corporation. Because of it, IDIC monitors public perception periodically and integratedly through news about IDIC on media. Media monitoring were taken by measuring news tone about IDIC. In 2014, news about IDIC increased compared to previous year, because of PT Bank Mutiara share selling process which concluded by the end of 2014.
Pengelolaan atas risiko reputasi dilakukan dengan menggunakan parameter, antara lain penanganan keluhan nasabah dan indeks pemahaman publik. Penilaian tersebut disusun dalam laporan profil risiko reputasi setiap triwulan.
Management on reputation risk taken through parameters, including costumer compliant handling and public awarness index. The assessment is compiled in reputation risk profile reported quarterly.
8. Risiko Strategis Risiko strategis adalah risiko yang disebabkan adanya ketidaktepatan dalam penetapan atau pengembilan keputusan, kegagalan suatu pelaksanaan strategi lembaga, dan atau kurang responsifnya lembaga terhadap perubahan-perubahan eksternal. Dengan kata lain, pengelolaan risiko strategis dapat diwujudkan terhadap inisiatif strategis Lembaga, status risiko agregat LPS, dan risiko atas keberlangsungan Lembaga. Secara agregat, rating risiko strategis pada posisi 31 Desember 2014 berada pada tingkat low (rendah), dengan tren menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal tersebut ditunjukkan melalui berbagai
8. Strategic Risk Strategic Risk occurs due to inaccuracy in decision making and determination, failure on corporate strategy implementation, and/or corporate’s lack of responsiveness on external changes. In other words, strategic risk management can be taken against corporation strategic initiatives, IDIC aggregate risk status, and risk on the corporation sustainability. Aggregately, strategic risk rating as of 31 December 2014 is low, with downward trend compared to the same peiod of previous year. The result is shown from a number of aspects such as corporation strategic initiatives projects has been well-completed, overall risk result aggregately shown IDIC on low level, and there were
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
193
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
194
aspek, seperti berbagai proyek inisiatif strategis lembaga yang telah dapat diselesaikan dengan baik, hasil penilaian seluruh risiko secara agregat menunjukkan LPS berada pada tingkat “Low”, serta tidak terdapat kejadian-kejadian di lingkungan LPS yang menyebabkan kredibilitas dan keberlangsungan Lembaga terganggu.
no events in IDIC that caused the corporation credibility and sustainability compromised.
Setiap proyek strategis lembaga, terus dikawal dan dilakukan pemantauan secara intensif, serta dikoordinasikan dengan instansi pemerintah lainnya. Adapun terkait dengan potential risk maupun pengeluaran dan biaya tak terduga terkait proyek strategis telah dimasukkan dalam anggaran di RKAT.
Every corporate strategic projects, escorted and monitored intensively, and coordinated with other government institutions. Both potential risk, expenses and unexpected costs related to strategic projects has been inserted in Annual Work Plan and Budget.
Tata Kelola Manajemen Risiko
Risk Management Governance
Peran aktif dan tanggung jawab dalam pengelolaan risiko dilakukan oleh seluruh tingkatan di LPS. Untuk meningkatkan governance dalam setiap aktivitas transaksi, pengambilan keputusan, hingga penetapan kebijakan; LPS memandang perlunya membangun suatu tata kelola manajemen risiko yang terintegrasi dengan struktur organisasi lembaga yang telah ditetapkan dalam Pedoman Manajemen Risiko LPS pada 2013.
Active role and responsibilities in managing risks shall be done by all levels in IDIC. In order to increase the governance in every activities such as transaction, decision making, to policy determination, IDIC felt it is necessary to build an integrated risk management governance with corporate organization structure as determined in IDIC Risk Management Guidelines in 2013.
Dalam mewujudkan pembangunan tata kelola manajemen risiko tersebut, LPS telah membentuk Komite Manajemen Risiko yang berperan membantu dan memberi pandangan kepada Dewan Komisioner dalam menetapkan kebijakan dan pemantauan penerapan manajemen risiko terpadu. Kemudian, pada 2014 di tingkat operasional secara bertahap LPS membentuk komite-komite transaksi yang berperan membantu dan memberi rekomendasi kepada Kepala Eksekutif dalam pengambilan keputusan atas suatu transaksi dan usulan kebijakan yang yang berdampak sigifikan pada peran dan tugas lembaga.
In order to develop the risk governance, IDIC established Risk Management Committee which responsible in assisting and putting a perspective to Board of Commissioners in policy determination and monitoring of ERM implementaton. Then in 2014, on operational level in stages IDIC formed transaction committees which are responsible in assisting and giving recommendation to CEO in making decision on a transaction and policy suggestion which may significantly impact to the corporation’s roles and responsibilities.
Komite transaksi yang telah dibentuk, yaitu Komite Transaksi Investasi pada bulan Maret 2014. Tujuan dibentuknya Komite Transaksi Investasi adalah untuk memberikan rekomendasi kepada Kepala Eksekutif dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan Investasi. Sementara itu, proses pembentukan Komite Transaksi Operasional dan Komite Transaksi Penjaminan telah dimulai pada penghujung 2014.
The Investment Transaction Committee was formed in March 2014. The aim of the committee’s formation is to provide recommendation to CEO in making decision related to Investment activity. Meanwhile, the Operational Transaction Committee and Insurance Transaction Committee establishment has started since 2014.
Budaya Risiko
Risk Culture
Manajemen risiko merupakan suatu proses yang berkelanjutan, mengakar dalam budaya lembaga, dan bertujuan mendorong perubahan untuk perbaikan kinerja lembaga. Dalam rangka mendukung tumbuhnya budaya sadar risiko, LPS menjalankan program manajemen perubahan guna mendorong tingkat kesiapan seluruh pegawai di setiap tingkatan lembaga.
Risk management is a continuous process, entrenched in corporate culture, and aimed to promote changes for improvement in corporate performance. In order to support the growing risk awareness culture, IDIC conducts a management reformation program in order to promote the employee readiness level in every corporate levels.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
Adapun aktivitas rutin yang dilakukan LPS terkait budaya risiko sepanjang 2014 adalah sebagai berikut: 1. Sharing session penerapan manajemen risiko terpadu di industri, yaitu dengan mengundang para pakar manajemen risiko. 2. Penyampaian artikel mengenai manajemen risiko dalam buletin LPS yang diterbitkan setiap bulan. 3. Pelatihan berjenjang kepada Risk Owner dan Risk Officer seluruh unit kerja. 4. Penilaian kinerja unit kerja berdasarkan pengelolaan risiko yang dilakukannya. 5. Benchmarking penerapan manajemen risiko dengan beberapa lembaga/institusi lain.
The routine activities held by IDIC related to risk culture in 2014 are: 1. Sharing session of industrial enterprise risk management implementation by inviting risk management experts. 2. Delivering articles about risk management in IDIC Bulletin issued monthly. 3. Multi-Tiered training for Risk Owner and Risk Officer of all departments. 4. Working unit performance rating based on carried-out risk management 5. Benchmarking on risk management implementation with other institution/corporation.
Rencana Pengembangan Terkait Penerapan Development Plan Related on Manajemen Risiko Terpadu di LPS IDIC Enterprise Risk Management Implementation Sebagai lembaga yang berkomitmen dalam meningkatkan penerapan manajemen risiko terpadu secara berkesinambungan, LPS menetapkan beberapa rencana 2015 sebagai berikut. 1. Peningkatan pemahaman dan penerapan Pedoman Umum dan Pedoman Teknis Manajemen Risiko LPS kepada seluruh tingkatan lembaga. 2. Penetapan Risk Objective dan Risk Appetite LPS. 3. Peningkatan penerapan tata kelola manajemen risiko yang menyeluruh di tingkat operasional dengan memenuhi kesenjangan (gap) yang ada pada seluruh proses bisnis LPS. 4. Melanjutkan pembentukan Komite Transaksi untuk beberapa transaksi yang signifikan berdampak pada fungsi dan tugas LPS, antara lain Likuidasi Bank, Penanganan Klaim, dan Resolusi Bank. 5. Pengembangan kerangka kerja Business Continuity Management (BCM) LPS. 6. Peningkatan dan pengembangan aplikasi sistem informasi manajemen risiko agar analisis dan perhitungan risiko lebih efektif. 7. Peningkatan kompetensi dan awareness atas pengelolaan risiko untuk seluruh pegawai. 8. Penguatan risk culture LPS dengan mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam setiap proses bisnis, penilaian kinerja, aktivitas pengendalian internal, dan pengembangan kompetensi pegawai. Hal-hal tersebut dilakukan dengan mengembangkan kebijakan dan pedoman risk based SOP, risk based performance, risk based audit, dan risk based training. 9. Penilaian atas tingkat kematangan penerapan manajemen risiko (risk maturity) di LPS dan penilaian atas kecukupan kerangka kerja manajemen risiko terpadu (ERM Framework) LPS.
As a corporation which committed in improving ERM implementation on an ongoing basis, IDIC has set several 2015 plans such as below. 1.
2. 3.
4.
5. 6.
7. 8.
9.
Improvements on implementation and comprehension of General Guidelines and Technical Guidelines of IDIC Risk Management to all corporate levels IDIC Risk Objective and Risk Appetite determination. Improvements on comprehensive risk governance implementation in every operational levels by filling the gap in all IDIC business process. To continue of Transaction Committee formation for several significant transaction which affect IDIC roles and responsibilities, such as Bank Liquidation, Claim Settlement, and Bank Resolution. Framework development of IDIC Business Continuity Management (BCM) Improvements and development of information system application on risk management for a more effective risk calculation analysis. Improvements on awareness and competence on risk management for all employees. Strengthening IDIC risk culture by integrating risk management into every business process, performance rating, internal control activities, and employee competence development. Those items can be done by developing guidances and policies of risk based SOP, risk based performance, risk based audit, and risk based training. Rating on risk maturity in IDIC and rating on IDIC ERM Framework adequacy.
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
195
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
196
Persiapan Sistem Premi Diferensial (SPD)
Preparation Differential Premium Systems (DPS)
SPD adalah pengenaan premi yang besarannya dikaitkan dengan tingkat kesehatan bank. Selama 2014, LPS telah melakukan diskusi dengan Kementerian Keuangan, BI, OJK, dan kalangan perbankan untuk mendapatkan masukan terhadap usulan rancangan SPD.
DPS is the imposition of the premium amount associated with the health of banks. During 2014, IDIC has had discussions with the Ministry of Finance, the central bank, the FSA, and the banks to get input on the draft DPS proposal.
Selain itu, untuk memperkenalkan konsep dan persiapan pelaksanaan SPD, LPS melakukan sosialisasi SPD di empat kota (Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar).
In addition, to introduce the concept and the preparation of the DPS, DPS IDIC socializing in four cities (Jakarta, Medan, Surabaya, and Makassar).
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa para pemangku kepentingan menyambut baik konsep penerapan sistem tersebut.
Overall it can be concluded that stakeholders welcomed the concept of the implementation of the system.
Sistem premi ini dipandang dapat memberi insentif bagi bank yang memiliki manajemen risiko yang baik. Masukan-masukan dari para pemangku kepentingan tersebut di atas nantinya akan dijadikan bahan masukan oleh LPS dalam penyusunan rancangan peraturan pemerintah.
This premium system is seen to provide incentives for banks that have good risk management. Inputs from the stakeholders mentioned above will be used as input by IDIC in drafting government regulations.
Metode SPD ini pun sejalan dengan best practice dari pengelolaan penjaminan simpanan yang tercantum pada Core Principles for Effective Deposit Insurance System yang yang dikeluarkan oleh International Association of Deposit Insurer (IADI).
DPS method is also in line with the best practice of managing the deposit guarantee which is listed on the Core Principles for Effective Deposit Insurance Systems were issued by the International Association of Deposit Insurer (IADI).
Sesuai dengan Core Principles tersebut, penerapan SPD dapat mencegah atau mengurangi moral hazard bagi bank peserta penjaminan karena bank dengan risiko yang lebih tinggi harus membayar premi penjaminan yang lebih besar.
In accordance with the Core Principles, application of DPS can prevent or reduce the moral hazard for the participant bank guarantee for banks with higher risk should pay greater insurance premium.
Selain itu, dalam penyelenggaraan penjaminan simpanan harus pula mempertimbangkan aspek funding atau pengumpulan dana agar penjamin simpanan dapat menjalankan fungsinya secara berkesinambungan.
In addition, in the implementation of deposit insurance should also consider aspects of funding or the collection of the deposit insurance fund in order to be able to function continuously.
Mengingat bank dengan potensi risiko yang lebih tinggi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menggunakan dana penjaminan yang dikumpulkan, kontribusinya terhadap biaya penjaminan harus lebih besar pula.
Given the banks with higher risk potential has greater possibilities for using insurance funds collected guarantee, contribution to the cost of the insurance should be bigger as well.
Dengan demikian, penerapan SPD dapat mendorong perbankan untuk memperbaiki penerapan manajemen risiko dan tata kelola institusinya.
Thus, application of DPS can encourage banks to improve risk management and corporate governance of the institution.
Perbaikan manajemen risiko dan tata kelola akan mengoptimalkan tingkat kesehatan bank yang pada akhirnya dapat meningkatkan perlindungan terhadap simpanan nasabah.
Improvement of risk management and governance will optimize the health of banks, which in turn can improve the protection of customer deposits.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
Adapun pokok-pokok pengaturan, meliputi kriteria pengelompokan risiko bank yang didasarkan pada Risk Based Bank Rating yang ditetapkan oleh pengawas bank; penetapan tingkat premi masing-masing kelompok bank dengan asumsi revenue neutrality; pemeriksaan bank untuk verifikasi premi; dan kerahasiaan data tingkat premi.
The main points of the settings, including the bank’s risk grouping criteria are based on the Risk Based Bank Rating assigned by bank supervisors; determination of the premium rate each bank group assuming revenue neutrality; bank checks for verification premiums; and a premium level of data confidentiality.
Penjaminan Syariah
Sharia Based Insurance
Tren perbankan syariah dunia setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan termasuk di Indonesia. Di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, perbankan syariah terus mengalami perkembangan positif.
The trend of Islamic banking world each year is always increasing, including in Indonesia. In Indonesia, the country with the largest Muslim population in the world, Islamic banking continues to experience positive growth.
Guna mengantisipasi tren tersebut di atas, LPS memandang perlu untuk menyelenggarakan kajian program penjaminan khusus untuk industri perbankan syariah. Hal itu juga seiring dengan tingginya permintaan masyarakat, baik melalui kalangan perbankan syariah maupun pegiat ekonomi syariah, yang menginginkan simpanan mereka dikelola berdasarkan prinsip syariah secara menyeluruh.
To anticipate the trends mentioned above, IDIC consider it necessary to conduct a special review of the insurance program for the Islamic banking industry. It was also in line with public demand, either through the Islamic banking and sharia economic activists, who want their savings are managed based on Islamic principles as a whole.
Saat ini, program penjaminan simpanan di bank syariah tidak dibedakan dengan yang berlaku di bank konvensional. Sampai akhir 2014, LPS telah melikuidasi 1 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). LPS pun telah membayar klaim nasabah dari UUS dan BPRS tersebut.
Currently, the deposit insurance program in Islamic banks are not distinguished by prevailing in conventional banks. Until the end of 2014, LPS has been liquidating 1 Sharia sub unit on Commercial Bank and 2 rural banks (Sharia based). IDIC also have to pay depositors claims of UUS and the SRB.
Untuk mewujudkan sistem penjaminan syariah di LPS, dana premi bank syariah harus ditempatkan terpisah dari dana premi bank konvensional. Dana premi bank syariah hanya boleh diinvenstasikan pada instrumen investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Apabila terdapat bank syariah yang mengalami kegagalan, maka pembayaran klaim akan menggunakan dana premi yang berasal dari bank syariah beserta hasil pengembangannya.
To realize the guarantee system of sharia in IDIC, premium funds of Islamic banks should be placed separately from the premium fund conventional banks. Premium funds of Islamic banks should only be diinvenstasikan in investment instruments in accordance with Islamic principles. If there are Islamic banks that have failed, then the payment claim will use premium funds derived from Islamic banks and their investment results.
Saat ini, LPS telah memiliki sistem pencatatan akuntansi yang dapat memisahkan antara dana premi bank syariah dan dana premi bank konvensional. Dalam mengelola dana premi tersebut, LPS juga telah melakukan investasi pada instrumen syariah yaitu sukuk. Dengan demikian, yang perlu segera dilakukan dalam membangun sistem penjaminan syariah di LPS adalah pemisahan pool of fund dana premi bank syariah dan dana premi bank konvensional.
Currently, IDIC has had accounting system which can be split between premium fund Islamic banks and conventional banks premium fund. In managing the premium fund, IDIC has also invested in Islamic instruments, namely sukuk. Thus, that needs to be done in building the Islamic assurance system IDIC is the separation pool of fund premium funds of Islamic banks and conventional banks premium fund.
Sistem Manajemen Kinerja LPS Berbasis IDIC Balanced Scorecard-Based Balanced Scorecard Performance Management System LPS menerapkan Sistem Manajemen Kinerja (SMK) berbasis balanced scorecard (BSC) berdasarkan Peraturan Dewan Komisioner (PDK) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Sistem Manajemen Kinerja LPS. SMK LPS terdiri dari SMK lembaga dan SMK individu. SMK lembaga diatur dalam PDK tersebut dan SMK individu diatur dalam KDK No. KEP-02/DK/II/2012
In accordance with the Regulation of Board of Commissioner (or commonly known as Peraturan Dewan Komisioner/PDK) Number 1 of 2014 on IDIC’s Performance Management System, IDIC uses a balancedscorecared-based performance management system (PMS). The PMS consists of corporate PMS and individual PMS. While corporate PMS is ruled by PDK
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
197
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai LPS. SMK lembaga dan individu mulai diterapkan untuk tahap uji coba pada tahun 2012 dan penerapan secara penuh dimulai pada tahun 2013.
Number 1 of 2014, the individual PMS is ruled by a different provision i.e. Board of Commissioner Decree (or commonly known as Keputusan Dewan Komisioner/KDK) Number KEP02/DK/II/2012 on Employee Performance Management. The PMS has begun to be implemented in the trial phase in 2012 and fully implemented since 2013.
SMK LPS dibangun berdasarkan visi dan misi LPS, kemudian untuk tahun 2014 diidentifikasi 21 sasaran strategis lembaga yang ingin dicapai. Berdasarkan sasaran strategis tersebut, dikembangkan 34 Key Performance Indicators (KPI) lembaga yang dapat dijadikan ukuran pencapaian atas sasaran strategis lembaga dimaksud. Selanjutnya dikembangkan inisiatif strategis pada setiap unit kerja untuk mencapai KPI yang telah ditetapkan. Proses pengembangan sistem manajemen kinerja tersebut dapat digambarkan dalam bagan di bawah ini.
IDIC’s PMS was built based on the vision and mission of IDIC.In 2014, IDIC identified 21 corporate strategic objectives that need to be achieved. According to those strategic objectives, IDIC had developed 34 Corporate Key Performance Indicators(KPIs) to measure the achievement level of those strategic objectives. Afterwards, IDIC developed the strategic initiatives ineach division in order to achieve the KPIs. The process of the PMS development is shown in the diagram below.
Gambar 05. Proses pengembangan sistem manajemen kinerja Picture 05. Process of Performance Management System (PMS) Development
VISI VISION
Menjadi lembaga penjamin simpanan yang dipercaya dalam memelihara stabilitas sistem perbankan nasional To become a credible deposit insurance corporation in maintaining the nation banking system stability. • Mewujudkan program penjamin simpanan yang efektif • Berperan aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan nasional
MISI MISSION
• Actively maintaining banking system stability
SASARAN STRATEGIS STRATEGIC OBJECTIVES
Terdapat = 21 Sasaran Strategis Total: 21 strategic objectives Jumlah KPI korporat = 34 Total corporate KPIs: 34 KPIs
INDIKATOR KINERJA UTAMA MAIN PERFORMANCE INDICATOR
INISIATIF STRATEGIS STRATEGIC INITIATIVES
Tahun 2014 terdapat 228 Program (616 kegiatan) untuk mencapai KPI In 2014, there were 228 programs (616 activities) to achieve the KPIs.
Ukuran kinerja pegawai/individu telah disusun Establishing Individual performance indicator
INDIVIDUAL SCORECARD
198
Kegiatan yang berjumlah 616 tersebut terdiri dari kegiatan rutin dan non rutin. Sebagian dari kegiatan non rutin tersebut adalah kegiatan yang bersifat proyek.
The 616 activities comprised of routine and non-routine activities. Parts of the non-routine activities were projects in nature.
Sasaran strategis LPS tahun 2014 dalam bentuk peta strategi berisi 21 sasaran strategis dan 34 KPI tersebut adalah sebagai berikut.
2014 IDIC’s strategic objectives in the following strategic map consists of 21 strategic objectives and 34 KPIs.
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Lembaga
Corporate Governance
Gambar 06. LPS Corporate Strategy Map dan KPI 2014 Picture 06. LPS Corporate Strategy Map and KPI 2014
Being a Reliable Deposit Insurance Corporation
Menjadi Lembaga Penjamin Simpanan yang Terpercaya Becoming a credible deposit insurance corporation
Mewujudkan tata kelola yang baik Developing good corporate governance
• Indeks persepsi masyarakat Public Perception Index • Depositor Pay-out Ratio
• GCG Index • Tindak lanjut temuan BPK Audit Findings follow up • Opini BPK atas Lap Keu WTP Republic of Indonesia
Nasabah dan Bank (BU dan BPR)
Bank Gagal Failed Bank
Publik Public
Perlindungan nasabah yang baik Bank and depositors (commercial bank and rural bank)
Penanganan Bank CIU secara tuntas dan optimal
Penegakan hukum Law Enforcement
• Pembayaran klaim tepat waktu On time claim payment • Waktu penyelesaian proses likuidasi Completion time of the liquidation process • Recovery Rate atas biaya klaim Recovery rate of claim expenses • Tingkat pencairan aset Asset disbursement rate
• LPS Rate Coverage LPS Rate Coverage • Penanganan komplain atas klaim penjaminan Complaint handling of insurance claim
Analisis Data dan Pemeriksaaan Bank Data analysis and Bank Examination
Perhitungan premi secara akurat Accurate premium calculation • Kepatuhan bank dalam membayar
premi dengan jumlah yang tepat Bank’s compliance in premium payment at exact rate
Pengelolaan Teknologi Informasi yang andal Reliable IT management
• Kasus hukum yang dimenangkan Legal cases won
Menginvestasikan kekayaan secara hati-hati Investing in prudent manner
• Laporan reguler untuk Bank dalam Pengawasan khusus atau Bank Gagal sesuai target waktu Timely regular report about banks in special surveillance unit in timely manner • Mengimplementasikan EWS Implementation of EWS • Pelaksanaan pemeriksaan bank Execution of bank examination • Tingkat Risiko yang terkendali Manageable risk level
Manajemen Proyek dan Anggaran yang Efektif
Pengembangan SOP dan Peraturan SOP and regulation development
management
• Pemenuhan Blue Print IT
Employee engagement yang tinggi High Employee Engagement
• SOP atau peraturan yang disusun dan diupdate Developing and updating SOPs and Regulations • Jumlah legal review/opinion tepat waktu Total of on-time legal reviews/opinions
• Indeks keterlibatan pegawai Employee engagement index
Mengembangkan SDM yang berkemampuan dan berkompetisi Developing capable and competent HR • Pemenuhan Road Map pengembangan SDM • Indeks kepuasan pengguna User satisfaction index
Operasional proses yang prima Operational Excellence
opersional Operational cost
Pengelolaan kemampuan manajerial dan pengembangan kemampuan Development of managerial skills and capability
• Biaya um adm dibanding pendapatan investment income Manageable General Administration Expenses to Earnings on Investment
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
199
Tata Kelola Lembaga Corporate Governance
200
Dari 34 KPI lembaga tersebut, kemudian di-cascade ke KPI 5 Direktur Eksekutif dan 3 unit setara Group. KPI Direktur Eksekutif kemudian di-cascade ke KPI Direktur Group, dan selanjutnya. Selain hasil cascading dari KPI lembaga, pada masing-masing level (Direktur Eksekutif, Direktur Group, Kepala Divisi, dan staf) juga terdapat KPI tambahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, namun tidak dinaikkan menjadi KPI lembaga. KPI masing-masing pegawai ini disebut KPI individual.
The 34 corporate KPIs were then cascaded to the KPIs of 5 Executive Directors and 3 groups. The KPIs of the Executive Director were subsequently cascaded to the KPIs of Group Directors and so forth. Other than the cascaded corporate KPIs, there were also additional KPIs according to each duties and responsibilities of respective units in each level (Executive Directors, Group Directors, Division Heads, and staff). These KPIs (attached to each Executive Director and Group Director) are called as individual KPIs.
Untuk tahun 2014, skor KPI lembaga mencapai 98% (kategori baik) dan KPI lembaga 2013 mencapai 95% (kategori baik). Kenaikan skor KPI 2014 tersebut terutama disebabkan oleh suksesnya penjualan Bank Mutiara dengan harga jual di atas owner’s estimate dan penyelesaian likuidasi bank (BPR) yang lebih cepat dari yang ditargetkan (target 28 bulan).
The score of 2014 corporate KPIs was 98% (category: good) and the score of 2013 corporate KPIs was 95%. The increase in the score of corporate KPIs in 2014 was mainly due to the success of PT Bank Mutiara Tbk’s shares sale with a selling price over the owner’s estimate. In addition, the completion of bank liquidation (rural banks) earlier than the targeted time (time target: 28 months) also contribute to the increase in score.
Berdasarkan evaluasi, dari 34 KPI lembaga, terdapat 1 KPI yang tidak dapat dinilai yaitu terkait dengan target pemeriksaan bank karena selama tahun 2014 tidak ada bank yang masuk kategori yang harus diperiksa LPS.
Based on the evaluation, of 34 corporate KPIs, there were 1 KPI which could not be assesed i.e. related to bank examination target because during 2014 there were no bank classified as banks that need to be examined.
LPS akan terus menyempurnakan KPI lembaga dengan mempertimbangkan antara lain tugas dan fungsi LPS, ekspektasi stakeholders terhadap LPS, dan perbaikan internal yang harus dilakukan.
IDIC will continously refining the corporate KPIs by taking into consideration factors such as duties and functions of IDIC, stakeholders’ expectation to IDIC, and internal improvements that should be done.
Sistem Pelaporan Pelanggaran
Whistleblowing System
LPS telah memiliki ketentuan mengenai sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) yaitu Keputusan Dewan Komisioner Nomor KEP 047/DK/XI/2011 tangal 21 November 2011, dimana dalam ketentuan tersebut, terdapat kewajiban bagi pegawai LPS untuk melaporkan kepada Grup Kepatuhan adanya dugaan pelanggaran terhadap peraturan perundangan yang berlaku yang berindikasi tidak pidana korupsi atau merugikan keuangan LPS.
IDIC has regulated whistleblowing system on the Board of Commissioners’ Decree No. KEP 047/DK/XI/2011 dated on 21 November 2011, which regulates IDIC employee to report any alleged violation on the regulation to Compliance Group which is implicated to coruption act or leading to IDIC financial loss the Compliance Group .
Lembaga Penjamin Simpanan Laporan Tahunan 2014
Indonesia Deposit Insurance Corporation Annual Report 2014
201